26
ARTIKEL PENELITIAN ANALISIS KONSISTENSI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BIDANG KESEHATAN DI KOTA SOLOK TAHUN 2007-2010 Oleh : Meldayeni ABSTRAK Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk menunjang pembangunan nasional, yang diarahkan untuk menciptakan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pentingnya peran kesehatan dalam pembangunan suatu negara dan daerah menghendaki pembangunan bidang kesehatan dilakukan secara terencana, terarah, komprehensif dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa konsistensi perencanaan dan penganggaran bidang kesehatan di Kota Solok selama tahun 2007-2010, pencapaian derajat kesehatan masyarakat serta kebijakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsistensi perencanaan dan penganggaran bidang kesehatan di Kota Solok. Analisis konsistensi antara perencanaan dan penganggaran bidang kesehatan di Kota Solok dilakukan dengan membuat matrik konsolidasi perencanaan dan penganggaran (MKPP) program-kegiatan bidang kesehatan. Pencapaian derajat kesehatan masyarakat berdasarkan indikator kinerja bidang kesehatan dalam dokumen RPJMD Kota Solok Tahun 2006-2011 dan Indikator Indonesia Sehat berdasarkan Kepmenkes Nomor 202/Menkes/SK/VIII/2003 dalam mewujudkan Solok Sehat Tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun masih terdapat ada program dan kegiatan yang tidak konsisten, namun secara umum antar dokumen telah menunjukkan tingkat konsistensi cukup baik. Konsisten untuk anggaran bidang kesehatan antara PPAS dengan APBD di Kota Solok cukup baik dengan tingkat deviasi anggaran yang terjadi sangat kecil yaitu berkisar <10%. Untuk pencapaian derajat kesehatan masyarakat di Kota Solok 90% dari semua indikator kesehatan telah melebihi target yang ditetapkan Artinya untuk bidang kesehatan Pemerintah Kota Solok benar-benar memfokuskan pelaksanaan program dan kegiatannya untuk pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Jurnal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal

ARTIKEL PENELITIAN

ANALISIS KONSISTENSI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BIDANG KESEHATAN

DI KOTA SOLOK TAHUN 2007-2010

Oleh :

Meldayeni

ABSTRAK

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk menunjang pembangunan nasional, yang diarahkan untuk menciptakan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pentingnya peran kesehatan dalam pembangunan suatu negara dan daerah menghendaki pembangunan bidang kesehatan dilakukan secara terencana, terarah, komprehensif dan berkelanjutan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa konsistensi perencanaan dan penganggaran bidang kesehatan di Kota Solok selama tahun 2007-2010, pencapaian derajat kesehatan masyarakat serta kebijakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsistensi perencanaan dan penganggaran bidang kesehatan di Kota Solok. Analisis konsistensi antara perencanaan dan penganggaran bidang kesehatan di Kota Solok dilakukan dengan membuat matrik konsolidasi perencanaan dan penganggaran (MKPP) program-kegiatan bidang kesehatan. Pencapaian derajat kesehatan masyarakat berdasarkan indikator kinerja bidang kesehatan dalam dokumen RPJMD Kota Solok Tahun 2006-2011 dan Indikator Indonesia Sehat berdasarkan Kepmenkes Nomor 202/Menkes/SK/VIII/2003 dalam mewujudkan Solok Sehat Tahun 2010.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun masih terdapat ada program dan kegiatan yang tidak konsisten, namun secara umum antar dokumen telah menunjukkan tingkat konsistensi cukup baik. Konsisten untuk anggaran bidang kesehatan antara PPAS dengan APBD di Kota Solok cukup baik dengan tingkat deviasi anggaran yang terjadi sangat kecil yaitu berkisar <10%. Untuk pencapaian derajat kesehatan masyarakat di Kota Solok 90% dari semua indikator kesehatan telah melebihi target yang ditetapkan Artinya untuk bidang kesehatan Pemerintah Kota Solok benar-benar memfokuskan pelaksanaan program dan kegiatannya untuk pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Page 2: Jurnal

2

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan suatu hal yang menjadi komponen terpenting dalam

kehidupan manusia. Kesehatan sebagai hak asasi manusia sebagaimana termaktub

dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 yang

dinyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat

tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan. Ini berarti suatu kewajiban untuk menyehatkan

yang sakit dan berupaya mempertahankan yang sehat untuk tetap sehat. Kesehatan

adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap

orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis, hal ini melandasi pemikiran

bahwa sehat adalah investasi (Menkes, 2006).

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk menunjang

pembangunan nasional, yang diarahkan untuk menciptakan kemampuan hidup

sehat bagi setiap penduduk dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal. Di Kota Solok pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu

misi Pemerintah Daerah dan menjadi prioritas agenda pembangunan dalam

dokumen perencanaan baik itu dalam dokumen perencanaan tahunan maupun

dokumen perencanaan jangka menengah. Hal ini sehubungan dengan keinginan

dari Pemerintah Kota untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan

mewujudkan Kota Solok Sehat 2010 sebagai pencapaian tujuan Indonesia Sehat.

Dalam rangka mendukung program Pemerintah Kota Solok dalam bidang

kesehatan tersebut diperlukan optimalisasi penyelenggaraan dalam perencanaan

dan penganggaran. Pentingnya peranan perencanaan pembangunan menjadi

bagian yang tak terhindarkan sebagai suatu kebutuhan untuk menyusun rancangan

kebijakan, program dan kegiatan yang secara konsisten menuju pada cita-cita

yang disepakati bersama. Sementara itu perencanaan pembangunan bidang

kesehatan dalam bentuk program, kebijakan maupun kegiatan akan tinggal

sebagai dokumen yang sia-sia jika tidak dikaitkan dengan penganggarannya, ini

disebabkan arena anggaran merupakan bagian yang sangat penting untuk

Page 3: Jurnal

3

merealisasikan rencana dan target-target pembangunan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Namun di sisi lain, keterbatasan anggaran semakin menuntut adanya

perencanaan yang matang agar pemanfaatan sumber daya yang tersedia benar-

benar dilakukan secara efektif dan efisien (Mulyati, 2010).

Permasalahan yang sering muncul adalah dokumen perencanaan belum

sepenuhnya digunakan sebagai acuan dalam menyusun rencana kegiatan tahunan,

sehingga antara program dan kegiatan yang direncanakan tidak konsisten dengan

program dan kegiatan yang dianggarkan. Program dan kegiatan yang

direncanakan idealnya sama dengan program dan kegiatan yang dianggarkan.

Namun beberapa hasil penelitian sebelumnya menemukan bahwa pada sebagian

besar pemerintah daerah selama ini dalam penyusunan anggaran mengabaikan

dokumen perencanaan yang ada, sehingga tidak tercapainya sasaran

pembangunan.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan diatas maka dirumuskan masalah

sebagai berikut :

a. Bagaimana konsistensi antara perencanaan dengan penganggaran bidang

kesehatan di Kota Solok serta alasan yang menjadi penyebab apabila

terjadi ketidakkonsistenan.

b. Bagaimana pencapaian derajat kesehatan masyarakat di Kota Solok.

c. Kebijakan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsistensi

perencanaan dan penganggaran bidang kesehatan sehingga tercapai

sasaran dan tujuan yang diinginkan.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pertanyaan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

a. Menganalisis konsistensi antara perencanaan dengan penganggaran bidang

kesehatan di Kota Solok serta sebab-sebab apabila terjadi

ketidakkonsistenan.

Page 4: Jurnal

4

b. Menganalisis pencapaian derajat kesehatan masyarakat di Kota Solok.

c. Menyusun implikasi kebijakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

konsistensi perencanaan dan penganggaran bidang kesehatan dalam

pencapaian sasaran dan tujuan.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan penelitian, diantaranya:

a. Penelitian ini ditujukan pada perencanaan dan penganggaran dalam 4 (lima)

Tahun Anggaran yaitu Tahun Anggaran 2007-2010. Tahun Anggaran 2007

merupakan tahun pertama Pemerintah Kota Solok mengimplementasikan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.

b. Program dan kegiatan yang menjadi objek penelitian adalah mengenai

program dan kegiatan untuk bidang kesehatan di Kota Solok.

c. Dokumen KUA, PPAS dan APBD yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dokumen setelah dilakukannya perubahan karena program dan kegiatan dalam

dokumen tersebut yang dilaksanakan setiap tahunnya untuk mencapai tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan.

d. Analisis pencapaian derajat kesehatan berdasarkan sasaran bidang kesehatan

dalam RPJMD Kota Solok Tahun 2006-2011 dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat dan Indikator derajat kesehatan untuk Kota Solok

Sehat 2010 berdasarkan Indonesia Sehat 2010.

e. Sasaran bidang kesehatan dalam RPJMD Pemerintah Kota Solok Tahun

2006-2011 dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kota Solok

adalah Usia Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian

Ibu (AKI) melahirkan dan Angka Prevalensi Gizi Kurang Anak Balita.

f. Indikator derajat kesehatan berdasarkan Indonesia Sehat 2010, terdiri atas

Mortalitas, morbiditas dan status gizi.

Page 5: Jurnal

5

II. Tinjauan Literatur

A. Perencanaan Pembangunan

Konsep dasar perencanaan adalah rasionalitas, ialah cara berpikir ilmiah

dalam menyelesaikan problem dengan cara sistematis dan menyediakan berbagai

alternatif solusi guna memperoleh tujuan yang diinginkan. Menurut Syafrizal

(2009: 15) perencanaan pada dasarnya merupakan cara, teknik atau metode untuk

mencapai tujuan yang diinginkan secara tepat, terarah dan efisien sesuai dengan

sumber daya yang tersedia. Menurut Jhingan (2000), perencanaan adalah

teknik/cara untuk mencapai tujuan, untuk mewujudkan maksud dan sasaran

tertentu yang telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan dengan baik

oleh Badan Perencana Pusat, tujuan tersebut untuk mencapai sasaran sosial,

politik atau lainnya.

Perencanaan pembangunan merupakan suatu fungsi utama dari manajemen

pembangunan yang mutlak diperlukan mengingat kebutuhan akan pembangunan

lebih besar dari sumber daya yang tersedia. Melalui perencanaan pembangunan

yang lebih baik dirumuskan kegiatan pembangunan yang lebih efisien dan efektif

dengan hasil yang optimal dalam pemanfaatan sumber daya yang ada (Pelengkap

Buku Pegangan, 2007, Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah

Departemen Keuangan Republik Indonesia).

Untuk mewujudkan perencanaan yang sinergis dan harmonis, maka dalam

penyusunannya diperlukan proses :

a. Pendekatan politik. Hal ini dikarenakan rakyat dipandang memilih

Presiden/Kepala Daerah berdasarkan program-program pembangunan

yang ditawarkan sehingga perencanaan pembangunan merupakan

penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan

Presiden/Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).

Page 6: Jurnal

6

b. Pendekatan teknokratik. Yaitu bahwa perencanaan dilaksanakan dengan

menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau

satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk hal tersebut.

c. Pendekatan partisipatif. Yaitu bahwa perencanaan dilaksanakan dengan

melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap

pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan

menciptakan rasa saling memiliki.

d. Pendekatan atas-bawah (top-down) dan bawah-atas (bottom-up).

Pendekatan ini dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil

proses atas-bawah diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan di

tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa dan

Kelurahan.

Dengan mempedomani proses perencanaan yang sinergis dan nantinya

akan melahirkan dokumen perencanaan pembangunan ditingkat daerah. Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2004 Pasal 1 ayat (3) menyatakan definisi dari sistem

perencanaan pembangunan nasional sebagai berikut : “Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan

untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka

menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan

masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah”. Adapun ruang lingkup perencanaan

pembangunan meliputi :

a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang

b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah

c. Rencana Kerja Perangkat Daerah

d. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Rentra-SKPD)

e. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD)

B. Konsep Anggaran

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial,

sedangkan penganggaran adalah proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu

Page 7: Jurnal

7

anggaran. Menurut Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan

Daerah Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah 3,

Penganggaran merupakan rencana keuangan yang secara sistimatis menunjukkan

alokasi sumber daya manusia, material, dan sumber daya lainnya.

Dalam penganggaran terdapat prinsip-prinsip yang melekat (Deputi IV

BPKP), yaitu :

1) Transparansi dan akuntabilitas anggaran

APBD harus dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan,

sasaran, hasil, dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan

atau proyek yang dianggarkan. Anggota masyarakat memiliki hak dan akses

yang sama untuk mengetahui proses anggaran karena menyangkut aspirasi

dan kepentingan masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan hidup

masyarakat. Masyarakat juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban

atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut.

2) Disiplin anggaran

Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara

rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan

belanja yang dianggarkan pada setiap pos/pasal merupakan batas tertinggi

pengeluaran belanja. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan

adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak

dibenarkan melaksanakan kegiatan/proyek yang belum/tidak tersedia

anggarannya dalam APBD/perubahan APBD.

3) Keadilan anggaran

Pemerintah daerah wajib mengalokasikan penggunaan anggarannya secara

adil agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa

diskriminasi dalam pemberian pelayanan karena pendapatan daerah pada

hakekatnya diperoleh melalui peran serta masyarakat.

4) Efisiensi dan efektifitas anggaran

Penyusunan anggaran hendaknya dilakukan berlandaskan azas efisiensi, tepat

guna, tepat waktu pelaksanaan, dan penggunaannya dapat

Page 8: Jurnal

8

dipertanggungjawabkan. Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan

sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan dan kesejahteraan

yang maksimal untuk kepentingan masyarakat.

5) Disusun dengan pendekatan kinerja

APBD disusun dengan pendekatan kinerja, yaitu mengutamakan upaya

pencapaian hasil kerja (output/outcome) dari perencanaan alokasi biaya atau

input yang telah ditetapkan. Hasil kerjanya harus sepadan atau lebih besar

dari biaya atau input yang telah ditetapkan. Selain itu harus mampu

menumbuhkan profesionalisme kerja di setiap organisasi kerja yang terkait.

Secara lebih spesifik, paradigma anggaran daerah yang diperlukan di era

otonomi daerah adalah sebagai berikut:

1. Anggaran Daerah harus bertumpu pada kepentingan publik.

2. Anggaran Daerah harus dikelola dengan hasil yang baik dan biaya rendah

(work better and cost less).

3. Anggaran Daerah harus mampu memberikan transparansi dan

akuntabilitas secara rasional untuk keseluruhan siklus anggaran.

4. Anggaran Daerah harus dikelola dengan pendekatan kinerja (performance

oriented) untuk seluruh jenis pengeluaran maupun pendapatan.

5. Anggaran Daerah harus mampu menumbuhkan profesionalisme kerja di

setiap organisasi yang terkait.

6. Anggaran Daerah harus dapat memberikan keleluasaan bagi para

pelaksananya untuk memaksimalkan pengelolaan dananya dengan

memperhatikan prinsip value for money.

C. Keterkaitan antara Perencanaan dan Penganggaran

Perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang paling krusial

dalam penyelenggaraan pemerintah, karena berkaitan dengan tujuan dari

pemerintah itu sendiri untuk mensejahterakan rakyatnya. Perencanaan dan

penganggaran merupakan proses yang terintegrasi, oleh karenanya output dari

Page 9: Jurnal

9

perencanaan adalah penganggaran. Perencanaan merupakan panduan strategis

dalam mewujudkan tujuan yang akan dicapai.

Dalam proses penyusunan anggaran harus memperhatikan beberapa aspek

yaitu : (1) kesesuaian atau keterkaitan antara belanja yang dikeluarkan dengan isu

strategis, tujuan, sasaran dan prioritas pembangunan yang disepakati,

penganggaran dikaitkan dengan tujuan dan sasaran strategis; (2) terdapat tujuan

dan program yang jelas; (3) terdapat standar pelayanan yang jelas; (4) terdapat

indikator kinerja yang disepakati untuk mengukur kinerja program/kegiatan.

Gambar 2.1. Alur Perencanaan dan Penganggaran

Sumber: UU Nomor 25 Tahun 2004 dan UU Nomor 17 Tahun 2003

D. Konsep Peningkatan Kesehatan

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 1 disebutkan bahwa “Kesehatan adalah

keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang

Page 10: Jurnal

10

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.

Dalam Pasal 3 Undang-Undang ini disebutkan pula bahwa pembangunan

kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia

yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan

yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dasar-dasar

pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Semua warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal agar

dapat bekerja dan hidup layak sesuai dengan martabat manusia.

2. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan

mempertinggi derajat kesehatan rakyat.

3. Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah dan dilakukan

secara serasi dan seimbang oleh pemerintah dan masyarakat.

Peningkatan kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan derajat

kualitas manusia. Menurut Elfindri (2003), kesehatan sebagai modal dimana

investasi kesehatan bermakna secara mikro untuk meningkatkan nilai stok

manusia, berupa ketahan fisik dan intelejensia, serta investasi kesehatan dapat

mengurangi penyusutan nilai stok manusia. Perbaikan kesehatan yang terus-

menerus akan menuju pada suatu keadaan yang sehat.

Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah ditegaskan

bahwa tujuan pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah

meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya.

Oleh karena itu pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup

besar terhadap pembangunan kesehatan masyarakat.

Page 11: Jurnal

11

III. Metodologi Penelitian

A. Kerangka Analisis

Gambar 3.1. Kerangka Analisis

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Program dan Kegiatan Bidang Kesehatan dalam Dokumen Perencanaan

Program, Kegiatan dan Alokasi Dana Bidang

Kesehatan dalam Dokumen Anggaran

Analisis Konsistensi Perencanaan dan Penganggaran Bidang Kesehatan

Analisis pencapaian derajat kesehatan

masyarakat

Menyusun implikasi kebijakan untuk meningkatkan

konsistensi dalam pencapaian sasaran dan tujuan

Konsisten Tidak Konsisten, sebab-sebab terjadinya

ketidakkonsistenan

Page 12: Jurnal

12

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 (dua) jenis, yaitu data

sekunder dan data primer. Data sekunder adalah data yang dikeluarkan oleh

dinas/instansi terkait yang ada di Kota Solok, berupa Buku Kota Solok dalam

Angka, Profil Kesehatan Kota Solok, Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD), Kebijakan Umum

Anggaran (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Solok. Sedangkan data

primer diperoleh melalui wawancara dengan pejabat yang terkait dalam proses

penyusunan perencanaan dan penganggaran, dan SKPD yang mengurus bidang

kesehatan di Kota Solok.

C. Metode Analisis

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, tujuan dari

penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antara fenomena yang diselidiki. Disamping itu, metode penelitian

komparatif juga digunakan dalam penelitian ini yaitu mencari jawaban secara

mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab

terjadinya ataupun munculnya fenomena tertentu. Metode penelitian komparatif

adalah bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian

telah selesai berlangsung.

1) Analisis konsistensi antara perencanaan dan penganggaran untuk bidang

kesehatan

Analisis dilakukan dengan mengevaluasi program dan kegiatan dalam

dokumen perencanaan dan penganggaran berupa RPJMD, RKPD, KUA,

PPAS dan APBD disusun dengan membuat matrik konsolidasi perencanaan

dan penganggaran (MKPP) program-kegiatan bidang kesehatan. Penyusunan

Matrik Konsolidasi Perencanaan dan Penganggaran program-kegiatan

dilakukan dengan integrasi antara dua dokumen, yakni:

a. Integrasi RPJMD dengan RKPD

Page 13: Jurnal

13

b. Integrasi RKPD dengan KUA

c. Integrasi KUA dengan PPAS

d. Integrasi RKPD dengan APBD

e. Integrasi PPAS dengan APBD

Pengelompokkan konsistensi untuk dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 3.1. Pengelompokkan Konsistensi Program dan Kegiatan

No. Program/Kegiatan Pengelompokkan Konsistensi Dokumen A Dokumen B

1. Ada Ada Konsisten 2. Ada Tidak ada Tidak Konsisten 3. Tidak ada Ada Tidak Konsisten

Selanjutnya untuk menentukan tingkat konsistensi secara keseluruhan

dari dokumen tersebut dilakukan melalui teknik persentase yaitu :

Tingkat konsistensi (%) Program = Jumlah Program yang konsisten x 100%

Total Program

Tingkat konsistensi (%) Kegiatan = Jumlah Kegiatan yang konsisten x 100%

Total Kegiatan

Untuk mengatahui penyebab program dan kegiatan yang tidak

konsisten, dilakukan wawancara mendalam (indept interview). Untuk program

dan kegiatan yang telah konsistensi secara nomenklatur, seterusnya dilihat

konsistensi berdasarkan deviasi anggaran. Hal ini dapat dilihat pada Gambar

3.2 berikut :

Gambar 3.2. Flowchart Analisis Konsistensi Dokumen PPAS dengan APBD

PPAS NOMENKLATUR SINKRON

APBD

Konsisten

Deviasi Anggaran PPAS dengan APBD

Tidak Konsisten

Faktor Penyebab

Page 14: Jurnal

14

Selanjutnya untuk mengetahui jumlah dan persentase (%) deviasi

anggaran untuk program dan kegiatan yang telah konsistensi secara

nomenklatur disajikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Deviasi Anggaran Kegiatan Bidang Kesehatan di dalam PPAS

dan APBD di Kota Solok

No Program

/Kegiatan yang Konsisten PPAS APBD Deviasi Anggaran (Rp) (Rp) (Rp) %

1.

2.

3.

4.

5. Dst….

Total

2). Analisis Pencapaian Derajat Kesehatan Masyarakat di Kota Solok

Untuk menganalisis pencapaian derajat kesehatan masyarakat dilakukan

dengan menganalisis kondisi pencapaian derajat kesehatan masyarakat

berdasarkan sasaran bidang kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang terdapat dalam Dokumen Perencanaan Jangka Menengah

Kota Solok Tahun 2006-2011 dan indikator derajat kesehatan untuk Kota

Solok Sehat 2010 berdasarkan Indonesia Sehat 2010, dengan cara membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki.

3). Menyusun Implikasi Kebijakan untuk Peningkatan Konsistensi Perencanaan

dan Penganggaran

Berdasarkan hasil dari temuan tingkat konsistensi dan penyebab terjadinya

ketidakkonsistenan serta pencapaian indikator-indikator kesehatan, disusun

implikasi kebijakan untuk peningkatan konsistensi perencanaan dan penganggaran

bidang kesehatan di Kota Solok.

Page 15: Jurnal

15

V. Hasil Analisis dan Pembahasan

A. Analisis Konsistensi Perencanaan dan Penganggaran Bidang Kesehatan

Kota Solok Tahun 2007-2010

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM

Daerah) dimaksud untuk merumuskan pilihan-pilihan strategi, kebijakan dan

program yang akan diambil dalam rangka mencapai sasaran dan target yang ingin

dicapai. Sasaran dan target tersebut dapat dicapai jika dalam penyusunan anggaran

berpedoman kepada RPJMD yang telah disusun, karena dalam RPJMD terdapat

program yang diprioritaskan dalam pembangunan daerah.

Analisis konsistensi antara perencanaan dan penganggaran dilakukan

dengan membandingkan antara program dan kegiatan dalam dokumen RPJMD,

RKPD, KUA, PPAS dan APBD dalam bidang kesehatan untuk mencapai sasaran

dan tujuan yang diinginkan. Perkembangan konsistensi antara perencanaan dan

penganggaran bidang kesehatan di Kota Solok dapat dilihat pada Tabel berikut

ini.

Tabel 5.1.Perkembangan Konsistensi Antara Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Tahun 2007-2010 (Persentase)

Konsistensi 2007 2008 2009 2010

Konsisten Tidak Konsisten

Konsisten Tidak Konsisten

Konsisten Tidak Konsisten

Konsisten Tidak Konsisten

RPJMD dengan RKPD (Program)

44,44 55,56 100 - 100 - 88,23 11,77

RKPD dengan KUA (Kegiatan)

26,47 73,53 90,9 9,01 89,36 10,64 97,67 2,33

RKPD dengan APBD (Kegiatan)

26,47 73,53 90,9 9,01 89,36 10,64 97,67 2,33

KUA dengan PPAS (Kegiatan)

100 - 100 - 100 - 100 -

PPAS dengan APBD (Kegiatan)

100 - 100 - 100 - 100 -

Sumber : Hasil analisis

Dari Tabel diatas dapat dilihat konsistensi antara perencanaan dan

penganggaran di Kota Solok selama tahun 2007-2010. Dari hasil tersebut masih

diperoleh ketidakkonsistenan setiap tahunnya, hal ini disebabkan karena :

Page 16: Jurnal

16

a. RKPD Tahun 2007 masih berpedoman kepada RPJMD Pemerintah Daerah

Kota Solok Periode Kepala Daerah sebelumnya untuk program transisi

kepala daerah, karena ketika penyusunan RKPD ini RPJMD tahun 2006-

2011 untuk Kepala Daerah terpilih belum selesai dibuat dan disahkan

(disahkan tanggal 21 Maret 2006).

b. Tahun Anggaran 2007 merupakan tahun pertama Pemerintah Kota Solok

mengimplementasikan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006, sedangkan RKPD tahun 2007 ditetapkan dengan Peraturan

Walikota Nomor 3 Tahun 2006 dan disusun masih berdasarkan

Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 dan Perda Nomor 1 Tahun 2003.

Sehingga pada tahun 2007 RKPD yang telah dibuat belum mengacu

kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

(ditetapkan tanggal 15 Mei 2006), sedangkan penyusunan KUA telah

berdasarkan kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006.

c. Adanya Dana Alokasi Khusus yang diterima dari Pemerintah Pusat yang

digunakan untuk peningkatan sarana dan prasarana kesehatan Kota Solok

petunjuk teknis penggunaan dana tersebut baru diketahui setelah dokumen

perencanaan selesai disusun, untuk itu Pemerintah Kota Solok harus

memprioritaskan kegiatan tersebut dan menyediakan dana pendamping /

penunjang untuk kegiatan ini. Untuk membiayai kegiatan ini maka

kegiatan yang telah direncanakan dalam RKPD tidak jadi dianggarkan

karena anggaran yang ada terbatas dan kegiatan tersebut tidak masuk

dalam prioritas

d. Adanya program yang sebelumnya tidak ada dalam RPJMD dan Program

tersebut direncanakan dalam RKPD berdasarkan hasil musrenbang yang

dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah untuk program yang akan dilakukan

dan merupakan kebutuhan masyarakat (tahun 2010)

e. Adanya kegiatan yang mempunyai sasaran yang sama, sehingga tidak

perlu dianggarkan kembali (tahun 2010).

Page 17: Jurnal

17

Gambar 4.1. Konsistensi antara dokumen perencanaan dan penganggaran tahun 2007-2010 (Persentase)

Dapat disimpulkan bahwa secara umum untuk bidang kesehatan di Kota

Solok selama tahun 2007-2010 untuk program dan kegiatan antara dokumen-

dokumen perencanaan dan penganggaran menunjukkan adanya keterkaitan dan

konsistensi yang cukup baik. Kegiatan yang telah konsistensi secara nomenklatur

antara PPAS dengan APBD bidang Kesehatan di Kota Solok, seterusnya dilihat

berdasarkan deviasi anggaran. Deviasi ini untuk melihat seberapa besar jumlah

anggaran dalam APBD berpedoman terhadap jumlah anggaran yang telah

ditetapkan dalam PPAS.

Tabel 4.2. Jumlah Kegiatan Bidang Kesehatan di Kota Solok Berdasarkan Deviasi

Anggaran

Tahun Tingkat Deviasi Total Kegiatan

Jumlah deviasi anggaran (Rp) <10% 10%-

20% 20%-30%

>30%

2007 1 0 0 0 34 20.000 2008 1 0 0 0 43 1.432.000 2009 6 1 0 0 40 (337.957.400) 2010 1 0 1 0 40 510.868.500

Sumber : Hasil analisis

Pada tabel diatas dapat dilihat jumlah kegiatan (%) berdasarkan tingkat

deviasi anggaran. Selama tahun 2007-2010 tingkat deviasi anggaran yang terjadi

antara PPAS dengan APBD sangat kecil yaitu berkisar <10% dan hanya terjadi

Page 18: Jurnal

18

pada 1 kegiatan tahun 2007, 2008 dan 2010, dan 6 kegiatan pada tahun 2009. Pada

tahun 2009 10-20% pada satu kegiatan dan 2010 ditemukan tingkat deviasi 20-

30% pada satu kegiatan.

Deviasi anggaran ini disebabkan adanya penambahan atau pengurangan

anggaran yang telah ditetapkan dalam PPAS untuk menjalankan program dan

kegiatan yang direalisasikan dalam APBD. Pengurangan anggaran ini dalam

rangka efisiensi anggaran, adanya kesalahan membuat rincian dalam perhitungan

anggaran oleh SKPD. Penambahan anggaran dalam rangka percepatan pencapaian

sasaran yang telah ditetapkan. Namun secara umum tingkat konsisten anggaran

untuk bidang kesehatan di Kota Solok cukup baik.

B. Pencapaian Derajat Kesehatan Masyarakat di Kota Solok.

Capaian ini berdasarkan sasaran bidang kesehatan dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat yang terdapat dalam Dokumen Perencanaan Jangka

Menengah Kota Solok Tahun 2006-2011 dan capaian indikator derajat kesehatan

untuk Kota Solok Sehat 2010 berdasarkan Indonesia Sehat 2010 sesuai dengan

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1202/Menkes/SK/VIII/2003 tentang

Indikator Indonesia Sehat 2010. Hasil capaian ini akan dikaitkan dengan

konsistensi antara perencanaan dan penganggaran dalam bidang kesehatan ini.

Hal ini dilakukan untuk melihat implikasi konsistensi perencanaan dan

penganggaran bidang kesehatan terhadap capaian derajat kesehatan masyarakat di

Kota Solok.

Tabel 4.3. Capaian Sasaran Bidang Kesehatan Kota Solok Berdasarkan Dokumen

RPJMD 2006-2011

Sasaran Bidang Kesehatan CAPAIAN Target

MDGs 2007 2008 2009 2010 2015

1. Meningkatnya Usia Harapan Hidup dari 68,9 tahun 2005 menjadi 71,6

69,23 69,34 69,31 69,34 -

2. Menurunnya Angka Kematian Bayi per-1000 kelahiran hidup

18 17,85 10,1 13,2 23

3. Menurunnya Angka Kematian Ibu Melahirkan per-1000 kelahiran hidup

88,41 81,17 0 0 102 per 100.000

4. Menurunnya Angka Prevalensi Gizi Kurang Anak Balita (Persentase)

2,7 46 3,43 2,3 3,15

Sumber : Buku Profil Kesehatan Kota Solok Tahun 2008-2011

Page 19: Jurnal

19

RPJM Kota Solok tahun 2006-2011 merupakan penjabaran dari visi, misi

dan program kerja Pemerintah Daerah. Visi Pemerintah Daerah Kota Solok

sebagai harapan, gambaran atau cita-cita yang ingin diwujudkan kedepan,

diaplikasikan kedalam misi, strategi dan arah kebijakan. Dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah tahun 2006 – 2011 bidang

kesehatan merupakan prioritas pembangunan dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Adanya peningkatan derajat kesehatan menunjukkan

terjadinya perbaikan derajat kesehatan dan gizi masyarakat. Berarti konsistensi

antara program dan kegiatan yang direncanakan dalam dokumen perencanaan dan

telah dilaksanakan dengan anggaran yang tersedia dalam rangka mencapai sasaran

yang ditetapkan dalam RPJMD Pemerintah Kota Solok Tahun 2006-2011 untuk

bidang kesehatan menampakkan hasilnya terhadap pencapaian tujuan dan sasaran

yang ditetapkan .

Tabel 4.4. Capaian Indikator derajat kesehatan dalam rangka Kota Solok Sehat

2010 berdasarkan Indikator Indonesia Sehat 2010

INDIKATOR TARGET 2010

CAPAIAN 2007 2008 2009 2010

Mortalitas: 1. Angka Kematian Bayi per-1000

kelahiran hidup 40 18 17,85 10,1 13,2

2. Angka Kematian Balita per-1000 kelahiran hidup

58 0,3 1,6 11,7 10,39

3. Angka Kematian Ibu Melahirkan per-100.000 kelahiran hidup

150 0,7 0 0 0

4. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir 67,9 69,23 69,34 69,31 69,34 Morbiditas : 5. Angka Kematian Malaria per-1.000

penduduk 5 0 0 0 0

6. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+

85 26 26 27 26

6. Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) pada anak usia < 15 tahun per-100.000 anak

0,9 0 19,81 5 0

7. Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per-100.000 penduduk

2 14 18,59 23,13 11,79

Status Gizi : 8. Persentase Balita dengan gizi buruk 15 1,2 3,87 4,87 3,9 9. Persentase kecamatan bebas rawan

gizi 20 100 100 100 100

Sumber : Buku Profil Kesehatan Kota Solok Tahun 2008-2011

Page 20: Jurnal

20

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari seluruh Indikator derajat

Kesehatan (10 indikator) hanya 1 indikator yaitu Angka kesakitan Demam

Berdarah Dengue (DBD) per-100.000 penduduk yang belum dicapai oleh

Kota Solok untuk mewujudkan Kota Solok Sehat 2010, sedangkan indikator

lainnya telah melebihi target yang ditetapkan untuk Indonesia Sehat 2010.

Kota Solok Sehat 2010 telah menunjukkan keberhasilannya karena 90%

indikator derajat kesehatan telah tercapai. Konsistensi antara perencanaan dan

penganggaran bidang kesehatan dalam program dan kegiatan yang

dilaksanakan berdampak terhadap peningkatan pencapaian indikator derajat

kesehatan untuk Kota Solok Sehat 2010.

Page 21: Jurnal

21

IV. Penutup

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan hal sebagai

berikut:

1. Konsistensi antara perencanaan dan penganggaran untuk bidang kesehatan di

Kota Solok tahun 2007-2010, berdasarkan analisis konsistensi antar

dokumen dengan menggunakan Matrik Konsolidasi Perencanaan dan

Penganggaran dapat disimpulkan bahwa antar dokumen telah menunjukkan

tingkat konsistensinya yang cukup baik. Artinya untuk bidang kesehatan

Pemerintah Kota Solok benar-benar memfokuskan pelaksanaan program dan

kegiatannya untuk pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Dalam penelitian masih terdapat ada program dan kegiatan yang tidak

konsisten. Ketidakkonsistenan setiap tahunnya disebabkan karena :

(a) Lambatnya penyelesaian dan pengesahan RPJMD tahun 2006-2011,

(b) Keluarnya peraturan baru dalam pengelolaan keuangan yaitu Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, (c) Adanya Dana Alokasi

Khusus yang diterima dari Pemerintah Pusat yang digunakan untuk

pelaksanaan kegiatan didaerah, (d) Adanya program baru yang merupakan

aspirasi dan kebutuhan masyarakat, (e) Adanya kegiatan dengan tujuan dan

sasaran yang sama.

3. Selama tahun 2007-2010 tingkat deviasi anggaran yang terjadi antara PPAS

dengan APBD sangat kecil yaitu berkisar <10% dan hanya terjadi pada 1

kegiatan tahun 2007, 2008 dan 2010, dan 6 kegiatan pada tahun 2009. Pada

tahun 2009 ditemukan tingkat deviasi 10-20% dan 2010 tingkat deviasi

22,87% pada satu kegiatan. Secara umum tingkat konsisten anggaran untuk

bidang kesehatan di Kota Solok cukup baik.

4. Pencapaian untuk derajat kesehatan masyarakat di Kota Solok yang

merupakan sasaran untuk bidang kesehatan yang tertuang dalam RPJMD

Kota Solok Tahun 2006-2011, adanya peningkatan derajat kesehatan

Page 22: Jurnal

22

menunjukkan terjadinya perbaikan derajat kesehatan dan gizi masyarakat.

Berarti konsistensi antara program dan kegiatan yang direncanakan dalam

dokumen perencanaan dan telah dilaksanakan dengan anggaran yang tersedia

dalam rangka mencapai sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD Pemerintah

Kota Solok Tahun 2006-2011 untuk bidang kesehatan menampakkan hasilnya

terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan .

5. Pencapaian Kota Solok Sehat 2010 untuk indikator derajat kesehatan

menunjukkan 90% indikator derajat kesehatan telah tercapai. Konsistensi

antara perencanaan dan penganggaran bidang kesehatan dalam program dan

kegiatan yang dilaksanakan berdampak terhadap peningkatan pencapaian

indikator derajat kesehatan untuk Kota Solok Sehat 2010.

B. Rekomendasi

Terhadap beberapa persoalan yang ditemukan dari hasil penelitian, untuk

meningkatkan konsistensi antara perencanaan dan penganggaran,bidang kesehatan

di Kota Solok maka dapat direkomendasikan: mempercepat dalam membuat dan

menyelesaikan dokumen perencanaan lima tahunan RPJMD Pemerintah Kota

Solok setelah terpilihnya Walikota dan Wakil Walikota, peningkatan intensitas

informasi dan komunikasi dengan pemerintah yang lebih tinggi, meningkatkan

SDM perencana dalam membuat setiap kegiatan yang diajukan dan meningkatkan

pengetahuan aparatur yang terkait dalam penyusunan anggaran.

Page 23: Jurnal

23

Daftar Pustaka

Arsyad, Lincolin, 1999, Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi daerah , BPFE,Yogyakarta

A.W Widjaja, 1995, Titik Berat Otonomi pada Daerah Tingkat II, Manajemen

PT.Grafindo Persada, Jakarta -----------------, 2004, Otonomi Daerah dan Daerah Otonomi, Penerbit Pt.Grafindo

Persada, Jakarta Bunglin, Buehan, 2005, Analisis Data Penelitian Kualitatif, PT.Raja Grafindo

Persada, Jakarta Bratakusumah dan Riyadi, 2005, Perencanaan Pembangunan Daerah ”Strategi

Menggali Potensi dalam mewujudkan Otonomi Daerah, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Pedoman Penyusunan Profil

Kesehatan Kabupaten/kota, Jakarta Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah, Direktorat

Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah 3, 2005, Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasis kinerja, Jakarta

Eprienti, Lelis, 2006, Analisis Tingkat Konsistensi Program dalam Restrada dan

APBD Kota Sawahlunto, Tesis Perencanaan Pembangunan, Universitas Andalas

Elfindri, 2001, Ekonomi Sumber Daya Manusia, Penerbit Universitas Andalas,

Padang ---------,2003, Ekonomi Layanan Kesehatan, Penerbit Universitas Andalas,

Padang ---------, 2008, Strategi Sukses Membangun Daerah, Penerbit Gorga Media Institute For Civil Strengthening (ICS), 2009, Apbd 2008 Tidak Memenuhi

Kelayakan, Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil Papua Jhingan, M.L, 2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, PT.Raja Grafindo

Persada, Jakarta Kunarj, 2002, Perencanaan dan Pengendalian Program Pembangunan, UI Press,

Jakarta

Page 24: Jurnal

24

Kuncoro, Mudrajat, 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah, Penerbit Erlangga, Jakarta

Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Penerbit Andi,

Yogyakarta -------------, 2002, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi, Yogyakarta ------------, 2002,Otonomi Daerah sebagai Upaya Memperkokoh Basis

Perekonomian Daerah, Jurnal Ekonomi Rakyat (Artikel-Th.1-Nomor 4- Juni 2002)

Mulianto, dkk, 2004. Penelitian optimalisasi Kemampuan Daerah Kabupaten/kota

dalam Melaksanakan Otonomi Daerah, Balitbang Prov. Jawa Tengah Mulyati, S.Endang, 2010, Konsistensi Perencanaan dan Penganggaran Bdang

Pendidikan di Kota Padang Panjang Tahun 2007-2009, Tesis Perencanaan dan Kebijakan Publik, Universitas Indonesia

Musgrave, Richard dan Peggi, 1991. Keuangan Negara dan Daerah, Jakarta,

Erlangga. Nazir, Moh, 2003, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17

Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1

Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17

Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Page 25: Jurnal

25

Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7

Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009

Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59

Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Miniman Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

Pemerintah Republik Indonesia, Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 828/MENKES/KES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota

Pemerintah Daerah Kota Solok, Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) Daerah Pemerintah Daerah Kota Solok periode 2006-2011, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Pemerintah Daerah Kota Solok, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota

Solok Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2010, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Pemerintah Daerah Kota Solok, Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Kota Solok

Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2010, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Pemerintah Daerah Kota Solok, PPAS Kota Solok Tahun 2007-2010, Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah. Pemerintah Daerah Kota Solok, Perubahan APBD Kota Solok Tahun 2007 sampai

dengan Tahun 2010, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah.

Pemerintah Daerah Kota Solok, Kota Solok Dalam Angka Tahun 2006 sampai

dengan Tahun 2010, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Pemerintah Daerah Kota Solok, Profil Kota Kesehatan Kota Solok Tahun 2006

sampai dengan Tahun 2011, Dinas Kesehatan. Pemerintah Daerah Kota Solok, Profil Kota Solok Tahun 2006 sampai dengan

Tahun 2010, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Page 26: Jurnal

26

Suparmoko, 2002, Ekonomi Publik : Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah, Penerbit Andi, Yogyakarta

Syafrizal, 2009, Teknik Praktis Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah,

Penerbit Baduose Media, Padang Sinaga, Murbanto, 2004, Realita Perencanaan dan Anggaran, Departemen

Ekonomi Pembangunan, Universitas Sumatera Utara Suwandi, Made, 2002, Konsepsi Dasar Otonomi Daerah Indonesia, Pemerintah

Republik Indonesia, Jakarta Suyatno, Ukuran-Ukuran dalam Kesehatan dan Epidemiologi, Universitas

Diponegoro Usodo, G.Wisnu, 2008, Konsistensi Perencanaan dan Penganggaran di Kabupaten

Temanggung Kasus : Program Wajib Belajar Sembilan Tahun, Tesis Perencanaan Pembangunan, Universitas Andalas

Utama, Surya, 2004, Upaya Menghadapi Masalah Kesehatan di Masa Depan,

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara Buku Saku MDG’s