Upload
rofa-husnul-khuluqi
View
39
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENATALAKSANAAN TULI SENSORINEURAL MENDADAK
(SSHL)
Alfian Reddy S.Rofa Husnul K.
Timmotius Danny J.Y.Eko Aprilianto H.
Pembimbing : dr. Soehartono, Sp. THT-KL
Review SistematikAnne Elizabeth Conlin, BA&Sc, MD; Lorne S. Parnes, MD, FRCSC
Hilangnya pendengaran lebih dari 30 dB pada 3 tes frekuensi yang bertahap, yang dilakukan dalam 3 hari. (Institut nasional Amerika untuk Tuli dan Gangguan Bicara)
Perkiraan insiden SSHL 5 sampai 20 orang dari 100.000 per tahun
Penatalaksanaan SSHL bervariasi •Steroid sistemik•Tidak dilakukan intervensi apapun sembuh sendiri
Latar belakang Untuk membantu klinisi mengidentifikasi penatalaksanaan SSHL yang terbaik diantara banyak regimen penatalaksanaan
Tujuan Penelitian Naratif ini:•Untuk identifikasi, evaluasi, dan meninjau semua RCTs pada penatalaksanaan SSHL,•untuk menyatukan dan melakukan meta analisis terhadap hasil individual RCTs• jika memungkinkan untuk memperkuat data statistik dan memperkirakan efek dari penatalaksanaan yang diberikan
IDENTIFIKASI DAN INKLUSI RCTSSebuah studi literatur MEDLINE
mengidentifikasi RCTs pada penatalaksanaan SSHL
diterbitkan menggunakan Bahasa Inggris antara Januari 1966 dan
Februari 2006.
Setiap kutipan diidentifikasi melalui penelitian literature oleh 1 peneliti mengkaji abstrak-abstrak literatur menentukan kesesuaian
inklusi.
masing-masing kutipan diidentifikasi sebagai calon RCTs
Kriteria inklusi :•diterbitkan dalam bahasa inggris•membandingkan grup kontrol dengan grup tindakan dari pasien yang didiagnosis SSHL, SSHL idiopatik, dan tuli mendadak.
Penelitian tidak mengekslusi berdasarkan definisi SSHL secara kualitatif dan kuantitatif, regimen
terapi, dan pengukuran hasi.
Penelitian MEDLINE pertama menggunakan terminologi MeSH hearing loss dan sensorineural menghasilkan 35 kutipan:•20 kutipan gagal memenuhi kriteria inklusi.•15 penelitian sisanya dimasukkan dalam tinjauan.
Jumlah total artikel yang memenuhi kriteria inklusi menjadi
20 artikel.
EVALUASI KUALITAS METODOLOGIKualitas metodologi dievaluasi secara independen oleh 1 peneliti.•Tinjauan Mempertimbangkan pengarang, institusi, penerbitan jurnal, atau hasil dari penelitian, (sesuai metode
Berlin’s).•Kriteria validitas berdasarkan Pedoman American Medical Assosiation
Pedoman Primer•Apakah pemberian terapi terhadap pasien dilakukan secara acak?•Apakah follow up dilengkapi setidaknya 85% dari pasien yang diikutkan dalam penelitian?•Apakah pasien dianalisis dalam grup acak?
Pedoman Sekunder•Apakah pasien tidak tahu terapi yang diberikan padanya?•Apakah peneliti tidak tahu terapi yang diberikan kepada pasien?•Apakah penelitian tidak tahu terapi yang diberikan kepada pasien?•Apakah semua grup memiliki kemiripan pada awal penelitian?•Disamping intervensi penelitian, apakah semua grup di perlakukan secara adil?
Kriteria tambahan•Apakah distribusi pasien terhadap grup terapi tersembunyi?
PENGAMBILAN DATA
Data diambil dari trial yang terinklusi oleh satu peneliti.
Informasi dari pasien, investigasi, metode, intervensi, dan hasil akhir direkam dalam formulir pengambilan data
yang terstandar
Pengukuran outcome primer skor pure-tone average (PTA).
Pengukuran outcome tambahan (pengukutan objektif) • speech reception threshold• speech discrimination scores, •Penilaian subjektif keluhan pasien tinnitus, vertigo, and kemajuan
perbaikan pendengaran.
SINTESIS DATA
Karakteristik dan hasil dari semua studi yang terlibat diulas secara sistematis.
Karakteristik Penelitian , termasuk populasi sampel, kriteria inklusi, terapi pada kelompok pengobatan dan kelompok kontrol, dan nilai validitas, ditabulasi dan dibandingkan antara 20 RCT
Studi kemudian dikategorikan oleh protokol pengobatan Hasil pengukuran dan hasil penelitian masing-masing diringkas dan ditabulasi
Tabel 1. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan IntervensiIntervensi SumberSteroid vs Placebo Wilson et al, 1980
Cinamon et al, 2001Steroid + agen antiviral vs steroid + placebo Tucci et al, 2002
Stokroos et al, 1998
Westerlaken et al, 2003
Uri et al, 2003
Steroid vs agen lain Kubo et al, 1988
Cinamon et al, 2001Steroid intratimpani Ho et al, 2004Vasoactive dan terapi hemodilusi Probst et al, 1992
Kronenberg et al, 1992
Reisser and Weidauer, 2001
Burschka et al, 2001
Magnesium vs agen lain Gordin et al, 2002
Nageris et al, 2004Lain-lain Ogawa et al, 2002
Suckfüll, 2002
Mann et al, 1986
Joachims et al, 2003
Mora et al, 2003
Topuz et al, 2004
KARAKTERISTIK PENELITIAN TERKAIT
terdapat total 21 perbandingan kelompok pengobatan,yang
memenuhi kriteria inklusi dari ulasan ini. Skor validitas dari setiap percobaan tercantum
dalam Tabel 2.
Nilai rata-rata validitas adalah 6,1 dari 9, dengan kisaran 2 sampai 8.
Dua dari seluruh penelitian dideskripsikan menggunakan
generator number yang bersifat acak dari komputer untuk pengacakan
Metode pada satu penelitian adalah menggunkana pseudorandomized, 16 pada 1 kelompok dari 4 kelompok pengobatan
ditetapkan secara bergiliran. Satu penelitian dibuat dengan tidak
menyebutkan metode randomisasi pada semua kelompok pengobatan.15
Sisa 16 penelitian digambarkan sebagai randomisasi, tetapi
metode pengacakan tidak dijelaskan.
Di antara 8 RCT yang mendapat terapi steroid, hanya 2,17 kriteria inklusi tertentu dari definisi SSHL yang sesuai dengan definisi dari NICDC,
dan 2 tidak memberikan definisi kuantitatif kehilangan mendengar pada semua subjek .21,22
Diantara 12 RCT lainnya yang mengevaluasi terapi lain, definisi SSHL bervariasi, dan dari
semunya tidak ada yng sesuai dengan definisi NICDC.
INTERVENSI DAN PENGUKURANTabel 4 meringkas Hasil pengukuran pada masing-masing penelitian. hasil
pengukuran Objektif, Hasil pengukuran yang subjektif, dan skala
serta kuesioner yang dilaporkan dalam kelompok penelitian yang
terlibat.
Diantara hasil pengukuran objektif, PTA dilaporkan dalam semua RCTs (20). Selain itu , Speech discrimination scores telah dilaporkan pada 6 kelompok penelitian,
16,17,26,27,30 Speech reception thresholds telah dilaporkan dalam 4 kelompok penelitian,
20,24,26,30 dan otoacoustic emissions dilaporkan dalam 1 kelompok penelitian.
Hasil Pengukuran subjektif yang termasuk tinnitus dilaporkan dalam 7 kelompok penelitian 4,5,18-21, 28,
yang termasuk vertigo dilaporkan pada 5 krlompok penelitian4,18-21; yang termasuk pemulihan
pendengaran, terdapat pada 5 kelompok penelitian 4,
18, 19,21,28, yang termasuk sensasi peningkatan tekanan telinga, terdapat pada 3 kelompok penelitian18-20, dan
yang termasuk keluhan sakit kepala, mual, dan kelelahan, terdapat pada 1 kelompok penelitian
20 Akhirnya, 1 studi juga melaporkan hasil the
Hearing Screening Inventory dan the Short
Form-12 Questionnaire.17.
Sumber Jumlah populasi
Definisi SSHL (dB)/ Frekuensi/ Hari
Intervensi Kontrol Skor validitas
Terapi steroidWilson et al, 1980 (Amerika serikat
67 30/3/3 Dexamethasone (0,75 mg/hari sampai 4,5 mg dua kali sehari) atau methylprednisolone (4 mg/hari sampai 16 mg 3 kali sehari
Placebo (n=34) 5
Cinamon et al, 2001 (israel)
41 20/3/3 Prednison (1 mg/kg/hari) (n=11); carbogen (5% carbon dioxide + 95% oxygen x3 jam/hari) (n=10)
Oral placebo (n=9) inhaled placebo (n=11)
8
Tabel 3 Karakteristik Studi Terkait
Tucci et al, 2002 (amerika serikat)
68 30/3/3 Prednison (80 mg dibagi dalam 4 dosis, kemudian ditapering sampai 8 hari) + valacyclovir (1 g 3 kali sehari selama 10 hari ) (n=39)
Prednison (80 mg dibagi dalam 4 dosis, kemudian ditapering hingga 8 hari)+placebo (n=29)
7
Stokroos et al, 1998 (belanda)
43 30/3/1 Prednisolon (1 mg/kgx1 d, kemudian ditapering hingga 7 hari)+acyclovir (10 mg/kg 3 kali sehari selama 7 hari (n=22)
Prednisolon (1 mg/kg selama 1 hari kemudian ditapering selama 7 hari)+placebo(n=21)
6
Westerlaken et al, 2003 (belanda)
70 30/3/1 Prednisolon (1 mg/kgx1 d, kemudian ditapering hingga 7 hari)+acyclovir (10 mg/kg 3 kali sehari selama 7 hari (n=37)
Prednisolon (1 mg/kg selama 1 hari kemudian ditapering selama 7 hari)+placebo(n=33)
6
Uri et al, 2003 (israel)
60 20/3/? Hydrocortisone (100 mg 3 kali sehari selama 7 hari) +acyclovir (15 mg/kg/hari selama 7 hari) (n=29)
Hydrocortisone (100 mg 3 kali sehari selama 7 hari) (n=31)
5
Kubo et al, 1998 (Jepang)
162 Seperti yang didefinikan kementrian kesehatan jepang , 1973
Batroxobin (80 U IV drip hingga 13 hari (n=82)
Betamethasone (4 mg IV selama 3 hari + 2 mg per oral 4 kali sehari selama 4 hari kemudian ditapering)(n=80)
7
Ho et al, 2004 29 “Severe atau profundus”/?/3
Dexamethasone intratimpani, 4 mg/mL setiap minggu selama 3 minggu setelah 10 hari diberi terapi standrad ( steroid sistemik, carbogen, nicametate, Vitamin B)(n=15)
Nicatematate, Vitamin B, dan fludiazepam setelah 10 hari terapi standard (n=14)
4
Tabel 3 Karakteristik Studi Terkait
Terapi hemodelusi dan vasoaktifProbst et al, 1992 (swiss)
184 30/1/14 Pentoxifyline (300 mg IV selama 7 hari dan 400 mg melalui peroral selama 33 hari)(n=53); dextran 40 (dosis tidak diketahui)+pentoxifyline (n=64)
Placebo (n=67) 7
Kronenberg et al, 1992 (israel)
27 20/?/7 Dextran (500 ml IV selama 4 kali pengobatan) + procaine hydrocloride (2@ dalam 500 ml cairan salin selama 4 kali pengobatan) (n=13)
Placebo (n=14) 6
Raisser dan weidauer, 2001 (jerman)
71 20/?/4 Ginkgo biloba (200 mg selama 10 hari) + (dextran 100 mg selama 9 hari) (n=37)
Pentoxifyline (300 mg selama 10 hari) + dextran (100 mg selama 9 hari) (n=34)
7
Burschke et al, 2001 (jerman)
106 15/1/10 High dose Ginkgo Biloba (120 mg dua kali sehari selama 8 minggu ) (n=45)
Ginkgo biloba dosis rendah (12 mg dua kali sehari selama 8 minggu) (n=33)
8
Mann et al, 1986 (Jerman)
50 Tidak spesifik Nifedipine (600 mg, durasi tidak diketahui) (n=25)
Naftidrofuryl (600 mg sekali sehari ), Vitamin A (30000 IU), Vitamin E (70 mg), Zinc (50 mg) ( Durasi tidak diketahui) (n=25)
4
Tabel 3 Karakteristik Studi Terkait
Magnesium vs Terapi lain
Gordin et al, 2002 (israel)
133 30/3/14 Magnesium sulfate (4 g IV satu kali sehari hingga 7 hari ) + carbogen (5% carbon dioxide + 95%
Carbogen (5% carbon dioxide+95% oxygen selama 30 menit setiap dua jam hingga 7 hari) (n=60)
2
Nageris et al, 2004 (israel)
28 30/3/? Magnesium aspartate (6,7 mmol, durasi tidak diketahui)+ steroid 91 mg/kg, durasi tidak diketahui) (n=14)
Steroid+placebo (n=14)
5
Tabel 3 Karakteristik Studi Terkait
Tabel 3 Karakteristik Studi Terkait (lanjutan)
Sumber Jumlah populasi Definisi SSHL (dB)/ Frekuensi/ Hari
Intervensi Kontrol Skor validitas
Terapi lain
Suckfull, 2002 (Jerman)
201 15 / 3 / 7 Satu terapi dengan fibrinogen / LDL aferesis (n=111)
Prednisolon, zat hidroksietil, pentixifyline ((n=67)
7
Mora et al, 2003 (Itali)
17 Sedang – berat / ? / ? Recombinant tissue plasminogen activator (n=?)
Steroid, bahan vasoaktif + multivitamin (n=?)
3
Joachim et al, 2003 (Israel)
66 Tidak jelas Vitamin E + terapi standar (n=33)
Terapi standar (prednison, magnesium sulfat, carbogen) (n=33)
8
Ogawa et al, 2002 (Jepang)
57 40 / ? / ? Hidrokortison +
prostaglanendin E1
(n=29)
Hidrokortison + placebo (n=28)
8
Topuz et al, 2004 (Turki)
51 30 / 3 / ? Oksigen hiperbarik, + terapi standar (n=34)
Terapi standar (prednison, Rheomacrodex, diazepam, pentoxifyline) (n=21)
3
TERAPI STEROID VS TERAPI PLACEBO
Dua Penelitian klinis prospektif menginvestigasi steroid oral vs plasebo untuk pengobatan
SSHL.15, 16
Wilson et al, 1980
Dexamethasone (0,75 mg/hari sampai 4,5 mg dua kali sehari) atau
methylprednisolone (4 mg/hari sampai 16 mg 3 kali sehari
Placebo (n=34)
PTA pada 4-12 minggu setelah terapi
Signifikan secara statistik (P<.03) tingkat kesembuhan pasien lebih tinggi dengan
terapi steroid (61%) daripada dengan placebo (32%), diukur dengan waktu yang tidak ditentukan setelah terapi
Cinamon et al, 2001
Prednison (1 mg/kg/hari) (n=11); carbogen (5% carbon dioxide + 95% oxygen x3 jam/hari) (n=10)
Oral placebo (n=9) inhaled placebo (n=11)
PTA dan nilai diskriminasi pada 6 hari setelah terapi dan evaluasi
Tidak ada perbedaan signifikan diantara grup terapi (P>.05)
TERAPI ANTIVIRAL PLUS STEROID VS TERAPI PLACEBO PLUS STEROID
Empat penelitian telah mengevaluasi pengobatan pada SSHL dengan terapi
antivirus dan terapi steroid vs plasebo dan terapi steroid. Tidak ada studi melaporkan
hasil yang signifikan secara statistik.
Tucci et al, 2002
Prednison (80 mg dibagi dalam 4 dosis, kemudian ditapering sampai 8 hari) + valacyclovir (1 g 3 kali sehari selama 10 hari ) (n=39)
Prednison (80 mg dibagi dalam 4 dosis, kemudian ditapering hingga 8 hari)+placebo (n=29)
PTA dan skor diskriminasi bicara pada minggu 2 dan 6, kuesioner “short form-12”
pada minggu 2, “Hearing Screenening Inventory” minggu ke 6
Tidak ada perbedaan signifikan (P>.05) diantara grup terapi placebo dan grup
terapi antiviral terhadap pengukuran hasil
Westerlaken et al, 2003
Prednisolon (1 mg/kgx1 d, kemudian ditapering hingga 7 hari)+acyclovir (10 mg/kg 3 kali sehari selama 7 hari (n=37)
Prednisolon (1 mg/kg selama 1 hari kemudian ditapering selama 7 hari)+placebo(n=33)
PTA dan laporan subjektif dari kesembuhan pendengaran, tekanan,
vertigo dan tinnitus pada 1 tahun setelah terapi
Tidak ada perbedaan signifikan (P>.05) diantara 2 grup terapi
terhadap pengukuran hasil
Stockroos et al
Prednisolon (1 mg/kgx1 d, kemudian ditapering hingga 7 hari)+acyclovir (10 mg/kg 3 kali sehari selama 7 hari (n=22)
Prednisolon (1 mg/kg selama 1 hari kemudian ditapering selama 7 hari)+placebo(n=21)
PTA dan laporan subjektif dari kesembuhan pendengaran, tekanan,
vertigo dan tinnitus dikoleksi pada minggu 1 dan bulan 3, 6 dan 12
Tidak ada perbedaan signifikan (P>.05) diantara 2 grup terapi
terhadap pengukuran hasil
Uri et al
Asiklovir, 15 mg / kg per hari, dan hidrokortison, 100mg 3 kali sehari selama 7 hari, ditambah dosis hidrokortison tapering
untuk 7 hari tambahan
Hidrokortison hanya untuk 31 pasien kelompok kontrol
Rata-rata nada murni, ambang batas berbicara, skor diskriminasi berbicara,
refleks stapedial, timpanometri, dan nada rusak diukur pada 1, 3, dan 12 bulan
setelah pengobatan
Tidak ada perbedaan secara signifikan
STEROID VS TERAPI LAINCinamon et al
Inhalasi carbogen (5% karbon dioksida dan oksigen 95%) selama 30 menit 6 kali per
hari selama 5 hari
Prednison, 1 mg / kg sehari selama 5 hari
Peningkatan tingkat pendengaran rata-rata (> 15 dB), frekuensi bicara, dan tingkat
pendengaran nada tinggi segera setelah pengobatan (6 hari) dan pada tindak lanjut
(rata-rata, 33 hari)
Tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara pengobatan dengan
carbogen vs pengobatan dengan steroids
STEROID VS TERAPI LAIN (cont)
Kubo et al
Kombinasi betametason intravena dan oral + garam plasebo intravena selama 13
hari
80 U batroxobin intravena selama 13 hari ditambah plasebo oral
Peningkatan PTA pada 2 minggu setelah pengobatan
Tidak ada perbedaan antara batroxobin dan steroid
Pasien dikategorikan sebagai pemulihan penuh, peningkatan yang baik, perbaikan
yang cukup, atau tidak ada perbaikan
STEROID INTRATIMPANIK UNTUK TERAPI PENYELAMATAN
Ho et al
Terapi lanjutan dengan nicametate, vitamin B, dan fludiazepam
Deksametason intratympanic (1 mg / mL mingguan selama 3
minggu)
Pasien dikategorikan lengkap, pemulihan ditandai, sedikit, atau tidak atas dasar PTA pada 1 dan 4 minggu setelah pengobatan
Sejumlah lebih besar dari pasien secara signifikan mengalami perbaikan minimal 30 dB dalam mendengar
pada kelompok deksametason intratympanic
Kursus 10-hari pengobatan konservatif dengan metilprednisolon, nicametate, vitamin B,
fludiazepam, dan carbogen
VASOAKTIF DAN TERAPI HEMODILUSI
• Empat RCT menilai utilitas vasoaktif dan perawatan hemodilusi, termasuk pentoxifylline, dekstran, Ginkgo biloba, dan nifedipin, dan kombinasi
Magnesium vs Terapi Lain
• Berdasarkan RCT oleh Gordin dkk terapi Carbogen dikombinasi dengan Magnesium Angka kesembuhan lebih signifikan
• Kelemahan : angka validitas 2 dari 9 aplikasi hasil penelitian ini masih dipertanyakan.
• Nigeris dkk angka kesembuhan signifikan pada kombinasi Steroid + Magnesium dibandingkan kelompok dengan steroid dan placebo.
• Kelemahan: tidak dijelaskan secara rinci jenis steroid yang diberikan + durasi pemberian
Terapi Lain
• Lima RCT yang dilakukan hanya 2 yang menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik.
• Joachims dkk kombinasi terapi konvensional ( Steroid + Carbogen + Magnesium) tidak menunjukkan perbedaan derajat kesembuhan dengan kelompok tanpa vitamin E.
• Topuz dkk kombinasi terapi konvensional (Prednisone, Rheomacordex, Diazepam, + oksigen hiperbarik peningkatan angka kesembuhan signifikan
• 3 RCT lainnya mempelajari tentang fibrinogen, aktivator plasminogen jaringan rekombinan, dan Prostaglandin E1 tidak menunjukkan hasil yang positif
Tabel 4 Kesimpulan HasilStudi Pengukuran Hasil Hasil
Terapi Steroid
Terapi steroid vs placebo
Wilson et al, 1980 PTA pada 4-12 minggu setelah terapi Signifikan secara statistik (P<.03) tingkat kesembuhan pasien lebih tinggi dengan terapi steroid (61%) daripada dengan placebo (32%), diukur dengan waktu yang tidak ditentukan setelah terapi
Cinnamon et al, 2001 PTA dan nilai diskriminasi pada 6 hari setelah terapi dan evaluasi Tidak ada perbedaan signifikan diantara grup terapi (P>.05)
Antiviral + terapi steroid vs placebo + terapi steroid
Tucci et al, 2002 PTA dan skor diskriminasi bicara pada minggu 2 dan 6, kuesioner “short form-12” pada minggu 2, “Hearing Screenening Inventory” minggu ke 6
Tidak ada perbedaan signifikan (P>.05) diantara grup terapi placebo dan grup terapi antiviral terhadap pengukuran hasil
Stokroos et al, 1998 PTA dan laporan subjektif dari kesembuhan pendengaran, tekanan, vertigo dan tinnitus dikoleksi pada minggu 1 dan bulan 3, 6 dan 12
Tidak ada perbedaan signifikan (P>.05) diantara 2 grup terapi terhadap pengukuran hasil
Westerlaken et al, 2003 PTA dan laporan subjektif dari kesembuhan pendengaran, tekanan, vertigo dan tinnitus pada 1 tahun setelah terapi
Tidak ada perbedaan signifikan (P>.05) diantara 2 grup terapi terhadap pengukuran hasil
Uri et al, 2003 PTA, batas penerimaan bunyi, vertigo dan tinnitus diukur pada ublan 1, 3 dan 12
Tidak ada perbedaan signifikan (P>.05) diantara 2 grup terapi terhadap pengukuran hasil
Studi Pengukuran Hasil Hasil
Terapi Steroid
Terapi steroid vs terapi aktif yang lain
Kubo et al, 1988 PTA dan laporan subjektif dari kehilangan pendengaran, tekanan, vertigo, tinnitus, “aural fullness”, pusing, mual, dan lelah diperiksa sebelum dan segera setelah 2 minggu terapi
Untuk audiogram, ada peningkatan secara signifikan (P<.05) dengan terapi defibrinogenasi (57.3%) dibanding dengan steroid (38.7%). Juga ada peningkatan lebih besar pada tinnitus dan “aural fullness” dengan defibrinogenasi, dan peningkatan lebih besar pada kelelahan dengan terapi steroid (P<.05)
Dexametason intratimpani vs terapi yang lain
Ho et al, 2004 PTA diperiksa sebelum pengacakan, 1 dan 4 minggu setelah terapi pada pasien yang telah dilakukan terapi awal dengan steroid oral tetapi gagal
Signifikan secara statistik (P<.05) lebih besar pada tingkat kesembuhan (setidaknya mendapat 30dB) pada grup dengan dexamethasone intratimpani (53.5%) dibanding kontrol (7.1%), diukur dengan waktu yang tidak ditentukan setelah terapi
Tabel 4 Kesimpulan Hasil (cont)
Studi Pengukuran Hasil Hasil
Terapi vasodilatasi dan hemodilusi
Probst et al, 1992 PTA diperiksa pada hari 8-10 dan 28-35 setelah terapi
Tidak ada perbedaan signifikan yang terdeteksi pada perbaikan pendengaran diantara 3 grup terapi
Kronenber t al, 1992 PTA, batas penerimaan bicara dan skor diskriminasi diperiksa 7 hari setelah terapi
Tidak ada perbedaan signifikan diantara grup terapi pada pengukuran hasil
Reisser dan Weidauer, 2001 PTA dan laporan subjektif dari kesembuhan pendengaran, tekanan, vertigo dan tinnitus diperiksa 5 dan 10 hari setelah terapi
Tidak ada perbedaan signifikan yang terdeteksi diantara grup Ginkgo biloba dan pentoxifyline
Burschka et al, 2001 PTA pada minggu 8 Tidak ada perbedaan signifikan secara statistik diantara 2 grup terapi pada pengukuran hasil
Mann et al, 1986 PTA pada waktu yang tidak ditentukan Tidak ada perbedaan signifikan yang terdeteksi diantara grup terapi dan kontrol
Magnesium vs terapi yang lain
Gordin et al, 2002 PTA, tingkat kesembuhan, batas penerimaan bicara, dan skor diskriminasi bicara diperiksa pada 1 dan 4 minggu setelah terapi
Angka kesembuhan lebih besar secara signifikan (P<.01) diantara pasien yang diterapi dengan magnesium dan carbogen (66.4%) dibandingkan pasien yang diterapi dengan carbogen saja (49.9%)
Nageris et al, 2004 PTA dan skor diskriminasi bicara diukur sebelum dan setelah terapi pada waktu yang tidak ditentukan
Secara statistik ada peningkatan pendengaran (setidaknya 10dB) pada grup magnesium daripada grup kontrol (P<.05)
Tabel 4 Kesimpulan Hasil (cont)
Studi Pengukuran Hasil Hasil
Terapi yang lain
Joachims et al, 2003 PTA, tingkat kesembuhan, batas penerimaan bicara, dan skor diskriminasi bicara diperiksa pada waktu yang tidak ditentukan setelah terapi
Angka perbaikan (>75%) lebih besar secara signifikan (P=.04) pada grup vitamin E (78.8%) daripada grup standar (45.5%). Tidak ada perbedaan signifikan pada derajat kesembuhan yang diobservasi di antara grup.
Ogawa et al, 2005 PTA dan tinitus dievaluasi 1 dan 2 bulan setelah terapi Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antar kelompok terapi tentang PTA dan tinitus
Suckfull, 2002 Pngukuran hasil yang utama adalah PTA, pengukuran sekunder adalah kesembuhan pendengaran, peningkatan persepsi bicara pada minggu 6, tinitus serta frekuensi dari efek samping
Tidak ada perbedaan signifikan (P>.05) yang terlihat antara apheresis dan grup terapi standar untuk PTA atau rata-rata persepsi berbicara.
Mora et al, 2003 PTA dan tes emisi otoakustik dilkakukan 30 hari setelah terapi
Tidak ada perbandingan antar grup yang dilaporkan
Topuz et al, 2004 PTA diukur sebelum dan 4 minggu setelah terapi Lebih besar secara signifikan pad penambahan pendengaran pada grup dengan oksigen hiperbarik dibandingkan dengan grup kontrol pada frekuensi 4 sampai 5.
Tabel 4 Kesimpulan Hasil (cont)
Komentar
• Ulasan sistematik ini bertujuan untuk meningkatkan terapi SSHL (Sudden Sensory Neural Hearing Loss)
• Rekomendasi di Amerika Utara Steroid Oral• Hasil penelitian mengenai pemberian steroid
pada SSHL masih dipertanyakan.
Penelitian Pemberian Steroid pada SSHL
• Wilson dkk terapi dengan steroid menunjukkan angka kesembuhan yang signifikan dibanding kelompok dengan pemberian placebo.
• Berdasarkan metodologi penelitian bukan termasuk penelitian RCT menimbulkan efek terapi berlebihan
• Tidak dapat dipastikan efek terapi yang positif pada penelitian Wilson dkk.
• Karakteristik penelitian non random praktisi medis sulit mengetahui cara terapi pasien SSHL dengan steroid + bagaimana efek terapi setelah pemberian steroid
• Penelitian ini tidak menginformasikan dosis steroid yang digunakan + tidak memberi penjelasan mengenasi keadaan setelah terapi steroid untuk menilai perbaikan klinis pada pasien.
Pseudorandomized Controlled Trial
• Dilakukan terhadap 20 pasien dengan SSHL, dan 16 di antaranya tidak ditemukan perbedaan signifikan pada data
• Hambatan sampel kecil
Kegagalan RCT + Non RCT
• Empat RCT menunjukkan tidak ada kejadian yang menyatakan kentungan terapi dengan obat antivirus terhadap terapi steroid .
• Non RCT substansi vasoaktif dan hemodilusi seperti pentoxifylline, dextran, G biloba, atau nifedipine, Apheresis positif, 28 prostaglandin E1, 5 dan activator plasminogen jaringan rekombinan 31 tidak memiliki keuntungan pada terapi SSHL
Keberhasilan RCT
• Batroxobin (venom bisa ular) komponen defibrinogen hasil positif pada pemeriksaan audiometri.
• Kombinasi dengan Magnesium Sulfat hasil positif pada audiometri
• Kombinasi vitamin E efek menguntungkan jika dikombinasi dengan terapi konvensional
• Oksigen Hiperbarik menunjukkan angka kesembuhan yang signifikan
Keterbatasan Review Sistematik
• Definisi SSHL yang berbeda pada 20 penelitian yang berbeda. Hanya 2 penelitian yang sesuai dengan definisi NICDC Menyulitkan praktisi medis (THT) untuk mengaplikasikan hasil penelitian
• Banyak hasil terapi yang harus diukur pada waktu yang berbeda setelah pengobatan menilai derajat perbaikan.
Kesimpulan
• SSHL di Amerika Utara di terapi dengan steroid angka kesembuhan masih dipertanyakan
• Keberhasilan RCT Batroxobin, Magnesium, Vitamin E, Oksigen Hiperbarik
• Banyak kendala dari beberapa penelitian yang ada 1. Terminologi SSHL yang dipakai, 2. Tidak adanya penilaian kondisi pasien pasca pemberian steroid
Daftar Pustaka• National Institute of Health, Sudden Deafness. Bethesda, Md: National Institutes of Health; 2000;. NIH publication
00-4757 • Byl FM. Sudden hearing loss: eight years' experience and suggested prognostic table. Laryngoscope
1984;94647- 661 6325838• Chandrasekhar SS. Updates on methods to treat sudden hearing loss. Oper Tech Otolaryngol Head Neck Surg
2003;14288- 292• Reisser CH, Weidauer H. Gingko biloba extract EGb 761 or pentoxifylline for the treatment of sudden deafness: a
randomized, reference-controlled, double blind study. Acta Otolaryngol 2001;121579- 584 11583389• Ogawa K, Takei S, Inoue Y, Kanzaki J. Effect of prostaglandin E1 on idiopathic sudden sensorineural hearing loss: a
double-blind clinical study. Otol Neurotol 2002;23665- 668 12218617• Mattox DE, Simmons FB. Natural history of sudden sensorineural hearing loss. Ann Otol Rhinol Laryngol
1977;86463- 480 889223• Jones N, Ludman H. Acquired sensorineural hearing loss. In: , , eds. Diseases of the Ear.6th ed. London, England:
Arnold Publishers; 1998;:495-- 497• Haberkamp TJ, Tanyeri HM. Management of idiopathic sudden sensorineural hearing loss. Am J Otol
1999;20587- 595 10503580• Koç A, Sanisoglu O. Sudden sensorineural hearing loss: literature review on recent studies. J Otolaryngol
2003;32308- 313 14974861• Rauch SD. Invited comment to: Haberkamp TJ, Tanyeri HM. Management of idiopathic sudden sensorineural
hearing loss. Am J Otol 1999;20587- 595 10503580• Conlin AE, Parnes LS. Treatment of sudden sensorineural hearing loss, II: a meta-analysis. Arch Otolaryngol Head
Neck Surg 2007;133582- 586• Berlin JA.University of Pennsylvania Meta-analysis Blinding Study Group, Does blinding of readers affect the
results of meta-analyses? Lancet 1997;350185- 186 9250191• Guyatt GH, Sackett DL, Cook DJ.Evidence-Based Medicine Working Group, Users' guides to the medical literature,
II: how to use an article about therapy or prevention, A: are the results of the study valid? JAMA 1993;2702598- 2601 8230645
• Schulz KF, Chalmers I, Hayes RJ, Altman DG. Empirical evidence of bias: dimensions of methodological quality associated with estimates of
• Wilson WR, Byl FM, Laird N. The efficacy of steroids in the treatment of idiopathic sudden hearing loss. Arch Otolaryngol 1980;106772- 776 7002129
• Cinamon U, Bendet E, Kronenberg J. Steroids, carbogen or placebo for sudden hearing loss: a prospective double-blind study. Eur Arch Otorhinolaryngol 2001;258477- 480 11769996
• Tucci DL, Farmer JC, Kitch RD, Witsell DL. Treatment of sudden sensorineural hearing loss with systemic steroids and valacyclovir. Otol Neurotol 2002;23301- 308 11981385
• Stokroos RJ, Albers FWJ, Tenvergert EM. Antiviral treatment of idiopathic sudden sensorineural hearing loss: a prospective, randomized, double-blind clinical trial. Acta Otolaryngol 1998;118488- 495 9726671
• Westerlaken BO, Stokroos RJ, Dhooge IJ, Wit HP, Albers FW. Treatment of idiopathic sudden sensorineural hearing loss with antiviral therapy: a prospective, randomized, double-blind clinical trial. Ann Otol Rhinol Laryngol 2003;112993- 1000 14653370
• Uri N, Doweck I, Cohen-Kerem R, Greenberg E. Acyclovir in the treatment of idiopathic sudden sensorineural hearing loss. Otolaryngol Head Neck Surg 2003;128544- 549 12707659
• Kubo T, Matsunaga T, Asai H. et al. Efficacy of defibrinogenation and steroid therapies on sudden deafness. Arch Otolaryngol Head Neck Surg 1988;114649- 652 3284549
• Ho HG, Lin HC, Shu MT, Yang CC, Tsai HT. Effectiveness of intratympanic dexamethasone injection in sudden deafness patients as salvage treatment. Laryngoscope 2004;1141184- 1189 15235345
• Probst R, Tschopp K, Ludin E, Kellerhals B, Podvinec M, Pfaltz CR. A randomized, double-blind, placebo-controlled study of dextran/pentoxifylline medication in acute acoustic trauma and sudden hearing loss. Acta Otolaryngol 1992;112435- 443 1279928
• Kronenberg J, Almagor M, Bendet E, Kushnir D. Vasoactive therapy versus placebo in the treatment of sudden hearing loss: a double-blind clinical study. Laryngoscope 1992;10265- 68 1370568
• Burschka MA, Hassan HAH, Reineke T, van Bebber L, Caird DM, Mosges R. Effect of treatment with Ginkgo biloba extract EGb 761 (oral) on unilateral idiopathic sudden hearing loss in a prospective randomized double-blind study of 106 outpatients. Eur Arch Otorhinolaryngol 2001;258213- 219 11548897
• Gordin A, Goldenberg D, Golz A, Netzer A, Joachims HZ. Magnesium: a new therapy for idiopathic sudden sensorineural hearing loss. Otol Neurotol 2002;23447- 451 12170143
• Nageris BI, Ulanovski D, Attias J, Tikva P. Magnesium treatment for sudden hearing loss. Ann Otol Rhinol Laryngol 2004;113672- 675 15330150
• Suckfüll M.Hearing Loss Study Group, Finbrinogen and LDL apheresis in treatment of sudden hearing loss: a randomized multicentre trial. Lancet 2002;3601811- 1817 12480357
• Mann W, Beck C, Beck C. Calcium antagonists in the treatment of sudden deafness. Arch Otorhinolaryngol 1986;243170- 173 3753293
• Joachims HZ, Segal J, Golz A, Netzer A, Goldenberg D. Antioxidants in treatment of idiopathic sudden hearing loss. Otol Neurotol 2003;24572- 575 12851547
• Mora R, Barbieri M, Mora F, Mora M, Yoo TJ. Intravenous infusion of recombinant tissue plasminogen activator for the treatment of patients with sudden and/or chronic hearing loss. Ann Otol Rhinol Laryngol 2003;112665- 670 12940661
• Topuz E, Yigit O, Cinar U, Seven H. Should hyperbaric oxygen be added to treatment in idiopathic sudden sensorineural hearing loss? Eur Arch Otorhinolaryngol 2004;261393- 396 14586625
• Schulz KF, Chalmers I, Hayes RJ, Altman DG. Empirical evidence of bias: dimensions of methodological quality associated with estimates of treatment effects in controlled trials. JAMA 1995;273408- 412 7823387
• Chalmers TC, Matta RJ, Smith H Jr, Kunzler AM. Evidence favoring the use of anticoagulants in the hospital phase of acute myocardial infarction. N Engl J Med 1977;2971091- 1096 909566
• Kato A, Yonemura K, Matsushima H, Ikegaya N, Hishida A. Complications of oliguric acute renal failure in patients treated with low-molecular weight dextran. Ren Fail 2001;23679- 684 11725914
• Kuo ST, Shu WC, Young YH. Dextran-induced pulmonary edema in patients with sudden deafness. Otol Neurotol 2002;23661- 664 12218616
TERIMA KASIH