44
PENATALAKSANAAN TULI SENSORINEURAL MENDADAK (SSHL) Alfian Reddy S. Rofa Husnul K. Timmotius Danny J.Y. Eko Aprilianto H. Pembimbing : dr. Soehartono, Sp. THT-KL Review Sistematik Anne Elizabeth Conlin, BA&Sc, MD; Lorne S. Parnes, MD, FRCSC

Jurnal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal

PENATALAKSANAAN TULI SENSORINEURAL MENDADAK

(SSHL)

Alfian Reddy S.Rofa Husnul K.

Timmotius Danny J.Y.Eko Aprilianto H.

Pembimbing : dr. Soehartono, Sp. THT-KL

Review SistematikAnne Elizabeth Conlin, BA&Sc, MD; Lorne S. Parnes, MD, FRCSC

Page 2: Jurnal

Hilangnya pendengaran lebih dari 30 dB pada 3 tes frekuensi yang bertahap, yang dilakukan dalam 3 hari. (Institut nasional Amerika untuk Tuli dan Gangguan Bicara)

Perkiraan insiden SSHL 5 sampai 20 orang dari 100.000 per tahun

Penatalaksanaan SSHL bervariasi •Steroid sistemik•Tidak dilakukan intervensi apapun sembuh sendiri

Latar belakang Untuk membantu klinisi mengidentifikasi penatalaksanaan SSHL yang terbaik diantara banyak regimen penatalaksanaan

Tujuan Penelitian Naratif ini:•Untuk identifikasi, evaluasi, dan meninjau semua RCTs pada penatalaksanaan SSHL,•untuk menyatukan dan melakukan meta analisis terhadap hasil individual RCTs• jika memungkinkan untuk memperkuat data statistik dan memperkirakan efek dari penatalaksanaan yang diberikan

Page 3: Jurnal

IDENTIFIKASI DAN INKLUSI RCTSSebuah studi literatur MEDLINE

mengidentifikasi RCTs pada penatalaksanaan SSHL

diterbitkan menggunakan Bahasa Inggris antara Januari 1966 dan

Februari 2006.

Setiap kutipan diidentifikasi melalui penelitian literature oleh 1 peneliti mengkaji abstrak-abstrak literatur menentukan kesesuaian

inklusi.

masing-masing kutipan diidentifikasi sebagai calon RCTs

Kriteria inklusi :•diterbitkan dalam bahasa inggris•membandingkan grup kontrol dengan grup tindakan dari pasien yang didiagnosis SSHL, SSHL idiopatik, dan tuli mendadak.

Penelitian tidak mengekslusi berdasarkan definisi SSHL secara kualitatif dan kuantitatif, regimen

terapi, dan pengukuran hasi.

Penelitian MEDLINE pertama menggunakan terminologi MeSH hearing loss dan sensorineural menghasilkan 35 kutipan:•20 kutipan gagal memenuhi kriteria inklusi.•15 penelitian sisanya dimasukkan dalam tinjauan.

Jumlah total artikel yang memenuhi kriteria inklusi menjadi

20 artikel.

Page 4: Jurnal

EVALUASI KUALITAS METODOLOGIKualitas metodologi dievaluasi secara independen oleh 1 peneliti.•Tinjauan Mempertimbangkan pengarang, institusi, penerbitan jurnal, atau hasil dari penelitian, (sesuai metode

Berlin’s).•Kriteria validitas berdasarkan Pedoman American Medical Assosiation

Pedoman Primer•Apakah pemberian terapi terhadap pasien dilakukan secara acak?•Apakah follow up dilengkapi setidaknya 85% dari pasien yang diikutkan dalam penelitian?•Apakah pasien dianalisis dalam grup acak?

Pedoman Sekunder•Apakah pasien tidak tahu terapi yang diberikan padanya?•Apakah peneliti tidak tahu terapi yang diberikan kepada pasien?•Apakah penelitian tidak tahu terapi yang diberikan kepada pasien?•Apakah semua grup memiliki kemiripan pada awal penelitian?•Disamping intervensi penelitian, apakah semua grup di perlakukan secara adil?

Kriteria tambahan•Apakah distribusi pasien terhadap grup terapi tersembunyi?

Page 5: Jurnal

PENGAMBILAN DATA

Data diambil dari trial yang terinklusi oleh satu peneliti.

Informasi dari pasien, investigasi, metode, intervensi, dan hasil akhir direkam dalam formulir pengambilan data

yang terstandar

Pengukuran outcome primer skor pure-tone average (PTA).

Pengukuran outcome tambahan (pengukutan objektif) • speech reception threshold• speech discrimination scores, •Penilaian subjektif keluhan pasien tinnitus, vertigo, and kemajuan

perbaikan pendengaran.

Page 6: Jurnal

SINTESIS DATA

Karakteristik dan hasil dari semua studi yang terlibat diulas secara sistematis.

Karakteristik Penelitian , termasuk populasi sampel, kriteria inklusi, terapi pada kelompok pengobatan dan kelompok kontrol, dan nilai validitas, ditabulasi dan dibandingkan antara 20 RCT

Studi kemudian dikategorikan oleh protokol pengobatan Hasil pengukuran dan hasil penelitian masing-masing diringkas dan ditabulasi

Page 7: Jurnal

Tabel 1. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan IntervensiIntervensi SumberSteroid vs Placebo Wilson et al, 1980

Cinamon et al, 2001Steroid + agen antiviral vs steroid + placebo Tucci et al, 2002

Stokroos et al, 1998

Westerlaken et al, 2003

Uri et al, 2003

Steroid vs agen lain Kubo et al, 1988

Cinamon et al, 2001Steroid intratimpani Ho et al, 2004Vasoactive dan terapi hemodilusi Probst et al, 1992

Kronenberg et al, 1992

Reisser and Weidauer, 2001

Burschka et al, 2001

Magnesium vs agen lain Gordin et al, 2002

Nageris et al, 2004Lain-lain Ogawa et al, 2002

Suckfüll, 2002

Mann et al, 1986

Joachims et al, 2003

Mora et al, 2003

Topuz et al, 2004

Page 8: Jurnal

KARAKTERISTIK PENELITIAN TERKAIT

terdapat total 21 perbandingan kelompok pengobatan,yang

memenuhi kriteria inklusi dari ulasan ini. Skor validitas dari setiap percobaan tercantum

dalam Tabel 2.

Nilai rata-rata validitas adalah 6,1 dari 9, dengan kisaran 2 sampai 8.

Dua dari seluruh penelitian dideskripsikan menggunakan

generator number yang bersifat acak dari komputer untuk pengacakan

Metode pada satu penelitian adalah menggunkana pseudorandomized, 16 pada 1 kelompok dari 4 kelompok pengobatan

ditetapkan secara bergiliran. Satu penelitian dibuat dengan tidak

menyebutkan metode randomisasi pada semua kelompok pengobatan.15

Sisa 16 penelitian digambarkan sebagai randomisasi, tetapi

metode pengacakan tidak dijelaskan.

Di antara 8 RCT yang mendapat terapi steroid, hanya 2,17 kriteria inklusi tertentu dari definisi SSHL yang sesuai dengan definisi dari NICDC,

dan 2 tidak memberikan definisi kuantitatif kehilangan mendengar pada semua subjek .21,22

Diantara 12 RCT lainnya yang mengevaluasi terapi lain, definisi SSHL bervariasi, dan dari

semunya tidak ada yng sesuai dengan definisi NICDC.

Page 9: Jurnal

INTERVENSI DAN PENGUKURANTabel 4 meringkas Hasil pengukuran pada masing-masing penelitian. hasil

pengukuran Objektif, Hasil pengukuran yang subjektif, dan skala

serta kuesioner yang dilaporkan dalam kelompok penelitian yang

terlibat.

Diantara hasil pengukuran objektif, PTA dilaporkan dalam semua RCTs (20). Selain itu , Speech discrimination scores telah dilaporkan pada 6 kelompok penelitian,

16,17,26,27,30 Speech reception thresholds telah dilaporkan dalam 4 kelompok penelitian,

20,24,26,30 dan otoacoustic emissions dilaporkan dalam 1 kelompok penelitian.

Hasil Pengukuran subjektif yang termasuk tinnitus dilaporkan dalam 7 kelompok penelitian 4,5,18-21, 28,

yang termasuk vertigo dilaporkan pada 5 krlompok penelitian4,18-21; yang termasuk pemulihan

pendengaran, terdapat pada 5 kelompok penelitian 4,

18, 19,21,28, yang termasuk sensasi peningkatan tekanan telinga, terdapat pada 3 kelompok penelitian18-20, dan

yang termasuk keluhan sakit kepala, mual, dan kelelahan, terdapat pada 1 kelompok penelitian

20 Akhirnya, 1 studi juga melaporkan hasil the

Hearing Screening Inventory dan the Short

Form-12 Questionnaire.17.

Page 10: Jurnal

Sumber Jumlah populasi

Definisi SSHL (dB)/ Frekuensi/ Hari

Intervensi Kontrol Skor validitas

Terapi steroidWilson et al, 1980 (Amerika serikat

67 30/3/3 Dexamethasone (0,75 mg/hari sampai 4,5 mg dua kali sehari) atau methylprednisolone (4 mg/hari sampai 16 mg 3 kali sehari

Placebo (n=34) 5

Cinamon et al, 2001 (israel)

41 20/3/3 Prednison (1 mg/kg/hari) (n=11); carbogen (5% carbon dioxide + 95% oxygen x3 jam/hari) (n=10)

Oral placebo (n=9) inhaled placebo (n=11)

8

Tabel 3 Karakteristik Studi Terkait

Page 11: Jurnal

Tucci et al, 2002 (amerika serikat)

68 30/3/3 Prednison (80 mg dibagi dalam 4 dosis, kemudian ditapering sampai 8 hari) + valacyclovir (1 g 3 kali sehari selama 10 hari ) (n=39)

Prednison (80 mg dibagi dalam 4 dosis, kemudian ditapering hingga 8 hari)+placebo (n=29)

7

Stokroos et al, 1998 (belanda)

43 30/3/1 Prednisolon (1 mg/kgx1 d, kemudian ditapering hingga 7 hari)+acyclovir (10 mg/kg 3 kali sehari selama 7 hari (n=22)

Prednisolon (1 mg/kg selama 1 hari kemudian ditapering selama 7 hari)+placebo(n=21)

6

Westerlaken et al, 2003 (belanda)

70 30/3/1 Prednisolon (1 mg/kgx1 d, kemudian ditapering hingga 7 hari)+acyclovir (10 mg/kg 3 kali sehari selama 7 hari (n=37)

Prednisolon (1 mg/kg selama 1 hari kemudian ditapering selama 7 hari)+placebo(n=33)

6

Uri et al, 2003 (israel)

60 20/3/? Hydrocortisone (100 mg 3 kali sehari selama 7 hari) +acyclovir (15 mg/kg/hari selama 7 hari) (n=29)

Hydrocortisone (100 mg 3 kali sehari selama 7 hari) (n=31)

5

Kubo et al, 1998 (Jepang)

162 Seperti yang didefinikan kementrian kesehatan jepang , 1973

Batroxobin (80 U IV drip hingga 13 hari (n=82)

Betamethasone (4 mg IV selama 3 hari + 2 mg per oral 4 kali sehari selama 4 hari kemudian ditapering)(n=80)

7

Ho et al, 2004 29 “Severe atau profundus”/?/3

Dexamethasone intratimpani, 4 mg/mL setiap minggu selama 3 minggu setelah 10 hari diberi terapi standrad ( steroid sistemik, carbogen, nicametate, Vitamin B)(n=15)

Nicatematate, Vitamin B, dan fludiazepam setelah 10 hari terapi standard (n=14)

4

Tabel 3 Karakteristik Studi Terkait

Page 12: Jurnal

Terapi hemodelusi dan vasoaktifProbst et al, 1992 (swiss)

184 30/1/14 Pentoxifyline (300 mg IV selama 7 hari dan 400 mg melalui peroral selama 33 hari)(n=53); dextran 40 (dosis tidak diketahui)+pentoxifyline (n=64)

Placebo (n=67) 7

Kronenberg et al, 1992 (israel)

27 20/?/7 Dextran (500 ml IV selama 4 kali pengobatan) + procaine hydrocloride (2@ dalam 500 ml cairan salin selama 4 kali pengobatan) (n=13)

Placebo (n=14) 6

Raisser dan weidauer, 2001 (jerman)

71 20/?/4 Ginkgo biloba (200 mg selama 10 hari) + (dextran 100 mg selama 9 hari) (n=37)

Pentoxifyline (300 mg selama 10 hari) + dextran (100 mg selama 9 hari) (n=34)

7

Burschke et al, 2001 (jerman)

106 15/1/10 High dose Ginkgo Biloba (120 mg dua kali sehari selama 8 minggu ) (n=45)

Ginkgo biloba dosis rendah (12 mg dua kali sehari selama 8 minggu) (n=33)

8

Mann et al, 1986 (Jerman)

50 Tidak spesifik Nifedipine (600 mg, durasi tidak diketahui) (n=25)

Naftidrofuryl (600 mg sekali sehari ), Vitamin A (30000 IU), Vitamin E (70 mg), Zinc (50 mg) ( Durasi tidak diketahui) (n=25)

4

Tabel 3 Karakteristik Studi Terkait

Page 13: Jurnal

Magnesium vs Terapi lain

Gordin et al, 2002 (israel)

133 30/3/14 Magnesium sulfate (4 g IV satu kali sehari hingga 7 hari ) + carbogen (5% carbon dioxide + 95%

Carbogen (5% carbon dioxide+95% oxygen selama 30 menit setiap dua jam hingga 7 hari) (n=60)

2

Nageris et al, 2004 (israel)

28 30/3/? Magnesium aspartate (6,7 mmol, durasi tidak diketahui)+ steroid 91 mg/kg, durasi tidak diketahui) (n=14)

Steroid+placebo (n=14)

5

Tabel 3 Karakteristik Studi Terkait

Page 14: Jurnal

Tabel 3 Karakteristik Studi Terkait (lanjutan)

Sumber Jumlah populasi Definisi SSHL (dB)/ Frekuensi/ Hari

Intervensi Kontrol Skor validitas

Terapi lain

Suckfull, 2002 (Jerman)

201 15 / 3 / 7 Satu terapi dengan fibrinogen / LDL aferesis (n=111)

Prednisolon, zat hidroksietil, pentixifyline ((n=67)

7

Mora et al, 2003 (Itali)

17 Sedang – berat / ? / ? Recombinant tissue plasminogen activator (n=?)

Steroid, bahan vasoaktif + multivitamin (n=?)

3

Joachim et al, 2003 (Israel)

66 Tidak jelas Vitamin E + terapi standar (n=33)

Terapi standar (prednison, magnesium sulfat, carbogen) (n=33)

8

Ogawa et al, 2002 (Jepang)

57 40 / ? / ? Hidrokortison +

prostaglanendin E1

(n=29)

Hidrokortison + placebo (n=28)

8

Topuz et al, 2004 (Turki)

51 30 / 3 / ? Oksigen hiperbarik, + terapi standar (n=34)

Terapi standar (prednison, Rheomacrodex, diazepam, pentoxifyline) (n=21)

3

Page 15: Jurnal

TERAPI STEROID VS TERAPI PLACEBO

Dua Penelitian klinis prospektif menginvestigasi steroid oral vs plasebo untuk pengobatan

SSHL.15, 16

Page 16: Jurnal

Wilson et al, 1980

Dexamethasone (0,75 mg/hari sampai 4,5 mg dua kali sehari) atau

methylprednisolone (4 mg/hari sampai 16 mg 3 kali sehari

Placebo (n=34)

PTA pada 4-12 minggu setelah terapi

Signifikan secara statistik (P<.03) tingkat kesembuhan pasien lebih tinggi dengan

terapi steroid (61%) daripada dengan placebo (32%), diukur dengan waktu yang tidak ditentukan setelah terapi

Page 17: Jurnal

Cinamon et al, 2001

Prednison (1 mg/kg/hari) (n=11); carbogen (5% carbon dioxide + 95% oxygen x3 jam/hari) (n=10)

Oral placebo (n=9) inhaled placebo (n=11)

PTA dan nilai diskriminasi pada 6 hari setelah terapi dan evaluasi

Tidak ada perbedaan signifikan diantara grup terapi (P>.05)

Page 18: Jurnal

TERAPI ANTIVIRAL PLUS STEROID VS TERAPI PLACEBO PLUS STEROID

Empat penelitian telah mengevaluasi pengobatan pada SSHL dengan terapi

antivirus dan terapi steroid vs plasebo dan terapi steroid. Tidak ada studi melaporkan

hasil yang signifikan secara statistik.

Page 19: Jurnal

Tucci et al, 2002

Prednison (80 mg dibagi dalam 4 dosis, kemudian ditapering sampai 8 hari) + valacyclovir (1 g 3 kali sehari selama 10 hari ) (n=39)

Prednison (80 mg dibagi dalam 4 dosis, kemudian ditapering hingga 8 hari)+placebo (n=29)

PTA dan skor diskriminasi bicara pada minggu 2 dan 6, kuesioner “short form-12”

pada minggu 2, “Hearing Screenening Inventory” minggu ke 6

Tidak ada perbedaan signifikan (P>.05) diantara grup terapi placebo dan grup

terapi antiviral terhadap pengukuran hasil

Page 20: Jurnal

Westerlaken et al, 2003

Prednisolon (1 mg/kgx1 d, kemudian ditapering hingga 7 hari)+acyclovir (10 mg/kg 3 kali sehari selama 7 hari (n=37)

Prednisolon (1 mg/kg selama 1 hari kemudian ditapering selama 7 hari)+placebo(n=33)

PTA dan laporan subjektif dari kesembuhan pendengaran, tekanan,

vertigo dan tinnitus pada 1 tahun setelah terapi

Tidak ada perbedaan signifikan (P>.05) diantara 2 grup terapi

terhadap pengukuran hasil

Page 21: Jurnal

Stockroos et al

Prednisolon (1 mg/kgx1 d, kemudian ditapering hingga 7 hari)+acyclovir (10 mg/kg 3 kali sehari selama 7 hari (n=22)

Prednisolon (1 mg/kg selama 1 hari kemudian ditapering selama 7 hari)+placebo(n=21)

PTA dan laporan subjektif dari kesembuhan pendengaran, tekanan,

vertigo dan tinnitus dikoleksi pada minggu 1 dan bulan 3, 6 dan 12

Tidak ada perbedaan signifikan (P>.05) diantara 2 grup terapi

terhadap pengukuran hasil

Page 22: Jurnal

Uri et al

Asiklovir, 15 mg / kg per hari, dan hidrokortison, 100mg 3 kali sehari selama 7 hari, ditambah dosis hidrokortison tapering

untuk 7 hari tambahan

Hidrokortison hanya untuk 31 pasien kelompok kontrol

Rata-rata nada murni, ambang batas berbicara, skor diskriminasi berbicara,

refleks stapedial, timpanometri, dan nada rusak diukur pada 1, 3, dan 12 bulan

setelah pengobatan

Tidak ada perbedaan secara signifikan

Page 23: Jurnal

STEROID VS TERAPI LAINCinamon et al

Inhalasi carbogen (5% karbon dioksida dan oksigen 95%) selama 30 menit 6 kali per

hari selama 5 hari

Prednison, 1 mg / kg sehari selama 5 hari

Peningkatan tingkat pendengaran rata-rata (> 15 dB), frekuensi bicara, dan tingkat

pendengaran nada tinggi segera setelah pengobatan (6 hari) dan pada tindak lanjut

(rata-rata, 33 hari)

Tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara pengobatan dengan

carbogen vs pengobatan dengan steroids

Page 24: Jurnal

STEROID VS TERAPI LAIN (cont)

Kubo et al

Kombinasi betametason intravena dan oral + garam plasebo intravena selama 13

hari

80 U batroxobin intravena selama 13 hari ditambah plasebo oral

Peningkatan PTA pada 2 minggu setelah pengobatan

Tidak ada perbedaan antara batroxobin dan steroid

Pasien dikategorikan sebagai pemulihan penuh, peningkatan yang baik, perbaikan

yang cukup, atau tidak ada perbaikan

Page 25: Jurnal

STEROID INTRATIMPANIK UNTUK TERAPI PENYELAMATAN

Ho et al

Terapi lanjutan dengan nicametate, vitamin B, dan fludiazepam

Deksametason intratympanic (1 mg / mL mingguan selama 3

minggu)

Pasien dikategorikan lengkap, pemulihan ditandai, sedikit, atau tidak atas dasar PTA pada 1 dan 4 minggu setelah pengobatan

Sejumlah lebih besar dari pasien secara signifikan mengalami perbaikan minimal 30 dB dalam mendengar

pada kelompok deksametason intratympanic

Kursus 10-hari pengobatan konservatif dengan metilprednisolon, nicametate, vitamin B,

fludiazepam, dan carbogen

Page 26: Jurnal

VASOAKTIF DAN TERAPI HEMODILUSI

• Empat RCT menilai utilitas vasoaktif dan perawatan hemodilusi, termasuk pentoxifylline, dekstran, Ginkgo biloba, dan nifedipin, dan kombinasi

Page 27: Jurnal

Magnesium vs Terapi Lain

• Berdasarkan RCT oleh Gordin dkk terapi Carbogen dikombinasi dengan Magnesium Angka kesembuhan lebih signifikan

• Kelemahan : angka validitas 2 dari 9 aplikasi hasil penelitian ini masih dipertanyakan.

Page 28: Jurnal

• Nigeris dkk angka kesembuhan signifikan pada kombinasi Steroid + Magnesium dibandingkan kelompok dengan steroid dan placebo.

• Kelemahan: tidak dijelaskan secara rinci jenis steroid yang diberikan + durasi pemberian

Page 29: Jurnal

Terapi Lain

• Lima RCT yang dilakukan hanya 2 yang menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik.

• Joachims dkk kombinasi terapi konvensional ( Steroid + Carbogen + Magnesium) tidak menunjukkan perbedaan derajat kesembuhan dengan kelompok tanpa vitamin E.

• Topuz dkk kombinasi terapi konvensional (Prednisone, Rheomacordex, Diazepam, + oksigen hiperbarik peningkatan angka kesembuhan signifikan

• 3 RCT lainnya mempelajari tentang fibrinogen, aktivator plasminogen jaringan rekombinan, dan Prostaglandin E1 tidak menunjukkan hasil yang positif

Page 30: Jurnal

Tabel 4 Kesimpulan HasilStudi Pengukuran Hasil Hasil

Terapi Steroid

Terapi steroid vs placebo

Wilson et al, 1980 PTA pada 4-12 minggu setelah terapi Signifikan secara statistik (P<.03) tingkat kesembuhan pasien lebih tinggi dengan terapi steroid (61%) daripada dengan placebo (32%), diukur dengan waktu yang tidak ditentukan setelah terapi

Cinnamon et al, 2001 PTA dan nilai diskriminasi pada 6 hari setelah terapi dan evaluasi Tidak ada perbedaan signifikan diantara grup terapi (P>.05)

Antiviral + terapi steroid vs placebo + terapi steroid

Tucci et al, 2002 PTA dan skor diskriminasi bicara pada minggu 2 dan 6, kuesioner “short form-12” pada minggu 2, “Hearing Screenening Inventory” minggu ke 6

Tidak ada perbedaan signifikan (P>.05) diantara grup terapi placebo dan grup terapi antiviral terhadap pengukuran hasil

Stokroos et al, 1998 PTA dan laporan subjektif dari kesembuhan pendengaran, tekanan, vertigo dan tinnitus dikoleksi pada minggu 1 dan bulan 3, 6 dan 12

Tidak ada perbedaan signifikan (P>.05) diantara 2 grup terapi terhadap pengukuran hasil

Westerlaken et al, 2003 PTA dan laporan subjektif dari kesembuhan pendengaran, tekanan, vertigo dan tinnitus pada 1 tahun setelah terapi

Tidak ada perbedaan signifikan (P>.05) diantara 2 grup terapi terhadap pengukuran hasil

Uri et al, 2003 PTA, batas penerimaan bunyi, vertigo dan tinnitus diukur pada ublan 1, 3 dan 12

Tidak ada perbedaan signifikan (P>.05) diantara 2 grup terapi terhadap pengukuran hasil

Page 31: Jurnal

Studi Pengukuran Hasil Hasil

Terapi Steroid

Terapi steroid vs terapi aktif yang lain

Kubo et al, 1988 PTA dan laporan subjektif dari kehilangan pendengaran, tekanan, vertigo, tinnitus, “aural fullness”, pusing, mual, dan lelah diperiksa sebelum dan segera setelah 2 minggu terapi

Untuk audiogram, ada peningkatan secara signifikan (P<.05) dengan terapi defibrinogenasi (57.3%) dibanding dengan steroid (38.7%). Juga ada peningkatan lebih besar pada tinnitus dan “aural fullness” dengan defibrinogenasi, dan peningkatan lebih besar pada kelelahan dengan terapi steroid (P<.05)

Dexametason intratimpani vs terapi yang lain

Ho et al, 2004 PTA diperiksa sebelum pengacakan, 1 dan 4 minggu setelah terapi pada pasien yang telah dilakukan terapi awal dengan steroid oral tetapi gagal

Signifikan secara statistik (P<.05) lebih besar pada tingkat kesembuhan (setidaknya mendapat 30dB) pada grup dengan dexamethasone intratimpani (53.5%) dibanding kontrol (7.1%), diukur dengan waktu yang tidak ditentukan setelah terapi

Tabel 4 Kesimpulan Hasil (cont)

Page 32: Jurnal

Studi Pengukuran Hasil Hasil

Terapi vasodilatasi dan hemodilusi

Probst et al, 1992 PTA diperiksa pada hari 8-10 dan 28-35 setelah terapi

Tidak ada perbedaan signifikan yang terdeteksi pada perbaikan pendengaran diantara 3 grup terapi

Kronenber t al, 1992 PTA, batas penerimaan bicara dan skor diskriminasi diperiksa 7 hari setelah terapi

Tidak ada perbedaan signifikan diantara grup terapi pada pengukuran hasil

Reisser dan Weidauer, 2001 PTA dan laporan subjektif dari kesembuhan pendengaran, tekanan, vertigo dan tinnitus diperiksa 5 dan 10 hari setelah terapi

Tidak ada perbedaan signifikan yang terdeteksi diantara grup Ginkgo biloba dan pentoxifyline

Burschka et al, 2001 PTA pada minggu 8 Tidak ada perbedaan signifikan secara statistik diantara 2 grup terapi pada pengukuran hasil

Mann et al, 1986 PTA pada waktu yang tidak ditentukan Tidak ada perbedaan signifikan yang terdeteksi diantara grup terapi dan kontrol

Magnesium vs terapi yang lain

Gordin et al, 2002 PTA, tingkat kesembuhan, batas penerimaan bicara, dan skor diskriminasi bicara diperiksa pada 1 dan 4 minggu setelah terapi

Angka kesembuhan lebih besar secara signifikan (P<.01) diantara pasien yang diterapi dengan magnesium dan carbogen (66.4%) dibandingkan pasien yang diterapi dengan carbogen saja (49.9%)

Nageris et al, 2004 PTA dan skor diskriminasi bicara diukur sebelum dan setelah terapi pada waktu yang tidak ditentukan

Secara statistik ada peningkatan pendengaran (setidaknya 10dB) pada grup magnesium daripada grup kontrol (P<.05)

Tabel 4 Kesimpulan Hasil (cont)

Page 33: Jurnal

Studi Pengukuran Hasil Hasil

Terapi yang lain

Joachims et al, 2003 PTA, tingkat kesembuhan, batas penerimaan bicara, dan skor diskriminasi bicara diperiksa pada waktu yang tidak ditentukan setelah terapi

Angka perbaikan (>75%) lebih besar secara signifikan (P=.04) pada grup vitamin E (78.8%) daripada grup standar (45.5%). Tidak ada perbedaan signifikan pada derajat kesembuhan yang diobservasi di antara grup.

Ogawa et al, 2005 PTA dan tinitus dievaluasi 1 dan 2 bulan setelah terapi Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antar kelompok terapi tentang PTA dan tinitus

Suckfull, 2002 Pngukuran hasil yang utama adalah PTA, pengukuran sekunder adalah kesembuhan pendengaran, peningkatan persepsi bicara pada minggu 6, tinitus serta frekuensi dari efek samping

Tidak ada perbedaan signifikan (P>.05) yang terlihat antara apheresis dan grup terapi standar untuk PTA atau rata-rata persepsi berbicara.

Mora et al, 2003 PTA dan tes emisi otoakustik dilkakukan 30 hari setelah terapi

Tidak ada perbandingan antar grup yang dilaporkan

Topuz et al, 2004 PTA diukur sebelum dan 4 minggu setelah terapi Lebih besar secara signifikan pad penambahan pendengaran pada grup dengan oksigen hiperbarik dibandingkan dengan grup kontrol pada frekuensi 4 sampai 5.

Tabel 4 Kesimpulan Hasil (cont)

Page 34: Jurnal

Komentar

• Ulasan sistematik ini bertujuan untuk meningkatkan terapi SSHL (Sudden Sensory Neural Hearing Loss)

• Rekomendasi di Amerika Utara Steroid Oral• Hasil penelitian mengenai pemberian steroid

pada SSHL masih dipertanyakan.

Page 35: Jurnal

Penelitian Pemberian Steroid pada SSHL

• Wilson dkk terapi dengan steroid menunjukkan angka kesembuhan yang signifikan dibanding kelompok dengan pemberian placebo.

• Berdasarkan metodologi penelitian bukan termasuk penelitian RCT menimbulkan efek terapi berlebihan

• Tidak dapat dipastikan efek terapi yang positif pada penelitian Wilson dkk.

Page 36: Jurnal

• Karakteristik penelitian non random praktisi medis sulit mengetahui cara terapi pasien SSHL dengan steroid + bagaimana efek terapi setelah pemberian steroid

• Penelitian ini tidak menginformasikan dosis steroid yang digunakan + tidak memberi penjelasan mengenasi keadaan setelah terapi steroid untuk menilai perbaikan klinis pada pasien.

Page 37: Jurnal

Pseudorandomized Controlled Trial

• Dilakukan terhadap 20 pasien dengan SSHL, dan 16 di antaranya tidak ditemukan perbedaan signifikan pada data

• Hambatan sampel kecil

Page 38: Jurnal

Kegagalan RCT + Non RCT

• Empat RCT menunjukkan tidak ada kejadian yang menyatakan kentungan terapi dengan obat antivirus terhadap terapi steroid .

• Non RCT substansi vasoaktif dan hemodilusi seperti pentoxifylline, dextran, G biloba, atau nifedipine, Apheresis positif, 28 prostaglandin E1, 5 dan activator plasminogen jaringan rekombinan 31 tidak memiliki keuntungan pada terapi SSHL

Page 39: Jurnal

Keberhasilan RCT

• Batroxobin (venom bisa ular) komponen defibrinogen hasil positif pada pemeriksaan audiometri.

• Kombinasi dengan Magnesium Sulfat hasil positif pada audiometri

• Kombinasi vitamin E efek menguntungkan jika dikombinasi dengan terapi konvensional

• Oksigen Hiperbarik menunjukkan angka kesembuhan yang signifikan

Page 40: Jurnal

Keterbatasan Review Sistematik

• Definisi SSHL yang berbeda pada 20 penelitian yang berbeda. Hanya 2 penelitian yang sesuai dengan definisi NICDC Menyulitkan praktisi medis (THT) untuk mengaplikasikan hasil penelitian

• Banyak hasil terapi yang harus diukur pada waktu yang berbeda setelah pengobatan menilai derajat perbaikan.

Page 41: Jurnal

Kesimpulan

• SSHL di Amerika Utara di terapi dengan steroid angka kesembuhan masih dipertanyakan

• Keberhasilan RCT Batroxobin, Magnesium, Vitamin E, Oksigen Hiperbarik

• Banyak kendala dari beberapa penelitian yang ada 1. Terminologi SSHL yang dipakai, 2. Tidak adanya penilaian kondisi pasien pasca pemberian steroid

Page 42: Jurnal

Daftar Pustaka• National Institute of Health, Sudden Deafness. Bethesda, Md: National Institutes of Health; 2000;. NIH publication

00-4757 • Byl FM. Sudden hearing loss: eight years' experience and suggested prognostic table. Laryngoscope

1984;94647- 661 6325838• Chandrasekhar SS. Updates on methods to treat sudden hearing loss. Oper Tech Otolaryngol Head Neck Surg

2003;14288- 292• Reisser CH, Weidauer H. Gingko biloba extract EGb 761 or pentoxifylline for the treatment of sudden deafness: a

randomized, reference-controlled, double blind study. Acta Otolaryngol 2001;121579- 584 11583389• Ogawa K, Takei S, Inoue Y, Kanzaki J. Effect of prostaglandin E1 on idiopathic sudden sensorineural hearing loss: a

double-blind clinical study. Otol Neurotol 2002;23665- 668 12218617• Mattox DE, Simmons FB. Natural history of sudden sensorineural hearing loss. Ann Otol Rhinol Laryngol

1977;86463- 480 889223• Jones N, Ludman H. Acquired sensorineural hearing loss. In: , , eds. Diseases of the Ear.6th ed. London, England:

Arnold Publishers; 1998;:495-- 497• Haberkamp TJ, Tanyeri HM. Management of idiopathic sudden sensorineural hearing loss. Am J Otol

1999;20587- 595 10503580• Koç A, Sanisoglu O. Sudden sensorineural hearing loss: literature review on recent studies. J Otolaryngol

2003;32308- 313 14974861• Rauch SD. Invited comment to: Haberkamp TJ, Tanyeri HM. Management of idiopathic sudden sensorineural

hearing loss. Am J Otol 1999;20587- 595 10503580• Conlin AE, Parnes LS. Treatment of sudden sensorineural hearing loss, II: a meta-analysis. Arch Otolaryngol Head

Neck Surg 2007;133582- 586• Berlin JA.University of Pennsylvania Meta-analysis Blinding Study Group, Does blinding of readers affect the

results of meta-analyses? Lancet 1997;350185- 186 9250191• Guyatt GH, Sackett DL, Cook DJ.Evidence-Based Medicine Working Group, Users' guides to the medical literature,

II: how to use an article about therapy or prevention, A: are the results of the study valid? JAMA 1993;2702598- 2601 8230645

• Schulz KF, Chalmers I, Hayes RJ, Altman DG. Empirical evidence of bias: dimensions of methodological quality associated with estimates of

Page 43: Jurnal

• Wilson WR, Byl FM, Laird N. The efficacy of steroids in the treatment of idiopathic sudden hearing loss. Arch Otolaryngol 1980;106772- 776 7002129

• Cinamon U, Bendet E, Kronenberg J. Steroids, carbogen or placebo for sudden hearing loss: a prospective double-blind study. Eur Arch Otorhinolaryngol 2001;258477- 480 11769996

• Tucci DL, Farmer JC, Kitch RD, Witsell DL. Treatment of sudden sensorineural hearing loss with systemic steroids and valacyclovir. Otol Neurotol 2002;23301- 308 11981385

• Stokroos RJ, Albers FWJ, Tenvergert EM. Antiviral treatment of idiopathic sudden sensorineural hearing loss: a prospective, randomized, double-blind clinical trial. Acta Otolaryngol 1998;118488- 495 9726671

• Westerlaken BO, Stokroos RJ, Dhooge IJ, Wit HP, Albers FW. Treatment of idiopathic sudden sensorineural hearing loss with antiviral therapy: a prospective, randomized, double-blind clinical trial. Ann Otol Rhinol Laryngol 2003;112993- 1000 14653370

• Uri N, Doweck I, Cohen-Kerem R, Greenberg E. Acyclovir in the treatment of idiopathic sudden sensorineural hearing loss. Otolaryngol Head Neck Surg 2003;128544- 549 12707659

• Kubo T, Matsunaga T, Asai H. et al. Efficacy of defibrinogenation and steroid therapies on sudden deafness. Arch Otolaryngol Head Neck Surg 1988;114649- 652 3284549

• Ho HG, Lin HC, Shu MT, Yang CC, Tsai HT. Effectiveness of intratympanic dexamethasone injection in sudden deafness patients as salvage treatment. Laryngoscope 2004;1141184- 1189 15235345

• Probst R, Tschopp K, Ludin E, Kellerhals B, Podvinec M, Pfaltz CR. A randomized, double-blind, placebo-controlled study of dextran/pentoxifylline medication in acute acoustic trauma and sudden hearing loss. Acta Otolaryngol 1992;112435- 443 1279928

• Kronenberg J, Almagor M, Bendet E, Kushnir D. Vasoactive therapy versus placebo in the treatment of sudden hearing loss: a double-blind clinical study. Laryngoscope 1992;10265- 68 1370568

• Burschka MA, Hassan HAH, Reineke T, van Bebber L, Caird DM, Mosges R. Effect of treatment with Ginkgo biloba extract EGb 761 (oral) on unilateral idiopathic sudden hearing loss in a prospective randomized double-blind study of 106 outpatients. Eur Arch Otorhinolaryngol 2001;258213- 219 11548897

• Gordin A, Goldenberg D, Golz A, Netzer A, Joachims HZ. Magnesium: a new therapy for idiopathic sudden sensorineural hearing loss. Otol Neurotol 2002;23447- 451 12170143

Page 44: Jurnal

• Nageris BI, Ulanovski D, Attias J, Tikva P. Magnesium treatment for sudden hearing loss. Ann Otol Rhinol Laryngol 2004;113672- 675 15330150

• Suckfüll M.Hearing Loss Study Group, Finbrinogen and LDL apheresis in treatment of sudden hearing loss: a randomized multicentre trial. Lancet 2002;3601811- 1817 12480357

• Mann W, Beck C, Beck C. Calcium antagonists in the treatment of sudden deafness. Arch Otorhinolaryngol 1986;243170- 173 3753293

• Joachims HZ, Segal J, Golz A, Netzer A, Goldenberg D. Antioxidants in treatment of idiopathic sudden hearing loss. Otol Neurotol 2003;24572- 575 12851547

• Mora R, Barbieri M, Mora F, Mora M, Yoo TJ. Intravenous infusion of recombinant tissue plasminogen activator for the treatment of patients with sudden and/or chronic hearing loss. Ann Otol Rhinol Laryngol 2003;112665- 670 12940661

• Topuz E, Yigit O, Cinar U, Seven H. Should hyperbaric oxygen be added to treatment in idiopathic sudden sensorineural hearing loss? Eur Arch Otorhinolaryngol 2004;261393- 396 14586625

• Schulz KF, Chalmers I, Hayes RJ, Altman DG. Empirical evidence of bias: dimensions of methodological quality associated with estimates of treatment effects in controlled trials. JAMA 1995;273408- 412 7823387

• Chalmers TC, Matta RJ, Smith H Jr, Kunzler AM. Evidence favoring the use of anticoagulants in the hospital phase of acute myocardial infarction. N Engl J Med 1977;2971091- 1096 909566

• Kato A, Yonemura K, Matsushima H, Ikegaya N, Hishida A. Complications of oliguric acute renal failure in patients treated with low-molecular weight dextran. Ren Fail 2001;23679- 684 11725914

• Kuo ST, Shu WC, Young YH. Dextran-induced pulmonary edema in patients with sudden deafness. Otol Neurotol 2002;23661- 664 12218616

TERIMA KASIH