6
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 1, Februari 2010 16 HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK ORANG TUA DAN ANGGOTA KELUARGA YANG TINGGAL DALAM SATU RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMPOR II KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2009 Winarni 1 , Basirun Al Ummah 2 , Safrudin Agus Nur Salim 3 1,2,3 Jurusan Keperawatan STiKes Muhammadiyah Gombong ABSTRACT Acute respiratory tract infection mostly occurred on children in develop or modern countries. Most of them need a special treatment at hospital and sometimes, patients develop emergency situation. The huge number of smoking behaviour of parents, it will have bad impact to their children. Smoking parents’ behaviour in the long time could cause acute respiratory tract infection to their children. The aim of this study is to find out of smoking parents behaviour to incidence of acute respiratory tract infection to their children under five years old. The type of the research was used to test independent and dependent variables. There was 65 respondents were used purposive sampling method.The data were analyzed by using chi square to find out the correlation between parent smoking behaviour and others family in a home with ISPA occurrence of children. Research finding showed that p=0.000 with the significance level (p<0.05), there was correlation between parent smoking behaviour and others family in a home with ISPA occurrence of children under five years old in Sempor II community health centre (Puskesmas) work area, Kebumen Regency on 2009. Keywords: smooking behavior, parent, acute respiratory tract infection, children under five year PENDAHULUAN Menurut DEPKES RI (1996), Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terbanyak diderita oleh anak- anak baik di negara berkembang atau maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit- penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak- anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa. Menurut WHO (2003), Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak di negara sedang berkembang. Sekitar empat dari limabelas juta perkiraan kematian pada anak berusia dibawah 5 tahun pada setiap tahunnya sebanyak 2/3 kematian tersebut adalah bayi. ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi yang cukup tinggi yaitu kira- kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya 40%- 60% dari kunjungan di puskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20%- 30% kematian terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan.

jurnal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keperawatan

Citation preview

Page 1: jurnal

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 1, Februari 2010

16

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK ORANG TUA DANANGGOTA KELUARGA YANG TINGGAL DALAM SATU RUMAH DENGAN

KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMASSEMPOR II KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2009

Winarni1, Basirun Al Ummah2, Safrudin Agus Nur Salim3

1,2,3Jurusan Keperawatan STiKes Muhammadiyah Gombong

ABSTRACTAcute respiratory tract infection mostly occurred on children in

develop or modern countries. Most of them need a special treatment athospital and sometimes, patients develop emergency situation. The hugenumber of smoking behaviour of parents, it will have bad impact to theirchildren. Smoking parents’ behaviour in the long time could cause acuterespiratory tract infection to their children.

The aim of this study is to find out of smoking parents behaviour toincidence of acute respiratory tract infection to their children under fiveyears old.

The type of the research was used to test independent anddependent variables. There was 65 respondents were used purposivesampling method.The data were analyzed by using chi square to find outthe correlation between parent smoking behaviour and others family in ahome with ISPA occurrence of children.

Research finding showed that p=0.000 with the significance level(p<0.05), there was correlation between parent smoking behaviour andothers family in a home with ISPA occurrence of children under five yearsold in Sempor II community health centre (Puskesmas) work area,Kebumen Regency on 2009.

Keywords: smooking behavior, parent, acute respiratory tract infection,children under five year

PENDAHULUANMenurut DEPKES RI

(1996), Penyakit Infeksi SaluranPernapasan Akut (ISPA) terbanyakdiderita oleh anak- anak baik dinegara berkembang atau majudan sudah mampu dan banyakdari mereka perlu masuk rumahsakit karena penyakitnya cukupgawat. Penyakit- penyakit saluranpernapasan pada masa bayi dananak- anak dapat pula memberikecacatan sampai pada masadewasa.

Menurut WHO (2003),Infeksi Saluran Pernapasan Akut(ISPA) merupakan salah satupenyebab kematian tersering padaanak di negara sedangberkembang. Sekitar empat darilimabelas juta perkiraan kematian

pada anak berusia dibawah 5tahun pada setiap tahunnyasebanyak 2/3 kematian tersebutadalah bayi.

ISPA masih merupakanmasalah kesehatan yang pentingkarena menyebabkan kematianbayi yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yangterjadi. Setiap anak diperkirakanmengalami 3-6 episode ISPAsetiap tahunnya 40%- 60% darikunjungan di puskesmas adalaholeh penyakit ISPA. Dari seluruhkematian yang disebabkan olehISPA mencakup 20%- 30%kematian terbesar umumnyaadalah karena pneumonia danpada bayi berumur kurang dari 2bulan.

Page 2: jurnal

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 1, Februari 2010

17

Menurut data yangdiperoleh dari Puskesmas SemporII Kabupaten Kebumendidapatkan data pada tahun 2005dimulai bulan oktober jumlahpenderita yang menderita ISPAsebanyak 35% dari total BALITA1193, sedangkan pada tahun2006 sebanyak 66% dari 2297BALITA menderita ISPA. Padatahun 2007 jumlah balitapendrita ISPA meningkat menjadi70% dari total BALITA 2619,kemudian tahun 2008 bulanjanuari hingga oktober diperolehdata 66% balita menderita ISPAdari jumlah BALITA 2323.

Menurut Fajriwin (1999),asap rokok dari orang tua yangmerokok dapat menyebabkanpencemaran udara dalam rumahyang dapat merusak mekanismeparu-paru. Asap rokok jugadiketahui sebagai sumberoksidan. Asap rokok yangberlebihan dapat merusak selparu-paru baik sel saluranpernapasan maupun sel jaringanparu seperti alveoli.

Berdasarkan hasilwawancara yang dilakukanterhadap 20 anggota keluargaBALITA penderita ISPA diperolehinformasi bahwa 17 diantaranyaorang tuanya adalah perokok dan10 diantaranya ada yang tinggaldengan anggota keluarga yenglain yang merokok.

METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan

penelitian korelasi denganmenggunakan pendekatan crosssectional. Data yang dikumpulkanadalah data primer dan datasekunder. Data primer adalahdata yang diperoleh melaluikuesioner yang dibagikan padaperilaku merokok orang tua dananggota keluarga yang tinggaldalam satu rumah, data sekunderdiambil data kejadian ISPA padaBALITA dari Puskesmas Sempor IIKabupaten Kebumen.Populasi

dalam penelitian ini adalah semuaBALITA yang menderita ISPA danBALITA yang tidak menderitaISPA diwilayah kerja PuskesmasSempor II kabupaten Kebumensebanyak 325 responden.

Sampel ditentukanmenggunakan teknik purposivesampling merupakan memilihsampel sesuai kriteria penelitianyaitu 20% dari populasi.Sebanyak 65 responden(Arikunto, 2006).Dalam hal inipeneliti membuat kriteria inklusiuntuk sampel yang akan diambilyaitu:

1. Bersedia menjadiresponden.

2. ISPA pada BALITA diwilayah kerja PuskesmasSempor II.

3. Bisa berkomunikasi atauberbicara dengan baik.

4. Tingkat pendidikanminimal Sekolah Dasar.

5. Orang tua yang memilikiBALITA menderita ISPA.

6. BALITA umur 0-5 tahunKriteria eksklusi:

1. BALITA menderita ISPAdengan ibu mengidap HIV

2. BALITA dengan ibumenderita gangguan jiwa

3. Responden tidak bisamembaca dan menulisVariabel dalam penelitian

ini adalah variabel bebas yaituperilaku merokok orang tua dananggota keluarga yang tinggaldalam satu rumah. Variabelterikat adalah kejadian ISPA padaBALITA di wilayah kerjaPuskesmas Sempor II KabupatenKebumen.Lokasi penelitian ini adalahkejadian di wilayah kerjaPuskesmas Sempor II KabupatenKebumen Propinsi Jawa Tengah.Alasan pemilihan lokasi penelitiandi karena banyak kejadian ISPApada BALITA di wilayah kerjaPuskesmas Sempor II.

Analisa bivariat atauanalisis tabel silang (cross

Page 3: jurnal

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 1, Februari 2010

18

tabulation) untuk mengetahuibesarnya hubungan antaratingkat pengetahuan dengan

tingkat kecemasan. Uji statistikyang digunakan adalah korelasichi kuadrat.

Rumus:

h

ho

f

ffx

2

2

Keterangan :2x : Chi Square

Fo: Frekuensi yang diperoleh dari hasil pengamatan sampelFh: Frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminandan frekuensi yang diharapkan dari populasi.Digunakan rumus diatas karena variabel yang dikorelasikanberbentuk kategori (gejala ordinal) (Arikunto, 2006).

HASIL PENELITIAN DANBAHASAN

Penelitian ini dilakukan diwilayah kerja Puskesmas SemporII yang terdiri dari 7 desa yaituBonosari, Pekuncen, Kedung Jati,

Semali, Kenteng, Somagede,Kedung Wringin. Penelitiandilakukan dari bulan Maret-Mei2009 dengan jumlah sampelsebanyak 65 orang. Dari hasilpenelitian didapatkan data:

Hubungan antara perilaku merokok orang tua dengan kejadian ISPApada BALITA di wilayah kerja Puskesmas Sempor

Tabel 1 hubungan Antara Perilaku Merokok Orang Tua dan AnggotaKeluarga Yang Tinggal Dalam Satu Rumah Dengan Kejadian ISPA Pada

BALITA Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor II

Variabel Perilakubaik

Perilakuburuk

X2 P OR

Kejadian ISPAa.bukan ISPA

b. ISPA

24

41

21

4447,8 0,000 37,71

Berdasarkan analisisdengan uji chi square untukmengetahui korelasi antarahubungan antara perilakumerokok orang tua dan anggotakeluarga yang tinggal dalam saturumah dengan kejadian ISPApada BALITA, dengan pengertianbahwa perilaku merokok orangtua dan anggota keluarga yangtinggal dalam satu rumah denganBALITA ketika merokok sehinggaBALITA menjadi perokok pasif ,jumlah rokok yang dihabiskandalam satu hari, lama kontak

langsung antara balita denganperokok, BALITA tinggal saturumah dengan perokok atautidak, banyaknya anggotakeluarga yang merokok.Sedangkan kejadian ISPA padaBALITA merupakan terjadinyainfeksi saluran pernafasan akutdengan tanda umum : batuk,pilek, demam, atau tanpa demampada BALITA umur 0-5 tahun,dengan nilai 2 = 47.845, dan p =0,000 (< 0,05), maka hipotesis nolditolak. Dengan demikian adahubungan antara perilaku

Page 4: jurnal

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 1, Februari 2010

19

merokok orang tua dan anggotakeluarga yang tinggal dalam saturumah dengan kejadian ISPApada BALITA di wilayah kerjaPuskesmas Sempor II. Hal inimenunjukkan bahwa semakinkurang atau buruk perilakumerokok responden maka akansemakin tinggi angka kejadianISPA pada BALITA dan semakinbaik perilaku merokok respondenmaka kejadian ISPA akansemakin kecil.

Analisis WHO (World HealthOrganization), menunjukkanbahwa efek buruk asap rokoklebih besar bagi perokok pasifdibandingkan perokok aktif.Ketika perokok membakarsebatang rokok danmenghisapnya, asap yang diisapoleh perokok disebut asap utama(mainstream), dan asap yangkeluar dari ujung rokok (bagianyang terbakar) dinamakansidestream smoke atau asapsamping. Asap samping initerbukti mengandung lebihbanyak hasil pembakarantembakau dibanding asap utama.Asap ini mengandung karbonmonoksida 5 kali lebih besar,tar dan nikotin 3 kali lipat,amonia 46 kali lipat, nikel 3 kalilipat, nitrosamine sebagaipenyebab kanker kadarnyamencapai 50 kali lebih besarpada asap sampingan dibandingdengan kadar asap utama (WHO,2006).

Adanya asap rokokprokarsinogen (mis. 4-methylnitrosamino)-1-(3-pyridil)-1-(butanone),nikotin, neuroteratogen, CO, tardan polysiklik apabila terpaparpada balita, dapat terjadikerusakan pada saluranpernafasan dan bahkan paru-parunya. Apabila hal itu terjadimaka akan mengakibatkan iritasipada saluran pernafasan danbahkan paru-paru. Bila iritasitersebut diikuti oleh bakteri, atau

kuman pathogen maka akanmenimbulkan Infeksi. SehinggaBALITA dapat terkena ISPA ataubahkan TB paru (Rao, 2000).

SIMPULAN1. Perilaku Orang Tua dalam

penelitian mengenaihubungan antara perilakumerokok orang tua dananggota keluarga yangtinggal dalam satu rumahdengan kejadian ISPA padaBALITA di wilayah kerjaPuskesmas Sempor II,dengan presentase terbesaradalah mempunyai perilakukurang atau buruk tentangmerokok.

2. Kejadian ISPA dalampenelitian mengenaihubungan antara perilakumerokok orang tua dananggota keluarga yangtinggal dalam satu rumahdengan kejadian ISPA padaBALITA di wilayah kerjaPuskesmas Sempor II,dengan presentase terbesaradalah kejadian ISPA.

3. Terdapat hubungan antaraperilaku merokok orang tuadan anggota keluarga yangtinggal dalam satu rumahdengan kejadian ISPA padaBALITA di wilayah kerjaPuskesmas Sempor II.

SARAN1. Bagi Puskesmas dan Dinas

Kesehatan agar dapatmeningkatkan perencanaandalam penanganan ISPAmelalui pendidikankesehatan kepadamasyarakat dan masukkandata bagi RAPBD.

2. Bagi perawat dan tenagakesehatan agar dapat lebihmemperhatikanmanajemen yang terukur,sistematis kepada ibu dananak agar dapat mencegahkejadian ISPA.

Page 5: jurnal

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 1, Februari 2010

20

3. Kepada mahasiswaprogram studi keperawatanatau bidang kesehatanyang lain , agar sekiranyadapat mengembangkanpenelitian ini lebihmendalam tentang deteksidini ISPA.

DAFTAR PUSTAKAAl Ummah, Basirun. 2007.Panduan Penyusunan Skripsi.STIKES: Gombong.Arikunto, S. 2006. Prosedur

Penelitian SuatuPendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.

Alsagaff, Hood. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru.Airlangga University Press:Surabaya.

Daulay, MR. (“ KendalaPenanganan Infeksi SaluranPernapasan Akut”). CerminDunia Kedokteran: EdisiKhusus NO: 80.

DEPKES, RI.1996. PedomanProgram PemberantasanPenyakit InfeksiPernapasan Akut. Jakarta

DEPKES, RI. 2002. ISPAPembunuh utama balita<http://www.dinkes-dki.go.id/penyakit.htm#ispa>(14 Juni 2008 pukul14.00)

Depkes, RI. 2003. SistemKesehatan Nasional: Jakarta.Dhamage. 1996. Risk Factor Of

Acute Lower Tract InfectionIn Children Under FiveYears Of Age. Medicalpublic health

Fajriwin. 1999. Merokok Pasif.Media litbang kesehatan: JakartaHttp://www.antirokok.or.id/berita rokok kesehatan.htmhttp://digilib.itb.ac.id/gdl.php?m

od=read&id=jkpkbppk-gdl-res-2002-anna-602-behavior2&q=Rumah

http://www.e-psikologi.com/remaja/050602.htm Jakarta, 5 Juni 2002.

http;//bowothea.blogspot.com/2008/10/membuka-tabir-perilaku-merokok.html 02November, 2007

http://www.tempointeraktif.com.Jum’at 24 maret 2004http://id.wikipedia.org/wiki/pembicaraan:rokok. Selasa, 10Februari 2009, 09:43WIBKartasasmita, CB. (” morbiditas

dan faktor resiko infeksisaluran pernapasan akutpada balita di cikutra.bandung”) MajalahKedokteran: 1999.

Lubis.1996.Pengaruh KualitasLingkungan Dalam RuangTerhadap Penyakit Ispa DiIndramayu Jawa Barat.Bandung: buletinpenelitian kesehatan.

Notoatmojo, soekidjo.2007.Promosi Kesehatan DanIlmu Perilaku. Rineka cipta:Jakarta.

Notoatmojo, soekidjo. 2003. IlmuKesehatan Masyarakat. Asdimahasatya: jakartaPusdiklat kesehatan.2003.www.sinarharapan.com.20 Maret2008Riwidikdo, H. 2007. Statistik

Kesehatan Belajar MudahTeknik Analisis Data DalamPenelitian Kesehatan. Mitracendikia press: yogyakarta

Sacharin rosa, M.1996. PrinsipKeperawatanPwdiatrik=(Principle OfPediatric Nursing)/Rosa, M.S, alih bahasa Maulani,R.F. EGC: Jakarta.

Sherliwiyanti. 2003. HubunganAntara Pengetahuan DanSikap Ibu Dengan UpayaPencegahan Ispa PadaBalita Di Wilayah KerjaPuskesmas Mlati I,yogyakarta; FKUGM

Sisindra, F. 2004. Kadar AsamUrat Plasma Pada PerokokDan Non Perokok.Yogyakarta: FKUMY

Page 6: jurnal

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 1, Februari 2010

21

Sumber data puskesmas semporII bulan oktober 2005- bulanoktober 2008.

Tandra, H.2003. Merokok DanKesehatan. Berita kompas PMM.Yusuf, faisal.1992.PulmonologiKlinik.FKUI: Jakarta.