15
ABSTRAKSI Dewi, Eka Diah Frisilia. 2014. Hubungan Asupan Garam Dan Konsumsi Kafein Terhadap Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Denpasar Barat Tahun 2013. Tugas akhir, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Pembimbing : Atik Sri Wulandari, SKM., M. Kes,CHt. Faktor-faktor yang terbukti merupakan faktor risiko hipertensi adalah umur semakin tua, riwayat keluarga dengan hipertensi, kebiasaan mengkonsumsi makanan asin, mengkonsumsi lemak jenuh, megkonsumsi kafein, tidak biasa olah raga, olahraga tidak ideal, obesitas (IMT > 25) dan wanita yang menggunakan pil KB selama 12 tahun berturut- turut. Faktor yang tidak terbukti sebagai faktor risiko hipertensi adalah jenis kelamin perempuan, kebiasaan merokok, kebiasaan minuman beralkohol dan stress kejiwaan (Sugiharto, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan garam dan konsumsi kafein dengan kejadian hipertensi pasien di Puskesmas Denpasar Barat, Bali. Subjek penelitian ini adalah pasien hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat. dengan jumlah sampel sebanyak 91 orang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Mayoritas responden dalam penelitian ini mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam dalam kategori tinggi. Mayoritas responden dalam penelitian ini mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein dalam kategori tinggi. Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi garam dengan kajadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali. Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi kafein dengan kajadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali. * Dewi, Eka Diah Frisilia, Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

JURNAL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

chadie

Citation preview

Page 1: JURNAL

ABSTRAKSI

Dewi Eka Diah Frisilia 2014 Hubungan Asupan Garam Dan Konsumsi Kafein Terhadap Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Denpasar Barat Tahun 2013 Tugas akhir Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Pembimbing Atik Sri Wulandari SKM M KesCHt

Faktor-faktor yang terbukti merupakan faktor risiko hipertensi adalah umur semakin tua riwayat keluarga dengan hipertensi kebiasaan mengkonsumsi makanan asin mengkonsumsi lemak jenuh megkonsumsi kafein tidak biasa olah raga olahraga tidak ideal obesitas (IMT gt 25) dan wanita yang menggunakan pil KB selama 12 tahun berturut-turut Faktor yang tidak terbukti sebagai faktor risiko hipertensi adalah jenis kelamin perempuan kebiasaan merokok kebiasaan minuman beralkohol dan stress kejiwaan (Sugiharto 2007)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan garam dan konsumsi kafein dengan kejadian hipertensi pasien di Puskesmas Denpasar Barat Bali Subjek penelitian ini adalah pasien hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat dengan jumlah sampel sebanyak 91 orang

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Mayoritas responden dalam penelitian ini mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam dalam kategori tinggi Mayoritas responden dalam penelitian ini mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein dalam kategori tinggi Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi garam dengan kajadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi kafein dengan kajadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali

Kata Kunci asupan garam konsumsi kafein dan hipertensi

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penyakit degeneratif telah menjadi

penyebab kematian terbesar di dunia hingga saat ini Menurut laporan World Health Organization hampir 17 juta orang meninggal lebih awal tiap tahunnya akibat epidemi global penyakit degeneratif Epidemi global ini ditemukan lebih buruk di banyak negara dengan pendapatan nasional yang rendah dan sedang dimana 80 dari kematian adalah akibat dari penyakit degeneratif Yang diantaranya adalah hipertensi

Upaya dalam bentuk kerjasama global yang diusulkan WHO untuk menanggulangi epidemi penyakit degeneratif ini dapat menyelamatkan kehidupan 36 juta orang yang akan meninggal hingga tahun 2015 ( Depkes 2005)

Berdasarkan data Global Burden of Disease tahun 2000 50 dari penyakit kardiovaskuler disebabkan oleh hipertensi (Anggraini 2009) Hipertensi adalah salah satu faktor resiko paling berpengaruh sebagai penyebab penyakit kardiovaskuler Gangguan jantung dan pembuluh darah sering kali bermula dari

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

hipertensi atau tekanan darah tinggi yang merupakan suatu kelainan vaskular awal Hipertensi merupakan resiko morbiditas dan mortalitas premature yang meningkat sesuai dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik (Smeltzer amp Bare 2001)

Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak terkontrol (seperti keturunan jenis kelamin dan umur) dan yang dapat dikontrol (seperti kegemukan kurang olahraga merokok serta konsumsi alkohol kafein dan garam) Penderita hipertensi yang sangat heterogen membuktikan bahwa penyakit ini bagaikan mosaik diderita oleh orang banyak yang datang dari berbagai subkelompok berisiko didalam masyarakat Hal tersebut juga berarti bahwa hipertensi dipengaruhi oleh faktor resiko ganda baik yang bersifat endogen seperti neurotransmitter hormon dan genetik maupun yang bersifat eksogen seperti rokok nutrisi dan stress (Sigarlaki 2004)

Faktor risiko hipertensi adalah umur semakin tua riwayat keluarga dengan hipertensi kebiasaan mengkonsumsi makanan rasa asin mengkonsumsi lemak jenuh megkonsumsi kafein tidak biasa olah raga olahraga tidak ideal obesitas (IMT gt 25) dan wanita yang menggunakan pil KB selama 12 tahun berturut-turut Faktor yang tidak terbukti sebagai faktor risiko hipertensi adalah jenis kelamin perempuan kebiasaan merokok kebiasaan minuman beralkohol dan stress kejiwaan (Sugiharto 2007)

Di Indonesia hipertensi menempati peringkat ke-2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit pada tahun 2006 dengan prevalensi sebesar 46 Data Riset Kesehatan Dasar (2007) juga menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia sangat tinggi dengan insiden prevalensi penyakit kardiovaskular lebih banyak pada perempuan (52) dibandingkan laki-laki

(48) (Musayaroh 2011) yakni mencapai 317 dari total jumlah penduduk dewasa Artinya hampir 1 dari 3 penduduk usia 18 tahun ke atas menderita hipertensi Dari 317 hanya 72 penduduk yang sudah mengetahui bahwa mereka memiliki hipertensi dan hanya 04 kasus yang minum obat hipertensi Ini menunjukkan 76 kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis atau 76 masyarakat belum mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi (Depkes 2012)

Untuk Provinsi Bali berdasarkan data Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis Puskesmas Sentinel insiden penyakit hipertensi selama tahun 2011 adalah sebanyak 4311 kasus dimana 851 kasus ada di Kota Denpasar Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan asupan garam dan konsumsi minuman berkafein terhadap hipertensi di salah satu puskesmas di daerah Denpasar Barat yang merupakan salah satu dari 28 Puskesmas Sentinel yang ada di Provinsi Bali (Dinkes Bali 2011)

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penelitian ini akan mencari tahu antara asupan garam dan konsumsi kafein dengan kejadian hipertensi pasien di Puskesmas Denpasar Barat Bali

TINJAUAN PUSTAKA

HIPERTENSIHipertensi yang diderita seseorang

erat kaitanya dengan tekanan sistolik dan diastolik atau keduanya secara terus menerusTekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada ateri bila jantung berkontraksi sedangkan tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan ateri pada saat jantung relaksasi diantara dua denyut jantungDari hasil pengukuran tekanan sistolik memiliki nilai yang lebih besar dari tekanan diastolik (Corwin 2005)

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut untuk suatu organ target seperti stroke pada otak penyakit jantung koroner pada pembuluh darah jantung dan ventrikel kiri hipertensi pada otot jantung (Guyton and Hall 2007)

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHgTekanan darah diukur dengan spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat (80 dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien beristirahat nyaman posisi duduk punggung tegak atau terlentang paling sedikit selama lima menit sampai tiga puluh menit setelah merokok atau minum kopi (Wilson 2003)

FAKTOR RESIKO HIPERTENSIFaktor-faktor Resiko Hipertensi Faktor meliputi

Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung pembuluh darah dan hormon Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Julianti 2005)

Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun ketika seorang wanita mengalami menopause (Depkes 2007)

Perbandingan antara pria dan wanita ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi Dari laporan sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6

dari pria dan 11 pada wanita Laporan dari Sumatra Barat menunjukan 186 pada pria dan 174 wanitaDi daerah perkotaan Semarang didapatkan 75 pada pria dan 109 pada wanita Sedangkan di daerah perkotaan Jakarta didapatkan 146 pada pria dan 137 pada wanita (Gunawan 2001)

Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya hipertensi hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunanJika seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita memiliki kemungkinan 25 terkena hipertensi (Astawan 2002)

Garam dapur merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam patogenesis hipertensiHipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi akan meningkat menjadi 15-20 Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma curah jantung dan tekanan darah (Basha 2004)

Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah adapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekanan darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin) Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggiSelain itu karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah Hal ini akan menagakibatkan tekanan darah meningkat

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan tubuh (Astawan 2002)

Aktivitas sangat mempengaruhiterjadinya hipertensi dimana pada orang yang seringberaktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksiMakin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri (Amir 2002)

Stress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan aktifitas saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu) Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Dunitz 2001)

Hipertensi dengan GaramGaram dapur merupakan faktor yang

sangat dalam patogenesis hipertensiHipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma curah jantung dan tekanan darah (Basha 2004)

Garam mengandung 40 sodium dan 60 kloridaOrang-orang peka sodium

lebih mudah meningkat sodium yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah (Sheps 2000)

Garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan darah tinggi gangguan pembuluh darah ini hampir tidak ditemui pada suku pedalaman yang asupan garamnya rendah Jika asupan garam kurang dari 3 gram sehari prevalensi hipertensi presentasinya rendah tetapi jika asupan garam 5-15 gram perhari akan meningkat prevalensinya 15-20 (Wiryowidagdo 2004)

Garam mempunyai sifat menahan air Mengkonsumsi garam lebih atau makan- makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi (Wijayakusuma 2000)

Hipertensi dengan KafeinKafein merupakan salah satu jenis

alkaloid yang dapat dijumpai secara alami dalam makanan contohnya pada biji kopi teh biji kelapa buah kola (Cola nitida) guarana dan mateKafein mempunyai rasa yang pahit dan mampu merangsang saraf pusat jantung dan pernafasanSelain itu kafein juga bersifat diuretik (mempercepat proses urinasi)Kafein berbentuk serbuk putih yang mengandung gugus metil dengan rumus kimia C8H10N4O2 Mekanisme kerja kafein pada sel saraf memberikan kontribusi pada efek kafeinAktivitas sel saraf dipengaruhi oleh senyawa adenosinAdenosin adalah senyawa nukleotida yang berfungsi mengurangi aktivitas sel saraf saat menempel pada sel tersebut Kafein bekerja di dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosin dalam sel saraf yang akan memacu produksi hormon adrenalin dan menyebabkan peningkatan tekanan darah

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

sekresi asam lambung dan aktifitas otot serta perangsangan hati untuk melepaskan senyawa gula pada aliran darah untuk menghasilkan energi ekstra (Ikrawan 2002)

Kafein diserap di bagian perut kemudian dimetabolisme dalam hati dan dikeluarkan dari tubuh selama 2-10 jam Pada umumnya perokok mempunyai metabolisme kafein lebih cepat daripada bukan perokokPenambahan kafein pada obat-obatan dapat meningkatkan sistem kerja dengan cara menstimulasi sistem sarafKadar pengaruh konsumsi kafein dalam tubuh dipengaruhi oleh laju metabolisme kafein dalam tubuh (Prehati 2001)

METODE PENELITIAN

Rancangan PenelitianJenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian analitik observasional dengan metode survei dan dengan pendekatan case control Penelitian analitik adalah penelitian yang ditujukan untuk mencarihubungan antar variabel dengan melakukang pengujian hipotesis Sedangkan metode survey merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relative besar jumlahnya (Sastroasmoro 2008)

Populasi dan Sampel1 Populasi

Subjek penelitian ini adalah pasien hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat

2 Sampel21 Kriteria Inklusi

a Seluruh pasien penderita hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat tahun 2013

b Mengkonsumsi asupan garam dan kopi

c Bersedia menjadi responden penelitian

22 Kriteria eksklusia Seluruh pasien bukan

hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat tahun 2013

b Tidak mengkonsumsi asupan garam dan kopi

c Tidak bersedia menjadi responden penelitian

Teknik pengambilan sample Pengambilan sampling dilakukan

dengan cara sederhana dengan memberikan kuesioner kepada 91 pasien yang menderita hipertensi dan kemudian data ini diolah tanpa menggunakan statistik Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang berikan (Sulistyo dan Basuki 2006)

Lokasi dan waktu penelitian1 Lokasi

Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar - Bali

2 Waktu Oktober ndash Desember 2013

Analisis DataProses analisis data dimulai dengan

menelaah seluruh data yang diperoleh melalui hasil kuesioner dilakukan secara bertahap meliputi analisis univariat untuk menghitung distribusi frekuensi dan analisis bivariat untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dengan menggunakan Uji Chi-Square

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS ( Statistical Product and Service Solution ) karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto 2007)

PEMBAHASAN

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut untuk suatu organ target seperti stroke pada otak penyakit jantung koroner pada pembuluh darah jantung dan ventrikel kiri hipertensi pada otot jantung (Guyton and Hall 2007)

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHgTekanan darah diukur dengan spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat (80 dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien beristirahat nyaman posisi duduk punggung tegak atau terlentang paling sedikit selama lima menit sampai tiga puluh menit setelah merokok atau minum kopi (Wilson 2003)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sebanyak 67 orang atau (736) responden mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam tinggi dan hanya sebanyak 24 orang (264) responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam rendah Dari 67 responden yang mengkonsumsi garam tinggi 61 orang responden mengalami hipertensi sedangkan yang tidak hanya 6 orang

Hal ini menunjukkan bahwa orang yang mengkonsumsi tinggi garam lebih rentan untuk terserang penyakit hipertensi Ini terbukti dari pengujian lewat uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi garam dengan kajadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota

Denpasar-Bali hal ini dibuktikan dengan nilai p-value = 0000 (lt 005)

Garam dapur merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam patogenesis hipertensiHipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi akan meningkat menjadi 15-20 Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma curah jantung dan tekanan darah (Basha 2004)

Garam mempunyai sifat menahan air Mengkonsumsi garam lebih atau makan- makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi (Wijayakusuma 2000)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan juga dapat diketahui bahwa sebanyak 50 orang atau (549) responden mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein tinggi dan hanya sebanyak 41 orang (451) responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein rendah Dari 50 responden yang mengkonsumsi kafein tinggi 46 orang responden mengalami hipertensi sedangkan yang tidak hanya 4 orang

Hal ini menunjukkan bahwa orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein lebih rentan untuk terserang penyakit hipertensi Ini terbukti dari pengujian lewat uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi kafein dengan kajadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali hal

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

ini dibuktikan dengan nilai p-value = 0008 (lt 005)

Pengaruh fisiologis kafein terhadap tubuh adalah bersifat stimulasi pernafasan dan jantung Selain itu kafein juga dapat memberikan efek samping berupa rasa gelisah tidak dapat tidur dan denyut jantung yang tidak beraturan Sebesar 150-250 mg kafein dapat menstimulasi cortex mengurangi kelelahan stimulasi organ sensory dan dapat meningkatkan aktivitas motorik tubuhSebesar 200-500 mg kafein dapat menyebabkan sakit kepala tubuh gemetar dan merasa gelisahgugupDosis kafein 100 mg dapat menunda tidur meskipun dampak yang dirasakan tiap individu dapat berbeda-bedaJumlah kafein dalam produk makanan bervariasi tergantung pada ukuran penyajian tipe produk dan metode penyiapan (IFIC 2007)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof Dr Oglesby Paul (Dosen Fakultas Kedokteran Northern University di Chicago) selama lima tahun membuktikan bahwa kopi dapat meningkatkan angka risiko penyakit jantung koroner Selain itu Boston Colloborative Drug Surveillance Program juga membuktikan bahwa lima cangkir kopi sehari atau lebih akan meningkatkan risiko serangan jantung sebesar dua kali lipat (Hutapea 1996)

PENUTUP

Kesimpulan Berdasarkan analisis dan

pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut1 Mayoritas responden dalam

penelitian ini mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam dalam kategori tinggi

2 Mayoritas responden dalam penelitian ini mempunyai kebiasaan

mengkonsumsi kafein dalam kategori tinggi

3 Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi garam dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali

4 Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi kafein dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali

SaranSaran yang ingin disampaikan

penulis dari penyusunan skripsi ini adalahUntuk Masyarakat Umum1 Gaya hidup sehat dapat dijalankan

diantaranya dengan menyeimbangkan jumlah kalori karbohidrat Nacl yang masuk kedalam tubuh kita rajin berolah raga tidak merokok dan minuman berakoholbersoda dan menjauhkan diri dari stress

2 Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi harus dibatasi

Untuk PenelitianMengingat hasil penelitian ini

masih jauh dari sempurna maka diperlukan penelitian dan kajian lebih lanjut khususnya untuk variabel- variabel terkait diluar variabel yang telah diteliti

DAFTAR PUSTAKA

Amalia H Amirudin R dan Armilawati 2007 Hipertensi dan Faktor Resikonya dalam Kajian Epidemiolog FKM UNHAS Dalam httpwwwcerminDuniaKedokterancom [Diakses pada tanggal 15 juli 2013 pukul 1915]

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Amir M 2002 Hidup Bersama Penyakit Hipertensi Asam Urat Jantung Koroner Jakarta PT Intisari Media Utama

Anggraini AD 2009 Faktor ndash Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008 Riau Faculty of Medicine ndash University of Riau

Anonim 2008 Nestle coffee mate httpwwwpintunetcom [10 Oktober 2013]

Sugiharto Aris 2007 Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang Disertasi

Armilawati 2007 Hipertensi dan faktor risikonya dalam kajian epidemiologi Makassar Bagian Epidemiologi FKM UNHAS

Astawan M 2002Cegah hipertensi dengan Pola Makan Diakses dari httpwwwdepkesgoidindexphpoption=articlesamptask=viewarticleampar tid=20ampItemid=3 [12 Oktober 2013]

Basha A 2004Hipertensi Faktor Resiko Dan Penatalaksanaan httpwwwpjnhkgoid diakses tanggal 23 November 2013

BPS 2011 Bali Dalam Angka 2011 Denpasar BPS Provinsi Bali

Corwin Elizabeth J2000Buku Saku PatofisiologiEGC JakartaHal 478

Corwin Elizabeth J 2005Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Corwin Elizabeth J 2001Buku Suku Patafisiologi (hands book of pathophysiologi) Jakarta EGC Kerjasama Global Dalam Memerangi Penyakit Degeneratif Dalam httpwwwdepkesgoidoktober2005[Diakses pada tanggal 19 agustus 2013 pukul 1525 ]

Dekker E 2003Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi Jakarta CV Mulia Sari

Depkes 2007 Hipertensi di indonesia Dibuka pada website httpwwwdepkesgoidundexphp=newswamptask=viewarticleSmeltzer S C amp Bare B G (2001) Buku ajar keperawatan medikal-bedah brunneramp suddarth Edisi 8 Volume 2 Jakarta EGC

Dunitz W 2001Faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi pada Lansia Jakarta cv Widya Pratama

Gunawan L 2001 Hipertensi Tekanan Darah Tinggi Yogyakarta Penerbit kansius

Guyton AC and JE Hall2007 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9 Jakarta EGC

Hasan Iqbal 2006 Analisis Data Penelitian dengan Statistik Jakarta Bumi Aksara

Hutapea AM 1996 Menuju Gaya Hidup Sehat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

IFICInternational Food Information Council Foundation2007 Caffeine and Health Clarifying The Controversieshttpificorg (3 Oktober 2013)

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Julianti D 2005Bebas Hipertensi Dengan Terapi Jus Puspa Swara Jakarta

Mansjoer A 1999 Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Cetakan 1 Media Asculapius Jakarta

Miller S 1960 Introduction to Foods and Nutrition New York John Wiley amp Sons Inc

Muchtadi D 1989 Evaluasi Nilai Gizi Pangan Bogor IPB Press Hal 14-55

Musayaroh N 2011Pengaruh terapi music terhadap tekanan darah pada penderita hipertensiSemarang Politeknik Kesehatan

Nursalam 2008 Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan Jakarta

Anderson Sylvia2005patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakitedisi 6 Volume 2Jakarta EGC

Profil Kesehatan Jawa Timur 2010 httpdinkesjatimprovgoidhal 13

Sastroasmoro Sudigdo dan Ismael Sofyan 2008 Dasar-dasar Metodologi Penelitian KlinisEdisi ke-3 Jakarta Sagung Seto

Sheps SG 2005 Mayo Clinic Hipertensi Jakarta PT Intisari Mediatama

Sigarlaki H O 2004Faktor-faktor resiko penderita hipertensi di RSU-UKI Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Jakarta 1995 52-53

Smeltzer SC andBare BG 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol2Jakarta EGC

Sudjana Nana 2001 Penelitian dan Penilaian Pendidikan Bandung Sinar BaruJilid Edisi IV Jakarta FK UI

Sugianto Mikael 2007 36 Jam Belajar Komputer SPSS 15 Jakarta Elex Media Komputindo

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Hal 110

Wijaya H 2006 Kafein Food Preview Hal 20-25 (vol 1)

Wijayakusuma MH 2000 Ensiklopedia Milineum Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia Jilid 1 Jakarta prestasi

Wilson BJ Watson MS Prescot GJ 2003Hypertensive disease of pregnancy and risk of hypertension and stroke in later lifeBritish medical journalVol 326 845

Wiryowidagdo S dan Sitanggang M 2002Tanaman Obat Untuk Jantung Darah Tinggi danKolesterolPT Agromedia Pustaka Jakarta

Wiseman G 2002Nutrition and HealthDepartemen of Biomedical Science University of Sheffield UK London Taylor and Francis New York

Yogiantoro M 2006Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page 2: JURNAL

hipertensi atau tekanan darah tinggi yang merupakan suatu kelainan vaskular awal Hipertensi merupakan resiko morbiditas dan mortalitas premature yang meningkat sesuai dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik (Smeltzer amp Bare 2001)

Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak terkontrol (seperti keturunan jenis kelamin dan umur) dan yang dapat dikontrol (seperti kegemukan kurang olahraga merokok serta konsumsi alkohol kafein dan garam) Penderita hipertensi yang sangat heterogen membuktikan bahwa penyakit ini bagaikan mosaik diderita oleh orang banyak yang datang dari berbagai subkelompok berisiko didalam masyarakat Hal tersebut juga berarti bahwa hipertensi dipengaruhi oleh faktor resiko ganda baik yang bersifat endogen seperti neurotransmitter hormon dan genetik maupun yang bersifat eksogen seperti rokok nutrisi dan stress (Sigarlaki 2004)

Faktor risiko hipertensi adalah umur semakin tua riwayat keluarga dengan hipertensi kebiasaan mengkonsumsi makanan rasa asin mengkonsumsi lemak jenuh megkonsumsi kafein tidak biasa olah raga olahraga tidak ideal obesitas (IMT gt 25) dan wanita yang menggunakan pil KB selama 12 tahun berturut-turut Faktor yang tidak terbukti sebagai faktor risiko hipertensi adalah jenis kelamin perempuan kebiasaan merokok kebiasaan minuman beralkohol dan stress kejiwaan (Sugiharto 2007)

Di Indonesia hipertensi menempati peringkat ke-2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit pada tahun 2006 dengan prevalensi sebesar 46 Data Riset Kesehatan Dasar (2007) juga menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia sangat tinggi dengan insiden prevalensi penyakit kardiovaskular lebih banyak pada perempuan (52) dibandingkan laki-laki

(48) (Musayaroh 2011) yakni mencapai 317 dari total jumlah penduduk dewasa Artinya hampir 1 dari 3 penduduk usia 18 tahun ke atas menderita hipertensi Dari 317 hanya 72 penduduk yang sudah mengetahui bahwa mereka memiliki hipertensi dan hanya 04 kasus yang minum obat hipertensi Ini menunjukkan 76 kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis atau 76 masyarakat belum mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi (Depkes 2012)

Untuk Provinsi Bali berdasarkan data Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis Puskesmas Sentinel insiden penyakit hipertensi selama tahun 2011 adalah sebanyak 4311 kasus dimana 851 kasus ada di Kota Denpasar Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan asupan garam dan konsumsi minuman berkafein terhadap hipertensi di salah satu puskesmas di daerah Denpasar Barat yang merupakan salah satu dari 28 Puskesmas Sentinel yang ada di Provinsi Bali (Dinkes Bali 2011)

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penelitian ini akan mencari tahu antara asupan garam dan konsumsi kafein dengan kejadian hipertensi pasien di Puskesmas Denpasar Barat Bali

TINJAUAN PUSTAKA

HIPERTENSIHipertensi yang diderita seseorang

erat kaitanya dengan tekanan sistolik dan diastolik atau keduanya secara terus menerusTekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada ateri bila jantung berkontraksi sedangkan tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan ateri pada saat jantung relaksasi diantara dua denyut jantungDari hasil pengukuran tekanan sistolik memiliki nilai yang lebih besar dari tekanan diastolik (Corwin 2005)

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut untuk suatu organ target seperti stroke pada otak penyakit jantung koroner pada pembuluh darah jantung dan ventrikel kiri hipertensi pada otot jantung (Guyton and Hall 2007)

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHgTekanan darah diukur dengan spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat (80 dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien beristirahat nyaman posisi duduk punggung tegak atau terlentang paling sedikit selama lima menit sampai tiga puluh menit setelah merokok atau minum kopi (Wilson 2003)

FAKTOR RESIKO HIPERTENSIFaktor-faktor Resiko Hipertensi Faktor meliputi

Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung pembuluh darah dan hormon Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Julianti 2005)

Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun ketika seorang wanita mengalami menopause (Depkes 2007)

Perbandingan antara pria dan wanita ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi Dari laporan sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6

dari pria dan 11 pada wanita Laporan dari Sumatra Barat menunjukan 186 pada pria dan 174 wanitaDi daerah perkotaan Semarang didapatkan 75 pada pria dan 109 pada wanita Sedangkan di daerah perkotaan Jakarta didapatkan 146 pada pria dan 137 pada wanita (Gunawan 2001)

Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya hipertensi hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunanJika seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita memiliki kemungkinan 25 terkena hipertensi (Astawan 2002)

Garam dapur merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam patogenesis hipertensiHipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi akan meningkat menjadi 15-20 Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma curah jantung dan tekanan darah (Basha 2004)

Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah adapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekanan darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin) Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggiSelain itu karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah Hal ini akan menagakibatkan tekanan darah meningkat

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan tubuh (Astawan 2002)

Aktivitas sangat mempengaruhiterjadinya hipertensi dimana pada orang yang seringberaktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksiMakin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri (Amir 2002)

Stress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan aktifitas saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu) Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Dunitz 2001)

Hipertensi dengan GaramGaram dapur merupakan faktor yang

sangat dalam patogenesis hipertensiHipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma curah jantung dan tekanan darah (Basha 2004)

Garam mengandung 40 sodium dan 60 kloridaOrang-orang peka sodium

lebih mudah meningkat sodium yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah (Sheps 2000)

Garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan darah tinggi gangguan pembuluh darah ini hampir tidak ditemui pada suku pedalaman yang asupan garamnya rendah Jika asupan garam kurang dari 3 gram sehari prevalensi hipertensi presentasinya rendah tetapi jika asupan garam 5-15 gram perhari akan meningkat prevalensinya 15-20 (Wiryowidagdo 2004)

Garam mempunyai sifat menahan air Mengkonsumsi garam lebih atau makan- makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi (Wijayakusuma 2000)

Hipertensi dengan KafeinKafein merupakan salah satu jenis

alkaloid yang dapat dijumpai secara alami dalam makanan contohnya pada biji kopi teh biji kelapa buah kola (Cola nitida) guarana dan mateKafein mempunyai rasa yang pahit dan mampu merangsang saraf pusat jantung dan pernafasanSelain itu kafein juga bersifat diuretik (mempercepat proses urinasi)Kafein berbentuk serbuk putih yang mengandung gugus metil dengan rumus kimia C8H10N4O2 Mekanisme kerja kafein pada sel saraf memberikan kontribusi pada efek kafeinAktivitas sel saraf dipengaruhi oleh senyawa adenosinAdenosin adalah senyawa nukleotida yang berfungsi mengurangi aktivitas sel saraf saat menempel pada sel tersebut Kafein bekerja di dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosin dalam sel saraf yang akan memacu produksi hormon adrenalin dan menyebabkan peningkatan tekanan darah

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

sekresi asam lambung dan aktifitas otot serta perangsangan hati untuk melepaskan senyawa gula pada aliran darah untuk menghasilkan energi ekstra (Ikrawan 2002)

Kafein diserap di bagian perut kemudian dimetabolisme dalam hati dan dikeluarkan dari tubuh selama 2-10 jam Pada umumnya perokok mempunyai metabolisme kafein lebih cepat daripada bukan perokokPenambahan kafein pada obat-obatan dapat meningkatkan sistem kerja dengan cara menstimulasi sistem sarafKadar pengaruh konsumsi kafein dalam tubuh dipengaruhi oleh laju metabolisme kafein dalam tubuh (Prehati 2001)

METODE PENELITIAN

Rancangan PenelitianJenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian analitik observasional dengan metode survei dan dengan pendekatan case control Penelitian analitik adalah penelitian yang ditujukan untuk mencarihubungan antar variabel dengan melakukang pengujian hipotesis Sedangkan metode survey merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relative besar jumlahnya (Sastroasmoro 2008)

Populasi dan Sampel1 Populasi

Subjek penelitian ini adalah pasien hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat

2 Sampel21 Kriteria Inklusi

a Seluruh pasien penderita hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat tahun 2013

b Mengkonsumsi asupan garam dan kopi

c Bersedia menjadi responden penelitian

22 Kriteria eksklusia Seluruh pasien bukan

hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat tahun 2013

b Tidak mengkonsumsi asupan garam dan kopi

c Tidak bersedia menjadi responden penelitian

Teknik pengambilan sample Pengambilan sampling dilakukan

dengan cara sederhana dengan memberikan kuesioner kepada 91 pasien yang menderita hipertensi dan kemudian data ini diolah tanpa menggunakan statistik Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang berikan (Sulistyo dan Basuki 2006)

Lokasi dan waktu penelitian1 Lokasi

Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar - Bali

2 Waktu Oktober ndash Desember 2013

Analisis DataProses analisis data dimulai dengan

menelaah seluruh data yang diperoleh melalui hasil kuesioner dilakukan secara bertahap meliputi analisis univariat untuk menghitung distribusi frekuensi dan analisis bivariat untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dengan menggunakan Uji Chi-Square

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS ( Statistical Product and Service Solution ) karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto 2007)

PEMBAHASAN

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut untuk suatu organ target seperti stroke pada otak penyakit jantung koroner pada pembuluh darah jantung dan ventrikel kiri hipertensi pada otot jantung (Guyton and Hall 2007)

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHgTekanan darah diukur dengan spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat (80 dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien beristirahat nyaman posisi duduk punggung tegak atau terlentang paling sedikit selama lima menit sampai tiga puluh menit setelah merokok atau minum kopi (Wilson 2003)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sebanyak 67 orang atau (736) responden mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam tinggi dan hanya sebanyak 24 orang (264) responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam rendah Dari 67 responden yang mengkonsumsi garam tinggi 61 orang responden mengalami hipertensi sedangkan yang tidak hanya 6 orang

Hal ini menunjukkan bahwa orang yang mengkonsumsi tinggi garam lebih rentan untuk terserang penyakit hipertensi Ini terbukti dari pengujian lewat uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi garam dengan kajadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota

Denpasar-Bali hal ini dibuktikan dengan nilai p-value = 0000 (lt 005)

Garam dapur merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam patogenesis hipertensiHipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi akan meningkat menjadi 15-20 Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma curah jantung dan tekanan darah (Basha 2004)

Garam mempunyai sifat menahan air Mengkonsumsi garam lebih atau makan- makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi (Wijayakusuma 2000)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan juga dapat diketahui bahwa sebanyak 50 orang atau (549) responden mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein tinggi dan hanya sebanyak 41 orang (451) responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein rendah Dari 50 responden yang mengkonsumsi kafein tinggi 46 orang responden mengalami hipertensi sedangkan yang tidak hanya 4 orang

Hal ini menunjukkan bahwa orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein lebih rentan untuk terserang penyakit hipertensi Ini terbukti dari pengujian lewat uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi kafein dengan kajadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali hal

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

ini dibuktikan dengan nilai p-value = 0008 (lt 005)

Pengaruh fisiologis kafein terhadap tubuh adalah bersifat stimulasi pernafasan dan jantung Selain itu kafein juga dapat memberikan efek samping berupa rasa gelisah tidak dapat tidur dan denyut jantung yang tidak beraturan Sebesar 150-250 mg kafein dapat menstimulasi cortex mengurangi kelelahan stimulasi organ sensory dan dapat meningkatkan aktivitas motorik tubuhSebesar 200-500 mg kafein dapat menyebabkan sakit kepala tubuh gemetar dan merasa gelisahgugupDosis kafein 100 mg dapat menunda tidur meskipun dampak yang dirasakan tiap individu dapat berbeda-bedaJumlah kafein dalam produk makanan bervariasi tergantung pada ukuran penyajian tipe produk dan metode penyiapan (IFIC 2007)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof Dr Oglesby Paul (Dosen Fakultas Kedokteran Northern University di Chicago) selama lima tahun membuktikan bahwa kopi dapat meningkatkan angka risiko penyakit jantung koroner Selain itu Boston Colloborative Drug Surveillance Program juga membuktikan bahwa lima cangkir kopi sehari atau lebih akan meningkatkan risiko serangan jantung sebesar dua kali lipat (Hutapea 1996)

PENUTUP

Kesimpulan Berdasarkan analisis dan

pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut1 Mayoritas responden dalam

penelitian ini mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam dalam kategori tinggi

2 Mayoritas responden dalam penelitian ini mempunyai kebiasaan

mengkonsumsi kafein dalam kategori tinggi

3 Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi garam dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali

4 Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi kafein dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali

SaranSaran yang ingin disampaikan

penulis dari penyusunan skripsi ini adalahUntuk Masyarakat Umum1 Gaya hidup sehat dapat dijalankan

diantaranya dengan menyeimbangkan jumlah kalori karbohidrat Nacl yang masuk kedalam tubuh kita rajin berolah raga tidak merokok dan minuman berakoholbersoda dan menjauhkan diri dari stress

2 Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi harus dibatasi

Untuk PenelitianMengingat hasil penelitian ini

masih jauh dari sempurna maka diperlukan penelitian dan kajian lebih lanjut khususnya untuk variabel- variabel terkait diluar variabel yang telah diteliti

DAFTAR PUSTAKA

Amalia H Amirudin R dan Armilawati 2007 Hipertensi dan Faktor Resikonya dalam Kajian Epidemiolog FKM UNHAS Dalam httpwwwcerminDuniaKedokterancom [Diakses pada tanggal 15 juli 2013 pukul 1915]

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Amir M 2002 Hidup Bersama Penyakit Hipertensi Asam Urat Jantung Koroner Jakarta PT Intisari Media Utama

Anggraini AD 2009 Faktor ndash Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008 Riau Faculty of Medicine ndash University of Riau

Anonim 2008 Nestle coffee mate httpwwwpintunetcom [10 Oktober 2013]

Sugiharto Aris 2007 Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang Disertasi

Armilawati 2007 Hipertensi dan faktor risikonya dalam kajian epidemiologi Makassar Bagian Epidemiologi FKM UNHAS

Astawan M 2002Cegah hipertensi dengan Pola Makan Diakses dari httpwwwdepkesgoidindexphpoption=articlesamptask=viewarticleampar tid=20ampItemid=3 [12 Oktober 2013]

Basha A 2004Hipertensi Faktor Resiko Dan Penatalaksanaan httpwwwpjnhkgoid diakses tanggal 23 November 2013

BPS 2011 Bali Dalam Angka 2011 Denpasar BPS Provinsi Bali

Corwin Elizabeth J2000Buku Saku PatofisiologiEGC JakartaHal 478

Corwin Elizabeth J 2005Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Corwin Elizabeth J 2001Buku Suku Patafisiologi (hands book of pathophysiologi) Jakarta EGC Kerjasama Global Dalam Memerangi Penyakit Degeneratif Dalam httpwwwdepkesgoidoktober2005[Diakses pada tanggal 19 agustus 2013 pukul 1525 ]

Dekker E 2003Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi Jakarta CV Mulia Sari

Depkes 2007 Hipertensi di indonesia Dibuka pada website httpwwwdepkesgoidundexphp=newswamptask=viewarticleSmeltzer S C amp Bare B G (2001) Buku ajar keperawatan medikal-bedah brunneramp suddarth Edisi 8 Volume 2 Jakarta EGC

Dunitz W 2001Faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi pada Lansia Jakarta cv Widya Pratama

Gunawan L 2001 Hipertensi Tekanan Darah Tinggi Yogyakarta Penerbit kansius

Guyton AC and JE Hall2007 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9 Jakarta EGC

Hasan Iqbal 2006 Analisis Data Penelitian dengan Statistik Jakarta Bumi Aksara

Hutapea AM 1996 Menuju Gaya Hidup Sehat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

IFICInternational Food Information Council Foundation2007 Caffeine and Health Clarifying The Controversieshttpificorg (3 Oktober 2013)

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Julianti D 2005Bebas Hipertensi Dengan Terapi Jus Puspa Swara Jakarta

Mansjoer A 1999 Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Cetakan 1 Media Asculapius Jakarta

Miller S 1960 Introduction to Foods and Nutrition New York John Wiley amp Sons Inc

Muchtadi D 1989 Evaluasi Nilai Gizi Pangan Bogor IPB Press Hal 14-55

Musayaroh N 2011Pengaruh terapi music terhadap tekanan darah pada penderita hipertensiSemarang Politeknik Kesehatan

Nursalam 2008 Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan Jakarta

Anderson Sylvia2005patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakitedisi 6 Volume 2Jakarta EGC

Profil Kesehatan Jawa Timur 2010 httpdinkesjatimprovgoidhal 13

Sastroasmoro Sudigdo dan Ismael Sofyan 2008 Dasar-dasar Metodologi Penelitian KlinisEdisi ke-3 Jakarta Sagung Seto

Sheps SG 2005 Mayo Clinic Hipertensi Jakarta PT Intisari Mediatama

Sigarlaki H O 2004Faktor-faktor resiko penderita hipertensi di RSU-UKI Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Jakarta 1995 52-53

Smeltzer SC andBare BG 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol2Jakarta EGC

Sudjana Nana 2001 Penelitian dan Penilaian Pendidikan Bandung Sinar BaruJilid Edisi IV Jakarta FK UI

Sugianto Mikael 2007 36 Jam Belajar Komputer SPSS 15 Jakarta Elex Media Komputindo

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Hal 110

Wijaya H 2006 Kafein Food Preview Hal 20-25 (vol 1)

Wijayakusuma MH 2000 Ensiklopedia Milineum Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia Jilid 1 Jakarta prestasi

Wilson BJ Watson MS Prescot GJ 2003Hypertensive disease of pregnancy and risk of hypertension and stroke in later lifeBritish medical journalVol 326 845

Wiryowidagdo S dan Sitanggang M 2002Tanaman Obat Untuk Jantung Darah Tinggi danKolesterolPT Agromedia Pustaka Jakarta

Wiseman G 2002Nutrition and HealthDepartemen of Biomedical Science University of Sheffield UK London Taylor and Francis New York

Yogiantoro M 2006Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page 3: JURNAL

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut untuk suatu organ target seperti stroke pada otak penyakit jantung koroner pada pembuluh darah jantung dan ventrikel kiri hipertensi pada otot jantung (Guyton and Hall 2007)

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHgTekanan darah diukur dengan spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat (80 dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien beristirahat nyaman posisi duduk punggung tegak atau terlentang paling sedikit selama lima menit sampai tiga puluh menit setelah merokok atau minum kopi (Wilson 2003)

FAKTOR RESIKO HIPERTENSIFaktor-faktor Resiko Hipertensi Faktor meliputi

Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung pembuluh darah dan hormon Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Julianti 2005)

Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun ketika seorang wanita mengalami menopause (Depkes 2007)

Perbandingan antara pria dan wanita ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi Dari laporan sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6

dari pria dan 11 pada wanita Laporan dari Sumatra Barat menunjukan 186 pada pria dan 174 wanitaDi daerah perkotaan Semarang didapatkan 75 pada pria dan 109 pada wanita Sedangkan di daerah perkotaan Jakarta didapatkan 146 pada pria dan 137 pada wanita (Gunawan 2001)

Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya hipertensi hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunanJika seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita memiliki kemungkinan 25 terkena hipertensi (Astawan 2002)

Garam dapur merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam patogenesis hipertensiHipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi akan meningkat menjadi 15-20 Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma curah jantung dan tekanan darah (Basha 2004)

Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah adapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekanan darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin) Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggiSelain itu karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah Hal ini akan menagakibatkan tekanan darah meningkat

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan tubuh (Astawan 2002)

Aktivitas sangat mempengaruhiterjadinya hipertensi dimana pada orang yang seringberaktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksiMakin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri (Amir 2002)

Stress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan aktifitas saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu) Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Dunitz 2001)

Hipertensi dengan GaramGaram dapur merupakan faktor yang

sangat dalam patogenesis hipertensiHipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma curah jantung dan tekanan darah (Basha 2004)

Garam mengandung 40 sodium dan 60 kloridaOrang-orang peka sodium

lebih mudah meningkat sodium yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah (Sheps 2000)

Garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan darah tinggi gangguan pembuluh darah ini hampir tidak ditemui pada suku pedalaman yang asupan garamnya rendah Jika asupan garam kurang dari 3 gram sehari prevalensi hipertensi presentasinya rendah tetapi jika asupan garam 5-15 gram perhari akan meningkat prevalensinya 15-20 (Wiryowidagdo 2004)

Garam mempunyai sifat menahan air Mengkonsumsi garam lebih atau makan- makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi (Wijayakusuma 2000)

Hipertensi dengan KafeinKafein merupakan salah satu jenis

alkaloid yang dapat dijumpai secara alami dalam makanan contohnya pada biji kopi teh biji kelapa buah kola (Cola nitida) guarana dan mateKafein mempunyai rasa yang pahit dan mampu merangsang saraf pusat jantung dan pernafasanSelain itu kafein juga bersifat diuretik (mempercepat proses urinasi)Kafein berbentuk serbuk putih yang mengandung gugus metil dengan rumus kimia C8H10N4O2 Mekanisme kerja kafein pada sel saraf memberikan kontribusi pada efek kafeinAktivitas sel saraf dipengaruhi oleh senyawa adenosinAdenosin adalah senyawa nukleotida yang berfungsi mengurangi aktivitas sel saraf saat menempel pada sel tersebut Kafein bekerja di dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosin dalam sel saraf yang akan memacu produksi hormon adrenalin dan menyebabkan peningkatan tekanan darah

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

sekresi asam lambung dan aktifitas otot serta perangsangan hati untuk melepaskan senyawa gula pada aliran darah untuk menghasilkan energi ekstra (Ikrawan 2002)

Kafein diserap di bagian perut kemudian dimetabolisme dalam hati dan dikeluarkan dari tubuh selama 2-10 jam Pada umumnya perokok mempunyai metabolisme kafein lebih cepat daripada bukan perokokPenambahan kafein pada obat-obatan dapat meningkatkan sistem kerja dengan cara menstimulasi sistem sarafKadar pengaruh konsumsi kafein dalam tubuh dipengaruhi oleh laju metabolisme kafein dalam tubuh (Prehati 2001)

METODE PENELITIAN

Rancangan PenelitianJenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian analitik observasional dengan metode survei dan dengan pendekatan case control Penelitian analitik adalah penelitian yang ditujukan untuk mencarihubungan antar variabel dengan melakukang pengujian hipotesis Sedangkan metode survey merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relative besar jumlahnya (Sastroasmoro 2008)

Populasi dan Sampel1 Populasi

Subjek penelitian ini adalah pasien hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat

2 Sampel21 Kriteria Inklusi

a Seluruh pasien penderita hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat tahun 2013

b Mengkonsumsi asupan garam dan kopi

c Bersedia menjadi responden penelitian

22 Kriteria eksklusia Seluruh pasien bukan

hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat tahun 2013

b Tidak mengkonsumsi asupan garam dan kopi

c Tidak bersedia menjadi responden penelitian

Teknik pengambilan sample Pengambilan sampling dilakukan

dengan cara sederhana dengan memberikan kuesioner kepada 91 pasien yang menderita hipertensi dan kemudian data ini diolah tanpa menggunakan statistik Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang berikan (Sulistyo dan Basuki 2006)

Lokasi dan waktu penelitian1 Lokasi

Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar - Bali

2 Waktu Oktober ndash Desember 2013

Analisis DataProses analisis data dimulai dengan

menelaah seluruh data yang diperoleh melalui hasil kuesioner dilakukan secara bertahap meliputi analisis univariat untuk menghitung distribusi frekuensi dan analisis bivariat untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dengan menggunakan Uji Chi-Square

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS ( Statistical Product and Service Solution ) karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto 2007)

PEMBAHASAN

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut untuk suatu organ target seperti stroke pada otak penyakit jantung koroner pada pembuluh darah jantung dan ventrikel kiri hipertensi pada otot jantung (Guyton and Hall 2007)

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHgTekanan darah diukur dengan spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat (80 dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien beristirahat nyaman posisi duduk punggung tegak atau terlentang paling sedikit selama lima menit sampai tiga puluh menit setelah merokok atau minum kopi (Wilson 2003)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sebanyak 67 orang atau (736) responden mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam tinggi dan hanya sebanyak 24 orang (264) responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam rendah Dari 67 responden yang mengkonsumsi garam tinggi 61 orang responden mengalami hipertensi sedangkan yang tidak hanya 6 orang

Hal ini menunjukkan bahwa orang yang mengkonsumsi tinggi garam lebih rentan untuk terserang penyakit hipertensi Ini terbukti dari pengujian lewat uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi garam dengan kajadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota

Denpasar-Bali hal ini dibuktikan dengan nilai p-value = 0000 (lt 005)

Garam dapur merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam patogenesis hipertensiHipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi akan meningkat menjadi 15-20 Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma curah jantung dan tekanan darah (Basha 2004)

Garam mempunyai sifat menahan air Mengkonsumsi garam lebih atau makan- makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi (Wijayakusuma 2000)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan juga dapat diketahui bahwa sebanyak 50 orang atau (549) responden mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein tinggi dan hanya sebanyak 41 orang (451) responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein rendah Dari 50 responden yang mengkonsumsi kafein tinggi 46 orang responden mengalami hipertensi sedangkan yang tidak hanya 4 orang

Hal ini menunjukkan bahwa orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein lebih rentan untuk terserang penyakit hipertensi Ini terbukti dari pengujian lewat uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi kafein dengan kajadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali hal

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

ini dibuktikan dengan nilai p-value = 0008 (lt 005)

Pengaruh fisiologis kafein terhadap tubuh adalah bersifat stimulasi pernafasan dan jantung Selain itu kafein juga dapat memberikan efek samping berupa rasa gelisah tidak dapat tidur dan denyut jantung yang tidak beraturan Sebesar 150-250 mg kafein dapat menstimulasi cortex mengurangi kelelahan stimulasi organ sensory dan dapat meningkatkan aktivitas motorik tubuhSebesar 200-500 mg kafein dapat menyebabkan sakit kepala tubuh gemetar dan merasa gelisahgugupDosis kafein 100 mg dapat menunda tidur meskipun dampak yang dirasakan tiap individu dapat berbeda-bedaJumlah kafein dalam produk makanan bervariasi tergantung pada ukuran penyajian tipe produk dan metode penyiapan (IFIC 2007)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof Dr Oglesby Paul (Dosen Fakultas Kedokteran Northern University di Chicago) selama lima tahun membuktikan bahwa kopi dapat meningkatkan angka risiko penyakit jantung koroner Selain itu Boston Colloborative Drug Surveillance Program juga membuktikan bahwa lima cangkir kopi sehari atau lebih akan meningkatkan risiko serangan jantung sebesar dua kali lipat (Hutapea 1996)

PENUTUP

Kesimpulan Berdasarkan analisis dan

pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut1 Mayoritas responden dalam

penelitian ini mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam dalam kategori tinggi

2 Mayoritas responden dalam penelitian ini mempunyai kebiasaan

mengkonsumsi kafein dalam kategori tinggi

3 Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi garam dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali

4 Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi kafein dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali

SaranSaran yang ingin disampaikan

penulis dari penyusunan skripsi ini adalahUntuk Masyarakat Umum1 Gaya hidup sehat dapat dijalankan

diantaranya dengan menyeimbangkan jumlah kalori karbohidrat Nacl yang masuk kedalam tubuh kita rajin berolah raga tidak merokok dan minuman berakoholbersoda dan menjauhkan diri dari stress

2 Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi harus dibatasi

Untuk PenelitianMengingat hasil penelitian ini

masih jauh dari sempurna maka diperlukan penelitian dan kajian lebih lanjut khususnya untuk variabel- variabel terkait diluar variabel yang telah diteliti

DAFTAR PUSTAKA

Amalia H Amirudin R dan Armilawati 2007 Hipertensi dan Faktor Resikonya dalam Kajian Epidemiolog FKM UNHAS Dalam httpwwwcerminDuniaKedokterancom [Diakses pada tanggal 15 juli 2013 pukul 1915]

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Amir M 2002 Hidup Bersama Penyakit Hipertensi Asam Urat Jantung Koroner Jakarta PT Intisari Media Utama

Anggraini AD 2009 Faktor ndash Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008 Riau Faculty of Medicine ndash University of Riau

Anonim 2008 Nestle coffee mate httpwwwpintunetcom [10 Oktober 2013]

Sugiharto Aris 2007 Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang Disertasi

Armilawati 2007 Hipertensi dan faktor risikonya dalam kajian epidemiologi Makassar Bagian Epidemiologi FKM UNHAS

Astawan M 2002Cegah hipertensi dengan Pola Makan Diakses dari httpwwwdepkesgoidindexphpoption=articlesamptask=viewarticleampar tid=20ampItemid=3 [12 Oktober 2013]

Basha A 2004Hipertensi Faktor Resiko Dan Penatalaksanaan httpwwwpjnhkgoid diakses tanggal 23 November 2013

BPS 2011 Bali Dalam Angka 2011 Denpasar BPS Provinsi Bali

Corwin Elizabeth J2000Buku Saku PatofisiologiEGC JakartaHal 478

Corwin Elizabeth J 2005Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Corwin Elizabeth J 2001Buku Suku Patafisiologi (hands book of pathophysiologi) Jakarta EGC Kerjasama Global Dalam Memerangi Penyakit Degeneratif Dalam httpwwwdepkesgoidoktober2005[Diakses pada tanggal 19 agustus 2013 pukul 1525 ]

Dekker E 2003Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi Jakarta CV Mulia Sari

Depkes 2007 Hipertensi di indonesia Dibuka pada website httpwwwdepkesgoidundexphp=newswamptask=viewarticleSmeltzer S C amp Bare B G (2001) Buku ajar keperawatan medikal-bedah brunneramp suddarth Edisi 8 Volume 2 Jakarta EGC

Dunitz W 2001Faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi pada Lansia Jakarta cv Widya Pratama

Gunawan L 2001 Hipertensi Tekanan Darah Tinggi Yogyakarta Penerbit kansius

Guyton AC and JE Hall2007 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9 Jakarta EGC

Hasan Iqbal 2006 Analisis Data Penelitian dengan Statistik Jakarta Bumi Aksara

Hutapea AM 1996 Menuju Gaya Hidup Sehat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

IFICInternational Food Information Council Foundation2007 Caffeine and Health Clarifying The Controversieshttpificorg (3 Oktober 2013)

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Julianti D 2005Bebas Hipertensi Dengan Terapi Jus Puspa Swara Jakarta

Mansjoer A 1999 Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Cetakan 1 Media Asculapius Jakarta

Miller S 1960 Introduction to Foods and Nutrition New York John Wiley amp Sons Inc

Muchtadi D 1989 Evaluasi Nilai Gizi Pangan Bogor IPB Press Hal 14-55

Musayaroh N 2011Pengaruh terapi music terhadap tekanan darah pada penderita hipertensiSemarang Politeknik Kesehatan

Nursalam 2008 Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan Jakarta

Anderson Sylvia2005patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakitedisi 6 Volume 2Jakarta EGC

Profil Kesehatan Jawa Timur 2010 httpdinkesjatimprovgoidhal 13

Sastroasmoro Sudigdo dan Ismael Sofyan 2008 Dasar-dasar Metodologi Penelitian KlinisEdisi ke-3 Jakarta Sagung Seto

Sheps SG 2005 Mayo Clinic Hipertensi Jakarta PT Intisari Mediatama

Sigarlaki H O 2004Faktor-faktor resiko penderita hipertensi di RSU-UKI Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Jakarta 1995 52-53

Smeltzer SC andBare BG 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol2Jakarta EGC

Sudjana Nana 2001 Penelitian dan Penilaian Pendidikan Bandung Sinar BaruJilid Edisi IV Jakarta FK UI

Sugianto Mikael 2007 36 Jam Belajar Komputer SPSS 15 Jakarta Elex Media Komputindo

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Hal 110

Wijaya H 2006 Kafein Food Preview Hal 20-25 (vol 1)

Wijayakusuma MH 2000 Ensiklopedia Milineum Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia Jilid 1 Jakarta prestasi

Wilson BJ Watson MS Prescot GJ 2003Hypertensive disease of pregnancy and risk of hypertension and stroke in later lifeBritish medical journalVol 326 845

Wiryowidagdo S dan Sitanggang M 2002Tanaman Obat Untuk Jantung Darah Tinggi danKolesterolPT Agromedia Pustaka Jakarta

Wiseman G 2002Nutrition and HealthDepartemen of Biomedical Science University of Sheffield UK London Taylor and Francis New York

Yogiantoro M 2006Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page 4: JURNAL

karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan tubuh (Astawan 2002)

Aktivitas sangat mempengaruhiterjadinya hipertensi dimana pada orang yang seringberaktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksiMakin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri (Amir 2002)

Stress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan aktifitas saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu) Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Dunitz 2001)

Hipertensi dengan GaramGaram dapur merupakan faktor yang

sangat dalam patogenesis hipertensiHipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma curah jantung dan tekanan darah (Basha 2004)

Garam mengandung 40 sodium dan 60 kloridaOrang-orang peka sodium

lebih mudah meningkat sodium yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah (Sheps 2000)

Garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan darah tinggi gangguan pembuluh darah ini hampir tidak ditemui pada suku pedalaman yang asupan garamnya rendah Jika asupan garam kurang dari 3 gram sehari prevalensi hipertensi presentasinya rendah tetapi jika asupan garam 5-15 gram perhari akan meningkat prevalensinya 15-20 (Wiryowidagdo 2004)

Garam mempunyai sifat menahan air Mengkonsumsi garam lebih atau makan- makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi (Wijayakusuma 2000)

Hipertensi dengan KafeinKafein merupakan salah satu jenis

alkaloid yang dapat dijumpai secara alami dalam makanan contohnya pada biji kopi teh biji kelapa buah kola (Cola nitida) guarana dan mateKafein mempunyai rasa yang pahit dan mampu merangsang saraf pusat jantung dan pernafasanSelain itu kafein juga bersifat diuretik (mempercepat proses urinasi)Kafein berbentuk serbuk putih yang mengandung gugus metil dengan rumus kimia C8H10N4O2 Mekanisme kerja kafein pada sel saraf memberikan kontribusi pada efek kafeinAktivitas sel saraf dipengaruhi oleh senyawa adenosinAdenosin adalah senyawa nukleotida yang berfungsi mengurangi aktivitas sel saraf saat menempel pada sel tersebut Kafein bekerja di dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosin dalam sel saraf yang akan memacu produksi hormon adrenalin dan menyebabkan peningkatan tekanan darah

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

sekresi asam lambung dan aktifitas otot serta perangsangan hati untuk melepaskan senyawa gula pada aliran darah untuk menghasilkan energi ekstra (Ikrawan 2002)

Kafein diserap di bagian perut kemudian dimetabolisme dalam hati dan dikeluarkan dari tubuh selama 2-10 jam Pada umumnya perokok mempunyai metabolisme kafein lebih cepat daripada bukan perokokPenambahan kafein pada obat-obatan dapat meningkatkan sistem kerja dengan cara menstimulasi sistem sarafKadar pengaruh konsumsi kafein dalam tubuh dipengaruhi oleh laju metabolisme kafein dalam tubuh (Prehati 2001)

METODE PENELITIAN

Rancangan PenelitianJenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian analitik observasional dengan metode survei dan dengan pendekatan case control Penelitian analitik adalah penelitian yang ditujukan untuk mencarihubungan antar variabel dengan melakukang pengujian hipotesis Sedangkan metode survey merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relative besar jumlahnya (Sastroasmoro 2008)

Populasi dan Sampel1 Populasi

Subjek penelitian ini adalah pasien hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat

2 Sampel21 Kriteria Inklusi

a Seluruh pasien penderita hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat tahun 2013

b Mengkonsumsi asupan garam dan kopi

c Bersedia menjadi responden penelitian

22 Kriteria eksklusia Seluruh pasien bukan

hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat tahun 2013

b Tidak mengkonsumsi asupan garam dan kopi

c Tidak bersedia menjadi responden penelitian

Teknik pengambilan sample Pengambilan sampling dilakukan

dengan cara sederhana dengan memberikan kuesioner kepada 91 pasien yang menderita hipertensi dan kemudian data ini diolah tanpa menggunakan statistik Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang berikan (Sulistyo dan Basuki 2006)

Lokasi dan waktu penelitian1 Lokasi

Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar - Bali

2 Waktu Oktober ndash Desember 2013

Analisis DataProses analisis data dimulai dengan

menelaah seluruh data yang diperoleh melalui hasil kuesioner dilakukan secara bertahap meliputi analisis univariat untuk menghitung distribusi frekuensi dan analisis bivariat untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dengan menggunakan Uji Chi-Square

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS ( Statistical Product and Service Solution ) karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto 2007)

PEMBAHASAN

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut untuk suatu organ target seperti stroke pada otak penyakit jantung koroner pada pembuluh darah jantung dan ventrikel kiri hipertensi pada otot jantung (Guyton and Hall 2007)

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHgTekanan darah diukur dengan spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat (80 dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien beristirahat nyaman posisi duduk punggung tegak atau terlentang paling sedikit selama lima menit sampai tiga puluh menit setelah merokok atau minum kopi (Wilson 2003)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sebanyak 67 orang atau (736) responden mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam tinggi dan hanya sebanyak 24 orang (264) responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam rendah Dari 67 responden yang mengkonsumsi garam tinggi 61 orang responden mengalami hipertensi sedangkan yang tidak hanya 6 orang

Hal ini menunjukkan bahwa orang yang mengkonsumsi tinggi garam lebih rentan untuk terserang penyakit hipertensi Ini terbukti dari pengujian lewat uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi garam dengan kajadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota

Denpasar-Bali hal ini dibuktikan dengan nilai p-value = 0000 (lt 005)

Garam dapur merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam patogenesis hipertensiHipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi akan meningkat menjadi 15-20 Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma curah jantung dan tekanan darah (Basha 2004)

Garam mempunyai sifat menahan air Mengkonsumsi garam lebih atau makan- makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi (Wijayakusuma 2000)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan juga dapat diketahui bahwa sebanyak 50 orang atau (549) responden mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein tinggi dan hanya sebanyak 41 orang (451) responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein rendah Dari 50 responden yang mengkonsumsi kafein tinggi 46 orang responden mengalami hipertensi sedangkan yang tidak hanya 4 orang

Hal ini menunjukkan bahwa orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein lebih rentan untuk terserang penyakit hipertensi Ini terbukti dari pengujian lewat uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi kafein dengan kajadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali hal

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

ini dibuktikan dengan nilai p-value = 0008 (lt 005)

Pengaruh fisiologis kafein terhadap tubuh adalah bersifat stimulasi pernafasan dan jantung Selain itu kafein juga dapat memberikan efek samping berupa rasa gelisah tidak dapat tidur dan denyut jantung yang tidak beraturan Sebesar 150-250 mg kafein dapat menstimulasi cortex mengurangi kelelahan stimulasi organ sensory dan dapat meningkatkan aktivitas motorik tubuhSebesar 200-500 mg kafein dapat menyebabkan sakit kepala tubuh gemetar dan merasa gelisahgugupDosis kafein 100 mg dapat menunda tidur meskipun dampak yang dirasakan tiap individu dapat berbeda-bedaJumlah kafein dalam produk makanan bervariasi tergantung pada ukuran penyajian tipe produk dan metode penyiapan (IFIC 2007)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof Dr Oglesby Paul (Dosen Fakultas Kedokteran Northern University di Chicago) selama lima tahun membuktikan bahwa kopi dapat meningkatkan angka risiko penyakit jantung koroner Selain itu Boston Colloborative Drug Surveillance Program juga membuktikan bahwa lima cangkir kopi sehari atau lebih akan meningkatkan risiko serangan jantung sebesar dua kali lipat (Hutapea 1996)

PENUTUP

Kesimpulan Berdasarkan analisis dan

pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut1 Mayoritas responden dalam

penelitian ini mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam dalam kategori tinggi

2 Mayoritas responden dalam penelitian ini mempunyai kebiasaan

mengkonsumsi kafein dalam kategori tinggi

3 Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi garam dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali

4 Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi kafein dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali

SaranSaran yang ingin disampaikan

penulis dari penyusunan skripsi ini adalahUntuk Masyarakat Umum1 Gaya hidup sehat dapat dijalankan

diantaranya dengan menyeimbangkan jumlah kalori karbohidrat Nacl yang masuk kedalam tubuh kita rajin berolah raga tidak merokok dan minuman berakoholbersoda dan menjauhkan diri dari stress

2 Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi harus dibatasi

Untuk PenelitianMengingat hasil penelitian ini

masih jauh dari sempurna maka diperlukan penelitian dan kajian lebih lanjut khususnya untuk variabel- variabel terkait diluar variabel yang telah diteliti

DAFTAR PUSTAKA

Amalia H Amirudin R dan Armilawati 2007 Hipertensi dan Faktor Resikonya dalam Kajian Epidemiolog FKM UNHAS Dalam httpwwwcerminDuniaKedokterancom [Diakses pada tanggal 15 juli 2013 pukul 1915]

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Amir M 2002 Hidup Bersama Penyakit Hipertensi Asam Urat Jantung Koroner Jakarta PT Intisari Media Utama

Anggraini AD 2009 Faktor ndash Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008 Riau Faculty of Medicine ndash University of Riau

Anonim 2008 Nestle coffee mate httpwwwpintunetcom [10 Oktober 2013]

Sugiharto Aris 2007 Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang Disertasi

Armilawati 2007 Hipertensi dan faktor risikonya dalam kajian epidemiologi Makassar Bagian Epidemiologi FKM UNHAS

Astawan M 2002Cegah hipertensi dengan Pola Makan Diakses dari httpwwwdepkesgoidindexphpoption=articlesamptask=viewarticleampar tid=20ampItemid=3 [12 Oktober 2013]

Basha A 2004Hipertensi Faktor Resiko Dan Penatalaksanaan httpwwwpjnhkgoid diakses tanggal 23 November 2013

BPS 2011 Bali Dalam Angka 2011 Denpasar BPS Provinsi Bali

Corwin Elizabeth J2000Buku Saku PatofisiologiEGC JakartaHal 478

Corwin Elizabeth J 2005Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Corwin Elizabeth J 2001Buku Suku Patafisiologi (hands book of pathophysiologi) Jakarta EGC Kerjasama Global Dalam Memerangi Penyakit Degeneratif Dalam httpwwwdepkesgoidoktober2005[Diakses pada tanggal 19 agustus 2013 pukul 1525 ]

Dekker E 2003Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi Jakarta CV Mulia Sari

Depkes 2007 Hipertensi di indonesia Dibuka pada website httpwwwdepkesgoidundexphp=newswamptask=viewarticleSmeltzer S C amp Bare B G (2001) Buku ajar keperawatan medikal-bedah brunneramp suddarth Edisi 8 Volume 2 Jakarta EGC

Dunitz W 2001Faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi pada Lansia Jakarta cv Widya Pratama

Gunawan L 2001 Hipertensi Tekanan Darah Tinggi Yogyakarta Penerbit kansius

Guyton AC and JE Hall2007 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9 Jakarta EGC

Hasan Iqbal 2006 Analisis Data Penelitian dengan Statistik Jakarta Bumi Aksara

Hutapea AM 1996 Menuju Gaya Hidup Sehat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

IFICInternational Food Information Council Foundation2007 Caffeine and Health Clarifying The Controversieshttpificorg (3 Oktober 2013)

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Julianti D 2005Bebas Hipertensi Dengan Terapi Jus Puspa Swara Jakarta

Mansjoer A 1999 Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Cetakan 1 Media Asculapius Jakarta

Miller S 1960 Introduction to Foods and Nutrition New York John Wiley amp Sons Inc

Muchtadi D 1989 Evaluasi Nilai Gizi Pangan Bogor IPB Press Hal 14-55

Musayaroh N 2011Pengaruh terapi music terhadap tekanan darah pada penderita hipertensiSemarang Politeknik Kesehatan

Nursalam 2008 Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan Jakarta

Anderson Sylvia2005patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakitedisi 6 Volume 2Jakarta EGC

Profil Kesehatan Jawa Timur 2010 httpdinkesjatimprovgoidhal 13

Sastroasmoro Sudigdo dan Ismael Sofyan 2008 Dasar-dasar Metodologi Penelitian KlinisEdisi ke-3 Jakarta Sagung Seto

Sheps SG 2005 Mayo Clinic Hipertensi Jakarta PT Intisari Mediatama

Sigarlaki H O 2004Faktor-faktor resiko penderita hipertensi di RSU-UKI Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Jakarta 1995 52-53

Smeltzer SC andBare BG 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol2Jakarta EGC

Sudjana Nana 2001 Penelitian dan Penilaian Pendidikan Bandung Sinar BaruJilid Edisi IV Jakarta FK UI

Sugianto Mikael 2007 36 Jam Belajar Komputer SPSS 15 Jakarta Elex Media Komputindo

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Hal 110

Wijaya H 2006 Kafein Food Preview Hal 20-25 (vol 1)

Wijayakusuma MH 2000 Ensiklopedia Milineum Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia Jilid 1 Jakarta prestasi

Wilson BJ Watson MS Prescot GJ 2003Hypertensive disease of pregnancy and risk of hypertension and stroke in later lifeBritish medical journalVol 326 845

Wiryowidagdo S dan Sitanggang M 2002Tanaman Obat Untuk Jantung Darah Tinggi danKolesterolPT Agromedia Pustaka Jakarta

Wiseman G 2002Nutrition and HealthDepartemen of Biomedical Science University of Sheffield UK London Taylor and Francis New York

Yogiantoro M 2006Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page 5: JURNAL

sekresi asam lambung dan aktifitas otot serta perangsangan hati untuk melepaskan senyawa gula pada aliran darah untuk menghasilkan energi ekstra (Ikrawan 2002)

Kafein diserap di bagian perut kemudian dimetabolisme dalam hati dan dikeluarkan dari tubuh selama 2-10 jam Pada umumnya perokok mempunyai metabolisme kafein lebih cepat daripada bukan perokokPenambahan kafein pada obat-obatan dapat meningkatkan sistem kerja dengan cara menstimulasi sistem sarafKadar pengaruh konsumsi kafein dalam tubuh dipengaruhi oleh laju metabolisme kafein dalam tubuh (Prehati 2001)

METODE PENELITIAN

Rancangan PenelitianJenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian analitik observasional dengan metode survei dan dengan pendekatan case control Penelitian analitik adalah penelitian yang ditujukan untuk mencarihubungan antar variabel dengan melakukang pengujian hipotesis Sedangkan metode survey merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relative besar jumlahnya (Sastroasmoro 2008)

Populasi dan Sampel1 Populasi

Subjek penelitian ini adalah pasien hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat

2 Sampel21 Kriteria Inklusi

a Seluruh pasien penderita hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat tahun 2013

b Mengkonsumsi asupan garam dan kopi

c Bersedia menjadi responden penelitian

22 Kriteria eksklusia Seluruh pasien bukan

hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Denpasar Barat tahun 2013

b Tidak mengkonsumsi asupan garam dan kopi

c Tidak bersedia menjadi responden penelitian

Teknik pengambilan sample Pengambilan sampling dilakukan

dengan cara sederhana dengan memberikan kuesioner kepada 91 pasien yang menderita hipertensi dan kemudian data ini diolah tanpa menggunakan statistik Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang berikan (Sulistyo dan Basuki 2006)

Lokasi dan waktu penelitian1 Lokasi

Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar - Bali

2 Waktu Oktober ndash Desember 2013

Analisis DataProses analisis data dimulai dengan

menelaah seluruh data yang diperoleh melalui hasil kuesioner dilakukan secara bertahap meliputi analisis univariat untuk menghitung distribusi frekuensi dan analisis bivariat untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dengan menggunakan Uji Chi-Square

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS ( Statistical Product and Service Solution ) karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto 2007)

PEMBAHASAN

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut untuk suatu organ target seperti stroke pada otak penyakit jantung koroner pada pembuluh darah jantung dan ventrikel kiri hipertensi pada otot jantung (Guyton and Hall 2007)

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHgTekanan darah diukur dengan spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat (80 dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien beristirahat nyaman posisi duduk punggung tegak atau terlentang paling sedikit selama lima menit sampai tiga puluh menit setelah merokok atau minum kopi (Wilson 2003)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sebanyak 67 orang atau (736) responden mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam tinggi dan hanya sebanyak 24 orang (264) responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam rendah Dari 67 responden yang mengkonsumsi garam tinggi 61 orang responden mengalami hipertensi sedangkan yang tidak hanya 6 orang

Hal ini menunjukkan bahwa orang yang mengkonsumsi tinggi garam lebih rentan untuk terserang penyakit hipertensi Ini terbukti dari pengujian lewat uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi garam dengan kajadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota

Denpasar-Bali hal ini dibuktikan dengan nilai p-value = 0000 (lt 005)

Garam dapur merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam patogenesis hipertensiHipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi akan meningkat menjadi 15-20 Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma curah jantung dan tekanan darah (Basha 2004)

Garam mempunyai sifat menahan air Mengkonsumsi garam lebih atau makan- makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi (Wijayakusuma 2000)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan juga dapat diketahui bahwa sebanyak 50 orang atau (549) responden mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein tinggi dan hanya sebanyak 41 orang (451) responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein rendah Dari 50 responden yang mengkonsumsi kafein tinggi 46 orang responden mengalami hipertensi sedangkan yang tidak hanya 4 orang

Hal ini menunjukkan bahwa orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein lebih rentan untuk terserang penyakit hipertensi Ini terbukti dari pengujian lewat uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi kafein dengan kajadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali hal

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

ini dibuktikan dengan nilai p-value = 0008 (lt 005)

Pengaruh fisiologis kafein terhadap tubuh adalah bersifat stimulasi pernafasan dan jantung Selain itu kafein juga dapat memberikan efek samping berupa rasa gelisah tidak dapat tidur dan denyut jantung yang tidak beraturan Sebesar 150-250 mg kafein dapat menstimulasi cortex mengurangi kelelahan stimulasi organ sensory dan dapat meningkatkan aktivitas motorik tubuhSebesar 200-500 mg kafein dapat menyebabkan sakit kepala tubuh gemetar dan merasa gelisahgugupDosis kafein 100 mg dapat menunda tidur meskipun dampak yang dirasakan tiap individu dapat berbeda-bedaJumlah kafein dalam produk makanan bervariasi tergantung pada ukuran penyajian tipe produk dan metode penyiapan (IFIC 2007)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof Dr Oglesby Paul (Dosen Fakultas Kedokteran Northern University di Chicago) selama lima tahun membuktikan bahwa kopi dapat meningkatkan angka risiko penyakit jantung koroner Selain itu Boston Colloborative Drug Surveillance Program juga membuktikan bahwa lima cangkir kopi sehari atau lebih akan meningkatkan risiko serangan jantung sebesar dua kali lipat (Hutapea 1996)

PENUTUP

Kesimpulan Berdasarkan analisis dan

pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut1 Mayoritas responden dalam

penelitian ini mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam dalam kategori tinggi

2 Mayoritas responden dalam penelitian ini mempunyai kebiasaan

mengkonsumsi kafein dalam kategori tinggi

3 Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi garam dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali

4 Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi kafein dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali

SaranSaran yang ingin disampaikan

penulis dari penyusunan skripsi ini adalahUntuk Masyarakat Umum1 Gaya hidup sehat dapat dijalankan

diantaranya dengan menyeimbangkan jumlah kalori karbohidrat Nacl yang masuk kedalam tubuh kita rajin berolah raga tidak merokok dan minuman berakoholbersoda dan menjauhkan diri dari stress

2 Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi harus dibatasi

Untuk PenelitianMengingat hasil penelitian ini

masih jauh dari sempurna maka diperlukan penelitian dan kajian lebih lanjut khususnya untuk variabel- variabel terkait diluar variabel yang telah diteliti

DAFTAR PUSTAKA

Amalia H Amirudin R dan Armilawati 2007 Hipertensi dan Faktor Resikonya dalam Kajian Epidemiolog FKM UNHAS Dalam httpwwwcerminDuniaKedokterancom [Diakses pada tanggal 15 juli 2013 pukul 1915]

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Amir M 2002 Hidup Bersama Penyakit Hipertensi Asam Urat Jantung Koroner Jakarta PT Intisari Media Utama

Anggraini AD 2009 Faktor ndash Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008 Riau Faculty of Medicine ndash University of Riau

Anonim 2008 Nestle coffee mate httpwwwpintunetcom [10 Oktober 2013]

Sugiharto Aris 2007 Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang Disertasi

Armilawati 2007 Hipertensi dan faktor risikonya dalam kajian epidemiologi Makassar Bagian Epidemiologi FKM UNHAS

Astawan M 2002Cegah hipertensi dengan Pola Makan Diakses dari httpwwwdepkesgoidindexphpoption=articlesamptask=viewarticleampar tid=20ampItemid=3 [12 Oktober 2013]

Basha A 2004Hipertensi Faktor Resiko Dan Penatalaksanaan httpwwwpjnhkgoid diakses tanggal 23 November 2013

BPS 2011 Bali Dalam Angka 2011 Denpasar BPS Provinsi Bali

Corwin Elizabeth J2000Buku Saku PatofisiologiEGC JakartaHal 478

Corwin Elizabeth J 2005Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Corwin Elizabeth J 2001Buku Suku Patafisiologi (hands book of pathophysiologi) Jakarta EGC Kerjasama Global Dalam Memerangi Penyakit Degeneratif Dalam httpwwwdepkesgoidoktober2005[Diakses pada tanggal 19 agustus 2013 pukul 1525 ]

Dekker E 2003Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi Jakarta CV Mulia Sari

Depkes 2007 Hipertensi di indonesia Dibuka pada website httpwwwdepkesgoidundexphp=newswamptask=viewarticleSmeltzer S C amp Bare B G (2001) Buku ajar keperawatan medikal-bedah brunneramp suddarth Edisi 8 Volume 2 Jakarta EGC

Dunitz W 2001Faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi pada Lansia Jakarta cv Widya Pratama

Gunawan L 2001 Hipertensi Tekanan Darah Tinggi Yogyakarta Penerbit kansius

Guyton AC and JE Hall2007 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9 Jakarta EGC

Hasan Iqbal 2006 Analisis Data Penelitian dengan Statistik Jakarta Bumi Aksara

Hutapea AM 1996 Menuju Gaya Hidup Sehat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

IFICInternational Food Information Council Foundation2007 Caffeine and Health Clarifying The Controversieshttpificorg (3 Oktober 2013)

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Julianti D 2005Bebas Hipertensi Dengan Terapi Jus Puspa Swara Jakarta

Mansjoer A 1999 Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Cetakan 1 Media Asculapius Jakarta

Miller S 1960 Introduction to Foods and Nutrition New York John Wiley amp Sons Inc

Muchtadi D 1989 Evaluasi Nilai Gizi Pangan Bogor IPB Press Hal 14-55

Musayaroh N 2011Pengaruh terapi music terhadap tekanan darah pada penderita hipertensiSemarang Politeknik Kesehatan

Nursalam 2008 Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan Jakarta

Anderson Sylvia2005patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakitedisi 6 Volume 2Jakarta EGC

Profil Kesehatan Jawa Timur 2010 httpdinkesjatimprovgoidhal 13

Sastroasmoro Sudigdo dan Ismael Sofyan 2008 Dasar-dasar Metodologi Penelitian KlinisEdisi ke-3 Jakarta Sagung Seto

Sheps SG 2005 Mayo Clinic Hipertensi Jakarta PT Intisari Mediatama

Sigarlaki H O 2004Faktor-faktor resiko penderita hipertensi di RSU-UKI Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Jakarta 1995 52-53

Smeltzer SC andBare BG 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol2Jakarta EGC

Sudjana Nana 2001 Penelitian dan Penilaian Pendidikan Bandung Sinar BaruJilid Edisi IV Jakarta FK UI

Sugianto Mikael 2007 36 Jam Belajar Komputer SPSS 15 Jakarta Elex Media Komputindo

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Hal 110

Wijaya H 2006 Kafein Food Preview Hal 20-25 (vol 1)

Wijayakusuma MH 2000 Ensiklopedia Milineum Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia Jilid 1 Jakarta prestasi

Wilson BJ Watson MS Prescot GJ 2003Hypertensive disease of pregnancy and risk of hypertension and stroke in later lifeBritish medical journalVol 326 845

Wiryowidagdo S dan Sitanggang M 2002Tanaman Obat Untuk Jantung Darah Tinggi danKolesterolPT Agromedia Pustaka Jakarta

Wiseman G 2002Nutrition and HealthDepartemen of Biomedical Science University of Sheffield UK London Taylor and Francis New York

Yogiantoro M 2006Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page 6: JURNAL

menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto 2007)

PEMBAHASAN

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut untuk suatu organ target seperti stroke pada otak penyakit jantung koroner pada pembuluh darah jantung dan ventrikel kiri hipertensi pada otot jantung (Guyton and Hall 2007)

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHgTekanan darah diukur dengan spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat (80 dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien beristirahat nyaman posisi duduk punggung tegak atau terlentang paling sedikit selama lima menit sampai tiga puluh menit setelah merokok atau minum kopi (Wilson 2003)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sebanyak 67 orang atau (736) responden mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam tinggi dan hanya sebanyak 24 orang (264) responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam rendah Dari 67 responden yang mengkonsumsi garam tinggi 61 orang responden mengalami hipertensi sedangkan yang tidak hanya 6 orang

Hal ini menunjukkan bahwa orang yang mengkonsumsi tinggi garam lebih rentan untuk terserang penyakit hipertensi Ini terbukti dari pengujian lewat uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi garam dengan kajadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota

Denpasar-Bali hal ini dibuktikan dengan nilai p-value = 0000 (lt 005)

Garam dapur merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam patogenesis hipertensiHipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi akan meningkat menjadi 15-20 Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma curah jantung dan tekanan darah (Basha 2004)

Garam mempunyai sifat menahan air Mengkonsumsi garam lebih atau makan- makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi (Wijayakusuma 2000)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan juga dapat diketahui bahwa sebanyak 50 orang atau (549) responden mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein tinggi dan hanya sebanyak 41 orang (451) responden yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein rendah Dari 50 responden yang mengkonsumsi kafein tinggi 46 orang responden mengalami hipertensi sedangkan yang tidak hanya 4 orang

Hal ini menunjukkan bahwa orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kafein lebih rentan untuk terserang penyakit hipertensi Ini terbukti dari pengujian lewat uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi kafein dengan kajadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali hal

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

ini dibuktikan dengan nilai p-value = 0008 (lt 005)

Pengaruh fisiologis kafein terhadap tubuh adalah bersifat stimulasi pernafasan dan jantung Selain itu kafein juga dapat memberikan efek samping berupa rasa gelisah tidak dapat tidur dan denyut jantung yang tidak beraturan Sebesar 150-250 mg kafein dapat menstimulasi cortex mengurangi kelelahan stimulasi organ sensory dan dapat meningkatkan aktivitas motorik tubuhSebesar 200-500 mg kafein dapat menyebabkan sakit kepala tubuh gemetar dan merasa gelisahgugupDosis kafein 100 mg dapat menunda tidur meskipun dampak yang dirasakan tiap individu dapat berbeda-bedaJumlah kafein dalam produk makanan bervariasi tergantung pada ukuran penyajian tipe produk dan metode penyiapan (IFIC 2007)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof Dr Oglesby Paul (Dosen Fakultas Kedokteran Northern University di Chicago) selama lima tahun membuktikan bahwa kopi dapat meningkatkan angka risiko penyakit jantung koroner Selain itu Boston Colloborative Drug Surveillance Program juga membuktikan bahwa lima cangkir kopi sehari atau lebih akan meningkatkan risiko serangan jantung sebesar dua kali lipat (Hutapea 1996)

PENUTUP

Kesimpulan Berdasarkan analisis dan

pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut1 Mayoritas responden dalam

penelitian ini mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam dalam kategori tinggi

2 Mayoritas responden dalam penelitian ini mempunyai kebiasaan

mengkonsumsi kafein dalam kategori tinggi

3 Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi garam dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali

4 Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi kafein dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali

SaranSaran yang ingin disampaikan

penulis dari penyusunan skripsi ini adalahUntuk Masyarakat Umum1 Gaya hidup sehat dapat dijalankan

diantaranya dengan menyeimbangkan jumlah kalori karbohidrat Nacl yang masuk kedalam tubuh kita rajin berolah raga tidak merokok dan minuman berakoholbersoda dan menjauhkan diri dari stress

2 Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi harus dibatasi

Untuk PenelitianMengingat hasil penelitian ini

masih jauh dari sempurna maka diperlukan penelitian dan kajian lebih lanjut khususnya untuk variabel- variabel terkait diluar variabel yang telah diteliti

DAFTAR PUSTAKA

Amalia H Amirudin R dan Armilawati 2007 Hipertensi dan Faktor Resikonya dalam Kajian Epidemiolog FKM UNHAS Dalam httpwwwcerminDuniaKedokterancom [Diakses pada tanggal 15 juli 2013 pukul 1915]

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Amir M 2002 Hidup Bersama Penyakit Hipertensi Asam Urat Jantung Koroner Jakarta PT Intisari Media Utama

Anggraini AD 2009 Faktor ndash Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008 Riau Faculty of Medicine ndash University of Riau

Anonim 2008 Nestle coffee mate httpwwwpintunetcom [10 Oktober 2013]

Sugiharto Aris 2007 Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang Disertasi

Armilawati 2007 Hipertensi dan faktor risikonya dalam kajian epidemiologi Makassar Bagian Epidemiologi FKM UNHAS

Astawan M 2002Cegah hipertensi dengan Pola Makan Diakses dari httpwwwdepkesgoidindexphpoption=articlesamptask=viewarticleampar tid=20ampItemid=3 [12 Oktober 2013]

Basha A 2004Hipertensi Faktor Resiko Dan Penatalaksanaan httpwwwpjnhkgoid diakses tanggal 23 November 2013

BPS 2011 Bali Dalam Angka 2011 Denpasar BPS Provinsi Bali

Corwin Elizabeth J2000Buku Saku PatofisiologiEGC JakartaHal 478

Corwin Elizabeth J 2005Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Corwin Elizabeth J 2001Buku Suku Patafisiologi (hands book of pathophysiologi) Jakarta EGC Kerjasama Global Dalam Memerangi Penyakit Degeneratif Dalam httpwwwdepkesgoidoktober2005[Diakses pada tanggal 19 agustus 2013 pukul 1525 ]

Dekker E 2003Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi Jakarta CV Mulia Sari

Depkes 2007 Hipertensi di indonesia Dibuka pada website httpwwwdepkesgoidundexphp=newswamptask=viewarticleSmeltzer S C amp Bare B G (2001) Buku ajar keperawatan medikal-bedah brunneramp suddarth Edisi 8 Volume 2 Jakarta EGC

Dunitz W 2001Faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi pada Lansia Jakarta cv Widya Pratama

Gunawan L 2001 Hipertensi Tekanan Darah Tinggi Yogyakarta Penerbit kansius

Guyton AC and JE Hall2007 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9 Jakarta EGC

Hasan Iqbal 2006 Analisis Data Penelitian dengan Statistik Jakarta Bumi Aksara

Hutapea AM 1996 Menuju Gaya Hidup Sehat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

IFICInternational Food Information Council Foundation2007 Caffeine and Health Clarifying The Controversieshttpificorg (3 Oktober 2013)

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Julianti D 2005Bebas Hipertensi Dengan Terapi Jus Puspa Swara Jakarta

Mansjoer A 1999 Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Cetakan 1 Media Asculapius Jakarta

Miller S 1960 Introduction to Foods and Nutrition New York John Wiley amp Sons Inc

Muchtadi D 1989 Evaluasi Nilai Gizi Pangan Bogor IPB Press Hal 14-55

Musayaroh N 2011Pengaruh terapi music terhadap tekanan darah pada penderita hipertensiSemarang Politeknik Kesehatan

Nursalam 2008 Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan Jakarta

Anderson Sylvia2005patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakitedisi 6 Volume 2Jakarta EGC

Profil Kesehatan Jawa Timur 2010 httpdinkesjatimprovgoidhal 13

Sastroasmoro Sudigdo dan Ismael Sofyan 2008 Dasar-dasar Metodologi Penelitian KlinisEdisi ke-3 Jakarta Sagung Seto

Sheps SG 2005 Mayo Clinic Hipertensi Jakarta PT Intisari Mediatama

Sigarlaki H O 2004Faktor-faktor resiko penderita hipertensi di RSU-UKI Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Jakarta 1995 52-53

Smeltzer SC andBare BG 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol2Jakarta EGC

Sudjana Nana 2001 Penelitian dan Penilaian Pendidikan Bandung Sinar BaruJilid Edisi IV Jakarta FK UI

Sugianto Mikael 2007 36 Jam Belajar Komputer SPSS 15 Jakarta Elex Media Komputindo

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Hal 110

Wijaya H 2006 Kafein Food Preview Hal 20-25 (vol 1)

Wijayakusuma MH 2000 Ensiklopedia Milineum Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia Jilid 1 Jakarta prestasi

Wilson BJ Watson MS Prescot GJ 2003Hypertensive disease of pregnancy and risk of hypertension and stroke in later lifeBritish medical journalVol 326 845

Wiryowidagdo S dan Sitanggang M 2002Tanaman Obat Untuk Jantung Darah Tinggi danKolesterolPT Agromedia Pustaka Jakarta

Wiseman G 2002Nutrition and HealthDepartemen of Biomedical Science University of Sheffield UK London Taylor and Francis New York

Yogiantoro M 2006Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page 7: JURNAL

ini dibuktikan dengan nilai p-value = 0008 (lt 005)

Pengaruh fisiologis kafein terhadap tubuh adalah bersifat stimulasi pernafasan dan jantung Selain itu kafein juga dapat memberikan efek samping berupa rasa gelisah tidak dapat tidur dan denyut jantung yang tidak beraturan Sebesar 150-250 mg kafein dapat menstimulasi cortex mengurangi kelelahan stimulasi organ sensory dan dapat meningkatkan aktivitas motorik tubuhSebesar 200-500 mg kafein dapat menyebabkan sakit kepala tubuh gemetar dan merasa gelisahgugupDosis kafein 100 mg dapat menunda tidur meskipun dampak yang dirasakan tiap individu dapat berbeda-bedaJumlah kafein dalam produk makanan bervariasi tergantung pada ukuran penyajian tipe produk dan metode penyiapan (IFIC 2007)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof Dr Oglesby Paul (Dosen Fakultas Kedokteran Northern University di Chicago) selama lima tahun membuktikan bahwa kopi dapat meningkatkan angka risiko penyakit jantung koroner Selain itu Boston Colloborative Drug Surveillance Program juga membuktikan bahwa lima cangkir kopi sehari atau lebih akan meningkatkan risiko serangan jantung sebesar dua kali lipat (Hutapea 1996)

PENUTUP

Kesimpulan Berdasarkan analisis dan

pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut1 Mayoritas responden dalam

penelitian ini mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam dalam kategori tinggi

2 Mayoritas responden dalam penelitian ini mempunyai kebiasaan

mengkonsumsi kafein dalam kategori tinggi

3 Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi garam dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali

4 Ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi kafein dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Kecamatan Denpasar Barat Kota Denpasar-Bali

SaranSaran yang ingin disampaikan

penulis dari penyusunan skripsi ini adalahUntuk Masyarakat Umum1 Gaya hidup sehat dapat dijalankan

diantaranya dengan menyeimbangkan jumlah kalori karbohidrat Nacl yang masuk kedalam tubuh kita rajin berolah raga tidak merokok dan minuman berakoholbersoda dan menjauhkan diri dari stress

2 Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi harus dibatasi

Untuk PenelitianMengingat hasil penelitian ini

masih jauh dari sempurna maka diperlukan penelitian dan kajian lebih lanjut khususnya untuk variabel- variabel terkait diluar variabel yang telah diteliti

DAFTAR PUSTAKA

Amalia H Amirudin R dan Armilawati 2007 Hipertensi dan Faktor Resikonya dalam Kajian Epidemiolog FKM UNHAS Dalam httpwwwcerminDuniaKedokterancom [Diakses pada tanggal 15 juli 2013 pukul 1915]

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Amir M 2002 Hidup Bersama Penyakit Hipertensi Asam Urat Jantung Koroner Jakarta PT Intisari Media Utama

Anggraini AD 2009 Faktor ndash Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008 Riau Faculty of Medicine ndash University of Riau

Anonim 2008 Nestle coffee mate httpwwwpintunetcom [10 Oktober 2013]

Sugiharto Aris 2007 Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang Disertasi

Armilawati 2007 Hipertensi dan faktor risikonya dalam kajian epidemiologi Makassar Bagian Epidemiologi FKM UNHAS

Astawan M 2002Cegah hipertensi dengan Pola Makan Diakses dari httpwwwdepkesgoidindexphpoption=articlesamptask=viewarticleampar tid=20ampItemid=3 [12 Oktober 2013]

Basha A 2004Hipertensi Faktor Resiko Dan Penatalaksanaan httpwwwpjnhkgoid diakses tanggal 23 November 2013

BPS 2011 Bali Dalam Angka 2011 Denpasar BPS Provinsi Bali

Corwin Elizabeth J2000Buku Saku PatofisiologiEGC JakartaHal 478

Corwin Elizabeth J 2005Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Corwin Elizabeth J 2001Buku Suku Patafisiologi (hands book of pathophysiologi) Jakarta EGC Kerjasama Global Dalam Memerangi Penyakit Degeneratif Dalam httpwwwdepkesgoidoktober2005[Diakses pada tanggal 19 agustus 2013 pukul 1525 ]

Dekker E 2003Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi Jakarta CV Mulia Sari

Depkes 2007 Hipertensi di indonesia Dibuka pada website httpwwwdepkesgoidundexphp=newswamptask=viewarticleSmeltzer S C amp Bare B G (2001) Buku ajar keperawatan medikal-bedah brunneramp suddarth Edisi 8 Volume 2 Jakarta EGC

Dunitz W 2001Faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi pada Lansia Jakarta cv Widya Pratama

Gunawan L 2001 Hipertensi Tekanan Darah Tinggi Yogyakarta Penerbit kansius

Guyton AC and JE Hall2007 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9 Jakarta EGC

Hasan Iqbal 2006 Analisis Data Penelitian dengan Statistik Jakarta Bumi Aksara

Hutapea AM 1996 Menuju Gaya Hidup Sehat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

IFICInternational Food Information Council Foundation2007 Caffeine and Health Clarifying The Controversieshttpificorg (3 Oktober 2013)

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Julianti D 2005Bebas Hipertensi Dengan Terapi Jus Puspa Swara Jakarta

Mansjoer A 1999 Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Cetakan 1 Media Asculapius Jakarta

Miller S 1960 Introduction to Foods and Nutrition New York John Wiley amp Sons Inc

Muchtadi D 1989 Evaluasi Nilai Gizi Pangan Bogor IPB Press Hal 14-55

Musayaroh N 2011Pengaruh terapi music terhadap tekanan darah pada penderita hipertensiSemarang Politeknik Kesehatan

Nursalam 2008 Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan Jakarta

Anderson Sylvia2005patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakitedisi 6 Volume 2Jakarta EGC

Profil Kesehatan Jawa Timur 2010 httpdinkesjatimprovgoidhal 13

Sastroasmoro Sudigdo dan Ismael Sofyan 2008 Dasar-dasar Metodologi Penelitian KlinisEdisi ke-3 Jakarta Sagung Seto

Sheps SG 2005 Mayo Clinic Hipertensi Jakarta PT Intisari Mediatama

Sigarlaki H O 2004Faktor-faktor resiko penderita hipertensi di RSU-UKI Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Jakarta 1995 52-53

Smeltzer SC andBare BG 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol2Jakarta EGC

Sudjana Nana 2001 Penelitian dan Penilaian Pendidikan Bandung Sinar BaruJilid Edisi IV Jakarta FK UI

Sugianto Mikael 2007 36 Jam Belajar Komputer SPSS 15 Jakarta Elex Media Komputindo

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Hal 110

Wijaya H 2006 Kafein Food Preview Hal 20-25 (vol 1)

Wijayakusuma MH 2000 Ensiklopedia Milineum Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia Jilid 1 Jakarta prestasi

Wilson BJ Watson MS Prescot GJ 2003Hypertensive disease of pregnancy and risk of hypertension and stroke in later lifeBritish medical journalVol 326 845

Wiryowidagdo S dan Sitanggang M 2002Tanaman Obat Untuk Jantung Darah Tinggi danKolesterolPT Agromedia Pustaka Jakarta

Wiseman G 2002Nutrition and HealthDepartemen of Biomedical Science University of Sheffield UK London Taylor and Francis New York

Yogiantoro M 2006Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page 8: JURNAL

Amir M 2002 Hidup Bersama Penyakit Hipertensi Asam Urat Jantung Koroner Jakarta PT Intisari Media Utama

Anggraini AD 2009 Faktor ndash Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008 Riau Faculty of Medicine ndash University of Riau

Anonim 2008 Nestle coffee mate httpwwwpintunetcom [10 Oktober 2013]

Sugiharto Aris 2007 Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang Disertasi

Armilawati 2007 Hipertensi dan faktor risikonya dalam kajian epidemiologi Makassar Bagian Epidemiologi FKM UNHAS

Astawan M 2002Cegah hipertensi dengan Pola Makan Diakses dari httpwwwdepkesgoidindexphpoption=articlesamptask=viewarticleampar tid=20ampItemid=3 [12 Oktober 2013]

Basha A 2004Hipertensi Faktor Resiko Dan Penatalaksanaan httpwwwpjnhkgoid diakses tanggal 23 November 2013

BPS 2011 Bali Dalam Angka 2011 Denpasar BPS Provinsi Bali

Corwin Elizabeth J2000Buku Saku PatofisiologiEGC JakartaHal 478

Corwin Elizabeth J 2005Buku Saku Patofisiologi Jakarta EGC

Corwin Elizabeth J 2001Buku Suku Patafisiologi (hands book of pathophysiologi) Jakarta EGC Kerjasama Global Dalam Memerangi Penyakit Degeneratif Dalam httpwwwdepkesgoidoktober2005[Diakses pada tanggal 19 agustus 2013 pukul 1525 ]

Dekker E 2003Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi Jakarta CV Mulia Sari

Depkes 2007 Hipertensi di indonesia Dibuka pada website httpwwwdepkesgoidundexphp=newswamptask=viewarticleSmeltzer S C amp Bare B G (2001) Buku ajar keperawatan medikal-bedah brunneramp suddarth Edisi 8 Volume 2 Jakarta EGC

Dunitz W 2001Faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi pada Lansia Jakarta cv Widya Pratama

Gunawan L 2001 Hipertensi Tekanan Darah Tinggi Yogyakarta Penerbit kansius

Guyton AC and JE Hall2007 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9 Jakarta EGC

Hasan Iqbal 2006 Analisis Data Penelitian dengan Statistik Jakarta Bumi Aksara

Hutapea AM 1996 Menuju Gaya Hidup Sehat Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

IFICInternational Food Information Council Foundation2007 Caffeine and Health Clarifying The Controversieshttpificorg (3 Oktober 2013)

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Julianti D 2005Bebas Hipertensi Dengan Terapi Jus Puspa Swara Jakarta

Mansjoer A 1999 Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Cetakan 1 Media Asculapius Jakarta

Miller S 1960 Introduction to Foods and Nutrition New York John Wiley amp Sons Inc

Muchtadi D 1989 Evaluasi Nilai Gizi Pangan Bogor IPB Press Hal 14-55

Musayaroh N 2011Pengaruh terapi music terhadap tekanan darah pada penderita hipertensiSemarang Politeknik Kesehatan

Nursalam 2008 Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan Jakarta

Anderson Sylvia2005patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakitedisi 6 Volume 2Jakarta EGC

Profil Kesehatan Jawa Timur 2010 httpdinkesjatimprovgoidhal 13

Sastroasmoro Sudigdo dan Ismael Sofyan 2008 Dasar-dasar Metodologi Penelitian KlinisEdisi ke-3 Jakarta Sagung Seto

Sheps SG 2005 Mayo Clinic Hipertensi Jakarta PT Intisari Mediatama

Sigarlaki H O 2004Faktor-faktor resiko penderita hipertensi di RSU-UKI Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Jakarta 1995 52-53

Smeltzer SC andBare BG 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol2Jakarta EGC

Sudjana Nana 2001 Penelitian dan Penilaian Pendidikan Bandung Sinar BaruJilid Edisi IV Jakarta FK UI

Sugianto Mikael 2007 36 Jam Belajar Komputer SPSS 15 Jakarta Elex Media Komputindo

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Hal 110

Wijaya H 2006 Kafein Food Preview Hal 20-25 (vol 1)

Wijayakusuma MH 2000 Ensiklopedia Milineum Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia Jilid 1 Jakarta prestasi

Wilson BJ Watson MS Prescot GJ 2003Hypertensive disease of pregnancy and risk of hypertension and stroke in later lifeBritish medical journalVol 326 845

Wiryowidagdo S dan Sitanggang M 2002Tanaman Obat Untuk Jantung Darah Tinggi danKolesterolPT Agromedia Pustaka Jakarta

Wiseman G 2002Nutrition and HealthDepartemen of Biomedical Science University of Sheffield UK London Taylor and Francis New York

Yogiantoro M 2006Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page 9: JURNAL

Julianti D 2005Bebas Hipertensi Dengan Terapi Jus Puspa Swara Jakarta

Mansjoer A 1999 Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Cetakan 1 Media Asculapius Jakarta

Miller S 1960 Introduction to Foods and Nutrition New York John Wiley amp Sons Inc

Muchtadi D 1989 Evaluasi Nilai Gizi Pangan Bogor IPB Press Hal 14-55

Musayaroh N 2011Pengaruh terapi music terhadap tekanan darah pada penderita hipertensiSemarang Politeknik Kesehatan

Nursalam 2008 Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan Jakarta

Anderson Sylvia2005patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakitedisi 6 Volume 2Jakarta EGC

Profil Kesehatan Jawa Timur 2010 httpdinkesjatimprovgoidhal 13

Sastroasmoro Sudigdo dan Ismael Sofyan 2008 Dasar-dasar Metodologi Penelitian KlinisEdisi ke-3 Jakarta Sagung Seto

Sheps SG 2005 Mayo Clinic Hipertensi Jakarta PT Intisari Mediatama

Sigarlaki H O 2004Faktor-faktor resiko penderita hipertensi di RSU-UKI Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Jakarta 1995 52-53

Smeltzer SC andBare BG 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol2Jakarta EGC

Sudjana Nana 2001 Penelitian dan Penilaian Pendidikan Bandung Sinar BaruJilid Edisi IV Jakarta FK UI

Sugianto Mikael 2007 36 Jam Belajar Komputer SPSS 15 Jakarta Elex Media Komputindo

Sulistyo-Basuki 2006 Metode Penelitian Jakarta Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Hal 110

Wijaya H 2006 Kafein Food Preview Hal 20-25 (vol 1)

Wijayakusuma MH 2000 Ensiklopedia Milineum Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia Jilid 1 Jakarta prestasi

Wilson BJ Watson MS Prescot GJ 2003Hypertensive disease of pregnancy and risk of hypertension and stroke in later lifeBritish medical journalVol 326 845

Wiryowidagdo S dan Sitanggang M 2002Tanaman Obat Untuk Jantung Darah Tinggi danKolesterolPT Agromedia Pustaka Jakarta

Wiseman G 2002Nutrition and HealthDepartemen of Biomedical Science University of Sheffield UK London Taylor and Francis New York

Yogiantoro M 2006Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page 10: JURNAL

Dewi Eka Diah Frisilia Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya