16
HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU BERSALIN DENGAN RETENSIO PLASENTA Mayang NotikaRatu 1 , Firmansayah 2 , Yulinda Fetritura 3 1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi 2 Dokter Spesialis Kandungan di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Raden Mattaher Jambi 3 Dinas Kesehatan Kota Jambi Latar Belakang : Retensio plasenta merupakan penyebab sebagian besar kasus perdarahan postpartum, sedangkan perdarahan postpartum merupakan penyebab kematian maternal terbanyak di Indonesia. Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Biasanya setelah janin lahir, beberapa menit kemudian mulailah proses pelepasan plasenta disertai sedikit perdarahan. Bila plasenta sudah lepas dan turun ke bagian bawah rahim, maka uterus akan berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin adalah umur, multiparitas, dan riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan umur, paritas dan riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu ibu bersalin terhadap retensio plasenta. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analitik observasional dengan pendekatan case control dan data dikumpul secara retrospektif. Penelitian ini dilakukan di Bangsal Kebidanan RSUD Raden Mattaher Jambi. Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin di Bangsal Kebidanan RSUD Raden Mattaher tahun 2011 – 2012 sebanyak 120 orang. Data dianalisis dengan uji chi square adalah analisis univariat dan bivariat. 1

jurnal akreta

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akretajurnal akreta

Citation preview

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU BERSALIN DENGAN

HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU BERSALIN DENGAN

RETENSIO PLASENTA

Mayang NotikaRatu1, Firmansayah2, Yulinda Fetritura31Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

2Dokter Spesialis Kandungan di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Raden Mattaher Jambi 3Dinas Kesehatan Kota JambiLatar Belakang : Retensio plasenta merupakan penyebab sebagian besar kasus perdarahan postpartum, sedangkan perdarahan postpartum merupakan penyebab kematian maternal terbanyak di Indonesia. Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Biasanya setelah janin lahir, beberapa menit kemudian mulailah proses pelepasan plasenta disertai sedikit perdarahan. Bila plasenta sudah lepas dan turun ke bagian bawah rahim, maka uterus akan berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin adalah umur, multiparitas, dan riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan umur, paritas dan riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu ibu bersalin terhadap retensio plasenta.

Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analitik observasional dengan pendekatan case control dan data dikumpul secara retrospektif. Penelitian ini dilakukan di Bangsal Kebidanan RSUD Raden Mattaher Jambi. Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin di Bangsal Kebidanan RSUD Raden Mattaher tahun 2011 2012 sebanyak 120 orang. Data dianalisis dengan uji chi square adalah analisis univariat dan bivariat.

Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan, responden yang mengalami retensio plasenta, umur yang berisiko tinggi sebanyak 50,0%, Sebanyak 91,7% multipara, dan Terdapat 38,3% yang memiliki riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2011 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara umur yang berisiko tinggi (P=0,041, OR=2,158); multipara (P=0,00, OR=11,000); memiliki riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu (P=0,046, OR=2,247).

Kesimpulan : Ibu bersalin dengan faktor risiko umur ibu, multipara, dan riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu berisiko lebih tinggi mengalami retensio plasenta.Kata Kunci : Umur, Paritas, Riwayat Kehamilan dan Persalinan Terdahulu, Retensio Plasenta.

PENDAHULUANDi Indonesia, Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.1Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung. Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan penyakit kardiovaskular.2

Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung. Pola penyebab langsung dimana-mana sama, yaitu : perdarahan (25%, biasanya perdarahan pascapersalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan sebab-sebab lain (8%).2

World Health Organization (2008) melaporkan pada tahun 2005 terdapat 536.000 wanita meninggal akibat akibat komplikasi kehamilan dan persalinan, dan 400 ibu meninggal per 100.000 kelahiran hidup (Maternal Mortality Ratio). Angka kematian ibu (AKI) di negara maju diperkirakan 9 per 100.000 kelahiran hidup dan 450 per 100.000 kelahiran hidup di negara berkembang. Hal ini mengindikasikan bahwa 99% dari kematian ibu oleh karena kehamilan dan persalinan berasal dari negara berkembang.3

AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI untuk periode 5 tahun sebelum survei (2003-2007) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dibandingkan AKI hasil SDKI tahun 2002-2003 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup.1Manajemen aktif kala tiga persalinan mempercepat kelahiran plasenta dan dapat mencegah atau mengurangi perdarahan postpartum. Waktu yang paling kritis untuk mencegah perdarahan postpartum adalah ketika plasenta lahir dan segera setelah itu. Ketika plasenta terlepas atau sepenuhnya terlepas tetapi tidak keluar, maka perdarahan terjadi di belakang plasenta sehingga uterus tidak dapat sepenuhnya berkontraksi karena plasenta masih di dalam. Kontraksi pada otot uterus merupakan mekanisme fisiologi yang menghentikan perdarahan.5

Menurut hasil survei di RSUD Raden Mattaher Jambi tercatat bahwa jumlah penderita retensio plasenta, yaitu : tahun 2011 kasus retensio plasenta terdapat 49 kasus (5,3 %) per 924 persalinan normal dan tahun 2012 kasus retensio plasenta terdapat 54 kasus (6,1 %) per 892 persalinan normal.

Berdasarkan uraian tersebut, inilah yang melatarbelakangi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Hubungan Faktor Risiko Ibu Bersalin dengan Retensio Plasenta Di Bangsal Kebidanan Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi Tahun 2011 2012.

METODE

Penelitian ini dilakukan di RSUD Raden Mattaher dengan mengambil data sekunder berupa rekam medik. Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan Juni dan Juli 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah desain case control tidak berpasangan dengan membandingkan faktor risiko pada kelompok kasus dan kelompok kontrol. Data yang dikumpulkan dengan pendekatan retrospektif. Pemilihan sampel dipilih dengan teknik simple random sampling. Kelompok kontrol diambil dari rumah sakit yang sama dan dipilih dengan teknik purposive sampling. Besar sampel yang diambil yaitu sebanyak 60 kelompok kasus dan 60 kelompok kontrol. Adapun kriteria inklusi kelompok kasus pada penelitian ini adalah ibu bersalin yang dilakukan manajemen aktif kala tiga dan mengalami retensio plasenta. Kelompok kontrol adalah ibu bersalin yang mengalami plasenta previa dan solusio plasenta. Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah data yang diambil dari status pasien kurang lengkap dan status hilang atau tidak ditemukan.

Data penelitian ini dicatat dalam lembar pengumpulan data dengan cara editing, coding, entry data, dan cleaning data. Analisis data dilakukan dengan program komputerisasi. Analisis kesetaraan kelompok penelitian dengan uji chi square. Pengukuran kekuatan hubungan kausatif dengan perhitungan Odds Ratio (OR) dengan interval kepercayaan 95%.HASILHasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel beserta penjelasan.Tabel 1. Distribusi frekuensi faktor risiko penelitianFaktor RisikoRetensio Plasenta

Kasus N= 60Kontrol N=60

Umur Ibu

Risiko TinggiN%N%

3050,01931,7

Risiko Rendah 3050,04168,3

Paritas Ibu

Multipara

Primipara 55

5 91,7

8,3 30

3050,0

50,0

Riwayat Ibu

Ada

Tidak Ada 23

3738,361,7134721,778,3

Berikut ini adalah hasil analisis bivariat antara variabel faktor risiko dengan retensio plasenta.

Tabel 2. Hubungan antara faktor risiko dengan retensio plasenta

Faktor risikoOR95% CIP-value

Umur Ibu

Risiko Tinggi

Risiko Rendah

Paritas Ibu

Multipara

Primipara Riwayat Ibu

Ada

Tidak Ada2,158

11,0002,2471,027-4,5363,865-31,310

1,005-5,027 0,041 0,000

0,046

PEMBAHASANDilihat dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ibu bersalin pada kelompok kasus, umur risiko tinggi dan umur risiko rendah sama-sama berjumlah 50% (30) responden. Sedangkan kelompok kontrol pada umur risiko tinggi jumlahnya yaitu 31,7% (19) responden dan umur risiko rendah yaitu 68,3% (41) responden.

Hasil uji statistic chi square didapatkan nilai P = 0,041 (p