24

Click here to load reader

jurnal anak vio.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ada

Citation preview

Page 1: jurnal anak vio.doc

Hubungan antara insiden kejang demam pada populasi anak di Sydney,

Australia dengan epidemik seasonal virus influenza dan respiratory

syncytial virus, 2003-2010: sebuah analisis seri waktu

BMC Infectioun Disease. 2011, 11:291

Benjamin G Polkinghorne1,3, David J Mustacello2,3, C Raina Maclntyre3, Glenda L.

Lawrence3, Paul M Middleton3,4, dan Siranda Torvaldsen3.

Abstrak

Latar Belakang: Pada tahun 2010, fokus kuat diberikan untuk meneliti kejang demam

anak yang terutama berhubungan dengan vaksinasi influenza. Kejang demam relatif biasa

terjadi pada bayi dan dapat menyebabkan masuknya pasien ke rumah sakit serta hasil

yang buruk. Kami bermaksud untuk meneliti hubungan antara insidensi populasi kejang

demam dengan epidemik seasonal virus influenza dan respiratory syncytial virus (RSV)

pada anak yang berumur kurang dari 6 tahun di Sydney Australia menggunakan data

surveilans sindrom yang dikoleksi secara rutin serta untuk mengumpulkan penggunaan

data sehingga dapat memprediksi peningkatan angka populasi kejang demam yang

kemungkinan terjadi.

Metode: Menggunakan dua sumber yang ada dengan mudah dari data administratif yang

dikoleksi secara rutin; database manajemen pasien NSW Emergency Department (ED) (1

Januari 2003 – 30 April 2010) dan database pengiriman ambulan NSW (1 Juli 2006 – 30

April 2010), kami menggunakan semi-parametrik generalized additive models (GAM)

untuk menetapkan hubungan antara angka insidensi populasi dari presentasi ED dan

pengiriman ambulans yang bersifat urgen untuk ‘kejang’, dengan angka insidensi

populasi dari presentasi ED untuk ‘influenza like illness’ (ILI) dan ‘bronkiolitis’ –

mewakili pengukuran dari sirkulasi influenza dan RSV, berturut-turut.

Hasil: Selama periode penelitian, dalam mingguan, insidensi populasi semua umur dari

presentasi ED untuk ILI meningkat sebanyak 1/100,000, insidensi populasi umur 0

sampai 6 tahun dari presentasi ED untuk kejang meningkat sebanyak 6.7/100,000 (P <

Page 2: jurnal anak vio.doc

0.0001) dan panggilan ambulans untuk kejang meningkat sebanyak 3.2/100,000 (P <

0.0001). Peningkatan kejang relatif terjadi satu minggu lebih awal untuk peningkatan ED

pada ILI. Hubungan ini lebih lemah selama epidemik dari pandemik virus influenza

(H1N1) tahun 2009.

Ketika insidensi populasi umur 0-3 tahun pada presentasi ED untuk bronkiolitis

meningkat 1/100,000, insidensi populasi umur 0-6 tahun pada presentasi ED untuk

peningkatan kejang adalah 0.01/100,000 (P < 0.01). Kami tidak menemukan secara

bermakna dan secara statistik signifikan hubungan antara bronkiolitis dengan panggilan

ambulans untuk kejang.

Kesimpulan: Epidemik musiman influenza secara statistik berhubungan dengan

substansial dan peningkatan insidensi populasi keterlibatan rumah sakit serta pengiriman

ambulans dalam pelaporan kejang demam pada anak. Monitoring data sindromik ED dan

ambulans memfasilitasi laju surveilans pelaporan kejang demam pada level populasi.

Latar belakang

Kejang demam didefinisikan sebagai kombinasi demam dengan kejang pada umur 6

bulan hingga 5 tahun, tanpa disertai penyakit sistem saraf pusat. Kejang demam relatif

sering terjadi, dan umumnya sembuh sendiri, serta puncak insidensi pada anak umur 18

bulan [1,2]. Pada penelitian terbaru berdasar prospektif populasi di Finlandia, perkiraan

angka insidensi pada umur hingga empat tahun adalah 6,9% [3]. Kejang demam dapat

menyebabkan hasil yang berat, dengan hampir 25% kasus masuk rumah sakit, walaupun

kematian jarang terjadi [4,5].

Diantara patogen pernafasan, virus influenza dan respiratory syncytial virus

(RSV) sangat mungkin merupakan beban tertinggi dari hospitalisasi pada anak kecil di

Australia [6]. Virus influenza memungkinkan epidemik tahunan dengan variasi

keparahan, dan rata-rata setiap tahunnya, 20% dari semua anak terinfeksi influenza [7].

Infeksi RSV merupakan patogen pernafasan paling penting pada anak-anak, biasanya

menyebabkan bronkiolitis berat dan pneumonia yang membutuhkan perawatan rumah

sakit [8,9]. Pada usia 2 tahun, sebagian besar anak telah terinfeksi RSV dan 1-3% dari

infeksi membutuhkan hospitalisasi [10]. RSV dan virus influenza bersirkulasi serta dapat

bermanifestasi pada gejala yang sama termasuk demam. Epidemik dari setiap virus

Page 3: jurnal anak vio.doc

terjadi secara tahunan selama musim dingin dan awal musim semi pada temperatur iklim

[7,11].

Infeksi influenza disadari sebagai penyebab kejang demam yang penting pada

anak kecil [12,13]. Infeksi RSV juga merupakan komplikasi dari kejang, tetapi lebih

sedikit frekuensinya dibanding infeksi influenza [4,14-16]. Tetapi, kejang demam dapat

dipicu oleh segala penyebab demam, termasuk infeksi virus lain seperti human herpes

virus 6, adenovirus, parainfluenza, dan rotavirus [4,17]. Vaksin viral hidup dapat juga

menyebabkan kejang demam; sebagai contohnya, vaksin campak, gondok, rubella yang

berhubungan secara global dengan kejang demam setelah 2 minggu pasca vaksinasi

[18,19].

Investigasi hubungan antara insidensi populasi kejang demam dengan natural

infeksi oleh penyakit pernafasan seasonal umum, seperti virus influenza dan respiratory

syncytial virus (RSV), dapat memberi informasi perdebatan antara risiko serta

keuntungan aktivitas pencegahan, seperti imunisasi yang pada penelitian terbaru dengan

cermat merupakan penyebab potensial kejang demam. Pada April 2010, para ahli

kesehatan di suatu tempat di Western Australia (WA) melaporkan jika anak yang

berumur < 5 tahun mempunyai angka kejang pasca vaksinasi yang tinggi dengan vaksin

influenza trivalen seasonal hemisfer selatan tahun 2010- mencapai sembilan kejang

demam per 1000 dosis vaksin musiman yang diberikan di WA [20]. Evaluasi nasional

terus-menerus [21] yang lalu diinisiasi oleh Therapeutic Goods Administration (TGA),

Australia’s regulatory body for medicines, medical devices and blood and tissue

products.

New South Wales (NSW), Autralia mempunyai populasi mencapai 7.25 juta

orang. Populasi utama terletak pada daerah pesisir timur dan hampir 4.58 juta orang

tinggal di kota Sydney. Departemen Kesehatan NSW (yang menjadi kementerian

kesehatan NSW setelah periode penelitian) memonitor harian dan mingguan insidensi

kejang, termasuk surveilans sindromik yang terbukti dari presentasi emergency

department (ED) [22] serta pengiriman ambulans. Kami bertujuan menggunakan secara

rutin koleksi dari ED dan data surveilans sindromik ambulans untuk mengukur puncak

musiman insidensi populasi kejang demam pada anak yang berhubungan dengan

Page 4: jurnal anak vio.doc

epidemik musiman virus influenza atau RSV dan apakah data ini terdiri dari penelitian

yang mungkin cepat pada surveilans populasi untuk kejang demam.

Metode

Sumber Data

Data Emergency Department (ED) didapatkan dari koleksi data ED NSW pada database

Health Outcomes dan Information Statistical Toolkit (HOIST) yang berpegang pada

Departemen Kesehatan NSW, hanya untuk 35 rumah sakit publik EDs pada area

metropolitan Sydney yang luas. Rumah sakit publik menyediakan hampir semua servis

ED di Sydney, dimana hanya dua rumah sakit swasta dengan Emergency Department

(ED). Data pengiriman ambulans didapatkan dari servis ambulans pada komputer NSW-

dibantu database pengiriman (CAD) untuk Sydney. Data ED untuk periode 1 Januari

2003-30 April 2010 digunakan, tetapi data pengiriman ambulans hanya tersedia pada

periode 1 Juli 2006 – 30 April 2010.

Presentasi ED dipilih menggunakan kode International Classification of Diseases

(ICD) dari konsep modifikasi klinik dari revisi kesembilan (ICD-9-CM) dan modifikasi

Australia dari revisi kesepuluh (ICD-10-AM) dan the equivalaent Systematized

Nomenclature of Medicine – Clinical Terminology (SNOMED-CT). Kode ICD-9-CM

yang dipilih adalah: 466.1, 487, 779.0, dan 780.3. Kode ICD-10-AM yang dipilih adalah:

J10-J11, J21, P90 dan R56A. Daftar konsep dari SNOMED-CT tersedia dari

korespondensi penulis. Jarak diagnosis yang dipilih tidak memasukkan diagnosis spesifik

dari epilepsi atau kejang epileptik.

Database digunakan dalam penelitian ini dengan tidak memasukkan nama pasien,

alamat, atau tanggal lahir, dan persetujuan etik tidak dibutuhkan.

Analisis deskriptif

Untuk 35 rumah sakit publik Sydney, kami menyiapkan seri hitungan waktu mingguan

dalam presentasi ED yang mempunyai diagnosis sementara kejang. Hanya presentasi

pada anak berumur < 6 tahun di regio Sydney yang diinklusikan. Kami juga menyiapkan

seri hitungan waktu mingguan pengiriman ambulans yang urgen pada anak umur < 6

tahun yang ditetapkan sebagai kategori problem pengiriman dari ‘serangan atau kejang’

Page 5: jurnal anak vio.doc

selama panggilan telepon keadaan darurat. Walaupun definisi kejang demam yang terjadi

pada umur 6 bulan atau lebih, kami tidak dapat memperkirakan populasi anak usia 6

bulan sampai 1 tahun, sehingga semua anak usia < 1 tahun diinklusikan. Hal ini mungkin

menyebabkan mean angka insidensi populasi kita sedikit underestimated.

Untuk mengindikasikan periode sirkulasi virus influenza dan RSV, kami

menyiapkan seri hitungan waktu mingguan pada semua umur presentasi ED yang

ditetapkan sebagai diagnosis influenza like illness (ILI) dan presentasi ED yang

ditetapkan sebagai diagnosis bronkiolitis pada usia < 3 tahun. Kami memilih membatasi

bronkiolitis pada analisis ini yaitu pada anak usia < 3 tahun karena lebih dari 96 %

presentasi ED untuk bronkiolitis pada dataset penelitian terjadi pada grup umur ini,

dimana influenza like illness lebih terdistribusi melewati grup umur. Di sebelah selatan-

timur Sydney, pada periode waktu yang bersamaan dengan penelitian ini, Schindeler dan

kolega menemukan hal yang luas, signifikan, dan independen, hubungan antara

presentasi ED untuk influenza dengan tes laboratorium positif untuk virus influenza dan

tes laboratorium positif untuk bronkiolitis, dengan perhitungan laboratorium RSV [23].

Pada seri waktu awal yang bersamaan, Zheng dan kolega juga mendemonstrasikan

hubungan antara ED sindrom menyerupai influenza dengan spesimen laboratorium

positif untuk influenza pada 49 EDs melewati NSW [24].

Angka populasi mingguan untuk tiap seri waktu dihitung menggunakan

denominator dari populasi mingguan yang memperkirakan hasil dari penambahan antara

perkiraan pertengahan tahun untuk regio Sydney. Seri waktu ini lalu dibuat bentuk grafik

(Gambar 1) dan grafik secara visual diinspeksi untuk membandingkan insidensi dari

kejang dengan sirkulasi virus influenza dan RSV.

Analisis statistik

Untuk memeriksa lebih lanjut hubungan ini, sebuah analisis semi-parametrik generalized

additive models (GAM) digunakan untuk menetapkan hubungan antara angka insidensi

populasi dari presentasi ED untuk kejang dan panggilan ambulans untuk serangan atau

kejang pada anak usia < 6 tahun dengan angka insidensi populasi dari presentasi ED

untuk bronkiolitis pada anak usia < 3 tahun dan untuk influenza-like illness (ILI) pada

orang dengan semua usia. Menggunakan natural cubic smoothing spline curve fitted

Page 6: jurnal anak vio.doc

secara non-parametrik pada hasil seri waktu, analisis GAM mengkontrol korelasi secara

sendiri atau non-independen dari model residual yang dapat berdiri pada analisis seri

waktu, terdiri dari musiman dan tren. Hal ini dapat berefek pada diijinkannya variabel

independen lainnya untuk diteliti pada hubungan jangka pendek mereka dengan hasil seri

waktu, kasus ini dihitung perminggu dari ED atau kejang ambulans. Metode umum yang

digunakan adalah garis besar dari detail yang lebih luas pada penelitian sebelumnya [23].

Karena kami menggunakan angka per 100,000 populasi untuk variabel dependen

kami, diambil pada nilai yang terus-terusan, kami berasumsi jika model residual akan

mengikuti distribusi normal. Kami membentuk model terpisah;: satu untuk hasil ED

kejang, dan satu untuk hasil ambulansi serangan dan kejang.

Sebelum menetapkan model final untuk setiap hasil, kami mengevaluasi secara

terpisah perbedaan keterlambatan pada hubungan antara seri ILI dengan hasil dan seri

bronkiolitis dengan hasil. Hal ini selesai karena kemungkinan waktu dari pola penyakit

yang ditangkap oleh setiap ED dan variasi ambulan yang kami gunakan mungkin

bervariasi pada respon untuk bronkiolitis dan epidemik RSV. Keterlambatan dievaluasi

secara terpisah yang menetapkan model variabel single pada bronkiolitis dan ILI untuk 5

keterlambatan dari -2 dan +2 minggu sehingga mengukur hal yang mempunyai model

terbaik yang cocok yang disetujui sebagai model yang menyimpang dan kekuatan dari

perkiraan parameter.

Model final adalah sebagai berikut:

Expected(Yt) = β0 + β1bronchiolitis + β2ILI + β3Year2009 + β4 (Year2009xILI) + S (time)

Dimana Yt adalah angka populasi mingguan dari ED kejang atau panggilan

ambulans untuk serangan dan kejang; β1 adalah parameter yang memperkirakan

hubungan linier antara angka presentasi ED bronkiolitis dengan peningkatan 1/100,000

pada angka hasil; dan β2 parameter untuk memperkirakan hubungan linier antara angka

presentasi ED ILI dengan peningkatan 1/100,000 pada angka hasil. Tahun 2009

merupakan indikator yang mempunyai nilai 1 pada semua minggu di tahun 2009 dan 0

pada minggu lainnya. Hal ini diinklusikan karena ini merupakan bukti dari inspeksi seri

waktu yang berhubungan dengan skala puncak dari aktivitas kejang yang tidak sesuai

dengan skala puncak dari aktivitas ILI di EDs. Interaksi antara tahun 2009 dengan ILI

Page 7: jurnal anak vio.doc

diinklusikan untuk mengijinkan hubungan antara ILI dan hasil yang berbeda pada tahun

2009. S(waktu) adalah pemisahan waktu secara halus dalam minggu. Kami bertujuan

untuk menggunakan 4 derajat dari kebebasan per tahun untuk pemisahan. Sehingga,

kurva halus mempunyai 4 segmen per tahun. Hal ini cukup untuk memindahkan residu

autokorelasi pada perkejaan kami sebelumnya [23].

Untuk analisis inisial yang terpisah pada ILI lawan kejang, kami menginklusikan

variabel tahun 2009 dan interaksi ini dengan ID ILI sebagai model yang secara dramatis

meningkat tetap. Pemisahan diinklusikan pada model ini sebagai kontrol autokorelasi

yang baik. Karena analisis keterlambatan untuk bronkiolitis tidak dapat mengkontrol

autokorelasi secara adekuat, kami menggunakan pemisahan dengan 8 derajat dari

kebebasan per tahun pada model ini.

Page 8: jurnal anak vio.doc

Analisis GAM diperlihatkan menggunakan prosedur GAM pada versi SAS 9.2.

Hanya pilihan yang digunakan pada model pernyataan untuk PROC GAM adalah DIST =

NORM pada distribusi normal variabel respon. Autokorelasi dinilai dengan inspeksi

visual dari plot autokorelasi yang secara umum menggunakan prosedur ARIMA.

Normalnya model residual dievaluasi dengan inspeksi visula dari plot Q-Q.

Hasil

Selama periode 1 Januari 2003 sampai 30 April 2010 terdapat total 18,405 presentasi EDs

EDs di Sydney yang ditetapkan sebagai diagnosis sementara kejang pada anak usia < 6

tahun. Persamaan ini untuk mendapatkan angka insidensi rata-rata pada grup umur ini

yaitu 819/100,000 populasi per tahun. Selama periode 1 Juli 2006 sampai 30 April 2010

terdapat total 6602 pengiriman ambulan gawat darurat untuk serangan atau kejang pada

usia < 6 tahun. Persamaan ini untuk mendapatkan angka insidensi rata-rata pada grup ini

yaitu 583/100,000 populasi per tahun.

Kedua seri waktu ini untuk kejang pada ambulans dan seri ED (Gambar 1)

mengikuti secara luas tren musiman yang sama. Puncak terjadi pada seri ED selama

tahun 2003, 2007 dan 2009, dimana semua tahun ini terdapat hasil yang lebih tinggi

daripada aktivitas influenza biasa [25-27]. Angka kejang pada tahun-tahun itu

berkembang dari puncak 47, 36, dan 35 per 100,000 per minggu, secara terbukti. Puncak

pada tanggal yang sama terbukti pada seri ambulan pada tahun 2007 (22/100,000

populasi/minggu) dan tahun 2009 (30/100,000 populasi/minggu). Puncak kejang pada

umur < 6 tahun untuk kedua seri ED dan ambulans secara jelas bertepatan dengan puncak

dari presentasi ED untuk influenza like illness. Akan tetapi, besarnya hubungan secara

jelas lebih rendah pada tahun 2009 daripada tahun-tahun sebelumnya (Gambar 1).

Walaupun angka pada seri ambulan yang lebih pendek secara konsisten lebih

rendah daripada pada seri ED, pola pengiriman ambulans untuk serangan dan kejang

adalah konsisten selama seri waktu ED, kecuali selama musim pandemik influenza tahun

2009 dimana rasio pengiriman ambulan pada presentasi ED meningkat (Gambar 1).

Ketika sebagian pola musiman seri kejang di luar musim influenza, puncak pada

aktivitas bronkiolitis tidak bertepatan dengan puncak signifikan kejang (Gambar 1).

Page 9: jurnal anak vio.doc

Sirkulasi RSV yang diindikasikan oleh presentasi ED bronkiolitis tidak

berhubungan dengan perubahan angka pada kejang. Puncak musiman tertinggi dari

presentasi ED bronkiolitis adalah 353 presentasi ED per minggu pada Juli 2006 dan tidak

muncul untuk berrespon dengan segala puncak kejang demam pada seri ED maupun

ambulans.

Analisis seri waktu: evaluasi perbedaan hubungan

Untuk semua model yang diinklusikan ED ILI, parameter memperkirakan interaksi antara

ILI dan kejang pada tahun 2009 yang ditemukan secara kuat negatif sehingga

mengiindikasikan hubungan yang lebih lemah pada tahun 2009 antara presentasi ED ILI

dan kejang demam.

Seri waktu ILI adalah yang paling kuat berhubungan dengan ED kejang dan

ambulansi serangan dan kejang pada perbedaan -1 minggu. Hasil yang sama ditemukan

pada seri waktu bronkiolitis dan ED kejang. Perbedaan -1 minggu menghasilkan situasi

dimana perubahan insidensi dari kejang mendahului perubahan insidensi ILI dan

bronkiolitis selama 1 minggu. Parameter ini memperkirakan perbedaan 0 adalah sangat

sama dengan perbedaan -1. Ketika hal ini secara statistik signifikan positif hubungan

pada perbedaan +2 untuk bronkiolitis dengan seri ambulansi serangan dan kejang, sangat

autokorelasi menetapkan pada model residual, sehingga kami menyimpulkan jika tidak

ada hubungan yang jelas yang ditemukan pada model ini (Tabel 1).

Analisis statistik: model final

Kami lalu menetapkan model final pada setiap hasil, ED dan ambulansi kejang. Dari hasil

analisis perbedaan, kami menginklusikan perbedaan -1 pada model ini. Sehingga, ED dan

ambulansi kejang dibagi 1 minggu lebih awal yang berhubungan dengan seri waktu ED

ILI dan bronkiolitis.

Kontrol pada tren, musiman, pandemik influenza tahun 2009 dan bronkiolitis,

ketika angka insidensi presentasi ED untuk ILI pada orang dengan semua usia meningkat

sebanyak 1/100,000 populasi dalam seminggu, angka insidensi dari presentasi ED untuk

kejang pada anak usia di bawah 6 tahun meningkat sebanyak 3.2/100,000. Kontrol

terhadap tren, musiman, pandemik influenza tahun 2009, dan ILI, ketika angka insidensi

Page 10: jurnal anak vio.doc

presentasi ED untuk bronkiolitis pada anak usia di bawah tiga tahun meningkat sebanyak

1/100,000 populasi dalam seminggu, angka insidensi dari presentasi ED untuk kejang

pada anak usia di bawah 6 tahun meningkat sebanyak 0.01/100,000 dalam satu minggu

awal. Kami tidak menemukan secara statistik signifikan hubungan yang independen

antara bronkiolitis dan ambulansi serangan dan kejang (Tabel 2).

Observasi versus penetapan (prediksi) menilai angka populasi untuk panggilan

ambulansi kejang ditunjukkan pada Gambar 2. Observasi versus penetapan (prediksi)

menilai angka populasi dari ED kejang ditunjukkan pada Gambar 3.

Diskusi

Menggunakan data populasi selama tujuh musim influenza berturut-turut termasuk

epidemik musim salju tahun 2009 di NSW dari pandemik (H1N1) 2009 influenza

(pH1N1), kami menemukan hubungan yang luas, signifikan dan independen antara angka

insidensi populasi dari presentasi ED untuk sindrom ILI dengan angka insidensi populasi

dari presentasi ED untuk kejang. Hal ini konsisten dengan penelitian internasional

sebelumnya menggunakan data rumah sakit dan praktek umum [4,10,13]. Kami juga

menemukan hubungan yang lebih kecil, kurang signifikan, dan independen antara angka

insidensi dari populasi dari presentasi ED untuk sindrom ILI dengan angka insidensi

populasi panggilan ambulans untuk serangan dan kejang. Hubungan antara ED

bronkiolitis dengan ED kejang secara independen dan secara statistik signifikannya

sangat kecil. Kami tidak menemukan secara statistik hubungan antara ED bronkiolitis

dengan panggilan ambulans untuk serangan dan kejang. Hal ini mungkin merupakan

bagian dari seri ambulansi yang lebih pendek.

Page 11: jurnal anak vio.doc

Data ambulans merupakan sumber alternatif dari laju surveilans yang tidak secara

luas digunakan pada praktek kesehatan publik sebelumnya, dan penelitian kami

mengijinkan evaluasi data dari sumber novel tersebut. Kami menemukan secara rutin data

seri waktu koleksi ED dan pengiriman ambulans yang berguna sebagai alat untuk

memperkirakan secara cepat pengaruh level populasi epidemik seasonal virus pernafasan

dengan insidensi kejang demam pada anak. Sumber data ini sebaiknya dipertimbangkan

di surveilans publik kesehatan pada situasi dimana sumber data ini dapat sebagai

ketepatan waktu dibanding sumber data lainnya yang biasa dipakai, seperti notifikasi

laboratorium.

Analisis perbedaan tidak mendemonstrasikan perbedaan secara kuat antara

perbedaan 0 minggu dengan perbedaan -1 minggu. Sejak seri waktu ILI, bronkiolitis, dan

kejang lebih disukai untuk berespon pada sedikit dari bagian epidemik influenza dan

RSV yang sebenarnya pada komunitas, hasil penyakit ini seperti kejang seharusnya

terjadi pada waktu yang sama. Akan tetapi, ketika influenza dan bronkiolitis adalah

penyakit akut, epidemik ini mungkin berpindah dalam perbedaan grup umur yang secara

jelas berbeda waktu dan angka. Juga, dalam tingkat natural bagian dari penyakit saat

dimana kejang demam terjadi mungkin berbeda dari tingkat ketika orang terkena ILI atau

bronkiolitis yang dapat dilihat pada catatan medik. Hasil yang sama pada analisis lag

ketika lagging atau tidak lagging oleh -1 tidak menunjukkan perbedaan waktu sehingga

tidak penting dan mungkin memperlihatkan perbatasan ketelitian sumber data.

Page 12: jurnal anak vio.doc

Dua penelitian NSW sebelumnya menggunakan Emergency Department Data

Collection (EDDC) dengan seri waktu yang bersamaan yang digunakan penelitian ini

mendemonstrasikan jika ED sindrom ILI dan bronkiolitis merupakan wakil dapat

dipercaya sebagai sirkulasi dari influenza dan RSV di NSW [23,24]. Akan tetapi, terdapat

keterbatasan data sindromik. Problem kategori ED diagnosis dan pengiriman ambulans

adalah ‘sindromik’, yang menginklusikan semua serangan atau kejang oleh berbagai

penyebab. Sehingga, kedua seri waktu ED dan ambulans termasuk proporsi dari kejang

tidak demam yang tidak berhubungan dengan penyakit pernafasan. Hal ini mungkin

termasuk dalam kejang epileptik awal atau kejang karena ketidakseimbangan elektrolit

[2]. Juga, dari dataset ini kami tidak dapat melaporkan angka dari kejang demam rekuren

atau subsequent sequele setelah presentasi inisial kegawatan atau transpor ambulans.

Perekaman diagnosis atau masalah pada EDDC dilengkapi oleh klinisi atau staf ahli,

bukan dari pengkode terlatih, sehingga variasi dari praktek mengkode dapat terjadi.

Sebagian kasus dari kejang demam dapat dinilai sebagai alternatif preliminer alasan kode

ED diagnosis atau pengiriman ambulan, seperti “demam” atau “infeksi tidak spesifik”.

Alternatif preliminer diagnosis yang sama sebaiknya dinilai dalam presentasi pada

influenza-like illness dan bronkiolitis.

Page 13: jurnal anak vio.doc

Hasil pada populasi berbasis penelitian seri waktu [4] disalurkan oleh provinsi

Friesland di Belanda pada bulan April 1998 sampai April 2002 yang meghasilkan

hubungan antara kejang demam dengan influenza pada level populasi. Kejang demam

pada anak umur antara 3 bulan sampai 5 tahun dilaporkan berpartisipasi pada praktisi

umum menggunakan kartu notifikasi standar yang dikirimkan setiap 3 bulan. Analisis

regresi poisson menunjukkan indeks yang jelas antara puncak kejang dengan puncak

influenza. Sama seperti penelitian kami, RSN tidak muncul berhubungan dengan kejang.

Pada penelitian sebelumnya di Hongkong pada anak yang dirawat inap dengan infeksi

influenza pada tahun 1997 dan 1998, ditemukan jika hampir seperlima anak menderita

kejang deman [13]. Akan tetapi, hanya seperempat anak yang menderita kejang demam

masuk rumah sakit [4], penelitian kami tentang presentasi departemen kegawatdaruratan

dan panggilan ambulans terhadap kejang mungkin lebih baik dalam mengambil mayoritas

episode kejang demam.

Page 14: jurnal anak vio.doc

Epidemik dari virus pH1N1 di Sydney pada tahun 2009 berhubungan dengan

peningkatan ribuan kali lipat pada semua umur presentasi ED untuk ILI dari dasar dan

periode epidemik secara luas yang ditunjukkan dalam Gambar 1. Pada tahun 2009, angka

presentasi ED kejang pada anak usia < 6 tahun yang dipresentasikan dalam NSW Eds

tidak naik setinggi pada tahun 2003 atau 2007 puncak musim influenza. Ketika kami

tidak mempunyai data ambulans pada tahun 2003, puncak ambulansi kejang pada tahun

2009 lebih tinggi daripada puncak tahun 2007 (Gambar 1). Hal ini cukup beralasan untuk

berasumsi jika angka yang dilaporkan untuk ED kejang demam dan ambulansi serangan

dengan kejang akurat sebagai tanda kejang adalah sulit untuk salah dan tidak salah

interpretasi dengan kecemasan. Bagaimana lalu kami dapat menjelaskan kontradiksi

hubungan antara ED ILI dengan kejang demam dibandingkan tahun sebelumnya?

Strain influenza utama pada NSW selama tahun 2003 adalah virus emergent

A/Fujian/411/2002 (H3N2), yang memimpin penyebaran luas outbreak berat secara

global [25]. Pada tahun 2007, virus A/Brisbane/10/2007 (H3N2) dan virus A/Solomon

Islands/3/2006 (H1N1) bersirkulasi, menyebabkan penyakit berat pada anak-anak di

Page 15: jurnal anak vio.doc

Australia, termasuk enam kematian [26]. Hasil ini kontras dengan pandemik musim

influenza tahun 2009 yang didominasi oleh virus A/California/7/2009 (H1N1) influenza

(pH1N1) dimana dikarakteristikan oleh sangat tingginya angka serangan, khususnya

anak-anak, tetapi hanya sedang yang virulen [27].

Dengan mengkontrol model pandemik tahun 2009, kami menemukan hubungan

antara presentasi ED ILI dan kedua ED dan ambulansi kejang yang lebih lemah pada

tahun 2009. Hal ini tergantung dari angka faktor yang berpengaruh. Angka presentasi ED

mungkin meningkat oleh media ulasan yang tinggi dari “pandemik flu babi”, orang sehat

mengikuti EDs yang mencari sertifikat ”bebas flu babi’ menghindari ekslusi dari tempat

kerja atau sekolah serta orang dengan gejala influenza yang langsung mengikuti ED atau

klinik rumah sakit influenza dibanding praktek umum. Banyak presentasi klinik influenza

direkam pada presentasi ED [28]. Perubahan diagnostik tingkah laku mungkin juga

memimpin banyak pasien menerima diagnosis ILI dibanding biasa. Hubungan antara

natural ringannya dari mayoritas pandemik infeksi influenza pada tahun 2009 dibanding

infeksi seasonal virus influenza dapat dijelaskan dengan perbedaan hubungan antara

kejang demam pada tahun 2009 [25,29].

Kemunculan hubungan yang paling kuat pada tahun 2009 untuk panggilan

ambulansi kejang dengan ED kejang pada tahun yang sama mungkin mengindikasikan

jika orang tua, sekolah, dan servis pemerhati anak mempunyai toleransi yang lebih

rendah untuk gejala dari serangan dan kejang pada anak selama pandemik, dan hal ini

lebih disukai untuk meminta ambulans.

Selama periode waktu penelitian, rekaman detail vaksinasi influenza pada anak

tidak rutin dikoleksi di NSW, sehingga kami tidak dapat membuat perbandingan

langsung antara angka vaksinasi dengan angka kejang demam. Pada tahun 2010,

pemerintah menemukan vaksinasi musiman yang dipilih hanya terbatas untuk kelompok

risiko tinggi, dan angka vaksinasi ini pada anak-anak NSW secara tradisional rendah

dibandingkan dengan WA yang mempunyai program vaksinasi influenza pada anak-anak

sejak tahun 2008 [30]. Pemilihan vaksin influenza yang disubsidi diperpanjang pada

tahun 2010 dan, mengikuti pola pandemik, promosi vaksinasi diperpanjang.

Pada bulan Desember 2009, pemerintah Australia mendirikan Panvax H1N1

Vaksin Junior (Panvax Junior) yang telah rilis. NSW Health merekam indikasi dari

Page 16: jurnal anak vio.doc

seluruh 140,000 vial dosis tunggal dari Panvax Junior yang didistribusikan di NSW

antara Desember 2009 sampai April 2010. Sebagai tambahan, 17,420 dosis dari yang

didirikan oleh pemerintah Australia Fluvax Junior didistribusikan pada NSW antara

Maret dan April 2010. Program survei kesehatan populasi NSW mengundang Computer

Aided Telephone Interviews (CATI) dengan residen NSW dan sejak bulan Februari 2010

dilaporkan vaksin influenza pH1N1 diberikan pada anak usia 0-9 tahun. Perkiraan

laporan unweigted pada grup umur ini pada bulan April 2010 adalah 19% [31].

Disamping kemunculan peningkatan pemberitaan vaksin inflenza pada anak-anak NSW

antara Desember 2009 dan April 2010, gambar 1 tidak mengindikasikan tren

koresponden ke atas pada kejang demam selama periode yang sama.

Kesimpulan

Penelitian ini mendemonstrasikan jika epidemik influenza, dan bukan epidemik RSV,

yang berhubungan dengan peningkatan substansial pada kejang demam pada level

populasi anak di Sydney, Australia. Hal ini juga memberikan bukti jika monitor data ED

dan pengiriman ambulans adalah metode yang mungkin dapat dikerjakan dengan mudah

untuk mendapat laju surveilans kejang demam. Pada penemuan ini, perhatian terbaru

mengenai peningkatan delapan kali lipat risiko kejang pada anak yang dilaporkan

mengikuti pelaksanan vaksin musiman influenza pada tahun 2010 yang harus dievaluasi

dengan kesadaran akan natural infeksi influenza yang mungkin berhubungan dengan

substansial insidensi kejang demam pada anak-anak. Hasil dari natural infeksi mungkin

mengacaukan sifat kejang demam terhadap vaksin.