8
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086 Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK *) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN 151 DEKONTAMINASI PERALATAN STAINLESS STEEL TERKONTAMINASI CESIUM-137 DENGAN SILIKON ASETAT Sutoto*) ABSTRAK DEKONTAMINASI PERALATAN STAINLESS STEEL TERKONTAMINASI CESIUM-137 DENGAN SILIKON ASETAT. Peralatan dan instrumen nuklir banyak terbuat dari bahan baja tahan karat (stainless steel) yang tahan korosif dan berkekuatan mekanik tinggi. Maintenance peralatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan keselamatan proses. Pada kegiatan tersebut dimungkinkan adanya penggantian suku cadang atau perbaikan yang langsung melibatkan pekerja, sehingga sebelumnya harus dilakukan dekontaminasi awal. Fungsi dekontaminasi untuk menurunkan tingkat radiasinya, sehingga tidak membahayakan lingkungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dilakukan percobaan dekontaminasi peralatan stainless steel yang terkontaminasi Cs-137. Percobaan dilakukan dengan pembuatan sampel simulasi keping stainless steel tebal 4 mm dan berbentuk lingkaran dengan diameter 5 cm yang kemudian dikontaminasi dengan larutan Cs-137 beraktivitas 2,85 Bq/ml. Variasi pengkontaminasi sampel dibuat dengan cara meneteskan sejumlah volume tertentu larutan Cs-137 ke permukaan dan dikeringkan dibawah lampu pengering. Tingkat radioaktivitas masing-masing sampel ditentukan secara spektrometri gamma dan kemudian didekontaminasi. Dekontaminasi baja tahan karat dilakukan dengan cara mengoleskan silikon asetat ke permukaan sampel dan ditunggu selama 3 jam untuk pengeringan. Selanjutnya silicon coated yang terbentuk dikelupas dan dianalisis tingkat radioaktivitasnya. Hasil yang didapatkan adalah nilai faktor dekontaminasi untuk kontaminan Cs- 137 yang menempel di stainless steel adalah relatif rendah yaitu berkisar antara 1,61 sampai 4,13. Pasta silikon asetat dapat dipakai untuk mendekontaminasi peralatan stainless steel yang terkontaminasi Cs-137. Kata kunci : Dekontaminasi, silikon asetat, elastomer sintetik ABSTRACT DECONTAMINATION OF STAINLESS STEEL EQUIPMENT CONTAMINATED CESIUM 137 BY ACETATE SILICONE. A lot of nuclear equipments and instruments are made from stainless steel which is corrosive resistant and highly mechanical stressing. All equipment maintenance is a programmed activity to increase process safety. There are possible to replacing spareparts or services which included labour in maintenance activity, so early decontamination must be held before maintenance. First decontamination has aim to decrease radiation level so not dangered to the environment. According to that, an experiment to decontaminating of the stainless steel equipment, which are contaminated by Cs-137, was held. Experiment is doing by made a simulation sample, stainless steel piece with thickness 4 mm and diameter 5 cm. The sample then contaminated with Cs-137 liquid with activity 2,85 Bq/ml. Variety of sample contaminating is made by dropping a various volume of Cs-137 liquid to sample’s surface and dried under drying lamp. Radioactivity level of each sample determines by gamma spectrometry and then decontaminated. Decontaminating is done by coatting of acetate silicone to the sample’s surface along 3 hours until its dry. The result gave inform to decontamination factor for stainless steel contaminated Cs-137 still small relative, around 1,61 – 4,13. The silicone acetate can purpose used to decontamination of stainless steel equipments contaminated Cs-137. Key word: Decontamination, Silicone acetate, sintetic elastomer

Jurnal Dekontaminasi Peralatan Stainless Steel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Dekontaminasi Peralatan Stainless Steel

Citation preview

Page 1: Jurnal Dekontaminasi Peralatan Stainless Steel

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

*) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN 151

DEKONTAMINASI PERALATAN STAINLESS STEEL

TERKONTAMINASI CESIUM-137 DENGAN SILIKON ASETAT

Sutoto*)

ABSTRAK

DEKONTAMINASI PERALATAN STAINLESS STEEL TERKONTAMINASI

CESIUM-137 DENGAN SILIKON ASETAT. Peralatan dan instrumen nuklir banyak terbuat

dari bahan baja tahan karat (stainless steel) yang tahan korosif dan berkekuatan mekanik tinggi.

Maintenance peralatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan keselamatan proses.

Pada kegiatan tersebut dimungkinkan adanya penggantian suku cadang atau perbaikan yang

langsung melibatkan pekerja, sehingga sebelumnya harus dilakukan dekontaminasi awal. Fungsi

dekontaminasi untuk menurunkan tingkat radiasinya, sehingga tidak membahayakan lingkungan.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka dilakukan percobaan dekontaminasi peralatan stainless steel

yang terkontaminasi Cs-137. Percobaan dilakukan dengan pembuatan sampel simulasi keping

stainless steel tebal 4 mm dan berbentuk lingkaran dengan diameter 5 cm yang kemudian

dikontaminasi dengan larutan Cs-137 beraktivitas 2,85 Bq/ml. Variasi pengkontaminasi sampel

dibuat dengan cara meneteskan sejumlah volume tertentu larutan Cs-137 ke permukaan dan

dikeringkan dibawah lampu pengering. Tingkat radioaktivitas masing-masing sampel ditentukan

secara spektrometri gamma dan kemudian didekontaminasi. Dekontaminasi baja tahan karat

dilakukan dengan cara mengoleskan silikon asetat ke permukaan sampel dan ditunggu selama 3

jam untuk pengeringan. Selanjutnya silicon coated yang terbentuk dikelupas dan dianalisis tingkat

radioaktivitasnya. Hasil yang didapatkan adalah nilai faktor dekontaminasi untuk kontaminan Cs-

137 yang menempel di stainless steel adalah relatif rendah yaitu berkisar antara 1,61 sampai 4,13.

Pasta silikon asetat dapat dipakai untuk mendekontaminasi peralatan stainless steel yang

terkontaminasi Cs-137.

Kata kunci : Dekontaminasi, silikon asetat, elastomer sintetik

ABSTRACT

DECONTAMINATION OF STAINLESS STEEL EQUIPMENT CONTAMINATED CESIUM 137 BY ACETATE SILICONE. A lot of nuclear equipments and instruments are made

from stainless steel which is corrosive resistant and highly mechanical stressing. All equipment

maintenance is a programmed activity to increase process safety. There are possible to replacing

spareparts or services which included labour in maintenance activity, so early decontamination

must be held before maintenance. First decontamination has aim to decrease radiation level so not

dangered to the environment. According to that, an experiment to decontaminating of the stainless

steel equipment, which are contaminated by Cs-137, was held. Experiment is doing by made a

simulation sample, stainless steel piece with thickness 4 mm and diameter 5 cm. The sample then

contaminated with Cs-137 liquid with activity 2,85 Bq/ml. Variety of sample contaminating is

made by dropping a various volume of Cs-137 liquid to sample’s surface and dried under drying

lamp. Radioactivity level of each sample determines by gamma spectrometry and then

decontaminated. Decontaminating is done by coatting of acetate silicone to the sample’s surface

along 3 hours until its dry. The result gave inform to decontamination factor for stainless steel

contaminated Cs-137 still small relative, around 1,61 – 4,13. The silicone acetate can purpose

used to decontamination of stainless steel equipments contaminated Cs-137.

Key word: Decontamination, Silicone acetate, sintetic elastomer

Page 2: Jurnal Dekontaminasi Peralatan Stainless Steel

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

152

PENDAHULUAN

Peralatan yang telah bersinggungan

langsung dengan zat atau sumber radioaktif

akan bersifat aktif karena terkontaminasi.

Pengelolaan peralatan tersebut harus

mengikuti prosedur keselamatan radiasi,

sehingga tidak membahayakan pekerja dan

lingkungan sekitarnya[1]

. Untuk

mengoptimalkan faktor keselamatan radiasi

dan jalannya proses, maka peralatan dan

instrumen prosesnya dibuat dari bahan baja

tahan karat (stainless steel). Disamping

tahan korosif bahan tersebut juga

mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi,

sehingga mengurangi potensi kegagalan

proses. Umur pemakaian dan periodik

waktu maintenancenya panjang. Sebagai

contoh adalah tangki-tangki penampung

limbah cair, tangki resin bekas dan sistem

pemipaan instalasi pengolahan limbah cair

PTLR terbuat dari bahan stainless steel 304.

Disamping berkontruksi dengan

tingkat keselamatan tinggi, operasional

sistem dan peralatan instalasi pengolahan

limbah didukung dengan program

maintenance, yaitu program pemeliharaan

sistem dan peralatan secara rutin dan berkala

sehingga faktor keselamatan prosesnya

optimal. Penggantian suku cadang (spare

part) dilakukan sesuai jadual dan sering

melibatkan pekerja untuk langsung

berhubungan dengan peralatan yang telah

terkontaminasi. Prinsip ALARA (as low as

radiation acheavable) diterapkan

semaksimal mungkin, salah satunya dengan

cara mendekontaminasi awal kontaminan,

sehingga paparan radiasi dan potensi

terjadinya kontaminasi internal adalah kecil

sesuai dengan ketentuan yang dijinkan. Pada

keadaan tersebut pekerja dapat leluasa

bekerja dengan waktu relatif panjang.

Untuk mengoptimalkan proses

dekontaminasi yang akan dilakukan, maka

terlebih dahulu harus diketahui jenis dan

besarnya kandungan kontaminan yang ada di

permukaan. Selanjutnya dipilih metode yang

akan dipakai dengan mempertimbangkan

penggunaan paska dekontaminasinya. Untuk

tujuan pemakaian ulang, maka diusahakan

menggunakan metode yang tidak merusak

permukaan bahan. Metode kimia

menggunakan asam lemah, basa lemah dan

kombinasi keduanya dapat dipakai untuk

tujuan diatas namun waktu prosesnya

berjalan relatif panjang. Sebagai contoh

adalah penggunaan asam oksalat dengan

penopang gel dapat dipakai baik untuk

mendekontaminasi flexyglass glove box.[2]

Metode lain yang sering dipakai adalah

metode mekanik dan gabungan kedua

metode tersebut seperti pasta silikon asetat.

Silikon asetat adalah jenis karet

sintesis (sintetic rubber) yang bersifat

elastis, dapat menempel di permukaan bahan

dengan struktur molekulnya terlihat pada

persamaan 1. Densitasnya berkisar antara

1,1 - 1,6 g/cm3 dengan kuat tarik antara 0,6 -

1,3 ksi (1000 psi= 6,89MPa) dan berfungsi

pada temperatur antara -115 - 315 0C

[3]. Cara

penggunaannya dengan dioleskan ke

permukaan bahan kemudian ditunggu

sampai mengering. dan berfungsi setelah

mengering. Berkaitan dengan karakteristik

produk tersebut dimana mudah dipakai dan

dapat menempel hampir di semua

permukaan bahan, maka dicoba penerapan

penggunaannya untuk mendekontaminasi

peralatan stainless steel. Mekanisme

pengambilan kontaminan yang diharapkan

adalah adanya transfer massa (kontaminan)

dari permukaan sampel ke silikon asetat

yang telah dilapiskan ke permukaan sampel.

Setelah silikon asetat mengering, proses

dekontaminasi dapat dilakukan dengan cara

mengelupas lapisan silikon kering dari

permukaan sampel. Oleh karena silikon

asetat bersifat perekat dan elastis, maka

dimungkinkan adanya sebagian kontaminan

yang terikut menempel di hasil

kelupasannya. Akibatnya, terjadi

pengurangan kandungan kontaminan di

permukaan sampel. Untuk mengetahui

kapabilitas silikon asetat sebagai bahan

pendekontaminasi, maka dipakai

kontaminan Cs-137 yang merupakan

senyawa hasil belah dengan umur paruh 30

tahun. [4,5]

Untuk mengetahui kapasitas

dekontaminasinya, maka percobaan

dilakukan menggunakan 5 buah sampel

terkontaminasi Cs-137 yang berbeda

aktivitasnya. Dekontaminasi dilakukan

dalam 3 tahap secara kontinyu dan di setiap

tahapan hasil pengurangan aktivitas

kontaminannya dianalisis dengan

spektrometer gamma.

Page 3: Jurnal Dekontaminasi Peralatan Stainless Steel

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

153

X

|

[─ O ─Si ─ O ─]n (1)

|

X

X adalah gugus asetat (CH3-COO-)

TATA KERJA

Bahan

Sampel bahan dekontaminasi

dibuat dari keping stainless steel 304

berdiameter 5 cm dengan ketebalan 4 mm.

Kertas amplas waterprof No. 100 dipakai

untuk mengasarkan permukaan sampel

sebelum diaktifkan dengan

pengkontaminasian menggunakan larutan Cs

standar beraktivitas 2,85 Bq/ml. Larutan

kolodion dipakai untuk mendispersikan

kontaminan sehingga merata di permukaan

sampel. Alkohol teknis dan akuades dipakai

sebagai bahan pencuci sampel.

Metode

Percobaan dekontaminasi dengan

silikon asetat dilakukan memakai 5 buah

sampel keping stainless steel 304

berdiameter 5 cm. Sebagai bahan analisis

dan evaluasi, sampel dibuat aktif dengan

pengkontaminasian menggunakan larutan

Cs-137. Untuk memperoleh hasil yang

optimal maka dilakukan tahapan percobaan

sebagai berikut:

1. Preparasi sampel simulasi

terkontaminasi Cs-137

Untuk kesesuaian bahan dengan

peralatan sungguhan maka sampel simulasi

dibuat dari bahan stainless steel 304. Bahan

tersebut merupakan bahan yang banyak

dipakai sebagai bahan struktur peralatan

nuklir dan instrumennya. Kemudian untuk

mendapatkan kemiripan keausan bahan oleh

proses korosi yang terjadi selama

pemakaianya, maka permukaan sampel

dikasarkan dengan pengamplasan. Pada

keadaan tersebut bidang permukaan sampel

tidak halus tetapi bergelombang dan luas

permukaannya relatif bertambah besar.

Keadaan tersebut dianggap dapat mewakili

permukaan peralatan sungguhan yang telah

terkorosi. Pengkontaminasian sampel

dilakukan dengan cara meneteskan larutan

Cs-137 beraktivitas 2,85 Bq/ml ke

permukaan sampel dengan volume

bervariasi yaitu : 0,5 ; 1.0 ; 1,5 ; 2.0 dan 2,5

ml. Selanjutnya kontaminan diratakan

distribusinya menggunakan larutan kolodion

dan dikeringkan di bawah lampu pengering

dalam fumehood. Sebelum didekontaminasi

menggunakan pasta silikon asetat,

radioaktivitas masing-masing sampel diukur

aktivitasnya menggunakan spektrometer

gamma.

2. Dekontaminasi dengan pasta silikon

asetat

Silikon asetat adalah polimer yang

bersifat elastis (elastomer) dan dapat

melekat (adesive) di permukaan bahan. Oleh

karena sifat tersebut maka dicoba

pemakaiannya untuk mendekontaminasi

peralatan stainless steel. Cara dekontaminasi

dilakukan dengan mengoleskan pasta silikon

asetat sampai rata ke permukaan sampel dan

dibiarkan selama 3 jam untuk mengering,

seperti Gambar 1.

Gambar 1. Hasil preparasi dan pelapisan sampel

Page 4: Jurnal Dekontaminasi Peralatan Stainless Steel

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

154

Gambar 2. Hasil pengelupasan dekontaminasi

Selanjutnya dilakukan pengelupasan

hasil polimerisasinya (coated silicon

acetate) dengan menggunakan pinset dan

cutter, hasil dekontaminasi terlihat pada

Gambar. 2 Hasil kupasan yang mengandung

Cs-137 dikumpulkan dan dianalisis

aktivitasnya dengan spektrometer gamma.

Dilakukan juga analisis kandungan Cs-137

yang tersisa di permukaan sampel dengan

metode sama. Untuk mengetahui kapasitas

dekontaminasi, maka tahapan dekontaminasi

dilakukan sampai tiga tahap dengan urutan

langkah yang sama. Besarnya faktor

dekontaminasi (DF) yang dihasilkan

ditetapkan menggunakan persamaan. 2.

(Aktivitas Cs-137 awal) DF = (2)

(Aktivitas Cs-137 akhir)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Preparasi sampel simulasi terkontaminasi

Cs-137

Batasan clearence level untuk

limbah padat terkontaminasi menurut

BAPETEN adalah 1 Bq/cm2. Pada

percobaan ini sampel stainless steel

terkontaminasi Cs-137 yang dipakai

aktivitasnya masih di bawah nilai clearence

level tersebut dengan mempertimbangkan :

1. Peralatan yang terkontaminasi untuk

diservis (repair) bukan untuk dibuang

2. Memudahkan penanganan dalam

percobaan sesuai dengan golongan

laboratorium aktivitas rendah dimana

percobaan ini dilakukan

Hasil percobaan dekontaminasi

stainless steel terkontaminasi Cs-137 dengan

silikon asetat dapat diketahui dari adanya

penurunan aktivitas kontaminan sebelum

dan sesudah dekontaminasi dilakukan.

Aktivitas awal dan hasil perubahannya

diketahui dari analisis menggunakan

spektrometri gamma, yaitu dengan

mengamati puncak spektrum tingkat energi

E = 0,662 MeV yang merupakan peluruhan

Cs-137 menjadi Ba-137 dengan

memancarkan energi ∂ dengan n=0,89. Hasil

pengukuran sampel preparasi terlihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Hasil preparasi sampel dan tingkat radioaktivitasnya

No

Sampel Radioaktivitas (Bq)

1 0,310

2 0,645

3 0,688

4 1,056

5 1,339

Page 5: Jurnal Dekontaminasi Peralatan Stainless Steel

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

155

Percobaan dekontaminasi menggunakan

silikon asetat

Percobaan dekontaminasi dilakukan

dalam 3 tahap berkelanjutan dengan tujuan

untuk mengetahui kapabilitas metode dan

besaran faktor dekontaminasinya. Hasil

percobaan masing-masing tahapan terlihat

pada Tabel.2, Tabel.3 dan Tabel.4 serta

Gambar.3, Gambar.4 dan Gambar.5 Dari

percobaan tahap 1 dapat diketahui bahwa

semakin besar aktivitas Cs menempel dalam

sampel, hasil faktor dekontaminasinya

semakin kecil yaitu 1,61. Proses tersebut

dimungkinkan terjadi karena penetrasi Cs ke

pori-pori lebih dalam sehingga Cs yang

terambil relatif kecil. Argumentasi lainnya

adalah tidak terjangkaunya pasta silikon

asetat masuk ke pori-pori sehingga kontak

antara fasa kontaminan dan pasta tidak

maksimum. Argumentasi tersebut beralasan

karena viskositas pasta silikon asetat cukup

besar sehingga tidak mudah terdispersi

masuk ke lobang pori-pori.

Sedangkan untuk dekontaminasi

tahap 2, pergerakan hasil faktor

dekontaminasinya tidak sama dengan tahap

1. Pergerakan nilai faktor dekontaminasinya

bertambah besar sejalan dengan besarnya

aktivitas Cs yang ada di permukaan sampel.

Fenomena tersebut sangat dimungkinkan

terjadi karena paska dekontaminasi tahap 1

partikel Cs yang teringgal terdistribusi

merata permukaan pori-pori sampel,

sehingga besarnya faktor dedontaminasinya

berhubungan langsung dengan tingkat

aktivitas Cs yang ada. Atau dapat juga

disebabkan karena adanya interaksi Cs

dengan asam asetat yang ada di pasta

silikon. Kemungkinan terjadinya reaksi

kedua senyawa tersebut adalah besar, karena

adanya kontak fasa waktu pengeringan dan

bereaksi penggaraman. Oleh akibat

terjadinya reaksi tersebut, maka

dimungkinkan partikel Cs terlepas dari

permukaan. Reaksi yang mungkin terjadi

dan membantu proses dekontaminasi

tersebut adalah :

Cs-137 + CH3 COOH → CH3COOCs +H+ (3)

Tabel 2. Hasil dekontaminasi tahap pertama

No

Sampel

Aktivitas Cs-

137 (Bq) Faktor

Dekontaminasi

FD Sebelum

didekontaminasi

Sesudah

didekontaminasi

Berada di

pendekontaminasi

1 0,310 0,075 0,226 4,13

2 0,645 0,269 0,366 2,40

3 0,688 0,299 0,389 2,30

4 1.056 0,580 0,421 1,82

5 1,339 0,831 0,501 1,61

Gambar 3. Perubahan aktivitas sampel pada dekontaminasi tahap pertama

Page 6: Jurnal Dekontaminasi Peralatan Stainless Steel

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

156

Tabel.3 Hasil dekontaminasi tahap ke dua

No

Sampel

Aktivitas Cs-137 (Bq) Faktor

Dekontaminasi

FD Sebelum

didekontaminasi

Sesudah

didekontaminasi

Berada di

pendekontaminasi

1 0,075 0,055 0,022 1,40

2 0,269 0,128 0,138 2,10

3 0,299 0,153 0,139 1,95

4 0,580 0,226 0,341 2,57

5 0,831 0,332 0,488 2,50

Gambar 4. Perubahan aktivitas sampel pada dekontaminasi tahap kedua

Tabel 4. Hasil dekontaminasi tahap ke tiga

No Aktivitas Cs-137

(Bq)

Faktor

Dekontaminasi

Sampel Sebelum

didekontaminasi

Sesudah

didekontaminasi

Berada di

pendekontaminasi

FD

2 0,128 0,066 0,048 1,93

3 0,153 0,071 0,063 2,15

4 0,226 0,126 0,112 1,79

5 0,332 0,148 0,198 2,24

Page 7: Jurnal Dekontaminasi Peralatan Stainless Steel

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

157

Gambar 5. Perubahan aktivitas sampel pada dekontaminasi tahap ketiga

Fenomena yang sama terjadi pada

dekontaminasi tahap 3, yaitu pengurangan

kandungan Cs-137 dalam sampel

disebabkan oleh 2 interaksi. Interaksi

dominan adalah karena terambil menempel

di pasta silikon asetat dan kedua karena

bereaksi dengan asam asetat yang

menyebabkan terlepas dari dinding

permukaan. Hasil pengukuran radioaktivitas

background adalah 0,022 Bq, sehingga tidak

dilakukan dekontaminasi tahap 3 untuk

sampel No.1

KESIMPULAN

Silikon asetat sebagai polimer

elastomer dapat dipakai untuk

mendekontaminasi Cs-137 yang menempel

di permukaan stainless steel. Besarnya

faktor dekontaminasinya berkisar antara

1,40 - 4,13 tergantung dari kedalaman

penetrasi kontaminan masuk ke pori-pori

bahan. Keuntungan dekontaminasi

menggunakan silikon asetat adalah murah,

mudah dipakai dan limbah sekunder yang

ditimbulkan berupa padatan yang mudah

diproses dengan sementasi atau insenerasi.

Pasca dekontaminasi dengan metode ini

permukaan peralatan tidak rusak sehingga

memungkinkan untuk dipakai ulang.

DAFTAR PUSTAKA

1. BAPETEN, “ Ketentuan Keselamatan

Untuk Pengelolaan Limbah Radioaktif”

Perka No. 03/Ka. Bapeten/ V-1999.

2. ZAINUS SALIMIN, “ Decontamination

Glove Box dengan Asam Oksalat dan

Bahan Penopang Gel “ Prosiding

Pertemuan Ilmiah Teknologi Limbah I,

Serpong, 10-11 Desember 1997

3. WILLIAM F.SMITH,” Pinciples Of

Materials Science And Engineering”

Mc Graw-Hill, Third Edition, New

York, 1996

4. MIYAGI.S, KOMOTO. I, “ Japan s

Experiences in The Fundamental

Management of Radioactive Wastes “

Batan-Jepic Seminar, November 1996.

5. SUWARNO WIRYOSIMIN, “

Mengenal Asas Proteksi Radiasi “ITB,

1995

Page 8: Jurnal Dekontaminasi Peralatan Stainless Steel

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 1410-6086

Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

158