21
JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH) DI MEDIA SOSIAL (STUDI DI POLDA NUSA TENGGARA BARAT) Oleh : LALU AZMIL MUHTAROM D1A014166 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM 2019

JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

i

JURNAL ILMIAH

PENYIDIKAN TINDAK PIDANA UJARAN KEBENCIAN (HATE

SPEECH) DI MEDIA SOSIAL

(STUDI DI POLDA NUSA TENGGARA BARAT)

Oleh :

LALU AZMIL MUHTAROM

D1A014166

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

2019

Page 2: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

ii

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH

PENYIDIKAN TINDAK PIDANA UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH)

DI MEDIA SOSIAL

(STUDI DI POLDA NUSA TENGGARA BARAT)

Oleh :

LALU AZMIL MUHTAROM

D1A014166

Menyetujui :

Pembimbing Pertama

Dr. H. Muhammad Natsir, SH., M.Hum

NIP. 19590126 198703 1 001

Page 3: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

iii

PENYIDIKAN TINDAK PIDANA UJARAN KEBENCIAN (HATE

SPEECH) DI MEDIA SOSIAL (STUDI DI POLISI DAERAH NUSA

TENGGARA BARAT)

LALU AZMIL MUHTAROM

D1A014166

FH UNRAM

ABSTRAK

Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian

DITRESKRIMSUS dalam hal bentuk proses penyidikan tindak pidana ujaran

kebencian dimedia sosialn dan hambatan yang dialami oleh DITRESKRIMSUS

POLDA NTB. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui proses penyidikan

tindak pidana ujaran kebencian dan hambatan dalam pelakasanan penelitian ujaran

kebencian oleh DITRESKRIMSUS POLDA NTB. Untuk itu penyusun

menggunakan metode penelitian empiris yang menggunakan metode pendekatan

Undang-undang, pendekatan konseptual dan pendekatan sosiologis. Berdasarkan

hasil penelitian proses penyidikan tindak pidana ujaran kebencian sama dengan

proses penyidikan pada umumnya, Adapun hambatan/kendala yang dihadapi oleh

DITRESKRIMSUS POLDA NTB adalah kendala internal dan kendala eksternal

yakni kendala kurangnya peronil dan sarana prasana dalam proses penyidikan

tindak pidana ujaran kebencian. Dan kurangnya kesadaran hukum dan partisipasi

masyarakat dalam penyelesaian tindak pidana ujaran kebencian.

Kata Kunci : Tindak Pidana, Proses Penyidikan, Ujaran Kebencian

INVESTIGATION OF CRIMINAL ACTS OF HATE SPEECH IN SOCIAL

MEDIA (STUDY IN THE POLICE AREA OF WEST NUSA TENGGARA)

ABSTRACT

The research study at the POLDA of West Nusa Tenggara in the

DITRESKRIMSUS section in terms of the form of the investigation process for

criminal acts of hate speech in the social media and the obstacles experienced by

the NTB POLDA DEMOCRACY. The purpose of this study was to determine the

investigation process of criminal acts of hate speech and obstacles in conducting

research on hate speech by the NTB POLDA DEMOCRACY. For this reason

compilers use empirical research methods that use the Law approach method,

conceptual approach and sociological approach. Based on the results of the

research, the investigation into criminal acts of hate speech is the same as the

investigation process in general. The obstacles / obstacles faced by the NTB

Regional Police Directorate are internal and external constraints, namely

constraints to lack of facilities and infrastructure facilities in the investigation

process of hate speech. And the lack of legal awareness and public participation in

the settlement of criminal acts of hate speech

Key Words : Criminal act, Investigation Process, Hate Speech

Page 4: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

i

I. PENDAHULUAN

Latar belakang terjadi ujaran kebencian hate speech di Indonesia seiring

dengan adanya tahun politik yang penuh dengan kepentingan, baik kepentingan

kelompok dan individu sehinga media sosial disalah gunakan menjadi alat untuk

melakukan propaganda yang akhirnya menjadi ujaran kebencian hate speech.

Umumnya ujaran kebencian atau Hate Speech bisa berbentuk spanduk atau

banner, ceramah keagamaan, media masa cetak maupun elektronik, dan famplet,

ujaran kebencian merebak melalui media sosial seperti Twitter, Facebook,

Instagram dan lain sebagainya. Masing-masing kelompok menyerang kelompok

lain, individu dengan individu, individu dengan kelompok atau sebaliknya, apa

bila dicermati dengan seksama ujaran kebencian tersebut tidak akan pernah ada

habisnya, dan isi kalimatnya sangat provokatif, sehingga dapat berpotensi

menimbulkan bentrokan fisik bahkan kerusuhan etnis yang merugikan bangsa dan

negara, dan biasanya mengandung unsur suku, agama, dan ras (SARA). Melihat

persoalan mengenai Ujaran Kebencian semakin mendapatkan perhatian

masyarakat baik nasional maupun internasional seiring dengan meningkatnya

kepedulian terhadap perlindungan atas hak asasi manusia, karena memiliki

dampak yang merendahkan harkat martabat manusia dan kemanusiaan.

Atas dasar itulah pemerintah mengeluarkan aturan tentang penanganan

ujaran kebencian (Hate Speech) berupa Surat Edaran Kapolri Nomor SE/6/X/2015

yang bersumber dari Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) UU No.11

tahun 2008 jo. Undang-Undang No.19 tahun 2016 Tentang UU ITE (undang-

Page 5: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

ii

undang Internet dan Transaksi Elektronik) dan UU No. 40 tahun 2008 tantang

penghapusan Diskriminasi ras dan etnis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses penyidikan

tindak pidana ujaran kebencian di media sosial dan untuk mengetahui faktor apa

saja yang menghambat proses penyidikan tindak pidana ujaran kebencian di Polda

NTB. Adapun tujuan dan manfaat penelitian ini yaitu: 1.Tujuan penelitian ; a)

Untuk mengetahui bagaimana proses penyidikan tindak pidana ujaran kebencian

di media sosial; 2)Untuk mengetahuifaktor apa saja yang menghambat proses

penyidikan tindak pidana ujaran kebencian di Polda NTB; 2. Manfaat Penelitian;

Manfaat penelitian ini dibedakan menjadi tiga macam yaitu : 1. Manfaat Teoritis

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan secara umum dan ilmu hukum

pada khususnya terutama hukum pidana dan untuk memberikan gambaran yang

jelas dalam kaitannya dengan proses penyidikan tindak pidana ujaran kebencian

serta faktor penghambat dalam penyidikan; 2. Manfaat Praktis dengan penelitian

ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi masyarakat, pemerintah,

legislative dan praktisi hukum dalam memecahkan masalah-masalah hukum yang

berkaitan dengan penyidikan tindak pidana ujaran kebencian di media sosial; 3.

Manfaat Akademis untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis dalam

menyelesaikan studi strata satu (S1) Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Universitas Mataram. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat mampu untuk

menambah referensi bagi kepustakaan Fakultas Hukum Universitas Mataram serta

diharapkan dapat mampu memberikan masukan bagi pengembangan Ilmu Hukum

Page 6: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

iii

terutama Hukum Pidana khususnya dalam pelaksanaan proses penyidikan tindak

pidana ujaran kebencian.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris, dengan

metode pendekatan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statue

approach), pendekatan konsep (conseptual aproach) ,dan pendekatan sosilogis

(sosiologis approach). Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer,

sekunder dan tersier. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif.

Page 7: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

iv

II. PEMBAHASAN

Proses Penyidikan Tindak Pidana Ujaran Kebencian Di Media Sosial

Gambaran Umum Cyber Crime Ditreskrimsus Polda NTB

Ditreskrimsus atau Direktorat Reserse Kriminal Khusus adalah unit

kepolisian yang tugasnya adalah untuk menyelidiki terhadap tindak pidana

khusus, tindak pidana khusus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

berhubungan Informasi Elektronik. Direktorat Reserse Kriminal Khusus

terdiri dari 4 Subdit yaitu : a.SUBDIT I / INDAGASI; b.SUBDIT II / EKSUS;

c.SUBDIT III/ TIPIKOR; d.SUDBIT IV / TIPIDTER

Tahap Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana Ujaran Kebencian Di

Media Sosial

Modus operandinya menyebarkan ujaran kebencian (hate speech)

berupa penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan, perbuatan tidak

menyenangkan, memprovokasi, dan menghasut. Tujuannya untuk

menciptakan permusuhan dan konflik sosial berbasis suku, ras, agama, dan

antargolongan (SARA). Sindikat memanfaatkan media social sebagai wadah

masyarakat menerima informasi dengan kemajuan teknologi saat ini. Tahap

pertama dari proses ini adalah :

Laporan

Menurut Pasal 5 Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia No.

14 Tahun 2012 Tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana , laporan

polisi/pengaduan terdiri dari dua macam yaitu Laporan Polisi Model A,

dan Laporan Polisi Model B.

Page 8: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

v

Laporan Polisi Model A adalah laporan polisi yang dibuat oleh

anggota Polri yang mengalami, mengetahui atau menemukan langsung

peristiwa yang terjadi. Sedang, Laporan Polisi Mode B adalah Laporan Polisi

yang dibuat oleh anggota Polri atas laporan/pengaduan yang diterima dari

masyarakat.

Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana telah membedakan apa

yang dimaksud dengan laporan dan pengaduan, artinya penanganan yang

harus dilakukan oleh pihak Kepolisian pada saat menerima laporan dan

pengaduan berbeda.

Penyelidikan

Apabila penyelidik berkeyakinan bahwa telah terjadi tindak pidana

maka dilanjutkan dengan penyidikan. Tugas-tugas seorang penyelidik

berdasarkan pasal 5 KUHAP yaitu :

1) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang terjadinya

tindak pidana

2) Mencari keterangan dan barang bukti

3) Menyuruh berhenti seseorang (memeriksa) yang dicurigai dan

menanyakan identitasnya

4) Tindakan yang lain yang bertanggung jawab

5) Membuat dan menyampaikan laporan hasil tindakan-tindakan yang

telah dilakukan

6) Atas perintah penyidik melakukan tindakan berupa:

a) Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan

dan penahanan

b) Pemeriksaan dan penyitaan surat

c) Mengambil sidik jari dan memotret

d) Membawa seseorang kepada penyidik

Page 9: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

vi

Tujuan utama dari penyelidikan adalah untuk mengumpulkan

keterangan-keterangan atau data-data yang dapat dipergunakan untuk :

a.Menentukan apakah suatu peristiwa yang terjadi merupakan suatu tindak

pidana khusus atau bukan; b.Siapa yang dapat dipertanggung jawabkan

(secara pidana) terhadap tindak pidana tersebut; c.Persiapan pelaksanaan

tahap penindakan.

Cara Penyelidikan.

Penyelidikan dapat dilakukan secara : a.Terbuka; b.Tertutup.

Penyidikan

Penyidikan mulai dapat di laksanakan sejak dikeluarkannya Surat

Perintah Dimulainya Penyidikan yang dikeluarkan oleh pejabat yang

berwenang dalam instansi penyidik, dimana penyidik tersebut telah

menerima laporan mengenai terjadinya suatu peristiwa tindak pidana.

Maka berdasar surat perintah tersebut penyidik dapat melakukan tugas dan

wewenangnya dengan menggunakan taktik dan teknik penyidikan

berdasarkan KUHAP agar penyidikan dapat berjalan dengan lancar serta

dapat terkumpulnya bukti-bukti yang diperlukan dan bila telah dimulai

proses penyidikan tersebut maka penyidik harus sesegera mungkin

memberitahukan telah dimulainya penyidikan kepada penuntut

umum.

Penangkapan

Pengertian penangkapan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1

ayat 20 KUHAP yaitu :

Page 10: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

vii

“Penangkapan adala suatu tindakan penyidik berupa pengekangan

sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat

cukup bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan

peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-

undang ini”.

Penggeledahan

Pengertian penggeledahan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1

ayat 17 KUHAP yaitu :

“Penggeledahan rumah adalah tindakan penyidik untuk memasuki

rumah tempat tinggal dan tempat tertutup lainnya untuk melakukan

tindakan pemeriksaan dan atau penyitaan dan atau penangkapan dalam

hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini”.

Penyitaan

Pengertian penggeledahan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1

ayat 16 KUHAP yaitu :

“Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil

alih dan atau menyimpan dibawah penguasaannya benda bergerak

atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan

pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan”.

Penahanan

Pengertian mengenai penahanan sebagaimana yang diatur dalam

Pasal 1 ayat 21 KUHAP yaitu :

“Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat

tertentu oleh penyidik, atau penuntut umum atau hakim dengan

penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam

undang-undang ini”.

Page 11: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

viii

Penyerahan Berkas Perkara ke Kejaksaan

Menurut Pasal 8 KUHAP, jika penyidik telah selesai melakukan

penyidikan, penyidik wajib segera menyerahkan berkas perkara kepada

penuntut umum. Penyelesaian dan penyerahan berkas perkara terdiri dari

dua tahap dimana pada tahap pertama penyidik menyerahkan berkas

perkara, apabila telah dianggap lengkap maka penyidik menyerahkan

tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti. Kegiatan ini merupakan

akhir dari proses penyidikan tindak pidana yang dilakukan oleh penyidik.

Surat Edaran Kapolri tentang Cara Penanganan Ujaran Kebencian

Kapolri Jenderal BadrodinHaiti telah mengeluarkan Surat Edaran (SE)

Kapolri untuk menangani ujaran kebencian (hate speech) tersebut. Surat

Edaran hate speech ber-Nomor SE/06/X/2015 itu ditandatangani pada 8

Oktober 2015 dan telah dikirim ke Kepala Satuan Wilayah (Kasatwil) seluruh

Indonesia.

Bentuk, Aspek dan Media Hate Speech

Pada Nomor 2 huruf (f) SE disebutkan, ujaran kebencian dapat berupa

tindak pidana yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP) dan ketentuan pidana lainnya di luar KUHP, yang berbentuk antara

lain: 1.Penghinaan; 2.Pencemaran nama baik; 3.Penistaan; 4.Perbuatan tidak

menyenangkan; 5.Memprovokasi; 6.Menghasut; 7.Menyebarkan berita

bohong dan semua tindakan di atas memiliki tujuan atau bisa berdampak

pada tindak diskriminasi, kekerasan, penghilangan nyawa, dan atau konflik

sosial.

Page 12: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

ix

Selanjutnya pada huruf (g) disebutkan, ujaran kebencian sebagaimana

dimaksud di atas, bertujuan untuk menghasut dan menyulut kebencian

terhadap individu dan atau kelompok masyarakat, dalam berbagai

komunitas yang dibedakan dari aspek: 1.Suku; 2.Agama; 3.Aliran

keagamaan; 4.Keyakinan atau kepercayaan; 5.Ras; 6.Antar golongan;

7.Warna kulit; 8.Etnis; 9.Gender; 10.Kaum difabel; 11.Orientasi seksual.

Pada huruf (h) disebutkan, ujaran kebencian sebagaimana

dimaksud di atas dapat dilakukan melalui berbagai media, antara

lain:1.Dalam orasi kegiatan kampanye; 2.Spanduk atau banner; 3.Jejaring

media social; 4.Penyampaian pendapat di muka umum (demonstrasi);

5.Ceramah keagamaan; 6.Media masa cetak atau elektronik; 7.Pamflet.

Pada huruf (i) disebutkan, dengan memperhatikan pengertian

ujaran kebencian di atas, perbuatan ujaran kebencian apabila tidak

ditangani dengan efektif, efisien, dan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan, akan berpotensi memunculkan konflik sosial yang

meluas, dan berpotensi menimbulkan tindak diskriminasi, kekerasan, dan

atau penghilangan nyawa.

Prosedur Polisi Tangani Hate Speech

Salah satu pedoman atau panduan yang diberikan oleh Kapolri

kepada anggotanya melalui SE Hate Speech ini adalah anggota Polri

penting memiliki pemahaman dan pengetahuan atas bentuk-bentuk ujaran

kebencian sehingga dapat mengambil tindakan pencegahan sedini

Page 13: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

x

mungkin sebelum timbulnya tindak pidana sebagai akibat dari ujaran

kebencian tersebut.

Adapun pada nomor 3 SE diatur pula prosedur polisi dalam

menangani perkara yang didasari pada hate speech agar tidak

menimbulkan diskriminasi, kekerasan, penghilangan nyawa dan atau

konflik sosial yang meluas. Untuk menangani perbuatan ujaran kebencian

agar tidak memunculkan tindak diskriminasi, kekerasan, penghilangan

nyawa, dan/atau konflik sosial yang meluas, maka diperlukan langkah-

langkah penanganan oleh anggota Polri sebagai berikut: 1.Melakukan

tindakan preventif; 2.Apabila tindakan preventif telah dilakukan namun

tidak menyelesaikan masalah yang timbul akibat dari tindakan ujaran

kebencian tersebut, maka penyelesaian dapat dilakukan melalui:

a.Penegakan hukum mengacu pada ketentuan KUHP, UU ITE, dan UU

40/2008; b.Jika telah terjadi konflik sosial yang dilatar belakangi ujaran

kebencian, penanganannya tetap berpedoman pada UU 7/2012 dan

Perkapolri 8/2013.

Hambatan proses penyidikan tindak pidana ujaran kebencian di cyber

crime Polda Nusa Tenggara Barat

Hambatan atau kendala merupakan segala sesuatu yang dapat

mengakibatkan kegiatan penyidik dalam proses penyidikan tindak pidana

ujaran kebencian oleh cyber crime ditreskrimsus Polda NTB tidak

maksimal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya diantaranya sebagai

berikut:

Page 14: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

xi

Faktor Internal

Hambatan atau kendala internal merupakan suatu kendala yang

berasal dari dalam atau dari pihak Cyber Crime DITRESKRIMSUS

POLDA NTB itu sendiri dalam melakukan penanggulangan terhadap

tindak pidana ujaran kebencian adapaun kendala Internal ini adalah

sebagai berikut:

Upaya Preventif

Hambatan yang dihadapi diantaranya: 1.Kekurangan Personil

Dilihat dari jumlah personil atau polisi yang bertugas di Ditreskrimsus

Polda NTB. Polisi atau pegawai yang aktif dalam ruang lingkup kerja

Ditreskrimsus berjumlah 69 (enam puluh sembilan) orang itu jumlah

dari keseluruhan divisi, sedangkan jumlah penyidik atau penyidik

pembantu berjumlah 52 (lima puluh dua), hal ini menyebabkan petugas

kewalahan dalam melaksanakan tugasnya. Hal tersebut yang

menyebabkan kurang optimalnya kinerja dari Ditreskrimsus Polda NTB

yang bertugas.1

; 2.Keterbatasan anggaran serta sarana prasarana

Menurut Banit Subdit II Ditreskrimsus, Ni Kadek Supriyanti Adinata

selaku penyidik menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi kendala

pelaksanaan tugas Kepolisian dalam mencegah terjadinya tindak

pidana, diantaranya yaitu faktor sarana dan prasarana, kurangnya

beberapa sarana dan prasarana menjadi kendala bagi anggota

kepolisian dalam melakukan tugasnya, seperti alat komunikasi berupa

1Hasil Wawancara dengan Kasubdit II & V Perbankan dan Cyber Crime Ditreskrimsus

AKBP Nyoman Supartana, S.H. Senin 22 oktober 2018

Page 15: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

xii

HT ( Handy Talky ) yang hanya berjumlah 4 (empat) buah sedangkan

kebutuhan Ditreskrimsus sendiri 20 (dua puluh) buah, selanjutnya di

sarana utama kami dalam melakukan patroli cyber yakni belum di

upgrade nya system komputer, jumlah komputer yang ada di

Ditreskrimsus hanya berjumlah 11(sebelas) unit untuk jumlah

keseluruhan tiap divisi, laptop berjumlah 4 (empat) unit serta jumlah

printer berjumlah 17(tujuh belas) unit, 12 (dua belas diantaranya

merupakan swadaya dari petugas sendiri.2

Upaya Refresif

Kendala atau hambatan yang dialami oleh DITRESKRIMSUS

POLDA NTB sendiri berdasarkan hasil wawancara dari Bapak Sarudi,

S.H selaku Banit SUBDIT II Ditreskrimsus Polda NTB menyatakan

bahwa:3

”Petugas sendiri harus menunggu laporan atau aduan terlebih dahulu

dari masyarakat agar dapat berlanjut ke pelaksanaan penyidikan, sebab

ujaran kebencian ini termasuk delik aduan, dan hal ini sudah diatur

dalam surat edaran kapolri nomer SE/6/X/2015 sebagai pedoman atau

panduan dalam penanganan ujaran kebencian”.

Faktor Eksternal

Menurut hasil wawancara dengan Kasubdit II ditreskrimsus,

AKBP I Nyoman Supartana, SH, kendala yang dihadapi oleh anggota

2Hasil wawancara denganBanit Subdit II Ditreskrimsus, Ni Kadek Supriyanti Adinata

selaku penyidik, senin 22 oktober 2018 3Hasil wawancara dengan Banit Subdit II Ditreskrimsus, AKBP Sarudi selaku penyidik,

senin 22 oktober 2018

Page 16: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

xiii

Kepolisian cyber crime ditreskrimsus Polda NTB adalah kurangnya

kesadaran hukum dan partisipasi masyarakat terhadap terwujudnya

situasi kedamaian didalam masyarakat tersebut, terutama para remaja

yang mementingkan egoisme tersendiri yang seakan tidak peduli

dengan hukum yang berlaku di sekitarnya, sebagai contoh kebebasan

berpendapat, saling menghina atau mengucap kata-kata yang tidak

pantas di media sosial sehingga hal seperti itu menjadi faktor yang

berpotensi menjadi penyebab terjadinya gangguan ketertiban sehingga

bisa menimbulkan konflik sosial di dalam masyarakat.4

4Hasil Wawancara dengan Kasubdit II ditreskrimsus, AKBP I Nyoman Supartana, SH,

Senin 29 oktober 2018

Page 17: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

xiv

III. PENUTUP

Kesimpulan

Proses penyidikan tindak pidana ujaran kebencian di

DITRESKRIMSUS POLDA NTB yakni: a.Pertama menerima laporan dari

masyarakat; b.Kemudian lanjut proses penyelidikan, setelah terbukti atau

cukup bukti menemukan dua alat bukti; c.Ditingkatkan ke proses penyidikan

berupa penangkapan, penggeledahan, penyitaan, penahanan, dan penyerahan

berkas perkara ke kejaksaan.

Pada prakteknya Ditreskrimsus Polda NTB melakukan proses

penyidikan sesuai peraturan yang berlaku sebagai pedoman dalam

melakukan upaya penindakan seperti mengacu pada Undang-Undang RI No.

8 Tahun 1981 tentang acara pidana dan peraturan kapolri (PERKAP) Surat

Edaran Kapolri NOMOR SE/06/X/2015 tentang cara penanganan tindak

pidana Ujaran Kebencian (Hate Speech). Proses penyidikan ujaran

kebencian sama dengan proses penyidikan pada umunya hanya perlu ada

tambahan barang bukti karena menyangkut dunia maya atau digital berupa

dokumen elektronik seperti postingan atau tangkapan layar (screenshot), dan

alat yang digunakan seperti handphone atau laptop.

Adapun yang menjadi hambatan atau kendala Ditreskrimsus Polda

Nusa Tenggara Barat yaitu:

Faktor internal : 1.Kurangnya personil atau aparat kepolisian yang ahli di

bidang cyber crime; 2.Kurang atau minimnya anggaran untuk mendukung

penggantian atau perbaikan peralatan perkantoran, sehingga satker

terkendala dalam hal pengadaan barang untuk mendukung operasional

Page 18: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

xv

satker, contoh mesin photo copy, jenset kapasitas sangat besar, rak atau

lemari senpi, dan upgrade peralatan cyber crime.

Faktor Eksternal

Kendala yang dihadapi oleh cyber crime Ditreskrimsus Polda NTB adalah

kurangnya kesadaran hukum dan partisipasi masyarakat yang tidak mau

melapor demi te rwujudnya situasi kedamaian dalam masyarakat dan

rendahnya moralitas masyarakat yang menyebabkan ujaran kebencian.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas maka Penyusun memberikan beberapa

saran sebagai berikut :1.Kepolisian perlu memberikan pendidikan khusus

mengenai tindak pidana cyber; 2.Penyidik perlu meningkatkan kinerja dan

jumlah personil yang ahli dalam bidang cyber crime guna tercapainya

penanggulangan yang maksimal terhadap tindak pidana cyber crime;

3.Kepolisian perlu meningkatkan jumlah anggaran untuk mendukung kinerja

serta meningkatkan sarana dan prasarana teknologi yang memadai untuk

menangani tindak pidana di bidang cyber crime; 4.Penyidik perlu

meningkatkan kerja sama dengan platform-platformsosial media seperti twitter,

facebook, google, dll supaya jika terjadi kasus yang berkaitan dengan teknologi

informasi maka penanganannya dapat lebih cepat; 5.Kepolisian perlu

melakukan kegiatan sosialisai dan penyuluhan kepada masyarakat akan

pentingnya bijak dalam bermedia sosial dan menjelaskan aturan-aturan terkait

tindak pidana teknologi dalam hal ini Undang-Undang No.11 tahun 2008 Jo.

Undang-Undang No.19 tahun 2016 tentang Internet dan Transaksi Elektronik.

Page 19: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Amirudin dan Zainal Asikin, 2014,Pengantar Metode Penelitian Hukum, Cet.

8, Jakarta :PT Raja Grafindo Persada

Bambang PoerNomo, 1993,Asas-asas Hukum Pidana Seri Hukum Pidana 1,

Yogyakarta : Ghalia Indonesia.

Burhan Ashofa, 2013,Metode Penelitian Hukum, Cet. 7, Rineka Cipta,

Jakarta.

Deddy Ismatullah, 2014, Pengantar Hukum Indonesia dari Tradisi ke

Konstitusi, Bandung : CV Pustaka Setia.

Dellyana Shant, 1988, Konsep Penegakan Hukum, Yogyakarta : Liberty.

Leden Merpaung,1997,Tindak Pidana terhadap kehormatan, Jakarta, PT Raja

Grafindo Persada.

Moeljatno, 2008,Asas – Asas Hukum Pidana Edisi Revisi, Jakarta : Rineka

Cipta.

Moeljatno,2000, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta : PT. Renika Cipta.

Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, 2009,Dualisme Penelitian Hukum

Normatif dan Empiris,Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Philipus M Hadjon, 1987,Perlindungan Bagi Rakyat di indonesia, Surabaya :

PT. Bina Ilmu

Rahardi,Drs.H.Pudi,2014, Hukum Kepolisian Kemandirian, Profesionalisme

dan Reformasi POLRI, Surabaya; Laksbang Grafika.

Page 20: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

xvii

Rodliyah, 2012, Pemidanaan Terhadap Perempuan Dalam Sisitem Peradilan

Pidana edisi revisi,Yogyakarta : CV Arti Bumi Intaran.

Satjipto Raharjo, 2000,Ilmu Hukum,cetakan ke-V, Bandung: Citra Aditya

Bakti.

Soerjono Soekanto, 2004,Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan

Hukum,Cetakan Kelima, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Syahdeini,Sutan Remy, 2009,Kejahatan dan Tindak Pidana Komputer,

Jakarta : Pustaka Utama Grafiti

Widodo, 2009,Sistem Pemidanaan Dalam Cyber Crime,Yogyakarta:

LAKSBANGMEDIATAMA.

Zarella, D. 2010. The Social Media Marketing Book, Jakarta: PT Serambi

Ilmu Semesta Anggota IKAPI.

Peraturan Perundang-Undangan

Indonesia,Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia

tahun 1945

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1946

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1981

Undang-Undang No.11 tahun 2008 Jo. Undang-Undang No.19 tahun 2016

tentang Internet dan Transaksi Elektronik.

Page 21: JURNAL ILMIAH PENYIDIKAN TINDAK PIDANA ... - Web FH Unram · FH UNRAM ABSTRAK Studi penelitian di POLDA Nusa Tenggara Barat pada bagian ... banner, ceramah keagamaan, media masa cetak

xviii

Undang-Undang No.2 tahun 2002, tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia.

Undang-Undang No.40 tahun 2008 tantang Penghapusan Diskriminasi Ras dan

Etnis.

Surat Edaran Kapolri NOMOR SE/06/X/2015 tentang (Hate Speech) Ujaran

Kebencian.