JURNAL-ILMIAH.pdf

  • Upload
    hidayat

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 JURNAL-ILMIAH.pdf

    1/9

    1

    ANALISA PENCARIAN JALUR TERPENDEK KE PENGINAPAN

    DI KOTA BATAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMAANT COLONY

    StudiKasus: DinasPariwisata Kota Batam

    DwiRatnaFitriyani

    Mahasiswa Informatika, FT UMRAH,[email protected]

    ABSTRAK

    Kota Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Kota

    Batam memiliki luas 415 Km2

    atau sekitar 41.500 Ha (batamkota.go.id). Dengan luas yangseperti itu membuat Kota Batam menjadi pusat perdagangan internasional, hal inilah yang menjadi

    salah satu alasan kenapa banyak pengunjung dari daerah luar Kota Batam baik domestik maupun

    internasional. Berdasarkan uraian tersebut dapat terlihat dengan jelas bahwa betapa banyaknyaminat para pendatang untuk sekedar berkunjung bahkan menetap di Kota Batam. Karena itu,

    dibutuhkan suatu sistem dalam pencarian jalur terpendek menuju penginapan untuk

    memaksimalkan waktu yang ada. Dalam proses penganalisaan sistem ini, maka peneliti

    menggunakan AlgoritmaAnt Colonyuntuk menentukan jalur terpendek ke penginapan yang ada di

    Kota Batam. Algoritma Ant Colony termasuk teknik pencarian multi agent untuk menyelesaikan

    permasalahan optimasi, khususnya kombinatorial yang terinspirasi dari tingkah laku semut dalam

    suatu koloni. Penerapan Algoritma Ant Colony pada penelitian ini didapat jalur alternative atau

    jalur terpendek untuk menuju ke penginapan dikarenakan seluruh jalur telah dilewati agar dapat

    menghasilkan jalur yang optimal.

    Kata kunci: Kota Batam,Ant Colony, Jalur Terdekat, Algoritma, Penginapan

    ABSTRACT

    Batam is one of the fastest growing cities in Indonesia. Batam city has an area of 415

    km2 or about 41,500 hectares (batamkota.go.id). With such vast makes Batam city became the

    center of international trade, it is this which is one reason why many visitors from outside the area

    of Batam both domestically and internationally. Based on these descriptions can be seen clearly

    that how much interest the newcomers for a visit even settled in the city of Batam . Therefore, weneed a system in search of the shortest path to the inn to maximize the time available. In the

    process of analyzing this system, the researchers used Ant Colony Algorithm to determine the

    shortest path to the inn in the city of Batam.Ant Colony Algorithm including multi-agent searchtechniques to solve optimization problems, in particular combinatorial inspired by the behavior of

    ants in a colony. Implementation of Ant Colony Algorithm in this study obtained alternative path

    or shortest path to get to the inn because the whole track has been skipped in order to produce anoptimal path.

    Keywords: Batam, Ant Colony, Shortest Path, Algorithms, Lodging

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 7/24/2019 JURNAL-ILMIAH.pdf

    2/9

    2

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Batam merupakan salah satu pulauyang berada diantara perairan Selat Malaka

    dan Selat Singapura. Kota Batam

    merupakan salah satu kota dengan

    pertumbuhan terpesat di Indonesia. Kota

    Batam memiliki luas +- 415 Km2 atau

    sekitar 41.500 Ha (batamkota.go.id).

    Dengan luas yang seperti itu membuat Kota

    Batam menjadi pusat perdagangan

    internasional, hal inilah yang menjadi salah

    satu alasan kenapa banyak pengunjung dari

    daerah luar Kota Batam baik lokal maupun

    non-lokal.Berdasarkan uraian tersebut dapat

    terlihat dengan jelas bahwa betapa

    banyaknya minat para pendatang untuk

    sekedar berkunjung bahkan menetap di Kota

    Batam. Karena itu, dibutuhkan suatu sistem

    dalam pencarian jalur terdekat menuju

    penginapan untuk memaksimalkan waktu

    yang ada. Dalam proses penganalisaan

    sistem ini, maka peneliti menggunakan

    Algoritma ANT untuk menentukan jalur

    terpendek ke penginapan yang ada di KotaBatam.

    Algoritma ANT atau dalam dalam

    bahasa indonesia disebut Algoritma Semut.

    Algoritma ANT merupakan algoritma yang

    dimunculkan sebagai suatu pendekatan

    multi-agen terhadap optimasi berbagai

    permasalahan yang berkaitan dengan graf.

    Algoritma ANT diadopsi dari perilaku

    koloni semut yang dikenal sebagai sistem

    semut (Dorigo, 1996). Dengan uraian diatas,

    maka peneliti akan melakukan penelitiannya

    yang berjudul Analisa Pencarian Jalur

    Terpendek Ke Penginapan di Kota Batam

    Dengan Menggunakan Algoritma ANTColony.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kajian Terdahulu

    Sebagai bahan pertimbangan dalam

    penelitian ini akan dicantumkan beberapa

    hasil penelitian terdahulu antara lain:

    Iing Mutakhiroh, Indrato, dan

    Taufiq hidayat (2007) melakukan penelitian

    untuk pencarian jalur terpendek dengan

    menggunakan algortma semut. Yang

    diharapkan nantinya dapat menyelesaikan

    maslah pencarian jalur terpendek dengan

    hasil yang lebih variatif dan dengan waktuperhitungan yang singkat.

    Finsa Ferdifiansyah, (2013)

    melakukan perbandingan algoritma dijkstra

    dan algoritma ANT Colony dalam

    penentuan jalur terpendek. Penelitian

    difokuskan pada penerapan pencarian jalurterpendek yang terdapat pada aktivitas

    maskapai penerbangan dimana jalur-jalur

    antar kota yang dilewatinya akan

    membentuk suatu graf berarah dan

    berbobot. Dari graf yang terbentuk inilah

    akan diproses menggunakan algoritma

    dijkstra dan ANT Colony untuk menentukanjalur terpendek dari suatu kota ke kota yang

    lain.

    Merciyana Daud, Mukhlisulfatih

    Latief, dan Ahmad Feriyanto Alulu (2013)

    melakukan penelitian yang berjudul SistemInformasi Geografis Pendataan Kos-kosan

    Berbasis Web di Kota Gorontalo.

    Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan

    sarana informasi tentang kos berbentuk

    sistem informasi geografis dimana sistem inidapat melakukan pencarian kos sesuai

    keinginan mahasiswa dengan penerapanmetode Haversine Formula dalam

    perhitungan jarak terdekat dan Simple Hill

    Climbing untuk pencarian jalur rute

    terpendek.

    Ying Lu dan Wen Hu (2013)

    melakukan penelitian yang berjudul Study

    on the Application of Ant Colony Algorithm

    in the Route of Internet of Things

    Penelitian ini menggunakan algoritma Ant

    Colony untuk mencari rute menggunakansinyal siaran yang ditampilkan dengan

    random multisender dan siklus hidup yang

    pendek untuk mengatasi masalah node

    jaringan yang lebih bervariasi terstruktur.

    Hasil simulasi menunjukkan bahwa mencari

    rute dengan algoritmaAnt Colony di internet

    dapat mengurangi badai siaran secara

    efektif.

    2.2 SejarahAnt Colony

    Algoritma Ant Colony termasukteknik pencarian multi agent untuk

    menyelesaikan permasalahan optimasi,

    khususnya kombinatorial yang terinspirasi

  • 7/24/2019 JURNAL-ILMIAH.pdf

    3/9

    3

    dari tingkah laku semut dalam suatu koloni

    (Suyanto, 2010).

    Berikut adalah tahapan-tahapanalgoritma ANT dalam graf menurut Dorigo,

    1991:

    Gambar 2. 1 Perjalanan Semut

    - Pada gambar a. terlihat bahwa

    semut yang akan melakukan

    perjalanan mencari makan dari titik

    X ke titik Y.

    - Pada gambar b. semut melakukan

    gerakan acak menuju tempat

    mencari makanan dengan jalur

    yang berbeda.- Setelah berjalan secara acak

    berdasarkan jalurnya masing-

    masing, kemudian semut akan

    bertemu lagi dimana tempat

    makanan berada seperti pada

    gambar c.- Pada saat melakukan perjalanan

    melalui jalurnya masing-masing,

    semut meninggalkan feromon

    sebagai jejak yang akan diikuti oleh

    semut yang lainnya. Semakain

    banyak semut dan semakin dekat

    jarak yang ditempuh maka feromon

    juga semakin kuat sehingga semut

    yang lainnya akan mengikuti jalur

    tersebut seperti gambar d.

    Pada optimisasi algoritma semut,

    proses tadi akan dilakukan secara berulangsesuai dengan siklus maksimum yang telah

    ditentukan.

    2.3 Alur KerjaAnt Colony

    Berikut adalah alur kerja algoritma Ant

    Colony menurut Dorigo, 1991:

    Mulai

    Inisialisasi Parameter

    Menentukan banyak semut

    Semut=1

    Hitung Probabilitas Semut

    Tujuan

    tercapai

    Hitung Jarak

    Semut = banyak semut

    Update feromon

    Siklus Max

    Hitung Jarak Total (Ln)

    Menampilkan jarak

    terpendek dan jumlah

    semut

    Selesai

    Ya

    tidak

    Ya

    Semut = Semut

    +1

    Ya

    Tidak

    Tidak

    Gambar 2. 2 Alur KerjaAnt Colony

    Berdasarkan gambar diatas, maka dapatdijabarkan sebagai berikut:

    a. inisialisasi parameter-parameter

    algoritma. Parameter-parameter yang

    diinisialisasikan adalah:

    1. Intensitas jejak semut antar kota

    ( ) digunakan dalam persamaanprobabilitas kota yang akan

    dikunjungi

    2. Banyak kota (n) termasuk

    koordinat (x,y) atau jarak antar

    kota (dij). Nilainya tergantung ada

    banyaknya jumlah kota yang

    terdapat di database.

    3. Tetapan pengendali intensitas

    jejak semut (), digunakan dalampersamaan probabilitas kota yang

    akan dikunjungi yang berfungsi

    sebagai pengendali intensitas

    jejak semut, nilai 04. Tetapan pengendali visibilitas

    (), digunakan dalam persamaanprobabilitas kota yang akan

    dikunjungi, berfungsi sebagai

    pengendali visibilitas, nilai

    0

    5.

    Tetapan penguapan jejak feromon(), nilai > 0 dan < 1 untukmencegah jejak feromon yang takterhingga

    6. Visibilitas antar kota ( )digunakan dalam persamaan

    probabilitas kota yang akan

    dikunjungi. Nilai merupakanhasil dari 1/dij(jarak kota)

    7. Banyak semut (m) merupakan

    banyak semut yang akan

    melakukan siklus dalam

    algoritma semut. Nilai m

    ditentukan oleh pengguna.

  • 7/24/2019 JURNAL-ILMIAH.pdf

    4/9

    4

    8. Tetapan siklus semut (Q), siklus

    atau banyak langkah yang

    dilakukan oleh setiap semutdalam melakukan perjalanannya

    9. Jumlah siklus maksimum

    (NCmax)

    NCmax adalah jumlah maksimum

    siklus yang akan berlangsung

    pada setiap semut. Siklus akan

    berhenti sesuai dengan NCmax

    yang telah ditentukan atau telah

    menentukan titik/kota tujuan.

    b. Hitung probabilitas antar kota

    Perhitungan probabilitas antar kota

    bertujuan untuk mencari kemungkinankemana semut akan berjalan.

    Probabilitas antar kota dapat dicari

    dengan menggunakan rumus

    persamaan berikut:

    = . [ ] . jika; .... (2.1)dimana = {},sedangkan dan adalah dua

    parameter yang mengontrol tingkat

    kepentingan relative dari intensitas

    jejakpheromone terhadap visibility.

    = 0 , untuk j lainnya,persamaan..........(2.2)c. Jika tujuan tercapai, maka selanjutnya

    hitung jarak. Dengan dij adalah jarak

    antara titik i ke titik j yang dihitung

    berdasarkan persamaan: = (1 2)2 + (1 2)2,persamaan......(2.3)

    Jika tidak, hitung kembali probabilitas

    semut.

    d. Update feromon/rute setiap semut.

    Perhitungan panjang rute tertutup atau

    Lk setiap semut dilakukan setelah satusiklus diselesaikan oleh semua semut.

    Pada titik ini intensitas pheromone di-updateberdasarkan rumus berikut: + = + ;...(2.4)

    Dimana adalah suatu koefisiensedemikian hingga (1 )menyatakan evaporation (penguapan)

    jejakpheromone antara t dan t+n. = =1 ; ...(2.5)Dimana adalah kuantitas per unit

    panjang substansi jejak pheromone

    yang ditinggalkan pada busur (i,j) oleh

    semut ke-kpada interval waktu antara t

    dan t+n. Kuantitas tersebut

    dirumuskan oleh = ; jika semut ke-kmenggunakan busur (i,j) .....(2.6) = 0; ntuk yang lainnya (2.7)Dimana Q adalah suatu konstanta dan adalah panjang tour yang dihasilkanoleh semut ke-k.

    e. Total jarak tempuh

    Setelah satu siklus diselesaikan oleh

    semua semut, maka panjang rute Lksetiap semut dapat dihitung

    berdasarkan tabuk masing-masing

    dengan persamaan berikut:

    = , (1) + , (+1)1=1 ,pers....(2.8)

    f. Menampilkan rute terpendek

    Setelah Lksetiap semut dihitung, akan

    didapat harga minimal panjang rutetertutup setiap siklus atau LminNC dan

    harga minimal panjang rute tertutup

    secara keseluruhan adalah atau Lmin,

    untuk menentukan LminNC dapat

    menggunakan persamaan berikut:

    LminNC = Min (L1, L2, .Ln) ,

    persamaan .........(2.9)g. Selesai.

    2.4 Perhitungan Jarak dengan Haversine

    Formula

    Rumus haversine formula adalah

    persamaan yang penting pada navigasi,

    memberikan jarak lingkaran besar antara

    dua titik pada permukaan bola (bumi)

    berdasaarkan bujur dan lintang. Penggunaan

    rumus ini cukup akurat untuk sebagian besar

    perhitungan, juga mengabaikan ketinggian

    bukit dan kedalaman lembah dipermukaanbumi (Daud, Latief, dan Alulu, 2013).

    Berikut bentuk rumus Haversine Formula,

    persamaan.(2.10)

    = 2. sin1 2(2 12

    ) + cos(1) cos(2) 2(1 22

    )

    Keterangan:

    d = jarak

    r = jari-jari bumi 6367,45 Km

  • 7/24/2019 JURNAL-ILMIAH.pdf

    5/9

    5

    2 =

    1=

    1 = 2 = III. METODE PENELITIAN

    Pada tahap pengembangan sistem

    terdiri dari proses-proses yang terstrukturyaitu : analisis, desain, kode, pengujian.

    Metode pengembangan ini dikenal dengan

    model Sekuensial Linier menurut Roger S.

    Pressman. Untuk desain model sekuensiallinierdapat dilihat pada gambar 3.1.

    Gambar 3. 1 Metode Pengembangan Sistem

    Berikut penjelasan bagaimana metode

    pengembangan sistem yang digunakan

    dalam sistem ini, yaitu :

    a. Analysis

    Tahap ini menguraikan kebutuhan

    sistem yang utuh menjadi komponen-

    komponen sistem untuk mengetahui

    bagaimana sistem dibangun dan untuk

    mengetahui kelemahan-kelemahan

    sistem yang sudah ada sehingga dapat

    dijadikan masukan dan pertimbangan

    dalam penyusunan sistem yang baru

    b. Design

    Tahap ini merupakan tahap

    perancangan sistem. Tahap design inimenggunakan flowchart berfungsi

    untuk menyatakan aliran metode atau

    proses sehingga memberi solusi dalampenyelesaian masalah yang ada di

    dalam proses atau algoritma tersebut.

    SementaraEntity Relationship Diagram(ERD) digunakan untuk membantu

    manggambarkan diagram sistem yang

    akan dibangun.

    c. Code

    Tahap ini adalah penerjemahanrancangan dalam tahap desain ke dalam

    bahasa pemrograman

    d. Test

    Tahap ini merupakan uji coba terhadap

    program yang akan dibangun. Sehingga

    analisis hasil implementasi yangdidapat dari sistem disesuaikan dengan

    kebutuhan sistem tersebut. Jika

    penerapan sistem sudah berjalan dengan

    lancar, maka sistem dapat

    diimplementasikan.

    IV. PEMBAHASAN

    4.1 Perhitungan Jalur Terdekat

    dengan Algoritma Ant Colony

    Algoritma Ant Colony

    Optimazation atau algoritma semut padadasarnya dapat menemukan rute terpendek

    antar sarangdan sumber makanan

    berdasarkan jejak feromon pada lintasan

    yang telah dilalui. Semakin besar jumlah

    semut dan siklusnya, maka hasil darialgoritma tersebut akan semakin besar pula

    kemungkinan untuk menemukan jarak

    terpendek. Sedangkan siklus perjalanan

    mempengaruhi banyaknya jalur yang

    ditempuh oleh semut.

    Study kasus pada penelitian ini

    berlokasi di Kota Batam, kota industri yangbanyak diminati oleh pengunjung dengan

    berbagai tujuan salah satunya yaitu untuk

    mencari penginapan sesuai dengan

    kebutuhan pengunjung itu sendiri. Berikut

    adalah salah satu contoh langkah-langkah

    perhitungan jalur terdekat ke penginapan

    dengan menggunakan algoritma semut

    penelitian ini.

    4.1.1 Inisialisasi Parameter

    Berikut adalah data yang akan

    diproses dengan menggunakan algoritma antcolony.

    Tabel 4. 1 Tabel Data Titik Koordinat

    Simbol

    TitikNama Titik

    Titik Koordinat

    Latitude (x)Longitude

    (y)

    A Bandara 1.122259 104.118277

    BSimpang

    Bandara1.127887 104.107074

    CSimpangDotamana

    1.114506 104.098175

    D SimpangPunggur 1.100968 104.094881

    analysis design code test

  • 7/24/2019 JURNAL-ILMIAH.pdf

    6/9

    6

    ESimpang Pom

    KDA1.100314 104.075977

    F Simpang KDA 1.104272 104.075086

    GSimpang 4

    Panasonic1.115653 104.058178

    H Mega Mall 1.129252 104.055847

    I Hotel Harris 1.130539 104.053927

    J Simpang Kabil 1.102325 104.038775

    K Simpang Kara 1.110960 104.041875

    LSimpang

    Frenky1.117825 104.045909

    MMasjid RayaBatam Center

    1.126407 104.052990

    NBundaran BP

    Batam1.130150 104.052915

    O SimpangBatara/Cikitsu

    1.114757 104.090402

    PUniversitas

    Batam1.107195 104.082752

    QIndustrial

    Tunas 21.111765 104.068257

    Dari data tabel diatas, maka

    penelitian ini akan mengambil sample rutedari titik asal Bandara dan Hotel Harris

    sebagai titik akhir atau titik tujuan.

    4.1.2 Penyusunan Titik-titik Tujuan

    Dalam penyusunan rute kunjungandari Bandara ke Hotel Harris pada setiap

    titik, maka digunakan persamaan 2.1

    probabilitas node untuk dikunjungi. Berikutadalah rute-rute yang kemungkinan akan

    dilewati dari Bandara ke Hotel Harris.

    Rute Pertama

    A => B => C => D => E => F => G => H

    => I

    Rute Kedua

    A => B => C => D => E => J => K => L =>

    M => N => I

    Rute Ketiga

    A => B => C => D => O => P => F => G

    => H => I

    Rute Keempat

    A => B => C => O => P => Q => G => H

    => I

    Dari data rute diatas, dapat dilihat bahwa

    jalur mulai memiliki percabangan pada titik

    C, dimana C dapat ke D dan C dapatpula ke O. Semakin besar nilai

    probabilitas, semakin besar pula

    kebolehjadian untuk dipilih sebagai titik

    tujuan. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa

    titik tujuan yang dipilih adalah titik yang

    mempunyai harga probabilitas terbesar, dan

    juga berarti tertutupnya kemungkinan titik

    yang mempunyai nilai probabilitas kecil

    sebagai titik tujuan.

    Maka sebagai contoh, akan dihitung nilai

    probabilitas titik-titik tujuan dari titik C ke

    D dan titik C ke O dengan persamaan 2.1berikut:

    = . [ ] . , dengan = 1/1,55Km dan = 1/ 0,86Km1 = 0,11 . [

    1

    1,55]5

    0,11 . [ 11,55

    ]5 + 0,11. [ 10,86

    ]5

    1 = 0,011160,01116 + 0,21185 = 0,05Untuk C ke O,

    1 = 0,11 . [1

    0,86]5

    0,11 . [ 11,55

    ]5 + 0,11. [ 10,86

    ]5

    1 = 0,0211850,01116 + 0,21185 = 0,95Rute yang terpilih yaitu C ke O dengan nilai

    probabilitas 0,95.

    4.1.3 Perhitungan Panjang Rute AntarDua Titik

    Untuk menghitung panjang setiap

    rute antar dua titik atau jarak antar dua titik

    dalam penelitian ini menggunakan

    persamaan 2.10

    4.1.4 Perhitungan Update Feromon

    Berdasarkan data diatas, maka

    untuk perubahan harga intensitas jejak /

    update jejak menggunakan persamaan 2.5

    dan 2.6, dimana

    =

    .

  • 7/24/2019 JURNAL-ILMIAH.pdf

    7/9

    7

    4.1.5 Perhitungan Total Jarak Setiap

    Rute

    Total jarak tempuh (Ln) merupakan

    total penjumlahan dari panjang setiap rute

    antar dua titik atau jarak antar dua titik padasetiap rute yang telah dilalui. Berdasarkan

    perhitungan pada persamaan 2.10 diatas,

    maka didapat total jarak tempuh setiap rute

    dengan persamaan 2.8, berikut tabelnya:

    Tabel 4. 2 Tabel Perhitungan Total Jarak Tempuh Rute Pertama

    RuteTitik Koordinat

    Jarakx1 y1 x2 y2

    A=>B 1.122259 104.118277 1.127887 104.107074 1.39

    B=>C 1.127887 104.107074 1.114506 104.098175 1.79

    C=>D 1.114506 104.098175 1.100968 104.094881 1.55

    D=>E 1.100968 104.094881 1.100314 104.075977 2.10

    E=>F 1.100314 104.075977 1.104272 104.075086 0.45

    F=>G 1.104272 104.075086 1.115653 104.058178 2.27

    G=>H 1.115653 104.058178 1.129252 104.055847 1.53

    H=>I 1.129252 104.055847 1.130539 104.053927 0.26

    Panjang rute setiap semut (L1) 11.34

    Tabel 4. 3 Tabel Perhitungan Total Jarak Tempuh Rute Kedua

    RuteTitik Koordinat

    Jarakx1 y1 x2 y2

    A=>B 1.122259 104.118277 1.127887 104.107074 1.39

    B=>C 1.127887 104.107074 1.114506 104.098175 1.79

    C=>D 1.114506 104.098175 1.100968 104.094881 1.55

    D=>E 1.100968 104.094881 1.100314 104.075977 2.10

    E=>J 1.100314 104.075977 1.102325 104.038775 4.14

    J=>K 1.102325 104.038775 1.11096 104.041875 1.02

    K=>L 1.11096 104.041875 1.117825 104.045909 0.89

    L=>M 1.117825 104.045909 1.126407 104.05299 1.24

    M=>N 1.126407 104.05299 1.13015 104.052915 0.42N=>I 1.13015 104.052915 1.130539 104.053927 0.12

    Panjang rute setiap semut (L2) 14.65

  • 7/24/2019 JURNAL-ILMIAH.pdf

    8/9

    8

    Tabel 4. 4 Tabel Perhitungan Total Jarak Tempuh Rute Ketiga

    Rute Titik Koordinat Jarakx1 y1 x2 y2

    A=>B 1.122259 104.118277 1.127887 104.107074 1.39

    B=>C 1.127887 104.107074 1.114506 104.098175 1.79

    C=>O 1.114506 104.098175 1.114757 104.090402 0.86

    O=>P 1.114757 104.090402 1.107195 104.082752 1.20

    P=>F 1.107195 104.082752 1.104272 104.075086 0.91

    F=>G 1.104272 104.075086 1.115653 104.058178 2.27

    G=>H 1.115653 104.058178 1.129252 104.055847 1.53

    H=>I 1.129252 104.055847 1.130539 104.053927

    0.26Panjang rute setiap semut (L3) 10.21

    Tabel 4. 5 Tabel Perhitungan Total Jarak Tempuh Rute Keempat

    RuteTitik Koordinat

    Jarakx1 y1 x2 y2

    A=>B 1.122259 104.118277 1.127887 104.107074 1.39

    B=>C 1.127887 104.107074 1.114506 104.098175 1.79

    C=>O 1.114506 104.098175 1.114757 104.090402 0.86

    O=>P 1.114757 104.090402 1.107195 104.082752

    1.20P=>Q 1.107195 104.082752 1.111765 104.068257 1.69

    Q=>G 1.111765 104.068257 1.115653 104.058178 1.20

    G=>H 1.115653 104.058178 1.129252 104.055847 1.53

    H=>I 1.129252 104.055847 1.130539 104.053927 0.26

    Panjang rute setiap semut (L4) 9.92

    4.1.6 Menampilkan Jalur Terpendek

    Setelah semua langkah diatas telah

    diselesaikan, maka untuk menampilkan jalur

    terdekat dapat menggunakan persamaan 2.9,dengan mencari nilai paling minimum.

    LminNC = Min ((11,34), (14,65), (10,21),

    (9,92))LminNC = 9,92 km

    Maka, jalur yang terpilih sebagai

    jalur terdekat dari Bandara ke Hotel Haris

    yaitu rute keempat dengan titik yang dilalui

    A => B => C => O => P => Q => G => H

    => I

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan yang dapat diambil

    dari penelitian ini yaitu bahwa dengan

    penerapan Algoritma Ant Colony, didapatjalur alternative atau jalur terpendek untuk

    menuju ke penginapan dikarenakan seluruh

    jalur telah dilewati agar dapat menghasilkan

    jalur yang optimal.

    Saran untuk penelitian selanjutnya

    yaitu menggunakan dua perbandingan

    algoritma dalam pencarian jalur terpendek

    agar dapat mencapai hasil yang lebih

    optimal.

  • 7/24/2019 JURNAL-ILMIAH.pdf

    9/9

    9

    VI. DAFTAR PUSTAKA

    Mutakhiroh, Iing, Indrato, dan Taufiq Hidayat. 2007. Pencarian Jalur Terpendek Menggunakan

    Algoritma Semut. Yogyakarta: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007,

    ISSN: 1907-5022

    Berlianty, Intan, dan Miftahol Arifin. 2010. Teknik-Teknik Optimasi Heuristik. Yogyakarta:Graha Ilmu

    Suyanto. 2010. Algoritma Optimasi Deterministik atau Probabilitik. Yogyakarta: Graha Ilmu

    Batam, Kota. 2012. Sejarah Kota Batam. Diambil dari:

    www.batamkota.go.id/pemerintahan_baru.php?sub_module=46&klp_jenis=89 (22 Juli

    2014)

    Daud, Merciyana, Mukhlisulfatih Latief, dan Ahmad Feriyanto Alulu. 2013. Sistem InformasiGeografis Pendataan Kos-kosan Berbasis Web di Kota Gorontalo. Gorontalo:

    Universitas Negri Gorontalo

    Ferdiansyah, Finsa. 2013. Perbandingan Algoritma Djikstra dan Algoritma Ant Colony Dalam

    Penentuan Jalur Terpendek. Jawa Timur: Universitas BrawijayaLu, Ying, dan Wen Hu. 2013. Study on the Application of Ant Colony Algorithm in the Route of

    Internet of Things. China: International Journal of Smart Home Vol. 7, No. 3, May 2013

    http://www.batamkota.go.id/pemerintahan_baru.php?sub_module=46&klp_jenis=89http://www.batamkota.go.id/pemerintahan_baru.php?sub_module=46&klp_jenis=89