10

JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN - msp.fpik.ipb.ac.id · variabilitas ukuran tangkap, kepenuhan lambung, kebiasaan makanan dan pertumbuhan lkan kekakapan laut dalam (subfamili etelinae)

  • Upload
    lythu

  • View
    242

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN - msp.fpik.ipb.ac.id · variabilitas ukuran tangkap, kepenuhan lambung, kebiasaan makanan dan pertumbuhan lkan kekakapan laut dalam (subfamili etelinae)
Page 2: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN - msp.fpik.ipb.ac.id · variabilitas ukuran tangkap, kepenuhan lambung, kebiasaan makanan dan pertumbuhan lkan kekakapan laut dalam (subfamili etelinae)

.-

JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN PERI KANAN INDONESIA Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil

penelitian dan kajian analitis-kritis dalam ilmu-ilmu perairan dan perikanan. JSSN 0854-3194.

Ketua Penyunting Mennofatria Boer

Penyunting Pelaksana Kadarwan Soewardi Kiagus Abdul Aziz

Ridwan Affandi

Penelaab (Mitra Bestari) Daniel Djokosetianto

D.xIi Socdha.rrna Djamar F. Lumbanbatu

Etty Riani Fredinan Yulianda Kiagus Abdul Aziz

M. F. Rahardjo Majariana Krisanti M. Mukhlis Kamal

Nudisa A. Butet Ridwan Affandi Sigid Hariyadi Unggul Aktani Yusli Wardiatno

Zairion

Pelaksana Rahmat Kurnia Nurlisa A. Butet

Ari Maria Dedi Alamsyah

Administrasi dan Iklan Wahju Widijati

Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan lImu Kelautan, Institut Pertanian Bogor - JI. Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga. Bogor 16680, Wing C, Lantai 4 Telepon (0251) 622912, Fax. (0251) 622932. E-mail: [email protected]

JURNAL ILMU-ILMU PERAlRAN DAN PERIKANAN INDONESIA diterbitkan sejak Juni 1994 oleh De­parternen Manajemen Sumberdaya Perairao, Fakultas Perikanan dan lImu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Penyunting menerima surnbangan tulisan yang belum pemab diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik di atas kertas HVS A4 spasi ganda sepanjang lebih kurang 10 balaman, dengan format seperti tercantum pada halaman kulit dalam-belakang (Persyaratan Naskah untuk JIPPl). Naskah yang m.suk dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya.

Dicetak di Percetakan Intra Media, Bogor.lsi di luar tanggungjawab Percetakan.

Page 3: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN - msp.fpik.ipb.ac.id · variabilitas ukuran tangkap, kepenuhan lambung, kebiasaan makanan dan pertumbuhan lkan kekakapan laut dalam (subfamili etelinae)

, IJI~ pc,

ISSN 0854-3194 JURNAL ILMU-ILMU PERAIRAN DAN PERI KANAN INDONESIA Desember 2007, Jilid 14, Nomor 2

Halaman 87 - 182

Bute!, N. A. Temporal Distribution of Quahog Larvae Along a North-South Transect in Narra­gansett Bay, Rhode Island - USA. (Distribusi Temporal Larva Quabog di Narragansett Bay, Rhode Island- USA). ........ ........................ ............. .................. .............. 87-95

Redjeki, S. Perbenihan Ikan Kancra Bodas (Labeobarbus Douronensis) Di Kolam Petani Kabu­paten Kuningan J awa Bara!. (The Rearing of White Kancra (Labeobarbus douronensis) in the Farm Pond at Kuningan, West Java) ............. .............. .................. 97-102

Sulistiono, M. F. Rahardjo, S. Wirjoatmodjo dan R. K. Hadiati. Fauna Ikan Endemik di Kompleks Danau Malili, Sulawesi Selatan. (Endemic Fish in the System of Lake Malili, South Sulawesi) ...... .. ... . ... .... .. ..... .... ................ ........................................................... ............................ 103-108

Kawaroe, M. dan E. Faiqoh. Pertumbuhan dan Produksi Daun Lamun Enhalus acoroides pada Vegetasi Tunggal dan Campuran di Pulau Burung, Kepulauan Seribu, Jakarta. (Growth and Production of Enhalus acoroides Leaf on Mono Specific and Mixed Species Meadows at Burung Island, Seribu Islands, Jakarta) ... .... ... ....... .................. ...... ........... 109-113

Yusuf, M. , S. Sukimin dan L. Adrianto. Analisis Pengelolaan Sumberdaya Ikan Merah (Luijanus spp.) di Kepulauan Spermonde Sulawesi Selatan. (Resources Management Analysis of Red Snapper (Lutjanus spp.) in Spermonde Islands, South of Sulawesi) ........................... 115-124

Susilo, S. B., D. S. Sjafei and M. F. Rahardjo. Plankton Diversity in Cimanuk River, West Java. (Keanekaragaman Plankton di Sungai Cimanuk, Jawa Barat).. ........ . 129-135

Adrim, M. dan Fahmi. Characteristics of Chondrichthyan Diversity in Western Indonesia. (Karakteristik Keanekaragaman Jenis Ikan Bertulang Rawan di Indonesia) ....... .............. 137-150

Rabmah, Y., M. M. Kamal, Y. Ernawati, dan F. D. Hukom. Variabilitas Ukuran Tangkap, Kepenuhan Lambung, Kebiasaan Makanan dan Pertumbuhan Ikan Kekakapan Laut Dalam (Subfamili Etelinae) di Teluk Palabuhan Ratu, Jawa Barat. (Variability in Catch Size, Stomach Fullness, Food Habits and Growth of Deep-sea Snappers (Subfamily Etelinae) in Palabuhan Ratu Bay, West Java)... .................... .................................................... 151-157

Effendi, H. Surantiningsih, M. Krisanti, N. T. M. Pratiwi, and T. Apriadi. Combination of Bacteria (Bacillus sp. and Chromobacterium sp.) and Duckweed (Lemna perpusil/a) as Bioremediator of Liquid Organic Waste. (Kombinasi Bakteri (Bacillus sp. Dan Chromobacterium sp.) dan Gulrna Itik (Lemna perpusilla) sebagai Bioremediator Limbah Cair Organik) ........................ .................. .............. 159-165

Boer, M. dan K. A. Aziz. Gejala Tangkap Lebih Perikanan Pelagis Kecil di Perairan Selat Sunda. (A Symptom of Over Fishing was Detected at the Small Pelagic Fisheries in Sunda Straits)....... 167-172

Wardiatno, Y. dan A. Tamaki. Studi Morphometri Chela Udang Hantu, Nihonotrypaeajaponica Ortmann 1891 (Decapoda: Thalassinidea: Callianassidae). (Chela Morphometry Study of Ghost Shrimp, Nihonotrypaeajaponica Ortrnann 1891 (Decapoda: Thalassinidea: Callianassidae).... ....... .... 173-180

Indeks Jurnal lImu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia (JIPPI), Jilid 14, Tahun 2007 ................. .. 181-182

Berdasarkan Keputusan Direktur l enderal Pcndidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional No. 55/DIKTIIKep.l20 tanggal 17 No­vember 2005 tentang Hasil AkreditaSi Jurnalllmiah Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2005, Jurna! Ilmu-ilmu Perairan dan Per-ikanan Indonesia (JIPPI) diakui sebagai jumal naslonal temkrcditasi. .

Page 4: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN - msp.fpik.ipb.ac.id · variabilitas ukuran tangkap, kepenuhan lambung, kebiasaan makanan dan pertumbuhan lkan kekakapan laut dalam (subfamili etelinae)

VARIABILITAS UKURAN TANGKAP, KEPENUHAN LAMBUNG, KEBIASAAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN

lKAN KEKAKAPAN LAUT DALAM (SUBFAMILI ETELINAE) DI TELUK PALABUHAN RATU, JAWA BARATI

(Variability in Catch Size, Stomach Fullness, Food Habits and Growth of Deep-sea Snappers (Subfamily Etelinae) in Palabuhan Ratu Bay, West Java)

Y. Rahmah" M. M. Kamal2, Y. Ernawati2

, dan F.D. H ukom3

ABSTRAK

Pcnelitian ini bertujuan untuk menclaah ientang variasi ukuran tangkap, kepenuhan Jambung, kebiasa­an makanan dan pertumbuhan empatjenis ikan kekakapan laut dalam di Teluk Palabuhan Ratu selama Bulan Jun; 2005 hi ngga Februtlri 2006. Penangkapan ikan dilakukan pada 19 titik pengamatan dengan mengguna­kan pancing ulur, yang diopcrasikan dari atas perahu " kincang". Sctclah penanganan ikan contah di lapangan dan di iaboratorium, ikan-ikan tersebut diidentifikasi, diukur panjang dan ditimbang beratnya. Analisis isi Jambung dil akukan dengan metoda gravimetrik untuk mengetahui kepenuhan lambung dan jenis makanan i~ kan kckakapan laut dalam . Analisis pertumbuhan dan fakor kondisi Fulton dilakukan sctclah perhitungan hu~ bungan panjang~ berat ikan. Hasil pcnclitian menunjukkan beragamnya ukuran ikan kekakapan laut yang ter~

tangkap, sehingga diduga bahwa tingkat eksp loitasi masih rendah. Tingkat kepenuhan lambung ikan dipe~

ngaruhi olch kondisi tckanan hidrostatik dan waktu pengambilan contoh. Berdasarkan analisis k.ebiasaan ma~ kanan, ikan kekakapan laut dalam ada lah karnivora dan diduga te rmasuk kelompok top predator, meskipun sccara anatomis perbandingan panjang usus: panjang tubuh tidak selalu < 1. Pertumbuhan alamiah menun~ jukkan baik pola allomctrik dan isometrik, yang mana species P. filamentoslls memiliki laju pertumbuhan yang pali ng lambat dibandingkan spesies lainnya.

Kata kunci : ibm kekakapan laut dalam, ukuran tangkap, tekanall hidrostatik, kcbiasaan makanan, pertumbuhan.

ABSTRACT

This research was aimed to assess the variability in catch size, stomach fullness, food habits and growth of four groups of the deep-sea snappers in Palabuhan Ratu Bay. Sampling was conducted at 19 sta~

tions from June 2005 to February 2006. Deep~ sea snappers are collected by using handlines operated from the "kincang" boat. Following the sample collection, llie fish were identified and their dimensions such as to~ ta l length and weight were measured as well. Stomach contcnt was analyzed by using mean gravimetric method to determine ty pe of food and stomach fu llness. Length~we ight relationship was applied to analyze growth. The result showed variation of catch composition in length size, thus, it is suggested that the popula~ tion remains under exploited. Stomach fullness was strongly influenced by hydrostatic pressure and posi~ tively correlated with depths. Hydrostatic pressure and sampling time have an effect on the stomach fullness. The deep-sea snapper~ are carnivores which eat mainly on aquatic fauna sueh as fish , shrimp, cephalopods, and gastropods. As the fi sh reach considerable size, they are considered to be to p predator, although the pro­portion of length intestine to total length is not always less than 1. The growth of fish showed variations bet~ ween isometric and allometric pattern.

Key words: deep-sea snappers, catch size, hydrostatic pressure, food habits, and growth.

PENDAHULUAN

Ikan-ikan submarga Etelinae, marga Lu­tjanidae, dikenal dengan nama umum deep-sea snappers (Nelson, 1984; Anderson and Allen, 2001) atau nama lokalnya kekakapan laut dalam

I Diterima 29 lanuari 2007/ Disetujui 16 Maret 2007.

1 Departemen Manaj emen Sumberdaya Pcrairan, Fakultas Peri­kanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogar, Bogar.

J Pusal Penelirian Oseanografi. Lembaga I1mu Pcngctahuan In­donesia, Aneol, Jakarta.

151

(Kalyaningsih et aI, 1993), memiliki nilai eko­nom is penting karena edibility rating-nya yang tinggi (Allen, 2000) serta harganya cukup ma­hal (Rahmah, 2006). Ikan-ikan tersebut umum­nya ditemukan pada kisaran kedalaman antar 40 hingga400 m (Anderson dan Allen, 2001).

Teluk Palabuhan Ratu yang merupakan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) IX, ada­Iall salah satu daerah penangkapan ikan keka­kapan laut dalam diantaranya ikan tajuk (Apha-

Page 5: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN - msp.fpik.ipb.ac.id · variabilitas ukuran tangkap, kepenuhan lambung, kebiasaan makanan dan pertumbuhan lkan kekakapan laut dalam (subfamili etelinae)

152 Jurnal !I»m·ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Desember 2007, Jilid 14, Nomor 2: 151-157

reliS rllfllan.~) , panakol bedug (Aprion vires­eens), tajuk emas (Pristipomoides mliitidens), dan tunisi (P. filamentoslIs). Ikan-ikan tersebut ditangkap dengan menggunakan pancing ulur (handlines), dengan produksi tangkapan yang masih relatif rendah. Oleh sebab itu diduga bahwa potensi ikan kekakapan laut dalam di perairan ini masih under exploited. Junus dan Asro in Karyaningsih et af. (1993) mengatakan bahwa ikan kekakapan laut dalam mendiami ha­bitat dengan ciri-ciri dasar perairan yang berka­rang dan kemiringan yang curam. Karakteri stik habitat seperti ini dimiliki perairan Teluk Pela­buhan Ratu yang mempakan bagian dari Samu­dera Hindia, sehingga diduga sebagai salah satu habitat yang sesuai bagi species kekakapan un­tuk tumbuh dan berkembang .

Informas i bioekologis dan dinamika po­pulasi ikan kekakapan laut dalam di Indonesia masih relatif terbatas. Publikasi sebelumnya da­ri submarga Etelinae diantaranya adal ah tentang biologi reproduksi (Karyaningsih et a1., 1993) dan potensi sumberdaya (Hukom et ai"~ 2004). Kete rbatasan infonnasi tersebut diduga berkait­an dengan keterbatasan akses, teknis, dan dana dalam penelitian ikan-ikan laut dalam sehingga kurang mendapatkan perhatian yang sehams­nya. Di lain pihak info rmasi -informasi tersebut sangat dibutuhkan bagi pengelolaan sumberda­ya perikanan laut dalam.

Tulisan ini menelaah variasi ukuran tang­kap, kepenuhan lam bung, kebiasaan makanan, dan pertumbuhan 4 spes ies kekakapan laut da­lam tersebut di atas. Diharapkan infonnasi yang diperoleh dapat diarahkan untuk mendes­kripsikan tentang tingkat pemanfaatan populasi, pengaruh kondisi fis ik Iingkungan laut terhadap daya adaptasi, preferensi dan variasi makanan, serta pertumbuhan alamiah ikan . Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya eksplorasi dan pengelolaan ikan-ikan laut dalam di Indonesia yang relatif belum banyak diteli ti.

BAHAN DAN METODA PENELITIAN

Pen gumpulan dan Penanganan Ikan Contoh

Lokasi pengambilan ikan kekakapan laut dalam dilakukan pad a 19 titik di perairan Teluk Palabuhan Ratu pada ki saran kcdalanlan 62 -180 m (Gambar I), yang dilakukan pada malam hingga pagi hari , dcngan frekuensi sekali setiap

bulan dalam kumn waktu Juni 2005 - Febmari 2006. Penangkapan dilakukan oleh nelayan de­ngan menggunakan pancing ulur yang diopera­sikan dari perahu kincang. Pancing UIUf ini tef­diri dari beberapa mata pancing (Sudinnan dan Mallawa, 2004) yang bemomor antara 6 - 9, tali pancing serta umpan bempa ikan . Ikan contoh yang tertangkap diawetkan dengan es, selanjut­nya saat mendarat di pelelangan segera ditrans­portasikan ke Laboratorium Fisiologi Hewan A­ir di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Bogor. Pengawetan ikan contoh dilakukan dengan lamtan fonnalin 10%.

P rosedur Kerja di Laboratorium

Ikan yang sudah diawetkan, diidentifikasi dengan buku referensi yang relevan (Nelson, 1984; Allen, 2000; Anderson dan Allen, 2001). Selanjutnya, pengukuran panjang total dan pe­nimbangan berat ikan dilakukan dengan meng­gunakan penggaris yang berketelitian 0,1 cm dan timbangan digital yang berketelitian I gram. Pembedahan dilakukan untuk memisah­kan lambung dari tubuh ikan. Untuk mengana­lisa kebiasaan makanan, material yang terdapat di dalam lambung ikan dikeluarkan dan diiden­tifikasi jenisnya (Allen, 1997; Anderson dan Allen, 2001), serta ditimbang beratnya. Se1ain lambung, usus ikan juga diambil dan diukur panjangnya untuk dibandingkan dengan pan­jang tubuh total.

Analisa Data

Karena jenis . makanan mudah dikenali dan bemkuran makroskopis, maka penghitung­an proporsi jenis makanan dilakukan menumt metoda gravimetrik (Effendie, 1979), yakni proporsi jenis makanan ke-i (%) = (berat ma­kanan ke-i (g)/berat tnbuh ikan (g» x 100%.

Pertumbuhan alamiah ikan dihitung ber­dasarkan nilai b yang diperoleh dari analisa hu­bungan panjang-berat (Hile, 1936 in Effendie,

1979), W = aLb, yang mana, Wadalah bobot i­kan (g), L adalah panjang total ikan (mm), serta a dan b adalah konstanta. Jika nilai b of 3 (allo­metrik) , maka pertumbuhan panjang lebih cepat (b<3, allometrik negatif) atau lebih lamb at (b >3, alometrik positif) daripada berat. Jika per­tumbuhan panjang dan berat proporsional maka b = 3 (isometrik) . Uji Ho b=3 dan H, b of 3 dila­kukan dengan uji-t pada a = 0.05 (Steel dan Torrie, 1993).

Page 6: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN - msp.fpik.ipb.ac.id · variabilitas ukuran tangkap, kepenuhan lambung, kebiasaan makanan dan pertumbuhan lkan kekakapan laut dalam (subfamili etelinae)

Rahmah, Y. , M. M. Kamal, Y. Ernawati, dan F. D. Hukom, Variabilitas Ukuran Tangkap , Kepenuhan . 153

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran Tangkap

Selarna penelitian terkumpul 462 ekor i­kan kekakapan, yang terdiri dari 98 ekor, ma­sing-masing dengan kisaran panjang dan berat: Aprion virescens (548,56±125,07 mm; 2067.81 ± 1381.28 g), 151 ekor A. rutilans (399.54 ± 129.10 mm; 712.55 ± 879.87 g), 108 P. Multi­dens (335.67 ± 120.86 mm; 599.51 ± 989.81 g),

dan 105 ekor P. fi lamenosus (372.30 ± 94.03 mm; 760.70 ± 579.67 g) ekor. Berdasarkan ni­lai rata-rata dan simpangan baku.di atas, variasi panj ang dan berat ikan sangat tinggi (nilai koe­fisien variasi masing-masing > 20% dan> 66%). Selanjutnya, hasil analisa distribusi ukuran pan­jang, diperoleh nilai median panjang tubuh A. virescens paling besar dibandingkan jenis lain­nya, sementara P. filamentosus ukurannya pa­ling kecil (Garnbar 2).

Gambar 1. Peta lokasi penelitian ikan kekakapan laut dalam di Teluk Palabuhan Ratu, Jawa Bara!. Tanda Iingkaran hitam adalah lokasi penangkapan kan pada kisaran kedalaman 62 - 180 m.

Salah satn penduga kriteria stok ikan ma­sih under exploited adalah masih ditemukannya ikan-ikan berukuran besar. Berdasarkan data yang dikumpulkan Grimes (1987) dari berbagai sum­ber (Karyaningsih et at. 1993), P. Multidens dan P. filamentosus memiliki ukuran saat berepro­duksi antara 375 - 550 mm. Seperti terlihat pa­da Garnbar 2, populasi kedua ikan tersebut ma­sih ada yang berukuran melebihi 500 mm. Ber­dasarkan Senta dan Min (1975) in Karyaningsih

(1987), diperoleh data bahwa ukuran ikan keka­kapan laut dalarn yang tertangkap di Laut eina Selatan dan Andarnan yang ditangkap dengan trawl dan handlines relatif lebih kecil diban­dingkan dengan yang tertangkap di perairan Te­luk Palabuhan Ratu. Hal ini menimbulkan du­gaan bahwa tingkat pemanfaatan ikan-ikan sub­marga Etelinae di perairan Teluk Palabuhan Ra­tn masih lebih rendah dibandingkan dengan di kedua perairan tersebut.

Page 7: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN - msp.fpik.ipb.ac.id · variabilitas ukuran tangkap, kepenuhan lambung, kebiasaan makanan dan pertumbuhan lkan kekakapan laut dalam (subfamili etelinae)

154 Jllrnai Ilmu-ilmu Permian dan Perikanan Indonesia, Desember 2007, Jilid 14, Nomor 2: 151-157

,."

0

." 0

I "" ~ a • "'" " ~

'"

~ ~

.~+ A, \/j'Mc.ns A. n.11~ns P. muJ;d'ms P. fiJ,m.ftWUI

Jenls lkan ke\(akaplln .!lUI dalam

Gambar 2. Box plot memperlihatkan sebaran ukuran panjang ikan kekakapan laut dalam yang tertangkap periode Juni 2005 - Februari 2006 di Teluk Palabuhan Ratu, Jawa Barat.

Pengaruh Tekanan dan Waktu Makan Terhadap Tingkat Kepenuhan Lambung

Dari semua ikan yang terkumpul, ma­sing-masing hanya 036, 0. 12, 0. 10, dan 0.07 % untuk ikan Aprion virescens, P. multidens, P. ji­lamentosus dan Aphareus rutilans yang lam­bungnya berisi sehingga memungkinkan untuk analisa kebiasaan makanan. Dengan mengguna­kan anal isis box plot sederhana diperoleh data babwa antara ikan yang lambungnya berisi de­ngan yang lambungnya kosong tidak dipenga­ruhi ukuran panjang total, kecuali untuk spesies P jilamentosus (hasil analisa tidak ditampil­kan). Sedikitnyajumlab lambung ikan yang ter­isi makanan diduga diakibatkan oleh 2 faktor, yaitu pengamh perubahan tekanan yang drastis dan sampling yang tidak bertepatan dengan waktu makan (feeding time) ikan-ikan tersebut.

Faktor pertama terlihat dari kondisi lam­bung ikan yang terbalik keluar hingga bagian rongga mulut ikan saat sampai di kapal (on board). Seperti diketabui setiap pertambahan kedalaman 10 m tekanan hidrostatik bertambah sekitar I atm . Pengangkatan ikan yang tiba-tiba saat terkena mata pancing mengakibatkan ikan berhadapan pada kondi si penurunan tekanan yang drastis sehingga saluran pencemaan dan organ dal am lainnya akan mengembang. Aki­batnya isi makanan yang ada di dalanl lambung akan dimuntahkan . Fenomena seperti ini dite­mukan juga pada ikan-ikan Clupeidae (Fox et al., 1999). Selanjutnya Haight et al. (1993) me­nyatakan babwa ikan yang tertangkap diangkat dari perairan dengan cepat memperlihatkan tan­da traumatis, termasuk pembalikan lambung

yang mencapai kerongkongan. Tingginya ting­kat kepenuhan {ambung dari A. virescens diban­dingkan dengan ketiga jenis lainnya dapat dij e­laskan dari pengamh perbedaan tekanan hidro­statik yang dialami spesies ini lebih kecil. Me­nurut Anderson dan Allen (2001), ikan ini men­diami habitat mulai permukaan hingga keda­laman 120 m, sedangkan jenis lai1lllya berkisar antara 40 - 400 m. Jika ikan ini tertangkap de­kat permukaan air, diduga pengaruh tekanan terhadap kepenuhan lambung menjadi tereduksi secara signifikan. Namun fenomena ini tidak didukung data kedalaman di mana ikan tertang­kap, sehingga distribusi vertikal ikan-ikan terse­but pada malam hari masih menjadi pertanyaan.

Faktor kedua adalah waktu sampling di­lakukan saat ikan tidak aktif makan, maka sa­luran pencemaan kosong karena ikan belum makan atau sudab terisi tetapi sulit diidentifika­si karena proses pencemaan sudab berjalan. 0-leh sebab itu, sangat dianjurkan untuk melaku­kan preliminary sampling dengan melakukan sampling setiap 2 jam dalam 24 jam, sehingga waktu makan (feeding periodicity) dapat diketa­hui . Namun demikian, menumt Djamali et al. (1986) kondisi ini mungkin tidak berlaku bagi ikan-ikan yang sedang matang gonad yang u­mumnya mengalokasikan aktifitasnya sebagian besar untuk pematangan gonad dan pemijaban.

Komposisi Makanan Ikan Kekakapan Laut Dalam

Komposisi makanan ikan kekakapan laut dalam memperlihatkan sedikit variasi (Gam bar 3). Makanan ikan-ikan tersebut temtama ada­lah ikan (>40%), temtama ikan A. virescens dan P. jilamentosus yang dalam lambungnya dite­mukan ikan > 70%, sementara A. ruti/ans dan P. multidens persentase ikan dalam lambungnya relatif sama.

Jenis makanan berikutnya adalah molus­ka yang didominasi oleh cumi-cumi, sedangkan gastropoda dalam jumlah kecil « I %). A. Ruti­lans memperlihatkan preferensi yang tertinggi terhadap moluska dibandingkan ikan lainnya. Kmstase juga mempakan makanan pilihan ikan kekakapan laut dalam kecuali P. filamentosus. Kelompok makanan ini diwakili temtama oleh udang, kepiting, sementara copepoda hanya < 1%. Selain gastropoda dan copepoda, item lain­nya yang ditemukan dalam fraksi < I % adalah karang . Diduga keberadaan 3 j enis makanan da­lam lambung karena termakan saat ikan tersebut

Page 8: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN - msp.fpik.ipb.ac.id · variabilitas ukuran tangkap, kepenuhan lambung, kebiasaan makanan dan pertumbuhan lkan kekakapan laut dalam (subfamili etelinae)

Rahmah, Y. , M. A1. Kamal, 1'. ErnalVati, dall F. D. Hllkom, Val'iabilitas Ukuran Tangkap, Kep enllhan ... 155

memakan man gsa lain, misalnya tennakannya karang saat ikan memangsa udang atau kepiting yang hidup di sekitar karang atau makanan ter­sebut menempel pada mangsanya. Ini merupa­kan petunjuk bahwa umumnya ikan karnivora yang memakan ikan memakan mangsanya de­ngan menggigit (Veri gina, 1990; Gerking, 1994) . Makanan yang tidak teridentifikasi hanya terda­pat pada P. fi/amentosus yang juga merupakan fragmentasi hari jenis hewan, yang kemungkin­an besar berasal dari ikan dan moluska.

Jenis ikan kekakapan laut dalam

Gamba .. 3. Komposisi Makanan I1,,,n Kcl,,,lmp­an Laut Dal;un di Teluk Palabuhan Ratu.

Berdasarkan data di atas, sesuai dengan kriteria Nikolsky (1963), maka makanan utama ikan kekakapan laut dalam adalah ikan. Adapun makanan pelengkapnya adalah moluska dan krustase. Karena sduruh jenis makanan ikan kekakapan laut dalam berupa hewan, maka i­kan-ikan ini digolongkan sebagai pemakan he ­wan atau kall1ivora.

Kondisi keutuhan jenis makanan, pada A­prion virescens lebih baik dibandingkan dengan spesies lainnya. Makanan yang berupa ikan pa­da jenis ini masih dapat diidentifikasi seperti Lactoria diaphana (Famili Ostraciidae), Apole­michthy.I' trimaculatus (Famili POll1acanthidae), dan Acreichthys sp. (Famili Monacanthidae) Sedangkan pada ketiga jenis lainnya kondisinya sudah tidak dapat dikenali dan umumnya beru­pa fragmen-fragmen. Hal ini terkait dengan pe­ngaruh tekanan (lihat bagian sebelumnya ten­tang pengaruh tekanan) dan mungkin juga fakor kecell1aan makanan. Jenis avertebrata yang u­kurannya lebih kecil dan struktumya lebih le­mah seperti udang dan cumi-cumi lebih cepat hancur dan tercell1a, sehingga sulit untuk dii­dentifikasi hingga tingkat jenis.

Dengan melihat adanya kesamaan jenis makanan antar spesies ikan kekakapan laut da­lam, maka potensi untuk terjadinya persaingan makanan cukup tinggi. Pada saat ketersediaan ll1akanan menjadi faktor pembatas, maka popu­lasi ikan-ikan ini dapat dikendalikan oleh dina­mika yang terjadi pada mangsanya yang terkait dengan perubahan lingkungan. Sebagai analogi, Mollmann et al. (2000) menerangkan bahwa populasi ikan cod (Gadus morhua) di Laut Bal­tik dikontrol oleh mangsanya yaitu populasi i­kan sprat (Spratt!1S sprattus). Kelimpahan mang­sa ini sangat ditentukan oleh kelimpahan zoo­plankton yang menjadi makanan ikan sprat. Se­lama kurun waktu 1980-1990, pertukaran massa air Laut Utara dengan Laut Baltik relatif kecil sehingga salinitas di Laut Baltik menurun. Se­bagai akibatnya, populasi zooplankton yang tum­buh pada kisaran salinitas tetentu menjadi ter­ganggu, kemudian stok ikan sprat menurun di­ikuti oleh penurunan stok ikan cod dan pada gi­lirannya penurunan produksi perikanan di Laut Baltik. Terkait dengan kekakapan laut dalam, infonnasi yang akurat tentang distribusi dan re­lung keempat jenis ikan-ikan tersebut sangat di­perlukan sehingga persaingan antar spesies da­pat dijelaskan dengan baik.

Berdasarkan jenis makanan serta kenya­taan bahwa ikan kekakapan laut dalam dapat mencapai ukuran yang besar (mendekati 1m), maka diduga ikan ini berperan sebagai konsu­men tingkat IV dalam jaring-jaring makanan. Predator ikan kekakapan laut dalam diantaranya adalah jenis lumba-Iumba spinner dolphins (Sfenella longirosfris) seperti yang dilaporkan oleh Psarakos ef al. (2003) di lepas pantai Oa­huu, Hawai. Disebutkan bahwa dalam diet he­wan ordo Cetacea tersebut ditemukan P. Multi­dens dan P. filamentosus. Umumnya yang men­jadi pemangsa ikan besar adalall kelompok Ce­tacea, namun untuk perairan Teluk Palabuhan Ratu belum ada data spesifik mengenai itu.

Huet (197 1) mengatakan bahwa panjang usus ikan kamivora ull1umnya dicirikan oleh ra­sio panjang usus dengan panjang tubuh (PUI PT) < I . Dengan melihat nilai rata-rata propor­si tersebut, terlihat bahwa semua jenis kecuali P. filamentosus memiliki nilai < 1. Namun de­mikian, jika melihat nilai kisaran, masih ada, dari ikan A. virescens dan P. multidens yang PU IPT> I. Variasi proporsi PU/PT dapat merupa­kan salah satu petunjuk tingkat efisiensi proses

Page 9: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN - msp.fpik.ipb.ac.id · variabilitas ukuran tangkap, kepenuhan lambung, kebiasaan makanan dan pertumbuhan lkan kekakapan laut dalam (subfamili etelinae)

156 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Desember 2007, Jilid 14, Nomor 2: 151-157

pencemaan makanan pada saluran pencemaan, yang mana ikan dengan usus yang lebih pan­j ang dari tubuhnya seperti kebanyakan herbivo­ra, mencema makanannya lebih lama. Namun efektifitas pencemaan makanan juga ditentukan oleh adanya organ lain seperti halnya pyloric caeca. Pada ikan P. filamentosus, organ terse­but berjumlah 8 sementara pada ketiga jenis la­innya hanya ada 5, sehingga diduga kekurang e­fektifan peneemaan karena ukuran usus yang lebih panjang dikompensasi oleh jumlah pyloric caeca yang lebih banyak. Hal ini memjuk ke­pada pemyataan Buddington dan Diamond (1986), bailWa organ ini bertindak sebagai suatu adaptasi untuk meningkatkan area permukaan dan dapat meningkatkan kapasitas nutrien up­take dari saluran peneemaan ikan .

H~-------------_~

" E B g' ,.L

~ ~ 1.0

~ O.S rn c 2 o.e [

i 0, 4

e Il. 0.<

... A. vire scens A. rutilan. P. muitideM P,Ii/amen/o./J.

Jenis ikan kekakapan lautdalam

Gambar 4. Hislogram dengan Siandar Deviasi Memperlihalkan Perbandingan an­lara Panjang Usus dengan Panjang Tubuh Ikan.

Hubungan Panjang-Berat dan Pertumbuhan

Hasil analisis regresi transformasi terha­dap panjang-berat, diperoleh variasi nilai b un­tuk keempat jenis ikan kekakapan laut dalam (Gambar 5). Hubungan panjang-berat memper­lihatkan koefisien korelasi yang tinggi (r2 > 0.89) . Pertnmbnhan isometrik ditemukan pada ikan Aprion virescens dan P. multidens. Se­dangkan pertnmbuhan allomerik diperoleh pada ikan A. rutilans (allometrik negatif), dan P. fila­mentosus (allometrik positif). Seperti tedihat pada Gambar 5, spesies A. rutilans memiliki pertambahan bobot yang lebih rendah pada pan­jang yang sama, sedangkan pertambahan berat tereepat ditemukan pada spesies P. filament­sus. Variasi perbedaan laju pertumbuhan ala­miah ini tergantung kepada beberapa faktor ter-

masuk ketersedian makanan, umur dan stadia ikan (Effendie, 1979).

,. , .. ,. " ' .2 ,.

~ 2.B

~ 2.6 ~ 2.4

2.2

20

" '" "

o A. v,-rue"". ---- N=102

• A. ,ulila". -- N" I54

'" P. mutid/!1ll$

-- N =112 o P. (Dil men/oSI}$

--- N"1 0S

v

0.0 ~.",,-~-_-~-~-~_~ __ -<{ 0.0 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3.0

log L

Gambar 5. Regresi Linear (HasH Transformasi) Memperlihatkan Hubungan Pan­Ojang-Beral Ikan Kekakapan Laut Dalam. Nilai Pcrbcdaan Slope dan Koefisien Korelasi 'Yang Relatif Ke­cil Membuat Sebaran Panjang-Be­rat Bertumpuk. Persamaan Regresi untuk Keempat Jenis Kekakapan Laut Dalam tersebut adalab sebagai berikut:

A. virescens: Log W = - 5,06 + 3,03 Log L A. ruti/ans: Log W = - 4,28 + 2,92 Log L P. multidens: Log W = - 5,59 + 3,08 Log L P. jilamentosus: Log W = - 6,60 + 3,64 Log L

UCAPAN TERIMAKASIH

Penelitian ini terselenggara berkat pro­gram sensus biota laut - sub program kakap la­ut dalam. Terimakasih kami sampaikan kepada LIPI dan Bapak Frensly D. Hukom sebagai ko­ordinator proyek kompetitif LIPI.

PUSTAKA Allen, G. R. 1997. Marine fish of Tropical Australia

and South-East Asia. Western Australian Museum. 220p.

Allen, G. R. 2000. A field guide for anglers and divers: Marine fish of Southeast Asia. Peri pius, Singapore. 292p.

Anderson, W. D. Jr dan G. R. Allen. 2001. FAD Spesies Identification Guide for Fishery Purposes. The Liv­ing Marine Resources of the Western Central Pasi­fie. Volume 5. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome. 3379p.

Buddington, R. K. dan J. M. Diamond. 1986. Aristotle re­visited: The function of pyloric caeca in fish. Phy­siological Sciences . Proc. Natl. Acad. Sci. USA. Vol. 83. p. 8012·8014.

Page 10: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN - msp.fpik.ipb.ac.id · variabilitas ukuran tangkap, kepenuhan lambung, kebiasaan makanan dan pertumbuhan lkan kekakapan laut dalam (subfamili etelinae)

Rahmah, Y . M. M. Kalllal, Y Emawati, dal1 F D. flllkom, Variabilitas UkllralJ Tallgkap, KepellulwlI 157

Djamali, A, M. Hutomo, Burhanudd in, S. Marto~e\Vojo. 1986, Sum her daya ikan Kakap (Lates calcarifer) dan Bamhangan (Lutjmws spp.) di Indonesia . Pro­yck Studi Potcnsi Sumbcr Daya Alam Indonesia. Lem­baga Oseunologi Nasional, Lembaga I1mu Pengetahu­an Indonesia. Jakarta . p.19-26.

EtTendie. M. L 1979. Metodc hiologi pcrikanan. YayasHn Dewi Sri. Bogor. 112p .

Fox, C. L S. P. Milligan, A. 1. I-Ialmes . 1999. Spring plankton surveys in thl' Blackwatcr' EstuaIJ ': 1993-1997. Science Series Technical Report No. 109. Centre for Environment Fisheries & Aquaculture Science. Lowestoft, UK. 54p.

Oerking, S. D. 1994. Fecding ecology of fish . Academic Press. San Diego. 4 15p.

Haight, W. R., 1. D. Parrish , T. A. Hayes. 1993. Fecding ecology of deepwater Lutjanid snappcrs ~,t Penguin Bank, Hawaii. Trans. Alii. Fish Soc. 122(3): 328 -347.

Huet, M. 1971. Text book of fish culture. Breeding and Cultivation of Fish. Fishing Ncws (Books) Ltd . Lon­don. 436p.

Hukorn, F. D. , S. Dody , T. Peristiwadi , H. Malikusworo, I. S. Hermana, S. B. A. Omar. 2004. Penelitian Sum­berdaya Perikanan Kakap Laut Da lam (Suhfamily Ete linac) di Sclat Makassa!' dan Laut Sulawesi. Pu­:jat Pcnc!itian Oscanografi-LIPL JakClrta. 82p.

Karyaningsih, S., S. Marzuki, R Djama1. 1 993. Bebcn,p~l

aspck hiologi jcnis kt'kakapan laut dalam (Prisfipo­moides typus) di pcrairan Timor Timur dan seki-

tarnya. Jurnal Pcnc1itian Pcrikanan Laut, No. 78: 18-25.

M6i!mann, c., O. Kornilovs , and L. Sidrcvics. 2000. Long-term dynamics of main mesolOoplankton species in the Cl'ntral Ba ltic Sea. J Ollrl/O/ of Plank­t01l Research .. 22: 2015- 2038.

Nebon. J. S. 1984. Fish of the world 2nd edition. New York: A Wiley Interseicncc Publication. 521p.

Nikolsky. G. V 1963. The ecology of fish. Translated by L. Birkett. Academic Press. London and New York. 352p.

Psarakos, S., D. L . Herzing, K. Marten. 2003. Mixed-spe­cil's associations between Pantropical spotted dol­phins (Stenella attenuata) and Hawaiian spinner dolphins (Stenella longirostris) oV Oahu, Hawaii. Aquatic Mammals, 29.3 , 390-395

Rahmah, Y. 2006. Kebiasa~1Il makanan dan struktur a­natomi ikan kelolkapan laut dalam (Aprion vires­cens, Ap/wreu'I ruti/alls, Pristimopoides muliidells dan P filamellto.ms). Skripsi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kdautall IPB. Tidak dipublikasikan.

Steel. R. G. D. dan 1. I--l. Tonic. 1993. P rinsip dan Prosc­dUI" Statistik 'l Suatu Pc-lldekatan Biomctr ik. Ed ke-2. 13. Sumantri , pene~iemah: Jakarta: PT. Oramedia Pustaka Utama. 74Xp .

Sudirman chm A. Mall,nva. 2004 . Teknik pcnangkapan ikan. Rincka Cipta. Jakarta . 168p.

Vcrigina , 1. A. 1990. Basic adaptations of the digestive systl'm in hony fish as a function of dicts. Voprosy ikhriologi. 30«(i), 897-907.