15
JURNAL TUGAS AKHIR “STUDI ANALISIS KUALITAS DAN KUANTITAS AIR SUNGAI PAMPANG KOTAMADYA MAKASSAR” Oleh : ALIA FAUZIA MAHMUDA D111 08 113 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

Jurnal Indo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

12345

Citation preview

LTI Journal Camera Ready format

JURNAL TUGAS AKHIRSTUDI ANALISIS KUALITAS DAN KUANTITAS AIR SUNGAI PAMPANG KOTAMADYA MAKASSAR

Oleh :ALIA FAUZIA MAHMUDAD111 08 113JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012STUDI ANALISIS KUANTITAS DAN KUALITAS AIR SUNGAI PAMPANG KOTAMADYA MAKASSARH. Arfan , A. Asri , A. F. Mahmuda

AbstraK: Jumlah penduduk dunia bertambah setiap hari sehingga kebutuhan akan kualitas dan kuantitas air semakin bertambah. Setiap hari manusia membutuhkan air untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya dan kurang lebih 80% akan dibuang dalam bentuk yang sudah kotor dan tercemar yang dikenal dengan limbah air. Di sekitar daerah Makassar terdapat beberapa sungai atau anak sungai yang semuanya mengalir ke selat Makassar. Salah satu sungai yang terdapat di Makassar yaitu Sungai Pampang yag diapit oleh Sungai Tallo dan DAS Jeneberang. Di sekitar Sungai Pampang terdapat beberapa pemukiman, PLTU, industri miras, industri pengolahan cokelat, dan rumah sakit. Ditinjau dari kualitas air secara langsung atau tidak langsung, pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui debit aliran, curah hujan maksimum, serta kualitas air di Sungai Pampang. Digunakan dua metode pengukuran yaitu dengan current meter dan pengukuran menggunakan pelampung. Dari hasil pengukuran dengan metode pelampung didapatkan hasil yang lebih besar dari pengukuran menggunakan current meter. Intensitas curah hujan yang didapatkan semakin meningkat dengan periode ulang (tahun) I2, I5, I10, I15. Hasil tinjauan dari parameter fisika, kimia, dan biologi disimpulkan bahwa bahwa air yang ada di Sungai Pampang tidak memenuhi syarat untuk baku mutu kelas I, II, III, maupun IV.Keywords: air, sungai, Pampang, kualitas, debitPENDAHULUAN

Air adalah bagian dari kehidupan dipermukaan bumi, baik itu air tanah maupun air permukaan. Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan air.Jumlah penduduk dunia setiap hari bertambah, sehingga mengakibatkan kebutuhan akan kualitas dan kuantitas air juga bertambah, sementara itu ketersedian sumber air sungai di dunia yang dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai air bersih yang memiliki ambang batas konsumsi manusia dan dimana setiap hari manusia membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya dan kurang lebih 80% akan dibuang dalam bentuk yang sudah kotor dan tercemar yang dikenal dengan limbah air.Disekitar daerah makassar terdapat beberapa sungai atau anak sungai yang semuanya mengalir ke selat Makassar, salah satu sungai yang terdapat di Makassar yaitu Sungai Pampang yang diapit oleh Sungai Tallo (70 km dari panjang sungai utama) di sebelah utara dan DAS Jeneberang dibagian selatan yang juga berbatasan dengan wilayah kota di sebelah barat yang merupakan daerah drainase yang dibentuk oleh panampu, jongaya dan saluran drainase sinrijala dan terhubung ke DAS Pampang melalui sinrijala. Disekitar Sungai Pampang tersebut terdapat beberapa pemukiman, PLTU, industri miras, industri pengolahan cokelat, dan rumah sakit.

Berdasarkan kegunaannya tentunya diharapkan bahwa kualitas air yang ada disungai tersebut masih dalam batas-batas toleransi kriteria kualitas air, apakah masih layak untuk dimanfaatkan atau tidak, beda dengan kuantitas air dimana tingkat kebutuhan masyarakat akan air dapat terpenuhi dari jumlah debit atau ketersedian air dalam jangka waktu tertentu.

Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air yang dibutuhkan manusia dalam kegiatan tertentu. Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk melakukan segala aktifitas. Sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia. Pertambahan jumlah penduduk dan tuntutan penghidupan yang lebih layak telah mendorong manusia untuk terus berusaha dalam memenuhi segala kebutuhannya. Namun dibalik itu akan terdapat dampak negatif yang ditimbulkan terutama pada lingkungan air sungai. Limbah industri dan buangan rumah tangga yang terangkut diperairan sungai dari tahun ketahun terus meningkat.Ditinjau dari segi kualitas (mutu) air secara langsung atau tidak langsung pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan.

Berdasarkan gambaran letak lokasi Sungai Pampang dengan adanya pengaliran hasil buangan dari lokasi sekitar dan panjangnya daerah aliran sungai (DAS) yang melintasi perkampungan dikota Makassar, sehingga dapat berdampak buruk dari penggunaan air Sungai Pampang

TINJAUAN PUSTAKASungaiSungai adalah jalan air alami yang alirannya menuju ke sungai lain, ke danau, ke laut atau ke samudera. Sungai yang berisi air itu mengalir sesuai dengan sifat air, yaitu dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Sebelum mencapai badan air lainnya, terlebih dahulu air meresap ke dalam tanah. Air hujan yang turun pun jatuh ke tanah, kemudian mengalir melalui sungai lalu terbawa sampai ke muara sungai. Sungai bermula dari mata air yang mengalir ke beberapa anak sungai. Kemudian anak anak sungai itu bergabung membentuk sungai utama. Ujung dari perjalanan sungai tersebut adalah muara sungai. Begitu seterusnya sehingga sungai menjadi bagian dari siklus hidrologiBerdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu sungai permanen, sungai periodik, sungai episodik, dan sungai ephemeral.a. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.b. Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil.c. Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak.d. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyakDebit AirDalam hidrologi dikemukakan, debit air sungai adalah, tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur pemukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau dengan pengertian yang lain debit atau aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt).METODOLOGILokasi Sungai Pampang, diapit oleh Sungai Tallo (70 km dari panjang sungai utama) di sebelah utara dan DAS Jeneberang dibagian selatan yang juga berbatasan dengan wilayah kota di sebelah barat yang merupakan daerah drainase yang dibentuk oleh saluran panampu, saluran jongaya dan saluran drainase sinrijala yang terhubung ke DAS Pampang melalui saluran sinrijala.Data kecepatan dan kedalaman sungai diperoleh dari hasil current meter dan pengukuran langsung kedalam sehingga diperoleh profil sungai serta kecepatan aliran tiap titik.Pengambilan sampel air sungai ini di maksudkan untuk mengumpulkan beberapa volume air atau suatu badan air yang akan di teliti dalam laboratorium, dengan jumlah sekecil mungkin tetapi mempunyai sifat sifat yang sama dengan badan air tersebut. Pengambilan sampel dilakukan Pada 3 titik, dengan jarak masing masing titik 100 m. Pengambilan sampel Titik 1 dilakukan sekitar pukul 13.45, titik ke 2 sekitar pukul 14.30, dan titik ke 3 sekitar pukul 15.15.

Pengambilan sampel menggunakan alat water sample Van Dorn. Terlebih dahulu water sampel yang akan digunakan harus bersih, telah dibilas dengan air suling terlebih dahulu, kemudian dengan air sampel yang akan diambil. Setelah itu penutup alat water sample dibuka sebelum ditenggelamkan agar air masuk kedalam alat water sample dengan kedalaman 1 m, lalu pemberat dijatuhkan tepat diatas alat tersebut melalui tali pengikatnya agar penutupnya tertutup rapat. Kemudian airnya dimasukkan kedalam botol hingga penuh dan ditutup dengan baik untuk menghindari kontak dengan udara.Pengawetan sampel dimaksudkan untuk menghindari gangguan-gangguan yang dapat merubah sifat dari keadaan asli sampel. Pada penelitian ini digunakan botol kaca khusus dengan perlakuan yang berbeda beda tergantung dari parameter yang di tinjau. Untuk pengujian sampel COD dan BOD menggunakan botol kaca harus penuh dan ditutup rapat dengan tutup botol kaca. Tidak boleh ada gelembung, jika terjadi gelembung air maka pengambilan sampel air diulang. Sedangkan untuk pengujian parameter kimia dan fisika sebelum memasukkan sampel air, mulut botol terlebih dahulu di api apikan, lalu isi sampel hingga botol penuh, kemudian sampel dibuang 3/4 bagian, mulut botol di api-apikan kembali, lalu ditutup dengan aluminium foil untuk menghindari kontak dengan udara. Setelah pengambilan sampel, botol di simpan dalam box khusus agar kualitas air yang diambil tidak berubah dari sifat aslinya.Analisa yang harus dilakukan pada sebuah sampel tergantung jenis badan air yang sedang diperiksa, kegunaan badan air tersebut bagi masyarakat setempat untuk penyediaan air minum dan perikanan dan jenis pencemaran yang diduga dapat terjadi. Beberapa unsur lain yang tidak hilang dari larutan air selama perjalanan sungai, seperti Cl-,SO4 dan berbagai jenis logam. Larutan standar dibuat dengan teliti dan tidak boleh tercemar, misalnya karena sudah tua, tidak disimpan dengan baik atau sebagian dari larutan tersebut telah diambil.Untuk mengecek hasil dari sejumlah analisa ada beberapa petunjuk antara lain kesetimbangan, hubungan dan perbandingan antara parameter - parameter tertentu, yaitu:1. Pengujian Fisika:

a. Zat Padat Tersuspensi (TSS)b. Zat Padat Terlarut (TDS)c. Suhu Atau Temperatur

2. Pengujian Kimiaa. pH

b. BOD5 (Biochemical Oxygen Demand)c. COD (Chemical Oxygen Demand)d. DO (Dissolved Oxygen)

e. Nitrat (NO3N) Dan Nitrit (NO2N)d. Amonia (NH3)

e. Barium (Ba)f. Tembaga (Cu)g. Besi (Fe)

h. Mangan (Mn)

i. Seng (Zn)j. Klorida (Cl)k. Flourida (F)l. Sulfat (SO4)

m. Khlorin Bebas (Chlorine)

3. Mikrobiologi

a. MPN Coliform

b. Fecal Coliform

Metode Pengukuran dengan Alat Current Meter

Metode ini dilakukan dengan pengukuran alat yang diletakkan pada titik yang berfungsi menghitung kecepatan aliran sungai, Pengukuran kecepatan aliran dengan metode ini dapat menghasilkan perkiraan kecepatan aliran yang memadai.

Metode Pengukuran dengan PelampungPengukuran debit dilakukan dengan jalan mengapungkan suatu benda yaitu bola ping pong, dengan jarak yang telah ditentukan, lalu mengitung waktu dimana bola ping pong mencapai batas jarak yang telah ditentukan sebelumnya.HASIL DAN PEMBAHASANPengukuran Kecepatan Aliran dengan Current MeterTabel 1. Kecepatan aliran saluran 1

Arah Horizontal penampangV rata - rata (m/det)

IIIIIIIV

Tinggi Muka Air (h)

1.41.51.251.6

Kecepatan Aliran (V)

0.1940.141

0.129

0.115

0.1930.139

0.142

0.110

0.1860.150

0.119

0.102

0.1980.134

0.146

0.118

Sumber: Hasil pengukuran di Sungai Pampang

Gambar 1. Kecepatan aliran saluran 1, titik 1Tabel 2. Kecepatan aliran saluran 2Arah Horizontal penampangV rata - rata (m/det)

IIIIIIIVV

Tinggi Muka Air (h)

1.72.52.11.81

Kecepatan Aliran (V)

0.1920.141

0.126

0.114

0.1870.131

0.113

0.092

0.1840.135

0.123

0.105

0.1910.139

0.124

0.108

0.1970.168

0.179

0.168

Sumber: Hasil pengukuran di Sungai Pampang

Gambar 2. Kecepatan aliran saluran 2, titik 1

Setelah mendapatkan nilai V rata-rata dari masing-masing titik maka dicari nilai V rata-rata pada saluran 1 dan 2 dengan metode integral, terlebih dahulu dicari persamaan V dengan menggunakan metode regresi, Persamaan regresi didapatkan dari grafik di bawah ini.

Gambar 3. Kecepatan aliran rata-rata sal. 1

Gambar 4. Kecepatan aliran rata-rata sal. 2

Dengan metode integral didapatkan kecepatan aliran (V) rata-rata pada saluran 1 yaitu 0,120 m/detik, dan saluran 2 yaitu 0,131 m/detik.Pengukuran Kecepatan Aliran dengan Pelampung

Tabel 3. Hasil kecepatan aliran saluran 1DataPanjang Lintasan (L)Waktu Tempuh (t)Tinggi Muka Air (h)Kecepatan Arus Permukaan (Vp)Kecepatan Aliran (V)

(m)(detik)(m)m/detikm/detik

120711.400.2810.238

220841.500.2380.202

320651.250.3070.261

Rata - Rata1.430.233

Sumber: Hasil pengolahan data penelitianTabel 4. Hasil kecepatan aliran saluran 2DataPanjang Lintasan (L)Waktu Tempuh (t)Tinggi Muka Air (h)Kecepatan Arus Permukaan (Vp)Kecepatan Aliran (V)

(m)(detik)(m)m/detikm/detik

120631.700.3170.269

220702.500.2850.242

320731.000.2730.232

Rata - Rata1.820.247

Sumber: Hasil pengolahan data penelitian

Dari grafik kecepatan aliran di atas terlihat pada saluran 1 dan saluran 2, dengan tinggi muka air (h) yang berbeda dimana pada saluran 1 sebesar 1,43 m dan pada saluran 2 sebesar 1,82 m, didapatkan hasil kecepatan aliran (v) yang berbeda yaitu 0,233 m/det dan 0,247 m/det. Kecepatan aliran saluran 1 lebih kecil dari debit aliran saluran 2. Perbedaan kecepatan tersebut juga dipengaruhi oleh nilai A (luas penampang) yang berbeda, dimana pada saluran 1 yaitu 35,463 m/det sedangkan pada saluran 2 yaitu 64,790 m/det.

Gambar 5. Grafik Perbandingan Debit Dengan 2 Metode

Dari gambar di atas terlihat semakin besar luas penampang (A) maka semakin besar nilai debit (Q). Dimana luas pada saluran 1 sebesar 35,463 m sedangkan saluran 2 sebesar 64,790 m.

Gambar 6. Grafik Hubungan Debit (Q) dan Tinggi Muka Air (h)

Dari grafik diatas terlihat semakin tinggi muka air (h) sungai maka semakin tinggi jumlah Q yang di dapatkan. Dimana tinggi (h) saluran 1 sebesar 1,43 m dan pada saluran 2 sebesar 1,82 m.

Gambar 7. Grafik Hubungan Debit (Q) dan Kecepatan Aliran (V)

Dari grafik diatas terlihat semakin tinggi kecepatan aliran (V) maka semakin tinggi jumlah Q yang di dapatkan. Dimana kecepatan aliran (V) rata-rata yang didapatkan dengan metode current meter pada saluran 1 sebesar 0,120 m/det dan pada saluran 2 sebesar 0,131 m/det. Sedangkan dengan metode pelampung pada saluran 1 sebesar 0,233 m/det dan pada saluran 2 sebesar 0,247 m/det.

Intensitas Curah Hujan

Berdasarkan data curah hujan bulanan selama 10 tahun terakhir Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, maka didapatkan curah hujan maximum dengan menggunakan metode Hasper, Iwai, dan Log Person III. Sehingga Intensitas curah hujan dapat ditentukan dengan menggunakan metode Mononobe.Intensitas curah hujan (I) maksimum untuk periode ulang 2 tahun, dengan waktu 5 menit adalah 1344,634 mm/jam. Dari intensitas hujan dan luas area sungai pampang sebesar 45,40 km maka dapat diperoleh debit air hujan yang masuk ke Sungai Pampang sebesar 61046,38 km3/jam.

Keterangan:

(-) : Tidak diatur dalam Peraturan Gubernur Sulsel Nomor 69 Tahun 2010 (Kelas III)

(+) : Batas minimal yang diperbolehkan

* : pH dan Suhu diperiksakan di lab

: Tidak Memenuhi

: Memenuhi

Dari hasil pemeriksaan air badan air sungai pampang maka didapatkan beberapa parameter yang memenuhi maupun tidak memenuhi ketentuan kelas air untuk kelas 1, 2, 3 maupun 4.

Diambil salah satu parameter yaitu Klorida (Kl) untuk membandingkan hubungan antara debit aliran (Q) terhadap kualitas air sungai pampang, maka menghasilkan grafik di bawah ini:

Gambar 4.9 Grafik Hubungan Debit (Q) dan Kualitas Air Klorida (Kl)

Dari grafik diatas terlihat semakin tinggi debit aliran (Q) maka semakin rendah nilai Klorida (Kl) yang terkandung dalam air. Kandungan klorida pada saluran 1 sebesar 3384, dan pada saluran 2 sebesar 2473. Tingginya nilai klorida pada suatu badan air dapat mempengaruhi rasa asin pada air. Hal tersebut dipengaruhi oleh air laut yang masuk kedalam sungai.KESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN

Berdasarkan analisa dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.Semakin besar luas penampang (A) maka semakin besar pula debit aliran (Q) suatu penampang. 2.Didapatkan nilai debit aliran (Q) dari dua metode pengukuran yaitu current meter yang mengukur aliran bawah permukaan, dan metode pelampung yang mengukur aliran permukaan (Vp) sehingga didapatkan nilai kecepatan aliran (V). Dari hasil kedua metode tersebut maka dapat dibandingkan pengukuran dengan metode pelampung didapatkan hasil yang lebih besar dari pengukuran menggunakan current meter.3.Menentukan nilai curah hujan maksimum menggunakan metode Hasper, Iwai, dan Log Person III, maka diketahui nilai intensitas curah hujan dengan menggunakan metode Mononobe. Didapatkan hasil Intensitas curah hujan yang semakin meningkat dengan periode ulang (tahun) I2, I5, I10, I15.4.Dari ketiga sampel yang ditinjau dari tiga parameter diantaranya yaitu: parameter Fisika: Zat Padat Tersuspensi (TSS), Zat Padat Terlarut (TDS), Suhu Atau Temperatur. Kimia: pH, BOD5 (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), DO (Dissolved Oxygen) , Nitrat (NO3N) Dan Nitrit (NO2N), Amonia (NH3), Barium (Ba), Tembaga (Cu), Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Klorida (Cl), Flourida (F), Sulfat (SO4), Khlorin Bebas (Chlorine). Biologi: MPN Coliform dan Fecal Coliform bahwa air yang ada di Sungai Pampang tidak memenuhi syarat untuk baku mutu kelas I, II, III, maupun IV. Hal itu dapat dilihat dari hasil pemeriksaan sampel, dimana banyak parameter yang tidak memenuhi standar ketetapan dalam Peraturan Gubernur SULSEL Nomor 69 Tahun 2010.

SARAN

Dengan melihat hasil penelitian dan analisis data dalam penelitian ini, maka hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1.Perlunya sosialisasi kesadaran masyarakat agar peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, sebagai contoh dengan cara: Tidak buang air di sungai

Tinja merupakan medium yang paling baik untuk perkembangan bibit penyakit dari yang ringan sampai yang berat. Tidak membuang sampah di sungai

Sampah yang dibuang sembarangan di sungai akan menyebabkan aliran air disungai terhambat. Selain itu dapat memicu terjadinya banjir dimusim penghujan2. Air limbah rumah tangga (domestik) hendaknya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang kesaluran pembuangan yang menuju kearah sungai / badan air dengan maksud menurunkan nitrogen anorganik serta zat-zat tersuspensi.

DAFTAR PUSTAKAArtikel Non-Personal. 2012. Pencemaran Sungai (Pengertian, Penyebab, Dampak Dan Cara Mengatasinya). http://weblogask.blogspot.com/2012/05/ pencemaran-sungai-pengertian-penyebab.html. 4 Agustus 2012.

CTI Engineering Co, LTD. 1993. Detailed Design Of Pampang River Improvement Project. Makassar: PT. Indra Karya, PT. Exsa International.

Denis Rica. 2010. Kualitas Dan Kuantitas Air Bersih Untuk Pemenuhan Kebutuhan Manusia. http://uripsantoso.wordpress.com/2010/01/18/kualitas-dan-kuantitas-air-bersih-untuk-pemenuhan-kebutuhan-manusia-2/. 10 Juli 2012.

Ihsan Addinul. 2011. Analisa Kimia Sampel Air Sungai : Penentuan Zat Padat Tersuspensi (TSS) dan Zat Padat Terlarut (TDS). http://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/05/analisa-kimia-sampel-air-sungai_07.html. 13 Juli 2012.Oehadijono, Prof. 1993. Dasar Dasar Teknik Sungai (Principles Of River Engineering). Makassar: Universitas Hasanuddin.

Pratiwi, ST. 2012. Studi Potensi Ketersediaan Air Pada Danau Unhas Dan Prospek Pengembangannya. Makassar: Teknik Sipil Unhas.Raharja Bayu. 2011. Pengukuran Debit Dan Pengambilan Sampel. http://raharjabayu.wordpress.com/page/2/. 13 Juli 2012.

Thaha A. M. Arsyad, Dr. Ir. MT. 2011. Penuntun Pratikum Hidrolika, Makassar: Laboratorium Hidrolika.Wahid Nur. 2011. Limnologi, Debit Air. http://noerwahide.blogspot.com/2011/11/limnologi-debit-air.html

Hasil Pemeriksaan Kualitas Sampel

Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Air Badan Air Sungai pampangNoParameterSatuanHasil PengujianBatas MaksimumSpesifikasi MetodeTitik 1Titik 2Titik 3A.Fisika1Temperatur*C-1-1-1deviasi 3SNI 06-6989.23-20052Residu Terlarut (TDS)mg/L5130493039301.000Kolometrik3Residu Tersuspensi (TSS)mg/L1165268400KolometrikB.Kimia1pHmg/L7,357,197,316 - 8,5SNI 06-6989.11-20042BODmg/L72,5216,6628,226SNI 06-2503.19913CODmg/L102,461,446450SNI 06-2504.19914DOmg/L0003(+)SNI 06-6989.14-20045Nitrat (NO3-N)mg/L0,70,60,420SNI 06-2480-19916Nitrit (NO2-N)mg/L0,0090,0020,0080,06SNI 06-6989.9-20047NH3-Nmg/L9710(-)Fotometrik8Barium (Ba)mg/L0,09340,09950,0895(-)IKM/5.4.19/BTKL-MKS9Tembaga (Cu)mg/L< 0,0144< 0,0144< 0,01440,02IKM/5.4.8/BTKL-MKS10Mangan (Mn)mg/L0,20680,35690,07(-)IKM/5.4.6/BTKL-MKS11Besi (Fe)mg/L0,18250,20080,2316(-)IKM/5.4.5/BTKL-MKS12Klorin Bebas (C12)mg/L0,490,560,430,03Colorimetrik13Klorida (Cl)mg/L3384,913291,752473,98(-)SNI 06-6989.19-200414Flourida (F)mg/L< 0,032< 0,032< 0,0321,5Colorimetrik15Sulfatmg/L538,74334,4223,6(-)IKM/5.4.54/BTKL-MKS16Seng (Zn)mg/L0,04940,05010,1230,05IKM/5.4.9/BTKL-MKSC.Biologi1Total ColiformJml/100 ml> 16.000.000> 16.000.000> 16.000.00010.000IKM/5.4.9/BTKL-MKS2Fecal ColiformJml/100 ml250.000> 16.000.000470.0002.000IKM/5.4.10/BTKL-MKS(Sumber : Hasil pemeriksaan Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Makassar)

Gambar 8. Grafik Intensitas Curah Hujan Terhadap Waktu

Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA

Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA

87