13
JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093 1 PROTOTIPE E-LEARNING GUNA MENDUKUNG PEMBELAJARAN DIKLAT HEALTH SAFETY DAN ENVIRONMENT (HSE) JARAK JAUH : STUDI KASUS PT BUILDING AND PLANT SAFETY INSTITUTE Sayudi Saleh 1 , Prof. Dr. Moedjiono, M.Sc 2 Teknologi Sistem Informasi, Magister Ilmu Komputer, Universitas Budi Luhur Jl. Raya Pasir Putih, Sawangan, Kota Depok, 13630. Indonesia. Email 1 : [email protected], Email 2 : [email protected], ABSTRAK Pembelajaran Diklat dapat memanfaatkan teknologi pendidikan jarak jauh sebagai alternatif peserta diklat dapat mengakses bahan pelatihan dalam bentuk e-learning yang dikembangkan dengan bahasa pemrograman PHP dan basisdata MySQL. Dalam rancangan prototipe aplikasi e learning ini terlebih dahulu dilakukan analisa terhadap objek dengan metode Object Oriental Analysis and Design, menggunakan metode prototype serta metode Pengujian validasi menggunakan Focus Group Disscussion. Kualitas perangkat lunak yang dihasilkan diuji berdasarkan perangkat lunak dengan mengadopsi ISO 9126, dengan empat karakteristik kualitas yaitu: functionality, reliability, reliability dan usability dengan hasil presentase sebesar 82,53 % adalah baik dengan menggunakan metode kuesioner dan pengujian keamanan dengan Loic 1.0.7.0, Acunetix Web Vulnerability Scanner dan WebPageTest dengan hasil testing performance baik dan tingkat keamanannya yang baik. Kata kunci: Pembelajaran Diklat, E-learning, PHP and MySQL, prototipe, Object Oriented Analysis and Design, Focus Group Discussion, ISO 9126, Loic 1.0.7.0, Acunetix Web Vulnerability Scanner dan WebPageTest. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi perusahaan-perusahaan asing dapat melakukan kegiatan bisnisnya di Indonesia secara bebas, sehingga akan tercipta suatu kompetisi yang sangat kompetitif bagi perusahaan-perusahaan nasional. Agar perusahaan dapat bertahan, bersaing, berkembang dan bahkan memenangkan kompetisi yang ada, maka perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing di dalam bidang bisnisnya. Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) yang menjanjikan “lebih baik, dan lebih cepat” merupakan salah satu sarana yang efektif untuk memiliki keunggulan persaingan tersebut. PT Building And Plant Safety Institute merupakan salah satu perusahaan dibawah naungan Direktorat Jenderal Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I yang terletak di Gedung Nindya Karya Lt. 4 Ruang 401 Jalan MT. Haryono Kav. 22 Jakarta Timur. Sampai saat ini jumlah peserta pelatihan sudah mencapai ± 4.600 peserta dari berbagai daerah di Indonesia sejak tahun 2001 s/d sekarang, perusahaan ini bergerak di bidang jasa pelatihan dan konsultasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk pengembangan SDM pada industri dan bangunan. Sesuai dengan visi perusahaan ini terus melakukan perubahan dan perkembangan teknologi informasi untuk meningkatkan mutu dan layanan pendidikan dan pelatihan, sehingga memerlukan peningkatan akan kualitas dan kuantitas dari sarana dan prasarana yang dikembangkan guna mendukung proses pembelajaran dan pelatihan tersebut dimana saat ini tantangan persaingan perusahaan semakin besar yang perlu direspon dengan bijaksana. Dari dampak globalisasi tersebut PT Building And Plant Safety Institute harus mengerti, memahami dan mampu mengembangkan strategi-strategi survival yang tepat untuk berkompetensi sehingga perusahaan dapat bersaing dan kelangsungan hidup dapat berjalan dalam jangka panjang. Berdasarkan atas latar belakang tersebut, maka pada penelitian ini akan membahas desain dan implementasi suatu model sistem pembelajaran dan pelatihan berbasis teknologi dan komunikasi dengan e- learning. Diharapkan kegiatan pelatihan yang menggunakan e-learning akan kompetitif, ekonomis, lebih efesien dan interaktif, walaupun dibatasi oleh jarak dan waktu sehingga mempercepat tercapainya nilai-nilai dalam proses pembelajaran dan pelatihan di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) guna mendukung visi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I untuk mencapai Indonesia berbudaya K3, dimana penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi bagian dan kebutuhan bagi masyarakat Indonesia. 1.2. Masalah Penelitian 1.2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian tersebut diatas terdapat identifikasi masalah penelitian yang akan diangkat penulis sebagai berikut:

JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093

JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093

1

PROTOTIPE E-LEARNING GUNA MENDUKUNG PEMBELAJARAN DIKLAT

HEALTH SAFETY DAN ENVIRONMENT (HSE) JARAK JAUH : STUDI KASUS

PT BUILDING AND PLANT SAFETY INSTITUTE

Sayudi Saleh1, Prof. Dr. Moedjiono, M.Sc

2

Teknologi Sistem Informasi, Magister Ilmu Komputer, Universitas Budi Luhur

Jl. Raya Pasir Putih, Sawangan, Kota Depok, 13630. Indonesia.

Email1: [email protected], Email

2: [email protected],

ABSTRAK

Pembelajaran Diklat dapat memanfaatkan teknologi pendidikan jarak jauh sebagai alternatif

peserta diklat dapat mengakses bahan pelatihan dalam bentuk e-learning yang dikembangkan

dengan bahasa pemrograman PHP dan basisdata MySQL. Dalam rancangan prototipe aplikasi e

learning ini terlebih dahulu dilakukan analisa terhadap objek dengan metode Object Oriental

Analysis and Design, menggunakan metode prototype serta metode Pengujian validasi

menggunakan Focus Group Disscussion. Kualitas perangkat lunak yang dihasilkan diuji

berdasarkan perangkat lunak dengan mengadopsi ISO 9126, dengan empat karakteristik kualitas

yaitu: functionality, reliability, reliability dan usability dengan hasil presentase sebesar 82,53 %

adalah baik dengan menggunakan metode kuesioner dan pengujian keamanan dengan Loic

1.0.7.0, Acunetix Web Vulnerability Scanner dan WebPageTest dengan hasil testing performance

baik dan tingkat keamanannya yang baik.

Kata kunci: Pembelajaran Diklat, E-learning, PHP and MySQL, prototipe, Object Oriented

Analysis and Design, Focus Group Discussion, ISO 9126, Loic 1.0.7.0, Acunetix Web

Vulnerability Scanner dan WebPageTest.

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Di era globalisasi perusahaan-perusahaan

asing dapat melakukan kegiatan bisnisnya di

Indonesia secara bebas, sehingga akan tercipta

suatu kompetisi yang sangat kompetitif bagi

perusahaan-perusahaan nasional. Agar

perusahaan dapat bertahan, bersaing,

berkembang dan bahkan memenangkan

kompetisi yang ada, maka perusahaan harus

memiliki keunggulan bersaing di dalam bidang

bisnisnya. Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI)

yang menjanjikan “lebih baik, dan lebih cepat”

merupakan salah satu sarana yang efektif untuk

memiliki keunggulan persaingan tersebut.

PT Building And Plant Safety Institute

merupakan salah satu perusahaan dibawah

naungan Direktorat Jenderal Kementerian Tenaga

Kerja dan Transmigrasi R.I yang terletak di

Gedung Nindya Karya Lt. 4 Ruang 401 Jalan

MT. Haryono Kav. 22 Jakarta Timur. Sampai

saat ini jumlah peserta pelatihan sudah mencapai

± 4.600 peserta dari berbagai daerah di Indonesia

sejak tahun 2001 s/d sekarang, perusahaan ini

bergerak di bidang jasa pelatihan dan konsultasi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk

pengembangan SDM pada industri dan

bangunan. Sesuai dengan visi perusahaan ini

terus melakukan perubahan dan perkembangan

teknologi informasi untuk meningkatkan mutu

dan layanan pendidikan dan pelatihan, sehingga

memerlukan peningkatan akan kualitas dan

kuantitas dari sarana dan prasarana yang

dikembangkan guna mendukung proses

pembelajaran dan pelatihan tersebut dimana saat

ini tantangan persaingan perusahaan semakin

besar yang perlu direspon dengan bijaksana.

Dari dampak globalisasi tersebut PT

Building And Plant Safety Institute harus

mengerti, memahami dan mampu

mengembangkan strategi-strategi survival yang

tepat untuk berkompetensi sehingga

perusahaan dapat bersaing dan kelangsungan

hidup dapat berjalan dalam jangka panjang.

Berdasarkan atas latar belakang

tersebut, maka pada penelitian ini akan

membahas desain dan implementasi suatu

model sistem pembelajaran dan pelatihan

berbasis teknologi dan komunikasi dengan e-

learning. Diharapkan kegiatan pelatihan yang

menggunakan e-learning akan kompetitif,

ekonomis, lebih efesien dan interaktif, walaupun

dibatasi oleh jarak dan waktu sehingga

mempercepat tercapainya nilai-nilai dalam

proses pembelajaran dan pelatihan di bidang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) guna

mendukung visi Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi R.I untuk mencapai Indonesia

berbudaya K3, dimana penerapan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) menjadi bagian dan

kebutuhan bagi masyarakat Indonesia.

1.2. Masalah Penelitian

1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas

terdapat identifikasi masalah penelitian yang akan

diangkat penulis sebagai berikut:

Page 2: JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093

3

1. Motivasi belajar dan jumlah para peserta

dalam setiap diklat masih sangat minim,

karena hal ini dipengaruhi oleh biaya pelatihan

yang cukup mahal

2. Sistem penyelenggaraan diklat di perusahaan

ini masih menggunakan sistem konvensional,

maka perlunya membangun pembelajaran

diklat dengan sistem e-learning untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran walaupun

dibatasi oleh jarak dan waktu

3. Menjadikan perusahaan ini sebagai perusahaan

jasa pelatihan dibidang Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) yang pertama kali

dengan menerapkan sistem pembelajaran

diklat e-learning

1.2.2. Batasan Masalah Ruang lingkup permasalahan dari sistem

aplikasi e-learning PT Building And Plant Safety

Institute yang akan dirancang dibatasi sebagai

berikut:

1. Aplikasi yang akan dibuat berupa modul

adalah: login, administrator, peserta diklat,

instruktur, jadwal diklat, materi diklat, Soal

tugas online, Tanya Jawab (chatting).

2. Metode pengembangan sistem informasi

menggunakan tahapan model prototype. Pada

tahapan analisis dan perancangan ini

menggunakan tools Unified Modelling

Language (UML) dan tahapan implementasi

sistem akan menggunakan aplikasi open

source object oriented dengan apache web

server, database MySql Server, PHP

Framework Code Igniter. Proses implementasi

aplikasi e-learning akan dilakukan pada

jaringan internet.

3. Untuk melakukan pengujian sistem dilakukan

dengan pendekatan pengujian program yang

dibangun (e-learning) dengan melakukan FGD

(Forum Discussion Group) untuk

mendapatkan kebutuhan pengguna dan

pengujian kuliatas perangkat lunak ISO 9126

dengan metode Kuesioner. Pengujian

kehandalan perangkat lunak dengan Black box

Testing.

1.2.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah

dilakukan di PT Building And Plant Safety

Institute, maka rumusan masalah yang akan

dibahas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana membuat prototipe e-learning

sistem pembelajaran diklat HSE dengan

pencapaian nilai kelulusan peserta pelatihan

tersebut dikembangkan?

2. Bagaimanakah hasil pengujian prototipe e-

learning sistem pembelajaran diklat HSE

tersebut dengan pendekatan menggunakan

model kualitas perangkat lunak menurut ISO

9126, Software black box testing, dan FGD

(Forum Group Discussion)?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan pelaksanaan dalam penelitian

adalah:

1. Menganalisa proses bisnis dan

permasalahannya yang sedang berjalan pada

PT Building And Plant Safety Institute

2. Merancang aplikasi e-learning yang interaktif

berbasis multimedia yang dapat menunjang

pembelajaran dan pelatihan berbasis komputer

dengan menggunakan metode pengembangan

sistem prototype dan menggunkan pendekatan

perancangan berorientasi obyek dengan

Unified Modelling Language (UML).

3. Mengimplementasikan hasil rancangan sistem

ke dalam aplikasi e-learning berbasis web

menggunakan bahasa pemrograman PHP dan

database MySQL.

4. Menguji kualitas sistem dari hasil

implementasi dengan menggunakan metode

Focus Group Discussion (FGD), dan Black

Box testing.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan

dapat bermanfaat bagi para peserta diklat yang

berada di berbagai wilayah Indonesia khususnya

dalam pembelajaran, pendidikan dan pelatihan

bidang Keselamatan dan Kerja (K3) yang di

selenggarakan oleh PT Building And Plant Safety

Institute dapat mengikuti pelatihan dengan biaya

ekonomis.

II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA

KONSEP

2.1. Model Prototype Evolusioner

Pada penulisan ini penulis menggunakan

metode pengembangan prototype evolusioner

(evolutionary protoype).

2.2. Definisi E-learning

Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai

usaha untuk membuat sebuah tranformasi proses

belajar mengajar yang ada di sekolah atau

perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang

dijembatani oleh teknologi internet. Dalam

teknologi e-learning, semua proses belajar

Page 3: JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093

4

mengajar yang biasa didapatkan didalam sebuah

kelas dilakukan secara live namun virtual. Dalam

hal ini, secara langsung pendidik saling

berkomunikasi dan saling berinteraksi pada

waktu yang sama namun tempat yang berbeda. [1]

2.3. Definisi Pembelajaran Jarak Jauh

Beberapa orang ahli mengungkapkan

pengertian pembelajaran jarak jauh, diantaranya

G. Dogmen, G. Mackenzie, E. Christensen, dan P.

Rigby [2] Menurut G. Dogmen pembelajaran jarak

jauh adalah pembelajaran yang menekankan

pada cara belajar mandiri (self study).

Belajar mandiri diorganisasikan secara

sistematis dalam menyajikan materi

pembelajaran, pemberian bimbingan kepada

pembelajar, dan pengawasan untuk

keberhasilan belajar pembelajar.

2.4. Definisi Pendidikan dan Pelatihan

(Diklat) Diklat adalah kependekan dari pendidikan

dan pelatihan, ditujukan untuk mengembangkan

sumber daya manusia dengan meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi

pegawai (negeri atau swasta). Pada masing-

masing kementerian atau departemen pasti

mempunyai lembaga diklat. Lembaga diklat

penyiaran misalnya, berada dan bertanggung

jawab kepada kementerian yang menangani

penyiaran (Kementerian Komunikasi dan

Informasi) yang tugasnya mengembangkan SDM

yang menangani penyiaran. [3]

2.5. Definisi Health Safety dan Environment

(HSE)

HSE (Health Safety Environment) atau di

beberapa perusahaan juga disebut EHS, HES,

SHE, K3LL (Keselamatan & Kesehatan Kerja dan

Lindung Lingkungan) dan SSHE (Security,

Safety, Health, Environment). Menerapkan HSE

di perusahaan sama halnya menerapkan Sistem

Manajemen Keselamatn dan Kesehatan Kerja

(SMK3), pengertian SMK3 itu merupakan bagian

dari sistem manajemen perusahaan secara

keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko

yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna

terciptanya tempat kerja yang aman, efesien dan

produktif. Sedangkan Keselamatn dan Kesehatan

Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk

menjamin dan melindungi K3 tenaga kerja

melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja. [3]

2.6. Unified Modelling Language

Menurut Dennis, Unified Modeling

Language (UML) merupakan penggabungan

berbagai konsep terbaik dari pemodelan, yaitu

pemodelan data (entity-relationship diagram),

pemodelan bisnis (Workflow), pemodelan objek

dan komponennya. UML merupakan bahasa

standar untuk visualisasi, spesifikasi, konstruksi

dan pendokumentasian dari artifak dari sebuah

software, dan dapat digunakan untuk semua

tahapan dalam proses pengembangan system

mulai dari analisis, perancangan, sampai

implementasi. [4]

2.7. Focus Group Discussion FGD secara sederhana dapat didefinisikan

sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara

sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau

masalah tertentu. FGD juga dapat didefinisikan

adalah suatu proses pengumpulan data dan

informasi yang sistematis mengenai suatu

permasalahan tertentu yang sangat spesifik

melalui diskusi kelompok.[5]

2.8. Tinjauan Studi

Tinjauan studi berupa hasil dari beberapa

penulisan sebelumnya yang membahas e-learning

dalam proses pembelajaran jarak jauh, yaitu :

1. Ferrianto Gozali dan Billion Lo melakukan

penelitian, dengan tujuan penelitian adalah

memanfaatkan teknologi open source yang

tersedia saat ini dalam pengembangan proses

belajar jarak jauh khususnya di perguruan

tinggi. Aplikasi e-learning ini diharapkan

menjadi alternatif untuk kegiatan belajar

mengajar yang konvensional didalam kelas. [6]

2. Irsan Taufik Ali melakukan penelitian, dengan

tujuan penelitian adalah menghasilkan sebuah

antarmuka sistem dan aplikasi yang menarik

serta memberikan kemudahan dan

kenyamanan dalam berinteraks, dan mudah

digunakan serta mampu mendukung bentuk-

bentuk interaksi yang terjadi pada proses

penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh. [7]

3. Asfira Sagitri melakukan penelitian dengan

tujuan penelitian adalah menerapkan aplikasi-

aplikasi pendidikan jarak jauh berbasis web

pada situs situs pendidikan jarak jauh yang

dikembangkan dilingkungan AI3 Indonesia.

Aplikasi ini dikembangkan untuk mendukung

implementasi sistem pendidikan jarak jauh. [8]

2.9. Pola Pikir

Dapat dilihat pada gambar berikut :

Informasi

Sistem Aplikasi

1. Hardware

2. Software

3. Jaringan Internet

Kajian Teknologi

1. Analisis dan perancangan objek dengan UML

2. Pengkodean menggunakan PHP, Framework CI, MySql

Pendekatan Metode dengan Model Prototype

1. Transaksi Training on-line (e-learning)

2. Data peserta

3. Data materi pelatihan

4. Data nilai tugas

Input

1. Peserta

2. Instruktur

3. Administrator

4. Pimpinan

Lingkungan Pengguna

Basis data

E-Learning Laporan

Sistem Aplikasi E-Learning Diklat

Sistem Pengujian Perangkat Lunak

Page 4: JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093

5

2.5. Hipotesis Berdasarkan dari kajian teoritis dan

kerangka konsep yang telah dikemukakan, dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Diduga pembuatan e-learning akan

membantu proses pembelajaran & pelatihan

lebih efektif dan ekonomis khususnya di PT

Building And Plant Safety Institute

menggunakan metode dengan model ptototype

yang menyediakan informasi dan data yang

diperlukan oleh peserta dalam pelatihan HSE

serta sistem diklat dengan pencapaian nilai

kelulusan peserta pelatihan

2. Diduga kualitas perangkat lunak Prototipe

pembelajaran diklat HSE pada PT Building

And Plant Safety Institute berbasis web yang

dihasilkan dapat diukur berdasarkan kualitas

perangkat lunak model ISO 9126 adalah baik,

serta berdasarkan hasil pengujian perangkat

lunak Black Box Testing dan Focus Group

Discussion adalah baik.

III METODOLOGI DAN RANCANGAN

PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

metode penelitian terapan untuk menganalisa dan

merancang Prototipe E-learning Guna

Mendukung Pembelajaran Diklat Health Safety

dan Environment (HSE) Jarak Jauh di PT

Building And Plant Safety Institute. Penelitian

Terapan (yang hasilnya dapat langsung diterapkan

untuk memecahkan permasalahan yang

dihadapi).[9]

3.2. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah purposive sampling, Teknik

sampling purposive merupakan “teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu”. Teknik ini

bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan

sampel dengan menentukan terlebih dahulu

jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian

pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan

tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang

dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan.[10]

3.3. Metode Pengumpulan Data Apabila menggunakan metode pengumpulan

data dengan pengamatan/observasi maka

dijelaskan secara rinci obyek yang diamati, apa

saja yang diobservasi, cara mengobservasi dan

hasil observasi yang diharapkan. Apabila

menggunakan metode pengumpulan dengan

kuesioner, wawancara, pengujian/test agar

dicantumkan rancangan bahan kuesioner,

wawancara maupun pengujian yang akan

dilaksanakan.

3.4. Teknik Analisis dan teknik perancangan Teknik analisis dan teknik perancangan yang

digunakan pada penelitian ini adalah

menggunakan pendekatan Object Oriented

Analysis (OOA) atau analisis berorientasi obyek,

dan menggunakan Unified Modelling Language

(UML).

3.5. Teknik Pengujian Sistem

3.5.1. Pengujian dengan FGD (Forum Group

Discussion) Pengujian sistem menggunakan metode

FGD (Focus Group Discussion) ini di lakukan

dengan cara melakukan test langsung terhadap

sistem dari dalam sistem, yaitu di lakukan oleh

pengguna Sistem Informasi Diklat berbasis web

(online) dengan melakukan login dan melakukan

testing terhadap modul-modul yang ada sehingga

dapat di ketahui apakah sistem memenuhi

kebutuhan pada perusahaan tersebut.

3.5.2. Pengujian Kualitas dengan ISO 9126

Pengujian kualitas sistem dilakukan untuk

menguji tingkat kualitas perangkat lunak sistem

informasi yang dihasilkan berdasarkan empat

karakteristik kualitas perangkat lunak yang

terdapat pada ISO 9126, yaitu functionality,

reliability, usability, dan efficiency.

Teknik pengujian kualitas yang

dilakukan dalam penelitian ini dengan pendekatan

black-box testing menggunakan kuesioner.

Kriteria pemilihan karakteristik responden sebagai

sampel penelitian untuk pengujian kualitas

perangkat lunak ini berdasarkan tingkatan

pengguna yang akan mengakses aplikasi E-

learning Pembelajaran Diklat HSE. Responden

tersebut yaitu Pimpinan, Instruktur, Staf Ahli, dan

Peserta pelatihan.

Page 5: JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093

6

3.6. Langkah-langkah Penelitian Dalam pengembangan sistem informasi,

keseluruhan proses yang dilalui harus melalui

beberapa tahapan. Maka tahapan pelaksanaan

penelitian dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

Gambar III-1. Langkah-langkah Penelitian

IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1. Analisis Sistem

Dalam melakukan proses analisis sistem

ini nantinya akan menjawab semua pertanyaan

apa yang akan dikerjakan oleh sistem, kemudian

siapa saja yang menggunakan sistem serta kapan

sistem akan digunakan. Kegiatan analisis sistem

ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan

analisis beriorientasi obyek untuk sistem yang

akan dirancang artinya menitik beratkan kepada

fungsionalitas sistem yang sedang berjalan. Dari

hasil analisis sistem yang berjalan akan

divisualisasi dan di dokumentasikan dengan

Unified Modeling Language (UML).

4.1.1. Analisis Proses Bisnis Sistem yang

Berjalan Analisis proses bisnis dari sistem

pelatihan yang sedang berjalan dilakukan untuk

mendapatkan informasi tentang bagaimana pihak

perusahaan melakukan aktivitas pengolahan data

dan melakukan proses pelatihan HSE yang

mendukung dalam pengembangan sistem.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi,

diperoleh data dan dokumen terkait proses sistem

yang akan dirancang.

4.1.1.1. Proses Pelatihan Proses sistem pelatihan yang sedang

berjalan di PT Building And Plant Safety Institute

saat ini masih menggunakan metode konvensional

yaitu pembelajaran pelatihan pada satu tempat

atau dalam satu kelas. Prosedur yang berjalan

dalam proses pelatihan PT Building And Plant

Safety Institute sebagai berikut:

1. Sebelum melakukan proses pelatihan, terlebih

dahulu peserta melakukan registrasi sebagai

peserta pelatihan, kemudian mengisi form

biodata untuk mengambil jenis pelatihan yang

dibutuhkan, lalu proses pembayaran dilakukan

via transfer atau cash di saat hari pertama

pelatihan berlangsung. Setelah proses

pembayaran, maka peserta akan diberikan

surat konfirmasi pendaftaran pelatihan terkait

mengenai tempat, ruang, alamat pelatihan, jam

pelatihan dan lama waktu pelatihan

diselenggarakan yang telah ditetapkan oleh PT

Building And Plant Safety Institute.

2. Setiap pengajar/instruktur akan diberikan

informasi dari bagian pelatihan meliputi:

jadwal mengajar, jumlah/daftar hadir peserta,

daftar hadir pengajar/instruktur, serta

tempat/ruang kelas pelatihan yang telah

ditentukan oleh bagian pelatihan. Setelah

selesai pelatihan tersebut maka ada form

evaluasi hasil pelatihan dari para peserta untuk

dilakukan tindak perbaikan oleh manajemen

perusahaan.

4.1.2. Analisis Kebutuhan Fungsional, Non

Fungsional dan Pengguna

4.1.2.1. Analisis Kebutuhan Fungsional Pada analisis kebutuhan fungsional

sistem aplikasi e-learning didasarkan pada data

observasi langsung, data wawancara serta user

requirement pada PT Building And Plant Safety

Institute. Tahapan selanjutnya adalah menyusun

kebutuhan fungsional yang didasarkan pada

kebutuhan user yang tujuannya untuk mengatasi

permasalahan yang ada. Pada tahapan analisis

kebutuhan fungsional sistem akan membahas

tentang fungsi-fungsi yang akan diperlukan dalam

pembangunan sistem. Hal ini dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan data dan informasi yang

diperlukan oleh user berdasarkan analisis

kebutuhan pengguna. Berdasarkan hasil analisis

TAHAPAN PERSIAPAN

Studi Pustaka

TAHAPAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENGGUNA

Wawancara Kuesioner

TAHAPAN PEMBUATAN PROTOTYPE

DESIGN PROTOTYPE

Design Model Spesifikasi Sistem

ANALISA SISTEM

1. Membuat Activity Diagram 2. Membuat Sequence Diagram

3. Membuat Class Diagram

Design Model Database

1. Membuat ER Diagram

2. Membuat Database

Design Interface Aplikasi

Membuat Interface Aplikasi

TAHAPAN IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

1. Implementasi Database 2. Menulis Kode Program

3. Implementasi Jaringan Lokal

Pengujian dan Validasi

1. Focus Group Discussion (FGD) 2. ISO 9126

3. Black Box Testing

Implementasi

Membuat

Use Case Diagram

TAHAPAN

EVALUASI

Prototype

diterima?

Pembuatan

Laporan

Page 6: JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093

7

proses bisnis, identifikasi kebutuhan data dan

informasi, maka dianalisis juga beberapa fungsi

yang harus tersedia di dalam sistem. Hal ini

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang

diperlukan pengguna. Jadi setiap fungsi yang

diusulkan akan diberi kode sehingga dapat

mempermudah indentifikasi pada saat

implementasi dan penyusunan dokumen.

Spesifikasi daftar kebutuhan ini sudah disetujui

oleh pimpinan PT Building And Plant Safety

Institute. Berikut ini adalah kebutuhan fungsional

sistem yang dibutuhkan:

1. Aplikasi e-learning berbasis web untuk

institusi.

2. Login. Administrator mempunyai username

dan password, untuk dapat mengubah isi dari

website e-learning, mengedit data,

menginputkan data dan meng-update semua

informasi.

3. Melihat informasi website e-learning. Yaitu

melihat data peserta yang sudah terdaftar,

melihat jenis pelatihan, mata pelajaran

pelatihan, melihat berita/informasi, melihat

data instruktur serta meng update datanya

dengan akurat dan setiap saat.

4. Sistem dapat melakukan proses pembelajaran

jarak jauh yang dilakukan oleh instruktur dan

peserta.

5. Pengaturan hak akses untuk user level yang

berbeda.

6. Sistem harus dapat mengedit, menghapus, dan

menambah data mata pelajaran, peserta dan

instruktur.

7. Sistem harus dapat menampilkan profil user.

8. Sistem harus dapat mengatur keanggotaan

pengguna aplikasi.

9. Pengaturan, sistem harus dapat di sesuaikan

dengan pengaturan yang sewaktu-waktu dapat

berubah seperti : materi soal test kompetensi,

dan penambahan jenis pelatihan HSE.

4.1.2.2. Analisis Kebutuhan Non Fungsional Berikut ini adalah daftar kebutuhan

nonfungsional sistem. Kebutuhan ini adalah

kebutuhan yang berisi perilaku yang dimiliki oleh

sistem sebagai berikut:

1. Operasional

2. Keamanan

3. Performansi

4. Portabilitas

5. Sistem harus mudah digunakan dan mudah

dipelajari.

4.1.2.3. Analisis Pengguna

Dari hasil identifikasi kebutuhan

fungsional melalui wawancara serta observasi di

dapatkan spesifikasi pengguna dan fungsi yang

diperoleh masing-masing pengguna. Tingkatan

pengguna ditujukan untuk mengamankan basis

data dari pengguna yang tidak berhak serta

membatasi dengan hak akses user. Untuk

mendapatkan hak akses sesuai dengan tingkatan

pengguna melalui dengan Login pada sistem

aplikasi e-learning menggunakan username dan

password yang telah diberikan. Analisa pengguna

dan hak akses untuk tiap masing-masing user /

pengguna dijabarkan pada tabel berikut :

Tabel IV-1 Tingkatan Pengguna dan Hak Akses

Pengguna No Tingkatan

Pengguna

Hak Akses Pengguna

1. Administrator Dapat mengakses seluruh

kegiatan didalam sistem

kecuali kegiatan proses pembelajaran jarak jauh

2. Pimpinan Dapat melihat kegiatan

pembelajaran jarak jauh

meliputi lihat data peserta, Berita Pelatihan, melihat data

instruktur, dan materi

pelatihan yang disampaikan

oleh instruktur

3. Instruktur Memiliki otoritas akses penuh terhadap materi

pelatihan, melihat data

peserta yang mengikuti pelatihan, menambah,

mengubah, menghapus

materi pelatihan, membuat

soal tugas tes kompetensi,

melakukan proses interaksi

kepada peserta untuk

menjawab pertanyaan

4. Peserta Dapat melakukan proses

pembelajaran jarak jauh,

melihat data profil peserta, melihat materi pelatihan,

menjawab soal tugas, melihat

materi video multimedia, mengunduh materi pelatihan,

melihat nilai tes kompetensi,

melakukan proses Tanya jawab / berdiskusi kepada

instruktur

4.1.2.4. Use Case Diagram

Berdasarkan spesifikasi kebutuhan

fungsional dan actor yang terlibat dalam sistem,

maka dapat dimodelkan dengan use case diagram.

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas

yang diharapkan dari sebuah system..

Page 7: JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093

8

Gambar IV-1 Actor sistem aplikasi e-learning

Gambar IV-2 Use Case Pengguna Sistem

4.2. Perancangan Sistem

4.2.1. Perancangan Spesifikasi Program

4.2.1.1. Class Diagram Class Diagram merupakan

penggambaran grafis mengenai obyek statis dari

system yang menunjukkan class-class obyek yang

menyusun sistem beserta hubungan antara kelas

obyek tersebut. Berikut ini class diagram untuk

prototipe aplikasi e-learning Diklat HSE di PT

Building And Plant Safety Institute yang

dirancang:

Gambar IV-3 Class Diagram

4.2.1.2. Deployment Diagram

Deployment diagram seperti gambar

berikut :

Gambar IV-4 Deployment diagram Sistem

Aplikasi E-learning

4.2.2. Perancangan Basis data Model basisdata terlebih dahulu seperti

pada gambar berikut :

Ket :

*) primery key

Page 8: JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093

9

Gambar IV-5 Rancangan Model Basisdata

Aplikasi E-learning

4.2.3. Perancangan Infrastruktur Architecture

Gambar IV-6 Infrastruktur Sistem

4.3. Kontruksi Sistem

Tahapan konstruksi sistem dilakukan setelah

hasil analisis dan perancangan sudah disetujui

oleh stakeholder, dalam hal ini adalah PT

Building And Plant Safety Institute yang dibantu

oleh Tim IT.

4.3.1. Lingkungan Konstruksi Spesifikasi

Hardware

Processor: Minimum Core2Duo

3,0Ghz

Memory: Minimum 4 GB

DDR3

Hardisk : > 40 GB

Sistem

Operasi

Windows/linux

Basis Data mySql

Spesifikasi

Software

Bahasa pemograman php

Notepad ++

4.3.2. Konstruksi user interface Pada konstruksi User Interface, peneliti

menampilkan beberapa rancangan gambar

tampilan yang akan di gunakan pada Software

Aplikasi e-learning Diklat HSE.

1. Tampilan Login Admin

2. Tampilan Utama Aplikasi E-learning

3. Tampilan halaman login untuk pengguna

4. Tampilan Pendaftaran Anggota Baru

5. Tampilan Pendaftaran Konsultasi

Page 9: JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093

10

6. Tampilan Data Instruktur

4.3.3. Pengujian Validasi

Pada tahap pengujian selanjutnya adalah

proses pengujian perangkat lunak, dimana proses

pengujian ini dilakukan untuk memastikan apakah

perangkat lunak yang telah dibuat sesuai dengan

kebutuhan. Pengujian validasi untuk menguji

apakah spesifikasi kebutuhan fungsional sudah

sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pengujian

perangkat lunak ini metode yang digunakan

adalah Focus Group Discussion (FGD), kualitas

perangkat lunak model ISO 9126 serta

berdasarkan hasil pengujian perangkat lunak

Black Box Testing adalah baik.

4.3.3.1 Proses Pelaksanaan FGD Kegiatan Focus Group Discussion

dilaksanakan di Ruang rapat PT Building And

Plant Safety Institute di mana peneliti

mengundang 6 orang dari berbagai kalangan pada

tanggal 10 Desember 2014 pukul 10.00-11.30

WIB. 6 orang responden.

Gambar IV-7 Pelaksanaan Focus Group Discussion

4.3.3.2. Hasil Pengujian Validasi

A. Hasil Pengujian Validasi Fungsi

Keseluruhan Sistem

Tabel IV-2 Hasil Pengujian Validasi Fungsi

Keseluruhan Sistem dengan Focus Group

Discussion No Hasil Tanggapan

Responden

Kesimpulan

1. Bagaimana pendapat

Anda tentang Aplikasi

E-learning Diklat HSE

berfungsi menyediakan

data dan informasi

training bagi peserta

secara cepat dan akurat ?

Tanggapan Responden

Dari hasil pengujian

semua responden memberikan tanggapan

bahwa aplikasi

Elearning yang dirancang dapat

menampilkan informasi

memiliki respon yang

cepat atau kurang dari 5

detik, namun ada

responden

mengharapkan tampilan /

contentnya

disempurnakan lagi.

Setuju

2. Aplikasi E-learning Diklat HSE di PT

Building And Plant

Safety Institute dapat berfungsi meningkatkan

kecepatan layanan

informasi training Diklat

HSE ?

Tanggapan Respond

Dari beberapa

responden, dengan

terbentuknya system e-

learning diklat HSE ini

dapat membantu para

peserta/pemerhati HSE mendapatkan informasi

training uptodate yang

begitu cepat di berbagai daerah.

Setuju

4.3.3.3. Kesimpulan Hasil Pengujian Validasi

dan Pembuktian Hipotesis Berdasarkan hasil FGD, maka dapat

disimpulkan bahwa prototipe E-learning Diklat

HSE menyatakan protoyipe tersebut sudah sesuai

dengan spesifikasi kebutuhan fungsional yang

dibutuhkan pengguna. Dengan demikian

berdasarkan hasil analisis, perancangan dan

kontruksi perangkat lunak untuk E-learning

Diklat HSE berbasis web pada PT. building and

plant safety institute dengan menggunakan

metode prototipe evolusioner dapat berfungsi

menyediakan data dan informasi yang di butuhkan

oleh para pengguna dalam merencanakan

Page 10: JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093

11

pendidikan dan pelatihan HSE secara online,

sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini

sudah terbukti.

4.3.3.4. Pengujian Dengan ISO 9126 Pengujian kualitas ISO 9126 ini terdiri

dari dua bagian, yaitu: tingkat kualitas masing-

masing aspek berdasarkan empat karakterik ISO

9126, dan tingkat kualitas secara keseluruhan dari

empat karakteristik ISO 9126.

Tabel IV-3 Hasil Pengujian Kualitas

Aspek Skor

Aktual

Skor

Ideal

%

Skor

Aktual

Kriteria

Functionality 146 180 81,11% Baik

Reliability 123 150 82,00% Baik

Usability 200 240 83,33% Baik

Efficiency 51 60 85,00% Sangat

Baik

Total 520 630 82,53% Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat

disimpulkan bahwa tingkat kualitas prototipe e-

learning Diklat HSE berbasis web ini secara

keseluruhan dalam kriteria Baik, dengan

persentase 82,53%. Aspek kualitas tertinggi

adalah berdasarkan aspek Efficiency dengan

persentase sebesar 85%, sedangkan aspek kualitas

terendah adalah dari aspek Functionality dengan

persentase sebesar 81,11%.

4.3.3.5. Pengujian dengan Blackbox Testing

Pengujian kualitas untuk mengetahui

tingkat kualitas perangkat lunak software aplikasi

e-learning yang dihasilkan dalam penelitian ini.

Metode yang digunakan dengan pendekatan

black-box testing menggunakan beberapa tool

berikut :

1. Acunetix Web Vulnerability Scanner

2. Loic 1.0.7.0

3. WebPageTest

4.3.3.5.1. Acunetix Web Vulnerability Scanner Acunetix adalah sebuah software yang

didesain untuk melakukan pengecekan terhadap

celah keamanan pada aplikasi yang berbasis web

yang dapat disusupi oleh penyerang yang

kemungkinan akan memasuki sistem dan

menyalahgunakan data.

Gambar IV-8 Detail hasil pengujian web dengan

Acunetix

4.3.3.5.2. Loic 1.0.7.0 Loic adalah aplikasi perangkat lunak

atau tool yang di gunakan para pentester untuk

menguji kekuatan aplikasi berbasis web terhadap

serangan dari DDoS. Berikut ini hasil pengujian

menggunakan tooll Loic.

Gambar IV-9 Detail hasil pengujian web

dengan Loic

4.3.3.5.3. WebPageTest

Webpagetest adalah sebuah perangkat

lunak pengujian yang digunakan untuk mengukur

kecepatan loading suatu page pada pada suatu

aplikasi web. yaitu di www.webpagetest.org.

Gambar IV-10 Hasil pengujian web service

Page 11: JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093

12

Dari hasil pengujian diatas waktu rata-rata untuk

mengakses webservice 120 ms. Sehingga dapat di

simpulkan waktu akses dalam pengujian ini cukup baik.

4.3.4. Hasil Pengujian Kualitas Dari beberapa pengujian yang di lakukan

dengan beberapa tool maka hasil yang di dapatkan

oleh peneliti terlampir pada tabel berikut :

Tabel IV-4 Hasil Pengujian Kualitas

No Teknik

Pengujian

Keberhasilan Kriteria

1 Focus Group

Discussion (FGD)

100 % Diterima

keseluruhan

2 ISO 9126 82,53% Baik

3 Blackbox Testing

100 % Performance

Baik dan tingkat

keamanan

cukup baik

4.3.5. Kesimpulan Hasil Pengujian Kualitas

dan Pembuktian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian untuk

hipotesis dalam penelitian ini dibuktikan bahwa

kualitas perangkat lunak e-learning DIklat HSE

yang dihasilkan jika diukur berdasarkan kualitas

perangkat lunak model ISO 9126 melebihi

harapan semula yaitu Baik. Hasil akhir kualitas

perangkat lunak menurut responden adalah Baik

dengan persentase tanggapan responden sebesar

82,53%. Hasil akhir dari pengujian dengan

Blackbox testing adalah tidak ditemukan celah

pada aplikasi dan web service sehingga aman di

pakai oleh pengguna.

4.4. Implikasi Penelitian dan Evaluasi

Keseluruhan Berdasarkan hasil dalam penelitian ini,

maka dapat disusun implikasi penelitian yang

ditinjau dari aspek sistem, manajerial, dan aspek

penelitian lanjut. Implikasi dari aspek sistem

terkait dengan konsep strategik, taktis sampai

dengan teknis operasional, desain hardware,

software, dan infrastruktur yang diperlukan.

Implikasi dari aspek manajerial berkaitan dengan

terkait organisasi yang mungkin perlu

disempurnakan, sumber daya manusia yang perlu

ditingkatkan kompetensinya, strategi/kebijakan

serta aturan-aturan yang perlu dibuat untuk

mengatasi masalah atau meningkatkan

pengelolaan obyek penelitian berdasarkan

temuan-temuan dan interprestasi hasil penelitian.

Dan implikasi dari aspek penelitian lanjut

berkaitan dengan penelitian lanjutan yang

diperlukan untuk meningkatkan kualitas

penelitian sebelumnya.

4.4.1. Aspek Sistem

Untuk mengimplementasikan prototipe

e-learning Diklat HSE perlu dilakukan

peningkatan spesifikasi hardware yang digunakan

sebagai server. Aplikasi web service yang

dipasang di web server yang sudah ada dengan

alasan efisiensi dan hanya perlu peningkatan

spesifikasi hardware webserver di tingkatkan,

namun tetap mengadakan server lokal sebagai

cadangan untuk mengantisipasi terjadinya down

pada web server di hosting.

Berdasarkan tinjauan obyek penelitian dari

aspek organisasi dan sistem, untuk menentukan

apakah sistem yang sedang dirancang layak untuk

diterapkan dan dikembangkan perlu diadakan

studi kelayakan terhadap system informasi ini.

Studi kelayakan pada dasarnya dilaksanakan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi

pengguna sistem informasi yang akan dirancang.

Hasil dari studi kelayakan akan memaksimalkan

hasil yang akan ditampilkan pada system

informasi sumberdaya manusia yang baru.

Dengan mengesampingkan kelayakan finansial

karena tidak termasuk dalam ruang lingkup dari

penelitian, kelayakan sistem ini dapat ditinjau dari

segi:

1. Kelayakan Teknis

Dalam membangun sistem informasi

sumberdaya manusia ini dibutuhkan perangkat

komputer dan printer untuk mencetak

tampilan informasi.

2. Kelayakan Operasional

Dalam mengoptimalkan perolehan informasi

mengenai sistem informasi sumberdaya

manusia ini maka sistem yang akan dirancang

memerlukan beberapa faktor pendukung untuk

operasionalnya. Oleh karena system yang

dirancang berbasis komputer, maka pengguna

sebaiknya memahami penggunaan komputer

secara umum, sehingga akan lebih mudah

untuk menguasai penggunaan sistem ini.

Namun sistem ini dirancang dengan menu

menu yang user-friendly, sehingga tidak

membutuhkan waktu yang lama untuk

Page 12: JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093

13

mempelajarinya bahkan untuk orang awam

sekalipun. Pelatihan/training mengenai

penggunaan system ini juga tidak terlalu

signifikan untuk dilakukan. Berdasarkan

penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa

sistem aplikasi yang akan dirancang layak

untuk dikembangkan.

4.4.2. Aspek Manajerial Dari aspek manajerial untuk sistem e-

learning Diklat HSE pada PT Building And Plant

Safety Institute adalah adanya kemudahan untuk

mengelola e-learning pelatihan HSE yang

uptodate. Seorang admin atau instruktur dapat

mengelola pembelajaran sesuai dengan

kebutuhan. Kendala saat ini adalah materi

pelatihan yang akan di terapkan pada e-learning

disesuaikan dengan regulasi Kepmen 186/1999

tentang penerapan K3 di gedung dan di industry

sehingga instruktur tidak dapat membuat materi

pelatihan diluar regulasi tersebut dan dalam

bentuk e-learning. Dengan rancangan e-learning

ini, diharapkan memberi kemudahan bagi para

instruktur dan peserta dalam Diklat HSE.

Selain itu perlunya diadakan pelatihan

atau training mengenai tata cara penggunaan

sistem aplikasi e- learning kepada pengguna

sistem. Meskipun system yang dirancang ini

sangat sederhana, tetapi tidak semua pengguna

mengerti mengenai tata cara peggunaan sistem ini.

Untuk itu diperlukan arah semua pengguna baik

instruktur maupun peserta tertib dalam

menggunakan sistem e-learning seperti :

a. Admin wajib mengelola anggota sesuai

dengan permintaan,

b. Instruktur wajib menggungah matapelajaran,

materi, soal test Diklat on-line

c. Peserta wajib mengunduh materi pelatihan,

mengerjakan soal test on line sesuai jadwal

yang telah ditetapkan, jika lewat batas yang

telah ditetapkan maka peserta tersebut

dianggap tidak hadir.

4.4.3. Aspek Penelitian Lanjut Dengan adanya penelitian ini maka para

pihak akademis/staf ahli HSE bisa menggunakan

hasil penelitian sebagai referensi untuk penelitian

yang sejenis dan bisa lebih mengembangkan lagi

penelitian yang akan digunakan. Upaya untuk

meningkatkan penelitian berkaitan dengan

perancangan software aplikasi elearning DIklat

HSE dapat dilakukan dengan memperluas ruang

lingkup penelitian dan wawasan.

4.6. Rencana Implementasi Sistem

Rencana implementasi e-learning ini

merupakan tahap awal dari penerapan system dan

tujuan dari kegiatan implementasi sistem ini yaitu

agar sistem ini dapat beroperasi sesuai dengan

yang diharapkan. Tahap implementasi system

(system implementation) adalah tahap meletakkan

sistem supaya siap dioperasikan. Dapat dijelaskan

bahwa implementasi sistem merupakan tahap

akhir dalam siklus hidup pengembangan sistem

(SDLC). Dalam proses implementasi sistem

aplikasi e-learning Diklat HSE PT Building And

Plant Safety Institute diperlukan tim yang akan

melakukan proses implementasi, yang terdiri dari:

Profesional sistem yang merancang system, Para

pimpinan dan beberapa staff, user/pengguna,

programmer dan Teknisi. Tahapan dalam

perencanaan implementasi sistem yang dilakukan

untuk penerapan sistem aplikasi e-learning ini

adalah sebagai berikut:

Tabel IV-5 Rencana Implementasi Sistem

V PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian

yang telah dibahas di bab sebelumnya, maka

dalam penelitian perancangan prototipe e-learning

Diklat HSE ini dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Model analisis, perancangan dan implementasi

perangkat lunak untuk prototype e-learning

Diklat HSE berbasis web pada PT Building

And Plant Safety Institute akan membantu

proses pembelajaran & pelatihan lebih efektif

dan ekonomis guna mendukung pembelajaran

jarak jauh untuk mencapai kelulusan

kompetensi peserta dengan menggunakan

pegembangan prototype evolusioner.

2. Tingkat kualitas prototipe e-learning Diklat

HSE berbasis web yang dihasilkan

berdasarkan empat karakteristik model ISO

9126, yaitu: functionality, reliability, usability,

dan efficiency dengan kriteria Baik, dengan

persentase 82,53%. Pengujian Blackbox

Page 13: JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093

14

testing dengan menggunakan beberapa alat

bantu pengujian menunjukan kinerja prototipe

aplikasi Performance Baik, selain itu

penggunaan teknik Focus Group Discussion

(FGD) dapat diterima dengan baik serta di

setujui oleh responden yang terlibat dalam

pengujian.

3. Hasil dari penelitian ini adalah Software

Aplikasi e-learning Diklat HSE dapat

diterapkan langsung sebagai solusi pemecahan

masalah yang terjadi di PT Building

And Plant Safety Institute.

4. Rencan implementasi ini akan dilakukan

setelah system ini benar-benar valid dan

siap dijalankan serta memiliki sumber

daya manusia yang siap menangani dan

memelihara jika terjadi kendala aplikasi

DAFTAR PUSTAKA

[1] FIP UPI. Ilmu Pendidikan. Jakarta :

PT. Imperail Bhakti Utama. 2007.

[2] Munir. Pembelajaran Jarak Jauh

Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta,

2009.

[3] Nasrul Sjarief, Himpunan Peraturan

Perundang-undangan K3,

Depnakertrans RI, Jakarta, 2006.

[4] Dennis, Alan dan at.al. Systems

Analysis and Design with UML – 3rd Edition. John Wiley & Sons, Inc,

2009.

[5] Ferrinanto. Pemanfaatan Teknologi

Open Source Dalam

Pengembangan Proses Belajar Jarak

Jauh di Perguruan Tinggi.

Janapati, vol. 1, No.1, (Maret 2012) :

57.

[6] Ali, Taufik, Irsan. Pemanfaatan

Teknologi Multimedia Sebagai

Sarana Pendukung Interaksi Pada

Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web. Tesis. Sekolah

Pascasarjana Universitas Gajah Mada

Program Studi Magister Teknologi

Informasi (Januari 2008).

[7] Asfira, Metra, Cokorda. Aplikasi

Sistem Pendidikan Jarak Jauh Berbasis Web. Bandung : Computer

Network Research Group Institut

Teknologi Bandung (ITB), 1999.

[8] Moedjiono. Pedoman Penelitian,

Penyusunan dan Penilaian Tesis (V.5). Jakarta:

Universitas Budi

Luhur.http://www.pascasarjana.budiluh

ur.ac.id/2012/10/pedoman-tesispps-

ubl-v5-010112.(diakses tanggal 10

Pebruari 2013).

[9] ITS.E-Learning Syarat Menuju

Kelas Dunia.

www.its.ac.id/Elearning Syarat

Menuju Kelas Dunia – Institut

Teknologi Sepuluh Nopember

(ITS).html.

http://www.its.ac.id/berita.php?no

mer=5534. (diakses tanggal 15

Nopember 2012).

[10] Sugiyono. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta, 2012.