Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JURNAL IPSIKOM Vol. 4 NO. 2 Desember 2016 ISSN : 2338-4093
1
PROTOTIPE E-LEARNING GUNA MENDUKUNG PEMBELAJARAN DIKLAT
HEALTH SAFETY DAN ENVIRONMENT (HSE) JARAK JAUH : STUDI KASUS
PT BUILDING AND PLANT SAFETY INSTITUTE
Sayudi Saleh1, Prof. Dr. Moedjiono, M.Sc
2
Teknologi Sistem Informasi, Magister Ilmu Komputer, Universitas Budi Luhur
Jl. Raya Pasir Putih, Sawangan, Kota Depok, 13630. Indonesia.
Email1: [email protected], Email
ABSTRAK
Pembelajaran Diklat dapat memanfaatkan teknologi pendidikan jarak jauh sebagai alternatif
peserta diklat dapat mengakses bahan pelatihan dalam bentuk e-learning yang dikembangkan
dengan bahasa pemrograman PHP dan basisdata MySQL. Dalam rancangan prototipe aplikasi e
learning ini terlebih dahulu dilakukan analisa terhadap objek dengan metode Object Oriental
Analysis and Design, menggunakan metode prototype serta metode Pengujian validasi
menggunakan Focus Group Disscussion. Kualitas perangkat lunak yang dihasilkan diuji
berdasarkan perangkat lunak dengan mengadopsi ISO 9126, dengan empat karakteristik kualitas
yaitu: functionality, reliability, reliability dan usability dengan hasil presentase sebesar 82,53 %
adalah baik dengan menggunakan metode kuesioner dan pengujian keamanan dengan Loic
1.0.7.0, Acunetix Web Vulnerability Scanner dan WebPageTest dengan hasil testing performance
baik dan tingkat keamanannya yang baik.
Kata kunci: Pembelajaran Diklat, E-learning, PHP and MySQL, prototipe, Object Oriented
Analysis and Design, Focus Group Discussion, ISO 9126, Loic 1.0.7.0, Acunetix Web
Vulnerability Scanner dan WebPageTest.
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Di era globalisasi perusahaan-perusahaan
asing dapat melakukan kegiatan bisnisnya di
Indonesia secara bebas, sehingga akan tercipta
suatu kompetisi yang sangat kompetitif bagi
perusahaan-perusahaan nasional. Agar
perusahaan dapat bertahan, bersaing,
berkembang dan bahkan memenangkan
kompetisi yang ada, maka perusahaan harus
memiliki keunggulan bersaing di dalam bidang
bisnisnya. Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI)
yang menjanjikan “lebih baik, dan lebih cepat”
merupakan salah satu sarana yang efektif untuk
memiliki keunggulan persaingan tersebut.
PT Building And Plant Safety Institute
merupakan salah satu perusahaan dibawah
naungan Direktorat Jenderal Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi R.I yang terletak di
Gedung Nindya Karya Lt. 4 Ruang 401 Jalan
MT. Haryono Kav. 22 Jakarta Timur. Sampai
saat ini jumlah peserta pelatihan sudah mencapai
± 4.600 peserta dari berbagai daerah di Indonesia
sejak tahun 2001 s/d sekarang, perusahaan ini
bergerak di bidang jasa pelatihan dan konsultasi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk
pengembangan SDM pada industri dan
bangunan. Sesuai dengan visi perusahaan ini
terus melakukan perubahan dan perkembangan
teknologi informasi untuk meningkatkan mutu
dan layanan pendidikan dan pelatihan, sehingga
memerlukan peningkatan akan kualitas dan
kuantitas dari sarana dan prasarana yang
dikembangkan guna mendukung proses
pembelajaran dan pelatihan tersebut dimana saat
ini tantangan persaingan perusahaan semakin
besar yang perlu direspon dengan bijaksana.
Dari dampak globalisasi tersebut PT
Building And Plant Safety Institute harus
mengerti, memahami dan mampu
mengembangkan strategi-strategi survival yang
tepat untuk berkompetensi sehingga
perusahaan dapat bersaing dan kelangsungan
hidup dapat berjalan dalam jangka panjang.
Berdasarkan atas latar belakang
tersebut, maka pada penelitian ini akan
membahas desain dan implementasi suatu
model sistem pembelajaran dan pelatihan
berbasis teknologi dan komunikasi dengan e-
learning. Diharapkan kegiatan pelatihan yang
menggunakan e-learning akan kompetitif,
ekonomis, lebih efesien dan interaktif, walaupun
dibatasi oleh jarak dan waktu sehingga
mempercepat tercapainya nilai-nilai dalam
proses pembelajaran dan pelatihan di bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) guna
mendukung visi Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I untuk mencapai Indonesia
berbudaya K3, dimana penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) menjadi bagian dan
kebutuhan bagi masyarakat Indonesia.
1.2. Masalah Penelitian
1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas
terdapat identifikasi masalah penelitian yang akan
diangkat penulis sebagai berikut:
3
1. Motivasi belajar dan jumlah para peserta
dalam setiap diklat masih sangat minim,
karena hal ini dipengaruhi oleh biaya pelatihan
yang cukup mahal
2. Sistem penyelenggaraan diklat di perusahaan
ini masih menggunakan sistem konvensional,
maka perlunya membangun pembelajaran
diklat dengan sistem e-learning untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran walaupun
dibatasi oleh jarak dan waktu
3. Menjadikan perusahaan ini sebagai perusahaan
jasa pelatihan dibidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang pertama kali
dengan menerapkan sistem pembelajaran
diklat e-learning
1.2.2. Batasan Masalah Ruang lingkup permasalahan dari sistem
aplikasi e-learning PT Building And Plant Safety
Institute yang akan dirancang dibatasi sebagai
berikut:
1. Aplikasi yang akan dibuat berupa modul
adalah: login, administrator, peserta diklat,
instruktur, jadwal diklat, materi diklat, Soal
tugas online, Tanya Jawab (chatting).
2. Metode pengembangan sistem informasi
menggunakan tahapan model prototype. Pada
tahapan analisis dan perancangan ini
menggunakan tools Unified Modelling
Language (UML) dan tahapan implementasi
sistem akan menggunakan aplikasi open
source object oriented dengan apache web
server, database MySql Server, PHP
Framework Code Igniter. Proses implementasi
aplikasi e-learning akan dilakukan pada
jaringan internet.
3. Untuk melakukan pengujian sistem dilakukan
dengan pendekatan pengujian program yang
dibangun (e-learning) dengan melakukan FGD
(Forum Discussion Group) untuk
mendapatkan kebutuhan pengguna dan
pengujian kuliatas perangkat lunak ISO 9126
dengan metode Kuesioner. Pengujian
kehandalan perangkat lunak dengan Black box
Testing.
1.2.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah
dilakukan di PT Building And Plant Safety
Institute, maka rumusan masalah yang akan
dibahas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat prototipe e-learning
sistem pembelajaran diklat HSE dengan
pencapaian nilai kelulusan peserta pelatihan
tersebut dikembangkan?
2. Bagaimanakah hasil pengujian prototipe e-
learning sistem pembelajaran diklat HSE
tersebut dengan pendekatan menggunakan
model kualitas perangkat lunak menurut ISO
9126, Software black box testing, dan FGD
(Forum Group Discussion)?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan pelaksanaan dalam penelitian
adalah:
1. Menganalisa proses bisnis dan
permasalahannya yang sedang berjalan pada
PT Building And Plant Safety Institute
2. Merancang aplikasi e-learning yang interaktif
berbasis multimedia yang dapat menunjang
pembelajaran dan pelatihan berbasis komputer
dengan menggunakan metode pengembangan
sistem prototype dan menggunkan pendekatan
perancangan berorientasi obyek dengan
Unified Modelling Language (UML).
3. Mengimplementasikan hasil rancangan sistem
ke dalam aplikasi e-learning berbasis web
menggunakan bahasa pemrograman PHP dan
database MySQL.
4. Menguji kualitas sistem dari hasil
implementasi dengan menggunakan metode
Focus Group Discussion (FGD), dan Black
Box testing.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi para peserta diklat yang
berada di berbagai wilayah Indonesia khususnya
dalam pembelajaran, pendidikan dan pelatihan
bidang Keselamatan dan Kerja (K3) yang di
selenggarakan oleh PT Building And Plant Safety
Institute dapat mengikuti pelatihan dengan biaya
ekonomis.
II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA
KONSEP
2.1. Model Prototype Evolusioner
Pada penulisan ini penulis menggunakan
metode pengembangan prototype evolusioner
(evolutionary protoype).
2.2. Definisi E-learning
Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai
usaha untuk membuat sebuah tranformasi proses
belajar mengajar yang ada di sekolah atau
perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang
dijembatani oleh teknologi internet. Dalam
teknologi e-learning, semua proses belajar
4
mengajar yang biasa didapatkan didalam sebuah
kelas dilakukan secara live namun virtual. Dalam
hal ini, secara langsung pendidik saling
berkomunikasi dan saling berinteraksi pada
waktu yang sama namun tempat yang berbeda. [1]
2.3. Definisi Pembelajaran Jarak Jauh
Beberapa orang ahli mengungkapkan
pengertian pembelajaran jarak jauh, diantaranya
G. Dogmen, G. Mackenzie, E. Christensen, dan P.
Rigby [2] Menurut G. Dogmen pembelajaran jarak
jauh adalah pembelajaran yang menekankan
pada cara belajar mandiri (self study).
Belajar mandiri diorganisasikan secara
sistematis dalam menyajikan materi
pembelajaran, pemberian bimbingan kepada
pembelajar, dan pengawasan untuk
keberhasilan belajar pembelajar.
2.4. Definisi Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) Diklat adalah kependekan dari pendidikan
dan pelatihan, ditujukan untuk mengembangkan
sumber daya manusia dengan meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi
pegawai (negeri atau swasta). Pada masing-
masing kementerian atau departemen pasti
mempunyai lembaga diklat. Lembaga diklat
penyiaran misalnya, berada dan bertanggung
jawab kepada kementerian yang menangani
penyiaran (Kementerian Komunikasi dan
Informasi) yang tugasnya mengembangkan SDM
yang menangani penyiaran. [3]
2.5. Definisi Health Safety dan Environment
(HSE)
HSE (Health Safety Environment) atau di
beberapa perusahaan juga disebut EHS, HES,
SHE, K3LL (Keselamatan & Kesehatan Kerja dan
Lindung Lingkungan) dan SSHE (Security,
Safety, Health, Environment). Menerapkan HSE
di perusahaan sama halnya menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatn dan Kesehatan Kerja
(SMK3), pengertian SMK3 itu merupakan bagian
dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efesien dan
produktif. Sedangkan Keselamatn dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi K3 tenaga kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. [3]
2.6. Unified Modelling Language
Menurut Dennis, Unified Modeling
Language (UML) merupakan penggabungan
berbagai konsep terbaik dari pemodelan, yaitu
pemodelan data (entity-relationship diagram),
pemodelan bisnis (Workflow), pemodelan objek
dan komponennya. UML merupakan bahasa
standar untuk visualisasi, spesifikasi, konstruksi
dan pendokumentasian dari artifak dari sebuah
software, dan dapat digunakan untuk semua
tahapan dalam proses pengembangan system
mulai dari analisis, perancangan, sampai
implementasi. [4]
2.7. Focus Group Discussion FGD secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai suatu diskusi yang dilakukan secara
sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau
masalah tertentu. FGD juga dapat didefinisikan
adalah suatu proses pengumpulan data dan
informasi yang sistematis mengenai suatu
permasalahan tertentu yang sangat spesifik
melalui diskusi kelompok.[5]
2.8. Tinjauan Studi
Tinjauan studi berupa hasil dari beberapa
penulisan sebelumnya yang membahas e-learning
dalam proses pembelajaran jarak jauh, yaitu :
1. Ferrianto Gozali dan Billion Lo melakukan
penelitian, dengan tujuan penelitian adalah
memanfaatkan teknologi open source yang
tersedia saat ini dalam pengembangan proses
belajar jarak jauh khususnya di perguruan
tinggi. Aplikasi e-learning ini diharapkan
menjadi alternatif untuk kegiatan belajar
mengajar yang konvensional didalam kelas. [6]
2. Irsan Taufik Ali melakukan penelitian, dengan
tujuan penelitian adalah menghasilkan sebuah
antarmuka sistem dan aplikasi yang menarik
serta memberikan kemudahan dan
kenyamanan dalam berinteraks, dan mudah
digunakan serta mampu mendukung bentuk-
bentuk interaksi yang terjadi pada proses
penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh. [7]
3. Asfira Sagitri melakukan penelitian dengan
tujuan penelitian adalah menerapkan aplikasi-
aplikasi pendidikan jarak jauh berbasis web
pada situs situs pendidikan jarak jauh yang
dikembangkan dilingkungan AI3 Indonesia.
Aplikasi ini dikembangkan untuk mendukung
implementasi sistem pendidikan jarak jauh. [8]
2.9. Pola Pikir
Dapat dilihat pada gambar berikut :
Informasi
Sistem Aplikasi
1. Hardware
2. Software
3. Jaringan Internet
Kajian Teknologi
1. Analisis dan perancangan objek dengan UML
2. Pengkodean menggunakan PHP, Framework CI, MySql
Pendekatan Metode dengan Model Prototype
1. Transaksi Training on-line (e-learning)
2. Data peserta
3. Data materi pelatihan
4. Data nilai tugas
Input
1. Peserta
2. Instruktur
3. Administrator
4. Pimpinan
Lingkungan Pengguna
Basis data
E-Learning Laporan
Sistem Aplikasi E-Learning Diklat
Sistem Pengujian Perangkat Lunak
5
2.5. Hipotesis Berdasarkan dari kajian teoritis dan
kerangka konsep yang telah dikemukakan, dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Diduga pembuatan e-learning akan
membantu proses pembelajaran & pelatihan
lebih efektif dan ekonomis khususnya di PT
Building And Plant Safety Institute
menggunakan metode dengan model ptototype
yang menyediakan informasi dan data yang
diperlukan oleh peserta dalam pelatihan HSE
serta sistem diklat dengan pencapaian nilai
kelulusan peserta pelatihan
2. Diduga kualitas perangkat lunak Prototipe
pembelajaran diklat HSE pada PT Building
And Plant Safety Institute berbasis web yang
dihasilkan dapat diukur berdasarkan kualitas
perangkat lunak model ISO 9126 adalah baik,
serta berdasarkan hasil pengujian perangkat
lunak Black Box Testing dan Focus Group
Discussion adalah baik.
III METODOLOGI DAN RANCANGAN
PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
metode penelitian terapan untuk menganalisa dan
merancang Prototipe E-learning Guna
Mendukung Pembelajaran Diklat Health Safety
dan Environment (HSE) Jarak Jauh di PT
Building And Plant Safety Institute. Penelitian
Terapan (yang hasilnya dapat langsung diterapkan
untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi).[9]
3.2. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah purposive sampling, Teknik
sampling purposive merupakan “teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu”. Teknik ini
bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan
sampel dengan menentukan terlebih dahulu
jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian
pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan
tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang
dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan.[10]
3.3. Metode Pengumpulan Data Apabila menggunakan metode pengumpulan
data dengan pengamatan/observasi maka
dijelaskan secara rinci obyek yang diamati, apa
saja yang diobservasi, cara mengobservasi dan
hasil observasi yang diharapkan. Apabila
menggunakan metode pengumpulan dengan
kuesioner, wawancara, pengujian/test agar
dicantumkan rancangan bahan kuesioner,
wawancara maupun pengujian yang akan
dilaksanakan.
3.4. Teknik Analisis dan teknik perancangan Teknik analisis dan teknik perancangan yang
digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan Object Oriented
Analysis (OOA) atau analisis berorientasi obyek,
dan menggunakan Unified Modelling Language
(UML).
3.5. Teknik Pengujian Sistem
3.5.1. Pengujian dengan FGD (Forum Group
Discussion) Pengujian sistem menggunakan metode
FGD (Focus Group Discussion) ini di lakukan
dengan cara melakukan test langsung terhadap
sistem dari dalam sistem, yaitu di lakukan oleh
pengguna Sistem Informasi Diklat berbasis web
(online) dengan melakukan login dan melakukan
testing terhadap modul-modul yang ada sehingga
dapat di ketahui apakah sistem memenuhi
kebutuhan pada perusahaan tersebut.
3.5.2. Pengujian Kualitas dengan ISO 9126
Pengujian kualitas sistem dilakukan untuk
menguji tingkat kualitas perangkat lunak sistem
informasi yang dihasilkan berdasarkan empat
karakteristik kualitas perangkat lunak yang
terdapat pada ISO 9126, yaitu functionality,
reliability, usability, dan efficiency.
Teknik pengujian kualitas yang
dilakukan dalam penelitian ini dengan pendekatan
black-box testing menggunakan kuesioner.
Kriteria pemilihan karakteristik responden sebagai
sampel penelitian untuk pengujian kualitas
perangkat lunak ini berdasarkan tingkatan
pengguna yang akan mengakses aplikasi E-
learning Pembelajaran Diklat HSE. Responden
tersebut yaitu Pimpinan, Instruktur, Staf Ahli, dan
Peserta pelatihan.
6
3.6. Langkah-langkah Penelitian Dalam pengembangan sistem informasi,
keseluruhan proses yang dilalui harus melalui
beberapa tahapan. Maka tahapan pelaksanaan
penelitian dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Gambar III-1. Langkah-langkah Penelitian
IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1. Analisis Sistem
Dalam melakukan proses analisis sistem
ini nantinya akan menjawab semua pertanyaan
apa yang akan dikerjakan oleh sistem, kemudian
siapa saja yang menggunakan sistem serta kapan
sistem akan digunakan. Kegiatan analisis sistem
ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
analisis beriorientasi obyek untuk sistem yang
akan dirancang artinya menitik beratkan kepada
fungsionalitas sistem yang sedang berjalan. Dari
hasil analisis sistem yang berjalan akan
divisualisasi dan di dokumentasikan dengan
Unified Modeling Language (UML).
4.1.1. Analisis Proses Bisnis Sistem yang
Berjalan Analisis proses bisnis dari sistem
pelatihan yang sedang berjalan dilakukan untuk
mendapatkan informasi tentang bagaimana pihak
perusahaan melakukan aktivitas pengolahan data
dan melakukan proses pelatihan HSE yang
mendukung dalam pengembangan sistem.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi,
diperoleh data dan dokumen terkait proses sistem
yang akan dirancang.
4.1.1.1. Proses Pelatihan Proses sistem pelatihan yang sedang
berjalan di PT Building And Plant Safety Institute
saat ini masih menggunakan metode konvensional
yaitu pembelajaran pelatihan pada satu tempat
atau dalam satu kelas. Prosedur yang berjalan
dalam proses pelatihan PT Building And Plant
Safety Institute sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan proses pelatihan, terlebih
dahulu peserta melakukan registrasi sebagai
peserta pelatihan, kemudian mengisi form
biodata untuk mengambil jenis pelatihan yang
dibutuhkan, lalu proses pembayaran dilakukan
via transfer atau cash di saat hari pertama
pelatihan berlangsung. Setelah proses
pembayaran, maka peserta akan diberikan
surat konfirmasi pendaftaran pelatihan terkait
mengenai tempat, ruang, alamat pelatihan, jam
pelatihan dan lama waktu pelatihan
diselenggarakan yang telah ditetapkan oleh PT
Building And Plant Safety Institute.
2. Setiap pengajar/instruktur akan diberikan
informasi dari bagian pelatihan meliputi:
jadwal mengajar, jumlah/daftar hadir peserta,
daftar hadir pengajar/instruktur, serta
tempat/ruang kelas pelatihan yang telah
ditentukan oleh bagian pelatihan. Setelah
selesai pelatihan tersebut maka ada form
evaluasi hasil pelatihan dari para peserta untuk
dilakukan tindak perbaikan oleh manajemen
perusahaan.
4.1.2. Analisis Kebutuhan Fungsional, Non
Fungsional dan Pengguna
4.1.2.1. Analisis Kebutuhan Fungsional Pada analisis kebutuhan fungsional
sistem aplikasi e-learning didasarkan pada data
observasi langsung, data wawancara serta user
requirement pada PT Building And Plant Safety
Institute. Tahapan selanjutnya adalah menyusun
kebutuhan fungsional yang didasarkan pada
kebutuhan user yang tujuannya untuk mengatasi
permasalahan yang ada. Pada tahapan analisis
kebutuhan fungsional sistem akan membahas
tentang fungsi-fungsi yang akan diperlukan dalam
pembangunan sistem. Hal ini dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan data dan informasi yang
diperlukan oleh user berdasarkan analisis
kebutuhan pengguna. Berdasarkan hasil analisis
TAHAPAN PERSIAPAN
Studi Pustaka
TAHAPAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENGGUNA
Wawancara Kuesioner
TAHAPAN PEMBUATAN PROTOTYPE
DESIGN PROTOTYPE
Design Model Spesifikasi Sistem
ANALISA SISTEM
1. Membuat Activity Diagram 2. Membuat Sequence Diagram
3. Membuat Class Diagram
Design Model Database
1. Membuat ER Diagram
2. Membuat Database
Design Interface Aplikasi
Membuat Interface Aplikasi
TAHAPAN IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
1. Implementasi Database 2. Menulis Kode Program
3. Implementasi Jaringan Lokal
Pengujian dan Validasi
1. Focus Group Discussion (FGD) 2. ISO 9126
3. Black Box Testing
Implementasi
Membuat
Use Case Diagram
TAHAPAN
EVALUASI
Prototype
diterima?
Pembuatan
Laporan
7
proses bisnis, identifikasi kebutuhan data dan
informasi, maka dianalisis juga beberapa fungsi
yang harus tersedia di dalam sistem. Hal ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang
diperlukan pengguna. Jadi setiap fungsi yang
diusulkan akan diberi kode sehingga dapat
mempermudah indentifikasi pada saat
implementasi dan penyusunan dokumen.
Spesifikasi daftar kebutuhan ini sudah disetujui
oleh pimpinan PT Building And Plant Safety
Institute. Berikut ini adalah kebutuhan fungsional
sistem yang dibutuhkan:
1. Aplikasi e-learning berbasis web untuk
institusi.
2. Login. Administrator mempunyai username
dan password, untuk dapat mengubah isi dari
website e-learning, mengedit data,
menginputkan data dan meng-update semua
informasi.
3. Melihat informasi website e-learning. Yaitu
melihat data peserta yang sudah terdaftar,
melihat jenis pelatihan, mata pelajaran
pelatihan, melihat berita/informasi, melihat
data instruktur serta meng update datanya
dengan akurat dan setiap saat.
4. Sistem dapat melakukan proses pembelajaran
jarak jauh yang dilakukan oleh instruktur dan
peserta.
5. Pengaturan hak akses untuk user level yang
berbeda.
6. Sistem harus dapat mengedit, menghapus, dan
menambah data mata pelajaran, peserta dan
instruktur.
7. Sistem harus dapat menampilkan profil user.
8. Sistem harus dapat mengatur keanggotaan
pengguna aplikasi.
9. Pengaturan, sistem harus dapat di sesuaikan
dengan pengaturan yang sewaktu-waktu dapat
berubah seperti : materi soal test kompetensi,
dan penambahan jenis pelatihan HSE.
4.1.2.2. Analisis Kebutuhan Non Fungsional Berikut ini adalah daftar kebutuhan
nonfungsional sistem. Kebutuhan ini adalah
kebutuhan yang berisi perilaku yang dimiliki oleh
sistem sebagai berikut:
1. Operasional
2. Keamanan
3. Performansi
4. Portabilitas
5. Sistem harus mudah digunakan dan mudah
dipelajari.
4.1.2.3. Analisis Pengguna
Dari hasil identifikasi kebutuhan
fungsional melalui wawancara serta observasi di
dapatkan spesifikasi pengguna dan fungsi yang
diperoleh masing-masing pengguna. Tingkatan
pengguna ditujukan untuk mengamankan basis
data dari pengguna yang tidak berhak serta
membatasi dengan hak akses user. Untuk
mendapatkan hak akses sesuai dengan tingkatan
pengguna melalui dengan Login pada sistem
aplikasi e-learning menggunakan username dan
password yang telah diberikan. Analisa pengguna
dan hak akses untuk tiap masing-masing user /
pengguna dijabarkan pada tabel berikut :
Tabel IV-1 Tingkatan Pengguna dan Hak Akses
Pengguna No Tingkatan
Pengguna
Hak Akses Pengguna
1. Administrator Dapat mengakses seluruh
kegiatan didalam sistem
kecuali kegiatan proses pembelajaran jarak jauh
2. Pimpinan Dapat melihat kegiatan
pembelajaran jarak jauh
meliputi lihat data peserta, Berita Pelatihan, melihat data
instruktur, dan materi
pelatihan yang disampaikan
oleh instruktur
3. Instruktur Memiliki otoritas akses penuh terhadap materi
pelatihan, melihat data
peserta yang mengikuti pelatihan, menambah,
mengubah, menghapus
materi pelatihan, membuat
soal tugas tes kompetensi,
melakukan proses interaksi
kepada peserta untuk
menjawab pertanyaan
4. Peserta Dapat melakukan proses
pembelajaran jarak jauh,
melihat data profil peserta, melihat materi pelatihan,
menjawab soal tugas, melihat
materi video multimedia, mengunduh materi pelatihan,
melihat nilai tes kompetensi,
melakukan proses Tanya jawab / berdiskusi kepada
instruktur
4.1.2.4. Use Case Diagram
Berdasarkan spesifikasi kebutuhan
fungsional dan actor yang terlibat dalam sistem,
maka dapat dimodelkan dengan use case diagram.
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas
yang diharapkan dari sebuah system..
8
Gambar IV-1 Actor sistem aplikasi e-learning
Gambar IV-2 Use Case Pengguna Sistem
4.2. Perancangan Sistem
4.2.1. Perancangan Spesifikasi Program
4.2.1.1. Class Diagram Class Diagram merupakan
penggambaran grafis mengenai obyek statis dari
system yang menunjukkan class-class obyek yang
menyusun sistem beserta hubungan antara kelas
obyek tersebut. Berikut ini class diagram untuk
prototipe aplikasi e-learning Diklat HSE di PT
Building And Plant Safety Institute yang
dirancang:
Gambar IV-3 Class Diagram
4.2.1.2. Deployment Diagram
Deployment diagram seperti gambar
berikut :
Gambar IV-4 Deployment diagram Sistem
Aplikasi E-learning
4.2.2. Perancangan Basis data Model basisdata terlebih dahulu seperti
pada gambar berikut :
Ket :
*) primery key
9
Gambar IV-5 Rancangan Model Basisdata
Aplikasi E-learning
4.2.3. Perancangan Infrastruktur Architecture
Gambar IV-6 Infrastruktur Sistem
4.3. Kontruksi Sistem
Tahapan konstruksi sistem dilakukan setelah
hasil analisis dan perancangan sudah disetujui
oleh stakeholder, dalam hal ini adalah PT
Building And Plant Safety Institute yang dibantu
oleh Tim IT.
4.3.1. Lingkungan Konstruksi Spesifikasi
Hardware
Processor: Minimum Core2Duo
3,0Ghz
Memory: Minimum 4 GB
DDR3
Hardisk : > 40 GB
Sistem
Operasi
Windows/linux
Basis Data mySql
Spesifikasi
Software
Bahasa pemograman php
Notepad ++
4.3.2. Konstruksi user interface Pada konstruksi User Interface, peneliti
menampilkan beberapa rancangan gambar
tampilan yang akan di gunakan pada Software
Aplikasi e-learning Diklat HSE.
1. Tampilan Login Admin
2. Tampilan Utama Aplikasi E-learning
3. Tampilan halaman login untuk pengguna
4. Tampilan Pendaftaran Anggota Baru
5. Tampilan Pendaftaran Konsultasi
10
6. Tampilan Data Instruktur
4.3.3. Pengujian Validasi
Pada tahap pengujian selanjutnya adalah
proses pengujian perangkat lunak, dimana proses
pengujian ini dilakukan untuk memastikan apakah
perangkat lunak yang telah dibuat sesuai dengan
kebutuhan. Pengujian validasi untuk menguji
apakah spesifikasi kebutuhan fungsional sudah
sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pengujian
perangkat lunak ini metode yang digunakan
adalah Focus Group Discussion (FGD), kualitas
perangkat lunak model ISO 9126 serta
berdasarkan hasil pengujian perangkat lunak
Black Box Testing adalah baik.
4.3.3.1 Proses Pelaksanaan FGD Kegiatan Focus Group Discussion
dilaksanakan di Ruang rapat PT Building And
Plant Safety Institute di mana peneliti
mengundang 6 orang dari berbagai kalangan pada
tanggal 10 Desember 2014 pukul 10.00-11.30
WIB. 6 orang responden.
Gambar IV-7 Pelaksanaan Focus Group Discussion
4.3.3.2. Hasil Pengujian Validasi
A. Hasil Pengujian Validasi Fungsi
Keseluruhan Sistem
Tabel IV-2 Hasil Pengujian Validasi Fungsi
Keseluruhan Sistem dengan Focus Group
Discussion No Hasil Tanggapan
Responden
Kesimpulan
1. Bagaimana pendapat
Anda tentang Aplikasi
E-learning Diklat HSE
berfungsi menyediakan
data dan informasi
training bagi peserta
secara cepat dan akurat ?
Tanggapan Responden
Dari hasil pengujian
semua responden memberikan tanggapan
bahwa aplikasi
Elearning yang dirancang dapat
menampilkan informasi
memiliki respon yang
cepat atau kurang dari 5
detik, namun ada
responden
mengharapkan tampilan /
contentnya
disempurnakan lagi.
Setuju
2. Aplikasi E-learning Diklat HSE di PT
Building And Plant
Safety Institute dapat berfungsi meningkatkan
kecepatan layanan
informasi training Diklat
HSE ?
Tanggapan Respond
Dari beberapa
responden, dengan
terbentuknya system e-
learning diklat HSE ini
dapat membantu para
peserta/pemerhati HSE mendapatkan informasi
training uptodate yang
begitu cepat di berbagai daerah.
Setuju
4.3.3.3. Kesimpulan Hasil Pengujian Validasi
dan Pembuktian Hipotesis Berdasarkan hasil FGD, maka dapat
disimpulkan bahwa prototipe E-learning Diklat
HSE menyatakan protoyipe tersebut sudah sesuai
dengan spesifikasi kebutuhan fungsional yang
dibutuhkan pengguna. Dengan demikian
berdasarkan hasil analisis, perancangan dan
kontruksi perangkat lunak untuk E-learning
Diklat HSE berbasis web pada PT. building and
plant safety institute dengan menggunakan
metode prototipe evolusioner dapat berfungsi
menyediakan data dan informasi yang di butuhkan
oleh para pengguna dalam merencanakan
11
pendidikan dan pelatihan HSE secara online,
sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini
sudah terbukti.
4.3.3.4. Pengujian Dengan ISO 9126 Pengujian kualitas ISO 9126 ini terdiri
dari dua bagian, yaitu: tingkat kualitas masing-
masing aspek berdasarkan empat karakterik ISO
9126, dan tingkat kualitas secara keseluruhan dari
empat karakteristik ISO 9126.
Tabel IV-3 Hasil Pengujian Kualitas
Aspek Skor
Aktual
Skor
Ideal
%
Skor
Aktual
Kriteria
Functionality 146 180 81,11% Baik
Reliability 123 150 82,00% Baik
Usability 200 240 83,33% Baik
Efficiency 51 60 85,00% Sangat
Baik
Total 520 630 82,53% Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa tingkat kualitas prototipe e-
learning Diklat HSE berbasis web ini secara
keseluruhan dalam kriteria Baik, dengan
persentase 82,53%. Aspek kualitas tertinggi
adalah berdasarkan aspek Efficiency dengan
persentase sebesar 85%, sedangkan aspek kualitas
terendah adalah dari aspek Functionality dengan
persentase sebesar 81,11%.
4.3.3.5. Pengujian dengan Blackbox Testing
Pengujian kualitas untuk mengetahui
tingkat kualitas perangkat lunak software aplikasi
e-learning yang dihasilkan dalam penelitian ini.
Metode yang digunakan dengan pendekatan
black-box testing menggunakan beberapa tool
berikut :
1. Acunetix Web Vulnerability Scanner
2. Loic 1.0.7.0
3. WebPageTest
4.3.3.5.1. Acunetix Web Vulnerability Scanner Acunetix adalah sebuah software yang
didesain untuk melakukan pengecekan terhadap
celah keamanan pada aplikasi yang berbasis web
yang dapat disusupi oleh penyerang yang
kemungkinan akan memasuki sistem dan
menyalahgunakan data.
Gambar IV-8 Detail hasil pengujian web dengan
Acunetix
4.3.3.5.2. Loic 1.0.7.0 Loic adalah aplikasi perangkat lunak
atau tool yang di gunakan para pentester untuk
menguji kekuatan aplikasi berbasis web terhadap
serangan dari DDoS. Berikut ini hasil pengujian
menggunakan tooll Loic.
Gambar IV-9 Detail hasil pengujian web
dengan Loic
4.3.3.5.3. WebPageTest
Webpagetest adalah sebuah perangkat
lunak pengujian yang digunakan untuk mengukur
kecepatan loading suatu page pada pada suatu
aplikasi web. yaitu di www.webpagetest.org.
Gambar IV-10 Hasil pengujian web service
12
Dari hasil pengujian diatas waktu rata-rata untuk
mengakses webservice 120 ms. Sehingga dapat di
simpulkan waktu akses dalam pengujian ini cukup baik.
4.3.4. Hasil Pengujian Kualitas Dari beberapa pengujian yang di lakukan
dengan beberapa tool maka hasil yang di dapatkan
oleh peneliti terlampir pada tabel berikut :
Tabel IV-4 Hasil Pengujian Kualitas
No Teknik
Pengujian
Keberhasilan Kriteria
1 Focus Group
Discussion (FGD)
100 % Diterima
keseluruhan
2 ISO 9126 82,53% Baik
3 Blackbox Testing
100 % Performance
Baik dan tingkat
keamanan
cukup baik
4.3.5. Kesimpulan Hasil Pengujian Kualitas
dan Pembuktian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian untuk
hipotesis dalam penelitian ini dibuktikan bahwa
kualitas perangkat lunak e-learning DIklat HSE
yang dihasilkan jika diukur berdasarkan kualitas
perangkat lunak model ISO 9126 melebihi
harapan semula yaitu Baik. Hasil akhir kualitas
perangkat lunak menurut responden adalah Baik
dengan persentase tanggapan responden sebesar
82,53%. Hasil akhir dari pengujian dengan
Blackbox testing adalah tidak ditemukan celah
pada aplikasi dan web service sehingga aman di
pakai oleh pengguna.
4.4. Implikasi Penelitian dan Evaluasi
Keseluruhan Berdasarkan hasil dalam penelitian ini,
maka dapat disusun implikasi penelitian yang
ditinjau dari aspek sistem, manajerial, dan aspek
penelitian lanjut. Implikasi dari aspek sistem
terkait dengan konsep strategik, taktis sampai
dengan teknis operasional, desain hardware,
software, dan infrastruktur yang diperlukan.
Implikasi dari aspek manajerial berkaitan dengan
terkait organisasi yang mungkin perlu
disempurnakan, sumber daya manusia yang perlu
ditingkatkan kompetensinya, strategi/kebijakan
serta aturan-aturan yang perlu dibuat untuk
mengatasi masalah atau meningkatkan
pengelolaan obyek penelitian berdasarkan
temuan-temuan dan interprestasi hasil penelitian.
Dan implikasi dari aspek penelitian lanjut
berkaitan dengan penelitian lanjutan yang
diperlukan untuk meningkatkan kualitas
penelitian sebelumnya.
4.4.1. Aspek Sistem
Untuk mengimplementasikan prototipe
e-learning Diklat HSE perlu dilakukan
peningkatan spesifikasi hardware yang digunakan
sebagai server. Aplikasi web service yang
dipasang di web server yang sudah ada dengan
alasan efisiensi dan hanya perlu peningkatan
spesifikasi hardware webserver di tingkatkan,
namun tetap mengadakan server lokal sebagai
cadangan untuk mengantisipasi terjadinya down
pada web server di hosting.
Berdasarkan tinjauan obyek penelitian dari
aspek organisasi dan sistem, untuk menentukan
apakah sistem yang sedang dirancang layak untuk
diterapkan dan dikembangkan perlu diadakan
studi kelayakan terhadap system informasi ini.
Studi kelayakan pada dasarnya dilaksanakan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi
pengguna sistem informasi yang akan dirancang.
Hasil dari studi kelayakan akan memaksimalkan
hasil yang akan ditampilkan pada system
informasi sumberdaya manusia yang baru.
Dengan mengesampingkan kelayakan finansial
karena tidak termasuk dalam ruang lingkup dari
penelitian, kelayakan sistem ini dapat ditinjau dari
segi:
1. Kelayakan Teknis
Dalam membangun sistem informasi
sumberdaya manusia ini dibutuhkan perangkat
komputer dan printer untuk mencetak
tampilan informasi.
2. Kelayakan Operasional
Dalam mengoptimalkan perolehan informasi
mengenai sistem informasi sumberdaya
manusia ini maka sistem yang akan dirancang
memerlukan beberapa faktor pendukung untuk
operasionalnya. Oleh karena system yang
dirancang berbasis komputer, maka pengguna
sebaiknya memahami penggunaan komputer
secara umum, sehingga akan lebih mudah
untuk menguasai penggunaan sistem ini.
Namun sistem ini dirancang dengan menu
menu yang user-friendly, sehingga tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk
13
mempelajarinya bahkan untuk orang awam
sekalipun. Pelatihan/training mengenai
penggunaan system ini juga tidak terlalu
signifikan untuk dilakukan. Berdasarkan
penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa
sistem aplikasi yang akan dirancang layak
untuk dikembangkan.
4.4.2. Aspek Manajerial Dari aspek manajerial untuk sistem e-
learning Diklat HSE pada PT Building And Plant
Safety Institute adalah adanya kemudahan untuk
mengelola e-learning pelatihan HSE yang
uptodate. Seorang admin atau instruktur dapat
mengelola pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan. Kendala saat ini adalah materi
pelatihan yang akan di terapkan pada e-learning
disesuaikan dengan regulasi Kepmen 186/1999
tentang penerapan K3 di gedung dan di industry
sehingga instruktur tidak dapat membuat materi
pelatihan diluar regulasi tersebut dan dalam
bentuk e-learning. Dengan rancangan e-learning
ini, diharapkan memberi kemudahan bagi para
instruktur dan peserta dalam Diklat HSE.
Selain itu perlunya diadakan pelatihan
atau training mengenai tata cara penggunaan
sistem aplikasi e- learning kepada pengguna
sistem. Meskipun system yang dirancang ini
sangat sederhana, tetapi tidak semua pengguna
mengerti mengenai tata cara peggunaan sistem ini.
Untuk itu diperlukan arah semua pengguna baik
instruktur maupun peserta tertib dalam
menggunakan sistem e-learning seperti :
a. Admin wajib mengelola anggota sesuai
dengan permintaan,
b. Instruktur wajib menggungah matapelajaran,
materi, soal test Diklat on-line
c. Peserta wajib mengunduh materi pelatihan,
mengerjakan soal test on line sesuai jadwal
yang telah ditetapkan, jika lewat batas yang
telah ditetapkan maka peserta tersebut
dianggap tidak hadir.
4.4.3. Aspek Penelitian Lanjut Dengan adanya penelitian ini maka para
pihak akademis/staf ahli HSE bisa menggunakan
hasil penelitian sebagai referensi untuk penelitian
yang sejenis dan bisa lebih mengembangkan lagi
penelitian yang akan digunakan. Upaya untuk
meningkatkan penelitian berkaitan dengan
perancangan software aplikasi elearning DIklat
HSE dapat dilakukan dengan memperluas ruang
lingkup penelitian dan wawasan.
4.6. Rencana Implementasi Sistem
Rencana implementasi e-learning ini
merupakan tahap awal dari penerapan system dan
tujuan dari kegiatan implementasi sistem ini yaitu
agar sistem ini dapat beroperasi sesuai dengan
yang diharapkan. Tahap implementasi system
(system implementation) adalah tahap meletakkan
sistem supaya siap dioperasikan. Dapat dijelaskan
bahwa implementasi sistem merupakan tahap
akhir dalam siklus hidup pengembangan sistem
(SDLC). Dalam proses implementasi sistem
aplikasi e-learning Diklat HSE PT Building And
Plant Safety Institute diperlukan tim yang akan
melakukan proses implementasi, yang terdiri dari:
Profesional sistem yang merancang system, Para
pimpinan dan beberapa staff, user/pengguna,
programmer dan Teknisi. Tahapan dalam
perencanaan implementasi sistem yang dilakukan
untuk penerapan sistem aplikasi e-learning ini
adalah sebagai berikut:
Tabel IV-5 Rencana Implementasi Sistem
V PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian
yang telah dibahas di bab sebelumnya, maka
dalam penelitian perancangan prototipe e-learning
Diklat HSE ini dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Model analisis, perancangan dan implementasi
perangkat lunak untuk prototype e-learning
Diklat HSE berbasis web pada PT Building
And Plant Safety Institute akan membantu
proses pembelajaran & pelatihan lebih efektif
dan ekonomis guna mendukung pembelajaran
jarak jauh untuk mencapai kelulusan
kompetensi peserta dengan menggunakan
pegembangan prototype evolusioner.
2. Tingkat kualitas prototipe e-learning Diklat
HSE berbasis web yang dihasilkan
berdasarkan empat karakteristik model ISO
9126, yaitu: functionality, reliability, usability,
dan efficiency dengan kriteria Baik, dengan
persentase 82,53%. Pengujian Blackbox
14
testing dengan menggunakan beberapa alat
bantu pengujian menunjukan kinerja prototipe
aplikasi Performance Baik, selain itu
penggunaan teknik Focus Group Discussion
(FGD) dapat diterima dengan baik serta di
setujui oleh responden yang terlibat dalam
pengujian.
3. Hasil dari penelitian ini adalah Software
Aplikasi e-learning Diklat HSE dapat
diterapkan langsung sebagai solusi pemecahan
masalah yang terjadi di PT Building
And Plant Safety Institute.
4. Rencan implementasi ini akan dilakukan
setelah system ini benar-benar valid dan
siap dijalankan serta memiliki sumber
daya manusia yang siap menangani dan
memelihara jika terjadi kendala aplikasi
DAFTAR PUSTAKA
[1] FIP UPI. Ilmu Pendidikan. Jakarta :
PT. Imperail Bhakti Utama. 2007.
[2] Munir. Pembelajaran Jarak Jauh
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta,
2009.
[3] Nasrul Sjarief, Himpunan Peraturan
Perundang-undangan K3,
Depnakertrans RI, Jakarta, 2006.
[4] Dennis, Alan dan at.al. Systems
Analysis and Design with UML – 3rd Edition. John Wiley & Sons, Inc,
2009.
[5] Ferrinanto. Pemanfaatan Teknologi
Open Source Dalam
Pengembangan Proses Belajar Jarak
Jauh di Perguruan Tinggi.
Janapati, vol. 1, No.1, (Maret 2012) :
57.
[6] Ali, Taufik, Irsan. Pemanfaatan
Teknologi Multimedia Sebagai
Sarana Pendukung Interaksi Pada
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web. Tesis. Sekolah
Pascasarjana Universitas Gajah Mada
Program Studi Magister Teknologi
Informasi (Januari 2008).
[7] Asfira, Metra, Cokorda. Aplikasi
Sistem Pendidikan Jarak Jauh Berbasis Web. Bandung : Computer
Network Research Group Institut
Teknologi Bandung (ITB), 1999.
[8] Moedjiono. Pedoman Penelitian,
Penyusunan dan Penilaian Tesis (V.5). Jakarta:
Universitas Budi
Luhur.http://www.pascasarjana.budiluh
ur.ac.id/2012/10/pedoman-tesispps-
ubl-v5-010112.(diakses tanggal 10
Pebruari 2013).
[9] ITS.E-Learning Syarat Menuju
Kelas Dunia.
www.its.ac.id/Elearning Syarat
Menuju Kelas Dunia – Institut
Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS).html.
http://www.its.ac.id/berita.php?no
mer=5534. (diakses tanggal 15
Nopember 2012).
[10] Sugiyono. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta, 2012.