18
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2013 ISSN 2087-9016 Jurnal S S A A N N T T I I A A J J I I P P E E N N D D I I D D I I K K A A N N Diterbitkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar J J S S P P ISSN 2087 - 9016

Jurnal JSP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

[

Citation preview

  • Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2013 ISSN 2087-9016

    Jurnal SSAANNTTIIAAJJII PPEENNDDIIDDIIKKAANN

    Diterbitkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Mahasaraswati Denpasar

    JJSSPP

    ISSN 2087 - 9016

  • Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2013 ISSN 2087-9016

    2

    JURNAL SANTIAJI PENDIDIKAN

    (JSP) Volume 3, Nomor 1, Januari 2013, hlm. 1 - 118

    JSP terbit dua kali setahun pada bulan Januari, dan Juli. JSP berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian pustaka dalam bidang pendidikan.

    Susunan Organisasi Pengelola

    Ketua Penyunting Prof. Dr. Sang Putu Kaler Surata, MS

    Wakil Ketua Penyunting

    I Nyoman Adi Susrawan, S.Pd., M.Pd.

    Penyunting Pelaksana Ida Bagus Ari Arjaya, S.Pd., M.Pd.

    I Gde Putu Agus Pramerta, S.Pd., M.Pd. Ni Luh Putu Dian Sawitri, S.Pd., M.Pd.

    I Made Darma Atmaja, S.Pd.

    Pelaksana Administrasi, Distribusi & Keuangan Dra. Dewa Ayu Puspawati, M.Si. Dra. Ni Luh Sukanadi, M.Hum.

    Kadek Rahayu Puspadewi, S.Pd., M.Pd.

    Alamat Penyunting, dan Administrasi : Kantor Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mahasaraswati Denpasar, Jalan Kamboja 11A Denpasar-Bali. Kode Pos 80000, Telp/Faks: 0361-240985; email: [email protected]

    JURNAL SANTIAJI PENDIDIKAN, diterbitkan sejak Januari 2011 oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar.

    Penulisan Naskah JSP. Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik sesuai dengan format yang tercantum pada halaman belakang. Naskah yang masuk dievaluasi, dan disunting untuk keseragaman format, istilah dan tata cara lainnya.

  • Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2013 ISSN 2087-9016

    3

    PRAKATA

    Rendahnya mutu pendidikan menyebabkan pemerintah harus merevolusi

    sistem pendidikan di negara kita untuk mewujudkan pembangunan pendidikan yang

    lebih berkualitas. Indikator yang menunjukkan rendahnya mutu pendidikan

    dikemukakan oleh United Nation Education Scientific and Culture Organization

    (UNESCO) yang menyatakan bahwa pada tahun 2007 peringkat Indonesia dalam

    bidang pendidikan adalah ke-62 diantara 130 negara di dunia. Salah satu penyebab

    rendahnya mutu pendidikan tersebut disebabkan kurangnya pemahan guru dalam

    mengaplikasikan berbagai metode pembalajaran inovatif.

    Sejalan dengan pernyataan tersebut, sangatlah penting bagi para pendidik

    khususnya guru memahami karakteristik materi, peserta didik dan berbagai metode

    pembelajaran inovatif. Melihat kecenderungan itu, maka kami berupaya

    mengumpulkan artikel hasil penelitian dan kajian pustaka, baik yang menyakut

    dalam pembelajaran bahasa, matematika, biologi, maupun dalam bidang ilmu

    lainnya. Adapun substansi yang terdapat dalam JSP ini adalah pengembangan

    kurikulum dan proses pembelajaran, demokrasi pendidikan menuju keadilan

    pendidikan serta berbagai metode pembelajaran inovatif. Kami berharap semoga

    kumpulan artikel dalam JSP edisi ini dapat menginspirasi para pendidik dalam

    meningkatkan mutu pendidikan.

    Semoga JSP ini bermanfaat bagi pembinaan dan pengembangan dalam

    memahami dan meningkatkan ilmu pengetahuan.

    Denpasar, Januari 2013

    Ketua Penyunting

  • Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2013 ISSN 2087-9016

    4

    JURNAL SANTIAJI PENDIDIKAN (JSP) Volume 3, Nomor 1, Januari 2013, hlm. 182-307

    DAFTAR ISI

    halaman

    Classroom interaction in english language learning I Gde Putu Agus Pramerta

    1-9

    The effect of Information and Communication Technology (ICT) assisted Project Based Learning (PBL) and learners self-direction on writing competency Ni LuhPutu Dian Sawitri

    10-23

    The efficacy of Think-Pair-Share in improving genre- based paragraph writing ability of the third semester students of English Department in academic year 2011/2012 I Komang Budiarta

    24-35

    Pembelajaran Dengan Pendekatan 5W + 1H Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Menyimak Siswa Kelas VIIB SMP N 1 Sawan I Nyoman Adi Susrawan

    36-49

    Implementasi Asesmen Portofolio Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa Kelas V SD Negeri 17 Kesiman Ida Ayu Made Wedasuwari dan Dra. Ni Luh Sukanadi

    50-60

    Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif TGT (Team Games Tournament) dan LKS Pada Siswa Kelas XD SMA N Tembuku Tahun Pelajaran 2010/2011 I Wayan Sutirta dan Yohanes Subali

    61-70

    Penerapan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Modifikasi Melalui Lesson Study Terhadap Keterampilan Perilaku Kelompok Siswa SMA Dharma Praja Tahun 2011/2012 Ni Luh Kardiasari, Dewa Ayu Puspawati, I Made Diarta

    71-90

    Pengembangan Kurikulum dan Proses Pembelajaran Wayan Maba

    91-102

  • Pengembangan Kurikulum dan Proses Pembelajaran

    97

    PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PROSES

    PEMBELAJARAN : KAJIAN PUSTAKA

    Wayan Maba

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

    Universitas Mahasaraswati Denpasar

    ABSTRAK

    Pengembangan kurikulum dilaksanakan seiap lima tahun sekali, agar produk kurikulum sesuai tuntutan jaman. Pengembangan kurikulum menentukan proses pembelajaran di kelas dan di laboratorium. Kurikulum pertama yang dilaksanakan adalah Kurikulum Warisan Penjajah yang dikembangkan menjadi Kurikulum Tahun 1975 yang dikembangkan menjadi Kurikulum Tahun 1986 selanjutnya menjadi Kurikulum Tahun 1994 dengan proses pembelajaran berdasarkan garis-garis besar program pembelajaran (GBPP). Pada tahun 2001 dirancang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang evaluasi akhirnya pada tahun 2003 berbentuk Ujian Akhir Nasional (UAN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) dengan proses pembelajaran di sekolah bersifat homogen. Pada tahun 2006 KBK dikembangkan lagi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan evaluasi akhirnya berbentuk Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US) dan proses pembelajaran relatif homogen, tetapi guru diberikan ruang berkreatifitas. Pada tahun 2012 KTSP dikembangkan menjadi Kurikulum Tahun 2013 yang akan dilaksanakan Bulan Juli 2013 dan proses pembelajaran diarahkan untuk mengantisipasi perkembangan di masa depan.

    Kata Kunci : Pengembangan kurikulum menentukan proses pembelajaran

  • Pengembangan Kurikulum dan Proses Pembelajaran

    98

    ABSTRACT

    Improvement in curriculum has been done once in five years to meet the demand of recent era. The development of the curriculum affects the learning process both in the class and laboratory. The first implemented curriculum was inherited from the colonialization which was then developed into curriculum years of 1975. This curriculum later was enhanced tobe curriculum 1987 then became curriculum 1994 with learning process based on the benchmark set by the government known as Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP). In the year of 2001 a curriculum known as Competency Based Curriculum (CBC) was being designed in which the final evaluation in 2003 was inform of National Examination and School Examination and the learning process in the school was homogeny. In 2006 CBC was being improved again to be Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) where the final evaluation was inform of National Examination, School Examination and the learning process was relatively homogeny, but the teachers were given space for their creativity. Then in 2012 KTSP was developed to be curriculum 2013 which will be put into practice in July 2013 and the learning process is directed to anticipate the future advancement.

    Key words: curriculum development, learning process

    PENDAHULUAN

    Kurikulum pendidikan dasar dan

    menengah harus dikembangkan setiap

    lima tahun sekali, pengembangan

    dimaksudkan agar output pendidikan

    relevan dengan tuntutan jaman.

    Pengembangan kurikulum menentukan

    proses pembelajaran baik di kelas atau di

    laboratorium. Kurikulum yang pertama

    dilaksanakan di Indonesia adalah

    Kurikulum Peninggalan Penjajah yang

    evaluasi akhirnya berbentuk Ujian

    Negara; kemudian dikembangkan

    menjadi Kurikulum Tahun 1975 yang juga

    evaluasi akhirnya berbentuk Ujian

    Negara. Proses pembelajaran kedua

    kurikulum tersebut menggunakan

    infrastruktur seadanya. Pada tahun 1978

    evaluasi akhir Kurikulum Tahun 1975

    berbentuk Ujian Sekolah, proses

    pembelajaran disetiap sekolah bersifat

    hetrogen. Selanjutnya Kurikulum Tahun

    1975 dikembangkan menjadi Kurikulum

    Tahun 1986 yang evaluasi akhirnya tetap

    berbentuk Ujian Sekolah, sehingga

    kondisi pembelajaran disetiap sekolah

    tetap hitrogen. Selanjunya Kurikulum

    Tahun 1986 dikembangkan menjadi

  • Pengembangan Kurikulum dan Proses Pembelajaran

    99

    Kurikulum Tahun 1994 yang evaluasi

    akhirnya berbentuk Evaluasi Belajar

    Tingkat Nasional (Ebtanas) dan Evaluasi

    Belajar Tingkat Daerah (Ebtada) dengan

    standar nilai yang sangat rendah serta

    penerapan rumus PQ sebagai kriteria

    kelulusan siswa, proses pembelajaran

    mengacu pada garis-garis besar program

    pembelajaran (GBPP). Pada tahun 2001

    dirancang KBK yang evaluasi akhirnya

    berbentuk Ujian Akhir Nasional (UAN)

    dan Ujian Akhir Sekolah (UAS)

    dilaksanakan pertama kali tahun 2003,

    proses pembelajaran di sekolah bersifat

    homogen. Pada tahun 2006 KBK

    dikembangkan menjadi Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

    evaluasi akhirnya berbentuk Ujian

    Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US)

    proses pembelajaran di sekolah lebih

    homogen, tetapi guru diberikan

    berkreatifitas. Pada tahun 2012 KTSP

    dikembangkan menjadi Kurikulum Tahun

    2013 yang dilaksanakan pada Bulan Juli

    2013 dan proses pembelajaran diarahkan

    untuk mengantisipasi perkembangan era

    globalisasi dan modernisasi.

    PEMBAHASAN

    Jaman Orde Lama masih

    melaksanakan kurikulum warisan

    penjajah, pengembangan kurikulum

    belum sempat dilaksanakan karena

    kondisi Bangsa Indonesia sedang

    mempertahankan Kemerdekaan Negara

    RI dari tangan penjajah yang ingin

    menjajah kembali. Pelaksanaan proses

    pembelajaran seadanya dengan

    infrastruktur seadanya pula. Proses

    pembelajaran tidak optimal, kualitas dan

    kuantitas guru seadanya, sarana dan

    prasarana pendidikan belum optimal

    valuasi akhir berbentuk Ujian Negara

    yang selanjutnya menjadi persyaratan

    untuk melanjutkan kejenjang pendidikan

    yang lebih tinggi

    Kurikulum warisan penjajah,

    dikembangkan menjadi Kurikulum Tahun

    1975. Proses pembelajaran dilaksanakan

    dengan infrastruktur sedanya, kualitas

    dan kuantitas guru juga seadanya, biaya

    pendidikan belum optimal, evaluasi akhir

    juga berbentuk ujian Negara yang

    digunakan yang digunakan sebagai syarat

    melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

    lebih tinggi. Pada tahun 1980

    pemerintah mulai memperhatikan dunia

    pendidikan dengan menaikkan anggaran

    bidang pendidikan, salah satu

    programnya adalah Sekolah Dasar

    Instruksi Presiden (SD Inpres) yakni

    mendirikan SD Inpres di setiap

    Desa/Kelurahan satu atau beberapa SD

    Inpres. Untuk menjaga proses

    pembelajaran yang lebih optimal

    diberdayakan Sekolah Pendidikan Guru

  • Pengembangan Kurikulum dan Proses Pembelajaran

    100

    (SPG), Sekolah Guru Olah Raga (SGO) dan

    Pendidikan Guru Agama (PGA) untuk

    mencukupi kebutuhan guruguru SD

    Inpres. Untuk mengantisipasi proses

    pembelajaran di SMP didirikan

    Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan

    Pertama (PGSLP), untuk guru SMA dan

    SMK didirikan program Diploma 1, 2 dan

    3, tetapi program Bachelor of Art

    (Sarjana Muda dengan gelar BA) tetap

    dilaksanakan. Untuk menjadi dosen di

    Pendidikan Tinggi pada dioptimalkan

    program Doktoral dengan gelar Sarjana

    Pada tahun 1980 di jenjang

    pendidikan dasar dan menengah masih

    mengakhiri dengan Ujian Negara, tetapi

    proses pembelajaran berdasarkan Garis-

    Garis Besar Program Pembelajaran

    (GBPP) yang selanjutnya guru harus

    menjabarkan menjadi Prosedur

    Pengembangan Sistem Instruksional

    (PPSI) dengan dengan cirri khas guru

    harus menyusun Tujuan Instruksional

    Umum (TIU) yang dijabarkan menjadi

    Tujuan Instruksional Khusus (TIK); sistem

    Ujian Negara diganti dengan sistem Ujian

    Sekolah. Selanjutnya Kurikulum Tahun

    1975 dikembangkan menjadi Kurikulum

    Tahun 1986 dengan infrastruktur, kualitas

    dan kuantitas guru yang lebih baik, biaya

    pendidikan semakin memadai dan sistem

    ujian Negara diganti menjadi Evaluasi

    Belajar Tingkat Nasional (Ebtanas) dan

    Evaluasi Belajar Tingkat Daerah (Ebtada)

    dengan menerapkan rumus PQ sebagai

    kriteria penentuan kelulusan.

    Pada tahun 1996, dikembangkan

    program perampingan Kurikulum Tahun

    1986 menjadi Kurikulum Tahun 1996,

    sehingga proses pembelajaran di jenjang

    SD dipersyaratkan guru-guru lulusan S1

    PGSD, oleh karena SPG, SGO, PGA

    dilebur menjadi program PGSD yang

    berpusat di PTN LPTK terdekat. Proses

    pembelajaran di jenjang SMP, SMA dan

    SMK dipersyaratkan guru-guru lulusan S1

    bidang studi tertentu, dengan demikian

    lulusan diploma dan sarjana muda harus

    melanjutkan ke program S1 untuk

    mendukung proses pembelajaran

    menjadi lebih optimal dan professional.

    Reformasi terjadi tanggal 21 Mei

    1998 ketika pergantian Presiden Soeharto

    ke Presiden BJ Habibi yang berdampak

    pada pengembanan Kurikulum Tahun

    1996 menjadi KBKyang mulai

    diimplementasikan tahun 2001 di

    beberapa sekolah, termasuk di Provinsi

    Bali. Implementasi KBK mulai optimal

    tahun 2004, KBK dilaksanakan secara

    serentak diseluruh Indonesia termasuk di

    Provinsi Bali, sehingga Kurikulum Tahun

    2004 adalah KBK.

    Ciri khas KBK adalah adanya

    pembagian tugas dan tanggung jawab

  • Pengembangan Kurikulum dan Proses Pembelajaran

    101

    antara Jakarta dengan Daerah, di Jakarta

    bertugas untuk mengembangkan

    Kurikulum Nasional (Kurnas) dengan

    silabus disetiap mata pelajaran; Silabus

    memuat Standar Kompetensi (SK) dan

    Kompetensi Dasar (KD), sedangkan di

    Daerah khususnya guru-guru di

    pendidikan dasar dan menengah

    bertugas mengembangkan secara kreatif

    SK-KD menjadi indikator-indikator untuk

    selanjutnya dikemas menjadi Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), akan

    tetapi SK-KD sangat sulit dilaksanakan

    oleh guru, kebanyakan guru mengalami

    kebingungan, sehingga KBK diplesetkan

    menjadi Kurikulum Bikin Kebingungan.

    Sejalan dengan pelaksanaan

    Undang_Undang RI Nomor 20 Tahun

    2003 tanggal 8 Juli 2003, tentang Sistem

    Pendidikan Nasional, maka ciri lain dari

    KBK adalah mulai tahun 2003 telah

    diselenggarakan Ujian Akhir Nasional

    (UAN) dengan standar minimal lulus

    adalah 3,00 dan Ujian Akhir Sekolah

    (UAS) dengan standar minimal lulus

    adalah 6,00 sehingga proses

    pembelajaran di sekolah relatip homogen

    karena acuannya SK-KD-Indikator

    Pada tahun 2004 standar minimal

    lulus UAN adalah 4,01 dan Standar lulus

    UAS adalah 6,0 untuk SMP dan SMA

    sedangkan untuk SMK 7,0. Sejalan

    dengan implementasi PP. Nomor 19

    Tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan, maka pada tahun 2005-2006

    standar minimal lulus UAN adalah 4,25

    dan UAS masih sama dengan tahun

    sebelumnya. Mulai tahun 2007 istilah

    UAN diganti menjadi UN dan UAS diganti

    menjadi US, selanjutnya UN dan US tahun

    2007 2011 standar minimal lulus Ujian

    Nasional (UN) adalah 5,50 dan Ujian

    Sekolah (US) sama dengan tahun

    sebelumnya. Hasil UN tahun 2009

    Provinsi Bali melalui prestasi siswa

    Dikpora Kota Denpasar memperoleh

    peringkat pertama nasional, pada tahun

    2010 kembali siswa Dikpora Kota

    Denasar memperoleh peringkat nasional

    sehingga Bapak Wapres Budiono,

    Mendinas Bambang Sudibyo, Menteri

    Agama, Gubernur Bali dan Wali Kota

    Denpasar bertemu muka di SMAN 1

    Denpasar untuk memberi reword kepada

    siswa yang sukses. Pada tahun 2011 dan

    2012 nilai minimal lulus UN adalah 5,50

    dan UN menentukan lulus sebanyak 60%

    sedangkan UN menentukan sebanyak

    40% dan kembali siswa di Kota Denpasar

    dapat meraih peringkat pertama tingkat

    nasional, sehingga Kepala sekolah dan

    siswa yang sukses dipanggil ke Istana

    Negara di Jakarta untuk diberi hadiah.

    Perangkat KBK disiapkan oleh oleh

    Direktorat Pembinaan Sekolah masing-

    masing di Jakarta, sedangkan di

  • Pengembangan Kurikulum dan Proses Pembelajaran

    102

    daerah/sekolah hanya melaksanakan

    proses pembelajaran. Setelah

    diberlakukannya Permendiknas RI Nomor

    22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, maka

    KBK dikembangkan menjadi Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

    Struktur KTSP terdiri dari : Mata

    pelajaran yang ditetapkan oleh Jakarta

    dan muatan lokal (Mulok) ditetapkan

    oleh daerah serta pengembangan diri

    ditetapkan oleh sekolah

    Sebagai acuan dari proses

    pembelajarann di sekolah Permendiknas

    RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang SKL.

    Permendiknas tersebut dilengkapi

    dengan SKL satuan pendidikan (SKL SP),

    SKL kelompok mata pelajaran (SKL Mapel)

    dan SKL mata pelajaran (SKL Mapel); SKL

    mapel dijabarkan menjadi Standar

    Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

    (KD). Sedangkan daerah dan sekolah

    menyusun dan memfinalisasi KTSP

    masing-masing lengkap dengan silabus

    dan disahkan oleh Dikpora setempat.

    Untuk menjabarkan SK-KD ke Indikator-

    Indikator dilakukan oleh guru-guru yang

    akan mengajar di kelas atau di

    laboratorium sebagai dasar menyusun

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    integrasi karakter yang memfokuskan

    Pengembangan Nilai Karakter (PNK) dan

    Pengembangan Ekonomi Kreatif (PEK)

    secara intervensi dalam pembelajaran di

    kelas atau laboratorium dan secara

    habituasi melalui suri tauladan di kelas, di

    halaman sekolah dan di luar sekolah,

    criteria penilaiannya: sudah berkarakter,

    mulai berkarakter dan belum

    berkarakter.

    Proses pembelajaran dibagi

    menjadi tiga tahap yakni pendahuluan

    yang ditandai dengan pengembangan

    bahan apersepsi agar siswa sispa untuk

    belajar, pelaksanaan pembelajaran yang

    ditandai dengan kegiatan

    ekplosrasi,elaborasi dan konfirmasi (EEK)

    sehingga proses pembelajaran menuju

    Student Central Learning (SCL),

    Contektual Teaching Learning (CTL),

    Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,

    Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) dan

    Kooperatif Learning dengan beberapa

    tipe seperti Jigsaw.

    Indikator yang disusun secara

    kreatif oleh setiap guru merupakan

    penanda dari ketercapaian kompetensi

    dasar yang diukur dengan menggunakan

    kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang

    berbeda untuk setiap mata pelajaran,

    KKM ditetapkan berdasarkan keputusan

    rapat dewan guru. KTSP diakhiri dengan

    Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah

    (US), kondisi ini juga menuntut agar

    proses pembelajaran ralatif homogen

  • Pengembangan Kurikulum dan Proses Pembelajaran

    103

    Selama tiga tahun terakhir

    persyaratan lulus UN dengan nilai

    minimal 5,50 untuk setiap mapel UN dan

    nilai minimal 7,00 untuk setiap mapel US.

    Khusus UN dan US tahun 2012 dan 2013

    di samping kriteria diatas, ada kriteria

    lain yakni UN menentukan lulus sebanyak

    60% dan US menentukan lulus sebanyak

    40%

    Berdasarkan Permendiknas Nomor

    22 Tahun 2006 tentang Standar Isi;

    kurikulum wajib ditinjau setiap 5 tahun

    sekali oleh satuan pendidikan bersama

    stakeholder yang terkait, agar pola pikir

    di sekolah (deduktif) dengan pola pikir

    dilapangan terutama user (induktif)

    dapat saling berkontribusi untuk

    mewujudkan kualitas hasil pendidikan

    yang semakin relevan dengan kebutuhan

    lapangan sesuai dengan tuntutan jaman

    Berdasarkan hasil kajian lapangan,

    ternyata implementasi kurikulum tahun

    2006 (KTSP) tidak signifikan untuk

    mengejar ketertinggalan Bangsa

    Indonesia dibandingkan dengan bangsa

    lain di ASEAN. KTSP lebih difokuskan

    kepada Hard Skill (pengembangan

    belahan otak kiri) yang sifatnya logis,

    lurus dan linier; sedangkan sangat kurang

    mengembangkan Shop Skill (belahan otak

    kanan) yang sifatnya kreatif, imajinatif,

    inovatif dan kemandirian siswa. Ciri khas

    KTSP pada Ujian Nasional sebanyak 60%

    menentukan kelulusan yang fokusnya

    teori dan US sebanyak 40% menentukan

    kelulusan pada teori dan praktik; jadi

    output lebih diwarnai dengan

    kemampuan teori dibandingkan dengan

    ketrampilan praktik, sehingga kompetisi

    tingkat nasional dan internasional

    dominan unggul ditatanan teori dan

    ketinggalan ditatanan praktik

    Semestinya KTSP (Kurikulum

    Tahun 2006) sudah ditinjau ulang pada

    tahun 2011, akan tetapi, karena alasan

    tertentu, baru bisa ditinjau pada tahun

    2012 ( Desember 2012 baru dilaksanakan

    Uji Publik Kurikulum 2013) di beberapa

    provinsi dan akan dilaksanakan pada

    tahun pelajaran 2013/2014 yakni mulai

    Bulan Juli 2013.

    Hasil uji publik menunjukkan

    bahwa Kurikulum Tahun 2013 harus

    diimplementasikan untuk mengantisipasi

    tantangan era globalisasi dan

    perkembangan IPTEKS yang semakin

    melanda dunia. Menurut Nara Sumber :

    Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan

    Depdibud RI pada tanggal 18 Mei 2013

    ketika Workshop Implementasi Kurikulum

    2013 di FKIP Universitas Maharasawati

    Denpasar menegaskan bahwa : Kurikulum

    Tahun 2013 diimplementasikan melalui

  • Pengembangan Kurikulum dan Proses Pembelajaran

    104

    beberapa tahap yakni : Pemahaman,

    Bimtek, Pelaksanaan dan Pendampingan

    Pemahaman terhadap Kurikulum

    Tahun 2013 dilakukan melalui uji publik,

    seminar, workshop, pemaparan di media

    elektronik, pers dll sehingga dapat

    menjadi bahan kajian bagi masyarakat

    utamanya yang berkepentingan agar

    dapat membandingkan berdasarkan

    analisis Streng Weaknes Opurtunite dan

    Treat (SWOT) tentang keunggulan dan

    kelemahan Kurikulum Tahun 2013

    dengan Kurikulum 2006 (KTSP) untuk

    dapat disikapi lebih lanjut

    Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun

    2003 tentang SPN, Pasal 3 tujuan

    pendidikan nasional adalah

    berkembangnya potensi peserta didik

    agar menjadi manusia yang beriman dan

    bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

    berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

    kreatif, mandiri, dan menjadi warga

    negara yang demokratis serta

    bertanggung jawab. Maka Kompetensi

    Kurikulum Tahun 2013 adalah

    Kompetensi Inti/KI menjadi Kompetensi Lulusan/KL menjadi HKD kelas:

    KI. 1:

    Sikap Spiritual

    beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (hubungan dengan tuhan)

    KI. 2:

    Sikap Sosial

    berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis serta bertanggung jawab (hubungan dengan manusia)

    KI. 3: Pengetahuan Berilmu (pengetahuan)

    KI. 4: Keterampilan cakap dan kreatif (ketrampilan)

    Kompetensi inti (KI) 1- 2 : Tidak

    diajarkan langsung, sbg akibat dr

    Kompetensi inti (KI) 3-4 sebagai dasar

    pembelajaran, Kompetensi inti dasarnya

    kompetensi lulusan SD untuk SMP untuk

    SMA dan SMK untuk PT yang semakin

    komplek sedangkan kurikulum 2006

    (KTSP) kompetensi dijabarkan dari

    Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

    menjadi Standar Kompetensi (SK)

    menjadi Kompetensi Dasar (KD) dan

    menjadi sejumlah indikator.

  • Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2013 ISSN 2087-9016

    105

    Strategi Pengembangan Kurikulum Tahun 2004 (KBK) dan Kurikulum Tahun 2006

    (KTSP) menjadi Kurikulum Tahun 2013 :

    No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013

    1 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

    Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan

    2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

    Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran

    3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan

    Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan,

    4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai

    5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

    Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)

    Kurikulum Tahun 2013

    memberikan kesempatan yang lebih

    besar bagi guru dan satuan pendidikan

    untuk meningkatkan efektivitas waktu

    pembelajaran di kelas atau di

    laboratorium

    Perbandingan Elemen Tata Kelola Implementasi Kurikulum Tahun 2006 dengan

    Kurikulum Tahun 2013:

    Elemen Ukuran Tata kelola

    KTSP 2006 Kurikulum 2013

    Guru

    Kewenangan Hampir mutlak Terbatas

    Kompetensi Harus tinggi Sebaiknya tinggi. Bagi yang rendah masih terbantu dengan adanya buku

  • Pengembangan Kurikulum dan Proses Pembelajaran

    106

    Beban Berat Ringan

    Efektivitas waktu untuk kegiatan pembelajaran

    Rendah [banyak waktu untuk persiapan]

    Tinggi

    Buku Peran penerbit Besar Kecil

    Variasi materi dan proses

    Tinggi Rendah

    Variasi harga/beban siswa

    Tinggi Rendah

    Perbandingan Proses dan Peran Tata Kelola Implementasi Kurikulum Tahun 2006 dengan Kurikulum Tahun 2013:

  • Pengembangan Kurikulum dan Proses Pembelajaran

    107

    Proses Peran KTSP 2006 Kurikulum 2013

    Penyusunan Silabus

    Guru Hampir mutlak [dibatasi hanya oleh SK-KD]

    Pengembangan dari yang sudah disiapkan

    Pemerintah Hanya sampai SK-KD Mutlak

    Pemerintah Daerah

    Supervisi penyusunan Supervisi pelaksanaan

    Penyediaan Buku

    Penerbit Kuat Lemah

    Guru Hampir mutlak Kecil, untuk buku pengayaan

    Pemerintah Kecil, untuk kelayakan penggunaan di sekolah

    Mutlak untuk buku teks, kecil untuk buku pengayaan

    Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    Guru Hampir mutlak Kecil, untuk pengembangan dari yang ada pada buku teks

    Pemerintah Daerah

    Supervisi penyusunan dan pemantauan

    Supervisi pelaksanaan dan pemantauan

    Pelaksanaan Pembelajaran

    Guru Mutlak Hampir mutlak

    Pemerintah Daerah

    Pemantauan kesesuaian dengan rencana [variatif]

    Pemantauan kesesuaian dengan buku teks [terkendali]

    Penjaminan Mutu

    Pemerintah Sulit, karena variasi terlalu besar

    Mudah, karena mengarah pada pedoman yang sama

    Pemantauan Titik Penyimpangan

    Banyak Sedikit

    Besar Penyimpangan

    Tinggi Rendah

    Pengawasan Sulit, hampir tidak mungkin Mudah

    Siswa Hasil pembelajaran

    Tergantung sepenuhnya pada guru

    Tidak sepenuhnya tergantung guru, tetapi juga buku yang disediakan pemerintah

  • Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2013 ISSN 2087-9016

    108

    Penguatan Tata Kelola Implementasi

    Kurikulum Tahun 2013 adalah :

    1. Menyiapkan buku pegangan

    pembelajaran yang terdiri dari:

    Buku pegangan siswa dan Buku

    pegangan guru secara gratis

    2. Menyiapkan guru supaya

    memahami pemanfaatan sumber

    belajar yang telah disiapkan dan

    sumber lain yang dapat mereka

    manfaatkan.

    3. Memperkuat peran

    pendampingan dan pemantauan

    oleh pusat dan daerah dalam

    pelaksanaan pembelajaran secara

    gratis.

    Implementasi Kurikulum 2013

    disetiap daerah dilakukan oleh Lembaga

    Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)

    setempat bekerjasama dengan Dikpora

    setempat untuk mengisi quota dari

    satuan pendidikan dan guru- guru mapel

    yang akan diberi bimtek berdasarkan

    Pedoman Pemberian Bantuan

    Implementasi Kurikulum Tahun 2013.

    Bimtek akan dilaksanakan pada Bulan

    Juni 2013, dengan sasaran :

    Untuk Sekolah Dasar (SD) : Kepala

    SD, Guru Kelas 1, Guru Kelas 4, Guru

    Pendidikan Agama dan Guru Penjasorkes

    Untuk Sekolah Menengah Pertama

    (SMP) : Kepala SMP, Guru Pendidikan

    Agama, Guru Pendidikan

    Kewarganegaraan, Guru Bahasa

    Indonesia, Guru Bahasa Inggris, Guru

    Matematika, Guru Ilmu Pengetahuan

    Alam (IPA), Guru Ilmu Pengetahuan Sosial

    (IPS), Guru Pendidikan Seni dan Budaya,

    Guru Penjasorkes dan Guru Prakarya

    Untuk Sekolah Menengah Atas

    (SMA) : Kepala SMA, Guru Bahasa

    Indonesia, Guru Sejarah Indonesia, Guru

    Matematika, dan Guru Bimbingan

    Konseling

    Untuk Sekolah Menengah

    Kejuruan (SMK) : Kepala SMK, Guru

    Bahasa Indonesia, Guru Sejarah

    Indonesia, Guru Matematika, dan Guru

    Bimbingan Konseling

    Sesudah Bimtek Kepala Sekolah

    dan Guru dilaksanakan, maka sekolah dan

    guru diharuskan untuk

    mengimplementasikandi sekolah dan

    kelas masing-masing dan didampingi oleh

    tim implementasi kurikulum tahun 2013

    yang telah ditentukan.

  • Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2013 ISSN 2087-9016

    109

    PENUTUP

    Pengembangan kurikulum dapat

    mempengaruhi dan menentukan proses

    pembelajaran yang dilaksanakan oleh

    guru di kelas atau di laboratorium, untuk

    itu harus selalu disesuaikan dengan

    tuntutan jaman sehingga dapat diyakini

    mampu mendorong terwujudnya

    manusia Indonesia yang bermartabat,

    beradab, berbudaya, berkarakter,

    beriman dan bertakwa terhadap Tuhan

    Yang Maha Esa, berakhal mulia, sehat,

    berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

    menjadi warga Negara yang demokratis,

    bertanggung jawab, serta mampu

    menghadapi berbagai tantangan yang

    muncul di masa depan.

  • Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 1, Januari 2013 ISSN 2087-9016

    103

    Daftar Pustaka

    1. UU. RI. Nomor 20 Tahun 2003, Tentang: Sistem Pendidikan Nasional 2. UU. RI. Nomor 14 Tahun 2005, tentang : Guru dan Dosen 3. PP. RI. Nomor 19 Tahun 2005 Junto PP. RI Nomor 32 Tahun 2013, Tentang : Standar

    Nasional Pendidikan 4. Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006, Tentang : Standar Isi 5. Permendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006, Tentang : SKL 6. Pengembangan Kurikulum Tahun 2013, Kemendikbud RI 7. Pedoman Implementasi Kurikulum Tahun 2013, Kemendikbud RI