16
ISSN : 1411-562X Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmani sport 1 Science No. 15 3 Hlm 1 - 127 1

Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

ISSN : 1411-562X

Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmani

sport 1 Science No. 15 3 Hlm 1 - 127 1

Page 2: Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

PERANAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA

Abstrtrk: Te9ndinycr keterlibntnn relltnja dcrn khususnya pesertn didik pa& berbrrgni tinn'ok kriniinal, .reper-ri; narkobn, niirns, yeniei.ko.~crnri, tnlvl/r.nn afnz~ perketahion nntnr sekolah, rt7eru.rak keyen t ingnn ~ r r r l r 1111, nteningknrnyn crngkn brrnzil7 diri h n .rebngninyn. Ke.remun lint terseb~rt 17tenganlbnrknn rnnkin lllnfzrrnya knmk~er bangso. Snl~h.rntu pendekatan unruk u7crigntn.ri kondi~i [ersebrrt nlelntrri pelitbelnjoran pendidikon jlrsn~nni, olnhrngn don keseharrrri (Penja~orkes). Penja~orkes ~tten~nnfnatknri okfivitns fisik zrnttrk menglinsilknn perzrbahan holistik nlarlr kzln1itn.s indiviclzr, boik drrtnm hntfi.sik, ntental, serta eniosionnl ~lnrz~k nlengembangnn keutzthan mnnzisin. Dalnnl penibnngzrnnn pcndidikm Penjasorke.~ berpernn ttntzrk penibenft~kctn ~ f n n penrhinaan korcrkrer bnngsa Indone.rin. Knrenn dnlnm Penjarorke.~ peserta i i c diqjarknn kedisiptinnn, spol-ttrfitns, tirlnk m~tdcrh menyernh, nren~punyai kontperitifynng f inggi, senrnngnt ke 170 .mnta, mengerti aknn nn'nnya nttrrnn, berani ntenganibil kepzrtu.snn, n~e~~rbentztk jiwn kcirsn ycr~ig nwiignn(f~/lig a.spcit; keseficran, kebc117ggc117, c h ~ i kehorlr!otun. ,sc.r.cn I I I C I I I 1171Althknli b l ~ d q ~ ke.rote1inn so.ric11 be/-cic~.l.ni-knn pc~n'cr nrlni-nilni .sporlivitn.s, krea[ivitm, kedisiytinnn don fniigg~rng jcnvnb.

Kntn kunci: Pendidikan Jas~nani Olahraga dan Kesehatan, Karakter Bangsa

PENDAHULUAN

Pada althir-akliir ini terjadinya keterlibatan remaja dan kliususnya peserta

didik pada tindak kri~iiinal, seperti; narkoba, rniras. pemerkosaan. tawuran atau

perkelahian antar sekolah. antar peserta didik. perkelaliian antara sesalna penonton

pada berbagai pel-tandingan olahraga tel-utama pertandingan sepakbola dengan

nienggunakan berbagai peralatan yang sangnt nie~nbnhayakan, terjadinya demo

yang membabi buta dengan nierusak kepentinga~i umiln-I, ~neningkatnya angka

bun1111 diri dan sebagainya. Kesenii~a lial yang dikemilkakan tersebut

nienganibarl<ati nialii~i lunturnya karakter bangsa.

J / I D1.s. Bq/!fi~.ttro~t. HB. I\ /. Kes. :l/FO: Snrrt itti Dose11 Jri~~rtso~t h'eschcrtrrtr tkur Rekt.ec7si Frri,X.ril/os Ilrrtrr Keo/tr/rr.rrgntr,~ (itrivcr:~i/rr.c h'rgo? Putlrrtrg

Page 3: Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

Dalani Undang-Undang Nornor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

dikemukakari baliwa kurikulum dasar dan menengah wajib ~nemuat , antara lain

adalah Pendidikan Jasmani dan Olaharaga (Penjasorkes). Penjasorkes, sebagai

suatu disiplin illnil merupakan sub-sistem dari pendidikan nasional diti~nti~t tampil

sebagai kunci dalam penge~nbaiigan sumber daya manusia (SDM). yaiti~ niani~sia yang

meiniliki kemampuan, keterampilan dan kepribadian yaiig sesi~ai dengan tuntutan

pembangunan. Penjasorkes ~iiemanfaatkan fisik unti~k ~nenge~nbangkan kentuhan

manusia, melalui fi sik aspek mental dan emosional pun turut terkembangkan sehingga

menyebabkan perbaikan dalam pikiran dan tubuh yang niempengar~~hi seluri~h aspek

keliidupan harian seseol-ang. Pendekatan holistik tubuli dan jiwa ini terniasuk pula

penekanan pada ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif dan afektif.

Ungkapan Robert Gensemer (Freeman, 2001) Penjasorkes diistilalikan sebagai proses

menciptakan "tubuh yang baik bagi te~npat pikiran atau jiwa".

Penjasorkes beral-ti program pendidikan lewat gerak atau ben~nain @Icy) dan

olahraga (sporl). Di dalamnya tel-kandung al-ti baliwa gerakan, permainan, atau cabang

olahraga tel-tentu yang dipilih Iianyalali alat i~n t i~k niendiclik. Melalui Penjasorkes yang

diarahkan dengan baik, pesel-ta didik akan menge~nbangkan keterampilan yang berguna

bagi pengisian wnkti~ senggang, terlibat dalani aktivitas yang kondusif untuk

menge~nbangkan hidup sehat, berkenibang secara social, dnn ~iienyunibang pada

kesehatan fisik dan mentalnya.

Dalam pengala~nan sejarali telah ditiljukan baliwa, pada era kepemimpinan Orde

Lama. Presiden Soekarnol Bung Kamo pacla waktu it11 mengg~~nakan olahraga sebagai

instrunlent pembangunan. yaitu ~~ntul; membenti~k manilsin Indonesia yang bet-karakter

5 1 ) D1.s. Bu/i~.rrrrr~i. HB, i\l.Kes. :llFO. Son/ irri DOSL'II JIII.IIS(III E;L'.VCIIN/(III (1(11r Reki.en.vi Fnko1lo.v Il~rrrr I;enl(~li~~ngnnti I lni~,e~si/ns h'ego.i Pntlmg

Page 4: Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

dan berkebangsaan (nntiori nnd chni-cter bzlilding), balikan olahraga dijadikan salah

satit arena memperkukuli sikap pandang Negara dan bangsa Indonesia i~ntilk

mempeltaliankan eksistensi dirinya di panggilng Internasional. Sedangkan Pada Era

kepemilnpinan Presiden Suelia~to, pembangi~nan olahraga j i~ga dimanfaatkan sebagai

instrument pelnbangunan, yaitil dengan semboyan memasyarakatkan olahraga dan

mengolaliragakan masyarakat, yang dicanangkan pada tanggal 9 September 1983.

Sasaran iltama pembangunan olaliraga tersebut adalah pembangunanan manusia

Indonesia seutuhnya seiring dengan semboyan sport for all. Pada era refonnasi antara

lain sesuai dengan PP 712005 RPJMN, 2004 - 2009, kegiatan olahraga dijadikan

sebagai instri~lnen pembangunan i~ntuk mencapai Indonesia sehat tahun 20 10 keatas.

Baron Piere de Coubet-tin mengatakan. "tiljuan akhir olahraga dan pendidikan

jasmani terletalc dalaln pera~iantiya sebagai wadah ilnik penyempurnaan watak, dan

sebagai wahana untuk nie~niliki dan membentult kepribadian yang kuat, watak yang

baik dan sifat yang mi~lia; hanyn orang-orang yang merniliki kebajikan moral sepet-ti

inilah yang akan nien-jscli warga masyarakat yang berguna.

Pen,jasorlces nien1ilil;i konipetensi untuk nienyempi~rnakari watak dan

kepribadinn mani~sia agar memiliki sifat baik. Dalaln Penjasorkes tnengandung unsur

Iiegiatatl olnliraga sebagai link asasi ~nanusia yang aniat fu~idamental, kemaslaliatanriya

dapat dinilanati oleh setiap warga negara lridonesia guna mencapai cita-cita

pembangu~ian nasional yang tic!ak sa-ja seliat fisik, tetapi juga sehat dari se.ialitet-a secara

~nental dan spiritual. Sebagai snlali sat11 kebittilhan Iiidi~p seperti yang diku~iiandangkan

dalatn syair lagit I<ebangsaan Indonesia Raya "Bn/igr~rilnli ji\1loi7~a hc/~igltriloh

bctclc~~~r?~~o rlr~t~tk 117done.vio R ~ C I ". Kandungan makana Penjasorkes. atau liikmali dari

311 D t x Bq/!lii~r~rtrti. HB. I\ I. Kes. .4 1FO: Srltn itii Dosei~ .Jot.r~.voii Ke r e l i t r ~ ~ t i L ~ ~ I I I RcX.I.P(~S~ FCIX.IIII(I.T Iliirr~ Keoloii~~ngoc~i? Cltli~-c)r.sirn.\. h!c.ge~.i Pncltrtrg

Page 5: Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

tradisi berolahraga, bukan hanya ~iienunjang peningkatan Ikualitas sumber daya

manusia. tetapi juga Inampi1 menu~nbulikan budaya kesolelian sosial berdasaskan pada

nilai-nilai sportivitas, kreativitas, kedisiplinan dan tanggung jawab.

PEMBELAJARAN PENJASORKES

Menurut Mendiknas (2003) definisi Pe~ijasorkes adalah "Pendidikari

Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan

secara keseluruhan, ber-ti~juan untitk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

ketera~npilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran.

stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pe~igenalan

lingkungan bersih rnelali~i aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan tespilih yang

direncanakan secara sistematis dalarn rangka mencapai ti!juan pendidikan

nasional".

Penjasorkes memanfaatkan aktivitas fisik unti~k menghasilkan perubalian

holistik dalanl kualitas individu, baik dalani llal fisik, mental, serta e~nosional

irnti~k mengembangan ke i~ t i~han manusia. Penjasorkes mernperlakukan anak

sebagai satu kesatuan utuh, makliluk total, iintilk meningkatkan ki~alitas fisik dan

nientalnya, dan tidak hanya terbatas pada manfaat penyempurnaan fisik atau tubuli

semata.

Hastad dan Lacy, (1989) mengemukakan, acla empat ranali atau tijuan

dalam pernbelnjaran Penjas, ynitu; aspek jastnani yang niempengaruhi kesehatan

fi~ngsional dan keadaan jas~nnni seseosang (Hc~crl~11-Rcl~letl pl!~lsiccrl Fi1ne.v.v

do~train). poln gerak fundamental yang dihubungkan dengan keterampilan dan

tnenenkanknn pada keterampilan tertentu ynng diperlukan cabang olahraga

. I / ) Dt:r. B~fit.trlt7ti. HB. ,\ I. Kes. .-l l F 0 . Sat71 irli Dose11 Jlrt.rr.strti Kesc l ro l i t~~ llcrtl R~>kt~ectsi Fi~krd~ci.r 11t111r h'e01~111t.cigc1ntl LIni~-~~.si fcrs rVege1.i Podcrng

Page 6: Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

(Psychornoror do171ni11), proses perolelian dan penggilnaan pengetahitan, seperti;

berfikir, mengenali, menyimpan dan inengingat, berkreasi, dan memahami

(Cognitic. domnir.r), dan perkembangan keterampilan sosio-emosional, kejijuran,

kerjasama, konsep diri, sikap positif terhadap aktivitas jasrnani (Affective doninin).

Pembela-jaran Pen-jasorkes, ~nemberikan kesetnpatan kepada anak i~nti lk

mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligi~s mengembangkan potensi

anak, baik dalatn aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral. Penjasorkes

bet-ti~juan ilntuk lnengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya. Sesilai

bagan beri kut:

PERTUMBUHAN, 1 PERKEMBANGAtJ DAN i

' BELAJAR AKTlVlTAS 18 1 IASMANI ,'t %

y :. .,.. .;,..:-. . . ...,;, ,.\,. . ;., . .-!F.Tp,%

, , :> f--- i KOGNlTlF PSIKOMOTOR

Rangsangan untuk ; Pertumbuhan biologis berfikir

(Inkuiri,kreativitas,hubun Kesegaran jasmani terkait dengan kesehata

dan keterampilan Sosialilasi (teman

Potensi gerak Sadar Gerak Cadangan keterampila

gerak / ,

Bngan I. Cakilpan Ranali dari Peiijas (Gallahue. 1998).

PENDIDIICAN KARAKTER

Menuriit Lickona (1992) pembentukan pendidiknn karakter ~iienekanlian

pentingnya tiga komponen karakter yang bnik (corr~l)orwr~rs qfgootl clic/~.ctcrrr.) 311 D1.s. Rq/!fi1./11(711. If 13. :\I. KLJS. .-I IFO: Sno/ i~ri D ~ L J I I J I I IY ISOI I Krsrlm/n~t dclti R~k~.rtr.si Fnkrt1fo.c I I I I I ~ I K e o l ( i h ~ ~ i g ( i c ~ ~ ~ U t i i ~ e t . . ~ i / ( i . ~ !\+~c~IY' P ~ I ~ ~ I I ~

Page 7: Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

yaiti~ pengetahuan tentang moral (inornl knowing), perasaan tentang moral (n~or-nl

feeling), dan perbuatan ~iioral (mom1 ncfion). Hal ini diperlukan agar peserta didik

rnalnpiI me~nal.lami. merasakan dan lnengerjakari sekaligi~s nilai-nilai kebajikan.

Lebih lanjut Lickona (1992) mengemukakan pengetahua~i tentang ~noral

(n!orc/l krio\ving). terdapat enaln ha1 yang ~nen.jadi ti~juan . yaitu; 1) niorc/I

olclerene.y.s, 2 ) knowing tuornl vnlues, 3) perspec five rnkirig, 4 ) morn1 ren.soning, 5 )

decision nlcrking, dan 6) selJr7 krio~~~ledge. Perasaan tentang moral (171oral feelind

merupakan aspek e~nosi yang harus lnalnpil dirasakan ole11 seorang ~ ~ n t u k ~nenjadi

manusia berkarakter , yakni; I) con.science, 2) self-esteem, 3 ) enipcrlhy, 4) loving

the good 3) se l~con fro l dan 6 ) hz~n~nniry. Perbuatan moral (moral ncfion),

perbnatamltindakan moral ini rnenjadi liasil (outcon~e) dari dua komponen

karakter lainnya. Untuk memahami apa yang ~nendorong seseorang dalaln

perbuatan yang baik (act n~orcrll~v) ~naka hari~s dilihat tiga aspek lain dari karakter,

yaitu; kompetensi (conrpefence), 2 ) keingina~i (11)ill) dan kebiasaan (i7nbit).

Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

~nenjadi basis pendidikan nilai.

Dalam pendidikan ~iienurut Ratna Megawangi (2004), se~nbilan pilar

karakter niulia yang selayakriya dia-jarkan kepada mink , yaitu:

1 ) Cinta Tuhan dan kebenaran (love Allnll, trll.rl, reverence, loynlp). 3 ) Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian (re.spor~.ribili~y, esceller7ce.

.sc!f'~*elinnce, discil~linc~, or~ier-1ine.v.s). 3 ) Amanah (tr~r.vt~~~or./lriiie.~.s, rc~crlibili(y, horic.sfy). 4 ) HOI-niat dan santun (i.e.s;~cci, colo./e.sy, ohet1ieilc.c). 5 ) Kasih saying, kepedulian, dan kerjasa~na (love, coi~rpcr.s..sioii ccrrii~g,

errrl~c~rl~y, generolrsip, nlodercrtion, coopern/ion). 6 ) Percaya diri, kreatif, d a ~ i pantang nienyerak (coi~fitkence, ~~~s.serfi\)eri.c.s,

ci .c~~~/il- i /y, r-o.so~~ijirIrr~~.~,~, coi~r-qe, ~/c~~c~i .~~rin~/ / ior i (1i7d oii/i~/~.sic/.s~r~). 7 ) Keadilan dan kepe~nin~pinan (ilr.s/ice, ,firit-ncs.~, rrlci.cy, 1ecrtlcr:~hip).

Page 8: Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

8) Baik dan rendah liati (kii?dne.~.r, ji-iendliness, humility, nlodesry). 9 ) Toleransi dan ci~i ta dalnai (folel-once, .fle.ribiIity, pencejrlnes.~, ~cnity).

Kehidupan dengan jalan lurils, disebut kehidupan berkarakter. Prilaku

cerdas hendaknya diser-tai tindakan yang berkarakter dan prilaku berkarakter

hendaknya pitla diisi ilpaya cerdas. Kecerdasan dan karakter dipersatilkan dalaln

prilaku yang berbudaya. Kehidupan yang cerdas tanpa disertai kehidupan

berkarakter akan rneni~nbulkan berbagai kesenjangan dan penyimpangan.

PENDEKATAN PEMBENTUKAN KARAKTER DALAM PENJASORKES

Secara teoritis, ada dua pendekatan besar dalaln penananian nilai-nilai

Penjasorkes yaitu: Pendeliatan internalisasi, dan Pendekatan konstruktivis (Shields

dan Bredemeir: 1995).

I . Pendekatan Internalisasi (I17ten~rinlizntion Approcrch)

Menurut pandangan teori ini, Icarakter dililiat sebagai proses pembelajaran

tingkahlaku melalui tralis~nisi nilai-nilai yang secara sosial dapat diterima.

Pembentukan nilai terjadi seiring dengan perkernbangan anak dalam

~ilenginternalisasikan atitran-aturati dan norma-nor~iin sosial. Selain itu, dalatn

proses internalisasi juga diperlukan agen sosial sebagai transmisi norina-norma

budaya. Dengnn de~iiikian menuri~t pandangan teori ini, dnpat dikemukakan

baliwa pesel-ta didik yang berpartisipasi da l a~n kegiatan Penjasorkes akan

~netiginternalisasikan nilai-~iilai yntig ditranstnisikan melalui kegiatan gerak.

Pelijasorkes dianggap sebagai agen pe~nbentukan nilai. Sehingga. dengnn

berpartisipasi dalarn kegintali Pe~i.jasorkes nilai-riilni yang diinginkan akan

Page 9: Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

Bagaimana olahraga dapat ~nerupakan instrumen ( c r ~ e n ) pembentukan nilai

yang akhirnya berujung pada tingkahlaku? Unti~k menjawab pertanyaan tersebut,

dapat dijawab sesuai dengan model konseptual berikut.

I Sport nctiviry I

G a ~ n b a r Model Konseptual Hubungan 0lal11-aga-Nilai (Tim Peneliti Balitbang Diknas, 2008).

Dari ga~nba r tersebut jelas menunjukkan bagaimana aktivitas olahraga

yang syarat dengan nilai-nilai ~ne~npengaruhi s i s ten~ nilai yang dimi liki individu.

Sistem nilai yang di~niliki individu me~npengaruhi tingkahlaku. G a ~ n b a r di atas

tidaklah lengkap. tapi dari ganibar tersebut setidaknya dapat menjelaskan

mengapa olahraga ~nenjadi sesilatil yang penting dnlani mempengaruhi

terbentilknya nilai. Jika Iiarapan di atas dapat tcrjadi. maka irii akan sejalan

dengan pemikiran Bung Karno pada saat ~nemberikan amanat kepada para

olahragawan yang akan ikut Ganefo pada tanggal S Nopenibel. 1963. bahwa harga

3 1 ) Dts. Bq/!lir.rrlntr. HB. I\ l.h'es. .-lll;'O: Sc~crf itri Dose11 Jltr.r,scrn K~;selrt7trrrr (lr~tr Reki.ecsi Fcrkrr1tn.r Ilrrr~r h'~;olnhrnpnti Urli~-c.~.sitos iVegc.r.i Pctrlrrr7g

Page 10: Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

diri seseorang bukan dari keturunan, kasta atau yang lain tetapi dari budi peket-ti

atau karakter yang lull L I ~ dan mulia.

2. Pendeliatan Konstrilktivis (~onrtractivirt Approocll)

Teori konstruktivis melniliki pandangan yang berbeda. Menurut Kohlberg

dan Haan (dalam Shields dan Bredemeir: 1995), perkelnbangan moral merupakan

hasil dari interaksi antara kecenderungan diri individu mengorganisasikan

pengalamannya ke dalam pola interpretasi yang berrnakna dan pengalaman

lingkungan dalarn rnelnberikan informasi mengenai realitas sosial. Perkembangan

moral dilihat sebagai sebuah proses reorganisasi dan transforlnasi struktur dasar

penalaran individu. Perkembangan moral, termasilk di dalalnnya nilai-nilai

bukanlah suatu proses rneriemukan berbagai riiacaln peratitran dan sifat-sifat baik,

melainkan suatu proses yang mernbutuhkan perirbahan struktirr kognitif dan

rangsangan dari lingkungan sosial.

Berarti teori Konstruktivis, peserta didik yang berpartisipasi dalarn

kegiatan Penjasorkes tidak dengan sendirinya rnelnbentilk nilai atau rnoral

i~idividu sebagailnann pandangan teori internalisasi, tetapi apa yang dia~iggap

sebagai nilai-nilai moral tersebut liarus diorganisasi, dikonstruksi, dari

ditrarisformasikan ke dalarn strilkt~lr dasar penalaran individu yarig berpat-tisipasi

di dalamnya.

Menur~rt Soesilo Soedarman (1997) "Pendidikan jas~narii dan olaliraga.

merupakali modal dasar bagi pelnbangirnan dan sebagai sarana riienumbulikan

pe~iialiamnn yang konilx-ehensif tentang pentingnya menegakkan Disiplili

Nasio~ial". Berdasarlian kutipan tersebut dapat dikemukakan. bah~va kegiatnn

JIJ Drs. Bc~/!lit.t~in~r. HB, i l l Krs. .411;0: Snnf irri Dose17 Jrir~rtsoti Keselinfoti t t o i Rckr.etni Fc~kltltns lI)rlrr Keolol~t.c~grm~i (it~il-et..si/n.v ;\!eget.i Podcir~g

Page 11: Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

pendidikan jasmani dan olaI11-aga, tidak selnat-niata ditiljukan pada pe~nbinaan

aspek jas~naniah sepel-ti periingkatan keterampilan olaliraga, pertilmbuhan

kesegaran jas~nani dan kesehatan, tetapi juga diarahkan pada pembinaali aspek

rohaniayali dan mental yang ~nencakup penanaman sikap dan kepribadian yang

tangguli dan kasatria. Karena it11 pendidikan jasmani dan olaliraga perlu dijadikan

sebagai gerakan yang bersifat ~nassal dan nasional serta masyarakat harus tesus

tergi~gali kesadarannya akan manfaat dari kegiatan olaliraga.

Kegiatan pembangunan tidak hanya menyangkut dilnensi intelektual,

melainkan juga nilai-nilai kemanusiaan yang menjilnjung tinggi liarkat dan

martabat ke~nanusiaan, Sesuai kutipan berikut:

"Olahraga merupakan salali satit unsus penting pembangunan dala~n ra~igkn petnbinaan dan pembentukan koralrlo- L~lr~ig.~n Iiidorie.sict.

Olahrnga akan ~neng'ajark~n pada seseorang kedisiplinan, menibentuk jiwa sporttifitas, tidak mudah menyerah, ~nelnpi~nyai kompetitif yang tinggi. seliiangat kerja sama, mengel-ti akan adanya atill-an, besani mengambil keputusan, ~iiembentuk jiwa karsa yang mengandung aspek: kesetiaan, kebanggan. dan kelior~natan" (Arism~~nalidar, 1997).

Berdasarkan kutipan di atas, sunggi~h tnerupakan potensi yang sangat

bermanfaat terhadap pen~bentukan karakter bangsa. bila nilai- nilai olaliraga

selalu terintegrasi dalam pembelqjaran Penjasorkes. Peserta didik belajas

mebentuk kedisiplinan, jiwa sporttititas, selalu be~jiiang dan tidnk mudah

~iienyerali, ~iielnpunyai kolnpetitif yang tinggi, semangat kerja sama, mengesti

akan adanya atusan, berani ~nenga~iibil kepiitusan, ~iienibentuk jiwa kassa yang

mengandung aspek; kesetiaan, kebanggan, dan kelios~iiatan. Hal tersebut sangat

terkait dengan sunnali Rasul agar kita selalu berjunng "Sesunggulinya Allah tidalc

211 DIX. Bqfirtrro~r. HB. Al.Kes, ,4lFO: Snnt it,; Dosell JIII.II.FCIII K ~ S P I I C I ~ ~ I I C/(III Rekl.e(~si F(I~CIX.II/INS

Ilrttr~ Keololrrc~gcrtrtl Utrii.ersitns Nr,cot.i Pntlorrg

Page 12: Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

akan merubah ~iasib suatu kauml seseorang, apabila kauml seseorang tersebut

tidak berusalia ilntilk rnerubal~ nasibnya".

Penjasorkes merupakan salah satu unsur pe~iting dalam konteks

periingkatan kualitas SDM dan lnasyarakat Indonesia. Penjasorkes diaralikan

pada peningkatan keseliatan jasmani, mental dan rohani, peserta didik. Melipi~ti

perkelnbangan pribadi, hubungati antar pribadi dan lingkungan, ketahanan

nasional politik, dan juga terkait dengan ekonolni, sosial budaya. serta keanianan.

Fitzgerald Kennedy saat ~nenjadi presiden Amerika Serikat, mengetnukakan"

PI7,v.sical .firi7eers is not only one of rhc niosf ii~/portcrnt key.^ to n heally bo&, il i.r

the bcr.ri.r of dynanlic a i~d ci-eative inrellecfz/al crcrivity " . Berarti kebugaran

.jasmani bukan setnata-mata sangat penting i~ntilk kesehatan jasmani, tetapi

~nerupakan dasar dari semila aktivitas yang dinarnik serta kreativitas intelektual,

yang terkait dengan kept-ibadian, disiplin, dan spor-tivitas yang tinggi, sebagai

pelnbentilkan watalc dan krakter bangsa.

Pel!jasorkes merit palan pendidikan moral ilntilk rnernbiasakan seseorang

berbuat kebajikati dan mengliinciari ke-jaliatan sehingga terbentuk pribadi-pribndi

yang beretika, dan tet.bentukriya budaya kesolelian sosial. Dalam Penjasorkes

pertinibangan nioral nieli~pengarulii sportivitas atau .fi.rir plcrv. Fair ploy mudah

di~lcapkali, tetapi cukul:, sukal dipraktekan, bukan saja dalam olahraga tetapi juga

dalam selnua bentilk lcegiatan ciala111 seliari-liari. Prilaku jhir plcg! dapat dididik

atau dibinsakan. Persoalnnnya adalali bagaimana menerapkan nilai riioral dan

prinsip sehingga melijadi lalidasan prilaku sportif. antara lain khususnya bagi

pesertn didik dapat dilalii1l;an dalani pembelqjaran Peti.jasorkes.

311 D1.s. Bc!fi~.rrrnri. HB, Al.Kes. .-I!/.-0: St7171 i ~ i i DOSCII JIIIYISCIII K~selin/llri d111r Rekr.ecrsi Fdrlltns 11111rl Krolr~lr~.ngc~nti (Iriii-e~:vi/trr iC'c1prr.i Prrclt.rrry

Page 13: Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

Menurut Rusli Liltan -(2001), fair play tnerupakan sikap mental yang

menunjukan martabat kesatria da la~n olahraga. silatil bentilk liarga diri yang

tercer~nin dari; ( I ) kejujuran dan rasa keadilan, (2) rasa hor~nat terliadap lawan,

baik dalani kekalahan maupun kemenangan. (3) sikap dan perbuatan tanpa

pamrili, (4) sikap tegas dan berwibawa kalai~ terjadi bahwa lawan atau penonton

tidak berbuat fair ploy, dan (5) kerendahan hati dalam kemenangan, dan

ketenanganfpengendalian diri da la~n kekalahan. Dari beberapa indikator yang

terkandung dalatn fair play, mengambarkan bahwa fair play bagian dari

petnbenti~kan karakter.

Setiap pelaksaliaan aktivitas olahraga har i~s ditandai oleh semangat

kebenaran dan kej i~j i~ran, dengan ti~nduk kepada peraturan-perati~ran, baik yang

tersurat niaupiln yang tersirat, niem iliki kemampuan ilnti~k mengatur dan

tnengendalikan diri sendiri. Sesuai kutipan berikut:

"Piaget (1931) orang pertama yang mempelajari perkelnbngan moral, murutnuskan sebuah model dan teori yang nienekankan perkemb~igan kognitif pada anak-anak. Vloralias termasuk rasa hormat seseorang terhadap aturan dan rasa keadilan (kepedulian terhadap kesetaraan dan Iiubungan timbal balik antara individu). Piaget juga tertarik pnda perubahan dalam moral da1.i rasa hor~nat , kekatigan dan kepatt~han ~nenjadi k e ~ n a ~ n p u a n i~ntuk mengatur dan mengendalikan diri sendiri. (Rusli Lutan, 20.01).

Pe~ijasorkes dapat niengajarkan tentang realitas hidup yang sebenarnya,

karena kegiatan yang tidak bebas nilai, dan justrn meritpakan potensi i~ntuk

liiembina niornl, sehingga peserta didili dapat meniiliki kualitas pengetahuan

moral. Thomas Lickona (I 991) nie~!ielaskan baliwa

". . .seseorang liarus ~iiemiliki kualitas pengetaliunn moral, fcelir~g tiioral, dan tinclakan ~noral . Kkliga komponen ir i i penting untitl; mengembangliati watak prig baik. Padn ko~nponen pengetaliuan moral terdapat unsitr

311 DIS. B ~ ~ ~ I . I I I G I I . HB. i\ I. Kes. .-I IFO: Snrrt in; Dose11 Jr11.rist717 KL'SL'IICIIL~II d(111 R L ' ~ I . ~ ( I S ~ F C I ~ I ~ I I N S Il~trrt E;rol~rlr1,r.l::c7cw Cl~li~.r~:vitns i\Jc8geri P ~ I ~ C I I I ~

Page 14: Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

lainnya yakni kesadaran moral, pengetaliiran tentang nilai moral, perhitungan ke depan, per-tirnbangan moral, pembuatan kepirti~san tertnasuk kedala~n komponen "perasaan" moral adalali kesadaran hati nurani, self e.y/ee/n (horrnat diri), ernpati, keciritaan terliadap yarig baik, pengendalian diri, dan di bawah tindakan moral adalah kompetensi, kernairan, dari kebiasaan".

Dalarii Penjasorkes dengan segala aspeknya dan dilnensi kegiatannya,

lebih-lebih yang mengandung urisur pertandingan dan kompetisi, harus disertai

dengan sikap dan prilaku yang didasarkan pada kesadaran moral. Sikap tersebut

rnenyatakan kesiapan ~rntilk 'berbuat dan berprilaku sesuai dengan peraturan,

~nerirpakan sikap batin yang disebut sebagai itikat, berisi pertirnbangan moral.

yang kemudian secara otoniatis terjabarkan dalarn prilaku. Balikan kesiapan it11

tidak hanya loyal terhadap ketentiran yang tersirat, tetapi juga kesanggupan untuk

membaca dan memirt~rskan pertimbangan berdasarkan kata hati, yang diterangi

oleh sinar yang bersuniber dari batiniah.

KESTMPULAN DAN SARAN

I . Perijasorlies nienianlaatkan aktivitas tisik i~ntirk mengliasilkan perubalion

holistili dalani kualitas iridividu, baik dalarn ha1 fisik, mental, serta emosional

i~ritirl< me~igeriibarigari keutulian manusia. Penjasorkes memperlakukan peserta

clidk sebagai satu kesatuan utuli, ri~akliluk total, irntirk meningkatkan kualitas

fisik dnn mentalriya, clan tidak hanya terbatas pada rnanfaat penyetnpurnaali

fisik atau tirbuli semata.

2. Perijasorlies meri~pal;a~i salah sat11 irnsur penting dalarn pern bangilnnn

pendiclikan, yalig berperan untirk pernbentukan dan pelnbinaari kc[~.~rk!o- hcais.vcr

311 DI:~. Bc~/!fi~.t~ron. HB, I\ 1. h'es, ,-llF0: Son/ itii Dose17 Jl~r.rlrorl Kese/io/nu tiotl ReX.t.ecni Fokrrl~os Iltrtlr K~'olol~~.(lgootl Utii\v~.si/m i\icgo.i Pntkitlg

Page 15: Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

Indoiie.sia. Dala~n Penjasorkes pesel-ta didi k diajarkan kedisiplinan, sportti fitas,

tidak mudah ~nenyerah, m e ~ n p ~ ~ n y a i ko~npetitif yang tinggi. semangat kerja

sama, mengerti akan adanya aturan, berani ~ i ienga~nbi l keputusan, membentuk

jiwa karsa yang menganduiig aspek; kesetiaan, kebanggan, dan kehormatan.

3. Penjasorkes memiliki komptensi i~ntuk mernbangun jiwa dan badan,

menyempurnakan watak yang baik dan kepribadian yang mulia serta sebagai wahana

ilntirk lnelni l i ki dan membentilk kepribadian yang kuat. nienu~n buhkan budaya

kesolehan sosial berdasarkan pada nilai-nilai sportivitas, kreativitas, kedisiplinan dan

tanggung jawab.

4. Disarankan kepada guru Penjasorkes untilk betul-betul memanfaatkan fisik dalan~

berolahraga sebagai instrumen (agen) pelnbentukan nilai yang akhirnya

beriljung pada tingkahlaku, sehingga lneliyebabkan perbaikan dalaln pikiran dan

ti~buli yang melnpengari~hi seluruli aspek kehidupan harian pesel-ta didik.

DAFTAR RUJUKAN

Arismunandar, W. 1997. Kebi.jaksanaar1 dalam Pembangunan Prestasi olaliraga Nasional, Makalah ini disa~npai dalam Rapat K e ~ j a Nasional Departemen Pendidikali dan Kebudayaan, Jakarta, tanggal 3 s.d Mat-et 1997.

Depdiknas, 2008. Pedonlan Penyusunan Kurikul~~rn Tingkat Sat i~an Pendidikan Sekolali Dasar: Jaknrata: BNSP

Dirjen Olahraga, 2003. Kumpulan dan Dokumen Olahraga Nasional dan Internasional, Proyek Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Olnhraga, Direktorat Jendesal Olaliraga Deperte~iien Pendidikari Nasionnl.

Freeman, 2001. PI~siccrl Educcrrion c~irr.ltl Spoi-i ii? CIic~ilging Sociay New York: Wlacni illan Publishing Co~npnny.

.: 11 Drs. Rq/!fi~.~lro~l. HR. , \ / .hPs, ,-IlFO: S{m/ i11i Dosen J I I I ~ I I S ~ I ~ I Kesel~oftrtr cilrtr Reki.ensi Fnk~rl/trs Iltir ri Kco/cil~r-ngon~l Cltlive~:~i/os 1Vqe1.i Po(Jr117g

Page 16: Jurnal llmu Keolahragaan dan Pendidikan Jasmanipustaka.unp.ac.id/.../BAFIRMAN_KARAKTER.pdf · Dengan de~nikian pendidikan karakter tidak akan berliasil tanpa nilai rnoral yang

Gal lahue, David L dan John C.Ozman, 1998. Uncle.rtending Motor Develoymer-it; Infnnls, Child-eii. A~l'oleceiif, Ad~tlr.~, Boston, Mcgraw-Hill.

Rusli Lutan. 200 1. Olahraga dan Etika, Fair Plq? Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Ilrnu Pengetahuan dan, Teknologi Olahraga, Direktorat Jenderal Olahraga, Depertelnen Pendidikan Nasional.

Rusli Lutan,dkk. 2002. Supervisi Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahragn, Deperternen Pendidikan Nasional.

Sliields, D.LL, dan Bredemeir, B.J.L. 1995. Clinracter Developmeiir niitf Phy.s.icn1 Activity. Champaign, IL: Human Kinetics.

Soesilo Soedarlnan, 1997. Peranan Pendidikan Jasmani dan olaliraga dalani Pembinaan Disiplin Nasional. Makalah ini disampaikan dalam Pengarallan Menteri Negara coordinator Bidang Politik dan Kealnanan di depan Peserta Konperensi Nasional . Pendidikan Jasmani dan olahraga Bandung, 22 September 1997.

Thomas Lickona. 199 1 . Educating for Characte!.. New York: Bantam Books.

Tin1 Peneliti Balitbang Diknas.2008. Makalah Pengembangan Model Pelnbelajaran Kecerdasan Kinestetik Untuk Pendidikan Dasar. Departe~ne~i Pendidikan Nasional Balitbang: Puslitjaknov.

Undang-Undang Republ ik Indonesia, Nolnor 20 Taliun 2003, Tentang Sisteln Pendidikan Nasional.

-111 DI:~. R(!/it.tiratl, MU. ,ll.h'r.r. ..l/FO: SLIC~I iui Dose17 Jrit.rtsn11 I;L.sehrtto/r ckr17 Rekrrnsi Fakrtlms Ilnrri K~o/rthtngnc711 Ut i i~~e~.s i / r~s tVc9grl.i Pn(i'orig