38
Vol. 16 No. 2 Oktober-November 2011 ISSN: 0853-9286 PENGARUH CAR, NPL, LDR, NIM, BOPO, KURS AS $/Rp, TINGKAT INFLASI TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SWASTA NASIONAL Herry Alfani, Indra Wijaya 1 – 16 PENGARUH RETURN INDEKS GLOBAL DAN FAKTOR EKONOMI MAKRO TERHADAP RETURN IHSG DAN RETURN INDELKS LQ-45 DI BEI PERIODE 2006- 2010 Meiline, Indra Wijaya, Joseph Renwarin 17 – 32 HOW BUMN COULD SURVIVE EVEN SUCCESS, ANALYSIS IN ORGANIZATIONAL BEHAVIOR PERSPECTIVES Febriansyah, Brando Tengdom, Lina Tri Mugi Astuti 33 – 54 ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMPERTAHANKAN BRAND IMAGE PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NON FORMAL Davis Roganda Parlindungan, Rewindinar, Muzahid Akbar Hayat 55 – 74 ANALISIS KOMUNIKASI PEMASARAN PERGURUAN TINGGI TERHADAP MINAT MAHASISWA Muzahid Akbar Hayat, Davis Roganda Parlindungan, Salman 75 – 93 PERAN POLA ALIRAN KOMUNIKASI INFORMASI (POLA LINGKARAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN ITBK Salman, Ken Morita, Raka Wisnu Wardana 94 – 113 EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PELATIHAN MANAGEMENT TRAINEE TERHADAP KUALITAS KINERJA KARYAWAN PADA PP XYZ Abriandi, Ika Yufitasari 114 – 145 ANALISIS KREDIT MODAL KERJA (SMALL MEDIUM ENTERPRISE) BERMASALAH PADA BANK XYZ Jimmy Ardianto, Merry Christina 146 – 180 TINJAUAN RISET TENTANG KUALITAS AUDIT Nera Merinda Machdar 181 – 193 INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS KALBE Jakarta Jurnal Manajemen dan Akuntansi

Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

Vol. 16 No. 2 Oktober-November 2011 ISSN: 0853-9286

PENGARUH CAR, NPL, LDR, NIM, BOPO, KURS AS $/Rp, TINGKAT INFLASI TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SWASTA NASIONAL

Herry Alfani, Indra Wijaya 1 – 16

PENGARUH RETURN INDEKS GLOBAL DAN FAKTOR EKONOMI MAKRO TERHADAP RETURN IHSG DAN RETURN INDELKS LQ-45 DI BEI PERIODE 2006-2010

Meiline, Indra Wijaya, Joseph Renwarin 17 – 32

HOW BUMN COULD SURVIVE EVEN SUCCESS, ANALYSIS IN ORGANIZATIONAL BEHAVIOR PERSPECTIVES Febriansyah, Brando Tengdom, Lina Tri Mugi Astuti 33 – 54 ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMPERTAHANKAN BRAND IMAGE PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NON FORMAL Davis Roganda Parlindungan, Rewindinar, Muzahid Akbar Hayat 55 – 74 ANALISIS KOMUNIKASI PEMASARAN PERGURUAN TINGGI TERHADAP MINAT MAHASISWA Muzahid Akbar Hayat, Davis Roganda Parlindungan, Salman 75 – 93 PERAN POLA ALIRAN KOMUNIKASI INFORMASI (POLA LINGKARAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN ITBK Salman, Ken Morita, Raka Wisnu Wardana 94 – 113 EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PELATIHAN MANAGEMENT TRAINEE TERHADAP KUALITAS KINERJA KARYAWAN PADA PP XYZ Abriandi, Ika Yufitasari 114 – 145 ANALISIS KREDIT MODAL KERJA (SMALL MEDIUM ENTERPRISE) BERMASALAH PADA BANK XYZ Jimmy Ardianto, Merry Christina 146 – 180 TINJAUAN RISET TENTANG KUALITAS AUDIT Nera Merinda Machdar 181 – 193

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS KALBE

Jakarta

Jurnal Manajemen dan Akuntansi

Page 2: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

Jurnal Manajemen dan Akuntansi Vol. 16 No. 2 Oktober - November 2011 ISSN: 0853-9286

Penanggung Jawab Dr. Panutan S. Sulendrakusuma, SE., MT,Ak. Pemimpin Umum Dr. Panutan S. Sulendrakusuma, SE., MT,Ak. Pemimpin Redaksi Dr. H. Masruchin, MM. Redaktur Pelaksana Abriandi, SE, Ak, MM Sekretaris Tiur Riana K. Samosir, SKM Dewan Editor Prof. Dr. Yos E. Susanto, MA, MPH, Ph.D Dra. Virgo Simamora, MBA Abriandi, SE, Ak, MM Ischak P. L. Tobing, S.Si, M.Si Alamat Redaksi Institut Teknologi dan Bisnis Kalbe Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 76 Slipi, Jakarta Barat � (021) 530-0951, Fax (021) 548-4446 E-mail: [email protected]

Page 3: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

Jurnal Manajemen dan Akuntansi Vol. 16 No. 2 Oktober-November 2011 ISSN: 0853-9286 DAFTAR ISI Hal PENGARUH CAR, NPL, LDR, NIM, BOPO, KURS As$/Rp, TINGKAT INFLASI TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SWASTA NASIONAL Herry Alfani, Indra Wijaya 1 – 16

PENGARUH RETURN INDEKS GLOBAL DAN FAKTOR EKONOMI MAKRO TERHADAP RETURN IHSG DAN RETURN INDELKS LQ-45 DI BEI PERIODE 2006-2010 Meiline, Indra Wijaya, Joseph Renwarin 17 – 32

HOW BUMN COULD SURVIVE EVEN SUCCESS, ANALYSIS IN ORGANIZATIONAL BEHAVIOR PERSPECTIVES Febriansyah, Brando Tengdom, Lina Tri Mugi Astuti 33 – 54 ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MEMPERTAHANKAN BRAND IMAGE PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NON FORMAL Davis Roganda Parlindungan, Rewindinar, Muzahid Akbar Hayat 55 – 74 ANALISIS KOMUNIKASI PEMASARAN PERGURUAN TINGGI TERHADAP MINAT MAHASISWA Muzahid Akbar Hayat, Davis Roganda Parlindungan, Salman 75 – 93 PERAN POLA ALIRAN KOMUNIKASI INFORMASI (POLA LINGKARAN) TERHADAP KINERJA KARYAWAN ITBK Salman, Ken Morita, Raka Wisnu Wardana 94 – 113 EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PELATIHAN MANAGEMENT TRAINEE TERHADAP KUALITAS KINERJA KARYAWAN PADA PP XYZ Abriandi, Ika Yufitasari 114 – 145 ANALISIS KREDIT MODAL KERJA (SMALL MEDIUM ENTERPRISE) BERMASALAH PADA BANK XYZ Jimmy Ardianto, Merry Christina 146 – 180 TINJAUAN RISET TENTANG KUALITAS AUDIT Nera Merinda Machdar 181 – 193

Page 4: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 146

Analisis Kredit Modal Kerja

(small medium enterprise) bermasalah pada Bank XYZ

Oleh: Jimmy Ardianto & Merry Christina Institut Teknologi dan Bisnis Kalbe, Jakarta

Abstract: Credit is a financial means enabling a person or an institution to borrow funds to purchase products and repay these funds within a certain period. The need for for credit is unavoidable, especially for business sectors, due to the increasing need for expansion by business owners. Banks pool funds and manage the flow of funds or credit to customers as debitors so that they will receive the financial aid they need to expand their businesses or to meet other expenses. This research will discuss about the grant of working capital loan to business owners so that they can expand their businesses in the form of local credit – a short term credit allowed for additional need of productive working capital loan where customers can easily draw and deposit funds within the maximum credit amount and the determined period. Keyword: Credit, working capital loan, small medium enterprise

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Di masa ekonomi sulit seperti sekarang ini khususnya dalam masa krisis ekonomi

pasca tahun 1997, kebutuhan untuk kredit tidak dapat dihindari khususnya bagi

bidang bisnis, hal ini dikarenakan semakin tingginya kebutuhan untuk

mengembangkan usaha bagi para pengusaha (selain untuk mengembangkan

usaha, para pengusaha juga membantu dalam penyediaan lapangan kerja bagi

sebagian masyarakat). Selain untuk para pengusaha yang ingin

mengembangkan bisnis, kredit juga tersedia untuk kebutuhan konsumtif

seperti kredit untuk memperoleh kendaraan, kredit kepemilikan rumah, dan

kartu kredit. Untuk itulah bank sebagai penyalur dan penghimpun dana, dalam hal

ini akan menyalurkan dana kepada nasabah sebagai debitur agar dapat

memperoleh bantuan untuk mengembangkan usaha ataupun untuk memenuhi

kebutuhan konsumtif lainnya.

Pokok permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai pemberian

kredit modal kerja untuk pengusaha agar dapat mengembangkan usahanya berupa

Page 5: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 147

kredit lokal yaitu kredit jangka pendek yang diberikan untuk keperluan

tambahan modal kerja usaha produktif dimana nasabah bebas melakukan

penarikan dan penyetoran dalam batas maksimum kredit (pagu kredit) dan jangka

waktu yang telah ditentukan.

Dalam proses pemberian kredit tentunya nasabah akan dikenakan biaya

sebagai bentuk imbalan atas penyediaan dana oleh pihak penyalur dana yaitu

berupa bunga. Bunga kredit diketahui sebagai pendapatan terbesar yang menjadi

tonggak pendapatan suatu lembaga penyalur dana seperti Bank. Banyak Bank

berlomba-lomba menyalurkan kredit dengan fasilitas yang baik agar nasabah

tertarik untuk menjadi debitur. Oleh karena itu akan dibahas mengenai

prosedur pemberian kredit modal kerja berupa kredit lokal khususnya bagi

perusahaan kelas menengah (yang membutuhkan modal kerja sebesar) untuk

meminimalisasi terjadinya kredit macet.

Untuk menjamin kinerja Account Officer dalam menjual kredit, bank

XYZ mengeluarkan peraturan-peraturan yang dikelola oleh divisi SKHK –

Satuan Kerja Hukum dan Kepatuhan, yang mengeluarkan SKSE – Surat

Keputusan Surat Edaran agar proses pemberian kredit dapat berjalan sesuai

prosedur. Berdasarkan landasan yang kokoh tersebut, Bank XYZ terus

menciptakan lebih banyak nilai bagi nasabah khususnya dalam penyaluran kredit

modal, kerja berupa kredit lokal untuk membantu para pengusaha dalam

mengembangkan usahanya. Hal ini merupakan tantangan bagi bank dalam rangka

menyalurkan kredit kepada debitur dengan bersaing dengan bank-bank lainnya

serta dalam rangka mengupayakan penyaluran kredit yang memungkinkan tingkat

pengembalian yang tinggi dan risiko kredit macet yang kecil.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran umum pemberian kredit modal kerja berupa kredit lokal

untuk debitur SME?

2. Apa penyebab terjadinya kredit macet, dampak dan solusi mengatasinya di

bank XYZ?

Page 6: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 148

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang terjadi, maka yang menjadi tujuan utama dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran umum pemberian kredit modal kerja berupa

kredit lokal khususnya bagi debitur SME.

2. Mengetahui penyebab, dampak, dan solusi mengatasi kredit bermasalah di

Bank XYZ.

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam menemukan jawaban dari pokok permasalahan yang akan dibahas, manfaat

dari penelitian ini bagi:

1. Penulis: Memperoleh pengetahuan mengenai pemberian kredit lokal bagi

debitur SME dalam rangka menyalurkan kredit dan meminimalisasi resiko

terjadinya kredit macet.

2. Bank: Mengetahui kekuatan dari pemberian kredit yang telah ditetapkan saat ini

dalam proses penyaluran pemberian kredit yang bertujuan meminimalisasi

terjadinya resiko kredit macet serta memaksimalisasi pemberian kredit dengan

tingkat pengembalian tinggi.

3. Pembaca: Mengetahui pemberian kredit modal kerja berupa kredit lokal oleh

bank dalam mengatasi resiko kredit macet dan meningkatkan pemberian kredit

dengan tingkat pengembalian tinggi.

VI. TINJAUAN PUSTAKA

a. Teori Kredit

Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau

badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya

kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan

bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

Page 7: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 149

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Jika seseorang

menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan. Berdasarkan

undang-undang nomor 7/1992, tentang Perbankan, Bab I pasal I butir 12, Kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil

keuntungan. Berdasarkan definisi kamus Perbankan-IBI, kredit adalah penyediaan

uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan

perjanjian pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain. Pihak peminjam

berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah

bunga yang telah ditetapkan dalam perjanjian.

Menurut Manual Perkreditan Bank XYZ, kredit adalah pemberian fasilitas

pinjaman yang diberikan oleh Bank kepada debitur berdasarkan kesepakatan atau

perjanjian tertentu yang telah disepakati bersama dimana debitur diwajibkan

untuk melunasi kewajibannya dalam jangka waktu tertentu disertai bunga.

Realisasi kredit dalam mata uang rupiah di Bank XYZ dilakukan melalui

rekening

Giro rupiah/tabungan (tergantung dari jenis fasilitas kredit yang diberikan). Kredit

dalam mata uang rupiah diberikan untuk kredit yang bersifat komersial/produktif

(misalnya kredit untuk tambahan modal kerja atau KUK) dan kredit yang bersifat

konsumtif (misalnya untuk pembelian rumah tinggal atau kendaraan bermotor),

namun dalam pembahasan ini, akan dibahas mengenai kredit untuk modal kerja.

2.1.1 Prinsip-prinsip penilaian dan pemberian kredit dalam perbankan

Prinsip-prinsip penilaian dan pemberian kredit dalam perbankan mencakup

beberapa hal:

1. Portofolio kredit yang ideal

Portofolio kredit yang ideal adalah portofolio kredit yang tingkat keuntungan, tingkat

keamanan, total nilai dan tingkat pertumbuhannya memenuhi target yang telah

Page 8: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 150

ditentukan perusahaan dan pencapaiannya mengikuti peraturan dan perundangan

yang berlaku.Tingkat keamanan portofolio kredit merupakan gabungan dari

kelayakan keamanan kredit kepada debitur per debitur dilihat dari aspek 5 C

yaitu:

a. Character : Penilaian watak ( mengetahui tingkat integritas serta itikad baik )

b. Capacity : Kemampuan usaha untuk berkembang ( memenuhi kewajibannya )

c. Capital : Besarnya modal yang disediakan debitur

d. Collateral: Jaminan

e. Condition: Penilaian terhadap situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, dan

budaya.

2. Pemberian Kredit sesuai ketentuan Bank XYZ maupun Bank Indonesia

Pemberian kredit yang sesuai dengan ketentuan Bank XYZ dan Bank

Indonesia mencakup, antara lain:

a. Mengacu pada prinsip kehati-hatian bank (Prudent Banking)

b. Didukung dengan jaminan atas pelunasan kredit, dalam hal ini berarti

keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi

kewajibannya berdasarkan penilaian yang seksama.

3. Pihak-pihak yang terkait dan tidak terkait

Pemberian kredit juga harus memperhatikan kriteria pihak-pihak terkait dengan bank

maupun debitur atau kelompok debitur tertentu sesuai dengan ketentuan dari Bank

Indonesia mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

4. Jenis kredit yang berisiko

Bank dilarang memberikan kredit untuk perjudian, spekulan, dan atau sektor-sektor

ekonomi dan debitur-debitur tertentu yang tidak prospektif, mengacu juga pada

himbauan baik dari Kantor Pusat maupun Bank Indonesia. Keyakinan atas

kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi kewajibannya merupakan

faktor yang sangat penting untuk diperhatikan oleh bank. Untuk itu, sebelum

pemberian kredit dilakukan, bank perlu melakukan penilaian terhadap watak,

Page 9: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 151

kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha dari debitur yang dituangkan

dalam penilaian 5 C.

Adapun pendekatan yang digunakan bank untuk menilai kredit adalah:

a. Pendekatan Karakter (Character Approach): Pendekatan terhadap reputasi

karakter bisnis dari calon debitur. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang

paling murni karena didasarkan pada kepercayaann kepada calon

debitur/debitur. Namun penekatan ini juga sulit dilakukan, karena

menyangkut pada penilaian moral dan itikad baik seseorang yang bersifat

abstrak.

b. Pendekatan Kemampuan Membayar Kembali (Repayment Approach):

Kemampuan calon debitur membayar kembali pinjaman yang diberikan.

Sumber-sumber pembayaran kembali tersebut antara lain: Usaha itu sendiri,

Jaminan yang diberikan atas kredit tersebut, Jaminan yang diberikan pihak

ketiga (avalist).

c. Pendekatan Jaminan (Collateral approach): Penilaian atas jaminan yang

memadai-yuridis dan ekonomis. Pada situasi perekonomian atau situasi

politik yang tidak menentu, bank sering menggunakan pendekatan ini untuk

memperoleh keamanan atas kredit yang dilepaskan.

d. Pendekatan Kelayakan Usaha Calon Debitur (Feasibility Approach):

Pendekatan terhadap kelayakan usaha debitur atau proyek baru yang akan

dijalankan oleh calon debitur/debitur. Pendekatan ini biasa digunakan untuk

pembiayaan proyek baru dimana: karakter debitur belum dikenal baik oleh

pihak bank, jaminan merupakan barang-barang modal yang akan dibeli dengan

menggunakan kredit itu sendiri, tidak ada sumber dana untuk pelunasan kredit

yang berasal dari pihak lainnya.

e. Pendekatan Peran Bank sebagai agen pembangunan (Development Approach):

Penilaian kredit yang lebih ditekankan pada fungsi bank sebagai agent of

development dari suatu sistem perekonomian, dimana pihak bank bukan saja

mencari keuntungan, tetapi juga membantu pemerintah dalam melaksanakan

pembangunan.

Page 10: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 152

2.1.2 Proses dan ketentuan pemberian kredit.

Proses pemberian kredit harus berpedoman dan mengikuti ketentuan-ketentuan sesuai

dengan peraturan yang ditentukan oleh Direksi Bank XYZ serta Undang-undang

Perbankan, maupun peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan

Instansi-instansi pemerintah lainnya. Proses pemberian kredit terdiri dari beberapa

tahapan yaitu:

1. Target Pasar

Pada tahap pertama ini bank menentukan kriteria calon debitur yang akan

menjadi target, dengan memperhatikan daftar larangan pemberian kredit yang

dikeluarkan Bank XYZ. Debitur terdiri dari debitur perorangan dan debitur

berbentuk badan usaha (CV/Firma)/badan hukum (PT, Koperasi, dan Yayasan).

Kelompok debitur (Grouping) adalah kumpulan dari beberapa peminjam (debitur)

yang hak kepemilikannya/kepengurusannya dikuasai atau dikendalikan oleh

orang-orang yang sama atau memiliki hubungan keuangan yang saling berkaitan.

Persyaratan lain untuk menjadi debitur adalah:

a. Telah menjadi nasabah Bank XYZ minimal 3 bulan dengan mutasi

Rekening Koran cukup aktif (transaksi >18 hari), tidak sering melakukan

penarikan overdraft dan penarikan Cek/Bilyet Giro kosong.

b. Telah dikenal baik Pemimpin Cabang yang dalam pelaksanaannya

dilakukan secara selektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Inisiasi Kredit

Pada tahap ini, bank melakukan pendekatan kepada calon debitur dengan tujuan

untuk mengetahui kebutuhan calon debitur yang dapat dipenuhi oleh bank dan

data-data pendukungnya. Jika calon debitur berkenan untuk mengajukan

permohonan kredit, maka calon debitur harus mengajukannya secara tertulis

dengan mengisi formulir Surat Permohonan Kredit yang disediakan oleh Bank

XYZ.

Page 11: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 153

3. Evaluasi

Berdasarkan data-data yang diperoleh, bank melakukan evaluasi permohonan kredit

tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dimana pengolahan

kredit mencakup penelitian dan penilaian data/informasi dari calon debitur serta

memberikan pendapat/kesimpulan dan saran-saran sebagai bahan pertimbangan

bagi pemimpin/pejabat yang berwenang dalam memutuskan permohonan.

Untuk dapat memperoleh kredit dari Bank XYZ, calon debitur harus dapat

memenuhi syarat-syarat berikut ini:

a. Debitur memenuhi persyaratan untuk bertindak secara sah menurut hukum.

b. Debitur harus memiliki kemampuan dan kemauan untuk melunasi kredit yang

diberikan.

c. Debitur harus memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen dan persyaratan

khusus yang diperlukan sesuai dengan jenis kredit yang diminta.

d. Agunan yang diserahkan oleh debitur harus dapat meng-cover jumlah kredit

yang diberikan oleh Bank/sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tabel 2.1 Persyaratan dokumen yang harus dipenuhi debitur

Jenis Nasabah Persyaratan Dokumen Perorangan Fotokopi kartu identitas (KTP/SIM/paspor)

Asli Surat Keterangan Domisili dari Kelurahan setempat (bila kartu identitas debitur berasal dari luar kota)

Asli Surat Pernyataan (bila nama atau tanda tangan pada rekening berbeda dengan kartu identitas) Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Asli Surat Referensi (jika diperlukan) Badan Usaha Fotokopi kartu identitas ( KTP/SIM/paspor)

pemilik/seluruh pemegang saham dan seluruh pengurus/direksi dan komisaris badan usaha. Asli Surat Keterangan Domisili dari kelurahan setempat (bila kartu identitas pemilik/seluruh pemegang saham dan seluruh pengurus/direksi dan komisaris badan usaha berasal dari luar kota) Asli Surat Pernyataan (bila nama atau tanda tangan pada rekening berbeda dengan kartu identitas) Fotokopi Anggaran Dasar/Akte Pendirian (AD/AP) yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan perubahannya. Asli surat Pernyataan Penyerahan Akte Fotokopi Surat Ijin

Page 12: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 154

Usaha Perdagangan (SIUP)/surat ijin usaha lainnya. Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Fotokopi Nomor Pokok Wjaib Pajak (NPWP) Asli surat referensi (bila diperlukan)

Sumber: Manual Perkreditan Bank

Setiap permohonan kredit (baru/tambahan/pengurangan/perpanjangan) termasuk

perubahan jaminan (penambahan/pengurangan/penarikan/penggantian) harus

diajukan (calon) debitur dengan mengisi formulir Surat Permohonan Kredit (SPK)

kepada cabang pemberi kredit.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh (calon) debitur atau pihak yang berwenang

untuk mewakili debitur berbentuk badan.

1. Cakap hukum

2. WNI berusia minimal 21 tahun atau telah menikah (untuk debitur

perorangan)

3. Telah sesuai dengan anggaran dasar serta ketentuan hukum yang berlaku

(untuk debitur badan)

4. Memiliki kemampuan dan kemauan untuk melunasi kredit yang

diberikan

5. Tidak dalam keadaan pailit

6. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia

Syarat permohonan kredit yang harus dipenuhi oleh calon debitur sebagai

berikut:

1. Memenuhi syarat (calon) debitur yang telah ditentukan

2. Memenuhi seluruh persyaratan dokumen serta persyaratan khusus yang telah

ditentukan sesuai dengan produk kredit yang diminta.

3. Menyerahkan agunan yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku

guna meng-cover risiko yang mungkin timbul apabila debitur wanprestasi.

Guna keperluan pelepasan kredit kepada (calon) debitur, maka ditetapkan

budget pemberian kredit yang diberikan oleh Direksi kepada cabang pemberi

kredit.Dalam pemberian kredit kepada (calon) debitur, cabang pemberi kredit

harus berpedoman pada budget pemberian kredit yang telah ditetapkan.

Page 13: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 155

Dalam proses pemberian kredit kepada calon debiturnya, Bank XYZ

melarang pemberian kredit kepada:

1. Warga Negara Asing

2. Badan Hukum Asing/badan asing lainnya.

3. Warga Negara Indonesia yang memiliki status penduduk tetap (permanent

resident) Negara lain dan tidak berdomisili di Indonesia.

4. Perwakilan negara asing dan lembaga internasional di Indonesia

5. Kantor bank/badan hukum Indonesia di luar negeri

6. Koperasi atau yayasan

7. Perusahaan sekuritas

8. Pemberian kredit bagi debitur yang berbentuk badan hukum/usaha dimana

pemilik/pengurus yang menjadi andalan Bank XYZ bukan merupakan

pengurus aktif dan tidak menguasai bidang usaha tersebut.

Selain itu, Bank XYZ juga melarang pemberian kredit berdasarkan tujuan

kredit berikut ini:

1. Pembiayaan proyek Pasar kepada developer/owner

2. Pembiayaan pengadaan dan atau pengolahan tanah kepada

pengembang

3. Pembelian saham dan atau memiliki saham yang tidak dimaksudkan sebagai

penyertaan.

4. Usaha yang bersifat spekulatif ( misalnya untuk perdagangan valas)

5. Sektor usaha kontraktor (kecuali yang dijamin dengan cash collateral 100%)

6. Pemberian standby loan

4. Negosiasi

Berdasarkan hasil pengolahan kredit, bank melakukan negosiasi dengan calon

debitur mengenai fasilitas kredit dan bunga yang akan dibebankan terhadap

nasabah.

5. Keputusan

Keputusan pemberian kredit diberikan oleh pejabat bank berdasarkan hasil

Page 14: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 156

pengolahan dan hasil negosiasi kredit, sesuai dengan wewenang pejabat yang

bersangkutan.

2.2 Kategori Kredit

Pembagian jenis kredit di Bank XYZ dibagi berdasarkan:

a. Tujuan Penggunaan

b. Cara Penarikan

c. Jangka Waktu

d. Total Eksposure

2.2.1 Berdasarkan tujuan penggunaan

Dibagi menjadi:

1. Kredit yang bersifat komersial/produktif

Kredit yang diberikan kepada debitur perseorangan atau perusahaan yang

dipergunakan untuk:

a. Tujuan modal kerja (kredit lokal, time loan, trust receipt, kreditekspor,

installment loan)

b. Investasi ( kredit investasi )

c. Penjaminan ( Bank Garansi )

d. Pembiayaan perdagangan antar negara ( Trust Receipt, kredit ekspor, letter

of credit)

2. Kredit yang bersifat konsumtif

Digunakan untuk membiayai kebutuhan konsumsi,terdiri dari:

a. Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)

b. Kredit Pemilikan/Perbaikan Rumah (KPPR)

2.2.2 Berdasarkan Fasilitas Kredit atau Cara Penarikan/Pencairan

Berdasarkan fasilitas kredit atau cara penarikan/pencairan, kredit

komersial/produktif dibagi menjadi:

1. Cash Loan

Yaitu kredit yang dananya dapat diberikan langsung kepada debitur dan

Page 15: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 157

pencairannya dilakukan dengan pemindahbukuan, terbagi menjadi:

a) Kredit Afbetaling

Kredit yang penarikan/pencairannya dilakukan sekaligus atau bertahap sesuai

dengan rencana sampai dengan batas maksimumnya dan pelunasannya

diangsur sesuai dengan jadwal angsuran sampai dengan tanggal jatuh tempo yang

telah ditetapkan. Contohnya adalah Time Loan Insidentil, Installment Loan, Kredit

Investasi.

b) Kredit Revolving

Kredit yang penarikan/pencairannya dilakukan berulangkali dalam jumlah tertentu

selama masih di bawah batas maksimum dalam suatu masa/jangka waktu tertentu.

Penarikan dapat dilakukan dengan menggunakan cek/bilyet giro atau surat

aksep. Contohnya adalah Kredit Lokal, Time Loan Revolving, Kredit Impor,

Kredit Ekspor.

2. Non Cash Loan

Atau Contigency Financing yaitu kredit/perjanjian kredit antara bank dan

nasabah yang akan efektif bila ada inisiatif dari pihak ketiga, artinya bank hanya

memberikan plafon, sedangkan dana hanya diberikan bila ada inisiatif dari pihak

ketiga.Yang termasuk dalam kredit ini adalah:

a. LC Line

b. Bank Garansi

2.2.3 Berdasarkan Jangka Waktu

Dibagi menjadi:

1. Kredit Jangka Pendek seperti Kredit Lokal, Time Loan Insidentil, Time Loan

Revolving, Kredit Impor, Kredit ekspor, Bank Garansi, L/C Line, Installment

Loan.

2. Kredit Jangka Menengah seperti Installment Loan

3. Kredit Jangka Panjang seperti Kredit Investasi, Kredit Kendaraan Bermotor,

Kredit Pemilikan/Perbaikan Rumah.

Page 16: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 158

II. Berdasarkan Total Eksposure

Tabel 2.2 Penentuan Kategori Kredit Berdasarkan Total Eksposure

Kategori Kredit Kriteria

Ritel Pemberian kredit kepada debitur yang menyebabkan total eksposure per debitur/kelompok debitur sampai dengan Rp 7,5 milyar

Komersial Pemberian kredit kepada debitur yang menyebabkan total eksposure per debitur/kelompok lebih besar dari Rp.7,5 milyar sampai dengan Rp 50 Milyar

Korporasi Pemberian kredit kepada debitur yang menyebabkan eksposure per debitur/kelompok debitur lebih besar dari Rp 50 Milyar Pemberian kredit dengan total elsposure lebih kecil dari Rp 50 Milyar yang diutjukan kepada - Perusahaan multinasional - Perusahaan yang telah go public - Lain-lain yang ditetapkan oleh Direksi Jika perusahaan tersebut memiliki grup yang telah memperoleh fasilitas kredit di BCA,maka seluruh anak perusahaan/debitur dari grup tersebut dimasukkan dalam kelompok Kredit Korporasi.

Sumber: Manual Perkreditan Bank XYZ

2.3 Kredit Lokal

2.3.1 Pengajuan Kredit Lokal

Kredit Lokal adalah kredit jangka pendek yang dapat ditarik sewaktu-waktu

hingga batas maksimal plafon melalui rekening Giro yang diberikan kepada

debitur untuk keperluan modal kerja usaha produktif. Maksimum kredit (plafon)

dan persyaratan Kredit Lokal sesuai yang telah ditetapkan dan disepakati

dalam akad kredit. Overdraft (OD) terjadi jika penggunaan plafon melebihi dari

outstanding plafon yang tersedia. OD dapat diberikan oleh pejabat yang berwenang

sesuai dengan ketentuan wewenang pemberian overdraft. Pemberian OD rekening

Kredit Lokal yang terjadi karena pembayaran angsuran pokok/pelunasan suatu

fasilitas kredit tidak dibenarkan. Sedangkan pemberian OD rekening Kredit Lokal

yang terjadi karena pembayaran angsuran bunga diperbolehkan.

Fasilitas Kredit Lokal dapat diberikan kepada calon debitur yang telah

menjadi

Page 17: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 159

nasabah Bank XYZ (pemegang rekening giro) dan memenuhi syarat-syarat

debitur Kredit Lokal Bank XYZ. Jangka waktu pemberian fasilitas Kredit

Lokal adalah maksimum 1 tahun dan dapat diperpanjang kembali. Dalam

pemberian kredit, nasabah yang menjadi debitur dikenakan provisi, biaya

administrasi, dan bunga.

1. Provisi dibebankan berdasarkan ketentuan yang berlaku (saat ini di Bank

XYZ berlaku provisi 1%, namun tidak menutup kemungkinan provisi yang

diberikan berada di bawah 1% tergantung dari kebijakan pemimpin cabang

berdasarkan pertimbangan tertentu)

2. Biaya administrasi dipungut dimuka pada saat penandatanganan akad kredit

yang besarnya sesuai dengan tarif yang berlaku.

3. Suku bunga dibebankan secara floating dan besarnya diatur dalam ketentuan

tersendiri

4. Bunga dihitung berdasarkan saldo harian negatif dan dibebankan kepada

debitur setiap akhir bulan

Syarat (calon) debitur Kredit Lokal adalah:

1. Minimal berusia 21 tahun atau telah menikah

2. Cakap hukum

3. Tidak termasuk dalam Daftar Hitam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia

4. Tidak dalam keadaan pailit

5. Mengisi Surat Permohonan Kredit

6. Menyediakan agunan yang dapat meng-cover fasilitas pinjaman yang

diberikan.

7. Memiliki rekening Giro di Bank XYZ

Berikut adalah biaya-biaya yang dibebankan kepada debitur Kredit Lokal

dan dibebankan pada saat penandatanganan akad kredit.

1. Biaya materai sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2. Biaya notaris (bila ada)

3. Asuransi jaminan (bila ada)

4. Biaya administrasi

Page 18: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 160

Suku bunga Kredit Lokal ditetapkan dalam Surat Keputusan tersendiri.

Pembebanan bunga Kredit Lokal dilakukan dengan cara mendebet rekening

debitur. Perhitungan bunga dilakukan atas dasar saldo harian dan dibebankan

kepada debitur setiap akhir bulan. Jika terjadi Overdraft maka akan dikenakan

bunga Overdraft sebesar suku bunga Kredit Lokal ditambah 6%. Perhitungan

bunga Overdraft sebagai berikut:

(i+6%) x A x B 360 A: Besarnya Overdraft

B: Jumlah hari menunggak

i: Suku bunga Kredit Lokal yang dibebankan

Provisi Kredit Lokal dibebankan kepada debitur pada saat penandatanganan akad

kredit. Pembebanan provisi dilakukan dengan cara mendebet rekening debitur.

Berikut ini adalah besarnya provisi yang dibebankan kepada debitur.

Tabel 2.3 Pengenaan Provisi

Kondisi Provisi yang dibebankan

Saat penandatanganan akad kredit Maksimal 1 % per tahun Saat perpanjangan akad kredit

Maksimal 1 % per tahun

Saat ada penambahan plafon Maksimal sebesar nilai yang telah dihitung secara proporsional dari sisa waktu yang tercantum dalam PMK

Sumber: Manual Perkreditan Bank XYZ

2.3.2 Penarikan Kredit Lokal

Penarikan dapat dilaksanakan setelah debitur memenuhi syarat perkreditan dan

penandatanganan akad kredit serta melakukan pengikatan jaminan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Pendebetan fasilitas kredit lokal untuk membayar

angsuran atau melunasi suatu fasilitas kredit hanya dapat dilakukan sampai batas

plafon Kredit Lokal yang telah disetujui.

Adapun syarat-syarat penarikan Kredit Lokal adalah:

Page 19: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 161

1. Telah menyerahkan seluruh dokumen yang dipersyaratkan

2. Dilakukan penandatanganan akad kredit

3. Dilakukan penandantanganan akta pengikatan agunan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku

4. Dilakukan pengasuransian agunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

5. Menyerahkan cek atau bilyet giro

Realisasi fasilitas Kredit Lokal dilakukan dengan cara menyediakan plafon

pada rekening giro sampai dengan batas yang ditentukan setelah

penandatanganan akad kredit. Debitur dapat menggunakan fasilitas tersebut

berkali-kali dengan menggunakan cek/bilyet giro untuk penarikan pada

rekeningnya sampai batas plafon dan jangka waktu yang ditetapkan.

2.3.3 Pelunasan Kredit Lokal

Pelunasan fasilitas Kredit Lokal dilakukan maksimal sesuai dengan jangka

waktu pada saat penandatanganan akad kredit. Untuk melakukan pelunasan,

debitur harus menyediakan dana pada rekening giro sebesar outstanding-nya

sebelum jatuh tempo pelunasan. Perhitungan pembebanan bunga pada fasilitas

Kredit Lokal dihitung atas dasar saldo harian dan dibebankan setiap akhir bulan.

Apabila debitur tidak menyediakan dana pada rekeningnya untuk

pelunasan,maka akan dilakukan tindakan berikut:

1. Set plafon dihilangkan

2. Plafon yang telah diberikan dikenakan bunga OD giro (suku bunga pinjaman

tertinggi + 6%) p.a dan denda

Untuk penyelesaian selanjutnya masuk dalam penyelesaian kredit

bermasalah. Pembebanan denda diberlakukan adalah sebesar 0.17% per hari atau

0.5% per bulan. Pembebanan denda diserahkan pada kebijaksanaan pejabat

pemutus kredit sesuai dengan surat pengangkatannya.

Pembayaran/pelunasan kredit lain melalui kredit lokal adalah

penerimaan pembayaran pelunasan kredit lainnya baik secara angsuran atau

Page 20: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 162

sekaligus melalui pendebetan/pemindahbukuan ke rekening Kredit Lokal.

Berikut adalah ketentuan pelunasan kredit lain melalui Kredit Lokal.

1. Pendebetan rekening Kredit Lokal untuk membayar angsuran atau melunasi

suatu fasilitas kredit lainnya hanya dapat dilakukan sampai batas plafon

Kredit Lokal yang disetujui.

2. Pendebetan rekening Giro untuk membayar angsuran atau melunasi suatu

fasilitas kredit hanya dapat dilakukan apabila dana yang tersedia (saldo

efektif) cukup.

3. Overdraft rekening giro atau Kredit Lokal untuk keperluanpembayaran

angsuran/pelunasan suatu fasilitas kredit tidak dapat dibenarkan.

Untuk menghindari overdraft tersebut, petugas administrasi kredit sebelum

melakukan pendebetan rekening harus melakukan hal berikut:

a. Memeriksa terlebih dahulu sisa plafon rekening Kredit Lokal atau saldo

dana rekening giro yang masih tersedia

b. Membuat konfirmasi ke bagian deposit pada saat melakukan

pendebetan rekening.

2.4 Kredit Ritel

Fasilitas kredit ritel diberikan kepada debitur untuk tujuan modal kerja dan

investasi dalam rangka perluasan usaha. Debitur fasilitas kredit ritel harus

menyerahkan agunan solid dan jaminan non solid. Ketentuan penerimaan

agunan solid dan non solid untuk fasilitas kredit ritel adalah:

1. Nilai taksasi agunan solid harus meng-cover minimum 50% dari plafon yang

diberikan

2. Maksimum nilai taksasi agunan non solid adalah 50% dari plafon. Apabila

nilai taksasi agunan non solid melebihi 50%, maka nilai taksasi dianggap

50%

3. Kredit Small and Medium Enterprises (SME) adalah kredit yang diberikan

untuk membiayai kegiatan usaha debitur dengan total eksposur (calon)

debitur /grup debitur yang dihitung secara terpisah antara total eksposur kredit

Page 21: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 163

dengan agunan cash collateral ≥ 100% dan total eksposur kredit dengan agunan

non cash collateral/cash collateral < 100 %

Besarnya total eksposur untuk kredit SME sebagai berikut:

1. ≤ Rp 7,5 milyar (ekuivalen) untuk fasilitas kredit dengan agunan cash

collateral ≥ 100%

2. ≤ Rp 7,5 milyar (ekuivalen) untuk fasilitas kredit dengan agunan non cash

collateral/cash collateral < 100 %.

Apabila salah satu dari jenis total eksposur tersebut di atas melampaui Rp. 7,5

milyar (ekuivalen), maka kategori kreditnya harus beralih menjadi kategori

komersial/korporasi.

Total eksposure kredit hanya dilakukan guna pelaporan kredit. Pengolahan

dan wewenang memutus kredit tetap berpedoman pada besarnya eksposur

debitur/grup debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Total eksposure kredit

merupakan total eksposure kredit usaha baik cash facility maupun non cash

facility (tidak termasuk kartu kredit, kredit konsumen, dan kredit program).

Perhitungan eksposure fasilitas foreign exchange line/foreign exchange settlement

line dilakukan berdasarkan ekuivalen nilai risiko kredit fasilitas tersebut.

2.5 Kredit Bermasalah

Dalam setiap Bank yang menyalurkan kredit akan mengalami permasalahan

dimana debitur tidak mampu membayar cicilan ataupun pinjaman yang didapatnya

dari Bank. Dunia perbankan Internasional mengategorikan kredit bermasalah apabila:

Terjadi keterlambatan pembayaran bunga/kredit induk lebih dari 90 hari sejak

tanggal jatuh tempo

1. Kredit yang terutang tidak dilunasi sama sekali

2. Diperlukan negosiasi kembali atas syarat pembayaran kembali kredit

dan bunga yang tercantum dalam perjanjian kredit.

Page 22: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 164

III. METODE PENELITIAN

3.1 Sifat dan Metodologi Penelitian

Adapun sifat penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif, dimana menurut

Travers yang diterjemahkan oleh Umar (1978, p.22) ”Metode penelitian deskriptif

bertujuan menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset

dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.”. Sedangkan

menurut Gay yang diterjemahkan oleh Umar (1976, p.22) ”Metode penelitian

deskriptif bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada

waktu sedang berlangsungnya proses riset”.

Metode ini mencakup studi kasus, survey, riset pengembangan, riset

lanjutan, riset dokumen, riset kecenderungan, dan riset korelasi. Namun riset yang

akan digunakan adalah studi kasus serta riset dokumen.

Jenis data yang digunakan:

1. Data Primer

Berupa data yang didapat secara langsung dari perusahaan yang merupakan

data-data manual pemberian kredit modal kerja berupa kredit lokal dan manual-

manual terkait lainnya yang berhubungan dengan proses pemberian kredit.

2. Data Sekunder

Berupa data yang langsung diperoleh dari perusahaan ataupun hasil wawancara

dengan account officer ataupun debitur yang berkaitan. Adapun data sekunder

yang digunakan berupa:

a. Data Kuantitatif yaitu data yang berupa angka atau data kualitatif yang

diangkakan, adapun data kuantitatif yang digunakan adalah data keuangan

debitur berkaitan berdasarkan dosir dari data cabang.

b. Data Kualitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan

gambar.

Page 23: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 165

3.2 Target Populasi dan Sampel

a. Target populasi dan sample

Yang akan menjadi target populasi adalah kredit modal kerja berupa kredit

lokal yang dikeluarkan oleh Bank XYZ yang tugasnya adalah menyalurkan

kredit tersebut kepada debitur. Yang akan menjadi sample adalah debitur kredit

lokal bagian Small Medium Enterprise (SME) yang memiliki kredit sebesar

Rp.500.000.000 sampai dengan Rp.7.500.000.000

b. Jumlah Sampel dan bagaimana prosedur penarikannya.

Sampel yang akan saya gunakan adalah 5 (lima) debitur yang bekerja sama

dengan Bank XYZ cabang MB dalam memperoleh pinjaman berupa kredit

lokal antara Rp. 500 juta sampai dengan Rp. 7,5 Milyar. Debitur SME di Cabang

MB sejumlah 51 debitur dan 10 bermasalah. Prosedur penarikan sampel adalah

melalui pemilihan terhadap sampel yang memenuhi kriteria sebagai debitur SME.

c. Penjelasan Sampling Error

Untuk mengatasi terjadinya sampling error atau kesalahan yang terjadi pada saat

pengambilan sample, maka perlu adanya antisipasi dini, berupa:

1. Kekeliruan Sampling

Yaitu kekeliruan yang terjadi pada saat menelaah sampel, misalnya kekeliruan

dalam menentukan jumlah sampel yang harus diambil. Oleh karena itu untuk

mencegahnya dapat dilakukan perhitungan sampel yang tepat, yaitu menentukan

sampel yang diambil dari populasi yang ada dan menyesuaikannya dengan kebutuhan

sampling

2. Kekeliruan non sampling

Kekeliruan jenis ini timbul dalam suatu riset karena adanya populasi yang tidak

jelas, pertanyaan-pertanyaan yang tidak tepat dan obyek yang diteliti ternyata tidak

seluruhnya didapat. Oleh karena itu untuk mengatasi timbulnya kekeliruan jenis

ini, perlu dipilih populasi yang jelas yaitu berkaitan dengan objek yang akan

diteliti dalam hal ini berkaitan dengan kredit modal kerja berupa kredit lokal

yang dikeluarkan oleh Bank XYZ dengan bantuan petugasnya yaitu Account

Officer.

Page 24: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 166

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan dilakukan adalah melalui wawancara,

observasi, dan tinjauan lapangan. Wawancara merupakan salah satu teknik

pengumpulan data yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung

berhadapan dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga secara tidak langsung

seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain.

Instrumen dapat berupa pedoman wawancara ataupun checklist. Penelitian ini akan

mewawancara sumber-sumber yang berkaitan dengan pemberian kredit modal

kerja berupa kredit lokal seperti Account Officer yang bersangkutan, reviewer,

bahkan debitur yang bersangkutan bila diperlukan.

Observasi merupakan teknik yang menuntut adanya pengamatan dari si

peneliti baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap obyek

penelitiannya. Instrumen yang dipakai dapat berupa lembar pengamatan, panduan

pengamatan dan lainnya. Dalam penelitian ini, observasi yang akan dilakukan

bertempat di Bank XYZ Kantor Cabang MB. Adapun objek penelitian yang akan

diambil berkaitan dengan debitur dari cabang tersebut.

Tinjauan Lapangan merupakan metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengamati perusahaan yang dianalisis. Tujuan dari

tinjauan ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan

dalam melakukan penulisan. Metode yang digunakan yaitu:

1. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengambil dan menyimpan data

yang didapat dan diperlukan dalam menganalisis permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian ini.

2. Pengumpulan Data

Yaitu perolehan data laporan keuangan, sejarah perusahaan, struktur organisasi

dan kegiatan usaha dari perusahaan tersebut, melalui dosir-dosir tersedia di

cabang.

Page 25: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 167

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyebab Terjadinya Kredit Bermasalah di Bank XYZ

Pada Bank XYZ, kredit bermasalah dapat dikategorikan menjadi tiga golongan

yaitu:

1. Debitur Tidak Layak

Suatu kredit dapat diberikan oleh bank kepada debitur perorangan ataupun debitur

usaha. Pelunasan suatu kredit erat kaitannya dengan kemampuan bayar dari

debitur. Kemampuan bayar debitur dapat dianalisa dari penghasilan tetap

debitur tersebut, oleh karena itu apabila penghasilan tetap dari debitur

perorangan terganggu maka kemungkinan besar cicilan kredit akan bermasalah. Ada

tiga sebab utama kredit bermasalah badan usaha, yaitu kurangnya

pengetahuan dan pengalaman pemilik dalam bidang usaha bisnis, adanya

penipuan (fraud), serta adanya mismanagement (salah kelola). Dari ketiga faktor

tersebut, faktor mismanagement adalah penyebab yang paling besar pengaruhnya

terhadap kemerosotan mutu kredit. Faktor mismanagement atau salah kelola

dalam perusahaan dapat menjadi penyebab yang paling besar pengaruhnya

karena dengan terjadinya mismanagement atau salah kelola, suatu perusahaan

mengalami perubahan-perubahan khususnya dalam bertransaksi dan berpengaruh

terhadap cash flow perusahaan maka akan berpengaruh terhadap kemampuan

bayar debitur tersebut. Kemampuan bayar debitur akan menentukan

kolektibilitasnya terhadap bank. Faktor salah kelola biasanya terjadi pada

perusahaan yang kurang memiliki sistem pengendalian internal sehingga

kemungkinan terjadinya salah kelola sangat besar. Faktor mismanagement juga

bisa terjadi pada perusahaan yang merupakan bisnis keluarga, sehingga beberapa

pihak yang memiliki kepentingan masing-masing akan berusaha menjalankan

kepentingannya masing-masing sehingga dapat terjadi salah kelola dalam

perusahaan.

2. Faktor Intern Bank XYZ

a. Secara Intern, penyebab terjadinya kredit bermasalah adalah penyelenggaraan

analisa kredit yang kurang sempurna dari Bank XYZ. Hal ini dapat diakibatkan

dari Account Officer atau Analis Kredit yang kurang mampu dalam mengolah data

Page 26: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 168

ataupun karena pimpinan bank mendapat tekanan pihak luar untuk meluluskan

permintaan kredit. Account Officer yang ditugaskan di bank XYZ pada

umumnya adalah mereka yang berlatar pendidikan ekonomi, selain itu para

Account Officer dibekali dengan pelatihan dan pendidikan mengenai proses

kredit dimulai dari proses marketing, analisa, sampai dengan tahap penjagaan

akun dari masing-masing debitur. Seringkali para Account Officer terkendala

terhadap data yang diberikan oleh debitur, terkadang ada debitur yang tidak

transparan dalam menunjukkan transaksi keuangannya, apabila Account Officer

dapat mendeteksi hal ini dari awal, maka debitur tidak akan mendapat pinjaman

dari bank.

b. Faktor kedua adalah lemahnya sistem pemantauan kredibilitas serta mutu

kredit Bank XYZ karena pihak bank khususnya pimpinan bank baru dapat

mengetahui adanya indikasi penurunan kinerja debitur setelah debitur

tersebut menunggak pembayaran bunga, cicilan ataupun pelunasan kredit yang

jatuh tempo. Hal ini dikarenakan adanya jumlah debitur yang sangat banyak

sehingga pihak bank tidak dapat memeriksa satu persatu akun debitur, dalam

hal ini pihak Bank XYZ memiliki sistem yang dapat mendeteksi adanya

keterlambatan pembayaran dari debitur, namun seperti yang telah disebutkan

di atas, sistem ini hanya dapat mendeteksi bermasalahnya suatu kredit

setelah terjadinya penunggakan bayar dari debitur. Di Bank XYZ, setiap

terjadinya tunggakan akan dilaporkan pada Group Leader (GL) Account Officer

dan Group Leader akan menyebarkan informasi penunggakan pada Account

Officer yang menangani debitur tersebut agar dapat dihubungi untuk

melakukan pembayaran.

c. Faktor Ketiga penyebab tidak bermutunya suatu kredit dapat disebabkan

dari pihak bank yang terlalu agresif menyalurkan kredit karena dikejar target.

Target ini berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan oleh bank

berkaitan dengan tugasnya sebagai penyalur dana, bank mengumpulkan dana

dalam bentuk tabungan dan deposito yang mengharuskan bank untuk

membayar bunga kepada nasabah. Untuk menutupi beban tersebut, pihak bank

menyalurkan dana dalam bentuk kredit serta mendapat timbal balik berupa

Page 27: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 169

bunga yang diterima dari debitur. Oleh karena itu, untuk mendapatkan

keuntungan yang maksimal pihak bank menargetkan cabangnya untuk

menyalurkan kredit dalam jumlah tertentu. Dalam kasus ini, analisa kredit

yang kurang memadai pun dapat diluluskan. Seorang Account Officer di Bank

XYZ memiliki target tahunan yang harus dicapai agar penilaian kinerjanya

mendapat nilai yang baik, oleh karena itu

pihak Account Officer pasti akan berusaha menyalurkan kredit sebanyak-

banyaknya agar target yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dengan alasan

demikian, maka ada kecenderungan bahwa kredit yang kurang memadai pun

dapat dipaksakan untuk diberikan.

d. Faktor Keempat yaitu adanya campur tangan para pemegang saham yang

berlebihan dalam penyaluran kredit. Dengan adanya instruksi dari pemegang

saham, pimpinan cabang dapat menyimpang dari kebijaksanaan

penyaluran kredit yang telah ditetapkan oleh bank. Hal ini dapat berupa

permintaan dari direksi agar cabang dapat memberikan kredit kepada suatu

perusahaan tertentu dimana perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang

dimiliki oleh relasi atau saudara dari salah satu direksi. Hal ini dapat memicu

terjadinya kredit bermasalah seandainya perusahaan yang diberikan kredit

bukan merupakan perusahaan yang memiliki kondisi keuangan ataupun

kondisi manajemen yang baik. Karena dengan adanya pemberian kredit

tersebut perusahaan dapat saja menyalahgunakan uang hasil pemberian kredit

sehingga akan menyebabkan perusahaan tidak mampu membayar cicilan kredit

yang diberikan Bank XYZ.

e. Faktor kelima yaitu adanya pemberian kredit tambahan tanpa analisis kredit

yang tajam dan tambahan jaminan kredit. Faktor kelima ini sangat jarang

terjadi bahkan tidak terjadi pada kelima debitur bermasalah yang diambil

sampelnya karena Bank XYZ telah menetapkan batasan-batasan yang jelas

khususnya untuk penambahan jaminan apabila kredit yang diinginkan debitur

melewati batas nilai agunan yang telah diberikan sebelumnya. Di Bank XYZ,

untuk debitur yang menginginkan tambahan kredit harus memberikan tambahan

jaminan baru apabila jaminan lama tidak lagi meng-cover total kredit

Page 28: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 170

setelah mengalami penambahan.

3. Faktor Eksternal

Faktor eksternal mempunyai pengaruh besar terhadap kelancaran kegiatan

usaha perusahaan. Faktor eksternal yang negatif dapat menggangu

kelancaran kredit karena profitabilitas dan likuiditas keuangan maupun

kemampuan debitur untuk membayar pinjaman dapat terganggu. Faktor

eksternal yang negatif antara lain penurunan kondisi ekonomi moneter

Negara atau sektor usaha. Dengan turunnya kondisi ekonomi negara, banyak

perusahaan yang merasakan langsung dampak tersebut melalui turunnya

penjualan produk atau jasa yang mereka hasilkan. Akibatnya profitabilitas

menurun sehingga kemampuan debitur membayar pinjaman terpengaruhi. Selain

itu, peraturan ataupun kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi

kemampuan bayar debitur. Faktor Bencana Alam (banjir, gempa bumi,

kebakaran, dan lain-lain) juga dapat mengganggu likuiditas perusahaan

karena dapat merusak atau memusnahkan fasilitas produksi yang mereka

miliki sehingga tidak ada in cash flow pada perusahaan tersebut sehingga

akan menyulitkan debitur untuk membayar kewajibannya. Faktor lain yang

mempengaruhi kemampuan debitur membayar bunga dan mengembalikan

kredit adalah melemahnya kurs nilai tukar mata uang nasional terhadap

mata uang asing. Debitur yang memiliki pinjaman dalam mata uang asing dan

memasarkan produk mereka di dalam negeri dengan harga mata uang nasional

akan mengalami kerugian yang besar karena tidak dapat mengimbangi

perbedaan kurs tersebut terutama dalam pembayaran bunga pinjaman dalam

bentuk kurs asing.

Debitur Tidak Layak

Faktor Intern Bank XYZ

Faktor Eksternal

PT FN Debitur layak serta memenuhi semua persyaratan

Pihk analis kurang dapat membaca indikasi ketidakmampuan PT FN dalam membayar kredit, aplikasi GREY menunjukkan perlunya review yang lebih maksimal dan

Sebagai transportir solar PT FN memiliki prospek yang baik. Namun adanya masalah perekonomian, khususnya kenaikan BBM telah menyebabkan

Page 29: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 171

hasil akhir bahwa kredit disetujui dan kemudian bermasalah

perusahaan ini kurang mampu bertahan sehingga profitabilitasnya menurun.

PT CSS

Saat di-review debitur layak mendapat kredit, namun terjadi mismanagement atau tata kekola yang kurang baik sehingga tidak menguntungkan bagi perusahaan

Proses review oleh account officer berjalan dengan baik, terlihat dari aplikasi WHITE. Namun setelah beberapa tahun berjalan perusahaan megalami kemunduran. Ini mengindikasikan kekurangmampuan analis memproyeksi masa depan keuangan PT CSS

Produk berupa aerosol ini memiliki peluang bagus, dimana dibutuh-kan sebagai bahan pembuat kosmetik dan parfum. Faktor eksternal tidak terlalu berpengaruh terhadap kredit bermasalah PT CSS

PT GPK

Debitur mempunyai karakter yang layak menjadi debitur. Namun seiring berjalannya waktu terjadi konflik internal yang mengakibatkan habisnya aset perusahaan

Account Officer telah menganalisis dengan menggunakan aplikasi BCOS dan menghasilkan warna GREY, sehingga perlu dianalisis oleh SKW. Namun setelah dianalisis oleh SKW pemberian direalisasikan, namun akhirnya bermasalah

Proyek yang semakin berkurang karena lemahnya perekonomian menurunkan profitablitas debitur sehingga menurunkan kemampuan bayarnya

PT KTKJ

Karakter debitur pada awalnya baik, namun seiring berjalannya waktu debitur menunjukkan indikasi yang kurang baik, seperti menunggak pembayaran

Pihak analis telah menganalisis dengan baik, hasil aplikasipun menunjukkan indikasi yang baik dari laporan keuangan dan data-data yang diberikan oleh debitur

Ekspor perusahaan ke Jerman ternyata tidak berhasil memperoleh pembayaran oleh pihak buyer. Hal ini mem-pengaruhi kemampuan bayar debitur

PT GF Terjadi conflict of interest pada PT GF. Selain itu debitur kurang memiliki kontrol

Pihak bank (analis) kurang dapat memproyeksi akan adanya penurunan minat penonton serta

Terjadi penurunan minan penonton dalam menonton sitkom andalan PT GF serta adanya

Page 30: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 172

keuangan yang baik

statsiun TV dalam pembelian sikom BB ini

rumah produksi lain yang memproduksi sitkom BB dengan sitkom lain oleh stasiun TV

Sumber: Bank XYZ Cabang MB, dibuat oleh penulis.

4.2 Dampak Terjadinya Kredit Bermasalah bagi Bank XYZ

Dampak terjadinya kredit bermasalah bagi Bank XYZ adalah dampak negatif,

dampak-dampak yang besar sekali pengaruhnya terhadap operasi bisnis bank

umum sebagai berikut:

1. Menambah beban operasional

Bank Sentral telah mewajibkan bank-bank di negaranya menyediakan

cadangan penghapusan kredit bermasalah. Saat ini jumlah cadangan

penghapusan kredit bermasalah yang ditentukan Bank Indonesia adalah 0.5%

jumlah aktiva produktif bank (termasuk kredit), ditambah 3% dari aktiva

produktif yang tergolong kurang lancar, ditambah 50% dari aktiva produktif

yang digolongkan meragukan, ditambah 100% dari jumlah aktiva produktif

yang digolongkan macet. Semakin besar jumlah kredit bermasalah yang

dimiliki bank maka semakin besar pula cadangan penghapusan bermasalah

yang harus disediakan bank. Konsekuensinya semakin besar jumlah cadangan

penghapusan yang harus disediakan bank, akan semakin besar pula biaya yang

harus mereka tanggung untuk mengadakan dana penghapusan itu. Selain itu,

dalam menangani kredit bermasalah membutuhkan waktu, tenaga dan biaya

yang cukup besar, karena pekerjaan itu sering memakan waktu yang cukup

lama.

2. Menurunkan Profitabilitas Usaha

Kredit bermasalah tidak menghasilkan bunga ataupun pendapatan lain. Dalam

jumlah yang besar, kredit bermasalah akan menimbulkan kerugian. Bank

XYZ apabila memiliki kredit bermasalah dalam jumlah yang besar akan

menurunkan profitabilitasnya. Return on Assets (ROA) berupa tolok ukur

profitabilitas bank akan menurun. Sehingga citra kesehatan operasi bank XYZ di

masyarakat, dunia perbankan, dan di mata Bank Sentral akan menurun.

Page 31: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 173

Namun sejauh ini Bank XYZ memiliki tingkat NPL dalam kadar kecil jauh di

batas yang ditentukan, artinya Bank XYZ telah memiliki performance yang

baik walaupun masih memiliki kredit bermasalah.

3. Menurunkan Persentase Capital Adequacy Ratio (CAR)

Setiap kerugian akan mengurangi sejumlah modal pada perusahaan, pada

Bank XYZ kerugian akan membawa dampak pada penurunan persentase

Capital Adequacy Ratio (CAR). Apabila CAR turun sampai di bawah

ketentuan pemerintah, bank XYZ harus menambah dana cair untuk

menaikkan modal sendiri. Saat ini ketentuan pemerintah untuk CAR

minimum adalah 8%. Bila bank XYZ tidak dapat melakukan hal itu, peringkat

kesehatan operasi bisnis mereka di mata Bank Sentral akan turun.

4. Meningkatnya NPL (Non Performing Loan) Bank XYZ secara umum.

Non Performing Loan atau Pinjaman bermasalah merupakan indikasi

kesuksesan suatu cabang, oleh karena itu semakin besar NPL suatu cabang

akan menurunkan penilaian cabang tersebut di mata Bank XYZ pusat. Apabila

cabang-cabang memiliki NPL yang besar, maka setelah diakumulasikan maka

Bank XYZ secara umum akan mempunyai NPL yang besar, dan hal ini akan

menurunkan prestasi Bank XYZ di mata Bank Sentral. Oleh karena itu, setiap

cabang terus mengusahakan angka NPL yang kecil. Untuk kredit SME tahun

2007, Bank XYZ cabang MB memiliki NPL sebesar 6.39% dan ditahun 2008.

4.3 Solusi Mengatasi Kredit Bermasalah di Bank XYZ.

Untuk mengatasi kredit bermasalah, Bank XYZ dapat melakukan cara-cara berikut:

1. Rescheduling

Rescheduling atau penjadwalan kembali merupakan upaya pertama dari pihak bank

untuk menyelamatkan kredit yang diberikannya kepada debitur. Dalam hal ini,

Rescheduling disertai dengan perubahan jenis kredit nasabah. Cara ini dilakukan

jika ternyata debitur (berdasarkan penghitungan dari account officer) tidak

mampu memenuhi kewajibannya dalam hal pembayaran kembali pinjaman

pokok maupun bunga kredit. Rescheduling merupakan penjadwalan kembali

sebagian atau seluruh kewajiban debitur, misalnya angsuran pokok pinjaman

Page 32: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 174

yang semula dijadwalkan selesai dalam jangka waktu satu tahun dan kemudian

setelah diperpanjang kembali ternyata debitur yang bersangkutan tidak mampu

membayar, maka kredit lokal akan diubah menjadi kredit time loan atau

installment loan selama 3 tahun untuk mempermudah debitur dalam memenuhi

kewajibannya. Hal ini disesuaikan dengan proyeksi arus kas (projected cash

flow) yang bersumber dari kemampuan usaha debitur yang sedang mengalami

kesulitan. Adapun perubahan jadwal angsuran dapat berbentuk:

a. Perubahan pembayaran bunga yang tadinya dilakukan sebulan sekali menjadi

tiap 3 bulan sekali sehingga debitur dapat memperoleh kemudahan

pembayaran.

b. Karena telah dilakukan perubahan jenis kredit dari kredit lokal menjadi

installment loan, maka debitur dapat mencicil pinjaman sedikit demi sedikit

untuk memperkecil beban bunga yang harus ditanggung oleh debitur.

c. Debitur dapat mencicil bunga dan pinjaman kredit sesuai kesanggupannya

dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kebijakan Bank XYZ dari hasil

perundingan dengan pihak debitur.

2. Reconditioning

Reconditioning adalah usaha pihak bank XYZ untuk menyelamatkan kredit yang

diberikannya dengan cara mengubah sebagian atau seluruh kondisi

(persyaratan) yang semula disepakati bersama pihak debitur dan dituangkan

dalam perjanjian kredit (PK). Perubahan ini dilakukan sesuai dengan

memperhatikan kondisi permasalahan yang dialami debitur dari usahanya.

Persyaratan-persyaratan yang diubah tersebut antara lain:

a. Penurunan tingkat bunga kredit

Untuk menurunkan beban debitur, tingkat bunga yang seharusnya 14% p.a. dapat

diturunkan menjadi 12% p.a.

b. Penurunan biaya provisi saat perpanjangan kredit

Pihak Bank XYZ dapat memberikan kebijakan berupa penurunan provisi

yang dibebankan kepada debitur dari 1% menjadi 0,25% atau ditiadakan sama

sekali.

Page 33: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 175

3. Restrukturisasi

Restructuring atau restrukturisasi adalah usaha penyelamatan kredit yang

terpaksa harus dilakukan bank dengan cara mengubah komposisi pembiayaan yang

mendasari pemberian kredit. Pembiayaan suatu bisnis tidak seluruhnya berasal dari

modal (dana) sendiri, tetapi sebagian besar dibiayai dengan kredit dari bank.

Contohnya proyek yang dibiayai oleh pinjaman bank (debt) sebesar 70% serta

modal debitur sendiri sebesar 30% sehingga debt to equity ratio adalah 70:30.

Karena tingginya struktur pembiayaan oleh bank < dalam permasalahannya

debitur mengalami kesulitan dalam pengenaan biaya bunga yang besar sehingga

harga pokok produksi (cost of good solds) terlalu tinggi sehingga produk tidak

dapat dipasarkan karena memiliki persaingan yang berat di pasar. Salah satu

cara menanggulangi kesulitan nasabah tersebut dengan perubahan struktur

pembiayaan dengan alternatif sebagai berikut:

a. Bank memberikan tambahan kredit sehingga debt to equity ratio menjadi

75:25, namun tentu saja hal ini akan semakin memberatkan debitur.

b. Debitur menambah porsi equity-nya sehingga D/E ratio menjadi 60:40.

c. Penambahan fresh capital oleh bank sehingga equity bertambah dan D/E ratio

menjadi 60:40. Dalam hal ini pihak bank diperkenankan ikut menjadi pemegang

saham dari perusahaan milik debitur dalam rangka rescue program. Menurut

undang-undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan, pihak bank dilarang

ikut dalam penyertaan saham pada perusahaan nasabah, kecuali dalam proses

penyelamatan kredit (rescue program).

4. Kombinasi 3R

Dalam rescue program atau penyelamatan kredit bermasalah, bila dianggap

perlu pihak Bank XYZ dapat mengkombinasikan tindakan Rescheduling,

Reconditioning, dan Restructuring seperti berikut:

a. Rescheduling dan reconditioning

b. Rescheduling dan restrukturisasi

c. Restrukturisasi dan reconditioning

d. Reschedulling, reconditioning dan restrukturisasi sekaligus.

Page 34: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 176

5. Eksekusi

Tindakan eksekusi merupakan tindakan terakhir yang dilakukan pihak bank

apabila semua usaha penyelamatan yang dilakukan telah dicoba namun

debitur tetap tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada Bank XYZ, maka jalan

terakhir adalah bank melakukan eksekusi melalui berbagai cara, antara lain:

a. Menyerahkan kewajiban kepada BUPN (BadanUrusan Piutang Negara)

b. Menyerahkan perkara kepengadilan negeri (perkara perdata)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan analisis terhadap pemberian kredit lokal dan adanya kredit bermasalah

di Bank XYZ cabang MB, kesimpulan yang diambil adalah bahwa terdapat

beberapa hal yang menunjukkan kekuatan dan kelemahan pemberian kredit di

bank XYZ serta didapat kesimpulan berupa solusi kredit bermasalah yang

diterapkan Bank XYZ.

Keunggulan pemberian kredit yang diterapkan oleh bank XYZ adalah:

a. Adanya personel yang kompeten

Bank XYZ mempekerjakan Account Officer untuk memasarkan kredit dan

menganalisa kemampuan calon debitur. Adapun Account Officer yang

ditugaskan merupakan personel berkualitas yang memiliki nilai akademis baik

khususnya di bidang ekonomi. Bank XYZ merekrut personelnya melalui

training centre dengan program seleksi yang ketat untuk mendapatkan sumber

daya yang berkualitas. Untuk bagian legal, ditempatkan personel yang kompeten

di bidangnya berupa personel yang memiliki nilai akademis yang baik

khususnya di bidang hukum. Pada bagian Administrasi kredit ditempatkan

personel yang dapat bekerja teliti dan cepat. Bank XYZ sangat

memperhatikan kualitas personelnya melalui pemberian materi pelatihan

yang berkualitas.

b. Adanya diskusi atau CC (Credit Comittee) terlebih dahulu dalam

pengajuan kredit. Dengan adanya diskusi ini, Kepala Pemasaran Cabang

dan Account Officer dapat mendiskusikan mengenai potensi calon debitur

Page 35: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 177

sehingga apabila calon debitur yang bersangkutan berpotensi

mendapatkan kredit maka dapat langsung diproses. Sehingga dapat

menghemat waktu dan biaya untuk pemrosesan kredit lebih lanjut. Pemrosesan

kredit lebih lanjut yang dimaksud adalah proses-proses seperti penilaian

jaminan nasabah dan pengolahan data nasabah.

c. Administrasi kredit sebelum realisasi kredit akan memeriksa dokumen

sebanyak 2 kali:

1. Pemeriksaan dokumen yang dilakukan oleh bagian hubungan keluar saat

memerima dokumen dari urusan legal.

2. Bagian Finansial Administrasi Kredit akam memeriksa dokumen sebelum

mengkredit rekening debitur.

Kelemahan Pemberian Kredit yang diterapkan oleh Bank XYZ yaitu:

a. Perlu adanya pemisahan fungsi.

Tugas Account Officer merupakan marketing sekaligus analis. Sehingga peran

Account Officer memiliki dua fungsi yang berbeda. Sebagai marketing,

Account Officer ditarget untuk menjual kredit dengan target tertentu,

sementara sebagai analis, yang bersangkutan perlu memperhatikan

kemampuan bayar dari calon debitur yang bersangkutan. Dalam hal ini

seringkali ada penyimpangan dimana hasil analisa debitur dapat saja

diabaikan oleh Account Officer demi tercapainya target.

b. Adanya penggunaan dokumen tunda, yaitu apabila calon debitur belum dapat

menyerahkan data yang diinginkan Bank XYZ, maka Account Officer akan

mencetak form dokumen tunda yang akan ditandatangani oleh Kepala

Pemasaran Cabang atau Kepala Cabang untuk dikirimkan ke administrasi

kredit agar kredit yang diharapkan calon debitur dapat direalisasikan

walaupun dokumen tertentu belum diberikan. Dengan adanya dokumen tunda ini,

dapat menjadi kelemahan pihak bank, dimana apabila kredit telah

direalisaikan namun dokumen masih belum dapat dipenuhi oleh debitur, maka

dapat saja dokumen yang dijanjikan oleh debitur belum ada bukti fisiknya.

c. Administrasi Kredit seringkali memberikan beberapa dispensasi untuk

Account Officer, dimana memorandum yang seharusnya perlu ditandatangani

Page 36: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 178

oleh Kepala Pemasaran Cabang atau Kepala Cabang belum ditandatangani

karena yang bersangkutan sedang tidak ada di tempat, namun petugas

administrasi kredit telah menjalankan memorandum tersebut atas permintaan

Account Officer. Di satu sisi, hal ini dapat menjadi bukti adanya kerjasama

yang baik antara administrasi kredit dan Account Officer, namun di sisi lain hal

ini dapat menjadi kelemahan karena menjalankan suatu memorandum tanpa

otorisasi pihak berwenang terlebih dahulu.

d. Dalam beberapa hal, urusan administrasi kredit seringkali melakukan order

asuransi untuk agunan pada hari yang sama dengan hari dilakukannya

realisasi kredit, sehingga polis asuransi untuk agunan baru selesai beberapa

waktu kemudian, hal ini menunjukkan bahwa agunan yang dijaminkan tidak

ter-cover oleh asuransi untuk jangka waktu sejak adanya realisasi kredit

sampai dengan polis asuransi selesai diproses.

5.2 SARAN

Memperhatikan kelemahan-kelamahan yang terdapat dalam pemberian kredit

dan solusi penanganan kredit bermasalah, beberapa saran yang dapat diberikan

antara lain:

1. Sebaiknya ada pemisahan fungsi antara analis dan marketing, karena pada

Bank XYZ kedua fungsi tersebut dijalankan oleh Account Officer. Namun

seandainya pihak Bank menginginkan adanya efisiensi sehingga sulit

dilakukan pemisahan fungsi, maka hal ini dapat pula diatasi dengan cara

pengenaan sanksi pada Account officer apabila diketahui dalam proses

pemberian kreditnya ternyata bermasalah. Hal ini dapat mempengaruhi

penilaian kinerja dari Account Officer.

2. Meminimalisasi adanya dokumen tunda, sebaiknya petugas administrasi

kredit perlu secara teratur mengecek dokumen tunda yang dikeluarkan untuk

debitur tertentu. Sehingga dalam pelaksanaan pemberian kredit, kelengkapan

data debitur telah terpenuhi dengan baik.

3. Petugas administrasi kredit perlu mengecek keabsahan persetujuan suatu memo

yang belum ditandatangani oleh pimpinan dengan cara menelepon langsung

Page 37: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 179

kepada pimpinan yang bersangkutan untuk mendapat konfirmasi mengenai

memo yang hendak dijalankan, tidak hanya bersumber pada informasi yang

diperoleh dari Account Officer.

4. Petugas Administrasi kredit sebaiknya melakukan order asuransi setelah

Calon Debitur menandatangani Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit

(SPPK), tanpa harus menunggu proses penandatanganan akad kredit dan

pengikatan jaminan sehingga pada saat akan dilakukan realisasi kredit,

agunan sudah ter-cover oleh asuransi.

5. Sebaiknya Account Officer menganalisis lebih dalam mengenai pengunaan

kredit oleh debitur untuk mencegah terjadinya dana yang diberikan oleh Bank

dipakai untuk melunasi hutang debitur di tempat lain.

6. Account Officer dapat mengenali karakter dari calon debitur tidak hanya

melalui fasilitas BI Checking tapi juga dapat melalui trade checking dengan

menanyakan kepada supplier dan buyer-nya mengenai kedisiplinan calon debitur

dalam hal finansial.

7. Bank XYZ dapat meningkatkan kualitas dalam penanganan kredit

bermasalah, tidak hanya terbatas pada telepon, surat teguran dan cara-cara pasif

lainnya. Ada beberapa cara penanganan kredit bermasalah lainnya yang dapat

dilakukan oleh bank seperti reschedulling, reconditioning, restructuring atau

kombinasi dari ketiganya, sesuai kondisi debitur. Sehingga dengan adanya

tindakan-tindakan kooperatif ini dapat menghasilkan win-win solution bagi kedua

pihak.

8. Koordinasi antara urusan legal dan Administrasi Kredit perlu diperbaiki.

Urusan legal diminta untuk menginformasikan pada Urusan Administrasi

Kredit jika akan melakukan pengikatan. Namun, dalam prakteknya hal tersebut

kadang dilakukan namun lebih sering tidak dilakukan, karena staf yang

menangani pengikatan dan penandatanganan kredit cenderung bekerja dengan

volume yang tinggi dan di bawah tekanan waktu sehingga kewajiban untuk

melakukan konfirmasi dengan urusan Administrasi Kredit seringkali

terlewatkan. Sebaiknya ada satu staf khusus di bagian legal yang mencatat

penentuan jadwal pengikat dan melaporkannya pada Urusan Administrasi

Page 38: Jurnal Manajemen dan Akuntansi - portal.kopertis3.or.idportal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1595/1... · Analisis Kredit Modal Kerja (small medium enterprise ) bermasalah pada

JMA Vol. 16 No. 2 Oktober – November 2011 180

Kredit setiap hari, sehingga dengan demikian Urusan Administrasi Kredit

dapat mempersiapkan realisasi dengan baik dengan memperhatikan

persyaratan persyaratan yang masih harus dipenuhi oleh debitur dan

menginformasikannya kembali pada staf Urusan Legal untuk mengingatkan

Debitur pada saat pengikatan tentang persyaratan yang harus direalisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Fraser, Ian., Gionea, John., & Fraser, Simon., (2005). Economics for Business, McGra-Hill, Australia.

Gitman, L.J. (2006). Principles of Managerial Finance (11th edition). Pearson Education, Inc.Boston.

Iskandar, Syamsu. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Semesta Asa Bersama

Kasmir. (2002). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Keegan, Warren J. (2004). Global Marketing Management. Prentice. Hall Inc. New Jersey.

Learning Centre BCA. (2009). Handout Manual Perkreditan. Jakarta: PT. Bank Central Asia, Tbk.

--------------------------- (2009). Handout Manual Perkreditan SME. Jakarta: PT. Bank Central Asia, Tbk.

-------------------------- (2009). Handout Tugas dan Fungsi Account Officer BCA. Jakarta: PT. Bank Central Asia, Tbk.

Pndyck, Robert S., & Rubinfienld, Daniel L. (2009). Mikroekonomi. Jakarta: Indeks.

Raharjaputra, Hendra S. (2009). Manajemen Keuangan dan Akuntansi untuk Eksekutif Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat