Jurnal Spectra

Embed Size (px)

Citation preview

STUDI ANALISA MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA MALANG Kamidjo Rahardjo Heru Julianto Yuwono Teknik Sipil FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Berdirinya rumah sakit di Kota Malang ternyata menyebabkan tarikan yang besar dan dampak terhadap lalulintas yang ada di sekitarnya. Adanya tarikan lalulintas ini mengakibatkan kemacetan pada jalan-jalan utama di sekitar rumah sakit tersebut. Penelitian ini meliputi RS. Lavalette, RS. Panti Waluya, RS. Panti Nirmala, dan RSUD Dr. Syaiful Anwar sebagai observasi studi. Studi ini menguraikan tentang pemodelan tarikan pergerakan pada Rumah Sakit melalui beberapa tahapan, yaitu pengamatan pendahuluan, perhitungan volume tarikan, dan survai wawancara dengan mengisi kuisioner untuk mendapatkan informasi karakteristik pengunjung. Pengolahan dan analisis data menggunakan metode analisis regresi linier. Hasilnya adalah 72% pengunjung di RS. Lavalette memilih berkunjung, 70% ke rawat inap, 26% tinggal di daerah Blimbing, 39% karena rujukan, dan 46% memakai mobil. Di RS. Panti Waluya 65% pengunjung memilih berkunjung, 70% ke rawat inap, 35% tinggal di daerah Sukun, 43% karena pelayanannya baik, dan 53% memakai sepeda motor. Di RS. Panti Nirmala 79% pengunjung memilih berkunjung, 58% ke rawat inap, 24% tinggal di daerah Sukun dan Kabupaten Malang, 46% karena pelayanannya baik, serta 48% memakai sepeda motor. Terakhir, di RSUD Dr. Saiful Anwar 79% pengunjung memilih berkunjung, 58% ke rawat inap, 26% tinggal di daerah Kabupaten Malang, 42% karena rujukan, dan 48% memakai sepeda motor. Kata Kunci: Tarikan Pergerakan, Karakteristik, Model Regresi.

ANTISIPASI PROTEKSI LINGKUNGAN HIDUP Sriliani Surbakti Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Lingkungan hidup adalah kesatuan tata ruang yang terdiri dari benda hidup atau mati dengan segala keadaannya, dimana di dalamnya termasuk manusia. Aktivitas proteksi lingkungan (environmental protection) merupakan suatu kegiatan melindungi lingkungan, agar kesehatan, kesejahteraan, dan kenyamanan lingkungan dapat berlangsung dalam proses yang berlanjutan dan lestari. Melalui perekayasan Lingkungan atau Environmental Enggineering, maka setiap kegiatan pembangunan haruslah ramah lingkungan. Pembangunan yang ramah lingkungan dapat ditinjau dari dua parameter utama, yaitu: (1) tinjauan terhadap ambang batas pencemaran lingkungan akibat pembangunan yang masih dapat ditoleransi, sehingga masih berada dalam ambang batas keselarasan dengan lingkungan, serta (2) tinjauan terhadap konsep teknologi bersih yang merupakan konsep pembangunan yang dalam prosesnya senantiasa menghasilkan produk yang bersih. Kata Kunci : Proteksi, Lingkungan Hidup, Keberlanjutan.

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO4) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Sudiro Ika Wahyuni Harsari Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Industri tempe merupakan salah satu industri kecil yang menghasilkan limbah cair yang memiliki kandungan organik (KMnO4) tinggi. Salah satu alternatif untuk menurunkan kandungan pencemar dari limbah tempe adalah dengan proses koagulasi-flokulasi-sedimentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan koagulan kelor (Moringa Oleifera) dalam proses penurunan kandungan organik (KMnO4) dengan variasi dosis koagulan, kecepatan putaran flokulasi dan waktu flokulasi serta untuk mengetahui kriteria desain pengolahan limbah cair industri tempe. Penelitian ini dilakukan secara batch menggunakan jar test dengan variasi dosis koagulan kelor (Moringa Oleifera) 0,5 gr/l, 1 gr/l, 1,5 gr/l, 2 gr/l dan 2,5 gr/l, variasi kecepatan putaran flokulasi 20 rpm dan 40 rpm, serta variasi waktu flokulasi 20 menit dan 30 menit. Metode analisa yang digunakan untuk mengetahui nilai kandungan organik (KMnO4) adalah metode titrimetri dengan menghitung nilai permanganat value (PV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa koagulan kelor (Moringa Oleifera) mampu untuk menurunkan kandungan organik (KMnO4) dalam limbah cair industri tempe. Persentase penurunan tertinggi pada proses batch terjadi pada perlakuan penambahan dosis koagulan 2,5 gr/l, kecepatan putaran flokulasi 20 rpm dan waktu flokulasi 30 menit parameter kandungan organik (KMnO4) sebesar 66,16%. Kriteria desain pengolahan adalah kecepatan putaran koagulasi 200 rpm, waktu koagulasi 1 menit, kecepatan putaran flokulasi 20 rpm, waktu flokulasi 30 menit, dan waktu sedimentasi 60 menit. Kata Kunci : Moringa Oleifera, KMnO4, Limbah Cair Industri Tempe.

PEMBUATAN PROGRAM PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN MEDIA POCKET PC (POCKET PC: O2 SERI XDA IIS) Hery Purwanto Sukron Fuadi Teknik Geodesi FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Pemanfaatan teknologi tepat guna ditambah dengan biaya murah sangat perlu dikembangkan. Dewasa ini telah banyak ditawarkan konsep field to finish oleh berbagai produsen peralatan survei. Permasalahan yang timbul adalah konsumsi terhadap peralatan baru bagaimanapun harus dilakukan karena kebutuhan terknologi tersebut harus didukung peralatan baru. Hal tersebut yang dirasakan berat terkait dengan biaya pengadaan yang cukup tinggi. Berkenaan dengan penyelesaian kendala tersebut, maka penelitian ini telah berhasil mengembangkan Personal Digital Assistense (PDA) yang dilengkapi program PDA Survei, sehingga dapat mengakomodasi data dari berbagai peralatan pengukuran, meliputi: roll meter, theodolit, maupun total station untuk diolah secara otomatis dalam perhitungan dan penggambaran secara langsung di lapangan. Kelebihan yang ditawarkan adalah hasil pengukuran dapat langsung dikontrol kebenarannya di lapangan. Dengan menggunakan Program PDA Survei, maka pengukuran dan penggambaran secara efektif dan fleksibel dapat dilakukan langsung di lapangan. Dengan demikian, efisiensi dan akurasi tinggi dapat dicapai. Kata Kunci : PDA, Efektif-Efisiensi, Fleksibel-Akurat.

RENCANA PENGEMBANGAN PERUMAHAN DI SSWP KEPANJEN KABUPATEN MALANG Agung Witjaksono Ida Soewarni Dosen Teknik Planologi FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Pemindahan Ibukota Kabupaten Malang di Kecamatan Kepanjen akan membawa konsekuensi. Pergerakan penduduk dan pegawai Pemerintah berorintasi dan tinggal di kawasan Kepanjen yang pada akhirnya mereka membutuhkan tempat tinggal. Supaya pengembangan perumahan tidak menimbulkan permasalahan baru, maka diperlukan adanya arahan lokasi yang sesuai untuk pengembangan perumahan. Penentuan lokasi untuk kawasan perumahan memperhatikan aspek fisik kawasan, kelengkapan fasilitas, pelayanan utilitas, sosial, keterkaitan dengan tata ruang, serta aspek harga lahan. Hasil kajian menunjukkan bahwa aspek yang sangat berpengaruh sebagai pertimbangan dalam pengembangan kawasan perumahan yaitu harga lahan, luas tanah yang tersedia dalam satu kawasan, serta jarak tempuh. Kata Kunci : Pengembangan, Perumahan, Kepanjen-Malang.

STRATEGI PEMILIHAN PEREDAM ENERGI Kustamar Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Peredam energi merupakan suatu bagian dari bangunan air yang berguna untuk meredam energi akibat loncatan air setelah melalui pelimpah. Terdapat tiga jenis peredam energi, yaitu: olakan datar, loncatan, dan bak pusaran. Jenis olakan datar terdiri dari empat tipe, yaitu: olakan datar tipe I, II, III, dan IV. Setiap jenis dan tipe peredam energi tentunya memiliki karakteristik yang berbeda. Pemilihan jenis dan tipe peredam energi yang tepat akan meningkatkan efektifitas peredaman dan efisiensi pembiayaan. Peredaman yang kurang berhasil akan membahayakan stabilitas dasar sungai di hilir bangunan dan pada saat berikutnya akan mengancam keutuhan bagunan itu sendiri. Berdasarkan analisa karakteristik dari masing-masing jenis dan tipe, terdapat dua parameter yang dapat digunakan untuk memilih jenis dan satu parameter untuk memilih tipe peredam energi. Pelimpah dengan aliran air yang membawa batu dengan butiran cukup besar, tidak cocok jika digunakan peredam jenis olakan datar. Peredam jenis loncatan cocok jika kedalaman air di hilir peredam relati dangkal, dan kondisi sebaliknya cocok dipilih peredam jenis bak pusaran. Bilangan Froude (Fr) dan debit per satuan lebar (q) digunakan untuk memilih tipe dari peredam jenis olakan datar dengan hasil: tipe I jika Fr < 2,5; tipe II jika q > 45 m/dt/m, tekanan hidrostatis > 60 dan Fr > 4.5; tipe III jika q < 18.5 m/dt dan Fr >4,5; serta tipe IV jika Fr 2,5 4,5 dan tekanan hidrostatis > 60. Kata Kunci : Peredam Energi, Loncatan Air, Efisiensi Biaya.

UJI KEMAMPUAN CLARIFIER THICKENER DALAM MENURUNKAN KADAR BOD DAN PO4 PADA LIMBAH TAHU Hery Setyobudiarso Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu mempunyai beban pencemar yang cukup tinggi. Parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pencemaran tersebut adalah Biological Oxygen Demand (BOD) dan Fosfat (PO4). Salah satu alternatif untuk menurunkan kandungan pencemar dari limbah tahu adalah dengan cara penjernihan dengan prinsip sedimentasi (pengendapan). Alternatif pengembangan tersebut adalah dengan penggunaan alat pengendap tipe clarifier thickener dan menggunakan koagulan PAC untuk meningkatkan efisiensi pengolahan limbah tahu. Alat clarifier thickener yang dipakai memiliki variasi konsentrasi koagulan PAC 400-500-600-700 ppm dan waktu pengadukan 6-9-12-15 menit dengan proses koagulasi flokulasi. Metode analisa untuk mengetahui besar konsentrasi BOD menggunakan titrasi; untuk mengetahui konsentrasi PO4 digunakan pembacaan spektrofotometer, serta untuk mengetahui perbedaan antara berbagai variasi percobaan melalui analisa statistik dengan uji anova, korelasi, dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosentase penyisihan konsentrasi BOD yang paling rendah adalah pada konsentrasi PAC 400 ppm dengan waktu pengadukan 6 menit dan prosentase penyisihan yang paling tinggi adalah pada konsentrasi PAC 700 ppm dengan waktu pengadukan 15 menit. Persentase penyisihan konsentrasi PO4 yang paling rendah adalah pada konsentrasi PAC 400 ppm dengan waktu pengadukan 6 menit dan persentase penyisihan yang paling tinggi adalah pada konsentrasi PAC 700 ppm dengan waktu pengadukan 15 menit. Kata Kunci : Clarifier Thickener, Limbah Tahu, BOD dan PO4.

STUDI KELAYAKAN INVESTASI JALAN TOL SEGMEN LAWANG-PURWOSARI Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Volume lalulintas yang terus meningkat di daerah Lawang - Purwosari pada beberapa tahun terakhir ini mengakibatkan tidak mencukupinya ruas-ruas jalan untuk menampung sarana transportasi. Hal tersebut menimbulkan kemacetan pada ruas-ruas jalan menuju ataupun keluar Kota Malang yang mengakibatkan kerugian waktu dan BOK. Untuk itu, usaha dalam memecahkan masalah transportasi sebagai salah satu alternatif adalah dengan pembangunan jalan tol. Dengan adanya pembangunan jalan tol ini diharapkan investor dapat memperhitungkan layak atau tidaknya pembangunan tersebut dengan menggunakan analisa ekonomi. Dengan demikian, diharapkan investor tidak salah dalam menanamkan investasinya. Kelayakan investasi dipilih berdasarkan perhitungan biaya konstruksi dan keuntungan investor. Untuk data-data sekunder diperoleh dari data studi potensi dan nilai manfaat. Perhitungan nilai potensi untuk jalan tol ini dilakukan dengan metode survey plat number check yang dilakukan selama 4 hari dalam waktu 16 jam/hari. Pada saat yang sama, nilai manfaat dilakukan dengan survei volume lalulintas, sedangkan survey kecepatan dilakukan dengan metode Moving Car Observer dan survei geometrik jalan. Untuk analisa kelayakan investasi pembangunan jalan tol segmen Lawang-Purwosari dilakukan dengan metode kriteria kelayakan ekonomi, antara lain perhitungan BCR (Benefit Cost Ratio), NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return) dan Periode Pengembalian (Pay Back Period). Kata Kunci : Kriteria Kelayakan, Investasi Pembangunan, Jalan Tol.

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG Erni Yulianti Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Sungai Lesti merupakan salah satu sungai yang terletak di bagian hulu DAS Brantas.Secara administratif terletak di wilayah Kabupaten Malang dengan luas 58.384 ha. Kondisi DAS Brantas saat ini sudah mulai kritis, khususnya di bagian hulu, antara lain meliputi daerah Sub DAS Lesti. Hal ini ditengarai oleh adanya penurunan daya tampung sungai dan waduk karena sedimentasi. Perubahan tataguna lahan pada Sub DAS Lesti, dimana banyak perkebunan yang menjadi lahan terbuka serta penebangan hutan dalam jumlah yang besar, mengakibatkan material erosi yang terjadi pada lahan semakin besar, sehingga material tersebut terus terangkut bersama aliran sungai dan menjadikan sedimentasi pada sungai. Apabila sedimentasi yang ikut terbawa aliran sungai ini semakin besar, maka hal inilah yang menjadi salah satu penyebab berkurangnya daya tampung sungai dan waduk, baik yang berada di bagian hulu maupun di bagian hilir DAS Brantas. Usaha konservasi lahan harus terus dilakukan dan dikembangkan menurut kerusakan yang dialami lahan di sekitar DAS Lesti. Terjadinya erosi lahan yang disebut dengan erosi parit/jurang (gully erosion) dapat menimbulkan kelongsoran dalam jumlah yang besar pada lahan dan tebing-tebing sungai. Salah satu bangunan konservasi terhadap lahan yang dapat mencegah dan mengendalikan erosi parit/jurang (gully erosion) adalah bangunan gully plug yang seharusnya mulai lebih banyak dibuat pada lahanlahan yang sering mengalami erosi, sehingga konservasi tanah dan air pada lahan bisa tetap terjaga dan terpelihara. Kata Kunci : Konservasi Lahan, Gully Erosion, Sub DAS Lesti.

STUDI PENGEMBANGAN BUS KOTA MALANG RAYA Agung Witjaksono Bevi Agusti Tulak Hermelinda F. Letto Teknik Planologi FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Sejalan dengan perkembangan kegiatan di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu (Malang Raya) serta pergerakan penduduk yang semakin meningkat, maka diperlukan transportasi yang semakin cepat dan murah. Salah satu alternatif yang akan dikembangkan dengan pengadaan angkutan bus kota seiring dengan peningkatan kebutuhan akan transportasi. Keberadaan bus kota dirasakan beberapa pihak sudah saatnya untuk dioperasikan, di sisi lain rencana pengembangan bus kota tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan baru, baik terhadap keberadaan mikrolet maupun kemacetan. Oleh karena itu, sebelum dilakukannya pengoperasian bus kota, salah satu faktor yang perlu dipersiapkan adalah kondisi sarana dan prasarana jalan yang akan dipakai sebagai jalur bus kota. Berdasarkan kajian kondisi sarana dan prasarana di wilayah Malang Raya, maka dirasa masih perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya, maupun pengaturan fasilitas pendukung untuk meminimalkan konflik yang mungkin akan timbul. Kata Kunci : Pengembangan, Bus Kota, Malang Raya.

PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DAN KERUSAKAN HUTAN TERHADAP KOEFISIEN PENGALIRAN DAN HIDROGRAF SATUAN Ibnu Hidayat P.J. Kustamar Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Kali Konto merupakan salah satu anak sungai Kali Brantas dengan luas DAS 370 km2, panjang sungai 70 km, dan curah hujan rerata tahunan sebesar 2.500 mm. Kali Konto mengalir sepanjang Kecamatan Pujon Kabupaten Malang dan Kecamatan Ngantang Kabupaten Kediri, merupakan daerah dengan kategori yang rawan terhadap penggundulan hutan, rawan bencana longsor, serta termasuk rawan bencana banjir. Hal ini dibuktikan dengan pada 10 tahun terakhir ini kerusakan lingkungan sungai akibat perubahan pola penggunaan lahan di DAS Kali Konto yang semakin meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya perubahan koefisien pengaliran akibat dari perubahan tata guna lahan dan kerusakan hutan yang dapat merubah kondisi pengaliran di Kali Konto. Metode yang dilakukan yaitu dimulai dengan pengumpulan data yang meliputi data karakteristik fisik DPS, peta topografi, dan data Automatic Water Level Recorded (AWLR) serta dilanjutkan dengan pengolahan data yang meliputi: perhitungan curah hujan rerata daerah, perhitungan koefisien aliran, perhitungan curah hujan efektif, dan perhitungan ordinat hidrogaf satuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien pengaliran terlihat semakin meningkat, untuk tahun 1995 koefisien pengalirannya 0.0379, tahun 2000 koefisien pengalirannya 0.0963 dan tahun 2006 koefisien pengalirannya 0.1799. Sedangkan nilai Qp (tinggi limpasan) setiap tahun meningkat yang menandakan bahwa kerusakan lingkungan sungai semakin meningkat. Kata Kunci : Koefisien Pengaliran, Ketusakan Hutan, Reboisasi.

STUDI KETELITIAN KUALITAS GEOMETRIK CITRA IKONOS HASIL ORTHO REKTIFIKASI MENGGUNAKAN DATA DEM SKALA 1:1000 Pradono Joanes De Deo Dosen Teknik Geodesi FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Nilai rata-rata residual dan standar deviasi koordinat GCP (Ground Control Point) yang diolah dalam penelitian ini mempunyai perbedaan, dimana data koordinat hasil proses orthorektifikasi terbukti lebih teliti dibandingkan dengan proses koreksi geometrik citra. Pada citra hasil koreksi geometrik diperoleh nilai rata-rata RMS pemasukan koordinat GCP sebesar 0.904 m dengan standar deviasi hasil perhitungan adalah sebesar 0.608 m, sedangkan pada citra hasil orthorektifikasi dihasilkan nilai rata-rata RMS sebesar 0.608 m dengan nilai standar deviasi sebesar 0.402 m. Dari hasil pengolahan dan perhitungan nilai rata-rata RMS dari data koordinat titik detail, dapat diketahui bahwa proses pengolahan citra dengan rektifikasi orhto memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik dibandingkan dengan proses rektifikasi secara geometrik, dimana nilai rata-rata residual yang dihasilkan dari proses koreksi geometrik adalah sebesar 1.016 m, sedangkan rata-rata residual yang dihasilkan dari proses orthorektifikasi adalah sebesar 0.712 m. Proses koreksi geometrik citra dianggap kurang memenuhi persyaratan ketelitian citra, yakni nilai residual yang melebihi 2 pixel di citra ikonos atau setara dengan 2 m dilapangan. Kata Kunci : Ikonos, GCP, Orthorektifikasi.

PERANAN SURVEI HIDROGRAFI UNTUK PERENCANAAN LOKASI PEMBANGUNAN PELABUHAN Pradono Joanes De Deo Dosen Teknik Geodesi FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Salah satu prasarana fisik di dalam transportasi laut adalah pelabuhan yang berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang dan naik turunnya penumpang. Sebagai tindakan antipasi perkembangan permintaan tentang jasa angkutan laut pada masa mendatang, maka perlu dipersiapkan lokasi-lokasi baru untuk pelabuhan. Perencanaan alur pelayaran dapat ditentukan dari titik-titik kedalaman yang terdapat dalam peta bathimetri pada wilayah perairan. Penelitian ini mengkaji peranan survey hidrografi untuk perencanaan lokasi pembangunan pelabuhan di wilayah Sendang Biru, Kabupaten Malang. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa jalur pelayaran pada wilayah perairan Sendang Biru dapat dilalui oleh kapal yang memiliki draft maksimal 8,5 meter. Hal ini ditinjau dari titik-titik kedalaman pada peta bathimetri yang menunjukkan dapatnya digunakan dalam perencanaan lokasi dermaga untuk kapal yang memiliki draft maksimal sampai dengan 8,5 meter dengan kedalaman minimal 10 meter di bawah muka surutan peta (chart datum) pada area kolam pelabuhan agar kapal dapat merapat di pelabuhan. Kata Kunci: Transportasi, Pelabuhan, Peta Bathimetri.

STUDI ARAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA MALANG Agung Witjaksono Dwi Wijayanti Fahriya Bahalwan Teknik Planologi FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Kota Malang yang sedari dulu selalu lekat dengan kondisi alam yang sejuk dan dinamika masyarakat yang selalu dinamis, mengharuskan kota ini untuk terus menyuguhkan berbagai alternatif untuk mengakomodasi kepentingan masyarakat Kota Malang dan para wisatawan yang sekadar ingin menikmati keindahan alam Kota Malang. Dengan potensi alam yang dimiliki oleh Kota Malang, yaitu pemandangan alam yang elok serta hawa yang sejuk, teduh dan asri serta bangunan-bangunan kuno peninggalan Belanda, Kota Malang layak menjadi tujuan wisata bagi wisatawan dalam maupun luar negeri. Berbagai pilihan tempat perbelanjaan, baik yang bersifat tradisional maupun modern yang tersebar di berbagai penjuru kota, sangat menunjang Kota Malang sebagai Kota Pariwisata. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan Kota Malang, tentunya hal ini harus dibarengi dengan berbagai terobosan cerdas untuk lebih menjadikan kota ini memiliki kelebihan dan keunggulan yang bersifat etnik. Banyak potensi yang ada saat ini perlahan mulai dikembangkan dengan beberapa terobosan solutif serta pentingnya pengelolaan manajemen pariwisata yang lebih baik. Kata Kunci: Pengelolaan, Pariwisata, Kota Malang.

KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT Hirijanto Kustamar Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Pengembangan suatu sistem drainase perkotaan pada suatu wilayah disebabkan oleh permasalahan genangan air dengan adanya beberapa faktor, antara lain; tinggi curah hujan, perubahan tata guna lahan, dan keadaan topografi. Dengan semakin banyaknya daerah terbangun, maka mengakibatkan koefisien limpasan air hujan makin besar yang menyebabkan saluran tidak mampu menampung debit aliran yang masuk; sehingga genangan air terjadi sampai keluar ke badan jalan. Hal ini tentunya dapat mengganggu aktivitas masyarakat dan dapat merusak jalan. Dengan demikian, sangat perlu diadakan perencanaan dan perbaikan saluran yang tidak mampu lagi menampung debit air yang masuk untuk dialirkan ke tempat pembuangan akhir atau sungai. Pengembangan sistem drainase lebih hanya terpaku pada perubahan terhadap saluran yang sesuai dengan kebutuhan, namun juga merencanakan saluran drainase baru dengan mengasumsikan daerah tersebut menjadi daerah di masa yang akan datang menjadi daerah terbangun. Kata Kunci: Drainase, Saluran, Genangan.

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM COBAN GLOTAK DESA DALISODO KECAMATAN WAGIR KABUPATEN MALANG Budi Fathony Gaguk Sukowiyono Dosen Arsitektur FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Sumberdaya alam hayati Indonesia dan ekosistemnya pada dasarnya saling bergantung satu dengan lainnya dan saling mempengaruhi, sehingga kerusakan dan kepunahan salah satu unsur akan berakibat terganggunya ekosistem. Oleh karena itu, perlu dikelola dan dimanfaatkan secara lestari, selaras, serasi, dan seimbang bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya, baik di masa kini maupun masa depan. Wilayah Kabupaten Malang memiliki luas 3.347,87 km2 dan dikelilingi pegunungan dan perbukitan. Di sisi Barat menjulang Gunung Kawi dan Panderman, sementara di Utara ada Gunung Arjuna. Di Timur berdiri Gunung Bromo dan Semeru, sedangkan di Selatan terkondisi dengan pegunungan dan perbukitan kapur serta Samudra Indonesia dengan segala hasil lautnya. Area Coban Glotak yang terletak di wilayah Desa Dalisodo Kecamatan Wagir mempuyai potensi wisata alam dengan sumber mata air untuk pemenuhan kebutuhan bagi warga yang ada di sekitarnya. Lingkungan alam Coban Glotak tidak dipandang semata-mata sebagai sumber yang harus dieksploitasi, melainkan terdapat pula keserasian antara manusia dengan lingkungannya. Pengelolaan obyek wisata alam hutan di kawasan Coban Glotak dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk memanfaatkan fungsi hutan secara optimal, serbaguna, dan lestari dengan tetap mempertahankan aspek konservasi, keserasian, dan keseimbangan lingkungan serta tidak merubah bentuk aslinya. Kata Kunci: Konservasi, Keselarasan, Lingkungan Hutan.

MONITORING TERHADAP KOMPONEN SAMBUNGAN RUMAH SEBAGAI SATU UPAYA PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR DI PDAM KOTA MALANG Sudiro Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Kehilangan air merupakan salah satu problem yang sering terjadi pada suatu sistem penyediaan air bersih di Indonesia, meskipun sejak lama sudah diupayakan untuk menanggulanginya. Kehilangan air dapat diklasifikasikan sebagai kehilangan air tercatat dan kehilangan air tidak tercatat. Kehilangan air, terutama kehilangan air yang tak tercatat, mempunyai potensi besar untuk menurunkan pendapatan PDAM. Oleh karena itu, upaya untuk menurunkan kehilangan air sangat strategis sifatnya yang mempunyai pengaruh besar pada kinerja keuangan perusahaan, termasuk juga pada kualitas pelayanan. Upaya penemuan metode pengendalian air yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi mutlak diperlukan guna mencapai hasil yang maksimal. Kehilangan air dapat terjadi secara fisik dan non fisik. Salah satu penyebab kehilangan air secara fisik adalah komponen pipa distribusi, termasuk komponen sambungan rumah; sedangkan kehilangan air secara non fisik dapat diakibatkan oleh kesalahan pada pencatatan jumlah air yang terpakai serta kemungkinan adanya sambungan liar tanpa meter air. Pemakaian metode pengendalian kehilangan air yang sesuai dengan permasalahan yang ada akan mendapatkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, analisa terhadap faktor-faktor penyebab kehilangan air perlu dilakukan guna pendekatan langkahlangkah pengendalian kehilangan air yang sesuai. Berdasarkan hasil analisis, maka salah satu metode yang dapat dilakukan sebagai upaya penurunan kehilangan air adalah melakukan monitoring secara aktif terhadap komponen sambungan rumah. Kata Kunci: Kehilangan Air, Sambungan Rumah, PDAM Kota Malang.

STUDI EVALUASI KINERJA PELAYANAN DAN TARIF MODA ANGKUTAN SUNGAI SPEEDBOAT Studi Kasus: Jalur Angkutan Sungai Kecamatan Kurun ke Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah Nusa Sebayang Ruslan Effendie Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Transportasi timbul dari adanya usaha manusia untuk melawan jarak. Speedboat merupakan salah satu moda angkutan yang paling dominan yang digunakan oleh masyarakat Kecamatan Kurun. Studi ini dilaksanakan di sepanjang jalur angkutan sungai Kecamatan Kurun ke Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Evaluasi ini dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat dampak yang ditimbulkan dengan pendekatan sudut pandang penumpang (tingkat pelayanan). Metode survei yang digunakan ialah survei dinamis, survei statis, wawancara dengan operator, dan wawancara dengan penumpang. Survei dinamis dilakukan dengan cara surveyor langsung menumpang kendaraan yang akan diteliti mulai pukul 06.00 11.00 dan survei statis berupa pengamatan di dermaga pemberangkatan penumpang. Metode perhitungan menggunakan standarisasi dari Departemen Perhubungan. Hasil evaluasi kinerja pelayanan menunjukkan: tingkat operasi kendaraan sebesar 100%, faktor muat (load factor) sebesar 102,68%, frekwensi pelayanan sebanyak 4 kendaraan per hari, waktu tunggu selama 30 menit, headway selama 60 menit, waktu tempuh selama 5 jam dengan kecepatan perjalanan selama 32,40 km/jam. Hasil evaluasi tarif menunjukkan: biaya operasional kendaraan sebesar Rp. 10.669,07, pendapatan per hari sebesar Rp. 2.880.000, keuntungan per hari sebesar Rp. 1.151.610,66, dan tarif sebesar Rp. 102.943,23. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja pelayanan yang diberikan menunjukkan bahwa pelayanan belum dapat disebut baik, sehingga perlu dipertimbangkan untuk penambahan jumlah armada. Kata Kunci: Tarikan Pergerakan, Karakteristik, Model Regresi.

KONSEP TENTANG HOME DAN IDENTITAS ARSITEKTUR HUNIAN Yuni Setyo Pramono Dosen Arsitektur FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Aspek non fisik yang menyangkut proses kegiatan dalam bermukim di suatu hunian, harus ditinjau dari berbagai aspek dan sudut pandang, yaitu: bagaimana mereka mengungkapkan konsep-konsep tentang home (dalam hal ini terkait dengan kebutuhan dasar tentang hunian), latar belakang sosial-budaya (dalam hal ini adalah kondisi sosio-kultural, sosio-ekonomi, sosio-ekologi dan sosio-politis), tingkatan ekspektasi, preferensi, eksperiensi, dan satisfaksi hunian (dalam hal ini menyangkut harapan, pilihan, pengalaman dan kepuasan dalam proses bermukim), attachment (perasaan manusia terhadap tempat tinggal yang terkait dengan identitasnya) serta kualitas permukiman mereka, baik secara fisik maupun non fisik (yang pada gilirannya akan menciptakan kekhasan/identitas arsitektur huniannya). Kata Kunci: Hunian, Konsep Home, Identitas Hunian.

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN Ibnu Hidayat P.J. Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebagian mengalir sebagai limpasan permukaan, sebagian lagi meresap ke dalam tanah (infiltrasi). Banyaknya limpasan dan resapan ke dalam tanah yang terjadi bergantung pada jenis dan keadaan permukaan tanah. Sistem drainase di Kota Bondowoso pada umumnya masih menggunakan sistem drainase konvensional, artinya air hujan dan air limbah rumahtangga ditampung oleh saluran drainase yang selanjutnya dibuang ke sungai. Dengan demikian, air hujan yang dapat diresap oleh tanah akan berkurang. Ditambah dengan meningkatnya luas permukaan yang tertutup oleh lapisan perkerasan, sehingga lahan resapan semakin berkurang menyebabkan pengisian kembali air tanah yang berkurang. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu upaya penambahan kandungan air tanah yang salah satunya mengalihkan curah hujan limpasan yang diterima oleh atap rumah ke dalam sumur resapan sebagai pertimbangan dalam pengadaan pola pengaturan air tanah yang didasarkan atas asas kemanfaatan, keseimbangan dan kelestarian alam. Dari hasil perencanan diperoleh hasil bahwa setelah adanya sumur resapan di daerah studi, maka terjadi pengurangan debit limpasan sebesar 15,8405% dari total debit air hujan limpasan. Sedangkan sumur resapan yang direncanakan mampu meresapkan air hujan yang tertampung di dalamnya. Oleh karenanya, perencanaan sumur resapan sebagai imbuhan buatan di Kota Bondowoso sangat efektif meresapkan air hujan. Kata Kunci: Sumur Resapan, Debit Tampungan, Debit Limpasan.

UPAYA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI KECIL DI KOTA MALANG Anis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang Sujianto Dosen JPBSI IKIP Budi Utomo Malang

ABSTRAKSI Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun lingkungan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh produktifitas kerja yang optimal. Pelayanan kesehatan kerja yang diberikan melalui penerapan ergonomi diharapkan dapat meningkatkan mutu kehidupan kerja (quality of working life), sehingga meningkatkan produktifitas kerja serta menurunkan prelavensi penyakit akibat kerja, proses kerja, dan lingkungan kerja. Interaksi ini akan berjalan dengan baik apabila ketiga komponen tersebut dipersiapkan dengan baik dan saling menunjang, misalnya dengan menyesuaikan ukuran peralatan kerja dengan postur tubuh pekerja dan menilai kelancaran gerakan tubuh pekerja. Perusahaan harus membuat aturan yang jelas dan tegas tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja, sehingga dapat membuat setiap pekerja memiliki tanggungjawab untuk menjaga diri mereka sendiri dan peralatan yang digunakan di lingkungan kerjanya serta menyediakan peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kecelakaan kerja. Kata Kunci : Identifikasi K-3, Industri Kecil, Kota Malang.

PEMANFAATAN CITRA LANDSAT ETM 7+ UNTUK MONITORING PERUBAHAN LUAS TANAH OLORAN DI GRESIK Joannes Pradono De Deo Dosen Teknik Geodesi FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Luas daratan di muka bumi selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh adanya sedimentasi dan abrasi. Sedimentasi yang terjadi di muara sungai yang di dalamnya termasuk erosi, pengangkutan (transpirasi), pengendapan (deposition), dan pemadatan (compaction) dari sedimentasi melalui aliran arus sungai yang mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga memunculkan daratan baru yang disebut tanah Oloran. Terbentuknya tanah Oloran berada di muara Sungai Bengawan Solo, tepatnya di tiga desa, yaitu Desa Banyu urip, Pangkah Kulon, dan Pangkah Wetan di Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. Proses koreksi geometri citra Landsat ETM 7+ Ujung Pangkah Gresik yang diturunkan dari peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dengan jumlah GCP (ground control point) sebanyak 20 titik dan diperoleh hasil perhitungan: jumlah RMS Error = 1,25 dan ketelitian koreksi geometri = 1,95 meter Nilai ketelitian tersebut masih dalam batas nilai toleransi, dimana batas nilai toleransi koreksi geometri 1 pixel (30 meter). Proses koreksi geometri Citra Landsat TM 5 Ujung Pangkah Gresik yang diturunkan dari peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dengan jumlah GCP (ground control point) sebanyak 19 titik dan diperoleh hasil perhitungan: total RMS Error = 1,77 dan ketelitian koreksi geometri = 2,64 meter. Nilai ketelitian tersebut masih dalam batas nilai toleransi, dimana batas nilai toleransi koreksi geometri 1 pixel (30 meter). Kata Kunci: Citra Landsat ETM 7+, Tanah Oloran, Kabupaten Gresik

STRATEGI OPTIMASI DIMENSI PIPA DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH Kustamar Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Sistem distribusi jaringan air bersih merupakan bagian dari sistem penyediaan air bersih, mulai dari tandon hingga lokasi pelanggan. Fungsi dari jaringan distribusi tersebut ialah mengalirkan air dari tandon sampai ke pelanggan. Sistem distribusi jaringan air bersih yang baik akan mampu mendukung pengkondisian terkontrolnya kualitas, tekanan, besar kehilangan air, serta kontinyuitas layanan. Kontrol kualitas jaringan harus dilakukan sejak dari tahap pemilihan jenis pipa dan aksesorisnya, perencanaan hidraulis, hingga pelaksanaan di lapangan. Dalam tahap perencanaan, pemilihan model jaringan harus memperhatikan varian elevasi topografi daerah pelanggan, jumlah dan sebaran penduduk, lokasi sumber, serta berorientasi pada prediksi perkembangan jumlah dan sebaran calon pelanggan di masa yang akan datang. Simulasi terhadap rencana jaringan menggunakan model hidraulis akan memberikan gambaran besar dan sebaran tekanan air di pelanggan. Strategi dalam perencanaan pengembangan sistem jaringan distribusi yang tergabung dengan sistem lama diawali dengan memodelkan sistem yang telah ada. Untuk menjamin kesebangunan model yang tinggi diperlukan tahap kalibrasi dan verifkasi. Tahap berikutnya adalah menggabungkan model yang telah terbangun dengan sistem jaringan baru untuk merencanakan alternatif demensi dan memilih yang optimal. Dari alternatif rencana yang dihasilkan dan telah memenuhi syarat hidraulis, selanjutnya dipilih alternatif I sebagai rencana optimal berdasarkan jumlah harga pipa. Kata Kunci: Optimasi, Pipa Distribusi, Jaringan Air Bersih

STUDI PERBANDINGAN NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA) MENGGUNAKAN AGREGAT SUNGAI GRINDULU, SUNGAI LESTI, DAN BENGAWAN SOLO UNTUK LALULINTAS SEDANG Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Dewasa ini banyak penelitian mengenai campuran aspal dengan menggunakan berbagai alternatif material. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui material agregat yang memenuhi persyaratan dan memiliki mutu yang baik. Pada penelitian ini menggunakan agregat dari Sungai Grindulu, Sungai Lesti, dan Bengawan Solo yang merupakan bahan alam yang sangat potensial. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium. Penelitian ini menggunakan agregat kasar dan agregat halus dari Sungai Grindulu (Pacitan), Sungai Lesti (Malang), dan Bengawan Solo (Ngawi). Variasi kadar aspal dari ketiga agregat adalah 5%, 5,5%, 6%, 6,5%, dan 7%. Sampel benda uji dari tiap agregat dibuat 5 buah benda uji tiap variasi kadar aspal, dengan jumlah total 25 benda uji tiap agregat. Metode pencampuran agregat menggunakan metode grafis untuk pencampuran 3 fraksi. Agregat kasar dan agregat halus diambil langsung pada masing-masing lokasi sungai, kemudian dari pengujian di laboratorium data dianalisis secara statistik untuk memperoleh kesimpulan akhir. Hasil penelitian yang dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95%, didapatkan: (1) karakteristik agregat yang terbaik adalah agregat dari Sungai Grindulu, (2) dari uji hipotesis ketiga agregat didapat perbedaan yang signifikan pada stabilitas dan flow; nilai VIM IP tidak terdapat perbedaan secara nyata; sedangkan nilai VMA dan Marshall Quotient tidak terdapat perbedaan yang signifikan, serta (3) nilai kadar aspal optimum dari agregat di ketiga sungai tersebut memenuhi persyaratan Depkimpraswil 2002. Kata Kunci: Nilai Karakteristik, Agregat, Split Mastic Asphalt

PENGELOLAAN KUALITAS UDARA SEKTOR TRANSPORTASI: ANALISIS KASUS BEBERAPA KOTA DI DUNIA Sudiro Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Hampir tidak ada kota di dunia ini yang dapat menghindar dari bencana modern pencemaran udara. Bahkan kota-kota yang dulu terkenal dengan udaranya yang murni dan tak tercemar, misalnya Buenos Aires, Denver, dan Madrid, sekarang selalu dikepung oleh udara yang begitu tercemar; sehingga dapat membunuh dan membuat orang baik yang sehat maupun sakit masuk rumahsakit. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia pernah sesekali menghirup udara yang tidak sehat, sedangkan 10% lainnya menghirup udara yang bersifat marjinal. Sektor transportasi, walaupun bukan satu-satunya, merupakan kontributor dalam pencemaran udara yang terjadi di kota-kota besar, dimana di negara-negara berkembang justru merupakan kontributor utama. Dengan demikian, perumusan strategi yang sesuai dalam pengendalian pencemaran udara di sektor transportasi sangat penting untuk dilakukan. Beberapa kota di dunia telah menerapkan strategi untuk pengendalian pencemaran udara, dimana pada intinya strategi yang diterapkan tersebut adalah upaya pengurangan emisi udara dengan menekan penggunaan bahan bakar minyak sekecil mungkin. Aplikasi tersebut adalah membuat peraturan yang memaksa masyarakat untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Beberapa upaya tersebut antara lain adalah penggunaan angkutan massal yang efekitf dan nyaman, penggunaan alat transportasi non BBM, pengaturan waktu penggunaan kendaraan bermotor, serta penggunaan alat transportasi yang ramah lingkungan. Kata Kunci: Pencemaran Udara, Transportasi, Strategi Pengendalian

STUDI PERBANDINGAN PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU JALAN BARU PADA PROYEK JALAN SURAMADU SISI MADURA Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Jalan merupakan suatu prasarana transportasi darat yang mempunyai peranan penting terhadap pembangunan dan pengembangan wilayah. Untuk kondisi tanah dasar yang bervariasi di lokasi jalan Suramadu sisi Madura akan diperbandingkan jenis perkerasan jalan yang sesuai, terutama dari aspek biaya konstruksi. Data sekunder terdiri dari data Lalulintas Harian Rata-rata (LHR) tahun 2000 s/d 2003, CBR tanah dasar tahun 2002, curah hujan 2002, dan daftar harga satuan bahan, upah dan peralatan tahun 2006 yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur dan Dinas Kimpraswil Kabupaten Bangkalan. Metode perencanaan perkerasan jalan yang digunakan adalah metode Bina Marga untuk perhitungan tebal perkerasan lentur dan perkerasan kaku. Rencana jalan baru dimaksud memiliki lebar Damija 39 m, lebar perkerasan 2x9,5 m, lebar bahu jalan 2,5 m, dan lebar median 10 m. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa: (1) untuk nilai CBR tanah dasar 1,5%, maka biaya konstruksi perkerasan lentur adalah Rp. 31.472.555.000 (termasuk overlay) dan perkerasan kaku Rp. 19.127.936.800; (2) untuk nilai CBR tanah dasar rata-rata 4%, maka biaya konstruksi perkerasan lentur adalah Rp. 29.616.993.700 (termasuk overlay) dan perkerasan kaku Rp. 17.219.569.900; serta (3) untuk nilai CBR tanah dasar 8%, maka biaya konstruksi perkerasan lentur adalah Rp. 27.795.353.500 (termasuk overlay) dan perkerasan kaku Rp. 17.011.816.400. Dengan demikian, untuk umur rencana 20 tahun perkerasan kaku relatif lebih murah dibandingkan dengan perkerasan lentur. Kata Kunci : Perkerasan Lentur, Perkerasan Kaku, Biaya Konstruksi.

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS GENTENG DI KABUPATEN MALANG Erni Yulianti Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Sungai Genteng merupakan salah satu sungai yang terletak di bagian hulu DAS Brantas. Secara administratif terletak pada wilayah Kabupaten Malang dengan luas 11.551 ha. Kondisi DAS Brantas saat ini sudah mulai kritis khususnya di bagian hulu, antara lain meliputi daerah Sub DAS Genteng. Hal ini ditengarai oleh adanya penurunan daya tampung sungai dan waduk karena sedimentasi. Perubahan tataguna lahan pada Sub DAS Genteng dimana banyak perkebunan yang menjadi lahan terbuka serta penebangan hutan dalam jumlah yang besar mengakibatkan material erosi yang terjadi pada lahan semakin besar sehingga material tersebut terus terangkut bersama aliran sungai dan menjadikan sedimentasi pada sungai. Apabila sedimentasi yang ikut terbawa aliran sungai ini semakin besar, maka hal inilah yang menjadi salah satu penyebab berkurangnya daya tampung sungai dan waduk, baik yang berada di bagian hulu maupun di bagian hilir DAS Brantas. Usaha konservasi lahan harus terus dilakukan dan dikembangkan menurut kerusakan yang dialami lahan di sekitar DAS Genteng. Terjadinya erosi lahan yang disebut dengan erosi parit/jurang (gully erosion) dapat menimbulkan kelongsoran dalam jumlah yang besar pada lahan dan tebing-tebing sungai. Salah satu bangunan konservasi terhadap lahan yang dapat mencegah dan mengendalikan erosi parit/ jurang (gully erosion) adalah bangunan gully plug yang seharusnya mulai lebih banyak dibuat pada lahan-lahan yang sering mengalami erosi, sehingga konservasi tanah dan air pada lahan bisa tetap terjaga dan terpelihara. Kata Kunci : Konservasi Lahan, Gully Erosion, Sub DAS Genteng.

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA PALANGKARAYA Hirijanto Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Kota Palangkaraya sebagai Ibukota Propinsi Kalimantan Tengah memiliki laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dengan rata-rata pertumbuhan penduduk per tahunnya sebesar 2,55% dengan jumlah penduduk pada tahun 2001 sebesar 156.818 jiwa. Pada waktu yang akan datang pemenuhan akan air bersih akan selalu mengalami peningkatan. Keadaan layanan air bersih pada tahun 2001 sebesar 68.750 sambungan rumah (SR) dan hidran umum / kran umum (HU/KU) sebanyak 15 unit, Dengan sumber air Sungai Kahaya yang memiliki debit 180 lt/dt masih cukup memungkinkan untuk pengembangan sistem distribusi air bersih di tahun-tahun mendatang. Dari hasil analisa diperoleh peningkatan pelayanan air bersih dari 44% pada tahun 2001 menjadi 64% pada tahun 2011 atau sama dengan penambahan sebanyak 161.284 sambungan rumah (SR) dan HU/KU sebanyak 20 unit. Peningkatan porsentase pelayanan ini tidak terlalu besar dikarenakan pertimbangan sumber air yang tersedia. Untuk mampu mendistribusikan air bersih direncanakan kapasitas reservoir sebesar 2.682,72 m3 dengan demensi 24m x 16m x 5m. Selain itu, juga diperlukan pengembangan jaringan pipa distribusi untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Palangkaraya. Kata Kunci : Air Bersih, Jaringan Distribusi, Palangkaraya.

MEMAKSIMALKAN FUNGSI TAMAN SEBAGAI MEDIA RESAPAN AIR HUJAN Kustamar Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Taman merupakan bagian dari ruang terbuka hijau yang keberadaannya diharuskan oleh peraturan perundang-undanganan, serta berfungsi sebagai sarana pendukung utama terbentuknya keindahan dan kenyamanan suatu kawasan. Dalam mendukung pengkondisian kenyamanan, taman berfungsi secara hidrologis sebagai sarana pengontrol air hujan dan ketersediaan air tanah. Dalam mengontrol air hujan, taman yang baik tidak hanya mampu mengurangi terjadinya air limpasan permukaan yang berasal dari dalam kawasannya, akan tetapi juga air yang berasal dari luar kawasan. Air hujan yang teresapkan dapat berfungsi sebagai imbuhan air tanah dangkal maupun sebagai cadangan kelembaban tanah. Dengan kondisi demikian, maka tanaman akan dapat tumbuh lebih baik dan tahan lebih lama dalam kondisi tanpa penyiraman air. Terdapat dua jenis pendekatan dalam meningkatkan kemampuan taman dalam meresapkan air hujan, yaitu pendekatan pertama menuju pada tinjauan konstruksi, sedangkan pendekatan lainnya berorientasi memperbaiki tekstur tanah pembentuk taman. Kata Kunci : Taman, Resapan, Air Hujan.

COMMUNITY ATTACHMENT: SUATU TINJAUAN RASA KEDAERAHAN MASYARAKAT DALAM PROSES BERMUKIM Yuni Setyo Pramono Dosen Arsitektur FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Tradisi sosial masyarakat sebuah komunitas tertentu dalam suatu setting lingkungan fisik akan menciptakan keseimbangan yang menyeluruh terhadap pola kehidupan dan penghidupannya, menyangkut tingkat-tingkat ekspektasi, preferensi, eksperiensi dan satisfaksi dalam proses bermukim. Hal tersebut pada akhirnya akan menimbulkan ikatan/pertalian emosi (community attachment) antara manusia penghuni dengan tempat tinggalnya sesuai dengan persepsi dan kognisi masing-masing individu, dimana pada gilirannya akan menumbuhkan identitas sebagai simbol jatidiri masyarakat tersebut (self-identity). Penelitian tentang community attachment telah pula menggambarkan pengaruh dari faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan ikatan perasaan manusia dengan tempat tinggalnya, yaitu: (1) lama bermukim dan pengalaman hidup yang terjadi; (2) kondisi sosial kemasyarakatan; (3) kualitas hunian dan kepemilikannya; serta (4) rasa aman yang berdampak pada satisfaksi terhadap kualitas fisik lingkungan. Kata Kunci : Community Attachment, Lingkungan Hunian, Identitas.

OPTIMASI PENGGUNAAN ALAT BERAT DILIHAT DARI WAKTU DAN BIAYA Ibnu Hidajat P.J. Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Proyek peningkatan jalan merupakan proyek yang dalam pelaksanaannya memerlukan bantuan alat-alat berat. Dalam hal ini perlu diadakan pemilihan terhadap jenis maupun tipe peralatan yang akan digunakan, sehingga mutu pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan perjanjian kontrak serta waktu dan biaya pelaksanaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat-alat berat, maka akan terjadi keterlambatan dalam pelaksanaannya. Hal tersebut akan menyebabkan biaya proyek membengkak dan hasil yang tidak sesuai dengan rencana. Pada studi ini akan ditinjau pekerjaan perkerasan jalan dengan penekanan pada pemasangan onderlaag dengan volume 751 m3, pemasangan stylaag 1.742 m3, pemasangan lapen 2.726 m3, dan penghamparan HRS 5.400 m3. Akan ditinjau pula pada pengembalian fungsi jalan pada pemasangan onderlaag dengan volume 41 m3, pemasangan stylaag 286,27 m3, pemasangan lapen 560 m3, dan penghamparan HRS 982,37 m3. Metode pemilihan alternatif terbaik menggunakan metode skala pengukuran. Dengan menggunakan skala pengukuran didapatkan alternatif kombinasi alat-alat berat yang mempunyai waktu dan biaya paling efektif dan efisien yaitu penggunaan 1 unit Roller Three Wheel 6 ton, 1 unit Tendem Roller 10 ton, 1 unit Pneumatic Roller 10 ton, Asphalt Finisher 80 ton, Asphalt Sprayer 350 L, 1 unit Compressor 125 Cfm, 1 Unit Flat Bed Truck 4 ton, serta waktu pengerjaan yang diperlukan adalah 1.220 jam dengan biaya pelaksanaan sebesar Rp. 200.129.000. Kata Kunci: Peningkatan Jalan, Perkerasan Ruas Jalan, Produktivitas.

ARSITEKTUR JENGKI: BERGEOMETRI YANG KREATIF Gatot Adi Susilo Dosen Arsitektur FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Kemunculan Arsitektur Jengki diantara berkembangnya arsitektur modern memunculkan beberapa pertanyaan, hal ini disebabkan karena bentuknya yang menyimpang dari ketentuan arsitektur modern. Kalau berbicara bentuk maka akan tidak boleh tidak harus membicarakan juga geometri, dengan mengupas makna dan pengolahan geometri dalam arsitektur maka akan dapat dilihat sejauhmana kreatifitas olah geometri pada arsitektur jengki. Dengan mengetahui olah geometrinya maka akan mengangkat arsitektur jengki menjadi salah satu wacana yang telah muncul dalam perkembangan berarsitektur di Indonesia. Kata Kunci: Geometri, Kreatif, Arsitektur Jengki.

PENGARUH PEMANFAATAN ARANG KAYU SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN BETON Krisna Murti Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember ABSTRAKSI Penggunaan beton sebagai bahan dasar konstruksi meningkat pesat seiring dengan pesatnya perkembangan pembangunan, terutama untuk pembangunan gedung-gedung bertingkat, jembatan, terowongan, bendungan, dam, ataupun untuk konstruksi pabrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh campuran beton dengan menggunakan arang kayu sebagai agregat kasar ditinjau terhadap karakteristik bahan beton yang dihasilkannya. Bahan untuk penelitian ini adalah semen PPC Type 1, pasir lumajang, dan agregat kasar arang kayu. Benda uji menggunakan Kubus 15 cm x 15 cm x 15 cm, dengan masing-masing perlakuan berjumlah 10 buah benda uji. Dari hasil pengujian didapat Kuat Tekan Hancur Rata-rata untuk perbandingan : 0,7:1:3:1 = 14,848 Mpa dengan Berat Volume = 2115,554 kg/m, 0,7:1:2.5:1.5 = 11,633 Mpa dengan Berat Volume = 2007,704 kg/m, 0.7:1:2:2 = 11,840 Mpa dengan Berat Volume = 1898,964 kg/m, 0,7:1:1,5:2,5 = 10,608 Mpa dengan Berat Volume = 1780,740 kg/m, 0,7:1:1:3 = 9.992 Mpa dengan Berat Volume = 1693,925 kg/m. Berdasarkan kajian dan analisa mengenai pengaruh pemanfaatan arang kayu sebagai agregat kasar terhadap karakteristik campuran beton, maka disimpulkan bahwa: Pada peninjauan hubungan antara slump dengan proporsi campuran, ternyata tidak terlihat hubungan yang signifikan antara keduanya. Pada peninjauan hubungan berat volume dengan proporsi campuran, terlihat bahwa penambahan proporsi agregat arang kayu akan menurunkan pula berat volume dari benda uji beton. Semakin besar komposisi arang kayu yang digunakan pada campuran beton, akan memperlemah kuat tekan karakteristik benda uji beton secara keseluruhan. Penurunan kuat tekan benda uji beton juga sejalan dengan penurunan berat volume dari benda uji beton tersebut. Kata Kunci : agregat kasar, arang kayu, karakteristik campuran beton.

OPTIMALISASI PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK RUMAHTANGGA DENGAN MESIN HM-430-35-VE SEBAGAI PENGOLAH AWAL: Studi Pemanfaatan Sampah Organik Rumahtangga Diolah Menjadi Kompos dan Biogas Sutriyono Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Indutri ITN Malang ABSTRAKSI Sampah organik rumahtangga merupakan sumber potensi material yang dapat diolah menjadi sumber energi alternatif, yaitu biogas dan alkohol. Komposisi sampah organik dari rumahtangga menjadi bahan baku utama, karena sampah organik mudah dihancurkan dan dikomposisi dengan bahan tambahan (kotoran sapi atau ragi tape) yang menentukan proses dan hasil biogas atau alkohol. Penelitian eksperimen pengolahan dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap I uji komposisi sampah rumahtangga dan tahap II pengolahan sampah menjadi biogas dan alkohol. Penelitian tahap I bertujuan untuk mendapatkan komposisi organik sampah rumahtangga yang digunakan sebagai bahan baku. Hasilnya sampah rumahtangga terdiri dari 73-75% unsur organik, 18-19% anorganik, dan 6-8% debu atau tanah. Penelitian tahap II bertujuan untuk menentukan optimalisasi proses pengolahan secara mekanis dengan mesin pelembut sampah tipe HM-430-VE yang dirancang khusus. Sampah organik lembut dikomposisi dengan air dan kotoran sapi (1:1:) menjadi bahan baku pembuatan biogas. Proses pengolahannya dengan fermentasi anaerobik dalam digester suhu 30-35C, pH 6-6,8, dan selma 4-5 hari menghasilkan gas rata-rata 6-7 dm3/hari Sampah organik lembut tersebut diasapi dan dikomposisi dengan ragi tape (10:1) difermentasi anaerobik menghasilkan cairan glukosa yang berkadar alkohol dalam watku 48 jam. Cairan glukosa didestilasi pada suhu 6070C akan menghasilkan uap alkohol kemudian didinginkan dalam suhu 20-22C akan menghasilkan cairan alkohol berkadar 30%-35%. Kata Kunci : Optimalisasi, Pengolahan, Sampah Rumahtangga.

KONSERVASI LAHAN KAWASAN KABUPATEN SUMBA TIMUR Kustamar Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Wilayah Kabupaten Sumba Timur mayoritas terdiri dari padang rumput (47,85%) dengan topografi berbukit dan hujan yang relatif rendah (kurang dari 2000 mm/tahun). Kendala utama dalam pengembangan potensi lahan kering ialah hujan yang hanya terjadi pada kurun waktu 3 hingga 4 bulan setiap tahunnya. Dengan tanah yang berasal dari batuan kapur dan kemiringan topografi mayoritas lebih dari 25%, maka sangat rawan erosi dan kekeringan. Oleh karena hal tersebut, konservasi lahan direncanakan gabungan dari konservasi vegetatif, mekanis (teras), dan konstruktif (embung resapan). Lokasi dan luas lahan konservasi diidentifikasi berdasarkan informasi tinggi dan sebara hujan, jenis tanah, kemiringan lereng, dan kondisi penggunaan lahan. Lokasi konstruksi embung resapan dipilih pada anak sungai yang berhulu pada daerah angat kritis. Dari analisa ditemukan luas lahan sangat kritis 11.642 ha, dan diperlukan embung resapan 12.buah. Kata Kunci: Konservasi Lahan, Embung Resapan, Sumba Timur.

PEMBUATAN PROGRAM APLIKASI WebBGIS MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN OPEN SOURCE MAPSERVER DAN POSTGRESQL Silvester Sari Sai Dosen Teknik Geodesi FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Seiring dengan berkembangnya teknologi jaringan dan internet saat ini telah dikenal istilah-istilah Desktop GIS, WebGIS, dan Database Spatial yang merupakan wujud perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografis. Program aplikasi WebGIS yang berkembang dan digunakan saat ini kebanyakan menggunakan program pembangun yang tidak bersifat gratis dan open source. Dengan adanya Mapserver dan PostGIS sebagai program yang bersifat gratis (freeware) dan open source dapat dijadikan sebagai alternatif untuk membangun sebuah program aplikasi WebGIS. Karakteristik Mapserver dan PostGIS sebagai bahasa pemrograman WebGIS perlu diuji keandalaannya sehingga dapat diketahui kelebihan dan kelemahannya dalam menyajikan dan berbagi informasi yang terintegrasi. Kata Kunci: Aplikasi WebGIS, Open Source, Mapserver dan PostGIS.

STUDI PEMETAAN TANAH DAN EVALUASI KONDISI LAHAN KOTA BATU Hirijanto Dosen Teknik Sipil (Teknik Sumber Daya Air) FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Kota Batu merupakan salah satu sentra produsen komoditas hortikultura yang cukup terkemuka, namun pada saat inii ditengarai muncul berbagai masalah yang dapat mengancam kelanjutan budidaya komoditi tersebut. Budidaya yang sangat intensif menyebabkan terkurasnya unsur hara dalam tanah. Penggunaan pupuk dan obat pertisida yang seringkali jauh di atas kebutuhan tanaman, selain terjadi pemborosan, juga menyebabkan pencemaran lingkungan. Selain itu, lahan pegunungan dengan variasi lereng yang curam menimbulkan potensi bahaya tanah longsor. Studi ini bermaksud untuk memetakan kondisi lahan yang ada sekarang serta untuk menciptakan kelestarian lingkungan jangka panjang. Dengan demikian, maka tujuannya adalah melakukan penilaian kondisi lahan dan kesesuaian lahan melalui evaluasi lahan serta mengoptimalkan fungsi lahan sesuai dengan fungsinya melalui pemetaan tanah dan evaluasi kondisi lahan yang ada di Kota Batu Dari hasil analisa yang dilakukan dapat diketahui bahwa di Kecamatan Bumiaji yang meliputi 8 desa mempunyai tingkat kesesuaian lahan yang paling tinggi, khususnya untuk kehutanan. Selain itu, perkebunan juga bisa diterapkan di daerah ini sepanjang tidak merubah fungsi hutan yang ada. Sedangkan di Kecamatan Batu potensi perkebunan lebih dominan kecuali di desa Oro-oro Ombo yang didominasi oleh hutan. Di Kecamatan Junrejo lebih didominasi oleh potensi budidaya/ wanatani. Kata Kunci: Pemetaan Tanah, Evaluasi Lahan, SIG.

EVALUASI PEMETAAN JALAN RAYA DENGAN VIDEO KAMERA STEREO

M. Edwin Tjahjadi Dosen Teknik Geodesi FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Jalan raya merupakan salah satu jalur angkutan darat yang sering digunakan oleh manusia dalam beraktivitas. Pada kenyataannya sangat banyak jalan raya di seluruh pelosok tanah air mengalami tingkat kerusakan yang parah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bencana alam, pemakaian angkutan yang berlebihan, dan perawatan yang tidak memadai. Kondisi seperti ini sangat merugikan banyak pihak terutama pemakai jalan. Dampak yang ditimbulkannya sampai menelan korban jiwa dan kerugian material yang tak terhitung. Kondisi ini juga diperparah dengan keterbatasan dana perawatan dan tidak dimilikinya skala prioritas untuk perbaikan jalan. Disamping itu, para pihak yang berwenang tidak memiliki data spasial yang akurat, lengkap, dan terkini dari setiap kondisi jalan yang rusak. Oleh karena itu, proses perbaikan jalan yang ada terkesan hanya bersifat sementara. Segala permasalahan ini akan dijawab dengan pengembangan sistem pemetaan cepat profil jalan yang efisien, ekonomis, tetapi dapat digunakan dalam pemetaan skala besar untuk pekerjaan survei rekayasa jalan raya. Sistem pemetaan ini menggunakan sepasang video kamera yang diintegrasikan dengan GPS dan ditempatkan pada wahana yang bergerak, seperti mobil. Selama mobil bergerak menyusuri jalan, gambar video koridor dan situasi jalan akan terekam pada video. Selanjutnya, pasangan foto-foto dijital hasil esktraksi dari video digunakan untuk pengukuran titik-titik detail jalan raya. Titik-titik detil hasil pengukuran dari pasangan foto ini memiliki level akurasi centimeter, sehingga koordinat tiga dimensi titik-titik ini dapat digunakan untuk penggambaran profil jalan raya dan memenuhi standar ketelitian survei dan pemetaan skala besar untuk pekerjaan rekayasa. Kata Kunci: Data Spasial, Profil Jalan Raya, Video Kamera, GPS

STUDI PENYEBAB KERUSAKAN LAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN LENTUR PADA TIKUNGAN RUAS JALAN BATU-PUJON KABUPATEN MALANG

Nusa Sebayang Tri Kurniati Teknik Sipil FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Banyak ruas-ruas jalan di Indonesia dibangun beberapa puluh tahun yang lalu, sebagian dibangun pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda. Permasalahan yang muncul adalah perkembangan teknologi transportasi dimana karakteristik kendaraan pada waktu dibangun jalan berbeda dengan kendaraan yang ada sekarang, khususnya kecepatan kendaraan. Hal ini berdampak terhadap bagian tikungan jalan yang cenderung mengalami kerusakan. Hasil pengamatan ruas jalan propinsi segmen BatuPujon menunjukkan bahwa terdapat kerusakan permukaan perkerasan di sekitar tikungan, sementara di bagian lain kondisi permukaan perkerasan dalam keadaan baik. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan dan melakukan usaha pencegahan terhadap terjadinya kerusakan. Metode studi dilakukan dengan survey yang dilaksanakan dalam 2 tahap, selama 3 hari dalam kurun 12 jam/hari dengan pencatatan jumlah kendaraan dalam interval waktu 15 menit. Volume lalulintas, kecepatan, dan kapasitas ruas jalan dianalisa dengan menggunakan MKJI Ditjen Bina Marga 1997. Sedangkan survei geometrik dilakukan selama 2 hari dalam waktu 6 jam/hari. Hasil pengukuran geometrik eksisting pada jalan-jalan tikungan (jari-jari tikungan, superelevasi, kecepatan rata-rata lalulintas) dan perhitungan nilai koefisien gesek menunjukkan bahwa upaya mengurangi tingkat kerusakan jalan dapat dilakukan dengan memperbesar jari-jari tikungan dan membuat kecepatan rata-rata kendaraan sekitar 50 km/jam. Dengan demikian, maka kerusakan permukaan perkerasan dapat dikurangi sebesar 22% sampai 32%. Kata Kunci:Jari-jari Tikungan, Kecepatan, Superelevasi, Koefisien Gesekan

KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI MASYARAKAT SEBAGAI PERTIMBANGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DUSUN KEBON TATAR DESA KELAYU UTARA KECAMATAN SELONG KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Agung Witjaksono Dosen Perencanaan Kota dan Wilayah FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi masyarakat. Dalam pemenuhan air bersih, sebagian masyarakat masih menggunakan sumber air yang belum memenuhi syarat kesehatan. Salah satu program Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya adalah dengan melakukan pengembangan jaringan air bersih bagi masyarakat golongan kurang mampu. Untuk mendukung keberhasilan program yang akan dilakukan, maka perlu dikaji bagaimana karakter sosial-ekonomi dan respon dari masyarakat yang akan terkena dampak kegiatan pada kelompok masyarakat yang kurang mampu sebelum program dilakukan beberapa tahapan, yaitu sosialisasi manfaat kegiatan, serta pentingnya pemilihan sistem yang tepat sehingga tidak menambah beban masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon masyarakat dan tingkat keberhasilan program pengembangan jaringan air bersih yang akan dilaksanakan di Dusun Kebon Tatar Kelurahan Kelayu Utara Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pengembangan jaringan air bersih tersebut menimbulkan dampak positif terhadap perubahan sosial dan perubahan ekonomi masyarakat, kendati tetap saja diperlukan peran Pemerintah dalam pendanaan awal dan perencanaan tata ruang kawasan yang lebih mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Kata Kunci: Sosial Ekonomi, Masyarakat Desa, Penyediaan Air Bersih

ANALISA POTENSI LAHAN UNTUK KOMODITAS TANAMAN KEDELAI DI KABUPATEN SITUBONDO

Kustamar Dosen Teknik Sipil (Teknik Sumber Daya Air) FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan yang strategis dan memegang peranan penting bagi kehidupan masyarakat dan perekonomian Indonesia. Tahu, tempe, kecap, dan tauco sebagai produk pangan olahan yang berbahan baku kedelai selalu dihadirkan di meja makan hampir di seluruh rumah tangga Indonesia, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Sejarah perkedelaian Indonesia mencatat, impor kedelai pertama kali dilakukan pada 1928. Komoditas itu didatangkan dari China dengan jumlah sekitar 63.000 ton per tahun. Kedelai dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan protein murah bagi masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, maka permintaan akan kedelai semakin meningkat. Berdasarkan hal tersebut diperlukan program khusus peningkatan produksi kedelai dalam negeri, dimana salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi sistem informasi geografis untuk menganalisa potensi lahan sebagai media tumbuh bagi tanaman kedelai. Identifikasi potensi daerah dilakukan dengan menganalisa kesesuaian lahan untuk tanaman kedelai, berdasarkan data jenis tanah, ketinggian, iklim, dan curah hujan, serta drainase alami. Informasi fisik lahan tersebut dipadukan dengan syarat tumbuh tanaman kedelai dengan menggunakan konsep Sistem Informasi Geografis (SIG) menghasilkan peta kesesuaian lahan yang diklasifikasi menjadi: sangat sesuai (S1), Sesuai dengan perbaikan ringan (S2), sesuai dengan perbaikan berat (S2), dan tidak sesuai (N). Kata Kunci: Tanaman Kedelai, Potensi Lahan, SIG

SUMUR RESAPAN AIR HUJAN SEBAGAI WAHANA KONSERVASI AIR

Sriliani Surbakti Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Sistem pembuangan limpasan air hujan ke dalam sumur resapan mulai dimasyarakatkan, terutama di wilayah Kota Jogjakarta, melalui Perda Nomor 4 Tahun 1988 tentang Bangunan. Perda tersebut antara lain mensyaratkan para pemohon IMB melengkapi bangunan gedung yang akan dibangun dengan sumur resapan air hujan. Peraturan tersebut didukung analisis lingkungan secara ilmiah dalam sistem drainase air hujan berwawasan lingkungan yang dalam aplikasinya menggunakan sumur resapan. Penelitian ini berada di wilayah Kota Jogjakarta sebagai lokasi pengamatan. Data kepemilikan sumur resapan air hujan milik pribadi sesungguhnya dapat diidentifikasikan dari daftar jumlah pemohon IMB. Akan tetapi, cara pendekatan ini kurang tepat karena tidak semua warga pemohon IMB benar-benar melaksanakan persyaratan sesuai dengan Perda Nomor 4 Tahun 1988 tersebut sebagaimana dalam pengajuan IMB, yaitu dengan membuat sumur resapan air hujan. Oleh karena itu, pada pengamatan ini dilaksanakan survei sumur resapan air hujan di lapangan. Beberapa hal yang diamati pada penelitian ini adalah lokasi sumur resapan, ukuran/demensi, aliran air ke sumur, keberadaan bak kontrol, serta saringan (filter) pipa pelimpah terdekat. Kata Kunci: Sumur Resapan, Air Hujan, Berwawasan Lingkungan

PENYEDIAAN AIR BAKU DAN PENGENDALIAN BANJIR DI KAWASAN KOTA PAMEKASAN DAN SEKITARNYA Kustamar Dosen Teknik Sipil (Teknik Sumber Daya Air) FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Kota Pamekasan terletak pada kawasan yang sangat strategis karena dilalui oleh jalur utama sarana transportasi darat yang menghubungkan seluruh kota utama di Pulau Madura. Peningkatan kesejahteraan penduduk Kabupaten Pamekasan diutamakan melalui sektor pertanian. Pelayanan air bersih di wilayah Kota Pamekasan mendapat perhatian yang cukup besar karena penduduk tidak mudah untuk memanfaatkan air tanah dangkal. Banjir tahunan di kawasan Kota Pamekasan dan sekitarnya seringkali mengganggu kelancaran arus transportasi, baik dalam maupun antar kota. Dampak tidak langsung dari banjir tersebut adalah terganggunya aktivitas perekonomian, pendidikan, layanan masyarakat, dan kesehatan lingkungan. Dalam usaha pengendalian banjir di Kota Pamekasan serta pemenuhan kebutuhan air baku (air irigai dan air bersih), maka dipandang tepat jika dibuat embung sebagai sarana penampungan air di hulu DAS. Sungai Kloang merupakan anak Sungai Tarokan yang dipandang tepat sebagai lokasi alternatif embung karena potensial untuk penyediaan air baku dan pengendali banjir. Desain embung dianalisa dengan skenario sebagai berikut: (a) pada lokasi 1 dan lokasi 3 digunakan tampungan embung alami dengan memaksimalkan potensi topografinya, serta (b) pada lokasi 2 dilakukan penggalian di sekitar belokan sungai untuk meningkatkan volume tampungan. Dengan adanya embung pada alternatif 2 dapat mengairi sawah seluas 294 ha dan alokasi untuk air bersih sebesar 85 lt/detik sepanjang tahun, termasuk mengendalikan debit banjir dari Sungai Kloang yang menuju Kota Pamekasan hingga 70%. Kata Kunci: Air Baku, Banjir, Pamekasan

PEMANFAATAN UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV) UNTUK PEMETAAN Leo Pantimena Hery Purwanto Dosen Teknik Geodesi FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Program Studi Teknik Geodesi ITN Malang sedang mengembangkan metode fotogrametri untuk pemetaan skala besar dengan memanfaatkan kamera non-metrik SLR dijital yang ditempatkan di suatu wahana udara tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle = UAV) yang dikendalikan dari jarak jauh. Karena ketidakstabilan platform (jika dibandingkan dengan pesawat udara), maka teknik hitungan bundle adjustment yang tidak mensyaratkan formasi pemotretan dengan pertampakan tertentu seperti lazimnya dengan pemotretan udara konvensional sedang dikembangkan. Target pencapaian dari sistem ini adalah mengekstraksi fitur-fitur pada foto-foto dijital dengan tingkat keakurasian sesuai dengan prasyarat pembuatan peta skala besar. Tulisan ini merupakan rangkuman tahapan pencapaian sampai sejauh ini. Kata Kunci: Pemetaan, UAV, Kamera SLR Dijital.

STUDI PENGELOLAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KOTA MALANG Lalu Mulyadi Dosen Arsitektur FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Pembentukan karakter pedagang kaki lima serta perubahan yang terjadi adalah salah satu wujud perkembangan lingkungan binaan. Perkembangan ini merupakan penerapan dari nilai dan kebutuhan hidup yang terjadi seiring waktu berjalan. Nilai tersebut secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh lingkungan dimana pedagang kaki lima itu tumbuh berkembang. Secara konsepsual, apabila berbicara karakter pedagang kaki lima, maka pada hakekatnya mereka merupakan hasil perwujudan bermacam bentuk, kebutuhan ekonomi, serta adaptasi sesuai dengan tuntutan kebutuhan, fungsi, dan teknologi yang tersedia. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan menggunakan paradigma rasionalistik. Satuan kajian adalah pedagang kaki lima dalam konteks manajemen perancangan kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter pedagang kaki lima dipahami sebagai tatanan visual yang bisa diamati pada fungsi, bentuk, dan kondisi fisik pedagang kaki lima yang dapat memperkaya khasanah konsep arsitektur dengan urutan pemahaman karakter lingkungan, makna ekonomi dan karakter tipologi, dimana pada hakekatnya komponen pemahaman tersebut membentuk karakter pedagang kaki lima yang spesifik pada kawasan tertentu di Kota Malang. Kesimpulan yang dapat dirumuskan berkait dengan karakter pedagang kaki lima dan konsep penataannya pada tata lingkungan dan bangunan di Kota Malang menunjukkan adanya kawasan-kawasan yang menonjol karakter pedagang kaki limanya, sehingga layak untuk dijadikan percontohan pengembangan bentuk fisik pedagang kaki lima yang memperkuat ciri khas Lingkungan maupun produk yang ditawarkan. Kata Kunci: Pedagang Kaki Lima, Lingkungan, Konsep Pengelolaan.

ESTIMASI PRODUKTIVITAS PEKERJA KONSTRUKSI DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK Lila Ayu Ratna Winanda Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Pekerjaan konstruksi yang tengah menggeliat bangkit tidak lepas dari permasalahan tenaga kerja yang terlibat didalamnya karena secara tidak langsung tenaga kerja konstruksi sangat mempengaruhi biaya, waktu dan mutu dari pekerjaan itu sendiri, sehingga pengkajian secara mendalam mengenai tenaga kerja konstruksi sangat diperlukan. Permasalahan pekerja konstruksi tidak lepas dari produktivitas yang dihasilkan dimana produktivitas merupakan unjuk kerja tenaga kerja, sehingga pada makalah ini dibahas mengenai pendekatan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pekerja konstruksi terhadap produktivitasnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan estimasi mengenai produktivitas pekerja konstruksi itu sendiri. Suatu pendekatan dengan probabilistik neural network digunakan untuk memetakani faktor-faktor produktivitas dan produktivitas pekerja itu sendiri. Berdasarkan analisa yang dilakukan maka diperoleh pendekatan yang dilakukan memberikan hasil yang cukup signifikan sehingga pendekatan dapat digunakan untuk estimasi produktivitas pekerja konstruksi. Kata Kunci: Produktivitas, Tukang Batu, Neural Network.

STUDI PENENTUAN TINGGI ORTHOMETRIK MENGGUNAKAN METODE GPS HEIGHTING (STUDI KASUS: KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN BANDARA ABDURAHMAN SALEH MALANG) Silvester Sari Sai Dosen Teknik Geodesi FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Penentuan komponen tinggi orthometrik (H) merupakan salah satu permasalahan penting dalam bidang survei dan pemetaan. Tinggi orthometrik dinyatakan dalam suatu datum, yaitu geoid. Penentuan tinggi orthometrik dengan tingkat ketelitian yang baik merupakan hal yang cukup sulit untuk dilakukan, mengingat perlu dilakukan penentuan nilai potensial gaya berat dari semua titik di atas permukaan bumi. Metode penentuan tinggi dan beda tinggi orthometrik dengan metode GPS (Global Positioning System) atau disebut juga GPS Heighting merupakan salah satu alternatif untuk kepentingan tersebut. Penentuan tinggi dan beda tinggi orthometrik dengan metode GPS dapat dilakukan karena metode GPS dapat menentukan tinggi ellipsoid (h) dengan ketelitian yang baik. Selanjutnya, data tinggi ellipsoid dapat digunakan untuk menghitung tinggi orthometrik menggunakan nilai undulasi geoid (N). EGM2008 merupakan model medan gaya berat dengan resolusi sangat tinggi yang disusun oleh koefisien-koefisien harmonik bola yang lengkap dengan nilai derajat dan orde sebesar 2159 dan memiliki nilai koefisien tambahan derajat sebesar 2190 dan orde 2159. Metode penentuan tinggi dan beda tinggi orthometrik dengan GPS digunakan dalam menentukan titik referensi untuk kepentingan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandara Abdurahman Saleh Malang. Hasil pengujian terhadap enam titik kontrol menunjukkan deviasi untuk nilai beda tinggi berada pada rentang 0.003m 0.624m dan untuk nilai tinggi orthometrik berada pada rentang 0.389m 1.841m. Kata Kunci: Tinggi Orthometrik, GPS Heighting.

TINJAUAN ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN PADA KONDISI ELASTO PLASTIS SAMBUNGAN BALOK-KOLOM DENGAN PEMODELAN SUATU STRUKTUR Sudirman Indra Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang

ABSTRAKSI Tulisan ini menyajikan suatu analisis distribusi tegangan yang terjadi pada badan balok akibat beban luar yang diberikan secara bertahap, sehingga dapat dievaluasi beban batas elastis dan beban batas plastis pada struktur. Analisis dilakukan dengan numerik berdasarkan metode pemodelan. Tinjauan dibatasi pada aplikasi perencanaan balok-kolom terhadap beberapa kondisi kasus pembebanan, baik akibat beban terpusat maupun akibat momen yang diuraikan menjadi gaya tarik dan gaya tekan. Hal ini dilakukan dengan membuat suatu pemodelan analisis yang didekati dengan teori dasar dari Winkler, yaitu balok di atas perletakan elastis dengan suatu anggapan model analisis sayap bagian atas dianggap sebagai balok dan badan balok dianggap sebagai tanah yang digambarkan sebagai pegas- pegas. Perhitungan dilakukan dalam personal computer (PC) IBM Compatible. Kata Kunci: Elasto-Plastis, Balok-Kolom, Pemodelan Struktur.