Upload
rosminar
View
4.724
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
BANJIR
Ratmaniar, Ririn Sunadi, Rosminar
Jurusan Pendidikan Fisika
UIN Alauddin Makassar
ABSTRAK
Secara alamiah, banjir adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian
penting dari mekanisme pembentukan dataran di bumi kita ini. Proses terjadinya
banjir dibagi menjadi dua yaitu proses yang terjadi secara alamiah dan non-
alamiah. Proses terjadinya banjir secara alamiah itu seperti,turunnya hujan jatuh
kepermukaan bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan setelah itu masuk
kepermukaan tanah mengalir ketempat yang lebih rendah setelah itu terjadi
penguapan dan keluar kepermukaan daratan. Sedangkan proses terjadinya banjir
secara non alamiah karena ulah manusia seperti,membuang sampah tidak pada
tempatnya dan menyebabkan aliran air tidak lancar sehingga air tersebut terapung
di tempat pembuangannya semakin lama semakin menguap setelah itu tinggi dan
keluar sehingga mengenai daratan dan menyebabkan banjir.
Banjir terjadi karena disebabkan oleh beberapa penyebab yaitu hutan
gundul, jalan yang tidak memiliki drainase, drainase tidak sempurna, garis
sempadam sungai didirikan bangunan dan padat bangunan liar, resapan air yang
diuruk dijadikan perumahan oleh pengusaha properti maupun oleh pribadi,
mengabaikan adanya sumur resapan air/lubang resapan biopori, dan buang
sampah di sungai dan kali. Banjir yang terjadi selalu menimbulkan kerugian bagi
masyarakat, contohnya penyakit yang timbul, mematikan usaha, kerugian
administratif, dan harus kembali ketitik nol. Banjir dapat dicegah dengan
melakukan beberapa langkah seperti Kesadaran tiap warga dengan tidak
membuang ssampah disembarang tempat, rutin membersihkan pintu air,
memperdalam dan memperlebar ukuran sungai-sungai besar guna memperlancar
aliran air di sungai tersebut, serta giat melakukan sosialisasi tentang sebab-akibat
banjir.
1
Untuk menanggulangi banjir, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu
memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya, larangan membuat
rumah di dekat sungai, dan menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak
ditebangi lagi.
Kata Kunci: Pengertian, proses, penyebab, dampak, cara mengatasi, dan
penanggulangan banjir.
1. PENDAHULUAN
Mengingat musim hujan telah tiba, patutlah kita waspada terhadap bahaya
Banjir yang melanda daerah kita terutama Jakarta. Selain menggangu aktivitas
kita, banjir juga menganggu pengaruh buruk pada air tanah. Kandungan Bakteri
itu disebit dengan Eschercia coli (E Coli) yang mencemari air tanah di seluruh
wilayah DKI Jakarta, rata-rata mencapai 41 persen.
Banjir adalah salah satu proses alam yang tidak asing lagi bagi kita. Kita
dapat melihat banjir sebagai rahmat Tuhan atau sebagai bencana, tergantung pada
pilihan kita sendiri. Sebagai proses alam, banjir terjadi karena debit air sungai
yang sangat tinggi hingga melampaui daya tampung saluran sungai lalu meluap ke
daerah sekitarnya. Debit air sungai yang tinggi terjadi karena curah hujan yang
tinggi. Sementara itu, banjir juga dapat terjadi karena kesalahan manusia.
Sebagai proses alam, banjir adalah hal yang biasa terjadi dan merupakan
bagian dari siklus hidrologi. Banjir tidak dapat dihindari dan pasti terjadi. Hal ini
dapat kita lihat dari adanya dataran banjir pada sistem aliran sungai. Saat banjir,
terjadi transportasi muatan sedimen dari daerah hulu sungai ke hilir dalam jumlah
yang luar biasa. Muatan sedimen itu berasal dari erosi yang terjadi di daerah
pegunungan atau perbukitan. Melalui mekanisme banjir ini, muatan sedimen itu
disebarkan sehingga membentuk dataran. Perlu kita ingat, bahwa daerah
persawahan kita hakikatnya terbentuk melalui mekanisme banjir ini. Tanpa
mekanisme banjir ini, dataran rendah yang subur tidak akan terbentuk.
Banjir dapat berarti peremajaan kembali daerah-daerah persawahan. Daerah
itu mendapat kembali suplai zat hara yang baru dari pegunungan atau perbukitan.
Dengan kata lain, melalui mekanisme banjir ini, daerah persawahan mengalami
penyuburan kembali secara alamiah.
2
Dalam skala yang lebih besar, banjir-banjir itu membentuk delta di muara-
muara sungai, dan mengalirkan muatan sedimen ke laut yang akhirnya menjadi
lapisan-lapisan batuan sedimen. Dari delta-delta dan lapisan-lapisan batuan itu
manusia mendapatkan berbagai hal untuk kehidupannya. Sebaga contoh, minyak
bumi banyak kita dapatkan dari endapan delta.
Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bagi
manusia bila proses itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa
maupun materi. Dalam konteks sistem alam, banjir terjadi pada tempatnya. Banjir
akan mengenai manusia jika mereka mendiami daerah yang secara alamiah
merupakan dataran banjir. Jadi, bukan banjir yang datang, justru manusia yang
mendatangi banjir.
Apabila hal tersebut dapat kita terima, maka bencana banjir yang dialami
manusia sebenarnya adalah buah dari kegagalan manusia dalam membaca
karakter alam. Kegagalan manusia membaca apakah suatu daerah aman atau tidak
untuk didiami. Misalnya, kegagalan manusia membaca karakter suatu daerah
sehingga tidak mengetahui daerah tersebut merupakan daerah banjir. Atau, sudah
mengetahui daerah tersebut daerah banjir tetapi tidak peduli. Contoh ini bisa kita
lihat dari orang-orang yang memilih tinggal di tepi aliran sungai atau di lembah-
lembah sungai. Menghadapi masalah banjir, setidaknya kita memiliki tiga pilihan,
yaitu: jangan mendiami daerah aliran banjir, beradaptasi dengan membuat rumah
panggung berkaki tinggi, atau membuat pengendali banjir berupa tanggul, kanal,
atau mengalihkan aliran air.
Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah:
1. Mengetahui konsep banjir.
2. Mengetahui proses terjadinya banjir.
3. Mengetahui penyebab terjadinya banjir.
4. Mengetahui dampak apa yang ditimbulkan oleh banjir.
5. Mengetahui cara mengatasi banjir.
6. Mengetahui cara menanggulangi banjir.
3
2. ISI
2.1 Pengertian Banjir
Secara alamiah, banjir adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian
penting dari mekanisme pembentukan dataran di Bumi kita ini. Melalui banjir,
muatan sedimen tertransportasikan dari daerah sumbernya di pegunungan atau
perbukitan ke daratan yang lebih rendah, sehingga di tempat yang lebih rendah itu
terjadi pengendapan dan terbentuklah dataran. Melalui banjir pula muatan
sedimen tertransportasi masuk ke laut untuk kemudian diendapkan diendapkan di
tepi pantai sehingga terbentuk daratan, atau terus masuk ke laut dan mengendap di
dasar laut. Banjir yang terjadi secara alamiah ini sangat ditentukan oleh curah
hujan.
Gambar 1. Bencana Banjir
Perlu benar kita sadari bahwa banjir itu melibatkan air, udara dan bumi.
Ketiga hal itu hadir di alam ini dengan mengikuti hukum-hukum alam tertentu
yang selalu dipatuhinya. Seperti: air mengalir dari atas ke bawah, apabila air
ditampung di suatu tempat dan tempat itu penuh sedang air terus dimasukkan
maka air akan meluap, dan sebagainya.
Karena manusia dapat mempengaruhi debit aliran permukaan dan dapat
mempelajari karakter aliran sungai, maka berkaitan dengan banjir kita dapat
mengatakan bahwa manusia dapat memilih takdirnya sendiri.
Apabila kita tidak ingin terkena banjir maka perlu melakukan hal-hal
berikut ini:
4
1. Jangan bertempat tinggal di daerah yang secara alamiah merupakan tempat
penampungan air bila aliran sungai meluap, seperti di dataran tepi sungai yang
akan dilalui oleh air sungai bila debitnya meningkat, di dataran banjir di
sepanjang aliran sungai yang akan digenangi air bila air sungai meluap ketika
curah hujan tinggi di musim hujan, atau di rawa-rawa.
2. Jangan merusak hutan di daerah peresapan air di pegunungan atau perbukitan,
karena lahan yang terbuka akan meningkatkan aliran permukaan yang
menyebabkan banjir di waktu yang sebenarnya tidak terjadi banjir, atau
memperhebat banjir yang biasanya terjadi.
3. Menjaga alur tetap baik sehingga aliran air sungai lancar. Alur sungai yang
menyempit atau terbendung akan menyebabkan banjir.
4. Untuk daerah pemukiman atau perkotaan, kita harus menjaga saluran drainase
agar tetap baik dan tidak tersumbat sehingga dapat berfungsi sebagaimana
mestinya menyalurkan air hujan yang turun atau menyalurkan aliran
permukaan ke sungai-sungai atau saluran yang lebih besar.
5. Itulah hal-hal yang perlu dilakukan agar manusia tidak terkena banjir atau
memilih takdirnya untuk tidak kena banjir.
Untuk dapat memilih takdir tidak terkena banjir, manusia tidak dapat berdiri
sendiri, melainkan harus bekerjasama. Skala kerjasama bisa dalam satu komplek
pemukiman, satu kota, satu DAS (Daerah Aliran Sungai) dan bahkan harus
seluruh umat manusia.
Kerjasama seluruh umat manusia di bumi ini diperlukan untuk dapat
menghadapi banjir yang disebabkan oleh perubahan iklim global. Dengan kata
lain, diperlukan kerjasama internasional untuk menghadapinya.
Kerjasama seluruh manusia yang tinggal di suatu DAS diperlukan untuk
dapat mengatasi masalah banjir yang melibatkan suatu sistem tata air yang
melibatkan suatu DAS. Untuk banjir yang terjadi di suatu kawasan pemukiman
atau kota karena buruknya drainase, maka perlu kerjasama seluruh penghuni
pemukiman atau kota tersebut dalam arti yang seluas-luasnya, baik itu kerjasama
antar anggota masyarakat, kerjasama antara masyarakat dan pemerintah, dan
kerjasama antar instansi pemerintah, serta kerjasaman antara eksekutif, legislatif
5
dan yudikatif. Misalnya: apabila masyarakat dihimbau tidak membuang sampah
sembarangan, tentu pemerintah harus menyediakan tempat pembuangan sampah
yang memadai dan selalu mengangkutnya ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir);
bila DinasKebersihan membutuhkan tambahan armada pengangkut sampah maka
Pemerintah harus memenuhinya; dan sebagainya.
2.2 Proses Terjadinya Banjir
Proses terjadinya banjir secara alamiah itu seperti,turunnya hujan jatuh
kepermukaan bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan setelah itu masuk
kepermukaan tanah mengalir ketempat yang lebih rendah setelah itu terjadi
penguapan dan keluar kepermukaan daratan. Banjir yang terjadi secara almiah
dapat menjadi bancana bagi manusia bila banjir itu mengenai manusia dan
menyebabkan kerugian bagi manusia.
Sedangkan proses terjadinya banjir secara non alamiah karena ulah manusia
seperti,membuang sampah tidak pada tempatnya dan menyebabkan aliran air tidak
lancar sehingga air tersebut terapung di tempat pembuangannya semakin lama
semakin menguap setelah itu tinggi dan keluar sehingga mengenai daratan dan
menyebabkan banjir.
Proses banjir itu dapat terjadi secara alamiah dan karena ulah manusia.
Manusia dapat mengalami kerugian karena banjir itu karena mereka mendiami
tempa tinggal yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi bila manusia
bertampat tinggal di dataran yg sering terkena banjir bukan banjirlah yg
mendatangi manusia tapi manusialah yang mendatangi banjir.
2.3 Penyebab Terjadinya Banjir
Tentu saja yang sangat utama penyebab Banjir adalah Curah Hujan, sangat
mempengaruhi sekali terjadinya Banjir. Jikalau turun hujan lebat dan lama, sudah
tentu air tidak segera dapat masuk kedalam habitatnya secara lancar, tergantung
penampungan dan drainase di lokasi tersebut, sehingga tejadilah antrian air
yang panjang, mengakibatkan genangan yang besar, itulah banjir.
6
2.3.1 Hutan Gundul
Gambar 2. Hutan gundul
Hutan ini sudah tak dapat lagi menahan laju hempasan air meluber
menggenangi sebuah tempat, akhirnya membuat sengsara dan bencana yang
menimbulkan korban.
2.3.2 Jalan yang Tidak Memiliki Drainase
Gambar 3. Jalan yang tidak memiliki drainase
Dengan susah payah Pemerintah membangun jalan, mengeluarkan biaya
yang sangat fantastis, namun dalam waktu yang relative singkat akan beginilah
7
jadinya, sebentar saja jalan ini hancur tergerus air. Disebab karena saluran
pembuangan/drainase nya tidak ada, uang rakyat yang di adul-adul tanpa
memikirkan akibat serta efektivitasnya.
2.3.3 Drainase Tidak Sempurna, Kotor Tersumbak Oleh Sampah
Gambar 4. Drainase tidak sempurna
Dengan Sampah yang berada di jalur air, apakah air dapat mengalir lancar
pada muaranya? inilah penyebab utama banjir, karena drainase yang penuh
dengan sampah, air tidak lancar sehingga meluber kejalan, kepemukiman dan
kemana saja yang lebih rendah mudah ditempati air dan bencana banjir hadir.
2.3.4 Garis Sempadam Sungai Didirikan Bangunan dan Padat Bangunan
Liar
Gambar 5. Bangunan liar di sekitar sungai
8
Apakah Pemerintah mengeluarkan surat ijin bangunan dalam hal ini?
Sungguh luar biasa indahnya pemandangan ini. Pemandangan semacam ini
terjadi di negara Indonesia terhormat, sungai yang berada di sekitar kota besar
lokasinya sangat strategis, dekat dengan kantor, pertokoan, pasar dan lain-lain,
banyak ditemukan pemandangan yang seperti gambar diatas tersebut. Silahkan
dilihat di setiap sungai dan telusuri.
2.3.5 Resapan Air yang Diuruk dijadikan perumahan oleh Pengusaha
Properti maupun oleh pribadi
Gambar 6. Resapan air yang diuruk
Pengurukan resapan air kebanyakan dilakukan oleh Pengusaha Properti,
karena faktor keuntungan, dengan modal sedikit berharap mengeruk keuntungan
besar. Banyak resapan air yang seharusnya dirawat dan dipertahankan, tetapi
mengapa seenaknya saja diuruk?Masalahnya kembali pada sifat tamak & rakus
manusia akan uang, sangat luarbiasa dengan mengeruk resapan air, kenapa
pengusaha-pengusaha itu tidak punya rasa malu dan rasa bersalah, urusannya
akan berhadapan dengan Yang Menciptakan Alam, tidak main-main, resapan air
ini bentukan alam sudah disediakan Allah pasti banyak manfaatnya untuk mahluk
hidup, bukan untuk pengusaha kemaruk. Cobalah direnungkan betapa banyak
manfaatnya resapan air alami seperti diatas ini , tugas manusia hanya merawat
dengan akal dan pikirannya.
Disediakan untuk keseimbangan alam, antara lain Persediaan air apabila
terjadi kemarau panjang, resapan air masih dapat diharapkan mengalirkan air dari
9
dalam tanah untuk keperluan manusia, Pengendalikan banjir, manfaat hasilnya
dengan dipelihara ikan dan lain-lain.
Contohnya, diperumahan Bukit Pamulang Indah – Tangerang Selatan, pada
sekitar tahun 1984 an (waktu itu masih Wilayah Tangerang). Sekarang sedang
kalang kabut, hujan kecil saja air sudah menggenang, Pemerintah Tangerang
Selatan berbuat mati-matian dengan cara membuat sodetan-sodetan, normalisasi
sungai dalam perumahan, membuat Tandon air raksasa, masih saja terjadi
genangan air setinggi perut manusia dewasa ketika hujan lebat dibulan April
2013. Penyebab utamanya dari awal mengesampingkan Pal banjir, sedangkan
lokasi tanah berbentuk cekungan, pembanguan perumahan terus berjalan,
akibatnya fatal, siapa yang mau bertanggung jawab? Developer Bukit Pamulang
Indah, masihkah anda disana? Inilah efeknya penderitaan penghuni yang
berkepanjangan.
2.3.6 Mengabaikan adanya sumur resapan air/lubang resapan biopori
10
Gambar 7. Lubang resapan biopori
Pada bangunan yang banyak memakai lahan dengan beton, wajib hukumnya
diarea bangunan tersebut membuat sumur resapan, khusus DKI Gubernur JokoWi
telah menginstruksiakan hal tersebut.
Semua bangunan, : Hotel, Pertokoan, Gedung perkantoran, Ruang terbuka
hijau, Perumahan, rumah pribadi, lapangan sepak bola termasuk rumah, jika
patuh dan harus berniat, dengan membuat sumur resapan dan Lubang Resapan
Biopori maka masih terjagalah kestabilan air bawah tanah dan Banjir agak
tercegah kalaupun banjir itu tetap ada, namun biasanya akan cepat sekali menjadi
surut, yang penting tidak menggenang.
2.3.7 Buang Sampah Di Sungai dan Kali
Gambar 8. Pembuangan sampah di sungai
11
Mari kita semua sadar, bahwa kali, sungai bukanlah tempat pembuangan
sampah, karena akibat ke egoisan kita, ketidak pedulian kita,
kebodohan/kecerobohan kita, secara kita sebagai makluk Alloh yang menderita
berkepanjangan, penderitaan berupa nyawa, harta serta martabat.
2.4 Dampak yang Ditimbulkan
Banjir yang terjadi selalu menimbulkan kerugian bagi mereka yang terkena
banjir baik secara langsung maupun tidak langsung yang dikenal sebagai dampak
banjir. Dampak banjir akan dialami langsung oleh mereka yang rumah atau
lingkungannya terkena air banjir. Jika banjir berlangsung lama akan sangat
merugikan karena aktivitas akan banyak terganggu.
Segala aktivitas tidak nyaman dan lingkungan menjadi kotor yang
berdampak kurangnya sarana air bersih dan berbagai penyakit mudah sekali
menjangkiti warga yang terserang banjir.
2.4.1 Penyakit yang Timbul Sebagai Dampak Banjir
Dampak banjir yang terjadi sering kali menganggu kesehatan lingkungan
dan kesehatan warga. Lingkungan tidak sehat karena segala sampah dan kotoran
yang hanyut seringkali mencemari lingkungan .
Sampah-sampah terbawa air dan membusuk mengakibatkan penyakit gatal-
gatal di kulit, dan lalat banyak beterbangan karena sampah yang membusuk
sehingga sakit perut juga banyak terjadi. Sumber air bersih tercemar sehingga
mereka yang terkena banjir kesulitan air bersih dan mengkonsumsinya karena
darurat, sebagai penyebab diare.
2.4.2 Mematikan Usaha
Dampak banjir memang luar biasa luas.Rumah bisa rusak gara-gara
terendam banjir. Barang-barang perabotan rumah tangga jika tidak segera
diselamatkan bisa hanyut dan rusak pula. Yang lebih parah jika penduduk yang
memiliki usaha rumahan bisa terganggu aktivitas produksinya sehingga
mengakibatkan kerugian.
Kerugian akibat tidak bisa produksi berdampak pada karyawan yang
bergantung nasib pada usaha tersebut. Kerugian tidak berjalannya produksi bisa
kehilangan pelanggan, kemacetan modal serta kerusakan alat gara-gara banjir.
12
Jika terus menerus situasi terjadi demikian mengakibatkan macetnya ekonomi
kerakyatan yang kemudian berdampak pada semakin meningkatnya masalah
sosial di lingkungan masyarakat yang sering di landa banjir.
2.4.3 Kerugian Administratif
Sering kali dampak banjir ini bukan sekedar membawa dampak kerugian
material. Akibat banjir sering kantor, sekolah atau instansi bahkan pribadi harus
kehilangan dokumen penting kependudukan dan sejenisnya.
Akibat banjir sering kali sekolah harus diliburkan paksa dari aktivitas
belajar. Seluruh siswa dan dan guru tidak bisa beraktivitas rutin, bahkan terkadang
banyak berkas dan data penting yang disimpan sekolah rusak terendam banjir.
Banjir memang tidak bisa diketahui kapan datangnya, namun juga dapat
diantisipasi dengan menyiapkan diri menyelamatkan dokumen penting ke tempat
yang lebih tinggi. Membuat bangunan khusus yang bertingkat yang aman untuk
meletakkan dokumen penting serta alat-alat belajar yang rentan rusak bila
terendam banjir bagi sekolah yang berada di daerah rawan banjir adalah perlu.
2.4.4 Kembali Ke Titik Nol
Dampak banjir sering menjadikan seseorang, keluarga, lingkungan
masyarakat, instansi, sekolah dan siapa saja mengalami kerugian. Tidak jarang
pula keluarga harus kehilangan segala-galanya. Kehilangan orang-orang yang
dicintai,keluarga, rumah dan segala isinya, juga pekerjaan.
Berada dititik nol istilah yang tepat . Semua habis dan hilang sekejab. Tidak
jarang mereka yang mengalami musibah banjir ini harus kehilangan ingatan pula
karena mengalami depresi yang berat akibat tidak kuat menanggung beban
dampak banjir untuk dirinya.
2.5 Cara Mengatasi Banjir
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi banjir adalah
sebagai berikut:
1. Kesadaran tiap warga dengan tidak melakukan aksi buang sampah
sembarangan baik di saluran air (got) dan sungai secara langsung.
13
2. Merelokasi warga yang tinggal di bantaran Sungai yang rawan banjir agar
mereka tidak memperparah kondisi sungai, dan menghilangkan kebiasan
mereka membuang sampah di sungai.
3. Membersihkan dengan rutin pintu air yang berperan vital dalam mengatur debit
air sungai ketika volumenya bertambah saat hujan ataupun banjir kiriman.
4. Memperdalam dan memperlebar ukuran sungai-sungai besar guna
memperlancar aliran air di sungai tersebut.
5. Giat melakukan sosialisasi tentang sebab-akibat banjir.
2.6 Cara Menanggulangi Banjir
Berikut ini beberapa cara untuk menanggulangi banjir.
1. Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Sungai dan selokan
adalah tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat
sampah.
2. Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah
di dekat sungai adalah para pendatang yang datang ke kota besar hanya dengan
modal nekat. Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan
perekonomian. Malah sebaliknya, merusak lingkungan. Itu sebabnya,
pemerintah seharusnya tegas, melarang membuat rumah di dekat sungai dan
melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas datang ke kota dalam jangka
waktu lama (untuk menetap).
3. Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Pohon
adalah salah satu penopang kehidupan di suatu kota. Bayangkan, bila sebuah
kota tidak memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain
sebagai penetralisasi pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di
saat hujan melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi pohon, bisa
dibayangkan apa yang akan terjadi bila hujan tiba
Berikut ada titik atau lokasi-lokasi yang tergenang banjir dari ketinggian 15
cm – 150 cm di Jakarta:
1. Kawasan pinggir tol Kedoya (Jalan Tol Kebon Jeruk), Jakarta Barat (75 cm)–
kemacetan.
14
2. Jl Raya Pos Pengumbe, Jakarta Barat (75 cm) – pemukiman tergenang - Pasar
Cipulir, Jakarta Selatan (15 cm) – pasar tergenang .
3. Jl Ciledug Raya, Jakarta Selatan (150 cm) – kemacetan - Jl Arteri Iskandar
Muda di "underpass" depan Gandaria City, Bungur, Jakarta Selatan (15 cm) –
kemacetan.
4. Kawasan sekitar pul taksi Express, Tanah Kusir, Jakarta Selatan (15 cm) –
kemacetan.
5. Kompleks IKPN Pesanggrahan, Bintaro, Jakarta Selatan (75 cm) –
permukiman tergenang.
6. Jl Lebak Bulus Tiga Gunung Balang RT 11 RW 04, Pondok Labu, Cilandak,
Jakarta Selatan (150 cm) – kemacetan.
7. Jl H Ipin, Pondol Labu, Jakarta Selatan (15 cm) – kemacetan - Permukiman
padat (5 RT) kawasan Bangau, Pondok Labu, Jakarta Selatan (150 cm) –
permukiman tergenang.
8. Jl Bangka, Kemang, Jakarta Selatan (15 cm) – kemacetan.
9. Jl Kerja Bakti di depan Masjid Suprapto, Makassar, Jakarta Timur (15 cm) –
Permukiman tergenang - Kampung Kebon, Kemang Selatan, Jakarta Selatan
(150 cm) – Permukiman tergenang.
10. Jl Gunung Sahari, depan Lantama, Jakarta Utara (15 cm) – kemacetan
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari isi jurnal ini adalah sebagai berikut:
1. Banjir adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian penting dari
mekanisme pembentukan dataran di bumi kita ini.
2. Proses terjadinya banjir dibagi menjadi dua yaitu proses yang terjadi secara
alamiah dan non-alamiah.
3. Penyebab terjadinya banjir yaitu hutan gundul, jalan yang tidak memiliki
drainase, drainase tidak sempurna, garis sempadam sungai didirikan bangunan
dan padat bangunan liar, resapan air yang diuruk dijadikan perumahan oleh
pengusaha properti maupun oleh pribadi, mengabaikan adanya sumur resapan
air/lubang resapan biopori, dan buang sampah di sungai dan kali.
15
4. Dampak yang ditimbulkan oleh banjir yaitu penyakit yang timbul, mematikan
usaha, kerugian administratif, dan harus kembali ketitik nol.
5. Banjir dapat dicegah dengan melakukan beberapa langkah seperti Kesadaran
tiap warga dengan tidak membuang ssampah disembarang tempat, rutin
membersihkan pintu air, memperdalam dan memperlebar ukuran sungai-sungai
besar guna memperlancar aliran air di sungai tersebut, serta giat melakukan
sosialisasi tentang sebab-akibat banjir.
6. Cara menanggulangi banjir yaitu memfungsikan sungai dan selokan
sebagaimana mestinya, larangan membuat rumah di dekat sungai, dan
menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan masukan yang
mungkin dapat berguna bagi pembaca. Sebaiknya seluruh warga membuat
musyawarah dalam penanganganan maslah banjir seperti tindakan kesiapsiagaan
warga terhadap banjir datang, tindakan yang seharusnya dilakukan di setipa rumah
dalam mengatasi banjir datang, penyuluhan tentang kegiatan yang dapat
mengurangi resiko banjir dan tindakan saat terjadi banjir
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.anneahira.com/cara-menanggulangi-banjir.htm).
http://adzaniahdinda.wordpress.com/2011/10/11/proses-terjadinya-banjir/
http://green.kompasiana.com/polusi/2013/04/14/inilah-fakta-utama-penyebab-
banjir-551193.html
http://id.wikipedia.org/wiki/banjir
http://lintas-copas.blogspot.com/2012/04/lokasi-lokasi-genangan-banjir-di.html
http://www.poskotanews.com/2013/10/16/cara-mengatasi-banjir-di-jakarta/
http://www.ejournal-unisma.net/ojs/index.php/region/article/view/634
16
17