25
BANJIR Ratmaniar, Ririn Sunadi, Rosminar Jurusan Pendidikan Fisika UIN Alauddin Makassar ABSTRAK Secara alamiah, banjir adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian penting dari mekanisme pembentukan dataran di bumi kita ini. Proses terjadinya banjir dibagi menjadi dua yaitu proses yang terjadi secara alamiah dan non-alamiah. Proses terjadinya banjir secara alamiah itu seperti,turunnya hujan jatuh kepermukaan bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan setelah itu masuk kepermukaan tanah mengalir ketempat yang lebih rendah setelah itu terjadi penguapan dan keluar kepermukaan daratan. Sedangkan proses terjadinya banjir secara non alamiah karena ulah manusia seperti,membuang sampah tidak pada tempatnya dan menyebabkan aliran air tidak lancar sehingga air tersebut terapung di tempat pembuangannya semakin lama semakin menguap setelah itu tinggi dan keluar sehingga mengenai daratan dan menyebabkan banjir. Banjir terjadi karena disebabkan oleh beberapa penyebab yaitu hutan gundul, jalan yang tidak memiliki drainase, drainase tidak sempurna, garis sempadam 1

Jurnal Tentang Banjir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Jurnal Tentang Banjir

BANJIR

Ratmaniar, Ririn Sunadi, Rosminar

Jurusan Pendidikan Fisika

UIN Alauddin Makassar

ABSTRAK

Secara alamiah, banjir adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian

penting dari mekanisme pembentukan dataran di bumi kita ini. Proses terjadinya

banjir dibagi menjadi dua yaitu proses yang terjadi secara alamiah dan non-

alamiah. Proses terjadinya banjir secara alamiah itu seperti,turunnya hujan jatuh

kepermukaan bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan setelah itu masuk

kepermukaan tanah mengalir ketempat yang lebih rendah setelah itu terjadi

penguapan dan keluar kepermukaan daratan. Sedangkan proses terjadinya banjir

secara non alamiah karena ulah manusia seperti,membuang sampah tidak pada

tempatnya dan menyebabkan aliran air tidak lancar sehingga air tersebut terapung

di tempat pembuangannya semakin lama semakin menguap setelah itu tinggi dan

keluar sehingga mengenai daratan dan menyebabkan banjir.

Banjir terjadi karena disebabkan oleh beberapa penyebab yaitu hutan

gundul, jalan yang tidak memiliki drainase, drainase tidak sempurna, garis

sempadam sungai didirikan bangunan dan padat bangunan liar, resapan air yang

diuruk dijadikan perumahan oleh pengusaha properti maupun oleh pribadi,

mengabaikan adanya sumur resapan air/lubang resapan biopori, dan buang

sampah di sungai dan kali. Banjir yang terjadi selalu menimbulkan kerugian bagi

masyarakat, contohnya penyakit yang timbul, mematikan usaha, kerugian

administratif, dan harus kembali ketitik nol. Banjir dapat dicegah dengan

melakukan beberapa langkah seperti Kesadaran tiap warga dengan tidak

membuang ssampah disembarang tempat, rutin membersihkan pintu air,

memperdalam dan memperlebar ukuran sungai-sungai besar guna memperlancar

aliran air di sungai tersebut, serta giat melakukan sosialisasi tentang sebab-akibat

banjir.

1

Page 2: Jurnal Tentang Banjir

Untuk menanggulangi banjir, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu

memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya, larangan membuat

rumah di dekat sungai, dan menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak

ditebangi lagi.

Kata Kunci: Pengertian, proses, penyebab, dampak, cara mengatasi, dan

penanggulangan banjir.

1. PENDAHULUAN

Mengingat musim hujan telah tiba, patutlah kita waspada terhadap bahaya

Banjir yang melanda daerah kita terutama Jakarta. Selain menggangu aktivitas

kita, banjir juga menganggu pengaruh buruk pada air tanah. Kandungan Bakteri

itu disebit dengan Eschercia coli (E Coli) yang mencemari air tanah di seluruh

wilayah DKI Jakarta, rata-rata mencapai 41 persen.

Banjir adalah salah satu proses alam yang tidak asing lagi bagi kita. Kita

dapat melihat banjir sebagai rahmat Tuhan atau sebagai bencana, tergantung pada

pilihan kita sendiri. Sebagai proses alam, banjir terjadi karena debit air sungai

yang sangat tinggi hingga melampaui daya tampung saluran sungai lalu meluap ke

daerah sekitarnya. Debit air sungai yang tinggi terjadi karena curah hujan yang

tinggi. Sementara itu, banjir juga dapat terjadi karena kesalahan manusia.

Sebagai proses alam, banjir adalah hal yang biasa terjadi dan merupakan

bagian dari siklus hidrologi. Banjir tidak dapat dihindari dan pasti terjadi. Hal ini

dapat kita lihat dari adanya dataran banjir pada sistem aliran sungai. Saat banjir,

terjadi transportasi muatan sedimen dari daerah hulu sungai ke hilir dalam jumlah

yang luar biasa. Muatan sedimen itu berasal dari erosi yang terjadi di daerah

pegunungan atau perbukitan. Melalui mekanisme banjir ini, muatan sedimen itu

disebarkan sehingga membentuk dataran. Perlu kita ingat, bahwa daerah

persawahan kita hakikatnya terbentuk melalui mekanisme banjir ini. Tanpa

mekanisme banjir ini, dataran rendah yang subur tidak akan terbentuk.

Banjir dapat berarti peremajaan kembali daerah-daerah persawahan. Daerah

itu mendapat kembali suplai zat hara yang baru dari pegunungan atau perbukitan.

Dengan kata lain, melalui mekanisme banjir ini, daerah persawahan mengalami

penyuburan kembali secara alamiah.

2

Page 3: Jurnal Tentang Banjir

Dalam skala yang lebih besar, banjir-banjir itu membentuk delta di muara-

muara sungai, dan mengalirkan muatan sedimen ke laut yang akhirnya menjadi

lapisan-lapisan batuan sedimen. Dari delta-delta dan lapisan-lapisan batuan itu

manusia mendapatkan berbagai hal untuk kehidupannya. Sebaga contoh, minyak

bumi banyak kita dapatkan dari endapan delta.

Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bagi

manusia bila proses itu mengenai manusia dan menyebabkan kerugian jiwa

maupun materi. Dalam konteks sistem alam, banjir terjadi pada tempatnya. Banjir

akan mengenai manusia jika mereka mendiami daerah yang secara alamiah

merupakan dataran banjir. Jadi, bukan banjir yang datang, justru manusia yang

mendatangi banjir.

Apabila hal tersebut dapat kita terima, maka bencana banjir yang dialami

manusia sebenarnya adalah buah dari kegagalan manusia dalam membaca

karakter alam. Kegagalan manusia membaca apakah suatu daerah aman atau tidak

untuk didiami. Misalnya, kegagalan manusia membaca karakter suatu daerah

sehingga tidak mengetahui daerah tersebut merupakan daerah banjir. Atau, sudah

mengetahui daerah tersebut daerah banjir tetapi tidak peduli. Contoh ini bisa kita

lihat dari orang-orang yang memilih tinggal di tepi aliran sungai atau di lembah-

lembah sungai. Menghadapi masalah banjir, setidaknya kita memiliki tiga pilihan,

yaitu: jangan mendiami daerah aliran banjir, beradaptasi dengan membuat rumah

panggung berkaki tinggi, atau membuat pengendali banjir berupa tanggul, kanal,

atau mengalihkan aliran air.

Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah:

1. Mengetahui konsep banjir.

2. Mengetahui proses terjadinya banjir.

3. Mengetahui penyebab terjadinya banjir.

4. Mengetahui dampak apa yang ditimbulkan oleh banjir.

5. Mengetahui cara mengatasi banjir.

6. Mengetahui cara menanggulangi banjir.

3

Page 4: Jurnal Tentang Banjir

2. ISI

2.1 Pengertian Banjir

Secara alamiah, banjir adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian

penting dari mekanisme pembentukan dataran di Bumi kita ini. Melalui banjir,

muatan sedimen tertransportasikan dari daerah sumbernya di pegunungan atau

perbukitan ke daratan yang lebih rendah, sehingga di tempat yang lebih rendah itu

terjadi pengendapan dan terbentuklah dataran. Melalui banjir pula muatan

sedimen tertransportasi masuk ke laut untuk kemudian diendapkan diendapkan di

tepi pantai sehingga terbentuk daratan, atau terus masuk ke laut dan mengendap di

dasar laut. Banjir yang terjadi secara alamiah ini sangat ditentukan oleh curah

hujan.

Gambar 1. Bencana Banjir

Perlu benar kita sadari bahwa banjir itu melibatkan air, udara dan bumi.

Ketiga hal itu hadir di alam ini dengan mengikuti hukum-hukum alam tertentu

yang selalu dipatuhinya. Seperti: air mengalir dari atas ke bawah, apabila air

ditampung di suatu tempat dan tempat itu penuh sedang air terus dimasukkan

maka air akan meluap, dan sebagainya.

Karena manusia dapat mempengaruhi debit aliran permukaan dan dapat

mempelajari karakter aliran sungai, maka berkaitan dengan banjir kita dapat

mengatakan bahwa manusia dapat memilih takdirnya sendiri.

Apabila kita tidak ingin terkena banjir maka perlu melakukan hal-hal

berikut ini:

4

Page 5: Jurnal Tentang Banjir

1. Jangan bertempat tinggal di daerah yang secara alamiah merupakan tempat

penampungan air bila aliran sungai meluap, seperti di dataran tepi sungai yang

akan dilalui oleh air sungai bila debitnya meningkat, di dataran banjir di

sepanjang aliran sungai yang akan digenangi air bila air sungai meluap ketika

curah hujan tinggi di musim hujan, atau di rawa-rawa.

2. Jangan merusak hutan di daerah peresapan air di pegunungan atau perbukitan,

karena lahan yang terbuka akan meningkatkan aliran permukaan yang

menyebabkan banjir di waktu yang sebenarnya tidak terjadi banjir, atau

memperhebat banjir yang biasanya terjadi.

3. Menjaga alur tetap baik sehingga aliran air sungai  lancar. Alur sungai yang

menyempit atau terbendung akan menyebabkan banjir.

4. Untuk daerah pemukiman atau perkotaan, kita harus menjaga saluran drainase

agar tetap baik dan tidak tersumbat sehingga dapat berfungsi sebagaimana

mestinya menyalurkan air hujan yang turun atau menyalurkan aliran

permukaan ke sungai-sungai atau saluran yang lebih besar.

5. Itulah hal-hal yang perlu dilakukan agar manusia tidak terkena banjir atau

memilih takdirnya untuk tidak kena banjir.

Untuk dapat memilih takdir tidak terkena banjir, manusia tidak dapat berdiri

sendiri, melainkan harus bekerjasama. Skala kerjasama bisa dalam satu komplek

pemukiman, satu kota, satu DAS (Daerah Aliran Sungai) dan bahkan harus

seluruh umat manusia.

Kerjasama seluruh umat manusia di bumi ini diperlukan untuk dapat

menghadapi banjir yang disebabkan oleh perubahan iklim global. Dengan kata

lain, diperlukan kerjasama internasional untuk menghadapinya.

Kerjasama seluruh manusia yang tinggal di suatu DAS diperlukan untuk

dapat mengatasi masalah banjir yang melibatkan suatu sistem tata air yang

melibatkan suatu DAS. Untuk banjir yang terjadi di suatu kawasan pemukiman

atau kota karena buruknya drainase, maka perlu kerjasama seluruh penghuni

pemukiman atau kota tersebut dalam arti yang seluas-luasnya, baik itu kerjasama

antar anggota masyarakat, kerjasama antara masyarakat dan pemerintah, dan

kerjasama antar instansi pemerintah, serta kerjasaman antara eksekutif, legislatif

5

Page 6: Jurnal Tentang Banjir

dan yudikatif. Misalnya: apabila masyarakat dihimbau tidak membuang sampah

sembarangan, tentu pemerintah harus menyediakan tempat pembuangan sampah

yang memadai dan selalu mengangkutnya ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir);

bila DinasKebersihan membutuhkan tambahan armada pengangkut sampah maka

Pemerintah harus memenuhinya; dan sebagainya.

2.2 Proses Terjadinya Banjir

Proses terjadinya banjir secara alamiah itu seperti,turunnya hujan jatuh

kepermukaan bumi dan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan setelah itu masuk

kepermukaan tanah mengalir ketempat yang lebih rendah setelah itu terjadi

penguapan dan keluar kepermukaan daratan. Banjir yang terjadi secara almiah

dapat menjadi bancana bagi manusia bila banjir itu mengenai manusia dan

menyebabkan kerugian bagi manusia.

Sedangkan proses terjadinya banjir secara non alamiah karena ulah manusia

seperti,membuang sampah tidak pada tempatnya dan menyebabkan aliran air tidak

lancar sehingga air tersebut terapung di tempat pembuangannya semakin lama

semakin menguap setelah itu tinggi dan keluar sehingga mengenai daratan dan

menyebabkan banjir.

Proses banjir itu dapat terjadi secara alamiah dan karena ulah manusia.

Manusia dapat mengalami kerugian karena banjir itu karena mereka mendiami

tempa tinggal yang secara alamiah merupakan dataran banjir. Jadi bila manusia

bertampat tinggal di dataran yg sering terkena banjir bukan banjirlah yg

mendatangi manusia tapi manusialah yang mendatangi banjir.

2.3 Penyebab Terjadinya Banjir

Tentu saja yang sangat utama penyebab Banjir adalah  Curah Hujan,  sangat

mempengaruhi sekali terjadinya Banjir. Jikalau turun hujan lebat dan lama, sudah

tentu air tidak segera dapat masuk kedalam habitatnya secara lancar, tergantung

penampungan dan drainase di lokasi tersebut, sehingga tejadilah antrian air

yang panjang, mengakibatkan genangan yang besar, itulah  banjir.

6

Page 7: Jurnal Tentang Banjir

2.3.1 Hutan Gundul

Gambar 2. Hutan gundul

Hutan ini sudah tak dapat lagi menahan laju hempasan air meluber

menggenangi sebuah tempat, akhirnya membuat sengsara dan bencana yang

menimbulkan korban.

2.3.2 Jalan yang Tidak Memiliki Drainase

Gambar 3. Jalan yang tidak memiliki drainase

Dengan susah payah Pemerintah membangun jalan, mengeluarkan biaya

yang sangat fantastis, namun dalam waktu yang relative singkat akan beginilah

7

Page 8: Jurnal Tentang Banjir

jadinya, sebentar saja jalan ini hancur tergerus air. Disebab karena saluran

pembuangan/drainase nya tidak ada,  uang rakyat yang di adul-adul tanpa

memikirkan akibat serta efektivitasnya.

2.3.3 Drainase Tidak Sempurna, Kotor Tersumbak Oleh Sampah

Gambar 4. Drainase tidak sempurna

Dengan Sampah yang berada di jalur air, apakah air dapat mengalir lancar

pada muaranya? inilah penyebab utama banjir, karena drainase yang penuh

dengan sampah, air tidak lancar sehingga meluber kejalan, kepemukiman dan

kemana saja yang lebih rendah mudah ditempati air dan bencana banjir hadir.

2.3.4 Garis Sempadam Sungai Didirikan Bangunan dan Padat Bangunan

Liar

Gambar 5. Bangunan liar di sekitar sungai

8

Page 9: Jurnal Tentang Banjir

Apakah Pemerintah mengeluarkan surat ijin bangunan dalam hal ini?

Sungguh luar biasa indahnya pemandangan ini.  Pemandangan semacam ini

terjadi  di negara Indonesia terhormat, sungai yang berada di sekitar kota besar

lokasinya sangat strategis, dekat dengan kantor, pertokoan, pasar dan lain-lain,

banyak ditemukan pemandangan yang seperti gambar diatas tersebut. Silahkan

dilihat di setiap sungai dan telusuri.

2.3.5 Resapan Air yang Diuruk dijadikan perumahan oleh Pengusaha

Properti maupun oleh pribadi

Gambar 6. Resapan air yang diuruk

Pengurukan resapan air kebanyakan dilakukan oleh Pengusaha Properti,

karena faktor keuntungan, dengan modal sedikit berharap mengeruk keuntungan 

besar. Banyak resapan air yang seharusnya dirawat  dan dipertahankan, tetapi

mengapa seenaknya saja diuruk?Masalahnya kembali pada sifat tamak & rakus

manusia akan uang, sangat luarbiasa dengan mengeruk resapan air,  kenapa

pengusaha-pengusaha  itu tidak punya rasa malu dan rasa bersalah, urusannya

akan berhadapan dengan Yang Menciptakan Alam, tidak main-main, resapan air

ini bentukan alam sudah disediakan Allah pasti banyak manfaatnya untuk mahluk

hidup, bukan untuk pengusaha kemaruk. Cobalah direnungkan betapa banyak

manfaatnya resapan air alami seperti diatas ini , tugas  manusia  hanya merawat

dengan akal dan pikirannya.

Disediakan untuk keseimbangan alam, antara lain Persediaan air apabila

terjadi kemarau panjang, resapan air masih dapat diharapkan mengalirkan air dari

9

Page 10: Jurnal Tentang Banjir

dalam tanah untuk keperluan manusia, Pengendalikan banjir, manfaat hasilnya

dengan dipelihara ikan dan lain-lain.

Contohnya, diperumahan Bukit Pamulang Indah – Tangerang Selatan,  pada

sekitar tahun 1984 an (waktu itu masih Wilayah Tangerang). Sekarang sedang

kalang kabut, hujan kecil saja air sudah menggenang, Pemerintah Tangerang

Selatan berbuat mati-matian dengan cara membuat sodetan-sodetan, normalisasi

sungai dalam perumahan, membuat Tandon air raksasa, masih saja terjadi

genangan air setinggi perut manusia dewasa ketika hujan lebat dibulan April

2013. Penyebab utamanya dari awal mengesampingkan Pal banjir, sedangkan

lokasi tanah berbentuk cekungan, pembanguan perumahan terus berjalan,

akibatnya fatal, siapa yang mau bertanggung jawab? Developer Bukit Pamulang

Indah, masihkah anda disana? Inilah efeknya penderitaan penghuni yang

berkepanjangan.

2.3.6 Mengabaikan adanya sumur resapan air/lubang resapan biopori

10

Page 11: Jurnal Tentang Banjir

Gambar 7. Lubang resapan biopori

Pada bangunan yang banyak memakai lahan dengan beton, wajib hukumnya

diarea bangunan tersebut membuat sumur resapan, khusus DKI Gubernur JokoWi

telah menginstruksiakan hal tersebut.

Semua bangunan, : Hotel, Pertokoan, Gedung perkantoran, Ruang terbuka

hijau, Perumahan, rumah pribadi, lapangan  sepak bola  termasuk rumah, jika

patuh dan harus berniat, dengan membuat sumur resapan dan Lubang Resapan

Biopori maka masih terjagalah kestabilan air bawah tanah dan Banjir agak

tercegah kalaupun banjir itu tetap ada, namun biasanya akan cepat sekali menjadi

surut, yang penting  tidak menggenang.

2.3.7 Buang Sampah Di Sungai dan Kali

Gambar 8. Pembuangan sampah di sungai

11

Page 12: Jurnal Tentang Banjir

Mari kita semua sadar, bahwa kali, sungai bukanlah tempat pembuangan

sampah, karena akibat ke egoisan kita, ketidak pedulian kita,

kebodohan/kecerobohan kita, secara kita sebagai makluk Alloh yang menderita

berkepanjangan, penderitaan berupa nyawa, harta serta martabat.

2.4 Dampak yang Ditimbulkan

Banjir yang terjadi  selalu menimbulkan kerugian  bagi mereka yang terkena

banjir baik secara langsung maupun tidak langsung yang dikenal sebagai dampak

banjir. Dampak banjir  akan dialami langsung oleh mereka yang rumah atau

lingkungannya terkena air banjir. Jika banjir berlangsung lama akan sangat

merugikan karena aktivitas akan banyak terganggu.

Segala aktivitas tidak nyaman dan lingkungan menjadi kotor yang

berdampak kurangnya sarana air bersih dan berbagai penyakit mudah sekali

menjangkiti warga yang terserang banjir.

2.4.1 Penyakit yang Timbul Sebagai Dampak Banjir

Dampak banjir yang terjadi sering kali menganggu kesehatan lingkungan

dan kesehatan warga. Lingkungan tidak sehat karena segala sampah dan kotoran

yang hanyut seringkali mencemari lingkungan .

Sampah-sampah terbawa air dan membusuk mengakibatkan penyakit gatal-

gatal di kulit, dan lalat banyak beterbangan karena sampah yang membusuk

sehingga sakit perut juga banyak terjadi. Sumber air bersih tercemar sehingga

mereka yang terkena banjir kesulitan air bersih dan mengkonsumsinya karena

darurat, sebagai penyebab diare.

2.4.2 Mematikan Usaha

Dampak banjir memang luar biasa luas.Rumah bisa rusak gara-gara

terendam banjir. Barang-barang perabotan rumah tangga jika tidak segera

diselamatkan bisa hanyut dan rusak pula. Yang lebih parah jika penduduk yang

memiliki usaha rumahan bisa terganggu aktivitas produksinya sehingga

mengakibatkan kerugian.

Kerugian akibat tidak bisa produksi berdampak pada karyawan yang

bergantung nasib pada usaha tersebut. Kerugian tidak berjalannya produksi bisa

kehilangan pelanggan, kemacetan modal serta kerusakan alat gara-gara banjir.

12

Page 13: Jurnal Tentang Banjir

Jika terus menerus situasi terjadi demikian mengakibatkan macetnya ekonomi

kerakyatan yang kemudian berdampak pada semakin meningkatnya masalah

sosial di lingkungan masyarakat yang sering di landa banjir.

2.4.3 Kerugian Administratif

Sering kali dampak banjir ini bukan sekedar membawa dampak kerugian

material.  Akibat banjir sering kantor, sekolah atau instansi bahkan pribadi harus

kehilangan dokumen penting kependudukan dan sejenisnya.

Akibat banjir sering kali sekolah harus diliburkan paksa dari aktivitas

belajar. Seluruh siswa dan dan guru tidak bisa beraktivitas rutin, bahkan terkadang

banyak berkas dan data penting yang disimpan sekolah rusak terendam banjir.

Banjir memang tidak bisa diketahui kapan datangnya, namun juga dapat

diantisipasi dengan menyiapkan diri menyelamatkan dokumen penting  ke tempat

yang lebih tinggi. Membuat bangunan khusus yang bertingkat yang aman untuk

meletakkan dokumen penting serta alat-alat belajar yang rentan rusak bila

terendam banjir bagi sekolah yang berada di daerah rawan banjir adalah perlu.

2.4.4 Kembali Ke Titik Nol

Dampak banjir sering menjadikan seseorang, keluarga, lingkungan

masyarakat, instansi, sekolah dan siapa saja mengalami kerugian. Tidak jarang

pula keluarga harus kehilangan segala-galanya. Kehilangan orang-orang yang

dicintai,keluarga, rumah dan segala isinya, juga pekerjaan.

Berada dititik nol istilah yang tepat . Semua habis dan hilang sekejab. Tidak

jarang mereka yang mengalami musibah banjir ini harus kehilangan ingatan pula

karena mengalami depresi yang berat akibat tidak kuat menanggung beban

dampak banjir untuk dirinya.

2.5 Cara Mengatasi Banjir

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi banjir adalah

sebagai berikut:

1. Kesadaran tiap warga dengan tidak melakukan aksi buang sampah

sembarangan baik di saluran air (got) dan sungai secara langsung.

13

Page 14: Jurnal Tentang Banjir

2. Merelokasi warga yang tinggal di bantaran Sungai yang rawan banjir agar

mereka tidak memperparah kondisi sungai, dan menghilangkan kebiasan

mereka membuang sampah di sungai.

3. Membersihkan dengan rutin pintu air yang berperan vital dalam mengatur debit

air sungai ketika volumenya bertambah saat hujan ataupun banjir kiriman.

4. Memperdalam dan memperlebar ukuran sungai-sungai besar guna

memperlancar aliran air di sungai tersebut.

5. Giat melakukan sosialisasi tentang sebab-akibat banjir.

2.6 Cara Menanggulangi Banjir

Berikut ini beberapa cara untuk menanggulangi banjir.

1. Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Sungai dan selokan

adalah tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat

sampah.

2. Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah

di dekat sungai adalah para pendatang yang datang ke kota besar hanya dengan

modal nekat. Akibatnya, keberadaan mereka bukannya membantu peningkatan

perekonomian. Malah sebaliknya, merusak lingkungan. Itu sebabnya,

pemerintah seharusnya tegas, melarang membuat rumah di dekat sungai dan

melarang orang-orang tanpa tujuan tidak jelas datang ke kota dalam jangka

waktu lama (untuk menetap).

3. Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Pohon

adalah salah satu penopang kehidupan di suatu kota. Bayangkan, bila sebuah

kota tidak memiliki pohon sama sekali. Apa yang akan terjadi? Pohon selain

sebagai penetralisasi pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air di

saat hujan melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi pohon, bisa

dibayangkan apa yang akan terjadi bila hujan tiba

Berikut ada titik atau lokasi-lokasi yang tergenang banjir dari ketinggian 15

cm – 150 cm di Jakarta:

1. Kawasan pinggir tol Kedoya (Jalan Tol Kebon Jeruk), Jakarta Barat (75 cm)–

kemacetan.

14

Page 15: Jurnal Tentang Banjir

2. Jl Raya Pos Pengumbe, Jakarta Barat (75 cm) – pemukiman tergenang - Pasar

Cipulir, Jakarta Selatan (15 cm) – pasar tergenang .

3. Jl Ciledug Raya, Jakarta Selatan (150 cm) – kemacetan - Jl Arteri Iskandar

Muda di "underpass" depan Gandaria City, Bungur, Jakarta Selatan (15 cm) –

kemacetan.

4. Kawasan sekitar pul taksi Express, Tanah Kusir, Jakarta Selatan (15 cm) –

kemacetan.

5. Kompleks IKPN Pesanggrahan, Bintaro, Jakarta Selatan (75 cm) –

permukiman tergenang.

6. Jl Lebak Bulus Tiga Gunung Balang RT 11 RW 04, Pondok Labu, Cilandak,

Jakarta Selatan (150 cm) – kemacetan.

7. Jl H Ipin, Pondol Labu, Jakarta Selatan (15 cm) – kemacetan - Permukiman

padat (5 RT) kawasan Bangau, Pondok Labu, Jakarta Selatan (150 cm) –

permukiman tergenang.

8. Jl Bangka, Kemang, Jakarta Selatan (15 cm) – kemacetan.

9. Jl Kerja Bakti di depan Masjid Suprapto, Makassar, Jakarta Timur (15 cm) –

Permukiman tergenang - Kampung Kebon, Kemang Selatan, Jakarta Selatan

(150 cm) – Permukiman tergenang.

10. Jl Gunung Sahari, depan Lantama, Jakarta Utara (15 cm) – kemacetan

3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari isi jurnal ini adalah sebagai berikut:

1. Banjir adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian penting dari

mekanisme pembentukan dataran di bumi kita ini.

2. Proses terjadinya banjir dibagi menjadi dua yaitu proses yang terjadi secara

alamiah dan non-alamiah.

3. Penyebab terjadinya banjir yaitu hutan gundul, jalan yang tidak memiliki

drainase, drainase tidak sempurna, garis sempadam sungai didirikan bangunan

dan padat bangunan liar, resapan air yang diuruk dijadikan perumahan oleh

pengusaha properti maupun oleh pribadi, mengabaikan adanya sumur resapan

air/lubang resapan biopori, dan buang sampah di sungai dan kali.

15

Page 16: Jurnal Tentang Banjir

4. Dampak yang ditimbulkan oleh banjir yaitu penyakit yang timbul, mematikan

usaha, kerugian administratif, dan harus kembali ketitik nol.

5. Banjir dapat dicegah dengan melakukan beberapa langkah seperti Kesadaran

tiap warga dengan tidak membuang ssampah disembarang tempat, rutin

membersihkan pintu air, memperdalam dan memperlebar ukuran sungai-sungai

besar guna memperlancar aliran air di sungai tersebut, serta giat melakukan

sosialisasi tentang sebab-akibat banjir.

6. Cara menanggulangi banjir yaitu memfungsikan sungai dan selokan

sebagaimana mestinya, larangan membuat rumah di dekat sungai, dan

menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan masukan yang

mungkin dapat berguna bagi pembaca. Sebaiknya seluruh warga membuat

musyawarah dalam penanganganan maslah banjir seperti tindakan kesiapsiagaan

warga terhadap banjir datang, tindakan yang seharusnya dilakukan di setipa rumah

dalam mengatasi banjir datang, penyuluhan tentang kegiatan yang dapat

mengurangi resiko banjir dan tindakan saat terjadi banjir

DAFTAR PUSTAKA

(http://www.anneahira.com/cara-menanggulangi-banjir.htm).

http://adzaniahdinda.wordpress.com/2011/10/11/proses-terjadinya-banjir/

http://green.kompasiana.com/polusi/2013/04/14/inilah-fakta-utama-penyebab-

banjir-551193.html

http://id.wikipedia.org/wiki/banjir

http://lintas-copas.blogspot.com/2012/04/lokasi-lokasi-genangan-banjir-di.html

http://www.poskotanews.com/2013/10/16/cara-mengatasi-banjir-di-jakarta/

http://www.ejournal-unisma.net/ojs/index.php/region/article/view/634

16

Page 17: Jurnal Tentang Banjir

17