44
USG CRANIAL NEONATAL : SUDUT PANDANG SAAT INI Abstrak : USG adalah pencitraan yang paling umum digunakalam dalam unit perawatan intensif neonatal. Sifatnya yang portabel, selalu tersedia, dan dapat digunakan di samping tempat tidur. Secara cross sectional modalitas pencitraan ini sedikit mahal dan merupakan perangkat pencitraan yang paling aman digunakan untuk populasi anak karena radiasi ionnya terbatas. Indikasi penggunaan USG pada cranial pada kelompok neonatal antara lain bayi prematur dan bayi lahir dengan asfiksia, kejang, infeksi kongenital, dll. USG cranial dilakukan dengan gambaran dasar hitam putih, menggunakan linear array atau sektor transduser melalui ubun-ubun anterior pada bidang koronal dan sagital. Gambar tambahan dapat diperoleh melalui ubun- ubun posterior pada bayi baru lahir prematur. Tulang mastoid dapat digunakan untuk penilaian fossa posterior. Gambar doppler dapat digunakan untuk pemeriksaan struktur vaskular. Sonografi neonatal tengkorak anatomi normal dan varian normal akan di bahas. Temuan patologis yang paling umum pada bayi baru lahir prematur adalah, perdarahan germinal matriks- intraventrikular dan periventrikular leukomalacia, 1

Jurnal USG

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Radiologi

Citation preview

USG CRANIAL NEONATAL : SUDUT

PANDANG SAAT INI

Abstrak : USG adalah pencitraan yang paling umum digunakalam dalam unit

perawatan intensif neonatal. Sifatnya yang portabel, selalu tersedia, dan dapat

digunakan di samping tempat tidur. Secara cross sectional modalitas pencitraan ini

sedikit mahal dan merupakan perangkat pencitraan yang paling aman digunakan

untuk populasi anak karena radiasi ionnya terbatas. Indikasi penggunaan USG

pada cranial pada kelompok neonatal antara lain bayi prematur dan bayi lahir

dengan asfiksia, kejang, infeksi kongenital, dll. USG cranial dilakukan dengan

gambaran dasar hitam putih, menggunakan linear array atau sektor transduser

melalui ubun-ubun anterior pada bidang koronal dan sagital. Gambar tambahan

dapat diperoleh melalui ubun-ubun posterior pada bayi baru lahir prematur.

Tulang mastoid dapat digunakan untuk penilaian fossa posterior. Gambar doppler

dapat digunakan untuk pemeriksaan struktur vaskular. Sonografi neonatal

tengkorak anatomi normal dan varian normal akan di bahas. Temuan patologis

yang paling umum pada bayi baru lahir prematur adalah, perdarahan germinal

matriks-intraventrikular dan periventrikular leukomalacia, serta dijelaskan

kelainan bawaan seperti holoprosencephaly dan agenesis corpus callosum.

Kemajuan baru dalam peralatan sonografi memungkinkan penggunaan resolusi

tinggi dan gambar tiga dimensi, yang mempermudah mendapatkan pengukuran

yang sangat akurat dari berbagai struktur anatomi seperti ventrikel, corpus

callosum, dan vermis serebelar. Studi yang terbatas telah dilakukan untuk

memprediksi bahwa pengukuran longitudinal struktur anatomi bisa memprediksi

bayi baru lahir prematur beresiko tinggi. Studi doppler hemodinamik

memungkinkan adanya potensi intervensi dini dan pengobatan untuk melawan

bahaya keterlambatan perkembangan dan keadaan hampir mati.

Kata Kunci : ultrasound, tengkorak, neonatal, bayi, bayi prematur, perdarahan

intrakranial, periventrikular leukomalacia.

1

PENDAHULUAN

Ultrasound adalah alat pencitraan yang paling banyak digunakan untuk

cranial pada unit perawatan intensif neonatal. USG merupakan alat yang portabel,

pengampilan gambar dapt diperoleh dari samping tempat tidur, dan penggunaan

yang rumit dari computerized tomography (CT) atau magnetic resonance imaging

(MRI) neonatus dihindari. Selain itu, USG dianggap sebagai alat yang aman pada

populasi anak karena kurangnya efek yang merugikan dari radiasi ion, seperti

pada CT, serta menghindari kebutuhan sedasi yang diperlukan untuk MRI.

Ultrasound merupakan alat pencitraan cranial yang lebih sedikit memakan biaya

dan sudah tersedia di semua unit perawatan intensif. Modalitasnya tergantung

pada operator dan harus dilakukan oleh seorang sonogram, neonatologist, atau

ahli radiologi yang berpengalaman. Dalam banyak kasus, diagnosis akhir dan

pedoman pengobatan dapat dicapai dengan sonografi tengkorak, seperti

perdarahan matriks germinal pada neonatal. Dalam kasus yang lebih kompleks,

seperti pada banyak kasus cacat bawaan, USG cranial hanya berfungsi sebagai

alat pemeriksaan yang mengarah ke rujukan untuk pemeriksaan tambahan yang

lebih maju seperti MRI atau CT. Alat pencitraan yang canggih ini menghasilkan

gambar dalm resolusi tinggi dan dalam potongan yang berbeda yang tida tersedia

di USG cranial.

INDIKASI ULTRASOUND CRANIAL PADA NEONATAL

Ultrasonografi cranial memberikan informasi diagnostik yang penting

pada neonatus. Pemindaian rutin pada bayi baru lahir yang memenuhi kriteria

indikasi klinis. Setiap perubahan pada perilaku klinis normal bayi baru lahir

merupakan sebuah indikasi untuk USG cranial. Gejala klinis dapat berasal dari

tubuh yang menunjukkan manifestasi hipotonik yaitu kejang. Angka kejadian

rendah (kurang dari 5%) dari temuan sistem saraf pusat yang abnormal ditemukan

pada bayi cukup bulan yang non asfiksia dengan sutura terpisah,

cephalohematoma, pemeriksaan neurologis yang abnormal, dan jitteriness

2

idiopatik. Pemindaian rutin disarankan pada semua bayi prematur serta bayi

cukup bulan dengan keadaan dismorfik, macrocephaly, gangguan kejang, dan

pada bayi dengan nilai apgar score kurang dari 7 pada menit ke- 1 dan 5. Setiap

prematur dengan keadaan kritis harus melakukan USG cranial untuk mencari

kelainan seperti perdarahan, hipoksia-iskemik, infeksi intrauterin, atau kelainan

morfologi bawaan. Pemeriksaan rutin harus dilakukan pada bayi prematur dalam

keadaan parah dan bayi berat badan lahir rendah. Selain itu, pemeriksaan USG

cranial merupakan teknik pemeriksaan pilihan untuk menilai adanya potensi

kerusakan saraf pada neonatal untuk penggunaan extracorporeal membrane

oxygenation (ECMO). Saat ini, bukti USG untuk perdarahan intracranial yang

tingkat keparahannya lebih besar dari grade 1 merupakan kontraindikasi untuk

dilakukan ECMO. Bayi yang menjalani ECMO beresiko tinggi untuk mengalami

cedera otak dan karena itu harus menjalani pemeriksaan USG beberapa kali yaitu

pada saat sebelum, selama, dan setelah perawatan ECMO.

USG cranial dilakukan dengan pencitraan hitam putih. Untuk resolusi

yang optimal dan dan gambaran yang baik, multifrekuensi (5-10 MHz) linear atau

sektor transduser konvex dapat digunakan. Pencitraan diperoleh melalui fontanel

anterior dengan potongan koronal atau sagital. Biasanya, enam sampai delapan

gambar koronal yang diperoleh mulai dari lobus frontal anterior sampai tonjolan

frontal dan meluas ke lobus oksipital ke trigonum ventrikel lateral. Transduser

tersebut kemudian diputar 90 derajat, dan sekitar lima gambar diperoleh, termasuk

pandangan sagital garis tengah corpus callosum dan vermis serebelar selain

gambar parasagittal bilateral yang dimulai pada garis tengah dan maju ke arah

lateral melalui korteks perifer.

Tulang mastoid dapat digunakan sebagai port tambahan untuk visualisasi

fossa anterior. Tulang mastoid terletak pada sambungan temporal posterior,

parietal, dan tulang oksipital dan transduser yang diposisikan sekitar 1 cm

posterior ke helix telinga 1 cm dari atas tragus. Gambar aksial diperoleh dengan

transduser paralel ke garis orbitomeatal. Dengan konvensi, semua gambar

3

disajikan dengan posisi pasien menghadap kiri. Pencitraan melalui ubun-ubun

posteror memungkinkan pandangan tambahan dari lobus oksipital.

Gambar doppler dapat diperoleh untuk pemeriksaan struktur vaskular.

Sistem arteri dinilai untuk patensi dan resistensi terhadap aliran dengan

mendapatkan gambar doppler warna dari sirkulus willisi. Foto-foto tersebut

diperoleh melalui ubun-ubun anterior dan digunakan untuk melokalisasi arteri

serebral media dan interna. Penelusuran spektrum diperoleh dengan kecepatan

puncak dari sistolik, kecepatan akhir diastolik, dan indeks resistif. Kecepatan

sistolik dan diastolik meningkat dengan bertambahnya usia postnatal dan dengan

meningkatnya berat badan lahir terlepas dari usia kehamilan. Indeks resistif

menurul dengan bertambahnya usia postnatal dan meningkatnya berat badan lahir.

Setiap perubahan deviasi dari pola normal dalam kecepatan dan indeks resistif

dapat menunjukkan suatu penyakit atau peristiwa patologis. Sistem vena

dievaluasi untuk patensi sinus sagittalis dan vena galen pada potongan sagital.

GAMBARAN SONOGRAPHY CRANIAL NORMAL PADA NEONATAL

Pengetahuan tentang anatomi normal sangat penting untuk mengenali

kelainan. Sebuah gambaran umum tentang anatomi dan pematangan sistem saraf

pusat dapat digambarkan dan berhubungan dengan usia kehamilan. Korteks dan

perkembangan sulcus berhubungan dengan kematangan otak normal. Sulcus

muncul dan berkembang secara berurutan. Fissura calcarine dan sebagian besar

sulcus cingulate dan siulcus postrolandic, dan sebagian besar sulcus temporal

superior dan penutup dari insula yang diobservasi. Semua sulkus dan sebagian

besar sulci sekunder dari sulkus cingulate muncul setelah usia gestasi 31 minggu.

Pada USG, perkembangan sulkus dini terbaik digambarkan pada gambar yang

diperoleh dari tegak lurus terhadap sulci. Sebuah celah atau sulkus pertama kali

terlihat sebagai titik kecil atau lesung pada permukaan otak. Kemudian, sebuah

lekukan berbentuk V jelas. Akhirnya, lekukan lebih dalam dan terlihat di

permukaan dan garis echogenic yang membentang di otak dalam konfigurasi Y

4

terbentuk. USG berguna untuk mengevaluasi sulci utama pada permukaan medial

hemisfer (fisura parieto-oksipital, fissura calcarine, dan sulkus cingulate) dan

permukaan lateral hemisfer konfex (central, post-central, dan sulci temporal

superior).

Pada potongan garis tengah sagital, corpus callosum dipandang sebagai

strip sonolucent dengan baik didiefinisikan kontur echogenic pada atasnya adalah

lapisan septum pelusidum. Dalam potongan ini, vermis otak kecil dipandang

sebagai struktur yang sangat echogenik yang divisualisasikan secara anterior pada

ventrikel keempat (Gambar 1). Cisterna magna dapat dilihat lebih rendah daripada

otak kecil dan dan aquaductus sylvii di atas ventrikel keempat berhubungan

dengan ventrikel ketiga.

Gambar 1 sonografi otak neonatal normal dari bayi prematur dengan potongan garis tengah sagital.Catatan : panah merah menunjukkan corpus callosum, yang tampak sebagai strip sonolusen dengan cavum septum pelusidum diatasnya. Vermis dari serebelum merupakan echogenic (bintang hijau). Kepala panah hijau menunjukkan ventrikel ke-empat dan kepala panah biru menunjukkan quadrigeminal cisterna. Sulci normal tidak terlihat menunjukkan prematuritas.Abreviasi : SAG ML, sagittal midline.

Tonjolan frontal dari ventrikel lateral terlihat dari potongan koronal pada

frontal (Gambar 2). Dalam sonogram normal ventrikel lateral simetris; namun,

5

sedikit asimetris atau celah ventrikel dapat dianggap sebagai varian normal.

Ventrikel dipandang sebagai struktur anechoic, karena cairan cerebrospinal. Pada

usia kehamilan sekitar 12 minggu, corpus callosum mulai berkembang dari lamina

terminalis sebagai bundel serat yang menghubungkan dua belahan. Hal ini terkait

dengan perkembangan lamina dari septum pelusidum; dua pasang, membran yang

jelas. Ruang antara septa adalah salah satu rongga anterior dari foramen monro,

yang disebut cavum septum pelusidum, yang dipandang sebagai struktur anechoic

karena diisi oleh cairan cerebrospinal, diantara tonjolan anterior dari ventrikel

lateral. Penutupan cavum septum pelusidum posterior telah terjadi 97%, sehingga

pada umumnya hanya terdapat cavum pelusidum yang sebenarnya pada saat lahir;

dari usia 3 sampai 6 bulan, cavum septum pelusidum tertutup pada 85% bayi,

meskipun, pada minoritas rongga ini tetap terbuka sampai dewasa. Cavum septum

pelusidum superior dibatasi oleh garis sonolucent transversal dari corpus

callosum. Tonjolan anterior dari ventrikel lateral dibatasi oleh lateral dari nucleus

caudatus.

Gambar 2 Sonografi otak neonatal normal pada potongan coronal di lobus frontalCatatan : fissura garis tengah interhemisfer (I). Panah hijau menunjukkan tonjolan anterior kanan pada ventrikel lateral. Tonjolan anterior dari ventrikel lateral berjalan ke lateral kaudatus nukleus (C). Pada bayi baru lahir sangat prematur, struktu anechoic mungkin terlihat (tidak terlihat pada gambar ini), menunjukkan cavum septum pelusidum. Ketika terlihat, struktur ini terletak di antara tonjolan anterior ventrikel lateral (bintang merah). Panah merah mennjukkan uncus tonjolan temporal dari ventrikel lateral kiri.

6

Pleksus koroideus terlihat pada potongan koronal posterior (Gambar 3)

dan potongan lateral sagital (Gambar 4). Pleksus koroideus memenuhi tonjolan

oksipital dari ventrikel lateral. Ini merupakan struktur yang sangat echogenic

dengan batas homogen halus. Pleksus koroideus mengecil ke arah alur

caudothalamic. Pada bayi baru lahir prematur dengan keadaan parah, cavum

vergae merupakan kelanjutan dari posterior cavum septum pelusidum yang

menutup di awal kehidupan janin. Hal ini jarang terlihat pada neonatus. Alur

caudothalamic terlihat dalam tampilan lateral sagital. Alur ini terletak di antara

nucleus caudatus dan thalamus. Lantai tonjolan frontal dari ventrikel lateral

dibatasi oleh cauda dan lantai tonjolan oksipital dari ventrikel lateral yang dibatasi

oleh thalamus. Alur caudothalamic pada tingkat anterior sebagian pleksus

koroideus pada potongan sagital lateral dan merupakan penanda penting dalam

mengidentifikasi perdarahan matriks germinal.

Gambar 3 Sonografi otak normal neonatal pada bayi baru lahir prematur dengan potongan koronal pada ventrikel lateral.

Catatan : panah merah menunjukkan pleksus koroideus bilateral, berupa echogenic halus, batas yang homogen. Bintang merah menunjukkan cavum vergae.Abreviasi : POST, posterior.

7

Gambar 4 Sonografi otak normal neonatal pada bayi baru lahir prematur dengan potongan sagital lateral kanan

Catatan : Panah hijau menunjukkan percabangan caudothalamic. Anterior dari dari alur caudothalamik adalah kepala sampai ke kauda (C). Posterior dari alur caudothalamik adalah thalamus (T). Kepala panah biru adalah pleksus koroideus yang memiliki batas halus.Abreviasi : SAG RT, sagittal right lateral.

Hal ini penting untuk mengenali varian normal yang tidak boleh keliru

untuk menentukan kelainan yang signifikan. Kista connatal adalah kista yang

berdekatan dengan margin superolateral dari tonjolan frontal ventrikel lateral. Hal

ini diyakini bahwa mereka mewakili varian normal. Ketika dinding ventrikel

cukup dekat untuk menyentuh satu sama lain, bagian eksternal dari sebagian besar

ventrikel memperoleh konfigurasi bulat, sehingga menampilkan kista pada

sonografi. Kista subependymal bisa menjadi hasil dari germinolysis karena

perdarahan, hipoksia-iskemik, atau infeksi neurotropik, namun bisa dilihat pada

bayi baru lahir normal dan sehat dan dianggap sebagai varian normal dan

memiliki prognosis yang baik. Dua puluh sampai 40% bayi dapat menunjukkan

ukuran ventrikel asimetris. Mega cisterna magna (yang berukuran lebih dari 8 mm

baik sagital atau aksial) hadir pada sekitar 1% dari otak bayi dan merupakan

temuan jinak tanpa gejala klinis yang signifikan.

8

Jarang ditemukan pada sonografi otak bayi prematur, fokus hiperechoic

terlihat diantara tonjolan daerah interhemispheric yang terlihat seperti perdarahan

intraserebral. Fokus hiperechoic ini merupakan artefak yang diakui pada awalnya

dijelaskan oleh Bowerman pada tahun 1987. Ketika sulkus otak atau tepi gyrus

dicitrakan sepanjang sumbu panjang, memungkinkan munculnya hiperechoic

sehubungan dengan parenkim yang berdekatan, meniru lesi massa fokal.

“Pseudolesi” ini paling sering terlihat pada gambar koronal, ketika sulkus normal

dicitrakan secara tangensial di sekitar girus. Rotasi dari transduser pada potongan

ortogonal dapat menunjukkan bahwa parenkim otak normal. Hal lain

menyebutkan “pseudolesi” merupakan kelanjutan dari fokus echogenic dengan

sulci normal, dan kurangnya pengaruh masa. Pseudolesi hiperechoic atau

periventrikular halo dapat dilihat pada bagian putih. Ini disebabkan oleh efek

anisotropik dan sebagian besar terlihat pada bayi prematur. Gambar yang

diperoleh pada sudut 90 derajat mengatasi temuan ini. Pseudolesi hiperechoic dan

halo lebih kecil dari pada pleksus koroid yang berdekatan. Salah satu contoh yang

telah didokumentasikan dengan baik adalah pseudolesi thalamik, fokus

hiperechoic di thalamus ditandai dengan munculnya perdarahan pada thalamik

pusat yang terlihat ketika melakukan pencitraan melalui ubun-ubun posterior.

Fokus hiperechoic tidak lagi terlihat ketika pencitraan melalui ubun-ubun anterior.

TEMUAN KELAINAN UMUM PADA ULTRASOUND CRANIAL

NEONATAL

Perdarahan intraventrikular cerebral adalah lesi sistem saraf pusat yang

paling umum ditemukan pada otopsi bayi baru lahir dan temuan paling umum

dalam gambar USG yang dilakukan di unit perawatan intensif neonatal. Matriks

germinal terletak di sekitar alur caudothalamic dalam janin. Matriks germinal

terdiri dari migrasi neuron dan pembuluh prekursor. Matriks germinal memiliki

pembuluh berdinding sangat tipis yang sensitif terhadap stres dan rentan terhadap

ruptur yang dipicu oleh perdarahan yang berbahaya. Biasanya, perdarahan pada

9

matriks germinal terjadi pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu. Sebuah

sitem penilaian dikembangkan untuk menilai keparahan perdarahan. Grade I

terdiri dari perdarahan yang terbatas pada lapisan subependymal di matriks

germinal (Gambar 5). Grade II terdiri dari perdarahan matriks germinal yang

meluas ke ventrikel lateral tanpa disertai adanya dilatasi ventrikel (Gambar 6).

Grade III, terdapat hidrosefalus. Grade IV terdiri dari perluasan perdarahan hingga

ke parenkim otak (Gambar 7). Meskipun klasifikasi papile dalam Burstein et al

masih banyak digunakan dalam interpretasi temuan ultrasonografi, karena tidak

sesuai dengan pemahaman tentang patogenesis perventrikular parenkim dengan

lesi khas. Dalam klasifikasi baru yang dikemukakan oleh Volpe, grade IV

perdarahan adalah karena kompresi vena terminal dan dan bukan karena

kelanjutan dari perdarahan intraventrikular seperti yang diyakini oleh Papile et al.

Saat ini, klasifikasi baru ini harus digunakan sebagai gantinya, dan perdarahan

parenkim atau infark vena (grade IV dalam klasifikasi Papile et al) diakui sebagai

entitas yang terpisah. Perdarahan akut merupakan echogenic pada gambar USG

dan berkembang menjadi isoechoic dan kemudian hypoechoid berdasarkan waktu.

Gambar 5 Potongan sagital lateral kanan dari ultrasound cranialCatatan : grade I germinal matrix hemoragik yang terlihat sebagai struktur echogenik pada lapisan sebependymal, di daerah anterior dari alur caudothalamik (panah merah). Perdarahan ditemukan di lapisan subependymal tanpa adanya perluasan ke daeran ventrikel lateral. Pleksus koroideus normal adalah echogenic posterior dari percabangan caudothalamic (panah hijau).

10

Gambar 6 Potongan sagital lateral kiri ultrasound cranialCatatan : Grade II intraventricular hemoragik terlihat sebagai struktur echogenik di dalam ventrikel lateral (panah merah). Tidak ada dilatasi dari ventrikel lateral. Pleksus koroideus normal adalah echogenik posterior dari alur caudothalamic (panah hijau).

Gambar 7 Pemandangan coronal frontal ultrasound cranialCatatan : Periventrikular bilateral hemoragik/infark vena terlihat: kanan (panah merah) lebih besar dari pada kiri (panah hijau). Perdarahan pada sisi kanan dampak massa dengan herniasi subfalcine and perpindahan sulkus interhemisper ke kiri.

11

Gambar 8 Ultrasoun koronal dan sagital kiri dari bayi baru lahir prematurCatatan : Ultrasound koronal (A) dan sagital kiri (B) dari bayi baru lahir prematur menunjukkan periventrikular bilateral hemoragik/infark vena dengan hidrosefalus. Kista kecil multiple bilateral di visualisasi pada daerah putih periventrikular yang menunjukkan periventrikular leukomalacia.

Periventrikular leukomalacia (PVL) adalah bentuk neuropatologik utama

dari cedera otak yang dilami oleh bayi lahir prematur. Patogenesis lesi ini

berkaitan dengan tiga faktor utama yang saling berkaitan. Dua hal dari yang

pertama, perkembangan yang tidak lengkap karena pasokan vaskular pada daerah

putih otak, dan gangguan pemantangan dalam regulasi aliran darah otak yang

mendasari kecenderungan untuk terjadinya cedera iskemik pada daerah putih otak.

12

Faktor patogenetik utama ketiga adalah kerentanan pematangan sel prekusor

oligodendroglial yang mewakili target seluler besar di PVL. Peningkatan

kemungkinan terjadinya PVL dengan adanya perdarahan intraventrikular bisa

berhubungan dengan peningkatan konsentrasi zat besi lokal yang berasal dari

perdarahan tersebut. Kontribusi peran penting dari infeksi maternal / janin atau

peradangan dan sitokin dalam patogenesis PVL dapat dikaitkan dengan dampak

terhadap pembuluh darah otak dan hemodinamik otak, ke generasi oksigen reaktif,

atau untuk mengarahkan efek toksik pada prekursor oligodendroglial yang rentan.

Nekrotik klasik / periventrikular leukomalacia kistik dikaitkan dengan perdarahan

intraventrikular. Dua puluh lima persen dari kasus periventrikular leukomalacia

menjadi hemoragik, terutama jika terdapat koagulopati terkait. Periventrikular

hemoragik infark dan hemoragik leukomalacia dapat dibedakan berdasarkan

lokasi anatomi. Periventrikular leukomalasia hemoragik memiliki predileksi ke

area perbatasan arteri periventrikular, terutama di daerah dekat trigonum ventrikel

lateral. Infark vena terutama pada komponen hemoragik yang paling menonjol ke

arah anterior. Lesi menjalar dari wilayah periventrikular di lokasi pertemuan vena

medullary dan terminal dan berbentuk segitiga, terlihat seperti kipas di

periventricular daerah putih otak. Sebuah bentuk yang jauh lebih umum dari

cedera otak noncystic. Densitas sementara tidak berkembang menjadi lesi kistik

yang mungkin merupakan tingkat ringan leukomalacia yang bertahan selama

setidaknya satu minggu. Densitas parenkim unilateral mungkin disebabkan oleh

perdarahan di daerah iskemik, tetapi juga dapat disebabkan oleh pola distribusi

infark dari vena. Periventrikular leukomalacia seperti yang terlihat di USG dorsal

dan lateral dari sudut eksternal dari ventrikel lateral dan melibatkan radiasi pada

centrum semioval dan optik (tonjolan trigonum dan oksipital) dan akustik

(tonjolan sementara). Periventrikular leukomalacia biasanya terjadi pada bayi

prematur kurang dari 32 minggu kehamilan. Area putih bayi ini adalah memiliki

vaskularisasi yang buruk dan berisi progenitor oligodendrocyte, yang sensitif

terhadap efek iskemia dan infeksi. Korteks biasanya terpisah pada bayi prematur

karena anastomosis dari meningeal intra-arteri, dalam jangka pendek. Peningkatan

echotexture dari daerah putih periventrikular mungkin merupakan pola sonografi

13

awal dari periventricular leukomalacia. Ini adalah penemuan yang spesifik yang

harus dibedakan dari periventrikular normal "memerah". Kemudian, beberapa

kista kecil muncul terlihat seperti fokus yang menyebabkan berkurangnya

parenkim otak. Kista biasanya terletak di atas sudut superolateral tonjolan anterior

dari ventrikel lateral, di daerah peritrigonal dan periventrikular di parieto-oksipital

(Gambar 8). Kista ini dapat bergabung membentuk kista yang lebih besar, disebut

sebagai porencephaly, yang pada dasarnya adalah hilangnya parenkim otak

(lubang di otak). Hal ini mungkin atau mungkin tidak berhubungan dengan

ventrikel lateral (Gambar 9).

Gambar 9 Ultrasound koronal dari bayi prematur.Catatan : Menunjukkan porencephaly (panah) yang berhubungan dengan ventrikel lateral kanan. Bayi dengan infark vena periventrikular yang berkomplikasi menjadi leukomalacia periventrikular kistik. Gambar awal menunjukkan kista kecil multiple yang bergabung membentuk porencephaly.

Jenis yang paling sering dilaporkan dari infark arteri cerebral neonatal

pada bayi dalam jangka panjang adalah lesi iskemik yang melibatkan wilayah

arteri otak besar. Bagian tengah arteri serebral paling sering terkena, dan

memberikan gambaran seperti yang ditemukan di Stroke dewasa, arteri serebri kiri

3 : 57 kali lebih sering terlibat dari kanan. Lesi pada daaerah anterior atau arteri

14

serebri posterior mungkin menunjukkan gejala asimtomatik dan kelainan sulit

untuk dideteksi dengan ultrasound cranial.

Kemajuan teknologi, termasuk tiga dimensi dan peralatan USG beresolusi

tinggi, memungkinkan diagnosis awal pada kelaianan bawaan. holoprosencephaly

adalah malformasi otak yang kompleks yang dihasilkan dari pembelahan yang

tidak lengkap dari prosencephalon.46 Hal ini adalah malformasi berat dari sistem

saraf sentral yang dapat didiagnosis lebih awal dalam rahim atau selama periode

baru lahir. Temuan sonografi termasuk monoventricle dan tidak adanya fissura

echogenic pada interhemispheric, thalamik yang menyatu, hidrosefalus, tidak

adanya corpus callosum, dan kelainan kraniofasial (Gambar 10) . Entitas ini

mencakup kelainan dengan spektrum luas dari hal ringan seperti tidak adanya

septum pellucidum (septo-optic dysplasia) (Gambar 11) ke hal yang lebih berat,

alobar holoprosencephaly.

Gambar 10 Sonografi koronal bayi baru lahirCatatan : Menunjukkan hilangnya sebagian fissura interhemisfer. Monoventrikel dan thalami terlihat menyatu dan ada hidrosefalus. Temuan ini konsisten dengan semi lobar holoprosencephaly.

15

Gambar 11 Sonografi koronal frontal dari bayi baru lahir prematur.Catatan : Sonografi koronal frontal menunjukkan tidak adanya cavum septum pelusidum. Tonjolan frontal dari ventrikel lateral tergabung. Temuan ini konsisten dengan septo-optic displasia (sindrom De Morsier)

Tidak adanya korpus kalosum merupakan malformasi kongenital yang

dapat didiagnosis dini dengan USG. Hasil temuan sonografi yang termasuk

nonvisualisasi parsial atau lengkap dari garis tengah linear hypoechoic yang

merupakan korpus callosum. Ada pemisahan ventrikel lateral dengan peningkatan

angulasi dan cekung dari perbatasan medial karena bundel yang menonjol dari

Probst, dan dilatasi dan elevasi ventrikel ketiga yang berada di antara ventrikel

lateral.

Tonjolan oksipital dari ventrikel lateral yang melebar dan sejajar satu sama

lain, yang disebut colpocephaly (Gambar 12). Banyak kelainan bawaan lainnya

dapat didiagnosis oleh USG cranial neonatal. Berbagai lesi kistik seperti kista

pleksus koroid, kista subependymal, lesi kistik periventricular leukomalacia, dan

lesi kista besar, seperti porencephaly, schizencephaly, dan kista arachnoid, dapat

didiagnosis dan dibedakan dengan USG.

16

Gambar 12 Gambaran koronal bayi baru lahir prematurCatatan : (A) Gambaran koronal frontal bayi baru lahir prematur menunjukkan peningkatan jarak antara tonjolan frontal dari ventrikel lateral (panah merah). Ada peningkatan angulasi dari tonjolan frontal dan batas medial berbentuk konkaf. (B) Gambaran koronal occipital dari bayi baru lahir prematur. Tonjolan occipital dari ventrikel lateral (panah merah) mengalami dilatasi dan berhubungan satu sama lain, konsisten dengan colpocephaly. Temuan konsisten dengan agenesis dari corpus callosumAbreviasi : ch, pleksus koroideus normal

17

Penggunaan ubun-ubun posterior dan mastoid secara signifikan menambah

kekuatan diagnosis kelainan fossa melalaui sonografi posterior. Evaluasi fossa

posterior memungkinkan pengukuran transversal fossa posterior untuk evaluasi

usia kehamilan, skrining untuk kelainan seperti sindrom Dandy-Walker kompleks

sindrom, sindrom Arnold- Chiari, mega cisterna magna, dan Kista fossa posterior

arachnoid.

PERSPEKTIF SAAT INI

USG cranial neonatal secara rutin dilakukan untuk melihat komplikasi

prematuritas pada bayi prematur. Teknik baru, khususnya peralatan yang

menyediakan resolusi tinggi dan gambar tiga dimensi, memungkinkan analisis

gambar dalam banyak aspek. Studi dilakukan untuk menilai kelayakan dan

variabilitas pengukuran ventrikel lateral. Pendekatan berbasis pengolahan citra

otomatis yang mengukur lebar tonjolan anterior sebagai jarak antara dinding

medial dan lantai dari ventrikel lateral pada titik terlebar sedang dikembangkan.

Pengukuran dilakukan pada bidang scan pada tingkat foramen intraventrikular.

Penelitian ini didasarkan pada gambar USG otak neonatal dengan tampilan garis

tengah koronal. Selain untuk mendeteksi ventrikulomegali, pekerjaan ini juga

termasuk studi cross sectional dan lebar longitudinal onjolan anterior ventrikel

lateral. Dalam studi lain, referensi disediakan untuk pengukuran intrakranial pada

ventrikel bayi prematur usia kehamilan 23-33 minggu kehamilan dan dapat

digunakan dalam diagnosis dan penilaian pembesaran ventrikel pada bayi

prematur. Dan juga, referensi kurva membujur untuk ukuran ventrikel lateral

neonatal pada usia kehamilan antara 24 dan 42 minggu, yang dapat

memungkinkan untuk identifikasi awal dan kuantifikasi ventrikulomegali karena

baik dilatasi ventrikel post hemoragik atau hilangnya daerah putih periventrikular.

Selain pengukuran ventrikel, ada upaya untuk mengukur struktur otak

lainnya untuk menilai potensial terjadinya kelainan perkembangan untuk

memungkinkan intervensi dini dan pengobatan. Sebuah studi mengenai

pertumbuhan korpus kalosum dilakukan dengan USG cranial pada bayi yang

sangat prematur. Dilakukan pengukuran harian panjang dari korpus kalosum

18

dengan USG cranial dan temuannya untuk menjadi hasil. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa neonatus dengan hasil perkembangan saraf buruk memiliki

corpus callosum yang lebih pendek pada waktu yang sama. Korpus callosum

tumbuh pada tingkat yang jauh lebih rendah pada bayi yang sangat prematur

daripada di postnatal utero. Penelitian lain yang dilakukan untuk menilai

keunggulan sonografi dengan pengukuran vermis serebelar. Pertumbuhan

cerebellar pada akhir kehamilan terhambat oleh prematuritas, yang mungkin

berdampak negative mempengaruhi perkembangan neurokognitif. Disimpulkan

bahwa, dengan gambar yang memadai, pengukuran ultrasound linear vermis

serebelar yang studi yang reliable. Dilakukan juga referensi untuk menetapkan

nilai untuk panjang tulang hidung dalam pertama trimester studi kehamilan.

Studi lainnya dilakukan untuk menggambarkan daerah putih yang

hyperechoic yang berdekatan dengan atrium ventrikel lateral dari bayi prematur

dan dengan spekulasi yang berhubungan dengan mendeteksi cedera daerah putih

pada bayi prematur. Standarnya satu minggu pertama gambar koronal digunakan

untuk pengukuran nilai daerah abu-abu di sekitar para-atrial (struktur anatomi

para-atrium berdekatan dengan atrium ventrikel lateral) daerah yang berhubungan

dengan pleksus koroid. Untuk verifikasi anatomi sonografi, digunakan gambar

resonansi magnetik otak orang dewasa. Untuk referensi, gambar neuroanatomical

dibandingkan di beberapa atlas. Karakter akustik simetris dan tidak berubah antara

26 dan 31 minggu usia kehamilan berpendapat mendukung hipotesis bahwa

wilayah para-atrium merupakan struktur anatomi. Lokalisasi hyperechoic yang

mendukung hipotesis bahwa hal itu merupakan bagian dari radiasi optik.

Penelitian lain yang terdiri dari pengukuran struktur anatomi telah

dilakukan. Salah satunya, ruang subarachnoid yang ruang selama sonografi cranial

rutin diukur untuk menilai metode secaratidak langsung untuk pemantauan

pertumbuhan otak pada bayi prematur. Disimpulkan bahwa rata-rata ukuran ruang

subarachnoid biasanya, < 3,5 mm pada bayi prematur. Dalam penelitian ini,

perbedaan antara awal dan tindak lanjut pindaian menunjukkan pertumbuhan otak

bayi prematur extrauterine berkurang. Studi lainnya menegaskan hubungan antara

usia kehamilan dan diameter transversal cerebellar.

19

Parameter USG Doppler dapat berfungsi sebagai alat untuk memprediksi

keterlambatan perkembangan. Ditemukan bahwa status hemodinamik mengarah

ke kiri arteri serebral media, yang diukur dengan ultrasonografi Doppler cranial

dalam periode neonatal, memprediksi hasil pergerakan awal pada bayi cukup

bulan. Transcranial Doppler adalah teknik yang memiliki sensitifitas terhadap

peredaran darah untuk mendiagnosis kematian otak ketika pola aliran dan sistolik

pendek diamati. Pada bayi, fontanel nonossified mengkompensasi hipertensi

intrakranial. Ditemukan bahwa aliran mungkin menunjukkan gambaran peredaran

darah dengan puncak yang besar dan dengan kecepatan tinggi puncak sistolik.

Disimpulkan bahwa kompresi berat pada ubun-ubun memungkinkan

menimbulkan gambaran doppler transkranial kematian otak dewasa klasikal,

sehingga mendukung diagnosis berhentinya peredaran darah otak. Itu sudah

menunjukkan bahwa hasil dari Doppler patologis prenatal sangat prediktif untuk

temuan ultrasonografi cranial neonatal abnormal selain usia kehamilan dan karena

itu dapat digunakan untuk penilaian risiko.

Temuan di USG cranial dibandingkan dengan temuan MRI. Ditemukan

bahwa semua kelainan substansia alba yang parah dapat diidentifikasi pada MRI

pada usia cukup bulan, pemeriksaan dilakukan pada hari yang sama. Bayi dengan

USG cranial yang normal pada usia cukup bulan ditemukan memiliki gambaran

MRI normal atau hanya kelainan substansia alba ringan. Perbandingan dari

temuan USG cranial dan MRI diperoleh pada kelompok bayi prematur antara

kelahiran dan usia cukup bulan. Disimpulkan bahwa USG secara akurat

memprediksi adanya perdarahan pada lapisan germinal, perdarahan,

intraventrikular perdarahan, dan infark parenkim hemoragik pada MRI. Namun,

kemampuannya untuk memprediksi adanya difus intensitas sinyal tinggi yang

berlebihan dan perdarahan petekie kecil di daerah putih pada gambar T2 tidak

begitu baik, tetapi meningkat pada pindaian yang dilakukan pada 7 hari atau lebih

setelah lahir. Selain itu, daerah putih echogenicity yang normal melalui USG

cranial bukanlah prediksi yang baik dari intensitas sinyal daerah putih yang

normal pada MRI.

20

Studi lainnya menggambarkan kejadian dan evolusi temuan pencitraan

otak pada bayi sangat prematur (usia kehamilan < 32 minggu) diperiksa berurutan

dengan USG cranial selama periode neonatal dan MRI saat cukup bulan. Temuan

yang sering pada USG cranial dan MRI saat cukup bulan meliputi dilatasi

ventrikel, ruang ekstraserebral yang melebar, dan penurunan kompleksitas

kortikal. Pemeriksaan MRI tambahan menunjukkan belang-belang lesi daerah

putih dan difus dan intensitas sinyal tinggi yang berlebihan, tetapi tidak

menggambarkan lenticulostriate vasculopathy dan kalsifikasi dan kurang dapat

diandalkan untuk germinolytic dan kista pleksus. USG Cranial meendeteksi

kebanyakan kelainan yang telah dikaitkan dengan hasil perkembangan saraf

normal. Studi lain membandingkan USG, MRI, dan hasil perkembangan saraf

pada bayi prematur dan menyimpulkan bahwa pemeriksaan MRI awal

menunjukkan informasi tambahan mengenai leukomalacia periventricular kistik.

MRI pada usia cukup bulan dapat menilai posterior limb dari kapsula interna,

yang berguna pada anak-anak dengan keterlibatan parenkim unilateral, untuk

memprediksi hemiplegia, dan, pada tingkat yang lebih rendah, di leukomalacia

periventrikular cystic bilateral untuk memprediksi diplegia atau quadriplegia.

Studi lainnya membandingkan nilai pemeriksaan USG cranial berturut-turut

dengan pencitraan resonansi magnet tunggal pada bayi prematur dengan berat

sangat rendah untuk memprediksi cerebral palsy. Sebagai predictor dari hasil

cerebral palsy, MRI pada jangka pendek pada neonatus prematur berat badan

sangat rendah adalah USG superior. Namun, baik USG cranial dan MRI

menunjukkan spesifisitas yang tinggi.

Lesi intrakranial utama pada bayi prematur harus diakui dengan

pemeriksaan USG cranial berurutan dan akan memprediksi nonambulatory

cerebral palsy. Magnetic resonance imaging pada usia setara cukup bulan akan

memperbaiki prediksi dengan penilaian mielinisasi dari posterior limb dari

kapsula interna. Prediksi dari hasil pergerakan pada bayi prematur dengan cedera

halus pada daerah putih sulit, bahkan dengan MRI konvensional. MRI adalah alat

yang lebih baik untuk memprediksi hasil pada bayi cukup bulan dengan hipoksia-

iskemik encephalopathy atau stroke neonatal.

21

KESIMPULAN

Kemajuan terbaru dalam teknologi dan teknik USG, seperti pemindaian

melalui ubun-ubun mastoid dan power Doppler dan spektral Doppler selama

kompresi ubun-ubun, secara signifikan telah meningkatkan kemampuan untuk

menggambarkan struktur dan hemodinamik aliran darah pada otak neonatal.

Ultrasound cranial saat ini digunakan secara rutin di unit perawatan intensif dan

merupakan peralatan yang luar biasa dan non infasif untuk pencitraan otak pada

neonatal. Pemindaian dengan alat ini memungkinkan untuk dilakukan pada otak

dan secara rutin berturut-turut pada neonatus dengan resiko tinggi. Berdasarkan

pengalaman, ultrasound cranial merupakan alat yang luar biasa untuk mendeteksi

paling banyak kejadian abnormalitas otak pada bayi prematur dan neonatus cukup

bulan, untuk memeriksa perubahan lesi, dan untuk mengikuti maturasi otak.

Perkembangan selanjutnya dari ultrrasound kontras, resolusi yang lebih tinggi dari

gambar tiga dimensi, dan transduser yang meningkat untuk peningkatan tambahan

dalam kemampuan mendiagnosis anatomi dan fisiologi dari ultrasound

transcranial neonatal. Ini memungkinkan untuk pencegahan awal dan peng

pengobatan dan mungkin untuk peningkatan hasil klinis.

PENUTUP

Peneliti melaporkan tidak ada permasalah dalam jurnal ini.

22

REFERENSI

1. Sims ME, Halterman G, Jasani N, Vachon L, Wu PY. Indications for routine

cranial ultrasound scanning in the nursery. J Clin Ultrasound.

1986;14(6):443–447.

2. von Allmen D, Babcock D, Matsumoto J, et al. The predictive value of head

ultrasound in the ECMO candidate. J Pediatr Surg. 1992;27(1): 36–39.

3. Bulas DI, Taylor GA, O’Donnell RM, Short BL, Fitz CR, Vezina G.

Intracranial abnormalities in infants treated with extracorporeal membrane

oxygenation: update on sonographic and CT findings. AJNR Am J

Neuroradiol. 1996;17(2):287–294.

4. Roelants-van Rijn AM, Groenendaal F, Beek FJ, Eken P, van Haastert IC, de

Vries LS. Parenchymal brain injury in the preterm infant: comparison of

cranial ultrasound, MRI and neurodevelopmental outcome. Neuropediatrics.

2001;32(2):80–89.

5. Fernandy S, Obaldo RE, Walsh IR, Lowe LH. Neuroimaging of nonac-

cidental head trauma: pitfalls and controversies. Pediatric Radiology.

2008;38(8):827–838.

6. Epelman M, Daneman A, Kellenberger CJ, et al. Neonatal encephalopathy: a

prospective comparison of head US and MRI. Pediatr Radiol.

2010;40(10):1640–1650.

7. Seigel M, editor. Pediatric Sonography. 3rd ed. Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins; 2002.

8. Rumack C, Wilson S, Charboneau J. Diagnostic Ultrasound. St Louis:

Mosby; 2005.

9. Lowe LH, Bailey Z. State-of-the-art cranial sonography: Part 1, modern

techniques and image interpretation. AJR Am J Roentgenol.

2011;196(5):1028–1033.

23

10. Buckley KM, Taylor GA, Estroff JA, Barnewolt CE, Share JC, Paltiel HJ.

Use of the mastoid fontanelle for improved sonographic visualization of the

neonatal midbrain and posterior fossa. AJR Am J Roentgenol.

1997;168(4):1021–1025.

11. Anderson NG, Hay R, Hutchings M, Whitehead M, Darlow B. Posterior

fontanelle cranial ultrasound: anatomic and sonographic correlation. Early

Hum Dev. 1995;42(2):141–152.

12. North K, Lowe L. Modern head ultrasound: normal anatomy, variants, and

pitfalls that may simulate disease. Ultrasound Clin. 2009;4: 497–512.

13. Huang CC. Sonographic cerebral sulcal development in premature newborns.

Brain Dev. 1991;13(1):27–31.

14. Murphy NP, Rennie J, Cooke RW. Cranial ultrasound assessment of

gestational age in low birthweight infants. Arch Dis Child. 1989;64(4): 569–

572.

15. Toi A, Lister WS, Fong KW. How early are fetal cerebral sulci visible at

prenatal ultrasound and what is the normal pattern of early fetal sulcal

development? Ultrasound Obstet Gynecol. 2004;24:706–715.

16. Monteagudo A, Timor-Tritsch IE. Development of fetal gyri, sulci and

fissures: a transvaginal sonographic study. Ultrasound Obstet Gynecol.

1997;9:222–228.

17. Ghai S, Fong KW, Toi A, Chitayat D, Pantazi S, Blaser S. Prenatal US and

MR imaging findings of lissencephaly: review of fetal cerebral sulcal

development. Radiographics. 2006;26(2):389–405.

18. Plasencia W, Dagklis T, Borenstein M, Csapo B, Nicolaides KH. Assessment

of the corpus callosum at 20–24 weeks’ gestation by three-dimensional

ultrasound examination. Ultrasound Obstet Gynecol. 2007;30(2):169–172.

19. Winter TC, Kennedy AM, Byrne J, Woodward PJ. The cavum septi pellucidi:

why is it important? J Ultrasound Med. 2010;29(3):427–444.

20. Shaw CM, Alvord EC Jr. Cava septi pellucidi et vergae: their normal and

pathological states. Brain. Mar 1969;92(1):213–223.

24

21. Rumack C, Drose J. Neonatal and infant brain imaging. In: Rumack C,

Wilson S, Charboneau J, editors. Diagnostic Ultrasound. St Louis: Elsevier;

2005:1623–1702.

22. Mack LA, Rumack CM, Johnson ML. Ultrasound evaluation of cystic

intracranial lesions in the neonate. Radiology. 1980;137(2):451–455.

23. Bowie JD, Kirks DR, Rosenberg ER, Clair MR. Caudothalamic groove: value

in identification of germinal matrix hemorrhage by sonography in preterm

neonates. AJR Am J Roentgenol. 1983;141(6):1317–1320.

24. Rosenfeld DL, Schonfeld SM, Underberg-Davis S. Coarctation of the lateral

ventricles: an alternative explanation for subependymal pseudocysts. Pediatr

Radiol. 1997;27(12):895–897.

25. Enríquez G, Correa F, Lucaya J, Piqueras J, Aso C, Ortega A. Potential

pitfalls in cranial sonography. Pediatr Radiol. 2003;33(2):110–117.

26. Makhoul IR, Zmora O, Tamir A, Shahar E, Sujov P. Congenital sub-

ependymal pseudocysts: own data and meta-analysis of the literature. Isr Med

Assoc J. 2001;3(3):178–183.

27. Fickenscher K, Bailey Z, Saettele M, Dahl A, Lowe L. Pediatric Cranial

Ultrasound: Techniques, Variants and Pitfalls. In: Bright P, editor.

Neuroimaging – Methods. InTech; 2012:217–232.

28. Middleton WD, Kurtz AB, Hertzbert BS. Ultrasound: the requisites. 2nd ed.

St Louis: Mosby-Year Book; 2009.

29. Bernard JP, Moscoso G, Renier D, Ville Y. Cystic malformations of the

posterior fossa. Prenat Diagn. 2001;21:1064–1069.

30. Bowerman RA. Tangential sulcal echoes: potential pitfall in the diagnosis of

parenchymal lesions on cranial sonography. J Ultrasound Med. 1987;6:685–

689.

31. Franco A, Lewis KN, Maresky H, Shelef I. Increased echogenicity of the

interhemispheric sulcus: a potential diagnostic pitfall on cranial ultrasound of

the newborn. Isr Med Assoc J. 2012;14(6):403–404.

25

32. Grant EG, Schellinger D, Richardson JD, Coffey ML, Smirniotopoulous JG.

Echogenic periventricular halo: normal sonographic finding or neonatal

cerebral hemorrhage. AJR Am J Roentgenol. 1983;140(4): 793–796.

33. Lowe LH, Bailey Z. State-of-the-art cranial sonography: Part 2, pitfalls and

variants. AJR Am J Roentgenol. 2011;196(5):1034–1039.

34. Towbin A. Central nervous system damage in the human fetus and newborn

infant. Mechanical and hypoxic injury incurred in the fetal-neonatal period.

Am J Dis Child. 1970;119(6):529–542.

35. Burstein J, Papile LA, Burstein R. Intraventricular hemorrhage and

hydrocephalus in premature newborns: a prospective study with CT. AJR Am

J Roentgenol. 1979;132(4):631–635.

36. Volpe JJ. Neurology of the Newborn. 5th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier;

2008.

37. Volpe JJ. Neurobiology of periventricular leukomalacia in the premature

infant. Pediatr Res. 2001;50:553–562.

38. de Vries LS, Eken P, Dubowitz LM. The spectrum of leukomalacia using

cranial ultrasound. Behav Brain Res. 1992;49(1):1–6.

39. Epelman M, Daneman A, Blaser SI, et al. Differential diagnosis of

intracranial cystic lesions at head US: correlation with CT and MR imaging.

Radiographics. 2006;26(1):173–196.

40. Resch B, Vollaard E, Maurer U, Haas J, Rosegger H, Muller W. Risk factors

and determinants of neurodevelopmental outcome in cystic periventricular

leucomalacia. Eur J Pediatr. 2000;159:663–670.

41. Blumenthal I. Periventricular leucomalacia: a review. Eur J Pediatr.

2004;163:435–442.

42. Coley BD, Hogan MJ. Cystic periventricular leukomalacia of the corpus

callosum. Pediatr Radiol. 1997;27:583–585.

43. Larroche JC, Amiel C. Thrombosis of the sylvian artery during the neonatal

period. Anatomical study and pathogenic discussion of so-called congenital

hemiplegia. Arch Fr Pediatr. 1966;23(3):257–274.

26

44. Mannino FL, Trauner DA. Stroke in neonates. J Pediatr. 1983;102(4): 605–

610.

45. Wenghoefer M, Ettema AM, Sina F, et al. Prenatal ultrasound diagnosis in 51

cases of holoprosencephaly: craniofacial anatomy, associated malformations,

and genetics. Cleft Palate Craniofac J. 2010;47(1): 15–21.

46. Dubourg C, Bendavid C, Pasquier L, Henry C, Odent S, David V.

Holoprosencephaly. Orphanet J Rare Dis. 2007;2:8.

47. Fiske CE, Filly RA. Ultrasound evaluation of the normal and abnormal fetal

neural axis. Radiol Clin N Am. 1982;20:285–296.

48. Manelfe C, Sevely A. Neuroradiological study of holoprosencephalies. J

Neuroradiol. 1982;9:15–45.

49. Babcock DS. The normal, absent, and abnormal corpus callosum:

sonographic findings. Radiology. 1984;151(2):449–453.

50. Di Salvo DN. A new view of the neonatal brain: clinical utility of supple-

mental neurologic US imaging windows. Radiographics. 2001;21(4): 943–

955.

51. McLeary RD, Kuhns LR, Barr M Jr. Ultrasonography of the fetal cerebellum.

Radiology. 1984;151(2):439–442.

52. Wilson ME, Lindsay DJ, Levi CS, Ackerman TE, Gordon WL. US case of

the day. Dandy-Walker variant with agenesis of the corpus callosum.

Radiographics. 1994;14(3):678–681.

53. Goodwin L, Quisling RG. The neonatal cisterna magna: ultrasonic evaluation.

Radiology. 1983;149(3):691–695.

54. McLean G, Coombs P, Sehgal A, et al. Measurement of the lateral ventricles

in the neonatal head: comparison of 2-D and 3-D techniques. Ultrasound Med

Biol. 2012;38(12):2051–2057.

55. Mondal P, Mukhopadhyay J, Sural S, et al. A robust method for

ventriculomegaly detection from neonatal brain ultrasound images. J Med

Syst. 2012;36(5):2817–2828.

27

56. Davies MW, Swaminathan M, Chuang SL, Betheras FR. Reference ranges for

the linear dimensions of the intracranial ventricles in preterm neonates. Arch

Dis Child Fetal Neonatal Ed. 2000;82(3):F218–F223.

57. Brouwer MJ, de Vries LS, Groenendaal F, et al. New reference values for the

neonatal cerebral ventricles. Radiology. 2012;262(1):224–233.

58. Anderson NG, Laurent I, Cook N, Woodward L, Inder TE. Growth rate of

corpus callosum in very premature infants. AJNR Am J Neuroradiol.

2005;26(10):2685–2690.

59. Armstrong RK, Fox LM, Cheong JL, Davis PG, Rogerson SK. Postnatal

ultrasound reliability in cerebellar vermis assessment. Arch Dis Child Fetal

Neonatal Ed. 2012;97(4):F307–F309.

60. Ozer A, Ozaksit G, Kanat-Pektas M, Ozer S. First trimester examination of

fetal nasal bone in the Turkish population. J Obstet Gynaecol Res.

2010;36(4):739–744.

61. Boxma A, Lequin M, Ramenghi LA, Kros M, Govaert P. Sonographic

detection of the optic radiation. Acta Paediatr. 2005;94(10): 1455–1461.

62. Armstrong DL, Bagnall C, Harding JE, Teele RL. Measurement of the

subarachnoid space by ultrasound in preterm infants. Arch Dis Child Fetal

Neonatal Ed. 2002;86(2):F124–F126.

63. Davies MW, Swaminathan M, Betheras FR. Measurement of the transverse

cerebellar diameter in preterm neonates and its use in assessment of

gestational age. Australas Radiol. 2001;45(3):309–312.

64. Wu YC, Hsieh WS, Hsu CH, et al. Relationship of neonatal cerebral blood

flow velocity asymmetry with early motor, cognitive and language

development in term infants. Ultrasound Med Biol. 2013;39(5): 797–803.

65. Vicenzini E, Pulitano P, Cicchetti R, et al. Transcranial Doppler for brain

death in infants: the role of the fontanelles. Eur Neurol. 2010;63(3): 164–169.

66. Meyberg-Solomayer GC, Soen M, Speer R, et al. Pathological prenatal

Doppler sonography findings and their association with neonatal cranial

ultrasound abnormalities in a high risk collective. Ultrasound Med Biol.

2008;34(8):1193–1199.

28

67. Horsch S, Skiöld B, Hallberg B, et al. Cranial ultrasound and MRI at term age

in extremely preterm infants. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed.

2010;95(5):F310–F314.

68. Maalouf EF, Duggan PJ, Counsell SJ, et al. Comparison of findings on

cranial ultrasound and magnetic resonance imaging in preterm infants.

Pediatrics. 2001;107(4):719–727.

69. Leijser LM, de Bruïne FT, Steggerda SJ, van der Grond J, Walther FJ, van

Wezel-Meijler G. Brain imaging findings in very preterm infants throughout

the neonatal period: part I. Incidences and evolution of lesions, comparison

between ultrasound and MRI. Early Hum Dev. 2009;85(2):101–109.

70. Mirmiran M, Barnes PD, Keller K, et al. Neonatal brain magnetic resonance

imaging before discharge is better than serial cranial ultrasound in predicting

cerebral palsy in very low birth weight preterm infants. Pediatrics.

2004;114(4):992–998.

71. de Vries LS, van Haastert IC, Benders MJ, Groenendaal F. Myth: cerebral

palsy cannot be predicted by neonatal brain imaging. Semin Fetal Neonatal

Med. 2011;16(5):279–287.

72. Taylor GA. Recent advances in neonatal cranial ultrasound and Doppler

techniques. Clin Perinatol. 1997;24(3):677–691.

73. Steggerda SJ, Leijser LM, Walther FJ, van Wezel-Meijler G. Neonatal cranial

ultrasonography: how to optimize its performance. Early Hum Dev.

2009;85(2):93–99.

74. van Wezel-Meijler G, Steggerda SJ, Leijser LM. Cranial ultrasonography in

neonates: role and limitations. Semin Perinatol. 2010;34(1):28–38.

29