117
PENGARUH AUDIT LAG, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN OLEH AUDITOR (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2009) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Nuraprianti 107082000188 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

  • Upload
    vutruc

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

PENGARUH AUDIT LAG, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA,

KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN

PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP

PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN OLEH AUDITOR

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di BEI Periode 2005-2009)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Nuraprianti107082000188

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/ 2011 M

Page 2: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

ii

PENGARUH AUDIT LAG, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA,

KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN

PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP

PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN OLEH AUDITOR

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di BEI Periode 2005-2009)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

NurapriantiNIM: 107082000188

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Amilin, SE, Ak, M.Si Fitri Damayanti,SE,.M.SiNIP. 197306152005011009 NIP. 198107312006042003

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011

Page 3: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini selasa, 1 juni 2011 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Nuraprianti

2. NIM : 107082000188

3. Jurusan : Akuntansi/Audit

4. Judul Skripsi : Pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisikeuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan danukuran perusahaan terhadap pemberian opini audit goingconcern oleh Auditor. (studi empiris pada perusahaanmanufaktur yang terdaftar di BEI periode 2005-2009)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yangbersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwamahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untukmelanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperolehgelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 1 Juni 2011

1. Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA. ( ________________________ )Ketua

2. Rahmawati, SE, MM ( ________________________ ).NIP. 19770814 200604 2 003 Sekertaris

3. Wilda Farah, SE.,M,Si.,Ak ( ________________________ )NIP. 19830326 200912 2 005 Penguji Ahli

Page 4: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Jum’at, 17 Juni 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Nuraprianti2. NIM : 1070820001883. Jurusan : Akuntansi4. Judul Skripsi : Pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi

keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuranperusahaan terhadap pemberian opini audit going concernoleh Auditor. (studi empiris pada perusahaan manufakturyang terdaftar di BEI periode 2005-2009)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yangbersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswatersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Islam Negri Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 Juni 2011

1. Herni Ali HT, SE., MM ( )Nidn. 0422125902 Ketua

2. Rahmawati, SE, MM ( ).NIP. 19770814 200604 2 003 Sekertaris

3. Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA ( ) Penguji Ahli 1

4. Dr. Amilin, SE, Ak, M.Si ( )NIP. 19730615 200501 1 009 Pembimbing I

5. Fitri Damayanti, SE, Ak, M.Si ( )NIP. 19810731 2006042003 Pembimbing II

Page 5: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Nuraprianti

No. Induk Mahasiswa : 107082000188

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui

pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan

bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk

dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 15 Juni 2011

Yang Menyatakan

(Nuraprianti)

Page 6: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : Nuraprianti

Tempat/ Tgl. Lahir : Tangerang, 09 November 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ayah : Encub Supandi

Nama Ibu : Ocah

Anak ke dari : 5 dari 6 bersaudara

Status : Belum menikah

Agama : Islam

Alamat : Kp. Gardu, Ds. Cirarab Rt/Rw 001/001 Kecamatan

Legok- Tangerang

No. Telp : 085959454170

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1995 – 2001 : SDN 1 Legok, Tangerang

2001 – 2004 : MTs Ta’Dibulummah, Bogor

2004 – 2007 : MAN Parung Panjang, Bogor

2007 – 2011 : S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENDIDIKAN INFORMAL

2002-2003 : Kursus Bahasa Inggris di Lembaga Perintis

Page 7: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

vii

EFFECT OF AUDIT LAG, PREVIOUS AUDIT REPORT, FINANCIALCONDITION, COMPANY’S GROWTH AND COMPANY SIZE WOULD

GIVE A GOING CONCERN OPINION BY AUDITOR(Empirical Study on Manufacturing Companies listed at Indonesia Stock

Exchange 2005-2009 )

By: Nuraprianti

ABSTRACT

The main purpose of this research is to analyze the effect of audit lag,previous audit report, financial condition, company’s growth and company sizewould gift a going concern opinion by auditor. The population of this researchare manufacturing companies that listed at Indonesia Stock Exchange from 2005-2009. Sample’s are selected by purpossive sampling method and obtained 145financial statement data. Logistic regression is used to examine the hypothesis.The result indicate that financial condition previous audit report and companysize are significantly affect the going concern audit opinion. On the other hand,audit lag and company’s growth does not have effect on going concern auditopinion.

Keywords: going concern, audit lag, previous audit report, financial condition,company’s growth and company size.

Page 8: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

viii

PENGARUH AUDIT LAG, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA,

KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN

PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode

2005-2009)

Oleh: Nuraprianti

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh audit lag, opiniaudit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, opini pertumbuhanperusahaan dan ukuran perusahaan terhadap pemberian opini audit going concernoleh auditor. Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar diBursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2005-2009. Sampel dipilih berdasarkanmetode purposive sampling dan dari hasil tersebut diperoleh 145 data laporankeuangan perusahaan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalahregresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit tahunsebelumnya, kondisi keuangan perusahaan dan ukuran perusahaan berpengaruhsignifikan terhadap pemberian opini audit going concern. Sedangkan, audit lagdan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberianopini audit going concern.

Kata Kunci: going concern, audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisikeuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuranperusahaan.

Page 9: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul PENGARUH AUDIT LAG, KONDISI KEUANGAN

PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA,

PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN OLEH

AUDITOR.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat -syarat

guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan Skripsi ini tentu saja tidak terlepas dari bimbingan,

bantuan, serta kerja sama berbagai pihak. Oleh karena itu tidak lupa penulis

menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada:

1. Kedua orang tua tercinta (Encub Supandi & Ocah) atas semua

pengorbanan moril dan materil, motivasi serta do’a disetiap sujudmu yang

tiada henti-hentinya kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syrif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Amilin selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah bersedia

meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam

penulisan skripsi ini.

4. Ibu Fitri Damayanti SE., MSi selaku dosen pembimbing skripsi II yang

telah memberikan banyak masukan dan bimbingan dalam penulisan skripsi

ini.

5. Ibu Rahmawati SE., MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syrif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

x

6. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatulah

Jakarta yang telah memberikan segenap ilmunya.

8. Seluruh keluarga yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada

henti-hentinya kepada penulis, kaka-kakaku tersayang..Sulastini, Sumiati,

M.Ruslan, Rudiansyah dan adiku Selviana. Terimakasih banyak!!

9. keluarga besar Encub Supandi...terimakasih banyak!!semoga keluarga

selalu dalam kasih sayangNya.

10. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

11. Orang-orang tercinta dan keluargaku dikampus, (ka Putro juwono, Yuli,

Anisa, Eha, Yulinda, Nopi, Isty, Alvi, Neng, Kabul, Tika, Tya terimakasih

banyak!) Ida Farida dan Shindy….tetap semangat!! Aku sayank kalian.

12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, tanpa mengurangi

rasa hormat, saya ucapkan terima kasih banyak atas masukkan, support,

dan kenangan lainnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Juni 2011

NURAPRIANTI

Page 11: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

xi

DAFTAR ISI

Keterangan Halaman

LEMBAR JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ iii

LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI ................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .......................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi

ABSTRACT ..................................................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ..................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 15

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 16

1. Tujuan Penelitian ............................................................ 16

2. Manfaat Penelitian .......................................................... 16

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Auditing .............................................................. 18

Page 12: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

xii

1. Jenis-jenis Auditor .......................................................... 19

2. Jenis Audit....................................................................... 22

3. Opini Audit ..................................................................... 25

B. Going concern ....................................................................... 30

1. Pengertian going concern................................................ 30

2. Manfaat informasi going concern ................................... 31

C. Opini Audit Going concern................................................... 34

D. Audit lag ................................................................................ 37

E. Opini Audit Tahun Sebelumnya............................................ 38

F. Kondisi Keuangan Perusahaan.............................................. 40

G. Pertumbuhan Perusahaan ...................................................... 41

H. Ukuran Perusahaan................................................................ 43

I. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis.......... 45

J. Penelitian Terdahulu.............................................................. 49

K. Kerangka Pemikiran.............................................................. 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian..................................................... 56

B. Metode Penentuan Sampel.................................................... 56

C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 57

D. Metode Analisis Data Dan Pengujan Statistik ...................... 57

1. Uji statistik deskriptif...................................................... 57 58

2. Uji hipotesis .................................................................... 58 58

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian..................................... 59

Page 13: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

xiii

1. Variabel dependen........................................................... 59

2. Variabel independent ...................................................... 59

a. Audit lag .................................................................... 59

b. Opini audit tahun sebelumnya................................... 60

c. Kondisi keuangan perusahaan................................... 60

d. Pertumbuhan perusahaan .......................................... 60

e. Ukuran perusahaan.................................................... 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 64

B. Statistik Deskriptif ................................................................ 65

1. Audit Lag......................................................................... 68

2. Opini Audit Tahun Sebelumnya...................................... 68

3. Kondisi Keuangan Perusahaan ....................................... 69

4. Pertumbuhan Perusahaan ................................................ 72

5. Ukuran Perusahaan.......................................................... 73

C. Analisis dan Pembahasan...................................................... 74

1. Uji Hipotesis ................................................................... 74

2. Uji Kelayakan Model Regresi......................................... 74

3. Uji Keseluruhan Model (overall model fit)..................... 75

4. Uji Koefisien Determinasi .............................................. 76

5. Uji Multikolinearitas ....................................................... 77

6. Matriks Klasifikasi .......................................................... 77

7. Uji Koefisien Regresi ..................................................... 79

Page 14: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

xiv

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan ..................................................................... 83

B. Implikasi.......................................................................... 84

C. Keterbatasan.................................................................... 85

D. Saran................................................................................ 86

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 87

LAMPIRAN.................................................................................................... 90

Page 15: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.2 Kasus kebangkrutan terbesar sepanjang sejarah dunia ..................... 8

2.1 Hasil-hasil penelitian terdahulu......................................................... 50

3.1 Tabel operasionalisasi variable ......................................................... 62

4.1 Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria ....................................... 65

4.2 Nama perusahaan hasil observasi...................................................... 66

4.3 Distribusi observasi berdasarkan opini audit .................................... 67

4.4 Distribusi audit lag terhadappemberian opini audit going concern

oleh auditor........................................................................................ 68

4.5 Frekuensi opini audit tahun sebelumnya........................................... 69

4.6 Distribusi OGC dan NGOC berdasarkan kondisi keuangan............. 71

4.7 Frekuensi pertumbuhan laba ............................................................. 72

4.8 Statistik deskriptif ............................................................................. 73

4.9 Hasil uji kelayakan model regresi homser and lemeshow test.......... 75

4.10 Hasil uji keseluruhan model dengan data ......................................... 75

4.11 Variabelitas variabel dependen dengan variabel independen

negelkerke R Square ......................................................................... 76

4.12 Matrik korelasi .................................................................................. 77

4.13 Matrik klasifikasi .............................................................................. 78

4.14 Hasil uji koefisien regresi ................................................................. 79

Page 16: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1. Kerangka Pemikiran....................................................................... 55

Page 17: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Daftar perusahaan yang masuk dalam kategori sampel .......................... 91

2. Data variabel independen dan dependen tahun 2005.............................. 95

3 Data variabel independen dan dependen tahun 2006.............................. 95

4. Data variabel independen dan dependen tahun 2007.............................. 96

5. Data variabel independen dan dependen tahun 2008.............................. 96

6. Data variabel independen dan dependen tahun 2009.............................. 97

7. Hasil uji SPSS ......................................................................................... 97

Page 18: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam beberapa dekade terakhir ini, terjadi penurunan usia harapan

hidup perusahan di beberapa negara di Eropa, seperti: di Jerman, Perancis dan

Inggris. Di Jerman misalnya, usia harapan hidup perusahaan menurun dari 45

tahun menjadi 18 tahun, di Perancis, dari 13 tahun menjadi 9 tahun, dan yang

terjadi di Inggris, yang semula 10 tahun menurun menjadi hanya 4 tahun.

sepertiga dari perusahaan yang terdaftar dalam Fortune 500 tahun 1970 telah

lenyap pada 1983, baik karena merger, akuisisi maupun perpecahan, survey

dari Belanda yang menunjukkan rata-rata usia harapan hidup perusahaan di

Jepang dan Eropa adalah 12,5 tahun (De Geus, 1997:7). Penyebab utama

penurunan tersebut adalah maraknya kegiatan marger dan akuisisi. Namun

kegiatan marger dan akuisisi tersebut adalah distress selling, yaitu karena

perusahaan mengalami kesulitan, bukan karena strategic buying.

Di Indonesia sendiri, belum secara pasti diketahui usia harapan hidup

perusahaan rata-rata. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Payatma &

Setiawan (2004) terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang melakukan

kegiatan marger dan akuisisi diperoleh indikasi bahwa tujuan ekonomis

dilakukannya marger dan akuisisi tidak tercapai. Berikut kesimpulan hasil

penelitian Payatma & Setiawan (2004).

Page 19: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

2

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian secara serentak

terhadap semua rasio keuangan untuk satu tahun sebelum dengan satu tahun

setelah pengumuman Marger & Akuisisi, dua tahun sebelum dengan satu tahun

sesudah pengumuman Marger & Akuisisi, satu tahun sebelum dengan dua

tahun sesudah pengumuman Marger & Akuisisi dan dua tahun sebelum dan

dua tahun sesudah tidak berbeda secara signifkan. Jadi, kinerja perusahaan

manufaktur setelah melakukan Marger & Aakuisisi ternyata tidak mengalami

perbaikan dibandingkan dengan sebelum melaksanakan Marger & Akuisisi.

Pengujian secara parsial menunjukkan ada perbedaan yang signifkan

untuk rasio keuangan Total Asset Turnover, ROI dan ROE untuk pengujian

satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah pengumuman Marger & Akuisisi,

rasio keuangan Fixed Asset Turnover, ROI, ROE, dan NPM untuk pengujian

satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah pengumuman Marger & Akuisisi;

rasio keuangan Total Asset Turnover dan Fired Asset Turnover untuk

pengujian dua tahun sebelum dan satu tabun sesudah pengumuman Marger &

Akuisisi, rasio keuangan fixed asset turnover total asset to debt, net worth to

debt, dan total asset turnover untuk pengujian dua tahun sebelum dan dua

tahun sesudah pengumuman Marger & Akuisisi. Rasio keuangan tersebut

mengalami penuruan setelah perusahaan melakukan Marger & Akuisisi. Jadi,

berdasarkan analisis kinerja keuangan perusahaan dari sisi rasio keuangan

Marger & Akuisisi tidak menimbulkan sinergi bagi perusahaan. Atau dengan

kata lain, motif ekonomi bukanlah motif utama perusahaan melakukan Marger

& Akuisisi.

Page 20: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

3

Hasil pengujian terhadap rasio keuangan diperkuat dengan hasil

pengujian terhadap abnormal return perusahaan yang melakukan Marger &

Akuisisi. Hasil pengujian menunjukkan abnormal return perusahaan pada

periode jendela sebelum pengumuman Marger & Akuisisi, berbeda dengan

abnormal return pada periode jendela sesudah pengumuman Marger &

Akuisisi. Abnormal return sesudah pengurnuman Marger & Akuisisi justru

negatif, sedangkan sebelum pengumuman Marger & Akuisisi abnormal return

positif. Artinya, kinerja perusahaan dari sisi kinerja saham justru mengalami

penurunan setelah pengumurman Marger & Akuisisi. Investor menganggap

Marger & Akuisis yang dilakukan oleh perusahaan tidak menimbulkan sinergi

bagi perusahaan, bahkan menjadi reverse sinergy. Hasil penelitian ini memberi

indikasi bahwa tujuan ekonomis dilakukannya merger dan akuisisi tidak

tercapai. Hal ini mungkin disebabkan karena alasan non ekonomis yang lebih

hanya dipertimbangkan, atau mungkin keputusan merger dan akuisisi

dilakukan dengan maksud untuk menyelamatkan target company dari ancaman

kebangkrutan, yang memang kondisinya terpuruk, seperti yang banyak terjadi

dalam masa krisis ekonomi dewasa ini (Payatma & Setiawan., 2004:280).

Keputusan merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan dengan

maksud untuk menyelamatkan target company dari ancaman kebangkrutan

dapat kita lihat pada Enron, sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis

di Houston, Texas, Amerika Serikat, dan merupakan salah satu perusahaan

terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kerta, serta

komunikasi. Mirip tragedi WTC, tapi minus darah dan kematian, Enron

Page 21: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

4

menguap jadi debu saat perusahaan itu menyatakan diri bangkrut pada 2

desember 2001, namun pada ahhir November, Enron bisa sedikit bernafas lega

ketika Dynegy Inc berniat membeli sahamnya dalam sebuah kesepakatan

marger. Harapan itu tidak berumur lama, Dynegy mundur setelah Enron

semaki kehilangan kepercayaan investor dan rating kreditnya jatuh ketitik

terendah, hanya puluhan sen nilainya, beberapa hari kemudian Enron menyerah

dengan mengajukan petisi bangkrut. Keputusan merger yang dipilih Enron

bukan bertujuan untuk memperluas pangsa pasar atau skala usahanya, namun

untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrut.

Kegiatan Akuisisi juga terjadi pada salah satu perusahaan perbankan di

Indonesi, yaitu pada Bank CIMB Niaga, Bank yang berdiri pada tanggal 26

September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada bulan November 2002,

Commerce Asset-Holding Berhad (CAHB), kini dikenal luas sebagai CIMB

Group Holdings Berhad (CIMB Group Holdings), mengakuisisi saham

mayoritas Bank Niaga dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Di

bulan Agustus 2007 seluruh kepemilikan saham berpindah tangan ke CIMB

Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi

kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group dengan platform universal

banking.

Selain itu, kegiatan marger juga banyak dialami perusahaan di

Indonesia, seperti yang terjadi pada LippoBank & CIMB Niaga. Khazanah

yang merupakan pemilik saham mayoritas CIMB Group Holdings

mengakuisisi kepemilikan mayoritas LippoBank pada tanggal 30 September

Page 22: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

5

2005. Seluruh kepemilikan saham ini berpindah tangan menjadi milik CIMB

Group pada tanggal 28 Oktober 2008 sebagai bagian dari reorganisasi internal

yang sama.

Sebagai pemilik saham pengendali dari Bank Niaga (melalui CIMB

Group) dan LippoBank, sejak tahun 2007 Khazanah memandang

penggabungan (marger) sebagai suatu upaya yang harus ditempuh agar dapat

mematuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang telah ditetapkan oleh

Bank Indonesia. Penggabungan ini merupakan merger pertama di Indonesia

terkait dengan kebijakan SPP. Pada bulan Mei 2008, nama Bank Niaga

berubah menjadi Bank CIMB Niaga. Kesepakatan Rencana Penggabungan

Bank CIMB Niaga dan LippoBank telah ditandatangani pada bulan Juni 2008,

yang dilanjutkan dengan Permohonan Persetujuan Rencana Penggabungan dari

Bank Indonesia dan penerbitan Pemberitahuan Surat Persetujuan

Penggabungan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di bulan

Oktober 2008. LippoBank secara resmi bergabung ke dalam Bank CIMB

Niaga pada tanggal 1 November 2008 (Legal Day 1 atau LD1) yang diikuti

dengan pengenalan logo baru kepada masyarakat luas. kasus-kasus perusahaan

perbankan di Indonesia yang melakukan akuisisi dapat kita lihat pada table 1.1

Page 23: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

6

Table 1.1Perusahaan perbankan yang melakukan akuisisi

No Nama Bank Akuisisi %saham

1 Konsorsium Wishart Bank Anglomas Intl 902 Hana Bank + IFC Bank Bintang Manunggal 613 Triputra Persada R Bank Purba Danarta 81,494 Kharisma Putra K Bank Ina Perdana 555 Dian Intan Pertiwi Bank Finconesia 516 Bank Victoria Bank Swaguna 99,797 Rabobank Bank Haga & Hagakita -8 BoTM-UFJ+Acom Bank Nusantara P 75,419 Bank Commonwealth Bank Arta Niaga K 8010 BRI Bank Jasa Arta

11 Bank of India Bank Swadesi 10012 ICBC Bank Halim 9013 Bank Index Selindo Bank Harmoni -14 Bank Multicor Bank Windu Kentjana -15 Bank Panin Bank Harfa 10016 Bank Mandiri Bank Sinar H (Bali) 80

Sumber: http://bataviase.co.id/node/531452

Ketika strategi merger dan akuisisi tidak diambil oleh perusahaan

sebagai langkah penyelamatan kelangsungan hidup perusahaan, maka

kebangkrutanlah yang akan dihadapi oleh perusahaan, hal tersebut dapat kita

lihat pada berbagai kasus kebangkrutan yang dialami perusahaan-perusahaan

baik di dalam negeri maupun perusahaan diluar negeri. Seperti kebangkrutan

yang terjadi pada beberapa perusahaan maskapai penerbangan di Indonesia,

seperti: Sempati Air, Adam Air, Star Air, Bouraq, Indonesian Airline, Eva Air

dan Jatayu Air.

Selain perusahaan maskapai penerbangan yang telah disebutkan diatas,

baru-baru ini tragedi kebangkrutan nyaris menyapa perusahaan penerbangan

Page 24: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

7

PT Mandala Airlines, perusahaan yang didirikan pada 17 April 1969 dan

awalnya merupakan bagian dari badan militer Indonesia. Pada bulan April

2006, grup transportasi Indonesia, Cardig International mengakuisisi maskapai

penerbangan tersebut senilai Rp300 Milyar (34 Juta USD). Pada bulan Oktober

2006, Indigo Partners, sebuah perusahaan investasi mengakuisisi 49% saham

Cardig.

Pada tanggal 11 Februari 2011, PT Mandala Airlines menerbitkan press

release mengenai pengajuan rencana perdamaian untuk selamatkan

perusahaan. Dalam press release tersebut, perusahaan meminta dukungan dari

para krediturnya atas rencana perdamaian yang telah diajukan kepada

pengadilan Niaga pada 4 Februari 2011. Secara hukum, perusahaan akan

dilikuidasi jika kreditur tidak menyepakati rencana perdamaian tersebut.

Selain PT Mandala Airlines, kebangkrutanpun dialami oleh perusahaan

maskapai penerbangan Japan Airlines (JAL), perusahaan penerbangan

terkemuka di Jepang dengan perolehan pendapatan terbesar di kawasan Asia.

JAL resmi mengajukan perlindungan pailit pada Selasa, 19 Januari 2010. ini

merupakan kasus kebangkrutan keempat terbesar di Jepang. Bahkan JAL

menjadi perusahaan non-keuangan yang menderita kebangkrutan terbesar di

Negeri Matahari Terbit itu.

Dari beberapa kasus kebangkrutan dunia, berikut data-data

kebangkrutan terbesar, urut dari yang memiliki aset tertinggi:

Page 25: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

8

Table 1.2Kasus kebangkrutan terbesar sepanjang sejarah dunia

No Nama perusahaan Tahunbangkrut

Total asset

1 Lehman Brothers Holdings Inc 2008 US$ 691.000.000.0002 Washington Mutual Inc 2008 US$ 327.900.000.0003 WorldCom Inc 2002 US$ 103.900.000.0004 General Motors Corp 2009 US$ 91.000.000.0005 CIT 2009 US$ 71.000.000.0006 Enron Corp 2001 US$ 65.500.000.0007 Conseco Inc 2002 US$ 61.000.000.0008 Chrysler LLC 2009 US$ 39.000.000.0009 Thornburg Mortgage Inc 2009 US$36.500.000.00010 Pacific Gas and Electric Co 2001 US$36.100.000.00011 Texaco Inc 1987 US$ 34.900.000.00012 Financial Corp of America 1988 US$ 33.800.000.00013 Refco Inc 2005 US$ 33.300.000.00014 Indymac Bancorp 2008 US$ 32.700.000.00015 Global Crossing Ltd 2002 US$ 30.100.000.00016 Bank of England New Corp 1991 US$ 29.700.000.00017 General Growth Properties Inc 2009 US$ 29.500.000.00018 Lyondell Chemical Co 2009 US$ 29.300.000.00019 Calpine Corp 2005 US$ 27.200.000.00020 New Century 2007 US$ 26.100.000.00021 UAL Corp 2002 US$25.100.000.00022 Delta Air Lines Inc 2005 US$21.800.000.000

Sumber: http://www.fx6.net/technical/2693-22-largest-bankruptcies-world-history.html

Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan terkemuka di

dunia yang kemudian runtuh dan hanya meninggalkan cerita singkat mengenai

kejayaan kelangsungan hidup usaha mereka. berdasarkan tabel diatas, dapat

disimpulkan bahwa perusahaan dengan image yang begitu baik dan nilai asset

yang begitu besar masih memungkinkan dilanda masalah kebangkrutan. Kasus-

kasus kebangkrutan perusahaan raksasa tersebut harus menjadi fokus penting

bagi auditor untuk tetap memperhatika masalah status kelangsungan hidup

Page 26: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

9

perusahaan. Agar tidak membawa dampak yang merugikan para pemangku

kepentingan internal maupun eksternal perusahaan.

Disinilah peran auditor sangat diperlukan, sebagai lembaga independen

yang mempunyai fungsi sebagai monitoring dengan memberikan opini going

concern pada laporan keuangan perusahaan, sehingga dapat memprediksi

apakah perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan (financial distress)

atau tidak. Menons & William (2010:2076), mengemukakan auditor memiliki

keahlian jasa audit, bukan dalam memutuskan status going concern sebuah

perusahaan, dan asersi mereka mungkin tidak menambah apa yang telah

investor ketahui, disisi lain, auditor mempunyai akses kepada informasi yang

tidak tersedia bagi investor dan bisa mengungkapkan informasi tersebut

kedalam laporan audit going concer (going concern audit report). Para

pemakai laporan keuangan merasa bahwa pengeluaran opini audit going

concern ini sebagai prediksi kebangkrutan suatu perusahaan. Ketika kondisi

ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor mengharapkan

auditor memberikan early warning akan kegagalan keuangan perusahaan

(Chen dan Church 1996) dalam Praptitorini dan Januarti (2007:2). Pengeluaran

opini audit going concern ini juga sangat diperlukan bagi para investor yang

akan menginvestasikan dana mereka pada suatu perusahaan, investor perlu

mengetahui mengenai kondisi keuangan perusahaan sebelum melakukan

investasi pada perusahaan tersebut, terutama yang menyangkut mengenai

kelangsungan hidup perusahaan sebelum mereka menginvestasikan dananya.

Hal tersebut membuat auditor mempunyai tanggung jawab yang besar untuk

Page 27: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

10

mengeluarkan opini audit going concern yang konsisten dengan keadaan

perusahaan sesengguhnya. Santosa dan Wedari (2007:142), kajian atas opini

audit going concern dapat dilakukan dengan melihat kondisi internal

perusahaan, seperti kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit

tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan.

Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Dengan

adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap akan mampu

mempertahankan usahanya dalam jangka panjang, tidak akan dilikuidasi dalam

jangka waktu pendek (Hani dan Mukhlisin., 2003:1223). Going concern

merupakan asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan, suatu

perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau

mengurangi secara material skala usahanya (IAI dalam (pernyataan standar

akuntansi keuangan, 2009:5, paragraph 23). Going concern sebagai asumsi

bahwa perusahaan dapat mempertahankan hidupnya (going concern) secara

langsung akan mempengaruhi laporan keuangan. Laporan keuangan yang

disiapkan menggunakan dasar going concern kemungkinan akan berbeda

secara subtansial dengan laporan keuangan yang disiapkan pada asumsi bahwa

perusahaan tidak going concern. Konservatisme auditor untuk menerbitkan

opini modifikasi going concern lebih meningkat setelah kebangkrutan Enron

(Feldmann & Read, 2010:277).

Pernyataan wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) mempunyai

arti bahwa laporan keuangan yang dibuat perusahaan telah bebas dari salah saji

material. Tetapi, apabila laporan audit bentuk wajar dengan pengecualian

Page 28: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

11

(qualified), tidak wajar (adverse), atau tidak memberikan pendapat

(disclaimer), diterbitkan pada saat auditor merasa tidak memperoleh kepuasan

dalam pelaksanaan auditnya, atau menemukan bukti bahwa laporan keuangan

tidak disajikan secara wajar, atau merasa tidak independen. Sehingga auditor

wajib untuk memberikan informasi tambahan. Penyebab-penyebab utama

ditambahkannya suatu paragraph penjelasan atau modifikasi kalimat pada

laporan audit bentuk baku antara lain disebabkan oleh tidak adanya konsistensi

dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, Ketidakpastian atas

kelangsungan hidup perusahaan (going concern), Auditor menyetujui

terjadinya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum,

Penekanan pada suatu masalah, dan Laporan yang melibatkan auditor lainnya

(Arens, Beaslly, Elder, 2010:51).

Penelitian-penelitian tentang opini audit going concern yang dilakukan

diindonesia antara lain dilakukan Santosa dan Wedari (2007), yang

menggunakan 5 variabel penelitian, yaitu 3 variabel keuangan (kondisi

keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan) serta

dua variabel non-keuangan (kualitas audit dan opini audit tahun sebelumnya)

terhadap perusahaan manufaktur dengan menggunakan regresi logistik

memberikan bukti empiris bahwa variabel kondisi keuangan perusahaan yang

diproksikan dengan model kebangkrutan yang digunakan adalah the altman

model dan the springate model, opini audit tahun sebelumnya dan ukuran

perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going

Page 29: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

12

concern. Untuk variabel kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Januarti & Fitrianasari

(2008:55), dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan (rasio profitabilitas,

aktivitas, laverage, pertumbuhan penjualan serta rasio nilai pasar) dan rasio

non-keuangan (ukuran perusahaan, reputasi KAP, auditor-client tenure) tidak

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, dimana

rasio keuangan (liquidity ratio) dan dua rasio non-keuangan (opini audit tahun

sebelumnya dan audit lag) berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit

going concern yang dianalisis dari 282 perusahaan manufaktur yang listing di

Jakarta stock exchange (JSX) pada waktu itu dari tahun 2000 sampai dengan

2005.

Hingga saat ini topik mengenai bagaimana tanggung jawab auditor

dalam menyikapi masalah going concern masih menarik untuk diteliti. Auditor

memiliki suatu tanggung jawab untuk mengevaluasi status kelangsungan hidup

perusahaan dalam setiap pekerjaan auditnya (Fany & Saputra., 2005:967).

Independensi auditor dalam memberikan opini atas laporan keuangan yang

diauditnya harus mempertimbangkan going concern (kelangsungan usaha)

auditee. Auditor tidak bisa lagi hanya menerima pandangan manajemen bahwa

segala sesuatunya baik. Penilaian going concern lebih didasarkan pada

kemampuan perusahaan untuk melanjutkan operasinya dalam jangka waktu 12

bulan kedepan. Untuk sampai pada kesimpulan apakah perusahaan akan

memiliki going concern atau tidak, auditor harus melakukan evaluasi secara

Page 30: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

13

kritis terhadap rencana-rencana manjemen. Pada kenyataannya, masalah going

concern merupakan hal yang kompleks dan terus ada. Sehingga diperlukan

faktor-faktor sebagai tolak ukur yang pasti untuk menentukan status going

concern pada perusahaan. dan kekonsistensian faktor-faktor tersebut harus

diuji agar dalam keadaan ekonomi yang fluktuatif, status going concern tetap

diprediksi (Praptitorini dan Januarti., 2007:4).

Pada penelitian ini, penulis berusaha untuk menganalisis beberapa

faktor yang mempengaruhi pemberian opini audit going concern oleh auditor

diantaranya; ukuran perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, kondisi

keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan audit lag dalam

meningkatkan kemungkinan sebuah perusahaan yang mengalami kesulitan

(financial distress) untuk menerima pendapat wajar dengan pengecualian

(qualified opinion) untuk kelangsungan usahanya (going concern).

Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Santosa dan Wedari (2007), yang meneliti mengenai “analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan opini audit going

concern”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada

tahun pengamatan, penggunaan model prediksi kebangkrutan dengan

menggunakan the springate model, dan penambahan satu variabel independen,

dan penggunaan metode pengujian regresi logistik. Adapun penjelasan

perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:

Page 31: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

14

1. Tahun pengamatan. Pada penelitian sebelumnya pengamatan dimulai dari

tahun 2001 sampai dengan 2005, sedangkan pada penelitian ini dimulai

tahun 2005 sampai 2009.

2. Variabel independen berupa kondisi keuangan perusahaan pada penelitian

sebelumnya diukur dengan empat model prediksi kebangkrutan yaitu the

zmijeski model, the altman model, revised altman model dan springate

model, sedangkan dalam penelitian ini kondisi keuangan perusahaan diukur

hanya dengan menggunakan the springate model, karena penulis merasa

bahwa the springate model merupakan model prediksi kebangkrutan yang

lebih akurat dari the zmijeski model, sedangkan model prediksi

kebangkrutan the altman model dan revised altman model merupakan model

prediksi kebangkrutan yang sudah banyak digunakan dalam penelitian-

penelitian sebelumnya.

3. Untuk keandalan daya analisis pengaruh variabel bebas dengan variabel

independennya, maka pengujian dilakukan dengan menggunakan regresi

logistik, karena variabel terikatnya merupakan data kualitatif yang

menggunakan variabel dummy (Sumodiningrat., 2001:359). Pengujian juga

dilakukan dengan menggunakan alat bantu program komputer statistik

terbaru SPSS versi 17.

4. Penambahan satu variabel independen, yaitu variabel audit lag, karena

penulis tertarik terhadap variabel tersebut. ketertarikan tersebut dipicu oleh

estimasi penulis bahwa audit lag merupakan salah satu bagian yang

mendasari auditor dalam pemberian opini audit going concern, dan hal yang

perlu dipertimbangkan oleh auditor dalam memberikan opini audit going

concern.

Page 32: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

15

Dengan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “pengaruh audit lag, opini audit tahun

sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan,dan

ukuran perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern oleh

auditor (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

BEI Periode 2005-2009).”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah audit lag berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian opini

audit going concern oleh auditor?

2. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh secara signifikan

terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor?

3. Apakah kondisi keuangan perusahaan berpengaruh secara signifikan

terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor?

4. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap

pemberian opini audit going concern oleh auditor?

5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap

pemberian opini audit going concern oleh auditor?

Page 33: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

16

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk menguji dan menganalisis pengaruh faktor audit lag, opini

audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan

perusahaan dan ukuran perusahaan, terhadap pemberian opini audit going

concern oleh auditor.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi

masyarakat bisnis atau praktisi dan bagi dunia akademis. adapun penjelasan

manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kontribusi akademis

1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai

bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk

menambah ilmu pengetahuan.

2) Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang kelangsungan hidup

perusahaan serta menambah pengetahuan akuntansi khususnya

auditing dan akuntansi manajemen dengan memberikan bukti

empiris tentang pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya,

kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran

perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern oleh

auditor.

3) Peneliti berikutnya, Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang

akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

Page 34: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

17

4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta

menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang pemberian

opini audit going concern oleh auditor sehingga diharapkan dapat

bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang.

b. Kontribusi Praktis

1) Bagi praktisi akuntan publik terutama bagi auditor dalam

memberikan penilain keputusan opini audit yang mengacu pada

kelangsungan hidup (going concern) perusahaan dimasa yang akan

dating. Hal ini dengan memperhatikan kondisi keuangan dan non-

keuangan pada perusahaan.

2) Bagi masyarakat bisnis, dalam hal ini investor agar hasil dari

penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil

keputusan untuk berinvestasi diperusahaan manufaktur yang listing

di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi penerimaan audit going concern pda laporan

keuangan perusahaan tersebut.

Page 35: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

18

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Auditing

Ada beberapa definisi mengenai audit yang dipaparkan oleh para ahli

di bidang akuntansi, diantaranya:

Menurut Agoes (2004:3), auditing adalah: “suatu pemeriksaan yang

dilakukan secara kritis dan sistmatis, oleh pihak yang independen terhadap

laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan

pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat

memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.

Menurut Boynton dan Johnson (2006:6) definisi audit adalah:

“A systemic process of objectively obtaining and evaluating evidenceregarding assertion about the degree of correspondence between thoseassertion and established criteria and communicating the result to theinterested users”.Artinya Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untukmemperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungandengan asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwaekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersitersebut dengan kriteria yang ditetapkan serta mengkomunikasikanhasilnya kepada pengguna informasi tersebut.

Menurut Halim (2008:1), definisi audit yang berasal dari ASOBAC (A

Statement of Basic Accounting Concepts) adalah sebagai berikut:

“Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun danmengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentangberbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkatkesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telahditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yangberkepentingan”.

Page 36: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

19

Sedangkan menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2010:4) definisi

auditing adalah sebagai berikut:

“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence aboutinformation to determine and report on the degree of correspondencebetween the information and established criteria. Auditing should bedone by a competent, independent person”.Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenaiinformasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antarainformasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harusdilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disumpulkan bahwa auditing

merupakan suatu cara yang sistematis dalam memeriksa laporan keuangan

dimulai dari bukti-bukti transaksi kemudian dicocokan dengan angka-angka

yang ada dalam laporan keuangan dan menentukan tingkat kesesuaian antara

informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk kemudian

dikomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.

1. Jenis-jenis Auditor

Menurut William, Steaven Dan Douglas (2006:65), beberapa jenis

auditor dapat diidentifikasi, dan mereka dapat diklasifikasikan dibawah

empat kelompok, yaitu auditor eksternal, auditor internal, auditor

pemerintah, dan auditor forensik.

a. Auditor Eksternal (external auditors)

Auditor Eksternal sering disebut sebagai auditor independen atau

bersertifikat akuntan public (BAP atau CPA). Seorang auditor eksternal

bisa berpraktek sebagai pemilik tunggal atau anggota dari kantor

akuntan.

Page 37: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

20

b. Auditor Internal (internal auditors)

Auditor internal adalah auditor yang dipekerjakan oleh satu perusahaan,

persekutuan, badan pemerintah, individu, dan entitas lainnya.

c. Auditor Pemerintah (governance auditors)

Auditor pemerintah adalah auditor yang dipekerjakan oleh badan

federal, negara bagian, dan lokal. Secara umum mereka dapat dianggap

sebagai bagian dari kategori yang lebih luas dari auditor internal.

d. Auditor Forensik (forensic auditors)

Auditor Forensic adalah auditor yang dipekerjakan oleh perusahaan,

badan pemerintah, kantor akuntan publik, dan konsultan jasa konsultasi

dan investasi. Mereka dilatih untuk mendeteksi, menginvestigasi, dan

mencegah kecurangan serta kejahatan kerah putih.

Sedangkan menurut Arens, Beaslly, Elder (2010:15), terdapat tiga

jenis auditor, yaitu: Auditor pemerintah, auditor internal, dan auditor

independen.

a. Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah adalah audit profesional yang bekerja di instansi

pemerintah, yang tugas pokoknya melakukan audit atas

pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi

atau entitas pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang

ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak auditor yang

bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut auditor

pemerintah adalah auditor yang bekerja di Badan Pengawasan

Page 38: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

21

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) serta instansi pajak

b. Auditor Internal

Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada perusahaan yang

bertugas menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan

oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya

penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan

efektivitas prosedur kegiatan organisasi, menentukan keandalan

informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Umumnya

pemakai jasa auditor intern adalah Dewan Komisaris atau Direktur

Utama.

c. Auditor Independen

Auditor independen sering juga disebut auditor eksternal merupakan

akuntan publik bersertifikat yang mempunyai kantor praktik sendiri

dan menawarkan jasa audit serta jasa lainnya kepada masyarakat

umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang

dibuat oleh kliennya. Audit tersebut biasanya ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan para pemakai informasi keuangan, seperti:

kreditur, investor, dan instansi pemerintah.

Dari beberapa pengertian mengenai jenis-jenis auditor yang telah

dikemukakan diatas, maka penulis berkesimpulan bahwa jenis-jenis auditor

dapat dibedakan menjadi empat, yaitu auditor internal, eksternal,

pemerintah dan auditor pendidik. Masing-masing dari jenis auditor tersebut

juga bekerja pada lembaga-lembaga yang berbeda.

Page 39: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

22

2. Jenis Audit

Menurut kell, Johnson dan Boynton (2003:8-9), terdapat tiga jenis

audit yang pada umumnya menunjukan karakteristik kunci yang tercakup

dalam definisi audit. Jenis-jenis audit tersebut adalah audit laporan

keuangan, audit operasional dan audit ketaatan. Berikut penjelasan ketiga

jenis audit tersebut:

a. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan

keuangan secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan kriteria-

kriteria tertentu. kriteria tersebut adalah prinsip akuntansi yang berlaku

umum (PABU).

b. Audit Operasional

Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian manapun dari

prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi

dan efektivitasnya. Pada saat selesainya audit operasional, auditor akan

memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki

jalannya operasi perusahaan.

c. Audit Ketaatan

Audit ketaatan bertujuan untuk mempertimbangkan apakah auditee

(klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah

ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.

Sedangkan menurut Agoes (2004:9), jenis-jenis audit dapat ditinjau

dari luas dan jenis pemeriksaan. Jika ditinjau dari luasnya pemeriksaan,

Page 40: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

23

maka audit dapat dibedakan atas general audit dan special audit. Adapun

penjelasan kedua jenis audit tersebut adalah:

a. General audit (pemeriksaan umum)

Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh

KAP independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan standar

professional akuntan publik dan memperhatikan kode etik akuntan

Indonesia, aturan etika KAP yang telah disahkan oleh Ikatan Akuntan

Indonesia serta standar pengendalian mutu.

b. Special audit (pemeriksaan khusus)

Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang

dilakukan oleh KAP yang independen, dan pada akhir pemeriksaannya

auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan

keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan terbatas pada

pos atau masalah tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang

dilakukan juga terbatas.

Sedangkan jika ditinjau dari segi jenis pemeriksaannya, maka audit

dapat dibedakan atas management audit, compliance audit, internal audit

dan computer audit. Adapun penjelasan keempat jenis audit tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Management audit (operstional audit)

Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,

termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah

Page 41: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

24

ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi

tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.

b. Compliance audit (pemeriksaan ketaatan)

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan

telah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang

berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan

(manajemen, dewan komisaris) maupun pihak ekstern (Pemerintah,

Bapepam, Bank Indonesia, Dirjen Pajak, dan lain-lain). pemeriksaan

dapat dilakukan baik oleh KAP maupun bagian internal audit.

c. Internal audit (pemeriksaan intern)

Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik

terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun

ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.

d. Computer audit

Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data

akuntansinya dengan menggunakan EDP (electronic data processing)

sistem.

Dari beberapa pengertian tentang jenis-jenis audit yang dikemukaan

di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa jenis-jenis audit dapat

dibedakan atas tiga kriteria, yaitu audit yang dilakukan oleh auditor

eksternal maupun internal, dan dilakukan baik terhadap laporan keuangan

maupun nonkeuangan (kebijakan perusahaan, pemerintah, maupun hukum

Page 42: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

25

tertentu) serta hasil akhirnya tidak selalu berbentuk opini, melainkan dapat

pula berbentuk saran-saran atau management latter

3. Opini Audit

Menurut Petronela (2004:46), auditor sebagai pihak yang

independen dalam pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan akan

memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Laporan

penting sekali dalam suatu audit karena laporan menginformasikan

pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan

yang diperolehnya.

Petronela (2004:47), menyatakan bahwa opini audit diberikan oleh

auditor dalam beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberi

kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang

diauditnya. Arens, Beaslly, Elder (2010:46), mengemukakan bahwa

laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Dengan

demikian, auditor dalam memberikan opini sudah didasarkan pada

keyakinan profesionalnya.

Menurut IAI dalam SPAP (2001:150.1) dalam proses audit terdapat

3 standar yang harus dipenuhi dalam rangka menjalankan standar

profesionalnya yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan

standar pelaporan, adapun penjelasan ketiga standar tersebut sebagai

berikut:

Page 43: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

26

1. Standar Umum

a. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b. Dalam semua hal yang berhubungn dengan perikatan, independensi

dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan

asisten harus disupervisi dengan semestinya.

b. Pemahaman memadai atas pengendalian internal harus diperoleh

untuk merencanakan audit dan mementukan sifat, saat, dan lingkup

pengujian yang akan dilakukan.

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit.

3. Standar Pelaporan

a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

Page 44: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

27

b. Laporan auditor harus menunjukan atau menyatakan, jika ada,

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan

laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan

prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa

pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara

keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka

laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat

pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung

jawab yang dipikul oleh auditor.

Menurut IAI (2001:110.1) dalam Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP) SA seksi 110, tujuan audit atas Laporan Keuangan oleh auditor

independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang

kewajaran dalam semua hal yang material, posisi Keuangan, hasil usaha,

perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia.

Menurut IAI (2001:508.6) dalam Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP SA Seksi 508; paragraph 10) Terkait dengan standar pelaporan, maka

opini auditor (opini audit) merupakan tanggung jawab auditor dalam tahap

Page 45: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

28

akhir pekerjaan audit. terdapat lima tipe opini auditor, yaitu pendapat wajar

tanpa pengecualian, pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa

penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan

pernyataan tidak memberikan pendapat. Adapun penjelasan dari kelima tipe

opini auditor adalah sebagai berikut:

1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified ).

Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified) dinyatakan bila menurut

pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan disajikan

secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia dan didalamnya tidak terdapat salah saji material yang akan

mempengaruhi para pengguna dari laporan keuangan dalam pengambilan

keputusan.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang

ditambahkan dalam laporan keuangan auditor bentuk baku (unqualified

withexplanatiry paragraph).

3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified)

Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified) dinyatakan bila menurut

pertimbangan auditor, laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam

semua hal yang material. Posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas

tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum diindonesia,

kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang

dikecualikan.

Page 46: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

29

Pendapat ini dinyatakan bila mana:

a. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan

terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan

bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian

dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat

(paragraph 22 s.d. 34).

b. Auditor yakin atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi

penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,

yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak

menyatakan pendapat tidak wajar (paragraph 35 s.d. 57).

4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse)

Pendapat tidak wajar (adverse) dinyatakan bila, menurut pertimbangan

auditor, laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan,

hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum diindonesia.

5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer).

Pernyataan tidak menyatkan pendapat (disclaimer) menyatakan bahwa

auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor dapat

tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau

tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika auditor

menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus

memberikan semua alasan subtantif yang mendukung pernyataannya

tersebut. Dalam keadaan auditor menghadapi keraguan signifikan tentang

Page 47: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

30

kelangsungan hidup entitas (going concern issues) auditor dapat tidak

memberikan pendapat.

Dari beberapa pengertian mengenai opini audit, maka dapat

disimpulkan bahwa opini audit merupakan salah satu tanggung jawab

auditor dan pengeluaran opini harus didasarkan atas hasil temuan-temuan

auditor selama proses audit berlangsung, juga harus berdasarkan standar

auditing.

B. Going concern

1. Pengertian going concern

Menurut Komalasari (2004:4), going concern adalah kelangsungan

hidup suatu badan usaha, dengan adanya going concern maka suatu badan

usaha dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam

jangka waktu yang panjang, tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu

yang pendek. Asumsi going concern dapat dikatakan sebuah pendapat atau

asumsi mengenai kemungkinan bahwa perusahaan tersebut mampu

bertahan minimal 5 tahun yang akan datang.

Menurut IAI (2006) dalam PSA No. 30 membahas mengenai

pertimbangan auditor atas kemampuan entitas dalam mempertahankan

going concern pada paragraph 2, yaitu: “auditor bertanggung jawab untuk

mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan

entitas dalam mempertahankan going concern dalam periode yang pantas,

tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang

diaudit. Evaluasi auditor berdasarkan atas pengetahuan tentang kondisi dan

Page 48: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

31

peristiwa yang ada pada atau yang telah terjadi sebelum pekerjaan lapangan

selesai”.

Jika disimak dari isi PSA No. 30 tersebut, maka ada keharusan

auditor untuk memberikan early warning mengenai keadaan perusahaan,

hal tersebut menjadi tanggung jawab auditor sebagai pihak yang

independen untuk memberikan informasi yang sebenar-benarnya kepada

pengguna laporan keuangan mengenai kemampuan suatu entitas untuk

dapat bertahan (going concern).

Solikah (2007), menyatakan bahwa suatu entitas dianggap going

concern apabila perusahaan dapat melanjutkan operasinya dan memenuhi

kewajibannya. Apabila perusahaan dapat melanjutkan usahanya dan

memenuhi kewajibannya dengan menjual asset dalam jumlah yang besar,

perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar, merestrukturasi utang, atau

dengan kegiatan serupa yang lain, hal yang demikian akan menimbulkan

keraguan- keraguan besar terhadap going concern perusahaan.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa going

concern adalah kemampuan suatu entitas dalam menjalankan usahanya

dalam jangka panjang, dan tidak akan collapsed dalam jangka pendek.

2. Manfaat Informasi Going Concern

Informasi going concern dapat bermanfaat bagi beberapa pihak

seperti pemberi pinjaman, investor, pihak pemerintah, akuntan dan

manajemen. Adapun penjelasan manfaat tersebut adalah:

Page 49: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

32

a. Pemberi pinjaman (kreditur)

Informasi kebangkrutan dapat bermanfaat untuk mengambil keputusan

siapa yang akan diberi pinjaman, dan kemudian bermanfaat untuk

kebijakan memonitor pinjaman yang ada.

b. Investor

Investor saham dan obligasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan

tentunya akan sangat berkepentingan melihat adanya kemungkinan

bangkrut atau tidaknya perusahaan yang menjual surat berharga

tersebut. Investor yang menganut strategi aktif akan mengembangkan

model prediksi kebangkrutan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan

seawal mungkin dan kemudian mengantisipasi kemungkinan tersebut.

c. Pihak pemerintah

Pada beberapa sektor usaha, lembaga pemerintah mempunyai tanggung

jawab untuk mengawasi jalannya usaha tersebut (misalnya sektor

perbankan). Pemerintah juga mempunyai badan-badan usaha (BUMN)

yang harus selalu diawasi. Lembaga pemerintah mempunyai

kepentingan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan lebih awal supaya

tindakan-tindakan yang perlu dapat dilakukan lebih awal.

d. Akuntan

Akuntan mempunyai kepentingan terhadap kelangsungan suatu usaha

karena akuntan akan melihat kemampuan going concern suatu

perusahaan.

Page 50: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

33

e. Manajemen

Kebangkrutan berarti munculnya biaya-biaya yang berkaitan dengan

kebangkrutan dan biaya ini cukup besar. Biaya kebangkrutan terbagi

menjadi dua, yaitu biaya kebangkrutan langsung dan tidak langsung.

Contoh biaya kebangkrutan langsung adalah biaya akuntan dan biaya

penasehat hukum. Sedangkan contoh biaya kebangkrutan tidak

langsung adalah hilangnya kesempatan penjualan dan keuntungan

karena beberapa hal seperti pembatasan yang mungkin diberlakukan

oleh pengadilan. Apabila manajemen dapat mendeteksi kebangkrutan

ini lebih awal, maka tindakan-tindakan penghematan dapat dilakukan,

misal dengan melakukan marger atau restrukturisasi keuangan sehingga

biaya kebangkrutan dapat dihindari.

Selain bermanfaat untuk pemberi pinjaman, investor, pihak

pemerintah, akuntan dan manajemen, informasi going concern juga

bermanfaat untuk calon investor atau masyarakat umum yang memiliki

dana untuk menginvestasikan dana mereka dengan membeli saham

perusahaan, selain itu bermanfaat pula untuk karyawan perusahaan

tersebut, dengan pengetahun karyawan mengenai kelangsungan hidup

perusahaan tempat dimana karyawan tersebut bekerja, akan lebih

mempermudah karyawan tersebut untuk mempersiapkan seandainya

terjadi pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan.

Page 51: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

34

C. Opini Audit Going Concern

Opini audit going concern adalah opini yang diberikan auditor ketika

auditor meyakini rencana manajemen, dan auditor berkesimpulan bahwa

rencana manajemen tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan

pengungkapan mengenai hal itu telah memadai. Opini audit going concern ini

berada dalam lingkup pemberian pendapat wajar tanpa pengecualian dengan

bahasa penjelasan.

Asumsi going concern adalah fundamental untuk mempersiapkan

laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

(Ruiz, Guiral dan Choy, 2007:2). going concern salah satu konsep yang paling

penting yang mendasari pelaporan keuangan (gray&manson, 2000). PSA No.

30 memberikan pedoman kepada auditor mengenai dampak kemampuan

satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap opini

auditor sebagai beriku:

1. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan

entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka

waktu pantas, ia harus:

a. Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan

untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut, dan

b. Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara

efektif dilaksanakan.

Dijelaskan dalam SPAP (2001:341.3) SA seksi 341 ; paragraph

06 mengenai pertimbangan auditor atas kemampuan entitas dalam

Page 52: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

35

mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor dapat

mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu

yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukan adanya

kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas. Signifikan

atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut akan tergantung atas

keadaan, dan beberapa diantaranya kemungkinan hanya menjadi

signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa

yang lain. Berikut ini adalah contoh kondisi dan peristiwa tersebut:

1) Trend negative – sebagai contoh, kerugian operasi yang berulang

kali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan

usaha, rasio keuangan penting yang jelek.

2) Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan-sebagai

contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau

perjanjian serupa, penunggakan pembayaran deviden, penolakan

oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit

biasa, rektrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau

metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva.

3) Masalah intern- sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan

hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses

projek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat

ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi.

Page 53: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

36

4) Masalah luar yang telah terjadi- sebagai contoh, pengaduan gugatan

pengadilan, keluarnya undang-undang, atau masalah-masalah lain

yang kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk

beroperasi, kehilangan franchise, lisensi atau paten penting,

kehilangan pelanggan atau pemasok utama, kerugian akibat bencana

besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak

diasuransikan atau diasuransikan namun dengan pertanggungan

yang tidak memadai.

2. Jika manajemen tidak memiliki rencana yang dapat mengurangi dampak

dari kondisi atau peristiwa terhadap kemampuan satuan usaha dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya auditor mempertimbangkan

untuk memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer).

3. Jika manajemen memiliki rencana tersebut, langkah selanjutnya yang harus

dilakukan auditor adalah menyimpulkan (berdasarkan pertimbangannya)

atas efektifitas rencana tersebut.

Auditor harus memperoleh informasi tentang rencana manajemen

tersebut dan mempertimbangkan apakah ada kemungkinan bila rencana

manajemen tersebut dapat secara efektif dilaksanakan, mampu mengurangi

dampak negatif merugikan kondisi dan peristiwa tersebut dalam jangka waktu

yang pantas. Agoes (2004:67), Pertimbangan auditor yang berhubungan

dengan rencana manajemen dapat meliputi:

a. Rencana untuk menjual aktiva

b. Rencana penarikan utang atau restrukturisasi utang

Page 54: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

37

c. Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran

d. Rencana untuk menaikan modal pemilik

Dengan demikian, opini audit going concern merupakan opini yang

berada pada opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas, dan

dikeluarkan oleh auditor independen ketika auditor mengetahui terdapat

kesangsian mengenai kelangsungan hidup perusahaan auditee. Tetapi jika

auditor meyakini bahwa manajemen dapat mengatasi masalah tersebut, dengan

rencana yang dapat mengurangi dampak atau peristiwa yang mengganggu

kelangsungan hidup perusahaan, maka auditor tidak akan mengeluarkan opini

audit going concern.

D. Audit lag

Menurut Januarti dan Fitrianasari (2008:47), Audit lag didefinisikan

sebagai jumlah tanggal kalender antara tanggal berakhirnya laporan keuangan

tahunan (31 Desember) dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan.

Sedangkan menurut Lennox (2000:7), audit lag didefinisikan sebagai jumlah

hari kalender antara laporan keuangan tahunan sampai dikeluarkannya opini

audit. McKeown et al. (1991) dalam januarti dan Fitrianasari (2008:47),

menyatakan bahwa opini audit going concern lebih banyak ditemui ketika

pengeluaran opini terlambat. Hal ini bisa dimungkinkan karena auditor terlalu

banyak mengeluarkan tes, manajer melakukan negosiasi yang panjang ketika

terdapat ketidakpastian kelangsungan hidup atau auditor mengharapkan dapat

memecahkan masalah yang dihadapi untuk menghindari dikeluarkannya opini

Page 55: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

38

audit going concern. Akhirnya, auditor mungkin menerbitkan laporan audit

terlambat dengan harapan bahwa perusahaan dapat memecahkan masalah

kelangsungan usahanya dan terhindar dari opini going concern (Lennox.,

2000:7).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa audit lag merupakan

jumlah hari antara tanggal berakhirnya laporan keuangan perusahaan (31

Desember) dengan tanggal dikeluarkannya laporan audit oleh auditor.

Perbedaan atau lamanya jumlah hari tersebut memungkinkan adanya masalah

dalam kelangsungan hidup perusahaan, dan pada waktu itulah auditor memberi

waktu kepada manajemen untuk mengatasi masalah kelangsungan hidupnya,

sehingga penerbitan laporan opini audit terlambat.

E. Opini Audit Tahun Sebelumnya

Mutchler (1985), dalam Januarti dan Fitrianasari (2008:46), menguji

pengaruh ketersediaan informasi publik terhadap prediksi opini audit going

concern, yaitu tipe opini audit yang telah diterima perusahaan. Hasilnya

menunjukan bahwa model discriminant analisis yang memasukan tipe opini

audit tahun sebelumnya mempunyai akurasi prediksi keseluruhan yang paling

tinggi sebesar 89,9 persen dibanding model yang lain.

Penelitian oleh Setyarno, Januarti dan Faisal (2006:17), serta Januarti

dan Fitrianasari (2008:54), memperkuat bukti mengenai opini audit going

concern yang diterima tahun sebelumnya dengan opini audit going concern

tahun berjalan. Ada hubungan positif yang signifikan antara opini audit going

Page 56: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

39

concern tahun sebelumnya dengan opini audit going concern tahun berjalan.

Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit going

concern, maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan

kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya.

Opini audit going concern sebelumnya ini akan menjadi faktor

pertimbangan penting auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going

concern pada tahun berikutnya. Apabila auditor menerbitkan opini audit going

concern tahun sebelumnya, maka akan semakin besar kemungkinan

perusahaan akan menerima kembali opini audit going comcern pada tahun

berjalan (Santosa dan Wedari, 2007:146).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Santosa dan Wedari

menunjukan bahwa opini audit tahun sebelumnya cenderung meningkatkan

penerimaan opini audit going concern, dimana nilai sig lebih kecil dari 0,10

dan arah koefisiennya positif. Dengan kata lain, hipotesisnya yang menyatakan

bahwa “adanya penerimaan opini audit tahun sebelumnya cenderung

meningkatkan kemungkinan penerimaan opini audit going concern” diterima.

Dengan demikian, opini audit tahun sebelumya memiliki pengaruh

terhadap pemberian kembali opini audit going concern oleh auditor pada tahun

berjalan, ketika auditee menerima opini audit going concern pada tahun

sebelumnya, maka kemungkinan besar auditee akan menerima kembali opini

audit going concern pada tahun berjalan.

Page 57: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

40

F. Kondisi Keuangan Perusahaan

Altman dan McGough (1974) dalam Fany dan Saputra (2005:966),

mencoba untuk menganalisa tingkat keakuratan prediksi kebangkrutan dengan

menggunakan opini auditor dan model prediksi kebangkrutan. Tingkat akurasi

dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan menggunakan opini audit, yaitu sebesar 82% dan

menyarankan penggunaan model prediksi kebangkrutan sebagai alat bantu

auditor untuk memutuskan kemampuan perusahaan mempertahankan

kelangsungan hidupnya dengan memberikan signal kepada auditor tehadap

suatu masalah tertentu yang akan sulit dideteksi dengan menggunakan prosedur

audit tradisional.

Ramadhany (2004) dalam Santosa dan Wedari (2007:144), Kondisi

keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan

kenyataannya. Pada perusahaan yang sakit banyak ditemukan indikator

masalah going concern. Petronela (2004:47), kondisi ini digambarkan dari

rasio keuangan yang dapat memberikan indikasi apakah perusahaan dalam

kondisi baik (sehat) atau dalam kondisi buruk (sakit). Perusahaan yang baik

(sehat) mempunyai profitabilitas yang besar dan cenderung memiliki laporan

keuangan yang sewajarnya sehingga potensi untuk mendapatkan opini yang

baik akan lebih besar dibanding dengan jika profitabilitasnya rendah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyarno, Januarti dan Faisal

(2006:7), menunjukan hasil bahwa variabel kondisi keuangan perusahaan yang

diproksikan dengan empat model prediksi kebangkrutan, yaitu the zmijeski

model (1984), the altman model (1968), revised altman model (1993), dan the

Page 58: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

41

springate model (1978) berpengaruh negatif terhadap kemungkinan

penerimaan opini audit going concern.

Dalam penelitian ini, pengukuran menggunakan model prediksi the

springate model 1978. Dari hasil penelitian yang dilakukan Santosa dan

Wedari (2007:154), menunjukan bahwa kondisi keuangan perusahaan yang

diproksikan dengan model prediksi kebangkrutan the springate model

menunjukan hasil yang signifikan terhadap kemungkinan pemberian opini

audit going concern.

Kondisi keuangan perusahaan merupakan salah satu hal yang perlu

diperhatikan oleh auditor selama proses audit berlangsung. Karena sejak

dikeluarkannya peraturan mengenai diharuskannya penambahan paragraph

penjelas mengenai kelangsungan hidup perusahaan, maka auditor

memperhatikan kondisi keuangan perusahaan auditee selama proses audit

untuk melihat apakah terdapat kesangsian terhadap kelangsungan hidup

perusahaan atau tidak. Ketika kondisi keuangan menunjukan kondisi yang baik

(sehat), maka kemungkinan besar auditor akan memberikan opini audit non

going concern opinion, dan sebaliknya, ketika auditor menemukan bukti

bahwa kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi buruk (sakit), maka

kemungkinan besar auditor akan mengeluarkan opini going concern pada

perusahaan yang kondisi keuangannya sakit tersebut.

G. Pertumbuhan Perusahaan

Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan laba yang tinggi cenderung

memiliki laporan sewajarnya, sehingga potensi untuk mendapatkan opini yang

baik (opini non going concern) akan lebih besar. Altman (1968) dalam

Page 59: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

42

Petronela (2004:53), mengemukakan bahwa perusahaan dengan negative

growth mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan

sehingga perusahaan yang laba tidak akan mengalami kebangkrutan. karena

kebangkrutan merupakan salah satu dasar bagi auditor untuk memberikan

opini going concern maka perusahaan yang mengalami pertumbuhan

perusahaan yang negatif akan semakin tinggi kecenderungan untuk menerima

opini going concern.

Pengukuran pertumbuhan perusahaan dapat diukur dari beberapa

aspek, salah satunya adalah tren laba bersih yang selalu meningkat setiap

tahunnya. Laba yang tinggi pada umumnya menandakan arus kas yang tinggi

(Weston dan Bringham, 2007). Perusahaan yang mempunyi pertumbuhan laba

yang tinggi cenderung memiliki laporan keuangan yang memiliki prospek baik

dan perusahaan dapat diartikan tumbuh (growth), sehingga potensi untuk

mendapatkan opini yang baik (opini non going concern) akan lebih besar.

Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan rasio

pertumbuhan laba. Rasio ini mengukur seberapa baik perusahaan

mempertahankan posisi ekonominya. Auditee yang mempunyai rasio

pertumbuhan laba yang positif mengindikasikan bahwa auditee dapat

mempertahankan posisi ekonominya dan lebih dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya (going concern). Santosa dan Wedari (2007:149)

Pertumbuhan laba dapat dirumuskan sebagai berikut:

1t

1tt

bersihLaba

besihLababersihLabalabanPertumbuha

−−=

Page 60: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

43

Dimana :

Laba bersiht = laba bersih tahun berjalan

Laba bersiht-1 = laba bersih tahun sebelumnya

Pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu dasar bagi auditor

dalam memberikan opini audit going concern pada perusahaan auditee, ketika

perusahaan mengalami pertumbuhan laba, maka dapat dikatakan bahwa

perusahaan tersebut terhindar dari kebangkrutan, karena kebangkrutan

merupakan salah satu dasar bagi auditor dalam menentukan kelangsungan

hidup perusahaan, maka pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan

pertumbuhan laba juga menjadi salah satu kunci bagi auditor dalam

menentukan kemampuan entitas dalam menjaga kelangsungan hidup

perusahaan. Jika auditor menemukan bukti bahwa perusahaan dalam kondisi

laba, maka kemungkinan besar auditor akan memberikan opini non going

concern opinion pada perusahaan tersebut.

H. Ukuran Perusahaan

McKeown et. al (1991) dalam Santosa dan Wedari (2007:146),

mengatakan bahwa perusahaan besar lebih banyak menawarkan fee audit

tinggi daripada yang ditawarkan oleh perusahaan kecil. Dalam kaitannya

mengenai kehilangan fee audit yang signifikan tersebut, sehingga auditor

mungkin ragu untuk mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan

besar. (Mutchler,1985) dalam Santosa dan Wedari (2007:146), menyatakan

bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going concern pada

Page 61: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

44

perusahaan kecil, karena auditor mempercayai bahwa perusahaan besar dapat

menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada

perusahaan kecil.

Mutcler (1997) dalam Santosa dan Wedari (2007:146), dalam

penelitian faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laporan audit pada

perusahaan yang gulung tikar. Memberikan bukti yang empiris bahwa ada

hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan penerimaan opini audit

going concern. Mutchler et al. (1968) dalam Petronela (2004:48),

mengemukakan bahwa perusahaan dengan nilai asset lebih kecil daripada

kewajibannya akan menghadapi kebangkrutan.

Beberapa penelitian mengenai ukuran perusahaan menggunakan total

penjualan, total asset, atau kapitalisasi pasar sebagai proksi ukuran perusahaan.

Pada penelitian ini proksi yang digunakan adalah total asset. Total asset adalah

jumlah keseluruhan kekayaan atau sumber ekonomi yang dikuasai perusahaan

dan digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Pertumbuhan aset perusahaan menunjukan pertumbuhan kekuatan

perusahaan dalam industri dan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan kelangsungan usahanya. Perusahaan yang memiliki ukuran

yang lebih besar cenderung lebih dipercaya oleh konsumen dibanding dengan

perusahaan yang berukuran kecil, karena konsumen percaya bahwa perusahaan

besar akan lebih memberikan pelayanan serta produk yang berkualitas dari

pada perusahaan kecil. Dengan banyaknya kepercayaan yang diperoleh

perusahaan dari konsumen, maka perusahaan tersebut dapat meningkatkan atau

Page 62: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

45

menjaga tingkat keberlangsungan usahanya. Sehingga Semakin bagus ukuran

perusahaan yang diproksikan dengan semakin tinggi total asset yang dimiliki

oleh auditee, akan semakin kecil kemungkinan auditor untuk menerbitkan

opini going concern.

I. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Audit Lag Dengan Opini Audit Going Concern

Menurut penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008:55), audit lag

berpengaruh secara signifikan dalam pemberian opini audit going concern

oleh auditor dengan tingkat signifikansi sebesar 5%. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut peneliti menduga bahwa audit lag dapat menjadi

pertimbangan auditor untuk memberikan opini going concern pada

perusahaan yang diauditnya, hal tersebut konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Lennox (2000:15), yang menunjukan bahwa audit lag

berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, maka peneliti

menduga bahwa audit lag berpengaruh secara signifikan terhadap

pemberian opini audit going concern oleh auditor, sehingga rumusan

hipotesisnya adalah:

H1: Audit lag berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian opini

going concern oleh auditor.

Page 63: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

46

2. Opini Audit Tahun Sebelumnya Dengan Opini Audit Going Concern

Menurut penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008:55), yang

diungkapkan dalam hipotesisnya menyatakan bahwa opini audit going

concern yang diterima auditee tahun sebelumnya berpengaruh positif

terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor pada auditee.

Dalam penelitian Santosa dan Wedari (2007:146), menyatakan bahwa opini

audit going concern sebelumnya ini akan menjadi faktor pertimbangan

penting auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern

pada tahun berikutnya. Apabila auditor menerbitkan opini audit going

concern tahun sebelumnya maka akan semakin besar kemungkinan

perusahaan menerima kembali opini audit going concern pada tahun

berjalan. dan hasil penelitiannya menyatakan bahwa opini audit tahun

sebelumnya cenderung meningkatkan penerimaan opini audit going

concern.

Hasil penelitian Setyarno, Januarti dan Faisal (2006:19),

menunjukan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap

pemberian opini audit going concern oleh auditor. Berdasarkan hasil

penelitian-penelitian tersebut peneliti menduga bahwa opini audit tahun

sebelumnya berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian opini going

concern pada perusahaan yang diauditnya sehingga rumusan hipotesisnya

adalah:

H2: Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh secara signifikan

terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor.

Page 64: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

47

3. Kondisi Keuangan Perusahaan dengan Opini Audit Going Concern

Hasil penelitian Setyarno, Januarti dan Faisal (2006:19),

menyatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan berpengaruh signifikan

atas opini audit going concern. Sedangkan penelitian Santosa dan Wedari

(2007:154), dalam hipotesisnya menyatakan bahwa semakin baik kondisi

keuangan perusahaan yang diukur dengan the springate model 1978 maka

akan semakin kecil kemungkinan terhadap penerimaan opini audit going

concern. Hipotesis tersebut diterima dengan nilai koefiesi -0.222 dengan

signifikansi 0.063 dan nilai sig lebih kecil dari 0.1, hal tersebut

menunjukan bahwa semakin baik kondisi keuangan perusahaan maka

semakin kecil kemungkinan bagi auditor untuk memberikan opini audit

going concern, karena auditor hanya akan memberikan opini ini jika

perusahaan dikatakan bangkrut atau sulit melanjutkan kelangsungan hidup

usahanya.

Hasil penelitian tersebut konsisten dengan penelitian Praptitorini

dan Januarti (2007: 16), yang menujukan hasil bahwa kondisi keuangan

perusahaan dengan menggunakan prediksi kebangkrutan berpengaruh

positif terhadap penerimaan opini audit going concern.

Berdasarkan hasil penelitian–penelitian sebelumnya, maka peneliti

menduga bahwa kondisi keuangan perusahaan berpengaruh secara

signifikan terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor,

sehingga rumusan hipotesisnya adalah:

H3: Kondisi keuangan perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap

pemberian opini audit going concern oleh auditor.

Page 65: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

48

4. Pertumbuhan Perusahaan dengan Opini Audit Going concern

Hasil penelitian Santosa dan Wedari (2007:154), pertumbuhan

perusahaan yang diproksikan dengan tingkat pertumbuhan laba memiliki

sig lebih besar dari 0.10, sehingga dikatakan bahwa variabel ini tidak

mempengaruhi pemberian opini audit going concern. Walaupun hasil

penelitian diatas yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan yang

diproksikan dengan pertumbuhan laba tidak berpengaruh signifikan

terhadap opini going concern, peneliti menduga bahwa pertumbuhan laba

berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian opini audit going

concern pada perusahaan yang diauditnya, sehingga rumusan hipotesisnya

adalah:

H4: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap

pemberian opini audit going concern oleh auditor.

5. Ukuran Perusahaan dengan Opini Audit Going Concern

Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public

demand akan informasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan

yang beukuran lebih kecil, public demand akan informasi yang tinggi

terhadap perusahaan memungkinkan tumbuhnya kepercayaan tersebut

dapat meningkatkan tingkat keberlangsungan usaha dari perusahaan

tersebut. Semakin bagus ukuran perusahaan yang diproksikan dengan

semakin tinggi total asset yang dimiliki auditee, akan semakin kecil

kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini going concern.

Page 66: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

49

Hasil penelitian oleh Santosa dan Wedari (2007:155), menyatakan

bahwa ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total asset memiliki

koefisien yang negatif dengan nilai signifikan <0.10. hal ini berarti bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going

concern. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Januarti dan

Fitrianasari (2008:53), yang dalam hipotesisnya menyatakan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh negatif terhadap pemberian opini audit going

concern. Hipotesis tersebut diterima, hal tersebut dapat terlihat dari angka

probabilitas 0.294 yang berada jauh diatas signifikansi 0.05 (5 persen).

Berdasarkan penelitian tersebut, maka peneliti menduga bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian opini

audit going concern oleh auditor dan menjadi pertimbangan auditor dalam

memberikan opini audit going concern pada auditee, ketika perusahaan

dengan total asset yang tinggi setiap tahunya, maka perusahaan tersebut

lebih dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dibandingkan dengan

perusahaan yang memiliki total asset yang lebih kecil. sehingga rumusan

hipotesisnya adalah:

H5: Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian

opini audit going concern oleh auditor.

J. Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah penelitian-penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya terkait dengan kecenderungan penerimaan opini audit going

concern oleh auditor, Adapun perbedaan dan persamaan penelitian sekarang

dengan sebelumnya adalah:

Page 67: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

50

Tabel 2.1Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Metodologi PenelitianNo Peneliti(Tahun)

Judul PenelitianPersamaan Perbedaan

Hasil Penelitian

1. Chen andChurch (1992)

Devault on debtobligation and theissuance of goingconcern report

1) Metode pengujianhipotesis yaitumetode regresilogistik.

2) Variabel independenberupa kondisikeuangan perusahaan.

1) Variabel independenberupa opinionshopping.

Variabel keuangan merupakanindikator yang penting untukmemprediksi penerimaan opiniaudit going concern.

2. Eko BudiSetyarno danIndira JanuartiFaisal (2006)

Pengaruh kualitasaudit, kondisi keuanganperusahaan, opini audittahun sebelumnya,pertumbuhanperusahaan terhadapopini audit goingconcern

1) Metode Pengujianmenggunakan regresilogistic

2) Pemilihan sampeldengan metodepurposive sampling

3) Objek penelitianadalah perusahaanmanufaktur.

1) Variabel independenterhadap variabeldependennya yaitukualitas audit, danpertumbuhanperusahaan denganproksi pertumbuhanpenjualan.

Variabel kondisi keuanganperusahaan dan opini audit tahunsebelumnya berpengaruh signifikanterhadap penerimaan opini auditgoing concern.

3. Arga FajarSantoso danLindaKusumaningWedari (2007)

Analisis faktor-faktoryang mempengaruhikecenderunganpenerimaan opini auditgoing concern

1) Variable independenselain audit lag

2) Objek penelitianadalah perusahaanmanufaktur

3) Metode purposivesampling untukpemilihan sampel.

1) Variabel independenterhadap variabeldependennya, yaitukualitas audit danaudit lag.

Kondisi keuangan dengan theSpringate model, ukuranperusahaan berpengaruh negatif,sedangkan Opini tahun sebelumnyaberpengaruh positif terhadappenerimaan opini going concern.Dan pertumbuhan perusahaan tidakberpengaruh terhadapkecenderungan penerimaan opinigoing concern

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 68: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

51

Lanjutan Tabel 2.1

Metodologi PenelitianNo

Peneliti(Tahun) Judul Penelitian

Persamaan PerbedaanHasil Penelitian

4. Mirna DyahPraptitorini danIndira Januarti(2007)

Analisis pengaruhkualitas audit, debtdefault dan opinionshopping terhadappenerimaan opinigoing concern.

1) Objek penelitian ialahperusahaan manufaktur

2) Metode penelitianmenggunakan regresilogistik dan metodepenentuan sampeldengan purposivesampling.

3) Variabel independenberupa opini audittahun sebelumnya.

1) Audit lag dan opiniaudit tahunsebelumnya dalampenelitian ini adalahvariabel independen,sedangkan dalampenelitian terdahuludijadikan variabelkontrol.

2) Variabel independenberupa opinionshoping

Variabel kondisi keuangan danopini tahun sebelumnyaberpengaruh signifikan terhadappenerimaan opini going concern.

5. Irfan Ariandi(2009)

Analisis opini goingconcern pada kondisikeuangan danpertumbuhanperusahaan (analisismodel probit) studiempiris padaperusahaanperdagangan besar diBEI

1) Variabel independenterhadap variabeldependen, kondisikeuangan perusahaandan pertumbuhanperusahaan.

1) Metode pengujianhipotesismenggunakan modelprobit

2) Objek penelitian yaituperusahaanperdagangan besar diBEI

Kondisi keuangan perusahaanberpengaruh negatif signifikanterhadap penerimaan opini goingconcern, dan pertumbuhanperusahaan yang diproksikanpertumbuhan laba merupakanfaktor yang penting bagi auditordalam memberikan opini goingconcern

Bersambung Pada Halaman Berikutnya

Page 69: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

52

Lanjutan Tabel 2.1Metodologi Penelitian

NoPeneliti(Tahun) Judul Penelitian

Persamaan PerbedaanHasil Penelitian

6. Brian Pramudita(2010)

Analisis FaktorDeterminan AtasPemberian OpiniAudit Going concernOleh Auditor”: StudiEmpiris PadaPerusahaanManufaktur YangTerdaftar di BEI

1) Variabel kondisikeuangan perusahaandan opini audit tahunsebelumnya

2) Metode pengujianhipotesismenggunakan metoderegresi logistik

3) Objek penelitian ialahperusahaan manufakturyang listed di BEI

1) Variabel independenterhadap variabeldependennya berupaaudit lag,pertumbuhanperusahaan,opinionshoping dan ukuranperusahaan.

Variabel kondisi keuangan, danopini tahun sebelumnyaberpengaruh signifikan terhadappenerimaan opini going concern.

7. Indira Januartidan EllaFitrianasari(2008)

A Analisis rasiokeuangan dan nonkeuangan yangmempengaruhi auditordalam memberikanopini audit goingconcern pada auditee

1) Variabel audit lag,opini audit tahunsebelumnya, ukuranperusahaan danpertumbuhanperusahaan.

2) Objek penelitian3) Metode pengujian

yang menggunakanregresi logistik.

1) Variabel independenterhadap variabeldependenya yaitupertumbuhan denganproksi pertumbuhanpenjualan,

Opini audit tahun sebelumnya danaudit lag berpengaruh signifikanterhadap pemberian opini goingconcern.

Bersambung Pada Halaman Berikutnya

Page 70: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

53

Lanjutan Tabel 2.1Metodologi Penelitian

NoPeneliti(Tahun) Judul Penelitian

Persamaan PerbedaanHasil Penelitian

8. Arry PratamaRudyawan dan IDewa nyomanBandera (2009)

Opini audit goingconcern: kajianberdasarkan modelprediksikebangkrutan,pertumbuhanperusahaan, laverage,dan reputasi auditor.

1) Metode regresi logistik2) Objek penelitian3) Metode pemilihan

sampel4) Variabel independen

kondisi keunganperusahaan danpertumbuhanperusahaan.

1) Variabel independenaudit lag dan ukuranperusahaan

2) Variabelpertumbuhanperusahaanmenggunakan proksipertumbuhanpenjualan.

Model prediksi kebangkrutanberpengruh signifikan terhadapopini audit going concern, danpertumbuhan perusahaan tidakberpengaruh terhadap opini auditgoing concern.

9. Clive S, Lennox(2000)

Going concernopinion in fallingcompanie: auditordependence andopinion shopping

1) Variabel independenterhadap variabeldependenya, yaituaudit lag dan kondisikeuangan perusahaan

1) Model probit untukpengujian hipotesis.

2) Variabel audit lag,opini audit tahunsebelumnya dankondisi keuanganperusahaan sebagaivariabel control.

3) Variabel independenberupa audit clienttenure, fee audit danukuran KAP.

Variabel audit lag, dan opini audittahun sebelumnya berpengaruhsignifikan terhadap opini auditgoing concern

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Page 71: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

54

Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian analisis faktor-

faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan opini audit going

concern (Santosadan Wedari., 2007). Penelitian tersebut meneliti 310 auditee

perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian, berdasarkan hasil

penelitian tersebut menunjukan bukti yang empiris bahwa kondisi keuangan

dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan

penerimaan opini audit going concern, opini audit tahun sebelumnya

berpengaruh positif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going

concern, sedangkan variabel kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak

berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.

Perbedaan dengan metode sebelumnya adalah Penelitian ini mengambil

periode tahun 2005-2009. Penelitian ini menambahkan variabel audit lag,

dimana variabel ini tidak digunakan pada penelitian sebelumnya, serta

menghilangkan variabel kualitas audit karena variabel tersebut tidak

berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern.

K. Kerangka Pemikiran

Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, maka gambar 2.2

berikut ini adalah kerangka pemikiran yang menggambarkan permasalahan

penelitian.

.

Page 72: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

55

Perumusan Masalah

Gambar 2.2Kerangka Pemikiran

X1

(audit lag)X2 (opini

audit tahunsebelumny)

X3

(kondisikeuangan)

X4

(pertumbuhanperusahaan)

Y(Opini Audit Going concern)

Analisis DataAnalisis regresi logistik

JudulPengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan

perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadappemberiaan opini audit going concern oleh auditor

X5

(ukuranperusahaan)

Kesimpulan, implikasi, keterbatasan dan saran

Kasus kebangkrutan sepanjang sejarah dunia serta kasusmarger dan akuisisi di Indonesia

Perusahaan sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Hasil pengujian dan pembahasan

Page 73: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

56

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu audit lag,

opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan

perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen, yaitu

pemberian opini audit going concern oleh auditor. Populasi penelitian ini

adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2005-2009.

B. Metode Penentuan Sampel

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu

pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh menggunakan

pertimbangan tertentu umumnya disesuaikan dengan tujuan penelitian

(Indriantoro dan Supomo, 2002:131). kriteria pemilihan sampel yang

digunakan adalah:

1. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak

di bidang manufaktur.

2. Data yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap dan menerbitkan laporan

keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dari tahun 2005-2009.

3. Penggunaan mata uang rupiah sebagai mata uang pelaporan.

4. Menerbitkan laporan independen tahun sebelumnya.

Page 74: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

57

5. Menggunakan periode laporan keuangan mulai 1 Januari sampai 31

Desember.

6. delisting selama periode penelitian

C. Metode Pengumpulan Data

Sumber data penelitian yang digunakan penulis adalah data sekunder,

data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara

tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah

tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan

(Indriantoro dan Supomo, 2002:147). Data sekunder dari penelitian ini

mengambil dari:

1. Jurnal-jurnal, skripsi dan bahan dari internet yang berhubungan dengan

kecenderungan pemberian opini audit going concern oleh auditor.

2. Data yang dipublikasikan Di BEI dari tahun 2005 sampai dengan 2009, dan

annual report yang dikeluarkan oleh perusahaan.

D. Metode Analisis Data dan Pengujan Statistik

1. Uji statistik deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses

transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah

dipahami dan di interpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan,

pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel dan grafik. Statistik

Page 75: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

58

deskriptif umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi

mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama (Ikhsan, 2008:198).

Penelitian statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif

suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

varians, dan range statistik (Ghozali, 2009:19).

2. Uji Hipotesis

Untuk menguji keterkaitan antara variabel yang ada dalam hipotesis,

maka digunakan analisis regresi logistik (logistic regretion), yang variabel

bebasnya merupakan kombinasi antara metrik dan non metrik (nominal)

untuk menguji pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi

keuangan persahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan

terhadap penerimaan opini audit going concern. Uji regresi logistik

digunakan karena pada pengujian ini variabel terikatnya merupakan data

kualitatif yang menggunakan variabel dummy (Sumodiningrat, 2001:359).

Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis dengan logistic regression

adalah sebagai berikut.

a. Jika hasil signifikasinya < 0,05 maka Ha diterima.

b. Jika hasil signifikasinya > 0,05 maka Ha ditolak.

SPSS versi 17 menyediakan prosedur regresi logistik yaitu: Regresi

logistik biner (binary logistic regression), adalah regresi logistik dimana

variabel dependenya berupa variabel dikotomi atau variabel biner.

Contoh:variabel dikotomi atau variabel biner adalah sukses – gagal, ya –

tidak, benar – salah, hadir – bolos, pria – wanita dan seterusnya.

Page 76: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

59

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel

yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. Variabel dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah opini audit going

concern. Opini audit going concern merupakan opini modifikasi yang

dalam pertimbangan auditor terdapat kesangsian tentang kemampuan

entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam

menjalankan operasinya.

2. Variabel independen

Variabel independen (variabel bebas) adalah tipe variabel yang

menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan

Supomo, 2002:65). variabel independen dalam penelitian ini adalah audit

lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan. Adapun penjelasan

variabel-variabel tersebut sebagai berikut:

a. Audit lag

Audit lag merupakan jumlah kalender atau jumlah hari antara

tanggal berakhirnya laporan keuangan perusahaan (31 Desember)

dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan. Untuk pengukurannya

digunakan jumlah hari antara akhir periode akuntansi (31 Desember)

sampai dikeluarkannya laporan audit.

Page 77: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

60

b. Opini audit tahun sebelumnya

Didefinisakan sebagai opini audit yang diterima oleh auditee pada

tahun sebelumnya. Variabel dummy digunakan, opini audit going

concern (GCAO) diberi kode 1, sedangkan opini audit non going

concern (NGCAO) diberi kode 0.

Opini audit tahun sebelumnya yang diterima oleh perusahaan akan

mendukung perusahaan dalam audit tahun berjalan, ketika perusahaan

telah menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya, akan

lebih dipercaya untuk menerima opini audit going concern pada tahun

berjalan.

c. Kondisi keuangan perusahaan

Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan keadaan keuangan

auditee, apakah perusahaan berada dalam kondisi baik (sehat), atau

justru berada dalam kondisi buruk (sakit). Kondisi keuangan

perusahaan dihitung dengan menggunakan the springate model 1978

The springate model (1978)

S = 1.03 A + 3.07 B + 0.66 C + 0.4 D

Dimana:

A = working capital/total asset

B = Net profit before interest and tax/total asset

C = Net profit before tax/current liability

D = Sales/total asset

d. Pertumbuhan perusahaan

Perusahaan yang mengalami peningkatan laba cenderung akan

mampu mempertahankan kelangsungan usahanya dibanding perusahaan

Page 78: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

61

yang tidak mengalami peningkatan laba, karena peningkatan laba yang

diperoleh perusahaan tersebut dapat menambah kepercayaan publik

khususnya investor untuk terus menginvestasikan dana mereka pada

perusahaan tersebut. Rasio pertumbuhan laba digunakan untuk

mengukur kemampuan auditee dalam pertumbuhan perusahaan dari

tingkat laba.

1t

1tt

bersihLaba

besihLababersihLabalabanPertumbuha

−−=

Dimana :

Laba bersiht = laba bersih tahun berjalan

Laba bersih t-1 =laba bersih tahun sebelumnya

e. Ukuran perusahaan

Perusahaan yang memiliki aset yang besar mampu menjaga

kelangsungan hidup perusahaan, dengan aset besar yang dimiliki

perusahaan, baik aset lancar maupun aset tetap, maka hal tersebut akan

lebih mendukung aktifitas operasional perusahaan sehingga perusahaan

dapat terus menjalankan usahanya dalam jangka panjang.

Semakin besar ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total

aset yang dimiliki oleh auditee, memberikan indikasi bahwa total aset

merupakan salah satu pertimbangan auditor untuk memberikan opini

audit going concern. Berikut ini operasionalisasi penelitian yang

disajikan dalam bentuk tabel.

Page 79: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

62

Table 3.1Table operasionalisasi variabel

Variabel Konsep Indikator Sumber data Skala ukuran Alat analisisVariabelindependen(Y): opiniaudit goingconcern

Opini audit modifikasiyang berada dalamlingkup pendapat wajartanpa pengecualiandengan bahasa penjelasdalammempertimbangkanstatus kelangsunganhidup perusahaan

Mendapatkan opini audit going concernatau tidak

Sekunder Nominal Regresi logistik

Variabelindependen(X): X1: opiniaudit tahunsebelumnya

Opini yang diterimaauditee pada tahunsebelumnya

Mendapatkan opini GCAO atauNGCAO

Sekunder Nominal Regresi logistik

X2: audit lag Jumlah hari antaratanggal selesainyapekerjaan lapangandengan tanggalberakhirnya laporankeuangan (31 Desember)

jumlah hari antara akhir periodeakuntansi (31 Desember) sampaidikeluarkannya laporan audit

Sekunder Rasio Regresi logistik

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 80: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

63

Lanjutan Tabel 3.1Variabel Konsep Indikator Sumber data Skala ukuran Alat analisis

X3: kondisikeuanganperusahaan

Kondisi keuanganperusahaan yangdihitung berdasarkan thespringate model

S = 1.03 A + 3.07 B + 0.66 C + 0.4 DDimana:A = Working capital/total assetB = Net profit before interest and

tax/total assetC = Net profit before tax/current

liabilityD = Sales/total asset

sekunder Rasio Regresi logistik

X4:pertumbuhanperusahaan

Pertumbuhanperusahaan dalam akunlaba perusahaan dandiukur menggunakantingkat pertumbuhanlaba

1t

1tt

bersihLaba

besihLababersihLabalabanPertumbuha

−−=

Dimana :Laba bersiht = laba bersih tahun

berjalanLaba bersih t-1 = laba bersih tahun

sebelumnya

sekunder rasio Regresi logistik

X5: ukuranperusahaan

Perusahaan yang besardengan asset yang besardapt lebih menjagakelangsungan hidupperusahaannya.

Natural logaritma dari Total assetauditee

sekunder rasio Regresi logistik

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Page 81: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

64

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang

terdaftardi Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005 hingga tahun 2009.

Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh dalam penelitian ini sebanyak

29 perusahaan dengan total data 145 laporan keuangan perusahaan.

Perolehan data yang digunakan melalui website: http//www.idx.co.id serta

kunjungan langsung ke gedung Bursa Efek Indonesia.

Pemilihan perusahaan-perusahaan publik yang masuk kategori

perusahaan manufaktur ini didasarkan pada pertimbangan akan

homogenitas dalam aktivitas produksinya dan kelompok industri ini yang

relatif lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok industri yang lain

di Bursa Efek Indonesia, sehingga mendominasi bursa dan data tidak bisa

untuk menghindari adanya perbedaan karakteristik terutama dalam

pencatatan laporan keuangan selain itu juga perusahaan manufaktur

memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB (pendapatan domestik

brutto) dibandingkan sektor industri lain.

Page 82: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

65

B. Statistik Deskriptif

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive

sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini merupakan representasi dari

populasi sampel yang ada serta sesuai dengan tujuan penelitian. Proses sleksi

sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan ditampilkan dalam tabel

berikut ini.

Tabel 4.1 Tabel Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No Kriteria Jumlah Akumulasi

1 total perusahaan manufaktur yang terdaftardi BEI antara tahun 2005-2009

139

2 Delisting selama periode penelitian (5)3 Laporan keuangan yang tidak menggunakan

mata uang rupiah sebagai mata uangpelaporan

(1)

4 Perusahaan yang tidak menerbitkan secaralengkap laporan keuangan nya dan laporanauditor independen tahun sebelumnya

(100)

5 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporankeuangan periode 1 Januari – 31 Desember

(1)

6 Tidak menerbitkan laporan independentahun sebelumnya

(3)

Sampel yang tidak memenuhi kriteria 110 (110)Sampel sesuai kriteria 29

Jumlah Sampel total selama 5 Tahun PeriodePenelitian

29×5145

laporankeuangan

Page 83: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

66

Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang menjadi objek dalam

penelitian ini:

Tabel 4.2 Tabel Nama Perusahaan Hasil Observasi

TahunNo Nama perusahaan

2005 2006 2007 2008 20091 Aqua Golden Missisippi Tbk √ √ √ √ √2 Barito Pasific Tbk √GC √GC √GC √GC √3 Budi Acid Jaya Tbk √ √ √ √ √4 Darya-Varia LaboratoriaTbk √ √ √ √ √5 Delta Djakarta Tbk √ √ √ √ √6 Dynaplast Tbk √ √ √ √ √7 Fajar Surya Wisesa Tbk √GC √ √ √ √8 Goodyear Indonesia Tbk √ √ √ √ √9 HM Sampoerna Tbk √ √ √ √ √10 Indal Alumunium Industry Tbk √GC √ √ √ √11 Indo Kordsa Tbk √ √ √ √ √12 Jakarta Kyoei Steel Work Tbk √GC √GC √GC √GC √GC13 Merck Tbk √ √ √ √ √14 Mulia Industrindo Tbk √GC √GC √GC √GC √GC15 Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √ √16 Multi Prima Sejahtera Tbk √GC √GC √GC √GC √GC17 Mustika Ratu Tbk √ √ √ √ √18 Panasia Filament Inti Tbk √ √GC √GC √GC √GC19 Pelangi Indah Canindo Tbk √GC √GC √ √ √

20Primarindo Asia InfrastructurTbk

√ √ √GC √GC √GC

21 Pyridam Farma Tbk √ √ √ √ √22 Semen Gresik (Persero) Tbk √ √ √ √ √23 Siantar Top Tbk √ √ √ √ √24 Sierad Produce Tbk √GC √GC √GC √ √25 Suparma Tbk √ √ √ √ √26 Surya Intrindo Makmur Tbk √GC √GC √GC √GC √GC27 Tempo Scan Pasific Tbk √ √ √ √ √28 Tiga Pilar Sejahtera Tbk √ √ √ √ √29 Trias Sentosa Tbk √GC √ √ √ √

Total 145 Laporan Keuangan 29 29 29 29 29Sumber: data sekunder yang diolah.

Page 84: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

67

Catatan:

√GC : mendapatkan opini going concern (GCAO)

√ : tidak mendapatkan opini going concern (NGCAO)

Dibawah ini tabel distribusi observasi berdasarkan opini audit yang

memberikan gambaran mengenai perusahaan sampel dalam penelitian ini yang

menerima opini audit going concern dan non going concern selama periode

penelitian.

Tabel 4.3 Distribusi Observasi Berdasarkan Opini Audit

Opini 2005 2006 2007 2008 2009 TotalGCAO 10 34% 8 28% 8 28% 7 24% 6 21% 39 27%NGCAO 19 66% 21 72% 21 72% 22 76% 23 79% 106 73%Total 29 100% 29 100% 29 100% 29 100% 29 100% 145 100%

Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 4.3 menyajikan mengenai frekuensi data perusahaan yang

menerima opini going concern dan yang tidak menerima opini going concern

per tahun penelitian, mulai dari tahun 2005 sampai dengan 2009. Secara rata-

rata dapat disimpulkan bahwa sebanyak 27% perusahaan menerima opini audit

going concern atau sebanyak 39 laporan keuangan perusahaan. Sedangkan

106 laporan keuangan perusahaan atau 73% dari total sampel pada perusahaan

yang sama tidak menerima opini audit going concern. Jadi dapat dikatakan

bahwa secara keseluruhan, mayoritas perusahaan sampel memperoleh opini

audit non going concern yang berarti mempunyai kondisi keuangan yang baik

sehingga mampu mempertahankan kegiatan usahanya. Berikut statistik

deskriptif masing-masing variabel dalam penelitian ini:

Page 85: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

68

1. Audit Lag

Berikut ini tabel distribusi audit lag terhadap pemberian opini going

concern oleh auditor yang akan memberikan gambaran mengenai audit lag

setiap perusahaan sampel dalam penelitian ini, baik yang mendapatkan

opini going concern maupun non going concern

Tabel 4.4Distribusi Audit Lag Terhadap Pemberian Opini Audit Going

Concern Oleh Auditor

Audit lag GCAO % NGCAO %<90 hari 34 87% 99 93%Audit lag GCAO % NGCAO %>90 hari 5 13% 7 7%

Total 39 100% 106 100%Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 4.4 menyajikan mengenai frekuensi data perusahaan yang

menerima opini going concern dan yang tidak menerima opini going

concern jika dilihat dari jumlah hari antara tanggal tahun buku perusahaan

(31 Desember) hingga diterbitkannya laporan auditor independen (audit

lag). Berdasarkan tabel diata, dari 39 sampel yang menerima opini audit

going concern, 34 diantaranya memiliki audit lag kurang dari 90 hari dan

sisanya memiliki audit lag lebih dari 90 hari.

2. Opini Audit Tahun Sebelumnya

Opini audit yang diterima auditee pada tahun sebelumnya

cenderung mempengaruhi pemberian opini audit tahun berjalan oleh

auditor, hal tersebut dapat dilihat dari tabel frekuensi opini audit tahun

sebelumnya yang disajikan dibawah ini.

Page 86: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

69

Tabel 4.5 Tabel Frekuensi Opini Audit Tahun Sebelumnya

Opini

Opini tahunsebelumnya

Non goingconcern (NGC)

Going concern(GC)

Total

Non goingconcern (NGC)

96(97%)

3(3%)

99(100%)

Going concern(GC)

10(22%)

36(78%)

46(100%)

Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 4.5 menunjukan bagaimana opini yang terbit pada tahun

sebelumnya berpengaruh besar pada pemberian opini yang sama pada

tahun berjalan, dengan catatan bahwa mengalami kejadian yang

berdampak pada tahun berikutnya yaitu sebanyak 36 laporan keuangan

(78%) dibandingkan perusahaan yang sebelumnya tidak mendapatkan

opini going concern sebanyak 10 laporan keuangan (22%).

3. Kondisi Keuangan Perusahaan

Pada variabel kondisi keuangan digunakan analisis rasio keuangan

dengan menggunakan metode analisis The Springate model tahun 1978

dengan persamaan S = 1.03 A + 3.07 B + 0.66 C + 0.4 D dimana,

A = working capital/total asset

B = Net profit before interest and tax/total asset

C = Net profit before tax/current liability

D = Sales/total asset

Page 87: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

70

Springate mengemukakan nilai cut off yang berlaku untuk model

ini adalah 0,862 menunjukan bahwa perusahaan tersebut diprediksi akan

mengalami financial distress. Penjelasan mengenai rasio keuangan dengan

metode The Springate model adalah sebagai berikut:

a. Rasio Likuiditas : working capital to total asset

Merupakan rasio untuk mengukur perbandingan Working

Capital (Aktiva Lancar –Kewajiban Lancar) dengan total aktiva. Rasio

ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya. Yang termasuk aktiva lancar dalam perusahaan

manufaktur adalah kas dan setara kas, piutang usaha, persediaan, pajak

dibayar dimuka, biaya dibayar dimuka, dan aktiva lancar lain-lain.

sedangkan yang termasuk dalam kewajiban lancar adalah hutang usaha,

hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, hutang

jangka panjang yang dalam waktu satu tahun, uang muka pelanggan

yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, bagian pinjaman

investasi jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun dan

sebagainya.

b. Rasio Profitabilitas: Net profit before interest and tax to total asset dan

Net profit before tax to current liability

Rasio Net profit before interest and tax/total asset mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang

digunakan.

Page 88: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

71

c. Rasio Aktivitas: Sales to total asset

Rasio sales to total asset menunjukan efektivitas penggunaan

seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan.

Penjualan pada perusahaan manufaktur terdiri dari penjualan ekspor,

lokal maupun kepada pihak ketiga.

Tabel 4.6 Distribusi OGC Dan NOGC Berdasarkan Kondisi Keuangan

Menerima Opini Going ConcernWorking capital Earning after tax

- 20 21+ 19 18

Tidak Menerima Opini Going ConcernWorking capital Earning after tax

- 17 2+ 89 104

Tabel 4.4 menampilkan secara ringkas mengenai distribusi

kondisi keuangan perusahaan baik yang menerima opini going concern

maupun yang tidak menerima opini going concern, jika dilihat dari total

modal kerja dan laba rugi tahun berjalan.

Kondisi keuangan perusahaan dikatakan bermasalah jika

perusahaan memiliki total modal negatif, arus kas negatif, pendapatan

operasi negatif, modal kerja negatif, kerugian pada tahun berjalan, dan

defisit saldo laba tahun berjalan. Jika dilihat dari tabel 4.4 diatas, dari

39 perusahaan yang menerima opini audit going concern, 20

diantaranya memiliki total modal kerja yang negatif, dan 21 perusahaan

memiliki laba negatif. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan

Page 89: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

72

bahwa mayoritas perusahaan yang menerima opini going concern

memiliki modal kerja negatif dan laba negatif.

4. Pertumbuhan Perusahaan

Pada variabel pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan

pertumbuhan laba, baik pada perusahaan yang mengalami going concern

maupun yang non going concern sama-sama mengalami pertumbuhan laba

yang positif dari tahun ketahunnya dengan total 82 laporan keuangan.

Tabel 4.7 Tabel Frekuensi Pertumbuhan Laba

Keterangan GoingConcern

Non GoingConcern

Total %

PertumbuhanLaba (Positif)

14 68 82 57%

PertumbuhanLaba (Negatif)

25 38 63 43%

Total 145 100%Sumber: data sekunder yang diolah

Peningkatan laba yang terlihat pada tabel diatas mengartikan

bahwa faktor pertumbuhan laba pada perusahaan tidak mempengaruhi

pemberian opini going concern dan non going concern pada perusahaan

oleh auditor. Pada perusahaan manufaktur, Pertumbuhan laba ditentukan

salah satunya oleh faktor penjualan yang dihasilkan perusahaan, dan

penjualan pada perusahaan manufaktur adalah faktor yang dipengaruhi

oleh siklus, dianalogikan pada penjualan jas hujan atau payung yang

meningkat pada musim hujan maka sebaliknya akan menurun pada musim

kemarau dan peningkatan penjualan sirup meningkat pada bulan ramadhan

atau menjelang hari raya dan cenderung flat pada saat bukan bulan

Page 90: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

73

ramadhan atau pada saat hari raya, sehingga peningkatan penjualan juga

akan meningkatkan laba perusahaan. Penyebab inilah yang tidak bisa

dikatakan bahwa perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan laba

negatif adalah perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan

atau dalam keadaan sehat dengan catatan bahwa perusahaan tidak dapat

menghasilkan cash flow positif yang digunakan untuk membiayai kegiatan

operasinya kedepan.

5. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah variabel untuk mengukur seberapa besar

atau kecilnya perusahaan sampel. Berikut ini tabel yang menyajikan

statistik deskriptif ukuran perusahaan antara perusahaan yang menerima

opini audit going concer dan non going concern.

Tabel 4.8Statistik Deskriptif

NGCAOMin Max Mean Std Deviasi

X1 12 102 73.68 16.435X2 0 1 .09 .294X3 .0000 9.0000 .905660 1.5948029X4 -13.0000 2.3426 2.2410 2.2751065X5 23.0000 30.0000 2.7169 1.2147Total

GCAOMin Max Mean Std Deviasi

X1 33 91 79.69 11.197X2 0 1 .92 .270X3 -460000 9.0000 -2.0000 8.0262726X4 -77.0000 641.0000 1.3820 103.8865454X5 23.0000 30.0000 2.7307 1.489504Total

Sumber: data sekunder yang diolah, 2011

Page 91: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

74

Dalam tabel 4.8, variabel ukuran perusahaan (X5) pada perusahaan

yang going concern memiliki nilai rata-rata 2.7307, sedangkan pada

perusahaan yang non going concern memiliki nilai rata-rata 2.7169. hasil

ini sama dengan penelitian Ramadhany (2004) dan Santosa (2007) yang

menyatakan bahwa nilai rata-rata perusahaan hampir sama sehingga dapat

dikatakan bahwa ukuran perusahaan yang menerima opini going concern

dan yang tidak menerima opini going concern secara rata-rata dapat

dikatakan sama.

C. Analisis dan Pembahasan

1. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan model regresi logistik. Regresi

logistik digunakan untuk menguji pengaruh audit lag, opini audit tahun

sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan

ukuran perusahaan. Pengujian dilakukan pada tingkat signifikansi (α) 5

persen (5%).

2. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai kelayakan model

regresi logistik yang akan digunakan. Pengujian kelayakan model regresi

logistik dilakukan dengan menggunakan Goodness and fit test yang diukur

dengan nilai chi-square pada bagian bawah uji Homser and Lemeshow.

Page 92: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

75

Tabel 4.9 tabel uji kelayakan model regresi

Homser and Lemeshow test

Step Chi-square Df Sig.

1 6.820 8 .556

Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 4.9 menunjukan hasil pengujian homser and lemeshow.

Dengan probabilitas signifikansi menunjukan angka 0,556, nilai signifikansi

yang diperoleh lebih besar daripada 0,05, maka H0 tidak dapat ditolak

(diterima). Hal ini berarti model regresi layak untuk digunakan dalam

analisis selanjutnya, karna tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi

yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.

3. Hasil Uji Keseluruhan Model (overall model fit)

Langkah selanjutnya adalah menguji keseluruhan model (overall

model fit). Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log

likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 log

likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Adanya pengurangan atau

selisih antara -2LL awal (initial -2 LL fungtion) dengan nilai -2LL pada

langkah berikutnya (-2LL akhir) menunjukan bahwa model yang

dihipotesiskan fit dengan data ( Ghozali, 2009).

Tabel 4.10Tabel Uji Keseluruhan Model dengan Data

-2LL awal (block number = 0) 168,846-2LL akhir (block number = 0) 50,339Sumber: data sekunder yang diolah

Page 93: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

76

Tabel 4.10 menunjukan perbandingan antara nilai -2 LL awal

dengan -2 LL akhir. Perhatikan angka -2LL, pada -2LL awal (block

number = 0) dengan nilai 168,846 sedangkan pada -2LL akhir (block

number = 1) yang mengalami penurunan menjadi 50,339. Penurunan -2 log

likelihood ini menunjukan model regresi yang lebih baik atau dengan kata

lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

4. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.11Tabel Variabilitas Variabel Dependen dengan Variabel Independen

Nagelkerke R Square

Step -2 Log Likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke RSquare

1 50,339 .558 .812Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 4.11 menunjukan nilai Nagel Kerke R Square. Nilai

Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada

regresi berganda (Ghozali, 2009). Dilihat dari hasil output pengolahan data

nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,812 yang berarti variabelitas

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah

sebesar 81,2%, sisanya 19,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar

model penelitian, seperti opinion shopping yang dilakukan oleh Praptitorini

(2007), rasio laverage yang dilakukan oleh Januarti (2008), dan reputasi

auditor yang dilakukan oleh Rudyawan (2009).

Page 94: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

77

5. Hasil Uji Multikolinearitas

Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala

korelasi yang kuat antara variabel bebasnya. Pengujian multikolinearitas

menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat

besarnya korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi

antar variabel independen didalam penelitian ini audit lag (X1), opini audit

tahun sebelumnya (X2), kondisi keuangan perusahaan (X3), pertumbuhan

perusahaan (X4), dan ukuran perusahaan (X5). Tabel 4.12 menunjukan

korelasi antar variabel independen didalam penelitian ini. Matriks korelasi

diatas menunjukan tidak adanya gejala multikolinearitas yang serius antar

variabel bebas masih jauh dibawah 0,8.

Tabel 4.12 Tabel Matriks Korelasi

Constant X1 X2 X3 X4 X5

Constant 1.000 .092 .331 -.339 -.093 -.963

X1 .092 1.000 .324 -.137 -.118 -.348

X2 .331 .324 1.000 -.224 -.125 -.441

X3 -.339 -.137 -.224 1.000 .368 .329

X4 -.093 -.118 -.125 .368 1.000 .109

Step 1

X5 -.963 -.348 -.441 .329 .109 1.000

Sumber: data sekunder yang diolah

6. Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi akan menunjukan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going

concern pada auditee.

Page 95: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

78

Tabel 4.13 Tabel Matriks Klasifikasi

PediksiOpini

Observasi

NGCAO GCAO%

101 5 95,3Step 1 Opini NGCAO GCAO 5 34 87,2

a. the cut value is, 500 93,1Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 4.13 menunjukan kekuatan prediksi dan model regresi untuk

memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada

laporan keuangan auditee adalah sebesar 87,2%. Hal ini berarti bahwa

dengan menggunakan model regresi yang diajukan pada 34 laporan

keuangan auditee (87,2%) yang diprediksi akan menerima opini audit

going concern (GCAO) dari total 39 laporan keuangan auditee atau 12,8

persen (12,8%) yang menerima opini audit going concern. Kekuatan

prediksi model untuk penerima opini audit non going concern adalah

sebesar 95,3 persen, yang berarti bahwa model regresi yang diajukan ada

101 laporan keuangan auditee (95,3%) yang diprediksi akan menerima

opini audit non going concern (NGCAO) dari total 106 laporan keuangan

auditee atau 4,7 persen (4,7%) yang menerima laporan audit non going

concern.

Page 96: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

79

7. Hasil Uji Koefisien Regresi

Tabel 4.14Tabel Uji Koefisien Regresi

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

X1 .045 .029 2.297 1 .130 1.046

X2 4.691 .881 28.356 1 .000 108.930

X3 -2.190 .808 7.347 1 .007 .112

X4 -.004 .006 .394 1 .530 .996

X5 -.885 .334 7.032 1 .008 .413

Step 1a

Constant 18.303 8.542 4.591 1 .032 8.890E7a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5.Signifikansi pada level 5% atau 0,05

Tabel 4.14 menunjukan hasil pengujian dengan regresi logistik

pada tingkat signifikansi 5 persen (5%). Dari pengujian persamaan regresi

logistik diatas maka dapat diperoleh model regresi logistik sebagai berikut:

Hipotesis 1: Audit lag berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian

opini going concern oleh auditor.

Dari segi regulasi di Indonesia, sejak dikeluarkannya Keputusan

Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor

40/BL/2007 tentang Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Berkala dan Laporan Tahunan perusahaan go public yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) terutama sektor manufaktur berusaha melaporkan

laporan keuangannya tepat pada waktunya yaitu batas akhir sebelum

tanggal 31 Maret (90 hari), hal tersebut lebih cenderung untuk menghindari

sangsi adminiatrasi atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan.

Page 97: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

80

Audit lag perusahaan yang lebih panjang kemungkinan juga karena

jenis industri manufaktur yang lebih kompleks daripada jenis industri

lainnya, seperti jasa dan dagang, sehingga menambah waktu bagi pekerjaan

auditor dalam mengaudit industri manufaktur.

Variabel audit lag menunjukan nilai koefisien positif sebesar 0,045

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,130 (13,0%) lebih besar dari 0,05

(5%). Kesimpulan yang dapat diambil adalah hipotesis 1 (H1) ditolak,

dengan demikian terbukti bahwa audit lag tidak berpengaruh terhadap

secara signifikan terhadap pemberian opini going concern oleh auditor.

Hasil penelitian empiris ini sejalan dengan penelitian Praptitorini

(2007) yang menemukan bukti empiris bahwa audit lag belum memberikan

bukti konsisten akan pengaruhnya pada peerimaan opini going concern di

Indonesia.

Hipotesis 2: Opini audit tahun sbelumnya berpengaruh secara signifikan

terhadap pemberian opini going concern oleh auditor.

Variabel opini audit tahun sebelumnya menunjukan nilai koefisien

positif sebesar 4,691 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil

dari 0,05 (5%). Dapat disimpulkan bahwa hipotesa 2 (H2) berhasil diterima,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa opini audit tahun sebelumnya

berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian opini wajar dengan

bahasa penjelasan mengenai kelangsungan usaha (going concern) oleh

auditor. Hasil ini konsisten dengan penelitian Setyarno (2006), Praptitorini

(2007), Santosa (2007), dan Januarti (2008) yang menyatakan bukti empiris

bahwa opini audit going concern yang diterima pada tahun sebelumnya

Page 98: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

81

menjadi pertimbangan auditor untuk memberikan kembali opini audit

going concern pada tahun berikutnya.

Hipotesis 3: kondisi keuangan perusahaan berpengaruh secara signifikan

terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor

Variabel kondisi keuangan perusahaan yang diproksikan dengan

The Springate Model tahun 1978 dengan menilai tingkat rasio likuiditas,

profitabilitas, dan aktivitas didalamnya yang memprediksi kebangkrutan

menunjukan nilai koefisien sebesar -2,190 pada tingkat signifikansi

dibawah 5% yaitu 0,007 (0,7%). Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa dari model prediksi kebangkrutan The Springate

Model menunjukan hasil yang signifikan (nilai signifikansi 0,007 lebih

kecil dari 0,05) bahwa model ini yang digunakan sebagai proksi dari

kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap kemungkinan

pemberian opini audit wajar dengan bahasa penjelasan mengenai

keberlangsungan usaha (going concern) oleh auditor.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 (H3)

diterima. Hasil ini mendukung penelitian oleh setyarno (2006), Santosa

(2007) yang menyatakan bahwa semakin baik kondisi keuangan

perusahaan maka akan semakin kecil kemungkinan bagi auditor untuk

memberikan opini audit going concern, karna auditor hanya akan

memberikan opini ini jika perusahaan dikatakan bangkrut atau mengalami

kesulitan dalam melanjutkan kelangsungan hidup usahanya.

Hipotesis 4: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara signifikan

terhadap pemberian opini going concern oleh auditor

Page 99: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

82

Variabel pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan

pertumbuan laba menunjukan nilai koefisien negatif sebesar -0,004 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,530 (53,0%) lebih besar dari 0,05 (5%).

Kesimpulan yang dapat diambil adalah hipotesis 4 (H4) ditolak, dengan

demikian terbukti bahwa rasio pertumbuhan laba tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap pemberian opini going concern oleh auditor.

Hasil penelitian empiris ini sejalan dengan penelitian Santosa

(2007) yang menemukan bukti empiris bahwa rasio pertumbuhan laba

positif tidak dapat menjamin auditee untuk tidak menerima opini audit

going concern. Dari 145 sampel penelitian yang diamati rata-rata dari rasio

pertumbuhan laba kelompok auditee dengan opini going concern maupun

tidak going concern mengalami pertumbuhan laba yang positif sebanyak

82 sampel dari 145 sampel yang diamati dan sisanya 63 sampel dari 145

sampel mengalami pertumbuhan laba negatif.

Hipotesis 5: Ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap

pemberian opini going concern oleh auditor

Variabel ukuran perusahaan memiliki koefisien yang negatif

dengan nilai signifikan 0,008 lebih kecil dari 0,05 (5%). hal ini berarti

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kemungkinan pemberian

opini going concern oleh auditor atau dapat dikatakan bahwa hipotesis

kelima diterima. Hasil ini sesuai dengan penelitian Santosa (2007) yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap

penerimaan opini audit going concern.

Page 100: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

83

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh audit lag, opini

audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan

perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap pemberian opini audit going

concern oleh auditor. Populasi pada penelitian ini merupakan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan dipublikasikan pada

website Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009 dan terdapat 145 sampel

data emiten yang dapat diolah. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan

dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan

menggunakan model regresi logistik, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Variabel audit lag tidak menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap

pemberian opini audit going concern oleh auditor, dan kesimpulan ini

sejalan dengan penelitian Praptitorini (2007).

2. Variabel opini audit tahun sebelumnya berpengaruh secara signifikan

terhadap pemberian opini audit wajar dengan bahasa penjelasan mengenai

kelangsungan usaha (going concern) oleh auditor dan kesimpulan ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyarno (2006),

Praptitorini (2007), dan Santosa (2007), dan Januarti (2008).

Page 101: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

84

3. Variabel kondisi keuangan perusahaan yang diproksikan dengan the

springate model 1978 berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini

audit wajar dengan bahasa penjelasah mengenai kelangsungan usaha

(going concern). Kesimpulan ini sejalan dengan penelitian Setyarno

(2006) dan Santosa (2007).

4. Variabel pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan

laba tidak menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap pemberian opini

audit wajar dengan bahasa penjelasan mengenai kelangsungan usaha

(going concern) oleh auditor, dan kesimpulan ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Santosa (2007).

5. Variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total asset

berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit wajar dengan

bahasa penjelasan mengenai kelangsungan usaha (going concern) oleh

auditor, dan kesimpulan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Santosa (2007).

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, menunjukan bahwa variabel opini

audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan dan ukuran perusahaan

berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian opini audit going concern

oleh auditor. Status going concen perusahaan sangat penting mengingat

banyak pihak yang akan dirugikan ketika status going concern perusahaan

terganggu. Disinilah dibutuhkan peran auditor dalam memberikan penilaian

Page 102: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

85

keputusan opini audit yang mengacu pada kelangsungan hidup (going

concern) perusahaan dimasa yang akan datang agar mempertimbangkan faktor

dari kondisi keuangan auditee yang diproksikan dengan the springate model

1978, ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total asset auditee, dan

opini audit tahun sebelumnya. Selain itu, Bagi investor yang akan

menanamkan investasinya di Bursa Efek Indonesia (BEI) terutama pada sektor

industri manufaktur dapat menggunakan perhitungan the springate model

1978, ukuran perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya dalam mengambil

keputusan untuk berinvestasi dan tidak menggunakan audit lag serta rasio

pertumbuhan laba perusahaan dalam menilai baik buruknya kondisi

perusahaan pada sektor manufaktur.

C. Keterbatasan

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang mungkin

dapat melemahkan hasilnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menggunakan 5 variabel, yaitu 3 variabel keuangan

(kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran

perusahaan) serta 2 variabel non keuangan (audit lag dan opini audit tahun

sebelumnya).

2. Periode pengamatan hanya 5 tahun sehingga kurang merefleksikan tren

pemberian opini going concern dalam jangka panjang dan kondisi terbaru.

Page 103: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

86

D. Saran

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Menambahkan variabel baru seperti debt default dan rasio keuangan lain

sehingga hasil penelitian akan lebih dapat memprediksi penerbitan opini

audit going concern yang lebih tepat.

2. Jumlah tahun maupun banyaknya sampel lebih diperbanyak sehingga

dapat merefleksikan tren pemberian opini going concern dari tahun ke

tahun.

Page 104: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

87

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP”, Edisi Ketiga,Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Jakarta, 2004.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. “Auditing and AssuranceServices An Integrated Approach”, 13thedition, Pearson Education Inc,Upper Saddle River, New Jersey, 2010.

Ariandi, Irfan. “Analisis Opini Going concern Pada Kondisi Keuangan DanPertumbuhan Perusahaan (analisis nilai probit): Studi Empiris PadaPerusahaan Perdagangan Besar di BEI”. Skripsi UIN. 2009.

Boynton, William C.and Raymond N. Johnson.“Modern Auditing: AssuranceServices and The Integrity of Financial Reporting”, 8thedition, JohnWiley&Sons Inc., United States of America, 2006.

Buletin Bisnis. “Daftar Akuisisi Dan Marger Bank Di Indonesia”.http://bataviase.co.id/node/531452

De Geus, Arrie “The Living Company.” Nicholas Brealey Publishing. London.1997.

Fany, Margaretta & Silvia Saputra. “Opini Audit Going concern;KajianBerdasarkan Prediksi Model Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan,Dan Reputasi Kantor Akuntan Public (Studi Pada Emiten Bursa EfekJakarta).”Simposium Nasional Akuntansi. Vol 8. 2005.

Feldmenn, Dorothy, J. & William J Read. “Auditor Conservatism After Enron”.A Journal Apractice & Theory. Vol 29. No 1. 2010.

FX6.Net. “22 Kebangkrutan Terbesar Dalam Sejarah Dunia.”http://www.fx6.net/technical/2693-22-largest-bankruptcies-world-history.html

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. CetakanIV. BP Universitas Diponegoro. Semarang. 2009.

Gray, Lain Dan Stuart Manson. “the audit process, principles, practice and case.Second edition. Thomson lerning.2000.

Gujarati, Damodar, N. “basic econometric”.McGraw Hill.2003.

Halim, Abdul. “Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan”, Edisi 4, UnitPenerbit Dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, Yogyakarta, 2008.

Page 105: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

88

Hani, Cleary dan Mukhlasin. “Going concern dan opini audit : suatu studi padaperusahaan perbankan di BEJ”. Simposium Nasional Akuntansi VI.2003.

Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Akuntansi Keuangan” Jakarta: SalaembaEmpat. 2009.

Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Professional Akuntan Publik”. Jakarta :Salemba Empat. 2001.

Ikhsan, Arfan. “Metodologi Penelitian Akuntansi Keprilakuan”. Graham ilmu.Yogyakarta.2008.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.”Metodologi Penelitian Bisnis”. EdisiPertama. BPFE. Yogyakarta.2002.

Januarti, Indira & Ella Fitrianasari. “Analisis Rasio Keuangan Dan NonKeuangan Yang Mempengaruhi Auditor Dalam Memberikan Opini AuditGoing concern Pada Auditee: Studi Empiris Pada Perusahaan ManufakturYang Terdaftar di BEJ tahun 2000-2005.” Jurnal maksi. Vol VIII. No 1.2008.

Kell, W.G., R.N. Johnson dan W.C. Boynton. “Modern Auditing”. edisi ketujuh.Jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003.

Komalasari, Agrianty.“Analisis Pengaruh Kualitas Auditor Dan Proksi Goingconcern Terhadap Opini Auditor”, jurnal akuntansi keuangan, vol.9,No.2, 2004.

Lennox, Clive S. “Going Concern Opinion In Falling Companies: AuditorDependence And Opinion Shoppng”. University Of Bristol. UK. 2000.

Menon, Krishnagopal & David D, William. “Investor Reactions To Goingconcern Audit Report.”The Accounting Review. Vol 85. No 6. 2010.

Payatma, & Dodi Setiawan. “Analisis Pengaruh Marger Dan Akuisisi TerhadapKinerja Perusahaan Public Di Indonesia. Jurnal Riset AkuntansiIndonesia. Vol 7. No 3. 2004.

Petronela, Thio. “Pertimbangan Going concern Perusahaan Dalam PemberianOpini Audit.” Jurnal balance. 2004.

Pramudita, Brian. “Analisis Factor Determinan Atas Pemberian Opini AuditGoing concern Oleh Auditor”: Studi Empiris Pada PerusahaanManufaktur Yang Terdaftar di BEI”. Skripsi UIN. 2010.

Page 106: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

89

Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. “Pengaruh Kualitas Audit, KondisiKeuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, PertumbuhanPerusahaan Terhadap Opini Audit Going concern : Suatu Studi KasusPerusahaan Manufaktur Yang Listing di BEI.” Symposium NasionalAkuntansi ke X. 3-4. 2007.

RenneR.A Kawilarang. “Japan Airlines Akhirnya Mengaku Bangkrut”.http://dunia.vivanews.com/news/read/122685japan_airlines_akhirnya_mengaku_bangkrut

Rudyawan, Arry Pratama & I Dewa Nyoman Badera. Opini Audit Going concern:Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, PertumbuhanPerusahaan, Laverage, Dan Reputasi Auditor.” Jurnal Akuntansi DanBisnis. Vol 2. No 2. 2009.

Ruiz, Emiliano. Andres Guiral dan Helen Choy. “The Value Relevance Of TheQualified Going Concern Opinion”. Centro Internacional De FormaciónFinanciera (Ciff) Foundation: Spanish. 2007.

Santosa, Agra Fajar dan Linda Kusumaning Wedari. “Analisis Factor-FaktorYang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Goingconcern”, Jurnal Ilmiah Akuntansi, vol XI No 2. Desember. 2007.

Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti dan Faisal. “Pengaruh Kualitas Audit,Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going concern”.Symposium Nasional Akuntansi ke IX. No 12. 2006.

Solikah, badingatus “pengaruh kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhanperusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit goingconcern”, fakultas ekonomi universitas negeri semarang, 2007.

Sumodiningrat, Gunawan. “Ekonometrika Pengantar”, BPFE, Yogyakarta, 2001.

Weston, J. Fred & Eugene F. Bringham. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.Jilid 1. Edisi Ke-9. Erlangga :Jakarta. 2007

William, Messier F. Glover. M .Steven & Prawitt. F. Douglas. Auditing AndAssurance Services A Systematic Approach. 4th Edition. McGraw-Hill.2006.

Page 107: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

90

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 108: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

91

Daftar Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan1. SMCB Holcim Indonesia Tbk2. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk3. SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk4. ARNA Arwana Citramulia Tbk5. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk6. IKAI Inti Keramik Alamasri Industri Tbk7. MLIA Mulia Industrindo Tbk8. KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk9. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk10. ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk11. BTON Beton Jaya Manunggal Tbk12. CTBN Citra Tubindo Tbk13. GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk14. INAI Indal Alumunium Industry Tbk15. ITMA Itamaraya Tbk16. JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk17. OFRS Jaya Pari Steel Tbk18. LION Lion Metal Works Tbk19. LMSH Lionmesh Prima Tbk20. PICO Pelangi Indah Canindo Tbk21. NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk22. TBMS Tembaga Mulia Semanam Tbk23. BRPT Barito Pacific Tbk24. BUDI Budi Acid Jaya Tbk25. DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk26. EKAD Ekadharma International Tbk27. SRSN Indo Acidatama Tbk28. INCI Intanwijaya Internasional Tbk29. SOBI Sorini Agro Asia Corporinndo Tbk30. TPIA Tri Polyta Indonesia Tbk31. UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk32. AKKU Aneka Kemasindo Utama Tbk33. AKPI Argha Karya Prima Industries Tbk34. APLI Asiaplast Industries Tbk35. BRNA Berlina Tbk36. DYNA Dynaplast Tbk37. IGAR Kageo Igar Jaya Tbk38. SIAP Sekawan Intipratama Tbk39. SIMA Siwani Makmur Tbk40. FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk41. TRST Trias Sentosa Tbk

Page 109: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

92

Lanjutan Tabel Perusahaan ManufakturNo. Kode Perusahaan Nama PerusahaanNo. Kode Perusahaan Nama Perusahaan42. TALFA Tunas Alfin Tbk (A)*43. TALFB Tunas Alfin Tbk (B)*44. YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk45. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk46. JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk

47. MAIN Malindo Feedmill Tbk48. SIPD Sierad Produce Tbk49. DSUC Daya Sakti Unggul Corporation Tbk*50. SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk51. TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk52. FASW Fajar Surya Wisesa Tbk53. INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk54. KBRI Kertas Basuki Rachmat Ind. Tbk55. TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk56. SPMA Suparma Tbk57. SAIP Surabaya Agung Industry Pulp Tbk58. INRU Toba Pulp Lestari Tbk59. SQMI Allbond Makmur Usaha Tbk60. ASII Astra International Tbk61. AUTO Astra Otoparts Tbk62. GJTI Gajah Tunggal Tbk63. GDYR Goodyear Indonesia Tbk64. BRAM Indo Kordsa Tbk65. IMAS Indomobil Sukses International Tbk66. INDS Indospring Tbk67. LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk68. MASA Multistrada Arah Sarana Tbk69. NIPS Nipress Tbk70. PRAS Prima Alloy Steel Tbk71. SMSM Selamat Sempurna Tbk72. MYTX Apac Citra Centertex Tbk73. ARGO Argo Pantas Tbk74. CNTX Centex (Preferred Stock) Tbk75. CNTB Centex Saham Seri B Tbk76. DOID Delta Dunia Makmur Tbk77. ERTX Eratex Djaja Tbk78. ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk79. MYRX Hanson International Tbk80. MYRXP Hanson International Seri B Tbk81. INDR Indorama Synthetics Tbk82. KARW Karwell Indonesia Tbk

Page 110: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

93

Lanjutan Tabel Perusahaan ManufakturNo. Kode Perusahaan Nama Perusahaan83. UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk84. PBRX Pan Brothers Tex Tbk85. PAFI Panasia Filamet Inti Tbk86. HDTX Panasia Indosyntec Tbk87. ADMG Polychem Indonesia Tbk88. POLY Asia Pacific Fibers Tbk89. RICY Ricky Putra Globalindo Tbk90. RDTX Roda Vivatex Tbk91. SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk92. TFCO Teijin Indonesia Fiber Tbk93. UNTX Unitex Tbk94. BIMA Primarindo Asia Infrastructur Tbk95. BATA Sepatu Bata Tbk96. SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk97. JECC Jembo Cable Company Tbk98. KBLM Kabelindo Murni Tbk99. KBLI KMI Wire and Cable Tbk100. SCCO Sucaco Tbk101. IKBI Sumi Indo Kabel Tbk102. VOKS Voksel Electric Tbk103. PTSN Sat Nusapersada Tbk104. ADES Akasha Wira International Tbk105. AQUA Aqua Golden Missisippi Tbk106. CEKA Cahaya Kalbar Tbk107. DAVO Davomas Abadi Tbk108. DLTA Delta Djakarta Tbk109. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk110. MYOR Mayora Indah Tbk111. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk112. PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk113. SKBM Sekar Bumi Tbk*114. SKLT Sekar Laut Tbk115. STTP Siantar Top Tbk116. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk117. ULTJ Ultrajaya Milk Tbk118. BATI Bat Indonesia Tbk119. RMBA Bentoel International Investama Tbk120. GGRM Gudang Garam Tbk121. HMSP HM Sampoerna Tbk122. SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia (Ps) Tbk123. SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk124. DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk125. INAF Indofarma Tbk

Page 111: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

94

Lanjutan Tabel Perusahaan ManufakturNo. Kode Perusahaan Nama Perusahaan126. KLBF Kalbe Farma Tbk127. KAEF Kimia Farma Tbk128. MERK Merck Tbk129. PYFA Pyridam Farma Tbk130. SCPI Schering Plough Indonesia Tbk131. TSPC Tempo Scan pacific Tbk132. TCID Mandom Indonesia Tbk133. MRAT Mustika Ratu Tbk134. PROD Sara Lee Bodycare Indonesia Tbk*135. UNVR Unilever Indonesia Tbk136. KICI Kedaung Indah Can Tbk137. KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk138. LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk139. ETWA Eterindo Wahanatama Tbk

Sumber: Data dari PRPM (Pusat Referensi Pasar Modal)Keterangan (*): Delisted Company

Page 112: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

95

No Going Concern & Non Going Concern Auditor Opinion Audit Lag Opini Audit Tahun Sebelumnya Springate78 Pertumbuhan Laba Ukuran Perusahaan1 0 70 0 1.209825462 -0.297352662 27.31711292 1 82 1 0.559771004 -5.793831851 28.459699863 0 87 0 0.225645905 0.532930108 27.609385754 0 48 0 1.535785895 0.436959863 27.034326985 0 59 0 1.23901506 0.457199229 27.010723776 0 83 0 0.127159287 -0.567340262 27.702142557 1 70 0 0.174076606 0.243822374 28.689438938 0 84 0 0.208300299 -1.290076222 26.837175099 0 80 0 1.952821631 0.196407163 30.1104628610 1 84 1 0.190490445 -9.678127673 26.8902237611 0 53 1 1.043770707 1.816860956 28.1671372812 1 75 1 -1.826258037 -1.254978947 26.3912376113 0 16 1 3.219614379 0.008063224 26.1079174714 1 87 1 -0.977558405 0.229068416 29.045900515 0 53 1 0.295028834 -0.003424461 27.0783052216 1 91 1 -0.31900714 2.320734232 25.4859431617 0 80 0 0.820680169 -0.352887074 26.3953735418 0 87 0 -0.157720152 -0.424508423 27.2651829319 1 33 1 0.096061104 -1.372167407 26.2492895820 0 91 0 0.264122657 -0.318341528 29.6353799421 0 54 0 0.190964529 -0.072130386 25.0612214322 0 102 1 1.13796548 1.009307779 29.6184794423 0 84 0 0.414918279 -0.628087274 26.8917117924 1 83 1 -0.180694104 -0.206461713 27.7775198325 0 75 0 0.059973189 -1.128133966 27.9088184426 1 84 1 -0.275648068 0.424607245 25.5971607527 0 69 0 1.301995065 -0.081303676 28.483630428 0 89 0 0.092098302 -0.614429427 26.603200229 1 80 1 0.144974388 -0.432809194 28.37508202

No Going Concern & Non Going Concern Auditor Opinion Audit Lag Opini Audit Tahun Sebelumnya Springate78 Pertumbuhan Laba Ukuran Perusahaan1 0 86 0 1.086785011 -0.240811462 27.401914842 1 59 1 -0.083563715 -0.989530917 28.184412023 0 86 0 0.415153539 8.065322227 27.56018444 0 53 0 1.349953897 -0.266396769 27.046437075 0 75 0 1.027607746 -0.232620951 27.081820856 0 75 0 0.00898684 -1.32401273 27.747866417 0 67 1 0.327215271 16.45495647 28.861214668 0 83 0 0.718057349 -4.503341015 26.843235669 0 83 0 2.603795614 0.481490651 23.2616977710 0 87 1 0.632198926 -1.603584895 27.0045271711 0 73 0 0.626734825 -0.84674039 28.0564020712 1 81 1 0.779683342 -0.476186654 26.2972917513 0 12 0 3.967700209 0.499785693 26.3676482414 1 88 1 -1.595404354 641.9997475 28.9607799115 0 80 0 0.004324489 -0.154377457 27.1374409316 1 89 1 -0.099604195 -0.916928032 25.4122786717 0 72 0 0.884216783 0.068881334 26.39922818 1 89 0 -0.184162461 0.251788025 27.2215638219 1 80 1 0.174887773 0.059375485 26.3244009220 0 73 0 0.801941444 2.277792892 29.8049753621 0 54 0 0.266605385 0.301849722 25.1436387922 0 89 0 1.590610278 0.266927772 29.6454465723 0 80 0 0.490998035 0.356273195 26.8706461924 1 82 1 0.564074779 -1.334371711 27.7387952225 0 88 0 0.387884773 1.858339055 27.9541430726 1 75 1 -0.281365876 -0.287562305 25.706339527 0 68 0 1.153455973 -0.081666976 28.5389774828 0 76 0 0.317167495 2.756215029 26.6202343929 0 83 1 0.303023189 0.579034496 28.33435531

Analisis Data Tahun2005

Analisis Data Tahun2006

Page 113: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

96

No Going Concern & Non Going Concern Auditor Opinion Audit Lag Opini Audit Tahun Sebelumnya Springate78 Pertumbuhan Laba Ukuran Perusahaan1 0 88 0 2.02630396 0.349188561 27.516204462 1 79 1 0.876409699 5.19321688 23.55129633 0 87 0 0.894139165 1.233146339 28.026874184 0 60 0 1.649122388 -0.049340312 27.052863285 0 79 0 1.442381143 0.093486692 27.107379096 0 86 0 0.597219691 -1.115713002 27.747370617 0 72 0 0.763366939 0.198979154 28.957986938 0 58 0 0.96868623 0.669472498 27.085709879 0 79 0 2.608789904 0.026491507 30.383441710 0 79 0 0.901880535 -0.973333364 26.9026853111 0 86 0 1.187910123 1.13764915 28.0724086412 1 74 1 0.152035671 -7.291511621 26.3936282113 0 53 0 3.318184004 0.038674773 26.5255721914 1 77 1 -1.102771701 0.988074095 28.9720420115 0 64 0 0.869689046 0.146831383 27.1559406216 1 60 1 1.520454199 -20.20345431 25.6595559317 0 77 0 1.244678154 0.223585331 26.4790008418 1 86 1 -0.099477851 0.311143447 27.1305549419 0 70 1 0.49793216 3.541029629 26.8388933620 1 88 0 1.007188581 1.08484857 25.2997982621 0 60 0 0.803886966 0.008140148 25.2995976422 0 77 0 2.189742559 -0.998629579 29.7728771423 0 74 0 0.805119328 0.081017354 26.9721750424 1 80 1 1.314202814 -0.482429576 27.8893563225 0 67 0 0.70231114 0.176194534 28.0377467126 1 60 1 -0.036576604 -0.563217739 25.491230527 0 86 0 1.651922294 0.021182171 28.6509995228 0 30 0 0.26226623 120.3549352 26.9686146629 0 79 0 0.457363363 -0.31589605 28.39135518

No Going Concern & Non Going Concern Auditor Opinion Audit Lag Opini Audit Tahun Sebelumnya Springate78 Pertumbuhan Laba Ukuran Perusahaan1 0 90 0 1.190836738 0.24917906 27.634502982 1 80 1 -0.307824945 -77.34244268 30.478469193 0 85 0 0.17268804 -0.285769972 28.16091384 0 49 0 1.465129122 0.41871274 27.181072395 0 80 0 1.44000831 0.769556266 27.271909986 0 87 0 0.028401705 -0.996376927 27.842095547 0 79 0 0.381223823 -0.700304876 28.944354378 0 72 0 0.183605976 -0.980847433 27.653104679 0 80 0 1.878121878 0.074851173 30.4119387410 0 83 0 0.310307196 2.013148103 27.1568569811 0 85 0 0.802670249 1.420910297 28.1454999412 1 86 1 -0.080716321 -0.145304951 26.4281971813 0 50 0 3.553568274 0.09718627 26.6503638314 1 76 1 -1.89734456 -0.251493861 28.9482380415 0 70 0 0.880904629 1.6344374 27.5706222816 1 90 1 0.355514036 -0.735876875 25.9324233617 0 83 0 1.126535804 1.002699702 26.5947654718 1 90 1 -0.756677811 1.600218705 27.089464419 0 77 0 0.263176148 0.521550651 27.1009507720 1 85 1 -1.311999617 -3.107774405 25.4004695421 0 88 0 0.370943517 0.32428947 25.3148978922 0 72 0 2.410694544 0.421388217 29.9921546723 0 33 0 0.159572074 -0.691146657 27.1638132324 0 80 1 0.521995807 0.285759664 27.956509425 0 33 0 0.291745895 -1.522031348 28.0788441426 1 80 1 -8.403931108 11.6761721 25.113241227 0 85 0 1.204016547 0.151927435 28.7185916928 0 74 0 0.254422672 0.820219544 27.6478366929 0 77 0 0.108895849 2.269535222 28.40060404

Analisis Data Tahun2007

Analisis data tahun2008

Page 114: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

97

No Going Concern & Non Going Concern Auditor Opinion Audit Lag Opini Audit Tahun Sebelumnya Springate78 Pertumbuhan Laba Ukuran Perusahaan1 0 90 0 1.938238898 0.164884288 27.768350542 0 82 1 0.784762593 -1.160971752 30.426794363 0 83 0 0.779997671 3.439374185 28.100289474 0 48 0 1.499113695 0.020519028 27.387181195 0 83 0 2.783250813 0.510417667 27.357144156 0 82 0 0.51390181 23426.63228 27.886121337 0 61 0 1.446557572 6.570435506 28.931549218 0 62 0 0.84459546 148.110648 27.751139039 0 84 0 3.210611033 0.306026524 30.5055145310 0 84 0 0.139617319 -13.72857495 26.8768831911 0 79 0 1.283467953 -0.239196219 27.9308522912 1 91 1 0.439165741 -1.22468379 26.3252612113 0 54 0 7.005315111 0.487528634 26.7962427114 1 75 1 0.069347938 -2.900592283 28.8061599515 0 63 0 1.999118109 0.531476742 27.6244646716 1 90 1 0.974109506 1.143616394 25.6498646717 0 75 0 1.490365243 -0.057120553 26.6249033718 1 84 1 -0.222409946 -0.906381489 26.8622273219 0 85 0 0.295848179 -0.025333667 27.0197492520 1 86 1 0.892529964 -1.567688564 25.2758877521 0 50 0 0.675197303 0.634113823 25.3278096622 0 77 0 4.220407341 0.318180834 30.1922179223 0 86 0 0.714297474 7.527437287 27.0308549424 0 99 0 0.560272313 0.365529194 28.1265067725 0 90 0 0.577974313 -2.883097135 27.9905382626 1 79 1 -46.14244811 -0.858385281 24.8182479927 0 85 0 1.573780179 0.122615736 28.8136996728 0 100 0 0.421468562 0.317247663 27.928928129 0 78 0 0.683768316 1.479640194 28.28421056

Analisis Data Tahun2009

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Included in Analysis 145 100.0

Missing Cases 0 .0

Selected Cases

Total 145 100.0Unselected Cases 0 .0Total 145 100.0a. If weight is in effect, see classification table for the total number ofcases.

Iteration Historya,b,c

CoefficientsIteration -2 Log likelihood Constant

1 169.011 -.924

2 168.846 -.999

3 168.846 -1.000

Step 0

4 168.846 -1.000a. Constant is included in the model.b. Initial -2 Log Likelihood: 168,846

Page 115: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

98

Iteration Historya,b,c

CoefficientsIteration -2 Log likelihood Constant

1 169.011 -.924

2 168.846 -.999

3 168.846 -1.000

Step 0

4 168.846 -1.000a. Constant is included in the model.b. Initial -2 Log Likelihood: 168,846c. Estimation terminated at iteration number 4 becauseparameter estimates changed by less than ,001.

Classification Tablea,b

Predicted

Y

Observed 0 1 Percentage Correct

0 106 0 100.0Y

1 39 0 .0

Step 0

Overall Percentage 73.1

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.000 .187 28.503 1 .000 .368

Iteration Historya,b,c,d

CoefficientsIteration -2 Log likelihood Constant X1 X2 X3 X4 X5

1 81.881 2.328 .015 2.820 -.022 .000 -.191

2 65.814 5.673 .031 3.829 -.075 .000 -.391

3 57.907 9.486 .036 4.253 -.452 .000 -.554

4 52.097 14.969 .033 4.272 -1.287 .000 -.734

5 50.711 17.111 .040 4.520 -1.854 .000 -.829

6 50.568 17.852 .043 4.648 -2.085 .000 -.865

7 50.410 18.084 .044 4.665 -2.120 -.002 -.875

8 50.364 18.354 .045 4.686 -2.183 -.004 -.886

9 50.340 18.312 .045 4.690 -2.189 -.004 -.885

10 50.339 18.303 .045 4.691 -2.190 -.004 -.885

Step 1

11 50.339 18.303 .045 4.691 -2.190 -.004 -.885a. Method: Enterb. Constant is included in the model.c. Initial -2 Log Likelihood: 168,846

Page 116: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

99

Iteration Historya,b,c,d

CoefficientsIteration -2 Log likelihood Constant X1 X2 X3 X4 X5

1 81.881 2.328 .015 2.820 -.022 .000 -.191

2 65.814 5.673 .031 3.829 -.075 .000 -.391

3 57.907 9.486 .036 4.253 -.452 .000 -.554

4 52.097 14.969 .033 4.272 -1.287 .000 -.734

5 50.711 17.111 .040 4.520 -1.854 .000 -.829

6 50.568 17.852 .043 4.648 -2.085 .000 -.865

7 50.410 18.084 .044 4.665 -2.120 -.002 -.875

8 50.364 18.354 .045 4.686 -2.183 -.004 -.886

9 50.340 18.312 .045 4.690 -2.189 -.004 -.885

10 50.339 18.303 .045 4.691 -2.190 -.004 -.885

Step 1

11 50.339 18.303 .045 4.691 -2.190 -.004 -.885a. Method: Enterb. Constant is included in the model.d. Estimation terminated at iteration number 11 because parameter estimates changed by less than ,001.

Omnibus Tests of Model CoefficientsChi-square df Sig.

Step 118.507 5 .000

Block 118.507 5 .000

Step 1

Model 118.507 5 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihoodCox & Snell R

SquareNagelkerke R

Square

1 50.339a .558 .812

a. Estimation terminated at iteration number 11 becauseparameter estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 6.820 8 .556

Page 117: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2683/1/...pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan,

100

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow TestY = 0 Y = 1

Observed Expected Observed Expected Total

1 15 14.998 0 .002 15

2 15 14.979 0 .021 15

3 15 14.927 0 .073 15

4 14 14.838 1 .162 15

5 15 14.579 0 .421 15

6 15 14.158 0 .842 15

7 12 12.335 3 2.665 15

8 5 4.375 10 10.625 15

9 0 .755 15 14.245 15

Step 1

10 0 .056 10 9.944 10

Classification Tablea

Predicted

Y

Observed 0 1Percentage

Correct

0 101 5 95.3Y

1 5 34 87.2

Step 1

Overall Percentage 93.1

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

X1 .045 .029 2.297 1 .130 1.046

X2 4.691 .881 28.356 1 .000 108.930

X3 -2.190 .808 7.347 1 .007 .112

X4 -.004 .006 .394 1 .530 .996

X5 -.885 .334 7.032 1 .008 .413

Step 1a

Constant 18.303 8.542 4.591 1 .032 8.890E7a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5.

Correlation Matrix

Constant X1 X2 X3 X4 X5

Constant 1.000 .092 .331 -.339 -.093 -.963

X1 .092 1.000 .324 -.137 -.118 -.348

X2 .331 .324 1.000 -.224 -.125 -.441

X3 -.339 -.137 -.224 1.000 .368 .329

X4 -.093 -.118 -.125 .368 1.000 .109

Step 1

X5 -.963 -.348 -.441 .329 .109 1.000