Upload
lenguyet
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PEMILIHAN SEKOLAH
LANJUTAN PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CLUWAK PATI
TAHUN AJARAN 2015/2016
Skripsi disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Ayu Isworo Widiawati
1301410039
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena
persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan.
(General Collin Power)
PERSEMBAHAN
1) Almamaterku BK FIP UNNES.
2) Untuk Papa Alm. Edi Susmanto dan Mama
Sulistiyani tercinta untuk segala kasih sayang, doa,
dukungan, perjuangan dan motivasinya.
3) Untuk Saudaraku Tersayang, Kakak Bagus
Widiatmoko.
4) Untuk sahabat BK Unnes ’10 yang senantiasa
berjuang bersama.
v
PRAKATA
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan semuanya denga baik serta rencana terbaik-Nya, sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-faktor penghambat
dalam pemilihan sekolah lanjutan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati
Tahun Ajaran 2015/2016”. Penelitian ini dilakukan karena melihat fenomena di
sekitar, bahwa pada siswa kelas IX memilih sekolah lanjutan yang tepat bukan hal
yang mudah, dan banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi
penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1
Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di
Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian untuk skripsi ini.
3. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd, Kons, Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling,
yang telah memberikan ijin penelitian dan pengarahan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
vi
4. Dra. Ninik Setyowani, M.Pd. sebagai pembimbing skripsi dan dosen penguji
tiga, yang telah memberikan bimbingan, arahan, perhatian, masukan dan
dukungan selama penyusunan skripsi.
5. Dr. Awalya, M.Pd.,Kons. sebagai dosen penguji satu, yang telah memberikan
bimbingan dan masukan selama sidang skripsi hingga perbaikan skripsi.
6. Dra. Maria Theresia Sri Hartati, M.Pd., Kons. sebagai dosen penguji dua,
yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama sidang skripsi hingga
perbaikan skripsi.
7. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Cluwak yang telah memberikan izin penelitian.
8. Guru BK SMP Negeri 1 Cluwak, yang telah bersedia membantu selama
proses penelitian.
9. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
khususnya Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling atas bekal ilmu,
wawasan, inspirasi, dan motivasi kepada penulis.
10. Seluruh Staf Karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas
perpustakaan Jurusan Bimbingan dan Konseling yang telah membantu
kelancaran penulisan skripsi.
11. Teman-teman Mahasiswa BK Angkatan ’10, teman-teman kos dan sahabat
saya.
12. Serta seluruh pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
vii
Demikian skripsi ini disusun, semoga kita senantiasa diberi yang terbaik
oleh Allah SWT. Akhir kata, semoga karya ini bermanfaat.
Semarang, Agustus 2015
Penulis
viii
ABSTRAK
Widiawati, Ayu Isworo. 2015. Faktor-faktor penghambat dalam pemilihan
sekolah lanjutan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran
2015/2016.Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Ninik Setyowani, M.Pd.
Kata kunci: faktor internal dan faktor eksternal penghambat dalam pemilihan
sekolah lanjutan, siswa kelas IX SMP
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena di lapangan pada saat
peneliti melaksanakan observasi di SMP Negeri 1 Cluwak melalui DCM dengan
perolehan hasil secara keseluruhan siswa mengalami permasalahan dalam
pemilihan sekolah lanjut dari aspek biaya, tentu saja biaya merupakan aspek
penting dalam menempuh studi. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan dalam
menentukan pilihan sekolah lanjut serta mengalami kekhawatiran tidak diterima di
sekolah lanjut yang memiliki kualitas baik. Sekolah lanjutan sangat penting, jadi
apabila kualitasnya kurang baik maka siswa menjadi khawatir karena hal ini
menyangkut masa depan. Siswa merasa takut tidak bisa berdiri sendiri, hal ini
dapat diakibatkan karena ketakutan siswa tidak mendapat dukungan dari pihak-
pihak terkait dan orang terdekat. Selain itu melalui wawancara dengan Guru BK
bahwa secara keseluruhan siswa kelas IX ingin melanjutkan sekolah setelah lulus
dari SMP, namun dalam menentukan sekolah lanjutan yang tepat ada kalanya
mendapat hambatan dari faktor-faktor internal dan eksternal. Sekolah lanjutan
merupakan salah satu aspek pemilihan karier, yang mana semua itu bertujuan
untuk memudahkan siswa dalam merencanakan masa depan sedini mungkin.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor internal dan
faktor eksternal apa saja yang menghambat siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak
Pati tahun ajaran 2015/2016.
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu
jenis penelitian survei. Untuk populasi pada penelitian ini adalah semua siswa
kelas IX yaitu sejumlah 288 siswa. Sampel yang digunakan adalah 25% dari 288
siswa yaitu 72 siswa. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan skala psikologis pemilihan sekolah lanjutan.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif presentase.
Hasil yang ditemukan bahwa faktor internal yang menghambat pemilihan sekolah
lanjutan pada siswa kelas IX dengan persentase sebesar 66,67%, sedangkan faktor
eksternal yang mempengaruhi pemilihan sekolah lanjutan pada siswa kelas IX
dengan persentase sebesar 64,96%. Simpulan yang didapatkan adalah siswa
memiliki hambatan pada kedua dari faktor-faktor ini, dengan perolehan persentase
terbesar pada kondisi psikis 66,79% dan kondisi keluarga 66,42%.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL..................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... ii
PERNYATAAN.............................................................................................. iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................... iv
KATAPENGANTAR..................................................................................... v
ABSTRAK....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
DAFTAR DIAGRAM...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................... 9
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi.................................................................... 9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 11
2.1 PenelitianTerdahulu................................................................................... 11
2.2 Pemilihan Karier................................. ...................................................... 17
2.2.1 Pengertian Pemilihan Karier.......................... ........................................ 17
2.2.2 Faktor-faktor pokok dalam Perkembangan Karier................................. 19
2.3 Faktor-faktor Penghambat dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan…........... 39
2.3.1 Faktor Penghambat Internal.................................................................... 40
2.3.2 Faktor Penghambat Eksternal.................................................................. 42
2.4 Teori Perkembangan Anak Usia SMP....................................................... 48
2.5 Kerangka Berpikir................................................................................ 51
x
BAB 3 METODE PENELITIAN.................................................................. 53
3.1 Jenis Penelitian.......................................................................................... 53
3.2 Variabel Penelitian.................................................................................... 54
3.2.1 Identifikasi Variabel................................................................................ 54
3.2.2 Hubungan Antar Variabel....................................................................... 55
3.2.3 Definisi Operasional Variabel................................................................. 55
3.3 Populasi dan Sampel.................................................................................. 57
3.3.1 Populasi................................................................................................... 57
3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling.................................................................. 58
3.4 Metode dan Alat Pengumpul Data............................................................. 60
3.4.1 Metode pengumpulan Data...................................................................... 60
3.4.2 Alat Pengumpulan Data........................................................................... 62
3.4.3 Penyusunan Instrumen............................................................................ 64
3.5 Uji Instrumen Penelitian........................................................................... 69
3.5.1Validitas.................................................................................................... 69
3.5.2 Reliabilitas............................................................................................... 71
3.6 Teknik Analisis Data................................................................................ 73
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 75
4.1 Hasil Penelitian.......................................................................................... 75
4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Data Penelitian Keseluruhan........ 76
4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Data Penelitian Per Komponen.... 78
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian..................................................................... 89
4.2.1 Faktor Penghambat Internal.................................................................... 90
4.2.2 Faktor Penghambat Eksternal................................................................. 95
4.3 Keterbatasan Penelitian............................................................................. 100
BAB 5 PENUTUP........................................................................................... 101
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 101
5.2 Saran......................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 103
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian.................................................. 58
3.2 Sampel Penelitian........................................................................ .......... 60
3.3 Penskoran Alternatif Jawaban........................................ ............. ......... 62
3.4 Kategori Tingkatan Kriteria Faktor Penghambat dalam Pemilihan Sekolah
Lanjutan.................................................................... ............................. 64
3.5 Kisi-kisi Skala Psikologis Faktor Penghambat dalam Pemilihan Sekolah
Lanjutan........................................................................................ ......... 65
3.6 Distribusi Butir Item Valid dan Gugur....................... ............. ............. 71
3.7 Kriteria Reliabilitas Instrumen........................................ ............. ........ 72
4.1 Analisis Deskriptif Persentase Faktor-faktor Penghambat dalam Pemilihan
Sekolah Lanjutan.............................................................................. 76
4.2 Persentase Deskriptor Kondisi Fisik..................................................... 78
4.3 Persentase Per Butir Pernyataan Faktor Kondisi Fisik....................... 79
4.4 Persentase Deskriptor Kondisi Psikis.................................................. 80
4.5 Persentase Per Butir Pernyataan Faktor Kondisi Psikis................... 81
4.6 Persentase Deskriptor Kondisi Keluarga........................................... 83
4.7 Persentase Per Butir Pernyataan Faktor Kondisi Keluarga.................. 84
4.8 Persentase Deskriptor Kondisi Sekolah............................................... 85
4.9 Persentase Per Butir Pernyataan Faktor Kondisi Sekolah................. 86
4.10 Persentase Deskriptor Kondisi Teman................................................ 86
4.11 Persentase Per Butir Pernyataan Faktor Kondisi Teman.................... 87
4.12 Persentase Deskriptor Faktor Masyarakat.......................................... 88
xii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Analisis Deskriptif Persentase Faktor-faktor Penghambat Pemilihan Sekolah
Lanjutan................................................................................................. 77
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Kerangka Berpikir Faktor Penghambat Pemilihan Sekolah
Lanjutan...................................................................................... ........ 52
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen Sebelum Try Out ........................................................... 106
2. Skala Pemilihan Sekolah Lanjutan Sebelum Try Out ................................... 111
3. Perhitungan Validitas .................................................................................... 119
4. Perhitungan Realiabilitas .............................................................................. 133
5. Kisi-kisi Intrumen Sesudah Try Out ............................................................. 135
6. Skala Pemilihan Sekolah Lanjutan Sesudah Try Out ................................... 139
7. Tabulasi Hasil Penelitian .............................................................................. 146
8. Daftar Sampel Penelitian Siswa Kelas IX..................................................... 167
9. Foto Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ................................................... 169
10. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................................. 172
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan merupakan
sekolah menengah lanjutan yang akan ditempuh siswa setelah lulus dari Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Dalam hal memilih sekolah lanjutan setelah lulus dari
SMP tidak lantas mudah, karena beberapa hal dari salah memilih sekolah lanjutan
dapat berakibat tidak baik pada proses belajar siswa dan dapat menghambat karier
anak di masa depan. Dengan mengetahui pentingnya peran sekolah bagi
perkembangan kepribadian, intelektual, sosial dan karier, maka siswa harus
memilih sekolah yang tepat dan sesuai dengan cita-cita.
Dalam tahap perkembangan karier menurut Super (dalam Winkel 2004:
632) ialah “remaja mengalami fase eksplorasi (exploration) di mana individu
memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang
mengikat”. Selanjutnya Super (dalam Winkel 2004: 631) berpendapat bahwa
“perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup
banyak faktor, faktor tersebut untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan
sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya”. Jadi dapat disimpulkan bahwa
siswa mulai memikirkan tentang pemilihan sekolah lanjutan, tetapi belum
memikirkan sekolah mana yang akan menjadi pilihannya. Agar tidak mengalami
banyak kesulitan dalam proses pemilihan sekolah lanjutan baik itu di Sekolah
Menengah Atas dan Kejuruan serta pertimbangan lainnya, maka perlu
2
memperhatikan berbagai faktor yang menjadi penghambatnya diantaranya faktor
internal dan faktor eksternal.
Santrock (2003: 486) mengatakan bahwa “sekolah memberikan pengaruh
yang kuat dalam pemilihan karier individu”. Sekolah memberikan suasana untuk
mengembangkan diri sehubungan prestasi dan karier. “Individu harus melewati
tahap perkembangan yang meliputi jangka waktu yang lama untuk menetap pada
satu karier tertentu.” (Winkel 2007: 624). Menurut Super (dalam Purwandari
2009: 12) menjelaskan bahwa “individu dikatakan matang atau siap untuk
membuat keputusan karier jika pengetahuan yang dimilikinya untuk membuat
keputusan karier didukung oleh informasi yang kuat mengenai pekerjaan
berdasarkan eksplorasi yang telah dilakukan.” Berdasarkan beberapa pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa perlu mengerti dan memahami tugas
perkembangan remaja, serta pemilihan karier bagi siswa didukung oleh
pengetahuan serta informasi mengenai jenis karier yang diperoleh dari sekolah,
karena sekolah memberikan peran penting bagi perkembangan diri serta prestasi
siswa. Informasi yang cukup dalam memutuskan pilihan agar apa yang menjadi
harapan siswa dapat tercapai.
Menurut Ginzberg dkk (dalam Santrock 2002: 94) perkembangan individu
dalam proses pilihan karier mencakup tiga fase, yaitu: (1) Tahap Fantasi: 0 – 11
tahun (masa Sekolah Dasar), (2) Tahap Tentatif: 12-18 tahun (masa Sekolah
Menengah), (3) Tahap Realistik: 19-25 tahun (masa Perguruan Tinggi). Ginzberg
(dalam Winkel 2004: 628) mengatakan tugas perkembangan siswa usia sekolah
menengah meliputi “tahap tentatif, yaitu dibagi menjadi empat sub tahap, yakni:
3
(1) sub tahap minat (interest); (2) sub tahap kapasitas (capacity); (3) sub tahap
nilai (values) dan (4) sub tahap transisi (transition)”.
Jadi pada tahap tentatif anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki
minat dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Pada sub tahap minat, anak
cenderung melakukan pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan hanya yang
sesuai dengan minat dan kesukaan mereka saja. Sedangkan pada sub kapasitas dan
kemampuan anak mulai melakukan kegiatan didasarkan pada kemampuan
masing-masing, disamping minat dan kesukaannya. Selanjutnya pada sub tahap
nilai anak sudah bisa membedakan mana kegiatan atau pekerjaan yang dihargai
oleh masyarakat, dan mana yang kurang dihargai. Pada masa remaja pilihan karier
orang mengalami perkembangan. Awalnya pertimbangan karier itu hanya
berdasarkan kesenangan, ketertarikan atau minat, sedangkan faktor-faktor lain
tidak dipertimbangkan. Menyadari bahwa minat saja tidaklah cukup, sehingga
anak mulai menanyakan kepada diri sendiri apakah dia memiliki kemampuan
melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kemmpuannya itu cocok dengan
minatnya.
Menurut Havigurst (dalam Yusuf 2009: 67) tugas-tugas perkembangan
adalah “A developmental task is a task which arises at or about a certain period
in the life of the individual, successful achievement of which leads to his
happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the
individual, disapproval by society, and difficulty with later task.” (Tugas
perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam
rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan
4
membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya;
sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri
individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-
kesulitan dalam tugas-tugas berikutnya).
Siswa sekolah menengah merupakan masa remaja di mana dalam masa ini
terjadi peningkatan dalam suatu pemilihan. Hal tersebut diwujudkan dalam proses
pembentukan orientasi, minat, dan rencana masa depan individu. Dalam hal ini,
“siswa mulai merencanakan keputusan-keputusan tentang masa depan” (Desmita
2009: 198). Oleh sebab itu, untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi
pemilihan karier menjadi hal penting, terutama bagi siswa SMP di mana akan
dihadapkan pada pilihan sekolah lanjutan.Namun pada kenyataannya di lapangan,
memilih sekolah lanjutan yang tepat setelah lulus dari jenjang SMP merupakan
keadaan yang tidak mudah bagi para siswa yang masih dalam kategori remaja.
Keadaan tersebut dipengaruhi oleh pemahaman siswa tentang sekolah lanjutan
belum terarah dan sangat bergantung pada pihak luar, yaitu teman, konselor, dan
harapan orang tua. “Ada tiga faktor penghambat dalam pemilihan karir yaitu
keluarga, kelompok sebaya, dan masyarakat” (Supriyo 2008: 118).
Dalam penelitian Purwandari (2009: 5) yang berfokus pada faktor internal
yang mempengaruhi kematangan vokasional siswa kelas XII SMA menyatakan
bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk menentukan studi
lanjut berdasarkan pemahaman yang tepat tentang kualitas diri dan informasi
sekolah lanjutan. Fenomena yang terjadi pada siswa yang pemikirannya masih
labil dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan sehingga tanpa sadar mereka tidak
5
memperhatikan kemampuan diri mereka sendiri. Madikhatun dalam Jurnal
Informatika Vol 5 No. 1 Januari 2011 mengungkapkan pengambilan keputusan
dalam bidang pendidikan yaitu memilih sekolah yang tepat. Pemilihan sekolah
merupakan salah satu hal yang sangat penting dikarenakan pilihan sekolah akan
mempengaruhi pendidikan dan masa depan.
Setiap remaja khususnya siswa SMP Negeri 1 Cluwak Pati seharusnya
memiliki kemampuan diri dalam mengetahui bakat dan minat mereka yang positif,
dan pada kondisi yang terdapat di lapangan dijumpai secara keseluruhan siswa
sudah memiliki minat pada suatu bidang. Fenomena yang diperoleh oleh peneliti
selama observasi melalui DCM pada siswa kelas VIII diperoleh hasil bahwa 33%
siswa ingin melanjutkan sekolah tetapi tidak punya biaya, 36% siswa sulit
menetapkan pilihan sekolah lanjutan, 15% siswa merasa takut di masa depan tidak
dapat berdiri sendiri, dan 16% siswa mengalami kekhawatiran tidak dapat
diterima di sekolah lanjutan yang berkualitas baik.
Dari hasil observasi melalui DCM tersebut dapat diketahui bahwa secara
keseluruhan siswa mengalami permasalahan dalam pemilihan sekolah lanjut dari
aspek biaya, tentu saja biaya merupakan aspek penting dalam menempuh studi.
Jika tidak memiliki biaya, hal ini dapat menjadi permasalahan yang dapat
mengganggu kehidupan sehari-hari siswa. Selain itu siswa juga mengalami
kesulitan dalam menentukan pilihan sekolah lanjut serta mengalami kekhawatiran
tidak diterima di sekolah lanjut yang memiliki kualitas baik. Sekolah lanjutan
sangat penting, jadi apabila kualitasnya kurang baik maka siswa menjadi khawatir
karena hal ini menyangkut masa depan. Siswa merasa takut tidak bisa berdiri
6
sendiri, hal ini dapat diakibatkan karena ketakutan siswa tidak mendapat
dukungan dari pihak-pihak terkait dan orang terdekat.
Selain itu peneliti selama melakukan wawancara dengan Guru BK di
sekolah pada semester gasal tahun 2014, secara keseluruhan siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Cluwak ingin melanjutkan sekolah setelah lulus dari SMP. Siswa menilai
diri mereka sudah mengetahui minat mereka pada sekolah lanjutan, namun
sebenarnya faktor minat saja tidak cukup dalam mengambil keputusan untuk
memilih studi lanjut dan kariernya. Penentuan dan pemilihan karier untuk anak
usia pubertas ini tentunya masih memiliki beberapa kesulitan karena emosi yang
masih labil. Untuk menentukan pemilihan sekolah lanjutan, siswa tidak hanya
mengandalkan minat saja, hal ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tentunya ada di lingkungan sekitar siswa.
Munandir (1996:97) menyebutkan teori pengambilan keputusan karir oleh
Krumboltz meliputi empat kategori faktor yang mempengaruhi keputusan karir
seseorang, yaitu faktor genetik, kondisi lingkungan, belajar dan keterampilan
menghadapi tugas. Karier bagi siswa sekolah menengah adalah menentukan
pilihan sekolah lanjutan. “Akan tetapi, kenyataannya masih banyak siswa
mengalami kebingungan, ketidakpastian dan stress dalam melakukan eksplorasi
dan pemilihan karier” (Santrock 2003: 485). Para siswa terkadang dihadapkan
pada permasalahan yang dapat menghambat untuk mengambil keputusan
kariernya secara tepat dan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam memilih
sekolah lanjutan, siswa perlu mengetahui dan memahami potensi yang dimiliki
serta pengetahuan tentang jurusan pada studi lanjut yang akan mempengaruhi
7
siswa dalam mengambil keputusan tersebut. Apabila siswa tidak mengetahui
pemilihan kariernya dengan baik, mereka tidak mempunyai gambaran tentang
karier apa yang akan mereka pilih di masa depan, sehingga hal ini akan
menimbulkan kecemasan dalam diri yang dapat menghambat keberhasilannya.
Melihat fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
berjudul “Faktor-faktor yang Penghambat dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan
Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016”.
Alasannya yaitu dengan mengenal faktor-faktor tersebut nantinya bisa mengetahui
aspek-aspek hambatan yang terjadi pada siswa dalam perkembangan karier, selain
itu siswa dapat mengetahui penyelesaian dari masalah tersebut yang menyangkut
pemilihan sekolah lanjutan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah
umum pada penelitian ini yaitu apa saja faktor-faktor penghambat dalam
pemilihan sekolah lanjutan pada Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati
Tahun Ajaran 2015/2016?
Untuk menjawab rumusan masalah umum tersebut, perlu dirinci rumusan
masalah khusus sebagai berikut:
1. Faktor internal apa saja yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan pada
Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016?
2. Faktor eksternal apa saja yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan pada
Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016?
8
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini secara umum
yaitu untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penghambat dalam pemilihan
sekolah lanjutan pada Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran
2015/2016. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor internal yang menghambat pemilihan sekolah
lanjutan pada Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran
2015/2016.
2. Untuk mengetahui faktor eksternal yang menghambat pemilihan sekolah
lanjutan pada Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran
2015/2016.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis
1. Bagi guru
Bagi guru BK di SMP Negeri 1 Cluwak untuk dapat meningkatkan
pemberian layanan di bidang karier kepada siswa, agar siswa tidak
kebingungan dalam menentukan sekolah lanjutan.
2. Untuk siswa
Bagi siswa agar menentukan pilihan sekolah lanjutan sejak dini dan
meningkatkan komunikasi kepada pihak terkait.
9
1.4.2 Manfaat Teoritis
1. Untuk peneliti berikutnya
Bagi civitas akademika dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
memberikan layanan terkait dengan bidang karier kepada siswa.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika skripsi merupakan suatu bentuk gambaran dari penyusunan
skripsi yang bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari
skripsi. Adapun sistematika skripsi yang disusun adalah sebagai berikut:
1.5.1 Bagian Awal Skripsi
Berisi halaman judul, abstrak, pengesahan, motto dan persembahan, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar diagram, daftar gambar, dan daftar
lampiran.
1.5.2 Bagian Isi
Bab I Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan garis sistematika penulisan
skripsi.
Bab II Tinjauan Pustaka, bab ini berisi penelitian terdahulu, teori yang
melandasi tentang karir, perencanaan karir, dan faktor-faktor penghambat
perencanaan karir siswa.
Bab III Metode Penelitian, bab ini berisi jenis penelitian, variabel penelitian,
populasi, sampel dan teknik sampling, metode dan alat pengumpul data,
10
penyusunan instrumen, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik
analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini berisi tentang hasil penelitian
dan pembahasan.
Bab V Penutup, bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan dan saran-saran yang diberikan peneliti berdasarkan hasil
penelitian.
1.5.3 Bagian Akhir Skripsi
Meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran yang memuat kelengkapan-
kelengkapan perhitungan data.
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan menguraikan beberapa penelitian terdahulu yang dapat
mendukung penelitian dan teori-teori yang melandasi penelitian ini. Teori-teori
tersebut antara lain pengertian pemilihan karier, faktor internal dan faktor
eksternal yang menghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan, dan teori
perkembangan anak usia remaja (SMP).
2.1 Penelitian Terdahulu
Sebelum peneliti mengkaji lebih tentang faktor-faktor penghambat dalam
pemilihan sekolah lanjutan, penulis akan memaparkan penelitian-penelitian
terdahulu yang relevan dan terdapat keterkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis. Penelitian-penelitian tersebut dijelaskan di bawah ini:
2.1.1 Kristanto, Agnes Mariana (2008) mengenai Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pemilihan Karier Pada Dewasa Muda
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa subyek bekerja di salah satu
perusahaan swasta di Semarang. Perusahaan yang berjalan di bidang pergudangan
besi baja, subyek bekerja di bidang keuangan yang mengurusi penjualan barang
dari seles perusahaan. Subyek mendapat dukungan dari keluarga dan teman-teman
dalam melakukan pekerjaan.
Pemilihan karier subyek dipengaruhi oleh faktor internal yaitu, (a)
keterampilan khusus yang dimiliki subyek antara lain; keterampilan akuntansi,
12
menginput data, administrasi keuangan, dan memahami alur perdagangan, (b)
bakat yang dimiliki subyek yaitu; bakat berhitung dalam akuntansi, (c) persepsi
subyek tentang pekerjaan akuntansi memiliki banyak kelebihan daripada
kekurangannya, (d) respon positif yang didapat subyek dari keluarga maupun
teman-teman, sehingga membuat subyek lebih bersemangat dan mantap dalam
menjalankan kariernya, (e) problem solving subyek dalam menghadapi masalah,
dan (f) kesiapan mental subyek dalam bekerja, (g) tugas perkembangan dewasa
muda dalam berkarier.
Selain faktor internal yang mempengaruhi pemilihan karier subyek, faktor
eksternal juga berperan penting, antara lain yaitu; (a) perekonomian keluarga yang
kurang baik mengingat sang ayah sudah meninggal dan hanya ibu bekerja seorang
diri, dan (b) informasi pekerjaan sebagai akuntan banyak digunakan oleh
perusahaan. Berdasarkan keterangan di atas, faktor internal dan eksternal sangat
mempengaruhi pemilihan karier pada dewasa muda. Bagi subyek penelitian
sendiri, faktor eksternal yang sangat berpengaruh adalah dukungan dari keluarga
dan teman-temannya.
Penelitian di atas digunakan sebagai penguat dalam penelitian ini, karena
dalam pemilihan karier pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Di mana kedua faktor ini juga dapat menjadi penghambat dan juga
penentuan dalam pemilihan karier. Selain itu penelitian di atas menjadi penguat
teori bahwa faktor internal meliputi bakat, dan faktor eksternal meliputi kondisi
keluarga dan teman-teman.
13
2.1.2 Purwanti, Cicih (2013) mengenai Upaya Meningkatkan Minat Studi
Lanjut ke SMK Melalui Layanan Informasi Karier Pada Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 2 Salem
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa minat studi lanjut siswa ke SMK
masih rendah. Hal tersebut dapat terlihat dari 35 siswa yang diberikan skala minat
sebagai bentuk kondisi awal secara keseluruhan diperoleh rata-rata 51,81%
dengan kriteria rendah. Minat studi lanjut ke SMK terlhat bahwa aspek persepsi
memiliki presentase 54,06% dengan kategori sedang, aspek perhatian memiliki
presentase 47,37% dengan kategori rendah, aspek kepercayaan memiliki
presentase 51,83% dengan kategori sangat rendah, aspek keinginan memiliki
presentase 50,17% dengan kriteria sedang, serta aspek tindakan memiliki
presentase 54,51% dengan kategori sangat rendah.
Peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan layanan informasi
karier. Layanan informasi karier merupakan kegiatan pemberian layanan berupa
informasi dalam bidang karier yang bertujuan memberikan pemahaman,
pengembangan, dan sebagai bahan pertimbangan siswa untuk memilih dan
mengambil keputusan karier dalam kehidupannya serta masa depannya.
Hasil dari penelitian riset dan pengembangan yang dilakukan ini adalah
untuk menghasilkan bahan informasi mengenai hambatan dalam pemilihan karier,
serta mengetahui faktor yang menjadi penghambat dalam menentukan sekolah
lanjutan di SMK. Fungsi hasil riset untuk penelitian yang akan dilakukan adalah
sebagai penguat teori bahwa minat dapat menjadi faktor penghambat untuk
mengambil studi lanjut ke sekolah lanjutan khususnya SMK.
14
2.1.3 Maryati, Sri (2009) Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Preferensi Masyarakat Dalam Memilih Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri (SMKN) di Kota Semarang
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
siswa dalam pemilihan sekolah adalah faktor kondisi sekolah yang mempunyai
pengaruh paling besar. Kemudian diikuti oleh faktor lokasi yang paling kecil
adalah faktor ekonomi. Serta lokasi atau letak SMKN yang berada di 4 (empat)
kecamatan tidak mempengaruhi keinginan siswa untuk memilihnya, terlihat dari
mayoritas siswanya yang berasal dari kecamatan lain.
Dari analisis karakteristik sekolah, sub faktor masa depan yang lebih
menjanjikan mempunyai pengaruh paling besar pada semua kelompok sekolah.
Kemudian diikuti sub faktor sub faktor keleluasaan dalam memilih jurusan, baru
kemudian prestasi yang telah dicapai sekolah dan yang paling kecil pengaruhnya
adalah sub faktor fasilitas sekolah. Dari analisis karakteristik ekonomi, sub faktor
kondisi ekonomi keluarga mempunyai pengaruh paling besar pada semua
kelompok sekolah. Kemudian diikuti oleh sub faktor biaya transportasi, dan yang
paling kecil pengaruhnya adalah sub faktor biaya sekolah. Hal ini menunjukkan
siswa mempunyai pertimbangan dengan sekolah di sekolah kejuruan akan
mempersiapkan mereka ke dunia kerja sehingga dapat segera membantu orang tua
untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarganya.
Dari analisis karakteristik lokasi sekolah sub faktor kemudahan dijangkau
dengan tranportasi umum mempunyai pengaruh paling besar pada semua
kelompok sekolah. Kemudian diikuti oleh sub faktor kedekatan sekolah dengan
tempat tinggal, dan yang paling kecil pengaruhnya adalah sub faktor lokasi yang
15
strategis. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mempunyai pertimbangan mengenai
kemudahan aksesbilitas ke sekolah akan memperlancar proses belajar mengajar.
Berdasarkan analisis statistik Crosstab diketahui bahwa terdapat hubungan positif
antara preferensi pemilihan sekolah dengan kondisi ekonomi. Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi ekonomi keluarga mempunyai pengaruh terhadap
siswa dalam memilih SMK Negeri di Kota Semarang.
Kaitan hasil penelitian di atas dengan penelitian ini adalah sebagai penguat
teori. Hasil penelitian memperkuat pemikiran peneliti bahwa dalam menentukan
rencana pemilihan karier terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor yang
menyebabkan munculnya pengaruh bagi individu untuk menentukan pilihan karier
terdapat dari kendisi ekonomi keluarga. Dengan mempertimbangkan kondisi
ekonomi keluarga, siswa banyak memilih untuk melanjutkan sekolah ke SMK
karena langsung mendapat bekal keterampilan untuk bekerja.
2.1.4 Miskiya, Lu’luatun (2014) Faktor Determinan Kemampuan
Perencanaan Karier Siswa SMA Negeri Se-Kabupaten Tegal.
Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (1) (2014)
Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa faktor keluarga determinan
terhadap kemampuan perencanaan karier siswa dengan persentase 80% dalam
kategori tinggi, yang artinya rata-rata siswa berpandangan bahwa keluarga
mempunyai peran yang tinggi dalam perencanaan kariernya. Status sosial
ekonomi dan pengaruh dari keluarga sama-sama berperan penting, namun
pengaruh dari keluarga besar dan inti berada dalam kategori yang sangat tinggi
dengan perolehan persentase sebesar 91%.
16
Selain faktor keluarga, faktor-faktor lainnya menjadi faktor pendukung
atau penunjang kemampuan perencanaan karier siswa meliputi faktor genetik,
faktor teman sebaya, faktor keterampilan, faktor sekolah dan faktor belajar. Dari
kelima faktor pendukung tersebut, faktor genetik, faktor teman sebaya, faktor
keterampilan dan faktor sekolah berada dalam kategori tinggi sedangkan faktor
belajar berada dalam kategori sedang.
Keterkaitan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah sebagai penguat
teori bahwa dalam perencanaan karier siswa melihat faktor internal dan eksternal
yang menjadi kemampuan dan hambatannya. Dengan mengetahui kemampuan
individu dalam merencanakan karier, tentunya akan diketahunya penyelesaian
apabila mendapatkan hambatan dalam perencanaan dan pemilihan karier.
Penelitian-penelitian ini menjadi sebuah penunjang dalam penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti dan korelasinya adalah karena penelitian ini
mengangkat permasalahan mengenai karier siswa. Sedangkan tujuan penelitian
yang dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
dapat menghambat pemilihan sekolah lanjutan pada siswa, yang terbagi menjadi
dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Keterkaitan penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan
peneliti adalah walaupun informasi karier dapat mengembangkan pemahaman
siswa tentang pemilihan jurusan di sekolah lanjutan, namun pemilihan karier
siswa masih dapat terhambat karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Faktor tersebut adalah faktor internal yaitu berasal dari diri siswa yang meliputi
kondisi fisik dan kondisi psikis, dan faktor eksternal yaitu berasal dari luar diri
17
siswa yang meliputi kondisi keluarga, pendidikan sekolah, teman sebaya, dan
masyarakat. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut diharapkan dapat menjadi
sebuah pemahaman baru utamanya dalam pemilihan sekolah lanjutan pada siswa
sekolah menengah.
2.2 Pemilihan Karier
Di bawah ini diuraikan secara singkat tentang pengertian pemilihan karier,
faktor-faktor pokok dalam perkembangan karier yang meliputi faktor internal dan
eksternal, serta teori perkembangan karier dan pengambilan keputusan. Teori-teori
ini yang digunakan sebagai kajian pustaka dalam penelitian ini.
2.2.1 Pengertian Pemilihan Karier
Munandir (1996: 209), berpendapat bahwa “istilah karier menunjukkan
sifat developmental dari pengambilan keputusan kerja, yaitu bahwa pengambilan
keputusan itu suatu proses, dan bahwa proses itu berlangsung sepanjang hayat.”
Sedangkan Winkel (2007: 623), menegaskan bahwa “karier lebih menunjuk pada
pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup yang
meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang serta mewarnai seluruh
gaya hidupnya.”
Sejalan dengan pendapat tersebut Murray (dalam Supriatna dan Budiman,
2010: 9) mendefinisikan “karier sebagai suatu rentang aktivitas pekerjaan yang
saling berhubungan; dalam hal ini seseorang memajukan kehidupannya dengan
berbagai perilaku, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi, dan cita-cita sebagai
suatu rentang kehidupannya sendiri (the life span of one’s life).” Sedangkan
18
Flippo (dalam Bambang Purwoko 2011: 1) berpendapat bahwa “karier dapat
didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pekerjaan yang terpisah tetapi ada
hubungannya, yang memberikan kelangsungan, kedudukan dan arti dalam riwayat
hidup seseorang.”
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa
karier merupakan suatu rentang aktivitas pekerjaan individu yang saling
berhubungan dan jalannya peristiwa-peristiwa dalam suatu rentang kehidupan
yang keseluruhannya menyatakan tanggung jawab seseorang terhadap
pekerjaannya. Sedangkan pemilihan menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu
proses, perbuatan, cara memilih. Artinya suatu perbuatan yang dilakukan
berdasarkan keinginan yang dimiliki individu.
Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa pemilihan karier
merupakan suatu proses yang dilakukan seorang individu untuk membuat suatu
pilihan dengan berbagai langkah dan cara alternatif pada suatu pekerjaan atau
jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup yang meresapi seluruh
alam pikiran dan perasaan sepanjang hayatnya. Sejalan dengan pendapat Super
(dalam Sukardi 1987: 65) pemilihan karier dapat diartikan sebagai kematangan
bekerja dan konsep diri merupakan dua proses perkembangan.
Jadi pemilihan karier oleh individu itu sendiri bertahap sesuai dengan
tugas perkembangannya. Karena pada dasarnya setiap proses kehidupan manusia
selalu melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kondisi masing-masing. Oleh
sebab itulah pilihan karier remaja sangat berkaitan dengan jabatan yang akan
dipilih dan ditekuni sepanjang hidup. Pada umumnya yang mempengaruhi karier
19
seseorang adalah keluarga, lingkungan, pendidikan, saran-saran mengenai sumber
karier dan peran individu itu sendiri. Karier sebagai sarana untuk membentuk
seseorang menemukan secara jelas keahlian, nilai, tujuan karier dan kebutuhan
untuk pengembangan, merencanakan tujuan karier, memilih karier, dan
menentukan masa depannya.
2.2.2 Faktor-faktor Pokok dalam Perkembangan Karier
Beberapa hal pokok yang mencakup tentang perkembangan dan pilihan
karier yang meliputi faktor-faktor internal dan eksternal yang akan dijelaskan
sebagai berikut.
2.2.2.1 Faktor-faktor Internal
Menurut Winkel (2007: 647) “faktor-faktor internal dapat dibedakan yang
satu dengan yang lain, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain karena
bersama-sama membentuk keunikan kepribadian seseorang”. Faktor-faktor
internal terkait yang akan dijelaskan sebagai berikut:
(1) Nilai-nilai kehidupan (values), nilai-nilai menjadi pedoman atau pegangan
dalam hidup sampai tua dan sangat menentukan gaya hidup seseorang (life
style).
(2) Taraf intelegensi, yaitu kemampuan berfikir untuk mencapai prestasi-prestasi
yang didalamnya berpikir memegang peranan.
(3) Bakat khusus, yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha
kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian.
20
(4) Minat, yaitu kecenderungan yang menetap pada seseorang untuk merasa
tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
berbagai kegiatan dengan bidang itu.
(5) Sifat-sifat, yaitu ciri-ciri kepribadian yang bersama-sama memberikan corak
khas pada seseorang, seperti riang gembira, ramah, halus, teliti, terbuka,
fleksibel, tertutup, pesimis, dan ceroboh.
(6) Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang pekerjaan
dan diri sendiri.
(7) Keadaan jasmani, yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti tinggi
badan, ketampanan, ketajaman penglihatan dan pendengaran, maupun jenis
kelamin.
2.2.2.2 Faktor-faktor Eksternal
Menurut Winkel (2007: 653) “faktor-faktor eksternal dapat dibedakan
yang satu dengan yang lain, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain
karena bersama-sama menciptakan keseluruhan ruang gerak hidup”. faktor
eksternal terkait yang akan dijelaskan sebagai berikut:
(1) Masyarakat, yaitu lingkungan sosial budaya dimana seseorang dibesarkan.
(2) Keadaan sosial ekonomi negara atau daerah, yaitu laju pertumbuhan ekonomi
yang lambat atau cepat, stratifikasi masyarakat, serta diversifikasi masyarakat
atas kelompok yang terbuka atau tertutup dari kelompok lain.
(3) Status ekonomi keluarga, yaitu tingkat pendidikan orang tua, tinggi
rendahnya pendapatan orang tua, jabatan ayah atau jabatan ayah dan ibu,
daerah tempat tinggal, dan suku bangsa.
21
(4) Pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan keluarga inti, yaitu seluruh
anggota keluarga menyatakan segala harapan mereka serta
mengkomunikasikan pandangan dan sikap tertentu terhadap pendidikan dan
pekerjaan.
(5) Pendidikan sekolah, yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan
kepada anak didik dari konselor atau tenaga pengajar mengenai nilai-nilai
yang terkandung dalam bekerja.
(6) Pergaulan dengan teman sebaya, yaitu beraneka ragam pandangan dan variasi
harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari.
(7) Tuntutan yang melekat pada masing-masing jabatan dan pada setiap program
studi atau latihan, yang mempersiapkan seseorang untuk diterima pada
jabatan tertentu dan berhasil di dalamnya.
Sejalan dengan itu ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan
karier menurut Sukardi (1987:44) antara lain sebagai berikut:
(1) Kemampuan intelegensi
Secara luas diakui adanya suatu perbedaan kecepatan dan kesempurnaan
individu dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya, sehingga
hal itu memeperkuat asumsi bahwa kemampuan intelegensi itu memang ada dan
berbeda-beda pada setiap orang, dimana orang yang memiliki taraf intelegensi
yang lebih tinggi lebih cepat untuk memecahkan masalah yang sama bila
dibandingkan dengan orang yang memiliki taraf intelegensi yang lebih rendah.
22
(2) Bakat
Bakat ialah suatu kondisi, suatu kualitas yang dimiliki individu yang
memungkinkan individu itu untuk berkembang pada masa mendatang. Untuk
itulah kiranya perlu sedini mungkin bakat-bakat yang dimiliki seseorang atau
anak-anak di sekolah diketahui dalam rangka memberikan bimbingan belajar yang
paling sesuai dengan bakat-bakatnya dan lebih lanjut dalam rangka memprediksi
bidang kerja, jabatan dan karir pada murid setelah menamatkan studinya.
(3) Minat
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi,
perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan
kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu
pilihan tertentu. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi dalam suatu
karir. Tidak mungkin orang yang tidak berminat terhadap suatu pekerjaan akan
dapat menyelesaikan pekerjaan itu dengan baik.
(4) Sikap
Sikap adalah suatu kesiapan pada seseorang untuk bertindak, secara
tertentu terhadap hal-hal tertentu. Dalam pengertian lain sikap adalah suatu
kecenderungan yang relatif stabil yang dimiliki individu dalam mereaksi terhadap
dirinya sendiri, orang lain, atau rekasi tertentu.
(5) Kepribadian
Kepribadian dapat diartikan sebagai suatu organisasi yang dinamis di
dalam individu dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian-
penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya. Setiap individu mempunyai
23
kepribadiannya masing-masing yang berbeda dengan orang lain, bahkan tidak ada
seorangpun di dunia ini yang identik, sekalipun lahir kembar dari satu telur.
(6) Nilai
Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi
kemanusiaan. Di mana nilai bagi manusia dipergunakan sebagai patokan dalam
melakukan tindakan. Dengan demikian faktor nilai meiliki pengaruh yang penting
bagi individu dalam mennetukan pola arah pilih karir.
(7) Hobi
Hobi adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan individu karena kegiatan
tersebut merupakan kegemarannya atau kesenangannya. Dengan hobi yang
dimilikinya seseorang memilih pekerjaan yang sesuai sudah barang tentu
berpengaruh terhadap prestasi kerja.
(8) Prestasi
Pengguasaan terhadap materi pelajaran dalam pendidikan yang sedang
ditekuninya oleh individu berpengaruh terhadap arah pilih pekerjaan dikemudian
hari.
(9) Ketrampilan
Ketrampilan dapat diartikan pula cakap atau cekatan dalam mengerjakan
sesuatu. Dalam kata lain ketrampilam adalah penguasaan individu terhadap suatu
perbuatan.
(10) Penggunaan Waktu Senggang
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar jam pelajaran sekolah
digunakan untuk menunjang hobinya atau untuk rekreasi.
24
(11) Aspirasi dan pengetahuan sekolah
Aspirasi dengan pendidikan sambungan yang diinginkan yang berkaitan
dengan perwujudan dari cita-citanya. Pendidikan mana yang memungkinkan
mereka memperoleh ketrampilan, pengetahuan dalam rangka menyiapkan diri
memasuki dunia kerja.
(12) Pengalaman kerja
Pengalaman kerja yang dialami siswa pada waktu duduk di sekolah atau di
luar sekolah.
(13) Pengetahuan dunia kerja
Pengetahuan yang selama ini dimiliki anak, termasuk dunia kerja,
persyaratan, kualifikasi, jabatan struktural, promosi jabatan, gaji yang diterima,
hak dan kewajiban, tempat pekerjaan itu berada, dan lain-lain.
(14) Kemampuan dan keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah
Kemampuan fisik misalnya termasuk badan yang tinggi dan tampan, badan
yang kurus, pendek, dan cebol, tahan dengan panas, takut dengan orang ramai,
penampilan yang semrawut, berbicara yang meledak-ledak, angker dan kasar.
(15) Masalah dan keterbatasan pribadi
Masalah dari aspek diri sendiri ialah selalu ada kecenderungan yang
bertentangan apabila menghadapi masalah tertentu sehingga mereka merasa tidak
senang, benci, khawatir, takut, pasrah dan bingung apa yang harus dikerjakan.
Sedangkan aspek dari segi masyarakat, apabila individu dalam tingkah laku dan
tindak tanduknya yang menyimpang dari tradisi masyarakat, misalnya tindakan
agresif berupa merusak, melawan norma-norma masyarakat, atau mengasingkan
25
diri. Keterbatasn pribadi adalah misalnya mudah meledakan emosinya, cepat
marah, mudah dihasut, dapat mengendalikan diri, mau menang sendiri, dan lain
sebagainya.
Selain faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan karier di atas,
Sukardi (1987: 49) mengemukakan bahwa selain faktor yang ada pada diri
individu, kelompok-kelompok memiliki pola kecenderungan yang berpengaruh
terhadap pola pilihan jabatan. Kelompok itu termasuk kelompok primer yaitu
kelompok yang erat hubungannya dengan individu dan kelompok sekunder yaitu
kelompok yang tidak erat hubungannya dengan individu tetapi mempunyai
tujuan-tujuan yang sama.
Berikut ini penjelasan mengenai kelompok primer yang memiliki pengaruh
terhadap pilihan jabatan:
(1) Kelompok Primer
Menurut Sukardi (1987: 50) kelompok primer diwarnai oleh bentuk-
bentuk hubungan yang bersifat pribadi dan akrab serta terjadi secara terus
menerus. Keluarga merupakan bentuk kelompok primer yang memiliki
kemantapan dan kompak. Keluarga merupakan lingkungan yang memberikan
pengalaman sosial yang pertama. Orang tua baik ayah, ibu, serta kakak dan adik
yang ada dalam lingkungan rumah tangga, secara sadar memberikan nasihat
kepada anggotanya tentang suatu masalah atau tentang suatu pekerjaan tertentu.
Peranan pekerjaan, jabatan, atau karir telah dipelajari oleh anak melalui
orang tua, keluarga atau anggota keluarga lainnya di rumah. Orang tua di rumah
telah memberikan informasi baik secara langsung maupun tidak langsung tentang
26
pekerjaan, jabatan atau karir tertentu yang ada dalam dunia kerja. Latar belakang
sosial ekonomi orang memiliki pengaruh tertentu terhadap arah pilihan jabatan
anak. Menurut Ginzberg (dalam Sukardi 1987:51) bahwa anak-anak yang berasal
dari keluarga berada memiliki kecenderungan untuk memilih memasuki
perguruan tinggi dan kemudian memilih lapangan kerja profesional, sedangkan
anak-anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu memiliki
kecenderungan arah pilih pekerjaan yang bersifat keterampilan yang lebih tinggi
dibandingkan dari orang tuanya.
Selanjutnya Sukardi (1987: 52) mengemukakan bahwa faktor-faktor sosial
yang berhubungan dengan kelompok primer yang berpengaruh terhadap arah pilih
jabatan di antaranya:
(1) Jenis pekerjaan dan penghasilan orang tua.
(2) Pendidikan tertinggi orang tua.
(3) Tempat tinggal orang tua.
(4) Status sosial ekonomi orang tua.
(5) Suku bangsa, agama dan kepercayaan yang dianut orang
tua.
(6) Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal orang tua.
(7) Harapan orang tua terhadap pendidikan anak.
(8) Sikap dan taggapan orang tua terhadap prestasi yang
dicapai anak.
(9) Sikap dan tanggapan orang tua terhadap teman-teman atau
teman sebaya anak-anaknya.
(10) Pekerjaan yang didambakan dan dicita-citakan orang
terhadap anaknya.
(11) Kedudukan dan peranan anak dalam keluarga.
(12) Hubungan dan sikap saudaranya terhadap anak.
(13) Nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki dan dianut
orang tua.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keluarga sangat
mempengaruhi pemilihan karier bagi anak, terutama peran orang tua dalam
memberikan pendidikan dan informasi tentang pekerjaan. Selain itu keadaan
27
sosial ekonomi, jabatan orang tua, pendidikan orang tua, tempat tinggal, dan suku
bangsa juga merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan karier
bagi anak.
Selanjutnya penjelasan mengenai kelompok sekunder yang memiliki
pengaruh terhadap pilihan jabatan yaitu:
(2) Kelompok Sekunder
Menurut Sukardi (1987: 53) kelompok sekunder ialah didasarkan atas
kepentingan-kepentingan tertentu yang mewarnai aktivitas, gerak-gerik kelompok
itu. Tujuan dari kelompok sekunder ini adalah untuk mencapai tujuan tertentu
dalam masyarakat secara bersama-sama, obyektif, dan rasional. Kelompok
sekunder memiliki pengaruh dalam menentukan arah minat jabatan anak.
Kelompok ini termasuk (1) keadaan teman sebaya, (2) sifat dan sikap teman
sebaya, dan (3) tujuan dan nilai-nilai dari kelompok teman sebaya.
Dari penjelasan kelompok sekunder yang memiliki pengaruh terhadap
pemilihan jabatan di atas, dapat disimpulkan bahwa teman sebaya memiliki
pengaruh yang besar dalam pemilihan karir anak. Oleh sebab itulah tujuan anak-
anak memilih sekolah tak lepas dari pengaruh teman sebayanya.
2.2.3 Teori Pengembangan Karier dan Pengambilan Keputusan
Menurut Robert dan Marianne (2010: 452-465) teori-teori pengembangan
karir dan pengambilan keputusan sebagai berikut:
28
2.2.3.1 Teori Faktor-Sifat/Watak
Pendekatan faktor-sifat/watak ini didasarkan pada konsep Frank Parsons
tentang bimbingan kerja yang diuraikan dibukunya Choosing a Vocation (1909).
Di buku ini Parsons menyarankan tiga langkah besar untuk pengembangan
pengambilan keputusan karir individu. Dalam bentuk ringkasnya, langkah-
langkah tersebut berbunyi sebagai berikut:
(1) Sebuah pemahaman yang jelas dan objektif tentang diri
seseorang seperti kemampuannya, minatnya, sikapnya, dan
lain-lain.
(2) Sebuah pengetahuan tentang persyaratan dan karakteristik
karir-karir yang spesifik.
(3) Sebuah pengakuan dan pengaplikasian hubungan antara
poin 1 dan 2 di atas bagi sebuah perencanaan karir yang
sukses.
2.2.3.2 Teori Perkembangan
Teoretisi perkembangan mengansumsikan bahwa perkembangan karir
adalah sebuah proses yang terus berlangsung di seluruh rentang usia individu.
Akibatnya, kebanyakan teori cenderung berfokus kepada tahap-tahap
perkembangan yang sesuai dengan usia. Ginzberg, Ginsburg, Axelrad, dan Herma
(1951) (dalam Robert, 2010: 455) adalah para perintis awal bagi penciptaan teori
pilihan kerja berbasis perspektif perkembangan. Tim ini menganalisis proses
pengambilan keputusan kerja berdasarkan tiga periode: pilihan fantasi, pilihan
tentatif dan pilihan realistik. Teori ini menyatakan sebuah proses yang bergerak
semakin tinggi menuju realisme dalam pengambilan keputusan karir ketika
seseorang semakin lanjut usianya.
29
2.2.3.3 Teori-teori Kepribadian
Teori-teori kepribadian melihat preferensi pekerjaan sebagai ekspresi
kepribadian. Mereka menyatakan kalau banyak perilaku pencarian karir
merupakan sebuah pertumbuhan dari upaya-upaya untuk menyesuaikan
karakteristik individu dengan bidang kerja tertentu. Konsep dan asumsi yang
melandasi teori kepribadian dalam bimbingan kerja merupakan teori John L.
Holland tentang tipe kepribadian dan model lingkungan, adalah sebagai berikut:
(1) Pilihan kerja merupakan ekspresi kepribadian.
(2) Inventori minat merupakan inventori kepribadian.
(3) Stereotip pekerjaan bisa digunakan dan makna-makna
psikologis dan sosiologis sangat penting.
(4) Anggota suatu pekerjaan memiliki kepribadian yang mirip
dan sejarah perkembangan pribadi yang mirip.
(5) Karena individu di kelompok kerja memiliki kepribadian
yang serupa, mereka akan merespons banyak situasi dan
problem dengan cara-cara yang sama, dan bahwa mereka
akan menciptakan lingkungan antar-pribadi yang khas.
(6) Kepuasan kerja, stabilitas dan prestasi bergantung pada
kongruensi antara kepribadian dan lingkungan (disusun
sebagian besar oleh orang lain) yang di mana seseorang
bekerja.
2.2.3.4 Teori Belajar Sosial
Teori ini menyatakan kalau empat kategori faktor berpengaruh bagi
pengembangan karir dan pengambilan keputusan individu. Faktor-faktor ini
mencakup sebagai berikut:
(1) Bawaan genetik dan bakat istimewa.
(2) Kondisi lingkungan dan kejadian.
(3) Pengalaman belajar.
(4) Keterampilan pendekatan tugas.
Seperti yang telah dijelaskan di atas dari empat teori, yaitu: (1) teori
faktor-sifat/watak, (2) teori perkembangan, (3) teori kepribadian, dan (4) teori
30
belajar sosial. Masing-masing dari teori memiliki penjelasan mengenai faktor-
faktor internal maupun eksternal. Faktor internal dalam pengambilan keputusan
karir dapat dilihat dari teori faktor-sifat/watak yaitu sebuah pemahaman tentang
diri seseorang seperti kemampuannya, minatnya, sikapnya, dan sebuah
pengetahuan tentang persyaratan dan karakteristik karir-karir yang spesifik. Oleh
sebab itu muncullah sebuah pengakuan dan pengaplikasian hubungan antara hal-
hal tersebut bagi sebuah perencanaan karir yang sukses.
Setelah itu dijelaskan pula mengenai teori perkembangan bahwa
pengambilan keputusan karir sesuai dengan tiga tahap perkembangan, yaitu
fantasi, tentatif dan realistik. Jadi karir manusia memang berjalan sesuai dengan
rentang kehidupan sepanjang hayat. Dalam teori kepribadian, pemilihan karir
sangat bergantung pada kepribadian individu itu sendiri dan lingkungan. Faktor
internal dari teori ini yaitu individu melakukan pemilihan keputusan karir
cenderung yang sesuai dengan kepribadiannya. Selain itu faktor eksternal dari
teori ini adalah faktor lingkungan, apabila lingkungannya sesuai dengan
kepribadian individu itu sendiri, maka individu akan lebih bisa
mengaktualiasasikan diri dalam pekerjaannya.
Faktor internal dari teori belajar sosial yaitu, individu akan melakukan
pengambilan keputusan karir yang sesuai dengan bakat istimewa yang dimiliki
serta pengalaman belajar yang dijalani. Lalu faktor eksternal dari teori ini adalah
kondisi lingkungan sosial tempat individu belajar. Lingkungan sosial belajar
sangat mempengaruhi cara berpikir individu untuk mengembangkan dirinya
dalam proses menuju masa depan.
31
2.2.3.5 Tipe Kepribadian
Menurut pandangan John L. Holland (1973: 14-17) mengenai enam tipe
kepribadian yang memberikan pengaruh pada pemilihan karier.
(1) The realistic type, the special heredity and experiences of
the realistic person lead to a preference for activities that
entail the explicit, ordered, or systematic manipulation of
objects, tools, machines, animals, and to an eversion to
educational or therapeutic activities.
(2) The investigative type, the special heredity and experiences
of the realistic person lead to a preference for activities that
entail the observational, symbolic, systematic, and creative
investigation of physical, biological, and cultural
phenomena in order to understand and control such
phenomena; and to an aversion to persuasive, social, and
repetitive activities.
(3) The artistic type, the special heredity and experiences of the
realistic person lead to a preference for ambiguous, free,
unsystematized activities that entail the manipulation of
physical, verbal, or human materials to create art forms or
products, and to an aversion to explicit, systematic, and
ordered activities.
(4) The social type, the special heredity and experiences of the
realistic person lead to a preference for activities that entail
the manipulation of others to inform, train, develop, cure, or
enlighten; and an aversion to explicit, ordered, systematic
activities involving materials, tools, or machines.
(5) The enterprising type, the special heredity and experiences
of the realistic person lead to a preference for activities that
entail the manipulation of others to attain organizational
goals or economic gain; and an aversion to observational,
symbolic, and systematic activities.
(6) The conventional type, the special heredity and experiences
of the realistic person lead to a preference for activities that
entail the explicit, ordered, or systematic manipulation of
data, such as keeping records, filing materials, reproducing
materials, organizing written and numerical data according
to a prescribed plan, operating business machines and data
processing machines to attain organizational or economic
goals; and to an aversion to ambiguous, free, exploratory,
or unsystematized activities.
32
Tipe Realistik yang preferensinya pada aktivitas-aktivitas yang
memerlukan manipulasi eksplisit, teratur, atau sistematik terhadap obyek-obyek,
alat-alat, mesin-mesin, dan binatang-binatang. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas
pemberian bantuan atau pendidikan. Menganggap diri baik dalam kemampuan
mekanikal dan atletik dan tidak cakap dalam keterampilan-keterampilan sosial
hubungan antar manusia. Menilai tinggi benda-benda nyata, seperti: uang dan
kekuasaan. Ciri-ciri khususnya adalah praktikalitas, stabilitas, dan konformitas.
Lebih menyukai keterampilan-keterampilan dan okupasi-okupasi teknik.
Tipe Investigatif (Peneliti/Pengusut), memiliki preferensi untuk aktivitas-
aktivitas yang memerlukan penyelidikan observasional, simbolik, sistematik, dan
kreatif terhadap fenomena fisik, biologis, dan kultural agar dapat memahami dan
mengontrol fenomena tersebut, dan tidak menyukai aktivitas-aktivitas persuasif,
sosial, dan repetitif. Contoh dari okupasi-okupasi yang memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tipe-tipe investigatif adalah ahli kimia dan ahli fisika.
Tipe Artistik (Seniman), lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang ambigu,
bebas, dan tidak tersistematisasi untuk menciptakan produk-produk artistik,
seperti: lukisan, drama, dan karangan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang
sistematik, teratur, dan rutin. Kompetensikompetensi dalam upaya-upaya artistik
dikembangkan dan keterampilan-keterampilan yang rutin, sistematik, klerikal
diabaikan. Memandang diri sebagai ekspresif, murni, independen, dan memiliki
kemampuan-kemampuan artistik. Beberapa ciri khususnya adalah emosional,
imaginatif, impulsif, dan murni. Okupasiokupasi artistik biasanya adalah lukisan,
karangan, akting, dan seni pahat.
33
Tipe Sosial lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan orang-
orang lain dengan penekanan pada membantu, mengajar, atau menyediakan
bantuan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas rutin dan sistematik yang melibatkan
obyek-obyek dan materimateri. Kompetensi-kompetensi sosial cenderung
dikembangkan, dan hal-hal yang bersifat manual dan teknik diabaikan.
Menganggap diri kompeten dalam mcmbantu dan mengajar orang lain serta
menilai tinggi aktivitas-aktivitas hubungan-hubungan sosial. Beberapa ciri
khususnya adalah kerja sama, bersahabat, persuasif, dan bijaksana. Okupasi-
okupasi sosial mencakup pekerjaanpekerjaan seperti mengajar, konseling, dan
pekerjaan kesejahteraan sosial.
Tipe Enterprising (Pengusaha), lebih menyukai aktivitasaktivitas yang
melibatkan manipulasi terhadap orang-orang lain untuk perolehan ekonomik atau
tujuan-tujuan organisasi. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang sistematik,
abstrak, dan ilmiah. Kompetensi-kompetensi kepemimpinan, persuasif dan yang
bersifat supervisi dikembangkan, dan yang ilmiah diabaikan. Memandang diri
sebagai agresif, populer, percaya diri, dan memiliki kemampuan memimpin.
Keberhasilan politik dan ekonomik dinilai tinggi. Ciri-ciri khasnya adalah ambisi,
dominasi, optimisme, dan sosiabilitas.
Tipe Konvensional (Orang Rutin), lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang
memerlukan manipulasi data yang eksplisit, teratur, dan sistematik guna
memberikan kontribusi kepada tujuan-tujuan organisasi. Tidak menyukai
aktivitas-aktivitas yang tidak pasti, bebas dan tidak sistematik. Kompetensi-
kompetensi dikembangkan dalam bidang-bidang klerikal, komputasional, dan
34
sistem usaha. Aktivitas-aktivitas artistik dan semacamnya diabaikan. Memandang
diri sebagai teratur, mudah menyesuaikan diri, dan memiliki keterampilan-
keterampilan klerikal dan numerikal. Beberapa ciri khasnya adalah efisiensi,
keteraturan, praktikalitas, dan kontrol diri. Okupasi-okupasi yang sesuai adalah
bankir, penaksir harga, ahli pajak, dan pemegang buku.
Pandangan Holland (Winkel & Hastuti, 2004: 634-636) mencakup tiga ide
dasar, yang masing-masing dijabarkan lebih lanjut. Tiga ide dasar bersama
rinciannya adalah sebagai berikut.
(1) Semakin mirip seseorang dengan salah satu di antara enam tipe itu, makin
tampaklah padanya ciri-ciri dan corak perilaku yang khas untuk tipe
bersangkutan.
(2) Semakin mirip lingkungan tertentu dengan salah satu di antara enam model
lingkungan, makin tampaklah di dalamnya corak dan suasana kehidupan yang
khas untuk lingkungan bersangkutan.
(3) Perpaduan dan pencocokan antara tiap tipe kepribadian dan suatu model
lingkungan memungkinkan meramalkan pilihan okupasi, keberhasilan,
stabilitas seseorang dalam okupasi yang dipangku.
Berdasarkan ke enam tipe kepribadian yang dikemukakan oleh John L.
Holland, semua tipe tersebut sangat mempengaruhi individu dalam pengambilan
keputusan karir. Terutama siswa SMP yang akan memilih sekolah lanjutan di
SMA dan SMK. Dijelaskan bahwa individu dalam memilih karirnya sangat
bergantung dari corak hidupnya, yaitu yang terlihat dari hasil pengukuran
35
penilaian diri dan intelegensi yang kemudian hasil tersebut akan didapatkan
hierarkis pilihan pekerjaannnya yang diurutkan berdasar enam golongan orientasi,
Holland (1973: 14-17). Individu dalam memilih pekerjaannya karena dipengaruhi
oleh sejarah hidupnya dam juga karena tekanan sosial yang terjadi pada dirinya.
Menurut Holland karir seseorang dipengaruhi oleh tipe kepribadian dan
latar belakang lingkungan. Kepribadian seseorang meliputi dua faktor, yaitu
bawaan dan pengalaman-pengalaman hidup. Holland mencatat bahwa manusia
mempunyai gaya pribadi lebih dari satu, sehingga pilihan karir juga dapat
beberapa, tetapi ada jenjang yang lebih diprioritaskan. Holland berpegang pada
keyakinan, bahwa suatu minat yang menyangkut pekerjaan dan okupasi adalah
hasil perpaduan dari sejarah hidup seseorang dan keseluruhan kepribadiannya,
sehingga minat tertentu akhirnya menjadi suatu ciri kepribadian yang berupa
ekspresi diri dalam bidang pekerjaan.
Kesimpulan dari penjelasan di atas bahwa tipe kepribadian manusia
memiliki pengaruh-pengaruh bagi siswa dalam pemilihan sekolah lanjutan yang
meliputi faktor pengetahuan diri, yang diartikan sebagai kemampuan seseorang
untuk memahami kemampuan-kemampuannya sendiri melalui pengalaman-
pengalaman hidup. Tinggi rendahnya pengetahuan diri seseorang akan terlihat
dari tepat atau tidaknya beberapa pilihan atau keputusan yang diambil. Lalu
pengaruh luar atau lingkungan yang memiliki faktor yang sangat luas, dijelaskan
bahwa dalam memilih jabatan atau pekerjaan individu dapat dipengaruhi dengan
tekanan sosial seperti, tuntutan orang tua, pengaruh dari masa kecil, lingkungan
pergaulan, dan sebagainya.
36
2.2.3.6 Perencanaan Karier dan Pengambilan Keputusan di Sekolah-sekolah
Menurut Robert dan Marianne (2010: 481-484) sekolah memiliki peran
yang besar dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengembangan karir
siswa di dalam pengalaman pendidikan formal. Berikut adalah beberapa kerangka
umum pengembangan karir yang baik bagi siswa, yaitu:
(1) Semua siswa mestinya disediakan kesempatan yang sama
untuk mengembangkan basis di mana mereka bisa
membuat keputusan karir mereka. Semakin menyusutnya
pilihan kerja siswa saat mereka menjalani tahun-tahun
sekolah merupakan sebuah tragedi pendidikan yang besar.
(2) Pengembangan sedini mungkin dan berkesinambungan
bagi sikap-sikap positif siswa terhadap pendidikan adalah
aspek yang sangat kritis. Jatuhnya pilihan kerja bagi siswa
bahkan sejak sekolah dasar sangat disayangkan, namun
kegagalan mempertahankan minat siswa kepada
pengembangan optimum pendidikan adalah bencana besar.
Pengembangan karir akan jadi terbatas maknanya tanpa
pengembangan pendidikan yang seiring sejalan dengannya
periode-periode awal pengembangan diri siswa.
(3) Sebagai konsekuensi dari poin-poin sebelumnya, siswa
mestinya diajar untuk melihat karir sebagai cara hidup dan
pendidikan sebagai persiapan bagi kehidupan. Sering kali
siswa sampai di tahap pengambilan keputusan pendidikan
tentang hidup yang melihat karir hanya berdasarkan
deskripsi kerjanya.
(4) Siswa mestinya dibantu untuk mengembangkan
pemahaman yang tepat tentang diri mereka dan harus
dipersiapkan untuk mengaitkan pemahaman ini bagi
pengembangan pribadi-sosialnya dan bagi perencanaan
karir pendidikannya. Pemahaman-pemahaman ini penting
bagi pemenuhan kebutuhan individu bagi aktualisasi diri.
(5) Siswa di semua jenjang harus diberikan pemahaman
tentang hubungan antara pendidikan dan karir. Siswa
memerlukan sebuah kesadaran tentang hubungan-hubungan
di antara jenjang-jenjang pendidikan dan kemungkinan
karir yang terkait. Mereka juga harus menyadari kalau
pekerjaan dan minat bisa muncul dari salah satu pelajaran
tertentu di sekolah.
(6) Siswa memerlukan pemahaman tentang di mana dan
mengapa mereka berada di titik tertentu dari kontinum
pendidikan di waktu tertentu. Jika mereka memberikan
37
apresiasi tinggi bagi pendidikan saat ini dan di masa depan,
mereka harus dibantu untuk mendapatkan kesempatan
memahami proses pendidikannya, urut-urutannya, dan
pengetahuan terintegrasinya.
(7) Siswa di setiap jenjang pendidikan mestinya memiliki
pengalaman berorientasi-karir yang tepat sesuai tingkat
kesiapan mereka sekaligus kebermaknaan dan
kerealistikannya.
(8) Siswa harus memiliki kesempatan untuk mengetes konsep,
keterampilan dan peran untuk mengembangkan nilai yang
dapat memiliki aplikasi karir di masa depan.
(9) Program bimbingan dan konseling karir yang dipusatkan di
kelas, dengan koordinasi dan konsultasi oleh konselor
sekolah, partisipasi oleh orang tua, dan kontribusi sumber
daya dari komunitas.
(10) Program bimbingan dan konseling karir sekolah
diintegrasikan menjadi pemfungsian bimbingan dan
konseling dan program-program pendidikan total lembaga.
(11) Siswa harus siap mengatasi perubahan dramatis di dunia
kerja yang sudah menghilangkan kebanyakan karakteristik
tradisional karir di masa lalu. Mencakup perubahan pasar
global, persaingan kerja internasional, pencarian kerja
lewat internet dan teknologi lainnya.
(12) Siswa mestinya dibantu mengembangkan kedewasaan yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan karir yang efektif
dan memasuki dunia kerja.
Dari beberapa poin di atas, dijelaskan bahwa sekolah memiliki pengaruh
yang sangat kuat dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengembangan
karir siswa. Ini merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan
karir siswa, apabila sekolah tidak dapat mengarahkan dan memberikan
pengalaman yang berharga pada siswa dalam dunia karir, maka hal demikian
termasuk hambatan yang dialami siswa dalam menentukan keputusan karir untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Jadi faktor-faktor di atas saling mempengaruhi. Faktor internal seperti taraf
intelegensi, bakat, minat, dan lain-lain memang berpengaruh terhadap pilihan
38
karir individu. Namun banyak kasus di mana seorang individu tidak berkarir
sesuai dengan faktor internal yang disebutkan di atas, melainkan karena
dipengaruhi faktor eksternal. Sebagai contoh seorang siswa memiliki minat di
bidang kesenian, tapi orang tuanya berprofesi sebagai dokter. Kemungkinan ia
ingin berkarir di bidang seni, namun di satu sisi dia mendapat tuntutan dari orang
tua untuk berkarir menjadi seorang dokter seperti orang tuanya. Sehingga dapat
mempengaruhi siswa tersebut dalam membuat rencana pilihan karirnya. Oleh
sebab itulah faktor internal dan juga eksternal sangat berpengaruh terhadap pilihan
individu pada sekolah lanjutan yang tepat untuk menentukan karir di masa depan.
2.3 Faktor-faktor Penghambat Pemilihan Sekolah Lanjutan
Pemilihan sekolah lanjutan merupakan salah satu aspek perencanaan karir,
yang mana semua itu bertujuan untuk memudahkan anak dalam merencanakan
masa depan sedini mungkin. Oleh sebab itu, secara teoritis perlu diketahui faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan karir siswa untuk melanjutkan
studi lanjut. Pemilihan karir siswa tidak muncul begitu saja dengan sendirinya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan kajian teori yang
dilakukan, diasumsikan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
sekolah lanjutan pada siswa, yaitu kondisi fisik, kondisi psikis, kondisi keluarga,
kondisi sekolah, teman, dan masyarakat. Faktor-faktor tersebut nantinya menjadi
fokus dalam penelitian ini.
39
2.3.1 Faktor Penghambat Internal
Menurut Winkel (2007: 647) “faktor-faktor internal dapat dibedakan yang
satu dengan yang lain, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain karena
bersama-sama membentuk keunikan kepribadian seseorang”. Berikut faktor
internal penghambat pemilihan sekolah lanjutan yang menjadi fokus dalam
penelitian.
2.3.1.1 Kondisi Fisik
Merupakan ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti tinggi badan,
ketampanan, ketajaman penglihatan dan pendengaran, maupun jenis kelamin.
Faktor ini dibawa dari lahir berupa wujud dan keadaan fisik dan kemampuan.
Menurut Winkel (2007:653) u”ntuk pekerjaan-pekerjaan tertentu berlaku berbagai
persyaratan yang menyangkut ciri-ciri fisik”. Menurut Munandir (1996: 97)
mengungkapkan “faktor genetik, yaitu faktor yang dibawa sejak lahir baik wujud
dan keadaan fisik (wajah, jenis kelamin, suku bangsa, dan cacat-cacatnya) dan
kemampuan”. Keadaan ini bisa membatasi preferensi atau keterampilan seseorang
untuk menyusun rencana pendidikan dan akhirnya untuk bekerja. Teori ini
mengatakan bahwa orang-orang tertentu terlahir memiliki kemampuan, besar atau
kecil, untuk memperoleh manfaat dari pengalaman pergaulannya dengan
lingkungan, sesuai dengan keadaan dirinya (pengalaman orang laki-laki daripada
pengalaman orang perempuan, tantangan orang normal lain daripada tantangan
yang dihadapi orang cacat).
Cacat tubuh adalah “sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurna mengenai tubuh atau badan” (Slameto, 2010: 54). Cacat itu dapat
40
berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh
dan lain-lain. Kondisi cacat tubuh seperti mengidap penyakit tertentu, alat indera
yang tidak dapat berfungsi menjadi penghambat kemampuan siswa dalam
merencanakan kariernya karena hal tersebut mempengaruhi kinerjanya pada suatu
pekerjaan. Keadaan diri bisa membatasi preferensi atau keterampilan seseorang
untuk menyusun rencana pendidikan dan akhirnya bekerja.
2.3.1.2 Kondisi Psikis
2.3.1.2.1 Taraf intelegensi
Yaitu taraf kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi yang di dalamnya
berpikir memegang peranan. Menurut Winkel (2007: 648), dalam mengambil
suatu keputusan mengenai pilihan jabatan, tinggi rendahnya taraf inteligensi yang
dimiliki seseorang sudah berpengaruh, apakah pilihannya baik dan efektif atau
tidak.
2.3.1.2.2 Bakat
Yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang
keterampilan, atau bidang kesenian. Menurut Winkel (2007: 649), suatu bakat
khusus menjadi bekal yang menungkinkan untuk memasuki berbagai bidang
pekerjaan tertentu (field of occupation)dan mencapai tingkatan lebih tinggi dalam
suatu jabatan (levels of occupation).
2.3.1.2.3 Minat
Yaitu kecenderungan yang menetap pada seseorang untuk merasa tertarik
pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai
kegiatan dengan bidang itu. Menurut Winkel (2007: 650), suatu minat
41
mengandung makna bagi perencanaan masa depan sehubungan dengan jabatan
yang akan dipegang (vocational planning), lebih-lebih bidang jabatan apa yang
akan dimasuki dan apakah orang akan merasa puas dalam bidang jabatan itu
(vocational satisfication). Menurut Crow and Crow, dalam Djaali (2012: 121)
minat berhubungan dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk
menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
2.3.1.2.4 Pengetahuan
Pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang
pekerjaan dan tentang diri sendiri. Informasi tentang dunia kerja yang dimiliki
oleh orang muda dapat akurat dan sesuai dengan kenyataan atau tidak akurat dan
bercirikan idealisasi. Dengan bertambahnya umur dan pengalaman hidup orang
muda yang normal akan mengenal diri sendiri secara lebih akurat dan lebih
menyadari keterbatasan yang mau tak mau melekat pada dirinya sendiri (Winkel,
2004: 652).
2.3.1.2.5 Motivasi Diri
Menurut Gates, dalam Djaali (2012:101) motivasi adalah suatu kondisi
fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur
tindakannya dengan cara tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Djaali
(2012:101) berpendapat bahwa motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis
yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). Motivasi merupakan
sebuah dorongan dari dalam diri siswa, yang mengarahkan sikap dan perilaku. Hal
42
ini akan sangat berpengaruh bagi perencanaan karirnya, seberapa besar siswa
dapat memotivasi dirinya dalam mencapai sebuah tujuan.
Dari beberapa faktor internal yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan
bahwa aspek-aspek tersebut sangat mempengaruhi individu dalam proses
perkembangan kariernya. Dengan mengetahui hambatan-hambatan dari dalam diri
individu, tentunya dapat diperoleh penyelesaian masalah kaitannya dengan
hambatan yang dialami.
2.3.2 Faktor Penghambat Eksternal
Menurut Winkel (2007: 653) “faktor-faktor eksternal dapat dibedakan
yang satu dengan yang lain, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain
karena bersama-sama menciptakan keseluruhan ruang gerak hidup”. faktor
eksternal terkait yang akan dijelaskan sebagai berikut
2.3.2.1 Kondisi Keluarga
Keluarga merupakan pihak yang terdekat dengan anak. Anak memiliki
kedekatan secara fisik maupun psikis dengan keluarga. Keluarga membentuk
sikap, perilaku, serta pola pikir orang tersebut. Winkel dan Hastuti (2004:654)
mengemukakan bahwa “perkembangan karier individu salah satunya dipengaruhi
oleh status sosial ekonmi dan pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan
keluarga inti”. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa ternyata berpeluang
menjadi faktor determinan kemampuan perencanaan karier siswa. Pada penelitian
ini yang dimaksud keluarga lebih mengarah ke status sosial-ekonomi dan
pengaruh dan ekspektasi dari keluarga.
43
2.3.2.1.1 Status sosial-ekonomi keluarga
Yaitu tingkat pendidikan orangtua, tinggi rendahnya pendapatan orang tua,
jabatan ayah atau ayah dan ibu, daerah tempat tinggal, dan suku bangsa. Winkel
(2007: 654) berpendapat bahwa anak berpartisipasi dalam status sosial-ekonomi
keluarganya. Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan perencanaan
dan pemilihan karir siswa. Anak-anak berpartisipasi dalam status sosial-ekonomi
kelurga. Status ini ikut menentukan tingkat pendidikan sekolah yang
dimungkinkan, jumlah kenalan pegangan kunci bagi beberapa orang tertentu yang
dianggap masih sesuai dengan status sosial tertentu.
Selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, anak juga membutuhkan
fasilitas yang menunjang belajarnya dan masa depan. Fasilitas itu hanya dapat
terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga
yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi akibatnya kesehatan anak
terganggu sehingga kemampuan perencanaan karir siwa kurang optimal. Selain itu
juga tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap
anak dalam merencanakan dan memilih karirnya. Sebagai contoh status sosial
ekonomi keluarga mempengaruhi pemilihan karir anak yaitu jabatan sebagai
dokter, dosen, hakim, ahli hukum, dan ilmuwan pada umumnya lebih banyak
yang berasal dari keluarga-keluarga dengan status sosial-ekonomi tengah ke atas,
dari pada berasal dari keluarga yang berstatus sosial-ekonomi bawah.
44
2.3.2.1.2 Pengaruh dan ekspektasi dari keluarga besar dan inti
Seluruh anggota keluarga menyatakan segala harapan mereka serta
mengkomunikasikan pandangan dan sikap tertentu terhadap pendidikan dan
pekerjaan. Winkel (2007: 654) berpendapat bahwa individu yang beranjak dewasa
harus menentukan sikapnya terhadap harapan dan pandangan pekerjaan. Bila dia
menerimanya, dia akan mendapat dukungan dalam rencana masa depannya
(vocational planning), bila dia tidak menerimanya, dia menghadapi situasi yang
sulit karena tidak mendapat dukungan dalam perencanaan masa depan.
Ada beberapa keluarga yang mengharuskan anaknya mengikuti jejak orang
tuanya dan orang tua yang tidak memberikan arahan karier kepada anaknya.
“Orang tua kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anak, misalnya mereka
acuh tak acuh, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan
dan kebutuhan-kebutuhan anaknya, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan
anaknya, dan lain-lain” (Slameto, 2010: 61). Anak perlu dorongan dan pengertian
orang tua, kalau perlu menghubungi guru anaknya untuk mengetahui
perkembangannya.
2.3.2.2 Kondisi Sekolah
2.3.2.2.1 Pendidikan sekolah
Yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan kepada anak didik dari
konselor atau tenaga pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam
bekerja, tinggi rendahnya status sosial jabatan-jabatan, dan kecocokan jabatan
tertentu untuk laki-laki atau perempuan.
45
2.3.2.2.2 Konselor sekolah
Yaitu segala informasi tentang karir atau jabatan dan termasuk
perencanaan karir yang diberikan konselor sekolah kepada siswa. Prayitno
(2004:123), menyebutkan bahwa konselor sekolah adalah kawan pengiring bagi
siswa, penunjuk jalan, pembangun kekuatan, dan pembina tingkah laku positif
yang dikehendaki. Hubungannya dengan perencanaan karir siswa, menurut
Supriatna (2009:49), terdapat lima aktivitas perencanaan karir siswa yang perlu
difasilitasi oleh konselor, yaitu: (a) mempelajari semua informasi tentang karir;
(b) berdiskusi dengan orang yang dituakan (seperti orang tua, kakak, konselor,
guru, dan ustad) tentang rencana karir masa depan; (c) mengikuti kursus sesuai
dengan bidang karir yang diminati; (d) berpartisipasi dalam kegiatan ekstra
kurikuler atau bekerja paruh waktu (part time) sesuai dengan karir yang diminati;
dan (e) mengikuti pelatihan atau pendidikan yang sesuai dengan minat karir masa
depan.
2.3.2.3 Teman
Faktor eksternal aspek teman yaitu beraneka ragam pandangan dan variasi
harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari.
Menurut Supriyo (2008: 118), kelompok sebaya mempunyai kecenderungan
mengarahkan untuk menyenangi suatu jurusan atau pekerjaan tertentu walaupun
kemampuannya kurang. Pandangan dan harapan bernada optimis akan
meninggalkan kesan dalam hati yang jauh berbeda dengan kesan yang timbul bila
terdengar keluhan-keluhan.
46
Menurut beberapa ahli pengaruh teman sebaya dapat menjadi positif dan
negatif. Menurut Slameto (2010:71) “pengaruh-pengaruh dari teman bergaul
siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul
yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya,
teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga". Piaget
dan Sillivan menekankan bahwa melalui interaksi teman sebaya, anak-anak dan
remaja belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan setara. Mereka
belajar untuk mengamati minat dan pandangan teman sebaya dengan tujuan untuk
memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam aktivitas teman sebaya.
Terkadang mereka secara tidak sadar mengikuti apa yang dilakukan dan apa yang
dikatakan oleh teman sebayanya karena pengaruh dari teman sangat kuat pada
beberapa orang.
2.3.2.4 Masyarakat
Yaitu lingkungan sosial budaya dimana seseorang dibesarkan. Lingkungan
ini sangat luas dan berpengaruh besar terhadap pandangan dalam banyak hal yang
dipegang teguh oleh setiap keluarga. Menurut Winkel (2007: 653), pandangan
atau keyakinan pandangan dalam sebuah keluarga mencakup gambaran tentang
luhur rendahnya aneka jenis pekerjaan, peranan pria dan wanita dalam kehidupan
masyarakat, dan cocok tidaknya jabatan tertentu untuk pria dan wanita.
Untuk dapat menentukan pilihan kariernya secara tepat individu
memerlukan proses panjang yaitu pemilihan karier yang dipengaruhi oleh taraf
perkembangannya. Walaupun individu bisa memilih karier, akan tetapi banyak
faktor yang dapat mempengaruhi dan perlu diperhatikan agar pilihannya tersebut
47
sesuai dengan keadaan dan kemampuan yang dimiliki individu tersebut. Faktor-
faktor tersebut juga dapat menjadi sebuah hambatan yang menyebabkan siswa
masih ragu dan tidak memiliki kesiapan dalam membuat keputusan-keputusan
karier yang tepat bagi masa depannya. Faktor-faktor yang menghambat tersebut
dapat berasal dari dalam diri dan juga dari luar diri. Perencanaan karir sangat
penting bagi siswa terutama untuk membangun sikap siswa dalam mempersiapkan
diri untuk menempuh bidang karier yang diminatinya di masa depan.
2.4 Teori Perkembangan Anak Usia Sekolah Menengah (SMP)
Anak usia sekolah menengah (SMP) tentu memiliki ciri-ciri khusus
mengenai tahapan perkembangan. Dalam penelitian ini lebih berfokus pada tahap
perkembangan anak usia sekolah menengah (SMP) dalam hal karier. Penentuan
karier untuk anak usia pubertas ini tentunya masih memiliki beberapa hambatan
karena emosi yang masih labil. Hal tersebut dapat mempengaruhi kesulitan anak
untuk mengetahui apa bakat dan minat sebenarnya. Oleh sebab itu, karakteristik
anak usia sekolah menengah (SMP) ini perlu diperhatikan agar penentuan karier
mereka di masa depan tidak mendapat hambatan.
Menurut Desmita (2009: 36) terdapat sejumlah karakteristik yang
menonjol pada anak usia SMP (10-14 tahun) ini, yaitu:
(1) Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
(2) Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap
perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.
(3) Kecenderungan minat dan dunia karir relatif sudah lebih
jelas.
48
Desmita juga menambahkan mengenai karakteristik anak usia remaja (12-
21 tahun) adalah masa di mana remaja yang sering dikenal dengan masa pencarian
jati diri (ego indentity) sebagai berikut:
(1) Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai
dengan minat dan kemampuannya.
(2) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-
konsep yang diperlukan sebagai warga negara.
(3) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang
dewasa lainnya.
Keating (Adam & Gullota, 1983: 143) dalam Yusuf (2009: 195)
mengemukakan hal pokok yang berkaitan dengan berpikir operasional formal,
yaitu “remaja dapat memikirkan tentang masa depan dengan membuat
perencanaan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya”.
Menurut Yusuf (2009: 201) “faktor-faktor dan pengalaman baru yang tampak
terjadinya perubahan kepribadian pada masa remaja yaitu keinginan untuk
mengarahkan diri dan mengevaluasi kembali tentang standar cita-cita”. Apabila
remaja gagal mengintegrasikan aspek-aspek dan pilihan atau merasa tidak mampu
untuk memilih, maka dia akan mengalami kebingungan.
Dalam upaya membantu remaja atau siswa SMP menemukan identitas
dirinya, Woolfolk (1995: 73) dalam Yusuf (2009: 203) menyarankan sebagai
berikut:
(1) Berilah para siswa informasi tentang pilihan-pilihan karir
dan peran-peran orang dewasa. Caranya: (a) ,enyarankan
kepada remaja untuk membaca literatur yang isinya
menyangkut dunia kerja; dan (b) mendatangkan nara sumber
untuk menjelaskan tentang bagaimana dan mengapa mereka
memilih tentang profesi yang dijalaninya.
(2) Membantu siswa untuk menemukan sumber-sumber untuk
memecahkan masalah pribadinya. Caranya: (a) mendorong
49
keberanian mereka untuk berbicara kepada Konselor (guru
pembimbing); dan (b) mendiskusikan potensi-potensi
dirinya.
Dari penjelasan yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
perkembangan remaja seusia SMP memang masih labil dalam pemilihan dan
pengambilan keputusan karier. Namun mereka sudah memiliki pandangan yang
lebih jelas dalam merencanakan masa depan. Hambatan yang dialami remaja pada
umumnya yaitu mereka belum mengetahui karier apa yang tepat bagi mereka,
karena cita-cita selalu berubah-ubah sepanjang hidup dikarenakan faktor dari
kemampuan diri sendiri maupun lingkungan.
Menurut Ginzberg dkk (dalam Santrock, 2002: 94) perkembangan individu
dalam proses pilihan karier mencakup tiga fase yaitu fantasi, tentatif, dan realistik.
Masa fantasi (mencakup usia sampai kira-kira 10 atau 12 tahun), ciri utama masa
ini adalah dalam memilih pekerjaan anak bersifat sembarangan. Pilihannya tidak
didasarkan pada pertimbangan yang masak mengenai kenyataan yang ada, tetapi
pada kesan atau khayalannya saja. Misal ketika mereka ditanya ingin menjadi apa
ketika dewasa, anak kecil cenderung menjawab ingin menjadi dokter, pahlawan,
guru, pilot, pemain sepak bola, dan lain-lain.
Pada masa tentatif, pilihan karir orang mengalami perkembangan. Pada
awalnya pertimbangan karir itu hanya berdasarkan kesenangan, ketertarikan atau
minat, sedangkan faktor-faktor lain tidak dipertimbangkan. Menyadari bahwa
minatnya berubah-ubah maka anak mulai menanyakan kepada diri sendiri apakah
dia memiliki kemampuan melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kemmpuannya
itu cocok dengan minatnya. Masa berikutnya adalah masa transisi antara tentatif
50
dan realistik. Pada masa ini anak mulai memadukan orientasi-orientasi pilihan
yang dimiliki sebelumnya. Orientasi-orientasi itu adalah orientasi minat, orientasi
kemampuan, dan orientasi nilai.
Kemudian tahap realistik anak melakukan eksplorasi dengan memberikan
penilaian atas pengalaman-pengalaman kerjanya dalam kaitan dengan tuntutan
sebenarnya. Kesimpulan dari teori perkembangan Ginzberg mempunyai tiga
unsur, yaitu proses (bahwa pilihan pekerjaan itu suatu proses), irreversibilitas
(bahwa pilihan pekerjaan itu tidak bisa diubah atau dibalik), dan kompromi
(bahwa pilihan pekerjaan itu kompromi antara faktor-faktor lain, yaitu minat,
kemampuan, dan nilai). Dari pemaparan teori di atas dapat disimpulkan bahwa
proses perkembangan remaja cenderung sudah mengarahkan pada karier namun
bagi remaja sendiri masih memiliki beberapa hambatan dari dalam diri maupun
dari lingkungan luar.
2.5 Kerangka Berpikir
Kemampuan pemilihan sekolah lanjutan adalah kesanggupan individu
dalam menentukan langkah yang dilakukan dalam memilih karier yang
diinginkannya antara di sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan.
Untuk dapat menentukan pilihan kariernya secara tepat individu memerlukan
proses panjang yaitu memilih karier yang dipengaruhi oleh taraf
perkembangannya. Adanya faktor-faktor yang menjadi sebuah hambatan bagi
siswa dalam kesiapan membuat keputusan-keputusan karier yang tepat bagi masa
depannya. Faktor-faktor yang menghambat tersebut dapat berasal dari dalam diri
51
dan juga dari luar diri. Selain itu, faktor dari dalam diri yang menghambat
pemilihan sekolah lanjutan adalah kondisi fisik dan kondisi psikis. Kemudian
faktor dari luar diri meliputi: kondisi keluarga, kondisi sekolah, kondisi teman,
dan masyarakat.
Berdasarkan definisi operasional maka komponen dalam variabel faktor
penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan siswa disajikan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Faktor-faktor Penghambat Pemilihan Sekolah Lanjutan
Faktor penghambat pemilihan
sekolah lanjutan
Faktor Internal
1. Kondisi Fisik
(penampilan,
kelengkapan
anggota badan, dan
jenis kelamin)
2. Kondisi Psikis
(taraf inteligensi,
bakat khusus,
minat,
pengetahuan,
motivasi diri)
Faktor Eksternal
1. Kondisi Keluarga
(status-sosial
ekonomi,
ekspektasi
keluarga besar dan
inti)
2. Kondisi Sekolah
(pendidikan
sekolah, konselor
sekolah)
3. Teman
4. Masyarakat
Siswa SMP
52
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam metode penelitian ini, terdapat beberapa hal yang dapat
menentukan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan penelitian. Hal ini bertujuan
untuk melaksanakan kegiatan secara sistematis. Sugiyono (2010: 6) menjelaskan
bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dapat dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Adapun
langkah-langkah yang harus ditentukan adalah (1) jenis penelitian; (2) variabel
penelitian; (3) populasi dan sampel penelitian; (4) metode dan alat pengumpul
data; (5) uji instrumen penelitian; (6) hasil uji coba instrumen penelitian; dan (7)
teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian merupakan salah satu kegiatan ilmiah, sehingga dilakukan
secara sistematis sesuai dengan metode yang akan digunakan. Berdasarkan tujuan
yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dalam
pemilihan sekolah lanjutan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati, maka
jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Sukardi
(2008: 14) “penelitian deskriptif yaitu para peneliti berusaha menggambarkan
53
kegiatan penelitian yang dilakukan secara tertentu dengan jelas dan sistematis”.
Selain itu Suryabrata (2006: 75) menambahkan bahwa “tujuan penelitian
deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”.
Berdasarkan penelitian di atas, maka penelitian deskriptif merupakan salah
satu jenis penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis,
akurat, dan objektif mengenai variabel yang menjadi fokus penelitian. Melalui
metode deskriptif peneliti berusaha menggambarkan secara sistematis, akurat dan
objektif hasil penelitian mengenai faktor yang menghambat siswa kelas IX SMP
Negeri 1 Cluwak Pati dalam pemilihan sekolah lanjutan.
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Identifikasi Variabel
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan” (Sugiyono, 2008: 38).
Sedangkan Arikunto (2006: 118), berpendapat bahwa variabel adalah objek
penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah faktor-faktor penghambat
dalam pemilihan sekolah lanjutan siswa. Variabel tersebut adalah variabel
tunggal, sehingga tidak ada hubungan antar variabel, baik variabel yang
mempengaruhi (independen) dan variabel yang dipengaruhi (dependen).
54
3.2.2 Hubungan Antar Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas atau variabel tunggal
yaitu faktor yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan pada siswa SMP kelas
IX. Jadi dalam penelitian ini tidak ada hubungan antar variabel karena tidak ada
yang dipengaruhi oleh variabel lain.
3.2.3 Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk memberi batasan arti dari variabel
penelitian guna memperjelas makna yang dimaksudkan dan membatasi ruang
lingkup, sehingga tidak akan terjadi salah pengertian atau salah persepsi dalam
menginterpretasikan data dan hasil yang telah diperoleh.
3.2.3.1 Pemilihan Sekolah Lanjutan
Pemilihan sekolah lanjutan merupakan aktivitas siswa SMP untuk
membuat suatu rancangan kegiatan dalam upaya mempersiapkan karier yaitu
sekolah lanjutan yang menjadi pilihannya untuk masa depan, dengan berbagai
langkah dan cara alternatif mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.2.3.2 Faktor Penghambat Pemilihan Sekolah Lanjutan
Dalam penelitian ini, faktor penghambat pemilihan sekolah lanjutan terdiri
dari faktor internal dan faktor eksternal.
3.2.3.2.1 Faktor internal
Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yang
meliputi:
55
1. Kondisi fisik, yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti penampilan,
kelengkapan anggota badan, ketajaman penglihatan dan pendengaran,
maupun jenis kelamin.
2. Kondisi psikis, meliputi:
(1) Taraf inteligensi, yaitu taraf kemampuan untuk mencapai prestasi-
prestasi yang di dalamnya berpikir memegang peranan.
(2) Bakat khusus, yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha
kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian.
(3) Minat, yaitu kecenderungan yang menetap pada seseorang untuk merasa
tertarik dan merasa senang pada suatu bidang.
(4) Pengetahuan, yaitu mengetahui informasi tentang dunia pekerjaan, dan
pengalaman hidup sehari-hari yang menunjukkan pengetahuan, individu-
individu dalam suatu jabatan atau pekerjaan memiliki kepribadian yang
serupa dan kesamaan sejarah perkembangan pribadinya.
(5) Motivasi diri, motivasi diri merupakan sebuah dorongan dari dalam diri
siswa, yang mengarahkan sikap dan perilaku.
3.2.3.2.2 Faktor eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang
meliputi:
1. Kondisi keluarga, meliputi:
(1) Status sosial-ekonomi keluarga, yaitu tingkat pendidikan orangtua, tinggi
rendahnya pendapatan orang tua, jabatan ayah atau ayah dan ibu, daerah
tempat tinggal, dan suku bangsa.
56
(2) Ekspektasi dari keluarga besar dan inti, yaitu segala harapan keluarga
mengenai pandangan dan sikap tertentu terhadap pendidikan dan
pekerjaan.
2. Keadaan sekolah, meliputi:
(1) Pendidikan sekolah, yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan
kepada anak didik dari konselor atau tenaga pengajar mengenai nilai-nilai
yang terkandung dalam bekerja.
(2) Konselor sekolah, yaitu segala informasi tentang karir atau jabatan dan
termasuk perencanaan karir yang diberikan konselor sekolah kepada
siswa.
3. Teman, yaitu beraneka ragam pandangan dan variasi harapan tentang masa
depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari dengan teman atau
kelompok sebayanya.
4. Masyarakat, yaitu lingkungan sosial budaya dimana seseorang dibesarkan.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:119). Sedangkan
menurut Arikunto (2006: 101) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Adapun populasi penelitian ini
adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak yang berjumlah 288 siswa. Karena
57
peneliti melihat siswa belum bisa mengambil keputusan pemilihan sekolah
lanjutan yang tepat.
Tabel 3.1
Jumlah Populasi Penelitian
No. Kelas Jumlah Siswa
1. Siswa Kelas IX A 36
2. Siswa Kelas IX B 36
3. Siswa Kelas IX C 36
4. Siswa Kelas IX D 36
5. Siswa Kelas IX E 36
6. Siswa Kelas IX F 36
7. Siswa Kelas IX G 36
8. Siswa Kelas IX H 36
Jumlah 288
3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling
“Sampel adalah sebagian dari populasi tersebut” (Sugiyono, 2008: 215).
Menurut Arikunto (2006: 131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti”. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.
Dari uraian yang telah dikemukakan mengenai pengertian sampel, maka
dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah keseluruhan yang
akan dijadikan penelitian. Dalam menentukan sampel menurut Arikunto (2006:
112) apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Selanjutnya
jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
58
Dengan demikian, pada penelitian ini diambil 25% dari populasi sehingga jumlah
sampelnya adalah 25% dari 8 kelas yaitu 72 siswa. Alasan peneliti menggunakan
25% pada penentuan ukuran jumlah sampel karena:
1. Jumlah siswa 288 tidak mungkin diambil semua menjadi sampel
2. Agar semua kelas IX di SMP Negeri 1 Cluwak Pati terwakili menjadi
sampel
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan Teknik Simple Random Sampling. “Teknik tersebut adalah teknik
yang langsung dilakukan pada unit sampling. Pengambilan sampel dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi itu” (Sugiyono,
2011: 127). Sejalan dengan pendapat tersebut, Arikunto (2006: 33)
mengemukakan bahwa Simple Random Sampling yaitu menentukan sampel
dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara
maksimal. Alasan menggunakan teknik ini adalah data bersifat homogen dan
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Cluwak Pati yang terbagi menjadi
beberapa kelas. Agar semua kelas IX dapat terwakili, maka sampel diambil dari
masing-masing kelas IX dengan proporsi sama untuk tiap-tiap kelas.
Pertimbangan mengambil kelas IX di SMP Negeri 1 Cluwak Pati karena siswa
kelas IX harus mempersiapkan pemilihan sekolah lanjutan setelah lulus dari SMP.
59
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel Masing-
masing Kelas
1. Siswa Kelas IX A 36 25% x 36 = 9
2. Siswa Kelas IX B 36 25% x 36 = 9
3. Siswa Kelas IX C 36 25% x 36 = 9
4. Siswa Kelas IX D 36 25% x 36 = 9
5. Siswa Kelas IX E 36 25% x 36 = 9
6. Siswa Kelas IX F 36 25% x 36 = 9
7. Siswa Kelas IX G 36 25% x 36 = 9
8. Siswa Kelas IX H 36 25% x 36 = 9
Jumlah 288 72
3.4 Metode dan Alat Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah salah satu bagian dari prosedur penelitian yang
dimaksudkan untuk memperoleh data yang diperlukan. “Metode pengumpulan
data adalah cara memperoleh data dalam suatu kegiatan penelitian” (Arikunto,
2006: 126). Pemilihan sekolah lanjutan siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yang secara garis besarnya dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Dalam penelitian ini, data yang akan dikumpulkan yaitu faktor-faktor
apa saja yang menghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan.
Metode pengumpulan data sangat penting dalam penelitian di mana data
yang diperoleh akan digunakan untuk membuat kesimpulan dalam penelitian
tersebut. Mengumpulkan data harus sesuai dengan variabel yang diteliti. Karena
60
data yang akan diungkap dalam penelitian ini berupa konstrak atau konsep
psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian, maka peneliti menggunakan
skala psikologis. Azwar (2005: 3) mengungkapkan bahwa skala psikologis selalu
mengacu pada alat ukur aspek atau atribut afektif, bukan kognitif.
Menurut pendapat Azwar (2005: 3-4), keunggulan dalam menggunakan
skala psikologis yaitu:
(1) Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan tidak
langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan
mengungkap indikator perilaku dari atribut yang
bersangkutan.
(2) Atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat
indikator-indikator perilaku dan indikator perilaku
diterjemahkan dalam bentuk item-item.
(3) Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar”
atau “salah”. Tetapi semua jawaban dapat diterima sepanjang
secara jujur dan sungguh-sungguh.
Dengan demikian, skala psikologis dapat digunakan sebagai alat ukur yang
dapat mengungkap indikator faktor internal dan faktor eksternal penghambat
pemilihan sekolah lanjutan yang berupa pertanyaan maupun pernyataan sebagai
stimulus. Responden tidak mengetahui arah jawaban dari pertanyaan maupun
pernyataan tersebut. Hasil jawaban responden tersebut kemudian akan
diinterprestasikan.
3.4.2 Alat Pengumpulan Data
Faktor internal dan eksternal yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan
merupakan aspek-aspek psikologis yang tidak dapat dilihat secara langsung,
sehingga alat pengumpul data yang digunakan yaitu menggunakan skala
pemilihan sekolah lanjutan model likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
61
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial yang telah diterapkan secara spesifik oleh peneliti atau
disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2010: 134). Skala penghambat dalam
pemilihan sekolah lanjutan yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai 4
alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Peneliti menggunakan 4 alternatif jawaban guna menghindari atau menghilangkan
jawaban ragu-ragu, sehingga responden akan memilih jawaban sesuai dengan
kondisinya. Pernyataan dalam skala menggunakan kecenderungan positif dan
negatif.
Tabel 3.3. Penskoran Alternatif Jawaban
Alternatif (+) Skor Alternatif (-) Skor
Sangat Sesuai (SS) 1 Sangat Sesuai (SS) 4
Sesuai (S) 2 Sesuai (S) 3
Tidak Sesuai (TS) 3 Tidak Sesuai (TS) 2
Sangat Tidak Sesuai (STS) 4 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1
(Sugiyono, 2010: 135).
Untuk mengetahui faktor yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan
siswa memiliki rentang skor 1-4, dan ditentukan berdasarkan skor item positif dan
skor negatif. Seluruh skor jawaban dijumlahkan kemudian ditransformasikan ke
dalam bentuk persentase skor dengan cara membagi dengan skor idealnya dan
dikalikan 100%.
Persentase skor tersebut diperoleh kategori Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang,
Rendah, dan Sangat Rendah. Penentuan kategori tingkatan kriteria faktor yang
menghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan adalah sebagai berikut.
62
Persentase skor tertinggi :
x 100% = 100%
Persentase skor terendah :
x 100% = 25%
Rentang prosentase : 100% - 25% = 75%
Interval persentase :
= 15%
Hasil perhitungan di atas menunjukkan rentang interval 15% dan
persentase skor terendah adalah 25% sehingga dapat ditentukan kategori tingkatan
kriteria faktor yang mempengaruhi sekolah lanjutan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4. Kategori Tingkatan Kriteria
Faktor Penghambat dalam Pemililihan Sekolah Lanjutan
Persentase Kategori
86%-100% Sangat Tinggi
71%-85% Tinggi
56%-70% Sedang
41%-55% Rendah
25%-40% Sangat Rendah
(Azwar, 2005: 107).
3.4.3 Penyusunan Instrumen
Penyusunan skala psikologis dimulai dengan melihat teori yang
digunakan, kemudian dari teori tersebut disusun kisi-kisi setelah itu
dikonsultasikan dengan ahli yang selanjutnya disusun instrumen. Langkah
selanjutnya adalah dengan melakukan uji coba instrumen tersebut dengan memilih
responden yang akan digunakan sebagai uji coba instrumen. Kemudian dari hasil
uji coba tersebut, instrumen yang tidak valid tidak diikutkan di dalam bagian
instrumen dan setelah semua tahap tersebut dilaksanakan maka instrumen sudah
bisa digunakan.
63
Berdasarkan bagan tentang prosedur penyusunan instrumen diketahui
bahwa dalam menyusun sebuah instrumen penelitian, peneliti harus melewati
beberapa tahap di atas, diantaranya menyusun kisi-kisi instrumen yang terdiri dari
variabel, sub variabel, indikator, deskriptor dan nomor soal. Kisi-kisi intrumen ini
kemudian dikonsultasikan dan direvisi sesuai dengan pendapat ahli. Setelah itu,
peneliti menyusun instrumen yang kemudian diujicobakan (try out) pada
responden. Berikutnya yaitu melakukan revisi guna menghilangkan item-item
instrumen yang tidak valid dan reliabel. Setelah instrumen diujicobakan dan sudah
valid serta reliabel, kemudian instrumen dikatakan sudah jadi dan siap digunakan
untuk penelitian.
Untuk mengukur gambaran faktor yang menghambat pemilihan sekolah
lanjutan siswa, peneliti menggunakan skala psikologis. Adapun kisi-kisi skala
psikologis yang dijabarkan dari kajian pustaka dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Skala Psikologis Faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah
Lanjutan
Variabel Komponen Indikator Sub
Indikator Deskriptor
Item
Item + -
Faktor
penghambat
dalam
pemilihan
sekolah
lanjutan
Faktor
Internal
1. Kondisi
Fisik
a. Penampilan Hambatan fisik
berupa
penampilan
Ketampanan
dan kecantikan
2,
4,
5,
7
1,
3,
6,
8
8
b. Kelengkap-
an anggota
badan
Kelengkapan
tubuh, tidak
berfungsinya
panca indera
11,
12
9,
10
4
64
c. Jenis
kelamin
Hambatan dari
segi jenis
kelamin
15,
16
13,
14
4
2. Kondisi
Psikis
a. Taraf
inteligensi
Hambatan
dalam
kemampuan
untuk
mencapai
prestasi-
prestasi yang
memegang
peranan
17,
18
19,
20
4
b. Bakat
khusus
Hambatan
dalam
mengetahui
kemampuan di
suatu bidang
usaha kognitif,
bidang
keterampilan,
atau bidang
kesenian
21,
24,
25
22,
23
5
c. Minat Tidak merasa
tertarik dan
merasa senang
pada suatu
bidang
26,
29,
31
27,
28,
30
6
d. Penge-
tahuan
Hambatan
tentang
informasi yang
seseorang
ketahui tentang
bidang-bidang
dunia
pekerjaan
34,
35
32,
33,
4
Tidak ada
pengalaman
hidup dalam
perkembangan
36,
38,
40
37,
39,
41,
42
7
65
pribadi
e. Motivasi
diri
Tidak
memiliki
dorongan dari
dalam diri
yang
mengarahkan
sikap dan
tindakan
43,
45,
47
44,
46,
48,
49
7
Faktor
Eksternal
1. Kondisi
keluarga
a. Status
sosial
ekonomi
Hambatan
karena status
sosial
ekomomi
keluarga
50,
53
51,
52
4
b. Pendidikan
orang tua
Hambatan
karena
pengaruh
pendidikan
orang tua
56,
57
54,
55
4
c. Pendapatan
orang tua
Hambatan
tinggi
rendahnya
pendapatan
orang tua tiap
harinya
58,
60
59,
61
4
d. Jabatan
orang tua
Hambatan
karena orang
tua memiliki
jabatan yang
tinggi atau
rendah dalam
pekerjaan
63,
64
62,
65
4
e. Daerah
tempat
tinggal
Hambatan
hidup di
lingkungan
tidak memiliki
pengetahuan
karier
66,
67
68,
69
4
f. Suku
bangsa
Suku bangsa
menjadi
70,
73,
71,
72
5
66
hambatan
dalam
pemilihan
karier
74
g. Ekspektasi
keluarga
Hambatan dari
keluarga yang
seharusnya
memiliki peran
penting dalam
memberi
pendapat dan
pemikiran
tentang karier
75,
76,
77
78,
79
5
2. Keadaan
sekolah
a. Pendidikan
sekolah
Hambatan
dalam
kemajuan hasil
belajar
mengenai
nilai-nilai,
pandangan dan
sikap tentang
makna bekerja
80,
81
82,
83
4
b. Konselor
sekolah
Tidak adanya
informasi
tentang karier
atau jabatan
dan termasuk
pemilihan
karier yang
diberikan
konselor
84,
86,
88
85,
87
5
3. Teman a. Teman
sebaya
Hambatan dari
teman saat
bermain,
teman sebaya
di sekolah, di
rumah, di
tempat belajar
lain untuk
berkumpul dan
bergaul
90,
92,
95,
96
89,
91,
93,
94
8
67
4. Masyara
kat
Lingkungan
sosial budaya
dimana
seseorang
dibesarkan
Hambatan dari
lingkungan
yang memiliki
peran penting
dalam belajar
sosial, karier,
dan budaya
masyarakat
97,
99
98,
100
4
Total 51 49 100
3.5 Uji Instrumen Penelitian
3.5.1 Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan mengungkap variabel yang diteliti secara tepat. Menurut pendapat
Arikunto (2010: 211), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu instrumen. Dalam penelitian ini,
pengujian validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity).
Penggunaan validitas isi dapat dilakukan melalui penyusunan kisi-kisi instrumen
dari indikator faktor-faktor internal dan eksternal yang menghambat pemilihan
sekolah lanjutan.
Secara teknis, pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan
kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, indikator
sebagai tolak ukur, deskriptor sebagai penjabaran dari indikator, serta nomor butir
(item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari deskriptor. Dengan
kisi-kisi instrumen tersebut, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
mudah dan sistematis.
68
Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, maka setelah
dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan, dan dianalisis
dengan analisis item. Teknik yang digunakan dalam pengujan validitas ini adalah
dengan uji korelasi product moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson, yaitu:
})(}{)({ 2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
xyr
: Koefisien korelasi
X
: Jumlah skor butir
Y : Jumlah skor total
2X : Jumlah kuadrat butir
2Y : Jumlah kuadrat total
XY : Jumlah perkalian skor item dengan skor total
N : Jumlah responden
(Arikunto, 2010: 213).
Hasil rxy kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
signifikansi (α) = 5%. Apabila rxy hitung lebih besar dari r tabel, maka instrumen
dikatakan valid dan dapat digunakan untuk mengambil data. Namun apabila rxy
hitung lebih kecil dari r tabel, maka instrumen dikatakan tidak valid dan tidak
dapat digunakan untuk mengambil data.
69
3.5.1.1Uji Validitas
Berdasarkan pengujian validitas item dengan menggunakan rumus product
moment, diperoleh hasil bahwa dari 100 item yang diajukan pada 44 siswa kelas
IX SMP N 1 Tayu Pati yang diperoleh 19 item yang tidak valid dan 81 item yang
valid.
Tabel 3.6
Distribusi Butir Item Valid dan Gugur
Variabel Komponen Nomor Item Jumlah
Total Valid Gugur Valid Gugur
Faktor
Penghambat
Dalam
pemilihan
sekolah
lanjutan
Faktor
internal
1, 2, 3, 5, 6, 7,
9, 10, 11, 13,
14, 15, 17, 18,
19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 27,
28, 29, 30, 31,
32, 33, 34, 35,
36, 37, 39, 40,
42, 43, 44, 45,
46, 48
4, 8, 12,
16, 26,
38, 41,
47, 49
40 9 49
Faktor
eksternal
50, 51, 53, 55,
56, 57, 58, 59,
61, 62, 63, 64,
66, 68, 69, 70,
71, 73, 75, 76,
77, 78, 79, 80,
81, 82, 83, 84,
85, 86, 87, 88,
89, 90, 91, 93,
94, 95, 96, 97,
98
52, 54,
60, 65,
67, 72,
74, 92,
99, 100
41 10 51
Total 81 19 100
70
3.5.2 Reliabilitas
Reliabilitas instrumen merujuk pada satu pengertian bahwa suatu
instrumen itu cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data,
karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 221). Suatu instrumen
dikatakan reliabel apabila diperoleh benar-benar sesuai dengan kenyataan yang
ada. Untuk mengukur reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan
rumus:
]1][1
[2
2
11
tk
kr
Keterangan :
: reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2 : jumlah varian butir
2
t : varian total
(Arikunto, 2010: 239).
Tabel 3.7
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Kriteria Kategori
0,9< rh < 1,0 Derajat reliabilitas sangat tinggi
0,7< rh < 0,8 Derajat reliabilitas tinggi
0,5< rh < 0,6 Derajat reliabilitas sedang
0,3< rh < 0,4 Derajat reliabilitas rendah
0,0< rh < 0,2 Derajat reliabilitas sangat rendah
(Arikunto, 2006: 178)
71
3.5.2.1Uji Reliabilitas
Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus alpha pada
44 responden, skala pemilihan sekolah lanjutan dinyatakan reliabel karena r11 >
rtabel yaitu dengan nilai r11= 0,979 dan rtabel = 0,297. Jika mengacu pada tabel.
kriteria pengujian reliabilitas maka instrumen ini reliabilitas pada tingkat sangat
tinggi.
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam suatu penelitian ilmiah, teknik analisis data merupakan salah satu
bagian terpenting karena dengan adanya analisis data masalah dalam penelitian
dapat diketahui jawabannya. Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden terkumpul atau sumber data lain terkumpul. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan analisis data deskriptif presentase. Menurut Azwar
(2005: 6) penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskriptif
yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih
mudah dipahami dan disimpulkan.
Analisis deskriptif presentase digunakan utuk menggambarkan keadaan
atau fenomena yang terjadi. Dalam hal ini fenomena tersebut adalah faktor-faktor
penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan siswa SMP kelas IX. Teknik
statistik yang digunakan adalah sebagai berikut.
72
% = N
n
x 100%
Keterangan
% = persentase
n = skor yang diperoleh
N = jumlah seluruh skor
(Muhammad Ali, 1982: 186)
99
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab 4, maka
penelitian yang berjudul “Faktor-faktor penghambat dalam pemilihan sekolah
lanjutan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun 2015/2016”, maka
dapat diambil kesimpulan
5.1.1 Faktor internal yang menjadi penghambat dalam pemilihan sekolah
lanjutan siswa adalah faktor kondisi fisik dan kondisi psikis. Apabila
melihat indikator, kondisi psikis merupakan faktor internal penghambat
paling tinggi dengan rata-rata 66,79%. Dalam kondisi psikis yang
menjadi penghambat utama pemilihan sekolah lanjutan adalah aspek
pengetahuan, terutama pengetahuan siswa masih sedikit tentang
informasi jurusan di sekolah lanjutan dan informasi tentang dunia kerja.
5.1.2 Faktor eksternal yang menjadi penghambat dalam pemilihan sekolah
lanjutan pada siswa adalah faktor kondisi keluarga, kondisi sekolah, dan
kondisi teman, dan masyarakat. Apabila melihat pada indikator, kondisi
keluarga merupakan faktor penghambat eksternal paling tinggi dengan
rata-rata 66,42%. Dalam kondisi keluarga yang menjadi penghambat
utama pemilihan sekolah lanjutan adalah pendapatan orang tua yang
menjadi pertimbangan siswa untuk melanjutkan sekolah yang sesuai.
100
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Cluwak Pati
Tahun Ajaran 2015/2016, saran yang dapat diajukan berdasarkan simpulan di atas
adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru BK di SMP Negeri 1 Cluwak untuk dapat meningkatkan
pemberian layanan di bidang karier kepada siswa, agar siswa jelas dalam
pemahaman tentang karier untuk menentukan sekolah lanjutan.
2. Bagi siswa agar menentukan pilihan sekolah lanjutan sejak dini dan
meningkatkan komunikasi kepada pihak terkait.
3. Bagi civitas akademika dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
memberikan layanan terkait dengan bidang karier kepada siswa.
101
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan dan Praktik). Jakarta:
Rineka Cipta.
Azwar, S. 2005. Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Fatimah, Enung. 2008. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Holland, John L. 1973. Making Vocational Choices: A Theory of Careers. New
Jersey: Prentice-Hill.
Kristanto, Agnes Mariana. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Karir Pada Dewasa Muda. Skripsi. Universitas Katolik Soegijapranata.
Madikhatun Y, Uyun S. 2011. Model Rekomendasi Berbasis Fuzzy Untuk
Pemilihan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Vol. 5 No. 1. Yogyakarta:
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Maryati, Sri. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat
Dalam Memilih Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Kota
Semarang. Thesis. Universitas Diponegoro.
Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Purwandari, Ari. 2009. Kematangan Vokasional Pada Siswa Kelas XII di SMA
Negeri 1 Klaten Ditinjau Dari Keyakinan Diri Akademik dan Jenis Kelas.
Artikelpdf. Semarang: Universitas Diponegoro.
Purwanti, Cicih. 2013. Upaya Meningkatkan Minat Studi Lanjut Ke SMK Melalui
Layanan Informasi Karier Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Salem.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Purwoko, Bambang Pujo. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Karir Menuju
Kebebasan Finansial. Jurnal STIE La Tansa Mashiro.
102
Robert L. Gibson dan Marianne H. M. 2011. Bimbingan dan Konseling.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Santrock, John. W. 2002. Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup.
Edisi kelima. Diterjemahkan oleh: Juda Damanik, Achmad Chusairi.
Jakarta: Erlangga.
_____. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih bahasa Shinto B Adelar
dan Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga.
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3 ES.
Slameto. 2010. Belajar dan Yaktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
_____. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
_____. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methodes). Bandung:
Alfabeta.
Sukardi, Dewa K. 1984. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
_____. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Supriatna, Mamat dan Nandang Budiman. 2010. Layanan Bimbingan Karier di
Sekolah Menengah Kejuruan (e-book). Bandung: Departemen Pendidikan
Nasional Universitas Pendidikan Indonesia.
Supriyo. 2008. Studi Kasus Bimbingan dan Konseling. Semarang: CV. Nieuw
Setapak.
Suryabrata, Sumadi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sutoyo, Anwar. 2009. Pemahaman Individu. Semarang: CV. Widya Karya.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT
Grasindo.
Winkel, WS dan MM. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institutusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
103
_____. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institutusi Pendidikan. Yogyakarta:
Media Abadi.
Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
104
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN SEBELUM TRY OUT
SKALA PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN
Variabel Sub
Variabel Indikator
Sub
Indikator Deskriptor
Item
Item + -
Faktor
determinan
penghambat
pemilihan
sekolah
lanjutan
Faktor
Internal
3. Kondisi
Fisik
d. Penampilan Hambatan fisik
berupa
penampilan
ketampanan
dan kecantikan
2,
4,
5,
7
1,
3,
6,
8
8
e. Kelengkap-
an anggota
badan
Kelengkapan
tubuh, tidak
berfungsinya
panca indera
11,
12
9,
10
4
f. Jenis
kelamin
Hambatan dari
segi jenis
kelamin
15,
16
13,
14
4
4. Kondisi
Psikis
f. Taraf
inteligensi
Hambatan
dalam
kemampuan
untuk
mencapai
prestasi-
prestasi yang
memegang
peranan
17,
18
19,
20
4
g. Bakat
khusus
Hambatan
dalam
mengetahui
kemampuan di
suatu bidang
usaha kognitif,
bidang
keterampilan,
atau bidang
kesenian
21,
24,
25
22,
23
5
h. Minat Tidak merasa 26, 27, 6
105
tertarik dan
merasa senang
pada suatu
bidang
29,
31
28,
30
i. Penge-
tahuan
Hambatan
tentang
informasi yang
seseorang
ketahui tentang
bidang-bidang
dunia
pekerjaan
34,
35
32,
33,
4
Tidak
memiliki
Pengalaman
hidup dalam
perkembangan
pribadi
36,
38,
40
37,
39,
41,
42
7
j. Motivasi
diri
Tidak
memiliki
dorongan dari
dalam diri
yang
mengarahkan
sikap dan
tindakan
43,
45,
47
44,
46,
48,
49
7
Faktor
Eksternal
5. Kondisi
keluarga
h. Status
sosial
ekonomi
Hambatan
karena status
sosial
ekomomi
keluarga
50,
53
51,
52
4
i. Pendidikan
orang tua
Hambatan
karena
pengaruh
pendidikan
orang tua
56,
57
54,
55
4
j. Pendapatan
orang tua
Hambatan
tinggi
rendahnya
pendapatan
58,
60
59,
61
4
106
orang tua tiap
harinya
k. Jabatan
orang tua
Hambatan
karena orang
tua memiliki
jabatan yang
tinggi atau
rendah dalam
pekerjaan
63,
64
62,
65
4
l. Daerah
tempat
tinggal
Hambatan
hidup di
lingkungan
tidak memiliki
pengetahuan
karier
66,
67
68,
69
4
m. Suku
bangsa
Suku bangsa
menjadi
hambatan
dalam
pemilihan
karier
70,
73,
74
71,
72
5
n. Ekspektasi
keluarga
Hambatan dari
keluarga yang
seharusnya
memiliki peran
penting dalam
memberi
pendapat dan
pemikiran
tentang karier
75,
76,
77
78,
79
5
6. Keadaan
sekolah
c. Pendidikan
sekolah
Hambatan
dalam
kemajuan hasil
belajar
mengenai
nilai-nilai,
pandangan dan
sikap tentang
makna bekerja
80,
81
82,
83
4
d. Konselor Tidak adanya 84, 85, 5
107
sekolah informasi
tentang karier
atau jabatan
dan termasuk
pemilihan
karier yang
diberikan
konselor
86,
88
87
7. Teman b. Teman
sebaya
Hambatan dari
teman saat
bermain,
teman sebaya
di sekolah, di
rumah, di
tempat belajar
lain untuk
berkumpul dan
bergaul
90,
92,
95,
96
89,
91,
93,
94
8
8. Masyara
kat
Lingkungan
sosial budaya
dimana
seseorang
dibesarkan
Hambatan dari
lingkungan
yang memiliki
peran penting
dalam belajar
sosial, karier,
dan budaya
masyarakat
97,
99
98,
100
4
108
Lampiran 2
SKALA PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN
I. Pengantar
Skala ini bukanlah suatu tes, melainkan berisi sejumlah pernyataan yang
mungkin berhubungan dengan diri Saudara. Tujuan dari skala ini adalah untuk
mengumpulkan data penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan
sekolah lanjutan. Sehubungan dengan tujuan tersebut, Saudara diminta untuk
mengisi skala ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jawaban Saudara
bersifat pribadi dan tidak mempengaruhi penilaian apapun. Atas kerjasama dan
artisipasi yang baik, peneliti menyampaikan terima kasih.
II. Petunjuk Pengisian
1. Tulislah identitas diri Anda dengan lengkap di lembar jawab yang telah
disediakan.
2. Dalam skala pemilihan sekolah lanjutan terdapat 100 pernyataan di mana
pada setiap pernyataan diikuti dengan pilihan jawaban yaitu:
Alternatif
Jawaban
Arti
SS Apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan diri saudara
S Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara
TS Apabila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri saudara
STS Apabila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri
saudara
Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Tugas saudara adalah memilih jawaban
yang sesuai dengan keadaan diri saudara dengan memberikan tanda cek (√) pada
kolom yang telah disediakan (lihat contoh).
Contoh:
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
1. Saya memiliki kecerdasan tinggi √
109
Nama :
Kelas :
Nomor Urut :
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
1. Tinggi dan berat badan saya menghambat cita-cita
2. Penampilan sehari-hari menarik yang menambah
kepercayaan diri
3. Saya tidak memiliki tinggi dan berat badan ideal
sehingga pilihan karir saya terbatas
4. Saya tidak terlalu mempedulikan penampilan,
karena menurut saya kecerdasan lebih penting
5. Saya memiliki wajah yang sesuai dengan karir
tertentu
6. Saya menyusahkan diri saya karena
ketidakpercayaan diri
7. Kondisi wajah saya membuat saya mudah
memilih karir
8. Wajah saya membuat saya tidak percaya diri
9. Penglihatan dan pendengaran saya tidak jelas
10. Penglihatan dan pendengaran berfungsi dengan
baik
11. Saya memiliki kondisi fisik yang menghambat
perkembangan hidup
12. Kondisi fisik saya tidak menghambat pilihan
sekolah lanjutan
13. Jenis kelamin saya tidak sesuai dengan bakat dan
110
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
minat
14. Jenis kelamin saya mempengaruhi prestasi belajar
15. Jenis kelamin saya tidak mempengaruhi cita-cita
16. Saya sangat setuju dengan persamaan gender
karena hal demikian tidak akan menghambat
pilihan karir saya
17. Saya menyukai pelajaran tertentu karena saya
sangat menguasai pelajaran tersebut
18. Saya dapat mengetahui mata pelajaran yang
penting untuk saya pelajari
19. Saya tidak berusaha belajar sungguh-sungguh
karena hasilnya sama saja tidak memuaskan
20. Saya tidak belajar giat untuk mempersiapkan
sekolah lanjutan
21. Saya memiliki bakat dalam mata pelajaran
tertentu
22. Saya tidak mengetahui bakat saya di bidang apa
23. Saya tidak berusaha mencari tahu pilihan sekolah
lanjutan yang sesuai dengan bakat saya
24. Saya merasa optimis dengan pilihan sekolah
lanjutan dalam bidang keterampilan yang saya
kuasai
25. Saya memahami kemampuan dan bakat saya
sehingga tidak sulit untuk menentukan pilihan
sekolah lanjutan
26. Saya memiliki minat belajar yang tinggi untuk
mencapai cita-cita
111
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
27. Saya tidak memiliki minat untuk belajar pada
mata pelajaran yang sulit
28. Sampai saat ini belum mengetahui minat dalam
belajar pada mata pelajaran tertentu
29. Saya memiliki minat belajar yang sesuai dengan
bakat saya
30. Saya merasa masih belum yakin dalam
memutuskan pemilihan sekolah lanjutan
31. Saya ingin sekolah lanjutan yang memberikan
keterampilan bekerja
32. Banyaknya sekolah lanjutan yang menjanjikan
sehingga membuat saya bingung untuk memilih
33. Saya belum memikirkan pilihan sekolah lanjutan
karena masih lama
34. Saya ingin melanjutkan sekolah karena saya ingin
memiliki pendidikan dan pengetahuan yang luas
35. Saya ingin cepat lulus dan segera melanjutkan
sekolah agar mendapat teman-teman baru
36. Saya ingin melanjutkan pendidikan tinggi sampai
universitas agar saya dapat menambah
pengalaman saya
37. Saya lebih memilih bekerja yang mudah sehingga
tidak perlu pendidikan yang tinggi
38. Waktu kecil saya pernah menjadi juara lomba
mata pelajaran di sekolah
39. Cita-cita saya sejak kecil selalu berubah-ubah
40. Saya mengetahui hal-hal yang penting untuk diri
112
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
sendiri
41. Saya tidak memiliki kemampuan untuk
mengetahui apa yang penting dan tidak penting
untuk diri sendiri
42. Kegagalan membuat saya takut untuk
memutuskan ingin melanjutkan sekolah
43. Saya dapat memotivasi diri saya sendiri untuk
memperoleh cita-cita
44. Saya tidak dapat memotivasi diri saya untuk rajin
belajar, karena saya lebih suka bermain
45. Saya yakin dapat masuk ke sekolah lanjutan yang
diinginkan
46. Saya tidak peduli terhadap sekolah lanjutan yang
diinginkan
47. Saya menyerahkan semua masa depan saya
kepada nasib
48. Saya tidak memiliki semangat untuk terus
melanjutkan sekolah karena malas
49. Saya tidak peduli dengan masa depan saya
50. Saya mempertimbangkan keadaan orang tua
terhadap pilihan sekolah lanjutan saya
51. Orang tua tidak memiliki pekerjaan yang tetap
52. Orang tua saya adalah single parent (orang tua
tunggal)
53. Meskipun orang tua saya orang tidak mampu, tapi
saya tetap optimis untuk sukses
54. Pendidikan terakhir orang tua saya tidak tinggi,
113
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
hanya tamatan sekolah menengah
55. Pendidikan orang tua terbatas sehingga sulit untuk
mencari pekerjaan tetap
56. Orang tua saya berpendidikan tinggi sehingga
menuntut saya untuk menjadi seperti mereka
57. Pendidikan orang tua saya yang tinggi
mempengaruhi sekolah lanjutan yang saya pilih
58. Pendapatan (gaji) orang tua saya tidak mencukupi
kehidupan sehari-hari keluarga
59. Orang tua tidak memiliki banyak biaya untuk
pendidikan saya, sehingga setamat sekolah
menengah tingkat atas saya harus bekerja
60. Orang tua saya selalu berusaha mencari uang
banyak untuk kehidupan sehari-hari keluarga
61. Saya selalu menggantungkan orang tua dalam
urusan ekonomi
62. Orang tua memiliki jabatan yang rendah di tempat
bekerja
63. Orang tua saya memiliki usaha sendiri di rumah
64. Orang tua saya adalah pimpinan yang memiliki
pengaruh besar untuk karir saya kelak
65. Orang tua saya bekerja merantau jauh dari rumah
66. Keluarga besar saya mayoritas memiliki pekerjaan
yang sama secara turun-temurun
67. Saya ingin meneruskan usaha keluarga
68. Cita-cita saya bertentangan dengan adat istiadat
dan nilai-nilai di daerah tempat tinggal
114
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
69. Pemilihan karir di daerah saya hampir sama
semua
70. Budaya di daerah saya seorang perempuan tidak
diperbolehkan bersekolah tinggi
71. Pemilihan pekerjaan di daerah tempat tinggal saya
dipengaruhi oleh budaya
72. Menurut saya perempuan tidak memiliki
keberanian untuk berkarir seperti laki-laki
73. Suku bangsa saya memiliki kelebihan di bidang
karir tertentu yang menunjang kesuksesan
74. Saya memiliki banyak bakat karena orang tua saya
dari daerah dan suku bangsa yang berbeda
75. Orang tua mendukung saya memilih bidang
pendidikan tertentu yang sesuai dengan bakat dan
minat saya
76. Saudara mempunyai pandangan yang lebih luas
mengenai sekolah lanjutan dengan prospek yang
menjanjikan
77. Saya harus segera mencari saran dari orang tua
dan saudara untuk mengevaluasi kelemahan dan
kelebihan saya
78. Pilihan sekolah lanjutan dan masa depan saya
bergantung kepada keputusan orang tua
79. Saya tidak mendapat dukungan dari orang tua dan
keluarga untuk memilih sekolah lanjutan yang
saya inginkan
80. Saya memiliki semangat belajar yang tinggi
karena nilai UAS selalu naik
115
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
81. Saya memiliki kemajuan nilai pada mata pelajaran
tertentu di sekolah
82. Nilai hasil belajar saya tidak memiliki kemajuan
karena pelajaran di sekolah semakin sulit
83. Saya tidak mendapat kepercayaan dari guru untuk
melanjutkan sekolah karena saya sering melanggar
aturan di sekolah
84. Saya mendapat motivasi dan pengarahan tentang
sekolah lanjutan dari konselor sekolah
85. Saya masih tidak dapat menentukan sekolah
lanjutan meskipun sudah mendapatkan bimbingan
karir di sekolah
86. Konselor sekolah memberikan informasi tentang
sekolah lanjutan yang berkaitan dengan
kemampuan internal dan eksternal yang saya
miliki
87. Peran konselor sekolah tidak sesuai dengan kode
etik sehingga membuat saya takut untuk
berkonsultasi
88. Saya selalu berkonsultasi dengan konselor sekolah
mengenai kemampuan saya untuk mendapatkan
informasi tentang sekolah lanjutan
89. Ketika masih kecil, saya dan teman sering
bermain yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu
90. Permainan pekerjaan masa kecil saya
mempengaruhi belajar dan cita-cita saya sekarang
91. Waktu kecil saya tidak punya teman bermain
karena dianggap tidak pintar
92. Saya mendapat inspirasi dari teman bermain saya
116
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
yang selalu berusaha menjadi orang sukses
93. Pemilihan sekolah lanjutan yang saya inginkan
karena pengaruh dari teman
94. Pemilihan sekolah lanjutan teman-teman membuat
saya ragu terhadap pilihan saya sendiri
95. Pemilihan sekolah lanjutan saya tidak terpengaruh
oleh siapapun
96. Saya merasa paling benar menentukan sekolah
lanjutan yang tepat dibandingkan teman-teman
97. Saya memiliki keahlian dalam bidang karier yang
berhubungan dengan sosial karena saya mampu
bergaul dengan baik pada semua orang
98. Saya tidak dapat bersosialisasi dengan masyarakat
dan cenderung malu berhadapan dengan orang
banyak
99. Peran laki-laki dan perempuan tidak berbeda di
masyarakat
100. Saya tidak berkeinginan melanjutkan sekolah
karena saya memilih untuk menikah di usia remaja
seperti tetangga atau orang tua
117
Lampiran 3
TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS UJI COBA SKALA PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN
No. Kondisi Fisik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 3 1 4 2 1 4 2 4 2 3 2 3 4 3
2 4 4 4 2 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4
3 1 3 3 3 2 1 3 4 1 2 1 3 1 3 2 3
4 2 4 1 3 4 2 1 3 2 4 2 1 2 4 4 1
5 3 2 2 2 2 3 2 1 3 2 3 2 3 2 2 2
6 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4
7 2 3 3 3 1 2 3 3 2 1 2 3 2 3 1 3
8 1 4 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 4 2 1
9 1 1 1 1 3 1 1 4 1 3 1 1 1 1 3 1
10 2 2 2 4 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2
11 4 3 3 3 1 4 3 1 4 4 4 3 4 3 4 3
12 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13 3 2 1 4 2 3 1 2 3 2 3 1 3 2 2 1
14 2 3 3 3 1 2 3 3 2 1 2 3 2 3 1 3
15 4 2 2 1 4 4 2 2 4 4 4 2 4 2 4 2
16 3 4 4 1 2 3 4 3 3 2 3 4 3 4 2 4
17 1 2 1 2 3 1 1 3 1 3 1 1 1 2 3 1
18 2 2 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 2 2 3 2
19 4 4 2 3 4 3 4 1 4 2 4 2 4 3 4 2
20 3 1 3 4 2 3 3 2 3 1 3 3 3 1 1 3
21 4 4 4 3 1 4 2 3 4 1 4 4 4 4 1 1
22 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 4 1 4 4 3 2
23 2 1 3 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 2 3
24 1 3 1 3 3 1 2 3 1 3 1 1 1 3 3 1
25 3 4 1 2 2 3 4 1 3 4 3 1 1 4 4 1
26 2 4 3 3 4 2 3 2 2 4 2 3 2 4 4 2
27 4 3 2 4 1 4 1 1 4 1 4 2 4 3 3 3
118
28 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2
29 2 4 4 3 4 2 4 2 2 4 2 4 2 4 4 4
30 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 1 4 3 3 1
31 1 2 2 1 1 1 2 1 1 3 1 2 1 2 3 2
32 3 3 1 3 4 3 3 2 2 4 3 1 3 1 4 1
33 4 2 2 1 2 1 2 3 1 4 1 2 4 2 4 2
34 2 4 3 3 2 2 1 4 2 2 2 3 2 4 2 3
35 2 3 3 4 2 2 3 4 2 2 2 3 1 3 2 1
36 3 4 4 4 4 3 4 1 3 4 3 4 3 4 4 4
37 1 2 2 2 3 4 2 2 4 3 4 1 1 2 3 2
38 4 2 2 4 2 4 4 2 4 2 4 2 4 2 2 2
39 2 1 1 2 4 4 1 3 4 4 4 1 2 1 4 1
40 3 2 2 3 1 3 2 4 3 1 3 2 3 2 1 2
41 1 3 3 2 4 2 3 4 2 1 2 3 1 3 1 3
42 2 4 4 4 2 2 4 3 2 2 2 4 2 4 2 4
43 3 2 2 1 1 3 1 2 3 3 3 2 3 2 3 2
44 1 2 1 1 2 1 3 1 2 4 1 4 2 3 4 4
X 113 125 108 113 110 115 109 111 116 117 116 105 111 123 121 102
X2 343 399 314 339 326 351 323 329 356 363 358 303 335 389 383 286
XY 30691 33410 28894 29451 29685 31311 29408 28445 31572 31369 31647 27572 30072 32712 32533 26855
rxy 0.642 0.540 0.454 0.149 0.557 0.700 0.539 -0.056 0.703 0.504 0.720 0.217 0.588 0.453 0.568 0.246
rtabel 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297
Kriteria Valid Valid Valid Tidak Valid
Valid Valid Valid Tidak Valid
Valid Valid Valid Tidak Valid
Valid Valid Valid Tidak Valid
b2 1.2278 1.0206 1.1374 1.1348 1.1860 1.1728 1.2320 1.1390 1.1670 1.2067 1.2135 1.2193 1.2785 1.0502 1.1686 1.1522
119
No. Kondisi Psikis
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 1 2 2 4 2 2 2 4 4 4 3 2 4 2 2 4
2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3
3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 4 3 1 2 1 1 2
4 2 2 2 4 2 2 2 4 4 3 4 2 4 2 2 4
5 3 3 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2
6 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3
7 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 3 2 1 2 2 1
8 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 4 1 2 1 1 2
9 1 1 1 3 1 1 1 3 3 4 1 1 3 1 1 3
10 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2
14 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 3 2 1 2 2 1
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4
16 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2
17 1 1 1 3 1 1 1 3 3 3 2 1 1 1 1 3
18 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 3 2 2 3
19 4 1 4 2 4 4 4 4 3 1 4 3 4 4 4 4
20 3 3 3 1 3 3 3 1 1 2 1 3 1 3 3 1
21 2 4 4 1 4 4 4 1 1 3 4 4 1 4 4 1
22 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3
23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2
24 1 1 1 3 1 1 1 3 3 3 3 1 3 1 1 3
25 3 3 3 4 3 3 3 4 2 1 4 3 4 3 3 4
26 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 4 2 4 2 2 4
27 2 4 4 1 4 4 4 3 1 1 3 4 1 4 4 1
28 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2
29 2 2 2 4 2 2 2 3 4 2 4 2 4 2 2 4
30 1 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3
31 2 1 1 3 1 1 1 3 3 1 2 1 3 1 1 3
120
32 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 1 3 4 3 3 4
33 1 1 1 4 1 1 1 4 4 3 2 1 1 1 1 4
34 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2
35 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2
36 3 3 3 4 3 3 3 3 4 1 4 3 4 3 3 4
37 1 4 2 3 4 4 4 3 3 2 2 4 3 4 4 3
38 3 2 1 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2
39 4 1 4 3 4 1 4 4 1 3 1 4 3 1 4 4
40 3 3 3 1 3 3 3 1 1 4 2 3 2 3 3 1
41 2 2 2 1 2 2 2 3 2 4 3 2 1 2 2 1
42 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2
43 3 1 4 1 3 3 3 4 3 2 2 3 3 1 3 3
44 3 2 4 2 1 2 1 1 4 1 3 1 2 2 1 4
X 107 107 115 112 114 113 116 119 112 111 124 113 113 110 116 119
X2 305 311 353 336 346 339 358 369 334 329 396 339 341 326 358 375
XY 28881 29066 31183 30224 31141 30769 31647 31847 29933 28445 33048 30805 30743 30074 31647 32041
rxy 0.581 0.621 0.634 0.568 0.734 0.700 0.720 0.513 0.458 -0.056 0.480 0.715 0.675 0.716 0.720 0.561
rtabel 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
b2 1.0418 1.1813 1.2193 1.1839 1.1776 1.1348 1.2135 1.0967 1.1374 1.1390 1.0825 1.1348 1.1813 1.1860 1.2135 1.2363
121
Kondisi Psikis
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
3 4 4 2 1 4 1 4 1 2 2 3 4 2 1 4 1
4 3 3 4 4 2 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 2
3 2 2 1 3 4 2 2 3 1 1 3 2 1 2 2 3
4 4 4 2 1 3 4 4 3 2 2 4 4 2 4 4 3
2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2
4 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4
3 1 1 2 3 3 1 1 3 2 2 3 1 2 1 1 3
4 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 4 2 1 4 2 2
1 3 3 1 1 4 3 3 1 1 1 1 3 1 3 3 1
2 1 1 2 2 1 1 1 4 2 2 2 1 2 1 1 4
3 4 2 4 3 1 4 2 3 4 4 3 3 4 1 4 3
4 2 4 4 4 4 3 4 2 1 2 4 4 2 4 4 2
2 2 2 3 1 2 2 2 4 3 3 2 2 3 3 2 4
3 1 1 2 3 3 1 1 3 2 2 3 1 2 2 1 3
2 4 4 4 2 2 4 4 1 4 4 2 4 4 1 4 1
4 2 2 3 4 3 2 2 1 3 3 4 2 3 2 2 1
2 3 1 1 1 3 3 3 2 1 1 2 3 1 3 3 2
2 3 3 2 2 4 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3
4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
1 1 2 3 3 2 1 1 4 3 3 1 1 3 1 1 4
4 1 1 4 2 3 1 1 3 4 4 4 1 4 1 1 3
4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 2
1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1
3 3 3 1 2 3 3 3 3 1 1 3 3 1 3 3 3
4 4 2 3 4 1 4 4 2 1 3 4 4 3 4 4 2
4 3 4 2 3 2 4 4 3 2 2 4 4 2 4 4 3
3 1 1 4 1 1 1 1 4 4 4 3 1 4 4 1 4
2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2
4 4 4 2 4 2 4 4 3 2 2 4 4 2 4 4 3
3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 1 1 4
2 3 3 1 2 1 3 3 1 1 1 2 3 1 3 3 1
1 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 1 4 3 1 1 3
2 1 4 1 2 3 4 4 1 4 1 2 4 1 3 4 1
122
4 2 2 2 1 4 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 3
3 2 2 2 3 4 2 2 4 1 2 3 2 2 2 2 4
4 4 4 3 4 1 4 4 4 3 3 4 4 3 1 4 4
2 3 3 4 2 2 3 3 2 1 4 2 3 4 3 3 2
2 2 2 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 3 2 2 4
1 1 4 4 1 3 4 4 2 2 4 1 4 4 1 4 2
2 1 1 3 2 4 1 1 3 3 3 2 1 3 2 2 3
3 3 2 2 3 4 1 1 2 1 2 3 1 2 1 1 2
4 2 2 2 4 3 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 4
2 3 1 3 1 2 3 1 1 3 3 2 3 3 1 1 1
3 2 1 1 3 1 1 4 1 2 1 3 4 1 3 3 1
124 110 110 116 109 111 112 115 113 108 114 124 118 113 103 112 113
396 322 326 358 323 329 338 355 339 320 346 396 368 339 293 340 339
33048 29537 29776 31647 29408 28445 30201 30941 29451 28971 30913 33048 31712 30660 26797 30105 29451
0.480 0.517 0.594 0.720 0.539 -0.056 0.547 0.527 0.149 0.459 0.641 0.480 0.541 0.654 0.112 0.500 0.149
0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297
Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Valid Valid Tidak Valid
Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Valid Tidak Valid
1.0825 1.0930 1.1860 1.2135 1.2320 1.1390 1.2304 1.2659 1.1348 1.2770 1.1776 1.0825 1.1987 1.1348 1.2067 1.2770 1.1348
123
No. Kondisi Keluarga
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
1 3 2 3 4 1 3 4 3 3 4 4 4 2 4 3 3
2 1 4 4 3 2 1 3 4 4 3 2 3 4 3 1 4
3 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 4 2 1 2 2 3
4 4 2 1 4 3 2 4 3 1 1 3 4 2 4 4 1
5 2 3 2 2 2 4 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2
6 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4
7 1 2 3 1 3 1 1 3 3 1 3 1 2 1 1 3
8 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1
9 3 1 1 3 1 3 3 2 1 3 4 3 1 3 3 1
10 1 2 2 1 4 1 2 4 2 1 3 1 2 1 1 2
11 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 1 1 4 4 3 3
12 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 2 4 4 1 4 4
13 2 3 1 2 4 2 2 3 1 1 2 2 3 2 2 1
14 1 2 3 1 3 1 1 2 3 1 3 1 2 1 1 3
15 4 4 2 4 1 4 4 1 2 4 2 4 4 4 4 2
16 2 3 4 2 1 2 2 3 4 2 3 2 3 2 2 4
17 3 1 1 3 2 3 3 4 1 3 4 3 1 3 3 1
18 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2
19 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 1 4 3 4 4 2
20 1 3 3 1 4 1 1 3 3 1 2 2 3 1 1 3
21 1 4 1 1 3 4 1 2 4 4 3 1 4 1 1 4
22 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4
23 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3
24 3 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 1
25 4 3 1 4 2 4 2 4 1 4 1 2 3 4 4 1
26 4 2 3 4 3 1 4 2 3 4 2 4 2 4 4 3
27 1 4 1 1 4 3 2 1 2 1 1 1 4 1 1 2
28 2 3 2 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 2 2
29 4 2 4 4 3 2 1 2 4 4 2 4 2 4 4 1
30 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3
31 3 1 2 3 1 3 3 1 2 3 1 1 1 3 3 2
124
32 4 3 1 4 3 4 4 3 1 4 2 4 3 3 4 1
33 2 1 2 1 1 2 2 4 2 4 3 2 1 4 2 2
34 2 2 4 2 3 3 1 2 3 2 4 2 2 2 2 3
35 1 2 3 2 4 2 2 3 3 2 4 2 2 1 1 2
36 4 3 1 4 4 1 4 4 1 4 1 4 3 2 4 1
37 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 2
38 2 4 2 2 4 2 2 1 2 2 2 2 4 2 2 2
39 4 4 1 4 2 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 1
40 1 3 2 3 3 1 3 2 2 1 4 1 3 1 1 2
41 3 2 3 1 2 4 1 3 3 2 4 4 2 4 3 3
42 2 2 4 2 4 2 2 4 4 2 3 2 2 2 2 1
43 3 3 2 3 1 3 1 1 1 3 2 1 3 1 3 1
44 2 1 4 4 1 2 3 2 4 1 1 2 1 3 2 4
X 112 116 107 118 113 113 112 119 107 113 112 110 115 112 112 100
X2 334 358 315 368 339 337 332 371 311 341 332 326 351 338 334 276
XY 30112 31647 28235 31820 29451 29869 30089 31512 28325 30357 28264 29685 31311 29790 30112 26414
rxy 0.532 0.720 0.270 0.585 0.149 0.330 0.534 0.363 0.318 0.517 -0.245 0.557 0.700 0.382 0.532 0.279
rtabel 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297
Kriteria Valid Valid Tidak Valid
Valid Tidak Valid
Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
b2 1.1374 1.2135 1.2743 1.1987 1.1348 1.0883 1.0909 1.1432 1.1813 1.1813 1.0909 1.1860 1.1728 1.2304 1.1374 1.1332
125
No. Kondisi Keluarga Ekspektasi Keluarga
66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79
1 4 1 2 3 4 3 3 3 4 2 2 2 4 4
2 3 2 4 4 3 4 1 4 2 4 4 4 3 3
3 2 3 1 3 2 2 3 3 4 1 1 1 2 2
4 4 3 2 1 4 3 1 4 3 2 2 2 4 4
5 2 2 3 2 2 1 2 2 1 3 3 3 2 2
6 3 4 4 4 3 4 1 4 2 4 4 4 3 3
7 1 3 2 3 1 3 3 3 3 2 2 2 1 1
8 2 2 1 1 2 1 1 4 2 1 1 1 2 2
9 3 1 1 1 3 2 1 1 4 1 1 1 3 3
10 1 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 2 1 1
11 4 3 4 3 4 2 3 3 1 4 4 4 4 4
12 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
13 2 4 3 1 2 3 1 2 2 3 3 3 2 2
14 1 3 2 3 1 2 3 3 3 2 2 2 1 1
15 4 1 4 2 4 1 2 2 2 4 4 4 4 4
16 2 1 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 2 2
17 3 2 1 1 3 4 1 2 3 1 1 1 3 3
18 3 3 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 3 2
19 2 3 4 2 4 4 2 4 1 4 4 4 4 3
20 1 4 3 3 1 3 3 1 2 3 3 3 1 1
21 1 3 4 4 1 2 4 4 3 4 4 4 1 1
22 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3
23 2 1 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2
24 3 3 1 1 3 3 1 3 3 1 1 1 3 3
25 4 2 3 1 2 4 1 4 1 3 3 3 4 2
26 4 3 2 3 4 2 3 4 2 2 2 2 2 4
27 1 4 4 4 2 1 4 3 1 4 4 4 3 1
28 2 2 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 4 2
29 4 3 2 4 1 2 4 4 2 2 2 2 3 4
30 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2
31 3 1 1 2 3 1 2 2 1 1 1 1 3 3
32 4 3 3 1 4 3 1 1 2 3 3 3 4 4
33 4 1 4 2 2 4 2 2 3 1 1 1 4 4
126
34 2 3 2 3 1 2 3 4 4 2 2 2 2 2
35 2 4 2 4 2 3 4 3 4 2 2 2 2 2
36 4 4 3 4 4 4 1 4 1 3 3 3 3 4
37 3 2 4 2 3 3 2 2 2 4 4 4 3 3
38 2 4 2 2 2 1 3 2 2 2 3 4 2 2
39 4 2 4 1 4 4 4 1 3 4 1 4 4 1
40 1 3 3 4 3 2 4 2 4 3 3 3 1 1
41 1 2 2 3 1 3 1 3 4 2 2 2 3 2
42 2 4 4 1 2 4 1 4 3 2 2 2 2 2
43 3 1 1 2 1 1 2 2 2 3 3 3 4 3
44 4 1 1 1 3 2 1 3 1 1 2 1 1 4
X 117 113 117 110 112 119 103 124 111 114 113 116 119 112
X2 363 339 365 330 332 371 297 396 329 346 339 358 369 334
XY 31369 29451 31884 29318 30089 31512 26918 33048 28445 31141 30769 31647 31847 29933
rxy 0.504 0.149 0.700 0.392 0.534 0.363 0.155 0.480 -0.056 0.734 0.700 0.720 0.513 0.458
rtabel 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297
Kriteria Valid Tidak Valid
Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Valid Tidak Valid
Valid Valid Valid Valid Valid
b2 1.2067 1.1348 1.2532 1.2791 1.0909 1.1432 1.2997 1.0825 1.1390 1.1776 1.1348 1.2135 1.0967 1.1374
127
No. Keadaan Sekolah Teman Sebaya
80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93
1 4 3 4 4 2 1 2 4 2 2 4 3 4 3
2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4
3 2 3 2 2 1 3 1 2 1 1 2 3 4 3
4 4 4 4 4 2 1 2 4 2 2 4 4 3 1
5 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 1 3
6 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4
7 1 3 1 1 2 3 2 1 2 2 1 3 3 3
8 2 4 2 2 1 1 1 2 1 1 2 4 2 1
9 3 1 3 3 1 1 1 3 1 1 3 1 4 1
10 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2
11 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 1 3
12 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13 2 2 2 2 3 1 3 2 3 3 2 2 2 1
14 1 3 1 1 2 3 2 1 2 2 1 3 3 3
15 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2
16 2 4 2 2 3 4 3 2 3 3 2 4 3 4
17 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1
18 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 4 2
19 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 2
20 1 1 1 2 3 3 3 1 3 3 1 1 2 3
21 1 4 1 1 4 2 4 1 4 4 1 4 3 4
22 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4
23 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3
24 3 3 3 3 1 2 1 3 1 1 3 3 3 1
25 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 4 4 1 4
26 4 4 3 4 2 3 2 4 2 2 4 4 2 3
27 1 3 1 1 4 1 4 1 4 4 1 3 1 2
28 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2
29 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 2 1
30 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3
31 3 2 3 3 1 2 1 3 1 1 3 2 1 2
32 4 1 4 4 3 3 3 4 3 3 4 1 2 1
33 4 2 1 4 1 2 1 1 1 1 4 2 3 2
128
34 2 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 4 1
35 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 4 3
36 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 1 4
37 3 2 3 3 4 2 4 3 4 4 3 2 2 2
38 2 2 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 2
39 4 1 1 4 4 1 4 3 1 4 4 1 3 1
40 1 2 1 1 3 2 3 2 3 3 1 2 4 2
41 1 3 3 2 2 3 2 1 2 2 1 3 4 3
42 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 3 4
43 3 2 3 1 3 1 3 3 1 3 3 2 2 2
44 4 3 2 1 1 3 1 2 2 1 4 3 1 1
X 119 124 110 110 116 109 113 113 110 116 119 124 111 107
X2 375 396 322 326 358 323 339 341 326 358 375 396 329 311
XY 32041 33048 29537 29776 31647 29408 30805 30743 30074 31647 32041 33048 28445 28626
rxy 0.561 0.480 0.517 0.594 0.720 0.539 0.715 0.675 0.716 0.720 0.561 0.480 -0.056 0.441
rtabel 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Valid
b2 1.2363 1.0825 1.0930 1.1860 1.2135 1.2320 1.1348 1.1813 1.1860 1.2135 1.2363 1.0825 1.1390 1.1813
129
No. Teman Sebaya Masyarakat
Y Y2
94 95 96 97 98 99 100
1 4 2 4 2 1 2 1 279 77841
2 3 3 3 4 4 4 2 332 110224
3 2 2 2 1 3 1 3 209 43681
4 4 4 4 2 1 1 3 281 78961
5 2 2 2 3 2 3 2 225 50625
6 3 3 3 4 4 4 4 350 122500
7 1 1 1 2 3 3 3 201 40401
8 2 2 2 1 1 1 2 173 29929
9 3 3 3 1 1 3 1 192 36864
10 1 1 1 2 2 2 4 179 32041
11 4 4 1 4 3 3 3 329 108241
12 4 4 4 4 4 4 2 367 134689
13 2 2 2 3 1 1 4 229 52441
14 1 1 1 2 3 3 3 200 40000
15 4 4 4 4 2 2 1 317 100489
16 2 2 2 3 4 4 1 275 75625
17 3 3 3 1 1 1 2 195 38025
18 3 3 3 2 2 2 3 253 64009
19 2 4 4 3 4 1 3 336 112896
20 1 1 2 3 3 3 4 219 47961
21 1 1 1 4 2 4 3 269 72361
22 3 3 3 4 3 3 2 343 117649
23 2 2 2 2 1 3 1 192 36864
24 3 3 3 1 2 1 3 218 47524
25 4 4 2 3 4 3 2 294 86436
26 4 4 4 2 3 1 3 294 86436
27 1 1 1 4 1 2 4 246 60516
28 2 2 2 3 2 2 2 243 59049
29 4 4 4 2 4 1 3 301 90601
30 3 3 3 4 3 3 4 324 104976
31 3 3 1 1 2 2 1 187 34969
130
32 4 4 4 3 3 1 3 287 82369
33 4 4 2 1 2 2 1 225 50625
34 1 2 3 2 1 1 3 236 55696
35 2 1 2 2 3 3 4 243 59049
36 4 4 4 3 4 1 4 328 107584
37 2 3 3 4 2 4 2 281 78961
38 1 2 2 4 4 2 4 253 64009
39 4 4 4 4 1 1 2 279 77841
40 1 2 1 3 2 2 3 227 51529
41 1 3 4 2 3 3 2 230 52900
42 2 1 2 2 4 1 4 255 65025
43 3 3 1 3 1 2 1 221 48841
44 4 1 2 1 3 3 1 212 44944
X 114 115 111 115 109 99 113 11329 128346241
X2 352 353 331 351 323 271 339 34265 1174090225
XY 30599 31036 29921 31311 29408 25989 29451
rxy 0.484 0.575 0.549 0.700 0.539 0.210 0.149 k = 44
rtabel 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 b2
= 117.10
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Tidak Valid
t2
= 2726.44
b2 1.3171 1.2193 1.1855 1.1728 1.2320 1.1221 1.1348 r11 = 0.979
131
Lampiran 4
PERHITUNGAN RELIABILITAS UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
Rumus :
Kriteria
Apabila r11 > r tabel, maka angket tersebut reliabel
Perhitungan
1. Varians Total
1174090225
34265
t2 =
44
44
= 2726633.710
2. Varians Butir
b12 =
343
113
44 = 1.23
44
b22
399
125
=
44
= 1.02
44
÷÷
ø
ö
çç
è
æ ÷
ø
öçè
æ
2
2
11 11k
k
t
br
( )
N
N
UU
2
2
2
t
2
2
2
132
b602
371
119
= 44 = 1.13
44
b
2 = 117.10
3. Koefisien reliabilitas
r11
=
100
1
- 117.10
100 - 1
2726633.710
r11 = 0.979
Pada = 5% dengan N = 44 diperoleh r tabel = 0.297. Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan
bahwa skala psikologis tersebut reliable
2
133
Lampiran 5
KISI-KISI INSTRUMEN SETELAH TRY OUT
SKALA PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN
Variabel Sub
Variabel Indikator
Sub
Indikator Deskriptor
Item
Item + -
Faktor yang
mem-
pengaruhi
pemilihan
sekolah
lanjutan
Faktor
Internal
1. Kondisi
Fisik
a. Penampilan Hambatan fisik
berupa
penampilan
Ketampanan
dan kecantikan
2,
4,
6
1,
3,
5,
6
c. Kelengkap-
an anggota
badan
Kelengkapan
tubuh, tidak
berfungsinya
panca indera
9 7,
8
3
d. Jenis
kelamin
Hambatan dari
segi jenis
kelamin
12 10,
11
3
2. Kondisi
Psikis
a. Taraf
inteligensi
Hambatan
dalam
kemampuan
untuk
mencapai
prestasi-
prestasi yang
memegang
peranan
13,
14
15,
16
4
b. Bakat
khusus
Hambatan
dalam
mengetahui
kemampuan di
suatu bidang
usaha kognitif,
bidang
keterampilan,
atau bidang
kesenian
17,
20,
21
18,
19
5
134
c. Minat Tidak merasa
tertarik dan
merasa senang
pada suatu
bidang
24,
26
22,
23,
25
5
d. Penge-
tahuan
Hambatan
tentang
informasi yang
seseorang
ketahui tentang
bidang-bidang
dunia
pekerjaan
Tidak
memiliki
Pengalaman
hidup dalam
perkembangan
pribadi
29,
30,
31,
34
27,
28,
32,
33,
35
9
e. Motivasi diri Tidak
memiliki
dorongan dari
dalam diri
yang
mengarahkan
sikap dan
tindakan
36,
38
37,
39,
40
5
Faktor
Eksternal
1. Kondisi
keluarga
a. Status
sosial
ekonomi
Hambatan
karena status
sosial
ekomomi
keluarga
41,
43
42 3
b. Pendidikan
orang tua
Hambatan
karena
pengaruh
pendidikan
orang tua
45,
46
44 3
135
c. Pendapatan
orang tua
Hambatan
tinggi
rendahnya
pendapatan
orang tua tiap
harinya
47 48,
49
3
d. Jabatan
orang tua
Hambatan
karena orang
tua memiliki
jabatan yang
tinggi atau
rendah dalam
pekerjaan
51,
52
50 3
e. Daerah
tempat
tinggal
Hambatan
hidup di
lingkungan
tidak memiliki
pengetahuan
karier
53 54,
55
3
f. Suku bangsa Suku bangsa
menjadi
hambatan
dalam
pemilihan
karier
56,
58
57 3
g. Ekspektasi
keluarga
Hambatan dari
keluarga yang
seharusnya
memiliki peran
penting dalam
memberi
pendapat dan
pemikiran
tentang karier
59,
60,
61
62,
63
5
2. Kondisi
Sekolah
a. Pendidikan
sekolah
Hambatan
dalam
kemajuan hasil
belajar
64,
65
66,
67
4
136
mengenai
nilai-nilai,
pandangan dan
sikap tentang
makna bekerja
b. Konselor
sekolah
Tidak adanya
informasi
tentang karier
atau jabatan
dan termasuk
pemilihan
karier yang
diberikan
konselor
68,
70,
72
69,
71
5
3. Teman Teman
sebaya
Hambatan dari
teman saat
bermain,
teman sebaya
di sekolah, di
rumah, di
tempat belajar
lain untuk
berkumpul dan
bergaul
74,
78,
73,
75
7
79 76,
77
4. Masyara
kat
Lingkungan
sosial budaya
dimana
seseorang
dibesarkan
Hambatan dari
lingkungan
yang memiliki
peran penting
dalam belajar
sosial, karier,
dan budaya
masyarakat
80 81 2
137
Lampiran 6
SKALA PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN
I. Pengantar
Skala ini bukanlah suatu tes, melainkan berisi sejumlah pernyataan yang mungkin
berhubungan dengan diri Saudara. Tujuan dari skala ini adalah untuk mengumpulkan data
penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan sekolah lanjutan. Sehubungan
dengan tujuan tersebut, Saudara diminta untuk mengisi skala ini sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Jawaban Saudara bersifat pribadi dan tidak mempengaruhi penilaian
apapun. Atas kerjasama dan artisipasi yang baik, peneliti menyampaikan terima kasih.
II. Petunjuk Pengisian
3. Tulislah identitas diri Anda dengan lengkap di lembar jawab yang telah disediakan.
4. Dalam skala pemilihan sekolah lanjutan terdapat 81 pernyataan di mana pada setiap
pernyataan diikuti dengan pilihan jawaban yaitu:
Alternatif
Jawaban
Arti
SS Apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan diri saudara
S Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara
TS Apabila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri saudara
STS Apabila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri
saudara
Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Tugas saudara adalah memilih jawaban yang
sesuai dengan keadaan diri saudara dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang
telah disediakan (lihat contoh).
Contoh:
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
2. Saya memiliki kecerdasan tinggi √
138
Nama :
Kelas :
Nomor Urut :
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
1. Tinggi dan berat badan saya menghambat cita-cita
2. Penampilan sehari-hari menarik yang menambah
kepercayaan diri
3. Saya tidak memiliki tinggi dan berat badan ideal
sehingga pilihan karir saya terbatas
4. Saya memiliki wajah yang sesuai dengan karir
tertentu
5. Saya menyusahkan diri saya karena
ketidakpercayaan diri
6. Kondisi wajah saya membuat saya mudah
memilih karir
7. Penglihatan dan pendengaran saya tidak jelas
8. Penglihatan dan pendengaran berfungsi dengan
baik
9. Saya memiliki kondisi fisik yang menghambat
perkembangan hidup
10. Jenis kelamin saya tidak sesuai dengan bakat dan
minat
11. Jenis kelamin saya mempengaruhi prestasi belajar
12. Jenis kelamin saya tidak mempengaruhi cita-cita
13. Saya menyukai pelajaran tertentu karena saya
sangat menguasai pelajaran tersebut
139
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
14. Saya dapat mengetahui mata pelajaran yang
penting untuk saya pelajari
15. Saya tidak berusaha belajar sungguh-sungguh
karena hasilnya sama saja tidak memuaskan
16. Saya tidak belajar giat untuk mempersiapkan
sekolah lanjutan
17. Saya memiliki bakat dalam mata pelajaran
tertentu
18. Saya tidak mengetahui bakat saya di bidang apa
19. Saya tidak berusaha mencari tahu pilihan sekolah
lanjutan yang sesuai dengan bakat saya
20. Saya merasa optimis dengan pilihan sekolah
lanjutan dalam bidang keterampilan yang saya
kuasai
21. Saya memahami kemampuan dan bakat saya
sehingga tidak sulit untuk menentukan pilihan
sekolah lanjutan
22. Saya tidak memiliki minat untuk belajar pada
mata pelajaran yang sulit
23. Sampai saat ini belum mengetahui minat dalam
belajar pada mata pelajaran tertentu
24. Saya memiliki minat belajar yang sesuai dengan
bakat saya
25. Saya merasa masih belum yakin dalam
memutuskan pemilihan sekolah lanjutan
26. Saya ingin sekolah lanjutan yang memberikan
keterampilan bekerja
140
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
27. Banyaknya sekolah lanjutan yang menjanjikan
sehingga membuat saya bingung untuk memilih
28. Saya belum memikirkan pilihan sekolah lanjutan
karena masih lama
29. Saya ingin melanjutkan sekolah karena saya ingin
memiliki pendidikan dan pengetahuan yang luas
30. Saya ingin cepat lulus dan segera melanjutkan
sekolah agar mendapat teman-teman baru
31. Saya ingin melanjutkan pendidikan tinggi sampai
universitas agar saya dapat menambah
pengalaman saya
32. Saya lebih memilih bekerja yang mudah sehingga
tidak perlu pendidikan yang tinggi
33. Cita-cita saya sejak kecil selalu berubah-ubah
34. Saya mengetahui hal-hal yang penting untuk diri
sendiri
35. Kegagalan membuat saya takut untuk
memutuskan ingin melanjutkan sekolah
36. Saya dapat memotivasi diri saya sendiri untuk
memperoleh cita-cita
37. Saya tidak dapat memotivasi diri saya untuk rajin
belajar, karena saya lebih suka bermain
38. Saya yakin dapat masuk ke sekolah lanjutan yang
diinginkan
39. Saya tidak peduli terhadap sekolah lanjutan yang
diinginkan
141
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
40. Saya tidak memiliki semangat untuk terus
melanjutkan sekolah karena malas
41. Saya mempertimbangkan keadaan orang tua
terhadap pilihan sekolah lanjutan saya
42. Orang tua tidak memiliki pekerjaan yang tetap
43. Meskipun orang tua saya orang tidak mampu, tapi
saya tetap optimis untuk sukses
44. Pendidikan orang tua terbatas sehingga sulit untuk
mencari pekerjaan tetap
45. Orang tua saya berpendidikan tinggi sehingga
menuntut saya untuk menjadi seperti mereka
46. Pendidikan orang tua saya yang tinggi
mempengaruhi sekolah lanjutan yang saya pilih
47. Pendapatan (gaji) orang tua saya tidak mencukupi
kehidupan sehari-hari keluarga
48. Orang tua tidak memiliki banyak biaya untuk
pendidikan saya, sehingga setamat sekolah
menengah tingkat atas saya harus bekerja
49. Saya selalu menggantungkan orang tua dalam
urusan ekonomi
50. Orang tua memiliki jabatan yang rendah di tempat
bekerja
51. Orang tua saya memiliki usaha sendiri di rumah
52. Orang tua saya adalah pimpinan yang memiliki
pengaruh besar untuk karir saya kelak
142
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
53. Keluarga besar saya mayoritas memiliki pekerjaan
yang sama secara turun-temurun
54. Cita-cita saya bertentangan dengan adat istiadat
dan nilai-nilai di daerah tempat tinggal
55. Pemilihan karir di daerah saya hampir sama
semua
56. Budaya di daerah saya seorang perempuan tidak
diperbolehkan bersekolah tinggi
57. Pemilihan pekerjaan di daerah tempat tinggal saya
dipengaruhi oleh budaya
58. Suku bangsa saya memiliki kelebihan di bidang
karir tertentu yang menunjang kesuksesan
59. Orang tua mendukung saya memilih bidang
pendidikan tertentu yang sesuai dengan bakat dan
minat saya
60. Saudara mempunyai pandangan yang lebih luas
mengenai sekolah lanjutan dengan prospek yang
menjanjikan
61. Saya harus segera mencari saran dari orang tua
dan saudara untuk mengevaluasi kelemahan dan
kelebihan saya
62. Pilihan sekolah lanjutan dan masa depan saya
bergantung kepada keputusan orang tua
63. Saya tidak mendapat dukungan dari orang tua dan
keluarga untuk memilih sekolah lanjutan yang
saya inginkan
143
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
64. Saya memiliki semangat belajar yang tinggi
karena nilai UAS selalu naik
65. Saya memiliki kemajuan nilai pada mata pelajaran
tertentu di sekolah
66. Nilai hasil belajar saya tidak memiliki kemajuan
karena pelajaran di sekolah semakin sulit
67. Saya tidak mendapat kepercayaan dari guru untuk
melanjutkan sekolah karena saya sering melanggar
aturan di sekolah
68. Saya mendapat motivasi dan pengarahan tentang
sekolah lanjutan dari konselor sekolah
69. Saya masih tidak dapat menentukan sekolah
lanjutan meskipun sudah mendapatkan bimbingan
karir di sekolah
70. Konselor sekolah memberikan informasi tentang
sekolah lanjutan yang berkaitan dengan
kemampuan internal dan eksternal yang saya
miliki
71. Peran konselor sekolah tidak sesuai dengan kode
etik sehingga membuat saya takut untuk
berkonsultasi
72. Saya selalu berkonsultasi dengan konselor sekolah
mengenai kemampuan saya untuk mendapatkan
informasi tentang sekolah lanjutan
73. Ketika masih kecil, saya dan teman sering
bermain yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu
74. Permainan pekerjaan masa kecil saya
mempengaruhi belajar dan cita-cita saya sekarang
144
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
75. Waktu kecil saya tidak punya teman bermain
karena dianggap tidak pintar
76. Pemilihan sekolah lanjutan yang saya inginkan
karena pengaruh dari teman
77. Pemilihan sekolah lanjutan teman-teman membuat
saya ragu terhadap pilihan saya sendiri
78. Pemilihan sekolah lanjutan saya tidak terpengaruh
oleh siapapun
79. Saya merasa paling benar menentukan sekolah
lanjutan yang tepat dibandingkan teman-teman
80. Saya memiliki keahlian dalam bidang karier yang
berhubungan dengan sosial karena saya mampu
bergaul dengan baik pada semua orang
81. Saya tidak dapat bersosialisasi dengan masyarakat
dan cenderung malu berhadapan dengan orang
banyak
145
Lampiran 7
Tabulasi Hasil Analisis
Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak
Kelas Responden
Kondisi Fisik
Penampilan Kelengkapan anggota
badan Jenis kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
IX A
R-1 3 3 4 4 2 1 4 2 4 4 3 2
R-2 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4
R-3 3 3 3 2 1 3 4 1 2 3 3 1
R-4 4 1 2 4 2 1 3 2 4 2 1 2
R-5 2 2 4 2 3 2 1 3 2 4 2 3
R-6 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4
R-7 3 3 3 1 2 3 3 2 1 3 3 2
R-8 4 1 2 2 1 1 2 4 2 2 1 1
R-9 1 1 3 3 1 1 4 1 3 3 1 1
IX B
R-10 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2
R-11 3 3 3 1 4 3 1 1 4 3 3 4
R-12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R-13 2 1 4 2 3 1 2 3 2 4 1 3
R-14 3 3 4 1 2 3 3 2 1 4 3 2
R-15 2 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4
R-16 4 4 4 2 3 4 3 3 2 4 4 3
R-17 2 1 3 3 1 1 3 1 3 3 1 1
R-18 2 2 2 3 2 2 4 3 3 2 2 2
IX C
R-19 4 2 4 4 3 4 1 4 2 4 2 4
R-20 1 3 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3
R-21 4 4 4 1 4 2 3 4 1 4 4 4
R-22 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 1 4
146
R-23 1 3 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2
R-24 3 1 4 3 1 2 3 1 3 4 1 1
R-25 4 1 4 2 3 4 1 3 4 4 1 1
R-26 4 3 2 4 2 3 2 2 4 2 3 2
R-27 3 2 3 1 4 1 1 4 1 3 2 4
IX D
R-28 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3
R-29 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 2
R-30 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 1 4
R-31 2 2 2 1 1 2 1 3 3 2 2 1
R-32 3 1 3 4 3 3 2 1 4 3 1 3
R-33 2 2 4 2 1 2 3 3 4 3 2 4
R-34 4 3 3 2 2 1 4 2 2 3 3 2
R-35 3 3 1 2 2 3 4 3 2 3 3 1
R-36 4 4 4 4 3 4 1 1 4 4 4 3
IX E
R-37 2 2 3 3 4 2 2 4 3 3 1 1
R-38 2 2 2 2 4 4 2 1 2 2 2 4
R-39 1 1 1 4 4 1 3 3 4 3 1 2
R-40 2 2 2 1 3 2 4 2 1 2 2 3
R-41 3 3 3 4 2 3 4 1 1 3 3 1
R-42 4 4 4 2 2 4 3 4 2 4 4 2
R-43 2 2 2 1 3 1 2 1 3 2 2 3
R-44 2 1 4 2 1 3 1 3 4 4 4 2
R-45 4 3 4 4 2 1 2 4 2 4 4 3
IX F
R-46 3 4 3 3 4 4 4 1 4 3 3 4
R-47 2 3 2 2 1 3 1 3 1 2 2 3
R-48 4 4 4 4 2 1 2 4 2 4 4 4
R-49 2 2 2 2 3 2 3 1 1 2 2 2
R-50 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4
R-51 1 3 3 1 2 3 2 4 2 3 1 3
R-52 2 4 4 2 1 1 1 3 1 4 2 4
R-53 2 1 3 3 1 1 1 4 1 3 3 1
R-54 1 2 4 1 2 2 2 1 2 4 1 2
IX G
R-55 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 3
R-56 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
R-57 2 2 2 2 3 1 3 4 3 2 2 2
R-58 1 3 3 1 2 3 2 1 1 3 1 3
147
R-59 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2
R-60 2 4 2 2 3 4 3 3 3 2 2 4
R-61 3 2 3 1 1 1 1 4 1 3 3 2
R-62 2 2 4 3 2 2 2 3 1 4 3 2
R-63 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4
IX H
R-64 1 1 1 2 3 3 3 1 1 3 1 1
R-65 1 4 4 1 4 2 4 3 4 3 1 4
R-66 3 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 4
R-67 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1
R-68 2 3 3 3 1 2 1 3 1 3 3 3
R-69 1 4 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4
R-70 1 4 4 4 2 3 2 1 2 4 4 4
R-71 1 3 3 1 4 1 4 2 1 3 1 3
R-72 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2
Hasil per butir soal 187 190 223 178 190 176 185 195 180 225 178 193
Skor% 64.93 65.97 77.43 61.80 65.97 61.11 64.23 67.70 62.5 78.12 61.80 67.01
Kriteria Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang
Hasil per Indikator 2300
Skor% 66.55
Kriteria Sedang
Hasil per Deskriptor 1144 560 596
Skor% 66.20 64.81 68.98
Kriteria Sedang Sedang Sedang
148
Tabulasi Hasil Analisis
Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak
Kelas Responden
Kondisi Psikis
Taraf inteligensi Bakat khusus Minat
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
IX A
R-1 4 2 2 1 3 4 4 4 2 3 2 3 4 3
R-2 4 3 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 2 4
R-3 3 1 1 1 3 3 2 2 2 3 1 3 4 3
R-4 2 2 2 2 4 2 4 4 2 4 2 4 3 4
R-5 4 2 3 3 2 4 2 2 2 2 3 2 1 2
R-6 4 2 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 2 4
R-7 3 1 2 2 3 3 1 1 1 3 2 3 3 3
R-8 2 2 1 1 4 2 2 2 2 4 1 4 2 4
R-9 3 2 1 1 1 3 3 3 3 1 1 1 4 1
IX B
R-10 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2
R-11 3 2 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 1 3
R-12 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4
R-13 1 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2
R-14 4 1 2 2 3 4 1 1 1 3 2 3 3 3
R-15 2 4 4 4 2 2 4 4 2 2 4 2 2 2
R-16 4 2 3 3 4 4 2 2 2 4 3 4 3 4
R-17 3 3 1 1 2 3 3 3 3 2 1 2 3 2
R-18 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 4 2
IX C
R-19 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 1 4
R-20 3 1 3 3 1 3 1 1 1 1 3 1 2 1
R-21 1 3 4 2 4 1 1 1 1 4 4 4 3 4
R-22 4 3 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4
R-23 3 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 1 2 1
R-24 4 3 1 1 3 4 3 3 1 3 1 3 3 3
R-25 1 2 3 3 4 1 4 4 2 4 3 4 1 4
R-26 2 2 2 2 4 2 4 4 2 4 2 4 2 4
R-27 3 3 4 2 3 3 3 1 1 3 4 3 1 3
149
IX D
R-28 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2
R-29 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4
R-30 1 3 4 1 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3
R-31 2 3 1 2 2 2 3 3 3 2 1 2 1 2
R-32 3 3 3 3 1 3 4 4 4 1 3 1 2 1
R-33 4 1 4 1 2 4 4 4 4 2 4 2 3 2
R-34 3 2 2 2 4 3 2 2 2 4 2 4 4 4
R-35 1 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 3 4 3
R-36 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4
IX E
R-37 3 3 4 1 2 3 3 3 3 2 4 2 2 2
R-38 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2
R-39 1 4 4 4 1 1 4 3 3 1 4 1 3 1
R-40 2 3 3 3 2 2 3 1 1 2 3 2 4 2
R-41 3 1 3 2 3 3 1 1 1 3 3 3 4 3
R-42 4 1 2 2 4 4 4 2 2 4 2 4 3 4
R-43 2 2 3 3 2 2 3 1 1 2 3 2 2 2
R-44 2 2 4 3 3 4 4 2 2 3 4 3 1 3
R-45 4 1 4 2 2 4 3 1 1 2 4 2 4 2
IX F
R-46 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4
R-47 2 1 2 2 1 2 3 3 3 1 2 1 2 1
R-48 2 3 4 4 3 4 3 1 1 3 4 3 3 3
R-49 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 1 2 1
R-50 3 1 3 3 2 3 4 4 4 2 3 2 1 2
R-51 3 3 4 1 2 3 3 3 3 2 4 2 3 2
R-52 4 2 2 2 3 4 2 1 1 3 2 3 4 3
R-53 3 2 3 3 4 3 3 1 1 4 3 4 2 4
R-54 1 2 2 1 2 3 4 2 2 2 2 2 4 2
IX G
R-55 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 1 4
R-56 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3
R-57 2 2 2 2 4 2 3 1 1 4 2 4 3 4
R-58 3 3 1 1 2 3 3 3 3 2 1 2 4 2
R-59 2 2 4 4 3 4 2 2 2 3 4 3 1 3
R-60 2 1 2 2 1 2 4 4 4 1 2 1 3 1
R-61 3 1 3 3 4 3 4 1 1 4 3 4 3 4
R-62 4 2 4 3 4 4 3 2 2 4 4 4 2 4
R-63 2 2 2 4 2 3 4 4 2 2 2 2 1 2
150
IX H
R-64 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3
R-65 2 2 2 1 3 4 4 2 2 3 2 3 2 3
R-66 3 1 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 2
R-67 2 1 2 2 4 2 3 1 1 4 2 4 4 4
R-68 3 2 3 3 4 3 3 2 2 4 3 4 2 4
R-69 2 1 3 4 2 4 4 4 2 2 3 2 3 2
R-70 2 2 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4
R-71 3 2 4 1 3 3 2 1 1 3 4 3 1 3
R-72 3 2 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3
Hasil per butir soal 192 151 200 178 203 212 217 179 152 203 200 203 184 203
Skor% 66.66 52.43 69.44 61.80 70.48 73.61 75.34 62.15 52.77 70.48 69.44 70.48 63.88 70.48
Kriteria Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Hasil per Indikator 5386
Skor% 64.16
Kriteria Sedang
Hasil
perDeskriptor 721 963 986
Skor% 62.59 66.87 67.20
Kriteria Sedang Sedang Sedang
151
Tabulasi Hasil Analisis
Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak
Kelas Responden
Kondisi Psikis
Pengetahuan Motivasi diri
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
IX A
R-1 2 4 2 2 2 3 3 2 3 1 3 2 2 3
R-2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
R-3 1 2 1 1 1 3 3 1 3 3 3 1 1 3
R-4 2 4 2 2 2 4 4 2 4 1 4 2 2 4
R-5 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2
R-6 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4
R-7 2 1 2 2 2 3 3 1 3 3 3 1 2 3
R-8 1 2 1 1 1 4 4 2 4 1 4 2 1 4
R-9 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1
IX B
R-10 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2
R-11 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 4 3
R-12 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 2 2 4
R-13 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2
R-14 2 1 2 2 2 3 3 1 3 3 3 1 2 3
R-15 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2
R-16 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 4 2 3 4
R-17 1 3 1 1 1 2 3 3 2 1 3 3 1 2
R-18 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 4 3 2 2
IX C
R-19 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4
R-20 3 1 3 3 3 1 3 1 1 3 3 1 3 1
R-21 4 1 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4
R-22 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4
R-23 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 3 2 2 1
R-24 1 3 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 1 3
R-25 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 4 2 3 4
R-26 2 4 2 2 2 4 4 2 4 3 4 2 2 4
R-27 4 1 4 4 4 3 3 3 3 1 3 3 4 3
152
IX D
R-28 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2
R-29 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 2 2 4
R-30 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3
R-31 1 3 1 1 1 2 4 3 2 2 4 3 1 2
R-32 3 4 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 1
R-33 1 4 4 1 4 2 2 1 2 2 2 1 4 2
R-34 2 2 2 2 2 4 4 2 4 1 4 2 2 4
R-35 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3
R-36 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
IX E
R-37 4 3 4 4 4 2 2 3 2 2 2 3 4 2
R-38 2 2 4 4 4 2 4 2 2 4 4 2 4 2
R-39 4 1 4 4 4 1 1 4 1 1 1 4 4 1
R-40 3 4 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2
R-41 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3
R-42 2 2 2 4 2 4 4 1 4 4 4 1 2 4
R-43 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2
R-44 1 4 4 1 4 3 3 2 3 3 3 2 4 3
R-45 4 2 4 4 4 2 2 1 2 4 2 1 4 2
IX F
R-46 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 2 3 4
R-47 3 2 2 3 2 1 1 1 1 3 3 2 2 1
R-48 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 2 3 4 3
R-49 1 3 2 4 2 3 3 2 1 4 3 2 2 1
R-50 2 2 3 2 3 4 2 1 2 3 2 1 3 2
R-51 3 4 4 3 4 4 2 3 2 2 2 3 4 2
R-52 4 3 2 4 2 1 3 2 3 4 3 2 2 3
R-53 3 4 3 3 3 2 4 2 4 3 4 2 3 4
R-54 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
IX G
R-55 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4
R-56 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3
R-57 1 4 2 1 2 4 2 2 4 4 2 2 2 4
R-58 2 3 1 2 1 3 1 3 2 2 1 3 1 2
R-59 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 2 4 3
R-60 2 1 2 4 2 1 3 1 1 4 3 1 2 1
R-61 4 4 3 4 3 3 4 1 4 4 4 1 3 4
R-62 4 3 4 4 4 2 4 2 4 3 4 2 4 4
R-63 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
153
IX H
R-64 1 3 1 1 1 3 3 1 3 3 3 1 1 3
R-65 1 4 2 1 2 1 3 2 3 4 3 2 2 3
R-66 3 4 3 3 3 2 2 1 2 2 2 1 3 2
R-67 4 3 2 4 2 1 4 1 4 3 4 3 2 4
R-68 2 4 3 2 3 1 3 2 4 4 3 2 3 4
R-69 4 4 3 4 3 2 2 1 2 3 2 1 3 2
R-70 3 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 2 4 4
R-71 2 3 4 2 4 1 1 2 3 3 1 2 4 3
R-72 1 4 3 1 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3
Hasil per butir soal 187 207 200 198 200 188 212 147 203 199 215 150 200 203
Skor% 64.93 71.87 69.44 68.75 69.44 65.27 73.61 51.04 70.48 69.09 74.65 52.08 69.44 70.48
Kriteria Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang Sedang
Hasil per Indikator 5386
Skor% 66.79
Kriteria Sedang
Hasil perDeskriptor 1865 967
Skor% 68.95 67.15
Kriteria Sedang Sedang
154
Tabulasi Hasil Analisis
Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak
Kelas Responden
Kondisi Keluarga Status Sosial Ekonomi Pendidikan Orang Tua Pendapatan Orang Tua Jabatan Orang Tua
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
IX A
R-1 3 2 2 4 2 1 4 3 3 4 3 2
R-2 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 2 3
R-3 3 1 1 2 1 2 2 3 3 2 2 4
R-4 4 2 2 4 2 4 4 4 1 1 4 1
R-5 2 3 3 2 3 2 2 4 2 2 2 2
R-6 4 4 1 3 4 3 3 3 4 3 2 3
R-7 3 2 2 1 2 2 1 3 3 1 3 3
R-8 4 1 1 2 1 4 2 2 1 2 4 1
R-9 1 1 1 3 1 3 3 3 1 3 3 4
IX B
R-10 2 2 2 1 2 3 1 1 2 1 1 2
R-11 3 4 2 3 4 1 4 3 3 4 2 3
R-12 4 2 1 4 2 4 4 4 4 2 2 2
R-13 2 3 3 2 3 3 2 2 1 1 2 1
R-14 3 2 2 1 2 3 1 1 3 1 3 3
R-15 2 4 1 4 4 1 4 4 2 4 1 2
R-16 4 3 3 2 3 2 2 2 4 2 2 4
R-17 2 1 1 3 1 4 3 3 1 3 1 1
R-18 2 2 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3
IX C
R-19 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 3 2
R-20 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 4 3
R-21 4 4 4 1 4 1 1 3 1 4 1 1
R-22 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4
R-23 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3
R-24 3 1 1 3 1 3 3 3 1 3 1 1
R-25 4 3 3 4 3 4 4 4 1 4 1 1
R-26 4 2 2 4 2 4 4 4 3 4 3 3
R-27 3 4 4 1 4 4 1 1 1 1 3 1
155
IX D
R-28 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2
R-29 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4
R-30 3 4 4 3 4 1 1 3 3 3 3 3
R-31 2 1 1 3 1 3 3 3 2 3 4 2
R-32 1 3 3 4 3 3 1 4 1 4 1 1
R-33 2 4 1 4 1 3 4 2 2 4 4 2
R-34 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4
R-35 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 3
R-36 4 3 3 4 3 4 4 4 1 4 2 1
IX E
R-37 2 4 2 3 4 2 3 3 2 3 4 2
R-38 2 4 3 2 3 3 2 2 4 2 1 4
R-39 3 4 2 4 4 1 4 4 3 3 3 2
R-40 2 3 2 1 3 3 2 1 2 1 4 2
R-41 3 3 2 1 2 1 4 3 3 2 2 3
R-42 4 2 1 2 2 2 2 4 4 2 4 4
R-43 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
R-44 3 4 2 4 1 3 3 4 4 1 3 1
R-45 3 4 3 2 3 2 3 3 2 1 1 2
IX F
R-46 2 3 2 4 4 4 4 4 4 2 2 3
R-47 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 1
R-48 3 4 3 4 1 4 3 4 2 3 3 2
R-49 2 2 1 3 2 2 4 2 3 2 2 3
R-50 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 3
R-51 3 4 3 2 3 1 3 3 2 3 2 2
R-52 4 2 2 1 4 3 4 4 3 2 4 1
R-53 3 3 1 3 3 3 2 3 4 1 2 1
R-54 4 2 1 2 2 1 4 4 2 4 2 2
IX G
R-55 3 4 1 4 3 2 2 3 4 3 4 4
R-56 2 3 4 2 4 4 3 4 4 2 2 1
R-57 4 2 2 3 1 2 4 2 3 4 3 3
R-58 3 1 3 2 3 1 2 3 2 3 4 2
R-59 3 4 2 4 2 4 4 4 4 1 2 4
R-60 4 2 1 3 4 2 3 4 3 2 3 2
R-61 2 3 2 4 4 2 4 2 4 2 3 1
R-62 4 4 4 2 4 3 2 2 2 3 2 2
R-63 3 2 1 4 2 4 4 4 4 3 2 4
156
IX H
R-64 4 1 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3
R-65 3 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4
R-66 2 3 4 4 4 3 4 3 4 2 1 1
R-67 4 2 2 2 3 2 2 2 3 4 2 2
R-68 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 1
R-69 2 3 1 1 1 2 4 3 3 2 3 3
R-70 3 4 2 2 3 3 2 4 1 4 4 2
R-71 4 4 1 4 4 4 3 3 4 3 2 4
R-72 4 3 3 3 2 1 4 4 2 2 3 3
Hasil per butir soal 214 200 156 199 197 193 205 219 198 189 187 171
Skor% 74.30 69.44 54.16 69.09 68.40 67.01 71.18 76.04 68.75 65.62 64.93 59.37
Kriteria Tinggi Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang
Hasil per Indikator 4400
Skor% 66.42
Kriteria Sedang
Hasil per Deskriptor 570 589 622 547
Skor% 65.97 68.17 71.99 63.31
Kriteria Sedang Sedang Tinggi Sedang
157
Tabulasi Hasil Analisis
Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak
Kelas Responden
Kondisi Keluarga Daerah Tempat Tinggal Suku Bangsa Ekspektasi Keluarga
53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
IX A
R-1 1 3 3 3 3 4 2 4 2 4 2
R-2 2 1 1 4 4 3 2 3 4 3 4
R-3 3 2 2 2 3 2 1 2 1 2 3
R-4 3 2 2 3 1 1 2 4 2 4 2
R-5 2 4 4 1 2 2 3 2 3 2 3
R-6 4 3 3 4 4 3 1 3 4 3 4
R-7 3 1 1 3 3 1 2 1 2 1 2
R-8 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1
R-9 1 3 3 2 1 3 1 3 1 3 3
IX B
R-10 4 1 1 4 2 1 2 1 2 1 2
R-11 3 4 4 2 3 4 2 1 4 1 4
R-12 2 4 4 3 4 2 1 4 4 4 4
R-13 4 2 2 3 1 1 3 2 3 2 3
R-14 3 1 1 2 3 1 2 1 2 1 2
R-15 1 4 4 1 2 4 1 4 4 4 4
R-16 4 2 2 3 4 2 3 2 3 2 3
R-17 2 3 3 4 1 3 1 3 1 3 1
R-18 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2
IX C
R-19 3 4 4 4 2 4 2 4 3 4 4
R-20 4 1 1 3 3 1 3 2 3 2 3
R-21 3 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4
R-22 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4
R-23 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
R-24 3 3 3 3 1 3 1 3 1 3 1
R-25 2 4 4 4 1 4 3 2 3 2 3
R-26 3 1 1 2 3 4 2 4 2 4 2
R-27 4 3 3 1 2 1 4 3 4 1 4
158
IX D
R-28 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 3
R-29 3 2 2 2 4 4 2 4 2 4 2
R-30 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4
R-31 1 3 3 1 2 3 1 1 1 1 1
R-32 3 4 4 3 1 4 3 4 3 4 3
R-33 1 2 2 4 2 4 1 2 1 2 4
R-34 3 3 3 2 3 2 2 4 2 2 3
R-35 4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2
R-36 4 1 1 4 1 4 3 4 3 4 3
IX E
R-37 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3 4
R-38 4 2 2 1 2 2 3 2 4 2 2
R-39 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4
R-40 3 1 1 2 2 1 2 1 3 1 4
R-41 2 4 4 3 3 2 2 4 2 4 2
R-42 4 2 2 4 4 2 1 2 4 2 4
R-43 1 3 3 1 1 3 3 1 3 1 2
R-44 3 2 2 2 4 1 2 2 1 2 3
R-45 2 4 4 4 3 1 3 4 4 2 1
IX F
R-46 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 4
R-47 1 2 2 2 3 3 2 4 2 4 4
R-48 2 4 4 4 4 3 3 3 4 1 2
R-49 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 1
R-50 4 3 3 3 4 4 2 2 1 2 4
R-51 2 1 4 1 3 3 3 4 3 4 2
R-52 1 2 2 2 4 2 2 1 2 1 4
R-53 3 3 3 3 1 1 1 2 3 2 3
R-54 2 1 1 1 4 4 1 4 3 2 2
IX G
R-55 4 4 4 4 3 3 1 3 4 3 1
R-56 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3
R-57 3 2 2 2 2 4 2 4 2 4 3
R-58 2 1 3 1 3 3 3 3 4 3 2
R-59 4 2 4 2 2 1 2 1 3 1 3
R-60 3 2 2 2 4 1 1 4 2 1 4
R-61 4 3 4 3 2 2 2 3 3 3 4
R-62 2 1 3 1 3 3 2 2 4 2 3
R-63 4 4 4 4 4 3 1 2 2 2 3
159
IX H
R-64 3 1 3 1 1 4 2 4 3 4 4
R-65 4 1 1 1 4 1 3 3 4 3 3
R-66 4 3 3 3 4 2 2 2 4 2 3
R-67 2 1 4 2 1 1 2 1 3 1 4
R-68 4 3 3 1 3 3 1 4 1 2 4
R-69 3 4 4 2 4 2 1 3 3 3 3
R-70 2 1 2 3 4 1 2 3 4 3 4
R-71 4 3 3 1 3 3 1 4 4 4 4
R-72 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3
Hasil per butir soal 201 180 198 183 194 179 149 196 200 181 211
Skor% 69.79 62.5 68.75 63.54 67.36 62.15 51.73 68.05 69.44 62.84 73.26
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Tinggi
Hasil per Indikator 4400
Skor% 66.42
Kriteria Sedang
Hasil per Deskriptor 579 556 937
Skor% 67.01 64.35 65.06
Kriteria Sedang Sedang Sedang
160
Tabulasi Hasil Analisis
Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak
Kelas Responden
Kondisi Sekolah Pendidikan Sekolah Konselor Sekolah
64 65 66 67 68 69 70 71 72
IX A
R-1 1 1 1 4 3 4 3 3 3
R-2 2 2 2 3 4 3 4 1 4
R-3 3 3 3 2 3 4 2 3 3
R-4 3 3 3 4 1 3 3 1 4
R-5 2 2 2 2 2 4 1 2 2
R-6 4 4 4 3 4 2 4 1 4
R-7 3 3 3 1 3 3 3 3 3
R-8 2 2 2 2 1 2 1 1 4
R-9 1 1 1 3 1 4 2 1 1
IX B
R-10 4 4 4 1 2 1 4 2 2
R-11 3 3 3 4 3 1 2 3 3
R-12 2 2 2 4 4 4 3 4 4
R-13 4 4 4 2 3 2 3 2 3
R-14 3 3 3 1 3 3 2 3 4
R-15 1 1 1 4 2 2 1 4 2
R-16 1 1 1 2 4 3 3 4 4
R-17 2 2 2 3 1 3 4 1 2
R-18 3 3 3 3 2 4 2 2 2
IX C
R-19 3 3 3 2 2 3 4 2 2
R-20 4 4 4 1 3 2 3 3 1
R-21 3 3 3 1 4 3 2 4 2
R-22 2 2 2 3 4 4 4 4 4
R-23 3 1 1 2 3 2 2 3 1
R-24 3 3 3 3 2 4 3 4 3
R-25 2 2 2 3 3 2 4 2 4
R-26 3 3 3 4 3 3 2 3 4
R-27 4 4 4 1 4 1 1 4 3
161
IX D
R-28 2 2 2 2 2 4 4 2 2
R-29 3 3 3 4 4 2 2 4 4
R-30 4 4 4 3 3 3 4 3 3
R-31 1 1 1 3 2 4 1 2 2
R-32 3 3 3 4 1 2 3 1 1
R-33 1 1 1 4 2 3 4 2 2
R-34 3 3 3 2 3 4 2 3 4
R-35 4 1 4 2 4 4 3 4 3
R-36 4 2 4 4 4 1 4 1 4
IX E
R-37 2 2 2 3 2 2 3 2 2
R-38 4 2 4 2 2 2 1 3 2
R-39 2 2 2 4 1 3 4 4 1
R-40 3 1 3 1 4 4 2 4 2
R-41 2 2 2 1 3 4 3 1 3
R-42 4 3 4 2 2 3 4 1 4
R-43 1 1 1 3 4 2 2 2 2
R-44 1 1 1 4 3 1 2 1 3
R-45 1 2 2 1 2 4 3 2 1
IX F
R-46 4 2 4 1 4 3 2 3 4
R-47 4 1 4 4 4 4 1 4 4
R-48 2 3 3 2 3 3 3 2 2
R-49 1 2 2 3 2 3 2 3 1
R-50 4 2 4 2 4 2 1 2 4
R-51 2 3 1 3 3 4 2 4 2
R-52 3 1 1 3 1 2 4 2 3
R-53 3 2 2 4 2 3 1 2 3
R-54 4 1 2 1 2 4 4 3 3
IX G
R-55 1 2 3 2 3 3 1 1 1
R-56 1 1 4 3 4 1 4 4 1
R-57 3 2 1 4 1 4 2 4 3
R-58 2 2 2 2 2 3 3 1 2
R-59 1 1 1 3 1 3 1 3 3
R-60 2 3 3 1 3 3 3 4 2
R-61 2 2 2 2 2 2 2 4 1
R-62 3 4 1 1 4 4 1 3 3
R-63 4 3 3 3 3 2 4 2 2
162
IX H
R-64 1 2 2 2 2 4 2 4 4
R-65 3 1 4 3 1 4 2 3 3
R-66 3 2 1 1 2 2 3 2 3
R-67 1 2 2 2 1 1 3 1 2
R-68 1 2 1 3 1 4 1 2 3
R-69 2 2 2 4 2 3 2 4 2
R-70 2 1 2 4 2 3 1 3 2
R-71 3 2 3 1 1 4 3 4 1
R-72 3 1 4 2 2 2 1 2 1
Hasil per butir soal 181 157 179 183 184 208 182 188 188
Skor% 62.84 54.51 62.15 63.54 63.88 72.22 63.19 65.27 65.27
Kriteria Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang
Hasil per Indikator 1650
Skor% 63.65740741
Kriteria Sedang
Hasil per Deskriptor 700 950
Skor% 60.76 65.97
Kriteria Sedang Sedang
163
Tabulasi Hasil Analisis
Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak
Teman Masyarakat Hasil Per
Responden
Hasil
Per
Kelas
Skor % Kriteria Teman Sebaya Masyarakat
73 74 75 76 77 78 79 80 81
1 1 2 4 4 4 3 2 1 227
1852 63.51 Sedang
2 3 3 2 4 3 4 4 2 259
3 3 4 3 2 2 3 1 3 187
3 3 2 4 4 4 2 2 3 224
2 2 3 3 2 2 4 3 2 193
4 4 4 3 3 3 1 4 4 269
3 3 2 1 1 1 3 2 3 172
2 2 1 2 2 2 2 1 2 158
1 1 1 3 3 3 2 1 1 163
4 4 2 1 1 1 2 2 4 151
1888 64.74 Sedang
3 3 4 4 4 4 3 4 3 248
2 2 4 4 4 4 4 4 2 278
4 4 3 3 2 2 3 3 4 194
3 3 2 4 1 3 3 2 3 179
1 1 4 4 4 4 2 4 1 228
1 1 3 2 2 2 3 3 1 221
2 2 1 3 3 3 1 1 2 179
3 3 2 3 3 2 2 2 3 210
3 3 4 4 4 3 2 4 3 264
1981 67.93 Sedang
4 4 3 1 1 1 3 3 4 185
3 3 4 1 1 1 4 4 3 218
2 2 4 3 3 3 2 4 2 269
3 4 2 2 4 2 3 2 3 171
3 3 3 3 2 3 2 4 3 203
2 2 3 4 3 2 2 3 2 230
3 3 2 4 2 4 3 2 3 239
4 4 4 1 3 1 1 4 4 202
164
2 2 3 2 4 2 2 3 2 187
1971 67.59 Sedang
3 3 2 4 3 4 2 2 3 262
4 4 4 3 3 2 3 4 4 253
1 2 1 3 3 3 2 1 1 172
3 3 3 4 4 4 1 3 3 232
1 1 1 4 4 4 2 1 1 195
3 3 2 2 2 2 1 2 3 207
4 1 2 2 2 2 2 2 4 197
4 4 3 4 3 4 1 3 4 266
2 2 4 3 3 3 2 4 2 219
1791 61.41 Sedang
4 4 3 2 2 2 1 2 4 200
2 2 1 4 4 1 2 4 2 213
3 3 3 4 4 1 2 3 3 187
2 2 2 1 3 2 3 2 2 191
4 4 2 2 2 2 1 2 4 224
1 1 3 3 4 3 2 3 1 175
1 3 2 4 3 4 1 1 1 192
1 1 2 2 1 2 2 2 1 190
4 4 4 4 4 4 1 4 4 264
1881 64.50 Sedang
4 2 4 4 4 4 2 4 4 202
2 2 3 3 2 3 2 3 2 224
1 1 2 4 1 2 1 2 1 171
4 4 4 4 4 4 2 4 4 247
2 2 3 3 2 3 2 3 2 209
3 1 1 3 3 1 2 1 3 189
3 3 2 2 4 2 2 2 3 185
4 2 1 4 3 4 1 4 4 190
1 2 3 3 4 3 1 3 1 232
1936 66.39 Sedang
1 3 4 4 3 4 2 2 1 251
3 3 4 4 3 2 2 4 3 208
2 2 2 2 2 2 1 2 2 186
1 3 1 4 3 1 1 1 1 206
2 1 3 3 4 3 2 3 2 208
2 2 2 2 4 2 2 2 2 195
3 3 4 4 4 4 1 2 3 219
4 4 3 3 2 3 2 3 4 231
165
1 3 2 4 4 2 2 2 1 194
1818 62.34 Sedang
3 1 4 4 3 4 1 1 3 213
3 3 1 1 3 1 2 2 3 215
1 2 3 3 4 3 1 3 1 173
1 4 1 2 4 3 2 4 1 196
2 1 3 3 3 4 2 2 2 218
2 2 4 4 2 3 1 2 2 217
3 3 3 3 4 3 2 3 3 194
3 3 4 4 3 2 2 1 3 198
181 184 194 217 212 192 145 188 181
62.84 63.88 67.36 75.34 73.61 66.66 50.34 65.27 62.84
Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sedang Sedang
1325 369
65.72 64.06
Sedang Sedang
1325 369
65.72 64.06
Sedang Sedang
166
Lampiran 8
DAFTAR SAMPEL PENELITIAN
SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CLUWAK
No. No
Induk Nama Siswa Kelas
1. 8310 Ahmad Rizqi Saputro IX A
2. 8205 Aprilia Mariyanti IX A
3. 8214 Fahri Abdullah IX A
4. 8216 Granita Dewi Setyaningsih IX A
5. 8253 Kirana Anggit Rahmadanty IX A
6. 8329 Muhammad Nazhiful Aziz IX A
7. 8225 Natanael Loris Capirossy IX A
8. 8375 Rezza Ardianto IX A
9. 8417 Zulita Fatma Sari IX A
10. 8462 Andi Kurniawan IX B
11. 8352 Bayu Pujo Asmoro IX B
12. 8470 Fira Fitriana IX B
13. 8440 Lusi Susanti IX B
14. 8220 Muhammad Fasikhul Ikhsan IX B
15. 8333 Puji Santoso IX B
16. 8374 Rangga Herlambang IX B
17. 8304 Rinda Prasetyawati IX B
18. 8307 Vindi Destika Sari IX B
19. 8455 Ahmad Fatkhul Idhom IX C
20. 8240 Anik Farhatun Ni'mah IX C
21. 8207 Candra Tegar Izulkhaq IX C
22. 8390 Destian Nico Prasetyo IX C
23. 8361 Istikaroh IX C
24. 8473 Khoirul Anam IX C
25. 8298 Lilik Ela Sulastri IX C
26. 8485 Ryan Sandy Pratama IX C
27. 8273 Yusril Khamami IX C
28. 8347 Ahmad Faishol Muntaha IX D
29. 8209 Didik Achmad Andhilo IX D
30. 8250 Ester Yuliani IX D
31. 8294 Irvan Ardiansyah IX D
32. 8219 Kholis Roy Ardiawan IX D
33. 8367 Miftakhuddin Nurfaqih IX D
34. 8303 Novanda Rizky Irawan IX D
167
35. 8484 Riyan Setiyawan IX D
36. 8340 Suparno IX D
37. 8427 Arif Solekhan IX E
38. 8391 Dewi Puspita Sari IX E
39. 8357 Endah Sri Murwati IX E
40. 8395 Imam Syafi'i IX E
41. 8323 Juita Putri Wulandari IX E
42. 8364 Khoirun Nisa Febriyanti IX E
43. 8372 Muntoha Abdul Rozadh IX E
44. 8226 Niko Febryyawan IX E
45. 8412 Ulfatun Ni'mah IX E
46. 8351 Aviv Pramaycilya J. IX F
47. 8464 Devy Fitria Maghfiroh IX F
48. 8358 Erinda Virnadyatul Fitria IX F
49. 8434 Iwan Novem Tambunan IX F
50. 8481 Nur Endah IX F
51. 8482 Oktaviani Nurul Aini IX F
52. 8339 Sintia Oktaviani IX F
53. 8343 Wahyu Agung Prabowo IX F
54. 8416 Zainal Arifin IX F
55. 8281 Arimbi Seviana Putri IX G
56. 8208 Deni Danista IX G
57. 8290 Eko Danang Bagus Pratomo IX G
58. 8292 Fidia Ersitania IX G
59. 8293 Iqbal Firmansyah IX G
60. 8363 Jumi'atin IX G
61. 8252 Khoirun Ni'am IX G
62. 8341 Tulus Widiarso IX G
63. 8488 Ulfi Nurul Amalia IX G
64. 8312 Azza Avilla IX H
65. 8283 Cindy Dita Sari IX H
66. 8284 Dea Ovita Sekar Ayu IX H
67. 8394 Hermawan IX H
68. 8433 Irma Hadi Irawan IX H
69. 8444 Nur Fitriana IX H
70. 8445 Oktavina Tri Wahyuni IX H
71. 8453 Yuliatun IX H
72. 8381 Zaki Puadin IX H
Jumlah 72 8 Kelas
168
Lampiran 9
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN
169
170
171