Upload
dangkhuong
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN BADAN KOMUNIKASI PEMUDA MAJLIS TA’LIM
NAHDLATUL FATA KELURAHAN PASIRPUTIH SAWANGAN
KOTA DEPOK DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN
NARKOBA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam
( S.Kom.I )
Disusun Oleh:
DENY RAHMAT
105051001925
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “PERAN BADAN KOMUNIKASI PEMUDA
MAJLIS TA’LIM NAHDHATUL FATA KELURAHAN PASIRPUTIH
SAWANGAN KOTA DEPOK DALAM PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN NARKOBA”, telah diajukan dalam munaqosyah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Program Stara 1 (SI) pada
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 17 Maret 2010
Ketua merangkap anggota
Sidang Munaqosyah
Sekertaris merangkap anggota
Drs. Jumroni, M. Si
Nip. 19630515 1992031 006
Umi Musyarrofah, MA
Nip. 19710816 1997032 002
Anggota
Penguji I
Penguji II
Drs. Hasanuddin,MA
Nip. 19660605 1994031 005
Drs. Tarmi MM
Nip. 19460824 1965101 001
Pembimbing
Drs, Hamdani, MA
Nip. 19550309 1994031 001
i
ABSTRAK
Deny Rahmat
Peran Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdatul Fata Kelurahan
Pasirputih Sawangan Depok Dalam Mengatasi Penyalahgunaan Narkoba
Latar belakang penulis mengambil judul adalah saat ini peredaran narkoba
telah sampai keposok-plosok desa, hal tersebut dikarenakan longgarnya sistem
keamanan yang rebuplik Indonesia sehingga memudahkan masuknya narkoba dan
korbannyapun kebanyakan para pemuda yang merupakan pilar perjuangan bangsa.
Selain itu yang melatar belakangi pengambilan judul adalah bentuk kepedulian
organisasi pemuda akan gejala sosial yang dihadapi saat ini yakni maslah
penyalahgunaan narkoba.
Saat ini narkoba bukan hanya bisa dinikmati di kota-kota besar saja, akan
tetapi penyebaran narkoba saat ini sudah merambah ke pelosok-pelosok desa,
seperti halnya di kelurahan pasir putih Sawangan Depok.yang kebanyakan
pengguna adalah para generasi muda Islam yang merupakan harapan kedepan
bagi agama, negara dan bangsa. Tingkat penyalahgunaan narkoba dikelurahan
Pasirputih hanya pengguna saja, sedangkan pengedar belum ada. Dalam
mengatasi penyalahgunaan narkoba dibutuhkan sebuah peran baik orang tua, guru
dan lembaga.
Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata (BKPMTNF)
adalah sebuah lembaga dakwah pemuda yang ada di kelurahan pasirputih,
kemudian yang menjadi pertanyaan apakah BKPMTNF mempunyai peran dalam
mengatasi penyalahgunaan narkoba ? aktivitas apa yang dilakukan BKPMTNF
dalam mengatasi narkoba ?
BKPMTNF mempunyai peran dalam mengatasi dalam mengatasi yang
berupa upaya pencegahan,aktivitas BKPMTNF dalam mengatasi adalah
mengadakan seminar narkoba yang bertujuan untuk memberikan edukasi tentang
bahaya narkoba, membuat himbauan tertulis,mengadakan penyuluhan yang
bekerja sama dengan pihak-pihak terkait.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori R. Holsti tentang
analisis isi, yang menyatakan dua hal penting yang harus ditekankan dalam
menganalisis pesan. Pertama unsur yang harus ditiru. Kedua unsur konteks
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini lapangan berdasarkan
metodologi kualitatif yang bersifat deskriptif analisis, yakni mengumpulkan dan
mencari data dengan cara observasi agar data yang diperoleh bersifat obyektif dan
dapat dipertanggungjawabkan
Berdasarkan analisis penulis, BKPMTNF mempunyai peran dalam
mengatasi penyalahgunaan narkoba yang dilakukan dalam bentuk pencegahan
agar narkoba tidak salah dipergunakan oleh pemuda di kelurahan pasirputih
Kesimpulanya adalah BKPMTNF telah berperan dalam mengatasi narkoba
yang dilakukan dalam bentuk pencegahan.
ii
KATA PENGANTAR
Al-hamdilillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala
kenikmatan Allahu Robbi, terima kasih atas segala kemudahan yang Engkau
berikan, karma saya yakin dengan pertolongan Mu. Shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada jujnjungan Nabi Muhammad SAW , karma berkat
beliaulah umat manusia dapat merasakan indahnya iman dan islam.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Arief Subhan MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi
2. Ketua Jurusan KPI Drs.Jumroni, M.Si. dam sekertais Jurusan KPI Umi
Muyarofah, MA. Serta kepada seluruh desen yang telah memberikan ilmu
mudah-mudahan apa yang saya dapatkan bermanfaat.
3. Drs. S. Hamdani, MA, dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan di tengah kesibukannya.
4. Team penguji siding munaqosyah. Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku ketua
siding, ibu Umi Musyarrofah, MA selaku sekertaris siding, bapak Drs.
Hasanuddin MA selaku penguji 1 (satu), bapak Drs. Tarmi, MM selaku
penguji II (dua).
5. Bapak ibu Dosen Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
iii
6. Seluruh Civitas, Jajaran Staf Tata Usaha, Perpustakaan Umum,
Perpustakaan Fakultas dan juga seluruh staf pengurus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Kepada Ketua BKPMTNF beserta jajarannya terima kasih atas segala
bantuannya baik data-data, wawancara dan lain-lain dalam penyelesaian
skripsi ini.
8. Ayahanda H. Asmawi dan Ibu Hj. Suryani terima kasih atas segala do’a
dan bantuan yang tak terhingga untuk anakmu ini. Mudah-muduhan selalu
diberi kesehatan.
9. Lu’ Lu’ Luthfiyah terima kasih atas segala do’a, dukungan serta
motivasinya sehingga membuat penulis lebih giat lagi dalam menyesaikan
skripsi ini, mudah-mudahan Allah SWT membalas dengan pahala yang
berlipat ganda
10. Teman-teman jurusan KPI C dari A – Z terima kasih atas dukungan dan
do’anya, dan menemani penulis sampai saat ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis sehingga
selesailah penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan Jazakumullah Khoiron atas segala kebaikannya,
semoga Allah memberikan kemudahan dalam setiap langkah hidup kita.
Jakarta, Maret 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. 6
C. Tujuan Dan manfaat Penelitian ........................................... 7
D. Tinjauan Pustaka ................................................................ 8
E. Metodologi ........................................................................ 8
F. Sistematika Penulisan.......................................................... 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Peran ................................................................................ 14
B. Lembaga Dakwah .............................................................. 14
C. Penyalahgunaan Narkoba .................................................... 15
1. Pengertian Narkoba dan Bahayanya ............................. 16
2. Narkoba dalam pandangan Islam .................................. 22
3. Peraturan Perundang-undangan .................................... 29
BAB III GAMBARAN UMUM BADAN KOMUNIKASI PEMUDA
MAJLIS TA’LIM NAHDLATUL FATA KELURAHAN
PASIRPUTIH SAWANGAN KOTA DEPOK
A. Latar Belakang Berdirinya BKPMTNF Pasirputih
Sawangan Kota Depok ........................................................ 30
v
B. Tujuan Berdirinya BKPMTNF ............................................ 30
C. Visi, Misi BKPMTNF ........................................................ 31
D. Aktivitas Umum BKPMTNF .............................................. 32
E. Struktur Organisasi BKPMTNF 2009 .................................. 35
F. Kendala dan Solusi BKPMTNF ......................................... 38
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Bentuk-bentuk Penyalahgunaan Narkoba yang Terjadi di
Kelurahan Pasirputih Kec. Sawangan Kota Depok .............. 41
B. Peran dan aktifitas BKPMTNF Dalam Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba .................................................... 45
C. Hambatan-hambatan dan Solusi .......................................... 53
D. Analisis ............................................................................... 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 57
B. Saran-saran ......................................................................... 58
C. Penutup .............................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR INTERVIEW
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bagi seorang muslim, berdakwah atau menyeru kepada yang ma’ruf
dan mencegah yang mungkar merupakan peran atau kewajiban yang harus
dijalankan. Tetapi menyeru tidak hanya kewajiban individu seorang muslim,
namun organisasi atau lembaga yang berorientasi agama berkewajiban untuk
menjalankan perannya untuk menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran,
sebagaimana Allah SWT berfirman :
ä3 tFø9uρ öΝ ä3Ψ ÏiΒ ×πΒ é& tβθããô‰tƒ ’n<Î) Î�ö� sƒø: $# tβρã�ãΒ ù' tƒ uρ Å∃ρã�÷è pR ùQ $$Î/ tβ öθ yγ÷Ζtƒuρ Ç tã Ì�s3Ψßϑ ø9$# 4
y7Í×‾≈s9'ρé&uρ ãΝ èδ šχθ ßsÎ= ø� ßϑ ø9$# ∩⊇⊃⊆∪
Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang mungkar; mereka itulah orang yang
beruntung. ( QS. Ali Imran, 3 : 104 )”
Dalam melaksanakan dakwah, yang artinya menyeru kepada kebaikan
dan mencegah kemungkaran bukan hanya tugas atau fungsi seorang Nabi dan
Rasul yang diutus oleh Allah SWT ke dunia ini. Seiring dengan
perkembangan zaman hingga saat ini, peran dakwah dituntut untuk lebih aktif
dan reaktif yang dilakukan baik ulama, pribadi muslim, maupun lembaga
dakwah lainnya.
Untuk dapat membangun dan mewujudkan sistem Islam dalam
kehidupan manusia yang menjadi esensi dakwah, maka apa yang menjadi
tugas dan fungsi dari dakwah harus ditunaikan dengan baik. Dikehendaki
2
dengan tugas dan fungsi dakwah di sinilah sesuatu yang harus dilakukan dan
meski tidak identik dengan dakwah maka ia merupakan bagian tak terpisahkan
dari dakwah. Menurut Sayyid Quthub, ada tiga tugas dan fungsi dakwah.
“Pertama, menyampaikan kebenaran Islam (al-Tablig wa al-Bayan). Kedua,
melakukan pembudayaan nilai-nilai Islam (al-Amr bi al-Ma’ruf) dan kontrol
sosial. Ketiga, menumpas kejahatan melalui perang suci (al-Jihad fi sabil
Allah).”1
Menurut Prof. Toha Umar. MA, sebgaimana yang dikutip oleh Drs.
Basrah Lubis dalam bukunya “ Pengantar Ilmu Dakwah ” membagi pengertian
dakwah kepada dua bagian :
1. Pengertian umum
“Ialah suatu ilmu pengetahuan yang berisikan cara-cara, tuntunan
bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menyetujuinya,
melakukan suatu ideologi, pendapat dan pekerjaan tertentu.
2. Pengertian khusus
Ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang
benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan
mereka di dunia dan di akhirat kelak”2
Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata
(BKPMTNF) adalah wadah organisasi Islam yang bertujuan untuk
mengembangkan minat, bakat dan potensi pemuda sebagai harapan agama,
bangsa dan negara, yang disalurkan ke dalam bentuk organisasi untuk
menciptakan pemuda/i yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai
kebenaran baik hukum agama dan negara.3 Badan Komunikasi Pemuda Majlis
Ta’lim Nahdlatul Fata didirikan pada tanggal 3 September 1999 di Kelurahan
1 Dr. A. Ilyas Ismail. MA, Paradigma Dakwah Syayid Quthub ( Penamadani, Jakarta
2006), cet I. hal. 147 2 Drs. H. Basrah Lubis, Pengantar Ilmu Dakwah. Cv. Turisina, (Jakarta 1993) cet ke-2,
hal 18 3 Wawancara pendiri pertama BKPMTNF
3
Pasir Putih Kecamatan Sawangan Kota Depok. Adapun yang melatar
belakangi berdirinya yakni untuk memperkuat Ukhuwah Islamiah di antara
pemuda/I se-Kelurahan dan sebagai reaksi terhadap gejala sosial yang
berkembang saat ini. Maka dengan ini, diharapkan Badan Komunikasi
Pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata, lebih berperan aktif dalam menyikapi
perubahan baik budaya dan perilaku umat Islam, terlebih para pemuda-pemudi
muslim khususnya.
Perubahan yang terjadi di kalangan pemuda-pemudi muslim saat ini
sangat memprihatinkan, karena semakin maju dan berkembangnya teknologi
maka semakin besar dampak negatif yang kita terima. Salah satu contoh kecil,
bebasnya penayangan budaya-budaya barat yang di tayangkan di negara
Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, yang pada akhirnya
secara tidak sadar mereka yang menikmati tayangan tersebut dan
memanipulasi budaya Barat dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi saat ini
negara Indonesia sudah menjadi tempat sasaran dan tujuan untuk
perkembangan narkoba, karena letak negara Indonesia sangat strategis dan
memudahkan masuknya obat-obatan terlarang baik melalui jalan darat, laut
dan udara. Sasaran pengguna/konsumen adalah pemuda/i. Pengaruh obat-
obatan terlarang, atau lebih dikenal dengan istilah Narkoba.4 Sangat buruk
bagi perkembangan otak si pemakai dan berdampak pada sebuah kematian.
Yumail Agus mengatakan “Timbulnya kenakalan remaja yang sudah
menjurus ketindak kriminal, bertambahnya pengguna narkoba dan zat
berbahaya lainnya di kalangan orang muda, serta munculnya berbagai jenis
penyakit seksual seperti AIDS sebagai longgarnya pergaulan bebas, maka
semakin beratlah persoalan yang kita hadapi dan semakin berat tantangan
4 NARKOBA: Narkotik dan Obat-obat Terlarang
4
yang harus diselesaikan demi mempersiapkan generasi muda yang
berkualitas”.5
Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain yang disebut dengan
istilah narkoba, telah menjadi momok yang sangat menakutkan bagi
masyarakat. Penyalahgunaan narkoba telah masuk ke sekolah-sekolah dan
menjadi lahan empuk bagi pengedar, tanpa memikirkan akibat buruk yang
ditimbulkan bagi bangsa dan negara.
Penyalahgunaan narkoba yang kini sudah merambah hampir keseluruh
penjuru dunia, bahkan tidak hanya di kota-kota besar saja, akan tetapi kini
sudah menjalar ke pelosok-pelosok desa terpencil sekalipun.
Dampak negatif dari modernisasi dan pergaulan bebas, konsumen
narkoba tidak hanya anak-anak orang kaya saja, tetapi juga anak petani yang
ikut-ikutan untuk mengonsumsi obat-obat terlarang tersebut, padahal obat-
obatan terlarang yang mereka konsumsi akan merusak mental dan moral.
Pergeseran nilai-nilai sosial dan keguncangan norma panutan hidup sebagai
dampak negatif dari modernisasi dan kemajuan teknologi, sering kali
menciptakan jurang yang dalam antara orang tua dan anak, yang berakibat
kesalahpahaman dan kerenggangan.
Menurut Dr. Amir Husain Anwar: “Masalah penyalahgunaan
NARKOBA saat ini, sudah urgen karena bahaya yang ditimbulkan
tersembunyi, salah satunya ancaman penyakit HIV/AIDS. Saat ini
NARKOBA sudah seperti mewabah, mulai dari anak-anak sampai kakek-
5 Yumail Agus, Mobiling Parent Four Dring-Free Youth In Indonesia ( Jakarta 1987)
5
kakek dan mereka menjadi korban NARKOBA karena terjebak ingin coba-
coba dan tidak mengerti bahwa itu berdampak negatif.”6
Untuk mengatasi penyalahgunaan Narkoba ini, diperlukan berbagai
upaya yang efektif, agar para pengguna (pemakai) sadar dan yang belum
terkena dapat terhindar dari bahaya obat setan tersebut.
Salah satu upaya penanggulangan adalah diperlukan peran serta
organisasi atau lembaga keagamaan yang memiliki perhatian penuh terhadap
masalah sosial-keagamaan, sehingga mampu mengatasi masalah-masalah yang
timbul di masyarakat, serta mampu menggalang kerja sama yang baik antara
Umara dengan Ulama.
Dalam kaitannya penulisan skripsi ini, bila dilihat dari pengertian
peran, adalah suatu kewajiban atau kegiatan suatu upaya menyelamatkan
manusia dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang (narkoba) yang sangat
memerlukan suatu upaya-upaya atau cara-cara tertentu agar manusia terhindar
dari narkoba dan miras. Dalam hal ini, Badan Komunikasi Pemuda Majlis
Ta’lim Nahdlatul Fata Pasirputih Kec. Sawangan Kota Depok melakukan
upaya-upaya untuk menyelamatkan manusia khususnya pemuda dan remaja
Islam agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba dan senantiasa berada di
jalan Allah SWT.
Hal yang melatarbelakangi penulisan skripsi mengenai peran
BKPMTNF Pasirputih Kecamatan Sawangan Kota Depok adalah:
1. Ingin mengetahui peran Badan Komunikasi pemuda Majlis Ta’lim
Nahdlatul Fata (BKPMTNF) dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba
6 Majalah Perkawinan dan Keluarga, 500.000 Narkobais Terancam Aids, Jakarta BP4
Pusat No. 359/2002 hal. 15
6
2. Ingin menelusuri BKPMTNF sebagai suatu lembaga pemuda dan remaja
dalam menjalankan aktivitasnya di Kelurahan Pasirputih Kecamatan
Sawangan Kota Depok
3. Semakin banyaknya pemakai serta pengedar narkoba
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Perkembangan narkoba yang terjadi saat ini sudah sangat
memprihatinkan, namun setiap masalah pasti ada jalan keluar dan
pencegahannya, agar bisa mengurangi dan memberantas baik pemakai
maupun pengedar. Begitu juga dengan BKPMTNF dengan segala
aktivitas dan kegiatannya menciptakan dan memberikan pembinaan
keislaman agar bertaqwa kepada Allah SWT. Dalam penulisan skripsi ini,
penulis membatasi penelitian pada peran Badan Komunikasi Pemuda
Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata dalam pencegahan Penyalahgunaan narkoaba
dan upaya apa saja yang dilakukan oleh Badan Komunikasi Pemuda
Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata dalam pencegahan peynalahgunaan narkoba
bagi remaja Kelurahan Pasirputih Kecamatan Sawangan Kota Depok.
2. Perumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah yang penulis paparkan di
atas, penulis mencoba meneliti dan mengkaji pokok-pokok masalah
hingga masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
7
a. Bentuk-bentuk penyalahgunaan narkoba di Kelurahan Pasirputih
Kecamatan Sawangan Kota Depok ?
b. Bagaimanakah peran dan aktivitas BKPMTNF dalam mengatasi
penyalahgunaan narkoba ?
c. Bagaimana hambatan dan solusinya ?
C. Tujuan dan manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Tujuan teoritis adalah
1). Untuk mengetahui bentuk-bentuk penyalahgunaan narkoba di
Kelurahan Pasirputih Sawangan Kota Depok
2). Untuk mengetahui peran dan aktifitas BKFMTNF dalam
pencegahan penyalahgunaan narkoba
3). Untuk mengetahui hambatan dan solusinya
b. Tujuan Praktis adalah
Untuk memenuhi syarat-syarat dan melengkapi tugas dalam
mencapai gelar Sarjana Sosial Islam pada Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademik
1) Hasil dari peneliti kali ini, dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
2) Dapat memberikan ilmu pengetahuan tentang bagaimana cara
berdakwah yang baik dan efektif.
b. Manfaat Praktis
8
1) Dapat memberikan masukan dan sebagai pembelajaran dalam
penelitian selanjutnya
2) Dapat memberikan pengetahuan tentang bahaya dari
penyalahgunaan obat-obatan terlarang (Narkoba)
D. Tinjauan Pustaka
Seteleh saya meneliti di Perpusatakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi ternyata saya temui sebuah skripsi yang berjudul Peran Pimpinan
Daerah Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (DPD
BKPRMI) Kota Depok dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba yang oleh
Akmal mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam angkatan tahun 2002. Isi skripsi tersebut membahas tentang
peran lembaga (DPD BKPRMI) dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba.
Berbeda dengan skripsi diatas, skripsi saya ini membahas peran Badan
Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata (BKPMTNF) Kelurahan
Pasirputih Sawangan Kota Depok dalam pencegahan penyalahgunaan
narkoba. Perbedaan antara skripsi diatas dengan skripsi saya terletak pada
judul, objek, subjek dan waktu penelitian.
E. Metodologi
1. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research). Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yang bersifat
9
deskriptif analisis, yaitu metode yang memiliki beberapa langkah
penerapan. Langkah pertama adalah mendeskripsikan gagasan primer yang
menjadi gagasan utama. Gagasan primer ini diperoleh dari hasil
wawancara yang mendalam dengan informan. Langkah selanjutnya adalah
membahas gagasan primer tersebut yang sebetulnya memberikan
penafsiran penulis terhadap gagasan yang telah dideskripsikan. Dan yang
terakhir adalah melakukan study analitik, yaitu study terhadap serangkaian
gagasan primer.7
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Badan Komunikasi Pemuda
Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata Pasirputih Kecamatan Sawangan Kota
Depok. Sebagaimana yang dikatakan oleh Prof. Dr. Imam Suprayogo,
dalam bukunya Metode Penelitian Sosial Agama, “Dalam penelitian
kualitatif menempatkan sumber data (informan) sebagai subjek yang
memiliki kedudukan yang penting”.8 Karena kebenaran dan keakuratan
data di ambil dari hasil wawancara terhadap senua pihak yang terdapat
dalam sebuah organisasi tersebut yakni BKPMTNF.
Adapun objek dalam penelitian kali ini adalah peran BKPMTNF
kelurahan Pasirputih Sawangan Kota Depok dalam pencegahan
penyalahgunaan narkoba.
7 Mastuhu, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam, Tinjauan Antara Disiplin Ilmu,
(Bandung: Pusjarlit dan Nuansa, 1998), cet.1, hal. 45-47 8 Imam Suprayogo, Thabrani. Metodologi Penelitian Sosial Agama (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2001), cat. Ke-1, hal.163
10
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapaun tempat yang digunakan untuk penelitian adalah
sekertariat BKPMTNF, sekertariat Karang Taruna, kantor Kelurahan
Pasirputih, kantor Kepolisian. Waktu yang digunakan peneliti dalam
melakukan penelitian adalah pada Desember 2009-Maret 2010.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:
a. Observasi, yakni merupakan salah satu metode dalam penelitian ini
yang berarti pengamatan, penglihatan dalam hal ini dilakukan penulis
untuk menggali data atau informasi dari sumber data yang ada di
BKPMTNF, yang berupa peristiwa, tempat, dokumentasi, yang ada
dalam dalam organisasi tersebut.
b. Wawancara, yaitu percakapan langsung dan tatap muka dengan
maksud tertentu yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi.9 Dalam hal ini penulis mewawancarai satu pengurus dan
satu anggota BKPMTNF pasirputih Kecamatan Sawangan Kota
Depok.
c. Dokumentasi biasa diartikan sebagai kumpulan catatan hasil kerja.
Baik berupa catatan (rekaman), video (gambar dan suara), dan foto
9 Imam Suprayogo, Thabrani. Metodologi Sosial Agama ( Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), cet. Ke-1, hal. 172
11
(gambar).10
Pada prinsipnya ketika kita melihat sebuah dokumentasi,
kita ingin mendapatkan gambaran bagaimana proses itu berlagsung.
5. Analisis data
Analisis data adalah prosedur penyederhanaan data kedalam bentuk
yang lebih muda dibaca dan diinterpretasi.11 Setelah semua data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini tekumpul maka langkah berikutnya adalah
mengolah dan menganalisis data tersebut, teknik analisis yang digunkan
dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriftif.
Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam
memperoleh temuan-temuan hasil penelitian, hal ini disebabkan data yang
telah didapatkan akan menuntut peneliti dalam upaya mendapatkan
temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik yang tepat.
Dalam penelitian kali ini penulis meneliti aktivitas BKPMTNF
dalam melakukan perannya dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba
dengan menggunakan data-data yang ada di BKPMTNF yang bias
dijadikan sumber data.
6. Pedoman Penulisan
Adapun teknik penulisan tetap berpedoman kepada buku penulisan
karya ilmiah (skipsi, tesis, disertasi) UIN Syarif Hidayatillah Jakarta
dengan tim penulis: Hamid Nasuhi, Ismatu Ropi, Oman Fathurahman, M.
10
Geogle. Com. Pengertaian Dokumentasi 11
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I (Yogyakarta : Gajah Mada University Fakultas
Psikologi UGM, 1985)
12
Syairozi Dimyati, Nety Hartati, Syopiansyah Jaya Putra. Cetakan II, April
2007.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh kemudahan dalam penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan beberapa hal mengenai sistematika penulisan. Adapun
sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, secara rinci sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Menguraikan seputar latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis
Yang berisikan pengertian-pengertian diantaranya : pengertian
peran, lembaga dakwah dan penyalahgunaan narkoba.
BAB III : Gambaran Umum BKPMTNF Pasirputih Kecamatan
Sawangan Kota Depok.
Dalam bab ini, penulis menguraikan latar belakang berdirinya
BKPMTNF Pasirputih Sawangan Kota Depok, tujuan berdirinya,
visi dan misi, aktivitas umum, stuktur organisasi, kendala dan
solusi
13
BAB IV : Temuan Dan Analisis Data
Disini diuraikan bentuk-bentuk penyalahgunaan narkoba di
kelurahan Pasirputih, peran dan aktivitas BKPMTNF dalam
pencegahan penyalahgunaan narkoba, hambatan-hambatan dan
solusinya, serta analisis.
BAB V : Kesimpulan
Dalam bab ini, penulis memberikan kesimpulan dari apa yang
telah dipaparkan dari hasil penelitian, selanjutnya penulis juga
memberikan saran-saran yang ditujukan kepada pengurus
BKPMTNF.
14
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Peran
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia “peran adalah bagian dari tugas
utama yang harus dilakukan”.1 Sedangkan Gress Massan dan A. W. MC
Eachern sebagaimana dikutip oleh David Berry mendefinisikan “peran
Sebagai perangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang
menempati kedudukan sosial tertentu, harapan tersebut merupakan hubungan
norma-norma sosial. Oleh kerenya itu, harapan tersebut ditentukan oleh
norma-norma di dalam masyarakat”.2
Dari pengertian peran diatas, terlihat suatu gambaran bahwa peran
merupakan kewajiban, keharusan seseorang ataupun lembaga karena
mempunyai kedudukan tertentu di masyarakat sehingga membawa pengaruh
untuk menjalankan sesuatu sesuai dengan aturan dan norma-norma yang
berlaku.
Bila dikaitkan dalam penulisan skripsi ini, peran merupakan
wewenang, tindakan positif untuk menyelamatkan manusia dari pengaruh
obat-obatan terlarang (narkoba), yang kebanyakan pengguna adalah para
generasi muda yang merupakan pilar bangsa, agama dan negara.
Untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam kaitannya
penyalahgunaan narkoba diperlukan suatu upaya-upaya pencegahan, agar para
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Inddonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1998) Hal. 1667 2 N. Gress. WS. Massan and A. W. MC. Eacharn. Ploratind Role Analysis, dalam David
Berry, Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993) Cet. Ke-3,
hal 94
15
pengguna narkoba sadar akan bahaya yang dikeluarkan dari pemakaian
narkoba., dan tidak lagi menggunakan/mengkonsumsi obat-obatan terlarang
(narkoba).
B. Lembaga Dakwah
Lembaga Dakwah adalah organisasi pembinaan keIslaman dan
mengadakan berbagai kegiatan keIslaman sebagai upaya syiar Islam. Dakwah
adalah kewajiban asasi bagi setiap muslim yang harus senantiasa ditegakkan
syi'arnya, dimantapkan keberadaannya, dan ditata gerak kelembagaannya.
Dilihat dari segi bahasa, kata dakwah berasal dari kata Arab
da’wah, merupakan bentuk masdhar dari kata kerja da’a yang berari seruan,3
ajakan atau penggilan. Serua dan panggilan ini dapat dilakukan dengan suara,
kata-kata atau perbuatan. Kata dakwah juga berarti doa’a (al-du’a) yakni
harapan, permohonan kepada Allah SWT atau seruan (al-nida). Menurut
Amrullah Ahmad :
Dakwah adalah mengajak umat manusia supaya masuk kedalam
jalan Allah (sistem Islam) secara menyeluruh baik dengan lisan maupun
dengan tulisan dan perbuatan sebagai ikhtiar muslim mewujudkan ajaran
Islam menjadi kenyataan daaalam kehidupan Shahsiyah, Usrah, jama’ah dan
umat dalam semua kehidupan secara berjama’ah sehingga terwujud Khairul
Ummah.4
Sementara menurut M. Quraish Shibab, memberikan definisi
dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah
situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun
3 Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Syyid Quthub (Jakarta : Penamadani .2006) cet ke-1,
hal 144 4 Marullah Ahmad, Dakwah Islam Sebagai Ilmu : Sebuah Kajian Epistimologi Dan
Struktur Keilmuan Dakwah, t.t. Hal.25
16
masyarakat.5 Perwujudan dakwah menurut beliau bukan sekedar peningkatan
pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan saja, tetapi menuju
pada pelaksanaan sasaran yang lebih luas. Dakwah harus lebih berperan
menuju pada pelaksanaan ajaran Islam secara menyeluruh dalam aspek
kehidupan, baik politik, ekonomi, maupun sosial budaya.
Dari beberapa definisi dakwak diatas, penulis meyimpulkan bahwa
dakwah suatu kegiatan mengajak manusia untuk selalu melakukan perbaikan-
perbaikan yaitu mengubah kondisi masyarakat, dalam hal ini masyarakat
mad’u dari kondisi apa adanya kepada kondisi apa yang seharusnya, melipti
semua aspek kehidupan.
C. Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan
tidak untuk maksud penggobatan, tetapi ingin menikmati pengaruhnya, dalam
jumlah yang berlebihan yang secara kurang teratur, dan berlangsung cukup
lama, sehingga menyebabkan gangguan fisik, mental, dan kehidupan
sosialnya.6
Pemakaian narkoba secara berlebihan tidak ditunjukan jumlah
dosisnya, tetapi yang penting pemakian berakibat pada gangguan salah satu
fungsi, baik fisik, psikologis, maupun sosial. Ganggauan fisik berarti
gangguan fungsi atau penyakit pada organ-organ tubuh, seperti penyakit hati,
jantung, HIV/AIDS. Gangguan psikologis meliputi cemas, sulit tidur, depresi.
gangguan sosial, meliputi kesulitan dengan orang tua, teman, sekolah,
pekerjaan, keuangan, dan berurusan dengan polisi.
5 Quraish Shihab, Wawasan Al-qur’an (Bandung : Mizan, 1992) cet. Ke-1 hal.194
6 Lydia Harlina Martono. Satya Joewana, Pencegahan dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah , (Jakarta: Balai Pustaka, 2006). Cet. Ke-1,hal 17
17
Banyak alasan mengapa narkoba disalahgunakan diantaranya agar
dapat diterima oleh lingkungan, mengurangi stres, mengurangi kecemasan,
agar bebas dari rasa murung, mengurangi keletihan, kejenuhan atau
kebosanan, untuk mengatasi masalah pribadi dan lain-lain.
Akan tetapi terlepas dari semua alasan diatas, remaja
menyalahgunakan narkoba, karena ditawarkan oleh seseorang atau
sekelompok teman sebaya, agar mau mencoba memakainya. Untuk itu
anakanak dan remaja harus meningkatkan kewaspadaan mengenai berbagai
situasi penawaran.
1. Pengertian Narkoba dan Bahaya narkoba
Narkoba atau Naza adalah obat/bahan/zat, yang bukan tergolong
makanan. Jika diminum, dihisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan,
berpengaruh terutama pada sistem kerja otak (susunan saraf pusat), dan sering
menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, kerja otak berubah (meningkat atau
menurun). Demikian pula fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran
darah, pernapasan,dan lain-lain)7
Secara umum NARKOBA atau dalam istilah disebut sebagai DRUG
adalah sejenis zat yang memiliki ciri-ciri tertentu. Narkoba adalah zat yang
dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang
menggunakan dengan memasukkannya kedalam tubuh manusia. 8
Pengaruh Narkoba atau Naza berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit,
rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan.
7Lydia Harlina Martono. Satya Joewana, Pencegahan dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah , (Jakarta: Balai Pustaka, 2006). Cet. Ke-1,hal 5 8 Dinas Hukum Polda Ja-Bar, Penyalahgunaan Narkoba ditinjau dari aspek Kriminalitas
dan Kenakalan Remaja di Jawa Barat, Makalah seminar, (Bandung: Agustus 2001) hal.7
18
Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO (World Health
Organization) telah memberi batasan tentang Drug (Narkoba) sebagai berikut:
“Setiap zat yang jika masuk kedalam organisme hidup akan mengadakan
perubahan pada satu atau lebih fungsi-fungsi organisme tersebut”.9 Fungsi-
fungsi organisme itu diantaranya ialah fungsi berpikir, perasaan, dan perilaku
pemakainya. Zat atau Narkoba itu banyak di salah gunakan sehingga
menimbulkan kecanduan (addiction) yang pada akhirnya menimbulkan
ketergantungan (dependence).
Dalam undang-undang RI No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika dan
psikotrofika menyebutkan narkotika adalah “Zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.” 10
Sedangkan Soedjono. D. SH, mendefinisikan narkoba adalah “Suatu
bahan yang terutama mempunyai efek kerja pembiusan atau dapat
menurunkan kesadaran hingga dapat menimbulkan gejala-gejala fisik dan
mental lainnya, apabila dipakai secara terus menerus dan secara liar dengan
akibat terjadinya ketergantungan (kecanduan) pada bahan tersebut.” 11
Dari
jenis-jenis narkoba, ada yang dapat menimbulkan kecanduan dan ada pula
yang tidak. Obat yang dapat menimbulkan kecanduan dan ketergantungan
mempunyai beberapa ciri yaitu :
1. Keinginan yang tak tertahankan untuk menambah takaran (dosis) sesuai
dengan toleransi tubuh.
9 Dadang Hawari, Konsep Islam Memerangi AIDS dan NAZA ,(Yogyakarta: Dana Bhakti
Prima Yasa, 1996) cet. Ke -VI hal.110 10
AKP. Rusbandi. NAZA Jalan Menuju Maut, (Depok: CV. Indi Grafis,2001) hal.52 11 Soedjono.D, Patologi Sosial, (Bandung : Alumni 1974) hal.79
19
2. Ketergantungan psikis (psychological dependent), apabila pemakaian
dihentikan, akan menimbulkan kecemasan, kegelisahan, depresi, dll.
3. Ketergantungan fisik (psychal dependence), apabila pemakai dihentikan,
akan menimbulkan gejala fisik yang dinamakan gejala putus NAZA
(ithdrawal sympton).12
Bila dilihat dari semua pengertian Narkoba atau Naza (Drug) baik
sintetis maupun semi sintetis, adalah suatu zat yang dapat menyebabkan
perubahan kepada tubuh si pemakai bahkan dapat mengganggu akal sehat.
Terlebih bila pemakaiannya secara terus menerus dan secara liar dapat
menimbulkan ketergantungan baik psikis maupun fisik.
Narkoba memiliki berbagai jenis dan mempunyai efek buruk yang
bermacam-macam :
1. Ganja
Ganja atau mariyuna adalah jenis tanaman perdu, yang tingginya
1,5 meter. Ganja ini dikenal dengan istilah chimeng, stone, norkis, hash
dan grass.
Ganja memiliki efektifitas yakni akan membuat pemakainya
mejadi lamban berfikir, nampak bodoh dan mengesalkan. Hal tersebut
dikarenakan ganja mempengaruhi kosentrasi dan daya ingat si pemakai,
yang akhirnya pada kondisi sakau,13 pecandu akan mengalami
meningkatnya denyut nadi, rasa takut yang berlebihan, panik, depresi,
serta timbulnya halusinasi (khayalan). 14
12
Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta:
Dana Bhakti Prima, 1996) hal. 139-140 13
Sakau : Gejala putus zat atau kondisi sakit sebelum mengkonsumsi naza 14 AKP. Rusbandi. NAZA Jalan Menuju Maut, (Depok: CV. Indi Grafis,2001) hal. 8-9
20
2. Heroin
Heroin adalah jenis naza/narkoba yang berbentuk bubuk atau
larutan dengan cara penggunaan disedot atau disuntikkan. Heroin dikenal
dengan istilah putaw (heroin kelas 5 dan 6).15
Bahaya heroin untuk pemakai pemula akan mengalami gangguan
mental organik (GMO) yang ditandai dengan gejala :
a. Pupil mata mengecil kemudian melebar akibat anoksia
b. Rasa gembira yang berlebihan (Euforia) yang kemudian sedih tanpa
sebab (Diforia), kehilangan tenaga (Reterdasi Psikomotor) hilangnya
konsentrasi dan daya ingat. 16
Sedangkan bagi pecandu yang sudah parah, yang paling mungkin
baginya hanya dua pilihan yaitu : mencari obat itu dengan segala cara atau
(kalau tidak dapat) akan mati.17
3. Amphetamin
Amphetamin biasanya berupa pil, kapsul, dan serbuk. Amphetamin
juga dikenal dengan nama “AMPHET” zat ini sangat peka merangsang
perasaan pemakainya. Bagi pemakai obat ini akan terangsang penyakit
bengong, merasa kesepian, terasing dan akibat lain dari obat ini adalah
berat badan menurun, tekanan darah tinggi, denyut jantung dan nadi tak
beraturan serta paranoid. 18
4. Ekstasy
15
AKP. Rusbandi. NAZA Jalan Menuju Maut, (Depok: CV. Indi Grafis, 2001) hal. 1 16
Mashuri Subiro, Islam Melawan Narkoba, (Yogyakarta: Kurnia Graphik Computer,
2000). cet. Ke-1. hal. 35 17
Mashuri Subiro, Islam Melawan Narkoba, (Yogyakarta: Kurnia Graphik Computer,
2000). cet. Ke-1. hal. 35 18 ibid hal. 1
21
Ekstasy diproduksi secara ilegal dan bentuk kapsul serta tablet. 19
zat ini bukan merupakan hasil olahan dari tumbuh-tumbuhan sebagaimana
candu, ganja, dan coca atau alkohol, tapi merupakan zat kimia yang
dihasilkan oleh industri farmasi.
Bahaya zat ini mempengaruhi terhadap susunan syaraf pusat (Otak)
serupa dengan narkotika dan alkohol. Zat ini juga dikategorikan sebagai
psycotropika (mengubah mental dan jiwa pemakainya). 20
5. Shabu-shabu
Zat ini memiliki bentuk kristal, tidak berbau dan tidak berwarna.
Nama lain dari shabu-shabu adalah kristal, ubas, SS, mecin.
Bahaya dari zat jenis ini akan mengakibatkan impotensi, kejang-
kejang, paranoid, kerusakan pada usus, ginjal, jantung dan berakhir pada
sebuah kematian. 21
6. In Halen
Jenis naza yang dikenal dengan In Halen ini adalah zat sejenis lem
sebagaimana juga yang terdapat dalam lem dan pengencer cat (thinner).
Bahaya dari zat ini akan menimbulkan hilang ingatan, tidak dapat
berpikir sehat, mudah berdarah, kerusakan sistem syaraf otak, kerusakan
hati, ginjal, sakit paru-paru serta menyebabkan kematian mendadak.22
19
Mashuri Subiro, Islam Melawan Narkoba, (Yogyakarta: Kurnia Graphik Computer,
2000). cet. Ke-1. hal. 38 20
Mashuri Subiro, Islam Melawan Narkoba, (Yogyakarta: Kurnia Graphik Computer,
2000). cet. Ke-1. hal. 38 21
AKP. Rusbandi, NAZA Jalan Menuju Maut, (Depok: CV. Indi Grafis, 2001) hal. 15 22 Ibid
22
7. Cocain
Cocain diperoleh dari sari daun Coca, yang berupa serbuk, cocain
berwarna putih dengan rasa pahit. 23
Dampak buruk dari cocain adalah terhadap fisik dan mental,
sehingga ciri-ciri fisik dan Psycologi pemakainya hapir serupa dengan
kondisi pemakai naza jenis lainnya (ganja, shabu-shabu, putaw, morfin,
miras).
8. Morfhin
Morfhin berasal dari candu mentah yang diolah dengan bahan-
bahan kimia lainnya. Zat naza ini memiliki beberapa bentuk :
a. Bubuk atau serbuk putih
b. Berupa cairan berwarna putih
c. Berbentuk balok kecil dengan merek ( 999, OK, AA, IA)
d. Dalam bentuk tablet kecil. 24
Penyalahgunaan Morfhin bisa mengakibatkan komplikasi atau
berakibat berkembangnya penyakit kulit paru-paru, ginjal dan berakhir
pada kematian. 25
9. Candu (Opium)
Naza jenis ini diperoleh dari opium mentah melalui suatu rentetan
pengolahan (proses larutan, pemanasan, dan peragian).26
Bahaya dari
candu ini, bagi si pemakai sangat sulit untuk disembuhkan karena merasa
23
Masruhi Subiro, Islam Melawan Narkoba, (Yogyakarta: Kurnia Graphik Computer,
2000). cet. Ke-1. hal. 23 24
AKP. Rusbandi, NAZA Jalan Menuju Maut, (Depok: CV. Indi Grafis,2001) hal. 18 25
Rachman Hermawan, Penyalahgunaan Narkotika oleh Para Remaja, (Bandung PT.
Eresco, 1988) cet. Ke-II, hal. 14 26 ibid
23
tidak akan hidup tanpa candu. Bagi pecandu hidupnya sangat sengsara dan
kurus kering.
10. Minuman Keras (Miras)
Miras atau Minuman Keras (beralkohol) seperti arak, whisky, bir
dan lainnya. Bahaya yang ditimbulkan dari miras tidak kalah hebatnya dari
jenis-jenis lainnya seperti mengakibatkan : mudah tersinggung, kesehaatan
menurun drastis, dan bila overdosis maka jantung akan berdetak dengan
cepat, mengeluarkan darah dari hidung hingga mengakibatkan kematian.
11. Obat Penenang atau Obat Tidur
Obat tidur adalah Psycotrofika golongan IV dan V, obat ini sering
juga disebut Pil Koplo atau Pil BK. Penyalahgunaan Pil koplo dan pil BK
dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti muntah-muntah, jantung
berdebar-debar, badan lesu dan lain-lain. 27
2. Narkoba dalam Padangan Islam
Islam menghendaki kemaslahatan bagi semua manusia dan sangat
menentang sesuatu yang dapat membawa keburukan bagi manusia. Narkoba
(narkotik dan obat-obatan berbahaya) adalah salah satu yang dapat membawa
keburukan bagi manusia, walaupun pada prinsipnya apabila digunakan dengan
cara diminum, dihisap, dihirup, disuntikkan dan sebagainya, akan membawa
pengaruh (positif yang kecil dan negatif yang amat besar) bagi pemakainya.
27 AKP. Rusbandi, NAZA Jalan Menuju Maut, (Depok: CV. Indi Grafis,2001) hal. 21-24
24
Agar fungsi akal manusia tetap terpelihara dengan baik, maka salah
satu cara untuk memeliharanya dengan cara menjauhkan diri dari narkoba.28
Sesuai dengan firman Allah :
$pκ š‰r' ‾≈ tƒ t Ï%©!$# (#θ ãΨ tΒ#u Ÿω (#θ ç/ t�ø) s? nο 4θn= ¢Á9$# óΟçFΡr&uρ 3“t�≈s3 ß™ 4®Lym (#θßϑ n= ÷è s? $tΒ tβθä9θ à) s?
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman jangan kamu menghampiri
sembahyang, ketika kamu sedang mabuk sampai kamu mengetahui
apa yang kamu katakan.” (An-Nisa : 43).
Selain ayat tersebut, Allah juga berbicara tentang khamar,
sebagaimana dalam firman-Nya :
ª y7tΡθ è= t↔ó¡o„ Ç∅ tã Ì�ôϑ y‚ø9$# Î�Å£÷� yϑø9$#uρ ( ö≅è% !$yϑ ÎγŠÏù ÖΝ øOÎ) ×�� Î7Ÿ2 ßìÏ�≈oΨ tΒ uρ Ĩ$Ζ= Ï9
!$yϑ ßγ ßϑ øO Î)uρ ç� t9ò2r& ÏΒ $yϑ Îγ Ïè ø�‾Ρ 3 Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi; katakanlah :
pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.” (Al-
Baqarah : 219)
Selama dosanya lebih besar dari manfaatnya maka sisi dosa itulah
yang mendominasi.29 Setelah ketentuan itu, Allah SWT memberikan
ketentuan hukum terakhir baagi masalah ini dalam firman-Nya :
$pκ š‰r' ‾≈ tƒ t Ï%©!$# (#þθãΨ tΒ#u $yϑ ‾ΡÎ) ã�ôϑ sƒø: $# ç�Å£øŠyϑ ø9$#uρ Ü>$|ÁΡF{ $#uρ ãΝ≈ s9ø—F{ $#uρ Ó§ô_Í‘ ô ÏiΒ È≅yϑ tã
Ç≈sÜ ø‹¤±9$# çνθç7Ï⊥ tGô_ $$sù öΝ ä3 ª=yè s9 tβθßsÎ= ø� è? ∩⊃∪
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khomer,
(berkorban) untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah
perbuatan keji, termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah :
90)
28
Ditjem Bimnas Urusan Haji, Pandangan Islam Tentang Narkoba, (Jakarta: Tahun
1994-1995) hal. 19 29
M. Mutawali Asy-sya’rawi, Dosa-dosa Besar, (Jakarta: Gema Insani Perss. 2000) cet.
Ke-1, hal. 107
25
Nas dari ayat di atas sangat jelas mengharamkan meminum khamer.30
Dalam sunnah rasul datang menafsirkan tentang khamer :
كل : وعن ابن عمر رضي اهللا عنهما ان النبي صلى اهللا عليه وسلم قالسكل مو رمر خكسم امرر حاخرجه مسلم(ك(
Artinya : Dari Ibn Umar r.a bahwasannya Nabi Muhammad SAW bersabda :
“tiap-tiap yang memabukkan itu khamer, dan tiap-tiap yang
memabukkan itu haram.” (HR. Muslim).
Hukum dari kedua hadits tersebut, berkaitan erat dengan terjadinya
‘keburukan’ yang diakibatkannya. mengharamkan khamer adalah memabukan
dan segala sesuatu yang didalamnya terdapat hal-hal yang memabukkan dan
hilangnya akal sehat juga terdapat hukum pengharaman.31
Maka dengan
demikian, obat-obatan terlarang yang dapat menghilangkan akal sehat dan
memabukkan, didalam agama Islam dianggap sebagai sesuatu yang haram. 32
Dengan demikian, saat mengharamkan khamer, Allah SWT
berkehendak menjaga akal manusia, karena akal adalah proses diberikannya
beban taklif (aturan dan tuntutan hukum) bagi manusia.
Karena sasaran utama tuntunan agama adalah menjaga lima pokok
elemen vital kehidupan manusia, yaitu keselamatan jiwa, keselamatan
kehormatan jiwa, keselamatan harta, keselamatan akal dan keselamatan
agama. Prioritas keselamatan lima elemen ini di mulai dari upaya untuk
menjaga keselamatan akal. Dengan demikian akal adalah pokok bagi proses
pemberian beban kepada manusia. Dan Allah menginginkan manusia agar
tidak mengacaukan akalnya dengan segala sesuatu yang memabukkan.
30
Imam Abi Husain, Shahih Muslim, (Beirut : Daar Al-Fikr, 1993), jilid 2, hal. 270 31
Ahmad Sauqi, Al-fanjari, Nilai-nilai Kesehatan dalam Syari’at Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1996) cet. Ke-1, hal. 240 32
Adnan Hasan Baharits, Bahaya Obat Terlarang Terhadap Anak Kita, ( Jakarta: Gema
Insani Press 1998) cet. Ke-1 hal. 34-35
26
Jadi segala sesuatu yang menghilangkan fungsi akal adalah masuk
kedalam kategori khamar, karena akal adalah organ tubuh manusia yang
menentukan kompetensinya untuk menanggung taklif beban hukum. 33
Sedangkan menurut jumhur ulama (Imam Malik, Imam Syafi’i dan
Imam Ahmad) khamar adalah: “Nama yang mencangkup semua yang
memabukkan, baik yang bahayanya dari perasan anggur, korma, atau
lainnya”.34
Jadi khamar adalah nama setiap sesuatu yang merusak fungsi akal
dan memabukkan.
Hukum haram itu terjadi karena mudarat (keburukan/kerugian) yang
ditimbulkannya, baik yang bersifat khusus maupun yang bersifat umum.
Dalam hukum Islam tidak dibedakan antara zat yang memabukkan yang alami
dengan zat yang memabukkan (aditif) yang dihasilkan dari proses
laboratorium (hasil rekayasa farmasi), semuanya haram untuk dikonsumsi.
Oleh karena itu syariat Islam tidak mungkin memperbolehkan satupun
diantara benda-benda yang memabukkan itu, dan Islam secara terang-terangan
langsung menentang penyalahgunaan narkoba baik perorangan maupun
kelompok atau organisasi.35
Pada prinsipnya setiap perbuatan atau kegiatan yang mengarah dan
mengakibatkan kerusakan, kerugian serta penderitaan bagi manusia hukumnya
terlarang dalam ajaran Islam.
33
M. Mutawalli Asy-sya’rawi, Dosa-dosa Besar, (Jakarta: Gema Insani Pres. 2000) cet.
Ke-1,hal. 106 34
Muhammad Ali As-Sahbuny, Tafsir ayat Ahkam, Terjemah muamalah Hamidi dan
Imran Manan, (Surabaya:Bina Ilmu, 1983),hal 222 35
Masruhi Subiro, Islam Melawan Narkoba, (Yogyakarta: Kurnia Graphik Computer,
2000). cet. Ke-1. hal. 80
27
3. Peraturan Perundang-undangan
Dalam hal mengatasi penyalahgunaan obat yang sangat berbahaya,
negara membuat peraturan perundang-undangan, agar dapat mencegah
terjadinya kriminalitas yang disebabkan oleh obat-obat yang menimbulkan
ketergantungan dan kecanduan dalam mengonsumsi obat tersebut. Baik
kepada si pemakai maupun si pengedar akan terkena hukum yang berlaku di
negara kita.
1. Menggunakan Narkoba Bagi Diri Sendiri/Orang Lain
a. Narkoti dan psikotropika hanya dapat digunakan untuk kepentingan
pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan (UU Narkotia Pasal 4;UU
Psikotripika Pasal 4)
b. Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum menggunakan narkotika
golongan 1 bagi diri sendiri, dipidana penjara paling lama 4 tahun,
golonganm II 2 tahun, dan golongan III 1 tahun (UU Narkotika Pasal 85)
c. Barang siapa yang mengunakan ( kecuali untuk tujuan ilmu
pengtahuan ) psikotripika I diluar ketentuan hukum dapat dipidana 4-15
tahun penjara dan denda 15 juta hingga750 juta rupiah ( UU
Psikotropika Pasal 59 )
d. Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum menggunakan narkotika
terhadap orang lain atau memberikan narkotika golongan I untuk
digunakan orang lain, dipidana penjara paling lama15 tahun dan denda
paling banyak 750 juta rupiah; golongan II 19 tahun penjara denda 500
juta ; golongan III 5 tahun dan denda 250 rupiah ( UU Narkotuika Pasal
84 )
28
e. Barang siapa tidak melaporkan adanya penyalahgunaan dan pemilikan
psikotropika secara tidak sah dipidana penjara paling lama 1 tahun dan
pidana denda paling banyak 20 juta rupiah ( Pasal 64 )36
2. Kewajiban Menjalani Pengobatan dan Perawatan Bagi Pecandu Narkoba
a. Pecandu cukup umur dan orang tua/wali pecandu belum cukup umur
wajib melaporkan diri/dilaporkan keluarganya pada pejabat yang
ditunjuk pemerintah untuk mendapatkan pengobatan atau perawatan (
Pasal 88 Ayat 1)
b. Pecandu narkotika yang telah cukup umur dan keluarganya yang
sengaja tidak melaporkan diri untuk mendapatkan pengobatan atau
perawatan, dapat dikenai hukuman pidana kurungan paling lama 6
bulan/ denda paling banyak 2 juta rupiah bagi pecandu, dan pidana
kurungan paling lama 3 bulan/ denda paling banyak 1 juta rupiah bagi
keluarganya (Pasal 88 Ayat 1)
3. Memproduksi dan Megdarkan Narkoba
a. Memproduksi atau menggunakan dalam produksi, mengedarkan,
mengimpor, memiliki, menyimpan psikotropika golongan 1 dapat
dipidana penjara 4-15 tahun, dan denda 150-750 juta rupiah (UU
Psikotropika Pasal 59)
b. Barang siapa tanpa hak dan melawan humum menanam, memelihara,
memiliki, meyimpan/meguasai narkotika dalam bentuk tanaman/bukan
tanaman, memproduksi, mengolah, mengekstraksi, mengkonversi,
merakit/menyediakan, membawa,. Mengirim, mengangkut, mentrasito,
36
Harlina Lidya Martono, Joewana Satya, Pencegaha dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkoba Berbasis sekolah ( Jakarta : Balai Pustaka 2006 ) Cet ke-1 Hal15- 16
29
mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk dijual, menyalurkan,
menjual, membeli, menyerahkan, menerima, menjado perantara dalam
jual beli, atau menukar narkotika golongan I, diancam hukuman
penjara 4 tahun-hukuman mati atau penjara seumur hidup, denda 100
juta-5 milyar rupiah (UU Narkotika Pasal 80, 81, 82)37
37
Harlina Lidya Martono, Joewana Satya, Pencegaha dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkoba Berbasis sekolah ( Jakarta : Balai Pustaka 2006 ) Cet ke-1 Hal 16
30
BAB III
GAMBARAN UMUM BADAN KOMUNIKASI PEMUDA MAJLIS TA’LIM
NAHDLATUL FATA PASIRPUTIH SAWANGAN KOTA DEPOK
A. Latar Belakang Berdirinya BKPMTNF Pasirputih Sawangan Kota
Depok
Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata berdiri pada
tanggal 3 September 1999 M.1 Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim
Nahdlatul fata yang didirikan untuk menambah keilmuan tentang ajaran
agama Islam, menambah ketaqwaan, dan keimanan kepada Allah SWT dan
mengembangkan potensi pemuda untuk berorganisasi.
Secara formal BKPMTNF merupakan suatu organisasi kepemudaan
dan sebagai gerakan dakwah, organisasi kader, dan sebagai wahana
komunikasi organisasi kepemudan.
Adapun yamg melatar belakangi berdirinya BKPMTNF adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai reaksi tehadap gejala sosial yang berkepanjangan
2. Generasi pemuda sebagai tumpuan dan harapan agama dan bangsa
3. Mulai adanya kesadaran beragama dikalangan generasi pemuda Islam
B. Tujuan Berdirinya BKPMTNF
Badan komunikasi Pemuda Malis Ta’lim Nadhatul Fata (BKPMTNF)
Kelurahan PasirPutih Kecamatan Sawangan Kota Depok memiliki tujuan
1 Ta’aruf dan Wawancara pendiri pertama BKPMTNF, 4 Desember 2009
31
yakni memberdayakan dan mengembangkan potensi pemuda agar bertaqwa
kepada Allah SWT. Memiliki wawasan keislaman dan keindonesian yang
utuh, serta senantiasa memakmurkan masjid sebagai tempat beribadah.
Untuk memberdayakan serta mengembangkan potensi para pemuda,
BKP MTNF melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat pembinaan dan
membentuk lembaga-lembaga kursus yang ditangani oleh masing-masing
lembaga yang ada didalam Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim
Nadhatull Fata ( BKP MTNF ) tersebut. Agar para anggota memiliki wawasan
keagamaan dan juga wawasan kebangsaan serta dapat memakmurkan masjid
sebagai tempat ibadah umat Islam di lingkungannya masing-masing.
C. Visi, Misi BKPMTNF Kelurahan Pasirputih Sawangan Kota Depok
1. Visi
Ada beberapa visi dalam BKPMTNF tersebut yaitu :
a. Tuntunan sebagai sejarah umat
b. Wawasan keagamaan
c. Membangun akhlak pemuda
d. Untuk mempersatukan umat
Dewan pengurus BKPMTNF, sebagai suatu lembaga Islam
memiliki arah organisasi yang tidak hanya meningkatkan masalah
keagamaan saja, namun berusaha membentuk pemuda dan remaja masjid
yang memiliki orientasi pengembangan minat bakat dan pengembangan
32
ekonomi, serta kerukunan untuk terciptanya kerjasama antara ulama,
umara dan masyarakat.2
2. Misi
Dengan berorientasi serta merujuk kepada khittah perjuangan dan
visi BKPMTNF mempunyai misi program sebagai gerakan dakwah,
organisasi kader, serta wahana komunikasi organisasi pemuda se
Kelurahan Pasirputih.
Dalam melaksanakan program-program yang telah terbentuk di
BKPMTNF, melalui gerakan dakwah, melakukan kederisasi yang
bertujuan untuk membina para generasi penerus agar memiliki integritas
dan loyalitas terhadap Agama, Negara dan Organisasi.
D. Aktivitas Umum BKP MTNF Pasirputih Sawangan Kota Depok
Dalam struktur kepengurusan BKPMTNF melaksanakan program-
programnya yang telah dikesepakati dan telah dibentuk. Yakni sesuai dengan
kemampuan dibidangnya masing-masing. Adapun program Kerja BKPMTNF
sebagai berikut :
1. Mengadakan pengajian rutin yang dilaksanakan sebulan sekali yang
ditugaskan oleh tiap-tiap Rw masing-masing Pengajian Bulanan
Pengajian bulanan BKPMTNF yang setiap bulannya dilaksanakan itu
merupakan peninggalan dari pendiri pertama BKPMTNF, sampai sekarang
2 Wawancara pendiri pertama BKPMTNF priode 1999-2003
33
pengajian bulanan itu masih tetapi eksis dijalankan oleh pengurus
BKPMTNF.
Adapun bentuk dari pengajian bulanan itu adalah pengajian kuping,
artinya pengurus dan anggota serta jama’ah hanya mendengarkan
ceramah/siraman rohani yang biasanya diisi oleh mubaligh yang sengaja
diundang oleh para kordinator Rw untuk mengisi pengajian bulanan
tersebut.
Petugas pengajian bulanan itu bergilir sesuai dengan Rw masing-
masing, di kelurahan Pasirputih terdapat 10 Rw. Setiap kordinator Rw
menjadi petugas yang akan mengisi pengajian bulanan tersebut.3
2. Mengundang ulama-ulama besar untuk memberikan pembekalan ilmu
agama
3. Mengadakan peringatan hari-hari besar Islam (PHBI) dan hari-hari besar
nasional.
Dalam aktivitas BKPMTNF selalu memperingati hari-hari besar
baik yang islami maupun yang nasional, karena itu merupakan program
yang secara rutin dilakukan. Adapun kegiatan itu dilaksanakan bertujuan
untuk memperingati, menghargai, dan menjunjung tinggi nilai-nilai ke
Islam dan keindonesiaan. Adapun kegiatan hari besar Islam dan nasional
yang biasa dilaksanakan adalah :
a. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
b. Kegiatan Tarling Ramadhan
c. Peringatan Tahun Baru Islam
3 Ta’ruf dan wawancara ketua BKPMTNF 2009
34
d. Kegiatan Ziarah Untuk Para Pengurus
e. Peringatan HUT RI yang diisi dengan kegiatan-kegiatan positif,
diantaranya mengadakan perlombaan MTQ, orator (pidato), cerdas
cermat, syarhil Qur’an dan kegiatan olah raga, yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi dan bakat pemuda
4. Bersilaturahmi Kepada Alim Ulama dan Pembina BKPMTNF
Adapun tujuan dari silaturahmi tersebut adalah untuk meminta
do’a, motivasi dan juga saran dan bahkan BKPMTNF sering mendapat
sebuah kritikan yang bertujuan untuk membangun dari silaturahmi
tersebut. Menurut ketua BKPMTNF biasanya silaturahmi tersebut
dilaksanakan tiga bukan sekali, setelah melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang telah dibentuk dalam rapat kerja baik dalam jangka panjang,
menengah, dan program kerja jangka panjang.4
5. Mengadakan bakti sosial:
- Pengobatan Geratis
- Menjual sembako murah
- Mengadakan seminar Narkoba
- Kerja bakti membersihkan lingkungan kelurahan Pasirputih dan
membersihkan Masjid-masjid se-kelurahan Pasirputih
6. Pembinaan minat dan bakat (HIQPAS) himpunan qori dan qoriah dibidang
dan keahliannya masing-masing, untuk ikut serta dalam mewakili
kecamatan Sawangan di dunia per-MTQ-an dalam bidang :
- Mujawad (Tilawah) tingkat anak-anak, remaja, dan dewasa
4 ibid
35
- Syarhil Qur’an (Berpidato)
- Hapalan al-Qur’an (Hapidz) tingkat remaja
- Tulisan indah al-Qur’an (kaligrafi) tingkat remaja
7. Silaturahmi antara pengurus dan anggota BKPMTNF dengan para ulama-
ulama besar yang ada di Kelurahan Pasirputih.
E. Struktur Organisasi BKPMTNF 2009
Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nadhatul Fata sebagai
lembaga dakwah dan dalam hal kerja tidak mengabaikan team sebagai suatu
kekuatan yang saling mendukung dalam tubuh organisasi, maka untuk
memantapkan kerjanya dibutuhkan suatu srtuktur organisasi.5
Struktur organisasi yang tedapat dalam BKP MTNF sebagai berikut :
1. Pelindung : Kepala Kelurahan Pasirputih
Ketua LPM Pasirputih
Ketua RT dan RW se-kelurahan Pasirputih
Kepolisian setempat
2. Penasehat : Ketua BKMT Kel. Pasirputh
Ketua Nahdlatul Ulama Kelurahan Pasirputih
Bapak Abdul Rojak HC
Bapak KH. Ali Syahman
Bapak Ust. H. Mufroil
5 Data hasil laporan tahunan BKPMTNF 2009
36
3. Pembina : Bapak Ust. Naserih
Bapak Ust. Wahyudi. SPd.I
Bapak Ust. Endang Firdaus
4. Pengawas : Bapak Najiburahman. S.Sos.I
Bapak Sanusi SPd
Bapak Ahmad Najmuddin. SPd.I
Bapak Solahuddin
Bapak Ahmad Fadly .SPd.I
Ketua Umum : Romjah Saputra
Wakil Ketua : Boin Sanjaya
Sekertasis I : Siti Wardah
Sekertaris II : Ayu Pertiwi
Bendahara I : Maria
Bendahara II : Siti Rukoyah
1. Divisi Humas
Ketua : Deden Arif
Anggota : Ayang Bahtiar
Ahmad Fauzi
Saripah
Ahmad Baisuni
2. Divisi Pendidikan dan Dakwah
Ketua : Abdurahman
Anggota : Ikah
37
M. Masykur
Samsudin
Nurhayati
M. Rusli
3. Divisi Seni Budaya dan Olah Raga
Ketua : Ade Nurhasan
Anggota : Karlina
Abdurrahman
Wulan
Nuryanih
Nur Azizah
A. Hamdani
4. Divisi Kewirausahaan
Ketua : Adbul Rahim
Anggota : Lina
Sulaiman
Ahmad Madamin
Agus
5. Divisi Kebudayaan dan Olah Raga
Ketua : Ade Nurhasan
Anggota : Karlina
Abdulrahman
Wulan
Yanih
38
Nurazizah
A. Hamdani
6. Divisi Organisasi dan Keanggotaan
Ketua : M. Rifai
Anggota : Pian Iskandar
Yudhi Dwi
Sarifah
Witri
Ayang Bakhtiar
F. Kendala dan Solusi BKP MTNF Pasirputih Sawangan kota Depok
Kendala-kendala yang dihadapi oleh BKPMTNF Pasirputih Sawangan
kota Depok serta solusinya dalam menjalankan aktivitasnya adalah :
1. Kelembagaan Dan Kepengurusan
- Fungsionalisasi pengurus belum masksimal
- Kurang kesadaran pengurus akan tanggungjawabnya
- Kurang antusiasnya pengurus dalam melakukan kegiatan
2. SDM Dan Kaderisasi
- Potensi SDM belum menjadi kekuatan yang utuh
- Kaderisasi belum berjalan maksimal
- Merosotnya kaderisasi
- Kurang minat pemuda untuk berorganisasi
39
3. Pendanaan
- Pemanfaatan potensi internal BKPMTNF sebagai sumber dana belum
maksimal
- Belum adanya sumber dana yang jelas
Sedangkan menurut ketua BKPMTNF kendala yang dihadapi oleh
pengurus bertumpu pada beberapa permmasalahan.6Diantaranya berikut ini :
1. Lemahnya Kordinasi dan kesadaran Pengurus
Dalam tubuh pengurus BKPMTNF Pasirputuh Sawangan Kota
Depok tidak aktif semuanya, ada yang aktif dan ada juga yang tidak aktif,
hal ini dikarenakan masing-masing memiliki kegiatan yang beragam dan
sebagian bersar pengurus sudah bekerja. Dari hal ini BKPMTNF
mempunyai solusi untuk mengadakan kordinasi dan konsolidasi secara
bertahap dan terus menerus dengan cara mengadakan pertemuan satu
bulan sekali untuk mengadakan pertemuan dan memecahkan
permasalahan-permasalahan yang ada.
2. Belum adanya sumber dana yang jelas
Dalam berjalannya sebuah organisasi tidak terlebas masalah
pendanaan, karena itu merupakan faktor utama untuk berjalanya kegiatan-
kegiatan. Saat ini BKPMTNF memperoleh dana dari dua sumber yaitu:
a. Pengurus dan anggota
Selama ini untuk membiayai kegiatan dan acara BKPMTNF diperoleh
dari hasil iuran para pengurus dan anggota yang tidak ditentukan besar
kecilnya
6 Wawancara ketua BKPMTNF 2009
40
b. Donatur yang tidak terikat
Danatur ini hanya dilakukan untuk mengadakan acara yang
membutuhkan biaya yang sangat besar.
Untuk mengatasinya adalah BKPMTNF harus mencari sebuah donatur
tetap untuk menunjang kelancaran kegiatan. Dan membuka usaha dalam
bentuk koprasi yang dimiliki dan dikelola oleh BKPMTNF, yang hasilnya
bisa digunakan untuk menambah dana yang dibutuhkan dalam kegiatan.
41
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Bentuk-bentuk Penyalahgunaan Narkoba yang Terjadi di Kelurahan
Pasirputih Kecamatan Sawangan Kota Depok
Akhir-akhir ini tingkat penyalahgunaan narkoba/naza di Indonesia
sudah sangat memprihatinkan, karena dalam kenyataannya para pemakai lebih
banyak dilakukan oleh para remaja dan kaum muda mudi yang merupakan
penerus pembangunan serta cita-cita bangsa dan agama, yang lebih
memprihatinkan lagi diketahui penyalahgunaan narkoba sudah merambah
kepada kalangan usia anak-anak sekolah SD dan SLTP. Pecandu narkoba
tersebut tidak terhambat oleh krisis ekonomi yang menerpa bangsa ini, bahkan
seakan-akan terjadinya gejala sosial-ekonomi serta situasi politik akhir-akhir
ini semakin merangsang penyebaran dan penyalahgunaan narkoba. Dengan
demikian bahaya yang ditimbulkan tidak hanya bagi si pemakai tapi pada
gilirannya akan menjadi ancaman keamanan dan stabilitas kehidupan
berbangsa dan bernegara, bahkan akan menjadi ancaman kehancuran bangsa
kita kelak. Oleh karena itu, sekecil apapun penyalahgunaan narkoba harus
tetap kita waspadai dan berupaya untuk mencegahnya. Mengingat masalah
narkoba sudah sangat memprihatinkan dan membahayakan kehidupan umat
manusia, dimana peredarannya sudah meluas sampai kepelosok-pelosok desa.
Jika dikaji secara sekasama tidak terhitung jumlah korban penyalahgunaan
narkoba baik dari pejabat, artis sampai pada masyarakat miskin, padahal
mereka tahu bahaya yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkoba baik
42
berupa harta, nyawa, moril, termasuk terjadinya kerusakan iman bagi seluruh
umat beragama.
Bukti dari masalah narkoba telah menjadi masalah nasional dan
internasional, dengan ditetapkannya berbagai perundang-undangan dan
peraturan pemerintah serta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang
pengawasan obat-obatan terlarang (naza) diantaranya :
1. Single Convention Narkotic Drugs (1962 dan protocol 1972)
2. Commition Narkotic Drugs
3. International Narkotic Boord1
Dengan adanya berbagai peraturan perundang-undangan baik
nasional maupun internasional menunjukkan bahwa kepedulian pemerintah
akan bahaya narkoba bagi kehidupan manusia.
Jumlah penyalahgunaan narkoba yang tercatat oleh pihak kepolisian
Pos Pol kelurahan Pasirputih Sawangan kota Depok pada akhir 2009 tercatat
ada empat orang dan satu orang pengedar yang telah ditangkap oleh pihak
kepolisian Polsek Sawangan.2
Dari data yang ada itu menunjukan bahwa penyalahgunaan yang ada di
kelurahan Pasirputih itu memang benar-benar ada, akan tetapi jumlah pemakai
dan jumlah yang tidak pemakai lebih banyak yang tidak mengkonsumsi
narkoba. Untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi atau mencegah
terjadinya penyalahgunaan narkoba yang ada di kelurahan Pasirputih.
Saat ini Kota Depok adalah kota yang sangat maju, itu terlihat dimana
inprastruktur yang cukup memadai yang memudahkan pengguna jalan bisa
1 Geogle
2 Wawancara Ketua Kapospol Untung Sutrisno
43
berlalu-lalang melintasi Depok tersebut. Setelah menjadi Kota Madya,
perkembangan ekonomi yang dialami Depok cukup menunjang pembangunan
untuk kebutuhan masyarakat, karena letaknya yang sangat strategis yang bisa
menarik para pengusaha besar untuk menanamkan sahamnya, dan itu bisa
dibuktikan saat ini, banyak bangunan gedung-gedung mol yang bersar.
Depok juga merupakan kawasan yang diapit oleh tiga kota-kota besar
yaitu, Jakarta, Tanggerang dan Bogor, yang memudahkan pengguna jalan
untuk melintasi kota-kota tersebut melalui Depok
Selain sisi positif yang diterima dari majunya perkembangan Kota
Depok, ada sisi positif yang harus dihadapi baik Pemerintah Daerah (Pemda)
dan juga bagi masyarakat yang ada di kawasan kota Depok tersebut. Yakni
masalah keamanan, korupsi, kriminalitas dan masalah narkoba.
Menurut Bambang bachtiar “Penegakan hukum di wilayah
berpenduduk 1,4 jiwa ini, mesti sejalan dengan arah reformasi, penegakan
hukum tanpa pilih bulu merupakan amanat reformasi. Masyarakat harus diberi
pemahaman betapa pentingnya pencegahan hukum daripada harus
melawannya, dan memberikan penyuluhan hukum kepada siswa-siswa
sekolah mengenai narkoba.”3
Masalah narkoba yang terjadi di Kota Depok saat ini, cukup
memprihatinkan karena penyebaranya yang cukup pesat dan tidak bisa
diketahui dari mana datangnya, itu merupakan dampak negatif yang diterima
dari majunya Kota Depok.
3 Bambang Bachtiar, Kajari Depok
44
Pada tanggal 4 bulan Juli 2009, sebuah media cetak memberitakan
tentang “Masuknya 42 Kg ganja ke Kota Depok”4 masuknya ganja tersebut
merupakan longgarnya sistem keamanan yang ada di Depok, dan masyarakat
harus selalu waspada dengan tantangan yang semakin besar salah satunya
adalah masalah narkoba.
Tabel
Jumlah Kasus Narkoba di Kota Depok
Tahun Jumlah Kasus
2007 45 kasus
2008 50 kasus
2009 ( Akhir Oktober) 35 kasus
Dari tabel diatas, diketahui jumlah kasus narkoba yang terjadi di Kota
Depok yang berhasil di ungkap oleh pihak yang berwajib dari tahun 2007
sampai 2008 mengalami peningkatan yang cukup besar, dan di akhir Bulan
Oktober 2009 mengalami sebuah penurunan, disebabkan oleh pengetatan
sistem keamanan yang ada di Kota Depok, dan dari 2007 sampai 2009 jumlah
kasus narkoba yang ada di Kota Depok sebanyak 130 kasus.
4 Monitor Depok, 4 Juli 2009. Edisi No. 1.634 Th. IV 2009
45
B. Peran dan aktifitas BKPMTNF dalam pencegahan penyalahgunaan
narkoba
Narkoba merupakan hal yang harus kita hadapi bersama, baik
penyebarannya maupun penggunanya. Karena semakin banyak korban yang
menggunakan obat-obatan terlarang dan bahkan korbannyapun kebanyakan
para generasi muda yang merupakan penerus pembangunan bangsa, agama
dan negara.
Salah satu hal yang sangat meresahkan adalah Indonesia yang semula
menjadi negara transit sekarang sudah menjadi negara tujuan. Hal ini
mengingat jumlah penduduk Indonesia yang padat, sehingga berpotensi untuk
dijadikan sebagai salah satu pusat peredaran, begitu juga dengan kondisi
geografis Kota Depok yang diapit oleh tiga kota besar Jakarta, Tanggerang
dan Bogor tentu sangat strategis sebagai wilayah transit atau bahkan tujuan
peredaran narkoba. Apabila hal ini tidak segera diantisipasi atau tidak ada
upaya pencegahan penyalahgunaannya maka akan dapat membahayakan
kehidupan masa depan para generasi penerus bangsa.
Peran merupkan bagian yang harus dijlankan. BKPMTNF Merupakan
suatu organisasi yang mempunyai kedudukan dalam masyarakat. Menurut UU
RI No. 22 tahun 1997 narkotika Bab X Pasal 57 mengtakan: “Masyrakat
mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta membantu upaya
pencegaha dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba dan pengedaran gelap
narkoba”5. Dari UU Narkotik inilah latar belakang kenapa BKPMTNF
5 Lydia Harlina Marto, Satya Joewana, Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba
Berbasis Sekolah (Jakarta: Balai Pustaka, 2006) cet. Ke-1, hal 36
46
mempunyai kewajiban dan peran dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba
yang ada di kelurahan Pasirputih.
Menurut Prof. Dr. Dadang Hawari dalam penelitiannya (1990)
menemukan lima faktor pemicu penyalahgunaan NAZA:
1. Faktor kepribadian seseorang
2. Kondisi kejiwaan atau depresi
3. Kondisi keluarga yang meliputi keutuhan keluarga, kesibukan orang
tua serta renggangnya hubungan orang tua dan anak
4. Kelompok teman sebaya
5. NAZA itu mudah diperoleh dan tersedia di pasaran baik resmi maupun
tidak resmi.6
Dalam kaitannya peran Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim
Nahdlatul Fata Pasirputih Sawangan Kota Depok dalam pencegahan
penyalahgunaan narkoba, dalam hal ini BKPMTNF sebagai lembaga yang
memiliki tujuan memberdayakan dan mengembangkan potensi pemuda agar
bertaqwa kepada Allah SWT serta memiliki misi sebagai gerakan dakwah,
tentu memiliki peranan atau kewajiban untuk menyelamatkan pemuda dari
ancaman narkoba. Maka untuk memenuhi kewajiban-kewajiban itu
ditempuhlah upaya-upaya mengatasi dalam benuk sebuah pencegahan
penyalahgunaan narkoba.
1. Upaya ke dalam (intern organisasi) BKPMTNF Pasirputih Sawangan Kota
Depok dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba
a. Membuat Program Memberatas Naza, Miras dan Asusila
Dalam menyikapi penyalahgunaan narkoba dan miras yang ada
di kelurahan Pasirputih, BKPMTNF tidak tinggal diam dan ikut
bereaksi untuk memerangi penyalahgunan narkoba. Dalam tahap
6 Dadang Hanwari, Penyalahgunaan Narkoba dan Ketergantungan NAZA. (Jakarta
Fakultas Kedokteran UI, 2002) Hal 149
47
awal, kepedulian atau kewajiban itu dibuktikan dengan membuat
program untuk memberantas naza, miras dan asusila yaitu membuat
Gerakan Anti Maksiat (GAM). Program ini dilakukan dalam bentuk
pencegahan yang dilakukan oleh salah satu lembaga yang ada di
BKPMTNF. Dengan terbentuknya GAM tersebut diharapkan bisa
membantu mengatasi peredaran narkoba dan miras yang ada
dikelurahan Pasirputih
Dengan adanya program tersebut, BKPMTNF berharap segala
bentuk penyalahgunaan naza dan miras yang sudah terjadi itu dapat
diatasi atau ditanggulangi, karena penyalahgunaan narkoba (naza) dan
miras lebih banyak dilakukan oleh pemuda dan remaja muslim yang
merupakan harapan bangsa dan agama, salah satu tujuan dibentuknya
program ini untuk membuktikan bahwa BKPMTNF mempunyai
perhatian dan keperdulian terhadap persoalan-persoalan sosial yang
terjadi di masyarakat terlebih menyangkut masa depan agama dan
negara.
b. Penyuluhan
Dalam memberantas naza, miras dan asusila tidak hanya
membuat program namun perlu langkah-langkah yang dilakukan oleh
BKPMTNF.
BKPMTNF dalam melakukan penyuluhan dilakukan kepada
lingkungan organisasi BKPMTNF itu sendiri dan anggotanya.
Penyuluhan yang dilakukan BKPMTNF kelingkungan organisasinya
ditunjukkan kepada pengurus dan keluarga pengurus. Hal ini
48
dimaksudkan agar sebelum orang lain harus BKPMTNF itu sendiri,
serta memberikan pengetahuan kepada pengurus tentang bahaya
narkoba.
Sedangkan penyuluhan kepada anggota BKPMTNF dilakukan
di aula kelurahan Pasirputih pada tanggal 29 Nopember. Bentuk
penyuluhan itu dilakukan dengan memberikan pengetahuan bahaya
pengguna narkoba dan dilakukan secara terpadu, artinya penyuluhan
itu lebih difokuskan kepada pencegahan.7 Jika dibandingkan jumlah
generasi muda yang belum terkena dengan yang sudah terkena lebih
banyak yang belum terkena narkoba, karena mencegah lebih baik dari
pada mengobati.
Kegiatan penyuluhan dilakukan setiap dua bulan sekali yang
dilakukan di tiap Rw masing-masing yang ada di kelurahan Pasirputih,
dari kegiatan positif ini banyak sekali anggota dan masyarakat
menyambut antusias dengan penyuluhan tersebut, sehingga
penyuluhan ini tidak sia-sia dilakukan.8
c. Himbauan-himbauan
Disamping penyuluhan, dalam memberantas naza, miras dan
asusila BKPMTNF juga berupaya mengatasi narkoba dengan cara
memberikan slogan-slogan secara tertulis yang isinya adalah sebuah
himbauan-himbanuan dan informasi serta larangan mengkonsumsi dan
bahaya dari narkoba. Himbauan-himbauan ini dipasang ditempat yang
mudah dilihat, dibaca dan dipahami, himbauan ini dibuat hanya satu
7 Wawancara Ketua BKPMTNF 2 Desember 2009 8 Wawancara Ketua BKPMTNF 2 Desember 2009
49
kali, dan dibuat bukan khusus anggota BKPMTNF saja, akan tetapi
untuk masyarakat luas agar senantiasa waspada terhadap narkoba,
himbauan ini dilakukan hanya satu kali. Bentuk himbauan “Katakan
Tidak Dengan Narkoba” dan “Narkoba Sangat Berbahaya dan Musuh
Kita Semua”
2. Upaya Ke Luar organissi
Mengatasi penyalahgunaan narkoba tidak mudah seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, faktor penyalahgunaan narkoba itu tidak hanya
satu,namun ada beberapa faktor. Maka untuk mengatasinya perlu berbagai
upaya serta dukungan dan peran instansi terkait. BKPMTNF dalam
melakukan pencegahan narkoba melakukan kerja sama dengan beberapa
instansi terkait seperti kepolisian atau pemerintah daerah.
a. Melakukan Kerja Sama Dengan Kepolisian Setempat
Dalam melakukan kerja sama dengan pihak kepolisian
sebetulnya sangat menolong sekali, sebab masyarakat akan merasa
aman apabila pihak kepolisian ikut campur dengan masalah yang saat
ini menjadi momok yang sangat menakutkan, dan memang masalah
tersebut sebetulnya adalah tugas instansi dalam hai ini adalah pihak
kepolisian. Namun kepolisian merasa bangga apabila dalam
lembaga/organisasi pemuda mau ikut campur tangan dalam mengatasi
problem yang terjadi di masyarakat. Kepedulian BKPMTNF terhadap
gejala sosial yang terjadi saat ini yakni masalah penyalahgunaan
narkoba. Kerja sama yang ditumbuhkan BKPMTNF terhadap
kepolisian ditujukan oleh rasa kepedulian BKPMTNF terhadap
50
masalah penyalahgunaan narkoba. Bentuk kerjasama ini dilakukan
manakala BKPMTNF menemukan pemakai dan pengedar, maka
BKPMTNF menyerahkan kepada yang berhak atupun pihak yang
berwajib dalam hal ini adalah pihak Kepolisian. Dan bentuk kerja sama
yang dilakukan oleh pihak kepolisian adalah saat seminar berlangsung
kepolisian memberikan pemahaman tentang bahaya dan hukum yang
diterima dari penyalahgunaan narkoba, sehingga peserta seminar tahu
akan bahaya dan hukum dari penyalahgunaan narkoba.
b. Mengadakan penyuluhan bersama
Bentuk penyuluhan itu dilakukan oleh BKPMTNF dengan
pihak kepolisian setempat (pos pol) aparat pemerintah dan Karang
Taruna pada tanggal 2 Desember 2009 dengan jumlah peserta 80 orang
adapun tempat yang digunakan adalah aula kelurahan Pasirputih. Dan
sasaran penyuluhan narkoba itupun tidak hanya untuk pemuda saja tapi
termasuk juga para pelajar yang masih duduk dibangku sekolah SD,
SLTP dan SMA. Begitu juga termasuk para orang tuanya agar mereka
tahu tentang gejala-gejala fisik para pengguna narkoba, dan bertujuan
agar para orang tua dapat memberikan nasihat-nasihat kepada anak-
anaknya untuk senantiasa menghindari narkoba. Bentuk penyuluhan
tersebut seperti halnya seminar, peserta dibekali arahan, himbauan
serta ilmu tentang bahaya narkoba baik dari hukum agama dan hukum
negara.
51
c. Melakukan kerja sama dengan aparatur pemerintah dan Karang Taruna
Untuk memberantas penyalahgunaan narkoba dibutuhkan kerja
sama dan dukungan dari aparatur pemerintah dalam hal ini adalah
kelurahan Pasirputih dan organisasi lain yang ada di kelurahan
Pasirputih dan organisasi Karang Taruna. Bentuk kerja sama yang
dilakukan selain masalah dana, bentuk kerja sama pemerintah setempat
dalam hal ini aparat kelurahan Pasirputih menyediakan tempat, tenda,
dan konsumsi untuk acara tersebut berlangsung, sedangkan kerja sama
yang dilakukan olek Karang Taruna membantu untuk mencari dana
untuk kegiatan. Karena dalam masalah pemberantasan penyalahgunaan
narkoba diperlukan sarana-sarana sebagai pendukung dan
membutuhkan biaya yang cukup besar. Semua ini dilakukan
BKPMTNF untuk bekerjasama dengan instansi terkait seperti
pemerintahan Kelurahan Pasirputih dan organisai Karang Taruna yang
ada di Kelurahan Pasirputih. Dan tujuan dilakukannya kerjasama untuk
memberikan kesadaran terhadap aparatur pemerintah agar lebih serius
menangani penyalahgunaan narkoba, yang terjadi saat ini sehingga
peredaran dan pemakai narkoba dapat dicegah dan diminimalisir.
d. Melakukan kerja sama dengan masyarakat
BKPMTNF dalam melakukan kerjasama selain dengan pihak
kepolisian, aparat pemerintah, diperlukan kerja sama dengan
masyarakat sekitar, yang tujuannya adalah untuk mewaspadai
penyebaran narkoba di lingkungan keluarga. Karena peran orang tua
dalam sebuah keluarga sangat diperelukan untuk mengawasi apapun
52
yang terjadi dalam lingkungan keluarga. Dan memberikan
pengetahuan terhadap masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan
narkoba dan masyarakat harus melaporkan jika ada masyarakat yang
mengedarkan atau memakai narkoba kepada pihak yang berwajib dan
tidak boleh memberikan penghakiman sendiri.
e. Konsultasi keluarga dan remaja
Konsultasi keluarga dan remaja diadakan oleh BKPMTNF
juga merupakan upaya ke luar dalam pencegahan penyalahgunaan
narkoba, karena tidak hanya bagi anggota BKPMTNF saja namun
terbuka bagi semua anggota masyarakat yang membutuhkannya.
Dalam konsultasi keluarga dan remaja, dimaksudkan oleh
karena salah satu motivasi penyalahgunaan narkoba adalah faktor
lingkungan keluarganya. Maka konsultasi keluarga dan remaja itu
suatu kegiatan yang bersifat positif dan informasi mengenai pemilihan
lembaga-lembaga rehabilitasi yang sangat dibutuhkan oleh para orang
tua yang anaknya terkena narkoba, serta untuk dijadikan pengaduan
segala permasalahan terutama masalah narkoba.
Dari hal ini, diharapkan pihak keluarga dapat mengetahui
gejala-gejala fisik untuk pemakai narkoba, sedangkan bagi keluarga
yang anaknya sudah terkena tidak salah memasukkan anaknya ke
tempat rehabilitasi narkoba karena banyak sekali tempat-tempat
pemurtadan yang berkedok rehabilitasi narkoba.
53
C. Hambatan-hambatan dan Solusi
Dalam melaksanakan program-program pencegahan penyalahgunaan
narkoba merupakan sebuah tantangan besar yang harus dihadapi bersama.
BKPMTNF dalam melakukan program pasti menemui hambatan-hambatan
baik dalam lingkungan organisasi maupun luar organisasi9.
1. Hambatan ke dalam organisasi
a. Kurang sadarnya para pengurus BKPMTNF untuk menyikapi masalah
penyalahgunaan narkoba, yang terjadi di Kelurahan Pasirputih
Sawangan Kota Depok
b. Masih terlalu muda usia BKPMTNF Kelurahan Pasirputih Sawangan
Kota Depok
c. Keterbatasan biaya yang tersedia sangat terbatas.
2. Hambatan ke luar organisasi
a. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pemahaman organisasi dan
bahaya narkoba, dan menganggap masalah tersebut adalah masalah
biasa. Sehingga pengurus BKPMTNF sulit mengumpulkan masyarakat
dalam penyuluhan.
b. Tidak terlalu besar dana yang diberikan oleh aparat pemerintah
Kelurahan Pasirputih Sawangan Kota Depok sehingga menyulitkan
dalam kegiatan-kegiatan BKPMTNF untuk melakukan program
pencegahan penyalahgunaan narkoba yang ada di Kelurahan Pasirputih
Sawangan Kota Depok.
9 Wawancara Ketua BKPMTNF 2 Desember 2009
54
c. Belum maksimal kerja sama yang dilakukan oleh BKPMTNF dengan
instansi yang ada di Kelurahan Pasirputih seperti Organisasi Karang
Taruna dan Instansi yang ada di Kota Depok.
d. Kurang sosialisasinya BKPMTNF terhadap instansi dan lembaga yang
ada di Kelurahan Pasirputih dan di kota Depok.
Solusi yang dilakukan BKPMTNF diantaranya :
1. Memperkuat intern organisasi agar para pengurus yang ada di BKPMTNF
lebih mempunyai rasa memiliki dan bertanggungjawab untuk menangani
masalah narkoba yang terjadi saat ini
2. Bekerja sama dengan aparat pemerintah kelurahan Pasirputih, tokoh
masyrakat dan organisasi Karang taruna agar memberikan dukungan
penuh terhadap kegiatan BKPMTNF demi menciptakan suasana yang
aman, nyaman damai dan terbebas dari bahaya narkoba
3. Bekerja sama dengan majlis ta’lim yang ada di kelurahan Pasirputih yang
diwadahi oleh BKMT (Badan Kontak Majlis Ta’lim) untuk membantu
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh BKPMTNF kelurahan
Pasirputih Sawangan Kota Depok dalam memberantas pemakaian dan
peredaran narkoba.
D. Analisis
BKPMTNF merupakan sebuah organisai dakwah pemuda yang ada di
kelurahan Pasirputih Sawangan kota Depok, karena program yang dijalankan
oleh BKPMTNF diantaranya adalah pengajian rutin yang dilakukan setiap
satu bulan sekali, secara tidak langsung program tersebut bertujuan mengajak
55
kebaikan kepada generasi pemuda dan pemudi yang ada di kelurahan
Pasirputih untuk menjalankan kewajiban sebagai muslim yaitu untuk menimba
ilmu agama. Selain itu banyak program yang telah dilaksanakan dalam bentuk
kebaikan.
Melihat apa yang dilakukan oleh BKPMTNF kelurahan Pasirputih
Sawangan Kota Depok, dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba dengan
segala upaya dan aktivitasnya, menujukkan bahwa BKPMTNF mempunyai
peran mengatasi narkoba yang dilakukan dalam sebuah pencegahan agar
narkoba tidak dikonsumsi dan beredar di kelurahan Pasirputih khususnya dan
umumnya dinegara Indonesia. Selain itu BKPMTNF mempunyai kedudukan
penting dalam masyarakat dalam membantu pemuda dan masyarakat tentang
bahaya dari penggunaan narkoba. Dengan itu pula diharapkan organisasi lain
yang ada di negara ini untuk lebih memperhatikan masalah sosial dan gejala
sosial yang saat ini meresahkan masyarakat. Adapun yang melatar belakangi
dilakukan oleh BKPMTNF dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba
adalah :
1. Mulai tumbuhnya kesadaran pemuda dan remaja akan bahaya yang
ditimbulkan dari pemakaian obat-obatan yang sangat berbahaya, sehingga
disambut antusias kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh BKPMTNF.
2. Bertambahnya pengetahuan para remaja dan orang tua bahwa narkoba
bukan obat biasa, narkoba bisa membawa pemakai masuk ke dalam
penjara dan masuk kuburan.
3. Adanya dukungan yang diberikan baik dari aparat pemerintah, ulama, dan
organisasi lainnya, untuk mendukung berjalanya kegiatan yang dilakukan
oleh BKPMTNF dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba.
56
4. Antusiasnya masyarakat menyambut dan membantu program BKPMTNF
dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba, dengan disalurkannya tenaga
dan materi agar program tersebut dapat berjalan dengan lancar.
5. Korban dari narkoba kebanyakan adalah pemuda yang merupakan sebuah
pilar penerus agama, bangsa dan negara.
6. Negara melindungi dan berharap kepada siapa saja untuk berperan dalam
membantu upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dan memberantas
narkoba, serta peredaran narkoba, sesuai dengan Undang-undang Narkotik
Bab. X Pasal 57.
7. Agama Islam mengharamkan segala bentuk yang memabukan (khamar)
apalagi narkoba yang bila dikonsumsi lebih besar dampak negatifnya
daripada dampak positfnya, dan membawa keburukan bagi manusia baik
fisik, psikologis, maupun sosial, apalagi bisa membuat manusia
ketergantungan
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian sebagaimana bab sebelumnya, maka pada bagian akhir
skripsi ini penulis menarik sebuah kesimpulan sebagai berikut.
1. Bentuk-bentuk penyalahgunaan narkoba yang ada dikelurahan Pasirputih
memang ada, jumlah penyalahgunaan narkoba yang tercatat oleh pihak
kepolisian Pos Pol kelurahan Pasirputih Sawangan Kota Depok pada akhir
2009 ada empat orang pemakai dan satu orang pengedar, sedangkan
penyalahgunaan narkoba yang tercatat dalam Resort Polres Depok tercatat
35 kasus pada tahun 2009
2. Peran BKPMTNF dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba, dengan
segala aktivitas yang dilakukan seperti seminar narkoba, penyuluhan,
membuat himbaun-himbaun tertulis tentang bahaya narkoba dan segala
bentuk kerja sama oleh pihak terkait seperti pemerintah kelurahan
Pasirputuih, kepolisian Pos Pol kelurahan Pasirputih, Karang Taruna
Kelurahan Pasirpuith dan masyarakat Kelurahan pasirputih.
3. Hambatan yang di dapatkan oleh BKPMTNF dari intern organisasi adalah
kurangnya masalah dana, kurangnya rasa memiliki diantara pengurus,
terlalu muda usia BKPMTNF dan diluar organisasi kurangya kesadaran
masyarakat akan pemahaman organisasi dan bahaya narkoba, tidak terlalu
besar dana yang diberikan pemerintah kelurahan Pasirputih, belum
58
maksimal kerja sama dan sosialisasi yang dilakukan BKPMTNF dengan
instansi terkait yang ada di kelurahan Pasirputih dan di Kota Depok.
4. BKPMTNF Kelurahan Pasirputih Sawangan Kota Depok lahir sebagai
reaksi pemuda untuk menyikapi yang hal-hal yang terjadi di masyarakat.
5. Dari berbagai upaya yang dilakukan oleh BKPMTNF dalam pencegahan
penyalahgunaan narkoba, BKPMTNF memiliki peran dan kewajiban
untuk mengatasi narkoba dalam bentuk pencegahan penyalahgunaan
narkoba tersebut.
6. Yang melatar belakangi dilakukannya program mengatasi penyalahgunaan
narkoba adalah mulai tumbuhnya kesadaran di kalangan pemuda dan
remaja akan bahaya narkoba.
B. Saran-saran
Dalam akhir skripsi ini, penulis merasa perlu memberikan saran-saran
kepada pengurus BKPMTNF, pemerintah dalam hal ini kelurahan Pasirputih,
dan juga masyarakat sebagai berikut :
1. BKPMTNF harus bersosialisasi lagi, agar seluruh pengurus dan pihak-
pihak terkait, baik pihak kepolisian, pemerintah dan juga masyarakat lebih
membantu dan untuk memudahkan berjalannya dan kesuksesan acara.
2. Baiknya dalam memberantas narkoba di Pasirputih khususnya dan
umumnya di Indonesia lebih serius dan sungguh-sungguh, karena
korbannya kebanyakan para generasi yang menjadi pilar pembangunan
bangsa, agama, dan negara.
59
3. Perlunya upaya-upaya tambahan yang dilakukan oleh semua pihak
(BKPMTNF, pemerintah, kepolisian, ulama, orang tua, dan pemuda)
dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba.
4. BKPMTNF harus lebih aktif lagi untuk memberikan penekanan terhadap
pemerintah dapat memberikan sumbangan dana yang besar untuk
digunakan sebagai penunjang kelancaran kerja.
5. kepada seluruh orang tua dan masyarakat agar lebih waspada terhadap
perkembangan narkoba, dan selalu menjaga hubungan baik dengan
anggota keluarga, agar tercipta suasana yang harmonis di dalam keluarga.
Dan harus lebih berperan, karena peran orang tua dalam sebuah keluarga
merupakan pendidikan yang utama, agar keluarga kita terhindar dari
bahaya narkoba
Penulis menyadari bahwa saran-saran ini bukan berarti permasalahan
narkoba dapat teratasi, tetapi diperlukan sebuah langkah-langkah nyata dan
keseriusan dari diri kita untuk memberantas narkoba, dan tidak mustahil
semua penyakit pasti ada obatnya dan begitu pula semua masalah pasti ada
jalan keluarnya.
C. Penutup
Alhamdulillah, kebahagiaan yang tidak terhingga bagi penulis setelah
dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun bagaimana hasilnya, baru sebatas
ini. Penulis mampu untuk menyesaikan sebuah karya ilmiah. Penulis sadar
bahwa skripsi ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan, namun
sesungguhnya semua ini telah penulis upayakan agar karya ini dapat
60
maksimal. Untuk itu, kami mohon maaf dan mengharap saran dan kritik yang
membangun, guna meyempurnakan skripsi ini, dengansaran pembaca mampu
memberikan semangat penulis untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang
lebih baik.
Terakhir, tulisan dengan beberapa halaman ini dengan tulus ikhlas
penulis persembahkan kepada seluruh civitas akademik Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan kepada
dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, penulis mohon
keikhlasan dan keridhaannya, atas segala ilmu yang diberikan kepada kami,
agar ilmu yang penulis dapatkan bermanfaat untuk pengabdian dimasyarakat.
61
BIODATA PENULIS
Nama : Deny Rahmat
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam
NIM : 105051001925
TTL : Bogor, 24 Mei 1984
Agama : Islam
Handpone : (021) 96893028
Warga Negara : Indonesia
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Kupu kelurahan Pasirpitih Rt 04/06 No. 25 Sawangan Kota
Depok
Riwayat Pendidikan
1. SDN 02 Pasirputih, lulus tahun 1996
2. SMPN 10 Bedahan, lulus tahun 1999
3. Madrasah Aliyah Aulia Bogor, lulus tahun 2004
4. Masuk di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun
2005
Orang Tua
Ayah : H. Asmawi
Ibu : Hj. Suryani
Alamat : Jl. Kupu kelurahan Pasirputih Rt. 04/06 No. 25 Sawangan Kota
Depok
Demikian riwayat hidup ini penulis buat dengan sesungguhnya
62
DAFTAR PUSTAKA
Akhir Yumail Agus, Mobiling Parent Four Draund Free Youth In Indonesia,
Jakarta: 1987
Al-Fajri, Ahmad Sauqi, Dr, Nilai Kesehatan Dalam Islam, Jakarta: Gema Insani,
Press, 1996, cet. Ke-1
Asy-sya’rawi Muhammad Mutawali, Dosa-dosa Besar, Jakarta: Gema Insani
Press, 2000, Cet. Ke-1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahas Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1998
Derajat Zakiyah, Problematika Remaja Indonesia, Jakarta: Bula Bintang, 1978,
Cet. Ke-3
Harmawan Rachman, Penyalahgunaan Narkotik Oleh Para Remaja, Bandung:
PT. Eresco, 1998, Cet. Ke-11
Hawari Dadang, Konsep Islam dalam Memeragi Aids da Naza, Jogjakarta: Dana
Bakti Primayasa, 1999, Cet. Ke-6
Husain, Imam Abi, Shoheh, Bairut: Dear Al-Fikri, 1993, Cet. Ke- 2
Imam Suprayogo, Dr., Tabrani M. Si, Metodologi Penelitian Sosial Agama,
Bandung: PT Remaja Rasda Karya, 2001, Cet. Ke-1
Ismail Ilyas, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, Jakarta: Penamdani, 2006, Cet.
ke-1
Majalah Mira, Ketergantungan Obat Pada Remaja, Jakarta: Departemen Agama,
2004
Martono Lydia Halina, Joewana Satya, Pencegahan dan Penaggulangan
Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah, Jakarta: Balai Pustaka, 2006,
Cet. Ke-1
Rusbandi, AKP, Naza Jalan Menuju Maut, Depok: Indi Grafis, 2001, Cet. Ke-1
Sitanggang, BA, Sadar Sebelum Terlambat, Jakarta: Karya Utama, 1981
Shihab Quraish, wawasan al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1992
Subiro mashuri, Islam Melawan Narkoba, Jogjakarta: Kurnia Grafik Computer,
2000, Cet. Ke-1
Sudarsono, Etika dalam Islam Tentang Kenakalan Remaja, Jakarta: PT. Bina
Aksara, 1996
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Press, 2000,
Cet. Ke-XXIV
Warta Depok, Indahnya Kebersamaan, Depok: Dinas Komunikasi dan Informasi
Kota Depok, 2009, cet. Ke-1