Upload
buihanh
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN LINGKUNGAN
SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
SISWA KELAS V PADA MATERI BENDA DAN SIFATNYA
( Penelitian Eksperimen Pada SD 14 Pondok Labu Jakarta)
Skripsi
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I)
Oleh :
Siti Riana NIM. 109018300088
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M / 1436 H
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul "I'ENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN
LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI BENDA DAN SIFATNYA
(Quasi Eksperimen)" disusun oleh Siti Riana, NIM" 109018300088, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan
dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang
munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, November 20i4
Yang Mengesahkan,
na Suwarna. M.PdNIP. 19780504.200901 I 03
LEMBAR PENGESAI{AN BIMBINGAN SKRIPSI
Skripsi berjudul: Pengaruh Penggunaan Pendekatan Lingkungan Sebagai
Sumber Belajar Terhadap Hasil Ilclajar IPA Sisrva Kelas V Materi Benda
dan Sifatnya " disusun oleh Siti Riana, dengan NIM 109018300088, Jurusan
Pendidikan Guru Madrash Ibtidaiyah. Telali melalui bimbingan dan dinyatakan
sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah
sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Januari 2015
Panita Ujian Munaqosah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal Tanda tangan
[email protected] sl a\\r
NrP. 197607 tL 2007 01 1 013
Sekretaris Jurusan
Asep Ediana Latip. M.PdNIP. 1 98 1 0 6232009121003
Penguji 1
Dr. Didi SupriiadiNrP. 1 95609 12198103 1007
Penguji II
Sita Ratnaningsih
SV
uloI
t !.1..2_
2-a tl
19f 3 ury v
MengetahuiKeguruan dan Ihnu Pendidkanif Hidayatullah Jakarta
98203 1007
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
Nim
Jurusan
: Siti Riana
:109018300088
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (pGMI)
Judul skripsi : Pengaruh penggunaan pendekatan Lingkungan Sebagai Sumber
Belajar Terhadap Hasil Belajar siswa Kelas v pada Konsep
Benda Dan Sifatnya
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
t. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang
salah satu persayaratan memperoleh gelar 51
Jakarta.
saya ajukan unuk memenuhi
di UIN Syarif Hidayatullah
2' Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku dari UIN syarif Hidayatullah Jakarta
J akarta, 05 Februari 201 4
Siti RianaNIM. 109018300088
i
ABSTRAK
Siti Riana, “Pengaruh Penggunaan Pendekatan Lingkungan Sebagai Sumber
belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Konsep Benda Dan Sifatnya
(Quasi Eksperimen)”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam, Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan
lingkungan terhadap hasil belajar siswa kelas V pada konsep benda dan sifatnya.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen. Penelitian ini
dilakukan di MI. Tarbiyah Al-Islamiyah Jakarta. Sampel dalam penelitian ini
terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang berjumlah 34 siswa
dan kelompok kontrol yang juga berjumlah 34 siswa. Kelompok eksperimen
adalah kelompok yang diajarkan dengan metode eksperimen verifikasi, sedangkan
kelompok kontrol adalah kelompok yang diajarkan dengan metode demonstrasi.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dalam bentuk pilihan ganda
sebanyak 25 soal. Berdasarkan analisis data dengan uji-t yang dilakukan pada
taraf kepercayaan 95% diperoleh hasil thitung > ttabel (9,26 > 2,00). Jadi dapat
disimpulkan bahwa pendekatan lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa.
Kata Kunci: Pendekatan Lingkungan, hasil belajar siswa
ii
ABSTRACT
Siti Rians 109018300088, “The Effect of Method Experiment Environmental
approach Against Student Result Class V on the concept of Objects and properties
(quasi experiment)”. Thesis, Learning Assistance Program for Islamic
Elementary Schools, Departement of Islamic Education, Fakulty of Tarbiyah and
Teachers Training State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
The aims of this research is to determine the effect of Method Experiment
Environmental approach Againts Student Result Class V on the concept of
Objects and properties. The method of research used quasi experiments. The
research was conducted at Elementary school 14 Pondok Labu Jakarta. The
sample in this study consisted of two groups: experimental groups totaling 34
students and a control group totaling 34 students too. The experimental group
was taught to approach the method experiment, whereas the control group was
taught to approach the method convensional. The research instrument used was a
test instrument. Based on data analysis using the “t-test” with performed on a
95% confidence level indicates that the learning outcomes of students who were
taught science approach to method experimen tvalues > ttable ( 9.26 > 2.00). It can
be concluded that there was a significant effect between method exsperiment
approach of student learning outcomes.
Keywords: environmental approach, students’ learning outcomes
iii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji syukur kepada allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat dan
rahmat kepada kita semua. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda
rasul yaitu Nabi Muhammad SAW yang memberikan tauladan bagi umatnya
sehingga selamat di dunia dan akhirat.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Pendekatan
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas V Pada Materi Benda dan Sifatnya” ini merupakan salah satu syarat
mencapai Gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan
terealisasikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah
memberikan dorongan baik moril maupun materil kepada penulis. Untuk itu
perkenankanlah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada yang tercinta:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Fauzan, MA, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Raudhah, M.Pd, selakudosen penasehat akademik program studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bimbingan dan
motivasinya.
4. Iwan Permana Suwarna M. Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya hingga terselesainya penulisan skripsi ini.
5. Dr. Didi Suprijadi dan Dr. Sita Ratnaningsih selaku dosen penguji
munaqosah.
6. Sri Kartini,S.Pd selaku kepala sekolah SDN 14 Jakarta yang telah
mengijinkan penulis melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.
iv
7. Yosti Devita S.Pd dan Erni S.Pd, sertaseluruh Dewan Guru, siswa-siswi SDN
14 Pondok Labu Jakarta yang telah membantu selama proses penelitian
berlangsung.
8. Ayahandaku Madsani dan ibunda Juriah, yang tak henti-hentinya
memberikan do’a, dukungan moril serta materil kepada penulis dalam setiap
waktunya.
9. Kakak tersayang, Sri Mulyati dan Indriani, yang telah memberikan do’a dan
motivasinya.
10. Teman seperjuanganku dari awal kuliah, Sintara dan Marisa , terima kasih
atas kebersamaannya.
11. Seluruh teman-teman PGMI angkatan 2009, semoga kita selalu tetap kompak.
Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga
bantuan, bimbingan, semangat, do’a dan dukungan yang diberikan pada penulis
dibalas oleh Allah S.W.T. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukkan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi pembaca.
Jakarta, Februari 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ………………………………………………………………. .. ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. LatarBelakangMasalah ............................................................ 1
B. IdentifikasiMasalah ................................................................. 5
C. PembatasanMasalah................................................................. 5
D. RumusanMasalah .................................................................... 6
E. TujuanPenelitian ...................................................................... 6
F. ManfaatPenelitian .................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR,
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................................. 7
A. DeskripsiTeoritis ..................................................................... 7
1. Hakikat Metode Eksperimen ............................................. 7
a. Pengertian Pendekatan Lingkungan ……………………… 7
b. Pendekatan Lingkungan DalamPembelajaran …………… 8
c. KelebihandanKelemahanPendekatan Lingkungan ……... 14
2. HasilBelajar IPA ............................................................... 15
a. Pengertian Hasil Belajar IPA ....................................... 15
b. Jenis-Jenis Hasil Belajar .............................................. 18
c. Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar IPA ........................ 22
d. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar ……………….23
iv
3. Materi Pembelajaran .......................................................... 25
B. HasilPenelitian yang Relevan .................................................. 31
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 33
D. Pengajuan Hipotesis ................................................................ 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 35
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................ 35
C. Populasi dan Sampel ............................................................... 36
D. Variabel Penelitian ................................................................. 37
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 37
F. Instrumen Penelitian ............................................................... 37
G. Uji Coba Instrumen ................................................................ 39
H. TeknikAnalisis Data .............................................................. 45
I. Hipotesis Statistik .................................................................. 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 50
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 50
1. Hasil Analisis .................................................................. 54
a. HasilUjiPrasyaratAnalisis ............................................ 54
1) Uji Normalitas ................................................... ...... 54
2) Uji Homogenitas ................................................ ..... 55
b. HasilUjiHipotesis ......................................................... 55
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 56
C. KeterbatasanPenelitian ……………………………………..59
BAB V PENUTUP .................................................................................. 60
A. Kesimpulan .......................................................................... 60
B. Saran ..................................................................................... 60
v
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… .... 61
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 63
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................... 35
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes ........................................................... 38
Tabel 3.3 HasilUjiValiditasInstrumen ...................................................... 40
Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas ............................................................. 42
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ...................................... 42
Tabel 3.6 KlasifikasiIndeksKesukaranSoal .............................................. 43
Tabel 3.7 Hasil Analisis Tingkat KesukaranButirSoal ............................. 43
Tabel 3.8 KlasifikasiDayaPembeda .......................................................... 44
Tabel 3.9 Hasil AnalisisDayaPembedaSoal ............................................. 44
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data HasilPretest
danPosttestKelasEksperimendanKelasKotrol .......................... 50
Tabel 4.2 Hasil Uji NormalitasPretest - Posttest ..................................... 54
Tabel 4.3 Hasil UjiHomogenitasPretest - Posttest ................................... 55
Tabel 4.4 HasilPerhitunganUjiHipotesis ………………………………56
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Persentase Data
PretestBerdasarkanJenjangKognitifPemahamanKonsepSiswa 51
Gambar 4.2 Diagram Persentase Data
PosttestBerdasarkanJenjangKognitifPemahamanKonsepSiswa 52
Gambar 4.3 Diagram
PersentasePretestdanPosttestBerdasarkanJenjangKognitifPemaham
anKonsepSiswaKelasEksperimendan
KelasKontrol............................................................................. 53
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dapat menumbuhkembangkan
potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Pengajaran
bertugas mengarahkan proses pendidikan agar sasaran dari pendidikan dapat
tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan. Pendidikan bagi bangsa yang
sedang membangun seperti bangsa Indonesia saat ini merupakan kebutuhan
mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan
secara tahap demi tahap.1Guru dapat menggunakan pendekatan pembelajaran
yang dapat digunakan di lingkungan dengan melibatkan peserta didik secara
penuh sehingga peserta didik memperoleh pengalaman dalam menuju
kedewasaan, serta dapat melatih kemandirian peserta didik dapat belajar dari
lingkungan kehidupannya Penggunaan pendekatan lingkungan dalam
pembelajaran akan mendorong terciptanya suasana belajar yang
menyenangkan serta meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Suatu
pembelajaran yang terstruktur akan membuat siswa merasa tertantang secara
mental. Hal ini akan membuat siswa melanjutkan usahanya sehingga
memperoleh hasil belajar yang memuaskan (Fuad Iksan).
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa di
sekolah dasar.IPA merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas
tentang fakta serta gejala alam.Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan
pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. IPA juga
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Hal ini
menunjukkan bahwa hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk
menciptakan pembelajaran IPA yang empirik, faktual dan sistematis dalam
rangka melatih kemampuan berpikir logis dan sistematis siswa tentang
bagaimana cara produk sains ditemukan. Maka dari itu, pembelajaran IPA
sangat perlu diajarkan di sekolah dasar agar siswa memiliki sikap logis, kritis
1Fuad Ikhsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2001), hlm. 3
2
dan sistematis dalam menemukan fakta-fakta dan konsep-konsep dari IPA itu
sendiri.Dengan adanya pelajaran IPA ini diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri, alam sekitar, serta
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-
hari.2
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada tingkat pendidikan
dasar dapat dipandang sebagai awal dari upaya formal untuk memberikan
bekal kemampuan tentang IPA kepada siswa pada tingkat pendidikan lanjutan.
Dengan pendidikan IPA yang berkualitas sehingga siswa berpikir kritis,
kreatif, logis, dan berinisiatif dalam menghadapi berbagai isu dalam
masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA dan teknologi.
Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dengan mudah
dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif
dari penerapan pendekatan lingkungan yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa
keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkunganya.
Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri 14 Pagi Pondok Labu
sebagian besar guru hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja kepada siswa
tanpa berusaha untuk mengaitkan dengan lingkungan siswa dan pengetahuan
yang telah dimiliki siswa dari lingkungan disekitarnya dan pengalamannya
dengan pengetahuan yang akan dipelajari siswa di sekolah. Dengan demikian,
belajar hanya bersifat hafalan saja dan kurang bermakna. Untuk mengatasi
masalah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
lingkungan sebagai sumber belajar sehingga dapat membuat pembelajaran
lebih bermakna.
Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama makhluk
lain, yaitu tumbuhan, hewan, dan jasad renik, makhluk hidup lain itu bukanlah
sekedar kawan hidup yang hidup bersama netral atau pasif terhadap manusia,
malainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka.
2Poppy Kamalia Devi, Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA untuk Guru SMP,
Modul diakses dari
http://www.p4tkipa.net/modul/Tahun2010/BERMUTU/MGMP/Keterampilan%20Proses
%20dalam%20Pembelajaran%20IPA.pdfpada tanggal 01 Februari 2013 pukul 15.34 WIB, hlm. 2
3
Penggunaan dan pemanfaatan lingkungan dalam pembelajaran
merupakan suatu pekerjaan yang tidak mudah. Banyak hal yang harus
dipelajari dalam pemanfaatan dan penggunaan agar dapat berhasil
menggunakannya, disamping perlu latihan-latihan penggunaan lingkungan
dalam pengajaran. Tentunya penggunaan lingkungan ini harus disesuaikan
dengan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa agar apa yang
dipelajarinya dapat dipahami dan dimengerti.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan
mengggunakan pendekatan lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dengan judul : Pengaruh Penggunaan Pendekatan Lingkungan
Sebagai Sumber Belajar Terhada hasil Belajar IPA Materi Benda dan
Sifatnya
B. Identifikasi Masalah
Dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat di peroleh
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Guru kurang menghubungkan konsep IPA dengan lingkungan nyata
2. Kurangnya menggunakan model pembelajaran yang bervariatif sehingga
siswa mudah jenuh dan membosankan
3. Siswa mengalami kesulitan dalam belajar IPA
4. Masih sering menggunakan metode ceramah dan kegiatan belajar mengajar
masih berpusat pada guru
5. Masih sedikitnya penggunaan lingkungan sebagai pendekatan dalam
pembelajaran IPA
C. Perumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah maka penulis
merumuskan masalah yang akan dibahas, yaitu : “Apakah terdapat pengaruh
pendekatan lingkungan sebagai sumber belajarterhadap hasil belajar IPA siswa
materi Benda dan Sifatnya?
4
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang ada peneliti ini bertujuan untuk
memperoleh data emperis dan dapat digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya “Pengaruh pengguanaan pendekatan lingkungan sebagai sumber
belajar terhadap hasil belajar IPA siswa materi benda dan sifatnya?
E. Pembatasan Masalah
Dari berbagai permasalahan yang muncul, dalam hal ini perlu adanya
pembatasan masalah yang akan diteliti yaitu pada :
1. Metode pembelajaran IPA yang membuat siswa aktif adalah dengan
menggunakan pendekatan lingkungan
2. Hasil belajar yang akan diukur adalah pada ranah konsep hubungan sifat
bahan dengan bahan penyusunnya dan perubahan sifat benda baik
perubahan kognitif dari tingkat mengingat (C1), memahami (C2),
menerapkan (C3).
3. Penelitian ini dilakukan di kelas V pada materi benda dan sifatnya.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang akan dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa dapat menguasai konsep konsep lingkungan sehingga dapat
diharapkan hasil belajar IPA dapat meningkat.
2. Bagipeneliti, sebagai calon pendidik agar dapat mengembangkan dan
meningkatkan hasil belajar melalui lingkungan sebagai sumber belajar
3. Menambah wawasan khususnya dalam memperbaiki model pembelajaran
4. Bagi pembaca, Memberikan infirmasi tentang pengaruh pembelajaran pendekatan
lingkungan terhadap hasil belajar terhadap hasil belajar IPA
5
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. KAJIAN TEORI
1. Hakikat IPA
a. Pengertian IPA
IPA merupakan singkatan dari ilmu pengetahuan alam,
terjemahan dari Natural Science. Natural artinya alami yang
berhubungan dengan alam dan Science berhubungan dengan Ilmu
Pengetahuan Alam.3 Jadi, IPA merupakan suatu kumpulan
pengetahuan tersusun secara sistematik secara umum terbatas pada
gejala alam.
IPA didasarkan pada pendekatan empirik dengan asumsi bahwa
alam raya ini dapat dipelajari, dipahami dan dijelaskan melalui proses
tertentu melalui observasi, eksperimen dan analisis rasional. Hal ini
sebagaimana dikemukakan oleh Patta Pandu, IPA merupakan aktivitas
pemecahan masalah oleh manusia yang termotivasi oleh keingintahuan
akan alam sekelilingnya dan keinginan memahami, mengetahui, dan
mengelolanya demi kebutuhannya.4
Sedangkan Usman Samatoa mengemukakan bahwa “IPA
merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan
yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan
observasi dan eksperimen.5
Dari beberapa pengertian di atas, jadi ilmu pengetahuan alam
(IPA), science itu pengertiannya dapat di sebut sebagai ilmu
3Budhi Akbar dan Gufron Amirullah.2010. Bahan Materi IPA PLPG .Jakarta:
UHAMKA. Hlm.37 4 Patta Bundu.2006,Penilaian keterampilan sains. Jakarta:Depdiknas. Hlm.10
5 Usman Samatoa. 2010Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.hlm.3-4
6
pengetahuan alam. Ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa
alam.
b. Pembelajaran IPA di SD
IPA menurut Usman Samatoa6,pembelajaran IPA disekolah
dasar perlu didasari oleh pengalaman untuk membantu siswa pelajar
IPA dengan bertujuan membantu siswa memperoleh ide, pemahaman,
dan keterampilan yang esensial sebagai warga negara,dengan
kemampuan menggunakan alat tertentu, kemampuan mengamati benda
sekitarnya.
Pada dasarnya IPA adalah ilmu yang memperlajari cara
mencari tahu tentang alam semesta dan segala isinya secara sistematis,
IPA merupakan mata pelajaran yang berguna bagi kehidupan siswa,
selain untuk mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta ini,
IPA yang dijadikan suatu wahana bagi peserta didik untuk mengetahui
dan mempelajari dirinya sendiri dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar.
Menurut permen No.22 Tahun 20067 “mata pelajaran IPA perlu
diberikan kepada semua peserta didik dimulai dari sekolah dasar untuk
membekali peserta didik memenuhi kebutuhan manusia dengan
lingkungan. Dari pernyataan di atas terlihat jelas bahwa pelajaran IPA
memiliki peranan penting dalam menumbuhkan kemampuan berfikir
logis dan memerlukan keterampilan kerja siswa dalam memecahkan
masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
mewujudkan itu semua, kurikulum di Indonesia, yang di kenal dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merumuskan beberapa
tujuan penting yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPA SD, yaitu :
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan dalam
ciptaan-Nya.
6 Usman Samatoa. 2010 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Hlm 3-4
7 Permendiknas No.22 Tahun 2006
7
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan keselarasan
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi anatara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperasaan dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkataknya kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagi salah satu cptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Berdasarkan tujuan tersebut tergambar dengan jelas bahwa arah
dan orientasi pembelajaran IPA adalah mengarahkan siswa untuk
mampu mengembangkan segala pengetahuan yang dimiliki untuk
memelihara dirinya sendiri, lingkungan serta jagad raya ini. Untuk
menilai ketercapaian semua tujuan diatas, dibutuhkan suatu bukti yang
menunjukkan tingkat penguasaan siswa terhadap konsep IPA yang
telah diajarkan, yang meliputi pengembangan keterampilan untuk
menyelidikai alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat
keputusan, serta meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan di muka bumi
ini. Bukti tersebut dapat ditunjukkan dengan pencapaian hasil belajar
yang dipisahkan menjadi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, hasil belajar adalah bukti
pencapaian kemampuan belajar yang diperoleh siswa setelah melalui
serangkaian kegiatan pembelajaran, yang bertujuan mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan
IPA adalah bukti pencapaian pemahaman terhadap konsep-konsep
8
IPA, yang meliputi pengembangan keterampilan untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan, serta
meningkatkan kesadaran menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan dimuka bumi.
Dari pengertian di atas, berarti pembelajaran IPA di SD
diharapkan dapat membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang diperlukanuntuk melanjutkan pendidikan dan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan- perubahan disekelilingnya yaitu
dengan melibatkan siswa ke dalam kegiatan IPA sejak dini dan akan
menghasilkan generasi dewasa yang dapat menghadapi tantangan
hidup dalam dunia yang makin kompetitif.
2. Sumber Belajar
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik
berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat di gunakan oleh peserta
didik dalam belajar, baik terkombinasi sehingga mempermudah peserta
didik dalam pencapaian tujuan belajar atau mencapaian komponen
tertentu.
Adapun para ahli mengemukakan pendapat tentang pengertian
sumber belajar sebagai berikut :
1. Menurut Yusufhadi Miarso8 adalah segala sesuatu yang meliputi
pesan orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, baik secara
tersendiri maupun dapat memungkinkan terjadinya belajar.
2. Edgar Dale mengemukakan sumber belajar adalah segala sesuatu
yang dapat dimanfaatkan untuk mefasilitasi belajar seseorang.
3. Menurut Rohani sumber belajar adalah macam sumber yang ada di
luar diri seseorang ( peserta didik) dan yang memungkinkan terjadi
proses belajar.
a) Macam- macam sumber belajar
8 Yusufhadi Miarso. 2011 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Hlm 3-4
9
Sumber belajar diliputi pesan, orang, bahan, peralatan,
teknik dan lingkungan. Sumber belajar dapat berbentuk pesan,
contohnya cerita rakyat, dongeng, hikayat dan sebagainya, orang
seperti. contoh tokoh masyarakat, siswa, ahli, nara sumber,
masyarakat dan sebagainya
Sumber belajar yang bersumber dari bahan: seperti buku,
film, slide, gambar, arca, komik dan sebagainya
Sumber belajar yang besumber dari alat atau perlengkapan
seperti: komputer, radio, televisi, VCD/DVD, camera, mobil,
motor, alat listrik, obeng dan sebagainya.
Lingkungan seperti ruang kelas, studio, perpustakaan, aula,
taman, kebun, museum, pasar, toko, kantor dan sebagainya.
Sedangkan metode/ teknik seperti, diskusi, pemecahan masalah,
simulasi, permainan, nasehat, percakapan biasa, debat dan
sebagainya.
b) Manfaat sumber belajar
Menurut Rohan9i menfaat sumber belajar antara lain :
Memberikan pengalaman belajar secara langsung dan kongkret
kepada peserta didik.
1) Dapat menyajikan suatu yang tidak mungkin diadakan secara
langsung dan kongkrit
2) Dapat menambah dan meperluas pengalaman dalam kelas
3) Dapat memberika informasi yang akurat dan terbaru
4) Dapat membentu memecahkan masalah pendidikan baik dalam
lingkup mikro maupum makro
5) Dapat memberikan informasi positif
6) Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang
lebih lanjut
9 Rohani. 2010 Manfaat Sumber Belajar. Hlm 8-10
10
c) Fuingsi sumber belajar
1) Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk
menggunakan waktu secara lebih baik
2) Mengurangi beban dalam menyajikan informasi, sehingga lebih
banyak membina dan mengembangkan semangat
3) Mengurangi kontrol guru dan memberika kesempatan siswa
untuk berkembang sesuai kemampuannya.
Jadi pada dasarnya sumber belajar yang dipakai dalam
pendidikan adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan
atau sistuasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar siswa
belajar secara individual.
a) Pengertian pendekatan lingkungan
Beberapa pendapat mengenai pengertian pendekatan lingkungan
adalah sebagai berikut:
a) Karli dan Margaretha, mengatakan bahwa: "Pendekatan lingkungan
adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan
sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Hal
tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah lingkungan,
dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan".
b) Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan
dalam suatu proses belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai
sumber belajar ".
c) Nasution, mengatakan bahwa: "Pendekatan lingkungan ialah
pendekatan melalui lingkungan siswa, mendasarkan pelajaran atas
keadaan tempat sehari-hari siswa seperti: kebun, sawah, hutan, sungai,
kampung, industri, alat-alat rumah dan lain sebagainya. Bahan
pelajaran disusun atas dasar lingkungan itu".
d) Pendekatan lingkungan atau karyawisata adalah pendekatan yang
berorientasi pada alam bebas dan nyata, tidak selalu harus ke tempat
yang jauh, dapat dilakukan di alam sekitar sekolah".
11
Pemanfaatan lingkungan dalam pengajaran mempunyai
keuntungan praktis dan ekonomis. Keuntungan praktis karena mudah
diperoleh, sedangkan keuntungan ekonomis karena murah dan dapat
dijangkau oleh seluruh siswa. Dengan memanfaatkan lingkungan
sekaligus juga memanfaatkan kepedulian siswa untuk mencintai
lingkungan belajarnya. Hal ini akan lebih terasa bermakna, bermanfaat
dan langsung dapat dirasakan oleh siswa. Dengan demikian baik
sekolah yang sudah mempunyai laboratorium lengkap maupun yang
sama sekali belum memiliki laboratorium, sama-sama dapat
memanfaatkan laboratorium alam sebagai salah satu alternatif proses
belajar, terlebih-lebih bagi konteks materi pelajaran Ilmu Pendidikan
Alam (Sains).
d. Jenis-jenis Lingkungan untuk Pembelajaran
Berkaitan dengan pendekatan lingkungan ini, UNESCO,
Mulyasa10
mengemukakan jenis-jenis lingkungan yang dapat
didayagunakan oleh peserta didik untuk kepentingan pembelajaran
yaitu :
1) Lingkungan yang meliputi faktor-faktor fisik, biologi, sosio
ekonomi, dan budaya yang berpengaruh secara langsung maupun tidak
langsung, dan berinteraksi dengan kehidupan peserta didik.
2) Sumber masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang
ada dalam suatu kelompok masyarakat.
3) Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang
memiliki pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan
pembelajaran.
Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat
dilakukan dengan dua cara :
10
Mulyasa. 2009 Pendekatan Lingkungan Sekolah Dasar. Hlm 14-15
12
1) Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan
pembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan metode karyawisata,
metode pemberian tugas, dan lai-lain.
2) Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas) untuk
kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli.Seperti
benda padat, cair dan gas. Bisa juga sumber tiruan seperti model, dan
gambar.
Guru sebagai pemandu pembelajaran dapat memilih
lingkungan dan menentukan cara-cara yang tepat untuk
mendayagunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan tema dan
lingkungannya yang akan didayagunakan hendaknya didiskusikannya
dengan peserta didik.
e. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Lingkungan
1) Kelebihan Pendekatan Lingkungan
Manfaat pendekatan lingkungan dalam pembelajaran memiliki
banyak keuntungan. Beberapa keuntungan tersebut antara lain :
a) Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah
ada di lingkungan.
b) Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus
seperti listrik.
c) Memberikan pengalaman yang nyata kepada siswa, pelajaran
menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik.
d) Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka
benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran
kontektual.
e) Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi pelajaran yang
diperoleh siswa melalui lingkungan kemungkinan besar akan
dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui
benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-
hari.
13
f) Pendekatan lingkungan dalam pembelajaran memberikan
pengalaman langsung kepada siswa. Dengan pendekatan
lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan
benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah.
g) Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di
lingkungan siswa mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan
media yang dikemas (didesain)”.
f. Kelemahan pendekatan lingkungan
Disamping ada beberapa kelebihan yang diperoleh dari
penggunaan pendekatan lingkungan tersebut, penulis juga
memperkirakan beberapa kendala yang perlu dicari solusinya yaitu :
a) Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada
kebutuhan siswa padahal dalam kelas itu tingkat kemampuan
siswanya berbeda-beda sehingga guru akan kesulitan dalam
menentukan materi pelajaran karena tingkat pencapaian siswa tadi
tidak sama.
b) Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam
proses belajar mengajar.
c) Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran
menggunakan pendekatan lingkungan akan nampak jelas antara
siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang kemudian
menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang
kemampuannya.
d) Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan
menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan lingkungan
ini akan terus tertinggal dan sulit mengejar ketertinggalan, karena
dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari
keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti
setiap pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman
yang tertinggal dan mengalami kesulitan.
14
e) Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan
pendekatan lingkungan.
f) Kemampuan yang didapat oleh siswa akan bereda-beda dan tidak
merata.
g) Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam
pendekatan lingkungan ini peran guru hanya sebagai pengarah dan
pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan
berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan
menemukan pengetahuan baru di lapangan.
g. Langkah-langkah Menggunakan Pendekatan Lingkungan
1) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih
bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya.
2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik
3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4) Menghadirkan model sebagai contoh belajar
5) Melakukan refleksi diakhir pertemuan.
6) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Ciri kelas yang menggunakan pendekatan lingkungan :
1) Pengalaman nyata
2) Kerja sama, saling menunjang
3) Gembira, belajar dengan bergairah
4) Pembelajaran terintegrasi
5) Menggunakan berbagai sumber
6) Siswa aktif dan kritis
7) Menyenangkan, tidak membosankan
8) Sharing dengan teman
9) Guru kreatif
Tori belajar yang dapat digunakan untuk mendukung
pendekatan lingkungan adalah teori belajar kontiktivisme. teori
15
belajar kontruktivisme menggambarkan bahwa siswa membentuk dan
membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan
lingkungannya. Teori kontruksivisme menyatakan bahwa
pengetahuan tidak dapat diberikan begitu saja dari seseorang kepada
orang lain (dari guru kepada siswa), tetapi harus dibangun oleh setiap
siswa melalui interprestasi informasi secara terus menerus.
Belajar berdasarkan teori kontruktivisme memiliki pengertian
sebagai interaksi antara konsep, masalah, siswa dan berbagai aspek
aspek dari lingkungan belajar. Jadi dalam belajar ada saling
keterkaitan antara aspek yang satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan masalah atau isu di masyarakat yang ditemukan
siswa, guru mengarahkan dengan suatu pendekatan dalam
pembelajaran sehingga siswa dapat mengkontruksi pengetahuannya
sendiri, misalnya dengan pendekatan lingkungan. Dengan cara ini
guru telah menerapkan paham kontruktivisme.
Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengkaitkan
lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar. Lingkungan
digunakan sebagai sumber belajar. Untuk memahami materi yang erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering digunakan pendekatan
lingkungan, sebagai contoh untuk memahami lingkungan, dengan
mengambil contoh kejadian nyata dilingkungan sekitar, siswa dapat
lebih paham dari interaksi tersebut.
Lingkungan merupakan ilmu pengetahuan yang menjadi aspek
teori maupun aplikasi dari kehidupan manusia.11
Sehingga erat
kaitannya dengan kehidupan manusia(siswa) sehingga siswa dapat
lebih memahami apa yang dipelajari dan terjadi dilingkungannya.
Dalam proses pembelajaran tidak selalu siswa di ajak ke lingkungan
dapat juga guru memberikan informasi yan dikaitkan dengan
lingkungan , terutama lingkungan sekitar.
11
Eldon D. Enger. Envirotmental Science : a study of interrelationship (united States The
Mc. Graw Hill Companices, 2004) h.5
16
Pendekatan lingkungan, yaitu pendekatan pembelajaran yang
berusaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa dengan melalui
lingkungan sebagai sumber belajar, atau dengan kata lain kegiatan
pembelajaran akan menarik perhatian siswa jika apa yang dipelajari
diangkat dari lingkungan sehingga apa yang dipelajari berhubungan
dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungannya.12
Pendekatan
lingkungan merupakan pembelajaran dimana siswa diajak secara
langung berhadapan dengan lingkungannya dimana fakta atau gejala
alam tersebut berada. Antoni Kola mengemukakan bahwa Pendekatan
lingkungan adalah proses pembelajaran yang dpat meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran tentang lingkungan dan maalahyang
terkait, sehingga dapat mengembangkan keterampilan dan keahlian
untuk mengetahui masalah lingkungan, sikap, motivasi, dan
komitmen untuk membut keputusan dan tindakan yang
bertanggungjawab terhadap masalah yang terjadi di lingkungan.13
Beberapa alasan untuk menggunakan pendekatan lingkungan
pada proses pembelajaran di kelas, adalah sebagai berikut14
:
1. Mendapatkan informasi berdasarkan pengalaman langsung
2. Mudah mencapai sasaran pembelajaran yang telah ditetapkan
3. Mengenal dan mencintai lingkungan yang pada akhirnya membuat
mengagumi penciptaannya
4. Membuat pelajaran lebih konkrit
5. Penerapan ilmu lebih mudah, sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa akan
merasakan belajar IPA lebih menarik dan lingkungan sangat
penting
12
Prisca Kurniawati, Memilih Se kolah untuk putra/putrid Anda.www.tunasdaud.com. 26
April 2007 13
Antoni Kola, effect ofEnvironmental Education Of African School Childeren’s wasres
Disposal Practices. http/:www.allacademic.com/. 2008 14
Jepris, Lingkungan Sebagai Sumber Belajar, http://www.jepris.wodpress.com/6 janiari
2006
17
Pemanfaatan lingkungan sangat penting dalam pembelajaran
IPA, karena lingkungan dapat dipandang sebagai sarana belajar atau
merupakan objek yang dipelajari anak. Lingkungan sebagai sumber
belajar, ada bermacam-macam sumber misalnya: buku, laboratorium,
tenaga ahli atau kebun sekitar sekolah. Lingkungan sebagai sarana
belajar IPA, lingkungan yang alami menyediakan berbagai bahan-
bahan yang tidak perlu membeli, misalnya air, udara, cahaya matahari,
tumbuhan, hewan dan sebagainya15
Banyak hal yang dapat dipelajari siswa dari lingkungan yang
ada disekitar. Lingkungan dapat meliputi dua aspek yaitu (1) keadaan
atau kondisi suatu lingkungan organisme atau kelompok organisme
dan (2) kondisi sosial dan budaya dari suatu kelompok individu.16
Dengan demikianapa yang ada dilingkungan baik kondisi lingkungan
secara fisik maupun lingkungan sosial budaya yang ada disekitar
siswa dpat dijadikan sebagai sumber belajar.
Menurut Semiawan ada empat sumber belajar yang berkenaan
langsung dengan lingkungan sebagai berikut.
a. Masyarakat kota atau desa disekelilingnya
b. Lingkungan fisik di sekitar sekolah
c. Bahan sisa yang sudah tidak terpakai yang dapat menimbulkan
pemahaman lingkungan
d. Peristiwa alam yang terjadi di manfaatkan cukup menarik perhatian
siswa.
Berdasarkan kutipan di atas maka dapat kita lihat bahwa
disekitar sekolah terdapat berbagai macam sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian siswa dapat lebih mengenal lingkungannya. Pengetahuan
15
Prisca Kurniawati, Memilih sekolah Untuk Putra/Putri Anda, www.tunasdaud.com. 26
april 2007
18
siswa akan lebih bermakna, serta siswa lebih aktif dan lebih banyak
belajar.
Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan mengajar yang
erat kaitannya dengan apa yang diajarkan guru yaitu alam sekitar.
Dengan mengunakan pendekatan lingkungan, guru dapat mengajak
anak- anak untuk menyadari betapa besarnya kasih sayang Allah pada
makhluk-Nya, dan dengan demikian diharapkan merekapun mau
menghargai hasil ciptaan itu sebagai tanda syukur mereka kepada
Allah.
Pada dasarnya belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dengan interaksi lingkungannya.
h. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Lingkungan
Dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional,
berkembangnya potensi peserta didik agar menajadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan bertanggungjawab. Untuk
mencapai hal tersebut. proses pembelajaran tidak hanya
mengembangkan kemampuan kognitif, tetapi juga mengembangkan
kecakapan aspek efektif dan psikomotorik. Selanjutnya akan
mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual
secara berimbang.
Penggunaan sumber belajar sangat efektif untuk menciptakan
suatu kegiatan belajar yang produktif. Sumber belajar memiliki
peranan lingkungan penting dalam proses belajar mengajar sehingga
siswa mudah memahami pelajaran.
Melalui pendekatan lingkungan, para siswa diajak memahami
konsep sains dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.
Dengan demikian diharapkan memiliki kepedulian terhadap
lingkungannya, siswa dapat mencari solusi, mengambil keputusan dan
19
melakukan tindakan nyata apabila mereka suatu ketika menghadapi
masalah dalam lingkungan mereka sendiri.
Selain itu, pengajaran lingkungan dapat menyatakan penjelasan
untuk memperbaiki pembelajaran siswa dikelas yang bertujuan
manyatukan antara lingkungan dengan konteks pembelajaran.17
Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat
dilakukan dengan dua cara :18
1. Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan
pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan denga metode karyawisata,
metode pemberian tugas, dan lain-lain
2. Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas)
untuk kepentingan pembelajaran, sumber tersebut biasa berupa
model dan gambar.
Kedua jenis cara tersebut di atas tidak terlepassatu sama lain,
karena siswa biasanya sering mengunjungi lingkungan atau membawa
benda-benda dan contoh-contoh kedalam kelas.
i. Manfaat pendekatan lingkungan
Hasil dari proses pendidikan dan pembelajaran pada akhirnya
akan bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran
akan terasa jika apa yang kita peroleh dari pembelajaran dapt
diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas kehidupan.19
Nilai dari suatu lingkungan sebagai sumber belajar bergantung
pada kecakapan memanfaatkannya. Setiap sumber belajar harus
dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tertentu yaitu:20
17
Lynne Ferguson, Tony Angell dan Margaret Tudor, Better Test Scores Trough
Enviromental Education?. http://clearingmagazine.org?.2001 18
Ray Suryo, Pendekatan Discovery, Inquiry dan STS dalam pembelajaran Fisika dalam
www.raysuryo.wordpress.com.1februari 2008
20
1. Membantu memecahkan masalah
2. Lebih dapat menjelaskan konsep dan prinsip-prinsip IPA
3. Memperbesar kecenderungan anak didik untuk menyelidiki alam
sekitar
Selain itu, beberapa keuntungan yang dapat diambil dari upaya
pemberdayaan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu:21
a) Memberikan perubahan iklim dan suasana pembelajaran kepada
siswa.
b) Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan pratikum
terhadap apa yang dipelajari dikelas
c) Memungkinkan siswa belajar mandiri, sehingga mengurangi
ketergantungan siswa terhadap guru
d) Memperluas wawasan tentang berbagai fakta keilmuan yang
ditemukan di alam nyata
Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:22
a) Alam sekitar merupakan sumber belajar yang sangat mudah di
jangkau
b) Objek dan permasalahannya beraneka ragam
c) Dapat memupuk kesadarn dan kecintaan anak terhadap alam sekitar
d) Pengetahuan yang diperoleh lebih bermakna dan sukar dilupakan
e) Anak akan dapat lebih banyak berlatih melakukan observasi dan
eksperimen
Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan mengajar yang
erat dengan apa yang diajarkan guru yaitu alam sekitar. Dengan
menggunakan pendekatan ini, guru dpat mengajak anak-anak untuk
menyadari betapa besarnya Kasih Allah pada makhluk-Nya, dan
dengan demikian merekapun menghargai hasil ciptaannya itu, dan yang
21
Muh. Hamzah Zaidin , Sekolah Masa Depan, Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber
Belajar, bulletin Pelangi Pendidikan, Vol 3 No.2 Tahun 2000 hal 44-45 22
Wayan Rinda suardika, Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam
meningkatkan motivasi siswa pada Pembelajaran IPA kelas V Sd No 1
21
paling diharapkan ialah sejak dini mereka mau mancuptakan
mengerjakan segala perintah ilahi sebagai tanda syukur pada-Nya.
Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang
dikemas melalui keterampilan proses dapat disajikan dalam proses
pembelajaran IPA dan akan menciptakan interaksi yang lebih tinggi
karena fisik maupun mental siswa terlibat langsung di lingkungan.
Antara guru dan siswa dapat bekerja sama dalam proses belajar,
memilih lingkungan sekitar sebagai subyek atau sumber belajar
misalnya sawah, sungai, rawa atau hutan. Dampak positif penerapan
pendekatan lingkungan yaitu dapat memacu sikap rasa ingin tahu serta
partisipasi belajar siswa akan semakin meningkat.
Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran IPA. Pemanfaatan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA sangat diperlukan
dalam memotivasi siswa belajar IPA.
Belajar pada hakekatnya adalah suatu interaksi antara individu
dengan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus)
terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons
terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi dapat terjadi perubahan
pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Muhibin Syah23
mengatakan bahwa: "Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah
laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif'. Hal
ini menunjukkan bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang
penting dalam proses belajar mengajar”.
Berdasarkan Maria Habiba, “Berkaitan dengan pentingnya
lingkungan dalam pengajaran, ada suatu asas dalam pengajaran yaitu
asas-asas didaktik atau asas-asas mengajar yang disebut dengan asas 23
Syah Muhibin. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar dalam interaksi siswa pembelajaran IPA kelas V hal 42-44
22
lingkungan, yaitu suatu asas yang mengaitkan pengajaran dengan
lingkungan siswa. Bagi seorang guru, menguasai asas mengajar adalah
sangat penting dan merupakan suatu keharusan, karena dengan
menguasai asas-asas mengajar ini akan dapat membantu guru dalam
meningkatkan dan mengembangkan praktek pengajaran di kelas untuk
tercapainya tujuan pengajaran yang diharapkan. Akan tetapi dengan
hanya menguasai asas-asas mengajar belum merupakan suatu jaminan
bahwa guru dengan sendirinya akan berhasil dalam mengajarnya.
Dalam hal ini Nasution ,mengatakan bahwa: "Menguasai asas-
asas didaktik belum merupakan suatu jaminan bahwa seseorang dengan
sendirinya akan menjadi guru yang baik. Mengajar itu sangat kompleks
dan dipengaruhi oleh macam-macam faktor, antara lain pribadi guru
sendiri, suasana kelas, hubungan antar manusia di sekolah, keadaan
sosial ekonomi negara, organisasi kurikulum dan sebagainya. Akan
tetapi seseorang pasti tidak akan menjadi guru yang baik kalau
mengabaikan asas-asas didaktik. Itu sebabnya didaktik perlu dipelajari
oleh setiap pengajar ".
Berdasarkan Jurnal Pendidikan oleh Maria Habiba “bahwa
untuk menjadi guru yang baik salah satu usahanya ialah dengan
menguasai asas-asas didaktik atau asas-asas mengajar, dan salah satu
asas itu ialah asas lingkungan. Dalam pelaksanaannya asas lingkungan
ini digunakan melalui pendekatan lingkungan di dalam proses belajar
mengajar yang disesuaikan dengan tujuan dan materi pelajaran yang
telah ditetapkan. Betapa pentingnya penggunaan atau pemanfaatan
lingkungan dalam pengajaran. Namun demikian, dengan berbagai
alasan disinyalir masih banyak para guru yang melupakan pentingnya
lingkungan ini dalam pengajaran sebagai sumber belajar. Kiranya hal
ini merupakan hambatan dalam pembelajaran yang berlangsung di
sekolah, karena sebenarnya banyak keuntungan yang diperoleh dengan
memanfaatkan lingkungan ini.
23
Hasil penelitian oleh Anggaraini) “Apabila kita memperhatikan
pembelajaran yang terjadi di sekolah sebagian besar guru hanya
menstransfer ilmu pengetahuan saja kepada siswa tanpa berusaha untuk
mengaitkannya dengan lingkungan siswa dan juga tidak berusaha
mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dengan pengetahuan
yang akan dipelajari siswa di sekolah. Dengan demikian belajar hanya
bersifat hafalan saja dan tidak bermakna. Untuk mengatasi masalah ini
salah satu upayanya ialah dengan menggunakan pendekatan lingkungan
dalam pembelajaran, yaitu menggunakan sesuatu yang ada di
lingkungan siswa sebagai sumber belajar sehingga dapat membuat
pembelajaran lebih bermakna.
Nasution mengemukakan bahwa: “Menggunakan atau
memanfaatkan lingkungan dalam pengajaran adalah suatu pekerjaan
yang tidak mudah. Banyak hal yang harus dipelajari agar dapat berhasil
menggunakannya, disamping perlu latihan-latihan penggunaan
lingkungan dalam pengajaran. Tentunya penggunaan lingkungan ini
harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan
kepada siswa.
Pemanfaatan lingkungan dalam pengajaran mempunyai
keuntungan praktis dan ekonomis. Keuntungan praktis karena mudah
diperoleh, sedangkan keuntungan ekonomis karena murah dan dapat
dijangkau oleh seluruh siswa. Dengan memanfaatkan lingkungan
sekaligus juga memanfaatkan kepedulian siswa untuk mencintai
lingkungan belajarnya. Hal ini akan lebih terasa bermakna, bermanfaat
dan langsung dapat dirasakan oleh siswa. Dengan demikian baik
sekolah yang sudah mempunyai laboratorium lengkap maupun yang
sama sekali belum memiliki laboratorium, sama-sama dapat
memanfaatkan laboratorium alam sebagai salah satu alternatif proses
belajar, terlebih-lebih bagi konteks materi pelajaran Ilmu Pendidikan
Alam (Sains).
F. Lingkungan sebagai sumber belajar
24
Sujana, mengemukakan bahwa pengertian sumber belajar dapat
diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit
diarahkan pada bahan-bahan cetak, sedangkan secara luas tidak lain adalah
data yang biasa digunakan untuk kepentingan proses belajar mengajar,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sekitar anak-anak kita merupakan salah satu sumber belajar yang
di optimalkan untuk pencapaian proses hasil pendidikan yang berkualitas.
Jumlah sumber yang belajar yang tersedia di lingkungan ini tidak terbatas,
pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan
pendidikan.
Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya
wawasan pengetahuan anak karena belajar tidak terbatas oleh tempat dan
didinding kelas. Selain itu kebenarannya juga akurat sebab anak dapat
mengalami secara langsung.
a) Pembelajaran di Luar Kelas
Proses belajar mengajar dalam kelas tidak selamanya efektif tanpa
adanya alat peraga sebagai pengalaman pengganti yang dpat memperkuat
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang diberikan, tetapi
minimnya alat peraga yang tersedia menyebabkan guru perlu menanamkan
materi. Sedangkan dilingkungan sekitar cukup potensial dijadikan sebagai
sumber belajar sebagai pengalaman langsung yang tidak begitu saja
dilupakan oleh siswa. Lingkungan sebagai sumber belajar dikemukankan
oleh Semiawan dkk, sebagai berikut : sebenarnya sumber belajar yang
terdapat dilingkungan kita, baik disekitar sekolah maupun di luar sekolah
sekurang-kurangnya memiliki empat jenisyang sangat bermanfaat, yaitu:
a) Masyarakat desa atau kota disekliling sekolah
b) Lingkungan fisik di sekitar sekolah
c) Bahan sisa yang tidak tepakai yang sudah terbuang, yang dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan namun bermanfat untuk proses
belajar mengajar
25
d) Peristiwa alam yang terjadi di masyarakat cukup menarik perhatian
siswa. Ada peristiwa yang mungkin tidak dapat dipastikan akan
terulang kembali dan tidak melewatkan untuk dicatat di buku atau
pikiran siswa
Cukup banyak tersedia sumber dan alat bantu belajar mengajar
diluar didinding sekolah kita, bawa sesuatu di lingkungan ke dalam kelas.
Bawalah siswa ke lingkungan luar. Biarkan mereka senang belajar dengan
lingkungannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan
lingkungan sangat baik bagi penanaman materi pembelajaran pada
siswa.Hanya saja perlu ditekankan bahwa media yang khusus disediakan
yaitu yang berhubungan dengan lingkungan fisik yang berada
dilingkungan sekitar mereka.
Sulaiman mengemukakan bahwa, tidak seperti pengalaman dengan
kata-kata, pengalaman nyata sangat efektif untuk mendapatkan suatu
pengertian, karena pengalaman nyata mengikuti sertakan semua indra dan
akal. Pengalaman nyata dan mempunyai kecerdasan yang dapat menyerap
yang menyeluruh dari segala segi tentang semua pengalaman itu, ia akan
sanggup mengembangkan pengertian yang sebaik-baiknya tentang semua
yang dialaminya itu.
Pengalaman langsung sangat bermanfaat sekali bagi pengajaran
yang memerlukan pembuktian di lapangan, tetapi pengalaman langsung ini
tidak semua sekolah dapat memanfaatkannya, karena tidak semua sekolah
memiliki lingkungan sesuai denga kebutuhan untuk memperkuat materi
pelajaran yang disampaikan sehingga sangat beruntung sekolah yang
memiliki lingkungan sesuai materi pelajaran.
Dengan demikian jelas bahwa pngajaran di luar kelas banyak
keuntungannya dibandingkan dengan pengajaran hanya di dalam kelas,
karena lingkungan yang ada di sekitar sekolah dan sekitar tempat tinggal
siswa dapat dijadikan media pengajaran yang berguna. Apalagi untuk
26
untuk melakukan pengajaran di luar kelas tersebut tanpa atau sedikit biaya
yang diperlukan, sehingga tidak memberatkan siswa untuk melakukannya.
Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
mengarahkan anak pada peristiwa atau keadaan yang sebenarnya.
1) Pengertian Hasil Belajar IPA
Usman Samatoa mengemukakan Ilmu pengetahuan alam
merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu natural
science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA).Berhubungan dengan alam
atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi
ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut
sebagai ilmu tentang alam. Ilmu-ilmu yang mempelajari peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam ini.24
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara
sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang
dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh
Powler yang dikutip oleh Usman Samatowa IPA merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang
tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil
observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu
tersusun dalam suatu system, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang
lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya
merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya
pengetahuan itu tidak haya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa
orang dengan cara eksperimentasi yag sama akan memperoleh hasil yang
sama atau konsisten.
IPA berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan suatu bangsa
banyak sekali tergantung kepada kemampuan bangsa itu dalam bidang
IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi. Suatu teknologi tidak akan
24
Usman Samatowa, Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT.Indeks, 2010),
hlm. 3
27
berkembang pesat jika tidak didasari pengetahuan dasar yang memadai.
Sedangkan pengetahuan dasar untuk teknologi adalah IPA.25
IPA melatih anak berpikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang
benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran
ilmu, yaitu rasional dan objektif.Rasional artinya masuk akal atau logis,
diterima oleh akal sehat.Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai
dengan kenyataan atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui
panca indera.
Dari pernyataan di atas, terlihat dengan jelas bahwa pelajaran IPA
memiliki peranan penting dalam menumbuhkan kemampuan berfikir logis
dalam memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan. Pembelajaran
IPA di sekolah dasar sangatlah penting diberikan agar peserta didik dapat
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, teknologi, dan
lingkungan. Dengan IPA pula peserta didik dapat mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah, dan membuat keputusan yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan tujuan yang telah disebutkan di atas tergambar dengan
jelas bahwa arah dan orientasi pembelajaran IPA adalah mengarahkan
siswa untuk mampu mengembangkan segala pengetahuan yang dimiliki
untuk memelihara dirinya sendiri, lingkungan serta jagad raya ini. Untuk
menilai ketercapaian semua tujuan tersebut, dibutuhkan suatu bukti yang
menunjukkan tingkat penguasaan siswa terhadap konsep IPA yang telah
diberikan. Bukti tersebut dapat ditunjukkan dengan pencapaian hasil
belajar yang diperoleh siswa setelah melewati serangkaian kegiatan
belajar.
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya yakni ”hasil” dan ”belajar”. Pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau
25
ibid., hlm. 4
28
proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.26
Sedangkan pengertian belajar menurut Muhibbin Syah belajar adalah
kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.27
Sedangkan
menurut Alex Sobur belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku
yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman.28
Sejalan dengan
pendapat Alex, pengertian belajar menurut Iskandarwassid adalah proses
perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat adanya interaksi antara
individu dengan lingkungannya melalui pengalaman dan latihan.29
Pengertian belajar memang selalu berkaitan dengan perubahan, baik yang
meliputi keseluruhan tingkah laku individu maupun yang hanya terjadi
pada aspek dari kepribadian individu. Perubahan perilaku itu merupakan
perolehan yang menjadi hasil belajar. Jadi hasil belajar adalah perubahan
yang mengakibatkan individu (manusia) berubah dalam sikap dan tingkah
lakunya. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena
kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil
pengalaman.
Sementara itu, menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.30
Hasil belajar menurut Purwanto seringkali
digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang
menguasai bahan yang sudah diajarkan.31
Jadi hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar antara guru
dengan siswa yang diakhiri dengan proses evaluasi yang hasilnya itulah
merupakan hasil belajar siswa selama menerima pembelajaran.
26
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), hlm. 44 27
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Deangan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.15 hlm. 87 28
Alex sobur, Psikologi Umum, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2003), hlm. 218 29
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 5 30
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 22 31
Purwanto, loc.cit.
29
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan bukti pencapaian kemampuan belajar yang diperoleh
siswa setelah melalui serangkaian kegiatan pembelajaran, yang bertujuan
untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Sedangkan IPA adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir logis dan sistematis dalam
memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, Hasil belajar IPA adalah bukti pencapaian pemahaman
terhadap konsep-konsep IPA yang diperoleh siswa setelah melalui proses
pembelajaran.
a) Jenis-Jenis Hasil Belajar
Howard kingsley membagi tiga jenis hasil belajar, yaitu
keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan
cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar yakni
informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan
keterampilan motoris.32
Dalam bukunya, Muhibbin Syah membagi hasil
belajar kedalam tiga ranah sebagai berikut:33
1) Ranah cipta (kognitif), terdiri dari: pengamatan, ingatan, pemahaman,
penerapan, analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti), sintesis
(membuat paduan baru dan utuh).
2) Ranah rasa (afektif), terdiri dari: penerimaan, sambutan, apresiasi
(sikap menghargai), internalisasi (pendalaman), karakterisasi
(penghayatan).
3) Ranah karsa (psikomotorik), terdiri dari: keterampilan bergerak dan
bertindak, dan kecakapan ekspresi verbal dan non verbal.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia jenis-jenis hasil belajar yang
paling dikenal dan paling sering digunakan adalah jenis-jenis belajar yang
dikemukakan oleh Benyamin S. Bloom atau yang sering dikenal dengan
“Taksonomi Bloom”. Benyamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu
32
Nana Sudjana, loc.cit. 33
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Deangan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 16 hlm. 148-150
30
berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokkan) tujuan pendidikan itu
harus senantiasa mengacu pada tiga domain (daerah binaan atau ranah)
yang melekat pada diri peserta didik, yaitu: ranah proses berpikir
(cognitive domain), ranah nilai atau sikap (affaective domain), ranah
keterampilan (psychomotor domain).34
Menurut Bloom ranah kognitif adalah ranah yang mencakup
kegiatan mental (otak). Menurutnya, segala upaya yang menyangkut
aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.35
Domain kognitif
merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan
perkembagannya dari persepsi, intropeksi, atau memori siswa.36
Ranah
kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek, yakni:37
1) Pengetahuan atau ingatan; istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai
terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun
demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah
tersebut termasuk pula pengetahuan faktual.
2) Pemahaman; tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan
adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya
sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya.
3) Aplikasi; penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi
khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk
teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.
4) Analisis; usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau
bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya atau susunannya.
5) Sintesis; penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk
menyeluruh.
34
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2011), Cet.11 hlm. 35
Anas Sudijono, op.cit, hlm. 49-50 36
Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), hlm. 75 37
Nana Sudjana, loc.cit.
31
6) Evaluasi; pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, materi, dll.
Pada abad ke-21, Anderson dan Kratwohl menganggap bahwa
taksonomi kognitif Bloom sudah kurang relevan dengan tuntutan jaman.
Anderson dan Kratwohl sepakat untuk membuat sebuah tim untuk
merevisi taksonomi kognitif Bloom. Berikut perubahan taksonomi Bloom
taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson dan Kratwohl:38
No. Sebelum Direvisi Setelah Direvisi
1. Pengetahuan Mengingat (remember)
2. Pemahaman Memahami (understand)
3. Penerapan Menerapkan (apply)
4. Analisis Menganalisis (analyze)
5. Sintesis Mengevaluasi (evaluate)
6. Evaluasi Menciptakan (create)
Sehingga taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi
Anderson dan Kratwohl yakni:39
1) Mengingat (remember); merupakan usaha mendapatkan kembali
pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang
baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.
2) Memahami (understand); berkaitan dengan membangun sebuah
pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi.
3) Menerapkan (apply); menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan
atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan
atau menyelesaikan masalah.
4) Menganalisis (analyze); memecahkan suatu permasalahan dengan
memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari
38
Zulfiani, op.cit, hlm. 66 39
Imam Gunawan dan Anggarini Retno Palupi, Taksonomi Bloom- Revisi Ranah Kognitif:
Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian, diakses dari
http://www.ikippgrimadiun.ac.id/ejournal/sites/default/files/2_Imamgun%20&%20Anggarini_Tak
sonomi%20Bloom%20%E2%80%93%20Revisi%20Ranah%20Kognitif%20Kerangka%20Landas
an%20untuk%20Pembelajaran,%20Pengajaran,%20&%20Penilaian.pdf
32
keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana
keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.
5) Mengevaluasi (evaluate); memberikan penilaian berdasarkan criteria
dan standar yang sudah ada.
6) Menciptakan (create); meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama
untuk membentuk kesatuan dan mengarahkan siswa untuk
menghasilkan suatu produk baru.
Sementara itu ranah afektif menurut Anas Sudijono adalah yang
berkaitan dengan sikap dan nilai, yang terdiri dari lima aspek, yaitu:40
1) Menerima atau memperhatikan; kepekaan seseorang dalam menerima
rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam
bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
2) Menanggapi; kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan
membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
3) Menghargai; memberikan nilai atau memberikan penghargaan
terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak
dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.
4) Mengatur atau mengorganisasikan; merupakan pengembangan dari
nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan
satu nilai dengan nilai lain. Jadi mempertemukan perbedaan nilai
sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal.
5) Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai; keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi
pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Sedangkan untuk ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan
dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
40
Anas Sudijono, op.cit, hlm. 54-56
33
menerima pengalaman belajar tertentu.41
Ada enam tingkatan
keterampilan, yakni:42
1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motoris, dan lain-lain
4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan
5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai
pada keterampilan yang kompleks
6) Kemampuan yag berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti
gerakan ekspresif dan interpretatif
Dari berbagai penjelasan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa hasil belajar tidak dapat hanya diukur dengan menggunakan aspek
pengetahuan saja, melainkan harus melibatkan segala aspek perubahan
tingkah laku, baik secara intelektual, fisik, dan psikologis.
1) Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar IPA
Secara garis besar, metode evaluasi dalam pendidikan dapat
dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu tes dan nontes.43
Kedua
macam bentuk tersebut digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil
belajar IPA. Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur
(yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang
pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik
berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah
yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang
diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.44
Tes sebagai alat
penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa
41
ibid, hlm. 57 42
Nana Sudjana, op.cit, hlm. 30-31 43
Sukardi, op.cit, hlm. 11 44
Anas Sudijono, op.cit, hlm. 67
34
dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau
dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).45
Tes pada umumnya digunakan
untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar
kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan
tujuan pendidikan dan pengajaran.
Sedangkan alat penilaian nontes digunakan untuk mengevaluasi
penampilan dan aspek-aspek belajar afektif siswa.46
Dengan teknik nontes
maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan
tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan melakukan
pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara
(interview), menyebarkan angket (questionnaire), dan memeriksa atau
meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis).47
Teknik nontes ini
pada umumnya memegang peranan yang penting dalam rangka
mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup
(affective domain), dan ranah keterampilan psychomotoric domain).
Kedua bentuk alat penilaian di atas sangat tepat digunakan untuk
mengukur ketercapaian dalam pelajaran IPA. Para guru harus mengetahui
bahwa tidak semua materi pelajaran dapat diukur dengan menggunakan
tes, tetapi ada beberapa materi tertentu yang hanya dapat diukur dengan
menggunakan teknik non tes
a) Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap
hasil- hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Dalam
penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiennya dalam
mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. Oleh
sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain
sebab hasil merupakan akibat dari proses.
45
Nana Sudjana, op.cit, hlm. 35 46
Sukardi, loc.cit. 47
Anas Sudijono, op.cit, hlm. 76
35
Sejalan dengan pengertian di atas maka penilaian berfungsi sebagai
berikut:48
1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan
fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan
tujuan instruksional.
2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan
mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar
siswa, strategi mengajar guru,dll.
3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang
tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan
kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk
nilai-nilai prestasi yang dicapainya.
Sedangkan tujuan penilaian adalah sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan kecakapan para siswa, sehingga diketahui berbagai
bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah,
yakni seberapa jauh keefektifannnya dalam mengubah tingkah laku
para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
3) Menentukan tidak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan
dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran
serta strategi pelaksanaannya.
4) Memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Sukardi dalam bukunya evaluasi pendidikan mengatakan
evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses belajar
mengajar, yaitu sebagai berikut:49
2) Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai
pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh
seorang guru.
48
Nana Sudjana, op.cit., hlm.3-4 49
Sukardi, op.cit., hlm.4
36
3) Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar.
4) Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
5) Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari
siswa.
6) Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
7) Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua
siswa.
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan
kegiatan belajar yang telah dilakukan.
b.Kerangka Berpikir
Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku seseorang
berdasarkan pengalaman tertentu. Oleh karena itu untuk mencapai
perubahan, diberikan dalam proses belajar mengajar, Sedangkan hasil
belajar IPA dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik, oleh karena itu perubahan sebagai hasil proses proses
belajar adalah perubahan yang mempengaruhi perubahan tingkag laku.
Untuk mempermudah tercapainya tujuan yang digambarkan dalam
bentuk perilaku tersebut, maka hanya melalui kejelasan materi yang
disampaikan, kegembiraan, dan kesenangan anak. Diharapkan para siswa
dapat aktif dan keatif.
Salah satu usaha untuk mewujudkan kondisi proses belajar
sebagaimana yang diharapkan di atas adalah dengan jalan penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar.
Kemampuan siswa berbeda-beda seperti kemampuan keterampilan,
menghafal, memahami dan memecahkan suatu masalah. Dalam
pembelajaran IPA mereka mampu memberikan kesempatan untuk berlatih
keterampilan-ketempilan proses IPA sesuai dengan perkembangan
kognitifnya yaitu pada tahap kongkret- oprasional usia 7-11 tahun, baru
mampu berfikir sistematis mengenai benda-benda atau peristiwa yang
37
kongkret. Hal tersebut sesuai dengan kegunaan lingkungan sebagai sumber
belajar yaitu dengan siswa mengamati lingkungan ataupun lingkungan
yang dibawa ke kelas yang meliputi biotik, abiotik dan masyarakat,
dimana siswa dapat melihat, memegang, dan terlibat langsung dalam suatu
kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan akan sangat
berdampak terhadap peningkatan hasil pembelajaran, karena sumber
belajar tidak hanya pada bahan atau alat- alat yang di gunakan untuk
membantu setiap orang belajar. Seperti tujuan pendidikan yaitu untuk
mengembangkan kemampuan personal dan sosial peserta didik yang
didasarkan kepada pemanfaatan.
4. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan kerangka teori dan alur berpikir yang telah
dikemukakan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat Pengaruh
Penggunaan Lingkungan Sebagai sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas V Pada Materi Benda dan Sifatnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
38
A. Tempat dan Waktu Penelitian
ini dilakukan di SDN 14 Pondok Labu Jakarta pada kelas V Semester
Ganjil, tahun pelajaran 2013/ 2014 yaitu pada bulan November 2013.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
semu (Quasi Eksperimen). Pada penelitian ini kelompok uji coba (eksperimen)
dan kelompok pembanding (kontrol) tidak dipilih secara acak.Kedua
kelompok sudah ada sebelumnya.Kelompok pertama adalah kelompok
eksperimen yang diberikan perlakuan dengan pendekatan lingkungan dan
kelompok kedua adalah kelompok kontrol yang diberikan perlakuan dengan
metode konvensionali. Metode ini dipilih karena tujuan utama penelitian ini
adalah untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari suatu perlakuan
(treatment).
Desain penelitian yang digunakan yaitu Non-Randomize Control
Group Pretest and Posttest Design. Rancangan ini melibatkan dua kelompok,
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum diberikan
perlakuan pada kedua kelas diberikan pretest. Selanjutnya kelompok
eksperimen diberikan perlakuan dengan pembelajaran menggunakan metode
pendekatan lingkungan, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan
metode konvensional. Setelah perlakuan, kedua kelas diberikan posttest.
Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
A T1 X T2
B T1 Y T2
Keterangan:
A : kelas eksperimen
B : kelas kontrol
39
T1 : pemberian pretest
T2 : pemberian posttest
X : penerapan pendekatan lingkungan
Y : penerapan metode konvensional
C.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.50
Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa-siswi SDN 14 Pagi, Pondok Labu Jakarta selatan.
Namun penelitian tidak akan mengambil jumlah populasi secara keseluruhan,
melainkan hanya mengambil sampel saja, agar subjek yang diteliti tidak
terlalu banyak.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.51
Bila
populasinya besar, peneliti tidak mungkin mempelajarinya semua karena
keterbatasan waktu, tenaga, dan dana, maka peneliti dapat menggunakan
sampel dari populasi tersebut. Adapun sampel yang diteliti dalam penelitian
ini berjumlah 68 siswa, yaitu kelas VA yang terdiri dari 34 siswa sebagai
kelas kontrol dan kelas VB yang terdiri dari 34 siswa sebagai kelas
eksperimen.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling, yaitu mengambil sampel pada kelas yang tersedia
tanpa melakukan random sampling. Berdasarkan teknik tersebut, penentuan
kelas eksperimen dan kelas kontrol ditentukan dari hasil tes awal (pretest).
Hasil pretestyang rata-ratanya lebih tinggi dijadikan kelas kontrol sedangkan
hasil pretest yang rata-ratanya lebih rendah dijadikan kelas eksperimen yaitu
kelas yang diberikan perlakuan (treatment).
D. Variabel Penelitian
50
Suharsimi Arikunto , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet. Ke-14, hlm. 173 51
Ibid,.hlm. 174
40
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel (X) bebasnya adalah pendekatan lingkungan,
sedangkan variabel (Y) terikatnya adalah hasil belajar siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dipergunakan untuk
memperoleh data yang dipergunakan untuk penelitian. Cara yang digunakan
dalam pengumpulan data penelitian ini adalah dengan memberikan tes
awal(pretest) dan tes akhir (posttest). Pretest adalah tes yang dirancang untuk
mengukur kemampuan awal sebelum program pembelajaran dilakukan.
Posttest adalah tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan akhir setelah
program pembelajaran dilakukan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil
belajar IPA. Tes hasil belajar IPA berupa tes objektif dalam bentuk pilihan
ganda dengan 4 alternatif jawabanyaitu A, B, C, dan D pada konsep benda dan
sifatnya. Tes disusun berdasarkan indikator yang disesuaikan dengan KTSP,
skor yang digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk
jawaban yang benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah.
41
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR PADA MATERI BENDA DAN SIFAT
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Satuan Pendidikan : SDN 14 Pondok Labu
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V (Lima) / I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Jumlah soal : 45 PG
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses
Kompetensi
Dasar
Konsep Indikator
Pembelajaran
Naskah Soal Jenjang
Kognitif
Kunci
Jawaban
4.1
Mendeskripsikan
hubungan antara
sifat bahan
dengan bahan
penyusunnya,
misalnya
benang, kain,
dan kertas
Sifat Bahan Menjelaskan sifat bahan
dengan bahan
penyusunnya
1. Susunan atau gabungan dari beberapa serat
disebut …
a. serat c. kain
b. benang d. Tali
C1 Bahan-bahan yang menyusun tali
adalah serat. Serat merupakan
bagian dasar dari tali dan
bentuknya berupa untaian yang
tidak dapat dipisah lagi.
Gabungan dari beberapa serat
akan membentuk benang.
Jawaban : B
2. Kayu banyak digunakan untuk peralatan dapur.
Hal ini disebabkan karena …
a. kayu memiliki sifat kuat
b. kayu memiliki sifat lentur
c. kayu tidak menghantarkan panas
d. kayu mudah sekali patah
C2 Kayu memiliki sifat tidak
menghantarkan panas. Oleh
karena itu, perabot dapur yang
biasa digunakan di rumah banyak
mengguanakan kayu sebagai
gagangnya.
Jawaban : C
3. Berikut ini contoh-contoh serat alam,
kecuali…
a. serat ijuk c. serat nilon
C2 Serat alam berasal dari alam,
contohnya serat kapas, serat ijuk,
serat wol. Yang tidak termasuk
42
b. serat sutra d. serat wol serat alam adalah serat nilon
karena terbuat dari serat sintetis
(buatan).
Jawaban : C
4. Sifat benang yang paling kuat terdapat pada
…
a. benang jahit c. kain songket
b. benang sulaman d. benang layang-
layang
C1 Benang laying-layang tersusun
dari senar. Senar merupakan serat
yang berasal dari plastic sehingga
benang laying-layang lebih kuat
dibandingkan benag jahit,
sulaman dan kain songket yang
terbuat dari serat kapas.
Jawaban : D
5. Perhatikan gambar berikut:
Rambut atau bulu hewan tersebut dapat
menghasilkan serat …
a. kapas c. sutra
b. rami d. wol
C3 Serat wol merupakan serat yang
berasal dari bulu domba.
Jawaban : D
6. Perhatikan gambar berikut: C3 Benang nilon dibuat dari bahan
sintetis sehingga lebih cocok
digunakan pada alat pancing.
Berbeda dengan benang jahit,
benang kasur dan wol yang
terbuat dari serat alami.
43
Jenis benang yang tepat untuk digunakan pada
alat tersebut adalah …
a. wol c. nilon
b. jahit d. kasur
Jawaban : C
Mengidentifikasi
hubungan antara sifat
dengan bahan
penyusunnya
7. Benang nilon terbuat dari bahan …
a. hewan c. serat kayu
b. tumbuhan d. Sintetis
C1 Benang nilon merupakan benang
yang dibuat dari bahan sintetis
(buatan).
Jawaban : D
8. Bahan yang memiliki sifat lentur, kenyal,
tidak menghantarkan listrik, panas, kuat, dan
mudah dibentuk adalah …
a. karet c. kayu
b. kaca d. Benang
C2 Karet memiliki sifat lentur,
kenyal, tidak menghantarkan
listrik, panas, kuat, dan mudah
dibentuk.
Jawaban : A
9. Kertas tahan air karena adanya lapisan plastik
pada permukaannya disebut kertas …
a. HVS c. karton
b. manila d. Minyak
C1 Kertas minyak merupakan kertas
tahan air yang terdapat lapisan
plastic dipermukaannya.
Jawaban : D
10. Bahan yang memiliki sifat tembus pandang,
mudah pecah tetapi mudah dibentuk, dan
warnanya bening adalah …
a. kayu c. batu
b. kaca d. Benang
C2 Kaca memiliki sifat tembus
pandang, mudah dibentuk, mudah
pecah dan warnanya bening.
Jawaban : B
44
11. Pernyataan berikut ini benar, kecuali …
a. sebuah benda dapat dibuat dari berbagai
jenis benda
b. jenis benda yang berbeda dapat dibuat dari
jenis bahan yang sama
c. jenis benda yang sama dapat dibuat dari
jenis bahan yang berbeda
d. berbagai jenis benda hanya dapat dibuat
dari satu macam bahan
C3 Benda-benda yang kita gunakan
terbuat dari bahan dengan sifat
tertentu. Pemilihan bahan sesuai
dengan kegunaannya. Sifat suatu
bahan tergantung dari
penyusunnya. Sifat bahan
meliputi kekuatan, kelenturan,
halus atau kasar. Suatu benda
dibuat berdasarkan sifat-sifat
bahan tersebut. Tidak mungkin
suatu benda yang memiliki
banyak fungsi hanya disusun satu
macam bahan saja.
Jawaban : D
12. Dari uji penyerapan air terhadap beberapa
jenis kertas, diperoleh hasil berikut :
Jenis kertas Air yang diserap
I
II
III
IV
+++
++
++++
+
*tanda + menunjukkan banyaknya air yang diserap
Jenis kertas yang paling cocok untuk bahan
tisu yaitu …
a. I c. III
b. II d. IV
C3 Tisu merupakan bahan yang
sangat tipis dan lembut sehingga
ketika dimasukkan ke dalam air
maka akan menyerap banyak air.
Jawaban : C
45
Menyebutkan sifat-sifat
bahan di lingkungan
sekitar berdasarkan
bahan penyusunnya
13. Perabot di rumah yang disusun oleh bahan
berupa kaca adalah …
a. kursi c. lemari
b. meja d. cermin rias
C1 Cermin rias merupakan salah satu
contoh perabot rumah tangga
yang disusun dari kaca sedangkan
kursi, meja dan lemari disusun
dari kayu.
Jawaban : D
14. Karpet, gorden, sajadah, baju, dan celana
merupakan benda-benda yang disusun oleh
kumpulan-kumpulan tali, yaitu …
a. benang c. kain
b. wol d. Kaca
C2 Tali merupakan gabungan dari
beberapa benang yang menjadi
satu. Karpet, gorden, sajadah,
baju dan celana merupakan
benda-benda yang disusun oleh
kumpulan-kumpulan tali, yaitu
benang.
Jawaban : A
15. Baju seragam sekolah terbuat dari kain …
a. katun c. wol
b. sutra d. sintetis
C1 Kain katun banyak digunakan
untuk membuat pakaian. Salah
satunya adalah seragam sekolah.
Pakaian yang terbuat dari bahan
kapas atau kain katun relative
lebih nyaman dikenakan karena
mudah menyerap keringat.
Jawaban : A
16. Kain katun banyak dipilih untuk bahan
pakaian daripada nilon, karena kain katun …
a. lebih tahan air
b. bersifat menyerap keringat
c. lentur dan mudah di cuci
C2 Kain katun merupakan kain yang
terbuat dari bahan kapas. Serat
kapas memiliki sifat yang lentur,
lembut, serta mudah menyerap
air. Oleh karena itu, serat dari
46
d. mudah di jahit bahan kapas banyak digunakan
untuk membuat pakaian karena
mudah menyerap keringat.
Jawaban : B
17. Sebuah benda mempunyai permukaan halus
dan mengkilap, maka pernyataan di bawah ini
yang paling tepat untuk benda tersebut
adalah…
a. benda itu mudah pecah
b. benda itu tahan terhadap panas
c. sangat baik memantulkan cahaya
d. sangat baik menghantarkan listrik
C3 Benda yang mempunyai
permukaan halus dan mengkilap
adalah kaca. Kaca memiliki sifat
tembus pandang, bening dan
mudah pecah.
Jawaban : A
4.2
Menyimpulkan
hasil
penyelidikan
tentang
perubahan
sifat benda,
baik sementara
atau tetap
Faktor
Perubahan
Sifat Benda
Menjelaskan sifat-sifat
benda
18. Jas hujan dibuat dari bahan yang bersifat …
a. kedap air c. menyerap air
b. menyerap panas d. tidak mudah
kusut
C1 Jas hujan terbuat dari bahan
plastik. Plastik bersifat kedap air
atau tahan air.
Jawaban : A
19. Kapur tulis dapat digores dengan kuku karena
…
a. kapur tulis bersifat keras
b. kapur tulis bersifat lentur
c. kuku bersifat keras
d. kuku bersifat lentur
C2 Kekerasan adalah kemampuan
suatu benda untuk menahan
goresan. Kuku dapat menggores
kapur berarti kuku bersifat keras.
Jawaban : C
20. Ban sepeda dibuat dari bahan karet karena
memiliki sifat …
a. kuat c. anti gores
b. lentur d. mudah patah
C1 Karet merupakan bahan yang
banyak digunakan untuk
pembuatan ban kendaraan
bermotor karena karet memiliki
sifat lentur, kuat atau tahan lama.
Jawaban : B
47
21. Berikut yang akan terjadi ketika sampah
dibakar, kecuali …
a. bentuknya berubah
b. terhirup bau busuk
c. bentuknya tidak berubah
d. warna sampah berubah
C2 Ketika sampah dibakar maka
yang akan terjadi adalah terhirup
bau busuk, warna sampah berubah
dan bentuknya pun juga berubah.
Jawaban : C
22. Benang yang terbuat dari serat nilon memiliki
kekuatan yang lebih baik dibandingkan
benang yang terbuat dari serat wol. Ini
menunjukkan bahwa …
a. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
bentuknya
b. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
warnanya
c. sifat suatu benda dipengaruhi oleh jenis
bahan yang menyusun benda tersebut
d. sifat suatu benda dipengaruhi oleh benda
itu sendiri
C3 Sifat suatu bahan tergantung dari
penyusunnya. Serat nilon
merupakan serat yang terbuat dari
bahan sintetis sedangkan serat
wol terbuat dari bulu hewan. Serat
yang terbuat dari bahan sintetis
lebih kuat dibandingkan serat
yang terbuat dari bulu hewan.
Jawaban : C
23. Berikut ini merupakan sifat-sifat benda yaitu:
1. kuat 4. penghantar listrik
2. lentur 5. mudah dibentuk
3. tahan panas
Yang termasuk sifat-sifat kayu adalah …
a. 1 dan 2 c. 3 dan 4
b. 2 dan 3 d. 1 dan 5
C3 Kayu memiliki sifat tidak
menghantarkan panas, kuat dan
mudah dibentuk.
Jawaban : D
Mengidentifikasi
perubahan sifat benda
dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
24. Pada proses pembusukkan perubahan yang
terjadi meliputi kekerasan, bau, dan …
a. bentuk
b. rasa
C1 Pada proses pembusukkan
perubahan yang terjadi adalah
kekerasan, bau, bentuk dan warna.
Jawaban : D
48
c. warna
d. jawaban a dan c benar
25. Berikut ini merupakan perubahan sifat benda :
1.
2.
3.
4.
Perubahan sifat benda yang dipengaruhi oleh
pemanasan adalah …
a. 1 dan 4 c. 1 dan 2
b. 2 dan 3 d. 3 dan 4
C3 Pemanasan mengakibatkan
terjadinya perubahan wujud
benda. Contohnya adalah es krim
meleleh setelah mengalami
pemanasan sedangkan air
menguap setelah mengalami
pemanasan.
Jawaban : C
26. Di bawah ini yang merupakan faktor-faktor
yang dapat membuat benda mengalami
perubahan, kecuali …
a. pembusukkan c. pencairan
b. pemanasan d.
Pendinginan
C2 Faktor-faktor perubahan sifat
benda diantaranya pemanasan,
pendinginan, pembusukkan,
perkaratan, pembakaran.
Jawaban : C
49
27. Perubahan wujud benda dari zat cair menjadi
zat padat disebabkan karena proses …
a. pembakaran c.
pendinginan
b. pemanasan d. perkaratan
C1 Pendinginan menyebabkan benda
mengalami perubahan wujud
yaitu zat cair menjadi zat padat.
Jawaban : C
28. Perhatikan gambar di bawah ini:
Sina melakukan sebuah eksperimen. Ia ingin
melakukan percobaan mengenai perubahan
sifat benda. Salah satu bahan yang digunakan
adalah lilin. Sina menyalakan lilin tersebut
dengan korek api. Hal yang terjadi setelah lilin
dipanaskan oleh Sina adalah …
a. lilin berwujud cair, bentuknya meleleh dan
warnanya putih bening
b. lilin berwujud padat, berbentuk silinder,
warnanya putih bening
c. lilin berwujud cair, bentuknya silinder,
warnanya putih kusam
d. lilin berwujud padat, bentuknya meleleh,
dan warnanya putih bening
C3 Lilin yang dipanaskan akan
mengalami perubahan wujud
menjadi cair, bentuknya meleleh
dan waranya berubah menjadi
putih bening.
Jawaban : A
29. Benda-benda berikut ini dapat mengalami
proses perkaratan apabila terkena air atau uap
air dalam waktu yang lama, kecuali …
C2 Proses perkaratan akan terjadi jika
sebuah bendadidiamkan dan
terkena air dan panas matahari
50
a.
b.
c.
d.
dalam waktu yang lama. Contoh:
besi, rantai sepeda, tiang listrik,
logam.
Jawaban : A
4.2
Menyimpulkan
hasil
penyelidikan
tentang
perubahan
Perubahan
Sifat Benda
Menjelaskan pengertian
perubahan sifat benda
baik sementara maupun
tetap
30. Perubahan benda yang dapat kembali ke
wujud semula disebut …
a. perubahan sementara
b.. perubahan tetap
c. perubahan bentuk
d. perubahan warna
C1 Perubahan sementara adalah
perubahan benda yang dapat
kembali ke wujud semula.
Jawaban : A
51
sifat benda,
baik sementara
atau tetap
31. Pernyataan yang tidak tepat mengenai
perubahan tetap adalah …
a. perubahan tetap merupakan perubahan
yang tidak dapat kembali ke wujud semula
b. perubahan tetap menghasilkan zat baru
c. perubahan tetap merupakan perubahan
yang dapat kembali ke wujud semula
d. perubahan tetap disebut juga perubahan
kimia
C2 Perubahan tetap atau perubahan
kimia merupakan perubahan yang
tidak dapat kembali ke bentuk
semula. Perubahan ini
menghasilkan zat baru.
Jawaban : C
32. Perhatikan pernyataan di bawah ini :
1. perubahan yang dapat kembali ke bentuk
semula
2. perubahan yang tidak menghasilkan zat
baru
3. perubahan yang tidak dapat kembali ke
bentuk semula
4. perubahan yang menghasilkan zat baru
Yang termasuk pengertian dari perubahan sifat
sementara yaitu …
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
C3 Perubahan bersifat sementara
adalah perubahan benda yang
dapat kembali ke wujud semula
dan tidak menghasilkan zat baru.
Jawaban : A
33. Pernyataan yang tepat mengenai perubahan
sementara adalah …
a. perubahan sementara menghasilkan zat
baru
b. perubahan sementara merupakan
C2 Perubahan sementara adalah
perubahan benda yang dapat
kembali ke wujud semula.
Jawaban : D
52
perubahan benda yang tidak dapat kembali
ke wujud semula
c. perubahan sementara disebut juga
perubahan kimia
d. perubahan sementara merupakan
perubahan benda yang dapat kembali ke
wujud semula
Membedakan perubahan
sifat baik sementara
maupun tetap
34. Perhatikan gambar berikut:
Kayu yang dibakar akan mengalami
perubahan yang bersifat tetap. Perubahan tetap
bisa disebut juga dengan …
a. perubahan fisika
b. perubahan bentuk
c. perubahan kimia
d. perubahan warna
C1 Perubahan tetap bisa juga disebut
dengan perubahan kimia karena
perubahan tetap menghasilkan zat
baru.
Jawaban : C
35. Salah satu ciri perubahan benda yang bersifat
tetap adalah …
a. dapat kembali ke bentuk semula
b. tidak menghasilkan zat baru
c. tidak terjadi perubahan bentuk
C2 Ciri dari perubahan bersifat tetap
yaitu menghasilkan zat baru dan
tidak dapat kembali ke bentuk
semula.
Jawaban : D
53
d. tidak dapat kembali ke bentuk semula
36. Perhatikan pernyataan di bawah ini:
1. perubahan sifat sementara dapat kembali ke
bentuk semula
2. perubahan sifat tetap tidak dapat kembali
ke bentuk semula
3. perubahan sifat sementara dan tetap tidak
menghasilkan zat baru
Pernyataan yang benar adalah …
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 2 d. benar
semua
C3 Perubahan bersifat sementara
adalah perubahan yang dapat
kembali ke bentuk semula
sedangkan perubahan bersifat
tetap adalah perubahan yang tidak
dapat kembali ke bentuk semula.
Jawaban : B
37. Perhatikan gambar berikut:
Cokelat yang meleleh merupakan salah satu
contoh dari perubahan fisika. Perubahan fisika
biasa disebut juga dengan …
a. perubahan bentuk
b. perubahan bau
c. perubahan tetap
d. perubahan sementara
C1 Perubahan sementara bisa disebut
juga dengan perubahan fisika
karena tidak menghasilkan zat
baru.
Jawaban : D
38. Yang termasuk ciri dari perubahan sementara
yaitu …
C2 Ciri dari perubahan bersifat
sementara adalah dapat kembali
54
a. dapat kembali ke bentuk semula
b. tidak terjadi perubahan warna
c. tidak dapat kembali ke bentuk semula
d. menghasilkan zat baru
ke wujud semula.
Jawaban : A
39. Pernyataan yang benar mengenai perbedaan
dari perubahan tetap dan sementara yaitu …
a. perubahan tetap dan sementara akan
menghasilkan zat baru
b. perubahan tetap tidak menghasilkan zat
baru sedangkan perubahan sementara
menghasilkan zat baru
c. perubahan tetap menghasilkan zat baru
sedangkan perubahan sementara tidak
menghasilkan zat baru
d. jawaban a, b, dan c benar
C2 Perubahan bersifat sementara
adalah perubahan yang dapat
kembali ke bentuk semula dan
tidak menghasilkan zat baru
sedangkan perubahan tetap tidak
dapat kembali ke wujud semula
tetapi menghasilkan zat baru.
Jawaban : C
Menyebutkan benda-
benda yang memiliki
perubahan sementara
maupun tetap
40. Perhatikan gambar!
Ibu ingin membuat kue. Hal yang pertama
dilakukan adalah mencairkan mentega.
Mentega akan mencair ketika dipanaskan. Jika
cairan mentega kembali didinginkan oleh Ibu,
yang terjadi yaitu …
C2 Mentega jika dipanaskan akan
mencair / meleleh. Jika mentega
didiamkan maka mentega akan
memadat kembali seperti semula.
Jawaban : B
55
a. mentega menguap
b. mentega memadat kembali
c. mentega berubah menjadi minyak
d. mentega tidak mengalami perubahan
41. Berikut ini merupakan peristiwa perubahan
sifat benda yaitu:
1.
2.
3.
4.
C3 Contoh dari peristiwa perubahan
bersifat sementara diantaranya es
krim dan lilin. Es krim dan lilin
jika mengalami pemenasan akan
meleleh namun sifat ini hanya
sementara. Karena es krim ketika
didinginkan akan memadat
kembali. Begitu pula dengan lilin.
Jawaban : B
56
Yang termasuk contoh peristiwa perubahan
bersifat sementara adalah …
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
42. Perubahan yang bersifat tetap terjadi pada
peristiwa …
a.
b.
c.
d.
C1 Contoh peristiwa dari perubahan
bersifat tetap terjadi pada kertas
yang dibakar karena kertas yang
dibakar akan menghasilkan zat
baru.
Jawaban : C
57
43. Plastik tidak dapat kembali ke wujud semula
setelah dibakar. Ini menunjukkan bahwa …
a. plastik mudah dibentuk
b. plastik tahan panas
c. plastik tidak menghasilkan zat baru
d. plastik menghasilkan zat baru
C3 Plastik yang dibakar merupakan
contoh dari perubahan bersifat
tetap karena plastic jika dibakar
akan menghasilkan zat baru.
Jawaban : D
44. Perubahan yang bersifat sementara terjadi
pada peristiwa …
a.
b.
c.
d.
C1 Contoh peristiwa bersifat
sementara terjadi pada lilin yang
dibakar. Setelah api dimatikan
cairan lilin akan memadat
kembali ke bentuk semula.
Artinya lilin tersebut tidak
menghasilkan zat baru.
Jawaban : C
58
45. Perhatikan gambar berikut:
Batu es yang mencair merupakan contoh dari
peristiwa …
a. perubahan sementara
b. perubahan tetap
c. perubahan bentuk
d. perubahan warna
C1 Batu es yang mencair merupakan
contoh dari perubahan sementara.
Karena es yang mencair akan
kembali padat jika dinginkan
kembali.
Jawaban : A
59
G. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas
instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian
ini uji instrumen dilakukan pada siswa di luar kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah
mengolah data hasil uji coba dengan mencari validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda.
H. Uji Validitas Instrumen
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat ukur terhadap konsep yag
diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur.52
Validitas
tes yang digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan
skor siswa untuk tiap butir soal dengan skor total. Perhitungan validitas butir
soal dengan korelasi point biserial sebagai berikut:53
keterangan:
𝑟𝑝𝑏𝑖 :koefisiensi korelasi biserial
M𝑝 :realita skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
M𝑡 : realita skor total
𝑆𝐷𝑡 : standar deviasi dari skor total
𝑝 : populasi siswa yang menjawab benar
𝑞 : populasi siswa yang menjawab salah
52
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, ( Bandung: CV.
Sinar Baru, 1989), hlm. 117 53
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
hlm.79
60
Hasil yang didapat kemudian disesuaikan dengan rtabel dengan kriteria
pengujian sebagai berikut: Jika rhitung> rtabel maka butir soal tersebut valid dan
jikarhitung< rtabel maka butir soal tersebut tidak valid.
Perhitungan uji validitas dalam penelitian ini, dilakukan dengan
menggunakanp rogram anates yang dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 3.3Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah Soal 45
Jumlah Siswa 34
Nomor Soal
Valid
1, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12,15, 16, 18, 20, 21, 22, 25, 26,
27, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 42, 43, 44
Nomor Soal
Tidak Valid
2, 3, 4, 10, 13, 14, 17, 19, 23, 24, 28, 34, 39, 40,
41,45.
Nomor Soal
Dibuang 6, 8, 20, 30
Jumlah Soal
Valid 29
Berdasarkan hasil perhitungan anates dari 45 soal yang
diberikan terdapat 29 soal yang valid. Sedangkan soal yang tidak valid
sebanyak 16 soal. Sebanyak 4 soal dibuang, karena indikator
pembelajaransoal tersebut sudah terwakili. Dengan demikian, jumlah
soal yang digunakan dalam pretest dan posttest adalah sebanyak 25
butir soal.
I. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa yang di ukurnya. Artinya, kapanpun alat ukur tersebut
61
digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama.54
Teknik yang digunakan
untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus K-R 20 (kuder-Richardson 20) karena instrumen yang
digunakan berupa soal pilihan ganda, dengan rumus sebagai berikut:55
keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
𝑝 : proporsi siswa yang menjawab benar
𝑞 : proporsi siswa yang menjawab salah
∑pq : jumlah hasil perkalian antara 𝑝 dan 𝑞
n : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes dengan,
Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut
Tabel 3.4 Interprestasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,91-1,00 sangat tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,40 Rendah
<0,20 sangat rendah
Untuk mengetahui reliabilitas dari butir soal, peneliti
menggunakan program anates, yang ditampilkan dalam tabel
berikut ini :
54
Nana Sudjana dan Ibrahim, op.cit, hlm. 120-121 55
Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm. 100-101
62
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
r11 0,79
Kesimpulan Reliabilitas tinggi
J. Tingkat Kesukaran
Suharsimi Arikunto mengatakan, soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.56
Menurutnya soal yang terlalu
mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya.
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus
asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi. Oleh karena itu, soal
yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang
dapat menjangkau semua kemampuan siswa. Atas dasar pertimbangan itu,
dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal
dengan menggunakan rumus:57
keterangan:
P = indeks tingkat kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab soal benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan
tabel klasifikasi dibawah ini:
56
Ibid,.hlm. 207 57
Ibid,.hlm. 208
63
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
Tingkat Kesukaran Klasifikasi
0.00 - 0.30 soal sukar
0.30 - 0.70 soal sedang
0.70 - 1.00 soal mudah
Dalam penelitian ini taraf kesukaran tiap butir soal
dihitung dengan menggunakan anates yang ditampilkan dalam
tabel berikut :
Tabel 3.7Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kriteria Butir Soal Jumlah
Mudah 6, 8, 10, 13, 15, 30, 41 7
Sedang 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 32, 38, 40, 42, 45 27
Sukar 25, 26, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 43, 44 11
Jumlah 45
K. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah.58
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya
pembeda soal adalah:59
=
keterangan:
D = daya pembeda
BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = jumlah peserta kelompok atas
JB = jumlah peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
58
Ibid,.hlm. 211 59
Ibid,.hlm. 213-214
64
PB = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
Bertanda negative Sangat Buruk
0.00 – 0.20 Buruk
0.20 – 0.40 Cukup
0.40 – 0.70 Baik
0.70 – 1.00 Sangat Baik
Dalam penelitian ini analisis daya pembeda tiap butir soal dihitung
dengan menggunakan anates yang ditampilkan dalam tabel berikut :
Tabel 3.9Hasil Analisis Daya Pembeda Soal
Kriteria Butir Soal Jumlah
Sangat
Buruk
2, 3, 14, 34, 39 5
Buruk 4, 13, 19, 24, 40, 45 6
Cukup 1, 6, 8, 10, 17, 23, 26, 28, 31, 32, 33, 36, 41 13
Baik 5, 7, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 25, 27,
29, 35, 37, 38, 42, 43
18
Sangat Baik 9, 30, 44 3
Total 45
L. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian, kemudian diolah
dan dianalisis agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji
hipotesis. Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan
pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna
65
mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai
ragam yang homogen atau tidak.
1) Uji Prasyarat Analisis Data
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau
tidaknya distribusi sampel yang diteliti. Uji normalitas yang
digunakan yaitu uji Liliefors (Lo) dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:60
1) Menentukan taraf signifikansi (α), yaitu misalkan pada α = 5%
(0,05) dengan hipotesis yang akan diuji:
H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal,
dengan kriteria pengujian:
Jika Lo = Lhitung< Ltabel terima H0
Jika Lo = Lhitung> Ltabel tolak H0
2) Lakukan langkah-langkah pengujian normalitas berikut:
a) Data pengamatan X1, X2, X3, ... , Xn dijadikan bilangan baku z1, z2,
z3, ... , zn dengan menggunakan rumus
zi =
Keterangan:
zi = skor baku
Xi = skor data
= mean/rata-rata
s = simpangan baku/standar deviasi
b) Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar
distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang
F(zi) = P (z < zi)
60
Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, (Jakarta: Ufuk Press, 2012), hlm. 131-
132.
66
c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, z3, ... , zn yang lebih kecil atau
sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi) maka:
S(zi) =
d) Hitung selisih F(zi) - S(zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.
e) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih
tersebut, sebagai harga Lo atau Lhitung.
Untuk menerima atau menolak H0, dilakukan dengan cara
membandingkanLo ini dengan nilai Ltabel yang didapat dari tabel
Liliefors untuk taraf nyata (signifikansi) α = 0,05. Hasil uji normalitas
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran.
b) Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi
normal, langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya.
Dalam penelitian ini, nilai homogenitas diperoleh dengan melakukan
uji Fisher, dengan rumus:61
dengan:
Kriteria pengujian:
1) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari
populasi yang homogen.
2) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima, kedua kelompok dapat
dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji
Fisher adalah:
1) Menetapkan hipotesis, dalam bentuk:
61
Sudjana, Metoda Statistika,(Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 249-250
67
2) Membagi data menjadi dua kelompok.
3) Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok.
4) Menentukan Fhitung dengan rumus:
5) Menentukan kriteria pengujian dalam bentuk:
a) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal
dari populasi yang homogen.
b) Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat
dikatakan berasal dari populasi yang tidak homogen.
c) Mencari dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut
(varians terkecil), dengan rumus:
dk1 = n-1
dk2 = n-2
d) Menentukan Fhitung dan Ftabel, kemudian membandingkan hasil
Fhitung dan Ftabel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians dari
skor pada kedua kelompok penelitian.Hasil uji homogenitas kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan pengujian prasyarat, langkah selanjutnya
adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Rumus yang
digunakan untuk melakukan uji t adalah:62
62
Ibid,.hlm. 239
68
dengan:
Keterangan:
= rata-rata skor kelompok eksperimen
= rata-rata skor kelompok kontrol
= varians gabungan
= varians kelompok eksperimen
= varians kelompok kontrol
= jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
= jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Langkah mengajukan hipotesis adalah sebagai berikut:
a) Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest, dalam bentuk:
H0: X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata skor pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
Ha: X Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata skor pretest kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
b) Uji kesamaan dua rata-rata posttest
H0: X = Y, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata skor postest kelas kontrol dengan kelompok eskperimen.
Ha: X Y, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata score postest kelas ekpserimen dengan kelas kontrol.
Setelah selesai melakukan hipotesis uji kesamaan dua rata-rata
pretest dan postest kedua sampel, langkah selanjutnya adalah:
a) Menghitung nilai thitung dengan menggunakan rumus uji-t
b) Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:
dk = (n1 – 1) +( n2 –1)
69
c) Menetukan nilai ttabel dengan
d) Menguji hipotesis dengan ketentuan:
Jika ttabel thitung ttabel maka H0 diterima dan
jika thitung -ttabel atau thitung ttabel, maka Ha diterima.
3. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 :
Ha :
Keterangan:
Ho: tidak terdapat perbedaan penggunaan pendekatan lingkunganterhadap
hasil belajar siswa SDN 14 Pondok Labu Jakarta pada materi gerak dan
gaya
Ha: terdapat perbedaanpenggunaan pendekatan lingkunganterhadap hasil
belajar siswa SDN 14 Pondok Labu Jakarta pada materi Benda dan
Sifatnya
rata-rata hasil belajar IPA siswa yang menggunakan metode
konvensional
rata-rata hasil belajar IPA siswa yang menggunakan pendekatan
lingkungan.
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang terdiri dari 34 siswa, diperoleh
rekapitulasi data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Distribusi Pretest Posttest
Frekuensi Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Nilai
Terendah 24 32 68 48
Nilai
Tertinggi 64 72 92 76
Mean 45,14 48,58 82,22 65,14
Median 44,5 46,28 83 65,35
Modus 34 43,17 88,91 61,38
Standar
Deviasi 12,78 10,61 6,91 7,12
Sebelum melakukan penelitian terhadap kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal
siswa. Dari hasil pretest diketahui rata-rata nilai kelompok eksperimen 45,14
dan rata-rata nilai kelompok kontrol 48,58. Hal ini menunjukkan bahwa kedua
kelas tersebut mempunyai kemampuan awal yang tidak jauh berbeda sebelum
diberikan perlakukan.
Setelah mengetahui kemampuan awal siswa, selanjutnya adalah
memberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan pendekatan
71
lingkungan, dan kelas kontrol dengan metode konvensional. Tabel diatas
menunjukkan bahwa terjadi perubahan setelah diberikan perlakuan. Perubahan
terbesar terjadi pada kelas eksperimen, yaitu terjadinya kenaikan nilai rata-rata
dari 45,14 menjadi 82,22, yaitu sebesar 37,08. Demikian pula pada kelas
kontrol yang mengalami kenaikan nilai rata-rata dari 48,58 menjadi 65,14
yaitu sebesar 16,56. Artinya kenaikan nilai rata-rata setelah perlakuan pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Analisis data pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol
berdasarkan jenjang kognitif ditunjukan pada diagram berikut:
Gambar 4.1 Diagram Persentase Data Pretest Berdasarkan Jenjang Kognitif
Pemahaman Konsep Siswa
Keterangan:
C1 = Jenjang kognitif tingkat pengetahuan
C2 = Jenjang kognitif tingkat pemahaman
C3 = Jenjang kognitif tingkat penerapan
Gambar 4.1 menunjukkan persentase pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman),
C3 (penerapan). Pada diagram di atas, terlihat bahwa persentase data pretest
untuk kelas eksperimen pada jenjang kognitif C1, C2 terlihat lebih rendah
72
dibandingkan dengan kelas kontrol. Akan tetapi, persentase pada jenjang
kognitif C3 kelas eksperimen memperoleh hasil persentase lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol. Perbedaan tersebut disebabkan karena masing-
masing kelompok belum diberikan perlakuan sehingga kemampuan siswa
tidak merata pada semua jenjang pemahaman.
Analisis data posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol
berdasarkan jenjang kognitif ditunjukan pada diagram berikut:
Gambar 4.2 Diagram Persentase Data Postest Berdasarkan Jenjang Kognitif
Pemahaman Konsep Siswa
Keterangan:
C1 = Jenjang kognitif tingkat pengetahuan
C2 = Jenjang kognitif tingkat pemahaman
C3 = Jenjang kognitif tingkat penerapan
Gambar 4.2 menunjukkan persentase postest kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman),
C3(penerapan). Pada diagram di atas, terlihat bahwa persentase data postest
untuk kelas eksperimen disegala jenjang kognitif baik C1, C2, dan
C3memperoleh hasil lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini
disebabkan karena perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dengan
73
kelas kontrol. Kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan pendekatan
lingkungan memperoleh hasil postest yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan metode konvensional
Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan aspek kognitif mana saja
yang mengalami kenaikan secara nyata dapat dilihat pada gambarpersentase
aspek kognitif dibawah ini:
Gambar 4.3 Diagram Persentase Pretest dan Postest Berdasarkan Jenjang
Kognitif Pemahaman Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Pada gambar 4.3 di atas diketahui bahwa hasil posttest kedua
kelompok mengalami peningkatan. Terlihat bahwa terdapat perbedaan antara
kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada hasil pretest dan
posttest-nya. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelas
eksperimen yang menggunakan pendekatan lingkungan dan kelas kontrol
menggunakan metode konvensional, ternyata hasil belajar siswa kelas
eksperimen memperoleh hasil tertinggi di setiap jenjang dibandingkan dengan
kelas kontrol. Pada jenjang kognitif tingkat C1hasil yang diperoleh kedua
kelompok tidak jauh berbeda, yaitu 86,27 untuk kelas eksperimen dan 83,01
untuk kelas kontrol. Pada jenjang kognitif tingkatC2, dan C3diperoleh hasil
yang jauh berbeda antara kelas ekperimen dan kelas kontrol. Pada jenjang
74
kognitif tingkat C2 hasil yang diperoleh kelas eksperimen adalah 83,46,
sedangkan kelas kontrol adalah 53,31. Kemudian pada jenjang kognitif tingkat
C3 hasil yang diperoleh kelas eksperimen adalah 73,53, sedangkan kelas
kontrol adalah 55,51.
1. Hasil Analisis
a. Hasil Uji Prasyarat Analisis
Setelah data hasil penelitian di dapat, maka data akan
dianalisis. Sebelum melakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas
untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal dan
mempunyai ragam yang homogen atau tidak. Adapun hasil yang
didapat setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data adalah
sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan
menggunakan rumus Liliefors. Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan
ketentuan data berdistribusi normal jika memenuhi
kriteriaLo<Ltabel diukur pada taraf signifikansi tertentu.
Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua sampel
penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest
Statistik Eksperimen Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
N 34 34 34 34
44,58 81,29 48,47 64,70
S 12,34 7,67 10,22 7,06
Lo 0,1403 0,1163 0,1405 0,1427
Ltabel 0,1519 0,1519 0,1519 0,1519
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
75
Berdasarkan tabel 4.6, hasil uji normalitas untuk data
pretest dan posttest dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α =
0,05) dengan menggunakan tabel nilai kritis uji Liliefors, yaitu
nilai Ltabel dengan n = 34adalah 0,1519 untuk kedua sampel
penelitian. Dari kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa
hasil pretest dan posttest kedua kelompok eksperimen dan kontrol
berdistribusi normal karena memenuhi kriteria Lo< Ltabel.
2) Uji Homogenitas
Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan
berdistribusi normal, selanjutnya dicari nilai homogenitas. Dalam
penelitian ini homogenitas didapat dengan menggunakan uji
Fisher. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok
dinyatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel diukur pada taraf
signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu, hasil uji homogenitas
kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat deperti pada tabel
4.7 berikut ini
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest- Posttest
Statistik Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
S2
152,37 104,5 58,88 49,91
Fhitung 1,45 1,18
Ftabel 1,79 1,79
Kesimpulan Homogen Homogen
Berdasarkan tabel 4.7, hasil uji homogenitas untuk data
pretest didapat Fhitung = 1,45 dan data posttest didapat Fhitung = 1,18.
Dengan taraf signifikan 95% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan
(dk1) = 33 dan (dk2) = 33 didapat Ftabel = 1,79. Dari kedua
data tersebut dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar dari kedua
76
sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen
karena memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel.
b. Hasil Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa
data hasil belajar kedua kelompok pada penelitian ini berdistribusi
normal dan homogen, sehingga pengujian data hasil belajar kedua
kelompok dilanjutkan pada analisis data berikutnya, yaitu uji hipotesis
menggunakan uji-t dengan kriteria pengujian yaitu jika thitung< ttabel
maka H0 diterima, Ha ditolak. Jika thitung> ttabelmaka H0 ditolak, Ha
diterima.
Perhitungan lengkap hasil pengujian hipotesis data pretest dan
postest kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada
lampiran. Berikut adalah tabel pengujian hipotesis penelitian data
pretest dan posttest
Tabel 4.4Hasil Perhitungan Uji Hipotesis
Data
Statistik
Sampel
(n) Mean thitung ttabel Kesimpulan
Pre
test
Eksperimen 34 44,59
71,28 -0,22 2,00 thitung < ttabel
H0 diterima Kontrol 34 48,47
Post
test
Eksperimen 34 81,29
7,375 9,26 2,00 thitung >ttabel H0
ditolak Kontrol 34 64,71
Dari tabel 4.8 hasil perhitungan uji hipotesis di atas,nilai
pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikansi α =
0,05 diperoleh thitung pretest sebesar -0,22 dengan ttabel 2,00, maka dapat
dilihat bahwa hasil thitung pretest lebih kecil dibandingkan dengan ttabel.
Berdasarkan kriteria pengujian yang telah ditetapkan, yaitu: jika thitung
< ttabel, maka Ho diterima dan dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat
77
pengaruh pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar siswa. Dengan
demikian, kedua kelas tersebut layak dijadikan sampel penelitian..
untuk nilai postest kelas eksperimen dan kelas kontrol pada
taraf signifikansi α = 0,05diperoleh thitung posttest sebesar 9,26 dengan
ttabel 2,00, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung postest lebih besar
dibandingkan dengan ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang telah
ditetapkan, yaitu: jika thitung > ttabel, maka Haditerima, dan dapat
dinyatakan bahwa terdapat pengaruh pendekatan lingkungan verifikasi
terhadap hasil belajar siswa. Dari hasil posttest¸rata-rata hasil belajar
siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar
kelas kontrol.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan pada penggunaan pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar
siswa pada materi Benda dan Sifatnya. Hal ini terlihat dari hasil uji hipotesis
bahwa thitung > ttabelyaitu 9,26> 2,00, maka Ha diterima dan Hoditolak. Selain
itu, terlihat juga dari nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol, yaitu 82,22 untuk kelas eksperimen dan
65,14 untuk kelas kontrol.
Jika hasil belajar dalam penelitian ini dilihat dari jenjang kognitifnya,
maka akan terlihat bahwa di kelas eksperimen mengalami kenaikan di setiap
jenjangnya (C1, C2, C3) dibandingkan kelas kontrol. Pada jenjang kognitif
C1kelas eksperimen memperoleh persentase sebesar 86,27 sedangkan kelas
kontrol memperoleh 83,01. Hal ini disebabkan karena dalam proses belajar
dengan pendekatan lingkungan siswa menjadi aktif karena siswa melakukan
sebuah percobaan dengan menggunakan alat peraga sederhana. siswa dilatih
untuk merekam semua data fakta yang diperolehnya melalui hasil pengamatan
dan bukan data opini hasil rekayasa pemikiran. Siswa belajar tidak hanya
menghafal teori tetapi mencoba untuk mempraktikkannya, sehingga teori yang
dipelajari lebih lama tersimpan dalam ingatan siswa.
78
Kemudian pada jenjang kognitif C2 juga mengalami kenaikan yaitu
kelas eksperimen memperoleh persentase sebesar 83,46 dan 53,31 untuk kelas
kontrol. Adanya diskusi setelah siswa melakukan eksperimen menambah
pemahaman siswa baik secara lisan maupun tulisan karena selain melakukan
percobaan, siswa juga harus membuat laporan bersama kelompoknya
kemudian menginformasikan dan mengkomunikasikannya kepada teman-
teman tentang hasil eksperimen yang telah dilakukannya. Dengan demikian,
siswa dapat mengingat kembali tentang hasil eksperimennya dan memperoleh
tambahan informasi tentang hal-hal yang mungkin tidak didapatkannya pada
saat pelaksanaan eksperimen.Hal inilah yang membuat jenjang kognitif C2
pada kelas eksperimen mengalami peningkatan.
Selanjutnya, pada jenjang kognitif C3 persentase untuk kelas
eksperimen juga lebih tinggi yaitu 73,53 dan kelas kontrol 55,51. Hal ini
disebabkan karena siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan
atau proses sesuatu serta siswa dapat menarik suatu kesimpulan dari proses
yang dialaminya.63
Begitu pula dengan pendapat Martinis Yamin yang
menyatakan bahwa dengan melibatkan siswa berperan dalam kegiatan
pembelajaran, berarti mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang
dimiliki siswa secara penuh.64
Dengan melakukan, diskusi, menyimpulkan dan
mengkomunikasikan hasil kepada orang lain, siswa dapat memahami konsep
IPA secara sistematis khususnya pada materi Benda dan Sifatnya sehingga
membuahkan hasil belajar yang lebih baik. Sejalan dengan pendapat Bruner
bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif
oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik.65
Sementara itu, kegiatan pembelajaran dengan pendekatan lingkungan
dilaksanakan dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa
63
Asep Herry Hernawan, dkk, Belajar Dan Pembelajaran SD, (Bandung: UPI PRESS),
hlm. 3 64
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010),
hlm. 78 65
Ari Widodo, dkk, Pendidikan IPA Di SD, (Bandung: UPI PRESS, 2007), hlm.28
79
tentang suatu proses, situasi tertentu. Sebagai pendekatan penyajian,
lingkungan tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru karena dalam
proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan.Pembelajaran
dengan pendekatan lingkungan menjadiefektif karena di ikuti oleh aktivitas di
mana siswa turut serta dalam bereksperimen. Siswa hanya memperhatikan
yang dilakukan oleh guru sehingga pengalaman yang dirasakan berbeda
dengan siswa yang diberi perlakuan pendekatan lingkungan.Hal inilah yang
menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal
latihan yang sama dengan soal yang diberikan pada kelas eksperimen yang
menggunakan pendekatan lingkungan.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, hal ini perlu
diungkapkan agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi siapa saja
yang memerlukan hasil penelitian ini.
1) Dalam menerapkan pendekatan lingkungan ini, peneliti tidak
menggunakan lembar observasi yang berguna untuk mengetahui
ketercapaian siswa saat kegiatan berlangsung.
2) Manajemen waktu dalam pembelajaran ini sangatlah penting karena
dalam pembelajaran ini dilakukan beberapa tahapan sehingga
diperlukan waktu yang lebih lama.
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
PendekatanLingkungan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar IPA siswa kelas V pada materi Benda dan Sifatnya. Hal ini dapat
dilihat dari hasil perhitungan uji-t untuk data posttest diperoleh nilai thitung>
ttabel yaitu sebesar 9,26> 2,00. Jadi dapat dinyatakan bahwa hipotesis Ha
diterima dan Ho ditolak. Selain itu, dapat dilihat juga pada kelas eksperimen
mengalami kenaikan yang signifikan disetiap jenjang kognitifnya (C1, C2, C3),
yaitu 32,68 untuk C1, 41,92 untuk C2, dan 36,03 untuk C3.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, saran yang dapat
diajukan untuk penelitian selanjutnya adalah:
1) Pada peneliti selanjutnya agar menggunakan lembar observasiuntuk
mengetahui ketercapaian proses pembelajaran saat kegiatan
Lingkungan berlangsung.
2) Membuat angket yang berguna untuk mengetahui bagaimana persepsi
siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan lingkungan.
3) Mengatur waktu dengan baik agar semua tahapan dalam pendekatan
lingkungan terlaksana dan selesai tepat waktu.
81
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet. Ke-
14Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
----------------Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Basyirudin, Usman.Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat
Pers. 2002.
Devi, Poppy Kamalia.Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA untuk Guru
SMP, Modul diakses dari:
http://www.p4tkipa.net/modul/Tahun2010/BERMUTU/MGMP/Keter
ampilan%20Proses%20dalam%20Pembelajaran%20IPA.pdf pada
tanggal 01 Februari 2013.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.Strategi Belajar-Mengajar, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1996.
Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar,
Bandung: PT. Refika Aditama, 2007.
Gunawan, Imam dan Anggarini Retno Palupi, Taksonomi Bloom- Revisi Ranah
Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan
Penilaian, diakses dari:
http://www.ikippgrimadiun.ac.id/ejournal/sites/default/files/2_Imamg
un%20&%20Anggarini_Taksonomi%20Bloom%20%E2%80%93%20
Revisi%20Ranah%20Kognitif%20Kerangka%20Landasan%20untuk
%20Pembelajaran,%20Pengajaran,%20&%20Penilaian.pdf
Hernawan, Asep Herry, dkk.Belajar Dan Pembelajaran SD, Bandung: UPI
PRESS
Ikhsan, Fuad.Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2001.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Nasution, Noehi.Pendidikan IPA di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka,2005
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011.
Roestiyah dan Yumiati Suharto, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara,
1985.
Rustaman, Nuryani, dkk.Strategi Pembelajaran Biologi, Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007.
82
Samatowa, Usman.Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar,Jakarta: PT.Indeks,
2010.
Sobur, Alex. Psikologi Umum, Bandung: CV.Pustaka Setia, 2003.
Sudijono,Anas.Pengantar Evaluasi Pendidikan, Cet.11, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2011.
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005
Sudjana, Nana.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008.
-----------------dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: CV.
Sinar Baru, 1989.
Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta: Bumi
Aksara, 2011.
Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Jakarta: Ufuk Press, 2012.
Suprianti, Dhia.Penggunaan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran IPA
diakses dari http://dhiasuprianti.wordpress.com/penggunaan-metode-
eksperimen-dalam-pembelajaran-ipa/ pada tanggal 03 Feb 2013.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Cet.
15Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.
---------------------Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,Cet. Ke-16
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.
Widodo, Ari, dkk.Pendidikan IPA Di SD, Bandung: UPI PRESS, 2007.
Winataputra,Udin S. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka,
2005.
Yamin,Martinis.Kiat Membelajarkan Siswa,Jakarta: Gaung Persada Press, 2010.
Zulfiani,dkk.Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
LAMPIRAN I
Lampiran 1.1 Kisi-Kisi Instrumen
1.2 Soal Uji Coba Instrumen
1.3 Hasil Anates
1.4 Kisi-Kisi Tabel Instrumen Valid
1.5 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
1.6 Instrumen
Lampiran 1.1
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR PADA MATERI BENDA DAN SIFAT
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Satuan Pendidikan : SDN 14 Pondok Labu
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V (Lima) / I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Jumlah soal : 45 PG
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : 4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses
Kompetensi
Dasar
Konsep Indikator
Pembelajaran
Naskah Soal Jenjang
Kognitif
Kunci
Jawaban
4.1
Mendeskripsikan
hubungan antara
sifat bahan
dengan bahan
penyusunnya,
misalnya
benang, kain,
dan kertas
Sifat Bahan Menjelaskan sifat bahan
dengan bahan
penyusunnya
1. Susunan atau gabungan dari beberapa serat disebut
…
a. serat c. kain
b. benang d. tali
C1 Bahan-bahan yang
menyusun tali adalah
serat. Serat merupakan
bagian dasar dari tali
dan bentuknya berupa
untaian yang tidak
dapat dipisah lagi.
Gabungan dari
beberapa serat akan
membentuk benang.
Jawaban : B
2. Kayu banyak digunakan untuk peralatan dapur. Hal
ini disebabkan karena …
a. kayu memiliki sifat kuat
b. kayu memiliki sifat lentur
c. kayu tidak menghantarkan panas
C2 Kayu memiliki sifat
tidak menghantarkan
panas. Oleh karena itu,
perabot dapur yang
biasa digunakan di
d. kayu mudah sekali patah rumah banyak
mengguanakan kayu
sebagai gagangnya.
Jawaban : C
3. Berikut ini contoh-contoh serat alam, kecuali …
a. serat ijuk c. serat nilon
b. serat sutra d. serat wol
C2 Serat alam berasal dari
alam, contohnya serat
kapas, serat ijuk, serat
wol. Yang tidak
termasuk serat alam
adalah serat nilon
karena terbuat dari
serat sintetis (buatan).
Jawaban : C
4. Sifat benang yang paling kuat terdapat pada …
a. benang jahit c. kain songket
b. benang sulaman d. benang layang-layang
C1 Benang laying-layang
tersusun dari senar.
Senar merupakan serat
yang berasal dari
plastic sehingga
benang laying-layang
lebih kuat
dibandingkan benag
jahit, sulaman dan kain
songket yang terbuat
dari serat kapas.
Jawaban : D
5. Perhatikan gambar berikut: C3 Serat wol merupakan
serat yang berasal dari
bulu domba.
Jawaban : D
Rambut atau bulu hewan tersebut dapat
menghasilkan serat …
a. kapas c. sutra
b. rami d. wol
6. Perhatikan gambar berikut:
Jenis benang yang tepat untuk digunakan pada alat
tersebut adalah …
a. wol c. nilon
b. jahit d. kasur
C3 Benang nilon dibuat
dari bahan sintetis
sehingga lebih cocok
digunakan pada alat
pancing. Berbeda
dengan benang jahit,
benang kasur dan wol
yang terbuat dari serat
alami.
Jawaban : C
Mengidentifikasi
hubungan antara sifat
dengan bahan
penyusunnya
7. Benang nilon terbuat dari bahan …
a. hewan c. serat kayu
b. tumbuhan d. sintetis
C1 Benang nilon
merupakan benang
yang dibuat dari bahan
sintetis (buatan).
Jawaban : D
8. Bahan yang memiliki sifat lentur, kenyal, tidak
menghantarkan listrik, panas, kuat, dan mudah
dibentuk adalah …
a. karet c. kayu
b. kaca d. benang
C2 Karet memiliki sifat
lentur, kenyal, tidak
menghantarkan listrik,
panas, kuat, dan
mudah dibentuk.
Jawaban : A
9. Kertas tahan air karena adanya lapisan plastik pada
permukaannya disebut kertas …
a. HVS c. karton
b. manila d. minyak
C1 Kertas minyak
merupakan kertas
tahan air yang terdapat
lapisan plastic
dipermukaannya.
Jawaban : D
10. Bahan yang memiliki sifat tembus pandang, mudah
pecah tetapi mudah dibentuk, dan warnanya bening
adalah …
a. kayu c. batu
b. kaca d. benang
C2 Kaca memiliki sifat
tembus pandang,
mudah dibentuk,
mudah pecah dan
warnanya bening.
Jawaban : B
11. Pernyataan berikut ini benar, kecuali …
a. sebuah benda dapat dibuat dari berbagai jenis
benda
b. jenis benda yang berbeda dapat dibuat dari jenis
bahan yang sama
c. jenis benda yang sama dapat dibuat dari jenis
bahan yang berbeda
d. berbagai jenis benda hanya dapat dibuat dari
satu macam bahan
C3 Benda-benda yang kita
gunakan terbuat dari
bahan dengan sifat
tertentu. Pemilihan
bahan sesuai dengan
kegunaannya. Sifat
suatu bahan tergantung
dari penyusunnya.
Sifat bahan meliputi
kekuatan, kelenturan,
halus atau kasar. Suatu
benda dibuat
berdasarkan sifat-sifat
bahan tersebut. Tidak
mungkin suatu benda
yang memiliki banyak
fungsi hanya disusun
satu macam bahan
saja.
Jawaban : D
12. Dari uji penyerapan air terhadap beberapa jenis
kertas, diperoleh hasil berikut :
Jenis kertas Air yang diserap
I
II
III
IV
+++
++
++++
+ *tanda + menunjukkan banyaknya air yang diserap
Jenis kertas yang paling cocok untuk bahan tisu
yaitu …
a. I c. III
b. II d. IV
C3 Tisu merupakan bahan
yang sangat tipis dan
lembut sehingga ketika
dimasukkan ke dalam
air maka akan
menyerap banyak air.
Jawaban : C
Menyebutkan sifat-sifat
bahan di lingkungan
sekitar berdasarkan
bahan penyusunnya
13. Perabot di rumah yang disusun oleh bahan berupa
kaca adalah …
a. kursi c. lemari
b. meja d. cermin rias
C1 Cermin rias
merupakan salah satu
contoh perabot rumah
tangga yang disusun
dari kaca sedangkan
kursi, meja dan lemari
disusun dari kayu.
Jawaban : D
14. Karpet, gorden, sajadah, baju, dan celana
merupakan benda-benda yang disusun oleh
kumpulan-kumpulan tali, yaitu …
C2 Tali merupakan
gabungan dari
beberapa benang yang
a. benang c. kain
b. wol d. kaca
menjadi satu. Karpet,
gorden, sajadah, baju
dan celana merupakan
benda-benda yang
disusun oleh
kumpulan-kumpulan
tali, yaitu benang.
Jawaban : A
15. Baju seragam sekolah terbuat dari kain …
a. katun c. wol
b. sutra d. sintetis
C1 Kain katun banyak
digunakan untuk
membuat pakaian.
Salah satunya adalah
seragam sekolah.
Pakaian yang terbuat
dari bahan kapas atau
kain katun relative
lebih nyaman
dikenakan karena
mudah menyerap
keringat.
Jawaban : A
16. Kain katun banyak dipilih untuk bahan pakaian
daripada nilon, karena kain katun …
a. lebih tahan air
b. bersifat menyerap keringat
c. lentur dan mudah di cuci
d. mudah di jahit
C2 Kain katun merupakan
kain yang terbuat dari
bahan kapas. Serat
kapas memiliki sifat
yang lentur, lembut,
serta mudah menyerap
air. Oleh karena itu,
serat dari bahan kapas
banyak digunakan
untuk membuat
pakaian karena mudah
menyerap keringat.
Jawaban : B
Kompetensi
Dasar
Konsep Indikator
Pembelajaran
Naskah Soal Jenjang
Kognitif
Kunci
Jawaban
17. Sebuah benda mempunyai permukaan halus dan
mengkilap, maka pernyataan di bawah ini yang
paling tepat untuk benda tersebut adalah …
a. benda itu mudah pecah
b. benda itu tahan terhadap panas
c. sangat baik memantulkan cahaya
d. sangat baik menghantarkan listrik
C3 Benda yang
mempunyai
permukaan halus dan
mengkilap adalah
kaca. Kaca memiliki
sifat tembus pandang,
bening dan mudah
pecah.
Jawaban : A
4.2
Menyimpulkan
hasil
penyelidikan
tentang
perubahan
sifat benda,
baik sementara
atau tetap
Faktor
Perubahan
Sifat Benda
Menjelaskan sifat-sifat
benda
18. Jas hujan dibuat dari bahan yang bersifat …
a. kedap air c. menyerap air
b. menyerap panas d. tidak mudah kusut
C1 Jas hujan terbuat dari
bahan plastik. Plastik
bersifat kedap air atau
tahan air.
Jawaban : A
19. Kapur tulis dapat digores dengan kuku karena …
a. kapur tulis bersifat keras
b. kapur tulis bersifat lentur
c. kuku bersifat keras
d. kuku bersifat lentur
C2 Kekerasan adalah
kemampuan suatu
benda untuk menahan
goresan. Kuku dapat
menggores kapur
berarti kuku bersifat
keras.
Jawaban : C
20. Ban sepeda dibuat dari bahan karet karena
memiliki sifat …
a. kuat c. anti gores
b. lentur d. mudah patah
C1 Karet merupakan
bahan yang banyak
digunakan untuk
pembuatan ban
kendaraan bermotor
karena karet memiliki
sifat lentur, kuat atau
tahan lama.
Jawaban : B
21. Berikut yang akan terjadi ketika sampah dibakar,
kecuali …
a. bentuknya berubah
b. terhirup bau busuk
c. bentuknya tidak berubah
d. warna sampah berubah
C2 Ketika sampah dibakar
maka yang akan
terjadi adalah terhirup
bau busuk, warna
sampah berubah dan
bentuknya pun juga
berubah.
Jawaban : C
22. Benang yang terbuat dari serat nilon memiliki
kekuatan yang lebih baik dibandingkan benang
yang terbuat dari serat wol. Ini menunjukkan
bahwa …
a. sifat suatu benda dipengaruhi oleh bentuknya
b. sifat suatu benda dipengaruhi oleh warnanya
c. sifat suatu benda dipengaruhi oleh jenis bahan
yang menyusun benda tersebut
d. sifat suatu benda dipengaruhi oleh benda itu
sendiri
C3 Sifat suatu bahan
tergantung dari
penyusunnya. Serat
nilon merupakan serat
yang terbuat dari
bahan sintetis
sedangkan serat wol
terbuat dari bulu
hewan. Serat yang
terbuat dari bahan
sintetis lebih kuat
dibandingkan serat
yang terbuat dari bulu
hewan.
Jawaban : C
23. Berikut ini merupakan sifat-sifat benda yaitu:
1. kuat 4. penghantar listrik
2. lentur 5. mudah dibentuk
3. tahan panas
Yang termasuk sifat-sifat kayu adalah …
C3 Kayu memiliki sifat
tidak menghantarkan
panas, kuat dan mudah
dibentuk.
Jawaban : D
a. 1 dan 2 c. 3 dan 4
b. 2 dan 3 d. 1 dan 5
Mengidentifikasi
perubahan sifat benda
dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
24. Pada proses pembusukkan perubahan yang terjadi
meliputi kekerasan, bau, dan …
a. bentuk
b. rasa
c. warna
d. jawaban a dan c benar
C1 Pada proses
pembusukkan
perubahan yang terjadi
adalah kekerasan, bau,
bentuk dan warna.
Jawaban : D
25. Berikut ini merupakan perubahan sifat benda :
1.
2.
3.
4.
Perubahan sifat benda yang dipengaruhi oleh
pemanasan adalah …
a. 1 dan 4 c. 1 dan 2
b. 2 dan 3 d. 3 dan 4
C3 Pemanasan
mengakibatkan
terjadinya perubahan
wujud benda.
Contohnya adalah es
krim meleleh setelah
mengalami pemanasan
sedangkan air
menguap setelah
mengalami
pemanasan.
Jawaban : C
26. Di bawah ini yang merupakan faktor-faktor yang
dapat membuat benda mengalami perubahan,
kecuali …
a. pembusukkan c. pencairan
C2 Faktor-faktor
perubahan sifat benda
diantaranya
b. pemanasan d. pendinginan
pemanasan,
pendinginan,
pembusukkan,
perkaratan,
pembakaran.
Jawaban : C
27. Perubahan wujud benda dari zat cair menjadi zat
padat disebabkan karena proses …
a. pembakaran c. pendinginan
b. pemanasan d. perkaratan
C1 Pendinginan
menyebabkan benda
mengalami perubahan
wujud yaitu zat cair
menjadi zat padat.
Jawaban : C
28. Perhatikan gambar di bawah ini:
Sina melakukan sebuah eksperimen. Ia ingin
melakukan percobaan mengenai perubahan sifat
benda. Salah satu bahan yang digunakan adalah
lilin. Sina menyalakan lilin tersebut dengan korek
api. Hal yang terjadi setelah lilin dipanaskan oleh
Sina adalah …
a. lilin berwujud cair, bentuknya meleleh dan
warnanya putih bening
b. lilin berwujud padat, berbentuk silinder,
warnanya putih bening
c. lilin berwujud cair, bentuknya silinder,
warnanya putih kusam
C3 Lilin yang dipanaskan
akan mengalami
perubahan wujud
menjadi cair,
bentuknya meleleh dan
waranya berubah
menjadi putih bening.
Jawaban : A
d. lilin berwujud padat, bentuknya meleleh, dan
warnanya putih bening
29. Benda-benda berikut ini dapat mengalami proses
perkaratan apabila terkena air atau uap air dalam
waktu yang lama, kecuali …
a.
b.
c.
d.
C2 Proses perkaratan akan
terjadi jika sebuah
bendadidiamkan dan
terkena air dan panas
matahari dalam waktu
yang lama. Contoh:
besi, rantai sepeda,
tiang listrik, logam.
Jawaban : A
Kompetensi
Dasar
Konsep Indikator
Pembelajaran
Naskah Soal Jenjang
Kognitif
Kunci
Jawaban
4.2
Menyimpulkan
hasil
penyelidikan
tentang
perubahan
sifat benda,
baik sementara
atau tetap
Perubahan
Sifat Benda
Menjelaskan pengertian
perubahan sifat benda
baik sementara maupun
tetap
30. Perubahan benda yang dapat kembali ke wujud
semula disebut …
a. perubahan sementara
b.. perubahan tetap
c. perubahan bentuk
d. perubahan warna
C1 Perubahan sementara
adalah perubahan
benda yang dapat
kembali ke wujud
semula.
Jawaban : A
31. Pernyataan yang tidak tepat mengenai perubahan
tetap adalah …
a. perubahan tetap merupakan perubahan yang
tidak dapat kembali ke wujud semula
b. perubahan tetap menghasilkan zat baru
c. perubahan tetap merupakan perubahan yang
dapat kembali ke wujud semula
d. perubahan tetap disebut juga perubahan kimia
C2 Perubahan tetap atau
perubahan kimia
merupakan perubahan
yang tidak dapat
kembali ke bentuk
semula. Perubahan ini
menghasilkan zat baru.
Jawaban : C
32. Perhatikan pernyataan di bawah ini :
1. perubahan yang dapat kembali ke bentuk semula
2. perubahan yang tidak menghasilkan zat baru
3. perubahan yang tidak dapat kembali ke bentuk
semula
4. perubahan yang menghasilkan zat baru
Yang termasuk pengertian dari perubahan sifat
sementara yaitu …
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
C3 Perubahan bersifat
sementara adalah
perubahan benda yang
dapat kembali ke
wujud semula dan
tidak menghasilkan zat
baru.
Jawaban : A
33. Pernyataan yang tepat mengenai perubahan
sementara adalah …
a. perubahan sementara menghasilkan zat baru
b. perubahan sementara merupakan perubahan
benda yang tidak dapat kembali ke wujud
semula
C2 Perubahan sementara
adalah perubahan
benda yang dapat
kembali ke wujud
semula.
Jawaban : D
c. perubahan sementara disebut juga perubahan
kimia
d. perubahan sementara merupakan perubahan
benda yang dapat kembali ke wujud semula
Membedakan perubahan
sifat baik sementara
maupun tetap
34. Perhatikan gambar berikut:
Kayu yang dibakar akan mengalami perubahan
yang bersifat tetap. Perubahan tetap bisa disebut
juga dengan …
a. perubahan fisika
b. perubahan bentuk
c. perubahan kimia
d. perubahan warna
C1 Perubahan tetap bisa
juga disebut dengan
perubahan kimia
karena perubahan tetap
menghasilkan zat baru.
Jawaban : C
35. Salah satu ciri perubahan benda yang bersifat tetap
adalah …
a. dapat kembali ke bentuk semula
b. tidak menghasilkan zat baru
c. tidak terjadi perubahan bentuk
d. tidak dapat kembali ke bentuk semula
C2 Ciri dari perubahan
bersifat tetap yaitu
menghasilkan zat baru
dan tidak dapat
kembali ke bentuk
semula.
Jawaban : D
36. Perhatikan pernyataan di bawah ini:
1. perubahan sifat sementara dapat kembali ke
bentuk semula
2. perubahan sifat tetap tidak dapat kembali ke
bentuk semula
C3 Perubahan bersifat
sementara adalah
perubahan yang dapat
kembali ke bentuk
semula sedangkan
3. perubahan sifat sementara dan tetap tidak
menghasilkan zat baru
Pernyataan yang benar adalah …
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 2 d. benar semua
perubahan bersifat
tetap adalah perubahan
yang tidak dapat
kembali ke bentuk
semula.
Jawaban : B
37. Perhatikan gambar berikut:
Cokelat yang meleleh merupakan salah satu contoh
dari perubahan fisika. Perubahan fisika biasa
disebut juga dengan …
a. perubahan bentuk
b. perubahan bau
c. perubahan tetap
d. perubahan sementara
C1 Perubahan sementara
bisa disebut juga
dengan perubahan
fisika karena tidak
menghasilkan zat baru.
Jawaban : D
38. Yang termasuk ciri dari perubahan sementara yaitu
…
a. dapat kembali ke bentuk semula
b. tidak terjadi perubahan warna
c. tidak dapat kembali ke bentuk semula
d. menghasilkan zat baru
C2 Ciri dari perubahan
bersifat sementara
adalah dapat kembali
ke wujud semula.
Jawaban : A
39. Pernyataan yang benar mengenai perbedaan dari
perubahan tetap dan sementara yaitu …
a. perubahan tetap dan sementara akan
menghasilkan zat baru
b. perubahan tetap tidak menghasilkan zat baru
sedangkan perubahan sementara menghasilkan
zat baru
C2 Perubahan bersifat
sementara adalah
perubahan yang dapat
kembali ke bentuk
semula dan tidak
menghasilkan zat baru
sedangkan perubahan
c. perubahan tetap menghasilkan zat baru
sedangkan perubahan sementara tidak
menghasilkan zat baru
d. jawaban a, b, dan c benar
tetap tidak dapat
kembali ke wujud
semula tetapi
menghasilkan zat baru.
Jawaban : C
Menyebutkan benda-
benda yang memiliki
perubahan sementara
maupun tetap
40. Perhatikan gambar!
Ibu ingin membuat kue. Hal yang pertama
dilakukan adalah mencairkan mentega. Mentega
akan mencair ketika dipanaskan. Jika cairan
mentega kembali didinginkan oleh Ibu, yang terjadi
yaitu …
a. mentega menguap
b. mentega memadat kembali
c. mentega berubah menjadi minyak
d. mentega tidak mengalami perubahan
C2 Mentega jika
dipanaskan akan
mencair / meleleh. Jika
mentega didiamkan
maka mentega akan
memadat kembali
seperti semula.
Jawaban : B
41. Berikut ini merupakan peristiwa perubahan sifat
benda yaitu:
1.
2.
C3 Contoh dari peristiwa
perubahan bersifat
sementara diantaranya
es krim dan lilin. Es
krim dan lilin jika
mengalami pemenasan
akan meleleh namun
sifat ini hanya
sementara. Karena es
krim ketika
didinginkan akan
memadat kembali.
3.
4.
Yang termasuk contoh peristiwa perubahan bersifat
sementara adalah …
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
Begitu pula dengan
lilin.
Jawaban : B
42. Perubahan yang bersifat tetap terjadi pada
peristiwa …
a.
b.
c.
C1 Contoh peristiwa dari
perubahan bersifat
tetap terjadi pada
kertas yang dibakar
karena kertas yang
dibakar akan
menghasilkan zat baru.
Jawaban : C
d.
43. Plastik tidak dapat kembali ke wujud semula
setelah dibakar. Ini menunjukkan bahwa …
a. plastik mudah dibentuk
b. plastik tahan panas
c. plastik tidak menghasilkan zat baru
d. plastik menghasilkan zat baru
C3 Plastik yang dibakar
merupakan contoh dari
perubahan bersifat
tetap karena plastic
jika dibakar akan
menghasilkan zat baru.
Jawaban : D
44. Perubahan yang bersifat sementara terjadi pada
peristiwa …
a.
b.
c.
C1 Contoh peristiwa
bersifat sementara
terjadi pada lilin yang
dibakar. Setelah api
dimatikan cairan lilin
akan memadat kembali
ke bentuk semula.
Artinya lilin tersebut
tidak menghasilkan zat
baru.
Jawaban : C
d.
45. Perhatikan gambar berikut:
Batu es yang mencair merupakan contoh dari
peristiwa …
a. perubahan sementara
b. perubahan tetap
c. perubahan bentuk
d. perubahan warna
C1 Batu es yang mencair
merupakan contoh dari
perubahan sementara.
Karena es yang
mencair akan kembali
padat jika dinginkan
kembali.
Jawaban : A
Lampiran 1.2
SOAL UJI COBA INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Nama : ……………………………...
Hari/Tanggal : ....................................... Kelas : ...........................................
I. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap benar!
1. Susunan atau gabungan dari beberapa serat
disebut …
a. serat c. kain
b. benang d. tali
2. Kayu banyak digunakan untuk peralatan
dapur. Hal ini disebabkan karena …
a. kayu memiliki sifat kuat
b. kayu memiliki sifat lentur
c. kayu tidak menghantarkan panas
d. kayu mudah sekali patah
3. Berikut ini contoh-contoh serat alam,
kecuali …
a. serat ijuk c. serat nilon
b. serat sutra d. serat wol
4. Sifat benang yang paling kuat terdapat
pada …
a. benang jahit
b. benang sulaman
c. kain songket
d. benang layang-layang
5. Perhatikan gambar berikut:
Rambut atau bulu hewan tersebut dapat
menghasilkan serat …
a. kapas c. sutra
b. rami d. wol
6. Lihat gambar di bawah ini:
Jenis benang yang tepat untuk digunakan
pada alat tersebut adalah …
a. wol c. nilon
b. jahit d. kasur
7. Benang nilon terbuat dari bahan …
a. hewan c. serat kayu
b. tumbuhan d. sintetis
8. Bahan yang memiliki sifat lentur, kenyal,
tidak menghantarkan listrik, panas, kuat,
dan mudah dibentuk …
a. karet c. kayu
b. kaca d. benang
9. Kertas tahan air karena adanya lapisan
plastik pada permukaannya disebut kertas
…
a. HVS c. karton
b. manila d. minyak
10. Bahan yang memiliki sifat tembus
pandang, mudah dibentuk, mudah pecah,
dan warnanya bening adalah …
a. kayu c. batu
b. kaca d. benang
11. Pernyataan berikut ini adalah benar,
kecuali …
a. sebuah benda dapat dibuat dari
berbagai jenis benda
b. jenis benda yang berbeda dapat dibuat
dari jenis bahan yang sama
c. jenis benda yang sama dapat dibuat
dari jenis bahan yang berbeda
d. berbagai jenis benda hanya dapat
dibuat dari satu macam bahan
12. Dari uji penyerapan air terhadap beberapa
jenis kertas, diperoleh hasil berikut :
Jenis kertas Air yang diserap
I
II
III
IV
+++
++
++++
+ *tanda + menunjukkan banyaknya air yang diserap
Jenis kertas yang paling cocok untuk
bahan tisu yaitu …
a. I c. III
b. II d. IV
13. Perabot di rumah yang disusun oleh bahan
berupa kaca adalah …
a. kursi c. lemari
b. meja d. cermin rias
14. Karpet, gorden, sajadah, baju, dan celana
merupakan benda-benda yang disusun
oleh kumpulan-kumpulan tali, yaitu …
a. benang c. kain
b. wol d. kaca
15. Baju seragam sekolah terbuat dari kain …
a. katun c. wol
b. sutra d. sintetis
16. Kain katun banyak dipilih untuk bahan
pakaian daripada nilon, karena kain katun
…
a. lebih tahan air
b. bersifat menyerap keringat
c. lentur dan mudah di cuci
d. mudah di jahit
17. Sebuah benda mempunyai permukaan
halus dan mengkilap, maka pernyataan di
bawah ini yang paling tepat untuk benda
tersebut adalah …
a. benda itu mudah pecah
b. benda itu tahan terhadap panas
c. sangat baik memantulkan cahaya
d. sangat baik menghantarkan listrik
18. Jas hujan dibuat dari bahan yang bersifat
…
a. kedap air
b. menyerap panas
c. menyerap air
d. tidak mudah kusut
19. Kapur tulis dapat digores dengan kuku
karena …
a. kapur tulis bersifat keras
b. kapur tulis bersifat lentur
c. kuku bersifat keras
d. kuku bersifat lentur
20. Ban sepeda dibuat dari bahan karet karena
memiliki sifat …
a. kuat c. anti gores
b. lentur d. mudah patah
21. Berikut yang akan terjadi ketika sampah
dibakar, kecuali …
a. bentuknya berubah
b. terhirup bau busuk
c. bentuknya tidak berubah
d. warna sampah berubah
22. Benang yang terbuat dari serat nilon
memiliki kekuatan yang lebih baik
dibandingkan benang yang terbuat dari
serat wol. Ini menunjukkan bahwa …
a. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
bentuknya
b. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
warnanya
c. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
jenis bahan yang menyusun benda
tersebut
d. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
benda itu sendiri
23. Berikut ini merupakan sifat-sifat benda
yaitu:
1. kuat 4. penghantar listrik
2. lentur 5. mudah dibentuk
3. tahan panas
Yang termasuk sifat-sifat kayu adalah …
a. 1 dan 2 c. 3 dan 4
b. 2 dan 3 d. 1 dan 5
24. Pada proses pembusukkan perubahan yang
terjadi meliputi kekerasan, bau, dan …
a. bentuk
b. rasa
c. warna
d. jawaban a dan c benar
25. Berikut ini merupakan perubahan sifat
benda:
1.
2.
3.
4.
Perubahan sifat benda yang dipengaruhi
oleh pemanasan adalah …
a. 1 dan 4 c. 1 dan 2
b. 2 dan 3 d. 3 dan 4
26. Di bawah ini yang merupakan faktor-
faktor yang dapat membuat benda
mengalami perubahan, kecuali …
a. pembusukkan c. pencairan
b. pemanasan d. pendinginan
27. Perubahan wujud benda dari zat cair
menjadi zat padat disebabkan karena
proses …
a. pembakaran
b. pemanasan
c. pendinginan
d. perkaratan
28. Perhatikan gambar berikut!
Sina melakukan sebuah eksperimen. Ia
ingin melakukan percobaan mengenai
perubahan sifat benda. Salah satu bahan
yang digunakan adalah lilin. Sina
menyalakan lilin tersebut dengan korek
api. Hal yang terjadi setelah lilin
dipanaskan adalah …
a. lilin berwujud cair, bentuknya meleleh
dan warnanya putih bening
b. lilin berwujud padat, berbentuk
silinder, warnanya putih bening
c. lilin berwujud cair, bentuknya silinder,
warnanya putih kusam
d. lilin berwujud padat, bentuknya
meleleh, dan warnanya putih bening
29. Benda-benda berikut ini dapat mengalami
proses perkaratan apabila terkena air atau
uap air dalam waktu yang lama, kecuali …
a.
b.
c.
d.
30. Perubahan benda yang dapat kembali ke
wujud semula disebut …
a. perubahan sementara
b.. perubahan tetap
c. perubahan bentuk
d. perubahan warna
31. Pernyataan yang tidak tepat mengenai
perubahan tetap adalah …
a. perubahan tetap merupakan perubahan
yang tidak dapat kembali ke wujud
semula
b. perubahan tetap menghasilkan zat baru
c. perubahan tetap merupakan perubahan
yang dapat kembali ke wujud semula
d. perubahan tetap disebut juga perubahan
kimia
32. Perhatikan pernyataan di bawah ini :
1. perubahan yang dapat kembali ke
bentuk semula
2. perubahan yang tidak menghasilkan zat
baru
3. perubahan yang tidak dapat kembali ke
bentuk semula
4. perubahan yang menghasilkan zat baru
Yang termasuk pengertian dari perubahan
sifat sementara yaitu …
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
33. Pernyataan yang tepat mengenai
perubahan sementara adalah …
a. perubahan sementara menghasilkan zat
baru
b. perubahan sementara merupakan
perubahan benda yang tidak dapat
kembali ke wujud semula
c. perubahan sementara disebut juga
perubahan kimia
d. perubahan sementara merupakan
perubahan benda yang dapat kembali
ke wujud semula
34. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kayu yang dibakar akan mengalami
perubahan yang bersifat tetap. Perubahan
tetap bisa disebut juga dengan …
a. perubahan fisika
b. perubahan bentuk
c. perubahan kimia
d. perubahan warna
35. Salah satu ciri perubahan benda yang
bersifat tetap adalah …
a. dapat kembali ke bentuk semula
b. tidak menghasilkan zat baru
c. tidak terjadi perubahan bentuk
d. tidak dapat kembali ke bentuk semula
36. Perhatikan pernyataan di bawah ini:
1. perubahan sifat sementara dapat
kembali ke bentuk semula
2. perubahan sifat tetap tidak dapat
kembali ke bentuk semula
3. perubahan sifat sementara dan tetap
tidak menghasilkan zat baru
Pernyataan yang benar adalah …
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 2 d. benar semua
37. Perhatikan gambar di bawah ini!
Cokelat yang meleleh merupakan salah
satu contoh dari perubahan fisika.
Perubahan fisika biasa disebut juga
dengan …
a. perubahan bentuk
b. perubahan bau
c. perubahan tetap
d. perubahan sementara
38. Yang termasuk ciri dari perubahan
sementara yaitu …
a. dapat kembali ke bentuk semula
b. tidak terjadi perubahan warna
c. tidak dapat kembali ke bentuk semula
d. menghasilkan zat baru
39. Pernyataan yang benar mengenai
perbedaan dari perubahan tetap dan
sementara yaitu …
a. perubahan tetap dan sementara akan
menghasilkan zat baru
b. perubahan tetap tidak menghasilkan zat
baru sedangkan perubahan sementara
menghasilkan zat baru
c. perubahan tetap menghasilkan zat baru
sedangkan perubahan sementara tidak
menghasilkan zat baru
d. jawaban a, b, dan c benar
40. Perhatikan gambar!
Ibu ingin membuat kue. Hal yang pertama
dilakukan adalah mencairkan mentega.
Mentega akan mencair ketika dipanaskan.
Jika cairan mentega kembali didinginkan
oleh Ibu, yang terjadi yaitu …
a. mentega menguap
b. mentega memadat kembali
c. mentega berubah menjadi minyak
d. mentega tidak mengalami perubahan
41. Berikut ini merupakan peristiwa
perubahan sifat benda yaitu:
1.
2.
3.
4.
Yang termasuk contoh peristiwa
perubahan bersifat sementara adalah …
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
42. Perubahan yang bersifat tetap terjadi pada
peristiwa …
a.
b.
c.
d.
43. Plastik tidak dapat kembali ke wujud
semula setelah dibakar. Ini menunjukkan
bahwa …
a. plastik mudah dibentuk
b. plastik tahan panas
c. plastik tidak menghasilkan zat baru
d. plastik menghasilkan zat baru
44. Perubahan yang bersifat sementara terjadi
pada peristiwa …
a.
b.
c.
d.
45. Lihat gambar di bawah ini!
Batu es yang mencair merupakan contoh
dari peristiwa …
a. perubahan sementara
b. perubahan tetap
c. perubahan bentuk
d. perubahan warna
SKOR DATA DIBOBOT=================
Jumlah Subyek = 30Jumlah butir = 45Bobot jwb benar = 1Bobot jwb salah = 0Nama berkas: D:\SKRIPSIKU\BAB 3\RPP & KISI2\TEST.ANA
No Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 30 15 0 30 30 2 32 13 0 32 32 3 22 23 0 22 22 4 22 23 0 22 22 5 30 15 0 30 30 6 23 22 0 23 23 7 22 23 0 22 22 8 21 24 0 21 21 9 31 14 0 31 31 10 15 30 0 15 15 11 21 24 0 21 21 12 24 21 0 24 24 13 23 22 0 23 23 14 28 17 0 28 28 15 19 26 0 19 19 16 22 23 0 22 22 17 27 18 0 27 27 18 22 23 0 22 22 19 14 31 0 14 14 20 29 16 0 29 29 21 34 11 0 34 34 22 21 24 0 21 21 23 19 26 0 19 19 24 17 28 0 17 17 25 14 31 0 14 14 26 32 13 0 32 32 27 25 20 0 25 25 28 18 27 0 18 18 29 9 36 0 9 9 30 37 8 0 37 37
RELIABILITAS TES================
Rata2= 23,43Simpang Baku= 6,56KorelasiXY= 0,65Reliabilitas Tes= 0,79Nama berkas: D:\SKRIPSIKU\BAB 3\RPP & KISI2\TEST.ANA
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 14 15 29 2 15 16 31 3 11 11 22 4 11 11 22 5 17 12 29 6 11 12 23 7 10 12 22 8 12 8 20 9 15 15 30 10 6 8 14 11 12 9 21 12 12 12 24 13 11 12 23 14 15 12 27 15 12 6 18 16 11 11 22 17 13 13 26
18 11 11 22 19 8 5 13 20 15 13 28 21 16 17 33 22 11 10 21 23 9 9 18 24 5 12 17 25 7 6 13 26 14 17 31 27 16 8 24 28 9 8 17 29 5 4 9 30 16 21 37
Kel Unggul & Asor=================
Kelompok UnggulNama berkas: D:\SKRIPSIKU\BAB 3\RPP & KISI2\TEST.ANA
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 37 1 - - 1 1 - 1 1 1 1 1 2 34 1 - 1 1 1 1 - 1 1 - 1 3 32 1 - - - 1 1 1 1 1 1 1 4 32 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 - 5 31 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 6 30 1 - - - 1 1 1 1 1 1 1 7 30 1 - - 1 - 1 1 1 1 1 1 8 29 - 1 1 - 1 1 1 1 1 - - Jml Jwb Benar 7 2 3 4 7 7 7 8 8 6 6
No.Urut Kode/Nama Subyek 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 2 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 - 1 1 - 1 - 1 1 1 1 4 1 - 1 1 1 1 1 - 1 1 - 1 5 - 1 1 1 1 - 1 - 1 1 1 1 6 1 1 - 1 1 - 1 - 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 - 8 1 1 - 1 1 - 1 1 - 1 1 - Jml Jwb Benar 7 6 4 8 8 4 8 4 6 8 6 6
No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 - 1 2 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 3 - 1 - 1 1 1 1 1 - - 1 1 4 - 1 1 1 - 1 1 1 1 1 - 1 5 1 - - 1 1 1 1 - - 1 - 1 6 - 1 - 1 1 1 1 1 - - - - 7 1 1 1 1 1 1 1 - 1 - - - 8 1 - - 1 1 1 1 - 1 1 - 1 Jml Jwb Benar 4 5 4 8 6 8 8 5 5 5 1 6
No.Urut Kode/Nama Subyek 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 - 2 1 - 1 - - 1 1 1 1 1 3 - 1 1 - 1 1 1 - 1 1 4 1 1 1 - - 1 - 1 - 1 5 - - 1 - - - 1 1 1 1 6 - 1 1 - 1 1 1 - 1 1 7 - - 1 - 1 - - - 1 1 8 1 - 1 - - 1 1 - 1 1 Jml Jwb Benar 4 4 8 1 3 6 6 4 7 7
Kelompok AsorNama berkas: D:\SKRIPSIKU\BAB 3\RPP & KISI2\TEST.ANA
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 19 1 1 1 - - 1 - 1 - 1 - 2 19 1 1 1 - - 1 1 1 - 1 - 3 18 1 - - - 1 1 1 - - - - 4 17 1 - - - - - - 1 - 1 - 5 15 - 1 - 1 - 1 1 1 - 1 1 6 14 - - 1 1 - - - 1 - - - 7 14 - 1 1 1 - - - - 1 - 1 8 9 - - 1 1 1 - - - - - - Jml Jwb Benar 4 4 5 4 2 4 3 5 1 4 2
No.Urut Kode/Nama Subyek 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 - - 1 - 1 - - - 1 - - 1 2 1 1 1 1 - - 1 1 - 1 - 1 3 1 - 1 1 - 1 1 - - - - 1 4 - 1 - 1 1 1 - 1 - - - 1 5 - 1 - - - - - 1 - 1 - - 6 1 1 1 1 - - - - - - - - 7 - 1 1 - - - - - - - 1 - 8 - - - - 1 - 1 - 1 1 - - Jml Jwb Benar 3 5 5 4 3 2 3 3 2 3 1 4
No.Urut Kode/Nama Subyek 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 1 - - - - - 1 1 - 1 1 1 - 2 - - - - - - - - - - 1 - 3 - - - 1 - 1 1 - - - 1 - 4 1 - - 1 - - - 1 - 1 - 1 5 1 - - 1 - 1 - 1 - - - - 6 - - 1 - 1 1 - - 1 - - - 7 1 1 - - 1 - - - - - - - 8 - - - - 1 - - - - - - - Jml Jwb Benar 3 1 1 3 3 4 2 2 2 2 3 1
No.Urut Kode/Nama Subyek 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 1 1 - 1 - - 1 - - - 1 2 - - - 1 - - 1 - - 1 3 1 - - - 1 - 1 - - 1 4 - - - 1 1 1 - - - - 5 - - - - - - - - - 1 6 - - 1 - - 1 - - - 1 7 - - 1 1 - - - - - 1 8 - - - - - 1 - - - - Jml Jwb Benar 2 0 3 3 2 4 2 0 0 6
DAYA PEMBEDA============
Jumlah Subyek= 30Klp atas/bawah(n)= 8Butir Soal= 45Nama berkas: D:\SKRIPSIKU\BAB 3\RPP & KISI2\TEST.ANA
No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 7 4 3 37,50 2 2 4 -2 -25,00 3 3 5 -2 -25,00 4 4 4 0 0,00 5 7 2 5 62,50 6 7 4 3 37,50 7 7 3 4 50,00 8 8 5 3 37,50
9 8 1 7 87,50 10 6 4 2 25,00 11 6 2 4 50,00 12 7 3 4 50,00 13 6 5 1 12,50 14 4 5 -1 -12,50 15 8 4 4 50,00 16 8 3 5 62,50 17 4 2 2 25,00 18 8 3 5 62,50 19 4 3 1 12,50 20 6 2 4 50,00 21 8 3 5 62,50 22 6 1 5 62,50 23 6 4 2 25,00 24 4 3 1 12,50 25 5 1 4 50,00 26 4 1 3 37,50 27 8 3 5 62,50 28 6 3 3 37,50 29 8 4 4 50,00 30 8 2 6 75,00 31 5 2 3 37,50 32 5 2 3 37,50 33 5 2 3 37,50 34 1 3 -2 -25,00 35 6 1 5 62,50 36 4 2 2 25,00 37 4 0 4 50,00 38 8 3 5 62,50 39 1 3 -2 -25,00 40 3 2 1 12,50 41 6 4 2 25,00 42 6 2 4 50,00 43 4 0 4 50,00 44 7 0 7 87,50 45 7 6 1 12,50
TINGKAT KESUKARAN=================
Jumlah Subyek= 30Butir Soal= 45Nama berkas: D:\SKRIPSIKU\BAB 3\RPP & KISI2\TEST.ANA
No Butir Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 21 70,00 Sedang 2 16 53,33 Sedang 3 14 46,67 Sedang 4 15 50,00 Sedang 5 21 70,00 Sedang 6 24 80,00 Mudah 7 17 56,67 Sedang 8 22 73,33 Mudah 9 20 66,67 Sedang 10 23 76,67 Mudah 11 11 36,67 Sedang 12 17 56,67 Sedang 13 23 76,67 Mudah 14 17 56,67 Sedang 15 22 73,33 Mudah 16 15 50,00 Sedang 17 14 46,67 Sedang 18 21 70,00 Sedang 19 17 56,67 Sedang 20 20 66,67 Sedang 21 19 63,33 Sedang 22 13 43,33 Sedang
23 18 60,00 Sedang 24 15 50,00 Sedang 25 9 30,00 Sukar 26 6 20,00 Sukar 27 21 70,00 Sedang 28 18 60,00 Sedang 29 20 66,67 Sedang 30 22 73,33 Mudah 31 9 30,00 Sukar 32 15 50,00 Sedang 33 8 26,67 Sukar 34 9 30,00 Sukar 35 9 30,00 Sukar 36 9 30,00 Sukar 37 8 26,67 Sukar 38 18 60,00 Sedang 39 7 23,33 Sukar 40 13 43,33 Sedang 41 22 73,33 Mudah 42 13 43,33 Sedang 43 6 20,00 Sukar 44 9 30,00 Sukar 45 17 56,67 Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL=================================
Jumlah Subyek= 30Butir Soal= 45Nama berkas: D:\SKRIPSIKU\BAB 3\RPP & KISI2\TEST.ANA
No Butir Korelasi Signifikansi 1 0,405 Sangat Signifikan 2 -0,165 - 3 -0,208 - 4 -0,108 - 5 0,382 Sangat Signifikan 6 0,369 Sangat Signifikan 7 0,403 Sangat Signifikan 8 0,426 Sangat Signifikan 9 0,617 Sangat Signifikan 10 0,257 - 11 0,442 Sangat Signifikan 12 0,434 Sangat Signifikan 13 0,110 - 14 0,069 - 15 0,508 Sangat Signifikan 16 0,449 Sangat Signifikan 17 0,248 - 18 0,484 Sangat Signifikan 19 0,100 - 20 0,387 Sangat Signifikan 21 0,416 Sangat Signifikan 22 0,337 Signifikan 23 0,255 - 24 0,067 - 25 0,407 Sangat Signifikan 26 0,393 Sangat Signifikan 27 0,495 Sangat Signifikan 28 0,055 - 29 0,420 Sangat Signifikan 30 0,636 Sangat Signifikan 31 0,384 Sangat Signifikan 32 0,284 Signifikan 33 0,415 Sangat Signifikan 34 -0,055 - 35 0,565 Sangat Signifikan 36 0,373 Sangat Signifikan
37 0,380 Sangat Signifikan 38 0,434 Sangat Signifikan 39 -0,037 - 40 0,150 - 41 0,169 - 42 0,442 Sangat Signifikan 43 0,535 Sangat Signifikan 44 0,666 Sangat Signifikan 45 0,205 -
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH=================
Jumlah Subyek= 30Butir Soal= 45Nama berkas: D:\SKRIPSIKU\BAB 3\RPP & KISI2\TEST.ANA
No Butir a b c d * 1 3++ 21** 3++ 3++ 0 2 8- 5++ 16** 1-- 0 3 12--- 14** 4+ 0-- 0 4 10-- 0-- 5++ 15** 0 5 8--- 0-- 1- 21** 0 6 4-- 0-- 24** 2++ 0 7 10--- 0-- 3+ 17** 0 8 22** 2+ 0-- 6--- 0 9 10--- 0-- 0-- 20** 0 10 7--- 23** 0-- 0-- 0 11 13--- 0-- 6++ 11** 0 12 13--- 0-- 17** 0-- 0 13 7--- 0-- 0-- 23** 0 14 17** 0-- 3+ 10--- 0 15 22** 0-- 3++ 5-- 0 16 12--- 15** 3+ 0-- 0 17 14** 6++ 4+ 6++ 0 18 21** 2+ 2+ 5- 0 19 17** 4++ 0-- 9--- 0 20 10--- 20** 0-- 0-- 0 21 6- 0-- 19** 5+ 0 22 3+ 0-- 13** 14--- 0 23 11--- 0-- 1-- 18** 0 24 12--- 0-- 3+ 15** 0 25 0-- 0-- 9** 21--- 0 26 14- 0-- 6** 10++ 0 27 4+ 0-- 21** 5- 0 28 18** 0-- 0-- 12--- 0 29 20** 0-- 0-- 10--- 0 30 22** 0-- 0-- 8--- 0 31 8++ 0-- 9** 13-- 0 32 15** 0-- 0-- 15--- 0 33 4+ 0-- 18--- 8** 0 34 12- 0-- 9** 9+ 0 35 5+ 0-- 16--- 9** 0 36 21--- 9** 0-- 0-- 0
37 11+ 0-- 11+ 8** 0 38 18** 5++ 4++ 3+ 0 39 13- 0-- 7** 10+ 0 40 9- 13** 0-- 8+ 0 41 3++ 22** 0-- 5-- 0 42 12--- 0-- 13** 5++ 0 43 18--- 0-- 6+ 6** 0 44 0-- 15--- 9** 6++ 0 45 17** 0-- 6+ 7- 0
Keterangan: ** : Kunci Jawaban++ : Sangat Baik+ : Baik- : Kurang Baik-- : Buruk---: Sangat Buruk
Lampiran 1.4
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR PADA MATERI BENDA DAN SIFAT
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Kompetensi Dasar Konsep Indikator Pembelajaran Tingkatan Kognitif ∑
Soal
%
Soal C1 C2 C3
4.1
Mendeskripsikan
hubungan antara sifat
bahan dan bahan
penyusunnya misalnya
benang, kain, kertas
Sifat Bahan Menjelaskan salah satu sifat bahan
dengan bahan penyusunnya
*1, 4 2, 3 *5,*6 6 13,4%
Mengidentifikasi hubungan antara
salah satu sifat bahan dengan bahan
penyusunnya
*7, *9 *8, 10 *11, *12 6 13,4%
Menyebutkan contoh-contoh dari sifat
bahan yang ada di lingkungan sekitar
13, *15 14, *16
17 5 11,2%
4.2
Menyimpulkan hasil
penyelidikan tentang
perubahan sifat benda,
baik sementara maupun
tetap
Faktor Perubahan
Sifat Benda
Menjelaskan salah satu dari sifat-sifat
benda
*18, *20 19, *21 *22, 23 6 13,4%
Menyebutkan salah satu faktor
penyebab perubahan sifat benda
24, *27 *26, *29 *25, 28 6 13,4%
Perubahan Sifat
Benda
Menjelaskan pengertian perubahan
sifat benda
*30 *31,*33 *32 4 8,9%
Membedakan perubahan sifat benda 34, *37 *35, *38, 39 *36 6 13,4%
Menyebutkan salah satu contoh dari
perubahan sifat benda
*42, *44, 45 40 41, *43 6 13,4%
∑ Soal
16 16 13 45
100% % Soal 36% 36% 29% 100
Ket. * = Soal Valid
Lampiran 1.5
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
Item
No. Validitas Derajat Kesukaran Daya Pembeda Keputusan
1 Valid Sedang Cukup Digunakan
2 Tidak Valid Sedang Sangat Buruk Tidak Digunakan
3 Tidak Valid Sedang Sangat Buruk Tidak Digunakan
4 Tidak Valid Sedang Buruk Tidak Digunakan
5 Valid Sedang Baik Digunakan
6 Valid Mudah Cukup Tidak Digunakan
7 Valid Sedang Baik Digunakan
8 Valid Mudah Cukup Tidak Digunakan
9 Valid Sedang Sangat Baik Digunakan
10 Tidak Valid Mudah Cukup Tidak Digunakan
11 Valid Sedang Baik Digunakan
12 Valid Sedang Baik Digunakan
13 Tidak Valid Mudah Buruk Tidak Digunakan
14 Tidak Valid Sedang Sangat Buruk Tidak Digunakan
15 Valid Mudah Baik Digunakan
16 Valid Sedang Baik Digunakan
17 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak Digunakan
18 Valid Sedang Baik Digunakan
19 Tidak Valid Sedang Buruk Tidak Digunakan
20 Valid Sedang Baik Tidak Digunakan
21 Valid Sedang Baik Digunakan
22 Valid Sedang Baik Digunakan
23 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak Digunakan
24 Tidak Valid Sedang Buruk Tidak Digunakan
25 Valid Sukar Baik Digunakan
26 Valid Sukar Cukup Digunakan
27 Valid Sedang Baik Digunakan
28 Tidak Valid Sedang Cukup Tidak Digunakan
29 Valid Sedang Baik Digunakan
30 Valid Mudah Sangat Baik Tidak Digunakan
31 Valid Sukar Cukup Digunakan
32 Valid Sedang Cukup Digunakan
33 Valid Sukar Cukup Digunakan
34 Tidak Valid Sukar Sangat Buruk Tidak Digunakan
35 Valid Sukar Baik Digunakan
36 Valid Sukar Cukup Digunakan
37 Valid Sukar Baik Digunakan
38 Valid Sedang Baik Digunakan
39 Tidak Valid Sukar Sangat Buruk Tidak Digunakan
40 Tidak Valid Sedang Buruk Tidak Digunakan
41 Tidak Valid Mudah Cukup Tidak Digunakan
42 Valid Sedang Baik Digunakan
43 Valid Sukar Baik Digunakan
44 Valid Sukar Sangat Baik Digunakan
45 Tidak Valid Sedang Buruk Tidak Digunakan
SOAL PRETEST – POSTTEST HASIL BELAJAR IPA
TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Nama : ……………………………...
Hari/Tanggal : ....................................... Kelas : ...........................................
I. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d yang kamu anggap benar!
1. Susunan atau gabungan dari beberapa serat
disebut …
a. serat c. kain
b. benang d. tali
2. Perhatikan gambar berikut:
Rambut atau bulu hewan tersebut dapat
menghasilkan serat …
a. kapas c. sutra
b. rami d. wol
3. Benang nilon terbuat dari bahan …
a. hewan c. serat kayu
b. tumbuhan d. sintetis
4. Kertas tahan air karena adanya lapisan
plastik pada permukaannya disebut kertas
…
a. HVS c. karton
b. manila d. minyak
5. Pernyataan berikut ini adalah benar,
kecuali …
a. sebuah benda dapat dibuat dari
berbagai jenis benda
b. jenis benda yang berbeda dapat dibuat
dari jenis bahan yang sama
c. jenis benda yang sama dapat dibuat
dari jenis bahan yang berbeda
d. berbagai jenis benda hanya dapat
dibuat dari satu macam bahan
6. Dari uji penyerapan air terhadap beberapa
jenis kertas, diperoleh hasil berikut :
Jenis kertas Air yang diserap
I
II
III
IV
+++
++
++++
+ *tanda + menunjukkan banyaknya air yang diserap
Jenis kertas yang paling cocok untuk
bahan tisu yaitu …
a. I c. III
b. II d. IV
7. Baju seragam sekolah terbuat dari kain …
a. katun c. wol
b. sutra d. sintetis
8. Kain katun banyak dipilih untuk bahan
pakaian daripada nilon, karena kain katun
…
a. lebih tahan air
b. bersifat menyerap keringat
c. lentur dan mudah di cuci
d. mudah di jahit
9. Jas hujan dibuat dari bahan yang bersifat
…
a. kedap air
b. menyerap panas
c. menyerap air
d. tidak mudah kusut
10. Berikut yang akan terjadi ketika sampah
dibakar, kecuali …
a. bentuknya berubah
b. terhirup bau busuk
c. bentuknya tidak berubah
d. warna sampah berubah
11. Benang yang terbuat dari serat nilon
memiliki kekuatan yang lebih baik
dibandingkan benang yang terbuat dari
serat wol. Ini menunjukkan bahwa …
a. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
bentuknya
b. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
warnanya
c. sifat suatu benda dipengaruhi oleh jenis
bahan yang menyusun benda tersebut
d. sifat suatu benda dipengaruhi oleh
benda itu sendiri
12. Berikut ini merupakan perubahan sifat
benda :
1.
2.
3.
4.
Perubahan sifat benda yang dipengaruhi
oleh pemanasan adalah …
a. 1 dan 4 c. 1 dan 2
b. 2 dan 3 d. 3 dan 4
13. Di bawah ini yang merupakan faktor-
faktor yang dapat membuat benda
mengalami perubahan, kecuali …
a. pembusukkan
b. pemanasan
c. pendinginan
d. perkaratan
14. Perubahan wujud benda dari zat cair
menjadi zat padat disebabkan karena
proses …
a. pembakaran
b. pemanasan
c. pendinginan
d. perkaratan
15. Benda-benda berikut ini dapat mengalami
proses perkaratan apabila terkena air atau
uap air dalam waktu yang lama, kecuali …
a.
b.
c.
d.
16. Pernyataan yang tidak tepat mengenai
perubahan tetap adalah …
a. perubahan tetap merupakan perubahan
yang tidak dapat kembali ke wujud
semula
b. perubahan tetap menghasilkan zat baru
c. perubahan tetap merupakan perubahan
yang dapat kembali ke wujud semula
d. perubahan tetap disebut juga perubahan
kimia
17. Perhatikan pernyataan di bawah ini :
1. perubahan yang dapat kembali ke
bentuk semula
2. perubahan yang tidak menghasilkan zat
baru
3. perubahan yang tidak dapat kembali ke
bentuk semula
4. perubahan yang menghasilkan zat baru
Yang termasuk pengertian dari perubahan
sifat sementara yaitu …
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
18. Pernyataan yang tepat mengenai
perubahan sementara adalah …
a. perubahan sementara menghasilkan zat
baru
b. perubahan sementara merupakan
perubahan benda yang tidak dapat
kembali ke wujud semula
c. perubahan sementara disebut juga
perubahan kimia
d. perubahan sementara merupakan
perubahan benda yang dapat kembali
ke wujud semula
19. Salah satu ciri perubahan benda yang
bersifat tetap adalah …
a. dapat kembali ke bentuk semula
b. tidak menghasilkan zat baru
c. tidak terjadi perubahan bentuk
d. tidak dapat kembali ke bentuk semula
20. Perhatikan pernyataan di bawah ini:
1. perubahan sifat sementara dapat
kembali ke bentuk semula
2. perubahan sifat tetap tidak dapat
kembali ke bentuk semula
3. perubahan sifat sementara dan tetap
tidak menghasilkan zat baru
Pernyataan yang benar adalah …
a. 1 dan 3 c. 2 dan 3
b. 1 dan 2 d. benar semua
21. Perhatikan gambar di bawah ini!
Cokelat yang meleleh merupakan salah
satu contoh dari perubahan fisika.
Perubahan fisika biasa disebut juga
dengan …
a. perubahan bentuk
b. perubahan bau
c. perubahan tetap
d. perubahan sementara
22. Yang termasuk ciri dari perubahan
sementara yaitu …
a. dapat kembali ke bentuk semula
b. tidak terjadi perubahan warna
c. tidak dapat kembali ke bentuk semula
d. menghasilkan zat baru
23. Perubahan yang bersifat tetap terjadi pada
peristiwa …
a.
b.
c.
d.
24. Plastik tidak dapat kembali ke wujud
semula setelah dibakar. Ini menunjukkan
bahwa …
a. plastik mudah dibentuk
b. plastik tahan panas
c. plastik tidak menghasilkan zat baru
d. plastik menghasilkan zat baru
25. Perubahan yang bersifat sementara terjadi
pada peristiwa …
a.
b.
c.
d.
LAMPIRAN II
Lampiran 2.1 RPP Kelas Eksperimen
2.2 RPP Kelas Kontrol
3.3 LKS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Sekolah : SDN 14 Pondok Labu
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : I (Satu)
Hari/ Tanggal : 12 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan ke : 1
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan
sifat benda sebagai hasil suatu proses
B. Kompetensi Dasar
4.1 Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya,
misalnya benang, kain, dan kertas
C. Indikator Pembelajaran
1. Mengenal sifat-sifat bahan dan penyusunnya
2. Mengidentifikasi hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
3. Menyebutkan sifat-sifat bahan di lingkungan sekitar berdasarkan bahan
penyusunnya
4. Membuktikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat bahan dan penyusunnya
2. Siswa dapat menunjukkan hubungan antara sifat bahan dengan bahan
penyusunnya
3. Siswa dapat mengelompokkan sifat-sifat bahan di lingkungan sekitar
berdasarkan bahan penyusunnya
4. Siswa dapat menjelaskan hasil percobaan mengenai sifat bahan dengan
bahan penyusunnya
E. Karakter Siswa Yang Diharapkan
Religius, motivasi, disiplin, keaktifan, rasa ingin tahu, kerja sama, tanggung
jawab
F. Materi Ajar
G. Metode / Strategi Pembelajaran
Metode eksperimen
H. Sumber Belajar dan Media
Sumber: 1. Azmiyawati, Choril, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
2. Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Edy. Ilmu Pengetahuan Alam untuk
SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Sifat Bahan
Hubungan antara sifat bahan dengan
bahan penyusunnya
Benang Kain Kertas Plastik Karet
Kaca
Berasal
dari:
Kapas
Wol
Sutra
Berasal dari:
Serat alami
(tumbuhan/
hewan)
Serat
sintetis
Berasal
dari:
Kayu
Berasal
dari:
Hasil
olahan
minyak
bumi
Berasal
dari:
Getah
pohon
karet
Berasal dari:
Hasil olahan dari
tambang pasir
kaca
Media: Penggaris plastik, penggaris kayu, penggaris logam, taplak meja kain,
taplak meja plastik, sendok plastik, sendok logam
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Nilai
Karakter
Pendahuluan
Memulai pelajaran
dengan berdo’a
bersama
Memberikan ice
breaking, kemudian
mengkondisikan kelas
dengan memperhatikan
sikap dan tempat duduk
siswa
Melakukan pretest,
dengan menanyakan
sifat-sifat bahan dan
penyusunnya yang ada
disekitar mereka.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
siswa serta manfaatnya
jika siswa mampu
menguasai materi
Berdo’a bersama
Mengikuti ice
breaking kemudian
duduk dengan rapih
Menjawab
pertanyaan pretest
dari guru
Mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Religius
Motivasi
Komunikatif
Disiplin
Rasa ingin
tahu
K
e
g
i
a
t
a
n
I
n
t
i
Eksplorasi
Menbagi siswa menjadi
6 kelompok
Memberikan LKS
(terlampir) kepada
masing-masing
kelompok, kemudian
menjelaskan tata tertib
dalam kerja kelompok
Menjelaskan isi LKS
(terlampir), mengenai
percobaan hubungan
sifat benda berdasarkan
bahan penyusunnya.
Membagikan alat-alat
untuk percobaan
Berkumpul dengan
teman kelompoknya
Menerima LKS yang
diberikan guru,
kemudian
memperhatikan
penjelasan guru
Mendengarkan
penjelasan guru
Memulai kegiatan
percobaan untuk
Disiplin
Kerja sama
Perhatian
Bertanggung
jawab
kepada masing-masing
kelompok
Memerintahkan siswa
untuk menjawab
pertanyaan di LKS
yang telah diberikan
bersama kelompoknya
menyelidiki sifat
benda berdasarkan
bahan penyusunnya
dengan melihat
petunjuk yang ada
pada LKS (terlampir)
Menjawab
pertanyaan-
pertanyaan yang ada
pada LKS dengan
berdiskusi, membuat
kesimpulan mengenai
sifat benda
berdasarkan bahan
penyusunnya
Kerja sama
Komunikatif
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Elaborasi
Meminta masing-
masing perwakilan
kelompok untuk
menjelaskan hasil
percobaannya.
Perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
untuk menjelaskan
hasil percobaannya.
Konfirmasi
Memberikan penjelasan
dengan membahas hasil
diskusi tiap-tiap
kelompok
Membuka sesi tanya
jawab bagi peserta
didik yang belum
mengerti dan
memberikan penguatan
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal-hal yang
belum dimengerti
Penutup
Bersama peserta didik
membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan soal
latihan
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Mengerjakan soal
latihan
Membaca doa
bersama-sama.
Komunikatif
Bertanggung
jawab
Religius
J. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal
Skor Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menjelaskan
sifat-sifat bahan
dan penyusunnya
Tes
tertulis
Essay 1. Antara benang kapas dan
benang nilon, manakah
yang lebih kuat? Jelaskan
alasannya!
2. Mengapa kain katun, kain
wol, dan kain sutra banyak
digunakan untuk membuat
pakaian? Jelaskan
alasanmu!
20
20
Mengidentifikasi
hubungan antara
sifat bahan
dengan bahan
penyusunnya
Tes
tertulis
Essay 3. Jelaskan kelebihan yang
dimiliki karet
dibandingkan dengan
bahan-bahan lainnya!
20
Menyebutkan
sifat-sifat bahan
di lingkungan
sekitar
berdasarkan
bahan
penyusunnya
Tes
tertulis
Essay 4. Sebutkan benda-benda di
rumahmu yang tersusun
atas kayu dan plastik?
5. Sebutkan bahan apa saja
yang menyusun sebuah
bola yang biasa digunakan
dalam pertandingan sepak
bola?
20
20
Kunci jawaban:
1. Benang kapas, karena benang kapas atau benang jahit terbuat dari bahan kapas
yang umumnya lebih kuat daripada benang nilon.
2. Karena kain katun, kain wol, dan kain sutra sama-sama memiliki sifat yang
mudah menyerap keringat, halus dan nyaman ketika dipakai.
3. Kelebihan yang dimiliki karet dibandingkan bahan lainnya adalah memiliki
sifat lentur, tidak menghantarkan listrik dan panas, kuat, dan mudah dibentuk.
4. Benda yang tersusun dari kayu: meja, lemari, kursi.
Benda yang tersusun dari plastik: botol minuman, piring plastik, gelas plastik.
5. Bola yang biasa digunakan di pertandingan sepak bola menggunakan karet
sebagai bahan penyusunnya.
Jakarta, 12 November 2013
Mengetahui,
Kepala Madrasah Peneliti
Sri Kartini. S.Pd Siti Riana
Nip.197106241999032001
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Sekolah : SDN 14 Pondok Labu
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : I (Satu)
Hari/ Tanggal : 14 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan ke : 2
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan
sifat benda sebagai hasil suatu proses
B. Kompetensi Dasar
4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik
sementara atau tetap
C. Indikator Pembelajaran
1. Mengenal sifat-sifat benda
2. Mengidentifikasi perubahan sifat benda dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
3. Menunjukkan hasil percobaan tentang faktor perubahan sifat benda
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat benda
2. Siswa dapat mengkategorikan perubahan sifat benda beserta faktor-faktor
yang mempengaruhinya
3. Siswa dapat menjelaskan hasil percobaan tentang faktor perubahan sifat
benda
E. Karakter Siswa Yang Diharapkan
Religius, motivasi, disiplin, keaktifan, rasa ingin tahu, perhatian, kerja sama,
tanggung jawab
F. Materi Ajar
G. Metode / Strategi Pembelajaran
Metode eksperimen
H. Sumber Belajar dan Media
Sumber: 1. Azmiyawati, Choril, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
2. Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Edy. Ilmu Pengetahuan Alam untuk
SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Media: Buah apel, karet gelang, plastik, koran, korek api, pisau cutter, lilin
Faktor Perubahan Sifat
Benda
Sifat benda meliputi:
1. Bentuk
2. Warna
3. Kelenturan
4. Kekerasan
5. Bau
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan sifat
benda:
1. Pemanasan
2. Pendinginan
3. Pembakaran
4. Pembusukan
5. Perkaratan
6. Pemuaian dan penyusutan
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Nilai
Karakter
Pendahuluan
Memulai pelajaran
dengan berdo’a
bersama
Memberikan ice
breaking, kemudian
mengkondisikan kelas
dengan memperhatikan
sikap dan tempat duduk
siswa
Melakukan pretest,
dengan menanyakan
sifat-sifat bahan dan
penyusunnya yang ada
disekitar mereka.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
siswa serta manfaatnya
jika siswa mampu
menguasai materi
Berdo’a bersama
Mengikuti ice
breaking kemudian
duduk dengan rapih
Menjawab
pertanyaan pretest
dari guru
Mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Religius
Motivasi
Komunikatif
Disiplin
Rasa ingin
tahu
K
e
g
i
a
t
a
n
I
n
t
i
Eksplorasi
Membagi siswa
menjadi 6 kelompok
Memberikan LKS
(terlampir) kepada
masing-masing
kelompok, kemudian
menjelaskan tata tertib
dalam kerja kelompok
Menjelaskan isi LKS
(terlampir), mengenai
percobaan faktor
perubahan sifat benda
Membagikan alat-alat
untuk percobaan
kepada masing-masing
kelompok
Berkumpul dengan
teman kelompoknya
Menerima LKS yang
diberikan guru,
kemudian
memperhatikan
penjelasan guru
Mendengarkan
penjelasan guru
Memulai kegiatan
percobaan untuk
menyelidiki faktor
perubahan sifat benda
dengan melihat
petunjuk yang ada
Disiplin
Kerja sama
Perhatian
Kerja sama
Memerintahkan siswa
untuk menjawab
pertanyaan di LKS
yang telah diberikan
bersama kelompoknya
pada LKS (terlampir)
Menjawab
pertanyaan-
pertanyaan yang ada
pada LKS dengan
berdiskusi, membuat
kesimpulan mengenai
faktor perubahan sifat
benda
Bertanggung
jawab
Komunikatif
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Elaborasi
Meminta masing-
masing perwakilan
kelompok untuk
menjelaskan hasil
percobaannya.
Perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
untuk menjelaskan
hasil percobaannya.
Konfirmasi
Memberikan penjelasan
dengan membahas hasil
diskusi tiap-tiap
kelompok
Membuka sesi tanya
jawab bagi peserta
didik yang belum
mengerti dan
memberikan penguatan
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal-hal yang
belum dimengerti
Penutup
Bersama peserta didik
membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan soal
latihan
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Mengerjakan soal
latihan
Membaca doa
bersama-sama.
Komunikatif
Bertanggung
jawab
Religius
J. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal
Skor Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menjelaskan sifat-
sifat benda
Tes
tertulis
Essay 1. Kamu mempunyai buah
jeruk. Bagaimana
bentuk, warna,
kelenturan, kekerasan,
dan baunya?
2. Yeni membeli buah
tomat. Ia mengambil
beberapa tomat yang
warnanya merah dan
daging buahnya keras.
Buah tomat yang
berwarna cokelat dan
daging buahnya lunak
tidak dipilih. Mengapa
demikian? Jelaskan!
20
20
Mengidentifikasi
perubahan sifat
benda dan faktor-
faktor yang
mempengaruhinya
Tes
tertulis
Essay 3. Jelaskan mengapa es
krim yang dibiarkan di
udara terbuka, lama-
kelamaan akan
mencair!
4. Jelaskan faktor-faktor
apa saja yang dapat
menyebabkan benda
mengalami perubahan
sifat!
5. Bagaimana keadaan
besi atau rantai sepeda
20
20
20
yang mengalami
perkaratan? Jelaskan
pula apa penyebabnya!
Kunci jawaban:
1. Buah jeruk memiliki bentuk bulat seperti lingkaran, ada yang berwarna hijau
kekuning-kuningan adapula yang berwarna orange, buah jeruk tidak memiliki
sifat kelenturan karena tidak dapat dibengkokkan, jeruk tidak terlalu keras dan
berbau harum.
2. Karena buah tomat yang segar adalah buah tomat yang berwarna merah dan
daging buahnya keras sedangkan buah tomat yang berwarna cokelat dan
dagingnya lunak menunjukkan bahwa buah tomat itu sudah tidak segar lagi
(busuk).
3. Karena es krim tersebut sudah mengalami perubahan wujud ketika dikeluarkan
dari lemari pendingin. Suhu di luar lebih tinggi (panas) dari pada suhu es krim
tersebut sehingga menyebabkan es krim itu mencair.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sifat benda yaitu pemanasan,
pendinginan, pembakaran, pembusukan, perkaratan, pemuaian dan penyusutan.
5. Keadaan besi atau rantai sepeda yang mengalami perkaratan akan berubah
warna dan kekerasannya menjadi rapuh. Hal ini disebabkan karena terkena air,
panas dan dibiarkan dalam waktu yang lama.
Jakarta, 14 November 2013
Mengetahui,
Kepala Madrasah Peneliti
Sri Kartini, S.Pd Siti Riana
Nip.197106241999032001
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Sekolah : SDN 14 Pondok Labu
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : I (Satu)
Hari/ Tanggal : 21 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan ke : 3
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan
sifat benda sebagai hasil suatu proses
B. Kompetensi Dasar
4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik
sementara atau tetap
C. Indikator Pembelajaran
1. Mengetahui pengertian perubahan sifat benda baik sementara maupun tetap
2. Mencirikan perubahan sifat benda baik sementara maupun tetap
3. Menyebutkan benda-benda yang memiliki perubahan sementara maupun
tetap
4. Menunjukkan hasil percobaan tentang perubahan sifat benda baik sementara
maupun tetap
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian perubahan sifat benda baik sementara
maupun tetap
2. Siswa dapat membedakan perubahan sifat benda baik sementara maupun
tetap
3. Siswa dapat mengelompokkan benda-benda yang memiliki perubahan
sementara maupun tetap
4. Siswa dapat menjelaskan hasil percobaan tentang perubahan sifat benda
baik sementara maupun tetap
E. Karakter Siswa Yang Diharapkan
Religius, motivasi, disiplin, keaktifan, rasa ingin tahu, kerja sama, tanggung
jawab
F. Materi Ajar
G. Metode / Strategi Pembelajaran
Metode eksperimen
H. Sumber Belajar dan Media
Sumber: 1. Azmiyawati, Choril, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
2. Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Edy. Ilmu Pengetahuan Alam untuk
SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Media: Lilin, kertas HVS, es batu, gula merah, cabai yang segar dan busuk,
korek api, sendok
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Nilai
Karakter
Pendahuluan
Memulai pelajaran
dengan berdo’a
bersama
Memberikan ice
breaking, kemudian
mengkondisikan kelas
Berdo’a bersama
Mengikuti ice
breaking kemudian
duduk dengan rapih
Religius
Motivasi
Perubahan sifat benda
Perubahan bersifat
sementara, contoh:
1. Es
2. Gula merah
3. Lilin
Perubahan bersifat tetap,
contoh:
1. Cabai
2. Kertas
3. Buah busuk
dengan memperhatikan
sikap dan tempat duduk
siswa
Melakukan pretest,
dengan menanyakan
sifat-sifat bahan dan
penyusunnya yang ada
disekitar mereka.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
siswa serta manfaatnya
jika siswa mampu
menguasai materi
Menjawab
pertanyaan pretest
dari guru
Mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Komunikatif
Disiplin
Rasa ingin
tahu
K
e
g
i
a
t
a
n
I
n
t
i
Eksplorasi
Membagi siswa
menjadi 6 kelompok
Memberikan LKS
(terlampir) kepada
masing-masing
kelompok, kemudian
menjelaskan tata tertib
dalam kerja kelompok
Menjelaskan isi LKS
(terlampir), mengenai
percobaan perubahan
sifat benda bersifat
sementara maupun
tetap
Membagikan alat-alat
untuk percobaan
kepada masing-masing
kelompok
Memerintahkan siswa
untuk menjwab
pertanyaan di LKS
yang telah diberikan
bersama kelompoknya
Berkumpul dengan
teman kelompoknya
Menerima LKS yang
diberikan guru,
kemudian
memperhatikan
penjelasan guru
Mendengarkan
penjelasan guru
Memulai kegiatan
percobaan untuk
menyelidiki
perubahan sifat benda
bersifat sementara dan
tetap dengan melihat
petunjuk yang ada
pada LKS (terlampir)
Menjawab
pertanyaan-
pertanyaan yang ada
pada LKS dengan
berdiskusi, membuat
Disiplin
Kerja sama
Perhatian
Kerja sama
Bertanggung
jawab
kesimpulan mengenai
perubahan sifat benda
baik sementara
maupun tetap
Komunikatif
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Elaborasi
Meminta masing-
masing perwakilan
kelompok untuk
menjelaskan hasil
percobaannya.
Perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
untuk menjelaskan
hasil percobaannya.
Konfirmasi
Memberikan penjelasan
dengan membahas hasil
diskusi tiap-tiap
kelompok
Membuka sesi tanya
jawab bagi peserta
didik yang belum
mengerti dan
memberikan penguatan
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal-hal yang
belum dimengerti
Penutup
Bersama peserta didik
membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan soal
latihan
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Mengerjakan soal
latihan
Membaca doa
bersama-sama.
Komunikatif
Bertanggung
jawab
Religius
J. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal
Skor Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menjelaskan
pengertian
perubahan sifat
benda baik
sementara
maupun tetap
Tes
tertulis
Essay 1. Jelaskan yang dimaksud
dengan perubahan sifat
benda yang bersifat
sementara!
2. Jelaskan yang dimaksud
dengan perubahan sifat
benda yang bersifat tetap!
20
20
Membedakan
perubahan sifat
benda baik
sementara
maupun tetap
Tes
tertulis
Essay 3. Tika ingin membuat kue.
Ia memanaskan mentega
dan mencampur tepung
dengan air. Manakah dari
kedua kegiatan tersebut
yang menunjukkan
perubahan yang bersifat
sementara?
20
Menyebutkan
benda-benda yang
memiliki
perubahan
sementara
maupun tetap
Tes
tertulis
Essay 4. Sebutkan benda-benda
yang termasuk dalam
perubahan sifat yang
bersifat sementara!
5. Sebutkan benda-benda
yang termasuk dalam
perubahan sifat yang
bersifat tetap!
20
20
Kunci jawaban:
1. Perubahan sifat benda yang bersifat sementara adalah perubahan benda yang
dapat kembali ke wujud semula dan tidak menghasilkan zat baru.
2. Perubahan sifat benda yang bersifat tetap adalah perubahan benda yang tidak
dapat kembali ke wujud semula.
3. Dari bahan yang digunakan Tika dalam membuat kue tersebut yang termasuk
dalam benda yang bersifat sementara adalah mentega yang dipanaskan karena
ketika mentega itu dingin akan kembali padat atu kembali ke bentuk semula.
4. Contoh benda yang bersifat sementara adalah es, gula merah, lilin,dll.
5. Contoh benda yang bersifat tetap adalah cabai, kertas, buah busuk,dll.
Jakarta, 21 November 2013
Mengetahui,
Kepala Madrasah Peneliti
Sri Kartini, S.Pd Siti Riana
Nip.197106241999032001
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SDN 14 Pondok Labu
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : I (Satu)
Hari/ Tanggal : 11 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan ke : 1
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan
sifat benda sebagai hasil suatu proses
B. Kompetensi Dasar
4.1 Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya,
misalnya benang, kain, dan kertas
C. Indikator Pembelajaran
1. Mengenal sifat-sifat bahan dan penyusunnya
2. Mengidentifikasi hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
3. Menyebutkan sifat-sifat bahan di lingkungan sekitar berdasarkan bahan
penyusunnya
4. Membuktikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat bahan dan penyusunnya
2. Siswa dapat menunjukkan hubungan antara sifat bahan dengan bahan
penyusunnya
3. Siswa dapat mengelompokkan sifat-sifat bahan di lingkungan sekitar
berdasarkan bahan penyusunnya
4. Siswa dapat menjelaskan hasil percobaan mengenai sifat bahan dengan
bahan penyusunnya
E. Karakter Siswa Yang Diharapkan
Religius, motivasi, disiplin, keaktifan, rasa ingin tahu, kerja sama, tanggung
jawab
F. Materi Ajar
G. Metode / Strategi Pembelajaran
Metode demonstrasi
H. Sumber Belajar dan Media
Sumber: 1. Azmiyawati, Choril, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
2. Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Edy. Ilmu Pengetahuan Alam untuk
SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Sifat Bahan
Hubungan antara sifat bahan dengan
bahan penyusunnya
Benang Kain Kertas Plastik Karet
Kaca
Berasal
dari:
Kapas
Wol
Sutra
Berasal dari:
Serat alami
(tumbuhan/
hewan)
Serat
sintetis
Berasal
dari:
Kayu
Berasal
dari:
Hasil
olahan
minyak
bumi
Berasal
dari:
Getah
pohon
karet
Berasal dari:
Hasil olahan dari
tambang pasir
kaca
Media: Penggaris plastik, penggaris kayu, penggaris logam, taplak meja kain,
taplak meja plastik, sendok plastik, sendok logam
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Nilai
Karakter
Pendahuluan
Memulai pelajaran
dengan berdo’a
bersama
Memberikan ice
breaking, kemudian
mengkondisikan kelas
dengan memperhatikan
sikap dan tempat duduk
siswa
Melakukan pretest,
dengan menanyakan
sifat-sifat bahan dan
penyusunnya yang ada
disekitar mereka.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
siswa serta manfaatnya
jika siswa mampu
menguasai materi
Berdo’a bersama
Mengikuti ice
breaking kemudian
duduk dengan rapih
Menjawab
pertanyaan pretest
dari guru
Mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Religius
Motivasi
Komunikatif
Disiplin
Rasa ingin
tahu
K
e
g
i
a
t
a
n
I
n
t
i
Eksplorasi
Menbagi siswa menjadi
6 kelompok
Memberikan LKS
(terlampir) kepada
masing-masing
kelompok, kemudian
menjelaskan tata tertib
dalam kerja kelompok
Menjelaskan isi LKS
(terlampir), mengenai
percobaan hubungan
sifat benda berdasarkan
bahan penyusunnya.
Mendemonstrasikan
percobaan mengenai
Berkumpul dengan
teman kelompoknya
Menerima LKS yang
diberikan guru,
kemudian
memperhatikan
penjelasan guru
Mendengarkan
penjelasan guru
Memperhatikan
demonstrasi yang
Disiplin
Kerja sama
Perhatian
Rasa ingin
tahu
sifat benda berdasarkan
bahan penyusunnya
Memerintahkan siswa
untuk menjawab
pertanyaan di LKS
yang telah diberikan
bersama kelompoknya
dilakukan guru
Menjawab
pertanyaan-
pertanyaan yang ada
pada LKS dengan
berdiskusi, membuat
kesimpulan mengenai
sifat benda
berdasarkan bahan
penyusunnya
Bertanggung
jawab
Kerja sama
Komunikatif
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Elaborasi
Meminta masing-
masing perwakilan
kelompok untuk
menjelaskan hasil
diskusinya.
Perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
untuk menjelaskan
hasil diskusinya.
Konfirmasi
Memberikan penjelasan
dengan membahas hasil
diskusi tiap-tiap
kelompok
Membuka sesi tanya
jawab bagi peserta
didik yang belum
mengerti dan
memberikan penguatan
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal-hal yang
belum dimengerti
Penutup
Bersama peserta didik
membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan soal
latihan
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Mengerjakan soal
latihan
Membaca doa
bersama-sama.
Komunikatif
Bertanggung
jawab
Religius
J. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal
Skor Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menjelaskan
sifat-sifat bahan
dan penyusunnya
Tes
tertulis
Essay 1. Antara benang kapas dan
benang nilon, manakah
yang lebih kuat? Jelaskan
alasannya!
2. Mengapa kain katun, kain
wol, dan kain sutra banyak
digunakan untuk membuat
pakaian? Jelaskan
alasanmu!
20
20
Mengidentifikasi
hubungan antara
sifat bahan
dengan bahan
penyusunnya
Tes
tertulis
Essay 3. Jelaskan kelebihan yang
dimiliki karet
dibandingkan dengan
bahan-bahan lainnya!
20
Menyebutkan
sifat-sifat bahan
di lingkungan
sekitar
berdasarkan
bahan
penyusunnya
Tes
tertulis
Essay 4. Sebutkan benda-benda di
rumahmu yang tersusun
atas kayu dan plastik?
5. Sebutkan bahan apa saja
yang menyusun sebuah
bola yang biasa digunakan
dalam pertandingan sepak
bola?
20
20
Kunci jawaban:
1. Benang kapas, karena benang kapas atau benang jahit terbuat dari bahan kapas
yang umumnya lebih kuat daripada benang nilon.
2. Karena kain katun, kain wol, dan kain sutra sama-sama memiliki sifat yang
mudah menyerap keringat, halus dan nyaman ketika dipakai.
3. Kelebihan yang dimiliki karet dibandingkan bahan lainnya adalah memiliki
sifat lentur, tidak menghantarkan listrik dan panas, kuat, dan mudah dibentuk.
4. Benda yang tersusun dari kayu: meja, lemari, kursi.
Benda yang tersusun dari plastik: botol minuman, piring plastik, gelas plastik.
5. Bola yang biasa digunakan di pertandingan sepak bola menggunakan karet
sebagai bahan penyusunnya.
Jakarta, 11 November 2013
Mengetahui,
Kepala Madrasah Peneliti
Sri Kartini, S.Pd Siti Riana
Nip.197106241999032001
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SDN 14 Pondok Labu
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : I (Satu)
Hari/ Tanggal : 15 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan ke : 2
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan
sifat benda sebagai hasil suatu proses
B. Kompetensi Dasar
4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik
sementara atau tetap
C. Indikator Pembelajaran
1. Mengenal sifat-sifat benda
2. Mengidentifikasi perubahan sifat benda dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
3. Menunjukkan hasil percobaan tentang faktor perubahan sifat benda
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat benda
2. Siswa dapat mengkategorikan perubahan sifat benda beserta faktor-faktor
yang mempengaruhinya
3. Siswa dapat menjelaskan hasil percobaan tentang faktor perubahan sifat
benda
E. Karakter Siswa Yang Diharapkan
Religius, motivasi, disiplin, keaktifan, rasa ingin tahu, perhatian, kerja sama,
tanggung jawab
F. Materi Ajar
G. Metode / Strategi Pembelajaran
Metode demonstrasi
H. Sumber Belajar dan Media
Sumber: 1. Azmiyawati, Choril, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
2. Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Edy. Ilmu Pengetahuan Alam untuk
SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Media: Buah apel, karet gelang, plastik, koran, korek api, pisau cutter, lilin
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Nilai
Karakter
Pendahuluan
Memulai pelajaran
dengan berdo’a
bersama
Memberikan ice
breaking, kemudian
Berdo’a bersama
Mengikuti ice
breaking kemudian
Religius
Motivasi
Faktor Perubahan Sifat
Benda
Sifat benda meliputi:
1. Bentuk
2. Warna
3. Kelenturan
4. Kekerasan
5. Bau
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan sifat
benda:
1. Pemanasan
2. Pendinginan
3. Pembakaran
4. Pembusukan
5. Perkaratan
6. Pemuaian dan penyusutan
mengkondisikan kelas
dengan memperhatikan
sikap dan tempat duduk
siswa
Melakukan pretest,
dengan menanyakan
sifat-sifat bahan dan
penyusunnya yang ada
disekitar mereka.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
siswa serta manfaatnya
jika siswa mampu
menguasai materi
duduk dengan rapih
Menjawab
pertanyaan pretest
dari guru
Mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Komunikatif
Disiplin
Rasa ingin
tahu
K
e
g
i
a
t
a
n
I
n
t
i
Eksplorasi
Membagi siswa
menjadi 6 kelompok
Memberikan LKS
(terlampir) kepada
masing-masing
kelompok, kemudian
menjelaskan tata tertib
dalam kerja kelompok
Menjelaskan isi LKS
(terlampir), mengenai
percobaan faktor
perubahan sifat benda
Mendemonstrasikan
percobaan mengenai
faktor perubahan sifat
benda
Memerintahkan siswa
untuk menjawab
pertanyaan di LKS
yang telah diberikan
bersama kelompoknya
Berkumpul dengan
teman kelompoknya
Menerima LKS yang
diberikan guru,
kemudian
memperhatikan
penjelasan guru
Mendengarkan
penjelasan guru
Memperhatikan
demonstrasi yang
dilakukan guru
Menjawab
pertanyaan-
pertanyaan yang ada
pada LKS dengan
berdiskusi, membuat
kesimpulan mengenai
faktor perubahan sifat
benda
Disiplin
Kerja sama
Perhatian
Rasa Ingin
tahu
Bertanggung
jawab
Kerja sama
Elaborasi
Meminta masing-
masing perwakilan
kelompok untuk
menjelaskan hasil
percobaannya.
Perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
untuk menjelaskan
hasil percobaannya.
Komunikatif
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Konfirmasi
Memberikan penjelasan
dengan membahas hasil
diskusi tiap-tiap
kelompok
Membuka sesi tanya
jawab bagi peserta
didik yang belum
mengerti dan
memberikan penguatan
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal-hal yang
belum dimengerti
Penutup
Bersama peserta didik
membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan soal
latihan
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Mengerjakan soal
latihan
Membaca doa
bersama-sama.
Komunikatif
Bertanggung
jawab
Religius
J. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal
Skor Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menjelaskan sifat-
sifat benda
Tes
tertulis
Essay 1. Kamu mempunyai buah
jeruk. Bagaimana
bentuk, warna,
kelenturan, kekerasan,
dan baunya?
2. Yeni membeli buah
tomat. Ia mengambil
beberapa tomat yang
warnanya merah dan
daging buahnya keras.
Buah tomat yang
berwarna cokelat dan
daging buahnya lunak
tidak dipilih. Mengapa
demikian? Jelaskan!
20
20
Mengidentifikasi
perubahan sifat
benda dan faktor-
faktor yang
mempengaruhinya
Tes
tertulis
Essay 3. Jelaskan mengapa es
krim yang dibiarkan di
udara terbuka, lama-
kelamaan akan
mencair!
4. Jelaskan faktor-faktor
apa saja yang dapat
menyebabkan benda
mengalami perubahan
sifat!
5. Bagaimana keadaan
besi atau rantai sepeda
yang mengalami
perkaratan? Jelaskan
pula apa penyebabnya!
20
20
20
Kunci jawaban:
1. Buah jeruk memiliki bentuk bulat seperti lingkaran, ada yang berwarna hijau
kekuning-kuningan adapula yang berwarna orange, buah jeruk tidak memiliki
sifat kelenturan karena tidak dapat dibengkokkan, jeruk tidak terlalu keras dan
berbau harum.
2. Karena buah tomat yang segar adalah buah tomat yang berwarna merah dan
daging buahnya keras sedangkan buah tomat yang berwarna cokelat dan
dagingnya lunak menunjukkan bahwa buah tomat itu sudah tidak segar lagi
(busuk).
3. Karena es krim tersebut sudah mengalami perubahan wujud ketika dikeluarkan
dari lemari pendingin. Suhu di luar lebih tinggi (panas) dari pada suhu es krim
tersebut sehingga menyebabkan es krim itu mencair.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sifat benda yaitu pemanasan,
pendinginan, pembakaran, pembusukan, perkaratan, pemuaian dan penyusutan.
5. Keadaan besi atau rantai sepeda yang mengalami perkaratan akan berubah
warna dan kekerasannya menjadi rapuh. Hal ini disebabkan karena terkena air,
panas dan dibiarkan dalam waktu yang lama.
Jakarta, 15 November 2013
Mengetahui,
Kepala Madrasah Peneliti
Sri Kartini, S.Pd Siti riana
Nip.197106241999032001
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SDN 14 Pondok Labu
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas : V (Lima)
Semester : I (Satu)
Hari/ Tanggal : 22 November 2013
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan ke : 3
A. Standar Kompetensi
Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan
sifat benda sebagai hasil suatu proses
B. Kompetensi Dasar
4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik
sementara atau tetap
C. Indikator Pembelajaran
1. Mengetahui pengertian perubahan sifat benda baik sementara maupun tetap
2. Mencirikan perubahan sifat benda baik sementara maupun tetap
3. Menyebutkan benda-benda yang memiliki perubahan sementara maupun
tetap
4. Menunjukkan hasil percobaan tentang perubahan sifat benda baik sementara
maupun tetap
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian perubahan sifat benda baik sementara
maupun tetap
2. Siswa dapat membedakan perubahan sifat benda baik sementara maupun
tetap
3. Siswa dapat mengelompokkan benda-benda yang memiliki perubahan
sementara maupun tetap
4. Siswa dapat menjelaskan hasil percobaan tentang perubahan sifat benda
baik sementara maupun tetap
E. Karakter Siswa Yang Diharapkan
Religius, motivasi, disiplin, keaktifan, rasa ingin tahu, kerja sama, tanggung
jawab
F. Materi Ajar
G. Metode / Strategi Pembelajaran
Metode demonstrasi
H. Sumber Belajar dan Media
Sumber: 1. Azmiyawati, Choril, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
2. Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Edy. Ilmu Pengetahuan Alam untuk
SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Media: Lilin, kertas HVS, es batu, gula merah, cabai yang segar dan busuk,
korek api, sendok
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Nilai
Karakter
Pendahuluan
Memulai pelajaran
dengan berdo’a
bersama
Memberikan ice
breaking, kemudian
mengkondisikan kelas
Berdo’a bersama
Mengikuti ice
breaking kemudian
duduk dengan rapih
Religius
Motivasi
Perubahan sifat benda
Perubahan bersifat
sementara, contoh:
1. Es
2. Gula merah
3. Lilin
Perubahan bersifat tetap,
contoh:
1. Cabai
2. Kertas
3. Buah busuk
dengan memperhatikan
sikap dan tempat duduk
siswa
Melakukan pretest,
dengan menanyakan
sifat-sifat bahan dan
penyusunnya yang ada
disekitar mereka.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
siswa serta manfaatnya
jika siswa mampu
menguasai materi
Menjawab
pertanyaan pretest
dari guru
Mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan guru
Komunikatif
Disiplin
Rasa ingin
tahu
K
e
g
i
a
t
a
n
I
n
t
i
Eksplorasi
Membagi siswa
menjadi 6 kelompok
Memberikan LKS
(terlampir) kepada
masing-masing
kelompok, kemudian
menjelaskan tata tertib
dalam kerja kelompok
Menjelaskan isi LKS
(terlampir), mengenai
percobaan perubahan
sifat benda bersifat
sementara maupun
tetap
Mendemonstrasikan
percobaan mengenai
perubahan sifat benda
bersifat sementara
maupun tetap
Memerintahkan siswa
untuk menjwab
pertanyaan di LKS
yang telah diberikan
bersama kelompoknya
Berkumpul dengan
teman kelompoknya
Menerima LKS yang
diberikan guru,
kemudian
memperhatikan
penjelasan guru
Mendengarkan
penjelasan guru
Memperhatikan
demonstrasi yang
dilakukan guru
Menjawab
pertanyaan-
pertanyaan yang ada
pada LKS dengan
berdiskusi, membuat
kesimpulan mengenai
perubahan sifat benda
baik sementara
Disiplin
Kerja sama
Perhatian
Rasa ingin
tahu
Bertanggung
jawab
Kerja sama
maupun tetap
Komunikatif
Rasa ingin
tahu
Komunikatif
Elaborasi
Meminta masing-
masing perwakilan
kelompok untuk
menjelaskan hasil
percobaannya.
Perwakilan kelompok
maju ke depan kelas
untuk menjelaskan
hasil percobaannya.
Konfirmasi
Memberikan penjelasan
dengan membahas hasil
diskusi tiap-tiap
kelompok
Membuka sesi tanya
jawab bagi peserta
didik yang belum
mengerti dan
memberikan penguatan
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal-hal yang
belum dimengerti
Penutup
Bersama peserta didik
membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan soal
latihan
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Mengerjakan soal
latihan
Membaca doa
bersama-sama.
Komunikatif
Bertanggung
jawab
Religius
J. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal
Skor Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menjelaskan
pengertian
perubahan sifat
benda baik
sementara
maupun tetap
Tes
tertulis
Essay 1. Jelaskan yang dimaksud
dengan perubahan sifat
benda yang bersifat
sementara!
2. Jelaskan yang dimaksud
dengan perubahan sifat
benda yang bersifat tetap!
20
20
Membedakan
perubahan sifat
benda baik
sementara
maupun tetap
Tes
tertulis
Essay 3. Tika ingin membuat kue.
Ia memanaskan mentega
dan mencampur tepung
dengan air. Manakah dari
kedua kegiatan tersebut
yang menunjukkan
perubahan yang bersifat
sementara?
20
Menyebutkan
benda-benda yang
memiliki
perubahan
sementara
maupun tetap
Tes
tertulis
Essay 4. Sebutkan benda-benda
yang termasuk dalam
perubahan sifat yang
bersifat sementara!
5. Sebutkan benda-benda
yang termasuk dalam
perubahan sifat yang
bersifat tetap!
20
20
Kunci jawaban:
1. Perubahan sifat benda yang bersifat sementara adalah perubahan benda yang
dapat kembali ke wujud semula dan tidak menghasilkan zat baru.
2. Perubahan sifat benda yang bersifat tetap adalah perubahan benda yang tidak
dapat kembali ke wujud semula.
3. Dari bahan yang digunakan Tika dalam membuat kue tersebut yang termasuk
dalam benda yang bersifat sementara adalah mentega yang dipanaskan karena
ketika mentega itu dingin akan kembali padat atu kembali ke bentuk semula.
4. Contoh benda yang bersifat sementara adalah es, gula merah, lilin,dll.
5. Contoh benda yang bersifat tetap adalah cabai, kertas, buah busuk,dll.
Jakarta, 22 November 2013
Mengetahui,
Kepala Madrasah Peneliti
Sri Kartini, S.Pd Siti riana
Nip.197106241999032001
SIFAT-SIFAT BENDA BERDASARKAN BAHAN PENYUSUNNYA
Tujuan : Menyelidiki sifat-sifat benda berdasarkan bahan
penyusunnya
Alat dan bahan : 1. Penggaris plastik
2. Penggaris kayu
3. Penggaris logam
4. Taplak meja kain
5. Taplak meja plastik
6. Sendok plastik
7. Sendok logam
Langkah kerja :
1. Amati sifat-sifat benda dari bahan tersebut!
2. Diskusikan dengan teman sekelompokmu kemudian tentukan sifat-
sifat benda tersebut mulai dari kekuatan, kelenturan, tahan panas
dan menghantarkan listrik.
3. Isilah hasil pengamatanmu pada tabel berkut ini!
No Nama
Benda
Bahan
Penyusun
Sifat Benda
Kekua
tan
Kelentu
ran
Tahan
Panas
Menghantar-
kan Listrik
Kelompok:...................
Nilai :....................
4. Berikan kesimpulan kamu dari kegiatan tersebut!
5. Jelaskanlah hasil pekerjaanmu di depan kelas!
Pilihlah gambar di bawah ini yang sesuai dengan perasaanmu setelah
melakukan kegiatan ini!
(suka) (tidak suka)
ANGGOTA KELOMPOK
Nama Pilihan
Jawaban A/B
Alasannya
A B
FAKTOR PERUBAHAN SIFAT BENDA
Tujuan : Menyelidiki faktor-faktor perubahan sifat benda
Alat dan bahan : 1. Buah apel
2. Karet gelang
3. Plastik
4. Koran
5. Lilin
6. Korek api
7. Pisau cutter
Langkah kerja :
1. Potong buah apel dengan pisau cutter menjadi ¼ bagian kemudian
diamkan selama 5 menit!
2. Perhatikan apa yang terjadi setelah buah apel didiamkan?
3. Nyalakan lilin dengan korek api kemudian bakar karet gelang!
4. Perhatikan apa yang terjadi ketika karet dibakar!
5. Lakukan hal yang sama pada plastik dan koran seperti halnya no.3
dan no.4!
6. Catatlah hasil percobaanmu pada tabel berikut ini:
No. Nama
Benda
Sifat benda
(sebelum)
Sifat benda
(setelah)
Bentuk Warna Bentuk Warna
Kelompok:...................
Nilai :....................
7. Apa kesimpulanmu dari kegiatan tersebut?
8. Laporkan hasilnya di depan kelas!
Pilihlah gambar di bawah ini yang sesuai dengan perasaanmu setelah
melakukan kegiatan ini!
(suka) (tidak suka)
ANGGOTA KELOMPOK
Nama Pilihan
Jawaban A/B
Alasannya
A B
PERUBAHAN SIFAT BENDA
Tujuan : Menyelidiki perubahan sifat benda baik sementara
maupun tetap
Alat dan bahan : 1. Lilin
2. Kertas HVS
3. Es batu
4. Gula merah
5. Cabai yang segar dan busuk
6. Korek api
7. Sendok
Langkah kerja :
1. Nyalakan lilin dengan korek api dan amati perubahan yang terjadi!
2. Ambil es batu kemudian diamkan selama 10 menit!
3. Perhatikan apa yang terjadi pada es batu tersebut!
4. Ambil sedikit gula merah kemudian letakkan di atas sendok!
5. Panaskan gula merah tersebut di atas lilin yang menyala dan amati
apa yang terjadi!
6. Bakar kertas dan amati apa yang terjadi!
7. Perhatikan cabai yang masak dan yang busuk! Mengapa demikian?
8. Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel berikut ini!
Kelompok:...................
Nilai :....................
No. Nama
benda
Penyebab
perubahan
Keadaan
Benda
Perubahan yang
terjadi
Sebelum Sesudah Sementa
ra
Tetap
9. Apa kesimpulanmu dari kegiatan tersebut?
10. Laporkan hasilnya di depan kelas!
Pilihlah gambar di bawah ini yang sesuai dengan perasaanmu setelah
melakukan kegiatan ini!
(suka) (tidak suka)
ANGGOTA KELOMPOK
Nama Pilihan
Jawaban A/B
Alasannya
A B
LAMPIRAN III
Lampiran 3.1 Nilai Pretest-Posttest Kelas Eksperimen
3.2 Perhitungan Distribusi Data Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
3.3 Nilai Pretest-Posttest Kelas Kontrol
3.4 Perhitungan Distribusi Data Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol
3.5 Perhitungan Uji Normalitas
3.6 Perhitungan Uji Homogenitas
3.7 Perhitungan Uji Hipotesis
3.8 Persentase Jenjang Kognitif
Lampiran 3.1
NILAI PRETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
No.
NAMA
Kelas Eksperimen
Pretest
Posttest
1. A 48 92
2. B 36 80
3. C 24 76
4. D 36 80
5. E 64 84
6. F 52 68
7. G 32 84
8. H 64 80
9. I 60 84
10. J 32 72
11. K 32 84
12. L 28 76
13. M 48 68
14. N 56 88
15. O 60 88
16. P 60 92
17. Q 60 92
18. R 48 80
19. S 36 88
20. T 64 68
21. U 52 68
22. V 40 84
23. W 48 80
24. X 40 76
25. Y 36 88
26. Z 40 92
27. AA 28 72
28. AB 32 88
29. AC 48 80
30. AD 60 88
31. AE 44 92
32. AF 28 72
33. AG 48 80
34. AH 32 80
Lampiran 3.2
PERHITUNGAN DISTRIBUSI DATA PRETEST DAN POSTTEST SISWA
KELAS EKSPERIMEN
A. Pretest
Diketahui data nilai pretest pada kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
48 36 24 36 64 52 32 64 60 32 32 28
48 56 60 60 60 48 36 64 52 40 48 40
36 40 28 32 48 60 44 28 48 32
1. Rentang Kelas (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 64 – 24
= 40
2. Banyak Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 34
= 1 + (3,3) (1,53)
= 1 + 5,05
= 6,05 ≈ 6
3. Panjang Kelas (P) = = = 6,67 ≈ 7
4. Menyusun Interval Kelas
Tabel Distribusi Frekuensi Penyusunan Interval Kelas
No. Nilai Batas
Nyata
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
( )
fi. 2 fi.
2 Frekuensi
(%)
1. 24 - 30 23,5 – 30,5 4 27 108 729 2916 11,76
2. 31 - 37 30,5 – 37,5 9 34 306 1156 10404 26,47
3. 38 - 44 37,5 – 44,5 4 41 164 1681 6724 11,76
4. 45 - 51 44,5 – 51,5 6 48 288 2304 13824 17,64
5. 52 – 59 51,5 – 59,5 3 55 165 3025 9075 8,82
6. 60 - 66 59,5 – 66,5 8 63 504 3969 31752 23,52
Jumlah 34 1535 12864 74695 100
5. Menghitung Rata-rata ( ), Median, Modus, dan Standar Deviasi
a. Rata-rata ( ) = = = 45, 14
b. Median = b + p
= 37,5 + 7
= 37,5 + 7
= 37,5 + 7
= 37,5 + 7
= 44,5
c. Modus = b + p
= 30,5 + 7
= 30,5 + 7
= 30,5 + 7
= 30,5 + 3,5
= 34
d. Standar Deviasi (S) =
=
=
=
= = 12,78
e. Varians (S2) = 163,46
B. Posttest
Diketahui data nilai posttest pada kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
92 80 76 80 84 68 84 80 84 72 84 76
68 88 88 92 92 80 88 68 68 84 80 76
88 92 72 88 80 88 92 72 80 80
1. Rentang Kelas (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 92 – 68
= 24
2. Banyak Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 34
= 1 + (3,3) (1,53)
= 1 + 5,05
= 6,05 ≈ 6
3. Panjang Kelas (P) = = = 4
4. Menyusun Interval Kelas
Tabel Distribusi Frekuensi Penyusunan Interval Kelas
No
.
Nilai Batas
Nyata
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
( )
fi. 2 fi.
2 Frekuensi
(%)
1. 68 – 71 67,5 – 71,5 4 69,5 278 4830 19321 11,76
2. 72 – 75 71,5 – 77,5 3 73,5 220,5 5402 16206,75 8,82
3. 76 - 79 75,5 – 79,5 3 77,7 233,1 6037 18111,87 8,82
4. 80 – 83 79,5 – 83,5 8 81,5 652 6642 53138 23,52
5. 84 – 87 83,5 – 87,5 5 85,5 427,5 7310 46551,25 14,70
6. 88 - 92 87,5 – 92,5 11 89,5 984,5 8010 88112,75 32,35
Jumlah 34 2795,6 38232,54 231441,6 100
5. Menghitung Rata-rata ( ), Median, Modus, dan Standar Deviasi
a. Rata-rata ( ) = = = 82,22
b. Median = b + p
= 79,5 + 4
= 79,5 + 4
= 79,5 + 4
= 79,5 + 3,5
= 83
c. Modus = b + p
= 87,5 + 4
= 87,5 + 4
= 87,5 + 1,41
= 88,91
d. Standar Deviasi (S) =
=
=
=
= = 6,91
e. Varians (S2) = 47,80367
Lampiran 3.3
NILAI PRETEST DAN POSTTEST KELAS KONTROL
No.
NAMA
Kelas Kontrol
Pretest
Posttest
1. A 44 64
2. B 48 68
3. C 56 64
4. D 44 64
5. E 44 60
6. F 40 60
7. G 52 68
8. H 60 68
9. I 52 76
10. J 52 64
11. K 36 60
12. L 48 68
13. M 32 56
14. N 48 76
15. O 60 68
16. P 48 68
17. Q 40 60
18. R 40 60
19. S 56 64
20. T 72 76
21. U 44 60
22. V 36 56
23. W 60 76
24. X 44 64
25. Y 44 60
26. Z 44 60
27. AA 32 48
28. AB 36 52
29. AC 40 60
30. AD 52 68
31. AE 68 68
32. AF 60 76
33. AG 48 76
34. AH 68 64
Lampiran 3.4
PERHITUNGAN DISTRIBUSI DATA PRETEST DAN POSTTEST SISWA
KELAS KONTROL
A. Pretest
Diketahui data nilai pretest pada kelas kontrol adalah sebagai berikut:
44 48 56 44 44 40 52 60 52 52 36 48
32 48 60 48 40 40 56 72 44 36 60 44
44 44 32 36 40 52 68 60 48 68
1. Rentang Kelas (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 72 – 32
= 40
2. Banyak Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 34
= 1 + (3,3) (1,53)
= 1 + 5,05
= 6,05 ≈ 6
3. Panjang Kelas (P) = = = 6,67 ≈ 7
4. Menyusun Interval Kelas
Tabel Distribusi Frekuensi Penyusunan Interval Kelas
No. Nilai Batas
Nyata
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
( )
fi. 2 fi.
2 Frekuensi
(%)
1. 32 - 38 31,5 – 38,5 5 35 175 1225 6125 14,70
2. 39 - 45 38,5 – 45,5 11 42 462 1764 19404 32,35
3. 46 - 52 45,5 – 52,5 9 49 441 2401 21609 26,47
4. 53 - 59 52,5 – 59,5 2 56 112 3136 6272 5,88
5. 60 - 66 59,5 – 66,5 4 63 252 3969 15876 11,76
6. 67 - 73 66,5 – 73,5 3 70 210 4900 14700 8,82
Jumlah 34 1652 17395 83986 100
5. Menghitung Rata-rata ( ), Median, Modus, dan Standar Deviasi
a. Rata-rata ( ) = = = 48,58
b. Median = b + p
= 45,5 + 7
= 45,5 + 7
= 45,5 + 7
= 45,5 + 0,78
= 46,28
c. Modus = b + p
= 38,5 + 7
= 38,5 + 7
= 38,5 + 4,67
= 43,17
d. Standar Deviasi (S) =
=
=
=
= = 10,61
e. Varians (S2) = 112,67
B. Posttest
Diketahui data nilai posttest pada kelas kontrol adalah sebagai berikut:
64 68 64 64 60 60 68 68 76 64 60 68
56 76 68 68 60 60 64 76 60 56 76 64
60 60 48 52 60 68 68 76 76 64
1. Rentang Kelas (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 76 – 48
= 28
2. Banyak Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 34
= 1 + (3,3) (1,53)
= 1 + 5,05
= 6,05 ≈ 6
3. Panjang Kelas (P) = = = 4, 67 ≈ 5
4. Menyusun Interval Kelas
Tabel Distribusi Frekuensi Penyusunan Interval Kelas
No. Nilai Batas
Nyata
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
( )
fi. 2 fi.
2 Frekuensi
(%)
1. 48 - 52 47,5 – 52,5 2 50 100 2500 5000 5,88
2. 53 - 57 52,5 – 57,5 2 55 110 3025 6050 5,88
3. 58 - 62 57,5 – 62,5 9 60 540 3600 32400 26,47
4. 63 - 67 62,5 – 67,5 7 65 455 4225 29575 20,58
5. 68 - 72 67,5 – 72,5 8 70 560 4900 39200 23,52
6. 73 - 77 72,5 – 77,5 6 75 450 5625 33750 17,64
Jumlah 34 2215 23875 145975 100
5. Menghitung Rata-rata ( ), Median, Modus, dan Standar Deviasi
a. Rata-rata ( ) = = = 65,14
b. Median = b + p
= 62,5 + 5
= 62,5 + 5
= 62,5 + 5
= 62,5 + 2,85
= 65,35
c. Modus = b + p
= 57,5 + 5
= 57,5 + 5
= 57,5 + 3,88
= 61,38
d. Standar Deviasi (S) =
=
=
=
= = 7,12
e. Varians (S2) = 50,7353
1 3 4 7 9 14 21 23 25 8 10 13 15 16 18 19 22 2 5 6 11 12 17 20 24
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 12
2 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 9
3 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 6
4 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 9
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 16
6 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 13
7 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 8
8 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 16
9 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 15
10 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 8
11 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 8
12 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 7
13 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 12
14 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 14
15 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 15
16 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 15
17 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 15
18 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 12
19 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 9
20 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 16
21 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 13
22 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 10
23 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 12
24 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 10
25 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 9
26 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 8
27 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 7
28 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 12
29 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 15
30 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 11
31 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7
32 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 12
33 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 8
34 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 10
17 16 17 23 22 25 12 14 18 14 14 11 19 7 14 21 13 24 6 21 6 18 5 8 14
%
Total 164 113 102
53.59477124 41.54411765 37.5
Persentase Jenjang Kognitif
Nilai Pretest kelas Eksperimen 5-B
No JumlahC1 C2 C3
Lampiran 3.5
Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen
A. Pretest
Tabel Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Pretest
No. x f Z Z tabel F(Z) fk S(Z) | F(Z) - S(Z) |
1. 24 1 -1,67 0,4525 0,0475 1 0,029412 0,018088
2. 28 3 -1,34 0,4099 0,0901 4 0,117647 0,02755
3. 32 5 -1,02 0,3461 0,1539 9 0,264706 0,11081
4. 36 4 -0,7 0,258 0,242 13 0,382353 0,14035
5. 40 3 -0,37 0,1443 0,3557 16 0,470588 0,11489
6. 44 1 -0,05 0,0199 0,4801 17 0,5 0,0199
7. 48 6 0,277 0,1103 0,6103 23 0,676471 0,06617
8. 52 2 0,601 0,2257 0,7257 25 0,735294 0,00959
9. 56 1 0,925 0,3212 0,8212 26 0,764706 0,056494
10 60 5 1,25 0,3944 0,8944 31 0,911765 0,01736
11. 64 3 1,574 0,4429 0,9429 34 1 0,0571
Jumlah 34
Lo: 0,14035
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji normalitas untuk data pretest
dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05) dengan menggunakan tabel nilai
kritis uji liliefors, yaitu nilai Ltabel dengan n = 34 adalah 0,1519. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa hasil pretest berdistribusi normal karena memenuhi
kriteria Lo < Ltabel (0,14035 < 0,1519) .
B. Posttest
Tabel Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Posttest
No. x f Z Z tabel F(Z) fk S(Z) | F(Z) - S(Z) |
1. 68 4 -1,73 0,4582 0,0418 4 0,117647 0,07585
2. 72 3 -1,21 0,3869 0,1131 7 0,205882 0,09278
3. 76 3 -0,69 0,2549 0,2451 10 0,294118 0,04902
4. 80 8 -0,17 0,0675 0,4325 18 0,529412 0,09691
5. 84 5 0,353 0,1368 0,6368 23 0,676471 0,03967
6. 88 6 0,875 0,4693 0,9693 29 0,852941 0,116359
7. 92 5 1,396 0,4192 0,9192 34 1 0,0808
Jumlah 34
Lo: 0,116359
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji normalitas untuk data posttest
dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05) dengan menggunakan tabel nilai
kritis uji liliefors, yaitu nilai Ltabel dengan n = 34 adalah 0,1519. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa hasil posttest berdistribusi normal karena memenuhi
kriteria Lo < Ltabel (0,116359 < 0,1519).
Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol
A. Pretest
Tabel Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Pretest
No. x f Z Z tabel F(Z) fk S(Z) | F(Z) - S(Z) |
1. 32 2 -1,61 0,4463 0,0537 2 0,058824 0,00512
2. 36 3 -1,22 0,3888 0,1112 5 0,147059 0,03586
3. 40 4 -0,83 0,2967 0,2033 9 0,264706 0,06141
4. 44 7 -0,44 0,17 0,33 16 0,470588 0,14059
5. 48 5 -0,05 0,0199 0,4801 21 0,617647 0,13755
6. 52 4 0,35 0,1368 0,6368 25 0,735294 0,09849
7. 56 2 0,74 0,2704 0,7704 27 0,794118 0,02372
8. 60 4 1,13 0,3708 0,8708 31 0,911765 0,04096
9. 68 2 1,91 0,4719 0,9719 33 0,970588 0,001312
10 72 1 2,3 0,4893 0,9893 34 1 0,0107
Jumlah 34
Lo: 0,14059
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji normalitas untuk data pretest
dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05) dengan menggunakan tabel nilai
kritis uji liliefors, yaitu nilai Ltabel dengan n = 34 adalah 0,1519. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa hasil pretest berdistribusi normal karena memenuhi
kriteria Lo < Ltabel (0,14059 < 0,1519) .
B. Posttest
Tabel Hasil Perhitungan Uji Normalitas Nilai Posttest
No. x f Z Z tabel F(Z) fk S(Z) | F(Z) - S(Z) |
1. 48 1 -2,36 0,4909 0,0091 1 0,029412 0,02031
2. 52 1 -1,8 0,4641 0,0359 2 0,058824 0,02292
3. 56 2 -1,23 0,3907 0,1093 4 0,117647 0,00835
4. 60 9 -0,67 0,2486 0,2514 13 0,382353 0,13095
5. 64 7 -0,1 0,0398 0,4602 20 0,588235 0,12804
6. 68 8 0,466 0,1808 0,6808 28 0,823529 0,14273
7. 76 6 1,599 0,4452 0,9452 34 1 0,0548
Jumlah 34
Lo: 0,14273
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji normalitas untuk data posttest
dilakukan pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05) dengan menggunakan tabel nilai
kritis uji liliefors, yaitu nilai Ltabel dengan n = 34 adalah 0,1519. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa hasil posttest berdistribusi normal karena memenuhi
kriteria Lo < Ltabel (0,14273 < 0,1519).
Lampiran 3.6
Perhitungan Uji Homogenitas
A. Data Pretest
Perhitungan uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji
homogenitas 2 varians yaitu dengan menggunakan uji Fisher, dengan rumus:
F =
Keterangan:
F = Homogen
S = Varians Terbesar
S = Varians Terkecil
Dengan
=
Adapun kriteria pengujiannya adalah:
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel, di mana Ho memiliki varian yang homogen
Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel, di mana Ho memiliki varian tidak homogeny
Berdasarkan rumus di atas diperoleh S = 152,37 dan S = 104,5
sehingga:
Fhitung = = = 1,45
Dengan demikian, diperoleh Fhitung = 1,45 sedangkan Ftabel = 1,79 dengan
db pembilang = 34 – 1 = 33, dan db penyebut = 34 – 1 = 33 (dengan derajat
signifikan 95%). Karena Fhitung < Ftabel (1,45 < 1,79), maka dapat disimpulkan
bahwa data dari kedua kelompok memiliki varians yang sama atau homogen.
B. Data Posttest
Perhitungan uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji
homogenitas 2 varians yaitu dengan menggunakan uji Fisher, dengan rumus:
F =
Keterangan:
F = Homogen
S = Varians Terbesar
S = Varians Terkecil
Dengan
=
Adapun kriteria pengujiannya adalah:
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel, di mana Ho memiliki varian yang homogen
Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel, di mana Ho memiliki varian tidak homogen
Berdasarkan rumus di atas diperoleh S = 58,88 dan S = 49,91
sehingga:
Fhitung = = = 1,18
Dengan demikian, diperoleh Fhitung = 1,18 sedangkan Ftabel = 1,79 dengan
db pembilang = 34 – 1 = 33, dan db penyebut = 34 – 1 = 33 (dengan derajat
signifikan 95%). Karena Fhitung < Ftabel (1,18 < 1,79), maka dapat disimpulkan
bahwa data dari kedua kelompok memiliki varians yang sama atau homogen.
Lampiran 3.7
Perhitungan Uji Hipotesis
A. Perhitungan Uji “t”- Pretest
Diketahui :
EKSPERIMEN
KONTROL
= 34 = 34
44,59 48,47
(varian) 152,37 (varian) 104,5
Penyelesaian:
=
=
=
= = 71,28
thitung =
=
=
=
= = = -0,22
Dari hasil perhitungan uji hipotesis di atas, nilai pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh thitung pretest sebesar -0,22
dengan ttabel 2,00, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung < ttabel. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Ho diterima dan dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa.
B. Perhitungan Uji “t”- posttest
Diketahui :
EKSPERIMEN
KONTROL
= 34 = 34
81,29 64,71
(varian) 58,88 (varian) 49,91
penyelesaian:
=
=
=
= = 7,375
thitung =
=
=
=
= = = 9,26
Dari hasil perhitungan uji hipotesis di atas, nilai posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh thitung posttest sebesar 9,26
dengan ttabel 2,00, maka dapat dilihat bahwa hasil thitung > ttabel. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh
metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa.
LEMBAR UJI REFRENSI
No Nama Buku Paraf(Dosen Pembimbins)
I Arikunto, Suharsimi "P ro s e dur P e nel iti anSuatu Pendekatan Praktek, Cet. Ke-l4lakarta: Rineka Cipta, 2010.D as ar - D as ar Ev aluas i P endi dikon, Jakarta:Bumi dksara,2007. t-
t\2 B asyirud in, U sman. Me t o d o I o g i
Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: CiputatPers. 2002.
\(pJ Hernawan,Asep Herry, dlck.Belajar Dan
P embelaj aron SD, Bandung: UPI PRESS
Y,U
4 Ikhsan,Fuad.Dasar-dasar Kependidikan,Jakarta: PT.Rineka Cipta, 200I.
U k5 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar,
Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 201 l.
U
Y6 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar,
Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011.
1llZ
I
'-Lz
7 Samatowa,Usman.Pembelajaran IPA DiSekolah Dasar,Jakarta: PT.Indeks, 20 I 0.
,WU
8 Sobur, Alex. Psikologi Umum, Bandung:CV.Pustaka Setia, 2003. \,
I ?9 Sudijono,Anas.Pengantar Evaluasi
Pendidikon, Cet.l l,Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011. ?
U
A
t0 Sudjana, Metoda Stotistika,Bandung:Tarsito, 2005
V t 4L
l1 Sudjana,Nana.Penilaian Hasil ProsesBelajar Mengajar,Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2008.dan Ibrahim, Penelitian dan PenilaiqnPendidiknn, Bandung: CV. Sinar Baru, 1989.
12 Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip danOperasionolnya, Jakarta: Bumi Aksara,
201 1" ?t3 Supardi, Aplikasi Statistika dalam
Penelitian, Jakarta: Ufuk Press, 2012.
ulb.fi-
t4 Syah,Muhibbin.Psikologi PendidiknnDengan Pendekatan Boru, Cet. l5Bandung:FT" Remaja Rosdakarya, 2010.Psikologi Pendidikan Dengan PendekatanBaru,Cet. Ke-16 Bandung: PT. RemajaR.osdakarya,2010.
U
Y15 Widodo,Ari, dl<k.Pendidikon IPA Di SD,
Bandung: UPI PRESS, 2007.
hI6 Yamin,Martinis.Kiat Membelajarkan
Siswa,lakarta: Gaung Persada Press, 2010.
%U
17 Budhi Akbar dan Gufron Amirullah.2010.Bahan Materi IP A PLP G .Jakarta:UHAMKA. Hlm.37
V
+18 Patta Bundu.2006,P enilaian keterampilan
sains. Jakarta:Depdiknas. Hlm. 1 0 ? U
t9 Soemarwot o Otto,l926 Ekolo gi LingkunganHidup dan Pembangunan. Jakarta:Diambatan 2004. Hlm 51
U
?20 Sudjana Djudju, Evaluasi Program
P endidikan Luar Sekolah wl21 Arikunto Suharsimi, Dasar Dssar Evaluasi
pendidikonEd.2. cetZ. Jakarta: Bumi Aksara,20l3
v ,+,
22 Sanjaya Wina H, Strategi Pembelajaran (I
4L \
Z) Sopiatun Siti, Pengaruh PenggunaanLingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa uuq'
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 tndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen . FITK-FRIKD{81
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.0l/F.1fl(Mfit.3l343l}Ol3Lamp. :-Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta, 25 Februari 201 3
Kepada Yth.
Iwan Permana Suwarna, M. pdPembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif Hidayatul lahJakarta.
As s al amu' al a ikum wr.w b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
rnenjadi pembimbing ltu
NamaNIMJurusanSemesterJudul Skripsi
PENGARUH PENGGLINAAN LINGKLTNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJARTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI BIOTIK ABIO'|IK KELAS IV MIN 6
JACAKARSA.
Judr-rl tersebLrt telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 6 Februari 2013,abstraksi/orutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan reJaksional pada judultersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungiJurusan terlebih dahulu.
B_ imbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selar.na 6 (e'am) bulan Lierikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Was s alamu' alaikurn wr. w b.
i Zakaria,
Siti Riana1 090 1 8300088KI - PGMIVIII (Delapan)
Ed., M. Phil.1002 K
Iembusan:l. Dekan FITK2. Mahasiswa ybs
0530 r 98s03