12
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian ...repository.unib.ac.id/11208/1/B21 Jurnal AGRISEP Vol. 13 No. 1...informasi yang bukan saja akan meningkatkan keterdedahan petani

  • Upload
    dohanh

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian ...repository.unib.ac.id/11208/1/B21 Jurnal AGRISEP Vol. 13 No. 1...informasi yang bukan saja akan meningkatkan keterdedahan petani

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Bengkulu

Page 2: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian ...repository.unib.ac.id/11208/1/B21 Jurnal AGRISEP Vol. 13 No. 1...informasi yang bukan saja akan meningkatkan keterdedahan petani
Page 3: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian ...repository.unib.ac.id/11208/1/B21 Jurnal AGRISEP Vol. 13 No. 1...informasi yang bukan saja akan meningkatkan keterdedahan petani

Fery Murtiningrum, Putri Suci Asriani, Redy Badrudin

Hal. 1-14

Analisis Daya Saing Usahatani Kopi Robusta (Coffea Canephora) di Kabupaten Rejang Lebong

Hadi Wiyanto, Ketut Sukiyono, Basuki Sigit Priyono

Hal. 15-34

Sebaran, Probabilitas dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Probabilitas Terjadinya Kemiskinan Petani Sayuran di Kecamatan Sindang Dataran Kabupaten Rejang Lebong

Bonodikun, Putri Suci Asriani, Budiyanto Hal. 35-43

Preferensi Konsumen Ikan Laut Segar Bengkulu Atas Brand Equity Sebagai Jaminan Kualitas Produk

Melli Suryanty, Sriyoto, Ellys Yuliarti

Hal. 44-50

Kajian Basis dan Prioritas dalam Sektor Pertanian bagi Pembangunan Wilayah Pesisir Bengkulu

Herlena Bidi Astuti,Wahyu Wibawa

Hal. 51-59

Penerapan Teknologi Pemupukan Padi Sawah di Provinsi Bengkulu

Kurnia Harlina Dewi, Devi Silsia, Laili Susanti, Hasanuddin

Hal. 60-66

Pemetaan Industri “Lemea” Makanan Tradisional Suku Rejang di Provinsi Bengkulu

Apri Andani, M. Zulkarnain Yuliarso, Septri Widiono

Hal. 67-74

Analisis Pendapatan dan Resiko Usaha Budidaya Ikan Air Tawar di Kabupaten Bengkulu Selatan

Suprapti Supardi, Erlyna Wida Riptanti, Aulia Qonita

Hal. 75-90

Strategi Pengembangan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani pada Daerah Rawan Banjir di Kabupaten Bojonegoro

Basuki Sigit Priyono, Sriyoto, M. Zulkarnain Yuliarso

Hal. 91-102

Revitalisasi Lumbung Pangan Melalui Pemberdayaan Kelompok Tani di Kabupaten Seluma Propinsi Bengkulu

January Rizki, Nusril, Putri Suci Asriani

Hal. 103-130

Analisis Penanganan Penerimaan Tandan Buah Segar Pada PT. Bio Nusantara Teknologi Di Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah

Edisi: Vol. 13 No 1, Maret 2014

ISSN: 1412-8837

Daftar Isi

Page 4: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian ...repository.unib.ac.id/11208/1/B21 Jurnal AGRISEP Vol. 13 No. 1...informasi yang bukan saja akan meningkatkan keterdedahan petani

UCAPAN TERIMA KASIH

Redaksi Jurnal Agrisep mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Mitra Bestari yang telah menelaah artikel-artikel pada Jurnal

Agrisep Vol. 13 No. 1, Maret 2014.

Prof. Dr. Ir. Dwidjono Hadi Darwanto, MS. Magister Manajemen Agribisnis

Universitas Gajah Mada

Dr. Andi Irawan, MS Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

Dr. Mustopa Romdhon, SP, MSi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

Page 5: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian ...repository.unib.ac.id/11208/1/B21 Jurnal AGRISEP Vol. 13 No. 1...informasi yang bukan saja akan meningkatkan keterdedahan petani

PENGANTAR REDAKSI

Sektor pertanian tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawabnya dalam menyediakan bahan-bahan pangan, serat dan sumberdaya lain yang dapat diperbarui. Di tengah-tengah arus perubahan ekologi dan ekonomi dunia, sektor pertanian terus mengalami tekanan yang semakin besar. Terutama dalam merespon perkembangan penduduk dan tingginya konsumsi pangan manusia. Permasalahan terus bergulir baik yang menyangkut teknis aplikasi teknologi pertanian, masalah teknis ekonomi, maupun konsekuensi sosial yang menyertainya. Dinamika di lapangan tidak dapat dilepaskan dari agen-agen di sektor pertanian, terutama kebijakan pemerintah dan permintaan pasar. Petani sering menjadi objek di tengah-tengah dinamika ini.

Rumah tangga petani tetap mempertahankan kepentingan pokok mereka yakni masalah terpenuhinya kebutuhan subsistensi mereka. Baginya mengubah teknik budidaya melalui intensifikasi lahan tidak menjadi soal sepanjang perubahan itu tidak menimbulkan resiko besar yang dapat mendatangkan ancaman subsistensi. Pada titik ini petani tidak mengenal kompromi. Seringkali upaya menaikkan standar hidup rumah tangga petani dimengerti sebagai bahaya sehingga fenomena kemiskinan masih tetap mewarnai kehidupan mereka.

Bagi kalangan peneliti dan akademisi tentu bersikap optimis itu lebih baik. Sikap optimis ini di antaranya tercermin pada hasil-hasil penelitian yang diterbitkan pada Jurnal Agrisep volume ini. Tanaman perkebunan, pangan, perikanan dan singkat kata wilayah pertanian menyimpan segudang potensi ekonomi produktif baik bagi rumah tangga petani maupun bagi pemerintahan setempat. Hasil-hasil penelitian ini juga mencerminkan bahwa memang tetap diperlukan dukungan-dukungan teknis, pendampingan kelembagaan, dan informasi yang bukan saja akan meningkatkan keterdedahan petani terhadap perkembangan informasi di dunia luar, melainkan dapat membangkitkan kesadaran terhadap perlunya kemandirian hingga pada taraf tertentu petani dapat bersaing dengan pemain-pemain ekonomi lainnya.

Akhirnya kami mengucapkan selamat membaca dan kami menunggu kehadiran buah pikiran pembaca sekalian pada. edisi mendatang.

Bengkulu, Maret 2014

REDAKSI

Page 6: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian ...repository.unib.ac.id/11208/1/B21 Jurnal AGRISEP Vol. 13 No. 1...informasi yang bukan saja akan meningkatkan keterdedahan petani

ISSN: 1412-8837

60 | Kurnia Harlina Dewi, Devi Silsia, Laila Susanti, Hasanuddin, Pemetaan…

PEMETAAN INDUSTRI “LEMEA” MAKANAN TRADISIONAL

SUKU REJANG DI PROVINSI BENGKULU

Industry Mapping of "Lemea" Rejang Traditional Food in Bengkulu Province

Kurnia Harlina Dewi, Devi Silsia, Laili Susanti, dan Hasanuddin

Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

ABSTRACT

Traditional foods processed by recipes taught for generations. The material used is derived from the local area, therefore the food produced is also palatable to the local community. The purpose of this study was to obtain deployment of “Lemea”, the traditional food of Bengkulu Province as a basis for the agro-industry design of traditional food standardized (raw materials and processes) of the Rejang tribe, to produce a consistent product quality, hygienic and attractive, so it can compete with other package food products as well as preserving traditional foods. The research method used is the method of direct survey taken in nine districts in the Bengkulu province through interviews. The data obtained are plotted into the map of the area and are associated with secondary data. Survey result shows that the Lemea home industry only found in five districts of the Bengkulu province, i.e. district of Central Bengkulu, district of Northern Bengkulu, district of Kepahiang, district Rejang Lebong and district of South Lebong. The main raw materials used in each district are varied on types and tastes. Additional material (fish) and spices used also varies according to local conditions. The length of time of fermentation conducted also varies and there are differences a source of glucose (addition and without addition of rice porridge ) in the fermentation.

Keywords: Mapping, Lemea, Traditional Food

PENDAHULUAN

Provinsi Bengkulu memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang diwarnai tiga rumpun suku besar yaitu suku Rejang yang berpusat di Kabupaten Rejang Lebong, suku Serawai yang berpusat di Kabupaten Bengkulu Selatan dan suku Melayu berpusat di Kota Bengkulu. Ketiga suku besar itu pada umumnya menempati daerah yang berbeda. Suku Rejang sebagian besar menempati di daerah dataran tinggi atau pegunungan, sedangkan suku Serawai dan Melayu menempati daerah rendah atau pesisir (Anonim, 2009).

Page 7: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian ...repository.unib.ac.id/11208/1/B21 Jurnal AGRISEP Vol. 13 No. 1...informasi yang bukan saja akan meningkatkan keterdedahan petani

ISSN: 1412-8837

AGRISEP Vol. 13 No. 1 Maret 2014 Hal. 60 - 66| 61

Salah satu sumber pangan yang sangat potensial dikembangkan adalah makanan tradisional. Makanan tradisional suatu daerah merupakan makan yang dikonsumsi oleh golongan etnik dan wilayah yang spesifik (Wardhanu, 2009). Selain itu, makanan tradisional mulai langka dibuat karena kerumitan dalam pembuatan dan hanya diketahui oleh kalangan tertentu. Kecenderungan ini dikhawatirkan akan mengakibatkan hilangnya kekayaan kuliner yang merupakan kekayaan bangsa.

Keunggulan makanan tradisional dewasa ini menjadi kajian yang didalami di banyak Negara. Pada tahun 1996, Nigeria telah mengkaji makanan tradisional fermentasi dengan pendekatan proses fermentasi tradisional dan permasalahannya. Pieniak et al (2009) meneliti tentang konsumsi makanan tradisional dan motivasi pemilihan makanan tradisional di enam Negara Europa, lebih lanjut Luis et al (2009) menyatakan bahwa makanan tradisional merupakan sesuatu yang sangat penting sebagai kultur, identitas dan warisan yang perlu dijaga kelestariannya. Nuha et al (2010) meneliti tentang makanan tradisional fermentasi “Hussuwa” dari Afrika sedangkan Liu et al (2010) meneliti makanan tradisonal fermentasi dari China. Investigasi tentang pandangan umum terhadap makanan tradisional dilaporkan oleh Almli et al (2011) bahkan tuntutan zaman menghendaki kajian tentang sertifikasi dan garansi kualitas makanan tradisional (Casazza et al, 2011).

Bengkulu sebagai daerah pesisir, memiliki kekayaan keanekaragaman makan khas berbasis ikan yang perlu dikembangkan. Selain dikonsumsi secara langsung, pemanfaatan ikan melalui produk ikan fermentasi memberikan nilai gizi yang lebih unggul (Ferdiaz, 2005) sebagai akibat terdegradasinya protein menghasilkan asam-asam amino esensial. Hal ini manjadikan ikan banyak digunakan dalam bahan baku makanan khas, terutama pada masyarakat pesisir. Susanti dkk (2011) melaporkan makanan tradisional Bengkulu berbasis ikan antara lain ikan pendap, ikan pais, ikan lemea, bagar hiu, badar goreng. Produk ini umumnya merupakan produk fermentasi ikan sehingga nilai gizi dan cita rasanya lebih spesifik. Makanan tersebut menggunakan bahan-bahan yang diperoleh dari sumber-sumber lokal dan memiliki rasa yang relatif sesuai dengan masyarakat setempat (Anonim, 2010).

Upaya menjadikan makanan tradisional sebagai kearifan lokal dalam pilar ketahanan pangan, telah dikaji secara berkelanjutan dari modifikasi bahan baku (Dewi dkk, 2012a), pemilihan wadah fermentasi (Dewi dkk, 2012b) yang kemudian dilakukan pengamatan sifat organoleptik lemea (Dewi dkk, 2012c). Lemea yang telah dihasilkan ini selanjutnya dikemas dan diduga umur simpannya pada berbagai kondisi penyimpanan (Firhansyah, 2012) bahkan telah dikaji menjadi produk sambal lemea dalam kemasan botol (Susanti dkk, 2013). Semua kajian yang mendapatkan kondisi terbaik pada tingkat laboratorium. Untuk dapat menjadikan produk ini layak secara ekonomis di skala industri, perlu dilakukan penggandaan skala (Scale-Up) ke tingkat/skala

Page 8: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian ...repository.unib.ac.id/11208/1/B21 Jurnal AGRISEP Vol. 13 No. 1...informasi yang bukan saja akan meningkatkan keterdedahan petani

ISSN: 1412-8837

62 | Kurnia Harlina Dewi, Devi Silsia, Laila Susanti, Hasanuddin, Pemetaan…

pilot plant. Maka kajian optimasi proses produksi skala pilot plant perlu dilakukan sebelum masuk pada skala komersil.

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan penyebaran makanan tradisional “Lemea” Provinsi Bengkulu sebagai dasar dalam rancang bangun agroindustri “Lemea” makanan tradisional suku Rejang yang terstandar (bahan baku dan proses) sehingga menghasilkan mutu produk yang konsisten, higienis, dan menarik sehingga mampu bersaing dengan produk makanan kemas lainnya, serta melestarikan makanan tradisional.

METODE PENELITIAN

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Lemea” makanan tradisional suku Rejang yang diperoleh dari berbagai produsen “Lemea” di Kabupaten-Kabupaten di Provinsi Bengkulu, bahan pengemas plastik dan botol dan bahan kimia yang digunakan untuk identifikasi mikroorganisme, penentuan karakteristik kimia dan nilai gizi “Lemea” makanan tradisional suku Rejang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan yang digunakan untuk produksi (terukur: timbangan, suhu dan waktu, peralatan pengemasan (alat pengemas botol, alat pengemas sealer dan alat pengemas vakum) dan peralatan dalam pengujian sifat fisik, peralatan untuk sifat kimia (pH meter, oven, desikator dan pengabuan).

Penyebaran industrI “lemea” dilakukan dengan metode survey dengan wawancara dengan industrI kecil dan masyarakat (konsumen) yang berada di wilayah Provinsi Bengkulu, terutama di pasar-pasar tradisional. Melalui survey lapangan ke kabupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu diperoleh data produsen “Lemea” yang memproduksi “Lemea” sebagai usaha kecil (komersil).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil survey lapangan menunjukan bahwa penyebaran industri makanan tradisional lemea di Provinsi Bengkulu dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan peta lokasi industri “Lemea” makanan tradisional Rejang akan digabungkan dengan peta penyebaran domisili suku Rejang pada semua Kabupaten di Provinsi Bengkulu (Gambar 1). Berdasarkan peta lokasi industri “Lemea” makanan tradisional Rejang akan digabungkan dengan peta penyebaran domisili suku Rejang pada semua kabupaten di Provinsi Bengkulu. Salah satu yang telah disampaikan adalah penyebaran industri “Lemea” dan masyarakat suku Rejang di Kabupaten Bengkulu Tengah.

Penyebaran industri kecil “Lemea” sangat erat kaitannya dengan penyebaran masyarakat suku Rejang. Kabupaten Muko-Muko, Kabupaten Kaur, Kabupaten Bengkulu Selatan serta Kabupaten Seluma tidak ditemukan

Page 9: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian ...repository.unib.ac.id/11208/1/B21 Jurnal AGRISEP Vol. 13 No. 1...informasi yang bukan saja akan meningkatkan keterdedahan petani

ISSN: 1412-8837

AGRISEP Vol. 13 No. 1 Maret 2014 Hal. 60 - 66| 63

industri kecil “Lemea”. Industri kesil “Lemea” makanan tradisional suku Rejang hanya di temukan di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah, Kepahiang, Rejang Lebong, Lebong Selatan dan sebagian Kabupaten Bengkulu Utara. Hal ini erat kaitannya dengan keberadaan suku Rejang. Hasil survey lapangan memperlihat industri lemea terbanyak adalah di Kabupaten Lebong Selatan dan Kepahiang, dimana di wilayah ini banyak berdomisili suku Rejang, sedangkan di Kabupaten Muko-muko, Bengkulu Selatan, Seluma dan Kaur penduduk suku rejang tidak dominan.

Penyebaran Industri Kecil “Lemea” di Provinsi Bengkulu

BENGKULU UTARA KAB. LEBONG SELATAN KAB. KEPAHIYANG

BENGKULU TENGAH KAB. REJANG LEBONG

PROVINSI BENGKULU

Gambar 1. Penyebaran penduduk suku Rejang dan penyebaran industri “Lemea” (di

Provinsi Bengkulu)

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa usia pelaku industry kecil 80% diatas 50

tahun, 20% berusia 25-50 tahun dan tidak ada yang berumur dibawah 25 tahun. Hal ini menunjukan bahwa pembuat “lemea” umumnya adalah orang tua (lanjut usia) dengan pendidikan rendah (100% hanya berpendidikan Sekolah Dasar). Kemampuan dalam pembuatan “Lemea” diperoleh dari orang tua (turun temurun).

Page 10: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian ...repository.unib.ac.id/11208/1/B21 Jurnal AGRISEP Vol. 13 No. 1...informasi yang bukan saja akan meningkatkan keterdedahan petani

ISSN: 1412-8837

64 | Kurnia Harlina Dewi, Devi Silsia, Laila Susanti, Hasanuddin, Pemetaan…

Tabel 1. Profil Produsen Industri Kecil “Lemea”

No Produsen

Nama Jenis

Kelamin Alamat Pendidikan Pengalaman Umur

1

Tid

ak

dita

mp

ilka

n

P Kepahiang SD Belajar sendiri 50 th

2 P Kepahiang SD Orang tua >50 th

3 P Kepahiang SD Belajar sendiri 60 th

4 P Kepahiang SD Belajar sendiri 64 th

5 P Kepahiang SD Belajar sendiri 50 th

6 P Kepahiang SD Belajar sendiri 50 th

7 P Kepahiang SD Orang tua 50 th

8 P Rejang Lebong SD Orang tua 50 th

9 P Rejang Lebong SD Orang tua 38 th

10 P Rejang Lebong SD Belajar sendiri 60 th

11 P Rejang Lebong SD Orang tua 55 th

12 P Rejang Lebong SD Orang tua 72 th

13 P Rejang Lebong SD Belajar sendiri 45 th

14 P Rejang Lebong SD Orang tua 53 th

15 P Lebong Selatan, SD Orang tua 60 th

16 P Lebong Selatan SD Orang tua 40 th

17 P Lebong Selatan SD Orang tua 35 th

18 P Lebong Selatan SD Orang tua 70 th

19 P Lebong Selatan SD Orang tua 50 th

20 P Lebong Selatan SD Orang tua 60 th

21 L Lebong Selatan SD Orang tua 28 th

22 P Lebong Selatan SD Orang tua 42 th

23 P Bengkulu Utara SD Orang tua 65 th

24 P Bengkulu Utara SD Orang tua 60 th

25 P Bengkulu Utara SD Orang tua 68 th

26 P Bengkulu Utara SD Orang tua 70 th

27 P Bengkulu Utara SD Orang tua 67 th

28 P Bengkulu Utara SD Orang tua 65 th

29 P Bengkulu Utara SD Orang tua 73 th

30 P Bengkulu Utara SD Orang tua 55 th

31 P Bengkulu Utara SD Orang tua 80 th

Sumber: data primer diolah, 2013

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya inventarisasi proses pengolahan fermentasi “lemea” makanan tradisional ini untuk menghindari hilangnya kekayaan kuliner lokal khas Suku Rejang yang disebabkan para pembuat

Page 11: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian ...repository.unib.ac.id/11208/1/B21 Jurnal AGRISEP Vol. 13 No. 1...informasi yang bukan saja akan meningkatkan keterdedahan petani

ISSN: 1412-8837

AGRISEP Vol. 13 No. 1 Maret 2014 Hal. 60 - 66| 65

“lemea” sudah lanjut usia. Selanjutnya dari pete penyebaran industry kecil “lemea” makanan tradisional lemea dikembangkan kajian karakteristik sifat fisk, kimia, organoleptik terhadap produk dari semua Kabupaten.

SIMPULAN

Kesimpulan yang dapat dari hasil penelitian adalah industri “Lemea” makanan tradisional suku Rejang hanya terdapat di lima kabupaten (Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Lebong Selatan. Jenis bahan baku yang digunakan industry kecil Lemea makanan tradisional suku Rejang sangat ditentukan oleh lokasi industry tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Almli, Valérie Lengard, Wim Verbeke, Filiep Vanhonacker, Tormod Næs a, Margrethe Hersleth. 2011. General image and attribute perceptions of traditional food in six European countries. Journal Food Quality and Preference 22 (2011): 129–138 Contents lists available at Science Direct. Journal homepage: www.elsevier.com/locate/foodqual.

Anonim, 2009. Lemea Makanan Khas Suku Rejang. http://taneakatanai. blogspot.com /2009/07/lema-makanan-khas-suku-rejang.html.

Anonim, 2010. Rejang Lebong. . http://taneakatanai.blogspot.com/2009/07/ lema-makanan-khas-sukurejang.html.

Anwar, F, Hasbi Ashidiq, Fennema OR. 1996. Peningkatan mutu dan masa simpan kasoami makanan khas tradisional. Sulawesi.

Casazza, A.P *, F. Gavazzi, F. Mastromauro, S. Gianì, D. Breviario. 2011. Analytical Methods Certifying the feed to guarantee the quality of traditional food: An easy way to trace plant species in complex mixtures. Journal Food Chemistry. Journal homepage: www.elsevier.com /locate/foodchem.

Dewi, Kurnia Harlina, Laili Suanti, Erin Zurna. 2012a. Modifikasi bahan baku pada pembuatan “lemea” makanan tradisional suku Rejang Bengkulu. “lemea”. Prosiding Semirata Bidang Ilmu-Ilmu BKS-PTN Wilayah Barat Universitas Sumatera Utara. Medan.

Dewi, Kurnia Harlina, Meizul Zuki dan Erni Sustrianti. 2012b. Kajian Pemilihan Alat dan Lama Fermentasi “Lemea” Makanan Tradisional Suku Rejang. Prosiding Seminar Nasional Menuju Pertanian yang Berdaulat. Fakultas Petanian Universitas Bengkulu.

Dewi, Kurnia Harlina, Meizul Zuki dan Erni Sustrianti. 2012c. Penerimaan Konsumen Terhadap “Lemea” Makanan Tradisional suku Rejang.

Page 12: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian ...repository.unib.ac.id/11208/1/B21 Jurnal AGRISEP Vol. 13 No. 1...informasi yang bukan saja akan meningkatkan keterdedahan petani

ISSN: 1412-8837

66 | Kurnia Harlina Dewi, Devi Silsia, Laila Susanti, Hasanuddin, Pemetaan…

Prosiding Seminar Nasional Menuju Pertanian yang Berdaulat. Fakultas Petanian Universitas Bengkulu.

Ferdiaz, 2005. Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan di Indonesia: Tantangan dan Penerapan Sistem Jaminan Mutu. Bulletin Teknologi dan Industri Pangan. 6 : 65-73. Institut Pertanian Bogor.

Firhansyah, S. 2012. Kajian Perubahan Mutu Lemea Selama Penyimpanan Dalam Berbagai Jenis Bahan Pengemas. Skripsi. Jurusan Teknologi Pertanian. Universitas Bengkulu.

Liu, Shan-na, Ye Han, Zhi-jiang Zhou. 2011. Lactic acid bacteria in traditional fermented Chinese foods. Journal Food Research International 2011, doi:10.1016 /j.foodres.2010.12.034.

Luis Guerrero Luis Guerrero *, Maria Dolors Gua` rdia, Joan Xicola , Wim Verbeke, Filiep anhonacker, Sylwia Zakowska-Biemans, Marta Sajdakowska, Claire Sulmont-Rosse, Sylvie Issanchou d,Michele Contel e, M. Luisa Scalvedi e, Britt Signe Granli f, Margrethe Hersleth. 2009. Consumer-driven definition of traditional food products and innovation in traditional foods. A qualitative cross-cultural study. Journa; Appetite 52 (2009) 345–354. Contents lists available at ScienceDirect. [Journal homepage: www.elsevier.com /locate/appet].

Nuha M.K. Yousif a, Melanie Huch a, Tobias Schuster a, Gyu-Sung Cho a, Hamid A. Dirar. 2010. Diversity of lactic acid bacteria from Hussuwa, a traditional African fermented sorghum food. Food Microbiology 27 (2010) 757-768. Journal homepage: www.elsevier.com/locate/fm.

Pieniak Zuzanna Pieniak,*, Wim Verbeke, Filiep Vanhonacker, Luis Guerrero b, Margrethe Hersleth. 2009. Association between traditional food consumption and motives for food choice in six European countries. Appetite 53 (2009) 101–108. Contents lists available at ScienceDirect. Appetite. Journal homepage: www.elsevier.com/locate/appet.

Susanti, Laili, Kurnia Harlina Dewi., dan Bopi, S. 2011. Identifikasi Makanan Khas Provinsi Bengkulu Berbahan Dasar Ikan. Prosiding Semirata Bidang Ilmu-Ilmu BKS-PTN Wilayah Barat. Vol 2. Universitas Sriwijaya. Palembang.

Susanti, Laili., Kurnia Harlina Dewi., dan Yantri, Nuryani. 2013. Perubahan Produk “Sambel Lemea” Makanan Tradisional Suku Rejang Pada Berbagai Suhu Penyimpanan. Jurnal Agroindustri Vol 2 No 1. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

Wardhanu, P. 2009. Pangan Tradisional Berbasis Makanan Tradisional. Wikipedia Indonesia.