17

Click here to load reader

Juwita Elisa Simatupang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Juwita Elisa Simatupang

BAB IBAB I

A. Latar BelakangA. Latar Belakang Pembuktian merupakan masalah yang Pembuktian merupakan masalah yang

memegang peranan sidang pengadilan melalui memegang peranan sidang pengadilan melalui pembuktian ditentukan nasib terdakwa. Apabila hasil pembuktian ditentukan nasib terdakwa. Apabila hasil pembuktian dengan alat-alat bukti yang ditentukan pembuktian dengan alat-alat bukti yang ditentukan undang-undang “tidak cukup membuktikan kesalahan undang-undang “tidak cukup membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa, terdakwa yang didakwakan kepada terdakwa, terdakwa dibebaskan” dari hukuman. Sebaliknya, kalau dibebaskan” dari hukuman. Sebaliknya, kalau kesalahan terdakwa dapt dibuktikan dengan alat bukti kesalahan terdakwa dapt dibuktikan dengan alat bukti yang disebut dalam pa sal 184 KUHAP, terdakwa yang disebut dalam pa sal 184 KUHAP, terdakwa dinyatakan “Bersalah” kepadanya akan dijatuhkan oleh dinyatakan “Bersalah” kepadanya akan dijatuhkan oleh karena itu, hakim harus berhati-hati, cermat, dan karena itu, hakim harus berhati-hati, cermat, dan matang menilai dan mempertimbangkan nilai matang menilai dan mempertimbangkan nilai pembuktian meneliti sampai dimana batas minimum pembuktian meneliti sampai dimana batas minimum “kekuatan pembukti” atau “kekuatan pembukti” atau Bewuss Khacht Bewuss Khacht dari setiap dari setiap alat bukti yang disebut dalam pasal 184 KUHAP.alat bukti yang disebut dalam pasal 184 KUHAP.

Page 2: Juwita Elisa Simatupang

Pembuktian adalah ketentuan-ketentuan yang berisi Pembuktian adalah ketentuan-ketentuan yang berisi penggarisan dan pedoman tentang cara-cara yang penggarisan dan pedoman tentang cara-cara yang dibenarkan undang-undang membuktikan kesalahan yang dibenarkan undang-undang membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa. Pembuktian juga merupakan didakwakan kepada terdakwa. Pembuktian juga merupakan ketentuan yang mengatur alat-alat bukti yang dibenarkan ketentuan yang mengatur alat-alat bukti yang dibenarkan undang-undang membuktikan kesalahan yang didakwakan undang-undang membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa. Pembuktian juga merupakan ketentuan kepada terdakwa. Pembuktian juga merupakan ketentuan yang mengatur alat-alat bukti yang dibenarkan undang-yang mengatur alat-alat bukti yang dibenarkan undang-undang yang boleh dipergunakan hakim membuktikan undang yang boleh dipergunakan hakim membuktikan kesalahan yang didakwakan. Persidangan pengadilan tidak kesalahan yang didakwakan. Persidangan pengadilan tidak boleh sesuka hati dan semena-mena membuktikan kesalahan boleh sesuka hati dan semena-mena membuktikan kesalahan terdakwa dalam mencari dan meletakkan kebenaran yang terdakwa dalam mencari dan meletakkan kebenaran yang akan dijatuhkan dalam putusan, harus berdasarkan alat-alat akan dijatuhkan dalam putusan, harus berdasarkan alat-alat bukti yang telah ditentukan undang-undang secara “limitatif” bukti yang telah ditentukan undang-undang secara “limitatif” sebagaimana yang disebut dalam pasal 184 KUHAP sebagaimana yang disebut dalam pasal 184 KUHAP

Page 3: Juwita Elisa Simatupang

Perumusan MasalahPerumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas maka Dari uraian latar belakang masalah diatas maka

dapat dirumuskan atau di identifikasikan dapat dirumuskan atau di identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :beberapa masalah sebagai berikut :

Bagaimana penjatuhan pidana oleh hakim dalam Bagaimana penjatuhan pidana oleh hakim dalam praktek peradilanpraktek peradilan

Bagaimana proses pembuktian dalam Bagaimana proses pembuktian dalam persidangan perkara putusan No. persidangan perkara putusan No. 1616/Pid.B/2005/PN-LP.1616/Pid.B/2005/PN-LP.

Page 4: Juwita Elisa Simatupang

Pembatasan MasalahPembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi yang dikemukakan Berdasarkan identifikasi yang dikemukakan tersebut diatas, disini penulis membatasi pokok tersebut diatas, disini penulis membatasi pokok permasalahan sebagai berikut :permasalahan sebagai berikut :

Bahwa pembuktian harus didasarkan kepada Bahwa pembuktian harus didasarkan kepada Undang-undang (KUHAP), yaitu alat bukti yang Undang-undang (KUHAP), yaitu alat bukti yang sah tersebut dalam pasal 184 KUHAP, disertai sah tersebut dalam pasal 184 KUHAP, disertai dengan keyakinan hakim yang diperoleh dari dengan keyakinan hakim yang diperoleh dari alat-alat bukti tersebut.alat-alat bukti tersebut.

Page 5: Juwita Elisa Simatupang

Tujuan PenelitianTujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini adalah Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut :sebagai berikut :

Untuk mengetahui bagaimana penjatuhan Untuk mengetahui bagaimana penjatuhan pidana yang diputuskan oleh hakim dalam pidana yang diputuskan oleh hakim dalam praktek peradilan.praktek peradilan.

Untuk mengetahui bagaimana proses Untuk mengetahui bagaimana proses pembuktian dalam persidangan perkara putusan pembuktian dalam persidangan perkara putusan No. 1616/Pid.B/2005/PN-LP.No. 1616/Pid.B/2005/PN-LP.

Page 6: Juwita Elisa Simatupang

Manfaat PenelitianManfaat Penelitian

Disamping tujuan yang akan dicapai sebagaimana yang dikemukakan diatas, Disamping tujuan yang akan dicapai sebagaimana yang dikemukakan diatas, maka penulisan ini juga bermanfaat untuk :maka penulisan ini juga bermanfaat untuk :

1. Manfaat secara teoritis 1. Manfaat secara teoritis Secara teoritis diharapkan dapat memberikan masukkan terhadap perkembangan ilmu Secara teoritis diharapkan dapat memberikan masukkan terhadap perkembangan ilmu

hukum pidana, sekaligus pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan hukum pidana, sekaligus pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan “bagaimana proses pembuktian dalam persidangan perakara putusan No. “bagaimana proses pembuktian dalam persidangan perakara putusan No. 1616/Pid.B/2005/PN-LP.1616/Pid.B/2005/PN-LP.

2. Manfaat secara praktis2. Manfaat secara praktis Secara praktis diharapkan tulisan ini dapat menjadi referensi pemikiran Secara praktis diharapkan tulisan ini dapat menjadi referensi pemikiran

kepada:kepada: Para praktisi hukumPara praktisi hukum MasyarakatMasyarakat PemerintahPemerintah Aparat penegak hukumAparat penegak hukum Disamping itu juga, melalui skripsi ini diharapkan dapat memperoleh gambaran Disamping itu juga, melalui skripsi ini diharapkan dapat memperoleh gambaran

tentang pelaksanaan pemidanaan khususnya pidana dibidang perkara pembunuhan tentang pelaksanaan pemidanaan khususnya pidana dibidang perkara pembunuhan dalam rangka penegakkan hukum di Indonesia.dalam rangka penegakkan hukum di Indonesia.

Page 7: Juwita Elisa Simatupang

Keaslian PenulisanKeaslian Penulisan

Penulisan skripsi ini adalah berdasarkan Penulisan skripsi ini adalah berdasarkan hasil pemikiran penulisan sendiri. Skripsi hasil pemikiran penulisan sendiri. Skripsi ini belum pernah ada yang membuat.ini belum pernah ada yang membuat.

Page 8: Juwita Elisa Simatupang

BAB IIBAB II

Jenis-Jenis PembunuhanJenis-Jenis Pembunuhan 1. Pembunuhan (Murder)1. Pembunuhan (Murder) Hal ini diatur oleh pasal 338 KUHAP yang bunyinya sebagai Hal ini diatur oleh pasal 338 KUHAP yang bunyinya sebagai

berikut: “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang berikut: “Barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang dihukum karena bersalah melakukan pembunuhan dengan dihukum karena bersalah melakukan pembunuhan dengan hukuman penjara selama-lamanya 15 tahun.hukuman penjara selama-lamanya 15 tahun.

Unsur-unsur pembunuhan adalah:Unsur-unsur pembunuhan adalah: Barang siapa: ada orang tertentu yang melakukannyaBarang siapa: ada orang tertentu yang melakukannya Dengan sengaja: dalam ilmu hukum pidana, dikenal 3 (tiga) jenis Dengan sengaja: dalam ilmu hukum pidana, dikenal 3 (tiga) jenis

bentuk sengaja (dolus) yakni:bentuk sengaja (dolus) yakni: Kesengajaan sebagai kemungkinan (Kesengajaan sebagai kemungkinan (opzetbij mogelukheids opzetbij mogelukheids

bewustzijn atau dolus eventualisbewustzijn atau dolus eventualis) ) Leden Marpaung, Leden Marpaung,

Page 9: Juwita Elisa Simatupang

Pembunuhan dengan PemberatanPembunuhan dengan Pemberatan Hal ini diatur pasal 339 KUHP yang bunyinya sebagai berikut: Hal ini diatur pasal 339 KUHP yang bunyinya sebagai berikut: Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahuui oleh kejahatan dan yang Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahuui oleh kejahatan dan yang

dilakukan dengan maksud untuk memudahkan perbuatan itu, atau jika tertangkap dilakukan dengan maksud untuk memudahkan perbuatan itu, atau jika tertangkap tangan, untuk melepaskan diri sendiri atau pesertanya daripada hukuman, atau tangan, untuk melepaskan diri sendiri atau pesertanya daripada hukuman, atau supaya barang yang didapatinya dengan me lawan hukum tetap ada dalam supaya barang yang didapatinya dengan me lawan hukum tetap ada dalam tangannya, dihukum dengan hukuman penjara seumur hidup, atau penjara tangannya, dihukum dengan hukuman penjara seumur hidup, atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun”.sementara selama-lamanya dua puluh tahun”.

Rumusan pasal 339 KUHPdiatas aabila diurai unsur-unsurnya adalah Rumusan pasal 339 KUHPdiatas aabila diurai unsur-unsurnya adalah seperti di bawah ini :seperti di bawah ini :

Unsur pembunuhan dalam pasal 338 KUHP baik unsur yang subyektif (dengan Unsur pembunuhan dalam pasal 338 KUHP baik unsur yang subyektif (dengan sengaja) maupun obyektif (menghilangkan nyawa orang lain)sengaja) maupun obyektif (menghilangkan nyawa orang lain)

Unsur diikuti, disertai atau didahului oleh tindak pidana lainUnsur diikuti, disertai atau didahului oleh tindak pidana lain Unsur dengan maksud.Unsur dengan maksud.

1. untuk mempersiapkan tindak pidana lain1. untuk mempersiapkan tindak pidana lain2. untuk mempermudah pelaksanaan tindak pidana lain, atau2. untuk mempermudah pelaksanaan tindak pidana lain, atau3. dalam hal tertangkap tangan, ditujukan untuk :3. dalam hal tertangkap tangan, ditujukan untuk :

a. menghindarkan diri atau peserta lain dari pidana, ataua. menghindarkan diri atau peserta lain dari pidana, ataub. memastikan penguasaan benda yang diperolehnya b. memastikan penguasaan benda yang diperolehnya

secara melawan hukumsecara melawan hukum

Page 10: Juwita Elisa Simatupang

Pembunuhan Berencana Pembunuhan Berencana Hal ini diatur oleh pasal 340 KUHP yang beunyinya, sebagai berikut :Hal ini diatur oleh pasal 340 KUHP yang beunyinya, sebagai berikut : “ “Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana lebih dahulu menghilangkan Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana lebih dahulu menghilangkan

nyawa orang lain dihukum karena salahnya pembunuhan berencana, dengan hukuman mati nyawa orang lain dihukum karena salahnya pembunuhan berencana, dengan hukuman mati atau hukuman seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun”.atau hukuman seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun”.

Rumusan pada pasal 340 KUHP, diuraikan unsur-unsurnya akan nampak pada unsur-Rumusan pada pasal 340 KUHP, diuraikan unsur-unsurnya akan nampak pada unsur-unsur sebagai berikut :unsur sebagai berikut :

1. Unsur obyektif : menghilangkan atau merampas nyawa pada orang lain:1. Unsur obyektif : menghilangkan atau merampas nyawa pada orang lain:2. Unsur obyektif2. Unsur obyektif a. Unsur dengan sengajaa. Unsur dengan sengaja b. Unsur dengan rencana terlebih dahulub. Unsur dengan rencana terlebih dahulu

Unsur kesengajaan dalam pasal 340 KUHP merupakan kesengajaan dalam arti luas, Unsur kesengajaan dalam pasal 340 KUHP merupakan kesengajaan dalam arti luas, yang meliputi :yang meliputi :

Kesengajaan sebagai tujuan (opzetalsoogmerk)Kesengajaan sebagai tujuan (opzetalsoogmerk) Kesengajaan dengan tujuan yang pasti atau yang merupakan keharus (pzet bij zaker heid Kesengajaan dengan tujuan yang pasti atau yang merupakan keharus (pzet bij zaker heid

bewustzinj)bewustzinj) Kesengajaan dengan kesadaran akan kemungkinan atau sering disebut (opzet bij Kesengajaan dengan kesadaran akan kemungkinan atau sering disebut (opzet bij

mogelijkheids bewustzijn) atau dolus eventualis atau disebut juga woor wardelijk opzet.mogelijkheids bewustzijn) atau dolus eventualis atau disebut juga woor wardelijk opzet.

Page 11: Juwita Elisa Simatupang

Pembunuhan Bayi oleh Ibunya secara Berencana Pembunuhan Bayi oleh Ibunya secara Berencana (Kinder Moord)(Kinder Moord)

Hal ini diatur oleh pasal 342 KUHP yang Hal ini diatur oleh pasal 342 KUHP yang bunyinya sebagai berikut :bunyinya sebagai berikut :

“ “Seorang ibu yang dengan sengaja akan Seorang ibu yang dengan sengaja akan menjalankan keputusan yang diambil sebab takut menjalankan keputusan yang diambil sebab takut ketahuan bahwa ia tidak lama lagi akan melahirkan ketahuan bahwa ia tidak lama lagi akan melahirkan anak, menghilangkan jiwa anaknya itu pada saat anak, menghilangkan jiwa anaknya itu pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian dari pada itu dilahirkan atau tidak lama kemudian dari pada itu dihukum karena membunuh bayi secara berencana dihukum karena membunuh bayi secara berencana dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan tahuntahun

Page 12: Juwita Elisa Simatupang

Pembunuhan atas Permintaan SendiriPembunuhan atas Permintaan Sendiri Hal ini diatur pada pasal 3445 KUHP yang Hal ini diatur pada pasal 3445 KUHP yang

bunyinya sebagai berikut : Barang siapa bunyinya sebagai berikut : Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang lain itu sendiri,yang disebutkan dengan nyata dan lain itu sendiri,yang disebutkan dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya dua belas tahun.dua belas tahun.

Istilah yang sangat populer untuk menyebut Istilah yang sangat populer untuk menyebut jenis pembunuhan ini adalah Euthanasia atau jenis pembunuhan ini adalah Euthanasia atau mercykilling.mercykilling.

Unsur-unsur pasal 334 KUHP terdiri dari :Unsur-unsur pasal 334 KUHP terdiri dari :a. Unsur menghilangkan atau merampas nya orang a. Unsur menghilangkan atau merampas nya orang

lain.lain.b. Atas permintaan orang itu sendirib. Atas permintaan orang itu sendiric. Yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati.c. Yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati.

Page 13: Juwita Elisa Simatupang

Penganjuran Agar Bunuh DiriPenganjuran Agar Bunuh Diri Hal ini diatur pada pasal 345 Hal ini diatur pada pasal 345

KUHP yang bunyinya sebagai berikut :KUHP yang bunyinya sebagai berikut : “ “Barang siapa dengan sengaja Barang siapa dengan sengaja

membujuk orang supaya membunuh diri, membujuk orang supaya membunuh diri, atau menolognya dalam perbuatan itu, atau menolognya dalam perbuatan itu, atau memberi ikhtiar kepadanya, untuk atau memberi ikhtiar kepadanya, untuk itu, dihukum dengan hukuman penjara itu, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 4 tahun, kalau jadi selama-lamanya 4 tahun, kalau jadi orangnya bunuh diri”orangnya bunuh diri”

Page 14: Juwita Elisa Simatupang

Pengguguran KandunganPengguguran Kandungan

Kata “pengguguran kandungan” Kata “pengguguran kandungan” adalah terjemahan dari kata “abortus adalah terjemahan dari kata “abortus provocatur” yang dalam kamus provocatur” yang dalam kamus kedokteran diterjemahkan dengan: kedokteran diterjemahkan dengan: “membuat keguguguran”. Pengguguran “membuat keguguguran”. Pengguguran kandungan diatur dalam KUHP oleh kandungan diatur dalam KUHP oleh pasal 346, 347, 348, dan 349. pasal 346, 347, 348, dan 349.

Page 15: Juwita Elisa Simatupang

BAB IIIBAB IIIMetode PenelitianMetode Penelitian

Spesifikasi Penelitian dan Metode Pendekatan Spesifikasi Penelitian dan Metode Pendekatan Sifat penulisan ini adalah deskriptif analistis, yaitu untuk Sifat penulisan ini adalah deskriptif analistis, yaitu untuk

mendapatkan deskripsi mengenai jawaban atas masalah yang mendapatkan deskripsi mengenai jawaban atas masalah yang diteliti. Penulis ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan diteliti. Penulis ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif penelitian hukum normatif (legal research) terdiri yuridis normatif penelitian hukum normatif (legal research) terdiri dari inventarisasi hukum positif, penemuan asas-asas dan dasar dari inventarisasi hukum positif, penemuan asas-asas dan dasar falsafah hukum positif, serta penemuan hukum in concreto. falsafah hukum positif, serta penemuan hukum in concreto. Penelitian hukum normatif yang dipakai dalam penulisan ini Penelitian hukum normatif yang dipakai dalam penulisan ini adalah hukum in concreto. Dalam penelitian ini, norma-norma adalah hukum in concreto. Dalam penelitian ini, norma-norma hukum ini abstracto di perlukan mutlak untuk berfungsi sebagai hukum ini abstracto di perlukan mutlak untuk berfungsi sebagai premisa mayor, sedangkan fakta-fakta yang relevan dalam premisa mayor, sedangkan fakta-fakta yang relevan dalam perkara (legal facts) dipakai sebagai premisa minor melalui perkara (legal facts) dipakai sebagai premisa minor melalui proses silogisme akan diperolehlah sebuah konklusi, yaitu hukum proses silogisme akan diperolehlah sebuah konklusi, yaitu hukum ini concreto yang dimaksud.ini concreto yang dimaksud.

Page 16: Juwita Elisa Simatupang

Teknik dan Alat Pengumpulan DataTeknik dan Alat Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang Untuk mengumpulkan data yang diperlukan teknik penelitian kepustakaan diperlukan teknik penelitian kepustakaan (library research) serta penelitian kasus (library research) serta penelitian kasus terhadap putusan perkara pidana terhadap putusan perkara pidana pembunuhan No. 1616/Pid.B/PN-LP. pembunuhan No. 1616/Pid.B/PN-LP. (field research), alat yang digunakan (field research), alat yang digunakan untuk mengumpulkan ata adalah studi untuk mengumpulkan ata adalah studi dokumen.dokumen.

Page 17: Juwita Elisa Simatupang

Analisis Data Analisis Data Setelah data terkumpul, dianalisis dengan menggunakan Setelah data terkumpul, dianalisis dengan menggunakan

analisis isi. Bernld Barelson merumuskan “analisis isi. Bernld Barelson merumuskan “content analysis is a content analysis is a research technique for the objective, systematic, and quantitative research technique for the objective, systematic, and quantitative description of the manifest contenct of communicationdescription of the manifest contenct of communication” (kajian isi ” (kajian isi sebagai teknik penelitian untuk mendiskripsikan secara objektif, sebagai teknik penelitian untuk mendiskripsikan secara objektif, sistematis dan kuatitatif tentang minifestasi komunikasi). Sedangkan sistematis dan kuatitatif tentang minifestasi komunikasi). Sedangkan menurut Holsti kajian isi adalah teknik apapun yang digunakan untuk menurut Holsti kajian isi adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik. menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik. Secara keseluruhan analisis diatas dilakukan dengan menggunakan Secara keseluruhan analisis diatas dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif untuk mengungkap secara mendalam tentang analisis kualitatif untuk mengungkap secara mendalam tentang pandangan dan konsep yang diperlukan.pandangan dan konsep yang diperlukan.