Upload
try-phrasetyo
View
69
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
teknik
Citation preview
5/27/2018 K3 Di Industri
1/6
TUGAS BODY OTOMOTIF
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
DI INDUSTRI
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Body Otomotif dengan dosen pengampu:
Basori, S.Pd.M.Pd.
Di susun oleh :
Tri Prastyo .I
K2511048
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
5/27/2018 K3 Di Industri
2/6
RANGKUMAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI INDUSTRI
A. Pengertian dan tujuan kesehatan dan keselamatan kerja
1. Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerjaadalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat pekerja
beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental,
maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-
penyakit/gangguan gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan.
Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah manusia
b. Bersifat medis.
2. Keselamatan kerjaadalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993).Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah lingkungan kerja
b. Bersifat teknik.
Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam macam ; ada
yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya
disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety and Health.
3. Tujuan K3
Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut (Rachman, 1990) :
a. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan sehat danselamat.
b. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan.
4. Ruang Lingkup K3
Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) :
a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya
melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang
dikerjakan.
b. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
4) Proses produksi
5) Karakteristik dan sifat pekerjaan
6) Teknologi dan metodologi kerja
c. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan hasil
dari kegiatan industri barang maupun jasa.
d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggung jawab atas
keberhasilan usaha hyperkes.
5/27/2018 K3 Di Industri
3/6
B. Kebijakan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di era global
1. Dalam bidang pengorganisasian
Di Indonesia K3 ditangani oleh 2 departemen ; departemen Kesehatan dan departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Pada Depnakertrans ditangani oleh Dirjen (direktorat jendral) Pembinaan dan Pengawasan
Ketenagakerjaan, dimana ada 4 Direktur :
a. Direktur Pengawasan Ketenagakerjaan
b. Direktur Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak
c.Direktur Pengawasan Keselamatan Kerja, yang terdiri dari Kasubdit ;
1) Kasubdit mekanik, pesawat uap dan bejana tekan.
2) Kasubdit konstruksi bangunan, instalasi listrik dan penangkal petir
3) Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian keselamatan ketenagakerjaan
d.Direktur Pengawasan Kesehatan Kerja, yang terdiri dari kasubdit ;
1) Kasubdit Kesehatan tenaga kerja
2) Kasubdit Pengendalian Lingkungan Kerja
3) Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian kesehatan kerja.Pada Departemen Kesehatan sendiri ditangani oleh Pusat Kesehatan Kerja Depkes. Dalam
upaya pokok Puskesmas terdapat Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang kiprahnya lebih pada
sasaran sektor Informal (Petani, Nelayan, Pengrajin, dll)
2. Dalam bidang regulasi
Regulasi yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah sudah banyak, diantaranya :
a. UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. KepMenKes No 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri.
d. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit AkibatKerja.
e. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi
Dokter Perusahaan.
f. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan
K3 Bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.
g. Keputusan Menaker No Kep 79/MEN/2003 tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian
Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
3. Dalam bidang pendidikan
Pemerintah telah membentuk dan menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan tenaga
Ahli K3 pada berbagai jenjang Pendidikan, misalnya :a. Diploma 3 Hiperkes di Universitas Sebelas Maret
b. Strata 1 pada Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya peminatan K3 di Unair, Undip, dll
dan jurusan K3 FKM UI.
c. Starta 2 pada Program Pasca Sarjana khusus Program Studi K3, misalnya di UGM, UNDIP,
UI, Unair.
Pada beberapa Diploma kesehatan semacam Kesehatan Lingkungan dan Keperawatan juga
ada beberapa SKS dan Sub pokok bahasan dalam sebuah mata kuliah yang khusus
mempelajari K3.
5/27/2018 K3 Di Industri
4/6
C. Tiga Bidang Pokok dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3)1). Shop Safety
Shop safety adalah bidang dari K3 yang mempertahankan lingkungan kerja
supaya aman dan efektif di bengkel atau perusahaan. Bisa dilakukan dengan cara
mematuhi peraturan dan rambu-rambu selama di bengkel. Antara lain misalnya:
a. LantaiLantai terbuat dari ubin yang sebaiknya tidak licin, karena akan
membahayakan pekerja. Terkecuali jika telah ada ketentuan dari pabrik pembuat,
misalnya untuk bengkel TOYOTA lantai terbuat dari keramik, maka pekerja
diharuskan memakai sepatu anti licin.
b. Tinggi dindingTinggi dinding sebaiknya berukuran minimal 4 meter dengan tujuan agar
ruangan tidak berkesan penuh, dan sirkulasi udara dalam ruangan maksimal.
c. Ventilasi/sirkulasi udaraVentilasi sebaiknya didesain sesuai dengan besar ruangan dan jumlah pekerja
di dalamnya. Diusahakan udara dapat bersirkulasi secara baik, tidak hanya sekedar
masuk kemudian keluar kembali. Hal ini bertujuan agar pekerja merasakan
kenyamanan, seandainya ada gas beracun maka si pekerja tetap bisa terselamatkan.
Ada 2, yakni:
Alami, misalnya jendela. Buatan, misalnya AC
d. Warna dindingWarna dinding sebaiknya dipilih yang tidak menyilaukan mata agar mata
tidak sakit.
e. PencahayaanPencahayaan sebaiknya dimaksimalkan, agar hasil kerja pun juga maksimal.
Ada 2, yakni:
Alami, misalnya genting kaca, atau dapat pula dibuat dari kaca yangdipasang di dinding sejenis jendela akan tetapi tertutup.
Buatan, misalnya lampu, dll.2). Personal Safety
Personal safety merupakan upaya keselamatan yang berasal dari diri sendiri agar
terhindar dari kecelakaan kerja yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Misalnya Alat
Pelindung Diri atau APD.Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja autobodi dan
orang di sekelilingnya.
Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga
Kerja dan TransmigrasiRepublik Indonesia.Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk
dari alat tersebut adalah :
a. Safety HelmetBerfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Departement_Tenaga_Kerja_dan_Transmigrasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Departement_Tenaga_Kerja_dan_Transmigrasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Departement_Tenaga_Kerja_dan_Transmigrasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Departement_Tenaga_Kerja_dan_Transmigrasi&action=edit&redlink=15/27/2018 K3 Di Industri
5/6
b. Sabuk Keselamatan (safety belt)Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi
ataupun peralatan lain yang serupa (mobil,pesawat,alat berat, dan lain-lain)
c. Sepatu Karet (sepatu boot)Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
d. Sepatu pelindung (safety shoes)Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet
tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki
karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
e. Sarung TanganBerfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di
sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.f. Tali Pengaman (Safety Harness)
Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan
menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
g. Penutup Telinga (Ear Plug /Ear Muff)Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
h. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja agar tidak terkena benda
yang membahayakan pada mata.
i. Masker (Respirator)Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat
dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
j. Pelindung wajah (Face Shield)Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja
(misal pekerjaan menggerinda)
k. Jas Hujan (Rain Coat)Berfungsi melindungi dari percikanair saat bekerja (misal bekerja pada waktu
hujan atau sedang mencuci alat).
Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman
yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L : Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Lingkungan).
3).Fire SafetyKebakaran merupakan salah satu bentuk kecelakaan industri dan masyarakat
umum, yang sering terjadi di indonesia. Kebakaran bersumber dari adanya api yang luput
dari pengamatan, salah pakai dan kesalahan pada instalasi listrik, adanya bahan-bahan
yang mudah terbakar, api las gas acetylen bocor, instalasi minyak/bahan bakar cair yang
bocor, api yang berasal dari panas mekanis/loncatan api mekanik, adanya anak yang
bermain api, instalasi bahan bakar gas bocor, nyala api terbuka tidak dilengkapi dengan
cerobong/penghisap tarikan udara, api berasal dari sampah yang tertimbun, dll.
Terjadinya api karena adanya tiga unsur, yaitu bakan bakar, panas dan udara
(O2). Sehingga dapat dipahami bahwa api/kebakaran terjadi apabila ketiga unsur di atas
lengkap. Maka apabila unsur itu tidak terpenuhi maka api tidak akan terjadi. Oleh karena
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Safety_belt&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Transportasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Mobilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pesawathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sepatu_boot&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Safety_shoes&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sarung_Tangan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Safety_Harness&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ear_Muff&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Safety_Glasses&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Masker&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Face_Shield&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jas_Hujan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hujanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hujanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jas_Hujan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Face_Shield&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Masker&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Safety_Glasses&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ear_Muff&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Safety_Harness&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sarung_Tangan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Safety_shoes&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sepatu_boot&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pesawathttp://id.wikipedia.org/wiki/Mobilhttp://id.wikipedia.org/wiki/Transportasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Safety_belt&action=edit&redlink=15/27/2018 K3 Di Industri
6/6
itu, penanggulangan kebakaran yaitu memadamkan api/kebakaran ditempuh dengan
meniadakan salah satu atau dua atau ketiga unsur pembuat api.
Bentuk fire safety dapat di diketahui dengan melakukan pencegahan kebakaran,
persiapan penanggulangan kebakaran (seperti persiapan tabung pemadam dan tanda
bahaya, petunjuk tanda keluar ketika terjadi kebakaran dll), serta penyediaan peralatan
pencegahan kebakaran.