Click here to load reader

K3 kuningan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rk3k samsat kuningan

Citation preview

PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJAPaket Pekerjaan : Konstruksi Pembangunan Gedung CPDP Wilayah Kabupaten Kuningan Jl. Aruji Kartawinata No. 8, Kabupaten Kuningan, Jawa BaratPT. DAMBHA PRIMA UTAMA

Pra Rencana K3K (Pra Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja) & SOP PT. DAMBHA PRIMA UTAMA1. KEBIJAKAN K3Pengertian Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja 1.Keamanan KerjaPengertian keselamatan kerja adalah keselamatan yangbertalian dengan mesin, tools, alat kerja, bahan dan proses pengerjaannya, landasan tempat kerja dan lingkungan proyek/ lapangan pekerjaan pembangunan gedung Gedung CPDP Wilayah Kabupaten Kuningan yang berlokasi di Jl. Aruji Kartawinata No. 8, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat serta cara-cara melakukan pekerjaan dan mengingat lamanya waktu pelaksanaan yang harus rampung dalam waktu 200 (Dua ratus) Hari Kalender, maka penerapan K3 dan SOP harus diterapkan dan dilaksanakan. Keselamatan kerja bersasaran di segala tempat kerja, baik di lokasi maupun sekitar pembangunan gedung Gedung CPDP Wilayah Kabupaten Kuningan. Tempat-tempat demikian tersebar pada segenap kegiatan item pekerjaan yang sedang/ akan di laksanakan di lapangan. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja mengingat resiko bahanya adalah penerapan teknologi, terutama alat berteknologiyang lebih maju dan mutakhir dalam pengerjaannya.Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja, keselamatan kerja adalah dari, oleh, untuk setiap tenaga kerja lapang meliputi : (PM, SM, Pelaksana Sipil, Pelaksana Arsitektur, Pelaksana Mekanikal, Pelaksana K3, Quality Control, Quantity Surveyor, Drafter/ Juru Gambar, Administrasi/ Keuangan dan Logistik) serta unsur lainnya yang terlibat (Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kuningan) dan juga masyarakat pada umumnya. Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmateril.Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material pada paket pekerjaan Pembangunan Gedung Gedung CPDP Wilayah Kabupaten Kuningan, diantaranya sebagai berikut:1.Baju kerja2.Helm3.Kaca mata4.Sarung tangan/ hand gloves5.Sepatu boot BootUnsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat non material adalah sebagai berikut:1.Buku petunjuk penggunaan alat2.Rambu-rambu dan isyarat bahaya3.Himbauan-himbauan4.Petugas keamananTujuan Keselamatan Kerja : Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja. Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan effisien. Menjamin proses produksi berjalan secara aman

2. Kesehatan KerjaKesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum. Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja tidak hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.

3. Keselamatan KerjaKeselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah sau faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun yang menginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat bergantung pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:a.Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.b.Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.c.Teliti dalam bekerjad.Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.Keselamatan yang bertalian dengan mesin, tools, alat kerja, bahan dan proses pengerjaannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Sasaran Segala tempat kerja:Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya sumber-sumber bahaya.Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh :1.Mesin2.Alat angkutan3.Peralatan kerja yang lain4.Bahan kimia5.Lingkungan kerja6.Penyebab yang lain

Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja1.Kerugian Langsung : Penderitaan pribadi, rasa kehilangan dari anggota keluarga korban2.Kerugian Tak langsung (tersembunyi) : Kerusakan mesin dan peralatan, terganggunya produksi, terganggunya waktu kerja karyawan dll.Sebab-sebab kecelakaan1.Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts)2.Keadaan- keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions)Faktor utama:1. Peralatan teknis2. Lingkungan kerja3. Pekerja80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia Suatu pendapat : Langsung atau tidak langsung semua kecelakaan disebabkan oleh semua manusia yang terlibat dalam suatu kegiatan.

Teori penyebab kecelakaan yang pernah diajukan1. Teori kemungkinan murni (pure changetheory)2. Teori kecenderungan untuk celaka (Accident prone theory) tidak dapat menjelaskan asal usul penyebab sesungguhnya kecelakaan

TUJUAN KESEHATAN, KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA

Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja bertujuan untuk menjamin kesempurnaan atau kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya. Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah sebagaai berikut :1.Memelihara lingkungan kerja yang sehat.2.Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja.3.Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja.4.Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.5.Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan6.Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak aman dan atau tidak sehat. Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Adapun yang menjadi tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.Dalam hubungan kondisi-kondisi dan situasi di Indonesia, keselamatan kerja dinilai seperti berikut :1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja, kecelakaan selain menjadi sebab hambatan-hambatan langsung juga merupakan kerugian-kerugian secara tidak langsung, yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses kerja di lapangan untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja dan lain-lain. Biaya-biaya sebagai akibat kecelakaan kerja, baik langsung ataupun tidak langsung, cukup bahkan kadang-kadang terlampau besar sehingga bila diperhitungkan secara nasional hal itu merupakan kehilangan yang berjumlah besar.2. Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang masuk atas dasar wajib lapor kecelakaan dan data kompensasinya, dewasa ini seolah-olah relatif rendah dibandingkan dengan banyaknya jam kerja tenaga kerja.3. Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan pada berbagai sektor kegiatan ekonomi jelas dapat diobservasi, menurut observasi, angka frekuensi untuk kecelakaan-kecelakaan ringan yang tidak menyebabkan hilangnya hari kerja tetapi hanya jam kerja masih terlalu tinggi. Padahal dengan hilangnya satu atau dua jam sehari mengakibatkan kehilangan jam kerja yang besar secara keseluruhan.4. Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap kecelakaan ada faktor penyebabnya, sebab-sebab tersebut bersumber kepada alat-alat mekanik dan lingkungan serta kepada manusianya sendiri. Untuk mencegah kecelakaan, penyebab-penyebab ini harus dihilangkan.5. 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia, maka dari itu usaha-usaha keelamatan selain ditujukan kepada teknik mekanik juga harus memperhatikan secara khusus aspek manusiawi. Dalam hubungan ini, pendidikan dan penggairahan keselamatan kerja kepada tenaga kerja merupakan sarana yang sangat penting.6. Sekalipun upaya-upaya pencegahan telah maksimal, kecelakaan masih mungkin terjadi dan dalam hal ini adalah besar peranan kompensasi kecelakaan sebagai suatu segi jaminan sosial untuk meringankan bebab penderita.Undang-undang Keselamatan KerjaUU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja di segala macam tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI.Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14 tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Ini berarti setiap warga negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkan kecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari pembangunan. Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja. Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah: 1.Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan.2.Adanya tenaga kerja, dan3.Ada bahaya di tempat kerja.

UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini, diharapkan kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang membedakan dengan undang-undang yang berlaku sebelumnya. UUKK bertujuan untuk mencegah, mengurangi dan menjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja untuk mendapatkan perlindungan, sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien, dan proses produksi berjalan lancar.

Memahami Prosedur yang Berkaitan dengan KeamananProsedur yang berkaitan dengan keamanan (SOP, Standards Operation Procedure) wajib dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah penggunaan peralatan kesalamatan kerja. Fungsi utama dari peralatan keselamatan kerja adalah melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan mencegah akibat lebih lanjut dari kecelakaan kerja. Pedoman kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Pedoman itu antara lain:a.Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja.b.Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannyac.Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial para pekerja.Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai oleh tenaga kerja adalah helm, masker, kacamata, atau alat perlindungan telinga tergantung pada profesinya.

Alat-alat pelindung badanPada waktu melaksanakan pekerjaan, badan kita harus benar-benar terlindung dari kemungkinan terjadinya kecelakaan. Untuk melindungi diri dari resiko yang ditimbulkan akibat kecelakaan, maka badan kita perlu menggunakan ala-alat pelindung ketika melaksanakan suatu pekerjaan.Berikut ini akan diuraikan beberapa alat pelindung yang biasa dipakai dalam melakukan pekerjaan listrik dan elektronika.Pakaian kerjaPemilihan dan pemakaian pakaian kerja dilakukan berdasarkan ketentuan berikut. Pemakaian pakaian mempertimbangkan bahaya yang mungkin dialami Pakaian longgar, sobek, dasi, dan arloji tidak boleh dipakai di dekat bagian mesin Jika kegiatan produksi berhubungan dengn bahaya peledakan/ kebakaran maka harus memakai pakaian yang terbuat dari seluloid. Baju lengan pendek lebih baik daripada baju lengan panjang. Benda tajam atau runcing tidak boleh dibawa dalam kantong. Tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan debu, tidak boleh memakai pakaian berkantong atau mempunyai lipatan.Teori: Hukum Keselamatan dan Kesehatan KerjaKeselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, kontraktor, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh kontraktor. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) kontraktor, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.Bagaimana K3 dalam perspektif hukum? Ada tiga aspek utama hukum K3 yaitu norma keselamatan, kesehatan kerja, dan kerja nyata. Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diduga yang disebabkan oleh kelalaian kerja serta lingkungan kerja yang tidak kondusif. Konsep ini diharapkan mampu menihilkan kecelakaan kerja sehingga mencegah terjadinya cacat atau kematian terhadap pekerja, kemudian mencegah terjadinya kerusakan tempat dan peralatan kerja. Konsep ini juga mencegah pencemaran lingkungan hidup dan masyarakat sekitar tempat kerja.Norma kesehatan kerja diharapkan menjadi instrumen yang mampu menciptakan dan memelihara derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya.K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya kebisingan, pencahayaan (sinar), getaran, kelembaban udara, dan lain-lain yang dapat menyebabkan kerusakan pada alat pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru, kebutaan, kerusakan jaringan tubuh akibat sinar ultraviolet, kanker kulit, kemandulan, dan lain-lain. Norma kerja berkaitan dengan manajemen kontraktor. K3 dalam konteks ini berkaitan dengan masalah pengaturan jam kerja, shift, kerja wanita, tenaga kerja kaum muda, pengaturan jam lembur, analisis dan pengelolaan lingkungan hidup, dan lain-lain. Hal-hal tersebut mempunyai korelasi yang erat terhadap peristiwa kecelakaan kerja.Eksistensi K3 sebenarnya muncul bersamaan dengan revolusi industri di Eropa, terutama Inggris, Jerman dan Prancis serta revolusi industri di Amerika Serikat. Era ini ditandai adanya pergeseran besar-besaran dalam penggunaan mesin-mesin produksi menggantikan tenaga kerja manusia. Pekerja hanya berperan sebagai operator. Penggunaan mesin-mesin menghasilkan barang-barang dalam jumlah berlipat ganda dibandingkan dengan yang dikerjakan pekerja sebelumnya. Revolusi IndustriNamun, dampak penggunaan mesin-mesin adalah pengangguran serta risiko kecelakaan dalam lingkungan kerja. Ini dapat menyebabkan cacat fisik dan kematian bagi pekerja. Juga dapat menimbulkan kerugian material yang besar bagi kontraktor. Revolusi industri juga ditandai oleh semakin banyak ditemukan senyawa-senyawa kimia yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan fisik dan jiwa pekerja (occupational accident) serta masyarakat dan lingkungan hidup.Pada era ini kecelakaan kerja hanya dianggap sebagai kecelakaan atau resiko kerja (personal risk), bukan tanggung jawab kontraktor. Pandangan ini diperkuat dengan konsep common law defence (CLD) yang terdiri atas contributing negligence (kontribusi kelalaian), fellow servant rule (ketentuan kepegawaian), dan risk assumption (asumsi resiko) (Tono, Muhammad: 2002). Kemudian konsep ini berkembang menjadi employers liability yaitu K3 menjadi tanggung jawab pengusaha, pekerja, dan masyarakat umum yang berada di luar lingkungan kerja. Dalam konteks proyek, kesadaran K3 merupakan produk hukum yang memberikan perlindungan bagi keselamatan dan kesehatan kerja yang diatur secara terpisah berdasarkan masing-masing sektor ekonomi. Beberapa di antaranya yang menyangkut sektor perhubungan yang mengatur lalu lintas perketaapian seperti tertuang dalam (Peraturan umum tentang pendirian dan kontraktor), dan sebagainya. Kepedulian Tinggi K3 menjadi isu strategis dan menjadi bagian dari masalah bersama. K3 baru menjadi perhatian utama searah dengan semakin ramainya pengadopsian teknologi industri nasional (manufaktur). Perkembangan tersebut mendorong pemerintah melakukan regulasi dalam bidang ketenagakerjaan, termasuk pengaturan masalah K3. Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja tidak menyatakan secara eksplisit konsep K3 yang dikelompokkan sebagai norma kerja.Setiap tempat kerja atau kontraktor harus melaksanakan program K3. Tempat kerja dimaksud berdimensi sangat luas mencakup segala tempat kerja, baik di areal pekerjaan.Persaingan global tidak hanya sebatas kualitas barang tetapi juga mencakup kualitas pelayanan dan jasa. Banyak kontraktor multinasional hanya mau berinvestasi di suatu negara jika negara bersangkutan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan hidup. Juga kepekaan terhadap kaum pekerja. Karena itu bukan mustahil jika ada kontraktor yang peduli terhadap K3, menempatkan ini pada urutan pertama sebagai syarat investasi.

KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA (K3)Sistem keamanan dan keselamatan kerja terhadap keseluruhan personil baik Pengawas, Pelaksana dan juga pekerja terutama yang ada di dalam lingkungan pekerjaan menjadi hal yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian.Untuk mencegah terjadinya kecelakaan antara lain mengadakan sosialisasi K3, memasang rambu-rambu peringatan agar bekerja hati-hati dan pemakaian alat-alat pengamanan untuk keselamatan kerja dan perlindungan terhadap pekerjaan itu sendiri. Untuk melayani apabila terjadi kecelakaan kecil disediakan kotak/almari P3K mengadakan kerja-sama dengan Puskesmas terdekat. Apabila Puskesmas tidak mampu akan dirujuk ke Rumah Sakit terdekat.Seluruh tenaga kerja yang bekerja pada proyek ini akan diikut sertakan dalam program BPJS ataupun Jamsostek.Secara umum dapat diartikan tujuan penerapan K3 di proyek adalah agar tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident)Program keselamatan dan kesehatan kerja pada Proyek meliputi : Kondisi lingkungan lengkap dengan perencanaan site. Struktur organisasi K3 Pokok-pokok perhatian K3 Identifikasi resiko kecelakaan dan pencegahan Identifikasi kondisi dan alat yang dapat menimbulkan potensi bahaya. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Daftar Instansi terkait. Kondisi Lingkungan dan Perencanaan Site. Pengaturan jalan mobilitas bahan, tenaga dan alat. Lokasi penyimpanan bahan/material. Lokasi fabrikasi Direksi keet Barak kerja.

Struktur Organisasi Unit K3 : Ketua Unit K3: Kepala Proyek (PM, SM) Sekretaris: Ahli Teknik Struktur dan Arsitektur Bendahara : Administrasi dan Keuangan Pelaksana K3: Para Pelaksana Lapang Anggota : Seluruh personil proyek

Pokok-pokok perhatian K3 : Kecelakaan kerja akibat dri penggunaan :1.Alat / Mesin2.Tahapan/metode pelaksanaan.Penyakit akibat kerja :1.Suara dan asap pengguna alat2.Penggunaan bahan kimia berbahaya Pemaparan terhadap kondisi lingkungan. Pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ) Usaha-usaha penyelamatanIdentifikasi resiko kecelakaan dan pencegahan :Jatuh : Menggunakan sabuk pengaman, Pemasangan jaring pengaman, Penggunaan scaffolding yang benar, Pemasangan pagar pengaman, Pemasangan rambu/ tanda.Kejatuhan : Pemakaian helm pengaman, Pemasangan jaring pengaman, Pemasangan rambu/ tandaLuka : Pemakaian sarung tangan/ hand gloves, sepatu bootSakit mata : Pemakaian kacamata.

Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan : Pemasangan poster/himbauan tentang K3 Penggunaan alat keselamatan kerja yang memadai (helm, sarung tangan/ hand gloves, sepatu boot dll) Pemberian rambu-rambu petunjuk dan larangan. Pemasangan pagar pengaman di antara lantai dan tangga Briffing setiap pagi kepada Mandor dan Sub yang terlibat. Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai Penempatan material/bahan yang sensitive/berbahaya dengan benar Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai Perlu mendapat perhatian terhadap alat yang menimbulkan suara bising, asap dan residu lainnya. Penyediaaan alat pemadam kebakaran Penempatan Satpam Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat.

Pemeliharaan Kesehatan : Penyediaan air bersih Pembuatan sarana MCK yang memadai Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi kerja Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat

Instansi terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja : Depnakertrans Kepolisian Pemda Puskesmas/Dokter Perlindungan BPJS Pelatihan K3 Pada umumnya program pelatihan K3 mencakup : Kebijakan K3 Kontraktor Cara bagaimana K3 dapat diorganisir di tempat kerja Prosedur K3 dalam Kontraktor Pengendalian bahaya dan resiko Undang-undang K3 Prosedur keadaan daruratProgram pelatihan K3 perlu mencakup beberapa kelompok sasaran, diantaranya : Manajemen senior Manajer/supervisor Karyawan Orang yang mempunyai tanggung jawab penuh Operator Pengunjung lokal/tamu

Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3, meliputi :1. Pemasangan bendera K3, bendera kontraktor dan Rambu-rambu K3.2. Pemasangan sign board K3 berupa slogan-slogan yang mengingatkan akan perlunya bekerja dengan selamat, gambar-gambar atau pamflet tentang bahaya/ kecelakaan yang mungkin terjadi di lokasi pekerjaan. Slogan maupun pamflet dapat dipasang di kantor proyek/ direksi keet dan lokasi pekerjaan berlangsung.

Kegiatan K3, meliputi :Kelengkapan administrasi1.Pendaftaran proyek ke BPJS setempatPihak pelaksana proyek wajib melapor dan mendaftar ke BPJS setempat, karena BPJS adalah instansi pemerintah yang berwenang dan bertanggung jawab menangani K32.Pendaftaran dan pembayaran BPJSSesuai dengan ketentuan Negara, kontraktor/proyek yang mempekerjakan tenaga kerja lebih dari 10 orang, wajib melindungi pekerja melalui BPJS.3.Pendaftaran dan pembayaran asuransi lainnya, bila diperlukan.4.Izin dari pihak yang terkait tentang penggunaan jalan dan jembatanUntuk beberapa proyek kadang perlu alat berat yang harus didatangkan dan bila keadaan jalan/jembatan relatif kecil, perlu izin pihak terkait.5.Keterangan laik pakai untuk penggunaan alat berat/ringan yang memerlukan rekomendasi dari Depnaker atau instansi yang berwenang. 6.Peralatan proyek yang menyangkut keselamatan umum pada saat pengoperasian harus dimonitor pemakaiannya oleh instansi pemerintah yang berwenang.7.Pemberitahuan kepada pemerintah/ lingkungan setempat perihal laporan tentang keberadaan/kegiatan proyek.

Pengawasan Pelaksanaan K3 meliputi :1.Safety Patrol : Suatu team yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang melaksanakan patroli selama pekerjaan di proyek berlangsung (tergantung lingkup proyek). Dalam patroli masing-masing anggota safety patrol mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan/yang mempunyai resiko kecelakaan. Ketentuan/tolok ukurnya adalah : Safety Plan, Panduan pelaksanaan K3 dan hal-hal yang secara teknis mengandung resiko.2.Safety Supervisor : Petugas yang ditunjuk oleh Manager Proyek (PM) yang secara terus menerus mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi K3 : Safety Supervisor berwenang menegur dan memberikan instruksi langsung terhadap para pelaksana di lapangan.3.Safety Meeting : Rapat membahas hasil/laporan dari safety patrol maupun hasil/laporan dari safety supervisor. Yang paling utama dalam safety meeting adalah perbaikan atas pelaksanaan kerja yang tidak sesuai K3 dan perbaikan system kerja untuk mencegah penyimpangan tidak terulang kembali.4.Pelaporan dan Penanganan Kecelakaan : Pelaporan dan Penanganan kecelakaan terdiri dari kecelakaan ringan, kecelakaan berat, kecelakaan dengan korban meninggal dan kecelakaan peralatan berat.

Perlengkapan Diri (APD)a. Helmet: Alluminium, Standard (CIC)b. Sepatu boot lapangan : kulit, karet, Bootc. Jas hujand. Masker lase. Kaca mata lasf. Sabuk pengamang. Tali pengamanh. Masker hidungi. Penutup telingaj. Sarung tangan/ hand glovesk. Handy Talkyl. Senterm. Tas Pinggangn. Kartu pengenal.

Perlengkapan K3a. Tandu Orangb. Alat pemadam kebakaran sederhanac. Rambu-rambu petunjukd. Spanduk K3e. MCKf. Pompa airg. Musholah. Bedeng pekerjai. Ruang Klinikj. P3Kk. Papan pengumuman

Manajemen Pelaksanaan K3L dalam Pelaksanaan di ProyekKontraktor Jasa Konstruksi dalam melaksanakan pekerjaannya banyak menyerap tenaga kerja, baik yang mempunyai kemampuan dan keahlian cukup maupun yang terbatas. Kegiatan jasa konstruksi melibatkan banyak tenaga kerja, peralatan konstruksi, mesin-mesin, bahan bangunan dan menerapkan berbagai macam teknologi. Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi sering terjadi berbagai macam masalah seperti robohnya perancah, tenaga kerja jatuh dari ketinggian, terkena aliran listrik dan kecelakaan kerja lainnya. Untuk itu disusun Standart K3L bagi sektor jasa konstruksi yang ditujukan agar ditempat kerja tidak terjadi kerugian, gangguan ataupun kecelakaan, menjaga keselamatan, kesehatan, sehingga pekerja dapat melakukan pekerjaan merasa aman terhadap bahaya.Syarat-syarat Manajemen K3L yang akan diterapkan di proyek antara lain sebagai berikut :a. Memberi pengarahan langsung kepada tenaga kerja setiap melaksanakan kegiatan guna mencegah dan mengurangi kecelakaan.b. Memberi pertolongan pertama pada kecelakaanc. Membekali peralatan keamanan pada para pekerja pada saat melaksanakan pekerjaand. Mencegah dan mengurangi timbulnya penyakit dengan menjaga kebersihan setiap pekerja.e. Memberikan fasilitas yang mencukupi dalam melaksanakan pekerjaan seperti lampu penerangan, ataupun peralatan lain yang dibutuhkan.f. Memelihara kesehatan dengan mengadakan pemeriksaan berkala dari ahli dalam bidang kesehatan.g. Memperoleh keserasian antara kondisi lingkungan setempat dengan keberadaan tenaga kerja, peralatan kerja dan proses dan metode kerja.h. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada para pekerja yang sedang bekerja.i. Menyediakan fasilitas MCK yang mencukupi bagi pekerja.j. Menyediakan obat-obatan di proyek.

SOP-JSA STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

Dalam merancang suatu Standard Operating Procedure (SOP), diperlukan suatu pemahaman tentang defenisi dari SOP tersebut, fungsi dan tujuan SOP, Manfaat SOP, maupun bentuk dan cara pembuatan SOP. Berikut penjelasan dari hall-hal yang di sebut di atas :

Defenisi Standard Operating Procedure

1.Ada banyak defenisi tentang Standard Operating Procedure (SOP) adalah suatu panduan yang menjelaskan secara terperinci bagaimana suatu proses harus dilaksanakan.2.Standard Operating Procedure (SOP) adalah serangkaian instruksi yang mengambarkan pendokumentasian dari kegiatan yang dilakukan secara berulang pada sebuah organisasi.3.Standard Operating Procedure (SOP) adalah sebuah panduan yang dikemukakan secara jelas tentang apa yang diharapkan dan diisyaratkan dari semua karyawan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.4.Standard Operating Procedure (SOP) adalah serangkaian instruksi yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah.

Fungsi Dan Tujuan Standard Operating Procedure

Fungsi Dan Tujuan Standard Operating Procedure (SOP) adalah untuk mendefenisikan semua konsep dan teknik yang penting serta persyaratan dibutuhkan, yang ada dalam setiap kegiatan yang dituangkan ke dalam suatu bentuk yang langsung dapat digunakan oleh karyawan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari.SOP yang dibuat harus menyertakan langkah kegiatan yang harus dijalankan oleh semua karyawan dengan cara yang sama. Oleh sebab itu, SOP dibuat dengan tujuan memberikan kemudahan dan menyamakan presepsi semua orang yang berkepentingan sehingga dapat lebih dipahami dan dimengerti.

Manfaat Standard Operating Procedure

Standard Operating Procedure (SOP) dibuat dengan maksud dan tujun tertentu, sehingga memberikan manfaat bagi pihak yang bersangkutan. Berikut beberapa manfaat dari SOP : Menjelaskan secara detail semua kegiatan dari proses yang dijalankan. Standarisasi semua aktifitas yang dilakukan pihak yang bersangkutan. Membantu untuk menyederhanakan semua syarat yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Dapat mengurangi waktu pelatihan karena kerangka kerja sudah distandarkan. Membantu menganalisa proses yang berlangsung dan memberikan feedback bagi pengembangan SOP. Dapat meningkatkan konsistensi pekerjaan karena sudah ada arah yang jelas. Dapat meningkatkan komunikasi antar pihak-pihak yang terkait, terutama pekerja dengan pihak manajemen.Bentuk Dan Cara Pembuatan Standard Operating Procedure

Bentuk Standard Operating ProcedureTujuan utama dari pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) adalah memberikan kemudahan bagi para orang yang berkepentingan dalam membacanya, sehingga orang tersebut dapat mengerti dan dapat menjalankan prosedurnya dengan benar. Oleh sebab itu diperlukan suatu pertimbangan untuk dapat menentukan bentuk SOP yang digunakan, yaitu jumlah keputusan yang akan diambil dan jumlah langkah yang akan dilakukan dalam suatu proses. Berikut macam-macam bentuk SOP yang dapat dipilih untuk digunakan :1.Simple StepsBentuk SOP ini dipakai untuk prosedur rutin yang singkat dan tidak terlalu membutuhkan banyak keputusan.2.Hierarchical StepsBentuk ini dipakai untuk prosedur yang cukup panjang (lebih dari 10 langkah) tetapi tidak memerlukan banyak keputusan.Bentuk ini memudahkan orang yang sudah berpengalaman karena bagian dari masing-masing langkah dijelaskan secara terperinci. Sedangkan untuk orang baru, dapat memudahkan untuk mempelajari prosedur tersebut.3.Graphic ProceduresBentuk ini dipakai untuk prosedur yang cukup panjang (lebih dari 10 langkah) tetapi ini tidak memerlukan banyak keputusan, sama seperti Hierarchical Steps.Grafik dapat membantu menyederhanakan suatu proses dari bentuk yang panjang menjadi bentuk yang singkat. Gambar ataupun diagram juga dapat digunakan untuk mengilustrasikan apa yang menjadi tujuan dari suatu prosedur.4.FlowchartFlowchart merupakan grafik sederhana yang menjelaskan langkah-langkah prosedur dalam pembuatan suatu keputusan. Bentuk flowchart digunakan untuk prosedur yang memiliki banyak keputusan. Dalam pembuatan SOP bentuk flowchart ini diperlukan simbol-simbol yang dapat membantu menjelaskan setiap langkah. Berikut simbol-simbol yang di gunakan.

Tabel : Bentuk dan kriteria SOP

Banyak Keputusan ?Lebih dari 10 langkahBentuk SOP

TidakTidakSimple Steps

TidakYaHierarchical atau Graphic

YaTidakFlowchart

YaYaFlowchart

Selain bentuk SOP, ada hal-hal yang juga penting untuk disertakan dalam pembuatannya, yaitu judul harus jelas dan dapat menggambarkan apa yang menjadi tujuan dari prosedur tersebut, nama orang atau unit yang bertanggung jawab terhadap prosedur tersebut, tanggal berlakunya prosedur ataupun hasil revisinya.

Penulisan Standard Operating Procedure

Standard Operating Procedure (SOP) dapat dikaitkan baik jika semua yang tertulis didalamnya dapat dibaca dan dimengerti oleh setiap orang yang menggunakannya. Oleh sebab itu diperlukan suatu cara yang benar dalam pembuatan Standard Operating Procedure. Berikut cara efektif dalam membuat Standard Operation Procedure :1.Menuliskan setiap tahapan proses pada suatu prosedur dalam kalimat yang pendek. Kalimat yang panjang lebih susah dimengerti.2.Menuliskan setiap tahapan proses pada suatu prosedur dalam bentuk kalimat perintah. Kalimat perintah menunjukan langsung apa yang harus dilakukan.3.Mengkomunikasikan dengan jelas setiap kata yang digunakan pada suatu prosedur.4.Menggunakan istilah-istilah atau singkatan yang memang sudah umum digunakan dalam kegiatan sehari-hari.Pembuatan Standard Operating Procedure harus dengan format yang konsisten, sehingga pihak yang menggunakan menjadi terbiasa dan mudah.

Memahami Standard Operating Procedure yang dimaksud. Berikut susunan isi Standard Operating Procedure :1.Lembar Data Dokumen (Document Data Sheet).Berisi tentang semua informasi yang mewakili dokumen itu sendiri, antara lain nama dokumen, siapa yang membuat, kapan dokumen disetujui, siapa yang menyetujui, ringkasan dar isi dokumen, dll.2.Tujuan dan Ruang Lingkup.Berisi tentang penjelasan tujuan dibuatnya prosedur dan alasan mengapa prosedur tersebut dibutuhkan serta penjelasan batasan-batasan dan area pembahasan prosedur yang dibuat.3.ProsedurProsedur merupakan bagian utama dari dokumen. Prosedur yang dibuat merupakan gambaran dari suatu proses yang menjelaskan dalam detail setiap urutan prosesnya. Form yang digunakan pada suatu proses juga dijelaskan.4.Tugas dan Tanggung JawabBerisi tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terkait dalam suatu proses.

Pelaksanaan Standard Operating Procedure

Ada tujuh tahapan atau langkah yang dapat digunakan untuk membuat suatu prosedur yang baik dan memaksimalkan semua potensi yang ada, antara lain sebagai berikut :1.Menentukan tujuan yang ingin dicapai.Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan tujuan yang ingin dicapai. Suatu prosedur akan berjalan dengan baik apabila dirancang dengan tujuan yang spesifik yang ingin dicapai. Selanjutnya menentukan tujuan akhir oleh kontraktor melalui manajemen yang baik dengan SOP yang sudah dibuat.2.Membuat rancangan awalSetelah tujuan selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk SOP yang akan digunakan. Jika bentuk awalnya adalah flowchart, langkah awalnya adalah menentukan point utama yang menjadi pokok permasalahan. Selanjutnya, menentukan keputusan tentang apa yang dibutuhkan oleh pekerja untuk dilakukan dan tindakan penanganannya.Dalam membuat rancangan awal disarankan tidak membuat secara detail, sampai didapatkan prosedur yang benar-benar sesuai dengan kenyataan.3.Melakukan evaluasi internalSetelah prosedur selesai dibuat, lakukan evaluasi dengan cara menyerahkan prosedur kepada orang-orang yang bersangkutan. Dengan menyerahkan tersebut diharapkan dapat menerima saran-saran perbaikan sehingga dapat dilakukan perbaikan supaya menjadi dipahami dan lebih akurat.

4.Melakukan evaluasi eksternalHal yang paling penting dalam melakukan evaluasi eksternal adalah keberadaan tim penasehat yang berasal dari kontraktor. Tim penasehat tersebut akan menilai dan mengevaluasi secara murni berdasarkan ilmu yang dimiliki dan hasil perbandingan dengan kontraktor lain yang sejenis.5.Melakukan uji cobaSatu-satunya cara untuk mengetahui prosedur yang dibuat sudah efektif yaitu dengan mencoba menjalankan langsung prosedur tersebut. Setelah dijalankan langsung, maka akan diketahui apakah ada langkah-langkah pada prosedur yang tidak benar dan tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.6.Menempatkan Prosedur pada unit terkaitSetelah dilakukan uji coba, SOP diletakan pada bagian atau unit yang terkait. Peletakan SOP sebaiknya pada tempat yang memungkinkan setiap orang yang berkepentingan dapat melihat dengan mudah. Jika memungkinkan, prosedur dicetak dalam ukuran yang besar sehingga para operator dapat dengan mudah melihat dan membacanya.7.Menjalankan Prosedur yang sudah dibuatLangkah terakhir yang harus dilakukan dalam pembuatan SOP adalah menjalankan prosedur yang sudah dibuat sesuai dengan rancangan yang sudah dibuat. Pastikan semua pihak bersangkutan mengerti mengapa pelaksanaan SOP harus benar-benar dijalankan.Konsep Work Instruction (WI)

Work Instruction (WI) menyediakan seluruh yang dibutuhkan secara detail untuk melakukan pekerjaan yang spesifik dengan benar dan sesuai standar yang baku. Work Instruction (WI) menunjukan bagaimana organisasi menghasilkan suatu produk atau menyediakan pelayanan dan system control untuk meningkatkan system kualitas dari produk tersebut agar sesuai dengan standar. Work Instruction (WI) merupakan bagian dari Standard Operating Procedure (SOP). Pembuatan Work Instruction (WI)harus jelas, akurat, dan selalu didokumentasikan serta tidak boleh mengandung penjelasan yang meragukan. WI harus menggambarkan kenapa WI tersebut dibuat, kapan harus selesai, apa yang harus dikerjakan, perlengkapan apa saja yang akan dipakai, dan kriteria apa saja yang harus dipenuhi. Penyusunan WI membuat berbagai komponen didalamnya, yaitu sebagai berikut :1.Lembar Data Dokumen (Document Data Sheet).Berisi tentang semua informasi yang mewakili dokumen itu sendiri, antara lain nama dokumen, siapa yang membuat, kapan dokumen disetujui, siapa yang menyetujui, ringkasan dari isi dokumen, dll.

2.Tujuan dan Ruang Lingkup.Berisi tentang penjelasan tujuan dibuatnya dokumen dan alas an mengapa dokumen tersebut dibutuhkan serta penjelasan batasan-batasan dan area pembahasan prosedur yang dibuat.3.ProsedurProsedur merupakan bagian utama dari dokumen. Prosedur yang dibuat merupakan gambaran dari suatu proses yang menjelaskan dengan detail setiap urutan prosesnya. Form yang digunakan pada suatu proses juga dijelaskan.

JOB SAFETY ANALYSISSalah satu cara untuk mencegah kecelakaan di tempat kerja adalah dengan menetapkan dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua pekerja untuk menerapkan metode kerja yang efisien dan aman. Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan salah satu keuntungan dari menerapkan Job Safety Analysis (JSA) yang meliputi mempelajari dan membuat laporan setiap langkah pekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau potensi (baik kesehatan maupun keselamatan), dan menentukan jalan terbaik untuk mengurangi dan mengeliminasi bahaya ini. JSA digunakan untuk meninjau metode kerja dan menemukan bahaya di areal/ lokasi proyek:1. Mungkin diabaikan dalam layout kerja atau bangunan dan dalam desain permesinan, peralatan, perkakas, stasiun kerja dan proses.2. Memberikan perubahan dalam prosedur kerja atau personel.3. Mungkin dikembangkan setelah produksi dimulai.Pengertian Job Safety Analysis

JSA merupakan identifikasi sistematik dari bahaya potensial di tempat kerja yang dapat diidentifikasi, dianalisa dan direkam. Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan JSA :1. Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah dari pekerjaan yang berpotensi untuk menyebabkan bahaya serius.2. Menentukan bagaimana untuk mengontrol bahaya.3. Membuat perkakas tertulis yang dapat digunakan untuk melatih staf lainnya.4. Bertemu dengan pelatih OSHA untuk mengembangkan prosedur dan aturan kerja yang spesifik untuk setiap pekerjaan.Keuntungan dari melaksanakan JSA adalah :1. Memberikan pelatihan individu dalam hal keselamatan dan prosedur kerja efisien.2. Membuat kontak keselamatan pekerja.3. Mempersiapkan observasi keselamatan yang terencana.4. Mempercayakan pekerjaan ke pekerja baru.5. Memberikan instruksi pre-job untuk pekerjaan luar biasa.6. Meninjau prosedur kerja setelah kecelakaan terjadi.7. Mempelajari pekerjaan untuk peningkatan yang memungkinkan dalam metode kerja.8. Mengidentifikasi usaha perlindungan yang dibutuhkan di tempat kerja.9. Supervisor dapat belajar mengenai pekerjaan yang mereka pimpin.10. Partisipasi pekerja dalam hal keselamatan di tempat kerja.11. Mengurangi absent.12. Biaya kompensasi pekerja menjadi lebih rendah.13. Meningkatkan produktivitas.14. Adanya sikap positif terhadap keselamatan.Mengembangkan Sebuah JSAa. Memilih PekerjaanPekerjaan dengan sejarah kecelakaan yang buruk mempunyai prioritas dan harus dianalisa terlebih dulu. Dalam memilih pekerjaan yang akan dianalisa, supervisor sebuah departemen harus memenuhi faktor berikut ini : frekuensi kecelakaan.Sebuah pekerjaan yang sering kali terulang kecelakaan merupakan prioritas utama dalam JSA. Tingkat cedera yang menyebabkan cacat.Setiap pekerjaan yang menyebabkan cacat harus dimasukan ke dalam JSA. kekerasan potensiBeberapa pekerjaan mungkin tidak mempunyai sejarah kecelakaan namun mungkin berpotensi untuk menimbulkan bahaya. Pekerjaan baruJSA untuk setiap pekerjaan baru harus dibuat sebisa mungkin. Analisa tidak boleh ditunda hingga kecelakaan atau hamper terjadi kecelakaan. mendekati bahaya Pekerjaan yang sering hampir terjadi bahaya harus menjadi prioritas JSA.b. Membagi PekerjaanUntuk membagi pekerjaan, pilihlah pekerja yang benar untuk melakukan observasi. Pilihlah pekerja yang berpengalaman, mampu dan kooperatif sehingga mampu berbagi ide. Jelaskan tujuan dan keuntungan dari JSA kepada pekerja.Observasi performa pekerja terhadap pekerjaan dan tulis langkah dasar JSA. Rekaman video pekerjaan dapat digunakan untuk peninjauan di masa mendatang. Pertanyakan langkah awal pekerjaan dilanjutkan langkah selanjutnya dan seterusnya.c. Identifikasi Bahaya dan Potensi Kecelakaan KerjaTahap berikutnya untuk mengembangkan JSA adalah identifikasi semua bahaya termasuk dalam setiap langkah. Identifikasi semua bahaya baik yang diproduksi oleh lingkungan dan yang berhubungan dngan prosedur kerja.Tanyakan pada diri masing-masing pertanyaan berikut untuk setiap tahap:1. adakah bahaya mogok, akan mogok atau kontak yang berbahaya dengan objek pekerjaan?2. Dapatkah pekerja memegang objek dengan aman?3. Dapatkah gerakan mendorong, menarik, mengangkat, menekuk atau memutar yang dilakukan menyebabkan ketegangan?4. Adakah potensi tergelincir atau tersandung?5. Adakah bahaya jatuh ketika pekerja berada di tempat tinggi?6. Dapatkah pekerja mencegah bahaya saat kontak dengan sumber listrik dan kontak putus?7. Apakah lingkungan berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan? Adakah konsentrasi gas beracun, asap, kabut, uap, debu, panas atau radiasi?8. Adakah bahaya ledakan?d. Mengembangkan SolusiLangkah terakhir dalam JSA adalah mengembangkan prosedur kerja yang aman untuk mencegah kejadian atau potensi kecelakaan. Beberapa solusi yang mungkin dapat diterapkan:1. Menemukan cara baru untuk suatu pekerjaan2. Mengubah kondisi fisik yang menimbulkan bahaya.3. Mengubah prosedur kerja,4. Mengurangi frekuensi pekerjaan.Poin utama/ kesimpulan dari job safety analysis adalah : mencegah kecelakaan dengan antisipasi dan eliminasi serta mengontrol bahaya yang ada. PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K)

2. PERENCANAAN1) Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko BahayaBerbagai masalah dapat terjadi khususnya di lapangan, maka harus di identifikasi dan dikendalikan resiko kecelakaan menjadi zero accident.NoJenis/ Type PekerjaanIdentitas Jenis Bahaya Dan Resiko K3Pengendalian Risiko K3

1galian, buangan dan urugan tanah untuk lantai semi basement, ground tank tertimbun longsor -luka berat terjatuh ke lubang galian -luka berat kecelakaan akibat metode pemasangan patok-luka sedang kecelakaan sewaktu menggali galian-luka sedang kecelakaan dan gangguan kesehatan tenaga kerja akibat tempat kerja kurang memenuhi syarat-luka ringan/sedang

buat landasan turap penahan tanah yang kuat buat turap sederhana pemasangan patok harus benar dan sesuai dengan syarat menggunakan peralatan pengamanan sewaktu bekerja menggali berkoordinasi bila akan melakukan penggalian dan meminta alat bantu bila kondisi tidak memungkinkan, misal : alat penerangan, support tools, dll

2pengecoran pondasi, dpt, beton plat, sloof beton, ring balok, kolom, dinding plat, listplank, plat lantai beton (pekerjaan pembetonan) gangguan kesehatan atau gangguan fisik akibat pekerja tidak memakai perlengkapan kerja sesuai dengan persyaratan-luka ringan/sedang kecelakaan akibat concrete mixer (kena pipa concrete pump, adukan beton)-luka berat tertimpa adukan beton ketika alat sedang diangkat-luka ringan/sedang terjatuh dari tempat pengecoran-luka berat terluka akibat percikan adukan beton pada saat menuangkan beton dari concrete pump dan truk mixer-luka ringan/sedang terjadi gangguan pada mata, pendengaran akibat getaran vibrator dan debu-luka ringan/sedang kecelakaan akibat tertimpa robohnya cor beton-luka berat/kematian berkoordinasi mengenai jadwal pengecoran bila akan melakukan pengecoran dan meminta alat bantu bila kondisi tidak memungkinkan, misal : alat penerangan, support tools, dll pengarahan pekerja, tukang cor, dll. menyiapkan bahan & alat kerja check konstruksi dan fasilitas kerja (schafolding, support tolls, dll.) meminta izin kerja, bekerja di ketinggian semua pipa harus terhindar dari kebocoran adukan beton, serta pada waktu membersihkan pipa concrete pump dan truk mixer pekerja diharap menggunakan peralatan pengamanan sewaktu bekerja

penyangga pengaduk beton harus dilindungi oleh pagar pengamanan untuk mencegah para pekerja lewat dibawahnya ketika alat yang bersangkutan sedang diangkat dan operator mixer dilarang menurunkan penyangga sebelum para pekerja berada ditempat aman tindakan-tindakan pengamanan harus diambil untuk melindungi para pekerja

3pabrikasi besi untuk pekerjaan pembetonan bahaya akibat bahan dan peralatan yang digunakan tidak memenuhi syarat-luka berat bahaya akibat cara pengangkutan bahan besi kurang memenuhi syarat-luka ringan/sedang kecelakaan dalam pemotongan besi atau pembengkokan-luka sedang kecelakaan akibat pemasangan yang tidak menggunakan alat bantu di ketinggian-luka berat/kematian pengarahan pekerja, tukang besi, dalam mengoperasikan peralatan pembesian perlengkapan kerja (sarung tangan/ hand gloves, sepatu boot boot, rompi, helm) harus tersedia dan dipakai bila diperlukan untuk mengangkut besi chek kondisi alat (bar bender, bar cutter) chek jalur aliran listrik dan hindari terkena air perlindungan terhadap pekerja berupa penggunaan alat bantu ketinggian yang memadai dan memenuhi standar k3 (helm, sepatu boot boot, tali/ jaring pengaman dan schafolding)

4pekerjaan pasangan bekisting kecelakaan tertimpa bongkaran bekisting-luka berat terluka akibat sisa limbah paku, kayu tajam, dll-luka sedang penyimpanan sisa bongkaran yang tidak rapih dan membahayakan pekerja lapang-luka sedang kecelakaan akibat peralatan yang tidak memadai dalam pemasangan bekisting di ketinggian-luka berat/ kematian pengarahan pekerja, tukang bekisting, dll. membuang bahan matrial sisa yang tidak terpakai dan tetap menjaga kebersihan di areal tempat bekerja menyiapkan bahan & alat kerja standar k3 dan bila telah selesai simpan peralatan dan bahan sisa di tempat yang telah disediakan check konstruksi bekisting dan fasilitas kerja nya (schafolding, support tolls, dll.) serta meminta izin kerja, bila bekerja di ketinggian

5pekerjaan konstruksi rangka atap baja ringan kecelakaan akibat pengoperasian alat pemotong (bar cutter) pada saat memotong baja ringan-luka berat terluka akibat sisa limbah baja ringan sisa-sisa pemotongan baja, pecahan genting, baut, paku, matrial atap baja ringan yang tidak terpakai, dll-luka sedang kecelakaan terjatuh dari perancah pada saat melaksanakan pekerjaan pasangan baja ringan-luka berat/ kematian terluka pada saat melakukan pemasangan penutup atap-luka berat/ kematian pengecekan peralatan sebelum mulai pelaksanaan, pengarahan pekerja, tukang konstruksi rangka atap baja ringan, dll. membuang bahan matrial sisa yang tidak terpakai dan tetap menjaga kebersihan di areal tempat bekerja pemeriksaan pendukung kerja dan peralatan yang digunakan serta penggunaan peralatan pengaman kerja (helm, sepatu boot boot, tali/ jaring pengaman dan schafolding) perlindungan terhadap pekerja berupa penggunaan alat bantu ketinggian yang memadai dan memenuhi standar k3 (helm, sepatu boot boot, tali/ jaring pengaman dan schafolding)

6penggunaan aliran listrik bahaya akibat adanya arus pendek yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan-luka sedang bahaya akibat bangunan kantor dan fasilitasnya lainnya, misal : ada genangan air, bocor-luka sedang bahaya adanya kecerobohan pemasangan instalasi listrik, misal: kabel yang tidak memenuhi standar dan pemasangan yg tidak rapi-luka sedang pemeriksaan aliran listrik sebelum mulai pekerjaan, chek list instalasi listrik mengamankan jalur pemakain listrik dan segera memperbaiki kerusakan fasilitas kerja dari genangan ataupun kebocoran meminta ijin kerja yang berhubungan dengan listrik/ elektrikal dan pemenuhan standarisasi bahan elektrikal, seperti : kabel sni, saklar sni, lampu sni, dll

7mobilisasi dan demobilisasi alat, bahan matrial dan pekerja kecelakaan akibat tertimpa, terluka pada saat pengangkutan alat kerja/ bahan-luka berat/ kematian kecelakaan dan gangguan kesehatan pekerja akibat penyimpanan peralatan dan bahan atau material kurang memenuhi syarat-luka ringan/sedang kecelakaan atau gangguan kesehatan akibat kegiatan pembongkaran tempat kerja, instalasi listrik, peralatan dan perlengkapan, pembersihan dan pengembalian kondisi yang kurang baik-luka ringan/sedang pemakaian peralatan perlindungan kerja standar k3 (helm, sepatu boot boot, kaca mata, masker, sarung tangan/ hand gloves, tali/ jaring pengaman dan schafolding) pengangkutan dan penyimpanan (mob-demob alat terutama alat berat) bahan/ matrial harus sesuai dan memenuhi syarat standar k3, misal : tertutup, tidak lembab, bersih, dll. pembongkaran/ demobilisasi harus dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian terutama pada pembongkaran/ demobilisasi alat berat, bahan matrial alam agar tidak menggangu areal yang padat aktivitas pekerja, tertib terutama dalam pembongkaran jalur aliran listrik dan air

8kantor, lapangan dan fasilitasnya bahaya akibat polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan pekerjaan lapangan-luka ringan bahaya akibat bangunan kantor dan fasilitasnya lainnya roboh-luka berat/ kematian bahaya akibat terjadi genangan air/ terpeleset-luka ringan pencurian pada bangunan kantor dan fasilitas penunjang (gudang, workshop, barak dan bengkel)-luka ringan/sedang bahaya akibat kebakaran akibat kelalaian/ arus pendek di kantor atau di bangunan gudang, workshop, barak, kantor dan bengkel dan lainnya-luka berat/ kematian pembuatan fasilitas pembuangan/ tampungan limbah sementara hasil sisa produksi pekerjaan penyediaan bangunan kantor/ direksi keet harus benar -benar kokoh dan kuat sehingga berhindar dari bahaya bangunan runtuh/ roboh dibuatkan saluran pembuangan dan disediakan pompa air, sehingga air yang tergenang segera teratasi bangunan gudang, workshop, barak, kantor dan bengkel difasilitasi dengan alat pengaman seperti gembok dan atau memperkerjakan bagian security apabila memang dibutuhkan di tempat kerja harus tersedia pemadam kebakaran dan kebutuhan p3k yang memadai diseluruh gudang, workshop, barak, kantor dan bengkel

9fasilitas dan pelayanan pengujian logistik (gudang)

bahaya akibat bahan dan peralatan yang digunakan tidak memenuhi syarat-luka berat bahaya akibat cara pengangkutan bahan kurang memenuhi syarat-luka sedang/berat bahaya akibat penyimpanan kurang memenuhi syarat-luka ringan bahaya akibat pembuangan bahan dan material tidak terpakai kurang memenuhi syarat-luka ringan/ sedang pengecekan peralatan dan bahan sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, pengarahan pekerja, tukang pengangkutan bahan harus on schedule dan sesuai dengan beban lalu lintas pada jalan yang akan dilewati bahan dan material berbahaya harus disimpan tersendiri dan terlindung dengan baik pembuangan bahan atau material harus pada tempat yang telah ditetapkan, aman dan tidak mengganggu lalu lintas

10pekerjaan jalan sementara bahaya akibat bangunan jalan sementara rusak-luka ringan/sedang bahaya lalu lintas akibat jalan masuk ke lokasi pekerjaan tidak tersedia atau tersedia tetapi kurang memenuhi syarat-luka ringan bangunan jalan harus dibuat dengan struktur dan kekuatan memenuhi syarat pengaturan lalu lintas sementara dengan rambu-rambu k3

11pengaturan sementara untuk lalu lintas bahaya akibat tidak tersedia jalan masuk bagi penduduk di permukiman sepanjang dan yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan-luka sedang penyediaan jalan masuk sementara ke permukiman/ areal kerja yang aman dan nyaman serta memenuhi syarat struktur dan kekuatan

12pemeliharaan untuk keselamatan lalu lintas kecelakaan akibat bangunan sementara dan ramburambu rusak dan tidak berfungsi-luka ringan bahaya akibat bahan dan kotoran yang tidak terpakai berceceran sehingga lalu lintas tidak aman-luka ringan/ sedang bangunan sementara dan ramburambu harus terpelihara agar tetap aman dan dalam kondisi pelayanan yang memenuhi persyaratan pembersihan atas bahanbahan sisa/ kotoran yang tidak terpakai sisa pengangkutan

13pekerjaan pasangan bata, plesteran dan acian terjatuh pada pemasangan bata, plester atau acian dari ketinggian-luka berat kecelakaan akibat metode pemasangan bata yang salah-luka ringan/ sedang tertimpa pasangan bata karena metode kerja yang salah-luka sedang kecelakaan dan gangguan kesehatan tenaga kerja akibat tempat kerja kurang memenuhi syarat-luka ringan perlindungan terhadap pekerja berupa penggunaan alat bantu ketinggian yang memadai dan memenuhi standar k3 (helm, sepatu boot boot, tali/ jaring pengaman dan schafolding) pemasangan patok harus benar dan sesuai dengan syarat pengarahan pekerja, tukang bata, sebelum melaksanakan pekerjaan menggunakan peralatan pengamanan sewaktu bekerja dan mengecek peralatan sebelum mulai pelaksanaan meminta alat bantu bila kondisi tidak memungkinkan, misal : alat penerangan, support tools, schafolding, dll dan membersihkan areal tempat kerja secara berkala

14pekerjaan keramik dinding, lantai, granit tile terluka saat pemotongan keramik dengan mesin cutting-luka ringan gangguan kesehatan tenaga kerja akibat tempat kerja kurang memenuhi syarat-luka ringan cek peralatan cutting keramik dan peralatan pendukung kerja pastikan masih laik, sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan membersihkan secara berkala setiap kali jam kerja selesai

15pekerjaan plafond gypsum, grc, list profil gypsum/ grc kecelakaan akibat pengoperasian alat bantu yang salah pada pek.plafond-luka berat kecelakaan terjatuh dari perancah pada saat melaksanakan pekerjaan pasangan plafond-luka berat tidak rapinya penyimpanan support tools setelah pemakaian yang membahayakan pekerja lainnya, misal: paku, palu, baut, sekrup, sisa pemotongan, pecahan kaca, matrial gypsum, grc, list plafond gypsum profil yang tidak terpakai dll-luka ringan/ sedang pengecekan peralatan sebelum mulai pelaksanaan pemeriksaan pendukung kerja dan peralatan yang digunakan serta penggunaan peralatan pengaman kerja (helm, sepatu boot boot, tali/ jaring pengaman dan schafolding) mengecek gambar bestek, agar tidak terjadi kesalahan dalam pekerjaan dan melaksanakan tata cara standar pengerjaan di ketinggian sesuai standar k-3 menyimpan matrial/ bahan serta sisa pakai alat ke tempat yang disediakan dan atau menyediakan tempat pembuangan/ penampungan limbah sisa bahan/ matrial gypsum, grc, list plafond gypsum profil

16pekerjaan pintu, jendela kusen aluminium dan accesories kecelakaan akibat pengoperasian alat pemotong (bar cutter) kusen aluminium-luka ringan/ sedang kecelakaan terjatuh dari perancah pada saat melaksanakan pekerjaan pasangan kusen aluminium-luka berat terluka pada saat melakukan pemotongan, pemasangan kusen aluminium-luka sedang pengecekan peralatan dan alat pendukung kerja sebelum mulai pelaksanaan mengecek gambar bestek, agar tidak terjadi kesalahan dalam pekerjaan pasangan kusen dan melaksanakan tata cara standar pengerjaan di ketinggian sesuai standar k-3 konstruksi pengarahan pekerja, tukang kusen aluminium agar melaksanakn pekerjaan sesuai dengan metoda yang berstandarkan k-3 konstruksi

17pekerjaan pengecatan interior dan exterior gangguan kesehatan atau gangguan fisik akibat pekerja tidak memakai perlengkapan kerja sesuai dengan persyaratan-luka ringan/sedang bahaya akibat polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan pekerjaan lapangan-luka ringan kecelakaan terjatuh dari perancah pada saat melaksanakan pekerjaan pengecatan baik di dalam maupun di luar gedung-luka berat/ kematian jatuh/ terpeleset pada saat melakukan pekerjaan pengecatan-luka sedang pekerja diharap menggunakan peralatan pengamanan dan masker serta pelindung mata sewaktu mengecat berkoordinasi mengenai jadwal pengecoran bila akan melakukan pengecoran dan meminta alat bantu bila kondisi tidak memungkinkan, misal : alat penerangan, support tools, dll pembuatan fasilitas pembuangan/ tampungan limbah sementara hasil sisa produksi pekerjaan pengecatan pengarahan pekerja, tukang cat menyiapkan bahan & alat kerja, check konstruksi dan fasilitas kerja (schafolding, support tolls, dll.) meminta izin kerja, bekerja di ketinggian, penggunaan peralatan pengaman kerja sewaktu pelaksanaan pekerjaan pastikan alat yang akan dipakai dicek kelayakannya, agar meminimalisir faktor kecelakaan di ketinggian

18pekerjaan sanitair (kloset jongkok, urinoir, kitchen sink, wastafel, sekat urinoir, dll) gangguan kesehatan atau gangguan fisik akibat pekerja tidak memakai perlengkapan kerja sesuai dengan persyaratan-luka sedang terluka pada saat melakukan pengeboran untuk pemasangan urinoir, wastafel dan closet-luka sedang bahaya akibat polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan pengeboran pada dinding-luka ringan gangguan kesehatan pada mata akibat debu hasil pengeboran pada dinding-luka ringan bahaya akibat pembuangan bahan dan material tidak terpakai kurang memenuhi syarat-luka ringan pemakaian peralatan perlindungan kerja standar k3 (helm, sepatu boot boot, kaca mata, masker, sarung tangan/ hand gloves) penggunaan peralatan pengaman kerja pembuatan fasilitas pembuangan/ tampungan limbah sementara hasil sisa produksi pekerjaan pengecatan pekerja diharap menggunakan peralatan pengamanan sewaktu bekerja dan membersihkan tempat kerja, seperti masker, sepatu boot boot dan sarung tangan/ hand gloves menyimpan matrial/ bahan serta sisa pakai alat ke tempat yang disediakan dan atau menyediakan tempat pembuangan/ penampungan limbah sisa bahan/ matrial sanitair

19pekerjaan interior (pas. kaca, furniture, lantai karpet, wallpaper, partisi rak, dll) gangguan kesehatan atau gangguan fisik akibat pekerja tidak memakai perlengkapan kerja sesuai dengan persyaratan-luka ringan terluka pada saat melakukan pemotongan dan pengelasan hollow untuk reling tangga-luka sedang bahaya akibat polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan pemotongan dan pengelasan-luka ringan pemakaian peralatan perlindungan kerja standar k3 (helm, sepatu boot boot, kaca mata, masker, sarung tangan/ hand gloves) pengecekan peralatan dan alat pendukung kerja sebelum mulai pelaksanaan serta menggunakan peralatan pengaman kerja, seperti kaca mata las, masker dan sarung tangan/ hand gloves berhati-hati dan melaksanakan sop k3 pada pekerjaan pengelasan, agar tidak terjadi kecelakaan

20pekerjaan eksterior (taman, paving block, saluran drainase, grill besi, dll) gangguan kesehatan atau gangguan fisik akibat pekerja tidak memakai perlengkapan kerja sesuai dengan persyaratan-luka ringan kecelakaan pada saat melakukan pekerjaan pasangan eksterior, seperti : ornament, landscape, fasilitas jalan lingkungan, areal parkiran, tangga fasade, dll-luka sedang terluka akibat sisa limbah pekerjaan eksterior, seperti : sisa pemotongan, pecahan kaca, baut, paku, matrial alam yang tidak terpakai, dll-luka sedang pemakaian peralatan perlindungan kerja standar k3 (helm, sepatu boot boot, kaca mata, masker, sarung tangan/ hand gloves, tali/ jaring pengaman dan schafolding) meminta support tools/ berinisiatif bila memerlukan alat bantu dengan tidak memaksakan pekerja atau tukang lainnya bila keadaan tidak memungkinkan, misal: cuaca hujan, jalan licin, penerangan minim, dsb. pembuatan fasilitas pembuangan/ tampungan limbah sementara hasil sisa produksi pekerjaan lapangan eksterior dan menggunakan safety tols k3

21pekerjaan mekanikal dan elektrikal gangguan kesehatan atau gangguan fisik akibat pekerja tidak memakai perlengkapan kerja sesuai dengan persyaratan-luka sedang kecelakaan terjatuh dari perancah pada saat melaksanakan pekerjaan pemasangan instalasi springker, instalasi hydrant-luka berat terluka pada saat melakukan pemotongan, pemasangan instalasi perpipaan-luka sedang bahaya akibat polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan pemotongan dan pengelasan-luka ringan gangguan kesehatan pada mata akibat percikan pemotongan pipa dan asap pada saat pengelasan-luka sedang bahaya akibat pembuangan bahan dan material tidak terpakai kurang memenuhi syarat-luka ringan pemakaian peralatan perlindungan kerja standar k3 (helm, sepatu boot boot, kaca mata, masker, sarung tangan/ hand gloves, tali/ jaring pengaman dan schafolding) pengarahan pekerja, tukang dalam menyiapkan bahan & alat kerja, check konstruksi dan fasilitas kerja (schafolding, support tolls di ketinggian, dll.) pekerja diharap menggunakan peralatan pengamanan k3 sewaktu bekerja berhati-hati pada pekerjaan yang berhubungan dengan peralatan elektrikal, pengelasan agar tidak terjadi kecelakaan penggunaan safety tools, seperti kaca mat alas, hand glove, helm dan sepatu boot boot pembersihan atas bahan/ matrial me yang tidak terpakai, agar tidak membahayakan pekerja yang lain

2) Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan LainnyaPedoman ini menggunakan acuan dokumen yang telah dipublikasikan baik tingkat nasional maupun internasional yaitu meliputi : Undangundang No. 14 tahun 1969, tentang Perlindungan terhadap Tenaga Kerja dan Pembinaan Norma Keselamatan Kerja Undangundang No. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja No. Kep.174/Men/1986 dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep/104/Men/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kegiatan Konstruksi Bangunan. Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU SNI 0402252000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). SNI 1902291987 : Pekerjaan di dalam Ruangan Tertutup. SNI 1902301987 : K3 untuk Pekerjaan Penebangan dan Pengangkutan Kayu. SNI 1902311987 :Kegiatan Konstruksi, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja. SNI 1919551990 : Perancah, Keselamatan Kerja pada Pemasangan dan Pemakaian. SNI 1919561990 : Tangga Kerja, Keselamatan Kerja pada Pembuatan dan Pemakaian. SNI 0319621990 : Petunjuk Perencanaan Penanggulangan Longsoran. SNI 1939931995 : Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja tentang Keselamatan Kerja Las Busur Listrik. SNI 1939941995:Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pertolongan Pertama pada Kecelakaan. SNI 1939971995 : Pedoman Keselamatan Kerja Listrik pada Pentanahan. SNI 0505721989 : Gergaji Kayu Tangan. SNI 0606521989 : Sarung tangan/ hand gloves Kerja Berat dari Kulit Sapi. SNI 0507381989 : Persyaratan Umum dan Cara Uji untuk Kerja Traktor Tangan. SNI 0309631989 : Cara Uji Kerja Excavator Darat Hidrolik. SNI 0909641989 : Cara Uji Kerja Traktor Rantai Kelabang. SNI 0309651989 : Cara Uji Kerja Loader. SNI 0909661989 : Cara Uji Kerja Motor Grader. SNI 1917171989 :Keselamatan Kerja Mesin Gergaji Bundar/Lingkar untuk Pekerjaan Kayu. SNI 1917211989 :Penilaian dan pengendalian Kebisingan di Tempat Kerja. SNI 1919571990 : Pedoman Pengawasan Kesehatan Kerja. SNI 1919611990 : Peraturan Khusus Keselamatan dan Kesehatan Kerja. SNI 1820361990 : Ketentuan Keselamatan Kerja Radiasi. SNI 1939961995 : Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja tentang Penyimpanan dan Pengamanan Bahan Peledak.

3) Sasaran K3 dan Program K3Sasaran K31. Tidak ada kecelakan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident)2. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80%3. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan risiko pekerjaannya masing-masing

4.

5. 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin)6. 7. Tidak ada barang yang tidak diperlukan di tempat kerja atau lokasi pekerjaan konstruksi 8. Semua barang mempunyai tempat yang pasti9. Tidak terdapat kotoran apa saja di tempat kerja10. Kondisi yang sudah baik terjaga tetap dari waktu ke waktu11. Semua orang berperilaku sesuai norma kerja positif yang dikembangkan di tempat kerja

Program K3 :

1. Membersihkan tempat kerja setelah selesai melakukan pekerjaan.2. Menjaga kebersihan jalan kerja, papan kerja, tangga dari peralatan atau material yang berserakan.3. Membersihkan segera tumpahan oli, minyak, dan lain-lain.4. Membuang sampah pada tempatnya.5. Buang air besar/ kecil di Tempatnya.6. Menyingkirkan logam potongan atau paku yang tidak terpasang.7. Menekuk ujung-ujung paku yang runcing pada potongan kayu.8. Peralatan ataupun material sisa dikembalikan pada tempatnya.9. Memasang poster 5R.10. Memasang rambu/ himbauan untuk menjaga kebersihan.11. Memberikan brieffing kepada pekerja.12. Mengadakan inspeksi bersama

Organisasi K3 :

Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkanPenanggung Jawab K3

KEBAKARAN

P3KEMERGENCY/KEDARURATAN

PENUTUP

Demikian pra rencana keselamatan dan kesehatan kerja kontrak paket pekerjaan: Pembangunan Gedung Gedung CPDP Wilayah Kabupaten Kuningan secara garis besar, selanjutnya dalam pelaksanaan nanti kami akan tetap meminta masukan dan arahan dari konsultan pengawasan/ MK untuk setiap item pekerjaan yang bersangkutan dengan pra-RK3K. Mudah-mudahan uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.

Jakarta, 04 Mei 2015PT. DAMBHA PRIMA UTAMA

Ir. Ferdamos SitanggangDirektur Utama