134
PENDAHULUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA A. LATAR BELAKANG Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial,mental dan phisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi dan peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat kerja yang kurang sehat atau tidak sehat (sering terpapar zat yang bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya. Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara yang sudah maju. Secara umum bahwa

K3 Lengkap

  • Upload
    haris

  • View
    299

  • Download
    17

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: K3 Lengkap

PENDAHULUAN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

A. LATAR BELAKANG

Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal

yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan

organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial,mental dan phisik

dalam kehidupan pekerja. Kesehatan suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan

pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja,

penurunan absensi dan peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat kerja yang kurang sehat

atau tidak sehat (sering terpapar zat yang bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat

meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja,

meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya.

Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi perkembangan

ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara yang sudah

maju. Secara umum bahwa kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan

ekonomi. Dimana industrilisasi banyak memberikan dampak positif terhadap kesehatan,

seperti meningkatnya penghasilan pekerja, kondisi tempat tinggal yang lebih baik dan

meningkatkan pelayanan, tetapi kegiatan industrilisasi juga memberikan dampak yang tidak

baik juga terhadap kesehatan di tempat kerja dan masyarakat pada umumnya.

Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global

dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga melakukan perubahan-

perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang tehnologi maupun industri. Dengan

Page 2: K3 Lengkap

adanya perubahan tersebut maka konsekuensinya terjadi perubahan pola penyakit / kasus-

kasus penyakit karena hubungan dengan pekerjaan. Seperti faktor mekanik (proses kerja,

peralatan) , faktor fisik (panas , Bising, radiasi) dan faktor kimia. Masalah gizi pekerja juga

merupakan hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan, stress, penyakit Jantung, tekanan

darah tinggi dan lain-lainnya. Perubahan ini banyak tidak disadari oleh pengelola tempat

kerja atau diremehkan. Atau walaupun mengetahui pendekatan pemecahan masalahnya hanya

dari segi kuratif dan rehabilitatif saja tanpa memperhatikan akan pentingnya promosi dan

pencegahan.

Promosi kesehatan ini dikembangkan dengan adanya Deklarasi Jakarta hasil dari

konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Jakarta bulan juli 1997. Dengan komitmen

yang tinggi Indonesia ikut berperan dalam melakukan kegiatan tersebut terutama melalui

program perilaku hidup bersih yang dilakukan di beberapa tatanan diantaranya adalah tatanan

tempat kerja.

Masih sangat sedikit sekali pekerja dari perusahaan mendapatkan pelayanan

kesehatan keselamatan kerja yang memuaskan, karena banyak para pimpinan perusahaan

kurang menghubungkan antara tempat kerja, kesehatan dan pembangunan. Padahal kita

ketahui bahwa pekerja yang sehat akan menjadikan pekerja yang produktif, yang mana sangat

penting untuk keberhasilan bisnis perusahaan dan pembangunan nasional. Untuk itu promosi

kesehatan di tempat kerja merupakan bagian yang sangat penting di tempat kerja.

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang sangat populer.

Bahkan didalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3L yang

artinya keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan. Aspek lingkungan dalam kaitannya

dengan kesehatan dan keselamatan juga merupakan hal yang penting, namun dalam

Page 3: K3 Lengkap

pembahasan berikut yang akan menjadi fokus utamanya adalah Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.

Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya selalu

dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris

celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan

maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan

pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan. Dalam memepelajari faktor

faktor yang dapat menyebabkan manusia mengalami kecelakan inilah berkembang berbagai

konsep dan teori tentang kecelakaan (accident theories). Teori tersebut umumnya ada yang

memusatkan perhatiannya pada faktor penyebab yang ada pada pekerjaan atau cara kerja, ada

yang lebih memperhatikan faktor penyebab pada peralatan kerja bahkan ada pula yang

memusatkan perhatiannya pada faktor penyebab pada perilaku manusianya.

Kesehatan berasal dari bahasa Inggris ‘health’, yang dewasa ini tidak hanya berarti

terbebasnya seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat mempunyai makna sehat secara

fisik, mental dan juga sehat secara sosial. Dengan demikian pengertian sehat secara utuh

menunjukkan pengertian sejahtera (well-being). Kesehatan sebagai suatu pendekatan

keilmuan maupun pendekatan praktis juga berupaya mempelajari faktor-faktor yang dapat

menyebabkan manusia menderita sakit dan sekaligus berupaya untuk mengembangkan

berbagai cara atau pendekatan untuk mencegah agar manusia tidak menderita sakit, bahkan

menjadi lebih sehat.

Sebagaimana kita ketahui bahwa umumnya manusia selalu mempunyai pekerjaan

(work, occupation) dan sebagian besar waktunya berada dalam situasi bekerja sehingga dapat

terjadi manusia akan menderita penyakit yang mungkin disebabkan oleh pekerjaannya atau

Page 4: K3 Lengkap

menderita penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya. Karena alasan tersebut

berkembang ilmu yang dikenal dengan kesehatan kerja (occupational health). Kesehatan

kerja disamping mempelajari faktor-faktor pada pekerjaan yang dapat mengakibatkan

manusia menderita penyakit akibat kerja (occupational disease) maupun penyakit yang

berhubungan dengan pekerjaannya (work-related disease) juga berupaya untuk

mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk pencegahannya, bahkan berupaya juga

dalam meningkatkan kesehatan (health promotion) pada manusia pekerja tersebut.

Istilah ‘keselamatan dan kesehatan kerja’, dapat dipandang mempunyai dua sisi

pengertian. Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah

(scientific approach) dan disisi lain mempunyai pengertian sebagai suatu terapan atau suatu

program yang mempunyai tujuan tertentu. Karena itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat

digolongkan sebagai suatu ilmu terapan (applied science). Pandangan yang melihat

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kerangka sebagai suatu pendekatan ilmiah tampak

seperti misalnya pada definisi berikut:

Occupational Health and Safety concern the application of scientific principles in

understanding the nature of risk to the safety of people and property in both industrial &

non industrial environments. It is multi disciplinary profession based upon physics,

chemistry, biology and behavioral sciences with applications in manufacturing, transport,

storage and handling of hazardous material and domestic and recreational activities.

(OSHA, USA)

Dari definisi tersebut dapat diamati adanya uraian yang menekankan prinsip ilmiah

yang mendasari Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta keilmuan dasar yang menjadi

pendukungnya.

Page 5: K3 Lengkap

Sedangkan pandangan melihat Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kerangka

sebagai suatu pendekatan praktis atau suatu program dapat dilihat dari definisi Keselamatan

dan Kesehatan Kerja sebagai:

The promotion and maintenance of the highest degree of physical, mental and social

well being of workers in all occupations; the prevention among workers of departures from

health caused by their working conditions; the protection of workers in their employment

from risks resulting from factors adverse to health; the placing and maintenance of the

worker in an occupational environment adapted to his physiological equipment; to

summarize: the adaptation of work to man and each man to his job. (Joint committee: ILO

& WHO)

Dengan demikian menjadi semakin jelas bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja

pada hakekatnya merupakan suatu pendekatan ilmiah dan sekaligus merupakan suatu

program.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah

dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk)

terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi.

Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan

ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan

yang mungkin terjadi. Dengan kata lain hakekat dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja

adalah tidak berbeda dengan pengertian bagaimana kita mengendalikan risiko (risk

management) agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Pendekatan-pendekatan ilmiah yang ada dalam lingkup Keselamatan dan Kesehatan

Kerja tidak saja terbatas pada ilmu keselamatan (safety sciences) dan ilmu kesehatan (health

Page 6: K3 Lengkap

sciences) seperti ilmu kesehatan kerja (occupational health science), tetapi juga keilmuan

lainnya seperti: higiene industri (industrial hygiene), ergonomi, human factors, epidemiologi,

statistik, kedokteran, rekayasa (engineering), kimia, health promotion, toksikologi,

manajemen, hukum, sosial dan perilaku dan lain-lain sebagainya. Dengan demikian

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat dipandang sebagai ilmu terapan yang bersifat

multidisiplin, yang kaya dengan keragaman berbagai pendekatan menurut bidang keilmuan

masing-masing dalam upaya mengendalikan resiko sakit dan celaka.

KESIMPULAN NYA

K3 adalah Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan

baik Jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya,

Peralatan ,lingkungan kerja , hasil karya dan budayanya menuju masyarakat yang adil

makmur dan Sejahtera.

B.MENJELASKAN POTENSI BAHAYA

adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan,

cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan

proses dan sistem kerja. Potensi bahaya mempunyai potensi untuk mengakibatkan kerusakan dan

kerugian kepada : 1) manusia yang bersifat langsung maupun tidak langsung terhadap pekerjaan, 2)

properti termasuk peratan kerja dan mesin-mesin, 3) lingkungan, baik lingkungan di dalam

perusahaan maupun di luar perusahaan, 4) kualitas produk barang dan jasa, 5) nama baik

perusahaan.

C.MENJELASKAN KLASIFIKASI BAHAYA

1. Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-

gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar

Page 7: K3 Lengkap

kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan

kurang memadai, getaran, radiasi.

2. Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia

yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau

mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion

(melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit). Terjadinya

pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis

bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap. asap; daya acun

bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh.

3. Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh

kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada

tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis

A/B, Aids,dll maupun yang berasal dari bahan-bahan yang digunakan dalam proses

produksi.

4. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan

oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma

ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk :

sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja

yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia

dan mesin.

5. Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan

oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan yang kurang baik atau kurang

mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan

bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi

dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja

Page 8: K3 Lengkap

dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang

diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam

organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat

kerja.

6. Potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang berasal atau

ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi, yang

sangat bergantung dari: bahan dan peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis

kegiatan yang dilakukan.

D.MENJELASKAN PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA

1) Eliminate : Ini adalah tahap pengendalian bahaya dengan jalan menghilangkan/menghapus

barang / alat kerja/cara kerja yang dapat menimbulkan bahaya baik tehadapap kesehatan maupun

keselamatan .

Contoh => pekerjaan pengurasan tanki atau pekerjaan ketinggian yang dilakukan oleh karyawan

perusahaan sendiri , kemudian digantikan oleh Kontraktor Ahli dalam bidang pengurasan tanki atau

ahli dibidang pekerjaan ketinggian.

2) Substitute : Ini adalah tahap pengendalian dengan cara mengganti barang / alat / cara kerja

yang dapat menimbulkan bahaya dengan barang/alat/cara kerja yang lain yang tidak berbahaya

Contoh => Pekerjaan pengecatan tadinya dengan cat semprot sehingga menimbulkan pencemaran

udara yang mengganggu pernafasan , kemudian di ubah dengan metode cat sistem celup

3) Engineering : Tahap penanggulangan potensi bahaya dengan cara melakukan rekayasa atau

modifikasi ulang (termasuk reduksi)

Contoh => pemasangan frame pada fan, v-belt, benda yang berputar

Page 9: K3 Lengkap

4) Administrative control/sign/warning : Tahap penanggulangan bahaya secara adminstrative

seperti pembuatan prosedur, pemasangan sign/ rambu, pengaturan jam kerja, pemberian pelatihan,

penetapan aturan khusus, mengikuti aspek hukum/peraturan pemerintah terkait serta penerapan

higine perusahaan

Contoh => pemsangan rambu, pelatihan, pembuatan prosedur, instruksi kerja, peraturan

5) PPE : Penggunaan PPE Adalah hyrarki control yang terakhir ! Yaitu menanggulangi potensi

bahaya dengan memberlakukan pemakaian PPE / Alat Pelindung Diri (APD) bagi setiap pekerja .

Contoh => kewajiban memakai masker , kacamata las, helm, sepatu kaos tangan saat bekerja

KECELAKAAN KERJA

Page 10: K3 Lengkap

KECELAKAAN

Ialah Setiap kejadian yang tak dinginkan dan menimbulkan kerugian baik bagi pekerja

maupun perusahaan.

Kecelakaan dimaksud dapat berupa : cedera fisik, cacat,hilangnya nyawa, kerusakan

lingkungan kerja , dan kerusakan property.

  Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang terjadinya ditempat kerja

sebagaimana dinyatakan dalam UU NO.1 Tahun 1970 dimana untuk dapat disebut sebagai

tempat kerja,

A. SUMBER KECELAKAAN

Beberapa sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dapat dikategorikan

sebagai berikut:

BAHAN KIMIA

Meliputi bahan mudah terbakar, bersifat racun, korosif, tidak stabil, sangat reaktif,

dan gas yang berbahaya. Penggunaan senyawa yang bersifat karsinogenik dalam industri

maupun laboratorium merupakan problem yang signifikan, baik karena sifatnya yang

berbahaya maupun cara yang ditempuh dalam penanganannya. Beberapa langkah yang harus

ditempuh dalam penanganan bahan kimia berbahaya meliputi manajemen, cara pengatasan,

penyimpanan dan pelabelan, keselamatan di laboratorium, pengendalian dan pengontrolan

tempat kerja, dekontaminasi, disposal, prosedur keadaan darurat, kesehatan pribadi para

pekerja, dan pelatihan. Bahan kimia dapat menyebabkan kecelakaan melalui pernafasan

(seperti gas beracun), serapaan pada  kulit (cairan), atau bahkan tertelan melalui mulut untuk

padatan dan cairan.

Page 11: K3 Lengkap

        Bahan kimia berbahaya dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori yaitu, bahan

kimia yang eksplosif (oksidator, logam aktif, hidrida, alkil logam, senyawa tidak stabil secara

termodinamika, gas yang mudah terbakar, dan uap yang mudah terbakar). Bahan kimia yang

korosif (asam anorganik kuat, asam anorganik lemah, asam organik kuat, asam organik

lemah, alkil kuat, pengoksidasi, pelarut organik). Bahan kimia yang merusak paru-paru

(asbes), bahan kimia beracun, dan bahan kimia karsinogenik (memicu pertumbuhan sel

kanker), dan teratogenik.

BAHAN BAHAN BIOLOGIS

Bakteri, jamur, virus, dan parasit merupakan bahan-bahan biologis yang sering

digunakan dalam industri maupun dalam skala laboratorium. Pada golongan ini bukan hanya

organisme saja, tetapi juga semua bahan biokimia, termasuk di dalamnya gula sederhana,

asam amino, dan substrat yang digunakan dalam proses industri. Penanganan dalam

penyimpanan, proses, maupun pembuangan bahan biologis ini perlu mendapatkan ketelitian

dan kehati-hatian, mengingat gangguan kontaminasi akibat organisme dapat menyebabkan

kerusakan sel-sel tubuh yang serius pada karyawan atau tenaga kerja.

ALIRAN LISTRIK

Penggunaan peralatan dengan daya yang besar akan memberikan kemungkinan-

kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan kerja. Beberapa faktor yang harus diperhatikan

antara lain:

1. Pemakaian safety switches yang dapat memutus arus listrik jika penggunaan melebihi

limit/batas yang ditetapkan oleh alat.

2. Improvisasi terhadap peralatan listrik harus memperhatikan standar keamanan dari

peralatan.

Page 12: K3 Lengkap

3. Penggunaan peralatan yang sesuai dengan kondisi kerja sangat diperlukan untuk

menghindari kecelakaan kerja.

4. Berhati-hati dengan air. Jangan pernah meninggalkan perkeraan yang memungkinkan

peralatan listrik jatuh atau bersinggungan dengan air. Begitu juga dengan semburan air yang

langsung berinteraksi dengan peralatan listrik.

5. Berhati-hati dalam membangun atau mereparasi peralatan listrik agar tidak membahayakan

penguna yang lain dengan cara memberikan keterangan tentang spesifikasi peralatan yang

telah direparasi.

6. Pertimbangan bahwa bahan kimia dapat merusak peralatan listrik maupun isolator sebagai

pengaman arus listrik. Sifat korosif dari bahan kimia dapat menyebabkan kerusakan pada

komponen listrik.

7. Perhatikan instalasi listrik jika bekerja pada atmosfer yang mudah meledak. Misalnya pada

lemari asam yang digunakan untuk pengendalian gas yang mudah terbakar.

8. Pengoperasian suhu dari peralatan listrik akan memberikan pengaruh pada bahan isolator

listrik. Temperatur sangat rendah menyebabkan isolator akan mudah patah dan rusak.

Isolator yang terbuat dari bahan polivinil clorida (PVC) tidak baik digunakan pada suhu di

bawah 0 oC. Karet silikon dapat digunakan pada suhu –50 oC. Batas maksimum

pengoperasian alat juga penting untuk diperhatikan. Bahan isolator dari polivinil clorida

dapat digunakan sampai pada suhu 75 oC, sedangkan karet silikon dapat digunakan sampai

pada suhu 150 oC.

IONISASI RADIASI

Ionisasi radiasi dapat dikeluarkan dari peralatan semacam X-ray difraksi atau radiasi

internal yang digunakan oleh material radioaktif yang dapat masuk ke dalam badan manusia

Page 13: K3 Lengkap

melalui pernafasan, atau serapan melalui kulit. Non-ionisasi radiasi seperti ultraviolet, infra

merah, frekuensi radio, laser, dan radiasi elektromagnetik dan medan magnet juga harus

diperhatikan dan dipertimbangkan sebagai sumber kecelakaan kerja.

MEKANIK

Walaupun industri dan laboratorium moderen lebih didominasi oleh peralatan yang

terkontrol oleh komputer, termasuk didalamnya robot pengangkat benda berat, namun

demikian kerja mekanik masih harus dilakukan. Pekerjaan mekanik seperti transportasi bahan

baku, penggantian peralatan habis pakai, masih harus dilakukan secara manual, sehingga

kesalahan prosedur kerja dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Peralatan keselamatan kerja

seperti helmet, sarung tangan, sepatu, dan lain-lain perlu mendapatkan perhatian khusus

dalam lingkup pekerjaan ini.

API

Hampir semua laboratorium atau industri menggunakan bahan kimia dalam berbagai

variasi penggunaan termsuk proses pembuatan, pemformulaan atau analisis. Cairan mudah

terbakar yang sering digunakan dalam laboratorium atau industri  adalah hidrokarbon. Bahan

mudah terbakar yang lain misalnya pelarut organik seperti aseton, benzen, butanol, etanol,

dietil eter, karbon disulfida, toluena, heksana, dan lain-lain. Para pekerja harus berusaha

untuk akrab dan mengerti dengan informasi yang terdapat dalam Material Safety Data Sheets

(MSDS). Dokumen MSDS memberikan penjelasan tentang tingkat bahaya dari setiap bahan

kimia, termasuk di dalamnya tentang kuantitas bahan yang diperkenankan untuk disimpan

secara aman.

Sumber api yang lain dapat berasal dari senyawa yang dapat meledak atau tidak stabil.

Banyak senyawa kimia yang mudah meledak sendiri atau mudah meledak jika bereaksi

Page 14: K3 Lengkap

dengan senyawa lain. Senyawa yang tidak stabil harus diberi label pada penyimpanannya.

Gas bertekanan juga merupakan sumber kecelakaan kerja akibat terbentuknya atmosfer dari

gas yang mudah terbakar.

SUARA (kebisingan)

Sumber kecelakaan kerja yang satu ini pada umumnya terjadi pada hampir semua

industri, baik industri kecil, menengah, maupun industri besar. Generator pembangkit listrik,

instalasi pendingin, atau mesin pembuat vakum, merupakan sekian contoh dari peralatan

yang diperlukan dalam industri. Peralatan-peralatan tersebut berpotensi mengeluarkan suara

yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan  gangguan kesehatan kerja. Selain angka

kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin, para pekerja harus memperhatikan berapa lama

mereka bekerja dalam lingkungan tersebut. Pelindung telinga dari kebisingan juga harus

diperhatikan untuk menjamin keselamatan kerja.

B. JENIS-JENIS KECELAKAAN KERJA

1. terjepit, terlindas

2. teriris, terpotong

3. jatuh terpeleset

4. tindakan yg tidak benar

5. tertabrak

6. berkontak dengan bahan yang berbahaya

7. terjatuh, terguling

8. kejatuhan barang dari atas

9. terkena benturan keras

10. terkena barang yang runtuh, roboh

11. terlindas, tertabrak

Page 15: K3 Lengkap

12. berkontak dengan bahan kimia

13. kebocoran gas

16. terkena benturan keras

17. kejatuhan barang dari atas

18. terinjak

19. berkontak dengan suhu panas, suhu dingin

C. AKIBAT DARI KECELAKAN

a.    Korban manusia

o   Meninggal                  

o   Luka berat                  

o   Luka ringan    

b.    Kerugian Material

o   Bangunan                               

o   Peralatan/Mesin                    

o   Bahan Baku                          

o   Bahan setengah jadi  

o   Bahan jadi                              

c.    Kerugian waktu kerja

D. PENGENDALIAN KECELAKAAN

Untuk mencegah kecelakaan kerja, sebelumnya harus diketahui sebab dari

kecelakaan tersebut, baru dapat dicari jalan pemecahannya. Penyebab utama yang

sering terjadi adalah situasi dan perilaku pekerja yang tidak aman yang terjadi di

dalam perusahaan, dan akar penyebabnya adalah kurangnya penanganan

Page 16: K3 Lengkap

keselamatan dan kesehatan kerja di dalam perusahaan.

Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, adalah dengan

cara memperkuat penanganan keselamatan dan kesehatan kerja, dorongan agar

perusahaan benar-benar melaksanakan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja.

Data ini adalah data penting statistik kecelakaan kerja dan analisa kejadian demi

mencegah terjadinya kecelakaan yang sama, tujuan utamanya adalah untuk

menentukan bagaimana kesalahan itu terjadi. Apabila kita dapat menggunakan data

dengan baik, maka kecelakaan yang sama atau bahkan kecelakaan yang lebih serius

dapat dihindari.

KESEHA TAN KERJA

Pengertian Kesehatan Kerja menurut Joint ILO/WHO Comitte on Occupational Health (1995): “ Kesehatan kerja bertujuan pada promosi dan pemeliharaan derajat yang setinggi-tingginya dari kesehatan fisik, mental dan sosial dari pekerja pada semua pekerjaan; pencegahan gangguan kesehatan pada pekerja yang disebabkan oleh kondisi kerjanya; perlindungan pekerja dari resiko akibat faktor-faktor yang mengganggu kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan

Page 17: K3 Lengkap

kemampuan fisik dan psikologisnya, dan sebagai kesimpulan, penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia pada pekerjaannya”.

Fokus utama dari kesehatan kerja terletak pada tiga obyek yang berbeda :

1      Pemeliharaan dan promosi kesehatan kerja dan kapasitas kerja;

2      Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan sehingga kondusif terhadap keselamatan dan kesehatan,

3      Pengembangan organisasi dan budaya kerja dalam arah yang mendukung kesehatan dan keselamatan kerja; dan dalam pelaksanaannya juga mempromosikan iklim sosial yang positif, operasi yang lancar dan meningkatkan produktifitas perusahaan. Konsep dan budaya kerja dalam konteks ini adalah refleksi dari sistem-sistem nilai yang essensial yang berlaku dalam perusahaan. Budaya tersebut tercermin dalam praktek sistem manajemen, kebijaksanaan personalia, prinsip-prinsip partisipasi, kebijaksanaan pelatihan dan manajemen mutu dari perusahaan.”

A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN KERJA

1. Beban kerja2. Beban tambahan dari lingkungan kerja3. Kapasitas kerja

Untuk mendapatkan derajat kesehatan tenaga kerja yang optimal dan produktivitas kerja yang tinggi, maka ketiga faktor itu hendaklah dalam keseimbangan yang serasi

1. 1. Beban Kerja

Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban kerja tersebut dibagi menjadi :

Beban fisik à mengangkat, memikul, dll

Beban mental à pada manajer, pengusaha

Beban sosial à pada pekerja sosial

2. Beban tambahan dari lingkungan kerja

Secara garis besar faktor dan lingkungan kerja yang dapat mengganggu kesehatan tenaga kerja adalah :

Faktor fisik berupa :

1. Suara / kebisingan

Page 18: K3 Lengkap

2. Suhu / iklim : suhu panas, suhu dingin

3. Radiasi : meng-ion, tidak meng-ion

4. Tekanan udara

5. Penerangan

6. Getaran

Faktor kimia

1. Gas dan uap

2. Particulate / aerosol :

debu, kabut, fume, awan, asap

3. Cairan / pelarut

Faktor biologik

berupa virus, bakteri, jamur, serangga, cacing, parasit, binatang buas, tumbuhan beracun, dll.

Faktor fisiologik (ergonomik)

yaitu faktor yang mempengaruhi keserasian   antara tenaga dan pekerjaannya (cara kerja, posisi kerja, alat kerja, beban kerja) ketidakserasian dari faktor di atas dapat       menimbulkan kecelakaan kerja sakit otot, sakit pinggang, cedera punggung, dll.

Faktor mental psikologi

dapat berupa hubungan kerja yang kurang baik. Sifat pekerjaan yang monoton, tidak sesuai bakat, kesejahteraan yang kurang, dll. Faktor ini selain menurunkan produktivitas, juga dapat menimbulkan penyakit-penyakit psikosomatik.

3. Kapasitas Kerja

Kapasitas kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh :

Ketrampilan Kesegaran jasmani dan rohani Keadaan kesehatan Tingkat gizi Jenis kelamin Umur

Page 19: K3 Lengkap

Ukuran-ukuran tubuh (anthropometri)

B. OPTIMALISASI BEBAN KERJA

1.    Penempatan seorang pekerja pada pekerjaan yang tepat Derajat tepat meliputi tingkat kesehatan, bakat, pengalaman, ketrampilan, motivasi, kelamin, usia, jenis kelamin, antropometri dll.

2.    Mengurangi beban kerja dengan cara memodifikasi cara kerja atau penyesuaian  alat-alat kerja.

C.DISIPLIN ILMU UNTUK MENCAPAI OPTIMALISASI BEBAN KERJA

  Kedokteran kerja untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus. Dalam pelaksanaanya, kesehatan kerja melingkupi:

Spesialisasi Ilmu Kesehatan/Kedokteran dan prakteknya Bertujuan agar tenaga kerja memperoleh derajat/tingkat kesehatan

baik keadaan fisik,psikologi individu/mental maupun sosial (the degree of physiological and psychological well being of the individual).

Dilakukan dengan usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi.  Ergonomi   Psikologi kerja

D. PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERKAITAN KESEHATAN KERJA

1. Konvensi ILO No. 120  (UU No. 3 Tahun 1969 ) tentang Higiene dalam perniagaan dan kantor-kantor.

2. UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja3. UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja4. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan5. PP No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan

dan Penggunaan Pestisida.6. PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial

Tenaga Kerja7. Kepres R.I No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan

kerja8. PMP No. 7  Tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan, serta

penerangan dalam tempat kerja9. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1979 tentang kewajiban latihan

Hyperkes bagi paramedis perusahaan10. Permenaker No. Per. 03/Men/1985 tentang keselamatan dan kesehatan

kerja pemakaian Asbes11. Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang pemeriksaan kesehatan

tenaga kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja 12. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang kewajiban melapor

penyakit akibat kerja

Page 20: K3 Lengkap

13. Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan  kerja

14. Permenaker No. Per. 03/Men/1986 tentang keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang mengelola pestisida

15. Permenaker No. Per. 01/Men/1998 tentang penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan dengan manfaat lebih baik

16. Kepmenaker No. Kepts. 333 tahun 1989 tentang Diagnosis dan pelaporan penyakit akibat kerja

17. Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di Tempat Kerja

18. Kepmenaker No. Kep. 51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja

19. Kepmenakertrans No. Kep. 79/Men/2003 tentang pedoman diagnosis dan penilaian cacat karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja

20. SE. Menakertrans No. SE. 01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan

21. SE. Menaker No. SE. 01/Men/1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia Di Udara Lingkungan Kerja

22. SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang perusahaan catering yang mengelola makanan bagi tenaga kerja

23. Kepts. Dirjen Binawas No. Kepts. 157/BW/1989 tentang Tata Cara dan Bentuk Laporan Penyelenggaraan Pelayananan Kesehatan Kerja

Menurut International Labour Office (ILO) langkah-langkah yang dapat ditempuh guna menanggulangi kecelakaan kerja adalah antara lain :

1       Peraturan Perundangan

  Adanya ketentuan dan syarat-syarat K3 yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan (up to date)

  Penerapan semua ketentuan dan persyaratan K3 sesuai peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap rekayasa

  Penyelenggaraan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 melalui pemeriksaan langsung di tempat kerja

2       Standarisasi

Suatu ukuran terhadap besaran-besaran/nilai. Dengan adanya standar K3 yang terukur dan maju akan menentukan tingkat kemajuan K3, karena pada dasarnya baik buruknya K3 di tempat kerja diketahui melalui pemenuhan standar K3

3       Inspeksi

Page 21: K3 Lengkap

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pemeriksaan dan pengujian terhadap tempat kerja, mesin, pesawat, alat dan instalasi, sejauh mana masalah-masalah ini masih memenuhi ketentuan dan persyaratan K3

4       Riset

Dapat dilakukan dengan cara: teknis medis,psikologis dan statistic yang dimaksudkan untuk menunjang tingkat kemajuan K3 sesuai dengan perkembangan IPTEK

5       Pendidikan dan Latihan

Guna meningkatkan kualitas pengetahuan dan ketrampilan K3

6       Persuasif

Cara pendekatan K3 secara pribadi dengan tidak menerapkan dan memaksakan melalui sanksi-sanksi

7       Asuransi

Dapat ditetapkan dengan pembayaran premi yang lebih rendah terhadap perusahaan yang memenuhi syarat K3 dan mempunyai tingkat kekerapan dan keparahan kecelakaan yang kecil di perusahaannya

8       Penerapan K3 di tempat kerja.

Langkah-langkah tersebut harus dapat diaplikasikan di tempat kerja dalam upaya memenuhi syarat-syarat K3 di tempat kerja

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh  pekerjaan atau

lingkungan kerja (Permennaker No. Per. 01/Men/1981)

         Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Work Related Diseases) yaitu penyakit yang

dicetuskan, dipermudah atau diperberat oleh pekerjaan. Penyakit ini disebabkan

Page 22: K3 Lengkap

secara tidak langsung oleh pekerjaan dan biasanya penyebabnya adalah

berbagai jenis faktor.

         Penyakit Akibat Kerja (PAK) (Occupational Diseases) adalah penyakit yang

diderita sebagai akibat pemajanan terhadap faktor-faktor yang timbul dari kegiatan

pekerjaan (ILO, 1996)

A. FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT AKIBAT KERJA

a. Golongan Fisik

                                    i.     Suara tinggi/bising : menyebabkan ketulian

                                   ii.     Temperatur/suhu tinggi : menyebabkan Hyperpireksi, Milliaria, heat

Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke.

                                  iii.     Radiasi sinar elektromagnetik : infra merah menyebabkan katarak,

ultraviolet menyebabkan konjungtivitis, radioaktrif/alfa/beta/gama/X menyebabkan

gangguan terhadap sel tubuh manusia.

                                 iv.     Tekanan udara tinggi : menyebabkan Coison Disease

                                  v.     Getaran :menyebabkan Reynaud’s Disease, Gangguan proses

metabolisme, Polineurutis.

b. Golongan Kimia

                                    i.     Asal : bahan baku,  bahan tambahan, hasil antara, hasil samping,

hasil (produk), sisa produksi atau bahan buangan.

                                   ii.     Bentuk : zat padat, cair, gas, uap maupun partikel.

                                  iii.     Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran

pencernaan, kulit dan mukosa

                                 iv.     Masuknya dapat secara akut dan secara kronis

                                  v.     Efek terhadap tubuh : iritasi, alergi, korosif, Asphyxia, keracunan

sistemik, kanker, kerusakan/kelainan janin, pneumoconiosis, efek bius (narkose),

Pengaruh genetic.

c. Golongan Biologi

                                    i.     Berasal dari : virus, bakteri, parasit, jamur, serangga, binatang buas,

dll

d. Golongan Ergonomi/fisiologi

                                    i.     Akibat : cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang

salah, Kontruksi salah.

Page 23: K3 Lengkap

                                   ii.     Efek terhadap tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot, deformitas tulang,

perubahan bentuk, dislokasi.                                                          

e. Golongan mental Psikologi

                                    i.     Akibat : suasana kerja monoton dan tidak nyaman, hubungan kerja

kurang baik, upah kerja kurang, terpencil, tak sesuai bakat.

                                   ii.     Manifestasinya berupa stress

B. CONTOH PENYAKIT AKIBAT KERJA

a. Penyakit allergi/hipersensitif

                                    i.     Dapat berupa; Rinitis, Rinosinusitis, Asma, Pneumonitis, aspergilosis

akut bronchopulmoner, Hipersensitivitas lateks, penyakit jamur, dermatitis kontak,

anafilaksis.

                                   ii.     Lokasi biasanya di saluran pernafsan dan kulit

                                  iii.     Penyebab; bahan kimia, microbiologi, fisis dapat merangsang

interaksi non spesifik atau spesifik.

b. Dermatitis Kontak

                                    i.       Ada 2 jenis yaitu iritan dan allergi

                                   ii.       Lokasi di kulit

c. Penyakit Paru

                                    i.       Dapat berupa : Bronchitis kronis, emfisema, karsinoma bronkus,

fibrosis, TBC, mesetelioma, pneumonia, Sarkoidosis.

                                   ii.       Disebabkan oleh bahan kimia, fisis, microbiologi.

d. Penyakit Hati dan Gastro-intestinal

                                    i.       Dapat berupa : kanker lambung dan kanker oesofagus (tambang

batubara dan vulkanisir karet), Cirhosis hati(alkohol, karbon tetraklorida,

trichloroethylene, kloroform)

                                   ii.       Disebabkan oleh bahan kimia

e. Penyakit Saluran Urogenital

i)      Dapat berupa : gagal ginjal(upa logam cadmium & merkuri ,pelarut organik,

pestisida, carbon tetrachlorid), kanker vesica urinaria (karet, manufaktur/bahan

pewarna organik, benzidin, 2-naphthylamin).

Page 24: K3 Lengkap

ii)     Disebabkan bahan kimia.

f. Penyakit Hematologi

                                    i.       Dapat berupa : anemia (Pb), lekemia (benzena)

                                   ii.       disebabkan bahan kimia

g. Penyakit Kardiovaskuler

                                    i.       Disebabkan bahan kimia

                                   ii.       Dapat berupa : jantung coroner (karbon disulfida, viscon rayon,

gliceril trinitrat, ethylene glicol dinitrat), febrilasi ventricel (trichlorethylene).

h. Gangguan alat reproduksi

                                    i.       Dapat berupa : infertilitas (ethylene bromida, benzena, anasthetic

gas, timbal, pelarut organic, karbon disulfida, vinyl klorida, chlorophene), kerusakan

janin (aneteses gas, mercuri, pelarut organik) keguguran (kerja fisik)

                                   ii.       Disebabkan bahan kimia dan kerja fisik

i. Penyakit muskuloskeletal

                                    i.       Dapat berupa : sindroma Raynaud (getaran 20 – 400 Hz), Carpal

turnel syndroma (tekanan yang berulang pada lengan), HNP/sakit punggung

(pekerjaan fisik berat, tidak ergonomis).

                                   ii.       Disebabkan : kerja fisik dan tidak ergonomis.

j. Gangguan telinga

                                    i.       Dapat berupa : Penurunan pendengaran (bising diatas NAB)

                                   ii.       Disebabkan faktor fisik

k. Gangguan mata

                                    i.       Dapat berupa : rasa sakit (penataan pencahayaan), conjungtivitis

(sinar UV), katarak (infra merah), gatal (bahan organik hewan, debu padi), iritasi non

alergi (chlor, formaldehid).

                                   ii.       Disebabkan faktor fisik, biologi.

l.      Gangguan susunan saraf

Page 25: K3 Lengkap

                                    i.       Dapat berupa : pusing, tidak konsentrasi, sering lupa, depresi,

neuropati perifer, ataksia serebeler dan penyakit motor neuron (cat, carpet-tile lining,

lab. Kimia, petrolium, oli).

                                   ii.       Disebabkan bahan kimia

m.   Stress

                                    i.       Dapat berupa : neuropsikiatrik; ansietas, depresi (hubungan kerja

kurang baik, monoton, upah kurang, suasana kerja tidak nyaman)

                                   ii.       Disebabkan faktor mental psikologi

n.    Infeksi

                                    i.       Dapat berupa : pneumonia (legionella pada AC), leptospirosis

(leptospira pada petani), brucellosis, antrakosis (brucella, antrak pada peternak

hewan).

                                   ii.       Disebabkan oleh faktor biologi

o.    Keracunan

                                    i.       Dapat berupa keracunan akut (CO, Hidrogen sulfida, hidrogen

sianida), kronis (timah hitam, merkuri, pestisida).

                                   ii.       Disebabkan oleh bahan kimia.

C. Cara Deteksi Penyakit Akibat Kerja

1. Monitoring Kesehatan Tenaga Kerja

  Riwayat penyakit

  Riwayat pekerjaan

  Pemeriksaan klinik

  Pemeriksaan laboratoris

  Pemeriksaan Rontgen

  Hubungan antara bekerja dan tidak bekerja dengan gejala penyakit.

2. Monitoring Lingkungan Kerja

   Pemantauan personil (diukur dekat masuknya kontaminan)

   Pemantauan lingkungan kerja

   Pemantauan biologi

Berikut ini adalah daftar penyakit akibat kerja yang dapat menjadi referensi Anda:

Page 26: K3 Lengkap

1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut (silicosis,

antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkolosis yang silikosisnya merupakan faktor utama

penyebab cacat atau kematian.

2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu

logam keras.

3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu

kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).

4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang

yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.

5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan

debu organik.

6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun.

7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya yang beracun.

8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.

9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.

10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaan-nya yang beracun.

11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaan-nya yang beracun.

12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaan-nya yang beracun.

13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaan-nya yang beracun.

14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaan-nya yang beracun.

15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida. beracun.

16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon

alifatik atau aromatik yang beracun.

17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.

18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau homolognya

yang beracun.

19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.

20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.

21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti

karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida, atau derivatnya yang beracun, amoniak

seng, braso dan nikel.

22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.

23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, tulang

persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi.

Page 27: K3 Lengkap

24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang berkenaan lebih.

25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi yang mengion.

26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau

biologik.

27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak

mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut.

28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.

29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat dalam

suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi khusus.

30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau radiasi atau kelembaban

udara tinggi.

31. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.

Dengan mengetahui peyakit akibat kerja di atas maka kita harusnya sadar akan kesehatan kita

dan pentingnya kita harus dapat mencegahnya. Bukankah mencegah lebih baik dari

mengobati?

PENGENDALIAN BAHAYA TEMPAT KERJA DAN RAMBU-RAMBU K3

A.   Pengendalian Bahaya Tempat  Kerja

Penanganan terhadap bahaya tempat/lingkungan kerja adalah dengan melakukan manipulasi tempat/lingkungan yaitu perbaikan tempat/lingkungan kerja sehingga memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya dengan mengurangi kebisingan, penerangan yang baik, menerapkan aspek-aspek ergonomic dan  melakukan perubahan  lingkungan kerja dimana kiranya didapati

Page 28: K3 Lengkap

lingkungan kerja tersebut menimbulkan stress dan dampak kesehatan lainnya yang dapat menurunkan peformance kerja personil dan peralatan, dll.

Dasar dari manipulasi/pengendalian lingkungan kerja adalah melalui monitoring lingkungan kerja. Sebagai contoh: pengukuran tingkat kebisingan, tingkat pencahayaan, suhu dan iklim tempat kerja, tingkat polusi, dll.

Kaidah-kaidah memanipulasi/pengendalian lingkungan kerja yang sudah eksist dapat menggunakan metode hirarki sebagai berikut:

1) Eliminasi

2) Subsitusi

3) Engineering Control

4) Administrative Control

5) Personal Protective Equipment  (PPE) / Alat Pelindung Diri  (APD)

untuk mengidentifikasi hal ini maka langkah awal yang penting adalah pengenalan/identifikasi bahaya yang bisa timbul dan di evaluasi, kemudian di lakukan pengendalian,Karena itu, untuk mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya di tempat kerja di tempuh tiga langkah utama (WHO, 1997), yakni:

1. Pengenalan lingkungan kerjaPengenalan lingkungan kerja ini biasanya di lakukan dengan cara melihat dan mengenal (walk through inspection), dan ini merupakan langkah dasar yang pertama-tama di lakukan dalam upaya kesehatan kerja

2. Evaluasi lingkungan kerjaMerupakan tahap penilaian karakeristik dan besarnya potensi potensi bahaya yang mungkin timbul, sehingga dapat menentukan prioritas dalam mengatasi permasalahan

3. Pengendalian lingkungan kerjaPengendalian lingkungan kerja di maksud untuk mengurangi atau menghilangkan pemajaman terhadap agen yang berbahaya di lingkungan kerja. Kedua tahapan sebelumnya,pengenalan dan efaluasi, tidak dapat menjamin sebuah lingkungan kerja yang sehat. Jadi hanya dapat di capai dengan teknologi pengendalian yang memadai untuk mencegah efek kesehatan yang merugikan di kalangan para pekerja

B. Rambu-Rambu K3

Rambu – rambu K3 dimaksudkan agar personel (pekerja atau tamu) sadar akan potensi bahaya yang terdapat pada area  kerja yang mana mungkin dapat menimbulkan kecelakaan. Rambu rambu kesalamatan bukanlah penganti kebutuhan akan  pengatuaran cara pencegahan kecelakaan akan tetapi hanya mengingatkan kita akan bagaimana cara bertindak dengan aman.

Page 29: K3 Lengkap

Rambu – rambu dapat diartikan  seperangkat alat komonikasi keselamatan yang mempunyai bentuk, warna dan simbol grafis yang specific dengan tujuan menyampaikan pesan –pesan keselamatan kepada setiap orang terkait tampa resiko salah pengertian adapaun pesan tersebut menginfomasikan  dimana terdapat  potensi bahaya  ditempat kerja.

Penggunaan rambu K3 di Indonesia umumnya mengacu pada CSA International Standar CAN/CSA Z 321-96.

Rambu K3 pada dasarnya dapat  dibagi atas  3 katagori, yaitu:

1. Regulatory (to bring under the control of law or constituted authority)a. Prohibition (an order to restrain or stop)b. Mandatory  (containing or constituting a command)

2. Warning (something that warns or serves to warn; especially : a notice or bulletin that alerts the public to an imminent hazard (as a tornado, thunderstorm, or flood)

a. Caution (one that astonishes or commands attention)b. Danger (exposure or liability to injury, pain, harm, or loss)

3. Information (something (as a message, experimental data, or a picture) which justifies change in a construct (as a plan or theory) that represents physical or mental experience or another construct)

a. Emergencyb. General Information

Rambu-Rambu Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Page 30: K3 Lengkap

\

Berikut ini beberapa gambar dan penjelasan rambu-rambu.

Rambu Perintah

Rambu perintah ini adalah rambu memerintahkan Anda untuk Wajib melakukan sesuai simbol rambu yang tertera. Ciri-ciri rambu perintah ini adalah berbentuk lingkaran dengan latar berwarna biru dan simbol berwarna putih.

Page 31: K3 Lengkap
Page 32: K3 Lengkap

Rambu Peringatan

Rambu peringatan ini adalah rambu yang meberikan peringatan kepada anda pengguna lalulintas untuk melakukan sesuai sesuai dengan gambar rambu yang Anda temukan. Ciri-ciri rambu penringatan yaitu latar belakang berwarna kuning dan simbol berwarna hitam.

Page 33: K3 Lengkap
Page 34: K3 Lengkap

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) dirancang untuk mencegah atau mengurangi tingkat keparahan cidera terhadap pekerja.  Pengurus/perusaha harus memeriksa tempat kerja dan menentukan bahaya apa yang sesuai dengan penggunaan APD.

Dalam program pengadaan APD untuk melindungi tenaga kerja dalam bekerja, maka penyimpanan, pemeliharaan APD sebaiknya dibilik yang sangat sensitif terhadap perubahan tertentu, waktu kadaluarsanya dan tidak akan menimbulkan alergi terhadap sipemakai serta tidak menularkan penyakit.

A. Alat Pelindung Mata (kaca mata pengaman) dan Muka.

1. Fungsi.Fungsi kaca mata pengaman adalah untuk melindungi mata dari: Percikan bahan bahan korosif. Kemasukan debu atau partikel-partikel yang melayang di udara. Lemparan benda-benda kecil. Panas dan pancaran cahaya Pancaran gas atau uap kimia yang dapat menyebabkan iritasi mata. Radiasi gelombang elekromaknetik yang mengion maupun yang tidak mengion Benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam.

2. Jenis.Menurut jenis atau bentuknya alat pelindung mata dibedakan menjadi: Kaca mata (Spectacles/Goggles). Gambar 3. Kacamata pelindung (Protective Goggles) digunakan pada saat menggerinda

logam/akrilik Gambar 4. Kacamata pelindung (Protective Goggles) digunakan pada saat melakukan

pengecoran logam Tameng muka (Face Shield). Gambar 5. Pelindung muka (face shields) yang digunakan pada saat polishing akrilik

Page 35: K3 Lengkap

3. Spesifikasi.1. Alat pelindung mata mempunyai ketentuan sebagai berikut:

Tahan terhadap api. Tahan terhadap lemparan atau percikan benda kecil. Lensa tidak boleh mempunyai efek destorsi. Mampu menahan radiasi gelombang elektromagnetik pada panjang

gelombang2. Alat pelindung muka mempunyai ketentuan sebagai berikut:a. Tahan apib. Terbuat dari bahan :

Gelas atau gelas yang dicampur dengan laminasi alumunium, yang bila pecahtidak menimbulkan bagian-bagian yang tajam.

Plastik, dengan bahan dasar selulosa asetat, akrilik, policarbonat atau alildiglikol karbonat.

4. Cara Pemakaian.a. Kaca mata pengaman.

Pilihan kaca mata yang sesuai, small, medium, atau large. Buka tangkai kaca mata lekatkan bagian tengah kacamata pada punggung hidung. Tempelkan lensa kaca mata. Kaitkan tangkai kaca mata pada daun telinga. Usahakan agar mata dan sekitar betul-betul tertutup oleh kacamata.

b. Penutup muka (Face Shield)Penutup muka yang benar adalah yang dapat dikenakan tanpa dipegang dengantangan pekerja. Biasanya penutup muka ini dirancang menjadi satu dengan topipengaman atau penutup rambut.

Pilih ukuran penutup muka, sesuai dengan besarnya lingkar kepala (kecil/small, sedang/medium,atau besar/large). Periksa bagian luar dan dalam penutup muka, apakah sesuai dengan spesifikasinya, apakah tudung dalam keadaaan baik, tidak rusak dan bersih. Kendorkan klep pengatur untuk mempererat kedudukan topi pengaman tudung atau penutup rambut. Pakai topi pengaman (tudung atau penutup rambut), eratkan di kepala sehingga terasa pas dengan cara mengatur klep pengatur. Atur posisi penutup muka sehingga menutupi seluruh permukaan wajah. Kencangkan kembali klep pengatur.

B .Pelindung pendengaran.

Page 36: K3 Lengkap

1. Fungsi.Untuk melindungi alat pendengaran (telinga) akibat kebisingan, dan melindungi

telinga dari percikan api atau logam-logam yang panas.

2. Jenis.Secara umum pelindungi telinga 2 (dua) jenis, yaitu:

Sumbat telinga atau ear plug, yaitu alat pelindung telinga yang cara penggunaannyadimasukkan pada liang telinga

Tutup telinga atau ear muff, yaitu alat pelindung telinga yang penggunaanyaditutupkan pada seluruh daun telinga.

3. Spesifikasi.a. Sumbat Telinga atau ear plug.

Sumbatan telinga yang baik adalah yang bisa menahan atau mengabsorbsibunyi atau suara dengan frekuensi tertentu saja, sedangkan bunyi atau suaradengan frekwensi untuk pembicaraan (komunikasi) tetap tidak terganggu.

Biasanya terbuat dari karet, platik ,lilin atau kapas. Harus bisa mereduksi suara frekwensi tinggi (4000 dba) yang masuk lubang

telinga, minimal sebesar x-85 dba, dimana x adalah intensitas suara ataukebisingan di tempat kerja yang diterima oleh tanaga kerja.

b. Penutup Telinga atau Ear Muff. Terdiri dari sepasang (2 buah, kiri dan kanan) cawan atau cup, dan sebuah

sabuk kepala (head band) Cawan atau cup berisi cairan atau busa (foam) yang berfungsi untuk menyerap

suara yang frekwensinya tinggi Pada umumnya tutup telinga bisa meriduksi suara frekwensi 2800-4000 hz

sebesar 35-45 dba Tutup teling harus mereduksi suara yang masuk ke lubang telinga minimal

sebesar x- 85 dba, dimana x adalah intensitas suara atau kebisingan di tempatkerja yang diterima oleh tenaga kerja.

B. Pelindung Pernafasan (Respirator).

Page 37: K3 Lengkap

1. Fungsi.Alat pelindung pernafasan berfungsi memeberikan perlindungan organ pernafasan

akibat pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu, uap, gas, fume, asap, mist,kabut, kekurangan oksigen, dan sebagainya.

2. Jenis.Berdasarkan fungsinya, dibedakan menjadi :a. Respirator yang berfungsi memurnikan udara (air purifying respirator).b. Respirator yang berfungsi memasok oksigen atau udara (air supplying respirator).

3. Spesifikasi.a. Respirator Yang Memurnikan Udara.

Respirator jenis ini dipakai bila pekerja terpajan bahan pencemar di udara (debu, gas,uap, fume, mist, asap, fog) yang kadar toksisitasnya rendah. Prinsip kerja respirator iniadalah membersihkan udara terkontaminasi dengan cara filtrasi, adsorbsi, atauabsorbsi.Menurut cara kerjanya dibedakan menjadi :1. Respirator yang mengandung bahan kimia (cemical respirators).2. Respirator dengan katrid (cartridge) bahan kimia.a. Prinsip cara kerjanya adalah mengadsorpsi bahan pencemar di udara pernafasan.b. Bahan kimia yang digunakan untuk mengadsorbsi biasanya karbon aktif atau silika gel.c. Biasanya penutup sebagian muka dengan satu atau dua katrid yang mengandung bahan kimia tertentu.d. Tidak bisa digunakan untuk keadaaan darurat.e. Hanya mampu memurnikan satu macam atau satu golongan bahan kimia (gas, uap) saja.3. Respirator dengan kanister yang berisi bahan kimia.a. Prinsip cara kerjanya adalah mengadsorbsi bahan pencemar di udara pernafasanb. Bahan kimia yang digunakan untuk mengadsorbsi adalah yang sesuai dengan bahan-bahan kima tertentu saja. Misal kanister untuk uap asam klorida (hcl dan asam sulfat (h2so4) harus menggunakan kanister yang berisi sodac. Bahan kimia kanister mempuyai batas waktu kedaluwarsa. Batas waktu kedaluwarsa ini tergantung pada isi kanister, konsentrasi bahan pencemar, dan akifitas pemakainya.d. Bisa menutup sebagian muka atau seluruh mukae. Tidak bisa digunakan dalam keadaaan udara di lingkungan kerja menggandung bahan kimia gas atau uap toksik dengan kadar yang cukup tinggi.

Page 38: K3 Lengkap

f. Satu tipe kanister hanya bisa digunakan untuk memurniakan udara terkontaminasi satu macam atau satu golongan bahan kimia (gas, uap) saja.

b. Respirator dengan pemasok udara atau oksigen.a. Alat pelindung pernafasan ini tidak dilengkapi dengan filter, ataupun katrid dan kanister yang mengandung bahan kimia.b. Pasokan udara bersih atau oksigen, melindungi pekerja dari pemajanan bahan bahan kimia yang sangat toksit. Konsentarinya tinggi, mampu melindungi pekerja dari kekurangan oksigen.c. Pasokan udara ataupun oksigen dapat melalui silinder, tangki, atau kompresor yang dilengkapi dengan regulator (pengukur tekanan)d. Respirator dengan pasokan udara atau oksigen dibedakan menjadi : Airline respirator. Air hose mask respirator. Self-contained brathing apparatus.

D. Pelindung Tangan.

1. Fungsi.Untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, panas, dingin, radiasi

elektomagnetik, radiasi mengion, listrik, bahan kimia, benturan dan pukulan, tergores,terinfeksi. Alat pelindung tangan biasa disebut dengan sarung tangan.2. Jenis.

Menurut bentuknya, alat pelindung tangan dibedakan menjadi :a. Sarung tangan biasa atau gloves.b. Mitten, yaitu sarung tangan dengan ibu jari terpisah, sedangkan empat jari lainya menjadi satu.c. Hand pad, yaitu alat pelindung tangan yang hanya melindungi telapak tangan.d. Sleeve, yaitu alat pelindung dari pergelangan tangan sampai lengan. Biasanya digabung dengan arung tangan.3. Spesifikasi.

Alat pelindung tangan harus sesuai antara potensi bahaya dengan bahan sarung tangan yang dikenakan pekerja.

Page 39: K3 Lengkap

E. Pakaian Pelindung.

1. Fungsi.Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi sebagain atau seluruh tubuh dari

kotoran, debu, bahaya percikan bahan kimia, radiasi, panas, bunga api maupun api.2. Jenis.a. Apron, yang menutupi hanya sebagian tubuh pemakainya, mulai dari dada sampai lutut.b. Overalls, yang menutupi seluruh bagian tubuh.3. Spesifikasi.Macam-macam pakaian pelindung adalah:a. Pakaian pelindung dari kulit, untuk tenaga kerja yang mengerjakan pengelasan.b. Pakaian pelindung untuk pemadam kebakaran.c. Pakaian pelindung untuk pekerja yang terpajan radiasi tidak mengion.d. Pakaian pelindung untuk pekerja yang terpajan radiasi mengion.e. Pakaian pelindung terbuat dari plastik, untuk tenaga kerja yang bekerja kontakdengan bahan kimia.4. Cara pemakaian.a. Pilih jenis pakaian pelindung yang sesuai dengan potensi bahaya yang dihadapi.b. Pilih ukurannya yang sesuai dengan ukuran tubuh pemakainya.c. Cek keadaan fisiknya, apakah dalam keadaan rusak , dan lengkap

Page 40: K3 Lengkap

d. Kenakan pakaian pelindung dan kacingkan dengan seksama.e. Gerak-gerakkan anggota badan (kaki, tangan), untuk memastikan apakah pakaianpelindung telah terpakai dengan nyaman.

F. PELINDUNG KAKI

Safety Bot

Gunanya untuk melindungi kaki supaya tidak cedera. Dengan syarat safety boot terlindung metal bagian depan, dengan daya tahan terhadap tekanan sampai 2500 pounds tahan panas, anti minyak dan bahan kimia serta non conductif, dapat menahan benturan 450 kg dari ketinggian 30 cm.

G. SYARAT SYARAT APD

APD yang disediakan harus memenuhi syarat :

1)Harus memberikan perlindungan yang cukup terhadap bahaya yang dihadapi tenaga kerja/sesuai dengan sumber bahaya yang ada.2)Tidak mudah rusak.3)Tidak mengganggu aktifitas pemakai.4)Mudah diperoleh dipemasaran.5)Memenuhi syarat spesifik lain.6)Nyaman dipakai.

KEBAKARAN

Page 41: K3 Lengkap

Sifat apiBahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cairmaupun gas. Bahan yang mudah terbakar adalah setiap benda yangmudah menyala dan terbakar dengan cepat.Panas dapat berasal dari nyala api, percikan bunga api, puntung rokok,gesekan, sumber listrik, pipa panas dan perlengkapan.Oksigen umumnya berasal dari udara dan juga sebagian dari reaksikimia.

Tanpa bahan bakar,Tidak akan terjadi apiMembantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengancara:1) Menghilangkan bahan bakar yang tidak diinginkan seperti sampahdan limbah.2) Menyimpan bahan bakar dan bahan yang dapat terbakar denganhati-hati.

Tanpa panas, tidak akan terjadi api.Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengancara:

Page 42: K3 Lengkap

1) Berhati-hati bila bekerja dengan panas.2) Menghilangkan sumber panas yang tidak diinginkan.Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan cara mendinginkanbahan bakar yang sedang terbakar untuk menghilangkan panas.

Tanpa oksigen tidak akan terjadi api.Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan caramenjauhkan bahan bakar yang terbakar agar tidak berhubungandengan oksigen. Memadamkan api yang tidak diinginkan denganmenutupnya sehingga tidak berhubungan dengan oksigen.

Alat-alat Pemadam Kebakaran:Alat pemadam api portablePemadam api portable biasanya ditempatkan pada tempat yang aman.Ada 4 jenis alat pemadam kebakaran dengan beberapa perbedaanpada masing-masing jenisnya. Pada bagian sisi alat pemadambiasanya dilengkapi dengan label instruksi. Label ini memberikanrincian bagaimana menggunakan pemadam api, juga dijelaskan untukapi jenis apa digunakan.Selalu baca plat instruksi sebelum anda menggunakan pemadam api,

Page 43: K3 Lengkap

Pemadam kebakaran yang berisi air

Ketiga pemadam kebakaran jenis berisi air hanya cocok untukmemadamkan api kelas A. Pemadam ini dicat merah. Rentangsemprotannya berkisar 10m. Digunakan sesuai petunjuknya.Jenis pemadam bertekanan gas berkerja sampai kosong. Jenispemadam bertekanan udara diaktifkan dengan alat picu dandapat dihentikan setiap saat dengan cara melepas pemicu.

Pemadam Kebakaran Karbon Dioksida (CO2)

Alat ini diisi deengan karbon dioksida, cairan ini mempunyaitekanan yang sangat tinggi. Jenis ini paling sesuai untukmemadamkan api kelas B dan kelas C.Jenis ini dicat warna merah dengan garis/pita hitam. Ukurankecil mempunyai kemampuan semprot sampai 1,2m dan yangberukuran besar mempunyai kemampuan sam pai 3m.

Page 44: K3 Lengkap

Pemadam ini harus mempunyai nozel penyembur agar dapatdigunakan secara efektif dan aman. Yang dikosongkan adalahkarbon diosida cair yang dengan cepat dapat berubah menjadigas. Semprotan utama sangat dingin. Menkanismepengoperasiannya harus terbuka penuh untuk mencegah agarnozel tidak membeku. Alat ini bias juga dilengkapi denganplunyer, tuas, pemicu atau katup. Operasikan sesuai petunjuk.Pemadam kebakaran CO2 sangat berguna dimana pencemaranoleh endapan tidak diharapkan ditempat kerja dan penembusanarea sangat penting.Contohnya adalah:

a) Berhubungan dengan kebakaran peralatan elektronik danlaboratorium.b) Berhubungan dengan api kecil pada cairan yang dapatterbakar, lepas melalui kedua permukaan vertical danhorizontal.

Page 45: K3 Lengkap

Pemadam Kebakaran BusaVariasi mekanisme dan bahan kimia yang digunakan padapemadam kebakaran busa cocok digunakan untukmemadamkan api kelas B dan terbatas pada api kelas A.Tabung alat ini dicat dengan warna BIRU. Jarak semprotnyaberkisar 6m. Operasikan sesuai petunjuk.

Busa digunakan untuk membentuk selimut untuk menutupi danmemadam api.Pemadam kebakaran jenis busa adalah yang paling efektif untukmemadamkan api dari bahan bakar cair yang berada dalamwadah diaman bahan ini cukup panas untuk dapat terbakarsendiri bila bersinggungan dengan oksigen.Selimut busanya akan tetap berada pada tempatnyacukup lama untuk mendinginkan bahan yang terbakarsehingga temperaturnya tidak cukup untuk dapatterbakar sendiri.Busa kurang efektif pada tumpahan yang menyebar. Jenis inibiasa jadi tidak efektif cairan yang terbakar seperti alcohol.

Untuk memadamkan cairan yang sedang terbakar, arahkansemprotan pemadam ke bagian sisi wadah di atas cairan. Hal iniakan menyebabkan busa mengalir ke bawah an menyebar diatas permukaan cairan.

Page 46: K3 Lengkap

Pemadam Kebakaran Tepung KeringPemadam ini diisi dengan bahan kimia berbentuk tepung keringyang diinjeksikan dengan tekanan gas, atau dengan tekananudara. Jenis ini sesuai untuk memadamkan api kelas B dan C.Tabung pemadam ini dicat warna MERAH dengan lingkaranPUTIH. Alat ini mempunyai nozel beebentuk kipas. Rentangsemprotan yang berukuran kecil samapi 3m, dan yang berukuranbesar samapai 6 meter. Operasikan berdasarkan petunjukpemakaian.

Pemadam kebakaran jenis tepung kering mempunyai reaksipemadaman yang sangat cepat. Kabut bahan kimia kering inicenderung melindungi orang yang memadamkan api dari panas.Tepung kering adalah pemadam api yang paling efektif untukmemadamkan cairan yang terbakar pada area yang luas,khususnya pada tumpahan yang mengalir bebas.Semprotkan tepung ke bagian dasar api dan tutupi apinya denganmenggerakan nozel ke kanan dan ke kiri.Pemadam jenis ini yang berukuran kecil denngan gagangberbentuk pistol dapat dibawa masuk dan dapat digunakandengan cepat. Hal ini membuat alat ini efektif memadamkansemua jenis api yang muncul tiba-tiba dan juga untuk api kecilyang sulit dijangkau.

Page 47: K3 Lengkap

Pemadam kebakaran bentuk kecil sebaiknya tidak digunakanuntuk memadamkan api yang besar dan dalam

Teknik dan Taktik pemadaman

Selalu siap memadamkan api.Anda harus tahu apa yang harus diperbaat bila terjadi kebakaran:1. Pahamilah semua peralatan pemadam kebakaran yang ada di tempatkerja anda.2. Ketahui tempat semua peralatan pemadam kebakaran.

3. Pelajari tempat semua alarm pemadam kebakaran.4. Pelajari fungsi semua peralatan pemadam kebakaran.5. Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti langkah pemadamanapi dengan pasti.6. Menghindarkan peralatan pemadam kebakaran dari penghalang agarmudah dijangkau.

Page 48: K3 Lengkap

7. Pelajari setiap lokasi penyelamatan diri.8. Jaga agar rute penyelamatan diri bebas dari hambatan.9. Jaga akses ke tangga dan perancah mudah dijangkau dimana tanggabelum dibangun.10.Menjaga pintu penyelamatan diri memberikan akses ke tangagatertutup, tetapi tidak terkunci.

Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau saatmenggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran.1. Hindarkan pemadam kebakaran dari panas yang tinggi atau yangdingin sekali.2. Jangan sekali-kali mengembalikan pemadam api yang telahdigunakan ke tempat semula. Beri label dan kembalikan untuk diisiulang.3. Pastikan setiap pemadam api yang telah dipakai segera digantidengan yang baru

Jika anda menemukan kebakaran, ingat 6 langkah kesalamatan berikut:1. Hidupkan segera alarm.

2. Beritahu regu pemadam kebakaran.

Page 49: K3 Lengkap

3. Peringatkan setiap orang agar segera keluar.

4. Padamkan api dengan peralatan yang tersedia.

5. Bila dipandang perlu segera keluar.

6. Jangan masuk kembali ke gedung yang sedang terbakar

Page 50: K3 Lengkap

Ke 6 langkah keselamatan tersebut penting karena hal-hal berikut:1. Beberapa menit pertama setelah api mulai menyala adalah pentingsegera ditanggulangi.2. Penting bagi regu pemadam kebakaran tiba saat api masih kecilsehigga mudah dikendalikan daripada datang setelah api menjadibesar sehingga sulit ditanggulangi.3. Seseorang mengawasi regu pemadam kebakaran dapatmengarahkan mereka langsung ke tmpat kebakaran tanpa harusmenunda.4. Api yang masih kecil dapat dengan mudah ditanggulangi denganperalatan yang tepat,5. Begitu api menjadi besar, penundaan dalam mengevakuasibangunan dapat meregut nyawa seseorang.6. Asap dan gas di dalam bangunan sangat berbahaya, walaupunsumber api dan panasnya jauh.7. Bila kebakaran terjadi pada saluran gas yang bocor, dan andatidak dapat mematikan saluran gas, jangan coba-coba mematikannyala api. Bila perlu, atau memungkinkan, cobalah mendinginkanperalatan yang ada di sekitarnya.

7. Selebihnya biar ditangani oleh ahlinya.

DASAR-DASAR KESELAMATAN LISTRIK

Page 51: K3 Lengkap

Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik, dapat juga diartikan sebagai berikut:

Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya.

Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif.

Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal luas, seperti petir, medan listrik, dan arus listrik. Listrik digunakan dengan luas di dalam aplikasi-aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik.

Petir adalah contoh listrik alami yang paling dramatis

Sifat-sifat listrik

Listrik memberi kenaikan terhadap 4 gaya dasar alami, dan sifatnya yang tetap dalam benda yang dapat diukur. Dalam kasus ini, frase "jumlah listrik" digunakan juga dengan frase "muatan listrik" dan juga "jumlah muatan". Ada 2 jenis muatan listrik: positif dan negatif. Melalui eksperimen, muatan-sejenis saling menolak dan muatan-lawan jenis saling menarik satu sama lain. Besarnya gaya menarik dan menolak ini ditetapkan oleh hukum Coulomb. Beberapa efek dari listrik didiskusikan dalam fenomena listrik dan elektromagnetik.

Satuan unit SI dari muatan listrik adalah coulomb, yang memiliki singkatan "C". Simbol Q digunakan dalam persamaan untuk mewakili kuantitas listrik atau muatan. Contohnya, "Q=0,5 C" berarti "kuantitas muatan listrik adalah 0,5 coulomb".

Jika listrik mengalir melalui bahan khusus, misalnya dari wolfram dan tungsten, cahaya pijar akan dipancarkan oleh logam itu. Bahan-bahan seperti itu dipakai dalam bola lampu (bulblamp atau bohlam).

Setiap kali listrik mengalir melalui bahan yang mempunyai hambatan, maka akan dilepaskan panas. Semakin besar arus listrik, maka panas yang timbul akan berlipat. Sifat ini dipakai pada elemen setrika dan kompor listrik..

Page 52: K3 Lengkap

Berkawan dengan listrik

Aliran listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Dengan listrik arus searah jika kita memegang hanya kabel positif (tapi tidak memegang kabel negatif), listrik tidak akan mengalir ke tubuh kita (kita tidak terkena strum). Demikian pula jika kita hanya memegang saluran negatif.

Dengan listrik arus bolak-balik, Listrik bisa juga mengalir ke bumi (atau lantai rumah). Hal ini disebabkan oleh sistem perlistrikan yang menggunakan bumi sebagai acuan tegangan netral (ground). Acuan ini, yang biasanya di pasang di dua tempat (satu di ground di tiang listrik dan satu lagi di ground di rumah). Karena itu jika kita memegang sumber listrik dan kaki kita menginjak bumi atau tangan kita menyentuh dinding, perbedaan tegangan antara kabel listrik di tangan dengan tegangan di kaki (ground), membuat listrik mengalir dari tangan ke kaki sehingga kita akan mengalami kejutan listrik ("terkena strum").

Daya listrik dapat disimpan, misalnya pada sebuah aki atau batere. Listrik yang kecil, misalnya yang tersimpan dalam batere, tidak akan memberi efek setrum pada tubuh. Pada aki mobil yang besar, biasanya ada sedikit efek setrum, meskipun tidak terlalu besar dan berbahaya. Listrik mengalir dari kutub positif batere/aki ke kutub negatif.

Sistem listrik yang masuk ke rumah kita, jika menggunakan sistem listrik 1 fase, biasanya terdiri atas 3 kabel:

Pertama adalah kabel fase (berwarna merah) yang merupakan sumber listrik bolak-balik (fase positif dan fase negatif berbolak-balik terus menerus). Kabel ini adalah kabel yang membawa tegangan dari pembangkit tenaga listrik (PLN misalnya); kabel ini biasanya dinamakan kabel panas (hot), dapat dibandingkan seperti kutub positif pada sistem listrik arus searah (walaupun secara fisika adalah tidak tepat).

Kedua adalah (berwarna hitam) kabel netral. Kabel ini pada dasarnya adalah kabel acuan tegangan nol, yang disambungkan ke tanah di pembangkit tenaga listrik, pada titik-titik tertentu (pada tiang listrik) jaringan listrik dipasang kabel netral ini untuk disambungkan ke ground terutama pada trafo penurun tegangan dari saluran tegangan tinggi tiga jalur menjadi tiga jalur fase ditambah jalur ground (empat jalur) yang akan disalurkan kerumah-rumah atau kelainnya.

Untuk mengatasi kebocoran arus listrik dari peralatan tiap rumah dipasang kabel grund (berwarna hitam) dihubungkan dengan logam yang ditancapkan ditanah untuk disatukan dengan saluran kabel netral dari jala listrik dipasang pada jarak terdekat dengan alat meteran listrik atau dekat dengan sikring.

Dalam kejadian-kejadian badai listrik luar angkasa (space electrical storm) yang besar, ada kemungkinan arus akan mengalir dari acuan tanah yang satu ke acuan tanah lain yang jauh letaknya. Fenomena alami ini bisa memicu kejadian mati lampu berskala besar.

Ketiga adalah kabel tanah atau Ground (berwarna biru, hijau selain warna hitam dan merah). Kabel ini adalah acuan nol di lokasi pemakai, yang disambungkan ke tanah (ground) di rumah pemakai, kabel ini benar-benar berasal dari logam yang ditanam di tanah di rumah kita, kabel ini merupakan kabel pengamanan yang disambungkan ke badan (chassis) alat2

Page 53: K3 Lengkap

listrik di rumah untuk memastikan bahwa pemakai alat tersebut tidak akan mengalami kejutan listrik.

Kabel ketiga ini jarang dipasang dirumah-rumah penduduk, pastikan teknisi (instalatir) listrik anda memasang kabel tanah (ground) pada sistem listrik di rumah. Pemasang ini penting, karena merupakan syarat mutlak bagi keselamatan anda dari bahaya kejutan listrik yang bisa berakibat fatal dan juga beberapa alat-alat listrik yang sensitif tidak akan bekerja dengan baik jika ada induksi listrik yang muncul di chassisnya (misalnya karena efek arus Eddy).

Unit-unit listrik SI

edit Unit-unit elektromagnetisme SISimbol Nama kuantitas Unit turunan Unit dasarI Arus ampere A AQ Muatan listrik, Jumlah listrik coulomb C A·sV Perbedaan potensial volt V J/C = kg·m2·s−3·A−1

R, Z Tahanan, Impedansi, Reaktansi ohm Ω V/A = kg·m2·s−3·A−2

ρ Ketahanan ohm meter Ω·m kg·m3·s−3·A−2

P Daya, Listrik watt W V·A = kg·m2·s−3

C Kapasitansi farad F C/V = kg−1·m−2·A2·s4

Elastisitas reciprocal farad F−1 V/C = kg·m2·A−2·s−4

ε Permitivitas farad per meter F/m kg−1·m−3·A2·s4

χe Susceptibilitas listrik (dimensionless) - -Konduktansi, Admitansi, Susceptansi

siemens S Ω−1 = kg−1·m−2·s3·A2

σ Konduktivitas siemens per meter S/m kg−1·m−3·s3·A2

HMedan magnet, Kekuatan medan magnet

ampere per meter A/m A·m−1

Φm Flux magnet weber Wb V·s = kg·m2·s−2·A−1

BKepadatan medan magnet, Induksi magnet, Kekuatan medan magnet

tesla T Wb/m2 = kg·s−2·A−1

Reluktansiampere-turns per weber

A/Wb kg−1·m−2·s2·A2

L Induktansi henry HWb/A = V·s/A = kg·m2·s−2·A−2

μ Permeabilitas henry per meter H/m kg·m·s−2·A−2

χm Susceptibilitas magnet (dimensionless) - -

Menjelaskan kecelakaan listrik

Kecelakaan listrik dibagi dalam: kejutan listrik yang disebabkan oleh kontak dengan bagianfasilitas listrik yang berisi beban atau yang bocor, luka bakar yang disebabkan oleh busur bebankeluar, luka mata disebabkan oleh cahaya yang menyilaukan dari busur las; kebakaran atau

Page 54: K3 Lengkap

ledakan karena kelebihan panas, bunga api, arus listrik bocor, beban statis

Penjelasan cidera bagian dalam tubuh akibat listrik

1.Bahaya kejutan listrik Bahaya dari kejutan listrik tidak langsung berhubungan dengan tegangan listrik, tetapi terutama ditentukan oleh kondisi sebagai berikut:• Besar arus.• Jenis penyediaan daya.• Jangka waktu kejutan listrik.• Lintasan arus.• Kondisi manusiaArus minimum yang dirasakan seseorang dari kejutan listrik adalah 1 mA pada 60 Hz; manusiabisa memikul beban sakit dari kejutan listrik pada batas arus kurang lebih 7 sampai 8 mA; danbatas arus maksimum dimana manusia bisa bergerak adalah kurang lebih 10 sampai 15 mA.Jika arus kemudian bertambah, jantung akan bergetar dan ia akan mati dalam beberapa menit.Manusia bisa mengalami getaran di kamar jantung yang diikuti kematian apabila arus sebesarkurang lebih 100 mA melewati badannya untuk selama kurang lebih 3 detik.Frekuensi paling berbahaya adalah 50 sampai 60 Hz yang sekarang dipakai secara komersial,dan bahaya berkurang pada arus langsung serta frekuensi tinggi

Jika waktu kejutan listrik lebih lama, bahaya akan makin besar. Tabel di bawah inimenunjukkan hubungan antara jangka waktu kejutan listrik, kontak tegangan berbahaya danarus berbahaya.

Daya tahan-dalam dari badan manusia adalah sekitar 500 sampai 1.000 Ohm, tetapi dayatahan kulit sangat tergantung pada kadar kelembaban. Apabila kulit berkeringat, dayatahannya berkurang sampai seperduabelas dari saat kering. Daya tahan kulit berubah dengantegangan yang dipakai. Daya tahan kulit sebesar beberapa puluh ribu ohm pada 100 Voltdalam kondisi kering dapat menghasilkan gangguan pada isolasi pada kondisi basah. Inimengakibatkan hanya daya tahan-dalam manusia yang tertinggal, yang membuat situasisangat berbahaya.Sifat yang khas dari kejutan listrik :

Page 55: K3 Lengkap

• Ancaman mati dari kejutan listrik adalah sangat tinggi. Lebih dari 20% dari penderitakejutan listrik memerlukan istirahat 8 hari atau lebih atau berakibat kematian.• Terdapat banyak kasus kematian yang disebabkan kejutan listrik tegangan rendah. Selamajangka waktu lima tahun terakhir, lebih dari sepertiga kematian karena kejutan listrikdisebabkan oleh tegangan rendah 220 Volt atau 100 Volt.• Kecelakaan mungkin khusus terjadi dalam musim panas. Kecenderungan ini tinggi padafasilitas listrik tegangan rendah.

2. Tindakan untuk mencegah kejutan listrik.Kecelakaan, terutama yang berakibat kematian, karena kejutan listrik kebanyakan disebabkankontak dengan jaringan transmisi daya, kemudian menyusul karena mesin dan peralatan listrikyang bisa dipindahkan, saklar, jalinan kawat, transformator, kapasitor serta lain fasilitas daya.Penyebab dari kecelakaan karena kejutan listrik adalah sebagai berikut:• Kerusakan pada fasilitas seperti bagian dari mesin dan peralatan listrik dengan muatanterbuka.• Kerusakan pada penutup isolasi jalinan kawat.• Sikap pekerja, seperti bekerja tanpa pelindung.• Kontak dengan kawat bermuatan daya secara tidak disengaja.• Cara bekerja dengan fasilitas listrik.

Jalur arus listrik ketika masuk ke dalam tubuh :

Arus listrik paling sering masuk melalui tangan, kemudian kepala; dan paling sering keluar dari kaki. Arus listrik yang mengalir dari lengan ke lengan atau dari lengan ke tungkai bisa melewati jantung, karena itu lebih berbahaya daripada arus listrik yang mengalir dari tungkai ke tanah.

Arus yang melewati kepala bisa menyebabkan: - kejang - perdarahan otak - kelumpuhan pernafasan - perubahan psikis (misalnya gangguan ingatan jangka pendek, perubahan kepribadian, mudah tersinggung dan gangguan tidur) - irama jantung yang tidak beraturan. Kerusakan pada mata bisa menyebabkan katarak.

Penjelasan sebelum Bekerja ,selama bekerja dan sesudah bejerja pada pekerjaan listrik

Jangan menumpuk stop kontak pada satu sumber listrik

Page 56: K3 Lengkap

.- Gunakan pemutus arus l istr ik (sekring) yang sesuai dengan daya yang tersambung, jangan dilebihkan atau dikurangi.- Kabel-kabel listrik yang terpasang didalam rumah jangan dibiarkan ada yang terkelupasatau dibiarkan terbuka. Perbaiki dan lindungi kabel-kabel tersebut, kalau perlu digantisaja.- Jauhkan sumber-sumber l istr ik seperti stop kontak, saklar dan kabel-kabel l istr ik dari  jangkauan anak-anak.- Biasakan menggunakan material listrik, seperti kabel, saklar, stop kontak, steker (kontak tusuk) yang telah terjamin kualitasnya dan berlabel SNI (Standar Nasional Indonesia),LMK (Lembaga Masalah kelistrikan) atau SPLN (Standar PLN).- Pangkaslah sebagian daun, ranting, dan cabang dari pepohonan yang berada dihalamanrumah, jika bagian pohon itu sudah mendekati atau menyentuh jaringan listrik.- H i n d a r i p e m a s a n g a n a n t e n e t e l e v i s i y a n g t e r l a l u t i n g g i y a n g b i s a m e n d e k a t i a t a u menyentuh jaringan listrik.- Gunakan l istr ik yang memang hak untuk bangunan atau rumah kita. Jangan sekali-kal im e n c o b a m e n c a n t o l l i s t r i k , m e n g u t a k - a t i k K W H M e t e r a t a u m e n g g u n a k a n l i s t r i k   secara tidak sah.- Biasakanlah untuk bersikap hati-hati, waspada dan t idak ceroboh dalam menggunakanlistrik.- Jangan bosan-bosan untuk mengingatkan anak-anak kita agar t idak bermain layang- layang dibawah atau di dekat jaringan listrik

Penjelasan bahaya kejutan listrik

Secara fisik

Kuat arus dapat merusak jaringan tubuh manusia tergantung dari nilainya. Dari wikipedia, kita baru merasakan arus pada nilai 5 hingga 10 miliamper untuk tegangan searah (DC) dan 1 hingga 10 miliamper untuk tegangan bolak-balik (AC) pada frekuensi 60 Hz. Tingkat persepsi ini berlawanan dengan peningkatan frekuensi, kita tidak akan merasakan apa-apa pada frekuensi di atas 15 hingga 20 kHz. Dapat dikatakan bahwa tingkatan persepsi terhadap kejut listrik berbeda-beda tergantung pada tegangan, durasi, arus, jalur yang ditempuh, frekuensi, dan sebagainya.

Terbakar

Pemanasan akibat daya tahan/resistansi tubuh dapat mengakibatkan luka bakar yang parah. Tegangan senilai 500 hingga 1000 volt cendrung mengakibatkan luka bakar dalam akibat besarnya energi dari sumber (atau sama dengan durasi dikalikan dengan kuadrat arus dikalikan resistansi) sedangkan arus mengakibatkan pemanasan pada jaringan tubuh.

Potensi luka bakar akibat kontak dengan tegangan tinggi = I(arus)*I(arus)*R(resistansi)*t(durasi kesetrum)

Ventricullar fibrilation

Istilah kedokteran yang berhubungan dengan efek kejut listrik terhadap jantung.

Arus untuk tegangan rendah (110 atau 230 V) 50 atau 60-Hz yang mengalir melalui daerah dada selama beberapa detik dapat menimbulkan efek yang disebut ventricular

Page 57: K3 Lengkap

fibrillation pada arus sekecil 60 mA! Sedangkan untuk tegangan searah (DC) cuma butuh 300 hingga 500 mA untuk bisa memodarkan manusianya. Jika arus memiliki akses langsung ke jantung (misal: melalui cardiac catheter atau elektroda lainnya), bahkan butuh arus lebih kecil dari 1 mA (AC atau DC)!

Fibrilasi akan mengakibatkan sel otot jatut bergerak suka-sukanya aja tidak terkendali. Jika tidak segera ditindaki dengan defibrilasi bisa modar! Untuk arus lebih dari 200 mA, kontraksi otot akan sangat kuat hingga jantung tidak sanggup untuk bergerak sama sekali!

Efek terhadap syaraf

 Arus bisa mengakibatkan interferensi pada sistem kendali syaraf, khususnya jantung dan paru-paru. Terserang kejut listrik berulang kali atau tingkat parah yang tidak mengakibatkan kematian dapat menyebabkan neuropathy.

Sebagai catatan, orang bisa pingsan jika arus nembus melalui kepala!

Bahaya percikan akibat kejut listrik

Nah bahasan ini agak di luar konteks kita tapi sebagai pengingat, kebanyakan hingga 80% cedera dan kematian tidak langsung disebabkan oleh kejut listrik akan tetapi karena hasil dari kegagalan listrik itu sendiri seperti: panas yang berlebihan dan gelombang tekanannya. Radiasi dari percikan api akibat short-circuit seperti pada mesin las juga bisa menimbulkan bahaya jika tidak menggunakan alat pengamanan yang sesuai.

Tambahan

Normalnya tahanan manusia adalah 10.000 ohm dan saat basah adalah 1.000 ohm. Jadi, saat kita menyentuh sebuah sumber maka kita seperti menambahkan beban paralel dan semuanya tergantung pada tegangan, arus, frekuensi dan faktor lainnya. Arus cendrung memilih jalan yang lebih lapang/resistansi lebih kecil ketimbang lewat jalan macet.

Penjelasan gangguan listrik

UPS merupakan suatu alat yang berguna untuk memperbaiki dan meminimalisir gangguan listrik, sehingga listrik yang akan disupply ke beban misal ke komputer kualitasnya menjadi lebih bagus dibandingkan jika langsung dari sumber listrik (PLN) dan juga memberikan listrik cadangan jika sumber listrik utama (PLN) mati. Adapun gangguan yang sering terjadi pada listrik diantaranya:

1. Power Failure / outages

Power Failure atau outages sumber listrik utama mati kalau di Indonesia boleh dikatakan mati lampu/ PLN mati . Penyebabnya mungkin karena korselting atau hubung singkat, sumber listrik kelebihan beban, peralatan listrik ada yang rusak sehingga breaker

Page 58: K3 Lengkap

/MCB PLN turun. Bisa juga karena adanya bencana alaml. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada hardware computer atau peralatan elektroniknya , kehilangan data, system computer menjadi crash.

2. Pow er SAGYaitu tegangan listrik turun dalam waktu sesaat sampai dengan dibawah 80-85% dari tegangan normal. Yah kalau di Indonesia tegangan normalnya 220 Vac. Penyebabnya adanya startup beban (peralatan listrik / elektronik) yang cukup besar (Kita pasti pernah mengalami pada saat kita menyalakan televisi atau monitor komputer atatu ac terkadang bohlam di rumah kita redup sesaat kemudian normal kembali, nah itu yang dinamakan sag alias tegangan turun sesaat), adanya peralatan yang rusak, kapasitas listrik kita misal di rumah lebih kecil dari yang dibutuhkan / demand. Gangguan seperti ini dapat mengakibatkan kerusakan pada pada komputer dan mungkin system komputer kita bisa crash. Anda bisa bayangkan kalau kita sedang memakai komputer terjadi hal seperti ini, komputer kita kalau tidak restart ya…. Hang.

3.Power Surge / Spike

Yaitu tegangan listrik naik dalam waktu sesaat sampai dengan di atas 110% dari tegangan normal. Yah kalau di Indonesia tegangan normalnya 220 Vac .. Sedangkan spike merupakan kejadian dimana tegangan listrik naik begitu cepat dalam sesaat sehingga dapat mencapai 5KV-60 KV. Penyebabnya biasanya pada saat kita mematikan beban yang berat atau bisa juga jaringan listrik terkena petir. Gangguan ini dapat menyebabkan kerusakan pada hardware.

4. U ndervoltageDikenal juga dengan istilah BrownOut terjadi saat tegangan listrik turun / berkurang dalam waktu beberapa lama bisa hitungan menit, sampai hitungan hari . Penyebabnya beban listrik yang berlebihan sehingga pasokan listrik berkurangi atau adanya beban pada saat baban puncak misal malam hari. Hal ini dapat menyebabkan peralatan listrik atau elektronik menjadi rusak.

Page 59: K3 Lengkap

5. Overvoltage

Hal ini kebalikan dari undervoltage . Hal ini akan menyebabkan komputer atau peralatan elektronik menjadi panas dan cepat rusak.

6. Electrical Line Noise / Common Mode Disturbances

Gelombang listrik terganggu sehingga bentuk gelombangnya tidak bersih tetapi seperti berambut. Hal ini terjadi karena gangguan frekuensi radio, petir, Neutral-Grounding pada instalasi listrik jelek, atau bisa juga sisebabkan oleh peralatan listrik atau elektronik yang menghasilkan frekuensi yang tinggi . Gangguan ini dapat menyebabkan error pada harddisk ,dan kerusakan pada hardware komputer.

7. Frequency Variation

Listrik mempunyai dua istilah yaitu tegangan atau voltase dan frekuensi. Jadi Frekuensi variation ini adalah frekuensi listrik yang selalu berubah-ubah. Umumnya di Indonesia frekuensi listriknya 50 Hz. Hal ini dapat menyebabkan hilang data, sistem menjadi crash dan rusaknya peralatan.

8. Switching Transient

Turunnya tegangan secara tiba-tiba dalam waktu kisaran beberapa nanosecond

Page 60: K3 Lengkap

/nano detik . Waktu yang terjadinya lebih pendek daripada sebuah spike dan hanya terjadi beberapa nanosecond. Gangguan ini dapat menyebabkan kerusakan yang terlalu cepat / premature failure.

9. Harmo nic DistortionGelombang listrik yang terdistorsi sehingga gelombang listriknya kacau tidak sinusoidal lagi. Hal ini dapat disebabkan karena switching power supply, motor listrik seperti pompa air, mesin fax, mesin foto copy dll. Gangguan ini dapat menyebabkan komunikasi data misalnya pada jaringan lan menjadi error, peralatan listrik / elektronik cepat panas, dan kerusakan pada hardware komputer.

Penjelasan Pembumian /arde,GeneratorKarakteristik Tanah 1.1. Nilai resistans jenis tanah, t sangat berbeda tergantung komposisi tanah seperti dapat dilihat dalam pasal 320-1 dalam PUIL 1987 atau yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Jenis TanahResistans jenis tanah t dalam ohm-m

Tanah rawa 10.....40

Tanah liat dan tanah ladang 20.....100

Pasir basah 50.....200

Kerikil basah 200....3000

Pasir/kerikil kering < 10000

Tanah berbatu 2000....3000

Air laut dan air tawar 10.....100

Tabel 1: Nilai rata-rata jenis tanah t

Nilai-nilai tersebut pada Tabel 1 seluruhnya berlaku untuk tanah lembab sampai basah. Pasir kering mutlak atau batu adalah suatu bahan isolasi yang bagus, sama seperti air destilasi. Maka elektrode bumi selalu harus ditanam sedalam mungkin dalam tanah, sehingga dalam musim kering selalu terletak dalam lapisan tanah yang basah.

Page 61: K3 Lengkap

1.2. Resistans pembumian elektrode bumi t tergantung pada jenis dan keadaan tanah serta pada ukuran dan susunan elektrode.

Jenis elektrodePanjang pita atau penghantar pilin

Panjang batang

atau pipa

Pelat vertikal dengan sisi atas + 1 m dalam tanah

Resistans pembumian10m 25m 50m 100m

20 10 5 3

1m 2m 3m 5m 70 40 30 20

0,5x1m 1x1m

35 25

Tabel 2. Menununjukkan nilai rata-rata dari resistans pembumian untuk elektrode bumi (lihat tabel 320-2 dalam PUIL 1987)

Contoh: untuk mencapai resistans pembumian suatu elektrode bumi sebesar 5 ohm, maka menurut Tabel 1 dan 2 untuk tanah liat atau ladang dengan resistans jenis tanah liat atau tanah ladang dengan t = 100 ohm-m, diperlukan sesuatu elektrode pita dengan panjang 50 m atau 4-elektrode batang, masing-masing panjangnya 5m, yang disusun dalam lingkaran dengan diameter 15 m. Untuk pasir basah dengan t=200 ohm maka terdapat resistans pembumian sama dengan 6 ohm dan panjang pita pembumian 100m

Untuk mendapatkan reistans pembumian yang hasilnya sama bila dipakai pelat elektrode, maka memerlukan bahan yang lebih banyak dari pada elektrode pita atau batang tanah.

Contoh untuk menentukan resistans pembumian suatu elektrode:

- Suatu elektrode pita dengan ukuran 30mm x 4mm (l x t) dengan panjang L=40 mm. - Resistans jenis tanah rt = 180 ohm-m. - Resistans pembumian dapat dihitung dengan rumus dalam Tabel 3.

2. Pengukuran resistans jenis tanah t

Seperti juga telah dikatakan dalam tulisan Ir. Tadjuddin bahwa untuk memperoleh nilai tahanan jenis tanah yang akurat diperlukan pengukuran secara langsung pada lokasi. Jika diperlukan di lapangan harus disiapkan hubungan atau koneksi yang mudah dilepas untuk dapat diadakan pengukuran pada tiap-tiap elektrode.

Dalam tingkat perencanaan suatu sistim pembumian dengan elektrode bumi adalah sangat bermanfaat bila dihitung dahulu dengan bantuan resistans jenis tanah supaya mendapat besarnya biaya yang diperlukan.

Untuk hal tersebut dalam Tabel 3 dapat dilihat rumus-rumus pendekatan untuk resistans pembumian R suatu elektrode bumi untuk beberapa susunan elektrode bumi. Resistans pembumian Rt suatu elektrode adalah resistans dari lapisan tanah antara elektrode bumi atau sistim pembumian dan bumi acuan/referens.

Jenis elektrode Perhitungan tepat Perbandingan pendekatan

Page 62: K3 Lengkap

BatangRbt = (t / 2L) x (ln 4L / d)

pada L < 10 m; Rbt=t / L pada L > 10m; Rbt=1,5 t / L

PitaRpt = (t / L) x (ln 2L / d)

pada L < 10 m; Rpt=2t / L pada L > 10m; Rpt=3 t / L

dst.nya

Tabel 3. Rumus untuk menghitung resitans pembumian untuk macam-macam elektrode bumi

Di lapangan atau lokasi sering dilaksanakan dua cara pengukuran untuk menentukan tahanan jenis tanah untuk memperoleh perubahan dalam lapisan tanah:

2.1. Pengukuran dengan elektrode ukur yang tetap

Satu elektrode ukur, panjang 1 m ditanamkan tegak lurus dalam lapisan tanah. Dengan alat ukur jembatan-tahanan, diukur tahanan jenis tanah dalam daerah antara permukaan lapisan tanah dan dalamnya pemasukan elektrode tersebut. Rumus untuk tahanan pentanahan batang adalah :

Rt = (t / 2L) x (ln (4L / d))

di mana : Rt = tahanan bentang suatu elektrode dalam ohm, t = tahanan jenis tanah dalam ohm-meter, L = panjang elektrode batang dalam m, d = jari-jari batang elektrode dalam m, ln = logarithmus (dasar e=2.7182818)

Tahanan jenis tanah adalah :

t = ( Rt x 2L ) / (ln 4L/d) = (Rt 6,28 m) / ( ln 157,5) = 1,24 Rt

Dapat dilihat bahwa nilai ukur elektrode batang (batang pengukur) dikalikan dengan 1,24 untuk mendapatkan hasil tahanan jenis tanah. Untuk elektrode dengan ukuran yang lain harus ditentukan faktor yang sesuai.

2.2. Cara mengukur menurut metode von Werner atau cara 4-batang acuan.

Dalam Gambar 1 dapat dilihat cara mengukur resistans jenis tanah dengan digunakan 4-batang acuan yang dimasukkan dalam tanah dengan jarak a sepanjang satu garis lurus yang sama dan dihubungkan ke alat ukur resistans pembumian.

Pada ujung-ujung luar batang elektrode 1 dan 4 dialirkan arus dan pada bagian dalam dari batang elektrode 2 dan 3 diukur susut tegangan dalam lapisan tanah. Dari hasil pengukuran

Page 63: K3 Lengkap

perbandingan jembatan dapat dibaca nilai tahanan R, maka resistans jenis tanah dapat dihitung dengan rumus :

Qt = 2 x a x Rt

Bila jarak a dalam m dan R dalam ohm, maka terdapat resistans jenis tanah dalam ohm-m yang diukur di sini bukan resistans jenis tanah, hanya resistans jenis tanah semu. Cara atau metode ukur sesuai von Werner ini hanya dapat mengukur lapisan tanah sampai jarak sedalam a dari elektrode acuan. Dengan merobah-robah jarak a dapat ditemukan nilai tahanan jenis tanah dalam beberapa lapisan tanah.

Seperti telah diterangkan sebelumnya lembab tanah sangat mempengaruhi resistans pembumian. Dalam musim panas dengan terik panas yang panjang, lapisan tanah sangat kering. Bila diadakan pengukuran dalam periode musim kering tersebut harus ditanam elektrode acuan yang lebih panjang untuk menembus dalam lapisan yang basah, atau daerah lapisan tanah sekitar elektrode acuan harus dibasahinya.

3. Pengukuran resistansi pembumian

Besarnya resistansi pembumian hanya dapat ditentukan dengan pengukuran. Ini tak mungkin dapat dilakukan dengan alat ukur ohm-meter yang biasa, karena alat ohm-meter mempunyai tegangan AS yang kecil dan cara pengukuran ini tidak mungkin, karena logam dalam tanah yang basah menunjukkan elemen galvanis.

Untuk mengukur resistansi pembumian suatu elektrode bumi dapat dilaksanakan menurut proses pengukur arus-tegangan atau dengan alat ukur pembumian menurut pengukuran cara kompensasi:

a. Pengukuran dengan metode ukur arus tegangan dalam jaringan dengan titik bintang (netral) yang dibumikan sesuai PUIL 1987 Pasal 323,

b. Penghantar bumi dari elektrode bumi RA yang akan diukur dihubung dengan konduktor fase L melalui resistans yang dapat diatur dari 1000 ohm sampai 2000 ohm di belakang gawai pengaman dalam sirkuit amperemeter, lihat Gambar 2.

Dalam sirkuit tersebut dipasang juga voltmeter dengan tahanan internal R1 dari kira-kira 40 k-ohm, di mana diukur tegangan antara elektrode acuan dan elektrode bumi bantu dengan jarak 20 ohm. Resistans pembumian dari sistim pembumian pengamanan didapatkan dari rumus RA = U/1

Kejelekan dari metode b) ini adalah:

tegangan ukur antara elektrode bumi bantu dan RA tak boleh melebihi tegangan sentuh yang diizinkan, karena dapat terjadi kecelakaan,

hanya dapat dilaksanakan dalam jaringan di mana titik netral langsung dibumikan (lihat a), karena bila terdapat arus bocor kecil yang mengalir ke bumi, dapat menimbulkan susut tegangan antara RA dan RS, sehingga terdapat hasil pengukuran yang tak tepat.

c. Pengukuran dengan alat ukur pembumian - metode ukur arus - tegangan dengan sumber tegangan sendiri.

Page 64: K3 Lengkap

Untuk elektrode tersendiri yang diperlukan untuk pengukuran, jarak antara elektrode bantu H dan elektrode acuan S dipasang dalam jarak kira-kira 20m, sedangkan untuk elektrode bumi yang disusun dalam bentuk lingkaran, radial atau kombinasi harus berjarak kira-kira 3 kali diameter sistim pembumian.

Pengukuran dilakukan dengan alat ukur pembumian dengan sumber tegangan tersendiri. Tahan elektrode RE yang akan diselidiki adalah tahanan antara koneksi pembumian dan elektrode acuan, dan terdiri dari tahanan peralihan dari penghantar dalam lapisan tanah dan tahanan lapisan tanah di sekitar elektrode.

Tahanan peralihan ini adalah relatif kecil, karena bagian penghantar adalah sangat pendek. Makin jauh dari elektrode, makin menurun tahanan dari lapisan tanah, karena penampang dari lapisan tanah adalah sangat besar. Dalam jarak 20m untuk pengukuran dapat ditanam elektrode acuan dalam tanah.

Bila tahanan diukur antara elektrode acuan RS dan elektrode batang RE, maka tentu termasuk juga tahanan pembumian dari elektrode acuan. Kesulitan ini dapat disingkirkan dengan susunan sesuai Gambar 3.

Dengan perantara suatu elektrode bantu H, suatu generator G menyuplai ABB dengan umpama 110 Hz dalam lapisan tanah. Susut tegangan (voltage drop) yang terjadi pada tahanan RE dari elektrode diukur dengan alat ukur tegangan U. Tahanan dari elektrode bantu RH sama sekali tak mempunyai pengaruh, juga tidak ada dari tahanan elektrode acuan RS, bila arus ukur IS dari alat ukur tegangan adalah nol; atau sangat kecil.

Resistans pembumian dapat dihitung dari : RE = U/I

Cara yang lain adalah :

c) Pengukuran dengan alat ukur pembumian menurut metode kompensasi

Pengukuran resistans pembumian dengan alat ukur pembumian sering digunakan dari pada pengukuran menurut cara ukur arus-tegangan, karena pengukurannya sangat sederhana dan tak tergantung dari tegangan jaringan.

Persyaratan bahwa arus ukur IS adalah nol, dapat dicapai dengan pengukuran dengan rangkaian jembatan. Pada pengukuran ini dengan perbandingan resistans, maka tegangan antara elektrode pembumian, elektrode acuan dan elektrode bumi bantu dibandingkan, lihat Gambar 4.

Suatu generator ABB 1-fase membangkitkan arus pembumian, tegangan AS galvanik dalam lapisan tanah tidak mempengaruhinya.

Alat penunjuk arus A tidak menunjuk adanya arus mengalir, bila tegangan U1 pada resistans pembumian adalah sama dengan U2 atau pada tahanan perbandingan. Frekuensi generator menyimpang dari 50 Hz atau 60 Hz, dan mengkontrol rectifier dari amperemeter A, maka tegangan asing dari jaringan disingkirkan. Hasil nilai tahanan dapat langsung dibaca dari alat ukur pembumian, Gambar 4 dan 5.

Page 65: K3 Lengkap

Gambar 4 menunjukkan pengukuran dalam sirkuit 3-konduktor. Tahanan dari penghantar E1 ke elektrode langsung dapat diukur, sedangkan sirkuit 4-konduktor dalam Gambar 5 membutuhkan konduktor ke 4, untuk menghubungkan E2 ke bumi.

Pengukuran seluruh tahanan pembumian dalam jaringan TR Dalam tulisan "Elektrode Batang Mereduksi Nilai Tahanan Pentanahan", ELEKTRO No. 23 telah dibahas juga susunan batang-batang elektrode ditanam dalam tanah dalam jumlah yang banyak (multi-rod). Bila dalam jaringan yang luas sekali terdapat jumlah elektrode yang banyak yang ingin diketahui seluruh resistans pembumian, maka harus diselidiki menurut cara pengukuran teknis.

Suatu perhitungan tiap-tiap elektrode dalam jaringan hanya akan menghasilkan resistans pembumian total yang terlalu kecil, karena tiap-tiap elektrode dalam jaringan akan saling mempengaruhinya.

Pada pengukuran adalah sangat menentukan, titik pengukur yang mana dipilih, dan untuk mendapatkan sustu hasil yang tepat, hanya bila diukur dari beberapa titik ukur dari pinggir keliling jaringan.

Jarak antara titik ukur tergantung dari luasnya jaringan dan biasanya terletak antara 4000m dan 1000m.

Dari tiap-tiap pengukuran tersebut dapat ditentukan jumlah resistans pembumian dari jaringan dengan menghitung secara aritmetik. Pada umumnya penyimpangan dari nilai yang dihasilkan adalah + 10% dari nilai yang sebenarnya dari jumlah resistans pembumian efektif.

Cara mengukur untuk elektrode yang jumlahnya banyak adalah dengan cara atau metode sudut, di mana jarak antara elektrode ukur dan elektrode bantu yang paling cocok adalah 200m sampai 300m.

GENERATOR

Cara Kerja Pengertian GeneratorCara Kerja Pengertian Generator; generator adalah meggunakan prinsip percobaannya faraday yaitu memutar magnet dalam kumparan atau sebaliknya, ketika magnet digerakkan dalam kumparan maka terjadi perubahan fluks gaya magnet (peribahan arah penyebaran medan magnet) di dalam kumparan dan menembus tegak lurus terhadap kumparan sehingga menyebabkan beda potensial antara ujung-ujung kumparan (yang menimbulkan listrik). syarat utama, harus ada perubahan fluks magnetik, jika tidak maka tidak akan timbul listrik. cara megubah fluks magnetik adalah menggerakkan magnet dalam kumparan atau sebaliknya dengan energi dari sumber lain, seperti angin dan air yang memutar baling2 turbin untuk menggerakkan magnet tersebut.

jika suatu konduktor digerakkan memotong medan magnet akan timbul beda tegangan di ujung2 konduktor tsb. Tegangannya akan naik saat mendekati medan dan turun saat menjauhi. Sehingga listrik yg timbul dalam siklus: positif-nol-negatif-nol (AC). Generator DC membalik arah

Page 66: K3 Lengkap

arus saat tegangan negatif, menggunakan mekanisme cincin-belah, sehingga hasilnya jadi siklus: positif-nol-positif-nol (DC]

Beda Generator listrik DC dan ACGenerator DC : generator arus searahGenerator AC : generator arus bolak balikGenerator DC menggunakan “Comutator”.Generator AC menggunakan “Slip ring”.

Generator atau pembangkit listrik yang sederhana dapat ditemukan pada sepeda. Pada sepeda, biasanya dinamo digunakan untuk menyalakan lampu. Caranya ialah bagian atas dinamo (bagian yang dapat berputar) dihubungkan ke roda sepeda. Pada proses itulah terjadi perubalian energi gerak menjadi energi listrik. Generator (dinamo) merupakan alat yang prinsip kerjanya berdasarkan induksi elektromagnetik. Alat ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday.

Berkebalikan dengan motor listrik, generator adalah mesin yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Energi kinetik pada generator dapat juga diperoleh dari angin atau air terjun. Berdasarkan arus yang dihasilkan. Generator dapat dibedakan menjadi dua rnacam, yaitu generator AC dan generator DC. Generator AC menghasilkan arus bolak-balik (AC) dan generator DC menghasilkan arus searah (DC). Baik arus bolak-balik maupun searah dapat digunakan untuk penerangan dan alat-alat pemanas.

Page 67: K3 Lengkap

MENTERI TENAGA KERJAREPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJAREPUBLIK INDONESIA

Nomor : Kep - 150 / Men / 2000TENTANG

PENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PENETAPANUANG PESANGON, UANG PENGHARGAAN MASA KERJA DAN

GANTI KERUGIAN DI PERUSAHAANMENTERI TENAGA KERJA,

Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin adanya ketertiban, keadilandan kepastian hukum dalam penyelesaian pemutusanhubungan kerja serta sebagai pelaksanaan pasal 7 ayat (3),ayat (4) dan pasal 13 Undang - undang No. 12 Tahun 1964,perlu mengatur penyelesaian pemutusan hubungan kerjadan penetapan uang pesangon, uang jasa dan gantikerugian di perusahaan;b. bahwa penetapan uang pesangon, uang jasa dan gantikerugian sebagaimana dimaksud dalam Peraturan MenteriTenaga Kerja Per.03/Men/1996 sudah tidak sesuai lagidengan kebutuhan, sehingga perlu disempurnakan;c. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan KeputusanMenteri.Mengingat : 1. Undang - undang No. 22 tahun 1957 tentang PenyelesaianPerselisihan Perburuhan (Lembaran Negara Tahun 1957 No.42, Tambahan Lembaran Negara No. 1227);2. Undang - undang No. 12 tahun 1964 tentang PemutusanHubungan Kerja di Perusahaan Swasta ( Lembaran NegaraTahun 1964 No. 93, Tambahan Lembaran Negara No. 26863. Keputusan Presiden No. 355 / M Tahun 1999 tentangPembentukan kabinet Periode tahun 1999 - 2004.

MEMUTUSKANMenetapkan : KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA TENTANGPENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DANPENETAPAN UANG PESANGON, UANG PENGHARGAAN MASAKERJA DAN GANTI KERUGIAN DI PERUSAHAAN.

Page 68: K3 Lengkap

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan :1. Perusahaan adalah :a). Setiap bentuk usaha yang mempekerjakan pekerja dengan tujuanmencari keuntungan atau tidakb). Usaha-usaha sosial dan usaha - usaha lain yang tidak berbentukperusahaan tetapi mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang laindengan membayar upah, kecuali usaha - usaha sosial yangpembiayaannya tergantung subsidi pihak lain dan lembaga - lembagasosial milik lembaga diplomatik.2. Pengusaha adalah :a). Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankansesuatu perusahaan milik sendiri;b). Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang secara berdirisendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;c). Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang berada diIndonesia mewakili perusahaan seba gaimana dimaksud pada huruf a danb yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.3. Pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha denganmenerima upah.4. Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja antarapengusaha dengan pekerja berdasarkan ijin Panitia Daerah atau PanitiaPusat.5. Pemutusan hubungan kerja secara besar - besaran (massal) adalahpemutusan hubungan kerja terhadap 10 (sepuluh) orang pekerja ataulebih pada satu perusahaan dalam satu bulan atau terjadi rentetanpemutusan hubungan kerja yang dapat menggambarkan suatu itikadpengusaha untuk mengadakan pemutusan hubungan kerja secara besar -besaran.6. Uang pesangon adalah pembayaran berupa uang dari pengusaha kepadapekerja sebagai akibat adanya pemutusan hubungan kerja.7. Uang penghargaan masa kerja adalah uang jasa sebagaimana dimaksuddalam Undang - undang No. 12 tahun 1964 sebagai penghargaanpengusaha kepada pekerja yang dikaitkan dengan lamanya masa kerja.

Page 69: K3 Lengkap

8. Ganti kerugian adalah pembayaran berupa uang dari pengusaha kepadapekerja sebagai penggantian istirahat tahunan istirahat panjang, biayaperjalanan pulang ketempat dimana pekerja diterima bekerja, fasillitaspengoba tan, fasilitas perumahan dan lain - lain yang ditetapkan olehPanitia Daerah atau Panitia Pusat sebagai akibat ada nya pengakhiranhubungan kerja.9. Tunjangan tetap adalah suatu imbalan yang diterima oleh pekerja secaratetap jumlahnya dan teratur pembayaran nya yang tidak dikaitkan dengankehadiran ataupun pencapaian prestasi kerja tertentu.10. Pegawai Perantara adalah Pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 1ayat (1) huruf e Undang-undang No:22 Tahun 1957 tentang PenyelesaianPerburuhan;11. Panitia Daerah adalah Panitia Penyelesaian Perselisihan PerburuhanDaerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (1) huruf f Undang -undang No. 22 tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan;12. Panitia Pusat adalah Panitia Penyelesaian Perburuhan Pusat sebagaimanadimaksud dalam pasal 1 ayat (1) huruf g pengusaha Undang - undang No.22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan;13. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.

Pasal 2(1). Setiap pemutusan hubungan kerja di perusahaan harus mendapatkan ijindari Panitia Daerah untuk pemutusan hubungan kerja perorangan dan dariPanitia Pusat untuk pemutusan hubungan kerja massal.(2). Pengecualian dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja tanpa meminta ijin kepadaPanitia Daerah atau Panitia Pusat dalam hal :a. pekerja dalam masa percobaan kerja;b. pekerja mengajukan permintaan mengundurkan diri secara tertulisatas kemauan sendiri tanpa mengajukan syarat;c. pekerja telah mencapai usia pensiun yang ditetapkan dalamperjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau kesepakatan kerjabersama;d. berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu;e. pekerja meninggal dunia.

Page 70: K3 Lengkap

3. Permohonan ijin pemutusan hubungan kerja tidak dapat diberikan apabilapemutusan hubungan kerja didasar kan atas :a. hal - hal yang berhubungan dengan kepengurusan dan ataukeanggotaan serikat pekerja yang terdaftar di Departemen TenagaKerja atau dalam rangka membentuk serikat pekerja ataumelaksanakan tugas - tugas atau fungsi serikat pekerja di luar jamkerja atau di dalam jam kerja atas ijin tertulis pengusaha atau yangdiatur dalam kesepakatan kerja bersama;b. pengaduan pekerja kepada pihak yang berwajib mengenai tingkahlaku Pengusaha yang terbukti melanggar peraturan negara;c. paham, agama, aliran, suku, golongan atau jenis kelamin.4. Pemutusan hubungan kerja dilarang :a. pekerja berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangandokter selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas) bulan terusmenerus;b. pekerja berhalangan menjalankan pekerjaannya karena memenuhikewajiban terhadap negara sesuai dengan peraturan perundang -undangan yang berlaku;c. pekerja menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya dan yangdisetujui pemerintah;d. karena alsaan menikah, hamil, melahirkan atau gugur kandungan;e. karena alasan pekerja wanita melaksanakan kewajiban menyusuibayinya yang telah diatur dalam perjanjian kerja atau peraturanperusahaan atau kesepakatan kerja bersama atau peraturanperundang - undangan;f. pekerja mempunyai pertalian darah dan atau ikatan perkawinandengan pekerja lainnya di dalam satu perusahaan, kecuali telahdiatur dalam peraturan perusahaan atau kesepakatan kerja bersama;5. Keadaan sakit terus menerus sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) hurufa meliputi :a. sakit menahun atau berkepanjangan sehingga tidak dapatmenjalankan pekerjaannya secara terus menerus;b. setelah sakit lama kemudian masuk bekerja kembali tetapi tidak lebihdari 4 ( empat ) minggu kemudian sakit kembali.

Pasal 3Ketentuan penyelesaian pemutusan hubungan kerja di tingkat Panitia Daerahatau Panitia Pusat dalam keputusan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha

Page 71: K3 Lengkap

Milik Daerah dengan cara penundukan diri secara sukarela oleh pekerja danpengusaha.

Pasal 4Panitia Daerah dan Panitia Pusat menyelesaikan perkara pemutusan hubungankerja berdasarkan tata tertib persidangan menurut peraturan perundang -undangan yang berlaku

Pasal 51). Hubungan kerja yang mensyaratkan adanya masa percobaan kerjasebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a harus dinyatakansecara tertulis dan diberitahukan kepada pekerja yang bersangkutan;2). Lamanya masa percobaan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)paling lama 3 (tiga) bulan dan hanya boleh diadakan untuk satu kali masapercobaan kerja;3). Pengusaha yang menerima pekerja yang sebelumnya telah mengikutimagang atau job training di perusahaannya atau di perusahaan yangditunjuk oleh pengusaha yang bersangkutan tidak boleh mempersyaratkanadanya masa percobaan kerja;4). Ketentuan adanya masa percobaan kerja tidak berlaku untuk perjanjiankerja waktu tertentu.

B A B IIPENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

DI TINGKAT PERUSAHAAN DAN TINGKAT PEMERANTARAAN

Pasal 6Pengusaha dengan segala daya upaya harus mengusahakan agar jangan terjadipemutusan hubungan kerja dengan melakukan pembinaan terhadap pekerjayang bersangkutan atau dengan memperbaiki kondisi perusahaan denganmelakukan langkah - langkah efisiensi untuk penyelematan perusahaan.

Pasal 7(1). Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dapat dilakukan oleh

Page 72: K3 Lengkap

pengusaha dengan cara memberikan peringatan kepada pekerja baik lisanmaupun tertulis sebelum melakukan pemutusan hubungan kerja(2). Surat peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapatberupa surat peringatan tertulis pertama kedua dan ketiga, kecuali dalamhal pekerja melakukan kesalahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8dan Pasal 18 ayat (1);(3). Masa berlaku masing - masing surat peringatan sebagaimana dimaksuddalam ayat (2) selama 6 ( enam) bulan, kecuali ditentukan lain dalamperjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau kesepakatan kerjabersama;(4). Keabsahan surat peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)didasarkan pada ketentuan yang berlaku dalam perjanjian kerja atauperaturan perusahaan atau kesepakatan kerja bersama.

Pasal 8Penyimpangan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)pengusaha dapat memberikan langsung surat peringatan terakhir kepadapekerja apabila :a. Setelah 3 (tiga) kali berturut - turut pekerja tetap menolak untuk menaatiperintah atau penugasan yang layak sebagaimana tercantum dalamperjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau kesepakatan kerjabersama;b. Dengan sengaja atau lalai mengakibatkan dirinya dalam keadaan tidakdapat melakukan pekerjaan yang diberikan kepadanya;c. Tidak cakap melakukan pekerjaan walaupun sudah dicoba dibidang tugasyang ada;d. Melanggar ketentuan yang telah ditetapkan dalam perjanjian kerja atauperaturan perusahaan atau kesepakatan kerja bersama yang dapatdikenakan peringatan terakhir.

Pasal 9Setelah mendapatkan surat peringatan terakhir pekerja masih tetap melakukanpelanggaran lagi, maka pengusaha dapat mengajukan ijin pemutusan hubungankerja kepada Panitia Daerah untuk pemutusan hubungan kerja perorangan ataukepada Panitia Pusat untuk pemutusan hubungan kerja massal.

Page 73: K3 Lengkap

Pasal 10(1). Dalam hal pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindarkan makapengusaha dan pekerja itu sendiri atau dengan serikat pekerja yangterdaftar di Departemen Tenaga Kerja pabila pekerja tersebut menjadianggotanya, wajib merundingkan secara musyawarah untuk mencapaikesepakatan penyelesaian mengenai pemutusan hubungan kerja tersebut;(2). Serikat pekerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merundingkanpenyelesaian pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja yang bukananggotanya harus mendapat kuasa secara tertulis dari pekerja yangbersangkutan;(3). Setiap perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukansebanyak - banyaknya 3 (tiga) kali dalam jangka waktu paling lama 30(tiga puluh) hari takwim dan setiap perundingan dibuat risalah yangditandatangani para pihak;(4). Risalah perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) memuatantara lain :a. nama dan alamat pekerja;b. nama dan alamat serikat pekerja atau organisasi pekerja lainnya yangterdaftar pada Departemen Tenaga Kerja;c. nama dan alamat pengusaha atau yang mewakili;d. tanggal dan tempat perundingan;e. pokok masalah atau alasan pemutusan hubungan kerja;f. pendirian para pihak;g. kesimpulan perundingan;h. tanggal serta tanda tangan pihak yang melakkuan perundingan.(5). Dalam hal perundingan sebgaimana dimaksud dalam ayat (1) mencapaikesepakatan penyelesaian; maka dibuat persetujuan bersama secaratertulis yang ditanda tangani oleh para pihak dan disampaikan kepadapihak yang berkepentingan.(6). Persetujuan bersama sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) disertai bukti- bukti yang ada harus disampaikan oleh pengusaha kepada Panitia Daerahuntuk permohonan ijin pemutusan hubungan kerja perorangan ataukepada Panitia Pusat untuk permohonan ijin pemutusan hubungan kerjamassal melalui Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat.(7). Dalam hal perundingan mencapai persetujuan bersama sebagaimanadimaksud dalam ayat (5), Panitia Daerah atau Panitia Pusat pada dasarnyamemberikan ijin sesuai dengan hasil kesepakatan, kecuali persetujuan

Page 74: K3 Lengkap

bersama tersebut tidak sah.(8). Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidakmencapai kesepakatan penyelesaian, maka sebelum pengusahamengajukan permohonan ijin kepada Panitia Daerah untuk pemutusanhubungan kerja perorangan atau kepada Panitia Pusat untuk pemutusanhubungan kerja massal, salah satu pihak atau para pihak mengajukanpermintaan untuk diperantarai oleh Pegawai Perantara sesuai dengantingkat kewenangannya.(9). Risalah hasil perundingan baik yang telah tercapai persetujuan bersamasebagaimana dimaksud dalam ayat (5) maupun tidak, harus dilampirkanpada setiap permohonan ijin pemutusan hubungan kerja.

Pasal 11(1). Pegawai Perantara harus menerima setiap permintaan pemerataansebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (8) dan dalam waktu palinglama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya permohonan pemerantaraan harussudah mengadakan pemerantaraan menurut peraturan perundang -undangan yang berlaku;(2). Dalam hal Pegawai Perantara menerima pemerantaraan sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) dan ternyata belum ada perundingan oleh keduabelah pihak, maka Pegawai Perantara harus mengupayakan untukdiadakan perundingan terlebih dahulu;(3). Pegawai Perantara dalam melaksanakan pemerantaraan penyelesaianpemutusan hubungan kerja harus mengupayakan penyelesaian melaluiperundingan secara musyawarah untuk mufakat.

Pasal 12(1). Dalam hal pemerantaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)tidak tercapai kesepakatan penyelesaian, Pegawai Perantara harusmembuat anjuran secara tertulis yang memuat saran akhir penyelesaiandengan menyebutkan dasar pertimbangannya dan menyampaikan kepadapara pihak serta mengupayakan tanggapan para pihak dalam waktu palinglama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya anjuran tersebut;(2). Dalam hal salah satu pihak atau para pihak tidak memberikan tanggapandalam waktu 7 (tujuh) hari sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) makadianggap menolak anjuran;(3). Dalam hal salah satu pihak atau para pihak menolak anjuran sebagaimana

Page 75: K3 Lengkap

dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) maka Pegawai Perantara harusmembuat laporan pemerantaraan secara lengkap sehingga memberikanikhtisar yang jelas mengenai penyelesaian pemutusan hubungan kerja;(4). Dalam hal pemerantaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)tercapai kesepakatan penyelesaian maka dibuat persetujuan bersamasecara tertulis yang ditanda tangani oleh para pihak dan diketahui olehPegawai Perantara;(5). Dalam hal pelaksanaan pemerantaraan sebagaimana dimaksud dalamPasal 11 ayat (2) terdapat tuntutan yang bersifat normatif antara lainupah lembur dan tunjangan kecelakaan kerja, maka Pegawai Perantarameminta bantuan kepada Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan KantorDepartemen Tenaga Kerja setempat untuk menetapkan dan menghitunghak pekerja tersebut;(6). Dalam hal pemerantaraan mencapai kesepakatan penyelesaian atau tidak,Pegawai Perantara harus menyampaikan berkas penyelesaianpemerantaraan kepada Panitia Daerah untuk pemutusan hubungan kerjaperorangan atau kepada Panitia Pusat untuk pemutusan hubungan kerjamassal disertai data secara lengkap dengan tembusan kepada KantorWilayah Deparetemen Tenaga Kerja setempat.

Pasal 13Penyelesaian di tingkat pemerantaraan harus sudah selesai paling lama dalamwaktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permintaan pemerantaraan.

BAB IIIPENYELESAIAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

DI TINGKAT PANITIA DAERAH DANPANITIA PUSAT

Pasal 14(1). Setiap permohonan ijin pemutusan hubungan kerja dibuat di atas kertasbermaterai cukup sesuai dengan peraturan perundang - undangan yangberlaku;(2). Permohonan ijin pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalamayat (1) memuat :a. nama dan tempat kedudukan perusahaan / pemohon;b. nama orang yang bertanggung jawab di perusahaan;c. nama, jabatan, dan alamat pekerja yang dimintakan pemutusan

Page 76: K3 Lengkap

hubungan kerja;d. umur, dan jumlah keluarga dari pekerja;e. masa kerja dan tanggal mulai bekerja;f. tempat pekerja pertama kali diterima bekerja;g. rincian penghasilan terakhir berupa uang dan nilai catu yangdiberikan dengan cuma - cuma;h. upah terakhir yang diteriam pekerja;i. alasan Pengusaha untuk melakukan pemutusan hubungan kerjasecara terinci;j. bukti telah diadakan perundingan sebagaimana dimaksud dalam pasal2 Undang - undang No. 12 Tahun 1964.k. tanggal terhitung mulai berlakunya pemutusan hubungan kerjadimohonkan;l. tempat dan tanggal permohonan ijin pemutusan hubungan kerjadiajukan; danm. hal - hal lain yang dianggap perlu.(3). Permohonan ijin pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalamayat (2) menggunakan bentuk formulir sebagaimana contoh dalamLampiran keputusan Menteri ini.

Pasal 15(1). Dalam hal pekerja mangkir bekerja paling sedikit dalam waktu 5 (lima) hrikerja berturut - turut dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kalisecara tertulis tetapi pekerja tidak dapat memberikan keterangan tertulistetapi pekerja tidak dapat memberikan keterangan tertulis dengan buktiyang sah, maka pengusaha dapat melakukan proses pemutusan hubungankerja;(2). Pekerja yang tidak masuk bekerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)karena melakukan mogok kerja yang dilakukan sesuai peraturanperundang - undangan yang berlaku tidak dapat dinyatakan sebagaimangkir.

Pasal 16(1). Sebelum ijin pemutusan hubungan kerja diberikan oleh Panitia Daerahatau Panitia Pusat dan apabila pengusaha melakukan skorsing sesuaiketentuan dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan ataukesepakatan kerja bersama, maka pengusaha wajib membayar upahpaling sedikit 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari upah yang diterimapekerja;

Page 77: K3 Lengkap

(2). Skorsing sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilakukan secaratertulis dan disampaikan kepada pekerja yang bersangkutan denganalasan yang jelas, dan kepada pekerja yang bersangkutan harus diberikankesempatan membela diri;(3). Pemberian upah selam skorsing sebagaiman dimaksud dalam ayat (1)paling lama 6 (enam) bulan;(4). Setelah masa skorsing berjalan selama 6 (enam) bulan dan belum adaputusan Panitia Daerah atau Panitia Pusat, maka upah selanjutnyaditentukan oleh Panitia Daerah atau Panitia Pusat.

Pasal 17(1). Sebelum ijin pemutusan hubungan kerja diberikan oleh Panitia Daerahatau Panitia Pusat sedangkan pengusaha tidak melakukan skorsingterhadap pekerja maka pengusaha dan pekerja harus tetap memenuhisegala kewajibannya;(2). Dalam hal pekerja tidak dapat memenuhi segala kewajibannyasebagaimana dimaksud dalam ayat (1) karena dilarang oleh pengusahadan pengusaha tidak melakukan skorsing, maka pengusaha wajibmembayar upah pekerja selama dalam proses sebesar 100% (seratus perseratus);(3). Dalam hal pekerja tidak memenuhi segala kewajibannya sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) atas kemauan pekerja sendiri, maka pengusahatidak wajib memberikan upah pekerja selama dalam proses;(4). Dalam hal pegusaha dan pekerja tidak dapat memenuhi segalakewajibannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bukan karenapekerja dilarang bekerja oleh pengusaha atau bukan atas kemauanpekerja sendiri, maka pengusaha wajib membayar upah pekerja selamdalam proses sebesar 75% (tujuh puluh lima per seratus).

Pasal 18(1). Ijin pemutusan hubungan kerja dapat diberikan karena pekerja melakukankesalahan berat sebagai berikut :a. penipuan, pencurian dan penggelapan barang / uang milik pengusahaatau milik teman sekerja atau milik teman pengusaha,; ataub. memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehinggamerugikan pengusaha atau kepentingan Negara; atauc. mabok, minum - minuman keras yang memabokkan, madat, memakaiobat bius atau menyalahgunakan obat - obatan terlarang atau obat -obatan perangsang lainnya yang dilarang oleh peraturan perundang -

Page 78: K3 Lengkap

undangan, di tempat kerja, dan di tempat - tempat yang ditetapkanperusahaan; ataud. melakukan perbuatan asusila atau melakukan perjudian di tempatkerja; ataue. menyerang, mengintimidasi atau menipu pengusaha atau temansekerja dan memperdagangkan barang terlarang baik dalamlingkungan perusahaan maupun diluar lingkungan perusahaan; atauf. menganiaya, mengancam secara phisyk atau mental, menghinasecara kasar pengusaha atau keluarga pengusaha atau teman sekerja;ataug. membujuk pengusaha atau teman sekerja untuk melakukan sesuatuperbuatan yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan sertaperaturan perundangan yang berlaku; atauh. membujuk pengusaha atau teman sekerja untuk melakukan sesuatuperbuatan yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan sertaperaturan perundangan yang berlaku; ataui. membujuk pengusaha atau teman sekerja untuk melakukan sesuatuperbuatan yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan sertaperaturan perundangan yang berlaku; atauj. membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan ataumencemarkan anam baik pengusaha dan atau keluarga pengusahayang seharusnya dirahasiakn kecuali untuk kepentingan negara; dank. hal - hal lain yang diatur dalam perjanjian kerja atau peraturanperusahaan atau kesepakatan kerja bersama.(2). Pengusaha dalam memutuskan hubungan kerja pekerja dengan alasansebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus menyertakan bukti yang adadalam permohonan ijin pemutusan hubungan kerja;(3). Terhadap kesalahan pekerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapatdilakukan tindakan skorsing sebelum ijin pemutusan hubungan kerjadiberikan Panitia Daerah atau Panitia Pusat;(4). Pekerja yang diputuskan hubungan kejanya karena melakukan kesalahansebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berhak atas uang pesangontetapi berhak atas uang penghargaan masa kerja apabila masa kerjanyatelah memenuhi syarat untuk mendapatkan uang penghargaan masa kerjadan uang ganti kerugian;(5). Pekerja yang melakukan kesalahan di luar kesalahan sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) dapat diputuskan hubungan masa kerjanya denganmendapat uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti

Page 79: K3 Lengkap

kerugian;(6). Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja karena alasan pekerjamelakukan kesalahan berat tetapi pengusahatidak mengajukanpermohonan ijin pemutusan hubungan kerja, maka sebelum ada putusanPanitia Daerah atau Panitia Pusat, upah pekerja selama proses dibayar100% (seratus per seratus).

Pasal 19(1). Pengusaha dapat mengajukan permohonan ijin pemutusan hubungan kerjadengan alasan pekerja ditahan oleh pihak yang berwajib karenapengaduan pengusaha maupun bukan;(2). Dalam hal pekerja ditahan oleh pihak yang berwajib bukan ataspengaduan pengusaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),permohonan ijin dapat diajukan setelah pekerja ditahan paling sedikitselama 60 (enam puluh) hari takwim;(3). Dalam hal pekerja ditahan oleh pihak yang berwajib sebagaimanadimaksud dalam ayat (2), pengusaha tidak wajib membayar upah tetapiwajib memberikan bantuan kepada keluarga yang menjaditanggungannya, dengan ketentuan sebagai berikut :a. Untuk 1 orang tanggungan : 25 % dari upahb. Untuk 2 orang tanggungan : 35 % dari upahc. Untuk 3 orang tanggungan : 45 % dari upahd. Untuk 4 orang tanggungan : 50 % dari upah(4). Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan untuk palinglama 6 (enam) bulan takwim terhitung sejak hari pertama pekerja ditahanpihak yang berwajib;(5). Dalam hal pekerja ditahan oleh pihak yang berwajib karena pengaduanpengusaha dan selama ijin pemutusan hubungan kerja belum diberikanPanitia Daerah atau Panitia Pusat, maka pengusaha wajib membayar upahpekerja sekurang - kurangnya 75% (tujuh puluh lima per seratus) danberlaku paling lama 6 (enam) bulan takwim terhitung sejak hari pertamasejak pekerja ditahan;(6). Dalam hal pekerja dibebaskan dari tahanan karena pengaduan pengusahadan ternyata tidak terbukti melakukan kesalahan, maka pengusaha wajibmempekerjakan kembali pekerja dengan membayar upah penuh besertahak lainnya yang seharusnya diterima pekerja terhitung sejak pekerjaditahan;(7). Dalam hal pekerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) diputuskan oleh

Page 80: K3 Lengkap

Pengadilan Negeri terbukti melakukan kesalahan, maka pengusaha dapatmengajukan permohonan ijin pemutusan hubungan kerja.

Pasal 20(1). Dengan memperhatikan azas keseimbangan dan keadilan, pekerja dapatmengajukan permohonan pengakhiran hubungan kerja kepada PanitiaDaerah dan atau Panitia Pusat , apabila pengusaha :a. melakukan penganiayaan, menghina secara kasar atau mengancampekerja;b. membujuk dan atau menyuruh pekerja untuk melakukan perbuatanyang bertentangan dengan undang - undang kesusilaan;c. 3 (tiga) kali berturut - turut atau lebih tidak membayar upah tepatpada waktu yang telah ditentukan;d. melalaikan kewajiban yang telah dijanjikan kepada pekerja;e. tidak memberikan pekerjaan secukupnya kepada pekerja yangupahnya berdasarkan hasil pekerjaan;f. memerintahkan pekerja untuk melaksanakan pekerjaan diluar yangdiperjanjikan;g. memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan ,kesehatan dan kesusilaan pekerja sedangkan pekerjaan tersebut tidakdiketahui pada waktu perjanjian kerja dibuat.(2). Pemutusan hubungan kerja dengan alasan sebagaimana dimaksud dalamayat (1) pekerja berhak mendapat uang pesangon, uang penghargaanmasa kerja dan ganti kerugian sesuai ketentuan Pasal 22, Pasal 23 dan 24.

BAB IVPENETAPAN UANG PESANGON, UANG

PENGHARGAAN MASA KERJA DAN GANTI KERUGIAN

Pasal 21Dalam hal Panitia Daerah atau Panitia Pusat memberikan ijin pemutusanhubungan kerja maka dapat ditetapkan pula kewajiban pengusaha untukmemberikan kepada pekerja yang bersangkutan uang pesangon dan atau uangpenghargaan masa kerja dan atau ganti kerugian.

Pasal 22Besarnya uang pesangon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ditetapkanpaling sedikit sebagai berikut :a. masa kerja kurang dari 1 tahun

Page 81: K3 Lengkap

..............................................................................1 bulanupah ;b. masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun...................................2 bulanupah ;c. masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun...................................3 bulanupah ;d. masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun..................................4 bulanupah ;e. masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun...................................5 bulanupah ;f. masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun 6 bulan................................... upah ;g. masa kerja 6 tahun atau lebih.................................................................................7 bulanupah ;

Pasal 23Besarnya uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21ditetapkan sebagai berikut :a. masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun 2 bulan upah;b. masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun 3 bulan upah;c. masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun 4 bulan upah;d. masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun 5 bulan upah;e. masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun 6 bulan upah;f. masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun 7 bulan upah;

Page 82: K3 Lengkap

g. masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun 8 bulan upah;h. masa kerja 24 tahun atau lebih .......................... 10 bulan upah;

Pasal 24Ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 meliputi :a. ganti kerugian untuk istirahat tahunan yang belum diambil dan belumgugur;b. ganti kerugian untuk istirahat panjang bilamana di perusahaan yangbersangkutan berlaku peraturan istirahat panjang dan pekerja belummengambil istirahat itu menurut perbandingan antara masa kerja pekerjadengan masa kerja yang ditentukan untuk dapat mengambil istirahatpanjang;c. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja dan keluarganya ke tempatdimana pekerja diterim bekerja.d. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkansebesar 15% (lima belas per seratus) dari uang pesangon dan atau uangpenghargaan masa kerjanya telah memenuhi syarat untuk mendapatkanuang penghargaan masa kerja;e. hal - hal lain yang ditetapkan oleh Panitia Daerah atau Panitia Pusat.

Pasal 25(1). Upah sebagai dasar pembayaran uang peangon, uang penghargaan masakerja dan ganti kerugian terdiri dari :a. upah pokokb. segala macam tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepadapekerja dan keluarganya;c. harga pembelian dari catu yang diberikan kepada pekerja secaracuma - cuma apabila catu harus dibayar pekerja dengan subsidi makasebagai upah dianggap selisih antara harga yang harus dibayar olehpekerja.(2). Dalam hal pekerja diberikan upah atas dasar perhitungan upah boronganatau potongan, besarnya upah sebulan sama dengan pendapatan rata -rata selama 3 (tiga) bulan terakhir;(3). Dalam hal pekerjaan tergantung dari keadaan cuaca dan upahnyadidasrkan pada upah borongan, maka perhitungan upah sebulan dihitungdari upah rata - rata 12 (dua belas bulan) terakhir;(4). Bagi pekerja yang menerima upah secara harian atau secara boronganmaka segala macam tunjangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

Page 83: K3 Lengkap

huruf b yang dibayarkan oleh pengusaha dihitung sebagai komponen upahuntuk dasar perhitungan pemberian uang pesangon, uang penghargaanmasa kerja dan ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22,Pasal 23 dan Pasal 24.

Pasal 26Dalam hal terjadi pemutusan hubunan kerja kaena pekerja mengundurkan dirisecara baik atas kemauan sendiri, maka pekerja berhak atas uang penghargaanmasa kerja dan ganti kerugian sesuai ketentuan Pasal 23 dan Pasal 24

Pasal 27(1). Dalam hal pemutusan hubungan kerja perorannan bukan karena kesalahanpekerja tetapi pekerja dapat mewnerima pemutusan hubungan kerja ,maka pekerja berhak atas uang pesangon paling sedikit 2 (dua) kali sesuaiketentuan Pasal 22, uang penghargaan masa kerja sesuai ketentuan Pasal23 dan ganti kerugian sesuai ketentuan Pasal 24, kecuali atas persetujuankedua belah pihak ditentukan lain(2). Dalam hal pemutusan hubungan kerja massal karena perusahaan tutupakibat mengalami kerugian terus menerus disertai dengan bukti laporankeuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik paling sedikit 2 (dua)tahun terakhir, atau keadaan memaksa (force major) besarnbya uangpesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian ditetapkanberdasarkan ketentuan Pasal 22, Pasal 23 dan Pasal 24, kecuali ataspersetujuan kedua belah pihak.(3). Dalam hal pemutusan hubungan kerja massal karena perusahaan tutupbukan karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) atau karenaperusahaan melakukan efisiensi, maka pekerja berhak atas uang pesangonsebesar 2 (dua) kali sesuai ketentuan Pasal 23, dan uang ganti kerugiansesuai ketentuan Pasal 24, kecuali atas persetujuan kedua belah pihakditetapkan lain.

Pasal 28(1). Dalam hal terjadi pemutusan hubungankerja karena perubahan status,atau perubahan pemilikan perusahaan sebagian atau seluruhnya atau

Page 84: K3 Lengkap

perusahaan pindah lokasi dengan syarat - syarat kerja baru yang samadengan syarat - syarat kerja lama dan pekerja tidak bersedia untukmelanjutkan hubungan kerja, maka kepada pekerja dibayarkan uangpesangon, uang penghargaan masa kerja, dan ganti kerugian sesuaiketentuan Pasal 22, Pasal 23 dan Pasal 24.(2). Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja karena perubahan statusatau perubahan pemilikan perusahaan sebagian atau seluruhnya atauperusahaan pindah lokasi dan pengusaha tidak bersedia menerima pekerjadi perusahaannya dengan alasan apapun, maka pekerja berhak atas uangpesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 22, uang pengharagaanmasa kerja sesuai ketentuan Pasal 23, dan ganti kerugian sesuaiketentuan Pasal 24, kecuali atas persetujuan kedua belah pihak. .(3). Kewajiban untuk membayar uang pesangon, uang penghargaan masa kerjadan ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)dibebankan kepada pengusaha baru kecuali diperjanjikan lain antarapengusaha lama dengan pengusaha baru.

Pasal 29Dalam hal Panitia Daerah atau Panitia Pusat menolak permohonan ijinpemutusan hubungan kerja atau menyatakan hubungan kerja tidak terputus,maka kepada pekerja dibayarkan upah penuh beserta hak lainnya yangseharusnya diterima.

Pasal 30(1). Apabila dalam permohonan ijin pemutusan hubungan kerja kepada Panitiadaerah atau Panitia Pusat terdapat tuntutan upah lembur, Panitia Daerahatau Panitia Pusat dalam memberikan ijin harus termasuk pulapenyelesaian upah lembur sesuai perhitungan yang telah ditetapkan olehPegawai Pengawas Ketenagakerjaan, Kantor Draprtemen Tenaga Kerjasetempat.(2). Apabila jumlah tuntutan upah lembur telah ada kesepakatan bersamaantara pekerja dengan pengusaha dan diketahui oleh Kantor DepartemenTenaga Kerja setem,pa, maka putusan Panitia Daerah atau Panitia Pusatsesuai dengan kesepakatan kerja bersama tersebut..

Pasal 31(1). Dalam hal pekerja putus hubungan kerjanya karena usia pensiunsebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c, dan dalam

Page 85: K3 Lengkap

perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau kesepakatan kerjabersama telah diatur adanya jaminan atau manfaat pensiun maka pekerjatidak berhak mendapatkan uang pesangon, uang penghargaan masa kerjadan ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Pasal 23, Pasal24, kecuali diatur lain dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atauperjanjian kerja bersama.(2). Dalam hal perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau kesepakatankerja bersama tidak mengatur jaminan atau manfaat pensiun makapengusaha wajib memberikan kepada pekerja yang putus hubungankerjanya uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 22, dan uangpenghargaan masa kerja sesuai ketentuan Pasal 23, dan ganti kerugiansesuai ketentuan Pasal 24, kecuali atas persetujuan kedua belah pihakditetapkan lain.

Pasal 32Dalam hal pekerja putus hubungan kerjanya karena meninggal duniasebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf e, maka pengusaha wajibmembayar santunan kepada ahli waris pekerja yang sah, uang pesangon sebesar2 (dua) kali ketentuan Pasal 22, dan uang penghargaan masa kerja sesuaiketentuan Pasal 23 dan ganti kerugian sesuai Pasal 24.

Pasal 33Pembayaran uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugiansebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 harus dilakukansecara tunai.

BAB VKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 34(1). Setiap putusan Panitia daerah yang telah mendasarkan putusannyakepada ketentuan dalam Peratuiran Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-03/Men/1996 kemudian dimintakan banding setelah dikeluarkannyaKeputusan Menteri ini, maka Panitia Pusat dalam menyelesaikan perkarabanding tersebut tetap mendasarkan putusannya kepada PeraturanMenteri Tenaga Kerja Nomor Per-03/Men/1996.

Page 86: K3 Lengkap

(2). Setiap putusan Panitia Pusat yang telah mendasarkan putusannya kepadaketentuan dalam Peraturan Menteri tenaga Kerja Nomor Per-03/Men/1996kemudian oleh Menteri Tenaga Kerja diadakan peninjauan kembali ataupenundaan pelaksanaan putusan, maka dalam mengatur akibat daripembatalan atau penundaan pelaksanaan putusan, maka dalam mengaturakibat dari pembatalan atau penundaan pelaksanaan putusan tersebutMenteri tetap mendasarkan keputusannya kepada Peraturan MenteriTenaga Kerja Nomor Per-03/Men/1996.

BAB VIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 35Perjanjian Kerja atau Peraturan Perusahaan atau Kesepakatan Kerja Bersamayang menetapkan pemberian uang pesangon, uang jasa dan ganti kerugianberdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03/Men/1996, maka sejakberlakunya Keputusan Menteri ini harus dengan sendirinya penetapan uangpesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian didasarkan kepadaKeputusan Menteri ini

Pasal 36Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri ini, maka Peraturan Menteri TenagaKerja nomor Per-03/Men/1996 tentang Penyelesaian Pemutusan HubunganKerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Jasa dan Ganti Kerugian diPerusahaan Swasta dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 37Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.Ditetapkan

di : J a k a r t aPada

tanggal : 20 Juni 2000MENTERI TENAGA

Page 87: K3 Lengkap

KERJA R.H. BOMER PASARIBU

Page 88: K3 Lengkap

CONTAMINATION CONTROL

Control contaminationPengendalian pencemaran adalah istilah generik untuk semua kegiatan yang bertujuan untuk mengontrol keberadaan, pertumbuhan dan proliferasi kontaminasi di daerah tertentu. Pengendalian pencemaran dapat merujuk ke atmosfer serta permukaan, untuk partikulat serta mikroba dan pencegahan kontaminasi serta dekontaminasi

1.FungsiTujuan dari semua kegiatan kontrol kontaminasi adalah untuk secara permanen memastikan tingkat kebersihan yang memadai dalam lingkungan terkendali. Hal ini dicapai dengan menjaga, mengurangi atau memberantas kontaminasi layak dan non-layak baik untuk keperluan sanitasi atau dalam rangka untuk mempertahankan tingkat produksi yang efisien.[Sunting] Penggunaan

Salah satu lingkungan yang paling umum yang menggabungkan pengendalian pencemaran menjadi protokol standar adalah Cleanroom. Ada banyak prosedur pencegahan di tempat dalam lingkungan Cleanroom. Prosedur termasuk menundukkan staf Cleanroom peraturan pakaian yang ketat, dan sering ada ruang gowning mana staf dapat berubah di bawah kondisi steril, sehingga mencegah partikel apapun dari masuk dari lingkungan luar. Daerah tertentu di Cleanroom memiliki langkah-langkah lebih ketat daripada yang lain. Tempat-tempat seperti daerah kemasan, koridor, kamar gowning dan menetas mentransfer menggabungkan langkah-langkah kontrol kontaminasi yang ketat untuk menjaga dengan standar Cleanroom.

Pengendalian pencemaran juga merupakan aset penting untuk laboratorium di industri seperti sektor ilmu farmasi dan kehidupan. Tempat-tempat lain penggunaan termasuk toko cat otomotif, jalan masuk ke dapur industri dan penyedia pelayanan makanan, bidang manufaktur banyak, dan di daerah perakitan komponen elektronik.

Baru-baru pengendalian pencemaran telah menjadi perhatian untuk

Page 89: K3 Lengkap

laboratorium dan lingkungan sensitif lainnya sebagai tindakan biosekuriti manajemen krisis yang efektif. Beberapa bank dan perusahaan asuransi menggunakan produk kontrol kontaminasi sebagai bagian dari protokol manajemen bencana. Tindakan pencegahan diletakkan di tempat sebagai persiapan untuk pandemi potensial atau proliferasi biohazards dalam serangan teroris potensial.

2.Jenis-jenis kontaminasiArtikel ini mungkin memerlukan salinan untuk mengedit tata bahasa, gaya, kohesi, nada ejaan, atau. Anda dapat membantu dengan mengedit itu. (Oktober 2011)

Selain materi partikulat, jenis yang paling umum dari kontaminasi, ion dan molekul (AMC) ada banyak jenis organisme yang berpotensi merugikan proses dalam lingkungan kritis. Tujuh dari kontaminan yang paling umum adalah:

* Aspergillus niger * Burkholderia cepacia * Clostridium difficile * Escherichia coli * Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) * Pseudomonas aeruginosa Salmonella enteritidis *

Ini, dan banyak kontaminan merusak lainnya dapat menyusup daerah penting dalam macam cara. Partikulat dapat masuk melalui udara, kaki, atau pada operator antara lingkungan eksternal dan di dalam area kritis.

3.Efek dari kontaminasiKontaminasi menimbulkan risiko yang signifikan untuk proses teknis dari percobaan atau produksi serta individu. Proliferasi terjaga kontaminasi dengan cepat dapat menyebabkan kerusakan produk, pengurangan hasil, penarikan

Page 90: K3 Lengkap

produk dan hasil lainnya sangat merugikan untuk bisnis. Sejumlah produk selama rentang industri yang ingat karena sistem kontrol kontaminasi tidak efektif. [1]

Dengan bukti ini dapat dikatakan bahwa bisnis banyak yang tidak memadai melindungi diri dari efek berbahaya dari kontaminasi, dan banyak produk industri lebih banyak ditarik karena proses manufaktur tidak aman.

4.Jenis-jenis pengendalian pencemaranGerakan tubuh menyebabkan kontaminasi dan pakaian pelindung seperti topi, jas Cleanroom dan masker wajah adalah bentuk dasar pengendalian kontaminasi. Selain dari orang-orang, cara umum lainnya untuk kontaminasi untuk masuk adalah pada roda troli yang digunakan untuk mengangkut peralatan.

Untuk mencegah kontaminasi udara, partikulat udara efisiensi tinggi (HEPA) filter, airlocks dan pakaian Cleanroom digunakan. Sistem penyaringan HEPA digunakan dalam sektor medis menggabungkan energi tinggi ultra violet unit cahaya untuk membunuh bakteri dan virus hidup terperangkap oleh media filter. Langkah-langkah membatasi jumlah partikulat di atmosfer, dan menghambat pertumbuhan pada mereka yang layak.

Studi oleh 3M menunjukkan bahwa lebih dari 80% dari kontaminasi memasuki Cleanroom melalui pintu masuk dan keluar, sebagian besar pada atau dekat tingkat lantai [2] Untuk mengatasi hal ini sistem lantai yang cocok yang digunakan yang efektif menarik, mempertahankan, dan menghambat pertumbuhan organisme layak.. Studi menunjukkan bahwa jenis yang paling efektif dari sistem lantai adalah salah satu komposisi polimer. [3]

Polimer tikar sangat efektif karena kelenturan mereka [4] karena mereka memungkinkan untuk lebih banyak kontak dengan gerigi pada sepatu dan roda dan dapat mengakomodasi untuk partikel yang lebih efektif sementara yang tersisa. Potensi elektrostatik menambah efektivitas dari jenis pengendalian pencemaran seperti memegang partikel sampai sedang dibersihkan. Metode menarik dan mempertahankan partikel lebih efektif daripada tikar dengan

Page 91: K3 Lengkap

lapisan perekat aktif yang perlu dikupas dan sering tidak lentur [5] [6]. Selama tingkat tack matras lebih besar dari donor ( kaki atau roda), kontaminasi menyentuh permukaan akan dihapus. Permukaan taktik yang sangat tinggi menimbulkan ancaman kontaminasi karena mereka cenderung menarik off selama-sepatu perlindungan [7] lantai polimer diproduksi untuk memastikan tingkat yang lebih tinggi daripada permukaan tackiness datang ke dalam kontak dengan, tanpa menyebabkan ketidaknyamanan dan berpotensi merusak. " lengket '.Artikel utama: sifat antimikroba dari tembaga dan paduan tembaga antimikroba menyentuh permukaan

Tembaga-paduan permukaan memiliki sifat intrinsik alami untuk secara efektif dan cepat menghancurkan mikroba dan sedang dipasang di fasilitas kesehatan dan sistem kereta bawah tanah angkutan sebagai ukuran kesehatan masyarakat pelindung selain pembersihan rutin. Amerika Serikat Environmental Protection Agency (EPA) telah menyetujui pendaftaran paduan tembaga yang berbeda 355 antibakteri yang membunuh E. coli O157:. H7, methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Staphylococcus, Enterobacter aerogenes, dan Pseudomonas aeruginosa [8] [ 9] [10] EPA telah menetapkan bahwa ketika dibersihkan secara teratur, permukaan tembaga paduan ini:

* Terus mengurangi kontaminasi bakteri, mencapai 99,9% pengurangan dalam waktu dua jam paparan; * Bunuh lebih besar dari 99,9% dari bakteri Gram-negatif dan Gram-positif dalam waktu dua jam paparan; * Memberikan aksi antibakteri terus menerus dan berkelanjutan, yang tersisa efektif dalam membunuh lebih besar dari 99,9% bakteri dalam waktu dua jam; * Bunuh lebih besar dari 99,9% bakteri dalam waktu dua jam, dan terus membunuh 99% bakteri bahkan setelah kontaminasi diulang; * Membantu menghambat penumpukan dan pertumbuhan bakteri dalam waktu dua jam paparan antara pembersihan rutin dan langkah-langkah sanitasi.

Page 92: K3 Lengkap

Sebagai tindakan pengendalian kontaminasi, EPA telah menyetujui daftar panjang produk tembaga antimikroba "dengan manfaat kesehatan masyarakat" yang terbuat dari paduan tembaga, seperti bedrails, pegangan tangan, lebih dari tempat tidur meja, sink, kran, kenop pintu, perangkat keras toilet, komputer keyboard, klub kesehatan peralatan, keranjang belanja menangani, dll (untuk daftar lengkap produk, lihat: antimikroba tembaga paduan menyentuh permukaan # Disetujui produk).

5.Pengukuran kontaminasiPEMETAAN KONTAMINASI HOT CELL ZG-107 IRM. Telah dilakukan pemetaankontaminasi permukaan dan kontaminasi udara di dalam hot cell ZG-107. Pemetaankontaminasi bertujuan untuk mengetahui gambaran menyeluruh tingkat kontaminasididalam hot cell ZG-107. Pemetaan dilakukan dengan melakukan smear test pada titiktitiktertentu yang diperkirakan tingkat kontaminasinya paling tinggi. Pemetaankontaminasi permukaan dan kontaminasi udara dilakukan pada setiap periodedekontaminasi yaitu : awal sebelum dekontaminasi, tahap pre dekontaminasi dan tahappelaksanaan dekontaminasi. Dari hasil pemetaan kontaminasi permukaan maupunudara dapat dilihat bahwa tingkat kontaminasi didalam hot cell lebih tinggi dari diluar hotcell dan juga distribusi kontaminasi permukaan tidak merata pada seluruh titik.Kontaminasi tertinggi berada di posisi lantai sekitar conveyor dimana pemancarq/ cm lantai tengah pemancar = 47,678 Bq/ cm 2; diatas alat Mikroskop optikpemancar = 586,479 Bq/ cm2 sedangkan MPC = 37 Bq/cm2. Selain itu nampak bahwadistribusi kontaminasi permukaan menurun dengan signifikan pada setiap periodedekontaminasi. Kontaminasi permukaan setelah proses dekontaminasi berada dibawahnilai batas yang diijinkan.Kata kunci : pemetaan kontaminasi, smear test, hot cell.PENDAHULUAN

Page 93: K3 Lengkap

Instalasi Radiometalurgi (IRM) yang berfungsi sebagai fasilitas uji pasca irradiasi elemenbakar nuklir terletak di dalam kawasan Puspiptek Serpong, dikelola oleh Pusat Teknologi BahanBakar Nuklir (PTBN). Berdasarkan keputusan kepala BATAN No. 123/KA/VIII/2007 tentang RincianTugas Unit Kerja di Lingkungan BATAN, PTBN mempunyai tugas melaksanakan PengembanganTeknologi Bahan Bakar Nuklir. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 262Peraturan Kepala BATAN No. 123/KA/VIII/2007, PTBN menyelenggarakan fungsi : sebagailaboratorium uji pasca irradiasi elemen bahan bakar dan bahan struktur beserta komponennya[1].Fasilitas untuk melihat mikrosruktur elemen bakar nuklir terdapat di Hot cell ZG-104 s/d ZG-107. Di dalam hot cell ZG-107 terletak alat Mikroskop Optik serta uji kekerasan[2]. Mikroskop Optiktersebut pada saat ini sedang tidak berfungsi. Dalam rangka memfungsikan kembali Mikroskop Optiktersebut, maka hot cell ZG-107 perlu didekontaminasi terlebih dahulu sebelum personeldiperbolehkan masuk melakukan dekontaminasi dan perbaikan mikroskop optik, ini dimaksudkanuntuk menjamin keselamatan personel pekerja radiasi.Untuk mengetahui gambaran menyeluruh tingkat kontaminasi dan paparan radiasi yang adadidalam hot cell ZG-107, maka perlu dilakukan pemetaan radioaktifitas Hot cell ZG-107 yang meliputipengukuran paparan radiasi, pengukuran kontaminasi permukaan dan pengukuran kontaminasiudara.Pengukuran kontaminasi permukaan dilakukan dengan melaksanakan smear test yaitudengan mengambil cuplikan menggunakan kertas filter pada titik titik tertentu yang diperkirakanHasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2008 ISSN 0854 - 5561316kontaminasi permukaannya tinggi seperti pada daerah sekitar conveyor, dekat filter, pada bagian

Page 94: K3 Lengkap

atas Mikroskop Optik, tangan manipulator, dinding serta langit langit. Pada titik titik tersebut didugakontaminasinya tinggi karena ZG 107 melakukan pengujian bahan bakar bekas pasca iiradiasi.Pengukuran kontaminasi udara dilakukan dengan mengambil cuplikan udara menggunakanpenghisap udara.Untuk daerah kerja, batasan kontaminasi permukaan yang dipakai ialah [3] :Daerah kontaminasi rendah, lebih kecil dari 0,37 Bq/cm2 untuk pemancar α (untuk β lebihkecil dari 3,7 Bq/cm2). Daerah kontaminasi sedang, untuk pemancar α ≥ 0,37 Bq/cm2 tetapi < 3,7Bq/cm2 , untuk pemancar β > 3,7 Bq/cm2 tetapi < 37 Bq/cm2. Daerah kontaminasi tinggi, batasanuntuk α ≥ 3,7 Bq/cm2 dan untuk β > 37 Bq/cm2.Batasan kontaminasi udara yang dipakai ialah tidak melebihi 20 Bq/Cm3 untuk pemancar αdan tidak melebihi 200 Bq/Cm3 untuk pemancar β. Batasan paparan radiasi yaitu 25 μSv/jam .METODOLOGIBahan :1. Sumber Pu dan Sr2. Kertas filter dengan diameter 58 mm3. Pengusap terbuat dari bahan kayu4. Double tape5. Petridis6. Pinset dan penjepit panjangAlat :1. Tele Surveymeter2. Radiameter3. Portable Scaler Ratemeter (PSR-8)4. Air samplerCara Kerja :Pelaksanaan pemetaan kontaminasi Hot Cell ZG 107 dilakukan dengan cara mengukurpaparan radiasi, kontaminasi udara dan kontaminasi permukaan di beberapa titik. Untuk posisi titikpaparan radiasi dan kontaminasi permukaan atap hot cell Zg 107 ditunjukkan pada Denah 1. Posisi

Page 95: K3 Lengkap

titik kontaminasi permukaan di dalam hot cell ditunjukkan pada Denah 2. Pengukuran kontaminasiawal permukaan dilakukan dengan cara usap menggunakan pengusap yang dijepitkan pada tanganmanipulator. Hasil pemetaan kontaminasi permukaan awal diguakan sebagai acuan untukmelakukan proses dekontaminasi. Jika hasil tes usap menunjukkan adanya kontaminasi berada diatas nilai batas dosis (NBD) yang diijinkan, maka dilakukan dekontaminasi secara remotemenggunakan manipulator. Untuk mengetahui penurunan kontaminasi permukaan, dilakukan tesusap lagi. Langkah berikutnya adalah mengambil cuplikan udara dan paparan dengan membukapintu atas Hot Cell ZG 107. Tingkat kontaminasi permukaan dan udara dihitung denganmenggunakan persamaan 1 dan 2. Tingkat kontaminasi udara digunakan untuk menentukanperlengkapan proteksi radiasi yang dipakai personil dekontaminasi. Tingkat paparan radiasidigunakan untuk menentukan lamanya pekerja radiasi dapat melakukan proses dekontaminasi didalam Hot Cell. Dekontaminasi di dalam hot cell 107 oleh personil dilakukan berdasarkan fungsiISSN 0854 - 5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2008317waktu dan perlengkapan proteksi yang dipersyaratkan. Test usap dilakukan kembali untukmenentukan tingkat keamanan pekerja radiasi dalam melakukan perbaikan mikroskop optik.Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2008 ISSN 0854 - 5561Pengukuran kontaminasi zat radioaktif dipermukaan lantai dihitung dengan menggunakanpersamaan (1) :Ak=N× 1A× 1E× 1P ..................................(1)

Page 96: K3 Lengkap

dengan :Ak = aktivitas kontaminasi radioaktif α, Bq/Cm2N = cacah netto cuplikan, CpsA = luas permukaan yang di usap,100 Cm2E = efisiensi alat cacah, %P = fraksi yang diambil dalam tes usap (10%)Pengukuran kontaminasi udara dihitung dengan menggunakan persamaan (2) :V E= N1 1Ak ..................................(2)dengan :Ak = aktivitas kontaminasi radioaktif , Bq/Cm3N = cacah netto cuplikan, CpsV = volume udara yang dihisap, Cm3E = efisiensi alat cacah, %HASIL DAN PEMBAHASANPengambilan test usap menggunakan tangan manipulator antara sebelum prosesdekontaminasi dan setelah deko manipulator menunjukkan ada beberapa titik titik pengambilan yangtidak terwakili, hal ini karena tingkat kesulitan pengambilan test usap dengan tangan manipulatordimana didalam hot cell ada sedotan udara yang mengakibatkan terlepasnya kertas filter daripengusap.Hasil pengukuran radioaktifitas permukaan di luar atap hot cell 107 ( tabel 1.) menunjukkanbahwa paparan radiasi dan radioaktifitas permukaan di bawah nilai batas yang diijinkan sehinggapersonil yang berkepentingan dengan proses dekontaminasi dapat berada dalam area Green Housetanpa dibatasi oleh waktu dan menggunakan perlengkapan proteksi radiasi standar (jas lab, shoecover, sarung tangan ).Radioaktifitas permukaan di dalam hot cell 107 menunjukkan distribusi yang tidak meratadimana ada beberapa titik yang melampaui nilai batas yang diijinkan (tabel 2.) yaitu lantai sekitar

Page 97: K3 Lengkap

conveyor dimana pemancar q/ cm lantai tengah pemancar = 47,678 Bq/ cm 2 ;diatas alat Mikroskop optik pemancar = 586,479 Bq/ cm 2 MPC = 37 Bq/ cm 2 Kontaminasipermukaan di dalam hot cell ZG 107 jauh melebihi nilai batas yang diijinkan, sehinggadirekomendasikan untuk dilakukan dekontaminasi secara remote dengan menggunakan kain basahyang direkatkan pada tangan manipulator untuk mengurangi kontaminan yang ada. Dekontaminasisecara remote dilakukan berulang-ulang diharapkan dapat mengambil kontaminan sebanyakbanyaknyaterutama pada titik titik yang terukur melebihi batasan yang diijinkan. Setelahdekontaminasi secara remote, radioaktifitas permukaan menunjukkan nilai dibawah nilai batas yangdiijinkan Hasil pengukuran paparan radiasi di luar dan di dalam hot cell ditunjukkan pada Tabel 3.Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa paparan radiasi di luar hot cell berada di bawah batasan paparanradiasi yaitu 25 μSv/jam, sehingga aman bagi pekerja radiasi. Tetapi paparan radiasi yang berada diHasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2008 ISSN 0854 - 5561320dalam hot cell jauh melebihi batasan paparan radisi terutama yang tertinggi di daerah dekatconveyor sehingga berdasarkan perhitungan paparan radiasi yang boleh diterima dalam satu hari(200 μSv/jam) maka pekerja radiasi dapat bekerja di dalam hot cell paling lama 40 menit.Tabel 3. Paparan radiasi setelah pintu atas ZG 107 dibukaTanggal Posisi Paparan ( Sv /jam)Dalam hot cell 300 11 Agustus 2008 (dekat conveyor)Luar hot cell 0,250Pada Tabel 4 menunjukkan radioaktifitas udara di dalam ZG 107 saat tutup hot cell dibukacacah langsung = (18,18 Bq/m3dan (18,47 Bq/m3; kondisi radioaktifitas udara 1 jam dibukamenunjukkan penurunan (15,38 Bq/m3dan (13,47Bq/m3 MPC kontaminasi udara (= 20 Bq/m3

Page 98: K3 Lengkap

dan (200 Bq/m3. Kontaminasi udara di dalam ZG 107 dengan waktu tunda pencacahan 4 jam =(0,393 Bq/m3 dan (0,325 Bq/m3 untuk I jam dibuka (0,228 Bq/m3 dan (0,278 Bq/m3.Radioaktifitas udara di dalam hot cell ZG 107 setelah 1 jam dibuka masih berada di bawah nilaibatas yang diijinkan tetapi untuk menjamin keamanan personil dekontaminasi maka disarankanmemakai perlengkapan keselamatan tambahan seperti full mask.

KESIMPULANDari kegiatan pemetaan kontaminasi hot cell zg 107 didapatkan gambaran menyeluruh tingkatkontaminasi di dalam Hot Cell ZG 107 dengan cara mengambil test usap pada titik-titik tertentupada awal dekontaminasi, setelah dekontaminasi manipulator dan setelah dekontaminasi olehpersonil. Hasil pemetaan kontaminasi permukaan awal sebelum dekontaminasi ada beberapatitik yang tingkat kontaminasinya melampaui nilai batas yang diijinkan dan setelah dekontaminasisecara remote dengan manipulator menunjukkan penurunan kontaminasi permukaan hinggaberada di bawah nilai batas yang diijinkan.