37

K3LH

  • Upload
    saeran

  • View
    113

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

K3LH. KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP. MEMANDANG KECELAKAAN SEBAGAI NASIB. PENDIDIKAN RENDAH DAN KURANG BERPENGALAMAN. PERILAKU MANUSIA. MENGABAIKAN PERINTAH & LARANGAN. PERATURAN KETENAGAKERJAAN. ANGGOTA MINIMAL 50% + 1. SERIKAT PEKERJA. PENGUSAHA. PERJANJIAN - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: K3LH
Page 2: K3LH

PERILAKU MANUSIAPERILAKU MANUSIA

PENDIDIKAN RENDAH DAN PENDIDIKAN RENDAH DAN KURANG BERPENGALAMAN KURANG BERPENGALAMAN

MENGABAIKAN MENGABAIKAN PERINTAH & LARANGAN PERINTAH & LARANGAN

MEMANDANG MEMANDANG KECELAKAAN SEBAGAI KECELAKAAN SEBAGAI NASIBNASIB

Page 3: K3LH

PENGUSAHA

PERUSAHAAN

PEKERJA

BAWAHAN

ATASAN

PERATURANPERUSAHAAN

PERJANJIANKERJA

BERSAMA

SERIKATPEKERJA

MINIMAL 10 PEKERJA

MINIMAL 10 PEKERJA

ANGGOTAMINIMAL 50% + 1

HUBUNGAN INDUSTRIALPARTNERSHIP EQUALITY

Page 4: K3LH

KECELAKAAN KERUSAKAN KEHILANGAN WAKTU KESALAHAN KERJA PENOLAKAN KERJA

PENGETAHUAN KEMAUAN MORAL ETIKA

PERORANGANatau

PEKERJA

tergantung kepada

PERENCANAAN ORGANISASI KEPEMIMPINAN PEMBINAAN

Tercapainya :

KUALITAS PRODUKSI

DAN SAFETY

meliputi

PENGAWASANPIMPINAN

terletak padatercapainya

diperlukan

terhindarnya

Page 5: K3LH

PELANGGARAN

KESALAHAN

SANKSI

SEBAB AKIBAT

POINT SYSTEM

PKB

DIRI SENDIRI

ORANG LAIN

PERUSAHAAN

SENGAJA

SABOTASE

PETUALANG

MENGABAIKAN

TIDAK SENGAJA

LUPA

NAAS

TIDAK MAMPU

SALAH INSTRUKSI

TEGURAN TERTULIS

SURAT PERINGATAN

Page 6: K3LH

BAB XIIISANKSI ATAS KESALAHAN/PELANGGARAN

Untuk menegakkan kedisiplinan kerja di lingkungan perusahaan, maka sanksi disiplin dapat diberikan kepada pekerja yang melanggar peraturan yang dinyatakan dalam PKB ini.

Semua sanksi yang diberikan kepada pekerja pada dasarnya mengarah kepada perbaikan tingkah laku dan disiplin, sehingga tercipta lingkungan kerja yang harmonis, aman, dan teratur.

Dalam pemberian sanksi mempertimbangkan :

(a) pengaruhnya terhadap kelangsungan penegakan hukum, disiplin, dan tata tertib dilingkungan perusahaan,

(b) ketentuan yang terkandung dalam PKB ini,

(c) ketentuan perundang–undangan ketenagakerjaan yang berlaku.

Page 7: K3LH

BPP

1. HSE2. SP3. Pimpinan

Departemen

1. HSE2. SP3. HRD

Penyelidikan dan penentuan penyebab dan penyakit

Penyelidikan motif – motif pelanggaran

Inventarisir akibat

Kesimpulan dan Saran

BPP menyampaikan hasil pemeriksaan pendahuluan lengkap dengan data penilaian sementara (pre-evaluation) kepada BPA.

BPA akan mengadakan pemeriksaan akhir terhadap hasil pemeriksaan pendahuluan guna menetapkan/mengesyahkan atau merubah hasil kesimpulan dan saran yang diajukan oleh BPP.

Apabila dalam pemeriksaan akhir tidak diketemukan bukti unsur pelanggaran terhadap Peraturan K3LH, maka proses penilaian berikutnya ditiadakan.

BPA

BP

Page 8: K3LH

Setiap pelanggaran adalah merupakan kesalahan yang harus diberikan sanksi/hukuman;

Pasal 21PEDOMAN PEMBERIAN SANKSI / HUKUMAN

Berat dan ringannya sanksi/hukuman didasarkan atas pelanggaran yang dihitung berdasarkan atau didasarkan pada tingkatan surat peringatan yang telah tercantum dalam PKB.

Apabila ada pasal – pasal yang bertentangan dengan PKB maka yang berlaku adalah pasal – pasal yang ada dalam PKB.

pointsystemSebab akibat

Page 9: K3LH

Unsur Perbuatan Melanggar Peraturan (KP)Setiap perbuatan melanggar peraturan K3LH diberi tabungan sanksi tetap sebesar , tanpa memperhatikan sebab dan akibatnya pelanggaran.

Unsur Sebab – Sebab Pelanggaran (KS)sabotase.......................................................... =petualangan..................................................... = 75mengabaikan................................................... = 45lupa.................................................................. = 25naas................................................................. = 10tidak mampu.................................................... = 10menerima instruksi yang salah........................ = 0

10 point

100

Page 10: K3LH

terancam tetapi tanpa akibat terhadap fisik........ = 0akibat ringan....................................................... = 5akibat berat......................................................... = 20akibat berat sekali............................................... =

Unsur Akibat – Akibat Pelanggaran (KA)

Merugikan orang lain :terancam tetapi tanpa akibat terhadap fisik........ = 5akibat ringan....................................................... = 10akibat berat......................................................... = 25akibat berat sekali............................................... =

Merugikan perusahaan :terancam tetapi tanpa akibat terhadap fisik........ = 10akibat ringan....................................................... = 15akibat berat......................................................... = 30akibat berat sekali............................................... =

Jumlah point dari ketiga Sub Unsur-unsur Akibat Pelangaran dibagi 3 (tiga)

Merugikan diri sendiri :

50

60

45

Page 11: K3LH

Perhitungan Derajat Kesalahan Akhir (DKA) dihitung berdasarkan rumusan sebagai berikut :

DKA = KP + KS + KA

DKADKA

==

DDeerraajjaatt KKeessaallaahhaann AAkkhhiirr ((ffiinnaall))..

KPKP == DerajatDerajat KKesalahan esalahan karena unsur karena unsur PPerbuatan erbuatan melanggar peraturan.melanggar peraturan.

KSKS == DerajatDerajat KKesalahan esalahan karena Unsur karena Unsur SSebab.ebab.

KAKA == Derajat Derajat KKesalahan esalahan karena Unsur karena Unsur AAkibat.kibat.

Page 12: K3LH

Perhitungan Derajat Kesalahan Akhir (DKA) dihitung berdasarkan rumusan sebagai berikut :

DKA = KP + KS + KA

DKADKA

==

DDeerraajjaatt KKeessaallaahhaann AAkkhhiirr ((ffiinnaall))..

KPKP == DerajatDerajat KKesalahan karena unsur esalahan karena unsur PPerbuatan melanggar peraturan (erbuatan melanggar peraturan (10 point10 point))

KSKS == DerajatDerajat KKesalahan karena Unsur esalahan karena Unsur SSebab ebab (mengabaikan = 25 point)(mengabaikan = 25 point)

KAKA == Derajat Derajat KKesalahan karena Unsur esalahan karena Unsur AAkibat kibat (70 point)(70 point)

125 = 10 + 45 + 70

Page 13: K3LH

Teguran Tertulis untuk jumlah point ................ > 10 sd 35

Surat Peringatan “I” untuk jumlah point ………Surat Peringatan “I” untuk jumlah point ……… 3636 sd 65sd 65

Surat Peringatan “II” untuk jumlah point ..........Surat Peringatan “II” untuk jumlah point .......... 6666 sd 80sd 80

Surat Peringatan “III” untuk jumlah point .........Surat Peringatan “III” untuk jumlah point ......... 8181 sdsd 9595

Skorsing untuk jumlah point ……………………..Skorsing untuk jumlah point …………………….. 9696 sd 115sd 115

Pemutusan Hubungan Kerja untuk jumlah point ……Pemutusan Hubungan Kerja untuk jumlah point …… > 115> 115

Page 14: K3LH

Pasal 61Sanksi Yang Dapat Mempengaruhi Tertundanya

Kenaikan Upah

(1) Setiap sanksi yang diberikan terhadap pekerja tidak berpengaruh terhadap penilaian prestasi kerja, namun akan berpengaruh terhadap tertundanya waktu pelaksanaan kenaikan/peninjauan upah pada tahun berikutnya.

(2) Tertundanya waktu pelaksanaan kenaikan/peninjauan upah tahun berikutnya seperti yang dimaksud pada ayat (1) diatas adalah apabila seorang pekerja pernah mendapatkan sanksi Surat Peringatan sepanjang tahun tersebut, maka kenaikan upahnya pada tahun berikutnya akan ditunda selama waktu yang telah ditentukan seperti sebagai mana tabel berikut :

Page 15: K3LH

XX

XX

XX

XX

XX

XXX

SP I - satu kali

SP I - dua kali

SP I - tiga kali

SP II - satu kali

SP II - dua kali

SP II - satu kali dan SP I - satu kali

SP II - satu kali dan SP I - dua kali

SP II - satu kali dan SP I - tiga kali

SP III - satu kali

SP III - satu kali dan SP I - satu kali

SP III - satu kali dan SP I - dua kali

SP III - satu kali dan SP I - tiga kali

SP III - satu kali dan SP II - satu kali

S a n k s i0 1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah BulanPenundaan Kenaikan Upah

Page 16: K3LH

(8) Pekerja yang mengalami sakit terus menerus sebagai akibat dari hubungan kerja dan/atau kecelakaan kerja sesuai dengan Surat Keterangan Dokter yang ditunjuk oleh perusahaan tetap mendapatkan upah penuh sampai dengan pekerja tersebut mengundurkan diri, dan mendapatkan kompensasi sama dengan pekerja pensiun.

Pasal 40Cuti Sakit

Pasal 42Meninggalkan Pekerjaan Disebabkan Oleh Kecelakaan Kerja

(1) Pekerja yang tidak dapat menjalankan pekerjaan diakibatkan karena kecelakaan kerja, terhadap yang bersangkutan ketentuan-ketentuan tentang sakit terus-menerus dan sakit biasa tidak berlaku dan pekerja tersebut tetap mendapatkan upah penuh seperti sebagaimana biasa apabila bekerja.

(2) Ijin tidak bekerja akibat kecelakaan kerja tersebut baru sah dan akan disetujui oleh perusahaan apabila sudah dilakukan koordinasi antara pihak perusahaan (dalam hal ini HRD dan/atau petugas HSE) dengan dokter yang merawat pekerja tersebut.

PKB

Page 17: K3LH

Pasal 65Pengobatan Diluar Poliklinik

Dalam hal penyakit akibat hubungan kerja atau kecelakaan kerja tidak dapat dilakukan pengobatan secara kedokteran tetapi harus melalui pengobatan alternatif, maka pekerja tetap mendapatkan penggantian sepenuhnya dengan catatan mendapatkan ijin sebelumnya dari atasannya masing-masing dan bagian HSE.

Page 18: K3LH

BAB XIIISANKSI ATAS KESALAHAN/PELANGGARAN

Pasal 107Umum

(7) Surat peringatan, tindakan skorsing ataupun PHK tidak perlu diberikan secara berurutan, tetapi tergantung dari berat-ringannya kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan.

(9) Pekerja yang sedang dikenakan sanksi SP III dan SP II kemudian melakukan kembali pelanggaran yang setingkat/setara SP III atau SP II maka pelanggaran tersebut digolongkan sebagai pelanggaran disiplin yang dapat dikenakan sanksi PHK dan terhadap yang bersangkutan dapat dikenakan tindakan skorsing untuk tujuan mendidik atau skorsing sambil menunggu proses pemutusan hubungan kerja.

Page 19: K3LH

(10) Pekerja yang sedang dikenakan sanksi SP III kemudian masih melakukan kesalahan/pelanggaran lagi yang dikategorikan :

BAB XIIISANKSI ATAS KESALAHAN/PELANGGARAN

Pasal 107Umum

a. pengulangan kesalahan yang sama ( jenis kesalahan sama) yang dapat dikenakan sanksi SP I, II maupun III;

b. kesalahan lain namun dapat dikenai sanksi SP III;c. kesalahan lain yang setara dengan sanksi SP III,

maka pelanggaran tersebut digolongkan sebagai pelanggaran disiplin yang dapat dikenakan sanksi PHK dan terhadap yang bersangkutan dapat dikenakan tindakan skorsing untuk tujuan mendidik atau skorsing sambil menunggu proses pemutusan hubungan kerja.

Page 20: K3LH

(12) Sebelum pekerja diberikan sanksi, pengusaha dapat memberikan kesempatan penuh kepada serikat pekerja untuk melakukan perbaikan dan mendidik anggotanya dan sanksi tersebut harus disetujui bersama oleh kedua belah pihak.

(13) Surat peringatan ataupun teguran tertulis yang diberikan kepada pekerja dengan mengikuti ketentuan yang berlaku sesuai PKB ini akan tetap berlaku, dengan atau tanpa tanda tangan dari pekerja yang bersangkutan.

(14) Suatu tindakan pelanggaran indisipliner yang dilakukan oleh siapapun dan tidak ditindaklanjuti oleh atasannya atau siapapun dalam kurun waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah kejadian, maka tindakan indisipliner tersebut tidak dapat dipermasalahkan lagi.

BAB XIIISANKSI ATAS KESALAHAN/PELANGGARAN

Pasal 107Umum

Page 21: K3LH

(15) Suatu tindakan indisipliner yang penilaian atau pembobotannya didasarkan atas jumlah tindakan tersebut terhitung dalam satu bulan kalender, maka pemberian sanksinya yang melalui mekanisme keluh kesah seperti termaksud pada ayat (5) diatas akan dilakukan mulai tanggal 1 (satu) pada bulan berikutnya.

(16) Saksi surat peringatan yang pernah diterima pekerja dalam periode satu tahun kalender akan mempengaruhi pelaksanaan kenaikan /peninjauan upah di tahun berikutnya, dimana kenaikan/peninjauan upahnya akan tertunda dengan ketentuan seperti yang telah dirinci dalam Pasal 61 ayat (2).

BAB XIIISANKSI ATAS KESALAHAN/PELANGGARAN

Pasal 107Umum

Page 22: K3LH

HAK(1)

KEPENTINGAN(2)

PHK(3)

ANTAR SP/SB(4)

PERSELISIHAN

CATATKAN PERSELISIHAN DI DISNAKERDISNAKER TAWARKAN PENYELESAIAN :

KONSOLIASI ATAU ARBITRASI (TUNGGU 7 HARI)

ARBITRASI(2&4)

MEDIASI(1,2,3&4)

PUTUSANFINAL

MENGIKAT

MAHKAMAH AGUNG

30 HARI

30 HARI

30 HARI

30 HARI

140 HARI

BERDASARKAN KESEPAKATAN

UU NO 2 TAHUN 2004

PK

PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

KONSILIASI(2,3&4)

B I P A R T I T

Page 23: K3LH

Pasal 118PHK Karena Sakit Biasa dan Berkepanjangan Dan/Atau

Cacat

Dalam hal pekerja yang mengalami sakit terus-menerus lebih dari 12 (dua belas) bulan secara berturut-turut bukan sebagai akibat hubungan kerja, atau mengidap penyakit menular yang dapat membahayakan pekerja lain atau dinyatakan tidak mampu bekerja lagi oleh dokter yang ditunjuk oleh perusahaan, maka hubungan kerjanya dapat diputuskan oleh pengusaha dan diberikan uang pesangon 4 (empat) kali ketentuan Pasal 115 ayat (1), uang penghargaan masa kerja 2 (dua) kali ketentuan Pasal 115 ayat (2), dan uang penggantian hak 2 (dua) kali ketentuan Pasal 115 ayat (3).

Page 24: K3LH

Pasal 119PHK Karena Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan

Kerja

(1) Pekerja yang mengalami sakit terus menerus akibat dari hubungan kerja, kepada pekerja bersangkutan tidak dapat diputus hubungan kerjanya.

(2) Apabila pekerja yang bersangkutan menghendaki, maka pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja dengan kompensasi uang pesangon 4 (empat) kali ketentuan Pasal 115 ayat (1), uang penghargaan masa kerja 2 (dua) kali ketentuan Pasal 115 ayat (2), uang penggantian hak 2 (dua) kali ketentuan Pasal 115 ayat (3) dan ketentuan lainnya sesuai peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.

Page 25: K3LH

Uang pesangon 4 (empat) kali ketentuan Pasal 115 Ayat (1), uang penghargaan masa kerja 2 (dua) kali ketentuan Pasal 115 Ayat (2), dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 115 Ayat (3), sebagaimana diatur pada Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 125, dan Pasal 126, adalah :

4.P + 2.MK + {15% (4.P + 2.MK) }

Ditambah dengan :a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur.b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja dan keluarganya

ketempat dimana pekerja diterima bekerja.c. hal-hal lain yang ditetapkan dalam Perjanjian Kerja Bersama.

Page 26: K3LH
Page 27: K3LH

Pasal 22KRITERIA DAN PEDOMAN PENETAPAN SANKSI / HUKUMAN

(1)   Dasar Pemberian Sanksi / Hukuman.

a. pelanggaran adalah merupakan suatu perbuatan/tindakan yang menyalahi Peraturan;

b. pelanggaran hanya dapat terjadi apabila ada sebab tertentu yang menjadi latar belakang;

c. pelanggaran selalu membawa akibat yang bisa merugikan diri si pelanggar, orang lain dan perusahaan;

d. setiap pelanggaran adalah suatu kesalahan, dimana besar kecilnya tergantung dari motif-motif yang menjadi sebab pelanggaran dan besar kecilnya akibat dari pelanggaran;

e. setiap kesalahan/pelanggaran harus mendapatkan sanksi/hukuman sesuai perjanjian kerja bersama atau apabila tidak tercantum dalam perjanjian kerja bersama maka berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Page 28: K3LH

Klasifikasi Sebab – Sebab Pelanggaran

a. klasifikasi sebab-sebab pelanggaran.a.1  sengaja melanggar :

¨   sabotase;¨   petualang;¨   mengabaikan (alpa).

a.2   tidak sengaja melanggar :¨   lupa;¨   naas;¨   tidak mampu;¨   salah instruksi.

Page 29: K3LH

b.1  merugikan diri sendiri :

¨ terancam tetapi tanpa akibat fisik yang diderita;

¨  akibat ringan misalnya luka ringan tanpa lost time;

¨  akibat berat misalnya luka berat/cacat ringan dengan lost time;

¨ akibat berat sekali misalnya meninggal atau luka berat.

Klasifikasi Akibat Pelanggaran.

Page 30: K3LH

b.2 merugikan orang lain :

Klasifikasi Akibat Pelanggaran.

~ terancam tetapi tanpa akibat fisik yang diderita;

~ akibat ringan misalnya luka ringan tanpa lost time;

~ akibat berat misalnya luka berat/cacat ringan denganlost time;

~ akibat berat sekali misalnya meninggal atau luka berat.

Page 31: K3LH

b.3  merugikan perusahaan :

Klasifikasi Akibat Pelanggaran.

~ terancam tetapi tanpa akibat fisik yang diderita;

~ akibat ringan (perlu reparasi ringan tanpa down time singkat);

~ akibat berat (perlu reparasi besar, dengan down time singkat);

~ akibat berat sekali (perlu reparasi besar sekali dengan down time yang berkepanjangan).

Page 32: K3LH

(1)  Badan Pemeriksa Pendahuluan (BPP) bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap setiap pelanggaran Peraturan K3LH.

Pasal 16

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

(2) Pemeriksaan Pendahuluan meliputi :

a. penyelidikan dan penentuan penyebab kecelakaan dan penyakit akibat kerja;

b.  penyelidikan motif-motif pelanggaran;

c. inventarisir akibat pelanggaran/kecelakaan;

d. pembuatan kesimpulan dan saran atas hasil penyelidikan yang telah dilakukan (pre-evaluasi).

Page 33: K3LH

(3) Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut pada ayat (2) Pasal ini, petugas Badan Pemeriksa Pendahuluan (BPP) setiap waktu berhak :

a. memasuki tempat-tempat kerja yang dianggap perlu.

b. memanggil dan meminta keterangan dari siapapun yang tersangkut dalam pelanggaran Peraturan Keselamatan,

Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup serta kecelakaan dan atau penyakit akibat kerja.

(4) Pemanggilan terhadap siapapun sebagaimana dimaksud ayat (3) butir b Pasal ini dilakukan melalui atasan langsung pekerja yang bersangkutan.

Page 34: K3LH

Apabila dalam pemeriksaan akhir tidak diketemukan bukti unsur pelanggaran terhadap Peraturan K3LH, maka proses penilaian

berikutnya ditiadakan.

Pasal 17

PEMERIKSAAN AKHIR

BPP menyampaikan hasil pemeriksaan pendahuluan lengkap dengan data penilaian sementara (pre-evaluation) kepada BPA.

BPA akan mengadakan pemeriksaan akhir terhadap hasil pemeriksaan pendahuluan guna menetapkan/mengesyahkan atau merubah hasil kesimpulan dan saran yang diajukan oleh BPP.

Page 35: K3LH

Pasal 18

PEMBERIAN SANKSI / HUKUMAN

(1) BPA menyampaikan rekomendasi sanksi/hukuman yang akan diberikan terhadap si pelanggar kepada atasan si pelanggar dengan tembusan kepada HRD, Ketua/Wakil Ketua P2K3LH dan Serikat Pekerja.

(2) Keputusan sanksi/hukuman yang diberikan kepada si pelanggar bisa berupa:

a. Teguran Tertulis, diberikan oleh Pimpinan Departemen minimal Supervisor yang bersangkutan;

b. Surat Peringatan, diberikan oleh HRD.

Page 36: K3LH

(3) Atasan si pelanggar dan/atau HRD dalam jangka waktu kerja setelah tanggal keputusan/rekomendasi dari BPA dikeluarkan, harus sudah memberikan sanksi/hukuman kepada si pelanggar dengan tembusan kepada Badan Pemeriksa Akhir (BPA), Ketua/Wakil Ketua P2K3LH serta Serikat Pekerja, terkecuali mengajukan banding.

(4) Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja tidak ada pelaksanaan pemberian sanksi/hukuman baik oleh atasan si pelanggar atau HRD, Badan Pemeriksa Akhir (BPA) berhak melaporkan kepada Ketua P2K3LH atas tidak dilaksanakannya pemberian sanksi/hukuman tersebut.

7 hari

Page 37: K3LH

Pasal 23BATAS - BATAS SANKSI DAN METODA PENILAIAN PELANGGARAN

(1) Batas – Batas Sanksi.

Surat Teguran Lisan (1 bulan); Surat Teguran Tertulis (1 bulan); Surat Peringatan Tingkat Pertama (3 bulan); Surat Peringatan Tingkat Ke Dua (6 bulan); Surat Peringatan Tingkat Ke Tiga (6 bulan); Skorsing Mendidik atau Menunggu Proses Ijin PHK; Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

a.a. sanksi yang ter-ringan dan ter berat adalah sebagaimana sanksi yang ter-ringan dan ter berat adalah sebagaimana diatur dalam PKB atau apabila tidak tercantum maka sesuai diatur dalam PKB atau apabila tidak tercantum maka sesuai dengan peraturan yang berlaku tentang Tata Tertib dan dengan peraturan yang berlaku tentang Tata Tertib dan Disiplin, yang terdiri dari :Disiplin, yang terdiri dari :