Upload
oline-verga-aikho
View
170
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
Kabupaten TeboDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Kabupaten Tebo
Lambang Kabupaten Tebo
Moto: Bumi Serentak Galah Serengkuh Dayung
Peta lokasi Kabupaten Tebo
Koordinat: 0° 51' 32" - 10° 54' 50" LS dan 10° 48' 57" - 20° 49' 17" BT
Provinsi Jambi
Dasar hukum UU No.54 Tahun 1999
Tanggal 12 Oktober 1999
Ibu kota Muara Tebo
Pemerintahan
- Bupati H. Sukandar, S.Kom, M.Si
- DAU Rp. 461.006.766.000.-(2013)[1]
Luas 6.461 km2
Populasi
- Total 297.735 jiwa
- Kepadatan 46,08 jiwa/km2
Demografi
- Kode area telepon 0744
Pembagian administratif
- Kecamatan 12
- Kelurahan 101
- Situs web http://www.tebo.go.id
Kabupaten Tebo adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jambi, Indonesia. Kabupaten ini berasal dari hasil
pemekaran Kabupaten Bungo Tebo, tanggal 12 Oktober 1999.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sejarah Perkembangan Kabupaten Tebo
2 Batas wilayah
3 Pembagian wilayah
4 Pariwisata
5 Kesehatan
6 Referensi
Sejarah Perkembangan Kabupaten Tebo[sunting | sunting sumber]
Semangat reformasi tahun 1998 yang terjadi di Indonesia memberi dampak yang besar pada pemerintahan
Provinsi Jambi, baik pada lembaga eksekutif maupun legislatifnya. Dalam hubungan itu Pemerintah Provinsi
Jambi melalui Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi Nomor 135/2465/Pem Tahun 1999
memprogramkan Rencana Pemekaran Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II. Dengan terbitnya Surat
Gubernur Jambi tersebut ditindaklanjuti oleh Bupati Bungo Tebo, Drs. H. Sofian Ali, dengan menerbitkan Surat
Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bungo Tebo Nomor 669 Tahun 1999 tentang Tim Pelaksanaan
Penerapan Pembentukan Daerah Tingkat II Kabupaten Bungo Tebo. Hal yang sama didukung pula oleh DPRD
Kabupaten Daerah Tingkat II Bungo Tebo Nomor 170/271/1999 tanggal 21 Mei 1999.
2. PEMERINTAHAN KABUPATEN TEBO
3.1. Masa Bhakti Bupati Tebo Carateker (12 Oktober 1999-24 Mei 2001)
Drs. H.A. Madjid Mu’az, MM dilantik sebagai sebagai Pejabat Bupati Kabupaten Tebo oleh Menteri Dalam
Negeri Ad Interim di Jakarta. Tanggal 18 Oktober 1999 dilaksanakan acara pengantar tugas Bupati Tebo oleh
Gubernur Jambi yang diwakili Wakil Gubernur Drs.H. Hasyip Kalimudian Syam, MM, yang diselengggarakan di
Kantor Camat Muara Tebo pada tanggal 12 Oktober 1999
3.2. Masa Bakti Bupati Tebo Periode 2001-2006
Pada tanggal 16 Desember 2000 berdasarkan Surat Gubernur Jambi atas nama Presiden RI Nomor 483
Tahun 2000 sebanyak 30 orang anggota DPRD Kabupaten Tebo diambil sumpah atau janjinya oleh Ketua
Pengadilan Negeri Muara Bungo, Sjofian Muchammad, SH. Sidang pleno DPRD kabupaten Tebo pada tanggal
9 Mei 2001 memilih pasangan Drs.H.A. Madjid Mu'az, MM dan Drs. H. Helmi Abdullah sebagai Bupati dan
Wakil Bupati Kabupaten Tebo untuk periode 2001 – 2006. Drs.H.A. Madjid Mu'az, MM dan Drs. H. Helmi
Abdullah dilantik oleh oleh Gubernur Jambi Drs.H. Zulkifli Nurdin, MBA atas nama Presiden pada tanggal 25
Mei 2001.
3.3. Masa Bakti Bupati Kabupaten Tebo periode 2006-2011
Pemilihan bupati dan wakil bupati untuk periode 2006 -2011 dilaksanakan secara langsung oleh masyarakat
sesuai dengan amanat undang-undang Nomor 23 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pilkada secara
langsung untuk pertama kalinya di Kabupaten Tebo dilaksanakan pada tanggal 25 April 2006.
Pelaksanaan pilkada tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, hal ini terlihat dari tingginya partisipasi
masyarakat dimana suara sah mencapai 83,45%. Dalam pilkada tersebut, Drs.H.A. Madjid Mu'az, MM yang
berpasangan dengan Sukandar, S.Kom, memperoleh suara 47,50%, mengalahkan tiga pasangan Calon Bupati
dan Calon Wakil Bupati lainnya.
Pada tanggal 12 Juni 2006, pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tebo terpilih, Drs.H.A.Madjid Mu'az,
MM dan Sukandar, S.Kom, dilantik oleh Gubernur Jambi Drs. H. Zulkifli Nurdin, MBA atas nama Menteri Dalam
Negeri di Aula Kantor DPRD Kabupaten Tebo.
3.4. Masa Bakti PJ Bupati Kabupaten Tebo (20 Juni 2011 – 27 Agustus 2011)
Proses Pemilukada yang menghabiskan waktu yang relatif lama, menyebabkan terjadinya kekosongan jabatan
bupati, agar roda pemerintahan tetap berjalan, Gubernur Jambi menunjuk Ir. H. Haviz Husaini, MM sebagai
Penjabat Bupati Kabuapten Tebo yang dilantik pada tanggal 20 Juni 2011 berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor: 131.15-472 Tahun 2011 tentang pengesahan pemberhentian Bupati Tebo dan
Pengangkatan Penjabat Bupati Tebo Provinsi Jambi tertanggal 16 Juni 2011. Sebelumnya, Gubernur Jambi
menunjuk H. Abdullah SH, MM menjadi Pelaksana Harian (Plh) Bupati Tebo.
3.5. Masa Bakti Bupati Kabupaten Tebo periode 2011 – 2016
Pemilihan umum Kepala Daerah Kabupaten Tebo untuk periode 2011- 2016 dilaksanakan pada tanggal 10
Maret 2011 yang diikuti oleh 3 pasang kandidat yaitu H. Sukandar, S.Kom, M.Si – Hamdi, S.Sos, MM, H.
Ridham Priskap, SH, MH,MM- Eko Putra HS, SH, M.Si dan Yopi muthalib, BBA, MBA - Ir. H. Sri Saptoedi,
MTP. Dalam Pemilihan umum Kepala Daerah Kabupaten Tebo tersebut pasangan H. Sukandar, S.Kom, M.Si –
Hamdi, S.Sos, MM terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Tebo periode 2011 – 2016.
Pada tanggal 27 Agustus 2011, Gubernur Jambi Drs. H. Hasan Basri Agus, MM atas nama Menteri Dalam
Negeri RI melantik pasangan H. Sukandar, S.Kom, M.Si – Hamdi, S.Sos, MM menjadi bupati dan wakil bupati
Tebo periode 2011 – 2016 di gedung DPRD Kabupaten Tebo.
3. ARTI LAMBANG LOGO KABUPATEN TEBO
Arti Lambang Logo Kabupaten Tebo
Perisai persegi lima melambangkan Rukun Islam dan Ideologi Pancasila
Kubah Mesjid melambangkan bahwa mayoritas Penduduk Kabupaten Tebo beragama
Islam
Pintu atau kotak-kotak pada kubah mesjid yang terdiri dari enam buah
melambangkan bahwa pada saat pembentukan Kabupaten Tebo terdiri dari enam
kecamatan
Padi nan duo belas kapas nan sepuluh melambangkan kesejahteraan dan
kemakmuran serta tanggal bulan berdirinya Kabupaten Tebo
Rantai sembilan di sebelah kanan dan sembilan di sebelah kiri melambangkan
persatuan dan kesatuan serta tahun berdirinya Kabupaten Tebo
Kajang Lako melambangkan kebesaran dan merupakan alat transportasi pada
masa Kesultanan Jambi
Gong melambangkan salah satu alat komunikasi dan alat kesenian masyarakat
Kabupaten Tebo
Tali berpintal tigo yang mengikat gong melambangkan kesenian adat, syara'
dan Pemrintah
Keris berlengkuk tujuh yang tidak memakai ulu melambangkan kepatuhan
terhadap hukum serta semangat menolak yang bathil dan khufur, tujuh bilangan
ganjil berarti tidak memihak
Galah dan Dayung, Galah adalah menunjukkan tekat untuk maju dan penolakan
terhadap budaya asing yang negatif, Dayung adalah tanda kekompakan,
kebersamaan dan bahu membahu untuk mencapai tujuan bersama
Sungai melambangkan bahwa Kabupaten Tebo didominasi oleh daerah aliran
sungai dan juga merupakan sarana transportasi masyarakat
Pita yang bertuliskan "SEENTAK GALAH SERENGKUH DAYUNG" melambangkan
identitas sosial, jatidiri, masyarakat Kabupaten Tebo.
Keluk Paku dalam Tudung layar Kajang Lako melambangkan ragam hias Kabupaten
Tebo.
Batas wilayah[sunting | sunting sumber]
Utara Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
Selatan
Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin
Barat Kabupaten Bungo dan Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat
Timur Kabupaten Batanghari
Pembagian wilayah[sunting | sunting sumber]
1. Tebo Tengah yang beribukota di Muara Tebo
2. Rimbo Bujang yang beribukota di Wiroto Agung
3. Rimbo Ilir yang beribukota di Karang Dadi
4. Rimbo Ulu yang beribukota di Suka Damai
5. VII Koto yang beribukota di Sungai Abang
6. VII Koto Ilir yang beribukota di Balai Rajo
7. Sumay yang beribukota di Teluk Singkawang
8. Serai Serumpun yang beribukota di Sekutur Jaya
9. Tengah Ilir yang beribukota di Mengupeh
10. Tebo Ulu yang beribukota di Pulau Temiang
11. Tebo Ilir yang beribukota di Sungai Bengkal
12. Muara Tabir yang beribukota di Pintas Tuo
Kabupaten Ini Memiliki 5 Kelurahan Yaitu : - Untuk Kecamatan Tebo Tengah Memiliki 2 Kelurahan Yaitu
A.Kelurahan Tebing Tinggi B.Kelurahan Pasar Muara Tebo - Untuk Kecamatan Tebo Ilir Memiliki 1 Kelurahan
Yaitu: A. Kelurahn Sungai Bengkal - Untuk Kecamatan Tebo Ulu Memiliki 1 Kelurahan Yaitu : A. Kelurahan
Pulau Temiang - Untuk Kecamatan Rimbo Bujang Memiliki 1 Kelurahan Yaitu : A. Kelurahan wirotho agung
Sedangkan kecamatan yang baru dalam perencanaan adalah Kecamatan Muara Tebo yang berpusat di Kota
Muara Tebo tersebut. Sekarang pembangunan di Kota Muara Tebo mulai digalakkan, termasuk infrastruktur
jalan ke Kecamaran Rimbo Bujang, Rimbo Ilir dan Rimbo Ulu dengan tujuan laju ekonomi ke kota Muara Tebo
dan tidak lagi ke Muara Bungo yang adalah ibukota kabupaten tetangga. Alasan lain adalah karena tiga
kecamatan tersebut adalah kecamatan yang paling maju dan pendapatan masyarakat yang lebih tinggi
dibanding kecamatan-kecamatan lainnya.
Kabupaten Tebo selama dipimpin oleh Drs. H.A. Madjid Mu'az, MM. mengutamakan pembangunan
infrastruktur. Pada saat ini di Kecamatan Rimbo Bujang telah memiliki Terminal Bus yang dapat melayani
akses transportasi langsung ke Pulau Jawa. Untuk kelancaran transportasi dilaksanakan pembangunan dan
pelebaran jalan yang menghubungkan kecamatan dalam Kabupaten Tebo.
Ada banyak potensi pariwisata di Kabupaten Tebo, diantaranya adalah Danau Sigombak yang terletak di Desa
Teluk Kembang Jambu, Kecamatan Tebo Ulu. Potensi lain adalah kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh
(TNBT) yang menjanjikan wisata petualangan yang bernuansa off road dan susur sungai yang menjanjikan
keindahan yang eksotis alami Kabupaten Tebo.
Adapun untuk perekonomian Kabupaten Tebo Bersumber Pada perkebunan Sawit, Karet di dukung Oleh
pertambangan baik itu Batu Bara, Minyak Bumi dan Tambang emas tapi masih dalam skala kecil. daerah ini
kaya akan sumber daya alam dan bisa di jadikan daerah perikanan tawar karena diLewati oleh sungai terbesar
di Provinsi Jambi yaitu Sungai Batanghari serta merupakan daerah rawa dataran rendah.Kabupaten Tebo
Memiliki penduduk sejumlah ± 224.944 jiwa dengan 75 % adalah petani. Memiliki 1 Buah Pusat Kesehatan
yaitu Rumah sakit Umum Daerah Sultan Thaha Syariffudin, dibantu oleh 12 Pusat kesehatan Masyarakat
(PKM) di 12 kecamatannya.
Pariwisata[sunting | sunting sumber]
Kebun Raya Bukit Sari
Areal hutan Bukit Sari ± 136 km dari Jambi di pinggir jalan raya Jambi-Muaro Bungo-Muaro Tebo.
Tanahnya bergelombang, berbukit-bukit terjal, diikuti dengan lembah yang cukup dalam.
Kebun Raya Bukit Sari merupakan hutan sekunder dengan vegetasi yang masih baik. Jenis pohon
didominasi oleh pohon Plajau, Tenggeris. Meranti, Jelutung, Kedondong, Kenari dan Terap.
Daerah terpanjang pinggir hutan sebelah timur, merupakan bekas peladangan yang sudah tertutupi
oleh pohon-pohon. Beberapa pohon pioneer seperti Mahang tersebar luas di suatu tempat terbuka.
Pohon merambat yang sering dijumpai adalah dari suku Annonaceae yang sering sijumpai disekitar
yang tidak terlalu tinggi dan padat. Glicenia hidup subur. Biasanya selitar lembah yang kandungan
tanahnya agak lembab, diikuti dengan pohon paku dan anggrek jenis ploclottis.
Di dalam kebun raya ini sudah dibuat jalan setapak untuk mempermudah kunjungan. Diluar kawasan
ini pengunjung bisa menikmati sumber air panas dan air terjun Bukit Karendo dengan ketinggian 8
meter.
Danau Sigombak
Terletak di Desa teluk jambu Kecamatan Tebo Ulu sekitar 30 km dari kota muaro tebo dengan luas
lebih kurang 40 ha. Merupakan kombinasi danau alam dan buatan manusia. Danau ini terbentuk
karena aliran sungai Bulian yang berbentuk lubuk yang diperluas untuk dijadikan dam yang berfungsi
untuk membendung sungai Bulian. Ditengahnya terdapat pulau Sigombak yang dihuni berbagai satwa
terutama kera. Pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan sambil menikmati panorama alam
yang sejuk dan indah.
Makam Sultan Thaha
Berada di Muara Tebo, 200km dari kota Jambi. Sultan Thaha Saifuddin adalah sultan terakhir
keturunan Jambi (generasi ke-17 dari Putri Pinang Masak), dengan gelar Pangeran Ratu Jayaningrat
yang gugur pada tahun 1904 dan dinyatakan sebagai pahlawan Nasional.
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh memiliki ekosistem hutan hujan tropika daratan rendah dan
merupakan peralihan antara hutan rawa dan hutan pegunungan yang terpisah yang terpisah dari
rangkaian pegunungan Bukit Barisan. Ekosistemnya unik dan berbeda dengan taman nasional lainnya
karena menempati kawasan perbukitan yang cukup curam ditengah dataran rendah dibagian timur
Sumatera, diperbatasan Provinsi Jambi dengan Riau. Di wilayah Provinsi Jambi, terletak di Kabupaten
Tanjung Jabung Barat (seluas 10.000 Ha) dan Kabupaten Tebo (seluas 23.000 Ha)
Taman ini memiliki 59 jenis mamalia, 199 jenis burung dan 18 jenis kelelawar serta berbagai reptilian
dan ikan. Hutannya didominasi oleh tumbuhan suku Dipterocarpaceae. Ada sekitar 1.500 spesies
tumbuhan yang ada didalam kawasan ini.
Didalam dan sekitar kawasan taman ini terdapat tiga suku tradisional,
salah satunya Suku Anak Dalam yang juga disebut Orang Rimba. Mereka
masih hidup nomaden dibelantara hutan Bukit Tigapuluh dalam wilayah
Jambi yang mempunyai kelerengan cenderung lebih datar.
Luas TNBT 127.698 ha dan sekitar 33.000 ha berada di wilayah Jambi. Taman Nasional ini
merupakan kawasan hutan lindung yang mempuyai beragam jenis habitat tumbuhan dan binatang.
Didalam kawasan ini terdapat air terjun Katalo, beragam flora (660 spesies) termasuk 246 tumbuhan
khas jenis flora langka, 59 spesies mamalia yang terancam punah dan rafflesia hasseltii (cendawan
muko rimau).
Dalam kawasan penyangga TNBT juga terdapat potensi objek wisata lainnya seperti air terjun Bulian
Berdarah, air terjun Pancuran Gading, goa dan panorama Batang Sumay, makam keramat, habitat
ikan kleso (arwana) di sungai Mangatai dan batu menangis.
Kesehatan[sunting | sunting sumber]
Dengan pusat Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha
Syariffudin dibantu oleh Pusat Kesehatan masyararat (PKM) di
kecamatan yaitu:
PKM Kecamatan Tebo Tengah
PKM Kecamatan Tebo Ulu
PKM Kecamatan Tabo Ilir
PKM Kecamatan Sumay
PKM Kecmatan Rimbo Bujang
PKM Kecamatan Rimbo Ulu
PKM Kecamatan Rimbo Ilir
PKM Kecamatan VII Koto
PKM Kecamatan VII Koto Ilir
PKM Kecamatan Serai Serumpun
PKM Kecamatan Tengah Ilir
PKM Kecamatan Muara Tabir
PERKEMBANGAN dinamika pembangunan di Kabupaten Majalengka baik itu pada masa kini maupun pada masa depan, tidak bisa dilepaskan dari rencana pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BUB) di Kecamatan Kertajati, Kab. Majalengka.
Melambatnya rancangan pembangunan bandara itu akhir-akhir ini, sebenarnya bisa memberikan waktu bagi Kab. Majalengka untuk mempersiapkan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan keberadaan bandara tersebut. Termasuk, menyiapkan sumber daya manusia (SDM) masyarakat setempat.
Namun, kondisi SDM yang dimiliki itu masih kurang mendukung terutama pada aspek kualitas pendidikan. Bayangkan, dari 1.198.170 jiwa penduduk Majalengka, 45 persen masih berijazah SD, 1547 persen berijazah SMP, 10,20 persen berijazah SMA dan hanya 1,40 persen yang berijazah sarjana. Bahkan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS)setempat, masih terdapat penduduk miskin sebanyak 385.094 jiwa.
Adanya berbagai permasalahan tersebut, Bupati Majalengka H. Sutrisno berharap jika masyarakat Kertajati tidak ingin termarginalkan dari pembangunan bandara, sejak saat ini warga Kertajati harus berbenah diri dan menata konsep kesejahteraan sejak dini.Disebutkan, warga Kertajati bakal diprioritaskan untuk ikut terlibat dalam proses pembangunan bandara untuk itulah sejak dini mereka harus dipersiapkan untuk memiliki keterampilan dan keahlian sesuai dengan bidangnya. Termasuk sertifikasi keterampilan dari lembaga-lembaga yang dipercaya.
Bupati mengatakan, pada akhir masa jabatannya, dia harus menekan paling tidak 5 persen jumlah keluarga miskin. Hal itu di antaranya dilakukan melalui seratus hari program kerja Bupati, dengan kegiatan-kegiatan perbaikan rumah keluarga miskin lewat kegiatan bedah rumah.Selanjutnya, upaya menekan angka kemiskinan itu akan digarap antara lain melalui Pembanguan Desa Mandiri, Desa Pertumbuhan, Desa Sehat, Desa Cerdas, Program KPH, PU-AP, pembangunan jalan berwawasan masyarakat dan meningkatkan pemantapan pembangunan kawasan ternak dan kawasan ikan.
Untuk hal itulah, menurut Bupati, masyarakat dan pemerintah masih memiliki waktu untuk mepersiapkan diri terutama dalam menyambut berdirinya bandara.Bupati telah minta kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka agar bisa mengajak perguruan tinggi yang ada di Majalengka agar mengembangkan kurikulum terapan atau kurikulum terapan dengan kompetensi yang berguna dan selaras dengan rencana pembangunan bandara.
Rencana besar pembangunan itu terkait pula dengan rancangan pengembangan moda transportasi di Jabar. Antara lain, jalur kereta api yang su-dah mati bakal dihidupkan kembali, seperti jalur kereta api Cirebon-Bandung, serta peningkatan kelas dan kapasitas pelabuhan laut di Cirebon dan di Indramayu, Termasuk jalan tol Cisundawu Cikapali yang akan membuat sirkulasi kegiatan ekonomi berkembang cepat. "Majalengka harus mempersiapkan diri, bukan saja sarana dan prasarana wilayah yang membuka seluruh sumbatan transportasi baik antar desa di Kab. Majalengka, tetapi juga jalan penghubung dengan kota atau daerah di sekitar Majalengka," tutur Bupati. (TatiPurnawati/"Kabar Cirebon")
Sumber :Pikiran Rakyat, dalam :http://bataviase.co.id/node/24179617 Juni 2010
Sumber Gambar:http://i137.photobucket.com/albums/q211/labyrinth_silversky/post2/jawa_barat.jpghttp://rien18.wordpress.com/2009/10/27/kota-majalengka-yang-indah/
Diposkan oleh mb blog di 15.18 Tidak ada komentar:
Majalengka Keluar dari Mitos?Bincang Majalengka sudah pasti akan merujuk ke sejumlah kisah dari kerajaan/padepokan dengan ciri khusus, semisal tautan dengan wilayah lain. Untuk lepas dari kekuatan mitologi yang membingkai sejarah Majalengka, perlu direkatkan fakta komprehensif bersama hipotesis yang mendukungnya.
Diperlukan penelusuran sejarah Majalengka dan pencarian jejaknya sehingga hasilnya dapat dipahami secara logis dan tidak terkurung semata-mata oleh mitos atau warna magis.
Upaya Majalengka yang direspons pemerintah setempat menjadi penting lantaran pada 7 Juni 2010 usia Majalengka diterakan pada angka 520 tahun. Benarkah? Inilah yang lantas membentuk tim penelusuran sejarah Majalengka dengan ketua sejarawan Universitas Padjadjaran, Nina Lubis.
Dunia yang rasional memang tak mampu menghindar dari dunia irasional. Namun, jika terpaku pada irasionalitas, tidak akan ada sejarah yang dapat diterima sebagai kajian serta sajian yang logis dengan unsur pendukung penting metode ilmiah. Begitulah seharusnya sejarah mengedepankan kekuatan logika.
Buah maja tiba-tiba langka. Kabar mitologi menyebutkan, Nyi Rambut Kasih dari Kerajaan Sindang Kasih jatuh cinta kepada Pangeran Muhammad (keturunan Pangeran Panjunan). Pangeran Muhammad yang bertugas menyebarkan agama Islam ke Majalengka pun akhirnya menjadi bagian integral dari sejarah Majalengka. Tak pelak penyebutan majae langka berakhir pada kata majalengka.
Talagamanggung
Kisah ini tentu saja tidak sepenuhnya diterima masyarakat, terlebih budayawan dan sejarawan yang mengedepankan fakta. Hal itu berbeda dengan Kerajaan Talagamanggung yang berawal dari sebuah padepokan di Desa Banjaran. Lingkung alam yang sejuk dan telaga kecil dengan air jernihnya memungkinkan Talagamanggung menarik minat pendatang, entah untuk berguru, berniaga, atau memulai kehidupan baru.
Pendatang tak cuma dari Jawa, bahkan Campa (kini Kamboja) dan Thailand. Kerajaan Talagamanggung pada mulanya adalah padepokan di Gunung Bitung Talaga, didirikan oleh Rakaian Sudayasa pada abad ke-13 dengan penerusnya Dewa Niskala. Manuskrip lama Siksa Kandang Karsiyan (586 Masehi) menuliskan keberadaan Kerajaan Talagamanggung.
Kerajaan Talagamanggung diambil dari nama Prabu Talagamanggung yang juga dikenal sebagai Mundingsae Ageng dengan penanda tahun 1292 Masehi. Prabu Talagamanggung mempunyai keturunan, Putri Simbar Kencana dan Raden Panglurah. Raden Panglurah tidak berminat pada politik. Ia memilih kehidupan begawan, sedangkan Simbar Kencana tertarik pada tata kelola pemerintah.
Maka, keturunannya kelak (setelah Simbar Kencana menikah dengan Raden Kusumalaya), yakni Ratu Sunyalarang (Ratu Parung), menikah dengan Raden Ranggamantri dari Kerajaan Pajajaran. Pernikahan dengan mas kawin seperangkat gamelan, baju anti peluru, ukiran, uang blendong, keris, dan tombak itu
pun memperkaya aset Kerajaan Talagamanggung.
Talaga dan Sindang Kasih
Kerajaan Talagamanggung ngahiyang (mengilang/sirna). Sastra lisan Majalengka menerangkan kedatangan seorang pangeran dari Lampung yang dinamai Palembang Gunung. Pangeran itu hendak mengabdi di kerajaan. Lantaran cerdas dan tampan serta pandai mengorganisasi, Palembang Gunung menikah dengan Putri Simbar Kencana, lantas menjadi mahapatih kerajaan.
Cerita rakyat menyebut pada suatu masa terjadinya huru-hara dengan target kudeta menurunkan Prabu Talagamanggung. Pemberontakan yang dipimpin Citrasinga itu pun berhasil membinasakan Prabu Talagamanggung dengan senjata cis, sejenis kujang. Menurut kepercayaan masyarakat Talaga, kematian Prabu Talagamanggung itu menimbulkan tenggelamnya kerajaan. Berdasarkan cerita rakyat, tokoh di balik huru-hara itu tidak lain adalah Pangeran Palembang Gunung.
Merunut paparan Teja Sukmana, budayawan Majalengka, ada makam Raden Arya Saringsingan di Banjaran, makam Raden Ranggamantri di Sanghiang, makam Ratu Sunyalarang di Cikiray, serta makam Raden Sacanata di Desa Argasari. Termasuk pula makam Sunan Wanaperih di Kagok. Namun, bagi Ibrahim Sumadinata (78), penelusuran sejarah Majalengka lebih pas apabila merujuk pada keberadaan Nyi Rambut Kasih di Kerajaan Sindang Kasih.
"Talaga itu kalah oleh Islam dari Cirebon, sedangkan Nyi Rambut Kasih tidak. Islam diterima dengan damai. Bahkan Pangeran Muhammad menjadi suaminya," ujar Ibrahim. Sindang kasih, menurut dia, ditaut dari kata candrasengkala. Candrasengkala berarti 1412 dan bila diubah ke tahun Masehi menjadi 1490. Maka, tahun 1490 itulah tahun kelahiran Majalengka.
Candrasengkala sendiri merupakan khazanah budaya di Kerajaan Mataram. Tahun 1490 juga merupakan tahun kedatangan Pangeran Muhammad dari Cirebon bersama istrinya, Siti Amrillah. Keduanya menyebarkan Islam di Majalengka. Majalengka menganut Islam lebih dulu sebelum Rajagaluh. Wilayah Kerajaan Sindang Kasih terbentang dari Cilutung (Sumedang) hingga Gunung Kromong (Ciwaringin).
Sejarah harus memuat unsur heroisme dan patriotisme. Sebab, sejarah merupakan penentu arah masa depan bangsa. Dengan demikian, jangan mewariskan sejarah yang tidak benar. Hal ini juga dapat ditaut dengan kisah islamisasi Talaga oleh Sunan Gunungjati dari Cirebon. Raden Ranggamantri yang menikah dengan Ratu Simbar Kencana, setelah memeluk Islam, mendapatkan gelar Pucuk Umun. Itu merupakan gelar kehormatan dari Sunan Gunungjati yang berarti perintis pemula.
Pertanyaan yang mengemuka, berubahkah hitungan ulang tahun Majalengka bila tim penelusur sejarah berhasil mengungkap fakta sejarah Majalengka? Semakin tua atau muda?
Sumber:DADANG KUSNANDAR, Penulis Lepas, Tinggal di Cirebonhttp://cetak.kompas.com/read/xml/2010/06/07/16310759/majalengka.keluar.dari.mitos17 Juni 2010
DADANG KUSNANDAR Penulis Lepas, Tinggal di Cirebon
Diposkan oleh mb blog di 15.05 Tidak ada komentar:
Majalengka 520 Tahun - Membangun Majalengka Harus Dengan Kebersamaan
Tanggal 7 Juni 2010 berdasarkan lembaran sejarah Majalengka yang ada, Majalengka sudah berusia 520 tahun.Suatu pencapaian usia yang sudah cukup tua dibanding dengan usia kota-kota lain yang ada diwilayah Cirebon.Diusianya yang lebih dari setengah abad itu,sejatinya kondisi Majalengka jauh lebih baik dibanding dengan kabupaten-kabupaten tetangga ,namun pada kenyataanya tak dapat dipungkiri kita banyak ketinggalan dan berada jauh dibelakang mereka.
Sudah beberapa kali kabupaten Majalengka berganti kepemimpinan (Bupati-red). Namun tetap saja Majalengka ketinggalan kereta oleh kabupaten lain,walaupun sebenarnya setiap Bupati yang pernah memimpin Majalengka tentunya tidak tingggal diam sudah berupaya membangun Majalengka untuk mensejajarkan diri dengan kabupaten lain. Tapi pada kenyataanya Majalengka masih jauh ketinggalan karena program pembangunan jalannya sangat lambat kalau tidak disebut jalan ditempat.Ada apa sebenarnya dan apa kendalanya hingga Majalengka sulit sekali melepaskan image sebagai kota pensiunan atau desa besar padahal potensi Majalengka tak kalah dengan kabupaten lain.Untuk membahas hal itu berikut ini adalah hasil wawancara Sinarmedia dengan Bupati Majalengka H.Sutrisno SE.MSi. yang akan mengupas tuntas bagaimana Majalengka saat ini dan yang akan datang dibawah kepemimpinan Sutrisno- Karna (SUKA).
Menurut Bupati sudah hampir dua tahun Ia dengan Wakil Bupati, berkolaborasi menyatukan tekad, Tujuan, persepsi, keinginan dan harapan dengan menarik satu benang merah dalam bingkai sebuah visi Majalengka yang Religius Maju dan Sejahtera (Remaja).Namun sekuat-kuatnya seutas benang kata Bupati tidak akan mampu mengangkat beban yang begitu berat, beban, cita-cita, keinginan dan harapan seluruh rakyat Majalengka , oleh karena itu ia menyadari tidak cukup hanya dengan keberanian untuk mewujudkannya namun memerlukan kebersamaan dan kesatuan tekad untuk mewujudkan semuanya.
Kilas balik Perjalanan sejarah Majalengka yang begitu panjang selama lima abad lebih ini, telah menorehkan pengalaman untuk terus beraktualisasi diri menjadi Kabupaten yang maju di Jawa Barat. Dikatakanya kita bisa bercermin dari para pendiri, pahlawan dan pemimpin Majalengka yang telah memberikan pengabdian, pengorbanan, dedikasi kecintaan kepada tanah Sindangkasih sehingga Majalengka bisa melangkah setapak demi setapak menemukan jati dirinya.
Oleh karena itu tambahnya ia menaruh perhatian besar terhadap Latar Belakang sejarah Majalengka yang memang masih mengundang banyak kontroversi dengan menunjuk sebuah Tim Penelusuran dan Pengkajian Sejarah Majalengka Yang diperkirakan penyusunannya akan rampung Oktober 2010 mendatang.
Dengan demikian Kabupaten Majalengka akan mempunyai Sejarah Hari Jadi yang paling lengkap dan otentik di banding kabupaten lainnya di seluruh Indonesia. Upaya ini dilakukan agar masyarakat Majalengka mengetahui latar belakang sejarah kampung halamannya dengan benar sesuai dengan data dan fakta. Perjalanan dan pengalaman sejarah tentunya akan banyak memberikan kematangan sebagai spirit utama untuk terus memaknai visi Kabupaten Majalengka secara berkelanjutan. Demikian juga dengan catatan prestasi yang banyak diukir dalam perjalanan sejarah akan menjadi pemicu untuk terus berjuang, berkarya dan berkarsa dalam mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan untuk tercapainya kesejahteraan rakyat dunia dan akhirat.
"Saya menyadari bahwa selama Saya dan Sdr. Wakil Bupati diberikan amanah untuk memimpin Majalengka, masih banyak kekurangan disana-sini sehingga, wajar apabila ada reaksi yang timbul sebagai cerminan ketidakpuasan atas sebuah kepemimpinan. Namun satu hal yang tidak pernah luntur bahwa tak sedikitpun terbersit untuk hanya menjadi "Imam" atas golongan tertentu, kami sangat
menyadari bahwa amanah ini tidak hanya dipertanggungjawabkan di dunia, melainkan juga di akhirat nanti dimana semua yang tidak tampak akan ditampakan dan diberikan ganjaran dengan seadil-adilnya. Oleh karena itu kami senantiasa berupaya untuk menjadi "Imam" yang baik dan adil bagi semua lapisan masyarakat Majalengka dalam koridor pengabdian kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa."Tegasnya.
Dalam upaya merealisasikan berbagai macam aspirasi dari masyarakat Majalengka, lanjut Bupati,pemerintah berusaha dengan segala daya dan upaya untuk meluncurkan dan memaksimalkan berbagai program pembangunan yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat baik pembangunan fisik maupun sumber daya manusia. Hal tersebut dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Majalengka Tahun 2009-2013.
Upaya untuk merealisasikan berbagai program yang telah direncanakan, telah diusahakan semaksimal mungkin dengan melibatkan berbagai komponen dan pelaku pembangunan yang realisasinya telah kami sampaikan dalam LKPJ tahun 2009 beberapa waktu yang lalu. Walapun beberapa sasaran dalam proyeksi indikator makro belum tercapai, setidaknya secara umum pembangunan di Kabupaten Majalengka telah mengalami peningkatan di banding tahun sebelumnya.
Menurutnya, ia senantiasa mengakomodir segala masukan, kritik dan saran terhadap pelaksanaan pembangunan yang mungkin belum memuaskan berbagai kalangan.Namun adanya kekurangan dan kelemahan tersebut hendaknya dipandang sebagai suatu media untuk terus melakukan koreksi dan evaluasi. Perbedaan pandangan atas segala kekurangan dan kelemahan adalah hal yang wajar apalagi bangsa ini sedang mengembangkan demokrasi, tetapi yang paling penting adanya komitmen bersama bahwa apapun kelemahan dan kekurangan yang ada harus diupayakan untuk diperbaiki dan diselesaikan secara musyawarah.
Majalengka kata Bupati lagi, laksana mutiara terpendam yang kilap cahayanya mulai Nampak kepermukaan. Bias cahayanya mulai menjadi sorotan dari berbagai penjuru. Bandara Internasional Jawa Barat yang sedang dalam progress realisasi menumbuhkan optimisme kita semua bahwa sebentar lagi perubahan akan mulai nampak secara signifikan. Konsep Aero City yang akan dikembangkan akan mendukung pertumbuhan berbagai macam sektor seperti Industri, pariwisata, pendidikan, dan sektor lain yang akan tumbuh secara alami sebagai imbas adanya perubahan di berbagai bidang. Pembangunan Infrastruktur ruas jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Da-wuan (Cisumdawu) yang melintasi Kab. Bandung, Sumedang, dan Majalengka akan menambah kuat daya dukung pertumbuhan di berbagai sektor, Jalan Tol yang direncanakan memiliki panjang 58,5 kilometer, dengan estimasi pembiayaan mencapai Rp 5,1 triliun, kini telah menjadi salah satu prioritas utama Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pada pembangunan infrastruktur Jawa Barat tahun ini.
Selain itu Pembangunan Tol Cikampek-Palimanan (Cikapa) dan Rencana Pembangunan Pelabuhan Laut Internasional dan jalan kereta api cepat Bandung-Majalengka (Kertajati) yang masih satu rangkaian dari konsep Megapolitan ini akan berdampak pada percepatan pembangunan di Kabupaten Majalengka.
Dan yang tidak kalah penting adalah Pembangunan Waduk Jatigede yang diperkirakan akan rampung tahun 2014 mendatang akan menjadi solusi terhadap meluasnya lahan kritis di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk-Cisanggarung seluas 7.711 km persegi. yang membentang di dua propinsi yakni Jawa Barat meliputi Kabutan Garut, Sumedang, Majalengka, Cirebon, Indramayu, Kuningan serta Kota Cirebon dan provinsi Jawa Tengah di Kabutapen Brebes.Hal ini tentu saja sangat menggembirakan.
Namun tentu saja kita,urai Sutrisno harus mempersiapkan diri sebaik mungkin agar perubahan sebagai
imbas terealisasinya 3 mega proyek ini ini tidak menjadi gejolak sosial yang melahirkan masalah-masalah baru di kemudian hari.
Salah satu upaya yang akan dilakukan Kabupaten Majalengka dalam menghadapi iklim perubahan ini adalah dengan memperbaiki sektor pariwisata. Tahun 2011 mendatang setidaknya ada 3 destinasi wisata unggulan yaitu pembangunan Majalengka spektakuler, pembangunan jabar park education yang direncanakan ditempatkan diwilayah Kec. Sindangwangi, pengembangan pariwisata Prabu Siliwangi yang berada diwilayah Kec.Rajagaluh dan pembangunan kebun wisata Pancurendang yang berada diwilayah Kec. Majalengka.
Selain itu penataan wilayah perkotaan yang menjadi corong bagi pembangunan image Kota Majalengka kini mulai ditata. Pelebaran JL. K.H. Abdul Halim, Pembangunan Plaza Bunderan Munjul, Bunderan Cigasong, yang dilengkapi dengan Ruang Terbuka Hiijau dan Monument Dirgantara serta Pembangunan Pintu Gerbang Masuk ke Kota Majalengka akan menambah cantik dan semarak bagi para pengunjung dari dan disegala penjuru baik domestik maupun manca negara.
Di sektor Pertanian yang tetap menjadi primadona Kabupaten Majalengka Sebagai Kabupaten Agraris. Selain penggunaan varietas unggulan produk pertanian, sistem dan mekanisme pengolahan tanah menjadi hal penting bagi keberlangsungan hidup sektor pertanian.
Pemakaian pupuk dan pestisida kimia di masa lalu telah merusak kesuburan tanah dan memperkecil produktivitasnya. Hal ini akan berdampak pada tingkat kesejahteraan petani, yang pada akhirnya, banyak orang desa tidak melihat lagi pertanian sebagai tumpuan harapan, dan mereka memilih berpindah ke kota hanya untuk menemui kemiskinan yang lain. Oleh karena itu kini, kata Bupati Sutrisno tengah diupayakan untuk mengembangkan konsep pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture). Dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan mealalui pemakaian bahan-bahan organik yang tidak merusak lingkungan.
Selain itu sistem dan usaha-usaha di bidang pengolahan hasil Pertanian merupakan bagian dari rencana strategis yang tidak terpisahkan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan para petani yang menduduki porsi terbesar mata pencaharian masyarakat di kabupaten Majalengka. Sistem dan usaha tersebut meliputi kegiatan-kegiatan penanganan pasca panen dan pengolahan produk yang menghasilkan produk segar, produk olahan utama, produk ikutan, dan produk limbah, serta pembangunan pemasarannya, baik pasar domestik maupun pasar internasional.Dari semuanya itu kita ungkap Bupati, melihat begitu indah dan optimis tentang gambaran Kabupaten Majalengka di tahun-tahun mendatang namun semuanya akan menjadi suram ketika Visi dan Misi yang telah kita rumuskan bersama tidak di dukung dengan semangat kebersamaan tekad dan tujuan yang mulia untuk mengabdi, dan membangun bumi sindangkasih tercinta.
Dalam Konteks Momentum Hari Jadi Majalengka Ke-520 ini Bupati H.Sutrisno berharap mudah�mudahan dapat menjadi motivasi untuk mendorong masyarakat lebih berperan menjadi pelaku utama dan menjadi mitra terdepan dalam mewujudkan pembangunan di Kabupaten Majalengka.
Kunci utama untuk mewujudkannya adalah rasa kebersamaan, nilai optimisme, serta semangat untuk merubah diri dan terus maju sebagai kekuatan pembangunan dan kebangkitan Kabupaten Majalengka. Munculnya berbagai macam perbedaan tidak harus menghambat laju pembangunan melainkan menjadi harmoni Pelangi yang indah membentang di cakrawala Majalengka. Akhirnya Dengan Semangat Kebersamaan Mari Kita Bangun Majalengka Remaja. Kalau Kita Mau Pasti Bisa.***
Sumber:http://www.sinarmedia-news.com/index.php?isi=1&cat=1&nid=77717 Juni 2010
Sumber Gambar:http://img.pa-majalengka.go.id/upload/gambar/petamjl.JPGhttp://setiadut.files.wordpress.com/20