Upload
kickhengki
View
13
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pupuk untuk kacang tanah
Citation preview
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) PADA
PEMBERIAN PUPUK KIESERIT
Oleh CHILVIA PUSPITA *)
Dibawah bimbingan Milda Ernita dan Yunis Marni *)Program Studi Agroteknologi Fak. Pertanian Universitas Tamansiswa Padang
ABSTRAK
Percobaan dilaksanakan pada lahan kering di Jorong Parit Nagari Parik Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat dari bulan Juli - Oktober 2013 dengan tujuan untuk mendapatkan varietas kacang tanah dan mendapatkan dosis pupuk kieserit yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil beberapa varietas kacang tanah. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah pupuk kieserit dan penggunaan beberapa varietas kacang tanah. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang primer, umur muncul bunga pertama, persentase bintil akar, jumlah polong per rumpun, persentase polong bernas, bobot kering biji per rumpun, bobot 100 biji KA 14% dan berat polong kering per plot dan per hektar. Hasil penelitian memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik pada pemberian 125 kg/ha terhadap varietas Gajah dengan hasil 1,95 ton/ha.
Kata Kunci : Kacang tanah, pupuk Kieserit
PENDAHULUAN
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan komoditas pertanian yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia, baik sebagai bahan makanan maupun
bahan baku industri. Selain itu merupakan salah satu sumber pangan yang cukup
penting yaitu sebagai sumber protein nabati (Adisarwanto, 2000).
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan komoditas pertanian yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia, baik sebagai bahan makanan maupun
bahan baku industri. Selain itu merupakan salah satu sumber pangan yang cukup
penting yaitu sebagai sumber protein nabati (Adisarwanto, 2000).
Produksi kacang tanah selama kurun waktu lima tahun terakhir (2006-
2011) cenderung terus menurun, khususnya tiga tahun terakhir yaitu 2008
2
produksi kacang tanah mencapai 777.888 ton/ha, tahun 2009 menurun lagi
menjadi 770,054 ton/ha, pada tahun 2010 mengalami sedikit peningkatan yaitu
779.228 ton/ha, namun pada 2011 produksi kacang tanah kembali menurun
676.889 ton/ha. Untuk memenuhi kebutuhan kacang tanah dipenuhi dari impor
sebanyak 29.443 ton/tahun dan dirasakan masih kurang memadai untuk kebutuhan
nasional. Potensi permintaan kacang tanah masih sedikit tetapi volume impor
terus bertambah dari tahun ke tahun (Anonim, 2013).
Beberapa kendala teknis yang mengakibatkan rendahnya produksi kacang
tanah antara lain pengolahan tanah yang kurang optimal sehingga drainasenya
menurun dan struktur tanahnya padat dan masam, pemeliharaan tanaman yang
kurang optimal, serangan hama dan penyakit, penanaman varietas yang
berproduksi rendah dan mutu benih yang rendah. Disamping itu pemupukan juga
merupakan hal yang penting dalam meningkatkan produksi kacang tanah
(Suprapto, 2001).
Pupuk kieserit adalah mineral magnesium sulfat, dengan rumus kimia
MgSO4H2O. Pembentukan mineral ini merupakan hasil penguapan air laut yang
mengandung 1,299 ppm Mg2+ dan 2,715 ppm SO42- (Havlin et al., 2004). Sebagai
pupuk tanaman, mineral ini mempunyai kelarutan hara lambat di dalam air,ber-pH
netral. Kieserit dapat dibuat dari dolomit dengan cara menambahkan sejumlah
asam sulfat. Kadar MgO yang terdapat pada pupuk kieserit adalah 20,7-21,4%;
unsur lainnya Fe2O3 dan Al2O3 di bawah 1,0 %; berat jenis antara 2,80-2,85.
Hara makro Magnesium (MgO) merupakan unsur hara esensial yang sangat
dibutuhkan tanaman dalam pembentukan hijau daun (chlorofil) dan hampir
pada seluruh enzim dalam proses metabolisme tanaman seperti proses
fotosintesa, pembentukan sel, pembentukan protein, pembentukan pati, transfer
energi serta mengatur pembagian dan distribusi karbohidrat keseluruh jaringan
tanaman.
Pupuk kieserit nyata meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, dan
bobot brangkasan basah dan kering tanaman kelapa sawit dipembibitan
pada Ultisols dan Oxisols. Takaran optimum pupuk kieserit untuk meningkatkan
bobot kering bibit kelapa sawit umur 6,5 bulan di main nursery adalah 0,8
g/tanaman pada Ultisols dan Oxisols. Penambahan pupuk kieserit dapat
3
meningkatkan kadar Mg dalam tanah. Peningkatan kadar Mg dalam tanah dapat
meningkatkan kadar Mg dalam tanaman, selanjutnya dapat meningkatkan bobot
brangkasan kering tanaman kelapa sawit (Kasno dan Nurjaya, 2011).
Pemberian kieserit pada tanah Typic Kandiudults dapat meningkatkan laju
penyerapan hara Mg tanaman jagung sebesar 0,13 kg/MgO (Ismen dan Shiddieq,
2003). Kadar klorofil dan karotenoid pada teh hitam lebih tinggi pada lahan yang
dipupuk magnesium sulfat daripada yang dipupuk kieserit (Jayaganesh et al.,
2011). Pemberian pupuk Kieserit juga berpengaruh nyata dalam meningkatkan pH
tanah (Robin Sihombing,2010). Penambahan pupuk Kieserit untuk tanaman
kacang tanah dapat pula dilakukan, namun belum banyak informasi untuk
penelitian tersebut.
BAHAN DAN METODE
Percobaan dilaksanakan di lahan kering di Jorong Parit Kenagarian Parik,
Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat dari Juli - Oktober 2013.
Bahan yang digunakan untuk percobaan ini adalah benih kacang tanah varietas
Gajah, varietas Kelinci, pupuk Urea, pupuk Kieserit, pupuk KCl, pupuk SP-36,
Dithane M-45.
Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2
faktor, yaitu varietas kacang tanah varietas Gajah (V1), varietas Kelinci (V2). dan
taraf dosis pupuk kieserit ( Mg ) yang terdiri dari 0 kg/ha atau 0 g/plot ( M0 ), 100
kg/ha setara dengan 22,5 g/plot (M1), 125 kg/ha setara dengan 28,12 g/plot (M2),
150 kg/ha setara dengan 33,75 g/plot (M3). Diulang sebanyak 3 kali sehingga
terdapat 24 plot percobaan. Data hasil pengamatan terakhir disidik ragam, jika F
hitung besar dari F tabel 5% dilanjutkan dengan Duncans Multiple Range Test
(DMRT) taraf 5%.
Parameter yang diamati tinggi tanaman, umur muncul bunga pertama,
jumlah cabang primer, persentase bintil akar efektif, jumlah polong per rumpun,
persentase polong bernas per rumpun, bobot biji kering per rumpun, bobot 100
biji kadar air 14%, Berat polong kering per plot dan per hektar.
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinggi Tanaman
Tabel 1 menunjukkan bahwa taraf dosis pupuk Kieserit 125 kg/ha dapat
meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman kacang tanah. Tinggi tanaman pada
pemberian kieserit 150 kg/ha adalah 38,91 cm sama dengan tinggi tanaman pada
pemberian kieserit 125 kg/ha yaitu 38,03 cm, tetapi berbeda pada pemberian
kieserit 100 kg/ha dan 0 kg/ha yaitu masing-masingnya 37,36 cm dan 36,11 cm,
sedangkan tinggi tanaman pada pemberian kieserit 125 kg/ha dan 100 kg/ha
adalah sama, tetapi berbeda dengan pemeberian 0 kg/ha yaitu 36,11 cm.
Tabel 1. Tinggi tanaman beberapa varietas kacang tanah pada pemberian beberapa taraf dosis pupuk
Kieserit (kg/ha)
Varietas Rata-rata
Gajah Kelinci -------------------------------------cm---------------------------------
0 35,86 36,36 36,11 A 100 36,87 37,85 37,36 B 125 37,77 38,29 38,03 BC 150 38,71 39,11 38,91 C
Rata-rata 37,30 b 37,90 a KK = 1,52 %
Angka sebaris diikuti huruf kecil sama dan angka sekolom diikuti huruf besar sama berbeda tidak nyata menurut DMRT pada taraf nyata 5%. Mg merupakan unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan tanaman dalam
pembentukan hijau daun (chlorofil) dan sebagai enzim dalam proses metabolisme
tanaman seperti proses fotosintesa, pembentukan sel, pembentukan protein,
pembentukan pati, transfer energi serta mengatur pembagian dan distribusi
karbohidrat keseluruh jaringan tanaman terutama pada batang (Kasno dan
Nurjaya, 2011).
Faktor tunggal varietas kacang tanah memberikan pengaruh terhadap
tinggi tanaman. Pada varietas Kelinci (V2) menghasilkan tinggi tanaman 37,90
cm lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Gajah (V1) yaitu 37,30 cm.
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Pada
penelitian ini secara genetik varietas yang digunakan berbeda, sehingga tinggi
tanaman juga berbeda. Seperti yang dijelaskan oleh Lingga (2001) bahwa tinggi
5
tanaman dipengaruhi oleh sifat genetik dan kondisi lingkungan tumbuh tanaman.
Tinggi tanaman tertinggi adalah pada varietas Kelinci, karena varietas Kelinci
lebih respon terhadap pupuk Kieserit dibandingkan varietas Gajah.
Umur Muncul Bunga Pertama
Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan varietas kacang tanah secara
tunggal berpengaruh terhadap umur berbunga, ini terlihat bahwa varietas Gajah
(V1) yang berumur lebih genjah (100-120 hari) yaitu menghasilkan umur
berbunga 24,21 hari, berbeda dengan varietas Kelinci (V2) yaitu 26,36 hari.
Berbedanya umur muncul bunga pertama kacang tanah dipengaruhi oleh faktor
genetik dan lingkungan. Pada penelitian ini secara genetik berbeda karena varietas
yang pakai juga berbeda.
Tabel 2. Umur muncul bunga pertama beberapa varietas kacang tanah pada pemberian beberapa taraf dosis pupuk Kieserit.
Kieserit (kg/ha)
Varietas Rata-rata
Gajah Kelinci ------------------------------------hari---------------------------------
0 24,83 25,83 25,33 100 23,83 25,83 24,83 125 23,58 26,92 25,25 150 24,58 26,83 25,71
Rata-rata 24,21 b 26,36 a KK = 3,37 %
Angka sebaris diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut DMRT pada
taraf nyata 5%
Fase vegetatif pada tanaman kacang tanah dimulai sejak perkecambahan
hingga awal pembungaan, yang berkisar antara 26 hingga 31 hari setelah tanam
dan selebihnya adalah fase produktif. Menurut deskripsi umur berbunga kacang
tanah varietas Gajah berbunga berkisar antara 20-30 hari setelah tanam (Purwono
dan Purnamawati, 2007) dan varietas Kelinci 24-29 hari setelah tanam. Ini berarti
umur muncul bunga pertama tanaman kacang tanah masih berada pada kisaran
yang normal dalam proses pembungaan.
6
Umur berbunga berkaitan dengan pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah
cabang primer. Varietas Kelinci (V2) memperlihatkan kecendrungan pertumbuhan
paling tinggi. Hal ini disebabkan sifat genetis tanaman kacang tanah lebih besar
peranan dalam menentukan umur berbunga. Pembungaan pada dasarnya
merupakan peristiwa yang sangat penting bagi tanaman, proses terbentuknya
bunga sangat didukung faktor lingkungan dan sifat genetik tanaman
Jumlah Cabang Primer
Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah cabang primer pada pemberian
kieserit 125 kg/ha adalah 6,00 buah, sama dengan jumlah cabang primer pada
pemberian kieserit 150 kg/ha dan 100 kg/ha yaitu masing-masingnya 5,87 buah
dan 5,54 buah, tetapi berbeda dengan jumlah cabang primer pada pemberian 0
kg/ha, sedangkan anatara jumlah cabang primer pada pemberian 100 kg/ha dan 0
kg/ha adalah sama. Dalam penelitian ini pemberian kieserit 125 kg/ha sudah
cukup untuk pembentukan jumlah cabang primer tanaman kacang tanah. Hal ini
diduga karena cabang yang dihasilkan berhubungan dengan tinggi tanaman.
Tabel 3. Jumlah cabang primer beberapa varietas kacang tanah pada pemberian beberapa taraf dosis pupuk Kieserit.
Kieserit (kg/ha)
Varietas Rata-rata
Gajah Kelinci ------------------------------------buah--------------------------------
0 5,17 5,25 5,21 A 100 5,50 5,58 5,54 B 125 5,75 6,25 6,00 BC 150 5,83 5,92 5,87 C
Rata-rata 5,56 5,75 KK = 4,64 %
Angka sekolom diikuti huruf besar sama berbeda tidak nyata menurut DMRT pada taraf nyata 5%.
Pembentukan cabang termasuk pada pertumbuhan vegetatif bersama tinggi
tanaman, pada pertumbuhan vegetatif umumnya hara yang diperlukan adalah
nitrogen, selain itu membutuhkan Mg untuk pertumbuhan batang utama.
Terjadinya pertumbuhan batang utama menimbulkan persaingan hormonal,
akibatnya pertumbuhan batang lebih dipacu dibandingkan dengan terbentuknya
tunas baru pada batang utama. Jumlah cabang yang dihasilkan dipengaruhi oleh
7
pertumbuhan batang utama, karena cabang primer itu tumbuh pada batang utama,
sehingga perbedaan yang ditimbulkan juga berbeda (Afrizal, 2003).
Persentase Bintil Akar Efektif (%)
Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan beberapa varietas kacang tanah
secara faktor tunggal berpengaruh terhadap persentase bintil akar tanaman kacang
tanah. Pada varietas Gajah (V1) menghasilkan 81,36 % bintil akar berbeda dengan
varietas Kelinci (V2) yaitu 84,39%. Banyaknya bintil akar yang dihasilkan
varietas Kelinci (V2) erat kaitannya dengan tinggi tanaman, yaitu pertumbuhan
bintil akar yang baik akan meningkatkan serapan hara sehingga terjadi
peningkatan tinggi tanaman.
Tabel 4. Persentase bintil akar beberapa varietas kacang tanah pada pemberian beberapa taraf dosis pupuk Kieserit.
Kieserit (kg/ha)
Varietas Rata-rata
Gajah Kelinci ------------------------------------%-----------------------------------
0 80,78 84,92 82,85 100 80,52 84,90 81,81 125 81,68 80,77 81,22 150 82,49 86,98 84,73
Rata-rata 81,36 b 84,39 a KK = 4,02 %
Angka sebaris diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut DMRT pada taraf nyata 5%.
Pitojo (2003) menjelaskan bahwa kelembapan dan suhu tanah yang cukup
sangat mendukung pertumbuhan akar rambut yang merupakan titik awal dari
proses pembentukan bintil akar. Oleh karena itu, semakin banyak volume akar
yang terbentuk, semakin besar pula kemungkinan jumlah bintil akar atau nodul
akar yang terjadi.
Jumlah Polong per Rumpun
Tabel 5 menunjukkan bahwa pemberian beberapa taraf dosis pupuk
Kieserit secara faktor tunggal berpengaruh terhadap jumlah polong per rumpun.
Jumlah polong per rumpun pada pemberian kieserit 150 kg/ha yaitu 39,32 buah
berbeda dengan jumlah polong per rumpun pada pemberian kieserit 125 kg/ha,
100 kg/ha, dan 0 kg/ha yaitu masing-masingnya 35,67 buah, 32,48 buah dan 30,47
8
buah. Pada pemberian kieserit 125 kg/ha berbeda dengan pemberian 100 kg/ha
dan 0 kg/ha kieserit. Sedangkan pada pemberian kieserit 100 kg/ha dan 0 kg/ha
adalah sama. Hal ini menunjukkan bahwa takaran 150 kg/ha merupakan takaran
yang optimum terhadap pembentukan polong per rumpun.
Tabel 5. Jumlah polong per rumpun beberapa varietas kacang tanah pada pemberian beberapa taraf dosis pupuk Kieserit.
Kieserit (kg/ha)
Varietas Rata-rata
Gajah Kelinci ------------------------------------buah--------------------------------
0 30,70 30,24 30,47 A 100 33,16 31,81 32,48 A 125 35,91 35,43 35,67 BC 150 39,98 38,65 39,32 C
Rata-rata 34,94 34,04 KK = 3,90 %
Angka sekolom diikuti huruf besar sama berbeda tidak nyata menurut DMRT pada taraf nyata 5%.
Hara Mg merupakan hara makro sekunder yang berperan penting sebagai
bahan pembentuk molekul klorofil dan berperan dalam proses metabolisme P dan
respirasi tanaman. Jumlah polong yang terbentuk per tanaman bervariasi,
tergantung varietas, kesuburan tanah dan jarak tanaman (Suprapto, 2002). Unsur
Mg dapat berperan penting dalam meningkatkan pH tanah, sehingga dapat
memperbaiki sifat fisik tanah, selain itu Mg juga berperan sebagai fosfor yang
sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman, dimana P yang cukup akan
meningkatkan jumlah buah yang dihasilkan (Hanafiah, 2005).
Persentase Polong Bernas per Rumpun
Tabel 6 menunjukkan bahwa persentase polong bernas per rumpun pada
pemberian kieserit 150 kg/ha yaitu 86,77% sama dengan persentase jumlah
polong per rumpun pada pemberian 125 kg/ha kieserit, tetapi berbeda dengan
persentase jumlah polong bernas pada pemberian kieserit 100 kg/ha dan 0 kg/ha
yaitu masing-masingnya 78,37% dan 77,77%, sedangkan antara persentase jumlah
polong bernas per rumpun pada pemberian kieserit 125 kg/ha, 100 kg/ha dan
0 kg/ha adalah sama.
9
Tabel 6. Persentase polong bernas per rumpun beberapa varietas kacang tanah pada pemberian beberapa taraf dosis pupuk Kieserit.
Kieserit (kg/ha)
Varietas Rata-rata
Gajah Kelinci ------------------------------------%-----------------------------------
0 83,17 72,37 77,77 A 100 83,05 73,70 78,37 A 125 81,42 78,30 79,86 BC 150 88,48 85,06 86,77 C
Rata-rata 84,03 a 77,36 b KK = 5,40 %
Angka sebaris diikuti huruf kecil sama dan angka sekolom diikuti huruf besar
sama berbeda tidak nyata menurut DMRT pada taraf nyata 5%.
Pada varietas Gajah (V1) menghasilkan polong bernas tertinggi yaitu
84,03% dibandingkan dengan varietas Kelinci (V2) yaitu 77,36 %. Berbedanya
persentase polong bernas disebabkan oleh sifat genetik tanaman itu sendiri. Pada
penelitian ini secara genetik berbeda karena varietas yang dipakai berbeda, selain
itu unsur hara yang tersimpan di dalam tanah juga berbeda.
Pupuk kieserit memberi pengaruh dalam meningkatkan pH tanah
(Sihombing, 2010). Unsur Mg berfungsi sebagai penyusun klorofil dan activator
enzim dan sebagai fosfor terutama pada biji dan membantu pembentukan gula,
minyak dan protein. Kekurangan fosfor dapat memperlambat proses pematangan
buah, warna daun lebih hijau dari pada keadaan normalnya dan daun yang tua
tampak menguning, sehingga hasil buah dan biji berkurang (Hanafiah, 2005).
Bobot Biji Kering Per Rumpun
Tabel 7 menunjukkan bahwa pemberian beberapa taraf dosis pupuk
Kieserit terhadap varietas kacang tanah secara interaksi tidak berpengaruh
terhadap hasil biji kering per rumpun. Hasil biji kering per rumpun pada
pemberian kieserit 150 kg/ha adalah 23,53 g, sama dengan hasil biji kering pada
pemberian kieserit 125 kg/ha yaitu 23,31 g, tetapi berbeda dengan hasil biji kering
per rumpun pada pemberian kieserit 100 kg/ha dan 0 kg/ha yaitu masing-
masingnya 21,94 g dan 21,75 g. Sedangkan antara hasil biji kering per rumpun
pada pemberian kieserit 125 kg/ha, 100 kg/ha dan 0 kg adalah sama.
10
Tabel 7. Bobot kering biji per rumpun beberapa varietas kacang tanah pada pemberian beberapa taraf dosis pupuk Kieserit.
Kieserit (kg/ha)
Varietas Rata-rata
Gajah Kelinci ------------------------------------g-----------------------------------
0 23,54 19,97 21,75 A 100 22,78 21,11 21,94 A 125 24,92 21,69 23,31 BC 150 25,07 21,98 23,53 C
Rata-rata 24,08 a 21,19 b KK = 3,90%
Angka sebaris diikuti huruf kecil sama dan angka sekolom diikuti huruf besar sama berbeda tidak nyata menurut DMRT pada taraf nyata 5%.
Pada varietas Gajah (V1) menghasilkan biji kering per rumpun yang
tertinggi yaitu 24,08 g dibandingkan dengan varietas Kelinci (V2) yaitu 21,19 g.
Hal ini disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan tanaman itu sendiri. Pada
penelitian ini secara genetik varietas yang dipakai berbeda, sehingga hasil biji
kering per rumpun juga berbeda. Varietas Gajah memiliki ukuran biji yang lebih
besar dibandingkan dengan varietas Kelinci. Sesuai dengan pendapat
Lingga (2003) yang menyatakan bahwa fosfor dapat mempercepat penuaan buah/
pemasakan biji serta meningkatkan hasil biji-bijian. Jika kekurangan unsur kalium
dan fosfor maka dapat menyebabkan kematangan buah terlambat dan ukuran buah
menjadi kecil (Novizan, 2002).
Bobot 100 Biji Kadar Air 14%
Tabel 8 menunjukkan bahwa Perlakuan beberapa varietas secara faktor
tunggal memberi pengaruh terhadap hasil bobot 100 biji KA 14 %. Hal ini
dapat dilihat bahwa varietas Gajah (V1) menghasilkan bobot 100 biji KA 14%
yang paling tinggi yaitu 31,84 g dibandingkan dengan varietas Kelinci (V2)
yaitu 23,78 g.
Tabel 8. Bobot 100 biji Kadar Air 14% beberapa varietas kacang tanah pada pemberian beberapa taraf dosis pupuk Kieserit.
Kieserit (kg/ha)
Varietas Rata-rata
Gajah Kelinci ------------------------------------g-----------------------------------
0 30,66 22,30 26,48 100 30,90 23,82 27,36 125 32,48 23,64 28,06
11
150 33,31 25,37 29,34 Rata-rata 31,84 a 23,78 b
KK = 4,03 % Angka sebaris diikuti huruf kecil sama dan angka sekolom diikuti huruf besar sama berbeda tidak nyata menurut DMRT pada taraf nyata 5%
Sumarno (2002) menyatakan bahwa unsur fosfor diperlukan tanaman
kacang tanah untuk pertumbuhan dan pembentukan polong serta biji.
Ketersediaan unsur fosfor di dalam tanah berfungsi untuk pembentukan polong
dan penambahan unsur Mg pada tanah yang kurang subur akan dapat
meningkatkan bobot biji dan produksi kacang tanah.
Berat polong kering per plot dan per hektar (g dan ton)
Tabel 9 menunjukkan bahwa pemberian kieserit 150 kg/ha menghasilkan
berat polong kering 441,67 g/plot dan 1,96 ton/ha sama dengan hasil polong
kering pada pemberian kieserit 125 kg/ha yaitu 433,33 g/plot dan 1,92 ton/ha,
tetapi berbeda dengan berat polong kering pada pemberian kieserit 100 kg/ha dan
0 kg/ha yaitu masing-masingnya 427,50 g/plot dan 1,90 ton/ha serta 422,50 g/plot
dan 1,88 ton/ha. Sedangkan hasil polong kering pada pemberian kieserit 100
kg/ha dan 0 kg/ha adalah sama.
Tabel 9. Berat polong kering/plot dan per/hektar tanaman beberapa varietas kacang tanah pada pemberian beberapa taraf dosis pupuk kieserit.
Kieserit (kg/ha)
Varietas Rata-rata per plot
Rata-rata per ha Gajah Kelinci
----------------------------g---------------------------- -----ton------ 0 431,67 413,33 422,50 A 1,88 A
100 436,67 418,33 427,50 A 1,90 A 125 441,67 425,00 433,33 BC 1,92 BC 150 448,33 435,00 441,67 C 1,96 C
Rata-rata/ plot 439,58 a 422,92 b Rata-rata/ ha 1,95 ton a 1,88 ton b
KK 2, 67% 2,44 % Angka sebaris diikuti huruf kecil sama dan angka sekolom diikuti huruf besar sama berbeda tidak nyata menurut DMRT pada taraf nyata 5%.
Penyerapan unsur Mg oleh akar tanaman menjadikan tanaman lebih
menghasilkan polong. Kontribusi tersebut adalah untuk pembentukan dan
pengisian polong. Menurut Hakim et al., (1991 cit Agustamar 2001) menyatakan
12
bahwa serapan fosfor yang meningkat oleh akar tanaman akan menjadikan
tanaman berkualitas terutama hasil polong kacang tanah.
Pemberian 150 kg/ha dan 125 kg/ha kieserit memberikan hasil yang sama,
artinya pemberian 125 kg/ha kieserit sudah cukup untuk menghasilkan produksi
kacang tanah. Hal ini disebabkan unsur hara yang disumbangkan pada pemberian
125 kg/ha kieserit sudah memenuhi kebutuhan tanaman kacang tanah. Pupuk
kieserit berpengaruh dalam meningkatkan pH tanah (Sihombing, 2010). Unsur
Mg berfungsi sebagai penyusun klorofil, activator enzim dan sebagai fosfor
terutama pada biji dan membantu pembentukan gula, protein, minyak dan lemak.
Penyerapan unsur fosfor oleh akar tanaman terjadi pada pembentukan polong dan
biji, akumulasi bertambah pada polong dan biji dapat dilihat dari bertambahnya
umur tanaman.
Pada perlakuan varietas secara faktor tunggal memberikan pengaruh
terhadap hasil polong per plot dan per hektar. Varietas Gajah (V1) memiliki hasil
yang lebih tinggi yaitu 1,95 ton/ha dari pada varietas Kelinci (V2) yaitu 1,88
ton/ha. Jika dibandingkan dengan deskripsi masing-masing varietas, maka berat
polong kering dapt ditingkatkan dengan pemberian pupuk kieserit. Yaitu pada
dewkripsi hasil varietas kelinci adalah 1,2 ton/ha dan varietas Gajah 1,2-1,8
ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing varietas unggul sangat respon
terhadap pemupukan terutama unsur fosfor dalam meningkatkan produksi.
Adisarwanto (2000) menyatakan bahwa perbedaan varietas akan menentukan
produktifitas yang dicapai. Jadi perbedaan produksi pada masing-masing varietas
kacang tanah lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor genetik.
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan Kering. Malang. 74 hal
Adisarwanto, T. 2003. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah. Penebar Swadaya.
Jakarta .
Afrizal, E. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan SP-36 Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glicyne max. L. Merr). Penerbit Absolut, Yogyakarta.
13
Anonim, 2013. Pedoman Teknis Pengelolaan Kacang Tanah dan Aneka Kacang-kacangan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian. Jakarta. 114 Hal.
Hakim, N, M, Y, Nyakpa, A. M. Lubid, S. G. Nugroho, M. A. Diha, G. B. Hong dan Bayley. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. 488 hal.
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
358 hal. Ismen dan Shiddieq, 2003. Penelitian Lapangan Tentang Kacang Bogor.
J. Agrofish 4 (2) Kasno. A dan Nurjaya, 2011. Pengaruh Pupuk Kiserit Terhadap Pertumbuhan
Kelapa Sawit dan Produktifitas Tanah. J. Littri 17 (4) : 133-139 Lingga, P dan Marsono, 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.
Jakarta. 78 hal.
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia pustaka. Jakarta. 130 hal.
Pitojo,S. 2003. Benih kedelai. Kanasius. Yokyakarta.
Pitojo, S. 2005a. Benih Kacang Tanah. Kanisius. Yogyakarta. 75 hal. Pitojo, S. 2005 b. Budidaya Tanaman Kacang Tanah. PT. Gramedia. Jakarta Purwono, dan H.Purnamawati dan P. Tjondronegoro. 2007. Budidaya 8 Jenis
Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Bogor. Suprapto, H. S, 2001. Pengaruh Naungan Jagung Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Kacang Tanah Varietas Kelinci dan Kidang dilahan Marginal. Gerokgak Buleleng. BPTP. Bali.
Sihombing R, 2010. Dampak Pemberian Kiserit dan Kotoran Ayam terhadap
Produksi Sawi Pada Tanah Ultisol. Skripsi Ilmu Tanah. Universitas Sumatera Utara. Medan. 37 hal.
Suprapto, H. S, 2002. Tanaman Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta
Sumarno. 2002. Pengembangan Kacang Tanah. Yayasan Kanisius. Yogyakarta.