Kado Terakhir Untuk Sahabat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cerpen

Citation preview

  • 5/19/2018 Kado Terakhir Untuk Sahabat

    1/4

    KADO TERAKHIR UNTUK SAHABAT

    Karya Nurul Alma Febriyanti

    Lima hari sebelum kawanku pindah jauh disana. Selepas makan siang, aku langsung kembali

    beranjak ketempat aku bermain dengan sahabatku.

    hei, kemana saja kamu? Daritadi aku nungguin Tanya sahabatku yang bernama Alvi. tadi aku

    makan siang dulu jawabku sambil menahan perut yang penuh dengan makan siang ah ya sudah,ayo kita lanjutkan saja mainnya sahut Alvi. Tidak lama saat aku & Alvi sedang asyik bermain

    congklak, Rafid adiknya Alvi datang menghampiri kami berdua.

    kak, aku pengen bilang kata Rafid bilang apa? sahut Alvi penasaran kata bapak, sebentar lagi kita

    pindahan jawab Rafid hah? Pindah kemana? tanyaku memotong pembicaraan mereka ke

    Bengkulu jawab Rafid dengan singkatnya ya udah kak, ayo disuruh pulang sama ibu buat makan

    siang dulu ajak Rafid ke Alvi iya deh.. ehm.. Alma, aku pulang dulu ya aku mau makan siang ujar

    Alvi eh, iya deh aku juga mau pulang kalau gitu sahutku tak mau kalah.

    Sesampainya dirumah aku langsung masuk kedalam kamar & entah kenapa perkataan Rafid yang

    belum pasti tersebut, terlintas kembali ke pikiranku. Andai perkataan tersebut benar, tak terbayang

    bagaimana perasaanku nanti ujarku pada cermin yang menatapku datar sudahlah daripada aku

    memikirkan yang belum pasti lebih baik aku mendengarkan musik saja ujarku kembali sambil

    beranjak mengambil mp3. Tak lama kemudian aku mendengar sebuah pembicaraan, yang aku tau

    suaranya sudah tak asing lagi bagiku yaitu orang tuaku & orang tua Alvi sahabatku. Aku mencoba

    mendekati pintu kamar untuk mendengarkan pembicaraan itu. Tak lama tanganku keringat dingin,

    aku sudah mendapatkan inti pembicaraan ternyata benar apa yang dikatakan Rafid pada Alvi tadi

    siang bahwa mereka akan pindah kurang lebih sebulan lagi.

    Lemas sudah tubuhku setelah mendengar kabar itu, tiba-tiba ibu mengetuk kamarku &

    mengagetkanku yang sedang bingung itu. *Tok3X Alma, kamu mengunci pintu kamarmu ya

    Tanya ibu sambil mencoba membuka pintu enggak kok jawabku dengan lemasnya kamu kenapa..

    ayoo buka kamarmu!! teriak ibu iya.. sebentar sahutku sambil membuka pintu.

    ngapain kamu mengunci kamar? Tanya ibu.

    gak knapa2 tadi aku memang lg duduk didepan pintu jawabku sambil menoleh keruang tamu

    yang berhadapan dengan kamar tidurku.

    ya sudah, tadi orang tuanya Alvi bilang kalau mereka ingin pindah bulan depan

    iya, aku sudah tau sahutku kembali ke kamar tidur.

    oh kamu tidak sedih kan? Tanya ibu yang menghampiriku.

    tak kujawab pertanyaan ibu.

    hm.. sudahlah tak usah dibahas dulu.. sana tidur siang dulu biar nanti malam bisa mengerjakan PR

    ujar ibu sembari mengelus elus rambutku.

    iya jawabku singkat.

    Esoknya tepat dihari Minggu, matahari pagi menyambutku. Suara ayam berkokok dan jam bekermenjadi satu. Tetapi, aku tetap saja masih ingin ditempat tidur. Sampai sampai ibuku memaksaku

    untyk tidak bermalas malasan.

    Alma, ayoo bangun.. perempuan gak baik bangun kesiangan ujar ibu sambil melipat selimutku.

    sebentar dulu lah.. aku masih ngantuk sahutku sambil menarik selimut ditangan ibu. itu Alvi ngajak

    kamu main.. ayoo bangun!! ujar ibu kembali sambil mengeleng gelengkan kepala. oh oke oke

    sahutku semangat karena ingat bahwa Alvi akan pindah sebulan lagi. Lalu, aku langsung beranjak

    dan segera lari keluar kamar tidur untuk mandi & sarapan. Setelah itu Alvi tiba-tiba menghampiri

    rumahku

    Assalamualaikum, Alma!! panggil Alvi dari depan rumah.

    walaikumsallam, iya!! sahut ibuku yang beranjak keluar rumah.

    oh ibunya Alma, ada Alma nya gak? Tanya Alvi.Alma nya lagi sarapan, sebentar yatunggu dulu aja. Sini masuk jawab ibuku.

  • 5/19/2018 Kado Terakhir Untuk Sahabat

    2/4

    iya, terimakasih sahut Alvi.

    Ketika aku sedang asyik asyiknya sarapan, Alvi mengagetkanku.

    Alma, makan terus kau ini ujar Alvi sambil tertawa. yee, ngagetin saja kamu ini. Aku laper tau

    sahutku sambil melanjutkan sarapan. kok gak bagi-bagi aku sih Tanya Alvi sambil menyengir kuda.

    kamu mau, nih aku ambilin ya jawabku sambil mengambil piring. hahaha.. tidak, aku sudah makan,kau saja sana gendut sahut Alvi sambil tertawa terbahak bahak. ya sudah jawabku kembali sambil

    membuang muka. Tak berapa lama kemudian, sarapanku habis lalu Alvi mengajakku bermain

    games.

    sudah kan, ayoo main sekarang ajak Alvi semangat.

    aduh, sebentar dong. Perutku penuh sekali ini sahutku lemas karena kebanyakan makan.

    ah ayolah, makanya jangan makan banyak-banyak. Kalau gitu kapan mau dietnya ujar Alvi

    menyindirku.

    ya sudah ya sudah.. ayoo mau main apa? ajakku masih malas.

    Vietcong yuk tempur tempuran jawab Alvi semangat seperti pahlawan jaman dulu.

    hah, okedeh sahutku sambil menyalakan laptop milik ayah.

    Kemudian, aku dan Alvi bermain games kesukaan kami berdua. Kami bermain bergantian, besar

    besaran skor, dll tidak berapa lama ibunya Alvi memanggilnya untuk pulang. Assalamualaikum, ada

    Alvinya gak? Tanya ibunya Alvi sambil tersenyum denganku. ada-ada.. Alvi! ibumu mencarimu

    kataku kepada Alvi yang sedang asyik bermain. iya.. sebentar lagi, emangnya kenapa? Tanya Alvi.

    aku tidak tau, sana kamu pulang dulu. Kasian ibumu ujarku sambil mematikan permainan. huh

    iya iya sahut Alvi beranjak pulang kerumahnya.

    Tak berapa lama, Alvi mengagetkanku saat aku sedang asyik melanjutkan permainan yang sedang

    aku mainkan. Alma!! panggil Alvi sambil menepuk pundakku. Apa?? jawabku kaget. aku pengen

    bilang sesuatu nih, hentikan dulu mainannya ujar Alvi. iya!! jawabku agak kesal. jadi gini..

    dengarkan ya ternyata aku akan pindah 3 hari lagi cerita Alvi. hah? Kok dipercepat?? sahutku

    memotong pembicaraan Alvi. aku juga tidak tau, kau sudah memotong pembicaraanku saja. Sudah

    ya aku harus pulang ini.. bye! ujar Alvi beranjak keluar rumah. tunggu!! Kau serius?? tanyaku

    dengan penuh ketidak percayaan. serius.. dua rius malahan jawab Alvi sambil memakai sandal. oh

    ok.. bye!! sahutku kembali. Setelah Alvi pulangkerumahnya, aku langsung lari masuk kedalam

    kamar & mengunci diri. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan sedangkan sahabatku sendiri ingin

    pindahan. Terlintas dipikiranku untuk memberikan Alvi sahabatku sebuah kado yang mungkin isinya

    bisa membuat Alvi mengingat persahabatan antara kita selamanya walaupun sampai akhir hayat

    nanti kita tak akan dipertemukan lagi. Ku ambil buku diary & kutuliskan cerita-cerita persahabatanku

    dengan Alvi. Tak lama kemudian , terpikirkan suatu hadiah yang akan kukasih dihari dia pindahan

    nanti lalu, aku ambil uang simpanan yang kusimpan didompetku & ku piker-pikir uangnya cukup untuk

    membelikan hadiah untuk Alvi.

    Besoknya sehabis pulang sekolah, aku langsung berlari ke toko sepatu dekat rumahku. Ku lihat-lihat

    sepatu yang cukup menarik perhatianku, tiba-tiba ada seorang bapak-bapak yang menghampiriku.

    hai nak, kamu mencari sepatu apa? Tanya seorang bapak yang menurutku adalah pemilik took

    sepatu tersebut.

    i..iya pak, maaf ada sepatu futsal tidak? tanyaku sambil celingak celinguk kesegala rak sepatu.

    oh, ada kok banyak.. untuk apa? Kok perempuan nyari sepatu futsal? Tanya pemilik sepatu itu

    sambil tertawa melihatku yang masih polos.

    bukan untukku pak, tapi untuk sahabatku jawabku dengan polosnya.

    teman yang baik ya, memangnya temanmu mau ulang tahun? Tanya pemilik toko itu. Entah kapan

    pemilik toko itu berhenti bertanyaku.

    iya jawabku berbohong karena tak mau ditanya-tanya lagi.ok, sebentar ya. Bapak ambilkan dulu sepatu yang bagus untuk sahabatmu ujar pemilik toko sepatu

  • 5/19/2018 Kado Terakhir Untuk Sahabat

    3/4

    itu sambil berjalan ke sebuah rak sepatu.

    sip, pak sahutku.

    Tak lama, si pemilik toko sepatu itu kembali sambil membawa sepasang sepatu futsal.

    ini nak!! kata pemilik toko sepatu itu.

    wah bagus sekali, berapa pak harganya? tanyaku sambil melihat lihat sepatu yang dibawa oleh sipemilik toko itu.

    bapak kasih murah nak untukmu.. ini aslinya Rp. 60.000 jadi kamu bayar Rp.20.000 saja nak jawab

    si pemilik toko itu sambil tersenyum.

    terima kasih banyak pak, ini uangnya sahutku.

    iya nak, sama-sama ujar sipemilik toko tersebut.

    Setelah itu, aku kembali kerumah & mulai membungkus kado untuk Alvi. Mungkin ini hadiahya tidak

    seberapa, kutuliskan juga surat untuk Alvi.

    Malamnya aku masih memikirkan betapa sedihnya perasaanku nanti jika sahabatku pindah pasti

    tidak bisa bermain bersama lagi seketika air mataku menetes & tiba-tiba ibu mengetuk pintuku.

    Alma, ayo kerjakan dulu PRmu nanti kemalaman ujar Ibu dari depan pintu kamar tidurku. i..iya

    sahutku sambil mengelap tetesan air mata yang membasahi buku yang sedang aku baca. Saat itu

    pikiranku masih campur aduk entah harus senang, sedih atau apa. Aku tidak bias konsen

    mengerjakan PR malam itu.

    Besoknya disekolah, aku sering bengong sendiri sampai-sampai guruku bertanya kenapa aku seperti

    itu. Ku jawab saja dengan jawaban yang sangat singkat karena aku sedang memkikirkan bahwa

    besok lah dimana aku akan berpisah dengan sahabatku sendiri. Sepulang sekolah, aku langsung

    berlari memasuki kamar lagi, mengurung diri hingga malam. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu

    rumahku & kuintip lewat jendela kamar. Tak lama kemudian juga Ibu memanggilku untuk keluar

    kamar sebentar.

    Alma, ayoo keluar sebentar. Ada Alvi nih ajak ibu sambil membuka pintu kamarku.

    iya jawabku beranjak keluar kamar.

    nah kamu sudah disini, jadi begini besok kan Alvi mau pindah ayoo berpamitan dulu ujar ibuku.

    Alma!! peluk ibunya Alvi kepadaku. maafin tante sama Alvi beserta keluarga ya jika punya salah

    sama kamu, ini tante ada sesuatu buat kamu kata ibunya Alvi sambil memberiku sekotak coklat.

    i..i..iya sahutku tak bisa menahan perasaan & sejenak kuingat bahwa aku juga punya hadiah untuk

    Alvi.

    Alvi, ini ada hadiah buat kamu. Terima ya ujarku mulai menangis.

    iya. Alma jangan nangis dong jawab Alvi.

    aku.. sahutku semakin sedih.

    sudah kamu tidak usah sedih nanti suatu saat kalian bisa ketemu kembali kok, ibu yakin kata ibu

    sambil menghapus air mataku.

    ya udah, Alma jangan nangis ya oh iya ini tante kasih no telp. Tante biar nanti kalau Alma kangen

    sama Alvi bisa sms atau telepon ya ujar ibunya Alvi sambil menghapus air matanya pula yanghendak menetes.

    iya.. jawabku sambil masih menangis.

    Malam pun tiba, Alvi dan keluarganya pun berpamit & harus segera pulang. Aku pun kembali ke

    tempat tidur & mulai menangis. Ku gigit bantal yang ada didekatku tak tahan aku melihat hal tadi.

    Esoknya, tepat dipagi hari. Suara mobil kijang mengagetkanku & bergegas aku keluar. Ku lihat Alvi &

    keluarganya sudah bersiap-siap untuk berangkat, tubuhku mulai lemas ibu pun mengagetkanku untuk

    segera bersiap siap sekolah. Sebenarnya aku ingin tidak sekolah dulu hari itu tapi bagaimana juga

    pendidikan yang utama. Aku bergegas kesekolah tapi sebelum itu, aku berpamitan dengan Alvi lagi.

    Alvi!! panggilku dari jauh.

    Alma!! jawabnya sambil mendekatiku.jaga dirimu baik baik disana ya kawan, semoga banyak teman-teman barumu disana & jangan

  • 5/19/2018 Kado Terakhir Untuk Sahabat

    4/4

    lupakan aku ujarku mulai meneteskan air mata.

    iya, kamu tenang. Kalau kamu sedih kepergianku ini tidak akan nyaman sahutnya sambil

    memberiku tissue.

    iya terima kasih jawabku kembali sambil menghapus airmata dengan tissue yang diberikan oleh

    Alvi.

    oh iya Alma, thanks ya buat kadonya itu bagus banget aku juga udah baca suratnya terimakasih banyak ya akan kujaga terus kado mu ujar Alvi menatapku.

    iya.. sama-sama karena mungkin itu kado terakhirku untukmu kawan sahutku sambil tersenyum tak

    menunjukkan kesedihan lagi.

    kau memang sahabat terbaikku selamanya kata-kata terakhir Alvi yang ia ucapkan kepadaku.

    Disitulah aku berpisah & disitulah aku harus menempuh hidup baru, juga makna dari sebuah

    persahabatan tanpa menilai kekurangan seorang sahabat.

    ~Selesai~