Kajian Drainase Kawasan Pertanian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal

Citation preview

  • KAJIAN DESAIN DRAINASE KAWA SAN PERTANIAN DANPEDESAAN PADA SALURAN DRAINASE BUGEL

    KABUPATEN INDRAMAYU

    Cecep Ridwan Gunawidjaya1), Sri Legowo2)

    1) Program Studi Magister Pengelolaan Sumber Daya Air Institut Teknologi BandungJl. Ganesha No. 10 Bandung 40132, e-mail : [email protected]

    2) Dosen Program Studi Magister Pengelolaan Sumber Daya Air, Fakultas Teknik Sipildan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132ABSTRACT

    Drainage channels Bugel is a discharge channel of the field plots are located in the vicinity, havinga channel length of 12.2 km and the broader catchment area of 3809.61 ha. Drainage Bugel annualflooding that inundated farmland and residential areas, where, according to information on theinterview with the local community, identified that flooding occurred upstream of the bridge on thenorthern coast, among others, Grogol, Kalijero, Kampung Pelawad / Bugel flooding reached 60 cmabove the surface asphalt roads in the township. While the rice fields are flooded rice fields in thedownstream path pertamina where a pool of up to 2 days old and the downstream section can bereached 7 days. While the rural areas affected by flooding include Sukahaji Village, Village Bugeland most of the village where the old pool Patrol reached 7 days. Other information at the time ofthe flood water mel impas 20 cm above the concrete bridge that connects the village between theDrainase Bugel.

    In this study dilakuikan hydrologic analysis approach Gumbel frequency distribution method tocalculate the rainfall plan, to calculate flood discharge using the rational method and the method ofdrain module. By using the two methods is obtained per hectare discharges which amount nearlyequal, which is obtained by using the rational method of discharge for 0010 m3/detik/ha drainwhile the module obtained by the method of discharge of 0.0095 m3/detik/ha. Hydraulics analysisusing software HECRAS, where the results obtained on drainage Bugel are 3 (three) the locationof the flood, which is on the upper, middle or upper part of the village and the last dam isdownstream.

    Alternative flood control used in this study is to base the normalization of the river channelupstream of the consideration that the flooding that occurred due to the slope of the relative flatbase line. Flood control in the middle and lower reaches of the embankment on the basis that useyangh flooding occurred due to the limited ability of the channel dimensions and the tidalinfluence on the downstream.

    Key words: drainage, flood discharge, the rational method, the method of drain module

    ABSTRAK

    Saluran Drainase Bugel merupakan saluran pembuang dari petak-petak sawah yang berada disekitarnya, mempunyai panjang saluran 12,2 km dan luas catchment area 3.809,61 ha. DrainaseBugel setiap tahunnya terjadi banjir yang menggenangi lahan pertanian dan permukimanpenduduk, dimana menurut informasi hasil wawancara dengan masyarakat sekitar, teridentifikasibahwa banjir terjadi pada bagian hulu jembatan Pantura antara lain di Grogol, Kalijero, KampungPelawad/ bugel banjir mencapai 60 cm di atas permukaan jalan aspal yang berada diperkampungan. Sedangkan sawah yang terkena banjir yaitu sawah yang berada di hilir jalanpertamina dimana lama genangan sampai 2 hari dan dibagian hilir bisa mencapai 7 hari.Sedangkan wilayah desa yang terkena banjir antara lain Desa Sukahaji, Desa Bugel dan sebagian

  • Permasalahan banjir yang terjadi pada lokasi kajian tentunya diakibatkan oleh menurunnyakualitas tampungan sungai sehingga terjadi limpasan

    Desa Patrol dimana lama genangan mencapai 7 hari. Informasi lain pada saat banjir airmelimpas 20 cm di atas jembatan beton yang menghubungkan kampung diantara DrainaseBugel.

    Dalam penelitian ini dilakuikan analisis hidrologi dengan pendekatan metode distribusi frekuensiGumbel untuk menghitung curah hujan rencananya, untuk menghitung debit banjir menggunakanmetode rasional dan metode drain module. Dengan menggunakan dua metode tersebut didapatdebit perhektar yang besarannya hamper sama, yaitu dengan menggunakan metode rasionaldidapat debit sebesar 0.010 m3/detik/ha sedangkan dengan metode drain module didapat debitsebesar 0.009 5 m3/detik/ha. Analisa hidrolika menggunakan software HECRAS, dimana hasil yangdidapat pada saluran drainase Bugel terdapat 3 (tiga) lokasi banjir, yaitu pada bagian hulu, bagiantengah atau bagian hulu dari bendung desa dan yang terakhir adalah di bagian hilir.

    Alternatif pengendalian banjir yang digunakan pada kajian ini adalah dengan normalisasi dasarsaluran sungai pada bagian hulu dengan pertimbangan bahwa banjir yang terjadi dikarenakan olehkemiringan dasar saluran yang relative datar. Pengendalian banjir pada bagian tengah dan hilirmenggunakan tanggul dengan pertimbangan bahwa banjir yangh terjadi dikarenakan olehkemampuan dimensi saluran yang terbatas dan adanya pengaruh pasang surut pada bagian hilirnya.

    Kata kunci : saluran drainase, debit banjir, metode rasional, metode drain module,

    PEENDAHULUAN

    Saluran Drainase Bugel merupakan saluran pembuang dari petak-petak sawah yang berada disekitarnya, mempunyai panjang saluran 12,2 km dan luas catchment area 3.809,61 ha. DrainaseBugel setiap tahunnya terjadi banjir yang menggenangi lahan pertanian dan permukimanpenduduk, dimana menurut informasi hasil wawancara dengan masyarakat sekitar, teridentifikasibahwa banjir terjadi pada bagian hulu jembatan Pantura antara lain di Grogol, Kalijero, KampungPelawad/ bugel banjir mencapai 60 cm di atas permukaan jalan aspal yang berada diperkampungan. Sedangkan sawah yang terkena banjir yaitu sawah yang berada di hilir jalanpertamina dimana lama genangan sampai 2 hari dan dibagian hilir bisa mencapai 7 hari.Sedangkan wilayah desa yang terkena banjir antara lain Desa Sukahaji, Desa Bugel dan sebagianDesa Patrol dimana lama genangan mencapai 7 hari. Informasi lain pada saat banjir airmelimpas 20 cm di atas jembatan beton yang menghubungkan kampung diantara DrainaseBugel.

    Pada tahun 2011 banjir dari Saluran Drainase Bugel mengakibatkan kerugian yang sangat besar,dimana untuk Desa Bugel kerugian akibat banjir diperkirakan mencapai Rp. 1 Milyar lebih, hal itudidasari karena Desa Bugel merupakan daerah yang paling parah diterjang banjir. Abdul Gani,Kuwu Desa Bugel merinci, kerugian terbesar pada tanaman padi. Pasalnya luas sawah yangterendam mencapai 350 hektar, sementara biaya produksi satu hektar sawah mencapai Rp 2,5 Juta.Kerugian itu belum kerusakan jalan desa dan rumah warga yang rusak.

    Oleh karena itu maka diperlukan suatu kajian mengenai desain drainase kawasan pertanian danpedesaan pada saluran drainase Bugel yang mencakup analisis rekayasa structural mengenaipengendalian banjir dengan merencanakan prasarana pengendali banjir yang akurat, tepat sasaran,ekonomis dan komprehensif.

    PERMASALAHAN

    Permasalahan yang terdapat di wilayah kajian adalah terjadinya genangan akibat banjir SaluranDrainase Bugel yang tentunya menimbulkan kerugian bagi masyarakat.

    Hipotesis pada kajian ini adalah debit puncak banjir Saluran Drainase Bugel yang telah melebihikapasitas tampung alur sungai menyebabkan terjadinya limpasan, sehingga diperlukan alternatifupaya pengendalian banjir yang dapat mereduksi dan mengatasi permasalahan akibat banjir yangterjadi.

  • LOKASI STUDI

    Secara detail saluran drainase Bugel mempunyai panjang 12.2 km membentang dari KampungKopyah dan bermuara di Laut Jawa sekitar Desa Bugel, dengan luas Catchment Area 3.809,61 ha.

    Gambar 1. Peta Lokasi Saluran Drainase Bugel

    Siatem Drainase Bugel merupakan saluran pembuang dari petak-petak sawah irigasi dan permukimanmaka catchment areanya berupa lahan persawahan dan permukiman yang bilamana terjadi hujan akanmembuang ke sungai Bugel melalui drain-drain yang ada dan sebagian perkampungan.

    LANDASAN TEORI

    Banjir merupakan fenomena alam karena tingginya curah hujan dan tidak cukupnya kapasitasbadan air (sungai ataupun saluran drainase) untuk menampung dan mengalirkan air (Soekarno, I,2008). Banjir dapat diakibatkan oleh kejadian alam dan akibat aktivitas manusia. Peristiwa banjirada dua macam : pertama peristiwa banjir/ genangan yang terjadi pada daerah yang biasanya tidakterjadi banjir dan kedua peristiwa banjir terjadi karena limpasan air banjir dari sungai karena debitbanjir tidak mampu dialirkan oleh alur sungai atau debit banjir lebih besar dari kapasitas alursungai yang ada.

    Banjir belum menjadi masalah jika tidak mengganggu aktivitas dan menimbulkan kerugian bagikehidupan manusia, tetapi apabila sudah jatuh korban baik harta maupun jiwa, maka harus segeradiatasi. Sehingga diperlukan adanya pengaturan daerah dataran banjir (flood plain management)untuk mengurangi kerugian (Kodoatie, R. J. dan Sugiyanto, 2002).

    Distribusi Gumbel

    Persamaan umum metode ini (Soewarno, 1995) adalah :(1)

    (2)

  • (3)

    (5)

    Keterangan :

    XT = Curah hujan dengan periode ulang T TahunXr = Curah huj an harian maksi mum rata - rata selama periode pengamatank = Faktor frekuensi dari GumbelXi = Curah hujan harian maksi mum pada tahun ke - iSx = Standard deviasi

    Standard deviasi dari reduced variate tergantung j umlah tahun pengamatanSn = Reduced variate sebagai fungsi dari periode ulang T

    Rata - rata reduced variate tergantung dari j umlah tahun pengamatanYt = Tahun periode ulang

    Metode Rasional

    Cara ini merupakan cara tertua dalam menghitung debit banjir dari curah hujan, cara tersebutdidasarkan atas rumus :

    Q = C . I . A ........................................................................................................................ (6)

    dimana :

    Q = Debit banjir yang terjadi (m3/det)C = Koefisien Run OffI = Intensitas hujan yang merata di daerah yang ditinjauA = Luas daerah yang dibuang airnya, ha.

    Metode Drain Module

    Debit pembuang internal dihitung dengan rumus sebagai berikut :

    Qd = 1,62 . Dm . A 0,92 (7)

    dimana :

    Qd = Debit pembuang rencana, l/detDm = Modulus pembuang, l/det.haA = Luas daerah yang dibuang airnya, ha.

    Modulus pembuang rencana dipilih berdasarkan curah hujan 3 harian dengan perioda ulang 5tahun dan rumusnya adalah sebagai berikut :

    (8)

    Buangan air permukaan untuk satuan luas dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

    D(n) = R(n)T + n (IR ET P) As (9)

    (4)

  • dimana :

    D(n) = Limpasan air permukaan selama n hari, mmR(n)T = Curah hujan selama n hari berturut-turut dengan perioda ulang t tahun, mmn = Jumlah hari berturut-turutIR = Pemberian air irigasi, mm/hrET = Evapotranspirasi, mm/hrP = Perkolasi, mm/hrAs = Tampungan tambahan, mm.METODE PENELITIAN

    Pola pikir dalam tahapan pelaksanaan kajian desain drainase Bugel meliputi :

    Analisa hidrologi untuk memperoleh curah hujan rencana dan debit banjir rencana periodeulang Q5 tahun.

    Alternatif pengendalian banjir saluran drainase Bugel menggunakan tanggul dan normalisasidasar saluran.

    ANALISA DAN PEMBAHASAN

    Analisa Hidrologi (Curah Hujan)

    Tabel 1. Data Curah Hujan Harian Maks

    No. TahunCurah Hujan Harian Mak Tahunan (R24 Maks)

    Sta. Anjatan Sta. Bugel Sta. Tulang Kacang1 1997 136 70 952 1998 121 41 733 1999 129 101 624 2000 115 130 95.15 2001 57 130 144.36 2002 102 104 125.87 2003 67 97 628 2004 170 120 1869 2005 84 64 12510 2006 99 126 16211 2007 210 225 20812 2008 117 98 27313 2009 102 102 168

    Tabel 2. Data Curah Hujan 3 Harian Maks

    No. TahunCurah Hujan 3 Harian Maks Tahunan

    Sta. Anjatan Sta. Bugel Sta. Tulang Kacang1 1997 285 107 1762 1998 136 60 1003 1999 186 140 794 2000 249 242 1715 2001 87 140 1716 2002 238 237 2887 2003 98 122 858 2004 290 260 401

  • 9 2005 111 136 12510 2006 164 187 24011 2007 297 418 41312 2008 197 107 37313 2009 192 192 344

    Distribusi Gumbel

    Dengan menggunakan metode distribusi frekuensi gumbel didapat hasil sebagai berikut :

    Tabel 3. Curah Hujan Rencana Harian Maks Metode Distribusi Gumbel (Sta. AnjatanNo. T (th) Yt k XT (mm)1 2 0.3665 -0.141 110.332 5 1.4999 0.996 156.673 10 2.2504 1.748 187.344 25 3.1985 2.699 226.105 50 3.9019 3.405 254.856 100 4.6001 4.105 283.39

    Tabel 4. Curah Hujan Rencana Harian Maks Metode Distribusi Gumbel (Sta. BugelNo. T Yt k XT (mm)1 2 0.3665 -0.141 102.102 5 1.4999 0.996 152.203 10 2.2504 1.748 185.384 25 3.1985 2.699 227.295 50 3.9019 3.405 258.396 100 4.6001 4.105 289.25

    Tabel 5. Curah Hujan Rencana Harian Maks Metode Distribusi Gumbel (Sta. TulangKacan

    No. T Yt k XT (mm)1 2 0.3665 -0.141 128.062 5 1.4999 0.996 198.983 10 2.2504 1.748 245.934 25 3.1985 2.699 305.265 50 3.9019 3.405 349.286 100 4.6001 4.105 392.96

    Tabel 6. Curah Hujan Rencana 3 Harian Maks Metode Distribusi Gumbel (Sta. AnjatanNo. T Yt k XT1 2 0.3665 -0.141 184.252 5 1.4999 0.996 267.883 10 2.2504 1.748 323.254 25 3.1985 2.699 393.225 50 3.9019 3.405 445.126 100 4.6001 4.105 496.64

  • Tabel 7. Curah Hujan Rencana 3 Harian Maks Metode Distribusi Gumbel (Sta. BugelNo. T Yt k XT (mm)1 2 0.3665 -0.141 167.512 5 1.4999 0.996 273.273 10 2.2504 1.748 343.294 25 3.1985 2.699 431.775 50 3.9019 3.405 497.416 100 4.6001 4.105 562.56

    Tabel 8. Curah Hujan Rencana 3 Harian Maks Metode Distribusi GumbelSta. Tulang Kacan

    No. T Yt k XT (mm)1 2 0.3665 -0.141 210.842 5 1.4999 0.996 350.533 10 2.2504 1.748 443.024 25 3.1985 2.699 559.885 50 3.9019 3.405 646.576 100 4.6001 4.105 732.62

    CURAH HUJAN WILAYAH

    Curah hujan wilayah menggunakan metode Polygon Thiessen, dengan hasil sebagai berikut :

    Tabel 3.23 Luas dan Bobot area Sta. Curah Hujan Metode Polygon ThiessenNo. Sta. Curah Hujan Luas (ha) Bobot Area (%)1 Anjatan 1295.27 342 Bugel 647.63 173 Tulang Kacang 1866.71 49

    Jumlah 3809.61 100

    Tabel 3.24 Curah Hujan Rencana Wilayah R 5 Metode Polygon Thiessen

    No. Sta. Curah Hujan Curah Hujan Rencana Wilayah R 5Harian Maks (mm) 3 Harian Maks (mm)1 Anjatan 53.27 91.082 Bugel 25.87 46.463 Tulang Kacang 97.50 171.76

    Jumlah 176.6 309.30

    DEBIT BANJIR

    Debit banjir dengan metode rasional :

    q = C . I . A

    Dimana :

    q = Debit Banjir rencana (m3/detik/ha)C = Koefisien Run OffI = Intensitas hujan yang merata di daerah yang ditinjauA = Luas daerah yang dibuang airnya, ha.

  • = 0.010 m3/detik/ha= 10 liter/detik/ha

    Debit banjir dengan metode drain module :

    Dengan menggunakan rumus Drain Module maka didapat :

    D(n) = R(n)T + n(IR - ET - P) - dS

    = 309.3 + 3 (0 - 4.62 - 0 )- 50

    = 245.44

    = 9.47 liter/detik/ha

    = 0.0095 m3/detik/ha

    Debit banjir pada tiap drain :

    Debit banjir pada masing-masing drain adalah sebagai berikut :Drain1 memakai perhitungan dengan metode modulus pembuang

    Q = 1.62 * Dm * A0.92

    = 1.62 * 0.0095 m3/detik/ha * 223.20.92

    = 2.22 m3/detikDrain2 memakai perhitungan dengan metode modulus pembuang

    Q = 1.62 * Dm * A0.92= 1.62 * 0.0095 m3/detik/ha * 420.60.92

    = 3.98 m3/detikDrain3 memakai perhitungan dengan metode modulus pembuang

    Q = 1.62 * Dm * A0.92

    = 1.62 * 0.0095 m3/detik/ha * 681.850.92

    = 6.21 m3/detikDrain4 memakai perhitungan dengan metode modulus pembuang

    Q = 1.62 * Dm * A0.92

    = 1.62 * 0.0095 m3/detik/ha * 8030.92

    = 7.21 m3/detikDrain5 memakai perhitungan dengan metode modulus pembuang

    Q = 1.62 * Dm * A0.92

    = 1.62 * 0.0095 m3/detik/ha * 7870.92

    = 7.08 m3/detik

    q =-3

    Dm (3 harian)

  • Gambar 2. Areal Layanan dan Debit Pada Masing -Masing Drain

    Drain6 memakai perhitungan dengan metode rasional

  • Q = q * A= 0.010 m3/detik/ha * 428.90 ha= 4.38 m3/detik

    Drain7 memakai perhitungan dengan metode modulus pembuangQ = 1.62 * Dm * A0.92

    = 1.62 * 0.0095 m3/detik/ha * 700.92= 0.76 m3/detik

    Drain8 memakai perhitungan dengan metode modulus pembuangQ = 1.62 * Dm * A0.92

    = 1.62 * 0.0095 m3/detik/ha *2300.92

    = 2.28 m3/detikDrain9 memakai perhitungan dengan metode modulus pembuang

    Q = 1.62 * Dm * A0.92

    = 1.62 * 0.0095 m3/detik/ha * 1650.92

    = 1.68 m3/detik

    Debit pada masing-masing drain digambarkan sebagai berikut :

  • Gambar 2. Areal Layanan dan Debit Pada Masing -Masing Drain

    ANALISA HIDRAULIK

    Tujuan utama analisis hidraulik sistem Saluran Drainase Bugel ini adalah :

    > Mengetahui kapasitas Saluran Drainase Bugel yang ada (eksisting).> Mengetahui profil muka air banjir pada kondisi eksisting dan melakukan verifikasi dengan

    data banjir yang telah dikumpulkan.> Melakukan analisis untuk mencari solusi atas persoalan banjir yang dihadapi di Saluran

    Drainase Bugel.

    Pemodelan hidraulik Saluran Drainase Bugel dilakukan dengan model matematik pada seluruhpanjang saluran pembuang, dimulai dari hulu sampai dengan muara sepanjang kurang lebih 12.2km. Perangkat lunak yang digunakan untuk pemodelan ini adalah HEC-RAS (River AnalysisSystem).

    Gambaran Umum Kondisi Hidraulik Saluran Drainase Bugel

    Panjang sungai yang ditinjau adalah 12,2 Km dengan jumlah ruas penampang melintang adalah196 ruas, dari STA BL.1 18 di hulu sampai STA BL.0 di hilir.

    Gambar 3. Ruas Saluran Drainase Bugel Pada Pemodelan HEC -RAS

    Skenario Pemodelan Aliran Sungai

    Berikut skenario pada pemodelan aliran sungai menggunakan HECRAS:

    1. Simulasi dilakukan pada kondisi eksisting dan desain.2. Analisis profil muka air Saluran Drainase Bugel ditinjau terhadap debit banjir rencana 5 tahun.3. Simulasi penelusuran banjir, menggunakan asumsi pola aliran unsteady flow. Simulasi

    menggunakan unsteady flow bertujuan untuk mengetahui kapasitas penampang sungai eksistingdan desain terhadap debit banjir rencana 5 tahun.

    4. Pada unsteady flow, analisis profil muka air menggunakan kondisi batas hulu, sedangkanuntuk kondisi batas hilir menggunakan data pasut.

  • Gambar 4. Profil Muka Air Banjir Eksisting Pada Kondisi Pasang Tertinggi (El. 1.11 m)ALTERNATIF PENGENDALIAN BANJIR

    Berdasarkan hasil simulasi debit banjir rencana periode ulang 5 tahun dan pengaruh pasang surutdapat disimpulkan bahwa kondisi eksisting saluran drainase Bugel saat ini tidak mampumengalirkan debit banjir rencana periode ulang 5 tahun dengan aman. Dimana, analisis simulasibanjir dengan menggunakan HECRAS memberikan hasil bahwa kapasitas dimensi penampangsal uran drainase bugel tidak bisa menampung debit Q5 terutama pada bagian hulu (Sta. 1670 Sta.2040) berjarak 2 km, dikarenakan oleh kemiringan dasar saluran eksisting yang relative dataryaitu sebesar 0.000044. Pada bagian tengah saluran (Sta. 940 Sta. 1670) yang berjarak 4.4 kmkondisinya relative aman karena memiliki kemiringan yang relative curam yaitu sebesar 0.00096.Pada bagian tengah saluran tepatnya di hulu bendung desa (Sta. 520 Sta. 940) yang berjarak 1.2 km terjadi luapan dikarenakan pada simulasi HECRAS diasumsikan bahwa pintu air padabendung dianggap 0 (nol). Dan terakhir yaitu pada bagian hilir saluran (Sta 10 Sta. 370) yangberjarak 3.5 km banjir terjadi tidak hanya diakibatkan oleh tidak tertampungnya debit Q5 padasaluran, tapi dipengaruhi juga oleh pengaruh pasang surut yang terjadi dimuara yangmengakibatkan terjadinya Back Water, yaitu disaat permukaan air laut melebihi permukaan airsungai sehingga alirannya berbalik dari laut masuk menuju sungai.

    Pola pikir kajian pengendalian banjir saluran drainase Bugel didasarkan pada pendekatan prinsipdasar penanggulangan banjir, yaitu kemampuan saluran dalam melayani debit yang mengalir.

    Agar upaya pengendalian banjir dapat berjalan efektif dan efisien serta memberikan hasil yangoptimal, pemilihan alternatif dilakukan dengan memperhatikan kondisi wilayah kajian yang ada.Untuk itu, pengendalian banjir secara struktural direncanakan melalui upaya, antara lain :pembangunan tanggul dan normalisasi dasar saluran dengan memperhatikan kemiringan yangtelah direncanakan.

    Banj ir

    Banj ir

    Banj ir

  • Gambar 5. Profil Muka Air Banjir Dengan Alternatif Pengendalian Banjir Dengan Tangguldan Normalisasi Dasar Saluran Pada Kondisi Pasang Tertinggi (El. 1.11 m)

    KESIMPULAN

    Berdasarkan anlisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam kajian ini, maka dapatdisimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

    1. Debit banjir yang dihasilkan dengan analisa metode rasional dan metode drain modulemempunyai nilai yang hampir sama, yaitu debit banjir dengan metode rasional sebesar 0.010m3/detik dan metode drain module sebesar 0.0095 m3/detik.

    2. Perhitungan analisa hidraulik dengan menggunakan software HECRAS dengan input datadebit banjir dan data pasang surut, dapat disimpulkan bahwa banjir terjadi pada bagian huluyang disebabkan oleh kemiringan dasar saluran yang relative datar, banjir terjadi juga dibagian hulu dari bendung desa akibat dari dimensi saluran yang tidak mampu menampungdebit rencana Q5 dengan asumsi pintu air pada bendung ditutup atau sama dengan 0 (nol) danbanjir terjadi di hilir saluran drainase bugel yang dominan diakibatkan oleh pengaruh pasangsurut yang terjadi di muara.

    3. Pengaruh pasang surut yang terjadi di muara mengakibatkan Back Water sehingga menaikantinggi muka air banjir sampai sejauh 3.5 km ke arah hulu.

    4. Alternative pengendalian banjir yaitu dengan pembangunan tanggul dan normalisasi dasarsaluran pada bagian hulu. Dilihat dari analisa ekonomi pembangunan tanggul dan normalisasidasar saluran akan membutuhkan biaya yang besar, tapi apabila dibandingkan dengan dampakkerugian baik materi maupun non materi, pekerjaan ini akan memberikan suatu solusi yangsangat bermanfaat berkaitan dengan bencana banjir yang terjadi di lokasi kajian.

    SARAN

    1. Melaksanakan perhitungan analisa ekonomi mengenai rencana pengendalian banjir di lokasikajian berkaitan dengan kemampuan dari pihak yang berkewajiban dalam melaksanakanpekerjaan ini untuk menentukan prioritas penanganan.

    2. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan, dimulai pada tahap sosialisasi sampai tahappelaksanaan konstruksi, sehingga tercipta suatu harmonisasi utamanya berkaitan denganrencana pembangunan tanggul yang tentunya membutuhkan pembebasan lahan.

    Tanggul di hilir saluransepanjang 3.5 km

    Tanggul pada hulu

    bendung desasepanjang 1.2 km

    Normalisasi Dasar Saluran

    Sepanjang 3 km, dengankemiringan desain 0.0003

  • DAFTAR PUSTAKA

    Adidarma, W, dkk. Pola Hujan Jam Jaman untuk Perhitungan Banjir Rencana. Puslitbang SDAKementrian PU.

    Bedient P. B dan Huber W. C. 1992. Hydrology and Floodplain Analysis . Addison WesleyPublishing Company

    Chow, V. T, dkk. 1988. Applied Hydrology. Mc Graw - Hill InternationalKodoatie, R. J dan Sugiyanto. 2002. Banjir (Beberapa Penyebab dan Metode Pengendaliannya

    dalam Perspektif Lingkungan). Pustaka Pelajar, YogyakartaKodoatie, R. J dan Sjarief, R. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Pustaka Pelajar,

    YogyakartaLinsley Jr, R. K, dkk. 1996. Hidrologi untuk Insinyur. Erlangga, JakartaLoebis, J. 2008. Banjir Rencana Untuk Bangunan Air. Yayasan Penerbit Pekerjaan Umum. JakartaSoekarno, I. 2006. Pengelolaan Banjir Terpadu, Presentasi Universitas Muhammadiyah MalangSoemarto, C. D. 1999. Hidologi Teknik. Erlangga, JakartaSoewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisia Data. Penerbit NovaSri Harto, Br. 1993. Analisis Hidrologi. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, JakartaSuripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit Andi, Yogyakarta