107
1 KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) YAYASAN UNILEVER INDONESIA (STUDI KASUS : PASAR MINGGU, JAKARTA) Oleh ANGGA PRABOWO H24104129 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

1

KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR

(CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)

YAYASAN UNILEVER INDONESIA

(STUDI KASUS : PASAR MINGGU, JAKARTA)

Oleh

ANGGA PRABOWO

H24104129

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

2

ABSTRAK

ANGGA PRABOWO. H24104129. Kajian Efektivitas Program CSR (Corporate

Social Responsibility) Yayasan Unilever Indonesia (Studi Kasus : Pasar Minggu,

Jakarta). Dibawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto

Selama tahun 2000 sampai tahun 2007 PT Unilever Indonesia melakukan

perencanaan terhadap program CSR ke dalam rencana kerja (RK) perusahaan baik

secara korporat maupun pada masing-masing bagian yang terkait. Perusahaan

berusaha memberikan kontribusi dalam pencapaian kualitas hidup yang lebih baik.

Misi perusahaan adalah menggali dan memberdayakan potensi masyarakat,

memberikan nilai tambah bagi masyarakat, memadukan kekuatan para mitra dan

menjadi katalisator bagi pembentukan kemitraan. Dalam meningkatkan reputasi

perusahaan, menekankan pentingnya kesinambungan dalam pelestarian lingkungan,

kehidupan sosial, maupun pertumbuhan usaha.

Tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui program CSR Yayasan Unilever

Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang

dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan membandingkan Profit untuk

program CSR dengan perusahaan sejenis. Dalam Yayasan Unilever terdapat 4 bagian

Divisi yaitu Divisi Lingkungan, Divisi Public Health Education, Divisi Care for Area

Surrounding dan Divisi Humanitarian AID.

Informasi dan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data

primer dan data sekunder yang dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober 2008.

Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh responden, mewawancarai pihak

Yayasan Unilever Indonesia dan pengamatan langsung di daerah Pasar Minggu

Jakarta tepatnya di Jln Mesjid Al-Fallah Pejaten Indah 2. Dalam penelitian ini yang

menjadi responden adalah masyarakat pasar minggu. Data sekunder berupa studi

literatur dan data-data lain yang berkaitan dengan topik penelitian ini diperoleh dari

perpustakaan, data pemasaran perusahaan, laporan tahunan, maupun dari jurnal, buku,

literatur dan internet. Metode analisis yang digunakan dalam pengolahan data adalah

analisis deskriptif, analisis korelasi Rank Spearman, dengan bantuan alat pengolah

data Microsoft Excel dan Statictical Product and Service Solution (SPSS) 15.00 for

windows.

Berdasarkan hasil penelitian, didapat ada tiga program CSR yang dilakukan

oleh Yayasan Unilever Indonesia yaitu program lingkungan, daur ulang dan

pendidikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah faktor pihak penerima bantuan,

faktor organisasi dan faktor prioritas kebutuhan. Dari hasil analisis regresi untuk

program daur ulang faktor yang mempengaruhi adalah faktor pihak penerima bantuan

dan faktor organisasi. Program lingkungan, faktor yang mempengaruhi adalah faktor

organisasi dan faktor prioritas kebutuhan, sedangkan program pendidikan faktor yang

mempengaruhi adalah faktor prioritas kebutuhan.

Berdasarkan hasil Analisis Korelasi Program daur ulang memiliki korelasi

dengan Faktor prioritas kebutuhan tetapi tidak signifikan dan tidak ada hubungan.

Program Lingkungan memiliki korelasi signifikan pada taraf nyata dan Kedua peubah

mempunyai hubungan linier yang positif, sedangkan Program Pendidikan memiliki

korelasi dengan Faktor Pihak Penerima Bantuan dan Faktor Organisasi ini tidak

signifikan dan Kedua peubah tidak mempunyai hubungan. Outcome yang di harapkan

yaitu Meningkatkan Brand Image Perusahaan dan loyalitas konsumen meningkat.

Page 3: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

3

KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR

(CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)

YAYASAN UNILEVER INDONESIA

(STUDI KASUS : PASAR MINGGU, JAKARTA)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ANGGA PRABOWO

H24104129

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 4: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

4

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR

(CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)

YAYASAN UNILEVER INDONESIA

(STUDI KASUS : PASAR MINGGU, JAKARTA)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ANGGA PRABOWO

H24104129

Menyetujui,

Bogor, Mei 2009

Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc.

Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.

Ketua Departemen Manajemen

Tanggal Ujian : 21 April 2009 Tanggal Lulus :

Page 5: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

5

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Angga Prabowo di lahirkan di

Surabaya pada tanggal 11 Agustus 1986 dari pasangan Ir.

Bambang Subagio (Alm) dan Itje Erlina. Penulis

merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.

Penulis menempuh pendidikan TK di TK Etika

Jakarta, kemudian SD di Cendrawasih Jakarta dari kelas 1

sampai kelas 5 kemudian pindah ke SDN Polisi IV Bogor

dari kelas 5 hingga kelas 6, lalu melanjutkannya ke SLTP

Negeri 2 Bogor dan kemudian lulus dari SMUN 2 Bogor

pada tahun 2004.

Pada tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur

SPMB pada Fakultas Ekonomi dan manajemen, Program Studi Manajemen. Pada

tahun 2008 penulis melakukan penelitian untuk tugas akhir pendidikan yang berjudul

: Kajian Efektivitas Program CSR (Corporate Social Responsibility) Yayasan

Unilever Indonesia (Studi Kasus : Pasar Minggu, Jakarta).

iii

Page 6: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas curahan rahmat-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Kajian Efektivitas

Program CSR (Corporate Social Responsibility) Yayasan Unilever Indonesia

(Studi Kasus : Pasar Minggu, Jakarta”. Penulis sadar bahwa pencapaian ini bukan

karya yang luar biasa, namun melalui karya ini penulis berharap agar dalam proses

penyusunan hingga hasil yang dicapai dapat dijadikan pembelajaran bagi penulis

sendiri maupun pembaca. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan

terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.sc. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan, masukan dan pembelajaran yang sangat berarti.

2. Dra. H. Siti Rahmawati, M.Pd. dan Farida Ratna Dewi SE, MM, selaku

dosen penguji yang sangat meneladani.

3. Farida Ratna Dewi SE, MM selaku dosen komisi pendidikan yang telah

banyak memberikan masukan tata cara penulisan.

4. Seluruh Dosen, Staf Pengajar dan staf Tata Usaha Departemen Manajemen

atas segala pelayanan serta kemudahan dalam birokrasi

5. Ir. Bambang Subagio (Alm) sebagai inspirator terbesar.

6. Itje Erlina, Reza Nugraha, Nisa Devina Trusti, Githa Perwita Sari, Hida

Tjahyono dan keponakan-ponakan saya Fabian, Aletha, Aqsal, Renata yang

senantiasa menguatkan jiwa dan raga.

7. Yayasan Unilever Indonesia: Mas Husni, Bu Maya Tamimi, Bu Yolanda

atas kebersamaan di Yayasan Unilever Indonesia.

8. Pihak Pasar Minggu Jln Mesjid Al-Fallah Pejaten Indah 2 Jakarta yang terus

membantu dan melancarkan skripsi saya.

9. Samantha Pauline Lanova untuk seluruh elemen-elemen kebahagiaan yang

dicurahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

10. Sahabat-sahabat terbaik (Oo, Kw, Sidik, Dase, Gala, Notie, Manda, Shierra)

untuk kebersamaan dalam suka dan duka yang terus terkenang.

IV

Page 7: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

7

11. Ozan, Openk, Bhemo, Sisko, Sosro, Bejat, Orthan, Athenk, Kiki, Nadhil,

Ongol yang selalu menghadirkan keutuhan persahabatan.

12. Gitri, Dina, Merry, Nit-nit, Ikhwan, Hilman, Citra, Mitha, Icuk, Ajeng,

Anggie atas partisipasi dan dukungan semangat bagi penulis.

13. Saudaraku sesama “Anak-anak-nya Pak Kohar”, Gitri Widiastuti dan Dase

Purnama. “Ketika skripsi mulai meradang, Consider it’s done!”

14. Staf Tata Usaha Departemen Manajemen (Mas Hadi, Pak Cecep, Teh Eneng,

Mas Yadi, Mumuh) kerja sama dalam kelancaran pelaksanaan seminar dan

sidang.

15. Teman-teman Manajemen angkatan 41 dan SMU Negeri 2 Bogor angkatan

2004 atas kenangan dan kebahagiaan yang telah mewarnai hari-hari penulis.

Bogor, Mei 2009

v

Page 8: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

8

DAFTAR ISI

ABSTRAK HALAMAN

RIWAYAT HIDUP iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 3

1.3. Tujuan Penelitian 4

1.4. Manfaat Penelitian 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Corporate Social Responsibility 6

2.2. Program CSR 10

2.2.1. Pengertian CSR 10

2.2.2. Tujuan CSR 10

Prinsip-prinsip CSR 11

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran 13

3.2. Metodelogi Penelitian 14

3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 14

3.2.2. Jenis dan Sumber Data 15

3.3. Pengolahan dan Analisis Data 16

3.3.1. Uji Validitas dan Realibilitas 14

3.3.2. Skala Likert 16

3.3.3. Analisis Deskriptif 17

3.3.4. Analisis Korelasi 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 20

4.1.1. Sejarah PT. Unilever Indonesia Tbk 20

4.1.2. Misi Dan Tata Kelola PT. Unilever Indonesia Tbk 21

4.1.3. Struktur Organisasi 23

4.2. Konsep Corporate Social Responsibility 32

4.2.1. Gambaran Umum CSR 32

4.2.2. Program CSR PT. Unilever Indonesia Tbk 34

4.3. Program CSR (Corporate Social Responsibility) 38

4.3.1. Komitmen Yayasan Unilever Indonesia 39

4.3.2. Rule Of Partner 40

vi

Page 9: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

9

4.4. Kegiatan program CSR Yayasan Unilever Indonesia 41

Program Lingkungan 41

4.4.1.1. Kesadaran Masyarakat Tentang Lingkungan 41

4.4.1.2. Kondisi Lingkungan di Pasar Minggu 42

4.4.1.3. Kebijakan yang Mendasari dan Terkait dengan

Program 43

4.4.1.4. Koordinasi Antar Berbagai Pihak 43

4.4.1.5. Tahap Pengkajian 44

Proses 45

4.4.2.1. Proses Pembentukan serta Proses Penyusunan

Kegiatan yang Dilaksanakan dalam Program 46

4.4.2.2. Motivator 46

4.4.2.3. Mekanisme Proses Monitoring dan Evaluasi 47

4.4.2.4. Mekanisme dan Proses Terminasi 47

4.4.3. Produk 47

4.4.3.1. Hubungan antara Program dengan Harapan

Masyarakat 47

4.4.3.2. Hubungan antara Program dengan Perubahan

Perilaku 48

4.4.3.3. Hubungan antara Program dengan Tingkat

Ekonomi Masyarakat 49

4.4.3.4. Manfaat CSR 49

4.4.3.5. Keberhasilan atau Kegagalan Program di Pasar

Minggu dan yang Menjadi Penghambat dan

Pendukungnya 50

Program Daur Ulang 50

4.4.4.1. Awal Terjadinya Program Daur Ulang 51

Proses 51

4.4.6. Produk 52

4.4.7. Program Pendidikan 52

Proses 52

4.5. Cara Pandang Masyarakat Terhadap PT. Unilever Indonesia Tbk 53

4.6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Program CSR Yayasan

Unilever Indonesia 55

4.6.1. Faktor Pihak Penerima Bantuan 55

4.6.2. Faktor Organisasi 57

4.6.3. Faktor Prioritas Kebutuhan 59

4.7. Efektivitas Program CSR Yayasan Unilever Indonesia 61

4.7.1. Korelasi Pearson 61

4.7.2. Uji Signifikansi Korelasi Program Daur Ulang Terhadap

Faktor Yang Mempengaruhi 62

4.7.3. Uji Signifikasi Korelasi Program Lingkungan Terhadap

Faktor Yang Mempengaruhi 63

Uji Signifikasi Korelasi Program Pendidikan Terhadap

Faktor Yang Mempengaruhi 63

4.8. Regresi Untuk Program Daur Ulang 64

4.8.1. Analisis Varian 64

4.9 Regresi Untuk Program Lingkungan 66

4.9.1. Analisis Varian 66

vii

Page 10: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

10

4.10. Regresi Untuk Program Pendidikan 68

4.10.1. Analisis Varian 68

4.11. Validitas 69

4.12. Reliabilitas 70

4.13. Nilai Penjualan Perusahaan 70

4.13.1. Hasil Keseluruhan 71

4.13.2. Standar CSR 73

4.13.3. Kasus Bisnis dari program CSR 73

4.13.4. Peraturan Perundang-undangan CSR 74

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan 77

2. Saran 78

DAFTAR PUSTAKA 79

LAMPIRAN 80

viii

Page 11: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

11

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. CSR Berdasarkan Kegiatan dan Dana 2

2. Program Corporate Social responsibility PT Unilever Indonesia Tbk 3

3. Deskriptif Demografi responden 55

4. Sebaran Responden Terhadap Faktor Pihak Penerima Bantuan 57

5. Sebaran Responden Terhadap Faktor Organisasi 59

6. Sebaran Responden Terhadap Faktor Prioritas Kebutuhan 60

7. Sebaran Jawaban responden Terhadap Pengaruh Program CSR 61

8. Efektivitas Program CSR 62

9. Korelasi Program Daur Ulang 63

10. Korelasi Program Lingkungan 63

11. Korelasi Program Pendidikan 64

12. Realibility Statistics 71

ix

Page 12: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

12

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian 14

2. Struktur Organisasi PT Unilever Indonesia 23

3. Struktur Organisasi Yayasan Unilever Indonesia 39

4. Rule Of Partner 40

5. Kegiatan CSR di Pasar Minggu 41

6. Sebelum CSR 42

7. Konsep Ideal Manajemen Sampah 43

8. Program Lingkungan Bersama Kader Lingkungan 45

9. Pengembangan Kader 46

10. Harapan Masyarakat 47

11. Keuntungan CSR 49

12. Manfaat CSR 49

13. Keluhan Terhadap Program CSR 50

14. Program CSR yang Efektif 52

15. Cara Pandang Masyarakat terhadap Unilever 53

16. Efektivitas Program CSR 53

x

Page 13: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

13

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Daftar Pertanyaan Wawancara. 80

2. Quesioner Penelitian 81

3. Uji Validitas dan Reliabilitas 86

4. Proses Program Daur Ulang 91

5. Program Pendidikan 93

6. Sebelum dan Sesudah Program Lingkungan 94

7. Tabel Rekapitulasi 95

8. Implikasi Manajerial 96

9. Alur Pikir 97

xi

Page 14: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

14

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan

perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang

biasa disebut triple bottom line. Sinergisitas dari tiga elemen ini merupakan

kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

(Wibisono,2007). Seiring dengan hal tersebut berbagai kalangan swasta,

pemerintah, organisasi masyarakat dan dunia pendidikan berupaya

merumuskan dan mempromosikan tanggung jawab sosial sektor usaha dalam

hubungannya dengan masyarakat dan lingkungan.

Secara umum upaya-upaya tersebut disebut sebagai Corporate Social

Responsibility (CSR). Definisi CSR menurut Petkoski dan Twose (2003) yaitu

sebagai komitmen bisnis untuk berperan dalam mendukung pembangunan

ekonomi, bekerja sama dengan karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal

dan masyarakat luas, untuk meningkatkan mutu hidup mereka dengan

berbagai cara yang menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan.

Berdasarkan riset Swa (2006) atas 45 perusahaan di Indonesia

menunjukkan bahwa CSR bermanfaat dalam memelihara dan meningkatkan

citra perusahaan (37,38 persen ), hubungan baik dengan masyarakat (16,82

persen), dan mendukung operasional perusahaan (10,28 persen). Penerapan

CSR di Indonesia semakin meningkat baik dalam kualitas maupun kuantitas.

Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya semakin bervariasi, dilihat

dari kontribusi finansial, jumlahnya semakin besar.

Penelitian mencapai lebih dari 115 miliar rupiah atau sekitar 11,5 juta

dollar AS dari 180 perusahaan yang dibelanjakan untuk 279 kegiatan sosial

yang terekam oleh media massa. Angka rata-rata perusahaan yang

menyumbangkan dana bagi kegiatan CSR adalah sekitar 640 juta rupiah atau

sekitar 413 juta rupiah per kegiatan. Sebagai perbandingan, di AS porsi

sumbangan dana CSR pada tahun 1998 mencapai 21,51 miliar dollar dan

tahun 2000 mencapai 203 miliar dollar atau sekitar 2.030 triliun rupiah (Saidi

dan Abidin,2004) penerapan CSR di Indonesia tertera pada Tabel 1.

Page 15: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

15

Tabel 1. CSR Berdasarkan Jumlah Kegiatan dan Dana Untuk Seluruh

Indonesia

Sumber: Saidi dan Abidin (2004) dimodifikasi

PT Unilever Indonesia Tbk, misalnya mengistilahkan dengan people

and brand. Dua hal ini dianggap sebagai asset utama perusahaan yaitu orang

menjadi unsur yang sangat penting, jika pabrik rusak mungkin kita bisa

membangun lagi tetapi kalau orang yang rusak apa yang bisa kita lakukan.

Unsur people yang di maksud dalam sebuah perusahaan adalah karyawan

untuk itu. PT Unilever Indonesia Tbk benar-benar berusaha memperlakukan

setiap karyawan secara adil seperti memberi kesempatan beribadah sesuai

keyakinan, kesempatan belajar bagi perkembangan karyawan, tidak

membedakan karyawan laki-laki maupun perempuan, dan menjunjung tinggi

kesetaraan.

Bagi perusahaan perdagangan kelas dunia seperti PT.Unilever

Indonesia Tbk, perhatian terhadap perkembangan sosial perusahaan dengan

penduduk lokal dan masyarakat setempat semakin penting. Timbulnya

masalah-masalah sosial memiliki potensi terhentinya operasi dan tingginya

biaya transaksi yang akan menjadi beban keuangan sekaligus reputasi dan citra

buruk. PT.Unilever Indonesia Tbk memiliki tujuan perusahaan untuk

menciptakan dan memelihara hubungan yang harmonis dengan lingkungan di

sekitar daerah operasinya serta bekerja sama dengan pemerintah untuk

memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Selama ini PT Unilever

Indonesia Tbk telah memberikan perhatian dan kontribusinya yang cukup

besar terhadap pemberdayaan masyarakat di sekitar daerah operasinya melalui

program Corporate Social Responsibility (CSR), dengan beberapa program-

program khusus seperti yang terdapat pada Tabel 2.

No Model Jumlah Kegiatan Jumlah Dana(Rp)

1

2

3

4

Langsung

Yayasan Perusahaan

Bermitraan dengan lembaga social

Konsorsium

113 (40,5%)

20 (7,2%)

144 (51,6%)

2 (0,7%)

14,2 miliar (12,2%)

20,7 miliar (18%)

79,0 miliar (68,5%)

1,5 miliar (1,3%)

Jumlah 279 kegiatan 115,3 miliar

Page 16: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

16

Tabel 2. Program Corporate Social Responsibility PT Unilever Indonesia Tbk Ruang Lingkup Masalah Sosial Program CSR

Mencuci tangan secara benar, dengan

sabun dan air bersih.

Misi Sosial Lifebuoy :

Memberikan rasa aman dan

nyaman kepada 220 juta penduduk

Indonesia dengan memenuhi

kebutuhan kesehatan dan

kebersihan mereka.

90% penduduk Indonesia memiliki

problem gigi seperti gigi berlubang,

infeksi dan radang gusi.

Misi Sosial Pepsodent :

Membebaskan anak Indonesia dari

gigi berlubang demi masa depan

yang lebih baik. Bermain di luar membantu anak-anak

berteman, belajar bekerja sama dan

mengakui kekalahan.

Misi Sosial Rinso :

Membantu anak-anak Indonesia

belajar dan berkembang dengan

memberikan kebebasan hidup

tanpa takut kotor.

Kesehatan dan

Kebersihan

Kurangnya pemahaman tentang

penyakit ini dan budaya yang memberi

stigma kepada para penderitanya.

Misi Sosial Close-up :

Close Up menggerakan generasi

muda Indonesia agar dapat

melihat, merasakan, mendengar

dan mengambil tindakan dalam

upaya menyebarkan informasi

untuk mencegah HIV/AIDS

Sumber: Hubungan Pemerintah dan Masyarakat PT Unilever Indonesia Tbk

Untuk setiap program CSR yang akan dilaksanakan oleh perusahaan,

terdapat beberapa hal yang terlebih dahulu disepakati: (a) siapa kelompok

sasarannya, (b) apa indikator keberhasilannya, dan (c) bagaimana

tindaklanjutnya. Program CSR harus efisien, efektif, bermutu, dan bisa

diandalkan sehingga harus dilakukan secara ekonomis dan rasional untuk

dapat meningkatkan laba perusahaan. Agar dapat dilakukan secara efektif dan

efisien, program CSR membutuhkan suatu alat atau teknik yang digunakan

dalam perencanaan dan pengendalian fungsi-fungsi CSR tersebut.

Selama ini dalam pelaksanaan program CSR pada PT Unilever

Indonesia Tbk sangat menyadari pentingnya memberi dan berbagi, bukan

semata untuk meningkatkan reputasi, tetapi membantu perusahaan terus

tumbuh dan berkembang. Bagi perusahaan tanggung jawab sosial perusahaan

tidak terpisahkan dari bisnis. Hal ini yang mendorong perlu adanya suatu

kajian evaluasi bagaimana manfaat program CSR yang dilakukan oleh PT.

Unilever Indonesia Tbk bagi masyarakat luas dan bagi perusahaan itu sendiri.

1.2. Rumusan Masalah

Selama tahun 2000 sampai tahun 2007 PT Unilever Indonesia

melakukan perencanaan terhadap program CSR ke dalam rencana kerja (RK)

Page 17: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

17

perusahaan baik secara korporat maupun pada masing-masing bagian yang

terkait. Perusahaan berusaha untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian

kualitas hidup yang lebih baik. Misi perusahaan adalah menggali dan

memberdayakan potensi masyarakat, memberikan nilai tambah bagi

masyarakat, memadukan kekuatan para mitra dan menjadi katalisator bagi

pembentukan kemitraan. Dalam meningkatkan reputasi perusahaan,

menekankan pentingnya berkesinambungan dalam pelestarian lingkungan,

kehidupan sosial, maupun pertumbuhan usaha.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana tujuan dan sasaran program CSR Yayasan Unilever Indonesia

saat ini? Apa saja kegiatan CSR yang paling menonjol?

2. Apakah program CSR Yayasan Unilever Indonesia sudah efektif dirasakan

masyarakat?

3. Berapa persen (%) profit PT Unilever Indonesia Tbk untuk program CSR

dibandingkan PT Indofood?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan diatas maka tujuan penelitian sebagai berikut :

Tujuan penelitian antara lain adalah :

1. Menganalisa tujuan dan sasaran CSR Yayasan Unilever Indonesia yang

paling menonjol.

2. Menganalisa efektivitas program CSR Yayasan Unilever Indonesia.

3. Menganalisa perbandingan profit program CSR

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh melalui kegiatan penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbang saran yang

positif bagi perusahaan untuk mengetahui kebaikan dan kelemahan yang

mungkin terjadi dalam program CSR. Serta untuk mengadakan perbaikan-

Page 18: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

18

perbaikan yang mungkin diperlukan dalam upaya meningkatkan

efektivitas program CSR pada perusahaan.

2. Umum

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebuah karya ilmiah

yang layak dipercaya dan juga dapat juga dapat dijadikan langkah awal

bagi penulisan karya ilmiah lain.

3. Penulis

Diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang diproleh selama

perkulihan dan mencari solusi bagi permasalahan yang timbul di dunia

nyata.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Analisis terutama ditujukan kepada bagian internal perusahaan dan

masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan CSR. Program CSR adalah

program suatu perusahaan untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah di

timbulkan atau efek dari perusahaan itu sendiri. Bagaimana perusahaan

merespon tanggapan dari lingkungan luar dan kepada pihak eksternal

perusahaan yaitu masyarakat sekitar, lingkungan, pemerintahan dan mitra

binaan yang merupakan pihak penerima bantuan program CSR.

Page 19: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

19

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Corporate Social Responsibility

Definisi CSR menurut World Business Council on Sustainable

Development adalah komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk berperilaku

etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,

sekaligus meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas

lokal dan masyarakat luas (Wibisono, 2007). Tanggung jawab sosial

perusahaan berarti bahwa perusahaan mampu bertanggung jawab terhadap

semua kegiatannya yang mempengaruhi manusia, komunitas mereka dan

lingkungan. Hal tersebut berdampak pada kesejahteraan manusia dan

masyarakat.

Salah satu definisi tanggung jawab sosial yang digunakan Indonesia

Business Links (IBL) adalah strategi bisnis yang melihat bahwa kepentingan

bisnis jangka panjang dicapai dengan laba dan pertumbuhan, sejalan dengan

kesejahteraan masyarakat, perlindungan lingkungan dan peningkatan hidup

manusia. Sedangkan menurut Wibisono (2007), CSR merupakan tanggung

jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis,

meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang

mencakup aspek ekonomi sosial dan lingkungan dalam rangka mencapai

tujuan pembangunan berkelanjutan.

Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dibedakan menjadi tiga jenis :

1. Ethical corporate social responsibility dalam pandangan Lantos seperti

dikutip oleh Paryati (2006), yaitu bahwa perusahaan memiliki tanggung

jawab untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan atau sosial

masyarakat akibat kegiatan bisnis perusahaan.

2. Altoristik corporate social responsibility adalah aktivitas sosial perusahaan

yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan

masyarakat tanpa terkait langsung dengan keputusan perusahaan.

3. Strategic corporate social responsibility, yaitu aktivitas perusahaan yang

ditujukan untuk meningkatkan citra perusahaan di target pasarnya

meningkatkan pendapatan perusahaan.

Page 20: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

20

Kotler dan Lee (2005) mengidentifikasikan enam pilihan program bagi

perusahaan untuk melakukan inisiatif dan aktivitas yang berkaitan dengan

berbagai masalah sosial sekaligus sebagai wujud komitmen dari tanggung

jawab sosial perusahaan. Keenam inisiatif sosial yang bisa dieksekusi oleh

perusahaan adalah :

(1) Cause promotions, dalam bentuk memberikan kontribusi dana atau

penggalangan dana untuk meningkatkan kesadaran akan masalah-masalah

sosial tertentu, seperti bahaya narkoba;

(2) Cause Related Marketing, yaitu bentuk kontribusi perusahaan dengan

menyisihkan sepersekian persen dari pendapatan donasi bagi masalah sosial

tertentu, untuk periode tertentu atau produk tertentu;

(3) Corporate Social Marketing, dengan membantu pengembangan maupun

implementasi dari kampanye dengan fokus untuk mengubah perilaku

tertentu yang mempunyai pengaruh negatif, seperti misalnya, berupa inisiatif

perusahaan dengan memberikan kontribusi langsung kepada suatu aktivitas

amal, lebih sering dalam bentuk donasi atau sumbangan tunai;

(4) Community Volunteering, yang memberikan bantuan dan mendorong

karyawan serta mitra bisnisnya untuk secara sukarela terlibat dan membantu

masyarakat setempat

(5) Social Responsible Business Practices yang berupa inisiatif dimana

perusahaan mengadopsi dan melakukan praktik bisnis tertentu serta investasi

yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas komunitas dan melindungi

lingkungan.

Dalam perkembangan CSR di Indonesia khususnya, berkembang suatu

pandangan tentang hubungan tujuan ekonomi dan sosial. Menurut Wibisono

(2007) pandangan bahwa tujuan ekonomi dan sosial terpisah dan bertentangan

merupakan pandangan yang keliru. Perusahaan tidak berfungsi secara terpisah

dari masyarakat sekitarnya. Faktanya, kemampuan perusahaan untuk bersaing

sangat tergantung pada keadaan lokasi di mana perusahaan itu beroprasi. CSR

merupakan kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang

dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines, yaitu profit, people dan planet :

a. Profit. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mecari keuntungan ekonomi

yang memungkinkan untuk terus beroprasi dan berkembang.

Page 21: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

21

b. People. Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan

manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti

pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendiri sarana pendidikan

dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan ada yang merancang

berbagai skema perlindungan social warga setempat.

c. Planet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan

keragaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini

biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan saran air bersih,

perbaikan pemukiman, pengembangan pariwisata (ekoturisme).

Berbagai model CSR diterapkan oleh perusahaan di Indonesia.

Ternyata terdapat empat model atau pola CSR yang umum di terapkan yaitu (

Saidi dan Abidin, 2004) :

1. Keterlibatan langsung

Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan

menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke

masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini perusahaan biasanya

menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau

public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.

2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan

Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya.

Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-

perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal,

dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan

yayasan.

3. Bermitra dengan pihak lain

Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga

sosial/organisasi non-pemerintah (Ornop). Instansi pemerintah, universitas

atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan

kegiatas sosialnya.

4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium

Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga

sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model

lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang

bersifat “hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu

Page 22: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

22

yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara

proaktif mencari mitra kerjasama dari lembaga operasional.

Sedangkan menurut Wibisono (2007) ada dua pola yang umumnya

digunakan perushaaan dalam melakukan kegiatan (CSR):

1. Self managing

Pola keterlibatan secara langsung dan melalui yayasan atau organisasi sosial

perusahaan. Kelebihannya adalah pelaksanaan kegiatan lebih sesuai dengan

maksud dan tujuan perusahaan, lebih mudah di kontrol dan dimonitor, lebih

efisien untuk kegiatan yang bersifat jangka pendek dan perusahaan dapat

belajar langsung merancang program CSR. Kekurangan self managing

diantaranya adalah keterampilan karyawan umumnya masih kurang,

membutuhkan sumber daya khusus dengan jumlah yang cukup dan berpotensi

untuk membengkaknya anggaran.

2. Outsourching

Outsourching Memiliki dua pola, pertama bermitra dengan pihak lain, LSM,

instansi pemerintah, universitas, media massa, dan lain sebagainya. Pola kedua

dengan bergabung atau mendukung kegiatan bersama baik yang jangka

pendek atau jangka panjang. Kelebihan pola outsourching adalah perusahaan

bisa memilih mitra profesional yang sesuai dengan karakter program, tidak

memerlukan SDM dengan kapasitas khusus dan kinerja program dapat dengan

mudah dievaluasi. Sedangkan kekurangannya yaitu anggaran yang dikeluarkan

perusahaan relatif lebih besar, seringkali perusahaan tidak dapat mengikuti

perkembangan secara langsung dan diperlukan mekanisme kontrol yang baik.

Dari segi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh

dari aktivitas CSR (Susanto, 2007) :

1. Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang

diterima perusahaan.

2. Perlindungan dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang

diakibatkan suatu krisis.

3. Ketertiban dan kebanggaan karyawan.

4. Memperbaiki dan mempererat hubungan perusahaan.

5. Meningkatkan jumlah penjualan.

6. Insentif-insentif lainnya.

Page 23: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

23

2.2. Program CSR

2.2.1. Pengertian CSR

CSR secara garis besar dilihat sebagai program berdampak positif yang

berlandaskan etika dan memajukan perekonomian bangsa dengan

meningkatkan kesejahteraan karyawan beserta keluarga perusahaan itu. Selain

itu CSR secara tidak langsung merupakan pertanggungjawaban perusahaan

terhadap dampak lingkungan yang mereka hasilkan. Selama perusahaan itu

berproduksi baik jasa maupun barang, pastilah mereka ikut memberikan

dampak terhadap lingkungan. Tidak hanya kesadaran tentang menyisihkan

persenan laba yang mereka dapat, tapi juga pada pentingnya penekanan yang

signifikan diberikan pada kepentingan stakeholders perusahaan. Di sini

perusahaan diharuskan memperhatikan kepentingan stakeholders perusahaan,

menciptakan nilai tambah (value added) dari produk dan jasa bagi

stakeholders perusahaan, dan memelihara kesinambungan nilai tambah yang

diciptakannya.

Stakeholders perusahaan' dapat didefinisikan sebagai pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Termasuk di dalamnya adalah

karyawan, pelanggan, konsumen, pemasok, masyarakat, dan lingkungan

sekitar, serta pemerintah selaku regulator.

Dalam gagasan CSR, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung

jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate

value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja.

Tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines. Di

sini bottom lines lainnya, selain finansial adalah lingkungan dan sosial.

Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara

berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin

apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup.

2.2.2. Tujuan CSR

1. CSR dipraktekkan lebih karena faktor eksternal (external driven).

2. Upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance). CSR

diimplementasikan karena memang ada regulasi hukum, dan aturan

yang memaksanya.

Page 24: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

24

3. Bukan lagi sekedar compliance tapi beyond compliance alias

compliance plus. CSR diimplementasikan karena memang ada

dorongan yang tulus dari dalam(internal driver).

2.2.3. Prinsip-prinsip CSR

1. Prioritas korporat

Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas tertinggi korporat

dan penentu utama pembangunan berkelanjutan. Dengan begitu

korporat bisa membuat kebijakan, program dan praktek dalam

menjalankan operasi bisnisnya dengan cara yang bertanggung jawab

secara sosial.

2. Proses perbaikan

Secara berkesinambungan memperbaiki kebijakanm program dan

kinerja sosial korporat, berdasar temuan riset mutakhir dan memahami

kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial tersebut secara

internasional.

3. Pendidikan Karyawan

Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta memotivasi

karyawan.

4. Pengkajian

Melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai kegiatan atau

proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas atau meninggalkan

lokasi pabrik.

5. Produk Dan Jasa

Mengembangkan produk dan jasa yang tak berdampak negatif secara

sosial.

6. Informasi Publik

Memberikan informasi dan (bila diperlukan) mendidik pelanggan,

distibutor dan publik tentang penggunaan yang aman, transportasi,

penyimpangan dan pembuangan produk, dan begitu pula dengan jasa.

7. Fasilitas Dan Operasi

Mengembangkan, merancang dan mengoprasikan fasilitas serta

menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan kajian dampak

sosial.

Page 25: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

25

8. Penelitian

Melakukan atau mendukung penelitian dampak sosial bahan baku,

produk, proses, emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha

dan penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi dampak negatif.

9. Prinsip Pencegahan

Memodifikasi manufaktur, pemasaran atau penggunaan produk atau

jasa, sejalan dengan penelitian mutakhir, untuk mencegah dampak

sosial yang bersifat negatif.

10. Kontraktor dan Pemasok

Mendorong penggunaan produk atau jasa, sejalan dengan penelitian

mutakhir, untuk mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.

11. Memberi Sumbangan

Sumbangan untuk usaha bersama, pengembangan kebijakan publik dan

bisnis, lembaga pemerintah dan lintas departemen pemerintah serta

lembaga pendidikan yang akan meningkatkan kesadaran tentang

tanggung jawab sosial.

12. Keterbukaan

Menumbuhkembangkan keterbukaan dan dialog dengan pekerja dan

publik, mengantisipasi dan memberi respons terhadap potencial

hazard, dan dampak operasi, produk, limbah atau jasa.

13. Pencapaian dan Pelaporan

Mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan audit sosial secara berkala

dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria korporat dan peraturan

perundang-undangan dan menyampaikan informasi tersebut pda dewan

direksi, pemegang saham, pekerja dan publik.

Page 26: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

26

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

PT Unilever Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan di

Indonesia yang mempunyai program corporate social responsibility (CSR)

sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Dalam setiap kegiatan CSR perusahaan

harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi evektifitas program

CSR. Program CSR pada PT Unilever Indonesia Tbk dijalankan oleh bagian

bagian Yayasan Unilever Indonesia yang masing-masing bagian memiliki

beberapa program khusus.

Selama pelaksanaan kegiatan CSR pada PT Unilever Indonesia Tbk

terdapat program-program CSR yang paling menonjol kemudian Penelitian

juga digunakan untuk mengetahui seberapa ke efektivitasan program CSR

dalam batas pengendalian yang masih bisa ditoleransi perusahaan, sehingga

dapat diketahui faktor-faktor terjadinya penyimpangan program CSR dengan

realisasi. Efektivitas perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan sangan

dipengaruhi oleh adanya data-data program CSR dan data-data non-program

CSR yang memungkinkan manjemen memperoleh informasi dan sebagai

bahan analisa guna pengambilan keputusan selanjutnya dan menjadi ukuran

untuk melihat sejauh mana kinerja perusahaan. Biaya yang di gunakan untuk

program CSR rata - rata setiap perusahaan itu adalah sebesar 2% dari

keuntungan bersih perusahaan. Makin tinggi tingkat keuntungan bersih sebuah

perusahaan maka makin tinggi pula dana yang di keluarkan sebuah perusahaan

untuk suatu program CSR (Corporate Social Responsibility). Secara lebih

jelas, kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada gambar 1.

Page 27: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

27

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Keterangan :

Menunjukkan hubungan

3.2. Metode Penelitian

3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus - November 2008 dengan

bertempat di PT Unilever Indonesia Tbk, Yayasan Unilever Indonesia dan

Daerah Pasar Minggu tepatnya di Jln Mesjid Al-Fallah Pejaten Indah 2 yang

terdapat di kota Jakarta.

PT Unilever Indonesia Tbk

Program CSR Sasaran masyarakat Profit CSR

Perusahaan

Sejenis

Perbandingan

Analisis

Deskriptif

Analisis :

-Korelasi : Ukuran yang menggambarkan

hubungan linier antara dua peubah ( X dan

Y )

-Regresi : Salah satu metode untuk

menentukan tingkat pengaruh suatu

variable

-Analisis Varian : uji model regresi secara

simultan

Hasil Hasil

Hasil Keseluruhan

Yayasan Unilever Indonesia

Page 28: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

28

3.2.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan, magang dan

wawancara dengan pihak perusahaan atau pihak- pihak lainnya yang

berhubungan dengan masalah perusahaan (key informants), hasil pencatatan

lapangan, dan kuesioner. Pengambilan sampel di lakukan dengan teknik

purpose sampling, dimana pertimbangan terhadap responden yang diteliti

adalah karyawan PT Unilever Indonesia Tbk dan kuisioner. Data sekunder

diperoleh dari pengumpulan data program CSR dan berbagai sumber

kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.3. Pengolahan dan Analisis Data

3.3.1. Uji Validitas dan Realibilitas

Sebelum kuesioner disebarkan, terlebih dahulu dilakukan suatu

pengujian kuesioner yaitu uji validitas dan reliabilitas. Menurut Singarimbun

dan Effendi (1995), uji validitas menunjukkan sejauh mana alat mengukur

apa yang ingin diukur. Uji Validitas digunakan untuk mengetahui tingkat

valid suatu butir pertanyaan dalam kuesioner. Perhitungan nilai korelasi

antara data pada masing-masing pertanyaan dan skor total dengan memakai

rumus teknik korelasi Product Moment, sebagai berikut :

r =

∑ ∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

)]()][([

))((

2222YYnXXn

YXXYn................... (1)

Dimana :

X = skor masing-masing pertanyaan

Y = skor total

n = jumlah responden

r = angka korelasi

Setelah dilakukan uji validitas, maka langkah selanjutnya adalah uji

reliabilitas. Uji keterandalan kuesioner dilakukan dengan pendekatan

internal yaitu pengambilan data dilakukan sekali pada responden yang

karakteristiknya mirip dengan karakteristik responden yang akan diteliti dan

jumlah responden yang dipilih tidak perlu terlalu besar. Adapun metode

yang digunakan untuk mengukur koefisien kekonsistenan internal adalah

dengan menggunakan Cronbach Alpha (α).

Page 29: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

29

Rumus Cronbach’s Alpha adalah:

11r =

−∑

2

2

11

t

b

k

k

σ

σ..................................................... (2)

Dimana:

11r = Keandalan instrumen

k = Jumlah butir pertanyaan 2

∑ bσ = Jumlah ragam butir

∑ 2

tσ = Ragam total

Pengolahan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan bantuan

software Microsoft Excel dan software Statictical Product and Service

Solution (SPSS) 15.00 for windows.

3.3.2. Skala Likert

Skala yang digunakan dalam pertanyaan kuesioner adalah skala Likert,

dimana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai

pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner (Rangkuti, 2003). Bobot dalam

skala Likert dibuat ke dalam lima penilaian, yaitu :

a. Jawaban sangat berpengaruh diberi bobot 5

b. Jawaban berpengaruh diberi bobot 4

c. Jawaban cukup berpengaruh diberi bobot 3

d. Jawaban tidak berpengaruh diberi bobot 2

e. Jawaban sangat tidak berpengaruh diberi bobot 1

Penggolongan kategori berdasarkan nilai yang diperoleh dilakukan

dengan cara mengalikan besarnya bobot pada kategori tertentu yang telah

ditetapkan dengan jumlah responden yang memasuki ke dalam kategori yang

sama. Kemudian data yang diperoleh dicari rata-rata untuk mengetahui

ukuran pemusatan dengan rumus :

Rata-rata (x) = n

Xfi∑.................................................................. (3)

Keterangan :

X = nilai pengukuran

fi = frekuensi kelas ke –i

n = banyaknya pengamatan

Page 30: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

30

Hasil dari nilai rata-rata tersebut kemudian dipetakan ke rentang skala

yang mempertimbangkan informasi interval berikut :

.................................... (4)

Setelah besarnya interval diketahui, kemudian dibuat rentang skala

sehingga dapat diketahui dimana letak rata-rata penilaian responden

terhadap setiap unsur diferensiasinya dan sejauh mana variasinya. Rentang

skala tersebut adalah :

1,00 – 1,80 = sangat tidak berpengaruh

1,80 – 2,60 = tidak berpengaruh

2,60 – 3,40 = cukup berpengaruh

3,40 – 4,20 = berpengaruh

4,20 – 5,00 = sangat berpengaruh

3.3.3. Analisis Deskriptif

Statistika deskriptif berusaha menjelaskan atau menggambarkan

berbagai karakteristik data seperti rata-rata, median maupun variasi data.

Kegiatan statistika deskriptif antara lain menyajikan data dalam bentuk tabel

dan grafik. Sebuah tabel berguna untuk mengetahui hubungan antara

beberapa variabel.

3.3.4. Analisis Korelasi

Adapun metode statistika yang digunakan adalah dengan

menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Korelasi ini digunakan untuk

mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel satu dengan lainnya.

Khususnya data ordinal yaitu data yang mempunyai skala pengukuran yang

berjenjang.

Rumus korelasi Rank Spearman (Siegel, 1992):

N -

di6

- 1 3

n

1 i

2

Nrs

∑== (5)

Interval = nilai tertinggi – nilai terendah

Banyaknya kelas

Page 31: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

31

Apabila dalam perhitungan ditemukan angka kembar, maka

menggunakan rumus:

∑ ∑∑ ∑ ∑−+

=))((2 22

222

YX

diYXrs (6)

Keterangan: rs = Koefisien korelasi

N = Jumlah sampel penelitian

di = Selisih antara rank X dan rank Y pada

responden ke-i

dimana:

∑∑ −−

= xTnn

X12

32

12

3

xx

x

ttT

−=

∑∑ −−

= yTnn

Y12

32

12

3

yy

y

ttT

−= (7)

Keterangan: T = Faktor koreksi

∑T = Jumlah berbagai harga T untuk semua

kelompok yang berlain-lainan yang memiliki

observasi berangka sama.

Melalui program SPSS 15.00 for Windows maka kita tidak perlu

melakukan perhitungan secara manual dengan menggunakan rumus di atas.

Komputer akan mengeluarkan output hasil pengolahan dan kita dapat

langsung menganalisis serta mengambil keputusan dari output tersebut. Hal

yang dapat kita analisis dari output tersebut dengan melihat nilai korelasi

(nilai rs) dan nilai probabilitasnya.

rs = 1 Hubungan X dan Y sempurna positif (mendekati 1, hubungan

kuat dan positif)

rs = 1 Hubungan X dan Y sempurna negatif

rs = 0 Hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan

Mengetahui keeratan hubungan antara variabel yang satu dengan

variabel lainnya, koefisien korelasi yang diperoleh kemudian

diinterprestasikan melalui pedoman yang tertera di bawah ini :

Page 32: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

32

Tabel 3. Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2004)

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

H0 : Tidak ada hubungan yang nyata antara perubahan organisasi

dan produktivitas kerja karyawan.

H1 : Terdapat hubungan yang nyata antara perubahan organisasi dan

produktivitas kerja karyawan.

Taraf kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi adalah 5%.

Sedangkan yang menjadi dasar pengambilan keputusan signifikan atau

tidaknya hubungan kedua variabel adalah:

Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak

3.3.5. Analisis Regresi

Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan

tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang

pertama disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

eksplanatorik, variabel independen, atau secara bebas, variabel X (karena

seringkali digambarkan dalam grafik sebagai absis, atau sumbu X). Variabel

yang kedua adalah variabel yang dipengaruhi, variabel dependen, variabel

terikat, atau variabel Y. Kedua variabel ini dapat merupakan variabel acak

(random), namun variabel yang dipengaruhi harus selalu variabel acak.

Regresi berganda seringkali digunakan untuk mengatasi permasalahan

analisis regresi yang melibatkan hubungan dari dua atau lebih variabel bebas.

Model :

Y = β0 + β1 X1+ β2X2 + β3 X3 + ε…………………………………….(8)

Y= Peubah tak bebas yang dipengaruhi oleh peubah bebas

X = Peubah bebas yang mempengaruhi peubah tak bebas

ε = galat

Page 33: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah PT. Unilever Indonesia Tbk

PT Unilever Indonesia TBK didirikan pada tahun 5 Desember 1993

dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. Berawal tahun 1933 dengan pabrik

sabun kecil Batavia, perusahaan telah tumbuh selama lebih dr 75 tahun

bersama bangsa Indonesia. Kini, perusahaan menghasilkan 100 produk di

pabrik Cikarang dan Rangkut, mulai dari shampo dan teh, sampai sabun cuci

dan margarin. Produk Unilever dapat ditemukan diseluruh Nusantara, di

berbagai outlet, mulai dari warung hingga jaringan supermarket besar. Karena

itu, dampak operasi perusahaan terasa diseluruh nusantara. Dengan pengaruh

besar ini, perusahaan memanggul tanggung jawab yang besar pula. Perusahaan

telah memahami dinamika ekonomi, masyarakat dan lingkungan sehingga

perusahaan yakin bahwa keberhasilan perusahaan saling berkaitan dengan

kekuatan Indonesia setiap hari, perusahaan berupaya menciptakan

penghematan energi untuk mengurangi emisi dan biaya produksi,

meningkatkan kapasitas pemasok dan pelanggan perusahaan; serta

membangun reputasi terbaik brand perusahaan dengan berbagai program

sosial dan lingkungan untuk mengatasi permasalahan Indonesia dengan cara

inovatif.

Nilai-nilai yang Unilever budayakan seperti : fokus pada pelanggan,

konsumen dan masyarakat, kerjasama, integritas, mewujudkan segalanya

terjadi, berbagi kebahagiaan, kesempurnaan.

Sejak didirikan di Indonesia pada 5 Desember 1933, PT Unilever

Indonesia.TBK (Perseroan) telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan

terdepan untuk produksi kategori Foods dan Ice Cream, Home dan Personal

Care rangkaian produknya mencakup brand-brand ternama dan disukai di

dunia, seperti Pepsodent, Pond’s, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear,

Rexona, Vaseline, Rinso, Surf, Molto, Sunlight, Wall’s Blue Band, Royco,

Bango dan lain-lain. Di tahun 2008 perseroan memperingati 75 tahun

keberadaannya di Indonesia.

Page 34: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

34

Saham Perseroan pertama kali ditawarkan kepada masyarakat pada

tahun 1981 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 11 Januari 1982. pada

akhir 2007, saham Perseroan menempati peringkat ke sepuluh kapasitas pasar

terbesar di Bursa Efek Indonesia.

Perseroan memiliki dua anak perusahaan, yaitu PT Anugrah Lever dan

PT Technopia Lever. PT Anugrah Lever bergerak di bidang produksi,

pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, sambal dan saus lainnya

dengan merek Bango serta merek lainnya dibawah lisensi Perseroan. Sejak

awal bulan Agustus 2007 Perseroan meningkatkan penyertaan modal pada PT

Anugrah Lever menjadi 100%. PT Technopia Lever bergerak di bidang

distribusi, ekspor dan impor produk dengan merek Domestos Nomos, dimana

kepemilikan perseroan sebesar 51%.

Bagi Perseroan, karyawan adalah pusat dari seluruh aktivitas

Perseroan. Perseroan memberikan prioritas pada mereka dalam pengembangan

profesionalisme, keseimbangan kehidupan dan kontribusi pada perusahaan

dengan kesempatan yang sama. Perseroan saat ini memiliki lebih dari 3000

laryawan tersebar di seluruh Indonesia.

Perseroan mengelola dan mengembangkan bisnis dalam satu tatanan

yang tanggung jawab dan berkesinambungan, nilai-nilai dan standar yang

Unilever terapkan menjadi acuan, terangkum dalam Prinsip Bisnis Unilever.

Perseroan juga membagi standar dan nilai-nilai tersebut dengan para mitra

usaha, termasuk pemasok dan distibutor.

Perseroan mempunyai delapan pabrik utama di Jababeka Cikarang.

Jawa Barat dan Rungkut-Surabaya, Jawa Timur, dengan Kantor Pusat

berlokasi di Jakarta. Produk-produk Unilever berjumlah sekitar 30 brand dan

800 SKU, yang dipasarkan melalui jaringan yang melibatkan sekitar 400

distributor yang menjangkau ratusan ribu toko dan warung yang tersebar di

seluruh indonesia. Produk-produk tersebut didistribusikan melalui pusat

distribusi, gudang, depot, dan fasilitas distribusi lainnya.

4.1.2. Misi dan Tata kelola PT Unilever Indonesia Tbk

Misi Unilever dalah menambah vitalitas dalam kehidupan. Unilever

senantiasa memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan dan perawatan pribadi

Page 35: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

35

dengan berbagai brand yang membantu masyarakat merasa nyaman,

berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup.

Kedekatan Unilever dengan budaya dan pasar lokal seluruh dunia,

semakin memperkuat hubungan dengan para konsumen dan menjadi landasan

pertumbuhan kami di masa datang. Dalam hubungan ini, Unilever saling

berbagi pengetahuan dan pengalaman internasional Unilever yang luas dengan

para pelanggan lokal sehingga menjadi perusahaan multinasional yang multi

lokal.

Keberhasilan jangka panjang Unilever menuntut komitmen penuh

terhadap standar kinerja dan produktivitas yang sangat tinggi, kerja sama yang

efektif, serta kemauan untuk memahami setiap gagasan baru dan keinginan

untuk terus belajar. Unilever percaya bahwa untuk meraih sukses, perusahaan

harus memiliki standar prilaku yang tinggi terhadap semua pihak yang bekerja

dengan kami, terhadap lingkungan yang terkena dampak operasi serta terhadap

masyarakat sekitar.

Tata kelola perusahaan penting untuk mencapai berkelanjutan. Karena

itu, Unilever berupaya menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang

baik dalam setiap kegiatan. Prinsip ini pun telah di integrasikan ke dalam

Tujuan perusahaan dan Kode Etik Prinsip Bisnis Unilever. Beberapa elemen

tata kelola perusahaan Unilever :

• Unilever bekerja sama dengan Safety and Environment Assurance

Committee (SEAC) atau Komisi Jaminan Keselamatan dan

Lingkungan guna memastikan bahwa seluruh proses pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan keselamatan dan lingkungan dari

produk perusahaan dilakukan secara terpisah dari keputusan komersial.

• Central Safety, Health dan Environment Committee (CSHEC) atau

Komisi Pusat Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan

mengembangkan kebijakan peraturan, prosedur dan standar tentang

kesehatan, keselamatan dan lingkungan, serta menyebarluaskan prilaku

yang aman dan penanganan investigasi kecelakaan.

• Tim Manajemen Krisis perusahaan tidak saja tanggap terhadap krisis

yang melanda masyarakat Indonesia atau operasi, melainkan berbagai

persoalan yang berpotensi merugikan.

Page 36: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

36

4.1.3. Struktur Organisasi

President direktur

Direktur

Home &

Personal

Care

Direktur

Foods

Direktur

Ice Cream

Direktur

Supply

Chain

Direktur

Costumer

Development

Direktur

Human

Resources &

Corporate

Relations

Chief Financial

Officer

• Business

System & IT

• Competitive

& Corporate

Strategy

• Corporate

Management

Accounting

• Finannce &

Accounting

• Internal

Audit

• Investor

Relations

• Legal

Services

• Merger &

Acquisition

• Commercial

HPC

• Marketing

HPC

- Home Care

- Personal

Care

• Commercial

Foods

• Marketing

Foods

• Foodsolutions

Business Unit

• Commercial

Ice Cream

• Marketing

Ice Cream

• Marketing

Services

- CMI

- CCM

- CAS

• Coporate

Planning

• Engineering

• Manufacturing

• Quality

Assurance

• Research &

Development

• Supply

Management

• Commercial

Suplly Chain

• Activation

Implementatio

n Management

• Costumer

Services &

Logistics

• Costumer

Marketing &

Category Trade

Management

• Costumer

Management

- General Trade

- Modern Trade

• Commercial

Costumer

Development

• Sales

Operations &

Demand

Planning

HUMAN

RESOURCES

CORPORATE

RELATIONS

• Expertise

Team :

- Talent

- Learning

• General

Affairs

• HR Business

Partners

• Medical

Services

• Service

Delivery

Centre

• Communicat

ions

- Internal

- Eksternal

• Corporate

Affairs

• Unilever

Peduli

Foundation

Gambar 2 : Struktur Organisasi PT. Unilever Indoensia

Page 37: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

37

• Divisi Home Care

Menjadi tanggung jawab sosial pribadi

Di tahun 2004, home care menghadapi tantangan pasar yang ketat,

terutama di kategori deterjen dan sabun mandi. Kami merasa bangga bahwa

akhir tahun 2004 produk-produk kami menguat dalam persaingan. Inovasi

adalah kunci untuk pertumbuhan. Di tahun 2004, peluncuran dan peluncuran

kembali semua produk dilaksanakan sesuai jadwal, target laba dapat juga

tercapai, dengan bantuan kegiatan iklan dan promosi yang lebih efisien.

Bisnis dan masyarakat harus hidup berdampingan. Menjalankan bisnis

dan peduli terhadap masyarakat merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.

Melalui program ”berbagi sehat” yang di sponsori oleh Lifebuoy membangun

fasilitas yang lebih higienis, untuk meningkatkan kualitas sanitasi pada

masyarakat.

Salah satu program terbesar rinso tahun ini adalah memecahkan rekor

jemuran pakaian terpanjang. Dalam program ini, berhasil mengumpulkan

22.000 potong pakaian, mencucinya dengan rinso dan membagikannya pada

mereka yang membutuhkan.

Pada akhirnya, tanggung jawab sosial bukan hanya sekedar tanggung

jawab perusahaan, tetapi menjadi tanggung jawab sosial pribadi.

• Divisi Personal Care

Membantu sesama menjadi suatu kebutuhan

Secara keseluruhan, personal care sekali lagi menikmati pertumbuhan

pesat meskipun persaingan pasar sangat ketat. Keberhasilan ini didukung oleh

inovasi luar biasa dari skin care, oral care, hair care dan deodorant.

Peluncuran kembali rangkaian produk Pond’s secara sukses merupakan

hasil dari pemahaman mendalam terhadap konsumen, promosi yang inovatif

dan komunikasi merek yang efektif. Pasta gigi Pepsodent Complete Care

diluncurkan ke pasar untuk mendukung pertumbuhan segmen premium dan

memperkuat citra sebagai ahli perawatan mulut. Peluncuran Sunsilk Clean and

Fresh sebagai sampo pertama bagi pengguna ”jilbab”, disambut baik oleh

pasar. Hal ini memperkuat posisi Sunsilk sebagai merek yang memahami

perempuan. Di deodorant, Axe Pulse diluncurkan dengan sukses dan menjadi

Page 38: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

38

sangat populer di kalangan kaum muda, karena pendekatan uniknya dalam

berbagai kegiatan dan hubungan masyarakat. Perusahaan menyadari bahwa

karyawan memainkan peran penting dalam meraih pertumbuhan yang

berkesinambungan. Karyawan memberikan yang terbaik, karena mereka sadar

bahwa bekerja bukan semata-mata untuk mencapai terget bisnis, tetapi

merupakan suatu kebanggaan dapat meningkatkan kualiatas hidup masyarakat

melalui produk-produk Unilever.

Perusahaan bekerja sama dengan lembaga pemerintah sejak 1994 lewat

program sekolah Pepsodent. Sampai saat ini, sekitar 7.000 sekolah dasar telag

diajarkan tentang pentingnya kesehatan mulut. Perusahaan menyediakan

materi pendidikan bagi para guru untuk diajarkan kepada anak-anak SD di

kelas. Pepsodent juga melaksanakan pemeriksaan gigi gratis untuk

meningkatkan kesadaran pentingnya kunjungan berkala ke doketer gigi.

Di divisi Personal Care, memilih satu grup program manajer usia muda

sebagai tim ”Grow Beyond” untuk mengembangkan program-program yang

memberikan motivasi kepada divisi. Salah satu programnya berkaitan dengan

tanggung jawab sosial yang dilakukan dengan membantu renovasi sekolah di

sebuah desa kurang mampu di Sukabumi.

Sesungguhnya membantu perusahaan menjalankan bisnis secara

berkesinambungan dengan memperkaya pengetahuan perusahaan tentang

masalah kesehatan dan kebersihan pada masyarakat di sekitar perusahaan.

Membantu sesama kini menjadi suatu kebutuhan, lebih daripada sekedar

kewajiban

• Divisi Foods

Memberdayakan perempuan Indonesia di rumah

Perusahaan mencatat keberhasilan dengan meraih peningkatan dua

digit di tahun 2004. Semua kategori memberi kontribusi yang kuat terhadap

keberhasilan ini. Demikian juga dari kerjasama tim semangat dan komitmen

sumber daya manusia.

Perusahaan memastikan tercapainya target laba yang ditentukan, dan

secara progresif meningkatkan marjin melalui efisiensi yang lebih tinggi,

pengendalian pembelian dan rantai pasok yang lebih tinggi, terutama untuk

kecap Bango.

Page 39: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

39

Melalui proses inovasi dan aktivasi berkesinambungan, kategori teh

mempertahankan momentum pertumbuhannya dengan mengubah pilihan

konsumen dari teh seduh ke teh celup. Sariwangi saat ini memimpin di

segmen pasar ini di Indonesia, jauh di depan pesaingnya. Salah satu kunci

keberhasilan ini adalah proses interaktif yang melibatkan konsumen dalam

mengembangkan resep untuk Sariwangi secara aktif. Ikatan yang lebih kuat

dengan merek Sariwangi terjalin. Sariwangi bukan hanya sekedar salah satu

merek teh, tetapi lebih penting lagi, merupakan sebuah merek yang menjadi

perantara bagi konsumen untuk saling berhubungan.

Perusahaan juga berperan dalam mempromosikan pemberian nutrisi,

terutama bagi anak-anak, dengan memberi keyakinan bahwa produk-produk

Unilever dapat membantu fisik dan mental mereka tumbuh sehat.

Melalui produk penyedap makanan, seperti Royco rasa Terasi dan rasa

Asam, perusahaan membantu pemeliharaan kelangsungan resep tradisional

Indonesia dan memberdayakan perempuan Indonesia di rumah.

Perusahaan terus memperkuat peranan dalam masyarakat dan

menjadikannya karakter yang permanen. Perusahaan sangat yakin pada

penciptaan pasar komoditi yang stabil untuk membantu petani bisa

berkembang dan memberi perlindungan pada mereka dari fluktuasi harga.

Sejalan dengan perkembangan bisnis, perusahaan akan membutuhkan

pengadaan bahan baku lebih banyak. Karena itu, perusahaan akan terus

mendorong terciptanya harga yang stabil dan mengembangkan mekanisme

penghargaan bagi para petani rekanan perusahaan dengan semangat kerja sama

yang saling menguntungkan.

• Divisi Ice Cream

Membangun kerja sama berkesinambungan

Tim ice cream sekali lagi menyumbangkan pertumbuhan kuat atas

penjualan dan laba di tahun 2004, dengan serangkaian inovasi sehat bagi

merek Walls, Paddle Pop dan Conello. Penjualan in-home, melalui anjungan

penjualan modern/pasar swalayan, menunjukan pertumbuhan yang kuat. Hasil

ini, perusahaan yakin adalah berkat hubungan erat perusahaan dengan

konsumen, pelanggan dan masyarakat.

Melalui bisnis perusahaan menciptakan lapangan pekerjaan sistem

distribusi, mulai dari distributor melalui stock point sampai dengan hawker,

Page 40: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

40

perusahaan mengantarkan produk kepada konsumen. Disepanjang jalur

tersebut, perusahaan mempunyai kurang lebih dari 435 wiraswastawan sebagai

rekan bisnis dan sekitar 4.700 pekerja yang berkarya bersama perusahaan

untuk mengembangkan bisnis. Salah satu kunci sukses adalah penyediaan

pelatihan yang memadai di bidang dasar-dasar penjualan, administrasi usaha

dan penanganan produk secara higienis.

Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial, perusahaan memegang

komitmen untuk memanfaatkan sumber lokal jika memungkinkan, sebagai

bahan baku, misalnya kerja sama dengan petani strawberi di Ciwidey, Jawa

Barat. Untuk lebih menggali potensi bahan lokal, perusahaan juga mengajak

Universitas Gajah Mada ikut serta dalam riset untuk mendapatkan cita rasa

terbaik.

Di bidang lain, perusahaan mengembangkan program ”IDE” (Inovasi

dalam Edukasi). Perusahaan memfasilitasi proses belajar-mengajar interaktif

di sekolah-sekolah. Program ini telah memasuki tahun ketiga dan memiliki

233.000 siswa dan 10.000 guru di 800 sekolah yang tersebar di empat kota.

Kurikulum ini adalah model yang baik dalam penyeimbangan keuntungan

bisnis dengan tanggung jawab sosial. Perusahaan menyediakan bantuan

pengajaran yang mudah di mengerti serta perangkat belajar aktif untuk guru

dalam menjalankan proses pengajaran interaktif yang menarik.

Melalui kegiatan ”Community Connection”. Kami telah berbagi saat-

saat bahagia dengan anak-anak, terutama mereka yang kurang beruntung.

• Divisi Supply Chain

Memilih untuk melibatkan masyarakat dalam rantai pasok Peusahaan

Kegiatan Supply Chain terus-menerus menunjang ambisi

pengembangan bisnis perseroan, dengan memastikan bahwa produk

direncanakan, dihasilkan dan diserahkan dalam jumlah yang benar, dengan

kualitas yang sesuai dan pada waktu yang tepat, untuk memuaskan pelanggan.

Meskipun mengahadapi tantangan eksternal dan internal di tahun 2004,

bekerjasama dengan rekan-rekan dari Costumer Care, perusahaan melampaui

batas 90%. Walaupun demikian, tingkat pengadaannya tetap minimal.

Salah satu kegiatan penting di tahun 2004 adalah relokasi pabrik

perawatan rambut dari Surabaya ke Cikarang, termasuk pemindahan pekerja,

direncanakan dan dilaksanakan dengan sempurna. Pengadaan produk

Page 41: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

41

perawatan rambut di pasar tetap terjamin sebelum, sewaktu dan setelah

relokasi. Kepedulian agar mereka nyaman di lingkungan yang baru.

Perusahaan bertekad untuk melibatkan masyarakat di sekitar pabrik

dalam proses usaha dimana memungkinkan. Dengan demikian perusahaan

dapat tumbuh bersama masyarakat secara berkesinambungan. Salah satu

contoh adalah perusahaan membuka jalut ke pasar untuk petani dengan

membeli sejumlah komoditi yang diperlukan dari koperasi petani. Perusahaan

mendidik petani cara memperoleh hasil panen bermutu baik serta

meningkatkan produktivitas dengan lingkungan harga bersaing.

Kami juga mengembangkan Program SQMP (Stormwater Quality

Management Plan), yang mendorong para pemasok/rekanan perusahaan untuk

mematuhi peraturan perlindungan sumber daya manusia dan lingkungan.

Perusahaan juga memasukkan kepedulian sebagai salah satu syarat agar

masyarakat dapat diangkat sebagai pemasok pilihan. Perusahaan yakin bahwa

kepedulian pada masyarakat merupakan salah astu aspek penting dalam

pertumbuhan bisnis yang menguntungkan secara berkesinambungan, dan

menjadi nilai yang diyakini oleh rekanan perusahaan apabila ingin berhasil.

• Divisi Development

Peduli lingkungan adalah bagian dari tugas perusahaan

Perusahaan senantiasa menunjang tercapainya tuijuan bisnis melalui

kerjasama yang baik dengan bagian-bagian lain untuk menghasilkan inovasi

yang memenuhi kebutuhan konsumen. Tahun ini perusahaan meningkatkan

dukungan dengan menghasilkan inovasi tepat waktu. Untuk Home and

Personal Care, perusahaan telah membantu menggairahkan kembali

kepimpinan pada segmen Oral Crae dan Laundry. Untuk Foods dan Ice

Cream, perusahaan telah memberikan kontribusi dengan membuka cakrawala

baru bagi bisnis ini yang terus berkembang. Selain itu, perusahaan masih terus

menghadapi tantangan untuk mengembangkan bahan alternatif yang lebih

hemat biaya, serta menjamin konsistensi kualitas produk Unilever.

Perusahaan bertanggung jawab terhadap lingkungan sebagaimana

tercermin dalam komitmen perusahaan untuk menggunakan bahan yang ramah

lingkungan dalam setiap produk dan kemasan. Perusahaan selalu berupaya

menghasilkan kemasan yang lebih modern, namun perusahaan terlebih dahulu

menunjukkan kepedulian pada lingkungan dengan mengukur dampak

Page 42: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

42

lingkungan secara holistik, sebelum mengadopsi dan merancang kemasan

yang baru.

Bekerja sama dengan rekan-rekan dari Coporate Relations dalam daur

ulang sampah, perusahaan mengundang para pemasok kemasan dan AIDUPI

(Asosiasi Industir Daur Ulang Plastik Indonesia) bersama-sama memelopori

dan memfasilitasi pengumpulan sampah plastik untuk diproses menjadi

produk dengan nilai yang lebih tinggi.

Mengikuti kesuksesan perusahaan dengan petani kedelai hitam,

perusahaan menggunakan pendekatan yang sama dalam pengadaan ikan untuk

Royco Cair. Perusahaan mendirikan unit produksi dengan kapasitas industri,

bekerja sama dengan sejumlah pengusaha kecil dan menengah untuk

menjalankannya. Dengan demikian, perusahaan memastikan pasokan ikan

terjamin, sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi petani ikan di sekitar

pabrik Unilever.

Hal penting lainnya dalam tim Development, perusahaan yakin telah

mencapai tahap lanjut dari perjalanan budaya melayani dan akan terus

memberikan yang terbaik bagi pelanggan perusahaan, konsumen dan

masyarakat pada umumnya.

• Divisi Costumer Care

Saat kenyataan mewarnai hubungan perusahaan dengan masyarakat

Tahun pemilihan umum memberikan banyak tantangan bagi tim

Costumer Care, dengan adanya proses kampanye dan liburan lebih

panjangyang mengubah pola normal pengiriman dan penjualan produk kami.

Walaupun demikian, perusahaan berhasil membantu mempersembahkan

pertumbuhan dua digit, dengan fokus dengan penjualan dasar, pencapaian

target penjualan sekunder dan pemantauan stabilitas harga.

Saat kenyataan merupakan keadaan pada waktu karyawan perusahaan

berinteraksi dengan konsumen yang akan menentukan terjadi atau tidaknya

suatu transaksi penjualan. Tim Sales Push perusahaan mengalami saat-saat

demikian setiap hari. Kami menyadari bahwa keberhasilan pada titik

pembelian adalah saat kenyataan perusahaan. Itulah sebabnya tahun ini

perusahaan dapat melihat pelaksanaan aktivasi beberapa produk yang luar

biasa dalam menghadapi persaingan yang insentif.

Page 43: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

43

Perusahaan yakin mempunyai peluang untuk memberikan dampak

terhadap masyarakat melalui karya Unilever. Banyak inisiatif telah dijalankan

untuk mencapai tujuan ini. Kantor-kantor penjualan lokal, misalnya, bekerja

sama dengan sekolah dan masyarakat setempat mengatasi peningkatan demam

berdarah pada saat epidem terjadi dan mengajari mereka tentang cara hidup

sehat.

Perusahaan juga menjalankan kegiatan bagi tim penjualan agar mereka

bisa meluangkan waktu dengan anak-anak kurang mampu untuk

membangkitkan inspirasi dan meningkatkan aspirasi mereka. Perusahaan juga

megikutsertakan pelanggan dalam kegiatan sosial untuk masyarakat dengan

mendorong pengembangan sekolah di daerah padat penduduk. Kegiatan lain

bersama masyarakat adalah penghijauan kembali Gunung Walat sebagai

cermin komitmen peduli perusahaan pada lingkungan yang hijau.

Perusahaan yakin, bahwa kesuksesan bisnis harus dibangun atas dasar

hubungan berharga. Komitmen perusahaan untuk memastikan bahwa

hubungan tersebut mencerminkan kepercayaan timbal-balik, seperti yang

terlihat pada saat perusahaan berhubungan dengan pelanggan, konsumen dan

masyarakat.

• Divisi Corporate Relations

Menjalin hubungan dengan masyarakat sebagai pihak yang penting

Perusahaan berkeyakinan kuat bahwa kelangsungan bisnis perusahaan

sangat tergantung pada hubungan dengan semua pihak. Corporate Relations

memainkan peran penting dalam hubungan dengan tiga pihak utama

Perseroan: masyarakat, pemerintah dan media. Perusahaan berkembang

bersama masyarakat berlandaskan prinsip kesinambungan dan keuntungan

bersama.

Melakukan kewajiban untuk lingkungan, perusahaan berprakarsa

mengurangi dampak lingkungan sampah plastik. Dengan belajar dari

perusahaan daur ulang plastik lokal, perusahaan mencari cara-cara untuk

menyederhanakan pengumpulan sampah plastik untuk proses daur ulang lebih

lanjut. Perusahaan juga mulai sebuah program yaitu memasang perangkat

kompos di rumah-rumah karyawan tertentu, yang akan menjadikan samaph

organik rumah menjadi pupuk, sehungga mengurangi sampah rumah tangga

secara keseluruhan.

Page 44: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

44

Untuk mempererat ikatan antara karyawan dengan masyarakat

perusahaan menyelenggarakan program ”Community Connection”, karyawan

perusahaan dapat ambil bagian dalam aktivitas bersama masyarakat.

Perusahaan yakin, hal ini akan membangun pemahaman dan menciptakan

kesan positif pada masyarakat.

Sebagai rekanan pemerintah dalam menciptakan pertumbuhan di

Indonesia, perusahaan berupaya menjaga hubungan baik dengan pemerintah

dan memberi kontribusi bagi penegakkan tata kelola korporasi yang baik.

Kepatuhan terhadap peraturandan penerapan praktek tata kelola korporasi

yang baik merupakan tugas perusahaan. Perusahaan terus meningkatkan

komunikasi tepat sasaran dan memastikan bahwa secara berkala memberikan

informasi yang benar dan konsisten mengenai perkembangan usaha kepada

semua pihak.

Fokus pada tiga C (Costumer/pelanggan, consumer/konsumen dan

community/masyarakat)di tahun 2004, telah menghasilkan 47 penghargaan

yang diberikan oleh instansi pemerintah, jurnal pemasaran dan investor.

• Divisi Human Resouces

Mengembangkan manusia seutuhnya pikiran dan jiwa

Perusahaan berkeyakinan bahwa karyawan yang tepat adalah aset

paling berharga. Bila perusahaan mengembangkan karyawan, Perseroan pun

akan berkembang. Transisi mulus telah terjadi di tahun 2004 pada

kepemimpinan Perseroan. Hal ini dimungkinan karena perusahaan telah

berhasil menyiapkan jajaran manajemen yang mampu untuk menghadapi

tantangan serupa di masa yang akan datang.

Perusahaan percaya pengembangan karyawan seutuhnya, meliputi

pikiran dan jiwa mereka. Perusahaan berupaya untuk menyentuh jiwa mereka,

lebih dari sekedar pelatihan keahlian dan kemampuan. Apabila perusahaan

mampu meyakinkan karyawan untuk menuangkan pikiran dan jiwa mereka

dalam pekerjaan mereka bisa terdorong sendiri dan siap melakukan hal-hal

besar.

Sepanjang bulan ramadhan, perushaan menyediakan fasilitas penitipan

anak bagi karyawan agar mereka dapat membawa balita mereka ke tempat

kerja. Inisiatif ini sangat dihargai oleh para karyawan, terutama keluarga

Page 45: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

45

muda. Lewat program semacam ini, perusahaan berharap dapat menyentuh

hati karyawan perusahaan dan meyakinkan mereka bahwa perusahaan peduli.

Perusahaan memfokuskan program Community Connection di sekitar

kantor/pabrik perusahaan. Sebagai contoh, karyawan divisi Sumber Daya

Manusia bahu-membahu dengan masyarakat sekitar Pusat Pelatihan

perusahaan untuk membangun jalan bata yang menghubungkan desa mereka

dengan jalan utama.

Perusahaan menyadari bahwa Indonesia kekurangan tenaga kerja

terampil dan yakin bahwa perusahaan dapat memberikan sumbangsih. Melalui

program ”berlatih sambil bekerja”, perusahaan merekrut lulusan sekolah

kejuruan teknik untuk dilatih dalam lingkungan pabrik. Para siswa tersebut

mendapat pengalaman kerja sekaligus memperoleh sertifikat keterampilan

daro Perseroan. Mereka akan lebih siap mendapatkan pekerjaan yang sesuai

dengan keterampilan mereka.

Senang rasanya bila masyarakat menyadari bahwa masyarakat telah

memberikan sumbangsih dan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.

Hal ini merupakan motivasi besar bagi karyawan perusahaan untuk berkarya

lebih baik. Perusahaan jadi lebih bersemangat lagi, ketika usaha perusahaan

dihargai masyarakat, dalam penelitian terakhir yang dilakukan oleh salah satu

majalah bisnis memberikan kepada perusahaan penghargaan sebagai ”Most

Admired Employer” di tahun 2004.

4.2 Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)

4.2.1. Gambaran Umum CSR

Unilever memiliki tujuan perusahaan untuk menciptakan dan

memelihara hubungan yang harmonis dengan lingkungan di sekitar daerah

operasinya serta bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan manfaat

yang besar bagi masyarakat. Unilever memiliki komitmen untuk

melaksanakan tanggung jawab perusahaan di bidang sosial serta lingkungan

sesuai dengan prinsip pengembangan lingkungan yang berkelanjutan.

Unilever melaksanakan semua kegiatan secara bertanggung jawab baik

secara ekonomi, sosial maupun lingkungan. Bentuk tanggung jawab yang

diberikan perusahaan terhadap lingkungan sosial sekitar dinyatakan dalam

bentuk program Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam menjalankan

CSR Unilever memiliki beberapa misi penting, yaitu :

Page 46: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

46

1. Mengimplementasikan komitmen perusahaan terhadap CSR untuk

memberikan nilai tambah bagi stakeholders dalam upaya mendukung

kemajuan perusahaan.

2. Mewujudkan kepedulian sosial PT Unilever Indonesia Tbk (Persero) dan

kontribusi perusahaan terhadap pengembangan masyarakat yang

berkelanjutan.

Ada beberapa tujuan khusus yang hendak dicapai Unilever dalam

menjalankan program CSR diantaranya :

1. Membangun hubungan yang harmonis dan menciptakan kondisi yang

kondusif untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.

2. Memberikan kontribusi dalam memecahkan permesalahaan sosial.

3. Meningkatkan nilai budaya perusahaan yang terintegritasi dengan strategi

bisnis perusahaan.

4. Bagian dari upaya membangun citra dan reputasi perusahaan.

Program CSR yang dijalankan harus memenuhi beberapa kriteria diantaranya

yaitu :

1. Kebutuhan masyarakat : Program disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih luas.

2. Inovasi dan spesifik : Program ditujukan sesuai dengan isu sosial yang

spesifik dan di lakukan dengan pendekatan yang inofatif.

3. Potensial : Dalam jangka panjang, secara potensial akan dapat mengatasi

isu-isu sosial.

4. Strategi : program secara strategis ditunjukan untuk mengantisipasi

masalah sosial dan akan mempertegas pencapaian tujuan.

5. Kemitraan : Perencanaan program serta implementasinya dapat bermitra,

LSM, dan perguruan tinggi.

Perusahaan yakin, keberhasilan juga menuntut standar tertinggi

perilaku perusahaan terhadap siapa pun yang bekerja dengan Unilever,

masyarakat mana pun yang berinteraksi dengan Unilever dan lingkungan

mana pun yang terkena dampak operasi Unilever.

Pembangunan yang berkelanjutan adalah pembangunan yang mampu

memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi

mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Perusahaan

menyadari bahwa konsep ini bersifat umum yang mencakup faktor

Page 47: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

47

lingkungan, sosial dan ekonomi. Karena itu, beroperasi secara berkelanjutan

bagi perusahaan tidak cukup dengan mengadakan program pendampingan

masyarakat semata-mata, melainkan juga memperbaiki dampak yang timbul

baik oleh operasi maupun tata nilai.

Karyawan Unilever memainkan peranan penting dalam peningkatan

berkelanjutan operasi. Nilai-nilai menyatu dalam semangat berkelanjutan dan

dengan nilai-nilai perusahaan berupaya menginspirasi staf agar bertanggung

jawab secara pribadi untuk memperbaiki dampak operasi. Mereka dapat

memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui pekerjaan sehari-hari

dengan mengembangkan sistem distribusi yang inovatif sehingga dapat

menciptakan lapangan kerja, melalui perancangan program pemasaran yang

mengkampanyekan prilaku hidup yang lebih baik, atau dengan

penyempurnaan proses di dalam pabrik yang dapat meningkatkan efisiensi dan

mengurangi emisi. Karyawan pun secara langsung terlibat dalam berbagai

program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, berkaitan dengan

inisiatif utama yang berkelanjutan dalam bidang lingkungan, kesehatan

masyarakat dan pengembangan usaha kecil menengah. Singkatnya,

perusahaan mengandalkan komitmen dan kontribusi setiap insan Unilever

dalam mencapai tujuan berkelanjutan perusahaan.

4.2.2. Program CSR PT. Unilever Indonesia Tbk

1. ”Lifebuoy Berbagi Sehat”

Misi sosial lifebuoy memberikan rasa aman dan nyaman kepada 220

juta penduduk Indonesia dengan memenuhi kebutuhan kesehatan dan

kebersihan mereka.

Mencuci tangan merupakan kebiasaan yang sederhana, namun sangat

berguna, salah satunya untuk mencegah diare. Namun, nampaknya kebiasaan

ini belum membudaya di Indonesia, banyak orang belum terbiasa untuk

mencuci tangan secara benar, dengan sabun dan air bersih. Pada tahun 2006

perusahaan menggunakan mendekatkan yang menggabungkan pendidikan

kebersihan dengan upaya meningkatkan fasilitas sanitasi.

Lifebuoy juga mengadakan seminar pendidikan untuk guru sekolah

dasar dari seluruh Indonesia. Lifebuoy juga menggagas lomba penulisan bagi

Page 48: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

48

wartawan media cetak tentang kampanye cuci tangan untuk mendorong

masyarakat Indonesia hidup lebih.

Dalam program yang berbeda, yaitu program nasional ”Terima=kasih”,

perusahaan memberikan penghargaan kepada para pelanggan setia melalui

promosi konsumen, dan meyisihkan jumlah uang yang sama. Upaya

mendapatkan pengakuan ketika Lifebuoy terpilih sebagai ”top citizen brand”

oleh pembaca majalah SWA pada Desember 2005. Penghargaan ini diberikan

kepada brand yang dilihat memiliki misi spiritual dan sosial yang mengakar

kuat.

2. Pepsodent

Misi sosial Pepsodent membebaskan anak Indonesia dari gigi

berlubang demi masa depan yang lebih baik.

Berdasarkan profil Kesehatan Indonesia tahun 1999, 90% penduduk

Indonesia memiliki problem gigi seperti gigi berlubang, infeksi dan radang

gusi. Pepsodent merasa terpanggil untuk memberikan kontribusi bagi

kesehatan gigi Indonesia.Karena itu, bersama-sama dengan para ibu, guru

sekolah, perguruan tinggi, doketr gigi, dan instansi pemerintah, Pepsodent

telah membentuk program pendidikan kesehatan gigi bagi anak-anak yang

bernama Program Sekolah Pepsodent. Program ini berawal 1995 dan terus

berjalan setiap tahun, sekitar 3,2 juta orang Indonesia telah memperoleh

manfaat langsung dari program ini.

Pada tahun 2006, Program Sekolah Pepsodent telah berkeliling ke 11

kota menjangkau 160.000 siswa di 400 sekolah. Dengan permainan dan cara

belajar interaktif, program ini melengkapi Unit Kegiatan Gigi Sekolah

(UKGS). Sikat dan pasta gigi gratis disediakan dengan harapan akan ikut

membentuk kebiasaan kesehatan mulut siswa yang baik.

3. Rinso ”Berani Kotor itu Baik”

Misi Sosial Rinso Membantu anak-anak Indonesia belajar dan

berkembang dengan memberikan kebebasan hidup tanpa takut kotor.

Bermain di luar membantu anak-anak berteman, belajar bekerja sama

dan mengakui kekalahan.Namun, banyak orang tua di Indonesia, melarang

anaknya bermain di luar, karena dianggap kotor dan tidak aman. Rinso

menyadari nilai aktivitas kreatif dan bermain di luar, namun juga dapat

memahami kekhawatiran orang tua ketika melepas anaknya bermain di luar.

Page 49: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

49

Langkah awal kampanye ini adalah mengumpulkan informasi

mengenai pendapat orang tua dan pakar anak-anak terhadap aktivitas di luar

rumah. Rinso mengadakan penelitian mengenai kecerdasan fisik dan bermain

atau Play and Physicial Quotient (PQ) di Asia Tenggara dan memperkenalkan

program TV yang berjudul ”Test the Nation” dengan melibatkan sejumlah

stakeholder termasuk para psikolog dan pakar anak. Hasilnya bahwa banyak

orang tua Indonesia memiliki sikap negatif terhadap bermain, dan dalam

banyak kasus, mainan dan tempat bermain aman tidaklah tersedia bagi anak-

anak Indonesia.

Guna mengatasi persoalan ini, Rinso memperkenalkan sebuah seri

empat buku permainan, ”Ayo Bermain Jangan Takut Kotor”, yang di kemas

bersama produk Rinso tertentu. Rinso juga memberikan berbagai jenis

perlengkapan permainan luar ruang, seperti tenda, sebagai bagian dari promo

Rinso ”Ayo Bermain dan Meraih Hadiah”.

Rinso juga mengadakan acara keluarga seperti Taman Bermain Rinso

dan ”Dunia Bermain Anak Rinso” di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Salah

satu acara Rinso yang terbesar dan terkini, ”dunia Bermain Anak Rinso”,

menyediakan kesempatan bermain secara kreatif dan asyik, namun sekaligus

juga aman bagi seluruh keluarga.

4. Kampanye HIV/AIDS Close-Up

Misi Sosial Close-UP menggerakan generasi muda Indonesia agar

dapat melihat, merasakan, mendengar dan mengambil tindakan dalam upaya

menyebarkan informasi untuk mencegah HIV/AIDS

Pada tahun 2006, Close-Up merencanakan kampanye pendidikan

HIV/AIDS untuk kelompok masyarakat yang menjadi target pasarnya, yaitu

generasi muda. Menggunakan slogan ”Brani Ngomong Brani Buktiin”, Close-

Up bekerjasama dengan beberapa mitra untuk mendorong generasi muda

berani mengekpresikan pendapatnya di muka umum dan bertindak untuk

memberantas HIV dan AIDS.

Sejalan dengan slogan tersebut, Close-Up memberikan sumbangan

Rp300 bagi setiap pembelian Close-Up Milk Calcium kepada Yayasan Cinta

Anak Bangsa (YCAB) sebuah nirlaba yang memerangi persoalan

penyalahgunaan narkotika yang makin besar di Indonesia. Untuk para

pengguna Close-Up, sebuah gelang atau kalung di berikan untuk menandai

Page 50: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

50

dukungan mereka terhadap perang melawan HIV/AIDS dan mengingatkan

mereka untuk berani berbicara.

Antara bulan Juli dan Desember 2006, Unilever bekerja sama dengan

Yayasan MTV Staying Alive, radio Prambors, YCAB, dan Badan Narkotika

Nasional menyebar luaskan pesan tentang HIV/AIDS kepada generasi muda di

Indonesia melalui kampanye yang dinamis. Momentum penting dalam

program ini terlaksana antara bulan Juli dan Desember melalui road show

interaktifdi Yogyakarta, Surabaya, Bandung, dan Jakarta, serta melalui talk

show di radia Prambors yang memberikan informasi mengenai HIV/AIDS dan

cara-cara pencegahannya. Lebih dari 18.000 muda-mudi mengikuti berbagai

acara off-air dan menunjukkan komitmen mereka untuk memerangin

HIV/AIDS.

Puncak acara program ini untuk tahun 2006 diselenggarakan pada hari

HIV/AIDS bulan Desember. Lebih dari 50.000 orang memperoleh informasi

yang bermanfaat tentang HIV/AIDS sambil mendengarkan acara musik yang

mengasyikan.

5. Kecap Bango

Misi Sosial Kecap Bango melestarikan warisan kuliner nusantara dan

meningkatkan perikehidupan para kedelai hitam Indonesia.

Salah satu dampak signifikan dari globalisasi adalah semakin

meningkatnya dominasi makanan Internasional, sehingga meminggirkan para

penjual makanan tradisional. Bango berkepentingan untuk melestarikan

warisan makanan tradisional Indonesia. Sejak tahun 2005, Bango mengadakan

Festival Makanan Bango di Jakarta, Medan, Bandung, dan Surabaya penjaja

makanan tradisional pun melengkapi acara dengan membangun suasana yg

sarat dengan nilai buadayadan tradisi. Banyak manfaat lain yang justru

dirasakan setelah festival tersebut. Setelah berpartisipasi dan menjadi

”terkemuka”, para penjaja makanan telah mengembangkan kalangan

pelanggan yang lebih luas.

Melanjutkan keberhasilan di tingkat festival, Bango menciptakan

prigram acara kuliner di TV berjudul ”Bango Cita Rasa Nusantara”. Melalui

prigram ini, Bango dapat mempromosikan makanan tradisional dari berbagai

tempat di seluruh Nusantara kepada masyarakat Indonesia.

Page 51: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

51

Kecap Bango memperoleh rasa uniknya dari kedelai hitam yang

ditanam oleh petani pada musim jeda tanam padi di Pulau Jawa. Namun,

banyak petani beralih ke kedelai kuning atau tanaman musim jeda tanaman

padi yang lain. Makin sedikit petani yang menanam kedelai hitam, sehingga

pasokan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan produksi Kecap Bango

berkurang. Banyak petani yang kekurangan modal dan pengetahuan teknis

untuk kembali memproduksi kedelai hitam berkualitas tinggi. Sejak tahun

2000, Unilever bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang

bertujuan untuk memperoleh kedelai hitam langsung dari petani setempat.

Pogram ini mencakup akses ke bibit unggul, bantuan peralatan seperti mesin

perontok, dan juga dukungan kepastian pemasaran bagi hasil panen. Pada

tahun 2002, program ini berawal dengan sangat sederhana : hanya 10 petani

dan 10 hektar laha tersedia. Akan tetapi, pada tahun 2006, jumlah peserta

sudah mencapai 5.000 petani, dan Kecap Bango mampu memperoleh 21% dari

kebutuhan kedelai hitamnya.

4.3. Misi dan Tujuan Yayasan Unilever Indonesia

Yayasan Unilever Indonesia berdiri pada tahun 2000 dengan tujuan

”menjadi perwujudan utama tanggung jawab perusahaan”. Pendirian yayasan

ini adalah langkah nyata untuk menuju pertumbuhan bersama dengan

masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan. Perusahaan berupaya untuk

berbagi sumber daya dalam upaya pencapaian kualitas yang lebih baik. Misi

perusahaan adalah memberdayakan potensi masyarakat, memberikan nilai

tambah, memperkuat sinergi dan menjadi katalisator yang menginspirasi

pengembangan kemitraan. Setiap inisiatif CSR perusahaan bangun dengan

pemikiran dasar yang komprehensif. Perusahaan selalu berupaya dari hal yang

kecil untuk menjaga efektifitas pengembangan inisiatif. Setelah itu perusahaan

segera mereplikasikan atau mengembangkan keberhasilan yang telah dicapai,

agar dampak sosial inisiatif yang bersangkutan menjadi lebih besar.

Page 52: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

52

4.3.1. Komitmen Yayasan Unilever Indonesia

Gambar 4. Struktur Organisasi Yayasan Unilever Indonesia

Visi Yayasan Unilever Indonesia :

• Menjadi Bagian dari Solusi Lingkungan.

• Mengubah paradigma masyarakat dalam menjaga lingkungan termasuk

cara mengelola sampah dengan cara pemisahan sampah organik dan

anorganik

• Meningkatkan kondisi sanitasi dan penghijauan di area sekitar

• Mengembangkan model kaderisasi untuk pemberdayaan komunitas.

• Memfasilitasi pembelajaran kesadaran dan keaktifan warga di masyarakat.

• Menggerakkan komunitas menjadi agen perubahan untuk lingkungan.

• Menciptakan kerjasama untuk mewujudkan jaringan pemberdayaan

masyarakat.

Public Health

Education

Care For Area

Surrounding

LLiinnggkkuunnggaann

Humanitarian Aid

Keterlibatan Masyarakat

• Can Do Nabire

• Can Do Aceh

• Can Do Yogya

• Corporate

• Surabaya Environment Project (Surabaya Green & Clean)

• Jakarta Environment Project (Jakarta Green & Clean)

• Employee Awareness

• Packaging Waste Project (Litterbug Program)

• HIV / AIDS

• Integrated Health Promotion

Program

Community Services

In Unilever Sites

Page 53: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

53

4.3.2. Rule of Partner

Pengembangan

Kader

Pe-komposan dan daur

ulang sampah

Sanitasi dan

penghijauan

Gambar 4. Rule Of Partner

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Yayasan Unilever Indonesia :

1. Integrasi, Membangun kepercayaan di komunitas dengan keterlibatan.

Menemukan Fasilitator dan Kader lingkungan

2. Investigasi Sosial

Analisa sosial-budaya komunitas untuk memahami karakter dan modal

sosial komunitas setempat

3. Perencanaan, sebuah proses untuk mengidentifikasi tujuan dan

menterjemahkan tujuan ke dalam kegiatan yang nyata dan spesifik.

Perencanaan akhir dan pengambilan keputusan akhir dilakukan oleh

kelompok yang diorganisir.

4. Agenda Kerja, Melakukan agenda-agenda aksi bersama dalam kelompok-

kelompok kecil sesuai dengan hasil perencanaan

Yayasan Unilever Indonesia

Sebagai Fasilitator dalam menjalankan program

Universitas

Sumber informasi dalam melakukan pendidikan pada masyarakat

Pemerintah

Memberikan dukungan pada program baik secara internal dalam stuktur

pemerintah maupun eksternal

Lain- lain : LSM, Pemulung, Industri daur ulang

Partner dalam menjalankan program

Masyarakat percontohan sebagai daerah bersih, hijau dan sehat

Media

Menciptakan kesadaran masyarakat akan isu lingkungan lewat

kampanye dan artikel-artikel edukasi masyarakat

Masyarakat

Page 54: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

54

5. Kampanye Publik, Membangun aliansi memperluas lingkaran pengaruh

kesadaran di komunitas untuk memecahkan permasalahan bersama

Motivator Yayasan Unilever Indonesia merupakan Motivator

pemberdayaan komunitas yang berbasis pada gerakan nilai dengan karakter

utama otonom, nirlaba, pluralis (melampaui batas-batas keagamaan, ras,

kesukuan, golongan dan kedaerahan), egaliter (tidak mengabdi kepada

kepentingan politik tertentu), cinta damai dan aktif menggalang gerakan

masyarakat sipil.

Perwujudan Motivator Yayasan Unilever Indonesia sebagai basis

gerakan nilai tersebut dibingkai oleh Tata Nilai, Visi, Misi, Tujuan, Dimensi

Pemberdayaan dan Dimensi Pendekatan

4.4. Kegiatan program CSR Yayasan Unilever Indonesia

59%

8%

31%

2% L ingkunga

nS emua

D aur ulang

P endidikan

Gambar 5. Kegiatan CSR di Pasar Minggu

4.4.1. Program Lingkungan

4.4.1.1. Kesadaran Masyarakat Tentang Lingkungan

Beberapa daerah di Pasar Minggu pada tahun 2006 sudah mendapatkan

Program PHBS (Program Hidup Bersih dan Sehat). PHBS sendiri sebenarnya

sudah menekankan pentingnya pola hidup bersih dan sehat. Namun PHBS ini

belum sampai menyentuh tentang penghijauan dan pengelolaan sampah. Jadi

sebenarnya berbekal dari PHBS maka masyarakat sudah lebih mudah

dibangun kesadarannya akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,

sehingga Program JGC ini relatif lebih mudah untuk diterima oleh masyarakat

tersebut.

Page 55: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

55

4.4.1.2. Kondisi lingkungan di Pasar Minggu

22%

78%

K urangnya lahan

pekerjaan

L ingkungan yang

kotor

Gambar 6. Kondisi Lingkungan Pasar Minggu

Secara umum, lingkungan pasar minggu jalan mesjid al-fallah pejaten

indah 2 belum tertata dengan baik seperti yang ada sekarang ini. Tanaman

hijau pun sangat sedikit, belum ada pemilahan sampah apalagi pembuatan

kompos dan pemanfaatan sampah kering (Pengelolaan sampah plastik

kemasan Multilayer) oleh anggota masyarakat. Jadi, jika dilihat perbedaannya

antara sebelum JGC ini dilaksanakan dengan setelah dilaksanakan, maka

sangat terlihat perbedaan yang mencolok. Dulu, sebelum ada program, hanya

beberapa rumah yang memiliki tanaman hias di depan rumahnya, itu pun

paling hanya sekitar 5 pot saja, sedangkan sekarang, setiap rumah paling

sedikit memiliki 15 pot tanaman dan semua tertata dengan baik. Apalagi

pembuatan kompos dan pengelolan sampah kering, dulu sebelum Program

JGC dilaksanakan, kegiatan itu sama sekali tidak ada. Namun untuk RW 05

dimana kondisi ekonomi masyarakatnya relatif menengah ke atas, maka

hampir setiap rumah sudah kelihatan asri, namun untuk pembuatan kompos

dan pengelolaan sampah masih minim sekali.

Page 56: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

56

MOTIVATORMOTIVATORj a k a r t aj a k a r t aj a k a r t a

Sampah Organik70%

Sampah Organik70%

Pemisahan SampahPemisahanPemisahan SampahSampahSampah DomestikSampah Domestik

Sampah Non-organik30%

Sampah Non-organik30%

Lingkungan

20%

Lingkungan

20%TPA

80%

TPA

80%

√√√√

DI prosesmenjadi

kompos

DI DI prosesproses

menjadimenjadi

komposkompos

Tidak Daur

Ulang4%

Tidak DaurUlang

4%

Daur ulang

26%

Daur ulang26%

TugasTugas daridari Kader Kader

LingkunganLingkungan

KONSEP IDEAL MANAJEMEN SAMPAH KONSEP IDEAL MANAJEMEN SAMPAH didi JAKARTAJAKARTA

Gambar 7. Konsep Ideal Manajemen Sampah

4.4.1.3. Kebijakan yang mendasari dan terkait dengan Program

Program itu sendiri sebenarnya adalah Program dari MENLH (Menteri

Lingkungan Hidup) yang tentunya wajib untuk dilaksanakan diseluruh

wilayah di Indonesia, apalagi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara. Program

ini tidak lain adalah cerminan dari Undang-Undang Lingkungan Hidup yang

ada saat ini. Sebelumnya untuk wilayah Jawa Timur, Program ini telah

dilaksanakan di Kota Surabaya dan dapat dikatakan berhasil. Disamping itu,

kebijakan-kebijakan yang ada di dunia swasta juga harusnya memiliki

keterkaitan dengan program yang dikeluarkan oleh MENLH ini. Pihak swasta

dapat berperan melalui dana CSR yang mereka miliki, seperti yang

dilaksanakan oleh pihak Unilever salah satunya Program JGC (Jakarta Green

and Clean).

4.4.1.4. Koordinasi antar berbagai pihak

Berbagai pihak terlibat dalam pelaksanaan Program JGC ini, baik

Pemerintah, Masyarakat dan Pihak Swasta. Ketiganya ini harus saling

berkoordinasi secara terbuka dan lebih melihat apa yang dibutuhkan oleh

masyarakat sehingga masyarakat benar-benar diberikan kesempatan untuk

memperlihatkan kebutuhannya. Pemerintah dalam hal ini adalah BPLHD

Kotamadya Jakarta Selatan, Kelurahan dan Kecamatan serta LSM ACT (Aksi

Cepat Tanggap), Harian Republika dan Radio Delta FM sebagai media

sosialisasi dan komunikasi yang dipergunakan .Dalam setiap kegiatan, seluruh

pihak ini memberikan kontribusi.”

Page 57: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

57

4.4.1.5. Tahap pengkajian

Pada awalnya perusahaan mengidentifikasi wilayah-wilayah yang

mungkin dijadikan sasaran pelaksanaan Program JGC ini yang tentunya disana

belum ditemukan lingkungan yang hijau dan juga aspek lainnya seperti belum

ada pembuatan kompos. Dari identifikasi seluruh wilayah DKI Jakarta salah

satunya yang ada di Jakarta Selatan. Dari hasil identifikasi tersebut kemudian

dimintai agar setiap RW mengirimkan 2 (dua) orang fasilitator untuk diberikan

pelatihan dan pembinaan terlebih dahulu. Keseluruhan Fasilitator se-DKI

Jakarta yang telah mendaftar, kemudian perusahaan undang untuk mengikuti

pelatihan dan pembinaan. Pelatihan dan pembinaan fasilitator ini dilakukan

selama 3 (tiga) hari penuh.

Materi tentang pentingnya pelestarian lingkungan, materi bagaimana

memberikan pendampingan/memotivasi masyarakat, serta brainstorming

diantara para peserta dan pelaksana. Juga banyak dilakukan diskusi-diskusi

dan simulasi. Seluruh pelatihan ini dilaksanakan gratis kepada para peserta.

Disamping fasilitator, perusahaan juga mengarahkan agar setiap RT

membentuk beberapa kelompok yang terdiri dari beberapa kepala keluarga

yang masing-masing kelompok memiliki satu orang ketua kelompok yang

disebut sebagai Kader Lingkungan. Sebelum melaksanakan tugasnya sebagai

Kader Lingkungan, maka mereka yang telah terdaftar terlebih dahulu

diberikan pelatihan juga selama 1 (satu) hari di tempat yang sama. Pelatihan

diberikan kepada Kader Lingkungan ini lebih menitikberatkan tentang sharing

atau berbagi pengalaman dari berbagai pihak yang terlibat.

Page 58: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

58

4.4.2 Proses

10 - 20 Rumah

= 1 KaderProgram:

Pemisahan dan Pengolahan Sampah = MENGURANGI 96%

1 - 2 KRT

Organik 70 %

Diolah dicomposting communal

Non Organik yg dapat

di Daur Ulang 26%

Pengumpulansampah Non-

Organik

Penghijauan

Tanaman TOGA

“Memberdayakan Masyarakat sebagai Agen Perubahan”

PROGRAM LINGKUNGAN BERSAMA KADER LINGKUNGANPROGRAM LINGKUNGAN BERSAMA KADER LINGKUNGAN

atau

j a k a r t aj a k a r t aj a k a r t aMOTIVATORMOTIVATOR

Gambar 8. Program Lingkungan Bersama Kader Lingkungan

Proses sosialisasi Program JGC (Jakarta Green and Clean) Program ini

pertama sekali perusahaan sosialisasikan secara menyeluruh di wilayah DKI

Jakarta melalui Harian Republika dan Radio Delta FM sekitar Bulan April

2007 dan untuk Pasar Minggu perusahaan masuk ke dalam lingkungan

tersebut pada akhir April 2007. Seseorang Motivator, tugasnya dikatakan

tidaklah mudah. Sebab untuk masuk kedalam anggota masyarakat untuk

memperkenalkan program lingkungan seperti ini dengan karakteristik

masyarakat yang sangat heterogen dan kondisi sosial ekonomi kelas bawah.

Perusahaan mencoba masuk ke dalam masyarakat tersebut agar bisa

menjelaskan lebih detil ke pada masyarakat dan bisa menentukan siapa yang

menjadi kader lingkungan.

Page 59: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

59

4.4.2.1. Proses pembentukan serta proses penyusunan kegiatan yang

dilaksanakan dalam Program

MOTIVATORMOTIVATORj a k a r t aj a k a r t aj a k a r t a

Champion

Motivator

PENGEMBANGAN KADERPENGEMBANGAN KADER

“Memberdayakan Masyarakat sebagai Agen Perubahan”

Gambar 9. Pengembangan Kader

Pembentukan kader dilakukan oleh para fasilitator dan kader

lingkungan bersama dengan pengurus RW mereka masing-masing. Dalam hal

ini, perusahaan sebagai motivator mempercayakan sepenuhnya kepada mereka

sebab mereka yang lebih memahami sesama anggotanya. Demikian juga untuk

penyusunan kegiatan kelompok warga madani sepenuhnya adalah kesepakatan

mereka juga. Yayasan Unilever sebagai motivator hanya memberikan arahan

dan bimbingan saja, apabila ada kendala yang dihadapi kelompok. Namun,

kegiatan-kegiatan yang mereka laksanakan adalah kegiatan-kegiatan yang

memang telah mereka dapatkan pada saat pelatihan dan pembinaan. Karena

pada dasarnya program ini adalah pemberdayaan masyarakat.”

4.4.2.2. Motivator

Penyuluhan atau pendampingan perusahaan laksanakan secara rutin

dengan mengunjungi anggota masyarakat. Pada awal pelaksanaan program,

Bulan Mei 2007, bersama-sama dengan masyarakat melakukan kegiatan

pencarian tanaman serta media tanam, melakukan penanaman tanaman,

melakukan kegiatan pemilahan sampah dan yang terakhir ini, baru

dilaksanakan adalah kegiatan pengelolan sampah kering oleh masyarakat. Jadi

tidak ada materi penyuluhan atau pembinaan khusus yang diberikan, namun

yang dilakukan adalah berusaha memberikan semangat dan senantiasa hadir

Page 60: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

60

dalam setiap kegiatan masyarakat dan memberikan saran-saran apabila

diperlukan.

4.4.2.3. Mekanisme proses monitoring dan evaluasi

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dalam program ini.

Didalam Unilever ada tim sendiri yang bekerja melakukan monitoring dan

evaluasi terhadap lokasi-lokasi yang merupakan tempat pelaksanaan CSR.

Namun hasil monitoring dan evaluasi yang ada sepenuhnya dipergunakan

untuk langkah-langkah perbaikan terhadap pelaksanaan program. Namun

langkah-langkah yang diambil tidaklah bersifat mutlak sebab program ini

adalah pemberdayaan masyarakat yang benar-benar membutuhkan kesadaran

masyarakat. Sedangkan monitoring ditingkat masyarakat, setiap Kader

Lingkungan harus membuat laporan pelaksanaan kegiatan yang telah mereka

lakukan dan dibahas satu bulan sekali dalam pertemuan rutin mereka yang

digabung dengan arisan warga yang ada disana.

4.4.2.4. Mekanisme dan proses terminasi

Dalam agenda perusahaan, program ini tidak memiliki batas waktu.

PT. Unilever terus mendampingi masyarakat sepanjang masyarakat tersebut

memiliki keinginan untuk mengembangkan diri mereka. Seperti yang

diinginkan mereka untuk mendirikan usaha pembuatan tas, lalu perusahaan

memberikan sofe skill dan hard skill.

4.4.3. Product

4.4.3.1. Hubungan antara Program dengan harapan masyarakat

37%

6%12%

31%

8% 2% 4%

P eningkatan program s ecara

kualitatif dan kuantitatif

P T . Unilever Undones ia

menjadi lebih baik

P erubahan yang lebih baik

dalam mas yarakat

K ontinuitas bantuan

P erluas daerah s asaran

P erusahaan lain mengikuti

langkah unilever

K ehidupan mas yarakat dan

ekonomi yang baik

Gambar 10. Harapan Masyarakat

Page 61: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

61

Sikap para anggota masyarakat berubah bila dibandingkan dengan

sebelum program ini dilaksanakan. Yang di maksudkan disini tentunya adalah

sikap anggota masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan dan

kelestarian lingkungan. Alhamdulillah, seluruh anggota masyarakat

memahami betapa lingkungan sangat perlu untuk ditata dengan baik. Kondisi

jalan masuk ke pemukiman adalah gang-gang yang ukurannya hanya bisa

dilalui 2 (dua) sepeda motor. Apabila berpapasan dua gerobak, maka salah

satu harus ada yang mengalah. Itu dulu sebelum dipinggiran gang-gang

tersebut dibariskan pot-pot yang berisi kembang. ekarang setelah banyak

sekali pot-pot mengisi pinggiran gang-gang tersebut, maka dapat dibayangkan

jalan masuk ke tempat tinggal mereka akan semakin sulit. Tapi, ya itu tadi,

perubahan sikap mereka ke arah yang lebih baik, sehingga hal tersebut tidak

menjadi permasalahan bagi mereka dan jika dilihat saat ini mereka memiliki

kesadaran untuk memarkirkan sepeda mereka di ujung gang, padahal dulu

sebelum ada program ini, sepeda motor parkir di depan rumah mereka masing-

masing. Belum lagi dengan seringnya kunjungan-kunjungan dari luar, sikap

masyarakat sangat dapat menerima para tamu, bahkan ada yang dari luar

negeri seperti Jepang dan Singapura, yang sengaja datang untuk melihat hasil

kerja keras mereka dalam menata lingkungan. Sungguh suatu perubahan yang

sangat luar biasa.

4.4.3.2. Hubungan antara Program dengan perubahan perilaku

Seiring dengan perubahan sikap tadi, maka perilaku masyarakat pun

berubah menjadi lebih baik. Dengan sadar mereka senantiasa menjaga

kebersihan lingkungan, merawat tanaman, melakukan pemilahan sampah

rumah tangga yang mereka hasilkan. Perubahan yang dapat menjadi suatu

kebanggaan bagi anggota masyarakat.

Page 62: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

62

4.4.3.3. Hubungan antara Program dengan tingkat ekonomi masyarakat

2%

65%

31%

2%

Ilmu

E konomi mas yarakat

meningkat

K eles tarian dan

kebers ihan

lingkungan

K eamanan

Gambar 11. Keuntungan CSR

Sebetulnya program ini tidak ada kaitannya dengan kondisi ekonomi

masyarakat, program ini tidak bertujuan untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat. Tetapi tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang bersih dan

sehat. Apabila dalam program ini ada peningkatan ekonomi atau peningkatan

pendapatan dari anggota masyarakat itu adalah hanya merupakan dampak

positif dari program ini. Sebab dalam program ini, perusahaan juga melatih

para fasilitator untuk memiliki jiwa enterpreneur, harapannya adalah agar para

anggota masyarakat dapat mengembangkan diri mereka dengan menggali

potensi lingkungan yang mereka miliki.

4.4.3.4. Kondisi lingkungan setelah Program

41%

53%

6% Menambah lahan

pekerjaan

L ingkungan

bers ih

Daerah terkenal

Gambar 12. Manfaat CSR

Kondisi lingkungan sangat-sangat jauh berbeda, lebih asri, lebih

bersih, lebih tertata dengan baik dan lebih nyaman. Serta disamping itu,

lingkungan sosial juga terasa lebih akrab.

Page 63: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

63

4.4.3.5. Keberhasilan atau kegagalan Program di Pasar Minggu dan yang

menjadi penghambat dan pendukungnya

80%

20%

T idak ada

Ada

Gambar 13. Keluhan terhadap Program CSR

Program JGC ini sangat berhasil dan mencapai tujuannya. Berbagai

penghargaan telah mereka terima, salah satunya adalah Juara ke-4 Lomba JGC

se-DKI Jakarta yang dilaksanakan pada Bulan Agustus 2007 lalu.

Disimpulkan bahwa sebenarnya pola hidup bermasyarakat sangatlah menjadi

faktor penentu program ini dapat berhasil dilaksanakan atau tidak. Ternyata

lebih mudah untuk melaksanakan program pemberdayaan masyarakat seperti

Program JGC ini pada lokasi yang permukiman dengan pola hidup

bermasyarakatnya masih terasa akrab dan tidak individualis, karena merasa

senasib. Sebab ternyata lebih mudah untuk membangun kebersamaan diantara

masyarakat yang seperti itu jika dibandingkan dengan kondisi masyarakat

yang ekonominya sudah lebih tinggi. Bagi masyarakat yang kondisi

ekonominya sudah lebih tinggi dan bangunan rumah mereka relatif luas maka

kesibukan dan tingkat pendidikan yang tinggi menjadi penghalang bagi

program pemberdayaan masyarakat untuk masuk kedalamnya. Disamping itu

juga biasanya, anggota masyarakat yang sudah lebih mampu ekonominya

lebih mengandalkan tukang kebun untuk mengurus halaman mereka dan lebih

bersifat individualistis. Jadi, sebenarnya faktor pendukung dari pelaksanaan

program ini adalah kesediaan masyarakat untuk mau menerima program ini,

itu yang paling utama.

4.4.4. Program Daur Ulang

Di dalam program JGC selain program lingkungan PT Unilever

Indonesia Tbk mengajarkan juga kepada masyarakat pasar minggu agar bisa

menjadi seorang entepreunership yaitu mengajarkan kepada masyarakat cara

Page 64: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

64

mengolah limbah dengan baik dan bisa berguna bagi masyarakat. Perusahaan

bermaksud agar masyarakat bisa menjadi warga yang mandiri, tidak

bergantung kepada perusahaan dan agar bisa terus menjalin hubungan dengan

masyarakat. Yang di maksud program Daur ulang tersebut adalah program di

mana mendaur ulang bahan-bahan yang sudah tidak bisa terpakai menjadi

barang berguna bagi masyarakat.

4.4.4.1. Awal terjadinya program daur ulang

PT. Unilever Indonesia Tbk adalah salah satu penghasil limbah

terbesar. Perusahaan harus bertanggung jawab atas limbah tersebut. Tanpa

bergeraknya perusahaan, limbah akan semakin menumpuk dan bisa

menyebabkan musibah.

Pada tahun 2006 PT Unilever Indonesia Tbk mengadakan suatu

perlombaan tentang program daur ulang se DKI Jakarta. Kemudian di pilih

juara 1 dari Jakarta Selatan, Timur, Utara dan Barat. Pemenang diberikan dana

stimulan sebesar Rp 750.000 dan 1 buah mesin jahit. Tidak itu saja pemenang

juara 1 juga di berikan pelatihan agar kwalitas produk lebih baik.

4.4.5. Proces

Masyarakat pasar minggu membuat suatu penyimpanan yang di

namakan Bank Sampah. Arti Bank Sampah tersebut yaitu setiap minggu

masyarakat daerah pasar minggu tersebut mengumpulkan sampah untuk di

timbang kemudian sampah-sampah tersebut dibeli oleh sekelompok yang

mengerjakan proses daur ulang tersebut. Agar masyarakat bisa menghargai arti

sebuah sampah, Maka di tetapkan harga /Kg sampah. Kelompok daur ulang

juga bekerja sama dengan pemulung-pemulung agar mendapatkan bahan baku

yang diinginkan.

Harga-harga /Kg sampah :

• Botol Aqua : Rp 2500

• Kardus : Rp 800

• Kemasan : Rp 5.000

Page 65: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

65

4.4.6. Product

12%

53%4%

25%

4% 2%

D aur ulang

D aur ulang dan

L ingkungan

P endidikan dan Daur

Ulang

P endidikan, D aur

Ulang dan L ingkungan

L ingkungan

P endidikan dan

Gambar 14. Program CSR yang Efektif

Barang-barang yang di hasilkan cukup banyak seperti tas laptop,

shopping bag, sendal, dompet, payung, shower curtain, back pack, lady bag,

cosmetic bag, dan pencil box. Dari ukuran kecil hingga besar juga tersedia.

Dari segi pemasaran masyarakat tersebut bisa meminta bantuan kepada PT

Unilever Indonesia untuk memasarkan produk atau konsumen bisa langsung

datang ke pabrik. Barang di buat sesuai dengan banyaknya pesanan. Sekarang

produk tersebut sudah Go Internasional ke berbagai negara yaitu Belanda,

Amerika, Singapur, Australia dan lain-lain. Usaha ini juga sudah bekerja sama

dengan Hypermart agar masyarakat luas bisa lebih mengenal produk tersebut.

4.4.7 Program Pendidikan

PT Unilever Indonesia Tbk mengadakan suatu program mengenai

pendidikan dan program ini dinamakan Petualangan Taro. Program ini

dilaksanakan selama dua minggu.

4.4.8. Proces

PT Unilever Indonesia Tbk mempunyai fasilitator dengan tugas,

mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di Jalan Mesjid Al-Fallah Pejaten

Indah 2 Pasar Minggu. kemudian anak-anak diberi pengarahan dan

pengetahuan. Perlombaan- perlombaan pun di adakan seperti cedas cermat,

lomba menggambarkan, lomba puisi dan lain-lain. Program ini bertujuan agar

anak-anak lebih kreatif, semangat dalam belajar, meningkatkan sosialisasi

dengan teman-teman, dan membuat anak-anak terhibur.

Page 66: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

66

4.5. Cara Pandang Masyarakat Terhadap PT.Unilever Indonesia Tbk

8%

55%

37%

S angat

membantu

P eduli

Baik

Gambar 15. Cara Pandang Masyarakat terhadap Unilever

Perusahaan sudah sukses dalam mencanangkan program CSR. Sudah

terlihat jelas, lingkungan tersebut kini menjadi indah, bersih, dan tidak kotor

lagi kemudian masyarakat daerah pasar minggu sudah bisa hidup mandiri

karena mereka sudah membuat suatu produk dari daur ulang. Masyarakat

pasar minggu kini sudah lebih mengenal tentang PT Unilever Indonesia. TBK.

Tujuan PT Unilever Indonesia hanya satu dan sudah jelas terlihat yaitu

meningkatkan brand image perusahaan atau meningkatkan nama baik

perusahaan.

100%

0%

E fektif

T idak

Gambar 16. Efektivitas Program CSR

Page 67: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

67

Tabel 3. Deskriptif Demografi Responden

(a)

J enis K elamin

33%

67%

perempuan

laki-laki

Di daerah pasar minggu responden yang berjenis kelamin laki-laki

lebih banyak sebesar 31 orang (67%) di bandingkan jumlah responden

perempuan sebesar 15 orang(33%).

(b)

T ing kat P endidikan

49%

31%

18%2%

S MU

S MP

S D

Mahas iswa

Tingkat Pendidikan responden di daerah pasar minggu yang SMU

mendominasi sebesar 22 orang(49%) karena itu pengetahuan mereka masih

sangat minim.

(c)

P endapatan P er

B ulan

96%

4%

<= 1 juta

> 1 juta

Penghasilan yang mereka dapat itu sebesar kurang dari Rp 1 juta

karena itu daerah pasar minggu masih banyak sekali kekurangan.

(d)

Us ia

45%

25%

16%

14%

20-30 tahun

30-40 tahun

>40 tahun

< 20 tahun

Rata – rata usia daerah pasar minggu dari umur 20-30 sebesar 22

orang (45%) itu dimana mereka harus lebih produktif

Page 68: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

68

4.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Program CSR Yayasan Unilever

Indonesia

Berdasarkan hasil kuisioner yang di lakukan kepada responden dapat

diketahui atribut-atribut yang mempengaruhi terjadinya program CSR

Yayasan Unilever Indonesia :

1. Faktor Pihak Penerima Bantuan

a. Latar belakang pendidikan.

b. Kemampuan dalam mengerjakan proses daur ulang.

c. Partisipasi masyarakat atas program CSR.

d. Latar belakang umur.

e. Komunikasi dengan masyarakat sekitar.

f. Pencarian informasi tentang perlombaan.

g. Hubungan baik dengan perusahaan.

h. Peran aktif organisasi masyarakat.

2. Faktor Organisasi

a. Kinerja karyawan PT Unilever Indonesia Tbk dalam melakukan

program CSR.

b. Informasi dari perusahaan ke masyarakat.

c. Sosialisasi dari perusahaan ke masyarakat.

d. Konsistensi perusahaan dalam program CSR terhadap masyarakat.

3. Faktor Prioritas kebutuhan

a. Karakteristik daerah tersebut.

b. Jumlah individu yang membutuhkan.

c. Desa tertinggal.

d. Tingkat pengaruh bantuan terhadap masalah.

Dari setiap atribut-atribut program CSR di atas dapat di identifikasikan

beberapa faktor uatama yang mempengaruhi terjadinya program CSR

berdasarkan persepsi pelaksanaan program CSR tersebut, yaitu :

4.6.1. Faktor pihak penerima bantuan

Faktor pihak penerima bantuan merupakan faktor berhubungan dengan

mitra binaan.faktor ini di bentuk oleh delapan atribut yaitu

(1) Latar belakang pendidikan.

(2) Kemampuan dalam mengerjakan proses daur ulang.

(3) Partisipasi masyarakat atas program CSR.

Page 69: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

69

(4) Latar belakang umur.

(5) Komunikasi dengan masyarakat sekitar.

(6) Pencarian informasi tentang perlombaan.

(7) Hubungan baik dengan perusahaan.

(8) Peran aktif organisasi masyarakat. Sebaran hasil jawaban kuisioner

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Sebaran Responden Terhadap Faktor Pihak Penerima Bantuan

Jumlah Responden

Pertanyaan Skala

1

Skala

2

Skala

3

Skala

4

Skala

5

Rata-

rata

Keterangan

Latar

belakang

pendidikian

4

3

11

14

14

3,67

Berpengaruh

Kemampuan

dalam

mengerjakan

proses daur

ulang

0

6

13

13

13

3,76

Berpengaruh

Partisipasi

masyarakat

atas program

CSR

0

1

3

6

36

4,67

Sangat

berpengaruh

Latar

belakang

umur

2

4

11

18

11

3,69

Berpengaruh

Komunikasi

dengan

masyarakat

sekitar

0

0

6

5

35

4,63

Sangat

berpengaruh

Pencarian

informasi

tetang

perlombaan

0

4

3

7

32

4,45

Sangat

berpengaruh

Hubungan

baik dengan

perusahaan

0

1

4

8

33

4,58

Sangat

berpengaruh

Peran aktif

organisasi

masyarakat

0

1

3

5

37

4,69

Sangat

berpengaruh

Fa

kto

r P

iha

k P

ener

ima B

an

tua

n

Kesimpulan 6 20 43 76 191 4,27 Sangat

berpengaruh

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap faktor latar belakang

pendidikan diperoleh nilai untuk atribut latar belakang pendidikan sebesar

3,67 dengan penilaian berpengaruh, atribut kemampuan dalam mengerjakan

Page 70: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

70

proses daur ulang sebesar 3,76 dengan penilaian berpengaruh. Untuk atribut

partisipasi masyarakat atas program CSR sebesar 4,67 dengan penilaian sangat

berpengaruh, atribut latar belakang umur sebesar 3,67 dengan penilaian

berpengaruh. Untuk atribut komunikasi dengan masyarakat sekitar sebesar

4,63 dengan penilaian sangat berpengaruh, atribut pencarian informasi tentang

perlomabaan sebesar 4,45 dengan penilaian sangat berpengaruh. Untuk atribut

hubungan baik dengan perusahaan sebesar 4,58 dengan penilaian sangat

berpengaruh dan atribut peran aktif organisasi masyarakat sebesar 4,69 dengan

penilaian sangat berpengaruh. Sehingga diperoleh kesimpulan faktor Atribut

partisipasi masyarakat atas program CSR, komunikasi dengan masyarakat

sekitar, pencarian informasi tentang perlombaan, hubungan baik dengan

perusahaan, dan peran aktif organisasi merupakan atribut yang sangat

berpengaruh dalam menjalankan program CSR tanpa atribut tersebut

masyarakat tidak akan mengetahui program CSR yang ada di PT Unilever

Indonesia Tbk, dan masyarakat pasar minggu tidak akan memenangkan

perlombaan juara 1 JGC yang di adakan oleh PT Unilever Indonesia Tbk.

4.6.2. Faktor Organisasi

Faktor organisasi merupakan faktor yang berasal dari internal

perusahaan PT Unilever Indonesia. faktor ini di bentuk oleh empat atribut

yaitu :

(1) Kinerja karyawan PT Unilever Indonesia Tbk dalam melakukan program

CSR.

(2) Informasi dari perusahaan ke masyarakat.

(3) Sosialisasi dari perusahaan ke masyarakat.

(4) Konsistensi perusahaan dalam program CSR terhadap masyarakat. Sebaran

hasil kuisioner dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 71: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

71

Tabel 5. Sebaran Jawaban Responden Terhadap Faktor Organisasi

Berdasarkan hasil perhitugan terhadap Faktor Organisasi diperoleh

nilai untuk atribut kinerja karyawan dalam melakukan program CSR sebesar

4,56 dengan penilaian sangat berpengaruh, atribut informasi dari perusahaan

ke masyarakat sebesar 4,63 dengan penilaian sangat berpengaruh. Untuk

atribut sosialisasi dari perusahaan ke masyarakat sebesar 4,71 dengan

penilaian sangat berpengaruh dan atribut konsistensi perusahaan dalam

melakukan program CSR sebesar 4,63 dengan penilaian sangat berpengaruh.

Secara keseluruhan faktor organisasi sangat berpengaruh dalam menjalankan

program CSR. Semua atribut sangat berpengaruh dalam menjalankan program

CSR. Konsistensi perusahaan sangat di butuhkan sebab masyarakat sangat

membutuhkan pelatihan dan pengetahuan agar kualitas barang produk daur

ulang bisa meningkat dan pemasaran produk bisa meluas.

Jumlah Responden

Pertanyaan Skala

1

Skala

2

Skala

3

Skala

4

Skala

5

Rata-

rata

Keterangan

Kinerja

karyawan

dalam

melakukan

program

CSR

0

1

5

7

33

4,56

Sangat

berpengaruh

Informasi

dari

perusahaan

ke

masyarakat

0

0

3

11

32

4,63

Sangat

berpengaruh

Sosialisasi

dari

perusahaan

ke

masyarakat

0

0

3

12

31

4,60

Sangat

berpengaruh

Konsistensi

perusahaan

dalam

melakukan

program

CSR

0

0

2

9

35

4,71

Sangat

berpengaruh

Fa

kto

r O

rga

nis

asi

Kesimpulan 0 1 13 39 131 4,63 Sangat

berpengaruh

Page 72: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

72

4.6.3. Faktor Prioritas Kebutuhan

Faktor prioritas kebutuhan merupakan faktor yang menunjukan tingkat

kepentingan dalam pemberian sebuah bantuan. Faktor ini dibentuk oleh

beberapa atribut yaitu :

(1) Karakteristik daerah tersebut.

(2) Jumlah individu yang membutuhkan.

(3) Desa tertinggal.

(4) Tingkat pengaruh bantuan terhadap masalah. Sebaran hasil kuisioner dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6. Sebaran Responden Terhadap Faktor Prioritas Kebutuhan

Jumlah Responden

Pertanyaan Skala

1

Skala

2

Skala

3

Skala

4

Skala

5

Rata-

rata

Keterangan

Karakteristik

daerah

tersebut

0

12

7

15

22

4,23

Sangat

berpengaruh

Jumlah

individu yang

membutuhkan

0

2

4

22

19

4,26

Sangat

berpengaruh

Desar

tertinggal

0 2 4 15 25 4,36 Sangat

berpengaruh

Tingkat

pengaruh

bantuan

terhadap

masalah

0

2

4

15

25

4,36

Sangat

berpengaruh

Fa

kto

r P

riori

tas

Keb

utu

ha

n

Kesimpulan 0 18 19 67 101 4,31 Sangat

berpengaruh

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap faktor prioritas kebutuhan

diperoleh nilai untuk atribut karakteristik daerah tersebut sebesar 4,23 dengan

penilaian sangat berpengaruh, atribut jumlah individu yang membutuhkan

sebesar 4,26 dengan penilaian sangat berpengaruh. Untuk atribut desa

tertinggal sebesar 4,36 dengan penilaian sangat berpengaruh, atribut tingkat

pengaruh bantuan terhadap masalah sebesar 4,36 dengan penilaian sangat

berpengaruh. Secara keseluruhan faktor prioritas kebutuhan sangat

berpengaruh dalam menjalankan program CSR. Semua atribut sangat

berpengaruh dalam menjalankan program CSR. Tanpa atribut tersebut

perusahaan tidak akan bisa mengetahui daerah mana yang baik untuk

menjalankan program CSR perusahaan.

Page 73: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

73

Berdasarkan persepsi dari pelaksanaan program CSR yang di lakukan

oleh PT. Unilever Indonesia Tbk dipengaruhi oleh beberapa faktor diataranya

yaitu faktor pihak menerima bantuan, faktor organisasi, faktor prioritas

kebutuhan. Sebaran hasil jawaban kuisioner dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7. Sebaran Jawaban Responden Terhadap Pengaruh Program CSR

Jumlah Responden

Pertanyaan Skala

1

Skala

2

Skala

3

Skala

4

Skala

5

Rata-

rata

Keterangan

Faktor pihak

penerima

bantuan

0

3

0

12

31

4,27

Sangat

berpengaruh

Faktor

organisasi

0 0 2 8 36

4,63

Sangat

berpengaruh

Faktor

prioritas

kebutuhan

0

2

3

12

29

4,31

Sangat

berpengaruh

Pen

ga

ru

h P

rog

ram

CS

R

Kesimpulan 0 5 5 32 96 4,40 Sangat

berpengaruh

Berdasarkan hasil perhitungan diatas terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi program CSR diperoleh nilai yang terbesar diberikan oleh

faktor organisasi yaitu sebesar 4,31 dengan penilaian sangat berpengaruh. Dari

hasil sebaran jawaban responden untuk masing-masing faktor yang di bentuk

oleh atribut-atribut pengaruh program CSR, faktor yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap pengaruh program CSR adalah faktor Organisasi.

Page 74: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

74

4.7. Efektivitas Program CSR Yayasan Unilever Indonesia

Tabel 8. Efektivitas program CSR

Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan

tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang

pertama disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

eksplanatorik, variabel independen, atau secara bebas, variabel X (karena

seringkali digambarkan dalam grafik sebagai absis, atau sumbu X). Variabel

yang kedua adalah variabel yang dipengaruhi, variabel dependen, variabel

terikat, atau variabel Y. Kedua variabel ini dapat merupakan variabel acak

(random), namun variabel yang dipengaruhi harus selalu variabel acak.

Regresi berganda seringkali digunakan untuk mengatasi permasalahan

analisis regresi yang melibatkan hubungan dari dua atau lebih variabel bebas.

Model :

Y = β0 + β1 X1+ β2X2 + β3 X3 + ε

Y= Peubah tak bebas yang dipengaruhi oleh peubah bebas

X = Peubah bebas yang mempengaruhi peubah tak bebas

ε = galat

4.7.1. Korelasi Pearson (Korelasi Product Moment)

Ukuran yang menggambarkan hubungan linear antara dua peubah ( X

dan Y ). Nilai korelasi (r) berkisar pada -1 ≤ r ≤ 1. Nilai negatif menunjukkan

hubungan yang berkebalikan. Nilai Positif menunjukkan hubungan searah.

Semakin mendekati -1 atau 1, hubungan kedua peubah semakin erat.

JKyJKx

JKxyr

.= …………………………………………….. (5)

Program

CSR Rata-rata Efektifitas Program

Daur Ulang 4,55 Sangat Efektif

Lingkungan 4,59 Sangat Efektif

Pendidikan 3,89 Efektif

Page 75: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

75

Tabel 9. Korelasi Program Daur Ulang

Korelasi

Daur Ulang vs

Pihak Penerima

Bantuan

Daur Ulang vs

Organisasi

Daur Ulang vs

Prioritas

Kebutuhan

Koefisien

korelasi 0,602 0,644 0,260

Nilai-p 0,000 0,000 0,081

4.7.2. Uji signifikansi korelasi Program Daur Ulang terhadap faktor yang

mempengaruhi

Ho : ρ = 0 (Tidak berhubungan linier antara peubah bebas dengan peubah tak

bebas).

H1 : ρ ≠ 0 (Ada hubungan linier antara peubah bebas dengan peubah tak

bebas).

Tolak Ho ( korelasi signifikan atau ada hubungan atara kedua peubah ) jika

nilai p< alpha.

Dari output korelasi diatas dapat dilihat bahwa :

- Program daur ulang memiliki hubungan dengan pihak penerima bantuan

dengan koefisien korelasi sebesar 0.602. korelasi ini signifikan pada taraf

nyata 5%, dengan nilai-p 0.000. Kedua peubah hubungan linier yang

positif (jika penerima bertambah , daur juga naik)

- Program daur ulang memiliki korelasi dengan organisasi dengan koefisien

korelasi sebesar 0.644. korelasi ini signifikan pada taraf nyata 5%, dengan

nilai-p 0.000. Kedua peubah memiliki hubungan linier yang positif (jika

organisasi naik, daur juga naik).

- Program daur ulang memiliki korelasi dengan prioritas kebutuhan dengan

koefisien korelasi sebesar 0.260. korelasi ini tidak signifikan pada taraf

nyata 5%, dengan nilai-p 0.081.

Tabel 10. Korelasi Program Lingkungan

Korelasi

Lingkungan vs

Pihak Penerima

Bantuan

Lingkungan vs

Organisasi

Lingkungan vs

Prioritas

Kebutuhan

Koefisien

korelasi 0,484 0,539 0,509

Nilai-p 0,0007 0,0001 0,0003

Page 76: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

76

4.7.3. Uji signifikansi korelasi Lingkungan terhadap faktor yang mempengaruhi

Ho : ρ = 0 (Tidak berhubungan linier antara peubah bebas dengan peubah tak

bebas).

H1 : ρ ≠ 0 (Ada hubungan linier antara peubah bebas dengan peubah tak

bebas).

Tolak Ho (korelasi signifikan atau ada hubungan atara kedua peubah) jika

nilai p< alpha

Dari output korelasi diatas dapat dilihat bahwa :

- lingkungan memiliki hubungan dengan pihak penerima bantuan dengan

koefisien korelasi sebesar 0.484. korelasi ini signifikan pada taraf nyata

5%, dengan nilai-p 0.0007. Kedua peubah hubungan linier yang positif

(jika penerima bertambah , lingkungan juga naik)

- lingkungan memiliki korelasi dengan organisasi dengan koefisien korelasi

sebesar 0.539. korelasi ini signifikan pada taraf nyata 5%, dengan nilai-p

0.0001. Kedua peubah memiliki hubungan linier yang positif (jika

organisasi naik, lingkungan juga naik).

- lingkungan memiliki korelasi dengan prioritas kebutuhan dengan koefisien

korelasi sebesar 0.509. korelasi ini signifikan pada taraf nyata 5%, dengan

nilai-p 0.0003. Kedua peubah memiliki hubungan linier yang positif (jika

prioritas naik, lingkungan juga naik)

Tabel 11. Korelasi Program Pendidikan

Korelasi

Pendidikan vs

Pihak Penerima

Bantuan

Pendidikan vs

Organisasi

Pendidikan vs

Prioritas

Kebutuhan

Koefisien

korelasi 0,140 -0,1 0,497

Nilai-p 0,355 0,509 0,001

4.7.4. Uji signifikansi korelasi Program Pendidikan terhadap faktor yang

mempengaruhi

Ho : ρ = 0 (Tidak berhubungan linier antara peubah bebas dengan peubah tak

bebas).

H1 : ρ ≠ 0 (Ada hubungan linier antara peubah bebas dengan peubah tak

bebas).

Tolak Ho ( korelasi signifikan atau ada hubungan atara kedua peubah ) jika

nilai p< alpha

Page 77: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

77

Dari output korelasi diatas dapat dilihat bahwa :

- Pendidikan memiliki hubungan dengan pihak penerima bantuan dengan

koefisien korelasi sebesar 0.140. korelasi ini tidak signifikan pada taraf

nyata 5%, dengan nilai-p 0.355. Kedua peubah tidak ada hubungan

- Pendidikan memiliki korelasi dengan organisasi dengan koefisien korelasi

sebesar -0.1. korelasi ini tidak signifikan pada taraf nyata 5%, dengan

nilai-p 0.509. Kedua peubah tidak memiliki hubungan linier.

- Pendidikan memiliki korelasi dengan prioritas kebutuhan dengan koefisien

korelasi sebesar 0.497. korelasi ini signifikan pada taraf nyata 5%, dengan

nilai-p 0.001. Kedua peubah memiliki hubungan linier yang positif .

4.8. Regresi untuk Program Daur Ulang

Model Summaryb

.714a .509 .474 .31204 2.518

Model1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

Predictors: (Constant), Prioritas, Organisasi, Penerimaa.

Dependent Variable: Daurb.

ANOVAb

4.243 3 1.414 14.526 .000a

4.090 42 .097

8.333 45

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Prioritas, Organisasi, Penerimaa.

Dependent Variable: Daurb.

Koefisien determinasi pada model ini sebesar 50.9%. Ini berarti

keragaman Daur ulang yang dapat dijelaskan oleh faktor-faktor dalam model

regresi (pihak penerima bantuan, organisasi dan prioritas kebutuhan) sebesar

50.9%.

4.8.1. Analisis Varian (Uji Simultan/Uji-F)

Dilakukan sebagai uji model regresi secara simultan. Uji ini untuk

menguji apakah model regresi yang dibangun berpengaruh signifikan pada

taraf nyata 5% terhadap Daur ulang. Prosedur ini menggunakan uji, dengan

hipotesis

Page 78: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

78

Ho: β0= β1= β2= β3=0

H1: Minimal ada satu βi dimana βi≠0

Dari output diatas dapat dilihat bahwa nilai-p sebesar 0.000. Sehingga

nilai -p lebih besar daripada taraf nyata yang ditetapkan, dan simpulkan bahwa

model regresi berpengaruh terhadap daur ulang.

Persamaan regresinya :

Daur Ulang = 1.660 + 0.216 Pihak Penerima Bantuan + 0.353 Organisasi +

0.069 Prioritas Kebutuhan.

Coefficientsa

1.660 .458 3.628 .001

.216 .092 .317 2.356 .023 .645 1.551

.353 .104 .446 3.392 .002 .674 1.483

.069 .064 .120 1.071 .290 .938 1.066

(Constant)

Penerima

Organisasi

Prioritas

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Daura.

Uji di atas adalah uji T yang digunakan untuk melihat secara parsial

(uji parsial). Artinya untuk melihat masing-masing variable penjelas apakah

berpengaruh terhadap variable respon Y, ketika variable lainnya diasumsikan

tetap. Dengan hipotesis

Ho: Variabel penjelas tidak berpengaruh signifikan

H1: Variabel penjelas berpengaruh signifikan

Tolak Ho jika nilai p < alpha atau t hitung > t tabel..

Dari 3 uji T diatas, hanya variable atau peubah penerima bantuan dan

organisasi yang berpengaruh terhadap daur ulang dengan nilai -p sebesar

0.023 dan 0.002.

Faktor yang berpengaruh nyata terhadap Program Daur ulang dari

model di atas adalah faktor penerima bantuan dan faktor organisasi. Ini bisa di

lihat dari masing-masing nilai –p yang kurang dari (5%). Artinya faktor

penerima bantuan dan faktor organisasi mempengaruhi dalam proses

pelaksanaan program daur ulang PT.Unilever Indonesia Tbk yang

dilaksanakan oleh masyarakat pasar minggu. Dari semua faktor yang

mempengaruhi proses daur ulang oleh masyarakat pasar minggu, faktor yang

berpengaruh paling tinggi adalah faktor organisasi dan Faktor yang memliki

pengaruh sedikit terhadap program daur ulang ini adalah faktor penerima

Page 79: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

79

bantuan. Sedangkan pada faktor prioritas kebutuhan ini adalah atribut yang

tidak memiliki pengaruh terhadap proses daur ulang. Ini bisa dilihat dari

koefisien standardize beta pada tabel.

4.9. Regresi untuk Program Lingkungan

Model Summaryb

,707a ,500 ,464 ,22309 2,177

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

Predictors: (Constant), Prioritas, Organisasi, Penerimaa.

Dependent Variable: Lingkunganb.

ANOVAb

2,087 3 ,696 13,976 ,000a

2,090 42 ,050

4,177 45

Regression

Residual

Total

Model1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Prioritas, Organisasi, Penerimaa.

Dependent Variable: Lingkunganb.

Koefisien determinasi pada model ini sebesar 50%. Ini berarti

keragaman Lingkungan yang dapat dijelaskan oleh faktor-faktor model

regresi (pihak penerima bantuan, organisasi dan prioritas kebutuhan) sebesar

50% sedangkan 50% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model.

4.9.1. Analisis Varian (Uji Simultan/Uji-F)

Dilakukan sebagai uji model regresi secara simultan. Uji ini untuk

menguji apakah model regresi yang dibangun berpengaruh signifikan pada

taraf nyata 5% terhadap Lingkungan. Prosedur ini menggunakan uji, dengan

hipotesis

Ho: Model regresi tidak berpengaruh signifikan

H1: Model regresi berpengaruh signifikan

Tolak Ho jika nilai-p lebih kecil dari alpha/taraf nyata atau F hitung > F tabel.

Dari output diatas dapat dilihat bahwa nilai-p sebesar 0.000. Sehingga

nilai-p lebih besar daripada taraf nyata yang ditetapkan, dan simpulkan bahwa

model regresi berpengaruh terhadap Lingkungan.

Page 80: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

80

Coefficientsa

2,519 ,327 7,700 ,000

,075 ,066 ,156 1,147 ,258 ,645 1,551

,220 ,074 ,393 2,955 ,005 ,674 1,483

,170 ,046 ,417 3,699 ,001 ,938 1,066

(Constant)

Penerima

Organisasi

Prioritas

Model1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Lingkungana.

Persamaan regresinya :

Lingkungan = 2.519 + 0.075 Pihak Penerima Bantuan + 0.220 Organisasi

+0.170 Prioritas Kebutuhan

Uji di atas adalah uji T yang digunakan untuk melihat secara parsial

(uji parsial). Artinya untuk melihat masing-masing variable penjelas apakah

berpengaruh terhadap variable respon Y, ketika variable lainnya diasumsikan

tetap. Dengan hipotesis

Ho: Variabel penjelas tidak berpengaruh signifikan

H1: Variabel penjelas berpengaruh signifikan

Tolak Ho jika nilai p < alpha atau t hitung > t tabel.

Dari 3 uji T diatas, hanya variable atau peubah organisasi dan prioritas

yang berpengaruh terhadap lingkungan dengan nilai-p sebesar 0.005 dan

0.001.

Faktor yang berpengaruh nyata terhadap Program lingkungan dari

model di atas adalah faktor prioritas kebutuhan dan faktor organisasi. Ini bisa

di lihat dari masing-masing nilai –p yang kurang dari (5%). Artinya faktor

penerima bantuan dan faktor organisasi mempengaruhi dalam proses

pelaksanaan program lingkungan PT.Unilever Indonesia Tbk yang di

laksanakan oleh masyarakat pasar minggu. Dari semua faktor yang

mempengaruhi proses lingkungan oleh masyarakat pasar minggu, faktor yang

berpengaruh paling tinggi adalah faktor organisasi dan Faktor yang memliki

pengaruh sedikit terhadap program lingkungan ini adalah faktor penerima

bantuan. Sedangkan pada faktor penerima bantuan ini adalah atribut yang

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap proses pendidikan. Ini bisa dilihat

dari koefisien standardize beta pada tabel.

Page 81: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

81

4.10. Regresi untuk Program Pendidikan

Model Summaryb

.542a .294 .244 .61990 1.650

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

Predictors: (Constant), Prioritas, Organisasi, Penerimaa.

Dependent Variable: Pdidikanb.

ANOVAb

6.723 3 2.241 5.832 .002a

16.140 42 .384

22.863 45

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Prioritas, Organisasi, Penerimaa.

Dependent Variable: Pdidikanb.

Koefisien determinasi pendidikan pada model ini sebesar 29.4%. Ini

berarti keragaman pendidikan yang mampu dijelaskan oleh faktor-faktor

dalam model regresi (pihak penerima bantuan, organisasi dan prioritas

kebutuhan) sebesar 29.4%. Sedangkan sisanya 70.6% dijelaskan oleh faktor

lain diluar model.

4.10.1. Analisis Varian (Uji Simultan/Uji-F)

Dilakukan sebagai uji model regresi secara simultan. Uji ini untuk

menguji apakah model regresi yang dibangun berpengaruh signifikan pada

taraf nyata 5% terhadap pendidikan. Prosedur ini menggunakan uji, dengan

hipotesis

Ho: Model regresi tidak berpengaruh signifikan

H1: Model regresi berpengaruh signifikan

Tolak Ho jika nilai-p lebih kecil dari alpha/taraf nyata atau F hitung > F tabel.

Dari output diatas dapat dilihat bahwa nilai-p sebesar 0.007. Sehingga

nilai-p lebih besar daripada taraf nyata yang ditetapkan, dan simpulkan bahwa

model regresi berpengaruh terhadap pendidikan.

Page 82: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

82

Coefficientsa

2.626 .909 2.889 .006

.189 .182 .167 1.037 .305 .645 1.551

-.344 .207 -.263 -1.666 .103 .674 1.483

.469 .128 .492 3.673 .001 .938 1.066

(Constant)

Penerima

Organisasi

Prioritas

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Pdidikana.

Persamaan regresinya :

Pendidikan = 2.626 + 0.189 Pihak Penerima Bantuan - 0.344 Organisasi +

0.469 Prioritas Kebutuhan.

Uji di atas adalah uji T yang digunakan untuk melihat secara parsial

(Uji Parsial). Artinya untuk melihat masing-masing variable penjelas apakah

berpengaruh terhadap variable respon Y, ketika variable lainnya diasumsikan

tetap. Dengan hipotesis

Ho: Variabel penjelas tidak berpengaruh signifikan

H1: Variabel penjelas berpengaruh signifikan

Tolak Ho jika nilai p < alpha atau t hitung > t tabel..

Dari 3 uji T diatas, hanya variable prioritas yang berpengaruh terhadap

Pendidikan dengan nilai-p sebesar 0.002.

Faktor yang berpengaruh nyata terhadap Program pendidikan dari

model di atas adalah faktor penerima bantuan dan faktor organisasi. Ini bisa di

lihat dari masing-masing nilai –p yang kurang dari (5%). Artinya faktor

penerima bantuan dan faktor organisasi mempengaruhi dalam proses

pelaksanaan program pendidikan PT.Unilever Indonesia Tbk yang di

laksanakan oleh masyarakat pasar minggu. Dari semua faktor yang

mempengaruhi proses daur ulang oleh masyarakat pasar minggu, faktor yang

berpengaruh paling tinggi adalah faktor organisasi dan Faktor yang memliki

pengaruh sedikit terhadap program daur ulang ini adalah faktor penerima

bantuan. Sedangkan pada faktor prioritas kebutuhan ini adalah atribut yang

tidak memiliki pengaruh terhadap proses pendidikan. Ini bisa dilihat dari

koefisien standardize beta pada tabel.

4.11. Validitas

Dari hasil uji validitas untuk semua pertanyaan yang mewakili peubah

Daur Ulang (Y1), Lingkungan (Y2), Pendidikan (Y3), Pihak Penerima

Page 83: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

83

Bantuan (X1), Organisasi (X2) dan Prioritas Kebutuhan (X3). Bisa dilihat

pada lampiran pertanyan ke- yang tidak valid yaitu pada faktor Daur Ulang

(Y1) pertanyaan kedua dan pada faktor Pendidikan (Y3) pertanyaan keempat

dan kesembilan

4.12. Reliabilitas

Tabel 12. Realibility Statistics

Nilai r table untuk N=46 adalah 0.273. Sehingga dengan cronbach

alpha sebesar 0.778, maka disimpulkan kuisioner reliabel pada taraf nyata

5%.

4.13. Nilai penjualan yang diperoleh PT Unilever Indonesia Tbk dan PT

Indofood Tbk

Pada tahun 2002 – 2004 PT Unilever Indonesia

• Pada tahun 2002 sebesar 978 (Dalam Miliar Rupiah)

• Pada tahun 2003 sebesar 1.297 (Dalam Miliar Rupiah)

• Pada tahun 2004 sebesar 1.468 (Dalam Miliar Rupiah)

1.468

1.297

978

0

2002 2003 2004

Reliability Statistics

.908 .911 44

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items N of Items

Page 84: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

84

( Dalam Miliar Rupiah )

Pada tahun 2002 – 2004 PT Indofood Tbk

• Pada tahun 2002 sebesar 802 (Dalam Miliar Rupiah)

• Pada tahun 2003 sebesar 603 (Dalam Miliar Rupiah)

• Pada tahun 2004 sebesar 378 (Dalam Miliar Rupiah)

802

603

378

2002 2003 2004

( Dalam Miliar Rupiah )

4.13.1. Hasil kesuluruhan

Biaya yang di gunakan untuk program CSR rata - rata setiap

perusahaan itu adalah sebesar 2% dari laba bersih perusahaan. Semakin tinggi

tingkat laba bersih sebuah perusahaan maka semakin tinggi pula dana yang di

keluarkan sebuah perusahaan untuk suatu program CSR (Corporate Social

Responsibility).

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah merupakan ambisi Unilever

Indonesia untuk mengelola dan menumbuhkan bisnis berorientasi bertanggung

jawab secara sosial dan berkelanjutan. Unilever Indonesia percaya bahwa

menangani masalah lingkungan adalah bermanfaat bagi bisnis perusahaan.

Semangat dan dedikasi yang luar biasa dari masyarakat ini telah mendorong

berbagai perubahan besar. Dengan demikian program – program CSR terus di

tingkatkan dan terus di perbaiki agar mendapatkan hasil yang maksimal.

PT Unilever Indonesia Tbk memiliki 4 program CSR (Corporate

Social Responsibility) yaitu (a) Lingkungan, (b) Public Healt Education, (c)

Care For Area Surrounding, dan (d) Humanitarian Aid. Sedangkan Program

CSR yang dimiliki oleh perusahaan sejenis yaitu (a) Building human capital,

Page 85: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

85

(b) maintaining social cohesion, (c) protection the environment, (d)

strengthening economic value, dan (e) encouraging good governance.

Peran perusahaan dalam pendekatan kepada masyarakat telah

ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap

lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan,

perlakuan tidak layak terhadap karyawan dan cacat produksi yang

mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah

menjadi berita utama surat kabar. Banyak pendukung CSR dari sumbangan

sosial dan perbuatan baik, namun sesungguhnya sumbangan sosial merupakan

bagian kecil saja dari CSR. Perusahaan di masa lampau seringkali

mengeluarkan uang untuk proyek-proyek komunitas, pemberian beasiswa dan

pendirian yayasan sosial. perusahaan juga seringkali menganjurkan dan

mendorong para pekerjanya untuk sukarelawan dalam mengambil bagian pada

proyek komunitas sehingga menciptakan reputasi perusahaan serta

memperkuat merek perusahaan

Sebagian besar dari program-program CSR yang di realisasikan

Yayasan Unilever Indonesia tidak jauh berbeda dengan program–program

yang di miliki perusahaan sejenis dan bertujuan sama yaitu memiliki suatu

tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas

dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Perusahaan besar

terus berlomba-lomba dalam melakukan program CSR. Program CSR

lingkungan, pendidikan, olah raga, kemanusiaan dan lain-lain terus di ciptakan

agar bisa meningkatkan brand image perusahaan. Semakin banyak program

CSR di lakukan maka masyarakat akan lebih mengenal perusahaan dan akan

terus tertanam di benak masyarakat.

PT Unilever Indonesia percaya bahwa sukses jangka panjang bisnis

Unilever berhubungan erat dengan vitalitas lingkungan dan masyarakat di

mana perusahaan beroperasi.

Hasil Survey “The Millenium Poll on CSR” (1999) yang dilakukan

oleh Evironics Internasional (Toronto), Conference Board (New York) dan

prince of Wales Business Leader Forum (London) diantara 25.000 responden

di 23 negara menunjukan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan,

60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktek terhadap karyawan, dampak

terhadap lingkungan, tanggung jawab social perusahaan (CSR) akan paling

Page 86: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

86

berperan, sedangkan bagi 40% citra perusahaan dan bran image yang akan

paling mempengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari opini atas

faktor-faktor bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan,

strategi perusahaan atau manajemen. Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap

perusahaan yang di nilai tidak melakukan program CSR adalah ingin

menghukum 40% dan 60% tidak akan membeli produk dari perusahaan yang

bersangkutan atau bicara kepada orang lain tentang kekurangan perusahaan

tersebut.

4.13.2. Standar CSR

1. Akuntabilitas atas standar AA1000 berdasarkan laporan sesuai dtandar

Jhon Elkion yaitu pelaporan yang menggunakan dasar triple bottom line

(3BL).

2. Global Reporting Intiative, yang mungkin merupakan acuan laporan

berkelanjutan yang paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.

3. Vericute, acuan pemantuan

4. Laporan berdasarkan standar akuntabilitas social internasional SA8000

5. Standar manajemen lingkungan berdasrkan ISO 14000

4.13.3. Kasus bisnis dari program CSR

1. Sumber daya manusia

Program CSR dapat dilihat sebagai suatu pertolongan dalam bentuk

rekrutmen tenaga kerja dan memperjakan masyarakat sekitar, terutama sekali

dengan adanya persaingan kerja diantara para lulusan sekolah. Akan tetapi

terjadi pengingkatan kemungkinan untuk ditanyakan kebijakan CSR

perusahaan pada rekrutmen tenaga kerja yang berpotensial maka dengan

memiliki suatu kebijakan komprehensif akan menjadi suatu nilai perusahaan.

Program CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfir kerja

yang nyaman diatara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan

dalam penyisihan gaji dan aktifitas penggalangan dana ataupun suka relawan.

2. Manajemen Resiko

Manajemen resiko adalah merupakan inti dari strategi perusahaan.

Reputasi yang dibentuk dengan suash payah selama bertahun-tahun dapat

musnah dalam sekejap melalui insiden seperti skandal korupsi atau sekandal

lingkungan hidup. Kejadian ini dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan

dari penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa. Membentuk suatu

Page 87: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

87

budaya dari mengerjakan sesuatu dengan benar pada perusahaan dapat

mengurangi resiko ini.

3. Membedakan merek

Ditengah hiruk pikuk pasar maka perusahaan berupaya keras untuk

membuat suatu cara penjualan yang unik dimana hal ini akan dapat

membedakan produknya dari para pesaingnya di benak konsumen CSR dapat

berperan untuk menciptakan loyalitas konsumen atas dasar nilai khusus dari

etika perusahaan.

4. Ijin Usaha

Perusahaan selalu berupaya agar menghindari gangguan dalam

usahanya melalui perpajakan atau peraturan. Dengan melakukan sesuatu

kebenaran secara sukarela maka mereka akan dapat meyakinkan pemerintah

dan masyarakat luas bahwa mereka sangat serius dalam memperhatikan

masalah kesehatan dan keselamatan, diskriminasi atau lingkungan hidup maka

dengan demikian mereka dapat menghidari investasi. Perusahaan yang

membuka usaha diluar negara asalnya dapat memastikan bahwa mereka

diterima dengan baik selaku warga perusahaan yang baik dengan

memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dan akibat terhadap lingkungan

hidup, sehingga dengan demikian keuntungan yang menyolok dan gaji dewan

direksinya yang sangat tinggi tidak dipersoalkan.

5. Motif perselisihan bisnis

Kritik atas CSR akan menyebabkan suatu alasan di mana akhirnya

bisnis perusahaan dipersalahkan. Kepercayaan bahwa program CSR seringkali

dilakukan sebagai suatu upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat atas

masalah etika dari bisnis utama perseroan.

4.13.4. Peraturan perundang-undangan CSR

Di Indonesia program CSR semakin menguat setelah dinyatakan

dengan tegas dalam UU perseroan terbatas No.40 tahun 2007, di mana dalam

pasal 74 antara lain diatur bahwa :

(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan.atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab

sosial dan lingkungan.

(2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana di maksud ayat (1)

merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan

Page 88: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

88

sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan

memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

uandangan.

(4) Ketentuan lebih kanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan

diatur dengan peraturan pemerintah.

Dalam pasal 74 ayat 1 disebutkan bahwa perseroan (mengacu pada UU

No.40/2007 pasal 1 ayat 1 bahwa perseroan diartikan sebagai perseroan

terbatas) yang menjalankan usaha di bidang atau berkaitan dengan sumber

daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan, namun

tidak dijelaskan apakah hal tanggung jawab yang sama juga diwajibkan bagi

entitas usaha yang tidak berbentuk badan hukum perseroan terbatas. Sehingga,

hal ini dapat menimbulkan penafsiran bahwa entitas usaha yang tidak

berbentuk perseroan terbatas tidak diwajibkan untuk melaksanakan tanggung

jawab sosial dan lingkungan (mengacu pada UU No. 40/2007) pasal 1 ayat 3

definisi tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan

untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi

perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masayrakat pada umumnya).

Selanjutnya pasal 74 ayat 1 tersebut menimbulkan pertanyaan lain

yaitu apakah perseroan terbatas yang tidak menjalankan kegiatan usaha

dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam dapat diartikan tidak

diwajibkan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR).

Selain itu, UU PT tidak menyebutkan secara rinci berapa besaran biaya yang

harus dikeluarkan perusahaan untuk CSR serta sanksi bagi yang melanggar.

Pada ayat 2, 3 dan 4 hanya disebutkan bahwa CSR dianggarkan dan

diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan

dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. PT yang tidak melakukan

CSR dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai CSR ini baru akan diataur oleh peraturan

pemerintah (belum terbit).

Peraturan lain yang menyinggung CSR adalaha UU No.25 tahun 2007

tentang penanaman modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa setiap penanaman

Page 89: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

89

modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.

Meskipun UU ini telah mengatur sanksi-sanksi secara terperinci terhadap

badan usaha atau usaha perseorangan yang mengabaikan CSR (pasal 34), UU

ini batru mampu menjangkau investor asing dan belum mengatur secara

perihal CSR bagi perusahaan nasional.

Menurut Edi Suharto (2008), peraturan tentang CSR yang relatif lebih

terperinci adalah UU no. 19 tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudian

dijabarkan lebih lanjut oleh peraturan menteri negara BUMN no: Per-

05/MBU/2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tata cara

pelaksanaan CSR. Seperti diketahui, CSR milik BUMN adalah program

kemitraan dan bina lingkungan (PKBL). Dalam UU BUMN dinyatakan bahwa

selain mencari keuntungan, peran BUMN adalah juga memberikan bimbingan

bantuan secara aktif kepada pengusaha golongan lemah, koperasi dan

masyarakat. Selanjutnya, permeneg BUMN menjelaskan bahwa sumber dana

PKBL berasal dari penyisihan laba bersih perusahaan sebesar maksimal 2

persen yang dapat digunakan untuk program kemitraan ataupun bina

lingkungan.

Page 90: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

90

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan wawancara

KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY) YAYASAN UNILEVER INDONESIA (STUDI KASUS :

PASAR MINGGU, JAKARTA)

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir, saya Angga Prabowo, mahasiswa

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor, memohon kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk melakukan

wawancara. Wawancara ini digunakan sebagai salah satu data primer untuk penelitian

tugas akhir saya berjudul Kajian Efektivitas program CSR (Corporate Social

Responsibility) Yayasan Unilever Indonesia (Studi Kasus : Pasar Minggu, Jakarta).

a. Aspek Internal Perusahaan

1. Apa visi dan misi PT.Unilever Indonesia Tbk ?

2. Bagaimana struktur organisasi PT. Unilever Indonesia Tbk ?

3. Bagaimana sejarah dan perkembangan PT.Unilever Indonesia Tbk ?

b. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)

1. Bagaimana bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan

sekitar ?

2. Bagaimana perkembangan program CSR yang diterapkan Yayasan Unilever

Indonesia ?

3. Bagaimana cara pemberian bantuan ? Siapa saja pihak perusahaan yang

terkait, serta apa tugasnya ?

4. Pertimbangan atau dasar apa saja yang digunakan dalam pemberian bantuan

dana ?

5. Tujuan apa yang dicapai melalui program CSR yang diterapkan ?

6. Manfaat apa saja yang diperoleh melalui penerapan program CSR ?

7. Program CSR apa saja yang sampai ke daerah pasar minggu ?

8. Berapa persen (%) profit yang diberikan untuk program CSR? Kenapa ?

9. Menurut perusahaan berpengaruh atau tidak mengadakan program CSR? Apa

saja keuntungannya bagi perusahaan/masyarakat yang menjadi sasaran

program CSR ?

10. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap efektifitas program CSR ?

Lampiran 2. Quesioner Penelitian

Quisioner untuk Masyarakat Pasar Minggu

Page 91: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

91

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Jenis Kelamin :

Penghasilan anda perbulan :

Pendidikan :

No.Telephone :

1. Apa yang anda rasakan sebelum program CSR ini ada ?

2. Program CSR apa saja yang sampai ke masyarakat Pasar Minggu ?

3 Apa saja yang anda rasakan ?

4. Menurut anda CSR apa yang paling anda rasakan? Mengapa ?

5. Setelah anda mengenal/merasakan program CSR yang di lakukan Yayasan

Unilever Indonesia. Bagaimana cara pandang anda terhadap PT Unilever

Indonesia TBK ?

6. Keuntungan apa yang anda dapatkan ?

7. Apakah program CSR Yayasan Unilever Indonesia tersebut sudah efektif di

rasakan masyarakat atau tidak? Mengapa ?

8. Apabila anda merasakan atau tidak merasakan, apa yang diharapkan kedepannya

bagi anda ?

9. Apabila anda mempunyai keluhan, apa keluhan anda terhadap program tersebut ?

Page 92: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

92

Lanjutan Lampiran 2.

Keterangan :

1 = STB = Sangat Tidak Berpengaruh 4 = PB= Berpengaruh

2 = TB = Tidak Berpengaruh 5 = SB = Sangat Berpengaruh

3 = CB = Cukup Berpengaruh

No Keterangan 1 2 3 4 5

Program Daur Ulang

1 Membuat lapangan pekerjaan

2 Mengurangi limbah yang ada di masyarakat

3 Meningkatkan ekonomi masyarakat

4 Masyarakat akan lebih memahami tentang apa

arti sampah

5 Meningkatkan ekonomi indifidu/perorangan

6 Meningkatkan kreatifitas masyarakat

7 Meningkatkan nama baik masyarakat sekitar

8 Meningkatkan kualitas produk daur ulang yang di

hasilkan oleh masyarakat

9 Mengubah cara pandang masyarakat terhadap PT.

Unilever Indonesia Tbk

10 Masyarakat akan lebih mengenal PT. Unilever

Indonesia Tbk

Program Lingkungan

1 Program CSR perusahaan sebelum masuk

kemasyarakat

2 Program CSR perusahaan ketika sudah masuk

kemasyarakat

3 Menghindari wabah penyakit dan banjir

4 Membuat lingkungan sejuk, hijau, besih, rapih

dan tidak bau

5 Menanamkan dibenak masyarakat akan

pentingnya arti kebersihan

6 Meningkatkan nama baik masyarakat sekitar

7 Meningkatkan ekonomi masyarakat

8 Meningkatkan sosialisasi antara masyarakat

sekitar

Page 93: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

93

9 Masyarakat akan lebih mengenal PT.Unilever

Indonesia Tbk

10 Mengubah cara pandang masyarakat terhadap

PT.Unilever Indonesia Tbk

Program Pendidikan

1 Membuat anak-anak kreatif

2 Membuat anak-anak yang tadinya tidak mengerti

menjadi mengerti

3 Memberi semangat belajar terhadap anak-anak

4 Menghibur anak-anak

5 Meningkatkan kecerdasan anak-anak

6 Meningkatkan nama baik masyarakat sekitar

7 Mengurangi tingkat berkumpulnya anak-anak /

nongkrong

8 Meningkatkan kesadaran anak-anak

9 Masyarakat akan lebih mengenal PT.Unilever

Indonesia Tbk

10 Mengubah cara pandang masyarakat terhadap

PT.Unilever Indonesia Tbk

Page 94: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

94

Lanjutan Lampiran 2.

Keterangan : 1 = STB = Sangat Tidak Berpengaruh 4 = PB= Berpengaruh

2 = TB = Tidak Berpengaruh 5=SB=SangatBerpengaruh

3 = CB = Cukup Berpengaruh

No Keterangan 1 2 3 4 5

Faktor Pihak Penerima Bantuan

1 Latar Belakang Pendidikan

2 Kemampuan dalam mengerjakan proses Daur

Ulang

3 Partisipasi masyarakat atas program tersebut

4 Latar Belakang Umur

5 Komunikasi dengan masyarakat sekitar

6 Pencarian Informasi tentang perlombaan

7 Hubungan baik dengan perusahaan

8 Peran aktif organisasi masyarakat

Faktor Organisasi

1 Kinerja karyawan Yayasan Unilever

Indonesia peduli dalam melakukan program

CSR

2 Informasi dari perusahaan ke masyarakat

3 Sosialisasi dari perusahaan ke masyarakat

4 Konsistensi perusahaan dalam program CSR

tehadap masyarakat

Faktor Prioritas kebutuhan

1 Karakteristik daerah tersebut

2 Jumlah individu yang membutuhkan

3 Desa tertinggal

4 Tingkat pengaruh bantuan terhadap masalah

Page 95: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

95

Lanjutan Lampiran 2. Quesioner Penelitian

Apakah atribut-atribut berikut dapat menjelaskan se efektifitas kah realisasi program

CSR ? berikan tanda (√) pada jawaban yang sesuai pada tempatnya.

Keterangan :

1 = STE = Sangat Tidak Efektif 4 = E = Efektif

2 = TE = Tidak Efektif 5 = SE = Sangat Efektif

3 = CE = Cukup Efektif

No. Keterangan 1 2 3 4 5

1. Faktor Daur Ulang

2. Faktor Lingkungan

3. Faktor Pendidikan

Jadwal kegiatan :

Saya akan mengadakan kegiatan penelitian pada bulan agustus – oktober 2008 di PT

Unilever Indonesia Tbk dan di Pasar Minggu, Jakarta. Kegiatan yang saya lakukan

seperti mengadakan wawancara dengan pihak Internal, .mencari tau apa saja kegiatan

program CSR yang dilakukan perusahaan di Pasar Minggu, membantu perusahaan

tentang kegiatan program CSR, dan sebagainya.

Rencana quesioner :

Dengan saya menyebarkan quesioner ini di harapkan saya bisa mendapatkan data

yang saya harapkan untuk penelitian saya. Saya akan menyebarkan quesioner ini

kepada beberapa masyarakat kemudian saya akan merangkum menjadi satu dengan

persentase yang diharapkan.

Biaya Penelitian :

Kegiatan Biaya

Foto copy Rp 150.000,00

Print Rp 250.000,00

Jilid Rp 100.000,00

Transportasi Rp 500.000,00

Total Rp 1.000.000,00

Page 96: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

96

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Reliability Statistics

.908 .911 44

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items N of Items

Validitas Program Daur Ulang

A1

A11 Pearson Correlation 0.330

Sig. (2-tailed) 0.025 Valid

A12 Pearson Correlation 0.230

Sig. (2-tailed) 0.124 Tidak Valid

A13 Pearson Correlation 0.592

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A14 Pearson Correlation 0.549

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A15 Pearson Correlation 0.644

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A16 Pearson Correlation 0.672

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A17 Pearson Correlation 0.684

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A18 Pearson Correlation 0.705

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A19 Pearson Correlation 0.617

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A110 Pearson Correlation 0.731

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

Page 97: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

97

Lanjutan Lampiran 3.

Validitas Program Lingkungan

A2

A21 Pearson Correlation 0.386

Sig. (2-tailed) 0.008 Valid

A22 Pearson Correlation 0.331

Sig. (2-tailed) 0.025 Valid

A23 Pearson Correlation 0.460

Sig. (2-tailed) 0.001 Valid

A24 Pearson Correlation 0.648

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A25 Pearson Correlation 0.729

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A26 Pearson Correlation 0.493

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A27 Pearson Correlation 0.450

Sig. (2-tailed) 0.002 Valid

A28 Pearson Correlation 0.327

Sig. (2-tailed) 0.027 Valid

Page 98: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

98

Lanjutan Lampiran 3

Validitas Program Pendidikan

A3

A31 Pearson Correlation 0.752

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A32 Pearson Correlation 0.501

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A33 Pearson Correlation 0.787

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A34 Pearson Correlation 0.196

Sig. (2-tailed) 0.192 Tidak Valid

A35 Pearson Correlation 0.783

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A36 Pearson Correlation 0.815

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A37 Pearson Correlation 0.833

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A38 Pearson Correlation 0.778

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

A39 Pearson Correlation 0.235

Sig. (2-tailed) 0.116 Tidak Valid

A310 Pearson Correlation 0.335

Sig. (2-tailed) 0.023 Valid

Page 99: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

99

Lanjutan Lampiran 3.

Validitas Faktor Pihak Penerima Bantuan

B1

B11 Pearson Correlation 0.888

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

B12 Pearson Correlation 0.741

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

B13 Pearson Correlation 0.737

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

B14 Pearson Correlation 0.535

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

B15 Pearson Correlation 0.692

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

B16 Pearson Correlation 0.625

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

B17 Pearson Correlation 0.643

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

B18 Pearson Correlation 0.768

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

Validitas Faktor Organisasi

B2

B21 Pearson Correlation 0.896

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

B22 Pearson Correlation 0.751

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

B23 Pearson Correlation 0.887

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

B24 Pearson Correlation 0.877

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

Page 100: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

100

Lanjutan Lampiran 3.

Validitas Faktor Prioritas Kebutuhan

B3

B31 Pearson Correlation 0.905

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

B32 Pearson Correlation 0.896

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

B33 Pearson Correlation 0.881

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

B34 Pearson Correlation 0.944

Sig. (2-tailed) 0.000 Valid

Page 101: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

101

Lampiran 4

Foto Proses Daur Ulang

Foto 1

Pengguntingan

Foto 2

Pembuatan Pola

Foto 3

Pola

Foto 4

Penjahitan

Foto 5

Pola satu dengan pola

lain disambungkan

Foto 6

Pola yang sudah jadi

dijahitkan dengan produk

Page 102: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

102

Foto 7

Proses Penjahitan pola dengan

barang

Foto 8

Hasil

Page 103: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

103

Lampiran 5.

Foto Program Pendidikan

Foto 1

Foto 2

Page 104: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

104

Lampiran 6.

Sebelum Program Lingkungan

Sesudah Program Lingkungan

Foto 1

Foto 2 Foto 3

Foto 1

Page 105: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

105

No Deskriptif yang Diteliti / Diamati Hasil Perkiraan / Pengamatan

1

Kualitas Pelaksanaan CSR

Program CSR PT Unilever Indonesia Tbk di laksanakan oleh Yayasan Unilever Indonesia pada tahun 2000. Budget yang di keluarkan oleh PT. Unilever Indonesia sebesar 2%

dari laba bersih perusahaan. Semakin tinggi keuntungan PT Unilever Indonesia maka semakin tinggi pula dana yang dikeluarkan untuk program CSR. Ada 4 bagian dalam pelaksanaan CSR yaitu : (1) divisi Lingkungan, (2) divisi Kesehatan, (3) divisi Peduli area Unilever, dan (4) divisi Becanda alam. Tujuan dari pelaksanaan program CSR yaitu

pengaruh peningkatan program CSR baik kualitas maupun kuantitas diharapkan bisa meningkatkan keunggulan kompetitif sehingga masyarakat bisa lebih mengenal produk,

loyal terhadap produk, dan setia terhadap produk. Otomatis brand image PT Unilever Indonesia meningkat.

2

Faktor – faktor yang mempengaruhi

Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi program CSR yaitu (1) faktor prioritas kebutuhan, (2) faktor organisasi, dan (3) factor pihak penerima bantuan. Dari hasil sebaran

jawaban responden untuk masing-masing faktor yang di bentuk oleh atribut-atribut pengaruh program CSR, faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengaruh program CSR adalah faktor Organisasi.

3

Efektivitas Program CSR :

Korelasi

Regresi

1. (a) Program Daur Ulang dengan faktor yang mempengaruhi yaitu hanya faktor prioritas kebutuhan dengan koefisien korelasi sebesar 0.260. korelasi ini tidak

signifikan pada taraf nyata 5%, dengan nilai-p 0.081. (b) program Lingkungan dengan faktor yang mempengaruhi yaitu semua faktor yang mempengaruhi adalah

signifikan pada taraf nyata 5%. (c) Program Pendidikan dengan faktor yang mempengaruhi yaitu program Pendidikan memiliki hubungan dengan Penerima dengan

koefisien korelasi sebesar 0.140. korelasi ini tidak signifikan pada taraf nyata 5%, dengan nilai-p 0.355. Kedua peubah tidak ada hubungan, dan Program pendidikan

memiliki korelasi dengan organisasi dengan koefisien korelasi sebesar -0.1. korelasi ini tidak signifikan pada taraf nyata 5%, dengan nilai-p 0.509. Kedua peubah

tidak memiliki hubungan linier.

2. (A) PROGRAM DAUR ULANG

Faktor yang berpengaruh nyata terhadap Program Daur ulang dari model di atas adalah faktor penerima bantuan dan faktor organisasi. Ini bisa di lihat dari masing-

masing nilai –p yang kurang dari (5%). Artinya faktor penerima bantuan dan faktor organisasi mempengaruhi dalam proses pelaksanaan program daur ulang PT.Unilever Indonesia Tbk yang dilaksanakan oleh masyarakat pasar minggu. Dari semua faktor yang mempengaruhi proses daur ulang oleh masyarakat pasar minggu, faktor yang

berpengaruh paling tinggi adalah faktor organisasi dan Faktor yang memliki pengaruh sedikit terhadap program daur ulang ini adalah faktor penerima bantuan. Sedangkan pada

faktor prioritas kebutuhan ini adalah atribut yang tidak memiliki pengaruh terhadap proses daur ulang

(B) PROGRAM LINGKUNGAN

Faktor yang berpengaruh nyata terhadap Program lingkungan dari model di atas adalah faktor prioritas kebutuhan dan faktor organisasi. Ini bisa di lihat dari masing-

masing nilai –p yang kurang dari (5%). Artinya faktor penerima bantuan dan faktor organisasi mempengaruhi dalam proses pelaksanaan program lingkungan PT.Unilever

Indonesia Tbk yang di laksanakan oleh masyarakat pasar minggu. Dari semua faktor yang mempengaruhi proses lingkungan oleh masyarakat pasar minggu, faktor yang

berpengaruh paling tinggi adalah faktor organisasi dan Faktor yang memliki pengaruh sedikit terhadap program lingkungan ini adalah faktor penerima bantuan. Sedangkan

pada faktor penerima bantuan ini adalah atribut yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap proses pendidikan.

(C) PROGRAM PENDIDIKAN

Faktor yang berpengaruh nyata terhadap Program pendidikan dari model di atas adalah faktor penerima bantuan dan faktor organisasi. Ini bisa di lihat dari masing-masing

nilai –p yang kurang dari (5%). Artinya faktor penerima bantuan dan faktor organisasi mempengaruhi dalam proses pelaksanaan program pendidikan PT.Unilever

Indonesia Tbk yang di laksanakan oleh masyarakat pasar minggu. Dari semua faktor yang mempengaruhi proses daur ulang oleh masyarakat pasar minggu, faktor yang

berpengaruh paling tinggi adalah faktor organisasi dan Faktor yang memliki pengaruh sedikit terhadap program daur ulang ini adalah faktor penerima bantuan. Sedangkan

pada faktor prioritas kebutuhan ini adalah atribut yang tidak memiliki pengaruh terhadap proses pendidikan.

Page 106: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

106

Tabel Rekapitulasi

PT. Unilever Indonesia Tbk

Yayasan Unilever Indonesia

Program-Program CSR

A. Program Daur Ulang B. Program Lingkungan C. Program Pendidikan

• Daur ulang

limbah Unilever

• Membuat

masyarakat mandiri

• Menciptakan

lapangan pekerjaan

• Membuat

masyarakat kreatif

• Masyarakat bisa

lebih menghargai

sebuah sampah

• Perlombaan se-

DKI Jakarta

• Pemilihan

kader

• Pengumpulan

sampah organik

dan non organik

• Penanaman

tanaman hias

• Program

petualangan taro

• Membuat

anak-anak lebih

kreatif

• Mengadakan

perlombaan

• Memotifasi

anak-anak agar

rajin belajar

Page 107: KAJIAN EFEKTIVITAS PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL … · Indonesia yang paling menonjol kemudian meneliti efektivitas program CSR yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia dan

107

Tabel Rekapitulasi

Faktor Prioritas

Kebutuhan

a. Latar belakang pendidikan.

b. Kemampuan dalam mengerjakan proses daur ulang.

c. Partisipasi masyarakat atas program CSR.

d. Latar belakang umur.

e. Komuinikasi dengan masyarakat sekitar.

f. Pencarian informasi tentang perlombaan.

g. Hubungan baik dengan perusahaan.

h. Peran aktif organisasi masyarakat.

• Atribut partisipasi masyarakat atas program

CSR, komunikasi dengan masyarakat sekitar,

pencarian informasi tentang perlombaan,

hubungan baik dengan perusahaan dan peran

aktif organisasi merupakan atribut yang

sangat berpengaruh dalam menjalankan

a. Kinerja karyawan PT Unilever Indonesia

Tbk dalam melakukan program CSR.

b. Informasi dari perusahaan ke masyarakat.

c. Sosialisasi dari perusahaan ke masyarakat.

d. Konsistensi perusahaan dalam program

CSR terhadap masyarakat.

• Secara keseluruhan faktor organisasi

sangat berpengaruh dalam menjalankan

program CSR. Semua atribut sangat

berpengaruh dalam menjalankan program

CSR. Konsistensi perusahaan sangat di

butuhkan sebab masyarakat sangat

membutuhkan pelatihan dan pengetahuan

agar kualitas barang produk daur ulang

bisa meningkat dan pemasaran produk bisa

meluas

a. Karakteristik daerah tersebut.

b. Jumlah individu yang

membutuhkan.

c. Desa tertinggal.

d. Tingkat pengaruh bantuan

terhadap masalah.

• Secara keseluruhan faktor

prioritas kebutuhan sangat

berpengaruh dalam

menjalankan program CSR

• Dari hasil sebaran jawaban responden

untuk masing-masing faktor yang di

bentuk oleh atribut-atribut pengaruh

program CSR, faktor yang memiliki

pengaruh signifikan terhadap

pengaruh program CSR adalah faktor

Organisasi.

Faktor Pihak Penerima Faktor Organisasi

Fakto-faktor yang mempengaruhi Program CSR