147
1 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Sumatera Selatan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Agustus– 2018 (Kajian Triwulanan)

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

1

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

Provinsi Sumatera Selatan

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan

Agustus– 2018(Kajian Triwulanan)

Page 2: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Penanggung Jawab:

Tim Advisory Ekonomi dan KeuanganKantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera SelatanJl. Jend. Sudirman No.510, PalembangTelp : 0711 - 354188 ext 8205, 8218, 8247Faks : 0711 – 312013

Versi softcopy buku ini dapat diunduh melalui www.bi.go.id

Page 3: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Kata PengantarSegala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat dan karunia-Nya Buku ”Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sumatera Selatan Agustus 2018” telah selesai disusun dan dipublikasikan. Buku ini menyajikan berbagai data dan informasi terkini mengenai perkembangan beberapa indikator perekonomian daerah khususnya bidang ekonomi, moneter, perbankan, sistem pembayaran, ketenagakerjaan dan keuangan daerah, yang pemanfaatannya selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal Bank Indonesia juga sebagai bahan informasi bagi pihak eksternal.

Pada triwulan II 2018, ekonomi Sumatera Selatan tumbuh sebesar 6,07% (yoy) atau tertinggi selama lima tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,87% (yoy). Pertumbuhan ekonomi ini juga tercatat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Sumatera yang sebesar 4,65% (yoy) serta lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,27% (yoy). Tingginya capaian pertumbuhan ekonomi di triwulan laporan terutama didukung oleh membaiknya pertumbuhan konsumsi rumah tangga, masih tingginya realisasi investasi, serta masih positifnya pertumbuhan ekspor luar negeri. Dari sisi penawaran, tiga sektor utama Sumatera Selatan yang memberikan kontribusi terbesar pada pertumbuhan ekonomi periode ini adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi.

Sementara itu, dari Inflasi Sumatera Selatan di triwulan II-2018 yang bertepatan dengan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri tercatat sebesar 2,93% (yoy). Realisasi inflasi ini lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi triwulan sebelumnya yang tercatat 3,35% (yoy), juga lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi Idul Fitri selama 4 tahun terakhir. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi nasional triwulan II 2018 yang sebesar 3,12% (yoy) serta realisasi inflasi Sumatera triwulan II 2018 yang sebesar 3,38% (yoy). Secara keseluruhan, realisasi inflasi tersebut berada dalam kisaran target inflasi nasional tahun 2018 yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,5±1% (yoy). Pencapaian ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama dengan berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam memberikan data dan informasi yang diperlukan bagi penyusunan buku ini. Harapan kami, kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan lagi pada masa mendatang. Kami juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas buku kajian ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi pihak yang berkepentingan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya, serta memberikan kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran untuk pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya.

3

Palembang, Mei 2018KEPALA PERWAKILAN BANK

INDONESIA PROVINSI SUMATERA SELATAN

Rudy Hairudin

Page 4: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 5: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Daftar IsiKata Pengantar...................................................................................... iiiDaftar Isi.................................................................................................vDaftar Tabel..........................................................................................viiDaftar Grafik.......................................................................................... ixIndikator Utama.....................................................................................ARingkasan Umum...................................................................................C1 Perkembangan Ekonomi Makro Regional.........................................71.1 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara Umum..............71.2 Perkembangan Ekonomi Sisi Penggunaan...................................91.3 Perkembangan Ekonomi Sisi Sektoral........................................172 Perkembangan Keuangan Daerah..................................................242.1 Gambaran Umum.......................................................................242.2 APBD Provinsi Sumatera Selatan................................................252.2.1 Anggaran Pendapatan APBD Provinsi Sumatera Selatan...........262.2.2 Realisasi Belanja APBD Provinsi Sumatera Selatan....................272.3 APBD Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan.....................282.4 APBN Provinsi Sumatera Selatan................................................313 Perkembangan Inflasi.....................................................................343.1 Inflasi Secara Umum..................................................................343.2 Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa................................393.2.1 Kelompok Bahan Makanan.........................................................393.2.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau.......403.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, & Bahan Bakar.............403.2.4 Kelompok Sandang....................................................................403.2.5 Kelompok Kesehatan..................................................................403.2.6 Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga..........................413.2.7 Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan................413.3 Tekanan Inflasi Sisi Penawaran..................................................413.4 Tekanan Inflasi Sisi Permintaan.................................................423.5 Kondisi Harga Pangan di Pasar Internasional.............................433.6 Upaya Pengendalian Inflasi........................................................444 Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah.....................................Error! Bookmark not defined.4.1 Kondisi Perbankan Sumatera Selatan........Error! Bookmark not defined.

5

Page 6: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

4.1.1 Kondisi Umum............................Error! Bookmark not defined.4.1.2 Penghimpunan DPK....................Error! Bookmark not defined.4.1.3 Penyaluran Kredit.......................Error! Bookmark not defined.4.1.4 Perkembangan Suku Bunga Bank Umum Konvensional.....Error!

Bookmark not defined.4.1.5 Kinerja Syariah dan BPR.............Error! Bookmark not defined.4.2 Stabilitas Sistem Keuangan........Error! Bookmark not defined.4.2.1 Asesmen Sektor Korporasi.........Error! Bookmark not defined.4.2.2 Asesmen Sektor Rumah Tangga Error! Bookmark not defined.4.3 Perkembangan Kegiatan UMKM di Sumatera Selatan..........Error! Bookmark not defined.5 Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah..................................................Error! Bookmark not defined.5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Nontunai. .Error! Bookmark not defined.5.2 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai Error! Bookmark not defined.5.3 Perkembangan Transaksi Pembayaran Menggunakan Elektronifikasi.......................................Error! Bookmark not defined.5.4 Kegiatan Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) Berizin di Sumatera Selatan.................Error! Bookmark not defined.6 Perkembangan Kesejahteraan Daerah...........Error! Bookmark not defined.6.1 Tingkat Pendapatan...................Error! Bookmark not defined.6.2 Kemiskinan.................................Error! Bookmark not defined.6.3 Perubahan Garis Kemiskinan......Error! Bookmark not defined.7 Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah........................867.1 Pertumbuhan Ekonomi...............................................................867.2 Perkembangan Inflasi.................................................................897.3 Rekomendasi.............................................................................90Daftar Istilah.........................................................................................94Tim Penyusun.......................................................................................98

6

Page 7: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

7

Page 8: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Daftar TabelTabel 1-1 Perekonomian Sumatera Selatan Sisi Pengeluaran (%yoy)..10Tabel 1-2 Andil Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan 2016-2017 (%yoy)...................................................................................................9Tabel 1-3 Tujuh Proyek Strategis Nasional di Sumatera Selatan.........14Tabel 1-4. Perkembangan Nilai Impor Komoditas Utama Provinsi Sumatera Selatan (jutaUS$)................................................................16Tabel 1-5 Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%yoy).................................................................18Tabel 1-6 Laju Pertumbuhan Triwulanan Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%qtq)..................................................21Tabel 2-1 Komponen Anggaran Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Per Triwulan I 2018.................................................25Tabel 2-2 Anggaran dan Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2017 dan Tahun 2018..................................26Tabel 2-3 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 dan Tahun 2017..................................27Tabel 2-4 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 dan Tahun 2017..................................28Tabel 2-5 APBD Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatara Selatan Triwulan I 2018...................................................................................................29Tabel 2-6 Kabupaten/Kota Penyerap Anggaran Pendapatan Tertinggi Triwulan I 2018....................................................................................29Tabel 2-7 Kabupaten/Kota Penyerap Anggaran Pendapatan Terendah Triwulan I 2018....................................................................................29Tabel 2-8 Kabupaten/Kota Penyerap Anggaran Belanja Tertinggi Triwulan I 2018....................................................................................30Tabel 2-9 Kabupaten/Kota Penyerap Anggaran Belanja Terendah S/d Triwulan I 2018....................................................................................30Tabel 2-10 Realisasi APBN Berdasarkan Jenis Belanja.........................31Tabel 2-11 Alokasi Dana Transfer & Dana Desa Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2018.......................................................................32Tabel 3-1 Disagregasi Inflasi Sumatera Selatan (2016-2018)..............34Tabel 3-2 Inflasi Spasial di Sumatera Selatan (2016-2018).................35Tabel 3-3 Andil Inflasi Bulanan Per Komoditas.....................................39Tabel 3-4 Andil Deflasi Bulanan Per Komoditas...................................39Tabel 3-5 Kontribusi/andil inflasi dalam kelompok barang dan jasa (%yoy).................................................................................................39Tabel 3-6 Perkembangan Harga Komoditas Internasional...................43Tabel 3-7 Datar Zonasi Wilayah TPID Sumatera Selatan...............Error! Bookmark not defined.Tabel 4-1.Perkembangan DPK Perbankan per Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan...................Error! Bookmark not defined.Tabel 4-2 Perkembangan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perbankan per Wilayah di Provinsi Sumatera Selatan (dalam Rp miliar)...............Error! Bookmark not defined.Tabel 4-3. Perkembangan Kredit Sektoral Provinsi Sumatera Selatan (Rp miliar)............................................Error! Bookmark not defined.Tabel 4-4. Perkembangan Bank Umum Syariah di Sumatera Selatan (Rp Juta)...............................................Error! Bookmark not defined.Tabel 4-5. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat di Sumatera Selatan (Rp juta)..................................Error! Bookmark not defined.

Page 9: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Tabel 4-6 Kinerja NPL Korporasi Per Sektor Ekonomi..Error! Bookmark not defined.Tabel 4-7 Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga Sumatera Selatan berdasarkan Pendapatan TW I 2018....Error! Bookmark not defined.Tabel 4-8. Proporsi Penyaluran Kredit UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan I 2018......................Error! Bookmark not defined.Tabel 4-9. Kegiatan Pengembangan UMKM di Sumatera Selatan..Error! Bookmark not defined.Tabel 10. Kandungan Hara pada Sampel Umbi. . .Error! Bookmark not defined.Tabel 11. Status pH, N, C, Nisbah C/N, P Total dan K total pada tanah di lahan kelompok tani Sinar Musi...........Error! Bookmark not defined.Tabel 12. Status K- dapat dipertukarkan (dd), P-Tersedia, Ca-dd, Na-dd, Boron dan Sulfur pada tanah di lahan kelompok tani Sinar Musi. .Error! Bookmark not defined.Tabel 13. Status KTK, Kejenuhan Al, Kejenuhan Basa, H-dd, dan Al-dd pada tanah di lahan kelompok tani Sinar Musi....Error! Bookmark not defined.Tabel 5-1 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sumatera Selatan............................................................Error! Bookmark not defined.Tabel 5-2 Jumlah Uang Palsu dalam lembar wilayah Sumatera Selatan............................................................Error! Bookmark not defined.Tabel 5-3 Transaksi Penggunaan Uang Elektronik......Error! Bookmark not defined.Tabel 5-4 Daftar KUPVA BB di Sumatera Selatan Error! Bookmark not defined.Tabel 6-1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Tabel 6.6. Garis Kemiskinan Provinsi Sumatera SelatanError! Bookmark not defined.Tabel 6-2 Perkembangan Garis Kemiskinan Provinsi Sumatera Selatan............................................................Error! Bookmark not defined.Tabel 7-1. Global Economic Outlook....................................................87Tabel 7-2. Volume Perdagangan Internasional....................................88Tabel 7-3. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Sumatera Selatan (% yoy)...................................................................................90

9

Page 10: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Daftar GrafikGrafik 1-1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010...............................................................9Grafik 1-2 PDRB dan Laju Pertumbuhan Triwulanan PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010...............................................................9Grafik 1-3 Indeks Konsumsi Barang Kebutuhan Tahan Lama Survei Konsumen Bank Indonesia...................................................................11Grafik 1-4 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah......................................11Grafik 1-5 Penggunaan Listrik Sumatera Selatan................................11Grafik 1-6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi Sumatera Selatan...............11Grafik 1-7 Realisasi Belanja APBD Sumatera Selatan Triwulan I 2017 dan Triwulan I 2018.............................................................................12Grafik 1-8 Realisasi Belanja APBN di Wilayah Sumatera Selatan Triwulan I 2017 dan Triwulan I 2018....................................................12Grafik 1-9 Kredit Investasi Sumatera Selatan......................................13Grafik 1-10 Penjualan Semen Sumatera Selatan.Error! Bookmark not defined.Grafik 1-11 Perkembangan PMDN Wilayah Sumatera Selatan.............13Grafik 1-12 Perkembangan PMA Wilayah Sumatera Selatan................13Grafik 1-13 Perkembangan PDRB Komponen Ekspor Luar Negeri dan Antar Daerah Sumatera Selatan..........................................................15Grafik 1-14 Perkembangan Ekspor Sumatera Selatan.........................15Grafik 1-15 Pangsa Ekspor Luar Negeri Sumatera Selatan Berdasarkan Nilai Ekspor Triwulan I 2018.................................................................16Grafik 1-16 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Berdasarkan Nilai Ekspor Triwulan I 2018....................................................................................16Grafik 1-17. Perkembangan Nilai Impor Provinsi Sumatera Selatan....17Grafik 1-18. Perkembangan Volume Impor Provinsi Sumatera Selatan............................................................................................................17Grafik 1-19. Perkembangan Impor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Asal Triwulan I 2018...........................................17Grafik 1-20. Pangsa Impor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Asal Triwulan I 2018................................................................17Grafik 1-21. Perkembangan Volume Ekspor Impor Sumatera Selatan. 19Grafik 1-22. Perkembangan Harga Komoditas Internasional...............19Grafik 1-23 Penyaluran Kredit Sektor Konstruksi Sumatera Selatan....20Grafik 1-24 Perkembangan Nilai Ekspor Karet Sumatera Selatan........15Grafik 1-25 Perkembangan Nilai Ekspor Kelapa Sawit Sumatera Selatan............................................................................................................15Grafik 1-26 Penyaluran Kredit Sektor Perdagangan dan Eceran Sumatera Selatan................................................................................21Grafik 1-27. Sumber Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2018 (%-yoy)..........................................................22Grafik 2-1 Struktur Anggaran Belanja Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2018............................................................24Grafik 2-2 Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Provinsi Sumatera Selatan................................................................................30Grafik 2-3 Realisasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa Provinsi Sumatera Selatan................................................................................31Grafik 3-1 Inflasi Provinsi di Sumatera Triwulan I 2018........................35Grafik 3-2 Inflasi Palembang dan Lubuklinggau Triwulan I 2018.........35Grafik 3-3. Perkembangan Inflasi Tahunan Sumatera Selatan dan Nasional...............................................................................................36

Page 11: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Grafik 3-4. Perkembangan Inflasi Bulanan Sumatera Selatan dan Nasional...............................................................................................36Grafik 3-5. Perbandingan Inflasi Tahun Kalender 2012-2017...............36Grafik 3-6. Disagregasi Inflasi Tahunan...............................................38Grafik 3-7. Disagregasi Inflasi Bulanan................................................38Grafik 3-8. Andil Disagregasi Inflasi Tahunan......................................38Grafik 3-9. Perkembangan Inflasi Tradables dan Non-tradables..........38Grafik 3-10. Perkembangan Curah Hujan Bulanan...............................42Grafik 3-11 Rata-rata Curah Hujan Kota/Kab TW I 2018......................42Grafik 3-12. Perkembangan Stok Beras dan Total Penyaluran.............42Grafik 3-13. Perkembangan Nilai Tukar Petani...Error! Bookmark not defined.Grafik 3-14 Hasil Survey Konsumen Bank Indonesia, Kota Palembang............................................................Error! Bookmark not defined.Grafik 3-15. Perkembangan Harga Kedelai Internasional....................44Grafik 3-16. Perkembangan Harga Gandum Internasional...................44Grafik 3-17. Perkembangan Harga Jagung Internasional.....................44Grafik 3-18. Perkembangan Harga Emas Internasional.......................44Grafik 4-1 Perkembangan Aset, DPK, dan Kredit Perbankan Provinsi Sumatera Selatan................................Error! Bookmark not defined.Grafik 4-2 Loan to Deposit Ratio (LDR) Error! Bookmark not defined.Grafik 4-3 Proporsi DPK Berdasarkan Kelompok Bank pada Triwulan I 2018....................................................Error! Bookmark not defined.Grafik 4-4 Pertumbuhan DPK Berdasarkan Kelompok Bank..........Error! Bookmark not defined.Grafik 4-5 Porsi DPK Perseorangan......Error! Bookmark not defined.Grafik 4-6 Porsi DPK Non Perseorangan...............Error! Bookmark not defined.Grafik 4-7 Pertumbuhan DPK Perbankan di Provinsi...Error! Bookmark not defined.Grafik 4-8 Komposisi DPK Perbankan Sumatera SelatanTriwulan I 2018............................................................Error! Bookmark not defined.Grafik 4-9 Pangsa DPK per Kabupaten/Kota........Error! Bookmark not defined.Grafik 4-10 Jumlah dan Pertumbuhan Penyaluran Kredit..............Error! Bookmark not defined.Grafik 4-11 Pertumbuhan Kredit Perbankan di Provinsi Sumatera Selatan.................................................Error! Bookmark not defined.Grafik 4-12 Komposisi Kredit Perbankan Triwulan I 2018 di Provinsi Sumatera Selatan................................Error! Bookmark not defined.Grafik 4-13 Pertumbuhan Kredit berdasarkan Penggunaan Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2018.......Error! Bookmark not defined.Grafik 4-14 Komposisi Kredit Perbankan Secara Spasial Triwulan I 2018 di Provinsi Sumatera Selatan...............Error! Bookmark not defined.Grafik 4-15 Pertumbuhan Kredit Sektoral Pada Triwulan I 2018....Error! Bookmark not defined.Grafik 4-16 Pangsa Penyaluran Kredit Sektoral Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2018.......................Error! Bookmark not defined.Grafik 4-17 NPL Kredit Sektor EkonomiError! Bookmark not defined.Grafik 4-18 Perkembangan Suku Bunga Simpanan Sumatera Selatan............................................................Error! Bookmark not defined.Grafik 4-19 Perkembangan Suku Bunga Pinjaman Sumatera Selatan............................................................Error! Bookmark not defined.

xi

Page 12: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Grafik 4-20 Perkembangan Undisbursed Loan Perbankan.............Error! Bookmark not defined.Grafik 4-21 Perkembangan DPK Bank Umum Syariah Sumatera Selatan............................................................Error! Bookmark not defined.Grafik 4-22 Perkembangan Pembiayaan Bank Umum Syariah Sumatera Selatan.................................................Error! Bookmark not defined.Grafik 4-23 Perkembangan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) Bank Perkreditan Rakyat Sumatera Selatan. Error! Bookmark not defined.Grafik 4-24 Perkembangan Aset Bank Perkreditan Rakyat Sumatera Selatan.................................................Error! Bookmark not defined.Grafik 4-25 Perkembangan DPK Bank Perkreditan Rakyat Sumatera Selatan.................................................Error! Bookmark not defined.Grafik 4-26 Perkembangan Kredit Bank Perkreditan Rakyat Sumatera Selatan.................................................Error! Bookmark not defined.Grafik 4-27 Likert Perkiraan Penjualan.Error! Bookmark not defined.Grafik 4-28 Likert Penjualan Ekspor & PDRB Ekspor...Error! Bookmark not defined.Grafik 4-29 Perkembangan Kredit Korporasi.......Error! Bookmark not defined.Grafik 4-30 Pangsa Kredit Korporasi. . .Error! Bookmark not defined.Grafik 4-31 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDRB Sumatera Selatan................................Error! Bookmark not defined.Grafik 4-32 Indeks Keyakinan Konsumen Rumah Tangga Sumatera Selatan.................................................Error! Bookmark not defined.Grafik 4-33 Persepsi Rumah Tangga Sumatera Selatan Terhadap Kondisi Ekonomi Saat Ini......................Error! Bookmark not defined.Grafik 4-34 Persepsi Rumah Tangga Sumatera Selatan Terhadap Kondisi Ekonomi 6 Bulan Yang Akan Datang.......Error! Bookmark not defined.Grafik 4-35 Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga Sumatera Selatan............................................................Error! Bookmark not defined.Grafik 4-36 Komposisi DPK Sumatera Selatan.....Error! Bookmark not defined.Grafik 4-37 Pertumbuhan DPK RT Sumatera Selatan. Error! Bookmark not defined.Grafik 4-38 Perkembangan Jenis DPK RT Sumatera Selatan..........Error! Bookmark not defined.Grafik 4-39 Pertumbuhan Kredit Konsumsi..........Error! Bookmark not defined.Grafik 4-40 NPL Kredit Konsumsi.........Error! Bookmark not defined.Grafik 4-41 Perkembangan Kredit UMKM.............Error! Bookmark not defined.Grafik 4-42 Proporsi Penggunaan Kredit UMKM Triwulan I 2018. . .Error! Bookmark not defined.Grafik 43. Pola Curah Hujan Kabupaten Musi Rawas tahun 2015..Error! Bookmark not defined.Grafik 5-1 Perkembangan Transaksi Kliring Sumatera Selatan.....Error! Bookmark not defined.Grafik 5-2 Perkembangan Jumlah Warkat Transaksi Kliring di Sumatera Selatan.................................................Error! Bookmark not defined.Grafik 5-3 Transaksi Fasilitator Registrasi Pemegang.Error! Bookmark not defined.Grafik 5-4 Transaksi Uang Elektronik (Nominal). .Error! Bookmark not defined.

Page 13: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Grafik 5-5 Transaksi Uang Elektronik (Frekuensi)Error! Bookmark not defined.Grafik 5-6 Pertumbuhan Jumlah KUPVA BB di Sumatera Selatan. .Error! Bookmark not defined.Grafik 6-1 Indeks Harga yang diterima, Indeks Harga yang dibayar dan Nilai Tukar Petani.................................Error! Bookmark not defined.Grafik 6-2 Perkembangan NTP dan Inflasi Pedesaan Sumatera Selatan............................................................Error! Bookmark not defined.Grafik 6-3 Perkembangan Penduduk Miskin........Error! Bookmark not defined.Grafik 7-1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Tahun 2018....................................................................................................86Grafik 7-2. Proyeksi Inflasi Tahunan Sumatera Selatan.......................89Grafik 7-3. Ekspektasi Harga Konsumen..............................................89

xiii

Page 14: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Indikator Utama

A. PDRB & Inflasi

I II III IV Total I II III IV Total I IIMAKROIndeks Harga Konsumen 121.07 122.12 123.40 124.84 124.84 125.56 127.39 127.15 128.54 128.54 129.77 131.12

Laju Inflasi Tahunan (yoy) 5.05 4.37 4.38 3.58 3.58 3.71 4.31 3.00 2.96 2.96 3.35 2.93 Bahan Makanan 11.96 6.09 7.14 3.58 3.58 2.28 3.23 -0.03 0.78 0.78 4.02 4.64 Makanan Jadi 8.63 11.52 12.14 3.65 3.65 8.07 4.77 2.93 2.56 2.56 3.18 3.96 Perumahan 1.64 1.42 1.41 10.02 10.02 2.96 6.10 5.59 5.64 5.64 4.24 1.49 Sandang 4.81 6.77 6.23 1.58 1.58 5.00 2.83 1.75 2.44 2.44 2.94 2.47 Kesehatan 4.01 6.48 5.60 5.57 5.57 5.53 3.23 2.85 2.70 2.70 2.45 1.91 Pendidikan 2.42 5.17 3.74 5.40 5.40 3.74 3.22 3.09 3.31 3.31 3.30 3.37 Transportasi 0.15 -1.57 -2.03 3.03 3.03 1.81 4.47 4.29 2.94 2.94 1.91 1.94

Pertumbuhan Tahunan PDRB Sektoral (yoy) 4.93 5.08 4.95 5.21 5.04 5.21 5.29 5.57 5.93 5.51 5.87 6.073.27 1.03 0.01 2.38 1.54 3.53 3.24 0.35 0.08 1.77 2.76 1.072.13 1.07 4.24 4.34 2.95 4.54 5.11 5.62 5.98 5.32 5.62 9.314.69 5.09 7.46 7.65 6.23 6.32 6.86 6.63 6.37 6.55 5.43 5.39-2.12 28.65 32.54 15.64 17.32 8.65 5.78 7.32 -0.17 5.30 9.79 8.44

1.30 0.36 0.13 4.35 1.51 4.24 4.04 4.13 4.12 4.13 5.45 7.64

7.79 10.66 8.94 7.51 8.70 7.84 7.11 9.62 10.91 8.92 9.54 7.558.12 8.87 8.59 9.14 8.69 8.21 7.66 7.26 7.64 7.69 8.34 8.095.89 5.75 7.26 9.07 7.01 8.77 9.86 7.96 6.99 8.37 7.37 7.05

11.54 12.29 9.17 7.92 10.17 7.39 6.49 8.84 9.79 8.15 10.30 11.316.19 6.56 6.55 8.15 6.87 8.25 8.59 8.49 8.37 8.43 8.45 7.325.66 9.53 5.88 8.30 7.33 2.85 2.71 2.67 2.64 2.72 5.06 2.757.91 8.26 8.75 8.81 8.44 8.50 6.82 6.93 7.13 7.33 7.56 8.214.04 3.83 7.17 10.89 6.50 9.32 9.12 7.21 6.26 7.93 8.40 9.64

10.87 14.19 -3.08 -8.35 2.94 -3.55 -4.01 12.95 9.66 3.39 4.64 5.552.26 7.24 5.52 -3.13 2.79 -2.30 0.40 1.27 1.48 0.21 0.93 2.436.56 6.71 -0.88 -6.92 1.24 -3.77 0.01 8.58 8.68 3.19 -0.01 0.942.36 1.43 1.90 3.95 2.42 5.26 5.17 3.53 3.77 4.41 7.24 8.40

Pertumbuhan Tahunan PDRB Penggunaan 4.93 5.08 4.95 5.21 5.04 5.21 5.29 5.57 5.93 5.51 5.87 6.075.64 5.00 3.92 3.23 4.43 2.79 2.54 2.08 2.25 2.41 3.09 4.07

Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga 15.64 3.65 3.76 2.92 6.20 2.88 4.71 2.24 2.42 3.06 4.51 6.47-10.21 7.02 -14.46 -6.31 -5.97 4.25 -6.99 16.85 25.49 10.16 1.10 7.3410.01 7.83 8.92 6.23 8.19 4.28 5.45 7.94 12.14 7.56 10.45 8.24-24.91 -18.81 -21.08 24.90 -11.96 62.17 72.61 109.83 60.78 74.65 101.45 207.3250.86 -30.01 -68.11 -54.45 -34.82 -72.37 -34.61 -12.78 -6.10 -41.96 12.72 8.11

Ekspor Dalam Negeri 1.99 2.42 8.30 17.33 7.62 20.28 4.97 -13.87 9.90 3.78 6.31 22.01Impor Dalam Negeri -12.90 1.97 14.46 23.69 6.67 46.77 24.95 22.97 26.89 29.57 4.06 9.29

Ekspor ImporI II III IV Total I II III IV Total I II

Nilai ekspor nonmigas (USD Juta) 414.2 424.7 436.1 636.8 1,911.8 887.8 869.7 959.0 1,048.73 3,765.18 999.32 993.50Nilai impor nonmigas (USD Juta) 561.1 195.9 196.1 152.5 1,105.5 73.5 100.9 111.1 111.26 396.73 194.76 289.30

Volume ekspor nonmigas (juta kg) 1,887.3 1,253.5 1,706.7 2,559.3 7,406.8 2,801.2 3,376.1 4,007.8 4,827.88 15,012.88 4,488.41 4,989.33Volume impor nonmigas (juta kg) 253.0 241.1 226.2 259.4 979.7 250.8 358.2 289.7 191.82 1,090.53 198.66 247.26

Real EstateJasa PerusahaanAdministrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial WajibJasa PendidikanJasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

INDIKATOR 2016

Pertanian, Kehutanan, dan PerikananPertambangan dan Penggalian Industri PengolahanPengadaan Listrik dan GasPengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur UlangKonstruksiPerdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda MotorTransportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan MinumInformasi dan KomunikasiJasa Keuangan dan Asuransi

Jasa lainnya

Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi PemerintahInvestasi Ekspor Luar NegeriImpor Luar Negeri

2018

201820172016

2017

A

Page 15: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

B. Perbankan

I II III IV I II III IV I II

82.11 83.80 85.32 86.98 91.80 95.79 95.34 98.92 101.21 101.14

59.27 60.68 60.67 63.18 66.97 69.50 71.55 72.12 76.14 75.32- Giro 10.4 10.1 10.0 8.7 12.6 12.1 12.2 9.6 11.5 13.0- Tabungan 26.0 28.1 27.8 30.7 30.1 32.3 32.6 35.2 34.0 36.0- Deposito 22.8 22.5 22.8 23.7 24.3 25.1 26.8 27.3 30.7 26.3

95.61 99.38 101.94 104.49 107.05 108.37 107.86 110.85 118.08 122.54

- Modal Kerja 34.7 37.9 39.2 40.5 41.9 41.3 42.6 42.8 43.7 46.7- Investasi 33.5 33.3 34.2 34.6 35.0 36.2 33.8 34.8 40.6 41.7- Konsumsi 27.5 28.2 28.6 29.4 30.1 30.9 31.4 33.2 33.8 34.1

95.61 99.38 101.94 104.49 107.05 108.37 107.86 110.85 118.08 122.5468.14 71.19 73.39 75.09 76.92 77.48 76.49 77.64 84.25 88.4017.37 17.77 17.82 17.44 17.35 18.20 18.59 19.22 19.40 20.554.54 4.33 4.50 4.51 4.18 2.74 2.78 2.51 8.25 8.3816.38 18.29 20.64 21.68 23.96 23.60 20.69 18.54 18.45 18.355.54 4.99 4.90 5.19 5.15 5.08 5.02 4.92 4.94 6.323.42 3.80 3.81 4.24 4.10 4.25 4.72 6.59 8.10 8.0814.87 15.81 15.39 15.70 15.74 16.38 16.88 17.04 17.06 17.95

Transportasi dan Pergudangan dan Komunikasi1.13 1.15 1.02 1.07 0.97 1.61 1.97 2.12 2.17 2.18Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.94 1.08 1.18 1.19 1.25 1.30 1.46 1.55 1.45 1.79

2.80 2.66 2.87 2.76 2.78 2.86 2.82 3.46 0.88 2.871.16 1.30 1.26 1.31 1.44 1.46 1.58 1.68 1.68 1.9327.47 28.20 28.56 29.40 30.13 30.89 31.37 33.21 33.83 34.14

6.26 6.39 6.44 6.68 6.82 7.05 7.26 7.62 7.87 8.380.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.051.02 1.02 1.01 1.02 0.98 0.97 0.94 0.89 0.85 0.802.86 2.77 2.69 2.60 2.64 2.72 2.79 2.89 3.03 3.1817.28 17.97 18.36 19.05 19.64 20.10 20.34 21.76 15.57 21.73

LDR 161.3% 163.8% 168.0% 165.4% 159.8% 155.9% 150.8% 153.7% 155.1% 162.7%

NPL Gross 2.40% 2.53% 2.75% 2.08% 2.23% 2.18% 2.62% 2.16% 2.76% 2.52%

2018

DPK (Rp Triliun)

Total Aset (Rp Triliun)Perbankan

Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha

Rumah TinggalFlat dan ApartemenRumah Toko (Ruko) dan Rumah Kantor Kendaraan Bermotor

KonstruksiPerdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Keuangan, Real Estate dan Jasa PerusahaanJasa-jasa

Pinjaman Berdasarkan Lapangan UsahaPertanian, Peternakan, Kehutanan &

INDIKATOR

Kredit Berdasarkan Penggunaan (Rp Triliun)

Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi (Rp Triliun)

Lainnya

2017

Pertambangan dan PenggalianIndustri PengolahanListrik, Gas dan Air Bersih

2016

C. Sistem Pembayaran

I II III IV Total I II III IV I II1.

Nominal (Rp Miliar) 13,761.7 15,073.6 12,324.4 13,911.1 55,070.8 13,233.6 11,208.3 12,224.7 12,677.6 11,564.0 11,341.3 Warkat (lembar) 343,324 359,395 322,289 381,319 1,406,327 371,624 326,669 336,934 350,835 322,434 307,531

2.a. Nominal (Rp Miliar) 225.6 239.3 198.8 220.8 884.5 210.1 190.0 197.2 204.5 186.5 210.0 b. Volume/Warkat (lembar) 5,628 5,705 5,198 6,053 5,648 5,899 5,537 5,434 5,659 5,201 5,695

3.a. Nominal/Hari (Rp Miliar) 95.9 88.1 92.0 111.5 387.6 109.1 153.7 125.3 137.9 114.3 121.6 b. Volume/Warkat (lembar) 34 33 70 89 225 81 91 96 116 87 95

4.Nominal (Rp Miliar) 230.0 233.2 540.4 256.1 1,259.7 187.7 130.0 149.1 128.7 126.9 142.2 Warkat (lembar) 7,140 6,280 5,494 5,637 24,551 5,138 4,272 3,898 3,801 3,476 3,771

Jumlah hari 61 63 62 63 249 63 59 62 62 62 54 5.

Nominal (%) 1.67% 1.55% 4.38% 1.84% 2.29% 1.42% 1.16% 1.22% 1.02% 1.10% 1.25%Warkat (%) 2.08% 1.75% 1.70% 1.48% 1.75% 1.38% 1.31% 1.16% 1.08% 1.08% 1.23%

6.1,134.7 1,519.3 1,636.8 2,863.5 7,154.2 2,084.2 1,075.7 1,916.1 1,599.5 1,208.7 302.2

Aliran uang masuk/inflow 3,163.3 2,350.4 5,244.9 2,184.7 12,943.3 2,534.8 2,180.0 5,508.7 2,459.8 2,762.4 4,513.8 Aliran uang keluar (outflow) 2,026.5 6,371.3 3,447.2 4,024.4 15,869.5 3,444.5 6,183.7 2,369.9 4,583.3 3,214.2 7,339.8 Net Inflow (outflow) 1,136.8 (4,020.9) 1,797.7 (1,839.8) (2,926.2) (909.7) (4,003.6) 3,138.7 (2,123.5) (451.8) (2,826.0)

2018KETERANGAN

Penolakan Cek/BGa.

Mutasi kas (Rp Miliar)Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)a.b.c.

20172016

b.

Perputaran Kliringa.b.Rata-rata Harian Kliring

Rata-rata Harian RTGS

Penolakan Cek/BGa.b.

B

Page 16: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Ringkasan Umum

Abstraksi

Pada triwulan II 2018, ekonomi Sumatera Selatan tumbuh sebesar 6,07% (yoy) atau tertinggi selama lima tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,87% (yoy). Pertumbuhan ekonomi ini juga tercatat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Sumatera yang sebesar 4,65% (yoy) serta lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,27% (yoy). Tingginya capaian pertumbuhan ekonomi di triwulan laporan terutama didukung oleh membaiknya pertumbuhan konsumsi rumah tangga, masih tingginya realisasi investasi, serta masih positifnya pertumbuhan ekspor luar negeri. Dari sisi penawaran, tiga sektor utama Sumatera Selatan yang memberikan kontribusi terbesar pada pertumbuhan ekonomi periode ini adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi.

Inflasi Sumatera Selatan di triwulan II-2018 yang bertepatan dengan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri tercatat sebesar 2,93% (yoy). Realisasi inflasi ini lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi triwulan sebelumnya yang tercatat 3,35% (yoy), juga lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi Idul Fitri selama 4 tahun terakhir. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi nasional triwulan II 2018 yang sebesar 3,12% (yoy) serta realisasi inflasi Sumatera triwulan II 2018 yang sebesar 3,38% (yoy). Secara keseluruhan, realisasi inflasi tersebut berada dalam kisaran target inflasi nasional tahun 2018 yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,5±1% (yoy). Inflasi Sumatera Selatan yang relatif terjaga disebabkan oleh menurunnya inflasi administered prices dan inflasi inti di triwulan II 2018. Selain itu, tekanan inflasi volatile food pada periode Ramadhan dan Idul Fitri tercatat tidak terlalu signifikan.

Stabilitas keuangan daerah di Sumatera Selatan cukup baik dan terjaga, yang tercermin dari indikator stabilitas keuangan daerah Sumatera Selatan, baik rumah tangga maupun korporasi. Penyaluran kredit perbankan Sumatera Selatan mengalami peningkatan, sementara itu penghimpunan DPK dan pertumbuhan aset tumbuh positif walaupun mengalami sedikit perlambatan. Sektor rumah tangga dan korporasi masih menunjukkan kondisi yang stabil yang salah satunya tercermin dari nilai NPL yang masih berada di bawah threshold.

Perekonomian Sumatera Selatan di tahun 2018 diperkirakan akan membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Membaiknya ekonomi global serta adanya dua event besar yaitu Asian Games dan Pilkada serentak di Sumatera Selatan akan menjadi sumber pertumbuhan utama di 2018. Beberapa

C

Page 17: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

risiko yang perlu diwaspadai adalah risiko pelemahan Rupiah akibat kenaikan suku bunga The Fed, ketegangan perdagangan Amerika Serikat dengan negara lain, serta turunnya permintaan CPO akibat penerapan kebijakan bea impor di India.

D

Page 18: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

Perekonomian Sumatera Selatan mempu tumbuh tinggi di periode laporan. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tercatat 6,07% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,87% (yoy). Angka ini berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 5,27% (yoy) dan rata-rata pertumbuhan regional Sumatera yang sebesar 4,65%. Relatif tingginya capaian pertumbuhan ekonomi di periode tersebut terutama didorong oleh tetap kuatnya kinerja ekspor, membaiknya investasi dan konsumsi RT.

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Realisasi pendapatan APBD Sumatera Selatan mencapai Rp 14,3 triliun atau 63,23% dari total pagu anggaran, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 53,04% dari pagu. Realisasi belanja APBD Sumatera Selatan periode ini mencapai 57,89% dari pagu, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu dengan realisasi 35,64% dari pagu. Sementara itu, realisasi belanja APBN di wilayah Sumatera Selatan sedikit menurun dari 33,5% dari pagu di triwulan I 2018, menjadi 32,3% dari pagu di triwulan I 2018.

PERKEMBANGAN INFLASI

Inflasi Sumatera Selatan di triwulan II 2018 tercatat sebesar 2,93% (yoy), lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,35% (yoy). Penurunan tekanan inflasi disebabkan oleh terkendalinya harga beberapa komoditas kelompok administered prices dan kelompok volatile food. Realisasi tersebut berada di rentang sasaran inflasi nasional yang sebesar 3,5±1% (yoy).

PERKEMBANGAN STABILITAS KEUANGAN DAERAH DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

Sektor keuangan relatif stabil. Pertumbuhan aset dan DPK perbankan Sumatera Selatan mengalami perlambatan, sementara itu pertumbuhan kredit mengalami peningkatan terutama pada kredit

E

Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan II 2018 mampu tumbuh tinggi.

Realisasi inflasi Sumatera Selatan triwulan II 2018 berada pada sasaran inflasi nasional.

Stabilitas keuangan daerah di Sumatera Selatan cukup baik, yang tercermin dari indikator stabilitas keuangan daerah Sumatera Selatan, baik rumah tangga maupun korporasi.

Realisasi pendapatan dan belanja APBD Sumsel tahun 2018 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Page 19: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

korporasi. Sementara, penyaluran kredit rumah tangga masih tumbuh tinggi walaupun sedikit melambat. Sektor rumah tangga dan korporasi masih menunjukkan kondisi yang stabil yang salah satunya tercermin dari nilai NPL yang masih berada di bawah threshold.

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Pada triwulan II 2018, Sumatera Selatan mengalami net outflow. Peningkatan outflow adalah sebesar 18,7% (yoy), sementara peningkatan inflow sebesar 107,0% (yoy). Di sisi lain, transaksi non tunai berada pada tren menurun dimana transaksi RTGS hanya tercatat kontraksi sebesar 27,56% (yoy) dan transaksi melalui kliring mengalami sedikit peningkatan sebesar 1,19% (yoy). Selanjutnya, transaksi pembayaran menggunakan elektronifikasi terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah pemegang uang elektronik dan pertumbuhan jumlah agen LKD.

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH

Kondisi ketenagakerjaan Sumatera Selatan triwulan ini tercatat meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Hal ini tercermin dari kenaikan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari 3,80% (yoy) menjadi 4,02% (yoy). Nilai Tukar Petani triwulan II-2018 menunjukkan sedikit trend peningkatan namun masih berada dibawah angka 100. Rata-rata NTP pada triwulan II-2018 sebesar 93,98 atau menurun dibanding triwulan sebelumnya sebesar 95,72. Pada triwulan II-2018, beras sejahtera (rastra) yang disalurkan sebesar 7,91 juta ton atau turun 69,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2017.

PROSPEK PEREKONOMIAN

Perekonomian Sumatera Selatan di tahun 2018 diperkirakan akan membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Membaiknya ekonomi global serta adanya dua event besar yaitu Asian Games dan Pilkada serentak di Sumatera Selatan akan menjadi sumber pertumbuhan utama di 2018. Beberapa risiko yang perlu diwaspadai adalah risiko

F

Sumatera Selatan

mengalami net outflow dengan

peningkatan pada inflow

maupun outflow. Sementara

transaksi non tunai berada

Kondisi ketenagakerjaan

Sumatera Selatan tercatat

membaik.

Perbaikan ekonomi

Sumatera Selatan masih

akan terus berlanjut.

Page 20: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

pelemahan Rupiah akibat kenaikan suku bunga The Fed, ketegangan perdagangan Amerika Serikat dengan negara lain, serta turunnya permintaan CPO akibat penerapan kebijakan bea impor di India. Sementara itu, realisasi inflasi Sumatera Selatan tahun 2018 diperkirakan akan sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun 2017, namun berada pada kisaran target inflasi nasional 3,5%±1% (yoy).

Halaman ini sengaja dikosongkan

G

Page 21: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

1 Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Triwulan II-2018 tercatat tertinggi selama lima tahun terakhir, tertinggi di regional Sumatera, dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional. Dari sisi permintaan, tingginya pertumbuhan PDRB komponen investasi

serta meningkatnya pertumbuhan PDRB komponen konsumsi rumah tangga menjadi faktor utama pendorong tingginya pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan.

Dari sisi sektoral, sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan didorong oleh perbaikan kinerja pertambangan batubara. Selanjutnya sektor lainnya yang memberikan dampak tertinggi pada pertumbuhan adalah sektor industri pengolahan, dan sektor konstruksi.

1.1 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara UmumPada triwulan II 2018, ekonomi Sumatera Selatan tumbuh sebesar 6,07% (yoy) atau tertinggi selama lima tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,87% (yoy). Pertumbuhan ekonomi ini juga tercatat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Sumatera yang sebesar 4,65% (yoy) serta lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,27% (yoy). Tingginya capaian pertumbuhan ekonomi di triwulan laporan terutama didukung oleh membaiknya pertumbuhan konsumsi rumah tangga, masih tingginya realisasi investasi, serta masih positifnya pertumbuhan ekspor luar negeri. Pangsa perekonomian Sumatera Selatan terhadap nasional adalah sebesar 2,8%. Sehingga andil pertumbuhan Sumatera Selatan triwulan II 2018 terhadap nasional adalah sebesar 0,17% dari total pertumbuhan nasional yang sebesar 5,27% (yoy).

Pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga terjadi pada hampir seluruh subkomponen terutama untuk subkomponen yang termasuk kepada kebutuhan primer. Perilaku masyarakat juga menunjukkan perilaku spending dari meningkatnya konsumsi barang tahan lama. Hal ini ditengarai karena berakhirnya konsolidasi keuangan rumah tangga akibat pelemahan harga komoditas unggulan. Di sisi lain, konsumsi rumah tangga juga didorong oleh persiapan pelaksanaan Asian Games XVIII yang akan dilaksanakan di Kota Palembang pada triwulan III 2018. Optimisme masyarakat terhadap perekonomian saat ini dan ke

8

Page 22: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

depan juga masih positif sehingga turut mendorong konsumsi rumah tangga.

Pelaksanaan Asian Games XVIII di Kota Palembang mendorong banyaknya investasi masuk ke Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini terbukti dengan peningkatan kinerja investasi di triwulan laporan. Penyelesaian beberapa program pendukung pelaksanaan event internasional terus belanjut antara lain Light Rail Transit (LRT), jalan tol, dan jembatan yang merupakan bagian dari proyek strategis nasional. Selain itu, masuknya investasi swasta di sektor penyediaan akomodasi dan makan minum seperti pembangunan dan renovasi hotel dan restoran turut mendorong kinerja sektor ini. Seluruh proyek pembangunan terkait persiapan Asian Games XVIII ini berada pada tahap penyelesaian mengingat waktu pelaksanaan kegiatan yang semakin dekat. Selain itu, investasi multiyears beberapa industri pengolahan kertas, industri pengolahan karet, perkebunan kelapa sawit, pertambangan batubara, dan industri kimia/farmasi masih terus berjalan.

Di tengah melemahnya harga karet dan kelapa sawit, ekspor luar negeri Sumatera Selatan masih tumbuh positif ditopang oleh ekspor batubara yang cukup signifikan. Walaupun pertumbuhan ekspor batubara tidak setinggi triwulan sebelumnya atau tumbuh sebesar 61,0% (yoy), nilai dan volume ekspor batubara triwulan ini tercatat tertinggi selama lima tahun terakhir. Meningkatnya permintaan batubara dari beberapa negara di ASEAN antara lain Kamboja, Thailand, dan Vietnam mendorong peningkatan ekspor komoditas ini. Sementara, permintaan dari Tiongkok mengalami penurunan dibandingkan triwulan lalu seiring masuknya musim panas. Di sisi lain, ekspor karet dan kelapa sawit mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat pelemahan harga.

Tingginya ekspor batubara mendorong sektor pertambangan dan penggalian menjadi sektor yang memberikan kontribusi tertinggi pada pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan triwulan II 2018. Selanjutnya industri pengolahan yang terutama ditopang oleh industri makanan dan minuman memberikan andil tertinggi kedua yang didorong oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga baik di Provinsi Sumatera Selatan maupun nasional. Sektor lainnya yang memberikan andil pertumbuhan cukup tinggi adalah sektor konstruksi dan sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor. Sektor konstruksi yang tumbuh cukup tinggi didorong oleh berlanjutnya proyek strategis nasional yang meliputi pembangunan infrastruktur dari pemerintah maupun swasta terkait dengan persiapan

9

Page 23: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Asian Games XVIII. Sementara sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor cukup meningkat seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian masyarakat.

Sektor utama Provinsi Sumatera Selatan lainnya yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memiliki pangsa sebesar 17,4% terhadap perekonomian Sumatera Selatan menunjukkan pertumbuhan yang sangat rendah yaitu 1,07% (yoy). Hal ini terutama disebabkan oleh melemahnya harga karet dan kelapa sawit internasional. Harga karet di pasar internasional berada pada level USD1,82/kg di triwulan II 2018 atau turun sebesar 28,06% (yoy). Pelemahan harga karet ini menjadi salah satu faktor penurunan nilai ekspor karet sebesar 17,7% (yoy). Kelapa sawit menunjukkan pola yang sama yaitu mengalami penurunan harga sebesar 14,7% (yoy) ke level USD601,3/metrik ton yang kemudian menjadi salah satu faktor penurunan nilai ekspor kelapa sawit sebesar 25,6% (yoy). Secara nilai, kedua harga ini menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yang masing-masing sebesar USD1,90/kg untuk karet dan USD628,3/metrik ton untuk kelapa sawit.

4.93 5.08 4.95 5.21 5.21 5.295.57

5.93 5.87 6.07

-0.90

0.10

1.10

2.10

3.10

4.10

5.10

6.10

-

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

%yoyRp Triliun PDRB AHDB Growth PDRB ADHK (Axis Kanan)

Grafik 1-1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Sumatera

Selatan ADHK 2010

1.12

3.58 3.78

-3.26

1.12

3.65 4.06

-2.88

1.07

3.84

-4.00

-3.00

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

-

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

%qtqRp Triliun PDRB-ADHB Growth PDRB ADHK (Axis Kanan)

Grafik 1-2 PDRB dan Laju Pertumbuhan Triwulanan PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah

Selanjutnya di triwulan III 2018 diperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan mengalami peningkatan dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan II 2018. Hal ini disebabkan oleh terus meningkatnya konsumsi rumah tangga yang didorong oleh optimisme masyarakat terhadap ekonomi kedepan dan pelaksanaan Asian Games XVIII pada bulan Agustus 2018. Selanjutnya, diperkirakan harga komoditas batubata internasional masih mengalami peningkatan walaupun tidak terlalu signifikan. Perbaikan harga serta peningkatan permintaan dari negara ASEAN diperkirakan akan mendorong kinerja ekspor batubara. Kinerja investasi diperkirakan meningkat seiring masih adanya finalisasi proyek pembangunan infrastruktur pendukung Asian Games XVIII, proyek strategis nasional multiyears, serta investasi korporasi yang masih terus berjalan.

10

Page 24: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

1.2 Perkembangan Ekonomi Sisi PenggunaanTabel 1-1 Andil Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan 2016-2018 (%yoy)

Komponen Pengeluaran Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3.67 3.19 2.46 2.12 2.85 1.83 1.62 1.29 1.45 1.54 1.98 2.53 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0.22 0.06 0.06 0.05 0.09 0.05 0.07 0.03 0.04 0.05 0.07 0.10 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (0.73) 0.53 (1.06) (0.57) (0.46) 0.26 (0.53) 1.01 2.06 0.71 0.07 0.49 Pembentukan Modal Tetap Bruto 3.59 2.84 3.21 2.45 3.02 1.61 2.03 2.97 4.81 2.87 3.89 3.08 Perubahan Inventori (0.10) (0.26) (0.79) (0.23) (0.35) (0.33) 0.45 0.81 (1.36) (0.10) 0.27 1.34 Ekspor Luar Negeri (4.41) (2.90) (2.94) 3.09 (1.77) 7.88 8.64 11.51 8.96 9.28 2.49 1.58 Impor Luar Negeri 2.99 (1.90) (7.21) (4.18) (2.67) (6.11) (1.46) (0.41) (0.20) (1.99) 2.29 3.21 Net Eskpor Dalam Negeri 5.69 (0.28) (3.20) (5.87) (1.00) (12.19) (8.45) (12.46) (10.22) (10.83) (0.59) 0.16 Net Ekspor Total (1.72) (1.28) 1.07 1.40 (0.10) 1.80 1.65 (0.54) (1.06) 0.44 (0.40) (1.47) P D R B 4.93 5.08 4.95 5.21 5.04 5.21 5.29 5.57 5.93 5.51 5.87 6.07

2018

I III III II III IV Total

2016

IV Total

2017

IIIProvinsi : Sumatera Selatan

Dari sisi penggunaan, komponen PDRB yang memberikan kontribusi terbesar adalah investasi dan konsumsi rumah tangga. Komponen investasi memberikan andil pertumbuhan sebesar 3,08%, sementara konsumsi rumah tangga memberikan andil pertumbuhan sebesar 2,53% (yoy). Kedua komponen ini jika diakumulasikan telah memberikan andil inflasi sebesar 5,61% dari total pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan di triwulan II 2018 yang sebesar 6,07% (yoy). Selain itu, kinerja ekspor luar negeri juga masih positif atau memberikan andil inflasi sebesar 1,58% (yoy). Masih positifnya kinerja ekspor luar negeri ini menahan net ekspor total kontraksi lebih dalam lagi sehingga pada periode laporan memberikan andil sebesar -1,47% (yoy). Kontribusi negatif pada komponen net ekspor disebabkan oleh tingginya komponen impor luar negeri.

Tabel 1-2 Perekonomian Sumatera Selatan Sisi Pengeluaran (%yoy)

Komponen Pengeluaran Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5.64 5.00 3.92 3.23 4.43 2.79 2.54 2.08 2.25 2.41 3.09 4.07 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 15.64 3.65 3.76 2.92 6.20 2.88 4.71 2.24 2.42 3.06 4.51 6.47 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (10.21) 7.02 (14.46) (6.31) (5.97) 4.25 (6.99) 16.85 25.49 10.16 1.10 7.34 Pembentukan Modal Tetap Bruto 10.01 7.83 8.92 6.23 8.19 4.28 5.45 7.94 12.14 7.56 10.45 8.24 Ekspor Luar Negeri (24.91) (18.81) (21.08) 24.90 (11.96) 62.17 72.61 109.83 60.78 74.65 12.72 8.11 Impor Luar Negeri 50.86 (30.01) (68.11) (54.45) (34.82) (72.37) (34.61) (12.78) (6.10) (41.96) 103.42 122.89 Net Eskpor Dalam Negeri (25.87) 1.48 27.02 30.15 5.56 78.54 46.74 86.98 42.44 60.20 2.24 (0.64) P D R B 4.93 5.08 4.95 5.21 5.04 5.21 5.29 5.57 5.93 5.51 5.87 6.07

2018

I IIIV Total

2017

IIIProvinsi : Sumatera Selatan 2016

I II III IV Total I II

Pada triwulan II 2018, komponen konsumsi rumah tangga tumbuh cukup tinggi menyentuh level 4,07% (yoy) setelah 7 triwulan terakhir tumbuh dibawah level 4%. Realisasi ini meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,09% (yoy).

Peningkatan konsumsi rumah tangga terutama pada kebutuhan primer antara lain kelompok makanan dan minuman non beralkohol kelompok pakaian, kelompok minuman beralkohol, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, kelompok perabot dan peralatan rumah tangga, kelompok kesehatan, dan kelompok komunikasi. Andil pertumbuhan paling tinggi ditunjukkan oleh kelompok makanan dan minuman non beralkohol dengan andil 1,41% (yoy). Peningkatan

11

Page 25: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

paling signifikan ditunjukkan oleh konsumsi rumah tangga kelompok penginapan dan hotel yang memberikan andil sebesar 0,20% (yoy). Sementara, beberapa kelompok konsumsi lainnya seperti kelompok transportasi/angkutan, kelompok rekreasi dan budaya, kelompok pendidikan, dan kelompok barang pribadi dan jasa perorangan mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan triwulan lalu.

Berdasarkan kelompok konsumsi rumah tangga yang mengalami peningkatan, terlihat bahwa masyarakat mulai melakukan spending setelah selesainya konsolidasi keuangan rumah tangga akibat pelemahan harga komoditas di tahun 2016 dan 2017. Konsumsi masyarakat sebagian besar merupakan kebutuhan primer, sementara konsumsi kebutuhan sekunder seperti rekreasi dan jasa menurun. Di sisi lain peningkatan konsumsi kelompok penginapan dan hotel menunjukkan adanya kegiatan persiapan pelaksanaan Asian Games XVIII.

Meningkatnya aktivitas belanja juga disebabkan oleh positifnya ekspektasi terhadap harga komoditas unggulan batubara. Pada triwulan laporan, harga batubara mencapai USD62,09/metrik ton atau tertinggi selama empat tahun terakhir. Secara tahunan, harga batubara meningkat sebesar 23,87% (yoy). Peningkatan harga batubara disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adanya perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok yang mengakibatkan adanya peningkatan permintaan batubara dari Tiongkok kepada negara produsen batubara selain Amerika Serikat. Selain itu berdirinya pembangkit tenaga listrik di beberapa negara ASEAN memberikan dorongan peningkatan permintaan batubara dunia.

Peningkatan konsumsi rumah tangga juga tercermin dari masih tingginya pertumbuhan kredit konsumsi di triwulan ini yaitu sebesar 10,53% (yoy). Meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh sebesar 12,26% (yoy), pencapaian pertumbuhan kredit triwulan ini berada di atas rata-rata pertumbuhan kredit konsumsi empat tahun terakhir yang sebesar 8,60% (yoy). Tingginya kredit konsumsi ini terutama tercermin pada pertumbuhan kredit kepemilikan rumah tinggal dan kendaraan bermotor. Kredit rumah tinggal menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 18,88% (yoy), atau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan empat tahun terakhir yang sebesar 8,52% (yoy). Begitu pula kredit kendaraan bermotor yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan rata-rata historisnya sebesar 17,07% (yoy) setelah empat tahun terakhir memiliki rata-rata pertumbuhan yang negatif

12

Page 26: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

sebesar -0,82% (yoy). Hal ini didukung juga dari survei keyakinan masyarakat atas kondisi ekonomi saat ini yang masih tinggi ditunjukkan oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar 123,15 di triwulan II 2018, atau berada pada level di atas 100.

-

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

140.0

160.0

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Pesim

is

Opti

mis

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini ( IKE )

Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu

Ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu

Konsumsi barang-barang kebutuhan tahan lama saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu

Grafik 1-3 Indeks Konsumsi Barang Kebutuhan Tahan Lama Survei

Konsumen Bank Indonesia

-2.0

-1.0

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

12,600

12,800

13,000

13,200

13,400

13,600

13,800

14,000

14,200

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Rp/USD Nilai Tukar

Grafik 1-4 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

-10.0

-5.0

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

0

200

400

600

800

1000

1200

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

% (yoy)Juta Kwh Rumah Tangga BisnisIndustri Growth Rumah TanggaGrowth Bisnis Growth Industri

Grafik 1-5 Penggunaan Listrik Sumatera Selatan

Sumber: PLN WS2JB

-30.0

-20.0

-10.0

0.0

10.0

20.0

30.0

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Rumah Tinggal Flat/ApartemenRuko dan Rukan Kendaraan BermotorMultiguna

Grafik 1-6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi Sumatera Selatan

Konsumsi Lembaga Non-Profit Rumah Tangga (LNPRT) di triwulan ini mengalami peningkatan. Pertumbuhan konsumsi LNPRT tercatat 6,47% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 4,51% (yoy). Peningkatan terutama didorong oleh keikutsertaan Sumatera Selatan dalam Pilkada Serentak 2018 pada tanggal 27 Juni 2018 oleh Provinsi Sumatera Selatan sendiri serta 9 Kabupaten/Kota. Ini adalah Pilkada terbesar yang pernah dilakukan oleh Sumatera Selatan karena mencakup lebih dari separuh daerah di Provinsi Sumatera Selatan. Pelaksanaan kampanye masih terus dilakukan oleh pasangan calon kepala daerah hingga bulan Juni 2018. Oleh karena itu, kegiatan terkait kampanye tersebut turut mendorong peningkatan PDRB komponen konsumsi LNPRT di triwulan II 2018.

Di periode yang sama, konsumsi pemerintah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan triwulan

13

Page 27: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

sebelumnya yaitu dari 1,10% (yoy) di triwulan lalu menjadi 7,34% (yoy) di triwulan ini. Peningkatan ini juga disumbang oleh adanya pelaksanaan Pilkada Serentak di provinsi dan 9 kabupaten/kota. Hal ini disebabkan anggaran Pilkada yang berbentuk hibah kepada Komisi Pemilihan Umum, Bawaslu, dan Panwaslu dialokasikan pada anggaran pemerintah daerah terealisasi di triwulan laporan. Realisasi belanja pemerintah juga didorong oleh turunnya gaji ke-13 pegawai negeri sipil pada bulan Juni 2018 yang nilainya cukup besar. Beberapa pengeluaran yang berbentuk belanja program sudah dimulai seiring telah selesainya proses perencanaan dan persiapan awal.

Realisasi belanja APBD Sumatera Selatan pada triwulan II 2018 mencapai 57,9% dari pagu anggaran, atau berada di atas target yang sebesar 50%. Realisasi ini tercatat lebih tinggi dibandingkan realisasi periode yang sama di tahun lalu yang sebesar 35,6% dari pagu dan menjadi faktor utama peningkatan PDRB konsumsi pemerintah di triwulan laporan. Sementara itu, realisasi belanja APBN di wilayah Sumatera Selatan pada triwulan II 2018 sebesar 32,3% dari pagu anggaran, mengalami sedikit penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu 33,5% dari pagu.

45.1

7.7 6.4

48.2

35.6

64.3

38.9

0.1

46.9

57.9

-

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

BelanjaOperasi

BelanjaModal

Belanja TakTerduga

BelanjaTransfer

Belanja Total

%

Triwulan II 2017 Triwulan II 2018

Grafik 1-7 Realisasi Belanja APBD Sumatera Selatan Triwulan II 2017 dan Triwulan II 2018Sumber: BPKAD Sumsel

44.6

32.4

23.0

12.6

33.5

47.2

28.0

20.8

26.932.3

-

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

40.0

45.0

50.0

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja BantuanSosial

Belanja Total

Triwulan II 2017 Triwulan II 2018

Grafik 1-8 Realisasi Belanja APBN di Wilayah Sumatera Selatan Triwulan II 2017 dan Triwulan II 2018

Kinerja investasi di triwulan II 2018 masih cukup tinggi yaitu sebesar 8,24% (yoy), walaupun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 10,45% (yoy). Kinerja investasi triwulan ini tercatat berada pada level yang tinggi melihat secara historis rata-rata pertumbuhan investasi 4 tahun terakhir adalah sebesar 5,41% (yoy). Positifnya kinerja investasi ditopang oleh tumbuhnya komponen bangunan maupun non bangunan yaitu masing-masing sebesar 8,33% (yoy) dan 7,96% (yoy). Positifnya pertumbuhan investasi di triwulan ini terutama berasal dari investasi pemerintah terkait dengan pembangunan infrastruktur yang ditunjukkan pada tingginya investasi bangunan. Beberapa

14

Page 28: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

pembangunan infrastruktur merupakan proyek pendukung Asian Games XVIII yang berada pada tahap finalisasi dan beberapa proyek strategis nasional multiyears yang masih berlanjut. Selain itu berdasarkan hasil liaison Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, sektor swasta/korporasi di sektor industri pengolahan kertas, industri pengolahan karet, perkebunan kelapa sawit, pertambangan batubara, dan industri kimia/farmasi masih terus berjalan.

Terealisasinya investasi swasta yang turut mendorong sektor investasi di triwulan II 2018 tercermin pada masih tingginya pertumbuhan kredit investasi. Pada triwulan II 2018, pertumbuhan kredit investasi mencapai 15,16% (yoy), masih cukup tinggi walaupun sedikit mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 15,93% (yoy).

-5

0

5

10

15

20

0.005.00

10.0015.0020.0025.0030.0035.0040.0045.00

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018%

yoy

Trili

un R

p

Grafik 1-9 Kredit Investasi Sumatera Selatan

Investasi sektor swasta di Sumatera Selatan yang sedikit melambat terlihat dari realisasi investasi PMDN triwulan II 2018 yang mengalami penurunan menjadi senilai Rp683 miliar, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya senilai Rp1,97 triliun. Sektor yang mengalami penurunan realisasi investasi antara lain sektor industri makanan dan sektor konstruksi. Sementara itu, realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) yang mengalami peningkatan dari USD214,6juta menjadi USD454,2 juta. Peningkatan PMA terutama didorong oleh sektor industri kertas, barang dari kertas dan pencetakan serta sektor industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi.

15

Page 29: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

0

20

40

60

80

100

120

-

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Trili

un R

pPMDN

Investasi PMDN Jml Proyek

Grafik 1-10 Perkembangan PMDN Wilayah Sumatera Selatan

0

20

40

60

80

100

120

140

- 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Mili

ar U

SD

PMAInvestasi PMA Jml Proyek

Grafik 1-11 Perkembangan PMA Wilayah Sumatera Selatan

Peningkatan investasi di Sumatera Selatan didorong juga dari pembangunan proyek infrastruktur strategis nasional (PSN) serta proyek pembangunan fasilitas pendukung Asian Games XVIII. Sampai saat ini sedang berlangsung pembangunan 7 PSN dari total 13 PSN di wilayah Sumatera Selatan (Tabel 1-3). Proyek kereta api double-track jalur Prabumulih-Kertapati telah selesai dan telah beroperasi pada triwulan II 2018. Tol Palembang-Inderalaya sesi I dan III telah rampung, sehingga tersisa sesi II yang akan diselesaikan di triwulan III 2018. Selain itu, Light Rail Transit (LRT) Palembang sudah tersambung dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin hingga Jakabaring Sport City dan telah digunakan sebagai kendaraan utama untuk transportasi atlit dan official Asian Games XVIII. Walaupun begitu, terdapat pekerjaan finishing yang masih berjalan antara lain penyelesaian stasiun. Jembatan Musi IV pun telah selesai di triwulan II 2018 dengan fungsi sebagai jalan alternatif apabila Jembatan Ampera ditutup pada kegiatan Asian Games XVIII. Selanjutnya, empat proyek lainnya masih dalam proses pembangunan. Selain proyek strategis nasional, terdapat banyak proyek pembangunan lainnya yang dilaksanakan atas beban APBD antara lain Jembatan Musi VI, dan Flyover Simpang Bandara dan flyover Keramasan. Seluruh proyek tersebut masih dalam tahap pengerjaan dan direncanakan selesai sebelum pelaksanaan Asian Games XVIII.

Tabel 1-3 Tujuh Proyek Strategis Nasional di Sumatera Selatan

No. Pembangunan Target Penyelesaian1. Proyek Kereta Api - Double Track, Prabumulih - Kertapati 20182. Light Rail Transit (LRT) 20183. Tol Palembang Inderalaya 20184. Tol Pematang Panggang-Kayuagung 20185. Tol Kayuagung-Palembang-Betung 20196. Bendungan Komering II Tigadihaji 20227. Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api Tahap I: 2018Sumber: Bappeda Provinsi Sumatera Selatan

Pertumbuhan Investasi di triwulan III 2018 diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan ini dikarenakan percepatan

16

Page 30: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

penyelesaian proyek-proyek infrastruktur seiring bertepatannya dengan pelaksanan Asian Games XVIII. Sebagian besar proyek berada pada tahap finalisasi sehingga realisasi pembayaran proyek tersebut harus rampung di periode ini. Selain itu, pertumbuhan investasi masih didukung oleh proyek pembangunan yang memiliki skema multiyears. Realisasi investasi sektor swasta juga diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebagaimana pola historis di triwulan II beberapa tahun ke belakang.

Kinerja ekspor luar negeri triwulan II 2018 masih mencatatkan pertumbuhan positif yaitu sebesar 8,11% (yoy), meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 12,72% (yoy). Perlambatan ini terutama didorong oleh melemahnya harga komoditas unggulan Sumatera Selatan terutama karet dan crude palm oil (CPO). Harga karet yang menyentuh level USD1,82/kg tercatat lebih rendah nominal dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar USD1,90/kg dan secara tahunan harga karet periode ini tercatat turun 28,0% (yoy). Begitu pula harga CPO yang tercatat pada level USD601,28/metrik ton, atau menurun secara nominal dibandingkan triwulan lalu, sehingga secara tahunan harga CPO periode ini turun 14,7% (yoy). Sementara, kinerja ekspor antar daerah yang tumbuh sebesar 22,01% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan lalu yang mengalami pertumbuhan sebesar 6,31% (yoy).

-40.0

-20.0

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

%(y

oy)

Ekspor LN Barang Ekspor LN Jasa Ekspor DN

Grafik 1-12 Perkembangan PDRB Komponen Ekspor Luar Negeri dan Antar

Daerah Sumatera Selatan

-50.0

0.0

50.0

100.0

150.0

200.0

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

g Nilai Ekspor g Volume Ekspor

Grafik 1-13 Perkembangan Ekspor Sumatera Selatan

Nilai ekspor luar negeri Sumatera Selatan pada triwulan laporan masih didominasi oleh ekspor karet dengan pangsa sebesar 43,06% dari total nilai ekspor Sumatera Selatan, disusul komoditas batubara dengan pangsa sebesar 22,00%, dan kelapa sawit sebesar 1,96%. Pangsa komoditas karet dan kelapa sawit cenderung menurun dibandingkan triwulan sebelumnya, sedangkan pangsa batubara mengalami peningkatan. Ekspor Sumatera Selatan yang masih berbentuk bahan mentah ini menjadikan kinerja ekspor Sumatera Selatan sangat

17

Page 31: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

bergantung dan rentan terhadap pergerakan harga komoditas internasional.

Dari sisi nilai, ekspor karet dan kelapa sawit mengalami pertumbuhan negatif yaitu -17,77% (yoy) dan -25,65% (yoy). Hal ini didorong oleh penurunan harga karet sebesar 28,06% (yoy), atau kontraksi lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun sebesar 25,38% (yoy). Demikian juga dengan harga kelapa sawit mengalami penurunan sebesar 14,67% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya turun sebesar 12,05% (yoy). Sementara ekspor batubara masih tumbuh positif sebesar 61,02% (yoy) walaupun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 91,59% (yoy). Masih positifnya ekspor batubara disebabkan oleh harga batubara internasional yang masih mengalami perbaikan di triwulan II 2018 yaitu mencapai USD 62,09/Mton, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar USD 60,84/Mton. Harga batubara tumbuh 23,87% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 22,08% (yoy).

-40-20020406080100120140

0100200300400500600700

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

(%yoy)

Juta

USD

Ekspor Karet USD%g Ekspor Karet (Sumbu Kanan)

Grafik 1-14 Perkembangan Nilai Ekspor Karet Sumatera Selatan

-150-100-50050100150200250

0102030405060708090

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

(%yoy)

Juta

USD

Ekspor CPO USD %gCPO (Sumbu Kanan)

Grafik 1-15 Perkembangan Nilai Ekspor Kelapa Sawit Sumatera Selatan

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah

Dari sisi volume, ekspor Sumatera Selatan tercatat melambat menjadi sebesar 47,79% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 60,23% (yoy). Melambatnya pertumbuhan volume ekspor Sumatera Selatan terutama disebabkan kontraksinya pertumbuhan ekspor komoditas kelapa sawit yang sebesar 20,18% (yoy). Perlambatan pertumbuhan ekspor kelapa sawit ini didorong oleh turunnya permintaan dari negara tujuan ekspor utama yaitu India akibat pemberlakuan kebijakan peningkatan bea masuk untuk minyak kelapa sawit yang bertujuan untuk meningkatkan permintaan minyak kedelai dan minyak bunga matahari dari dalam negeri. Walaupun begitu, permintaan batubara tumbuh positif sebesar 53,63% (yoy), walaupun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 72,28% (yoy). Permintaan komoditas batubara terutama berasal dari

18

Page 32: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tiongkok dan beberapa negara ASEAN yaitu Kamboja, Thailand dan Vietnam untuk kebutuhan pembangkit listrik. Begitu pula volume ekspor karet, masih tumbuh positif sebesar 3,72% (yoy) setelah triwulan sebelumnya tumbuh negatif -9,25% (yoy). Pertumbuhan volume ekspor karet terutama berasal dari Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang.

43.06%

1.96%

22.00%0.08%

32.90%

Karet

Kelapa Sawit

Batu Bara

Kopi

Lainnya

Grafik 1-16 Pangsa Ekspor Luar Negeri Sumatera Selatan Berdasarkan Nilai Ekspor Triwulan II 2018

10.2%

10.6%

35.5%

6.2%

7.3%

16.0%

14.2%USAEuropeChinaJapanIndiaASEANOthers

Grafik 1-17 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Berdasarkan Nilai Ekspor Triwulan II 2018

Sementara itu, pertumbuhan kinerja impor mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pertumbuhan impor di triwulan II 2018 mencapai 186,5% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 194,76% (yoy). Secara nilai, impor nonmigas pada triwulan II 2018 tercatat sebesar USD289,3 juta, meningkat signifikan dibandingkan triwulan lalu yang sebesar USD194,76 juta. Secara triwulanan, nilai impor non migas mengalami peningkatan sebesar 48,54% (qtq). Peningkatan impor disebabkan oleh pembelian barang modal berupa peralatan industri antara lain mesin untuk finishing kertas atau papan kertas. Impor peralatan industri ini menunjukkan peningkatan kegiatan investasi sektor swasta/korporasi. Selanjutnya terdapat peningkatan impor peralatan elektrik yang sangat signifikan mencapai 2823,4% (yoy) yang diperkirakan untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang sedang masif dilakukan di Sumatera Selatan.

Tabel 1-4. Perkembangan Nilai Impor Komoditas Utama Provinsi Sumatera Selatan (jutaUS$)

I II III IV I II III IV I IITotal 561.1 195.9 196.1 152.5 73.5 101.0 111.1 111.3 194.8 289.3 100.0%

Peralatan Elektrik 45.9 12.2 24.5 19.4 3.0 0.6 0.7 3.9 7.2 18.2 6.3%Besi dan Baja 6.8 3.8 2.6 2.3 0.7 3.7 6.5 1.3 14.3 1.6 0.6%Peralatan Industri 137.2 43.7 17.2 29.3 9.5 8.7 11.7 5.7 73.0 28.9 10.0%Pupuk 18.0 18.7 14.1 10.9 17.1 16.9 19.5 16.6 20.9 26.4 9.1%Gandum 20.0 3.5 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0%Peralatan Khusus Industri135.0 46.7 22.6 27.1 8.4 9.9 20.2 40.1 36.2 162.6 56.2%

Pangsa (%)

Komponen Impor 2016 2017 2018

Sumber: Bank Indonesia, diolah

19

Page 33: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

-150

-100

-50

0

50

100

150

200

250

0

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

%yoyJuta USDTotal Nilai Impor Growth (aksis kanan)

-60

-40

-20

0

20

40

60

0

50

100

150

200

250

300

350

400

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

%yoyJuta TonTotal Volume Impor Growth (aksis kanan)

Grafik 1-18. Perkembangan Nilai Impor Provinsi Sumatera SelatanSumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 1-19. Perkembangan Volume Impor Provinsi Sumatera SelatanSumber: Bank Indonesia, diolah

Ditinjau dari negara asalnya, impor di triwulan II 2018 paling tinggi adalah berasal dari Eropa dengan pangsa sebesar 46,90%. Selanjutnya disusul oleh Tiongkok dengan pangsa impor sebesar 25,25% (yoy). Impor dari Eropa dan ASEAN meningkat signifikan yaitu masing-masing sebesar 1383,12% (yoy) dan 1539,4% (yoy).

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Others ASEAN China Europe USA

31,10%

18,72%25,82%

0,94%

23,43%

USA Europe China ASEAN Others

Grafik 1-20. Perkembangan Impor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Asal Triwulan II 2018Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 1-21. Pangsa Impor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Asal Triwulan II 2018Sumber: Bank Indonesia, diolah

1.3 Perkembangan Ekonomi Sisi SektoralDari sisi lapangan usaha, peningkatan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2018 terutama disumbang dari sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, dan sektor konstruksi. Secara umum, peningkatan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada sektor pertambangan dan penggalian terutama didorong oleh positifnya pertumbuhan harga batubara dan meningkatnya permintaan dari negara tujuan ekspor. Konsumsi rumah tangga yang meningkat juga turut mendorong peningkatan kinerja industri pengolahan yang didominasi oleh industri makanan dan minuman. Sementara itu, intensitas penyelesaian pembangunan infrastruktur yang masih cukup tinggi di periode ini berdampak kepada tumbuhnya sektor konstruksi.

20

Page 34: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel 1-5 Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%yoy)

I II III IV Total I II III IV Total I IIPertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.27 1.03 0.01 2.38 1.54 3.53 3.24 0.35 0.08 1.77 2.76 1.07Pertambangan dan Penggalian 2.13 1.07 4.24 4.34 2.95 4.54 5.11 5.62 5.98 5.32 5.62 9.31Industri Pengolahan 4.69 5.09 7.46 7.65 6.23 6.32 6.86 6.63 6.37 6.55 5.43 5.39Pengadaan Listrik, Gas -2.12 28.65 32.54 15.64 17.32 8.65 5.78 7.32 -0.17 5.30 9.79 8.44Pengadaan Air 1.30 0.36 0.13 4.35 1.51 4.24 4.04 4.13 4.12 4.13 5.45 7.64Konstruksi 7.79 10.66 8.94 7.51 8.70 7.84 7.11 9.62 10.91 8.92 9.54 7.55Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

8.12 8.87 8.59 9.14 8.69 8.21 7.66 7.26 7.64 7.69 8.34 8.09

Transportasi dan Pergudangan 5.89 5.75 7.26 9.07 7.01 8.77 9.86 7.96 6.99 8.37 7.37 7.05Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 11.54 12.29 9.17 7.92 10.17 7.39 6.49 8.84 9.79 8.15 10.30 11.31Informasi dan Komunikasi 6.19 6.56 6.55 8.15 6.87 8.25 8.59 8.49 8.37 8.43 8.45 7.32Jasa Keuangan 5.66 9.53 5.88 8.30 7.33 2.85 2.71 2.67 2.64 2.72 5.06 2.75Real Estate 7.91 8.26 8.75 8.81 8.44 8.50 6.82 6.93 7.13 7.33 7.56 8.21Jasa Perusahaan 4.04 3.83 7.17 10.89 6.50 9.32 9.12 7.21 6.26 7.93 8.40 9.64Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

10.87 14.19 -3.08 -8.35 2.94 -3.55 -4.01 12.95 9.66 3.39 4.64 5.55

Jasa Pendidikan 2.26 7.24 5.52 -3.13 2.79 -2.30 0.40 1.27 1.48 0.21 0.93 2.43Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6.56 6.71 -0.88 -6.92 1.24 -3.77 0.01 8.58 8.68 3.19 -0.01 0.94Jasa lainnya 2.36 1.43 1.90 3.95 2.42 5.26 5.17 3.53 3.77 4.41 7.24 8.40PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4.93 5.08 4.95 5.21 5.04 5.21 5.29 5.57 5.93 5.51 5.87 6.07

SEKTOR 2016 2017 2018

Kinerja sektor pertambangan dan penggalian meningkat seiring perbaikan harga komoditas batubara internasional. Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 9,31% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,62% (yoy) serta memberikan andil paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan II 2018 yaitu sebesar 1,97% (yoy). Peningkatan harga komoditas tersebut terutama didorong oleh meningkatnya permintaan dari Tiongkok, Kamboja, Thailand dan Vietnam. Harga batubara di triwulan ini mencapai USD62,09/metrik ton, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar USD60,84/metrik ton. Peningatan harga batubara ini juga tercermin pada peningkatan Indonesia Coal Index (ICI) dan Harga Batubara Acuan (HBA) di triwulan II 2018. Selain itu, volume ekspor batubara masih tumbuh positif sebesar yaitu 53,63% (yoy). Pertumbuhan harga batubara yang berada pada tren meningkat sejak awal tahun 2017 ini memberikan optimisme bagi pelaku usaha pertambangan. Hal ini ditunjukkan pada peningkatan kredit pada sektor pertambangan yang cukup signifikan yaitu mencapai 205,18% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 97,19% (yoy).

21

Page 35: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

-800-600-400-200

0200400600800

10001200

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Juta USD Ekspor Impor Net Ekspor

-40

-20

0

20

40

60

80

100

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

%gKaret (Sumbu Kanan) %gKelapa Sawit%gBatubara %gMinyak WTI

Grafik 1-22. Perkembangan Volume Ekspor Impor Sumatera SelatanSumber : Bank Indonesia,diolah

Grafik 1-23. Perkembangan Harga Komoditas InternasionalSumber : Dispenda Provinsi Sumatera Selatan

Triwulan II 2018, sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 5,39% (yoy), sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,43 (yoy). Namun, sektor ini memberikan andil pertumbuhan terbesar ke-2 yaitu sebesar 1,03% (yoy) di triwulan ini. Pertumbuhan sektor ini ditopang oleh subsektor makanan dan minuman yang tumbuh sebesar 12,50% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 11,42% (yoy). Andil pertumbuhan subsektor makanan dan minuman pada sektor industri pengolahan cukup signifikan yaitu mencapai 0,89% (yoy). Peningkatan subsektor ini disebabkan oleh menguatnya perekonomian daerah maupun nasional yang mendorong konsumsi rumah tangga. Selanjutnya, subsektor industri karet dan barang dari karet juga menunjukkan kinerja yang positif yaitu tumbuh 3,20% (yoy), walaupun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,79% (yoy). Meskipun harga karet global saat ini cenderung melemah, subsektor ini masih berperan positif pada pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan dan memberikan andil sebesar 0,11% (yoy).

Sektor konstruksi masih tumbuh tinggi mencapai 7,55% (yoy), walaupun tercatat melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,54% (yoy), namun masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan sektor konstruksi empat tahun terakhir yang sebesar 6,74% (yoy). Sektor ini memberikan andil terbesar ke-3 setelah sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 0,87% (yoy). Tingginya pertumbuhan sektor ini didorong oleh percepatan proses penyelesaian pembangunan infrastruktur di Sumatera Selatan. Kinerja konstruksi yang meningkat juga tercermin pada peningkatan penyaluran kredit konstruksi yang signifikan. Pada triwulan II 2018, kredit konstruksi tumbuh tinggi sebesar 90,14%% (yoy), walaupun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 97,35% (yoy).

22

Page 36: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Beberapa proyek strategis pemerintah yang masih berlanjut di triwulan ini menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor konstruksi di triwulan II 2018. Proyek pembangunan infrastruktur yang berada pada tahap finalisasi di triwulan II 2018 antara lain adalah pembangunan Jalan Tol Palembang-Inderalaya, pembangunan Light Rail Transit (LRT), dan pembangunan Jalur Kereta Double Track Prabumulih-Kertapati.

0

20

40

60

80

100

120

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

% (y

oy)

Mili

ar R

P

Nominal Kredit Konstruksi G Kredit Konstruksi

Grafik 1-24 Penyaluran Kredit Sektor Konstruksi Sumatera Selatan

Di sisi lain, kinerja sektor unggulan Sumatera Selatan yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami penurunan yaitu hanya mampu tumbuh 1,07% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,76% (yoy). Sektor ini memberikan andil pertumbuhan sebesar 0,20% (yoy). Penurunan ini terutama disebabkan oleh beberapa subsektor yang tumbuh negatif seperti subsektor kehutanan dan penebangan kayu serta subsektor tanaman hortikultura semusim dengan pertumbuhan masing-masing sebesar -5,93% (yoy) dan -18,60% (yoy). Di sisi lain, subsektor yang memberikan pangsa paling besar terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yaitu subsektor perkebunan tahunan dan subsektor tanaman pangan hanya dapat tumbuh pada level yang rendah yaitu masing-masing 1,33% (yoy) dan 0,48% (yoy).

Rendahnya pertumbuhan subsektor perkebunan tahunan disebabkan antara lain oleh penurunan harga karet dan kelapa sawit. Harga karet tercatat yang turun 28,06% (yoy). Walaupun volume ekspor karet di triwulan ini naik sebesar 3,72% (yoy), namun tidak mampu mendongkrak peningkatan nilai ekspor karet. Pada triwulan II 2018 tercatat ekspor karet mengalami kontraksi sebesar 17,77% (yoy), walaupun tidak sedalam triwulan sebelumnya yang kontraksi 30,20% (yoy). Melemahnya harga komoditas kelapa sawit juga memberikan dampak pada rendahnya pertumbuhan subsektor perkebunan tahunan. Harga kelapa sawit tercatat turun 14,67% (yoy), selain itu volume ekspor kelapa sawit menurun signifikan yaitu sebesar 20,18% (yoy). Hal ini ditengarai disebabkan oleh dua faktor yaitu pelarangan

23

Page 37: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

penggunaan minyak kelapa sawit di negara Uni Eropa serta kebijakan peningkatan tarif impor India untuk produk sawit dan turunannya.

Pertumbuhan sektor perdagangan besar dan eceran masih tumbuh tinggi seiring dengan perbaikan konsumsi rumah tangga walaupun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor ini memberikan andil pertumbuhan sebesar 0,82% (yoy) dan tumbuh sebesar 8,09% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan I 2018 yang tumbuh sebesar 8,34% (yoy). Masih tingginya pertumbuhan sektor ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi masyarakat seiring meningkatnya optimisme terhadap perekonomian daerah serta berakhirnya konsolidasi keuangan rumah tangga. Kondisi tersebut mendorong masyarakat untuk merubah perilaku saving ke spending. Positifnya kinerja sektor ini dikonfirmasi oleh meningkatnya pertumbuhan kredit sektor perdagangan yang sebesar 9,54% (yoy), lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit sektor ini pada tiga tahun terakhir yang sebesar 7,40% (yoy).

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

20,000

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

% (yoy)Miliar RpNominal Kredit Perdagangan

G Kredit Perdagangan

Grafik 1-25 Penyaluran Kredit Sektor Perdagangan dan Eceran Sumatera Selatan

Secara triwulanan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan mengalami peningkatan yang sesuai dengan pola historis triwulan ke-2. Pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2018 tercatat sebesar 3,84% (qtq), meningkat dibandingkan dengan triwulan I 2018 yang tercatat sebesar 1,07% (qtq). Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini terutama disebabkan oleh meningkatnya sektor pertambangan dan penggalian serta sektor konstruksi sebesar 6,99% (qtq) dari 0,58% (qtq) dari sebelumnya -2,07% (qtq) dan -3,98% (qtq).

Tabel 1-6 Laju Pertumbuhan Triwulanan Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%qtq)

24

Page 38: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

I II III IV I II III IV I IIPertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7.54 7.82 14.45 (22.85) 8.75 7.51 11.25 -23.06 11.66 5.74 Pertambangan dan Penggalian (1.92) 2.82 2.53 0.65 -1.74 3.39 3.02 1.27 (2.07) 6.99 Industri Pengolahan 3.03 2.83 1.05 0.55 1.76 3.34 0.84 0.31 0.85 3.31 Pengadaan Listrik, Gas 5.72 5.62 0.26 3.30 -0.67 2.82 1.72 -3.91 9.24 1.55 Pengadaan Air 2.01 1.92 0.33 0.03 1.91 1.72 0.42 0.02 3.21 3.83 Konstruksi (3.08) 3.14 3.47 3.93 -2.78 2.44 5.90 5.15 (3.98) 0.58 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.03 2.48 2.11 3.24 0.17 1.95 1.74 3.600.82 1.72

Transportasi dan Pergudangan 1.28 1.24 3.69 2.59 1.01 2.25 1.90 1.66 1.37 1.94 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

1.30 3.74 0.90 1.77 0.81 2.87 3.12 2.661.28 3.81

Informasi dan Komunikasi 1.15 2.54 2.87 1.36 1.25 2.86 2.77 1.25 1.33 1.78 Jasa Keuangan 3.22 3.12 0.36 1.38 -1.97 2.98 0.32 1.35 0.34 0.71 Real Estate 2.41 3.76 0.85 1.54 2.11 2.16 0.95 1.73 2.52 2.78 Jasa Perusahaan 1.42 1.95 4.11 3.01 -0.01 1.76 2.29 2.09 2.01 2.92 Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

(3.67) 2.87 (12.90) 6.19 1.37 2.38 2.49 3.10(3.27) 3.27

Jasa Pendidikan (3.12) (1.71) 0.51 1.21 -2.29 1.01 1.38 1.42 (2.82) 2.51 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.11 1.32 (6.82) (1.52) 3.50 5.31 1.16 -1.43 (4.78) 6.31 Jasa lainnya (4.42) 1.95 3.89 2.69 -3.22 1.87 2.27 2.92 0.02 2.97 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.12 3.58 3.78 -3.26 1.12 3.65 4.06 -2.88 1.07 3.84

2018URAIAN 20172016

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah

Pertanian3.2%

Pertambangan34.6%

Industri Pengolahan

17.4%

Konstruksi15.1%

Perdagangan14.2%

Lainnya15.6%

Grafik 1-26. Sumber Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Provinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2018 (%-yoy)Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah

25

Page 39: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

BOKS A Rapat Koordinasi Pengendalian Ekspektasi Masyarakat Terhadap Harga Bahan Pokok Pada Bulan Ramadhan dan Idul FItri

Sebagai upaya pengendalian harga bahan pokok pada saat bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2018, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Prov. Sumatera Selatan mengadakan rapat koordinasi pengendalian ekspektasi masyarakat terhadap harga bahan pokok dengan para Ulama di Kota Palembang. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2018 bertempat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan. Pada kesempatan tersebut, hadir unsur pimpinan dari organisasi keagamaan yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Selatan, PWNU Sumatera Selatan, Muhammadiyah Sumatera Selatan, Yayasan Masjid Agung Palembang dan Ponpes Aulia Cendekia Palembang.

Dalam kesempatan tersebut, TPID Prov. Sumsel menyampaikan kepada ulama mengenai tugas dan peran TPID untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok terutama pada saat bulan Ramadhan dan Idul Fitri. TPID Prov. Sumsel juga meminta masukan kepada para pimpinan organisasi mengenai strategi komunikasi yang akan dilakukan guna meredam pola perilaku belanja berlebihan masyarakat pada saat bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Rapat Koordinasi dengan Ulama Sumatera Selatan

Berdasarkan hasil diskusi, diperoleh kesepakatan antara lain :- Seluruh perwakilan organisasi akan menyampaikan

himbauan belanja bijak dan tidak berlebihan kepada masyarakat.

- Selain kepada masyarakat/pembeli, perlu juga untuk melakukan himbauan kepada para pedagang untuk tidak mengambil keuntungan terlalu tinggi pada saat bulan

26

Page 40: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 1. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Ramadhan dan Idul Fitri.- Melaksanakan kegiatan pasar murah secara lebih luas dan

merata agar mayoritas masyarakat pra sejahtera dapat terjangkau kegiatan pasar murah.

27

Page 41: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

2 Perkembangan Keuangan Daerah

Perkembangan kinerja Keuangan Daerah relatif lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi anggaran pendapatan daerah Provinsi Sumatera Selatan

triwulan II 2018 mencapai Rp 4,3 triliun atau sebesar 63,23% dari pagu anggaran tahun 2018, di sisi lain realisasi belanja untuk periode yang sama mencapai Rp 3,3 triliun atau sebesar 57,89% dari pagu anggaran tahun 2018.

Realisasi anggaran pendapatan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan triwulan II 2018 mencapai Rp 12,6 triliun atau sebesar 45,7% dari pagu anggaran tahun 2018, sementara itu realisasi belanja untuk periode yang sama mencapai Rp9,6 triliun atau sebesar 33,8% dari pagu anggaran tahun 2018.

Realisasi anggaran belanja APBN Kementerian/Lembaga di wilayah Provinsi Sumatera Selatan untuk triwulan II 2018 mencapai Rp4,4 triliun atau sebesar 32,3% dari pagu anggaran tahun 2018.

2.1 Gambaran UmumSalah satu tujuan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013-2018 selain sebagai sarana menjabarkan visi, misi, dan program oleh Gubernur/Wakil Gubernur Sumatera Selatan menjadi arah kebijakan dan program pembangunan yang rinci, terarah, terukur dan dapat dilaksanakan selama periode tersebut, juga sebagai acuan resmi bagi seluruh Operasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Sumatera Selatan dalam menentukan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dengan sumber dana APBD Provinsi Sumatera Selatan, APBN dan sumber dana lainnya.

Terkait pencapaian program prioritas dan pelaksanaan pembangunan tahun keempat RPJMD Provinsi Sumatera Selatan tersebut, di tahun 2018 ini tercatat alokasi belanja pada APBD Provinsi Sumatera Selatan senilai Rp48,17 triliun. Alokasi tersebut terdiri dari tiga komponen yaitu APBD Provinsi sebesar Rp5,8 triliun (12,0%), APBD Kabupaten/Kota senilai Rp28,5 triliun (59,1%) dan APBN yang dialokasikan untuk wilayah Sumatera Selatan senilai Rp13,8 triliun (28,8%).

28

Page 42: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 2. Perkembangan Keuangan Daerah

5,807 ; 12%

28,480 ; 59%

13,882 ; 29%

Pemda SumateraSelatan

Kabupaten/Kota

APBN

Sumber: BPKAD & Kanwil DJPB Provinsi Sumatera Selatan (diolah)

Sampai dengan triwulan II 2018, anggaran pendapatan daerah Provinsi Sumatera Selatan telah terealisasi sebesar 63,2% dari pagu atau mencapai Rp4,3 triliun. Sementara, realisasi pendapatan 17 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki porsi terbesar pada struktur anggaran daerah sudah mencapai 45,7% atau senilai Rp12,6 triliun. Di sisi lain, realisasi anggaran belanja Provinsi Sumatera Selatan mencapai 57,9% atau mencapai Rp3,36 triliun. Untuk anggaran belanja Kabupaten/Kota, realisasi saat ini mencapai 33,8% atau sebesar Rp9,6 triliun. Selanjutnya, realisasi belanja APBN Kementrian/Lembaga di wilayah Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan triwulan II 2018 mencapai Rp4,4 triliun atau sebesar 32,3% dari pagu sebesar Rp13,8 triliun.

Tabel 2-7 Komponen Anggaran Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Per Triwulan II 2018

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %1. Pemda Sumatera Selatan 6,866 4,341 63.2 5,807 3,362 57.9 2. Kabupaten/Kota 27,716 12,667 45.7 28,480 9,626 33.8 3. APBN - - - 13,882 4,479 32.3

Total 34,582 17,008 49.2 48,169 17,466 36.3

Kabupaten/Kota Pendapatan (Rp Miliar) Belanja (Rp Miliar)

2.2 APBD Provinsi Sumatera Selatan Pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018 mengalami penurunan masing-masing sebesar -16,22% dan -15,17% dibandingkan pagu anggaran 2017. Secara nominal pagu anggaran untuk pendapatan dan belanja masing-masing sebesar Rp6,86 triliun dan Rp5,80 triliun.

Dari sisi struktur anggaran pendapatan, komponen terbesar pendapatan di tahun 2018 adalah berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan pagu sebesar Rp3,6 triliun (52,5%) dan Pendapatan Transfer sebesar Rp3,2 triliun (47,1%). Sedangkan dari sisi belanja, komponen terbesar berasal dari belanja operasi sebesar Rp4,1 triliun (70,9%) dan belanja modal sebesar Rp843 miliar (14,5%)

29

Grafik 2-27 Struktur Anggaran Belanja Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

Page 43: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 2. Perkembangan Keuangan Daerah

Untuk triwulan II 2018, realisasi pendapatan mencapai 63,23% dari total pagu yang dianggarkan, lebih tinggi dibandingkan capaian periode yang sama tahun 2017 sebesar 53,04% dari pagu. Sedangkan, realisasi belanja mencapai 57,89% dari total pagu, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 35,64%.

Tabel 2-8 Anggaran dan Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018

Pagu Anggaran (Rp Miliar)

Realisasi Thn 2017

% Realisasi

Pagu Anggaran (Rp Miliar)

Realisasi Thn 2018

% Realisasi

8.195,1 4.346,6 53,04 6.865,6 4.341,3 63,23 3.016,1 1.268,4 42,05 3.607,8 1.602,1 44,41 5.175,4 3.072,9 59,37 3.233,5 2.736,9 84,64

3,6 5,4 148,36 24,3 2,266 9,33 6.844,9 2.439,4 35,64 5.806,8 3.361,6 57,89 4.555,2 2.053,3 45,08 4.117,4 2.648,2 64,32 1.768,3 136,8 7,74 843,3 328,0 38,90

4,4 0,3 6,44 25,0 0,0 0,12 517,0 249,0 48,16 821,2 385,4 46,94

1.350,2 1.907,2 141,26 237,6 979,6 412,35 -1.350,2 -1.541,0 114,13 -1.058,8 -276,7 26,14

25,0 65 259,44 35,0 18,8 53,62 1.375,2 1.606 116,77 1.093,8 295,5 27,02

0,0 366,2 - -821,2 702,9 (85,59)

TRANSFER

URAIAN2017 2018

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

PENDAPATAN TRANSFER

PENDAPATANPENDAPATAN ASLI DAERAH

BELANJA TAK TERDUGA

BELANJABELANJA OPERASI

BELANJA MODAL

PENGELUARAN DAERAHSISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA)

SURPLUS / (DEFISIT)PEMBIAYAAN

PENERIMAAN DAERAH

2.2.1 Anggaran Pendapatan APBD Provinsi Sumatera Selatan Realisasi anggaran pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018 mencapai Rp4,3 triliun dari pagu anggaran yang sebesar Rp6,85 triliun. Angka ini sama dibandingkan capaian tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp4,3 triliun, namun secara persentase terhadap pagu, realisasi triwulan II 2018 yang sebesar 63,2% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang sebesar 53,04%.

Realisasi Pendapatan Asli DaerahKomponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih didominasi oleh Pendapatan Pajak Daerah yang mencapai sekitar 82,54% dari total PAD, kemudian disusul oleh Lain – lain PAD yang Sah, Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan, dan Pendapatan Retribusi Daerah masing-masing sebesar 15,12%, 1,93% dan 0,41%. Dari sisi capaian anggaran tahun 2018, realisasi PAD mencapai Rp1,62 miliar atau 44,41% dari pagu sebesar Rp3,6 triliun, capaian ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 42,05%. Untuk pajak daerah, komponen yang memiliki kontribusi terbesar dari total PAD adalah pajak terkait kendaraan bermotor. Adanya fenomena

30

Page 44: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 2. Perkembangan Keuangan Daerah

transportasi daring juga mendorong penjualan kendaraan bermotor sehingga memberikan potensi peningkatan PAD.

Sesuai UU No.28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, disebutkan bahwa pajak daerah terdiri dari dua jenis yaitu pajak Provinsi dan pajak Kabupaten/Kota. Yang termasuk pajak daerah provinsi adalah pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak air permukaan, dan pajak rokok. Sedangkan yang termasuk pajak daerah untuk Kabupaten/Kota terdiri dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung walet, pajak bumi dan bangunan (PBB), dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).

Realisasi Pendapatan TransferPagu pendapatan transfer tahun 2018 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2017. Penurunan terjadi karena tidak adanya dana alokasi khusus di tahun ini. Total realisasi pendapatan transfer triwulan II tahun 2018 adalah sebesar Rp2,73 triliun atau 84,6% dari pagu, atau meningkat dibandingkan realisasi pada periode yang sama di tahun 2017 yang sebesar 59,37%. Dana Bagi Hasil Pajak telah terealisasi sebesar 43,27% dari pagu, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak telah terealisasi sebesar 37,72%, sedangkan Dana Alokasi Umum adalah sebesar 33,33%. Di sisi lain, dana transfer telah terealisasi sebesar 50,9%.

Realisasi Lain-lain Pendapatan yang sahPagu Lain-Lain Pendapatan Yang Sah di dalam struktur pendapatan porsinya hanya sekitar 0,4% atau secara nominal sebesar Rp24,3 miliar. Komponen dari pendapatan ini terdiri dari hibah dan pendapatan lainnya. Capaian Lain-Lain Pendapatan yang Sah untuk triwulan II tahun 2018 adalah sebesar Rp2,27 miliar atau 9,33 % dari pagu.

31

Page 45: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 2. Perkembangan Keuangan Daerah

Tabel 2-9 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan U 2017 dan Triwulan II 2018

Pagu Anggaran (Rp Miliar)

Realisasi Thn 2017 % Realisasi

Pagu Anggaran (Rp Miliar)

Realisasi Thn 2018 % Realisasi

8.195,11 4.346,63 53,04 6.865,58 4.341,27 63,23 3.016,09 1.268,36 42,05 3.607,82 1.602,09 44,41 2.832,42 1.191,52 42,07 2.977,91 1.487,65 49,96

14,54 6,81 46,81 14,77 4,58 31,00

79,56 49,76 62,55 69,61 74,80 107,45

89,56 20,27 22,63 545,53 35,06 6,43 5.175,40 3.072,89 59,37 3.233,46 2.736,91 84,64 5.175,40 3.072,89 59,37 3.169,46 2.704,54 85,33

675,59 410,46 60,76 688,27 297,82 43,27

760,74 639,49 84,06 783,30 295,46 37,72

1.721,81 947,81 55,05 1.697,90 565,83 33,33 2.017,26 1.075,14 53,30 - 23,29 -

- - - 64,00 32,38 50,59 - - - 64,00 32,38 50,59

3,62 5,38 148,36 24,30 2,27 9,33 - 1,75 - 23,72 1,83 7,72

3,62 3,62 100,00 0,57 0,44 76,10 Pendapatan Lainnya

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)Dana Alokasi UmumDana Alokasi Khusus

Transfer Pemerintah Pusat - LainnyaDana Penyesuaian

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

URAIAN

PENDAPATAN

2017 2018

Pendapatan Hibah

Dana Bagi Hasil Pajak

PENDAPATAN ASLI DAERAH

Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan

Pendapatan Pajak DaerahPendapatan Retribusi DaerahPendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang DipisahkanLain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

PENDAPATAN TRANSFER

Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Selatan

2.2.2 Realisasi Belanja APBD Provinsi Sumatera Selatan Realisasi belanja APBD Provinsi Sumatera Selatan untuk triwulan II 2018 mencapai 57,89% dari total anggaran sebesar Rp5,8 triliun atau sebesar Rp3,3 triliun. Pencapaian ini lebih baik dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 35,64% atau sebesar Rp 2,43 miliar.

Dari total pagu anggaran belanja tahun 2018 sebesar Rp5,8 triliun, porsi terbesar sekitar Rp4,1 triliun (70,9%) merupakan pagu anggaran belanja operasi. Secara nominal alokasi anggaran belanja operasi adalah sebesar Rp4,1 triliun, menurun 9,61% dari pagu anggaran tahun 2017 yang sebesar Rp4,5 triliun. Sesuai dengan strukturnya, belanja terbesar belanja operasi adalah untuk belanja pegawai yang di triwulan II 2018 realisasinya sudah mencapai 43,4% atau sekitar Rp779 miliar. Porsi terbesar kedua adalah belanja barang yang realisasinya mencapai 40,33% atau sekitar Rp460 miliar.

Di sisi lain, porsi belanja modal terhadap total anggaran belanja mencapai 14,52% dengan nilai sebesar Rp843 miliar, menurun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,7 triliun. Sampai dengan triwulan II 2018, realisasi belanja modal baru mencapai 38,90 % atau senilai Rp328 miliar.

Untuk anggaran Belanja Tak Terduga, dari total anggaran sebesar Rp25 miliar, belum terdapat realisasi di triwulan II 2018. Komponen belanja lainnya adalah belanja transfer ke kabupaten/kota dalam

32

Page 46: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 2. Perkembangan Keuangan Daerah

rangka bagi hasil pajak dimana dari total anggaran Rp821,2 miliar telah terealisasi sebesar Rp385,4 miliar atau 46,9%.

Tabel 2-10 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 dan Tahun 2018

Pagu Anggaran (Rp Miliar)

Realisasi Thn 2017

% Realisasi

Pagu Anggaran

(Rp Miliar)

Realisasi Thn 2018

% Realisasi

6.844,9 2.439,4 35,6 5.806,8 3.361,6 57,94.555,2 2.053,3 45,1 4.117,4 2.648,2 64,31.401,7 683,6 48,8 1.794,9 779,7 43,41.214,6 326,7 26,9 1.140,7 460,0 40,31.938,2 997,9 51,5 1.181,7 1.408,5 119,2

0,6 0,1 16,7 0,0 0,0 0,00,0 45,0 0,0 0,0 0,0 0,0

1.768,3 136,8 7,7 843,3 328,0 38,9163,4 26,4 16,1 0,1 0,2 116,9157,0 7,8 4,9 102,4 21,2 20,7456,0 44,9 9,8 169,5 32,6 19,2979,0 56,8 5,8 546,0 198,3 36,3

9,7 0,5 5,4 9,6 57,8 604,03,2 1,2 37,8 15,6 1,2 7,84,4 0,3 6,4 25,0 0,0 0,14,4 0,3 6,4 25,0 0,0 0,1

517,0 249,0 48,2 821,2 385,4 46,9445,0 249,0 56,0 721,2 383,9 53,272,0 0,0 0,0 100,0 1,6 1,6

20182017

BELANJA

Transfer Bantuan Keuangan

Belanja Peralatan dan MesinBelanja Bangunan dan GedungBelanja J alan, Irigasi dan J aringanBelanja Aset Tetap LainnyaBelanja Aset Lainnya

BELANJA TAK TERDUGA

URAIAN

Belanja Tak TerdugaTRANSFER

Belanja Tanah

Belanja Bantuan KeuanganBELANJA MODAL

BELANJA OPERASIBelanja PegawaiBelanja BarangBelanja HibahBelanja Bantuan Sosial

Transfer Bagi Hasil Pendapatan

Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Selatan

2.3 APBD Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera SelatanSecara umum realisasi pendapatan APBD Kabupaten/Kota sampai triwulan II 2018 relatif baik yaitu mencapai 45,7% dari total keseluruhan pagu anggaran pendapatan tahun 2018 sebesar Rp27,7 triliun. Di sisi lain, pagu anggaran belanja untuk 17 Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Selatan sebesar Rp28,4 triliun, dengan realisasi mencapai Rp9,62 triliun atau sebesar 33,8% dari pagu.

33

Page 47: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 2. Perkembangan Keuangan Daerah

Tabel 2-11 APBD Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatara Selatan Triwulan II 2018

Anggaran (Rp Miliar)

Realisasi (Rp Miliar) % Anggaran

(Rp Miliar)Realisasi

(Rp Miliar) %

1. Palembang 3.643 1.470 40,4 3.651 1.474 40,4 2. Lubuk Linggau 953 384 40,3 863 325 37,6 3. Pagar Alam 817 361 44,1 806 239 29,7 4. Prabumulih 875 455 52,0 873 353 40,4 5. MUBA 2.703 1.268 46,9 2.858 746 26,1 6. Banyuasin 1.948 984 50,5 2.036 799 39,3 7. Musi Rawas 1.697 798 47,0 1.450 395 27,3 8. Muratara 946 378 40,0 960 222 23,1 9. Lahat 1.740 856 49,2 1.839 826 44,9 10. Empat lawang 952 446 46,9 952 328 34,4 11. Muara Enim 2.065 1.104 53,5 2.417 853 35,3 12. PALI 1.357 515 38,0 1.581 383 24,2 13. Ogan Ilir 1.551 640 41,3 1.548 420 27,1 14. OKI 2.232 930 41,7 2.242 774 34,5 15. OKU 1.311 674 51,4 1.464 448 30,6 16. OKU Timur 1.649 778 47,2 1.653 572 34,6 17. OKU Selatan 1.276 626 49,1 1.288 469 36,5

Total 27.716 12.667 45,7 28.480 9.626 33,8

Pendapatan BelanjaKabupaten/Kota

Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Selatan (diolah)

Sampai dengan triwulan II 2018, realisasi terbesar untuk pendapatan dicapai oleh Kabupaten Muara Enim, Kota Prabumulih, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) masing-masing sebesar 53,5%, 52,0% dan 51,4% dari total pagu anggaran pendapatan. Di sisi lain, tiga daerah yang pencapaian pendapatannya terendah adalah Kabupaten PALI (38,0%), Kabupaten Musi Rawas Utara (40,0%) dan Kota Lubuklinggau (16,8%).

Tabel 2-12 Kabupaten/Kota Penyerap Anggaran Pendapatan Tertinggi Triwulan II 2018Kabupaten/Kota Pagu Realisasi %

Muara Enim 2,065 1,104 53.5Prabumulih 875 455 52.0OKU 1,311 674 51.4

Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera SelatanTabel 2-13 Kabupaten/Kota Penyerap Anggaran Pendapatan Terendah Triwulan II 2018

Kabupaten/Kota Pagu Realisasi %PALI 1,357 515 38.0 Muratara 946 378 40.0 Lubuk Linggau 953 384 40.3

Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Selatan

Pada triwulan II 2018, realisasi tertinggi untuk keseluruhan pos belanja APBD Kabupaten/Kota dicapai oleh Kabupaten Lahat, Kota Prabumulih, dan Kota Palembang masing-masing sebesar 44,9%, 40,4%, dan 40,4%.

34

Page 48: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 2. Perkembangan Keuangan Daerah

Tabel 2-14 Kabupaten/Kota Penyerap Anggaran Belanja Tertinggi Triwulan II 2018Kabupaten/Kota Pagu Realisasi %

Lahat 1,839 826 44.9 Prabumulih 873 353 40.4 Palembang 3,651 1,474 40.4

Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Selatan

Dari sisi serapan belanja, tiga daerah dengan serapan terendah adalah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Kabupaten PALI, dan Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dengan realisasi belanja masing-masing sebesar 23,1%, 24,2%, dan 26,1%.

Tabel 2-15 Kabupaten/Kota Penyerap Anggaran Belanja Terendah S/d Triwulan I 2018Kabupaten/Kota Pagu Realisasi %

Muratara 960 222 23.1 PALI 1,581 383 24.2 MUBA 2,858 746 26.1

Sumber: BPKAD Provinsi Sumatera Selatan

Terkait dengan alokasi dana Transfer Ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2018 secara total mengalami peningkatan sekitar 8,58% dari Rp26,25 triliun di tahun 2017, menjadi Rp28,50 triliun pada tahun 2018.

Sumsel

MusiBanyuasin

OKUMuar

aenim

LahatMusiRawa

sOKI Bany

uasin OKUT OKUS OganIlir

Empat

Lawang

PALI Muratara

Palemban

g

Prabumuli

h

Pagaralam

Lubuklingg

au

2017 5730 2563 1106 1880 1300 1222 1536 1457 1153 919 1074 729 632 640 2049 729 775 7612018 5555 2540 1163 2037 1590 1487 1861 1740 1376 1098 1232 845 1102 821 1953 760 638 710

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

rp m

iliar

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan

Secara spasial, peningkatan alokasi dana Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) 2018 terbesar adalah untuk Pemerintah Kabupaten PALI yang meningkat sebesar 74,3%, sedangkan yang mengalami peningkatan alokasi TKDD terkecil adalah Kota Prabumulih yaitu meningkat sebesar 4,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, terdapat 5 Pemerintah Daerah yang mengalami penurunan alokasi anggaran TKDD dari tahun 2017, yaitu Kota Pagaralam yang turun

35

Grafik 2-28 Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Provinsi Sumatera Selatan

Page 49: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 2. Perkembangan Keuangan Daerah

sebesar 17,6% (terbesar) dan Kabupaten Musi Banyuasin yang hanya turun 0,8% (terkecil).

49%

43%

51%46%

50% 49%53% 52% 53% 54%

49% 50%44% 43%

52% 51% 49% 49%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

-

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

Alokasi Realisasi % Realisasi

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera SelatanGrafik 2-29 Realisasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa Provinsi Sumatera Selatan TW

II 2018

Realisasi dana Transfer Ke Daerah dan Dana Desa di Provinsi maupun Kabupaten/Kota triwulan II 2018 sudah mencapai sebesar 49,2% atau senilai Rp14,0 triliun. Realisasi terbesar adalah untuk Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan Kabupaten Ogan Komering Ilir yaitu masing-masing sebesar 54,39% dan 52,83%. Realisasi Dana Bagi Hasil sampai sampai triwulan II 2018 mencapai rata-rata 38,0%. Realisasi tertinggi dicapai oleh 4 daerah yaitu Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Kabupaten PALI, Kota Palembang, dan Kota Prabumulih sebesar masing-masing 40%.

2.4 APBN Provinsi Sumatera SelatanDari sisi jenis belanja, pagu anggaran belanja Pemerintah Pusat atas beban APBN di wilayah Provinsi Sumatera Selatan untuk tahun 2018 adalah sebesar Rp13,8 triliun. Anggaran belanja dengan porsi terbesar menurut jenis belanja adalah belanja barang yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional yakni sebesar 41,9% atau secara nominal sebesar Rp5,8 triliun, kemudian disusul oleh belanja pegawai sebesar 32,0% triliun setara Rp4,4 triliun, belanja modal sebesar 26,1% atau Rp3,6 triliun, dan sisanya belanja bantuan sosial untuk melindungi masyarakat dari risiko-risiko sosial sebesar Rp14 miliar. Dibandingkan pagu anggaran tahun 2017 yang sebesar Rp12,7 triliun, pagu anggaran tahun 2018 mengalami peningkatan sekitar 9,22%.

36

Page 50: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 2. Perkembangan Keuangan Daerah

Tabel 2-16 Realisasi APBN Berdasarkan Jenis Belanja

Pagu Realisasi %Realisasi Pagu Realisasi %RealisasiPegawai 4,122 1,839 44.6% 4,439 2,095 47.2%Barang 4,789 1,552 32.40% 5,810 1,627 28.0%Modal 3,772 868 23.0% 3,619 753 20.8%Bantuan Sosial 27 3 12.6% 14 4 26.9%Berdasarkan Jenis Belanja 12,710 4,261 33.5% 13,882 4,479 32.3%

Uraian TW II 2017 TW II 2018

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan

Dilihat dari sisi alokasi anggaran, penyaluran anggaran terutama pada pembangunan ekonomi, tercermin dari banyaknya program komitmen pemerintah pusat dalam mengakselerasi pembangunan infrastruktur, konektivitas antar wilayah, serta persiapan Sumatera Selatan menjadi tuan rumah Asian Games XVIII.

Di sisi lain, belanja transfer Pemerintah Pusat ke daerah dapat dikelompokan menjadi Dana Transfer Umum (Dana Alokasi Umum/DAU dan Dana Bagi Hasil/DBH) dan Dana Transfer Khusus (Dana Alokasi Khusus/DAK), Dana Desa dan Dana Insentif Daerah. Alokasi dana transfer yang merupakan bagian dari kebijakan desentralisasi fiskal ke daerah dan Dana Desa. Alokasi tahun 2018 secara total mengalami kenaikan 5,7% dari Rp27,02 triliun menjadi Rp28,5 triliun. Secara persentase, peningkatan alokasi dana terbesar ditujukan untuk Dana Insentif Daerah (DID) menjadi sebesar Rp397 miliar dan DAK menjadi sebesar Rp6,3 trilliun.

Tabel 2-17 Alokasi Dana Transfer & Dana Desa Provinsi Sumatera Selatan Triwulan II 2018

Alokasi Share Alokasi Share % Realisasi TW I 2018

DAU 12,429 46 12,331 43 58.0%DBH 6,755 25 7,230 25 38.0%DANA DESA 2,162 8 2,309 8 60.0%DAK 5,674 21 6,307 22 39.9%DID 22 0 397 1 50.0%

Total 27,020 100 28,575 100 49.0%

Jenis Transfer2017 2018

Realisasi Dana Desa sampai dengan triwulan II 2018 mencapai sebesar 60,0%. DAU yang terealisasi mencapai 58% dari total alokasi, kemudian DBH sudah mencapai 38 %, dan DID yang merupakan insentif bagi daerah yang baik dalam pengelolaan anggaran sudah mencapai 50%.

37

Page 51: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 2. Perkembangan Keuangan Daerah

38

Page 52: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Halaman ini sengaja dikosongkan

39

Page 53: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

3 Perkembangan Inflasi

Realisasi inflasi Sumatera Selatan di triwulan II-2018 yang bertepatan dengan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri masih terjaga dan tercatat inflasi paling rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi Idul Fitri 4 tahun terakhir.

3.1 Inflasi Secara UmumInflasi Sumatera Selatan di triwulan II-2018 yang bertepatan dengan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri tercatat sebesar 2,93% (yoy). Realisasi inflasi ini lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi triwulan sebelumnya yang tercatat 3,35% (yoy), juga lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi Idul Fitri selama 4 tahun terakhir. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi nasional triwulan II 2018 yang sebesar 3,12% (yoy) serta realisasi inflasi Sumatera triwulan II 2018 yang sebesar 3,38% (yoy). Secara keseluruhan, realisasi inflasi tersebut berada dalam kisaran target inflasi nasional tahun 2018 yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,5±1% (yoy).

Tabel 3-18 Disagregasi Inflasi Sumatera Selatan (2016-2018)

I II III IV I II III IV I IIqtq (%) 0.78 1.54 1.30 0.19 0.96 0.53 0.74 0.47 0.43 0.49yoy (%) 3.34 4.21 4.28 3.85 4.04 3.00 2.43 2.72 2.17 2.14ytd (%) 0.78 2.33 3.67 3.85 0.96 1.49 2.24 2.72 0.43 0.92qtq (%) 0.51 0.15 0.93 2.06 -0.91 1.14 -2.30 2.83 2.34 1.73yoy (%) 12.27 8.10 7.33 3.69 2.23 3.24 -0.07 0.69 3.99 4.6ytd (%) 0.51 0.66 1.59 3.69 -0.91 0.22 -2.09 0.69 2.34 4.11qtq (%) -0.43 0.02 0.72 2.53 1.26 4.16 -0.30 0.79 0.83 1.7yoy (%) 2.51 1.25 1.87 2.84 4.59 8.92 7.82 5.99 5.54 3.05ytd (%) -0.43 -0.42 0.30 2.84 1.26 5.47 5.16 5.99 0.83 2.55qtq (%) 0.45 0.87 1.08 1.13 0.58 1.46 -0.19 1.09 0.96 1.04yoy (%) 5.05 4.37 4.37 3.58 3.71 4.31 3.00 2.96 3.35 2.93ytd (%) 0.45 1.32 2.42 3.58 0.58 2.04 1.85 2.96 0.96 2.01

2018

Umum

Inti

Volatile Food

Adm. Prices

2016 2017

Inflasi Sumatera Selatan yang relatif terjaga disebabkan oleh menurunnya inflasi administered prices dan inflasi inti di triwulan II 2018. Walaupun di triwulan ini terdapat tekanan inflasi dari aneka rokok dan bensin serta kelompok transportasi yang didorong oleh Idul Fitri, inflasi administered prices di triwulan laporan lebih rendah dibandingkan triwulan lalu. Hal ini disebabkan oleh stabilnya tarif tenaga listrik setelah di triwulan lalu tercatat meningkat signifikan. Sementara, penurunan inflasi inti disebabkan penurunan harga emas, 40

Page 54: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 3. Perkembangan Inflasi

dan beberapa komoditas subkelompok sandang dan subkelompok biaya tempat tinggal. Di sisi lain, inflasi volatile food mengalami peningkatan beberapa bahan pangan utama yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan pada Ramadhan dan Idul Fitri serta keterbatasan pasokan.

Di regional Sumatera, inflasi Sumatera Selatan triwulan II 2018 merupakan terendah ke-3 setelah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Provinsi Lampung. Sementara berdasarkan 2 kota sampel inflasi, kota Palembang mencatat inflasi sebesar 2,94% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi kota Lubuklinggau yang sebesar 2,80% (yoy) di triwulan II-2018.

4.23 4.06 3.94 3.77 3.36 3.32 3.17

2.93 2.80 2.55

0.00.51.01.52.02.53.03.54.04.5

%yo

y

Sumatera: 3,38% (yoy) Nasional: 3,12% (yoy)

Grafik 3-30 Inflasi Provinsi di Sumatera Triwulan II 2018

2.94

2.80

2.70

2.75

2.80

2.85

2.90

2.95

3.00

Palembang Lubuklinggau

%yo

y

Inflasi Sumsel: 2,93% (yoy)

Grafik 3-31 Inflasi Palembang dan Lubuklinggau Triwulan II 2018

Pada triwulan III 2018, inflasi Sumatera Selatan diperkirakan akan meningkat terutama didorong oleh pelaksanaan Asian Games XVIII yang jatuh pada bulan Agustus hingga September 2018. Inflasi kelompok administered prices diperkirakan akan meningkat akibat tingginya permintaan angkutan udara dan angkutan antar kota. Selain itu, dengan adanya perhelatan akbar di Kota Palembang, diperkirakan permintaan akan komoditas inti akan meningkat signifikan. Sementara tekanan inflasi di kelompok volatile food diperkirakan akan terbatas mengingat cukupnya pasokan bumbu-bumbuan karena produksi yang tinggi di periode ini.

Tabel 3-19 Inflasi Spasial di Sumatera Selatan (2016-2018)

I II III IV I II III IV I II5.05 4.37 4.38 3.58 3.71 4.31 3.00 2.96 3.35 2.93 4.89 4.37 4.54 3.68 3.77 4.27 2.96 2.85 3.27 2.94 6.47 4.30 2.93 2.74 3.18 4.68 3.32 3.94 4.03 2.80

201820172016

Lubuk Linggau

SumselPalembang

Inflasi (%yoy)

Terjaga dan terkendalinya tekanan inflasi Sumatera Selatan di tahun 2018 tidak terlepas dari berbagai upaya dan koordinasi menjaga kestabilan harga yang telah dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi

41

Page 55: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 3. Perkembangan Inflasi

Daerah (TPID). Upaya pengendalian inflasi yang dilakukan di awal tahun antara lain adalah evaluasi kinerja tahun sebelumnya, pengembangan strategi zonasi untuk TPID Kabupaten/Kota, serta persiapan stabilisasi harga dan pasokan bahan pokok untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama Ramadhan dan Idul Fitri.

Berdasarkan disagregasinya, inflasi kelompok volatile food menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, sementara administered prices dan core menunjukkan penurunan. Andil inflasi kelompok volatile food pada triwulan II 2018 mencapai 1,03% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,89% (yoy). Sementara, andil kelompok administered prices adalah sebesar 0,65% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,19% (yoy). Demikian pula andil inflasi kelompok inti yang menurun dari 1,22% (yoy) di triwulan lalu menjadi 1,20%(yoy) di triwulan ini.

2.93

3.12

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

5.50

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2016 2017 2018

% y

oy

Sumsel Nasional

0.60

0.59

-0.6

-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2016 2017 2018

%mtmSumsel Nasional

Grafik 3-32. Perkembangan Inflasi Tahunan Sumatera Selatan dan NasionalSumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan

Grafik 3-33. Perkembangan Inflasi Bulanan Sumatera Selatan dan NasionalSumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

%ytd2013 2014 2015 2016 2017 2017

Grafik 3-34. Perbandingan Inflasi Tahun Kalender 2012-2017Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah

Inflasi kelompok volatile food mengalami peningkatan akibat meningkatnya permintaan pada bulan Mei dan Juni 2018 yang bertepatan dengan bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Tekanan inflasi

42

Page 56: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 3. Perkembangan Inflasi

volatile food tercatat sebesar 4,60% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,99% (yoy). Komoditas yang tercatat mengalami peningkatan harga antara lain adalah beras, cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, dan bawang merah yang memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,33%, 0,23%, 0,18%, 0,12%, dan 0,06% (yoy). Masih tingginya harga beras disebabkan dampak lanjutan dari disparitas Harga Eceran Tertinggi (HET) antara provinsi Sumatera Selatan dan provinsi sekitar, walaupun begitu tekanan inflasi beras di periode ini telah menurun dibandingkan triwulan sebelumnya dengan andil sebesar 0,68% (yoy). Sementara peningkatan harga cabai merah dan bawang merah disebabkan oleh peningkatan permintaan pada periode Ramadhan dan Idul Fitri dengan produksi yang relatif stabil. Masih tingginya harga daging ayam ras dan telur ayam ras, tidak hanya dipengaruhi oleh peningkatan harga akibat permintaan yang tinggi, namun juga oleh adanya beberapa kendala produksi. Beberapa kendala tersebut antara lain adalah peningkatan harga pakan yang dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar Rupiah serta gangguan panen. Faktor lainnya adalah kelangkaan stok day old chick (DOC) broiler akibat pemberlakuan impor grand parent stock (GPS) serta adanya program cutting parent stock. Selain itu, terdapat pemberlakukan larangan pemakaian antibiotik dalam pakan mulai bulan Januari 2018 yang menyebabkan adanya perlambatan pertumbuhan dan munculnya beberapa kasus penyakit. Beberapa faktor ini juga memberikan dampak lanjutan kepada peningkatan harga telur ayam ras.

Inflasi kelompok administered prices (AP) tercatat sebesar 3,05% (yoy), lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 5,54% (yoy). Komoditas yang memberikan dorongan inflasi kelompok ini adalah rokok kretek filter, rokok kretek, bensin, rokok putih, bahan bakar rumah tangga, angkutan antar kota, tarif kereta api, dan tarif taksi. Kenaikan harga rokok disebabkan oleh penerapan kebijakan peningkatan cukai rokok sebesar 10,04% di tahun 2018. Sementara kenaikan harga bensin disebabkan oleh masih berlanjutnya dampak kenaikan harga Pertalite sebesar Rp200/liter pada 24 Maret 2018, harga Pertamax sebesar Rp300/liter, dan harga Pertamax Turbo sebesar Rp500/liter pada 24 Februari 2018 sebagai dampak penyesuaian terhadap kenaikan harga minyak internasional. Selanjutnya, kenaikan harga angkutan antar kota, tarif kereta api dan tarif taksi disebabkan oleh peningkatan permintaan moda transportasi seiring banyaknya masyarakat yang melakukan perjalanan ke daerah asal pada Idul Fitri. Pada periode ini, kenaikan tarif angkutan udara tercatat sangat kecil yaitu 0,27% (yoy) dan hanya memberikan andil inflasi sebesar 0,001% (yoy).

43

Page 57: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 3. Perkembangan Inflasi

Sementara itu, di periode yang sama inflasi kelompok inti tercatat mengalami inflasi sebesar 2,14% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,17% (yoy). Beberapa komoditas yang mengalami inflasi di periode ini adalah sekolah menengah atas, sepeda motor, sewa rumah, dan mobil dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,12%, 0,09%, 0,06%, dan 0,05% (yoy). Peningkatan biaya sekolah menengah atas sejalan dengan masuknya tahun ajaran baru. Sementara peningkatan harga kendaraan seperti sepeda motor dan mobil disebabkan oleh meningkatnya permintaan saat Idul Fitri untuk kebutuhan transportasi ke daerah asal. Di sisi lain, gula pasir mengalami penurunan harga dan memberikan andil deflasi sebesar 0,03% (yoy) disebabkan oleh melimpahnya pasokan.

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2016 2017 2018

%yo

y

Umum Core Volatile Foods Adm. Price

-3

-2

-1

0

1

2

3

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2016 2017 2018

%mtm IHK Umum CoreVolatile Food Adm Price

Grafik 3-35. Disagregasi Inflasi TahunanSumber: BPS, diolah

Grafik 3-36. Disagregasi Inflasi BulananSumber: BPS, diolah

-

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2016 2017 2018

%yoy Core VF Adm

0.26

0.79

1.40

0.27

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

Tradable (%-mtm) Non Tradable (%-mtm)

Jun-18 Rata-rata Inflasi TW II 4 tahun terakhir

Grafik 3-37. Andil Disagregasi Inflasi TahunanSumber: BPS, diolah

Grafik 3-38. Perkembangan Inflasi Tradables dan Non-tradables Sumber: BPS, diolah

Pada periode ini, inflasi tradables1 tercatat meningkat, sedangkan inflasi non-tradables2 tercatat menurun dibandingkan triwulan lalu. Inflasi barang-barang tradables tercatat sebesar 5,32% (yoy) yang bersumber dari kenaikan harga pada subkelompok tembakau dan minuman berakohol, subkelompok daging dan hasil-hasilnya, serta

1 Inflasi tradables adalah inflasi pada komoditas yang diperjualbelikan di pasaran internasional2 Inflasi non-tradables adalah inflasi pada komoditas yang tidak diperjualberlikan di pasaran internasional

44

Page 58: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 3. Perkembangan Inflasi

subkelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya dengan andil masing-masing sebesar 0,37%; 0,20%; dan 0,11% (yoy). Adapun inflasi barang-barang non-tradables pada triwulan II 2018 tercatat sebesar 2,20% (yoy) yang bersumber dari inflasi subkelompok padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya, subkelompok transpor, dan subkelompok makanan jadi yang masing-masing memiliki andil sebesar 0,37%; 0,31% dan 0,24% (yoy).

Secara bulanan, lima komoditas penyumbang inflasi dan deflasi bulanan (month to month) tertinggi per bulan dapat dilihat pada Tabel 3-3 dan Tabel 3-4. Dari kelompok volatile food, komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi bulanan yaitu beras, daging ayam ras, telur ayam ras, jeruk, dan cabai merah. Dari kelompok administered prices, komoditas yang menjadi penyumbang inflasi bulanan adalah bensin, rokok kretek filter, rokok kretek, angkutan antar kota, dan angkutan udara. Sementara itu, sewa rumah dan sepeda motor menjadi penyumbang inflasi dari kelompok inti. Di sisi lain, beras, cabai merah, cabai rawit, pepaya, mujair juga menjadi penyumbang deflasi di beberapa bulan. Beras yang mengalami deflasi di bulan April 2018 disebabkan oleh mulai tersedianya pasokan dari hasil panen raya di bulan Februari hingga bulan Mei 2018. Sementara cabai merah sempat mengalami penurunan harga di bulan April dan Mei 2018 disebabkan oleh tersedianya pasokan yang cukup. Komoditas administered prices yang mengalami penurunan harga adalah angkutan udara seiring dengan menurunnya aktivitas MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) di bulan Mei 2018.

45

Page 59: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 3. Perkembangan Inflasi

Tabel 3-20 Andil Inflasi Bulanan Per Komoditas

No KomoditasInflasi

(%, mtm)Kontribusi(%, mtm)

Apr-181 BAWANG MERAH 22.17 0.13 2 DAGING AYAM RAS 4.01 0.04 3 SEWA RUMAH 1.13 0.04 4 BENSIN 1.35 0.04 5 JERUK 7.92 0.04

Mei-181 DAGING AYAM RAS 13.82 0.16 2 TELUR AYAM RAS 8.52 0.06 3 JERUK 7.04 0.04 4 ROKOK KRETEK FILTER 0.99 0.03 5 ROKOK KRETEK 1.43 0.02

Jun-181 ANGKUTAN UDARA 26.53 0.13 2 ANGKUTAN ANTAR KOTA 8.93 0.04 3 CABAI MERAH 4.95 0.04 4 SEPEDA MOTOR 2.15 0.03 5 PEPAYA 10.84 0.03

Inflasi

Tabel 3-21 Andil Deflasi Bulanan Per Komoditas

No KomoditasInflasi (%,

mtm)Kontibusi (%, mtm)

Apr-181 BERAS (4.59) (0.18) 2 CABAI MERAH (8.16) (0.09) 3 PEPAYA (4.58) (0.01) 4 LELE (3.20) (0.01) 5 CABAI RAWIT (8.54) (0.01)

Mei-181 CABAI MERAH (13.05) (0.13) 2 BERAS (1.35) (0.05) 3 BAWANG PUTIH (16.72) (0.04) 4 ANGKUTAN UDARA (5.73) (0.03) 5 MUJAIR (3.85) (0.02)

Jun-181 PISANG (6.34) (0.02) 2 KANGKUNG (5.47) (0.02) 3 TELUR AYAM RAS (1.85) (0.01) 4 BATU BATA/BATU TELA (2.74) (0.01) 5 CUNG KEDIRO (9.26) (0.01)

Deflasi

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan, diolah

3.2 Inflasi Menurut Kelompok Barang dan JasaTekanan inflasi secara tahunan di triwulan II 2018 lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya didorong oleh turunnya inflasi pada subkelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, subkelompok sandang, dan subkelompok kesehatan. Sementara subkelompok bahan makanan dan subkelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami peningkatan di triwulan ini.

Tabel 3-22 Kontribusi/andil inflasi dalam kelompok barang dan jasa (%yoy)

III IV I II III IV I IIUmum 4.38 3.58 3.71 4.31 3.00 2.96 3.35 2.93 TURUNBahan Makanan 1.64 0.85 0.53 0.74 -0.01 0.18 0.93 1.08 NAIKMakanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1.94 1.61 1.28 0.76 0.46 0.41 0.51 0.63 NAIKPerumahan, Air, Listrik, Gas & BB 0.33 0.36 0.68 1.43 1.32 1.33 0.99 0.35 TURUNSandang 0.48 0.42 0.38 0.21 0.13 0.18 0.22 0.19 TURUNKesehatan 0.30 0.28 0.29 0.17 0.15 0.14 0.13 0.10 TURUNPendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 0.25 0.20 0.25 0.21 0.21 0.22 0.22 0.22 TETAPTranspor, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0.37 -0.05 0.33 0.83 0.79 0.54 0.35 0.35 TETAP

Kelompok Barang dan Jasa 2016 2017 Arah2018

3.2.1 Kelompok Bahan Makanan Andil inflasi kelompok bahan makanan meningkat dari 0,93%(yoy) menjadi 1,08%(yoy) terutama bersumber dari subkelompok bumbu-bumbuan yang memberikan andil inflasi sebesar 0,19% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang memberikan andil sebesar -0,01% (yoy). Peningkatan terutama disebabkan oleh cabai merah dan cabai rawit yang mengalami kenaikan harga akibat

46

Page 60: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 3. Perkembangan Inflasi

meningkatnya permintaan pada periode Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu, inflasi kelompok bahan makanan juga disumbang oleh subkelompok daging dan hasilnya dengan andil 0,20% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,10% (yoy). Peningkatan pada subkelompok ini disebabkan oleh daging ayam ras yang mengalami kenaikan harga akibat meningkatnya harga pakan, langkanya day old chick (DOC). Sementara andil inflasi subkelompok padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya mengalami penurunan dari 0,68% menjadi 0,37% (yoy) disebabkan oleh menurunnya inflasi beras.

3.2.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami peningkatan andil inflasi dari 0,51% (yoy) pada triwulan I 2018 menjadi 0,63% (yoy) pada triwulan II 2018. Subkelompok minuman tidak beralkohol mengalami peningkatan andil inflasi dari 0,08% (yoy) menjadi 0,35% (yoy). Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan harga teh dan air kemasan yang didorong oleh peningkatan permintaan di periode Idul Fitri. Andil subkelompok tembakau dan minuman beralkohol juga meningkat dari 0,35% (yoy) menjadi 0,37% (yoy) yang disebabkan oleh naiknya harga rokok kretek filter dan rokok kretek. Sementara itu, subkelompok makanan jadi tercatat mengalami penurunan andil inflasi dari 0,25% menjadi 0,24% (yoy).

3.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, & B ahan Bakar Tekanan inflasi dari kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar berkurang terlihat dari andil inflasi yang turun dari 0,99% (yoy) menjadi 0,35% (yoy). Penurunan tekanan inflasi ini disebabkan oleh menurunnya andil inflasi subkelompok bahan bakar, penerangan, dan air terutama pada tarif listrik yang tercatat memberikan andil inflasi 0,00% atau lebih rendah dibandingkan andil inflasi di triwulan sebelumnya yang sebesar 0,59% (yoy).

3.2.4 Kelompok Sandang Andil inflasi kelompok sandang mengalami penurunan dari 0,22% (yoy) menjadi 0,19% (yoy) di triwulan ini. Subkelompok yang mengalami penurunan andil inflasi adalah subkelompok sandang wanita dari 0,10% (yoy) menjadi 0,06% (yoy) serta subkelompok barang pribadi dan sandang lain dari 0.08% (yoy) menjadi 0,05% (yoy). Sementara subkelompok sandang laki-laki mengalami peningkatan andil inflasi dari 0,05% menjadi 0,07% (yoy). Begitu pula subkelompok sandang anak-anak yang meningkat dari 0,00% menjadi 0,02% (yoy). Lebih dalamnya penurunan andil inflasi di subkelompok sandang wanita dan subkelompok barang lainnya memberikan dampak pada penurunan

47

Page 61: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 3. Perkembangan Inflasi

andil inflasi kelompok sandang yang menunjukkan permintaan kelompok sandang di periode Idul Fitri masih berada dalam tingkat yang normal.

3.2.5 Kelompok Kesehatan Kelompok kesehatan pada triwulan II 2018 mengalami penurunan andil inflasi dari 0,13% (yoy) menjadi 0,10% (yoy). Hal ini disebabkan penurunan andil inflasi dari subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika dari 0,07% menjadi 0,04% (yoy). Adanya penurunan konsumsi pada kelompok ini ditengarai disebabkan oleh banyaknya pengeluaran untuk kebutuhan primer pada periode Idul Fitri sehingga berkurangnya alokasi keuangan rumah tangga untuk kebutuhan sekunder pada subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika.

3.2.6 Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Andil inflasi pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga relatif tidak berubah yaitu sebesar 0,22% (yoy). Seluruh subkelompok mencatat angka andil inflasi yang sama dengan triwulan sebelumnya yaitu subkelompok pendidikan sebesar 0,19% (yoy), subkelompok kursus-kursus/pelatihan sebesar 0,00% (yoy), subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,02% (yoy), subkelompok rekreasi sebesar 0,02% (yoy), dan subkelompok olahraga sebesar 0,00% (yoy). Peningkatan biaya pendidikan yang sama dibandingkan dengan triwulan lalu (0,19% yoy) serta belum besarnya konsumsi masyarakat terhadap kegiatan rekreasi dan olahraga sehingga tidak terjadi ketidakseimbangan supply dan demand.

3.2.7 Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Andil inflasi kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami sedikit peningkatan triwulan sebelumnya yaitu dari 0,346% (yoy) menjadi 0,353% (yoy). Peningkatan andil inflasi tercatat pada subkelompok transpor akibat adanya peningkatan pada harga bensin, tarif angkutan kota, harga sepeda motor, harga mobil, serta tarif kereta api. Hal ini didorong oleh banyaknya permintaan pada periode Idul Fitri untuk kebutuhan transportasi ke daerah asal. Sementara, subkelompok lainnya yaitu komunikasi dan pengiriman, subkelompok sarana dan penunjang transpor, serta subkelompok jasa keuangan tetap memberikan andil yang sama dengan triwulan sebelumnya yaitu masing-masing 0,01%, 0,04%, 0,00% (yoy).

3.3 Tekanan Inflasi Sisi PenawaranTekanan inflasi dari sisi penawaran menurun dibandingkan triwulan sebelumnya terutama disebabkan faktor cuaca akibat curah hujan 48

Page 62: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 3. Perkembangan Inflasi

yang menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Curah hujan di Provinsi Sumatera Selatan di bulan April 2018 berada di level 256 mm dan terus menurun di bulan Mei 2018 dan Juni 2018 yaitu pada level 227 mm dan 169 mm. Rata-rata curah hujan pada triwulan II 2018 adalah sebesar 218 mm, atau lebih rendah dibandingkan rata-rata curah hujan triwulan I 2018 yang sebesar 284 mm. Menurunnya curah hujan terjadi pada hampir seluruh Kabupaten/Kota. Kabupaten dengan curah hujan tertinggi adalah Musi Rawas dan Lubuklinggau dengan rata-rata curah hujan sebesar 356 dan 279 mm. Sementara rata-rata curah hujan di Kabupaten/Kota lainnya berada di bawah level 227 mm. Empat Lawang merupakah kabupaten dengan rata-rata curah hujan terendah di Sumatera Selatan periode ini yaitu pada level 163 mm. Curah hujan yang relatif normal ini memberikan dampak positif pada pertanian sehingga pasokan bahan pangan yang berasal dari produk pertanian mencukupi. Hal ini berlaku untuk beberapa komoditas pangan yang dihasilkan dan dikonsumsi di Provinsi Sumatera Selatan antara lain komoditas sayur-sayuran. Sementara komoditas seperti bawang merah dan cabai merah yang sentra produksinya berada di luar Sumatera Selatan.

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

-

200.00

400.00

600.00

800.00

1,000.00

1,200.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2018

Curah Hujan (mm) Curah Hujan (Axis Kanan)

Sumber: BMKG, diolahGrafik 3-39. Perkembangan Curah Hujan

Bulanan

356

279227 226 218 217 215 215 213 205 202 201 199 193 189 186

163

Mus

i Raw

as

Lubu

k Li

ngga

u

Mus

i Ban

yuas

in

Paga

r Ala

m

OKU

Indu

k

Prab

umul

ih

Bany

uasin Pa

li

Mua

ra E

nim OKI

Mus

i Raw

as U

tara

Laha

t

OKU

Sel

atan

Pale

mba

ng

Oga

n Ili

r

OKU

Tim

ur

Empa

t Law

ang

Sumber: BMKG, diolahGrafik 3-40 Rata-rata Curah Hujan

Kota/Kab TW II 2018

Stok beras Bulog di triwulan II 2018 sebesar 59,8 ribu ton, mengalami penurunan sebesar 56,9% (yoy) dibandingkan triwulan II 2017. Penurunan stok beras bulog tersebut utamanya disebabkan karena harga pembelian beras Bulog menggunakan acuan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang nilainya masih lebih rendah dibandingkan harga pasar. Selain itu, terjadinya disparitas harga antara Sumsel dengan harga di daerah lain di wilayah Sumatera selain Lampung mendorong sebagian beras Sumatera Selatan dijual ke daerah yang menawarkan harga lebih tinggi.

Sementara itu, penyaluran beras Bulog dalam rangka program Beras Sejahtera (Rastra) pada triwulan I 2018 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Realisasi penyaluran Rastra periode ini adalah sebesar 7,7 ribu ton, menurun dibandingkan

49

Page 63: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 3. Perkembangan Inflasi

triwulan sebelumnya yang sebesar 13,1 ribu ton. Hal ini disebabkan adanya penyelesaian administrasi untuk perubahan titik distribusi dari desa menjadi kecamatan. Perubahan titik distribusi ini disebabkan oleh adanya penurunan alokasi Bansos Rastra sebanyak 30% dari tahun lalu.

3.4Tekanan

Inflasi Sisi PermintaanTekanan inflasi triwulan II 2018 dari sisi permintaan menunjukkan penurunan. Kondisi ini tercermin dari penurunan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dari 128,89 di triwulan lalu menjadi 123,15. Penurunan IKE ini antara lain disebabkan beberapa faktor antara lain penurunan harga komoditas karet dan kelapa sawit. Ekspektasi masyarakat terhadap kondisi perekonomian Sumatera Selatan ke depan juga menurun, ditunjukkan dengan pencapaian Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang sebesar 144,33 atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 146,22. Hal ini menunjukkan optimisme masyarakat sedikit melemah dibandingkan triwulan lalu. Untuk itu, agregasi dari kedua indeks yaitu Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menunjukkan penurunan dari 137,56 menjadi 133,74.

Nilai tukar petani umum menunjukkan penurunan ke level 93,98 dari sebelumnya 95,72. Indeks nilai tukar petani yang lebih rendah dari 100 menunjukkan bahwa indeks harga yang dibayar petani lebih tinggi dibandingkan indeks harga yang diterimanya. Nilai tukar petani pekebun juga menunjukkan penurunan dari 88,10 ditriwulan sebelumnya menjadi 86,56. Hal ini menunjukkan daya beli petani umum maupun pekebun masih rendah.

50

-

50

100

150

200

250

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2018

Juta TonJuta TonTotal Penyaluran Stok Beras (Aksis Kanan)

Sumber: Bulog, diolahGrafik 3-41. Perkembangan Stok Beras dan Total Penyaluran

Page 64: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 3. Perkembangan Inflasi

3.5 Kondisi Harga Pangan di Pasar InternasionalHarga komoditas pangan di pasar internasional mengalami peningkatan di triwulan II 2018. Pantauan terhadap sejumlah komoditas seperti gandum dan jagung mengalami peningkatan pada triwulan II 2018 dibandingkan triwulan I 2018, sementara harga kedelai tetap stabil. Peningkatan harga komoditas bahan pangan internasional diperkirakan memberikan dampak terhadap kenaikan inflasi Sumatera Selatan di triwulan II 2018. DI sisi lain, harga komoditas emas mengalami penurunan walaupun memberikan dampak terbatas terhadap inflasi Sumatera Selatan.

Tabel 3-23 Perkembangan Harga Komoditas Internasional

I II III IV I II III IV I IIKedelai (USD/bushel) 8.8 10.5 10 9.9 10 9.3 9.4 9.5 9.8 9.81 5.46

Gandum (USD/bushel) 3.9 3.9 3.9 2.8 3.2 3.1 3.6 3.2 3.9 4.58 47.65

Jagung (USD/bushel) 3.5 3.7 3.1 3.3 3.5 3.4 3.3 3.1 3.4 3.56 4.60

Komoditas2016 2017 Pertumbuhan

Tw II 2018 (%yoy)

2018

Food Price Index3 menunjukkan perkembangan yang sama. Harga pada triwulan II 2018 mengalami peningkatan dibanding triwulan I 2018. Indeks pada triwulan II 2018 tercatat sebesar 175,3, lebih tinggi dibandingkan indeks pada triwulan sebelumnya sebesar 173,2. Peningkatan tersebut didorong peningkatan harga dari indeks komoditas daging, susu dan sereal. Walaupun begitu, peningkatan indeks harga pangan ini tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan inflasi bahan pangan di Sumatera Selatan terlihat dari tekanan inflasi di triwulan II 2018 yang lebih rendah dari tekanan inflasi di triwulan I 2018. Hal ini menunjukkan bahwa bahan

3 Food Price Index merupakan indeks yang dikeluarkan oleh Food and Agricultural Organization (FAO) dengan tahun dasar 2002-2004.

51

80.00

90.00

100.00

110.00

120.00

130.00

140.00

150.00

160.00

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Sumber: Bulog, diolahGrafik 3-42. Hasil Survey Konsumen Bank Indonesia, Kota Palembang

-15.00

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

75.00

80.00

85.00

90.00

95.00

100.00

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

NTP UmumNTP PerkebunanGrowth % yoy NTP Umum (aksis kanan)Growth % yoy NTP Perkebunan (aksis kanan)

Sumber: BPS, diolahGrafik 3-43. Perkembangan Nilai Tukar Petani

Page 65: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 3. Perkembangan Inflasi

pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat di Sumatera Selatan tidak banyak berasal dari impor.

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

7.5

8.0

8.5

9.0

9.5

10.0

10.5

11.0

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

%-yoy$/BushelHarga Kedelai Growth (Aksis Kanan)

-40.0

-30.0

-20.0

-10.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

%-YOY$/ BushelHarga Gandum Growth (Aksis Kanan)

Grafik 3-44. Perkembangan Harga Kedelai InternasionalSumber: Bloomberg

Grafik 3-45. Perkembangan Harga Gandum InternasionalSumber: Bloomberg

3.6 Upaya Pengendalian InflasiPada triwulan II 2018, inflasi Sumatera Selatan terjaga dan terkendali dengan pencapaian yang rendah yaitu 2,93% (yoy) atau berada pada sasaran inflasi Sumatera Selatan tahun 2018 yang sebesar 3,5±1% (yoy). Pada triwulan II 2018, upaya stabilisasi harga dan pasokan/stok kebutuhan pokok yang dilakukan selama Ramadhan dan Idul Fitri 2018 adalah sebagai berikut:

a. Pasar murah yang dilaksanakan bersama Dinas Perdagangan, Bulog Divre Sumsel Babel, Perbanas, Badan Musyawarah Perbankan Daerah, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan. Kegiatan pasar murah dilaksanakan di rumah susun Jl. Radial, 24 Ilir, Palembang.

b. Pemantauan harga dan pasokan dilaksanakan dengan terus melakukan inspeksi mendadak pasar dan gudang serta berkoordinasi dengan distributor bersama dengan Satgas Pangan, Bulog, dan Dinas terkait.

c. Operasi pasar juga dilakukan bersama Bulog dan Dinas Perdagangan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan

52

-15.0

-10.0

-5.0

0.0

5.0

10.0

2.80

2.90

3.00

3.10

3.20

3.30

3.40

3.50

3.60

3.70

3.80

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

%YOY$/BushelHarga Jagung Growth (Aksis Kanan)

-10.0

-5.0

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

1,100.00

1,150.00

1,200.00

1,250.00

1,300.00

1,350.00

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

%-YOY$OZHarga Emas Growth (Aksis Kanan)

Grafik 3-46. Perkembangan Harga Jagung InternasionalSumber: Bloomberg

Grafik 3-47. Perkembangan Harga Emas InternasionalSumber: Bloomberg

Page 66: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 3. Perkembangan Inflasi

pangan seperti beras, daging beku, daging ayam, dan gula pasir.

d. Selain bahan pangan, dalam rapat koordinasi TPID juga dibahas antisipasi kelangkaan bahan bakar rumah tangga terutama untuk gas Elpiji 3 kg.

e. Melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan dan PT. Pelindo terkait kontrol jalur distribusi melalui pemberian prioritas bagi angkutan komoditas pangan strategis hingga H-1 Idul Fitri bagi jalur darat dan memberikan kepastian ketersediaan transportasi bagi jalur air dari H-14 hingga H+14 Idul Fitri.

f. Melakukan pengelolaan ekspektasi masyarakat melalui: Menayangkan iklan layanan masyarakat bijak

berberlanja di media cetak, online, dan elektronik. Melakukan koordinasi bersama dengan lima lembaga

yaitu MUI Sumatera Selatan, PBNU Sumatera Selatan, Muhammadiyah Sumatera Selatan, Yayasan Mesjid Agung Palembang dan Ponpes Aulia Cendekia untuk memberikkan himbauan kepada masyarakat agar bijak berbelanja (secukupnya dan sesuai kebutuhan) dan menghimbau pelaku usaha agar tidak mengambil keuntungan berlebihan.

g. Melakukan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota Palembang dan Kota Baturaja. Penyaluran BPNT Kota Palembang sudah dilakukan sejak tahun 2017 dan dilakukan perluasan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di tahun 2018. Sedangkan Kota Baturaja baru mengimplementasikan BPNT di bulan Mei 2018.

.

53

Page 67: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

BOX BRapat Koordinasi Wilayah Tim Pengendalian Inflasi Daerah Sumatera 2018 di Bandar Lampung (27 April 2018)

Rapat Koordinasi Wilayah Tim Pengendalian Inflasi Daerah Sumatera Tahun 2018 dilaksanakan pada Jumat tanggal 27 April 2018 di Bandar Lampung. Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Departemen Regional I – Bank Indonesia dengan mengundang narasumber dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, dan TPID Prov. Sumatera Selatan, dihadiri oleh TPID seluruh provinsi di Sumatera. Rakorwil yang rutin diselenggarakan oleh Bank Indonesia bertujuan untuk menguatkan koordinasi pengendalian antar TPID di wilayah Sumatera, sharing informasi terkait permasalahan dan upaya pengendalian inflasi, serta membentuk kesepakatan bersama yang perlu ditindaklanjuti dalam pengendalian inflasi provinsi guna mendukung pencapaian target inflasi nasional sebesar 3,5±1%. Dalam kegiatan Rakorwil TPID Sumatera dibahas beberapa isu strategis terkait:

1. Perlunya penangangan inflasi menghadapi bulan puasa 2018 yang secara historis tekanan inflasi berasal dari inflasi volatile food dan administered prices. TPID berperan dalam monitoring pasokan bahan pokok, pelaksanaan operasi pasar yang tersebar merata, pengelolaan ekspektasi masyarakat, dan membentuk kerja sama antara daerah.

2. Peran TPID kedepan dalam menyelesaikan persoalan yang memicu gejolak harga melalui pendekatan jangka pendek yaitu memberikan solusi atas permasalahan yang bersifat struktural, mendukung kelancaran distribusi dan membentuk struktur pasar yang efisien. Untuk menyusun strategi pengendalian inflasi yang efektif, perlu dukungan dari kelembagaan TPID yang kuat, tata niaga pangan yang efisien, sinergitas RPJMD/RKPD dengan program pengendalian inflasi, serta kemudahan investasi dalam berusaha.

3. Pemanfaatan teknologi informasi dalam upaya pengendalian inflasi melalui monitoring harga, persediaan, dan sebaran produksi/konsumen sehingga data/informasi yang didapatkan

54

Page 68: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

menjadi akurat dan cepat. Di sisi lain, kedepan penggunaan e-commerce diharapkan dapat diterapkan di Sumatera agar proses transaksi bahan pangan menjadi lebih efisien.

4. Penyampaian laporan kinerja TPID selama 2017 dalam rangka penilaian Evaluasi Kinerja TPID 2017 (award 2018).

Dari isu-isu strategis yang dibahas dalam Rakorwil, ditemukan beberapa tantangan dan kendala yang dihadapi dalam upaya pengendalian inflasi yaitu:

1. Dalam program stabilisasi harga ditemukan bahwa pemenuhan komoditas yang akan dijual pada operasi pasar masih sulit untuk dipenuhi ditambah lagi dengan masih rendahnya minat konsumen terhadap komoditas yang dijual di operasi pasar, misalnya komoditas beras. Selain itu, tidak semua komoditas yang menjadi barang kebutuhan konsumen dapat dilakukan operasi pasar.

2. Pemantauan pasokan dan distribusi bahan pangan masih menjadi kendala bagi satgas pangan dari sisi penegakan hukum karena masih belum jelasnya kriteria penimbunan bahan pangan.

3. Peran Bulog dalam pengelolaan stok pangan masih harus dioptimalkan kembali karena teknologi penyimpanan bahan pangan yang masih belum maksimal dan harga beli BULOG pada produsen lokal masih belum menarik.

4. Belum adanya pemanfaatan Badan Usaha Milik Desa/ Badan Usaha Milik Petani (BUMD/BUMP) dalam program ketahanan pangan daerah.

5. Payung hukum yang masih belum jelas dalam rangka penggunaan APBD untuk intervensi pasar ketika terjadi gejolak harga komoditas bahan pangan.

6. Akurasi data (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis) PIHPS yang masih belum optimal serta komoditas yang digunakan belum mencakup seluruh komoditas yang menjadi andil inflasi secara spesifik di tiap daerah.

Dari kendala dan tantangan yang ditemukan dalam rakorwil tersebut, dirumuskan beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada pemerintah daerah dan pusat dalam rangka penguatan program pengendalian inflasi di daerah yaitu:

1. Meningkatkan kerjasama dengan BULOG untuk menyediakan

55

Page 69: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

komoditas bahan pangan yang dibutuhkan dan menyesuaikan kualitas barang operasi pasar sesuai dengan minat masyarakat.

2. Meningkatakan koordinasi antara TPID dengan Satgas Pangan dalam pemantauan pasokan. Pemberian sanksi kepada oknum yang melakukan tindakan illegal seperti penimbunan dalam bentuk penyitaan bahan pangan tersebut untuk kemudian dilelang atau dihibahkan untuk kegiatan Operasi Pasar.

3. Meningkatkan teknologi pergudangan dalam rangka peningkatan pasca panen dan juga mengikutsertakan Toko Tani, e-warung, dan Rumah Pangan Kita dalam rangka pengelolaan dan penyaluran stok pangan agar tidak waktu simpan menjadi lebih singkat.

4. Diperlukan landasan hukum yang kuat dan jelas dalam pendirian BUMD pangan dan dimasukkan dalam rencana pembangunan daerah serta penguatan permodalan BUMD ke depan.

5. Melakukan standardisasai nomenklatur untuk mendukung program kerja pengendalian inflasi di daerah dan melakukan penyeseuaian aturan mengenai tata kelola anggaran pemerintah daerah. Selain itu, pemerintah daerah dapat menyusun neraca pangan yang akurat.

Diperlukan perluasan informasi komoditas dalam penyusunan PIHPS sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di daerah masing-masing.

56

Page 70: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

57

Page 71: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Halaman ini sengaja dikosongkan

58

Page 72: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

4 Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan

Menengah

Penghimpunan DPK perbankan dan aset perbankan Sumatera Selatan mengalami penurunan, sementara itu pertumbuhan penyaluran kredit mengalami peningkatan

Ketahanan sektor korporasi dan rumah tangga masih terjaga. Eksposur perbankan pada kedua sektor relatif aman diindikasikan oleh nilai Non-Performing-Loan (NPL) yang berada di bawah batas indikatif

4.1 Kondisi Perbankan Sumatera Selatan4.1.1Kondisi Umum

Pertumbuhan positif perekonomian Sumatera Selatan pada triwulan II-2018 yang didukung oleh membaiknya konsumsi rumah tangga, dan juga tetap didukung oleh terjaganya stabilitas keuangan daerah. Kondisi ini terlihat dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang masih mengalami pertumbuhan positif sebesar 8,38%(yoy), meskipun melambat dari triwulan sebelumnya sebesar 13,69% (yoy). Sementara itu, aset perbankan di provinsi Sumatera Selatan tumbuh sebesar 5,59% (yoy) melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,03% (yoy). Selain itu, kinerja kredit terus tumbuh sebesar 13,07% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 10,30% (yoy). Kondisi tersebut berdampak terhadap peningkatan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) perbankan dari sebelumnya sebesar 155,68% menjadi 162,69% pada triwulan II-2018. Sementara itu ketahanan sektor korporasi dan sektor rumah tangga dinilai masih cukup baik dan terjaga, serta eksposur perbankan pada kedua sektor tersebut masih relatif aman yang diindikasikan oleh nilai Non-Performing–Loan (NPL) yang masih berada di bawah batas indikatif 5%.

59

Page 73: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM

-5

0

5

10

15

20

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

% yoyRp Triliun

Giro Tabungan Deposito Pertumbuhan DPK (RHS)

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

161,30163,78

168,02165,38

159,85

155,93

150,76

153,70155,08

162,69

Grafik 4-48 Perkembangan Aset, DPK, dan Kredit Perbankan Provinsi Sumatera

Selatan

Grafik 4-49 Loan to Deposit Ratio (LDR)

4.1.2 Penghimpunan DPK Penghimpunan DPK di Sumatera Selatan mencapai Rp75,31 triliun atau tumbuh 8,38% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,69% (yoy). Perlambatan DPK terjadi pada komponen yaitu simpanan tabungan sebesar 11,27% (yoy), dan deposito sebesar 5,03% (yoy), namun simpanan giro mengalami pertumbuhan sebesar 7,60% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang sempat mengalami kontraksi sebesar 8,69% (yoy). Pertumbuhan simpanan giro ini diperkirakan sebagai akibat tingginya aktivitas perdagangan di triwulan II-2018 yang disebabkan oleh masuknya Bulan Ramadhan dan Idul Fitri serta mulainya persiapan penyelenggaraan Asian Games XVIII. Secara keseluruhan, perlambatan DPK ini sejalan dengan peningkatan konsumsi masyarakat yang didorong oleh tingginya permintaan pada saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN), pilkada serentak, dan persiapan Asian Games XVIII.

60

Page 74: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

BAN K PERSERO

BAN K SWASTA NASIONAL

BAN K ASING & CAMPURAN

BAN K PEMERINTAH DAERAH

Grafik 4-50 Proporsi DPK Berdasarkan Kelompok Bank pada Triwulan II-2018

-80-60-40-20

020406080

100120

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

%yoy

gBank Persero gBank Swasta NasionalgBank Asing dan Campuran gBPD

Grafik 4-51 Pertumbuhan DPK Berdasarkan Kelompok Bank

Berdasarkan kepemilikannya, DPK di Sumatera Selatan ditopang oleh DPK perseorangan. Pada triwulan II-2018, pangsa DPK perseorangan mencapai 73% dari total DPK. Sementara DPK non perseorangan memiliki pangsa 27%. DPK perseorangan didominasi oleh jenis tabungan sebesar 61,9%, sedangkan DPK non perseorangan didominasi oleh jenis giro dengan pangsa sebesar 54,4%.

3.8%

61.9%

34.3%Giro

Tabungan

Deposito

Grafik 4-52 Porsi DPK Perseorangan

54.4%

9.0%

36.6%Giro

Tabungan

Deposito

Grafik 4-53 Porsi DPK Non Perseorangan

Berdasarkan kelompok bank, proporsi DPK paling tinggi berada di Bank Persero sebesar 49%, kemudian diikuti oleh bank swasta nasional sebesar 30% dan bank pembangunan daerah sebesar 20%. Sementara bank asing dan campuran memiliki proporsi sebesar 1%. Pertumbuhan DPK di masing-masing kelompok bank mengalami tren tumbuh stabil. Pertumbuhan DPK Bank Persero pada triwulan II-2018 tercatat sebesar 14,55% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 14,38% (yoy). Selanjutnya DPK pada bank swasta nasional dan BPD masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 4,98% (yoy) dan 0,32% (yoy), melambat dari periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,81% (yoy) dan 1,12% (yoy). Sementara Bank

61

Page 75: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM

asing dan campuran mengalami kontraksi sebesar 1,72% (yoy), menurun dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,56% (yoy).

Porsi tabungan dalam penghimpunan DPK di Sumatera Selatan mencapai 47,75%, diikuti deposito dan giro masing-masing sebesar 34,94% dan 17,31%. Pertumbuhan tabungan di triwulan II-2018 melambat jika dibandingkan triwulan I-2018 yang tumbuh sebesar 12,93% (yoy) menjadi sebesar 11,27% (yoy), diikuti dengan pertumbuhan deposito yang juga melambat dari 26,19% (yoy) menjadi 5,03% (yoy), sementara itu giro mengalami peningkatan dari sebelumnya kontraksi sebesar 8,69% (yoy) tumbuh menjadi 7,60% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan, yang berasal dari kinerja ekspor dan konstruksi, memberikan kontribusi terhadap meningkatnya penghasilan masyarakat. Selanjutnya, membaiknya konsumsi rumah tangga terlihat dari naiknya pengeluaran masyarakat berdampak pada naiknya transaksi dari pelaku usaha yang terlihat dari melambatnya tambungan dan naiknya simpanan giro. Sementara itu meningkatnya belanja operasional yang dilakukan oleh pelaku usaha menyebabkan porsi deposito menurun yang digunakan untuk meningkatkan volume penjualan.

-5

0

5

10

15

20

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

% yoyRp Triliun

Giro Tabungan Deposito Pertumbuhan DPK (RHS)

Grafik 4-54 Pertumbuhan DPK Perbankan di Provinsi

17,31%

47,75%

34,94%Giro

Tabungan

Deposito

Grafik 4-55 Komposisi DPK Perbankan Sumatera

SelatanTriwulan II-2018

Berdasarkan penghimpunan DPK menurut wilayah kabupaten/kota, Kota Palembang masih menjadi penghimpun dana terbesar dengan pangsa sekitar 67%. Secara tahunan,

sebagian besar kabupaten/kota mengalami peningkatan jumlah DPK. Pada triwulan II-2018, kabupaten/kota yang memiliki andil terbesar pada peningkatan jumlah DPK adalah Kota Palembang, Kab. Muara Enim, Kota Prabumulih, dan

62 Kota Palembang;

67,37%

Kab. Muara Enim; 6,61%

Kota Prabumulih;

4,54%

Kab. Ogan Komering Ilir; 4,34%

Kota/Kab Lainnya; 17,14%

Grafik 4-56 Pangsa DPK per Kabupaten/Kota

Page 76: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

Kab. Ogan Komering dengan kontribusi masing-masing sebesar 6,61%, 4,54%, dan 4,34% (yoy). Pada triwulan II-2018, dapat dilihat bahwa seluruh kabupaten/kota mengalami peningkatan DPK karena peningkatan aktivitas perekonomian akibat membaiknya kinerja ekspor komoditas unggulan dan meningkatnya konsumsi rumah tangga di Sumatera Selatan.

Tabel 4-24.Perkembangan DPK Perbankan per Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan

(dalam Rp miliar)2018

I II III IV I II III IV I II

Kab. Musi Banyuasin 1.861 1.917 2.034 1.923 2.535 2.748 2.713 2.318 2.505 2.600 (5,39) (0,19) Kab. Ogan Komering Ulu 2.143 2.308 2.354 2.496 2.660 2.801 2.812 2.850 2.758 2.963 5,78 0,23 Kab. Muara Enim 3.021 2.932 3.132 3.482 3.951 3.856 4.213 4.769 7.085 4.980 29,15 1,93 Kab. Lahat 1.023 1.063 1.042 932 1.081 1.137 1.108 1.097 1.169 1.223 7,56 0,12 Kab. Ogan Komering Ilir 2.154 1.996 1.995 2.105 2.735 3.087 3.164 2.944 3.151 3.268 5,86 0,25 Kab. Banyuasin 576 501 538 458 679 689 679 484 609 641 (6,97) (0,06) Kab. Ogan Komering Ulu Selatan 427 346 401 194 362 430 379 220 358 443 3,02 0,02 Kab. Ogan Komering Ulu Timur 385 410 430 334 519 571 541 453 554 619 8,41 0,07 Kab. Empat Lawang 209 270 239 200 289 363 337 244 288 334 (7,99) (0,04) Kota Palembang 41.942 43.215 42.640 45.206 45.463 46.961 48.756 49.758 49.659 50.739 8,04 5,42 Kota Lubuklinggau 2.334 2.532 2.580 2.545 2.993 3.177 3.143 2.901 3.033 3.209 1,01 0,04 Kota Prabumulih 2.644 2.688 2.639 2.672 3.093 3.025 3.052 3.232 4.069 3.422 13,12 0,60 Kota Pagar Alam 555 503 650 635 612 654 648 652 620 647 (1,07) (0,01) PROVINSI SUMATERA SELATAN 59.275 60.681 60.674 63.183 66.972 69.497 71.546 72.116 76.142 75.319 8,38 8,38

Andil Tw I 2018

Kabupaten/Kota2016 Growth Tw II

2018 (%-yoy)

2017

4.1.3 Penyaluran Kredit Kinerja penyaluran kredit di triwulan II-2018 mulai tetap mengalami peningkatan dengan tumbuh sebesar 13,07% (yoy) dengan nilai mencapai Rp122,53 trilliun, meningkat dibandingkan dengan triwulan I-2018 yang tumbuh sebesar 10,30% (yoy). Pertumbuhan kredit di triwulan ini tertinggi dibandingkan pertumbuhan kredit dari awal tahun 2015 yang mencapai sebesar 12,12% (yoy).

-

2

4

6

8

10

12

14

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2018

%YOYRP TRILIUN Kredit g-Kredit (% yoy) - RHS

Grafik 4-57 Jumlah dan Pertumbuhan Penyaluran Kredit

Menurut jenis penggunaannya, terjadi perbaikan terhadap pertumbuhan kredit modal kerja. Kredit modal kerja pada triwulan II-2018 tumbuh sebesar 13,16% (yoy) dengan nilai Rp46,7 trilliun, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sempat melambat menjadi 4,20% (yoy) dengan nilai Rp43,68 trilliun. Peningkatan ini mengindikasikan adanya kembalinya kepercayaan pelaku usaha

63

Page 77: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM

terhadap kondisi kegiatan usaha di masa yang akan datang. Sementara itu, kredit investasi dan konsumsi tumbuh sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnyaa. Kredit investasi tumbuh sebesar 15,16% (yoy) di triwulan II-2018 dengan nilai sebesar Rp41,66 trilliun, relatif stabil jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 15,69% (yoy) atau dengan nilai Rp40,56 trilliun. Kredit konsumsi melambat menjadi 10,53% (yoy) dengan nilai sebesar Rp34,13 trilliun di triwulan II-2018, sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,26% (yoy) dengan nilai Rp33,86 trilliun.

-

2

4

6

8

10

12

14

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

% yoyRp Triliun Modal Kerja InvestasiKonsumsi g-Kredit (% yoy) - RHS

Grafik 4-58 Pertumbuhan Kredit Perbankan di Provinsi Sumatera Selatan

Modal Kerja

Investasi

Konsumsi

Grafik 4-59 Komposisi Kredit Perbankan Triwulan II-2018 di

Provinsi Sumatera Selatan

Meningkatnya pertumbuhan kredit modal kerja mengindikasikan bahwa para pelaku usaha ingin meningkatkan kinerja pendapatannya yang disebabkan naiknya konsumsi masyarakat karena adanya HKBN, pilkada serentak, dan persiapan Asian Games XVIII. Masih tingginya kredit investasi terlihat dari meningkatnya pertumbuhan kredit pada sektor konstruksi. Penyelenggaraan Asian Games XVIII mendorong pihak swasta untuk meningkatkan investasinya terutama pada sektor konstruksi dan penyediaan akomodasi dan makan minum. Selanjutnya, terdapat penurunan pada kredit konsumsi terutama pada sektor rumah tangga yang diperkirakan dampak dari meningkatnya suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo (7DRR) sehingga memberikan efek peningkatan terhadap bunga KPR untuk pembiayaan properti.

Secara spasial, penyaluran kredit masih didominasi kota Palembang dengan pangsa sebesar 50,14% (yoy) dan andil pertumbuhan sebesar -0,06% (yoy). Namun, andil pertumbuhan kredit tertinggi terdapat pada Kab. Muara Enim dan Kabupaten Ogan Komering Ilir, masing-masing sebesar 13,80% (yoy) dan 2,34% (yoy).

64

Page 78: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

-5

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

% (y

oy)

g-Kredit (Axis Kanan) Kredit Modal KerjaKredit Investasi Kredit Konsumsi

Grafik 4-60 Pertumbuhan Kredit berdasarkan Penggunaan Provinsi Sumatera Selatan Triwulan

II-2018

Kota Palembang;

50,14%Kab. Musi Banyuasin; 8,88%

Kab. Muara Enim; 7,92%

Kab. Ogan Komering Ilir; 6,06%

Lainnya; 27,00%

Grafik 4-61 Komposisi Kredit Perbankan Secara Spasial Triwulan II-

2018 di Provinsi Sumatera Selatan

Tabel 4-25 Perkembangan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perbankan per Wilayah di Provinsi Sumatera Selatan (dalam Rp miliar)

I II III IV I II III IV I IIKab. Musi Banyuasin 8.399 9.045 9.681 9.969 9.315 10.111 10.218 10.572 11.068 10.887 7,68 0,68 Kab. Ogan Komering Ulu 3.881 4.009 3.799 4.077 4.022 3.987 4.004 4.074 4.153 4.227 6,02 0,21 Kab. Muara Enim 3.339 3.470 3.397 3.389 3.417 3.538 3.494 3.801 6.814 9.703 174,24 13,80 Kab. Lahat 7.456 6.973 6.833 7.013 7.035 7.124 7.075 7.115 7.136 6.851 (3,83) (0,21) Kab. Musi Rawas 2.144 2.247 2.281 2.089 2.305 2.603 2.702 2.776 3.346 3.420 31,37 0,88 Kab. Ogan Komering Ilir 5.250 5.025 5.188 5.255 5.245 5.358 5.446 6.347 7.287 7.424 38,57 2,34 Kab. Banyuasin 3.824 4.016 4.174 4.422 4.796 4.782 5.117 5.149 5.441 6.335 32,48 1,68 Kab. Ogan Komeing Ulu Selatan 540 568 570 577 610 619 617 656 670 675 9,13 0,05 Kab. Ogan Komeing Ulu Timur 1.151 1.209 1.288 1.284 1.370 1.410 1.444 1.531 1.563 1.601 13,53 0,18 Kab. Ogan Ilir 959 986 1.024 1.062 1.100 1.192 1.238 1.282 1.370 1.388 16,43 0,19 Kab. Empat Lawang 337 373 376 386 399 419 430 451 462 453 8,00 0,03 Kota Palembang 53.180 56.177 58.115 59.514 61.877 61.517 60.148 60.319 60.689 61.441 (0,12) (0,06) Kota Lubuklinggau 2.238 2.252 2.168 2.275 2.271 2.308 2.322 2.500 2.550 2.582 11,85 0,25 Kota Prabumulih 2.137 2.232 2.255 2.355 2.468 2.544 2.741 3.341 3.782 3.859 51,68 1,63 Kota Pagar Alam 775 801 795 824 823 855 866 904 922 907 6,14 0,05 PROVINSI SUMATERA SELATAN 95.610 99.383 101.945 104.491 107.054 108.367 107.863 110.845 118.081 122.535 13,07 13,07

Andil Tw II 2018Kabupaten/Kota

2016 Growth Tw II 2018 (%-yoy)

2017 2018

Penyaluran kredit pada sektor ekonomi utama Sumatera Selatan mulai mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan kredit triwulan ini berasal dari sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, dan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sedangkan sektor Konstruksi relatif stabil dan Industri Pengolahan menunjukkan perlambatan kredit.

65

Page 79: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM

-55,0

-35,0

-15,0

5,0

25,0

45,0

65,0

85,0

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

% y

oy

Total KreditPertanian, Kehutanan, dan PerikananPertambangan dan PenggalianIndustri PengolahanKonstruksiPerdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda MotorPenyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Grafik 4-62 Pertumbuhan Kredit Sektoral Pada Triwulan II-2018

Kredit industri pengolahan masih mengalami pertumbuhan negatif sebesar 22,27% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang juga mengalami kontraksi sebesar 22,98% (yoy). Hal ini merupakan dampak dari adanya penundaan investasi untuk ekspansi. Di sisi lain, peningkatan signifikan penyaluran kredit sektor pertambangan dan penggalian disebabkan oleh meningkatnya harga komidtas batubara dan minyak bumi yang diikuti oleh membaikny kinerja pada sektor tersebut. Hal ini menyebabkan kembalinya kepercayaan perbankan untuk menyalurkan kredit pada sektor tersebut yang terlihat dari meningkatnya kredit pertambangan dan penggalian menjadi sebesar 205,18% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang juga tumbuh sebesar 97,19% (yoy). Masuknya HKBN, pilkada serentak dan dimulainya rangkaian persiapan event Asian Games XVIII memberikan kontribusi terhadap peningkatan kredit pada sektor penyediaan akomodasi makan dan minum dan sektor konstruksi untuk persiapan sarana dan prasarana dalam menyambut tamu yang akan hadir pada Asian Games XVIII.

66

Page 80: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

Pertanian23,2%

Pertambangan9,5%

Industri Pengolahan,

20,8%

Konstruksi, 9,1%

Perdagangan, 20,3%

Sektor usaha lainnya17,1%

Grafik 4-63 Pangsa Penyaluran Kredit Sektoral Provinsi

Sumatera Selatan Triwulan II-2018

0

2

4

6

8

10

12

14

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

% NPL

Pertanian, Kehutanan, dan PerikananPertambangan dan PenggalianIndustri PengolahanPerdagangan Besar dan Eceran, Reparasi, dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

Grafik 4-64 NPL Kredit Sektor Ekonomi

Di sisi lain, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2018, meskipun terdapat penurunan pada eskpor komoditas karet dan kelapa sawit, penyaluran kredit sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami pertumbuhan dari 11,80% (yoy) menjadi 12,93% (yoy).

Rasio Non Performing Loan (NPL) menurun dari 2,76% menjadi 2,52%. Secara sektoral, risiko kredit yang mengalami perbaikan signikan berasal dari sektor Pertambangan dan Penggalian. Hal ini didukung oleh meningkatnya pendapatan perusahaan di sektor tersebut yang didukung oleh harga komoditas batubara yang menguat serta kinerja ekspor yang membaik. Sehingga, perusahaan pertambangan batubara memiliki kemampuan untuk membayar kewajiban kredit hutang yang dimilikinya. Sementara itu NPL sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dan industri pengolahan dalam posisi yan grelatif stabil. Disisi lain, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi, dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor harus diwaspadai karena hampir menyentu batas indikatif 5% yaitu sebesar 4,44% meskipun NPL tersebut terus berada dalam nilai yang stabil.

Tabel 4-26. Perkembangan Kredit Sektoral Provinsi Sumatera Selatan (Rp miliar)Growth

I II III IV I II III IV I II (%yoy)Lapangan Usaha 68.138 71.186 73.389 75.091 76.921 77.481 76.489 77.636 84.255 88.397 71,35% 9,53

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 17.373 17.771 17.820 17.443 17.351 18.195 18.588 19.225 19.398 20.548 16,43% 11,80 Pertambangan dan Penggalian 4.541 4.328 4.496 4.509 4.182 2.745 2.778 2.512 8.246 8.376 6,98% 97,19 Industri Pengolahan 16.377 18.289 20.644 21.681 23.962 23.604 20.685 18.541 18.454 18.346 15,63% (22,98) Konstruksi 3.422 3.798 3.812 4.240 4.104 4.249 4.717 6.587 8.099 8.080 6,86% 97,35 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 14.867 15.815 15.386 15.697 15.735 16.383 16.878 17.045 17.059 17.946 14,45% 8,41 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 941 1.076 1.175 1.187 1.250 1.300 1.456 1.548 1.451 1.795 1,23% 16,05 Jasa Keuangan 1.013 931 931 931 941 912 847 1.636 879 877 0,74% (6,61) Jasa Lainnya 9.604 9.180 9.125 9.403 9.397 10.092 10.538 10.542 10.667 12.429 9,03% 13,52

Bukan Lapangan Usaha 27.472 28.197 28.555 29.400 30.133 30.886 31.374 33.209 33.826 34.138 28,65% 12,26

Sektor2016 Pangsa

(%)2017 2018

4.1.4 Perkembangan Suku Bunga Bank Umum Konvensional Suku bunga bank umum konvensional terdiri dari suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman. Pada triwulan II-2018, suku bunga simpanan deposito mengalami penurunan pada tenor jangka

67

Page 81: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM

menengah jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan juga suku bunga kredit mengalami penurunan yang diikuti oleh meningkatnya pertumbuhan kredit.

Suku bunga mengalami peningkatan pada tenor jangka pendek dan jangka panjang, sementara pada tenor jangka menengah mengalami penurunan. Rata-rata suku bunga deposito berjangka periode 3 bulan turun dari 5,55% menjadi 5,43%, tenor 6 bulan turun dari 5,9% menjadi 5,58%. Sementara suku bunga tenor 1 bulan naik dari 5,04% menjadi 5,29%, dan tenor suku bunga deposito 1 tahun juga mengalami kenaikan dari 5,38% menjadi 5,42%.

4,00

4,50

5,00

5,50

6,00

6,50

7,00

7,50

8,00

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

% BI 7-DRR Rate <= 1 Bulan <= 3 Bulan<= 6 Bulan <= 1 Tahun

Grafik 4-65 Perkembangan Suku Bunga Simpanan Sumatera Selatan

9

9,5

10

10,5

11

11,5

12

12,5

13

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

% Suku Bunga Kredit Suku Bunga Kredit Modal Kerja

Suku Bunga Kredit Investasi Suku Bunga Kredit Konsumsi

Grafik 4-66 Perkembangan Suku Bunga Pinjaman Sumatera Selatan

Di sisi lain, rata-rata suku bunga kredit juga mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan rata-rata suku bunga kredit dari 10,07% menjadi 10,01% berasal dari suku bunga kredit modal kerja yang mengalami penurunan dari 9,57% menjadi 9,47% dan penurunan suku bunga kredit konsumsi dari 11,20% menjadi 11,06%. Sedangkan, suku bunga kredit investasi mengalami peningkatan dari 9,65% menjadi 9,74%,

4.1.5 Kinerja Syariah dan BPR Kinerja bank umum syariah di Sumatera Selatan pada triwulan ini mulai mengalami perlambatan. Hal ini tercermin dari aset perbankan syariah yang melambat sebesar 20,05% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 26,54% (yoy). Secara tahunan penghimpunan DPK tumbuh sebesar 9,87% (yoy), melambat dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh sebesar 16,33% (yoy).

Tabel 4-27. Perkembangan Bank Umum Syariah di Sumatera Selatan (Rp Juta)

I II III IV I II III IV I IIAset 5.760.820 5.481.646 5.534.687 5.799.348 6.559.543 7.109.950 7.472.429 7.803.770 8.300.251 8.535.147 DPK 4.061.556 3.809.586 3.866.752 4.542.185 4.645.659 4.790.343 5.221.016 5.178.668 5.404.215 5.262.923 Pembiayaan 4.033.307 4.822.535 5.027.238 5.598.391 6.089.296 6.164.970 6.326.073 6.875.473 7.002.094 7.113.224 FDR (%) 99,30 126,59 130,01 123,25 131,07 128,70 121,17 132,77 129,57 135,16 NPF (nominal) 329.451 340.191 320.070 317.783 267.812 248.206 236.750 201.365 288.944 191.442 NPF (% gross) 8,17 7,05 6,37 5,68 4,40 4,03 3,74 2,93 4,13 2,69

Indikator2016 2017 2018

68

Page 82: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

Pada triwulan II-2018, pembiayaan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pembiayaan tumbuh sebesar 15,38% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 14,99% (yoy). Perlambatan pertumbuhan DPK yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pembiayaan memberikan dampak pada peningkatan Financing-to-Deposit Ratio (FDR) menjadi sebesar 135,16%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 129,57%. Sementara itu, kualitas pembiayaan masih membaik yang tercermin dari rasio Non Performing Financing (NPF) yang menurun dari 4,13% pada triwulan sebelumnya menjadi 2,69% pada triwulan laporan.

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

% yoyRp MiliarDPK gDPK (RHS)

Grafik 4-67 Perkembangan DPK Bank Umum Syariah Sumatera Selatan

0

10

20

30

40

50

60

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

% yoyRp MiliarPembiayaan gPembiayaan (RHS)

Grafik 4-68 Perkembangan Pembiayaan Bank Umum Syariah Sumatera Selatan

Secara umum, kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Sumatera Selatan mengalami peningkatan. Penyaluran kredit BPR pada triwulan laporan mencapai Rp968,37 miliar, tumbuh sebesar 3,78% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 2,19% (yoy). Perlu diwaspadai bahwa di triwulan II-2018 meskipun terdapat penurunan nilai indikator Non Performing Loan (NPL) yang turun dari 15,40% menjadi 13,52%, namun nilai NPL BPR tersebut dinilai terlalu tinggi dan berada diatas batas indikatif yaitu 5%.

Tabel 4-28. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat di Sumatera Selatan (Rp juta)

I II III IV I II III IV I IIAset 1.256.721 1.295.112 1.325.664 1.346.006 1.391.404 1.395.279 1.431.615 1.453.713 1.495.762 1.495.677 DPK 765.252 790.384 808.076 837.488 856.127 831.161 868.852 871.562 877.555 888.049 Kredit 899.153 925.860 927.227 1.061.760 1.048.506 1.023.555 1.047.483 964.447 918.498 968.377 LDR (%) 117,50 117,14 114,75 126,78 122,47 123,15 120,56 110,66 104,67 109,05 NPL (nominal) 122.574 145.889 150.254 154.777 158.413 145.889 164.550 148.075 141.424 130.878 NPL (% gross) 13,63 15,76 16,20 14,58 15,11 14,25 15,71 15,35 15,40 13,52 BOPO% 85,19 87,44 85,84 87,64 79,04 79,77 85,57 85,08 85,31 84,03

Indikator2016 2017 2018

Pertumbuhan aset BPR sedikit melambat menjadi 7,20% (yoy) di triwulan II-2018. Disisi lain penghimpunan DPK BPR tumbuh mencapai 6,84% (yoy) dengan nilai sebesar Rp 888,05 milliar, namun hal ini diikuti oleh peningkatan Loan-to-deposit ratio (LDR) yang naik dari 104,7% menjadi 109,0%.

69

Page 83: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM

117,

5

117,

1

114,

7

126,

8

122,

5

123,

1

120,

6

110,

7

104,

7 109,

0

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Grafik 4-69 Perkembangan loan-to-deposit ratio (LDR) Bank Perkreditan

Rakyat Sumatera Selatan

0

2

4

6

8

10

12

14

1,1

1,15

1,2

1,25

1,3

1,35

1,4

1,45

1,5

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

%yoyRp TriliunAset gAset (RHS)

Grafik 4-70 Perkembangan Aset Bank Perkreditan Rakyat Sumatera Selatan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

0,50 0,55 0,60 0,65 0,70 0,75 0,80 0,85 0,90 0,95

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

%-yoyRp Triliun DPK gDPK (RHS)

Grafik 4-71 Perkembangan DPK Bank Perkreditan Rakyat Sumatera Selatan

-4

-2

0

2

4

6

8

10

-

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

%yoyRp Tril iun Kredit gKredit (RHS)

Grafik 4-72 Perkembangan Kredit Bank Perkreditan Rakyat Sumatera Selatan

4.2 Stabilitas Sistem Keuangan 4.2.1 Asesmen Sektor Korporasi Faktor pendorong kinerja ekonomi Sumatera Selatan di triwulan ini tumbuh positif antara lain oleh perbaikan kondisi eksternal sehingga berdampak pada tetap kuatnya kinerja ekspor. Perbaikan kondisi global mendorong permintaan dan peningkatan harga sejumlah komoditas internasional seperti batubara. Harga batubara internasional mengalami tren peningkatan sejak pertengahan tahun 2016. Kondisi ini secara langsung berdampak pada kinerja korporasi yang melakukan aktivitas ekspor batubara.

Peningkatan kinerja korporasi juga terjadi di sektor konstruksi sehubungan dengan terus meningkatnya intensitas pembangunan proyek strategis nasional dan infrastruktur dalam rangka persiapan Asian Games XVIII di Palembang pada bulan Agustus 2018. Sejalan dengan hal tersebut, konsumsi rumah tangga mulai mengalami peningkatan pada triwulan II-2018.

Secara umum, pelaku usaha optimis bahwa permintaan ke depan akan membaik. Hal tersebut tercermin dari hasil survei Bank Indonesia terhadap beberapa korporasi besar di Sumatera Selatan yang

70

Page 84: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

menunjukkan likert scale perkiraan penjualan yang masih positif sebesar 0,69. Secara khusus, permintaan ekspor ke depan diperkirakan masih cukup baik sebagaimana tercermin dari likert scale perkiraan ekspor yang dalam tren naik dan positif sebesar 0,67.

0.000.200.400.600.801.001.201.401.601.802.00

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Likert Perkiraan PenjualanLikert scale

Grafik 4-73 Likert Perkiraan Penjualan

21.2 60.8

-1.00

1.00

-2.00

-1.50

-1.00

-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

PDRB - Ekspor Barang dan JasaLikert Permintaan Ekspor Likert

scale%Yoy

Grafik 4-74 Likert Penjualan Ekspor & PDRB Ekspor

Penyaluran kredit lapangan usaha/korporasi mengalami peningkatan di triwulan II-2018. Realisasi kredit korporasi mencapai 14,09% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 9,53% (yoy). Di sisi jenis penggunaan, penyaluran kredit korporasi pada umumnya masih didominasi oleh penyaluran kredit modal kerja dengan pangsa 52,9% dari total kredit korporasi dan diikuti oleh kredit investasi dengan pangsa 47,1%. Peningkatan penyaluran kredit terutama terjadi pada modal kerja dari 4,20% (yoy) menjadi 13,16% (yoy). Sementara kredit investasi sedikit melambat dari 15,93% (yoy) menjadi 15,16% (yoy). Peningkatan kredit modal kerja di triwulan II-2018 menunjukkan aktivitas bisnis yang kembali menggeliat.

Berdasarkan sektor, pangsa penyaluran kredit korporasi didominasi oleh penyaluran pada sektor pertanian (23,2% dari total kredit), industri pengolahan (20,8% dari total kredit), serta perdagangan besar dan eceran (20,3% dari total kredit). Dengan demikian, dinamika penyaluran kredit korporasi pada triwulan II-2018 berkaitan erat dengan kinerja tiga sektor tersebut. Dari 3 sektor tersebut, perlambatan penyaluran kredit terjadi pada sektor industri pengolahan. Sementara peningkatan penyaluran kredit terjadi pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta sektor perdagangan besar dan eceran dibandingkan triwulan sebelumnya.

71

Page 85: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM

0

2

4

6

8

10

12

14

16

0102030405060708090

100

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

%-g

row

th

Rp T

riliu

nKredit Korporasi g Kredit Korporasi

Grafik 4-75 Perkembangan Kredit Korporasi

23,2%

20,8%20,3%

35,7%

Pertanian

IndustriPengolahanPerdaganganBesar dan EceranLainnya

Grafik 4-76 Pangsa Kredit Korporasi

Sementara itu dari sisi kualitas kredit, sektor pertambangan dan penggalian mengalami perbaikan yang signifikan. NPL pada sektor tersebut berhasil kembali ke bawah batas indikatif NPL 5%. Adanya perbaikan harga komoditas dan kinerja pertambangan yang semakin meningkat memberikan kesempatan bagi perusahaan pertambangan batubara untuk membayar kewajiban hutang. Sementara itu, sektor konstruksi dan sektor perdagangan besar dan eceran, mencatat NPL relatif stabil dan berada di batas bawah indikatif.

Tabel 4-29 Kinerja NPL Korporasi Per Sektor Ekonomi

I II III IV I II III IV I II

Total Kredit 2,40 2,53 2,75 2,08 2,23 2,18 2,62 2,16 2,76 2,52 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,46 2,72 2,77 1,91 1,82 1,64 1,57 1,97 2,29 2,97 Pertambangan dan Penggalian 2,93 3,48 3,24 1,71 1,09 0,63 13,52 5,45 8,31 2,77 Industri Pengolahan 0,91 0,99 0,95 0,90 0,81 0,81 0,98 1,03 1,03 0,89 Pengadaan Listrik dan Gas 0,00 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00 0,02 0,02 0,02 0,03 Konstruksi 4,66 6,55 7,53 6,36 7,83 8,01 7,93 5,20 4,54 5,15 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

4,59 4,69 6,18 4,03 5,13 4,94 4,75 3,71 4,51 4,44

Transportasi dan Pergudangan 4,12 3,38 3,45 3,51 2,82 1,05 1,08 0,73 0,82 0,89 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,60 1,11 1,52 1,26 1,14 0,90 1,76 1,76 0,94 2,43 Real Estate 5,91 4,80 4,24 4,06 4,15 3,50 3,71 3,89 4,69 4,59

NPL per sektor ekonomi2016 2017 2018

4.2.2 Asesmen Sektor Rumah Tangga

Kredit konsumsi pada triwulan II-2018 tercatat masih tumbuh sebesar 10,53% (yoy) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 12,26% (yoy). Walaupun begitu, pertumbuhan kredit konsumsi masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis tiga tahun terakhir yang sebesar 8,61% (yoy). Masih tingginya pertumbuhan konsumsi rumah tangga sejalan dengan mulai membaiknya PDRB komponen konsumsi rumah tangga yang sebesar 4,07%. Hal ini terlihat dari pertumbuhan komponen makanan minuman non beralkohol yang memiliki pangsa terbesar (47,2%) dalam konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,85% (yoy),

72

Page 86: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 3,40% (yoy). Kondisi tersebut terkonfirmasi dari Hasil Survei Konsumen yang menunjukkan indeks keyakinan ekonomi saat ini yang masih berada pada level optimis. Sikap masyarakat terhadap kondisi ekonomi di masa yang akan datang menunjukkan optimisme, tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

60.90

4.07

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

55.00

60.00

65.00

70.00

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

% yoyShare (%) Share Konsumsi RT thd PDRBGrowth Konsumsi RT (aksis kanan)

Grafik 4-77 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDRB Sumatera Selatan

60,0

70,0

80,0

90,0

100,0

110,0

120,0

130,0

140,0

150,0

160,0

Jan

Feb

Mar Ap

rM

ei Jun Jul

Agu

Sep

Okt

Nov Des Jan

Feb

Mar Ap

rM

ei Jun Jul

Agu

Sep

Okt

Nov Des Jan

Feb

Mar Ap

rM

ei Jun

2016 2017 2018

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini ( IKE )Indeks Ekspektasi Konsumen ( IEK )Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Opti

mis

Pesimis

Grafik 4-78 Indeks Keyakinan Konsumen Rumah Tangga Sumatera Selatan

Optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi masa yang akan datang ditunjukkan oleh masih tingginya 3 komponen pembentuknya yaitu indeks perkiraan penghasilan, indeks perkiraan ketersediaan lapangan kerja dan indeks perkiraan kondisi usaha. Perbaikan ekspektasi tersebut disebabkan keyakinan masyarakat bahwa akan ada perbaikan iklim usaha berupa peluang ekonomi sebagai dampak Asian Games XVIII, dan akses kredit yang lebih luas serta inflasi yang terkendali pada 6 bulan mendatang.

40

60

80

100

120

140

160

Penghasilan saat ini Ketersediaanlapangan kerja

Konsumsi barang-barang kebutuhan

tahan lama

Apr Mei Jun

Opti

mis

Pesimis

Grafik 4-79 Persepsi Rumah Tangga Sumatera Selatan Terhadap Kondisi

Ekonomi Saat Ini

40

60

80

100

120

140

160

EkspektasiPenghasilan

EkspektasiKetersediaan

lapangan kerja

Ekspektasi KegiatanUsaha

Apr Mei Jun

Opti

mis

Pesimis

Grafik 4-80 Persepsi Rumah Tangga Sumatera Selatan Terhadap Kondisi Ekonomi 6 Bulan Yang Akan Datang

4.2.2.1Kinerja Keuangan Rumah Tangga

Porsi pendapatan yang digunakan untuk konsumsi pada triwulan II-2018 menurun dari 57,7% di triwulan I-2018 menjadi 53,0% di triwulan II-2018. Hal tersebut selanjutnya berdampak pada porsi tabungan rumah tangga yang mengalami peningkatan dari 23,1% menjadi

73

Page 87: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM

28,1%. Di sisi lain, porsi pengeluaran rumah tangga untuk pelunasan cicilan mengalami penurunan.

Tw II 2018

53,018,928,1

Tw I 2018

Konsumsi Cicilan PinjamanTabungan

57,719,223,1

Grafik 4-81 Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga Sumatera Selatan

Berdasarkan kelompok pendapatan, konsumsi terbesar pada triwulan II-2018 di Sumatera Selatan dilakukan oleh rumah tangga dengan tingkat penghasilan menengah (Rp3-4 Juta) yaitu sebesar 54,3% dari total penghasilan. Porsi konsumsi yang besar tersebut diikuti oleh porsi pembayaran cicilan pinjaman yang rendah yaitu berkisar antara 19,5% dan porsi tabungan sekitar 26,2% (Tabel 4-8). Sementara porsi cicilan pinjaman terbesar diberikan oleh kelompok pendapatan tinggi (>Rp4 Juta) yaitu dengan porsi di atas 20,7% dari pendapatan yang diterima.

Tabel 4-30 Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga Sumatera Selatan berdasarkan Pendapatan TW I-2018

Rp1-2 Juta Rp2,1 - 3 Juta Rp3,1 - 4 Juta Rp4,1 - 5 Juta >5Juta Rata-rataKonsumsi 51.8 54.1 54.3 52.8 50.6 53.0Cicilan Pinjaman 16.7 18.0 19.5 20.7 20.7 18.9Tabungan 31.5 27.9 26.2 26.5 28.7 28.1

Total 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0

Porsi Penggunaan (%)

Pendapatan

Sumber: Survei Konsumen KPwBI Sumsel, diolah

4.2.2.2 Dana Pihak Ketiga (DPK) Perseorangan di Perbankan

Sektor Rumah Tangga mendominasi kepemilikan DPK di perbankan Sumatera Selatan. Pangsa DPK yang dimiliki oleh perseorangan pada triwulan II-2017 sebesar 95%, tetap sama dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan DPK perseorangan ini didorong oleh peningkatan pangsa tabungan dan deposito.

74

Page 88: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

14.9 16.0

95.0 95.0 65.6 72.0 71.1 73.3

85.1 84.0

5.0 5.0 34.4 28.0 28.9 26.7

-

25.0

50.0

75.0

100.0

TW IV2017

TW I2018

TW IV2017

TW I2018

TW IV2017

TW I2018

TW IV2017

TW I2018

Giro Tabungan Deposito DPK

Perseorangan Bukan Perseorangan

%

Grafik 4-82 Komposisi DPK Sumatera Selatan

-30

-20

-10

0

10

20

30

I II III IV I II III IV I II III IV2015 2016 2017

%-yoy DPK PerseoranganDPK Non PerseoranganTotal DPK

Grafik 4-83 Pertumbuhan DPK RT Sumatera Selatan

Simpanan DPK perseorangan masih didominasi oleh tabungan dan deposito. Pada triwulan II-2018, dari total DPK jenis tabungan, sebesar 95,0% merupakan milik perseorangan. Sementara dari total deposito, sebesar 72,0% merupakan milik perseorangan. Simpanan DPK perseorangan pada triwulan ini tumbuh 10,72% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,36% (yoy). Perlambatan tersebut terutama pada jenis deposito yang mengalami penurunan dari 17,33% (yoy) menjadi 9,01% (yoy) dan jenis tabungan yang melambat dari 12,39% (yoy) menjadi 11,35% (yoy).

Ketahanan sektor rumah tangga di Sumatera Selatan masih menunjukkan kondisi yang cukup baik ditandai dengan masih positifnya pertumbuhan kredit konsumsi pada triwulan II-2018 sebesar 10,53 (yoy), walaupun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,26% (yoy). Perlambatan kredit konsumsi disebabkan oleh perlambatan kredit multiguna dari sebelumnya 1,95% (yoy) menjadi 0,58% (yoy). Sementara itu, kredit kendaraan bermotor menunjukkan perbaikan dengan tumbuh positif sebesar 17,07% (yoy), membaik dari triwulan sebelumnya yang sebesar 14,73% (yoy). Kredit properti (rumah, apartemen, dan ruko) juga menunjukkan peningkatan yaitu tumbuh sebesar 14,41% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh 11,51% (yoy).

75

Page 89: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM

16.51

11.359.01

20.63

-10

-5

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II2016 2017 2018

%-yoy

Giro Perseorangan Tabungan PerseoranganDeposito Perseorangan DPK Perseorangan

Grafik 4-84 Perkembangan Jenis DPK RT Sumatera Selatan

Kualitas kredit dilihat dari rasio kredit bermasalah (NPL) relatif stabil di bawah threshold 5%. Radio kredit bermasalah (NPL) bukan lapangan usaha/rumah tangga di triwulan ini adalah sebesar 1,87%. Rasio kredit bermasalah (NPL) tertinggi pada triwulan II-2017 terjadi pada kredit properti (KPR, KPA dan rukan) sebesar 3,91%, diikuti rasio NPL kredit kendaraan bermotor sebesar 1,57%. Sementara NPL untuk kredit multiguna sebesar 1,16%.

4.3 Perkembangan Kegiatan UMKM di Sumatera Selatan

Sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) merupakan salah satu sektor usaha yang dapat dijadikan sumber pendorong pertumbuhan ekonomi dan relatif kuat dalam menghadapi ancaman krisis. UMKM juga terbukti dapat meningkatkan ketahanan ekonomi rumah tangga dan menciptakan lapangan kerja. Sumatera Selatan memiliki hampir 2,1 juta izin usaha UMKM yang terdaftar dan hampir 60% pangsa industrinya didominasi oleh usaha pertanian dan perkebunan. Penyaluran kredit UMKM terutama kepada Sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan pangsa pasar sebesar 42,82%. Oleh karena itu, Bank Indonesia menyadari perlunya mendukung kegiatan UMKM sebagai salah satu cara membangun ekonomi Indonesia. Terkait dengan itu, Bank Indonesia telah mengeluarkan

76

14.41 17.07

0.58

10.53

(25.00) (20.00) (15.00) (10.00) (5.00)

- 5.00

10.00 15.00 20.00

I II III IV I II III IV I II2016 2017 2018

%-yoygKPR, KPA, Ruko/Rukan gKKBgMultiguna gKredit Bukan Lapangan Usaha

Grafik 4-85 Pertumbuhan Kredit Konsumsi

1.87

3.91

1.57 1.16

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

I II III IV I II III IV I II2016 2017 2018

NPL-%Kredit Rumah Tangga KPR KPA RukanKKB Multiguna

Grafik 4-86 NPL Kredit Konsumsi

Page 90: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

kebijakan yang mewajibkan perbankan menyalurkan kredit kepada UMKM minimal sebesar 20% yang dilakukan secara bertahap. Kebijakan ini juga diperkuat dengan kebijakan pelonggaran LFR (Loan To Funding Ratio) menjadi 94% per 1 Agustus 2015 bagi bank yang telah memenuhi pencapaian tertentu kredit UMKM dengan kualitas yang baik.Tabel 4-31. Proporsi Penyaluran Kredit UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan II

2018

Sektor Ekonomi NILAI GROWTH (%-YOY) PANGSA

Sektor Ekonomi 27.508.705.483.719 16,88 100,00%1. Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 6.281.981.206.644 28,60 22,84%2. Perikanan 257.983.836.720 6,52 0,94%3. Pertambangan Dan Penggalian 181.694.749.238 11,25 0,66%4. Industri Pengolahan 1.205.359.621.785 22,33 4,38%5. Listrik, Gas Dan Air 136.894.077.064 14,10 0,50%6. Konstruksi 2.954.383.825.522 34,31 10,74%7. Perdagangan Besar Dan Eceran 11.780.065.842.681 8,08 42,82%8. Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan Minum 926.359.748.152 31,62 3,37%9. Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi 695.102.220.151 14,81 2,53%10. Perantara Keuangan 758.266.594.313 -10,06 2,76%11. Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa Perusahaan 750.539.231.561 -3,22 2,73%12. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib 4.013.166.126 27,06 0,01%13. Jasa Pendidikan 217.231.174.995 50,66 0,79%14. Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 159.540.941.154 0,94 0,58%15. Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan Perorangan Lainnya 1.149.152.876.775 51,33 4,18%16. Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga 29.584.840.561 -9,10 0,11%17. Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 0 3,00 0,00%18. Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 19.101.530.277 27,27 0,07%19. Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha 0 21,00 0,00%

5,24

(1,46)-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

-

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Mil liar Rupiah %yoyKredit UMKM Rasio NPL Pertumbuhan

Grafik 4-87 Perkembangan Kredit UMKM

MODAL KERJA66,26%

INVESTASI33,74%

Grafik 4-88 Proporsi Penggunaan Kredit UMKM Triwulan II-2018

Pada triwulan II-2018, pertumbuhan kredit UMKM mengalami peningkatan dari sebelumnya kontraksi sebesar 1,46% (yoy) menjadi tumbuh sebesar 16,88% (yoy), dengan nilai nominal kredit yang naik dari Rp 26,29 milliar menjadi Rp 27,50 milliar. NPL juga mulai menunjukkan perbaikan dengan membaiknya nilai NPL pada triwulan II-2018 menjadi sebesar 5,21% lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 5,24%. Angka NPL ini harus diwaspadai pada tahun berikutnya agar angka NPL masih dapat dijaga di batas aman mengingat sebagian besar UMKM berada pada industri pertanian dan perkebunan yang memberikan kontribusi besar pada perekonomian di Sumatera Selatan. Penyaluran kredit digunakan

77

Page 91: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM

sebagian besar untuk penggunaan modal kerja sebesar 66% dan investasi sebesar 33%. Hal ini menunjukkan bahwa kredit masih berfokus pada kegiatan usahanya terlebih dahulu namun belum pada tahap ekspansi usaha.

Dalam menjalankan tugasnya di bidang pengendalian inflasi, Bank Indonesia ikut mendukung perkembangan UMKM di Sumatera Selatan salah satunya dalam menjaga ketahanan pangan dan mengembangkan ekonomi lokal. Semenjak tahun 2015, Bank Indonesia telah melaksanakan program kerja inisiatif berupa pembentukan klaster ketahanan pangan. Isu ketahanan pangan ini menjadi sangat penting karena dapat memberikan tekanan inflasi Volatile Food. Beberapa komoditas yang menjadi penyumbang inflasi di Sumatera Selatan adalah komoditas beras, bawang putih, bawang merah, cabai merah, dan ikan segar, sehingga diperlukan penguatan sektor UMKM dalam bidang pertanian dan perkebunan agar inflasi dapat dicapai sesuai dengan sasarannya.

Tabel 4-32. Kegiatan Pengembangan UMKM di Sumatera SelatanNo Tema Kegiatan Nama Kegiatan Komoditas Lokasi

1 Klaster Bawang Merah Bawang Merah Kabupaten Musi Rawas2 Klaster Cabai Merah Cabai Merah Kabupaten OKI3 Klaster Bawang Putih Bawang Putih Kota Pagaralam

4Pengembangan Kelompok Usaha Bersama Kain Tuan Kentang

Kain khas Sumsel (Songket, jumputan, blongsong)

Palembang

5 Konversi Kopi Robusta Ke Arabika Kopi Muara Enim

6 Kewirausahaan Pengembangan WUBIKuliner, Kain, Suvenir, Karet

KPw BI Sumsel

7 Ekonomi SyariahPemberdayaan Pondok Pesantren Nurul Huda

Ayam Petelur Kabupaten OKU Timur

8Pemberdayaan Tahanan

Pemberdayaan warga binaan Rumah Tahanan Klas I Palembang

Cabai MerahRumah Tahanan Klas I Palembang

Ketahanan Pangan

Komoditas Unggulan Daerah (Local Economic Development)

Selain pengendalian inflasi, Bank Indonesia juga melakukan peningkatan kegiatan ekonomi dan pengembangan ekonomi lokal dengan cara pemberian pelatihan wirausaha, pelatihan pemasaran dan pemberian bantuan teknis kepada UMKM. Selain itu penelitian yang didampingi oleh tenaga ahli bertujuan untuk mencari sumber ekonomi baru, sehingga diharapkan produk-produk yang dihasilkan menjadi siap jual dan memberikan nilai tambah yang lebih tinggi. Harapannya, perekonomian Sumatera Selatan dapat tumbuh, kuat terhadap ancaman krisis, dan dengan inflasi yang terkendali.

78

Page 92: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

79

Page 93: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

5 Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

Pada triwulan II-2018, secara year on year transaksi nontunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) mengalami peningkatan. Di sisi lain, transaksi nontunai melalui sistem RTGS mengalami penurunan baik dari sisi nominal maupun volume.

Kegiatan transaksi tunai di Provinsi Sumatera Selatan mencatatkan net outflow selama periode laporan.

Jumlah pemegang uang elektronik mengalami kenaikan bersama dengan jumlah agen LKD. Kenaikan jumlah pemegang uang elektronik sejalan dengan kenaikan transaksi uang elektronik di provinsi Sumatera Selatan.

Jumlah penyelenggara KUPVA BB berizin berjumlah 10 penyelenggara KUPVA BB.

5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran NontunaiKegiatan transaksi kliring melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) pada triwulan II-2018 mencapai Rp11,341 triliun atau naik sebesar 1,19% (yoy). Sementara itu, jumlah warkat yang ditransaksikan mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya meskipun masih kontraksi sebesar 5,86% (yoy). Transaksi kliring umumnya digunakan untuk memfasilitasi kegiatan transaksi dengan nilai di bawah Rp500 juta dan identik dengan transaksi yang dilakukan oleh kelompok rumah tangga.

Volume kliring secara year on year diperkirakan masih mengalami kontraksi karena dampak berkembangnya dan diterimanya berbagai jenis instrumen sistem pembayaran yang berbasis teknologi internet di masyarakat.

80

Page 94: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 5. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

-40

-20

0

20

40

60

80

- 2.000 4.000 6.000 8.000

10.000 12.000 14.000 16.000

I II III IV I II III IV I II2016 2017 2018

Rp Milliar Nominal g% (yoy) - Axis Kanan

Grafik 5-89 Perkembangan Transaksi Kliring Sumatera Selatan

-22,0-12,0-2,08,018,028,038,048,058,068,0

- 50

100 150 200 250 300 350 400 450

I II III IV I II III IV I II2016 2017 2018

Jumlah Warkat Persentase

Grafik 5-90 Perkembangan Jumlah Warkat Transaksi Kliring di Sumatera

Selatan

Sementara itu, transaksi yang mengunakan sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) dari Sumatera Selatan menunjukan kontraksi sedalam 27,56% (yoy) pada triwulan II-2018 atau mencapai Rp6,56 Trilliun. Dari sisi jumlah, volume transaksi melalui RTGS tercatat sebanyak 5.105 di triwulan II-2018, hal ini menunjukan penurunan sebesar 5,31% (yoy). Karakteristik transaksi RTGS adalah transaksi dengan nilai nominal besar (lebih besar dari Rp100 juta) dan identik dengan transaksi terkait kegiatan usaha. Penurunan volume transaksi non tunai RTGS mengindikasikan penggunaan transaksi tunai pada di triwulan II-2018 mengalami peningkatan yang disebabkan naiknya permintaan akan uang tunai menjelang Hari Raya Idul Fitri di triwulan II-2018.

Tabel 5-33 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sumatera Selatan2018

I II III IV I II III IV I IIRTGS dari Provinsi SumselNilai (Rp Juta) 5.855.582 5.552.238 5.701.979 7.025.940 6.873.963 9.065.863 7.768.284 8.552.865 7.086.692 6.567.176 Volume 2.089 2.051 4.312 5.587 5.107 5.391 5.956 7.216 5.401 5.105*Sejak November 2016 diberlakukan sistem aplikasi Generasi II

Keterangan 2016 2017

- 1 2 3 4 5 6 7 8

5 6 7 8 9

10 11

I II III IV I II III IV I II2016 2017 2018

Ribu TransaksiRp Miliar Nilai RTGS dari SumselVolume RTGS dari Sumsel (Sumbu Kanan)

Grafik 5-3 Perkembangan RTGS di Sumatera Selatan

Di sisi lain, peredaran cek dan bilyet giro kosong di triwulan II-2018 mengalami peningkatan dari sisi nominal. Nilai transaksi

81

Page 95: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 5. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

menggunakan cek dan bilyet giro naik 9,37% (yoy) yaitu sebesar Rp142,2M atau 1,25% dari total kliring triwulan II-2018.

0,00%0,50%1,00%1,50%2,00%2,50%3,00%3,50%4,00%4,50%5,00%

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Jumlah Peredaran Warkat Cek dan BG Kosong

Nominal (Rp Juta) %dibandingkan Nominal Kliring

Grafik 5-4 Jumlah Nominal Cek dan Bilyet Giro Kosong

Namun sebaliknya, volume cek dan bilyet giro kosong mengalami penurunan sebesar 11,7% (yoy) menjadi 3.771 lembar atau 1,23% dari total volume kliring triwulan II-2018.

0,00%

0,50%

1,00%

1,50%

2,00%

2,50%

- 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Jumlah Peredaran Warkat Cek dan BG Kosong

Jumlah Warkat Cek & BG Kosong % Dibandingkan Total Warkat Kliring

Grafik 5-5 Jumlah Peredaran Warkat Cek dan BG Kosong

Adanya peningkatan jumlah peredaran atau penggunaan cek dan bilyet giro kosong di Sumatera Selatan ini mengindikasikan bahwa kegiatan sosialiasi harus digencarkan kembali. Peredaran cek dan bilyet kosong tersebut akan terus diupayakan untuk turun dengan memberikan pemahaman tentang berbagai ketentuan Bilyet Giro dan SKN BI kepada perbankan dan masyarakat.

82

Page 96: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 5. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

5.2 Perkembangan Sistem Pembayaran TunaiAliran uang kartal dari kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan II-2018 menunjukkan posisi net outflow sebesar Rp2,8 triliun, lebih besar dari triwulan sebelumnya yang mengalami net outflow sebesar Rp451 miliar. Total inflow uang kartal pada triwulan ini tercatat Rp4,5 triliun, naik 107,05% (yoy). Sementara itu, total outflow uang kartal tercatat sebesar Rp7,3triliun, atau naik 18,7% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya.

(8) (6) (4) (2) - 2 4 6 8

I II III IV I II III IV I II2016 2017 2018

Rp Triliun Inflow Outflow Netflow

Grafik 5-6 Data Cashflow di Sumatera Selatan

Sebagai bagian dari tugas pengelolaan uang Rupiah, Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan terus dan berupaya menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat melalui kebijakan clean money policy. Melalui kebijakan tersebut secara rutin Bank Indonesia melakukan penarikan uang lusuh dan tidak layak edar untuk kemudian dilakukan pemusnahan dan digantikan dengan uang baru layak edar. Jumlah pemusnahan uang lusuh pada triwulan II-2018 mencapai Rp302 miliar atau mencapai 7% dari total inflow uang kartal yang masuk ke BI, jumlah ini turun dibandingkan triwulan I-2018 sebesar Rp1,1 triliun.

0%20%40%60%80%100%120%140%

01.0002.0003.0004.0005.0006.0007.0008.000

I II III IV I II III IV I II2016 2017 2018

Rp MiliarInflowPemusnahan Uang Lusuh (PTTB)Proporsi Pemusnahan Uang Lusuh dibandingkan Inflow

Grafik 5-7 Pemusnahan Uang Lusuh di Prov.Sumatera Selatan

Dalam rangka menjalankan clean money policy, Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan secara rutin mengadakan kegiatan kas

83

Page 97: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 5. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

keliling ke seluruh kabupaten dan kota di wilayah Sumatera Selatan dan membuka layanan kas titipan di beberapa wilayah perbatasan serta pelayanan penukaran khusus uang lusuh dan tidak layak edar langsung di loket penukaran yang ada di Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumatera Selatan satu minggu sekali.Selain itu, kegiatan Kas Keliling saat ini tidak hanya diadakan di titik-titik pusat transaksi masyarakat baik di Kota Palembang maupun di Kabupaten/Kota lainnya di Sumatera Selatan, namun juga mulai menyasar masyarakat yang tinggal di tepian Sungai Musi dengan melakukan Kas Keliling Kapal bekerja sama dengan POLAIRUD Sumatera Selatan dan TNI-AL.Dalam melayani masyarakat akan kebutuhan uang tunai, Bank Indonesia juga melakukan kerja sama dengan perbankan untuk mengadakan kas titipan di daerah. Hingga triwulan II-2018 jumlah kas titipan di bawah pengawasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan sejumlah 4 (empat) kas titipan yaitu Kas Titipan Prabumulih, Kas Titipan Tanjung Pandan, dan Kas Titipan Baturaja, serta Kas Titipan Musi Banyuasin.Terkait dengan temuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, pada triwulan II-2018 tercatat sebanyak 169 lembar uang palsu ditemukan. Jumlah temuan selama triwulan II-2018 tersebut menurun dibandingkan temuan Triwulan I-2018 yang mencapai 472 lembar. Dengan adanya temuan uang palsu yang beredar di wilayah Sumatera Selatan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan berupaya untuk terus melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah (CIKUR) kepada masyarakat di wilayah Sumatera Selatan.

Tabel 5-34 Jumlah Uang Palsu dalam lembar wilayah Sumatera Selatan

I II III IV I II III IV I II169472

2018

224993 575 784 934

2017

449320Uang palsu dalam lembar

2016

434

Sumber: Bank Indonesia

5.3 Perkembangan Transaksi Pembayaran Menggunakan Elektronifikasi

Elektronifikasi merupakan bagian dari sistem pembayaran yang dapat didefinisikan sebagai suatu upaya yang terpadu dan terintegrasi untuk mengubah pembayaran dari tunai menjadi non tunai. Elektronifikasi bertujuan untuk menciptakan less cash society dan meningkatkan inklusivitas keuangan.

84

Page 98: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 5. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

Bank Indonesia selaku otoritas sistem pembayaran memiliki peran untuk mengembangkan elektronifikasi sebagai salah satu transaksi nontunai dengan menggunakan instrumen alat pembayaran non tunai antara lain uang elektronik (U-Nik) dan membentuk agen Layanan Keuangan Digital (LKD) guna mempermudah transaksi uang elektronik.

Pada triwulan II-2018, jumlah agen LKD mengalami peningkatan menjadi 4.901, hal ini dikarenakan meningkatnya kembali agen penyalur Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tahun 2018 setelah dilakukan pengurangan yang didasari oleh hasil evaluasi. Di sisi lain, jumlah pemegang uang elektronik mengalami kenaikan menjadi sebesar 8658 orang dibanding dengan triwulan I-2018 yang mencapai 6542 orang. Meningkatnya jumlah pemegang uang elektronik sejalan dengan telah diresmikannya fasilitas infrastruktur di Sumatera seperti jalan tol Palembang-Indralaya, Bus Trans Musi dan LRT yang pembayarannya menggunakan uang elektronik. Selain itu, meningkatnya jumlah pemegang uang elektronik pada triwulan II-2018 juga disebabkan oleh meningkatnya minat masyarakat untuk menggunakan uang elektronik berbasis server untuk melakukan pembayaran aktivitas ekonomi dan belanja sehari-hari.

543 602 707 793 732 879 680

13.876

6542

8658

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

02000400060008000

10000120001400016000

I II III IV I II III IV I II2016 2017 2018

Jumlah Agen dan Pemegang U-Nik wilayah SumselPemegang Unik Jumlah Agen LKD

Grafik 5-8 Jumlah Agen LKD dan Pemegang UNik

(5.000)

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

180.000

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Juta

Transaksi Uang Elektronik Pembayaran Atas Tagihan Rutin

Frekuensi Nominal

Grafik 5-9 Transaksi Pembayaran Atas Tagihan Rutin

Kenaikan jumlah pemegang uang elektronik dimaksud sejalan dengan pertumbuhan frekuensi dan nominal dari hampir setiap transaksi menggunakan uang elektronik. Kenaikan tersebut terjadi pada transaksi pengisian ulang (top up), tarik tunai, pembayaran, dan fasilitator registrasi pemegang. Berdasarkan nominal dan frekuensinya, pada triwulan II-2018 tercatat bahwa transaksi pembayaran atas tagihan rutin merupakan transaksi terbesar pada penggunaan uang elektronik yaitu dengan transaksi sebanyak 43.471 kali dengan nominal Rp4,17 milliar. Transaksi pembayaran atas tagihan rutin merupakan transaksi yang dilakukan pelunasan tagihan seperti listrik, air, dan pulsa yang merupakan pengeluaran rutin masyarakat. Hal ini menggambarkan penggunaan uang elektronik

85

Page 99: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 5. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

sudah menjadi kebutuhan sehari-hari dan dan dapat memudahkan aktivitas pembayaran rutin masyarakat di Sumatera Selatan.

Tabel 5-35 Transaksi Penggunaan Uang Elektronik

Frekuensi Nominal Frekuensi Nominal Frekuensi Nominal (Rp) Frekuensi Nominal (Rp) Frekuensi Nominal (Rp) Frekuensi Nominal (Rp)Pengisian ulang (top up ) 550 74.273.102 418 61.443.000 390 42.587.010 1.509 114.068.001 9.253 1.233.003.000 19.591 4.552.369.415 Tarik tunai 92 37.521.000 38 16.953.000 16 5.066.000 37 6.495.000 320 76.018.766 793 245.594.166 Pembayaran atas tagihan rutin 6 150.300 14 725.000 37 2.343.545 5.137 96.029.052 157.020 29.671.107.330 43.471 4.177.947.021 Fasilitator registrasi pemegang 4 335.000 - - - - 9.099 3.731.929.654 23.277 7.896.990.893 7.303 1.690.250.805 Transfer Person to Person 19 3.742.033 - - - - - - 90.841 14.802.601.285 35.927 1.661.699.051 Transfer Person to Account 30 22.343.343 17 15.502.997 10 2.748.795 14 1.468.077 16.262 7.120.923.410 1.511 807.056.671

TW II2018

TW ITW IV2017

TW IIITW I TW IITransaksi

Sumber: Bank Indonesia

Transaksi uang elektronik terbesar baik jumlah dan nominal mayoritas berada di kota Palembang. Hal ini sejalan dengan tersedianya infrastruktur untuk melakukan transaksi uang elektronik seperti sarana publik yang menggunakan uang elektronik, jumlah merchant yang menerima uang elektronik, dan penggunaan uang elektronik berbasis server yang marak dilakukan di kota Palembang.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Pengisian ulang(top up)

Tarik tunai Pembayaran atastagihan rutin

Fasilitatorregistrasi

pemegang

Transfer Personto Person

Transfer Personto Account

Transaksi LKD Berdasarkan Nominal

Musi Banyuasin OKU Muara Enim Lahat Musi Rawas

OKI Banyuasin OKU Selatan OKU Timur Ogan Ilir

Empat Lawang Musi Rawas Utara PALI Palembang Baturaja

Prabumulih Baturaja Pagar Alam Lainnya

Grafik 5-10 Transaksi Uang Elektronik (Nominal)

86

Page 100: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 5. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Pengisian ulang(top up)

Tarik tunai Pembayaranatas tagihan

rutin

Fasilitatorregistrasi

pemegang

Transfer Personto Person

Transfer Personto Account

Transaksi LKD Berdasarkan Frekuensi

Musi Banyuasin OKU Muara Enim Lahat Musi Rawas OKI

Pangkalan Balai Banyuasin OKU Selatan OKU Timur Ogan Ilir Ogan Ilir

Empat Lawang Musi Rawas Utara PALI Palembang Lubuklinggau Prabumulih

Baturaja Pagar Alam Lainnya

Grafik 5-11 Transaksi Uang Elektronik (Frekuensi)

5.4 Kegiatan Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) Berizin di Sumatera Selatan

Kegiatan Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) merupakan bagian dari pasar valuta asing domestik. Guna mendukung terlaksananya perdagangan valuta asing yang sehat dan aman bagi masyarakat, Bank Indonesia telah mengatur tata cara Perizinan, dan Pengawasan Kegiatan Penukaran Valuta Asing yang dilakukan Bukan Bank.

Tabel 5-36 Daftar KUPVA BB di Sumatera SelatanNo. Nama KUPVA BB Alamat Status Kantor

1 PT Try Dharma Perdana Jl.Kol. Atmo No.446 17 Ilir, Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan 30125 Kantor Pusat

2 PT Sinar Valuta Asing Palembang

Jl. Sayangan No.164 RT 003/001 17 Ilir, Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan 30125 Kantor Pusat

3 PT Berkat Sukses Bersama Jl. R. Sukamto, PTC Mall GF-A2.27-28, 8 Ilir, Ilir Timur 2, Palembang, Sumatera Selatan 30114 Kantor Pusat

4 PT Makmur Alam Jaya Jl. Beringin Janggut II No.6/351, 17 Ilir, Ilir Timur 1, Palembang, Sumatera Selatan 30125 Kantor Pusat

5 PT Ranting Emas Jaya Abadi Jl. Jend.Sudirman No.98/456, 20 Ilir, Ilir Timur 1, Palembang, Sumatera Selatan 30126 Kantor Pusat

6 PT Ario Kesuma Indovalas Jl. Kapten A Rivai Komplek Ruko Hotel Arista No.B.01/08 Kantor Pusat

7 PT Mas Sriwijaya Abadi Jl. TP Rustam Effendi No.380 D RT 006 RW 003 Kel.17 Ilir Kec.Ilir Timur I, Palembang Kantor Pusat

8 PT Sumber Daya Usaha Internasional Plaza Jl. Jenderal Sudirman No.147 Blok B-3, Palembang Kantor Pusat

9 PT H. La Tunrung A.M.C Jl. R. Sukamto, No.79 RT 10/005 Kel.8 Ilir, Kec. Ilir Timur 2, Palembang, Sumatera Selatan 30114 Kantor Cabang

10 PT Mekarindo Abadi SentosaPalembang Trade Center Mall (PTC) Lantai GF Blok A2, No.42-43 Jl. R Sukamto Palembang, Sumatera Selatan

Kantor Cabang

87

Page 101: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 5. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah

Jumlah KUPVA BB berizin di Sumatera Selatan di triwulan II-2018 berjumlah sebesar 10 KUPVA BB Berizin. Untuk mendukung kegiatan Asian Games 2018, terdapat kegiatan penukaran valuta asing yang dilaksanakan oleh perbankan dengan menempatkan counter di pusat perbelanjaan, bandara, dan tempat wisata. Selain itu, mesin ATM dengan jaringan internasional yang berjumlah 1420 unit di Kota Palembang juga telah tersedia untuk memudahkan wisatawan asing melakukan penarikan uang Rupiah.

2 2 2 3 3 3

6 6 6 6 7

10 10 10

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2018

Grafik 5-12 Pertumbuhan Jumlah KUPVA BB di Sumatera Selatan

88

Page 102: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Halaman ini sengaja dikosongkan

89

Page 103: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

6 Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah

Ditengah pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, kondisi ketenagakerjaan di Sumatera Selatan mulai membaik. Pada triwulan II-2018, peningkatan kesejahteraan masih terbatas.

Tingkat Pengangguran Terbuka meningkat, terutama terjadi pada status pekerja berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar.

Kondisi kesejahteraan petani masih belum optimis namun mulai menunjukkan perbaikan sebagaimana terindikasi dari penurunan jumlah harga yang dibayarkan petani.

Tingkat pendapatan perkotaan berdasarkan Survei Konsumen diperkirakan lebih baik dari kondisi sebelumnya

6.1KetenagakerjaanKondisi ketenagakerjaan pada Februari 2018 mengalami peningkatan dibandingkan Februari 2017. Hal ini tercermin dari kenaikan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari 3,80% (yoy) menjadi 4,02% (yoy). Meningkatnya jumlah pengangguran tersebut akibat beralihnya masyarakat usia 15 tahun keatas dari semula angkatan kerja menjadi golongan bukan angkatan kerja, yang biasanya terjadi karena pendidikan lanjut serta menjadi ibu rumah tangga.

Komposisi penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan hingga Februari 2018 tidak mengalami perubahan. Sektor Pertanian, sektor Perdagangan dan sektor Jasa Kemasyarakatan secara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Sumatera Selatan. Jika dibandingkan dengan kondisi Februari 2017, ketiga sektor tersebut mengalami penurunan persentase penduduk bekerja pada Feburari 2018.

Tabel 6-37 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2015–Februari 2018

2018Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari

49,83% 54,74% 51,14% 48,43% 49,20% 48,25% 46,30%6,74% 4,70% 5,45% 5,38% 6,12% 7,09% 6,66%

17,78% 16,82% 19,13% 18,04% 20,10% 17,06% 20,74%13,51% 12,22% 12,96% 16,46% 13,90% 15,65% 14,20%12,14% 11,52% 11,31% 11,69% 10,68% 11,95% 12,10%

Industri Pengolahan

Lapangan Pekerjaan Utama

4.083.200 3.815.643 3.695.866 3.894.181 3.998.600

Pertanian, Perkebunan Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan

2015 2016

Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi

4.193.100 3.942.500

2017

Total

Lainnya*Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan

Ket: Estimasi ketenagakerjaan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk*) Lapangan pekerjaan sektor lainnya mencakup: Sektor Pertambangan, Sektor Listrik, Gas, dan

Air, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan Perusahaan, dan Sektor Jasa Perusahaan

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan

Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, penduduk bekerja pada sektor formal mencakup kategori

90

Page 104: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 6. Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah

berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Februari 2018 sekitar 1.689.100 orang (40,28%) bekerja pada kegiatan formal dan 2.503.900 orang (59,7%) bekerja pada kegiatan informal.

Komponen penduduk bekerja pada sektor informal terdiri dari penduduk bekerja dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di nonpertanian dan pekerja keluarga/tak dibayar. Dalam setahun terakhir (Februari 2017 – Februari 2018), penduduk yang bekerja pada sektor formal meningkat sebesar 1,9 persen atau 121.800 orang. Sementara itu, penduduk yang bekerja pada sektor informal mengalami penurunan sebesar 1,9 persen atau 12.000 orang. Penurunan terendah pada status pekerjaan utama terjadi pada kelompok berusaha dibantu buruh tidak tetap dengan penurunan sebesar 3,27 persen atau sebesar 116.100 orang. Sementara itu, pertumbuhan tertinggi terjadi pada status buruh/karyawan/pegawai dengan peningakatan sebesar 1,47 persen atau bertambah sebesar 100.600 orang.

Tabel 6-38 Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan, Februari 2015 – Februari 2018

2018

Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari

721.463 597.706 671.899 700.500 758.700 771.700 811.200 18,91% 16,17% 17,25% 17,52% 18,58% 19,57% 19,35%694.175 700.803 816.550 761.900 773.700 716.600 657.60018,19% 18,96% 20,97% 19,05% 18,95% 18,18% 15,68%

97.073 121.019 104.613 165.000 126.500 70.700 147.800 2,54% 3,27% 2,69% 4,13% 3,10% 1,79% 3,52%

1.296.652 1.308.799 1.216.868 1.406.100 1.440.800 1.411.700 1.541.400 33,98% 35,41% 31,25% 35,16% 35,29% 35,81% 36,76%

231.589 200.600 180.826 195.800 184.500 234.400 228.900 6,07% 5,43% 4,64% 4,90% 4,51% 5,95% 5,45%

774.691 766.939 903.425 769.300 799.100 737.400 806.200 20,30% 20,75% 23,20% 19,24% 19,57% 18,70% 19,23%

3.815.643 3.695.866 3.894.181 3.998.600 4.083.300 3.942.500 4.193.100100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Berusaha sendiri

Status Pekerjaan Utama 2015 2016 2017

Total

Pekerja Bebas

Pekerja tak dibayar

Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tdk dibayar

Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar

Buruh/karyawan

Ket: Estimasi ketenagakerjaan menggunakan penimbang hasil Proyeksi PendudukSumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan

Jumlah angkatan kerja menurun. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Februari 2018 mencapai 73,04%. Jumlah angkatan kerja menunjukkan peningkatan yaitu dari 4,24 juta jiwa pada Februari 2017 menjadi 4,36 juta jiwa, atau tumbuh sebesar 2,92% (yoy). Penduduk bekerja juga meningkat sebesar 2,69% (yoy) sementara jumlah penganggur4 naik sebesar 8,88% (yoy).

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)5 Provinsi Sumatera Selatan sedikit meningkat dari 3,80% pada Februari 2017 menjadi sebesar 4,02% 4Seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.5Tingkat Pengangguran Terbuka merupakan perbandingan jumlah penganggur dengan total angkatan kerja

91

Page 105: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

di Februari 2018. Hal tersebut sejalan dengan jumlah pengangguran pada bulan Februari 2018 yang naik sebesar 8,88% (yoy). Peningkatan jumlah penduduk menganggur lebih tinggi dari peningkatan jumlah angkatan kerja membuat TPT mengalami peningkatan.

Tabel 6-39 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan,Februari 2017 – Februari 2018

2018Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari

Penduduk 15+ 5.335.222 5.344.088 5.457.429 5.512.200 5.691.500 5.489.900 5.980.600 5,08 Angkatan Kerja 4.017.862 3.934.787 4.053.706 4.178.800 4.244.400 4.123.700 4.368.500 2,92 - Bekerja 3.815.643 3.695.866 3.894.181 3.998.600 4.083.200 3.942.500 4.193.000 2,69 - Penganggur 202.219 238.921 159.525 180.200 161.200 181.100 175.500 8,87 Bukan Angkatan Kerja 1.317.360 1.409.301 1.403.723 1.333.400 1.447.100 1.366.200 1.612.100 11,40 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 70,54 68,53 70,01 71,59 72,12 69,50 73,04 1,28

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 5,03 6,07 3,94 4,31 3,80 4,39 4,02 5,79

Kegiatan Utama 2015 2016

g%2017

Ket: Estimasi ketenagakerjaan menggunakan penimbang hasil Proyeksi PendudukSumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan

Berdasarkan survei konsumen, kondisi ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu cenderung stabil ke arah membaik. Kondisi ini ditunjukkan dari hasil survei dimana 37,22% responden yang menyatakan bahwa kondisi saat ini lebih baik, sementara 44,00% responden menyatakan ketersediaan lapangan kerja saat ini belum mengalami perubahan dibandingkan 6 bulan yang lalu. Sedangkan 18,78% responden menyatakan ketersediaan lapangan kerja memburuk.

Tabel 6-40 Pendapat Konsumen Terhadap Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Saat Ini dibandingkan 6 bulan yang lalu-Triwulan II-2018

Lebih Baik Sama Lebih Buruk JumlahApr 108 116 76 300Mei 99 140 61 300Jun 128 140 32 300Jumlah 335 396 169 900Persentase 37,22% 44,00% 18,78% 100,00%

Bulan Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan yang Lalu (Jml Responden)

Sumber: Survei Konsumen Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumatera Selatan

Di sisi lain, kondisi ketersediaan lapangan pekerjaan 6 bulan mendatang diperkirakan lebih baik. Berdasarkan survei konsumen di triwulan II-2018 mengenai ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini dibandingkan 6 bulan kedepan, sejumlah 55,00% responden menyatakan ketersediaan lapangan pekerjaan 6 bulan kedepan akan lebih baik, sementara 25,44% responden memperkirakan ketersediaan lapangan pekerjaan tidak akan mengalami perubahan pada 6 bulan yang akan datang.

92

Page 106: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 6. Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah

Sedangkan 19,56% responden memperkirakan lapangan kerja pada 6 bulan yang akan datang akan lebih buruk.

Tabel 6-41 Pendapat Konsumen Terhadap Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 6 Bulan YAD Triwulan II-2018

Lebih Baik Sama Lebih Buruk JumlahApr 156 71 73 300Mei 157 77 66 300Jun 182 81 37 300Jumlah 495 229 176 900Persentase 55,00% 25,44% 19,56% 100,00%

Bulan Ketersediaan Lapangan Kerja 6 Bulan YAD Dibandingkan Saat Ini (Jml Responden)

Sumber: Survei Konsumen Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumatera Selatan

6.2Tingkat PendapatanNilai Tukar Petani triwulan II-2018 menunjukkan sedikit trend peningkatan namun masih berada dibawah angka 100. Nilai Tukar Petani (NTP)6 adalah salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui gambaran tentang perkembangan tingkat pendapatan petani dari waktu ke waktu sebagai dasar kebijakan untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan petani. Rata-rata NTP pada triwulan II-2018 sebesar 93,98 atau menurun dibanding triwulan sebelumnya sebesar 95,72. Hal tersebut menandakan bahwa daya beli petani masih rendah walaupun mengalami sedikit peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya7.

Masih rendahnya NTP tersebut terjadi karena rata-rata indeks yang dibayar petani masih lebih besar dibandingkan rata-rata indeks yang diterima petani. Adapun rata-rata indeks yang dibayar petani dan indeks yang diterima petani masing-masing tercatat sebesar 125,21 dan 121,8.

Rata-rata indeks yang diterima petani mengalami pertumbuhan sebesar 3,85% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,83% (yoy). Sementara itu indeks yang dibayar petani tidak mengalami pertumbuhan, menurun dibanding triwulan sebelumnya sebesar 2,99% (yoy). Dari sisi harga barang, harga-harga secara umum di pedesaan pada triwulan II-2018 mengalami peningkatan terutama pada sandang, yang diikuti oleh bahan makanan, makanan jadi, perumahan, transportasi dan komunikasi, pendidikan dan rekreasi, serta kesehatan.

6Suatu indikator pengukur kemampuan tukar produk pertanian dengan barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangganya dan untuk keperluan dalam memproduksi produk pertanian7Sejak November 2013, BPS melakukan perubahan tahun dasar dari 2007 menjadi 2010, sehingga dilakukan pendekatan untuk NTP Oktober 2013 dengan backcasting.

93

Page 107: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

91

92

93

94

95

96

97

98

99

105

110

115

120

125

130

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2018

Indeks Harga Yang Diterima Indeks Harga Yang Dibayar

Nilai Tukar Petani (Axis Kanan)

Grafik 6-91 Indeks Harga yang diterima, Indeks Harga yang dibayar dan

Nilai Tukar Petani

91

92

93

94

95

96

97

98

99

105

110

115

120

125

130

135

140

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2018

Nilai Tukar Petani (Axis Kanan) IHK Pedesaan

Grafik 6-92 Perkembangan NTP dan Inflasi Pedesaan Sumatera Selatan

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan

Tingkat pendapatan/penghasilan masyarakat di perkotaan lebih baik. Berdasarkan hasil survei konsumen, sejumlah 50,33% responden menyatakan bahwa penghasilan mereka pada triwulan II-2018 lebih baik dibandingkan dengan kondisi 6 bulan sebelumnya. Sementara 37,33% responden menyatakan bahwa penghasilan mereka sama dibandingkan dengan kondisi 6 bulan sebelumnya. Responden lainnya sebanyak 12,33% menyatakan bahwa penghasilan saat ini lebih buruk.

Tabel 6-6 Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu Triwulan II-2018

Lebih Baik Sama Lebih Buruk JumlahApr 154 95 51 300Mei 147 117 36 300Jun 152 124 24 300Jumlah 453 336 111 900Persentase 50,33% 37,33% 12,33% 100,00%

Bulan Penghasilan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan yang Lalu (Jml Responden)

Sumber: Survei Konsumen Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumatera Selatan

Masyarakat memperkirakan juga penghasilan 6 bulan yang akan datang relatif akan lebih baik dibandingkan kondisi saat ini. Sejumlah 58,22% responden berpendapat bahwa penghasilan 6 bulan yang akan datang akan lebih baik dibandingkan saat ini. Sementara itu, 33,89% responden menyatakan bahwa penghasilan kedepan akan sama atau stabil dibandingkan saat ini. Responden lainnya sebanyak 7,89% memperkirakan penghasilan 6 bulan yang akan datang lebih buruk.

Tabel 6-7 Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan 6 Bulan YAD

Triwulan II-2018

Lebih Baik Sama Lebih Buruk JumlahApr 173 95 32 300Mei 167 110 23 300Jun 184 100 16 300Jumlah 524 305 71 900Persentase 58,22% 33,89% 7,89% 100,00%

Bulan Perkiraan Penghasilan 6 Bulan Mendatang Dibandingkan Saat Ini (Jml Responden)

Sumber: Survei Konsumen Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumatera Selatan

94

Page 108: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 6. Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah

6.3Penyaluran Beras Sejahtera (Rastra)Penyaluran program rastra untuk Provinsi Sumatera Selatan di periode ini mengalami penurunan. Pada triwulan II-2018, beras sejahtera (rastra) yang disalurkan sebesar 7,91 juta ton atau turun 69,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Jika diakumulasi, penyaluran Januari hingga Juni 2018 juga mengalami penurunan hingga 11,7% (yoy) yaitu dari 28,04 juta ton pada triwulan II-2017 menjadi 24,7 juta ton di triwulan II-2018. Penurunan penyaluran rastra pada triwulan II-2018 tersebut dikarenakan pada tahun 2018 ada perubahan mekanisme penyaluran rastra dari tingkat desa ke tingkat kecamatan. Perubahan proses distribusi ini belum diikuti gudang, sarana dan prasarana yang memadai di tingkat kecamatan serta sosialisasi dan pengawasan yang belum optimal, sehingga penyaluran fisik rastra mengalami perlambatan ke masyarakat miskin.Adapun stok beras pada triwulan II-2018 juga turun hingga 56,9% (yoy) atau sebesar 59,81 juta ton. Peran Bulog dalam stabilisasi harga pangan masyarakat sangat penting melalui koordinasi dengan instansi terkait dan perencanaan yang baik dalam melakukan operasi pasar.

20 34 42

66

18 34 23 25

2 26 17 27 17 8

79

165

203

100 117

161 169 148

129 139 114

67 51 60

-

50

100

150

200

250

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017 2018

Ribu

Ton

Total Penyaluran Stok Beras

Grafik 6-93. Penyaluran Beras Perum Bulog Divre Sumatera Selatan (dalam ribu ton)Sumber : Bulog Divre Sumbagsel

95

Page 109: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 6. Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah

96

Page 110: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Halaman ini sengaja dikosongkan

97

Page 111: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

7 Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah

Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan diproyeksikan akan tumbuh positif dan semakin solid. Secara keseluruhan tahun, dampak dari peningkatan harga

komoditas batubara, perbaikan ekonomi global, dan pelaksanaan Asian Games di tahun 2018 serta pelaksanaan pilkada serentak menjadi faktor pendorong utama ekonomi Sumatera Selatan tahun 2018 tumbuh lebih baik dibandingkan tahun 2017.

Inflasi tahun 2018 diperkirakan akan mengalami tekanan yang lebih tinggi akibat naiknya permintaan dan pengaruh cuaca meskipun pasokan komoditas bahan pangan dari sisi volatile food cukup, selain itu terdapat risiko tekanan inflasi dari sisi administered prices akibat naiknya tarif angkutan udara dan bahan bakar rumah tangga

7.1 Pertumbuhan EkonomiPertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan untuk keseluruhan tahun 2018 diperkirakan akan tumbuh lebih solid dibandingkan tahun 2017. Adanya momen Asian Games XVIII pada bulan Agustus 2018 diperkirakan akan menjadi faktor pendorong meningkatnya kegiatan investasi dan konstruksi baik dari pemerintah maupun pihak swasta. Event Asian Games XVIII tersebut juga memberikan potensi peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik yang akan menghadiri event tersebut sehingga diprediksi mampu memberikan dampak signifikan bagi peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Disamping itu, pada Bulan Juni 2018 telah dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di 9 Kabupaten/kota ditambah Pemilihan Gubernur di Sumatera Selatan yang meningkatkan konsumsi LNPRT dan belanja Pemerintah. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor positif yang memberikan multiplier effect besar bagi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tersebut maka secara keseluruhan tahun 2018 pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan diperkirakan mencapai 5,8-6,2% (yoy).

98

Page 112: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 7. Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah

4,95 5,15 5,21 5,29 5,57

5,93 5,89

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017 2018

20185,8-6,2

Grafik 7-94. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Tahun 2018P : Proyeksi Bank IndonesiaSumber: BPS, estimasi BI

Pada triwulan III-2018, pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh pelaksanaan Asian Games XVIII serta masih membaiknya kinerja komoditas batubara. Kedua rangkaian kegiatan tersebut akan meningkatkan konsumsi rumah tangga di Sumatera Selatan yang juga mendorong pertumbuhan sektor penyediaan makan dan minum. Tingkat hunian hotel meningkat dengan datangnya panitia penyelenggara dan official Asian Games XVIII untuk mempersiapkan acara tersebut. Pada periode ini juga diperkirakan kinerja ekspor masih cukup baik mengingat masih tingginya permintaan dan adanya perbaikan harga batubara. Diperkirakan pada periode ini pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan akan berada pada kisaran 6,07%-6,11% (yoy).

Secara keseluruhan tahun 2018, dari sisi eksternal pertumbuhan ekonomi global diperkirakan tidak merata. Ekonomi Amerika Serikat diperkirakan tumbuh kuat, sementara ekonomi Eropa, Jepang, dan Tiongkok melambat. Divergensi pertumbuhan ekonomi yang melebar tersebut mendorong berlanjutnya ketidakpastian global. Selain itu, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan sejumlah negara berdampak kepada ketidakpastian yang meningkat.

Harga komoditas global diperkirakan akan berada pada tren menurun. Ketidakpastian ekonomi dunia yang tinggi akibat divergensi pertumbuhan ekonomi global dan eskalasi perang dagang berdampak pada menurunnya perdagangan dunia dan harga komoditas, kecuali minyak yang masih meningkat disebabkan oleh masalah pasokan. Harga minyak berpotensi untuk naik didorong oleh menguatnya permintaan global akibat membaiknya perekonomian global serta menurunnya pasokan sebagai dampak tingkat kepatuhan pemotongan produksi minyak negara OPEC dan Non-OPEC yang tajam serta gangguan suplai di Venezuela dan kondisi geopolitik Timur Tengah yang terus memburuk. Komoditas batubara yang diandalkan menjadi

99

Page 113: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 7. Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah

sumber pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan diperkirakan akan mengalami penurunan harga di akhir tahun akibat permasalahan supply dan demand.

Walaupun begitu, dengan kondisi tersebut pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2018 diperkirakan masih tumbuh positif sebesar 3,9%. Perbaikan ekonomi global diperkirakan berasal dari Amerika Serikat dan India yang mengarah ke kondisi lebih stabil dan prospek lebih baik.

Tabel 7-42. Global Economic Outlook

Wilayah 2015 2016 20172018

Proyeksi Mei 18

Proyeksi Juli 18

World 3,1 3,1 3,8 3,9 3,9

US 2,6 1,6 2,3 2,9 2,9Euro Area 1,5 1,7 2,4 2,4 2,2

Japan 0,6 1 1,7 1,2 1,0

China 6,8 6,7 6,8 6,6 6,6

India 7,3 7,5 6,3 7,4 7,4

Sumber: Bank Indonesia

Dari sisi perdagangan, dengan asumsi kondisi ekonomi global sedikit menurun, proyeksi pertumbuhan volume perdagangan dunia diperkirakan mencapai 4,8% di 2018. Sedikit melemah dibandingkan pertumbuhan tahun 2017 sebesar 5,1%. Pelemahan ini terutama didorong oleh konsolidasi perbaikan ekonomi dan dampak ketegangan perdagangan Amerika Serikat yang menahan peningkatan volume perdagangan dunia lebih tinggi.

Tabel 7-43. Volume Perdagangan Internasional

  2015

2016

2017

2018

Volume Perdagangan Internasional 2,8 2,4 5,1 4,8

Negara Maju 4,2 2,4 4,2 4,3Negara Berkembang 1,3 2,2 6,7 5,7

Sumber: WEO, IMFDari sisi sektoral, perekonomian Sumatera Selatan masih akan bertumpu pada tiga sektor unggulan yaitu sektor perkebunan, pertambangan dan industri pengolahan, namun demikian terdapat sektor lain yang memiliki potensi memberikan pertumbuhan cukup tinggi di 2018 yaitu sektor konstruksi, transportasi, penyediaan akomodasi & makan minum serta sektor perdagangan.

Meningkatnya harga minyak mentah dunia mendorong peningkatan terhadap beberapa komoditas internasional lainnya seperti batubara. Walaupun begitu, sektor pertanian, perkebunan dan perikanan diperkirakan akan sedikit

100

Page 114: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 7. Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah

tertahan di 2018, akibat beberapa faktor antara lain penurunan ekspor CPO sebagai dampak dari pelemahan permintaan India akibat faktor kebijakan tarif, melimpahnya persediaan minyak kedelai Tiongkok, dan sengketa biodiesel di Eropa. Sementara ekspor karet diperkirakan masih stabil terutama ke negara tujuan Tiongkok yang perekonomiannya masih tumbuh positif.

Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan masih menjadi tumpuan penyumbang pertumbuhan ekonomi kedepan. Dukungan perbaikan harga batubara yang semakin solid menjadi modal utama peningkatan aktivitas pertambangan di Sumatera Selatan. Meningkatnya kebutuhan akan komoditas barang tambang dari Tiongkok, membuat permintaan dan harga akan batubara meningkat. Dari sisi domestik kebutuhan batubara juga meningkat untuk memenuhi sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Peningkatan kinerja ini didukung oleh penambahan kapasitas distribusi dengan menggunakan double track railway yang sebagian sudah dapat dimanfaatkan. Kapasitas distribusi ini juga ditingkatkan dengan pengerjaan proyek double track railway pada ruas lainnya.

Sektor konstruksi, transportasi, perdagangan dan penyewaan akomodasi akan menjadi sektor penyumbang pertumbuhan di 2018. Penyelenggaraan Asian Games di Bulan Agustus 2018 akan menjadi faktor pendorong utama meningkatnya pertumbuhan sektor-sektor tersebut. Dampak Asian Games XVIII sendiri diperkirakan akan memberikan sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan akibat aktivitas di sektor akomodasi dan transportasi serta multiplier effect lainnya yang berdampak kepada subsekor makanan dan minuman, informasi dan komunikasi serta jasa lainnya sekitar 0,74% ditahun 2018.

Dengan mempertimbangkan perkembangan positif faktor-faktor pendorong ekonomi Sumatera Selatan saat ini, perekonomian Sumatera Selatan pada tahun 2018 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,8 – 6,2%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2017. Namun demikian, terdapat beberapa risiko yang perlu diwaspadai seperti tekanan eksternal berupa risiko kenaikan suku bunga The Fed, ketegangan perdagangan Amerika Serikat dengan negara lain, serta turunnya permintaan CPO akibat penerapan kebijakan bea impor di India.

101

Page 115: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 7. Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah

7.2 Perkembangan Inflasi

2,96 3,35

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017 2018

20183,5 +/- 1

103 109 94 93 117 110 117 120 126 123

131 141120 126

133 143 134 148 145 144

117 125107 110

125 126 125 134 136 134

I II III IV I II III IV I II

2016 2017 2018

Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Grafik 7-95. Proyeksi Inflasi Tahunan Sumatera SelatanSumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan dan proyeksi Bank Indonesia

Grafik 7-96. Ekspektasi Harga KonsumenSumber: Survei Konsumen, BI

Tekanan inflasi Sumatera Selatan di tahun 2018 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2017 namun tetap berada di dalam target inflasi nasional sebesar 3,5±1%. Peningkatan tekanan inflasi tersebut diperkirakan terjadi pada kelompok volatile food terutama beras yang disebabkan oleh naiknya permintaan ditengah terbatasnya pasokan beras akibat pengalihan produksi dari beras medium menjadi beras premium serta adanya disparitas harga beras antara Sumatera Selatan dengan provinsi di sekitarnya selain Lampung yang menyebabkan komoditas beras Sumatera Selatan dijual keluar daerah. Sementara itu, kelompok administered prices diperkirakan akan naik terutama pada komoditas tarif angkutan udara pada 2 triwulan menjelang persiapan dan pelaksanaan Asian Games XVIII dan pelaksanaan pilkada serentak Sumatera Selatan serta Hari Lebaran. Adanya event tersebut diperkirakan juga akan mampu memberikan multiplier effect besar bagi peningkatan pertumbuhan konsumsi terhadap akomodasi dan makan minum, pariwisata, perdagangan dan telekomunikasi sehingga berdampak pada naiknya tekanan inflasi kepada kelompok inti. Dengan kondisi tersebut, inflasi pada tahun 2018 diperkirakan pada kisaran 3,7%-3,9% (yoy).

Sementara itu, koordinasi yang solid antar instansi yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) diharapkan akan menjaga inflasi berada dalam batas yang terkendali sesuai target inflasi nasional sebesar 3,5±1% (yoy) diakhir 2018.

Pada triwulan III 2018, inflasi diperkirakan berada pada level yang relatif terkendali yaitu pada kisaran 3,5±1%. Tekanan inflasi juga berasal dari kelompok administered prices akibat naiknya tarif angkutan udara saat pelaksanaan Asian Games XVIII serta naiknya harga aneka rokok yang disebabkan oleh kenaikan cukai rokok tahun 2018, serta meningkatnya harga bahan bakar khusus (BBK) akibat penyesuaian harga minyak dunia. Di sisi lain, kelompok volatile food diperkirakan mengalami deflasi akibat tersedianya pasokan bahan pangan utama. Sementara, inflasi kelompok inti

102

Page 116: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 7. Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah

diperkirakan rendah dan stabil. Sedangkan di tahun 2018, diperkirakan inflasi sesuai dengan sasaran inflasi berkisar antara 3,5±1%. Terkendalinya inflasi tahun 2018 tidak terlepas dari rencana pemerintah yang tidak akan melakukan penyesuaian pada harga energi seperti bahan bakar minyak dan listrik.

Tabel 7-44. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Sumatera Selatan (% yoy)Indikator 2015 2016

Periode Total 2015 Total 2016 I II III IV Total 2017 I II III

(Proyeksi)Total 2018(Proyeksi)

Pertumbuhan Ekonomi

4.5 5.03 5.21 5.29 5.57 5.93 5.51 5.87 6,07 6,07 - 6,11 5,8-6,2

Inflasi (%yoy) 4±1 3.58 3.71 4.31 3.00 2.96 2.96 3.35 2.93 3,5±1 3,5±1

Inflasi (%ytd) 4±1 3.58 0.58 2.04 1.85 2.96 2.96 0.96 2.01 3,5±1 3,5±1

2017 2018

P: Proyeksi Bank IndonesiaSumber: BPS, estimasi BI

7.3 RekomendasiPercepatan pembangunan infrastruktur, kecukupan pasokan energi, harmonisasi ketentuan, monitoring pencapaian dan growth strategy untuk mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru menjadi syarat perlu untuk pembangunan ekonomi Sumatera Selatan yang berkualitas dan berkelanjutan. Adapun rekomendasi yang perlu mendapat perhatian dalam upaya mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan yang solid dan berkelanjutan diantaranya adalah:

1. Peningkatan pertumbuhan ekonomi: Mengoptimalkan pemanfaatan dana desa untuk mengembangkan

daerah terutama pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, atau saluran irigasi. Selain itu, dana desa juga dapat digunakan untuk membangun BUMDes yang dapat melakukan usaha produktif dan menghasilkan income sesuai dengan potensi daerah masing-masing, seperti BUMDes yang memiliki usaha menawarkan jasa penyewaan alat pertanian atau mesin genset.

Percepatan realisasi pembangunan infrastruktur melalui PPP (Public Private Partnership) dalam pendanaan proyek pembangunan infrastruktur sebagai salah satu upaya peningkatan investasi pada kondisi anggaran daerah yang relatif terbatas untuk pembangunan skala luas.

Mengembangkan industri hilirisasi terutama pada komoditas karet, sawit dan kopi untuk mempertahankan competitive advantage jangka panjang dan menambah value added dari eskpor. Untuk itu, realisasi proyek KEK Tanjung Api-Api perlu mendapat dukungan terutama dari Pemerintah Pusat.

103

Page 117: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 7. Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah

Melatih industri khususnya UMKM untuk dapat menghasilkan produk yang lebih efisien, inovatif dan kompetitif terutama untuk tujuan ekspor karena UMKM terbukti resilien terhadap krisis global dan dapat menjadi potential engine of growth yang lebih inklusif bagi perekonomian daerah. Pengembangan UMKM diupayakan selaras dengan potensi yang ada di daerah.

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelas menengah kebawah melalui pengembangan ekonomi maysarakat dengan meningkatkan peran dan fungi TPID dan pemilihan program klaster UMKM yang tepat sasaran.

Sinkronisasi Perda dan RKPD dalam mendukung paket kebijakan terutama untuk mendorong investasi.

Optimalisasi pendapatan daerah melalui pengembangan elektronifikasi antara lain terkait dengan e-retribusi.

Pengembangan komoditas unggulan berdasarkan kondisi geografis daerah seperti sektor perkebunan kopi dan budidaya ikan air tawar.

Pemanfaatan sumber pertumbuhan baru non – SDA sesuai dengan keunggulan daerah dengan membangun regional branding termasuk pengembangan pariwisata yang memiliki multiplier effect kepada pertumbuhan ekonomi.

Penerapan kuota daerah untuk komoditas bahan pangan seperti beras yang diproduksi sendiri sebelum dikirimkan ke daerah lain untuk mengurangi net impor komoditas dari daerah lain.

Penerapan DMO (Domestic Market Obligation) yaitu kewajiban bagi pelaku usaha pengolahan karet untuk memenuhi kebutuhan karet lokal dalam rangka mendukung ketersediaan bahan baku untuk program hilirisasi sektor industri karet.

2. Pengendalian inflasi Implementasi kegiatan sesuai dengan Roadmap TPID oleh instansi

terkait dalam rangka mendorong pembangunan infrastruktur yang mendukung distribusi dan produksi komoditas volatile food.

Peningkatan pengawasan dan pemantauan terhadap harga komoditas bahan pangan strategis antara lain oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah, Tim Satgas Pangan, dan instansi lainnya yang terkait.

Perluasan kemitraan antara petani dengan UMKM untuk menjaga kestabilan komoditas pangan dalam bentuk pasar penyeimbang di banyak titik di kabupaten/kota.

Kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras terbukti telah berhasil meredam inflasi, namun evaluasi penerapan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras perlu dilakukan dengan dengan menerapkan regulasi yang mewajibkan produsen untuk memproduksikan beras jenis

104

Page 118: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Bab 7. Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah

medium dan premium serta melakukan pemantauan terhadap pasokan di petani dan pedagang.

Perlunya penyusunan laporan ketersediaan komoditas pangan yang telah memperhitungkan kebutuhan wilayah dan kebutuhan wilayah sekitar sehingga diperoleh data surplus/defisit bahan pangan yang lebih akurat.

Perlunya peningkatan partisipasi pemerintah daerah dalam pengkinian data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) SeiMusi agar utilisasi sistem lebih maksimal.

105

Page 119: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

LAMPIRAN

A. Tabel Inflasi Tahunan Provinsi Sumatera Selatan

Tahun Bulan Umum Bahan Makanan

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Perumahan, Air, Listrik,

Gas dan Bahan Bakar

Sandang KesehatanPendidikan, Rekreasi dan

Olah Raga

Transpor, Komunikasi

dan Jasa Keuangan

1 6.07 5.19 8.33 6.90 4.38 7.38 1.55 6.51 2 5.75 3.56 8.57 7.29 5.03 7.36 2.01 5.75 3 6.26 3.38 9.54 7.92 5.05 7.04 2.01 7.14 4 7.02 4.85 10.07 8.08 6.39 7.04 2.12 8.17 5 7.60 7.07 10.31 7.99 6.43 6.99 2.16 8.59 6 7.49 6.88 10.28 7.75 6.72 6.95 2.32 8.31 7 7.67 7.96 10.81 7.80 6.29 6.90 1.95 7.88 8 7.88 7.85 10.80 7.21 6.69 7.21 2.03 9.50 9 6.99 6.25 10.19 6.54 7.59 8.21 3.22 7.14

10 6.27 5.10 10.87 5.23 7.32 7.83 3.24 6.24 11 4.75 2.91 11.10 4.96 6.83 7.26 3.28 1.49 12 3.10 4.03 9.11 3.15 5.76 5.67 3.53 (3.91)

1 4.64 7.69 8.23 2.99 5.36 3.63 3.18 0.98 2 5.07 9.60 9.40 2.16 4.54 4.26 2.36 1.71 3 5.05 11.96 8.63 1.64 4.81 4.01 2.42 0.15 4 4.24 10.84 9.07 1.35 3.71 4.21 2.46 (2.40) 5 4.31 9.34 10.42 1.25 4.66 5.53 2.54 (2.06) 6 4.37 7.97 11.05 1.33 6.62 6.53 2.53 (1.94) 7 4.28 6.09 11.52 1.42 6.77 6.48 5.17 (1.57) 8 3.69 4.11 12.76 1.43 6.65 6.50 4.95 (3.03) 9 4.38 7.14 12.14 1.41 6.23 5.60 3.74 (2.03)

10 4.22 6.57 11.57 1.75 6.12 5.46 3.71 (2.17) 11 4.14 6.73 10.94 1.81 5.88 5.52 3.38 (2.32) 12 3.58 3.65 10.02 1.58 5.57 5.40 3.03 (0.30)

1 3.81 3.34 9.78 1.42 5.37 6.44 3.44 1.40 2 4.07 3.57 8.33 2.85 5.40 5.57 3.76 1.86 3 3.71 2.28 8.07 2.96 5.00 5.53 3.74 1.81 4 3.91 1.34 6.88 4.16 4.82 4.98 3.57 3.81 5 3.91 2.52 5.21 5.01 3.61 3.58 3.44 3.54 6 4.31 3.23 4.77 6.10 2.83 3.23 3.22 4.47 7 3.32 1.27 4.03 5.76 2.24 3.34 0.62 3.74 8 3.44 2.39 2.73 5.62 1.96 3.01 3.09 3.52 9 3.00 (0.03) 2.93 5.59 1.75 2.85 3.09 4.29

10 3.12 0.77 2.62 5.49 1.82 2.96 3.26 4.22 11 2.94 (0.44) 2.49 5.59 2.01 2.83 3.29 4.72 12 2.96 0.78 2.56 5.64 2.44 2.70 3.31 2.94

1 3.03 2.40 3.05 5.00 2.76 1.85 3.34 1.69 2 2.86 2.81 3.13 4.15 2.97 2.17 3.32 1.01 3 3.35 4.02 3.18 4.24 2.94 2.45 3.30 1.91 4 3.71 5.89 3.69 3.39 3.00 2.48 3.37 2.10 5 3.21 4.59 4.20 2.67 3.07 2.47 3.39 1.46 6 2.93 4.64 3.96 1.49 2.47 1.91 3.37 1.94

2018

2017

2015

2016

Sumatera Selatan (yoy%)

106

Page 120: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

B. Tabel Inflasi Bulanan Provinsi Sumatera Selatan

Tahun Bulan UmumBahan

Makanan

Makanan Jadi,

Minuman, Rokok dan Tembakau

Perumahan, Air, Listrik,

Gas dan Bahan Bakar

Sandang KesehatanPendidikan, Rekreasi dan

Olah Raga

Transpor, Komunikasi

dan Jasa Keuangan

1 (1.15) (2.55) 1.32 0.97 0.46 2.06 0.20 (5.57) 2 (0.55) (2.87) 0.37 0.33 0.92 0.21 0.49 (0.70) 3 0.28 (1.33) 1.20 0.46 0.27 0.36 0.00 1.33 4 0.53 0.46 0.52 0.22 1.29 0.35 0.11 0.94 5 0.55 1.72 0.37 0.07 0.26 0.14 0.05 0.39 6 0.44 1.61 0.42 0.10 0.33 0.04 0.24 (0.29) 7 1.14 3.54 0.60 0.16 0.50 0.10 0.17 0.79 8 0.29 (0.28) 0.40 0.29 0.52 0.60 0.26 0.73 9 (0.36) (1.50) 0.67 0.17 0.91 1.05 1.20 (1.74)

10 0.11 (0.43) 0.93 0.07 0.08 0.20 0.05 0.22 11 0.64 1.93 1.16 (0.01) 0.10 0.10 0.35 0.03 12 1.15 3.92 0.82 0.28 (0.00) 0.33 0.36 0.09

1 0.33 0.87 0.49 0.82 0.08 0.09 (0.14) (0.77) 2 (0.14) (1.15) 1.46 (0.47) 0.13 0.81 (0.30) 0.02 3 0.26 0.80 0.48 (0.06) 0.52 0.12 0.06 (0.23) 4 (0.25) (0.54) 0.93 (0.06) 0.23 0.54 0.14 (1.62) 5 0.63 0.34 1.61 (0.04) 1.17 1.40 0.13 0.74 6 0.49 0.34 0.99 0.18 2.19 0.99 0.22 (0.17) 7 1.06 1.73 1.02 0.25 0.60 0.05 2.74 1.17 8 (0.27) (2.15) 1.52 0.30 0.41 0.63 0.05 (0.78) 9 0.30 1.38 0.11 0.15 0.53 0.20 0.04 (0.73)

10 (0.04) (0.96) 0.42 0.40 (0.03) 0.07 0.02 0.09 11 0.56 2.08 0.60 0.05 (0.12) 0.16 0.03 (0.13) 12 0.61 0.94 (0.02) 0.05 (0.30) 0.22 0.02 2.15

1 0.56 0.57 0.27 0.67 (0.10) 1.07 0.25 0.93 2 0.11 (0.93) 0.12 0.93 0.15 (0.01) 0.01 0.46 3 (0.09) (0.46) 0.25 0.04 0.15 0.08 0.04 (0.27) 4 (0.05) (1.46) (0.19) 1.10 0.06 0.02 (0.02) 0.31 5 0.63 1.52 0.02 0.79 0.01 0.05 0.01 0.49 6 0.88 1.03 0.57 1.22 1.43 0.65 0.01 0.72 7 0.09 (0.19) 0.30 (0.08) 0.02 0.15 0.15 0.47 8 (0.16) (1.07) 0.23 0.17 0.14 0.31 2.50 (1.00) 9 (0.12) (1.02) 0.31 0.13 0.32 0.05 0.04 0.02

10 0.08 (0.18) 0.11 0.30 0.05 0.17 0.19 0.02 11 0.38 0.85 0.46 0.14 0.07 0.03 0.06 0.35 12 0.63 2.18 0.05 0.10 0.11 0.10 0.05 0.41

1 0.63 2.19 0.76 0.06 0.22 0.24 0.28 (0.30) 2 (0.06) (0.53) 0.20 0.12 0.36 0.30 (0.01) (0.20) 3 0.38 0.71 0.30 0.13 0.11 0.36 0.02 0.62 4 0.29 0.31 0.31 0.27 0.12 0.04 0.05 0.50 5 0.14 0.27 0.51 0.09 0.07 0.04 0.02 (0.15) 6 0.60 1.08 0.34 0.04 0.85 0.10 (0.01) 1.21

2018

2015

2017

Sumatera Selatan (mtm%)

2016

Daftar IstilahMtm Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan

bulan sebelumnyaQtq Quarter to quarter perbandingan antara data satu triwulan

dengan triwulan sebelumnya

Yoy Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya

Share Of Growth

Kontribusi suatu sektor ekonomi terhadap total pertumbuhan PDRB

Investasi Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan suatu kegiatan produksi melalui peningkatan modal

107

Page 121: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

LAMPIRAN

Sektor ekonomi dominan

Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan pada pembentukan PDRB secara keseluruhan

Migas Minyak dan Gas. Merupakan kelompok sektor industri yang mencakup industri minyak dan gas

Omzet Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi

Share effect Kontribusi pangsa sektor atau sub sektor terhadap total PDRB

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Dengan skala 1-100

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktifitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah

Dana Perimbangan

Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah.

Indeks Pembangunan Manusia

Ukuran kualitas pembangunan manusia, yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 hal kualitas hidup, yaitu pendidikan, kesehatan, daya beli

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPR, dan ditetapkan dengan peraturan daerah

Andil inflasi Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan

Bobot inflasi Besaran yang menunjukan pengaruh suatu komoditas, terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut

Ekspor Dalah keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.

Impor Seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil

PDRB atas dasar harga

Penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah,

108

Page 122: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

berlaku keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian

PDRB atas dasar harga konstan

Merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya

Bank Pemerintah

Bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito

Loan to Deposits Ratio (LDR)

Rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun

Cash inflows Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu

Cash Outflows

Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu

Net Cashflows

Selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya

Aktiva Produktif

Penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh bank dengan tujuan menghasilkan penghasilan/pendapatan bagi bank, seperti penyaluran kredit, penempatan pada antar bank, penanaman pada Sertifikat Bank Indonesia(SBI), dan surat-surat berharga lainnya.

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

Pembobotan terhadap aktiva yang dimiliki oleh bamk berdasarkan risiko dari masing-masing aktiva. Semakin kecil risiko suatu aktiva, semakin kecil bobot risikonya. Misalnya kredit yang diberikan kepada pemerintah mempunyai bobot yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit yang diberikan kepada perorangan

Kualitas Kredit

Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar, Diragukan dan Macet

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Rasio antara modal (modal inti dan modalpelengkap) terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

Financing to Deposit Ratio (FDR)

Rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama dengan konsep LDR pada bank umum konvensional

Inflasi Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent)

Kliring Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar

109

Page 123: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

LAMPIRAN

peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu

Kliring Debet Kegiatan kliring untuk transfer debet antar bank yang disertai dengan penyampaian fisik warkat debet seperti cek, bilyet giro, nota debet kepada penyelenggara kliring lokal (unit kerja di Bank Indonesia atau bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring lokal) dan hasil perhitungan akhir kliring debet dikirim ke Sistem Sentral Kliring (unit kerja yang menagani SKNBI di KP Bank Indonesia) untuk diperhitungkan secara nasional

Non Performing Loans/Financing (NPLs/Ls)

Kredit atau pembiayaan yang termasuk dalam kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Suatu pencadangan untuk mengantisipasi kerugia yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya kredit yang diberikan oleh bank. Besaran PPAP ditentukan dari kualitas kredit. Semakin buruk kualitas kredit, semakin besar PPAP yang dibentuk, misalnya, PPAP untuk kredit yang tergolong Kurang Lancar adalah 15 % dari jumlah Kredit Kurang Lancar (setelah dikurangi agunan), sedangkan untuk kedit Macet, PPAP yang harus dibentuk adalah 100% dari totsl kredit macet (setelah dikurangi agunan)

Rasio Non Performing Loans/Financing (NPLs/Fs)

Rasio kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs, gross. Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ybs.

Rasio Non Performing Loans (NPLs) – NET

Rasio kredit yang tergolong NPLs, setelah dikurangi pembentukan penyisihan penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), terhadap total kredit

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS)

Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI)

Industri

Pekerja

Pekerja

Sistem kliring bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.

Suatu kegiatan yang mengubah barang dasar menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya, menjadi yang lebih tinggi nilainya termasuk kegiatan jasa industri, pekerjaan perakitan (assembling) dari bagian suatu industri.

Orang yang biasanya bekerja diperusahaan/usaha tersebut.

Oorang yang biasanya bekerja diperusahaan/usaha dengan

110

Page 124: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

Dibayar

Pekerja Tidak Dibayar

I nput

Output

Nilai Tambah/Value Added

Produktivitas

Tingkat Efisiensi

Intensitas Tenaga Kerja

Gross Margin

Usaha

Perusahaan

Perusahaan Industri

Jasa Industri

mendapatkan upah/gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya baik berupa uang maupun barang.

Pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang ikut aktif dalam pengelolaan perusahaan tetapi tidak mendapatkan upah/gaji, tidak termasuk mereka yang bekerja kurang dari 1/3 jam kerja yang biasa di perusahaan.

Biaya antara yang dikeluarkan dalam kegiatan proses produksi/proses industri yang berupa bahan baku, bahan bakar, barang lainnya diluar bahan baku/penolong, jasa industri, sewa gedung dan biaya jasa non industri lainnya.

Nilai keluaran yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi/proses industri yang berupa nilai barang yang dihasilkan, tenaga listrik yang dijual, jasa industri yang diterima, keuntungan jual beli, pertambahan stok barang setengah jadi dan penerimaan-penerimaan lainnya.

Selisih nilai output dengan nilai input atau biasa disebut dengan nilai tambah menurut harga pasar.

Rasio antara nilai out put dengan jumlah tenaga kerja baik yang dibayar maupun yang tidak dibayar.

Ratio antara nilai tambah atas dasar harga pasar terhadap output produksi.

Suatu rasio antara biaya upah/gaji yang dikeluarkan untuk tenaga kerja terhadap nilai tambah.

%tase value added dikurangi biaya tenaga kerja dibagi output.

Kegiatan yang menghasilkan barang/jasa dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar dan atau menunjang kehidupan dan menanggung risiko.

Suatu unit usaha yang diselenggarakan/ dikelola secara komersil yaitu yang menghasilkan barang dan jasa sehomogen mungkin, umumnya terletak pada satu lokasi dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi, bahan baku, pekerja dan sebagainya yang digunakan dalam proses produksi.

Diklasifikasikan menjadi empat kategori berdasarkan jumlah tenaga kerja tanpa memperhatikan penggunaan mesin maupun nilai dari aset yang dimiliki.

Kegiatan dari suatu usaha yang melayani sebagian proses industri suatu usaha industri atas dasar kontrak atau balas jasa ( fee ).

111

Page 125: Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi … · Web viewProspek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Daerah Bab 4. Stabilitas Keuangan Daerah Dan Pengembangan UMKM Bab 1. Perkembangan

LAMPIRAN

Tim PenyusunPenanggung JawabRudy Hairudin

Koordinator PenyusunHari Widodo, Irfan Farulian

EditorIrfan Farulian

Tim PenulisPahmi Utamaraja GintingGessa PermataBartiana SariMuammar FazerinAwaluddinDestiariniRainci MaliatiRizon A Sinaga

KontributorFungsi Data Statistik Ekonomi dan KeuanganFungsi Pelaksanaan dan Pengembangan UMKMFungsi Perizinan dan Pengawasan SPPURFungsi Keuangan Inklusif dan Perlindungan Konsumen

Produksi dan DistribusiAsriandi

112