78
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · menurun dibandingkan inflasi triwulanan sebelumnya yang sebesar 6,34% ... 1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ... Perkembangan Aset BPR di Kaltim

Embed Size (px)

Citation preview

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Kalimantan Timur

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Kalimantan Timur

Triwulan I-2012

KATA PENGANTAR

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur

(Kaltim) periode triwulan I-2012 dapat selesai disusun dan dipublikasikan kepada

stakeholders Bank Indonesia. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Timur

diterbitkan secara periodik setiap triwulan sebagai perwujudan peranan Kantor Bank

Indonesia Samarinda dalam memberikan informasi kepada stakeholders tentang

perkembangan ekonomi Kalimantan Timur terkini serta prospeknya. Kami

mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu referensi atau acuan dalam proses

diskusi atau proses pengambilan kebijakan berbagai pihak terkait.

Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah

Kalimantan Timur (Kaltim) selama triwulan I-2012 sebagai berikut :

1. Pertumbuhan Ekonomi pada triwulan I-2012 mengalami pertumbuhan secara

positif, yaitu sebesar 6,40% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV-

2011 yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,16% (yoy).

2. Laju Inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan I-2012 mencapai 5,78% (yoy),

menurun dibandingkan inflasi triwulanan sebelumnya yang sebesar 6,34% (yoy).

3. Perkembangan Perbankan Daerah Kaltim masih menunjukan perkembangan yang

positif. Pertumbuhan Aset, penghimpunan DPK dan penyaluran Kredit mengalami

pertumbuhan yang meningkat sebesar 12,07%, 7,30% dan 0,43%(qtq).

Perkembangan sistem pembayaran tunai mengalami pertumbuhan yang positif,

meningkat sebesar 67,52%(yoy), sedangkan transaksi pembayaran melalui kliring

meningkat secara nilai sebesar 13,19% dan menurun secara volume sebesar -

16,88%(yoy).

4. Perkembangan Keuangan Daerah, realisasi pendapatan APBD Kaltim triwulan I

tahun 2012 secara total mencapai Rp. 3,29 trilyun atau secara persentase mencapai

36,21% dari total pendapatan APBD 2012 yang direncanakan di 2012 yaitu

sebesar Rp. 9,10 trilyun. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat sebesar

Rp. 1,12 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 63,56% jika dibandingkan

realisasi pada triwulan I-2011 yang sebesar Rp. 0,68 trilyun, sedangkan untuk

realisasi belanja APBD menunjukkan nilai realisasi mencapai Rp. 983 milyar atau

secara prosentase realisasi sebesar 9,36% dari total belanja yang direncanakan

KATA PENGANTAR

ii

pada APBD tahun 2012. Realisasi ini mengalami peningkatan secara nilai jika

dibandingkan dengan realisasi belanja pada APBD triwulan I-2011 yang hanya

mencapai Rp. 624 milyar.

5. Prospek Perekonomian, perkembangan ketenagakerjaan dan kesejahteraan

mengalami sedikit peningkatan, dapat dilihat dari penurunan jumlah pengangguran

sebesar 2,67% (yoy) dan peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen. Perekonomian

Kaltim diperkirakan akan tetap tumbuh positif dalam kisaran 6,3% + 0,5 (yoy).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan disebabkan oleh peningkatan kinerja ekspor dan

kegiatan investasi, sedangkan dari sisi penawaran disebabkan peningkatan kinerja

sektor pertambangan dan penggalian. Untuk tekanan inflasi, diperkirakan akan

mengalami peningkatan yang disebabkan oleh kenaikan harga beberapa komoditas

utama bahan kebutuhan pokok. Selain itu juga terjadi peningkatan harga semen

(jumlah semen yang langka dibandingkan kebutuhan) dan peningkatan biaya sewa

rumah atau biaya tempat tinggal di Kaltim.

Kami menyadari bahwa buku kajian ini masih belum sempurna oleh karena itu

kami senantiasa mengharapkan kritikan dan masukan membangun demi

penyempurnaan di masa yang akan datang. Dalam proses penyusunan Kajian Ekonomi

Regional ini, kami menggunakan data yang diperoleh dari berbagai pihak, yakni instansi

di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Badan Pusat Statistik, pelaku

usaha dan akademisi, laporan dari perbankan serta data hasil analisis intern Bank

Indonesia dan sumber-sumber lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Untuk

itu kepada para pihak tersebut, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

dan semoga hubungan yang telah terjalin erat selama ini dapat ditingkatkan di masa

yang akan datang.

Akhirnya besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat

bermanfaat bagi semua kalangan dalam memahami perekonomian Kalimantan Timur.

Terima kasih.

Samarinda, Mei 2012

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Androecia Darwis

Kepala Perwakilan

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................................... vi

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................................... viii

RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................................... 1

I Assesmen Perkembangan Ekonomi Makro ............................................................................ 1

II Assesmen Perkembangan Inflasi ........................................................................................... 1

III Assesmen Perkembangan Perbankan Daerah ......................................................................... 2

IV Assesmen Perkembangan Keuangan Daerah ......................................................................... 2

V Assesmen Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan ............................................. 3

VI Assesmen Prospek Perekonomian ......................................................................................... 3

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ............................................................. 4

1.1 Gambaran Umum ............................................................................................................... 4

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan..................................................................... 5

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ............................................................................................. 5

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ............................................................................................... 7

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)..................................................... 8

1.2.4 Ekspor dan Impor ......................................................................................................... 8

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran ................................................................... 12

1.3.1 Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan ............................................. 13

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ......................................................................... 14

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ......................................................................................... 15

1.3.4 Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih ................................................................................ 16

1.3.5 Sektor Bangunan ........................................................................................................ 17

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran .................................................................... 17

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ........................................................................ 18

iv

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ..................................................... 19

1.3.9 Sektor Jasa-Jasa .......................................................................................................... 19

Boks.1 Pengembangan Potensi Perikanan Kalimantan Timur ................................................... 20

BAB II EVALUASI PERKEMBANGAN INFLASI KALIMANTAN TIMUR............................................ 23

2.1 Gambaran Umum ............................................................................................................. 23

2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) ...................................................................................................... 25

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq) ...................................................................... 25

2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan(qtq) ....................................................................... 26

2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq) .......................................................................... 27

2.3 Inflasi Tahunan (yoy) ......................................................................................................... 28

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda .................................................................................. 28

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan ................................................................................. 29

2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ...................................................................................... 29

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH ...................................................................... 32

3.1 Gambaran Umum ............................................................................................................. 32

3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum .................................................................................... 33

3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ................................................................................... 33

3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat ................................................................................ 34

3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ................................................................................... 35

a. Kredit Bank Umum ber-Kantor di Kaltim ................................................................. 36

b. Kredit Bank Umum berlokasi Proyek di Kaltim ........................................................ 38

3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil Dan Menengah (MKM) ................................................. 40

3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ......................................................... 43

a. Perkembangan Aset BPR di Kaltim .......................................................................... 43

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kaltim ..................................................... 44

c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ......................................................................... 44

3.5 Assesmen Risiko Perbankan ............................................................................................... 45

3.5.1 Risiko Kredit ............................................................................................................... 45

3.5.2 Risiko Likuiditas .......................................................................................................... 47

3.5.3 Risiko Pasar ................................................................................................................ 47

v

3.6 Perkembangan Sistem Pembayaran .................................................................................. 48

3.6.1 Perkembangan Transaksi Tunai ................................................................................... 48

3.6.1.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ................................................................. 48

3.6.1.2 Jumlah Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal ................................ 49

3.6.2 Perkembangan Transaksi Non Tunai .......................................................................... 49

3.6.2.1 Perkembangan Transaksi Kliring ........................................................................... 49

3.6.2.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS ........................................................................ 50

BAB IV KEUANGAN DAERAH .................................................................................................. 51

4.1 Gambaran Umum ............................................................................................................. 51

4.2 Pendapatan ...................................................................................................................... 52

4.3 Belanja ............................................................................................................................. 54

Boks.2 Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kalimantan Timur 2012 ...................... 57

BAB V PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN ....................... 59

5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur ........................................................ 59

5.2 Kesejahteraan ................................................................................................................... 61

BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH ............................................................................ 63

6.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV-2011 ............................................................... 63

6.2 Prospek Perkembangan Inflasi ........................................................................................... 64

LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur ................................................ 5

1.2 Komoditas Utama Ekspor Non Migas Kaltim Triwulan I-2012 ..................................... 10

1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama Kaltim Triwulan I-2012 ....................................... 11

1.4 Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur ......................................................... 13

2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan I-2012 .............................................................. 23

2.2 Inflasi Triwulan (qtq) di Kota Samarinda ..................................................................... 25

2.3 Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Samarinda ................................................. 26

2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan ................................................................ 26

2.5 Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Balikpapan ................................................ 27

2.6 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan ..................................................................... 27

2.7 Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Tarakan ..................................................... 28

2.8 Inflasi Tahunan Kota Samarinda Menurut Kelompok Barang & Jasa ........................... 28

2.9 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa ........................... 29

2.10 Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa ............................... 30

2.11 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional ,Kaltim dan Kota ............................... 30

2.12 Komoditas Andil Inflasi Terbesar Januari Maret 2012 ................................................. 31

3.1 Perkembangan Jumlah Asset dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim .................. 33

3.2 Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum di Kaltim ............................... 35

3.3 Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ............................................. 37

3.4 Jumlah Kredit Bank Umum Beralokasi Proyek Di Kaltim ............................................. 39

3.5 Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kab / Kota di Kaltim ................. 40

3.6 Perkembangan Kredit Umum Menurut Skala Kredit di Kaltim ..................................... 41

3.7 Perkembangan Kredit MKM Bank Umum ................................................................... 42

3.8 Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto ( Gross-NPLs ) ..................................... 43

3.9 Perkembangan Usaha BPR di Kaltim ......................................................................... 45

3.10 Perkembangan Kolekbilitas Kredit Bank Umum di Kaltim .......................................... 46

3.11 Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum ............................................... 46

3.12 Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim ...................................................... 47

4.1 Realisasi Pendapatan APBD Kaltim Triwulan I-2012 ................................................... 53

4.2 Realisasi Belanja APBD Kaltim Triwulan I-2012 ........................................................... 55

B2.1 Pembiayaan Jalan dan Jembatan TA. 2011 dan 2012 ................................................ 57

B2.2 Perkembangan Fisik dan Keuangan Pembangunan Jalan Tol ...................................... 58

vii

5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan Di Kalimantan Timur ............................................... 59

5.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama ........ 60

viii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy) ......................................................... 4

1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen .................................................................. 6

1.3 Indeks Kondisi Ekonomi ................................................................................................. 6

1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen .......................................................................................... 6

1.5 Kredit Konsumsi ............................................................................................................ 7

1.6 Belanja Modal APBD ...................................................................................................... 7

1.7 Rencana Investasi .......................................................................................................... 8

1.8 Kredit Investasi .............................................................................................................. 8

1.9 Nilai Ekspor Non Migas Kaltim ....................................................................................... 9

1.10 Volume Ekspor Non Migas Kaltim .................................................................................. 9

1.11 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim ............................ 9

1.12 Nilai Impor Non Migas Kaltim ....................................................................................... 11

1.13 Volume Impor non Migas Kaltim .................................................................................. 11

1.14 Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Nonmigas Kaltim ................................ 12

1.15 Indeks Produksi Padi .................................................................................................... 14

1.16 Indeks Produksi Sawit .................................................................................................. 14

1.17 Kredit Sektor Pertanian ................................................................................................ 14

1.18 Produksi Batubara ....................................................................................................... 15

1.19 Kredit Pertambangan ................................................................................................... 15

1.20 Produksi Kilang Minyak ................................................................................................ 16

1.21 Produksi LNG ............................................................................................................... 16

1.22 Kredit Sektor Industri .................................................................................................... 16

1.23 Kredit Sektor Listrik dan Air .......................................................................................... 16

1.24 Kredit Konstruksi ......................................................................................................... 17

1.25 Indeks Sektor PHR ....................................................................................................... 18

1.26 Kredit Perdagangan ..................................................................................................... 18

1.27 Penumpang Angkutan Udara ....................................................................................... 18

1.28 Perkembangan Kredit Kaltim ........................................................................................ 19

B1.1 Produksi Perikanan Laut ............................................................................................... 21

B1.2 Produksi Perikanan Darat ............................................................................................. 21

B1.3 Produksi Perikanan Kaltim 2006-2010 ......................................................................... 21

2.1 Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy) .............................................................................. 23

2.2 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy) .............................................................. 24

ix

2.3 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm) ............................................................ 24

3.1 Kinerja triwulan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional(qtq) ............................. 32

3.2 Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy) ............................ 32

3.3 Perkembangan Simpanan Masyarakat ............................................................................. 34

3.4 Suku Bunga kredit ......................................................................................................... 35

3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ................................................... 36

3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim ......................................... 38

3.7 Perkembangan Aset BPR ............................................................................................... 43

3.8 Perkembangan DPK BPR ................................................................................................ 44

3.9 Perkembangan Kredit BPR ............................................................................................. 44

3.10 Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs ................................................................ 47

3.11 Peredaran Uang Kartal di Kaltim ................................................................................... 48

3.12 Peredaran Uang Kartal di Wilker KBI.............................................................................. 48

3.13 Jumlah PTTB per Wilker KBI ......................................................................................... 49

3.14 Perkembangan Transaksi Kliring ................................................................................... 49

3.15 Perkembangan Transaksi RTGS Kaltim ........................................................................... 50

3.16 Perkembangan RTGS Per Wilker KBI .............................................................................. 50

4.1 Pendapatan APBD Kaltim Triwulan I-2012 .................................................................... 51

4.2 Belanja APBD Kaltim Triwulan I-2012 ........................................................................... 52

4.3 Realisasi PAD APBD Kaltim .......................................................................................... 53

4.4 Realisasi Pendapatan Transfer APBD Kaltim .................................................................. 54

4.5 Realisasi Belanja Operasi APBD Kaltim ........................................................................... 56

5.1 Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen ............................................................... 60

5.2 Perkembangan Nominal Jaminan Hari Tua (JHT) di Samarinda ........................................ 61

5.3 Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen ............................................................... 62

5.4 Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan .............................................................. 62

6.1 Indeks Ekspektasi Konsumen ......................................................................................... 63

6.2 Harga Komoditas Minyak & Batubara ............................................................................. 63

6.3 Harga Komoditas Gula .................................................................................................. 64

6.4 Harga Minyak Kelapa Sawit ........................................................................................... 64

6.5 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (1) ............................ 75

6.6 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas Utama Kota Samarinda (2) ............................. 75

RINGKASAN EKSEKUTIF

1

RINGKASAN EKSEKUTIF

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 tumbuh secara positif, yaitu

sebesar 6,40% (yoy), pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

mengalami pertumbuhan sebesar 5,16% (yoy).

Dari sisi permintaan, terjadi peningkatan yang didorong oleh peningkatan kinerja ekspor

neto Kaltim, peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga terutama konsumsi bahan

makanan, serta peningkatan pertumbuhan investasi di Kaltim pada awal tahun 2012. Berdasarkan

sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi masih didorong oleh pertumbuhan positif sektor

pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi oleh tingginya produksi yang didorong oleh

faktor masih baiknya permintaan dan harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar

internasional pada triwulan I-2012.

PERKEMBANGAN INFLASI

Pada periode triwulan I-2012 laju inflasi Kalimantan Timur menurun yakni sebesar

5,78% dari triwulan sebelumnya 6,34% (yoy). Namun laju Inflasi Kaltim ini masih jauh lebih tinggi

jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 3,97% (yoy). Secara bulanan

pergerakan inflasi volatile food pada triwulan I-2012 terjadi inflasi pada bulan Januari (inflasi

5,55%) dan Maret (inflasi 0,44%), sedangkan deflasi terjadi pada bulan Februari sebesar -

0,22%(mtm).

Meningkatnya laju inflasi Kalimantan Timur disebabkan karena meningkatnya

peningkatan harga komoditas ikan segar, daging segar, dan sayur-sayuran akibat berkurangnya

jumlah pasokan. Selain itu peningkatan juga terjadi pada kelompok inflasi inti yang disebabkan

oleh meningkatnya harga sub kelompok perumahan karena meningkatnya harga semen dan biaya

sewa rumah/kontrak rumah yang terjadi pada bulan Januari dan Februari 2012 terutama di kota

Samarinda dan Balikpapan.

Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan

laporan terjadi pada kota Balikpapan sebesar 6,17% (yoy), diikuti oleh kota Samarinda dan Tarakan

masing-masing sebesar 5,56% (yoy) dan 5,41% (yoy).

Dilihat dari 10 komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi, yang mempunyai

andil signifikan dalam laju inflasi pada triwulan I tahun 2012 antara lain kenaikan harga beras, ikan

segar dan sayuran dilihat dari kelompok bahan makanan, serta kenaikan harga semen dan biaya

sewa rumah dari kelompok perumahan merupakan komoditas yang sering muncul sebagai andil

inflasi terbesar di ketiga kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur.

RINGKASAN EKSEKUTIF

2

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Intermediasi perbankan cenderung membaik, hal ini tercermin dari pertumbuhan positif

yang dialami oleh sebagian besar indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi

pertumbuhan asset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan

yang mengalami peningkatan secara triwulanan masing-masing sebesar 12,07%, 7,30% dan

0,43%(qtq). Begitu pula bila dilihat pertumbuhan secara tahunan (yoy) yang menunjukkan

perkembangan kinerja yang positif pada Aset, DPK, dan Kredit bank umum di Kaltim yang

mengalami peningkatan cukup tinggi masing-masing sebesar 42,33%, 34,36%, dan 22,96%,

searah dengan pertumbuhan nasional yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar

18,34%, 17,55% dan 21,39%.

Sementara itu kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menunjukkan perkembangan kinerja

yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah Aset, DPK, Kredit BPR yang mencapai 5,40%,

5,39%, dan 7,25% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan secara tahunan pada

triwulan sebelumnya, masing-masing tumbuh sebesar 3,95%, -1,61%, dan 6,13% (yoy).

Perkembangan sistem pembayaran tunai di Kalimantan Timur pada triwulan I-2012

menunjukkan pertumbuhan positif, ditunjukkan oleh perkembangan transaksi tunai yang mencapai

Rp. 3,12 trilyun pada triwulan I-2012 atau meningkat sebesar 67,52% (yoy). Sementara itu

transaksi pembayaran melalui kliring di wilayah Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan dari sisi

nilai sebesar 13,19% dan dari sisi volume mengalami penurunan transaksi sebesar -16,88% (yoy).

Sedangkan transaksi pembayaran melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (RTGS) untuk

wilayah Kalimantan Timur juga mengalami peningkatan dari sisi nilai untuk transaksi masuk ke

Kaltim yang tumbuh sebesar 14,67% (yoy), sedangkan nilai transaksi keluar dari Kaltim mengalami

penurunan sebesar 7,42% (yoy).

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Realisasi APBD Kaltim triwulan I tahun 2012 mengalami peningkatan secara nilai dan secara

prosentase jika dibandingkan dengan realisasi APBD pada triwulan 1 tahun 2011. Total pendapatan

APBD provinsi Kaltim 2011 yang sudah terealisasi pada triwulan I secara nilai mencapai Rp. 3,29

trilyun atau mengalami kenaikan 36,21% (yoy) jika dibandingkan dengan total pendapatan pada

triwulan I tahun 2011 yang sebesar Rp. 1,73 trilyun.

Apabila dilihat rinciannya, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada triwulan I tahun

2012 tercatat sebesar Rp.1,12 trilyun atau meningkat 63,56% jika dibandingkan dengan realisasi

APBD triwulan I tahun 2011 yang sebesar Rp. 0,68 trilyun. Secara prosentase realisasi PAD pada

triwulan I-2012 mencapai 26,09% dari total anggaran.

Total realisasi belanja APBD provinsi Kalimantan Timur pada triwulan I tahun 2012

mencapai Rp. 983 milyar atau secara prosentase sebesar 9,36%. Realisasi ini mengalami

peningkatan baik secara nilai maupun secara prosentase jika dibandingkan dengan realisasi belanja

RINGKASAN EKSEKUTIF

3

pada APBD triwulan I-2011 yang mencapai Rp 624 milyar. Apabila dilihat menurut rincian jenis

belanja, belanja operasi, belanja modal, dan transfer mencapai prosentase realisasi masing-masing

sebesar 12,11%, 0,58%, dan 13,31%. Dilihat dari realisasi belanja operasi, yang mempunyai

kontribusi paling besar adalah belanja bantuan keuangan Provinsi/Kabupaten/Kota yaitu sebesar

54,11% terhadap total realisasi belanja operasi. Sedangkan pada belanja modal,share terbesar

yaitu belanja jalan, irigasi dan jaringan masih menunjukkan penurunan, yang berati kegiatan

proyek pembangunan infrastruktur di Kaltim pada awal tahun belum menunjukkan peningkatan

dibandingkan pada tahun sebelumnya.

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenaga kerjaan di Kalimantan Timur menunjukan peningkatan kinerja. Jumlah

pengangguran di Kaltim mengalami penurunan 2,67% (yoy) dari 174.807 orang menjadi 170.138

orang, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dibandingkan

dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 10,21% menjadi 9,29%. Dilihat dari

perkembangan pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) Jamsostek, perkembangan ketenagakerjaan di

Kalimantan Timur mengalami penurunan dilihat dari adanya peningkatan nominal pencairan JHT

dari Rp 15,56 milyar pada triwulan I-2011 menjadi Rp 20,10 milyar pada triwulan I-2012. Kondisi

kesejahteraan di Kalimantan Timur menunjukan peningkatan diindikasikan oleh naiknya Indeks

Ekspektasi Konsumen yang naik dari rata-rata 126,66 pada triwulan I-2011 menjadi rata-rata

131,50 di triwulan I-2012 (yoy).

PROSPEK PEREKONOMIAN

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 diperkirakan akan tetap tumbuh

positif pada berkisar antara 6,3% + 0,5 (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya.

Dari sisi permintaan pertumbuhan positif didukung oleh meningkatnya kinerja ekspor Kalimantan

Timur dan semakin mengeliatnya kegiatan investasi, sedangkan dari sisi penawaran pertumbuhan

didukung oleh peningkatan kinerja sektor pertambangan dan penggalian yang diperkirakan masih

cukup tinggi karena stabilnya permintaan dan masih baiknya harga komoditas unggulan Kaltim

yaitu minyak mentah dan batubara di pasar internasional

Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan I-2012

diperkirakan akan meningkat dan berada pada kisaran 6,1% + 0,5 (yoy). Inflasi di Kaltim pada

triwulan depan diperkirakan banyak disumbangkan dari peningkatan harga bahan makanan. Faktor

yang mendorong kenaikan harga tersebut adalah berkurangnya jumlah pasokan yang disebabkan

oleh faktor cuaca buruk yang mengganggu panen dan kelancaran distribusi barang. Sementara itu,

sumber tekanan inflasi inti diperkirakan masih berasal dari kelompok perumahan yaitu

meningkatnya harga semen (jumlah semen yang langka dibandingkan kebutuhan di Kaltim) dan

peningkatan biaya sewa rumah atau biaya tempat tinggal di Kaltim.

4

PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO RREEGGIIOONNAALL

1.1 Gambaran Umum

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 tumbuh secara positif,

yaitu sebesar 6,40% (yoy), mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan

triwulan IV-2011 yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,16% (yoy), dan lebih

tinggi jika dibandingkan PDB Nasional yang tumbuh sebesar 6,30% (Grafik 1.1).

Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan I-2012 meningkat

sebesar 1,69%, lebih lambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 1,83% (qtq).

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2008 2009 2010 2011 2012

Kaltim 6.6 6.8 4.5 1.4 0.3 -0. 3.1 5.8 6.7 6.8 3.8 2.8 2.9 3.2 4.3 5.1 6.4

Nasional 6.2 6.4 6.3 5.5 4.5 4.0 4.1 5.4 5.6 6.1 5.8 6.1 6.5 6.5 6.6 6.5 6.3

-2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

(% yoy) Kaltim Nasional

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara

tahunan pada triwulan I-2012 terutama berasal dari peningkatan kinerja ekspor neto

Kaltim, peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga terutama konsumsi bahan

makanan, serta peningkatan pertumbuhan investasi di Kaltim pada awal tahun 2012.

Sementara itu pengeluaran pemerintah di Kaltim meskipun mengalami pertumbuhan

positif namun sedikit mengalami pelambatan dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya. Berdasarkan sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi masih didorong

oleh pertumbuhan positif sektor pertambangan dan penggalian yang dipengaruhi

oleh tingginya produksi yang didorong oleh faktor masih baiknya permintaan dan

harga hasil komoditas pada sektor tersebut di pasar internasional pada triwulan I-

2012. Selain itu sektor lainnya yang turut memberikan kontribusi yang cukup

signifikan adalah sektor pertanian dan sektor perdagangan hotel restoran yang

mengalami perkembangan yang cukup baik pada awal tahun 2012.

BAB

I

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

5

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan

disumbangkan secara positif oleh semua komponen. Kontribusi pertumbuhan PDRB

tertinggi berasal dari komponen ekspor neto yaitu sebesar 2,16%, diikuti oleh

konsumsi rumah tangga sebesar 0,80%, serta investasi sebesar 0,75% (Tabel 1.1).

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur

Jenis Penggunaan

Pertumbuhan (% yoy) Kontribusi Pertumbuhan

Tw 3-11 Tw 4-11 Tw 1-12 Tw 3-11 Tw 4-11 Tw 1-12

Konsumsi Rumah Tangga 6.82 6.83 6.60 0.86 0.85 0.80

Makanan 6.07 5.82 6.10 0.37 0.34 0.35

Non Makanan 7.54 7.80 7.07 0.49 0.51 0.45

Pengeluaran KLSN 5.11 4.73 5.10 0.01 0.01 0.01

Pengeluaran Pemerintah 7.43 4.88 4.45 0.38 0.25 0.22

Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 5.76 5.50 5.96 0.75 0.72 0.75

Perubahan Stok 3.76 2.91 3.74 0.03 0.02 0.03

Ekspor 8.92 5.96 7.71 10.31 6.87 8.86

Ekspor LN 5.89 3.92 7.67 4.83 3.12 6.11

Ekspor Antar Daerah 15.79 10.48 7.80 5.32 3.74 2.75

Impor 15.88 7.32 8.79 7.51 3.43 3.99

Impor LN 19.49 5.35 8.15 4.56 1.25 1.84

Impor Antar Daerah 12.51 9.37 9.44 2.99 2.20 2.16

Ekspor Neto 3.02 4.69 6.71 2.06 3.20 4.66

PDRB 4.34 5.16 6.40 4.34 5.16 6.40

Sumber : BPS Kaltim, diolah

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Rumah Tangga di Kaltim pada triwulan I-2012 mengalami ekspansi

sebesar 6,60%(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,83% (yoy).

Meningkatnya konsumsi rumah tangga pada periode laporan ini dipengaruhi oleh

meningkatnya permintaan masyarakat karena faktor musiman liburan tahun baru

2012, serta didorong oleh peningkatan Upah Minimum Provinsi sebesar 8,5%.

Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia

Samarinda pada triwulan I tahun 2012, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara

umum masih menunjukkan optimisme masyarakat Kaltim (diatas level 100), meskipun

level keyakinan sedikit mengalami penurunan pada bulan Februari dan Maret 2012

(Grafik 1.2).

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

6

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

(Indeks)Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi

Indeks Ekspektasi Konsumen Garis 100

Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia

Indeks Keyakinan Konsumen yang menunjukkan masih tingginya optimisme

masyarakat pada triwulan laporan ini disebabkan oleh masih tingginya optimisme

terhadap kondisi ekonomi (IKE) terutama yang berasal dari meningkatnya penghasilan

dan ketersediaan lapangan pekerjaan pada periode tersebut, juga didukung dari

meningkatnya ekspektasi konsumen (IEK) terutama berasal dari ekspektasi terhadap

penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja (Grafik 1.3). Semakin banyaknya proyek

pembangunan infrastruktur serta meningkatnya kegiatan investasi di Kaltim menjadi

faktor yang menjaga ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja.

Sementara itu meskipun sedikit melambat, ekspektasi masyarakat terhadap kondisi

ekonomi saat ini juga masih berada di atas level optimis (Grafik 1.4).

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

Indeks

Penghasilan Saat Ini

Pembelian Durable Goods

Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini

Garis 100

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3

2010 2011 2012

Indeks

Ekspektasi Penghasilan

Ekspektasi Ekonomi

Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja

Garis 100

Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi

Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia

Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen

Sumber : Survey Konsumen Bank Indonesia

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

7

Peningkatan konsumsi rumah

tangga di Kaltim juga masih didorong

oleh pertumbuhan positif kredit

konsumsi (berdasarkan lokasi proyek)

pada triwulan I-2012 secara tahunan

sebesar 28,47%, atau meningkat dari

Rp. 11,97 trilyun pada triwulan I-2011

menjadi Rp. 15,38 trilyun pada

triwulan I-2012 (Grafik 1.5). Namun

pertumbuhan tahunan ini mengalami

pelambatan jika dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh 45,83% (yoy).

Perkembangan kredit konsumsi ini juga mengalami peningkatan secara triwulanan

sebesar 1,05%(qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya dimana kredit yang

tersalurkan sebesar Rp. 15,22 trilyun.

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah pada

triwulan pertama tahun 2012

mengalami pertumbuhan sebesar

4,45% (yoy), melambat jika

dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan IV-2011 yang tercatat

sebesar 4,88%. Melambatnya

pertumbuhan belanja pemerintah

daerah pada triwulan I-2012

disebabkan pelambatan konsumsi

Pemda APBD secara tahunan yang terjadi pada Januari dan Februari 2011, yang

diperkirakan berasal dari masih lambatnya belanja operasi pemerintah daerah (belanja

barang dan belanja keuangan). Selain itu belanja modal juga menunjukkan

penurunan realisasi keuangan dan fisik secara tahunan dan pertumbuhannya

menurun jika dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.6). Hal ini disebabkan oleh

realisasi belanja jalan, irigasi, dan jaringan yang masih cukup rendah dan banyak yang

belum dimulai pada awal tahun 2012. Hanya beberapa proyek besar multi years saja

yang sudah memulai kegiatannya antara lain pembangunan infrastruktur jalan

freeway Balikpapan-Samarinda, pembangunan jembatan pulau Balang dan

pembangunan beberapa bandara (Sepinggan dan Samarinda Baru).

Grafik 1.6 Belanja Modal APBD

Sumber : Prompt Indicator BPS

Grafik 1.5 Kredit Konsumsi

Sumber : LBU Bank Indonesia

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

8

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Kalimantan Timur pada

triwulan I-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 5,96%(yoy), lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan 5,50% pada triwulan IV-2011. Meningkatnya

pertumbuhan PMTDB sebagai proksi kegiatan investasi dapat dilihat dari

meningkatnya realisasi dan rencana investasi (Grafik 1.7) pada triwulan laporan.

Sementara itu beberapa faktor positif yang menjadi pendorong pertumbuhan PMTDB

pada periode berjalan ini adalah konsumsi listrik industri di Kaltim yang menunjukkan

tren peningkatan. Selain itu, pertumbuhan investasi juga didorong oleh pembiayaan

kredit investasi perbankan berdasarkan lokasi proyek di Kaltim yang mencapai Rp.

22,73 trilyun, tumbuh positif sebesar 39,70%, meskipun melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 46,30% (yoy) (Grafik 1.8).

0%

20%

40%

60%

0

4000

8000

12000

16000

20000

24000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2009 2010 2011 2012

(yoy)(Rp milyar) Investasi growth (yoy)

Grafik 1.7 Rencana Investasi

Sumber : LBU Bank Indonesia

Grafik 1.8 Kredit Investasi

Sumber : LBU Bank Indonesia

1.2.4 Ekspor dan Impor

Kinerja ekspor Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 tumbuh positif sebesar

7,71%, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekspor

di triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar 5,96% (yoy). Peningkatan pertumbuhan

disebabkan oleh meningkatnya kinerja ekspor Kaltim ke luar negeri, sedangkan

ekspor antar daerah mengalami pelambatan. Apabila dilihat berdasarkan jenis

komoditasnya, peningkatan kinerja ekspor Kaltim disebabkan meningkatnya kinerja

ekspor komoditas migas Kaltim, sedangkan komoditas non migas yang didominasi

oleh batubara mengalami pelambatan pertumbuhan. Pelambatan kinerja ekspor non

migas dapat dilihat dari perkembangan ekspor di Pelabuhan Samarinda (mayoritas

komoditas non migas), yang pada triwulan I-2011 tumbuh sebesar 17,47%(yoy)

dengan volume ekspor mencapai 14,88 juta ton. Pertumbuhan ini lebih rendah dari

pertumbuhan ekspor triwulan lalu yang sebesar 46,13% (yoy).

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

9

Apabila dilihat perkembangan ekspor non migas berdasarkan data dari Ditjen

Bea dan Cukai yang diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kaltim triwulan I-

2012 mencapai USD 4.648 juta, mengalami pertumbuhan secara tahunan sebesar

19,64% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar

USD 3.885 juta. Pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan secara

tahunan pada triwulan IV-2011 yang mengalami pertumbuhan sebesar 56,29%(yoy)

(Grafik 1.9). Begitu juga dari sisi volume, kinerja ekspor non migas tumbuh 12,98%

(yoy) melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh

37,10% (yoy) (Grafik 1.10).

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

(yoy)(Juta USD) Nilai Ekspor g Nilai Ekspor

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

0

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

(yoy)(Juta Ton) Vol Ekspor g Vol Ekspor

Grafik 1.9 Nilai Ekspor Nonmigas

Kalimantan Timur

Grafik 1.10 Volume Ekspor Nonmigas

Kalimantan Timur

Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur pada triwulan

laporan, China memiliki pangsa nilai ekspor terbesar yaitu 24,72%, diikuti oleh India

18,03%, dan Jepang 13,47% (Grafik 1.11). Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2008 2009 2010 2011 2012

ShareINDIA RRC KORSEL

TAIWAN JEPANG

Grafik 1.11 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama

Ekspor Non Migas Kaltim

Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

10

bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan Timur

dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 89,74% dengan nilai USD 4.171 juta

(Tabel 1.2). Nilai ekspor komoditas ini mengalami ekspansi sebesar 17,42%

dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, sehingga ekspansi

ekspor komoditas bahan bakar mineral memberikan kontribusi sebesar 15,63%

terhadap pertumbuhan ekspor non migas Kaltim pada triwulan laporan.

Tabel 1.2 Komoditas Utama Ekspor Non Migas Kaltim Triwulan I-2012

(HS2 Digit, dalam USD)

Komoditas Nilai (Jt

USD) Pangsa

Growth

(yoy) Kontribusi

27 - Mineral fuels, mineral oil products 4,171.32 89.74% 17.42% 15.63%

15 - Animal or vegt. fats and oils 129.25 2.78% 138.01% 3.84%

44 - Wood and articles of wood 107.43 2.31% 29.38% 0.68%

31 - Fertilizers 80.22 1.73% 3664.41% 63.24%

28 - Inorganic chemicals 66.12 1.42% -19.53% -0.28%

03 - Fish,crustaceans,moluscs,oth.invert 41.05 0.88% -1.46% -0.01%

lainnya 52.96 1.14% -23.66% -0.27%

Total 4,648.34 100.00% 19.64% 19.64%

Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

Sementara itu, pertumbuhan kegiatan impor Kalimantan Timur pada triwulan

I-2012 mengalami pertumbuhan sebesar 8,79% (yoy), meningkat jika dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang mengalami pertumbuhan secara

tahunan sebesar 7,32%. Peningkatan impor disebabkan oleh peningkatan kinerja

impor migas yang memiliki kontribusi cukup besar, juga peningkatan impor non

migas. Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim

selama triwulan I-2012 berjumlah USD 587,24 juta, atau tumbuh 46,73%(yoy),

mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 39,88%(yoy) (Grafik 1.12). Pertumbuhan positif

impor diperkirakan berasal dari peningkatan harga, karena dari sisi volume kinerja

impor non migas Kaltim mengalami pertumbuhan negatif, yaitu turun sebesar -

13,48% (yoy) (Grafik 1.13).

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

11

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

0

100

200

300

400

500

600

700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

(yoy)(Juta USD) Nilai Impor g Nilai Impor

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

(yoy)(Juta Ton) Vol Impor g Vol Impor

Grafik 1.12 Nilai Impor Nonmigas

Kalimantan Timur

Grafik 1.13 Volume Impor Nonmigas

Kalimantan Timur

Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

Komoditas impor terbesar Kalimantan Timur pada triwulan I-2012 adalah

komoditas nuclear react., boilers, dan mechanical appl. (pangsa 41,11%) dengan

impor sebesar USD 241,40 juta atau meningkat 71,13% (yoy), diikuti oleh komoditas

ships, boats and floating structures dengan nilai USD 102,11 juta (pangsa 17,39%)

yang tumbuh 153,72% (yoy) (Tabel 1.3). Sementara berdasarkan negara asal impor,

mayoritas impor di triwulan 1-2012 berasal dari Amerika Serikat sebesar USD 102,23

juta (pangsa 17,41%), diikuti oleh Jepang yaitu sebesar USD 89,88 juta (15,31%),

dan Singapura sebesar USD 85,37 juta (14,54%) (Grafik 1.14).

Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama Kaltim Triwulan I-2012

(HS2 Dijit, dalam USD)

Komoditas Nilai (Jt

USD) Pangsa

Growth

(yoy) Kontribusi

84 - Nuclear react.,boilers,mech. appli. 241.40 41.11% 71.13% 29.24%

89 - Ships,boats and floating structures 102.11 17.39% 153.72% 26.73%

87 - Vehicles other than railway 59.93 10.20% 40.10% 4.09%

40 - Rubber and articles thereof 58.79 10.01% 63.99% 6.41%

31 - Fertilizers 34.39 5.86% -26.79% -1.57%

73 - Articles of iron and steel 26.84 4.57% 8.18% 0.37%

lainnya 64 10.86% -6.88% -0.75%

Total 587.25 100.00% 46.73% 46.73%

Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

12

Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur

pada triwulan I-2012 masih mengalami net export (jumlah ekspor non migas Kaltim

lebih besar dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kaltim) sebesar USD 4.061

juta, atau mengalami peningkatan sebesar 16,53% (yoy).

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran

Kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Kaltim dari sisi penawaran di

triwulan I-2012 berasal dari sektor utama pertambangan dan penggalian (pangsa

51,03%) dengan kontribusi sebesar 6,34% dan diikuti oleh sektor perdagangan,

hotel, dan restoran dengan kontribusi 0,74% (yoy). Pertumbuhan positif pada sektor

pertambangan dan penggalian disebabkan oleh masih tingginya produksi

pertambangan migas dan batubara di Kaltim seiring dengan masih tingginya

permintaan dan perkembangan harga komoditas tersebut di pasar internasional.

Sementara itu perkembangan positif pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran

dalam perekonomian Kaltim (pangsa 7,67%) dipengaruhi oleh meningkatnya

kegiatan ekonomi, pembangunan, dan investasi di Kaltim pada awal tahun 2012

sehingga meningkatkan pertumbuhan pada sektor-sektor pendukungnya termasuk

sektor perdagangan, hotel, dan restoran.

0%

10%

20%

30%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2008 2009 2010 2011 2012

(Share)SINGAPORE C. USA C. JAPAN

C. R.R.C GERMANY

Grafik 1.14 Perkembangan Share Negara Asal Utama

Impor Nonmigas Kaltim

Sumber : Ditjen Bea Cukai, diolah

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

13

Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur

Lapangan Usaha

Pertumbuhan (% yoy) Kontribusi Pertumbuhan

Tw 3-11 Tw 4-11 Tw1-12 Tw 3-11 Tw 4-11 Tw 1-12

Pertanian 3.06 2.48 3.02 0.17 0.13 0.18

Pertambangan dan Penggalian 7.92 8.80 12.43 4.03 4.47 6.34

Industri Pengolahan -6.25 -5.61 -6.08 -1.45 -1.28 -1.40

Listrik, Gas, dan Air Bersih 11.22 12.68 12.68 0.03 0.03 0.03

Bangunan 10.25 11.49 11.08 0.27 0.31 0.29

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 10.38 9.72 9.62 0.81 0.77 0.74

Pengangkutan dan Komunikasi 9.79 11.78 10.94 0.35 0.43 0.38

Keuangan, Persewaan, Jasa Perush. 13.14 13.42 11.18 0.31 0.33 0.26

Jasa-jasa 9.37 11.27 11.24 0.36 0.45 0.42

PDRB 4.34 5.16 6.40 4.34 5.16 6.40

PDRB TANPA MIGAS 12.72 13.79 16.06 7.90 8.93 10.37

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Sebagai sektor terbesar kedua pembentuk PDRB Kaltim, sektor industri

pengolahan (pangsa 23,00%) mengalami penurunan pertumbuhan pada triwulan I-

2012 yaitu tumbuh sebesar -6,08% (yoy), sehingga memberikan kontribusi negatif

terhadap pertumbuhan ekonomi secara total dari sisi penawaran sebesar -1,40%. Hal

utama penyebab penurunan kinerja pada sektor industri pengolahan (yang didominasi

industri pengolahan migas) ini dipengaruhi oleh semakin terbatasnya sumber pasokan

gas (feed gas), sehingga produksi LNG PT Badak Bontang yang terus mengalami

penurunan di tahun 2012.

1.3.1 Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan pada triwulan I-

2012 mengalami ekspansi sebesar 3,02%(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya

tumbuh sebesar 2,48%. Perkembangan positif sektor ini didorong oleh pertumbuhan

kinerja subsektor tanaman bahan makanan terjadi pada peningkatan produksi padi

sawah dan padi ladang di Kaltim (Grafik 1.15). Dari subsektor perkebunan, produksi

Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit sebagai komoditas yang paling dominan di

Kaltim masih menunjukkan pertumbuhan positif secara tahunan. Namun demikian

pertumbuhan produksi TBS ini sedikit melambat dibandingkan periode sebelumnya,

yang terlihat dari melambatnya indeks produksi sawit (Grafik 1.16).

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

14

Grafik 1.15 Indeks Produksi Padi

Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.16 Indeks Produksi Sawit

Sumber : Prompt Indicator BPS

Sementara itu, perkembangan

positif terjadi pada peningkatan

produksi peternakan sapi,

kambing, dan babi dari subsektor

peternakan, dan dari subsektor

perikanan mengalami

perkembangan positif terutama

dipicu oleh produksi ikan perairan

umum, tambak, dan budidaya,

sedangkan kinerja hasil perikanan laut masih tumbuh negatif di triwulan I-

2012. Pertumbuhan positif kinerja sektor pertanian juga didukung oleh kinerja positif

penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek yang disalurkan pada sektor pertanian

Kaltim di triwulan I-2012 yang mencapai Rp. 8,33 trilyun atau meningkat 29,64%

(yoy) (Grafik 1.17).

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan I-2012 mengalami

peningkatan pertumbuhan, yaitu mencapai 12,43%(yoy) atau lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar

8,80%(yoy). Faktor pendukung yang menyebabkan meningkatnya kinerja sektor

pertambangan dan penggalian pada triwulan laporan adalah curah hujan menengah

di sebagian besar wilayah pertambangan Kaltim yang berada pada tingkat

menengah pada level menengah (101-200mm) selama bulan Januari-Maret 2012,

sehingga operasional pertambangan dapat meningkat. Selain itu masih tingginya

permintaan dan harga komoditas tambang andalan Kaltim (minyak mentah dan

batubara) yang masih tinggi di pasar internasional menjadi faktor pendorong lain

Grafik 1.17 Kredit Sektor Pertanian

Sumber : LBU Bank Indonesia

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

15

peningkatan produksi pertambangan Kaltim. Perkembangan positif kinerja sektor

pertambangan dan penggalian dapat terlihat dari indeks produksi batubara

perusahaan di Kaltim yang tumbuh secara tahunan meningkat dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar (Grafik 1.18). Hampir seluruh

PKP2B dan beberapa KP di Kaltim diperkirakan merencanakan peningkatan target

produksi pada tahun 2012.

Sementara itu perkembangan sektor pertambangan dan penggalian yang

meningkat pada triwulan laporan didorong juga oleh kinerja kredit lokasi proyek

sektor pertambangan dan penggalian yang secara tahunan tumbuh 22,83%(yoy),

meskipun melambat jika dibandingkan dengan peningkatan kredit pertambangan

secara tahunan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 38,05%(yoy) (Grafik 1.19).

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan

Sektor Industri Pengolahan masih mengalami kontraksi pertumbuhan pada

triwulan I-2012 sebesar -6,08%(yoy), sebagaimana terjadi pada triwulan IV-2011

yang tumbuh sebesar -5,61%(yoy). Faktor positif yang menjaga kinerja industri

pengolahan adalah recovery industri pengolahan minyak Pertamina Balikpapan.

Setelah terjadi penurunan produksi pada triwulan II yang mencapai -4,03%(yoy)

diakibatkan oleh kegiatan turn arround (maintenance) besar berkala tiga tahunan,

produksi kilang minyak Pertamina Balikpapan berangsur-angsur normal dan

mengalami kenaikan pada triwulan III sebesar 7,44%(yoy), tumbuh 17,91%(yoy) pada

triwulan IV, dan kembali tumbuh positif 3,46%(yoy) di triwulan 1-2012 (Grafik 1.20).

Namun sumber utama penurunan industri pengolahan disebabkan oleh masih

menurunnya produksi LNG karena semakin terbatasnya pasokan gas PT Badak NGL.

Setelah pada tahun 2011 target pengapalan LNG turun 4,8% (dari 303,7 cargo di

Grafik 1.18 Indeks Produksi Batubara

Sumber : Prompt Indicator BPS

Grafik 1.19 Kredit Pertambangan

Sumber : LBU Bank Indonesia

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

16

20120 menjadi 288 cargo di 2011), pada tahun 2012 target produksi diperkirakan

akan kembali turun sekitar 5% (Grafik 1.21).

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 1 2 3 4 1

2010 2011 2012

(%yoy)(Jt Barrel)Produksi Growth

Grafik 1.20 Produksi Kilang Minyak

Sumber : Pertamina UPV Balikpapan

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

19

98

19

99

20

00

20

01

20

02

20

03

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

(Cargo) Pengapalan LPG Pengapalan LNG

Grafik 1.21 Produksi LNG

Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.22 Kredit Sektor Industri

Sumber : Prompt Indicator BPS

Selain itu faktor yang kurang mendukung kinerja industri pengolahan juga

ditunjukkan oleh menurunnya kredit lokasi proyek sektor perindustrian yang

mencapai Rp. 2,30 trilyun tumbuh -1,40% atau tumbuh negatif setelah mengalami

pertumbuhan 7,29% (yoy) pada triwulan sebelumnya (Grafik 1.22).

1.3.4 Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

Sektor listrik, gas, dan air bersih

pada periode triwulan laporan

mengalami pertumbuhan sebesar

11,68%(yoy), tumbuh sama jika

dibandingkan dengan pertumbuhan

sektor ini pada triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 11,68%.

-100%

0%

100%

200%

300%

0

200

400

600

800

1000

1200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2009 2010 2011 2012

(yoy)(Rp milyar) Listrik, Gas, Air growth (yoy)

Grafik 1.23 Kredit Sektor Listrik dan Air

Sumber : LBU Bank Indonesia

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

17

Meningkatnya proyek pembangunan pembangkit listrik di Kaltim menjadi faktor

utama meningkatkan kinerja sektor listrik, gas, dan air pada triwulan I-2012. Selain itu

faktor yang mendorong pertumbuhan positif kinerja sektor ini adalah penyaluran

kredit berdasarkan lokasi proyek yang pada triwulan I-2012 mencapai Rp. 1,04

trilyun, meningkat 84,54% (yoy) dibandingkan jumlah nominal pada triwulan I tahun

2011 yang sebesar Rp. 566 milyar. Secara triwulanan kredit sektor listrik, gas, dan air

bersih juga tumbuh 1,14% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya yang

sebesar Rp. 1,03 milyar (Grafik 1.23).

1.3.5 Sektor Bangunan

Sektor bangunan pada triwulan I-

2012 mengalami pertumbuhan sebesar

11,08%(yoy), tumbuh relatif moderat

dibandingkan pertumbuhan pada

triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar

11,49%. Masih tingginya pertumbuhan

sektor bangunan di Kaltim disebabkan

oleh semakin meningkatnya

pembangunan infrastruktur jalan,

jembatan, serta bangunan lainnya yang

dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta. Pertumbuhan positif sektor

bangunan ini searah dengan peningkatan kredit sektor tersebut, dimana kinerja kredit

konstruksi berdasarkan lokasi proyek yang disalurkan ke Kaltim pada triwulan I-2012

mencapai Rp 2,85 trilyun atau tumbuh 20,60% (yoy), meningkat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 17,52%(yoy).

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan I-2012 mengalami

pertumbuhan yang positif mencapai 9,62% (yoy), tumbuh relatif moderat jika

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar 9,72%.

Faktor pendorong pertumbuhan positif sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada

triwulan ini adalah meningkatnya permintaan masyarakat terutama permintaan

terhadap hotel dan restoran akibat peningkatan kegiatan ekonomi dan investasi di

Kaltim (Grafik 1.25).

Faktor yang menahan pertumbuhan salah satunya adalah pelambatan

pertumbuhan kredit lokasi proyek yang disalurkan untuk sektor perdagangan, hotel,

Grafik 1.24 Kredit Konstruksi

Sumber : Prompt Indicator BPS

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

18

restoran di Kaltim pada triwulan I-2012 mencapai Rp. 8,97 trilyun, mengalami

pertumbuhan sebesar 13,44%(yoy), melambat dari pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 20,55% (yoy) (Grafik 1.26).

Grafik 1.25 Indeks Sektor PHR

Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.26 Kredit Perdagangan

Sumber : LBU Bank Indonesia

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan I-2012 mengalami

pertumbuhan sebesar 10,94%(yoy), melambat jika dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang sebesar 10,94%. Faktor penyebab

pelambatan pertumbuhan sektor ini adalah berkurangnya aktivitas perjalanan

masyarakat dari dan keluar Kaltim pada awal tahun 2012.

Melambatnya pertumbuhan

sektor pengangkutan dan

komunikasi terutama terlihat dari

perkembangan Indeks jumlah

penumpang angkutan udara di

Kaltim yang menunjukkan

pelambatan di triwulan I-2012

(Grafik 1.27). Begitu pula

peningkatan arus penumpang dan

arus barang angkutan laut yang juga

pertumbuhannya lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Grafik 1.27 Penumpang Angkutan Udara

Sumber : Prompt Indicator BPS

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

19

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan

dan jasa perusahaan pada triwulan

I-2012 ini mengalami pertumbuhan

sebesar 11,18% (yoy), lebih rendah

jika dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan IV-2011

sebesar 13,42%. Faktor positif yang

masih mendukung sektor keuangan

dan jasa perusahaan pada triwulan

I-2012 ini ditunjukkan oleh

penyaluran kredit perbankan berlokasi di Kaltim dimana penyaluran kredit mencapai

Rp. 42,84 trilyun, atau tumbuh sebesar 2,98% (qtq) dari triwulan sebelumnya yang

mencapai Rp. 41,60 trilyun. Apabila dilihat pertumbuhan secara tahunan,

perkembangan kredit meningkat 26,49% (yoy), sedikit melambat dibandingkan

pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 27,88%(yoy)

(Grafik 1.28).

1.3.9 Sektor Jasa-jasa

Sektor ini pada periode laporan mengalami pertumbuhan yang positif sebesar

11,24%, relatif moderat dibandingkan pertumbuhan tahunan pada triwulan IV-2011

sebesar 11,27% (yoy). Pertumbuhan positif kinerja pada sektor jasa ini dipengaruhi

oleh meningkatnya beberapa proyek pembangunan infrastruktur di Kaltim dan

semakin meningkatnya kegiatan investasi di Kaltim.

Grafik 1.28 Perkembangan Kredit Kaltim

Sumber : LBU Bank Indonesia

Pengembangan Potensi Perikanan Kalimantan Timur

20

BOKS 1. PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN KALIMANTAN TIMUR

Kalimantan Timur sebagai provinsi yang terdiri dari 14 kabupaten/kota tidak hanya

memiliki lahan darat yang luas dan potensial, tapi juga mempunyai potensi perikanan dan

kelautan yang sangat prospektif. Potensi tersebut diantaranya terdiri dari :

1. Wilayah Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia sepanjang laut Sulawesi seluas 2,75 juta Ha.

2. Wilayah penangkapan di pantai seluas 12,00 juta Ha.

3. Hutan mangrove yang dapat dikonversi untuk budidaya air payau seluas 91,38 ribu Ha.

4. Perairan umum seluas 2,77 juta Ha.

Dari sisi permintaan, apabila dilihat tingkat konsumsi ikan masyarakat Kaltim ternyata juga

sudah jauh berada diatas rata-rata konsumsi ikan nasional. Jika standar nasional konsumsi ikan

sekitar 32,97 kilogram (kg) perkapita pertahun, maka realitas konsumsi ikan masyarakat Kaltim

pada tahun 2011 telah mencapai 58,47 kg perkapita pertahun (meningkat tinggi dari 49,27

Kg perkapita pertahun di 2010). Peningkatan permintaan komoditas perikanan yang cukup

tinggi juga ditunjukkan oleh sering munculnya komoditas perikanan sebagai 10 besar andil

inflasi selama tiga tahun terakhir, diantaranya komoditas ikan layang, kembung, trakulu,

gabus, bandeng, sampai komoditas udang basah. Selain permintaan produksi ikan untuk

kebutuhan konsumsi masyarakat Kaltim, permintaan komoditas perikanan untuk ekspor baik

ke daerah lain maupun ke luar negeri juga cukup tinggi. Hal ini dikonfirmasi oleh hasil liaison

Bank Indonesia Provinsi Kaltim pada April 2012 ke salah satu unit usaha produksi budidaya

dan pengepul udang, bandeng, dan kepiting di kota Tarakan yang menyatakan tidak dapat

memenuhi peningkatan permintaan dari beberapa perusahaan coldstorage di Tarakan dan

Surabaya yang terus menunjukkan tren peningkatan mulai tahun 2005. Pengusaha budidaya

hanya dapat meningkatkan kapasitas produksi rata-rata 10% per tahun untuk mengimbangi

peningkatan permintaan. Berdasarkan beberapa latar belakang potensi perairan dan tingginya

permintaan komoditas perikanan Kaltim tersebut maka potensi subsektor perikanan di Kaltim

layak untuk dikembangkan menjadi subsektor unggulan.

Secara umum potensi perikanan Kalimantan Timur terdiri dari beberapa jenis :

1. Potensi perikanan demersal1

, terdapat jenis ikan kakap, kerapu, bawal, lidah,

baronang, cucut, hiu, pari, kuro, kakap merah, udang barong, udang windu, udang

dogol.

2. Potensi perikanan pelagis2

, terdapat jenis ikan kembung, layang, selar, tenggiri, kuwe,

tembang, cumi-cumi, dan sotong.

3. Potensi perikanan lainnya terdapat jenis teripang, ubur-ubur, rajungan.

1 Perikanan demersal adalah perikanan yang habitatnya berada di bagian dasar perairan, dapat dikatakan juga bahwa ikan

demersal adalah ikan yang tertangkap dengan alat tangkap ikan dasar seperti trawl dasar (bottom trawl), jaring insang dasar (bottom gillnet), rawai dasar (bottom long line), bubu dan lain sebagainya. 2 Perikanan pelagis adalah salah satu sumberdaya perikanan yang umumnya hidup pada lapisan permukaan dan terdiri dari banyak

spesies yang ukuran badannya relatif tetap kecil meskipun telah dewasa.

Pengembangan Potensi Perikanan Kalimantan Timur

21

Dari beberapa jenis komoditi tersebut yang cukup prospektif memiliki nilai jual tinggi dan

menonjol untuk dikembangkan adalah budidaya udang air payau dan budidaya laut ikan

kerapu, sedangkan untuk perairan ZEEI memiliki potensi ikan tuna dan perikanan demersal

lainnya. Adapun jika dilihat wilayah kabupaten/kota di Kaltim yang cukup tinggi memproduksi

perikanan laut adalah Kutai Kartanegara, Berau, Paser, dan Samarinda, sedangkan produksi

perikanan darat terbesar berasal dari Kutai Kartanegara, Nunukan, dan Paser (Grafik B1.1 dan

Grafik B1.2). Sementara itu jika dilihat peningkatan produksi perikanan total Kaltim terus

mengalami tren peningkatan dimana pada tahun 2010 mencapai 306,62 ribu ton atau

meningkat 29,17% dari tahun sebelumnya (Grafik B1.3), sementara produksi tahun 2011

diperkirakan lebih dari 400 ribu ton atau meningkat 32,08% (yoy).

Grafik B1.1 Produksi Perikanan Laut

Sumber : Kaltim Dalam Angka 2011

Grafik B1.2 Produksi Perikanan Darat

Sumber : Kaltim Dalam Angka 2011

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

0

100

200

300

400

2006 2007 2008 2009 2010

yoyribu ton Produksi growth

Grafik B1.3 Produksi Perikanan Kaltim 2006-2010

Sumber : Kaltim Dalam Angka 2011

Untuk meningkatkan produksi peternakan, salah satu program yang dicanangkan

pemerintah provinsi adalah program 500 ribu keramba, dengan realisasi hingga 2011

berjumlah 150.823 keramba, sehingga terjadi peningkatan dari realisasi tahun 2009 sebanyak

18.133 keramba dan 2010 sebanyak 45.438 keramba. Kabupaten Kutai Kartanegara

merupakan daerah terbanyak realisasi kerambanya yaitu 85.356 keramba, kemudian

kabupaten Berau 15.246 keramba, Kutai Barat 12.852 keramba, dan Paser 10.500 keramba.

Program lainnya adalah pemberian bantuan dana Pengembangan Usaha Mina Perdesaan

Perikanan Budidaya (PUMP-PB) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)kepada

Pengembangan Potensi Perikanan Kalimantan Timur

22

kelompok pembudidaya ikan di Kaltim. Penerima bantuan tahun ini meningkat, dari tahun

sebelumnya hanya 29 kelompok kini menjadi 73 kelompok yang berasal dari 11

kabupaten/kota se-Kaltim.

Selain peningkatan produksi budidaya perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan akan

terus mendorong pengembangan sektor industri perikanan dengan pengiriman hasil produksi

ikan. Kaltim sengaja tidak melakukan ekspor ikan utuh dengan pertimbangan faktor

keuntungan dengan nilai tambah yang ada, maka dapat memperoleh keuntungan berlipat.

Pengembangan industri perikanan, selain meningkatkan nilai tambah juga akan meningkatkan

serapan tenaga kerja dalam proses produksi yang kemudian juga akan berdampak terhadap

pengurangan pengangguran dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kaltim.

23

EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII KKAALLIIMMAANNTTAANN TTIIMMUURR

2.1 Gambaran Umum

Laju perkembangan perubahan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan

Timur pada triwulan I-2012 menunjukkan penurunan. Inflasi Kalimantan Timur

triwulan I-2012 yang dihitung dari perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat

sebesar 5,78% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV-2011 sebesar

6,34% (yoy). Namun laju Inflasi Kaltim ini masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan

dengan laju inflasi tahunan nasional yang sebesar 3,97% (yoy).

Berdasarkan kelompok

komoditas, laju inflasi tertinggi

terjadi pada kelompok pendidikan

rekreasi dan olahraga yaitu sebesar

16,48% (yoy); diikuti oleh kelompok

sandang sebesar 9,41%, dan

kelompok bahan makanan sebesar

6,49%. Sementara kelompok

transportasi, komunikasi dan jasa

keuangan merupakan kelompok

komoditas yang mengalami tingkat

inflasi terendah, yaitu sebesar 1,85% (Tabel 2.1).

Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan I-2012

KELOMPOK

III-2011 IV-2011 I-2012

qtq yoy qtq yoy qtq yoy

U M U M 2.00 6.58 0.25 6.34 2.13 5.78

BAHAN MAKANAN 0.05 3.71 -0.80 4.27 5.62 6.49

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TBK 1.20 7.01 0.90 6.54 1.06 4.29

PERUMAHAN 1.38 7.60 0.81 7.11 1.39 5.07

SANDANG 6.15 12.85 -0.01 10.48 0.65 9.41

KESEHATAN 0.74 4.62 0.74 4.08 0.86 3.58

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 13.56 17.93 0.47 16.67 1.02 16.48

TRANSPORT & KOMUNIKASI 1.34 3.40 -0.10 3.10 -0.11 1.85

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Grafik 2.1 Laju Inflasi Kaltim & Nasional (yoy)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

0

2

4

6

8

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3

2010 2011 2012

(% yoy)Kaltim Nasional

BAB

II

Evaluasi Perkembangan Inflasi

24

Identifikasi awal terhadap peningkatan laju inflasi tahunan Kaltim menunjukkan

bahwa kelompok volatile food pada akhir triwulan I-2012 mengalami inflasi sebesar

6,55%(yoy), meningkat jika dibandingkan inflasi volatile food di triwulan IV-2011

yang sebesar 4,10%(yoy) (Grafik 2.2). Secara bulanan pergerakan inflasi volatile food

pada triwulan I-2012 terjadi inflasi pada bulan Januari (inflasi 5,55%) dan Maret

(inflasi 0,44%), sedangkan deflasi terjadi pada bulan Februari sebesar -0,22%(mtm)

(Grafik 2.3). Inflasi volatile food pada triwulan I-2012 disebabkan oleh peningkatan

harga komoditas ikan segar (layang, tongkol, bandeng), daging segar (daging ayam),

dan sayur-sayuran (kacang panjang, tomat sayur, cabe rawit) akibat berkurangnya

jumlah pasokan.

Selain itu peningkatan juga terjadi pada kelompok inflasi inti yang disebabkan

oleh meningkatnya harga sub kelompok perumahan karena peningkatan harga

semen dan biaya sewa rumah/kontrak rumah yang terjadi pada bulan Januari dan

Februari 2012 terutama di kota Samarinda dan Balikpapan.

Grafik 2.2 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Grafik 2.3 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

(% yoy) CPI core volatile food administered

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

(% mtm) Core Volatile Foods Administered

PERKEMBANGAN INFLASI

25

Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada

triwulan laporan terjadi di Balikpapan yakni sebesar 6,17% (yoy), diikuti oleh kota

Samarinda dan Tarakan masing-masing sebesar 5,56% (yoy) dan 5,41% (yoy). Secara

umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan

I-2012 dari sisi permintaan dan penawaran, antara lain :

Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat terjadi pada bulan

Januari yang didorong oleh peningkatan upah minimum provinsi/kabupaten/kota

sehingga meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat.

Dari sisi penawaran, masih adanya keterbatasan pasokan beberapa komoditas

bahan makanan seperti beberapa jenis ikan segar, daging ayam, dan sayur-sayuran

akibat gelombang tinggi sehingga mengganggu produksi nelayan ikan dan

mengganggu kelancaran distribusi barang dari sentra produksi di Jawa dan

Sulawesi.

2.2 Inflasi Triwulanan (qtq)

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq)

Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota

Samarinda pada triwulan I-2012 mencapai 2,13% (qtq), lebih tinggi dibandingkan

dengan laju inflasi pada triwulan IV-2011 yang sebesar -0,21% (qtq). Kelompok

komoditas bahan makanan mengalami inflasi yang cukup tinggi yaitu sebesar 5,92%

(qtq). Beberapa komoditas yang harganya mengalami peningkatan pada kelompok ini

di kota Samarinda antara lain peningkatan harga ikan segar (layang, tongkol,

kembung, dan gabus), harga daging ayam ras, harga beras, serta peningkatan harga

sayur-sayuran seperti kacang panjang, tomat sayur, dan cabe rawit (Tabel 2.2 dan

Tabel 2.3).

Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda

KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12

U M U M 2.77 1.19 2.36 -0.21 2.13

BAHAN MAKANAN 2.25 2.59 2.57 -1.90 5.92

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK. 3.76 0.43 0.96 0.79 0.79

PERUMAHAN 5.45 0.27 1.30 0.68 1.53

SANDANG 0.90 2.27 8.45 0.45 0.26

KESEHATAN 0.56 1.16 0.52 0.60 0.86

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 0.03 2.02 6.87 0.90 0.16

TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.83 0.33 0.96 -0.85 0.21

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Evaluasi Perkembangan Inflasi

26

Laju inflasi terbesar kedua terjadi pada kelompok komoditas perumahan yaitu sebesar

1,53% (qtq) yang disebabkan karena peningkatan harga semen, serta peningkatan biaya

sewa dan kontrak rumah, diikuti laju inflasi kelompok kesehatan (0,86%) dan kelompok

makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,79%).

Tabel 2.3 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda

JANUARI FEBRUARI MARET

KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL

DAGING AYAM RAS 0.36 UDANG BASAH 0.10 LAYANG 0.33

LAYANG 0.17 EMAS PERHIASAN 0.09 SEWA RUMAH 0.11

KACANG PANJANG 0.09 JAGUNG MANIS 0.08 CABE RAWIT 0.06

TONGKOL 0.08 BERAS 0.07 KEMBUNG/GEMBUNG 0.05

BERAS 0.07 ROTI MANIS 0.06 UDANG BASAH 0.04

GABUS 0.07 SEWA RUMAH 0.05 BERAS 0.03

TOMAT SAYUR 0.06 TONGKOL 0.04 LEMARI PAKAIAN 0.02

NANGKA MUDA 0.06 SEMEN 0.04 CABE MERAH 0.02

KONTRAK RUMAH 0.06 BANDENG 0.04 SEMEN 0.01

KEMBUNG/GEMBUNG 0.05 TELUR AYAM RAS 0.04 TELUR AYAM RAS 0.01

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq)

Perkembangan barang dan jasa secara triwulanan di kota Balikpapan pada triwulan

I-2012 tercatat sebesar 2,11% (qtq), berbeda arah jika dibandingkan dengan triwulan IV-

2011 yang mengalami deflasi sebesar -0,18% (qtq). Kelompok komoditas yang

mengalami inflasi adalah bahan makanan yang mengalami inflasi 5,86% karena

peningkatan harga ikan segar (layang, tongkol, bawal), daging ayam ras, dan beberapa

komoditas sayur-sayuran seperti tomat sayur, kacang panjang, bayam, dan cabe rawit

(Tabel 2.4 dan Tabel 2.5).

Tabel 2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan

KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12

U M U M 2.38 2.15 1.98 -0.18 2.11

BAHAN MAKANAN 4.05 3.19 -2.08 -2.22 5.86

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK. 3.02 1.57 1.55 0.94 1.30

PERUMAHAN 1.48 3.01 1.35 0.71 0.78

SANDANG 3.30 2.27 2.95 -0.48 1.52

KESEHATAN 1.53 1.50 0.48 0.63 0.78

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 0.94 0.61 18.62 0.05 1.18

TRANSPORT & KOMUNIKASI 0.89 0.38 2.07 0.11 0.20

Sumber : BPS Kaltim, diolah

PERKEMBANGAN INFLASI

27

Inflasi juga terjadi pada kelompok sandang karena adanya peningkatan harga emas

perhiasan pada bulan Februari 2012. Selain itu peningkatan laju inflasi juga terjadi pada

kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 1,30%

(qtq) karena peningkatan harga mie, nasi, dan teh manis, serta kenaikan harga kelompok

perumahan (0,78%) dan kelompok kesehatan (0,78%).

Tabel 2.5 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan

JANUARI FEBRUARI MARET

KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL

DAGING AYAM RAS 0.58 BERAS 0.24 CABE RAWIT 0.16

KACANG PANJANG 0.38 LAYANG 0.11 LAYANG 0.07

TOMAT SAYUR 0.27 REKREASI 0.09 BAWAL 0.05

TONGKOL 0.13 EMAS PERHIASAN 0.04 BERAS 0.04

SEMEN 0.10 SEMEN 0.04 KAKAP MERAH 0.04

KEMBUNG/GEMBUNG 0.09 BAYAM 0.02 NASI 0.03

SELAR 0.05 BANDENG 0.02 T E H MANIS 0.03

BANDENG 0.04 KONTRAK RUMAH 0.02 TRAKULU 0.03

NASI 0.04 MIE 0.02 UDANG BASAH 0.02

TOMAT BUAH 0.03 KENTANG 0.02 TONGKOL 0.02

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq)

Perkembangan harga barang jasa secara triwulanan di kota Tarakan pada triwulan

I-2012 mengalami inflasi sebesar 2,17% (qtq), lebih rendah jika dibandingkan dengan

triwulan IV-2011 yang mengalami inflasi sebesar 3,03% (qtq) (Tabel 2.6 dan Tabel 2.7) .

Tabel 2.6 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan

KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12

U M U M 3.16 -0.77 0.91 3.03 2.17

BAHAN MAKANAN 5.52 -5.74 -2.54 7.18 4.03

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK. 2.07 1.88 1.11 1.13 1.39

PERUMAHAN 1.28 1.06 1.71 1.57 2.60

SANDANG -0.04 3.46 6.03 -0.63 -0.14

KESEHATAN 3.73 0.47 2.13 1.53 1.07

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 6.42 -0.19 14.10 1.07 3.07

TRANSPORT & KOMUNIKASI 2.74 3.02 0.53 1.78 -2.07

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yang

mengalami inflasi sebesar 4,03% (qtq) akibat peningkatan harga beras, sayur-sayuran

Evaluasi Perkembangan Inflasi

28

(kacang panjang, bayam, cabe rawit), ikan segar (layang, bandeng), dan telur ayam ras.

Inflasi yang cukup tinggi lainnya terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan

olahraga sebesar 3,07% (qtq) akibat kenaikan biaya jaringan saluran yang cukup tinggi

pada bulan Februari.

Tabel 2.7 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan

JANUARI FEBRUARI MARET

KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL KOMODITI ANDIL

KACANG PANJANG 0.40 BAYAM 0.12 CABE RAWIT 0.24

DAGING AYAM RAS 0.21 BIAYA JARINGAN SAL.TV 0.11 LAYANG 0.22

SEWA RUMAH 0.16 SAWI HIJAU 0.11 SENG 0.08

SEMEN 0.15 BERAS 0.09 NASI 0.06

BAYAM 0.15 KACANG PANJANG 0.08 BERAS 0.06

LAYANG 0.15 ROKOK KRETEK 0.07 BAWAL 0.05

TOMAT SAYUR 0.10 BANDENG 0.06 KAKAP PUTIH 0.03

PAPAN 0.07 TELUR AYAM RAS 0.05 MIE KERING INSTANT 0.03

KANGKUNG 0.06 ROKOK KRETEK FILTER 0.04 CABE MERAH 0.03

TELUR AYAM RAS 0.05 TAHU MENTAH 0.03 TAHU MENTAH 0.03

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.3 Inflasi Tahunan (yoy)

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda

Laju inflasi kota Samarinda secara tahunan pada triwulan I-2012 tercatat

sebesar 5,56% (yoy), atau lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi pada

triwulan sebelumnya yang sebesar 6,23% (yoy). Kelompok komoditas dengan laju

inflasi terbesar adalah kelompok komoditas sandang 11,70%(yoy), diikuti

kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 10,19% (yoy), diikuti

oleh kelompok komoditas bahan makanan 9,33% (yoy) (Tabel 2.8).

Tabel 2.8 Inflasi Tahunan Kota Samarinda Menurut Kelompok Barang & Jasa

KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12

U M U M 7.73 8.21 7.26 6.23 5.56

BAHAN MAKANAN 11.02 12.21 6.89 5.55 9.33

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK. 6.33 7.58 7.67 6.04 3.01

PERUMAHAN 9.86 9.31 8.23 7.83 3.82

SANDANG 10.14 9.33 15.22 12.40 11.70

KESEHATAN 5.00 5.04 3.21 2.86 3.18

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 3.19 5.22 9.32 10.05 10.19

TRANSPORT & KOMUNIKASI 1.82 2.09 2.17 1.27 0.65

Sumber : BPS Kaltim, diolah

PERKEMBANGAN INFLASI

29

Kenaikan kelompok Sandang berasal dari kenaikan harga emas perhiasan

yang dipengaruhi oleh kenaikan harga emas di pasar internasional, meskipun

pergerakan harga emas internasional mulai mengalami penurunan yang telah

dimulai pada akhir tahun 2011. Kenaikan inflasi pada kelompok pendidikan,

rekreasi, olahraga disebabkan oleh kenaikan tarif pendidikan terutama

akademi/perguruan tinggi. Sementara itu, inflasi tahunan terendah terjadi pada

kelompok transportasi dan komunikasi dengan inflasi sebesar 0,65% (yoy).

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan

Laju inflasi tahunan di kota Balikpapan pada triwulan I-2012 mencapai 6,17%

(yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi pada triwulan IV-2011 yang

sebesar 6,45% (yoy). Laju inflasi tertinggi di kota Balikpapan terjadi pada

kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 20,80%

(yoy) sedikit lebih tinggi jika dibandingkan inflasi tahunan triwulan sebelumnya

20,51% (yoy), yang dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan pada awal

tahun ajaran baru 2011 terutama untuk pendidikan SLTA dan akademi/perguruan

tinggi

Tabel 2.9 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa

KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12

U M U M 7.21 8.68 6.42 6.45 6.17

BAHAN MAKANAN 12.03 13.34 3.02 2.81 4.60

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK. 5.39 6.56 6.86 7.26 5.47

PERUMAHAN 3.82 6.41 6.14 6.70 5.96

SANDANG 7.74 9.48 9.97 8.24 6.38

KESEHATAN 2.97 4.36 4.42 4.21 3.44

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 18.99 19.61 20.66 20.51 20.80

TRANSPORT & KOMUNIKASI 2.59 2.98 3.97 3.49 2.78

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan

Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan I-2012 mencapai 5,41% (yoy),

lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada triwulan IV-2011

yang sebesar 6,43% (yoy). Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok

pendidikan, rekreasi, dan olahraga merupakan kelompok komoditas dengan laju

inflasi tertinggi yaitu sebesar 18,62% (yoy); diikuti oleh kelompok komoditas sandang

8,86% (yoy). Faktor pendorong meningkatnya inflasi di kelompok pendidikan Kota

Tarakan secara tahunan masih dipengaruhi oleh adanya SK penyesuaian tarif

Evaluasi Perkembangan Inflasi

30

pendidikan untuk akademi keperawatan di kota Tarakan. Sementara inflasi terendah

terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan yaitu sebesar 2,43% (yoy),

dipengaruhi bertambahnya pasokan ke kota Tarakan yang salah satunya disebabkan

dibukanya jalur pelayaran Tarakan-Toli-Toli (sentra produksi pertanian).

Tabel 2.10 Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa

KELOMPOK I-11 II-11 III-11 IV-11 I-12

U M U M 8.20 9.31 4.82 6.43 5.41

BAHAN MAKANAN 7.16 8.79 -4.65 3.90 2.43

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, TEMBK. 7.87 8.89 5.18 6.34 5.63

PERUMAHAN 9.98 10.18 9.67 5.74 7.11

SANDANG 3.66 5.87 11.54 8.96 8.86

KESEHATAN 13.19 10.34 10.25 8.07 5.29

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAH RAGA 21.36 21.01 38.36 22.49 18.62

TRANSPORT & KOMUNIKASI 3.68 6.73 5.94 8.30 3.23

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Apabila dilihat inflasi tahun kalender (Tabel 2.11) sampai dengan triwulan I-2012

inflasi kumulatif Kaltim sampai dengan Maret 2012 mencapai 2,13% (ytd), lebih

rendah dari inflasi kumulatif di Maret 2011 yang sebesar 2,68% (ytd). Dibandingkan

dengan inflasi kumulatif nasional sampai dengan triwulan I tahun 2012 yang tercatat

0,88 (ytd), inflasi kumulatif Kaltim masih lebih tinggi (Tabel 2.11).

Tabel 2.11 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Nasional, Kaltim dan Kota

TAHUN

INFLASI KALENDER JANUARI-MARET INFLASI KALENDER JANUARI-DESEMBER

Smr Bpp Trk Kaltim Nas Smr Bpp Trk Kaltim Nas

2006 1.43 2.53 - 1.94 1.97 6.50 5.52 - 6.04 6.60

2007 1.72 0.81 - 1.30 1.91 9.18 7.27 - 8.30 6.59

2008 3.97 3.75 7.88 3.87 3.42 12.69 11.30 19.85 13.06 11.06

2009 1.49 0.03 0.53 0.79 0.36 4.06 3.60 7.21 4.31 2.78

2010 2.07 2.55 2.89 2.37 0.99 7.00 7.38 7.92 7.28 6.96

2011 2.77 2.38 3.16 2.68 0.70 6.23 6.45 6.43 6.34 3.79

2012 2.13 2.11 2.17 2.13 0.88

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Dari ketiga kota di Kaltim, kota Tarakan memiliki laju inflasi tertinggi yaitu 2,17%

(ytd), diikuti oleh laju inflasi Samarinda 2,13% (ytd), dan Balikpapan 2,11% (ytd).

Pencapaian inflasi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi tahun kalender

PERKEMBANGAN INFLASI

31

yang terjadi di triwulan I tahun 2011. Apabila dilihat komoditas yang sering menjadi

10 komoditas andil inflasi terbesar pada triwulan I tahun 2012, kenaikan harga beras,

ikan segar (bandeng, layang, tongkol, kembung, dan udang basah), sayuran (kacang

panjang, bayam, cabe rawit) dari kelompok bahan makanan, serta kenaikan harga

semen dan biaya sewa rumah dari kelompok perumahan merupakan komoditas yang

sering muncul sebagai andil inflasi terbesar di ketiga kota (Tabel 2.12).

Tabel 2.12 Komoditas Andil Inflasi Terbesar Jan-Maret 2012

SAMARINDA BALIKPAPAN TARAKAN

BERAS BERAS BERAS

LAYANG LAYANG LAYANG

BANDENG BANDENG BANDENG

SEWA RUMAH KACANG PANJANG KACANG PANJANG

TONGKOL SEMEN BAYAM

UDANG BASAH NASI TELUR AYAM RAS

IKAN GABUS TRAKULU CABE RAWIT

32

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

3.1. Gambaran Umum

Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan I-2012 secara umum

masih menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun secara tahunan

(yoy). Hal ini tercermin dari pertumbuhan positif yang dialami sebagian besar indikator

utama kegiatan usaha perbankan meliputi pertumbuhan aset, penghimpunan dana

pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit perbankan.

Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Februari 2012) menurut

pertumbuhan triwulanan, indikator kegiatan usaha perbankan dari sisi pertumbuhan

Aset dan DPK di Kaltim dan nasional menunjukkan perbedaan arah perkembangan.

Jumlah Aset dan DPK yang disalurkan bank umum secara nasional mengalami kontraksi

pertumbuhan masing-masing sebesar -0,95% dan -0,75%, dimana pada periode yang

sama bank umum di Kaltim mengalami arah peningkatan Aset dan DPK yang berbeda

yaitu tumbuh sebesar 12,07% dan 7,30% (qtq). Sementara itu, baik penyaluran kredit

nasional maupun nasional mengalami pertumbuhan triwulanan yang positif masing-

masing tumbuh sebesar 0,13% dan 0,43% (qtq).

Apabila dilihat perkembangan kinerja perbankan secara tahunan (yoy),

menunjukkan kinerja positif dan searah dimana jumlah Aset, DPK dan Kredit bank

umum di Kaltim mengalami peningkatan yang cukup tinggi masing-masing sebesar

42,33%, 34,36%, dan 22,96%, searah dengan pertumbuhan nasional yang mengalami

peningkatan masing-masing sebesar 18,34%, 17,55% dan 21,39%.

-0.95%

-0.75%

0.13%

12.07%

7.30%

0.43%

-2% 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14%

Aset

DPK

Kredit

Kaltim Nasional*)

Grafik 3.1

Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha

Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq)

Sumber: LBU Bank Indonesia

18.34%

17.55%

21.39%

42.33%

34.36%

22.96%

0% 10% 20% 30% 40% 50%

Aset

DPK

Kredit

Kaltim Nasional*)

Grafik 3.2

Kinerja tahunan Kegiatan Usaha

Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)

Sumber: LBU Bank Indonesia

BAB

III

Perkembangan Perbankan Daerah

33

Sementara itu, perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan

perkembangan kinerja yang positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah Aset, DPK,

Kredit BPR yang mencapai 5,30%, 5,39%, dan 7,25% (yoy), lebih tinggi jika

dibandingkan pertumbuhan secara tahunan pada triwulan sebelumnya,masing-masing

tumbuh sebesar 3,95%, -1,61%, dan 6,13% (yoy).

Assesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah,

memperlihatkan terjadinya peningkatan risiko karena terjadi penurunan kualitas kredit,

serta peningkatan risiko likuiditas dalam kondisi lebih tinggi jika dibandingkan risiko

triwulan sebelumnya.

3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum

3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif

Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan I-2012 tercatat

Rp 96,39 trilyun, mengalami peningkatan 12,07% (qtq) dibandingkan posisi triwulan

sebelumnya (Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, bank pemerintah (pangsa 73,69%)

mengalami peningkatan jumlah aset bersih sebesar 17,43%, sementara aset bersih

bank swasta (pangsa 26,31%) turun sebesar negatif 0,64% (qtq). Jika dibandingkan

dengan posisi triwulan I-2011, total aset perbankan secara tahunan mencatat

pertumbuhan sebesar 42,33% (yoy).

Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim

Keterangan

Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw1-12

Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy

Jumlah Aset Bersih 79,139 86,012 96,392 100.00% 100.00% 12.07% 42.33%

Bank Pemerintah 55,940 60,488 71,033 70.33% 73.69% 17.43% 50.51%

Bank Swasta 23,199 25,523 25,359 29.67% 26.31% -0.64% 23.52%

Aktiva Produktif 49,532 52,340 60,176 100.00% 100.00% 14.97% 46.55%

Penempatan pada BI 9,586 9,380 16,502 17.92% 27.42% 75.92% 196.88%

Penempatan pada Bank Lain 1,265 1,645 1,023 3.14% 1.70% -37.81% -21.31%

Surat berharga yang dimiliki 145 34 63 0.06% 0.10% 87.32% -88.86%

Kredit yang diberikan 38,470 41,185 42,491 78.69% 70.61% 3.17% 26.32%

Lainnya 66 97 98 0.18% 0.16% 1.35% 112.39%

Sumber : LBU Bank Indonesia

Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih

didominasi oleh kredit yang diberikan (pangsa sebesar 70,61%) yang meningkat 3,17%

(qtq) jika dibandingkan dengan triwulan IV-2011. Sementara itu penempatan pada Bank

Perkembangan Perbankan Daerah

34

Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 75,92% (qtq)

dibandingkan triwulan sebelumnya, sedangkan penempatan pada Bank lainnya

mengalami penurunan sebesar -37,81% (qtq). Apabila dilihat perkembangan aktiva

produktif secara tahunan, kredit yang diberikan dan penempatan pada Bank Indonesia

mengalami peningkatan yang cukup tinggi masing-masing sebesar 26,32% dan

196,88% (yoy), berbeda arah dengan penempatan pada bank lain yang mengalami

penurunan negatif 21,31% (yoy).

3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat

Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada

triwulan I-2012 mencapai Rp 71,01 trilyun, atau tumbuh meningkat 7,30% (qtq)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 3.3). Jika dibandingkan dengan

posisi triwulan I-2011, penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh 34,36% (yoy).

Peningkatan DPK pada triwulan laporan berasal dari peningkatan kinerja penghimpunan

giro dan deposito.

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

0.000

20.000

40.000

60.000

80.000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

growthDPK

(Rp trilyun)DPK g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.3 Perkembangan Simpanan Masyarakat

Sumber: LBU Bank Indonesia

Berdasarkan pertumbuhan triwulanan (qtq), tabungan mencatat pertumbuhan

sebesar negatif 8,00%, sementara deposito dan giro mengalami pertumbuhan yang

positif masing-masing sebesar 16,46% dan 21,34%. Menurut kelompok bank,

peningkatan positif simpanan secara triwulanan terjadi pada kelompok bank

pemerintah yaitu sebesar 11,01%, sebaliknya pada kelompok bank milik swasta

mengalami pertumbuhan yang negatif sebesar -1,47% dengan kontribusi penurunan

yang cukup besar berasal dari giro dengan kontraksi pertumbuhan sebesar -4,73% (qtq)

(Tabel 3.2).

Sementara itu secara tahunan (yoy) pertumbuhan DPK di Kaltim juga mengalami

perkembangan yang cukup positif yaitu tumbuh sebesar 34,36%. Pertumbuhan ini

Perkembangan Perbankan Daerah

35

didorong oleh pertumbuhan giro dan deposito yang cukup tinggi masing-masing

sebesar 52,84% dan 40,59% (yoy). Apabila dilihat menurut kelompok bank,

pertumbuhan tinggi DPK secara tahunan dicapai oleh bank pemerintah yang tumbuh

39,27% (yoy), sebaliknya pertumbuhan yang melambat terjadi pada kelompok bank

swasta yang tumbuh sebesar 22,84% (yoy) (lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 26,05%).

Tabel 3.2 Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum di Kaltim

Jenis Simpanan

Posisi (Rp milyar) Komposisi Pertumb. Tw1-12

Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy

Total DPK 61,077 66,186 71,019 100.00% 100.00% 7.30% 34.36%

Giro 15,496 17,463 21,190 26.39% 29.84% 21.34% 52.84%

Tabungan 24,592 28,261 26,000 42.70% 36.61% -8.00% 17.95%

Deposito 20,989 20,462 23,829 30.92% 33.55% 16.46% 40.59%

Bank Pemerintah 43,532 46,505 51,627 100.00% 100.00% 11.01% 39.27%

Giro 12,235 13,972 17,864 30.04% 34.60% 27.85% 61.70%

Tabungan 16,683 19,528 17,342 41.99% 33.59% -11.19% 15.76%

Deposito 14,614 13,005 16,421 27.96% 31.81% 26.27% 48.72%

Bank Swasta 17,545 19,681 19,392 100.00% 100.00% -1.47% 22.84%

Giro 3,260 3,491 3,326 17.74% 17.15% -4.73% 18.09%

Tabungan 7,910 8,733 8,658 44.37% 44.65% -0.86% 22.59%

Deposito 6,375 7,457 7,408 37.89% 38.20% -0.66% 25.41%

Sumber : LBU Bank Indonesia

3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum

Penyaluran kredit bank umum di

Kaltim triwulan I-2012 menunjukkan

pertumbuhan positif. Peningkatan

pertumbuhan kredit diperkirakan

disebabkan oleh menurunnya tingkat bunga

pinjaman, terutama penurunan suku bunga

kredit investasi dan konsumsi, sementara itu

suku bunga kredit modal kerja relatif tetap

di sekitar level 11,83%. Penurunan BI-rate

5,75% pada triwulan laporan berpengaruh

terhadap suku bunga kredit perbankan yang

juga sedikit mengalami penurunan (Grafik 3.4).

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

%suku

bungaK. Inv K. Kons KMK BI-rate

Grafik 3.4 Suku Bunga Kredit

Sumber: LBU Bank Indonesia

Perkembangan Perbankan Daerah

36

a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim

Jumlah kredit yang disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan

I-2012 mencapai Rp. 41,36 trilyun. Secara triwulanan, pertumbuhan kredit pada

triwulan laporan tercatat 0,43% (qtq), melambat jika dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan IV-2011 yang sebesar 6,53% (qtq). Jika dibandingkan

dengan posisi triwulan I-2011, penyaluran kredit pada triwulan I-2012 telah tumbuh

sebesar 22,96% (yoy) atau mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan

pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 26,60%

sebagaimana dapat dilihat pada Grafik 3.5.

0%

10%

20%

30%

40%

0

10

20

30

40

50

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

growthKredit

(Rp trilyun)kredit g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim

Sumber: LBU Bank Indonesia

Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah

mencapai Rp. 24,34 trilyun (pangsa 58,85%) atau mengalami penurunan -1,85% (qtq)

secara triwulanan. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta pada

triwulan laporan mencapai Rp. 17,02 trilyun (pangsa 41,15%) atau meningkat sebesar

3,87% dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan jenis penggunaannya, dua jenis

kredit dengan pangsa terbesar yaitu kredit modal kerja dan konsumsi mengalami

pertumbuhan negatif secara triwulanan. Kredit modal kerja (pangsa 35,01%) mencatat

pertumbuhan -3,04% menjadi Rp 14,48 trilyun, sedangkan kredit konsumsi (pangsa

34,03%) mencatatkan pertumbuhan triwulanan -0,37% menjadi Rp 14,08 trilyun.

Berbeda halnya dengan kredit investasi (pangsa 30,96%) mengalami pertumbuhan

triwulanan positif sebesar 5,63% menjadi Rp 12,12 trilyun. Sementara itu secara

tahunan baik kredit modal kerja, investasi, maupun konsumsi mencatat pertumbuhan

yang cukup tinggi masing-masing tumbuh sebesar 12,34%, 43,28%, dan 19,17%

(yoy).

Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan tertinggi kredit secara triwulanan terjadi

pada sektor pertanian yaitu sebesar 6,93%, diikuti sektor perindustrian sebesar 5,49%,

Perkembangan Perbankan Daerah

37

sektor jasa dunia usaha 4,22%, dan sektor pertambangan 3,13%. Sementara itu kredit

sektoral yang mengalami kontraksi pertumbuhan adalah sektor listrik, gas, dan air, jasa

sosial, dan perdagangan yang masing-masing turun sebesar -14,46%, -5,19%, dan -

2,65% (qtq) (Tabel 3.3).

Apabila dilihat pertumbuhan kredit secara tahunan, beberapa kredit sektoral

yang mengalami pertumbuhan positif yang cukup tinggi antara lain sektor angkutan

(86,76%), sektor pertambangan (40,50%), sektor jasa dunia usaha (29,87%) serta

sektor konstruksi (21,63%). Sementara itu jika dilihat nisbah kredit terhadap simpanan

bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim mengalami penurunan dari

62,23% pada triwulan IV tahun 2011 menjadi 58,24% pada triwulan I-2012.

Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim

Keterangan

Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert.Tw1-12

Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy

Kredit 38,660 41,185 41,362 100.00% 100.00% 0.43% 22.96%

Kelompok Bank

Bank Pemerintah 23,484 24,798 24,341 60.21% 58.85% -1.85% 16.10%

Bank Swasta 15,175 16,387 17,021 39.79% 41.15% 3.87% 34.31%

Jenis Penggunaan

Modal Kerja 14,585 14,937 14,483 36.27% 35.01% -3.04% 12.34%

Investasi 10,752 12,121 12,804 29.43% 30.96% 5.63% 43.28%

Konsumsi 13,323 14,127 14,075 34.30% 34.03% -0.37% 19.17%

Sektor Ekonomi

Pertanian 1,727 1,948 2,083 4.73% 5.04% 6.93% 42.69%

Pertambangan 2,121 2,332 2,405 5.66% 5.82% 3.13% 40.50%

Perindustrian 1,145 1,096 1,156 2.66% 2.79% 5.49% 4.41%

Listrik, Gas dan Air 131 129 110 0.31% 0.27% -14.46% -27.07%

Konstruksi 2,905 2,997 3,056 7.28% 7.39% 1.96% 21.63%

Perdagangan 7,440 7,713 7,508 18.73% 18.15% -2.65% 14.43%

Angkutan 2,816 3,140 3,228 7.62% 7.80% 2.82% 86.76%

Jasa Dunia Usaha 3,895 4,499 4,688 10.92% 11.33% 4.22% 29.87%

Jasa Sosial 2,259 2,323 2,203 5.64% 5.33% -5.19% 17.07%

Lain-Lain 14,222 15,009 14,924 36.44% 36.08% -0.57% 15.56%

LDR 63.30% 62.23% 58.24%

Sumber : LBU Bank Indonesia

Perkembangan Perbankan Daerah

38

b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim

Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional untuk membiayai proyek yang

berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d Februari 2012) tercatat sebesar Rp

64,27 trilyun, mengalami penurunan sebesar -2,16%(qtq) dibandingkan dengan posisi

kredit pada triwulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2011,

kredit berdasarkan lokasi proyek mengalami pertumbuhan sebesar 27,86% (yoy), lebih

rendah dari pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang sebesar 39,97% (yoy)

(Grafik 3.6).

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2008 2009 2010 2011

% growth

Kredit

(Rp trilyun) kredit g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim

Sumber: SEKDA Bank Indonesia

Perkembangan kredit secara triwulanan berdasarkan kelompok bank, bank

pemerintah mengalami pertumbuhan kredit yang positif sebesar 0,15%, berbeda arah

dengan kredit bank swasta yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar -4,40% (qtq)

(Tabel 3.4). Menurut jenis penggunaannya, pertumbuhan positif terjadi pada kredit

investasi dan konsumsi yang tumbuh masing-masing sebesar 3,93% dan 1,05%

sedangkan pada kredit modal kerja mengalami penurunan sebesar -8,52% (qtq).

Sementara itu berdasarkan sektor ekonomi, beberapa sektor yang mengalami

pertumbuhan kredit yang positif secara triwulanan adalah sektor angkutan (2,58%),

sektor pertanian (2,33%), sektor listrik,gas dan air (1,14%), sektor jasa sosial (0,73%)

dan jasa dunia usaha (0,65%). Pertumbuhan kredit lokasi proyek yang mengalami

penurunan/pertumbuhan negatif secara sektoral terjadi pada sektor pertambangan (-

12,27%), sektor konstruksi (-4,24%), sektor perdagangan (-2,90%), dan sektor

perindustrian (-1,51%) (qtq) (Tabel 3.4).

Secara tahunan berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan kredit lokasi proyek

bank pemerintah cukup tinggi yaitu sebesar 33,38% (yoy), sedangkan bank swasta

tumbuh 22,59% (yoy). Berdasarkan penggunaannya pertumbuhan kredit lokasi proyek

tertinggi adalah kredit investasi dan kredit konsumsi masing-masing tumbuh sebesar

Perkembangan Perbankan Daerah

39

39,70% dan 28,47% (yoy). Menurut sektor ekonomi pertumbuhan tahunan kredit

lokasi proyek tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas, air sebesar 84,54%, diikuti sektor

angkutan (76,22%), dan jasa dunia usaha (59,03%) (yoy). Sementara itu sektor yang

mengalami pertumbuhan negatif yaitu sektor perindustrian sebesar -1,40% (yoy).

Apabila dilihat komposisi pinjaman menurut penggunaan, kredit modal kerja

memiliki pangsa yang tertinggi yaitu sebesar 40,70%, diikuti oleh kredit investasi

sebesar 35,37%, dan kredit konsumsi 23,93%. Sedangkan menurut sektor ekonomi,

pangsa terbesar adalah kredit pada sektor pertambangan, sektor perdagangan, dan

sektor pertanian dengan pangsa masing-masing sebesar 17,00%, 13,97% dan 12,97%.

Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim

Keterangan

Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw1-12

Tw 3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy

Kredit Lokasi Proyek 57,743 65,687 64,271 100.00% 100.00% -2.16% 27.86%

Kelompok Bank

Bank Pemerintah 27,713 32,419 32,467 49.35% 50.52% 0.15% 33.48%

Bank Swasta 30,030 33,268 31,804 50.65% 49.48% -4.40% 22.59%

Jenis Penggunaan

Modal Kerja 24,346 28,595 26,160 43.53% 40.70% -8.52% 18.78%

Investasi 19,322 21,872 22,731 33.30% 35.37% 3.93% 39.70%

Konsumsi 14,076 15,220 15,380 23.17% 23.93% 1.05% 28.47%

Sektor Ekonomi

Pertanian 7,016 8,145 8,335 12.40% 12.97% 2.33% 29.64%

Pertambangan 9,438 12,456 10,927 18.96% 17.00% -12.27% 22.83%

Perindustrian 1,955 2,341 2,306 3.56% 3.59% -1.51% -1.40%

Listrik, Gas dan Air 733.37 1,033 1,045 1.57% 1.63% 1.14% 84.54%

Konstruksi 2,829 2,979 2,853 4.54% 4.44% -4.24% 20.60%

Perdagangan 9,062 9,247 8,978 14.08% 13.97% -2.90% 13.44%

Angkutan 3,932 4,492 4,608 6.84% 7.17% 2.58% 76.22%

Jasa Dunia Usaha 3,803 4,500 4,530 6.85% 7.05% 0.65% 59.03%

Jasa Sosial 4,899 5,272 5,310 8.03% 8.26% 0.73% 22.87%

Lain-Lain 14,076 15,220 15,380 23.17% 23.93% 1.05% 28.47%

LDR - lokasi proyek 94.54% 99.25% 90.50%

Sumber : SEKDA Bank Indonesia

Perkembangan Perbankan Daerah

40

Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai

proyek di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di

Kalimantan Timur. Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda

mencapai Rp 18,83 trilyun (pangsa 29,29%) dan di kota Balikpapan sebesar Rp 17,41

trilyun (pangsa 27,08%). Sementara itu, alokasi kredit yang terkecil diperoleh

Kabupaten Tana Tidung yaitu sebesar Rp. 178 milyar (pangsa 0,28%) dan Kabupaten

Malinau sebesar Rp. 306 milyar (pangsa 0,48%). Apabila dilihat dari nisbah pinjaman

terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi terjadi di kota Bontang sebesar 161,43%,

diikuti oleh kabupaten Kutai Timur sebesar 140,19%, kabupaten Kutai Kartanegara

(113,52%), dan Kota Balikpapan (107,61%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada

Kabupaten Bulungan dengan nisbah sebesar 12,73% (pada Tabel 3.5).

Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kab/Kota di Kaltim

Kab/Kota

Nominal (Rp

milyar)

Pangsa

LDR

Kredit DPK Kredit DPK

Kab. Kutai Kartanegara 6,806 5,996 10.59% 8.78% 113.52%

Kab. Berau 2,838 2,717 4.42% 3.98% 104.46%

Kab. Pasir 1,856 2,287 2.89% 3.35% 81.17%

Kab. Bulungan 538 4,228 0.84% 6.19% 12.73%

Kab. Kutai Timur 3,315 2,365 5.16% 3.46% 140.19%

Kab. Nunukan 456 1,080 0.71% 1.58% 42.17%

Kota Samarinda 18,827 24,943 29.29% 36.52% 75.48%

Kota Balikpapan 17,405 16,175 27.08% 23.68% 107.61%

Kota Tarakan 1,867 4,620 2.91% 6.77% 40.42%

Kota Bontang 6,268 3,883 9.75% 5.69% 161.43%

Kab. Kutai Barat 3,068 * 4.77%

Kab. Malinau 306 ** 0.48%

Kab. Tana Tidung 178 ** 0.28%

Kab. Penajam Paser Utara 541 *** 0.84%

Kaltim 64,271 68,293 100.00% 100.00% 94.11%

Ket : DPK dimasukkan dalam DPK *Kab Kukar, **Bulungan, ***Balikpapan

Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Bank Indonesia

3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)

Penyaluran kredit berskala mikro, kecil, dan menengah (MKM) oleh bank umum

di Kaltim pada triwulan I-2011 mencapai Rp. 25,07 trilyun, dengan pangsa 60,62%

terhadap total kredit yang disalurkan (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan

Perkembangan Perbankan Daerah

41

kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar -2,13%,

sehingga menghambat pertumbuhan total kredit yang mengalami pertumbuhan hanya

sebesar 0,43%(qtq). Menurut skalanya, penurunan pertumbuhan terbesar kredit MKM

terjadi pada kredit berskala mikro (s.d Rp. 50 juta) yang turun sebesar -7,45% (qtq).

Sementara itu, kredit berskala kecil (Rp. 50 juta s.d Rp. 500 juta) sebagai pangsa

terbesar kredit MKM mengalami penurunan menjadi sebesar -0,94%(qtq).

Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah

pada triwulan laporan tercatat Rp 14,38 trilyun atau mengalami penurunan sebesar -

4,19% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kenaikan terjadi pada jumlah

kredit MKM yang dikucurkan oleh bank swasta yang tercatat Rp 10,70 trilyun atau

mengalami peningkatan sebesar 0,80% (qtq) dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Menurut jenis penggunaannya, kredit konsumsi, investasi, dan modal kerja

yang telah disalurkan masing-masing berjumlah Rp. 13,88 trilyun (pangsa 55,36%), Rp.

3,37 trilyun (pangsa 13,46%), dan Rp. 7,82 trilyun (pangsa 31,18%). Dilihat dari

pertumbuhan secara triwulanan, kredit konsumsi tumbuh sebesar -0,48%, kredit

investasi tumbuh sebesar 3,59% sedangkan kredit modal kerja tumbuh lebih rendah

yaitu sebesar -7,06% (qtq) (Tabel 3.7).

Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit di Kaltim

Skala Kredit

Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw1-12

Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy

Mikro (s.d Rp 50 jt) 4,958 4,966 4,596 12.06% 11.11% -

7.45% -0.41%

Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt) 10,353 11,092 10,988 26.93% 26.57% -

0.94% 23.21%

Menengah (Rp 500 jt s.d 5

miliar) 8,909 9,559 9,490 23.21% 22.94%

-

0.72% 19.11%

Kredit MKM (s.d Rp 5 miliar) 24,219 25,618 25,073 62.20% 60.62% -

2.13% 16.62%

Besar (> Rp 5 miliar) 14,251 15,567 16,289 37.80% 39.38% 4.64% 34.20%

Total 38,470 41,185 41,362 100.00% 100.00% 0.43% 22.96%

Sumber : LBU Bank Indonesia

Perkembangan Perbankan Daerah

42

Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis

Penggunaan dan Sektor Ekonomi di Kaltim

Keterangan

Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw1-12

Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy

Kredit MKM 24.219 25.617 25.073 100,00% 100,00% -2,12% 16,62%

Kelompok Bank

Bank Pemerintah 14.328 15.005 14.376 58,57% 57,34% -4,19% 13,44%

Bank Swasta 9.892 10.613 10.697 41,43% 42,66% 0,80% 21,18%

Jenis Penggunaan

Modal Kerja 8.128 8.413 7.819 32,84% 31,18% -7,06% 9,49%

Investasi 2.937 3.258 3.375 12,72% 13,46% 3,59% 26,35%

Konsumsi 13.154 13.947 13.880 54,44% 55,36% -0,48% 18,75%

Sektor Ekonomi

Pertanian 294 334 313 1,30% 1,25% -6,14% 30,89%

Pertambangan 280 337 371 1,32% 1,48% 10,10% 40,05%

Perindustrian 388 389 395 1,52% 1,58% 1,65% 12,45%

Listrik, Gas dan Air 9 16 15 0,06% 0,06% -9,11% -34,09%

Konstruksi 1.126 1.124 959 4,39% 3,83% -14,61% 10,69%

Perdagangan 5.183 5.236 5.005 20,44% 19,96% -4,42% 13,55%

Angkutan 598 636 636 2,48% 2,54% 0,09% 21,93%

Jasa Dunia Usaha 1.641 1.906 1.874 7,44% 7,47% -1,69% 26,26%

Jasa Sosial 899 907 849 3,54% 3,39% -6,35% 15,98%

Lain-Lain 13.799 14.733 14.655 57,51% 58,45% -0,53% 16,22%

Sumber : LBU Bank Indonesia

Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai

tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 19,96%), sektor jasa dunia usaha

(pangsa 7,47%), dan sektor konstruksi (pangsa 3,83%). Dilihat dari pertumbuhan

secara triwulanan, pertumbuhan yang positif terjadi pada sektor pertambangan yang

10,10%, diikuti oleh sektor perindustrian sebesar 1,65%, dan sektor angkutan 0,09%

(qtq), sedangkan sektor yang lain mencatat pertumbuhan yang negatif dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu perkembangan kredit MKM secara tahunan

menunjukkan terjadi peningkatan pada sektor pertambangan yang tumbuh 40,05%,

dan sektor perindustrian tumbuh sebesar 12,45% (yoy). Sementara sektor yang

mengalami pertumbuhan tahunan negatif adalah sektor listrik, gas dan air menjadi

sebesar -34,09% (yoy).

Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan I-

2012 menunjukkan peningkatan kinerja seperti terlihat dari persentase kredit

bermasalah bruto (gross-non performing loans/NPLs) yang sebesar 2,66%, menurun jika

Perkembangan Perbankan Daerah

43

dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang sebesar 3,22%.

Jika dilihat menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor

konstruksi (9,75%), sektor jasa sosial (5,77%), sektor angkutan (5,14%). Sedangkan

sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5% pada triwulan I-2012

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs)

menurut Sektor Ekonomi Kaltim

Keterangan

Posisi (Rp milyar) Pert. qtq Nisbah NPL

Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12

NPLs Kredit MKM 754.11 824.85 666.03 9.38% -19.25% 3.22% 2.66%

Sektor Ekonomi

Pertanian 16.64 16.08 14.53 -3.34% -9.63% 4.81% 4.64%

Pertambangan 11.83 46.99 11.36 297.19% -75.82% 13.94% 3.06%

Perindustrian 19.15 11.01 13.99 -42.51% 27.02% 2.83% 3.54%

Listrik, Gas dan Air - - - - - - -

Konstruksi 92.47 139.99 93.58 51.40% -33.15% 12.46% 9.75%

Perdagangan 222.30 162.12 140.56 -27.07% -13.30% 3.10% 2.81%

Angkutan 37.79 64.97 32.70 71.93% -49.66% 10.22% 5.14%

Jasa Dunia Usaha 71.16 104.93 66.62 47.46% -36.51% 5.51% 3.56%

Jasa Sosial 49.52 54.43 48.98 9.90% -10.01% 6.00% 5.77%

Lain-Lain 233.25 224.32 243.71 -3.83% 8.64% 1.52% 1.66%

Sumber : LBU Bank Indonesia

3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1

a. Perkembangan Aset BPR di Kaltim

Jumlah aset BPR di wilayah Kaltim

pada triwulan I tahun 2012 tumbuh

sebesar 5,40% (yoy), dengan total

aset mencapai Rp. 268,30 milyar

(Grafik 3.7). Pertumbuhan aset ini

meningkat secara tahunan (yoy) jika

dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan IV-2011 yang sebesar

3,95%(yoy). Peningkatan

pertumbuhan aset BPR secara

tahunan terutama disebabkan oleh

1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)

0%

5%

10%

15%

20%

25%

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 1 2 3 4 1

2010 2011 2012

(% yoy)(Rp milyar) Total Aset growth Aset

Grafik 3.7 Perkembangan Aset BPR

Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia

Perkembangan Perbankan Daerah

44

peningkatan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh BPR Kalimantan Timur.

Sementara itu secara triwulanan, aset BPR mengalami penurunan dibandingkan dengan

jumlah aset pada triwulan IV-2011 sebesar Rp. 281,80 milyar menjadi Rp. 268,30 milyar

atau turun sebesar -4,79% (qtq).

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kaltim

Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK)

BPR di Kaltim pada triwulan I-

2012 mengalami pertumbuhan

sebesar 5,39% (yoy), dengan nilai

mencapai Rp 165,78 milyar (Grafik

3.8). Pertumbuhan ini mengalami

peningkatan jika dibandingkan

dengan pertumbuhan pada

triwulan IV-2011 yang sebesar -

1,61% (yoy). Meningkatnya

pertumbuhan DPK pada triwulan

I-2012 dipengaruhi oleh

meningkatnya pertumbuhan deposito sebagai komponen utama DPK BPR yang tumbuh

positif sebesar 4,35% (yoy) mencapai Rp. 96,44 milyar setelah triwulan sebelumnya

tumbuh -6,94% (yoy). Sementara itu jumlah tabungan juga mengalami peningkatan

pertumbuhan yaitu tumbuh 6,87% walaupun secara nominal mengalami penurunan

menjadi Rp 69,34 milyar setelah triwulan sebelumnya mampu tumbuh sebesar 6,20%

(yoy) dengan nominal sebesar Rp. 76 milyar.

c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR di Kaltim

Penyaluran kredit oleh BPR pada

triwulan I-2012 mencapai Rp

190,93 milyar atau tumbuh

sebesar 1,06% (qtq), semakin

meningkat dibandingkan

pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 0,41%

(qtq). Secara tahunan jumlah

kredit mengalami pertumbuhan

sebesar 7,25% (yoy)

dibandingkan triwulan I-2011

(Grafik 3.9), lebih tinggi jika

dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan pada triwulan IV-2011 yang tumbuh

sebesar 6,13% (yoy). Peningkatan pertumbuhan kredit terutama disebabkan oleh kredit

0%

10%

20%

30%

-

40

80

120

160

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1

2010 2011 2012

(yoy)(Rp milyar)

Investasi Konsumsi

Modal Kerja growth Kredit

Grafik 3.9 Perkembangan Kredit BPR

Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

-

40

80

120

160

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1

2010 2011 2012

(yoy)(Rp milyar)

Deposito Tabungan

growth DPK

Grafik 3.8 Perkembangan DPK BPR

Sumber: Simwas BPR Bank Indonesia

Perkembangan Perbankan Daerah

45

modal kerja yang tumbuh positif sebesar 8,32%(yoy) menjadi Rp. 107,74 milyar, lebih

tinggi dibandingkan triwulan IV-2011 yang tumbuh 6,57%(yoy) dengan nilai sebesar

Rp. 108,35 milyar. Kredit konsumsi mengalami penurunan pertumbuhan (melambat)

tumbuh 8,90%(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

14,79%(yoy). Sementara itu kredit investasi masih mengalami kontraksi pertumbuhan

sebesar -7,56% (yoy) setelah tumbuh -28,34% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Tabel 3.9. Perkembangan Usaha BPR di Kaltim

INDIKATOR

Posisi (dalam Rp milyar) Pert. Tw 4-11 Pert. Tw 1-12

Tw 3-11 Tw 4-11 Tw1-12 qtq yoy qtq yoy

Total Aset (Rp Miliar) 258.47 281.80 268.30 9.03% 3.95% -4.79% 5.40%

DPK (Rp Miliar) 164.16 173.67 165.78 5.79% -1.61% -4.54% 5.39%

Tabungan 62.18 76.00 69.34 22.23% 6.20% -8.77% 6.87%

Giro - - - - - - -

Deposito 101.98 97.67 96.44 -4.23% -6.94% -1.25% 4.35%

Kredit (Rp Miliar) 188.16 188.93 190.93 0.41% 6.13% 1.06% 7.25%

Modal Kerja 106.08 108.35 107.74 2.14% 6.57% -0.56% 8.32%

Konsumsi 68.78 68.85 69.92 0.10% 14.79% 1.56% 8.90%

Investasi 13.30 11.73 13.26 -11.80% -28.34% 13.04% -7.56%

Rasio NPL Gross (%) 15.44 12.67 13,55

LDR (%) 114.62% 108.79% 115.17%

Sumber : Simwas BPR Bank Indonesia

3.5. Asesmen Risiko Perbankan

3.5.1 Risiko Kredit

Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim mengalami

peningkatan karena terdapat peningkatan persentase kredit bermasalah bruto (Gross-

NPLs) untuk jenis penggunaan kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi, serta

sebagian sektor ekonomi yang dibiayai. Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di

Kaltim pada triwulan laporan mengalami peningkatan, tercermin dari nisbah NPLs pada

triwulan I-2012 sebesar 2,49% atau lebih tinggi jika dibandingkan nisbah NPLs pada

triwulan IV-2011 sebesar 2,00% (Tabel 3.10). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah

nominal kredit bermasalah tercatat mengalami peningkatan yang signifikan sebesar

24,95%(qtq) bila dibandingkan dengan posisi triwulan IV-2011.

Perkembangan Perbankan Daerah

46

Tabel 3.10. Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum di Kaltim

Kolektibilitas

Posisi (Rp milyar) Komposisi Pert. Tw1-12

Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 Tw4-11 Tw1-12 qtq yoy

1-Lancar 34,706 37,885 37,712 91.99% 91.18% -0.46% 25.40%

2-Dalam Perhatian Khusus 2,716 2,475 2,619 6.01% 6.33% 5.80% -2.99%

3-Kurang lancar 183 94 245 0.23% 0.59% 161.33% 74.29%

4-Diragukan 146 124 148 0.30% 0.36% 19.95% 22.49%

5-Macet 720 608 638 1.48% 1.54% 4.94% 5.70%

NPLs (3+4+5) 1,048 825 1031 2.00% 2.49% 24.95% 19.20%

Total Kredit 38,470 41,185 41,362 100.00% 100.00% 0.43% 22.96%

Sumber : LBU Bank Indonesia

Risiko kredit menurut jenis penggunaan masih tercatat pada rasio NPLs dibawah

5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya

pada triwulan laporan mencapai 4,02% (Tabel 3.11). Persentase NPLs kredit modal kerja

mengalami penurunan dibandingkan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya yang

sebesar 2,82%. Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi

tercatat masing-masing sebesar 1,58% dan 1,75%. Berdasarkan sektor ekonomi, secara

umum nisbah NPLs tercatat relatif rendah (dibawah 5%), kecuali sektor konstruksi yang

mengalami kenaikan sehingga NPLs mencapai 8,90%, jauh lebih tinggi jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 4,67%. Kenaikan pada

sektor konstruksi dikarenakan banyaknya pembangunan sarana infrastruktur yang

masih belum selesai tepat sesuai jadwal waktu yang ditentukan sehingga menambah sisi

biaya.

Tabel 3.11 Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum

Keterangan Nominal NPL (Rp milyar) Pert. Tw1-12 Nisbah NPL (%)

Tw3-11 Tw4-11 Tw1-12 +/- qtq Tw4-11 Tw1-12

Jenis Penggunaan

Modal Kerja 572.96 421.17 582.25 -651.87 38.25% 2.82% 4.02%

Investasi 251.90 187.67 201.74 -185.32 7.50% 1.55% 1.58%

Konsumsi 223.43 216.01 246.70 -243.85 14.21% 1.53% 1.75%

Sektor Ekonomi

Pertanian 28.49 16.08 14.53 -1.55 -9.63% 0.83% 0.70%

Pertambangan 50.51 46.99 47.47 0.48 1.03% 2.01% 1.97%

Perindustrian 19.15 11.01 13.99 2.98 27.02% 1.00% 1.21%

Listrik, Gas & Air - - - - - - -

Konstruksi 148.15 139.99 272.00 132.01 94.29% 4.67% 8.90%

Perdagangan 286.44 162.12 179.99 17.87 11.02% 2.10% 2.40%

Angkutan 103.45 64.97 68.02 3.05 4.69% 2.07% 2.11%

Jasa Dunia Usaha 116.25 104.93 109.24 4.32 4.11% 2.33% 2.33%

Jasa Sosial 60.19 54.43 64.88 10.45 19.20% 2.34% 2.95%

Lain-Lain 235.66 224.32 260.56 36.24 16.15% 1.49% 1.75%

Total NPL 1048.29 824.85 1,030.69 -0.21 24.95% 2.00% 2.49%

Sumber : LBU Bank Indonesia

Perkembangan Perbankan Daerah

47

3.5.2 Risiko Likuiditas

Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang

dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan

simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan.

Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada

simpanan jangka pendek dengan pangsa 92,24% (Tabel 3.12). Struktur simpanan yang

didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana

secara tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar. Selain itu,

prosentase simpanan jangka pendek pada triwulan I-2012 ini mengalami tren

peningkatan jika dibandingkan dengan prosentase simpanan jangka pendek pada

triwulan sebelumnya yang sebesar 91,52%, hal ini mengindikasikan adanya

peningkatan risiko likuiditas perbankan.

Tabel 3.12 Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim

Keterangan

Posisi (Rp milyar) Pert.Tw1-12 Komposisi

Tw3-

11

Tw4-

11

Tw1-

12

-/+ qtq Tw4-11 Tw1-12

Jangka pendek

Giro 15,496 17,463 21,190 3,727 21.34% 26.38% 29.84%

Tabungan 24,592 28,261 26,000 (2,261) -8.00% 42.70% 36.61%

Simpanan bjk s.d 3 bulan 15,971 14,851 18,317 3,466 23.34% 22.44% 25.79%

Total DPK s.d 3 bulan 56,059 60,575 65,507 4,932 8.14% 91.52% 92.24%

Jangka menengah panjang

Total DPK > 3 bulan 5,018 5,611 5,512 (99) -1.76% 8.48% 7.76%

Total DPK 61,077 66,186 71,019 4,833 7.30% 100% 100%

Sumber : LBU Bank Indonesia

3.5.3 Risiko Pasar

Berdasarkan analisis grafis yang

menghubungkan antara suku bunga

kredit dengan rasio NPLs dalam periode

triwulan I-2006 s.d triwulan I-2012

(Grafik 3.10), terlihat adanya pergerakan

yang searah antara nisbah NPLs dengan

suku bunga kredit. Hal ini didukung oleh

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2007 2008 2009 2010 2011 2012

npli kredit

Bunga Kredit (sumbu kiri)

Gross NPLs (sumbu kanan)

Grafik 3.10 Perkembangan Bunga Kredit

dan Rasio NPLs

Sumber: LBU Bank Indonesia

Perkembangan Perbankan Daerah

48

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

(Rp milyar)Outflow Inflow

Growth (yoy)

Grafik 3.11 Peredaran Uang Kartal di Kaltim

Sumber: Bank Indonesia

-

1,000

2,000

3,000

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

Rp.milyarInflow Smr Outflow Smr

Inflow Bpp Outflow Bpp

Grafik 3.12 Peredaran Uang Kartal Wilker KBI

Sumber: Bank Indonesia

hasil penghitungan koefisien korelasi2

kedua variabel tersebut yang hanya 0,66. Oleh

karenanya dapat dikatakan bahwa persentase NPLs cukup sensitif terhadap perubahan

tingkat suku bunga kredit perbankan.

3.6. Perkembangan Sistem Pembayaran

Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur triwulan I tahun 2012

menunjukkan peningkatan pertumbuhan. Sistem pembayaran tunai yang dilihat dari

peredaran uang kartal (uang masuk dan uang keluar kas Bank Indonesia di wilayah

Kalimantan Timur3

) menunjukkan adanya peningkatan secara tahunan, begitu pula

perkembangan sistem pembayaran non tunai baik RTGS dan kliring yang secara

tahunan juga mengalami peningkatan.

3.6.1 Perkembangan Transaksi Tunai

3.6.1.1 Perkembangan Pengedaran Uang Kartal

Transaksi tunai antara

perbankan dengan Bank Indonesia di

wilayah Kalimantan Timur, pada

triwulan I-2012 mencapai Rp 3,12

trilyun atau mengalami pertumbuhan

sebesar 67,52% dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya

(Grafik 5.1). Secara triwulanan,

perkembangan transaksi tunai di Kaltim

I-2012 mengalami pertumbuhan

sebesar -43,33% (qtq).

Dari nominal transaksi tunai

pada periode triwulan laporan, jumlah

uang yang keluar dari kas (outflow)

Bank Indonesia di Kaltim mencapai Rp

1,45 trilyun. Jumlah ini mengalami

pertumbuhan sebesar 46,30% (yoy).

Sedangkan jumlah uang kartal yang

masuk ke kas Bank Indonesia dari

perbankan mencapai Rp 1,66 trilyun

atau naik sebesar 91,94% (yoy). Secara

2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua

variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah 3 Bank Indonesia di wilayah Kalimantan Timur terdiri dari Bank Indonesia Provinsi Kaltim di Samarinda (Smr)

dan Bank Indonesia Balikpapan (Bpp)

Perkembangan Perbankan Daerah

49

-20%

-10%

0%

10%

20%

-

1

2

3

4

5

6

7

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

(yoy)(Rp trilyun) Nilai Growth

Grafik 3.14 Perkembangan Transaksi Kliring

Sumber: Bank Indonesia

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

-

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

(yoy)(Rp milyar)

Kaltim Smr

Bpp Growth

Grafik 3.13 Jumlah PTTB per-Wilker KBI

Sumber: Bank Indonesia

keseluruhan, pada triwulan I-2012, Kalimantan Timur mengalami net intflow (jumlah

uang yang masuk lebih besar dibandingkan dengan uang yang keluar) sebesar Rp.

204,60 milyar.

3.6.1.2 Jumlah Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal

Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah

Kalimantan Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak

Edar (UTLE), yaitu uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia sudah tidak layak untuk

menjadi alat pembayaran karena mengalami kelusuhan atau rusak. Jenis uang yang

termasuk dalam UTLE tersebut kemudian masuk dalam klasifikasi untuk dimusnahkan

atau Bank Indonesia memberikan

Pemberian Tanda Tidak Berharga

(PTTB). Jumlah uang yang termasuk

dalam kategori PTTB ini pada triwulan

I-2012 mencapai Rp 546,76 milyar

atau tumbuh sebesar 16,42% (yoy)

(Grafik 5.3). Sedangkan secara

triwulanan, jumlah PTTB ini

mengalami peningkatan sebesar

86,17% (qtq) dibandingkan PTTB

pada triwulan IV-2011 yang sebesar

Rp 293,69 milyar.

3.6.2 Perkembangan Transaksi Non-Tunai

3.6.2.1 Perkembangan Transaksi Kliring

Transaksi Kliring di Wilayah

Kalimantan Timur pada Triwulan I-

2012 mengalami pertumbuhan

dibandingkan dengan triwulan yang

sama tahun sebelumnya (Grafik 5.4).

Jumlah transaksi kliring triwulan I-

2012 mencapai Rp 5,98 trilyun, atau

apabila dibandingkan dengan

triwulan yang sama tahun

sebelumnya jumlah ini mengalami

pertumbuhan 13,19%(yoy). Sementara itu volume transaksi kliring pada triwulan I-2012

mencapai 158,076 bilyet, jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2011

volume transaksi ini mengalami penurunan transaksi sebesar -16,88%(yoy). Secara

Perkembangan Perbankan Daerah

50

-25%

0%

25%

50%

-

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

(Rp Trilyun) Kaltim Growth yoy Growth qtq

Grafik 3.15 Perkembangan Transaksi RTGS

Kaltim

Sumber: Bank Indonesia

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012

(yoy)(Rp. Trilyun) Smr Bpp Kaltim growth

Grafik 3.16 Perkembangan RTGS per Wilker KBI

Sumber: Bank Indonesia

triwulanan, volume transaksi kliring di Kaltim pada triwulan I-2012 juga mengalami

penurunan sebesar 15,71% (qtq).

3.6.2.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS

Nilai Transaksi Real Time

Gross Settlement (RTGS) di

Kaltim pada triwulan I-2012

mencapai Rp 44,00 trilyun, atau

tumbuh sebesar 3,95% (yoy)

dibandingkan dengan periode

yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan transaksi RTGS

periode laporan dipengaruhi

oleh pertumbuhan yang terjadi

pada nilai transaksi yang masuk

ke Kaltim yang tumbuh sebesar

14,67% (yoy), sedangkan nilai

transaksi keluar dari Kaltim

mengalami penurunan sebesar

7,42% (yoy).

Adanya peningkatan nilai

transaksi secara tahunan

tersebut tidak searah dengan

perkembangan volume transaksi

RTGS Kaltim yang mengalami

penurunan sebesar -6,88% (yoy)

dari 66.273 volume transaksi

RTGS pada periode yang sama

tahun sebelumnya menjadi

61.716 volume transaksi RTGS di triwulan I tahun 2012 (Grafik 5.5). Secara triwulanan,

volume transaksi RTGS pada triwulan I-2012 ini juga mengalami penurunan yaitu

sebesar -13,88% (qtq). Berdasarkan Lokasi Kantor Perwakilan BI di wilayah Kalimantan

Timur, nilai transaksi RTGS wilker BI Provinsi Kaltim di Samarinda pada triwulan I-2012

mencapai Rp. 30,36 trilyun atau tumbuh sebesar 2,20% (yoy) dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu nilai RTGS di BI Balikpapan tercatat

sebesar Rp. 13,64 trilyun atau tumbuh sebesar 8,07% (yoy) dibandingkan triwulan yang

sama tahun sebelumnya (Grafik 5.6).

51

KEUANGAN DAERAH

4.1 Gambaran Umum

Realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan I-2012 mengalami peningkatan

kinerja dibandingkan dengan realisasi APBD pada triwulan I-2011. Secara prosentase,

realisasi pendapatan APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan I-2012 mengalami

peningkatan jika dibandingkan periode yang sama tahun 2011, begitu juga prosentase

realisasi belanja yang juga memiliki realisasi diatas prosentase realisasi belanja pada APBD

triwulan I-2011.

Realisasi pendapatan APBD Kaltim triwulan I tahun 2012 secara total mencapai

Rp. 3,29 trilyun atau secara persentase mencapai 36,21% dari total pendapatan APBD

2012 yang direncanakan di 2012 yaitu sebesar Rp. 9,10 trilyun. Apabila dilihat realisasi

tiap komponen pendapatan, realisasi tertinggi dicapai oleh pendapatan transfer dan

pendapatan asli daerah dengan nilai masing-masing sebesar Rp. 2,17 trilyun dan Rp. 1,12

trilyun, atau mengalami peningkatan sebesar 107,43% dan 63,56% jika dibandingkan

dengan nilai realisasi pendapatan transfer dan pendapatan asli daerah pada APBD Kaltim

triwulan I-2011 yang masing-masing sebesar Rp. 1,04 trilyun dan Rp. 0,68 trilyun (Gafik

4.1).

Grafik 4.1 Pendapatan APBD Kaltim Triwulan I

Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah

Sementara itu realisasi belanja APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan I-2012

secara nilai mencapai Rp. 983 milyar atau mengalami peningkatan 57,47% (yoy) dari

realisasi belanja APBD Kaltim triwulan I-2011 sebesar Rp. 624 milyar. Apabila dilihat

BAB

IV

Keuangan Daerah

52

rincian realisasi belanja, nilai realisasi tertinggi dicapai oleh belanja operasi sebesar Rp.

721 milyar atau mengalami peningkatan sebesar 127,72%(yoy) dari belanja operasi pada

triwulan 1-2011 yang sebesar Rp. 316 milyar. Sedangkan untuk realisasi belanja modal

APBD Kaltim Triwulan I-2012 masih relatif kecil yaitu sebesar Rp. 15,50 milyar, justru

mengalami penurunan sebesar 6,65% dari belanja modal pada triwulan 1-2011 yang

sebesar Rp. 16 ,61 milyar (Grafik 4.2).

Grafik 4.2 Belanja APBD Kaltim Triwulan I

Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah

4.2 Pendapatan

Realisasi pendapatan asli daerah (PAD) APBD Kaltim triwulan I-2012 tercatat

sebesar Rp. 1,12 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 63,56% jika dibandingkan

realisasi pada triwulan I-2011 yang sebesar Rp. 0,68 trilyun (Tabel 4.1). Dari jumlah

tersebut, kontribusi utama berasal dari pendapatan pajak daerah sebesar Rp. 991,28

milyar dengan tingkat prosentase realisasi sebesar 27,86% dari jumlah total pendapatan

pajak daerah yang direncanakan pada APBD tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 3,55 trilyun.

Realisasi pendapatan pajak daerah yang memiliki kontribusi sebesar 88,44% terhadap

realisasi pendapatan asli daerah ini mengalami peningkatan realisasi 54,97%

dibandingkan periode yang sama tahun 2011 (Grafik 4.3).

Komponen lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap PAD adalah

lain-lain PAD yang sah yang berasal dari optimalisasi pemanfaatan dana kas daerah,

pendapatan dari denda pajak, denda retribusi dan denda pengembalian, serta

pendapatan rumah sakit umum di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, dengan nilai

realisasi sampai dengan triwulan I-2012 sebesar Rp. 124,56 milyar atau 24,69% dari total

yang direncanakan pada APBD 2012. Begitu pula realisasi dari retribusi daerah yang

terdiri dari retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha dan perijinan memiliki tingkat

Keuangan Daerah

53

realisasi yang cukup tinggi sebesar 48,16%. Sedangkan realisasi pendapatan hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, masih relatif kecil yaitu sebesar 0,09%.

Tabel 4.1 Realisasi Pendapatan APBD Kaltim Triwulan I-2012

Uraian

Jumlah (Milyar) Lebih

/Kurang

Realisasi

(%) Anggaran Realisasi

Pendapatan 9,102.61 3,295.74 (5,806.87) 36.21

Pendapatan Asli Daerah 4,295.80 1,120.89 (3,174.91) 26.09

Pendapatan Pajak Daerah 3,558.50 991.28 (2,567.22) 27.86

Retribusi Daerah 10.09 4.86 (5.23) 48.16

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 222.69 0.19 (222.50) 0.09

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yg Sah 504.53 124.56 (379.97) 24.69

Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan 4,795.41 2,171.48 (2,623.93) 45.28

Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 4,287.27 2,037.33 (2,249.93) 47.52

Dana Alokasi Umum 52.64 17.55 (35.09) 33.33

Dana Alokasi Khusus 34.62 - (34.62) 0.00

Dana Insentif Daerah 18.27 18.27 - 100.00

Dana Penyesuaian dan Otonom Khusus 402.61 98.33 (304.29) 24.42

Lain-Lain Pendapatan Daerah yg Sah 11.40 3.37 (8.03) 29.56

Pendapatan Hibah 11.40 3.37 (8.03) 29.56

Sumber: Biro Keuangan Pemprov.Kaltim, diolah

Grafik 4.3 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kaltim Triwulan I

Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah

Keuangan Daerah

54

Pencapaian realisasi yang cukup tinggi juga ditunjukkan oleh pendapatan transfer

atau dana perimbangan APBD Kaltim di triwulan I-2012 tercatat sebesar Rp. 2,17 trilyun

atau secara prosentase realisasi sebesar 45,28% dari total pendapatan transfer.

Realisasi pendapatan transfer atau dana perimbangan ini mayoritas berasal dari

komponen dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak dengan nilai realisasi Rp. 2,03

trilyun atau memiliki kontribusi sebesar 93,82% terhadap total pendapatan transfer dan

61,82% terhadap total pendapatan APBD triwulan I-2012. Jika dibandingkan dengan

nilai realisasi di triwulan 1-2011, realisasi dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak di

triwulan 1 tahun 2012 meningkat 97,86%(yoy) (Grafik 4.4). Dana bagi hasil dari

pertambangan batubara, bagi hasil pertambangan gas bumi, bagi hasil pertambangan

minyak bumi, dan iuran-iuran eksplorasi-eksplorasi (royalti) memiliki kontribusi yang

sangat dominan pada komponen dana bagi hasil SDA (bagi hasil bukan pajak) APBD

Kaltim.

Grafik 4.4 Realisasi Pendapatan Transfer Kaltim Triwulan I

Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah

4.3 Belanja

Komponen belanja APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan I-2012 menunjukkan

nilai realisasi mencapai Rp. 983 milyar atau secara prosentase realisasi sebesar 9,36% dari

total belanja yang direncanakan pada APBD tahun 2012. Realisasi ini mengalami

peningkatan secara nilai jika dibandingkan dengan realisasi belanja pada APBD triwulan I-

2011 yang hanya mencapai Rp. 624 milyar. Apabila dilihat rincian realisasi belanja,

belanja operasi dan belanja modal sebagai bagian terbesar dari total belanja APBD masih

mencapai prosentase realisasi yang cukup rendah masing-masing sebesar 12,11% dan

0,58%, begitu pula belanja transfer yang baru mencapai 13,31% (Tabel 4.2).

Realisasi belanja operasi APBD Kaltim triwulan I-2012 mencapai Rp. 721,06 milyar

atau secara prosentase sebesar 12,11% dibandingkan total belanja yang direncanakan di

Keuangan Daerah

55

2012 yang sebesar Rp. 5,95 trilyun. Nilai realisasi tersebut mengalami peningkatan

127,72% dibandingkan dengan nilai realisasi belanja operasi pada triwulan I-2011 yang

sebesar Rp. 316,64 milyar. Jika dilihat setiap rincian realisasi belanja operasi, jenis belanja

bantuan keuangan Provinsi/Kabupaten/Kota memiliki kontribusi realisasi terbesar yaitu

54,11% terhadap total realisasi belanja operasi, dengan nilai realisasi pada triwulan I-

2012 sebesar Rp. 390 trilyun atau mencapai 25,38% dari total rencana belanja bantuan

keuangan pada APBD Kaltim 2012. Nilai realisasi belanja bantuan keuangan tersebut

mengalami peningkatan cukup tinggi 272% dari realisasi belanja bantuan keuangan pada

periode yang sama tahun lalu (Grafik 4.5). Belanja pegawai sebagai kontributor nilai

realisasi terbesar kedua setelah belanja bantuan keuangan, pada triwulan I-2012

mencapai realisasi sebesar Rp. 169,21 milyar atau secara prosentase realisasi mencapai

13,39% dari total belanja pegawai yang direncanakan pada APBD Kaltim 2012 yang

sebesar Rp. 1,26 trilyun.

Tabel 4.2 Realisasi Komponen Belanja APBD Kaltim Triwulan I-2012

Uraian

Jumlah (Milyar) Lebih

/Kurang

Realisasi

(%) Anggaran Realisasi

Belanja 10,502.61 983.00 (9,519.61) 9.36

Belanja Tidak Langsung/Operasi 5,954.70 721.06 (5,233.64) 12.11

Belanja Pegawai 1,263.91 169.21 (1,094.70) 13.39

Belanja Barang dan Jasa 2,296.98 63.50 (2,233.48) 2.76

Belanja Hibah 740.59 98.14 (642.44) 13.25

Belanja Bantuan Sosial 115.78 - (115.78) 0.00

Belanja Bantuan Keu. Prov/Kab/Kota 1,537.44 390.20 (1,147.24) 25.38

Belanja Modal 2,685.94 15.50 (2,670.43) 0.58

Belanja Tidak Terduga 10.00 - (10.00) 0.00

Transfer 1,851.97 246.44 (1,605.53) 13.31

Belanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota 1,851.97 246.44 (1,605.53) 13.31

Sumber: Biro Keuangan Pemprov.Kaltim, diolah

Keuangan Daerah

56

Grafik 4.5 Realisasi Belanja Operasi Triwulan I

Sumber: Biro Keuangan Pemprov. Kaltim, diolah

Realisasi belanja modal APBD Kaltim triwulan I-2012 memiliki pencapaian realisasi

yang masih kecil yaitu sebesar Rp. 15,50 milyar atau secara prosentase sebesar 0,58 %.

Belanja jalan, irigasi, dan jaringan yang memiliki share terbesar pada komponen belanja

modal masih menunjukkan nilai realisasi yang kecil sebagaimana juga terjadi pada

triwulan I-2011. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa kegiatan proyek pembangunan

infrastruktur di Kaltim pada awal tahun belum menunjukkan peningkatan jika

dibandingkan dengan kegiatan proyek pembangunan infrastruktur pada tahun lalu.

Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kaltim

57

BOKS 2. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN DAN JEMBATAN

KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012

Ketersediaan infrastruktur sebagai salah satu sarana yang penting dalam mendorong

perkembangan perekonomian daerah, mendapatkan perhatian yang besar dari Pemerintah

Provinsi Kalimantan Timur. Hal ini terlihat dari alokasi dana yang dianggarkan oleh Pemerintah

Provinsi untuk kegiatan pembangunan jalan dan jembatan di tahun 2012 yang masih sangat

besar. Anggaran tersebut digunakan bukan hanya untuk melanjutkan pembangunan proyek

infrastruktur yang telah ada (multiyears project), namun anggaran tahun 2012 juga

dialokasikan untuk proyek pembangunan infrastruktur yang mulai dilakukan tahun ini.

Dari beberapa program pembangunan jalan dan jembatan pada Bidang Bina Marga

Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur, diantaranya merupakan program dalam

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.

Proyek pembangunan tersebut antara lain pengerjaan jalan tol Samarinda-Balikpapan,

pembangunan jembatan Pulau Balang Balikpapan-Penajam Paser Utara, pelabuhan Kariangau

Balikpapan, pelabuhan Palaran Samarinda dan pembangunan pelabuhan internasional Maloy

di Kabupaten Kutai Timur. Oleh karena itu, pada tahun anggaran 2012 proyek-proyek ini

masih mendapat porsi alokasi APBD yang cukup besar dari Bidang Bina Marga terutama untuk

pembangunan belanja pengadaan konstruksi jalan. (Tabel B1.1).

Tabel B1.1 Pembiayaan Jalan dan Jembatan TA. 2011 dan 2012

Bidang Bina Marga Sumber Dana APBD

Sumber: Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kaltim

Dari beberapa program pembangunan jalan dan jembatan tersebut, pembangunan

jalan tol Balikpapan-Samarinda mendapat alokasi terbesar pada APBD Kaltim tahun anggaran

2012, baik jika dilihat dari alokasi anggaran pengadaan konstruksi jalan maupun anggaran

untuk belanja pengadaan lahan. Alokasi untuk pembangunan jalan tol pada tahun anggaran

2012 sebesar Rp. 750 milyar, meningkat Rp. 250 milyar atau 50,02% dibandingkan tahun

anggaran 2011 yang mendapatkan alokasi dana sebesar Rp. 499 milyar. Sementara itu alokasi

Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kaltim

58

anggaran pembebasan lahan yang baru dianggarkan pada tahun 2012 ini mendapat alokasi

sebesar Rp.168 milyar, namun anggaran ini digabungkan dengan pembebasan lahan untuk

pembangunan jembatan kembar. Pembangunan jalan tol ini walaupun sudah masuk dalam

program pembangunan MP3EI 2011-2025 dan telah ditetapkan berdasarkan Peraturan

Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2011, pada prosesnya menghadapi beberapa kendala

diantaranya izin menteri kehutanan terkait lokasi pembangunan jalan tol yang melewati

kawasan Taman Hutan Rakyat Bukit Soeharto dan Hutan Lindung Sungai Manggar (HLSM).

Selain pembangunan jalan tol, proyek yang mendapatkan alokasi cukup besar pada

tahun anggaran 2012 ini adalah pembangunan jembatan Pulau Balang bentang pendek 400

m, yang mendapatkan alokasi sebesar Rp. 65 milyar, meningkat sebesar Rp. 43 milyar

(195,67%) dari tahun anggaran 2011. Selain itu juga dialokasikan program pembangunan

jalan dan jembatan Dinas Pekerjaan Umum Bagian Bina Marga untuk Pelabuhan Kariangau

yang terbagi menjadi dua yaitu pembangunan jalan Km. 13 sebesar Rp. 40 milyar dan

pembangunan jalan Ramp 3 dan 4 Km.13 sebesar Rp. 24 milyar, namun dari kedua

pembangunan tersebut anggaran yang dialokasikan mengalami penurunan 27,78% dari

anggaran tahun 2011.

Sementara itu pada proyek pengembangan pelabuhan Palaran Samarinda,

pemindahan dari pelabuhan Yos Sudarso (lama) ke Terminal Peti Kemas (TPK) Palaran saat ini

masih belum didukung dengan kesiapan infrastruktur berupa akses jalan. Oleh karena itu pada

anggaran tahun 2012 dialokasikan pembangunan jalan Samarinda menuju Sanga-Sanga (TPK

Palaran) untuk belanja pengadaan konstruksi jalan sebesar Rp. 94 milyar. Selain beberapa

proyek tersebut diatas, beberapa alokasi anggaran untuk pembangunan jalan dan jembatan di

Kaltim antara lain pembanguna jembatan Kembar Samarinda, jalan akses Maloy, dan

pembangunan jalan Km.38 Semoi Sepaku Petung (Tabel B1.2).

Tabel B1.2 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan TA. 2012

Sumber: Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kaltim

59

Tabel 5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH

DAN KESEJAHTERAAN

5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur

Perkembangan jumlah penduduk Kalimantan Timur yang berusia 15 tahun ke atas

berdasarkan survei Ketenagakerjaan bulan Februari 2012, berjumlah 2.621.618 orang.

Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 3,55% (yoy) (dibandingkan data bulan

Februari 2011) atau bertambah sebanyak 89.950 orang. Dari jumlah penduduk usia 15

tahun keatas, yang termasuk dalam kategori angkatan kerja berjumlah 1.832.179 orang.

Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 6,96% (yoy) atau bertambah sebanyak

119.283 orang dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 69,89%, lebih tinggi

dibandingkan dengan TPAK bulan Februari 2011 yang sebesar 67,66%. Sementara itu,

jumlah pengangguran di Kaltim mengalami penurunan 2,67% (yoy) dari 174.807 orang

menjadi 170.138 orang, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami

penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari

10,21% menjadi 9,29% (Tabel 5.1).

Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur dilihat dari rata-rata indeks kondisi

ketersediaan lapangan kerja triwulan I tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan

dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Rata-rata indeks kondisi ketersediaan

lapangan kerja triwulan I tahun 2011 sebesar 86,17 atau mengalami peningkatan 22 poin

dari indeks rata-rata periode yang sama tahun sebelumnya (Grafik 5.1).

Jika dilihat dari indeks rata-rata ekspektasi ketersediaan lapangan kerja 6 bulan

yang akan datang dari hasil survei konsumen Bank Indonesia, ekspektasi konsumen

BAB

V

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan

60

terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan masih berada pada level optimis yaitu sebesar

117,17 poin, mengalami peningkatan 22,67 poin dari periode yang sama tahun

sebelumnya.

Dilihat dari status pekerjaan utama, dari 1.662.041 orang pekerja di Kalimantan

Timur, status pekerjaan utama terbanyak sebagai buruh/karyawan sebesar 832.547 orang

atau 50,09%, diikuti berusaha sendiri sebesar 271.892 orang atau 16,36%, berusaha

dibantu buruh tidak tetap sebesar 230.571 atau 13,87% dan pekerja tidak dibayar

220.098 orang atau 13,24%, sedangkan pekerja bebas di pertanian 10.761 orang atau

0,65% (Tabel 5.2).

-

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2010 2011 2012

IndeksKondisi ketersediaan lapangan kerja

Ekspektasi ketersediaan lap.kerja 6 bln y.a.d

Grafik 5.1 Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia

Tabel 5.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke atas Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama

Sumber: BPS Prov. Kalimantan Timur, diolah

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan

61

Ditinjau dari perkembangan pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) data Jamsostek

kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Timur menunjukkan adanya penurunan. Indikasi

ini terlihat dari pencairan JHT secara nominal yang mengalami peningkatan dari Rp 15,56

milyar pada triwulan I-2011 menjadi Rp 20,10 milyar pada triwulan I-2012 atau

mengalami peningkatan sekitar 29,17% (yoy) (Grafik 6.2).

5.2 Kesejahteraan

Kondisi kesejahteraan masyarakat di triwulan I-2012 diperkirakan sedikit

meningkat dibandingkan triwulan IV-2011 dan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal

ini diindikasikan oleh Indeks Keyakinan Konsumen yang mengalami kecenderungan

meningkat (Grafik 6.3). Peningkatan keyakinan tersebut berasal dari meningkatnya

kondisi ekonomi saat ini yang naik dari rata-rata 102,00 pada periode yang sama tahun

sebelumnya menjadi rata-rata 115,56 pada triwulan I-2012 atau meningkat 4,56 poin

dari rata-rata triwulan IV-2011 yang sebesar 111,00 poin. Sementara itu ekspektasi

konsumen mengalami peningkatan dari rata-rata 126,66 pada triwulan I-2011 menjadi

rata-rata 131,50 poin pada triwulan I-2012 namun mengalami sedikit penurunan 1,94

poin dari rata-rata 133,44 pada triwulan IV-2011. Walaupun demikian baik

perkembangan keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi maupun ekspektasi

konsumen ke depan menunjukkan tingkat optimisme yang masih terjaga.

(100)

-

100

200

300

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

(Rp juta) (%)Jaminan Hari Tua y-o-y

Grafik 6.2 Perkembangan Nominal Jaminan Hari Tua (JHT) di Samarinda

Sumber: PT. Jamsostek Kantor Cabang Samarinda, diolah.

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan

62

Masyarakat memperkirakan bahwa penghasilan mereka pada enam bulan yang

akan datang masih tetap optimis sebagaimana tercermin pada Indeks Ekspektasi (Grafik

6.4). Kondisi tersebut tercermin dari rata-rata Indeks Ekspektasi Penghasilan triwulan I-

2012 sebesar 145,00 dan mengalami penurunan 3,50 poin dibandingkan rata-rata pada

triwulan IV-2011. Sementara itu, optimisme konsumen terhadap ekspektasi penghasilan 6

(enam) bulan yang akan datang berasal dari jumlah konsumen yang mengatakan tingkat

penghasilan mengalami kenaikan/lebih baik sebanyak 42,00 persen, penghasilannya tetap

sebanyak 57,50 persen dan sisanya hanya 0,50 persen menyatakan penghasilannya

mengalami penurunan.

-

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3

2010 2011 2012

Indeks

Indeks Keyakinan KonsumenKondisi Ekonomi Saat IniEkspektasi Konsumen

Grafik 5.3 Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3

2010 2011 2012

Indeks Kondisi Penghasilan Ekspektasi Penghasilan

Grafik 5.4 Indeks Penghasilan dan Ekspektasi Penghasilan

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia

63

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

6.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan II-2012

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2012 diperkirakan akan

mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar

antara 6,3% + 0,5 (yoy). Salah

satu indikator yang menjadi arah

pertumbuhan positif tersebut

dapat terlihat dari hasil Survei

Konsumen (SK) yang dilakukan

Bank Indonesia Samarinda pada

bulan April 2011 yaitu Indeks

Ekspektasi Konsumen (IEK) yang

masih berada di atas level optimis

(100), yaitu sebesar 120,50. Hal ini

dipengaruhi oleh sebagian besar

komponen ekspektasi konsumen

yang cukup optimis (Grafik 7.1),

terutama ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan dan ekspektasi terhadap

penghasilan.

Dari sisi permintaan pertumbuhan positif didukung oleh meningkatnya kinerja

ekspor Kaltim dan semakin mengeliatnya kegiatan investasi seiring dengan bertambahnya

kebutuhan masyarakat dan kegiatan ekonomi sehingga meningkatkan iklim usaha di

Kaltim. Sementara itu dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi Kaltim masih didukung

oleh perkembangan positif di

sektor pertambangan dan

penggalian yang diperkirakan

masih cukup tinggi karena

stabilnya permintaan dan masih

baiknya harga komoditas

unggulan Kaltim yaitu minyak

mentah dan batubara di pasar

internasional (Grafik 7.2). Selain itu

meningkatnya kegiatan ekonomi

terutama kegiatan investasi dan

proyek-proyek pembangunan

BAB

VI

Grafik 6.1 Indeks Ekspektasi Konsumen

Sumber : Survey Konsumen BI

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4

2010 2011 2012

Indeks

Ekspektasi Penghasilan

Ekspektasi Ekonomi

Ekspektasi Ketersediaan Lap.Kerja

Garis 100

Grafik 6.2 Harga Komoditas Minyak & Batubara

Sumber : Datastream Bloomberg

97.07

103.01

81.05

62.57

-

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

2010 2011 2012

USD minyak wti (per barel) coal (per MT)

Prospek perekonomian Daerah

64

infrastruktur di triwulan II-2012 juga akan memberikan efek pertumbuhan positif pada

sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor angkutan dan komunikasi sebagai

sektor pendukung.

6.2 Prospek Perkembangan Inflasi

Tekanan terhadap laju perkembangan harga barang dan jasa pada triwulan I-

2012 diperkirakan akan meningkat dan berada pada kisaran 6,1% + 0,5 (yoy).

Pergerakan harga komoditas pangan di pasar dunia seperti minyak sawit mengalami tren

kenaikan sehingga diperkirakan akan meningkatkan produk turunannya seperti minyak

goreng, sementara harga komoditas gula relatif stabil (Grafik 7.3 dan Grafik 7.4). Inflasi

di Kaltim pada triwulan depan diperkirakan banyak disumbangkan dari peningkatan

harga bahan makanan. Berdasarkan pemantauan harga pada April dan awal Mei 2012

yang dilakukan oleh Disperindagkop Provinsi Kaltim, beberapa komoditas utama bahan

kebutuhan pokok di kota Samarinda pada April 2012 mulai mengalami peningkatan

diantaranya beras, minyak goreng, sayuran, dan bumbu-bumbuan (bawang merah,

bawang putih) (Grafik 7.5). Sementara bahan makanan produk peternakan seperti telur

ayam ras, daging ayam ras, dan daging sapi relatif lebih stabil (Grafik 7.6). Faktor yang

mendorong kenaikan harga beberapa komoditas tersebut adalah berkurangnya jumlah

pasokan yang disebabkan oleh faktor cuaca buruk yang mengganggu panen dan

kelancaran distribusi barang. Sementara itu, sumber tekanan inflasi inti diperkirakan

masih berasal dari kelompok perumahan yaitu meningkatnya harga semen (jumlah semen

yang langka dibandingkan kebutuhan di Kaltim) dan peningkatan biaya sewa rumah atau

biaya tempat tinggal di Kaltim.

Grafik 6.3 Harga Komoditas Gula Grafik 6.4 Harga Minyak Kelapa Sawit

Sumber : Datastream Bloomberg

26.55

31.00

0

10

20

30

40

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

2010 2011 2012

USD/pound

1244

914

1,145

-

400

800

1,200

1,600

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4

2010 2011 2012

USD/MT

Prospek Perekonomian Daerah

65

Grafik 6.5 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas

Utama Kota Samarinda (1)

Sumber : Disperindagkop Provinsi Kaltim

Grafik 6.6 Perkembangan Bulanan Harga Komoditas

Utama Kota Samarinda (2)

Sumber : Disperindagkop Provinsi Kaltim

.

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5

2009 2010 2011 2012

(mtm)

Cabe Merah Besar Minyak Goreng Tepung Terigu

Beras Bengawan Gula Pasir (DN) Bawang Merah

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5

2009 2010 2011 2012

(mtm) Daging Ayam Boiler Telur Ayam Boiler Daging Sapi

66

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

1. Inflasi dan PDRB

67

2. Perbankan

68

3. Sistem Pembayaran