54
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Kantor Bank Indonesia Samarinda Triwulan II - 2008

KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Kalimantan Timur

Kantor Bank Indonesia Samarinda

Triwulan II - 2008

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

i

KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan

buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan II-2008 dapat

dirampungkan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kaltim dalam

rangka pemberian informasi yang komprehensif serta saran terkait kepada para stakeholders Bank

Indonesia, dengan harapan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi pemangku

kebijakan, akademisi, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang membutuhkan.

Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan

Timur (Kaltim) selama triwulan II-2008, adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2008 mencapai 6,52% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2008 sebesar 6,72% (y-o-y). Namun pertumbuhan

ekonomi Kaltim tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang

diperkirakan mencapai 6,2% (y-o-y).

2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan II-2008 mencapai 14,9% (y-o-y), lebih tinggi

dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 11,05% atapun laju inflasi nasional pada

triwulan II-2008 sebesar 11,03%. Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi

(IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, yang merupakan wilayah baru yang

dimasukkan untuk perhitungan laju inflasi di Kalimantan Timur, masing-masing sebesar sebesar

15,83% (y-o-y), 13,66% (y-o-y) dan 15,33% (y-o-y).

3. Kinerja usaha perbankan Kaltim menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum se-

Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 35.113 miliar, mengalami peningkatan sebesar

Rp 2.138 miliar (6,48%) dibandingkan posisi pada triwulan sebelumnya.

b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit berdasarkan lokasi kantor selama triwulan

I-2008 mencapai sebesar Rp 18.210 miliar atau mengalami peningkatan Rp 1.774 miliar

(10,8%) dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya. Demikian pula halnya

dengan kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk proyek di Kaltim

mengalami peningkatan sebesar Rp 1.378 miliar (5,74%) dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 25.384 miliar pada triwulan II-2008 (s.d Mei

2008). Apabila ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa 36,1% dari total kredit berlokasi

proyek di Kaltim berasal dari bank yang berkantor di luar Kaltim, terutama dikucurkan oleh

kantor pusat bank yang berada di DKI Jakarta yang mencapai Rp 8.828 miliar.

c) Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio

pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 72,3%, lebih

tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 51,86%.

d) Pembiayaan kepada usaha berskala mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berhasil

disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 68,4%

atau Rp 12.460 miliar dari total kredit sebesar Rp 18.210 miliar. Penyaluran kredit UMKM

tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp 265 miliar atau tumbuh 11,40% (q-t-q)

dibandingkan dengan triwulan I-2008.

4. Dengan mencermati berbagai faktor, perekonomian Kaltim pada triwulan III-2008 diperkirakan

mencapai 3,5 – 4,5% (y-o-y) atau lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan

laporan dengan tetap dibayangi tekanan inflasi yang masih relatif tinggi sebagai kombinasi atas

tekanan dari sisi permintaan dan penawaran.

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

ii

Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus

menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan dan umpan

balik bagi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Selanjutnya, dukungan ketersediaan

data atau informasi terkini dari berbagai dinas/instansi serta pihak-pihak terkait di Kalimantan Timur

sangat membantu kami dalam penyusunan buku ini. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima

kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan

buku ini.

Samarinda, Agustus 2008

BANK INDONESIA SAMARINDA

Imam Supeno

Pemimpin

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

iii

DDAAFFTTAARR IISSII

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….........................................................

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..........................................................

DAFTAR TABEL .....................………………………………………………................................................….

DAFTAR GRAFIK ...............................................................................................................

i

iii

v

vi

RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF ………………………………..…………………………………………………………………………………

I. Gambaran Umum ……………………….…………………………………………………………………….……..

II. Asesmen Perekonomian ..............................................................................

III. Asesmen Inflasi ……………………………………………………………………………………………………..

IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ................................................

1. Perbankan .........................................................................................

2. Sistem Pembayaran .............................................................................

V. Perkiraan …………………………………………………………………………………………………………………..

VI. Anekdotal Informasi ………………………………………………………………………………………………

BBAABB II PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO REGIONAL …………………………….……………………….

1.1 Gambaran Umum ..........................................................................................

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ..................................................

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ......................................................................

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ........................................................................

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ………………………………………

1.2.4 Ekspor dan Impor ...…….........................................................................

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran …………………………………………………………

1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ……………………………..

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ………………………………………………..…………..

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ……………………………………………………………….……………..

1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………………….….

1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………...........................................….

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………....................................……

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .....................................................

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ...................................

1.3.9 Sektor Jasa-jasa ...................................................................................

Boks 1. Hasil Survei Cepat (Quick Survey) Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kota Samarinda ………………………………………………………………….

BBAABB IIII EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII ………………………………………………………………………..…….

2.1 Gambaran Umum ……………………………………………………….……………………………………..…..

2.2. Inflasi Tahun Berjalan (y-t-d)…………………………………………………………..……...…………….

2.2.1 Inflasi Tahun Berjalan Kota Samarinda …………………………………………………………

2.2.2 Inflasi Tahun Berjalan Kota Balikpapan ………………………………………….…………..

2.2.3 Inflasi Tahun Berjalan Kota Tarakan ……………………………………………………………

1

1

2

2

3

4

4

4

5

6

6

6

7

8

8

8

11

12

12

13

13

13

14

14

15

15

16

18

18

18

19

19

19

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

iv

2.3. Inflasi Tahunan (y-o-y).......................................………………………………………………

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ……….......................................…………..

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan ….......................................................

2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ………………………………………………………………………..

20

20

21

22

BBAABB IIIIII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN PPEERRBBAANNKKAANN DDAAEERRAAHH ………. …….…………………………………………………

3.1 Gambaran Umum ……………………………………………………………………………………………..……….

3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum ……………………………………………………………….…….……

3.2.1 Total Aset …………………………………………………………………………………………………………..

3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat ……………….. …………………………………………….….

3.2.4 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….…….………….

a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….…………………………………….…..

b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………………..…..

3.3 Perkembangan Kredit UMKM ……….…………………………………………………………………….………

3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………………………….

a. Perkembangan Aset BPR …………………………………………………………………………....

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………………..………

c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………………………..

3.5 Asesmen Risiko Perbankan …………………………………………………………. ……………..…………..

3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………................

3.5.2 Risiko Likuiditas ...................................................................................

3.5.3 Risiko Pasar ........................................................................................

BAB IV KEUANGAN DAERAH ………………….………….......................………………… ...........................

4.1 Gambaran Umum ...........................................................……………....................

4.2 Pendapatan .....................................................………………………………..................

4.3 Belanja …………………………………….………………………………………………………….……………………….

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ………………………………………………………………………….

5.1 Gambaran Umum ……………………. …………………………………………………………………… ……………

5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….…………………………………..

5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ……………………………………………………………..

5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai …………………………………………………………………………..

5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring ……………………………………………………………………….

5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS …………………………………………………………………..

BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH ....................................................

6.1 Gambaran Umum ..........................................................................................

6.2 Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Timur Bulan Februari 2008 ........................

BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH .....................................................

7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III-2008 ...............................................

7.2 Prospek Perkembangan Inflasi .........................................................................

LAMPIRAN

23

23

23

23

24

25

25

26

28

30

30

30

30

31

31

33

33

34

34

34

34

36

36

36

36

37

37

37

39

39

39

41

41

42

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

v

DDAAFFTTAARR TTAABBEELL

Halaman

1.1

1.2 1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

1.10

1.11

2.1 2.2 2.3

2.4

2.5

2.6

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

3.10

3.11

3.12

3.13

3.14 5.1

6.1

6.2

6.3

Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur .......................................

Perkembangan Komponen Ekspor Tw II-2008 ……………………………………………………..

Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan II-2008 (HS 2 dijit, dalam juta USD).....................................................................

Perkembangan Komponen Impor Tw II-2008 ……………………………………………………….

Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan II-2008 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ........................................................ ......

Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur .........……...........................…………

Perkembangan Produktivitas Tanaman Bahan Makanan di Kaltim (ton) …………..

Perkembangan Industri Non Migas Kaltim Trw II-2008 (y-o-y) ............................

Perkembangan Sub-Angkutan Kaltim Trw II-2008 (y-o-y) ...................................

Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ………………….

Perkembangan Sub Sektor Jasa-jasa Swasta ………………………………………………………

Inflasi Tahun Berjalan di Kota Samarinda...........................................................

Inflasi Tahun Berjalan di Kota Balikpapan..........................................................

Inflasi Tahun Berjalan di Kota Tarakan …………………………………………………………………

Inflasi Tahunan Kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa................

Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa.....................

Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa.....................

Perkembangan Total Aset Bersih Bank Umum di Kaltim .......................................

Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim...........................

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................

Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim ........................................

Perbandingan Kredit dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim (per Juni 2007) ...

Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit .....................................

Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi .....................................................................

Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah (NPLs) Menurut Skala Kredit …………………..

Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah (NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi …………………………………………………………………………………

Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) .....................

Perkembangan Aktiva Produktif Bank Umum …………………………………………………………….

Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Kolektibilitas .....................................

Perkembangan Kredit Bermasalah (NPLs) Bank Umum ........................................

Struktur Jangka Waktu dan Sebaran DPK ..........................................................

Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur ..........................................

Penduduk Usia 15 tahun ke atas Menurut Kegiatan .............................................

Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaaan Utama ..........................................................................................................

Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaaan Utama ..........................................................................................................

7

8

9

9

10

11

12

13

14

15

15 19

19 20

21 21

22

24

24 22

27

27 28

28

29

29

31

31

32

32

33 38

39

40

41

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

vi

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

1.10

1.11

1.12

2.1

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

3.10

4.1

4.2

5.1

5.2

5.3

5.4

6.1

6.2

7.1

7.2

7.3

DDAAFFTTAARR GGRRAAFFIIKK

Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (y-o-y)…………………………………………………..

Perkembangan Kredit Konsumsi …………………………………………………………………………...…...

Perkembangan IKK dan Kondisi Ekonomi Saat Ini .............................……........…….

Perkembangan Kredit Investasi ……………..…………....................................…..…………

Perkembangan Arus Ekspor Impor di Pelabuhan Samarinda & Balikpapan ………

Kontribusi Per Negara terhadap Pertumb. Ekspor Non Migas Kaltim Tw II-2008 ………

Kontribusi Utama Penurunan Impor Non Migas Kaltim per Negara Asal Barang Tw

II-08 ………………………………………………………..……………………………...………………………………...

Kontribusi Pertumbuhan Subsektor Pertanian Triwulan II-2008 (y-o-y) ……………………

Kontribusi Pertumbuhan Subsektor Tambang Triwulan II-2008 (y-o-y) ……………………

Perkembangan Kredit Konstruksi di Kaltim ………………................................……………

Perkembangan Kredit Perdagangan di Kaltim ……………..................................……….

Perkembangan Arus Penumpang melalui Bandara Sepinggan, Balikpapan ……….

Laju Inflasi Kalimantan Timur (y-o-y) …………..………………………………………………….…………

Kinerja Usaha Perbankan Nasional dan Kaltim ....................................................

Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-Rate ..................................................

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................

Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim...............................

Kredit Lokasi Proyek Berdasarkan Propinsi Asal ..................................................

Perkembangan Aset BPR .................................................................................

Perkembangan DPK Berdasarkan Jenis ..............................................................

Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan ...............................................

Struktur Kepemilikan Simpanan .......................................................................

Perkembangan bunga kredit dan nisbah NPLs Periode Trw I-06 s.d Trw I-08 ..........

Kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Realisasi APBD 2007................

Kontribusi PenurunanPertumbuhan Komponen Belanja Modal Realisasi APBDKaltim

2007 ............................................................................................................

Perkembangan Peredaran Uang Kartal di Kaltim …………..……………………………………………

Perkembangan PTTB …………………………………………………………………………………………………..

Perkembangan Transaksi Kliring di Kalimantan Timur ……………………………………………….

Perkembangan Transaksi RTGS di Kota Samarinda & Balikpapan......................

Kontribusi Pertumbuhan Tenaga Kerja Sektoral .............................................

Komposisi Ketenagakerjaan Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama .............

Survei Kegiatan Dunia Usaha ............................ .........................................

Perkembangan Ekspektasi Konsumen ...........................................................

Ekspektasi Konsumen Terhadap Perubahan Harga Umum ................................

6

7

7

7

8

9

10

12

12

13

14

14

18

23

25

25

26

26

30

30

30

33

33

34

35

36

37

37

38

40

40

41

41

42

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ringkasan Eksekutif

1

RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF KKAAJJIIAANN EEKKOONNOOMMII RREEGGIIOONNAALL

PPRROOVVIINNSSII KKAALLIIMMAANNTTAANN TTIIMMUURR PPEERRIIOODDEE TTRRIIWWUULLAANN IIII--22000088

I. Gambaran Umum

Pergerakan ekonomi di Kalimantan Timur triwulan II-2008 masih menunjukkan

kinerja yang cemerlang, walaupun tidak secepat triwulan I-2008. Berdasarkan PDRB sisi

permintaan, pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya kinerja komponen penanaman

modal tetap domestik bruto (PMDTB) sebagai akibat meningkatnya kegiatan investasi di

Kalimantan Timur, terutama untuk penyelesaian proyek-proyek terkait PON XVII. Surplus

ekspor menjadi faktor penggerak berikutnya, sama halnya dengan komponen konsumsi

rumah tangga juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Ditinjau dari PDRB sisi

penawaran, kinerja positif sektor pertambangan dan penggalian yang relatif stabil masih

menjadi faktor utama pendorong tumbuhnya ekonomi Kalimantan Timur triwulan II-2008,

terutama dengan meningkatnya produktivitas pertambangan batubara yang dipengaruhi oleh

tingginya permintaan barubara di pasar dunia. Selain itu juga kontribusi sektor industri

pengolahan tidak dapat dinafikan, seiring dengan peningkatan kinerja sub sektor industri

pengolahan migas, yang terdiri dari pengilangan minyak dan LNG. Sementara sektor

perdagangan, hotel dan restoran mengalami pertumbuhan yang tertinggi dibandingkan

dengan sektor ekonomi lainnya, didorong oleh pola konsumsi musiman dengan adanya masa

liburan sekolah.

Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)

bersubsidi pada akhir Mei 2008, memberikan tekanan yang signifikan terhadap harga barang

dan jasa di Kalimantan Timur sehingga laju inflasi mengalami peningkatan yang cukup tinggi.

Ditambah dengan beberapa faktor lainnya seperti masih tingginya harga komoditas makanan

di pasar dunia, kondisi cuaca yang kurang bersahabat dengan tingginya curah hujan yang

menyebabkan banjir dan gelombang laut yang tinggi sehingga menyebabkan hambatan pada

transportasi barang dan jasa, serta dipengaruhi pula dengan mulai meningkatnya konsmsi

terkait persiapan penyelenggaraan PON XVII di Kaltim.

Kinerja industri perbankan Kaltim pada triwulan II-2008 mulai menggeliat

sebagaimana terlihat dari peningkatan beberapa indikator kegiatan usaha perbankan seperti

aset bersih, dana pihak ketiga (DPK) dan kredit, termasuk kredit berskala mikro, kecil dan

menengah (MKM). Selain itu, asesmen terhadap stabilitas sistem perbankan daerah

menunjukkan kondisi yang relatif terjaga. Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan

Timur triwulan II-2008 menunjukkan perkembangan yang beragam. Peredaran uang kartal

mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, dipengaruhi oleh

meningkatnya jumlah uang kartal yang keluar dari kas Bank Indonesia (outflow). Seperti

halnya peredaran uang kartal, transaksi non tunai melalui kliring juga meningkat sedangkan

RGTS mengalami penurunan.

Perekonomian Kalimantan Timur triwulan III-2008 diperkirakan masih tumbuh

positif namun relatif melambat dibandingkan dengan triwulan II-2008. Perlambatan tersebut

dari sisi permintaan diperkirakan dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan investasi di

Kalimantan Timur menyusul rampungnya proyek pembangunan sarana dan prasana

pendukung PON XVII. Sementara dari PDRB sisi penawaran, perlambatan yang terjadi di

sektor pertambangan dan penggalian karena pengaruh cuaca yang mengganggu produksi

batubara, yang merupakan komoditas andalan Kalimantan Timur, diperkirakan menjadi

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ringkasan Eksekutif

2

faktor utama perlambatan tersebut ditambah melambatnya permintaan di pasar

internasional. Faktor positif yang menjadi pendorong pertumbuhan di triwulan III-2008

adalah adanya pola konsumsi musiman dengan mulai memasukinya bulan Ramadan dan

menjelang Idul Fitri, yang akan meningkatkan permintaan masyarakat akan barang dan Jasa.

Di sisi lain, meningkatnya permintaan masyarakat tersebut diperkirakan juga akan

membawa pengaruh pada meningkatnya harga berbagai barang dan jasa, yang sebelumnya

juga telah memperoleh tekanan dari peningkatan harga BBM, masih tingginya harga

komoditas bahan makanan di pasar dunia. Maka dari itu, laju inflasi di Kalimantan Timur

pada triwulan III-2008 diperkirakan akan meningkat.

II. Asesmen Perekonomian

Pertumbuhan ekonomi tahunan Kalimantan Timur triwulan II-2008 masih

menunjukkan perkembangan yang positif, yaitu mencapai 6,52% (y-o-y), ini masih lebih

rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-200 sebesar 6,72%.

Dari sisi permintaan, kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur

triwulan II-2008 ini adalah pertumbuhan komponen penanaman modal tetap domestik bruto

(PMDTB) dengan kontribusi pertumbuhan sebesar 2%. Komponen ini tumbuh 12,46% (y-o-y)

dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh

masuknya investasi dari luar Kalimantan Timur ke beberapa sektor ekonomi, terutama dalam

rangka pembangunan berbagai venues olahraga yang dipergunakan dalam PON XVII.

Komponen lainnya yang memberikan kontribusi cukup besar juga adalah komponen

konsumsi rumah tangga, yaitu sebesar 1,88% dengan pertumbuhan 12,41% (y-o-y) dan

komponen ekspor neto dengan kontribusi sebesar 1,76% atau tumbuh sebesar 2,81% (y-o-

y).

Dari sisi penawaran

III. Asesmen Inflasi

, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2008 masih dipengaruhi oleh

pertumbuhan pada sektor pertambangan dan penggalian, yang mampu tumbuh sebesar

6,38% (y-o-y), dengan kontribusi terhadap pertumbuhan mencapai 2,51%; yang

dipengaruhi oleh meningkatnya produktivitas sub sektor pertambangan tanpa migas, yaitu

batubara. Sektor lainnya yang berkontribusi cukup besar pada pertumbuhan ekonomi

triwulan II-2008 adalah sektor industri pengolahan yang tumbuh sebesar 3,58% (y-o-y)

dengan kontribusi 1,16% dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang berkontribusi

sebesar 1,10% dengan pertumbuhan mencapai 13,94% (y-o-y), yang tertinggi dibandingkan

dengan sektor ekonomi lainnya.

Perhitungan laju inflasi untuk wilayah Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 ini

mengalami pertambahan 1 (satu) kota, yaitu Kota Tarakan, melengkapi Kota Samarinda dan

Balikpapan yang telah lebih dahulu diperhitungkan laju inflasinya; dan juga mengalami

perubahan tahun dasar yaitu dari tahun 2002 menjadi 2007.

Laju perkembangan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan II-

2008 dipengaruhi oleh masih tingginya harga komoditas bahan makanan di pasar dunia,

iklim yang kurang baik dengan adanya curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan banjir

di beberapa daerah dan gelombang laut yang bergejolak sehingga berdampak pada

terhambatnya pasokan komoditas yang berasal dari Pulau Sulawesi dan Jawa. Selain itu

juga, adanya kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)

bersubsidi pada akhir bulan Mei 2008, menambah tekanan pada meningkatnya harga

komoditas.

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ringkasan Eksekutif

3

Dengan adanya faktor-faktor tersebut, telah menyebabkan tingginya laju inflasi IHK

tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 ini, yang mencapai 14,9% (y-o-y), lebih

tinggi dibandingkan triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 11,05%. Laju inflasi Kalimantan

Timur tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi nasional yang sebesar

11,03%.

Laju inflasi tahunan Kota Samarinda triwulan II-2008 mencapai 15,83% (y-o-y), lebih

tinggi dibandingkan triwulan I-2008 sebesar 11,6%. Sementara laju inflasi tahun berjalan

yaitu periode Januari – Juni 2008, laju inflasi di Kota Samarinda tercatat sebesar 9,52% (y-t-

d). Tingginya laju inflasi di Samarinda dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan makanan,

kelangkaan pasokan dan kenaikan harga BBM.

Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan pada periode berjalan ini mencapai 13,66% (y-o-y),

lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar 10,40%. Laju

inflasi tahun berjalan di kota ini tercatat sebesar 7,26% (y-t-d). Faktor-faktor yang

mempengaruhi laju kenaikan harga barang dan jasa di kota ini serupa dengan yang terjadi di

Samarinda

Laju inflasi tahunan Kota Tarakan

IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran

triwulan II-2008 tercatat sebesar 15,33% (y-o-y),

sedangkan laju inflasi tahun berjalan mencapai 12,64% (y-t-d), yang tertinggi dibandingkan

dengan Kota Samarinda dan Balikpapan. Hal ini selain dipengaruhi oleh faktor yang sama

dengan kedua kota lainnya, jarak tempuh yang jauh untuk menuju Tarakan dari daerah-

daerah pengahasil komoditas menjadi salah satu faktor utama tinggi laju inflasi di Kota

Tarakan.

1. Perbankan

Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan II-2008 tercatat

Rp 44.559 miliar, mengalami peningkatan 6,27% (q-t-q) dibandingkan posisi triwulan

sebelumnya. Laju peningkatan aset tertinggi dialami oleh bank umum syariah sebesar

16,02%.

Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada triwulan

II-2008 tercatat Rp 35.113 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp 2.138 miliar atau naik

6,48% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan simpanan tersebut

terutama berasal dari simpanan giro yang naik sebesar Rp 1.490 miliar (15,65%), diikuti

oleh peningkatan tabungan sebesar Rp 1.388 miliar (10,98%).

Dari sisi pemberian pinjaman, Kredit yang disalurkan oleh bank umum yang

berkantor di Kaltim pada triwulan II-2008 mencapai Rp 18.209,6 miliar, mengalami

peningkatan Rp 1.774,4 miliar atau tumbuh 10,8% (q-t-q) dibandingkan triwulan I-2008.

Pertumbuhan tersebut menurut penggunaannya, terutama didorong oleh kredit investasi dan

kredit modal kerja yang masing-masing tumbuh 14,95% dan 11,24%. Sedangkan

berdasarkan sektor ekonomi, pertumbuhan kredit tertinggi dialami sektor jasa dunia usaha

dan sektor angkutan, masing-masing sebesar 37,84% dan 28,05%. Dengan perkembangan

tersebut, LDR atas dasar lokasi bank menunjukkan perbaikan, dari 49,84% pada triwulan I-

2008 menjadi 51,86% pada triwulan laporan.

Sementara itu, penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek pada triwulan II-2008

(s.d Mei 2008) tercatat sebesar Rp 25.383,8 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp

1.378 miliar (5,74%) dibandingkan dengan posisi kredit pada triwulan sebelumnya.

Peningkatan tersebut terutama berasal dari sektor perindustrian yang kreditnya meningkat

sebesar 27,28%. Dengan pertumbuhan kredit yang sedikit lebih rendah dibanding

pertumbuhan DPK maka nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR) berdasarkan lokasi

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ringkasan Eksekutif

4

proyek di Kaltim sedikit turun, dari sebesar 72,8% per Maret 2008 menjadi 72,3% per Mei

2008.

Jumlah kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) yang disalurkan bank umum di

Kaltim pada pada triwulan II-2008 mencapai Rp 12.460 miliar atau dengan pangsa 68,4%

terhadap total kredit. Jumlah kredit MKM tersebut pada triwulan laporan tercatat meningkat

sebesar Rp 265 miliar atau tumbuh 11,40% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Pertumbuhan kredit MKM tersebut juga disertai dengan perbaikan kualitas

kredit MKM, tercermin dari persentase kredit bermasalah bruto (gross-NPLs) yang turun dari

3,36% pada triwulan I-2008 menjadi 3,05% pada triwulan laporan.

Seperti halnya kinerja bank umum, indikator usaha BPR pada triwulan laporan juga

menunjukkan peningkatan. Hal ini tercermin dari peningkatan aset sebesar 12,66% dan

pertumbuhan penghimpunan dana sebesar 8,26%. Sementara itu, penyaluran kredit tumbuh

dengan cepat yakni mencapai 23,38% dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya.

Asesmen terhadap risiko perbankan pada triwulan laporan menunjukkan risiko

kredit yang dihadapi perbankan daerah di Kaltim masih relatif terkendali seperti terlihat dari

komposisi aktriva produktif yang cukup aman dan kualitas kredit yang terjaga baik.

Sementara itu, risiko likuiditas masih menghadapi struktur simpanan yang terkonsentrasi

tinggi pada simpanan jangka pendek (95,5%).

2. Sistem Pembayaran

Perkembangan sistem pembayaran di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan II-

2008 yang terdiri dari peredaran uang kartal, transaksi kliring dan RTGS, menunjukkan

perkembangan yang beragam.

Peredaran uang kartal mengalami peningkatan sebesar 26,96% (q-t-q)

dibandingkan dengan triwulan I-2008, atau naik dari Rp 1.449 miliar menjadi Rp 1.903

miliar. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkat permintaan uang kartal di masyarakat,

yang dipengaruhi oleh adanya pelaksanaan pilkada gubernur Kalimantan Timur dan

menjelang pelaksanaan PON VII. Berdasarkan proses peredarannya dari kas Bank Indonesia

di wilayah Kalimantan Timur, jumlah uang yang masuk ke kas Bank Indonesia (inflow)

mengalami penurunan sebesar 82,70% (q-t-q), sementara jumlah uang kartal yang keluar

(outflow) naik dalam persentase yang signifikan, yaitu tumbuh 267,39% (q-t-q). Sementara

jumlah uang yang dimusnahkan atau masuk dalam kebijakan Pemberiaan Tanda Tidak

Berharga (PTTB), yang turun sebesar 37,17% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan I-2008.

Sementara itu, perkembangan transaksi non tunai melalui kliring mengalami

peningkatan sebesar 13,10% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sedangkan

transaksi RTGS turun sebesar 39,34% (q-t-q).

V. Perkiraan

1. Perekonomian

Perekonomian Kalimantan Timur triwulan III-2008 diperkirakan masih akan tumbuh positif,

berkisar antara 3,5% sampai dengan 4,5% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2008. Dari sisi permintaan, melambatnya pertumbuhan

ekonomi tersebut dipengaruhi oleh iklim yang kurang baik di laut, yaitu adanya gelombang

yang tinggi sehingga menghambat proses pengiriman dari pelabuhan di Kalimantan Timur,

khususnya komoditas batubara yang menjadi komoditas andalan ekspor non migas di Kaltim.

Selain itu juga, diperkirakan komponen penanaman modal tetap domestik bruto agak

tumbuh melambat seiring dengan telah berakhirnya pelaksanaan PON berikut proyek

pembangunan sarana dan prasarana PON. Namun komponen konsumsi rumah tangga

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Ringkasan Eksekutif

5

diperkirakan akan meningkat yang dipengaruhi oleh kejutan konsumsi terkait PON yang

kemudian disusul dengan peningkatan musiman sehubungan dengan mulai masuknya bulan

Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan diperkirakan masih didorong oleh kinerja positif di sektor

pertambangan dan penggalian, namun diperkirakan melambat karena pengaruh curah hujan

yang tinggi di wilayah Kalimantan Timur, yang mengganggu pertambangan batubara. Selain

itu juga dipengaruhi oleh menurunnya harga minyak mentah yang menyebabkan

menurunnya permintaan batubara di pasar dunia. Sementara sektor industri pengolahan

diperkirakan masih akan menunjukkan kinerja yang positif seiring telah beroperasinya

kilang-kilang minyak dan LNG secara normal setelah berakhirnya proses overhaul. Sektor

perdagangan pun diperkirakan akan tumbuh cukup tinggi, dipengaruhi dengan meningkatnya

permintaan masyarakat karena pola konsumsi musiman.

2. Inflasi

Laju inflasi di Kalimantan Timur triwulan III-2008 diperkirakan masih akan tinggi,

dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM yang memberikan efek bergulir pada kenaikan harga

berbagai komoditas lainnya. Selain itu, faktor cuaca di laut yang kurang kondusif masih

mengganggu jalur transportasi menuju pelabuhan di Kalimantan Timur. Meningkatnya

ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga barang dan jasa di triwulan III-2008 juga

memberikan andil yang cukup besar, ditambah dengan akan memasukinya bulan Ramadan

dan persiapan Hari Raya Idul Fitri, dapat memberi tekanan yang lebih besar pada

perkembangan laju inflasi di Kalimantan Timur.

VI. Anekdotal Informasi

Penyesuaian Upah Minimum Provinsi Kalimantan Timur.

Setelah melalui proses yang alot akibat dialog tripartit yang sempat buntu kemudian

diwarnai dengan serangkaian demonstrasi yang cukup intens, akhirnya pada dini

hari Rabu 30 Juli 2008 telah diputuskan UMP Provinsi Kaltim naik sebesar 9,16%

atau dari Rp 815.000 mejadi Rp 889.654. Besaran 9,16% berdasarkan pada laju

inflasi tahun kalender Kaltim (y-t-d) hingga bulan Juni 2008. Kenaikan ini lebih

rendah dibanding tuntutan buruh yaitu menjadi Rp 1,3 juta. Melalui SK Pj Gubernur

Kaltim No. 561/K.403/2008 maka UMP baru tersebut berlaku mulai 1 Juli sampai

dengan Desember 2008. Selain itu juga disepakati bahwa seiring dgn kenaikan UMP

maka UMSP, UMKK dan UMSKK yang berlaku saat ini ikut naik sebesar 9,16%.

Rencana Pembangunan PLTG Senipah untuk mengatasi kelangkaan pasokan listrik

Kelangkaan listrik yang terjadi di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) telah

berlangsung lama dan dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Untuk mengatasi hal

tersebut, salah satu cara ditempuh oleh Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) dengan

membentuk Perusda Kelistrikan dan Sumber Daya Energi (PKSDE), yang

merencanakan untuk membangun Perusahaan Listrik Tenaga Gas (PLTG) di

Senipah. PLTG ini direncanakan akan menggunakan Mesin Trent 60 WLE

berkapasitas 2 x 40 megawatt dan bisa di up grade 120 megawatt yang

menghasilkan produksi 617,2 GWh per tahun. Investasi yang dibutuhkan mencapai

Rp 901,7 miliar dan direncanakan dapat beroperasi paling lambat akhir 2010 atau

awal 2011. Sementara penyediaan bahan baku berupa gas telah ditandatangani

Head of Agreement (HoA) dengan Total E&P Indonesie dan Inpex pada tanggal 4 Juli

2008.

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

6

PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO

RREEGGIIOONNAALL

1.1 Gambaran Umum

Perekonomian Kalimantan Timur pada

triwulan II-2008 mampu tumbuh sebesar 6,52% (y-

o-y), lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang sebesar

6,72%. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur ini

lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan

PDB Nasional sebesar 6,2% (Grafik 1.1.).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Timur triwulan II-2008 ini

dipengaruhi oleh meningkatnya komponen

pembentukan modal tetap domestik bruto, yang

dipengaruhi oleh masuknya investasi ke Kalimantan

Timur yang di dorong oleh banyaknya pembangunan proyek infrastruktur menjelang pelaksanaan

PON XVII dan berkembangannya sektor komoditas, seperti pertambangan. Selain itu, peningkatan

konsumsi rumah tangga dan komponen ekspor neto juga memberikan kontribusi pertumbuhan

yang cukup tinggi.

Sementara itu berdasarkan PDRB sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Kalimantan

Timur masih dipengaruhi oleh pertumbuhan di sektor pertambangan dan penggalian, yang

memberikan kontribusi tertinggi, seiring dengan masih tingginya permintaan batubara. Sektor

industri pengolahan juga menunjukkan perkembangan yang positif, yang didorong oleh

meningkatnya kinerja sub sektor industri pengolahan migas; serta sektor perdagangan, hotel dan

restoran yang meningkat karena pengaruh adanya pola konsumsi musiman.

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan

Berdasarkan PDRB menurut penggunaan triwulan II-2008, perekonomian Kalimantan

Timur menunjukkan pertumbuhan yang positif, yang ditunjang oleh pertumbuhan positif di setiap

komponen. Berdasarkan komponennya, pertumbuhan tertinggi triwulan I-2008 dicatat oleh

komponen pengeluaran pemerintah, yaitu mencapai 14,52%; diikuti oleh ekspor (11,14%) dan

konsumsi rumah tangga (10,13%).

Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan di sektor-sektor tersebut adalah

penyelesaiaan proyek-proyek pemerintah terkait dengan PON di Kalimantan Timur, meningkatnya

komoditas ekspor dan permintaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya.

BBBAAABBB

III

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

7

Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur

Jenis Penggunaan Pertumbuhan (y-o-y) Kontribusi

Q IV-07 Q I-08 Q II-08 Q IV-07 Q I-08 Q II-08

Konsumsi Rumah Tangga 3.78 13.98 12.41 0.54 2.02 1.88

Makanan 5.21 0.47 1.26 0.42 0.04 0.10

Non Makanan 1.92 30.28 25.70 0.12 1.99 1.77

Pengeluaran KLSN 10.39 16.30 16.31 0.03 0.06 0.06

Pengeluaran Pemerintah 9.37 13.88 14.34 0.45 0.67 0.71

Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 9.10 10.82 12.46 1.42 1.72 2.00

Perubahan Stok 6.56 11.19 11.71 0.06 0.11 0.12

Ekspor Neto (a-b) 0.93 3.37 2.81 0.59 2.14 1.76

a. Ekspor 4.03 6.59 4.22 4.85 7.88 5.12

Ekspor LN 0.55 4.62 1.58 0.48 3.88 1.35

Ekspor Antar Daerah 13.06 11.22 10.50 4.37 4.00 3.77

b. Impor 7.53 10.22 5.73 4.26 5.75 3.36

Impor LN 6.70 9.02 4.16 2.17 2.88 1.38

Impor Antar Daerah 8.64 11.80 7.79 2.09 2.87 1.98

PDRB Kaltim 3.10 6.72 6.52 3.10 6.72 6.52

Sumber: BPS Kaltim, diolah

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Rumah Tangga di

Kalimantan Timur pada triwulan II-2008

tumbuh sebesar 12,41% (y-o-y), lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 13,98%. Melambatnya pertumbuhan

pada triwulan berjalan ini dipengaruhi oleh

tekanan kenaikan harga akibat adanya

kebijakan pemerintah untuk menaikkan

harga BBM bersubsidi. Sementara itu,

pertumbuhan pada konsumsi rumah tangga

didorong oleh kontribusi dari konsumsi non

makanan sebesar 11,73%, sedangkan

konsumsi makanan hanya menyumbang

sebesar 0,68%.

Peningkatan pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga non makanan

didukung oleh meningkatnya data kredit konsumsi perbankan pada triwulan II-2008 yang

tumbuh sebesar sebesar 34,08% (y-o-y) lebih tinggi dibandingkan dengan posisi triwulan I-

2008 yang tumbuh sebesar 30,62%(Grafik 1.2).

Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK)

yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda

pada triwulan II-2008, indeks yang

menggambarkan konsumsi masyarakat, yaitu

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks

Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKES), masih berada

dibawah level 100. IKK, per bulan Juni 2008

tercatat sebesar 97,25 dan IKES sebesar 98,00.

Kedua indeks tersebut lebih tinggi dibandingkan

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

8

dengan triwulan I-2008 yang masing-masing tercatat sebesar sebesar 84,75 dan 81,00 pada

periode sebelumnya (Grafik 1.3). Faktor kenaikan harga BBM dan berbagai komoditas yang

memberi pengaruh pada peningkatan beban kebutuhan hidup masyarakat menjadi faktor

dominan yang menekan indeks dibawah level optimisnya.

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah

Pengeluran Pemerintah pada triwulan II-2008 mengalami pertumbuhan sebesar

14,34% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2008 yang tercatat sebesar

13,88%. Pertumbuhan komponen pengeluaran pemerintah ini dipengaruhi oleh adanya

pembangunan proyek-proyek terkait dengan pelaksanaan PON XVII di Kalimantan Timur.

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)

Pembentukan Modal Tetap Domestik

Bruto (PMDTB) Kalimantan Timur pada triwulan

II-2008 tumbuh sebesar 12,46% (y-o-y), lebih

tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan

PMTDB pada triwulan I-2008 yang mencapai

10,82%. Meningkatnya komponen ini

dipengaruhi oleh masuknya investasi ke

berbagai sektor dan juga termasuk untuk

pembiayaan pembangunan proyek PON.

Berdasarkan penyaluran kredit

perbankan triwulan II-2008, kredit investasi

mencapai Rp 4,2 triliun, atau tumbuh 44,62% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang sebesar 27,22%. (Grafik 1.4).

1.2.4 Ekspor dan Impor

Pertumbuhan ekspor

Kalimantan Timur pada triwulan II-2008,

mencapai 4,22% (y-o-y) dibandingkan

triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ini lebih rendah

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I-2008, yang tumbuh sebesar 6,59%.

Kaltim mencatat surplus1

1 Surplus dihitung berdasarkan selisih Ekspor terhadap Impor pada PDRB atas dasar harga berlaku menurut penggunaan

atas aktifitas

perdagangannya dengan provinsi/negara lain pada

triwulan I-2008 sebesar Rp 15,4 triliun, lebih rendah

dibandingkan surplus pada triwulan I-2008 yang

tercatat sebesar Rp 15,65 triliun. Secara persentase,

pertumbuhan komponen eskpor neto (ekspor dikurangi

impor) yang pada triwulan II-2008 mencapai 2,81%

(y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang tercatat

sebesar 3,37% (y-o-y). Sumbangan komponen ekspor

neto pada pertumbuhan ekonomi periode berjalan

mencapai 1,76%. Sementara berdasarkan sub

Komponen Pangsa Pertumb. KontribusiEkspor 1.00 4.22 4.22

Ekspor LN 0.70 1.58 1.12Ekspor Antar Daerah 0.30 10.50 3.11

Sumber: BPS Kaltim

Tabel 1.2 Perkembangan Komponen Ekspor Tw II-2008

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

9

komponennya, pertumbuhan ekspor yang terbesar dipengaruhi oleh pertumbuhan ekspor

antar daerah, yaitu sebesar 3,11%. Pertumbuhan ekspor tersebut dapat terlihat juga dari

perkembangan melalui pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan, dimana ekspor mengalami

peningkatan sebesar 58,15% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan II-2008 (Grafik 1.5).

Ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan II-2008 mencapai USD 1.015 juta,

meningkat sebesar 23,5% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan II-2007. Sedangkan secara

triwulanan, ekspor non migas Kalimantan Timur tercatat mengalami pertumbuhan sebesar

5,99% (q-t-q). Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan kimia anorganik menjadi

penyumbang terbesar pertumbuhan ekspor non migas, dengan kontribusi sebesar 3,19%;

kemudian diikuti oleh komoditas bahan bakar mineral (2,94%) dan komoditas bahan kimia

organik (0,71%).

Tabel 1.3. Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan II-2008 (HS 2 dijit, dalam USD)

Komoditas Jumlah Pangsa Negara Jumlah Pangsa

27 - Bahan Bakar Mineral 823,957,597 81.14% Jepang 186,260,834 18.34%

44 - Kayu, Barang dari Kayu 43,485,087 4.28% Taiwan 185,079,541 18.23%

28 - Bahan Kimia Anorganik 40,038,818 3.94% Korea Selatan 133,241,107 13.12%

29 - Bahan Kimia Organik 34,804,746 3.43% India 91,636,082 9.02%

03 - Ikan dan Udang 26,251,836 2.59% Thailand 60,944,010 6.00%

87 - Kendaraan dan Bagiannya 17,494,693 1.72% Cina 59,713,337 5.88%

84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 9,650,075 0.95% Hongkong 44,699,620 4.40%

89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 6,100,000 0.60% Filipina 40,926,639 4.03%

26 - Bijih, Kerak dan Abu Logam 5,338,867 0.53% Italia 36,437,125 3.59%

73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 3,256,495 0.32% Australia 32,896,251 3.24%

Lainnya 5,035,989 0.50% Lainnya 143,579,657 14.14%

Total 1,015,414,203 100% Total 1,015,414,203 100%

Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah

Berdasarkan negara tujuan ekspor,

pangsa terbesar triwulan II-2008 ini masih

dimiliki oleh Jepang (18,34%), namun hanya

berbeda tipis dibandingkan pangsa yang

dimiliki oleh Taiwan (18,23%), dan negara

dengan pangsa pasar terbesar ketiga adalah

Korea Selatan (13,12%). Berdasarkan

kontribusi terhadap pertumbuhan, kontribusi

terbesar pertumbuhan berasal dari Taiwan

(7,18%), diikuti India (3,71%), Thailand

(3,15%), Australia (2,72%) dan Korea

Selatan (2,44%) (Grafik 1.6). Negara-negara

di kawasan Asia masih menjadi major market komoditas non migas Kalimantan Timur

dengan pangsa mencapai

86,53%.

Sementara itu,

pertumbuhan impor Kalimantan

Timur pada triwulan II-2008

mengalami peningkatan sebesar

5,73% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih

Komponen Pangsa Pertumb. KontribusiImpor 1.00 5.73 5.73

Impor LN 0.57 4.16 2.36Impor Antar Daerah 0.43 7.79 3.37

Sumber: BPS Kaltim

Tabel 1.4 Perkembangan Komponen Impor Tw II-2008

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

10

rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang tercatat sebesar

10,22%. Kinerja impor Kalimantan Timur triwulan II-2008 ini didorong terutama oleh kinerja

impor antar daerah, yang menyubang 3,37% terhadap pertumbuhan impor periode berjalan

ini. Sementara impor ke luar negeri menyumbang 2,36% (tabel 1.4).

Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama

triwulan II 2008 berjumlah USD 244,7 juta atau mengalami peningkatan sebesar 106,56%,

dibandingkan dengan triwulan II tahun 2007. Peningkatan ini dipengaruhi oleh

meningkatnya impor komoditas yang berasal dari negara Amerika Serikat. Secara

keseluruhan berdasarkan negaranya, kontribusi terbesar peningkatan impor non-migas

adalah impor dari Amerika Serikat yang menyumbang sebesar 26,92% dari kenaikan impor

non migas Kalimatntan Timur; kemudian diikuti oleh peningkatan impor yang berasal dari

Singapura (22,58%), Cina (14,32%), Perancis (11,64%) dan Inggris (8,81%). Berdasarkan

pangsa pasarnya, Amerika Serikat juga merupakan negara

asal barang impor non migas terbesar Kalimantan Timur pada

triwulan II-2008, yaitu dengan pangsa mencapai 27,1%,

diikuti oleh Singapura (19,5%), Jepang (11,2%) dan Cina

(6,9%) (Tabel 1.3).

Sementara berdasarkan komoditasnya,

pertumbuhan impor non-migas Kaltim pada triwulan I-2008

disumbang oleh komoditas kendaraan dan bagiannya

(14,70%), mesin-mesin/pesawat mekanik (3,90%) dan karet

dan barang dari karet (5,93%).

Tabel 1.5 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan II-2008 (HS 2 Dijit, dalam USD)

Komoditas Jumlah Pangsa

Negara Jumlah Pangsa

(USD) Pasar (USD) Pasar

84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 97,401,676 39.8% Amerika Serikat 66,213,288 27.1%

87 - Kendaraan dan Bagiannya 38,487,744 15.7% Singapura 47,654,379 19.5%

89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 24,406,188 10.0% Jepang 27,455,041 11.2%

40 - Karet dan Barang dari Karet 22,387,957 9.1% Cina 16,962,885 6.9%

31 - Pupuk 16,906,720 6.9% Perancis 15,595,594 6.4%

73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 16,888,121 6.9% Australia 12,432,856 5.1%

85 - Mesin / Peralatan Listik 8,894,188 3.6% Inggris 10,670,171 4.4%

90 - Perangkat Optik 7,572,307 3.1% Other MEE 8,139,402 3.3%

38 - Berbagai Produk Kimia 2,920,046 1.2% Eropa Lainnya 7,572,929 3.1%

36 - Bahan Peledak 1,516,168 0.6% Jerman 5,529,803 2.3%

Lainnya 7,333,369 3.0% Lainnya 26,488,136 10.8%

Total 244,714,484 100% Total 244,714,484 100%

Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah

Secara keseluruhan, surplus perdagangan non-migas Kalimantan Timur pada

triwulan II-2008 ini mencapai USD 758,96 juta; lebih tinggi dibandingkan surplus pada

triwulan IV-2007 yang tercatat sebesar USD 548,99 juta.

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

11

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran

Perekonomian Kalimantan Timur secara tahunan, yang dihitung melalui PDRB dengan

migas mengalami pertumbuhan sebesar 6,52% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan I-2008 sebesar 6,72%. Sedangkan pertumbuhan tanpa migasnya

mencapai 11,11%, juga relatif lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat

sebesar 11,86% .

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur periode berjalan ini dipengaruhi oleh

pertumbuhan di sektor pertambangan dan penggalian, yang tumbuh sebesar 6,38% (y-o-y),

dengan kontribusi mencapai 2,51%. Sektor ini masih didorong oleh kinerja sub sektor

pertambangan non migas, yaitu batubara, yang masih tinggi permintaannya di pasar dunia.

Sementara itu sektor industri pengolahan juga memberikan kontribusi pertumbuhan yang cukup

besar yaitu 1,16% dengan tingkat pertumbuhan mencapai 3,58% (y-o-y). Sektor ini didorong oleh

membaiknya kinerja sub sektor industri pengilangan minyak dan LNG.

Sedangkan pertumbuhan yang tinggi pada PDRB tanpa migas, selain dipengaruhi oleh

kinerja sub sektor pertambangan tanpa migas, juga dipengaruhi oleh pertumbuhan pada sektor

perdangan, hotel dan restoran, yang tumbuh 13,94% (y-o-y), tertinggi dibandingkan sektor-sektor

ekonomi lainnya; sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan (7,71%) dan sektor

pengangkutan dan komunikasi (8,76%).

Table 1.6. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur

Sektor Ekonomi Pertumbuhan (y-o-y) Kontribusi

Q IV-07 Q I-08 Q II-08 Q IV-07 Q I-08 Q II-08 Pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan 5.02 8.47 7.71 0.33 0.59 0.53 Pertambangan & penggalian 5.45 7.63 6.38 2.06 2.95 2.51 Industri Pengolahan -2.45 2.41 3.58 -0.84 0.80 1.16 Listrik, gas, & air bersih 6.98 6.20 5.27 0.02 0.02 0.02 Bangunan 10.81 8.79 9.29 0.35 0.30 0.32 Perdagangan, hotel dan restoran 5.10 15.50 13.94 0.41 1.19 1.10 Pengangkutan & komunikasi 7.35 8.65 8.76 0.37 0.45 0.46 Keuangan 9.95 9.96 10.43 0.26 0.27 0.29 Jasa-jasa 7.69 7.78 6.90 0.14 0.15 0.13

PDRB 3.10 6.72 6.52 3.10 6.72 6.52

PDRB tanpa Migas 10.13 11.86 11.11 Sumber: BPS Kaltim, diolah

Berdasarkan kontribusinya, selain sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri

pengolahan yang merupakan sektor dengan kontribusi terbesar, kontribusi yang cukup besar

ditunjukkan juga oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (1,10%) dan sektor pertanian

(0,79%) (Tabel 1.4).

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

12

1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

Pertumbuhan sektor pertanian, peternakan,

kehutanan dan perikanan pada triwulan II-2008

tercatat sebesar 7,71% (y-o-y), masih lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2008 yang

mencapai 8,47%. Secara umum, seluruh sub sektor

menunjukkan kinerja yang positif. Sub sektor

tanaman bahan makanan merupakan kontributor

utama pertumbuhan sektor ini, yaitu mencapai

3,21% dengan laju pertumbuhan sebesar 17% (y-o-

y); yang dipengaruhi oleh adanya panen raya.

Sedangkan kontribusi sub sektor lainnya seperti sub

sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan

dan hasil-hasilnya, dan sub sektor kehutanan, serta sub sektor perikanan masing-masing sebesar

1,42%, 0,64%, 1,16% dan 1,28% (Grafik 1.8).

Berdasarkan angka sementara

tahun 2007 dan angka ramalan tahun

2008, untuk periode Mei-Agustus,

komponen tanaman bahan makanan

yang terdiri dari padi, jagung, kacang

hijau, kacang tanah, kedelai, ubi jalar

dan ubi kayu, secara umum

menunjukkan pertumbuhan pada tahun

2008 dibandingkan dengan periode yang

sama tahun 2007, kecuali kacang tanah

yang mengalami penurunan (Tabel 1.5).

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor ini tumbuh sebesar 6,38% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan

triwulan I-2008 sebesar 7,63%. Kinerja positif sektor ini masih dipengaruhi oleh pertumbuhan

subsektor pertambangan tanpa migas yang mencapai 15,41% (y-o-y) dan subsektor penggalian

yang tumbuh sebesar 7,71%. Sedangkan subsektor pertambangan migas mengalami pertumbuhan

negatif (-1,25%).

Kontribusi terbesar pertumbuhan di sektor

pertambangan dan penggalian ini adalah pada sub sektor

pertambangan tanpa migas yaitu sebesar 7,52%, yang

dipengaruhi oleh meningkatnya produktivitas batubara seiring

dengan semakin meningkatnya permintaan pasar akibat harga

minyak yang masih tinggi sehingga konsumen mencari sumber

energi alternatif. Sementara kontribusi sub sektor lainnya

seperti sub sektor pertambangan migas dan sub sektor

penggalian yaitu masing-masing sebesar -1,25% dan 0,11%.

(Grafik 1.9).

2007* 2008**Padi 140,388 184,122 31.15Jagung 3,185 3,292 3.36Kacang Hijau 316 342 8.23Kacang Tanah 778 750 -3.60Kedelai 313 421 34.50Ubi Jalar 10,894 11,149 2.34Ubi Kayu 32,280 37,025 14.70Sumber: BPS

*Angka Sementara

**Angka Ramalan

Tabel 1.7 Perkembangan Produktivitas Tanaman Bahan Makanan di Kaltim (ton)

Mei-AgtY-o-Y (%)Tabama

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

13

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan

Kinerja industri pengolahan

Perkembangan sektor industri

pengolahan pada triwulan II-2008

mengalami peningkatan sebesar

3,58% (y-o-y) dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ini lebih baik

dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 2,41%. Kinerja positif yang ditunjukkan oleh sektor ini

dipengaruhi oleh membaiknya kinerja sub sektor industri pengolahan migas, yang mampu tumbuh

sebesar 3,86% (y-o-y); yang bersumber dari meningkatnya kinerja sub sektor pengilangan minyak

sebesar 9,41% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Membaiknya

kinerja sub sektor ini dipengaruhi oleh telah selesainya proses overhaul atau perawatan mesin-

mesin sehingga kapasitas produksi kembali normal. Sub sektor industri Gas Alam Cair (LNG) juga

menunjukkan kinerja yang positif yaitu meningkat sebesar 2,60% (y-oy), lebih baik dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang tercatat mengalami penurunan sebesar 1,66%.

Sub sektor industri tanpa migas tumbuh 2,22% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 1,93%. Kontribusi terbesar pertumbuhan

di sektor ini adalah berasal dari sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau, yaitu

sebesar 1,44%. Sedangkan industri barang kayu dan hasil hutan lainnya memberikan kontribusi

yang negatif yaitu sebesar 0,42%, karena pengaruh terbatasnya pasokan bahan baku.

1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih

Sektor listrik dan air bersih pada periode berjalan ini tumbuh sebesar 6,22% (y-o-y), lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,99%. Meningkatnya produktivitas sektor ini

dipengaruhi oleh subsektor air bersih yang mengalami peningkatan sebesar 7,71% (y-o-y) dan sub

sektor listrik (5,95%). Pertumbuhan kedua sub sektor tersebut dipengaruhi dengan adanya

peningkatan penyediaan fasilitas listrik dan air bersih untuk masyarakat.

1.3.5 Sektor Bangunan

Sektor bangunan masih menunjukkan

pertumbuhan yang tinggi pada periode

berjalan ini, yaitu mencapai 8,79% (y-o-y),

walaupun lebih rendah dibandingkan triwulan

IV-2007 yang tumbuh sebesar 9,08%.

Kinerja sektor ini masih dipengaruhi

oleh penyelesaian proyek-proyek yang

terkait dengan rencana pelaksanaan PON di

Kalimantan Timur.

Industri Tanpa Migas Pangsa Pertumb. KontribusiMakanan, Minuman & Tembakau 0.14 10.08 1.44Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 0.01 3.42 0.02Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 0.21 -2.02 -0.42Kertas & Barang Cetakan 0.34 1.66 0.56Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 0.25 1.29 0.33Semen, Barang Lain Bukan Logam 0.02 7.34 0.12Alat Angkutan, Mesin dan Peralatan 0.02 6.71 0.15Barang Lainnya 0.01 2.29 0.03

Jumlah 1.00 2.22 2.22Sumber: BPS Kaltim, diolah

Tabel 1.8 Perkembangan Industri Non Migas Kaltim Tw II-2008 (y-o-y)

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

14

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran

pada triwulan I-2008 mencatatkan

pertumbuhan yang tinggi, yaitu mencapai

15,56% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2007

yang mencapai 14,71%. Pertumbuhan sektor

ini dipengaruhi oleh kinerja positif yang

ditunjukkan oleh semua sektor yang terdapat

di didalamnya, yaitu sub sektor perdagangan

besar dan eceran (16,49%), hotel (3,03%),

dan restoran (9,87%).

Dari sisi pembiayaan oleh perbankan,

pertumbuhan kredit perdagangan pada triwulan I-2008 sebesar 24,44% (y-o-y), dengan total

kredit mencapai Rp 3,9 triliun. Pertumbuhan pada periode berjalan ini masih lebih tinggi

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2007 yang mencapai 20,80%.

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan &

komunkasi pada triwulan II-2008

mengalami pertumbuhan sebesar

8,76% (y-o-y), sedikit lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya sebesar 8,65%. Kinerja

positif sektor ini didorong oleh

pertumbuhan yang terjadi hampir diseluruh sub sektor, kecuali sub sektor Angkutan Sungai, Danau

dan Penyeberangan yang mengalami pertumbuhan melambat sebesar -0,37%.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sub sektor komunikasi yaitu sebesar 16,34% (y-o-y),

yang dipengaruhi oleh meningkatnya penggunanan telepon seluler, baik yang berbasis GSM

maupun CDMA, karena adanya penurunan tarif. Sementara berdasarkan sub sektor pengangkutan,

kontribusi terbesar pertumbuhan di sub sektor ini dipengaruhi oleh jasa penunjang angkutan, yaitu

sebesar 3,08%; diikuti oleh sub sektor angkutan jalan raya (2,09%) dan angkutan udara (1,90%)

(Tabel 1.6). Sementara pertumbuhan tertinggi terjadi di

sub sektor angkutan udara, yang tumbuh 14,57% (y-o-

y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal ini dapat terlihat dari pertumbuhan arus

penumpang melalui Bandara Sepinggan, yang

merupakan bandara utama di Kalimantan Timur bagi

seluruh pengguna layanan angkutan udara dari seluruh

Indonesia dan Internasional yang akan menuju ke

kabupaten/kota di Kaltim. Jumlah penumpang pada

triwulan II-2008 mengalami pertumbuhan sebesar

22,11% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan II-2007,

atau meningkat dari 479 ribu orang menjadi 585 ribu orang (data April - Mei 2007 & 2008) (Grafik

1.12).

Pengangkutan Pangsa Pertumb. KontribusiAngkutan Jalan Raya 0.27 7.81 2.09Angkutan Sungai, Danau dan Penyeb. 0.12 -3.20 -0.37Angkutan Laut 0.11 6.64 0.73Angkutan Udara 0.13 14.57 1.90Jasa Penunjang Angkutan 0.38 8.19 3.08

Jumlah 1.00 7.42 7.42Sumber: BPS Kaltim, diolah

Tabel 1.9 Perkembangan Sub Sektor Angkutan Kaltim Tw II-2008 (y-o-y)

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

15

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan pada triwulan II-2008 ini

mengalami pertumbuhan sebesar 10,43%

(y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan I-2008

sebesar 9,96%. Pertumbuhan paling

tinggi terjadi pada subsektor bank sebesar 22,34% (y-o-y) dan diikuti oleh subsektor jasa

perusahaan (11,49%). Pertumbuhan yang tinggi pada sub sektor bank dipengaruhi oleh

meningkatnya kinerja industri perbankan, yaitu dengan semakin luasnya jaringan kantor bank dan

meningkatnya penghimpunan dana masyarakat, serta penyaluran kredit.

1.3.9 Sektor Jasa-jasa

Sektor ini pada periode berjalan

mengalami pertumbuhan sebesar

6,90% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan pada

triwulan I-2008 sebesar 7,78%.

Subsektor pemerintah umum

mengalami peningkatan sebesar 5,98%, sedangkan subsektor swasta tumbuh 9,89%.

Pada subsektor swasta, dipengaruhi oleh pertumbuhan subsektor jasa perorangan dan

rumah tangga, yang tumbuh sebesar 11,14%, dengan kontribusi sebesar 7,64%.

Industri Tanpa Migas Pangsa Pertumb. KontribusiBank 0.24 22.34 5.42Lembaga Keuangan Tanpa bank 0.05 4.31 0.20Jasa Penunjang Keuangan 0.00 4.13 0.00Sewa Bangunan 0.45 4.12 1.87Jasa Perusahaan 0.26 11.49 2.94

Jumlah 1.00 10.43 10.43Sumber: BPS Kaltim, diolah

Tabel 1.10 Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan

Swasta Pangsa Pertumb. KontribusiJasa Hiburan dan Rekreasi 0.27 7.05 1.88Jasa Sosial Kemasyarakatan 0.05 11.42 0.58Jasa Perorangan dan Rumahtangga 0.68 10.89 7.43

Jumlah 1.00 9.89 9.89Sumber: BPS Kaltim, diolah

Tabel 1.11 Perkembangan Sub Sektor Jasa-jasa Swasta

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

16

Boks. Hasil Survei Cepat (quick survey) Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di

Kota Samarinda

Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi lebih dari

28% di kompensasi dengan adanya penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) di seluruh Indonesia

sebagai salah satu cara untuk mempertahankan daya beli masyarakat, dalam hal ini rumah tangga

miskin (RTM). Pada periode penyaluran pertama ini, setiap RTM menerima Rp 300.000,- yang

merupakan pembagian untuk bulan Juni – Agustus 2008. Penyaluran BLT untuk wilayah Kota Samarinda

dilaksanakan mulai tanggal 16 Juni 2008, dan untuk melihat sejauh mana efektifitas pemanfaatannya,

Bank Indonesia (KBI) Samarinda melakukan survei cepat (quick survey) dengan 90 orang responden

penerima BLT di wilayah Kota Samarinda.

Berdasarkan hasil survei cepat, diketahui

bahwa sebagian besar responden (70 persen)

memiliki pekerjaan, yang umumnya merupakan

buruh bangunan, tukang cuci gosok, dan petani.

Dari pekerjaan yang mereka tekuni tersebut, hanya

mampu memberikan pemasukan yang terbatas,

dengan sebagian besar responden memiliki

penghasilan per bulan sebesar berada pada level

dibawah Rp 480.000,- s.d. Rp 600.000,- (76

persen) (Grafik 1). Hal ini menunjukkan bahwa

berdasarkan kriteria tingkat kemiskinan yang

dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS),

mereka temasuk dalam kategori rumah tangga sangat miskin (penghasilan < Rp 480.000,- per bulan)

dan rumah tangga miskin (penghasilan Rp 480.000,- s.d. Rp 600.000,- per bulan). Sementara jumlah

tanggungan yang dimiliki oleh sebagian besar responden (42 persen) sebanyak 3-5 orang.

Rendahnya tingkat penghasilan yang diterima oleh responden survei BLT tersebut, yang

dipengaruhi oleh jenis pekerjaan yang mereka tekuni, dipengaruhi pula oleh tingkat pendidikan mereka.

Persentase terbesar tingkat pendidikan yang dimiliki oleh responden adalah pendidikan dasar, yaitu

berjenjang dari tidak bersekolah hingga tamat SLTP, sebanyak 81 persen (Grafik 2). Rendahnya tingkat

pendidikan mereka tentunya berpengaruh pula pada kemampuan (skill) yang dimiliki dan kesempatan

kerja yang diperoleh.

Dengan terbatasnya jumlah penghasilan yang diterima dan cukup besarnya jumlah

tanggungan yang dimiliki, sebagian besar responden penerima BLT berencana untuk menggunakan

dana yang diterima untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, khususnya untuk kebutuhan makan (61

persen) dan dana yang diterima tersebut umumnya

akan dipergunakan dalam kurun waktu 1 bulan,

walaupun dana BLT yang mereka terima merupakan

akumulasi untuk penggunaan selama 3 bulan. Hal ini

merupakan realita dari meningkatnya biaya

kebutuhan hidup yang mereka hadapi karena

pengaruh kenaikan harga BBM. Secara umum,

kebutuhan hidup responden mengalami peningkatan

sebesar Rp 25.000,- sampai dengan lebih dari Rp

40.000,- per minggu (64 persen) atau dapat

mencapai lebih dari Rp 160.000,- per bulan. Oleh

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

17

karena itu, lebih dari 53 persen responden memiliki preferensi untuk memilih pekerjaan padat karya

dibandingkan BLT sebagai alternatif pemberian kompensasi kenaikan harga BBM oleh Pemerintah.

Berdasarkan hasil survei cepat BLT, diperoleh hasil bahwa penyaluran BLT ini telah tepat pada

sasaran dengan melihat tingkat penghasilan RTM, namun jumlah yang diberikan masih belum memadai

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang telah mengalami peningkatan akibat kenaikan harga BBM.

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

18

EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII

2.1 Gambaran Umum

Perhitungan laju inflasi IHK di Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 mengalami perubahan

dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya, karena adanya penambahan Kota Tarakan

sebagai pembentuk inflasi di Kalimantan Timur dan menggunakan tahun dasar 2007, yang berubah

dari tahun 2002.

Tekanan inflasi berbagai komoditas barang

dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan II-

2008 mengalami peningkatan dibandingkan

periode sebelumnya. Faktor utama peningkatan

tingkat harga tersebut dipicu kebijakan

pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar

minyak (BBM) bersubsidi pada akhir Mei 2008

yang lalu. Laju inflasi tahunan Kalimantan Timur

meningkat dari 11,05% pada triwulan I-2008

menjadi 14,90% (y-o-y) pada triwulan laporan.

Laju inflasi tahunan Kaltim tersebut bahkan

lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi Nasional yang tercatat sebesar 11,03% (Grafik 2.1).

Sementara laju inflasi tahun kalender (Januari-Juni) di Kalimantan Timur tercatat sebesar 9,16%

(y-t-d), lebih tinggi dibandingkan laju inflasi Nasional sebesar 7,37%.

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan II

2008, meliputi:

• Dari sisi permintaan, dipengaruhi oleh peningkatan ekspektasi masyarakat akan harga-harga

menyusul kenaikan harga BBM dan kejutan permintaan (demand shock) terkait persiapan

penyelenggaraan PON XVII di Kalimantan Timur.

• Dari sisi penawaran, berasal dari tekanan peningkatan biaya produksi sebagai imbas kenaikan

harga bahan bakar (BBM) bersubsidi pada akhir Mei 2008 (second round effect), dan faktor cuaca

yang menghanggu aktifitas penangkapan ikan serta pelayaran kapal yang mengangkut pasokan

barang untuk Kaltim.

• Dari sisi kebijakan pemerintah (administered prices) berhubungan dengan dampak langsung

kenaikan BBM terhadap komponen BBM dan tarif angkutan dalam keranjang penghitungan

inflasi.

• Dari sisi eksternal, didorong oleh tren global peningkatan harga komoditas bahan makanan.

2.2 Inflasi Tahun Berjalan (y-t-d)

2.2.1 Inflasi Tahun Berjalan Kota Samarinda

Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa pada tahun berjalan (Januari – Juni)

di Kota Samarinda pada triwulan II-2008 mencapai 9,52% (y-t-d); dengan kelompok

komoditas bahan makanan mengalami peningkatan tertinggi dibandingkan dengan kelompok

BBBAAABBB

IIIIII

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Evaluasi Perkembangan Inflasi

19

komoditas lainnya, yaitu mencapai 16,23% (y-t-d). Kemudian diikuti oleh kelompok komoditas

perumahan, listrik, air dan bahan bakar (12,52%) dan kelompok komoditas transportasi,

komunikasi dan jasa keuangan (6,50%).

Laju inflasi tahun berjalan di Kota Samarinda dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas

bahan makanan di pasar dunia dan tingginya gelombang laut yang terjadi sejak awal tahun

2008 yang berpengaruh pada kurang optimalnya proses distribusi dari daerah penghasil,

seperti dari Pulau Sulawesi dan Jawa.

Tabel 2.1 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Samarinda

Kelompok Inflasi Y-t-D (%)

Q 1-08 Q 2-08

Bahan Makanan 10.30 16.23 Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1.27 5.94

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 1.93 12.52 Sandang 3.65 5.43 Kesehatan 1.45 2.74 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.43 0.80 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.07 6.50

UMUM 3.97 9.52

Sumber: BPS, diolah

2.2.2 Inflasi Tahun Berjalan Kota Balikpapan

Laju inflasi tahun berjalan di Kota Balikpapan pada triwulan II-2008 tercatat sebesar

7,62% (y-t-d), lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang tercatat

sebesar 1,20%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah

kelompok komoditas bahan makanan, yaitu sebesar 14,64% (y-t-d); diikuti oleh kelompok

komoditas perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (9,94%) dan kelompok komoditas

transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (4,80%).

Faktor yang berpengaruh pada kenaikan laju inflasi tersebut antara lain adalah kenaikan

harga komoditas bahan makanan akibat kenaikan harga di pasar dunia dan kurangnya pasokan

karena pengaruh distribusi yang kurang lancar, faktor kenaikan harga BBM yang berpengaruh

pada kenaikan biaya transportasi dan biaya bahan bakar untuk perumahan.

Tabel 2.2 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Balikpapan

Kelompok Inflasi Y-t-D (%)

Q 1-08 Q 2-08 Bahan Makanan 8.88 14.64 Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1.46 2.37 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 2.79 9.94 Sandang 4.73 2.33 Kesehatan 1.05 2.20 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 1.06 2.24 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.29 4.80

UMUM 3.75 7.62 Sumber: BPS, diolah

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Evaluasi Perkembangan Inflasi

20

2.2.3 Inflasi Tahun Berjalan Kota Tarakan (y-t-d)

Laju inflasi tahun berjalan di Kota Tarakan pada triwulan II-2008 mencapai 12,64%

(y-t-d), dengan kelompok komoditas bahan makanan tercatat dengan laju inflasi tertinggi,

yaitu mencapai 18,24% (y-t-d); diikuti oleh kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan

jasa keuangan (15,09%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas dan bahan

bakar (13,78%).

Seperti halnya di Kota Samarinda dan Balikpapan, faktor penentu kenaikan laju inflasi

di Kota Tarakan juga adalah kenaikan harga komoditas bahan makanan, faktor iklim yang

kurang baik sehingga menghambat distribusi dan kenaikan harga BBM. Laju inflasi yang lebih

tinggi di Kota Tarakan dibandingkan dengan Samarinda dan Balikpapan karena jarak Tarakan

yang lebih jauh dari daerah penghasil komoditas, sehingga biaya transportasi yang dibutuhkan

menjadi lebih besar.

Tabel 2.3 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Tarakan

Kelompok Y-t-D (%)

Q 2-08 Bahan Makanan 18.24 Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 7.73 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 13.78 Sandang 5.38 Kesehatan 5.10 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 1.36 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 15.09

UMUM 12.64 Sumber: BPS, diolah

2.3 Inflasi Tahunan (y-o-y)

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda

Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan II-2008 tercatat sebesar

15,83% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya sebesar

11,60%. Laju inflasi Kota Samarinda ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan

secara nasional yang tercatat sebesar 8,17%.

Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas bahan

makanan (30.00%), diikuti oleh kelompok komoditas sandang (20,11%) dan kelompok

perumahan, air, listrik dan bahan bakar (14,70%) (Tabel 2.5). Faktor yang menjadi

determinan inflasi di kota Samarinda pada triwulan II-2008 adalah dipengaruhi oleh kenaikan

harga bahan bakar bersubsidi (BBM), kondisi laut yang bergelombang tinggi sehingga

menghambat ketersediaan pasokan bahan makanan dan adanya pola konsumsi musiman

terkait dengan adanya masa liburan sekolah.

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Evaluasi Perkembangan Inflasi

21

Tabel 2.4 Inflasi Tahunan Kota Samarinda menurut kelompok barang & jasa

Kelompok Inflasi Y-o-Y (%)

Q 4-07 Q 1-08 Q 2-08 Bahan Makanan 13.96 21.71 30.00 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 9.14 10.32 14.29 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 5.49 5.41 14.70 Sandang 14.78 17.69 20.11 Kesehatan 10.15 8.56 9.33 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 16.01 15.24 7.43 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1.38 0.85 5.65

UMUM 9.18 11.60 15.83 Sumber: BPS, diolah

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan

Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan juga menunjukkan

kecenderungan yang sama seperti halnya di Kota Samarinda, yaitu mengalami peningkatan

dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada triwulan II-2008 ini, laju inflasi Kota

Balikpapan tercatat 13,66% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2008 sebesar

10,40%. Laju inflasi terbesar tercatat terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan, yaitu

sebesar 32,50% (y-o-y), diikuti oleh kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga

(16,80%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik dan bahan bakar (12,91%).

Faktor yang menjadi determinan inflasi di Kota Balikapapan pada periode berjalan ini

adalah kenaikan harga BBM, biaya pendidikan dan kurang lancarnya pasokan beberapa

komoditas akibat pengaruh iklim, yaitu gelombang laut yang tinggi di perairan menuju

pelabuhan Balikpapan.

Tabel 2.5 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut kelompok barang & jasa

Kelompok Inflasi Y-o-Y (%)

Q 4-07 Q 1-08 Q 2-08 Bahan Makanan 13.73 22.25 32.50 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 6.72 6.70 6.76 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 3.06 5.27 12.91 Sandang 1.06 5.39 4.56 Kesehatan 2.31 3.23 2.07 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 23.53 24.83 16.80 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1.05 1.30 4.14

UMUM 7.27 10.40 13.66 Sumber: BPS, diolah

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Evaluasi Perkembangan Inflasi

22

2.2.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan

Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan II-2008 mencapai 15,33% (y-o-y), yang

tertinggi diantara kota-kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur. Seperti halnya di Kota

Samarinda dan Balikpapan, kelompok komoditas bahan makanan merupakan kelompok komoditas

dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 25,93% (y-o-y); diikuti oleh kelompok komoditas

transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (15,71%) dan kelompok komoditas perumahan, listrik,

gas dan bahan bakar (15,06%).

Kenaikan harga BBM dan komoditas serta pengaruh iklim yang kurang baik menjadi

determinan inflasi di Kota Tarakan pada triwulan II-2008 ini. Selain itu juga, faktor jarak yang jauh

untuk mencapai Tarakan dari daerah-daerah utama penghasil beberapa komoditas, juga menjadi

pengaruh tingginya biaya distribusi.

Tabel 2.6 Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang & jasa

Kelompok Y-o-Y (%)

Q 2-08 Bahan Makanan 25.93 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 8.93 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 15.06 Sandang 5.58 Kesehatan 8.50 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0.15 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 15.71

UMUM 15.33 Sumber: BPS, diolah

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

23

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

3.1. Gambaran Umum

Kinerja industri perbankan Kaltim pada triwulan II-2008 mulai menggeliat sebagaimana

terlihat dari peningkatan beberapa indikator kegiatan usaha perbankan seperti aset bersih, dana

pihak ketiga (DPK) dan kredit, termasuk kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM).

Selain itu, asesmen terhadap stabilitas sistem perbankan daerah menunjukkan kondisi yang

relatif terjaga.

Apabila dibandingkan dengan data

nasional (s.d Mei 2008), indikator usaha

bank umum di Kaltim pada triwulan II-

2008 menunjukkan peningkatan yang

lebih tinggi dibandingkan dnegan

perbankan nasional. Total aset bank

umum di Kaltim mencatat peningkatan

6,27% dibandingkan triwulan I-2008,

lebih tinggi dibanding nasional sebesar

1,43%. Begitu pula halnya dengan

penghimpunan dana masyakarat yang

mengalami kenaikan 6,48% di Kaltim

atau lebih tinggi dibandig nasional sebesar 2,69%. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank

umum di Kaltim mengalami peningkatan cukup pesat yakni sebesar 10,8%, lebih tinggi

dibanding pertumbuhan kredit nasional sebesar 5,81% (Grafik 3.1).

Sama halnya dengan bank umum, perkembangan kegiatan usaha BPR pada triwulan

laporan juga menunjukkan peningkatan. Total aset mencatat peningkatan 12,66% dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penghimpunan dana dan penyaluran kredit

mengalami peningkatan masing-masing sebesar 8,26% dan 23,38%.

Hasil asesmen resiko yang dihadapi perbankan yaitu risiko kredit dan risiko likuiditas

menunjukkan risiko kredit yang relatif terkendali meskipun risiko likuiditas ditandai dengan

kerentanan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba dan berskala besar. Namun tingkat

kepercayaan yang tinggi terhadap sistem perbankan membuat struktur jangka waktu dan

sebaran simpanan masyarakat tidak mengalami banyak perubahan.

3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum

3.2.1 Total Aset

Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan II-2008 tercatat Rp

44.559 miliar, mengalami peningkatan 6,27% (q-t-q) dibandingkan posisi triwulan

sebelumnya (Tabel 3.1). Laju peningkatan aset tertinggi dialami oleh bank umum syariah

sebesar 16,02% sehingga menambah aset bank umum syariah sebesar Rp 130 miliar

menjadi total Rp 940 miliar pada triwulan laporan. Peningkatan tersebut membuat pangsa

aset bank syariah terhadap total aset bank umum di Kaltim meningkat dari 1,93% pada

triwulan I-2008 menjadi 2,11% pada triwulan II-2008. Sementara itu, bank umum

BBBAAABBB

IIIIIIIII

1.43

2.69

5.81

6.48

10.80

6.27

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pert. Aset

Pert. DPK

Pert. Kredit

(%)

Nasional

Kaltim

Grafik 3.1.

Kinerja Usaha Perbankan Nasional dan Kaltim

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Perbankan Daerah

24

konvensional milik pemerintah maupun swasta membukukan peningkatan aset masing-

masing sebesar Rp 1.938 miliar (6,26%) dan Rp 561 miliar (5,51%) dibandingkan dengan

posisi triwulan I-2008. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan II-2007, total aset

perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 17,31% (y-o-y).

Dilihat dari komposisinya, total aset bank umum konvensional milik pemerintah

merupakan yang terbesar dengan pangsa 73,78%, diikuti oleh aset bank umum konvensional

milik swasta dengan pangsa 24,11%. Sedangkan pangsa bank umum syariah di Kaltim

tercatat 2,11%.

Tabel 3.1 Perkembangan Total aset Bersih Bank Umum di Kaltim

Tw2-07 Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw1-08 Tw2-08 +/- (Rp M) qtq

Bank Umum Konvensional

Bank Pemerintah 28,722 32,490 35,346 30,938 32,875 73.78% 73.78% 1,938 6.26%

Bank Swasta 8,756 9,001 10,068 10,183 10,744 24.29% 24.11% 561 5.51%

Bank Umum Syariah 506 568 789 810 940 1.93% 2.11% 130 16.03%

Total 37,984 42,058 46,203 41,931 44,559 100.00% 100.00% 2,628 6.27%

Pertumb. Tw2-08Keterangan

Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi

3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat

Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada triwulan II-

2008 tercatat Rp 35.113 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp 2.138 miliar atau naik

6,48% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3.2). Jika dibandingkan

dengan posisi triwulan II-2007, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) telah bertumbuh

16,51% (y-o-y)

Berdasarkan jenis simpanannya, peningkatan dana pada triwulan laporan terutama

berasal dari simpanan giro yang naik sebesar Rp 1.490 miliar (15,65%), diikuti oleh

peningkatan tabungan sebesar Rp 1.388 miliar (10,98%). Sebaliknya, deposito mengalami

penurunan sebesar Rp 740 miliar (-6,85%).

Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim

KomposisiTw2-07 Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw2-08 q-t-q +/- (Rp M)

Total DPK 30,138 32,490 34,316 32,974 35,113 100.0% 6.48% 2,138Giro 8,366 10,159 10,827 9,523 11,013 31.4% 15.65% 1,490Deposito 11,620 11,806 10,632 10,809 10,069 28.7% -6.85% -740Tabungan 10,152 10,526 12,856 12,643 14,031 40.0% 10.98% 1,388

Bank Pemerintah 22,278 24,590 25,503 24,022 25,797 73.5% 7.39% 1,776Giro 6,953 8,770 9,315 7,740 9,099 25.9% 17.55% 1,359Deposito 8,182 8,393 6,996 7,298 6,530 18.6% -10.53% -768Tabungan 7,143 7,428 9,192 8,983 10,168 29.0% 13.19% 1,185

Bank Swasta 7,860 7,900 8,813 8,953 9,315 26.5% 4.05% 363Giro 1,412 1,389 1,512 1,783 1,914 5.5% 7.37% 131Deposito 3,439 3,413 3,636 3,510 3,538 10.1% 0.80% 28Tabungan 3,009 3,098 3,664 3,660 3,863 11.0% 5.55% 203

DPKPert. Tw2-08Posisi (dalam Rp Miliar)

Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan tertinggi terjadi pada bank milik

pemerintah (termasuk BPD) yang naik sebesar Rp 1.776 miliar (7,39%) dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Sementara dana bank swasta mencatat peningkatan sebesar

Rp 363 miliar atau tumbuh 4,05% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Perbankan Daerah

25

Peningkatan dana pihak ketiga (DPK) di bank umum pemerintah tersebut terutama

berasal dari rekening giro milik pemerintah daerah sehingga giro mengalami peningkatan

sebesar Rp 1.539 miliar (17,55%) dibandingkan akhir triwulan I-2008. Hal ini diperkirakan

berkaitan dengan peningkatan jumlah transfer dana perimbangan terutama dana bagi hasil

migas akibat peningkatan asumsi harga migas dalam APBN-P.

3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum

Pertumbuhan kredit bank umum

di Kaltim pada triwulan laporan tumbuh

cukup mengesankan meskipun

duibayangi oleh tren peningkatan BI

rate atau suku bunga acuan SBI 1-

bulan yang mengalami kenaikan 50

basis poin selama triwulan laporan

menjadi 8%. Akan tetapi tren

peningkatan BI-rate tersebut belum

diikuti dengan peningkatan suku bunga

kredit. Suku bunga kredit modal kerja

dan konsumsi terlihat relatif stabil meskipun suku bunga investasi mengalami sedikit

kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 3.2). Sementara jumlah kredit yang

belum digunakan (undisbursed loans) pada triwulan laporan tercatat Rp 1.685 miliar atau

meningkat sebesar Rp 97 miliar dibanding triwulan II-2008 yang sebesar Rp 1.587 miliar.

a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim

Kredit yang disalurkan oleh bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan II-

2008 mencapai Rp 18.209,6 miliar, mengalami peningkatan Rp 1.774,4 miliar atau tumbuh

10,8% (q-t-q) dibandingkan triwulan I-2008 (Tabel 3.3). Apabila dibandingkan dengan

triwulan II-2007, penyaluran kredit pada triwulan II-2008 menunjukkan pertumbuhan

sebesar 35,98% (y-o-y)

Menurut kelompok bank, kredit

yang disalurkan bank umum

pemerintah mencapai Rp 11.144 miliar

(pangsa 61,2%) atau mengalami

peningkatan sebesar Rp 1.252,5 miliar

(12,66%) dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Sementara itu,

penyaluran kredit oleh bank umum

swasta mencapai Rp 7.065,6 miliar

(pangsa 38,8%) atau naik Rp 521,9

miliar (7,98%).

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit investasi mengalami pertumbuhan

tertinggi, yaitu sebesar 14,95% atau bertambah Rp 548,8 miliar. Selanjutnya kredit modal

kerja dan konsumsi meningkat masing-masing sebesar Rp 828,9 miliar (11,24%) dan Rp

396,7 miliar (7,36%). Menurut sektornya, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor

jasa sosial (37,84%), diikuti oleh sektor angkutan (28,05%) dan sektor pertanian

(20,94%).

6

810

1214

1618

20

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2006 2007 2008

Suku

Bun

ga (%

)

K. Inv K. Kons KMK BI-rate

Grafik 3.2.

Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-rate

02468

101214161820

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2005 2006 2007 2008

Kre

dit

(tr

iliu

n R

p)

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%Kredit g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.3.

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Perbankan Daerah

26

Dengan terdapatnya pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan

peningkatan simpanan masyarakat, nisbah pinjaman terhadap simpanan bruto (Gross-LDR)

bank umum yang berkantor di Kaltim mengalami peningkatan, dari 49,84% pada triwulan

I-2008 menjadi 51,86% pada triwulan laporan.

Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim

KomposisiTw2-07 Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw2-08 q-t-q +/- (Rp M)

Kredit 13,391.5 14,656.1 15,731.5 16,435.2 18,209.6 100.0% 10.80% 1,774.4

Kelompok BankBank Pemerintah 8,016.6 8,835.0 9,404.8 9,891.5 11,144.0 61.2% 12.66% 1,252.5

Bank Swasta 5,375.0 5,821.2 6,326.6 6,543.7 7,065.6 38.8% 7.98% 521.9 Jenis Penggunaan

Modal Kerja 6,157.1 6,882.5 7,231.3 7,373.3 8,202.2 45.0% 11.24% 828.9Investasi 2,917.8 3,053.2 3,453.3 3,670.8 4,219.6 23.2% 14.95% 548.8Konsumsi 4,316.7 4,720.4 5,046.9 5,391.2 5,787.9 31.8% 7.36% 396.7

Sektor EkonomiPertanian 463.5 469.3 514.1 550.6 665.9 3.7% 20.94% 115.3Pertambangan 419.9 508.9 553.7 525.2 583.0 3.2% 11.01% 57.9Perindustrian 675.9 699.4 706.6 719.8 710.5 3.9% -1.28% -9.2Listrik, Gas dan Air 20.4 19.0 17.5 14.2 14.9 0.1% 5.05% 0.7Konstruksi 1,833.3 2,093.0 2,006.9 2,152.9 2,384.7 13.1% 10.77% 231.8Perdagangan 3,359.3 3,587.4 3,901.0 3,901.1 4,319.5 23.7% 10.72% 418.4Angkutan 478.8 465.5 579.8 549.6 703.8 3.9% 28.05% 154.2Jasa Dunia Usaha 1,671.2 1,943.7 2,244.7 2,459.3 2,803.6 15.4% 14.00% 344.3Jasa Sosial 143.5 142.6 151.7 161.4 222.4 1.2% 37.84% 61.1Lain-Lain 4,325.6 4,727.5 5,055.4 5,401.2 5,801.2 31.9% 7.41% 400.0

LDR 44.43% 45.11% 45.84% 49.84% 51.86%

Pert. Tw2-08Keterangan

Posisi (dalam Rp Miliar)

b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim

Jumlah kredit yang disalurkan

perbankan secara nasional untuk

membiayai proyek yang berlokasi di

wilayah Kaltim pada periode laporan

(s.d Mei 2008) tercatat sebesar Rp

25.383,8 miliar, mengalami

peningkatan sebesar Rp 1.378 miliar

(5,74%) dibandingkan dengan posisi

kredit pada triwulan sebelumnya (Tabel

3.4). Namun jika dibandingkan dengan

posisi Mei 2008 tahun 2007, kredit

berdasarkan lokasi proyek mengalami tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi yakni

sebesar 42,42% (y-o-y) (Grafik 3.4).

Selanjutnya menurut propinsi asal

bank pemberi kredit, 63,9% merupakan kredit

dari bank di Kaltim sendiri sementara sisanya

berasal dari bank umum yang berkantor di

luar Kaltim, terutama diberikan oleh kantor

pusat bank di Jakarta dengan pangsa 34,68%

dari total kredit berlokasi proyek di Kaltim.

Selanjutnya bank yang berkantor di Jatim dan

Kalsel memiliki pangsa masing-masing

sebesar 0,65% dan 0,52% (Grafik 3.5).

Kaltim63.90%

DKI34.68%

Jatim0.65%

Kalsel0.52% Lainnya

0.25%

Grafik 3.5 Kredit lokasi proyek berdasarkan

Propinsi Asal

0

5

10

15

20

25

30

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2005 2006 2007 2008

Kre

dit

(tr

iliu

n R

p)

-20%-10%0%10%20%30%40%50%60%

Kredit (sb kanan) g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.4 Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek

di Kaltim

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Perbankan Daerah

27

Menurut sektor ekonomi, peningkatan kredit terjadi hampir pada semua sektor,

kecuali pada sektor pertambangan, sektor listrik, gas & air dan sektor jasa sosial yang

justru mengalami penurunan kredit dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya (Tabel

3.4). Peningkatan kredit terbesar dialami sektor perindustrian yang posisi kreditnya naik

sebesar Rp 374,4 miliar (27,28%), diikuti oleh sektor pertanian dengan peningkatan kredit

sebesar Rp 237,1 miliar (16,04%). Dengan pertumbuhan kredit yang sedikit lebih rendah

dibanding pertumbuhan DPK maka nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR) berdasarkan

lokasi proyek di Kaltim sedikit turun, dari sebesar 72,8% per Maret 2008 menjadi 72,3%

per Mei 2008.

Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim

KomposisiTw2-07 Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw2-08 q-t-q +/- (Rp M)

Kredit Lokasi Proyek 19,641.0 20,309.0 24,515.8 24,005.8 25,383.8 100.0% 5.74% 1,378.0 Kelompok Bank

Bank Pemerintah 9,359.6 10,118.6 11,177.8 11,745.2 12,224.1 48.2% 4.08% 478.9Bank Swasta 10,281.4 10,190.4 13,338.0 12,260.6 13,159.7 51.8% 7.33% 899.1

Sektor EkonomiPertanian 1,251.1 1,231.0 1,394.3 1,478.1 1,715.2 6.8% 16.04% 237.1Pertambangan 3,142.3 2,766.4 5,340.1 4,028.1 3,841.5 15.1% -4.63% -186.6Perindustrian 1,329.1 1,226.3 1,325.7 1,376.3 1,751.7 6.9% 27.28% 375.4Listrik, Gas dan Air 241.6 261.0 4,314.2 314.9 307.6 1.2% -2.30% -7.2Konstruksi 2,462.6 2,706.0 284.3 2,691.2 2,784.0 11.0% 3.45% 92.8Perdagangan 3,717.0 3,996.0 2,589.1 4,304.6 4,519.5 17.8% 4.99% 214.9Angkutan 1,005.6 882.6 1,015.1 941.6 1,009.7 4.0% 7.23% 68.1Jasa Dunia Usaha 2,150.3 2,562.8 3,290.2 3,409.5 3,691.6 14.5% 8.27% 282.1Jasa Sosial 151.0 142.2 136.3 244.5 169.0 0.7% -30.91% -75.6Lain-Lain 4,190.4 4,534.8 4,826.4 5,217.0 5,594.0 22.0% 7.23% 377.0

LDR - lokasi proyek 65.2% 62.5% 71.4% 72.8% 72.3%

Pert. Tw2-08Keterangan

Posisi (dalam Rp Miliar)

Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek

di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur.

Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Balikpapan (termasuk Kabupaten

Penajam Paser Utara) mencapai Rp 7.548,2 miliar (pangsa 32,73%) dan di kota Samarinda

sebesar Rp 7.380,9 miliar (pangsa 32,01%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh

Kabupaten Malinau sebesar Rp 51,7 miliar (pangsa 0,29%).

Tabel 3.5. Perbandingan Kredit dan DPK menurut Kapupaten/Kota di Kaltim

Kredit DPK Kredit DPKKota Balikpapan 7,548.2 7,868.0 32.73% 23.31% 95.93%Kota Samarinda 7,380.9 11,675.7 32.01% 34.59% 63.22%Kota Bontang 3,626.8 1,897.0 15.73% 5.62% 191.19%Kab. Kutai Kartanegara 2,261.7 3,295.9 9.81% 9.76% 68.62%Kab. Berau 1,370.7 1,589.5 5.94% 4.71% 86.23%Kota Tarakan 1,115.2 2,773.3 4.84% 8.22% 40.21%Kab. Paser 672.8 1,499.8 2.92% 4.44% 44.86%Kab. Bulungan 597.9 1,148.9 2.59% 3.40% 52.04%Kab. Kutai Timur 506.2 400.3 2.19% 1.19% 126.46%Kab. Nunukan 210.3 629.8 0.91% 1.87% 33.40%Kab. Kutai Barat 163.2 453.3 0.71% 1.34% 36.00%Kab. Malinau 51.0 525.9 0.22% 1.56% 9.70%Ket: *) Posisi Mei 2008, termasuk kredit BPR

Kabupaten/KotaNominal (Rp M) *) Pangsa

LDR

Apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi

terjadi di kota Bontang sebesar 191,19%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Timur (126,46%)

dan kota Balikpapan (95,93%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Malinau

dengan nisbah 9,70% (Tabel 3.5).

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Perbankan Daerah

28

3.3. Perkembangan Kredit Mikro Kecil dan Menengah (MKM)

Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim

pada Triwulan II-2008 mencapai Rp 12.460 miliar atau dengan pangsa 68,4% terhadap total

kredit (Tabel 3.6). Jumlah kredit MKM tersebut pada triwulan laporan tercatat meningkat sebesar

Rp 265 miliar atau tumbuh 11,40% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit berskala kecil yang merupakan kredit dengan plafon

Rp 50 juta hingga Rp 500 juta, yakni sebesar 12,94% atau meningkat Rp 441 miliar menjadi Rp

3.848 miliar pada triwulan laporan. Selanjutnya kredit berskala menengah (plafon Rp 500 juta

s.d Rp 5 miliar) tumbuh 12,32% atau meningkat Rp 589 miliar menjadi Rp 5.368 miliar dan

kredit berskala mikro (plafon hingga Rp 50 juta) mengalami kenaikan Rp 245 miliar (8,17%).

Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit

Tw2-07 Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw1-08 Tw2-08 +/- (Rp M) q-t-q

Mikro (s.d Rp 50 jt) 2,597 2,757 2,867 3,000 3,245 18.3% 17.8% 245 8.17%

Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt) 2,838 3,113 3,289 3,407 3,848 20.7% 21.1% 441 12.94%

Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar) 4,147 4,398 4,764 4,779 5,368 29.1% 29.5% 589 12.32%

Kredit UMKM (s.d Rp 5 miliar) 9,582 10,268 10,920 11,186 12,460 68.1% 68.4% 1,275 11.40%

Besar (> Rp 5 miliar) 3,809 4,388 4,811 5,250 5,749 31.9% 31.6% 500 9.52%

Total 13,392 14,656 15,731 16,435 18,210 100.0% 100.0% 1,774 10.80%

Pert. Tw2-08KomposisiPosisi (miliar Rp)Skala Kredit

Berdasarkan kelompok bank, bank pemerintah yang mempunyai pangsa 55,9% dari total

kredit UMKM, telah menyalurkan kredit UMKM hingga triwulan II-2008 sebanyak Rp 6.967 miliar

atau mengalami kenaikan Rp 790,9 miliar (12,81%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Sedangkan pada periode yang sama, jumlah kredit MKM yang telah dikucurkan bank swasta

tercatat sebesar Rp 5.493 miliar, meningkat Rp 483,7 miliar (9,66%) dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya (Tabel 3.7).

Tabel 3.7. Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank,

Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi

Tw2-07 Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw1-08 Tw2-08 q-t-q +/- (Rp M)

Kredit UMKM 9,582.1 10,268.1 10,920.1 11,185.6 12,460.2 100.0% 100.0% 11.40% 1,274.6

Kelompok BankBank Pemerintah 5,328.4 5,701.8 6,083.1 6,176.2 6,967.1 55.2% 55.9% 12.81% 790.9

Bank Swasta 4,253.7 4,566.3 4,837.0 5,009.4 5,493.1 44.8% 44.1% 9.66% 483.7 Jenis Penggunaan

Modal Kerja 4,036.3 4,323.9 4,571.2 4,525.9 5,127.8 40.5% 41.2% 13.30% 601.9Investasi 1,293.8 1,350.2 1,422.2 1,377.2 1,622.6 12.3% 13.0% 17.82% 245.5Konsumsi 4,252.0 4,594.0 4,926.7 5,282.6 5,709.8 47.2% 45.8% 8.09% 427.2

Sektor EkonomiPertanian 324.9 319.0 348.2 313.8 340.7 2.8% 2.7% 8.58% 26.9Pertambangan 142.9 133.6 145.0 148.7 143.0 1.3% 1.1% -3.77% -5.6Perindustrian 152.8 159.2 162.5 174.5 177.9 1.6% 1.4% 1.96% 3.4Listrik, Gas dan Air 10.5 9.7 8.8 6.4 7.9 0.1% 0.1% 23.21% 1.5Konstruksi 790.1 855.3 868.7 811.2 949.7 7.3% 7.6% 17.07% 138.5Perdagangan 2,574.4 2,742.6 2,889.0 2,848.4 3,192.9 25.5% 25.6% 12.09% 344.5Angkutan 223.4 219.4 262.4 254.2 299.4 2.3% 2.4% 17.80% 45.2Jasa Dunia Usaha 999.4 1,127.4 1,205.8 1,250.3 1,534.3 11.2% 12.3% 22.71% 284.0Jasa Sosial 102.7 100.9 94.5 85.5 91.3 0.8% 0.7% 6.72% 5.7Lain-Lain 4,260.9 4,601.1 4,935.2 5,292.6 5,723.1 47.3% 45.9% 8.13% 430.5

Pert. Tw2-08Keterangan

KomposisiPosisi (dalam Rp miliar)

Menurut jenis penggunaan, sebagian besar kredit UMKM disalurkan untuk usaha produktif

yang pangsanya mencapai 54,2%, terdiri dari kredit modal kerja dan kredit investasi masing-

masing berjumlah Rp 5.127,8 miliar (pangsa 41,3%) dan Rp 1.622,6 miliar (pangsa 13,0%).

Sementara sisanya sebesar Rp 5.709,8 miliar (pangsa 45,8%) merupakan kredit konsumsi.

Dilihat dari pertumbuhannya, kredit MKM untuk investasi tumbuh paling tinggi yaitu sebesar

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Perbankan Daerah

29

17,82% atau bertambah sebesar Rp 245,5 miliar dibandingkan dengan posisi triwulan

sebelumnya. Selanjutnya, kredit MKM untuk modal kerja dan konsumsi mengalami peningkatan

masing-masing sebesar Rp 601,9 miliar (13,3%) dan Rp 427,2 miliar (8,09%).

Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor

utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 25,6%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 12,3%) dan

sektor konstruksi (pangsa 7,6%). Dilihat dari pertumbuhannya, sektor listri, gas & air dan sektor

jasa dunia usaha mengalami pertumbuhan kredit tertinggi, masing-masing sebesar 23,21% dan

22,71%. Sedangkan ssatu-satunya sektor usaha yang mengalami penurunan kredit adalah

sektor pertambangan (-5,6%).

Tabel 3.8. Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Menurut Skala Kredit

Mikro Kecil Menengah UMKM Mikro Kecil Menengah UMKM

Lancar 2,674.4 3,023.8 4,263.2 9,961.5 2,883.2 3,486.3 4,867.9 11,237.3

Dalam Perhatian Khusus 260.9 262.6 324.8 848.4 293.0 247.1 303.4 843.4

Kurang Lancar 10.5 19.8 26.2 56.4 9.0 15.8 31.2 55.9

Diragukan 14.1 18.4 19.3 51.7 13.1 13.8 31.5 58.4

Macet 40.1 82.2 145.3 267.6 46.9 84.7 133.6 265.3

Total Kredit UMKM 3,000.0 3,406.9 4,778.8 11,185.6 3,245.1 3,847.6 5,367.6 12,460.2

Nominal NPLs 64.6 120.4 190.7 375.8 69.0 114.2 196.3 379.5

% NPLs 2.15 3.54 3.99 3.36 2.13 2.97 3.66 3.05

Trw2-08 (miliar Rp)Trw1-08 (miliar Rp)Koletibilitas

Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan laporan relatif

terjaga, seperti ditunjukkan oleh persentase kredit bermasalah bruto (gross-non performing

loans/NPLs) yang mengalami perbaikan dari 3,36% pada triwulan I-2008 menjadi 3,05% pada

triwulan laporan. Dilihat dari skalanya, kredit MKM yang dikucurkan untuk kredit mikro memiliki

persentase NPLs terendah yaitu 2,13%. Sementara persentase NPLs kredit berskala kecil dan

menengah masing-masing tercatat sebesar 2,97% dan 3,66% (Tabel 3.8).

Tabel 3.9

Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi

Tw2-07 Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 +/- (Rp M) q-t-q Tw1-08 Tw2-08

NPLs Kredit UMKM 396.6 419.5 351.6 375.8 379.5 3.74 0.99% 3.36% 3.05%

Kelompok BankBank Pemerintah 282.8 289.0 234.7 257.8 271.4 13.63 5.29% 4.17% 3.90%

Bank Swasta 113.8 130.5 116.9 118.0 108.1 -9.89 -8.38% 2.36% 1.97% Jenis Penggunaan

Modal Kerja 169.6 186.6 148.1 172.9 179.0 6.16 3.56% 3.82% 3.49%Investasi 92.1 107.8 78.6 71.8 71.9 0.13 0.18% 5.22% 4.43%Konsumsi 134.8 125.1 125.0 131.1 128.5 -2.55 -1.95% 2.48% 2.25%

Sektor EkonomiPertanian 30.0 31.7 20.7 23.8 24.3 0.53 2.24% 7.59% 7.15%Pertambangan 7.6 5.5 2.9 4.1 3.1 -0.92 -22.61% 2.73% 2.19%Perindustrian 12.9 11.6 11.7 12.2 13.0 0.72 5.88% 7.01% 7.28%Listrik, Gas dan Air 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.00 0.00% 0.38% 0.30%Konstruksi 52.8 60.4 47.7 44.0 34.2 -9.80 -22.27% 5.43% 3.60%Perdagangan 92.2 110.2 80.0 104.5 114.6 10.09 9.65% 3.67% 3.59%Angkutan 8.3 8.1 7.3 4.2 6.4 2.20 51.71% 1.67% 2.15%Jasa Dunia Usaha 53.9 64.0 49.8 45.3 48.4 3.06 6.76% 3.63% 3.15%Jasa Sosial 2.0 0.9 4.7 4.6 5.0 0.38 8.21% 5.36% 5.43%Lain-Lain 136.9 127.1 126.9 133.0 130.4 -2.52 -1.90% 2.51% 2.28%

KeteranganNisbah NPLPert. Tw2-08Posisi (Rp miliar)

Berdasarkan kelompok bank, persentase kredit MKM bermasalah pada bank pemerintah

tercatat relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bank swasta, yakni 3,9% berbanding 1,97%.

Persentase NPLs pada bank pemerintah tersebut menurun dibanding triwulan sebelumnya yang

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Perbankan Daerah

30

sebesar 4,17%. Begitu pula halnya dengan nisbah NPLs bank swasta, membaik dibanding

triwulan sebelumnya yang sebesar 2,36% (tabel 3.9).

Dilihat dari jenis penggunaan kredit, persentase NPLs UMKM untuk kredit investasi

merupakan yang tertinggi yaitu mencapai 4,43% namun membaik dibandingkan triwulan

sebelumnya yang sebesar 5,22%. Selanjutnya, persentase NPLs UMKM untuk kredit modal kerja

juga mengalami perbaikan, dari 3,82% pada triwulan sebelumnya menjadi 3,49% pada triwulan

laporan. Sementara nisbah NPLs UMKM untuk kredit konsumsi merupakan yang terendahyakni

sebesar 2,25% atau lebih rendah dibanding nisbah pada triwulan sebelumnya sebesar 2,48%.

Menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor perindustrian (7,28%),

diikuti oleh sektor pertanian (7,15%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase

NPLs di bawah 5%.

3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1

a. Perkembangan Aset BPR

Jumlah aset BPR di wilayah

Kalimantan Timur mengalami

pertumbuhan sebesar 33,20% (y-o-y)

dibandingkan dengan triwulan I-2007,

dengan total nilai mencapai Rp 161,28

miliar. Demikian juga secara triwulanan,

aset BPR tumbuh sebesar 12,66% (q-t-q)

dibandingkan dengan jumlah aset pada

triwulan I-2008.

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR

Jumlah dana pihak ketiga (DPK) BPR

di Kalimantan Timur pada triwulan II-2008 ini

mengalami peningkatan sebesar 28,18% (y-o-

y) dibandingkan triwulan II-2007. Hal ini

dipengaruhi oleh peningkatan jumlah tabungan

sebesar 19,56% (y-o-y) menjadi Rp 39,3

miliar dari Rp 32,9 miliar pada triwulan II-

2007, dan pertumbuhan deposito yang

mencapai 35,24% (y-o-y) dari Rp 40,11 miliar

menjadi Rp 54,25 miliar. Secara triwulanan, DPK BPR tumbuh sebesar 8,26% (q-t-q)

dibandingkan dengan triwulan I-2008.

c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR

Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan

laporan mencapai Rp 117,14 miliar, atau mengalami

peningkatan sebesar 23,11% (y-o-y) dibandingkan

triwulan II-2007. Peningkatan ini dipengaruhi oleh

1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II

2007 2008

%

Rp m

iliar

Grafik 3.6 Perkembangan Aset BPR

Aset Y-o-Y

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Perbankan Daerah

31

pertumbuhan pada setiap komponen kredit, yaitu modal kerja yang tumbuh 23,84% (y-o-y)

menjadi Rp 73,12 miliar; investasi tumbuh 8,12% (y-o-y) menjadi Rp 8,63 miliar dan kredit

konsumsi yang tumbuh sebesar 25,82% (y-o-y) menjadi Rp 35,39 miliar. Secara triwulanan,

penyaluran kredit ini juga mengalami pertumbuhan, yaitu mencapai 23,38% (q-t-q)

dibandingkan dengan triwulan I-2008. Meningkatnya pertumbuhan kredit ini diimbangi

dengan prinsip kehati-hatian yang lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya, hal

ini ditunjukkan dengan tingkat NPL sebesar 7,74%, lebih rendah dibandingkan dengan

triwulan I-2008 yang tercatat sebesar 7,86%.

Tabel 3.10. Perkembangan usaha BPR di Kalimantan Timur

(dalam juta rupiah)

Keterangan 2007 2008 Q II-2008

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q-t-Q Y-o-Y

Jumlah BPR 11 11 11 11 11 11

Aset 113,928 121,082 119,600 146,893 143,155 161,276 12.66 33.20

Kredit 74,002 95,157 88,044 91,061 94,943 117,144 23.38 23.11

Modal Kerja 48,880 59,044 56,751 58,292 59,157 73,120 23.60 23.84

Investasi 5,186 7,984 6,514 6,198 6,951 8,632 24.20 8.12

Konsumsi 19,936 28,129 24,780 26,572 28,836 35,391 22.73 25.82

DPK 73,483 72,981 80,912 84,395 86,408 93,546 8.26 28.18

Deposito 39,930 40,111 50,082 54,066 48,714 54,247 11.36 35.24

Tabungan 33,553 32,870 30,830 30,328 37,694 39,299 4.26 19.56

LDR (%) 100.71 130.39 108.81 107.90 109.88 125.23

NPLs (%) 5.99 7.17 7.36 9.17 7.86 7.74

Sumber : Laporan bulanan BPR Kalimantan Timur, diolah kembali.

3.5. Asesmen Risiko Perbankan

3.5.1 Risiko Kredit

Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim relatif terkendali

sebagaimana tercermin dari portofolio aktiva produktif yang cukup aman dan kualitas kredit

yang relatif terjaga.

Sebagian besar aktiva produktif bank umum di Kaltim pada triwulan laporan

ditempatkan dalam bentuk kredit dengan pangsa mencapai 70,16%. Bahkan share kredit

terhadap aktiva produktif di triwulan laporan tercatat lebih tinggi dibandingkan pangsa

triwulan sebelumnya sebesar 66,88%. Portofolio terbesar berikutnya merupakan penempatan

pada BI yang tercatat Rp 6.174,6 miliar (pangsa sebesar 23,79%), mengalami penurunan Rp

197,1 miliar (-3,09%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3.11).

Tabel 3.11. Perkembangan Aktiva Produktif Bank Umum

Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw IV-07 Tw1-08 Tw2-08 q-t-q +/- (Rp M)

Penempatan pada BI 8,744.9 6,371.7 6,174.6 32.95% 25.93% 23.79% -3.09% -197.1

Penempatan pada Bank Lain 482.0 420.1 298.1 1.82% 1.71% 1.15% -29.04% -122.0

Surat berharga yang dimiliki 1,570.2 1,335.3 1,262.4 5.92% 5.43% 4.86% -5.46% -72.9

Kredit yang diberikan 15,731.5 16,435.2 18,209.6 59.28% 66.88% 70.16% 10.80% 1,774.4

Tagihan lainnya 6.0 7.4 7.4 0.02% 0.03% 0.03% 0.49% 0.0

Penyertaan 3.4 3.4 3.4 0.01% 0.01% 0.01% 0.00% 0.0

Total 26,538.0 24,573.2 25,955.5 100.00% 100.00% 100.00% 5.63% 1,382.4

Komposisi Pert. Tw2-08Aktiva Produktif

Posisi (Rp M)

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Perbankan Daerah

32

Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim relatif rendah, seperti tercermin

dari persentase kredit bermasalah bruto (Gross-NPLs) pada triwulan II-2008 sebesar 2,89%

atau lebih rendah dibanding nisbah NPLs triwulan I-2008 sebesar 3,13% (Tabel 3.12). Dilihat

dari pertumbuhannya, jumlah kredit bermasalah hanya tumbuh 2,05% atau jauh dibawah

pertumbuhan kredit yang sebesar 10,8%.

Tabel 3.12. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Kolektibiltas

Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 +/- (Rp M) q-t-q

1. Lancar 14,384.0 14,675.9 16,594.6 91.43% 89.30% 91.13% 1,918.8 13.07%

2. Dalam Perhatian Khusus 857.3 1,244.5 1,089.6 5.45% 7.57% 5.98% -154.9 -12.45%

3. Kurang lancar 60.4 56.4 61.2 0.38% 0.34% 0.34% 4.7 8.41%

4. Diragukan 50.4 69.0 65.4 0.32% 0.42% 0.36% -3.6 -5.17%

5. Macet 379.4 389.5 398.8 2.41% 2.37% 2.19% 9.4 2.40%

NPLs (3,4,5) 490.1 514.9 525.4 3.12% 3.13% 2.89% 10.5 2.05%

Total Kredit 15,731.5 16,435.2 18,209.6 100.00% 100.00% 100.00% 1,774.4 10.80%

Pert. Tw2-08Sektor

Kolektibilitas (Rp M) Komposisi

Berdasarkan kelompok bank, baik bank pemerintah maupun bank swasta menghadapi

risiko kredit yang relatif sama. Hal tersebut terlihat dari persentase kredit bermasalah (NPLs)

pada bank pemerintah yang tercatat 2,86%, atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan

nisbah NPLs bank swasta sebesar 2,92%. Dilihat dari perkembangannya, nisbah NPLs bank

pemerintah menunjukkan perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,71%.

Sebaliknya nisbah NPLs bank swasta mengalami sedikit penurunan dibanding triwulan

sebelumnya yang sebesar 2,27% (Tabel 3.13).

Menurut jenis penggunaan, risiko kredit pada semua jenis kredit relatif terjaga dengan

baik dengan mencatat rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada kredit

investasi, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 4,38% namun tercatat

membaik dibandingkan dengan persentase NPLs triwulan sebelumnya sebesar 4,89%.

Sementara itu, persentase NPLs kredit modal kerja dan kredit konsumsi relatif rendah yakni

masing-masing sebesar 2,59% dan 2,22%.

Berdasarkan sektor ekonomi, risiko kredit tertinggi terjadi pada sektor konstruksi

dengan persentase NPLs sebesar 5,61% dan sektor pertanian dengan nisbah NPLs sebesar

5,24%. Sementara itu, sektor lainnya mencatat nisbah NPLs yang relatif rendah (dibawah

5%).

Tabel 3.13. Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Perbankan Daerah

33

Tw2-07 Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 +/- (Rp M) q-t-q Tw1-08 Tw2-08 Kelompok Bank

Bank Pemerintah 430.03 418.32 341.61 366.65 319.09 -22.52 -6.59% 3.71 2.86 Bank Swasta 123.38 139.94 148.51 148.23 206.32 57.81 38.92% 2.27 2.92

Jenis PenggunaanModal Kerja 198.93 206.13 177.55 204.35 212.21 34.66 19.52% 2.77 2.59 Investasi 219.64 227.01 187.61 179.44 184.67 -2.94 -1.56% 4.89 4.38 Konsumsi 134.85 125.13 124.97 131.08 128.53 3.56 2.85% 2.43 2.22

Sektor EkonomiPertanian 40.53 42.27 31.22 34.34 34.88 3.66 11.73% 6.24 5.24 Pertambangan 12.97 10.72 8.14 9.27 6.36 -1.78 -21.86% 1.77 1.09 Perindustrian 21.48 20.20 20.32 20.87 21.59 1.27 6.27% 2.90 3.04 Listrik, Gas & Air 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.00 0.00% 0.17 0.16 Konstruksi 145.38 143.24 136.29 134.62 133.83 -2.46 -1.81% 6.25 5.61 Perdagangan 107.89 117.57 87.41 111.77 121.65 34.24 39.16% 2.87 2.82 Angkutan 8.26 8.13 7.33 4.25 6.44 -0.89 -12.11% 0.77 0.92 Jasa Dunia Usaha 77.99 88.08 67.86 62.19 65.25 -2.61 -3.84% 2.53 2.33 Jasa Sosial 2.03 0.90 4.66 4.58 4.96 0.30 6.37% 2.84 2.23 Lain-Lain 136.86 127.13 126.89 132.96 130.44 3.55 2.80% 2.46 2.25

553.41 558.26 490.13 514.88 525.41 35.28 7.20% 3.13 2.89

Nisbah NPL (%)Keterangan

Total

Pert. Tw2-08Nominal NPL (Rp M)

3.5.2 Risiko Likuiditas

Asesmen risiko likuiditas

bertujuan untuk melihat paparan

risiko likuiditas yang dihadapi bank

umum di Kaltim ditinjau dari

struktur kepemilikan bank, profil

jangka waktu simpanan dan skala

simpanan.

Dari segi struktur

kepemilikan diketahui bahwa lebih

dari separoh simpanan di bank

umum pada triwulan laporan merupakan milik perorangan, yakni sebesar Rp 20.408 miliar

dengan pangsa 58,12%. Selanjutnya dana milik pemerintah daerah tercatat Rp 8.068 miliar

dengan pangsa 22,98% dan dana milik perusahaan swasta sebesar Rp 3.835 miliar dengan

pangsa 10,92% (Grafik 3.9).

Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada

simpanan jangka pendek dengan pangsa 95,5%. Struktur simpanan yang didominasi oleh

simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba

(sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar. Implikasinya, perbankan akan menjadi

relatif lebih berhati-hati dalam menyalurkan pinjaman yang bersifat jangka panjang.

Tabel 3.14 Struktur Jangka Waktu DPK

Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08Jangka pendek

Giro 10,827.4 9,523.1 11,013.2 31.6% 28.9% 31.4%

Tabungan 12,856.4 12,642.8 14,031.0 37.5% 38.3% 40.0%

Deposito s.d 3 bulan 9,550.2 9,303.1 8,491.3 27.8% 28.2% 24.2%

Total DPK s.d 3 bulan 33,234.0 31,469.0 33,535.6 96.8% 95.4% 95.5%

Jangka menengah panjang Total DPK > 3 bulan 1,081.9 1,505.5 1,577.2 3.2% 4.6% 4.5%

34,315.8 32,974.5 35,112.8 100.0% 100.0% 100.0%

Komposisi

Total DPK

KeteranganPosisi (Rp M)

8,068

3,835

2,802

8,570

3,052

2,080

20,40819,272

0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000

Perorangan

Pemda

Perus. Swasta

Lainnya

DPK (Rp juta)

Tw 2-08

Tw 1-08

Grafik 3.9. Struktur Kepemilikan Simpanan

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Perbankan Daerah

34

3.5.3 Risiko Pasar

Berdasarkan analisis grafis

yang menghubungkan antara suku

bunga kredit dengan rasio NPLs

dalam periode triwulan I-2006 s.d

triwulan II-2008 (Grafik 3.10),

terlihat pergerakan yang acak

antara nisbah NPLs dengan suku

bunga kredit. Hal ini didukung oleh

hasil penghitungan koefisien

korelasi2

2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah

kedua variabel tersebut

yang hanya 0,44. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa persentase NPLs tidak sensitif terhadap perubahan tingkat bunga

kredit.

15.0

15.5

16.0

16.5

17.0

17.5

Q2-06 Q3-06 Q4-06 Q1-07 Q2-07 Q3-07 Q4-07 Q1-08 Q2-08

(%)

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

(%)

Bunga Kredit (sumbu kiri)

Gross NPLs (sumbu kanan)

Grafik 3.10. Perkembangan bunga kredit dan nisbah NPLs

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

34

KEUANGAN DAERAH

4.1 Gambaran Umum

Realisasi komponen pendapatan pada APBD Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2007 mengalami

peningkatan dibandingkan dengan APBD Perubahan (APBDP) 2007, yang dipengaruhi oleh peningkatan

pada komponen pendapatan transfer, terutama berasal dari dana perimbangan. Sementara komponen

pendapatan asli daerah (PAD) juga mengalami peningkatan, yang didorong oleh peningkatan pada

komponen lain-lain PAD yang sah.

Pada sisi belanja, mengalami penurunan dibandingkan dengan APBDP 2007. Penurunan

tersebut terjadi pada semua komponen, terutama dipengaruhi oleh penurunan yang terjadi pada

komponen belanja modal.

4.2 Pendapatan

Realisasi APBD Kalimantan Timur tahun

2007 dari sisi Pendapatan, mengalami

peningkatan sebesar 19,94% dibandingkan APBD

perubahan (APBDP) tahun 2007, atau meningkat

sebesar Rp 748,2 miliar. Pada komponen

pendapatan asli daerah (PAD), realisasinya

mengalami peningkatan sebesar 10,54%

dibandingkan dengan APBDP. Andil terbesar

peningkatan tersebut berasal dari komponen Lain-

lain PAD yang sah, yang meningkat sebesar

104,95% dibandingkan dengan APBDP 2007,

dengan kontribusi sebesar 11,94% terhadap

pertumbuhan realisasi PAD. Sementara komponen pendapatan retribusi daerah memberikan kontribusi

yang negatif terhadap pertumbuhan realisasi PAD sebesar -10,93%.

Sementara itu pada komponen pendapatan transfer, mengalami peningkatan sebesar Rp 616,4

miliar dibandingkan dengan APBDP. Komponen ini dibentuk oleh komponen transfer pemerintah pusat –

dana perimbangan, dengan pangsa sebesar 96,53%, dan komponen transfer pemerintah pusat –

lainnya (3,47%). Komponen transfer pemerintah pusat - dana perimbangan mengalami pertumbuhan

sebesar 23,79% dibandingkan dengan APBDP 2007 atau meningkat sebesar Rp 595,1 miliar.

Peningkatan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan komponen dana bagi hasil pajak yang mengalami

peningkatan sebesar Rp 331,3 miliar atau tumbuh 128,66% dengan kontribusi pertumbuhan sebesar

13,24%.

4.3 Belanja

Komponen Belanja pada realisasi APBD Kalimantan Timur tahun 2007 mengalami penurunan

sebesar -22,92% (y-o-y) dibandingkan dengan APBDP 2007, atau turun Rp 1,54 triliun. Penurunan

terbesar komponen belanja ini dipengaruhi oleh penurunan yang terjadi pada belanja modal, yang

memberikan kontribusi penurunan sebesar -13,76%, atau turun sebesar -31,14% dibandingkan dengan

RAPBD 2007. Komponen lainnya seperti belanja operasi, belanja tidak terduga dan transfer juga

BBBAAABBB

IIIVVV

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Keuangan Daerah

35

mengalami penurunan dengan kontribusi masing-

masing sebesar -13,76%, -0,07% dan -1,30% terhadap

realisasi belanja APBD Kaltim 2007.

Penurunan yang terjadi pada komponen

belanja modal dipengaruhi oleh penurunan realisasi

komponen belanja gedung dan bangunan, yang

memiliki pangsa terbesar dalam pembentukan

komponen belanja modal, yaitu sebesar 49,07%.

Komponen ini turun Rp 453,1 miliar dibandingkan

dengan APBDP 2007, atau turun sebesar -31,03%,

dengan andil -15,22%.

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

36

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

5.1. Gambaran Umum

Sistem Pembayaran di Kalimantan Timur triwulan II-2008 menunjukkan perkembangan

yang beragam. Peredaran uang kartal mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan I-

2008. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan uang kartal oleh masyarakat seiring

dengan meningkatnya biaya kebutuhan hidup karena kenaikan harga berbagai komoditas. Selain

itu terkait dengan pelaksanaan PON XVII di Kalimantan Timur yang turut menjadi pendorong

peningkatan permintaan uang kartal. Fenomena ini terlihat dari meningkatnya jumlah uang

kartal secara signifikan dari kas Bank Indonesia yang berada di Kalimantan Timur.

Sementara itu pada transaksi non tunai, yaitu melalui kliring dan RTGS, mengalami

perkembangan yang berbeda. Transaksi kliring pada triwulan II-2008 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sedangkan transaksi RTGS mengalami penurunan

yang cukup dalam dibandingkan dengan triwulan I-2008.

5.2. Perkembangan Transaksi Tunai

5.2.1. Perkembangan Peredaran Uang Kartal

Peredaran uang kartal di Kalimantan

Timur dihitung dari jumlah uang kartal yang

keluar dan masuk melalui kas Kantor Bank

Indonesia Samarinda dan Balikpapan, pada

triwulan II-2008 mengalami pertumbuhan yang

meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan sebelumnya. Jumlah uang kartal

yang beredar triwulan II-2008 mencapai Rp

1.903 miliar atau naik 26,96% (q-t-q)

dibandingkan triwulan I-2008 yang mencapai Rp

1.499 miliar.

Dari jumah peredaran uang pada periode

berjalan tersebut, jumlah uang yang keluar dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur

mencapai Rp 1.725 miliar. Jumlah ini naik tinggi sebesar 267,39% (q-t-q) dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank

Indonesia dari perbankan mencapai Rp 178 miliar atau turun 82,70% dibandingkan triwulan

I-2008. Secara keseluruhan, pada triwulan II-2008 ini, Kalimantan Timur mengalami net

outflow (jumlah uang keluar lebih besar dibandingkan dengan uang yang masuk) sebesar Rp

1.547 miliar.

Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan

Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu

uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia sudah tidak layak untuk menjadi alat

pembayaran, misalnya mengalami kelusuhan dalam tingkat yang parah atau rusak. Jenis

BBBAAABBB

VVV

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Sistem Pembayaran

37

uang yang termasuk dalam UTLE tersebut

kemudian masuk dalam klasifikasi untuk

dimusnahkan atau Bank Indonesia melakukan

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Jumlah

uang yang terkena PTTB ini pada triwulan II-2008

mencapai Rp 170 miliar atau mengalami

penurunan sebesar -37,17% (q-t-q) dibandingkan

triwulan I-2008.

Secara keseluruhan, dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu

triwulan II-2008, jumlah uang kartal yang beredar

mengalami peningkatan sebesar 2,96% (y-o-y), sedangkan PTTB turun 39,26%.

5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai

5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring

Transaksi kliring di wilayah Kalimantan Timur, yang

meliputi Kota Samarinda, Balikpapan, Bontang dan

Tarakan, pada triwulan II-2008 mengalami pertumbuhan

yang positif dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Jumlah transaksi kliring triwulan II-2008 mencapai Rp

4.749 miliar atau meningkat 13,10% (q-t-q) dibandingkan

dengan triwulan I-2008; dengan jumlah volume transaksi

sebesar 231.000 transaksi. Sementara dibandingkan

dengan periode yang sama tahun sebelumnya, transaksi

kliring tumbuh hampir dua kali lipat, yaitu sebesar 91,92%

(y-o-y).

5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS

Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) di Kalimantan Timur triwulan II-2008

relatif mengalami penurunan, baik secara triwulanan maupun secara tahunan. Dibandingkan

dengan triwulan I-2008, transaksi RTGS di Kalimantan Timur tercatat mengalami penurunan

sebesar -39,34% (q-t-q), yaitu turun dari Rp 49.008 miliar menjadi Rp 29.729 miliar. Hal ini

dipengaruhi oleh penurunan transaksi RTGS yang keluar Kaltim dan yang masuk ke Kaltim.

Transaksi RTGS keluar Kaltim turun sebesar -49,12% (q-t-q), dari Rp 28.145 miliar mejadi

Rp 14.230 miliar. Sedangkan transaksi RTGS masuk ke Kaltim turun dari Rp 20.863 miliar

menjadi Rp 15.409 miliar.

Sementara perkembangan transaksi RTGS secara tahunan mengalami penurunan

sebesar -4,08% (y-o-y), yaitu dari Rp 30.992 miliar pada triwulan II-2008. Penurunan

transaksi RTGS pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh penurunan aktivitas ekonomi

masyarakat.

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Sistem Pembayaran

38

Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar)

Transaksi RTGS 2007 2008 Q II-2008

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q-t-Q Y-o-Y

Keluar Kaltim

Jumlah 13,844 15,006 18,072 26,330 28,145 14,320 -49.12 -4.57

Volume 12,600 12,702 14,808 23,869 16,243 17,476 7.59 37.58

Masuk Ke Kaltim

Jumlah 12,748 15,987 19,424 28,083 20,863 15,409 -26.14 -3.61

Volume 17,164 18,204 20,555 30,078 22,142 23,940 8.12 31.51

Total

Jumlah 26,592 30,992 37,497 54,413 49,008 29,729 -39.34 -4.08

Volume 29,764 30,906 35,363 53,947 38,385 41,416 7.90 34.01

Sumber : BI Web

Berdasarkan lokasi Kantor Bank

Indonesia di Kalimantan Timur, transaksi

RTGS di Kota Samarinda pada periode

berjalan ini mencapai Rp 20.673 miliar

dengan volume transaksi sebesar 22.708

transaksi. Jumlah transaksi RTGS di

Samarinda mengalami penurunan sebesar -

50,61% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan

I-2008. Sementara transaksi RTGS di

Balikpapan tercatat sebesar Rp 9.056 miliar

atau meningkat sebesar 26,68% (q-t-q)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

39

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH

6.1 Gambaran Umum

Perkembangan ketenagakerjaan di Kalimantan Timur (Kaltim) dihitung dari jumlah penduduk

yang berusia 15 tahun keatas (15+). Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur

(BPS Kaltim) pada bulan Februari 2008, jumlah penduduk berusia 15+ meningkat sebesar 9,02% (y-o-

y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau mencapai 2.167.766 orang. Namun di sisi

lain, jumlah angkatan kerja mengalami penurunan. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah

penduduk berusia 15+ yang ternasuk dalam kategori bukan angkatan kerja, yang mengalami

peningkatan sebesar 26,37%. Penurunan jumlah angkatan kerja tersebut menyebabkan menurunnya

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).

Berdasarkan sektor ekonominya, pertumbuhan tertinggi tenaga kerja terjadi pada sektor

transportasi, sedangkan jumlah tenaga kerja pada sektor perdagangan mengalami penurunan terbesar.

Namun hal ini diperkirakan hanya merupakan shifting antar sektor. Sementara berdasarkan pada status

pekerjaannya, peningkatan jumlah tenaga kerja terjadi pada sektor informal, terutama pada pekerja

dengan status berusaha dibantu buruh tidak tetap. Sedangkan sektor formal mengalami penurunan,

yang dipengaruhi oleh menurunnya jumlah pekerja yang berstatus buruh/karyawan.

6.2 Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Timur Bulan Februari 2008

Jumlah angkatan kerja di Kaltim berdasarkan data bulan Februari 2008 tercatat sebanyak

1.249.488 orang, mengalami penurunan sebanyak 12.289 orang atau sebesar 0,97% (y-o-y)

dibandingkan dengan keadaan Februari 2007. Namun di sisi lain, terdapat peningkatan pada jumlah

penduduk yang bekerja sebanyak 7.130 orang atau meningkat 0,65%. Tingkat partisipasi angkatan

kerja (TPAK) pada bulan Februari 2008 tercatat sebesar 57,64%; lebih rendah dibandingkan posisi yang

sama tahun sebelumnya yang mencapai 63,46% (Tabel 6.1).

Sementara itu, jumlah pengangguran di Kalimantan Timur pada Februari 2008 mengalami

penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah pengangguran per

bulan Februari 2008 mencapai 142.506 orang, turun 11,99% (y-o-y). Sehingga tingkat pengangguran

terbuka mencapai 11,41%; lebih rendah dibandingkan dengan Februari 2007 yang tercatat sebesar

12,83%.

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 tahun ke atas Menurut Kegiatan

Kegiatan Utama 2007 2008 Perubahan (Y-o-Y)

Februari Agustus Februari Jumlah %

Penduduk 15+ 1,988,439 2,010,209 2,167,766 179,327 9.02

Angkatan Kerja 1,261,777 1,241,421 1,249,488 (12,289) (0.97)

Bekerja 1,099,852 1,091,625 1,106,982 7,130 0.65

Penganggur 161,925 149,796 142,506 (19,419) (11.99)

Bukan Angkatan Kerja 726,662 768,788 918,278 191,616 26.37

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 63.46% 61.76% 57.64%

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 12.83% 12.07% 11.41%

Sumber: BPS Kalimantan Timur

BBBAAABBB

VVVIII

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah

40

Berdasarkan lapangan pekerjaan utama, sektor

pertanian masih menjadi sektor terbesar dalam hal

penyerapan tenaga kerja, dengan pangsa sebesar 38%.

Oleh karenanya, meski hanya tumbuh 10,17% namun sektor

ini memberikan kontribusi pertumbuhan terbesar terhadap

pertumbuhan keseluruhan tenaga kerja pada bulan Februari

2008, yakni mencapai sebesar 3,57%. Adapun sektor yang

mengalami pertumbuhan tenaga kerja tertinggi adalah sektor

transportasi, yaitu sebesar 23,90% (y-o-y), dari 66.969

orang pada bulan Februari 2007 menjadi 82.963 orang

dengan kontribusi terhadap total pertumbuhan tenaga kerja sebesar 0,01%. Sementara sektor

perdagangan mengalami penurunan terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar -15,05%

(y-o-y), atau dengan kontribusi terhadap pertumbuhan tenaga kerja sebesar -3,08%. Meskipun

demikian, sektor perdagangan masih tercatat sebagai sektor dengan penyerapan tenaga kerja terbesar

kedua setelah sektor pertanian, dengan pangsa 17%. Secara keseluruhan, perubahan yang terjadi pada

struktur penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Timur per bulan Februari 2008 diperkirakan hanyalah

shifting yang bersifat sementara diantara sektor-sektor tersebut.

Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan

Utama

Lapangan Pekerjaan Utama 2007 2008 Perubahan (Y-o-Y)

Februari Agustus Februari Jumlah %

Pertanian 386,194 369,702 425,453 39,259 10.17

Bangunan 75,175 69,207 81,276 6,101 8.12

Perdagangan 224,935 232,401 191,076 (33,859) (15.05)

Transportasi 66,959 74,266 82,963 16,004 23.90

Jasa* 163,988 196,124 164,195 207 0.13

Lainnya** 182,601 149,925 162,019 (20,582) (11.27)

TOTAL 1,099,852 1,091,625 1,106,982 7,130 0.65

Sumber: BPS Kalimantan Timur

*Jasa Kemasyarakatan, Keuangan & Jasa Perusahaan **Pertambangan, Industri, Listrik, gas & air

Berdasarkan pada status pekerjaan

utama, yang dikelompokkan menjadi tujuh jenis

pekerjaan atau dapat digolongkan kedalam dua

kelompok pekerja berdasarkan sifat kegiatan

ekonominya, yaitu sektor formal dan sektor

informal. Sektor formal merupakan pekerja yang

berstatus berusaha dibantu buruh tetap dan

buruh/karyawan, sedangkan sektor informal

adalah pekerja yang berstatus di luar itu1

1 Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS)

. Pekerja

di sektor formal pada bulan Februari 2008

mengalami penurunan sebesar 0,77% (y-o-y)

dibandingkan dengan periode yang sama tahun

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah

41

sebelumnya. Penurunan tersebut berasal dari penurunan pekerja yang berstatus buruh/karyawan,

yang turun sebesar 2,32% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pekerja

dengan status ini memiliki pangsa terbesar terhadap sektor formal yaitu mencapai 94%.

Sementara perkembangan tenaga kerja pada sektor informal mengalami peningkatan sebesar

1,84% (y-o-y) dibandingkan dengan bulan Februari tahun 2007. Kontribusi terbesar pertumbuhan

tersebut berasal dari pekerja dengan status berusaha dibantu buruh tidak tetap, yaitu sebesar 4,05%

dari tingkat pertumbuhan pada Februari 2008. Pekerja dengan status ini mengalami pertumbuhan

sebesar 13,61% (y-o-y). Sementara kontributor penurunan terbesar pada sektor informal berasal dari

pekerja dengan status tak dibayar, yaitu mencapai -3,63%, atau mengalami penurunan mencapai

14,12% (y-o-y) dibandingkan dengan keadaan bulan Februari 2008.

Tabel 6.3 Penduduk Usia 15+ yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama

Status Pekerjaan Utama 2007 2008 Perubahan (Y-o-Y)

Februari Agustus Februari Jumlah %

Berusaha Sendiri 217,315 228,712 220,490 3,175 1.46

Berusaha dibantu buruh tidak tetap 177,987 173,136 202,218 24,231 13.61

Berusaha dibantu buruh tetap 24,777 32,332 31,946 7,169 28.93

Buruh/karyawan 476,286 465,737 465,244 (11,042) (2.32)

Pekerja bebas di pertanian 23,376 31,267 19,173 (4,203) (17.98)

Pekerja bebas di non pertanian 26,126 21,364 35,670 9,544 36.53

Pekerja tak dibayar 153,985 139,077 132,241 (21,744) (14.12)

TOTAL 1,099,852 1,091,625 1,106,982 7,130 0.65

Sumber: BPS Kalimantan Timur

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

41

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III-2008

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan III-2008 diperkirakan akan mengalami

pertumbuhan tahunan berkisar antara 3,5%–4,5% (y-o-y). Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan II-2008. Faktor yang mendorong perlambatan tersebut, secara

sektoral, akan berasal dari melambatnya kinerja sektor pertambangan dan penggalian, khususnya pada

sub sektor pertambangan non migas. Hal ini dikarenakan pengaruh menurunnya harga minyak mentah

di pasar dunia yang berpengaruh pada menurunnya permintaan batubara dan harga jualnya, serta

meningkatnya curah hujan di wilayah Kalimantan Timur yang menggangu pertambangan batubara.

Sementara dari PDRB sisi permintaan, perlambatan diperkirakan dipengaruhi oleh

melambatnya kinerja ekspor yang dipengaruhi oleh iklim yang kurang baik di laut, yang menyebabkan

timbulnya gelombang yang tinggi sehingga menghambat proses pengiriman batubara dari pelabuhan.

Selanjutnya kinerja ekspor komoditi minyak sawit mentah (CPO) diperkirakan terkendala oleh pungutan

ekspor CPO yang tarifnya terus naik seiring dengan tren peningkatan harga CPO dunia. Selain itu,

komponen penanaman modal domestik bruto diperkirakan juga mengalami perlambatan karena

berkurangnya investasi yang masuk, dengan telah selesainya berbagai proye pembangunma sarana dan

prasarana PON XVII. Namun dari sisi konsumsi rumah tangga diperkirakan mengalami peningkatan

akibat dua faktor, yaitu kejutan konsumsi terkait PON XVII disusul dengan akan memasukinya bulan

Ramadan dan persiapan hari raya Idul Fitri.

Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia

Samarinda, ekspektasi pelaku usaha terhadap kegiatan

usaha untuk triwulan III-2008 menunjukkan sinyal

yang positif, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan II-2008, yaitu dengan nilai Saldo Bersih

Tertimbang (SBT) sebesar 29,59%. Indeks ini didukung

oleh nilai SBT ekspektasi situasi bisnis yang mencapai

27,72% (Grafik 7.1). Optimisme yang ditunjukkan oleh

pelaku usaha ini dipengaruhi oleh mulai menurunnya

harga minyak mentah dipasar dunia, yang berada

dibawah USD 130 per barrel; walaupun masih terdapat

kecenderungan untuk meningkat pada periode mendatang.

Selain itu juga, berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK)

menunjukkan bahwa konsumen memiliki ekspektasi yang positif

terhadap perekonomian di masa mendatang. Hal ini ditunjukkan

oleh nilai Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 114,50

(Grafik 7.2); lebih tinggi dibandingkan level optimis yaitu

sebesar 100. Faktor yang menjadi determinan keyakinan

konsumen tersebut berasal dari perkiraan bahwa pada periode

mendatang, diperkirakan inflasi akan relatif terkendali melalui

berbagai kebijakan pemerintah dan ekspektasi konsumen untuk

memperoleh tambahan penghasilan melalui pemberian

BBBAAABBB

VVVIIIIII

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Prospek perekonomian Daerah

42

Tunjangan Hari Raya (THR) menjelang Idul Fitri, sehingga daya beli mereka tetap.

Isu-isu strategis yang diperkirakan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur di

masa yang akan datang, antara lain:

Penyesuaian Upah Minimum Provinsi Kalimantan Timur.

Kenaikan BBM akhir Mei 2008 yang diikuti dengan meroketnya harga-harga secara umum

memunculkan tuntutan penyesuaian upah minimum di Provinsi Kaltim dari pihak pekerja. Hal ini

mengingat kenaikan UMP sebesar 6,33% di awal tahun 2008 dinilai tidak memadai lagi untuk

menutupi peningkatan pengeluaran akibat tingkat inflasi yang naik tajam tersebut. Setelah melalui

proses yang alot akibat dialog tripartit yang sempat buntu sehingga kemudian diwarnai dengan

serangkaian demonstrasi yang cukup intens, akhirnya pada dini hari Rabu 30 Juli 2008 telah

diputuskan UMP Provinsi Kaltim naik sebesar 9,16% atau dari Rp 815.000 mejadi Rp 889.654.

Besaran 9,16% berdasarkan pada laju inflasi tahun kalender Kaltim (y-t-d) hingga bulan Juni 2008.

Kenaikan ini lebih rendah dibanding tuntutan buruh yaitu naik menjadi Rp 1,3 juta. Melalui SK Pj

Gubernur Kaltim No. 561/K.403/2008 maka UMP baru tersebut berlaku mulai 1 Juli sampai dengan

Desember 2008. Selain itu juga disepakati bahwa seiring dengan kenaikan UMP maka UMSP, UMKK

dan UMSKK yang berlaku saat ini ikut naik sebesar 9,16%.

Rencana Pembangunan PLTG Senipah untuk mengatasi kelangkaan pasokan listrik

Kelangkaan listrik yang terjadi di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) telah berlangsung lama dan

dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu cara ditempuh

oleh Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) dengan membentuk Perusda Kelistrikan dan Sumber Daya

Energi (PKSDE), yang merencanakan untuk membangun Perusahaan Listrik Tenaga Gas (PLTG) di

Senipah. PLTG ini direncanakan akan menggunakan Mesin Trent 60 WLE berkapasitas 2 x 40

megawatt dan bisa di up grade 120 megawatt yang menghasilkan produksi 617,2 GWh per tahun.

Investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 901,7 miliar dan direncanakan dapat beroperasi paling

lambat akhir 2010 atau awal 2011. Sementara penyediaan bahan baku berupa gas telah

ditandatangani Head of Agreement (HoA) dengan Total E&P Indonesie dan Inpex pada tanggal 4

Juli 2008.

7.2 Prospek Perkembangan Inflasi

Adanya kebijakan pemerintah untuk

menaikkan harga BBM bersubsidi pada akhir Mei 2008

lalu telah memberikan efek bola salju pada

peningkatan harga berbagai komoditas, yang dipicu

dengan meningkatnya biaya transportasi. Pada triwulan

III-2008, diperkirakan laju inflasi masih akan tumbuh

cukup tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,

selain kenaikan harga BBM, juga oleh kejutan konsumsi

selama pelaksanaan PON XVII pada 4-15 Juli 2008,

kemudian disusul oleh faktor musiman peningkatan

permintaan masyarakat menghadapi masuknya bulan

Ramadan dan menjelang hari raya Idul Fitri. Selain itu,

kondisi cuaca yang masih belum stabil, dimana masih

sering terjadi hujan lebat yang menyebabkan banjir dan tingginya gelombang laut yang menghambat

arus transportasi komoditas.

Dari hasil SK yang dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada bulan Juli 2008, menunjukkan

bahwa 87% konsumen memiliki ekspektasi bahwa akan terjadi kenaikan harga pada periode 3 bulan

mendatang (Grafik 7.3).

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

LAMPIRAN

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Q II Q III Q IV Q I Q II*MAKRO EKONOMIIndeks Harga Konsumen (IHK) 150.89 157.99 160.58 166.8 112.61

Kota Samarinda 149.51 156.75 159.65 165.99 113.57 Kota Balikpapan 152.54 159.46 161.69 167.76 110.64 Kota Tarakan - - - - 115.17

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y,%) 3.89 7.42 8.30 11.05 14.90Kota Samarinda 5.39 7.86 9.18 11.60 15.83 Kota Balikpapan 2.20 6.91 7.27 10.40 13.66 Kota Tarakan - - - - 15.33

PDRB - harga konstan (miliar Rp) 24,009 24,664 25,269 25,464 25,573 Pertanian 1,649.51 1,661.21 1,691.49 1,813.64 1,776.73 Pertambangan & Penggalian 9,422.72 9,588.59 9,795.48 9,945.31 10,024.34 Industri Pengolahan 7,737.83 8,082.33 8,231.44 8,080.60 8,015.15 Listrik, gas dan air bersih 75.31 75.24 77.41 78.52 79.27 Bangunan 826.11 842.14 867.58 874.35 902.85 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,901.55 1,972.53 2,089.62 2,120.82 2,166.55 Pengangkutan dan Komunikasi 1,254.02 1,278.88 1,313.12 1,336.52 1,363.83 Keuangan, Persewaan dan Jasa 674.62 685.17 710.17 718.37 745.01 Jasa 467.24 477.84 493.01 496.09 499.49

Pertumbuhan PDRB (y-o-y,%) 0.37 1.23 3.10 6.72 6.52 Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) 1,192.40 951.83 898.60 992.79 1,015.41 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 25,751,870 19,862,842 31,121,690 18,859,720 18,859,720 Nilai Impor Nonmigas (USD juta) 172.21 144.71 347.37 119.07 108.23 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 103,438 45,024 185,270 117,722 89,697 *IHK Q 2-2008 dengan tahun dasar 2007

2008INDIKATOR

2007

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL fileKAJIAN EKONOMI REGIONAL

Q II Q III Q IV Q I Q II*PERBANKANBank Umum:Total Aset (Rp triliun) 37.98 42.06 46.20 41.93 44.56DPK (Rp triliun) 30.14 32.50 34.32 32.97 35.11

Tabungan (Rp triliun) 10.15 10.53 12.86 12.64 14.03 Giro (Rp triliun) 8.37 10.16 10.83 9.52 11.01 Deposito (Rp triliun) 11.62 11.81 10.63 10.81 10.07

Kredit (Rp triliun) - berdasarkan lokasi proyek 19.73 20.40 24.61 24.01 25.38 Modal Kerja 9.27 9.49 12.56 11.55 12.03 Konsumsi 4.21 4.56 4.85 5.21 5.58 Investasi 6.24 6.35 7.19 7.25 7.77 LDR 65.45% 62.77% 71.72% 72.80% 72.29%

Kredit (Rp triliun) -berdasarkan lokasi kantor cab 13.39 14.66 15.73 16.44 18.21 Modal Kerja 6.16 6.88 7.23 7.37 8.20 Konsumsi 4.32 4.72 5.05 5.39 5.79 Investasi 2.92 3.05 3.45 3.67 4.22 LDR 44.43% 45.10% 45.84% 49.84% 51.86%

Kredit UMKM (Rp triliun)Kredit Mikro (<Rp 50 juta) (Rp triliun) 2.60 2.76 2.87 3.00 3.25

Kredit Modal Kerja 0.29 0.31 0.33 0.35 0.41

Kredit Investasi 0.05 0.07 0.06 0.04 0.10 Kredit Konsumsi 2.26 2.38 2.48 2.61 2.74

Kredit Kecil (Rp 50 juta < X ≤ Rp 500 juta) (Rp triliun) 2.84 3.11 3.29 3.41 3.85 Kredit Modal Kerja 1.11 1.19 1.22 1.20 1.32 Kredit Investasi 0.22 0.25 0.26 0.25 0.36 Kredit Konsumsi 1.51 1.67 1.81 1.96 2.17

Kredit Menengah (Rp 500 juta < X < ≤ Rp 5 miliar) (Rp triliun) 4.15 4.40 4.76 4.78 5.37 Kredit Modal Kerja 2.64 2.82 3.03 2.98 3.40 Kredit Investasi 1.03 1.04 1.10 1.09 1.16 Kredit Konsumsi 0.48 0.54 0.63 0.72 0.81

Total Kredit MKM (Rp triliun) 9.58 10.27 10.93 11.19 12.46 NPL MKM gross (%) 4.14 4.09 3.22 3.66 3.05 BPR:Total Aset (Rp miliar) 121.08 119.60 146.89 143.15 149.93 DPK (Rp miliar) 72.98 80.91 84.39 86.41 89.03

Tabungan 32.87 30.83 30.33 37.69 37.90 Giro - - - - - Deposito 40.11 50.08 54.07 48.71 51.13

Kredit (Rp miliar) 95.16 88.04 91.06 94.94 111.40 Modal Kerja 59.04 56.75 58.29 59.16 69.56 Konsumsi 28.13 24.78 26.57 28.84 32.93 Investasi 7.98 6.51 6.20 6.95 8.91

Kredit UMKM (Rp miliar) 95.16 88.04 91.06 94.94 111.40 Rasio NPL Gross (%) 7.17 7.36 9.17 7.86 6.30 LDR 130.39% 108.81% 107.90% 109.88% 125.13%

INDIKATOR2007 2008

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH