Upload
lenguyet
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta i
Kajian Ekonomi RegionalJakartaTriwulan III - 2009
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakartaii
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Jakarta Triwulan III-2009 ini dapat
diselesaikan. Buku Kajian Ekonomi Regional berisi informasi mengenai perkembangan terkini
ekonomi dan perbankan di Jakarta yang di era otonomi daerah keberadaannya dirasakan semakin
penting. Tujuan dari penyusunan buku laporan triwulanan ini untuk memenuhi kebutuhan Bank
Indonesia dalam mempertajam informasi tentang perekonomian regional khususnya DKI Jakarta,
sehingga dapat mendukung formulasi kebijakan moneter Bank Indonesia. Selain itu, juga ditujukan
untuk memberikan informasi kepada stakeholder Bank Indonesia tentang perkembangan ekonomi
dan perbankan di Jakarta, dengan harapan informasi tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber referensi bagi pembuat kebijakan, akademisi, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang
membutuhkan dan memiliki perhatian terhadap perkembangan ekonomi di Jakarta.
Cakupan kajian di dalam buku KER meliputi kajian perkembangan ekonomi, inflasi, perbankan,
keuangan daerah,Ω dan outlook perekonomian ke depan. Berdasarkan asesmen pada triwulan
III-2009, secara umum pertumbuhan ekonomi Jakarta meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya, hal tersebut terlihat dari beberapa indikator ekonomi telah menunjukkan perbaikan.
Kinerja perbankan masih relatif terjaga dan inflasi masih berada pada level yang rendah. Dengan
perkembangan tersebut dan tren indikator-indikator ekonomi yang terus mengalami perbaikan,
menambah optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV-2009 akan
semakin membaik. Namun masih tingginya ketidakpastian perekonomian global perlu terus
diwaspadai agar tidak memberikan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi Jakarta, sehingga
upaya-upaya untuk meminimalisasi dampak tersebut perlu mendapat prioritas.
Kami menyadari bahwa publikasi ini masih belum sempurna. Masih banyak hal yang harus
dilakukan untuk menyempurnakan dan meningkatkan kualitas kajian buku ini. Untuk itu masukan
dan terutama supplai data terkini, serta kritik dan saran yang membangun sangat kamiΩ harapkan.Ω
Selanjutnya, pada kesempatan ini kami juga mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini.
Jakarta, 2 November 2009
BIRO KEBIJAKAN MONETER
Sugeng
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta iii
Ringkasan Eksekutif .......v
Bab 1. Kondisi Makro Ekonomi Regional.......1Sisi Permintaan.......3
Sisi Penawaran.......8
Bab 2. Perkembangan Inflasi Jakarta.......17
Bab 3. Perkembangan Perbankan.......23Intermediasi Perbankan.......24
Risiko Kredit Perbankan.......27
Kredit UMKM.......28
Bab 4. Perkembangan Sistem Pembayaran.......29Transaksi RTGS.......30
Transaksi Kliring.......31
Transaksi Tunai.......32
Bab 5. Keuangan Daerah.......33Realisasi Belanja APBD 2009.......34
Realisasi Pendapatan APBD 2009.......35
Bab 6. Outlook Kondisi Ekonomi dan Inflasi.......37Asumsi dan Skenario yang Digunakan.......38
Pertumbuhan Ekonomi.......39
Inflasi.......43
Faktor Risiko.......43
Daftar Isi
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta v
Ringkasan Eksekutif
Perekonomian Jakarta pada triwulan III-2009 diprakirakan akan tumbuh sebesar
4,9-5,3%(yoy), meningkat dibanding triwulan sebelumnya (5,0%, yoy). Di sisi
permintaan, pendorong optimisme peningkatan tersebut adalah masih tingginya
konsumsi rumah tangga serta adanya perbaikan pada kinerja ekspor/impor. Dari sisi
penawaran, semua sektor utama diperkirakan akan membaik terutama yang
mempunyai berkontribusi besar (sektor keuangan, industri, dan PHR). Secara umum
perkembangan harga-harga di DKI Jakarta masih dalam tren menurun dan berada
pada level yang rendah. Perkembangan tersebut didukung oleh kondisi perbankan
Jakarta yang relatif stabil dan perkembangan sistem pembayaran yang masih tetap
dapat memenuhi kebutuhan transaksi perekonomian. Selain itu, membaiknya
stimulus fiskal dari APBD Jakarta hingga triwulan III-2009 sebagaimana ditunjukkan
oleh realisasi yang membaik dibanding tahun sebelumnya turut membantu
pertumbuhan ekonomi Jakarta. Apabila perkembangan perbaikan kondisi tersebut
terus berlanjut ditambah semakin membaiknya kondisi ekonomi global, pertumbuhan
ekonomi Jakarta pada triwulan IV-09 diprakirakan akan terus membaik dan tumbuh
sebesar 5,2%-5,6% (yoy).
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakartavi
Perkembangan Makro RegionalPerkembangan beberapa indikator utama ekonomi Jakarta mengindikasikan bahwaPerkembangan beberapa indikator utama ekonomi Jakarta mengindikasikan bahwaPerkembangan beberapa indikator utama ekonomi Jakarta mengindikasikan bahwaPerkembangan beberapa indikator utama ekonomi Jakarta mengindikasikan bahwaPerkembangan beberapa indikator utama ekonomi Jakarta mengindikasikan bahwa
perekonomian Indonesia di triwulan III-09 mengalami perbaikan.perekonomian Indonesia di triwulan III-09 mengalami perbaikan.perekonomian Indonesia di triwulan III-09 mengalami perbaikan.perekonomian Indonesia di triwulan III-09 mengalami perbaikan.perekonomian Indonesia di triwulan III-09 mengalami perbaikan. Perbaikan ekonomi tersebut
terindikasi dari tren membaiknya indikator penuntun (leading indicator) maupun indikator
dini (prompt indicator). Pada triwulan III-2009, indikator penuntun PDRB Jakarta menunjukkan
perbaikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal tersebut berkaitan dengan mulai
stabilnya komponen indikator penuntun yang berhubungan dengan kegiatan konsumsi
(survei penjualan eceran) dan ekspor (nilai tukar riil dan nilai ekspor). Faktor pendorong
perbaikan tersebut utamanya adalah disebabkan oleh membaiknya perekonomian negara
mitra dagang terutama di Asia, Amerika, dan Eropa serta perbaikan ekonomi domestik.
Selain itu, indikasi perbaikan tersebut juga tercermin dari perkembangan beberapa indikator
dini untuk konsumsi dan ekspor impor, sementara indikator investasi hanya meningkat tipis.
Perbaikan yang sama terjadi pada sisi penawaran, seluruh sektor baik itu primer, sekunder,
dan tersier.
Dari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jakarta triwulan III-09 diprakirakanDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jakarta triwulan III-09 diprakirakanDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jakarta triwulan III-09 diprakirakanDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jakarta triwulan III-09 diprakirakanDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jakarta triwulan III-09 diprakirakan
berasal dari kuatnya konsumsi dan mulai membaiknya ekspor.berasal dari kuatnya konsumsi dan mulai membaiknya ekspor.berasal dari kuatnya konsumsi dan mulai membaiknya ekspor.berasal dari kuatnya konsumsi dan mulai membaiknya ekspor.berasal dari kuatnya konsumsi dan mulai membaiknya ekspor. Konsumsi akan terus bertumbuh,
yang telah dimulai peningkatannya sejak triwulan II-09. Meskipun Pemilu telah usai, indikator
konsumsi dan daya beli masih bergerak naik terkait dengan dengan adanya perayaan hari
besar keagamaan (Ramadhan dan lebaran). Investasi mengindikasikan perbaikan meskipun
masih terbatas. Ekspor akan membaik seiring pulihnya kondisi perekonomian global, terutama
untuk ekspor Jakarta ke Amerika, Asia, dan Eropa. Seiring dengan perbaikan ekspor, impor
juga diperkirakan akan membaik.
Di sisi penawaran, masih kuatnya permintaan domestik mendorong laju pertumbuhan sektorDi sisi penawaran, masih kuatnya permintaan domestik mendorong laju pertumbuhan sektorDi sisi penawaran, masih kuatnya permintaan domestik mendorong laju pertumbuhan sektorDi sisi penawaran, masih kuatnya permintaan domestik mendorong laju pertumbuhan sektorDi sisi penawaran, masih kuatnya permintaan domestik mendorong laju pertumbuhan sektor
unggulan Jakarta.unggulan Jakarta.unggulan Jakarta.unggulan Jakarta.unggulan Jakarta. Sektor industri terpacu oleh faktor pendorong seperti peningkatan permintaan
dalam negeri, ditambah kegiatan ekspor yang mulai membaik. Dengan masih kuatnya
permintaan domestik ditambahnadanya lebaran, menambah dorongan positif untuk sektor
perdagangan retail untuk makanan dan nonmakanan, demikian pula sektor pengangkutan
seiring melonjaknya permintaan untuk perpindahan masyarakat antar daerah dan kebutuhan
komunikasi. Kuatnya konsumsi rumah tangga juga memicu peningkatan permintaan sektor
bangunan. Selanjutnya sektor keuangan masih bertumbuh seiring menguatnya indeks saham
dan penurunan suku bunga bank/nonbank. Sementara sektor untuk memenuhi kebutuhan
energi rumah tangga, seperti listrik pertumbuhannya meningkat, demikian pula sektor jasa
karena ditopang oleh adanya liburan lebaran.
Perkembangan Inflasi RegionalPerkembangan harga-harga secara umum di DKI Jakarta masih dalam tren menurun hinggaPerkembangan harga-harga secara umum di DKI Jakarta masih dalam tren menurun hinggaPerkembangan harga-harga secara umum di DKI Jakarta masih dalam tren menurun hinggaPerkembangan harga-harga secara umum di DKI Jakarta masih dalam tren menurun hinggaPerkembangan harga-harga secara umum di DKI Jakarta masih dalam tren menurun hingga
triwulan III-2009. triwulan III-2009. triwulan III-2009. triwulan III-2009. triwulan III-2009. Inflasi IHK (indeks harga konsumen) pada triwulan ini tercatat sebesar
2,63%(yoy), menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (3,45%, yoy), terkait
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta vii
pengaruh penurunan inflasi dari faktor nonfundamental yaitu sektor transportasi (administered
prices) serta terjaganya pasokan bahan makanan (volatile foods). Sementara secara triwulanan,
inflasi triwulan III-09 mencatat peningkatan dari 0,15% (qtq) di triwulan II-09 menjadi 1,73%
(qtq), terkait dengan faktor musiman yaitu pelaksanaan hari besar keagamaan (puasa dan
lebaran). Akan tetapi, peningkatan tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan periode
yang sama tahun lalu sehingga secara keseluruhan inflasi terus mengalami penurunan karena
upaya beberapa instansi di Jakarta dalam menjaga pasokan dan distribusi melalui Tim Ketahanan
Pangan.
Perkembangan Perbankan dan Pasar KeuanganPerkembangan yang relatif stabil ditunjukkan oleh kondisi perbankan Jakarta pada triwulan III-Perkembangan yang relatif stabil ditunjukkan oleh kondisi perbankan Jakarta pada triwulan III-Perkembangan yang relatif stabil ditunjukkan oleh kondisi perbankan Jakarta pada triwulan III-Perkembangan yang relatif stabil ditunjukkan oleh kondisi perbankan Jakarta pada triwulan III-Perkembangan yang relatif stabil ditunjukkan oleh kondisi perbankan Jakarta pada triwulan III-
2009. 2009. 2009. 2009. 2009. Kondisi tersebut tercermin dari perkembangan kegiatan intermediasi perbankan yang
masih terlaksana dengan baik serta masih terjaganya tingkat risiko kredit dari perbankan.
Kegiatan intermediasi perbankan di Jakarta relatif stabil dengan perkembangan LDR pada
triwulan laporan tercatat sebesar 74,5%, relatif sama dibanding triwulan sebelumnya (74,2%).
Risiko kredit terjaga karena rasio gross Non Performing Loan (NPL) relatif stabil dari 4,5%
menjadi 4,6%. Selain itu, respons perbankan terhadap kebijakan moneter semakin baik. Sampai
dengan pertengahan triwulan III-2009, rata-rata suku bunga kredit sudah turun sebesar 18
bps. Sementara itu, penyaluran kredit berdasar lokasi bank di Jakarta sampai dengan triwulan
III-2009 (Juli) tumbuh 13,4% (yoy), tidak jauh berbeda dengan perkembangan kredit nasional
12,3% (yoy). Demikian pula penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Jakarta terjadi peningkatan
20,0% (yoy), sebagaimana perkembangan DPK nasional yang tumbuh 20,9% (yoy). Sementara
kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) di Jakarta masih tertinggi dibanding provinsi lainnya,
dengan pertumbuhan mencapai 16,2% (yoy).
Perkembangan Sistem PembayaranPerkembangan sistem pembayaran hingga triwulan III-2009 masih tetap dapat memenuhiPerkembangan sistem pembayaran hingga triwulan III-2009 masih tetap dapat memenuhiPerkembangan sistem pembayaran hingga triwulan III-2009 masih tetap dapat memenuhiPerkembangan sistem pembayaran hingga triwulan III-2009 masih tetap dapat memenuhiPerkembangan sistem pembayaran hingga triwulan III-2009 masih tetap dapat memenuhi
kebutuhan transaksi perekonomian. kebutuhan transaksi perekonomian. kebutuhan transaksi perekonomian. kebutuhan transaksi perekonomian. kebutuhan transaksi perekonomian. Transaksi pembayaran nontunai dengan menggunakan
sarana BI Real Time Gross Settlement (RTGS) masih tinggi baik dari sisi nilai maupun volume
masing-masing mencapai Rp 62,1 triliun per hari dan 19.661 transaksi per hari. Kinerja pelayanan
nontunai lainnyan√ kliring √ juga menunjukkan perbaikannsebagaimana tercermin dari
peningkatan rata-rata harian transaksi melalui kliring dan persentase rata-rata harian tolakan
cek/BG. Rata-rata harian nilai nominal transaksi kliring di triwulan laporan Rp 2,63 triliun, sedikit
meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Rp 2,54 triliun). Persentase rata-rata
harian nilai nominal dan volume cek/BG yang ditolak masing-masing adalah 0,82% dan 0,34%.
Sementara perkembangan kegiatan sistem pembayaran tunai di wilayah DKI Jakarta relatif
stabil, tetap dapat memenuhi aktivitas kegiatan ekonomi, dan kinerjanya semakin membaik
ditopang oleh penurunan persentase temuan bilyet uang palsu.
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakartaviii
Perkembangan Keuangan DaerahHingga akhir triwulan III-2009, realisasi belanja APBD Pemprov DKI Jakarta menunjukkanHingga akhir triwulan III-2009, realisasi belanja APBD Pemprov DKI Jakarta menunjukkanHingga akhir triwulan III-2009, realisasi belanja APBD Pemprov DKI Jakarta menunjukkanHingga akhir triwulan III-2009, realisasi belanja APBD Pemprov DKI Jakarta menunjukkanHingga akhir triwulan III-2009, realisasi belanja APBD Pemprov DKI Jakarta menunjukkan
perbaikan dibanding tahun sebelumnya. perbaikan dibanding tahun sebelumnya. perbaikan dibanding tahun sebelumnya. perbaikan dibanding tahun sebelumnya. perbaikan dibanding tahun sebelumnya. Angka realisasi belanja APBD DKI Jakarta triwulan III-
2009 mencapai 42,5%, sedikit lebih tinggi daripada tahun 2008 (42,2%). Faktor pendorong
adalah lebih cepatnya pengesahan APBD Jakarta 2009 dibandingkan APBD 2008 dan semakin
gencarnya beberapa upaya percepatan yang ditempuh Pemprov DKI Jakarta. Peningkatan
realisasi belanja tersebut terutama terjadi pada pos belanja modal. Pada triwulan III-2009, realisasi
belanja modal tercatat sebesar 29,9%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2008 (13,1%).
Hal tersebut diharapkan memberikan dampak positif bagi perekonomian Jakarta, terutama
melalui peningkatan investasi pemerintah.
Outlook Pertumbuhan Ekonomi dan InflasiSemakin membaiknya beberapa indikator ekonomi utama Jakarta dan kondisi ekonomi global,Semakin membaiknya beberapa indikator ekonomi utama Jakarta dan kondisi ekonomi global,Semakin membaiknya beberapa indikator ekonomi utama Jakarta dan kondisi ekonomi global,Semakin membaiknya beberapa indikator ekonomi utama Jakarta dan kondisi ekonomi global,Semakin membaiknya beberapa indikator ekonomi utama Jakarta dan kondisi ekonomi global,
pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV-09 diprakirakan akan terus membaik danpertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV-09 diprakirakan akan terus membaik danpertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV-09 diprakirakan akan terus membaik danpertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV-09 diprakirakan akan terus membaik danpertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV-09 diprakirakan akan terus membaik dan
tumbuh sebesar 5,2%-5,6% (yoy). tumbuh sebesar 5,2%-5,6% (yoy). tumbuh sebesar 5,2%-5,6% (yoy). tumbuh sebesar 5,2%-5,6% (yoy). tumbuh sebesar 5,2%-5,6% (yoy). Apabila kondisi perbaikan tersebut terus berlanjut di triwulan
IV-2009, maka pertumbuhan ekonomi Jakarta pada keseluruhan tahun 2009 diprakirakan
sebesar 5,0-5,4% (yoy). Bahkan pertumbuhan tersebut diatas pertumbuhan nasional yang
diproyeksikan hanya sebesar 4,0-4,5% (yoy). Penopang peningkatan tersebut diprakirakan
berasal dari konsumsi RT yang masih kuat, serta terus membaiknya kinerja ekspor. Sementara
dari sisi sektoral, seiring dengan perbaikan ekonomi dunia dan domestik, seluruh sektor utama
yaitu sektor keuangan, perdagangan, dan industri diperkirakan masih akan meningkat.
Inflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakan masih terjaga dan berada padaInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakan masih terjaga dan berada padaInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakan masih terjaga dan berada padaInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakan masih terjaga dan berada padaInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakan masih terjaga dan berada pada
level yang paling rendah dalam rentang pola historisnya. level yang paling rendah dalam rentang pola historisnya. level yang paling rendah dalam rentang pola historisnya. level yang paling rendah dalam rentang pola historisnya. level yang paling rendah dalam rentang pola historisnya. Faktor pendorong stabilnya inflasi
antara lain terjaganya pasokan dan distribusi bahan makanan, minimalnya kebijakan peningkatan
administered price, dan masih terdapatnya kapasitas produksi yang dapat ditingkatkan. Apabila
perkembangan inflasi tetap stabil di triwulan IV-2009, maka inflasi tahun 2009 diproyeksikan
akan tetap terjaga dan diperkirakan akan berada pada level yang paling rendah dalam rentang
pola historisnya.
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 1
Kondisi MakroEkonomi Regional
bab 1
Perekonomian Jakarta pada triwulan III-2009 diperkirakan akan
tumbuh sebesar 4,9-5,3%(yoy), meningkat dibandingkan
sebelumnya yaitu sebesar 5,0%(yoy). Di sisi permintaan, masih
tingginya konsumsi rumah tangga serta adanya perbaikan pada
kinerja ekspor/impor menjadi pendorong optimisme tersebut.
Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan masih tetap tinggi
karena adanya kegiatan hari raya keagamaan (ramadhan dan
lebaran). Di samping itu, perbaikan kinerja ekspor diperkirakan
akan juga membantu peningkatan kinerja ekonomi Jakarta, seiring
dengan perbaikan ekonomi dari beberapa mitra dagang utama.
Sementara itu, pertumbuhan investasi terindikasi mengalami
perbaikan meskipun belum signifikan. Seiring perbaikan ekspor
dan kondisi domestik, impor diperkirakan juga akan membaik.
Dari sisi penawaran, semua sektor utama yg mempunyai
berkontribusi besar yaitu sektor keuangan, industri, dan PHR
diperkirakan akan membaik. Konsumsi yang menguat dan
perbaikan ekspor diperkirakan akan berdampak positif terhadap
sektor perdagangan, pengangkutan/ komunikasi, dan bangunan.
Sektor industri sedikit membaik dengan perkembangan jumlah
PHK yang terhenti. Kebutuhan akan hiburan pada saat liburan
panjang (lebaran) ditunjang kemampuan daya beli, mendorong
sektor jasa lebih meningkat. Perbaikan kondisi ekonomi Jakarta
tersebut juga dikonfirmasi oleh perkembangan data PHK yang
menunjukkan perkembangan positif. Berdasarkan data dari
Departemen Tenaga Kerja per posisi pertengahan September 2009,
posisi tenaga kerja yang di PHK tercatat sebesar 18.009 orang.
Jumlah tersebut tidak mengalami perubahan sejak bulan Juni 2009
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta2
1. Perkembangan Produk DomestikRegional Bruto JakartaPerkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan leading indicatorsleading indicatorsleading indicatorsleading indicatorsleading indicators PDRB mengindikasikan PDRB mengindikasikan PDRB mengindikasikan PDRB mengindikasikan PDRB mengindikasikan
bahwa perekonomian masih berada dalam siklus kontraksi.bahwa perekonomian masih berada dalam siklus kontraksi.bahwa perekonomian masih berada dalam siklus kontraksi.bahwa perekonomian masih berada dalam siklus kontraksi.bahwa perekonomian masih berada dalam siklus kontraksi.
Meskipun demikian, pertumbuhan PDRB Jakarta di triwulan
III-09 terindikasi membaik dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Perbaikan indikator penuntun tersebut karena
stabilnya nilai komponen indikator penuntun yang
berhubungan dengan kegiatan konsumsi (survei penjualan
eceran) dan ekspor (nilai tukar riil dan nilai ekspor). Membaiknya
perekonomian negara mitra dagang terutama di Asia, Amerika,
dan Eropa, mulai meningkatkan permintaan komoditas
manufaktur dari Jakarta. Indikasi perbaikan tersebut tercermin
pula dari perkembangan PDRB triwulanan (qtq, seasonal
adjusted). Pertumbuhan triwulan II-09 tercatat sebesar 1,3%,
meningkat dibandingkan dengan triwulan I-09 (0,37%). Dilihat
dari komponennya, hampir seluruh komponen sisi permintaan
secara triwulanan (kecuali ekspor) sdh mengindikasikan
perbaikan. Sementara sisi penawaran, data triwulanan seluruh
sektor baik itu primer, sekunder, dan tersier sudah menunjukkan
perbaikan di triwulan II-09 (tabel I.1).
Grafik I.1Leading Indikator PDRB Jakarta
Dilihat dari strukturnya perekonomian Jakarta masih belumDilihat dari strukturnya perekonomian Jakarta masih belumDilihat dari strukturnya perekonomian Jakarta masih belumDilihat dari strukturnya perekonomian Jakarta masih belumDilihat dari strukturnya perekonomian Jakarta masih belum
banyak mengalami perubahan.banyak mengalami perubahan.banyak mengalami perubahan.banyak mengalami perubahan.banyak mengalami perubahan. Dari sisi permintaan,
pertumbuhan ekonomi Jakarta utamanya masih ditopang oleh
konsumsi sementara dari sisi penawaran masih didukung oleh
sektor tersier (perdagangan, pengangkutan, keuangan, dan jasa)
kemudian diikuti oleh sektor sekunder dan primer. Sementara
terhadap perekonomian nasional kontribusi Jakarta sekitar
17,0%.
Keterangan : membaikmemburuk
Tabel I.1Perkembangan PDRB Triwulanan (qtq, seasonal adjusted)
Pert. Triwulan Seas. Adj. (qtq)
2008Q4 1,73 1,69 1,30 0,67 7,31 2008Q4 0,42 0,91 1,90
2009Q1 0,37 1,12 -1,30 -1,03 -4,13 2009Q1 0,48 -0,10 0,85
2009Q2 1,30 1,37 1,42 -2,56 -1,75 2009Q2 1,59 0,38 1,43
Pert. Triwulan Seas. Adj. (qtq)Y C I X M Primer Sekunder TersierOBS OBS
pdrb CLI
989999
100100101101102102103103
fase kontraksi fase kontraksi
2005 2006 2007 2008 20092 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 10
Composite indicators:IPI, impor barang modal, RER,RTGS, SPE, ekspor total
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 3
A. SISI PERMINTAANDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan PDRB triwulanDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan PDRB triwulanDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan PDRB triwulanDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan PDRB triwulanDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan PDRB triwulan
III-09 diprakirakan bersumber dari kuatnya konsumsi dan mulaiIII-09 diprakirakan bersumber dari kuatnya konsumsi dan mulaiIII-09 diprakirakan bersumber dari kuatnya konsumsi dan mulaiIII-09 diprakirakan bersumber dari kuatnya konsumsi dan mulaiIII-09 diprakirakan bersumber dari kuatnya konsumsi dan mulai
membaiknya ekspor.membaiknya ekspor.membaiknya ekspor.membaiknya ekspor.membaiknya ekspor. Konsumsi yang telah meningkat mulai
triwulan II-09, diprakirakan akan terus bertumbuh, berdasarkan
indikator konsumsi dan daya beli yang masih bergerak naik.
Meskipun Pemilu telah usai, adanya Ramadhan dan lebaran
memberikan efek positif lebih lanjut terhadap konsumsi
masyarakat. Investasi mengindikasikan perbaikan meskipun
masih terbatas. Ekspor akan membaik seiring pulihnya kondisi
perekonomian global. Ekspor Jakarta ke Amerika, Asia, dan
Eropa ada indikasi, terus mengalami peningkatan, khususnya
untuk barang-barang manufaktur seperti garment, peralatan
listrik, mesin, dan suku cadang (pangsa ekspor Jakarta terhadap
nasional sekitar 7%). Seiring dengan perbaikan ekspor, impor
juga diperkirakan akan membaik.
* angka sementara BPS DKI Jakartap proyeksi BISumber : BPS, diolah
Tabel I.2Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Jakarta (%, y-o-y)
D K I Proyeksi TwIII
Konsumsi 7,7 6,1 6,4 6,5 6,7 6,2 6,4 6,4 - 6,7Investasi 8,3 8,6 8,9 8,1 8,5 4,0 4,2 4,1 - 4,5Ekspor 6,4 0,8 0,5 0,7 2,0 0,6 -1,7 (0,7) - (0,3)Impor 17,3 12,5 8,5 12,9 12,6 5,9 2,4 2,4 - 2,8Net Ekspor -24,3 -33,8 -29,3 -40,4 -30,7 -22,8 -22,3 (18,1 ) - (17,7)
P D R B 6,3 6,1 6,1 6,2 6,2 5,2 5,0 4,9 - 5,3
2008 20092008
I II III IV I* II*
1. KonsumsiPada triwulan III-2009, konsumsi diprakirakan masih akanPada triwulan III-2009, konsumsi diprakirakan masih akanPada triwulan III-2009, konsumsi diprakirakan masih akanPada triwulan III-2009, konsumsi diprakirakan masih akanPada triwulan III-2009, konsumsi diprakirakan masih akan
tumbuh meningkat sekitar 6,4-6,7% (yoy), dibandingkantumbuh meningkat sekitar 6,4-6,7% (yoy), dibandingkantumbuh meningkat sekitar 6,4-6,7% (yoy), dibandingkantumbuh meningkat sekitar 6,4-6,7% (yoy), dibandingkantumbuh meningkat sekitar 6,4-6,7% (yoy), dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya (6,4%). dengan triwulan sebelumnya (6,4%). dengan triwulan sebelumnya (6,4%). dengan triwulan sebelumnya (6,4%). dengan triwulan sebelumnya (6,4%). Beberapa indikator dini
mengindikasikan peningkatan tersebut, seperti konsumsi
bahan tahan lama (durable goods) yaitu alat rumah tangga
dan pakaian (Survei Penjualan Eceran) (grafik I.2) serta
penjualan mobil/motor baru (Dinas Pelayanan Pajak DKI
Jakarta) (grafik I.3). Survei Konsumen menunjukkan adanya
peningkatan jumlah konsumen yang menyatakan bahwa saat
ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan pembelian
Grafik I.2Survei Penjualan Eceran
g.Indeks Alat RTg.Makanan g.Pakaian
%, yoy
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7
-80-60-40-20
020406080
100120
meningkatmelambat
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta4
barang tahan lama (grafik I.5). Kebutuhan energi (listrik dan
BBM wilayah DKI dan Tangerang) untuk konsumsi rumah
tangga (grafik I.4) terpantau mengalami peningkatan.
Pengeluaran yang bersifat rutin seperti makanan (barang
nondurable) (grafik I.2) juga tumbuh meningkat, sehingga
secara keseluruhan konsumsi diprakirakan tumbuh meningkat.
Peningkatan konsumsi didorong oleh optimisme konsumen
(hasil Survei Konsumen BI) bahwa kondisi perekonomian juga
terus membaik (grafik I.5), dan akan bertahan hingga 6 bulan
yang akan datang.
Pembiayaan konsumsi dari nonbank perkembangannya mulaiPembiayaan konsumsi dari nonbank perkembangannya mulaiPembiayaan konsumsi dari nonbank perkembangannya mulaiPembiayaan konsumsi dari nonbank perkembangannya mulaiPembiayaan konsumsi dari nonbank perkembangannya mulai
meningkat sementara kredit perbankanmeningkat sementara kredit perbankanmeningkat sementara kredit perbankanmeningkat sementara kredit perbankanmeningkat sementara kredit perbankan1 tumbuh terbatas. tumbuh terbatas. tumbuh terbatas. tumbuh terbatas. tumbuh terbatas.
Pembiayaan kredit konsumsi baik yang berasal dari bank
maupun nonbank (pegadaian dan leasing) terindikasi mulai
meningkat. Namun akselerasi pertumbuhan kredit nonbank
terutama pegadaian lebih cepat dibandingkan kredit bank,
salah satu faktor utamanya adalah pengurusan kredit
pegadaian lebih mudah dan cepat dengan menjaminkan
barang berharga berupa emas dan alat-alat elektronik. Kredit
konsumsi bank masih tumbuh terbatas sebesar 16,6% (per
Juli 2009) sama seperti triwulan II-09. Kredit lembaga
pembiayaan leasing juga tumbuh terbatas 11,1% karena masih
tingginya suku bunga pembiayaan. Sementara kredit
pegadaian dapat tumbuh meningkat signifikan 62,4%
dibanding triwulan II-09 (56,4%).
Masih tingginya konsumsi terutama didorong oleh masihMasih tingginya konsumsi terutama didorong oleh masihMasih tingginya konsumsi terutama didorong oleh masihMasih tingginya konsumsi terutama didorong oleh masihMasih tingginya konsumsi terutama didorong oleh masih
kuatnya daya beli masyarakat menengah ke ataskuatnya daya beli masyarakat menengah ke ataskuatnya daya beli masyarakat menengah ke ataskuatnya daya beli masyarakat menengah ke ataskuatnya daya beli masyarakat menengah ke atas. Masyarakat
Jakarta didominasi oleh kelompok medium high income yaitu
sekitar 75% (golongan C1-A1) (tabel I.3). Kelompok
masyarakat berpenghasilan tinggi tersebut selain tidak terkena
dampak krisis global (hasil Survei Ipsos (Februari 2009) dan
riset Nielson Company (Juni 2009)), penghasilannya juga masih
meningkat 3-13% (table I.4). Penghasilan masyarakat secara
umum juga mengalami peningkatan dengan adanya tambahan
penghasilan dari tunjangan hari raya (THR) berupa satu kali
gaji. Ditambah pula dengan tidak bertambahnya jumlah PHK
Grafik I.3Perkembangan Pendaftaran Mobil/Motor Baru
Grafik I.4Konsumsi Energi Rumah Tangga
Grafik I.5Indeks Keyakinan Konsumen Saat Ini
1 Masyarakat yang menggunakan pembiayaan konsumsi yang berasal dari banksekitar 30%, sebagian besar pembiayaan menggunakan dana sendiri (84,4%)(Hasil Quick Survei UMKM, Juni 2009).
%, yoy
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
Sumber: Dinas Pelayanan Pajak Jakarta
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8
g.Pendaftaran Motor Barug.Pendaftaran Mobil Baru
Sumber : PLN dan Pertamina, diolah
% %
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7
-30
-20
-10
0
10
20
30
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
g.Konsumsi Listrik RT (yoy) g.Kons BBM Rumah Tangga(mtm)-rhsg.Kons BBM Rumah Tangga(yoy)
Indeks
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8
0
20
40
60
80
100
120
Indeks Penghasilan saat iniIndeks Ketersediaan Lap. Kerja
Ketepatan waktu pembelianbarang tahan lama
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 5
(per 11 September tetap sejumlah 18.009 orang). Dari
perkembangan daya beli tersebut, penjualan barang-barang
bermerk masih meningkat tinggi, terlihat dari penjualan dan
net income PT Mitra Adi Perkasa (MAP) sebagai pemegang
lisensi beberapa departemen store modern SOGO, SEIBU,
Harvey Nichols, Java and Debenhams department stores serta
pemegang lisensi beberapa merek terkenal seperti Adidas dan
Reebook (grafik I.8). Selain itu, tawaran diskon hingga
midnight sale, mampu menarik minat konsumen (berdasarkan
data dari Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI)
Jakarta, jumlah konsumen di 132 mal di Jakarta rata-rata naik
10-30 persen jelang Lebaran).
Grafik I.6Perkembangan Kredit Konsumsi
(Lokasi Proyek) dan Leasing
Grafik I.7Perkembangan Kredit Pegadaian
Sumber : Riset BTI Consultants, Mei 2009
Tabel I.4Kenaikan Gaji Profesional
2009 3 - 10 % 0 - 9% 6 - 9% 7 - 1 0% 6 - 10% 9 - 13% 7 - 10%
2008 9 - 10% 10 - 12% 8 - 10% 8 - 11% 9 - 12% 11 - 15% 9 -12%
2007 10 - 12% 12 - 17% 9 - 11% 8 - 12% 10 - 15% 8 - 12% 9 - 12%
Tahun FMCG Telekomunkasi TI Farmasi Bank Asuransi Logistik
Sumber : AC Nielsen, 2007
Tabel I.3Struktur Penghasilan Masyarakat Jakarta
A1 > 9.000 13A2 6.000 - 9.000 16B 4.500 - 6.000 20
C1 3.000 - 4.500 25C2 2.100 - 3.000 18D 1.500 - 2.100 4E < 1.500 3
Strata Jakarta (%)Penghasilan
(Rp ribu)
Grafik I.8Kinerja PT Mitra Adiperkasa
%, yoy %, yoy
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7
0
5
10
15
20
25
0102030405060708090100
g.Leasing riil (rhs)g.kredit kons riil
* data sementara
Penyaluran Kredit g.Penyaluran Kredit (rhs)
Rp triliun %, yoy
I II III IV I II III*2008 2009
0102030405060708090
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
Perusahaan : MAPISumber : BEJ dan Laporan Keuangan Perusahaan(diolah)
net incometotal sales
%, y-o-y
0102030405060708090
2008 20092007I II III IV I II III IV I II
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta6
2. InvestasiPerkembangan investasi diprakirakan akan tumbuh membaikPerkembangan investasi diprakirakan akan tumbuh membaikPerkembangan investasi diprakirakan akan tumbuh membaikPerkembangan investasi diprakirakan akan tumbuh membaikPerkembangan investasi diprakirakan akan tumbuh membaik
4,1-4,5% (yoy), meskipun terbatas.4,1-4,5% (yoy), meskipun terbatas.4,1-4,5% (yoy), meskipun terbatas.4,1-4,5% (yoy), meskipun terbatas.4,1-4,5% (yoy), meskipun terbatas. Indikator investasi
nonbangunan seperti impor barang modal dan pendaftaran alat
berat menunjukkan ada sedikit perbaikan (grafik I.9). Sementara
investasi bangunan diprakirakan tumbuh terbatas, karena
berdasarkan proyeksi lembaga riset dan konsultan properti, pada
triwulan III-09 perkembangan pasokan dan permintaan properti
di Jakarta hanya akan meningkat tipis, pengembang memang
mulai menambah pasokan untuk properti retail, apartemen,
perkantoran, dan industri, namun belum berani melakukan
ekspansi yang signifikan. Kondisi tersebut dikonfirmasi oleh data
konsumsi semen tahunan yang hanya menunjukkan sedikit
perbaikan (grafik I.10).
Indikator pembiayaan investasi mengindikasikan peningkatanIndikator pembiayaan investasi mengindikasikan peningkatanIndikator pembiayaan investasi mengindikasikan peningkatanIndikator pembiayaan investasi mengindikasikan peningkatanIndikator pembiayaan investasi mengindikasikan peningkatan
yang tipis.yang tipis.yang tipis.yang tipis.yang tipis. Pembiayaan investasi yang berasal dari dana
perbankan yang berlokasi di Jakarta hanya menunjukkan tren
peningkatan tipis menjadi 3,7% (riil, y-o-y), dibandingkan
triwulan sebelumnya (2,2%). Pencatatan pembiayaan nonbank
pun yaitu IPO saham dan obligasi oleh Bapepam-LK pada
triwulan III-2009, menunjukkan belum ada emiten yang
melakukan penawaran IPO.
Pengusaha masih menunggu kondisi eksternal yang belumPengusaha masih menunggu kondisi eksternal yang belumPengusaha masih menunggu kondisi eksternal yang belumPengusaha masih menunggu kondisi eksternal yang belumPengusaha masih menunggu kondisi eksternal yang belum
stabil, namun ada optimisme terhadap kondisi domestik. stabil, namun ada optimisme terhadap kondisi domestik. stabil, namun ada optimisme terhadap kondisi domestik. stabil, namun ada optimisme terhadap kondisi domestik. stabil, namun ada optimisme terhadap kondisi domestik. Minat
pengusaha untuk melakukan ekspansi berupa investasi masih
menunggu stabilnya perbaikan kondisi ekonomi global. Investasi
asing untuk investasi jangka panjang dalam bentuk foreign direct
investment (FDI) masih terbatas, sepanjang 2009 baru sebesar
347 juta USD (per Februari 2009). Peningkatan kondisi bisnis
lebih cenderung didorong oleh optimisme pengusaha akan
kondisi bisnis di dalam negeri, yaitu faktor peningkatan pesanan
dalam negeri, dan stabilnya harga jual (grafik I.12).
Perkembangan tersebut yang mendorong pesanan barang
masukan (input) mengalami peningkatan. Situasi intern
perusahaan untuk melakukan usaha, perkembangannya pun
cukup baik, sehingga pertambahan jumlah PHK yang terhenti.
Pengusaha memiliki ekspektasi, situasi usaha akan semakin
membaik, dan ke depan diperkirakan akan ada penambahan
jumlah karyawan (grafik I.13).
Grafik I.10Konsumsi Semen
Grafik I.9Perkembangan Impor Barang Modal dan
Pendaftaran Alat Berat Baru
%, yoy
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8
-100
-50
0
50
100
150
Pick Up,Truk,Alat Berat,Truk Tanki[baru]Nilai Impor Brg Modal
Sumber : Asosiasi Semen Indonesia, diolah
%
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8
g.Kons Semen Jkt(m-t-m)g.Kons Semen Jkt(y-o-y)
Grafik I.11Pembiayaan Investasi
g.kredit inv riil (yoy)Total IPO (Rp miliar)-rhs
%
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
02000400060008000100001200014000160001800020000
Rp miliar
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 7
3. Kegiatan Ekspor-Impor2
Kegiatan ekspor-impor di Jakarta pada triwulan III-2009 masihKegiatan ekspor-impor di Jakarta pada triwulan III-2009 masihKegiatan ekspor-impor di Jakarta pada triwulan III-2009 masihKegiatan ekspor-impor di Jakarta pada triwulan III-2009 masihKegiatan ekspor-impor di Jakarta pada triwulan III-2009 masih
menunjukkan pertumbuhan net ekspor yang negatif, yaitu darimenunjukkan pertumbuhan net ekspor yang negatif, yaitu darimenunjukkan pertumbuhan net ekspor yang negatif, yaitu darimenunjukkan pertumbuhan net ekspor yang negatif, yaitu darimenunjukkan pertumbuhan net ekspor yang negatif, yaitu dari
negatif 22,3% menjadi sekitar negatif 18,1% s.d. 17,7%.negatif 22,3% menjadi sekitar negatif 18,1% s.d. 17,7%.negatif 22,3% menjadi sekitar negatif 18,1% s.d. 17,7%.negatif 22,3% menjadi sekitar negatif 18,1% s.d. 17,7%.negatif 22,3% menjadi sekitar negatif 18,1% s.d. 17,7%.
Namun demikian negatif net ekspor semakin kecil, karena
kegiatan ekspor mulai ada perbaikan dengan akselerasi sedikit
lebih baik dibandingkan impor. Ekspor secara keseluruhan akan
lebih baik, karena ekspor barang maupun jasa menunjukkan
adanya tren peningkatan. Impor dapat tumbuh lebih tinggi,
seiring meningkatnya permintaan barang impor bahan baku
untuk pasokan industri pengolahan, yang kapasitasnya
meningkat (grafik I.21) untuk memenuhi permintaan domestik
(grafik I.12).
Perkembangan ekspor pada triwulan laporan diperkirakan akanPerkembangan ekspor pada triwulan laporan diperkirakan akanPerkembangan ekspor pada triwulan laporan diperkirakan akanPerkembangan ekspor pada triwulan laporan diperkirakan akanPerkembangan ekspor pada triwulan laporan diperkirakan akan
sedikit membaik. sedikit membaik. sedikit membaik. sedikit membaik. sedikit membaik. Ekspor jasa, sebagaimana ditunjukkan oleh
lama menginap turis asing maupun domestik ada tren
peningkatan, mengakibatkan ekspor jasa membaik (grafik I.15).
Demikian pula ekspor barang, seiring akan tumbuhnya
perekonomian negara mitra dagang di Asia, Amerika Serikat,
dan Eropa, di atas perkiraan semula, sehingga akan
meningkatkan permintaan barang manufaktur Jakarta. Barang
manufaktur tersebut diantaranya pakaian jadi, mesin/mekanik,
peralatan listrik, suku cadang/aksesoris, dan plastik (grafik I.16).
Impor Jakarta diprakirakan tumbuh pada kisaran 2,4-2,8%,Impor Jakarta diprakirakan tumbuh pada kisaran 2,4-2,8%,Impor Jakarta diprakirakan tumbuh pada kisaran 2,4-2,8%,Impor Jakarta diprakirakan tumbuh pada kisaran 2,4-2,8%,Impor Jakarta diprakirakan tumbuh pada kisaran 2,4-2,8%,
meningkat tipis dibanding triwulan II-2009 (2,4%).meningkat tipis dibanding triwulan II-2009 (2,4%).meningkat tipis dibanding triwulan II-2009 (2,4%).meningkat tipis dibanding triwulan II-2009 (2,4%).meningkat tipis dibanding triwulan II-2009 (2,4%). Peningkatan
tipis impor, berasal dari barang konsumsi dan bahan baku. Porsi
terbesar impor (80%) adalah bahan baku, sehingga
pertumbuhannya tergantung permintaan sektor industri
manufaktur. Kapasitas produksi sektor industri (makanan,
logam, dan alat angkut) yang meningkat (grafik I.21), ditengarai
berdampak kepada perbaikan pertumbuhan impor. Impor
bahan baku utama yang terpantau membaik seperti besi/baja,
mesin/mekanik, dan suku cadang terutama karena mulai
tumbuhnya permintaan industri otomotif. Permintaan akan
mobil dan motor mulai menunjukkan tren meningkat (grafik
I.3). Peningkatan yang sama terjadi pada barang kebutuhan
Grafik I.14Komposisi Ekspor Jakarta
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Luar negeri(36,7%)
Domestik(63,3%)
Jasa(70,0%)
Barang(30,0%)
2 Konsep ekspor-impor dalam PDRB, ekspor-impor termasuk kegiatan ekspor-impordomestik (perdagangan antara daerah dan atau antar pulau) (grafik I.14)
Grafik I.13Kegiatan Usaha
Indeks SBT
Sumber : SKDU Jakarta
2007 2008 2009Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3p
-10
0
10
20
30
40
Ekspektasi Kegiatan Dunia UsahaSituasi Kegiatan Dunia Usaha
Jumlah karyawanEkspektasi jumlah karyawan
Grafik I.12Ekspektasi Kegiatan Bisnis
Indeks
*) angka perkiraanSumber : BPS, diolah
2007 2008 2009
70
80
90
100
110
120
130
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*
Order Brg. Input RiilOrder DN RiilPerkiraan ITB
Harga Jual RiilOrder LN Riil
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta8
industri lainnya seperti kimia organik, bahan plastik, dan
peralatan listrik (grafik I.18).
B. SISI PENAWARANSecara umum, masih kuatnya permintaan domestik mendorongSecara umum, masih kuatnya permintaan domestik mendorongSecara umum, masih kuatnya permintaan domestik mendorongSecara umum, masih kuatnya permintaan domestik mendorongSecara umum, masih kuatnya permintaan domestik mendorong
laju pertumbuhan sektor unggulan Jakarta.laju pertumbuhan sektor unggulan Jakarta.laju pertumbuhan sektor unggulan Jakarta.laju pertumbuhan sektor unggulan Jakarta.laju pertumbuhan sektor unggulan Jakarta. Faktor pendorong
seperti peningkatan permintaan dalam negeri, ditambah
kegiatan ekspor yang mulai membaik, memacu sektor industri
untuk berproduksi lebih optimal dari periode sebelumnya. Masih
kuatnya permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga
ditunjang adanya lebaran, memberikan keuntungan bagi sektor
terkait, seperti perdagangan retail untuk makanan dan
nonmakanan (pakaian, alat rumah tangga), demikian pula sektor
pengangkutan dengan melonjaknya permintaan untuk
perpindahan masyarakat antar daerah dan kebutuhan
komunikasi. Permintaan sektor bangunan sedikit meningkat
dengan masih kuatnya konsumsi rumah tangga. Sektor
keuangan masih bertumbuh seiring menguatnya indeks saham
dan penurunan suku bunga bank/nonbank. Sementara sektor
lain seperti listrik, karena untuk memenuhi kebutuhan energi
rumah tangga, pertumbuhannya meningkat, demikian pula
sektor jasa karena masyarakat memanfaatkan jasa pariwisata
selama liburan lebaran.
Grafik I.15Indikator Ekspor Jasa
Grafik I.16Pertumbuhan Nilai Ekspor Komponen Utama
Manufaktur Jakarta
IndonesiaAsing
hari
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
4
5
Bahan plastikSuku cadang & aksesoriPakaian Jadi
Peralatan listrikMesin dan mekanik
%, yoy
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
Tabel I.5Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Jakarta (%, y-o-y)
D K I Proyeksi TwIII
Pertanian 1,4 -0,3 0,7 1,4 0,8 1,4 -0,4 (0,1 )- 0,3Pertambangan 1,5 0,1 -0,3 0,0 1,3 0,4 3,9 3,8 - 4,2Industri 4,1 3,8 3,9 3,6 4,0 1,7 0,1 0,3 - 0,8Listrik 6,8 7,0 5,6 5,9 6,3 6,2 4,8 4,8 - 5,2Bangunan 7,5 7,6 7,8 7,8 7,8 6,3 6,5 6,4 - 6,8Perdagangan 6,9 6,3 6,1 5,7 6,3 3,9 4,4 4,3 -4,7Pengangkutan 15,0 14,8 15,0 15,0 15,0 15,6 15,2 15,1 -15,5Keuangan 4,1 4,2 4,2 4,8 4,0 4,3 4,0 4,0 - 4,4Jasa-jasa 6,3 6,1 6,0 5,9 6,0 5,5 5,9 5,7 - 6,1
PDRB 6,3 6,1 6,1 6,2 6,2 5,2 5,0 4,9 - 5,3
2008 20092008
I II III IV I* II*
* angka sementara BPS DKI Jakartap proyeksi BISumber : BPS, diolah
meningkatmelambat
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 9
1. IndustriPada triwulan III-2009, sektor industri tumbuh sedikit membaikPada triwulan III-2009, sektor industri tumbuh sedikit membaikPada triwulan III-2009, sektor industri tumbuh sedikit membaikPada triwulan III-2009, sektor industri tumbuh sedikit membaikPada triwulan III-2009, sektor industri tumbuh sedikit membaik
dalam kisaran 0,3% s.d. 0,8%, dibandingkan triwulandalam kisaran 0,3% s.d. 0,8%, dibandingkan triwulandalam kisaran 0,3% s.d. 0,8%, dibandingkan triwulandalam kisaran 0,3% s.d. 0,8%, dibandingkan triwulandalam kisaran 0,3% s.d. 0,8%, dibandingkan triwulan
sebelumnya (0,1%).sebelumnya (0,1%).sebelumnya (0,1%).sebelumnya (0,1%).sebelumnya (0,1%). Perbaikan pertumbuhan sektor industri
terindikasi pada tren peningkatan penggunaan energi (BBM dan
listrik) (grafik I.19) dan indeks produksi industri (grafik I.20).
Penggunaan kapasitas produksi industri, terutama makanan,
logam, dan alat angkutan mulai terjadi peningkatan (grafik I.21).
Perkembangan pertambahan jumlah PHK (terutama di sektor
industri) sudah terhenti (tabel I.6).
Grafik I.17Perkembangan Arus Perdagangan di Terminal
Konvensional Tj. Priok
Grafik I.19Konsumsi Energi Industri
Sumber : Depnakertrans
Tabel I.6Perkembangan Jumlah PHK
Tanggal Jumlah Selisih
11-Dec-08 14.26806-Feb-09 15.550 1.28213-Mar-09 16.650 1.10024-Apr-09 17.150 50022-May-09 17.150 -05-Jun-09 17.705 55512-Jun-09 18.009 30426-Jun-09 18.009 -10-Jul-09 18.009 -24-Jul-09 18.009 -21-Aug-09 18.009 -26-Jul-09 18.009 -11-Sep-09 18.009 -
Indikator pembiayaan perbankan sektor industri mulaiIndikator pembiayaan perbankan sektor industri mulaiIndikator pembiayaan perbankan sektor industri mulaiIndikator pembiayaan perbankan sektor industri mulaiIndikator pembiayaan perbankan sektor industri mulai
menunjukkan tren peningkatan, meskipun masih terbatas.menunjukkan tren peningkatan, meskipun masih terbatas.menunjukkan tren peningkatan, meskipun masih terbatas.menunjukkan tren peningkatan, meskipun masih terbatas.menunjukkan tren peningkatan, meskipun masih terbatas.
Perkembangan pembiayaan perbankan di sektor industri
tumbuh terbatas sekitar 5%, namun terjadi tren peningkatan
(grafik I.22). Terbatasnya perkembangan kredit tersebut karena
risk profile sektor industri cukup tinggi, dengan rasio NPL hampir
mencapai 9%.
Sumber : PLN dan Pertamina, diolah
g.Kons Listrik Industrig.Kons. BBM Industri (rhs)
%, y-o-y %, y-o-y
-100
-50
0
50
100
150
200
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7
-30-25-20-15-10-505
10152025
Grafik I.18Perkembangan Volume Impor Jakarta
Bahan plastikSuku cadang & aksesoriSerat/Benang Tekstil
Mesin dan mekanikBesi/bajaPeralatan listrik
%, yoy
-80-60-40-20
020406080
100120
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7
Sumber : Pelindo II (diolah)
g.Eksporg.Impor
g.Bongkar Antar Pulaug.Muat Antar Pulau
%, yoy
-0,06
-0,04
-0,02
0,00
0,02
0,04
0,06
0,08
0,10
2006 2007 2008 2009Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta10
Faktor pendorong industri sedikit meningkat karenaFaktor pendorong industri sedikit meningkat karenaFaktor pendorong industri sedikit meningkat karenaFaktor pendorong industri sedikit meningkat karenaFaktor pendorong industri sedikit meningkat karena
permintaan domestik.permintaan domestik.permintaan domestik.permintaan domestik.permintaan domestik. Hasil survei tendensi bisnis (BPS) (grafik
I.12) menyatakan permintaan dalam negeri riil meningkat
dengan harga jual yang stabil. Situasi kegiatan usaha Bank
Indonesia (grafik I.13) bahkan menyatakan bahwa perbaikan
kegiatan perekonomian akan memacu pengusaha untuk
menambah jumlah karyawannya. Sampai dengan triwulan III-
09 memang perkembangan pertambahan jumlah PHK telah
terhenti (per 11 September 2009). Kegiatan ramadhan dan
lebaran berdampak positif terhadap industri, terutama industri
makanan, terlihat bahwa industri tersebut meningkatkan
kapasitas produksinya untuk memenuhi lonjakan permintaan.
Mulai meningkatnya permintaan industri otomotif (mesin),
baik di dalam negeri (penjualan mobil/motor) maupun di luar
negeri (ekspor otomotif) kapasitas produksi industri logam
dan alat angkut lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya
(grafik I.21).
2. Pengangkutan dan KomunikasiSektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh meningkatSektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh meningkatSektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh meningkatSektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh meningkatSektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh meningkat
terbatas (15,1% - 15,5%), dibandingkan dengan triwulan II-terbatas (15,1% - 15,5%), dibandingkan dengan triwulan II-terbatas (15,1% - 15,5%), dibandingkan dengan triwulan II-terbatas (15,1% - 15,5%), dibandingkan dengan triwulan II-terbatas (15,1% - 15,5%), dibandingkan dengan triwulan II-
2009 (15,2%). 2009 (15,2%). 2009 (15,2%). 2009 (15,2%). 2009 (15,2%). Kontribusi utama sektor ini masih meningkat
diperkirakan berasal dari subsektor komunikasi. Jumlah
pelanggan seluler di Jakarta mulai menunjukkan tren
peningkatan, (grafik I.23), ditambah trafik saat lebaran tercatat
meningkat. XL mencatat peningkatan trafik sebesar 44 persen
dibanding tahun lalu, Telkomsel naik 65 persen dibandingkan
hari biasa, dan trafik Indosat rata-rata naik 21,1 persen
dibandingkan Lebaran 2008. Sementara subsektor
pengangkutan diperkirakan tumbuh terbatas, karena justru
banyak masyarakat Jakarta yang memanfaatkan waktu
lebaran untuk keluar daerah. Jumlah penumpang transportasi
dalam kota (kereta Jabodetabek (grafik I.24) dan bus trans
Jakarta (grafik I.25)) sedikit menurun. Penurunan
pertumbuhan jumlah penumpang bus trans Jakarta,
dikarenakan ada penyesuaian jalur dan jam operasional ketika
Pemilu dan perayaan Hari Kemerdekaan RI, terutama di koridor
I dan VI, bukan karena minat penumpang yang menurun.
Jumlah penumpang bus trans Jakarta rata-rata mencapai 7
Grafik I.20Indeks Produksi Industri
Grafik I.22Kredit Sektor Industri
% %
Sumber : CEIC, diolah
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
-10-8-6-4-202468
g.Industrial Production Index(yoy)
g.Industrial Production Index(mtm)-rhs
% %
Sumber : CEIC, diolah
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
g.kredit Industri Riil (yoy) g.kredit Industri Riil (mtm)-rhs
Grafik I.21Penggunaan Kapasitas Produksi
* data sementara
%, yoy
2008 2009
50
60
70
80
90
100
I II III IV I II III*
Logam dasar, besi dan bajaTotal Industri Pengolahan
Makanan, minuman dan tembakauAlat angkutan, mesin dan peralatannya
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 11
juta orang per bulan. Sementara moda transportasi antar
daerah/negara (pesawat udara) yang melalui bandara Sukarno
Hatta (grafik I.26) hanya ada sedikit peningkatan untuk
penerbangan internasional.
Dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektorDukungan pembiayaan perbankan terhadap sektorDukungan pembiayaan perbankan terhadap sektorDukungan pembiayaan perbankan terhadap sektorDukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor
pengangkutan masih tinggi dengan risiko kredit semakin kecil.pengangkutan masih tinggi dengan risiko kredit semakin kecil.pengangkutan masih tinggi dengan risiko kredit semakin kecil.pengangkutan masih tinggi dengan risiko kredit semakin kecil.pengangkutan masih tinggi dengan risiko kredit semakin kecil.
Posisi kredit yang disalurkan perbankan pada sektor ini per posisi
akhir bulan Juli 2009 tercatat sebesar Rp 50,02 triliun, naik
33,16% (y-o-y). Peningkatan kredit ini diikuti dengan
peningkatan kualitas kredit yang semakin baik (NPLs sebesar
2,2%).
Terbatasnya peningkatan sektor ini diperkirakan karena levelTerbatasnya peningkatan sektor ini diperkirakan karena levelTerbatasnya peningkatan sektor ini diperkirakan karena levelTerbatasnya peningkatan sektor ini diperkirakan karena levelTerbatasnya peningkatan sektor ini diperkirakan karena level
pertumbuhannya yang sudah cukup tinggi . pertumbuhannya yang sudah cukup tinggi . pertumbuhannya yang sudah cukup tinggi . pertumbuhannya yang sudah cukup tinggi . pertumbuhannya yang sudah cukup tinggi . Sistem
transportasi dalam kota telah semakin diperluas infrastruktur
pelayanannya dengan adanya penambahan kereta komuter
per Mei 2009, pun bus trans Jakarta ada penambahan koridor
VIII per Februari 2009. Untuk dapat mempertahankan
pertumbuhan tersebut tinggal pelayanan yang perlu
ditingkatkan supaya bertambah masyarakat yang
memanfaatkan moda transportasi tersebut. Demikian pula sub
sektor komunikasi, porsi jumlah pelanggan di Jabodetabek
yang mencapai 40% dari nasional, perkembangannya telah
mencapai level optimal, perlu diimbangi dengan pelayanan
dan infrastruktur yang memadai, terutama ketika terjadi
lonjakan trafik pada saat tertentu.
Grafik I.23Perkembangan Telepon Seluler
Grafik I.24Jumlah Penumpang KA Jabodetabek
Sumber : CEIC dan Pers Releasep data perkiraan
g.Pelanggan CellularJabodetabek (qtq)-rhs
g.Pelanggan CellularJabodetabek (yoy)
%%
0
10
20
30
40
50
60
-4-202468101214
2007 2008 20091 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3p
%%
Sumber : BPS, diolah
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
g.Pnpg KA Jabodetabek (mtm)g.Pnpg KA Jabodetabek (yoy)
Grafik I.25Perkembangan Jumlah Penumpang Bus Trans
Jakarta
Sumber : transjakartabusway.com
g.jumlah penumpang(rhs)jumlah penumpang
%, yoyjuta orang
-1
2
3
4
5
6
7
8
-1001020304050607080
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta12
3. BangunanSektor bangunan pada triwulan III-2009 tumbuh sebesar 6,4-Sektor bangunan pada triwulan III-2009 tumbuh sebesar 6,4-Sektor bangunan pada triwulan III-2009 tumbuh sebesar 6,4-Sektor bangunan pada triwulan III-2009 tumbuh sebesar 6,4-Sektor bangunan pada triwulan III-2009 tumbuh sebesar 6,4-
6,8%, meningkat tipis dibandingkan dengan pertumbuhan6,8%, meningkat tipis dibandingkan dengan pertumbuhan6,8%, meningkat tipis dibandingkan dengan pertumbuhan6,8%, meningkat tipis dibandingkan dengan pertumbuhan6,8%, meningkat tipis dibandingkan dengan pertumbuhan
triwulan II-2009 (6,5%). triwulan II-2009 (6,5%). triwulan II-2009 (6,5%). triwulan II-2009 (6,5%). triwulan II-2009 (6,5%). Peningkatan pertumbuhan sektor
bangunan diperkirakan bersumber dari pembangunan properti
oleh swasta, khususnya properti retail untuk memenuhi
permintaan sektor perdagangan yang masih tumbuh. Di Jakarta,
pasokan untuk pusat perdagangan misalnya di Seasons City
Jakarta Barat, Pusat Grosir Senen Jaya Jakarta Pusat, dan
Carrefour di Seasons City (grafik I.27). Sementara untuk properti
residensial, terjadi tren peningkatan untuk tipe menengah dan
besar (grafik I.28).
Perkembangan pembiayaan perbankan sektor bangunan masihPerkembangan pembiayaan perbankan sektor bangunan masihPerkembangan pembiayaan perbankan sektor bangunan masihPerkembangan pembiayaan perbankan sektor bangunan masihPerkembangan pembiayaan perbankan sektor bangunan masih
tumbuh terbatas. tumbuh terbatas. tumbuh terbatas. tumbuh terbatas. tumbuh terbatas. Jumlah unit terjual untuk tipe kecil (s.d. tipe
70) yang masih menurun, menyebabkan kredit bangunan
tumbuh terbatas. Sementara sesuai dengan riset lembaga
properti, bahwa sektor properti retail yang masih berkembang,
kredit untuk ruko/rukan menunjukkan peningkatan (grafik I.29).
Sementara itu, risiko kredit (NPLs) sektor bangunan trennya
membaik (4,7%).
Perkembangan bangunan ditopang oleh sektor properti retailPerkembangan bangunan ditopang oleh sektor properti retailPerkembangan bangunan ditopang oleh sektor properti retailPerkembangan bangunan ditopang oleh sektor properti retailPerkembangan bangunan ditopang oleh sektor properti retail
yang masih meningkat. yang masih meningkat. yang masih meningkat. yang masih meningkat. yang masih meningkat. Rasio tingkat hunian rata-rata di pusat
perbelanjaan Jakarta yang masih tinggi sekitar 78%( Riset
Cushman & Wakefield Indonesia), masih menarik minat
pengusaha retail. Diperkirakan risiko yang ditanggung relatif
kecil, karena konsumsi rumah tangga masih kuat, bahkan untuk
konsumsi akan barang retail (fast moving consumer goods)
masyarakat perkotaan masih meningkat meskipun terkena
dampak krisis global(Riset Nielson Company).
Grafik I.26Perkembangan Jumlah Penumpang Udara di
Bandara Soekarno Hatta
Grafik I.28Hasil Survei Properti Residensial
%, yoy
Sumber : BPS, diolah
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8
-20
-10
0
10
20
30
40
50
g.Domestikg.Internasional
g.Penumpang Soekarno Hatta Total
Unit Terjual
0200400600800
100012001400160018002000
TW IV-2008 TW I-2009 II-2009
TIPE KECIL TIPE MENENGAH TIPE BESAR
Grafik I.27Pembangunan Sektor Retail di Jakarta
p data perkiraan
Colliers International (rhs)Cushman Wakefield
juta m2 juta m2
2,7
2,8
2,9
3
3,1
3,2
3,3
2,7
2,9
3,1
3,3
3,5
3,7
3,9
4,1
2008 2009Q2 Q3 Q4 Q2 Q3-pQ1
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 13
4. Perdagangan, Hotel dan RestoranSektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) pada triwulan III-Sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) pada triwulan III-Sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) pada triwulan III-Sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) pada triwulan III-Sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) pada triwulan III-
2009 tumbuh sebesar 4,3-4,7% (y-o-y), sedikit meningkat2009 tumbuh sebesar 4,3-4,7% (y-o-y), sedikit meningkat2009 tumbuh sebesar 4,3-4,7% (y-o-y), sedikit meningkat2009 tumbuh sebesar 4,3-4,7% (y-o-y), sedikit meningkat2009 tumbuh sebesar 4,3-4,7% (y-o-y), sedikit meningkat
dibandingkan dengan triwulan II-2009 (4,4%). dibandingkan dengan triwulan II-2009 (4,4%). dibandingkan dengan triwulan II-2009 (4,4%). dibandingkan dengan triwulan II-2009 (4,4%). dibandingkan dengan triwulan II-2009 (4,4%). Peningkatan
tersebut tercermin dari beberapa prompt indikator dan hasil
survei, seperti indeks penjualan eceran dan konsumsi listrik
sektor bisnis (grafik I.30), serta arus barang di Tanjung Priok
(grafik I.32). Demikian pula indikator untuk hotel, seperti jumlah
wisman yang masuk melalui bandara Sukarno Hatta dan Tanjung
Priok, serta tingkat hunian hotel (grafik I.31).
Perkembangan pembiayaan perbankan ke sektor ini secaraPerkembangan pembiayaan perbankan ke sektor ini secaraPerkembangan pembiayaan perbankan ke sektor ini secaraPerkembangan pembiayaan perbankan ke sektor ini secaraPerkembangan pembiayaan perbankan ke sektor ini secara
umum masih terbatas. umum masih terbatas. umum masih terbatas. umum masih terbatas. umum masih terbatas. Posisi kredit lokasi proyek yang disalurkan
di sektor ini masih tumbuh terbatas dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya. Pada posisi akhir Juli 2009, jumlah kredit
yang disalurkan mencapai Rp 75,5 triliun, turun menjadi 11,0%
(y-o-y), disertai risiko kredit yang tercermin pada NPLs
menunjukkan tren meningkat (5,1%).
Pertumbuhan sub sektor perdagangan didorong pengeluaranPertumbuhan sub sektor perdagangan didorong pengeluaranPertumbuhan sub sektor perdagangan didorong pengeluaranPertumbuhan sub sektor perdagangan didorong pengeluaranPertumbuhan sub sektor perdagangan didorong pengeluaran
konsumsi yang masih bertumbuh.konsumsi yang masih bertumbuh.konsumsi yang masih bertumbuh.konsumsi yang masih bertumbuh.konsumsi yang masih bertumbuh. Terutama didukung
gencarnya promosi pusat perdagangan dengan aneka tawaran
diskon seperti Jakarta Great Sale dan midnight sale. Asosiasi
Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jakarta, menyatakan
pengunjung mal di 132 mal di Jakarta rata-rata naik 10-30
persen jelang Lebaran. Indikasi lain yang juga menunjukkan
peningkatan adalah total penjualan beberapa pusat
perbelanjaan seperti di PT Mitra Adi Perkasa, Ramayana, dan
Hero (grafik I.33). Untuk subsektor hotel dan restoran, seiring
perbaikan ekonomi global, kedatangan wisatawan
mancanegara telah ada peningkatan.
Grafik I.29Kredit Sektor Konstruksi
%, y-o-y
0102030405060708090
100
2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7
Konsumsi-KPR/KPS di atas Tipe 70Konsumsi -KPR/KPA s.d. Tipe 70
Kredit KonstruksiKonsumsi-Ruko/Rukan
Grafik I.31Jumlah Wisman dan Tingkat Hunian
%, yoy %
Sumber : BPS, diolah
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7
-20-10
0102030405060708090
-30-20-10010203040506070
Kedatangan di Empat PintuUtama Jakarta
Tingkat hunian hotel Jakarta (rhs)Angkutan Laut Tanjung Priok
Grafik I.30Konsumsi Listrik Sektor Bisnis dan Survei
Penjualan Eceran
Sumber : PLN dan SPE-BI, diolah
g.SPE (rhs)g.Kons Listrik Bisnis (yoy)
%, yoy %, yoy
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7
02468
1012141618
-60
-40
-20
0
20
40
60
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta14
5. Keuangan, Persewaan dan JasaPada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasaPada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasaPada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasaPada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasaPada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasa
tumbuh 4,0%-4,4%, sedikit meningkat dibandingkan triwulantumbuh 4,0%-4,4%, sedikit meningkat dibandingkan triwulantumbuh 4,0%-4,4%, sedikit meningkat dibandingkan triwulantumbuh 4,0%-4,4%, sedikit meningkat dibandingkan triwulantumbuh 4,0%-4,4%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan
sebelumnya (4,4%).sebelumnya (4,4%).sebelumnya (4,4%).sebelumnya (4,4%).sebelumnya (4,4%). Dampak krisis keuangan global secara
langsung diperkirakan hanya sedikit berdampak pada sub sektor
keuangan, antara lain karena rendahnya portofolio instrumen
keuangan asing bermasalah yang dimiliki lembaga keuangan
domestik. Untuk transaksi di pasar modal, perkembangan nilai
dan transaksi saham yang diperdagangkan terus mengalami
peningkatan (grafik I.34).
Subsektor persewaan dan jasa keuangan diperkirakan tumbuhSubsektor persewaan dan jasa keuangan diperkirakan tumbuhSubsektor persewaan dan jasa keuangan diperkirakan tumbuhSubsektor persewaan dan jasa keuangan diperkirakan tumbuhSubsektor persewaan dan jasa keuangan diperkirakan tumbuh
terbatas.terbatas.terbatas.terbatas.terbatas. Tingkat hunian (occupancy rate) persewaan retail,
gedung perkantoran, dan apartemen hanya meningkat tipis
(grafik I.27). Di persewaan retail, penyewa nonlokal (international
branded retailers) akan memperluas outlet mereka, sewa
apartemen meningkat diperkirakan karena adanya permintaan
dari ekspatriat, dan pada sewa perkantoran dapat berlanjut karena
perusahaan domestik masih bertahan di tengah krisis global.
6. Listrik, Gas dan Air BersihSektor listrik diperkirakan tumbuh 4,8-5,2%% (y-o-y),Sektor listrik diperkirakan tumbuh 4,8-5,2%% (y-o-y),Sektor listrik diperkirakan tumbuh 4,8-5,2%% (y-o-y),Sektor listrik diperkirakan tumbuh 4,8-5,2%% (y-o-y),Sektor listrik diperkirakan tumbuh 4,8-5,2%% (y-o-y),
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,8%).meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,8%).meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,8%).meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,8%).meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,8%).
Peningkatan sub sektor listrik berkaitan dengan proyek
commisioning PLTGU repowering demolish PLTU Muara Karang,
pembangunan dua gas turbinnya (2x240 MW) yang selesai pada
triwulan III 2009. Konsumsi listrik sektor rumah tangga
meningkat seiring masih kuatnya permintaan konsumsi untuk
rumah tangga (grafik I.36), sehingga peningkatan konsumsi
tersebut mendorong peningkatan pendapatan di sektor listrik.
Pembiayaan perbankan kepada sektor ini walaupun jumlahnyaPembiayaan perbankan kepada sektor ini walaupun jumlahnyaPembiayaan perbankan kepada sektor ini walaupun jumlahnyaPembiayaan perbankan kepada sektor ini walaupun jumlahnyaPembiayaan perbankan kepada sektor ini walaupun jumlahnya
relatif kecil namun meningkat tinggi yang diikuti dengan kualitasrelatif kecil namun meningkat tinggi yang diikuti dengan kualitasrelatif kecil namun meningkat tinggi yang diikuti dengan kualitasrelatif kecil namun meningkat tinggi yang diikuti dengan kualitasrelatif kecil namun meningkat tinggi yang diikuti dengan kualitas
kredit yang membaik.kredit yang membaik.kredit yang membaik.kredit yang membaik.kredit yang membaik. Proyek listrik 10.000 megawatt dengan
sindikasi pinjaman dari beberapa bank termasuk PT Bank
Pembangunan Daerah (BPD) DKI Jakarta menambah jumlah
kredit yang disalurkan ke sektor ini. Pertumbuhan kredit di sektor
ini masih cukup tinggi (101,4%) dengan posisi kredit per Juli
2009 Rp 13,5 triliun. Kualitas kredit di sektor listrik relatif baik
dengan NPLs yang rendah.
Grafik I.33Perkembangan Total Penjualan Beberapa
Pusat Perbelanjaan
Grafik I.32Arus Barang Tanjung Priok
Grafik I.34Perkembangan Transaksi Saham
Sumber : BPS, diolah
g.Brg Tnjg. Priok (mtm)g.Brg Tnjg. Priok (yoy)
%
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8
-40-30-20-10
010203040506070
Sumber : BEJ dan Laporan Keuangan Perusahaan (diolah)
Hero (rhs)Ramayana/RALSMAPI
%, y-o-y %, y-o-y
0102030405060708090
4
6
8
10
12
14
16
18
2007 2008 2009I II III IV I II III IV I II
%, yoy
Sumber : BPS, diolah
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8
-100-50
050
100150200250300350
Frekuensi Saham DiperdagangkanNilai Saham Diperdagangkan
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 15
Grafik I.35Tingkat Hunian dan Persediaan Perkantoran
Grafik I.37Kredit Lokasi Proyek Sektor Jasa
7. Sektor Jasa-JasaSektor jasa-jasa tumbuh diperkirakan terjadi peningkatanSektor jasa-jasa tumbuh diperkirakan terjadi peningkatanSektor jasa-jasa tumbuh diperkirakan terjadi peningkatanSektor jasa-jasa tumbuh diperkirakan terjadi peningkatanSektor jasa-jasa tumbuh diperkirakan terjadi peningkatan
menjadi 5,7-6,1%, dibandingkan triwulan sebelumnya (5,9%).menjadi 5,7-6,1%, dibandingkan triwulan sebelumnya (5,9%).menjadi 5,7-6,1%, dibandingkan triwulan sebelumnya (5,9%).menjadi 5,7-6,1%, dibandingkan triwulan sebelumnya (5,9%).menjadi 5,7-6,1%, dibandingkan triwulan sebelumnya (5,9%).
Meningkatnya sektor jasa antara lain disebabkan konsumsi
rumah tangga yang masih cukup kuat. Beberapa libur panjang
di triwulan III yang dimanfaatkan untuk mengunjungi tempat
wisata seperti Kebun Binatang Ragunan, Ancol, Taman Mini
Indonesia Indah (TMII) dan lain-lain. Peningkatan jumlah
pengunjung rata-rata mencapai 5-20% dibanding tahun 2008.
Di sisi pembiayaan, kredit sektor jasa masih tumbuh tinggiDi sisi pembiayaan, kredit sektor jasa masih tumbuh tinggiDi sisi pembiayaan, kredit sektor jasa masih tumbuh tinggiDi sisi pembiayaan, kredit sektor jasa masih tumbuh tinggiDi sisi pembiayaan, kredit sektor jasa masih tumbuh tinggi
dengan risiko kredit yang membaik. dengan risiko kredit yang membaik. dengan risiko kredit yang membaik. dengan risiko kredit yang membaik. dengan risiko kredit yang membaik. Posisi kredit di sektor ini
hingga Juli 2009 mencapai Rp 121,3 triliun atau tumbuh sekitar
18,7 % (y-o-y) (grafik I.37). Kualitas kredit sektor ini relatif baik,
dengan NPLs kredit selalu terjaga yaitu dibawah 5%.
Sumber : Cushman, Colier Internasional, diolahp data perkiraan
Retail Office CBD Apartment Rental
2008 2009Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3p
60%
65%
70%
75%
80%
85%
90%
95%
% %
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7
0
5
10
15
20
25
30
35
-12-10-8-6-4-20246
g.Kredit Industri Riil (mtm)-rhsg.Kredit Jasa-jasa (yoy)
Grafik I.36Pendapatan dan Konsumsi Listrik DKI Jakarta
Sumber : PLN, diolah
g.Pendapatan g.Konsumsi Listrik Total(rhs)
%, yoy %, yoy
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7
02468
101214161820
-10
-5
0
5
10
15
20
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 17
PerkembanganInflasi Jakarta
bab 2
Pada triwulan III-2009, perkembangan harga-harga
secara umum di DKI Jakarta masih dalam tren menurun.
Pada triwulan ini tercatat sebesar 2,63%(yoy), menurun
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (3,45%,
yoy). Penurunan tersebut utamanya terkait akibat
pengaruh penurunan inflasi dari faktor nonfundamental
yaitu sektor transportasi (administered prices) serta
terjaganya pasokan bahan makanan (volatile foods).
Sementara itu, secara triwulanan, inflasi triwulan III-2009
mencatat peningkatan dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya, naik dari 0,15% menjadi 1,73%.
Peningkatan tersebut terkait dengan faktor musiman
yaitu pelaksanaan hari besar keagamaan (puasa dan
lebaran). Namun demikian, peningkatan tersebut lebih
rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun
lalu sehingga secara keseluruhan inflasi terus mengalami
penurunan.
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta18
Secara umum, perkembangan harga berbagai komoditas padaSecara umum, perkembangan harga berbagai komoditas padaSecara umum, perkembangan harga berbagai komoditas padaSecara umum, perkembangan harga berbagai komoditas padaSecara umum, perkembangan harga berbagai komoditas pada
triwulan III-2009 masih mencatat inflasi, meskipun terjaditriwulan III-2009 masih mencatat inflasi, meskipun terjaditriwulan III-2009 masih mencatat inflasi, meskipun terjaditriwulan III-2009 masih mencatat inflasi, meskipun terjaditriwulan III-2009 masih mencatat inflasi, meskipun terjadi
penurunan. penurunan. penurunan. penurunan. penurunan. Pada akhir triwulan laporan, laju inflasi secara
tahunan ≈year on year∆ (triwulan II-2009 terhadap triwulan
II-2008) tercatat sebesar 2,63 % (yoy). Sumber dari inflasi pada
triwulan laporan tersebut utamanya disumbang oleh tingginya
inflasi pada kelompok makanan jadi yang tercatat sebesar
9,02% diikuti oleh bahan makanan dan pakaian yang masing-
masing tercatat sebesar 6,60% dan 6,11%. Sedangkan
kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah
kelompok transportasi yaitu sebesar -6,23%. Dilihat dari
kontribusinya, penyumbang inflasi terbesar berasal dari
kelompok makanan jadi dan kelompok bahan makanan.
Namun meskipun demikian, kenaikan inflasi kelompok
makanan jadi dan bahan makanan tersebut masih lebih rendah
dibandingkan dengan inflasi periode yang sama tahun lalu
sehingga secara keseluruhan inflasi pada tahunan (yoy) pada
triwulan ini terus menurun.
Kecenderungan penurunan inflasi tahunan masih berlanjut.Kecenderungan penurunan inflasi tahunan masih berlanjut.Kecenderungan penurunan inflasi tahunan masih berlanjut.Kecenderungan penurunan inflasi tahunan masih berlanjut.Kecenderungan penurunan inflasi tahunan masih berlanjut.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, penurunan tekanan inflasi
tahunan terutama bersumber dari penurunan tertinggi pada
kelompok bahan makanan, perumahan dan pendidikan.
Terjaganya harga kelompok bahan makanan karena upaya
beberapa instansi di Jakarta dalam menjaga pasokan dan
Grafik II.1Perkembangan Inflasi
Grafik II.2Kontribusi Inflasi
Tabel II.1Perkembangan Inflasi Jakarta
IHK 2,54 11,31 -0,13 6,98 0,15 3,45 1,73 2,63Bahan Makanan 5,82 18,79 1,22 10,71 0,27 6,75 5,67 6,60Makanan jadi 1,10 10,78 2,30 9,51 0,87 7,74 2,31 9,02Perumahan 4,53 13,19 -0,08 9,91 1,05 6,29 0,09 1,78Pakaian -0,74 10,04 3,97 8,06 1,54 4,87 0,44 6,11Kesehatan 1,62 6,56 0,30 4,09 0,91 6,04 0,39 4,76Pendidikan 2,47 5,37 0,00 2,96 0,00 2,45 1,99 1,97Transportasi 0,37 8,39 -5,70 -0,16 -3,85 -7,15 1,36 -6,23
2008 2009Kelompok
Barang Tw III Tw I Tw II Tw III
qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy
mtm yoy (rhs)
-1
0
1
2
3
4
5
6%, y-o-y%, m-t-m
2,63
2007 2008 2009
-4
0
4
8
12
16
panen panen
kenaikanhargainternasional
harga BBMbersubsidi rata2meningkat 28,7%
dampak 2ndround kenaikanharga BBM
panen
Des : 1st round effectJan&Feb:1st+2nd roundeffect penurunan BBM
lebaranlebaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,72 1,
010,
210,
250,
190,
070,
66 0,82
0,36
0,98
-0,2
40,
861,
860,
290,
820,
791,
51 1,94
1,26
0,24
1,02
0,42
0,34
0,11
-0,2
4-0
,22
0,33
-0,1
50,
170,
13 0,36 0,45 0,
91
%, y-o-y
100,0021,13
16,41
25,196,90
4,23
7,51
18,63
SHARE : IHK
Bhn Makanan
Mknn jadi
Permhn
Pakaian
Kesehatan
Penddkn
Transports
-1,5 -1 0 1-0,5 0,5 1,5 2 2,5 3
2,63
1,39
1,48
0,45
0,42
0,20
0,15-1,16
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 19
Grafik II.4Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang (q-t-q)
distribusi melalui Tim Ketahanan Pangan. Upaya tersebut
misalnya operasi pasar, pemantauan harga secara rutin, dan
inspeksi mendadak (sidak) ketersediaan bahan kebutuhan
pokok pada saat menjelang lebaran ke beberapa pasar yang
strategis1. Sementara di kelompok perumahan karena stabilnya
harga untuk perlengkapan rumah tangga dan
penyelenggaraan rumah tangga. Selanjutnya di kelompok
pendidikan, karena belum memasuki masa pembayaran biaya
pendidikan, sehingga biaya pendidikan dan pelatihan tetap
stabil.
Secara triwulan, inflasi sedikit meningkat karena faktorSecara triwulan, inflasi sedikit meningkat karena faktorSecara triwulan, inflasi sedikit meningkat karena faktorSecara triwulan, inflasi sedikit meningkat karena faktorSecara triwulan, inflasi sedikit meningkat karena faktor
musiman berupa kegiatan hari besar keagamaan (puasa danmusiman berupa kegiatan hari besar keagamaan (puasa danmusiman berupa kegiatan hari besar keagamaan (puasa danmusiman berupa kegiatan hari besar keagamaan (puasa danmusiman berupa kegiatan hari besar keagamaan (puasa dan
lebaran), namun peningkatan tersebut jauh lebih rendahlebaran), namun peningkatan tersebut jauh lebih rendahlebaran), namun peningkatan tersebut jauh lebih rendahlebaran), namun peningkatan tersebut jauh lebih rendahlebaran), namun peningkatan tersebut jauh lebih rendah
dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada
triwulan laporan inflasi tercatat sebesar 1,73%, sedikit
meningkat dari triwulan sebelumnya yaitu sebesar 0,15%.
Peningkatan inflasi terutama disumbang oleh kelompok bahan
makanan dan makanan jadi. Inflasi bahan makanan dan
makanan jadi meningkat karena adanya faktor musiman yaitu
kegiatan keagamaan (ramadhan dan lebaran). Meskipun inflasi
bahan makanan paling tinggi, dalam periode yang sama di
Grafik II.3Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang (y-o-y)
1 Pada hari Sabtu tanggal 12 September 2009 (H-8 Lebaran), Gubernur DKI Jakartabeserta Muspida plus dan Bank Indonesia melakukan inspeksi mendadak (sidak) kebeberapa pasar (Pasar Tradisional Jatinegara, Pasar Induk Beras Cipinang, dan PasarInduk Daging Dharma Jaya) untuk memantau persediaan dan pasokan kebutuhanpokok.
Sumber : Pertamina, diolah
Tabel II.2Harga BBM di Jakarta
Minyak Solar 4.500 4.500 4.500 0,0Premium 4.500 4.500 4.500 0,0Minyak Tanah 5.681 5.681 5.681 0,0Pertamax Plus 6.300 6.600 7.000 6,1Pertamax 5.600 6.000 6.400 6,7Pertamax Dex 5.800 6.550 6.850 4,6
Harga (Rp) Perubahan QtQ (%)Jenis
Tw I 09 Tw II 09 Tw III 09 Tw II - III 09
Jakarta (y-o-y,%)
Sumber : BPS, diolah
-5
0
5
10
15
20
2007 2008 2009Mknn jadiPendidikan
PerumahanTransportasi
PakaianIHK
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
Bhn MakananKesehatan
Sumber : BPS, diolah
Jakarta %(q-t-q)
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
2007 2008 2009Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
KesehatanTransportasi
PendidikanIHK
Mknn jadiPakaian
Bhn MakananPerumahan
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta20
triwulan ketiga, peningkatan triwulanan 2009 dibandingkan
tahun 2008 masih lebih rendah. Pada tahun 2008, terjadi
peningkatan dari triwulan II-08 (2,76%) ke 5,82%, sementara
di tahun 2009 dari triwulan II-09 (0,27%) hanya meningkat
ke 5,67%. Penyebab lebih rendahnya inflasi triwulanan di
tahun 2009, karena upaya Tim Ketahanan Pangan dalam
menjaga pasokan/stok dan kelancaran distribusi. Hal lain yang
menyumbang kenaikan inflasi triwulanan kali ini adalah mulai
meningkatnya kelompok transportasi menjadi sebesar inflasi
1,36% dari sebelumnya deflasi 3,85%. Pendorong utama
peningkatan kelompok ini adalah naiknya BBM non subsidi
(tabel II.2), tarif angkutan udara dan antar kota.
Berdasarkan disagregasi, penurunan tekanan inflasi tahunanBerdasarkan disagregasi, penurunan tekanan inflasi tahunanBerdasarkan disagregasi, penurunan tekanan inflasi tahunanBerdasarkan disagregasi, penurunan tekanan inflasi tahunanBerdasarkan disagregasi, penurunan tekanan inflasi tahunan
utamanya didorong oleh faktor nonfundamental yaituutamanya didorong oleh faktor nonfundamental yaituutamanya didorong oleh faktor nonfundamental yaituutamanya didorong oleh faktor nonfundamental yaituutamanya didorong oleh faktor nonfundamental yaitu
kelompok transportasi (kelompok transportasi (kelompok transportasi (kelompok transportasi (kelompok transportasi (administered pricesadministered pricesadministered pricesadministered pricesadministered prices) dan kelompok) dan kelompok) dan kelompok) dan kelompok) dan kelompok
bahan makanan (sebagian besar merupakan barang yangbahan makanan (sebagian besar merupakan barang yangbahan makanan (sebagian besar merupakan barang yangbahan makanan (sebagian besar merupakan barang yangbahan makanan (sebagian besar merupakan barang yang
volati levolati levolati levolati levolati le))))). Hingga triwulan III-2009, inflasi kelompok
transportasi masih mengalami deflasi. Pada triwulan pertama,
kelompok transportasi tercatat deflasi sebesar 0,15% dan
kemudian pada triwulan kedua deflasi sebesar 7,15%,
kemudian triwulan ketiga kali ini deflasi 6,23%. Hal tersebut
utamanya disebabkan tidak adanya faktor kenaikan harga
administered yang sifatnya strategis seperti ongkos
transportasi, ditambah stabilnya harga BBM subsidi seperti
premium dan solar (konsumsi BBM subsidi di Jakarta relatif
besar, mencapai 62%), sehingga apabila dibandingkan
dengan triwulan yang sama tahun lalu (dimana terdapat
kenaikan harga BBM (base effect)), inflasi tahunan pada
triwulan III-09 masih mengalami deflasi. Sementara inflasi
pada kelompok bahan makanan ini lebih disebabkan oleh
terjaganya pasokan makanan, terutama beras, dan relatif
stabilnya permintaan, selain didukung pula oleh relatif
stabilnya biaya transportasi. Dari sisi pasokan, pasokan beras
ke PIBC (Pasar Beras Induk Cipinang) bahkan sedikit meningkat
dari rata-rata 2,7 ribu ton per hari menjadi 3 ribu ton per
hari. Pasokan yang meningkat disebabkan persiapan stok
menghadapi ramadhan dan lebaran. Faktor permintaan yang
normal dengan ketersediaan cukup menyebabkan harga
Grafik II.7Perkembangan Rata-rata Pasokan dan
Harga Buah
Grafik II.5Harga Beras Eceran dan Pasokan Beras
di PIB
Rpton
2007 2008 2009
4800
5000
5200
5400
5600
5800
6000
6200
6400
0
500
1000
15002000
2500
30003500
4000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8
Pasokan Harian Harga Beras Rata-rata Eceran Psr. Jaya (rhs)
Sumber : Tim Ketahanan Pangan Jakarta
Rata-rata Harga Buah (rhs)Pasokan Buah
ribu ton Rp/kg
05
1015202530354045
2007 2008 2009
5000
6000
7000
8000
9000
10000
11000
12000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8
Grafik II.6Perkembangan Rata-rata Pasokan dan
Harga Sayur
Sumber : Tim Ketahanan Pangan Jakarta
Pasokan Sayur Rata-rata Harga Sayur (rhs)
ribu ton Rp/kg
05
101520253035404550
2007 2008 2009
0
5000
10000
15000
20000
25000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 21
Grafik II.8Perkembangan Harga Sembako
kelompok bahan makanan strategis lainnya menunjukkan
perkembangan yang relatif stabil. Permintaan yang normal
terhadap daging, ayam, dan sayur/buah menyebabkan harga
relatif stabil, termasuk pada saat masa puasa dan lebaran.
Sumber : Tim Ketahanan Pangan Jakarta
Ayam Boiler/Potong (rhs)Daging Sapi Murni (rhs)
Gula pasir
Tepung teriguMinyak goreng curah
Rp
2007 2008 2009
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000Rp
0
10000
20000
3000040000
50000
60000
70000
80000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 23
PerkembanganPerbankan
bab 3
Secara umum, kondisi perbankan Jakarta pada triwulan
III-20009 menunjukkan perkembangan yang relatif stabil.
Hal tersebut tercermin dari perkembangan kegiatan
intermediasi perbankan yang masih terlaksana dengan
baik serta masih terjaganya tingkat risiko kredit dari
perbankan. Selain itu, perkembangan perbankan pada
periode ini juga ditandai dengan semakin baiknya
respons perbankan terhadap kebijakan moneter. Sampai
dengan pertengahan triwulan III-2009, rata-rata suku
bunga kredit sudah turun sebesar 18 bps. Terkait dengan
hal tersebut, penyaluran kredit perbankan untuk proyek
di Jakarta sampai dengan triwulan III-2009 (Juli)
meningkat 33,8%, sedangkan penghimpunan Dana
Pihak Ketiga (DPK) terjadi peningkatan 20,0% (y-o-y).
Perkembangan tersebut diikuti kegiatan intermediasi
perbankan di Jakarta yang relatif stabil sebagaimana
ditunjukkan oleh perkembangan LDR. Pada triwulan
laporan, LDR tercatat sebesar 74,5%, relatif stabil
dibanding triwulan sebelumnya (74,2%). Sementara itu,
rasio gross Non Performing Loan (NPL) tetap terkendali
di bawah 5%. Dari sisi kredit mikro, kecil dan menengah
(MKM) penyaluran di Jakarta masih tertinggi dibanding
provinsi lainnya, dan masih bertumbuh pada triwulan
ini.
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta24
A. INTERMEDIASI PERBANKANKegiatan intermediasi perbankan yang tercermin dalam Kegiatan intermediasi perbankan yang tercermin dalam Kegiatan intermediasi perbankan yang tercermin dalam Kegiatan intermediasi perbankan yang tercermin dalam Kegiatan intermediasi perbankan yang tercermin dalam loan toloan toloan toloan toloan to
deposit ratiodeposit ratiodeposit ratiodeposit ratiodeposit ratio (LDR) berdasarkan lokasi bank di Jakarta relatif (LDR) berdasarkan lokasi bank di Jakarta relatif (LDR) berdasarkan lokasi bank di Jakarta relatif (LDR) berdasarkan lokasi bank di Jakarta relatif (LDR) berdasarkan lokasi bank di Jakarta relatif
stabil. stabil. stabil. stabil. stabil. LDR hingga Juli 2009 sebesar 74,5% relatif sama
dibandingkan triwulan II-2009 (74,2%). Stabilnya LDR tersebut
disebabkan oleh pergerakan nominal kredit maupun dana pihak
ketiga (DPK) yang levelnya relatif sama dibanding triwulan
sebelumnya.
1. Penghimpunan Dana MasyarakatPenghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan diPenghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan diPenghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan diPenghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan diPenghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan di
Jakarta sampai dengan Juli 2009 tumbuh meningkatJakarta sampai dengan Juli 2009 tumbuh meningkatJakarta sampai dengan Juli 2009 tumbuh meningkatJakarta sampai dengan Juli 2009 tumbuh meningkatJakarta sampai dengan Juli 2009 tumbuh meningkat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meskipun secaradibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meskipun secaradibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meskipun secaradibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meskipun secaradibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meskipun secara
nominal stabil.nominal stabil.nominal stabil.nominal stabil.nominal stabil. Secara tahunan, penghimpunan DPK hingga Juli
2009 tumbuh 20,0% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan
triwulan II 2009 yang tumbuh 17,6% (yoy). Meskipun demikian,
level nominalnya relatif stabil pada sekitar Rp 893,9 triliun.
Dengan perkembangan tersebut penghimpunan DPK secara
akumulatif 2009 masih meningkat 2,9% (y-t-d). Secara
komponen jenis DPK yang meningkat adalah giro dan tabungan,
masing-masing 15,8% dan 16,0% dibandingkan triwulan II-
09 masing-masing 8,5% dan 14,3%. Porsi kedua komponen
DPK tersebut mencapai 43,0%. Sementara secara kepemilikan,
perkembangan DPK perseorangan masih meningkat sebesar
30,9% dibandingkan triwulan II-2009 (29,3%). Porsi
kepemilikan DPK individu relatif besar hampir mencapai 50%
Grafik III.1Perkembangan Komponen DPK
*) s.d. Juli 2009
Tabel III.1Beberapa Indikator Perbankan Jakarta
DPK Rp Miliar 717.000,7 765.022,5 785.919,1 868.802,7 880.839,2 899.351,3 893.946,7Pertumbuhan (%. y-o-y) 15,7 15,8 15,2 15,6 21,7 17,6 20,0Kredit Lokasi Bank Rp Miliar 524.871,4 577.897,6 633.266,8 674.870,4 665.407,9 666.946,3 665.828,5Pertumbuhan (%. y-o-y) 32,5 34,8 40,5 33,0 26,8 15,4 13,4Kredit Lokasi Proyek Rp Miliar 374.904,6 408.253,9 450.225,6 483.947,8 476.032,0 476.533,0 484.210,1Pertumbuhan (%. y-o-y) 30,4 31,7 38,5 33,8 27,0 16,7 33,8LDR Lokasi Bank (%) 73,2 75,5 80,6 77,7 75,5 74,2 74,5NPL (%) 3,9 3,8 3,6 3,8 4,5 4,5 4,6
2008 2009Uraian
1 2 3 4 1 2 3*
%, y-o-y
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7
DepositoTabunganGiro
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 25
2. Penyaluran KreditPerkembangan kredit selama triwulan III-2009 masih relatifPerkembangan kredit selama triwulan III-2009 masih relatifPerkembangan kredit selama triwulan III-2009 masih relatifPerkembangan kredit selama triwulan III-2009 masih relatifPerkembangan kredit selama triwulan III-2009 masih relatif
stabil. stabil. stabil. stabil. stabil. Hal tersebut tercermin dari data level kredit pada triwulan
III-2009 (sampai dengan Juli) sebesar Rp 665,8 triliun, relatif
tidak berubah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu
sebesar Rp 666,9 triliun. Namun bila dilihat dari
pertumbuhannya, kredit pada triwulan III-2009 tumbuh sebesar
13,4% (yoy), turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yaitu sebesar 15,4%(yoy). Dilihat dari sisi penggunaannya, pada
triwulan III-2009, level kredit investasi dan konsumsi
menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yaitu dari masing-masing Rp 174,8 triliun dan Rp
143,1 triliun ke Rp 179,7 triliun dan Rp 145,6 triliun. Sementara,
level kredit modal kerja turun dari Rp 349,1 triliun ke Rp 340,6
triliun. Dilihat dari pertumbuhan tahunannya (yoy), hanya kredit
investasi yang mengalami kenaikan yaitu dari 28,9% di triwulan
lalu ke 29,3%, sementara kredit konsumsi dan modal kerja turun
dari 17,9% dan 15,4% ke 15,4% dan 5,8%. Meskipun
perkembangan secara tahunan masih bervariasi, namun
pertumbuhan secara triwulanan (qtq) sudah menunjukkan
perbaikan, baik kredit modal kerja, investasi dan konsumsi pada
triwulan III-2009 membaik dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Kredit modal kerja, investasi dan konsumsi masing-
masing meningkat dari -2,9%, 2,2%, dan 6,0% ke -2,1%,
6,3%, dan 6,4%. Secara sektoral, pada bulan Juli 2009
menunjukkan bahwa posisi kredit sektor lain-lain,
pengangkutan, pertambangan, dan listrik masih menunjukkan
peningkatan dibandingkan dengan posisi akhir triwulan II-2009,
sementara sektor lainnya relatif stabil dan sedikit menurun.
Peningkatan tertinggi terjadi pada sektor lain-lain yang
meningkat dari Rp 143,1 triliun menjadi Rp 145,6 triliun. Dilihat
dari pertumbuhan tahunannya (yoy), peningkatan tertinggi
terjadi pada sektor pertambangan yaitu dari -7,6% menjadi
4,9%. Sementara secara triwulanan (qtq), pertumbuhan
tertinggi terjadi pada sektor listrik, air dan gas dari 10,5%
menjadi 17,1%.
Grafik III.2Perkembangan Kepemilikan DPK
%, yoy %, yoy
2008 2009
-60-40-20
020406080
100120140
0
5
10
15
20
25
30
35
5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7
Pemerintah DaerahBU Bukan Keuangan Milik Negara Perseorangan (rhs)
BU Bukan-Keuangan Milik Swasta (rhs)
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta26
*) s.d. Juli 2009
Tabel III.2Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Usaha
Kredit Modal KerjaLevel Rp Miliar 292.566,2 320.941,5 349.619,3 369.636,3 359.444,3 349.090,4 340.583,6Pertumbuhan (%. y-o-y) 32,5 34,4 40,5 28,4 22,9 8,8 5,8Pertumbuhan (%. q-t-q) 1,6 9,7 8,9 5,7 (2,8) (2,9) (2,1)
Kredit InvestasiLevel Rp Miliar 121.668,8 135.612,6 149.670,5 167.464,9 171.053,2 174.797,8 179.697,2Pertumbuhan (%. y-o-y) 32,2 35,7 41,8 45,6 40,6 28,9 29,3Pertumbuhan (%. q-t-q) 5,8 11,5 10,4 11,9 2,1 2,2 6,3
Kredit KonsumsiLevel Rp Miliar 110.636,4 121.343,5 133.977,0 137.769,1 134.910,5 143.058,1 145.547,8Pertumbuhan (%. y-o-y) 32,8 34,8 39,1 31,7 21,9 17,9 15,4Pertumbuhan (%. q-t-q) 5,8 9,7 10,4 2,8 (2,1) 6,0 6,4
2008 2009Uraian
1 2 3 4 1 2 3*
*) s.d. Juli 2009
Tabel III.3Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektoral
Kredit IndustriLevel Rp Miliar 126.665,5 137.048,7 147.097,6 163.826,0 161.473,1 144.837,9 142.378,5Pertumbuhan (%. y-o-y) 11,5 19,7 28,1 35,5 27,5 5,7 3,6Pertumbuhan (%. q-t-q) 4,8 8,2 7,3 11,4 (1,4) (10,3) (6,7)
Kredit Lain-LainLevel Rp Miliar 110.675,0 121.416,3 134.065,8 137.854,0 134.991,3 143.129,6 145.626,0Pertumbuhan (%. y-o-y) 32,8 34,8 39,1 31,8 22,0 17,9 15,4Pertumbuhan (%. q-t-q) 5,8 9,7 10,4 2,8 (2,1) 6,0 6,4
Kredit Jasa DULevel Rp Miliar 83.161,6 92.435,7 104.543,4 112.023,4 106.882,8 104.178,2 102.825,1Pertumbuhan (%. y-o-y) 42,5 42,5 50,0 42,4 28,5 12,7 7,3Pertumbuhan (%. q-t-q) 5,7 11,2 13,1 7,2 (4,6) (2,5) (0,1)
Kredit PerdaganganLevel Rp Miliar 78.320,6 89.387,7 91.900,2 92.500,0 93.633,4 99.792,5 95.065,1Pertumbuhan (%. y-o-y) 28,1 31,5 23,0 9,0 19,6 11,6 8,4Pertumbuhan (%. q-t-q) (7,7) 14,1 2,8 0,7 1,2 6,6 0,2
Kredit PengangkutanLevel Rp Miliar 32.646,6 37.771,0 45.629,6 50.185,8 49.081,8 48.986,9 53.674,9Pertumbuhan (%. y-o-y) 73,6 78,6 110,2 73,5 50,3 29,7 30,5
Pertumbuhan (%. q-t-q) 12,9 15,7 20,8 10,0 (2,2) (0,2) 12,3Kredit Konstruksi
Level Rp Miliar 26.594,0 30.216,2 34.049,3 34.471,3 35.128,3 35.576,1 35.098,4Pertumbuhan (%. y-o-y) 38,7 42,0 36,2 31,7 32,1 17,7 14,1Pertumbuhan (%. q-t-q) 1,6 13,6 12,7 1,2 1,9 1,3 1,4
2008 2009Uraian
1 2 3 4 1 2 3*
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 27
*) s.d. Juli 2009
Tabel III.3Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektoral (lanjutan)
Kredit PertanianLevel Rp Miliar 25.399,1 27.367,6 28.175,0 30.680,1 31.975,4 37.806,8 35.721,9Pertumbuhan (%. y-o-y) 41,3 34,2 34,0 23,7 25,9 38,1 33,2Pertumbuhan (%. q-t-q) 2,4 7,8 3,0 8,9 4,2 18,2 9,6
Kredit PertambanganLevel Rp Miliar 25.479,1 25.979,9 27.186,4 27.953,2 25.631,0 24.018,1 25.126,3Pertumbuhan (%. y-o-y) 88,3 52,4 85,3 18,2 0,6 (7,6) 4,9Pertumbuhan (%. q-t-q) 7,7 2,0 4,6 2,8 (8,3) (6,3) 2,4
Kredit Listrik, Air, GasLevel Rp Miliar 9.137,6 9.268,2 12.816,0 17.255,5 18.377,6 20.299,6 21.904,5Pertumbuhan (%. y-o-y) 72,9 55,9 83,3 145,9 101,1 119,0 118,6Pertumbuhan (%. q-t-q) 30,2 1,4 38,3 34,6 6,5 10,5 17,1
2008 2009Uraian
1 2 3 4 1 2 3*
Grafik III.3Perbandingan LDR Kredit Lokasi Bank
dengan Lokasi Proyek
Kredit yang disalurkan untuk proyek di Jakarta (kreditKredit yang disalurkan untuk proyek di Jakarta (kreditKredit yang disalurkan untuk proyek di Jakarta (kreditKredit yang disalurkan untuk proyek di Jakarta (kreditKredit yang disalurkan untuk proyek di Jakarta (kredit
berdasarkan lokasi proyek) menunjukkan peningkatan. berdasarkan lokasi proyek) menunjukkan peningkatan. berdasarkan lokasi proyek) menunjukkan peningkatan. berdasarkan lokasi proyek) menunjukkan peningkatan. berdasarkan lokasi proyek) menunjukkan peningkatan. Pada
posisi akhir bulan Juli 2009, jumlah kredit untuk membiayai
proyek yang berlokasi di Jakarta meningkat 33,8% (yoy) menjadi
Rp 484,12 triliun, lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2009
(16,7%, yoy). Hal ini berarti usaha di Jakarta yang
memanfaatkan kredit dari bank terjadi peningkatan. Dengan
perkembangan tersebut, LDR berdasarkan lokasi proyek
meningkat dari 53,0% menjadi 54,2%.
B. RISIKO KREDIT PERBANKANSampai dengan triwulan laporan, risiko kredit perbankan relatifSampai dengan triwulan laporan, risiko kredit perbankan relatifSampai dengan triwulan laporan, risiko kredit perbankan relatifSampai dengan triwulan laporan, risiko kredit perbankan relatifSampai dengan triwulan laporan, risiko kredit perbankan relatif
terjaga di bawah 5%.terjaga di bawah 5%.terjaga di bawah 5%.terjaga di bawah 5%.terjaga di bawah 5%. Sampai dengan posisi akhir Juli 2009,
risiko kredit yang tercermin pada NPLs gross bank yang relatif
stabil dari 4,5% menjadi 4,6%. Stabilnya NPL tersebut, karena
kondisi perekonomian yang mulai membaik diiringi
perkembangan pertambahan PHK sektor industri yang terhenti.
Sehingga di kredit industri, terjadi penurunan nominal NPL sektor
industri pengolahan dari Rp 12,9 triliun menjadi Rp 12,7 triliun.
Grafik III.4NPLs Jenis Penggunaan
Lokasi BankLokasi Proyek
%
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7
40455055606570758085
InvestasiModal KerjaKonsumsi
%
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7
23456789
1011
batas NPL
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta28
Grafik III.5NPLs Sektor Ekonomi Utama
C. KREDIT UMKM (LOKASI PROYEK)Posisi kredit mikro, kecil dan menengah (MKM)Posisi kredit mikro, kecil dan menengah (MKM)Posisi kredit mikro, kecil dan menengah (MKM)Posisi kredit mikro, kecil dan menengah (MKM)Posisi kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) Bank di JakartaBank di JakartaBank di JakartaBank di JakartaBank di Jakarta
masih bertumbuh.masih bertumbuh.masih bertumbuh.masih bertumbuh.masih bertumbuh. Hingga Juli 2009 kredit MKM di Jakarta telah
tumbuh 7,4% (ytd), dan secara tahunan posisi kredit MKM
meningkat 16,2% (yoy) menjadi Rp 147,4 triliun. Secara jumlah
nominal, posisi kredit MKM1 di Jakarta tersebut masih tertinggi
dibandingkan dengan provinsi lain, menyusul kemudian adalah
Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
1 Termasuk kredit MKM oleh BPR, BPRS dan Bank Syariah namun tidak termasukkartu kredit
Tabel III.2Perkembangan Kredit UMKM
(Miliar Rp)
1. DKI Jakarta 133.817,4 143.407,7 147.407,2 20,8% 16,2% 7,4%2. Jawa Barat 103.425,1 108.727,3 109.882,8 15,5% 14,9% 7,6%3. Jawa Timur 78.499,4 81.425,3 81.834,9 11,5% 12,2% 5,9%4. Jawa Tengah 63.833,5 66.878,3 67.470,1 9,5% 12,7% 6,4%5. Sumatera Utara 34.552,2 36.292,4 36.606,3 5,2% 12,5% 6,1%6. Banten 29.148,9 29.274,3 29.310,6 4,1% 12,4% -1,9%7. Sulawesi Selatan 22.834,2 24.210,9 24.335,2 3,4% 16,7% 8,6%8. Riau 17.380,7 18.449,0 18.686,6 2,6% 17,4% 9,8%9. Bali 16.765,7 17.582,3 17.645,9 2,5% 17,3% 8,2%10. Sumatera Selatan 14.745,1 16.153,6 16.593,6 2,3% 25,2% 16,1%
Total 10 Propinsi 515.002,2 542.401,1 549.773,1 77,4% 14,8% 6,9%Propinsi Lainnya 148.794,8 158.935,4 160.271,8 18,8% 9,8%Total Kredit MKM Nasional 663.797,0 701.336,6 710.045,0 15,7% 7,5%
Baki Debet/OutstandingTw I Tw II Juli2009 2009 2009 Pangsa
PertumbuhanJul 08 - Jul 09
PertumbuhanDes 08 - Jul 09
KonstruksiPeng., Pergd., dan Kom.
Industri PengolahanPerdg, Rest, dan Hotel
%
2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7
0123456789
1011
batas NPL
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 29
PerkembanganSistem Pembayaran
bab 4
Perkembangan sistem pembayaran sampai triwulan III-
2009 masih tetap dapat memenuhi kebutuhan transaksi
perekonomian. Transaksi pembayaran nontunai dengan
menggunakan sarana BI Real Time Gross Settlement
(RTGS) masih tinggi baik dari sisi volume maupun nilai.
Sementara pelayanan nontunai lainnya (kliring) juga
menunjukkan kinerja membaik sebagaimana ditunjukkan
oleh rendahnya persentase tolakan kliring. Sementara
perkembangan kegiatan sistem pembayaran tunai di
wilayah DKI Jakarta relatif stabil dan dapat memenuhi
aktivitas kegiatan ekonomi. Selain itu, kegiatan
pemantauan terhadap uang palsu menunjukkan
penurunan persentase temuan bilyet uang palsu.
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta30
A. TRANSAKSI RTGSRata-rata volume maupun nilai transaksi dengan menggunakanRata-rata volume maupun nilai transaksi dengan menggunakanRata-rata volume maupun nilai transaksi dengan menggunakanRata-rata volume maupun nilai transaksi dengan menggunakanRata-rata volume maupun nilai transaksi dengan menggunakan
sarana RTGS tetap tinggi (Tabel IV.1).sarana RTGS tetap tinggi (Tabel IV.1).sarana RTGS tetap tinggi (Tabel IV.1).sarana RTGS tetap tinggi (Tabel IV.1).sarana RTGS tetap tinggi (Tabel IV.1). Nilai transaksi RTGS
dalam triwulan laporan mencapai Rp 62,1 triliun per hari dan
dari sisi volume sebanyak 19.661 transaksi per hari. Disamping
itu, penggunaan RTGS masih mendominasi pembayaran
nontunai yang nilai nominalnya mencapai lebih dari 95% dari
total nilai transaksi nontunai, karena mampu melayani
transaksi keuangan bernilai besar dan bersifat mendesak
(urgent) antara lain seperti transaksi di Pasar Uang AntarBank
(PUAB), transaksi di bursa saham, transaksi pemerintah,
transaksi valuta asing (valas). Pengguna sistem RTGS paling
banyak dilakukan oleh nasabah bank untuk jumlah transaksi
ke Jakarta dari luar Jakarta.
Tabel IV.1Transaksi RTGS Harian
RTGS (Rp Miliar) 77.568 93.101 95.038 97.597 106.742 83.953 82.046 65.490 59.093 72.102 62.799
Dari Jakarta 42.669 51.755 53.560 54.358 59.795 47.093 47.594 39.080 35.302 42.783 34.987
ke Jakarta(f-t) 17.399 20.803 21.123 21.472 23.358 18.120 17.434 13.637 11.985 15.320 9.084ke Luar Jakarta(f) 25.270 30.952 32.437 32.886 36.437 28.973 30.160 25.443 23.316 27.463 25.904
Ke Jakarta 34.899 41.346 41.478 43.239 46.947 36.860 34.452 26.409 23.791 29.320 27.811
dari Luar Jakarta(t) 34.899 41.346 41.478 43.239 46.947 36.860 34.452 26.409 23.791 29.320 27.811
RTGS (Volume) 18.251 20.412 21.278 23.696 25.170 22.797 20.761 20.854 18.947 20.396 19.661Dari Jakarta 9.180 10.259 10.635 11.963 12.180 11.071 11.678 11.914 10.606 11.502 10.528
ke Jakarta(f-t) 3.299 3.676 3.742 4.115 4.155 3.656 3.667 3.708 3.215 3.470 2.055
ke Luar Jakarta(f) 5.881 6.582 6.893 7.848 8.025 7.414 8.011 8.206 7.391 8.032 8.473Ke Jakarta 9.072 10.153 10.643 11.733 12.990 11.727 9.083 8.940 8.341 8.895 9.133
dari Luar Jakarta(t) 9.072 10.153 10.643 11.733 12.990 11.727 9.083 8.940 8.341 8.895 9.133
2007 2008
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2009
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 31
B. TRANSAKSI KLIRINGPenyelesaian rata-rata harian transaksi melalui kliring di JakartaPenyelesaian rata-rata harian transaksi melalui kliring di JakartaPenyelesaian rata-rata harian transaksi melalui kliring di JakartaPenyelesaian rata-rata harian transaksi melalui kliring di JakartaPenyelesaian rata-rata harian transaksi melalui kliring di Jakarta
pada triwulan III 2009 sedikit meningkat (Tabel IV.2). pada triwulan III 2009 sedikit meningkat (Tabel IV.2). pada triwulan III 2009 sedikit meningkat (Tabel IV.2). pada triwulan III 2009 sedikit meningkat (Tabel IV.2). pada triwulan III 2009 sedikit meningkat (Tabel IV.2). Rata-rata
harian nilai nominal transaksi kliring di triwulan laporan Rp 2,63
triliun, sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya (Rp 2,54 triliun). Demikian pula rata-rata harian
jumlah warkat kliring naik menjadi 188.912 warkat dibandingkan
triwulan sebelumnya 187.848 warkat. Peningkatan ini juga
dikonfirmasi dengan perkembangan jumlah giro di Jakarta
dibanding triwulan sebelumnya juga meningkat, dari 8,5% (yoy)
ke 15,8% (yoy). Faktor yang mempengaruhi peningkatan nilai
maupun jumlah warkat transaksi tersebut antara lain karena lebih
banyak transfer dengan nominal yang kecil.
Kualitas kliring di Jakarta pada triwulan III 2009 relatif baik (TabelKualitas kliring di Jakarta pada triwulan III 2009 relatif baik (TabelKualitas kliring di Jakarta pada triwulan III 2009 relatif baik (TabelKualitas kliring di Jakarta pada triwulan III 2009 relatif baik (TabelKualitas kliring di Jakarta pada triwulan III 2009 relatif baik (Tabel
IV. 3). IV. 3). IV. 3). IV. 3). IV. 3). Persentase rata-rata harian tolakan kliring terhadap total
rata-rata harian kliring, baik dari sisi jumlah warkat maupun
nilai transaksi relatif rendah. Persentase rata-rata harian nilai
nominal dan volume cek dan BG yang ditolak masing-masing
adalah 0,82% dan 0,34%. Terkait dengan upaya untuk
meningkatkan kualitas kliring, Bank Indonesia memberlakukan
penerbitan daftar hitam nasional penarik cek dan atau bilyet
giro kosong.
Tabel IV.2Rata-rata Harian Transaksi Kliring
2007 1 158.162 2.105
2 189.459 2.7593 196.663 2.998
4 198.518 3.095
2008 1 198.919 3.1742 217.356 3.499
3 225.148 3.648
4 213.995 3.5102009 1 190.947 2.994
2 187.848 2.538
3* 188.912 2.628
Triwulan Volume Nominal(miliar rupiah)
* data s.d. Agustus 2009
Tabel IV.3Tolakan Kliring
2007 1 14.193 642 2.105.110 158.162 0,67 0,41
2 12.368 605 2.759.094 189.459 0,45 0,32
3 14.479 480 2.998.294 196.663 0,48 0,244 12.926 537 3.094.510 198.518 0,42 0,27
2008 1 14.943 514 3.173.572 198.919 0,47 0,26
2 15.424 513 3.498.543 217.356 0,44 0,243 20.185 587 3.647.637 225.148 0,55 0,26
4 20.233 677 3.510.452 213.995 0,58 0,32
2009 1 19.249 625 2.993.592 190.947 0,64 0,332 20.226 606 2.538.039 187.848 0,80 0,32
3* 20.533 635 2.517.278 186.369 0,82 0,34
Triwulan
Penarikan Cek/BG Kosong Kliring Total Persentase
Nominal(juta Rupiah)
Volume(lembar)
Nominal(juta Rupiah)
Volume(lembar)
Nominal(%)
Volume(%)
* data s.d. Juli 2009
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta32
C. TRANSAKSI TUNAIKegiatan sistem pembayaran tunai di wilayah DKI Jakarta relatifKegiatan sistem pembayaran tunai di wilayah DKI Jakarta relatifKegiatan sistem pembayaran tunai di wilayah DKI Jakarta relatifKegiatan sistem pembayaran tunai di wilayah DKI Jakarta relatifKegiatan sistem pembayaran tunai di wilayah DKI Jakarta relatif
stabil dan dapat memenuhi aktivitas kegiatan ekonomi. stabil dan dapat memenuhi aktivitas kegiatan ekonomi. stabil dan dapat memenuhi aktivitas kegiatan ekonomi. stabil dan dapat memenuhi aktivitas kegiatan ekonomi. stabil dan dapat memenuhi aktivitas kegiatan ekonomi. Seiring
dengan peningkatan aktivitas ekonomi, maka penggunaan uang
tunai kembali meningkat baik dilihat dari arus outflow maupun
inflow. Dilihat dari sisi outflow, pada triwulan laporan arus
outflow masih meningkat dibanding triwulan II 2009, meskipun
pada triwulan II 2009 peningkatan outflow sudah cukup tinggi.
Hal tersebut ditengarai sebagai pengaruh musiman mendekati
hari raya keagamaan (Idul Fitri) dan dicetaknya uang dengan
denominasi baru. Dari sisi inflow, setoran yang dilakukan bank
meningkat antara lain bersumber dari jumlah uang tidak layak
edar yang disetorkan ke Bank Indonesia. Disamping sudah dapat
memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat, kualitas dari sistem
pembayaran tunai juga mengalami perbaikan sebagaimana
ditujukkan oleh penurunan persentase temuan bilyet uang palsu.
Persentase penurunan temuan bilyet uang palsu pada triwulan
III 2009 (s.d. Agustus 2009) mencapai 87,8% dibanding temuan
pada triwulan II 2009 (28,9%).
Grafik IV.1Rata-rata Harian Arus Uang Tunai BI Jakarta
Inflow Outflow* data sementara
050
100150200250300350400450500
Rp Milliar/hari
2006 2007 2008 20091 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 33
Keuangan Daerah
bab 5
Realisasi APBD Pemprov DKI Jakarta hingga triwulan
III-2009 menunjukkan perbaikan dibanding tahun
sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari angka realisasi
belanja triwulan III-2009 APBD DKI Jakarta yang
mencapai 42,5%, sedikit lebih tinggi daripada tahun
2008 (42,2%). Faktor yang mendukung meningkatnya
realisasi APBD adalah relatif lebih cepatnya pengesahan
APBD Jakarta 2009 dibandingkan APBD 2008, selain
beberapa upaya percepatan yang ditempuh Pemprov
DKI Jakarta.
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta34
APBD DKI Jakarta tahun 2009 mengalami peningkatanAPBD DKI Jakarta tahun 2009 mengalami peningkatanAPBD DKI Jakarta tahun 2009 mengalami peningkatanAPBD DKI Jakarta tahun 2009 mengalami peningkatanAPBD DKI Jakarta tahun 2009 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun lalu dan disetujui lebih awaldibandingkan dengan tahun lalu dan disetujui lebih awaldibandingkan dengan tahun lalu dan disetujui lebih awaldibandingkan dengan tahun lalu dan disetujui lebih awaldibandingkan dengan tahun lalu dan disetujui lebih awal
dibandingkan tahun lalu. dibandingkan tahun lalu. dibandingkan tahun lalu. dibandingkan tahun lalu. dibandingkan tahun lalu. APBD DKI Jakarta 2009 sudah disetujui
berdasarkan Perda No.1/2009 tanggal 8 Januari 2009, lebih
cepat dibandingkan tahun 2008 (Perda No. 2/2008 tanggal 18
Maret 2008). APBD Jakarta 2009 terjadi peningkatan sekitar
Rp 1,6 triliun dibandingkan APBD 2008. Pada pos belanja,
belanja modal meningkat sekitar 16% sementara belanja
administrasi/operasional meningkat 8%. Di sisi pos pendapatan,
pendapatan asli daerah (PAD) dianggarkan meningkat 7%,
sementara pendapatan dari dana perimbangan bagi hasil pajak
naik sekitar 14%.
A. REALISASI BELANJA APBD 2009Realisasi belanja daerah sementara menunjukkan kinerja yangRealisasi belanja daerah sementara menunjukkan kinerja yangRealisasi belanja daerah sementara menunjukkan kinerja yangRealisasi belanja daerah sementara menunjukkan kinerja yangRealisasi belanja daerah sementara menunjukkan kinerja yang
baik mencapai Rp 9,4 triliun (42,5%). baik mencapai Rp 9,4 triliun (42,5%). baik mencapai Rp 9,4 triliun (42,5%). baik mencapai Rp 9,4 triliun (42,5%). baik mencapai Rp 9,4 triliun (42,5%). Belanja administrasi dan
operasional yang terserap mencapai 47,3% atau Rp7,6 triliun
dari alokasi Rp 16,1 triliun. Sementara itu, belanja modal
mencapai 29,9% atau Rp1,8 triliun dari alokasi Rp 5,9 triliun.
Triwulan selanjutnya, diharapkan realisasi belanja modal ini akan
meningkat lebih besar seiring pelaksanaan kegiatan yang selesai
tender, sehingga fungsi belanja modal untuk insentif fiskal bagi
kegiatan investasi di Jakarta dapat optimal.Grafik V.2Proporsi Belanja Pegawai dan Belanja Modal
dalam Belanja Daerah
Grafik V.1Proporsi PAD dan dana Perimbangan dalam
Penerimaan Daerah
Tabel V.1APBD DKI Jakarta dan Realisasi (Miliar Rupiah) per Triwulan III
Belanja Administrasi dan Ops 14.934,1 7.938,7 53,2 16.109,4 7.622,1 47,3
Belanja Modal 5.107,4 669,9 13,1 5.944,9 1.778,3 29,9
Total Belanja Daerah 20.523,3 8.663,7 42,2 22.139,5 9.400,4 42,5
AnggaranPerubahan
2008Uraian (Rp Miliar)
RealisasiTw III 2008 %
Anggaran2009
RealisasiTw III 2009 %
Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah
Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah
Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan
2005 2006 2007 2008 20090%
10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah
Belanja Administrasi dan Ops Belanja Modal
2005 2006 2007 2008 20090%
10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 35
Pemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya percepatanPemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya percepatanPemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya percepatanPemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya percepatanPemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya percepatan
penyerapan belanja APBD 2009.penyerapan belanja APBD 2009.penyerapan belanja APBD 2009.penyerapan belanja APBD 2009.penyerapan belanja APBD 2009. Salah satu upaya Pemprov DKI
yaitu dengan menargetkan 10 satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) dengan alokasi dana terbesar di APBD 2009 untuk
menyerap anggaran minimal 87%. Hal yang mendukung
tercapainya target tersebut karena mulai akhir triwulan III-2009
banyak kegiatan yang sudah ditender dan akan segera dimulai
kegiatannya.
Tabel V.2Realisasi Belanja di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SPKD)
Asisten Pemerintahan 16 351
Asisten Perekonomian dan Administrasi 9 80
Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup 23 41Asisten Kesejahteraan Masyarakat 29 132
Di Luar Asisten 2 25
Rekapitulasi SKPD (Unit SKPD)Realisasi Belanja
0 - 20% 21 - 100%
B. REALISASI PENDAPATAN APBD 2009Pemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya untukPemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya untukPemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya untukPemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya untukPemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya untuk
mengoptimalkan pendapatan. mengoptimalkan pendapatan. mengoptimalkan pendapatan. mengoptimalkan pendapatan. mengoptimalkan pendapatan. Untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak hotel, restoran,
parkir, dan tempat hiburan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
tengah menyiapkan sistem online. Penerapan pajak online
sedang dalam proses lelang dan diperkirakan dapat
direalisasikan pada awal triwulan IV-2009. Sementara untuk
meningkatkan perolehan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
Pemda melakukan Pekan Panutan Pajak Bumi dan Bangunan
2009, untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak membayar
pajak lebih awal. Selain itu, Pemprov akan menambah gerai
pajak di sejumlah pusat perbelanjaan modern, menyusul
keberhasilan tiga unit gerai pajak yang sudah beroperasi sejak
awal triwulan II-2009.
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 37
Outlook KondisiEkonomi dan Inflasi
bab 6
Seiring dengan semakin membaiknya beberapa indikator
ekonomi utama Jakarta dan kondisi ekonomi global,
pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV-09
diprakirakan akan terus membaik dan tumbuh sebesar
5,2%-5,6% (yoy). Dengan perkembangan tersebut maka
pertumbuhan ekonomi Jakarta pada keseluruhan tahun
2009 diprakirakan sebesar 5,0-5,4% (yoy). Pertumbuhan
tersebut diatas pertumbuhan nasional yang
diproyeksikan hanya sebesar 4,0-4,5% (yoy).
Peningkatan tersebut diprakirakan akan ditopang oleh
tingkat konsumsi RT yang masih kuat, serta terus
membaiknya kinerja ekspor. Sementara dari sisi sektoral,
seluruh sektor utama yaitu sektor keuangan,
perdagangan, dan industri diperkirakan masih akan
meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi dunia dan
domestik. Sementara itu, inflasi regional Jakarta pada
akhir triwulan IV-09 diperkirakan masih terjaga dan
berada pada level yang paling rendah dalam rentang
pola historisnya.
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta38
A. ASUMSI DAN SKENARIO YANGDIGUNAKANKondisi Perekonomian Internasional danDomestikProses pemulihan yang terjadi pada perekonomian global terusProses pemulihan yang terjadi pada perekonomian global terusProses pemulihan yang terjadi pada perekonomian global terusProses pemulihan yang terjadi pada perekonomian global terusProses pemulihan yang terjadi pada perekonomian global terus
menunjukkan indikasi yang semakin menguat dan merata dimenunjukkan indikasi yang semakin menguat dan merata dimenunjukkan indikasi yang semakin menguat dan merata dimenunjukkan indikasi yang semakin menguat dan merata dimenunjukkan indikasi yang semakin menguat dan merata di
berbagai negara. berbagai negara. berbagai negara. berbagai negara. berbagai negara. Hasil proyeksi proyeksi pertumbuhan 2009
World Economic Outlook(WEO) yang dikeluarkan oleh IMF per
Oktober 2009 (-1,1%) menunjukkan proyeksi yang lebih tinggi
dibandingkan Juli 2009 (-1,4%). Perbaikan yang paling tampak
adalah di negara-negara emerging market Asia, terutama China
dan ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan
Vietnam). Sementara di negara maju, kontraksi ekonomi mulai
melambat. Dari berbagai indikator makro ekonomi global,
terlihat optimisme pemulihan ekonomi global semakin menguat.
Sumber : World Economic Outlook, Oktober 2009
Tabel VI.1Perkembangan Proyeksi Pertumbuhan Global
Output Dunia 5,2 3,0 -1,1 3,1 0,3 0,6Negara Maju 2,7 0,6 -3,4 1,3 0,4 0,7
Negara Berkembang 8,3 6,0 1,7 5,1 0,2 0,4Volume Perdagangan Dunia 7,3 3,0 -11,9 2,5 0,3 1,5
YoY (%)Proyeksi Selisih Dengan Perkiraan Juli 2009
2007 2008 2009 2010 2009 2010
Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi lebih baikProspek pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi lebih baikProspek pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi lebih baikProspek pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi lebih baikProspek pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi lebih baik
dari prakiraan semula. dari prakiraan semula. dari prakiraan semula. dari prakiraan semula. dari prakiraan semula. Hal tersebut terutama didukung oleh
pertumbuhan konsumsi swasta yang masih kuat, kinerja ekspor
yang lebih tinggi dari perkiraan semula, serta stimulus
Pemerintah. Kinerja konsumsi swasta yang masih kuat didukung
oleh tingkat keyakinan konsumen yang tinggi sejalan dengan
inflasi dan suku bunga yang rendah serta dampak dari
pendapatan ekspor yang meningkat. Sementara itu, perbaikan
kinerja ekspor dipengaruhi oleh proses perbaikan ekonomi
global yang semakin kuat, serta peningkatan harga komoditas
baik non migas maupun migas. Investasi diperkirakan masih
tumbuh terbatas terkait dengan tingkat utilisasi kapasitas
produksi yang masih rendah. Stimulus fiskal Pemerintah juga
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 39
mampu menopang kinerja ekonomi domestik tercermin pada
pertumbuhan konsumsi dan investasi Pemerintah yang cukup
tinggi. Dari sisi penawaran, pertumbuhan berbagai sektor
diperkirakan mulai berada pada tahapan yang meningkat. Hal
ini sejalan dengan permintaan domestik dan eksternal terhadap
sektor-sektor tradable yang meningkat. Dengan perkembangan
tersebut, perekonomian Indonesia di tahun 2009 diperkirakan
tumbuh 4,0-4,5%, lebih baik dari perkiraan semula 3,5-4,0%.
Skenario Kebijakan FiskalTarget Pemerintah Provinsi Jakarta untuk percepatan realisasiTarget Pemerintah Provinsi Jakarta untuk percepatan realisasiTarget Pemerintah Provinsi Jakarta untuk percepatan realisasiTarget Pemerintah Provinsi Jakarta untuk percepatan realisasiTarget Pemerintah Provinsi Jakarta untuk percepatan realisasi
anggaran belanja akan membantu perbaikan laju perekonomiananggaran belanja akan membantu perbaikan laju perekonomiananggaran belanja akan membantu perbaikan laju perekonomiananggaran belanja akan membantu perbaikan laju perekonomiananggaran belanja akan membantu perbaikan laju perekonomian
Jakarta. Jakarta. Jakarta. Jakarta. Jakarta. Target yang dicanangkan untuk penyerapan anggaran
pada triwulan IV-2009 adalah 90 persen diharapkan menjadi
stimulus pembangunan Jakarta. Di sisi pendapatan, terdapat
potensi pengurangan pendapatan dari pajak penghasilan
(PPh21), dapat berfungsi sebagai stimulus fiskal untuk kegiatan
konsumsi.
Perhatian Pemerintah Daerah terhadap UMKM yang dilakukanPerhatian Pemerintah Daerah terhadap UMKM yang dilakukanPerhatian Pemerintah Daerah terhadap UMKM yang dilakukanPerhatian Pemerintah Daerah terhadap UMKM yang dilakukanPerhatian Pemerintah Daerah terhadap UMKM yang dilakukan
melalui stimulus fiskal yang dialokasikan dalam APBD.melalui stimulus fiskal yang dialokasikan dalam APBD.melalui stimulus fiskal yang dialokasikan dalam APBD.melalui stimulus fiskal yang dialokasikan dalam APBD.melalui stimulus fiskal yang dialokasikan dalam APBD.
Sumbangan UMKM terhadap perekonomian sebesar 56,1%
dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 97,3% (data BPS
tahun 2007). Untuk sektor UMKM, Pemprov menganggarkan
dana bergulir yang diambil dari APBD.
B. PERTUMBUHAN EKONOMI1. Sisi PermintaanPerkembangan ekonomi internasional dan domestik yangPerkembangan ekonomi internasional dan domestik yangPerkembangan ekonomi internasional dan domestik yangPerkembangan ekonomi internasional dan domestik yangPerkembangan ekonomi internasional dan domestik yang
membaik mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta padamembaik mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta padamembaik mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta padamembaik mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta padamembaik mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta pada
triwulan IV-2009 akan semakin membaik dibandingkan triwulantriwulan IV-2009 akan semakin membaik dibandingkan triwulantriwulan IV-2009 akan semakin membaik dibandingkan triwulantriwulan IV-2009 akan semakin membaik dibandingkan triwulantriwulan IV-2009 akan semakin membaik dibandingkan triwulan
III-2009 dalam kisaran 5,2 - 5,6%.III-2009 dalam kisaran 5,2 - 5,6%.III-2009 dalam kisaran 5,2 - 5,6%.III-2009 dalam kisaran 5,2 - 5,6%.III-2009 dalam kisaran 5,2 - 5,6%. Peningkatan pertumbuhan
ekonomi terutama dipengaruhi kuatnya konsumsi dan perbaikan
ekspor. Konsumsi menguat karena permintaan domestik yang
masih tinggi. Ekspor DKI Jakarta diprakirakan akan membaik,
dengan membaiknya kondisi ekonomi negara berkembang Asia
terutama Cina dan India. Perkembangan impor juga akan
meningkat sejalan dengan perbaikan ekspor. Sementara
investasi diperkirakan perbaikannya terbatas.
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta40
Konsumsi diproyeksikan akan kembali membaik dengan lajuKonsumsi diproyeksikan akan kembali membaik dengan lajuKonsumsi diproyeksikan akan kembali membaik dengan lajuKonsumsi diproyeksikan akan kembali membaik dengan lajuKonsumsi diproyeksikan akan kembali membaik dengan laju
pertumbuhan sebesar sekitar 6,4-6,8%(yoy).pertumbuhan sebesar sekitar 6,4-6,8%(yoy).pertumbuhan sebesar sekitar 6,4-6,8%(yoy).pertumbuhan sebesar sekitar 6,4-6,8%(yoy).pertumbuhan sebesar sekitar 6,4-6,8%(yoy). Optimisme
peningkatan pertumbuhan konsumsi pada satu triwulan ke
depan seiring dengan membaiknya beberapa indikator dini dan
akan datangnya kegiatan keagamaan kembali dan persiapan
perayaan tahun baru. Indikator penjualan beberapa barang
tahan lama-yang sering digunakan sebagai indikator utama
untuk konsumsi- menunjukkan tren pertumbuhan yang terus
menaik. Adanya kegiatan seperti Natal dan tahun baru pada
bulan Desember diperkirakan akan kembali mendorong
konsumsi masyarakat. Ekspektasi masyarakat Jakarta terhadap
penghasilan, ketersediaan tenaga kerja, dan kondisi ekonomi
6 bulan akan datang juga masih menunjukkan optimisme
masyarakat (grafik VI.1).
Investasi diproyeksikan sedikit tumbuh membaik meskipunInvestasi diproyeksikan sedikit tumbuh membaik meskipunInvestasi diproyeksikan sedikit tumbuh membaik meskipunInvestasi diproyeksikan sedikit tumbuh membaik meskipunInvestasi diproyeksikan sedikit tumbuh membaik meskipun
terbatas pada triwulan IV-2009, dengan laju pertumbuhan 4,2-terbatas pada triwulan IV-2009, dengan laju pertumbuhan 4,2-terbatas pada triwulan IV-2009, dengan laju pertumbuhan 4,2-terbatas pada triwulan IV-2009, dengan laju pertumbuhan 4,2-terbatas pada triwulan IV-2009, dengan laju pertumbuhan 4,2-
4,6%.4,6%.4,6%.4,6%.4,6%. Kebutuhan untuk ekspansi usaha sebagaimana tercermin
dari data konsumsi semen, konsumsi listrik industri, dan impor
barang modal hanya ada sedikit peningkatan. Masih adanya
peningkatan tipis tersebut karena ekspektasi kegiatan bisnis dan
dunia usaha 6 bulan mendatang mulai optimis (grafik VI.2),
didukung masih adanya stimulus fiskal infrastruktur yang akan
dipacu pada triwulan IV-2009, terutama untuk realisasi
berjalannya proyek infrastruktur di Jakarta (BKT, JORR W2 dan
perbaikan infrastruktur).
* angka sementara BPS DKI Jakartap proyeksi BI
Tabel VI.2Pertumbuhan Ekonomi dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jakarta
D K IProyeksi
2009
2008 20092008
I II III IV I* II*
meningkatmelambat
ProyeksiTw III
ProyeksiTw IV
Konsumsi 7,7 6,1 6,4 6,5 6,7 6,2 6,4 6,4 - 6,7 6,4 - 6,8 6,2 - 6,6Investasi 8,3 8,6 8,9 8,1 8,5 4,0 4,2 4,1 - 4,5 4,2 - 4,6 4,0 - 4,4Ekspor 6,4 0,8 0,5 0,7 2,0 0,6 -1,7 (0,7) - (0,3) 0,2 - 0,6 (0,5) - (0,1)Impor 17,3 12,5 8,5 12,9 12,6 5,9 2,4 2,4 - 2,8 2,6 - 3,0 3,2 - 3,6Net Ekspor -24,3 -33,8 -29,3 -40,4 -30,7 -22,8 -22,3 (18,1 ) - (17,7) (14,8) - (15,2) (19,7 ) - (19,3)
P D R B 6,3 6,1 6,1 6,2 6,2 5,2 5,0 4,9 - 5,3 5,2 - 5,6 5,0 - 5,4
Grafik VI.1Ekspektasi Konsumen 6 Bulan Ke Depan
(SK-BI)
Indeks
2007 2008 2009
40
60
80
100
120
140
160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yadKondisi ekonomi 6 bulan yad (rhs)Ekspektasi penghasilan 6 bulan yad
Grafik VI.2Ekspektasi Situasi Bisnis dan Kegiatan
Dunia Usaha (SKDU-BI)
Sumber : SKDU-BI
Indeks SBT
-15-10
-505
10152025303540
2006 2007 2008 2009Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3p
Ekspektasi Kegiatan Dunia UsahaEkspektasi Situasi Bisnis
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 41
Ekspor dan impor pada triwulan IV-2009 diproyeksikanEkspor dan impor pada triwulan IV-2009 diproyeksikanEkspor dan impor pada triwulan IV-2009 diproyeksikanEkspor dan impor pada triwulan IV-2009 diproyeksikanEkspor dan impor pada triwulan IV-2009 diproyeksikan
meningkat, dengan laju pertumbuhan masing-masing 0,2-0,6%meningkat, dengan laju pertumbuhan masing-masing 0,2-0,6%meningkat, dengan laju pertumbuhan masing-masing 0,2-0,6%meningkat, dengan laju pertumbuhan masing-masing 0,2-0,6%meningkat, dengan laju pertumbuhan masing-masing 0,2-0,6%
dan 2,6-3,0%. dan 2,6-3,0%. dan 2,6-3,0%. dan 2,6-3,0%. dan 2,6-3,0%. Perbaikan pertumbuhan ekspor DKI Jakarta
dipengaruhi oleh permintaan negara berkembang Asia yang
membaik, bahkan proyeksi volume perdagangan dunia akhir
2009 lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Seiring perbaikan
ekspor, impor di triwulan IV-2009 diperkirakan juga tumbuh
meningkat. Faktor yang mempengaruhi adalah kebutuhan
industri berorientasi ekspor yang mulai tumbuh, ditambah
dengan kenaikan permintaan karena untuk konsumsi Jakarta
yang menguat.
2. Sisi PenawaranDi sisi penawaran, seiring membaiknya komponen permintaan,Di sisi penawaran, seiring membaiknya komponen permintaan,Di sisi penawaran, seiring membaiknya komponen permintaan,Di sisi penawaran, seiring membaiknya komponen permintaan,Di sisi penawaran, seiring membaiknya komponen permintaan,
semua sektor diproyeksikan meningkat. semua sektor diproyeksikan meningkat. semua sektor diproyeksikan meningkat. semua sektor diproyeksikan meningkat. semua sektor diproyeksikan meningkat. Sektor yang terkait
konsumsi misalnya perdagangan, pengangkutan, dan keuangan
masih tumbuh meningkat. Demikian pula yang terkait investasi,
misalnya sektor bangunan. Sektor industri manufaktur seiring
membaiknya ekspor dan impor diproyeksikan tumbuh lebih
tinggi dari triwulan sebelumnya.
* angka sementara BPS DKI Jakartap proyeksi BI
Tabel VI.3Pertumbuhan Ekonomi dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
D K IProyeksi
2009
2008 20092008
I II III IV I* II* ProyeksiTw III
ProyeksiTw IV
meningkatmelambat
Pertanian 1,4 -0,3 0,7 1,4 0,8 1,4 -0,4 (0,1)- 0,3 0,1 - 0,5 0,1 - 0,5Pertambangan 1,5 0,1 -0,3 0,0 1,3 0,4 3,9 3,8 - 4,2 3,9 - 4,3 2,9 - 3,3Industri 4,1 3,8 3,9 3,6 4,0 1,7 0,1 0,3 - 0,8 0,8 - 1,2 0,6 - 1,0Listrik 6,8 7,0 5,6 5,9 6,3 6,2 4,8 4,8 - 5,2 5,0 - 5,4 5,1 - 6,5Bangunan 7,5 7,6 7,8 7,8 7,8 6,3 6,5 6,4 - 6,8 6,6 - 7,0 6,3 - 6,7Perdagangan 6,9 6,3 6,1 5,7 6,3 3,9 4,4 4,3 -4,7 4,4 - 4,8 4,1 - 4,5Pengangkutan 15,0 14,8 15,0 15,0 15,0 15,6 15,2 15,1 -15,5 15,2 - 15,6 15,2 - 15,6Keuangan 4,1 4,2 4,2 4,8 4,0 4,3 4,0 4,0 - 4,4 4,1 - 4,5 4,0 - 4,4Jasa-jasa 6,3 6,1 6,0 5,9 6,0 5,5 5,9 5,7 - 6,1 5,7 - 6,1 5,6 - 6,0
PDRB 6,3 6,1 6,1 6,2 6,2 5,2 5,0 4,9 - 5,3 5,2 - 5,6 5,0 - 5,4
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta42
Sektor IndustriPertumbuhan di sektor industri diproyeksikan meningkat denganPertumbuhan di sektor industri diproyeksikan meningkat denganPertumbuhan di sektor industri diproyeksikan meningkat denganPertumbuhan di sektor industri diproyeksikan meningkat denganPertumbuhan di sektor industri diproyeksikan meningkat dengan
perkiraan laju pertumbuhan sebesar 0,8 √ 1,2%.perkiraan laju pertumbuhan sebesar 0,8 √ 1,2%.perkiraan laju pertumbuhan sebesar 0,8 √ 1,2%.perkiraan laju pertumbuhan sebesar 0,8 √ 1,2%.perkiraan laju pertumbuhan sebesar 0,8 √ 1,2%. Sektor industri
diperkirakan akan terus membaik seiring dengan membaiknya
ekspor dan impor. Bahkan dengan tetap tingginya konsumsi
domestik, menyebabkan sumbangan sektor industri ke
perekonomian Jakarta akan bertambah besar. Kondisi tersebut
secara tidak langsung cenderung mendorong pertambahan PHK
tidak berlanjut.
Sektor BangunanSektor bangunan diproyeksikan akan lebih tinggi dibandingkanSektor bangunan diproyeksikan akan lebih tinggi dibandingkanSektor bangunan diproyeksikan akan lebih tinggi dibandingkanSektor bangunan diproyeksikan akan lebih tinggi dibandingkanSektor bangunan diproyeksikan akan lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan periode sebelumnya yaitu 6,6√7,0%.dengan pertumbuhan periode sebelumnya yaitu 6,6√7,0%.dengan pertumbuhan periode sebelumnya yaitu 6,6√7,0%.dengan pertumbuhan periode sebelumnya yaitu 6,6√7,0%.dengan pertumbuhan periode sebelumnya yaitu 6,6√7,0%.
Peningkatan tersebut seiring pembangunan swasta untuk
menambah pasokan properti apartemen (grafik VI.3) dan
properti retail untuk disewakan dan dijual (grafik VI.4).
Sementara itu, beberapa proyek infrastruktur yang akan terus
berlangsung, diantaranya Banjir Kanal Timur, akan diselesaikan
pembebasan lahan untuk trase basah (saluran air), yang
langsung diikuti pengerukan tanah dan pembuatan turap;
pembangunan jalan tol JORR W2 dilanjutkan upaya pembebasan
lahan, kemudian dilanjutkan tender pekerjaan konstruksi;
rehabilitasi infrastruktur, misalnya pengerjaan jalan tembus,
pengerukan sungai dan perbaikan jalan rusak; dan untuk
mencapai target pembangunan rusunawa (rumah susun
sederhana sewa) yang pada semester II 2009, direncanakan
penambahan pembangunan untuk 2000 unit baru.
Sektor PerdaganganSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diproyeksikan tumbuhSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diproyeksikan tumbuhSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diproyeksikan tumbuhSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diproyeksikan tumbuhSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diproyeksikan tumbuh
meningkat 4,4%-4,8%. meningkat 4,4%-4,8%. meningkat 4,4%-4,8%. meningkat 4,4%-4,8%. meningkat 4,4%-4,8%. Indikator yang menunjukkan optimisme
bahwa sektor ini masih meningkat adalah hotel bintang 5 masih
akan menambah jumlah kamar hingga akhir 2009 (grafik VI.5).
Selain itu, optimisme juga didorong oleh masih membaiknya
daya beli masyarakat serta perbaikan perekonomian global, yang
akan mendorong wisatawan asing datang ke Indonesia, selain
itu keberhasilan pemerintah menangkap teroris akan menambah
prospek positif citra parawisata Indonesia sehingga
meningkatkan subsektor hotel dan restoran.
Grafik VI.3Prospek Properti Apartemen
Grafik VI.4Prospek Properti Perdagangan
Grafik VI.5Prospek Penambahan Kamar Hotel
Sumber : Colliers International Indonesia - Research Department
4 star 5 star3 star
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
02005 2006 2007 2008 1Q09 2Q09 2009P 2010P 2011P 2012P
Sumber : Colliers International Indonesia - Research Department
for Strata-title Sale (sq m)for Lease (sq m)
20002001
20022003
20042005
20062007
20082Q2009
2009(p)2010(p)
2011(p)
3.500.000
3.000.000
2.500.000
2.000.000
1.500.000
1.000.000
500.000
0
2012(p)
Total Unit
Sumber : Colliers International Indonesia - Research Department
2000
Take Up Rate120.000
100.000
80.000
60.000
40.000
20.000
0
100%90%80%70%60%50%40%30%20%10%0%
20012002
20032004
20052006
20072008
1Q20092Q2009
2009(p)2010(p)
Cumulative Demand Take-Up RateCumulative Supply
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 43
Sektor Pengangkutan dan KomunikasiSektor pengangkutan diproyeksikan tetap tumbuh tinggi dalamSektor pengangkutan diproyeksikan tetap tumbuh tinggi dalamSektor pengangkutan diproyeksikan tetap tumbuh tinggi dalamSektor pengangkutan diproyeksikan tetap tumbuh tinggi dalamSektor pengangkutan diproyeksikan tetap tumbuh tinggi dalam
kisaran 15,2%-15,6%. kisaran 15,2%-15,6%. kisaran 15,2%-15,6%. kisaran 15,2%-15,6%. kisaran 15,2%-15,6%. Pertumbuhan sektor ini masih ada
optimisme peningkatan, berasal antara lain dari membaiknya
infrastruktur sub sektor transportasi dalam kota misalnya bus
trans Jakarta dan kereta api. Beberapa jalur dan stasiun kereta
api akan direvitalisasi kembali untuk menambah transportasi
massal berbasis kereta api.
Sektor Keuangan dan PersewaanSektor keuangan dan persewaan diproyeksikan tumbuh moderatSektor keuangan dan persewaan diproyeksikan tumbuh moderatSektor keuangan dan persewaan diproyeksikan tumbuh moderatSektor keuangan dan persewaan diproyeksikan tumbuh moderatSektor keuangan dan persewaan diproyeksikan tumbuh moderat
pada kisaran 4,1%-4,5%. pada kisaran 4,1%-4,5%. pada kisaran 4,1%-4,5%. pada kisaran 4,1%-4,5%. pada kisaran 4,1%-4,5%. Seiring dengan prakiraan membaiknya
perekonomian domestik dan global, maka diharapkan kegiatan
di bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB) melalui
penyaluran kredit akan meningkat, sementara itu optimisme
ekonomi ke depan akan juga diikuti dengan aktivitas pasar
saham yang semakin tinggi. Selain itu, meningkatnya permintaan
sewa ruang kantor (grafik VI.6) diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang positif di sektor ini.
C. INFLASIInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakanInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakanInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakanInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakanInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakan
masih terjaga dan berada pada level yang rendah. masih terjaga dan berada pada level yang rendah. masih terjaga dan berada pada level yang rendah. masih terjaga dan berada pada level yang rendah. masih terjaga dan berada pada level yang rendah. Faktor
pendorong stabilnya inflasi antara lain terjaganya pasokan dan
distribusi bahan makanan, minimalnya kebijakan peningkatan
administered price, dan masih terdapatnya kapasitas produksi
yang dapat ditingkatkan. Dengan perkembangan inflasi yang
stabil di triwulan IV-2009, inflasi tahun 2009 diproyeksikan akan
lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan
bahkan berpotensi dibawah 5%.
D. FAKTOR RISIKOMeskipun terdapat optimisme bahwa perekonomian JakartaMeskipun terdapat optimisme bahwa perekonomian JakartaMeskipun terdapat optimisme bahwa perekonomian JakartaMeskipun terdapat optimisme bahwa perekonomian JakartaMeskipun terdapat optimisme bahwa perekonomian Jakarta
akan membaik pada triwulan ke depan namun terdapatakan membaik pada triwulan ke depan namun terdapatakan membaik pada triwulan ke depan namun terdapatakan membaik pada triwulan ke depan namun terdapatakan membaik pada triwulan ke depan namun terdapat
beberapa risiko yang dapat membawa proyeksi mengarah padabeberapa risiko yang dapat membawa proyeksi mengarah padabeberapa risiko yang dapat membawa proyeksi mengarah padabeberapa risiko yang dapat membawa proyeksi mengarah padabeberapa risiko yang dapat membawa proyeksi mengarah pada
batas bawah. batas bawah. batas bawah. batas bawah. batas bawah. Dari sisi eksternal, masih tingginya faktor
ketidakpastian ekonomi global dikhawatirkan akan dapat
berpengaruh pada perekonomian Indonesia, misalnya risiko
Grafik VI.6Prospek Properti Perkantoran
Sumber : Colliers International Indonesia - Research Department
2000
90%
20012002
20032004
20052006
20072008
2009(p)2010(p)
5.000.000
4.000.000
3.000.000
2.000.000
1.000.000
0
95%
80%
85%
70%
75%
DemandSupply Occupancy Rate
Triwulan III - 2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta44
tingkat pengangguran yang masih tinggi di negara-negara maju
yang akan menjadi kendala bagi perbaikan kinerja
perekonomian global lebih lanjut. Apabila perekonomian global
kembali memburuk maka hal tersebut dapat berdampak negatif
kepada perekonomian Indonesia, terutama melalui ekspor. Dari
sisi internal, risiko muncul apabila tidak tercapainya target
percepatan realisasi belanja APBD dan terhambatnya program
stimulus fiskal Pemerintah, terutama proyek infrastuktur.
Di sisi harga, terdapat beberapa faktor risiko yang dapatDi sisi harga, terdapat beberapa faktor risiko yang dapatDi sisi harga, terdapat beberapa faktor risiko yang dapatDi sisi harga, terdapat beberapa faktor risiko yang dapatDi sisi harga, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat
membawa inflasi dapat lebih tinggi dari yang diprakirakan yaitu,membawa inflasi dapat lebih tinggi dari yang diprakirakan yaitu,membawa inflasi dapat lebih tinggi dari yang diprakirakan yaitu,membawa inflasi dapat lebih tinggi dari yang diprakirakan yaitu,membawa inflasi dapat lebih tinggi dari yang diprakirakan yaitu,
pertama dampak kenaikan harga beberapa komoditas
administered seperti elpiji dan tol diperkirakan akan berdampak
kepada kenaikan inflasi, kedua kebijakan Pemda untuk
meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui kenaikan
tarif dan retribusi daerah diperkirakan berpotensi meningkatkan
harga barang, ketiga gangguan alam seperti potensi dampak
El Nino serta potensi dampak gempa terhadap daerah pertanian,
yang mengganggu pasokan pangan DKI. Hal ini karena struktur
perdagangan DKI Jakarta masih disokong oleh daerah lain.
Misalnya beras, lebih dari 75 % berasal dari daerah Jawa Barat
seperti Karawang dan Cirebon.