23
KAJIAN EMPIRIS ATAS PERILAKU BELAJAR, EFIKASI DIRI DAN KECERDASAN EMOSIONAL YANG BERPENGARUH PADA STRESS KULIAH PADA MAHASISWA AKUNTANSI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI SURAKARTA Endang Saryanti STIE AUB Surakarta Abstraksi Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi pengaruh perilaku belajar, efikasi diri dan kecerdasan emosional terhadap stress kuliah mahasiswa secara parsi al dan bersama-sama. Penelitian ini merupakan penelitian survey yang dilakukan pada mahasiswa Akuntansi di Perguruan Tinggi di Surakarta. Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah accidental sampling, yaitu peneliti mengambil anggota populasi y ang secara acak yang ditemui oleh peneliti. Jenis data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data menggunakan data primer dan dat asekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan studi pustaka. Uji yang digunakan uji validitas, uji reliabilitas, i uji asumsi klasik, regresi linier berganda, uji t, uji F dan koefisien determinasi. Hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh megatif yang signifikan perilaku belajar terhadap stress kuliah mahasiswa Perguruan Tinggi di Surakarta. Ada pengaruh negative yang signifikan efikasi diri stress kuliah mahasiswa Perguruan Tinggi di Surakarta. Ada pengaruh negatife yang signifikan kecerdasan emosional terhadap stress kuliah mahasiswa Perguruan Tinggi di Surakarta. Variabel perilaku belajar, efikasi diri dan kece rdasan emosional secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap stress kuliah mahasiswa, sehingga hipotesis dapat dibuktikan kebenarannya. Kata kunci : perilaku belajar, efikasidiri, kecerdasan emosional dan stress kuliah. A. Latar Belakang Masalah asa sekarang ini adalah masa yang penuh dengan persaingan. Dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan terjadi persaingan, termasuk dalam bidang pekerjaan. Negara Indonesia dengan jumlah penduduknya yang besar membuat persaingan untuk mendapat pekerjaan menjadi sedemikian ketat. Kesempatan untuk mendapat pekerjaan akan lebih mudah bila seorang pencari kerja mempunyai pendidikan yang cukup. Begitu juga dengan pendapatannya akan lebih baik dan memadai bila mempunyai pendidikan yang cukup minimal D3 atau S1. Pendidikan di Perguruan Tinggi merupakan salah satu cara bagi seseorang untuk memperoleh pekerjaan yang layak, sehingga mahasiswa dapat termotivasi untuk belajar dengan harapan setelah mendapat gelar mereka akan lebih mudah mendapat pekerjaan da n pendapatan yang lebih baik. Setiap orang termasuk mahasiswa pasti punya harapan-harapan ketika mulai bekerja di suatu perusahaan atau orga - nisasi. Bayangan akan kesuksesan karir, menjadi fokus perhatian dan penantian dari hari ke hari, namun pada kenyat aannya, impian dan cita-cita mahasiswa untuk men- capai prestasi dan karir yang baik seringkali tidak terlaksana. Alasannya bisa bermacam - macam seperti ketidakmampuan maha - siswa, lingkungan yang kurang mendukung serta perilaku belajar yang salah. Kehidupan kuliah mahasiswa akan berbeda setelah mahasiswa terutama pada semester akhir erat dengan beban mata kuliah yang padat dan situasi ini mende - katkan mahasiswa dengan stres. Stres adalah suatu keadaan yang pernah dira- sakan oleh seluruh manusia. Gejala stres itu M

KAJIAN EMPIRIS ATAS PERILAKU BELAJAR, EFIKASI · PDF fileKAJIAN EMPIRIS ATAS PERILAKU BELAJAR, ... dan memadai bila mempunyai pendidikan yang cukup minimal D3 atau S1. ... kukan suatu

Embed Size (px)

Citation preview

KAJIAN EMPIRIS ATAS PERILAKU BELAJAR, EFIKASI DIRI DAN KECERDASANEMOSIONAL YANG BERPENGARUH PADA STRESS KULIAH PADA MAHASISWA

AKUNTANSI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI SURAKARTA

Endang SaryantiSTIE AUB Surakarta

Abstraksi

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi pengaruh perilaku belajar,efikasi diri dan kecerdasan emosional terhadap stress kuliah mahasiswa secara parsi al danbersama-sama.

Penelitian ini merupakan penelitian survey yang dilakukan pada mahasiswaAkuntansi di Perguruan Tinggi di Surakarta. Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian iniadalah accidental sampling, yaitu peneliti mengambil anggota populasi y ang secara acak yangditemui oleh peneliti. Jenis data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data menggunakan dataprimer dan dat asekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan studipustaka. Uji yang digunakan uji validitas, uji reliabilitas, i uji asumsi klasik, regresi linierberganda, uji t, uji F dan koefisien determinasi.

Hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh megatif yang signifikan perilakubelajar terhadap stress kuliah mahasiswa Perguruan Tinggi di Surakarta. Ada pengaruhnegative yang signifikan efikasi diri stress kuliah mahasiswa Perguruan Tinggi di Surakarta. Adapengaruh negatife yang signifikan kecerdasan emosional terhadap stress kuliah mahasiswaPerguruan Tinggi di Surakarta. Variabel perilaku belajar, efikasi diri dan kece rdasan emosionalsecara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap stress kuliah mahasiswa,sehingga hipotesis dapat dibuktikan kebenarannya.

Kata kunci : perilaku belajar, efikasidiri, kecerdasan emosional dan stress kuliah.

A. Latar Belakang Masalah

asa sekarang ini adalah masayang penuh dengan persaingan.Dalam berbagai aspek dan bidang

kehidupan terjadi persaingan, termasukdalam bidang pekerjaan. Negara Indonesiadengan jumlah penduduknya yang besarmembuat persaingan untuk mendapatpekerjaan menjadi sedemikian ketat.Kesempatan untuk mendapat pekerjaanakan lebih mudah bila seorang pencari kerjamempunyai pendidikan yang cukup. Begitujuga dengan pendapatannya akan lebih baikdan memadai bila mempunyai pendidikanyang cukup minimal D3 atau S1. Pendidikandi Perguruan Tinggi merupakan salah satucara bagi seseorang untuk memperolehpekerjaan yang layak, sehingga mahasiswadapat termotivasi untuk belajar denganharapan setelah mendapat gelar mereka

akan lebih mudah mendapat pekerjaan da npendapatan yang lebih baik.

Setiap orang termasuk mahasiswapasti punya harapan-harapan ketika mulaibekerja di suatu perusahaan atau orga -nisasi. Bayangan akan kesuksesan karir,menjadi fokus perhatian dan penantian darihari ke hari, namun pada kenyat aannya,impian dan cita-cita mahasiswa untuk men-capai prestasi dan karir yang baik seringkalitidak terlaksana. Alasannya bisa bermacam -macam seperti ketidakmampuan maha -siswa, lingkungan yang kurang mendukungserta perilaku belajar yang salah.

Kehidupan kuliah mahasiswa akanberbeda setelah mahasiswa terutama padasemester akhir erat dengan beban matakuliah yang padat dan situasi ini mende -katkan mahasiswa dengan stres. Stresadalah suatu keadaan yang pernah dira-sakan oleh seluruh manusia. Gejala stres itu

M

mencakup mental, sosial dan fisik. Hal -halitu meliputi kelelahan, kehilangan ataumeningkatnya nafsu makan, sakit kepala,sering menangis, sulit tidur dan tidurberlebihan. Perasaan was-was, frustasi,atau kelesuan juga dapat muncul ber -samaan dengan stress. Stress merupakanhal yang wajar dalam perkembanganmanusia. Stress terjadi pada setiap tahapdari perkembangan manusia dengan perma -salahan yang berbeda-beda. Dalam kehi-dupan remaja merupakan masa yang penuhdengan stress. Dalam masa remaja ini ter-jadi situasi pertentangan antara dominasiorang tua dengan kebebasan anak, usahaemansipasi dan kegagalan dalam mengon -trol dirinya.

Stres yang banyak dirasakan paramahasiswa yang sedang duduk di bangkukuliah antara lain adalah perasaan jenuhkuliah ataupun juga karena berbagai faktorpenyebab yang lain, stres mahasiswa -mahasiswa tingkat akhir yaitu karenabelum bisa menyelesaikan masa kuliahnya.Banyak hal yang melatar belakangi seorangmahasiswa belum bisa menyelesaikankuliahnya, baik faktor intern maupun faktorekstrn. Faktor intern lebih ke pribadinyasendiri seperti; kurangnya kegigihan,kemauan dan usaha dari seseorang ter -sebut, kecerdasan mahasiswa dan kemam -puan diri atau efikasi mahasiswa. Faktorekstern mungkin lebih dikarenakan kurang -nya dukungan dari lingkungan sekitarnyaseperti dukungan orang tua, teman, dosen -dosen yang bersangkutan dan keadaansosial disekitar tempat tinggalnya.

Stres yang dialami mahasiswa tidaksecara otomatis berakibat buruk. Fakta yangmendukung hal tersebut yait u bahwaderajat stres yang moderat akan berdampakbaik dalam meningkatkan performa individudi bidang pendidikan. Sres dengan derajatyang moderat akan meningkatkan peru -bahan yang secara keseluruhan kemudianakan meningkatkan performa, di manamahasiswa dapat termotivasi untuk belajaryang lebih baik untuk mencapai tujuannya.

Penelitian ini memfokuskan padafaktor-faktor intern dari dalam diri maha -siswa yaitu kecerdasan emosional dan

perilaku belajar. Kecerdasan emosionalmerupakan kemampuan merasakan, me ma-hami dan secara selektif menerapkan dayadan kepekaan emosi sebagai sumber energidan pengaruh yang manusiawi dari seorangmahasiswa di mana dengan adanya kecer -dasan emosional yang tinggi dari mahasiswamaka dapat menuntut mahasiswa untukmengakui, menghargai perasaan pada dirisendiri dan orang lain serta menanggapinyadengan tepat, menerapkan secara efektifenergi emosi dalam kehidupan sehari -hariterutama dalam kuliahnya.

Belajar merupakan salah satu faktoryang mempengaruhi dan berperan pentingdalam pembentukan pribadi dan perilakuindividu. Sukmadinata (2005 : 4) menye-butkan bahwa sebagian terbesar perkem -bangan individu berlangsung melaluikegiatan belajar. Perubahan perilaku yangterjadi karena belajar merupakan usahasadar dan disengaja dari individu yangbersangkutan. Begitu juga dengan hasil -hasilnya, individu yang bersangkutanmenyadari bahwa dalam dirinya telahterjadi perubahan, misalnya pengeta -huannya semakin bertambah atau keteram -pilannya semakin meningkat, dibandingkansebelum mahasiswa mengikuti suatu prosesbelajar.

Mahasiswa juga diharapkan mem -punyai keyakinan diri (efikasi diri) yaitukyakinan terhadap diri sendiri dalam mela -kukan suatu tindakan guna menghadapisuatu situasi sehingga dapat memperolehhasil seperti yang diharapkan. Keyakinandiri adalah bagian dari (self) yang dapatmempengaruhi jenis aktivitas yang dipilih,besarnya usaha yang akan dilakukan olehindividu dan kesabaran dalam menghadapikesulitan. Keyakinan diri merupakan keper -cayaan mahasiswa mengenai kemam -puannya untuk mengatasi kesulitan.Mahasiswa yang memiliki keyakinan diri(efikasi diri) yang tinggi akan mengalamisensasi atau perasaan bahwa dirinya kom -peten dan efektif, yaitu mampu melakukansesuatu dengan hasil yang baik. Efikasi diriakan menentukan keberhasilan atau kega-galan dalam menampilkan suatu peri -laku

dan selanjutnya akan mempengaruhi maha -siswa itu sendiri, artinya apabila mahasiswamengalami keberhasilan maka efikasidirinya akan meningkat, dan tingginyaefikasi diri akan memotivasi mah a-siswasecara kognitif untuk bertindak secara lebihtekun dan terutama bila tujuan yanghendak dicapai sudah jelas.

Kecerdasan emosional yang ter-dapat dalam diri mahasiswa juga mampumenjadi faktor dalam rangka mencapaikeberhasilan siswa, di mana kecerd asanemosional sangat dipengaruhi oleh lingku-ngan, tidak bersifat menetap, dapatberubah-ubah setiap saat.

Berdasarkan latar belakang masalahtersebut penulis tertarik untuk melakukanpenelitian dengan judul “Kajian EmpirisAtas Perilaku Belajar, Efikasi Diri danKecerdasan Emosional Yang Berpe ngaruhPada Stress Kuliah Pada MahasiswaAkuntansi Perguruan Tinggi di Surakarta”

B. Perumusan MasalahPerumusan masalah dalam penelitian iniadalah sebagai berikut :1. Apakah ada pengaruh yang signifikan

perilaku belajar terhadap stress kuliahmahasiswa ?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikanefikasi diri terhadap stress kuliah maha-siswa ?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikankecerdasan emosional terhadap stresskuliah mahasiswa ?

4. Apakah ada pengaruh perilaku belajar,efikasi diri dan kecerdasan emosionalsecara bersama-sama terhadap stresskuliah mahasiswa ?

C. LANDASAN TEORI DAN PENGEM -BANGAN HIPOTESISa. Landasan Teori1. Perilaku Belajar

Belajar di perguruan tinggimerupakan pilihan strategik untukmencapai tujuan individual bagimereka yang menyatakan diri untukbelajar melalui jalur formal ter -sebut. Kesenjangan persepsi dan

pemahaman penyelenggara pendi -dikan, dosen dan mahasiswamengenai makna belajar di pergu -ruan tinggi dapat menyebabkanproses belajar bersifat disfung -sional. Belajar merupakan haksetiap orang. Akan tetapi, kegiatanbelajar di suatu perguruan tinggimerupakan suatu privilege karenahanya orang yang memenuhi syaratsaja yang berhak belajar di lembagapendidikan tersebut. Privilege yangmelekat pada mereka yang belajardi suatu perguruan tinggi tidakhanya terletak pada sarana fisik dansumberdaya manusia yang dise -diakan tetapi juga pada pengakuansecara formal bahwa seseorangtelah menjalani kegiatan belajardan pelatihan tertentu. Seseorangyang telah mengalami prosesbelajar secara formal akan mem -punyai wawasan, pengetahuan,keterampilan, kepribadian dan peri -laku tertentu sesuai dengan apayang ingin dituju oleh lembagapendidikan.

“Belajar merupakan kegiatanindividual, kegiatan yang sengajadipilih secara sadar karena sese -orang mempunyai tujuan individualtertentu” (Suwardjono, 2004diakses dari www.suwardjono.com).

Menurut Slavin dalamCatharina Tri Anni (2004 : 15),belajar merupakan proses pero -lehan kemampuan yang berasal daripengalaman. Menurut Gagne dalamCatharina Tri Anni (2004), belajarmerupakan sebuah sistem yang di -dalamnya terdapat berbagai unsuryang saling terkait sehingga meng -hasilkan perubahan perilaku.

Sedangkan menurut Bell -Gredler dalam Udin S. Winataputra(2008 : 3) pengertian belajar adalahproses yang dilakukan oleh manusiauntuk mendapatkan aneka ragamcompetencies, skills, and attitude.Kemampuan (competencies), kete-rampilan (skills), dan sikap (attitude)

tersebut diperoleh secara bertahapdan berkelanjutan mulai dari masabayi sampai masa tua melaluirangkaian proses belajar sepanjanghayat.

Berdasarkan pendapat ter -sebut maka dapat disimpulkanbahwa belajar tersebut merupakanproses dari manusia untuk menda -patan penetahuan, dengan ciri -cirinya antara lain adalah : (1 )Belajar harus memungkinkan terja -dinya perubahan perilaku pada diriindividu. Perubahan tersebut tidakhanya pada aspek pengethauanatau kognitif saja tetapi juga meli -puti aspek sikap dan nilai (afektif)serta keterampilan (psikomotor);(2) perubahan itu merupakan buahdari pengalaman. Perubahan peri -laku yang terjadi pada individukarena adanya interaksi antaradirinya dengan lingkungan. interaksiini dapat berupa interaksi fisik danpsikis; (3) perubahan perilakuakibat belajar akan bersifat cukuppermanen.

Belajar di perguruan tinggimerupakan suatu pilihan di antaraberbagai alternatif strategik untukmencapai tujuan individual.Kesadaran mengenai hal ini akansangat menentukan sikap dan pan -dangan belajar di perguruan tinggiyang pada akhirnya akan menen-tukan bagaimana seseorang belajardi perguruan tinggi.

Menurut Giyono dalamSuryaningrum, dkk (2009: 3),kebiasaan belajar dapat berlang -sung melalui tiga cara yaitu: mem -peroleh reinforcement, Classicalconditioning, Belajar Moderen,Apabila model ini mendapatreinforcement terhadap tindakanya,maka akan menjadi kebiasaan.

Surachmad dalamSuryaningrum, dkk (2009 : 3),mengemukakan lima hal yang ber -hubungan dengan perilaku belajaryang baik, yaitu: Kebiasaan mengi -

kuti pelajaran, Kebiasaan meman -tapkan pelajaran, Kebiasaan mem -baca buku, Kebiasaan menyiapkankarya tulis, Kebiasaan menghadapiujian

Calhoun & Acocella dalamSuryaningrum, dkk (2009 : 3)menyatakan bahwa dampakkebiasaan belajar yang jelek ber -tambah berat ketika kebiasaan itumembiarkan mahasiswa dapat lolostanpa gagal sementara GagneSuryaningrum, dkk (2009 : 3),menjelaskan bahwa hasil belajardapat dihubungkan dengan ter -jadinya suatu perubahan, keca -kapan atau kepandaian seseorangdalam proses pertumbuhan tahapdemi tahap. Hasil belajar diwu-judkan dalam lima kemampuanyakni keterampilan intelektual,strategi kognitif, informasi verbal,keterampilan motorik, dan sikap.Dalam hal ini terdapat tiga dimensibelejar yaitu dimensi kognitif,dimensi afektif dan dimensi psiko -motorik (Benyamin S. Bloom, dalamSuryaningrum, dkk (2009 : 3),.Dimensi kognitif adalah kemam -puan yang berhubungan denganberfikir, mengetahui, dan meme -cahkan masalah. Selanjutnyadimensi ini dibagi menjadi penge -tahuan komperhensif, aplikatif,sintetis, analisis dan pengetahuanevaluatif. Dimensi afektif adalahkemampuan yang berhubungandengan sikap, nilai, minat, apresiasi.Dimensi psikomotorik yaitu kemam -puan yang berhubungan denganmotorik. Atas dasar itu hakikatnyahasil belajar adalah memperolehkemampuan kognitif.

2. Efikasi DiriPengertian efikasi diri (self

efficacy) menurut Albert Banduraadalah pertimbangan subyektifindividu terhadap kemampuannyauntuk menyusun tindakan yangdibutuhkan untuk menyelesaikantugas-tugas khusus yang dihadapi.

Efikasi diri tidak berkaitan langsungdengan kecakapan yang dimilikiindividu, melainkan pada penilaiandiri tentang apa yang dapat dila -kukan dari apa yang dapat dila -kukan, tanpa terkait dengan keca -kapan yang dimiliki. (AlbertBandura, diakses darihttp://treepjkr.multiply.com, 2009).

“self efficacy atau efikasi dirimerupakan keyakinan individu ter -hadap kemampuan yang dimilikinyauntuk memobilisasi motivasi,sumber daya kognitif dan tindakan -tindakan yang diperlukan atassituasi-situasi yang dihadapi”.(Bandura dalam Asri Laksmi Rianidan Hanik Farida, 2006 : 44).

Self efficacy sebagai pera-saan seseorang terhadap kompe -tensi dirinya untuk berhasil. Selfefficacy merupakan keyakinan indi-vidu terhadap kemampuan yangdimilikinya untuk memobilisasimotivasi, sumber daya kognitif(cognitive resources), dan tindakan-tindakan yang diperlukan atausituasi-situasi yang dihadapi olehseseorang. (Meyers dalam AsriLaksmi Riani dan Hanik Farida, 2006: 44

Self efficacy diturunkan dariteori kognitif sosial, proses kognitifdi sini berkaitan dengan kemam -puan berfikir yang ada pada diriseseorang. Self efficacy dinyatakansebagai penilaian individu terhadapkapabilitasnya dalam mengorganisirdan melaksanakan kegiatan yangmensyaratkan pencapaian tingkatkinerja tertentu atau menghadapisituasi yang prospektif. Keyakinanmengenai self efficacy menentukanseseorang merasakan sesuatu,berfikir, memotivasi diri merekasendiri dan juga perilaku mereka.Individu dengan self efficacy yangtinggi bersikap positif, berorientasikesuksesan dan tujuan. Proseskognitif berkaitan dengan kemam -

puan berfikir yang ada pada diriseseorang.

Konsep dasar teori efikasidiri adalah pada masalah adanyakeyakinan bahwa pada setiapindividu mempunyai kemampuanmengontrol pikiran, perasaan danperilakunya. Efikasi diri merupakanmasalah persepsi subyektif , artinyaefikasi diri tidak selalu menggam -barkan kemampuan yang sebe -narnya, tetapi terkait dengankeyakinan yang dimiliki individu.

Brehm dan Kassin mende-finisikan efikasi diri sebagai “keya -kinan individu bahwa ia mampumelakukan tindakan spesifik yangdiperlukan untuk menghasilkan outcome yang diinginkan dalam suatusituasi”. (Brehm dan Kassin, diaksesdari http://treepjkr.multiply.com,2009). Baron dan Byrne mende -finisikan efikasi diri sebagai evaluasiseseorang mengenai kemampuanatau kompetensi diri dalam mela -kukan suatu tugas, mencapaitujuan, atau mengatasi suatumasalah. (Baron dan Byrne, diaksesdari http://treepjkr.multiply.com ,2009).

Pengertian-pengertian ter-sebut memberikan pemahamanbahwa efikasi diri adalah penilaianyang berupa keyakinan subyektifindividu mengenai kemampuandirinya dalam melakuka n tugas,mengatasi masalah, dan melakukantindakan yang diperlukan untukmencapai tujuan hasil tertentu.

Bandura mengungkapkanbahwa perbedaan efikasi diri padasetiap individu terletak pada tigakomponen, yaitu magnitude,strength dan generality. Masing-masing mempunyai implikasipenting di dalam performansi, yangsecara lebih jelas dapat diuraikansebagai berikut :a. Magnitude atau tingkat

kesulitan tugas

Hal ini berdampak pada pemi-lihan perilaku yang akan dicobaatau dikehendaki berdasarkanpengharapan pada tingkat kesu-litan tugas (level of difficulty).Individu akan mencoba perilakuyang dirasakan mampu untukdilakukan. Sebaliknya ia akanmenghindari situasi dan peri -laku yang dirasa melampauibatas kemampuannya.

b. Generality atau luas bidangperilakuHal ini berkaitan dengan sebe-rapa luas bidang perilaku yangdiyakini untuk berhasil dicapaioleh individu. Beberapa peng-harapan terbatas pada bidangperilaku khusus, sedangaknbeberapa pengharapan mung-kin menyebar pada berbagaibidang perilaku.

c. Strength atau kemantapankeyakinanHal ini berkaitan dengan kete -guhan hati terhadap keyakinanindividu bahwa ia akan berhasildalam menghadapi suatu per -masalahan. Dimensi ini sering-kali harus menghadapi rasafrustasi, luka dan berbagairintangan lainnya dalam men-capai suatu hasil tertentu.(Bandura dalam Asri LaksmiRiani dan Hanik Farida, 2006 :47).

Kesimpulan yang dapatdiambil dari uraian mengenai efikasidiri adalah suatu keyakinan ataukemampuan atau pengharapantentang sejauhmana individu mem -perkirakan kemampuan yang adapada dirinya untuk melaksanakantugas tertentu. Eifkasi diri meru-pakan hasil dari proses kognitif yangmenekankan pada komponen yangdimiliki seseorang untuk mengha -dapi situasi di masa mendatang.Keyakinan atau kemantapan diriindividu akan memberikan landasan

untuk berusaha secara tekun, uletdan berani menghadapi perma -salahan. Individu yang mempunyaipenilaian diri yang tinggi lebih aktifdalam menyelesaikan tugas dari -pada individu yang penilaian dirinyalemah.

3. Kecerdasan Emosional“Emosi sebagai sesuatu

yang merujuk pada suatu perasaandan pikiran-pikiran khas, suatukeadaan biologis dan psikologis danserangkaian kecenderungan untukbertindak”. (Asri Laksmi Riani danHanik Farida, 2006 : 45). Cooperdan Sawaf (dalam Asri Laksmi Rianidan Hanik Farida, 2006 : 45, 2006 :45) menyatakan bahwa “emosi yangdiatur dengan benar dapat mendo -rong kepercayaan, loyalitas dankomitmen serta mendorong banyakkeuntungan produktivitas tertinggi,inovasi dan prestasi individu, timserta organisasi”.

Emosi berkaitan denganperubahan fisiologis dan berbagaipikiran. Jadi, emosi merupakansalah satu aspek penting dalamkehidupan manusia, karena emosidapat merupakan motivator peri -laku dalam arti meningkatkan, tapijuga dapat mengganggu perilakuintensional manusia. (Prawitasari,1995).

“Kecerdasan emosionaladalah kemampuan merasakan,memahami dan secara selektifmenerapkan daya dan kepekaanemosi sebagai sumber energi danpengaruh yang manusiawi” (Cooperdan Sawaf dalam Surya danHananto, 2004 : 34). Dari penda pattersebut di atas dapatlah dikatakanbahwa kecerdasan emosionalmenuntut diri untuk belajarmengakui dan menghargai perasaandiri sendiri dan orang lain sertauntuk menanggapinya dengantepat, menerapkan dengan efektifenergi emosi dalam kehidupan danpekerjaan sehari-hari.

Goleman (dalam Surya danHananto, 2004 : 34-35) mengung-kapkan lima wilayah kecerdasanemosional yang dapat menjadipedoman bagi individu untuk men -capai kesuksesan dalam kehidupansehari-hari, yaitu (1) mengenaliemosi diri, (2) mengelola emosi, (3)memotivasi diri, (4) mengenaliemosi orang lain, dan (5) membinahubungan dengan orang lain.Kecerdasan emosi berisi sepe -rangkat kecakapan khusus seperti :empati; disiplin diri; dan inisiatifyang dapat membedakan antaramereka yang sukses sebagai bintangkinerja dengan yang hanya sebatasbertahan di lapangan pekejaan.Kunci keberhasilan seseorangsesungguhnya adalah kecerdasanemosi. Secara sederhana kecer -dasan emosi (Emotional Quotient)adalah kemampuan untuk merasadan kunci kecerdasan emosi adalahpada kejujuran pada suara hatimanusia.

Dalam kehidupan orang yangmemiliki kecerdasan otak, memilikigelar tinggi, belum tentu suksesberkiprah di dunia pekerjaan. IQsaja bukan faktor yang dapat mem -buat seseorang menjadi berhasilakan juga harus ditunjang darikecerdasan emosional seseorang.Wong dan Ahmed (dalam AsriLaksmi Riani dan hanik Farida, 2006: 45) menyatakan bahwa untukmengatur kondisi emosi manusiadibutuhkan kecerdasan emosional(Emotional Intelligence/EI).

Pengertian kecerdasanemosional menurut beberapa tokohtersebut, maka dapat disimpulkanbahwa kecerdasan emosi meru -pakan seperangkat kecakapankhusus seperti : empati; disiplin diri;dan inisiatif yang dapat membe -dakan antara mereka yang suksessebagai bintang kinerja dengan yanghanya sebatas bertahan di lapanganpekejaan. Kunci keberhasilan sese -

orang sesungguhnya adalah kecer -dasan emosi. Secara sederhanakecerdasan emosi (EQ) adalahkemampuan untuk merasa dankunci kecerdasan emosi adalahpada kejujuran pada suara hatimanusia.

Kecerdasan emosionalsangat dipengaruhi oleh lingkungan,tidak bersifat menetap, dapatberubah-ubah setiap saat. Perananlingkungan terutama orang tuamempengaruhi dalam pemben -tukan kecerdasan emosional yangada dalam diri seseorang.Keterampilan EQ bukanlah lawanketerampilan IQ atau keterampilankognitif, namun keduanya berin -teraksi secara dinamis, baik padatingkatan konseptual maupun didunia nyata. Selain itu, EQ tidakbegitu dipengaruhi oleh faktorketurunan. (Shapiro, 1998-10).

Gardner (dalam Goleman,2000 : 50-53) mengatakan bahwabukan hanya satu jenis kecerdasanyang monolitik yang penting untukmeraih sukses dalam kehidupan,melainkan ada spektrum kecer -dasan yang lebar dengan tujuhvarietas utama yaitu linguistik,matematika/logika, spasial,kinestetik, musik, interpersonal danintrapersonal. Kecerdasan ini dina -makan oleh Gardner sebagai kecer -dasan pribadi yang oleh DanielGoleman disebut sebagai kecer -dasan emosional.

Menurut Gardner, kecer-dasan pribadi terdiri dari :”kecer-dasan antar pribadi yaitu kemam -puan untuk memahami orang lain,apa yang memotivasi mereka,bagaimana mereka bekerja, bagai -mana bekerja bahu membahudengan kecerdasan. Sedangkankecerdasan intra pribadi adalahkemampuan yang korelatif, tetapiterarah ke dalam diri. Kemampuantersebut adalah kemampuan mem -bentuk suatu model diri sendiri

yang teliti dan mengacu pada diriserta kemampuan untuk menggu -nakan modal tadi sebagai alat untukmenempuh kehidupan secaraefektif.” (Goleman, 2002 : 52).

Kecerdasan emosi merupakankemampuan seseorang untukmengendalikan dan mengelolaemosinya. Kecerdasan emosi,dipercaya sangat berpengaruh bagikemajuan dan kesuksesan hidupseseorang. Bahkan, sebagian orangmeyakini, kecerdasan emosi mem-punyai pengaruh yang lebih be sardalam mempengaruhi kesuksesanhidup seseorang ketimbang kecer-dasan intelektual semata. Orang-orang yang memiliki kecerdasanemosi yang tinggi cenderung memi -liki kemampuan untuk memotivasidiri, tidak mudah frustasi sertamampu mengedalikan stres.Kemampuan mengelola emosimembuat seseorang memilikiketrampilan dan kecakapan dalammembina hubungan dengan oranglain. Seperti, kemampuan untukbekerja sama dan bersikap tolerankepada orang lain.

4. Stress KuliahLazarus dan Folkman men-

definisikan stress yaitu : “as anyevent in which enviromentaldemands and/or internal demands(physiological/psychological) tax orexceed the adaptive resources ofthe individual, his or her tissuesystem, or the social system ofwhich one is a part” (TriantoroSafaria, 2007 : 5). Artinya adalahstress merupakan segala peristiwa/kejadian baik berupa tuntutan -tuntutan lingkungan maupuntuntutan-tuntutan internal(fisiologis/psikologis) yangmenuntut, membebani ataumelebihi kapasitas sumber dayaadaptif individu. Berdasarkan h altersebut dapat disimpulkan stressmerupakan keadaan dan tuntutanyang melebihi kemampuan dan

sumber daya adaptif individu untukmengatasinya sehingga tuntutandan keadaan (stressor) tersebutyang dapat menimbulkan kete -gangan baik secara fisik maupunpsikis.

Pengertian umummengenai konsep stres banyakdigunakan untuk menjelaskantentang sikap atau tindakan individuyang dilakukanya apabila ia meng -hadapi suatu tantangan dalamhidupnya dan dia gagal memper -oleh respon dalam menghadapitantangan itu. Terjadinya prosesstres didahului oleh adanya sumberstres (stresor) yaitu setiap keadaanyang dirasakan orang mengancamdan membahayakan dirinya. Istilahstres atau ketegangan memilikikonotasi yang beragam. Bagisementara orang, stres dapatmenggambarkan keadaan psikhisyang telah mengalami berbagaitekanan yang melampaui batasketahanannya. Sementara oranglain mengatakan stres bersifatsubyektif hanya berhubungandengan kondsi-kondisi psikologisdan emosi seseorang. Adapula yangmenganggap stres dan ketega nganmerupakan faktor sebab akibat.Namun banyak orang cenderungmengangap stres serbagai tang -gapan patologos (proses penyim -pangan kondisi biologis yang sehat)terhadap tekanan-tekanan psiko-logis dan sosial yang berhubunganpekerjaan dan lingkungannya.Ivianchevic dan Martinson (1993)dalam Suryaningrum, dkk (2009 : 5)mendifinisikan stres secara seder -hana sebagai interaksi individudengan angkatan. Kemudian difinisitersebut dirinci lebih jauh sebagairespon yang adaptif ditengahi olehperbedaan individual dan prosespsikologis yang merupakan konse -kuensi dari tindakan dan sisteminternal atau kejadian yang

meminta kondisi psikologis dan fisikseseorang secara berlebihan.

Handoko dalamSuryaningrum, dkk (2009 : 5)menyatakan bahwa stres adalahsuatu kondisi ketegangan yangmempengaruhi emosi, prosesberfikir dan kondisi seseorang. Stresyang terlalu besar dapat mengan -cam kemampuan atau kondisiseseorang dalam menghadapilingkungan.

Dilihat dari sudut pandangorang yang mengalami stres sese -orang akan memberikan tanggapanterhadap hal-hal yang dinilai men-datangkan stres. Tanggapan orangterhadap sumber stres dapatberpengaruh pada segi psikologidan fisiologis. Tanggapan ini disebutstrain, yaitu tekanan atau kete -gangan. Seseorang yamg menga -lami stres secara psikologis men-derita tekanan dan keteganganyang membuat pola pikir seseorangmenjadi kacau. Dalam proses itu,hal yang dapat menyebabkan stresdan pengalaman orang yangmengalami stres akan saling ber -kaitan. Proses itu merupakanpengaruh timbal balik dan mencip-takan usaha atau penyesuaian atautepatnya penyeimbangan, yangterus menerus antara orang yangmengalami stres dan keadaan yangpenuh stres.

b. Tinjauan Penelitian Terdahulu1. Marita, Sri Suryaningrum, dkk

(2009) melakukan penelitiandengan mengambil judul : KajianEmpiris Atas Perilaku Belajar DanKecerdasan Emosional Dalam Mem -pengaruhi Stres Kuliah MahasiswaAkuntansi/ Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa kecerdasanemosional dan perilaku belajarmahasiswa jurusan akuntasi,keduanya memberikan pengaruhnegatif dan signifikan terhadap streskuliah responden, dalam hal ini

variabel kecerdasan emosionalmemberikan pengaruh lebihdominan terhadap stres kuliahdibandingkan variabel perilakubelajar. Variabel kecerdasanemosional (X1) mempunyaipengaruh negatif terhadap stresskuliah. Jika kecerdasan emosionalsemakin meningkat mengakibatkanstress kuliah semakin menurun,begitu pula sebaliknya jika padakecerdasan emosional semakinmenurun maka stress kuliah akansemakin meningkat. VariabelPerilaku Belajar (X2) mempunyaipengaruh negatif terhadap stresskuliah. Pengaruh negatif ini berartibahwa perilaku belajar dan stresskuliah menunjukkan pengaruhterbalik. Jika perilaku belajarsemakin meningkat mengakibatkanstress kuliah semakin menur un,begitu pula sebaliknya jika padaperilaku belajar semakin menurunmaka stress kuliah akan semakinmeningkat.

2. Sonni Purnomo (2008) melakukanpenelitian dengan mengambil judulPengaruh Kecerdasan Emosionaldan Self Efficacy Terhadap KinerjaAuditor (Survey Pada KantorAkuntan Publik Di Surakarta). Hasilanalisis yang telah dilakukan makadapat dibuktikan bahwa pengaruhpositif dan signifikan kecerdasanemosional dan self efficacy ter -hadap kinerja auditor pada KantorAkuntan Publik di Surakarta dapatdibuktikan kebenarannya hal inidapat dilihat dari nilai t hitung yangbertanda positif dan nilai t hitunglebih besar dari nilai t tabel . Hasil ujiF terbukti ada pengaruh kecerdasanemosional dan self efficacy secarabersama-sama terhadap kinerjaauditor. Berdasarkan koefisiendeterminasi dapat diketahui bahwavariabel kecerdasan emosional danself efficacy berpengaruh sebesar52,1%, sedangkan sebesar 47,9%

merupakan lain di luar modelpenelitian.

c. Kerangka PemikiranSkema kerangka pemikiran

digunakan untuk memudahkan arahdalam penelitian. Skema kerangkapemikiran dalam penelitian ini adalahsebagai berikut :

1. Variabel bebasVariabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel yang lain.Dalam penelitian ini yang menjadivariabel bebas adalah :a. Perilaku Belajarb. Efikasi diric. Kecerdasan Emosional

2. Variabel TerikatVariabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel yang lain.Dalam penelitian ini yang menjadivariabel terikat adalah stress kuliah.

Skema kerangka pemikirantersebut menjelaskan bahwa kecer-dasan emosional adalah kemampuanuntuk mengenal perasaan diri sendiridan orang lain untuk memotivasi dirisendiri dan mengelola emosi denganbaik di dalam diri kita. Kemampuan inisaling berbeda dan melengkapi dengankemampuan akademik murni yangdiukur dengan IQ. Hal-hal yang berhu-bungan dengan perilaku belajar yangbaik dapat dilihat dari kebiasaan mengi -kuti pelajaran, kebiasaan membacabuku, kunjungan ke perpustakaan dankebiasaan menghadapi ujian.

Kecerdasan emosional ditandai olehadanya kemampuan pengenalan diri,pengendalian diri, motivasi diri, empatidan kemampuan sosial akan mempe -ngaruhi perilaku belajar mahasiswayang nantinya juga mempengaruhiseberapa besar efikasi diri dari maha-siswa terhadap tingkat stres yangdialami mahasiswa. Seorang mahasiswayang kecerdasan emosionalnya tinggiakan berdampak positif pada perilakubelajar mahasiswa sehingga memilikiperanan penting untuk menghadapistres yang bakal datang.

d. Hipotesis“Hipotesis adalah suatu jawa ban yang

bersifat sementara terhadap permasa -lahan penelitian, sampai terbuktimelalui data yang terkumpul”(Suharsimi Arikunto, 2006 : 71).Hipotesis dalam penelitian ini adalah :Ha : Ada pengaruh perilaku belajar ter

hadap stress kuliah mahasiswa.Ha : Ada pengaruh efikasi diri ter

hadap stress kuliah mahasiswa.Ha : Ada pengaruh kecerdasan emo

sional terhadap stress kuliahmahasiswa.

Ha : Ada pengaruh perilaku belajar,efikasi diri dan kecerdasan emosional secara bersama-sama terhadap stress kuliah mahasiswa

D. METODE PENELITIANa. Jenis dan Sumber Data1. Jenis Data

a. Data Kualitatif“Data kualitatif adalah nilai dariperubahan-perubahan yangtidak dapat dinyatakan dalamangka-angka” (Sumarsono, 2004: 67), yang termasuk datakualitatif dalam penelitian iniadalah tanggapan mahasiswatentang perilaku belajar, efikasidiri, kecerdasan emosional, danstress kuliah. Data kualitatif iniselanjutnya dikuantitatifkan

Perilaku Belajar(X1)

Efikasi Diri (X2)StressKuliah

(Y)Kecerdasan

Emosional (X3)

pengaruh parsialpengaruh simultan

dengan menggunakan SkalaLikert.

b. Data Kuantitatif“Data kuantitatif adalah nilai dariperubahan yang dapat dinya-takan dalam angka-angka”(Sumarsono, 2004 : 67), yangtermasuk data kuantitatif adalahjumlah mahasiswa

2. Sumber Dataa. Data Primer

Data primer adalah data yangdiperoleh peneliti secara lang-sung dari responden denganmenggunakan kuesioner.

b. Data SekunderYaitu data yang diperoleh secara tidaklangsung oleh peneliti, data ini dikutip dariliteratur-literatur yang ada hubungannyadengan penelitian yang dilakukan

b. Definisi Operasional Variabel yangDigunakan

1. Perilaku Belajar (X1)Perilaku belajar adalah suatu peru-bahan di dalam diri mahasiswa,sehingga apabila setelah belajartidak terjadi perubahan dalam dirimahasiswa baik dari sisi pengeta -huan, sikap dan pengalaman.Indikator yang digunakan antaralain adalah kebiasaan MengikutiPelajaran, yaitu seberapa besar per -hatian dan keaktifan seorang maha -siswa dalam belajar, kebiasaanmembaca buku, kunjungan ke per -pustakaan dan kebiasaan mengha -dapi ujian. Skala pengukuran meng -gunakan skala Likert lima pointdengan penilaian yaitu Sangat Tid akSetuju (1), Tidak Setuju (2), Netral(3), Setuju (4) dan Sangat Setuju (5).

2. Efikasi Diri (X2)Efikasi diri (self efficacy) adalahkeyakinan diri yang dimiliki olehmahasiswa untuk bersikap positifdan berorientasi pada kesuksesanserta tujuan di dalam pelaksanaankuliahnya. Indikator yang digunakandalam penelitian ini adalah kemam -

puan mencapai tujuan yang dite -tapkan, keyakinan diri untuk meng -hadapi tugas yang sulit, keinginanuntuk memperoleh hasil yang baik,kepercayaan dapat memperolehhasil yang penting dalam kuliah dankepercayaan dapat mengerjakantugas dengan baik. Skala pengu -kuran menggunakan skala Likertlima point dengan penilaian yaituSangat Tidak Setuju (1), Tidak Setuju(2), Netral (3), Setuju (4) dan SangatSetuju (5).

3. Kecerdasan Emosional (X3)Kecerdasan emosional yaitukemampuan untuk mengendalikanemosi yang dimiliki oleh pegawaiuntuk membantu dalam prosespekerjaan dari pegawai tersebut.Indikator yang digunakan yaitukemampuan memotivasi diri, keta -hanan dalam menghadapi kega -galan, kemampuan mengendalikanemosi, kemampuan mengatursuasana hati dan kepuasan kerjapegawai. Skala pengukuranmenggunakan skala Likert limapoint dengan penilaian yaitu SangatTidak Setuju (1), Tidak Setuju (2),Netral (3), Setuju (4) dan SangatSetuju (5).

4. Stress Kuliah (Y)Stres kuliah adalah suatu keadaanyang membuat mahasiswa merasatertekan dalam kuliahnya sehinggakonsentrasi belajar terganggu,penyebabnya adalah adanyakesalahan perilaku belajar ataukeadaan lain misalnya lingkungan.Indikator yang digunakan adalahkebosanan dengan mata kuliah,orang tua, hubungan dengan dosen,masalah pribadi dan hubunganantar mahasiswa, yang diukurdengan skala Likert.

c. Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan beberap ateknik yaitu sebagai berikut :1. Kuesioner

2. Studi PustakaYaitu dengan menggunakan studipustaka melalui literatur yang adahubungannya dengan penelitian.

d. Teknik Analisis Data1. Uji Instrumen Penelitiana. Uji ValiditasUji validitas digunakan untuk mengukursah atau valid tidak-nya suatukuesioner. Suatu kuesioner dikatakanvalid jika pertanyaan pada kuesionermampu mengungkapkan sesuatu yangakan diukur oleh kuesioner tersebut.Validitas adalah suatu ukuran yangmenunjukkan tingkat-tingkat kevalidanatau kesahihan suatu instrumen.Rumus yang digunakan adalah sebagaiberikut:

2222 Y-YN.XX

YX-XY.N

Nrxy

(Arikunto, 2006 : 170)

Keterangan :rxy = Korelasi product momentN = Jumlah respondenX = Nilai total variabel bebasY = Nilai total variabel terikatSebuah instrumen dikatakan validapabila nilai r hitung lebih besar dari rtabel dan nilai positif maka buti rpertanyaan atau indikator tersebutdinya-takan valid (Ghozali, 2005 : 45).b. Uji ReliabilitasReliabilitas merupakan alat untukmengukur suatu kuesioner yangmerupakan indikator dari variabel.Suatu kuesioner dikatakan reliabel atauhandal jika jawaban seseorang ter -hadap pernyataan adalah konsistenatau stabil dari waktu ke waktu. Ujireliabilitas dalam penelitian inimenggunakan program SPSS. S PSSmemberikan fasilitas untuk mengukurreliabilitas dengan uji statistikCronbach Alpha (α). “Suatu konstrukatau variabel dika-takan reliabel jikamemberikan nilai Cronbach Alpha >

0,60. (Nunally dalam Ghozali, 2005 :42).

2. Uji Asumsi KlasikAsumsi yang harus dipenuhi ter -lebihdahulu sebelum melakukan pengujianmodel struktur adalah:a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian inidigunakan kolmogorov smirnovjika kolmogorov-smirnov hitunglebih besar dari 0,05, makasebaran data dika-takanmendekati distribusi normal ataunormal. Sebaliknya, jikanilai kolmogrov-smirnov lebih kecildari 0,05 maka sebaran datadikatakan tidak mendekatidistribusi normal atau tidaknormal. (Ghozali, 2005 : 114).

b. MultikolinieritasUji Multikolinieritas dimaksudkanuntuk menguji apakah modelregresi ada korelasi antarvariabel bebas, dengan memper-hatikan nilai tolerance dan VIF(Variance Inflation Factor ).Sebagai prasarat model regresiharus mempunyai nilai tolerance >0,10 dan nilai VIF < 10, maka tidakterjadi multikolinearitas, seba -liknya jika nilai tolerance 0,10dan VIF 10, maka terjadimultikolinieritas. (Ghozali, 2005 :92).

c.HeteroskedastisitasHeteroskedastisitas bertujuanmenguji apakah adalah modelregresi terjadi ketidaksamaanvariance dari resiudual satupengamatan ke pengamatan yanglain tetap, maka disebut homos -kedastisitas dan jika berbedadisebut heteroskedastisitas.Model regesi yang baik adalahhomoskedastisitas atau tidakterjadi heteroskedastisitas. Untukmenguji ada tidaknya heteros-kedastisitas di dalam penelitianini menggunakan uji Glejser yaitudengan cara meregresikan nilaiabsolute residual terhadap

variabel independen. Ada tidaknyaheteroskedastisitas diketahuidengan melihat probabilitasnyaterhadap derajat kepercayaan 5%.Jika nilai probabilitas > 0,05 makatidak terjadi heteroske-dastisitas(Ghozali, 2005: 109).

d. AutokorelasiUji Autokorelasi dimaksudkanuntuk menguji apakah antar

residual terdapat korelasi yangtinggi. Jika antar residual tidakterdapat korelasi maka dikata -kan bahwa residual adalah acakatau random. Uji statistik yangdigunakan untuk mendeteksiautokorelasi adalah dengan ujiDurbin Watson Test. Kriteriapengujiannya sebagai berikut:

TabelTingkat Autokorelasi (Durbin Watson)

DW KesimpulanKurang dari 1,10 Ada autokorelasi

1,10 – 1,54 Tidak ada kesimpulan1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi2,47 – 2,90 Tidak ada kesimpulan

Lebih dari 2,91 Ada autokorelasi(Algifari, 2002 : 34).

3. Analisis Regresi Linier BergandaAnalisis ini digunakan untuk menge -tahui pengaruh dari variabel bebasterhadap variabel terikat Adapunrumus yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e(Djarwanto Ps, 2001 : 186)Keterangan:Y = Stress Kuliaha = KonstantaX1 = Perilaku belajar

X2 = Efikasi diriX3 = Kecerdasan emosionalb1, b2, b3 = Koefisien regresie = Error

5. Uji tAnalisis ini digunakan untuk mem -buktikan signifikansi pengaruhvariabel bebas terhadap variabelterikat secara parsial. Langkah -langkah yang digunakan adalahsebagai berikut :

a. Menentukan Ho dan Ha

Ho : i = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas secaraparsial terhadap variabel terikat

Ha : i 0, artinya ada pengaruh yang signifikan variabel bebas secara parsialterhadap variabel terikat

b. Level of significance () = 0,05t tabel = (/2 ; n-1-k)

c. Kriteria Pengujian

- t tabel t tabel

Daerah TolakDaerah TolakDaerah Terima

Ho diterima bila –t tabel < t hitung < t tabelHo ditolak bila t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel

d. Nilai t hitung

b - t =Sb (Djarwanto Ps, 2001 : 194).

Keterangan :t = t hitungb = Koefisien regresi = Nilainya 0Sb = Standard error ofregression coeficient

e. Menentukan kesimpulanDengan membandingkan antarat hitung dengan t tabel, maka Hoditerima atau Ho ditolak.

6. Uji FAnalisis ini digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabelbebas (perilaku belajar, efikasi diridan kecerdasan emosional secarabersama-sama terhadap variabelterikat (stress mahasiswa). Adapunlangkah-langkah yang digunakanadalah sebagai berikut :

a. Menentukan Ho dan HaHo : 1 = 2 = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama

sama variabel bebas terhadap variabel terikatHa : 1 2 0, Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama sama

variabel bebas terhadap variabel terikat

b. Level of significance () = 0,05Derajat kebebasan (dk) = k ; n -1-kNilai F tabel, F = 0,05 ; (k) ; (n -1-k)

c. Kriteria Pengujian

F hitungHo diterima bila F hitung < F tabelHo ditolak bila F hitung > F tabel

d. Nilai F hitung

)1/(

/

knSSE

kSSRF

(Djarwanto PS., 2001: 195)

Di mana :SSR = Sum of Squares from theRegression

SSE = Sum of Squares fromSampling Errorn = Jumlah sampel

Daerah tolakDaerah terima

k = Banyaknya variabel bebase. Menentukan kesimpulan

Dengan membandingkan antaranilai Fhitung dengan Ftabel makadapat ditentukan apakah Hoditerima atau ditolak.

7. Koefisien DeterminasiKoefisien determinasi (R 2) padaintinya mengukur seberapa besarsumbangan pengaruh variabelbebas dalam menerangkan variasivariabel terikat. Nilai koefisien

determinasi antara nol dan satu.Nilai R2 yang kecil berarti sum-bangan atau pengaruh variabelbebas dalam menjelaskan variasimodel terikat amat kecil. Nilai yangmendekati satu berarti variabel -variabel bebas memberikan hampirsemua informasi yang dibutuhkanuntuk memprediksi variasi variabelterikat. Rumus yang digunakanadalah :

SST

SSRRY 2 (Djarwanto Ps., 2001: 196)

Keterangan:2YR = Koefisien determinasi

SSR = Sum of Squares from the RegressionSST = Total Sum of Squares Deviations

e. ANALISIS DATADeskripsi Responden

Bagian ini akan dijelaskan tentanghasil yang diperoleh berdasarkan jawaban -jawaban kuesioner yang telah disebarkankepada responden penelitian. Jumlahkuesioner yang disebarkan sebanyak 100eksemplar. Berdasarkan kuesioner yangdisebarkan tersebut terdapat 20 kuesioner

yang tidak kembali, dengan demikiankuesioner yang kembali kepada penelitisebanyak 80 kuesioner (80%), di manasebanyak 73 kuesioner yang kembal itersebut secara keseluruhan dinyatakanlengkap, sehingga layak untuk dilakukanpengujian. Tingkat penyebaran dan respondari responden penelitian dapat dilihatdalam tabel berikut :

Respon Responden Penelitian

Jumlah kuesioner yang disebarJumlah kuesioner yang kembaliTingkat pengembalian kuesionerJumlah kuesioner yang tidak layak ujiJumlah kuesioner yang layak ujiRespon rate

10080

80%7

7373%

Sumber: Data primer diolah penulis

Gambaran umum responden dalam pene -litian ini terbagi dalam lama kerja, jeniskelamin dan tingkat pendidikan.1. Jenis Kelamin Responden

Gambaran responden berdasarkan jeniskelamin dapat dilihat pada tabel sebagaiberikut :

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah PersentaseLaki-laki

Perempuan2845

38,461,6

Jumlah 73 100Sumber : data yang telah diolah , 2010

Responden dalam penelitian ini mayoritas adalah perempuan yaitu sebanyak 45 orang atau61,6% sedangkan responden laki -laki adalah sebanyak 28 orang atau 38,4%.

2. Asal UniversitasGambaran responden berdasarkan asal universitas adalah sebagai berikut :

Asal Universitas

Asal Universitas Jumlah Persentase

Universitas Slamet RiyadiUniversitas Sebelas MaretSTIE-AUBUMSUniversitas TunasPembangunan

111419227

15,119,226,030,19,6

Jumlah 73 100Sumber : data yang telah diolah , 2010

Responden dalam penelitian inimayoritas adalah dari UniversitasMuhammadiyah Surakarta seba -nyak 22 orang (30,1%), STIE -AUBsebanyak 19 orang (26,0%), Univer -sitas Sebelas Maret sebanyak 14responden (19,2%), UniversitasSlamet Riyadi 11 mahasiswa (15,1%)dan Universitas Tunas Pemba -ngunan 7 mahasiswa (9,6%).

f. Uji Instrumen Penelitian

Uji ValiditasPengujian validitas dalam penelitianini menggunakan pearsoncorrelation dengan bantuanprogram SPSS dengan hasil sebagaiberikut :a. Variabel Perilaku Belajar (X1)

Hasil uji validitas variabelperilaku belajar diperoleh hasilsebagai berikut :

Validitas Perilaku Belajar (X 1)

ItemPertanyaan rhitung rtabel Keterangan

x1_1x1_2x1_3x1_4x1_5x1_6

0,6800,6200,6950,5980,5250,543

0,2350,2350,2350,2350,2350,235

ValidValidValidValidValidValid

Sumber : data yang telah diolah , 2010

Hasil uji validitas menunjukkanhasil bahwa semua item perilakubelajar dinyatakan valid karenanilai r hitung > r tabel dan dapatdigunakan dalam penelitian.

b. Variabel Efikasi Diri (X2)Hasil uji validitas variabel efikasidiri dapat ditunjukkan dalamtabel sebagai berikut

Validitas Efikasi Diri

ItemPertanyaan

rhit rtabel Keterangan

12345

0,6980,6690,8030,7000,675

0,2350,2350,2350,2350,235

ValidValidValidValidValid

Sumber : data yang telah diolah , 2010

Hasil uji validitas menunjukkanhasil semua item efikasi diridinyatakan valid karena nilai rhitung > r tabel sehingga semuaitem pertanyaan tidak ada yangdidrop dan dapat digunakandalam penelitian.

c. Variabel Kecerdasan Emosional(X3)Hasil uji validitas variabelkecerdasan emosional dapatditunjukkan dalam tabel sebagaiberikut :

Validitas Kecerdasan EmosionalItem

Pertanyaan rhit rtabel Keterangan

123456789

10

0,6640,6400,5780,7120,6010,5170,3500,3700,3810,405

0,2350,2350,2350,2350,2350,2350,2350,2350,2350,235

ValidValidValidValidValidValidValidValidValidValid

Sumber : data yang telah diolah, 2010

Hasil uji validitas menunjukkanhasil semua item kecerdasanemosional dinyatakan validkarena nilai r hitung > r tabelsehingga semua item pertanyaan

tidak ada yang didrop dan dapatdigunakan dalam penelitian.

d. Variabel Stress Kuliah (Y)Hasil uji validitas variabel stresskuliah dapat ditunjukkan dalamtabel sebagai berikut :

Validitas Stress Kuliah (Y)

ItemPertanyaan rhit rtabel Keterangan

12345

0,6980,6690,8030,7000,675

0,2350,2350,2350,2350,235

ValidValidValidValidValid

Sumber : data yang telah diolah , 2010

Hasil uji validitas menunjukkan hasilsemua item stress kuliah dinyatakanvalid karena nilai r hitung > r tabelsehingga semua item pertanyaantidak ada yang didrop dan dapatdigunakan dalam penelitian.Uji Reliabilitas

Hasil dari uji reliabilitas dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:

TabelHasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai Cronbach’sAlpha

NilaiKritis Keterangan

Perilaku belajar (X1)Efikasi diri (X2)Kecerdasan emosional (X 3)Stress Kuliah (Y)

0,6650,7540,6860,772

0,600,600,600,60

ReliabelReliabelReliabelReliabel

Sumber : data yang telah diolah , 2010

Hasil uji reliabilitas menunjukkanbahwa nilai cronbach’s alpha untuksemua variabel (perilaku belajar,efikasi diri, kecerdasan emosionaldan stress kuliah > nilai kritis (0,60),maka dalam penelitian ini dikatakan

reliabel artinya data dapat dignakandalam penelitian.Uji Asumsi Klasika. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitianini menggunakan program SPSSdengan hasil sebagai berikut :

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

73.0000000

2.26803933.061.042-.061.522.948

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Sumber : data yang telah diolah , 2010

Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov dapat diketahui bahwa nilai Sig(p) 0,948 > 0,05; maka terdistribusi normal.

b. Uji MultikolonieritasHasil uji multikolinieritas diperoleh hasil pengujian sebagai berikut :

Uji MultikolinearitasVariabel Toleransi VIF

Perilaku belajarEfikasi diriKecerdasan emosional

0,8970,9450,871

1,1151,0581,148

Sumber : data yang telah diolah, 2010

Hasil uji multikolinearitas dike-tahui bahwa nilai toleransi lebihbesar dari 0,10 dan nilai VIFkurang dari 10. berarti tidakterjadi multikolonieritas, makaregresi atau model yang digu-

nakan dalam penelitian inibebas multikolonieritas.

c. Uji AutokorelasiUji autokorelasi pada penelitianini menggunakan program SPSSdengan hasil sebagai berikut :

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

.733a .538 .518 2.31682 1.489Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), EQ, efikasi_diri, perilaku_bljra.

Dependent Variable: stress_kuliahb.

Sumber : data yang telah diolah, 2010

Hasil uji Durbin Watson diperoleh nilai 1,489 dan terletak diantara 1,10 – 1,54sehingga dinyatakan tidak ada kesimpulan dan tidak terjadi autokorelasi.

d. Uji HeteroskedastisitasHasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

TabelUji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

-.825 1.909 -.432 .667.018 .069 .033 .267 .790-.015 .062 -.030 -.247 .806.066 .041 .205 1.625 .109

(Constant)perilaku_bljrefikasi_diriEQ

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: abs_residua.

Sumber : data yang telah diolah, 2010

Hasil uji heteroskedastisitas dengan uji Glejser diperoleh nilai probabilitas dari variabel(perilaku belajar, efikasi diri dan kecerdasan emosional > 0,05 maka tidak terjadiheteroskedastisitas.

Pengujian Hipotesis1. Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

Regresi Linier BergandaCoefficientsa

48.306 3.229 14.960 .000-.502 .116 -.372 -4.310 .000-.447 .105 -.357 -4.241 .000-.257 .069 -.326 -3.722 .000

(Constant)perilaku_bljrefikasi_diriEQ

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: stress_kuliaha.

Sumber : data yang telah diolah, 2010

Persamaan regresinya adalah sebagaiberikut :Y = 48,306 - 0,502X1 – 0,447X2 – 0,257X3 + ea. Nilai konstansta (a) adalah 48,306, hal ini

berarti bahwa apabila variabel perilakubelajar, efikasi diri dan kecerdasanemosional mahasiswa dianggap tetapmaka mahasiswa mengalami stresskuliah.

b. Nilai koefisien regresi untuk variabelperilaku belajar (X1) yang bertandanegatif, yaitu sebesar -0,502. Hal iniberarti bahwa dengan adanya perilakubelajar yang semakin baik maka dapatmenurunkan stress mahasiswa di manavariabel bebas yang lain dianggap tetap.

c. Nilai koefisien regresi untuk variabelefikasi diri (X2) yang bertanda negatif,

yaitu sebesar -0,447. Hal ini berartibahwa dengan adanya efikasi diri yangsemakin baik maka dapat menurunkanstress mahasiswa di mana variabel bebasyang lain dianggap tetap.

d. Nilai koefisien regresi untuk variabelkecerdasan emosional (X 3) yangbertanda negatif, yaitu sebesar -0,257.Hal ini berarti bahwa dengan adanyakecerdasan esmosional yang semakinbaik maka dapat menurunkan stressmahasiswa di mana variabel bebas yanglain dianggap tetap.

2. Uji tPengujian uji t dengan bantuan programSPSS. Dari hasil perhitungan programSPSS dapat diperoleh nilai sebagaiberikut :

Hasil Uji t

Variabel t Sig.

Perilaku belajar -4,310 .000Efikasi diri -4,241 .000Kecerdasan emosional -3,722 .000

Sumber : data yang telah diolah, 2010

Hasil penelitian yaitu sebagai berikut :a. Pengaruh perilaku belajar (X 1) terhadap

stress mahasiswa (Y)Hasil uji t diperoleh nilai t hitung sebesar-4,310 dengan tingkat signifikansi 0,000< 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruhnegatif yang signifikan perilaku belajarterhadap stress mahasiswa PerguruanTinggi di Surakarta.

b. Pengaruh efikasi diri (X2) terhadap stressmahasiswa (Y)Hasil uji t diperoleh nilai t hitung sebesar-4,241 dengan tingkat signifikansi 0,000< 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruhnegatif yang signifikan efikasi diri ter-hadap stress mahasiswa PerguruanTinggi di Surakarta.

c. Pengaruh kecerdasan emosional (X 3)terhadap stress mahasiswa (Y)

Hasil uji t diperoleh nilai t hitung sebesar-3,722 dengan tingkat signifikansi 0,000< 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruhnegatif yang signifikan kecerdasan

emosional terhadap stress mahasiswaPerguruan Tinggi di Surakarta.

3. Uji FHasil uji F hitung dapat dilihat padatabel berikut :

Hasil Uji F

ANOVAb

431.303 3 143.768 26.784 .000a

370.368 69 5.368801.671 72

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), EQ, efikasi_diri, perilaku_bljra.

Dependent Variable: stress_kuliahb.

Hasil uji F diperoleh nilai F hitung26,784 > 2,76 atau nilai signifikansi0,000 < 0,05 sehingga variabel peri -laku belajar, efikasi diri dan kecer -dasan emosional secara bersama -sama mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap stress maha -siwa.

4. Koefisien Determinasi (R2)Nilai koefisien determinasi (R 2)dihitung dengan menggunakan pro -gram SPSS yang dapat ditunjukkanpada tabel berikut ini :

Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted RSquare

Std. Error of theEstimate

1 .733(a) .538 .518 2.31682Sumber : data yang telah diolah, 2010

Berdasarkan hasil pengujianregresi linier berganda dalampenelitian ini diperoleh koefisiendeterminasi (Adjusted R2) sebesar0,518 artinya besarnya sumbanganatau pengaruh variabel perilakubelajar, efikasi diri dan kecerdasanemosional terhadap stress mahasiswaadalah sebesar 51,8%, sedangkansisanya sebesar 48,2% dipengaruhioleh variabel lain yang tidak diteliti.

PENUTUPKesimpulanKesimpulan dari hasil penelitian ini adalahsebagai berikut :

1. Ada pengaruh negatif yang signifikanperilaku belajar terhadap stress kuliahmahasiswa Perguruan Tinggi diSurakarta, sehingga hipotesis dapatdibuktikan kebenarannya.

2. Ada pengaruh negatif yang signifikanefikasi diri terhadap stress kuliahmahasiswa Perguruan Tinggi diSurakarta, sehingga hipotesis dapatdibuktikan kebenarannya.

3. Ada pengaruh negatif yang signifikankecerdasan emosional terhadap stresskuliah mahasiswa Perguruan Tinggi diSurakarta, sehingga hipotesis dapatdibuktikan kebenarannya.

4. Perilaku belajar, efikasi diri dankecerdasan emosional secara b ersama-sama mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap stress mahasiwa ,sehingga hipotesis dapat dibuktikankebenarannya.

Saran1. Hendaknya mahasiswa perlu

menciptakan rasa tenang dan nyamandan mempunyai kepercayaan diri yangkuat, serta mempunyai kepribad ian dankecerdasan emosional yang baiksehingga mahasiswa mampu mengatasitekanan dalam kuliah sehingga dapatmengurangi terjadinya stress.

2. Hendaknya peneliti selanjutnya jugamemasukkan faktor lain di luar variabelpenelitian, misalnya faktor kecerdasanspiritual

DAFTAR PUSTAKA

Asri Laksmi Riani dan Hanik Farida, 2006,Pengaruh Kompetensi Utama Kecer -dasan Emosional dan Afikasi DiriTerhadap Kenyamanan SupervisorDalam Melakukan Penilaian Kerja ,Jurnal Bisnis & Manajemen Vol. 6, No.1

Catharina Tri Anni, 2004, Psikologi Belajar,UPT Unnes Press, Semarang

Daniel Goleman, 2002, KecerdasanEmosional Untuk Mencapai PuncakPrestasi, Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

Djarwanto PS, 2001, Mengenal beberapa UjiStatistik Dalam Penelitian , BPFEUGM Yogjakarta.

Imam Ghozali, 2005, Aplikasi AnalisisMultivariatie dengan Program SPSS ,Badan Penerbit Undip Semarang.

Marita, Sri Suryaningrum, dkk, 2009, KajianEmpiris Atas Perilaku Belajar danKecerdasan Emosional Dalam Mem-pengaruhi Stess Kuliah MahasiswaAkuntansi, Seminar NAsionalAkuntansi XI, Pontianak

Multiply Com, 2009, Affikasi Diri (Self -Efficacy) Diakses darihttp://treepjkr,multiply.com tanggal21 Mei 2010

Nana syaodih Sukmadinata, 2005, Belajardan Faktor-faktor Yang Mempenga-ruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Pandu Occaesar 2009, Pengaruh Efikasi DiriTerhadap Stress Mahasiswa FakultasIlmu Pendidikan Universitas negeriMalang yang sedang MenyusunSkripsi. Skripsi, Progdi Psikologi,Jurusan Bimbingan Konseling danPsikologi, Fak Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Malang , TidakDipublikasikan

Reza Surya dan Hananto, 2004, PengaruhEmotional Quotien Auditor TerhadapKinerja Auditorr di Kantor AkuntanPublik, Pespektif, Volume 0, Nomor 1

Shapiro Lawrence E, 1998, M engerjakanEmotional Intelgence Pada AnakGramedia Pustaka Utama Jakarta.

Sonni Purnomo, 2008, Pengaruh Kecer-dasan Emosional dan Self EfficacyTerhadap Kinerja Auditor (SurveyPada Kantor Akuntan Publik diSurakarta (Skripsi Atmabhakti, Tidakdipublikasikan

Sonny Sumarsono, 2004, Metode RisetSumber Daya Manusia , Graha IlmuYogjakarta.

Suharsini Arikunto, Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktek , RinekaCipta Jakarta.

Suryaningsum, Sri Sucahyo Heriningsih,2005, Kajian Empiris Atas PengaruhKecerdasan Emosional MahasiswaAkuntansi Terhadap Stres Kuliah,Simposium Nasional Mahasiwa danAlumni Pasca Sarjana Ilmu EkonomiUGM.

Suwardjono, 2004, Perilaku Belajar diPerguruan Tinggi , diakses dariww.sudjarwo.com tanggal 18 April2010

Triantoro Safaria, 2007, Stress Dit injau DariActive Coping, Avoidance Coping danNegativ Coping, Konferensi StressNasional Managemen , FakultasPsikologis Ahmad Dahlan Bandung.

Uma Sukaran, 2006, Research Methods ForBusiness (Metodologi PenelitianUntuk Bisnis) Salemba Empat, Jakarta