Author
others
View
52
Download
0
Embed Size (px)
KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERKAIT AKTIVITAS PEMBUATAN
KERAJINAN PAHAT BATU DI DUSUN SIDOHARJO, DESA
TAMANAGUNG, KECAMATAN MUNTILAN, KABUPATEN
MAGELANG, JAWA TENGAH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh :
MARGARETA RETNO DWI PURWANINGSIH
NIM: 151414105
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur atas berkat Tuhan Yang Maha Kasih, karya ini
kupersembahkan kepada :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang senantiasa memberkati dan menyartai setiap
langkahku,
kedua orangtuaku terkasih Bapak Mateus Slamet dan Ibu Theresia Astuti,
Seluruh sanak saudaraku,
Teman-teman mahasiswa Pendidikan Matematika yang telah memberikan support
Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
“Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan
berhasil, dan berhasillah kau; anggap semua pelajaran mudah, dan semua
akan jadi mudah; jangan takut pada pelajaran apa pun, karena ketakutan itu
sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua”
-Pramoedya Ananta Toer
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan
dengan ucapan syukur”
-Filipi 4:6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Margareta Retno Dwi Purwaningsih. 2019. Kajian Etnomatematika Terkait Aktivitas
Pembuatan Kerajinan Pahat Batu di Dusun Sidoharjo, Desa Tamanagung,
Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan Implementasinya
Dalam Pembelajaran Matematika. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aspek historis, aspek filosofis pada
kegiatan pahat batu di Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan, untuk mengetahui aspek
fundamental matematis menurut Bishop pada kegiatan pahat batu dan implementasinya
dalam pembelajaran matematika sebagai permasalahan kontekstual.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan mengambil
narasumber penelitian terdiri dari perintis kegiatan pahat batu, pemahat batu, pengelola
sanggar, pengusaha batu dan pedagang kerajinan pahat batu. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi, dimana peneliti menjadi
instrumen utama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa awal mulanya kegiatan pahat batu berawal
dari keluarga Salim Joyo Pawiro bersaudara yang berprofesi sebagai jlagra. Kemudian
bakat dan ketrampilannya diwariskan terus menerus kepada generasinya sehingga
menghasilkan barang-barang kerajinan yang mempunyai nilai seni tinggi sampai saat ini.
Makna lain dibalik kegiatan pahat batu (aspek filosofis) diantaranya kegiatan pahat batu
dijadikan sarana untuk melestarikan kebudayaan leluhur dengan berpegang teguh kepada
nilai-nilai kepercayaan setempat dan juga sebagai wujud ungkapan syukur, masyarakat
menggelar Saparan Merti Dusun. Aspek matematis pada kegiatan pahat batu menurut
Bishop diantaranya; a) Counting meliputi perkiraan (approximation) harga bahan baku,
harga jual patung, penentuan upah pegawai, ketepatan (accuracy), perhitungan
menggunakan jari tangan (finger and body counting) dan menentukan banyaknya pegawai,
b) Locating meliputi jarak (distances), lokasi lingkungan (enviromental location),
penggunaan garis lurus dan garis lengkung (straight and curved lines), bentuk melingkar
(circle) ataupun elips (ellips),pembagian lahan untuk proses produksi, c) Measuring
meliputi kualitas (qualities), perkiraan (estimation) waktu (time), memaksimalkan
luasan(area) atau volume (volume), d) Designing meliputi desain (design), bentuk
(shapes), ukuran besar (large), kecilnya (small), proporsi (proportion), perbandingan
(ratio), pembesaran skala (scale-model enlargements), simetri (simetris), dan nilai
seni/keindahan pada patung (aesthetics), e) Playing meliputi prediksi/berspekulasi
(prediction), melakukan rencana (plans strategies), model (modelling) dan f) Explaining
meliputi penjelasan (explanation) dan simbol (symbol) makna tertentu. Adapun
implementasinya dalam pembelajaran matematika digunakan sebagai pembuatan
permasalahan kontekstual pada tingkat SMP meliputi materi; Operasi Hitung Bilangan
Bulat dan Pecahan, Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel, Perbandingan,
Aritmetika Sosial, Pola Barisan, Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar
dan Volume Bangun Ruang Sisi Lengkung.
Kata Kunci : Aspek Matematis, Aspek Filosofis, Etnomatematika, Seni, Kegiatan Pahat
Batu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT Margareta Retno Dwi Purwaningsih. 2019. Ethnomathematics Study Related to The Activity of Creating Stone Carving Crafts in Sidoharjo, Tamanagung Village, Muntilan Disctrict, Magelang Regency, Central Java and Its Implementation in Mathematics Learning. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
The purpose of this study was to find out the historical aspects, philosophical aspects of stone carving activities in Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan, to find out the fundamental mathematical aspects according to Bishop in stone carving activities and their implementation in mathematics learning as a contextual problem.
The type of this research was a qualitative descriptive study by taking research resources persons consisting of pioneers of stone carving activities, stone carvers, managers of studios, stone entrepreneurs and traders of stone carving crafts. The data collection methods were observations, interviews and documentation in which the researcher acted as the main instrument. The results of the study showed that the beginning of the stone carving activities originated from the family of Salim Joyo Pawiro brothers who worked as jlagra. Then his talents and skills were inherited continuously to his generations to produce handicrafts which have high artistic value up till now. Other meanings behind the stone carving activities (philosophical aspects) including stone carving activities that were used as a mean to preserve ancestral culture by adhering to local belief values and a form of gratitude expression by holding Saparan Merti Dusun. The mathematical aspects of the stone carving activities according to Bishop were (a) Counting: Estimating (approximation) of raw material prices, selling prices of statues, determining employee wages, accuracy, calculations using fingers and body counting and determining the number of employees,(b) Locating: Distance (distances), environmental location (enviromental location), the use of straight lines and curved lines (straight and curved lines), circular shapes (circle) or ellipses (ellipses), division of land for production processes, (c) Measuring: quality (qualities), estimate (estimation) time (time), maximize area (area) or volume (volume), :d) Designing: design (design), shapes (shapes), large (large), small (small), proportion, comparison (scale), scale-model enlargements, symmetry (symmetry), and artistic value / aesthetics, (e) Playing: Prediction, making plans (plans strategies), models ( modeling), and (f) Explaining: Explanation (explanation) and symbols (symbols) of certain meanings. In conclusion, the implementation in mathematics learning process is used to create contextual problems in junior high school level materials including algebra, social arithmetic, area and circumference of squares, number sequence patterns, and geometry. Key words : Mathematical Aspects, Philosophical Aspects, Ethnomatematics, Art, Craft
Carving Stone
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul: “KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERKAIT AKTIVITAS PEMBUATAN
KERAJINAN PAHAT BATU DI DUSUN SIDOHARJO, DESA
TAMANAGUNG, KECAMATAN KABUPATEN MAGELANG, JAWA
TENGAH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA” dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak
pihak yang turut terlibat dalam memberikan bantuan, dukungan, doa, serta motivasi
kepada penulis. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr.Yohanes Harsoyo,S.Pd.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito,S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
3. Bapak Beni Utomo,M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
4. Bapak Prof.Dr.St.Suwarsono, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada penulis dalam menyusun
skripsi ini
5. Ibu Cyrenia Novella Krisnamurti,M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis selama
menjalani dinamika di bangku perkuliahan
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat
bagi penulis sebagai bekal untuk menjadi seorang guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Bruder Yohanes Sarju,SJ.,MM. dan segenap tim Lembaga Kesejahteraan
Mahasiswa yang telah memberikan bantuan materi, motivasi, bimbingan dan
dukungan kepada penulis sebagai mahasiswa penerima beasiswa selama kuliah
di Universitas Sanata Dharma
8. Ibu Titi, Bapak Dulkamid Jayaprana, Bapak Kasrin Endraprayana, Bapak Budi
Felix, Bapak Iwan, Ibu Rita yang telah berkenan menjadi narasumber
9. Bapak Mateus Slamet dan Ibu Theresia Astuti yang telah memberikan
dukungan berupa materil maupun non materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma serta Lucia Ngatini,
Stefanus Purwoko, Maria Sarwi Mitayani yang telah memberikan dukungan
semangat dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai
10. Patricia Josephine B.B.T.N, Yohanna Tito Purnawangsih dan Agape Putri
Glory Kause yang telah menjadi sahabat penulis selama kuliah di Universitas
Sanata Dharma
11. Fransiskus Ivan Gunawan dan Caesar Dwi Hardian yang menjadi teman diskusi
penulis
12. Teman-teman bimbingan Vero, Abi, Hapsari, Gisel, Della yang telah berjuang
bersama dan saling memberikan dukungan
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah turut
membantu dan memberikan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sangat membangun agar dapat bermanfaat bagi pihak lainnya.
Yogyakarta, 9 Juli 2019
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......... vii
ABSTRAK .................................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 6
D. Pembatasan Masalah ................................................................................................. 6
E. Penjelasan Istilah ...................................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................................... 9
A. Kajian Teori ................................................................................................................ 9
B. Penelitian yang Relevan ......................................................................................... 23
C. Kerangka Berpikir .................................................................................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................. 27
A. Jenis Penelitian ....................................................................................................... 27
B. Narasumber Penelitian ............................................................................................ 27
C. Objek Penelitian ..................................................................................................... 28
D. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 28
E. Bentuk data ............................................................................................................. 28
F. Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 29
G. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................................. 31
H. Teknik Analisis Data .............................................................................................. 31
I. Upaya-Upaya Untuk Meningkatkan Kredibilitas Data dan Hasil Penelitian .......... 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 33
K. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 37
A. Pelaksanaan Penelitian............................................................................................ 37
B. Deskripsi Letak Geografis Daerah Sidoharjo ......................................................... 38
C. Analisis Aspek Historis, Aspek Filosofis, Aspek Matematis dan Implementasinya
Dalam Pembelajaran Matematika ........................................................................... 40
D. Keterbatasan Penelitian .......................................................................................... 95
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 96
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 96
B. Saran ..................................................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 101
LAMPIRAN ................................................................................................................. 104
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian ............................................................................... 105
Lampiran 2: Surat Keterangan dari Kelurahan ......................................................... 106
Lampiran 3: Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ............................................................. 107
Lampiran 4: Pedoman Wawancara ............................................................................ 109
Lampiran 5: Lembar Validasi Pedoman Wawancara ................................................ 112
Lampiran 6: Transkrip Data N1 ................................................................................. 118
Lampiran 7:Transkrip Data N2 .................................................................................. 119
Lampiran 8: Transkrip Data N3 ................................................................................. 137
Lampiran 9:Transkrip Data N4 .................................................................................. 151
Lampiran 10: Transkrip Data N5 ............................................................................... 153
Lampiran 11 : Kunci Jawaban Soal Permasalahan Kontekstual pada Kegiatan Pahat
Batu di Sidoharjo ................................................................................ 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3. 1. Bagan Kerangka Berpikir ......................................................................... 26
Gambar 3.8. 1. Komponen dalam analisis data model Miles dan Huberman ................... 32
Gambar 4.2. 1. Peta Desa Tamanagung ............................................................................ 38
Gambar 4.3. 1. Candi Borobudur ...................................................................................... 40
Gambar 4.3. 2. Batu Andesit ............................................................................................. 82
Gambar 4.3. 3. Proses Pemahatan ..................................................................................... 85
Gambar 4.3. 4. Proses Pembuatan Detail Patung .............................................................. 86
Gambar 4.3. 5. Proses Pemolesan ..................................................................................... 87
Gambar 4.3. 6. Proses Pengepakan ................................................................................... 87
Gambar 4.3. 7. Patung Semar ........................................................................................... 91
Gambar 4.3. 8. Proses Pengemasan Patung ..................................................................... 92
Gambar 4.3. 9. Air mancur ............................................................................................... 93
Gambar 4.3. 10. Air Mancur ............................................................................................. 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
file:///D:/PERKULIAHAN/SKRIPSI/SKRIPSWEET/REVISIAN/REVISI%2002/SKRIPSI%2001%20REVISI%2002.docx%23_Toc14679125file:///D:/PERKULIAHAN/SKRIPSI/SKRIPSWEET/REVISIAN/REVISI%2002/SKRIPSI%2001%20REVISI%2002.docx%23_Toc14679166file:///D:/PERKULIAHAN/SKRIPSI/SKRIPSWEET/REVISIAN/REVISI%2002/SKRIPSI%2001%20REVISI%2002.docx%23_Toc14679259file:///D:/PERKULIAHAN/SKRIPSI/SKRIPSWEET/REVISIAN/REVISI%2002/SKRIPSI%2001%20REVISI%2002.docx%23_Toc14680179file:///D:/PERKULIAHAN/SKRIPSI/SKRIPSWEET/REVISIAN/REVISI%2002/SKRIPSI%2001%20REVISI%2002.docx%23_Toc14680180file:///D:/PERKULIAHAN/SKRIPSI/SKRIPSWEET/REVISIAN/REVISI%2002/SKRIPSI%2001%20REVISI%2002.docx%23_Toc14680181file:///D:/PERKULIAHAN/SKRIPSI/SKRIPSWEET/REVISIAN/REVISI%2002/SKRIPSI%2001%20REVISI%2002.docx%23_Toc14680182file:///D:/PERKULIAHAN/SKRIPSI/SKRIPSWEET/REVISIAN/REVISI%2002/SKRIPSI%2001%20REVISI%2002.docx%23_Toc14680183file:///D:/PERKULIAHAN/SKRIPSI/SKRIPSWEET/REVISIAN/REVISI%2002/SKRIPSI%2001%20REVISI%2002.docx%23_Toc14680184file:///D:/PERKULIAHAN/SKRIPSI/SKRIPSWEET/REVISIAN/REVISI%2002/SKRIPSI%2001%20REVISI%2002.docx%23_Toc14680185file:///D:/PERKULIAHAN/SKRIPSI/SKRIPSWEET/REVISIAN/REVISI%2002/SKRIPSI%2001%20REVISI%2002.docx%23_Toc14680187
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.11. 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 36
Tabel 4.2. 1. Pedukuhan Desa Tamanagung ..................................................................... 38
Tabel 4.2. 2. Jumlah Penduduk Desa Tamanagung .......................................................... 39
Tabel 4.3. 1. Karya-Karya Dulkamid Periode 1960-1970 ................................................ 48
Tabel 4.3. 2. Karya-Karya Dulkamid Periode 1970-1980 ................................................ 49
Tabel 4.3. 3. Karya-Karya Dulkamid Periode 1980-1992 ................................................ 50
Tabel 4.3. 4. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Aspek Filosofis .............................. 60
Tabel 4.3. 5. Pertanyaan dan Jawaban N4 mengenai Harga Bahan Baku ......................... 66
Tabel 4.3. 6. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Harga Bahan Baku ......................... 66
Tabel 4.3. 7. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Penentuan Harga Jual .................... 67
Tabel 4.3. 8. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Banyaknya Pegawai ...................... 68
Tabel 4.3. 9. Pertanyaan dan Jawaban N5 mengenai Penentuan Upah ............................. 68
Tabel 4.3. 10. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Penentuan Upah ........................... 69
Tabel 4.3. 11. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Lokasi Pengambilan Batu ............ 70
Tabel 4.3. 12. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Lokasi Pengambilan Batu ............ 70
Tabel 4.3. 13. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Pembagian Lahan ........................ 71
Tabel 4.3. 14. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Perkiraan Luas Lahan .................. 72
Tabel 4.3. 15. Pertanyaan danJjawaban N3 mengenai Penentuan Kualitas Batu ............. 73
Tabel 4.3. 16. Pertanyaan dan Jawaban N4 mengenai Penentuan Kualitas Batu ............. 73
Tabel 4.3. 17. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Penentuan Ukuran Batu ............... 73
Tabel 4.3. 18. Pertanyaan dan jawaban N3 mengenai Penentuan Ukuran Paket .............. 74
Tabel 4.3. 19. Pertanyaan dan jawaban N3 mengenai Perkiraan Waktu .......................... 75
Tabel 4.3. 20. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Perkiraan Waktu .......................... 75
Tabel 4.3. 21. Pertanyaan dan Jawaban N3 terkait mengenai Penentuan Proporsi ........... 76
Tabel 4.3. 22. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Penentuan Proporsi ...................... 76
Tabel 4.3. 23. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Penggunaan Sket ......................... 77
Tabel 4.3. 24. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Penggunaan Sket ......................... 77
Tabel 4.3. 25. Pertanyaan dan jawaban N2 mengenai Penggunaan Mal .......................... 78
Tabel 4.3. 26. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Strategi Pemasaran ...................... 78
Tabel 4.3. 27. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Strategi Peningkatan Kualitas ..... 79
Tabel 4.3. 28. Pertanyaan dan Jawaban N3 mengenai Pembagian Karyawan .................. 80
Tabel 4.3. 29. Pertanyaan dan Jawaban N2 mengenai Makna Simbolis ........................... 81
Tabel 4.3. 30. Rangkuman Aspek Fundamental Matematis menurut Bishop pada Kegiatan
Pahat Batu .................................................................................................. 82
Tabel 4.3. 31. Contoh Masalah Kontekstual Matematika pada Kegiatan Pahat Batu yang
Disesuaikan KD pada Kurikulum 2013 untuk tingkat SMP ...................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan peradaban manusia hingga saat ini, tidak terlepas dari peran
penting matematika. Peranan penting matematika dapat kita lihat mulai dari
zaman Mesir Kuno dimana masyarakat dapat menentukan kembali batas tanah
yang mereka miliki setelah terkena banjir bandang dari sungai Nil, bangsa
Babilonia yang mulai mengenal sistem bilangan untuk menghitung jumlah
ternak yang mereka miliki dan juga perhitungan yang dilakukan berkaitan
dengan ilmu-ilmu perbintangan/astronomi. Sampai saat ini tekhnologi
berkembang sangat pesat dan canggih tak lepas dari peranan matematika.
Beberapa ahli, seperti Carl Friedrich Gauss dalam Hutchinson (1994:i)
mengatakan bahwa “Mathematics is the Queen of Science”, dapat diartikan
bahwa Matematika merupakan Ratunya Ilmu Pengetahuan. Matematika
menjadi landasan perkembangan ilmu-ilmu lainnya seperti dalam bidang
astronomi matematika digunakan untuk memodelkan alam semesta, bidang
teknik informatika penggunaan matematika untuk membahas aplikasi dan
program komputer, bidang kimia untuk menyelesaikan persamaan kimia dan
sebagainya. Tanpa kita sadari, kita banyak menerapkan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari peranannya dalam
berbagai aspek kehidupan. Disisi lain masih adanya beberapa peserta didik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menganggap matematika kurang implementatif dan tidak ada kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Pandangan seperti ini peneliti peroleh ketika diskusi
dengan peserta didik, pada saat peneliti sedang menjalani masa Program
Pengalaman Lapangan (PPL) periode Juli-Oktober 2018. Peserta didik masih
belum menemukan implementasi/kegunaan dalam mempelajari materi Induksi
Matematika dalam kehidupan sehari-hari. Adanya anggapan seperti ini salah
satu penyebabnya adalah pembelajaran matematika yang dilakukan oleh
peneliti cenderung konvensional seperti metode pembelajaran yang dilakukan
peneliti hanya diskusi untuk mengerjakan soal-soal latihan dan permasalahan
yang diberikan kurang kontekstual. Pembelajaran yang dilakukan terlalu
abstrak sehingga peserta didik kurang tertarik untuk mempelajari matematika
lebih dalam terlebih lagi apa yang dipelajari di sekolah tidak ditemukan oleh
mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Perlu adanya suatu inovasi dalam pembelajaran matematika agar
tercipta suatu pembelajaran yang interaktif, menyenangkan dan memotivasi
peserta didik. Adapun pembelajaran matematika yang inovatif dapat dilakukan
melalui pendekatan budaya, atau istilah lainnya adalah Etnomatematika. Gerdes
dalam Budiarto (2016,2) mengartikan Etnomatematika merupakan aktivitas-
aktivitas dan ide-ide matematika, tentang aspek-aspek matematika dari
penomena budaya, tentang unsur-unsur matematika dalam konteks budaya.
Marsigit (2016,23) mengungkapkan istilah ethno menggambarkan
semua hal yang membentuk identitas budaya suatu kelompok, yaitu bahasa,
kode, nilai-nilai, jargon, keyakinan, makanan dan pakaian, kebiasaan dan sifat-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sifat fisik. Sedangkan matematika mencakup pandangan yang luas mengenai
aritmetika, mengklasifikasikan, mengurutkan, menyimpulkan, dan modeling.
Etnomatematika, berfungsi untuk mengekspresikan hubungan antara budaya
dan matematika. Dengan demikian, etnomatematika adalah suatu ilmu yang
digunakan untuk memahami bagaimana matematika diadaptasi dari sebuah
budaya.
Kebudayaan Indonesia telah tersebar di banyak daerah dan memiliki
bentuk yang beranekaragam seperti rumah adat, pakat adat, bahasa daerah, alat
musik daerah, upacara adat, seni tari tradisional, seni rupa tradisional dan
sebagainya. Seni rupa tradisional meliputi batik, wayang, patung dan
sebagainya. Menurut Kurniawan (2017) Desa Tamanagung merupakan salah
satu kelurahan di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang yang memiliki
ciri khas sebagai desa wisata kerajinan pahat batunya yang bersentral di Dusun
Prumpung Sidoharjo. Industri kerajinan pahat batu di Muntilan ini telah
berlangsung sejak tahun 1930. Pada awalnya hanya beberapa warga saja yang
bekerja sebagai jlagra (pemahat batu alam yang pekerjaan sehari-harinya
adalah membuat nisan dari batuan alam) dengan menghasilkan barang seperti
kijing, cowek, umpak, lesung dan sejenisnya. Kemudian usaha ini mulai
berkembang dan menghasilkan produk seni seperti patung Buddha, Gupala,
Ganesha, lampu lampion, Stupa dan lain sebagainya. Produk-produk tersebut
sudah dipasarkan di pasar lokal, regional, maupun internasional.
Dengan adanya Industri Seni Kerajinan Pahat Batu ini, melibatkan
masyarakat beralih profesi sebagai seniman, pengrajin dan pengusaha. Sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
banyak tenaga kerja yang diserap melalui kegiatan industri seni tersebut.
Penyerapan tenaga kerja disekitar lokasi industri kerajinan batu disebabkan
adanya pewarisan keahlian dalam bidang seni kerajinan pahat batu.
Ketrampilan yang diturunkan secara terus menerus akhirnya melekat pada
kehidupan masyarakat pengrajin di daerah tersebut. Bisa dikatakan bahwa
ketrampilan pengrajin pahat batu di daerah tersebut diperoleh dari warisan para
leluhurnya yang berprofesi sebagai jlagra.
Lokasi industri seni kerajinan pahat batu yang terletak tidak jauh dengan
tempat wisata seperti Candi Borobudur, dan jalan yang menghubungkan lintas
Yogyakarta, Magelang dan Semarang menjadi lokasi strategis untuk
mengembangkan perekonomian warga. Di kanan-kiri jalan Yogyakarta,
Magelang dan Semarang tersebut kita bisa menjumpai aneka ragam hasil karya
seni pahat batu yang dipajang. Lokasinya yang strategis menjadi persinggahan
wisatawan yang akan berkunjung ke Candi Borobudur, baik wisatawan
domestik maupun dari mancanegara. Kegiatan pahat batu di Dusun Prumpung
Sidoharjo ini menjadi salah satu mata pencaharian hidup masyarakat setempat
dan merupakan aset budaya yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Apabila ditinjau dari aspek matematis, terdapat kaitan antara pembuatan
kerajinan pahat batu di Dusun Sidoharjo dengan aktifitas fundamental
matematis menurut Bishop. Seperti, sebelum pembuatan arca diperlukan suatu
ketrampilan dalam menentukan perbandingan proporsi besarnya kepala arca
dengan lebar badan arca yang akan dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Melalui etnomatematika hal ini dapat dikaji lebih dalam lagi mengenai
unsur budaya yang terdapat pada masyarakat Dusun Sidoharjo yaitu kegiatan
pahat batu dengan ilmu matematika yang telah dipelajari. Selanjutnya dari hasil
penelitian ini akan dikembangkan menjadi permasalahan kontekstual yang
relevan dengan materi matematika tertentu. Sehingga peserta didik dapat
mengamati, menemukan penerapan matematika yang dipelajari di sekolah
dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah (aspek historis) dari kegiatan pahat batu di Dusun
Sidoharjo, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang?
2. Bagaimana aspek-aspek kultural dan filosofis dari kegiatan pahat batu di
Dusun Sidoharjo, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten
Magelang?
3. Apa saja aktivitas fundamental matematis menurut Bishop yang terdapat
pada kegiatan pahat batu di Dusun Sidoharjo, Desa Tamanagung,
Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang?
4. Apa saja materi matematika yang relevan dengan aspek-aspek matematis
pada kegiatan pahat batu dalam pembelajaran matematika sebagai masalah
kontekstual ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah (aspek historis) dari kegiatan pahat batu di Dusun
Sidoharjo, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang
2. Untuk mengetahui aspek-aspek kultural dan filosofis dari kegiatan pahat
batu di Dusun Sidoharjo, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan,
Kabupaten Magelang
3. Untuk mengetahui aktivitas fundamental matematis menurut Bishop yang
terdapat pada kegiatan pahat batu di Dusun Sidoharjo, Desa Tamanagung,
Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang
4. Untuk mengetahui materi matematika yang relevan dengan aspek-aspek
matematis pada kegiatan pahat batu dalam pembelajaran matematika
sebagai masalah kontekstual
D. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan mencegah terjadinya penafsiran yang
kurang tepat, dan supaya tujuan penelitian dapat tercapai, masalah penelitian
dibatasi hanya pada aspek historis, aspek kultural (filosofis), aspek fundamental
matematis pada kegiatan pahat batu di Sidoharjo, Desa Tamanagung,
Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Penelitian ini mengambil lima
narasumber yang berprofesi sebagai perintis kegiatan pahat batu, pemahat batu,
pengelola sanggar pahat batu, pengusaha batu alam dan pedagang kerajinan
pahat batu. Adapun aspek matematis dilihat melalui enam aktivitas fundamental
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
matematis menurut Bishop pada setiap aktivitas kegiatan pahat batu yang
dilakukan oleh pengrajin.
E. Penjelasan Istilah
1. Etnomatematika
Etnomatematika merupakan matematika yang dipraktekkan diantara
kelompok budaya yang diidentifikasi dalam kelompok buruh, kelompok
anak-anak usia tertentu, buruh serta anak-anak dari kelas profesional
2. Aktivitas fundamental matematis
Aktivitas fundamental matematis merupakan suatu aktivitas matematika
yang meliputi aktivitas counting (membilang), locating (menentukan
lokasi), measuring (mengukur), designing (merancang), playing (bermain)
dan explaining (menjelaskan)
3. Kerajinan Pahat Batu
Kerajinan pahat batu merupakan jenis kerajinan tangan yang dibuat dengan
cara memahat suatu bahan (batu) sehingga menghasilkan bentuk yang
diinginkan
4. Kegiatan Pahat Batu
Kegiatan pahat batu merupakan suatu aktivitas untuk membuat barang
kerajinan pahat batu
5. Sidoharjo
Sidoharjo adalah dusun yang berada di Desa Tamanagung, Kecamatan
Muntilan, Kabupaten Magelang sebagai cikal bakal kegiatan pahat batu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi bagi peneliti
selanjutnya yang akan melakukan penelitian serupa
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan bagi
peserta didik maupun guru dalam bidang pendidikan khususnya
metamatika
2. Manfaat Praktis
a. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan
permasalahan kontekstual yang diterapkan dalam pembelajaran
matematika
b. Hasil dari penelitian ini dapat menunjukkan contoh penerapan
matematika di dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam budaya
setempat.
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan wawasan
kepada masyarakat khususnya Dusun Sidoharjo bahwa ilmu matematika
sudah melekat dalam budaya masyarakat Sidoharjo
d. Hasil penelitian ini dapat memperkenalkan sejarah dan profil Dusun
Sidoharjo sebagai daerah yang masih melestarikan budaya setempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kebudayaan
Widagdho (1991:18) mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari
bahasa Sansekreta “buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang
berarti budi atau akal. Pendapat lain mengatakan, bahwa “budaya” adalah
sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti
daya dari budi, karena itu mereka membedakan antara budaya dengan
kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan
rasa, dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, kebudayaan secara antopologis di
definisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya
dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya.
Tylor dalam Liliweri (2002:4) mendefiniskan kebudayaan sebagai
kumpulan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum,
moral, adat-istiadat dan setiap kemampuan lain atau kebiasaan yang
diperoleh oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya Clifford
Geertz dalam Liliweri (2002:6) mendefinisikan kebudayaan berdasarkan
pandangan Tylor bahwa kebudayaan adalah pola pelbagai makna yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dikemas dalam simbol-simbol yang secara historis ditularkan, dan
kebudayaan juga adalah sistem konsepsi yang diwariskan melalui ekspresi
simbolik sebagai cara orang mengkomunikasikan, melestarikan, dan
mengembangkan pengetahuan mereka tentang dan sikap terhadap
kehidupan.
Koentjaraningrat dalam Suwarsono (2015:6) mendefiniskan
kebudayaan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakannya dengan belajar; beserta keseluruhaan dari hasil budi dan
karyanya itu. Menurut Soemardjan dan Soemardi (1964:113) kebudayaan
merupakan semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Heron dan Barta
dalam Suwarsono (2015:7) mengungkapkan “Culture is viewed as a
group’s or person’s dialect, geographical locale, or views of the world
rather than a restricted view that is solely focused on a group’s artifacts or
a person’s ethnicity”.
Koentjaraningrat dalam Liliweri (2002:6) mengungkapkan 7 unsur
kebudayaan sebagai berikut
a. Sistem religi yang meliputi :
1) sistem kepercayaan
2) sistem nilai dan pandangan hidup
3) komunikasi keagamaan
4) upacara keagamaan
b. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi :
1) kekerabatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2) asosiasi dan perkumpulan
3) sistem kenegaraan
4) sistem kesatuan hidup
5) perkumpulan
c. Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang:
1) flora dan fauna
2) waktu, ruang dan bilangan
3) tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia
d. Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk:
1) lisan
2) tulisan
e. Kesenian yang meliputi:
1) seni patung/pahat
2) relief
3) lukis dan gambar
4) rias
5) vokal
6) musik
7) bangunan
8) kesusastraan
9) drama
f. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi :
1) berburu dan mengumpulkan makanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2) bercocok tanam
3) peternakan
4) perikanan
5) perdagangan
g. Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi:
1) produksi, distribusi, transportasi
2) peralatan komunikasi
3) peralatan konsumsi dalam bentuk wadah
4) pakaian dan perhiasan
5) tempat berlindung dan perumahan
6) senjata
Berdasarkan pendapat Koentjaraningrat yang telah disampaikan
sebelumnya bahwa salah satu unsur dari kebudayaan adalah kesenian yang
terdiri dari seni patung/pahat, relief, lukis dan gambar, rias, vokal, musik,
bangunan, kesustraan dan drama. Dalam hal ini kegiatan pahat batu di
Sidoharjo merupakan wujud dari kebudayaan karena mengandung unsur
kesenian dan merupakan hasil karya manusia.
2. Kebudayaan Masyarakat Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan, Magelang
Menurut Sukandar dalam SiagaIndonesia.com (5/2018) Dusun
Sidoharjo yang semula merupakan Dusun Prumpung desa Tamanagung
Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang merupakan dusun yang terkenal
sebagai cikal bakal lahirnya industri pahat batu di kecamatan Muntilan.
Pada tahun 1935 warga Dusun Prumpung mulai banyak yang bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
sebagai jlagra. Pada waktu itu kondisi dusun masih sepi, para jlagra
mencari batu andesit di sungai Pabelan yang dekat dengan Dusun
Prumpung. Masyarakat pun mulai memahat batu andesit tersebut untuk
dijadikan bahan bangunan rumah seperti umpak, maupun barang untuk
kebutuhan rumah tangga seperti lumpang, cowek, pipisan jamu, serta kijing.
Tak hanya sampai pada kegiatan tersebut, masyarakat mulai mengamati
bagian-bagian Candi Borobudur yang letaknya tak jauh dengan lokasi
Dusun Sidoharjo. Masyarakat mulai mengamati bagian-bagian candi dari
bentuk utuhnya, relief, arca dan stupanya. Bagi mereka keindahan pahatan-
pahatan batu di candi sangat menarik perhatian dan mengagumkan sehingga
memberikan inspirasi bagi mereka untuk meniru membuatnya. Maka tak
heran sampai saat ini masih banyak warga yang berprofesi sebagai pemahat
batu lantaran ketrampilan yang diturunkan turun-temurun dari orang tua
maupun warga lainnya.
Sejak tahun 1967 masyarakat Dusun Sidoharjo menggelar acara Merti
Dusun pada setiap bulan Sapar. Menurut sesepuh setempat, acara ritual ini
untuk bersih dusun baik secara fisik maupun non fisik, menghormati para
leluhur cikal bakal dusun serta mempererat tali persaudaraan serta
meningkatkan semangat gotong royong para warga.
Dalam ritual Saparan Merti Dusun ini sebagai upaya untuk
membersihkan dusun dan diri pribadi masyarakat dari sifat-sifat negatif
yang dilambangkan dengan melarung sesukera (kotoran) baik yang ada di
dusun tersebut mau pun yang ada dalam diri warga. Sesaji larungan berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
jenang baro-baro (jenang bekatul dengan gula jawa), jenang merah-putih,
jenang merah berpalang jenang putih, jenang putih berpalang jenang merah,
kembang setaman, kinang, rokok dan senthir atau api. Juga ada unsur-unsur
tanah, air, api dan udara yang diambil dari dusun ini.
Rangkaian acara ritual Saparan Merti Dusun diawali dengan membaca
doa tahlil bersama dilanjutkan dengan kirab gunungan Saparan menuju
tempat pagelaran wayang kulit. Acara diakhiri dengan melarung sesukera
dan sesaji larungan di Sungai Pabelan yang berhulu di kaki Gunung Merapi.
3. Etnomatematika
Etnomatematika pertama kali diperkenalkan oleh D’Ambrosio, seorang
matematikawan asal Brazil pada tahun 1977. D’Ambrosio (1985:45)
mengemukakan bahwa etnomatematika merupakan matematika yang
dipraktekkan diantara kelompok budaya yang diidentifikasi dalam
kelompok buruh, kelompok anak-anak usia tertentu, buruh serta anak-anak
dari kelas profesional.
Dalam Rosa dan Orey (2011:53) mengatakan bahwa The term
‘ethnomathematics’ has been used by D’Ambrosio (1985) to mean “the
mathematical practices of identifiable cultural grouphs and may be
regarded as the study of mathematical ideas found in any culture). Pendapat
D’Ambrosio dapat diartikan sebagai penggunaan matematika dari
sekelompok budaya yang dapat diidentifikasi dan dapat dianggap sebagai
suatu studi dari matematika yang ditemukan dalam berbagai budaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Sunandar (2016:96) mengungkapkan bahwa awalan ethno diartikan
sebagai sesuatu yang sangat luas yang mengacu pada konteks sosial budaya,
termasuk bahasa, jargon, kode, perilaku, mitos dan symbol. Kata dasar
mathema berarti menjelaskan, mengetahui, memahami dan melakukan
kegiatan seperti pengkodean, mengukur, mengklasifikasi, menyimpulkan
dan pemodelan. Akhiran tics berasal dari techne dan bermakna sama seperti
teknik.
Albanese dan Perales (2015:2) mengungkapkan bahwa etnomatematika
merupakan program penelitian dimana yang menjadi fokusnya yaitu pada
hubungan antara matematika dan budaya. Barton dalam Rosa dan Orey
(2011:36) mengungkapkan bahwa etnomatematika sebagai program that
investigates the ways in which different cultural groups comprehend,
articulate, and apply concepts and practices that can be identified as
mathematical practies, yang dapat diartikan etnomatematika merupakan
suatu program penyelidikan terhadap suatu kelompok budaya dalam hal
memahami, mengartikulasi dan mengaplikasi berbagai konsep dan praktik
yang dapat diidentifikasi sebagai kegiatan matematika. Marsigit (2016:23)
menyampaikan bahwa etnomatematika merupakan suatu ilmu yang
digunakan untuk memahami bagaimana matematika diadaptasi dari sebuah
budaya dan berfungsi untuk mengekpresikan hubungan antara budaya dan
matematika sehingga dengan kata lain etnomatematika merupakan ilmu
yang mengkaji kebudayaan masyarakat. Shirley dalam Sunandar (2016:97)
berpandangan bahwa etnomatematika merupakan matematika yang timbul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dan berkembang dalam masyarakat dan sesuai dengan kebudayaan
setempat, merupakan pusat proses pembelajaran dan metode pengajaran.
Hal ini membuka potensi pedagogis yang mempertimbangkan pengetahuan
para siswa yang diperoleh dari belajar di luar kelas.
Dari pendapat yang telah diungkapkan tersebut dapat kita maknai bahwa
etnomatematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara
matematika dan budaya pada sekelompok masyarakat tertentu.
Suwarsono (2015:9) mengungkapkan hal-hal yang dikaji dalam
etnomatematika meliputi :
a. Lambang-lambang, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan ketrampilan-
ketrampilan matematis yang ada pada kelompok-kelompok bangsa,
suku, ataupun kelompok masyarakat lainnya.
b. Perbedaan ataupun kesamaan dalam hal-hal yang bersifat matematis
anatara suatu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat
lainnya dan faktor-faktor yang ada dibelakang perbedaan atau kesamaan
tersebut.
c. Hal-hal yang menarik atau spesifik yang ada pada suatu kelompok atau
beberapa kelompok masyarakat tertentu, misalnya cara berpikir, cara
bersikap, cara berbahasa dan sebagainya, yang ada kaitannya dengan
matematika.
d. Berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat yang ada kaitannya
dengan matematika, misalnya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
1) Literasi keuangan (financial literacy) dan kesadaran ekonomi
(economic awareness)
2) Keadilan sosial (social justice)
3) Kesadaran budaya (cultural awareness)
4) Demokrasi (democracy) dan kesadaran politik (political awareness)
5) Hukum (law) yang berlaku di suatu daerah atau negara, dan
kaitannya dengan matematika
Suwarsono (2015:12) mengungkapkan tujuan dari kajian tentang
etnomatematika sebagai berikut :
a. Agar keterkaitan antara matematika dan budaya bisa lebih dipahami,
sehingga persepsi siswa dalam masyarakat tentang matematika menjadi
lebih tepat, dan pembelajaran matematika bisa lebih disesuaikan dengan
konteks budaya siswa dan masyarakat, dan matematika bisa lebih mudah
dipahami karena tidak lagi dipersepsikan sebagai sesuatu yang ‘asing’
oleh siswa dan masyarakat.
b. Agar aplikasi dan manfaat matematika bagi kehidupan siswa dan
masyarakat luas dapat dioptimalkan, sehingga siswa dan masyarakat
memperoleh manfaat yang optimal dari kegiatan belajar matematika.
4. Aktivitas Fundamental Matematis
Menurut Bishop (1988:99) terdapat 6 fundamental mathematical
activities (6 aktivitas dasar matematika) yang terdiri dari counting
(membilang), locating (menentukan lokasi), measuring (mengukur),
designing (merancang), playing (bermain) dan explaining (menjelaskan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Berikut penjelasan terhadap enam aktivitas fundamental matematis menurut
Bishop :
a. Counting (Membilang)
Quantifiers (each, some, many, none); Adjectival number names;
Finger and body counting; Tallying; Numbers; Place value; Zero; Base
10; Operations on Numbers; Combinatorics; Accuracy;
Approximation; Erros; Fractions; Decimals; Positive; Negatives;
Infinitely large, small; Limit; Number patterns; Powers; Number
relationships; Arrow diagrams; Algebraic representation; Events;
Probabilities; Frequency representations.
Membilang (Counting) merupakan suatu aktivitas yang meliputi
kuantifikasi/kuantor, nama-nama bilangan, penggunaan jari dan bagian
tubuh untuk menghitung; turus; bilangan; nilai tempat; nol; basis 10;
operasi bilangan; kombinatorik; akurasi; perkiraan; kesalahan dalam
membilang; pecahan; desimal; positif, negatif; besar tidak terhingga,
kecil tidak terhingga; limit; pola bilangan; pangkat; relasi bilangan;
diagram panah; representasi aljabar; kejadian; probabilitas; representasi
frekuensi. Pada awalnya aktivitas counting dalam masyarakat muncul
karena kebutuhan masyarakat untuk membuat catatan berdasarkan harta
kepemilikan mereka seperti perhitungan untuk menghitung jumlah
hewan ternak yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Locating (Menentukan Lokasi)
Prepositions; Route descriptions; Enviromental locations; N.S.E.W
Compass bearings; Up/down; Left/right; Forwards/Backwards;
Journeys (distance); Straight and curved lines; Angle as turning
Rotations; Systems of location; Polar coordinates, 2D/3D coordinates,
Mapping; Latitude / Longitude; Loci; Linkages; Circle; Ellipse; Vector;
Spiral.
Menentukan lokasi (Locating) merupakan suatu aktivitas meliputi
preposisi; pendeskripsian suatu rute/lintasan; lokasi lingkungan; arah
mata angin; atas/bawah; depan/belakang; jarak; garis lurus/ garis
lengkung; sudut sebagai penanda perputaran; sistem lokasi; koordinat
kutub; koordinat 2D/3D; pemetaan; lintang/bujur; tempat kedudukan
(lokus); penghubungan; lingkaran; elips; spiral. Awalnya kegiatan
locating digunakan manusia untuk menentukan dimana tempat yang
cocok untuk berburu.
c. Measuring (Mengukur)
Comparative quantifiers (faster, thinner); Ordering; Qualities;
Development of units (heavy – heaviest – weight); Accuracy of units;
Estimation; Length; Area; Volume; Time; Temperature; Weight;
Conventional units; Standard units; System of units; System of units
(metric); Money; Compound units.
Mengukur (Measuring) merupakan suatu aktivitas seperti pembanding
kuantitas (lebih cepat atau lebih kurus), mengurutkan; kualitas;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pengembangan dari satuan (bobot berat – terberat); keakuratan satuan;
perkiraan; panjang; luas; volume; waktu; suhu; berat; satuan
konvensional; satuan standar; sistem satuan; uang; satuan majemuk.
Pada mulanya aktivitas ini digunakan untuk membandingkan antara dua
objek kemudian berkembang menjadi banyak objek.
d. Designing (Merancang)
Design; Abstraction; Shape; Form; Aesthetics; Objects compared by
properties of form; Large, small; Similarity; Congruence; Properties of
shapes; Common geometric shapes, figures and solids; Nets; Surfaces;
Tesselations; Symmetry; Proportion; Ratio; Scale-model
Enlargements; Rigidty of shapes.
Merancang (Designing) merupakan aktivitas meliputi rancangan;
abstraksi; bentuk (geometris); estetika; objek dibandingkan dengan sifat
bentuk; besar; kecil; kesebangunan; kekronguenan; sifat-sifat dari
banfun; bentuk geometris umum, gambar dan benda padat; jaringan;
permukaan; pengubinan; simetri; proporsi; perbandingan; pembesaran
skala ; kelakuan dari suatu benda. Aktivitas ini dapat kita amati dalam
kehidupan sekitar kita seperti bentuk atap yang beranekaragam,
bangunan tinggi dan rendah dan sebagainya.
e. Playing (Bermain)
Games; Fun; Puzzles; Paradoxes; Modelling; Imagined reality; Rule-
bound activity; Hypothetical reasoning; Procedures; Plans Strategies;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Cooperative games; Competitive games; Solitaire games; Chance,
prediction.
Bermain (Playing) merupakan aktivitas meliputi pertandingan;
menyenangkan; teka-teki; paradoks; pemodelan; bayangkan kenyataan;
aktivitas terikat aturan; penalaran hipotesis; prosedur; strategi rencana;
permainan kerjasama; permainan kompetitif; permainan solitaire;
kemungkinan; prediksi. Masing-masing budaya memiliki permainan
yang berkembang di masyarakat setempat. Banyak permainan
menggunakan aspek-aspek matematis seperti bentuk bangun datar.
Melalui permainan-permainan tersebut pemain diharapkan memiliki
strategi, dapat memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi
dan sebagainya.
f. Explaining (Menjelaskan)
Similarities; Classifications; Conventions; Hierarchical classifying of
objects; Story explanations; logical connectivies; Linguistic
explanations; locical arguments, Proofs; Symbolic explanations:
Equation; Inequality; Algorithm; Function; Figural explanations;
Graphs, Diagrams, Charts, Matrices; Mathematical modelling;
Criteria: internal validity, external generalisability.
Menjelaskan (Explaining) merupakan aktivitas meliputi kesamaan
dalam bentuk benda-benda; klasifikasi; klasifikasi yang didasarkan pada
hirarki; penjelasan cerita; logika koneksi (misalnya dan, atau, serta yang
lainnya); penjelasan; argumen logis, pembuktian; penjelasan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
simbol-simbol; diagram; grafik; matriks, pemodelan matematika;
kriteria; validitas internal, generalisabilitas ekternal.
5. Kerajinan Pahat Batu Tamanagung
Dalam harian magelang online (8/2013) Desa Tamanagung lebih
tepatnya di Dusun Sidoharjo terkenal sebagai sentra kerajinan Pahat Batu di
Desa Tamanagung. Pada awalnya masyarakat mulai membuat bahan
bangunan seperti umpak dan peralatan rumah tangga lainnya menggunakan
batuan andesit dari Gunung Merapi. Kemudian untuk menambah
perekonomian, warga berusaha mengembangkan ketrampilan yang dimiliki
dengan membuat berbagai kerajinan pahat batu dalam segala model,
misalnya miniatur candi, patung Buddha, Gupala, Ganesha, patung antik
Wisnu dan Siwa, cobek, ulekan, meja kursi batu, lampion, air mancur,
gapura klasik, relief dan sebagainya.
Tak hanya dipasarkan dalam area setempat, masarakat Sidoharjo mulai
memasarkan produknya sampai ke berbagai kota seperti Bandung, Jakarta,
Semarang bahkan diekspor dalam jumlah besar ke Belanda, Austria, Jepang,
Hongkong, Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Chili, Jerman, Eropa dan
lain-lain.
Sampai saat ini perkembangan sanggar pahat batu di desa Tamanagung
mulai bertambah setiap tahunnya. Dari tahun 1960-1970 telah berdiri sekitar
14 sanggar pemahat, kemudian tahun 1970-1980 bertambah menjadi 38
sanggar, dan sekitar 1980-1985 bertambah lagi menjadi 45 sanggar. Hingga
saat ini, sekitar 5 km disepanjang lingkar jalan Muntilan-Borobudur-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Magelang terdapat ratusan pemahat dan pengusaha kerajinan pahat batu.
Masing-masing sanggar memiliki perhitungan sendiri dalam memasang
harga produk kerajinan, dan harga masing-masing produk tentunya tidak
sama karena hasilnya pengerjaannya yang berbeda-beda, ada yang halus
dan pula ada yang kurang. Harga ditentukan tergantung pada jenis, ukuran,
dan kualitas sebuah produk dengan harga mulai dari kisaran puluhan ribu
hingga ratusan juta rupiah. Lampion misalnya, harga berkisar antara 100 -
500 ribu rupiah, relief Borobudur per meter persegi dihargai 1 - 1,5 juta
rupiah, patung gupala berukuran 80 cm dijual seharga 1,5 - 2 juta rupiah,
sedangkan yang berukuran 1 meter dihargai sekitar 4 - 5 juta rupiah.
B. Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini terkait
dengan pengkajian aktivitas fundamental matematis menurut Bishop meliputi :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2018) dalam pembuatan gerabah di
Kasongan yaitu adanya aktivitas Counting (Menghitung) yang terdiri dari
perkiraan (approximation), ketepatan (accuracy) dan kekuatan (power).
Locating (Menentukan Lokasi) terdiri dari pengambilan tanah lokasi
lingkungan (environmental location), penggunaan garis lurus (straight),
bentuk melingkar (circle) ataupun elips (ellips). Measuring (Mengukur)
yang terdiri dari penggunaan perkiraan (estimation), waktu (time), luas
(area), volume (volume), suhu (temperature), pemesanan (ordering).
Designing (Merancang) yang terdiri dari bentuk (shapes), ukuran besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
(large), kecilnya (small) gerabah, permukaan (surface) gerabah. Playing
(Bermain) yang terdiri dari penggunaan prediksi (prediction plan strategy),
penggunaan model (modelling). Explaining (Menjelaskan) yang terdiri dari
memberikan penjelasan (explanation), penggunaan simbol (symbol).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Krisnawati (2017) dalam penentuan aspek-
aspek matematis pada Tradisi Pernikahan di Yogyakarta yaitu adanya
aktivitas Counting : number relationship; Location: enviromental location;
Measuring: estimation, money, conventional units; Designing: similarity,
design; Explaining: Story explanation, symbolic explanations; Playing:
plan strategy. Materi matematika SMP yang diperoleh : Bilangan bulat dan
pecahan, Bentuk aljabar, Persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel, Perbandingan, Transformasi, Bangun datar, Volume benda,
Penyajian data, Statistika, Peluang.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hardian (2018) dalam kegiatan pembatikan
di masyarakat Wijirejo diperoleh adanya aktivitas Counting meliputi
penentuan banyaknya kain yang diproduksi, penentuan harga jual batik,
penentuan upah pegawai; Measuring meliputi ukuran luas kain, luas cap,
yang digunakan dalam penentuan banyaknya pengecapan; Playing meliputi
strategi tempat usaha batik dalam menentukan motif yang akan diproduksi;
Locating meliputi penentuan lokasi penyuplai bahan baku untuk pembuatan
batik, lokasi pengecapan, penyantingan, pewarnaan, dan penjemuran;
Designing meliputi pendesainan pola batik hingga pembuatan pola di kain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menjadi batik; Explaining meliputi alasan-alasan dibuatnya suatu pola batik
yang memiliki makna filosofis.
Adapun penelitian yang relevan terkait dengan perkembangan kegiatan
pahat batu dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
Sulistyo (2004) dan diperoleh hasil bahwa perkembangan kegiatan pahat
batu yang berada di dusun Tejorwano berasal dari dusun Prumpung yang
kini bernama Sidoharjo. Kegiatan pahat batu tersebut diawali dari keluarga
Salim Joyo Pawiro bersaudara yang berprofesi sebagai jlagra, kemudian
bakat tersebut diturunkan kepada putranya yaitu Dulkamid Jayaprana.
Hingga kini usaha tersebut semakin berkembang dan masyarakat dusun
lainnya seperti Tejowarno mulai menekuni kegiatan pahat batu tersebut.
C. Kerangka Berpikir
Etnomatematika merupakan suatu studi yang mengkaji keterkaitan antara
matematika dan budaya pada masyarakat tertentu. Sedangkan budaya
merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan masyarakat tertentu dan dilakukan
secara terus menurus. Budaya sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari
bahkan kita lakukan dan dapat ditemui disekitar kita.
Matematika dianggap sebagai ilmu yang abstrak, kurang kontekstual dan
susah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun terlepas dari anggapan
tersebut justru matematika sangat dekat dengan kehidupan manusia bahkan
membantu manusia dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Melalui enam aktivitas fundamental matematis menurut Bishop akan dikaji
mengenai keterkaitan antara budaya pemahat batu Sidoharjo dengan aspek
matematis. Sehingga melalui penelitian ini diperoleh hasil aspek-aspek
matematis yang terdapat pada pengrajin pahat batu Sidoharjo.
Berikut bagan kerangka berpikir yang peneliti buat :
Budaya
(kerajinan pahat batu merupakan
salah satu wujud budaya)
Matematika
(Materi matematika yang relevan
dengan kegiatan pahat batu)
Beberapa peserta didik masih menganggap matematika
kurang kontekstual. Namun, disi lain matematika
mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari
Etnomatematika
(menjadi alternatif pembelajaran yang dapat dilakukan)
Aspek historis
pada kegiatan
pahat batu
Proses analisis menggunakan enam aktivitas fundamental
matematis Bishop (counting, locating, measuring,
desaigning, playing, explaining)
Aspek filosofis
pada kegiatan
pahat batu
Aspek
matematis pada
kegiatan pahat
batu
Pembuatan
permasalahan
kontekstual
matematika
Kajian etnomatematika terkait aktivitas pembuatan
kerajinan pahat batu di Sidoharjo dan implementasinya
dalam pembelajaran matematika
Gambar 2.3. 1 Bagan Kerangka Berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif. Proses deskripsi akan dilakukan dengan
memaparkan hasil wawancara dan hasil sumber-sumber dari narasumber serta
peneliti akan melihat aspek-aspek matematis terkait dengan aktivitas
pembuatan kerajinan pahat batu di Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan,
Magelang, Jawa Tengah.
Secara khusus penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian etnografi.
Menurut Merriam dalam Suwarsono (2016:5) Penelitian Etnografi merupakan
suatu penelitian kualitatif yang dimaksudkan untuk meneliti budaya yang ada
pada suatu masyarakat tertentu atau suatu kelompok tertentu. Dalam penelitian
ini, akan diteliti budaya pada kelompok pemahat batu di Sidoharjo,
Tamanagung, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.
B. Narasumber Penelitian
Adapun dalam penelitian ini mengambil lima narasumber dengan profesi
yang berbeda-beda diantaranya sebagai berikut :
1. Perintis usaha kerajinan pahat batu
2. Pengrajin pahat batu
3. Pengelola Sanggar Linang Sayang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
4. Pedagang kerajinan pahat batu
5. Pengusaha batu andesit
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini berupa kebudayaan yang berkembang pada masyarakat
Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah serta terkait
dengan aktivitas fundamental matematis yang terdapat dalam pembuatan
kerajinan pahat batu.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di daerah Sidoharjo, Desa Tamanagung,
Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa tengah.
2. Waktu pengambilan data
Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari – Juni 2019 dan
pengambilan data dilaksanakan bulan Maret – Mei 2019.
E. Bentuk data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan berupa data deskriptif, yang
diperoleh dari hasil observasi, hasil wawancara terhadap narasumber penelitian,
serta dari hasil dokumentasi mengenai proses pembuatan kerajinan pahat batu.
Seperti yang diungkapkan Creswell dalam Gunawan (2013:82) bentuk data
yang digunakan bukan berbentuk bilangan, angka, skor atau nilai; peringkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
atau frekuensi; yang biasanya dianalisis dengan menggunakan perhitungan
matematika atau statistik. Namun seperti yang dinyatakan Bogdan dan Taylor
dalam Gunawan (2013:82) bahwa penelitian kualitatif menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku
yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik
(utuh).
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
meliputi observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Berikut penjelasan
dari masing-masing metode yang digunakan :
1. Observasi langsung
Observasi ini sering juga disebut sebagai observasi partisipatoris yang
pasif. Observasi langsung ini akan dilakukan dengan cara formal dan
informal untuk mengamati berbagai kegiatan di Dusun Sidoharjo Desa
Tamanagung Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
Observasi langsung dilapangan untuk mengamati proses pembuatan
kerajinan seni pahat batu sehingga akan ditemukan aktivitas fundamental
matematis yang terkandung dalam kegiatan pahat batu serta mengetahui
latar belakang munculnya kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan
peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-
cakap dengan orang yang dapat memberikan informasi kepada peneliti.
Wawancara ini bersifat fleksibel dan terbuka, yakni dengan pertanyaan yang
terdapat dalam kendali wawancara yang mengarah pada kedalaman
informasi yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan
tersebut.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk jenis
wawancara Semistructure Interview, tidak terlalu ketat namun pertanyaan
yang diajukan semakin mengerucut dan mendalam. Hal ini dimaksudkan
untuk memperoleh informasi/pendapat dari narasumber secara terbuka.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui peninggalan
tertulis pada arsip, buku-buku tentang pendapat, teori dalil yang
berhubungan dengan masalah peneliti. Metode dokumentasi ini merupakan
metode pengumpulan data yang berasal dari sumber non manusia. Sumber
tersebut dapat berupa foto, surat-surat, catatan harian, laporan dan
sebagainya. Data yang dikumpulkan akan membantu peneliti dalam
penelitian.
Metode dokumentasi ini digunakan untuk menganalisis hasil
wawancara, observasi langsung yang dilakukan agar membantu peneliti
dalam menyimpulkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen utama yang digunakan untuk memperoleh data pokok sesuai
tujuan utama penelitian ini adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus
divalidasi. Validasi terhadap peneliti meliputi; pemahaman metode penelitian
kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti
untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logistiknya
(Sugiyono,2011,305). Dalam hal ini peneliti melakukan pencarian literatur
mengenai pengertian dan metode penelitian kualitatif serta pengertian
etnomatematika, aktivitas fundamental matematis menurut Bishop yang akan
digunakan dan wawasan terhadap bidang yang diteliti (kegiatan pahat batu di
Sidoharjo). Kemudian peneliti melakukan observasi kegiatan pahat batu di
Sidoharjo. Selanjutnya peneliti melakukan persiapan yang diperlukan seperti
pengadaan alat (kamera dan voice recorder) yang digunakan untuk
pengambilan data. Peneliti juga menggunakan instrumen bantu yang berupa
pedoman wawancara yang telah divalidasi oleh ahli. Hasil validasi
menunjukkan bahwa instrumen bantu penelitian, dapat digunakan dengan
sedikit perbaikan.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis
interaktif antara tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data dan
penarika kesimpulan atau verifikasi. Untuk memperjelas teknik analisis data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
yang akan dipergunakan, maka digambarkan dalam diagram alur sebagai
berikut.
1. Reduksi Data
Proses reduksi data yang dilakukan peneliti adalah menelaah data-
data yang diperoleh kemudian membuat rangkuman dari setiap
pertemuan dengan narasumber. Setelah itu peneliti kemudian
melakukan reduksi yaitu dengan cara memilih data atas dasar tingkat
relevansi dan kemudian menyusun data dalam satuan-satuan jenis.
2. Sajian Data
Dalam tahap ini peneliti menyusun data-data yang relevan sehingga
menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna
tertentu. Peneliti juga mengkaitkan fenomena-fenomena yang timbul di
lapangan dengan data-data yang diperoleh dari narasumber.
3. Verifikasi data
Pada langkah ini peneliti melakukan penarikan kesimpulan, dan
memaknai data-data yang diperoleh. Pemaknaan data dilakukan dengan
pemaknaan secara spesifik, serta menarik kesimpulan.
Data collection Data display
Conclusions:
Drawing/verifying
Data reduction
Gambar 3.8. 1 Komponen dalam analisis data model Miles dan Huberman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
I. Upaya-Upaya Untuk Meningkatkan Kredibilitas Data dan Hasil Penelitian
Keabsahan data kualitatif menurut Sugiyono (2011) dapat dilakukan dengan
bermacam-macam pengujian kredibilitas. Sugiyono menyebutkan bahwa uji
kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara
lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam
penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan
member check. Dalam penelitian ini keabsahan data dilakukan dengan
triangulasi. Jenis triangulasi yang dilakukan adalah triangulasi waktu. Menurut
Sugiyono (2011,371) Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data
yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid
sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekkan dengan wawancara,
observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji
menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang
sehingga ditemukan kepastian datanya.
J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Supaya penelitian berjalan dengan efektif dan efisien, maka peneliti
membagi beberapa tahapan penelitian sebagai berikut :
1. Tahap Pra Penelitian
a. Penyusunan rancangan penelitian terkait proposal penelitian yang telah
disetujui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Memilih lokasi penelitian dengan pertimbangan tujuan penelitian yang
akan dilakukan peneliti dan dapat dijangkau oleh peneliti. Dusun
Sidoharjo Desa Tamanagung Kecamatan Muntilan Kabupaten
Magelang Jawa Tengah menjadi pilihan peneliti dalam penelitian ini.
c. Mengurus perijinan terkait penelitian yang akan dilakukan. Surat
perijinan ditujukan kepada Kelurahan setempat
d. Menyiapkan instrumen bantu penelitian yang diperlukan seperti
instrumen pedoman wawancara.
e. Pemilihan narasumber yang akan diwawancarai
f. Persiapan perlengkapan penelitian lainnya seperti alat perekam untuk
melakukan wawancara, kamera untuk mendokumentasikan objek
penelitian, serta peralatan pendukung lainnya.
g. Peneliti mempersiapkan diri agar dapat menyesuaikan dengan kondisi
lapangan
2. Tahap Pengumpulan data
a. Tahap pengumpulan data dimulai dengan peneliti melakukan observasi
awal di Dusun Sidoharjo Desa Tamanagung Kecamatan Muntilan
Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Pada saat melakukan observasi
awal peneliti mecatat hal-hal penting yang ditemukan di lokasi serta
mendokumentasikan objek penelitian. Observasi awal dilakukan dengan
mencermati sungguh-sungguh apa yang menjadi tujuan penelitian.
b. Selanjutnya adalah tahap wawancara. Dalam tahap wawancara ini
peneliti tidak hanya menggunakan satu narasumber saja. Adapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
narasumber yang dipilih oleh peneliti diantaranya, perintis kegiatan
pahat batu, pengrajin pahat batu, pedagang kerajinan pahat batu,
pengusaha batu andesit dan pengelola sanggar pahat batu. Pada kegiatan
ini peneliti juga menulis pokok-pokok informasi yang penting dari hasil
wawancara, dengan maksud di akhir wawancara dapat diklarifikasi
kesimpulan yang diperoleh.
c. Untuk memperkuat analisis data maka peneliti melakukan pencarian
terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan perkembangan
Dusun Sidoharjo, teknik pembuatan kerajinan pahat batu. Pencarian
dokumen bisa dilakukan di Kelurahan Tamanagung maupun dirumah
perintis kerajinan pahat batu di Dusun Sidoharjo Desa Tamanagung
Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
3. Tahap Analisis Data
Berdasarkan data yang telah terkumpul mulai dari hasil observasi, hasil
wawancara, serta hasil dokumentasi selanjutnya peneliti mengolah data
untuk dijadikan suatu kesimpulan terkait dengan tujuan penelitian. Apabila
data yang diperoleh diarasa kurang, peneliti bisa melakukan penelitian
kembali dengan melengkapi bagian-bagian yang kurang. Apabila proses
wawancara dirasa masih kurang bisa dilakukan kembali proses wawancara.
Hal ini dimaksudkan agar peneliti semakin memiliki data yang kuat.
Kegiatan ini juga termasuk dalam proses kebasahan suatu data.
4. Tahap Pembuatan laporan
Dalam penulisan laporan ini, peneliti mengaitkan data yang telah diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
di lapangan dengan teori yang terkait dengan topik pembahasan, yaitu aspek
matematis di Dusun Sidoharjo Desa Tamanagung Kecamatan Muntilan
Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
K. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Berikut jadwal penelitian yang akan dilakukan selama 5 bulan :
Tabel 3.11. 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5
1 Penyusunan proposal rencana
penelitian √
2 Diskusi proposal √ √
3 Pemilihan lokasi dan perijinan
penelitian √
4 Mempersiapkan instrumen bantu
penelitian √ √
5 Penentuan narasumber √
6 Observasi awal √ √
7
Wawancara dengan narasumber
meliputi, perintis usaha kerajinan
pahat batu, pengrajin pahat batu,
pedagang bahat batu, pengusaha
batu dan pengelola sanggar
√ √
8
Pencarian terhadap dokumen-
dokumen penting perkembangan
Dusun Sidoharjo, Desa
Tamanagung, Kecamatan
Muntilan, Kabupaten Magelang,
Jawa Tengah.
√
9 Analisis data √
10
Melakukan penelitian kembali
apabila data yang dibutuhkan
masih kurang. Kegiatan ini bisa
dilakukan dengan uji keabsahan
data
√
11 Membuat draft laporan penelitian √
12 Diskusi draf laporan √ 13 Penyempurnaan laporan √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum penelitian berlangsung, terlebih dahulu peneliti mempersiapkan
hal-hal yang dibutuhkan untuk membantu penelitian, diantaranya peneliti
mempersiapkan instrumen bantu penelitian yaitu pedoman wawancara.
Pedoman wawancara ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan data
penelitian. Pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti berkaitan dengan aspek
historis, aspek filosofis dan aspek fundamental matematis Bishop yang terdapat
pada kegiatan pahat batu di masyarakat Sidoharjo, Tamanagung, Muntilan.
Pedoman wawancara yang telah peneliti siapkan, selanjutnya diserahkan
kepada dosen pembimbing untuk diperiksa. Setelah mendapatkan saran dari
dosen pembimbing, peneliti melakukan validasi instrumen kepada validator
untuk ditinjau kembali pedoman wawancara yang akan digunakan oleh peneliti
sudah dapat menggali aspek historis, aspek filosofis dan aspek fundamental
matematis atau belum. Selanjutnya, setelah peneliti mendapatkan saran
perbaikan, peneliti mempersiapkan alat yang membantu peneliti dalam
pengambilan data seperti kamera untuk mendokumentasikan dan voice recorder
untuk merekam saat proses wawancara berlangsung. Peneliti mulai terjun ke
lapangan dimulai dari bulan Maret 2019 – bulan Mei 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
B. Deskripsi Letak Geografis Daerah Sidoharjo
Desa Tamanagung merupakan sebuah desa yang terletak dalam Kecamatan
Muntilan Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Desa ini terdiri dari 16 Dusun dan
8 RW yang disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2. 1. Pedukuhan Desa Tamanagung
RW Nama Pedukuhan RW Nama Pedukuhan
1. Bakalan Ngrancah
Tegalarum Nglawisan
2. Ponalan
6.
Tejowarno
3. Ngentak Sidoharjo
Jumbleng Dukuh
4. Ketaron 7. Ngadiretno
5. Bludru
8. Ponggol
Kwiran Ngepringan
Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa Sidoharjo merupakan
nama salah satu Dusun di Desa Tamanagung. Letak Desa Tamanagung dapat
kita lihat dalam peta sebagai berikut :
Gambar 4.2. 1. Peta Desa Tamanagung
(Sumber: Google Maps, 2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Kelurahan Tamanagung mempunyai luas daerah ± 306,8 𝐻𝑎. Kawasan
desa Tamanagung terletak pada ketinggian 358 𝑚 diatas permukaan air laut.
Curah hujan rata-rata per tahun adalah 2.601 𝑚𝑚 dengan suhu rata-rata 25°∁.
Tingkat kesuburan tanah cukup baik, dimana tanah yang subur seluas
198,903 𝐻𝑎.
Batas wilayah administratif desa Tamanagung meliputi desa Gondosuli di
sebelah utara, desa Sedayu di sebelah timur, desa Keji di sebelah selatan, dan
Sungai Pabelan di sebelah barat. Sedangkan Dusun Sidoharjo sendiri di sebelah
utara berbatasan dengan Dusun Nglawisan, di sebelah timur berbatasan dengan
Dusun Tejowarno, disebelah barat berbatasan dengan Sungai Pabelan dan di
sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Dukuh.
Jumlah penduduk Desa Tamanagung mencapai 9.626 jiwa, yang secara
terperinci disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.2. 2. Jumlah Penduduk Desa Tamanagung
Jumlah laki-laki 4.889 orang Jumlah perempuan 4.737 orang
Jumlah total 9.626 orang Jumlah kepala keluarga 2.734 KK
Kelurahan Tamanagung merupakan daerah industri kerajinan pahat batu.
Tamanagung memiliki banyak sanggar seni pahat batu yang terletak dalam
beberapa Dusun. Desa Tamanagung memiliki salah satu bangunan yang cukup
terkenal yaitu Monumen Bambu Runcing. Monumen bambu runcing ini
didirikan untuk mengenang dan menghormati jasa para pahlawan dalam
melawan penjajah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
C. Analisis Aspek Historis, Aspek Filosofis, Aspek Matematis dan
Implementasinya Dalam Pembelajaran Matematika
1. Analisis Aspek Historis Pada Kegiatan Pahat Batu
Sejarah Dusun Prumpung atau sekarang berkembang menjadi Dusun
Sidoharjo Tamanagung Muntilan tak terlepas dari sejarah penciptaan Candi
Borobudur. Borobudur merupakan sebuah maha karya hasil cipta manusia
sejak ribuan tahun yang lalu dan kini menjadi bukti bahwa Indonesia
merupakan negara yang kaya akan budaya-budaya yang telah diwariskan
oleh para leluhur.
Gambar 4.3. 1. Candi Borobudur
(Sumber : Dokumen pribadi)
Candi Borobudur yang berdiri tegak dan penuh pesona ini memiliki jumlah
bilangan misteri yang menyelimuti candi ini. Sejarah hanya mencatat Candi
Borobudur dibangun pada masa kejayaan Dinasti Sylendra sekitar abad ke 8
Masehi. Candi Borobudur ini memiliki tinggi lebih dari 30 meter dan panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
alas 120 meter. Bagian tubuh Candi dihiasi lebih dari 500 buah patung serta
sekitar 1.500 panel relief seluas sekitar 2.500 𝑚2 (sumber : dokumentasi video
narasumber).
Candi Borobudur menyimpan misteri pada sosok bangunannya dan juga
proses pembangunan candi tersebut. Pada saat Candi Borobudur dibangun,
tekhnologi yang digunakan untuk memindahkan, memotong dan
membentuk relief masih sangat sederhana. Maka diperlukan banyak waktu
dan tenaga untuk membangun candi tersebut. Masyarakat Prumpung
Sidoharjo meyakini bahwa batuan yang digunakan untuk membangun
Candi Borobudur memiliki bentuk dan karakteristik yang sama dengan
batuan andesit dari kaki lereng gunung Merapi. Letak pengambilan batu
yang cukup jauh dengan lokasi pembangunan candi menjadi gambaran
betapa ramainya suasana pada saat Candi Borobudur dibangun. Inilah
imajinasi masyarakat Dusun Prumpung Sidoharjo yang memiliki cara
tersendiri untuk menceritakan sejarah keberadaan Dusun Prumpung yang
dikenal sebagai daerah cikal bakal kegiatan pahat batu di Muntilan.
Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan dan diketahui oleh N1 yang
mengatakan berdasarkan pengalaman pribadi yang dialami beliau bahwa
“Saya menggali sedalam 6 meter ternyata dengan luas lingkar 14 meter
saya temukan benda-benda lama yaitu benda besi baja beratnya hanya
setengah kg, bata merah dan juga lempengan piring porselen. Berarti
dibawah monumen sedalam 6 meter ini dimungkinkan abad 8 ke 9 jaman
kejayaan Borobudur di sini sudah ramai. Mungkin karena alam dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
tertimbun dan sebagainya ternyata menandakan jaman kejayaan Sylendra
waktu pemugaran Candi Borobudur proyek yang besar itu , ini otomatis
mungkin ini satu satunya tempat untuk transit para nenek moyang yang
mengusung dari lereng Merapi ke proyek Candi Borobudur. Saya juga
memastikan bahwa batu alam Gunung Merapi sama dengan Candi
Borobudur, Prambanan dan sebagainya. Berapa puluh ribu manusia
dikerahkan untuk pembangunan candi. Mengapa timbulnya kok di
Prumpung ? Bagi kita yang merintis ini kita merasakan mungkin Borobudur
meninggalkan warisan yang dengan adanya Borobudur di pugar kembali
generasi bangasa Indonesia timbul dan Prumpung ini satu-satunya lokasi
yang dekat timbul satu alamnya generasinya muda dan kebanyakan 70%
tidak melalui akdemis misalkan belajar patung di lain kota, otomatis dari
alam ini. Saya memiliki keyakinan melanjutkan warisan karya nenek
moyang”
Bukan suatu kebetulan apabila komunitas pahat batu di Dusun
Prumpung Sidoharjo terletak tidak jauh dari Gunung Merapi dan Candi
Borobudur. Batuan yang digunakan oleh pemahat batu di Dusun Prumpung
Sidoharjo berasal dari lereng Gunung Merapi dan kualitas karya seni
mereka tak terpaut jauh dari keelokan seni pahat batu yang menghiasi Candi
Borobudur. Apabila secara imajiner ditarik lintasan lurus dari kaki Gunung
Merapi ke arah Candi Borobudur maka Dusun Prumpung akan tepat berada
pada titik tengahnya. Lintasan ini disebut sebagai lintasan sakral yang
dibanggakan dan sekaligus menjadi suatu kebetulan yang unik jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK