20
KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN KARST KECAMATAN KAYEN KABUPATEN PATI JAWA TENGAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi Oleh: TRYA DESIANA DEWI E100142004 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

  • Upload
    buianh

  • View
    222

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI

KAWASAN KARST KECAMATAN KAYEN KABUPATEN

PATI JAWA TENGAH

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi

Oleh:

TRYA DESIANA DEWI

E100142004

PROGRAM STUDI GEOGRAFI

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

i

Page 3: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

ii

Page 4: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

iii

Page 5: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

1

KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN

KARST KECAMATAN KAYEN KABUPATEN PATI JAWA

TENGAH

Abstrak

Karst merupakan suatu medan dengan kondisi hidrologi yang khas sebagai akibat

dari batuan yang mudah larut dan memiliki porositas sekunder yang berkembang

baik (Ford dan Williams, 2007). Batuan yang mudah larut tersebut mengakibatkan

wilayah karst banyak ditemukan mata air. Kecamatan Kayen memiliki sebanyak

17 desa, dan 4 diantaranya memanfaatkan mata air sebagai sumber air bersih dan

air minum. Topografi dengan lereng terjal menyebabkan 4 desa tersebut tidak

memungkinkan memanfaatkan air tanah. Mata air muncul ke permukaan bumi

merupakan suatu indikasi adanya air tanah yang keluarnya dipengaruhi oleh faktor

geomorfologi. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1.) Menentukan pola persebaran

dan karakteristik mata air di Kecamatan Kayen berdasarkan pendekatan

hidrogeomorfologi, 2.) Mengkaji faktor hidrogeomorfologi yang mempengaruhi

pemunculan mata air. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif

dengan jenis penelitian berupa metode survei. Dilakukan survei dengan metode

pengambilan sampel yaitu stratified purposive sampling. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa 1.) Pola persebaran mata air bergerombol berdasarkan

analisis tetangga terdekat. Tersebar di bagian wilayah dengan satuan unit

bentukan asal yaitu bagian selatan di Lereng dan Perbukitan Tererosi (K3) dan di

bagian timur Dataran Aluvial Karst (K7) 2.) Menurut tenaga pemunculannya,

mata air di Kecamatan Kayen merupakan mata air gravitasi dengan jenis mata air

depresi dan rekahan, 3.) Pemunculan dan karakteristik mata air di Kecamatan

Kayen dipengaruhi oleh batuan penyusun yaitu batu pasir dan batu gamping.

Debit mata air yang besar dipengaruhi oleh batuan gamping yang berumur

Miosen. Pemunculan air di bagian selatan dipengaruhi oleh adanya lipatan

antiklinal. Sedangkan bagian timur dipengaruhi oleh adanya kekar batuan.

Kata Kunci : Mata Air, Karst, Mata Air Karst, Geomorfologi

Abstract

Karst is a field with typical hydrologic conditions as a result of soluble rocks and

has a second porosity that develop well (Ford and Williams, 1989). Soluble rocks

that result in karst areas found many springs. Kayen District has a total of 17

villages, and 4 of them utilize the spring as a source of clean water and drinking

water. Topography with steep slopes causes the 4 villages to not make use of

ground water. The springs appearing on the surface of the earth is an indication of

the presence of groundwater that comes out influenced by geomorphological

factors. The purpose of this research is 1.) Determine the pattern of distribution

and characteristics of springs in Kayen sub-district based on

hydrogeomorphological approach, 2.) Assessing the factors of

Page 6: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

2

hydrogeomorphology that affect the appearance of springs. The research method

is descriptive method with the type of research is the survey method. The survey

was conducted with sampling method that is stratified purposive sampling. The

results showed that 1.) The spreading pattern of clustered springs based on nearest

neighbor analysis. Spread over in the area with land form that is the southern part

of the Karstic/ Denudational Hills and Mountains (K3), and the eastern part of the

Karst Aluvium Plains (K7) 2.) According to its energy emerging, the springs in

Kayen sub-district are gravity springs with depressant and fracture springs, 3.)

The appearance and characteristics of the springs in Kayen sub-district are

influenced by sandstone and limestone. A large springs discharge is influenced by

Miocene limestone. The appearance of water in the south is influenced by the

presence of anticlinal folds. While the eastern part is influenced by the existence

of a rocky rock.

Keywords: Springs, Karst, Karst Springs, Geomorphology

1. PENDAHULUAN

Air merupakan kebutuhan mutlak bagi seluruh makhluk hidup. Sumber air di

bumi yang bisa dimanfaatkan antara lain berasal dari air hujan, air permukaan

dan air tanah. Air yang paling aman untuk dikonsumsi adalah air tanah. Air

tanah banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik, irigasi dan industri.

Mata air (spring) adalah air tanah yang muncul ke permukaan tanah

secara terkonsentrasi sebagai suatu aliran air yang mengalir (Todd dan Mays,

2005). Munculnya air tanah ke permukaan bumi merupakan suatu indikasi

adanya air tanah yang keluarnya dipengaruhi oleh faktor geomorfologi. Ilmu

yang sering digunakan untuk mengkaji mata air yaitu Ilmu Hidrogeomorfologi.

Hidrogeomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari

keberadaan air tanah yang dipengaruhi oleh faktor geomorfologi (Brown, 1995

dalam Rahmandya 2016). Faktor geomorfologi tersebut seperti contohnya

litologi, struktur batuan, pelapisan batuan dan topografi wilayah. Perbedaan

karakter air tanah pada setiap satuan unit morfologi akan berpengaruh terhadap

sistem penyediaan air bersih (Priyana dan Sigit, 2002). Salah satu bentuklahan

yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional.

Wilayah bentukan asal karst salah satu contohnya adalah di Kecamatan

Kayen Kabupaten Pati Jawa Tengah. Interpretasi peta bentuklahan Kecamatan

Kayen 1: 25.000 terdapat dua jenis bentukan asal di daerah penelitian yaitu

Page 7: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

3

bentukan asal karst dan fluvial. Menurut data statistik potensi desa dari BPS

(2014) menunjukkan terdapat 4 desa menggunakan mata air untuk memenuhi

kebutuhan air bersihnya. Akuifer di Kecamatan Kayen memiliki aliran berupa

celahan, rekahan dan saluran air tanah melalui zona celahan, rekahan, dan

saluran pelarutan dengan debit sumur beragam dan beberapa sumber mata air

dengan debit yang cukup besar (Anonim, 2012). Mata air merupakan salah satu

dari beberapa potensi karst. Untuk mempertahankan potensi ini maka perlu

dilakukan pengkajian mata air. Pengkajian tersebut untuk mengetahui potensi

mata air, dan karakteristik dengan menggunakan pendeketan

hidrogeomorfologi.

2. TUJUAN PENELITIAN

a. Menentukan pola persebaran dan karakteristik mata air di Kecamatan

Kayen berdasarkan pendekatan hidrogeomorfologi

b. Mengkaji faktor hidrogeomorfologi yang mempengaruhi pemunculan mata

air

3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode

deskriptif dengan jenis penelitian melalui metode survei.

3.1 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel mata air yang dipakai dalam penelitian ini

yaitu stratified purposive sampling. Metode stratified purposive sampling yaitu

metode pengambilan sampel dengan memperhatikan strata dan pertimbangan

tertentu. Strata yang digunakan adalah bentuklahan dan topografi dengan

pertimbangan tertentu.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu

menggunakan metode observasi langsung atau pengamatan langsung di

lapangan. Pengamatan langsung di lapangan didukung dengan olah data

sekunder berupa data geomorfologi daerah penelitian menggunakan peta

tematik dan hasil penelitian terdahulu.

Page 8: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

4

3.3 Metode Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dilakukan melalui data sekunder dari instansi atau

penelitian terdahulu dan data primer dari observasi serta pengukuran di

lapangan. Setelah data semua dapat selanjutnya diolah melalui aplikasi

software yaitu ArcGIS dan Microsoft Excel. Teknik pengolahan data meliputi

olah data geomorfologi dan mengukur kualitas fisik mata air.

1. Pola Persebaran, Karakteristik Mata Air

Pola persebaran mata air diolah menggunakan aplikasi software

yaitu Arc GIS dengan cara ploting koordinat setelah itu selanjutnya

dilakukan analisa tetangga terdekat (Nearest Neighbour Analysis).

Berikut ini adalah rumus perhitungan indeks tetangga terdekat :

Keterangan :

Rn : Nearest neighbour index

D : Rata- rata jarak antar titik

terdekat

d : Jarak antar titik terdekat

n : Jumlah titik

A :Luas wilayah

Karakteristik mata air yang diteliti berupa karakteristik fisik,

karakteristik kimia, sifat pengaliran, dan kelas debit. Pengolahan data

tentang karakteristik fisik dan kimia mata air yaitu dengan melakukan

uji fisik mata air dan uji kimia pH di lapangan, sedangkan kesadahan

dan nitrat melalui uji laboratorium.

2. Faktor hidrogeomorfologi pemunculan mata air

Data geomorfologi dikumpulkan dari data sekunder dengan

melakukan interpretasi peta geologi dan geomorfologi 1:25.000.

Setelah itu data diolah menjadi suatu peta tematik. Peta tematik

tersebut berupa peta bentuklahan dan peta geologi yang kemudian

diolah menjadi peta satuan unit lahan. Data sampel mata air berupa

karakteristik mata air ditumpang susun dengan data geomorfologi

Rn = 2D √𝑛

𝐴

D = ∑ 𝑑

𝑛

Page 9: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

5

wilayah penelitian. Sehingga akan terbentuk menjadi peta

hidrogeomorfologi mata air.

3.4 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan cara analisis berupa analisis deskriptif, asosiatif

dan komparasi spasial. Analisis deskriptif dan komparasi spasial digunakan

untuk mengetahui tujuan penelitian yang berkaitan dengan karakteristik mata

air.

Analisis kualitas air secara fisik dan kimia yang digunakan mengacu pada

PERMENKES RI No. 416/ MENKES/ PER/ IX/ 1990 tentang standar baku

kualitas air bersih di Indonesia. Pola persebaran mata air menggunakan analisa

tetangga terdekat (Nearest Neighbour Analysis) dan anlisis deskriptif,

sedangkan analisis asosiatif digunakan untuk menganalisis faktor

hidrogeomorfologi yang mempengaruhi pemunculan mata air.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pola Persebaran Mata Air

Perhitungan dengan menggunakan rumus tetangga terdekat didapatkan hasil

indeks tetangga terdekat yaitu 0,01. Angka tersebut termasuk dalam klasifikasi

pola bergerombol. Tabel 1 berikut ini menampilkan jarak titik terdekat antar

mata air.

Tabel 1 Jarak Titik Terdekat Antar Sampel Mata Air

Titik ke Titik Terdekat Jarak/d (km)

1 3 0,08

2 4 0,09

3 4 0,03

4 3 0,03

5 6 0,10

6 5 0,10

7 13 0,35

8 9 0,02

9 8 0,02

10 12 0,26

Page 10: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

6

11 12 0,62

12 10 0,26

13 14 0,06

14 13 0,06

∑ d 2,08

Sumber : Penulis, 2018

Mata air ditemukan tersebar berdekatan dalam 2 tempat yang berjauhan.

Persebaran secara bergerombol di bagian selatan dan timur Kecamatan Kayen.

Bagian selatan meliputi Desa Beketel dan Desa Purwokerto, sedangkan bagian

barat meliputi Desa Brati.

Persebaran mata air meliputi 2 jenis bentuk lahan dan 2 morfologi yang

berbeda. Mata air di bagian selatan berada pada morfologi berbukit dengan

kemiringan lereng agak terjal hingga sangat terjal. Sedangkan mata air di bagian

barat berada pada morfologi dataran bergelombang dengan kemiringan lereng

agak landai hingga sangat landai. Pemunculan mata air tersebar melalui 2 jenis

bentuk lahan yaitu Lereng dan Perbukitan Tererosi (K3) dan Dataran Aluvial

Karst (K7) yang termasuk dalam satu bentuk lahan mayor yaitu bentuk lahan

solusional. Dua jenis bentuk lahan tersusun atas batuan gamping dan berada di

atas napal. Persebaran mata air cenderung berada pada daerah dengan dominasi

batuan napal.

Pemunculan mata air tersebar dalam 4 formasi yaitu Formasi Ledok, Formasi

Mundu, Formasi Ngrayong dan Formasi Formasi tersebut diperkirakan terbentuk

pada zaman miosen tengah hingga miosen akhir. Keempat formasi tersebut

tersusun atas batu pasir, batu gamping, batu lempung dan batuan napal. Berikut ini

gambar 1 menunjukkan peta persebaran mata air.

Page 11: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

7

Gambar 1 Peta Persebaran Mata Air di Kecamatan Kayen

Page 12: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

8

4.2 Karakteristik Mata Air

Karakteristik mata air yang diteliti berupa klasifikasi mata air berdasarkan

sifat pengaliran dan struktur geologi, karakteristik fisik dan kimia mata air.

4.2.1 Karakteristik Fisik dan Kimia Mata Air

Tabel 2 berikut ini menunjukkan karakteristik kimia dari mata air.

Tabel 2 Karakteristik Kimia Mata Air

No Nama Mata Air pH NO3- (mg/L) Kesadahan (mg/L)

1 Genengmulyo 6 2,5 305

2 Jaten Kidul 7 2,5 355

3 Sendang 7 2,7 290

4 Banyuracah 1 6 2,7 315

5 Sumber Buran 7 2,5 350

6 Beketel 1 7 2,3 385

7 Kali Cilik 7 2,3 340

8 Kali Gede 7 2,5 305

9 Ronggoboyo 6 2,3 250

Sumber : Penulis, 2018

Tabel karakteristik kimia diatas dapat dilihat bahwa untuk pH dan

NO3- menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda, sedangkan untuk

kesadahan menunjukkan hasil yang fluktuatif. Mata air yang memiliki

kesadahan tertinggi yaitu Mata Air Beketel 1, dan mata air yang memiliki

kesadahan terendah yaitu Mata Air Ronggoboyo.

Dapat dilihat bahwa pada tabel 3 untuk karakteristik fisik meliputi

debit, DHL, suhu, TDS, rasa, dan warna. Karakteristik mata air secara

fisik dan kimia menurut baku mutu kualitas air bersih PERMENKES/Per

IX/ 1990 dinyatakan bahwa mata air layak untuk digunakan sebagai air

bersih. Perbedaan karakteristik baik fisik maupun kimia tidak

menunjukkan angka perbedaan yang begitu besar. Adanya perbedaan

karakteristik kimia dan fisik mata air dikarenakan terdapat perbedaan

geomorfologi, topografi dan batuan penyusunnya. Tabel 3 berikut ini

menunjukkan karakteristik fisik dan pemanfaatan mat air.

Page 13: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

9

Tabel 3 Karakteristik Fisik dan Pemanfaatan Mata Air

No Nama Mata Air X Y Debit

(L/s)

DHL

(µmhos

/cm)

Suhu

(0C)

TDS (ppm) Rasa Warna Pemanfaatan

1. Genengmulyo 502205 9230281 9,761719 533 25 262 Tidak

Berasa Bening

MCK dan Air

minum

2. Jaten Kidul 502731 9230620 3,497247 492 25 242 Tidak

Berasa Bening

MCK dan Air

minum

3. Sendang 502242 9230019 16,2182 506 27 255 Tidak

Berasa

Agak

Kuning

MCK dan Air

minum

4. Banyuracah 1 501777 9230115 2,672956 504 25 246 Tidak

Berasa Bening

MCK dan Air

minum

5. Sumber Buran 501223 9230503 24,09517 605 26 303 Tidak

Berasa Bening

Mandi dan

Pencucian

6. Beketel 1 501406 9230806 3,206363 602 26 300 Tidak

Berasa

Agak

Kuning

MCK dan Air

minum

7. Kali Cilik 503140 9235414 38,93787 513 28 261 Tidak

Berasa Bening

MCK, Air

minum dan

Perikanan

8. Kali Gede 503239 9235375 303,8265 509 27 249 Tidak

Berasa Bening

Mandi dan

Pencucian

9. Ronggoboyo 503464 9235566 158,9078 525 27 269 Tidak

Berasa

Agak

Kuning

Mandi,

Pencucian,

dan Wisata

Sumber : Penulis, 2018

Page 14: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

10

4.2.2 Klasifikasi Mata Air

Klasifikasi yang digunakan yaitu klasifikasi mata air berdasarkan periode

atau sifat pengaliran dan berdasarkan struktur geologinya. Sampel mata

air yang sejumlah 9 apabila dilihat dari sifat pengalirannya maka

semuanya memiliki tipe mata air parennial atau mata air yang mengalir

setiap tahunnya. Berdasarkan tenaga pemunculannya, 6 mata air jenis

depresi dan rekahan berada di Desa Beketel dan Desa Purwokerto serta 3

mata air tipe rekahan berada di Desa Brati, karena struktur geologinya

berbeda beda maka tipe mata air berdasarkan tenaga pemunculannya juga

berbeda. Sampel mata air diatas semuanya memiliki sifat pengaliran

yaitu mengalir sepanjang tahun, jadi semua sumber airnya tidak pernah

kering walaupun musim kemarau tiba hanya ada perbedaan debit saja.

Tabel 4 berikut ini menunjukkan hasil klasifikasi mata air :

Tabel 4 Klasifikasi Sampel Mata Air Berdasarkan Sifat Pengaliran Dan

Struktur Geologi

No

Nama Mata

Air

Klasifikasi Mata Air

Berdasarkan

Bentuklahan

Sifat

Pengaliran

Tenaga

Pemunculannya

1 Genengmulyo Parennial

Depresi dan

Rekahan

Lereng dan Perbukitan

Karstik Tererosi (K3)

2 Jaten Kidul Parennial

Depresi dan

Rekahan

Lereng dan Perbukitan

Karstik Tererosi (K3)

3 Sendang Parennial

Depresi dan

Rekahan

Lereng dan Perbukitan

Karstik Tererosi (K3)

4 Banyuracah 1 Parennial

Depresi dan

Rekahan

Lereng dan Perbukitan

Karstik Tererosi (K3)

5 Sumber Buran Parennial

Depresi dan

Rekahan

Lereng dan Perbukitan

Karstik Tererosi (K3)

6 Beketel 1 Parennial Depresi dan Lereng dan Perbukitan

Page 15: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

11

Rekahan Karstik Tererosi (K3)

7 Kali Cilik Parennial Rekahan

Dataran Aluvial Karst

(K7)

8 Kali Gede Parennial Rekahan

Dataran Aluvial Karst

(K7)

9 Ronggoboyo Parennial Rekahan

Dataran Aluvial Karst

(K7)

Sumber: Penulis, 2018

4. 3 Faktor Hidrogeomorfologi Pemunculan Mata Air

Persebaran mata air berada di wilayah bagian selatan dan barat Kecamatan

Kayen. Bagian barat meliputi Desa Brati sedangkan bagian selatan meliputi

Desa Purwokerto dan Desa Beketel. Secara umum mata air di Kecamatan

Kayen banyak muncul pada formasi gamping yang berada pada tekuk lereng

yang curam. Mata air akibat morfologi tekuk lereng yang mengakibatkan

terpotongnya muka air tanah oleh permukaan tanah banyak ditemukan di

selatan Kecamatan Kayen. Perubahan lereng yang cukup signifikan tersebar

di bagian selatan karena memang wilayah pegunungan kendeng utara yang

termasuk dalam kawasan karst Sukolilo dengan bentuk lahan asal proses

solusional atau pelarutan. Faktor pendukung pemunculan mata air di wilayah

ini selain karena morfologi juga karena batuan penyusun formasi geologinya

yaitu batu gamping dan batu pasir. Karakteristik batu pasir memiliki porositas

yang tinggi sedangkan batu gamping juga sama. Batu gamping mudah sekali

mengalami pelarutan sehingga dapat menimbulkan alur rekahan di dalam

batuan dan air di dalam tanah keluar menjadi mata air. Lipatan antiklinorium

menyebabkan banyak ditemukannya lereng terjal di wilayah ini.

Mata air di bagian timur yang berada di Desa Brati tidak terlalu banyak

daripada di Desa Beketel. Penyebab munculnya mata air di Desa Brati yaitu

formasi geologi dari batuan penyusunnya. Debit mata air di Desa Brati lebih

besar daripada di Desa Beketel, karena keterdapatan mata air juga tidak

banyak, sehingga distribusi air tanah untuk setiap mata air juga banyak.

Dilihat dari struktur geologinya, pemunculan mata air di Desa Brati juga

Page 16: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

12

dipengaruhi oleh adanya kekar. Kekar merupakan suatu rekahan yang akan

membantu batuan memiliki permeabilitas total yang besar. Keberadaan mata

air sangat dekat pada wilayah peralihan formasi antara Formasi Ledok dan

Formasi Mundu. Faktor dari umur batuan juga mempengaruhi tingkat

permeabilitas batu gamping. Batu gamping yang menyusun formasi pada

Kecamatan Kayen berumur Miosen. Hal ini membuktikan pernyataan dari

Santosa (2006) bahwa mata air pada batuan yang berumur miosen memiliki

debit yang lebih besar dibanding mata air pada batuan yang berumur Pliosen.

Perkembangan batu gamping Miosen mengalami proses pelarutan yang lebih

intensif, sehingga berakibat pada nilai kelulusan yang lebih besar dengan

bertambahnya umur batu gamping, akibatnya debit mata air yang muncul

melalui zona pelarutan tersebut juga akan bertambah besar pula.

Page 17: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

13

Tabel 5 Hubungan Geomorfologi dengan Pemunculan Mata Air

Geomorfologi Mata Air

Satuan

Bentuk

Lahan

Struktur

Geologi

Morfologi Proses Batuan Genesis

(Tipe)

Kelas Debit Sifat Aliran DHL

(µmhos/cm)

TDS

(mg/L)

Lereng dan

Perbukitan

Karstik

Terkikis

(K2)

Kekar Berbukit

dengan lereng

yang terjal

Pelarutan Batu

Gamping

dan Batu

Pasir

Depresi dan

Rekahan

IV – V

(2,67-24,09

L/detik)

Parennial 492 hingga

605

242 hingga

303

Dataran

Aluvial

Karst (K5)

Kekar Dataran

bergelombang

Pelarutan Batu

gamping

lempung,

Batu pasir,

Batu

gamping

Rekahan III – IV

(38,93 -

303,82

L/detik)

Parennial 509 hingga

525

249 hingga

270

Sumber : Penulis, 2018

Page 18: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

14

Gambar 2 Peta Hidrogeomorfologi Mata Air di Kecamatan Kayen

Page 19: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

15

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pola persebaran mata air berdasarkan analisis tetangga terdekat

menunjukkan indeks angka sebesar 0,01 yang termasuk dalam klasifikasi

pola bergerombol. Persebaran mata air di 2 wilayah tersebut bergerombol

di bagian wilayah dengan satuan unit bentuk lahan yaitu Lereng dan

Perbukitan Karst Tererosi (K3), dan Dataran Aluvial Karst (K7), dan

hanya pada formasi geologi yang memiliki batuan penyusun berupa batu

gamping.

2. Karakteristik mata air di Kecamatan Kayen menurut debit termasuk

dalam mata air kelas III hingga kelas V (2,67 – 303,82 liter/detik).

Menurut sifat pengalirannya, mata air di Kecamatan Kayen semuanya

berjenis parennial atau mata air yang mengalir sepanjang tahun.

Sedangkan menurut tenaga pemunculannya, mata air di Kecamatan

Kayen merupakan mata air gravitasi dengan jenis mata air depresi dan

rekahan.

3. Karakteristik mata air menurut kualitas baik fisik maupun kimia,

berdasarkan baku mutu kualitas air bersih PERMENKES/Per IX/ 1990

dinyatakan bahwa semua mata air di Kecamatan Kayen layak untuk

digunakan sebagai air bersih.

4. Pemunculan dan karakteristik mata air di Kecamatan Kayen, baik pola

maupun tenaga pemunculannya dipengaruhi oleh batuan penyusun

formasi geologi yaitu batu pasir dan batu gamping. Debit mata air yang

besar dipengaruhi oleh batuan gamping yang berumur Miosen.

Pemunculan air di bagian selatan dipengaruhi oleh adanya lipatan

antiklinal sehingga mengakibatkan banyak ditemukan perubahan lereng

yang sangat besar, sedangkan bagian timur dipengaruhi oleh adanya

kekar.

5. 2 Saran

1. Saran akademis, yaitu perlu adanya penelitian lebih banyak lagi untuk

mengetahui semua potensi mata air di daerah penelitian. Selain itu

Page 20: KAJIAN HIDROGEOMORFOLOGI MATA AIR DI KAWASAN … fileSalah satu bentuklahan yang banyak ditemukan mata air yaitu bentuklahan asal solusional. Wilayah bentukan asal karst salah satu

16

juga digunakan sebagai sarana tambahan informasi untuk penelitian

selanjutnya. Karena sangat jarang dilakukan penelitian di wilayah

karst Kecamatan Kayen.

2. Saran pragmatis, yaitu upaya konservasi dan pengelolaan mata air

harus dilakukan dengan cara kerjasama antara masyarakat dan

pemerintah setempat. Agar potensi mata air dapat digunakan secara

merata terutama menyuplai air di wilayah utara Kecamatan Kayen

yang sering mengalami kekeringan. Pemerintah juga harus melarang

keras pembangunan pabrik semen di wilayah ini dengan cara tidak

memberikan ijin secara sembarangan untuk membangun pabrik.

Karena akan berdampak pada hilangnya potensi mata air.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). Buku Putih Sanitasi Pati. [online], dari ppsp.nawasis.info [04

Juli 2018]

BPS. (2014). Statistik Potensi Desa Kecamatan Kayen Tahun 2014. [online], dari

Patikab.bps.go.id [15 Maret 2018]

Ford, D. dan William, P. (2007). Karst Hydrogeology and Geomorphology.

Sussex : John Wiley and Sons

Priyana, Yuli dan Sigit, Agus Anggoro. (2002). Karakteristik Air Tanah dan

Sistem Penyediaan Air Bersih di Lereng Timur Gunung Merapi. Forum

Geografi Vol. 16 No.1. Hal: 80-91

Rahmandya, Annisa M. I. (2016). Kajian Hidrogeomorfologi Mata Air Di Sub-

Daerah Aliran Sungai Ngrancah Kabupaten Kulon Progo. Skripsi S1.

Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM

Santosa, Langgeng Wahyu. (2006). Kajian Hidrogeomorfologi Mata Air Di

Sebagian Lereng Barat Gunung Api Lawu. Forum Geografi Vol. 20, No. 1,

Juli 2006 Hal 68-85

Todd, D. K., Mays, L.W. (2005). Groundwater Hydrology 3rd

Edition. New York:

John Willey and Sons