Kajian Ilmiah Uji Kelayakan Dan Evaluasi Perangkat Lunak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

KAJIAN ILMIAH UJI KELAYAKAN DAN EVALUASI PERANGKAT LUNAK BERBASIS WEBTjipta, Dwi Sagitta

Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang

E-mail: [email protected]: Artikel nonpenelitian ini bertujuan untuk memberikan sebuah kajian mengenai proses pengujian sebuah perangkat lunak. Pada artikel ini akan dibahas mengenai dasar teori dan konsep dalam pengujian perangkat lunak, perancangan kuesioner pengujian, dan contoh implementasi pengujian perangkat lunak dengan menggunakan pendekatan utility. Tujuan penyusunan artikel ini adalah untuk mengusulkan sebuah metode alternatif dalam mengevaluasi sistem yang didasarkan pada pendekatan utility system. Metode ini terdiri atas sekumpulan paket kuesioner yang diturunkan dari pendekatan utility untuk mengungkapkan persepsi pengguna terhadap sistem. Kuisioner ini kemudian diterapkan untuk mengevaluasi sistem ecampus di Universitas Widyatama. Sistem e-campus dipilih karena kesederhanaan struktur dan kemudahan akses sistem tersebut oleh semua pengguna terkait. Hasil pengolahan data menunjukan beberapa temuan penting seperti perbedaan ekspektasi dari setiap jenis pengguna, dan adanya ekspektasi pengguna pada peningkatan fitur sistem. Pengolahan data kuisioner juga dapat memberikan rekomendasi yang berarti untuk peningkatan utility system dan dibutuhkan riset lebih lanjut untuk mengungkapkan fakta-fakta lain yang terkait dengan pengembangan sistem.

Kata kunci: Uji Kelayakan, evaluasi, perangkat lunak

Sebuah perangkat lunak perlu dijaga kualitasnya karena berhubungan dengan kepuasan pelanggan. Sering perangkat lunak mengandung kesalahan (error) pada proses-proses tertentu pada saat perangkat lunak sudah di tangan pengguna. Kesalahan-kesalahan pada perangkat lunak sering disebut bug. Untuk menghindari banyaknya bung maka diperlukan adanya pengujian perangkat lunak sebelum perangkat lunak diberikan ke pelanggan atau selama perangkat lunak masih terus dikembangkan.

Adanya bug adalah satu yang biasa, bahkan di sebuah perangkat lunak yang sudah besar dan terkenal pun biasanya masih ada bung, sehingga tidak perlu merasa tersinggung atau bersedih jika masih ditemukan bug pada perangkat lunak yang dikembangkan. Yang bisa dilakukan pengembang adalah meminimalisasi bug dengan melakukan pengujian. BAGIAN INTIA. Dasar Teori Uji kelayakan Perangkat Lunak Berbasis Web

Rosa (2011: 209-211) menjelaskan konsep dasar pengujian perangkat lunak sebagai berikut.

Pengujian adalah satu set aktivitas yang direncanakan dan sistematis untuk menguji atau mengevaluasi kebenaran yang diinginkan. Aktivitas pengujian terdiri dari satu set atau sekumpulan langkah di mana dapat menempatkan desain kasus uji yang spesifik dan metode pengujian. Secara umum pola pengujian pada perangkat lunak adalah sebagai berikut:

1. Pengujian dimulai dari level komponen hingga integrasi antarkomponen menjadi sebuah sistem.

2. Teknik pengujian berbeda-beda sesuai dengan berbagai sisi atau unit uji dalam waktu yang berbeda pula bergantung pada bagian mana yang dibutuhkan.

3. Pengujian dilakukan oleh pengembang dan jika berupa proyek besar, pengujian bisa dilakukan oleh tim uji yang independen.

Pengujian perangkat lunak adalah sebuah elemen topik yang memiliki cakupan luas dan sering dikaitkan dengan verifikasi dan validasi. Verifikasi mengacu pada sekumpulan aktivitas yang menjamin bahwa perangkat lunak mengimplementasikan dengan benar fungsi yang spesifik. Validasi mengacu pada sekumpulan aktivitas yang berbeda yang menjamin bahwa [berangkat lunak yang dibangun dapat ditelusuri sesuai dengan kebutuhan pelanggan.Pengujian untuk verifikasi dilakukan mulai dari lingkup yang kecil naik ke lingkup yang besar, yaitu: pengujian unit, pengujian integrasi, pengujian sistem, dan pengujian penerimaan. Pengujian untuk validasi memiliki beberapa pendekatan, yaitu Black-box dan White-box testing. Black-box testing untuk menguji perangkat lunak dari segi fungsional tanpa menguji desain dan kode program. White-box testing untuk menguji perangkat lunak dari segi desain dan kode program apakah mampu menghasilkan fungsi-fungi, masukan, dan keluaran yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Sidik (2010:1) menjelaskan pengertian web sebagai berikut.

Web pada awalnya adalah ruang informasi dalam internet, dengan menggunakan teknologi hyperteks, pemakai dituntun untuk menemukan informasi dengan mengikuti link yang disediakan dalam dokumen web yang ditampilkan dalam browser web.

Simarmata (2010:56) menjelaskan pengertian dari aplikasi web sebagai berikut.

Aplikasi web adalah sebuah sistem informasi yang mendukung interaksi pengguna melalui antaruk berbasis web. Fitur-fitur aplikasi web biasanya berupa data persistence, mendukung transaksi dan komposisi halaman web dinamis yang dapat dipertimbangkan sebagai hibridisasi antara hipermedia dan sistem informasi.

Aplikasi web adalah bagian dari client-side yang dapat dijalankan oleh browser web. Client-side mempunyai tanggung jawab untuk pengeksekusian proses bisnis.

Interaksi web dibagi ke dalam tiga langkah, yaitu

1. Permintaan

Pengguna mengirimkan permintaan ke server web, biasanya via halaman web yang ditampilkan pada browser web.

2. Pemrosesan

Server web menerima permintaan yang dikirmkan oleh pengguna, kemudian memproses permintaan tersebut

3. Jawaban

Browser menampilkan hasil dari permintaan pada jendela browser.

Simarmata (2010:1) menjelaskan pengertian dari rekayasa web sebagai berikut.

Rekayasa Web adalah subdisiplin dari rekayasa perangakat lunak yang membantu menyediakan metodologi untuk merancang, mengembangkan, memelihara, dan melibatkan aplikasi Web.

Simarmata (2010:274-275) menjelaskan permasalahan di dalam pengujian aplikasi web sebagai berikut.

1. Tautan statis (HTML(HTML)

2. Tautan dinamis (HTML(perangkat lunak)

3. HTML diciptakan secara dinamis (perangkat lunak(HTML)

4. User/Time Specific GUI (perangkat lunak + state(HTML)

5. Transisi operasional (pengguna)

6. Koneksi perangkat lunak

7. Koneksi perangkat lunak Off-Site8. Koneksi dinamisSimarmata (2010:284-293) menjelaskan jenis-jenis pengujian kinerja umum aplikasi web sebagai berikut.Tabel 2.4 Jenis-Jenis Pengujian Kinerja Umum

IstilahTujuanCatatan

Pengujian kinerjaUntuk menentukan atau memvalidasi kecepatan, skalabilitas, dan/atau stabilitas.Pengujian kinerja adalah investigasi teknis yang dilakukan untuk menentukan atau memvalidasi karakteristik respons, kecepatan, skalabilitas, dan/atau stabilitas produk di bawah tekanan.

Pengujian muatanUntuk memverifikasi perilaku aplikasi di bwaah kondisi normal dan beban sibuk.Pengujian pemuatan dilakukan untuk memverifikasi bahwa aplikasi anda dapat memenuhi sasaran kinerja yang diinginkan.

Pengujian teganganUntuk menentukan atau memvalidasi suatu perilaku aplikasi keitika ditekan di luar kondisi normal atau beban sibuk.Tujuan dari pengujian tegangan adalah untuk mengungkapkan bug apliaksi yang muncul hanya di bawah kondisi beban.

Pengujian kapasitasPengujian ini digunakan untuk menentukan berapa banyak pengguna dan/atau transaksi sistem yang diberikan akan mendukung dan masih memenuhi tujuan kinerja.Pengujian kapasitas diselenggarakan bersama dengan perencanaan kapasitas yang anda gunakan untuk rencana pertumbuhan masa depan, seperti pengingkatan berbasis pengguna atau peningkatan volume data.

Sumber: Simarmata (2010:284-293)

Tabel 2.5 Matriks Ringkasan Manfaat dengan Jenis Pengujian Kinerja Utama

IstilahManfaatTantangan dan area yang tidak ditunjuk

Pengujian kinerjaMengidentifikasi ketidaksesuaian antara kenyataan dan harapan yang terkait.Tidak bisa mendeteksi beberapa fungsionalitas yang hanya tampil di bawah beban.

Pengujian muatanMendeteksi kesalahan fungsionalitas di bawah beban.Jangan dirancang terutama yang dipusatkan pada kecepatan respons.

Pengujian teganganMenentukan apakah data dapat dirusak dengan sistem, overstressing.Karean stress test tidak realistis untuk desain, beberapa stakeholder mungkin akan kehilangan hasil tes.

Pengujian kapasitasMenyediakan informasi tentang bagaimana beban kerja dapat ditangani untuk memenuhi kebutuhan bisnis.Model tes validasi sulit untuk diciptakan.

Sumber: Simarmata (2010:284-293)

Tabel 2.6 Istilah Konsep-Konsep Tambahan

IstilahCatatan

Tes komponen (Component test)Tes komponen adalah tes kinerja target suatu komponen arsitektur dari aplikasi.

InvestigasiInvestigasi adalah suatu aktivitas berdasarkan pada pengumpulan informasi yang berhubungan denagn karakteristik kecepatan, skalabilitas, dan/atau stabilitas dari produk di bawah tes yang mungkin mempunyai nilai di dalam menentukan atau meningkatkan kualitas produk.

Smoke TestSmoke test adalah bagian awal tes kinerja untuk melihat apakah aplikasi anda dapat melakukan operasinya di bawah beban normal.

Tes unitDalam konteks pengujian kinerja, sebuah tes unit adalah tes pada target suatu modul kode dengan modul yang merupakan subset logis dari keseluruhan basis kode yang ada dari aplikasi, dengan fokus pada karakteristik kinerja.

Tes validasiTes validasi membandingkan karakteristik kecepatan, skalabilitas, dan/atau stabilitas dari produk di bawah tes terhadap harapan yang telah diset untuk produk.

Sumber: Simarmata (2010:284-293)

Simarmata (2010:263-265) menjelaskan kebutuhan kualitas aplikasi web sebagai berikut.

Kompleksitas aplikasi Web mungkin dipandang dalam kaitannya dengan kebutuhan kualitas, seperti usabilitas, fungsionalitas, reliabilitas, efisiensi, dan pemeliharaan (Olsina, dkk. 1998).

Gambar 2.17 Pohon kebutuhan kualitas aplikasi WebSimarmata (2010:295-314) menjelaskan kebutuhan kualitas aplikasi web sebagai berikut.

Usabilitas adalah salah satu faktor kualitas yang paling penting untuk aplikasi Web. Usabilitas yang kurang pada aplikasi akan menyebabkan pengguna tidak dapat mengoperasikannya, terutama pada aplikasi Web. Tujuan utamanya adalah untuk merancang aplikasi Web sehingga pengguna dapat mencapai tujuannya secara efektif, efisien, dan memperoleh kepuasan.

Karakteristik dari usabilitas aplikasi web

1. Perangkat lunak tidak tersimpan lama dalam kotak

2. Anda tidak dapat melatih peselancar

3. Produk nyata tidak dijual di Web.

4. Dalam internet tidak ada seorang pun yang tahu siapa anda

Panduan desain

1. Waktu tanggap

2. Efisiensi interaksi

3. Warna

4. Tata letak teks

5. Struktur halaman

6. Struktur navigasi

Aspek pertimbangan dalam merancang situs Web.

1. Usabilitas

2. Navigasi

a. Rencanakan pembanguna situs dengan baik

b. Lokasi peletakan navigasi

c. Konsistensi

d. Memberi penekanan pada bagian tertentu (spotty)

e. Singkat & deskriptif

f. Berikan petunjuk pada pengunjung

g. Berikan tautan ke halaman utama

h. Peta situs

3. Konsep penulisan (writing concept)

4. Kesederhanaan (simplicity)

5. Kemudahan dalam pengaksesan (accessibility)

6. Kebutaan warna (color blindness)

a. Metode komplemen

b. Metode komplemen terbagi

c. Metode trio warna (triads)

d. Metode kuartet warna (tetrads)

e. Metode analogi

f. Metode monokromatik

7. Unsur grafis (graphic)

8. Teknologi baru

Simarmata (2010:389-397) menjelaskan sepuluh celah keamanan aplikasi web sebagai berikut.

1. Unvalidated input

2. Broken access control

a. Insecure Ids

b. File permision

3. broken authentication dan session management

a. Password strength

b. Password use

c. Password storage

d. Session ID protection

4. Cross site scripting

5. Buffer overflow

6. Injection flaw

7. Insecure storage

8. Penolakan layanan

9. Failure to restrict URL access

10. Insecure configuration management

Pressman (2002:461-462) menjelaskan tentang interaksi manusia dan komputer sebagai berikut.

Ada empat model yang berbeda pada saat sebuah interface manusia-komputer/ human computer interface (HCI) akan didesain. Perekayasa perangkat lunak menciptakan sebuah model desani, perekayasa manusia (atau perekayasa perangkat lunak) membangun model pemakai, pemakai akhir mengembangkan citra mental yang sering disebut users model atau system perception, dan implementer sistem menciptakan system image [RUB88].

Model desain dari keseluruhan sistem menggabungkan data, arsitektur, interface, dan representasi prosedural dari perangkat lunak.

Model pemakai menggambarkan profil para pemakai akhir dari sistem. Untuk membangun interface pemakai yang efektif, semua desain harus dimulai dengan suatu pemahaman terhadap pemakai yang dimaksudkan, meliputi profil usia, jenis kelamin, kemampuan fisik, pendidikan, latar belakang, etnis dan kultural, motivasi, tujuan, dan kepribadian [SHN87]. Para pemakai juga dikategorikan sebagai:

1. Orang baru tidak ada pengetahuan sintaktik dari sistem dan sedikit pengetahuan semantik terhadap aplikasi atau kegunaan komputer secara umum;

2. Pemakai intermiten yang banyak pengetahuan pengetahuan semantik yang lumayan terhadap aplikasi, tetapi relatif sedikit melihat kembali informasi sintaksis yang diperlukan untuk menggunakan interface tersebut; dan

3. Pemakai yang banyak pengetahuan, dan sering pengetahuan sintaktik dan semantik yang baik yang sering membawa kepada sindrom power-user, yaitu individu yang mencari mode interaksi pintas dan singkat.

Persepsi sistem (model pemakai) merupakan citra sistem yang ada di kepala seorang pemakai akhir.

Citra sistem merangkai manifestasi bagian luar dari sistem berbasis komputer (tampilan luar dan rasa interface), dengan semua informasi yang mendukung (buku-buku, manual, pita video) yang menggambarkan sintaksis dan semantik sistem.

Pressman (2002:471-474) menjelaskan tentang interaksi manusia dan komputer sebagai berikut.

Ada tiga kategori pedoman desain HCI: interaksi umum, tampilan informasi, dan entri data.

Interaksi umum

1. Konsisten

2. Berikan umpan balik yang berarti

3. Mintalah verifikasi terhadap sembarangan aksi destruktif yang signifikan

4. Ijinkan kemudahan pembatalan sebagian besar aksi

5. Kurangi jumlah informasi yang harus diingat di antara aksi-aksi

6. Usahakan adanya efisiensi dalam dialog, gerakan, dan pemikiran

7. Memaafkan kesalahan

8. Kategorikan aktivitas menurut fungsi dasar dan atur geografi layar secara sesuai

9. Sediakan fasilitas help yang senstitif konteks

10. Gunakan verbal aksi yang sederhana atau frase verbal pendek untuk menamai perintah

Tampilan informasi

1. Menampilkan hanya informasi yang relevan dengan konteks yang ada

2. Jangan membanjiri pemakai dengan data, gunakan format representasi yang memungkinkan asimilasi informasi yang cepat

3. Gunakan label-label yang konsisten, penyingkatan standar, dan warna yang dapat diprediksi

4. Ijinkan pemakai untuk memelihara konteks visual

5. Hasilkan pesan kesalahan yang berarti

6. Gunakan huruf besar dan kecil, indentasi, dan pengelompokan teks untuk membantu pemahaman

7. Gunakan jendela untuk menggolongkan tipe-tipe informasi yang berbeda

8. Gunakan tampilan analog untuk merepresentasikan informasi yang lebih mudah diasimilasikan dengan bentuk representasi ini

9. Pertimbangakan ketersediaan geografi layar tampilan dan gunakan secara efisien

Input data

1. Minimalkan jumlah aksi input yang dibutuhkan dari pemakai

2. Jagalah konsistensi di antara tampilan informasi dan input data

3. Ijinkan pemakai mengkustomasi input

4. Interaksi harus bersifat fleksibel tetapi juga diatur ke mode input yang disukai pemakai

5. Nonaktifkan perintah yang tidak sesuai di dalam konteks aksi yang sedang berlangsung

6. Biarkan pemakai mengontrol aliran interaktif

7. Sediakan help untuk membantu semua aksi input

8. Hilangkan input mickey mouse

MADCOMS (2005:36) menjelaskan tentang hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain halaman web sebagai berikut.

Yang perlu diperhatikan dalam mendesain halaman web adalah:

1. Menentukan ukuran halaman webUkuran standar dari halaman web adalah 800 x 600 pixel. Namun tidak ada ketentuan tentang ukuran website tersebut. Yang harus diperhatikan adalah tujuan mendesain halaman website ini, yang salah satunya adalah memudahkan pengunjung. Dengan menggunakan ukuran standar monitor yang sering digunakan pengunjung, maka pengunjung tidak perlu lagi meggeser scroll browser ke kanan atau ke kiri.

2. Memilih warna yang tepat.

Pewarnaan desain halaman web biasanya disesuaikan dengan topik atau isi website tersebut. Usahakan untuk menggunakan warna yang sesuai dengan misi website dan enak untuk dipandang.

3. Keseimbangan dari isi halaman web.

Misalkan di sebelah kanan mengandung obyek, maka di sebelah kiri juga diimbangi dengan obyek atau dengan pewarnaan yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan pandangan dari pengunjung website tersebut.

4. Periksa setiap pembuatan linkAdanya link terputus akan merugikan pengelola website karena pengunjung akan kebingungan dan akan kehilangan informasi yang ada pada halaman-halaman yang lain.

B. Perancangan Uji Kelayakan Perangkat Lunak Berbasis Web

Pressman (2002: 532-565) menjelaskan rincian langkah dan kuesioner pengujian kelayakan sebuah perangkat lunak sebagai berikut.

1. Desain Test Case

Semua produk yang direkayasa dapat diuji dengan dua cara: (1) dengan mengetahui fungsi yang ditentukan di mana produk dirancang untuk melakukannya, pengujian dapat dilakukan untuk memperlihatkan bahwa asing-masing fungsi beroperasi sepenuhnya, pada waktu yang drama mencari kesalahan dari tiap fungsi; (2) dengan mengetahui kerja interval satu produk, maka pengujian dapat dilakukan dengan memastikan bahwa semua roda gigi berhubungan, yaitu operasi internal bekerja sesuai dengan spesifikasi dan semua komponen internal telah diamati dengan baik.2. Pengujian White-box

Pengujian ini disebut pengujian Glass-box, yaitu metode desain Test Case yang menggunakan struktur kontrol prosedural untuk memperoleh Test Case. Dengan menggunakan metode ini, perekayasa dapat melakukan uji yang: (1) memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu modul telah digunakan minimal sekali; (2) menggunakan semua keputusan logis pada sisi tua dan fase; (3) mengeksekusi semua lop pada batasan mereka dan pada batas operasional mereka; (4) menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya.

3. Pengujian Basis Path

Metode basis Plath ini memungkinkan desainer kasus uji mengukur kompleksitas logis dari desain prosedural dan menggunakannya sebagai pedoman menentukan basis set dari jalur eksekusi. Beberapa set tersebut adalah notasi diagram alir, kompleksitas siklomatis, dan grafik matriks. Notasi diagram alir adalah grafik alir untuk menggambarkan aliran kontrol logika yang menggunakan notasi sederhana. Kompleksitas siklomatis adalah metrik perangkat lunak yang memberikan pengukuran kualitatif terhadap kompleksitas logis suatu program. Grafik matriks adalah matriks bujur sangkar yang ukurannya sama dengan jual simpul pada grafik alir. Langkah-langkah uji basis Path adalah sebagai berikut:

a. Dengan menggunakan desain atau kode sebagai dasar, gambarkan sebuah grafik alir yang sesuai

b. Tentukan kompleksitas siklomatis dari grafik alir resultan

c. Tentukan sebuah set dari jalur independen secara linier

d. siapkan Test Case yang akan memaksa adanya eksekusi setiap basis set4. Pengujian Struktur Kontrolpengujian ini digunakan untuk memperluas kupasan pengujian dan meningkatkan kualitas pengujian White-box. Pengujian melitputi: pengujian kondisi, pengujian aliran data, dan pengujian loop. Pengujian kondisi adalah metode kasus uji yang menggunakan kondisi logis yang ada pada suatu program. Pengujian aliran data adalah memilih jalur pengujian dari suatu program sesuai dengan lokasi definisi dan menggunakan variabel-variabel pada program. Pengujian loop adalah teknik pengujian yang eksklusif berfokus pada validitas konstruksi loop.

5. Pengujian Black-boxPengujian Black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian ini meliputi: metode pengujian graph based, partisi ekuivalensi, analisis nilai batas, dan pengujian perbandingan. Metode pengujian graph based adalah pengujian yang dimulai dengan membuat grafik dari objek yang penting dan hubungannya kemudian memikirkan sederetan pengujian yang akan mencakup grafik tersebut. Partisi ekuivalensi adalah metode pengujian yang membagi domain input dari suatu program ke dalam kelas dari mana kasus uji dilakukan. Analisis nilai batas adalah teknik desain proses yang melengkapi partisi ekivalensi. Pengujian perbandingan adalah versi independen pembentuk basis teknik pengujian Black-box. pengujian Black Box dirancang untuk menjawab pertanyaan berikut:a. Bagaimana validitas fungsional diuji?b. Kelas input apa yang akan membuat Test Case menjadi baik?c. Apakah sistem sangat sensitif terhadap harga input tertentu?d. Bagaimana batasan dari suatu data diisolasi?e. Kecepatan data apa dan volume data apa yang dapat ditolerir oleh sistem?f. Apa pengaruh kombinasi tertentu dari data terhadap operasi sistem?6. Pengujian Untuk Aplikasi dan Lingkungan KhususPengujian pada sektor ini meliputi pengujian GUI, arsitektur Client/server, dokumentasi dan fasilitas help, dan sistem real Time.

Pengujian GUI untuk Windowa. Apakah window akan membuka secara tepat berdasarkan tipe yang sesuai atau perintah berbasis menu?

b. Dapatkah windows di-resize, sigulung, atau digerakkan?

c. Apakah semua isi data yang diisikan pada window dapat dituju dengan tepat?

d. Apakah window dengan cepat muncul kembali bila dia ditindih dan kemudian dipanggil lagi?

e. Apakah semua fungsi yang berhubungan dengan window operasional?

f. Apakah semua menu pull-down, tollbar, scroll bar, kotak dialog, tombol ikon, dan kontrol yang lain dapat diperoleh dan dengan tepat ditampilkan untuk window tersebut?

g. Pada saat window bertingkat ditampilkan, apakah nama window tersebut direpresentasikan dengan tepat?

h. Apakah window yang aktif dapat disorot dengan tepat?

i. Bila multitasking digunakan, apakah semua window diperbarui pada waktu yang sesuai?

j. Apakah pemilihan mouse bertingkat atau tidak benar di dalam window menyebabkan efek samping yang tidak diharapkan?

k. Apakah audio prompt dan atau Color prompt ada di dalam window atau sebagai konsekuensi dari operasi window disajikan menurut spesifikasi?

l. Apakah window akan menutup secara tepat?

Pengujian GUI untuk menu pul-down dan operasi mousea. Apakah menu bar yang sesuai ditampilkan di dalam konteks yang sesuai?b. Apakah menu bar aplikasi menampilkan fitur-fitur yang terkait dengan sistem?

c. Apakah operasi menu pul Don bekerja secara tepat?

d. Apakah menu breakway, palette, dan tol bar bekerja secara tepat?

e. Apakah fungsi menu dan subfungsi pull Down didaftar secara tepat?

f. Apakah semua fungsi menu dapat dituju secara tepat oleh mouse?

g. Apakah typeface, ukuran, dan format teks benar?

h. Mungkinkah memanggil masing-masing fungsi menu dengan menggunakan perintah berbasis teks alternatif?

i. Apakah fungsi menu disorot berdasarkan konteks operasi yang sedang berlangsung di dalam suatu window?

j. Apakah semua menu function bekerja seperti diiklankan?

k. Apakah nama-nama menu function bersifat sel explanatory?

l. Apakah help dapat diperoleh untuk tiap Ijen menu, apakah dia sensitif terhadap konteks?

m. Apakah operasi mouse dikenali dengan baik pada seluruh konteks interaktif?

n. Bila klik ganda diperlukan, apakah operasi dikenali di dalam konteks?

o. Jika mouse mempunyai tombol ganda, apakah tombol itu dikenali sesuai konteks?

p. Apakah kursor, indikator pemrosesan dan pointer secara tepat berubah pada saat operasi yang berbeda dipanggil?

Pengujian GUI untuk entri data

a. Apakah entri data alfanumeris dipantulkan dan diinputkan ke sistem?b. Apakah mode grafik dari entri data bekerja dengan baik?

c. Apakah data invalid dikenali dengan baik?

d. Apakah pesan input data sangat pintar?

Pengujian dokumentasi dan fasilitas helm

a. Apakah dokumen tersebut secara akurat menggambarkan bagaimana menyelesaikan masing-masing mode penggunaan?b. Apakah deskripsi dari masing-masing urutan interaksi akurat?

c. Apakah contoh-contoh akurat?

d. Apakah terminologi, gambaran menu, dan respons sistem konsisten dengan program aktual?

e. Apakah relatif mudah untuk menempatkan panduan di dalam dokumentasi?

f. Dapatkah trouble shooting dilakukan dengan mudah dengan dokumentasi?

g. Apakah tabel dokumen dari isi dan indeks akurat dan lengkap?

h. Apakah desain dokumen kondusif untuk pemahaman dan asimilasi cepat terhadap informasi?

i. Apakah semua pesan kesalahan ditampilkan bagi pemakai dan digambarkan secara lebih detil di dalam dokumen?

j. Bila Link hipertensi digunakan, apakah mereka akurat dan lengkap?

Pengujian sistem real time

a. Apakah prioritas interupsi ditetapkan dan ditangani secara tepat?b. Apakah pemrosesan untuk tiap interupsi ditangani dengan baik?

c. Apakah kinerja dari tiap prosedur penanganan interupsi sesuai dengan persyaratan?

d. Apakah volume interupsi yang tinggi yang terasi pada waktu kritis menimbulkan masalah di dalam fungsi atau kinerja? C. Contoh Proses Evaluasi Sistem Informasi Berbasis Web (Studi Kasus Sistem E-Campus Universitas Widyatama)

Falahah (2011), menjabarkan hasil penelitiannya mengenai Evaluasi Implementasi Sistem Informasi Dengan Pendekatan Utility System (Studi Kasus Sistem E-Campus Universitas Widyatama) sebagai berikut. Penelitian ini mengkaji ruang lingkup permasalahan sebagai berikut, yang pertama bagaimana membangun kerangka kerja evaluasi sistem informasi, dari sudut efektivitas sistem, yang mencakup kriteria-kriteria penting agar lebih representatif dalam aspek evaluasi. Dan yang kedua bagaimana menerapkan kerangka kerja tersebut pada studi kasus evaluasi sistem informasi pendidikan. Tujuan penelitian ini difokuskan pada kajian evaluasi implementasi sebuah sistem informasi berdasarkan konsep efektivitas sistem, sehingga pada implementasinya diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam mengembangkan dan memperbaiki kualitas sistem informasinya. Kajian pada penelitian ini dibatasi oleh ruang lingkup yaitu: hanya menekankan aspek evaluasi efektivitas, membangun kerangka evaluasi berdasarkan konsep utility system, dan menerapkan kerangka tersebut pada sistem informasi pendidikan di lingkungan Universitas Widyatama.

1. Proses Evaluasi

Setiap sistem yang telah dilaksanakan perlu dinilai atau dievaluasi unjuk kerjanya untuk melihat sejauh mana keberhasilannya dalam mencapai tujuan dan sasaran awal yang ditetapkan. Periode evaluasi tergantung dari kebutuhan dan kebijakan manajemen [2].

2. Model Efektivitas Sistem InformasiModel efektivitas sistem informasi ditetapkan berdasarkan dari beberapa penelitian [4,5,6,7]. Model efektivitas sistem informasi menggambarkan suatu hipotesis hubungan antara faktor-faktor yang secara langsung mempunyai dampak pada sistem informasi secara efektif. Pada model ini, kualitas sistem dan kualitas informasi dipakai sebagai hipotesis dalam mempengaruhi anggapan pengguna terhadap sistem agar bermanfaat dan mudah digunakan [8].

Beberapa faktor yang terkait dengan evaluasi kualitas sistem informasi antara lain [7]: evaluasi kualitas system, evaluasi persepsi manfaat, evaluasi persepsi, evaluasi komputer self-efficacy, evaluasi penggunaan sistem informasi, evaluasi dampak individu, evaluasi kepuasan sistem informasi, dan evaluasi dampak organisasi.

3. Evaluasi Information Utility SystemSalah satu model evaluasi sistem adalah pendekatan berupa utility system [3]. Pendekatan ini meninjau keberhasilan implementasi sistem dari sudut pandang pemanfaatan sistem dari enam segi, yaitu:

Posession utility mencoba menjawab siapa yang harus menerima keluaran sistem. Hal ini berpengaruh pada aspek kepemilikan informasi pada sistem tersebut. Jika keluaran sistem tidak jelas pihak mana yang membutuhkan, maka ini dapat menjadi indikasi bahwa sistem tersebut telah dibangun tanpa memperhatikan kebutuhan pengguna sistem.

a. Goal utility mencoba menjawab mengapa sistem informasi tersebut dibutuhkan, dengan menanyakan apakah keluaran sistem memiliki peranan yang berarti bagi organisasi dalam mencapai tujuannya.

b. Place utility menjawab ruang lingkup distribusi informasi, dengan kata lain, mengevaluasi seberapa jauh informasi dapat tersebar di satu lingkungan atau organisasi pengguna informasi tersebut.

c. Form utility menjawab pertanyaan jenis keluaran yang seperti apa yang didistribusikan kepada para pengambil keputusan. Pertanyaan ini digunakan untuk mengevaluasi apakah keluaran yang sudah dihasilkan disajikan dalam bentuk yang bermanfaat bagi pengguna sistem.

d. Time utility menjawab pertanyaan kapan informasi akan dikirimkan, atau menyangkut apakah sistem sudah menghasilkan keluaran tepat pada waktu yang sudah diinginkan oleh pengguna sistem.

4. Hasil dan Pembahasan

Penelitian berlangsung selama tiga bulan dan mengambil tempat di berbagai unit organisasi yang terdapat di Universitas Widyatama, khususnya yang menggunakan atau terlibat langsung dengan sistem informasi e-campus.

Tahapan yang dilakukan adalah menganalisis elemen-elemen pada kerangka kerja utility system, kemudian mendefinisikan sub elemen atau interpretasi setiap elemen pada kerangka kerja utility system. Pemilihan pada pendekatan utility system dilakukan dengan pertimbangan bahwa pendekatan ini memfokuskan kepada pemanfaatan sistem oleh pengguna sistem itu sendiri secara kualitatif.

Penyusunan kerangka kerja evaluasi dimulai dengan menginterpretasikan setiap aspek pada kerangka kerja utility system menjadi satu statemen yang terukur, dan setiap statemen diberi nomor sesuai dengan aspek yang sedang dikaji, misalnya:

Interpretasi terhadap setiap aspek dilakukan dengan meninjau ulang definisi setiap aspek dan menerjemahkannya menjadi identifikasi kualitas sistem informasi. Sebagai contoh proses interpretasi misalnya untuk elemen possession (menjawab siapa yang harus menerima keluaran sistem) dapat diterjemahkan menjadi siapa yang berpotensi paling besar memanfaatkan keluaran dari sistem. Untuk itu akan diturunkan beberapa statemen dengan mengacu pada dimensi produk, proses dan layanan, sebagai sebuah dimensi yang saling terkait seperti berikut [8]a. PS1: Keluaran sistem bermanfaat dalam mendukung operasional pekerjaan (produk).

b. PS2: Keluaran sistem mempengaruhi kelancaran pekerjaan (proses).

c. PS3: Keluaran sistem menentukan respon terhadap satu kejadian (layanan).

Konsep tersebut dijadikan landasan untuk membangun kerangka kerja yang lebih aplikatif dan dilengkapi dengan langkah-langkah aktivitas yang lebih realistik yaitu [9]:

a. Mengumpulkan opini terhadap tiga dimensi sistem informasi (diukur melalui atribut- atributnya) dan enam aspek utilitas sistem.

b. Menganalisis data hasil opini dengan melihat kesenjangan antara dua sudut penilaian (ekspektasi dan kenyataan).

c. Menyusun peringkat berdasarkan nilai kesenjangan yang paling besar

d. Membuat rekomendasi untuk mengatasi masalah.

Kuisioner dirancang sesuai dengan kerangka kerja yang dihasilkan dari pemetaan pada proses sebelumnya. Kuisioner akan diberikan kepada berbagai pihak sesuai dengan peranan dan fungsi masing-masing. Secara garis besar, peranan dan fungsi ini dapat dibedakan menjadi pihak manajemen, pihak operasional (staf yang mengoperasikan sistem) dan pihak customer (yang memanfaatkan layanan informasi dari sistem) [10].

Bentuk umum kuisioner disusun mengikuti skala pengukuran evaluasi semantik diferensial yang mengukur penilaian berdasarkan sikap responden terhadap satu kondisi. Pilihan jawaban dipetakan dalam bentuk Likert scale dengan rentang nilai 1 (sangat tidak penting) hingga 6 (sangat penting).

Rancangan kuisioner diberikan untuk melihat harapan (expectation) dan kenyataan (performance) atas setiap atribut pada utility system. Jika kemudian didapat profil jawaban yang menunjukkan adanya perbedaan antara nilai untuk ekspektasi dan kenyataan maka hal ini menjadi indikasi adanya kesenjangan (gap) antara keinginan organisasi dan kenyataan kualitas yang sudah tersedia [11]. Kesenjangan ini digunakan untuk mengidentifikasi adanya peluang-peluang masalah serta rekomendasi yang dapat diberikan sebagai hasil suatu evaluasi.

Angket yang dibuat meliputi empat bagian yaitu: Bagian I (data profil responden), Bagian II (data harapan/ ekspektasi terhadap kualitas pelayanan), Bagian III (data persepsi terhadap kualitas pelayanan), dan sebagai tambahan Bagian IV(saran-saran terhadap pelayanan). Bentuk pernyataan pada angket ini dapat dilihat seperti contoh pada Tabel 1.

Pengukuran jawaban dari responden tentang kualitas jasa ini menggunakan skala dan yang dipilih adalah enam poin skala semantik diferensial. Untuk pengukuran tingkat harapan digunakan penilaian berupa bobot dari skala 1 (sangat tidak penting) hingga skala 6 (sangat penting). Untuk pengukuran tingkat persepsi digunakan penilaian berupa bobot dengan skala 1 (sangat tidak penting) hingga skala 6 (sangat puas). Setelah data hasil kuisioner dikumpulkan, kemudian dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut [11]:

a. Menghitung rata-rata nilai skor setiap dimensi pada masing-masing atribut.

b. Menghitung rata-rata nilai skor setiap atributc. Perhitungan rata-rata dilengkapi dengan perhitungan standar deviasi untuk menguji kualitas data.

d. Menghitung kesenjangan antara nilai yang diperoleh dari ekspektasi dan kenyataan.

e. Memberikan ranking atas rata-rata nilai yang diperolehf. Melakukan analisis atas hasil yang diperoleh.

g. Mengusulkan rekomendasi berdasarkan hasil analisis dan temuan dari pengamatan di lapangan. 5. Evaluasi Implementasi Sistem Informasi

Berdasarkan kajian atas pendekatan utility system untuk mengevaluasi sistem, yang mendasarkan evaluasi dari enam sudut pandang yaitu goal, possession, form, place, time, dan actualization, kemudian disusun kerangka evaluasi seperti pada Tabel 2.

Berdasarkan aspek penilaian dari enam sudut pandang tersebut kemudian disusun kerangka kuisioner untuk menilai masing- masing aspek, dan dimintakan jawaban kepada pengguna sistem dalam bentuk pernyataan dengan skala Likert seperti pada Tabel 3.

5. Penentuan Obyek Sistem dan Responden Kuisioner

Sistem yang akan dievaluasi adalah sistem yang berkaitan dengan kegiatan akademik dan melibatkan banyak pengguna atau stakeholder. Berdasarkan kondisi yang ada di Universitas Widyatama, maka sistem yang dipilih untuk dievaluasi implementasinya adalah sistem informasi akademik e-campus. Penentuan target penelitian pada sistem e-campus didasari oleh pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

Sistem e-campus merupakan sistem yang dapat diakses dari dalam dan dari luar kampus.

Sistem e-campus berbasis web sehingga mudah diakses.

Sistem e-campus cukup populer di kalangan mahasiswa dan relatif sering dikunjungi dibandingkan sistem informasi lainnya yang ada di kampus.

Gambaran sistem relatif mudah diperoleh cukup dengan mengakses sistem sebagai pengguna, tanpa perlu mempelajari dokumentasi sistem sehingga tidak diperlukan otorisasi khusus untuk akses terhadap dokumentasi sistem seperti mempelajari dokumen spesifikasi sistem, user manual, rancangan sistem dan lain-lain.

Setelah ditentukan target sistemnya, kemudian dilakukan identifikasi pengguna sistem. Berdasarkan pengamatan, sistem e- campus digunakan oleh mahasiswa, orangtua mahasiswa, bagian akademik, dosen dan pimpinan. Masing-masing pengguna dapat mengakses sistem dan menggunakan berbagai fitur atau fasilitas yang berbeda-beda. Daftar fitur yang dapat diakses oleh masing-masing pihak dan banyaknya responden yang dipilih untuk menjawab kuisioner dapat dilihat pada Tabel 4.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengujian perangkat lunak adalah sebuah elemen topik yang memiliki cakupan luas dan sering dikaitkan dengan verifikasi dan validasi. Verifikasi mengacu pada sekumpulan aktivitas yang menjamin bahwa perangkat lunak mengimplementasikan dengan benar fungsi yang spesifik. Validasi mengacu pada sekumpulan aktivitas yang berbeda yang menjamin bahwa [berangkat lunak yang dibangun dapat ditelusuri sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Pengujian untuk verifikasi dilakukan mulai dari lingkup yang kecil naik ke lingkup yang besar, yaitu: pengujian unit, pengujian integrasi, pengujian sistem, dan pengujian penerimaan. Pengujian untuk validasi memiliki beberapa pendekatan, yaitu Black-box dan White-box testing. Black-box testing untuk menguji perangkat lunak dari segi fungsional tanpa menguji desain dan kode program. White-box testing untuk menguji perangkat lunak dari segi desain dan kode program apakah mampu menghasilkan fungsi-fungi, masukan, dan keluaran yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.B. Saran

Sebuah perangkat lunak perlu dijaga kualitasnya karena berhubungan dengan kepuasan pelanggan. Sering perangkat lunak mengandung kesalahan (error) pada proses-proses tertentu pada saat perangkat lunak sudah di tangan pengguna. Kesalahan-kesalahan pada perangkat lunak sering disebut bug. Untuk menghindari banyaknya bung maka diperlukan adanya pengujian perangkat lunak sebelum perangkat lunak diberikan ke pelanggan atau selama perangkat lunak masih terus dikembangkan.

DAFTAR RUJUKANFalahah, Iwan Rijayana. Evaluasi Implementasi Sistem Informasi Dengan Pendekatan Utility System (Studi Kasus Sistem E-Campus Universitas Widyatama). 2011. Jurnal Ilmiah: Kursor.Rosa A.S. dan M. Salahuddin. 2011. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Informatika.

Sidik, Betha dkk. 2010. Pemrograman Web dengan HTML. Bandung: Informatika.

Simarmata, Janner. 2010. Rekayasa Web. Yoyakarta:Andi Offset.

Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi kerja sama Mc Graw Hill.

Tim Litbang LPKBM MADCOMS Madiun. 2005. Aplikasi Manajemen Database Pendididkan Berbasis Web dengan PHP dan MySQL. Yoyakarta:Andi Offset.

12