Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KAJIAN PEMANFAATAN TEPUNG BEKICOT Achatina fulica
(Ferussac, 1821) SEBAGAI SUMBER PROTEIN UNTUK PAKAN BENIH
IKAN GABUS Channa striata (Bloch, 1793)
(Skripsi)
Oleh
Dewi Rosalia
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
KAJIAN PEMANFAATAN TEPUNG BEKICOT Achatina fulica
(Ferussac, 1821) SEBAGAI SUMBER PROTEIN UNTUK PAKAN BENIH
IKAN GABUS Channa striata (Bloch, 1793)
Oleh
Dewi Rosalia
Ikan gabus channa striata (Bloch, 1793) sudah mulai dibudidayakan oleh
masyarakat, namun memiliki kendala dalam penyediaan pakan yang murah.
Kendala tersebut antara lain tidak tersedianya sumber protein sebagai pengganti
tepung ikan yang harganya mahal. Salah satu sumber protein yang dapat
digunakan sebagai pengganti tepung ikan adalah tepung bekicot yang
mengandung protein 47,59%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari
penggunaan tepung bekicot sebagai substitusi tepung ikan untuk pakan benih ikan
gabus. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) dengan lima perlakuan yaitu A (100% tepung ikan + 0% tepung bekicot)
sebagai kontrol, B (75% tepung ikan + 25% tepung bekicot), C (50% tepung ikan
+ 50% tepung bekicot), D (25% tepung ikan + 75% tepung bekicot), dan E (0%
tepung ikan + 100% tepung bekicot), setiap perlakuan memiliki empat ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan B menghasilkan pertumbuhan
mutlak, laju pertumbuhan harian, dan feed conversion ratio, yang lebih baik
dibandingkan perlakuan lainnya. Perlakuan A dan E yang tidak berbeda nyata
menunjukkan bahwa tepung bekicot dapat digunakan sebagai sumber protein
untuk benih ikan gabus.
Kata kunci : Ikan gabus, pakan buatan, bekicot, pertumbuhan.
ABSTRACT
THE STUDY OF UTILIZATION OF GIANT AFRICAN SNAIL Achatina
fulica (Ferrusac, 1821) MEAL AS PROTEIN SOURCE FOR SNAKEHEAD
FISH Channa striata (Bloch, 1793)
By
DEWI ROSALIA
Snakehead fish channa striata (Bloch, 1793) has cultured, but has constrain in
term of providing cheap fish feed coused by the unvailability of protein source as
a substitute for expensive fish meal. Giant african snail meal is one of protein
source that can be used as a substitute for fish meal becouse it contains 47,59%
protein. The purpose of this research was to study the use of giant african snail
meal as a protein source to substitute fish meal for snakehead fish fry feed. A
completely randomized design (CRD) was used with five treatments, ie A (100%
fish meal + 0% snail meal) as control, B (75% fish meal + 25% snail meal), C
(50% fish meal + 50% snail meal), D (25% fish meal + 75% snail meal), and E
(0% fish meal + 100% snail meal). Each treatment had four replications. The
result show that B treatment resulted in absolute growth, daily growth rate, feed
conversion ratio, wich was better than other treatments. A and E treatments that
did not differ significantly show that snail meal could be used as a protein source
to substite fish meal.
Keywords : snakehead fish, artificial feed, giant african snail, growth.
KAJIAN PEMANFAATAN TEPUNG BEKICOT Achatina fulica
(Ferussac, 1821) SEBAGAI SUMBER PROTEIN UNTUK PAKAN BENIH
IKAN GABUS Channa striata (Bloch, 1793)
Oleh
Dewi Rosalia
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERIKANAN
Pada
Program Studi Budidaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
hftl Stripsi
Irlma Ildahasiswa
No. Pokok Mahasiswa
Proeram Studi
F*ultas
KAJIAN PNMANFAATAN TEPI'NG. BEKICOTAchatina fuJica (['erussac, 182 1) SEBAGAIST]MBER PROTEIN T'NTT]K PAKAI\I BEI\ttH
ry|ry C-lrUs Chinnastriwa(Bloch,I7e3 . l
OMk13141,11057
.
BudidayaPerairan
PertanianI ,. tj. :,.:.,: r;t.ili : :i;:,1:-r.,1. :'r: i:
l*I
;
:r::11-|-f*'NIP 1977Q327200501 1 001
2., Ketrm Jurusan Perikaneln dan Kelautan.l
\/d-1rr. siti Hoalio"n, tFNrP 1954021s'199603 2 001
rl
1. Tim Penguji. '. :
Ketua :
. , .,:. MENGES.A,HKAIY'..:
' : ':-l,,.'
i.i
: Dr. Indra Gumay Yudha, S.Pi;,
-,Sukd Benuwa, M.Si.NrP 1961 1020 198603 l 002
Tmggal l-ulus U3ianskripsi : I DesCmber2017
F#$ffi
PERITYATAAN
Dengm ini saya menYatakan bahwu
L Karya tulis say4 Slripsi *t"tr risli dan behm Frndr diejrrkan untuk
mendapatkan gelar akadcmik (sarjana/Ahli Madya), beik di Universitss
Lamptmg mctlpun di pergunran d"gg lainyya
2. Karya tulis ini mumi gsggsan, mmusan, dsn fnelitian sa'ye scndiri, tanpa
bantuanpihak lain, kecuali ttthT Tim Pembimbing"
3. Dalam kuJffa tulis ini tidak terdryat karya ntau pendryar yang telah ditulis
atau dipublikasi 'orang' lain, keeuali s*ara t€rtulis d€agan jelas
dicantumkan scbagai aflnn dalam nasl<rh diseh*kan ilnrnn pcngffing dan
dicantumkan dalsm daftar Pustaka-
4. Pcrnyataan ini saya buat dengnn scsmgguhnya dm apabila di kemudian
hari t€d,apt penyimpangan dnn ketidakbenffia dahrr pe,myataan ini,
maka saya berscdia menerima sanksi akaemik b€nryo pncabutan gelar
yang tetah diperoleh karena karya tulis ini scrfa sankci lainnya ynng sesuai
dengaa norma yans berlaku di Perguruan Tinggi ini.
Bandar Lanrprmg I Dese,nrber ?018 t-
JEWI ROSALIANPM. 13141110s?
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Simbarwaringin, pada tanggal 30
Januari 1995 sebagai anak kedua dari 3 bersaudara
pasangan Bapak Winardo dan Ibu Nining Darwati.
Penulis menempuh pendidikan di Taman Kanak-kanak
(TK) Dharma Wanita pada tahun 2001, SD Negeri 2
Simbarwaringin pada tahun 2001-2007, SMP
Kartikatama Metro pada tahun 2007-2010, SMA
Kartikatama Metro pada tahun 2010-2013. Penulis terdaftar sebagai mahasiswi
Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur SNMPTN (Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Selama menjadi mahasiswi, penulis aktif dalam organisasi dan mengikuti berbagai
kegiatan. Penulis menjadi aktif Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan
Universitas Lampung (HIMA HIDRILA) bidang Penelitian dan Bakat (2014-
2015) dan bidang Pengembangan Masyarakat (2015-2016).
Pada tahun 2014 penulis mendapatkan Beasiswa Prestasi PPA (Peningkatan
Prestasi Akademik) selama satu tahun, dan pada tahun 2017 penulis mendapatkan
Beasiswa Prestasi dari Lembaga Karya Pokphand.
Pada bulan Januari-April 2016, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Tematik periode I selama 60 hari di Pekon Kebumen, Kecamatan Sumberejo,
Kabupaten Tanggamus, Lampung. Pada bulan Juli-Agustus 2016, penulis
melaksanakan Praktik Umum (PU) di Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT)
Punten, desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur
dengan judul “Pembenihan Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio)” selama 30 hari.
Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah menjadi Asisten Praktikum pada mata
kuliah Avertebrata Akuatik yaitu TA 2015/2016, Pada tahun 2017 untuk
mencapai gelar Sarjana Perikanan (S.Pi.), penulis melaksanakan penelitian dan
menyelesaikan tugas akhirnya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Kajian
Pemanfaatan Tepung Bekicot Achatina fulica (Ferrusac, 1821) Sebagai Sumber
Protein Untuk Pakan Benih Ikan Gabus Channa striata (Bloch, 1793)” di
Laboratorium Budidaya Perairan Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.
KUPERSEMBAHKAN KARYA SEDERHANA INI UNTUK
AYAH DAN IBU
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul
“Kajian Pemanfaatan Tepung Bekicot Achatina fulica (Ferussac, 1821) Sebagai
Sumber Protein Pakan Benih Ikan Gabus Channa striata (Bloch, 1793)” di
Laboratorium Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung dengan waktu yang telah ditentukan.
Selesainya penulisan laporan penelitian ini adalah berkat dukungan dari semua
pihak, untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :
(1) Kedua Orangtua (Bapak Winardo dan Ibu Nining Darwati).
(2) Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian.
(3) Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan
yang telah memberikan arahan dan motivasinya.
(4) Dr. Ir. Abdullah Aman Damai, M.Si., selaku Pembimbing Akademik
sekaligus dosen penguji yang telah memberikan nasihat, motivasi, dan ilmu
yang bermanfaat.
(5) Limin Santoso, S.Pi., M. Si., selaku Ketua Program Studi Budidaya Perairan
sekaligus dosen pembimbing II yang telah banyak membantu dalam
memberikan masukan nasihat dan segala bimbingan serta ilmu yang
bermanfaat.
(6) Dr. Indra Gumay Yudha, S.Pi., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang
selalu memberikan arahan, bimbingan, motivasi yang sangat berkesan dan
ilmu yang bermanfaat.
(7) Teman yang selalu bersama dalam suka dan duka yaitu Ayu Novitasari, Ayu
Wulandari, Siwi Purwitasari, Arlin Wijayanti, Yeni Helda, Desvia S.W. dan
Ricky Nur Iskandar.
(8) Kedua saudara (Mbak Gita Ayu Fernando dan Adik Widi Dian Fitri), Kakak
Ipar (Brigpol Gemi Adi Saputra) serta Keponakan-keponakan (Carolin Mita
Ramadhani dan Airlangga Adi Saputra) yang senantiasa menyayangi,
mendukung, dan mendoakan yang terbaik untuk penulis.
(9) Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 yaitu Vanny, Wulan, Ais, Rara,
Ratna, Masna, Wahyu, Kurno, Anrifal, Rifki, Enggi, Rizka, Winny, Ute,
Regina, Tania, Desti, Atik, Mira, Shinta, Mona, Adjie P, Aji S, Arbi, Akbar,
Glen, Evanstio, Eko, Firman, Bibin, Arga, Deki, Ika, Ida, Binti, Diah, Ema,
Nia, Juliana Marbun, Mita, Ari, Indri, Rufaida.
(10) Teman kost selama empat tahun yang telah berjuang bersama untuk
mendapatkan gelar sarjana, Artika Yasinda, yang selalu memberikan
semangat dan perhatian yang luar biasa.
(11) Rio Anggria Yudha yang selalu membantu penulis dari awal penelitian
hingga akhir penelitian dan motivasi yang telah diberikan untuk penulis.
(12) Abang Ahmad Deni Ismail, Mbak Esa Octora Yunaz dan Abang Julian
Agung Pratomo yang selalu memberikan semangat dan yang selalu
membantu penulis dalam penelitian.
(13) Teman-Teman KKN Pekon Kebumen yaitu Mbak Susi, Kak Jasmin, Yami,
Bang Danu, dan Shintia, yang memberikan dukungan terhebatnya.
(14) Abang-abang, mbak-mbak, teman-teman dan adik-adik Jurusan Perikanan
dan Kelautan angkatan 2011, 2012, 2014, 2015 dan 2016 yang telah berbagi
pengalaman bersama dan semua pihak yang telah memberikan dukungannya
kepada penulis dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.
Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat sebagai media
informasi ilmiah dalam pengembangan ilmu perikanan, terutama bidang budidaya
ikan. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
Bandar Lampung, 8 Desember 2018
Dewi Rosalia
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................ .i
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... v
I.PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ......................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ....................................................................................................... 2
1.4 Kerangka Pikir ............................................................................................ 2
1.5 Hipotesis ..................................................................................................... 3
II.TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4
2.1 Biologi Ikan Gabus ..................................................................................... 4
2.2 Morfologi .................................................................................................... 5
2.3 Tepung Bekicot .......................................................................................... 5
2.4 Pakan Buatan .............................................................................................. 7
2.5 Pertumbuhan ............................................................................................... 7
III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 9
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................... 9
3.3 Rancangan Penelitian ................................................................................ 10
3.4 Prosedur Penelitian .................................................................................... 10
3.5 Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 12
3.6 Pengukuran kualitas air ............................................................................. 14
3.7 Analisis data .............................................................................................. 15
ii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 16
4.1 Pengujian Secara Fisika ............................................................................. 16
4.2 Pengujian Secara Kimia ............................................................................ 16
4.3 Pengujian Secara Biologi .......................................................................... 17
4.3.1 Pertumbuhan Berat Mutlak ............................................................. 17
4.3.2 Pertumbuhan Harian ........................................................................ 18
4.3.3 Rasio Konversi Pakan ..................................................................... 20
4.3.4 Retensi Protein ................................................................................ 21
4.3.5 Tingkat Kelangsungan Hidup .......................................................... 22
4.4 Kualitas Air ............................................................................................... 23
V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 25
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 25
5.2 Saran .......................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 26
LAMPIRAN ........................................................................................................ 29
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Komposisi kimia tepung bekicot ...................................................................... 6
2. Komposisi bahan baku pakan .......................................................................... 10
3. Parameter kualitas air yang diukur ................................................................... 14
4. Hasil uji proksimat pakan buatan ..................................................................... 17
5. Pengukuran kualitas air .................................................................................... 23
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Kerangka pikir ................................................................................................... 3
2. Ikan gabus ......................................................................................................... 4
3. Pertambahan berat mutlak benih ikan gabus ..................................................... 18
4. Pertumbuhan harian benih ikan gabus .............................................................. 20
5. Rasio konversi pakan ........................................................................................ 21
6. Retensi protein .................................................................................................. 22
7. Tingkat kelangsungan hidup benih ikan gabus ................................................. 23
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Data pertambahan mutlak .............................................................................. 30
2. Uji statistik pertumbuhan mutlak ................................................................... 31
3. Data pertumbuhan harian ............................................................................... 33
4. Uji statistik pertumbuhan harian .................................................................... 34
5. Data kelangsungan hidup ............................................................................... 36
6. Uji statistik kelangsungan hidup .................................................................... 37
7. Data rasio konversi pakan .............................................................................. 38
8. Uji statistik rasio konversi pakan ................................................................... 39
9. Data retensi protein ........................................................................................ 41
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan gabus Channa striata(Bloch, 1793) merupakan salah satu ikan air
tawar yang belum banyak dibudidayakan. Salah satu kendala dalam budidaya ikan
gabus adalah ketidaktersedianya pakan yang berkualitas dan murah. Salah satu
alternatif untuk menekan biaya pakan adalah dengan memanfaatkan bahan baku
lokal yang belum banyak dimanfaatkan, namun tetap memiliki kandungan protein
yang tinggi, seperti bekicot yang merupakan hama bagi petani.
Bekicot Achatina fulica (Ferussac, 1821) adalah hewan yang memenuhi
syarat untuk digunakan sebagai bahan baku pakan ikan karena memiliki nutrisi
yang tinggi (Kompiang 1979). Bekicot mengandungprotein 59,28%, lemak
3,62%, serat kasar 2,47%, kalsium 6,4% dan fosfor 0,85%. Selain itu,
ketersediaannya berkelanjutan, mudah didapat, serta tidak mengandung racun
yang dapat mengganggu kesehatan dan produktivitas benih ikan (Kompiang
1979). Yulisman et al. (2012) menyatakan bahwa kadar protein yang tinggi pada
pakan akan menghasilkan pertumbuhan dan efisiensi pakan yang semakin tinggi,
sebaliknya kadar protein yang rendah dapat menyebabkan pertumbuhan dan
efisiensi pakan yang rendah pula.
Hasil kajian Adelina dan Ida (2007) menunjukkan bahwa komposisi
tepung bekicot 75% dan tepung ikan 25% pada pakan menghasilkan pertumbuhan
yang tertinggi pada ikan baung Brachymystus (Fowler, 1937) dan ikan mas
Cyprinus carpio (Linnaeus,1758). Luluk (2014) menyatakan bahwa tepung
bekicot merupakan sumber protein yang baik untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan bawal Pampus argenteus (Euphrasen, 1788) dengan
komposisi pakan 50% pelet, 30% tepung bekicot, dan 20% limbah tepung tapioka.
Selanjutnya Denny et al. (2013) menyatakan bahwa pertumbuhan benih ikan
gabus yang diberi pakan berbahan baku tepung keong mas dalam pakan tidak
berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot mutlak dan pertumbuhan panjang
mutlak benih ikan gabus, sehingga tepung keong mas dapat digunakan sebagai
bahan baku pakan menggantikan tepung ikan.
2
Oleh karena tepung bekicot memenuhi syarat sebagai bahan baku pakan
untuk menggantikan tepung ikan maka perlu dilakukan kajian tentang komposisi
yang tepat untuk digunakan sebagai pakan benih ikan gabus. Penggunaan tepung
bekicot sebagai pengganti tepung ikan diharapkan dapat menekan biaya produksi
dalam pembenihan ikan gabus. Karena bekicot merupakan hama pada tanaman
pangan, maka pemanfaatan tepung bekicot sebagai bahan baku pakan ikan dapat
mengurangi ataupun menekan serangan hama tersebut.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penggunaan tepung bekicot
sebagai substitusi tepung ikan untuk pakan benihikan gabus.
1.3 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para praktisi
budidaya tentang penggunaan tepung bekicot sebagai bahan baku pakan untuk
benih ikan gabus.
1.4 Kerangka Pemikiran
Tepung bekicot memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku
pakan ikan. Penggunaan tepung bekicot dapat menggantikan tepung ikan karena
kandungan protein yang tinggi (59,28%) dan serat kasarnya rendah (2,47%).
Kandungan protein yang cukup tinggi dapat digunakan sebagai bahan alternatif
penyusun ransum untuk menggantikan tepung ikan yang harganya mahal.
Berdasarkan kajian-kajian sebelumnya diketahui bahwa tepung bekicot
dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ikan. Oleh karena itu perlu dipelajari
tentang komposisi tepung bekicot yang tepat untuk menggantikan tepung ikan
sebagai pakan benih ikan gabus. Secara umum kerangka pikir penelitian dapat
dilihat pada gambar berikut:
3
Tepung bekicot
Ya Tidak
Tidak Ya
Gambar 1. Kerangka fikir
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian
1.5 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Hо Penambahan tepung bekicot sebagai substitusi tepung ikan pada berbagai
komposisi (0%, 75%, 50%, 25%, 100%) tidak berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan benih ikan gabus.
Hı Minimal ada satu perlakuan penambahan tepung bekicot sebagai
substitusi tepung ikan yang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan
benih ikan gabus.
Substitusi tepung ikan dalam pakan benih ikan
gabus (0%, 75%, 50%, 25%, 100%)
Aspek pertumbuhan benih ikan gabus : tingkat
kelangsungan hidup, pertambahan berat mutlak,
pertumbuhan harian, rasio konversi pakan, dan
retensi protein
Berbeda
nyata
Pertumbuhan
lebih baik
Dapat digunakan sebagai substitusi tepung ikan
untuk pakan benih ikan gabus
Tidak
dapat
digunakan
sebagai
substitusi
tepung
ikan untuk
pakan
benih ikan
gabus
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Gabus
Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan air tawar.Ikan gabus Channa
striata (Bloch, 1793) dikenal dengan nama daerah kutuk, deleg (Jawa), kocolan
(Betawi), bogo (Sunda), dan haruan (Kalimantan). Ikan gabus biasa ditemui di
sungai, rawa, danau, saluran-saluran air dan sawah (Muslim, 2012). Ikan gabus
merupakan ikan karnivora dengan makanan utamanya adalah udang, katak,
cacing, serangga, dan semua jenis ikan. Menurut Kordi (2011) pada masa larva
ikan gabus memakan zooplankton dan pada ukuran fingerling makanannya berupa
serangga, udang, dan ikan kecil.
Klasifikasi
Klasifikasi ikan gabus menurut Kottelat et al. (1993), sebagaiberikut:
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Perciformes
Subordo : Channoidei
Family : Channidae
Species : Channa striata
Gambar 2. Ikan gabus (Channa striata)
(Sumber : Asfar et al., 2014)
5
2.2 Morfologi
Ikan gabus merupakan ikan air tawar yang cukup besar dan dapat tumbuh
hingga mencapai panjang 1 m. Ikan tersebut memiliki kepala besar yang agak
pipih dan menyerupai kepala ular (sehingga dinamai snakehead), dengan sisik-
sisik besar di atas kepala. Tubuh bulat gilig memanjang. Sirip punggung
memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh (dari kepala
hingga ke ekor) berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah
tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata,
bercoret-coret) yang agak kabur. Warna ini seringkali menyerupai lingkungan
sekitarnya. Ikan gabus memiliki mulut yang lebar dengan gigi-gigi besar dan
tajam (Marsi et al., 2007).
Ikan gabus memiliki daya tahan yang tinggi untuk tetap hidup di berbagai
lokasi. Bahkan di kolam air limbah sekalipun, ikan gabus dapat hidup dengan baik
dan produktif karena kaya dengan makanan (plankton). Daya tahannya yang
tinggi untuk tetap hidup dalam berbagai kondisi inilah yang menjadi salah satu
nilai lebih dan daya tarik dari ikan gabus. Namun, jika memelihara ikan gabus
sesuai dengan sifat hidupnya, maka hasil budidaya yang diperoleh tentu akan
lebih baik (Kordi, 2010). Syarat lokasi budidaya gabus yang baik adalah dataran
rendah yang pH airnya netral, yaitu antara 7-7,59, letaknya kurang dari 800 meter
dari permukaan laut, serta suhu perairan optimum antara 28-31˚C (Kordi, 2011).
2.3 Tepung Bekicot
Daging bekicot yang dibuat menjadi pakan ikan sebaiknya dijadikan
tepung terlebih dahulu baik dalam bentuk tepung bekicot mentah maupun tepung
bekicot rebus. Penggunaan tepung bekicot telah dicobakan terhadap ikan nila
merah (Yurisman dan Lukman, 1994). Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa
tepung bekicot dapat menggantikan tepung ikan sampai 50% dan menghasilkan
pertumbuhan yang baik.
6
Tabel 1. Komposisi kimia tepung bekicot dalam 100 g bahan
No Komposisi Bahan
Tepung bekicot mentah (g) Tepung bekicot rebus (g)
1 Air 7,59 7,54 2 Protein 59,27 57,72 3 Lemak 3,62 4,60 4 Kalsium 6,40 7,83 5 Fosfor 0,84 0,95 6 Serat Kasar 2,47 0,08
Sumber: Kompiang (1979)
Kebutuhan energi dan protein dalam pakan berbahan baku bekicot ternyata
mencukupi untuk kebutuhan pertumbuhan sehingga akan mempengaruhi berat
badan. Protein sangat bermanfaat bagi tubuh antara lain untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuh, perbaikan dan pergantian sel-sel jaringan tubuh serta
produksi enzim pencernaan dan enzim metabolisme. Bekicot mengandung protein
yang tinggi, yaitu 59,27 gram per 100 gram bahan kering, sehingga ketika
dijadikan pakan akan meningkatkan kadar protein ikan tersebut dan pertumbuhan
menjadi lebih baik bila dibandingkan dengan ikan yang hanya diberi pakan
komersil (Kompiang, 1979). Hasil kajian Adelina dan Ida (2007) menyatakan
bahwa bekicot memiliki kadar protein yang sangat tinggi sehingga dapat
menghasilkan laju pertumbuhan yang optimal. Penggunaan tepung bekicot dengan
komposisi 75% dan tepung ikan 25% menghasilkan pertumbuhan ikan yang
sangat tinggi, sehingga penggunaan tepung bekicot dapat dimanfaatkan untuk
menggantikan tepung ikan.
Pembuatan tepung bekicot menurut Jehemat dan Theresia (2013) adalah
bekicot dicuci bersih dengan air, kemudian direndam dalam air garam sekitar
10%, dan selanjutnyadirebus hingga 30 menit. Setelah direbus daging bekicot
dikeluarkan dari cangkangnya menggunakan kawat yang sudah dibengkokkan,
dan selanjutnya daging bekicot dijemur selama 5 hari sampai kering. Setelah
kering, daging bekicot dihaluskan hingga menjadi tepung.
7
2.4 Pakan Buatan
Pakan buatan adalah pakan yang dibuat untuk ikan budidaya dengan
memenuhi kebutuhan gizi ikan dari campuran bahan-bahan alami dan atau bahan
olahan. Pakan buatan dibuat dalam bentuk tertentu sehingga tercipta daya tarik
ikan untuk memakannya dengan mudah dan lahap (Anggraeni dan Abdulgani,
2013).
Menurut Mudjiman (1999) bahan baku untuk pembuatan pakan buatan
harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu mengandung nilai gizi tinggi, mudah
diperoleh, tidak mengandung racun, harganya relatif murah, tidak merupakan
makanan pokok manusia. Pakan buatan mengandung nutrisi, antara lain protein,
lemak, karbonhidrat, vitamin (Kordi, 2011). Pakan dengan nutrisi lengkap dan
seimbang sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan diperlukan untuk mendapatkan
efesiensi pakan serta pertumbuhan hewan budidaya secara optimal.
2.5 Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran meliputi panjang maupun
berat. Pertumbuhan suatu organisme terjadi akibat dari peningkatan ukuran sel
serta peningkatan jumlah sel-selnya (Fujaya, 2004). Pertumbuhan ikan dapat
terjadi jika jumlah nutrisi pakan yang dicerna dan diserap oleh ikan lebih besar
dari jumlah yang diperlukan untuk pemeliharaan tubuhnya. Ikan akan mengalami
pertumbuhan yang lambat bila pakan yang diberikan kurang memadai (Effendi,
1997).
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan antara lain
stadia/umur, pakan, status kesehatan, kondisi kualitas lingkungan, jenis kelamin
dan sifat keturunan (Kordi, 2011). Ikan gabus stadia muda umumnya lebih cepat
pertumbuhannya dibandingkan dengan ikan gabus dewasa. Ikan gabus yang
mendapatkan pakan cukup akan lebih baik pertumbuhan dibandingkan ikan yang
kurang pakan. Ikan gabus yang sakit pertumbuhannya jadi lambat karena sebagian
energi yang diperoleh digunakan untuk mempertahankan hidup. Kondisi
lingkungan perairan yang baik juga sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan
8
gabus. Beberapa jenis ikan perbedaan kelamin akan berpengaruh terhadap pola
pertumbuhan.
Kandungan protein mempengaruhi pertumbuhan ikan, semakin banyak
kandungan protein pada pakan maka semakin baik pertumbuhan ikan, seperti pada
penelitian Herlina (2016) menyatakan bahwa pertumbuhan benih ikan gabus
terbaik yang dipelihara selama dua bulan pada perlakuan yang memiliki
kandungan protein tertinggi seperti pada perlakuan A dengan menggunakan
cacing tanah memiliki kandungan protein 64-76% dan menghasilkan pertumbuhan
0,26 gram, sedangkan pada perlakuan C dengan penggunakan pellet yang
memiliki kandungan protein 28% menghasilkan tingkat pertumbuhan terendah
yaitu 0,08 gram.
Hasil kajian Extrada et al. (2013) menyatakan bahwa tingkat ketinggian air
yang berbeda memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap petumbuhan
bobot mutlak ikan gabus yang dipelihara selama 30 hari. Tidak adanya perbedaan
yang nyata pada pertumbuhan bobot mutlak karena dipengaruhi oleh jumlah benih
ikan gabus akibat dari tingkat kelulusanhidupan yang berbeda antara perlakuan,
sehingga dengan ketinggian air yang tertentu dan jumlah ikan yang tertentu
mendapatkan ruang gerak yang cukup dan mampu menunjang pertumbuhan.
Pertambahan bobot mutlak tertinggi pada ketinggian air 15 cm sebesar 0,81 gram
dan terendah 20 cm yaitu 0,65 gram.
Kusumaningrum et al. (2014) menyatakan bahwa pada perlakuan
pemberian pakan dengan kandungan protein yang berbeda pada ikan gabus
menunjukkan hasil pakan dengan kandungan protein 32% berbeda nyata bila
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan protein 32%
merupakan dosis yang tepat untuk pemanfaatan peningkatan pertumbuhan ikan
gabus, yaitu 0,269 gram. Laju pertumbuhan mengalami penurunan pada perlakuan
yang memiliki kandungan protein terendah yaitu 26% dengan pertumbuhan 0,129
gram. Rendahnya pertumbuhan yang dihasilkan dalam penelitian ini disebabkan
nutrisi pada pakan yang diberikan belum mencukupi kebutuhan ikan untuk
tumbuh.
9
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2017 di
Laboratorium Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1 Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kolam ukuran 2 x 4
m² sebanyak 2 buah, mesin pencetak pakan, timbangan digital dengan ketelitian
0,01 gram, termometer, DO meter, pH meter, penggaris, alat tulis dan kamera.
3.2.2 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu :
1. Ikan uji
Ikan uji adalah benih ikan gabus sebanyak 400 ekor berukuran 5-8 cm.
Benih ikan gabus diperoleh dari unit pembenihan rakyat yang terdapat di
Kabupaten Tulang Bawang Barat.
2. Pakan uji
Pakan yang digunakan adalah pakan buatan dengan bahan baku tepung
bekicot, tepung ikan, tepung kedelai, tepung jagung, tepung dedak, tepung
tapioka, premiks, minyak ikan dan minyak jagung. Komposisi bahan baku
yang digunakan sebagai formulasi pakan tertera pada Tabel 2berikut:
10
Tabel 2. Komposisi bahan baku pakan (g)
No Bahan Pakan Perlakuan
A B C D E
1 Tepung ikan 485,56 364,17 242,78 121,39 0
2 Tepung kedelai 242,78 242,78 242,78 242,78 242,78
3 Tepung bekicot 0 121,39 242,78 364,17 485,56
4 Tepung jagung 75,55 75,55 75,55 75,55 75,55
5 Tepung tapioka 75,55 75,55 75,55 75,55 75,55
6 Premiks 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
7 Minyak ikan 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00
8 Minyak jagung 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00
9 Dedak 75,55 75,55 75,55 75,55 75,55
Jumlah (g) 1000 1000 1000 1000 1000
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) dengan lima perlakuan yang masing-masing mempunyai empat ulangan
sehingga terdapat dua puluh unit percobaan. Adapun perlakuan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Perlakuan A : Tepung ikan 100% + tepung bekicot 0%
Perlakuan B : Tepung ikan 75% + tepung bekicot 25%
Perlakuan C : Tepung ikan 50% + tepung bekicot 50%
Perlakuan D : Tepung ikan 25% + tepung bekicot 75%
Perlakuan E : Tepung ikan 0% + tepung bekicot 100%
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Tahap Persiapan
1. Pembuatan Tepung Bekicot
Bekicot dicuci sampai bersih dengan air, kemudian direbus sekitar 30
menit. Setelah direbus, bekicot dikeluarkan dari cangkangnya dan dijemur hingga
kering. Setelah daging bekicot kering, daging bekicot digiling sampai halus
menggunakan mesin penggiling.
11
2. Pembuatan Pakan Uji
Pakan yang digunakan adalah pakan buatan berbentuk pelet. Bahan baku
pakan yang digunakan meliputi tepung bekicot, tepung ikan, tepung kedelai,
tepung jagung, tepung dedak, tepung tapioka, premiks, minyak jagung dan
minyak ikan. Selanjutnya bahan-bahan baku pakan ditimbang dengan timbangan
digital sesuai dengan formulasi perlakuan dan semua bahan baku dicampurkan
berdasarkan persentase terkecil dari bahan baku hingga homogen. Selanjutnya
dilakukan pencetakan pakan menggunakan mesin pencetak pakan sehingga
dihasilkan pelet yang berukuran 10 mm.
3. Persiapan Wadah dan Media Pemeliharaan
Wadah pemeliharaan yang digunakan berupa kolam terpal yang kemudian
disekat menjadi 20 petak dengan menggunakan waring. Sebelum digunakan,
kolam dibersihkan dan dikeringkan, kemudian disusun dan diberi penanda sesuai
perlakuan. Selanjutnya kolam diisi air dengan kedalaman sekitar 30 cm.
Penebaran benih dilakukan pada pagi hari. Benih yang ditebar berukuran 5-8 cm
dimasukan ke dalam kolam yang sudah disekat dengan padat tebar 20 ekor/petak.
Sebelum benih ditebar dilakukan aklimatisasi terlebih dahulu. Pemeliharaan
dilakukan selama 60 hari.
3.4.2 Tahap Penelitian
1. Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan adalah pakan pelet dengan
frekuensi pemberian pakan tiga kali sehari pada pukul 08.00, 12.00 dan 17.00
WIB dengan menggunakan metode at satiation. Yang dimaksud at satiation
adalah salah satu pemberian pakan sekenyangnya pada ikan.
2. Pengambilan Sample untuk Sampling Pertumbuhan
Contohikan diambil sebanyak 30% (6 ekor) untuk diukur panjang dan
ditimbang beratnya. Sampling dilakukan sepuluh hari sekali saat pemeliharaan
selama 60 hari.
12
3.5 Pelaksanaan Penelitian
3.5.1 Pengujian Mutu Pakan
1. Pengujian Secara Fisika
Pengujian daya tahan pelet dilakukan dengan cara merendam contoh pelet
yang akan diuji selama beberapa waktu di dalam air. Tingkat daya tahan pelet
dalam air (water stability) diukur sejak pelet direndam sampai pecah dengan
menggunakan stopwatch.
2. Pengujian Secara Kimia
Pengujian proksimat dilakukan untuk menguji mutu pakan secara kimia
agar dapat diketahui komposisi nutrisi formulasi pakan untuk setiap perlakuan.
Analisis proksimat yang dilakukan yaitu kadar air, kadar abu, serat kasar, protein,
lemak dan karbohidrat.
3. Pengujian Secara Biologi
Pengaruh pakan terhadap pertumbuhan benih ikan gabus dapat diuji
dengan pengamatan beberapa aspek pertumbuhan. Aspek pertumbuhan tersebut
adalah: pertumbuhan berat mutlak, pertumbuhan harian, rasio konversi pakan,
retensi protein, dan tingkat kelangsungan hidup.
Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan berat mutlak diukur dengan menggunakan timbangan digital.
Pertumbuhan mutlak dihitung dengan menggunakan rumus Effendi (1997)
sebagai berikut :
W = Wt – Wo
Dimana:
W = Pertumbuhan berat mutlak (g)
Wt = Berat rata-rata akhir (g)
Wo = berat rata-rata awal (g)
13
Pertumbuhan harian
Pertumbuhan harian dihitung dengan menggunakan rumus Zonneveld et al
(1991) sebagai berikut :
–
x 100%
Dimana :
ADG = Average Daily Growth (g/hari)
Wt = Bobot rata-rata ikan pada hari ke-t (g)
Wo = Bobot rata-rata ikan pada hari ke-0 (g)
t = Waktu pemeliharaan (hari)
Rasio Konversi Pakan
Rasio konversi pakan atau feed convertion rasio (FCR) adalah
perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan dengan berat ikan yang
dihasilkan. Menurut Effendi (1997), FCR dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
–
Keterangan:
FCR = Feed Convertion Ratio(Rasio konversi pakan)
F = jumlah pakan yang diberikan selama masa pemeliharaan (g)
Wt = Bobot akhir (g)
Wo = Bobot awal (g)
Retensi Protein
Retensi protein yaitu sejumlah protein dari pakan yang diberikan
terkonversi menjadi protein yang tersimpan dalam tubuh ikan. Retensi protein
menggunakan rumus yang dimodifikasi dari Takeuchi (1988) :
RP =
x 100%
14
Keterangan :
RP = Retensi protein
Wt = Bobot ikan di akhir (g)
FP = Jumlah kandungan protein ikan di akhir (%)
Wo = Bobot awal ikan (g)
IP = Jumlah kandungan protein ikan di awal (%)
F = Jumlah pakan yang diberikan (g)
PI = Jumlah protein pada pakan (%)
Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup atau survival rate (SR) dihitung berdasarkan
persamaan yang dikemukakan oleh Zonneveld et al. (1991) yaitu:
Dimana:
SR = kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor)
No = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)
3.6 Pengukuran Kualitas Air
Pengukuran kualitas air yang akan diukur dalam penelitian meliputi pH,
suhu, oksigen terlarut (DO) dan amoniak seperti yang tertera pada Tabel 3.
Parameter tersebut diamati setiap tujuh hari pemeliharaan.
Tabel 3. Parameter kualitas air yang diukur
No Parameter Satuan Alat Optimal
1 Suhu ˚C Termometer 23-32*
2 pH pH pH meter 6,2-7,8*
3 Oksigen terlarut Ppm DO meter 4,0-5,5*
4 Amoniak mg/l Spektrofotometer <0,1**
Keterangan : *menurut Kordi (2011)
**menurut Effendi (2013)
SR = Nt
x 100 No
15
3.7 Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap parameter pengamatan,
maka data penelitian dianalisis ragam (ANOVA). Apabila perlakuan berpengaruh
terhadap peubah yang diukur, maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil
(BNT) dengan selang kepercayaan 95% (Steel dan Torrie, 2001).
25
V. KESIMPULAN DANSARAN
5.1 Kesimpulan
Tepung bekicot dapat digunakan sebagai sumber protein untuk
menggantikan tepung ikan sebagai bahan baku pakan benih ikan gabus.
Komposisi tepung ikan 75% dan tepung bekicot 25% (perlakuan B) menghasilkan
pertumbuhan yang terbaik pada pertumbuhan mutlak, pertumbuhan harian, rasio
konversi pakan dan retensi protein.
5.2Saran
Saran untuk para praktisi budidaya ikan gabus adalah menggunakan pakan
buatan berbahan baku tepung ikan 75% dan tepung bekicot 25%.
26
DAFTAR PUSTAKA
Adelina dan Ida, S. B.. 2007. Pemanfaatan tepung bekicot (achatina fulica)
sebagai bahan pakan benih ikan baung dan ikan mas. Berkala Perikanan.
Vol. 1, No. 2: 158-162.
Agustin, R., Sasanti, A. D., dan Yulisman. 2014. Konversi pakan, kelangsungan
hidup dan populasi bakteri benih ikan gabus (Channa striata) yang diberi
pakan dengan penambahan probiotik. Jurnal akuakultur rawa indonesia.
2(1) : 55-66.
Anggraeni, M.N dan Abdulgani, N. 2013. Pengaruh pemberian pakan alami dan
pakan buatan terhadap pertumbuhan ikan betutu (Oxyeleotris marmorata)
pada skala laboratorium. Jurnal Sains dan Seni Pomits. Vol. 2, No. 1:2337-
3520.
Astria, J., Marsi, dan Fitrani, M. 2013. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan
ikan gabus (Channa striata) pada berbagai modifikasi pH media air rawa
yang diberi substrat tanah. Jurnal akuakultur rawa indonesia. 1 (1) :66-75.
Cowey dan Watanabe. 1985. Finfish nutrition in Asia: Methodological approaches
research Centre. Ottawa. 233 Hal.
Denny, H., Ida, H. S dan Yulisman. 2013. Kelangsungan hidup, pertumbuhan dan
efisiensi pakan ikan gabus (Channa striata) yang diberi pakan berbahan
baku keong mas (Pomacea sp.). Jurnal Akuakultur Indonesia. Vol 1., No 2
: 161-172.
Effendie, M. I. 1997. Metode biologi perikanan. Fakultas Perikanan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor. 132 Hal.
Effendi, H., 2013. Telaah Kualitas Air, edisi ke 5. Kanisius. Yogyakarta. 51-53
Hal.
Extrada, E., Ferdinand, dan Yulisman. 2013. Kelangsungan hidup dan
pertumbuhan ikan gabus (Channa striata) pada berbagai tingkat ketinggian
air media pemeliharaan. Jurnal akuakultur rawa indonesia. 1(1) :103-114.
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi ikan (dasar pengembangan teknik perikanan. PT.
Rineka Cipta: Jakarta. 179 Hal.
Handayani, I., Novyan, E., dan Wijayanti, M. 2014. Optimasi tingkat pemberian
pakan buatan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin
jambal. Jurnal akuakultur rawa Indonesia. 2(2) : 175-187.
27
Herlina, S. 2014. Pengaruh pemberian jenis pakan yang berbeda terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan gabus. Jurnal ilmu
hewani tropika. Vol. 5. No. 2 :64-67.
Jehemat, A., dan Theresia, N. I. K. 2013. Tepung bekicot sebagai protein
pengganti tepung ikan dalam ransum ayam pedaging. Jurnal veteriner.
14(1) 111-117
Kompiang, L. P. 1979. Pendayagunaan Bekicot. Kongres Nasional Biologi IV.
Bandung.
Kordi, K.M.G.H. 2011. Panduan Lengkap dan Bisnis Ikan Gabus. Lily Publisher.
Yogyakarta. 164 Hal.
Kottelat, M. A. J. Whitten., S. N. Kartikasari dan S. Wirjoatmodjo, 1993. Fresh
water fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Ikan air tawar Indonesia
Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd Bekerjasama dengan
Proyek EMDI. Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan
Hidup RI. Jakarta. 293 Hal.
Kusumaningrum, G. A., Alamsjah, M. A., dan Mastinah, E. D. 2014. Uji kadar
albumin dan pertumbuhan ikan gabus (Channa striata) dengan kadar
protein pakan komersial yang berbeda. Jurnal ilmiah perikanan dan
kelautan. Vol. 6. No. 1 :25-29.
Maulidin, R., Muchlisin, Z. A., dan Muhammadar, A.A. 2016. Pertumbuhan dan
pemanfaatan pakan ikan gabus (Channa striata) pada konsentrasi enzim
papain yang berbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan
Unsyah. Vol. 1, No. 3: 280-290.
Marsi, Muslim, dan Syaifudin, M. 2007. Potensi, peluang dan tantangan budidaya
ikan gabus di Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Forum
Perairan Umum IndonesiaIV, Palembang 30 November 2007. Badan Riset
Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan. ISBN :
987-979-1156-10-3.
Muchlisin, Z., Afrido, F., Murda, T., Fadli, N., Muhammadar, A., Jalil,
Z.,Yulvizar, C. 2016. The effectiveness of experimental diet with varying
levels of papain on the growth performance, survival rate and feed
utilization of keureling fish (Tor tambra). Biosaintifika, 8(2): 172-177.
Mudjiman, A. 1999. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. 41 Hal.
Murdinah. 1989. Studi stabilitas dalam air dan daya pikat pakan udang bentuk
pelet.Tesis. Program Pascasarjana IPB. Bogor. 111 Hal.
28
Muslim. 2012. Perikanan rawa lebak lebung Sumatera Selatan. Palembang. Unsri
Press. 240 Hal.
Prihadi, D.J. 2007. Pengaruh jenis dan waktu pemberian pakan terhadap tingkat
kelangsungan hidup dan pertumbuhan kerapu macan (Epinephelus
fuscoguttatus) dalam keramba jarring apung di Balai Budidaya Laut
Lampung. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Bandung. Jurnal Akuakultur Indonesi.a 493- 953-1.
Riede, K. 2004. Global register of migratory species from global to regional
scales. Final report of the R and D-projeck 808 05 081. Federal agancy for
nature conservation, Bonn. Germany. 329 hal.
Rufaida, L. 2014. Pengaruh pakan tambahan karbohidrat sumber limbah tepung
tapioka dan protein sumber tepung bekicot terhadap pertumbuhan dan
kelulusahidupan benih ikan bawal (Colosooma macroponum). Skripsi
Fakultas SAINS dan Teknologi Sunan Kalijaga. Yogyakarta. 27 Hal.
Steel, R.G.D dan J.H. Torrie. 1991. Prinsip dan prosedur statistika. Gramedia
pustaka Utama. Jakarta. 481 Hal.
Takeuchi, T. 1988. Laboratory work chemical evaluation of dietary nutrient, In:
T. Watanabe, ed. Fish nutrition and mariculture. Kanagawa Fisheries
Training Centre; Japan International Cooperation Agency. Tokyo. 179-232
Hal.
Watanabe T. 1989. Fish nutrition and mariculture. JICA, Kanazawa. 233 Hal.
Yulisman, Fitrani, M dan Jubaedah, D. 2012. Peningkatan pertumbuhan dan
efisiensi pakan ikan gabus (Channa striata) melalui optimasi kandungan
dalam pakan.Jurnal Lahan Suboptimal. Vol. 40, No.2: 47-55.
Yurisman dan Lukman. 1994. Pemanfaatan tepung bekicot sebagai bahan
penyusun ransum utama tambahan makanan ikan nila Merah.Jurnal
Perikanan dan Kelautan III (6) : 26.
Zonneveld, N., E.A. Huisman, J.H. Boom. 1991. Prinsip-prinsip budidaya ikan.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 318 Hal.