9
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854 - 5561 KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR Nur Tri Harjanto ABSTRAK KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LlNGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR. Instalasi nuklir seperti IEBE dan IRM disamping mempunyai potensi bahaya radiasi juga menghasilkan limbah baik itu berupa limbah padat, cair maupun gas/aerosol yang berdampak pada lingkungan. Dalam operasinya keselamatan menjadi prioritas utama sehingga potensi bahaya radiasi dapat ditekan seminimal mungkin. Sesuai dengan Perka BAPETEN NO.07 Tahun 1999 maka setiap organisasi pengelola instalasi nuklir wajib melaksanakan fungsi jaminan mutu. Dalam Program Jaminan Mutu (PJM) operasi instalasi nuklir sesuai standard IAEA SS 50 C-QA ditekankan pentingnya aspek keselamatan dalam operasi instalasi nuklir, namun aspek penting lingkungan belum dipersyaratkan secara nyata. Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang kompaktibel terhadap manajemen yang lain dapat diimplementasikan dalam manajemen operasi instalasi nuklir dengan mengembangkan dan memasukkan persyaratan SML pada Program Jaminan Mutu. Beberapa persyaratan SML seperti : Kebijakan , Perencanaan, Organisasi, Struktur dan tanggung jawab, Pelatihan, Komunikasi, Dokumentasi, Pengendalian Dokumen, Pengendalian Operasi/proses, Pengecekan dan Tindakan perbaikan, Pengendalian Ketidaksesuaian, Rekaman, dan Audit serta Kajian Manajemen sudah ada dalam PJM, hanya perlu pengembangan lingkup substansinya. Selain itu perlu ditambahkan persyaratan yang belum ada dalam PJM yakni Program Lingkungan serta Kesiagaan dan Tanggap Darurat. Dengan mengimplementasikan SML dalam PJM akan menunjukkan bahwa ada komitmen manajemen untuk memenuhi persyaratan kebijakan lingkungan, adanya penekanan pada tindakan pencegahan yang lebih dari pada tindakan koreksi, serta sistem memasukkan dan memadukan proses penyempurnaan berkelanjutan. Disamping itu instalasi akan lebih siap jika Draf Keselamatan 338 (Sistem Mannajemen Terintegrasi) harus diterapkan. Kata kunci: manajemen, keselamatan, lingkungan. PENDAHULUAN Isu nuklir sampai saat ini masih menimbulkan pro dan kontra sehingga belum bisa diterima oleh masyarakat sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena masyarakat masih khawatir akan bahaya potensi radiasi dan limbah yang dihasilkan oleh industri nuklir yang cukup berbahaya. Untuk meredam isue pro dan kontra tersebut pendidikan publik dan transparasi/keterbukaan terhadap masyarakat sangat diperlukan. Instalasi nuk'lir seperti Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE) dan Instalasi Radiometalurgi (IRM) disamping memiliki teknologi yang cukup tinggi juga mempunyai potensi bahaya radiasi. Oleh sebab itu mulai dari pembangunan hingga operasi dan perawatannya harus memenuhi ketentuan/persyaratan keselamatan yang ditentukan. Sesuai Perka BAPETEN Nomor 07 Tahun 99 Tentang Jaminan Kualitas Instalasi Nuklir, maka setiap organisasi pengelola instalasi nuklir wajib melaksanakan fungsi jaminan mutu. Fungsi- fungsi jaminan mutu tersebut meliputi : o Penyusunan program jaminan mutu 411

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/0854-5561-2009-4111.pdf · Penerapan dan Operasi Gambar 2. Model sistem manajemen ... Standard

  • Upload
    doananh

  • View
    237

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854 - 5561

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN(SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI

UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR

Nur Tri Harjanto

ABSTRAK

KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LlNGKUNGAN (SML) DALAM SISTEMMANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR. Instalasi

nuklir seperti IEBE dan IRM disamping mempunyai potensi bahaya radiasi jugamenghasilkan limbah baik itu berupa limbah padat, cair maupun gas/aerosol yangberdampak pada lingkungan. Dalam operasinya keselamatan menjadi prioritas utamasehingga potensi bahaya radiasi dapat ditekan seminimal mungkin. Sesuai denganPerka BAPETEN NO.07 Tahun 1999 maka setiap organisasi pengelola instalasi nuklirwajib melaksanakan fungsi jaminan mutu. Dalam Program Jaminan Mutu (PJM) operasiinstalasi nuklir sesuai standard IAEA SS 50 C-QA ditekankan pentingnya aspekkeselamatan dalam operasi instalasi nuklir, namun aspek penting lingkungan belumdipersyaratkan secara nyata. Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang kompaktibelterhadap manajemen yang lain dapat diimplementasikan dalam manajemen operasiinstalasi nuklir dengan mengembangkan dan memasukkan persyaratan SML padaProgram Jaminan Mutu. Beberapa persyaratan SML seperti : Kebijakan , Perencanaan,Organisasi, Struktur dan tanggung jawab, Pelatihan, Komunikasi, Dokumentasi,Pengendalian Dokumen, Pengendalian Operasi/proses, Pengecekan dan Tindakanperbaikan, Pengendalian Ketidaksesuaian, Rekaman, dan Audit serta KajianManajemen sudah ada dalam PJM, hanya perlu pengembangan lingkup substansinya.Selain itu perlu ditambahkan persyaratan yang belum ada dalam PJM yakni ProgramLingkungan serta Kesiagaan dan Tanggap Darurat. Dengan mengimplementasikan SMLdalam PJM akan menunjukkan bahwa ada komitmen manajemen untuk memenuhipersyaratan kebijakan lingkungan, adanya penekanan pada tindakan pencegahan yanglebih dari pada tindakan koreksi, serta sistem memasukkan dan memadukan prosespenyempurnaan berkelanjutan. Disamping itu instalasi akan lebih siap jika DrafKeselamatan 338 (Sistem Mannajemen Terintegrasi) harus diterapkan.

Kata kunci: manajemen, keselamatan, lingkungan.

PENDAHULUAN

Isu nuklir sampai saat ini masih menimbulkan pro dan kontra sehingga belum bisa diterimaoleh masyarakat sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena masyarakat masih khawatir akan bahayapotensi radiasi dan limbah yang dihasilkan oleh industri nuklir yang cukup berbahaya. Untukmeredam isue pro dan kontra tersebut pendidikan publik dan transparasi/keterbukaan terhadapmasyarakat sangat diperlukan.

Instalasi nuk'lir seperti Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE) dan InstalasiRadiometalurgi (IRM) disamping memiliki teknologi yang cukup tinggi juga mempunyai potensibahaya radiasi. Oleh sebab itu mulai dari pembangunan hingga operasi dan perawatannya harusmemenuhi ketentuan/persyaratan keselamatan yang ditentukan.

Sesuai Perka BAPETEN Nomor 07 Tahun 99 Tentang Jaminan Kualitas Instalasi Nuklir,maka setiap organisasi pengelola instalasi nuklir wajib melaksanakan fungsi jaminan mutu. Fungsi­fungsi jaminan mutu tersebut meliputi :

o Penyusunan program jaminan mutu

411

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854 - 5561

o Organisasi dan tata kerja jaminan mutuo Pengawasan jaminan mutu.

Program jaminan mutu yang dibuat/ disusun oleh penguasa instalasi nuklir selama iniberdasarkan Safety Series No.50-C-Q tahun 1996 (Quality Assurance for Safety in Nuclear PowerPlants) yang merupakan bagian dari program IAEA yang disebut Standard Keselamatan Nuklir(NUSS Program) yang menekankan pentingnya aspek keselamatan dalam manajemen operasiinstalasi nuklir. Program Jaminan Mutu ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh ijin operasi.Program jaminan mutu berisi tentang kebijakan yang berkaitan dengan mutu keselamatan yangmencakup pengaturan tentang pengendalian terhadap seluruh kegiatan yang berkaitan denganmasalah nuklir. Selain itu Program Jaminan Mutu juga memuat persyaratan kualifikasi personil untuksetiap kegiatan yang mempengaruhi mutu dan keselamatan.

Sistem manajemen adalah pengertian baru yang dikembangkan oleh IAEA (InternationalAtomic Energy Agency) beberapa tahun belakangan untuk menggantikan istilah "Jaminan Mutu" .Hingga tulisan ini dibuat, dokumen yang menjelaskan sistem manajemen masih dalam prosesfinalisasi. Meskipun demikian, konsep dasarnya telah diletakkan dengan sangat jelas dalam OS 338ini. Sehingga ada banyak hal yang secara signifikan perlu segera dipahami oleh orang yang bekerjapad a fasilitas dan aktifitas tenaga nuklir.

5 area safety series

Keselamatan umum(diterapkan pada semua area)

Keselamatan fasilitas nuklir

Proteksi radiasi dankeselamatan sumber radiasi

Managemen keselamatanlimbah radioaktif

Pengangkutan yang selamatzat radioaktif

DS338: Sistem Managemen(Pengganti QI-Q7, SS 50-C-Q)

DSl13: SM Badan Pengawas

-

DS349: SM Fasilitas Nuklir

-(Pengganti Q8-Q14, SS 50-C-Q)

DS315: SM Jasa Teknologi

-Keselamatan Radiologik

DS336: SM Perlakuan,

Penanganan & Penyimpanan.-DS337: SM Fasilitas & Akti-

vitas Limbah Radioaktif.

DS326: SM Pengangkutan

-yang selamat zat radioaktif } T

IT

I : Persyaratan dan Panduan UmumII : Panduan khusus pada setiap area safety series

Gambar 1 : Struktur Standard Keselamatan IAEA untuk Sistem Manajemen

Struktur standar keselamatan IAEA untuk Sistem Managemen adalah sebagaimanadijelaskan pada Gambar-1. Oi sini jelas bahwa Sistem Managemen menggantikan dokumen IAEAyang sudah sangat dikenal, yaitu Safety Series No 50-C/SG-Q"Quality Assurance for Safety inNuclear Power Plants and Other Nuclear Installations" untuk bagian Q1 sid Q7. Oi sisi lain,

412

ISSN 0854 - 5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009

pengembangan persyaratan Sistem Managemen mempertimbangkan Standar IS014001:1996 danISO 9001 :2000 yang dikembangan International Organization for Standardization.

Sistem Manajemen Lingkungan menurut ISO 14001 adalah bagian dari keseluruhan sistemmanajemen yang meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, praktek,prosedur, proses dan sumberdaya untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji danmemelihara kebijakkan lingkungan. Model sistem manajemen lingkungan dalam standard SNI 14001(adopsi dari ISO 14001) dapat digambarkan seperti terlihat pada Gambar 1

Penyempurnaan Berkelanjutan

Pengkajian Manajemen

Pemeriksaan dan TindakanKoreksi

Kebijakan Lingkungan

Perencanaan

Penerapan dan Operasi

Gambar 2. Model sistem manajemen lingkungan ISO 14001

Standar sistem manajemen lingkungan dimaksudkan untuk memberikan unsur-unsursistem manajemen lingkungan yang dapat dipadukan dengan persyaratan manajemen keselamatandalam Program Jaminan Mutu guna membantu organisasi mencapai tujuan mutu, keselamatan,ekonomi dan lingkungan.

Standard ISO 14001 memiliki sistem manajemen dasar yang sama dengan Sistemmanajemen/jaminan mutu untuk keamanan dan keselamatan instalasi nuklir (IAEA SS 50 C-QA).Sistem manajemen/jaminan mutu keselamatan instalasi nuklir berkaitan dengan keamanan/keselamatan pembangunan, dan operasi instalasi nuklir, sedangkan sistem manajemen lingkungan(ISO 14001) mengarah pada kebutuhan dari berbagai pihak yang terkait dan adanya kebutuhanmasyarakat akan perlindungan lingkungan yang semakin berkembang.

Persyaratan Sistem Manajemen Lingkungan yang ditetapkan dalam standard ISO 14001tidak perlu dirumuskan secara terpisah dari unsur-unsur Program jaminan Mutu Instalasi Nuklir.Dalam b.3berapa hal dimungkinkan untuk memenuhi semua persyaratan melalui penyesuaianterhadap unsur-unsur sistem manajemen yang sedang berlaku.

Dengan menerapkan SML dapat membantu organisasi untuk memberikan kepercayaankepada pihak terkait bahwa

a) ada komitmen manajemen untuk memenuhi persyaratan kebijakan, tujuan, dan sasaranlingkungan.

b) adanya penekanan pada tindakan pencegahan yang lebih dari pada tindakan koreksi.

413

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854 - 5561

c) dapat memberikan bukti adanya perhatian yang cukup dan kesesuaian dengan perundang­undangan.

Sistem memasukkan dan memadukan proses penyempurnaan berkelanjutan.

STRUKTUR SISTEM MANAJEMEN LlNGKUNGAN ISO 14001

Struktur (elemen-elemen) dalam Sistem Manajemen Lingkungan meliputi :

1. Kebijakan Lingkungan

Kebijakan ini ditetapkan oleh manajemen puncak yang berisi pernyataan mengenaimaksud dan prinsip-prinsip dalam peningkatan kinerja lingkungan. Kebijakkan ini sesuai denganjenis kegiatan, skala dan dampak lingkungan akibat kegiatan, produk atau jasa yang dihasilkan, yangmencakup komitmen untuk perbaikan secara terus menerus dan pencegahan pencemaran, sertamencakup komitmen pentaatan terhadap peraturan perundang-undangan lingkungan yang relevandan ketentuan lainnya yang terkait.

2. Perencanaan

1. Aspek Lingkungan

Organisasi perlu membuat prosedur untuk mengidentifikasi aspek-aspek lingkungan sehinggaorganisasi dapat mengendalikan atau mengantisipasinya.

Menentukan aspek mana yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan danmenjamin bahwa aspek-aspek yang berkaitan dengan dampak penting telah dipertimbangkandalam penentuan tujuan dan sasaran pengelolaan lingkungan

2. Persyaratan Hukum dan Persyaratan lainnya

Organisasi harus menetapkan dan memberlakukan prosedur untuk mengidentifikasi danmendapatkan akses pada peraturan dan ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan denganorganisasi terutama yang berkaitan dengan aspek lingkungan dari kegiatan, produk maupunjasa yang dihasilkan.

3. Tujuan dan Sasaran

Organisasi harus menetapkan dan memelihara tujuan dan sasaran yang terdokumentasi padasetiap fungsi dan tingkatan manajemen organisasi.

Tujuan dan sasaran harus konsisten dengan kebijakan lingkungan, termasuk merefleksikankomitmen terhadap pencegahan pencemaran.

4. Program Manajemen lingkungan

Organisasi menetapkan dan memelihara program untuk mencapai tujuan dan sasaranlingkungan. Program berisi perencanaan kegiatan yang meliputi arahan dan tanggungjawabdalam pencapaian tujuan dan sasaran pad a setiap tingkatan dan fungsi yang relevan sertacara bagaimana sasaran dan tujuan tersebut dapat dicapai dan jangka waktu pencapaiannya.

3. Penerapan dan Operasi

1. Struktur dan Tanggung jawab

Peran/fungsi, tanggungjawab dan kewenangan harus ditetapkan, didokumenta-sikan dandisampaikan untuk menunjang terciptanya manajemen lingkungan yang efektif. Manajemenharus menyediakan sumber daya yang diperlukan dalam implementasi dan pengendalianSML.

2. Pelatihan, kepedulian, dan kompetensi.

Organisasi harus mengkaji kebutuhan pelatihan. Selain itu, semua karyawan yang bekerjapada area yang berpotensi mengakibatkan dampak penting lingkungan, harus telah menerimapelatihan yang memadai.

414

ISSN 0854 - 5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009

Karyawan yang melakukan tugas-tugas yang dapat menyebabkan timbulnya dampak pentingterhadap lingkungan, harus memiliki kompetensi pendidikan pelatihan, dan/ atau pengalamanyang sesuai.

3. Komunikasi.

Dengan berlandaskan pad a aspek-aspek lingkungan dan SML, organisasi perlu menetapkandan memberlakukan prosedur untuk melakukan komunikasi internal pad a setiap tingkatan danfungsi dalam organisasi. Selain itu juga prosedur penerimaan dan dokumentasi tanggapanatas komunikasi dari pihak-pihak eksternalyang berkepentingan.

4. Dokumentasi SML

Organisasi perlu menetapkan dan memelihara informasi secara tertulis ataupun di dalam dataelektronik untuk menjelaskan elemen-elemen inti dari sistem manajemen lingkungan daninteraksi antara elemen-elemen tersebut, serta memberikan arahan atas dokumen yangterkait. Ada 4 tingkatan sistem dokumentasi SML yakni : Manual, Prosedur, Instruksi kerja,dan Reka-man/catatan.

5. Pengendalian Dokumen

Organisasi perlu menetapkan dan memberlakukan prosedur untuk mengenda-likan seluruhdokumen yang dipersyaratkan oleh standard internasional ini untuk memastikan bahwa :Dokumen-dokumen secara periodik ditinjau kem-bali, direvisi, dan versi terbaru dari dokumenyang relevan tersedia. Dokumen kadaluwarsa segera ditarik dari setiap lokasi penyimpanandan penggunaan atau diamankan dari pemakaian yang tidak sengaja.

6. Pengendalian Operasi

Organisasi harus mengetahui operasi dan kegiatan yang berhubungan dengan aspek-aspekpenting lingkungan yang telah teridentifikasi, agar dilaksanakan sejalan dengan kebijakan,tujuan dan sasaran lingkungan organisasi.

Menetapkan dan memelihara prosedur operasi agar tidak terjadi penyimpangan terhadapkebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan.

7. Kesiagaan dan Tanggap Darurat

Organisasi harus menetapkan dan memberlakukan prosedur untuk mengidentifikasi dantanggap terhadap kecelakaan dan keadaan darurat yang mungkin terjadi, serta prosedur untukmenghindari dan mengatasi dampak lingkungan yang mungkin terjadi akibat kecelakaan ataukeadaan darurat tersebut. Organisasi perlu mengkaji dan memperbaiki prosedur kesiagaan,selain itu perlu menguji secara berkala prosedur-prosedur yang memungkinkan untuk diuji.

4. Pengecekan dan Tindakan Perbaikan

1. Pemantauan dan Pengukuran

Organisasi perlu membuat dan memberlakukan prosedur tertulis untuk secara berkalamemantau dan mengukur karakteristik kunci dari operasi dan kegiatan yang dapatmenimbulkan dampak penting pada lingkungan. Alat-alat pemantau lingkungan harusdikalibrasi dan disimpan sesuai dengan ketentuan. Organisasi perlu membuat danmemberlakukan prosedur tertulis untuk secara berkala melakukan evaluasi tentangkesesuaian dengan peraturan dan perundang-undangan lingkungan hidup.

2. Ketidaksesuaian, Perbaikan dan Tindakan Pencegahan.

Organisasi perlu membuat dan memberlakukan prosedur dalam menetapkan tanggung jawabdan wewenang untuk menangani dan menyelidiki kasus-kasus ketidaksesuaian, pengambilantindakan untuk mengatasi dampak lingkungan akibat ketidaksesuaian tersebut, dan untukmemulai dan menyelesaikan tindakan koreksi dan pencegahan. Organisasi harus menetapkandan mendokumentasikan semua perubahan dalam prosedur tertulis yang diakibatkan olehtindakan koreksi dan pencegahan.

415

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854 - 5561

3. Rekaman

Organisasi perlu membuat dan memberlakukan prosedur untuk identifikasi, pemeliharaan, danpendistribusian rekaman lingkungan. Rekaman harus jelas, dapat diidentifikasi dan dilacakhubungannya dengan aktivitas tertentu, hasil atau jasa. Rekaman lingkungan harus disimpandan dipelihara sehingga rekaman tersebut siap digunakan dan terjaga dari kerusakan atauhilang. Waktu penyimpanan harus ditetapkan dan dicatat.

4. Audit Sistem Manajemen Lingkungan

Organisasi harus menetapkan dan memberlakukan suatu program dan prosedur untukmelaksanakan audit sistem manajemen lingkungan secara periodik. Tujuan dari audit adalahagar dapat menetapkan apakah sistem manajemen lingkungan telah diterapkan dandiberlakukan dengan benar sesuai dengan aturan atau ketetapan yang direncanakantermasuk ketetapan-ketetapan standard ini serta memberikan informasi atas hasil auditkepada manajemen puncak.

5. Pengkajian Manajemen

Manajemen puncak organisasi harus mengkaji sistem manajemen lingkungan sesuai denganjadwal/interval waktu yang ditetapkan untuk memastikan kesesuaian, ketepatan, dan keefektifansistem tersebut. Proses kajian manajemen ini harus memastikan bahwa informasi penting telahdikumpulkan sehingga dapat dievaluasi. Kaji ulang pelaksanaan SML secara berkala olehmanajemen puncak diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dan ketepatan serta keefektifanpelaksanaan yang meliputi pengkajian terhadap :

• Tujuan dan sasaran lingkungan

• Kinerja lingkungan secara keseluruhan

• Temuan hasil audit SML

Kajian manajemen harus terbuka terhadap kemungkinan adanya perubahan kebijakan, tujuandan elemen-elemen lain dalam sistem manajemen lingkungan sejalan dengan hasil audit sistemmanajemen lingkungan, perubahan situasi, dan adanya komitmen terhadap perbaikan secar-aterus menerus.

IMPLEMENTASI SML DALAM MANAJEMEN PENGELOLAAN INSTALASI NUKLIR

Sistem Manajemen Lingkungan sesuai standard ISO 14001 (SNI 14001) sampai saat inimasih bersifat sukarela, namun tidak menutup kemungkinan pada suatu saat akan berubah menjadiwajib sesuai dengan perkembangan hukum/undang-undang dan tuntutan masyarakat. Suatuinstalasi nuklir sebaiknya menerapkan sistem manajemen lingkungan secara efektif agar membantumelindungi kesehatan manusia dan lingkungan dari dampak penting kegiatan, produk atau jasanya,dan untuk membantu memelihara serta memperbaiki mutu lingkungan.

Penerapan SML dalam manajemen operasi instalasi nuklir dapat dilakukan denganmengembangkan manajemen yang sudah ada dalam hal penekanan aspek dan ruang lingkup sertamenambahkan elemen-elemen yang belum diatur dalam program jaminan mutu instalasi nuklir.

416

ISSN 0854 - 5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009

Tabel 1. Perbandingan Elemen-elemen IAEA SS 50 C-QA dengan Elemen elemen SML

s,frukiur,§MJ..J~~O, 14(01) 5trukfurPJM s'esuai IAEA 55 ~QG~g!N 50" CQ (1996)

I. Kebijakan Lingkungan

II. Perencanaan

1. Aspek Lingkungan2. Persyaratan Hk & Persyara-tan

lainnya3. Tujuan & Sasaran4. Program Lingkungan

Ill.Implementasi & Operasi1. Struktur & Tanggung jawab

2. Pelatihan Kepedulian danKompetensi

3. Komunikasi4. Dokumentasi SML

5. Pengendalian Dokumen

6. Pengendalian Operasi7. Kesiagaan & Tanggap darurat

IV. Pengecekan & TindakanPerbaikan

1. Pemantauan & Pengukuran

2. Ketidak sesuaian, Perbaikan &Tindakan Pencegahan

3. Rekaman4. Audit SML

V. Kajian Manajemen

I.Pendahuluan

1.1. Umum (Kebijakan)II. Program Jaminan Mutu

1.2. Ruang Lingkup11.1.Umum

1.2. Ruang Lingkup(11.1.)

III. Organisasi111.1.Tanggung Jwb, Wewenang,

Komunikasi

1.3.Tanggung jawab111.3.Penstafan dan Pelatihan

(111.1)11.2.Prosedur, Instruksi, dan

gambar.IV. Pengendalian DokumenV. Pengendalian DesainVI. Pengendalian PengadaanVII. Pengendalian BahanVIII. Pengendalian Proses

IX. Inspeksi dan PengendalianPengujianIX.1. Program InspeksiIX.2. Program PengujianIX.3. Pengendalian alat pengu­

jian/pengukuran & kali­brasi

X. Pengendalian Ketidaksesuai-an

XI. Tindakan KoreksiXll.RekamanXIII. Audit

11.3.Review Manajemen

I. Pendahuluan

II. Managemen

111.1.1

1.,11.1.3

III.Kinerja11.1.1

11.2.1

11.1.111.1.5

11.4.1

111.1.1

111.4.1

111.4.2

11.3.1

11.3.211.4.2IV. Penilaian

PENYE5UAIAN 5ML DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM JAMINAN MUTU IN5TALA51

NUKLIR.

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) dapat diterapkan pada seluruh kegiatan/manajemenlain selain dari manajemen tersebut, termasuk manajemen keselamatan operasi instalasi nuklir.Program Jaminan Mutu Instalasi Nuklir yang mengacu pada Pedoman IAEA SS 50 C-QAmenekankan manajemen operasi instalasi nuklir terhadap keselamatan operasi instalasi nuklir.Untuk menyesuaikan SML dalam manajemen tersebut harus dilakukan revisi terhadap PJMsehingga dapat mengakomodir persyaratan-persyaratan yang ada dalam SML tersebut. PenerapanSML dalam manajemen operasi instalasi nuklir dapat dilakukan dengan mengembangkanmanajemen yang sudah ada dalam hal penekanan aspek dan ruang lingkup serta menambahkanelemen-elemen yang belum diatur dalam program jaminan mutu instalasi nuklir.

417

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854 - 5561

Tabel 2. Penyesuaian PJM Operasi Instalasi Nuklir dengan persyaratan dalam SML

No PJM Operasi IAEA SS 50 C-QA Penyesuaian dengan SML

I

Kebijakan Mutu Ruang lingkup kebijakan diperluas yakni dengan :Tujuan dan sasaran lingkungan perlu ditambah kanKomitmen terhadap Aturan IAEA SS 50 C-QAKomitmen terhadap persvaratan ISO 14000II

Program Jaminan Mutu Perlu ditambahkan dalam PJM :

*) Aspek lingkungan disamping aspek kesela-matan*) Persyaratan hukum & persyaratan lainnyaberkaitan dengan lingkungan seperti :SK Ka BAPETEN No 02 & 03 tentangBaku tingkat radioaktivitas lingkungan,Keselamatan untuk pengelolaan limbah, dll*) Program Manajemen Lingkungan*) Program kesiagaan dan tanggap daruratIIIOrganisasi *) Struktur organisasi, tanggung jawab, we-

wenang dan komunikasi.Sesuai SK Ka BATAN ........ tugas yangrelevan dengan limbah dan lingkungan adadi BK. (Sub ABN & pengelolaanlimbah)*) Garis komunikasi eksternal selain denganBAPETEN perlu ditambahkan yakni denganP2PLR dan Bapedal.*) Penstafan dan Pelatihan.Pelatihan mengenai kemampuan dan kepe-dulian linqkunqan perlu ditambahkan.IVPengendalian Dokumen Sudah sesuai dengan SML

V

Pengendalian Desain Tidak dipersyaratkan dalam SML

VI

Pengendalian Pengadaan Tidak dipersyaratkan dalam SML

VII

Pengendalian Bahan Tidak dipersyaratkan dalam SML

VIII

Pengendalian Proses Prosedur proses/operasi yang berhubungan denganaspek

pentinglingkunganharusditetapkan,dipelihara

dandilaksanakanagartidakterjadipenyimpangan thd kebijakan, tujuan dan sasaranlingkungan.IX

Pengendalian Pengujian & Inspeksi*) InspeksiProsedur inspeksi harus meliputi inspeksiterhadap kegiatan dan operasi yang dapatmenimbulkan dampak penting lingkungan.*) Program Pengendalian PengujianDitambahkan pengujian/ pengukuran untukmemantau kondisi lingkungan*)Kalibrasi alat ukur dan alat ujiX

Pengendalian Ketidaksesuaian Prosedur Ketidaksesuaian yang berkaitan dengandampak

lingkunganperluditetapkanuntukidentifikasi.XI

Tindakan Koreksi Prosedur pengambilan tindakan untuk mengatasidampak

lingkunganakibatketidaksesuaian

tersebut, dan untuk memulai dan menyelesaikantindakankoreksidanpencegahanterulangnya

kembali ketidaksesuaian

418

ISSN 0854 - 5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009

XII Rekaman (Record) Sudah sesuai dengan SML

XIII

Audit Perlu ditambahkan dalam program audit dengan

Audit SML yaitu kesesuaian manajemen terhadappersvaratan SML

Program kesiagaan dan tanggap darurat dalam instalasi nuklir sudah ada hanya belum ditetapkandalam PJM oprerasi sehingga dengan penerapan SML ini maka program tersebut dapat dimasukandalam kebijakan PJM

KESIMPULAN

1. Untuk mengimplementasikan SML (ISO 14001) dalam manajemen operasi instalasi nuklir dapatdilakukan penyesuaian dengan mengembangkan manajemen yang sudah ada yaitu aspekaspek yang perlu diperhatikan, ruang lingkup serta menambahkan elemen-elemen yang belumdiatur dalam program jaminan mutu instalasi nuklir.

2. Dengan penerapan SML dalam PJM Instalasi nuklir maka ada komitmen manajemen untukmemenuhi persyaratan kebijakan lingkungan, adanya penekanan pada tindakan pencegahanyang lebih dari pada tindakan koreksi, serta sistem memasukkan dan memadukan prosespenyempurnaan berkelanjutan.

3. Penerapan SML dalam PJM akan mempermudah instalasilfasilitas dalam mempersiapkan diriditerapkannya Sistem Manajemen Teritegrasi OS 338

DAFTAR PUSTAKA

[1] Perka Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor : 07 Tahun 1999 Tentang Jaminan KualitasInstalasi Nuklir.

[2] ISO 14001 Environmental Managemen Standards (EMS), 1996[3] SNI 19-14001-1997 : Sistem Manajemen Lingkungan (SML) - Spesifikasi dengan panduan

penggunaan, Dewan Standardisasi Nasional, 1997[4] IAEA, Quality Assurance for Safety in Nuclear Power Plants and Other Nuclear Installations,

Safety Series No 50-C/SG-Q, Vienna, 1996[5] IAEA, Management System, Draft Safety Requirements DS338, Vienna, 2005.[6] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1997 Tentang Ketenaga nukliran

419