83
i Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 Keausan Batu Tangga sisi TIMUR Selasar II - Lorong I (tanpa skala) Ket : = aus batu tangga LAPORAN KAJIAN PERBAIKAN TANGGA CANDI BOROBUDUR (Pembuatan Model Pelapis Batu Pijak Pada Tangga Candi) Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala BALAI KONSERVASI PENINGGALAN BOROBUDUR Jalan Badrawati Telp. (0293) 788175, 788225, Fax. (0293) 788367 Borobudur – Magelang 56553 2010 OKTOBER – NOVEMBER Oleh : TIM KAJIAN PERBAIKAN TANGGA CANDI BOROBUDUR Hari Setyawan, S.S Joni Setiyawan, S.T Arif Gunawan

Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

iKajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Keausan Batu Tangga sisi TIMURSelasar II - Lorong I(tanpa skala)

Ket :

= aus batu tangga

LAPORANKAJIAN PERBAIKAN TANGGA CANDI BOROBUDUR

(Pembuatan Model Pelapis Batu Pijak Pada Tangga Candi)

Kementerian Kebudayaan dan PariwisataDirektorat Jenderal Sejarah dan Purbakala

BALAI KONSERVASI PENINGGALAN BOROBUDURJalan Badrawati Telp. (0293) 788175, 788225, Fax. (0293) 788367

Borobudur – Magelang 565532 0 1 0

OKTOBER – NOVEMBEROleh :TIM KAJIAN PERBAIKAN TANGGA CANDIBOROBUDUR

Hari Setyawan, S.S

Joni Setiyawan, S.T Arif Gunawan

Page 2: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

iiKajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

LEMBAR PENGESAHANLAPORAN

KAJIAN PERBAIKAN TANGGA CANDI BOROBUDUR(Pembuatan Model Pelapis Batu Pijak Pada Tangga Candi)

oleh :

Hari Setyawan, S.SJoni Setiyawan, S.T

Arif Gunawan

Nara SumberProf. Dr. Inajati Adrisijanti

(Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta)

MengetahuiKepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur

Drs. Marsis Sutopo, M.SiNIP. 19591119 199103 1 001

Page 3: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

iiiKajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

KATA PENGANTARPuji syukur selalu kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat, karunia, dan tutunanNya sehingga kajian ini dapat terselesaikan.

Sungguh hanya karena kemudahan yang diberikanNya, kajian ”Perbaikan Tangga

Candi Borobudur” dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan. Beberapa

kekurangan pada saat pelaksanaan kajian dan laporan, disadari oleh tim kajian

sebagai upaya dan pengalaman untuk menuju proses perbaikan.

Pelaksanaan”Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur (Pembuatan ModelPelapis Batu Pijak Pada Tangga Candi)” merupakan implementasi dari Tugas danfungsi Balai Konservasi Peninggalan Borobudur di bidang konservasi cagar budaya.

Selain itu kajian ini merupakan kajian yang aplikatif untuk menyelesaikan masalah

keausan batu pada tangga Candi Borobudur. Dimana sebagian besar struktur batu

tangga Candi Borobudur mengalami keausan dalam tinggkat yang membahayakan.

Dalam kesempatan ini pula penulis ingin menghaturkan terimakasih kepada :1. Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Drs. Marsis Sutopo, M.Si,

beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada kami untukmenyelesaikan tulisan ini.

2. Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta, Dra. HerniPramastuti beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepadakami untuk melakukan studi banding di kompleks Candi Prambanan.

3. Ketua Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada,Prof. Dr. Inajati Adrisijanti beserta jajarannya yang juga merupakan narasumber pada kajian ini.

Kesempurnaan hanyalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Esa. Untuk itudimohonkan saran dan kritik yang membangun agar lebih baik pada kajian yang akandatang.

Penulis

Page 4: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

ivKajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

ABSTRAKSIKeausan batu penyusun struktur tangga Candi Borobudur disadari merupakan

hal yang perlu untuk ditanggulangi. Hal ini menyangkut nilai – nilai kesejarahan danarkeologis yang melekat pada Candi Borobudur.

Setelah selesai di pugar tahun 1983 dan ditetapkannya Candi Borobudursebagai Warisan Budaya Dunia No. C 592 oleh UNESCO tahun 1991, kunjungan parawisatawan terus meningkat. Hal inilah yang merupakan penyebab utama keausan padabatu penyusun struktur tangga Candi Borobudur. Banyaknya pengunjung denganberbagai macam alas kaki yang menginjakkan kaki ke candi mengakibatkan sebagianbesar batu menjadi aus bahkan rusak.

Usaha untuk mengurangi keausan batu tangga candi sebenarnya sudah pernahdilakukan dengan memberlakukan penggunaan alas kaki lunak bagi para pengunjung.Namun program tersebut tidak berhasil dan hanya diberlakukan untuk beberapa waktusaja.

Pembuatan model pelapis batu pijak pada tangga Candi Borobudurdimaksudkan untuk melindungi batu tangga dari keausan. Model tersebut bersifatmelapisi dataran pijak tangga candi. Sehingga pengunjung yang naik ke candi tidaklangsung menginjak permukaan batu tangga, melainkan hanya menginjak pelapisnyasaja. Beberapa bahan yang digunakan untuk membuatnya, di antaranya adalah kayureng jati, papan kayu jati, papan akrilik, mortar dengan perekat epoxy sikadur 31 CFdan EP-IS AW 2101, araldite, dan lateks.

Beberapa bahan tersebut di atas dicobakan untuk melapisi tangga lereng BaratCandi Borobudur. Setelah bahan – bahan seperti tersebut di atas dicobakan tahapselanjutnya adalah melakukan analisis terhadap bahan tersebut. Analisis yangdilakukan termasuk didalamnya adalah analisis fisik berupa kuat tekan dan kuat lenturuntuk mengetahui kekuatan bahan.

Kata kunci : Keausan tangga, model pelapis tangga, bahan palapis tangga.

Page 5: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

vKajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

DAFTAR ISIhlm.

Halaman Judul…………………………………………………………………………………………….. iLembar Pengesahan………………………………………………………………………………….... iiKata Pengantar………………………………………………………………………………………...... iiiAbstraksi…………………………………………………………………………………………………….. ivDaftar Isi………………………………………………………………………………………………....... vDaftar Gambar………………………………………………………………………………………....... viiDaftar Gambar dan Foto…………………………………………………………………………….... viiiDaftar Foto..……………………………………………………………………………………………….. ixDaftar Foto Ilustrasi.....………………………………………………………………………………… xiDaftar Tabel………….....………………………………………………………………………………… xiiDaftar Pustaka..…….....………………………………………………………………………………… xiiiBAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….. 1

A. Dasar Pelaksanaan Kajian……………………………………………………….. 1B. Latar Belakang Kajian…………………………………………………………..... 1C. Kerangka Pemikiran………………………………………………………………… 3D. Maksud dan Tujuan Kajian………………………………………………………. 7E. Manfaat…………………………………………………………………………………. 8F. Ruang Lingkup Kajian……………………………………………………………… 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONDISI EKSISTING, DAN STUDI BANDING 8A. Tinjauan Pustaka……………………………………………………………………. 8B. Kondisi Fisik Batu Struktur Candi Borobudur……………………………… 10C. Kondisi Keausan Batu Penyusun Struktur Tangga CandiBorobudur..................................................................................... 11D. Studi Banding di Candi Prambanan………………………………………..... 23E. Studi Banding Pada Situs Bersejarah Di Dunia…………………………… 25

BAB III METODE KAJIAN………………………………………………………………………… 29A. Lokasi Pembuatan Model…………………………………………………………. 31B. Alat dan Bahan....................................................................... 34C. Deskripsi Bahan...................................................................... 36

BAB IV PELAKSANAAN PEMBUATAN MODEL PELAPIS TANGGA CANDI......... 40A. Kerangka Kayu………………………………………………………………………. 41B. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Kayu Reng Jati........ 44C. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Papan Kayu Jati....... 46

Page 6: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

viKajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

D. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Akrilik TembusPandang........................................................................................ 48E. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Mortar Berpori,Menggunakan Epoxy Resin, Sikadur 31 CF Dengan CampuranBubukan Batu dan Pasir................................................................. 51F. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Mortar Berpori,Menggunakan Epoxy Resin, EP-IS AW 2101 Dengan CampuranBubukan Batu dan Pasir................................................................. 53

G. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Mortar Berpori,Menggunakan Epoxy Resin, Araldite Tar XH – 351............................ 55

BAB V ANALISIS BAHAN……………………………………………………………………….. 57A. Kuat Lentur dan Kuat Tekan....................................................... 57

BAB VI EVALUASI………………………………………………………………………………….. 61A. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Kayu Reng Jati........ 61B. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Papan Kayu Jati....... 61C. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Akrilik TembusPandang........................................................................................ 62D. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Mortar Berpori,Menggunakan Epoxy Resin, Sikadur 31 CF dan EP-IS AW 2101Dengan Campuran Bubukan Batu dan Pasir..................................... 63

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI…..…………………………………………… 67

Page 7: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

viiKajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

DAFTAR GAMBARNo Foto hlm

1 Gambar no.II.1. Keausan Batu Tangga sisi TIMUR Selasar I – Selasar II. 14

2 Gambar no.II.2. Pola tapak kaki pengunjung yang menunjukkan keausan batu

tangga Candi Borobudur (Dok:penulis,2010).22

3 Gambar no.IV.1. Detil model kerangka percobaan pelapis tangga candi padatangga lereng Barat Candi Borobudur (dok: penulis).

43

4 Gambar no.IV.2. Detil model pelapis tangga candi dari bahan kayu reng jati

pada tangga lereng Barat Candi Borobudur (dok: penulis).45

5 Gambar no.IV.3. Detil model pelapis tangga candi dari bahan papan kayu jati

pada tangga lereng Barat Candi Borobudur (dok: penulis).47

6 Gambar no.IV.4. Detil model pelapis tangga candi dari bahan akrilik tembus

pandang pada tangga lereng Barat Candi Borobudur (dok: penulis).49

7 Gambar no.VII.1. Rencana penggantian strukur batu dataran pijak pada

tangga lorong IV - plateau (dok: penulis).70

8 Gambar no.VII.2. Batu andesit asli yang merupakan dataran pijak pada tangga

lorong IV – plateau yang disimpan dan dipamerkan (dok: penulis).71

Page 8: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

viiiKajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

DAFTAR GAMBAR DAN FOTONo Judul hlm1 Gambar dan foto no.II.1. Contoh keausan batu candi pada tangga sisi Barat

penghubung lorong I – lorong II (Dok: penulis,2010).13

2 Gambar dan foto no.II.2. Eksisting tangga sisi Timur yang diamati keausannya

(Dok:penulis,2010).16

3 Gambar dan foto no.II.3. Eksisting tangga sisi Barat yang diamati keausannya

(dok:penulis,2010).17

4 Gambar dan foto no.II.4. Eksisting tangga sisi Utara yang diamati keausannya

(dok:penulis,2010).18

5 Gambar dan foto no.II.5. Eksisting tangga sisi Selatan yang diamati

keausannya (Dok:penulis,2010).19

6 Gambar dan foto no.II.6. Keuasan batu pada tangga Candi Siwa, Kompleks

Candi Prambanan (Dok: BP3 DIY dan BKPB).24

Page 9: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

ixKajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

DAFTAR FOTONo Judul hlm1 Foto no.I.1. Candi Borobudur (dok: Balai Konservasi Peninggalan Borobudur,2007). 2

2 Foto no.I.2. Denah Candi Borobudur dilihat dengan pencitraan landsat (Google earth,2009).

2

3 Foto no.II.1. Kondisi blok batu struktur candi beserta kuncian dan takikannnya(Dok:penulis, 2010).

11

4 Foto no.II.2. Kondisi tangga undag – Selasar pada sisi Timur dan aktifitas pengunjungyang melewati tangga (Dok:penulis, 2010).

11

5 Foto no.II.3. Tangga Candi Brahma, Kompleks Candi Prambanan (Dok:

BKPB,2010).23

6 Foto no.II.4. Penambahan struktur tangga kayu pada Ankor Wat (Dok:

Swastikawati).25

7 Foto no.II.5. Detil penambahan struktur tangga kayu pada Candi Bayon (Dok:

Swastikawati).26

8 Foto no.II.6. Detil penambahan struktur tangga kayu pada Candi Bayon (Dok:

Swastikawati).26

9 Foto no.II.7. Detil penambahan struktur tangga kayu pada Tien Tan Temple(Dok: www.Beijing.gov.cn).

26

10 Foto no.II.8. Detil penambahan struktur tangga kayu pada Tien Tan Temple

(Dok: www.Beijing.gov.cn).26

11 Foto no.II.9. Detil penambahan struktur tangga berbahan campuran logam

dan kayu pada Arbroath Abbey (Dok: www.aboutaberdeen.com).27

12 Foto no.II.10. Detil penambahan struktur tangga berbahan campuran logam

dan kayu pada Arbroath Abbey (Dok: www.aboutaberdeen.com).27

13 Foto no.II.11. Detil penambahan struktur dengan pelapisan plester pada trap –

trap piramid di reruntuhan kota kuna Altun Ha (Dok: www.guidetobelize.com).28

14 Foto no.II.11. Detil penambahan struktur dengan pelapisan plester pada trap –

trap piramid di reruntuhan kota kuna Altun Ha (Dok: www.guidetobelize.com).28

15 Foto no.II.13. Detil penambahan struktur dengan bahan logam pada trap –

trap piramid di reruntuhan kota kuna Templo de los Idolos (Dok:

www.sfsu.edu).

29

16 Foto no.II.14. Detil penambahan struktur dengan bahan logam pada trap –

trap piramid di reruntuhan kota kuna Templo de los Idolos (Dok:

www.sfsu.edu).

29

17 Foto no.III.1. Lokasi pembuatan model pelapis tangga pada tangga lereng

Barat Cadi Borobudur (Dok: penulis).34

Page 10: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

xKajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

18 Foto no.III.2. Lokasi pembuatan model pelapis tangga pada tangga lereng

Barat Cadi Borobudur (Dok: penulis).34

19 Foto no.III.3. Lokasi pembuatan model pelapis tangga pada tangga lereng

Barat Cadi Borobudur (Dok: penulis).34

20 Foto no.IV.1. Eksisting model kerangka percobaan pelapis tangga candi pada

tangga lereng Barat Candi Borobudur (dok: penulis).43

21 Foto no.IV.2. Detil model kerangka kayu dibuat menjadi 3 trap tiap bagiannya

untuk memudahkan pembersihan (dok: penulis).44

22 Foto no.IV.3. Detil model kerangka kayu dibuat menjadi 3 trap tiap bagiannya

untuk memudahkan pembersihan (dok: penulis).44

23 Foto no.IV.4. Pengukuran dan pemotongan kayu reng yang akan di pasang

pada kerangka (dok: penulis).45

24 Foto no.IV.5. Pemasangan kayu reng pada kerangka menggunakan paku

sekrup (dok: penulis).45

25 Foto no.IV.6. Eksisting model pelapis tangga candi dari bahan kayu reng jati

pada tangga lereng Barat Candi Borobudur (dok: penulis).46

26 Foto no.IV.7. Pemasangan papan kayu sebagai dataran pijak pada kerangka

(dok: penulis).47

27 Foto no.IV.8. Pemasangan list karet pada papan kayu (dok: penulis). 47

28 Foto no.IV.9. Eksisting model pelapis tangga candi dari bahan papan kayu jati

pada tangga lereng Barat Candi Borobudur (dok: penulis).48

29 Foto no.IV.10. Pengukuran papan akrilik untuk di potong (dok: penulis). 49

30 Foto no.IV.11. pemotongan papan akrilik menggunakan alat pemotong

keramik (dok: penulis).49

31 Foto no.IV.12. Eksisting model pelapis tangga candi dari bahan akrilik tembus

pandang pada tangga lereng Barat Candi Borobudur (dok: penulis).50

32 Foto no.V.1. Alat analisis yang digunakan berupa UTM (Universal Testing

Machine) di laboratorium fisik Balai Konservasi Peninggalan Borobudur (dok:

penulis).

57

Page 11: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

xiKajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

DAFTAR FOTO ILUSTRASINo Judul hlm1 Foto ilustrasi no.IV.1. Lokasi pembuatan model pelapis tangga pada tangga

lereng Barat Cadi Borobudur (Dok: penulis).42

2 Foto ilustrasi no.IV.2. Pembuatan mortar menggunakan epoxy sikadur 31 CF

pada tangga lereng Barat Candi Borobudur (dok: penulis).52

3 Foto ilustrasi no.IV.3. Pembuatan mortar menggunakan epoxy EP-IS AW 2101

pada tangga lereng Barat Candi Borobudur (dok: penulis).54

4 Foto ilustrasi no.IV.4. Pembuatan model pelapis menggunakan Araldite Tar XH

351 pada tangga lereng Barat Candi Borobudur (dok: penulis).56

5 Foto ilustrasi no.V.1. Uji kuat lentur pada beberapa bahan menggunakan mesin

UTM (dok: penulis).58-59

Page 12: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

xiiKajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

DAFTAR TABELNo Judul hlm1 Tabel no.II.1. Persentase keausan tangga sisi Timur Candi Borobudur. 20

2 Tabel no.II.2. Persentase keausan tangga sisi Barat Candi Borobudur. 20

3 Tabel no.II.3. Persentase keausan tangga sisi Utara Candi Borobudur. 21

4 Tabel no.II.4. Persentase keausan tangga sisi Selatan Candi Borobudur. 21

5 Tabel no.II.5. Persentase keausan rata – rata keseluruhan tangga. 21

6 Tabel no. III.1. Bahan – bahan yang akan digunakan sebagai pelapistangga Candi Borobudur.

31

7 Tabel no. VI.1. A. Evaluasi Model Pelapis Pijakan Pada Bulan September 64

8 Tabel no. VI.1. B. Evaluasi Model Pelapis Pijakan Pada Bulan Oktober 65

9 Tabel no. VI.1.C. A. Evaluasi Model Pelapis Pijakan Pada BulanNovember.

66

Page 13: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

1Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

BAB I. PENDAHULUANA. Dasar Pelaksanaan Kajian

Dasar hukum yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan Pemeliharaan BatuCandi adalah :1. Undang-Undang RI nomor 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;2. Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1993 tentang pelaksanaan Undang-

undang RI nomor 5 tahun 1992;3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang

Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;4. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.40/OT.001/MKP-2006

Tanggal 7 September 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai KonservasiPeninggalan Borobudur;

5. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: KM.65/KP110/MKP/2009Tanggal 31 Desember 2009 tentang Penunjukan Pejabat Pelaksana AnggaranTahun 2010 Pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan KementerianKebudayaan dan Pariwisata;

6. DIPA Balai Konservasi Peninggalan Borobudur Tahun 2010 Nomor: 0027/040-04.2/XIII/2010 Tanggal 31 Desember 2009.

B. Latar Belakang KajianCandi Borobudur berada pada posisi 7°36′29″ LS, 110°12′14″ BT, tepatnya di

Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, empatpuluh kilometer Barat Laut kotaYogyakarta. Candi Borobudur merupakan sebuah candi tanpa bilik dan tanpa atapdengan bahan dasar batu andesit, berarah hadap Timur dengan denah yang simetris.Candi Borobudur mempunyai tinggi 42 m sebelum dipugar dan 35,4 m setelah dipugardengan panjang sisi 121,70 m dan lebar sisi 121,40 m. Luas permukaan keseluruhan21893 m2 dengan luas lantai undag hingga teras III 8420,5 m2, serta sepuluhtingkatan dari bawah ke atas dengan teras pertama sampai teras ketujuh berbentukpersegi dan teras selanjutnya berbentuk lingkaran (Balai Konservasi PeninggalanBorobudur,1991).

Page 14: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

2Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Candi Borobudur merupakan stupa prasada dengan sepuluh tingkat yang secaravertikal terdiri atas tiga bagian yaitu, kamadhatu (dunia nafsu), rupadhatu (duniabentuk), dan arupadhatu (dunia tanpa bentuk) (Stuterheim,1950:198).

Candi Borobudur adalah situs purbakala yang termasuk dalam situs purbakalawarisan dunia nomor C. 592 yang ditetapkan oleh UNESCO. Sebagai Warisan Duniamerupakan kebanggan Bangsa Indonesia sekaligus masyarakat dunia. PemugaranCandi Borobudur yang kedua selain mampu menyelesaikan permasalahan teknisstruktural juga mampu mengenalkan kembali Candi Borobudur sebagai tujuan wisata.

Keberadaan Candi sebagai monumen terbuka sangat rentan terhadap pengaruhiklim yang dapat menyebabkan kerusakan, di sisi lain tingginya jumlah pengunjungyang naik ke atas candi juga merupakan faktor yang mempengaruhi kerusakan.

Sebagai monumen dengan batu andesit sebagai struktur utamanya adalahalasan utama mengapa Candi Borobudur saat ini masih dapat kita saksikankemegahannya. Berjuta – juta orang yang kagum akan candi ini telah berkunjung danmenjejakkan kakinya di atas struktur batu andesit penyusun candi yang telah terdiamselama berabad – abad yang kemudian dibangkitkan kembali melalui restorasi II olehUNESCO dan pemerintah Indonesia pada tahun 1973 – 1983. Banyaknya orang yangberkunjung dan menaiki candi ternyata meninggalkan jejak – jejak kerusakan padabatu struktur candi. Jejak – jejak kerusakan tersebut di antaranya adanya keausanbatu khususnya pada tangga candi, stupa teras, lantai stupa teras, dan stupa induk.Aktifitas pengunjung candi yang bermacam – macam ternyata telah menyebabkanbeberapa batu yang sering dilalui atau sering bersetuhan (kontak dengan pengunjung)menjadi aus atau rusak. Dalam hal ini, struktur batu paling rentan rusak adalahstruktur batu penyusun tangga candi di ke empat sisinya.

Foto no.I.1. Candi Borobudur (dok: BalaiKonservasi Peninggalan Borobudur,2007).

Foto no.I.2. Denah Candi Borobudur dilihatdengan pencitraan landsat (Google earth,2009).

Page 15: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

3Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Kerusakan karena keausan tersebut tidak bisa disepelekan dan dipandangsebelah mata. Batu yang berkontak langsung dengan pengunjung berangsur – angsurakan menjadi aus dan rusak, hal ini selain mengurangi nilai arkeologis dan sejarah daricandi juga menyebabkan berkurangnya nilai estetis candi dalam kaitannya dengankonservasi.

Penyebab keausan yang paling dominan adalah manusia. Pengunjung yangberjalan pada tubuh candi melakukan aktivitas berjalan dan berinteraksi denganmanusia lain dan dengan batu struktur. Aktivitas berjalan dengan alat bantu berupaalas kaki secara tidak disadari dan berangsur – angsur akan merusak struktur batucandi. Sedangkan interaksi dengan manusia lain atau dengan batu struktur maksudnyaadalah aktivitas memanjat pada stupa teras atau stupa induk karena maksud tertentu.

C. Kerangka PemikiranKerangka pemikiran dimaksudkan untuk mempertegas dan menunjukkan

bahwa “Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur” ini layak untuk dilakukan. Melaluikerangka pemikiran juga disampaikan katentuan internasional berupa piagam –piagam internasional, maupun undang – undang yang menjadi dasar pelaksanaankajian ini. Pada intinya kajian ini adalah untuk mempertahankan keotentikan dari batuandesit penyusun struktur tangga candi agar tidak mengalami kerusakan yang lebihparah dikarenakan aktifitas manusia.

Selain itu kajian ini juga didasari kriteria yang belum begitu jelas mengenaipernyataan menyangkut kerusakan batu. Sehingga pada saat blok batu yang rusakakan diganti masih belum ada kriteria yang pasti. Hal ini biasanya didasari pendapatmengenai daya dukung batu terhadap monumen. Tetapi keadaan di lapangan, blokbatu pada tangga Candi Borobudur masih mempunyai daya dukung yang kuatwalaupun kerusakan akibat keausannya dinilai parah. Secara sederhana kerangkapemikiran dalam kajian ini adalah sebagai berikut.

Keausan Batu AndesitPada Struktur Tangga

Candi Borobudur Piagam InternasionalMenyangkut MonumenBersejarah

Perundang – UndanganNegara RepublikIndonesia Kajian Perbaikan Tangga

Candi Borobudur(Pembuatan Model

Pelapis Tangga Candi)

Evaluasi Model PelapisTangga Candi

Page 16: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

4Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

1. Undang – Undang No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya Pasal 77Pasal 77

(1) Pemugaran Bangunan Cagar Budaya dan Struktur Cagar Budaya yang rusakdilakukan untuk mengembalikan kondisi fisik dengan cara memperbaiki, memperkuat,dan/atau mengawetkannya melalui pekerjaan rekonstruksi, konsolidasi, rehabilitasi, danrestorasi.

(2) Pemugaran Cagar Budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmemperhatikan:a.keaslian bahan, bentuk, tata letak, gaya, dan/atau teknologi pengerjaan;b.kondisi semula dengan tingkat perubahan sekecil mungkin;c. penggunaan teknik, metode, dan bahan yang tidak bersifat merusak; dand. kompetensi pelaksana di bidang pemugaran.

(3) Pemugaran harus memungkinkan dilakukannya penyesuaian pada masa mendatangdengan tetap mempertimbangkan keamanan masyarakat dan keselamatan CagarBudaya.

Pada pasal 77 Undang – Undang No.11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya jugadisampaikan bahwa upaya pemugaran mencakup rekonstruksi, konsolidasi, rehabilitasi,dan restorasi. Pasal 77 point yang kedua juga mengatur adanya upaya konsolidasi. Yangdimaksud dengan “konsolidasi” adalah perbaikan terhadap bangunan cagar budaya danstruktur cagar budaya yang bertujuan memperkuat konstruksi dan menghambat proseskerusakan lebih lanjut. Konsolidasi merupakan salah satu pekerjaan pada prosespemugaran. Hal ini dianggap sesuai dengan upaya yang akan dilakukan pada kajian ini.Dikarenakan pembuatan model pelapis tangga candi merupakan upaya untukmenghambat proses kerusakan karena keausan batu akibat aktifitas pengunjungdiatasnya.

Selain itu, seperti yang di atur pada point ketiga pasal 77 yang menyatakanbahwa pemugaran juga tetap harus mempertimbangkan keamanan masyarakat dankeselamatan cagar budaya. Hal ini juga dianggap sesuai dengan maksud dan tujuan darikajian ini. Sebab pembuatan pelapis tangga sebenarnya diharapkan mampu menutupdataran pijak batu tangga sehingga terhindar dari keausan. Selain itu, pengunjung yangnaik ke candi juga bisa merasa nyaman karena tangga yang dipijak tidak berlubangmaupun licin. Sehingga dalam hal ini keselamatan pengunjung saat naik dan turun candibisa lebih terjamin.

Page 17: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

5Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

2. Charter/Piagam Internasional Untuk Konservasi dan Restorasi CagarBudaya dari ICOMOS (International Council on Monuments and Sites)a. THE VENICE CHARTER (Kongres Internasional ke-II Arsitek dan Teknisidari Monumen Bersejarah, Venice, 1964)RESTORASIArticle 9The process of restoration is a highly specialized operation. Its aim is to preserve and revealthe aesthetic and historic value of the monument and is based on respect for original materialand authentic documents. It must stop at the point where conjecture begins, and in this casemoreover any extra work which is indispensable must be distinct from the architecturalcomposition and must bear a contemporary stamp. The restoration in any case must bepreceded and followed by an archaeological and historical study of the monument.

Pasal 9.Pada pasal 9 dinyatakan bahwa proses restorasi adalah sebuah operasi yang

sangat khusus. Tujuannya adalah untuk melestarikan dan mengungkapkan nilaiestetika dan bersejarah dari monumen dan didasarkan pada penghormatan terhadapbahan asli dan dokumen otentik. Hal ini dikarenakan bahan asli dan keotentikannya,merupakan hal yang diutamakan. Bahan asli sedapat mungkin harus dapat disaksikansebagaimana adanya. Pernyataan ini juga sesuai dengan maksud dan tujuan kajian ini,yaitu membuat pelapis tangga untuk melindungi keasliannya dan menghambatkerusakan karena keausan.

Sementara itu pekerjaan tambahan yang diperlukan harus berbeda darikomposisi arsitektur dan harus menanggung cap kontemporer. Pernyataan tersebutmaksudnya, apabila ada penambahan unsur bangunan yang sifatnya baru harus bisadibedakan. Unsur baru harus sesuai dengan karakteristik kontemporer di masa kini.Sedangkan pemulihan dalam hal apapun harus didahului dan diikuti dengan studiArkeologi dan sejarah dari monumen.

Article 10Where traditional techniques prove inadequate, the consolidation of a monument can beachieved by the use of any modern technique for conservation and construction, the efficacyof which has been shown by scientific data and proved by experience.

Pasal 10.Pada pasal 10 dinyatakan bahwa ketika teknik tradisional membuktikan tidak

memadai, konsolidasi monumen itu dapat dicapai dengan menggunakan setiap teknikmodern untuk konservasi dan konstruksi, hasil yang telah ditunjukkan oleh data ilmiah

Page 18: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

6Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

dan dibuktikan dengan pengalaman. Yang perlu digarisbawahi dari pernyataantersebut adalah bahwa konstruksi modern yang sudah terbukti secara ilmiah dapatdiaplikasikan. Hal yang dimaksud adalah apabila kondisi monumen memerlukantambahan konstruksi baru untuk mempertahankan kelestariannya, maka konstruksimodern yang sesuai dapat digunakan. Sejalan dengan pernyataan tersebut kajian inijuga bermaksud mempertahankan kelestarian tangga candi dengan membuatkonstruksi baru yang akan di uji secara ilmiah.

Article 13Additions cannot be allowed except in so far as they do not detract from the interesting parts ofthe building, its traditional setting, the balance of its composition and its relation with itssurroundings.

Pasal 13.Penambahan tidak bisa dibiarkan kecuali sejauh mereka tidak mencuri

perhatian dari bagian bangunan yang menarik, tata letak yang tradisional,keseimbangan komposisi dan kaitannya dengan keadaan sekitarnya. Apabiladihubungkan dengan kajian ini maka diharapkan penambahan unsur pelapis tanggacandi diharapkan mempunyai nilai estetika. Selain melindungi tangga candi darikeausan, diharapkan pelapis tangga tersebut tidak mencolok atau mampumenyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar.

b. PIAGAM ICOMOS PRINSIP UNTUK ANALISIS, KONSERVASI DANRESTORASI STRUKTUR WARISAN ARSITEKTUR(Diratifikasi oleh Majelis Umum ICOMOS 14 di Victoria Falls, Zimbabwe,pada tahun 2003)Remedial Measures and Controls3.1. Therapy should address root causes rather than symptoms.3.3. Safety evaluation and an understanding of the significance of the structure should bethe basis for conservation and reinforcement measures.3.4. No actions should be undertaken without demonstrating that they are indispensable.3.5. Each intervention should be in proportion to the safety objectives set, thus keepingintervention to the minimum to guarantee safety and durability with the least harm to heritagevalues.3.6. The design of intervention should be based on a clear understanding of the kinds ofactions that were the cause of the damage and decay as well as those that are taken intoaccount for the analysis of the structure after intervention; because the design will bedependent upon them.3.9. Where possible, any measures adopted should be “reversible” so that they can beremoved and replaced with more suitable measures when new knowledge is acquired. Wherethey are not completely reversible, interventions should not limit further interventions.3.10 The characteristics of materials used in restoration work (in particular new

Page 19: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

7Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

materials) and their compatibility with existing materials should be fullyestablished. This must include long-term impacts, so that undesirable side-effects are avoided.3.12. Each intervention should, as far as possible, respect the concept, techniques andhistorical value of the original or earlier states of the structure and leaves evidence that can berecognised in the future.3.14. The removal or alteration of any historic material or distinctive architecturalfeatures should be avoided whenever possible.3.15. Deteriorated structures whenever possible should be repaired rather than replaced.3.18. Provisional safeguard systems used during the intervention should show theirpurpose and function without creating any harm to heritage values.3.21. Checks and monitoring during and after the intervention should be carried out toascertain the efficacy of the results.

Beberapa pernyataan dari piagam ICOMOS di atas berhubungan dengantindakan – tindakan perbaikan yang dilakukan pada monumen bersejarah. Daribeberapa point di atas dinyatakan bahwa terapi dan perbaikan yang dilakukan adalahuntuk menyelesaikan masalah yang menjadi akar permasalahannya dan bukan sebabyang ditimbulkannya. Hal ini sebenarnya tidak sesuai dengan maksud dari kajian ini.Tetapi apabila kita selidiki lebih dalam pada akar permasalahan kerusakan pada batutangga yang aus, tentu saja aktifitas pengunjung adalah masalahnya. Tetapi apakahaktifitas pengunjung yang naik ke candi bisa dikendalikan? Apakah bisa kita melarangorang untuk naik candi (dalam keadaan normal)? Hal inilah sebenarnya yang menjadimaksud dari kajian ini.

Pada pernyataan selanjutnya, intervensi dan pembuatan struktur yangmelindungi dan memperkuat harus teruji terlebih dahulu dan tidak mengurangi nilaimonumen sebagai warisan budaya. Intervensi struktur baru sebagai penguat harusdapat diperbaharui dan diganti apabila ada struktur pengganti yang lebih baik daripada yang sudah dilakukan.

Hal yang sesuai dengan maksud dan tujuan kajian ini, juga dijumpai padapernyataan mengenai pengantian struktur bersejarah yang rusak. Pernyataan tersebutmengandung maksud bahwa mengganti dan merubah suatu struktur bersejarah harussedapat mungkin dihindari. Pada struktur yang rusak juga sedapat mungkin harusdiperbaiki bukan di ganti.

Selain itu setelah intervensi atau penambahan struktur yang memperkuathendaknya dilakukan monitoring untuk mengetahui keefektifannya. Monitoring jugadimaksudkan untuk mengetahui dampak dari intervensi suatu struktur.

D. Maksud dan Tujuan KajianMaksud kegiatan kajian ini adalah untuk mengidentifikasi dan membuat

beberapa model penanganan keausan batu tangga dengan cara membuat pelapis

Page 20: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

8Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

struktur batu tangga candi. Model pelapis tangga candi tersebut dibuat menggunakanberbagai variasi bahan dan metode pengerjaan. Tujuan dari kegiatan ini adalah agardiperoleh model – model yang dapat dijadikan sumber acuan dalam memutuskanmodel penanganan keausan batu khususnya pada stuktur tangga candi Borobudur.

E. Manfaat KajianManfaat dari “Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur (Pembuatan model

pelapis batu pijak pada tangga candi untuk penentuan metode penanganan)” adalah

mendapatkan model pelapis struktur batu penyusun tangga Candi Borobudur.

Beberapa model yang diajukan akan di bahas dari beberapa sisi menyangkut

kelayakannya apabila diaplikasikan pada Candi Borobudur. Dengan dibuatnya model

pelapis tangga candi, maka diharapkan kerusakan tangga karena keausan yang

diakibatkan aktifitas pengunjung dapat ditanggulangi.

F. Ruang Lingkup KajianRuang lingkup kajian akan menentukan arah dan batasan kajian. Sehingga

kajian yang dilakukan dapat mencapai tujuan. Ruang lingkup kajian ini adalah sebagai

berikut.

1. Pengamatan keausan struktur penyusun tangga Candi Borobudur di keempatsisinya.

2. Pembuatan model pelapis tangga candi dari berbagai bahan.3. Analisis fisik dan uji bahan pelapis.4. Evaluasi model pelapis tangga candi.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONDISI EKSISTING, DAN STUDI BANDINGA. Tinjauan Pustaka

Salah satu bentuk kerusakan material yang secara langsung disebabkan olehbanyaknya pengunjung adalah keausan batu candi. Keausan batu banyak terjadi padatangga dan lantai lorong maupun teras stupa Candi Borobudur. Secara teori keausanterjadi akibat gesekan alas kaki pengunjung dengan permukaan batu. Kebanyakan alaskaki memiliki kekerasan yang lebih rendah dari batu, namun keberadaan pasir/tanahpada alas kaki menyebabkan gesekan yang dapat menyebabkan keausan. Pengaruhkeausan sebenarnya terjadi secara lambat, namun karena tingginya jumlahpengunjung maka saat ini keausan sudah sampai pada taraf yang mengkhawatirkan.

Muhammad Taufik (2009:119) dalam tesisnya, menyampaikan bahwa kausanpada Candi Borobudur tersebar di lantai dan tangga candi. Sementara Sutantio (1985)

Page 21: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

9Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

menyampaikan bahwa di Candi Borobudur ditemukan 801 blok batu yang mengalamikeauasan. Hasil pengamatan di tahun 2000 junlah batu yang mengalami keausanmenjadi 1383 blok batu, hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 582 blok batu. Jikadi rata – rata, maka keausan yang terjadi setiap tahunny adalah 36 blok batu. Apabilakeausan batu – batu Candi Borobudur mulai terjadi ketika pertama kali dimanfaatkansebagai objek wisata, maka keausan tangga sisi Timur adalah antara 0,2 – 1,8 cmsedangkan tangga di ketiga sisi lainnya antara 0,2 – 1,3 cm (Taufik,2005:120).

Apabila keausan batu penyusun struktur tangga Candi Borobudur diasumsikantelah terjadi sejak pertama kali candi ini di buka untuk kegiatan pariwisata, makadengan jumlah pengunjung 35.766.820 orang mengakibatkan keausan sebesar 1,2 –1,5 cm. Sehingga dapat diperkirakan 20 tahun kemudian dengan jumlah pengunjungyang sama, batu – batu tersebut mengalami keausan yang sudah membahayakan,yaitu 3 cm. keausan batu akan lebih cepat lagi jika pengunjung candi mencapai3.000.000 orang per tahun, dengan jumlah itu berarti setiap tahun batu – batu padatangga atau lantai akan mengalami keausan sebesar 0,1 – 0,32 cm (Taufik,2005:156).

Selain itu melalui “Kajian Struktur Permukaan Halaman Candi Borobudur danKorelasinya Dengan Keausan Batu Tangga”, Brahmantara, dkk (2008:35) jugamenyampaikan bahwa keausan yang terbesar disebabkan karena aktifitas manusia.Material pasir yang terbawa pada alas kaki pengunjung candi, dapat memberikan gayagesekan yang cukup signifikan pada lantai dan tangga candi, sehingga menimbulkankeausan pada permukaan batu. Pada tangga naik dari tahun 2003 sampai 2007 terjaditingkat keausan sebesar 0,7 cm, dan untuk tangga turun (sisi Utara, Selatan danBarat) dari tahun 2003 sampai 2007 kenaikan tingkat keausan pertahunnnya sebesar0,8 cm. Dari hasil uji kekesatan permukaan dengan Skid Pendulum Resistance dapatdiketahui bahwa nilai kekesatan permukaan Candi borobudur ada pada nilai aman,namun untuk batu tangga, batu dengan asumsi umur 24 tahun yaitu batu yangdipasang pada saat pemugaran mempunyai nilai aman yang kritis dengan nilai skidresistance sebesar 37 BPN. Semakin tinggi tingkat keausan batu, maka memberikannilai kekesatan permukaan yang semakin lemah.

Sementara itu berdasarkan pengamatan terhadap keausan batu penyusunstruktur tangga candi yang dilakukan di awal tahun 2010, disampaikan bahwapersentase keausan mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Dari hasil pengamatantersebut dapat disampaikan bahwa persentase keausan rata – rata batu penyusunstruktur tangga pada sisi Timur adalah 74,40 %. Persentase keausan rata – rata batupenyusun struktur tangga pada sisi Barat dan Utara adalah 63,39 % dan 27,84 %.

Page 22: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

10Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Sedangkan persentase keausan rata – rata batu penyusun struktur tangga pada sisiSelatan adalah 30,96 % (Setyawan, 2010:50-51).

Dari beberapa kajian seperti disebutkan di atas, diketahui bahwa faktor aktifitasmanusia memegang peranan penting terhadap keausan khususnya pada tangga danlantai Candi Borobudur. Mengenai langkah – langkah penangananya, Taufik(2008:156) menyarankan untuk mengganti batu yang aus dengan batu yang baru.Sedangkan Brahmantara, dkk (2008:35) melalui kajiannya mengajukan saranmenyangkut penataan dan pengendalian pasir halaman, pengaturan jumlahpengunjung, penggunaan alas kaki khusus untuk naik ke candi, dan pembuatan lapisanpelindung pada tangga candi dengan beberapa bahan yang dapat melindungi darikeausan.

B. Kondisi Fisik Batu Struktur Candi BorobudurCandi Borobudur adalah struktur candi yang didirikan di atas bukit alam yang di

potong pada bagian puncaknya. Blok – blok batu disusun dari bawah ke atas sesuaidengan kemiringin bukit. Hasilnya adalah bentuk persegi pada bagian kaki dan bulatpada bagian atasnya. Blok – blok batu penyusun Candi Borobudur di susun denganmenggunakan teknik takikan dan kuncian yang spesifik. Jenis batu penyusun strukturCandi Borobudur adalah dari batuan andesit dengan sifat – sifat sebagai berikut :

Jenis : batuan andesit

Porositas : (21,6 – 51,3) %

Berat Jenis Riil : 2,62 – 2,83

Kekerasan ( skala Mohs) : 5 – 7

Kuat Tekan : 66,5 Kg/cm2 – 207 Kg/cm2

Kadar Air jenuh : 8,63 – 13,59 %

Permeabylitas : (0,6 – 12,7) darcys

Massa padat :

1. Mineral : (31,01 – 63,55) %

2. Masa dasar : (36,45 – 68,99) %

(Brahmantara dkk,2008:15)

Page 23: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

11Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

C. Kondisi Keausan Batu Penyusun Struktur Tangga Candi Borobudur1. Penyebab Keausan

Penyebab utama keausan khususnya pada batu penyusun struktur tangga padaCandi Borobudur yang paling besar adalah karena aktifitas manusia yang naik ke candi.Pengunjung yang menggunakan alas kaki yang bervariasi secara tidak sengaja telahmenyebabkan keausan pada batu candi.

Foto no.II.1. Kondisi blok batu struktur candibeserta kuncian dan takikannnya (Dok:penulis,

2010).

Jenis kuncian ekor burungpada struktur batu Candi Borobudur

Jenis takikanpada struktur batu Candi Borobudur

Foto no.II.2. Kondisi tangga undag – Selasarpada sisi Timur dan aktifitas pengunjung yang

melewati tangga (Dok:penulis, 2010).

Page 24: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

12Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

2. Keausan Pada Tangga CandiDalam menghitung keausan dan kedalaman bidang batu yang aus karena pijakanmanusia, dapat digunakan rumus sebagai berikut (Taufik,2005:120).

fk = Uk x NN = W – F.Sin aF.h = fk. sh = fk. s

FKeterangan :

fk : Gaya gesekuk : Koefisien gesekanN : Gaya Normal : m x g ( masa x gaya gravitasi)W : Gaya beratF : Gaya tahan/gaya geraks : panjang gesekan

Dengan menggunakan rumus tersebut maka dari tahun 1984 hingga tahun2007, didapatkan data keausan dikarenakan aktifitas pengunjung yang naik ke candi.Keausan pada tangga naik yaitu pada sisi Timur adalah 2,2 cm, sedangkan padatangga turun yaitu pada sisi Barat, Utara, dan Selatan adalah 4,6 cm. Pada tangga

turun candi dapat diasumsikan bahwa keausan 4,6 cm adalah keausan total pada tiga

tangga tersebut, jadi angka keausan rata – rata pada tangga turun adalah 1,53 cm

(Brahmantara,2008:27,28).

3. Identifikasi KeausanKeausan batu penyusun struktur tangga Candi Borobudur, terjadi hampir

merata pada tangga di keempat sisi candi. Dalam kajian ini, keausan tangga candiakibat aktifitas manusia dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu aus sudut dan ausbidang. Aus sudut pada struktur batu tangga adalah keausan batu candi pada bagiansudut luar yang langsung membentuk sisi tangga untuk berpijak. Sedangkan ausbidang pada struktur batu tangga adalah keausan batu candi pada bagian datar ataubidang datar yang dapat menjadi pijakan (dataran pijak).

Page 25: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

13Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Berdasarkan data laporan pengamatan keausan batu struktur candi padabagian tangga, stupa teras, dan lantai stupa teras yang dilakukan oleh Balai KonservasiPeninggalan Borobudur tahun 2010, maka didapatkan data keausan pada tangga candidi keempat sisinya, di antaranya seperti disampaikan di bawah ini.

Batu AusBidang

garis merah adalah Keausansudut pada batu tangga

Gambar dan foto no.II.1. Contoh keausanbatu candi pada tangga sisi Barat

penghubung lorong I – lorong II (Dok:penulis,2010).

Page 26: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

14Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Pada gambar no.II.1 di atas, adalah struktur batu penyusun tangga candi padasisi Timur, yaitu tangga penghubung Selasar I – Selasar II/tangga penghubung undagdengan selasar. Dari gambar tersebut dapat disampaikan bahwa bagian tangga yangberwarna abu – abu adalah blok batu yang aus karena aktifitas manusia. Sedangkanbagian yang berwarna hitam adalah bagian yang rusak atau nat – nat batu yangmengalami kerontokan karena sudah rapuh.

Gambar no.II.1. Keausan Batu Tangga sisiTIMUR Selasar I – Selasar II.

Page 27: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

15Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Sedangkan secara lebih mendetail, kondisi keausan dan persentase keausanbatu penyusun struktur tangga Candi Borobudur adalah sebagai berikut.

Page 28: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

16Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

4. Persentase Keausan Batu Struktur Penyusun Tangga Candia. Keausan Tangga Sisi Timur Candi Borobudur

Gambar dan foto no.II.2. Eksisting tanggasisi Timur yang diamati keausannya

(Dok:penulis,2010).

Page 29: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

17Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

b. Keausan Tangga Sisi Barat Candi Borobudur

Gambar dan foto no.II.3. Eksisting tanggasisi Barat yang diamati keausannya

(dok:penulis,2010).

Page 30: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

18Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

c. Keausan Tangga Sisi Utara Candi Borobudur

Gambar dan foto no.II.4. Eksisting tanggasisi Utara yang diamati keausannya

(dok:penulis,2010).

Page 31: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

19Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

d. Keausan Tangga Sisi Selatan Candi Borobudur

Gambar dan foto no.II.5. Eksisting tanggasisi Selatan yang diamati keausannya

(Dok:penulis,2010).

Page 32: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

20Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

e. Persentase Keausan Batu Penyusun Struktur Tangga Tangga Timur

Tabel no.II.1. Persentase keausan tangga sisi Timur Candi Borobudur.

Posisi TanggaJumlah

BatuPijakan

Jumlah Keausan Batu Pijak Persentase Keausan

Aus Sudut Aus Bidang Aus Sudut Aus Bidang

Timur (halaman - selasar I) 41 41 30 100% 73,17%

Timur (Selasar I - Selasar II) 90 90 61 100% 67,78%

Timur (Selasar II - Lorong I) 48 48 26 100% 54,17%

Timur (Lorong I - Lorong II) 72 72 62 100% 86,11%

Timur (Lorong II - Lorong III) 52 52 43 100% 82,69%

Timur (Lorong III - Lorong IV) 56 56 41 100% 73,21%

Timur (Lorong IV - Plateau) 68 68 47 100% 69,12%

Timur (Plateau - Teras I) 26 26 22 100% 84,62%

Timur (Teras I - Teras II) 31 31 22 100% 70,97%

Timur (Teras II - Teras III) 28 28 23 100% 82,14%Jumlah 512 512 377

Rata - Rata Keausan 100% 74,40%

Tangga BaratTabel no.II.2. Persentase keausan tangga sisi Barat Candi Borobudur.

Posisi TanggaJumlah

BatuPijakan

Jumlah Keausan BatuPijak Persentase Keausan

Aus Sudut Aus Bidang Aus Sudut Aus Bidang

Barat (halaman - selasar I) 32 32 15 100% 46,87%

Barat (Selasar I - Selasar II) 106 106 53 100% 50,00%

Barat (Selasar II - Lorong I) 47 47 31 100% 65,96%

Barat (Lorong I - Lorong II) 72 72 69 100% 95,83%

Barat (Lorong II - Lorong III) 52 52 43 100% 82,69%

Barat (Lorong III - Lorong IV) 46 46 33 100% 71,74%

Barat (Lorong IV - Plateau) 59 59 41 100% 69,49%

Barat (Plateau - Teras I) 34 34 19 100% 55,88%Barat (Teras I - Teras II) 36 36 18 100% 50,00%

Barat (Teras II - Teras III) 44 44 20 100% 45,45%Jumlah 528 528 342

Rata - Rata Keausan 100% 63,39%

Page 33: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

21Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Tangga UtaraTabel no.II.3. Persentase keausan tangga sisi Utara Candi Borobudur.

Posisi TanggaJumlah

BatuPijakan

Jumlah Keausan Batu Pijak Persentase Keausan

Aus Sudut Aus Bidang Aus Sudut Aus Bidang

Utara (halaman - selasar II) 81 81 31 100% 38,27%

Utara (Selasar II - Lorong I) 52 52 29 100% 55,77%

Utara (Lorong I - Lorong II) 55 55 21 100% 38,18%

Utara (Lorong II - Lorong III) 55 55 12 100% 21,81%

Utara (Lorong III - Lorong IV) 46 46 15 100% 32,61%

Utara (Lorong IV - Plateau) 55 55 3 100% 5,45%

Utara (Plateau - Teras I) 34 34 4 100% 11,76%

Utara (Teras I - Teras II) 32 32 8 100% 25,00%

Utara (Teras II - Teras III) 46 46 10 100% 21,74%Jumlah 456 456 133

Rata - Rata Keausan 100% 27,84%

Tangga SelatanTabel no.II.4. Persentase keausan tangga sisi Selatan Candi Borobudur.

Posisi TanggaJumlah

BatuPijakan

Jumlah Keausan Batu Pijak Persentase Keausan

Aus Sudut Aus Bidang Aus Sudut Aus Bidang

Selatan (halaman - selasar II) 92 92 12 100% 13,04%

Selatan (Selasar II - Lorong I) 115 115 46 100% 40,00%

Selatan (Lorong I - Lorong II) 70 70 59 100% 84,28%

Selatan (Lorong II - Lorong III) 54 54 15 100% 27,78%

Selatan (Lorong III - Lorong IV) 49 49 13 100% 26,53%

Selatan (Lorong IV - Plateau) 63 63 11 100% 17,46%

Selatan (Plateau - Teras II) 55 55 17 100% 30,91%

Selatan (Teras II - Teras III) 39 39 3 100% 7,69%Jumlah 537 537 176

Rata - Rata Keausan 100% 30,96%

Rata – Rata Keausan Tangga KeseluruhanTabel no.II.5. Persentase keausan rata – rata keseluruhan tangga.

Posisi TanggaJumlah

BatuPijakan

Jumlah Keausan Batu Pijak Persentase Keausan

Aus Sudut Aus Bidang Aus Sudut Aus Bidang

TIMUR 512 512 377 100% 74,40%BARAT 528 528 342 100% 63,39%UTARA 456 456 133 100% 27,84%

SELATAN 537 537 176 100% 30,96%Jumlah 2033 2033 1028

Rata - Rata Keausan 100% 49,15%

Page 34: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

22Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Dari hasil pengamatan keausan tangga candi pada awal tahun 2010, maka hasilyang didapatkan dapat dikatakan memprihatinkan kondisinya. Kondisi tersebut bisadilihat dari presentase keausan yang telah disampaikan di atas.

Dalam hal keausan sudut seperti yang telah disampaikan di atas bahwa semuaanak tangga pada keempat sisi candi telah mengalami keausan. Sudut yang terbentukkarena pertemuan dua bidang sisi batu yang seharusnya membentuk sudut 900

ternyata tidak bisa ditemukan lagi, baik pada batu lama maupun batu pengganti. Halini menunjukkan bahwa keausan karena aktifitas manusia begitu tinggi. Masihmenjadikan sebuah pertanyaan, adalah mengenai aus sudut, apakah sudah terjadipada masa lalu dimana candi masih digunakan, ataukah karena aktifitas pengunjungpada saat ini.

Sedangkan dalam hal keausan bidang, tidak semua batu mengalami keausan.Hal ini dikarenakan langkah dan tapak kaki manusia saat berpijak pada tangga candicenderung membentuk pola yang sama. Sehingga keausan yang terjadi pada tanggadapat dikatahui polanya dari aktifitas pengunjung yang melaluinya.

Gambar no.II.2. Pola tapak kaki pengunjungyang menunjukkan keausan batu tangga

Candi Borobudur (Dok:penulis,2010).

Pola keausan yang menunjukkan aktifitaspengunjung yang menaiki tangga

Page 35: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

23Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

D. Studi Banding di Candi PrambananKondisi keausan dengan penyebab utama dikarenakan aktifitas manusia juga

terjadi pada Candi Prambanan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini dapat diketahuimelalui pengamatan dalam rangka studi banding di Candi Prambanan. CandiPrambanan merupakan candi yang dibuat pada periode yang sama dengan Borobudur,banyak elemen – elemen arsitektur yang mirip dengan Candi Borobudur. Hanya sajacorak keagamaannya adalah Hindhu, jadi ada beberapa elemen arsitektur CandiPrambanan yang tidak dijumpai di Candi Borobudur.

Candi Prambanan adalah candi yang juga termasuk ke dalam warisan dunia,sehingga hingga saat ini banyak dikunjungi oleh wisatawan. Hal ini berdampak jugapada keausan batu penyusun struktur tangga di Candi Prambanan. Banyak batu yangmengalami keausan dikarenakan aktifitas pengunjung yang naik ke candi.

Struktur tangga Candi Prambanan mempunyai bentuk dan elemen arsitekturyang mirip dengan Candi Borobudur. Susunan batu penyusun struktur tangganya jugamirip dengan Candi Borobudur. Pada pipi tangga juga dipahatkan ornamen hiasmakara. Sedangkan pada tangga menuju pagar langkan maupun bilik cenderung tidakberhias dan cenderung berukuran lebih kecil.

Dari pengamatan yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa batupenyusun struktur tangga di Candi Prambanan juga mengalami keausan sudut maupunbidang. Seperti diperlihatkan pada foto tangga Candi Brahma di bawah ini.

Foto no.II.3. Tangga Candi Brahma,Kompleks Candi Prambanan (Dok:

BKPB,2010).

Aus Sudut

Aus Bidang

Page 36: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

24Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Hal yang sama juga dijumpai pada Candi Siwa, kompleks Candi Prambanan.Candi Siwa adalah candi terbesar pada kompleks Candi Prambanan. Candi inimempunyai empat tangga naik, pada keempat sisinya yang merupakan jalan satu –satunya untuk menuju bilik candi. Bilik yang berukuran paling besar adalah pada sisiTimur, dimana didalamnya dijumpai arca Dewa Siwa. Lorong candi yang dibatasi olehpagar langkan dengan pahatan relief Ramayana dihubungkan dengan masing – masingdua tangga pada keempat sisinya. Tangga yang menghubungkan tangga naik menujubilik dengan lorong candi memiliki ukuran yang lebih kecil. Namun demikian tangga inimemiliki tingkat keausan yang lebih besar dibandingkan dengan tangga naik darihalaman menuju bilik candi.

Gambar dan foto no.II.6. Keuasan batupada tangga Candi Siwa, Kompleks Candi

Prambanan (Dok: BP3 DIY dan BKPB).

U

Page 37: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

25Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

E. Studi Banding Pada Situs Bersejarah Di DuniaStudi banding yang dimaksud adalah pengamatan model pelapis struktur

tangga pada situs – situs lain di dunia. Pengamatan yang dilakukan adalah secara tidaklangsung, yaitu melalui jaringan internet. Beberapa situs bersejarah yang diamatimerupakan struktur monumen bersejarah yang penting. Situs tersebut tentu sajamempunyai struktur tangga yang telah dilindungi dengan cara melakukan intervensiatau penambahan struktur baru. Berbagai cara untuk memperkuat tersebut diantaranya dijumpai pada situs Ankor Wat di Kamboja, situs Tien Tan Temple ofHeaven di Beijing Cina, situs Arbroath Abbey di Skotlandia, kota kuna Altun Ha diBelize, dan situs Cihuatan di Mexico.

1. Ankor Wat, KambojaPada kompleks situs Ankor Wat dan Candi Bayon intervensi untuk melindungi

struktur tangga maupun lantai monumen bersejarah tersebut digunakan bahan darikayu. Kayu yang digunakan pada situs ini bersifat melindungi dan tidak melapisistruktur tangga maupun lantai. Intervensi atau penambahan yang dilakukanbermaksud melindungi struktur batu tuff yang merupakan material utama candi –candi di komplek Ankor Wat maupun pada Bayon. Seperti yang telah kita ketahuibahwa jenis batuan tuff struktur materialnya rapuh dan mudah rusak. Hal inilah yangmenjadi alasan adanya penambahan struktur tangga buatan pada candi – canditersebut. Struktur tangga yang dibuat adalah struktur yang baru dan berbeda denganstruktur asli dari tangga candi. Struktur tersebut berbentuk anak tangga dari bahankayu yang langsung diletakkan di atas struktur tangga candi. Penambahan strukturtangga berbahan kayu bersifat semantara atau tidak permanen. Bahan kayu yang dipilih dinilai tepat karena kontak antara kayu dengan batu struktur tangga yang aslitidak membahayakan nilai arkeologisnya.

Foto no.II.4. Penambahan struktur tanggakayu pada Ankor Wat (Dok: Swastikawati).

Page 38: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

26Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

2. Tien Tan Temple of Heaven, ChinaKuil Tien Tan atau biasa disebut dengan Temple of Heaven adalah kuil yang

digunakan oleh kaisar Cina untuk sebagai media untuk berkomunikasi langsungdengan surga. Kuil ini juga digunakan sebagai tempat untuk memohon kesuburan,hujan, maupun hasil panen yang melimpah.

Kuli ini di bangun sekitar tahun 1409 – 1420 pada masa kekaisaran Cina.Terdapat empat struktur tangga naik pada kuil ini. Karena bentuk kuil yang bulat,maka struktur tangga tersebut berada pada sisi yang membagi kuil menjadi empatbagian.

Intervensi atau penambahan struktur kayu pada tangga kuil ini sifatnya adalahmelapisi struktur tangga aslinya. Kayu langsung menempel pada struktur tangga dansepertinya tanpa celah antara struktur tangga dengan kayu pelapis.

Foto no.II.5 dan II.6. Detil penambahanstruktur tangga kayu pada Candi Bayon

(Dok: Swastikawati).

Foto no.II.7 dan II.8. Detil penambahanstruktur tangga kayu pada Tien Tan Temple

(Dok: www.Beijing.gov.cn).

Page 39: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

27Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

3. Arbroath Abbey, SkotlandiaArbroath Abbey adalah biara yang di bangun oleh Raja William I pada tahun

1178. Biara tersebut di bangun untuk mengenang teman Raja William I semasa kecilyang di bunuh di Katedral Canterbury di Inggris tahun 1170. Gaya arsitektur ArbroathAbbey adalah arsitektur gothic dengan tiga buah menara setinggi 90 m.

Bahan atau material yang digunakan untuk membangun biara Arbroath Abbeyadalah bata yang dilekatkan dengan spesi. Bata tersebut di ekspose dan tidak diplester.

Konstruksi tangga yang rapuh pada bangunan tersebut kemudian dimodifikasidengan dibuatkan tambahan struktur tangga yang baru, menggunakan logam dankayu. Hal ini agaknya dimaksudkan untuk menjaga keutuhan struktur aslinya. Selainitu dengan pembuatan struktur tangga baru adalah untuk alasan keamananpenunjung. Kondisi bata pada struktur tangga yang sudah rapuh bisa saja membuatpengunjung tergelincir dan terjatuh dari ketinggian.

4. Altun Ha, BelizeAltun Ha adalah reruntuhan kota kuna peradaban Maya di Belize. Belize adalah

sebuah negara kecil di Amerika Tengah yang berbatasan dengan Meksiko, Guatemala,dan Honduras. Berdasarkan data arkeologis, kota kuna Altun Ha sudah di huni sejakabad II SM hingga abag IX M dengan populasi sekitar 10000 orang.

Kota kuna Altun Ha adalah kompleks bangunan yang terdiri dari 13 bangunan.Pada masa kejayaannya kota ini adalah pusat perdagangan batu permata, seperti giokdan obsidian. Peradaban Altun Ha mengalami penurunan kejayaannya setelah abad XIIM. Hal tersebut dikarenakan oleh perlawanan terhadap penguasa setempat.

Foto no.II.9 dan II.10. Detil penambahanstruktur tangga berbahan campuran logam

dan kayu pada Arbroath Abbey (Dok:www.aboutaberdeen.com).

Page 40: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

28Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Material utama yang pada bangunan kuna di Altun Ha adalah batu andesit dantuff seperti halnya kuil – kuil pada peradaban Maya. Kontruksi bangunan di komplekskota Altun Ha mempunyai satu kemiripan antara satu dengan yang lainnya, yaituberupa piramid yang ber trap – trap seperti anak tangga. Konstruksinya dari bawah keatas terdiri dari tingkatan – tingkatan yang memungkinkan untuk dinaiki.

Intervensi atau penambahan struktur baru pada piramid tersebut agaknyadilakukan dengan cara memplester atau melapisi dataran pijak pada piramid. Hal inidimaksud untuk menjaga keotetikan batu struktur yang asli dan mencegah kerusakankarena pijakan kaki pengunjung. Sekilas apabila dilihat dari jauh memang mencolokwarnanya. Tetapi agaknya upaya tersebut efektif untuk melindungi batu darikerusakan karena aktifitas pengunjung. Pelapisan hanya dilakukan pada dataran pijakpada trap piramid, sedangkan bagian lain dibiarkan terbuka seperti apa adanya.

5. Templo de los Idolos, Situs Cihuatan, MeksikoCihuatan adalah situs peradaban kuna Aztec. Templo de los Idolos di restorasi

pertama kali oleh Dr. Antonio Sol pada tahun 1029. Kondisi situs terdiri atas beberapabangunan berundak yang ber trap – trap.

Setelah 77 tahun di restorasi, kebanyakan trap – trap tangga pada situs inibanyak yang rusak. Hal ini terutama karena aktifitas pengunjung yang meniki tanggatersebut. Kondisi batu vulkanik tuff yang mudah rapuh kemudian aus dan rusak karenapijakan kaki pengunjung.

Kondisi kerusakan batu pada Templo de los Idolos khususnya pada tangganyakemudian dikonservasi dengan cara pembuatan struktur tangga baru dari bahanlogam. Selain pembuatan struktur tangga baru juga dilakukan konservasi pada batu

Foto no.II.11 dan II.12. Detil penambahanstruktur dengan pelapisan plester pada trap– trap piramid di reruntuhan kota kuna Altun

Ha (Dok: www.guidetobelize.com).

Page 41: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

29Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

berupa penguatan batu aslinya. Penguatan yang dimaksud adalah penambahan jenispolimer untuk memperkuat batu tuff supaya lebih keras.

Sedangkan alasan pembuatan struktur baru berupa tangga besi, dimaksudkanagar pengunjung yang akan naik tidak menginjak tangga aslinya. Sementara bahanyang dipilih dari besi dimaksudkan agar tangga tabahan tersebut kokoh dan tidakmudah rusak. Hal ini dikarenakan pada tangga tambahan yang sebelumnya terbuatdari kayu, mudah rusak dan tidak kokoh. Kerusakan pada tangga tambahan yangterbuat dari kayu adalah karena faktor cuaca dan kelembaban udara.

BAB III. METODE KAJIANUsaha – usaha untuk mengatasi keausan sudah dilakukan, antara lain dengan

pemasangan keset dan pemasangan koral di jalur pengunjung agar alas kakipengunjung tidak membawa pasir. Saat ini juga tengah digalakkan pemakain sandalyang lunak sebagai pengganti sepatu hak tinggi dan sepatu yang alasnya keras.Namun usaha preventif tersebut telah terbukti belum mampu memberikan hasil yangmemuaskan.

Hal ini tentu saja tidak bisa dibiarkan, kerena semakin lama batu penyusunstruktur khususnya pada tangga candi tetap mengalami keausan. Salah satu alternatifyang diajukan dalam kajian ini adalah dengan membuat pelapis batu tangga candi daribeberapa material. Dalam hal menentukan material pelapis, tim kajian akanmempertimbangkan beberapa hal utama dalam menentukannya yaitu denganmempertimbangkan keaslian bentuk, keaslian tata letak, keaslian pengerjaan, dankeaslian bahan.

Foto no.II.13 dan II.14. Detil penambahanstruktur dengan bahan logam pada trap –

trap piramid di reruntuhan kota kunaTemplo de los Idolos (Dok: www.sfsu.edu).

Page 42: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

30Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Beberapa material dapat menjadi alternatif untuk mengatasi keausan batupenyusun tangga tersebut, namun belum dapat diputuskan kesepakatan yang dapatmenajdi acuan. Hal ini disebabkan karena belum adanya model eksisting yang dapatdilihat dan dipertimbangkan bersama dalam pengambilan keputusan. Oleh karena inidalam kegiatan ini diusulkan pembuatan beberapa model penanganan batu tangga.Model – model tersebut selanjutnya dianalisis dan didiskusikan bersama dengan paraahli dan pemangku kepentingan lainnya agar diperoleh kesepakan yang dapatdijadikan acuan penanganan.

Pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan membuat beberapa model pelapistangga pada tangga sisi Barat Candi Borobudur. Akan tetapi sebelum pembuatanmodel pelapis tangga dilakukan, maka hal yang dilakukan pertama kali adalahmelakukan studi banding pada beberapa objek benda cagar budaya yang mempunyaikondisi hampir mirip dengan Candi Borobudur. Dengan demikian studi banding akandilakukan di Candi Prambanan. Adapun hal yang dipertimbangkan dalam pemilihanlokasi studi banding dikarenakan Candi Prambanan merupakan tinggalan arkeologiyang berasal dari masa dengan Candi Borobudur. Selain itu, Batu andesit sebagaimaterial utama penyusun struktur candi tersebut mempunyai sifat yang mirip denganCandi Borobudur. Selain itu, ornamen arsitektural kedua candi juga relatif sama padabagian struktur tangganya. Hal yang juga dipertimbangkan adalah bahwa kedua candiyaitu Prambanan dan Borobudur sama – sama merupakan benda cagar budaya yangbanyak dikunjungi oleh masyarakat dengan aktifitas pengunjung yang hampir miripdengan Candi Borobudur.

Tahap selanjutnya adalah tahap pemilihan bahan dan pemasangan modelpelapis. Pada Pemilihan bahan dan metode pengerjaan didasarkan pada pertimbangansebagai berikut :

1. Tidak bersifat merusak keaslian batu penyusun sturktur tangga atau strukturasli lain di sekitarnya.

2. Mengutamakan prinsip keaslian bentuk, tata letak, pengerjaan, dan bahan.3. Reversible (dapat dihilangkan kembali tanpa menyebabkan kerusakan).4. Efektif dapat langsung digunakan untuk melapisi struktur tangga candi tanpa

menggunakan alat bantu apapun.5. Estetis atau selaras (tidak mengganggu pandangan dan selaras arsitektur

candi).6. Aman dan nyaman bagi pengunjung.

Page 43: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

31Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Dari berbagai pertimbangan tersebut, maka telah disusun beberapa model yangakan dibuat sebagai berikut :

Tabel no. III.1. Bahan – bahan yang akan digunakan sebagai pelapis tangga CandiBorobudur.

No Jenis Model Pelapis Struktur Batu Tangga Bahan Utama

1. Pembuatan model dengan papan kayu Papan kayu jati

2. Pembuatan model dengan kayu reng Kayu reng jati

3. Pembuatan model dengan pelapis karet Lateks

4. Pembuatan model dengan araldit cetak Araldite

5. Pembuatan model dengan papan akrilik Papan akrilik

6. Pembuatan model dengan mortar berpori (EPIS) Mortar berpori (EPIS)

7. Pembuatan model dengan mortar berpori (SIKA) Mortar berpori (SIKA)

Pemasangan atau pembuatan model tidak dilakukan pada tiap anak tangga dilereng Barat candi, melainkan hanya 1 sampai 9 anak tangga yang bisa dianggapmewakili. Dalam hal pemasangan model, tim kajian juga tidak akan melakukanperubahan ataupun perusakan struktur tangga lereng, pemasangan akan sangatberhati – hati dan seksama. Beberapa model yang dipasang akan diletakkan padalereng sisi Barat candi. Pada saat pembuatan model, tangga lereng Barat candi akanditutup untuk beberapa hari, setelah pelapis di rasa kuat untuk digunakan pengunjung,barulah bisa dilalui oleh pengunjung.

Sedangkan pemilihan lokasi yang berada di lereng Barat candi dimaksudkanuntuk menjaga keamanan pengunjung dan model yang diajukan. Hal ini disebabkankarena model yang diajukan belum melewati tahap studi dampak pemasangan ataukelayakan.

Tahap yang paling akhir adalah tahap evaluasi pada beberapa model yang diaplikasikan. Evaluasi dimaksudkan untuk mencari dampak – dampak yang di rasa tidaksesuai dari segi arkeologis, teknis, keamanan, dan estetika. Pada tahap ini akandihadirkan palah ahli dan praktisi konservasi yang akan memberikan penilaianmenyangkut kelayakan beberapa model yang diajukan.

Page 44: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

32Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

A. Lokasi Pembuatan ModelLokasi pembuatan model adalah di tangga lereng sisi Barat Candi Borobudur.

Hal ini dikarenakan sangat penting untuk mengetahui kondisi eksisting model pelapispada monumen. Sehingga dapat diputuskan oleh para ahli, model yang sekiranyadapat diaplikasikan. Pemilihan lokasi yang berada tangga lereng bukit sisi Barat candi,tidak pada tangga candi dikarenakan pertimbangan kondisi batu tangga candi yangmengkhawatirkan terjadinya kerusakan pada saat model diaplikasikan. Selain itu jugadiperhatikan keselamatan pengunjung yang melalui model penutup tangga tersebut.Perlu diketahui bahwa kondisi bahan tangga lereng sisi Barat candi adalah samadengan tangga candi yaitu dari batu andesit, perbedaan hanya pada ukuran undaktangga.

Tangga lereng Barat Candi Borobudur adalah tangga yang ditempatkan dilereng Barat bukit penopang candi. Lokasi tangga berada pada lereng dengankemiringan yang tidak curam. Tangga lereng Barat Candi Borobudur terdiri dari 4kelompok tangga yang dipisahkan oleh bordess. Kelompok tangga yang pertamaadalah tangga yang berada pada kaki bukit, yang berjumlah 12 anak tangga.Selanjutnya adalah 3 kelompok tangga yang masing – masing berjumlah 18 anaktangga, menghubungkan kaki bukit hingga halaman candi. Pada kondisi sehari – haritangga ini menjadi penghubung antara halaman utama candi dengan kaki bukit CandiBorobudur. Dalam prakteknya tangga ini banyak digunakan oleh pengunjung candiyang ingin ke toilet. Selain itu tangga juga dimanfaatkan oleh petugas konservasi candiuntuk menuju ke candi, hal ini dikarenakan tangga ini adalah tangga yang paling dekatdari ware kit atau tempat penyimpanan alat dan bahan untuk keperluan konservasicandi.

Dalam melakukan pemilihan lokasi percobaan, diusahakan tangga yang akandigunakan sebagai percobaan memiliki karakteristik fisik bahan, bentuk, dan morfologiyang hampir mirip dengan tangga Candi Borobudur. Tangga lereng Barat CandiBorobudur mempunyai kemiripan dengan tangga candi, walaupun tidak 100 %. Darisegi karakteristik fisik bahan, tangga ini mempunyai bahan yang sama dengan tanggacandi yaitu batu andesit. Batu andesit yang digunakan sebagai penyusun strukturtangga lereng Barat memiliki karakteristik bahan dan warna yang mirip dengan tanggacandi. Batu andesit pada struktur tangga di lereng Barat candi di susun berjajar satulayer. Tiap satu layer batu pijak tangga lereng terdiri dari 4 blok batu andesit yang disusun sejajar. Satu blok batu andesit pada tangga lereng Barat candi berukuranpanjang 50 – 52 cm dengan lebar 30 cm dan tinggi 17 cm dengan lebar nat sekitar 1

Page 45: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

33Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

cm. Suhu permukaan batu tangga lereng Barat adalah 22 – 350 C. Sedangkankemiringan tangga kurang lebih 450 dengan warna abu – abu HUE 7,5 Y 5/1 padaskala muncell.

Kondisi tangga pada lereng Barat candi dari segi bentuk dan morfologi tanggasebenarnya banyak berbeda dengan tangga candi. Dari segi ukuran, konstruksi,penempatan atau letaknya tangga lereng Barat candi sangat berbeda dengan tanggacandi. Tangga lereng mempunyai ukuran batu yang seragam dengan pemangkasanpada sudut pijakan sehingga tidak terkesan runcing. Hal ini tentu saja berbeda dengankondisi tangga candi yang asli yang sudut pijakannya memang kelihatan terpangkaskarena aus, bukan karena pengerjaan pada saat di buat.

Mengenai konstruksi kerangka kayu yang akan direncanakan agaknya tidak bisadisamakan, antara konstruksi kayu pelapis pada tangga lereng Barat dengan tanggacandi yang nantinya akan dikerjakan apabila telah disetujui. Hal ini dikarenakankeletakan dan elemen struktur bangunan yang berada di sekitar tangga candi sangatberbeda dengan tangga lereng candi.

Foto no.III.1, III.2, dan III.3. menunjukkan detil lokasi percobaan pelapistangga candi. Perlu diketahui bahwa dalam melakukan percobaan tidak semua anaktangga pada lereng Barat dibuatkan pelapis, melainkan hanya beberapa anak tanggasaja. Cara pengerjaannyapun diusahakan tidak mengganggu fungsi tangga sebagaisarana penghubung dari kaki bukit ke halaman utama candi yang banyak digunakanoleh para pengunjung dan maupun pada saat aktifitas pekerja konservasi candi.

Page 46: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

34Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

B. Alat dan Bahan1. Alat

Dalam mengerjakan model pelapis tangga candi alat yang digunakan adalahalat pertukangan. Juga termasuk didalamnya adalah alat pengukur satuan berat dansatuan panjang. Alat pengukur satuan berat dan satuan panjang berguna untukmenentukan satuan panjang model yang dibuat dari bahan kayu atau akrilik.Sedangkan alat pengukur satuan berat berfungsi untuk menakar bahan kimia perekatyang digunakan dalam pembuatan mortar. Alat – alat yang digunakan untukpembuatan model pelapis, baik dari bahan kayu maupun perekat adalah sepertitersebut di bawah ini.

Alat ukur (penggaris besi panjang 1m, penggaris siku, roll meter 10 m,waterpass, timbangan listrik, gelas ukur).

Alat Pertukangan (palu ukuran sedang, tang catut dan tank potong, alatpemotong keramik, ember plastik, ayakan pasir, gergaji kayu, gergaji kayu,

Foto no.III.1, III.2, dan III.3. Lokasipembuatan model pelapis tangga pada tanggalereng Barat Cadi Borobudur (Dok: penulis).

1

23

Page 47: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

35Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

gergaji besi, mata gergaji, obeng + dan –, sikat ijuk, kuas, gunting, roll kabel,pahat kayu, pahat besi)

Alat analisis (UTM / Universal Testing Machine, thermometer inframerah, skalawarna muncell)

2. BAHANBahan yang digunakan dalam pembuatan model pelapis, terdiri dari dua macam

material. Yaitu material bangunan seperti kayu dan material bersifat kimia sepertiperekat dan hardener. Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut.

Kayu reng Papan kayu jati

Paku reng Paku kecil

Paku sekrup Akrilik 0,5 cm List ujung tangga dari karet

Perekat epoxy Sikadur 31 cf Perekat epoxy EP-IS

Perekat araldit tar Lateks sintetis

Masker Sarung tangan kain Amplas kayu

Akuades Tambang plastik

Tali rafia Kapas Terpal 3 x 4 m

Bubukan batu halus Pasir halus

Plastik lembaran Lakban besar

Cat semprot warna hitam

Page 48: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

36Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

C. Deskripsi BahanYang dimaksud dengan deskripsi bahan di sini adalah sifat – sifat material yang

digunakan sebagai bahan utama pembuatan model pelapis tangga candi.

1. Kayu JatiKayu jati dalam pembuatan model pelapis tangga Candi Borobudur digunakan

sebagai kerangka pelapis dan sekaligus sebagai dataran pijak. Kayu jati yangdigunakan adalah dalam bentuk kayu reng dan papan kayu.

Jati dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1 500 – 2 000 mm / tahundan suhu 27 – 36 °C baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tempat yangpaling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah yang agak basa, dengan pH antara 6– 8, sarang (memiliki aerasi yang baik), mengandung cukup banyak kapur (Ca,calcium) dan fosfor (P) dan tidak dibanjiri dengan air. Jati memiliki daun berbentukelips yang lebar dan dapat mencapai 30 – 60 cm saat dewasa. Iklim yang cocok adalahyang memiliki musim kering yang nyata, namun tidak terlalu panjang, dengan curahhujan antara 1200-3000 mm pertahun dan dengan intensitas cahaya yang cukup tinggisepanjang tahun. Ketinggian tempat yang optimal adalah antara 0 – 700 m dpl, meskijati bisa tumbuh hingga 1300 m dpl.

Kayu jati merupakan kayu kelas satu karena kekuatan, keawetan dankeindahannya. Secara teknis, kayu jati memiliki kelas kekuatan I dan kelas keawetan I.Kayu ini sangat tahan terhadap serangan rayap. Kayu teras jati berwarna coklat muda,coklat kelabu hingga coklat merah tua. Kayu gubal, di bagian luar, berwarna putih dankelabu kekuningan.

Meskipun keras dan kuat, kayu jati mudah dipotong dan dikerjakan, sehinggadisukai untuk membuat furniture dan ukir-ukiran. Kayu yang diampelas halus memilikipermukaan yang licin dan seperti berminyak. Pola-pola lingkaran tahun pada kayuteras nampak jelas, sehingga menghasilkan gambaran yang indah. Dengan kehalusantekstur dan keindahan warna kayunya, jati digolongkan sebagai kayu mewah. Olehkarena itu, jati banyak diolah menjadi mebel taman, mebel interior, kerajinan, panel,dan anak tangga yang berkelas.

2. Papan AkrilikPoli (metil metakrilat) (PMMA) adalah termoplastik transparan, sering

digunakan sebagai alternatif kaca antipecah. Secara kimia adalah polimer sintetis darimetil metakrilat. Bahan ini dikembangkan pada tahun 1928 di berbagai laboratorium,

Page 49: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

37Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

dan pertama kali dibawa ke pasar pada tahun 1933 oleh Rohm dan Haas Perusahaan,di bawah merek dagang Plexiglass. Sejak itu telah dijual dengan nama yang berbeda.

PMMA merupakan alternatif ekonomis untuk polikarbonat (PC) ketika kekuatanekstrim tidak diperlukan. Selain itu, PMMA tidak mengandung sub unit yang berpotensimembahayakan Bisphenol-A yang ditemukan di polikarbonat. Hal ini lebih disukaikarena sifatnya yang moderat, penanganan dan pengolahan yang mudah, dan biayarendah, tetapi berperilaku dalam cara yang rapuh saat dimuat, terutama di bawahpengaruh kekuatan, dan lebih rentan terhadap goresan dibandingkan dengan kaca.

PMMA adalah bahan kuat dan ringan. Memiliki kepadatan 1,17-1,20 g/cm3.Namun kekuatan dampak PMMA adalah masih jauh lebih rendah dari polikarbonat danbeberapa polimer rekayasa. PMMA menyatu pada 460 ° C (860 ° F), membentukkarbon dioksida, air, karbon monoksida dan senyawa dengan berat molekul rendahtermasuk formaldehi. PMMA meneruskan sampai dengan 92% dari cahaya tampak (3mm tebal), dan memantulkan dari sekitar 4% dari masing-masing permukaan padarekening indeks bias nya (1,4914 pada 587,6 nm). Hal filter ultraviolet (UV) cahayapada panjang gelombang di bawah sekitar 300 nm (mirip dengan jendela kaca biasa).

Beberapa produsen menambahkan coating atau aditif untuk PMMA untukmeningkatkan penyerapan dalam rentang 300 - 400 nm. PMMA melewati cahayainframerah hingga 2800 nm dan IR blok dari panjang gelombang lebih panjang sampai25 pM. Variasi warna PMMA memungkinkan panjang gelombang IR spesifik untuk lulussementara memblokir cahaya tampak (untuk remote control atau aplikasi sensorpanas,misalnya). PMMA membengkak dan larut dalam banyak pelarut organik, tetapijuga memiliki ketahanan untuk bahan kimia lain pada kelompok yang mudahterhidrolisis oleh ester. Namun demikian, stabilitas lingkungan lebih unggul dari plastiklain seperti polistiren dan polietilen, dan oleh karena itu sering dijadikan bahan pilihanuntuk aplikasi luar ruangan. Rasio penyerapan air maksimum sebesar 0,3-0,4% dariberat. Kekuatan tarik berkurang dengan penyerapan air meningkat. Koefisien ekspansitermal relatif tinggi (5-10) × 10-5 / K.

3. Perekat Sikadur 31 CFBerikut ini adalah data – data teknis mengenai perekat Sikadur 31 CF yang

telah diteliti oleh Aris Munandar dan dipresentasikan pada 12 April 2010. Perekat iniakan digunakan untuk membuat mortar berpori dengan campuran pasir dan bubukanbatu andesit.

Page 50: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

38Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Nama bahan : Sikadur 31 CF NormalDiskripsi : Bahan adhesive yang terdiri dari 2 kompenen epoxy resin berbentuk

paste dan mudah diaplikasikan.Kegunaan :

Dapat digunakan sebagai bahan perekat berbagai elemen seperti batuan,beton, keramik, plesteran , dan sebagainya

Dapat digunakan untuk perbaikan beton : mengisi celah ,retakan, lobang danlain lain.

Keunggulan :

Daya rekat sangat kuat untuk penyambungan dan menutup lubang /celah.

Bahan perekat yang sangat baik untuk. berbagai struktur material.

Kekuatan mekanis sangat tinggi. Tidak mengandung bahan pelarut. Tahan terhadap bahan kimia

Tidak mengkerut pada saat mengeras Tidak peka terhadap kelembaban sebelum, selama dan sesudah proses

pengerasanData teknis :

Warna : Abu abu Kerapatan : 1,7 kg/liter Pot life (waktu pakai) : 35 menit (setelah dicampur)

Kuat tarik (28 hari) : 130 kg/cm² Kuat lengkung (28 hr): 320 kg/cm²

Kuat penyambungan : 20 kg/cm² (pada beton); 120 kg / cm² (pada baja) Kuat tekan : 505 kg/cm² (7 hari); 570 kg/cm² (28 hari)

Kooefisien muai : 0,000005 per ° (temp – 20 °C - 40°C) Batas penggunaan : 1 tahun sebelum kaleng dibuka Penyimpanan : di tempat kering , dingin , teduh

Packing : 1,2 kg per set

Page 51: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

39Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

4. Araldite Tar XH 351 Bentuk Bahan : kental Terdiri dari 2 komponen : resin dan hardener Warna : resin krem buram, hardener hitam Viskositas Resin : 12.000 – 13.000 cp Densitas Resin : 1,55 gr/ml(230C) Pot life : 10 – 15 jam Curring time : 3 – 4 hari

Pada kajian kali ini araldite tidak akan dicampur dengan pasir atau bubukanbatu. Melainkan hanya di cetak pada tangga yang akan dilapisi.

5. EP – IS AW 2101 Bentuk Bahan : pasta Terdiri dari 2 komponen : resin dan hardener Warna : resin = putih; hardener = abu – abu Viskositas Resin : thixotropic Perbandingan : resin dan hardener (1:1) Pot life (100 gm pada suhu 250C) : 4 – 8 Menit Kegunaan : untuk melakukan penyambungan pada logam,

keramik, karet, kaca, dan plastik. Lama penyimpanan : 6 tahun pada suhu 2 – 400 C

Pada kajian kali ini EP – IS akan dicampur dengan pasir atau bubukan batu.Melainkan hanya di cetak pada tangga yang akan dilapisi.

6. LateksLateks adalah getah kental, seringkali mirip susu, yang dihasilkan banyak

tumbuhan dan membeku ketika terkena udara bebas. Selain tumbuhan, beberapa hifajamur juga diketahui menghasilkan cairan kental mirip lateks. Pada tumbuhan, lateksdiproduksi oleh sel-sel yang membentuk suatu pembuluh tersendiri, disebut pembuluhlateks. Sel – sel ini berada di sekitar pembuluh tapis (floem) dan memiliki inti banyakdan memproduksi butiran-butiran kecil lateks di bagian sitosolnya. Apabila jaringanpembuluh sel ini terbuka, misalnya karena keratan, akan terjadi proses pelepasanbutiran-butiran ini ke pembuluh dan keluar sebagai getah kental.

Lateks terdiri atas partikel karet dan bahan bukan karet (non-rubber) yangterdispersi di dalam air. Lateks juga merupakan suatu larutan koloid dengan partikel

Page 52: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

40Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

karet dan bukan karet yang tersuspensi di dalam suatu media yang mengandungberbagai macam zat. Di dalam lateks mengandung 25 - 40% bahan karet mentah(crude rubber) dan 60 - 75% serum yang terdiri dari air dan zat yang terlarut. Bahankaret mentah mengandung 90 - 95% karet murni, 2 - 3% protein, 1 - 2% asamlemak, 0.2% gula, 0.5% jenis garam dari Na, K, Mg, Cn, Cu,Mn dan Fe.

Pada kajian ini direncanakan lateks akan langsung di cetak di atas tanggasecara langsung. Sehingga diharapkan bagian batu yang aus dan berlubang dapattertutup dan terlindungi oleh lateks.

BAB IV. PELAKSANAAN PEMBUATAN MODEL PELAPIS TANGGA CANDIPembuatan model pelapis tangga candi dikerjakan secara bertahap oleh tim

kajian yang dibantu oleh staff konservasi Candi Borobudur. Pelaksanaan pengerjaanmodel pelapis tangga candi tersebut dikerjakan dalam 3 tahap,

Tahap I adalah pembuatan kerangka kayu, model pelapis dari kayu reng,papan kayu jati, dan papan akrilik.

Tahap II adalah pembuatan model pelapis tangga candi dari bahan mortarberpori menggunakan perekat epoxy Sikadur 31 CF dan EP – IS AW 2101.

Tahap III adalah pembuatan model pelapis tangga candi menggunakan bahan

Araldite Tar XH 351 dan lateks.

Tahap I adalah yang dikerjakan pertama kali. Hal ini berdasarkan pertimbanganbahwa pada tahap I dibutuhkan lebih banyak tenaga apabila dibandingkan pada tahapII dan III. Tenaga yang memahami pengerjaan kayu sangat dibutuhkan pada tahap I.Sedangkan tahap II tidak dibutuhkan banyak tenaga, tetapi memerlukan proses yangcermat dan teliti dalam melakukan pencampuran bahan kimia. Perlu menjadikanperiksa, bahwa faktor yang tidak terduga seperti halnya erupsi Gunungapi Merapi tidakmenjadi hal yang diperhitungkan sebelumnya.

Pada pelaksanaan tahap I dan II dapat berjalan dengan lancar. Tetapi padapelaksanaan tahap III tidak bisa berjalan dengan lancar. Dikarenakan terjadi erupsigunungapi Merapi dimulai 26 Oktober 2010 yang kemudian semakin diperparah padatanggal 3 November 2010, dimana terjadi erupsi yang lebih besar. Hal ini kemudianmenghambat pelaksanaan tahap III karena diberlakukannya tanggap darurat bencanadengan agenda pembersihan abu vulkanik. Kondisi tanggap darurat pembersihan abuvulkanik pada Candi Borobudur dan keadaan cuaca yang kurang mendukung membuatpelaksanaan tahap III menjadi terhambat. Selain itu, hujan pasir dan abu vulkanik

Page 53: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

41Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

yang masih sering terjadi membuat percobaan model pelapis dengan bahan latekstertunda dan belum dikerjakan sampai laporan ini dibuat.

Pembuatan model pelapis tangga candi dengan bahan Araldite tar XH 351sebenarnya sudah dikerjakan namun demikian hasilnya dinilai mengecewakan. Hal inidikarenakan cuaca yang tidak mendukung. Setelah araldite tersebut dituangkan padapermukaan tangga dan kemudian ditutup menggunakan terpal, pada malam harinyaterjadi hujan bercampur angin. Hal ini menyebabkan terpal penutupnya rusak dan airmasuk ke dalam sehingga merusak lapisan araldite pada model percobaan.

Dalam pembuatan model pelapis tangga candi, juga diperhatikan dari aspekestetikanya. Hal ini supaya model yang dibuat tidak kelihatan mencolok apabila di lihatdari kejauhan. Usaha untuk melakukan kamuflase adalah dengan cara memberikanwarna hitam pada kerangka model maupun dataran pijaknya. Pemberian warnadilakukan menggunakan cat semprot warna hitam. Namun demikian tidak semuabagian dari model pelapis tangga diberi warna hitam. Hal ini dimaksudkan agar bisadilihat perbedaannya antara yang di cat dengan warna hitam dan yang tidak.

A. Kerangka KayuPembuatan kerangka kayu dimaksudkan untuk menyangga model pelapis

tangga. Sehingga material pelapis tangga, tidak langsung bersentuhan dengan batustruktur tangga. Bahan yang digunakan sebagai kerangka adalah dari bahan kayu rengjati.

Kerangka untuk model percobaan pelapis tangga menggunakan bahan kayureng dengan jenis kayu jati. Kerangka yang dibuat dari kayu jati ini berfungsi utamasebagai dudukan atau penyangga model pelapis dari bahan kayu. Dengan demikiankerangka ini bersinggungan langsung dengan batu. Hal ini menjadi penting bagikerangka tersebut untuk tidak bersifat permanen pemasangannya. Model yang dirancang bentuknya sangat sederhana, hal ini untuk menghindari kerusakan pada batustrukturnya.

Model kerangka kayu jati, dibuat tidak permanen. Artinya kerangka tersebuthanya diletakkan di atas batu tangga tanpa dikaitkan pada batu. Kerangka kayudipasang pada batu tanpa menggunakan paku atau sekrup yang dapat merusak batu.Untuk melakukan penyambungan antar kerangka, digunakan paku dan sekrup.

Kerangka kayu yang dibuat kesemuanya berjumlah 6 buah. Kerangka tersebutdibuat tiap tiga anak tangga. Artinya 3 buah kerangka pada tiap trap dikaitkan menjadisatu bagian. Hal ini dimaksudkan agar mudah dipindahkan apabila akan dilakukan

Page 54: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

42Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

pembersihan pada batu candi. Jadi tiap 3 anak tangga disatukan menjadi satu bagian,demikian seterusnya. Dalam pembuatan kerangka kayu juga telah dipikirkan hal – halpenting yang berkaitan dengan pembersihan batu candi. Sehingga kerangka yangdibuat tidak bersifat permanen dan mudah untuk dipindahkan maupun di ganti. Hal inidirasa penting apabila sudah ditemukan cara – cara yang lebih baik untuk menanganikerusakan pada tangga candi.Langkah – langkah pembuatan kerangka kayu adalah sbb.

1. Penentuan lokasi.2. Pengukuran bahan kayu reng yang akan dibuat.3. Pemotongan bahan berdasarkan ukuran.4. Merangkai dan memasang bahan yang sudah dipotong sesuai ukuran.

1

Penentuan lokasi percobaan

2

Pengukuran bahan kerangka

Pengukuran bahan kerangka

3 4

Merangkai dan memasang

Foto ilustrasi no.IV.1. Lokasi pembuatanmodel pelapis tangga pada tangga lereng

Barat Cadi Borobudur (Dok: penulis).

Page 55: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

43Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Gambar no.IV.1. Detil model kerangkapercobaan pelapis tangga candi pada tanggalereng Barat Candi Borobudur (dok: penulis).

Foto no.IV.1. Eksisting model kerangkapercobaan pelapis tangga candi pada tanggalereng Barat Candi Borobudur (dok: penulis).

12

3

4

5

6

Page 56: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

44Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

B. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Kayu Reng JatiModel pelapis menggunakan kayu reng jati adalah yang dibuat pertama kali

pada trap percobaan 5 dan 6. Kayu reng bukan digunakan untuk membuat kerangkamelainkan untuk membuat dataran pijak yang melapisi tangga.

Kayu reng yang akan dibuat sebagai dataran pijak dirancang menjadi 2 polayang berbeda. Pola yang pertama adalah pola vertikal dan pola yang kedua adalahpola horizontal. Pembuatan pola yang berlainan tersebut dimaksudkan untuk melihat,apakah ada dampak yang berbeda dari kedua pola tersebut.

Model pelapis kayu reng jati hanya akan dibuat pada sisi dataran pijak tanggasaja. Sementara pada sisi vertikal tangga batu yang membentuk sudut 900 dengandataran pijak, tidak akan dibuatkan pelapis. Hal ini dimaksudkan untuk menjagakelembaban batu sehingga tidak ditumbuhi lumut, jamur atau organisme lain.

Langkah – langkah pengerjaan model dataran pijakan dengan bahan kayu rengpola 1 dan 2 adalah sebagai berikut.

1. Pengukuran kayu reng yang akan di pasang.2. Pemotongan kayu reng dalam 2 pola (horizontal dan vertikal).3. Pemasangan kayu reng pada kerangka kayu.

Foto no.IV.2, IV.3. Detil model kerangkakayu dibuat menjadi 3 trap tiap bagiannya

untuk memudahkan pembersihan (dok:penulis).

Page 57: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

45Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Pemasangan kayu reng sebagai dataran pijak pada kerangka kayu adalahmenggunakan paku sekrup. Hal ini dilakukan karena apabila kayu reng tersebutmengalai kerusakan dapat dengan mudah di lepas dan di ganti yang baru.

Gambar no.IV.2. Detil model pelapis tanggacandi dari bahan kayu reng jati pada tanggalereng Barat Candi Borobudur (dok: penulis).

Foto no.IV.4. Pengukuran dan pemotongankayu reng yang akan di pasang pada

kerangka (dok: penulis).

Foto no.IV.5. Pemasangan kayu reng padakerangka menggunakan paku sekrup (dok:

penulis).

Page 58: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

46Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

C. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Papan Kayu JatiModel pelapis menggunakan papan kayu jati dicobakan pada trap tangga no 3

dan 4 pada tangga lereng Barat Candi Borobudur. Papan kayu yang dibuat untukmelapisi adalah papan jati yang sudah dihaluskan terlebih dahulu menggunakan pasahlistrik. Kemudian setelah itu baru diukur dan dipasangkan pada kerangka.

Seperti halnya pada model pelapis menggunakan kayu reng jati, pemasanganmodel pelapis papan kayu jati juga hanya pada dataran pijaknya saja. Hal inidimaksudkan untuk menjaga kelembaban batu struktur tangga agar tidak ditumbuhiorganisme yang dapat merusak batu. Adapun teknik pemasangan papan jati padakerangka kayu adalah mengunakan paku dan sekrup.

Langkah – langkah pengerjaan model dataran pijakan dengan bahan papankayu jati adalah sebagai berikut.

1. Pengukuran papan kayu jati yang akan di pasang.2. Pemotongan papan kayu jati.3. Pemasangan papan kayu jati pada kerangka kayu.4. Pemasangan list karet pada ujung dataran pijak.

Foto no.IV.6. Eksisting model pelapis tanggacandi dari bahan kayu reng jati pada tanggalereng Barat Candi Borobudur (dok: penulis).

Page 59: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

47Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Pemasangan list karet pada ujung dataran pijak tidak hanya dilakukan padamodel pelapis tangga dengan bahan papan kayu saja. Melainkan juga dilakukan padamodel pelapis tangga dari bahan kayu reng, dan akrilik. Hal ini dimaksudkan supayakeamanan pengunjung yang melewati tangga tersebut lebih terjamin. List karetsifatnya lunak dan kesat sehingga mampu menanggulangi resiko pengunjungtergelincir karena licin saat berjalan turun dan naik tangga.

Gambar no.IV.3. Detil model pelapis tanggacandi dari bahan papan kayu jati pada

tangga lereng Barat Candi Borobudur (dok:penulis).

Foto no.IV.7. Pemasangan papan kayusebagai dataran pijak pada kerangka (dok:

penulis).

Foto no.IV.8. Pemasangan list karet padapapan kayu (dok: penulis).

Page 60: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

48Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

D. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Akrilik Tembus PandangPembuatan model pelapis tangga candi dari bahan papan akrilik tembus

pandang dimaksudkan agar batu asli pada struktur tangga masih dapat terlihatwalaupun tertutup. Papan akrilik yang digunakan memiliki ketebalan 0,5 cm. Modelpelapis berbahan papan akrilik di pasang pada trap 1 dan 2 tangga lereng barat CandiBorobudur. Pada pembuatan model pelapis dengan papan akrilik, dibuat 2 modelpelapis. Model yang pertama adalah pada trap 1, hanya satu papan akrilik yangdijadikan dataran pijak. Sedangkan model yang kedua adalah pada trap 2, dimana 2papan akrilik disatukan sehingga total ketebalannya adalah 1 cm. Hal ini dimaksudkanuntuk meningkatkan daya tahan dan kekuatan akrilik supaya tidak pecah saat dilalui.Pada permukaan karilik juga diberikan lubang supaya batu dibawahnya dapat bernafas.

Pemasangan papan akrilik pada kerangka kayu dilakukan dengan menggunakansekrup. Hal ini dimaksudkan agar akrilik tidak pecah saat dipasangkan ataupun pecahsaat memuai karena panas matahari. Pertimbangan pemilihan bahan ini adalah karenasifatnya yang tembus pandang dan lentur.Langkah – langkah pengerjaan model dataran pijakan dengan bahan papan akrilikadalah sebagai berikut.

1. Pengukuran papan akrilik yang akan di pasang.2. Pemotongan papan akrilik.3. Pemasangan papan akrilik pada kerangka kayu.4. Pemasangan list karet pada ujung dataran pijak.

Foto no.IV.9. Eksisting model pelapis tanggacandi dari bahan papan kayu jati pada

tangga lereng Barat Candi Borobudur (dok:penulis).

Page 61: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

49Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

5. Pembuatan lubang pada dataran pijak. Dimaksudkan untuk mengurangikelembaban batu dan mencegah pengembunan pada permukaan dalam pelapisdari bahan akrilik.

Gambar no.IV.4. Detil model pelapis tanggacandi dari bahan akrilik tembus pandang

pada tangga lereng Barat Candi Borobudur(dok: penulis).

Foto no.IV.10. Pengukuran papan akrilikuntuk di potong (dok: penulis).

Foto no.IV.11. pemotongan papan akrilikmenggunakan alat pemotong keramik (dok:

penulis).

Page 62: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

50Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Foto no.IV.12. Eksisting model pelapistangga candi dari bahan akrilik tembus

pandang pada tangga lereng Barat CandiBorobudur (dok: penulis).

Page 63: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

51Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

E. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Mortar Berpori,Menggunakan Epoxy Resin, Sikadur 31 CF Dengan Campuran Bubukan Batudan Pasir

Beberapa epoxy yang digunakan untuk membuat mortar berpori dari bubukanbatu dan pasir di antaranya adalah Sikadur 31 CF. Mortar yang akan dibuat nantinyaakan langsung ditempelkan di atas batu struktur tangga. Hal ini maksudnya supayamortar mengisi bidang – bidang yang rusak karena aus. Permukaan batu yang telahdilapisi mortar akan rata pada dataran pijaknya. Mortar yang akan digunakan untukmelapisi struktur tidak bersifat rigid atau tidak menyatu dengan batu struktur tangga.Langkah – langkah pengerjaan mortar tersebut adalah sbb.

1. Menentukan lokasi percobaan.2. Mempersiapkan alat dan bahan.3. Menakar campuran resin, hardener, air, bubukan batu, dan pasir. Perbandingan

resin dengan hardener adalah 2:1. Sedangkan perbandingan epoxy denganbubukan batu atau pasir adalah 1:4. Pembuatan emulsi dilakukan pada gelasukur, supaya takarannya sesuai. Sementara pencampuran emulsi denganbubukan batu dan pasir dilakukan pada ember plastik.

4. Mancampur hasil emulsi antara resin, hardener, dan air dengan bubukan batuatau pasir dengan perbandingan 1:4. Pencampuran dilakukan denganmengaduknya menggunakan bor listrik sampai kalis, yakni selama kurang lebih15 menit di dalam ember plastik. Penggunaan bor listrik sebagai alat pengadukadalah supaya epoxy resin dapat tercampur merata.

5. Mortar yang sudah jadi kemudian dioleskan secara merata pada permukaanbatu dengan ketebalan rata – rata 0,5 – 1 cm.

6. Setelah lapisan mortar merata dan menutupi seluruh permukaan batu, makalangkah selanjutnya adalah leveling atau meratakan permukaan mortar yangmelapisi struktur tangga. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi cekungan pada

permukaan batu yang bisa membahayakan orang yang melaluinya.

Setelah semua langkah dari point 1 sampai 6 dilakukan dengan benar, makaselanjutnya adalah menutup lapisan mortar dengan terpal dan menunggunya sampaibenar – benar kering selama kurang lebih 24 jam.

Page 64: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

52Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Penentuan lokasi percobaan Persiapan alat dan bahan

Pembuatan mortar dengan mencampurMenakar campuran resin

Membuat lapisan mortar pada batu Leveling permukaan lapisan mortar

Hasil percobaan

1 2

Sikadur 31 CF + pasir

3 4

5 6

Foto ilustrasi no.IV.2. Pembuatan mortarmenggunakan epoxy sikadur 31 CF pada

tangga lereng Barat Candi Borobudur (dok:penulis).

Sikadur 31 CF + bubukan batu

Page 65: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

53Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

F. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Mortar Berpori,Menggunakan Epoxy Resin, EP-IS AW 2101 Dengan Campuran BubukanBatu dan Pasir

Epoxy resin yang digunakan setelah Sikadur 31 CF adalah EP-IS AW 2101.Epoxy ini berbentuk cairan yang terdiri dari resin dan hardener. Pembuatan mortarberpori dengan perekat EP-IS juga menggunakan bahan campuran berupa bubukanbatu dan pasir. Setelah tercampur dengan sempurna, mortar kemudian dioleskan kepermukaan batu. Pengolesan dilakukan hingga seluruh permukaan batu strukturtangga yang merupakan dataran pijak dapat terlapisi oleh mortar dengan perekat EP-IS. Langkah – langkah pengerjaan mortar tersebut adalah sbb.

1. Menentukan lokasi percobaan.2. Mempersiapkan alat dan bahan.3. Menakar campuran resin, hardener, air, bubukan batu, dan pasir. Perbandingan

resin dengan hardener adalah 2:1. Sedangkan perbandingan epoxy denganbubukan batu atau pasir adalah 1:4. Pembuatan emulsi dilakukan pada gelasukur, supaya takarannya sesuai. Sementara pencampuran emulsi denganbubukan batu dan pasir dilakukan pada ember plastik

4. Mancampur hasil emulsi antara resin, hardener, dan air dengan bubukan batuatau pasir dengan perbandingan 1:4. Pencampuran dilakukan denganmengaduknya menggunakan bor listrik sampai kalis, yakni selama kurang lebih15 menit di dalam ember plastik. Penggunaan bor listrik sebagai alat pengadukadalah supaya epoxy resin dapat tercampur merata.

5. Mortar yang sudah jadi kemudian dioleskan secara merata pada permukaanbatu dengan ketebalan rata – rata 0,5 – 1 cm.

6. Setelah lapisan mortar merata dan menutupi seluruh permukaan batu, makalangkah selanjutnya adalah leveling atau meratakan permukaan mortar yangmelapisi struktur tangga. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi cekungan pada

permukaan batu yang bisa membahayakan orang yang melaluinya.

Setelah semua langkah dari point 1 sampai 6 dilakukan dengan benar, makaselanjutnya adalah menutup lapisan mortar dengan terpal dan menunggunya sampaibenar – benar kering selama kurang lebih 24 jam.

Page 66: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

54Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Penentuan lokasi percobaan Persiapan alat dan bahan

Pembuatan mortar dengan mencampurMenakar campuran resin

Membuat lapisan mortar pada batu Membuat lapisan mortar pada batu

Hasil percobaan

1 2

3 4

5 6

EP-IS AW 2101+ bubukan batu EP-IS AW 2101 + pasir

Foto ilustrasi no.IV.3. Pembuatan mortarmenggunakan epoxy EP-IS AW 2101 padatangga lereng Barat Candi Borobudur (dok:

penulis).

Page 67: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

55Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

G. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Mortar Berpori,Menggunakan Epoxy Resin, Araldite Tar XH – 351

Selain penggunaan Sikadur 31 CF dan EP-IS AW 2101 juga digunakan AralditeTar XH – 351. Kali ini araldite tidak akan dicampur dengan bubukan batu maupunpasir. Melainkan hanya dituangkan dan diratakan pada bagian permukaan atau dataranpijak struktur batu tangga. Adapun langkah – langkah pengerjaannya adalah sbb.

1. Menentukan lokasi percobaan.2. Persiapan alat dan bahan.3. Membuat cetakan di atas struktur tangga. Cetakan di buat dari papan kayu di

atas struktur batu tangga. Bagian permukaan batu dilapisi dengan plastik. Halini supaya araldite tidak menempel pada batu. Pembuatan cetakan dari papankayu dimaksudkan agar lapisan araldite dapat dituangkan secara merata padapermukaan datran pijak batu struktur tangga.

4. Menakar campuran resin dan hardener, 1:1. Pencampuran dilakukan langsungdi dalam kaleng resin araldite.

5. Membuat lapisan araldite pada cetakan yang telah dipersiapkan.6. Araldite yang telah dituangkan kemudian ditutup dengan terpal dan di tunggu

hingga kering selama kurang lebih 24 jam. Penutupan menggunakan terpal

dimaksudkan supaya lapisan araldite tidak terkena air hujan.

Percobaan pembuatan model pelapis ini dinilai gagal dan tidak sesuai denganyang diharapkan. Lapisan araldite pada cetakan yang telah di tutup menggunakanterpal, pada malam harinya rusak karena pengaruh cuaca. Air hujan yang deras masukke dalam cetakan araldite sehingga merusaknya.

Page 68: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

56Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Penentuan lokasi percobaan Persiapan alat dan bahan

Pembuatan kerangka cetakan pada batu Menakar campuran resin

Membuat lapisan araldite pada cetakan Araldite yang telah dituangkan

1 2

3 4

5 6Foto ilustrasi no.IV.4. Pembuatan model

pelapis menggunakan Araldite Tar XH 351pada tangga lereng Barat Candi Borobudur

(dok: penulis).

Page 69: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

57Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

BAB V. ANALISIS BAHANA. Kuat Lentur dan Kuat Tekan

Analisis bahan dilakukan untuk mengetahui kekuatan bahan. Analisis kuatlentur dilakukan pada bahan papan kayu jati, kayu reng jati dan papan akrilik.Sedangkan analisis kuat tekan dilakukan pada bahan mortar dengan perekat epoxySikadur 31 CF dan EP-IS AW 2010. Sedangkan Araldite Tar juga di analisis kuattekannya.

1. Kuat LenturBahan yang akan di hitung kuat lenturnya adalah papan kayu jati, kayu reng

jati, dan papan akrilik dengan ketebalan 0,5 cm. Pengujian analisis bahan dilakukanoleh tim kajian menggunakan fasilitas laboratorium fisik Balai Konservasi PeninggalanBorobudur di Magelang, Jawa Tengah. Sedangkan alat yang digunakan adalahseperangkat alat UTM (Universal Testing Machine).

Langkah – langkah dalam analisis kuat lentur menggunakan alat UTM, adalah sbb.1. Menyiapkan sampel atau contoh materi dan dipotong dengan ukuran tertentu

dengan permukaan harus betul-betul rata.2. Sampel diukur panjang, lebar dan tingginya dengan mistar atau sket meter.

a. Papan kayu jati dipotong dengan ukuran p x l x t = 18 cm x 5 cm x 1.7 cmb. Reng kayu jati dipotong dengan ukuran p x l x t = 18 cm x 3.4 cm x 2.4 cmc. Akrilik dipotong dengan ukuran p x l x t = 18 cm x 12 cm x 0.5 cm

3. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat Universal Testing Machine(UTM).a. Mempersiapkan alat UTM.

Foto no.V.1. Alat analisis yang digunakanberupa UTM (Universal Testing Machine) di

laboratorium fisik Balai KonservasiPeninggalan Borobudur (dok: penulis).

Page 70: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

58Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

b. Menghidupkan alat UTM.c. Menyetel kuat beban alat sebesar 5 ton.d. Meletakkan sampel pada alat.e. Membaca besar beban yang dapat diterima oleh sampel.

Mempersiapkan sampel

1 2

3 4

5 6

7 8

Mempersiapkan mesin UTM

Mempersiapkan landasan untuk sampel Meletakkan sampel pada UTM

Sampel papan kayu jati Kuat lentur papan kayu jati

Sampel kayu reng jati Kuat lentur kayu reng jati

Page 71: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

59Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Penghitungan lentur tarik :

Lentur Tarik = M (kg) / W (cm2)Dimana : M = ¼ PL

W = 1/6 bh2Keterangan :

P = beban yang diterima (kg)L = panjang yang diukur diantara dua penyanggab = lebar (cm)h = tinggi (cm)

Dari hasil pengujian yang dilakukan diperoleh sebagai berikut :a) Papan kayu jati

P = 430 kgL = 18 cmB = 5 cmH = 1.7 cmDengan menggunakan rumus diatas maka diperoleh kuat lentur tarik untukpapan kayu jati sebesar 803,4602 kg/cm2

b) Reng kayu jatiP = 610 kgL = 18 cmB = 3.4 cmH = 2.4 cm

9

Sampel papan akrilik, 0,5 cm

10

Kuat lentur papan akrilik, 0,5 cm

Foto ilustrasi no.V.1. Uji kuat lentur padabeberapa bahan menggunakan mesin UTM

(dok: penulis).

Page 72: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

60Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Sehingga diperoleh kuat lentur tarik untuk reng kayu jati sebesar 840,9926kg/cm2

c) AkrilikP = 50 kgL = 18 cmB = 12 cmH = 0.5 cmSehingga diperoleh kuat lentur tarik untuk akrilik sebesar 450 kg/cm2

2. Kuat TekanBahan yang akan di hitung kuat tekannya adalah mortar Sika, mortar EP – IS,

dan Araldite. Pengujian analisis bahan dilakukan oleh tim kajian menggunakan fasilitaslaboratorium fisik Balai Konservasi Peninggalan Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.Sedangkan alat yang digunakan adalah seperangkat alat UTM (Universal TestingMachine). Analisis kuat tekan pada beberapa bahan di atas, bertujuan untukmengetahui kuat tekannya apabila ada beban yang berada di atas bahan. Langkah –langkah dalam analisis kuat lentur menggunakan alat UTM, adalah sbb.

1. Menyiapakan sampel mortar yang berbentuk silindera. Mortar Sikadur 31 CF dengan ukuran tinggi = 5 cm; diameter = 2,5 cm.b. Mortar EP – IS AW 2101 dengan ukuran tinggi = 5 cm; diameter = 2,5 cm.c. Araldite Tar XH 351 dengan ukuran tinggi = 5 cm; diameter = 2,5 cm.

2. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat Universal Testing Machine(UTM).a. Mempersiapkan alat UTM.b. Menghidupkan alat UTM.c. Meletakkan sampel pada alat.d. Membaca besar beban yang dapat diterima oleh sampel.

Penghitungan kuat tekan :

Pecah total : Beban yang diterima (dibaca pada UTM) (kg)Luas penampang (cm2)

Dari hasil pengujian yang dilakukan diperoleh sebagai berikut :a) Mortar Sikadur 31 CF pecah saat beban yang diberikan = 700 kg. Dengan

menggunakan rumus diatas maka diperoleh kuat tekannya sebesar 142,672kg/cm2.

Page 73: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

61Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

b) Mortar EP-IS AW 2101 pecah saat beban yang diberikan = 1600 kg. Denganmenggunakan rumus diatas maka diperoleh kuat tekannya sebesar 326,144kg/cm2.

BAB VI. EVALUASIA. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Kayu Reng Jati

Pada Model pelapis dengan menggunakan kayu reng jati mempunyai beberapakelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah dari segi kuat bahan. Selian itukualitas bahannya juga tidak membuat perubahan dari batu yang dilapisinya.1. Kelebihan

Tidak membahayakan struktur batu yang dilapisi Tidak membahayakan lingkungan Bahan kayu jati mudah didapatkan

Mudah untuk di buat maupun dimodifikasi Tidak memerlukan alat – alat khusus

Kelembaban dan sirkulasi udara pada batu tetap terjaga

2. Kekurangan

Bahan dari kayu dapat lapuk / masa guna bahan lebih cepat

Dari segi warna dan bentuk kayu dinilai tidak estesis bila dibandingkan dengankondisi struktur batu pada candi

Pembuatan pola pelapis pijakan yang berlubang – lubang, baik arah vertikalmaupun horizontal dapat membahayakan pengunjung

Perawatan pada bahan dari kayu harus rutin karena material dari kayumerupakan bahan organik yang bisa lapuk terkena pengaruh hujan dan panas

Pembersihan harus rutin dilakukan agar kotoran di bawah pelapis pijakan tidakmengendap pada permukaan struktur tangga candi

B. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Papan Kayu Jati1. Kelebihan

Tidak membahayakan struktur batu yang dilapisi

Tidak membahayakan lingkungan Bahan kayu jati mudah didapatkan

Mudah untuk di buat maupun dimodifikasi Tidak memerlukan alat – alat khusus

Page 74: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

62Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

2. Kekurangan

Bahan dari kayu dapat lapuk / masa guna bahan lebih cepat Dari segi warna dan bentuk kayu dinilai tidak estesis bila dibandingkan dengan

kondisi struktur batu pada candi

Pembuatan pelapis dari papan kayu jati menutup seluruh permukaan batu Perawatan pada bahan dari kayu harus rutin karena material dari kayu

merupakan bahan organik yang bisa lapuk terkena pengaruh hujan dan panas

Pembersihan harus rutin dilakukan agar kotoran di bawah pelapis pijakan tidakmengendap pada permukaan struktur tangga candi

Kelembaban dan sirkulasi udara pada struktur batu tidak baik Banyak muncul organisme yaitu, lumut, jamur, dan tumbuhan lain yang

tumbuh di bawah pelapis pijakan

C. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Akrilik Tembus Pandang1. Kelebihan

Tidak membahayakan struktur batu yang dilapisi Tidak membahayakan lingkungan

Permukaan atas sturktur batu tangga dapat terlihat, karena akrilik bersifattembus pandang

Ketahanan bahan dapat lebih lama

2. Kekurangan

Bahan akrilik, mahal dan sulit didapatkan Memerlukan alat khusus dalam pembuatannya

Dari segi warna dan bentuk kayu dinilai tidak estesis bila dibandingkan dengankondisi struktur batu pada candi

Permukaan akrilik akan tergores apabila sering dilalui oleh pengunjung Pada pagi hari terjadi pengembunan pada bagian dalam permukaan akrilik

sehingga struktur batu tangga tidak terlihat.

Pembersihan harus rutin dilakukan agar kotoran di bawah pelapis pijakan tidakmengendap pada permukaan struktur tangga candi

Kelembaban dan sirkulasi udara pada struktur batu tidak baik

Banyak muncul organisme yaitu, lumut, jamur, dan tumbuhan lain yangtumbuh di bawah pelapis pijakan

Page 75: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

63Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

D. Model Percobaan Pelapis Tangga Dari Bahan Mortar Berpori,Menggunakan Epoxy Resin, Sikadur 31 CF dan EP-IS AW 2101 DenganCampuran Bubukan Batu dan Pasir1. Kelebihan

Tidak membahayakan struktur batu yang dilapisi Tidak membahayakan lingkungan

Bidang – bidang yang aus pada batu, dapat dilapisi dengan baik Dari segi warna dapat dimodifikasi sesuai warna batu struktur candi Dari segi keamanan dinilai baik

Tidak memungkinkan tumbuhnya organisme seperti jamur dan lumut Hanya melapisi struktur batu candi tetapi tidak menyatu dengan batu candi

Perawatannya mudah

2. Kekurangan

Bahan yang digunakan adalah bahan kimia yang sulit untuk didapatkan

Dianggap melakukan penambahan struktur baru dan perubahan bentuk padabatu struktur candi asli yang tidak sesuai dengan kaidah arkeologi

Permukaan batu, yaitu pada lapisan pijaknya tertutup seluruhnya sehingga

mirip dengan batu baru

Page 76: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

64Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Page 77: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

65Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Page 78: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

66Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

BAB VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASIKesimpulan

Dari berbagai model pelapis struktur batu candi seperti tersebut di atasternyata belum didapatkan model yang tepat dan sesuai dengan kondisi strukturtangga Candi Borobudur. Berbagai bahan mempunyai kekurangan dan kelebihannyasendiri – sendiri misalnya pada bahan kayu yang mudah di olah tetapi dari segiestetika dan ketahanan kurang baik. Sedangkan pada mortar dengan perekat Sikadurmaupun EP-IS sebenarnya baik, apabila digunakan untuk menutup bidang tangga yangaus. Tetapi dari kaidah arkeologi tidak sesuai. Hal ini dikarenakan penggunaan mortaryang melapisi pijakan tangga candi termasuk ke dalam penambahan dan perubahanstruktur yang dinilai kurang baik.

Menyelesaikan persoalan keausan batu penyusun struktur tangga candimemang tidak mudah. Hal ini dikarenakan, penanganannya harus disesuaikan dengankaidah arkeologi dengan memperhatikan hal – hal seperti keaslian bentuk, tata letak,pengerjaan dan bahan.

Kondisi batu penyusun struktur tangga Candi Borobudur sudah mengalamikeausan yang dinilai parah karena aktifitas kunjungan wisata pada candi tersebut.Namun demikian langkah – langkah untuk melakukan pelestarian masih berjalanhingga saat ini khususnya dengan membuat model percobaan pelapis tangga candi.Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan mengenai penanganan keausan padatangga Candi Borobudur di antaranya,

1. Mengenai kondisi struktur batu penyusun tangga candi, apakah semuanyamerupakan batu yang asli? Hal ini dapat menjadikan bahan pertimbangan baru.Dikarenakan apabila batu struktur tangga tersebut bukan batu yang asli makasebaiknya di ganti dengan yang baru saja daripada membuatkan pelapispijakan tangga candi. Hal ini kemudian juga menjadi kendala karena sulitdibedakan antara batu yang asli saat candi didirikan dengan batu penggantipada masa pemugaran I oleh van Erp (1907 – 1911), karena sangat miripdengan batu aslinya.

2. Beberapa bahan harus benar – benar bersifat aman bagi struktur batu tanggacandi maupun bagi pengunjung candi. Selain itu juga perlu diperhatikan darisegi estetikanya. Sehingga dalam hal ini sangat diperlukan uji model dan bahansecara lebih mendalam.

3. Pada bahan – bahan yang bersifat menambah atau mengubah struktur batutangga candi hendaknya dihindari karena dapat mengurangi nilai arkeologisnya.

Page 79: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

67Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

4. Diperlukan adanya manajemen pengunjung di zona I Candi Borobudur untukmembatasi jumlah pengunjung yang naik ke candi. Berkurangnya jumlahpengunjung berarti memperpanjang waktu kerusakan dan daya tahan struktur

batu Candi Borobudur.

RekomendasiBeberapa model pelapis tangga Candi Borobudur yang telah di buat, baik yang

dibuat dari kayu, akrilik maupun dari mortar memiliki kekurangan dan kelebihannyamasing – masing. Dari semua model pelapis tangga yang sudah dibuat agaknya belumdapat memenuhi standar seperti yang diharapkan. Pada beberapa bahan ternyatamenimbulkan permasalahan yang baru terhadap struktur batu penyusun tangga candi.Permasalahan yang muncul di antaranya berupa tumbuhnya oraganisme padapermukaan batu. Hal tersebut dapat berindikasi pada perawatan khusus pada pelapistangga candi dan batu yang dilapisi.

Sedangkan dari segi keamanan pengunjung, pada pelapis tangga dari bahanakrilik maupun kayu dinilai kurang baik. Hal ini dikarenakan pada kondisi hujan, bahanpelapis tersebut cenderung licin. Selain itu pada model pelapis dari bahan kayu reng,juga kurang baik dari segi keamanan. Hal ini dikarenakan, ada beberapa pengunjungyang alas kakinya tersangkut pada model tersebut.

Sementara itu, pada model pelapis tangga candi dari bahan mortar sebenarnyadapat melapisi bagian batu candi yang aus dengan sempurna. Dari segi keamananbatu candi dan pengunjung pun dapat terpenuhi. Hal yang kemudian menjadi masalahadalah pelapisan mortar yang langsung menempel pada permukaan batu candi. Mortarpelapis pada permukaan batu candi merupakan penambahan struktur baru yang tidaksesuai dari segi arkelogisnya. Berdasarkan fenomena yang demikian ini, maka hal yangdapat direkomendasikan di antaranya,

1. Melakukan percobaan pembuatan model pelapis tangga dengan bahan danteknik yang lain. Sehingga dapat dihasilkan model yang sesuai dan lebih baikdari segi arkeologis maupun estetis.

2. Melakukan penggantian pada batu penyusun struktur tangga yang sudah parahkeausannya.

Pada batu struktur tangga yang sudah parah keausannya maupunkerusakannya, sebaiknya penggantian batu dilakukan pada seluruhbatu tangga yang menjadi dataran pijak untuk naik ke candi.

Page 80: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

68Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Batu penyusun struktur tangga yang asli dan sudah aus kemudiandisimpan di museum dengan bentuk display atau penyajian yangmendekati keadaan aslinya. Sehingga lebih menarik dan atrakif dalampenyajiannya supaya mudah dipahami oleh pengunjung.

Pada blok batu struktur yang berbatasan langsung dengan dindingtangga hendaknya tetap dipertahankan untuk mengetahui dimensi batutangga yang asli. Hal ini dimaksudkan agar batu baru yang akandigunakan sebagai pengganti, sesuai dengan keadaan aslinya.

Selain itu juga perlu diperhatikan pada pengerjaan blok batu penggantistruktur batu tangga supaya sesuai dengan aslinya. Bentuk batu dannat – nat batunya harus mirip dengan aslinya. Dalam hal ini keaslian

bahan, tata letak, dan teknik pengerjaan harus diprioritaskan.

Page 81: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

69Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Gambar no.VII.1. Rencana penggantianstrukur batu dataran pijak pada tangga

lorong IV - plateau (dok: penulis).

Page 82: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

70Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

Gambar no.VII.2. Batu andesit asli yangmerupakan dataran pijak pada tanggalorong IV – plateau yang disimpan dan

dipamerkan (dok: penulis).

Page 83: Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 ikonservasiborobudur.org/download/laporan/Laporan Kajian/2010/Kajian... · Kajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010 iv ABSTRAKSI Keausan

xiiiKajian Perbaikan Tangga Candi Borobudur 2010

DAFTAR PUSTAKA :

Taufik, Muhammad. 2005. Minimalisasi Dampak Negatif Pemanfaatan Candi BorobudurSebagai Objek Wisata. Tesis Pascasarjana Program Studi Arkeologi Bidang IlmuHumaniora. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Sutantio, Julianto S. 1985. Pengunjung dan Masalah Konservasi Candi Borobudur:Sebuah Penelitian Pendahuluan. Skripsi Jurusan Arkeologi. Jakarta: FakultasSastra Universitas Indonesia.

Brahmantara, dkk. 2008. Kajian Struktur Permukaan Halaman Candi Borobudur danKorelasinya Dengan Keausan Batu Tangga. Borobudur: Balai KonservasiPeninggalan Borobudur.

Setyawan, Hari. dkk. 2010. Pengamatan Keausan Batu Struktur Candi Pada BagianTangga, Stupa Teras, dan Lantai Stupa teras. Borobudur: Balai KonservasiPeninggalan Borobudur.

Stuterheim, W. F. 1950. Chandi Borobudur Name Form and Meaning, Studies InIndonesia Archaeology. Batavia: Kolff & Co.

Balai Konservasi Peninggalan Borobudur. 1991. Data Ukuran Candi Borobudur.Magelang: Balai Konservasi Peninggalan Borobudur.

Internet

www.beijing.gov.cnwww.aboutaberdeen.comwww.sfsu.eduwww.guidetobelize.com