Kajian Sinkronisasi Perhitungan Cadangan Batubara Berdasarkan Jorc Dan

Embed Size (px)

Citation preview

  • KAJIAN SINKRONISASI PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA BERDASARKAN JORC DAN SNI

  • Latar Belakang KegiatanSalah satu bentuk tanggung jawab dan kewajiban perusahaan pemegang kontrak adalah pembuatan laporan yang berisi data-data tentang cadangan yang terdapat di wilayah konsesi mereka.Akan tetapi terdapat suatu standar ganda dari standar perhitungan cadangan yang digunakan, yaitu standar JORC (Join Ore Reporting Code) dari Australia dan SNI (Standar Nasional Indonesia) dari Indonesia.DIRJEN MINERBA di bawah pengawasan Subdirektorat Pengawasan Usaha Eksplorasi Batubara berdasarkan PERMEN no. 18 tahun 2010 pasal 395, 396(a), mengadakan kegiatan Kajian Sinkronisasi Perhitungan Cadangan Batubara Berdasarkan JORC dan SNI, yakni untuk pelaksanaan persiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengawasan penyelidikan umum dan eksplorasi batubara yang sangat berkaitan erat dengan hal sumberdaya dan cadangan.

  • Maksud, Tujuan dan Sasaran KegiatanMaksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui perbandingan kelebihan dan kekurangan perhitungan sumberdaya dan cadangan batubara berdasarkan SNI dan JORCTujuan Kegiatan adalah : menyelaraskan dan mengarahkan perusahaan batubara untuk menggunakan perhitungan sumberdaya dan cadangan batubara berdasarkan SNISasaran Kegiatan adalah : harapan akan dipergunakan SNI sebagai standar perhitungan sumberdaya dan cadangan batubara di Indonesia, baik itu untuk kegiatan pelaporan ataupun untuk kegiatan investasi

  • Lingkup dan Tahapan KegiatanMengumpulkan laporan perhitungan cadangan batubara berdasarkan JORC dan SNIMengklasifikasikan laporan perhitungan cadangan batubara berdasarkan JORC dan SNIMenganalisa atau evaluasi laporan perhitungan cadangan batubara berdasarkan JORC dan SNIMenyajikan dan menyimpulkan hasil evaluasi laporan perhitungan cadangan batubara berdasarkan JORC dan SNIMenyusun suatu tindaklanjut dari hasil evaluasi laporan perhitungan cadangan batubara berdasarkan JORC dan SNI

  • Perusahaan terpilih dalam melaksanakan kajian ini adalah sebagai berikut:PT. Perkasa Inakakerta yang memiliki perizinan PKP2B yang berlokasi di Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai TimurPT. Firman Ketaun Perkasa yang memiliki perizinan PKP2B yang berlokasi di Kabupaten Kutai BaratPT. Adaro Indonesia yang memiliki perizinan PKP2B yang berlokasi di Paringin, Tutupan, Kabupaten TabalongPT. Arutmin Indonesia yang memiliki perizinan PKP2B yang berlokasi di Kabupaten Tanahbumbu dan Kabupaten Kotabaru

  • Studi LiteraturKode JORC menyediakan sistem untuk klasifikasi tonase dan perkiraan nilai menurut keyakinan geologi dan pertimbangan teknis / ekonomi. Kode menggambarkan kriteria yang berlaku untuk pelaporan hasil eksplorasi, Sumberdaya Mineral, Cadangan Bijih, Sumberdaya Batubara dan Cadangan dan mengisi stope termineralisasi, stok, sisa-sisa, pilar, mineralisasi kelas rendah dan tailing. Stephenson (1995) merangkum sejarah perkembangan Kode JORC oleh Bersama Cadangan Bijih Komite, anggota yang terdiri dari Institut Australia Pertambangan dan Metalurgi (AusIMM), Dewan Mineral Australia (MCA) dan Institut Australia Geoscientists (AIG). Komite juga memiliki perwakilan dari Bursa AustraliaExchange (ASX), Lembaga Efek Australia (SIA) dan Konsultan Mineral Industri Asosiasi (MICA).

  • Prinsip-prinsip dari Kode JORC pada Sebuah laporan publik harus disajikan dengan jelas dan jelas (yaitu transparansi), harus mencakup semua informasi cukup diperlukan dan diharapkan (yaitu materialitas) dan harus berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh CP (yaitu kompetensi).

  • Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan banyak lempeng litosfera menyebabkan konfigurasi geologi yang spesifik yang mempengaruhi endapan batubara secara kualitas, kuantitas dan sebarannya sehingga dengan demikian sistim penghitungan sumber daya atau cadangan seperti dari USGS atau Australian Standard tidak dapat begitu saja diterapkan pada penghitungan sumber daya atau cadangan batubara Indonesia. Untuk itu pada tahun 1998, telah dicapai suatu kesepakatan mengenai klasifikasi sumber daya dan cadangan batubara melalui diskusi-diskusi intensif dalam berbagai sidang yang dihadiri oleh perwakilan dari instansi pemerintah terkait, perguruan tinggi dan perusahaan-perusahaan batubara baik pemerintah (BUMN), swasta asing (PMA) maupun swasta nasional, dalam wujud Standard Nasional Indonesia tentang Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara (SNI Amandemen 1, 13-5014-1998). SNI ini banyak mengacu kepada United Nations International Framework Classification for Reserve/Resources-Solid Fuels dan Mineral Commodities, 1996 dalam penghitungan sumberdaya dan cadangan komoditi mineral dan bahan bakar padat.

  • Ruang Lingkup SNI

    Dokumen ini meliputi uraian mengenai metodologi yang dianjurkan untuk diikuti dalam memperkirakan/mengestimasikan jumlah Batubara insitu, Sumberdaya dan Cadangan Batubara; dan untuk memberikan panduan dalam pelaporan kepada pemerintah dan dokumen dokumen teknis untuk pelaporan publik maupun non publik (internal perusahaan). Pedoman dibuat bersifat luas dengan harapan agar dapat diaplikasikan untuk berbagai endapan batubara Indonesia yang bervariasi baik dalam peringkat/rank, kualitas, dan lingkungan geologinya. Pedoman ini juga memperkenalkan Estimator Sumberdaya dan Cadangan Batubara yaitu pihak/orang yang bertanggung-jawab atas kelayakan dan kualitas estimasi Cadangan dan Sumberdaya yang disampaikannya.

  • MetodologiUntuk Kajian Sinkronisasi Perhitungan Cadangan Batubara Berdasarkan JORC dan SNI kita akan menggunakan metode perbandingan, dimana kita akan membandingkan hal berikut ini:Pelaporan Menggunakan PendekatanJORCPelaporan Menggunakan Pendekatan SNI

  • Hasil PenyelidikanSNI dan JORC merupakan suatu standar untuk proses pengambilan dan pengolahan data yang menunjang untuk penghitungan sumberdaya mineral dan cadangan bijih.Untuk itu dibagi menjadi dua tahap, yakni:1. Tahap Pengerjaan Lapangan2. Tahap Pengerjaan Studio

  • Tahap pengerjaan lapangan merupakan proses pengambilan data. Untuk memperoleh hasil yang tepat maka diperlukan input-input data yang valid yang diambil dengan tepat dan sesuai standar. Tahap ini dibagi menjadi :1. Kegiatan Pemetaan Geologi Permukaan2. Kegiatan Pemboran3. Kegiatan Geophysical Logging

  • Tahap pengerjaan studio merupakan tahap pengolahan dari data-data yang telah diperoleh melalui tahap pengerjaan lapangan, yang dibagi menjadi :

    1. Pengumpulan dan Validasi Data2. Interpretasi Data3. Pembuatan Model Geologi

  • Apabila model geologi yang dihasilkan dari tahap pengerjaan lapangan dan tahap pengerjaan studio ini telah tepat dan sesuai dengan kondisi faktual di lapangan, maka baru dapat dilakukan penghitungan sumberdaya dan cadanganApabila ada suatu kejanggalan atau anomali, maka menurut diagram kerja di atas, tahapan itu harus dirunut ulang kembali untuk mencari dimana letak anomalinya berasal

  • Kesimpulan dan SaranKesimpulan yang diperoleh dari kegiatan ini adalah :SNI dan JORC tidak terlalu banyak perbedaan yang mendasar, hanya saja dalam SNI ada beberapa hal yang tidak dijelaskan secara mendetil seperti apa yang dijelaskan di dalam JORCYang perlu diingat adalah SNI dan JORC merupakan metoda yang digunakan sebagai alat bantu untuk menjaga kualitas dalam kegiatan teknis pengambilan data dan juga pengolahan data yang dalam hal ini berguna untuk menunjang kegiatan penghitungan sumberdaya dan cadangan; yang mana lebih penting daripada hal ini adalah mengenai pelaku atau pelaksana yang melaksanakan kegiatan penghitungan sumberdaya dan cadangan, harus diperhatikan mengenai kapabilitas dan tingkat tanggungjawabnya terhadap hasil daripada penghitungan yang telah dilaksanakannya