108
LAPORAN TEKNIS TAHUN ANGGARAN 2009 KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI PERAIRAN UMUM DARATAN PAPARAN SUNDA (Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten) Tim Riset : Ali Suman, Subagdja, Azwar Said, Taufiq Hidayah, Marson, Nurwanti, Burnawi Dan Syamsul Bachri BALAI RISET PERIKANAN PERAIRAN UMUM PUSAT RISET PERIKANAN TANGKAP BADAN RISET KELAUTAN DAN PERIKANAN DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2009

KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

  • Upload
    vandien

  • View
    243

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPORAN TEKNISTAHUN ANGGARAN 2009

KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DIPERAIRAN UMUM DARATAN PAPARAN SUNDA

(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar,Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

Tim Riset :Ali Suman, Subagdja, Azwar Said, Taufiq Hidayah, Marson,

Nurwanti, Burnawi Dan Syamsul Bachri

BALAI RISET PERIKANAN PERAIRAN UMUMPUSAT RISET PERIKANAN TANGKAP

BADAN RISET KELAUTAN DAN PERIKANANDEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN

TAHUN 2009

Page 2: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

Laporan Teknis 2007Tim Riset Belida

2

Page 3: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di PerairanUmum Daratan Paparan Sunda (Kajian Stok IkanBelida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar,Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

2. Tim Penelitian : 1. Dr. Ali Suman Harahap (Koordinator)2. Subagdja, S.Si (Penanggung jawab)3. Azwar Said (Anggota)4. Taufiq Hidayah, A.Pi (Anggota)5. Nurwanti (Anggota)6. Burnawi (Anggota)7. Syamsul Bachri (Anggota)8. Marson (Anggota)

3. Jangka WaktuPenelitian

: 3 (Tiga) Tahun

4. Total Anggaran : Rp. 173.126.000,-

Mengetahui,Kepala Seksi Program dan KerjasamaBalai Riset Perikanan Perairan Umum

Palembang, Desember 2009

Penanggung Jawab Kegiatan,

Eko Priyanto, S.Pi. M.SiNIP. 19750121 200502 1 002

Subagdja, S.SiNIP. 19710226 200003 1 002

Menyetujui,Kepala Balai Riset Perikanan Perairan Umum

Dr. Ir. Ali SumanNIP. 19620402 198903 1 006

Page 4: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

iii

KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI PERAIRAN UMUMDARATAN PAPARAN SUNDA (Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis)

di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

OlehAli Suman, Subagdja, Azwar Said, Taufiq Hidayah, Marson,

Nurwanti, Burnawi Dan Syamsul Bachri

Abstrak

Penelitian Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum DaratanPaparan Sunda (Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riaudan Sungai Cisadane, Prov. Banten) dilakukan sepanjang tahun 2007. Tujuan penelitianadalah Mengkaji aspek bioekologi ikan belida yang meliputi perkembangan gonad, ukuranikan matang gonad, musim pemijahan, lokasi pemijahan, pola pemijahan, potensi reproduksi,keterkaitan kondisi lingkungan terhadap reproduksi, makanan dan kebiasaan makan danpertumbuhan.Melakukan kajian populasi ikan belida berdasarkan gen D_loop DNAmitokondria, morfologi dan fluktuasi asimetrik yang akan dijadikan sumber informasi dalammengidentifikasi unit pengelolaan dan kondisi populasi ikan belida.

Lokasi sampling ditentukan secara purposive sampling, habitat tempat ikan belida diamati secara fisik, kimia dan biologi menggunakan metode APHA. Spesimen ikan yang telahdiperoleh selanjutnya ditandai (tagging) kode spesimen dan asalnya. Pengawetan sampel di lapangandengan cara merendam ikan tersebut dalam larutan alkhol 75%. Dilakukan pengamatan aspekbiologi yang meliputi makanan dan kebiasaan makan, reproduksi dan pertumbuhan.Pengamatan populasi berupa pengukuran biometrik dilakukan pada 22 karakter morfologibentuk badan, pada bagian sisi sebelah kiri tubuh ikan, untuk analisis DNA dilakukandengan sequensing DNA pada mitokondria (mtDNA) menggunakan primer Dloop danfluktuasi asimetrik. Analisis data biometrik ikan belida dengan analisis diskriminanmenggunakan software statistica 6.0, analis sequesing DNA dengan mtDNA dengan,tampilan filogetik dalam program Mega 4.0.

Hasil penelitian menunjukkan Hasil analisis karakter morfometrik dan indeksfluktuasi asimetrik mengkonfirmasi bahwa populasi ikan Belida di sungai Kampar telahberada pada kondisi mendekati seragam atau memiliki variasi genetik yang rendah. Hasilperhitungan menunjukkan nilai jarak genetik ikan belida Indonesia dengan ikan lainberkisar antara 2.66 (Chitala blanci), 2.61 (Chitala lopis), 3.05 (Chitala ornata) dan 2.97 – 3.35(Notopterus notopterus). Berdasarkan struktur alat pencernaannya, panjang usus ikan belidamemiliki nilai indeks panjang usus relatif berkisar antara 0,2707-0,6095, ikan belida tergolongikan karnivora. Proporsi IP pada ikan jantan dan betina ditempati oleh ikan (74,63% dan79,11%), kelompok ikan merupakan makanan utama bagi ikan belida jantan. Nilai luas relungikan belida berkisar pada 1,0418-4,3204 dengan nilai standarisasi berkisar pada 0,0418-0,4120,nilai luas relung tergolong sempit. Nilai tumpang tindih relung makanan ikan belidatertinggi terjadi antara ukuran 681-750 mm dengan 821-890 mm sebesar 1,0000. Sedangkannilai tumpang tindih makanan terendah terjadi antara usuran 541-610 mm dengan 751-820mm sebesar 0,0022. Komposisi jumlah ikan belida jantan dan betina yang tertangkap selamapenelitian diperoleh rasio nisbah kelamin 1:0,88. Ikan belida jantan dan betina pertama kalimatang gonad pada kisaran panjang yang sama yaitu 756-804 mm. Nilai IKG ikan jantanberkisar antara 0,005%-0,05% dan ikan betina berkisar antara 0,03%-3,54%. Ikan belidadengan fekunditas terkecil ditemukan pada ukuran panjanng 428 mm yaitu berjumlah 442butir, sedangkan fekunditas terbesar ditemukan pada ukuran panjang ikan 860 mm yaituberjumlah 11.972 butir. Ikan belida tergolong ikan yang memiliki pola pemijahan partialspawner, artinya ikan belida beberapa kali dalam setahun. Berdasarkan hubungan panjangtotal dan berat diperoleh model persamaan hubungan panjang berat ikan belida jantan dan

Page 5: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

iv

betina, yaitu W = 7 x 10-7L3,3732 dengan nilai b sebesar 3,3732 dan W = 4 x 10-7L3,4741 dengannilai b sebesar 3,4741. Pola pertumbuhan ikan belida jantan adalah isometrik, sedangkan polapertumbuhan ikan belida betina adalah allometrik positif. Nilai faktor kondisi ikan belidajantan berkisar antara 0,5428-1,4237 dan pada ikan belida betina berkisar antara 4,37 x 10-8 -8,03 x 10-8. Panjang asimtotik (L∞) Ikan Belida adalah 924 mm. Ikan Belida di PerairanKampar, Riau diperkirakan akan mendekati panjang asimtotiknya pada umur 6 tahun.

Kata Kunci : Belida, Kampar, biologi, populasi dan ekologi

Page 6: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

v

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya

kami dapat menyelesaikan Laporan Teknis Kegiatan TA 2009 yang berjudul

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan

Sunda (Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar,

Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten). Kegiatan riset ini merupakan

kegiatan riset tahun ke-1 (pertama) dari 3 tahun masa riset di Balai Riset

Perikanan Perairan Umum Palembang untuk tahun anggaran 2009.

Kegiatan riset ini diawali dengan penyusunan proposal pada awal

tahun kegiatan dan pelaksanaan di lapangan mulai bulan Februari 2009 dan

berakhir pada bulan Desember 2009 Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di

Perairan Umum Daratan Paparan Sunda (Kajian Stok Ikan Belida (Chitala

Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov.

Banten) diharapkan dapat memberikan informasi biologi, populasi dan

ekologi. Informasi tersebut diharapkan dapat memberikan masukan untuk

upaya pelestarian ikan belida, baik pelestarian secara in-situ melalui

restocking maupun ex-situ melalui domestikasi.

Penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak

membantu terutama kepada Dinas Kelautan dan Perikanan TK. I Prov. Riau,

dan Banten, Kuasa Pemegang Anggaran (KPA/ Kepala Balai Riset Perikanan

Perairan Umum (BRPPU), para peneliti, teknisi dan pejabat struktural

lingkup BRPPU Palembang, sehingga selesainya Laporan Teknis ini. Kritik

dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun diharapkan untuk

perbaikan penulisan Laporan Teknis (Laptek).

Palembang, Desember 2009

Tim Riset

Page 7: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

vi

DAFTAR ISI

HalHALAMAN JUDUL........................................................................................ iLEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iiABSTRAK ...................................................................................................... iiiKATA PENGANTAR ..................................................................................... vDAFTAR ISI...................................................................................................... viDAFTAR TABEL.............................................................................................. viiiDAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang .................................................................................... 11.2 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 31.3 Hipotesis .............................................................................................. 61.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 61.5 Tujuan Penelitian................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Ikan Belida........................................................................................... 72.2 Identifikasi Stok Ikan......................................................................... 92.3 Keragaman Genetik, Genetic Drift

dan Ukuran Populasi Efektif ............................................................. 112.4 Fluktuasi Asimetrik............................................................................ 122.5 Aspek Reproduksi.............................................................................. 132.6 Pertumbuhan ...................................................................................... 152.7 Makanan dan Kebiasaan Makan...................................................... 162.8 Kualitas Perairan ................................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 203.2. Bahan dan Alat .................................................................................. 21

3.2.1. Bahan........................................................................................ 213.2.1.1. Bahan Identifikasi Spesies Ikan Belida ................. 213.2.1.2. Aspek Reproduksi.................................................... 213.2.1.3. Aspek Makanan dan Kebiasaan Makan ............... 213.2.1.4. Kualitas Perairan ...................................................... 22

3.2.2. Alat........................... ................................................................ 22

Page 8: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

vii

3.3. Metode Analisis...................... ........................................................... 233.3.1. Pengambilan sample ikan ...................................................... 233.3.2. Biologi............................ ........................................................... 23

3.3.2.1. Aspek makananan dan kebiasaan makan .............. 233.3.2.2. Reproduksi .................................................................. 263.3.2.3. Aspek Pertumbuhan .................................................. 28

3.3.3. Populasi............................ ........................................................ 303.3.3.1. Morfologi ..................................................................... 303.3.3.2. Marka Molekuler........................................................ 33

3.3.3. Ekologi.......................... ............................ ............................... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Biologi........................................... ........................................................... 37

4.1.1. Aspek makananan dan kebiasaan makan ................................ 374.1.2. Aspek reproduksi.. ...................................................................... 494.1.3. Aspek pertumbuhan.................................................................... 59

4.2. Populasi........................................... ........................................................ 694.2.1. Morfologi....................................................................................... 694.1.3. Marka Molekular.......................................................................... 79

4.3. Ekologi......................................... .......................................... ................. 794.4. Rekomendasi............................................................................. ............. 80

BAB V KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

viii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Parameter, Metode Pengukuran dan Bahan Alat .......................... 3

Tabel 2. Luas relung makanan ikan belida (Chitala lopis) berdasarkan

kelas ukuran........................................................................................ 45

Tabel 3. Luas relung makanan ikan belida (Chitala lopis) berdasarkan

stasiun pengambilan sampel ............................................................ 46

Tabel 4. Tumpang tindih relung makanan ikan belida (Chitala lopis)

berdasarkan kelas ukuran................................................................. 48

Tabel 5. Nilai fluktuasi asimetrik populasi ikan Belida sungai Kampar .. 74

Tabel 6. Nilai uji T-test karakter asimetrik sebelah kanan dan kiri

populasi ikan Belida sungai Kampar .............................................. 74

Tabel 7. Skor kondisi kualitas perairan

di setiap Stasiun pengamatan .......................................................... 80

Page 10: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

ix

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Skema kerangka pemikiran penelitian........................................ 5Gambar 2. Bentuk morfologi ikan belida ....................................................... 8Gambar 3. Penyebaran famili Notopteridae .................................................. 9Gambar 4. Lokasi Penelitian............................................................................. 20Gambar 5. Karakter morfologi ikan belida .................................................... 32Gambar 6. Karakter fluktuasi asimetrik yang diamati ....................................... 33Gambar 7. Jumlah tangkapan ikan belida (Chitala lopis)

Selama penelitian ........................................................................... 38Gambar 8. Struktur anatomis saluran pencernaan

ikan belida (Chitala lopis) ............................................................... 40Gambar 9. Komposisi makanan ikan belida

secara umum................................................................................... 41Gambar 10. Komposisi makanan ikan belida

berdasarkan jenis kelamin ............................................................ 42Gambar 11. Komposisi makanan ikan belida

berdasarkan kelas ukuran............................................................. 43Gambar 12. Komposisi makanan ikan belida

stasiun pengambilan sampel ........................................................ 44Gambar 13. Nisbah kelamin ikan belida (C. lopis) jantan dan betina

berdasarkan bulan pengambilan ikan contoh ........................... 49Gambar 14. Nisbah kelamin ikan belida (C. lopis) jantan dan betina

berdasarkan selang kelas panjang total ...................................... 50Gambar 15. Struktur morfologis dan histologis

gonad ikan belida (C. lopis) betina ............................................... 51Gambar 16. Tingkat kematangan gonad (%) ikan belida (C. lopis) jantan

dan betina berdasarkan selang kelas panjang total .................. 52Gambar 17. Tingkat kematangan gonad (%) ikan belida (C. lopis) jantan

dan betina berdasarkan bulan pengambilan ikan contoh........ 53Gambar 18. Indeks kematangan gonad (%) ikan belida (C. lopis) jantan

dan betina berdasarkan tingkat kematangan gonad ................ 55Gambar 19. Hubungan panjang total (mm) ikan belida (C. lopis)

dengan fekunditas TKG III dan IV .............................................. 56Gambar 20. Sebaran diameter telur ikan belida

pada TKG III dan IV ...................................................................... 58Gambar 21. Sebaran frekuensi ikan belida pada selang kelas

ukuran panjang total (mm) selama penelitian........................... 60Gambar 22. Sebaran frekuensi ikan belida (C. lopis) pada selang kelas

panjang total (mm) pada tiap pengambilan ikan contoh......... 61Gambar 23. Hubungan panjang berat ikan belida jantan dan betina......... 63

Page 11: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

x

Gambar 24. Rata-rata faktor kondisi ikan belida (C. lopis) jantan dan betinaberdasarkan bulan pengambilan ikan contoh ........................... 65

Gambar 25. Rata-rata faktor kondisi ikan belida (C. lopis) jantanberdasarkan tingkat kematangan gonad.................................... 66

Gambar 26. Penentuan kelompok umur ikan belida yang tertangkap diPerairan Sungai Kampar, Riau dengan Metode Bhattacharyadari paket program FISAT........................................................... 67

Gambar 27. Grafik pertumbuhan panjang ikan belidadi Perairan Sungai Kampar, Riau .............................................. 68

Gambar 28. Grafik pertumbuhan berat ikan belidadi Perairan Sungai Kampar, Riau ................................................ 69

Gambar 29. Lingkaran korelasi F1 dan F2 (43.48%)...................................... 70Gambar 30. Lingkaran korelasi F1 dan F3 (42.08%)...................................... 71Gambar 31. Lingkaran korelasi F2 dan F3 (42.08%)...................................... 71Gambar 32. meristik lingkaran korelasi F1 dan F2 (43.48%) ....................... 72Gambar 33. Nilai rata-rata, standar deviasi dan coefficient variation

karakter morfometrik populasi ikan Belida sungai Kampar... 73Gambar 34. Nilai rata-rata, standar deviasi dan coefficient variation

karakter asimetrik populasi ikan belida sungai Kampar......... 75Gambar 35. Filogeni Ikan Belida...................................................................... 78

Page 12: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A 2009

Kajian Stock Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stock Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan Belida merupakan anggota famili Notopteridae (Kottelat et al., 1993;

1997) yang memiliki nilai ekonomis dan budaya. Ikan ini sangat digemari

karena memiliki rasa daging yang lezat dan khas terutama karena kandungan

lemaknya yang tinggi (Sunarno, 2002), juga kandungan protein dan vitamin A

yang tinggi (Mno, 2005), menempatkan Ikan Belida sebagai makanan ikan air

tawar yang ekslusif dengan harga yang cukup mahal(harga per kg ikan belida >

Rp. 50.000). Sehingga berkembang suatu pemahaman dalam masyarakat, bahwa

mengkonsumsi jenis makanan ini merupakan prestise bagi konsumennya.

Sebagai ilustrasi, permintaan ikan belida untuk industri rumahan sekitar 200

kg/hari dan dimanfaatkan untuk ikan hias dan konsumsi 40 kg/hari. Diestimasi

nelayan hanya bisa memasok kurang dari 2% (Anonim, 2003).

Wilayah penyebaran ikan belida di Indonesia berada di Sumatera, Jawa

dan kalimantan (Paparan Sunda) (Kottelat et al., 1993; 1997). Produksi tahunan

ikan belida di Indonesia terus mengalami penurunan, 8.000 ton (1991), 5.000 ton

(1995) dan 3.000 ton (1998) (Ditjen perikanan, 2000). Bahkan pada satu kasus

Anonim (2003), melaporkan di Sungai Citarum, Jawa Barat, sampai tahun 1998

produksi ikan belida masih 6 ton/tahun, namun setahun kemudian tak

seekorpun ditemukan.

Ikan belida di alam di duga akan terjadi overfishing dan selanjutnya akan

terjadi kepunahan. Untuk menghindari hal ini, maka perlu dilakukan penelitian

aspek bioekologi dan genetik. Kajian bioekologi mengambil kasus di Sungai

Kampar, karena tiga alasan; 1). Ekosistem yang kompleks dan lengkap, semua

tipe habitat ikan belida ada di Sungai Kampar, 2). Ikan Belida di Sungai kampar

teridentifikasi memiliki beberapa variasi bentuk dan spesifik, dan 3). Produksi

Page 13: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A 2009

Kajian Stock Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stock Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

2

tahunan ikan belida di Sungai Kampar tergolong tinggi dan terjadi penurunan

drastis, dari 50,2 ton (tahun 2003) menjadi 7,6 ton pada tahun 2007 (Diskanlut,

2008). Kajian genetik juga dilakukan di Sungai Kampar dengan tambahan

beberapa populasi yang lain, yaitu; Musi (Sumatera Selatan), Indragiri (Riau)

dan Siak (Riak).

Status terkini penelitian ikan belida, terkait dengan bioekologi dan

genetik diinformasikan sebagai berikut; Menurut Smith (1945)

perkembangbiakan belida telah diteliti di Thailand dan telah terbukti bahwa

pada tiap kali memijah hanya satu kandung telur (ovarium) yang berkembang.

Tetapi belum diketahui apakah kandung telur tersebut bergilir diantara yang

kanan dengan yang kiri atau memang selamanya hanya satu kandung telur yang

berkembang. Pada waktu pemijahan induk belida menempelkan telur-telurnya

pada benda-benda yang berada 1,5-2 m di bawah permukaan air. Telur ikan

yang telah dibuahi dijaga oleh induk jantan dari gangguan mahluk lain. Untuk

menghindari pencemaran telur dari lumpur dan sisa tumbuhan, induk jantan

mengibas-ngibaskan sirip dubur dan ekornya. Jumlah yang dikeluarkan dalam

satu kali pemijahan berkisar antara 5.000-10.000 butir, 1.194-8.320 butir (Adjie &

Utomo, 1994), 260-6.080 butir (Adjie dkk., 1999) dan 1.000-6.000 butir (Anonim,

2003). Masa pengeraman sebelum menetas adalah 5-6 hari pada suhu 330 C.

Ukuran pertama kali matang gonad 40-50 cm (Anonim, 2003), diameter telur 1.5-

3.0 mm (Adjie & Utomo, 1994). Penelitian-penelitian tersebut belum

mengungkapkan jumlah, diameter telur dan ukuran pertama matang gonad ikan

belida terkait dengan tingginya intensitas penangkapan dan perubahan habitat.

Ikan belida memijah beberapa kali dalam setahun (Adjie dkk., 1999), musim

pemijahannya pada saat air besar yaitu bulan November-Januari (Adjie &

Utomo, 1994) dan tempat pemijahan berada diperairan sungai yang banyak

terdapat tempat berlindung seperti ranting-ranting kayu (Adjie & Utomo, 1994),

di hutan rawang dan dipersawahan (Adjie dkk., 1999). Belum diungkapkan

bagaimana preferensi pemijahan ikan belida, apakah ikan ini lebih memilih

Page 14: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A 2009

Kajian Stock Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stock Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

3

melakukan migrasi pemijahan untuk mencari tempat pemijahan di rawa banjiran

atau disekitar habitatnya sepanjang memenuhi strategi pemijahannya.

Kondisi perairan habitat belida menunjukkan reaksi sekitar netral, bersifat

lunak dengan alkalinitas relatif rendah dan kandungan hara fosfor dan nitrat

rendah (Adjie dkk., 1999). Kristanto & Subagja (2008), menduga terdapat

keterkaitan antara pH, konduktivitas perairan dengan penempelan telur ikan

belida. Tidak diketahui keterkaitan dinamika kualitas air dengan pola

reproduksi ikan belida. Makanan utama Ikan Belida adalah ikan kecil (78.94%),

udang (3.61%) dan serangga (0.09%) (Adjie dkk, 1999), ikan kecil (50.02%) dan

udang (21.87%) (Adjie & Utomo, 1994). Tetapi belum diketahui apakah

perbandingan komposisi perbandingan makanan sama antara musim, sepanjang

tahun dan pada tipe habitat yang berbeda. Penurunan produksi tahunan ikan

belida yang drastis, mengindikasikan ketidakmampuan ikan belida untuk pulih.

Ketidakmampuan ikan belida untuk pulih disebabkan oleh faktor genetik dan

lingkungan. Sampai saat ini belum ada penelitian genetik khususnya sampai

pada DNA yang terkait dengan ikan belida Indonesia, pada Gene Bank (NCBI,

2009) tidak ada data sekuense ikan belida yang berasal dari Indonesia. Madang

(1999) mengungkap keragaman genetik ikan belida di Sungai Musi tergolong

rendah, namun masih pada level protein.

1.2 Kerangka Pemikiran

Masalah penurunan produksi tahunan ikan belida di alam akibat

degdradasi habitat dan penangkapan berlebih, terjadi pada banyak wilayah

distribusi ikan belida di Indonesia, termasuk perairan Sungai Kampar Prov.

Riau. Untuk mengatasi kondisi tersebut, perlu diupayakan strategi pengelolaan

yang tepat terkait biota dan habitat.

Pengelolaan biota mempertimbangkan aspek genetik dan bioekologi.

Aspek genetik akan memberikan panduan pengelolaan berdasarkan informasi

Page 15: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A 2009

Kajian Stock Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stock Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

4

tentang identifikasi unit pengelolaan dan bagaimana kondisi kesehatan unit

pengelolaan tersebut. Penggunaaan standar acuan biologi hasil maksimum

berkelanjutan harus berdasarkan pada informasi biologi utama dari unit

populasi yang dikelola. Kekeliruan menetapkan unit populasi dapat

menyesatkan pencapaian tujuan pengelolaan berkelanjutan. Sungai Kampar

adalah wilayah penyebaran ikan belida yang memerlukan pengelolaan, namun

belum diketahui apakah ikan belida yang ada di Sungai Kampar adalah segmen

populasi atau terdiri dari sub populasi yang terpisah.

Kajian bioekologi akan menghasilkan strategi yang berhubungan dengan

pengaturan ukuran ikan yang boleh ditangkap, pengaturan musim penangkapan

dan pengaturan lokasi penangkapan yang dibutuhkan untuk upaya konservasi,

serta menentukan potensi reproduksi dan kualitas perairan yang dibutuhkan

untuk upaya domestikasi. Ikan yang mengalami tekanan penangkapan

kemungkinan menunjukkan perubahan karakteristik reproduksi sebagai

mekanisme adaptasi terhadap lingkungan dengan cara melakukan strategi

reproduksi yang berhubungan dengan kematangan, pemijahan, fekunditas,

ukuran dan pertumbuhan. Setiap mahluk hidup termasuk ikan belida

mempunyai potensi untuk mempertahankan eksistensinya dan turunannya

sebagai mekanisme adaptasi terhadap lingkungan seperti tekanan eksploitasi.

Namun belum diketahui apakah ikan belida menunjukkan perubahan

karakteristik reproduksi yang berkaitan dengan kematangan, pemijahan,

fekunditas, ukuran dan pertumbuhan sebagai strategi reproduksi untuk menjaga

eksistensinya. Sementara pengelolaan habitat dapat berupa penetapan wilayah

konservasi ikan belida.

Page 16: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

5

Gambar 1. Skema kerangka pemikiran penelitian

Page 17: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

6

1.3 Hipotesis

Apabila pengelolaan biota yang mencakup aspek genetik dan bioekologi

dan habitat ikan belida dikaji lebih dalam dan rinci, maka informasi ini dapat

dijadikan landasan usaha konservasi dan domestikasi dalam upaya pemanfaatan

sumber daya perairan sungai yang berkelanjutan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk usaha konservasi

dan domestikasi dalam upaya pemanfaatan sumber daya perairan yang

berkelanjutan pada ekosistem sungai, khususnya terhadap ikan belida di Sungai

Kampar Prov. Riau.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah:

1. Melakukan kajian populasi ikan belida berdasarkan gen D_loop DNA

mitokondria, morfologi dan fluktuasi asimetrik yang akan dijadikan sumber

informasi dalam mengidentifikasi unit pengelolaan dan kondisi populasi

ikan belida.

2. Mengkaji aspek bioekologi ikan belida yang meliputi perkembangan gonad,

ukuran ikan matang gonad, musim pemijahan, lokasi pemijahan, pola

pemijahan, potensi reproduksi, keterkaitan kondisi lingkungan terhadap

reproduksi, makanan dan kebiasaan makan dan pertumbuhan.

Page 18: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan Belida

Ikan belida tergolong dalam kelas Pisces, Ordo Osteoglossiformes, famili

Notopteridae, genus Chitala dan spesies Chitala lopis (Nelson, 1976; Kottelat et al.,

1993; 1997). Genus Chitala, berdasarkan kajian morfologi tersusun dari empat

spesies yaitu Chitala lopis, Chitala borneensis, Chitala hyposelonatus dan Chitala sp

(Kottelat dan Widjanarti, 2005). Inoue et al. (2009), menginformasikan genus

Chitala tersusun dari empat spesies yaitu Chitala lopis, Chitala ornata, Chitala

chitala dan Chitala blanci berdasarkan analisis DNA mitokondria lengkap.

Berdasarkan Weber dan deBeaufort, (1913); Kottelat et al. (1993; 1997),

ikan belida mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Badan pipih dan memanjang

dengan bagian punggung yang tampak mencembung. Bagian perut berduri

ganda dengan bagian ekor yang juga memanjang. Ukuran sisik kecil, berbentuk

sikloid, pada samping badan membentuk gurat sisi. Kepala bersisik, lubang

hidung depan berbentuk tabung, tidak tertutup insang bawah; tutup insang kecil

berjelabir selaput kearah belakang. Tutup insang antara, tersembunyi di bawah

tutup insang depan yang agak bergigi. Bukaan mulut lebar, dibatasi rahang atas

depan dan rahang atas. Rahang atas memanjang sampai bawah atau belakang

mata. Gigi terdapat pada rahang atas depan, rahang atas, rahang bawah, tulang

mata bajak (vomer), tulang langit-langit (palatine) dan lidah. Sirip punggung kecil,

terletak kira-kira direntang pertengahan sirip dubur yang bersatu dengan sirip

ekor. Sirip perut yang bersatu pada dasarnya kecil (rudiment). Selaput insang (gill

membrane) bersatu pada bagian dasarnya dan bebas dari isthmus. Jari-jari selaput

insang, berjumlah 7-9 dan tidak ada insang palsu (pseudobranchiae). Saringan

insang tidak banyak, kuat, ada serangkaian tonjolan pada bagian dalam

Page 19: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

8

lengkung insang yang pertama, bentuk morfologi ikan belida terlihat pada

Gambar 2.

Gambar 2. Bentuk morfologi ikan belida

Penyebaran famili Notopteridae berdasarkan Sterba (1966) dalam Nelson

(1976), meliputi kawasan Afrika terutama bagian tengah (tropika), Asia Selatan

dan Asia Tenggara. Kawasan Afrika meliputi negara-negara seperti; Kongo,

Gabon, Zaire, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Sudan, Nigeria, Pantai Gading,

Benin, Gambia, Cad dan Sinegal. Kawasan Asia Selatan meliputi negara India,

Banglades dan Pakistan. Sedangkan kawasan Asia Tenggara meliputi negara-

negara; Myanmar, Thailand (Sungai Choupraya), Kamboja dan Laos (DAS

Mekong), Malaysia dan Indonesia. Inuoe et al. (2009) memetakan penyebaran

famili Notopteridae Afrika dan Asia pada Gambar 3.

Penyebaran ikan belida di wilayah Indonesia meliputi sungai-sungai

besar beserta daerah aliran sungai, daerah banjiran dan danau yang terdapat di

Pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Penyebaran jenis ikan tersebut

diperkirakan terjadi pada zaman pleistosen, saat terjadi susut laut akibat

Page 20: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

9

pendinginan suhu global. Diperkirakan pada saat itu Pulau Sumatera,

Kalimantan dan Jawa merupakan satu daratan dengan banyak sungai panjang

mengalir berhulu di Sumatera dan Jawa dengan muara di wilayah Kalimantan.

Sehingga berdampak pada kesamaan jenis ikan tawar dari ketiga pulau tersebut

termasuk ikan belida.

Gambar 3. Penyebaran famili Notopteridae berdasarkan Inoue et al. (2009)

2.2. Identifikasi Stok Ikan

Identifikasi stok ikan bisa dilakukan melalui pengukuran morfologi;

morfometrik (Tschibwabwa, 1997; Sudarto, 2003; Gustiano, 2003) dan meristik

(Seymour, 1959; MacCrimmon and Clayton, 1985; Al-Hasan, 1984; 1987a,b) dan

marka molekular (Waltner, 1988; Krueger 1986; Sudarto, 2003).

Morfometrik adalah perbandingan ukuran relatif bagian-bagian tubuh

ikan. Perbedaan morfologis antar populasi dapat berupa perbedaan seluruh

ukuran dan bentuk, tetapi umumnya melibatkan keduanya (Sprent, 1972).

Perbedaan bentuk antar populasi ikan dinyatakan sebagai fungsi ukuran

(McGlade dan Boulding, 1985). Sementara meristik adalah bagian yang bisa

dihitung dari ikan yang merupakan jumlah bagian-bagian tubuh ikan, misalnya

Page 21: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

10

jumlah duri pada perut. Karakter meristik dan variasinya telah digunakan

sebagai suatu alat dasar dalam memisahkan populasi pada spesies ikan yang

berbeda (Seymour, 1959; MacCrimmon and Clayton, 1985; Al-Hasan, 1984;

1987a,b). Kedua pendekatan morfologi ini, baik morfometrik maupun meristik,

walaupun konvensional namun pendekatan ini terbukti valid, memiliki berbagai

keunggulan antara lain; mudah dilakukan, tidak memerlukan biaya besar dan

tidak memerlukan waktu lama (Mustafa, 1999; Gustiano, 2003).

Salah satu penanda molekuler yang biasa digunakan untuk identifikasi

stok adalah analisis sekuense DNA mitokondria. Hal ini karena DNA

mitokondria bersifat maternal dan diturunkan oleh parentalnya tanpa

rekombinasi (Harrison, 1989; Amos & Hoelzel, 1992), ukuran molekul

kecil/pendek (16.000–20.000 nukleotida), tingkat evolusi yang tinggi (5-10 kali

lebih besar dari DNA inti) (Brown et al., 1979; Brown, 1983), memiliki jumlah

copy yang besar 1000-10.000 (Brown, 1983) dan lebih cepat dan mudah

mendapatkan hasil dari jaringan yang telah diawetkan sebelumnya (Paabo,

1989). Shaklee et al (1982), mengklasifikasikan perbedaan takson pada ikan

didasarkan pada jarak genetik (D), dimana jika rata-rata D 0.05 (berkisar antara

0.002-0.065) berbeda populasi, 0.30 (0.025-0.609) berbeda spesies dan 0.90 (0.580-

1.21) berbeda genus.

Daerah D_ loop pada DNA mitokondria memiliki laju perubahan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan daerah mitokondria yang lain, daerah ini

sering digunakan sebagai penanda genetik (Bentzen, 1993). Penanda genetik atau

DNA barcoding dianggap sebagai suatu sistem standar untuk identifikasi semua

taksa eukariot secara akurat dan cepat. Anggapan ini didasarkan bahwa setiap

spesies akan memilili DNA barcoding yang unik. Ada 4650 kombinasi atcg yang

mungkin untuk seluruh organisme, sehingga diyakini bahwa setiap spesies akan

memiliki runtutan DNA yang spesifik dan tidak dimiliki oleh spesies lainnya

(Frezal and Leblois, 2008).

Page 22: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

11

2.3. Keragaman Genetik, Genetic Drift dan Ukuran Populasi Efektif

Keragaman genetik populasi adalah keragaman gen (tipe dan frekuensi)

yang ada dalam populasi (Primack dkk., 1998). Keragaman genetik disimpan

dalam kromosom dan struktur sel yang mengandung molekul DNA penyusun

gen dan mengkode biosintesis protein (Mustafa, 1999).

Keragaman gen juga bisa dihitung berdasarkan data haploid. Dugaan

keragaman genetik berdasarkan data DNA mitokondria, sebagai contoh,

seringkali menggunakan h sebagai suatu ukuran keragaman haplotipe. Dalam

konteks ini, h mendeskripsikan jumlah dan frekuensi haplotipe mitokondria

yang berbeda dan merupakan perbandingan yang sama untuk lokus diploid.

Namun demikian, keragaman haplotipe genom yang berevolusi relatif cepat

seperti DNA mitokondria seringkali mencapai 1.0 di dalam populasi jika suatu

proporsi yang tinggi dari individu memiliki haplotipe yang unik. Lebih

informatif, menyadari jumlah perbedaan nukleotida diantara dua sekuense

sebagai perbandingan untuk secara sederhana mendeterminasi apakah mereka

berbeda atau tidak. Hal ini bisa dilakukan dengan menghitung keragaman

nukleotida (π; Nei and Tajima, 1981), yang menghitung rata-rata perbedaan

diantara sekuense.

Keragaman genetik dipengaruhi oleh banyak faktor dan untuk itu

bervariasi diantara populasi. Salah satu faktor yang menentukan keragaman

genetik adalah genetic drift, genetic drift adalah suatu proses yang menyebabkan

frekuensi alel dari suatu populasi berubah dari satu generasi ke generasi

selanjutnya secara sederhana sebagai hasil suatu perubahan. Efek genetic drift

menonjol pada populasi yang kecil, drift akan mengarahkan setiap alel ke arah

fiksasi atau punah dalam waktu yang relatif singkat dan untuk itu efek secara

menyeluruh adalah mengurangi keragaman genetik (Freeland, 2005). Populasi

ikan yang mengalami overeksploitasi akan mengakibatkan bahaya genetik akibat

genetic drift (Thorpe et al., 1995). Genetic drift memainkan pengaruh yang sangat

Page 23: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

12

kuat dalam genetika populasi dan membentuk salah satu teori pengukuran yang

sangat penting dalam struktur genetik populasi yaitu ukuran populasi efektif

(Ne) (Freeland, 2005). Genom mitokondria DNA lebih sensitif pada genetik drift

dibandingkan DNA inti dan tepat digunakan untuk menghitung Ne (Harrison,

1989; Amos & Hoelzel, 1992).

Ukuran populasi efektif (Ne) merefleksikan tingkat kehilangan

keragaman genetik akibat genetik drift (Freeland, 2005). Besaran Ne

diperkirakan seperlima dari ukuran populasi yang disensus, Nc (hause et al.,

2002).

2.4. Fluktuasi Asimetrik

Faktor lingkungan dapat menyebabkan perubahan morfologi, reproduksi

dan survival pada ikan sebagai hasil modifikasi fisiologi dan prilaku akibat

respon adaptive mereka terhadap perubahan lingkungan (fenotipic plastisity)

(Stearns,1983). Seringkali respon adaptif terhadap lingkungan memiliki

konsekuensi genetik dan memiliki dampak yang panjang, seperti menurunnya

pertumbuhan. Fenomena ini dicirikan juga dengan meningkatnya individu yang

asimetrik dan abnormal. Hal ini terlihat pada perbedaan bentuk, ukuran, jumlah

dan ciri-ciri morfologi yang lain pada organ tubuh yang berpasangan antara

organ bagian kiri dan bagian kanan (Van Valen, 1962).

Menurut Van Valen (1962), adanya perbedaan fenotip pada individu

untuk sifat meristik yang bilateral dapat menunjukkan fluktuasi asimetrik, yaitu

adanya perbedaan antara karakter sisi kiri dan sisi kanan yang menyebar secara

normal dengan rata-rata yang mendekati nol sebagai akibat dari

ketidakmampuan individu untuk berkembang secara tepat dan normal.

Page 24: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

13

2.5. Aspek Reproduksi

Reproduksi sebagian besar ikan sangat dipengaruhi oleh musim dan

sebagian besar spesies menunjukkan awal musim hujan. Hal ini berkenaan

dengan strategi reproduksi, strategi reproduksi yang dilakukan oleh ikan

(Welcomme, 1979) antara lain mencari tempat aman dan terlindungi untuk

menaruh telur, disana terdapat makanan maksimum dan aktivitas makan

mudah dan cukup waktunya, dan terlindungi dari predator. Saat banjir jelas dua

faktor pertama terpenuhi sedangkan faktor terakhir ikan akan mengembangkan

mekanisme khusus. Menurut Welcomme (1979) faktor yang memulai

pematangan gonad dan mempercepat pemijahan umumnya tidak diketahui,

namun demikian beberapa faktor yang diduga berpengaruh antara lain

perubahan fisik lingkungan seperti suhu, konduktivitas dan aliran, ketiganya

merupakan kumpulan kondisi yang menandakan masuk musim hujan.

Ikan yang hidup di daerah tropis, faktor fisika utama yang mengontrol

siklus reproduksi adalah arus, suhu dan substrat. Faktor kimia adalah gas-gas

terlarut, pH, nitrogen dan metabolitnya serta zat buangan yang berbahaya bagi

kehidupan ikan diperairan. Faktor biologi yang mengontrol siklus reproduksi

ikan dibagi menjadi faktor dalam dan luar. Faktor dalam meliputi faktor

fisiologis individu dan respon terhadap berbagai faktor lingkungan, selanjutnya

faktor luar adalah patogen, predator dan kompetisi sesama spesies ikan tertentu

atau dengan spesies lain.

Secara alami, daerah hutan rawa merupakan tempat berkembang biak

ikan belida. Ikan belida (N. chitala) memanfaatkan hutan rawang untuk aktivitas

breeding terbukti pada perairan tersebut banyak ikan yang sudah matang gonad

(siap memijah) (Utomo dan Asyari, 1999). Pemijahan diketahui terjadi pada

bulan November-Januari (Adjie dan Utomo, 1994). Secara bertahap induk yang

sudah matang gonad berpindah beruaya menuju daerah rawa banjiran yang

dikenal dengan nama flood plain, terutama hutan rawa banyak ditumbuhi

Page 25: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

14

tanaman dengan substrat keras, seperti pohon-pohon yang sudah mati sebagai

tempat menempelkan telur.

Induk yang siap memijah adalah induk yang telah melakukan fase

pembentukan kuning telur (phase vitellogenesis) dan masuk fase dorman

(Woynarovich dan Horvath, 1980). Fase pembentukan kuning telur dimulai sejak

terjadinya penumpukan bahan-bahan kuning telur (yolk) dalam sel telur. dan

berakhir setelah sel telur mencapai ukuran tertentu atau nukleolus tertarik

ketengah nukleus. Setelah fase pembentukan kuning telur berakhir, sel telur

tidak mengalami perubahan bentuk selama beberapa saat, tahap ini disebut fase

istirahat (dorman). Menurut Lam (1985), bila rangsangan diberikan pada saat ini

akan menyebabkan terjadinya migrasi inti ke perifer, inti pecah atau lebur,

se!anjutnya terjadi ovulasi (pecahnya folikel) dan oviposisi. Kondisi lingkungan

tidak cocok dan rangsangan tidak diberikan, telur yang dorman tersebut akan

mengalami degradasi atau gagal diovulasikan lalu diserap kembali oleh sel-sel

ovarium, telur yang demikian dikenal dengan oosit atresia.

Lama pemijahan pada ikan dapat diduga dari ukuran diameter telur. Jika

waktu pemijahan pendek, semua telur masak yang terdapat dalam ovarium

berukuran sama, ukuran ini berbeda dengan ukuran telur pada saat folikel

masih muda. Tetapi bila waktu pemijahan tersebut terus menerus pada kisaran

waktu yang lama, maka ukuran telur yang berada dalam ovarium berbeda-beda

(Hoar,1957). Menurut Selman dan Wallace (1981), bila dihubungkan dengan

periode waktu pemijahan dengan oosit yang berada dalam ovarium, maka

ovarium ikan dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu sinkronisme total

(seluruh oosit berada pada tingkat perkembangan atau stadia yang sama),

sinkronisme kelompok (sedikitnya ada dua populasi yang berada dalam stadia

yang sama) dan tidak ada sinkronisme atau metakrom (oosit terdiri dari semua

tingkat perkembangan).

Induk ikan belida menempelkan telur-telurnya pada benda-benda yang

berada 1.5-2 m, dibawah permukaan air (Adjie dan Utomo, 1994). Selain itu

Page 26: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

15

batang kayu baik yang masih hidup maupun yang sudah mati merupakan

rumpon bagi ikan kecil dan udang yang merupakan makanan utama ikan ini,

sehingga pada waktu melakukan pemijahan mudah mendapatkan makanan.

Balon (1975) dalam Welcomme (1979), menambahkan ikan belida termasuk

kelompok ikan yang membangun sarang dengan apa saja dan dimana saja,

sejauh memenuhi strategi reproduksinya. Ikan belida memiliki jumlah telur 260-

6080 butir (Adjie dkk., 1999), 1000-6000 (Anonim, 2003). Masa pengeraman

sebelum menetas adalah 5-6 hari pada suhu 330 C. Ukuran pertama kali matang

gonad 40-50 cm (Anonim, 2003), diameter telur 1.5-3.0 mm (Adjie & Utomo,

1994).

2.6. Pertumbuhan

Pertumbuhan mengandung arti perubahan dalam massa yaitu bisa

panjang atau berat, dalam suatu waktu (Effendi, 1997). Ali et al (2002),

mengatakan pertumbuhan adalah perubahan yang nyata dalam volume, dimana

parameter yang mengalami perubahan adalah panjang, berat dan massa.

Perubahan itu terjadi pada keseluruhan tubuh atau organ-organ tertentu dan

jaringan, atau bisa jadi perubahan tersebut berkaitan dengan komponen tubuh

seperti organ dan jaringan.

Energi makanan yang sampai pada ikan hanya sebagian kecil digunakan

untuk pertumbuhan badannya, sedangkan sebagian besar untuk pemeliharaan

tubuh, reproduksi dan aktivitas lainnya (King, 1995). Pertumbuhan adalah suatu

indikator yang baik untuk melihat kondisi kesehatan individu, populasi, dan

lingkungan. Laju pertumbuhan yang cepat menunjukkan kelimpahan makanan

dan kondisi lingkungan tempat hidup yang sesuai. Pertumbuhan dapat

didefinisikan sebagai perubahan ukuran (panjang, dan bobot ikan) selama waktu

tertentu. Pertumbuhan dari segi energi juga dapat diartikan sebagai perubahan

jaringan somatik dan reproduksi dilihat dari kalori yang tersimpan. Definisi

pertumbuhan dari segi energi berguna untuk memahami faktor-faktor yang

Page 27: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

16

mempengaruhi pertumbuhan ikan, yaitu asupan energi dari makanan, keluaran

energi untuk metabolisme, keluaran energi untuk pertumbuhan, dan keluaran

energi melalui ekskresi (Brett dan Groves, 1979 dalam Moyle dan Cech, 2004).

Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu keturunan

(genetik), jenis kelamin, parasit dan penyakit (Effendie, 1997), serta umur dan

maturitas (Moyle dan Cech, 2004). Faktor eksternal yang mempengaruhi

pertumbuhan ikan yaitu jumlah dan ukuran makanan yang tersedia, jumlah ikan

yang menggunakan sumber makanan yang tersedia, suhu, oksigen terlarut

(Weatherley, 1972), kadar amonia di perairan, dan salinitas (Moyle dan Cech,

2004).

2.7. Makanan dan Kebiasaan Makan

Besarnya populasi ikan dalam suatu perairan antara lain ditentukan oleh

makanan yang tersedia. Jenis-jenis makanan yang dimakan biasanya tergantung

pada umur ikan, tempat dan musim. Cowx (1994) dalam Satria dan

Kartamihardja (2002) melaporkan bahwa makanan merupakan kunci pokok bagi

pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Selanjutnya dikatakan bahwa

kekurangan makanan merupakan faktor pembatas bagi perkembangan populasi

ikan di perairan. Kebiasaan makan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain ukuran ikan dalam memanfaatkan makanan yang tersedia, habitat

hidupnya, kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, musim, ukuran dan umur

ikan, periode harian mencari makanan dan jenis kompetitor (Hickley, 1993 dalam

Satria dan Kartamihardja, 2002).

Kebanyakan spesies ikan memiliki kebiasaan makanan yang bervariasi.

Kebiasaan makanan tersebut meliputi kualitas dan kuantitas makanan yang

dimakan ikan (Effendie, 1997). Umumnya ikan memperlihatkan tingkat

kesukaan makanan terhadap jenis makanan tertentu dan hal ini terlihat dalam

jenis makanan yang dominan dalam lambungnya (Weatherley dan Gill, 1987

Page 28: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

17

dalam Effendie, 1997). Adapun organ-organ tubuh yang berperan dalam

pengambilan makanan adalah mulut, gigi, tapis insang, lambung dan usus

(Lagler, 1972).

Umumnya makanan yang pertama kali datang dari luar untuk semua

ikan dalam mengawali hidupnya, ialah plankton bersel tunggal dan berukuran

kecil. Jika pertama kali ikan itu menemukan makanan berukuran tepat dengan

mulutnya, diperkirakan akan dapat meneruskan hidupnya. Dalam

mengelompokan ikan berdasarkan makanan, ada ikan sebagai pemakan

plankton, pemakan tanaman, pemakan dasar, pemakan detritus, ikan buas dan

ikan pemakan campuran. Menurut Effendie (1997), berdasarkan jumlah variasi

dari macam-macam makanan tadi, ikan dapat dibagi menjadi euryphagic yaitu

ikan pemakan bermacam-macam makanan, stenophagic, ikan pemakan yang

macamnya sedikit atau sempit, dan monophagic, ikan yang makanannya terdiri

dari satu macam makanan saja.

Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan menggunakan mata.

Pembauan dan persentuhan digunakan juga untuk mencari makanan terutama

oleh ikan pemakan dasar dalam perairan yang kekurangan cahaya atau dalam

perairan keruh. Pada umumnya ikan mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap

kebiasaan makannya serta dalam memanfaatkan makanan yang tersedia. Chitala

lopis oleh Welcomme (1979) dikelompokkan ke dalam predator besar, pemakan

ikan segala ukuran, udang dan kepiting. Lebih spesifik Adjie dan Utomo (1994)

menginformasikan komposisi makanan ikan belida terdiri dari: ikan kecil

(50.02%) dan udang (21.87%) dan Adjie et al (1997); Ikan (50.02-78.94%), udang

(3.61-21.87%), serangga (0.09%), cacing (0.01%), gastropoda (0.01%), bahan

tumbuhan (0.62-6.99%) dan tidak teridentifikasi (0.62-6.99%).

Page 29: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

18

2.8. Kualitas Perairan

Ikan belida membutuhkan kondisi lingkungan perairan tertentu untuk

pertumbuhan dan bertahan hidup. Air berfungsi sebagai media, baik media

internal maupun eksternal. Sebagai media internal, air berfungsi sebagai bahan

baku untuk reaksi di dalam tubuh, pengangkutan bahan makanan keseluruh

tubuh, pengangkutan sisa metabolisme, dan pengaturan atau penyangga suhu

tubuh. Sementara sebagai media eksternal, air berfungsi sebagai habitatnya.

Suhu air berpengaruh terhadap sintasan, reproduksi, pertumbuhan

organisme muda dan kompetisi (Krebs, 1985). Bagi ikan yang hidup di perairan

tawar, perubahan suhu perairan pada musim penghujan memberikan tanda

secara alamiah untuk melakukan pemijahan, beruaya dan mencari makan.

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan

banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang

terdapat dalam air. Kekeruhan yang disebabkan oleh bahan organik seperti

plankton dan anorganik baik tersuspensi maupun terlarut seperti lumpur dan

pasir halus. Kekeruhan tinggi dapat mengakibatkan terganggunya sistem

osmoregulasi seperti pernapasan, daya lihat organisme akuatik serta dapat

menghambat penetrasi cahaya di dalam air.

Oksigen terlarut dibutuhkan untuk respirasi plankton (65%), respirasi

ikan (20%) dan juga organisme dasar. Oksigen terlarut di badan air dari hasil

fotosintesis plankton (90-95%), dan sisanya difusi dari udara. Konsentrasi

oksigen terlarut berfluktuasi secara harian dan musiman tergantung pada

pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas

fotosintesis, respirasi dan limbah yang masuk kedalam air (Effendi, 1997).

Parameter pH air menunjukkan reaksi basa atau asam terhadap titk netral

pH 7,0 (Schmittou, 1991). Nilai pH berkaitan erat dengan CO2 bebas dan

alkalinitas. Semakin tinggi pH, semakin tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin

rendah konsentrasi CO2 bebas. Nilai pH juga mempengaruhi toksisitas suatu

senyawa kimia. Pada suasana alkalis (pH tinggi) lebih banyak ditemukan

Page 30: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

19

ammonia yang tak terionisasi dan bersifat toksik. Amonia tak terionisasi lebih

mudah diserap tubuh oranisme akuatik dibandingkan dengan amonium (Tebbut

dalam Effendi, 1997). Kristanto & Subagja (2008), menduga terdapat keterkaitan

antara pH dan konduktivitas perairan dengan penempelan telur ikan belida.

Alkalinitas berperan sebagai buffer perairan terhadap perubahan pH yang

drastis. Tingkat produktivitas perairan sebenarnya tidak berkaitan secara

langsung dengan nilai alkalinitas tetapi berkaitan dengan keberadaan fosfor dan

elemen esensial lain yang kadarnya meningkat dengan meningkatnya nilai

alkalinitas. Alkalinitas yang baik berkisar antara 30 –500 mg/L CaCO3, jika > 40

mg/L CaCO3 disebut perairan sadah dan jika < 40 mg/L CaCO3 disebut

perairan dengan kesadahan sedang (Effendi, 1997).Ikan belida beradaptasi pada

kondisi perairan habitat belida yang menunjukkan reaksi sekitar netral, bersifat

lunak dengan alkalinitas relatif rendah dan kandungan hara fosfor dan nitrat

rendah (Adjie dkk., 1999).

Page 31: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai Kampar, Riau dan Sungai

Cisadane, Banten selama tahun 2005. Sampel ikan diperoleh dari hasil

penangkapan ikan oleh nelayan pada 5 titik sampling yaitu; (1) Kuala Tolam, (2)

Rantau Baru, (3) Langgam, (4) Sungai Teso dan (5) Kuto Panjang, Gambar 4.

Gambar 4. Lokasi Penelitian

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Page 32: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

21

3.2.1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.2.1.1. Bahan Identifikasi Spesies Ikan Belida

1) Darah dan otot Ikan Belida (Chitala sp) dari perairan Sungai Kampar dan

Cisadane

2) Alkohol absolut 99% untuk pengawetan sample

3) Bahan kimia pengujian DNA

- Bahan ekstraksi; Genomic DNA Purification Kit (Fermentas) berupa: lysis

solution, chloroform, precipitation solution, H2O, nuclease-free, NaCl

solution, alkohol 70%, dan ethanol dingin 70%.

- Bahan amplifikasi berupa primer diantaranya: D loop region -5* ATT

GAA GGT TAA ACC CCA TCCTA. D loop region * TTA ACC GAC CCT

TTT GAC TG TAA. Taq DNA Polymerase (recombinant) in reaction

buffer, H2O, MgCl2 dan dNTPs (dATP, dCTP, dGTP, dTTP)

- Bahan elektroforesis berupa: Polyacrilamid, 10X TBE (Tris-Borate-EDTA),

loading buffer, dan ethidium bromide.

3.1.1.2. Aspek Reproduksi

Bahan yang digunakan adalah ikan belida (Chitala lopis), alkohol 99%

untuk mengawetkan ikan, formalin 5% untuk mengawetkan gonad ikan dan

Bouin untuk mengawetkan gonad ikan yang akan dihistologi.

3.1.1.3. Aspek Makanan dan Kebiasaan Makan

Bahan yang digunakan adalah ikan belida (Chitala lopis), formalin 4% dan

aquades.

Page 33: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

22

3.1.1.4. Kualitas Perairan

Bahan yang digunakan untuk analisis kualitas air APHA, AWWA and

WPCF (1981), Bain and Stevenson (1999) dan Effendi (2000).

3.2.2. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

- Alat lapangan

Alat yang digunakan dalam kegiatan di lapangan adalah Digital counting

calliper, alat suntikan, Tagging apparatus, dissecting set, tempat ikan dan

peralatannya, kamera digital.

- Alat laboratorium untuk analisis DNA

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung eppendorf

volume 1.5 ml dan 0,5 ml, vortex (Genie 2), inkubator type 12B (Julabo),

mikro sentrifuse (Biofuge-pico, Heraeuse), tip mikro pipet, mikro pipet

dengan ketelitian 0-10 l, 10-100 l, 20-200 l, 1000 l (Eppendorf research,

Transfer pette), thermocycler kapasitas 77 eppendorf (Biometra), elektroforesis

system type Mupid-2Plus (Advance), ultraviolet transilluminator type Macro

Vue UV 20 (Hoefer), film polaroid (Gel Cam), gunting dan sarung tangan.

Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Pharmacia automated sequencer.

Sebagian alat untuk analisis DNA.

- Alat Laboratorium

Alat-alat laboratorium lain yang digunakan dalam penelitian adalah alat

bedah, botol sampel, penggaris dengan ketelitian 1 mm untuk mengukur

panjang ikan, timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram untuk

menimbang berat tubuh dan gonad ikan, cawan petri, `mikroskop dengan

mikrometer objektif dan okuler, gelas objek dan tissue.

Page 34: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

23

3.3. Metode Analisis

3.3.1 Pengambilan sample ikan

Penentuan lokasi sampling untuk mendapatkan sampel specimen ikan

belida dilakukan secara purposive sampling, pada daerah yang ada ikan

belidanya. Ikan sampel diperoleh secara langsung di lapangan maupun melalui

pedagang pengumpul, alat tangkap yang digunakan adalah pancing dan luka.

Sample DNA diambil menggunakan disecting set disposal, pada bagian otot dan

darah. Otot dan darah adalah bagian yang aktif melakukan metabolisme

memerlukan ATP yang tinggi, sehingga kandungan mitokondrianya banyak.

3.3.2 Biologi

3.3.2.1. Aspek makananan dan kebiasaan makan

o Struktur Saluran Pencernaan

Analisis struktur saluran pencernaan dilakukan pengamatan secara

makroanatomi, pengamatan pada posisi mulut, bentuk gigi, struktur tapis

insang, faring, bentuk lambung dan panjang usus. Rasio panjang usus

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Rasio panjang usus (%) =PU

PT × 100

Keterangan : PT = Panjang total ikan (mm)

PU = Panjang usus ikan (mm)

o Komposisi Makanan

Metode estimasi persentase volume organisme makanan dapat

digunakan untuk menduga volume yang sesungguhnya, hal ini dilakukan

karena volume sebenarnya tidak dapat diukur secara langsung. Data

estimasi volume nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk

menghitung indeks bagian terbesar (Index of Preponderance) suatu jenis

makanan yang dimanfaatkan oleh ikan. Penggunaan metode ini adalah

Page 35: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

24

pada saat mengamati organisme dan mengelompokkannya berdasarkan

jenisnya. Kemudian kelompok-kelompok tersebut diukur volumenya

menggunakan gelas ukur. Persentase volume masing-masing organisme

yang teramati jika dijumlahkan akan mencapai 100 %.

Indeks bagian terbesar (Index of Preponderance) dihitung dengan

menggunakan rumus perhitungan menurut Natarajan dan Jhingran in

Effendie (1979) adalah sebagai berikut :

Keterangan :

IPi = Indeks bagian terbesar jenis organisme makanan ke-i

Vi = Persentase volume jenis organisme makanan ke-i

Oi = Persentase frekuensi kejadian jenis organisme makanan ke-i

Indeks bagian terbesar (Index of Preponderance) makanan dihitung untuk

mengetahui persentase suatu jenis organisme makanan tertentu terhadap

semua organisme makanan yang dimanfaatkan oleh ikan. Hal ini dapat

diketahui, jika nilai IP > 40 % maka organisme tersebut sebagai makanan

utama, jika IP antara 4 – 40 % maka organisme tersebut sebagai makanan

pelengkap, dan jika nilai IP < 4% maka organisme tersebut sebagai makanan

tambahan (Natarajan dan Jhingran in Effendie, 1979).

o Luas Relung Makanan

Analisis luas relung makanan dilakukan untuk melihat proporsi

sumberdaya makanan yang dimanfaatkan oleh ikan tersebut. Luas relung

dihitung menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Levins in Krebs

(1989), yaitu :

Page 36: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

25

Keterangan :

Bi = Luas relung makanan kelompok ikan ke-i

Pij = Proporsi organisme makanan ke-i yang dimanfaatkan oleh

kelompok ikan ke-i

Dalam perhitungan ini diperlukan suatu standarisasi agar nilai luas

relung yang dihasilkan berkisar antara 0 – 1 dengan selang yang tidak

terlalu besar dan nyata.

Keterangan :

BA = Standarisasi luas relung (kisaran 0 – 1)

B = Luas relung

n = Jumlah seluruh organisme makanan yang dimanfaatkan

o Tumpang Tindih Relung Makanan

Analisis tumpang tindih relung makanan dilakukan untuk melihat

penggunaan bersama jenis organisme makanan yang dimanfaatkan oleh

ikan jantan dan betina serta kelompok-kelompok ukuran ikan. Tumpang

tindih relung dihitung dengan menggunakan rumus “Simplified Morisita

Index” (Horn, 1966 in Krebs, 1989), yaitu :

Keterangan :

Ch = Indeks Morisita yang disederhanakan

Pij,Pik = Proporsi jenis organisme makanan ke-i yang digunakan oleh

2 kelompok ukuran ikan ke-j dan kelompok ukuran ikan

ke-k

N = Jumlah organisme makanan

m,l = Jumlah kelompok ukuran ikan

Page 37: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

26

3.3.2.2. Reproduksi

Untuk analisis biologi reproduksi dilakukan pengamatan dan

pengukuran parameter-parameter sebagai berikut : jenis kelamin, tingkat

kematangan gonad, berat gonad, indeks kematangan gonad. Kemudian

dilakukan pengukuran fekunditas total, telur matang dan rata-rata diameter

telur.

a) Nisbah kelamin

Nisbah kelamin diketahui berdasarkan jumlah ikan jantan dan

betina yang tertangkap pada setiap sampling yang dilakukan. Jenis

kelamin ditentukan setelah dilakukan pembedahan sampel ikan tersebut.

Untuk mengetahui perbandingan jenis kelamin, dilakukan uji ”Chi

kuadrat” (X²) sebagai berikut:

X² =

s

i F

Ff

3,2,1

2)1(

Keterangan :

X² = Nilai distribusi kelamin

Fi = Nilai pengamatan ikan ke-i

F = Nilai harapan ke-i

I = 1,2,3

S = Jumlah pengamatan

Apabila nilai X²hit> X²tab (0,05), maka Ho ditolak yang berarti nisbah

kelamin tidak seimbang, sedangkan jika X²hit< X²tab (0,05) Ho diterima, yang

berarti nisbah kelamin seimbang.

b) Musim, tempat dan lokasi pemijahan

- Penentuan Tingkat Kematangan Gonad

Penentuan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ikan jantan dan

betina ditentukan secara morfologis mencakup warna, bentuk, dan

Page 38: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

27

ukuran gonad. Perkembangan gonad secara kualitatif ditentukan dengan

mengamati TKG I-V berdasarkan morfologi gonad.

- Indeks Kematangan Gonad

Indeks kematangan gonad (IKG) diketahui dengan pengukuran

bobot ikan dan berat gonad ikan jantan dan ikan betina menggunakan

timbangan Ohaus yang mempunyai ketelitian 0,01 gram. Indeks

kematangan gonad diukur dari semua ikan hasil tangkapan. Pengukuran

IKG dilakukan di laboratorium. Pengukuran indeks kematangan gonad

dihitung dengan cara membandingkan berat gonad terhadap bobot ikan:

IKG % = (Bg : Bt ) x 100

Keterangan : IKG = Indeks kematangan gonad (%)

Bg = Berat gonad (g)

Bt = Bobot ikan (g)

- Ukuran Pertama Kali Matang Gonad

Pendugaan ukuran pertama kali matang gonad dengan

menggunakan metode Sperman Karber. Kriteria matang gonad adalah

pada TKG III, IV, dan V, adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

PiXiX

XLogM k (2

)

Keterangan :

Page 39: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

28

X

k

= Logaritma nilai tengah pada saat ikan matang gonad 100%

X= Selisih logaritma nilai tengah kelas

X

i

= Logaritma nilai tengah kelas

p

i

= ri/ni

r

i

= Jumlah ikan matang gonad pada kelas ke i

n

i

= Jumlah ikan pada kelas ke i

q

i

= i – pi

N= Jumlah sampel ikan

Ragam = 2X ∑

1N

qipi

Pada selang kepercayaan 95% yaitu = m RagamZ 2/

- Analisis Histologis

Analisis secara histologis gonad ikan sampel dilakukan untuk

mengetahui tingkat kematangan gonad secara histologis dan pola

pemijahannya. Untuk keperluan pengamatan histologi tersebut,

dilakukan pengambilan gonad ikan jantan dan betina yang masih segar.

Gonad ikan difiksasi dengan larutan Bouin, kemudian dianalisis di

laboratorium dengan proses jaringan (agar bisa dipotong 5-7 mikron),

pemotongan jaringan, dan pewarnaan dengan menggunakan

haemotoxylin dan eosin.

c) Potensi Reproduksi

Page 40: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

29

Potensi reproduksi diduga dari nilai fekunditas yang diasumsikan

sebagai jumlah telur yang terdapat dalam ovari ikan yang telah mencapai

TKG IV. Cara mendapatkan telur yaitu dengan mengambil telur dari ikan

betina dengan mengangkat seluruh gonadnya dari dalam perut ikan yang

telah diawetkan. Fekunditas dapat dihitung dengan metode gravimetrik:

F =Q

G ×N

dimana : F = Fekunditas (butir)

G = Berat gonad (g)

Q = Gonad contoh (g)

N = Jumlah telur tiap gonad contoh

d) Pola Reproduksi

Pola reproduksi diestimasi dari diameter dan pola sebaran telur dengan cara

mengukur sampel telur pada bagian anterior, tengah, dan posterior

menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer pembesaran 10×4

kali. Pola sebaran diameter telur dianalisis secara diskriptif dengan melihat

modus penyebarannya. Apabila terlihat dua modus penyebaran, pola

pemijahannya berlangsung dalam waktu yang panjang atau telur yang

dikeluarkan sebagian-sebagian (partial spawning). Jika terdapat penyebaran

ukuran satu modus, pola pemijahan berlangsung dalam waktu yang singkat

(total spawning).

3.3.2.3. Aspek Pertumbuhan

a) Pola Pertumbuhan

- Hubungan Panjang dan berat

Analisis hubungan panjang berat menggunakan uji regresi:

W = aL b

Keterangan: W = Berat tubuh ikan (gram)

Page 41: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

30

L = Panjang ikan (mm), a dan b = konstanta

Jika b=3 (isometrik) atau b≠3 (alometrik).

- Koefisien Pertumbuhan

Pertumbuhan panjang ikan dapat dihitung dengan Model Von

Bertalanffy sebagai berikut:

)1( )( 0ttKt eLL

Keterangan: Lt = Panjang ikan pada umur ke-t (mm)

L∞ = Panjang maksimal (mm)

K = Koefisien pertumbuhan (t 1 )

t0 = Umur hipotesis ikan pada panjang nol (tahun)

Nilai L∞ dan K didapatkan dari hasil penghitungan dengan metode

ELEFAN 1 yang terdapat dalam program FiSAT II.

Nilai t0 dapat diduga dengan persamaan berikut.

Log –(t0) = -0,3922 - 0,2752 Log L∞ - 1,038 Log K

b) Faktor Kondisi (Menggambarkan kondisi kesehatan/fisik)

Faktor kondisi dihitung dengan menggunakan persamaan

Ponderal Indeks, untuk pertumbuhan isometrik (b=3) faktor kondisi (KTL)

dengan menggunakan rumus:

KTL =3

510

L

W

Sedangkan jika pertumbuhan tersebut bersifat allometrik (b≠3), maka

faktor kondisi dapat dihitung dengan rumus:

Kn =baL

W

3.3.3 Populasi

3.3.3.1. Morfologi

a) Morfometrik dan meristik

Page 42: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

31

Pengukuran morfometrik specimen dilakukan dengan menggunakan

digital caliper yang memiliki ketelitian sampai 0.10 mm, sedangkan meristik

dilakukan penghitungan manual dibantu kaca pembesar. Metode

pengukuran dengan menggunakan manual digital calliper adalah metode

yang sampai saat ini paling banyak digunakan dalam studi morfologi, paling

tidak terdapat 31 dari 42 studi tentang subjek ini yang telah dipublikasikan

(Schaeffer, 1991). Pengukuran karakter morfometrik dan meristik ikan belida

dilakukan pada 22 karakter morfologi bentuk badan, (Gambar 5), pada

bagian sisi sebelah kiri tubuh ikan.

b) Fluktuasi Asimetrik

Fluktuasi asimetrik (FA) spesies ikan Belida diestimasi

menggunakan formula Palmer dan Strobeck (1986) :

FA = |R1 – L1|

dimana R1 dan L1 adalah sebelah kanan (R1) dan kiri (L1), sisi

karakter morfologi yang dipilih dalam penelitian dilakukan penghitungan

manual dibantu kaca pembesar (lengkung insang terluar, jari-jari lemah

sirip dada, diameter panjang mata dan diameter lebar mata; Gambar 6).

Keempat karakter dipilih karena ditemukan pada sisi sebelah kiri dan

kanan tubuh ikan.

Klasifikasi nilai CV, digunakan indeks klasifikasi menurut Freeman

et al., 1988; CV≤ 25% = sangat seragam, 25% < CV ≤ 50% = cukup seragam,

25% < CV ≤ 50% = cukup bervariasi dan CV ≥ 75% = sangat bervariasi.

Untuk nilai FA digunakan indeks klasifikasi berdasarkan nilai klasifikasi

oleh Fuller and Houle (2002), yang mensimulasi tiga tingkatan rata-

rata_standar variasi pada DI. Memiliki variasi yang rendah (CVDI = 0,1),

variasi sedang (CVDI = 0,5) dan sangat bervariasi (CVDI = 1).

Page 43: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

32

Page 44: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

33

Gambar 5. Karakter morfologi ikan belida (Sudarto, komunikasi pribadi)

Page 45: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

34

Keterangan :1. Lengkung insang terluar (Lengkung Insang)2. Jari-jari lemah sirip dada (JJ. Lemah sirip dada)3. Diameter mata (D. panjang dan lebar mata)4. Lineral lateralis (LL)

Gambar 6. Karakter fluktuasi asimetrik yang diamati

3.3.3.2. Marka Molekuler

DNA ikan diekstraksi dari potongan daging/otot dengan menggunakan

kit “Wizard genome DNA purification” (Promega), sebagai berikut; 5-10 mg

potongan daging ikan dimasukkan ke dalam tabung 1.5 mL yang telah berisi 500

µL larutan lisis DNA + 120 larutan 0.5 M EDTA pH 8.0. Kemudian ditambahkan

10 µg/mL protein kinase dan diinkubasi pada suhu 550C selama 3 jam. Sebanyak

3 µL larutan Rnase ditambahkan ke dalam campuran tersebut, kemudian

diinkubasi pada suhu 370C selama 30 menit. Setelah didinginkan pada suhu

Page 46: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

35

kamar, ditambahkan ke dalamnya larutan protein presipitation sebanyak 200 µL

dan disimpan dalam es selam 5 menit. Kemudian disentrifus pada kecepatan

10.000 rpm selama 10 menit. Lapisan supernatannya diambil dan dimasukkan ke

dalam tabung baru, dan ditambahkan 600 µL larutan propanol dan divortex

sampai terlihat endapan putih. DNA diendapkan dengan cara mensentrifus

campuran tersebut pada kecepatan 10.000 rpm selama 10 menit, kemudian

larutan dia atasnya dibuang dan DNA dikeringkan pada suhu ruangan. Setelah

kering ditambahkan 50-100 µL Tris-EDTA (TE) buffer dan disimpan pada suhu

40C sebelum digunakan pada tahap selanjutnya.

Primer yang digunakan untuk mengamplikasi sequnce mitokondria

adalah D-Loop primer- yang didesign berdasarkan runtutan lengkap DNA

mitokondria dari Gene Bank menggunakan PRIMER 3.

5* ATT GAA GGT TAA ACC CCA TCCTA.

3*.TTA ACC GAC CCT TTT GAC TG TAA.

Amplifikasi menggunakan metode Polymerize Chain Reaction (PCR) dengan

komposisi reaksi yang terdiri atas: 10 µg, 10 pmol setiap primer dan “pure tag

DNA” (Promega) dengan total volume keseluruhannya 25 µL. Siklus PCR yang

digunakan dalamamplifikasi adalah satu siklus denaturasi pada suhu 950C

selama 2 menit. 35 siklus penggandaan yang terdiri atas 950C selama 1 menit,

450C selama 1 menit dan 720Cselama 2.5 menit. Selanjutnya satu siklus terakhir

pada suhu 720C selama 10 menit. Sequence mtDNA yang didapat direstriksi

dengan menggunakan endonuklease sesuai dengan prosedur perusahaan. Hasil

restriksi kemudian dipisahkan secara elekforesis dengan menggunakan gel

agarose 2%-3% dalam Tris-Boric-EDTA (TBE) buffer dan diamati dengan

illuminator (UV) serta dicetak gambarnya dengan polaroid.

Produk penggandaan yang tersisa dimurnikan dengan mtDNA yang

digunkan secara langsung dalam rantai pereaksi dideoxy-termination (sanger et

al., 1977). Dengan fluorescent-labelled primers (Pharmacia) dan the Thermo-

sequenase sequencing kit dengan 7-deaza-dGTP (Amersham).

Page 47: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

36

Kondisi sequensing terdiri dari dimulai dari denaturasi pada suhu 95 oC

selama 4 min 30 s diikuti dengan 25 siklus pada 95 oC selama 30 s dan 60 oC

selama 30 s. Produk dilanjutkan dengan denaturasi 6% acrylamide ge (Biorad)

dan divisualisasi dengan Pharmacia automated sequencer.

3.3.4 Ekologi

Pengamatan parameter fisika dan kimia perairan berpedoman pada

APHA, AWWA and WPCF (1981), Bain and Stevenson (1999) dan Effendi (2000),

(Tabel 1).

Tabel 1. Parameter, Metode Pengukuran dan Bahan Alat

No Parameter YangDiamati

Metode Bahan Alat

I Parameter Fisika1 Temperatur Termografik - Termometer air raksa2 Kecerahan Langsung

dengan alat- Sechi disk

3 Kedalaman Langsungdengan alat

- Depth sounder

4 Kecepatan Arus Langsungdengan alat

- Stopwatch dan talipenduga

5 TDS/TSS Langsungdengan alat

- TDS digital

IIParameter Kimia

1 pH Langsungdengan alat

pH indicator

2 Oksigen terlarut Langsungdengan alat

- DO Meter

3 Alkalinitas Titrimetri - H2S04 0.02 N- (216 cc) (2.8 ml H2S04 p

jadikan 100 ml (H2SO4

0.1 N) ambil 200 H2S040.1 N jadikan 1000 ml(H2S04 0.02 N)

- Methyl Orange(576 tetes)

- Erlemeyer 250 ml 1 bh- Pipet ukur 5 ml 2 bh- Pipet tetes 2 bh- Gelas ukur 100 ml 1 bh- Botol Aquadest 1 bh

4 Daya Hantar Listrik Langsungdengan alat

SCT-meter

Page 48: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

37

Untuk menentukan kondisi kualitas perairan di setiap stasiun pengamatan

digunakan cara skoring. Tahapan analisis data untuk menentukan kualitas

perairan dengan cara skoring adalah sebagai berikut:

1. Dari data hasil pengukuran parameter di seluruh stasiun pengamatan

ditentukan nilai rataan minimum dan maksimum yang tercatat selama

penelitian, selanjutnya ditentukan nilai jangkauannya, dan nilai

jangkauan ini dibagi menjadi 5 interval yang sama. Titik optimum

ditentukan berdasarkan baku mutu air untuk kehidupan biota yang telah

ditentukan.

2. Setiap interval tersebut diberi skor 1-5. Titik optimum diberi skor 5.

Semakin jauh dengan nilai optimum, semakin berkurang skornya lebih

jelasnya dapat dilihat cara pemberian skor di bawah ini:

3. Selanjutnya, nilai rataan parameter yang diukur di setiap stasiun

pengamatan dikaji termasuk ke dalam interval yang mana, dengan skor

yang ditetapkan di atas.

4. Jumlah skor setiap parameter yang dinilai di setiap stasiun pengamatan

dihitung dan ditentukan status kualitas perairannya dengan

membandingkan terhadap nilai rataan kualitas perairan dari 3 stasiun

pengamatan.

Jika nilai jumlah skor ≤ nilai rataan kualitas perairan 3 stasiun pengamatantermasuk di dalam kategori yang rendah, jika jumlah skor > dari nilai rataankualitas perairan 3 stasiun pengamatan termasuk dalam kategori tinggi.

1 2 3 4 5 4 3 2 1

Titik optimum

Page 49: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Biologi

4.1.1. Aspek makananan dan kebiasaan makan

o Hasil tangkapan ikan belida untuk pengamatan makanan

Ikan belida yang tertangkap selama waktu penelitian sebanyak 47 ekor

yang terdiri atas 25 ekor (53,19%) ikan jantan dan 22 ekor (46,81%) ikan

betina. Jumlah tangkapan ikan belida setiap sampling berbeda-beda yaitu

berkisar pada 3-13 ekor (jantan) dan 5-12 ekor (betina). Jumlah tangkapan

terbanyak terdapat pada bulan Mei yaitu sebanyak 18 ekor (13 jantan dan 5

betina), sedangkan jumlah tangkapan terendah terdapat pada bulan Agustus

yaitu sebanyak 14 ekor (9 jantan dan 5 betina) (Gambar 7). Terjadinya

perbedaan jumlah tangkapan setiap bulan diduga karena adanya pengaruh

musim, kondisi lingkungan, faktor penangkapan dan ketersediaan makanan.

Ardiyanti (2005) in Yuliani (2009) menyebutkan bahwa perbedaan jumlah

tangkapan tergantung antara lain pada kondisi lingkungan perairan yang

dipengaruhi oleh musim. Selanjutnya menurut Kaswadji et al. (1995) in Rosita

(2007), perbedaan hasil tangkapan dapat dipengaruhi oleh perubahan

lingkungan, perbedaan jumlah upaya tangkapan (effort), tingkat keberhasilan

operasi penangkapan dan keberadaan ikan itu sendiri. Perubahan musim

pada setiap waktu pengamatan dapat mempengaruhi kondisi lingkungan,

yang mana adanya perubahan kondisi lingkungan dapat berpengaruh pula

pada ketersediaan makanan alami suatu lingkungan tersebut.

Page 50: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

39

13

9

3

5 5

12

0

2

4

6

8

10

12

14

Mei Agustus November

Waktu Pengambilan Contoh

Frek

uens

i (ek

or)

Jantan

Betina

Gambar 7. Jumlah tangkapan ikan belida (Chitala lopis) selamapenelitian

Pada bulan Mei yang merupakan musim kemarau, diduga air sungai

relatif surut sehingga aliran air dari badan sungai utama dengan anak-anak

sungai sekitar terputus ataupun terputus total. Akibat adanya penyurutan

hidrologi sungai tersebut, ikan belida yang cenderung tinggal di perairan

sungai dan sebagian lagi di tempat-tempat terdalam yang tergenang air, pada

saat debit air kecil di musim kemarau, diduga lebih mudah tertangkap

daripada musim lainnya. Menurut Tjahjo et al. (2000) in Yuliani (2009),

besarnya jumlah tangkapan ikan pada musim kemarau diduga karena pada

musim tersebut volume air lebih sedikit dan arus lebih lambat, serta ikan

lebih banyak melakukan aktivitas sehingga peluang tertangkap lebih besar.

Pada bulan Agustus yang telah memasuki musim peralihan, diduga

fluktuasi air meningkat sehingga aliran air dari badan sungai utama dengan

anak-anak sungai kembali menyatu. Oleh karena itu, ikan belida lebih sulit

ditangkap karena ikan diduga menyebar ke rawa banjiran dan persawahan

baik untuk memijah maupun untuk mencari makan. Menurut Lagler (1972),

keberadaan suatu jenis ikan di perairan memiliki hubungan erat dengan

keberadaan makanannya. Ikan cenderung mencari makan pada daerah-

Page 51: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

40

daerah yang kaya akan sumberdaya makanan yang disukainya (Nikolsky,

1963).

o Struktur Anatomis Saluran Pencernaan

Struktur anatomis saluran pencernaan pada ikan dapat digunakan

sebagai alat untuk menentukan pola kebiasaan makanannya. Kebiasaan

makanan pada ikan seringkali dihubungkan dengan bentuk tubuh yang

khusus dan fungsional morfologis dari tengkorak, rahang, dan alat

pencernaan makanannya (Effendie, 1997). Menurut Affandi et al. (2005),

secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk

tubuh, kebiasaan makanan (kategori ikan), dan kebiasaan makanan (tingkah

laku makan), serta umur (stadia hidup) ikan.

Berdasarkan struktur alat pencernaannya, ikan belida memiliki

lambung yang nyata untuk menampung makanan (Gambar 8) (Huet 1971 in

Haloho 2008). Insang merupakan salah satu alat pencernaan dari ikan belida.

Tapis insang ikan belida sedikit, pendek dan kaku. Panjang usus ikan belida

relatif lebih pendek dibandingkan dengan panjang tubuhnya dengan kisaran

nilai indeks panjang usus relatif berkisar antara 0,2707-0,6095.

Menurut Nikolsky (1963), panjang usus relatif untuk ikan karnivora

adalah < 1, untuk ikan omnívora antara 1 – 3, sedangkan untuk ikan

herbívora > 3. Berdasarkan struktur anatomis saluran pencernaan (lambung

dan usus), panjang usus relatif serta struktur insangnya, maka ikan belida

termasuk ikan karnivora.

Page 52: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

41

Lambung

Usus Anus

Oesofagus

Pilorus

Gambar 8. Struktur anatomis saluran pencernaan ikan belida (Chitala lopis)

o Komposisi makanan ikan belida

Pengamatan makanan ikan belida hanya dilakukan pada bagian

lambung karena diasumsikan organisme makanan pada bagian ini belum

tercerna sempurna, sehingga organisme makanan lebih mudah diidentifikasi.

Dari 47 ekor ikan belida yang dianalisis terdapat 36 ekor ikan belida yang

lambungnya berisi dan 11 ekor ikan belida yang lambungnya kosong.

Makanan ikan belida secara umum didapatkan sebanyak 10 kelompok jenis

organisme makanan, yang terdiri dari ikan, udang, bahan tumbuhan, insekta,

cacing, potongan daging ikan, potongan daging udang, bentos, batu kerikil,

dan bahan tidak teridentifikasi (Gambar 9).

Page 53: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

42

Gambar 9. Komposisi makanan ikan belida (Chitala lopis) secara umum(N = 36)

Nilai IP tertinggi terdapat pada ikan yaitu sebesar 76,74 %.

Berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh Nikolsky (1963), ikan

merupakan makanan utama karena dikonsumsi dalam jumlah yang banyak.

Apabila dilihat secara umum, makanan pelengkap (makanan yang terdapat

dalam lambung dalam jumlah yang lebih sedikit) yaitu berupa udang dan

potongan daging. Faktor-faktor yang menentukan suatu spesies ikan akan

memakan atau tidak suatu jenis makanan adalah ukuran makanan,

ketersediaan makanan, warna, rasa, tekstur makanan, dan selera ikan

terhadap makanan (Effendie, 1997).

Pola kebiasaan makanan ikan belida dianalisis melalui pendekatan

perbedaan jenis kelamin, dimana hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan komposisi makanan yang dimanfaatkan oleh ikan belida

jantan dan betina tanpa melihat perbedaan kelas ukurannya.

Proporsi IP pada ikan jantan dan betina ditempati oleh ikan (74,63%

dan 79,11%), sehingga kelompok ikan merupakan makanan utama bagi ikan

belida jantan dan betina (Gambar 10).

Page 54: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

43

Gambar 10. Komposisi makanan ikan belida (Chitala lopis) berdasarkanjenis kelamin (N jantan = 19; N betina = 17)

IP kelompok ikan (makanan utama) ikan betina lebih besar

dibandingkan dengan ikan jantan tetapi perbedaan tersebut tidak nyata.

Kesamaan jenis makanan utama antara ikan belida jantan dan betina diduga

berkaitan dengan kondisi lingkungan perairan, ketersediaan makanan dan

kesukaan/selera terhadap makanan yang sama. Selain itu, menurut

Oktaviani (2005) in Yuliani (2009) bahwa kesamaan dalam memanfaatkan

organisme makanan antara ikan jantan dan betina diduga dipengaruhi oleh

ketersediaan makanan di perairan.

Page 55: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

44

Pola kebiasaan makanan ikan belida dianalisis melalui pendekatan

perbedaan ukuran panjang totalnya, agar dapat diketahui apakah terjadi

perubahan komposisi makanan pada saat ikan belida berukuran kecil hingga

besar. Análisis komposisi makanan ikan belida berdasarkan kesamaan kelas

ukuran merupakan pendekatan pertama untuk mengetahui perubahan

komposisi makanannya yang didasarkan pada faktor dari dalam (intern) ikan

itu sendiri, yaitu perubahan ukuran karena pertambahan umur ikan.

N=9 N=10 N=4 N=7 N=3 N=2 N=1

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

401-470 471-540 541-610 611-680 681-750 751-820 821-890

Organisme Makanan

Inde

ks B

agia

n Te

rbes

ar

ikan udang bahan tumbuhan insekta

cacing potongan daging ikan potongan daging udang bentos

batu kerikil tidak teridentif ikasi

Gambar 11. Komposisi makanan ikan belida (Chitala lopis) berdasarkankelas ukuran

Komposisi makanan ikan belida berdasarkan ukuran didapatkan

bahwa ikan memiliki nilai IP terbesar dominan pada hampir seluruh ukuran,

kecuali ukuran 751-820 mm dimana udang sebagai makanan utama (Gambar

9). Adanya udang sebagai makanan utama pada ikan belida ukuran 751-820

mm tidak dapat menggambarkan komposisi makanan yang sesungguhnya.

Hal ini dikarenakan jumlah sampel ikan contoh yang hanya berjumlah satu

ekor pada masing-masing ikan belida jantan dan betina.

Page 56: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

45

Secara umum jenis makanan ikan belida di setiap stasiun penelitian

cukup bervariasi (Gambar 12). Di Waduk Kuto Panjang terdapat 6 jenis

makanan, di Sungai Teso terdapat 7 jenis, di Stasiun Langgam terdapat 5

jenis, di Stasiun Rantau Baru terdapat 9 jenis dan di Kuala Tolam terdapat 5

jenis. Adanya variasi jumlah dan jenis makanan di setiap stasiun diduga

terkait dengan kondisi lingkungan perairan (termasuk kualitas perairan) dan

ketersediaan makanan di setiap stasiun. Menurut Effendie (1997), keberadaan

makanan di perairan dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik lingkungan

seperti suhu, cahaya, ruang, dan luas permukaan, sedangkan faktor yang

mempengaruhi jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh suatu

spesies ikan adalah umur, tempat, waktu.

N=9 N=5 N=6 N=13 N=3

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Waduk KutoPanjang

Sungai Teso Langgam Rantau Baru Kuala Tolam

Organisme Makanan

Inde

ks B

agia

n Te

rbes

ar

ikan udang bahan tumbuhan insekta

cacing potongan daging ikan potongan daging udang bentos

batu kerikil tidak teridentif ikasi

Gambar 12. Komposisi makanan ikan belida (Chitala lopis) berdasarkanstasiun pengambilan sampel

Jenis makanan yang mendominasi (makanan utama) di setiap stasiun

penelitian adalah ikan kecuali stasiun Kuala Tolam (Gambar 12).

Page 57: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

46

o Luas relung makanan ikan belida berdasarkan kelas ukuran

Analisis luas relung makanan dilakukan untuk melihat proporsi

sumberdaya makanan yang dimanfaatkan oleh ikan. Luas relung makanan

dapat membantu dalam menentukan posisi suatu spesies ikan dalam suatu

rantai makanan. Luas relung makanan dapat pula mencerminkan adanya

selektivitas suatu jenis ikan antar spesies maupun antar individu dalam suatu

spesies yang sama terhadap sumberdaya makanan pada habitat tertentu

(Krebs 1989).

Tabel 2. Luas relung makanan ikan belida (Chitala lopis) berdasarkankelas ukuran

KelasUkuran

LuasRelung Standarisasi

401-470 4,3204 0,3689471-540 2,5060 0,1883541-610 1,1298 0,0433611-680 3,8837 0,4120681-750 1,0418 0,0418751-820 2,1688 0,3896821-890 1,0443 0,0443

Berdasarkan kelas ukurannya, nilai luas relung ikan belida berkisar

pada 1,0418-4,3204 dengan nilai standarisasi berkisar pada 0,0418-0,4120.

Luas relung tertinggi terdapat pada kelas ukuran 401-470 yaitu sebesar 4,3204

dan distandarisasi menjadi 0,3689. Luas relung terkecil pada ikan tilan

terdapat pada kelas ukuran 681-680 yaitu sebesar 1,0418 dengan nilai

standarisasi sebesar 0,0418 (Tabel 2). Standarisasi dilakukan agar nilai luas

relung berkisar pada 0-1 dan selang antar variabel tidak terlalu berbeda.

Besarnya nilai luas relung pada kelas ukuran 401-470 dikarenakan pada kelas

ukuran tersebut ikan belida memanfaatkan kelompok makanan yang

beragam yang dikonsumsi dalam proporsi yang relatif seimbang.

Page 58: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

47

Apabila dilihat secara keseluruhan nilai luas relung ikan belida setelah

distandarisasi tergolong sempit walaupun jenis makanan yang dimakan

beragam. Hal ini diduga, karena ikan belida mengkonsumsi makanan utama

(ikan) dalam proporsi yang sangat besar, sedangkan jenis-jenis yang lain

dikonsumsi dalam proporsi yang sangat sedikit. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian Sjafei et al. (2004) in Yuliani (2009), bahwa luas relung ikan lundu

tergolong sempit walaupun jenis makanan yang dikonsumsi beragam. Hal

ini dikarenakan, makanan utama (komponen sisa organisme) dikonsumsi

dalam jumlah yang sangat banyak sedangkan jenis-jenis yang lain

dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit sehingga luas relungnya sempit.

Selain itu, juga diduga bahwa karena ikan belida merupakan ikan karnivora

maka cenderung lebih selektif dalam mengkonsumsi jenis makanannya.

Sempitnya luas relung makanan ikan di suatu perairan berhubungan dengan

peran jenis ikan tersebut sebagai ikan karnivora dan predator yang

cenderung lebih spesialis (Tjahjo et al. 2000 in Yuliani 2009).

Nilai luas relung ikan belida jantan dan betina berdasarkan lokasi

pengamatan tersaji pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Luas relung makanan ikan belida (Chitala lopis) berdasarkanstasiun pengambilan sampel

StasiunL

uasRelung

Standarisasi

Waduk KutoPanjang

1,6111

0,1528

Sungai Teso 3,6628

0,4438

Langgam

1,4264

0,1066

Rantau Baru 4,2622

0,4078

Kuala Tolam 2,4339

0,3585

Page 59: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

48

Berdasarkan lokasi pengamatannya, nilai luas relung makanan ikan

belida berkisar antara 1,4264-4,2622 dengan nilai standarisasi sebesar 0,1066-

0,4438. Luas tertinggi terdapat pada Stasiun Rantau Baru sebesar 4,2622 dan

distandarisasi menjadi 0,4078. Luas relung terendah terdapat pada Stasiun

Langgam sebesar 1,4264 dan distandarisasi menjadi 0,1066. Tingginya nilai

luas relung menunjukkan bahwa pada Stasiun Rantau Baru, ikan belida lebih

bersifat generalis (tidak selektif) dalam memanfaatkan sumberdaya makanan

di alam. Sedangkan, terjadi rendahnya nilai luas relung diduga ikan tersebut

mengadakan suatu seleksi terhadap sumberdaya makanan yang tersedia di

perairan di Stasiun Langgam. Colwell dan Futuyama (1971) menyatakan

bahwa semakin besar nilai luas relung maka pola makanan ikan tersebut

bersifat generalis dan tidak selektif terhadap organisme yang dimakan,

sedangkan luas relung makanan yang kecil mencirikan bahwa ikan tersebut

lebih selektif dalam memilih makanannya.

Tinggi rendahnya luas relung makanan ikan belida pada setiap lokasi

pengamatan diduga berkaitan dengan kelimpahan makanan, kondisi ikan

dan kemampuan ikan dalam memanfaatkan makanan yang tersedia.

Menurut Lagler (1972), tidak semua macam sumberdaya makanan yang

tersedia di suatu perairan akan disukai oleh ikan, namun tergantung dari

ukuran makanan, ketersediaan makanan di alam dan selera ikan terhadap

makanan itu sendiri.

Tumpang tindih relung makanan terjadi bila ada kesamaan jenis

makanan yang dimanfaatkan oleh dua jenis atau lebih kelompok ikan

(kohort). Nilai tumpang tindih mendekati satu (1) menunjukkan kedua

kelompok ikan memanfaatkan jenis organisme makanan yang sama.

Sebaliknya jira mendekati nol (0), artinya tidak diperoleh jenis makanan yang

sama (Colwell dan Futuyama 1971).

Nilai tumpang tindih relung makanan ikan belida tertinggi terjadi

antara usuran 681-750 mm dengan 821-890 mm sebesar 1,0000. Sedangkan

Page 60: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

49

nilai tumpang tindih makanan terendah terjadi antara usuran 541-610 mm

dengan 751-820 mm sebesar 0,0022 (Tabel 4).

Page 61: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

50

Tabel 4. Tumpang tindih relung makanan ikan belida (Chitala lopis)berdasarkan kelas ukuran

Selang kelas 401-470 471-540 541-610 611-680 681-750 751-820 821-890401-470 1 0,8944 0,6270 0,9244 0,6110 0,2458 0,6116471-540 1 0,8697 0,9011 0,8563 0,2124 0,8567541-610 1 0,6433 0,9980 0,0022 0,9980611-680 1 0,6292 0,3522 0,6296681-750 1 0,0037 10,000751-820 1 0,0039821-890 1

Page 62: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda (Kajian Stok IkanBelida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

51

4.1.2. Aspek Reproduksi

o Nisbah kelamin

Gambar 13. Nisbah kelamin ikan belida (C. lopis) jantan dan betina berdasarkanbulan pengambilan ikan contoh

Berdasarkan komposisi jumlah ikan belida jantan dan betina yang

tertangkap selama penelitian diperoleh rasio nisbah kelamin 1:0,88. Dilihat

dari bulan pengambilan contoh nilai nisbah kelamin ikan belida terus

menurun, dengan nilai nisbah kelamin berkisar antara 0,25-2,60. Hal ini

disebabkan karena penyebaran ikan jantan dan ikan betina tidak merata.

Hasil uji Chi-square pada selang kepercayaan 95% pada setiap bulan

menunjukkan bahwa rasio kelamin ikan belida tidak seimbang dengan nilai

nisbah kelamin ikan jantan lebih besar dari ikan belida betina (X2 hitung >

X2tabel).

Nikolsky (1963) menyatakan bahwa perbandingan kelamin dapat

berubah menjelang dan selama pemijahan berlangsung. Ketidakseimbangan

jumah ikan jantan dan betina diduga disebabkan oleh perbedaan tingkah

laku dan faktor penangkapan. Penangkapan ikan yang tidak terkendali dapat

mempengaruhi kelestarian ikan tersebut. Tidak seimbangnya jumlah ikan

jantan dan betina diduga karena pengaruh tingkah laku dan musim

Page 63: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

52

pemijahan. Ketidakseimbangan nisbah kelamin jantan dan betina dapat

menyebabkan terganggunya perkembangan ikan sampai fase rekruitmen,

sehingga dapat terjadi penurunan populasi (Mustakim 2008).

Gambar 14. Nisbah kelamin ikan belida (C. lopis) jantan dan betinaberdasarkan selang kelas panjang total (mm)

Dari hasil uji Chi-square dengan selang kelas panjang total

diperoleh rasio nisbah kelamin ikan belida yang seimbang (X2 hitung < X2tabel),

dengan nilai nisbah kelamin berkisar antara 0-1,33. Berdasarkan hubungan

selang kelas panjang total, nilai nisbah kelamin lebih berfluktuasi.

Keseimbangan nisbah kelamin ikan jantan dan betina ditemukan pada selang

kelas panjang total 401-466 mm, 599-664 mm dan 731-796 mm, masing-

masing berjumlah 6 ekor, 5 ekor dan 1 ekor.

o Tingkat kematangan gonad

Tingkat kematangan gonad ikan belida jantan dan betina dapat

diketahui melalui pengamatan secara morfologi dan histologi. Pengamatan

secara morfologi dapat dilakukan dengan cara membandingkan warna,

ukuran, volume gonad yang mengisi rongga tubuh dan butiran telur.

Pengamatan secara histologis dilakukan melalui foto histologis gonad.

Page 64: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

53

TKGIV

TKGIV

TKGIII

TKGII

Page 65: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

54

Gambar 15. Struktur morfologis dan histologis gonad ikan belida (C. lopis) betina

Gambar 16. Tingkat kematangan gonad (%) ikan belida (C. lopis) jantan danbetina berdasarkan selang kelas panjang total (mm)

Ikan belida jantan dan betina memiliki frekuensi tertinggi TKG I

pada selang kelas panjang total 467-532 mm, masing-masing berjumlah 7 ekor

dan 4 ekor. Frekuensi TKG II tertinggi berada pada selang kelas 401-466 mm

dan 665-730 mm (masing-masing berjumlah 1 ekor) untuk ikan belida jantan,

sedangkan ikan belida betina pada selang kelas 401-466 mm sebanyak 4 ekor.

Ikan belida jantan TKG III tertinggi berada pada selang kelas 467-532 mm

Page 66: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

55

sebanyak 1 ekor, sedangkan pada ikan betina berada pada selang 599-664 mm

dan 797-862 mm, masing-masing berjumlah 1 ekor. Pada ikan belida TKG IV

frekuensi tertinggi berada pada selang 401-466 mm berjumlah 1 ekor,

sedangkan pada ikan betina berada pada selang 401-466 mm dan 731-796 mm

masing-masing berjumlah 1 ekor.

Gambar 17. Tingkat kematangan gonad (%) ikan belida (C. lopis) jantan danbetina berdasarkan bulan pengambilan ikan contoh

Berdasarkan bulan pengambilan ikan contoh, ikan belida jantan

dan betina yang diperoleh didominasi oleh ikan TKG I. Pada ikan belida

jantan frekuensi TKG I tertinggi ditemukan pada bulan Mei 2009 yaitu

sebanyak 13 ekor, sedangkan pada ikan betina seimbang pada bulan Mei

2009, Agustus 2009 dan November 2009 masing-masing sebanyak 3 ekor.

Page 67: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

56

Frekuensi TKG II ikan belida jantan tertinggi ditemukan pada bulan Agustus

2009 sebanyak 2 ekor dan pada ikan betina ditemukan pada bulan November

2009 sebanyak 7 ekor. Ikan belida jantan TKG III hanya ditemukan pada

bulan November 2009 berjumlah 1 ekor, sedangkan pada ikan betina

ditemukan pada bulan Mei 2009 dan November 2009, masing-masing

berjumlah 1 ekor. Pada ikan belida jantan TKG IV hanya ditemukan pada

bulan Agustus 2009 sebanyak 1 ekor, sedangkan pada ikan betina ditemukan

pada bulan Mei 2009 dan November 2009 masing-masing berjumlah 1 ekor.

Ditemukannya TKG III ikan jantan dan TKG III dan IV ikan betina pada

bulan November 2009, diduga bahwa bulan tersebut terjadinya pemijahan

ikan belida.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode Spearman-Karber,

diduga ikan belida jantan dan betina pertama kali matang gonad pada

kisaran panjang yang sama yaitu 756-804 mm. Di India ikan belida jantan

memiliki ukuran minimum pertama kali matang gonad pada ukuran rata-

rata panjang 620±40,4 mm, sedangkan ukuran maksimum matang yaitu

810±52,98 mm. Pada ikan betina, ukuran minimum ikan pertama kali matang

yaitu 755±35,36 mm dan maksimum 910±23,23 mm (Sarkar et al. 2007).

Menurut Effendie (1997) terjadinya perbedaan ukuran dan umur ikan

pertama kali matang gonad khususnya pada spesies yang sama disebabkan

oleh menyebarnya spesies tersebut pada lintang yang perbedaannya lebih

dari lima derajat.

Page 68: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

57

o Indeks kematangan gonad

Gambar 18. Indeks kematangan gonad (%) ikan belida (C. lopis) jantan danbetina berdasarkan tingkat kematangan gonad

Berdasarkan tingkat kematangan gonad, nilai indeks kematangan

gonad ikan belida jantan dan betina cenderung meningkat seiring semakin

tingginya tingkat kemtangan gonad. Effendie (2002) menyatakan bahwa

indeks kematangan gonad akan meningkat seiring dengan meningkatnya

tingkat kemtangan gonad dan nilai tersebut akan menurun setelah ikan

selesai memijah. Nilai IKG ikan jantan berkisar antara 0,005%-0,05% dan ikan

betina berkisar antara 0,03%-3,54%. Nilai IKG rata-rata ikan betina yang

diperoleh lebih besar daripada ikan jantan. Hal ini diduga karena pada ikan

jantan ditemukan terbanyak pada TKG I.

Adjie et al. (1999) menyatakan bahwa banyaknya telur yang ada dalam

gonad memperlihatkan variasi yang sangat besar yang mengakibatkan nilai

indeks kematangan gonad lebih bervariasi.

Page 69: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

58

o Fekunditas

Gambar 19. Hubungan panjang total (mm) ikan belida (C. lopis) denganfekunditas TKG III dan IV

Fekunditas ikan belida diperoleh dari 4 ekor ikan betina yaitu 2

ekor ikan TKG III dan 2 ekor ikan TKG IV, dengan panjang total berkisar

antara 428-860 mm dan berat tubuh berkisar antara 600-6000 gram. Jumlah

telur yang ditemukan berkisar antara 442-11.972 butir. Ikan belida dengan

fekunditas terkecil ditemukan pada ukuran panjanng 428 mm yaitu

berjumlah 442 butir, sedangkan fekunditas terbesar ditemukan pada ukuran

panjang ikan 860 mm yaitu berjumlah 11.972 butir.

Berdasarkan hasil regresi antara panjang tubuh total dan fekunditas

diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,9745, hal ini menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara panjang tubuh total dan

fekunditas. Nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0,9496,

artinya panjang tubuh total dapat menjelaskan nilai fekunditas sebesar

94,96%. Menurut Adjie et al. (1999) ikan belida melepaskan telurnya pada

Page 70: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

59

waktu yang tidak bersamaan, dimana ikan yang memiliki fekunditas kecil

merupakan ikan yang baru selesai memijah sedangkan ikan yang

fekunditasnya besar adalah induk yang akan segera memijah.

Selama penelitian fekunditas yang diperoleh berfluktuasi. Hal ini

kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan kondisi perairan dan

ketersediaan makanan. Fekunditas ikan belida yang ditemukan di daerah

aliran sungai Batanghari, Provinsi Jambi lebih kecil daripada fekunditas yang

ditemukan dalam penenlitian ini yaitu berkisar antara 260-6.080 butir (Adjie

et al. 1999). Menurut Ahmet dan Kara 2004 in Mustakim 2008) variasi

fekunditas antar populasi ikan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu

suhu air, kelimpahan makanan, dan jenis spesies yang berbeda. Selain itu

fekunditas mempunyai keterpautan dengan umur, panjang atau berat

individu, faktor genetis dan lingkungan (Olatunde 1978 in Siregar 1989).

Menurut Fujaya (2004) sumber energi potensial pertumbuhan gonadik

maupun somatik yaitu kelimpahan makanan dan kondisi lingkungan.

o Pola Reproduksi

Page 71: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

60

Gambar 20. Sebaran diameter telur ikan belida (C. lopis) pada TKG III dan IV

Pengamatan diameter telur dapat digunakan untuk mengetahui

pola pemijahan ikan. Diameter telur ikan belida betina berkisar antara 2,25-

27,5 mm pada TKG III dan 5-32,5 mm pada TKG IV. Ukuran diameter telur

ikan pada TKG IV terlihat lebih besar daripada TKG III. Menurut Scott (1979)

in Siregar (1989) diameter telur dipengaruhi oleh factor genetis, lingkungan,

dan makanan yang dikonsumsi oleh individu. Ikan belida TKG III memiliki

sebaran diameter telur yang menyebar dan tidak terlihat membentuk satu

puncak pemijahan yang signifikan. Dari sebaran diameter telur yang

menyebar menunjukkan bahwa ikan tersebut tergolong ikan yang memiliki

pola pemijahan partial spawner, artinya ikan belida beberapa kali dalam

setahun. Meskipun pada TKG IV ditemukan satu puncak pemijahan yang

mencolok, kondisi ini diduga telur sudah siap untuk di keluarkan sehingga

menyebabkan pola sebaran pada ukuran tertentu mulai berkurang.

Ikan betok (Anabas testudineus Bloch) pada habitat yang berbeda

dilingkungan Sungai Kampar Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, hampir

berada pada kondisi yang sama dengan ikan belida dimana pada TKG III

memiliki pola sebaran yang didominasi pada dua modus diameter telur yang

Page 72: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

61

cukup mencolok, sedangkan pada TKG IV pola sebaran pada selang ukuran

tertentu mulai berkurang tetapi pada dasarnya masih terlihat adanya dua

modus diameter telur yang berbeda (Mustakim 2008). Pada ikan kresek

(Thryssa mystax) di perairan ujung pangkah, Gresik, Jawa Timur juga

memiliki pola pemijahan partial spawner yang diindikasikan dengan

diperolehnya diameter telur yang menyebar mulai dari ukuran 100-654 µm

dan memiliki dua puncak pemijahan (Maharani 2006).

Lama pemijahan pada ikan dapat diduga dari ukuran diameter telur,

jika waktu pemijahan pendek semua telur masak yang ada di ovarium

berukuran sama, dimana ukuran ini berbeda dengan ukuran telur pada saat

folikel masih muda. Tetapi bila waktu pemijahan terus menerus pada kisaran

waktu yang lama maka ukuran yang ada dalam ovarium berbeda-beda (Hoar

1957 in Siregar 2004).

4.1.3. Pertumbuhan

o Sebaran Ukuran Panjang Ikan Belida (C. lopis)

Jumlah ikan belida yang diperoleh selama pengambilan sampel

sebanyak 47 ekor, yang terdiri dari 25 ekor ikan jantan dan 22 ekor ikan

betina. Setelah dilakukan analisis berdasarkan kisaran panjang total

diperoleh 7 kelas ukuran panjang total yang dibuat menggunakan jarak antar

kelas sebesar 66 mm dengan kisaran panjang ikan jantan dan betina berkisar

antara 401-862 mm. Sebaran frekuensi ikan belida jantan terbanyak berada

pada selang 467-532 mm yakni sebanyak 8 ekor, sedangkan sebaran frekuensi

ikan betina terbanyak berada pada selang 401-466 mm dan 467-532 mm yang

masing-masing berjumlah 6 ekor.

Page 73: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

62

Gambar 21. Sebaran frekuensi ikan belida pada selang kelas ukuran panjangtotal (mm) selama penelitian

Page 74: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

63

Gambar 22. Sebaran frekuensi ikan belida (C. lopis) pada selang kelaspanjang total (mm) pada tiap pengambilan ikan contoh

Berdasarkan bulan pengambilan contoh, frekuensi jumlah ikan

yang tertangkap berbeda-beda. Pada bulan Mei 2009 ikan yang tertangkap

sebanyak 18 ekor yang terdiri dari 13 ekor ikan jantan dan 5 ekor ikan betina

dengan frekuensi terbesar ikan jantan dan betina berada pada selang kelas

467-532 mm, masing-masing berjumlah 6 ekor dan 3 ekor. Untuk bulan

Agustus 2009 sebanyak 14 ekor ikan, terdiri dari 9 ekor ikan jantan dan 5 ekor

ikan betina, dengan frekuensi terbesar ikan jantan berada pada selang kelas

401-466 mm yakni berjumlah 3 ekor, pada ikan betina frekuensi terbesar

berada pada selang kelas 401-466 mm dan 599-664 mm yang masing-masing

berjumlah 2 ekor. Sedangkan pada bulan November 2009 sebanyak 15 ekor

ikan, diantaranya 3 ekor ikan jantan dan 12 ekor ikan betina, frekuensi

terbesar ikan jantan berada pada 3 selang kelas, yaitu: (a) 467-532 m, (b) 599-

664 mm, dan (c) 665-730 mm dengan frekuensi masing-masing sebanyak 1

ekor, untuk ikan betina frekuensi terbesar berada pada selang kelas 401-466

mm yakni sebanyak 4 ekor.

Page 75: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

64

o Hubungan Panjang Berat

Berdasarkan hubungan panjang total dan berat diperoleh model

persamaan hubungan panjang berat ikan belida jantan dan betina, yaitu W =

7 x 10-7L3,3732 dengan nilai b sebesar 3,3732 dan W = 4 x 10-7L3,4741 dengan nilai

b sebesar 3,4741 (Gambar ). Dari hasil analisis uji t, diketahui bahwa pada

ikan jantan nilai t hitung lebih kecil daripada nilai t tabel, hal ini

menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan belida jantan adalah isometrik,

yang berarti pertumbuhan panjang tubuh ikan sama dengan pertumbuhan

berat tubuh ikan. Sedangkan pada ikan belida betina diperoleh nilai t hitung

lebih besar dari t tabel, hal ini menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan

belida betina adalah allometrik positif, artinya pertumbuhan berat tubuh

cenderung lebih cepat daripada pertumbuhan panjang tubuh.

Page 76: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

65

Gambar 23. Hubungan panjang berat ikan belida (C. lopis) jantan dan betina

Nilai koefisien korelasi (r) yang diperoleh berdasarkan hasil analisis

panjang berat pada ikan belida jantan dan betina mendekati +1, masing-

masing sebesar 0,9663 dan 0,9789. Walpole (1992) menyatakan bahwa apabila

nilai koefisien korelasi (r) mendekati +1 atau -1, maka hubungan antara dua

peubah dalam hal ini panjang dan berat tubuh sangat kuat dan dapat

dikatakan bahwa terdapat korelasi yang tinggi antara keduanya. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara panjang

total dan berat tubuh ikan belida, artinya semakin besar nilai panjang tubuh

ikan maka semakin besar pula berat tubuh ikan tersebut. Nilai koefisisen

determinasi (R2) yang diperoleh pada ikan belida jantan dan betina masing-

masing sebesar 0,9338 dan 0,9583. Hal ini berarti, nilai panjang total tubuh

dapat menjelaskan nilai berat tubuh sebesar 93,38% pada ikan belida jantan

dan 95,83% pada ikan belida betina.

Di daerah aliran sungai Batanghari Provinsi Jambi ikan belida jantan

memiliki pola pertumbuhan allometrik dengan nilai b sebesar 2.64,

sedangkan pada ikan belida betina memiliki pola pertumbuhan isometrik

(Adjie et al. 1999). Hal ini sangat berbeda dengan pola pertumbuhan ikan

belida yang ada di daerah aliran sungai Kampar, Riau. Perbedaan ini dapat

Page 77: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

66

disebabkan oleh perbedaan kondisi perairan dan habitat antara kedua lokasi

tersebut.

o Faktor Kondisi

Nilai faktor kondisi ikan belida jantan berkisar antara 0,5428-1,4237

dan pada ikan belida betina berkisar antara 4,37 x 10-8 - 8,03 x 10-8. Faktor

kondisi ikan belida jantan dan betina cenderung meningkat setiap bulan.

Rata-rata nilai faktor kondisi tertinggi ikan belida jantan dan betina terjadi

pada bulan November 2009, masing-masing sebesar 0,9405 dan 5,90 x 10-8, hal

ini dikarenakan pada bulan November 2009 merupakan musim penghujan

sehingga kelimpahan makanan meningkat yang menyebabkan faktor kondisi

juga ikut meningkat. Sedangkan yang terendah terjadi pada bulan Mei 2009

yakni sebesar 0,6706 pada ikan belida jantan dan 5,19 x 10-8 pada ikan belida

betina.

Page 78: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

67

Gambar 24. Rata-rata faktor kondisi ikan belida (C. lopis) jantan dan betinaberdasarkan bulan pengambilan ikan contoh

Kisaran rata-rata nilai faktor kondisi ikan belida jantan dan betina

cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat kematangan

gonad, masing-masing berkisar antara 0,5428-1,4237 dan 4,37 x 10-8 – 8,03 x

10-8. Hal ini sesuai dengan pernyataan Effendie (1997) bahwa salah satu

penyebab yang mempengaruhi faktor kondisi adalah tingkat kematangan

gonad. Nilai faktor kondisi ikan mengalami peningkatan saat gonad

mengalami perkembangan dan mencapai puncaknya saat akan melakukan

pemijahan (Effendie 1979). Selain tingkat kematangan gonad penyebab lain

yang dapat mempengaruhi nilai faktor kondisi adalah umur, makanan, dan

jenis kelamin (Effendie 1997).

Page 79: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

68

Gambar 25. Rata-rata faktor kondisi ikan belida (C. lopis) jantan dan betinaberdasarkan tingkat kematangan gonad

Nilai faktor kondisi baik dihubungkan dengan bulan pengambilan

contoh maupun tingkat kematangan gonad pada ikasn belida jantan lebih

besar dibandingkan ikan betina. hal ini diduga karena ikan belida jantan

lebih dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan. Couprof dan Benson in

Yuniarti (2004) menyatakan bahwa faktor kondisi dapat menggambarkan

kecocokan terhadap lingkungan dan musim. Sedangkan menurut Mayekiso

dan Hecht (1990) in Mustakim (2008) bahwa faktor kondisi ikan jantan lebih

besar daripada ikan betina karena energi yang diperoleh ikan betina

digunakan lebih besar untuk perkembangan gonad.

Page 80: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

69

o Pendugaan parameter pertumbuhan

Pendugaan parameter pertumbuhan (k, to dan L∞) menggunakan

ELEVAN dari paket program FISAT. Penentuan kelompok umur

menggunakan Metode Bhatarcharya dari paket program FISAT, Gambar 24.

Gambar 26. Penentuan kelompok umur ikan belida yang tertangkap diPerairan Sungai Kampar, Riau dengan Metode Bhattacharyadari paket program FISAT.

Parameter pertumbuhan hasil perhitungan adalah L∞ = 924; K = 0.30

dan to = - 2.40. Persamaan pertumbuhan ikan belida menjadi

)40.2(30.01(924 teLt . Ikan belida memiliki 1 kelompok umur 7.734 cm.

Grafik pertumbuhan panjang ikan belida dapat dilihat pada Gambar 25.

953.12

63.623exp734.7

2xY

Page 81: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

70

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1 2 3 4 5 6

panjang total (mm)

umur

(tah

un)

Gambar 27. Grafik pertumbuhan panjang ikan belida di Perairan SungaiKampar, Riau

Panjang asimtotik (L∞) Ikan Belida adalah 924 mm. Ikan Belida di

Perairan Kampar, Riau diperkirakan akan mendekati panjang asimtotiknya

pada umur 6 tahun. Kecepatan mencapai panjang asimtotiknya dipengaruhi

oleh nilai k, besarnya nilai k untuk Ikan belida adalah 0.30. Menurut Tesch

(1971), pada mulanya, saat ukuran ikan kecil, ukuran ikan mulai meningkat

secara lambat. Akan tetapi kemudian, laju pertumbuhan semakin cepat.

Setelah waktu tertentu, laju pertumbuhan kembali meningkat dengan lambat

sampai akhirnya tetap pada suatu garis asimtotik. Pengetahuan yang tentang

umur ikan merupakan hal penting untuk mengungkapkan permasalahan

daur hidup ikan, seperti ketahanan hidup, laju pertumbuhan dan umur ikan

saat matang gonad (Weatherly and Gill, 1987).

Parameter pertumbuhan berat hasil perhitungan adalah W∞ = 7696.5,

K = 0.360 dan to = - 3.32 Persamaan pertumbuhan berat ikan belida menjadi14.3)32.3(360.0 )1(5.7696 teWt . Model pertumbuhan berbasiskan bobot

merupakan kombinasi antara rumus von Bertalanffy dengan hubungan

panjag berat (Gambar 26).

)40.2(30.01(924 teLt

Page 82: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

71

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

1 2 3 4 5 6

umur (tahun)

bera

t (gr

am)

Gambar 28. Grafik pertumbuhan berat ikan belida di Perairan SungaiKampar, Riau

Berat asimtotik (W∞) ikan Belida adalah 7696.5 gr. Ikan Belida diduga

mendekati berat asimtotiknya pada umur 6 tahun. Pertambahan berat yang

cepat diperkirakan pada saat ikan mencapai umur 1 – 3tahun. Informasi ini

cukup penting untuk budidaya khususnya dalam hal pemberian pakan.

Informasi ini cukup penting untuk budidaya khususnya dalam hal

pemberian pakan.

4.2. Populasi

4.2.1. Morfologi

o Morfometrik dan meristik

Hasil PCA terhadap matrik korelasi data morfometrik menghasilkan

ragam pada komponen utama 1, 2 dan 3 masing-masing sebesar 26.96%,

16.52% dan 15.2%. Total ragam yang terjelaskan dari ketiga komponen

adalah sebesar 58.68% (Gambar 29, 30 dan 31).

14.3)32.3(360.0 )1(5.7696 teWt

Page 83: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

72

Pengelompokkan organisme hasil PCA karakter morfometrik

memperlihatkan adanya empat kelompok organisme. Kelompok pertama

terdiri dari organisme K.PTB.1.004 dan K.PTB.1.001. Kelompok kedua

K.SH.1.003 dan K.SH.1.004. Kelompok 3 terdiri dari organisme

K.PTB.1.002 dan K.PTB.1.003. Kelompok 4 K.SH.1.002 dan K.UD.1.003.

Ada indikasi Ikan belida di Sungai Kampar terdiri dari beberapa unit

populasi/stok.

K.PTB.1.001

K.PTB.1.002

K.PTB.1.003

K.PTB.1.004

K.PTB.1.005

K.UD.1.001K.UD.1.002

K.UD.1.003

K.SH.1.001 K.SH.1.002

K.SH.1.003

K.SH.1.004

-10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6

Factor 1: 26.96%

-6

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

Fact

or 2

: 16.

52%

Gambar 29. Lingkaran korelasi F1 dan F2 (43.48%)

Page 84: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

73

K.PTB.1.001

K.PTB.1.002K.PTB.1.003

K.PTB.1.004

K.PTB.1.005

K.UD.1.001

K.UD.1.002

K.UD.1.003

K.SH.1.001

K.SH.1.002

K.SH.1.003K.SH.1.004

-10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6

Factor 1: 26.96%

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

Fact

or 3

: 15.

12%

Gambar 30. Lingkaran korelasi F1 dan F3 (42.08%)

K.PTB.1.001

K.PTB.1.002K.PTB.1.003

K.PTB.1.004

K.PTB.1.005

K.UD.1.001

K.UD.1.002

K.UD.1.003

K.SH.1.001

K.SH.1.002

K.SH.1.003K.SH.1.004

-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Factor 2: 16.52%

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

Fact

or 3

: 15.

12%

Gambar 31. Lingkaran korelasi F2 dan F3 (31.64%)

Hasil PCA terhadap matrik korelasi data meristik menghasilkan ragam

pada komponen utama 1 dan 2 masing-masing sebesar 37.68% dan 25.29%.

Total ragam yang terjelaskan dari ketiga komponen adalah sebesar 62.97%

(Gambar 32).

Page 85: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

74

Pengelompokkan organisme hasil PCA karakter meristik memperlihatkan

adanya tiga kelompok organisme. Kelompok pertama terdiri dari

organisme K.UD.1.003 dan K.UD.1.003. Kelompok kedua K.PTN.1.001 dan

K.UD.1.002. Kelompok 3 terdiri dari organisme K.SH.1.001 dan

K.SH.1.004.

Namun demikian hasi analisis morfometrik dan meristik tidak

berkesesuaian, hal ini dimungkinkan karena jumlah sampel yang masih

sedikit. Data meristik juga mengindikasikan bahwa ada indikasi unit stok

yang berbeda.

K.PTN.1.001.007K.PTB.1.002.009

K.PTB.1.003.005

K.PTB.1.004.006

K.PTB.1.005.008

K.UD.1.001

K.UD.1.002

K.UD.1.003

K.SH.1.001

K.SH.1.002

K.SH.1.003

K.SH.1.004

-3.5 -3.0 -2.5 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0

Factor 1: 37.68%

-2.5

-2.0

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

Fact

or 2

: 25.

29%

Gambar 32. Lingkaran korelasi F1 dan F2 (62.97%)

o Fluktuasi asimetrik

Analisa keragaman ikan belida di Sungai Kampar berdasarkan nilai

CV memperlihatkan sebagian besar karakter morfometrik tergolong dalam

kategori cukup seragam 72% (25% < CV ≤ 50% ) dan cukup bervariasi 28%

(50% < CV ≤ 75%) (Gambar ), dengan rata-rata sebesar 47,60% tergolong

cukup seragam.

Page 86: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

75

rata-rata

standar deviasi

coefficient variationSLSDFO

HWTDL

PTLDFL

ALED

LJLPAL

PPLDSO

DSW-10

0

10

20

30

40

50

60

70

Gambar 33. Nilai rata-rata, standar deviasi dan coefficient variation karaktermorfometrik populasi ikan Belida sungai Kampar

Nilai fluktuasi asimetrik dari empat karakter (morfometrik/meristik)

yang diamati, terlihat pada Tabel 5 dan indeks CVDI pada Gambar 33 . Walaupun

secara statistik besaran nilai karakter asimetrik sebelah kanan dan kiri tidak

significan bervariasi (Tabel 6), namun berdasarkan gambar 34, terlihat 60%

karakter asimetrik tergolong variasi sedang dan sangat bervariasi (CVDI = 0,5)

dan CVDI = 1), 40 % termasuk variasi yang rendah. Fuller and Houle (2002),

berasumsi bahwa individual yang berkualitas tinggi memiliki nila DI yang

rendah, dan secara ketat mengendalikan perkembangan, sementara individu

berkualitas rendah memiliki nilai DI yang tinggi dan lebih longgar mengatur

perkembangan.

Page 87: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

76

Tabel 5 . Nilai fluktuasi asimetrik populasi ikan Belida sungai Kampar

specimenikan

D.panjangMata

D. lebarMata

JJ.lemahsirip dada

Linerallateralis

Lengkunginsang

1 0.06 0.07 1 2 12 0.21 0.05 0 10 13 0.12 0.12 0 3 04 0.04 0 2 9 15 0.09 0.02 0 7 26 0.09 0.05 1 6 17 0.05 0.12 0 3 08 0.3 0.42 0 7 09 0.01 0.06 1 4 1

ratarata 0.11 0.10 0.56 5.67 0.78

Tabel 6. Nilai uji T-test karakter asimetrik sebelah kanan dan kiri populasi ikanBelida sungai Kampar

KarakterMean Mean t-value df p F-

ratiop

DiameterPanjang Mata 1.52 1.48 0.54 16 0.60ns 1.04 0.96 ns

DiameterLebar Mata 1.40 1.31 1.31 16 0.21 ns 1.13 0.87 ns

JJS.Dada 13.44 13.56 -0.23 16 0.82 ns 1.00 1.00 ns

LL 153.55 152.11 0.13 16 0.90 ns 1.24 0.77 ns

TI 12.11 11.78 0.74 16 0.47 ns 1.95 0.36 ns

ns = non significan

Page 88: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

77

rata-rata

standar deviasi

coefficient variationDM PANJANG MATADM LEBAR MATA

JJJL.S.DADALL

TI-10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Gambar 34. Nilai rata-rata, standar deviasi dan coefficient variation karakterasimetrik populasi ikan belida sungai Kampar

Hasil analisis karakter morfometrik dan indeks fluktuasi asimetrik

mengkonfirmasi bahwa populasi ikan Belida di sungai Kampar telah berada

pada kondisi mendekati seragam atau memiliki variasi genetik yang rendah. Hal

ini di duga disebabkan oleh efek populasi kecil dan isolasi geografis.

Mustafa (1999), menyatakan bahwa variasi genetik yang rendah biasanya

terlihat pada ikan yang jarang atau dilindungi (memiliki jumlah populasi yang

sedikit). Ikan yang memiliki populasi yang sedikit cenderung mengalami efek

populasi bottleneck (turunnya populasi efektif) dan tekanan silang dalam

(Allendorf et al., 1987; Mustafa, 1999). Tekanan silang dalam yang terjadi pada

populasi kecil, mengakibatkan hilangnya alele resesif di populasi tersebut yang

menghasilkan tidak saja kematian lebih cepat tapi juga suatu penurunan

kesuburan atau tingkat pertumbuhan. Pada akhirnya akan terjadi kepunahan

spesies (Galbusera et al., 2000).

Page 89: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

78

Isolasi geografis memberikan kontribusi berkurangnya variasi genetik.

Populasi yang terisolasi cenderung mengurangi variasi genetiknya dan, sebagai

akibatnya, berpengaruh pada kemampuan mereka untuk beradaptasi terhadap

variasi lingkungan, untuk kemudian membatasi pilihan evolusinya (Meffe and

Carroll, 1994). Selain itu isolasi juga menyebabkan tidak terjadinya aliran gen

(gene flow), dalam hal ini diasumsikan aliran gen dapat mempertahankan dan

menambah variasi genetik suatu populasi (Turan et al., 2004).

Keragaman genetik adalah dasar untuk terjadinya proses fleksibilitas

evolusi sebagai respon atau tanggapan spesies terhadap perubahan lingkungan

(Allendorf et al., 1987; Meffe and Carroll, 1994; Mustafa, 1999; Turan et al., 2004;).

Populasi dengan variasi genetik yang rendah (seragam) diperlihatkan antara lain

oleh level endogamy (abnormalitas) yang tinggi umumnya memperlihatkan fitness

yang tertekan, khususnya berkaitan dengan faktor kesuburan, pertumbuhan dan

survival (Leberg, 1990), tingkat yang rendah dari faktor-faktor ini akan merusak

kemampuan suatu populasi untuk beradaptasi terhadap perubahan

lingkungannya. Sebagai contoh Cheetah Afrika Acinomyx jubatus jubatus

memiliki allozyme loci yang tidak umum sebagai hasil dari tekanan silang dalam

dan efek boottleneck yang parah (O’brien et al., 1983; 1985). Selain itu

teridentifikasi tingkat kesuburan yang rendah sebagai akibat ketidaknormalan

morfologi (71%) (O’brien et al., 1985).

Berdasarkan hal tersebut kemampuan bertahan hidup populasi ikan

Belida di sungai Kampar dengan variasi mendekati seragam sepertinya

mengkhawatirkan, terlebih dengan adanya modifikasi dan perubahan

lingkungan di sungai tersebut. Namun demikian perlu digaris bawahi bahwa

applikasi teknik genetik yang lebih baik (Shaw et al., 1999) atau penggunaan

sejumlah polymorpic loci (Hauser et al, 2001) akan sangat bermanfaat untuk

mendukung identifikasi keragaman genetik dalam menentukan prioritas

konservasi tingkat spesies pada populasi khusus.

Page 90: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

79

4.2.2. Marka Molekular

Berdasarkan runtutan genom utuh mitokondria ikan belida, fragmen

DNA ikan belida memiliki ukuran 1300 bp. Tampilan optimal fragmen hasil

amplifikasi pasangan primer tersebut dengan menggunakan mesin PCR

Genomex pada kondisi annealing 450C selama 1 menit. Jarak genetik digunakan

untuk melihat kedekatan hubungan genetik antar ikan belida penelitian dan

berbagai ikan. Melalui pengunaan analisis perhitungan Pairwise Distance

Calculation dengan model 2 parameter Kimura dapat ditunjukkan matriks

perbedaan genetik antara ikan belida dengan berbagai ikan yang lain yang

diambil dari Gene Bank. Jarak genetik model ini mengukur banyaknya perbedaan

nukleotida per pasangan yang mempertimbangkan tingkat substitusi, transisi

dan transversi.

Hasil perhitungan menunjukkan nilai jarak genetik ikan belida Indonesia

dengan ikan lain berkisar antara 2.66 (Chitala blanci), 2.61 (Chitala lopis), 3.05

(Chitala ornata) dan 2.97 – 3.35 (Notopterus notopterus).

Hubungan kekerabatan antara ikan belida dengan berbagai ikan yang

diambil dari Gene Bank sebagai pembanding, dilakukan pada sekuen sepanjang

1290 nukleotida yang menyusun Dloop mt DNA parsial. Pengelompokkan ikan

belida berdasarkan jarak genetik dengan metode Neighbor Joining (Saitou dan

Nei, 1987) dalam program Mega 4.0 (Tamura et al., 2007). Pohon yang optimal

mempunyai jumlah panjang cabang 0,78645673. Presentase pengulangan pohon

di mana ikan belida diklasterkan dan dihubungkan bersama-sama di dalam uji

bootstrap (10000 pengulangan) (Felsenstein, 1985). Jarak genetik dihitung dengan

metode Maximum Composite Likehood (Tamura et al., 2004) dan di dalam unit-unit

dari banyaknya substitusi basa perlokasi. Semua posisi yang mengandung data-

data senjang (gab) dan data hilang dieliminasi dari data set (opsi penghapusan

lengkap). Perbedaan genetik antar ikan dapat dinilai dengan menggunakan

dendogram.

Page 91: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

80

Hasil analisis, Gambar 49, menunjukkan Ikan belida Indonesia (Chitala sp)

dikelompokkan terpisah dari kelompok yang lain. Ikan ini memiliki hubungan

kekerabatan yang dekat dengan Chitala lopis, Chitala ornata, Chitala blanci dan

Notopterus notopterus, pengelompokkan ini didukung oleh nilai bootstrap 60%.

Noto 1806

Noto 1612

Noto 1607

Noto 1606

Noto 1802

Noto 1817

Noto 1701

Noto 1807

Noto 1822

Noto 1819

Noto 1903

Noto 1610

Noto 1604

Noto 1801

Noto 1805

Noto 1902

Noto 1804

Noto 1803

Noto 1908

Noto 1608

Noto 1824

Noto 1601

Noto 1833

Noto 1609

Noto 1603

Noto 1905

Noto 1611

Noto 1605

Noto 1602

Chitala blanci

Chitala lopis

Chitala ornata

Indonesia chitala

4959

66

53

21

19

28

24

3

18

7

49

9

2

0

0

0

0.1

Gambar 35. Filogeni Ikan Belida

Page 92: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

81

4.3. Ekologi

Proses hidrologi mempengaruhi komponen biotik dan abiotik dalam suatu

ekosistem (Timchenko, 1994). Salah satu contohnya adalah yang terjadi di Sungai

Desnia Ukraina. Danau rawa banjiran Sungai Desnia mempengaruhi kualitas

perairan dan kondisi ekosistem sungai. Hal ini juga terjadi di lingkungan

perairan Sungai Kampar.

Sebagai cara menentukan kondisi kualitas perairan Stasiun penelitian,

dilakukan dengan menggunakan skoring (Maknun, 2005). Hasil pengukuran

parameter fisika, kimia, biologi air di setiap Stasiun penelitian selanjutnya

dibandingkan dengan baku mutu air yang sesuai untuk menopang kehidupan

biota air, berdasarkan Kep. Gubernur No. 339 Tahun 1988,

UNESCO/WHO/UNEP, 1992 dan PP No 82/ 2001. Adapun kondisi ideal

kualitas plankton dilakukan dengan pendekatan indeks keanekaragaman jenis

(H’) menurut Shannon-Wienner dan indeks dominansi berdasarkan (Odum, 1998

dalam Maknun 2005).

Hasil penilaian secara skoring di masing-masing stasiun penelitian

menunjukkan bahwa, di Stasiun I memiliki nilai di bawah skor rata-rata kualitas

perairan tiga stasiun pengamatan, sehingga dimasukkan dalam kategori kondisi

kualitas perairannya rendah, di Stasiun Sungai kondisi perairannya sedang dan

Waduk termasuk dalam kategori kondisi kualitas perairannya tinggi, karena

memiliki nilai di atas rata-rata skor semua stasiun (Tabel 7).

Terjadinya perbedaan dan variasi kondisi kualitas perairan yang tidak

terlalu mencolok setiap stasiun di lingkungan Waduk selama penelitian, terkait

dengan perubahan musim dan curah hujan, dimana penggenangan yang tinggi

akan cenderung menghomogenkan parameter fisika, kimia, dan biologi air

antara habitat rawa, sungai, dan danau (Agostinho et al., 2000). Selanjutnya,

dinamika karakteristik fisika, kimia, dan biologi perairan secara periodik akan

mempengaruhi komunitas ikan (Penczak et al., 2004).

Page 93: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

82

Ket : Jika nilai jumlah total < Nilai rataan, maka termasuk kategori rendah (R)Jika nilai jumlah total ≤ Nilai rataan, maka termasuk kategori sedang (S)Jika nilai jumlah total >Nilai rataan, maka termasuk kategori tinggi (T)

4.4. Rekomendasi

Pengelolaan sumberdaya perikanan dilakukan untuk menjaga kelestarian

stok sumberdaya di alam. Ada beberapa cara dalam mengelola sumberdaya

perikanan khususnya ikan belida (Chitala lopis), pertama yaitu pengelolaan yang

berkaitan dengan aspek kajian penelitian dan kedua pengelolaan diluar aspek

kajian penelitian dan keduanya saling terkait satu sama lain.

Arah pengelolaan berdasarkan aspek kebiasaan makanan adalah

bagaimana menjaga agar sumberdaya yang menjadi makanan utama bagi ikan

belida (Chitala lopis) tidak punah dan tetap terjaga kelestariannya, hal ini

dilakukan mengingat makanan merupakan faktor penting dalam proses

pertumbuhan, reproduksi maupun menjaga kelangsungan hidup ikan tersebut.

Hasil analisis kebiasaan makanan ikan belida memperlihatkan bahwa makanan

utama berupa ikan. Luas relung yang sempit mengindikasikan bahwa ikan

belida bersifat spesialis. Karena sifatnya yang spesialis, ikan belida akan selektif

dalam mengkonsumsi makanannya. Tidak semua makanan yang tersedia di

lingkungan perairan tempat ikan belida hidup akan dimanfaatkan oleh ikan

Parameter Nilai rata-rata parameter Baku MutuST I Skor ST II Skor ST 3 Skor

Suhu 29,97 3 29,01 4 29,03 4 Normal (28°C)Kekeruhan 53,67 3 106,67 1 99,33 1 >30-<5 NTU

pH 5,76 4 6,38 5 6,58 5 6-9Oksigen terlarut 2,07 2 4,08 4 3,48 3 5,6-9 (mg/l)

Alkalinitas 8,28 1 15,17 1 15,23 1 0,002 (mg/l)Jumlah Total 13 15 14Rataan = 27,3 R T S

Tabel 7. Skor kondisi kualitas perairan di setiap Stasiun pengamatan

Page 94: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

83

tersebut. Apabila ikan yang menjadi makanan ikan belida tidak tersedia lagi di

alam maka kelangsungan hidup ikan belida dapat terancam.

Salah satu cara yang dapat dilakukan agar makanan yang dimakan oleh

ikan belida selalu tersedia yaitu dengan menjaga kualitas media (hábitat

maupun substrat) tempat makanan utama ikan belida hidup agar tidak rusak

dan tercemar. Pencemaran akan berdampak bagi kehidupan biota perairan,

tidak hanya bagi ikan yang dimakan oleh ikan belida tetapi juga akan

berdampak pada kehidupan ikan belida dan organisme lainnya. Perlu dilakukan

penyuluhan kepada masyarakat setempat akan bahayanya pencemaran dan

melakukan tindakan yang tegas terhadap industri-industri yang membuang

limbahnya ke sungai.

Informasi mengenai kebiasaan makanan ikan belida dapat dijadikan

sebagai acuan dalam usaha budidaya dan usaha konservasi ikan belida, sehingga

nantinya diharapkan produksi ikan belida tidak hanya mengandalkan dari hasil

tangkapan di alam tetapi juga dari hasil budidaya. Hal ini akan membuat

keberadaan populasi ikan belida di alam lebih terjaga kelestariannya.

Informasi dari pengamatan aspek reproduksi, ukuran pertama kali

matang gonad yaitu 756-804 mm. Sehingga ukuran ikan yang ditangkap

diharapkan lebih besar dari ukuran tersebut, hal ini bisa dicapai dengan

pengaturan ukuran mata jaring yang diperbolehkan. Puncak pemijahan terjadi

pada musim kemarau, mengindikasikan pembatasan aktivitas penangkapan

pada bulan tersebut.

Dari analisis morfologi dan DNA mengindikasikan populasi ikan belida

memiliki keragaman yang rendah dan terfragmen menjadi beberapa populasi di

Sungai Kampar. Sehingga pola pengelolaan ikan belida di arahkan pada

populasi yang kritis dan menajemen spesifik lokasi.

Rekomendasi untuk pengelolaan yang diluar kajian pengamatan dapat

dilakukan dengan mengkaji berbagai permasalahan yang terjadi di sekitar

perairan Sungai Kampar. Banyak permasalahan yang terjadi di badan air

Page 95: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

84

maupun lingkungan sekitar Sungai Kampar yang berpengaruh terhadap

penurunan stok ikan di Sungai Kampar. Permasalahan yang terdapat di badan

air umumnya berupa pencemaran akibat pembuangan limbah pabrik, sedangkan

permasalahan di sekitar Sungai Kampar disebabkan oleh degradasi lingkungan

yaitu melalui pemanfaatan lahan dan ruang di sebagian besar tepian Sungai

Kampar yang diperuntukkan sebagai pemukiman serta bangunan industri.

Upaya domestikasi dan kegiatan pembudidayaan ikan belida diharapkan

dapat meningkatkan populasi dan produksi ikan belida. Pola kebiasaan

makanan ikan belida yang telah diketahui diharapkan dapat memudahkan

proses domestikasi atau penjinakan ikan ini. Keberhasilan usaha domestikasi

ikan belida dapat dijadikan acuan selanjutnya bagi kegiatan pembudidayaan.

Usaha pembudidayaan merupakan salah satu upaya untuk meningkatan

populasi sumberdaya ikan. Pada proses pembudidayaan, hal utama yang perlu

diketahui adalah jenis makanan yang dikonsumsinya.

Adanya peningkatan kesadaran masyarakat sekitar Sungai Kampar perlu

dibina untuk ikut berpartisipasi dalam melaksanakan pengelolaan terpadu

bersama pemerintah setempat. Untuk itu perlu diadakan penyuluhan mengenai

arti penting kelestarian wilayah perairan DAS Kampar kepada masyarakat.

Partisipasi masyarakat diharapkan dapat membantu suksesnya program

pengelolaan sumberdaya hayati ikan belida dan ikan lainnya yang hidup di

Sungai Kampar.

Page 96: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

85

BAB VKESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data maka dapat

disimpulkan:

1. Berdasarkan struktur alat pencernaannya, panjang usus ikan belida memiliki

nilai indeks panjang usus relatif berkisar antara 0,2707-0,6095, ikan belida

tergolong ikan karnivora. Proporsi IP pada ikan jantan dan betina ditempati

oleh ikan (74,63% dan 79,11%), kelompok ikan merupakan makanan utama

bagi ikan belida jantan. Nilai luas relung ikan belida berkisar pada 1,0418-

4,3204 dengan nilai standarisasi berkisar pada 0,0418-0,4120, nilai luas relung

tergolong sempit. Nilai tumpang tindih relung makanan ikan belida tertinggi

terjadi antara ukuran 681-750 mm dengan 821-890 mm sebesar 1,0000.

Sedangkan nilai tumpang tindih makanan terendah terjadi antara usuran 541-

610 mm dengan 751-820 mm sebesar 0,0022.

2. Komposisi jumlah ikan belida jantan dan betina yang tertangkap selama

penelitian diperoleh rasio nisbah kelamin 1:0,88. Ikan belida jantan dan betina

pertama kali matang gonad pada kisaran panjang yang sama yaitu 756-804

mm. Nilai IKG ikan jantan berkisar antara 0,005%-0,05% dan ikan betina

berkisar antara 0,03%-3,54%. Ikan belida dengan fekunditas terkecil

ditemukan pada ukuran panjanng 428 mm yaitu berjumlah 442 butir,

sedangkan fekunditas terbesar ditemukan pada ukuran panjang ikan 860 mm

yaitu berjumlah 11.972 butir. Ikan belida tergolong ikan yang memiliki pola

pemijahan partial spawner, artinya ikan belida beberapa kali dalam setahun.

3. Berdasarkan hubungan panjang total dan berat diperoleh model persamaan

hubungan panjang berat ikan belida jantan dan betina, yaitu W = 7 x 10-

7L3,3732 dengan nilai b sebesar 3,3732 dan W = 4 x 10-7L3,4741 dengan nilai b

sebesar 3,4741. Pola pertumbuhan ikan belida jantan adalah isometrik,

Page 97: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

86

sedangkan pola pertumbuhan ikan belida betina adalah allometrik positif.

Nilai faktor kondisi ikan belida jantan berkisar antara 0,5428-1,4237 dan pada

ikan belida betina berkisar antara 4,37 x 10-8 - 8,03 x 10-8. Panjang asimtotik

(L∞) Ikan Belida adalah 924 mm. Ikan Belida di Perairan Kampar, Riau

diperkirakan akan mendekati panjang asimtotiknya pada umur 6 tahun.

4. Hasil analisis karakter morfometrik dan indeks fluktuasi asimetrik

mengkonfirmasi bahwa populasi ikan Belida di sungai Kampar telah berada

pada kondisi mendekati seragam atau memiliki variasi genetik yang rendah.

Hasil perhitungan menunjukkan nilai jarak genetik ikan belida Indonesia

dengan ikan lain berkisar antara 2.66 (Chitala blanci), 2.61 (Chitala lopis), 3.05

(Chitala ornata) dan 2.97 – 3.35 (Notopterus notopterus).

Page 98: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

87

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Belida penari malam yang merana. Kompas 17 September.ΑΙ-Hassan L.A.J. 1984: Meristic comparison of Liza abu from Basrah, Iraq and

Karkhah River, Arabistan, Iran. Cybium, 8, 3: 107-108.ΑΙ-Hassan L.A.J. 1987a: Comparison of meristic characters of mosquito fish,

Gambusia affinis (Baird & Girard) from Basrah and Baghdad, Iraq.Pakistan J. Zool, 19, 1: 69-73.

ΑΙ-Hassan L.A.J., 1984: Meristic comparison of Liza abu from Basrah, Iraq andKarkhah River, Arabistan, Iran. Cybium, 8, 3: 107-108.

ΑΙ-Hassan L.A.J., 1987a: Comparison of meristic characters of mosquito fish,Gambusia affinis (Baird & Girard) from Basrah and Baghdad, Iraq.Pakistan J. Zool., 19, 1: 69-73.

ΑΙ-Hassan, L.A.J. 1987b: Variations in meristic characters of Nematolosa nasusfrom Iraqi and Kuwaiti waters. Jap. J. Ichthyol, 33, 4: 422-425.

ΑΙ-Hassan, L.A.J., 1987b: Variations in meristic characters of Nematolosa nasusfrom Iraqi and Kuwaiti waters. Jap. J. Ichthyol., 33,4: 422-425.

[DKP DT I] Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Tingkat I Riau. 2003. StatistikPerikanan Daerah Tingkat I Riau Tahun 2003. Direktorat JenderalPerikanan. Riau.

[DKP DT I] Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Tingkat I Riau. 2007. StatistikPerikanan Daerah Tingkat I Riau Tahun 2007. Direktorat JenderalPerikanan. Riau.

Adjie S, Husnah, & Gaffar AK. 1999. Studi Biologi Ikan Belida (Notopterus chitala)di Daerah Aliran Sungai Batanghari, Propinsi Jambi. Jurnal PenelitianPerikanan Indonesia. 5(1): 38-43.

Adjie. S. dan A.D. Utomo. 1994. Aspek biologi ikan belida di perairan sekitarlubuk lampam Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Penyusunan,Pengolahan dan Evaluasi Hasil Penelitian Perikanan Perairan Umum. LokaPeneltian Perikanan Air Tawar.

Akbar H. 2008. Studi Karakter Morfometrik – Meristik Ikan Betok (Anabastestudineus Bloch) di DAS Mahakam Tengah Propinsi Kalimantan Timur[skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 56 hlm.

Ali, M., A. Salam., F. Iqbal and B. Ali Khan. 2002. Growth Performance of Channapunctata from Two Ecological Regimes of Punjab. Pakistan. PakistanJournal of Biological Sciences, 5, 10: 1123-1125.

Allendorf, F., Nils Ryman and Fred Utter. 1987. Genetic and fishery management:Past, Present and Future in Population genetic and fishery management Ed.Nils Ryaman and Fred Utter. University of Washington Press, USA 1-18p.

Page 99: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

88

Amos B and A.R, Hoelzel (1992) Applications of molecular genetic techniques tothe conservation of small populations. Biological Conservation, 6, p. 133–144.

Amos B and A.R, Hoelzel. 1992. Applications of molecular genetic techniques tothe conservation of small populations. Biological Conservation., 6, p. 133–144.

APHA, AWWA and WPCF. 1981. Standard Method for Examination of Water andWaste Water. Fifteenth Edition. Byrd Pre press and R.R. Donnelly abdSons, USA, 1134 p.

Azis KA. 1989. Dinamika Populasi Ikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas IlmuHayat. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 115 hlm.

Bailey R.M., W. Gosline, 1955: Variation and systematic significance of vertebralcounts in the American fishes of the family Percidae. Misc. Publ. Mus.Zool. Univ. Michigan, 93.

Bain, M.B. and N.J. Stevenson. 1999. Aquatic Habitat Assesment Common Methods.American Fisheries Society. Maryland. USA, 216 p.

Beacham, T.D., R.E. Withler, and A.P. Gould. 1985a. Biochemical genetic stockidentification of pink salmon (Oncorhynchus gorbuscha) in southernBritish Columbia and Puget Sound. Canadian Journal of Fisheries andAquatic Sciences 42:1p. 474-1483.

Beacham, T.D., R.E. Withler, and A.P. Gould. 1985b. Biochemical genetic stockidentification of chum salmon (Oncorhynchus keta) in southern BritishColumbia. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences 42: p. 437-448.

Bentzen, P., Taylor, E. B., and Wright, J. M. 1993. A novel synthetic probe forDNA fingerprinting salmonid fishes. Journal of Fish Biology, 43: 313–316.

Brown W. M. 1983. Evolution of animal mitochondrial DNA, pp 62-88. In: M. Neiand R.K. Koehn (eds). Evolution of Genes and Proteins. Sinauer,Sunderland, MA.

Brown W. M., George M. & A. C. Wilson. 1979. Rapid evolution of mitochondrialDNA, Proc. Natl Acad. Sci. USA. 76: p. 1967-71.

Cardin, S. H and K. D. Friedland. 1999. The utility of image processingtechniques for morphometric analysis and stock identification. Research.43 : p. 129-139.

Clayton, R. R. and H. R. MacCrimmon. 1987. Partitioning size frommorphometric data : a comparison of five statistical prosedurs used infisheries stock indentification research. Can. Tehn. Rep. Fish. Aq. Serv.1531: p. 1-23.

Cooper, J.A.G., Ramm, A.E.L & Harrison, Y.D. 1994. The estuary health index: anew approach to scientifict information. Transfen, Ocean and CoastalManagement, 25 : 103-141.

Page 100: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

89

Crandall, K.A., J.W. Fetzner Jr, S.H. Lawler, M. Kinnersley and C.M. Austin.1999. Phylogenetic relationships among the Australian and New Zealandgenera of freshwater crayfishes (Decapoda: Parastacidae). Aust. J. Zool.47: p. 199-214.

de Beaufort, L. F. 1951. Zoogeography of land and inland waters. Sidgwick andJackson Ltd, London. 208p.

Dinas Perikanan dan Kelautan. 2008. Statistik Perikanan Tangkap Provinsi Riau.Pekan Baru. Diskanlut. Provinsi Riau.

Direktorat Bina Sumberhayati. 1990. Identifikasi dan Penyebaran Beberapa JenisSumberdaya Ikan Aior Tawar di Perairan Umum Indonesia. DirektoratJenderal Perikanan. Jakarta.

Direktorat Bina Sumberhayati. 1990. Identifikasi dan Penyebaran Beberapa JenisSumberdaya Ikan Aior Tawar di Perairan Umum Indonesia. DirektoratJenderal Perikanan. Jakarta.

Direktorat Jendral Perikanan. 2000. Statistik Perikanan Indonesia. DepartemenPertanian. Jakarta.

Dunham, R.A. 2004. Aquaculture And Fisheries Biotechnology. Genetic Approaches.CABI Publishing. Massachusetts, USA, 372 p.

Effendi, H. 2000. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan lingkunganperairan. Jurusan MSP fakultas Perikanan dan Kelautan, IPB. Bogor, 259hal.

Effendie MI. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 27-81hlm.

Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.Erlangga. 2007. Efek Pencemaran Sungai Kampar di Provinsi Riau Terhadap Ikan

Baung (Hemibagrus nemurus) [tesis]. Sekolah Pascasarjana, InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Everitt, B.S. and G. Dunn. 1992. Applied Multivariate Data Analysis. OxfordUniversity Pres., New York, USA.

Felsenstein J. 1985. Confidence limits on phylogenies: an approach using thebootstrap. Evolution, 39: 783-791.

Fisher, R. A. 1936. The use of multiple measurements in taxonomic problems. TheAnnals of Eugenics. 7 : p. 179-188.

Freeland, J. R. 2005. Molecular Ecology. John Wiley and Son. England. 388p.Frezal. L and R. Leblois. 2008. Four years of DNA barcoding: current advances

and prospects. Infection. Genetic and Evolution.Fujaya Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. Rineka

Cipta. Jakarta. 179 hlm.Fuller, R.C and D. Houle. 2002. Detecting genetic variation in developmental

instability by artificial selection on fluctuating asymmetry. J. Evol. Biol,15:p.954–960.

Groombridge, B (ed). 1992. Global diversity : Status of earth’s living resources.Chapman and Hall. New York.

Page 101: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

90

Gustiano, R. 2003. Taxonomy And Phylogeny Of Pangasiidae Catfishes FromAsia (Ostariophysi, Siluriformes). Thesis For The Doctor’s Degree (Ph.D.)Katholieke Universiteit Leuven , Leuven, Belgium. 296 P.

Haloho LMB. 2008. Kebiasaan Makanan Ikan Betok (Anabas testudineus) diDaerah Rawa Banjiran Sungai Mahakam, Kec. Kota Bangun, Kab. KutaiKartanegara, Kalimantan Timur [skripsi]. Departemen ManajemenSumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, InstitutPertanian Bogor. Bogor. 61 hlm.

Harrison, R. G. 1989. Animal mitochondrial DNA as a genetic marker inpopulation and evolutionary biology. Trends in Evolutionand Ecology, 4, p.6–11.

Harrison, R. G. 1989. Animal mitochondrial DNA as a genetic marker inpopulation and evolutionary biology. Trends in Evolutionand Ecology, 4, p.6–11.

Hauer, F.R and W.R. Hill. (1996). Temperature, Light and Oxygen. In Hauer,F.R. and G.A. Lamberti (eds), Methods In Stream Ecology, pp. 93-106.Academic press, New York.

Hespenheide, H. A. 1973. Ecological inferences from morphological data. Ann.Rev. Ecol. Syst. 4:213-229.

Humphries J. M., Bookstein F. L., Chernoff B., Smith G. R., Elder R. L. & S. G.Poss (1981). Multivariate discrimination by shape in relation to size, Syst.Zool., 30(3): 291-308.

Inuoe, J.G., Y. Kumazawa, M. Miya and M. Nishida. 2009. The historicalbiogeography of the freshwater knifefishes using mitogenomicapproaches: A Mesozoic origin of Asian notopterids (Actinopterygii:Osteoglossomorpha). Molecular Phylogenetics and Evolution, 51: 486-499.

Jawad, L.A. 2001. Variation in meristic characters of a tilapian fish, Tilapia zilli(gervais, 1848) from the inland Water bodies in libya. Acta Ichthyol. Piscat.31 (1): 159-164.

Kawanabe, H. 1996. Linkage between ecolical complexity and biodiversity : In:Biodiversity, Science and development towards a new partnership (Ed. F. Dicastri and Younes). CAB International Wallingford Oxfordshire, pp. 149-159.

King, M. 1995. Fisheries Biology. Assesment and management. Fishing NewsBooks, Blackwell Science Ltd.

Kottelat, M and E. Widjanarti. 2005. The fishes of danau sentarum national parkand kapuas lake area, West Borneo. The raffles bulletin zoology.Supplemental 13 : p. 139-173.

Kottelat, M., S.N.Kartikasari., A.J. Whitten dan S. Wirjoatmodjo. 1993. FreshwaterFishes of Western Indonesia and Sulawesi. Ed. Dua bahasa. Periplus EditionsLimited.

Page 102: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

91

Kottelat, M., S.N.Kartikasari., A.J. Whitten dan S. Wirjoatmodjo. 1997. FreshwaterFishes of Western Indonesia and Sulawesi. Ed. Dua bahasa. Periplus Editionsand Emdi Project Indonesia. Jakarta, 293 h.

Krebs CJ. 1989. Ecologycal Methodology. Hal 371-391. Harper and RowPublisher. New York.

Krebs, C.J. 1985. Ecology. The Experimental Analysis of Distribution and Abundance.Third Edition. Harper Collins Publisher. New York,p. 86-88.

Kristanto, A.H dan J. Subagja. 2008. Pengusaan domestikasi ikan belida. LaporanHasil Riset. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar. h.137-141.

Krueger, C.C. 1986. Incorporation of the stock concept into fisheriesmanagement. Paper presented at the Symposium Fisheries Genetics:Today and Tomorrow. Annual Meeting of the American Fisheries Society,Providence, RI.

Kwain W., 1975: Embryonic development, early growth, and meristic variation inrainbow trout, Salmo gairdneri exposed to combinations of light intensityand temperature. J. Fish. Res. Bd Can, 32: 397-402.

Lagler KF. 1972. Freshwater Fishery Biology. W. M. C. Hal. 371-191. BrownCompany Publisher Dubuque. Iowa. Xii+404 hal.

Lagler, K.F., J.E. Bardach., R.R.Miller., D.R.M.Passino. 1977. Ichthyology. SecondEdition. John Willey and Sons. New York.p. 440-445.

Lam. T.J. 1985. Induced Spawning in fish. Proceeding for workshop held inTungkang Marine Laboratory. Taiwan. April 22-24. 1985. Reproductionof culture milkfish. 14-56.

Legendre, P & L. Legendre. 1998. Numerical Ecology. Second edition. FishingNews Book. Ltd. England, 201 pp.

MacCrimmon H.R., R.R. Clayton. 1985. Meristic and morphometric identity ofBaltic stocks of Atlantic salmon (Salmo solar). Can. J. ZooL, 63: p. 2032-2037.

Madang, K. 1999. Morfologi, habitat dan keragaman genetik kerabat ikan belida(Malacopterygii: Notopteridae) di perairan Sumatera Selatan. Tesis.Institut Pertanian Bogor.

Maharani NR. 2006. Biologi Reproduksi Ikan Kresek (Thryssa mystax) PadaPeriode I (Juli-Desember 2005) di Perairan Ujung Pangkah, Gresik, JawaTimur [tesis]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 37 hlm.

Manly, B. F. 1989. Multivariate statistical methods : a primer. Chapman & Hall, NewYork. 423p.

McGlade, J.M. and E, Boulding. 1985. The Truss: A Geometric and Statisticalapproach to the analysis of form in Fish. Can.Tech.Rep. Fish.Aquacult.Sci(147).p. 34-55.

Mno. 2005. Makanan untuk perlindungan mata. http://www.promosikesehatan.com/tips?nid=74.

Page 103: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

92

Moyle, P.B & Cech, J.J. 1996. Fishes an Introduction to Ichthiology. Prentice Hall,New Jersey.

Mustafa, S. (1977). Influence of maturation on concentration of RNA and DNA inthe flesh of the catfish, Clarias batrachus. Transaction of American Fisheriessociety, 106 : p. 449-451.

Mustafa, S. 1999. Genetic In Sustainable Fisheries Management. Fishing Newbooks.London, 223 p.

Mustafa, S., Lagendre, J.D & Pastoureaud, A. 1991. Condition indices and RNA :DNA ratio in overwthering European sea bass, Dicentrarchus labrax, Insalt mashes along the coast of France. Aquaculture, 96 : p. 367-374.

Mustakim M. 2008. Kajian Kebiasaan Makan dan Kaitannya Dengan AspekReproduksi Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch) Pada Habitat YangBerbeda di Lingkungan Danau Melintang Kutai Kartanegara KalimantanTimur [tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 73hlm.

Nei, M and F. Tajima. 1981. DNA polymorphism detectable by restrictionendonucleases. Genetics 97: p. 145-163.

Nelson, J.S. 1976. Fishes of The World. Willey. New YorkNelson, J.S. 1994. Fishes of the world. John Wiley and sons, New YorkNikolsky GV. 1963. The Ecology of Fishes. Hal. 225-289. Academic Press.

London.Norse, E.A. 1993. Global marine biological diversity, a strategy for building

conservation in to decision making. Island press, Washington.Nybakken, J.W. 1982. Marine ecology : an ecological approach. Harper & Row. New

York.Ondara dan E. Dharyati. 1995. Kerabat Ikan Belida (Suku Notopteridae) di

Indonesia Terutama Kasus di Sumatera Selatan. Prosiding SimposiumPerikanan Indonesia (39).

Pääbo, S. 1989. Ancient DNA: extraction, characterization, molecular cloning,and enzymatic amplification. Proceedings of theNational Academy ofSciences, USA, 86, p. 1939–1943.

Palmer A.R and Strobeck C. 1986. Fluctuating asymmetry: Measurement,analysis, patterns. Annu Rev Ecol Syst, 17:p.75-86.

Polnac, R.B. and S.P. Malvestuto. 1992. Biological and Socioeconomic Conditionsfor The Development and Management of Riverine Fisheries Resourcesin The Kapuas and Musi Rivers. In: R.B. Polnac, C. Baeiley and A.Purnomo. 1992. Contribution to Fishery Development Policy in Indonesia. TheCentral Research Institute for Fisheriaes. Agency for AgriculturalResearch and Development, Ministry of Agriculture. Jakarta.

Poulet. N, Y. Reyjol, H. Collier, and S. Lek. 2005. ,“Does fish scale morphologyallow the identification of populatio leuciscus burdigalensis in river Viaur(SW France),”. Aquat. Sci. 67 : p. 122-127.

Page 104: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

93

Primack, R.B.J.Supriatna, M. Indrawan dan P. Kramadibrata. 1998. BiologiKonservasi. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 345 hal.

Rainboth W. J. (1996). Fishes of the Cambodian Mekong. FAO Species IdentificationField Guide for Fishery Purposes. FAO, Rome, 265 p.

Roberts, T.R. 1992. Systematic revision of the old world freshwater fish familyNoopteridae. Ichthyological Exploration of freshwaters, 2 : p. 361-383.

Roni, P & Quinn, T. P. 1995. Geographic variation in size and age of NorthAmerica chinook salmon. North America Journal of Fisheries Management15, 325-345.

Royce WF. 1973. Introduction to The Fishery Science. Academic Press. New Yorkand London.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Bandung.Safina, C. 1995. The world’s imperiled fish. Scientific american. November 30-37 p.Saitou N. & M. Nei. 1987. The neighbor-joining method: a new method for

reconstructing phylogenetic trees. Mol. Biol. Evol., 4, 406-525.Saraswati, P. K and S.V. Sabnis. 2006. Comparison of CART and Discriminant

Analysis of Morphometric Data in Foraminiferal Taxonomy. Anuário doInstituto de Geociências – UFRJ. 29 : p. 153-162.

Sarkar UK, Negi RS, Deepak PK, Lakra WS, & Paul SK. 2007. BiologicalParameters of The Endangered Fish Chitala chitala (Osteoglossiformes:Notopteridae) Fom Some Indian Rivers. Fisheries Research. 90(2008):170-177.

Sarver, S.K., J.D. Silberman and P.J. Walsh. 1998. Mitochondrial DNA sequenceevidence supporting the recognition of two subspecies or species of theFlorida spiny lobster Panulirus argus. J. Crust. Biol. 18(1): p. 177-186.

Satria, H. dan E.S.Kartamihardja. 2002. Distribusi Panjang Total dan KebiasaanMakanan Yuwana Ikan Payangka (Ophiocara porosecphala). JurnalPenelitian Perikanan Indonesia, Edisi Sumberdaya dan Penangkapan, 8(1):41-50.

Schaeffer, K. M. 1991. Geografic variation in morphometric characters and gill-raker counts in yellow fin tuna (Tunnus albacares) from pacific ocean. FishBuletin, 89: p. 289-297.

Schluter, D., and P. R. Grant. 1984. Determinants of morphological patterns incommunities of Darwin’s finches. Am. Nat. 123:175-196.

Schneider, S., J.M. Kueffer, D. Roessli and L. Excoffier. 1996. Arlequin: a softwarepackage for population Genetic. Univ. Of Geneva, Geneva, Switzerland.

Setijanto, A. Chaeri dan M. Nursid. 2003. Kelimpahan larva ikan Engraulidaedan hubungannya dengan parameter lingkungan di estuari segaraanakan Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. JPPI 9 (7) : 59 – 66.

Seymour A. 1959. Effects of temperature upon the formation of vertebrae and finrays in young chinook salmon. Trans. Amer. Fish. Soc., 88: p. 58-69.

Page 105: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

94

Seymour A. 1959. Effects of temperature upon the formation of vertebrae and finrays in young chinook salmon. Trans. Amer. Fish. Soc., 88: p. 58-69.

Shaklee, J.B., C.S. Tamura and R.S. Waples. 1982. Speciation and evolution ofmarine fishes studied by the electrophoretic analysis of protein. PasificScience, 36: 141-157.

Siregar RPA. 2004. Aspek Biologi Reproduksi Induk Ikan Patin Kunyit (Pangasiuskunyit) di Perairan Sungai Kampar Propinsi Riau [tesis]. SekolahPascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 15 hlm.

Siregar S. 1989. Kemungkinan Pembudidayaan Ikan Kapiek (Puntius schwanefeldiBlkr.) dari Sungai Kampar, Riau [tesis]. Fakultas Pascasarjana, InstitutPertanian Bogor. Bogor. 19 hlm.

Smith H. M. 1945. The freshwater fishes of Siam, or Thailand. U. S. Nat. Mus.Bull., 188, 622 pp.

Sokal, R. R and F. J. Rohlf. 1995. Biometry : The principles and practice statisticbiology research. 3rd edition, W. H. Freeman, New York, 397p.

Sprent, P. 1972. The Mathematics of size and shape. Biometrics, 28 :p. 23-37.Stearns, S.C. 1983. A Natural Experiment in Life-history Evolution: Field data on

the introduction of Mosquitofish (Gambusia affinis) to Hawaii. Evolution,37: 601-617.

Subardja, S., M.F. Rahardjo., R. Affandi dan M. Brodjo. 1989. Sistematika Ikan.Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor.

Sudarto, 2003. Systematic revision and phylogenetic relationships amongpopulation of clariid species in Southeast Asia. Doctor DissertationUniversity of Indonesia. 371 p.

Sunarno MTD, Wibowo A, Subagdja, & Kumari K. 2006. Ikan Belida (Notopteruschitala). http://www.dkp.go.id/content.php?c=2601 [20 Feb 2009].

Sunarno, M.T.D. 2002. Selamatkan plasma nutfah ikan belida. Warta PenelitianPerikanan Indonesia, 8(4): 2-6.

Sunarno, M.T.D., D. Prasetyo dan Asyari. 2002. Strategi penyediaan pakan danlingkungan untuk pembenihan ikan belida (Notopterus chitala) di kolamrawa pasang surut Patratani, Ds. Gedung Buruk, Kec. Gelumbang, Kab.Muara Enim. Laporan Proyek. Balai Riset Perikanan Perairan Umum.

Taning A.W. 1952: Experimental study of meristic characters in fishes. Biol. Rev.Cambridge Phil. Soc., 27: 169-193.

Thorpe, J., G. Gall., J. Lannan and Colin Nash. 1995. Conservation of fish andshellfish resource. Managing diversity. Academic Press. 229p.

Tschibwabwa, S. M. 1997. Systematic of African species of genera Labeo (Telestei,Cyprinidae) in the ichthyological region of lower Guinea and Congo.PhD Dissertation. Namur.

Page 106: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

95

Turan, C., Deniz E., F. Turan and M. Ergüden, 2004. Genetic and MorphologicStructure of Liza abu(Heckel, 1843) Populations from the Rivers Orontes,Euphrates and Tigris. Turk J Vet Anim Sci. 28 (2004) 729-734.

Utomo AD dan Krismono. 2006. Aspek Biologi Beberapa Jenis Ikan Langka diSungai Musi Sumatra Selatan. In M. F. Rahardjo, Djaja Subardja Sjafei,Ike Rachmatika, Charles, P. H. Simanjuntak, Ahmad Zahid (Penyunting).Prosiding Seminar Nasional Ikan IV. Jatiluhur, 29-30 Agustus 2006. 318-319 hlm.

Utomo, A.D dan Asyari. 1999. Peranan Ekosistem Hutan Rawa Air Tawar BagiKelestarian Sumber Daya Perikanan di Sungai Kapuas Kalimantan Barat.Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI) 5 (3) 1-13. Jakarta.

Utomo, A.D. S. Adjie dan Asyari. 1991. Aspek Biologi Ikan Lais di PerairanLubuk Lampam Sumatera Selatan. Bulletin Penelitian Perikanan Darat 9(2). Bogor, hal: 1-7.

Utomo, A.D., S. Adjie and Asyari. 1990. Aspek biologi ikan lais di perairan lubuklampam Sumatera Selatan. Bull Penel Perik Darat, 2: 105-111.

Van Valen L. 1962. A study of fluctuating asymmetry. Evolution, 16:p.125-142Wallace C.R., 1973: Effects of temperature on developing meristic structures.

Trans. Amer. Fish. Soc., 102: 142-145.Walpole RE. 1992. Pengantar Statistika Edisi Ke-3. [Terjemahan dari Introduction

to statistic 3rd edition]. Sumantri B (penerjemaah). Gramedia PustakaUtama. Jakarta. 331 hlm.

Waltner, C.M. 1988. Electhrporetic, Morphometric, And Meristic Comparison OfWalleye Broadstock In South Dakota. Thesis. South Dakota StateUniversity, 86 p.

Watson, D.J. (1978). Sarawak In Land Fisheries Preference and Training Manualon Lake and Riverine Survey Techniques. Beram lake and RiverineDevelopment Project. Sarawak Departement of Agriculture. In LandFisheries Branch, Sarawak Malaysia, 74 p.

Weber, M. and L.F. DeBeaufort. 1913. The Fishes of Indo-Australia Archipelago III.Brill. Leiden.

Welcomme, R. L. 2001. Inland fisheries ecology and management. BalckwellScience, USA. 36-43 p

Welcomme, R.L. 1979. Fisheries Ecology of Floodplain River. Longman. London.317 p.

Wetzel, R.G. (2001). Limnology Lake and River Ecosystems. Third Edition.Academic press, New York. USA, 1006 p.

Wibowo A dan Sunarno MTD. 2006. Karakteristik Habitat Ikan Belida (Notopterachitala). In Bawal. Widya Riset Perikanan Tangkap. Badan Riset PusatRiset Perikanan Tangkap. Badan Riset Kelautan dan Perikanan.Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta Utara. 19-23 hlm.

Page 107: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

96

Wibowo A, Sunarno MTD, Makmur S, & Subagja. 2008. Identifikasi Struktur StokIkan Belida (Chitala spp.) dan Implikasinya Untuk Manajemen PopulasiAlami in Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Jakarta Utara. 14(1): 32.

Widyastuti YE. 1993. Flora Fauna Maskot Nasional dan Provinsi. PenebarSwadaya. Jakarta. 67 hlm.

Woynarovich, E and L. Horvath. 1980. The artificial propagation of warm waterfinish a a manual for extention. FAO. Fisheries Technical Paper No. 20FIR/.20.

www. Fishbase.org. tanggal download 24 Desember 2007www.NCBI.Com. Tanggal pencarian 7 September 2009.

Page 108: KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN LANGKA DI …bp3upalembang.kkp.go.id/assets/content_upload/files/Ikan Langka di... · 7. Syamsul Bachri (A nggota) 8. Marson ... Pola pertumbuhan ikan

LAPTEK T.A. 2009

Kajian Stok Sumber Daya Ikan Langka di Perairan Umum Daratan Paparan Sunda(Kajian Stok Ikan Belida (Chitala Lopis) di Perairan Sungai Kampar, Prov. Riau dan Sungai Cisadane, Prov. Banten)

97

Ikan Belida merupakan anggota famili Notopteridae (Kottelat et al., 1993; 1997)

yang memiliki nilai ekonomis dan budaya. Penyebaran ikan belida di Indonesia berada di

Sumatera, Jawa dan kalimantan (Paparan Sunda) (Kottelat et al., 1993; 1997). Di duga

akan terjadi overfishing dan selanjutnya akan terjadi kepunahan. Untuk menghindari hal

ini, maka perlu dilakukan penelitian aspek bioekologi dan genetik. Kajian bioekologi

mengambil kasus di Sungai Kampar, karena tiga alasan; 1). Ekosistem yang kompleks

dan lengkap, semua tipe habitat ikan belida ada di Sungai Kampar, 2). Ikan Belida di

Sungai kampar teridentifikasi memiliki beberapa variasi bentuk dan spesifik, dan 3).

Status terkini penelitian ikan belida, terkait dengan bioekologi dan genetik. Makanan

utama Ikan Belida adalah ikan kecil (78.94%), udang (3.61%) dan serangga (0.09%)

(Adjie dkk, 1999), ikan kecil (50.02%) dan udang (21.87%) (Adjie & Utomo, 1994).

Tetapi belum diketahui apakah perbandingan komposisi perbandingan makanan sama

antara musim, sepanjang tahun dan pada tipe habitat yang berbeda.. Sampai saat ini

belum ada penelitian genetik khususnya sampai pada DNA yang terkait dengan ikan

belida Indonesia, pada Gene Bank (NCBI, 2009) tidak ada data sekuense ikan belida yang

berasal dari Indonesia. Madang (1999) mengungkap keragaman genetik ikan belida di

Sungai Musi tergolong rendah, namun masih pada level protein.