Upload
kiki-rezki-f
View
30
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Umum Tentang Knee Joint
1. Anatomi dan fisiologi knee joint
a. Sendi lutut dibentuk oleh artikulasi distal tulang femur dan ujung
proksimal tulang tibia dan os patella.
1.) Tulang Femur (Tulang paha)
Tulang femur termasuk tulang panjang yang bersendi ke atas
dengan pelvis dan ke bawah dengan tulang tibia. Tulang femur
terdri dari epiphysis proximal diaphysis dan epiphysis distalis. Pada
tulang femur ini yang berfungsi dalam persendian lutut adalah
epiphysis distalis. Epiphysis distalis merupakan bulatan sepasang
yang disebut condylus femoralis lateralis dan medialis. Di bagian
proximal tonjolan tersebut terdapat sebuah bulatan kecil yang
disebut epicondylus lateralis dan epicondylus lateralis. Pandangan
dari depan, terdapat dataran sendi yang melebar ke lateral yang
disebut fades patellaris yang nantinya bersendi dengan tulang
patella. Dan pandangan dari belakang, diantara condylus lateralis
dan medialis terdapat cekungan yang disebut fossa
intercondyloidea (Platser W, 1993).
2.) Tulang patella (Tulang tempurung lutut)
Tulang patella merupakan tulang dengan bentuk segitiga pipih
dengan apeks menghadap ke arah distal. Pada permukaan depan
kasar sedangkan permukaan dalam atau dorsal memiliki
permukaan sendi yaitu fades articularis lateralis yang lebar dan
fades articulararis medialis yang sempit (Platser W, 1993).
3.) Tulang Tibia (Tulang kering)
Tulang tibia terdiri dan epiphysis proximalis, diaphysis distalis.
Epiphysis proximalis pada tulang tibia terdiri dari dua bulatan yang
disebut condylus lateralis dan condylus medialis yang atasnya
3
terdapat dataran sendi yang disebut fades artikularis lateralis dan
medialis yang dipisahkan oleh ementio iniercondyloidea (Evelyn,
2002). Lutut merupakan sendi yang bentuknya dapat dikatakan
tidak ada kesesuaian bentuk, kedua condylus dari femur secara
bersama sama membentuk sejenis katrol (troclea), sebaiknya
dataran tibia tidak rata permukaanya, ketidaksesuaian ini
dikompensasikan oleh bentuk meniscus (Platser W, 1993).
Hubungan-hubungan antara tulang tersebut membentuk suatu sendi
yaitu: antara tulang femur dan patella disebut articulatio patella
femorale, hubungan antara tibia dan femur disebut articulatio tibio
femorale. Yang secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai sendi
lutut atau knee joint (Evelyn, 2002).
Gambar 2.1 tulang pembentuk sendi lutut (Putz dan Pabtz, 2000)
b. Ligamen
Ligamentum mempunyai sifat extensibility dan kekuatan, yang
cukup kuat 9tensile strength) yang berfungsi sebagai pembatas
gerakan dan stabilitas sendi. Ada beberapa ligamen sendi lutut
yaitu : (1) ligamentum cruciatum anterior yang berjalan dari
4
depan culimentio intercondyloidea tibia ke permukaan medial
condyler lateralis femur yang berfungsi menahan hiperekstensi dan
menahan bergesernya tibia ke depan, (2) Ligamentum cruciatum
posterior berjalan dan fades lateralis condylus medialis femoris
menuju ke fossa intercondyloidea tibia, berfungsi menahan
bergesernya tibia ke arah belakang, (3) Ligamentum collateral
lateral yang berjalan dan epicondylus lateralis ke capitulum fibula
yang berfungsi menahan gerakkan varus atau samping luar, (4)
Ligamentum collateral mediale berjalan dari epicondylus medialis
ke permukaan medial tibia (epicondylus medialis tibia) berfungsi
menahan gerakan valgus atau samping dalam eksorotasi. Namun
secara bersamaan fungsi-fungsi ligament colateralle menahan
bergesemya tibia ke depan pada posisi lutut 90°, (5) ligament
popliteum obliqum berasal dari condylus lateralis femur menuju ke
insertio musculus semi membranosus melekat pada fascia
musculus popliteum, (6) ligament ransversum genu membentang
pada permukaan anterior meniscus medialis dan lateralis (Evelyn,
2002).
Gambar 2.2 the right knee, anterior view
5
c. Kapsul sendi
Kapsul sendi lutut terdiri dan dua lapisan yaitu (1) stratum fibroswn
merupakan lapisan luar yang berfungsi sebagai penutup atau
selubung (2) stratum synovial yang bersatu dengan bursa
suprapatellaris, stratum synovial ini merupakan lapisan dalam yang
berfungsi memproduksi cairan synovial untuk melicinkan
permukaan sendi lutut. Kapsul sendi lutut ini termasuk jaringan
fibrosus yang avasculer sehingga jika cedera sulit untuk proses
penyembuhan (Evelyn, 2002).
Gambar 2.3 synovial joint
d. Jaringan lunak
1.) Meniscus
Meniscus merupakan jaringan lunak, meniscus pada sendi lutut
adalah meniscus lateralis, Adapun fungsi meniscus adalah (1)
penyebaran pembebanan (2) peredam kejut (shock absorber) (3)
mempermudah gerakan rotasi (4) mengurangi gerakan dan
stabilisator setiap penekanan akan diserap oleh meniscus dan
diteruskan ke sebuah sendi.
2.) Bursa
Bursa merupakan kantong yang berisi cairan yang memudahkan
terjadinya gesekan dan gerakan, berdinding tipis dan dibatasi
oleh membran synovial. Ada beberapa bursa yang terdapat pada
6
sendi lutut antara lain: (1) bursa popliteus, (2) bursa supra
pateliaris (3) bursa infra paterallis (4) bursa sulcutan
prapateliaris (5) bursa sub patelliaris ( Eveyln, 2002).
Gambar 2.4 Bursa pada Lutut
3.) Otot-otot penggerak sendi lutut
a.) Bagian anterior adalah m. rectus femoris, m. vastus lateralis,
m. vastusmedialis, m. vastus intermedialis.
b.) Bagian posterior adalah m. bicep femoris, m.
semitendinosis, m. semimembranosis, m. gastrocnemius.
c.) Bagian medial adalah m. sartorius.
d.) Bagian lateral adalah m. Tensor facialatae.
4.) Sistem persyarafan
Pada regio lutut, tungkai mendapat persyarafan dari nervus
ischiadicus yang berasal dari serabut lumbal ke-4 sampai dengan
sacrum ke-3. Ini merupakan serabut yang terbesar di dalam tubuh
yang keluar dan foramen ischiadicus mayor, berjalan terus
disepanjang permukaan posterior paha ke ruang poplitea, lalu
7
syaraf ini membagi dua bagian yang nervus peroneus communis
dan nervus tibialis. Nervus peroneus communis pada dataran
lateral capitulum fibula akan pecah menjadi nervus superficialis.
Gerakan yang bisa terjadi pada knee joint adalah
a. Fleksi = 135°
b. Ekstensi = 0°, hiperekstensi = 5° sampai 10°
B. Tinjauan Umum Tentang Osteoarthtritis
1. Definisi Osteoarthrosis
Osteoartritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti
tulang, arthro yang berarti sendi, dan itis yang berarti inflamasi
meskipun sebenarnya penderita osteoartritis tidak mengalami
inflamasi atau hanya mengalami inflamasi ringan.
Osteoartritis adalah penyakit degeneratif sendi yang bersifat kronik,
berjalan progresif lambat, seringkali tidak meradang atau hanya
menyebabkan inflamasi ringan, dan ditandai dengan adanya deteriorasi
dan abrasi rawan sendi serta pembentukan tulang baru pada permukaan
sendi.
Osteoarthritis (OA) adalah penyakit sendi degenerative, OA adalah
salah satu bentuk arthritis yang paling tua. Penyakit ini menimbulkan
kerusakan kartilago yng ditemukan dalam persendian. Kerusakan ini
melepaskan penghalang antara tulang dan menyebabkan kedua tulang
saling bergesekan, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan bahkan
hilangnya gerak. Gejala-gejala termasuk rasa nyeri (kadang setelah
latihan atau adanya masa pembebanan yang lama pada sendi penumpuh
berat badan) dan menghambat atau bahkan menghilangkan jarak gerak
sendi.
8
Gambar 2.5 sendi lutut
2. Patofisiologi
OA dapat terjadi berdasarkan 2 mekanisme berikut, yaitu (1) Beban
yang berlebihan pada komponen material kartilago sendi dan tulang
subkondral yang normal, sehingga terjadi kerusakan/kegagalan jaringan,
dan (2) kualitas komponen material kartilago yang jelek sehingga
dengan beban yang normal pun tetap terjadi kerusakan. Perubahan yang
terjadi pada OA adalah ketidakrataan rawan sendi disusul ulserasi dan
hilangnya rawan sendi sehingga terjadi kontak tulang dengan tulang
dalam sendi disusul dengan terbentuknya kista subkondral, osteofit pada
tepi tulang, dan reaksi radang pada membrane sinovial. Pembengkakan
sendi, penebalan membran sinovial dan kapsul sendi, serta teregangnya
ligament menyebabkan ketidakstabilan dan deformitas. Otot di sekitar
sendi menjadi lemah karena efusi sinovial dan disuse atrophy pada satu
sisi dan spasme otot pada sisi lain. Perubahan biomekanik ini disertai
dengan perubahan biokimia dimana terjadi gangguan metabolisme
kondrosit, gangguan biokimia matrik akibat terbentuknya enzim
metalloproteinase yang memecah proteoglikan dan kolagen. Terjadi
peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul
matriks tulang rawan sendi (proteoglikan dan kolagen). Hal ini
menyebabkan penurunan kadar proteoglikan, perubahan sifat-sifat
kolagen dan berkurangnya kadar air tulang rawan sendi.
9
3. Klasifikasi
Berdasarkan kriteria A.R.A (American Rheumaticam Associaton),
Osteoarthritis dapat dilklasifikasikan sebagai berikut:
a) Osteoarthritis primer
Yang penyebabnya berupa idiopatik dan erosive Osteoarthritis.
Osteoarthritis primer dikatakan sebagai perubahan degeneratif yang
penyebabnya tidak diketahui. Saiter menyebutkan sebagai ”Aging
Process” dan sendi normal.
b) Osteoarthritis sekunder
Adalah penyebab Osteoarthritis yang menyertai kelainan seperti
kongenital atau kelainan pertumbuhan (contoh: osteochondrosis),
penyakit metabolik (contoh: Gout), trauma, inflamasi (contoh:
Rheumatoid arthritis). Disebut Osteoarthritis sekunder karena
diketahui penyebabnya.
Berdasarkan pemeriksaan radiologi, Kellgren & Lawrence
menyusun gradasi OA lutut menjadi :
Grade 0 : tidak ada OA
Grade 1 : sendi dalam batas normal dengan osteofit meragukan
Grade 2 : terdapat osteofit yang jelas tetapi tepi celah sendi baik dan
tak nampak deformitas tulang.
Grade 3 : terdapat osteofit dan deformitas ujung tulang dan
penyempitan celah sendi.
Grade 4 : terdapat osteofit dan deformitas ujung tulang dan disertai
hilangnya celah sendi.
Kriteria diagnosis OA lutut menggunakan kriteria klasifikasi
American College of Rheumatology seperti tercantum pada tabel
10
berikut ini :
Tabel 2.1 kriteria klasifikasi osteoarthritis lutut
4. Etiologi
Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Hasil penelitian
menunjukan 87% adalah kasus OA primer, dan 13% kasus OA
sekunder.
Ada beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan
penyakit ini, yaitu:
a. Usia lebih dari 40 tahun
b. Jenis kelamin
c. Genetik
d. Kegemukan den penyakit metabolik
e. Cedera sendi, pekerjaan, olahraga
f. Kelainan pertumbuhan
g. Kepadatan tulang, dan lain-lain
5. Gejala Klinis
Menurut Person, menguraikan gambaran klinis pada penderita
11
osteoarthritis, antara lain :
a. Nyeri sendi, terutama sendi yang menyangga berat tubuh. Nyeri
terutama dirasakan sesudah beraktivitas mengguanakan sendi
tersebut dan berkurang jika istirahat.
b. Nyeri tekan (tenderness) lokal di sepanjang garis sendi.
c. Efusi, terkumpulnya cairan dalam sendi akibat peradangan.
d. Kekakuan dan limitasi sendi, terutama setelah diam pada posisi yang
sama (seperti tidur atau duduk), kekakuan sendi pada pagi hari
sering terjadi dan bertahan kurang dari 30 menit,
e. Deformitas, OA yang berat akan menyebabkan destruksi kartilago,
tulang dan jaringan lunak disekitar sendi.
f. Instabilitas sendi, disebabkan berkurangnya kekuatan otot sekitar
sendi lutut yang mencapai 1/3 dari kekuatan otot normal,
g. Penurunan kekuatan dan daya tahan otot, disebabkan disuse otot
terutama otot kuadriceps
h. Perubahan gaya berjalan, merupakan komplikasi akibat nyeri dan
kaku sendi.
12