11
Seminar TallUnan Pengawasan Pemanfaatan Tenag~ Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 - 7902 KAJIAN TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAH PERT ANIAN BERDASARKAN DATA RADIOAKTIVIT AS ALAM Pande Made Udiyani, Muhammad Budi Setiawan Pusat Pengembangan Teknologi Reaktor Riset (P2TRR) - BATAN ABSTRAK KAJIAN TERHADAp· PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAH PERTANIAN BERDASARKAN DATA RADIOAKTIVITAS ALAM. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis program intensifikasi pertanian, khususnya dalam penggunaan pupuk, dengan penekanan pada sudut pandang ekologi (fisik) di dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan di daerah-daerah pertanian. Kajian juga dilakukan guna memberikan informasi kepada mayarakat tentang pencemaran yang dihasilkan akibat penggunaan pupuk kimia dan daerah-daerah pertanian yang sudah jenuh dengan pupuk buatan. Kajian dilakukan terhadap d~_(agl~ivitas alam di daerah pertanian di Pulau Jawa yang diambil dengan metode carborne surveidan data perilaku petani dalam penggunaan pupuk kimia. Dari kajian"'diperoleh-perITaku petani dalam penggunaan pupuk kimia mempengaruhi tingkat pencemaran dan kejenuhan lingkungan terhadap pupuk kimia di daerah pertanian. Kenaikan pencemaran akibat penggunaan pupuk kimia mempunyai korelasi yang besar dengan tingkat radioaktivitas alam di daerah tersebut. Radioaktivitas alam bisa digunakan sebagai indikator pencemaran pupuk kimia di daerah pertanian, terutama pupuk dari batuan fosfat dan kalium (TSP ,NPK, SP-26). Selain itu dapat digunakan juga untuk mengukur tingkat kejenuhan penggunaan pupuk kimia di daerah pertanian. Kata kunci : Daerah pertanian, pencemaran, radioaktivitas alamo ABSTRACT STUDY OF CONTAMINATION IN AGRICULTURAL ENVIRONMENT BASED ON NATURAL RADIOACTIVITY DATA. This study is aimed to analyze the agricultural intensification program, particularly in the use of chemical fertilizer, from the view of ecology in the sustainable natural resources management in the agricultural areas. This study is also aimed to provide information to the public about the contamination caused by the use of chemical fertilizers; as well as to provide a view of agricultural are as which has saturated with chemically fertilizers._SJudy was done over natural radioactivity data in Java island obtained usin~arborne su~ method, and the data of farmers tradition and habit on chemical fertilizer~-usage. It is obtained that farmers habit in the use of chemical fertilizers affects the level of contamination and saturation of the environment of the agricultural areas to the chemical fertilizers. The increase of contamination caused by the use of chemical fertilizers has a significant correlation to the natural radioactivity in those areas. Natural radioactivity data can be used as an indicator of contamination caused by chemical fertilizer in the agricultural areas, particularly those fertilizers from phosphate and potassium (TSP, NPK, KCI, SP- 26). It can also be used to measure saturation level of chemical fertilizer usage in the agricultural area. Keywords: Agricultural area, Contaminant, Natural radioactivity. 172

KAJIAN TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAH

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAH

Seminar TallUnan Pengawasan Pemanfaatan Tenag~ Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

KAJIAN TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAHPERT ANIAN BERDASARKAN DATA RADIOAKTIVIT AS ALAM

Pande Made Udiyani, Muhammad Budi SetiawanPusat Pengembangan Teknologi Reaktor Riset (P2TRR) - BATAN

ABSTRAKKAJIAN TERHADAp· PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAH

PERTANIAN BERDASARKAN DATA RADIOAKTIVITAS ALAM. Kajian inibertujuan untuk menganalisis program intensifikasi pertanian, khususnya dalampenggunaan pupuk, dengan penekanan pada sudut pandang ekologi (fisik) di dalampengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan di daerah-daerah pertanian. Kajianjuga dilakukan guna memberikan informasi kepada mayarakat tentang pencemaran yangdihasilkan akibat penggunaan pupuk kimia dan daerah-daerah pertanian yang sudah

jenuh dengan pupuk buatan. Kajian dilakukan terhadap d~_(agl~ivitas alam didaerah pertanian di Pulau Jawa yang diambil dengan metode carborne surveidan dataperilaku petani dalam penggunaan pupuk kimia. Dari kajian"'diperoleh-perITaku petanidalam penggunaan pupuk kimia mempengaruhi tingkat pencemaran dan kejenuhanlingkungan terhadap pupuk kimia di daerah pertanian. Kenaikan pencemaran akibatpenggunaan pupuk kimia mempunyai korelasi yang besar dengan tingkat radioaktivitasalam di daerah tersebut. Radioaktivitas alam bisa digunakan sebagai indikatorpencemaran pupuk kimia di daerah pertanian, terutama pupuk dari batuan fosfat dankalium (TSP ,NPK, SP-26). Selain itu dapat digunakan juga untuk mengukur tingkatkejenuhan penggunaan pupuk kimia di daerah pertanian.Kata kunci : Daerah pertanian, pencemaran, radioaktivitas alamo

ABSTRACTSTUDY OF CONTAMINATION IN AGRICULTURAL ENVIRONMENT

BASED ON NATURAL RADIOACTIVITY DATA. This study is aimed to analyzethe agricultural intensification program, particularly in the use of chemical fertilizer,from the view of ecology in the sustainable natural resources management in theagricultural areas. This study is also aimed to provide information to the public aboutthe contamination caused by the use of chemical fertilizers; as well as to provide a viewof agricultural are as which has saturated with chemically fertilizers._SJudy was doneover natural radioactivity data in Java island obtained usin~arborne su~ method,and the data of farmers tradition and habit on chemical fertilizer~-usage. It is obtainedthat farmers habit in the use of chemical fertilizers affects the level of contamination

and saturation of the environment of the agricultural areas to the chemical fertilizers.The increase of contamination caused by the use of chemical fertilizers has a significantcorrelation to the natural radioactivity in those areas. Natural radioactivity data can beused as an indicator of contamination caused by chemical fertilizer in the agriculturalareas, particularly those fertilizers from phosphate and potassium (TSP, NPK, KCI, SP­26). It can also be used to measure saturation level of chemical fertilizer usage in theagricultural area.Keywords: Agricultural area, Contaminant, Natural radioactivity.

172

Page 2: KAJIAN TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAH

SeminarTahunanPengawasanPemanfaatanTenagaNuklir-Jakarta,II Desember2003

PENDAHULUAN

ISSN1693- 7902

Bagian terbesar zat radioaktif yang mencemari ekosistem berasal dari sumber

alami, yaitu sinar kosmik dan bahan radioaktif yang dikandung kerak bumi.(\) Zat

radioaktif primordial (zat radioaktif yang telah ada dalam kerak bumi antara lain

kalium, torium dan uranium), terdapat pada semua jenis batuan yang membentuk bumi

seperti batuan andesit, basalt, pasir, batuan serpih dan lainnya.(2,3)

Pemakaian deposit fosfat alam biasanya mengandung zat radioaktif dari deret

uranium yang relatif tinggi kadarnya (± 150 Bq/kg). Sebagian batuan fosfat yang

ditambang kemudian dijadikan pupuk, bagian lainnya digunakan untuk menghasilkan

komoditi lain seperti asam fosfat. Selain uranium di dalam pupuk fosfat juga

terkandung unsur radioaktif torium dan kalium.(I) Pupuk dan pestisida yang

mengandung bahan-bahan kimia dan sebagian zat radioaktif banyak digunakan untuk

program intensifikasi pada masa revolusi hijau. Di Indonesia, revolusi hijau

dilaksanakan dalam bentuk intensifikasi pertanian dan dilaksanakan secara massal

melalui program Bimbingan Masyarakat (Bimas).(4) Program intensifikasi pertanian

mencakup penggunaan pup uk kimia yang diperkenalkan melalui penyuluhan. Sejak

Pel ita I (Tahun 1967), pemerintah Indonesia menanamkan modal dalam berbagai usaha,

diantaranya pabrik-pabrik bahan kimia untuk menghasilkan pupuk, sebagai bagian dari

upaya untuk mendorong terus produksi beras.(5)

Penggunaan pupuk kimia yang berjalan lama, dilakukan secara intensif, dan

cenderung dalam jumlah yang berlebihan, mengakibatkan bahan-bahan kimia yang

terdapat pada pupuk kimia tersebar dan menimbulkan dampak negatif terhadap

lingkungan. Dampak yang timbul antara lain adalah adanya pencemaran tanah dan air,

menurunkan tingkat kesuburan tanah, dan ketergantungan petani secara ekonomi dan

sosial. Kandungan zat radioaktif alam pada batuan fosfat dan kalium yang digunakan

sebagai bahan dasar pupuk kimia dapat digunakan sebagai indikator banyaknya pupuk

kimia dan rentang waktu proses akumulasi pencemaran pupuk di lingkungan. Karena

umumnya waktu paruh zat radioaktif tersebut sangat panjang, antara lain Torium 232

(1,41 x 1010 tahun), Uranium 238 (4,51 x 109 tahun), dan K-40 (1,3 x 109 tahun), tidak

akan ada batasan penentuan pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk yang

berhubungan dengan sejarah waktu penggunaannya.

173

Page 3: KAJIAN TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAH

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

Berdasarkan penelitian dari peneliti terdahulu (6), diketahui bahwa (1) terdapat

perbedaan nyata antara paparan radiasi alam yang berasal dari batuan yang ada di kerak

bumi dengan sebaran radiasi alam karena adanya perpindahan radiasi akibat kegiatan

manusia yang membantu menyebarkan radiasi alam ke lingkungan yang lebih luas; (2)

terdapat hubungan antara paparan radiasi dan konsentrasi zat radioaktif dengan daerah­

daerah pertanian; (3) terdapat hubungan antara penyebaran zat radioaktif di daerah

pertanian dengan perilaku petani yaitu rentang waktu menggunakan pupuk, banyaknya

pupuk yang digunakan, dan pola tanam dalam penggunaan pupuk.

Tulisan ini bermaksud menganalisis program intensifikasi pertanian khususnya

dalam penggunaan pupuk dengan ditinjau sudut pandang ekologi (fisik) di dalam

pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan khususnya daerah-daerah pertanian.

Kajian juga dilakukan terhadap paparan radiasi alam yang terdapat di daerah-daerah

pertanian, guna memberikan informasi kepada mayarakat tentang pencemaran yang

dihasilkan akibat penggunaan pupuk kimia dan daerah-daerah pertanian yang sudah

jenuh dengan pupuk buatan, yang diukur dari kandungan radioaktif alam dan paparan

radiasi alam yang ada di lingkungan terse but.

Metode pengkajian dilakukan sebagai berikut : Data-data pemetaan radioaktivitas

di daerah pertanian yang diambil dengan cara menyapu area daerah pertanian

menggunakan metode carborne survey, dikorelasikan dengan data perilaku petani

dalam penggunaan pupuk pupuk kimia, mencakup banyaknya penggunaan pupuk yang

digunakan per area daerah pertanian, rentang waktu penggunaan pupuk kimia, dan

tradisi serta kebiasaan setempat dalam penggunaan pupuk kimia. Data radioaktivitas

dan perilaku petani diambil dari daerah pertanian di Pulau Jawa, karena intensifikasi

pertanian dalam budidaya padi sawah di Pulau Jawa sudah berjalan dalam jangka waktu

lama dan terus-menerus.

Manfaat kajian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi oleh para peneliti di

BA TAN dalam mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan, terutama dalam

hal pertanian. Diharapkan dengan data dan analisis yang diperoleh bisa membantu

instansi terkait untuk meningkatkan produksi pertanian dengan penggunaan pupuk yang

optimal sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

174

Page 4: KAJIAN TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAH

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 DesemblK.2003

CARA PENGAMBILAN DATA

Lokasi Pengambilan Data

ISSN 1693 - 7902

Lokasi pengambilan data dilakukan di Pulau Jawa. Pengambilan data pemetaan

paparan radiasi dan konsentrasi zat radioaktif dilakukan di seluruh Pulau Jawa, dan

survai data sosial dilaksanakan setelah memperoleh data tentang peta radiasi Pulau

Jawa. Pengambilan data di laboratorium untuk mengetahui konsentrasi zat radioaktif di

berbagai jenis pupuk.

Berdasarkan data ini dipilih 6 lokasi penelitian untuk mendapatkan data tentang

perilaku petani dalam penggunaan pupuk, dengan 100 orang responden petani setiap

lokasi. Pemilihan lokasi menggunakan metode purposif (metode penentuan lokasi yang

dipilih sesuai dengan kriteria yang diinginkan peneliti dan sesuai dengan kaidah

statistika), sedangkan pemilihan individu petani dilakukan secara acak. Lokasi

penelitian sosial dipilih daerah pertanian yang mempunyai konsentrasi zat radioaktif

tertinggi dan terendah dari provinsi di Pulau Jawa yang mempunyai perbedaan budaya.

Cara Pengumpulan Data

Pengukuran zat radioaktif pada berbagai jenis pupuk yang digunakan petani

dilakukan dengan alat MCA (lvfulti Channel Analyzer). Pemetaan paparan radiasi dan

jenis zat radioaktif khususnya di daerah-daerah pertanian di Pulau Jawa dilakukan

dengan cara : Lokasi penelitian dibagi dalam petak luasan dengan ukuran 20 krn x 20

km. Setiap petak mewakili luasan 400 km2• Masing-masing luasan dilakukan

pengukuran dengan melintasi jalan yang mewakili daerah contoh (Metode Carborne

Survey). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan spektrometer gama NaI(Tl),

dengan besaran yang dapat dihitung dan diukur adalah: paparan radiasi total,

konsentrasi kalium, uranium, dan torium. Analisis data menggunakan paket program

NAGABAT.

Pengambilan data sosial (perilaku petani dalam penggunaan pupuk) berdasarkan

data dari peta paparan radiasi yang diperoleh dari survai I, dipilih daerah pertanian yang

mempunyai paparan tinggi dan rendah dari masing-masing propinsi di Pulau Jawa.

Pemilihan kecamatan, desa, kelompok tani dari masing-masing kabupaten yang dipilih,

dilakukan secara purposif. Untuk masing-masing daerah contoh diambil secara acak 100

orang responden individu petani. Pengambilan data kuantitatif dan kualitatif dilakukan

175

Page 5: KAJIAN TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAH

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tellilga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

dengan wawancara berdasarkan panduan isian kuesioner dan data informal lainnya.

Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Data diolah melalui proses

pemindahan, editing, tabulasi, analisis statistika (non parametrik), dan interpretasi data.

Data kualitatif dilakukan dengan interpretasi dari hasil wawancara yang mendalam

terhadap responden petani.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengukuran paparan radiasi dan konsentrasi zat radioaktif alam di daerah ­

daerah pertanian di Pulau Jawa ditampilkan pada Tabel 1. - Tabel 4.

Tabell. Paparan radiasi dan konsentrasi zat radioaktif alam di Propinsi Banten

DaerahK (%)U-238 (ppm)Th (ppm)Paparan

(j..tR/jam)Malimping

0,36680,43491,66662,6388Cibeber

0,72151,61352,39553,7889Cisolok

0,66591,22872,84233,7196Caringin

0,46490,64552,08732,4183Labuhan

0,46050,87152,07312,5222Saketi

0,43440,70922,10052,4393Pandeglang

0,48160,90091,95482,7495Rangkasbitung

0,56841,28682,72173,3408Curugsari

0,57721,25584,17024,2568Serang

0,58600,98262,74793,3533Cikande

0,61451,09472,55193,3620Rata-rata

0,54021,00262,48293,1445

Radioaktivitas alam di daerah pertanian di Propinsi Banten masih berada pada

rentang rata-rata radioaktivitas alam di lingkungan di Pulau Jawa. Hal ini menunjukkan

bahwa pertanian di propinsi ini dalam penggunaan pupuk bisa dianggap masih wajar

(sesuai dengan jumlah yang ditentukan oleh Dinas Pertanian setempat), disamping itu

juga lahan pertanian di Propinsi Banten sudah banyak yang telah beralih fungsi menjadi

daerah peruntukan perumahan dan industri. Karena itu, bisa dikatakan bahwa

pencemaran akibat penggunaan pupuk kimia di Propinsi Banten masih dalam batasan.

176

Page 6: KAJIAN TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAH

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, ,II Desembe.r2003 ISSN 1693 -7902

Tabel 2. Paparan radiasi dan konsentrasi zat radioaktif alam di Propinsi Jawa Barat

DaerahK(%)U-238 (ppm)Th (ppm)Paparan

(IlWiam)Sawangan

0,62350,73622,92673,2043Citayam

0,63930,97152,87943,3336Cibinong

0,58071,18372,61153,2391Jonggol

0,66541,00893,94013,6956Cianjur

0,60981,26763,19573,6201Sukabumi

0,36210.55922,06562,1842Pengalengan

0,43431,20042,43782,9628Pamalavu

0,52611,26384,0144,3181Garut

0,23960,37541,16491,3834Rancamaya

0,23730,52640,93461,2846Ciamis

0,74111,61135,60484,9978Cikampek

0,42430,98672,11073,3411Karawang

0,63021,39824,15435,0445Cirebon

0,39770,89362,51062,7262Tasikmalaya

0,41710,87332,03492,6934Rata-rata

0,50490,99052,83913,2019

Radioaktivitas alam di daerah pertanian wilayah Karawang relatif lebih tinggi

dibandingkan daerah lain di Propinsi Jawa Barat. Karena daerah Karawang merupakan

lumbung beras di daerah Jabar dan bahkan di Pulau Jawa. Sebagai salah satu cara untuk

menaikkan produksi beras maka pilihan penggunaan bibit unggul dan pupuk kimia

secara intensif adalah cara yang paling mudah. Hal ini berbeda dengan daerah pertanian

lainnya di Jawa Barat seperti daerah Cianjur yang menggunakan bibit lokal dengan

tidak memerlukan konsumsi pupuk kimia yang banyak dibanding bibit unggul.

Sedangkan untuk daerah Ciamis, keadaan radioaktivitas alam di daerah pertanian

menunjukkan besaran yang berarti dibandingkan daerah pertanian lainnya di Jawa

Barat, selain karena banyak menggunakan bibit unggul, juga batuan tanah pembentuk

daerah pertaniannya termasuk batuan yang mengandung radioaktivitas alam yang

besamya lebih dari rata-rata radioaktivitas alam di Pulau Jawa.

177

Page 7: KAJIAN TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAH

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

Tabel 3. Paparan radiasi dan konsentrasi zat radioaktif alam di Propinsi Jawa Timur

OaerahK(%)U-238 (ppm)Th (ppm)Paparan

(~R/jam)Tuban

0,56880,68691,76422,9537Mojokerto

0,31890,70641,27171,8999Trowulan

0,39250,46751,27722,0265Nganjuk

0,36570,60251,18491,9041Caruban

0,35480,51131,61382,0345Madiun

0,41050,71101,40432,1904Blitar

0,37180,51671,13211,5422Malang

0,39560,46611,13441,6648Pandaan

1,02691,20083,24444,5775Lawang

0,89491,05092,65243,3626Lumajang

0,50710,75781,83073,2257Jember

0,54350,63461,69582,2888Asem bagus

0,88160,96672,40283,8715Situbundo

0,84570,99312,73674,1174Besuki

0,71600,87982,56293,3155Probolinggo

0,62660,85442,17353,0288Pasuruan

0,56960,93951,65833,0436Rata-rata

0,57590,76151,86712,7502

Data radioaktivitas alam daerah pertanian di Propinsi Jatim rata-rata tidak

menunjukkan perbedaan yang berarti antar satu daerah pertanian dengan daerah

lainnya. Model pertanian di Jawa Timur umumnya diselingi dengan pertanian bukan

sawah yang menggunakan pupuk kimia tidak sebanyak penggunaan pertanian sawah.

Data radioaktivitas alam daerah pertanian di Jateng paling tinggi dibandingkan

dengan daerah lain di Pulau Jawa. Dari laporan Departemen Pertanian (Sejarah Bimas,

1995), Propinsi Jawa Tengah mempunyai sejarah yang panjang dalam tradisi

penggunaan pupuk kimia. Beberapa daerah pertanian di Jateng sudah mengenal

penggunaan pupuk kimia sejak awal abad ke-19. Perilaku petani dalam penggunaan

pupuk kimia di daerah ini mengakibatkan adanya kecenderungan penggunaan pupuk

kimia yang berlebihan, sehingga pencemaran lingkungan dari penggunaan penyubur ini

tidak bisa dihindari.

Dari data radioaktivitas alam dan perilaku petani dalam penggunaan pupuk dapat

disimpulkan bahwa ada korelasi pencemaran lingkungan di daerah pertanian dengan

data radioaktivitas alam dan perilaku petani dalam penggunaan pupuk (tradisi atau

kebiasaan penggunaan pupuk, jangka waktu dan jumlah penggunaan pupuk kimia).

178

Page 8: KAJIAN TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAH

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

Kenaikan radioaktivitas di daerah pertanian berkorelasi dengan kenaikan pencemaran

pupuk kimia di daerah terse but.

Radioaktivitas alam bisa digunakan sebagai indikator pencemaran pupuk kimia di

daerah pertanian, terutama pupuk dari batuan fosfat dan kalium (TSP,NPK, SP-26).

Selain itu data-data terse but dapat digunakan juga untuk mengukur tingkat kejenuhan

penggunaan pupuk kimia di daerah pertanian, sebagai masukan bagi Dinas Pertanian

didalam pengelolaan ekonomi, produksi pangan, dan pembangunan berkelanjutan.

Proses pembuatan pupuk kimia dari batuan fosfat dan kalium yang mengandung unsur­

unsur radionuklida alam (U-238, Th-232, dan K-40) yang bertujuan untuk

meningkatkan kadar fosfat dan kalium akan menambah pula kadar radioaktivitas alam

di dalam pupuk terse but.

Tabel 4. Paparan radiasi dan konsentrasi zat radioaktif alam di Propinsi Jawa Tengah

OaerahK(%)U-238 (ppm)Th (ppm)Paparan

(IlR/jam)Bumiayu0,39360,53 ]82, ]2952,4354

Purwokerto0,36990,8] ]92,03742,2772

Kroya0,33850,65] 92,] 3062,3522

Kutoario0,4 ]250,5547],76022,3247

Balong0,54020,6724],77392,404 ]

Wonogiri0,4807],04382,806 ]3,0524

Sukohar;o0,6954] ,2 ]26],72323,4098

Solo0,78450,9] 48] ,53063,5454

Tegalrejo] ,0496],8]426,82546,0468

N gasem],29092,53447,39997,4969

Grobogan] ,363 ]2,65578,3 ]277,9060

Turah],38252,86477,66628,3341

Purwodadi] ,7] 3]3,492610,261210,3018

Tawangrejo] ,58394,0346]3,564412,5632

Sambireio],63063,5544]2,6979] ],7176

Blora] ,34] 32,97428,94708,9693

Rembang],35432,684 ]9,34479,0248

Pati],6]593,7956]3,912113,132

Margoyoso],55342,9604]2,199511,9694

Tayu1,70843,661514,309413,7627

Jepara1,64944,387513,587715,2283

Kudus],52293,990711,832612,2736

Oemak1,26482,91547,54769,5870

Magelang0,782 ]],39353,3 1994,2] ] 8

Wonosobo0,6787],35302,68243,7931

Klaten0,7798],4]682,69243,8078

Oelanggu0,7252],49672,73683,6247

Sragen0,58070,96491,76732,7159

Rata-rata] ,05602, ]9066,32877,0810

179

Page 9: KAJIAN TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAH

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 - 7902

Karena sifat radioaktivitas alam yang umumnya mempunyai waktu paruh yang

sang at panjang, maka pembahasan dan kajian yang me libatkan sifat-sifat ini di dalam

kajian lingkungan yang berkelanjutan akan banyak membantu. Kendala rentang waktu

yang lama, yang selama ini membatasi kajian lingkungan hidup yang berkelanjutan bisa

teratasi. Tidak hanya lingkungan fisik yang dapat dikaji, tetapi lingkungan non-fisik

yaitu budaya, sosial, dan ekonomi yang berhubungan dengan pertanian atau lingkungan

alam bisa ditelusuri. Kerjasama dengan instansi lain di luar BAT AN dan masyarakat

nuklir seperti ini diharapkan akan menghilangkan salah persepsi tentang nuklir di

masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat tidak anti nuklir.

KESIMPULAN

Radioaktivitas alam rata-rata di daerah pertanian di daerah Banten (K:0,5402 %

U-238: 1,0026 ppm; Th-232: 2,4829 ppm; Paparan radiasi 3,1445 ~RJjam), daerah

Jawa Barat (K: 0,5049 %; U-238: 0,9905 ppm; Th-232: 2,8391 ppm; Paparan radiasi

3,2019 ~R/jam), Jawa Timur (K: 0,5759 %; U-238: 0,7615 ppm; Th-232: 1,8671 ppm;

Paparan radiasi: 2,7502 ~R/jam), dan Jawa Tengah (K: 1,0560 %;U-238 2,1906 ppm;

Th-232 6,3287 ppm; Paparan radiasi 7,0810 ~RJjam).

Terdapat korelasi antara pencemaran lingkungan di daerah pertanian dengan data

radioaktivitas alam dan perilaku petani dalam penggunaan pupuk (tradisi atau kebiasaan

penggunaan pupuk, jangka waktu dan jumlah penggunaan pupuk kimia). Kenaikan

radioaktivitas di daerah pertanian berkorelasi dengan kenaikan pencemaran pupuk kimia

di daerah tersebut.

Radioaktivitas alam dapat digunakan sebagai indikator pencemaran pupuk kimia

di daerah pertanian, terutama pupuk dari batuan fosfat dan kalium (TSP,NPK, SP-26),

disamping itu dapat juga digunakan untuk mengukur tingkat kejenuhan penggunaan

pupuk kimia di daerah pertanian.

Data ini dapat dipergunakan sebagai bagian sistem informasi manajemen bagi

Pemerintah (Departemen Pertanian) dalam perancangan sistem pembangunan yang

berkelanjutan.

180

Page 10: KAJIAN TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAH

Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakart~, 11 Desembtr 2003 ISSN 1693 -7902

DAFTARACUAN

1. THA YIB, M.H., "Radioeko1ogi", Pusat Pendidikan dan Latihan, Badan Tenaga

Atom Nasional, Jakarta 1992.

2. UNSCEAR, "Sources and Effect of Ionizing Radiation", New York: United

Nation,1988.

3. BOWEN, H.J.M., "Environmental Chemistry of The Elements", Academic Press,

Sydney, 1979.

4. DEPT AN, "Sejarah Bimas (Perkembangan Intensifikasi Pertanian dan Peranannya

dalam pembangunan pertanian)", Sekretariat Badan Pengendali Bimas, Jakarta.

1997.

5. TJONDRONEGORO, S.M.P., Revolusi Hijau dan Perubahan Sosial di Pedesaan

di Pulau Jawa, Majalah Prisma 2: 21. PT. Pustaka LP3ES. Jakarta, 1990.

6. UDIY ANI, P.M., "Sebaran zat radioaktif ke lingkungan dan hubungannya dengan

perilaku penggunaan pupuk o1eh· petani, Disertasi, Institut Pertanian Bogor,

2002.

DISKUSI

Pertanyaan (Dartion, S.Korn) :

Sumber Th, U, K selain pupuk buatan?

Daerah Th, U, K hingga se1ain dari pupuk pertanian, apa mungkin sumber lain?

Jawaban (Pande Made Udiyani, P2TRR - BATAN):

Sumber Th, U, K selain dari pupuk buatan, juga berasal dari batuan. Berdasarkan

variabe1 yang sarna Genis batuan yang sarna) di pilih daerah pertanian, sehingga

diperkirakan daerah pertanian terse but hanya berasal dari pupuk kimia.

181

Page 11: KAJIAN TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAH

Seminar Tahunan Pengawasan Pcmanfaatan Tcnaga Nuklir - jJkarta, II Dcscmbcr 2003 ISSN 1693 - 7902

Pertanyaan (Djarwani - Universitas Indonesia) :

Apakah sudah ada kurva hubungan antara kondisi tanah dengan pemberian pupuk

kimia? Kurva kalibrasi dapat dipakai untuk mengetahui kejenuhan, perhitung an dapat

dilakukan di LAK.

Jawaban (Pande Made Udiyani, P2TRR - BATAN):

Kurva dimaksud belum dibuat. Penelitian kami barn difokuskan untuk penelitian awal.

Tapi, ide untuk mendapatkan kurva tersebut mudah-mudahan menjadi inspirasi untuk

penelitian berikutnya dan penelitian lain.

Pertanyaan (Karnoyo, P2RR - BATAN):

Aplikasi penggunaan pupuk kenapa tidak dihitung, sehingga akan diketahui

penggunaan pupuk yang tidak menyebabkan pencemaran lingkungan tetapi produksi

meningkat?

Jawaban (Pande Made Udiyani, P2TRR - BATAN):

Penggunaan pupuk didaerah pertanian sudah diatur oleh dinas pertanian.

Kecenderungan penggunaan pupuk yang berlebihan tergantung dari perilaku dan sosial

budaya dari petani. Penggunaan pupuk yang berlebihan merupakan salah satu ekses

negatif dari revolusi hijau yang diterapkan secara represif oleh pemerintah secara

sentralistik.

182