15
KERANGKA ACUAN KERJA IDENTIFIKASI DAN INVENTARIASASI POTENSI SUMBER DAYA ALAM MIGAS KERANGKA ACUAN KERJA JASA KONSULTAN DIPA No: …………………… Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kepuauan Riau !DENT!"!KAS! DAN !N#ENTAR!SAS! SU$%ER DA&A ALA$ $!GAS !' LATAR %ELAKANG Umum Kontrak kerjasama yang dilakukan kontraktor asing meliputi eksplorasi, eksploitasi bidang minyak dan gas bumi selama ini menjadi kegiata yang dilaksanakan di pemerintahan pusat, balk disektor Direktorat Migas (Ditjen Migas maupun !atuan Kerja Khusus Migas (!KKMI"A!# Dengan perubahan ke$enangan dan diberlakukannya %ndang&undang tentang 'tonomi Daerah, maka aparat dan dinas terkait di daerah menjadi memiliki tanggung ja$ab untuk turut mengetahui prospek, mengelola bahkan menga$asi pelaksanaan maupun bagi hasil pendapatan pusat&daerah# Agar kinerja dan tugas yang diemban dinas terkait di daerah bisa e ekti serta mampu mengena pada sasaran se)ara pro esional, maka diperlukan data&data tentang potensi )adangan, baik yang sudah diambil, yang tertinggaldan yang masih berupa prospek untuk dikembangkan dengan keakuratan yang dapat dipertanggungja$abkan, sehingga akan mudah dan tepat dalam mengambil langkah&langkah serta keputusan di tingkat daerah, termasuk dalam memberi in ormasi kepada Pimpinan Daerah, DP*D dan !take +older# Data&data tersebut selama ini tersebar di masing&masing Perusahaa Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKK! dengan berkoordinasi ke !KKMI"A! juga sebagian berada di Ditjen Migas, oleh karena itu perlu ad kegiatan untuk mengumpulkan dan merekapitulasi serta menganalisa Dinas Pertambanan !an Eneri Pemerinta" Pr#$insi Ke%&'a&a

KAK Identifikasi Dan Inv Pot SDA MIGAS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ANNNJKK

Citation preview

KERANGKA ACUAN KERJA IDENTIFIKASI DAN INVENTARIASASI POTENSI SUMBER DAYA ALAM MIGAS

KERANGKA ACUAN KERJAJASA KONSULTANDIPA No: Dinas Pertambangan dan EnergiProvinsi Kepulauan RiauIDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI SUMBER DAYA ALAM MIGAS

I. LATAR BELAKANGUmum Kontrak kerjasama yang dilakukan kontraktor asing meliputi eksplorasi, eksploitasi bidang minyak dan gas bumi selama ini menjadi kegiatan yang dilaksanakan di pemerintahan pusat, balk disektor Direktorat Migas (Ditjen Migas) maupun Satuan Kerja Khusus Migas (SKKMIGAS).Dengan perubahan kewenangan dan diberlakukannya Undang-undang tentang Otonomi Daerah, maka aparat dan dinas terkait di daerah menjadi memiliki tanggung jawab untuk turut mengetahui prospek, mengelola bahkan mengawasi pelaksanaan maupun bagi hasil pendapatan pusat-daerah.Agar kinerja dan tugas yang diemban dinas terkait di daerah bisa efektif serta mampu mengena pada sasaran secara profesional, maka diperlukan data-data tentang potensi cadangan, baik yang sudah diambil, yang tertinggal dan yang masih berupa prospek untuk dikembangkan dengan keakuratan yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga akan mudah dan tepat dalam mengambil langkah-langkah serta keputusan di tingkat daerah, termasuk dalam memberi informasi kepada Pimpinan Daerah, DPRD dan Stake Holder.Data-data tersebut selama ini tersebar di masing-masing Perusahaan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) dengan berkoordinasi ke SKKMIGAS juga sebagian berada di Ditjen Migas, oleh karena itu perlu adanya kegiatan untuk mengumpulkan dan merekapitulasi serta menganalisa data-data tersebut secara komprehensif, kemudian menyajikannya dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh para pengambil keputusan juga oleh masyarakat luas, sehingga peran dinas terkait di daerah terlihat jelas di mata publik sebagai pertanggungjawaban kewenangan yang dimiliki dinas kepada masyarakat sebagai stoke holder yang sebenarnya.KhususMinyak dan gas (MIGAS) merupakan salah satu sumberdaya alam yang tidak terbarukan (non-renewable), terperangkap dalam batuan reservoar dan terbentuk melalui proses geologi. Kegiatan usaha bidang migas sendiri merupakan investasi yang mahal dan beresiko tinggi. Untuk mengurangi resiko tersebut maka dalam kegiatan eksplorasi migas perlu dilakukan sejumlah tahapan kegiatan dengan berbagai metode dan teknologi, mulai dari yang paling dasar dan murah hingga mahal supaya dapat memilah daerah yang masih potensial dan layak dikembangkan lebih lanjut. Investasi dalam kegiatan MIGAS akan berakibat pada penambahan volume dan jenis data, maka diperlukan sistem pengelola data yang terintegrasi. Integrasi data cadangan migas yang baik akan menimbulkan efisiensi baik dari segi biaya ataupun waktu. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan alat Bantu berfungsi untuk meningkatkan optimalisasi data yang berkaitan dengan spasial atau koordinat geografis baik secara manual atau otomatis dengan komputer (digital).Informasi manajemen data potensi migas berbasis SIG akan membantu pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan kebijakan bidang migas di daerah dan juga akan sangat membantu masyarakat dan investor bidang industri migas beserta pendukungnya. Hasil SIG yang komunikatif, informatif dan atraktif akan lebih bermanfaat dan mampu sebagai dasar semua pihak mempercepat pelaksanaan tugasnya.Kegiatan termaksud mengelola data untuk menghasilkan; Data migas daerah yang terintegrasi Manajemen data lapangan migas yang komprehensif Optimalisasi data tiap lapangan migas Efisiensi biaya dan waktu dalam perolehan informasi.Dengan hasil ini diharapkan akan dapat membantu pengambil keputusan dan pembuat kebijakan dalam mengambil keputusan-keputusan di sektor migas, juga akan memudahkan dan membantu investor dalam investasinya, termasuk sinkronisasi pemanfaatan perairan di permukaan laut. Secara umum ruang lingkup dalam kegiatan ini adalah melakukan pegumpulan data sekunder serta penggunaan teknologi Sistem Informasi untuk penyusunan Sistem Informasi Geografis dan Manajemen Data Migas Kepulauan Riau. Teknologi SIG digunakan untuk menjelaskan dan memaparkan aspek-aspek yang terkait secara langsung dengan kegiatan eksplorasi dan produksi migas, identifikasi data terkait data dasar kegiatan hulu migas.Metoda yang dipakai dalam kegiatan ini menggunakan analisis data sekunder Hasil Laporan Kegiatan Penemuan Cadangan MIGAS dalam kurun waktu terakhir. Berdasarkan data dan informasi yang ada dilakukan inventarisasi dan identifikasi. Pada tahap pemrosesan data (rektifikasi dan digitasi) pemasukan data spasial dan data tabular semua coverage belum diorganisasikan. Setelah semua informasi data spasial dilengkapi dengan data tabularnya, maka semua data coverage diorganisasikan secara tematik sebagai rangkaian layer serta diorganisasi secara spasial dengan lembar peta. Setiap layer tematik ini diberi koordinat UTM (Universal Transverse Mercator). Sistem koordinat ini memberikan proyeksi lokasi yang berguna untuk memastikan hubungan yang diketahui diantara lokasi pada peta dengan lokasi sebenarnya di bumi.Proses lain dalam pengelolaan database adalah penggabungan peta yang bersebelahan, proses ini berguna untuk memperkecil volume space atau ruang yang dipakai oleh coverage dan memberikan informasi yang lebih terintegrasi.Pengembangan Basis Data SpasialGuna menyusun SIG Manajemen Data Migas diperlukan suatu sistem yang dapat menyimpan dan menampilkan data hasil pemetaan berupa informasi lahan dan keterangannya. Informasi lahan sangat penting dalam rencana pengelolaan kawasan serta dapat memberikan penjelasan kepada pengguna tentang apa yang harus dilakukan terhadap lahan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu.SIG merupakan salah satu bentuk dari teknologi informasi yang ada sekarang ini untuk dimanfaatkan sebagai optimalisasi data potensi migas Kepulauan Riau, Kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk menyusun basis data dan mengintegrasikan data spasial dengan data atributnya, sehingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial maupun non spasial.

Tahap strategi dan perencanaan sistem, menggunakan pendekatan soft-system development dan structured system development dengan penekanan pada identifikasi masalah (sistem) dan perencanaan sistem.Tahap analisis sistem, menggunakan pendekatan structured system development dengan melakukan analisis kebutuhan informasi yang akan menjadi prasyarat basis data yang akan dibangun dan analisis fungsional dari sistem yang akan dilakukan otomatisasi Penyimpanan Data FilePada tahapan perencanaan sistem yang dilakukan disusun data file atau struktur file berdasarkan direktori, sub direktori, dan layer/file. File direktori disusun berdasarkan pengelompokan sesuai kebutuhan antara lain untuk Manajemen Data Potensi Migas Kepulauan Riau. Direktori tersebut yaitu: blok, lapangan migas, data dibawah permukaan laut dan daratan, dan data pendukung lain (sejarah lapangan, produksi dan cadangan). Masing-masing direktori dibagi menjadi sub-direktori. Hasil inventarisasi antara lain mengumpulkan data lapangan minyak maupun lapangan gas yang berada di daerah Kepulauan Riau. Dari hasil pengumpulan data tersebut terdapat 15 Perusahaan yang telah melakukan eksplorasi dan 4 Perusahaan yang telah melakukan eksploitasi.File direktori disusun berdasarkan pengelompokan untuk penghitungan strategi pengembangan migas. Direktori tersebut yaitu: infrastruktur, fasilitas migas, ruang, dan lain-lain.I.1 Identifikasi dan Inventarisasi Potensi Migas Provinsi Kepulauan RiauKepulauan Riau yang wilayah lautnya mencapai 98% menyimpan banyak potensi migas, namun sebagai lintasan dunia, lautan di Kepulauan Riau juga dimanfaatkan lintasan pelayaran. Kondisi wilayah Provinsi yang Kepri didominasi oleh perairan laut. Total wilayah Provinsi Kepri ini sekitar 425.214,6679 kilometer persegi. Dimana sekitar 1,93 persen atau sekitar 8.209,6085 kilometer perseginya berupa daratan, yang terdiri dari 2406 pulau besar dan kecil, baik yang berpenghuni dan belum berpenghuni, bernama dan tidak bernama. Sisanya sekitar 417.005,0594 kilometer persegi atau sekitar 98,07% dari luas wilayah merupakan bentangan lautan. Sebagian dari wilayah perairan laut yang menyimpan berbagai potensi sumberdaya tersebut adalah Selat Malaka-Singapura-Phillip yang berada di ALKI I-A karena merupakan salah satu simpul jalur pelayaran internasional yang sangat ramai. Selat Malaka-Singapura-Phillip, ALKI I-A dan perairan di sekitarnya merupakan area yang memiliki comparative advantage yang tinggi karena posisi geografisnya, bukan sekedar dari kekayaan sumberdaya fisik lautnya, sehingga dapat dimanfaatkan untuk jangka panjang. Kegiatan pelayaran melewati Selat Malaka-Singapura-Phillip yang sudah berlangsung begitu lama ternyata juga menyimpan pengalaman buruk bagi pelaku-pelaku kegiatan pelayaran dengan tenggelamnya kapal-kapal akibat tabrakan antar kapal, antara kapal dengan unsur alam dan gangguan perompakan. Pengalaman buruk tersebut menjadi keprihatinan dunia karena menyangkut mobilitas barang kebutuhan hidup manusia di berbagai belahan dunia yaitu Amerika-Eropa-Afrika dan Asia Pasifik-Australia. Hingga saat ini, penanganan masalah keamanan dan keselamatan pelayaran di kawasan tersebut selalu ditanggapi dan ditindaklanjuti secara serius oleh masyarakat dunia. Berbagai pihak yang berkepentingan dengan keamanan dan keselamatan pelayaran di kawasan tersebut telah berusaha dengan berbagai cara ikut andil dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Sudah selayaknya Indonesia sebagai salah satu negara yang wilayah administrasinya mencakup kawasan tersebut ikut berperanserta secara aktif menangani permasalahan di kawasan tersebut. Selain untuk kegiatan pelayaran-kepelabuhanan, Kawasan Selat Malaka-Singapura-Phillip juga dimanfaatkan untuk jalur kabel laut untuk komunikasi internasional. Sangat dimungkinkan terjadinya konflik antara kegiatan pelayaran-kepelabuhanan dengan peletakan kabel laut untuk komunikasi. Untuk itu, diperlukan pengawasan dan manajemen yang memadai agar masing-masing kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Selain untuk menciptakan iklim pelayaran yang kondusif di Perairan Indonesia, jasa pelayaran dan kepelabuhanan juga prospektif untuk berperanserta menyumbang pengembangan perekonomian wilayah. Dalam kaitan dengan kegiatan pelayaran, selain Selat Malaka-Singapura-Phillip yang merupakan simpul transportasi dunia, Provinsi Kepulauan Riau juga dilalui oleh ALKI I-A yang dilewati oleh kapal internasional dengan pulau terdekat adalah Bunguran Natuna. Dengan akan dikembangkannya KAPET NATUNA, maka pelabuhan di Bunguran/Selat Lampa perlu dipersiapkan untuk kepelabuhanan bergabung dengan aktivitas pelayaran internasional. Selain itu, jalur pelayaran internasional ALKI I-A dari gugus pulau sekitar Karimun-Barelang-Bintan hingga gugus pulau Bunguran juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penunjang pelayaran yang dapat meningkatkan pengembangan ekonomi wilayah.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa ada berbagai peluang bisnis terkait dengan kegiatan pelayaran dan kepelabuhanan yang dapat dilakukan di Selat Malaka-Singapura-Phillip dan perairan di sekitarnya serta di sekitar ALKI I-A sebagai bagian dari pengelolaan wilayah perairan Provinsi Kepulauan Riau. Bisnis yang terkait dengan kegiatan pelayaran dan kepelabuhanan tersebut perlu dikelola sedemikian rupa agar mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan perekonomian wilayah, yang tujuan lebih jauhnya terutama untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Kepulauan Riau. Saat ini, Pemerintah, termasuk di dalamnya adalah Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, telah membuat berbagai rencana sektoral dan rencana spasial di Wilayah Kepulauan Riau, terutama di perairan sekitar Selat Malaka-Singapura-Phillip. Untuk melengkapi acuan dalam mengelola ruang laut dipermukaan maka Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kepulauan Riau melaksanakan kegiatan identifikasi dan inventarisasi kembali potensi migas di Kepulauan Riau dalam upaya sinkronisasi dengan perencanaan spasial di permukaan laut. Sehingga dengan adanya dokumen ini kedepan, dapat dihidari tumpang tindih dan terjadinya konflik kepentingan dalam penggunaan sumber daya laut di Kepulauan Riau.II. MAKSUD DAN TUJUAN DAN SASARANII.1 Umum Melakukan identifikasi sumber daya alam minyak dan gas bumi dan data infrastruktur migas (pipa bawah laut untuk gas, anjungan, FSO, FPSO dan lainnya, pada daerah penghasil wilayah kerja Provinsi Kepulauan Riau, balk potensi jumlah cadangan, produksi kumulatif yang sudah diambil, cadangan yang tertinggal, maupun cadangan yang tersisa yang masih memiliki prospek, dan data perusahaan migas, kemudian hasil rekapitulasi dan kajiannya dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan dinas terkait di tingkat daerah serta sebagai pertanggungjawaban publik kepada DPRD dan masyarakat sebagai Stake Holder.Sasaran pelaksanaan kegiatan identifikasi sumber daya alam minyak dan gas bumi adalah tersedianya data dan informasi mengenai cadangan migas dalam cakupan wilayah survey yang memiliki migas.Sedangkan tujuan khususnya adalah:1. Teridentifikasinya dan terinventiarsir nya data potensi minyak dan gas yang diperkirakan bersinggungan dengan pemanfaatan perairan laut Kepulauan Riau dengan sektor lainnya;2. Sinkronisasi perencanaan pemanfaatan perarian laut bidang migas dengan sektor-sektor lainnya.3. Menyediakan Decission Support System (DSS) bagi pimpinan daerah dalam menyusun startegy pemanfaatan perairan Kepulauan Riau4. Tersedianya sarana SIG (sistem informasi geografis) Pertambangan dan EnergiII.2 Outcome:1. Terpadunya perencanaan multi sektor dengan pemanfaatan perairan laut yang tetap mampu menjaga keberlangsungan pada bidang minyak dan gas.2. Teridentifikasi nilai ekonomi minyak dan gas dimasa yang akan datang yang bersanding dengan kegiatan pamanfaatan periairan lainnya.

II.3 Sasaran:1. Tercapainya keadaan yang harmonis antara upaya peningkatan PAD Kepulauan Riau di sektor pertambangan dan energi khususnya Minyak dan Gas dengan sektor lainnya.2. Tersusunnya eksekutif information system potensi Minyak dan Gas dalam SIG.III. Keluaran Dan HasilKeluaran dari kegiatan identifikasi dan inventarisasi potensi SDA MiGAS ini adalah: Mapping potensi dan identifikasi potensi Migas di Kepulauan Riau yang dapat bersinergy dengan kepentingan pemanfaatan perairan Kepulauan Riau secara terintegrasi. Inventarisasi MIGAS yang berujung pada pengelolaan semaksimal bersama sama dengan kegiatan lain di wilayah perairan Kepulauan Riau sesuai dengan kriteria yang ditentukan.Hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah tersusunnya data dan informasi yang cukup bagi pemerintah daerah dalam mengambil keputusan strategis dalam pemanfaatan perarian laut secara bijaksana dan harmonis. IV. Metode PelaksanaanMetodologi tahapan pelaksanaan studi yang digunakan meliputi tahap identifikasi masalah dan inventarisasi kebutuhan hasil akhir pekerjaan berupa tersedianya data dan informasi tentang MIGAS di Kepulauan Riau dalam format SIG (Sistem Infoemasi Geografis), survey dan pengumpulan data sekunder/primer, pengolahan data, identifikasi masalah MIGAS, identifikasi kegiatan pemanfaatan perairan di permukaan laut, analisis data, sinkronisasi, strategi penyusunan data dan informasi hasil identifikasi dan inventarisasi, layout SIG, Pengembangan Tematik dan installasi ke Server milik Dinas Pertambangan Energi Provinsi Kepulauan Riau.IV.1 Data Yang Digunakana) Pengumpulan data dan studi literaturData yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah; Data Infrastruktur Migas (pipa, anjungan, FSO, FPSO dll) Data Survey Seismic (Sekunder) Data Survey Non-Seismic Data cadangan yang sudah tersertifikasi Data Pemboran Eksplorasi Dokumen POD (Plan Of Development) Metode Produksi Data produksi Data lifting Data, DBH Migas, Prakiraan Produksi dan Lifting 5 tahun ke depanData-data tersebut dapat diperoleh dalam bentuk Soft Copy maupun Hard File (hard Copy) dari Ditjen Migas yang dibantu oleh SKKMIGAS.IV.2 Rekapitulasi, Pengkajian dan AnalisisSetelah seluruh data terkumpul, maka harus dilakukan pekerjaan, antara lain: Rekapitulasi dan kompilasi data Pengelompokan dan Pengkajian terhadap data-data yang diperoleh dari KKKS dan SKKMIGAS Perhitungan kembali serta akumulasi seluruh data minyak dan gas bumi dari berbagai lapangan menjadi satu kesatuan Menyeleksi dan memprediksi data produksi minyak dan gas bumi yang sudah terambil. Meramal dengan menggunakan software yang ada tentang potensi cadangan minyak dan gas bumi di masa datang 5 tahun ke depan. Catatan: Estimasi cadangan reservoir dan peramalan produksi yang akan datang adalah bagian penting daripada proses evaluasi pada industri minyak dan gas bumi, tapi pekerjaan tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan dan membutuhkan suatu ketelitian. Kedua masalah tersebut kemungkinan dapat diselesaikan dengan metode-metode perhitungan yang ada (misalnya: Material Balance, decline curve dan Simulasi Reservoir). Metode material balance dan simulasi resevoir kemungkinan tidak dapat dilakukan dikarenakan beberapa data yang dibutuhkan tidak tersedia, perhitungan dibatasi oleh waktu yang ada atau adanya kebutuhan yang mendesak terhadap informasi yang diinginkan. Untuk itu dibutuhkan suatu metode yang dapat digunakan dengan cepat tanpa mengabaikan keakuratan atau kualitas dari output yang dihasilkan, dimana metode tersebut adalah Decline Curve.Decline Curve (analisa kurva penurunan produksi) adalah salah satu metode untuk melakukan peramalan produksi yang akan datang dimana konsep dasarnya adalah trend atau pola produksi dimasa lampu diperkirakan akan terjadi juga dimasa yang akan datang. Decline curve adalah metode yang paling umum digunakan dalam peramalan produksi karena mempunyai beberapa kelebihan-kelebihan disamping beberapa kelemahannya. Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, kemudahan untuk memplot data, hasilnya berbasiskan waktu dan kemudahan untuk melakukan analisa adalah kelebihan-kelebihan dari decline curve. Adapun kelemahannya adalah dibutuhkan paling sedikitnya enam bulan data sejarah produksi (lebih baik minimal 2 tahun), dan tidak dapat digunakan untuk perubahan metode produksi.V. Tenaga Ahli Dan Tenaga PendukungDalam pelaksanaan survei ini, kualifikasi tenaga ahli yang diperlukan harus sesuai dengan lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan, dengan kualifikasi minimal yang harus terpenuhi sebagai berikut :1. Project Leader (1 orang)Adalah Petroleum Enginer (S2) Disyaratkan Magister Teknik (S2) Perminyakan lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau swasta (status sudah terakreditasi) dengan pengalaman kerja minimal 7 (tujuh) tahun memiliki sertifkasi dari lembaga yang berwenang.2. Tenaga Ahli-Petroleum Engineer (1 orang)Disyaratkan Sarjana (S1) Jurusan Ahli Perminyakan lulusan Universitas/Peguruan Tinggi negeri atau swasta (status sudah terakreditasi) dengan pengalaman kerja minimal 6 tahun dibidang jasa konsultan, memiliki sertifikasi dari lembaga yang berwenang- Ahli Geologi (1 orang) Disyaratkan Sarjana (S1) Jurusan Geologi/Perminyakan lulusan Universitas/Peguruan Tinggi negeri atau swasta (status sudah terakreditasi) dengan pengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun dibidang jasa konsultan serta memiliki sertifikasi.- Ahli Pemetaan dan GIS/SIG (1 orang) Pendidikan Sarjana Geografi/SIG/Kartografi (S1) sesuai dengan keahliannya dengan pengalaman sejenis dalam membuat SIG multi tematik dan integrasi jaringan setidaknya 5 (lima) tahun memiliki sertifikat sesuai bidang tugasnya.3. Kelompok Tenaga Pendukung1.) Sekretaris (1 0rang) Administrasi dan Keuangan (1 orang)Pengalaman dibidangnya masing-masing 3 (tiga) tahun dengan pendidikan Sarjana Muda/Sarjana/D42.) Operator komputer (2 orang) yang terdiri dari Drafter Pemetaan/Geospasial (1 orang) Pendidikan D4/S1 Lebih diutamakan dari praktisi SIG dengan latar belakang pendidikan komputer atau geografi dengan sertifikat yang sesuai mampu bekerja pada multi platform dan operating system pengalaman setidaknya 5 (lima) tahun. Operator Komputer (1 orang)Pendidikan D4/S1 Lebih diutamakan dari praktisi SIG dengan latar belakang pendidikan komputer atau geografi dengan sertifikat yang sesuai, mampu bekerja pada multi platform dan operating system pengalaman setidaknya 5 (lima) tahun.VI. Lingkup Pekerjaan1. Pekerjaan Persiapan (Studi literatur dan Kick Off Meeting)2. Pendataan (Data Primer dan Sekunder)3. Rencana Kegiatan dalam bentuk Laporan Pendahuluan4. Survei Lokasi dan Konsultasi ke Instansi Terkait (mobilisasi tenaga ahli, teknisi dan peta dasar MIGAS)5. Pengolahan Data Lapangan dan Analisa Data6. Penyusunan Laporan Antara7. Penyusunan Draft Laporan Final dan Uji Coba SIG8. Laporan Final serta Hasil jadi GIS yang ter-install di Server Dinas

VII. Jangka Waktu PelaksanaanKegiatan ini dilaksanakan selama 150 (seratus lima puluh) Hari kalender sejak dilakukan perjanjian kerjasama.

VIII. Biaya PelaksanaanBiaya Pelaksanaan kegiatan ini adalah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Riau murni Tahun Anggaran 2014 dengan pagu anggaran sebesar Rp. 380.000.000,- (Tiga Ratus Delapan Puluh Juta Rupiah)IX. Organisasi Pelaksana dan Dukungan Pemberi Kerja1. Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan kegiatan ini adalah Dinas Pertambangan dan Energi Bidang Minyak dan Gas Provinsi Kepulauan Riau 2. NAMA PPK : ................................................3. NAMA PPTK: .....................................................Pemberi kerja akan memberikan dukungan data sekunder dan primer yang dimiliki sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini baik dalam hard copy maupun soft copy. Serta dukungan surat menyurat yang diperlukan ke instansi terkait disertai dengan pendampingan yang diperlukan kepada konsultan dalam melaksanakan konsultasi dengan Instansi terkait.X. Kemajuan Pekerjaan/PelaporanHasil dari kegiatan ini adalah berupa laporan konsultan yang terdiri dari :a) Laporan Tahap Pendahuluan/Rencana KerjaLaporan ini merupakan laporan yang harus :-Dipaparkan/didiskusikan pada hari ke25 (dua puluh lima) sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani-Disetujui dan telah di ACC oleh pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) untuk diserahkan pada hari ke-27 (dua puluh tujuh) dilengkapi berita acara presentasi sebanyak 10 (Sepuluh) buku termasuk 2 (dua) buku asli.Laporan ini berisi tentang penjelasan rinci yang meliputi : - Gambaran umum keadaan penambangan minyak dan gas lepas pantai di Kepulauan Riau-Metodologi kerja yang digunakan-Organisasi Tim Konsultan-Data-data awal Migas-Analisa dan penilaian awal pengelolaan pemanfaatan perarairan di sektor terkait lainnya yang berdampak pada sektor MIGAS di Kepulauan Riau-Komposisi dan penugasan Tenaga Ahli.b)Laporan AntaraLaporan ini merupakan laporan yang harus :-Dipaparkan/Presentasikan pada hari ke 60 (enam puluh) sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani-Disetujui dan telah di ACC oleh pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) untuk diserahkan pada hari ke-65 (enam puluh lima) sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditanda tangani.-Diserahkan pada hari ke 70 (tujuh puluh) Laporan yang telah di ACC oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditanda tangani sebanyak 10 (Sepuluh) buku termasuk 2 (dua) buku asli.Laporan ini antara lain berisi tentang penjelasan rinci yang meliputi :- Analisa sementara tentang keadaan Minyak dan Gas di Kepulauan Riau khususnya yang terkena dampak kegiatan pemanfaatan perairan di permukaan laut.-Kompilasi data dari hasil survey terhadap data sekunder dan primer terbatas, yang berisi tentang halhal yang berhubungan dengan MIGAS dan keadaan pemanfaatan perairan di permukaan laut.-Draft strategi dan rencana penyusunan data dan informasi dalam bentuk SIG Bidang MIGAS.c)Laporan Draft FinalLaporan ini merupakan laporan yang harus :-Dipaparkan/Presentasikan pada hari ke 110 (seratus sepuluh) sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani-Disetujui dan telah di ACC oleh pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) untuk diserahkan pada hari ke-115 (seratus lima belas) sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditanda tangani.-Diserahkan pada hari ke 120 (seratus dua puluh) Laporan yang telah di ACC oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditanda tangani sebanyak 10 (Sepuluh) buku termasuk 2 (dua) buku asli.Laporan ini berisi tentang penjelasan rinci yang meliputi :- Draft Resume dan Rekap tentang keadaan MIGAS di Kepulauan Riau dan konsep akhir penyajian data dan informasi GIS Migas.-Analisa data dari hasil survey data sekunder dan primer, berisi tentang halhal yang diusulkan/diputuskan sebagai data dan informasi yang akan ditampilkan kedalam SIG dan Tematiknya. -Draft Final strategi dan hasil penyusunan dalam bentuk rekomendasi - Lay Out Aprroval Pemetaan SIG dalam tematik khusus MIGAS.-Uji Coba Integrasi ke Sistem Utama Dinas d) Laporan FinalLaporan ini merupakan laporan yang harus :-Dipaparkan/Presentasikan pada hari ke 140 (seratus empat puluh) hari sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani-Disetujui dan telah di ACC oleh pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) untuk diserahkan pada hari ke-1 (seratus lima belas) hari sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditanda tangani.-Diserahkan pada hari ke 145 (seratus empat puluh lima) hari, Laporan yang telah di ACC oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditanda tangani sebanyak 10 (Sepuluh) buku termasuk 2 (dua) buku asli.Laporan ini antara lain berisi tentang penjelasan rinci yang meliputi :- Resume dan Rekap Akhir tentang keadaan MIGAS di Kepulauan Riau dan konsep akhir penyajian data dan informasi GIS Migas.-Analisa akhir dari hasil survey data sekunder dan primer, berisi tentang halhal yang merupakan keputusan bersama terhadap data dan informasi yang akan ditampilkan kedalam SIG dan Tematiknya. -Strategi dan rekomendasi - Lay Out Aprroval Pemetaan SIG dalam tematik khusus MIGAS.-Integrasi ke Sistem Utama SIG di Dinas Pertambangan dan Engeri Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.

Tanjungpinang, Februari 2014KEPALA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGIPROVINSI KEPULAUAN RIAU

IR. RACHMINUDIN, MScPembina Utama Muda NIP. xxxxxxxxxxxxxxxx

Dinas Pertambangan dan Energi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau