Upload
agus-arie-wibowo
View
266
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kerangka acuan kerja
Citation preview
PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN DINAS PEKERJAAN UMUM
Jalan Jelarai Raya Telp. ( 0552 ) 21020
TANJUNG SELOR
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KEGIATAN
REHABILITASI SEDANG / BERAT RUMAH JABATAN
PEKERJAAN
PERENCANAAN REHABILITASI GEDUNG
INSPEKTORATBULUNGAN
PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN DINAS PEKERJAAN UMUM
Jalan Jelarai Raya Telp. ( 0552 ) 21020TANJUNG SELOR
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PERENCANAAN REHABILITASI GEDUNG KANTOR INSPEKTORAT
I. PENDAHULUAN
A. Umum
1. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya
sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal, ramah
lingkungan dan dapat menjadi teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi
positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
2. Setiap bangunan negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-
baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi
mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara.
3. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung Negara perlu diarahkan secara
baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis
bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku
profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan
secara matang, sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang
sesuai dengan kepentingan kegiatan.
5. Setiap pembangunan bangunan gedung negara yang dilaksanakan oleh
kementrian/lembaga/skpd harus memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis, selain itu juga harus memenuhi ketentuan mengenai
klasifikasi, standar luas dan standar jumlah lantai serta spesifikasi teknisnya.
B. Latar Belakang
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup satuan kerja
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bulungan
2. Pemegang ata anggaran adalah Pemerintah RI yang dalam hal ini adalah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2013.
3. Untuk menyelenggarakan satuan kerja termaksud, dibentuk organisasi pengelola
satuan kerja berdasarkan surat keputusan kepala satuan kerja Nomor :
760/92/5/DPUK/II/2013, tanggal 8 Februari 2013, dan SK pembentukan Panitia
Pengadaan Jasa Konsultansi, nomor 760/24/15/DPUK/2013, tanggal 8 Februari
2013.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana
yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi
dan diperhatikan serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencanaan.
2. Dengan penugasan ini diharapkan konsultan Perencana dapat
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang
memadai sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini.
3. SASARAN
Kegiatan yang dilaksanakan adalah Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor,
pekerjaan PERENCANAAN REHABILITASI GEDUNG KANTOR
INSPEKTORAT Bulungan.
4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Pengguna jasa adalah : Dinas Pekerjaan Umum
Nama PPK : Ir. H. Ahmad Hairani, MM, MT
Alamat : Jl.Jelarai Raya.Tlp. 0552-21020.Tanjung Selor
5. SUMBER PENDANAAN
A. Biaya Perencanaan
1. Untuk pelaksanaan pekerjaaan perencanaan ini di perlukan biaya kurang lebih
Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan mengikuti pedoman dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/KPTS/M/2007 tanggal 27
Desember 2007 tentang pedoman teknis pembangunan bangunan gedung
negara yaitu:
a. Untuk pekerjaan standar berlaku biaya maksimum sesuai yang tercantum
dalam tabel A s/d tabel D, dan dihitung dengan billing rate sesuai ketentuen
yang berlaku.
b. Bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang-bulan dan
biaya langsung yang dapat diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate
yang berlaku.
c. Pengaturan komponen pembiayan pada butir a dan b diatas adalah
dipisahkan antara bangunan standar dan harus terbaca dalam suatu
rekapitulasi akhir yang menyebut angka dan huruf.
d. Besarnya biaya konsultan perencanaan merupakan biaya tetap dan pasti.
e. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan
perencanaan yang dibuat oleh kepala satuan kerja dan konsultan perencana.
2. Biaya pekerjaaan konsultan perencanaan dan tata cara pembayaran diatur
secara kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan
perencana sesuai peraturan yang berlaku, yang terdiri dari:
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.
b. Materi dan penggadaan laporan
c. Pembelian bahan dan ATK.
d. Biaya penyelidikan tanah sederhana.
e. Pembelian dan atau sewa peralatan
f. Sewa kendaraaan
g. Biaya rapat-rapat
h. Perjalanan (lokal maupun luar kota)
i. Jasa dan overhead perencanaan
j. Pajak dan iuran daerah dan lainnya.
3. Pembayaran biaya konsultan perencana didasarkan pada prestasi kemajuan
pekerjaan perencanaan.
B. Sumber Dana.
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada :
DPA SKPD Tahun Anggaran 2013 Nomor DPA SKPD 1.03.01.02.42.5.2
1. Pembayaran
• Dasar Pembayaran
Pekerjaan dibayar berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan KerjaPerangkat daerah (DPA-SKPD) Nomor 1.03.01.02.40.5.2 Tanggal 7 Februari2013 dengan Kode Rekening 1.03.01.02.42.5.2.3.26.01 melalui sumber dana APBD Kabupaten Bulungan 2013 dengan nilai sebesar rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
6. LINGKUP, LOKASI, KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG.
A. Lingkup Kegiatan : Perencanaan Rehabilitasi Gedung Kantor Inspektorat
Bulungan
B. Lokasi kegiatan: Tanjung Selor
C. Data lokasi:
1) Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari informasi
yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh kepala satuan
kerja termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2) Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari kepala satuan kerja,
maupun yang dicari sendiri. Kesalahan kelalaian pekerjaan perencanaan
sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan
perencana.
3) Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan
perencanaan diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Informasi tentang lahan, meliputi :
i. Kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi.
ii. Kondisi tanah (hasil soil test)
iii. Keadaan air tanah.
iv. Peruntukan tanah.
v. Koefisien dasar bangunan.
vi. Koefisien lantai bangunan.
vii. perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain-lain.
b. Pemakai bangunan :
i. Struktur organisasi.
ii. Jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan
untuk tahun mendatang (umumnya 5 tahun)
iii. Kegiatan utama, penunjang, pelengkap.
iv. Perlengkapan/peralatan khusus, jenis, berat dan dimensinya.
c. Kebutuhan bangunan.
i. Program ruang.
ii. Keinginan tentang organisasi /pemanfaatan ruang.
d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu baik yang berhubungan dengan
pemakai atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut.
e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/banguan.
f. Keinginan –keinginan tentang utilitas bangunan seperti :
i. Air bersih
1) Kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang).
2) Sumber air dan kapasitasnya.
ii. Air hujan dan air buangan
1) Letak saluran kota
2) Cara pembuangan keluar tapak
iii. Air kotor dan sampah
1) Letak tempat pembuangan sementara (TPS)
2) Cara pembuangan keluar dari TPS.
iv. Tata udara/AC (bila dipersyaratkan)
1) Beban (ton ref)
2) Pembagian beban
3) Sistem yang diinginkan
v. Transportasi vertikal dalam bangunan (bila dipersyaratkan)
1) Type dan kapasitas yang akan dipilih,
2) Interval dan waktu tunggu (waifing time),
3) Penggunaan escalator dan conveyor.
vi. Penanggulangan bahaya kebakaran (bila dipersyaratkan)
1) Detector (jenis , type)
2) Fire alarm (jenis).
3) Peralatan pemadam kebakaran (jenis, kemampuan).
vii. Pengaman dari bahaya pencurian dan perusakan (bila dipersyaratkan)
1) Alarm (jenis, type)
2) Sistim yang dipilih
viii. Jaringan listrik
1) Kebutuhan daya
2) Sumber daya dan spesifikasinya
3) Cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi)
ix. Jaringan komunikasi (telepon,telex, radio, intercom)
1) Kebutuhan titik pembicaraan
2) Sistim yang dipilih
x. Dan lain-lain sesuai keperluannya.
4) Program alih teknologi
5) Staf/tim teknis pelaksanaan pekerjaan.
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai wakilnya yang
bertindak sebagai Tim Teknis untuk pengawas pendamping dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
7. LINGKUP PEKERJAAN.
7.1. LINGKUP TUGAS
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan perencana berpedoman pada
ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara . Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/KPTS/M/2007
tanggal 27 Desember 2007. Yang meliputi tugas-tugas perencanaan lingkungan, site/
tapak bangunan, dan perencanaan fisik bangunan gedung negara yang terdiri dari :
A. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan
(termasuk penyelidikan tanah sederhana) membuat interpretasi secara garis besar
terhadap KAK. Dan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai
Peraturan Daerah/perijinan bangunan.
B. Penyusunan prarencana seperti rencana tapak, pra rencana bangunan termasuk
program dan konsep ruang, perkiraan biaya, dan mengurus perijinan sampai
mendapatkan keterangan rencana kota, keterangan persyaratan bangunan dan
lingkungan, IMB pendahuluan dari Pemerintah Daerah Setempat.
C. Menyelenggarakan paket satuan kerjaloka karya value engineering (VE) selama
40(empat puluh) jam secara in house (khusus untuk embangunan bangunan
gedung diatas luas 12.000 m2. atau diatas 8 lantai)
D. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat :
1) Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi atau study maket
yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas. Perhitungan struktur harus ditanda
tangani oleh ahli yang mempunyai ijin sertifikat.
2) Rencana struktur ,beserta uraian konsep dan perhitungannya.
3) Rencana utilitas, dan tata hijau/landsscape beserta uraian konsep dan
perhitungannya
4) Perkiraan biaya
E. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :
1) Gambar-gambar detail Arsitektur, detail Struktur, detail Utilitas yang sesuai
dengan gambar rencana yang telah disetujui .semua gambar
arsitektur,struktur,dan utilitas harus ditandatangani oleh penanggung jawab
perusahaan dan tenaga ahli yang mempunyai ijin sertifikat.
2) Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi (EE).
4) Laporan akhir perencanaan.
F. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Kepala Satuan Kerja di
dalam menyusun dokumen pelelangan dan membantu panitia pelelangan
menyusun program dan pelaksanaan pelelangan.
G. Membantu Panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk
menyusun Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun
kembali dokumen pelelangan dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila
terjadi lelang ulang.
H. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan
melaksanakan satuan kerja seperti :
1. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan.
2. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama
masa pelaksanaan konstruksi.
3. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan
bahan.
4. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.
I. Menyusun buku petunjuk penggunan peralatan bangunan dan peralatannya
termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-
elektrikal bangunan.
7.2 TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN
A. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan
yang berlaku dilandasi pasal 11 Undang-undang nomor 18 tentang jasa
konstruksi.
B. Secara umum tanggung jawab Konsultan adalah minimal sebagai berikut :
1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar
hasil karya perencanaan yang berlaku.
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-
batasan yang telah diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, termasuk
melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan
dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan,
standar, dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan
gedung pada umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung negara.
4. Membantu Panitia lelang dalam menyiapkan Dokumen pelelangan
5. Melakukan Pengawasan berkala pada fisik bangunan yang direncanakan serta
membuat Laporan pengawasan berkala.
8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
• Jangka waktu pelaksanaan perencanaan sampai dengan persiapan dokumen lelang
konstruksi diperkirakan selama 3 (tiga) bulan atau 90 (sembilan puluh) hari
kalender terhitung sejak terbit SPMK.
• Konsultan perencana mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pengawasan
berkala terhadap hasil karyanya selama pelaksanaan konstruksi fisik.
9. TENAGA AHLI
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak konsultan Perencana harus menyediakan
Tenaga-tenaga Ahli dalam suatu struktur organisasi konsultan perencana untuk
menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini
yang bersertifikat dan disetujui oleh PEMBERI TUGAS.
Struktur organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya, minimal sebagai
berikut :
No. TENAGA AHLI
Pendidikan danPengalaman
Jumlah/org1 Arsitek S1/4tahun 12 Struktur S1/4tahun 13 Mekanikal/Elektrikal S1/4tahun 1
Persyaratan Tenaga Ahli adalah sebagai berikut :
1) Arsitek, berpendidikan minimal Sarjana Teknik Arsitektur (S1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi.
Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non perumahan
sekurang-kurangnya 4(empat) tahun dan memiliki Sertifikat Keahlian (SKA)
dan Surat Ijin Bekerja sebagai Perencana (SIBP) sesuai bidangnya dari
Instansi yang berwenang.
2) Struktur, berpendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi.
Berpengalaman dalam perencanaan bangunan bertingkat non perumahan
sekurang-kurangnya 4(empat) tahun dan memiliki Sertifikat Keahlian (SKA)
dan Surat Ijin Bekerja sebagai Perencana (SIBP) sesuai bidangnya dari
Instansi yang berwenang.
3) Tenaga Ahli Mekanikal/Elektrikal, berpendidikan minimal Sarjana Teknik
Elektro (S1) atau Sarjana Teknik Mesin (S1) lulusan universitas/Perguruan
tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi. Berpengalaman dalam
perencanaan elektrikal bangunan bertingkat non perumahan sekurang-
kurangnya 4(empat) tahun dan memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) dan Surat
Ijin Bekerja sebagai Perencana (SIBP) sesuai bidangnya dari Instansi yang
berwenang.
a. Staff Pendukung yang dibutuhkan PERENCANAAN REHABILITASI
GEDUNG KANTOR INSPEKTORAT BULUNGAN,
STAFF PENDUKUNG Pendidikan/ Minimal Jumlah/org1 Autocad Draftman SMK/D1/D2 22 Surveyor SMK/D1/D2 23 Operator Komputer SMU/D1/D2 1
Persyaratan Staff pendukung adalah sebagai berikut :
1) AutoCad Draftman, berpendidikan minimal SMU/STM atau Diploma 1,
berpengalaman dalam menggambar pada perencanaan bangunan.
2) Surveyor, berpendidikan minimal SMU/STM atau Diploma 1, berpengalaman
survey dan pengukuran pada perencanaan bangunan.
3) Opertor Komputer, berpendidikan minimal SMU/STM atau Diploma 1,
berpengalaman dan mampu mengoperasikan computer.
Sesuai dengan ketentuan maka tenaga ahli diatas harus memiliki Sertifikat Tenaga Ahli SKA/SKT dari asosiasi dan dilengkapi dengan Curiculum vitae (pengalaman dilengkapi referensi/surat keterangan ) serta Ijazah.
10. KELUARAN
10.1 TAHAPAN PERENCANAAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
A. Tahap Konsep Rencana Teknis
1) Konsep penyiapan rencana teknis termasuk konsep organisasi jumlah dan
kualifikasi tim perencana, metode pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu
perencanaan.
2) Konsep skematik rencana teknis termasuk program ruang, organisasi hubungan
ruang, dll.
3) Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah sederhana,
keterangan rencana kota, dll
B. Tahap Pra-rencana Teknis
1) Gambar-gambar rencana tapak
2) Gambar-gambar Pra-rencana. Bangunan.
3) Perkiraan biaya pembangunan.
4) Laporan perencanaan.
5) Mengurus kelengkapan untuk perijinan IMB,SLF, dan bukti hak atas tanah.
6) Hasil konsultasi rencana dengan pemda setempat.
7) Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
8) Laporan hasil kegiatan lokakarya value engineering (khusus untuk bangunan
diatas 12.000 m2 atau lebih dari 8 lantai).
C. Tahap Pengembangan Rencana
1) rencana arsitektur,beserta uraian konsep dan visualisasi dwi dan trimatra bila
diperlukan.
2) Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
3) Rencana mekanikal-elektrikal termasuk IT, beserta uraian konsep dan
perhitungannya
4) Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.
5) Garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifi-cations).
6) Perkiraan Biaya.
D. Tahap Rencana Detail
1) Membuat gambar-gambar detail.
2) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
3) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan Bill Of Quantity (BQ).
4) Rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi (RAB). Berdasarkan analisa biaya
konstruksi-SNI
5) Dan menyusun laporan perencanaan,: struktur, utilitas, lengkap dengan
perhitungan –perhitungan yang bisa dipertanggung jawabkan.
E. Tahap Pelelangan (Dokumen Perencanaan Teknis)
a. Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.
10.2. KRITERIA
1. Kriteria Umum. Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti
yang dimaksud pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu :
a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas
1) Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
2) Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :
1) Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan keseimbangan dan
keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
2) Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan baik tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
c. Persyaratan Struktur Bangunan :
1) Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat perilaku alam dan manusia.
2) Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan arsitektur bangunan.
3) Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur.
4) Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan
oleh kegagalan struktur.
d. Persyaratan Ketahanan Terhadap Kebakaran :
1) Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat perilaku alam dan manusia.
2) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa,
secara struktur stabil selama kebakaran sehingga :
(a) Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
(b) Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk
memadamkan api.
(c) Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
e. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi.
1) Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup aman bagi penggunanya
maupun pemeliharaannya.
2) Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari
bahaya akibat petir.
3) Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
f. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara.
1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik bersumber dari
alam maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
2) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara
secara baik.
g. Persyaratan Pencahayaan.
1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik bersumber
dari alam maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam
bangunan sesuai dengan fungsinya.
2) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan
secara baik.
2. Kriteria Khusus.
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik
yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi khusus bangunan tersebut dan segi
teknis lainnya, misalnya :
a. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar, seperti
dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
b. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat,
geografi klimatologi, dan lain-lain.
10.3. AZAS – AZAS.
Selain dari kriteria di atas, dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana
hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut :
A. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.
B. Kreatifitas disain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan
material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan
fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
C. Dengan batasan tidak mengganggu kenyamanan penghuninya, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah
mungkin.
D. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
E. Bangunan Pemerintah hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan
menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.
10.4. PROSES PERENCANAAN
A. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
Konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pejabat
Pembuat Komitmen dan Pengelola Kegiatan.
B. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok
yang harus dihasilkan Konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan
dalam KAK ini.
C. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa
waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
10.5. PROGRAM KERJA.
A. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
1. Jadwal kegiatan secara detail :
2. Alokasi tenaga yang lengkap dengan tingkat keahliannya maupun jumlah tenaga
yang diusulkan Konsultan Perencana untuk melaksanakan tugas perencanaan,
serta harus mendapat persetujuan dari Kepala Satuan Kerja.
3. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.
B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Satuan
Kerja, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan Perencana dan
mendapatkan pendapat teknis dari pengelola teknis kegiatan.
C. Secara umum persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti ketentuan dalam
:
1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. Nomor : 29/PRT/M/2006 tanggal 1
desember 2006 tentang persyaratan teknis bangunan gedung.
2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/KPTS/M/2007 tanggal 27
Desember 2007 Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
3) Standar Nasional Indonesia tentang bangunan gedung serta standar teknis yang
terkait.
4) Peraturan Daerah setempat tentang bangunan gedung
11. PELAPORAN.
1) Konsep perencanaan
2) Pra rencana teknis
3) Pengembangan rencana
4) Rencana detail
5) Laporan akhir perencanaan
12. PENUTUP.
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya
memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain
yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program
kerja untuk dibahas dengan Kepala Satuan Kerja.
Tanjung Selor, Mei 2013
Dibuat Oleh :Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Bulungan,
Ir. H. AHMAD H A I R A N I, MM, MT NIP. 19620826619920310